laringotomy

20
BAB I PENDAHULUAN Laring adalah saluran pernapasan bagian atas dan merupakan pangkal tenggorokan yang terdiri atas kepingan tulang rawan dan terdapat celah menuju batang tenggorokan (trakea)yang disebut glotis. Laring berfungsi untuk mengontrol ekspirasi dan inspirasi, mencegah inhalasi benda-benda asing dan bersifat esensial untuk pembentukan bunyi. Terjadinya abnormalitas pada laring menyebabkan tejadinya gangguan fungsi-fungsi diatas. Beberapa abnormalitas yang dapat terjadi pada laring antara lain obstruksi laring yang dapat disebabkan akibat radang akut dan radang kronis, benda asing, trauma akibat kecelakaan, perkelahian, trauma akibat tindakan medis, tumor laring, baik berupa tumor jinak atau pun tumor ganas. Abnormalitas tersebut dapat diatasi dengan melakukan terapi. Terdapat dua jenis terapi yaitu terapi medis dan terapi surgery. Terapi medis biasanya menggunakan pembedahan untuk mengatasi abnormalitas sedangkan terapi surgery membutuhkan pembedahan atau operasi untuk memulihkan hewan kekeadaan normal. Laryngotomy merupakan tindakan operasi yang dilakukan dengan cara membuka dan memotong ke dalam laring dengan menggunakan peralatan khusus. Laringotomi dapat dilakukan melalui pendekatan ventral laryngotomy dan lateralisasi kartilago aritenoid. Hal ini umum dilakukan pada ternak/hewan peliharaan yang mengalami gangguan pernafasan dan berbagai abnormalitas seperti yang telah 1

Transcript of laringotomy

BAB I

PENDAHULUAN

Laring adalah saluran pernapasan bagian atas dan merupakan

pangkal tenggorokan yang terdiri atas kepingan tulang rawan dan

terdapat celah menuju batang tenggorokan (trakea)yang disebut

glotis. Laring berfungsi untuk mengontrol ekspirasi dan

inspirasi, mencegah inhalasi benda-benda asing dan bersifat

esensial untuk pembentukan bunyi. Terjadinya abnormalitas pada

laring menyebabkan tejadinya gangguan fungsi-fungsi diatas.

Beberapa abnormalitas yang dapat terjadi pada laring antara lain

obstruksi laring yang dapat disebabkan akibat radang akut dan

radang kronis, benda asing, trauma akibat kecelakaan,

perkelahian, trauma akibat tindakan medis, tumor laring, baik

berupa tumor jinak atau pun tumor ganas. Abnormalitas tersebut

dapat diatasi dengan melakukan terapi. Terdapat dua jenis terapi

yaitu terapi medis dan terapi surgery. Terapi medis biasanya

menggunakan pembedahan untuk mengatasi abnormalitas sedangkan

terapi surgery membutuhkan pembedahan atau operasi untuk

memulihkan hewan kekeadaan normal.

Laryngotomy merupakan tindakan operasi yang dilakukan dengan

cara membuka dan memotong ke dalam laring dengan menggunakan

peralatan khusus. Laringotomi dapat dilakukan melalui pendekatan

ventral laryngotomy dan lateralisasi kartilago aritenoid. Hal

ini umum dilakukan pada ternak/hewan peliharaan yang mengalami

gangguan pernafasan dan berbagai abnormalitas seperti yang telah

1

disebutkan diatas seperti obstruksi laring, trauma, tumor pada

laring,dan kelumpuhan pada nervus rekurent.

BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT TULISAN

2.1 Tujuan Penulisan

Mengetahui teknik operasi laryngotomy.

Mengetahui indikasi operasi laryngotomy.

Memenuhi tugas mata kuliah Bedah Khusus Veteriner Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

2.2 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan paper ini yaitu agar mahasiswa lebih

memahami fungsi dan teknik dari perlakuan laryngotomy yang benar.

2

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Terminologi

Laryngotomy adalah prosedur operasi membuka dan memotong ke

dalam laring dengan menggunakan peralatan khusus, yang dilakukan

melalui sayatan langsung ke Laring adalah saluran pernapasan

bagian atas dan merupakan pangkal tenggorokan yang terdiri atas

kepingan tulang rawan dan terdapat celah menuju batang

tenggorokan (trakea)yang disebut glotis.

3

3.2 ANATOMI LARING

Laring adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas

yang merupakan suatu rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong

dan terletak diantara regio kepala dan leher tepatnya pada caudal

orofaring, cranial trakea dan ventral laringofaring. Laring pada

umumnya selalu terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila

sedang menelan makanan.

Lokasi laring dapat ditentukan dengan inspeksi dan palpasi

dimana didapatkannya kartilago tiroid. Batas-batas laring berupa

sebelah kranial terdapat Aditus Laringeus yang berhubungan dengan

Hipofaring, di sebelah kaudal dibentuk oleh sisi inferior

kartilago krikoid dan berhubungan dengan trakea, di sebelah

posterior dipisahkan dari vertebra cervicalis oleh otot-otot

prevertebral, dinding dan cavum laringofaring serta disebelah

anterior ditutupi oleh fascia, jaringan lemak, dan kulit.

Laring berbentuk piramida triangular terbalik dengan dinding

kartilago tiroidea di sebelah atas dan kartilago krikoidea di

sebelah bawahnya. Os Hyoid dihubungkan dengan laring oleh

membrana tiroidea.

Gambar 3.1. Anatomi pada laring anjing.

4

3.3 KARTILAGO

3.3.1 Kartilago Tiroidea

Merupakan suatu kartilago hyalin yang membentuk dinding

anterior dan lateral laring, dan merupakan kartilago yang

terbesar. Terdiri dari 2 (dua) sayap (alae tiroidea) berbentuk

seperti perisai yang terbuka dibelakangnya tetapi bersatu di

bagian depan. Diatasnya terdapat lekukan yang disebut thyroid

notch atau incisura tiroidea, dimana di belakang atas membentuk

kornu superior yang dihubungkan dengan os hyoid oleh ligamentum

tiroidea lateralis, sedangkan di bagian bawah membentuk kornu

inferior yang berhubungan dengan permukaan posterolateral dari

kartilago krikoidea dan membentuk artikulasio krikoidea. Dengan

adanya artikulasio ini memungkinkan kartilago tiroidea dapat

terangkat ke atas. Di sebelah dalam perisai kartilago tiroidea

terdapat bagian dalam laring, yaitu : pita suara, ventrikel,

otot-otot dan ligamenta, kartilago aritenoidea, kuneiforme serta

kornikulata.

Permukaan luar ditutupi perikondrium yang tebal dan terdapat

suatu alur yang berjalan oblik dari bawah kornu superior ke

tuberkulum inferior. Alur ini merupakan tempat perlekatan

muskulus sternokleidomastoideus, muskulus tirohioideus dan

muskulus konstriktor faringeus inferior.

Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

tiroidea dan tepi bawah kartilago tiroidea perikondriumnya tipis,

5

merupakan tempat perlekatan tendo komisura anterior. Sedangkan

tangkai epiglotis melekat kira-kira 1 cm diatasnya oleh

ligamentum tiroepiglotika.

3.3.2 Kartilago Krikoidea

Kartilago ini merupakan bagian terbawah dari dinding laring.

Merupakan kartilago hialin yang berbentuk cincin stempel (signet

ring) dengan bagian alsanya terdapat di belakang. Bagian anterior

dan lateralnya relatif lebih sempit daripada bagian posterior.

Kartilago ini berhubungan dengan kartilago tiroidea tepatnya

dengan kornu inferior melalui membrana krikoidea (konus

elastikus) dan melalui artikulasio krikoaritenoidea. Di sebelah

bawah melekat dengan cincin trakea I melalui ligamentum

krikotiroidea. Pada keadaan darurat dapat dilakukan tindakan

trakeostomi emergensi atau krikotomi atau koniotomi pada konus

elastikus. Kartilago ini mengalami osifikasi setelah kartilago

tiroidea.

3.3.3 Kartilago Aritenoidea

Kartilago ini juga merupakan kartilago hyalin yang terdiri

dari sepasang kartilago berbentuk piramid 3 sisi dengan basis

berartikulasi dengan kartilago krikoidea, sehingga memungkinkan

pergerakan ke medio lateral dan gerakan rotasi. Dasar dari

piramid ini membentuk 2 tonjolan yaitu prosesus muskularis yang

merupakan tempat melekatnya m. krikoaritenoidea yang terletak di

posterolateral, dan di bagian anterior terdapat prosesus vokalis

6

tempat melekatnya ujung posterior pita suara. Pinggir

posterosuperior dari konus elastikus melekat ke prosesus vokalis.

Kartilago aritenoidea dapat bergerak ke arah dalam dan luar

dengan sumbu sentralnya tetap, karena ujung posterior pita suara

melekat pada prosesus vokalis dari aritenoid maka gerakan

kartilago ini dapat menyebabkan terbuka dan tertutupnya glotis.

3.3.4 Kartilago Epiglotis

Bentuk kartilago epiglotis seperti bet pingpong dan

membentuk dinding anterior aditus laringeus. Tangkainya disebut

petiolus dan dihubungkan oleh ligamentum tiroepiglotika ke

kartilago tiroidea di sebelah atas pita suara. Sedangkan bagian

atas menjulur di belakang korpus hyoid ke dalam lumen faring

sehingga membatasi basis lidah dan laring. Kartilago epiglotis

mempunyai fungsi sebagai pembatas yang mendorong makanan ke

sebelah menyebelah laring.

3.3.5 Kartilago Kornikulata

Merupakan kartilago fibroelastis dan kartilago kecil di atas

aritenoid serta di dalam plika ariepiglotika.

3.3.6 Kartilago Kuneiforme

Merupakan kartilago fibroelastis dan merupakan kartilago

kecil yang terletak di dalam plika ariepiglotika.

7

GAMBAR 3.2. Komponen dari laring.

3.4 LIGAMENTUM DAN MEMBRANA

Ligamentum dan membran laring terbagi atas 2 grup, yaitu 1. Ligamentum ekstrinsik , terdiri dari :

Membran tirohioid

Ligamentum tirohioid

Ligamentum tiroepiglotis

Ligamentum hioepiglotis

Ligamentum krikotrakeal

2. Ligamentum intrinsik, terdiri dari :

Membran quadrangularis

Ligamentum vestibular

Konus elastikus

Ligamentum krikotiroid media

Ligamentum vokalis

8

GAMBAR 3.3. Struktur laring.

9

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Terminologi

Laryngotomy merupakan tindakan operasi membuka dan memotong ke

dalam laring dengan menggunakan peralatan khusus, seperti

Laryngotome. Laryngotomy dapat dibagi menjadi 2, yaitu

Laryngotomy Inferior dan Laryngotomy Median. Laryngotomy Median

melibatkan pemotongan tulang rawan tyroid. Laryngotomy Inferior

dapat disebut juga dengan Cricotyrotomy atau Thyrocricotomy dan

Cricothyroidotomy. Laryngotomy Median disebut juga Thyrotomy. Hal

ini umum dilakukan pada ternak/hewan peliharaan yang mengalami

gangguan pernafasan, menelan, produksi suara dan berbagai

abnormalitas seperti yang telah disebutkan diatas seperti

obstruksi laring, trauma, tumor pada laring,dan kelumpuhan pada

nervus rekurent.

4.2 Indikasi

Gangguan pernafasan

Gangguan menelan

Obstruksi laring

Trauma

Tumor

10

Paralisa laring

Gangguan suara

4.3 Anestesi

Pada hewan kecil anestesi yang digunakan adalah anestesi umum

sedangkan pada hewan besar seperti kuda digunakan anestesi local

dan sedative. Anastesi yang dilakukan pada kuda yaitu :

1. Premedikasi menggunakan xilazine 0,1-0,2 mg/kg bb intra

muscular

2. Anestesi Lokal infiltrasi lidocain 2%

3. Anestesi inhalasi halothan

4.4 Teknik operasi

4.4.1 Preoperasi

Tindakan preoperasi merupakan salah satu tindakan yang

sangat penting untuk keberhasilan suatu operasi. Suatu operasi

akan berjalan dengan baik tanpa ada hal-hal yang mengganggu

jalannya operasi dan menghambat kesembuhan luka apabila telah

dilakukan persiapan yang matang. Persiapan yang dilakukan sebelum

tindakan operasi antara lain adalah :

1. Persiapan alat, bahan, dan obat2. Persiapan ruang operasi3. Persiapan pasien4. Persiapan operator

11

4.4.2Teknik operasi

4.4.2.1 Pendekatan ventral laryongotomi

Pendekatan ini memberikan pembukaan yang lebih baik untuk

prosedur pada anjing kecil. hewan diposisikan pada dorsal

recumbency, dan diposisikan dengan baik ke meja operasi. Sayatan

kulit bagian ventral dibuat pada laring melalui midline. Otot

sternohyoideus dipisahkan dan ditarik ke lateral dengan retraktor

Gelpi. Membran krikotiroid dan tulang rawan tiroid di insisi pada

garis tengah, dan ujung-ujungnya ditarik dengan forceps Gelpi

kecil untuk mengekspos tulang rawan arytenoid dan vocal fold.

Setelah itu melakukan insisi pada mukosa corniculate, cuneiform,

dan proses vokal dari satu arytenoid tulang rawan. Setiap mukosa

berlebihan yang dipotong, dan mukosa dijahit untuk mengurangi

produksi jaringan granulasi dan meningkatkan ukuran jalan udara.

Penutupan mukosa yang dilakukan menggunakan benang absorbable (

5-0 atau 6-0) dengan pola menerus. Sayatan kartilago tiroid

dijahit dengan benang non absorbable dan pola terputus yang tidak

menembus lumen laring untuk mencegah utama dari tepi tulang

rawan. jaringan subkutan di tutup dengan jahitan continuous dan

kulit ditutup dengan jahitan simple interrupted. Bersihkan dengan

antiseptic dengan alcohol. Berikan antibiotic local dan sistemik

pada akhir operasi.

12

Gambar 4.1 Laring (lateral view)

Gambar 4.2 Laring

13

4.4.2.2 Lateralisasi cartilage arytenoid

Hewan diberikan anastesi umum

Hewan tersebut diposisikan dalam posisi lateral recumbency

untuk melakukan lateralisasi unilateral, dan sayatan kulit

dibuat sepanjang ventral alur jugularis laring.

Otot sternohyoid ditarik kembali bagian ventral untuk

mengekspos aspek lateral tiroid dan tulang rawan krikoid.

Laring diputar untuk mengekspos otot thyropharyngeal, yang

ditranseksi pada tepi dorsocaudal dari tulang rawan

tiroid.

Sayap (alae) tulang rawan tiroid ditarik ke lateral, dan

persimpangan krikotiroid (krikotiroid junction) dilakukan

penorehan. Sayatan dari sendi krikotiroid memberikan

eksposur yang lebih baik, tetapi tidak selalu dilakukan.

Transeksi mungkin mengurangi diameter dari glottidis rima

setelah penarikan arytenoid.

Otot cricoarytenoideus dorsalis atau bagian kiri dari

jaringan fibrosa dilakukan incisi dan transeksi.

Artikulasi Cricoarytenoid dipotong dari kaudal ke kranial

dengan menggunakan gunting Metzenbaum.

Tulang rawan arytenoid dijahit ke bagian caudo-dorsal

kartilago krikoid dengan benang nonabsorbable dengan pola

jahitan terputus sederhana. Dalam pemilihan bahan benang

untuk penjahitan, tidak boleh terlalu besar agar tidak

menganggu saluran pernafasan (contoh pada kucing

menggunakan ukuran benang nonabsorbable 3-0 atau 4-0)

14

tulang rawan arytenoid hanya perlu dipertahankan dalam

posisi dan stabil pada inspirasi.

Luka ditutup dengan menjahit otot thyropharyngeal dengan

pola terputus menggunakan benang absorable (cat gut 2 -0)

Dilanjutkan penjahitan dengan pola simple kontinue untuk

menutup jaringan subkutan menggunakan benang absorable

(cat gut 2 -0)

kulit dijahit dengan pola terputus menggunakan benang

nonabsorbable

Bekas jahitan / daerah incisi diberikan providone iodin

10% dan dibalut dengan perban.

Pasca Operasi diberikan antibiotik broad spectrum maksimal

selama 5 hari

4.4.3 Post Operasi

Meliputi pengobatan, perawatan, dan observasi

1. Bekas incisi dari Laryngotomy dibersihkan 2 kali

sehari selama 14 hari. Jahitan diambil setelah 12-

14 hari.

2. Pembersihan kandang agar tidakterjadi infeksi.

3. Fenylbutason diberikan selama 3-5 hari setiap 24

jam.

15

Bab V

Kesimpulan dan saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, penulis menyimpulkan :

1. Laryngotomy merupakan tindakan operasi yang dilakukan cara membuka dan memotong ke dalam laring dengan menggunakan peralatan khusus

16

2. Laringotomi dapat dilakukan melalui pendekatan ventral laryngotomy dan lateralisasi kartilago aritenoid.

5.2 Saran

Teknik laryngotomy harus dilakukan sebaik mungkin dan sesuai

prosedur yang ditetapkan sehingga dalam penanganannya pasien

dapat kembali normal, serta perawatan pasca operasi harus sangat

diperhatikan guna mempercepatpemulihan dari kondisi pasien.

Daftar Pustaka

17

18

Lampiran Jurnal

19

20