Laporan Penguapan Daun Awar-Awar

22
Penguapa n 201 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fitokimia atau kadang disebut fitonutrient, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagai pencegahan (Abraham, 2010). Penguapan adalah proses terbentuknya uap dari permukaan cairan. Kecepatan terbentuknya uap tergantung atas terjadinya difusi uap melalui batas diatas cairan yang bersangkutan. Disini berlaku prinsip pemindahan massa dan tekanan parsiel merupakan tenaga dorongnya. Pada penguapan, terbentuknya 1

Transcript of Laporan Penguapan Daun Awar-Awar

Penguapan

2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrient, dalam

arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien

yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran

dan buah-buahan. Fitokimia biasanya digunakan untuk

merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang

tidak dibutuhkan fungsi normal tubuh, tapi memiliki

efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki

peran aktif bagai pencegahan (Abraham, 2010).

Penguapan adalah proses terbentuknya uap dari

permukaan cairan. Kecepatan terbentuknya uap

tergantung atas terjadinya difusi uap melalui batas

diatas cairan yang bersangkutan. Disini berlaku

prinsip pemindahan massa dan tekanan parsiel merupakan

tenaga dorongnya. Pada penguapan, terbentuknya

1

Penguapan

2013

berjalan sangat lambat, sehingga cairan tersebut harus

mendidih (Ditjen POM, 1986).

Ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu

penguapan sederhana menggunakan pemanasan, penguapan

pada tekanan yang diturunkan, freeze-drying, penguapan

dengan aliran gas, beku kering, vakum desikator dan

oven.

Tujuan penguapan adalah menghilangkan cairan

penyari yang digunakan agar pada ekstraksi corong

pisah hanya diperoleh dua lapisan. Metode yang dipilih

untuk menguapkan cairan penyari bergantung pada volume

ekstrak, kemudahan pelarut untuk menguap,

termostabilitas senyawa yang terekstraksi dan

kecepatan penguapan yang dibutuhkan (Tobo, 2001).

Pada penguapan, terbentuknya uap berjalan sangat

lambat, sehingga cairan tersebut mendidih. Selama

mendidih uap tersebut terlepas melalui gelembung-

2

Penguapan

2013

gelembung udara yang terlepas dari cairan. Kecepatan

penguapan tergantung pada kecepatan pemindahan.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk

melakukan penguapan pelarut dari ekstrak cair daun

Awar-awar (Ficus septica Burm. F) menggunakan metode

sederhana dengan pemanasan.

2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk

memperoleh ekstrak kental daun Awar-awar (Ficus septica

Burm. F) menggunakan metode sederhana dengan

pemanasan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3

Penguapan

2013

A. Uraian Tanaman

1. Klasifikasi Tanaman Awar-awar (Ficus septica Burm. F)

Regnum : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Subdivisi : Spermatophytina

Clas : Magnoliopsida

Order : Rosales

Famili : Moraceae

Genus : Ficus

Spesies : Ficus septica Burm. F (www.ITIS.gov)

2. Morfologi Tanaman

Jenis perdu atau pohon kecil, tinggi antara

100-150 cm. Kulit batang berwarna abu-abu putih.

Kedudukan daun berseling, bentuknya menjorong-

melonjong-membulat telur. Permukaan daun atas

mengkilat. Ukuran daun 8-30 x 6-20 cm. Buah semu di

ketiak daun yang luruh, bentuk buah membulat

gepeng, warna buah hijau muda atau hijau keabu-

4

Penguapan

2013

abuan. Habitat hutan primer, hutan sekunder dan

semak belukar (Harada, 2006).

3. Aktivitas Biologi

Manfaat daun Awar-awar untuk terapi, antara

lain sebagai obat penyakit kulit, radang usus

buntu, mengatasi bisul, mengatasi gigitan ular

berbisa dan sesak nafas. Sedangkan akar digunakan

sebagai penawar racun (ikan), penanggulangan asma.

Getahnya bisa dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-

bengkak dan kepala pusing. Buahnya biasa digunakan

sebagai pencahar (Kinho, 2011).

4. Kandungan Kimia

Kandungan kimia pada daun, buah, dan akar Ficus

septica adalah saponin dan flavonoid, disamping itu

buahnya, mengandung alkaloid dan tanin, sedangkan

akarnya mengandung senyawa polifenol (Kinho, 2011).

B. Penguapan

5

Penguapan

2013

1. Pengertian Penguapan

Penguapan adalah proses terbentuknya uap dari

permukaan cairan. Kecepatan terbentuknya uap

tergantung atas terjadinya difusi uap melalui batas

di atas cairan yang bersangkutan. Disini berlaku

prinsip pemindahan massa dan tekanan parsiel

merupakan tenaga dorongnya. Pada penguapan,

terbentuknya berjalan sangat lambat, sehingga

cairan tersebut harus mendidih. Selama mendidih uap

tesebut terlepas melalui gelembung-gelembung udara

yang terlepas dari cairan. Kecepatan penguapan

tergantung pada kecepatan pemindahan panas. Oleh

karena itu alat penguapan dirancang agar dapat

memberikan pemindahan panas yang maksimal kepada

cairan. Untuk itu permukaan harus seluas mungkin

dan lapisan batas dikurangi. Untuk memilih alat

yang tepat harus diperhatikan sifat bahan yang akan

diuapkan (Ditjen POM, 1986).

6

Penguapan

2013

2. Metode penguapan

Ada beberapa metode yang dapat digunakan,

yaitu penguapan sederhana menggunakan pemanasan,

penguapan pada tekanan yang diturunkan, freeze-

drying, penguapan dengan aliran gas, beku kering,

vakum desikator dan oven (Anonim, 2013).

3. Tujuan Penguapan

Tujuan penguapan adalah menghilangkan cairan

penyari yang digunakan agar pada ekstraksi corong

pisah hanya diperoleh dua lapisan. Metode yang

dipilih untuk menguapkan cairan penyari bergantung

pada volume ekstrak,kemudahan pelarut untuk

menguap, termostabilitas senyawa yang terekstraksi

dan kecepatan penguapan yang dibutuhkan. Sebelum

melakukan penguapan, wadah penguapan akhir yang

kosong harus ditimbang sebelumnya supaya hasil

akhir mudah ditimbang tanpa perlu memindahkan

ekstrak ke wadah lain. Ada beberapa metode yang

7

Penguapan

2013

dapat digunakan, yaitu penguapan sederhana

menggunakan pemanasan, penguapan pada tekanan yang

diturunkan, penguapan dengan cairan gas, beku

kering, vakum desikator dan oven (Tobo , 2001)

4. Macam-macam ekstrak

Menurut farmakope Indonesia edisi III dikenal

3 ,macam ekstrak yaitu (Dirjen POM, 1979) :

1. Ekstrak cair : adalah ekstrak yang diperoleh

dari hasil penyarian bahan alam, masih

mengandung larutan penyari.

2. Ekstrak kental : adalah ekstrak yang telah

mengalami proses penguapan, dan tidak mengandung

cairan penyari lagi, tetapi konsistensinya tetap

cair pada suhu kamar.

3. Ekstrak kering : adalah ekstrak yang telah

mengalami proses penguapan dan tidak mengandung

pelarut lagi dan mempunyai konsistensi pada

(berwujud kering).

8

Penguapan

2013

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

penguapan (Dirjen POM, 1986) :

a. Suhu

Suhu berpengaruh pada kecepatan penguapan,

makin tinggi suhu makin cepat penguapan.

Disamping mempengaruhi kecepatan penguapan, suhu

juga berperanan terhadap kerusakan bahan yang

diuapkan. Banyak glikosida dan alkaloida terurai

pada suhu di bawah 1000C. Hormon, enzim dan

antibiotik lebih peka lagi terhadap pemanasan.

Karena itu pengaturan suhu sangat ppenting agar

penguapan dapat berjalan cepat dan kemungkinan

terjadinya peruraian dapat ditekan sekecil

mungkin. Untuk zat-zat yang peka terhadap panas

dilakukan penguapan secara khusus misalnya

dengan pengurangan tekanan dan lain-lain.

b. Waktu

9

Penguapan

2013

Penerapan suhu yang relatif tinggi untuk

waktu yang singkat kurang menimbulkan kerusakan

dibandingkan dengan bila dilakukan pada suhu

rendah tetapi memerlukan waktu lama.

c. Kelembaban

Beberapa senyawa kimia dapat terurai dengan

mudah apabila kelembabannya tinggi, terutama

pada kenaikan suhu. Beberapa reaksi peruraian

seperti hidrolisa memerlukan air sebagai medium

untuk berlangsungnya reaksi tersebut.

d. Cara Penguapan

Bentuk hasil akhir seringkali menentukan

cara penguapan yang tepat. Panci penguapan dan

alat penyuling akan menghasilkan produk bentuk

cair atau padat. Penguapan lapis tipis

menghasilkan produk bentuk cair. Umumnya cara

pemekatan tidak dilakukan dengan lebih dari satu

cara.

10

Penguapan

2013

e. Konsentrasi

Pada penguapan cairan akan menjadi lebih

pekat, sehingga kadar bentuk padatnya makin

bertambah. Hal ini akan mengakibatkan kenaikan

titik didih larutan tersebut. Dengan kenaikan

suhu dan kadar zat padat akan memperbesar resiko

kerusakan zat yang tidak tahap pemanasan dan

mengurangi perbedaan suhu yang merupakan daya

dorong untuk pemindahan panas.

11

Penguapan

2013

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum,

yaitu: batang pengaduk, cawan porselin, corong, gelas

kimia, kertas saring, pipet tetes, penangas air,

sendok tanduk, timbangan analitik, dan toples.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum,

yaitu: aluminium foil, ekstrak cair daun Awar-awar

(Ficus septica Burm. F), label, dan tissue.

12

Penguapan

2013

C. Cara Kerja

Metode penguapan sederhana dengan pemanasan

Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan

digunakan. Setelah itu, dimasukkan ekstrak cair ke

dalam cawan porselin. Kemudian diuapkan pada penangas

air yang mana di atas penangas air tersebut terdapat

hotplate. Dihentikan pemanasan ketika ekstrak terlihat

lebih kental dan terbentuk gelembung-gelembung udara

yang pecah pada permukaan ekstrak. Setelah penguapan

selesai dan diperoleh ekstrak yang lebih pekat, hasil

ekstrak kemudian ditimbang.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tabel Pengamatan

13

Penguapan

2013

No

.Pengamatan Sampel

1.Metode

Penguapan

Pemanasa

n

2. Konsistensi Kental

3. Bobot Ekstrak 11,76 g

2. Perhitungan

% ekstrak rendamen = bobot ekstrak x 1100

= 11,76 g x 1100

= 11,76100

= 0,1176 %

14

Penguapan

2013

B. Pembahasan

Penguapan adalah proses terbentuknya uap dari

permukaan cairan. Kecepatan terbentuknya uap

tergantung atas terjadinya difusi uap melalui batas

di atas cairan yang bersangkutan.

Tujuan dilakukannya penguapan adalah untuk

menghilangkan cairan penyari yang ada pada ekstrak dan

untuk mendapatkan konsistensi ekstrak yang lebih

pekat.

Ada tiga macam ekstrak, yaitu : (1) ekstrak

cair : adalah ekstrak yang diperoleh dari hasil

penyarian bahan alam, masih mengandung larutan

penyari. (2) ekstrak kental : adalah ekstrak yang

telah mengalami proses penguapan, dan tidak mengandung

cairan penyari lagi, tetapi konsistensinya tetap cair

pada suhu kamar. (3) ekstrak kering : adalah ekstrak

yang telah mengalami proses penguapan dan tidak

15

Penguapan

2013

mengandung pelarut lagi dan mempunyai konsistensi pada

(berwujud kering).

Ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu

penguapan sederhana menggunakan pemanasan, penguapan

pada tekanan yang diturunkan, freeze-drying, penguapan

dengan aliran gas, beku kering, vakum desikator dan

oven.

Dimana pada percobaan ini dilakukan dengan

penguapan menggunakan metode sederhana dengan

pemanasan, yaitu dengan menggunakan penangas air.

Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan

digunakan. Setelah itu, dimasukkan ekstrak cair daun

Awar-awar (Ficus septica Burm. F) ke dalam cawan porselin.

Kemudian diuapkan pada penangas air yang mana di atas

penangas air tersebut terdapat hotplate. Dihentikan

pemanasan ketika ekstrak terlihat lebih kental dan

terbentuk gelembung-gelembung udara yang pecah pada

permukaan ekstrak. Setelah penguapan selesai dan

16

Penguapan

2013

diperoleh ekstrak yang lebih pekat, hasil ekstrak

kemudian ditimbang.

Adapun alasan digunakan metode sederhana dengan

pemanasan yakni karena sifat dari metanol yang mudah

menguap sehingga proses penguapan pelarut dapat

berlangsung dengan cepat.

Adapun bobot ekstrak daun Awar-awar (Ficus septica

Burm. F) yang diperoleh dengan metode penguapan

sederhana dengan pemanasan menggunakan penangas air

adalah 11,76 gram dan diperoleh % ekstrak rendamen

adalah 0,1176 %.

Bobot ekstrak yang diperoleh tidak maksimal. Hal

ini mungkin disebabkan beberapa faktor yang

mmempengaruhi penguapan, diantaranya yaitu : suhu,

waktu, kelembaban, cara penguapan, dan konsentrasi.

17

Penguapan

2013

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa bobot ekstrak yang diperoleh

dengan metode penguapan sederhana dengan pemanasan

menggunakan penangas air adalah 11,76 gram dan

diperoleh % ekstrak rendamen adalah 0,1176 %.

B. Saran

Sebaiknya digunakan metode penguapan lain untuk

membandingkan hasil yang diperoleh.

18

Penguapan

2013

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I.Universitas Muslim Indonesia : Makassar

Ditjen POM, 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan RI :Jakarta.

Harada, K., Rahayu, M., dan Muzakkir.A. 2006. TumbuhanObat Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat, Indonesia.PALMedia creative pro: Bandung

Kinho, Julianus Dkk. 2011. Tumbuhan Obat Tradisional Di SulawesiUtara Jilid II. Balai Penelitian Kehutanan : Manado

Tobo, F. 2001. Buku Pengangan Laboratorium Fitokimia I.Universitas Hasanuddin : Makassar.

www.ITIS.gov

19

Penguapan

2013

LAMPIRAN

A. Skema Kerja

Ekstrak cair daun Awar-awar (Ficus septica Burm. F)

Cawan porselin

Penangas air

Dipanaskan sambil diaduk

20

Penguapan

2013

Ekstrak kental

Ditimbang

B. Gambar Awar-awar (Ficus septica Burm. F)

1. Ekstrak cair

21

Penguapan

2013

2. Ekstrak kental

3. Metode penguapan dengan pemanasan (penangas air)

22