LAPORAN AUDIT
-
Upload
universitassemarang -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of LAPORAN AUDIT
Pembahasan
2.1 LAPORAN AUDIT
Laporan Audit merupakan media yang dipakai oleh
auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat
lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor
menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan
keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan
dalan suatu laporan tertulis yang umumnya Berikut
beberapa pengertian laporan audit :
Menurut Boynton Johnson Kell, laporan audit adalah
media formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan
tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang di audit.
Menurut Mulyadi, laporan audit adalah suatu media
yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan
masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut
auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran
laporan keuangan auditan.
Yang dimaksud dengan laporan audit atau audit
report yaitu laporan auditor yang menyatakan bahwa
pemeriksaan telah dilakukan dengan norma pemeriksaan
akuntan, disertai dengan pendapat mengenai kewajaran
atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksa, jenis
pendapat yang dikenal ialah wajar tanpa syarat
(unqualified clean), wajar dengan syarat (qualified),
menolak dengan memberikan pendapat (adverse), dan
menolak tanpa memberikan pendapat sama sekali
(disclaimer).berupa laporan audit baku.
Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf :
1. Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf
pertama laporan audit baku. Terdapat 3 fakta yang
diungkapkan oleh auditor dalam paragraf
pengantar ;
Tipe jasa yang diberikan auditor
Objek yang diaudit
Pengungkapan tanggung jawab manajemen atas
laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
atas pendapat yang diberikan atas laporan
keuangan berdasarkan hasil auditnya.
2. Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas
mengenai lingkup audit yang dilaksanakan auditor.
Dan paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas
mengenai pendapat auditor tentang kewajaran
laporan keuangan auditan.
3. Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan
paragraf yang digunakan oleh auditor untuk
menyataka n pendapatnya mengenai laporan keuangan
yang disebutkannya dalam paragraf pengantar. Dalam
paragraf ini auditor menyatakan pendapatnya
mengenai kewajaran laporan keuangan auditan ,
dalam semua hal yang material, yang didasarkan
atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan
tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum.
2.1.1 Manfaat-manfaat Pemeriksaan Akuntansi
Pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh
eksternalauditor (KAP) sebagai pihak yang independen
dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut :
1 Pihak Perusahaan yang diaudit
Menambah kredibilitas laporan keuangan badan usaha /
organisasi. Dapat mengurangi kecurangan di kalangan
manajemen dan para karyawan perusahaan. Dapat
memberikan dasar yang lebih di percaya untuk penyiapan
surat pemberitahuan pajak dan laporan keuangan yang
harus diserahkan kepada pemerintah , sehingga
mengurangi audit pemerintah. Dapat membuka pintu
masuknya sumber-sumber pembiayaan dari luar (investor).
Seringkali dapat menyingkapkan kesalahan/ penyimpangan
moneter dalam catatan keuangan klien, sehingga dapat
menemukan biaya atau pendaptan yang hilang.
2 Pihak–pihak luar perusahaan yang diaudit :
Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan
kepada para investor / kreditor untuk mengambil
keputusan yang menyangkut pemberian kredit.
Dapat memberikan dasar yang terpercaya kepada para
investor dan calon investor untuk menilai prestasi
investasi dan kepengurusan manajemen.
Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan
kepada perusahaan asuransi untuk menyelesaikan
klaim atas kerugian yang bisa diasuransikan.
Dapat memberikan dasar yang obyektif kepada
serikat buruh dalam menyelesaikan sengketa
mengenai upah dan tunjangan.
Dapat memberikan dasar yang independen kepada
pembeli maupun penjua luntuk menentukan syarat-
syarat pembelian, penjualan atau penggabungan
perusahaan.
Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan
kepada para pelanggan atau klien untuk menilai
profitabilitas atau rentabilitas perusahaan,
efisiensi operasionalnya dan keadaan keuangannya.
3 Pihak Pemerintah dan Badan Hukum
Dapat memberikan tambahan kepastian yang independen
tentang kecermatan dan keterandalan kepada badan
pemerintah. Dapat memberikan dasar yang independen
kepada mereka yang bergerak dibidang hukum untuk
mengurus harta/ menyelesaikan masalah dalam
kebangkrutan dan menentukan pelaksanaan perjanjian,
persekutuan dengan cara semestinya. Dapat memegang
peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan undang-
undang keamanan Nasional.
2.1.2 Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan Akuntansi
1. Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit dibedakan
menjadi :
General Audit (PemeriksaanUmum) Adalah suatu
pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan
oleh KAP independen dengan tujuan untuk bisa memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan.
Special Audit (PemeriksaanKhusus) Adalah suatu
pemeriksaan terbatas yang dilakukan oleh KAP
independen, dan pada akhir pemeriksaan auditor tidak
perlu memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keungan. Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau
masalah tertentu yang diperiksa. Misalnya KAP diminta
memeriksa apakah terdapat kecurangan terhadap penagihan
piutang usaha perusahaan.
2. Ditinjau dari jenis pemeriksaannya, audit
dibedakan menjadi :
Management Audit (Operational Audit) Adalah pemeriksaan
terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, untuk
mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah
dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.
Compliance Audit (Pemeriksaan Ketaatan) Adalah suatu
pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah
perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan
kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan
oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan
komisaris), maupun pihak eksternal (pemerintah,
BAPEPAM, BI, Dirjen Pajak, dll)
Internal Audit (Pemeriksaan Intern) Adalah pemeriksaan
yang dilakukan oleh bag. Internal Audit perusahaan,
baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi
perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan
manajemen yang telah ditentukan.
Computer Audit Adalah pemeriksaan oleh KAP terhadap
perusahaan yang memproses data akuntansi nya dengan
menggunakan sistem EDP.
Pada akhir audit dalam General Audit, terdiri dari :
1. Lembaran Opini:Tanggungjawab akuntan publik (dalam
bentuk pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan)
2. Laporan Keuangan (merupakan tanggungjawab manajemen)
1 Neraca
2 Lap. Laba-Rugi
3 Lap. Perubh. Ekuitas
4 Lap. Arus Kas
5 Catatan Atas Laporan Keuangan (latar belakang
perusahaan, kebijakan akuntansi, penjelasan
pos neraca dan laba rugi)
Informasi tambahan (lampiran perincian pos piutang,
aktiva tetap, hutang, beban umum dan administrasi serta
beban penjualan)
Tanggal laporan akuntan :
tanggal selesainya pekerjaan lapangan
tanggal surat pernyataan langganan (client
representation letter)
Mempunyai dua tanggal (dual dating)
Tanggal selesainya pemeriksaan lapangan
Tanggal terjadinya peristiwa penting (jika terjadi
sesudah tanggal selesainya pekerjaan lapangan,
jumlahnya material dan berpengaruh terhadap
lap.keuangan yang diperiksa dan laporan audit belum
dikeluarkan)
2.1.3 Jenis-jenis Opini Akuntan
Menurut SPAP (PSA 29 SA Seksi 508) ada 5 jenis pendapat
akuntan, yaitu:
1 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified
Opinion).
2 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa
penjelasan (Unqulified Opinion with explanatory
language).
3 Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified
Opinion) .
4 Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion).
5 Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer
Opinion).
PENJELASAN
1 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified
Opinion)
Akan diberikan oleh akuntan publik jika auditor telah
melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing
yang ditetapkan oleh IAI (Standar Profesional Akuntan
Publik), dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian
yang cukup untuk mendukung opininya, serta tidak
menemukan adanya kesalahan material atau penyimpangan
dari prinsip akuntansi yang berlaku umum(SAK).
2 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa
penjelasan(Unqulified Opinion with explanatory
language)
Akan diberikan oleh akuntan publik jika terdapat
keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan
paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang
dinyatakan oleh auditor.
Misal: -pendapatsebagiandidasarkanataslaporanauditor
independenlain.
-Adanya keadaan-keadaan yang luar biasa,
-Diantara dua periode akuntansi terdapat suatu
perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi
atau dalam metode penerapannya,
-Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit
atas laporan keuangan komparatif,
-Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh
BAPEPAM, namun tidak disajikan atau tidak review.
3 Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified
Opinion)
Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk
dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan.
Pendapat ini diberikan bilamana:
-Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya
pembatasan terhadap lingkup audit, dan ia berkesimpulan
bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian, dan ia berkesimpulan tidak menyatakan
tidak memberikan pendapat.
-Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan
keuangan berisi penyimpangan dari SAK, yang berdampak
material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan
pendapat tidak wajar.
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Laporan keuangan menyajikan secara tidak wajar posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
Pendapat ini diberikan bila menurut pertimbangan
auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
Auditor harus menjelaskan dalam paragraf terpisah
sebelum paragraph pendapat dalam laporannya, semua
alasan yang mendukung pendapat tidak wajar, dampak
utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak
wajar, terhadap posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas, dan arus kas.
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer
Opinion)
– Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan
bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan
keuangan.
-Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana
ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu
pendapa tentang kewajaran laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia.
-Jika auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya
memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas
laporan keuangan.
2.1.4 Unsur-unsur Laporan Audit
a. Judul, “Laporan Audit Independen”.
b. Alamat , “Pihak yang memberi penugasan”.
c. Paragraf Pendahuluan, Harus berisi:
– Pernyataan telah melakukan Pemeriksaan.
– Periode Laporan keuangan yang diaudit.
– Jenis Laporan keuangan.
– Tanggung jawab manajemen terhadap Laporan
keuangan.
– Tanggung jawab auditor terhadap pernyataan
pendapat atas Laporan keuangan yang diaudit.
d. Paragraf Ruang Lingkup
– Pernyataan auditor , bahwa pelaksanaan Pemeriksaan
sesuai dengan standar auditing yang disahkan oleh IAI.
– Pernyataan auditor bahwa Pemeriksaan dilakukan
dengan perencanaan, pengujian, pengumpulan Bukti- bukti
dan pengungkapan dalam Laporan keuangan.
e. ParagrafPendapat
– Auditor menyatakan pendapatnya, terhadap Laporan
keuangan secara keseluruhan pada nilai yang material.
f. Identitas Kantor Akuntan Publik, “Nama, No
register, Tanda tangan.
g. Tanggal Laporan, “Tanggal yang dicantumkan adalah
tanggal diselesaikannya pemeriksaan”.
Untuk pendapat selain pendapat wajar tanpa
pengecualian, maka unsur laporan audit ditambah
“paragraph penjelasan” sebagai penjelasan atas
pengecualian pos dalam laporan keuangan atau
ketidakwajaran dalam laporan keuangan.
2.2 Pertimbangan Auditor Atas Entitas Dalam
Mempertahankan Hidupnya
Masalah utama yang dihadapi oleh akuntan publik
saat ini adalah berkurangnya kekuasaan mereka dalam
melaksanakan penugasan. Seorang akuntan yang
independen dituntut untuk bertindak sesuai dengan
perundang-undangan kode etik profesi.
Fenomena hubungan akuntan publik dengan klien
telah menjadi pusat perhatian bagi para pembuat
keputusan, seperti; investor,kreditor dan pemegang
saham. Mereka sangat menyadari adanya kemampuan yang
dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan
Pertama,kemampuan yang berkaitan dengan
kecenderungan manajemen untuk memanipulasi kinerja
laporan keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan
penilaian yang positif atas tanggungjawab sebagai pihak
yang mengelola perusahaan.
Kecenderungan ini dikenal dengan istilah widow
dressing,biasanya dilakukan dengan cara memperbaiki
laporan keuangan sedemikian rupa sehingga tampak lebih
baik dari semestinya.
Berbeda dengan profesi lain, auditor tidak dapat
bertindak untuk kepentingan kliennya sebagaimana
pengacara dengan kliennya. Meskipun dibayar oleh klien
akuntan publik bekerja bagi kepentingan masyarakat
umum. Auditor harus independen dalam dari segala
kewajiban dan pemilikan kepentingan dalam perusahaan
yang diauditnya. Harus menghindari keadaan yang dapat
mengakibatkan masyarakat meragukan independensinya.
Dalam kenyataannya auditor seringkali menemui
kesulitan dalam mempertahankan sikap mental
independen. Keadaan yang seringkali mengganggusikap
mental independen auditor adalah sebagai berikut :
1 Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara
independen,auditor dibayar oleh kliennya atas
jasanya tersebut.
2 Kecenderungan untuk memuaskan kliennya.
3 Resiko kehilangan klien
Selama pemeriksaan auditor dihadapkan dengan pertanyaan
tentang seberapa banyak bahan bukti yang harus
dikumpulkan jenis bahan bukti, dan tindakan apa yang
harus diambil terhadap bahan bukti yang diperiksa.
Materialitas dalam kaitannya dengan akuntansi dan
pelaporan audit adalah suatu salah saji
dalam laporan keuangan dapat dianggap material jika
pengetahuan atas salah saji tersebut dapat mempengaruhi
keputusan pemakai laporan keuangan yang rasional. Saji
informasi akuntansi , dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas
pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan
kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya
penghilangan atau salah saji itu.
Dalam audit atas laporan keuangan, auditor bukanlah
pemberi jaminan bagi klien atau pemakai laporan
keuangan lainnya, bahwa laporan keuangan auditan adalah
akurat. Auditor tidak dapat memberikan jaminan karena
ia tidak memeriksa setiap
transaksi yang terjadi dalam tahun yang diaudit dan tid
ak dapatmenentukan semua transaksi yang terjadi telah
dicatat, diringkas,digolongkan, dan dikompilasi
dengan semestinya ke dalam laporan keuangan.
Disamping itu tidaklah mungkin seorang menyatakan
keakuratan laporan keuangan(ketepatan semua informasi
yang di sajikan dalam laporan keuangan), mengingat
bahwa laporan itu sendiri berisi pendapat, estimasi,
dan pertimbangan dalam proses penyusunannya yang
seringkali pendapat, estimasi dan pertimbangan tersebut
tidak tepat atau akurat 100%. Oleh karena itu ,dalam
audit atas laporan keuangan, auditor memberikan
keyakinan berikut ini:
1 Jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan
beserta pengungkapannya telah dicatat, diringkas,
digolongkan dan dikompilasi.
2 Bukti audit kompeten telah cukup dikumpulkan
sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat
atas laporan keuangan auditan.
3 Dalam bentuk pendapat, bahwa laporan keuangan
secara keseluruhan disajikan secara wajar dan
tidak terdapat salah saji material karena
kekeliruan atau kecurangan.
MATERIALITAS
Materialitas adalah faktor penting dalam
mempertimbangkan jenis laporan yang tepat untuk
diterbitkan dalam keadaan tertentu.
Definisi dari materialitas dalam kaitannya dengan
akuntansi dan pelaporan audit,adalah :
“Suatu salah saji dalam laporan keuangan,dapat dianggap
material jika pengetahuan atas salah saji tersebut
dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan
yang rasional.
Dalam menerapkan definisi ini,digunakan tiga tingkatan
materialitas dalam mempertimbangkan jenis laporan yang
akan dibuat.
Jumlah tidak material.Jika terdapat salah saji dalam
laporan keuangan,tetapi cenderung tidak mempengaruhi
keputusan pemakai laporan,salah saji tersebut dianggap
tidak material.
Jumlahnya material tetapi tidak menganggu laporan
keuangan secara keseluruhan.Tingkat materialitas kedua
terjadi jika salah saji di dalam laporan keuangan dapat
mempengaruhi keputusan pemakai,tetapi keseluruhan
laporan keuangan tersebut tersaji dengan benar sehingga
tetap berguna.
Jumlah sangat material atau pengaruhnya sangat meluas
sehingga kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan
diragukan.Tingkat materialitas tertinggi terjadi jika
para pemakai dapat membuat keputusan yang salah jika
mereka mengandalkan laporan keuangan secara
keseluruhan.
KEPUTUSAN MENGENAI MATERIALITAS
Keputusan materialitas-kaitan dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.Jika seorang klien tidak menerapkan
prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan benar
laporan audit dapat wajar tanpa pengecualian,wajar
dengan pengecualian atau tidak wajar,tergantung kepada
materialitas dari penyimpangan tersebut.Harus
dipertimbangkan beberapa aspek dari materialitas.
• Jumlah rupiah dibandingkan tehadap tolok ukur
tertentu
• Daya ukur
• Sifat salah saji.
Salah saji berikut dapat mempengaruhi keputusan pemakai
laporan keuangan dan dengan
demikian juga akan mempengaruhi pendapat auditor,dengan
cara yang berbeda dari salah saji yang lazim terjadi :
1. Transaksi-transaksi adalah melanggar hukum
2. Sesuatu pos yang dapat mempengaruhi periode
mendatang,meskipun jumlahnya tidak berarti jika hanya
periode sekarang yang diperhitungkan.
3. Sesuatu yang menimbulkan akibat “psikis”(sebagai
contoh,laba kecil versus kerugian kecil,atau saldo bank
versus cerukan)
4. Sesuatu yang dapat menimbulkan konsekuensi penting
bila dipandang dari segi kewajiban kontrak (contoh :
pelanggan persyaratan kredit dapat mengakibatkan
dibatalkannya fasilitas kredit tersebut).
Keputusan materialitas-kaitan dengan pembatasan lingkup
audit.Besar kecilnya salah saji yang mungkin terjadi
akibat pembatasan lingkup audit penting untuk
diperhatikan dalam menentukan jenis pendapat yang
sesuai,yaitu apakah laporan wajar tanpa
pengecualian,wajar dengan pengecualian atau pernyataan
tidak memberikan pendapat.
Contoh Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian (laporan audit baku)
(a) Laporan Audit Independen
Kepada Yth.
(b) Direksi dan Dewan Komisaris
PT. BOLA DUNIA
Jl. MargondaRaya
Depok
( c) Kami telah mengaudit neraca PT. BOLA DUNIA per 31
Desember 2005 serta laporan rugi laba, laporan
perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan
keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.
Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat
atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
(d) Kami melaksanakan audit berdasarkan standar
auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan
melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar
pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah- jumlah
dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga
meliputi penilaian atas standar akuntansi yang
digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit
kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan
pendapat.
(e) Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami
sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan PT. BOLA DUNIA per 31
Desember 2005, dan hasil usaha, serta arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
(f) Kantor akuntan Eliya
(Eliya )
Reg. Neg-D110369
(g) Tanggal, 13 Maret 2006
2.3 Unsur-unsur dalam Penyusunan Laporan Audit
1. Unsur-unsur pokok dalam laporan audit bentuk baku,
meliputi :
a. Judul Laporan
Suatu judul yang memuat kata independen.
b. Alamat Laporan
Pihak yang dituju oleh auditor. Ditujukan kepada
Dewan Komisaris dan Dewan Direksi/sesuai dengan
kontrak.
c. Paragraf Pendahuluan
Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang
disebutkan dalam laporan auditor telah diaudit oleh
auditor. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah
tanggung jawab manajemen perusahaan dan tanggung jawab
auditor terletak pada pernyataan pendapat atas laporan
keuangan berdasarkan atas auditnya.
d. Paragraf Scope Pemeriksaan
Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Suatu pernyataan bahwa standar
auditing tersebut mengharuskan auditor merencanakan dan
melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian,
bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga
meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang
digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit
kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan
pendapat.
Maksud dan hal-hal yang masuk dalam Paragraph Scope
atau ruang lingkup pemeriksaan pada Laporan Audit,
dapat dijelaskan sbb :
Paragraph scope yaitu ruang lingkup pekerjaan yang
dilakukan oleh seorang auditor. Yang masuk dalam
paragraph scope yaitu :
1) Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia.
2) Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut
mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan
auditnya agar memperoleh keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material.
3) Suatu pernyataan bahwa audit meliputi :
- Pemeriksaan (examination), atas dasar pengujian,
bukti-bukti yang mendukung jumlah jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan.
- Penentuan prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi-estimasi signifikan yang dibuat manajemen.
- Penilaian penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan.
4) Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit
yang dilaksanakan memberikan dasar memadai untuk
memberikan pendapat.
e. Paragraf pendapat dari akuntan/auditor
Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan perusahaan pada tanggal neraca dan
hasil usaha dan arus kas untuk periode yang berakhir
pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
Sebagai contoh :
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut
di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan PT. ABC tanggal 31 Desember
2010, dan 2011, dan hasil usaha, serta arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
f. Nama KAP (Kantor Akuntan Publik)/Sign in
Partner
Tanda tangan, nama rekan, nomir izin akuntan publik,
nomor izin kantor akuntan publik.
g. Tanggal Laporan Audit
Tanggal terakhir kapan auditor telah selesai melakukan
audit.
2. Sedangkan format yang umum dalam menyusun
laporan audit disarankan seperti dibawah ini :
a. Halaman sampul
Halaman sampul menampilkan nama departemen, judul
audit, jumlah audit dan tanggal audit yang sebaiknya
ada disetiap laporan. Laporan yang panjang mungkin
memiliki indeks.
b. Sampul surat
Surat sebaiknya ditulis dan ditandatangani oleh
Direksi/rekan dan dibuat laporan audit bagian. Jadikan
sesingkat mungkin.
c. Pendahuluan
Menguraikan jenis perjanjian (jadwal regular,
permintaan khusus, dan lain-lain) dan wewenang audit
(agenda, permintaan khusus, dan lain-lain). Nama
organisasi dan kegiatan yang akan diaudit dan
memberikan informasi latar belakang yang diperlukan).
Ini meliputi sifat dan tujuan, isi atau nilai,
kegiatan, lokasi, staf, dan lain-lain.
d. Pernyataam tujuan
Tujuan audit dinyatakan dalam laporan dan laporan
yang sama ditampilkan dalam program audit terperinci.
e. Pernyataan ruang lingkup
Bagian ini sebaiknya menguraikan kerja audit
mendalam dan cakupannya untuk memenuhi tujuan audit.
Ini akan berisi tanggal kalender untuk pengujian
pekerjaan dan tanggal evaluasi control internal.
f. Pernyataan metodologi
Pernyataan secara metodologi sebaiknya dijelaskan
secara jelas pengumpulan bukti dan teknik analisis yang
digunakan untuk memenuhi tujuan audit
g. Pernyataan standar audit
Laporan sebaiknya memuat suatu pernyataan bahwa
audit yang dilakukan sesuai dengan standard dan
mengungkapkan kapan standar yang berlaku tidak diikuti.
h. Kesimpulan audit
Auditor harus memasukan dalam tujuan audit
dinyatakan yang mana terdapat dalam laporan. Auditor
harus memasukan negative dan afirmatif tujuan.
i. Temuan dan rekomendasi
Tiap rekomendasi harus didukung dengan
serangkaian fakta yang membentuk temuan audit. Berikut
ini adalah unsur-unsur suatu temuan.
1) Fakta
2) Kriteria
3) Efek
Ini juga dikenal sebagai risiko (baik
actual ataupun potensial). Mengambarkan atau menunjukan
efek pada kondisi. Risiko mungkin tidak akurat, tidak
efisien, kerugian aset. Memberikan nilai moneter
terhadap efek. Apabila hal ini tidak memungkinkan,
nyatakan demikian, menekankan potensi.
4) Kasus
Kasus hanya perlu disebutkan ketika tidak
jelas atau hal tersebut merupakan hal lain dari
kejelasannya.
5) Rekomendasi
Ditetapkan secara sederhana, bahasa belum
spesifik, perbaikan manajemen dapat mengikuti untuk
memeriksa kondisi secara efektif. Dalam beberapa bagian
tindakan, sejumlah solusi langkah demi langkah untuk
membantu menyelesaikan rekomendasi menjadi pemahaman
proses yang mudah dimengerti. Menekankan solusi lain
dari penyajian tersebut yang dapat diterima apabila hal
tersebut mengurangi kondisi yang dinyatakan dalam
temuan.
j. Tanggapan auditee
Semua rekomendasi akan diikuti dengan tanggapan
auditee.
k. Komentar auditor
Komentar-komentar ini digunakan sebagaimana
diperlukan untuk mengevaluasi kualitas dari tanggapan
tertulis audit.
l. Komentar umum
Bagian ini diadakan untuk poin kepentingan yang
besarnya lebih pendah dari temuan, namun kepentingan
untuk manajemen.
DAFTAR PUSTAKA
Yessie, Afly. Materi Kuliah Laporan Hasil Manajemen
Audit. Jakarta: Universitas Mercu Buana.