LAPORAN AUDIT

28
Pembahasan 2.1 LAPORAN AUDIT Laporan Audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan dalan suatu laporan tertulis yang umumnya Berikut beberapa pengertian laporan audit : Menurut Boynton Johnson Kell, laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang di audit. Menurut Mulyadi, laporan audit adalah suatu media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Yang dimaksud dengan laporan audit atau audit report yaitu laporan auditor yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai dengan pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksa, jenis pendapat yang dikenal ialah wajar tanpa syarat

Transcript of LAPORAN AUDIT

Pembahasan

2.1 LAPORAN AUDIT

Laporan Audit merupakan media yang dipakai oleh

auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat

lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor

menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan

keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan

dalan suatu laporan tertulis yang umumnya Berikut

beberapa pengertian laporan audit :

Menurut Boynton Johnson Kell, laporan audit adalah

media formal yang digunakan oleh auditor dalam

mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan

tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang di audit.

Menurut Mulyadi, laporan audit adalah suatu media

yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan

masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut

auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran

laporan keuangan auditan.

Yang dimaksud dengan laporan audit atau audit

report yaitu laporan auditor yang menyatakan bahwa

pemeriksaan telah dilakukan dengan norma pemeriksaan

akuntan, disertai dengan pendapat mengenai kewajaran

atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksa, jenis

pendapat yang dikenal ialah wajar tanpa syarat

(unqualified clean), wajar dengan syarat (qualified),

menolak dengan memberikan pendapat (adverse), dan

menolak tanpa memberikan pendapat sama sekali

(disclaimer).berupa laporan audit baku.

Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf :

1. Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf

pertama laporan audit baku. Terdapat 3 fakta yang

diungkapkan oleh auditor dalam paragraf

pengantar ;

Tipe jasa yang diberikan auditor

Objek yang diaudit

Pengungkapan tanggung jawab manajemen atas

laporan keuangan dan tanggung jawab auditor

atas pendapat yang diberikan atas laporan

keuangan berdasarkan hasil auditnya.

2. Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas

mengenai lingkup audit yang dilaksanakan auditor.

Dan paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas

mengenai pendapat auditor tentang kewajaran

laporan keuangan auditan.

3. Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan

paragraf yang digunakan oleh auditor untuk

menyataka n pendapatnya mengenai laporan keuangan

yang disebutkannya dalam paragraf pengantar. Dalam

paragraf ini auditor menyatakan pendapatnya

mengenai kewajaran laporan keuangan auditan ,

dalam semua hal yang material, yang didasarkan

atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan

tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum.

2.1.1 Manfaat-manfaat Pemeriksaan Akuntansi

Pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh

eksternalauditor (KAP) sebagai pihak yang independen

dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut :

1 Pihak Perusahaan yang diaudit

Menambah kredibilitas laporan keuangan badan usaha /

organisasi. Dapat mengurangi kecurangan di kalangan

manajemen dan para karyawan perusahaan. Dapat

memberikan dasar yang lebih di percaya untuk penyiapan

surat pemberitahuan pajak dan laporan keuangan yang

harus diserahkan kepada pemerintah , sehingga

mengurangi audit pemerintah. Dapat membuka pintu

masuknya sumber-sumber pembiayaan dari luar (investor).

Seringkali dapat menyingkapkan kesalahan/ penyimpangan

moneter dalam catatan keuangan klien, sehingga dapat

menemukan biaya atau pendaptan yang hilang.

2 Pihak–pihak luar perusahaan yang diaudit :

Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan

kepada para investor / kreditor untuk mengambil

keputusan yang menyangkut pemberian kredit.

Dapat memberikan dasar yang terpercaya kepada para

investor dan calon investor untuk menilai prestasi

investasi dan kepengurusan manajemen.

Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan

kepada perusahaan asuransi untuk menyelesaikan

klaim atas kerugian yang bisa diasuransikan.

Dapat memberikan dasar yang obyektif kepada

serikat buruh dalam menyelesaikan sengketa

mengenai upah dan tunjangan.

Dapat memberikan dasar yang independen kepada

pembeli maupun penjua luntuk menentukan syarat-

syarat pembelian, penjualan atau penggabungan

perusahaan.

Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan

kepada para pelanggan atau klien untuk menilai

profitabilitas atau rentabilitas perusahaan,

efisiensi operasionalnya dan keadaan keuangannya.

3 Pihak Pemerintah dan Badan Hukum

Dapat memberikan tambahan kepastian yang independen

tentang kecermatan dan keterandalan kepada badan

pemerintah. Dapat memberikan dasar yang independen

kepada mereka yang bergerak dibidang hukum untuk

mengurus harta/ menyelesaikan masalah dalam

kebangkrutan dan menentukan pelaksanaan perjanjian,

persekutuan dengan cara semestinya. Dapat memegang

peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan undang-

undang keamanan Nasional.

2.1.2 Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan Akuntansi

1. Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit dibedakan

menjadi :

General Audit (PemeriksaanUmum) Adalah suatu

pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan

oleh KAP independen dengan tujuan untuk bisa memberikan

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara

keseluruhan.

Special Audit (PemeriksaanKhusus) Adalah suatu

pemeriksaan terbatas yang dilakukan oleh KAP

independen, dan pada akhir pemeriksaan auditor tidak

perlu memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan

keungan. Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau

masalah tertentu yang diperiksa. Misalnya KAP diminta

memeriksa apakah terdapat kecurangan terhadap penagihan

piutang usaha perusahaan.

2. Ditinjau dari jenis pemeriksaannya, audit

dibedakan menjadi :

Management Audit (Operational Audit) Adalah pemeriksaan

terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, untuk

mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah

dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.

Compliance Audit (Pemeriksaan Ketaatan) Adalah suatu

pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah

perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan

kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan

oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan

komisaris), maupun pihak eksternal (pemerintah,

BAPEPAM, BI, Dirjen Pajak, dll)

Internal Audit (Pemeriksaan Intern) Adalah pemeriksaan

yang dilakukan oleh bag. Internal Audit perusahaan,

baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi

perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan

manajemen yang telah ditentukan.

Computer Audit Adalah pemeriksaan oleh KAP terhadap

perusahaan yang memproses data akuntansi nya dengan

menggunakan sistem EDP.

Pada akhir audit dalam General Audit, terdiri dari :

1. Lembaran Opini:Tanggungjawab akuntan publik (dalam

bentuk pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan)

2. Laporan Keuangan (merupakan tanggungjawab manajemen)

1 Neraca

2 Lap. Laba-Rugi

3 Lap. Perubh. Ekuitas

4 Lap. Arus Kas

5 Catatan Atas Laporan Keuangan (latar belakang

perusahaan, kebijakan akuntansi, penjelasan

pos neraca dan laba rugi)

Informasi tambahan (lampiran perincian pos piutang,

aktiva tetap, hutang, beban umum dan administrasi serta

beban penjualan)

Tanggal laporan akuntan :

tanggal selesainya pekerjaan lapangan

tanggal surat pernyataan langganan (client

representation letter)

Mempunyai dua tanggal (dual dating)

Tanggal selesainya pemeriksaan lapangan

Tanggal terjadinya peristiwa penting (jika terjadi

sesudah tanggal selesainya pekerjaan lapangan,

jumlahnya material dan berpengaruh terhadap

lap.keuangan yang diperiksa dan laporan audit belum

dikeluarkan)

2.1.3 Jenis-jenis Opini Akuntan

Menurut SPAP (PSA 29 SA Seksi 508) ada 5 jenis pendapat

akuntan, yaitu:

1 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified

Opinion).

2 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa

penjelasan (Unqulified Opinion with explanatory

language).

3 Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified

Opinion) .

4 Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion).

5 Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer

Opinion).

PENJELASAN

1 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified

Opinion)

Akan diberikan oleh akuntan publik jika auditor telah

melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing

yang ditetapkan oleh IAI (Standar Profesional Akuntan

Publik), dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian

yang cukup untuk mendukung opininya, serta tidak

menemukan adanya kesalahan material atau penyimpangan

dari prinsip akuntansi yang berlaku umum(SAK).

2 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa

penjelasan(Unqulified Opinion with explanatory

language)

Akan diberikan oleh akuntan publik jika terdapat

keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan

paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak

mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang

dinyatakan oleh auditor.

Misal: -pendapatsebagiandidasarkanataslaporanauditor

independenlain.

-Adanya keadaan-keadaan yang luar biasa,

-Diantara dua periode akuntansi terdapat suatu

perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi

atau dalam metode penerapannya,

-Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit

atas laporan keuangan komparatif,

-Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh

BAPEPAM, namun tidak disajikan atau tidak review.

3 Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified

Opinion)

Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua

hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,

perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk

dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan.

Pendapat ini diberikan bilamana:

-Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya

pembatasan terhadap lingkup audit, dan ia berkesimpulan

bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa

pengecualian, dan ia berkesimpulan tidak menyatakan

tidak memberikan pendapat.

-Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan

keuangan berisi penyimpangan dari SAK, yang berdampak

material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan

pendapat tidak wajar.

4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Laporan keuangan menyajikan secara tidak wajar posisi

keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

Pendapat ini diberikan bila menurut pertimbangan

auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak

disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia.

Auditor harus menjelaskan dalam paragraf terpisah

sebelum paragraph pendapat dalam laporannya, semua

alasan yang mendukung pendapat tidak wajar, dampak

utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak

wajar, terhadap posisi keuangan, hasil usaha, perubahan

ekuitas, dan arus kas.

5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer

Opinion)

– Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan

bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan

keuangan.

-Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana

ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu

pendapa tentang kewajaran laporan keuangan sesuai

dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia.

-Jika auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya

memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas

laporan keuangan.

2.1.4 Unsur-unsur Laporan Audit

a. Judul, “Laporan Audit Independen”.

b. Alamat , “Pihak yang memberi penugasan”.

c. Paragraf Pendahuluan, Harus berisi:

– Pernyataan telah melakukan Pemeriksaan.

– Periode Laporan keuangan yang diaudit.

– Jenis Laporan keuangan.

– Tanggung jawab manajemen terhadap Laporan

keuangan.

– Tanggung jawab auditor terhadap pernyataan

pendapat atas Laporan keuangan yang diaudit.

d. Paragraf Ruang Lingkup

– Pernyataan auditor , bahwa pelaksanaan Pemeriksaan

sesuai dengan standar auditing yang disahkan oleh IAI.

– Pernyataan auditor bahwa Pemeriksaan dilakukan

dengan perencanaan, pengujian, pengumpulan Bukti- bukti

dan pengungkapan dalam Laporan keuangan.

e. ParagrafPendapat

– Auditor menyatakan pendapatnya, terhadap Laporan

keuangan secara keseluruhan pada nilai yang material.

f. Identitas Kantor Akuntan Publik, “Nama, No

register, Tanda tangan.

g. Tanggal Laporan, “Tanggal yang dicantumkan adalah

tanggal diselesaikannya pemeriksaan”.

Untuk pendapat selain pendapat wajar tanpa

pengecualian, maka unsur laporan audit ditambah

“paragraph penjelasan” sebagai penjelasan atas

pengecualian pos dalam laporan keuangan atau

ketidakwajaran dalam laporan keuangan.

2.2 Pertimbangan Auditor Atas Entitas Dalam

Mempertahankan Hidupnya

Masalah utama yang dihadapi oleh akuntan publik

saat ini adalah berkurangnya kekuasaan mereka dalam

melaksanakan penugasan. Seorang akuntan yang

independen dituntut untuk bertindak sesuai dengan

perundang-undangan kode etik profesi.

Fenomena hubungan akuntan publik dengan klien

telah menjadi pusat perhatian bagi para pembuat

keputusan, seperti; investor,kreditor dan pemegang

saham. Mereka sangat menyadari adanya kemampuan yang

dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan

Pertama,kemampuan yang berkaitan dengan

kecenderungan manajemen untuk memanipulasi kinerja

laporan keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan

penilaian yang positif atas tanggungjawab sebagai pihak

yang mengelola perusahaan.

Kecenderungan ini dikenal dengan istilah widow

dressing,biasanya dilakukan dengan cara memperbaiki

laporan keuangan sedemikian rupa sehingga tampak lebih

baik dari semestinya.

 Berbeda dengan profesi lain, auditor tidak dapat

bertindak untuk kepentingan kliennya sebagaimana

pengacara dengan kliennya. Meskipun dibayar oleh klien

akuntan publik bekerja bagi kepentingan masyarakat

umum. Auditor harus independen dalam dari segala

kewajiban dan pemilikan kepentingan dalam perusahaan

yang diauditnya. Harus menghindari keadaan yang dapat

mengakibatkan masyarakat meragukan independensinya.

Dalam kenyataannya  auditor seringkali menemui

kesulitan dalam mempertahankan sikap mental

independen. Keadaan yang seringkali mengganggusikap

mental independen auditor adalah sebagai berikut :

1 Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara

independen,auditor dibayar oleh kliennya atas

jasanya tersebut.

2 Kecenderungan untuk memuaskan kliennya.

3 Resiko kehilangan klien

Selama pemeriksaan auditor dihadapkan dengan pertanyaan

tentang seberapa banyak bahan bukti yang harus

dikumpulkan jenis bahan bukti, dan tindakan apa yang

harus diambil terhadap bahan bukti yang diperiksa.

 Materialitas dalam kaitannya dengan akuntansi dan

pelaporan audit adalah suatu salah saji

dalam laporan keuangan dapat dianggap material jika

pengetahuan atas salah saji tersebut dapat mempengaruhi

keputusan pemakai laporan keuangan yang rasional. Saji

informasi akuntansi , dilihat dari keadaan yang

melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas

pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan

kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya

penghilangan atau salah saji itu.

Dalam audit atas laporan keuangan, auditor bukanlah

pemberi jaminan bagi klien atau pemakai laporan

keuangan lainnya, bahwa laporan keuangan auditan adalah

akurat. Auditor tidak dapat memberikan jaminan karena

ia tidak memeriksa setiap

transaksi yang terjadi dalam tahun yang diaudit dan tid

ak dapatmenentukan semua transaksi yang terjadi telah

dicatat, diringkas,digolongkan, dan dikompilasi

dengan semestinya ke dalam laporan keuangan.

Disamping itu tidaklah mungkin seorang menyatakan

keakuratan laporan keuangan(ketepatan semua informasi

yang di sajikan dalam laporan keuangan), mengingat

bahwa laporan itu sendiri berisi pendapat, estimasi,

dan pertimbangan dalam proses penyusunannya yang

seringkali pendapat, estimasi dan pertimbangan tersebut

tidak tepat atau akurat 100%. Oleh karena itu ,dalam

audit atas laporan keuangan, auditor memberikan

keyakinan berikut ini:

1 Jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan

beserta pengungkapannya telah dicatat, diringkas,

digolongkan dan dikompilasi.

2 Bukti audit kompeten telah cukup dikumpulkan

sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat

atas laporan keuangan auditan.

3 Dalam bentuk pendapat, bahwa laporan keuangan

secara keseluruhan disajikan secara wajar dan

tidak terdapat salah saji material karena

kekeliruan atau kecurangan.

MATERIALITAS

Materialitas adalah faktor penting dalam

mempertimbangkan jenis laporan yang tepat untuk

diterbitkan dalam keadaan tertentu.

Definisi dari materialitas dalam kaitannya dengan

akuntansi dan pelaporan audit,adalah :

“Suatu salah saji dalam laporan keuangan,dapat dianggap

material jika pengetahuan atas salah saji tersebut

dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan

yang rasional.

Dalam menerapkan definisi ini,digunakan tiga tingkatan

materialitas dalam mempertimbangkan jenis laporan yang

akan dibuat.

Jumlah tidak material.Jika terdapat salah saji dalam

laporan keuangan,tetapi cenderung tidak mempengaruhi

keputusan pemakai laporan,salah saji tersebut dianggap

tidak material.

Jumlahnya material tetapi tidak menganggu laporan

keuangan secara keseluruhan.Tingkat materialitas kedua

terjadi jika salah saji di dalam laporan keuangan dapat

mempengaruhi keputusan pemakai,tetapi keseluruhan

laporan keuangan tersebut tersaji dengan benar sehingga

tetap berguna.

Jumlah sangat material atau pengaruhnya sangat meluas

sehingga kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan

diragukan.Tingkat materialitas tertinggi terjadi jika

para pemakai dapat membuat keputusan yang salah jika

mereka mengandalkan laporan keuangan secara

keseluruhan.

KEPUTUSAN MENGENAI MATERIALITAS

Keputusan materialitas-kaitan dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum.Jika seorang klien tidak menerapkan

prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan benar

laporan audit dapat wajar tanpa pengecualian,wajar

dengan pengecualian atau tidak wajar,tergantung kepada

materialitas dari penyimpangan tersebut.Harus

dipertimbangkan beberapa aspek dari materialitas.

• Jumlah rupiah dibandingkan tehadap tolok ukur

tertentu

• Daya ukur

• Sifat salah saji.

Salah saji berikut dapat mempengaruhi keputusan pemakai

laporan keuangan dan dengan

demikian juga akan mempengaruhi pendapat auditor,dengan

cara yang berbeda dari salah saji yang lazim terjadi :

1. Transaksi-transaksi adalah melanggar hukum

2. Sesuatu pos yang dapat mempengaruhi periode

mendatang,meskipun jumlahnya tidak berarti jika hanya

periode sekarang yang diperhitungkan.

3. Sesuatu yang menimbulkan akibat “psikis”(sebagai

contoh,laba kecil versus kerugian kecil,atau saldo bank

versus cerukan)

4. Sesuatu yang dapat menimbulkan konsekuensi penting

bila dipandang dari segi kewajiban kontrak (contoh :

pelanggan persyaratan kredit dapat mengakibatkan

dibatalkannya fasilitas kredit tersebut).

Keputusan materialitas-kaitan dengan pembatasan lingkup

audit.Besar kecilnya salah saji yang mungkin terjadi

akibat pembatasan lingkup audit penting untuk

diperhatikan dalam menentukan jenis pendapat yang

sesuai,yaitu apakah laporan wajar tanpa

pengecualian,wajar dengan pengecualian atau pernyataan

tidak memberikan pendapat.

Contoh Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa

pengecualian (laporan audit baku)

(a) Laporan Audit Independen

Kepada Yth.

(b) Direksi dan Dewan Komisaris

PT. BOLA DUNIA

Jl. MargondaRaya

Depok

( c) Kami telah mengaudit neraca PT. BOLA DUNIA per 31

Desember 2005 serta laporan rugi laba, laporan

perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk

tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan

keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.

Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat

atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

(d) Kami melaksanakan audit berdasarkan standar

auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan

melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan

memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji

material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar

pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah- jumlah

dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga

meliputi penilaian atas standar akuntansi yang

digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh

manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan

keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit

kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan

pendapat.

(e) Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami

sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal

yang material, posisi keuangan PT. BOLA DUNIA per 31

Desember 2005, dan hasil usaha, serta arus kas untuk

tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum.

(f) Kantor akuntan Eliya

(Eliya )

Reg. Neg-D110369

(g) Tanggal, 13 Maret 2006

2.3 Unsur-unsur dalam Penyusunan Laporan Audit

1. Unsur-unsur pokok dalam laporan audit bentuk baku,

meliputi :

a. Judul Laporan

Suatu judul yang memuat kata independen.

b. Alamat Laporan

Pihak yang dituju oleh auditor. Ditujukan kepada

Dewan Komisaris dan Dewan Direksi/sesuai dengan

kontrak.

c. Paragraf Pendahuluan

Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang

disebutkan dalam laporan auditor telah diaudit oleh

auditor. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah

tanggung jawab manajemen perusahaan dan tanggung jawab

auditor terletak pada pernyataan pendapat atas laporan

keuangan berdasarkan atas auditnya.

d. Paragraf Scope Pemeriksaan

Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan

berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan

Akuntan Indonesia. Suatu pernyataan bahwa standar

auditing tersebut mengharuskan auditor merencanakan dan

melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan memadai

bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian,

bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan

pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga

meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang

digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh

manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan

keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit

kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan

pendapat.

Maksud dan hal-hal yang masuk dalam Paragraph Scope

atau ruang lingkup pemeriksaan pada Laporan Audit,

dapat dijelaskan sbb :

Paragraph scope yaitu ruang lingkup pekerjaan yang

dilakukan oleh seorang auditor. Yang masuk dalam

paragraph scope yaitu :

1) Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan

berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan

Akuntan Indonesia.

2) Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut

mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan

auditnya agar memperoleh keyakinan memadai bahwa

laporan keuangan bebas dari salah saji material.

3) Suatu pernyataan bahwa audit meliputi :

- Pemeriksaan (examination), atas dasar pengujian,

bukti-bukti yang mendukung jumlah jumlah dan

pengungkapan dalam laporan keuangan.

- Penentuan prinsip akuntansi yang digunakan dan

estimasi-estimasi signifikan yang dibuat manajemen.

- Penilaian penyajian laporan keuangan secara

keseluruhan.

4) Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit

yang dilaksanakan memberikan dasar memadai untuk

memberikan pendapat.

e. Paragraf pendapat dari akuntan/auditor

Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan

menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,

posisi keuangan perusahaan pada tanggal neraca dan

hasil usaha dan arus kas untuk periode yang berakhir

pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia.

Sebagai contoh :

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut

di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang

material, posisi keuangan PT. ABC tanggal 31 Desember

2010, dan 2011, dan hasil usaha, serta arus kas untuk

tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

f. Nama KAP (Kantor Akuntan Publik)/Sign in

Partner

Tanda tangan, nama rekan, nomir izin akuntan publik,

nomor izin kantor akuntan publik.

g. Tanggal Laporan Audit

Tanggal terakhir kapan auditor telah selesai melakukan

audit.

2. Sedangkan format yang umum dalam menyusun

laporan audit disarankan seperti dibawah ini :

a. Halaman sampul

Halaman sampul menampilkan nama departemen, judul

audit, jumlah audit dan tanggal audit yang sebaiknya

ada disetiap laporan. Laporan yang panjang mungkin

memiliki indeks.

b. Sampul surat

Surat sebaiknya ditulis dan ditandatangani oleh

Direksi/rekan dan dibuat laporan audit bagian. Jadikan

sesingkat mungkin.

c. Pendahuluan

Menguraikan jenis perjanjian (jadwal regular,

permintaan khusus, dan lain-lain) dan wewenang audit

(agenda, permintaan khusus, dan lain-lain). Nama

organisasi dan kegiatan yang akan diaudit dan

memberikan informasi latar belakang yang diperlukan).

Ini meliputi sifat dan tujuan, isi atau nilai,

kegiatan, lokasi, staf, dan lain-lain.

d. Pernyataam tujuan

Tujuan audit dinyatakan dalam laporan dan laporan

yang sama ditampilkan dalam program audit terperinci.

e. Pernyataan ruang lingkup

Bagian ini sebaiknya menguraikan kerja audit

mendalam dan cakupannya untuk memenuhi tujuan audit.

Ini akan berisi tanggal kalender untuk pengujian

pekerjaan dan tanggal evaluasi control internal.

f. Pernyataan metodologi

Pernyataan secara metodologi sebaiknya dijelaskan

secara jelas pengumpulan bukti dan teknik analisis yang

digunakan untuk memenuhi tujuan audit

g. Pernyataan standar audit

Laporan sebaiknya memuat suatu pernyataan bahwa

audit yang dilakukan sesuai dengan standard dan

mengungkapkan kapan standar yang berlaku tidak diikuti.

h. Kesimpulan audit

Auditor harus memasukan dalam tujuan audit

dinyatakan yang mana terdapat dalam laporan. Auditor

harus memasukan negative dan afirmatif tujuan.

i. Temuan dan rekomendasi

Tiap rekomendasi harus didukung dengan

serangkaian fakta yang membentuk temuan audit. Berikut

ini adalah unsur-unsur suatu temuan.

1) Fakta

2) Kriteria

3) Efek

Ini juga dikenal sebagai risiko (baik

actual ataupun potensial). Mengambarkan atau menunjukan

efek pada kondisi. Risiko mungkin tidak akurat, tidak

efisien, kerugian aset. Memberikan nilai moneter

terhadap efek. Apabila hal ini tidak memungkinkan,

nyatakan demikian, menekankan potensi.

4) Kasus

Kasus hanya perlu disebutkan ketika tidak

jelas atau hal tersebut merupakan hal lain dari

kejelasannya.

5) Rekomendasi

Ditetapkan secara sederhana, bahasa belum

spesifik, perbaikan manajemen dapat mengikuti untuk

memeriksa kondisi secara efektif. Dalam beberapa bagian

tindakan, sejumlah solusi langkah demi langkah untuk

membantu menyelesaikan rekomendasi menjadi pemahaman

proses yang mudah dimengerti. Menekankan solusi lain

dari penyajian tersebut yang dapat diterima apabila hal

tersebut mengurangi kondisi yang dinyatakan dalam

temuan.

j. Tanggapan auditee

Semua rekomendasi akan diikuti dengan tanggapan

auditee.

k. Komentar auditor

Komentar-komentar ini digunakan sebagaimana

diperlukan untuk mengevaluasi kualitas dari tanggapan

tertulis audit.

l. Komentar umum

Bagian ini diadakan untuk poin kepentingan yang

besarnya lebih pendah dari temuan, namun kepentingan

untuk manajemen.

DAFTAR PUSTAKA

Yessie, Afly. Materi Kuliah Laporan Hasil Manajemen

Audit. Jakarta: Universitas Mercu Buana.

http://falahbilayudha.blogspot.com/2013/04/laporan-

audit.html diunduh pada 13 Juni 2013.

http://kk.mercubuana.ac.id/files/32030-11-

466013759422.pdf diunduh pada 13 Juni 2013.

http://tanti175.blog.esaunggul.ac.id/category/auditing-

1-pemeriksaan-akuntansi-1/ diunduh pada 13 Juni 2013.