KRONOLOGI TRAGEDI AMBON-MALUKU BERDARAH

28
KRONOLOGI TRAGEDI AMBON-MALUKU BERDARAH Desember 1998 s.d. Desember 2000 BAGIAN 1-1: SEBELUM AMBON Tragedi berdarah di Ambon dan sekitarnya bukanlah sesuatu yang tiba-tiba. Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebelum peristiwa Iedul Fithri 1419H berdarah, tercatat beberapa peristiwa penting yang dianggap sebagai pra-kondisi, bahkan jauh ke belakang pada tahun 1995. Beberapa peristiwa itu (sebagian) adalah sebagai berikut.1) 15 Juni 1995: Desa berpenduduk Islam, Kelang Asaude (Pulau Manipa), diserang warga Kristen Desa Tomalahu Timur, pada waktu Shubuh. Penyerangan dikoordinasikan oleh empat orang yang nama-namanya dicatat oleh MUI. 21 Pebruari 1996 (Hari Raya Iedul Fithri) : Desa Kelang Asaude diserang lagi. Serangan dilakukan oleh warga Tomahalu Timur dengan menggunakan batu dan panah. Tiga hari sebelumnya, serombongan orang yang dipimpin oleh sersan (namanya tercatat) datang ke Desa Asaude, menangkap raja (kepala desa) berikut istri dan anak- anaknya. Mereka menggeledah isi rumah dan menginjak- injak peralatan keagamaan. 18 Nopember 1998: Korem 174 Pattimura didemo. Sejumlah besar mahasiswa Unpatti (Universitas Pattimura) dan UKIM (Universitas Kristen Indonesia Maluku), yang dimotori oleh organisasi pemuda dan mahasiswanya menghujat Danrem Kolonel Hikayat. Demonstrasi berlangsung dua hari. Mereka membakar beberapa mobil keamanan, melukai tukang becak, dan merusak serta melempari kaca kantor PLN Cabang Ambon. Jatuh korban luka-luka, baik di pihak mahasiswa maupun kalangan ABRI.

Transcript of KRONOLOGI TRAGEDI AMBON-MALUKU BERDARAH

KRONOLOGI TRAGEDI AMBON-MALUKU BERDARAH

Desember 1998 s.d. Desember 2000

BAGIAN 1-1: SEBELUM AMBON

Tragedi berdarah di Ambon dan sekitarnya bukanlahsesuatu yang tiba-tiba. Menurut Majelis Ulama Indonesia(MUI), sebelum peristiwa Iedul Fithri 1419H berdarah,tercatat beberapa peristiwa penting yang dianggapsebagai pra-kondisi, bahkan jauh ke belakang pada tahun1995. Beberapa peristiwa itu (sebagian) adalah sebagaiberikut.1)

15 Juni 1995: Desa berpenduduk Islam, Kelang Asaude(Pulau Manipa), diserang warga Kristen Desa TomalahuTimur, pada waktu Shubuh. Penyerangan dikoordinasikanoleh empat orang yang nama-namanya dicatat oleh MUI.

21 Pebruari 1996 (Hari Raya Iedul Fithri) : Desa KelangAsaude diserang lagi. Serangan dilakukan oleh wargaTomahalu Timur dengan menggunakan batu dan panah. Tigahari sebelumnya, serombongan orang yang dipimpin olehsersan (namanya tercatat) datang ke Desa Asaude,menangkap raja (kepala desa) berikut istri dan anak-anaknya. Mereka menggeledah isi rumah dan menginjak-injak peralatan keagamaan.

18 Nopember 1998: Korem 174 Pattimura didemo. Sejumlahbesar mahasiswa Unpatti (Universitas Pattimura) danUKIM (Universitas Kristen Indonesia Maluku), yangdimotori oleh organisasi pemuda dan mahasiswanyamenghujat Danrem Kolonel Hikayat. Demonstrasiberlangsung dua hari. Mereka membakar beberapa mobilkeamanan, melukai tukang becak, dan merusak sertamelempari kaca kantor PLN Cabang Ambon. Jatuh korbanluka-luka, baik di pihak mahasiswa maupun kalanganABRI.

Beberapa bulan sebelumnya, berlangsung desas-desus danteror. Isu pengusiran orang-orang Bugis-Buton-Makassar(BBM) sudah beredar di tengah masyarakat yang membuatgelisah banyak orang. Mereka kurang bisa membedakansuku Bugis dan Makassar. Kedua suku ini sebenarnyaadalah satu. Orang-orang Muslim suku lain (non-Maluku)juga diisukan untuk diusir. Produksi pesanan senjatatajam ditengarai sangat tinggi. Pesanan dilakukan olehkelompok tertentu.

Isu pengusiran BBM memang berbau SARA, terutama yangmenangkut suku dan agama. Entah bagaimana awalnya daridalam Gereja. yang tepat, isu BBM bertiup dengankencang dari kalangan Kristen, bahkan kabarnyadisuarakan oleh Gereja.

Menjelang akhir Nopember 1998: Sekitar 200 preman Ambondari Jakarta, yang bekerja sebagai penjaga keamanantempat judi pulang kampung. Merekalah yang memulaibentrok dengan penduduk Ketapang (Jakarta). Karena umatIslam Jakarta marah, mereka dikepung. Beberapa darinyatewas. Sejumlah besar yang lain diminta masyarakat agardievakuasi oleh aparat keamanan. Sebagian dari mereka -sekitar 200 orang - inilah yang pulang ke Ambon.

Beberapa 'Test Case' Sebelum Iedul Fithri Berdarah

Setidaknya, ada tiga peristiwa penting yang dapatdianggap sebagai bagian dari tragedi Iedul Fithriberdarah 1999. Ketiga peristiwa itu adalah peristiwaWailete tanggal 13 Desember 1998, peristiwa Air Bak 27Desember 1998, dan peristiwa Dobo 14 dan 19 Januari1999.

Peristiwa-perista di atas adalah sebuah 'test case'yang dinilai berhasil mendeteksi keberanian, persatuandan kesatuan serta kesiapan Ummat Islam se-Ambon untukberperang. Kesabaran Ummat Islam yang tengahmenyongsong bulan Ramadhan itu dianggap suatu kelemahan

terutama penilaian terhadap suku Bugis-Buton-Makassaryang kurang kompak. Atas dasar penilaian demikian itutampaknya dijadikan peluang untuk mengobarkan TragediIedul Fithri Berdarah. Hal ini terbukti dengan tiba-tiba didatangkan ratusan preman dari Jakarta, eks-konflik Jalan Ketapang, Jakarta sebagai pelaku dilapangan.

Serangan Massa Kristen ke Desa Wailete

13 Desember 1998 : Desa Wailete yang merupakanperkampungan Muslim masyarakat asal Bugis-Buton-Makasar(BBM) diserang oleh warga Kampung Hative Besar(Kristen). Ratusan massa Kristen menyerbu dengan batu,dan membakar kampung Wailete. Serangan dilakukan duakali pada malam itu dimana tahap kedua dilakukan secaratuntas membakar habis semua rumah sehingga penghunihanya menyelamatkan diri dengan baju yang melekat dibadan saja. Empat rumah dilaporkan terbakar dan satukios bensin milik orang Bugis terbakar dan meledak.Penduduk desa tersebut mengungsi.2)

Tidak pernah ada kejelasan penyelesaian dalam peristiwaitu. Bahkan polisi tampak ragu menghadapi ancaman wargadesa Hative Besar. Keraguan aparat ini tampak jelassebagai hasil penghujatan selama demo dengan pecahnyainsiden Batu Gajah. Dalam rangkaian penghujatan lewatberbagai media massa sebagian berpendapat bahwa oknumPolri telah berhasil digalang untuk melaksanakanrencana mereka. Surat kabar Suara Maluku tidakmemberitakan peristiwa besar ini secara proporsional,dua kali pemberitaan yang tidak jelas kemudianmenghilang, padahal kasus Batu Gajah diberitakan luarbiasa bahkan tulisan-tulisan dengan ungkapan Anjing danBabi masih berulang selama sebulan.

Ummat Islam yang menjadi panas karena solidaritasIslamiyahnya sebenarnya mengharapkan adanya reaksi

protes, pembelaan dan pertolongan yang memadai tetapihal itu tidak terjadi karena para pemimpinnya memanglemah dan tidak ada tokoh pemersatu. Warga masyarakatdesa Hative Besar telah membuktikan secara nyata isuyang berkembang bahwa suku Bugis-Buton-Makassar danJawa-Sunda akan diusir dari Ambon.

Setelah aksi pembakaran itu para tokoh desa HativeBesar mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak akanmenerima kedatangan suku Bugis-Buton-Makasar lagi kedesa Wailete, karena itu desa Wailete tidak pernahdibangun lagi, bahkan parapenghuni yang telah melarikandiri itu tak berani mengunjungi bekas kampungnya.Pemerintah daerah tidak memasukanpembakaran desaWailete ini kedalam program rehabilitasi, dianggapbukan dalam rangka kerusuhan Ambon.3)

Serangan Massa Kristen ke Desa Air Bak Akhir Desember1998

27 Desember 1998 : Desa Air Bak, yang hanya berpenduduksekitar 8 keluarga beragama Islam (desa kecil) diserbuwarga Desa Tawiri yang mayoritas beragama Kristen.Pertikaian ini diawali ketika ada Babi peliharaanmasyarakat Tawiri memasuki kebun masyarakat desa BakAir, hal seperti ini biasa terjadi. Menghalau denganlemparan batu saja Babi akan keluar dari kebun. Kaliini, kejadian ini dijadikan masalah oleh orang KristenTawiri. Orang-orang Muslim dilempari batu. Tidak adapenyelesaian, malah warga Muslim yang ditahan polisi.

5 Januari 1999 : Di tengah masyarakat beredar isu akantejadinya kerusuhan pada Hari Raya Iedul Fithri, meskibeberapa penyampaian di antaranya dengan bahasa yangdisamarkan. Di bagian lain bisa dibaca bagaimana isuitu berkembang di Kampung Batu Gantung Waringin.Seluruh rumah di situ dibakar dan diruntuhkan. Kampungini dihuni oleh mayoritas orang Bugis.

 

Tragedi Berdarah di Dobo, Maluku Tenggara

14 Januari 1999 : Kerusuhan pecah di Dobo, kecamatanPulau Aru (Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara). Korbantewas delapan orang. Penyerangan dilakukan olehkelompok Kristen tersebut bukanlah yang pertama kali.Sekitar satu bulan sebelumnya sempat terjadi kontaksenjata tradisional meski dengan skala yang lebih kecildi tempat yang sama.

19 Januari 1999: Hari Raya Iedul Fithri. Kerusuhanpecah lagi di Dobo, setelah umat Islam melaksanakansholat Ied. Dikabarkan 14 orang terbunuh, 10 orang diantaranya adalah orang Kristen. Sebanyak 55 rumah habisterbakar.

Ketiga peristiwa di atas jelas telah direncanakansebelumnya dalam rangka mencoba rencana besar mereka,yakni pembantaian Muslim Ambon di Hari Raya IedulFithri. Kerusuhan Dobo (14/1) layak dianggap sebagaiawal meletusnya Kerusuhan Ambon. Cukup banyak anggotaTNI yang dikirim ke Dobo sehingga kekuatan TNI di Ambonberkurang dalam jumlah yang berarti. Jumlah sisanyatidak mampu berbuat apa-apa di kota Ambon pada tanggal19 dan 20 Januari, sebelum datangnya bala bantuan TNIdari tempat lain. Apalagi kemudian, di Dobo, pada IedulFithri, juga pecah kerusuhan lanjutan yang cukupbesar.4)

Dikaitkan dengan Tragedi Iedul Fithri Berdarah,rentetan ketiga peristiwa di atas harus dianggapsebagai bagian yang tak terpisahkan, atau sebagai'babak pertama' dari seluruh babak yang berjudul'Tragedi Iedul Fithri Berdarah'. Seandainya ummat Islamdi Ambon menyatakan protes keras kepada pihak Kristenyang berpura-pura tidak tahu maka mereka akan ragumemasuki 'babak kedua', yaitu adegan 'Tragedi Iedul

Fithri Berdarah'. Dengan kata lain Tragedi Iedul FithriBerdarah itu belum tentu bisa terjadi karena ujicobanya tidak berhasil, Ummat Islam masih siap dankompak, siaga menghadapi setiap kemungkinan.

Begitu pula Polri, jika betul-betul profesional danbersungguh-sungguh dalam menangani kasus di atas,termasuk datangnya ratusan orang kiriman itu, makaperistiwa yang amat menyakitkan Ummat Islam seIndonesia ini mungkin tidak akan terjadi. Begitu jugakegelisahan masyarakat luas akibat munculnya kabarburung bahwa akan ada kekacauan besar ketika ShalatIedul Fithri. Jadi sesungguhnya tragedi ini merupakanketidak-profesionalan TNI atau lemahnya TNI akibatpenghujatan. Jelas ini merupakan peluang yang mulusbagi golongan untuk merencanakan rencana makarnya.

Marilah kita lihat tragedi ini sebagai salah satu buktirencana strategis pihak Kristen yang teratur danterencana, sehingga berhasil demikian baiknya.5)

Catatan kaki :

1.Menyulut Ambon, Sinansari Ecip, hal 48, Mizan 1999

2.Tragedi Ambon, hal 35, Yayasan Al-Mukminun 1999

3.Konsporasi Politik RMS Kristen Menghancurkan UmatIslam,Rustam Kastor, hal 25, Wihdah Press

4.Menyulut Ambon, Sinansari Ecip, hal 51, Mizan 1999

5.Konsporasi Politik RMS Kristen Menghancurkan UmatIslam,Rustam Kastor, hal 27, Wihdah Press

 

 

BAGIAN 1-2-2:IEDUL FITHRI BERDARAH 1999 (2/2) - HARI-HARI PEMBANTAIAN BERLANJUT

Hari-hari Pembantaian Berlanjut ...

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku mengeluarkancatatan resmi rentetan peristiwa penting pasca pecahnyaTragedi Iedul Fithri Berdarah, 19 Januari 1999. Dokumenini ditandatangani oleh pemimpin-pemimpin MUI, orpol,ormas, tokoh-tokoh Islam di Maluku.

Selain itu, juga ada laporan terperinci berbagaiperistiwa tiap hari yang diterima dan kemudiandikeluarkan secara terbatas oleh Pusat Informasi danKomunikasi Umat Islam, Masjid Al-Fatah Ambon, dan PoskoUmat Maluku Tenggara perwakilan Ambon.

Peristiwa-peristiwa penting itu - dari MUI Pusat,Informasi Al-Fatah, dari Posko Ummat Maluku Tenggara -sebagian dirangkum, disunting, dan disajikan di bawahini.

2 Pebruari 1999 : Insiden terjadi di Terminal Mardika.Seorang penumpang angkot turun dari mobil dengan tidakmau membayar ongkos. Supir dan kernet menagihnya tetapitetap tidak mau membayar bahkan penumpang tersebutlari. Di saat melarikan diri orang yang melihatnyaberteriak 'Copet-copet!' kemudian dikejar massa. Padasaat itu aparat keamanan yang bertugas di pasarmengeluarkan tembakan. Massa semakin panik ditambahlagi Patroli Helikopter juga mengeluarkan tembakan.Tidak berapa lama kemudian, terjadi pengejaran wargaIslam di kantor-kantor pemerintah yang berada diwilayah pemukiman Kristen, seperti di Kanwil DepsosKarang Panjang dan Dinas Pertaninan Tanaman Pangan DatiI Maluku di Tanah Tinggi. Pegawai beragama Islam bahkanada yang diparang di halaman kantornya (Depsos). Tigakaryawan Depkes dicegat ketika pulang melewati SMPNegri I, yang beragama Islam diancam dan ditikam.

11.00 WIT : Enam orang pejabat yang akan menghadiripertemuan dengan lima Menteri di kantor GubernurMaluku, di Ambon, terjebak barikade dan diancam dengankekerasan.

Seorang Bugis dibacok di Gang Singa, Belakang Soya,hingga meninggal.

SMEA Negri I Ambon di Karang Panjang diserang oleh parapemuda dari Pondok Paty. Empat kendaraan roda duadibakar.

3 Pebruari 1999 : Pagi hari, di Karang Tagepe, KudaMati, terjadi perusakan atas empat rumah warga Muslim.Rumah-rumah warga Muslim yang belum dibakar ataudirusak akan diratakan dengan tanah. Para pengungsidari Karang Tagepe berada di dalam tenda-tenda dilingkungan transmisi RCTI/SCTV Gunung Nona. Mobil dankendaraan roda dua dibakar. Rumah-rumah telah dibakaratau dirusak.

Makar Kristen di Kairatu dan Pembantaian di DesaWaraloki

Pukul 14.00 WIT : Diadakan jamuan makan 'Patita Damai'warga Kairatu, Rumberu dan Rumaitu di satu pihak danmasyarakat Muslim Kairatu. Ternyata ada rencana jahatpihak Kristen. Mereka datang dengan persenjataanlengkap seperti panah, dan tombak, sehingga suasanapesta itu bukan dijadikan wahana Perdamaian melainkanjustru berubah menjadi ajang pertempuran. Dalam insidenitu 4 orang warga Muslim terkena panah. Pertikaianmeluas menjadi pembakaran pasar, dan rumah-rumah wargaMuslim di sekitar Masjid.

4 Pebruari 1999 : Pukul 05.30 WIT warga Desa Waralokiyang sedang melaksanakan Shalat Shubuh diserang olehmassa Kristen dari Desa Kamariang, Sariawang (oranggunung) dan juga warga Kristem lainnya, dengan formasi

penyerangan berbentuk huruf L. Dalam insiden itu 7orang warga Muslim Waraholi terbunuh, salah satunyaadalah gadis cilik berumur delapan tahun. Menurutsaksi, gadis cilik ini dianiaya lebih dahulu sebelumdibunuh. Satu jam kemudian penyerang dipukul mundur.

Pukul 07.00 WIT : Terjadi penyerangan kedua yang tidakdicegah oleh aparat keamanan yang dipimpin oleh LetdaSitorus. Perusuh dilepas dan akhirnya lari ke gunung.Warga yang melihat keadaan tersebut berkata agar pelakuperusuh ditembak, tetapi oknum aparat mengatakan bahwapelurunya telah habis. Dalam insiden itu 52 rumahhancur dan kebanyakan korban adalah orang Buton.

Pukul 10.30 WIT : Kota Kairatu kembali diserang olehmassa Kristen yang datang dari kampung-kampung yangberada di pegunungan, sehingga 40 rumah terbakar.

5 Pebruari 1999 : Pagi hari, kerusuhan kembali terjadidi Kairatu, berupa pembakaran di Kairatu. MasyarakatDesa Pelauw (mayoritas Muslim) bergerak maju menujuKairatu untuk mengevakuasi masyarakat Muslim. Padamalam harinya, rumah-rumah dan masjid dilempari batu.

Kerusuhan juga terjadi di Dusun Alinong. Sejumlah massaKristen Kuda Mati menyerang warga Muslim Dusun Alinong.Jalan menuju Karang Tagepe di Kuda Mati dibarikadedengan batang-batang kayu. Sejumlah 25 keluarga mintatolong untuk dievaluasi. Imam Masjid Al-Muqaram KampungKarang Tagepe (Kuda Mati) dengan istrinya ditemukanmeninggal oleh polisi di ruang tamu rumahnya. Tubuhnyaterlilit kabel listrik telanjang. Pada pukul 10.00 WITmassa Kristen Kamariang menyerang lagi, tetapi berhasildihalau.

Desa Batu Merah Diguncang Bom

8 Pebruari 1999 : Pukul 08.00 WIT pertama kalinya DesaBatu Merah dilempari dengan bom-bom rakitan.

13 Pebruari 1999 : Tertangkap 6 orang warga Kristenasal Maluku Tenggara yang melecehkan Islam denganmenghujat Rasulullah dan menulis 'Yesus Maju Terus'pada rumah warga Muslim di simpang tiga Air BesarSTAIN-Ahuru.

Pembantaian Muslim di Pulau Haruku, Maluku Tengah

14 Pebruari 1999 : Di Pulau Haruku, Maluku Tengah,warga Kariu yang beragama Kristen dibantu beberapaorang aparat membantai warga Muslim Pelauw. Dilaporkan15 warga Muslim terbunuh dan 43 lainnya luka beratakibat terkena tembakan dan granat. Tercatat, empatanggota Polisi terlibat dalam aksi penyerangan itu.Mereka adalah Serka Loupatty, Serta Titir Loloby, SerdaHendrik Nandatu dan Latumahina.

Ketegangan Terjadi Lagi di Passo

17 Pebruari 1999 : Pagi hari terjadi lagi ketegangan diPasso. Awalnya sebuah mobil truk dari Hitu menuju Ambonyang dilempari batu. Penghuni Kristen di kiri kananjalan keluar sambil membawa parang dan panah. Kacamobil dipecah dan aparat keamanan yang berada di tempatkejadian tidak bereaksi. Menurut keterangan korban, adabarikadi di jalan mulai di Negeri Lama sampai denganpasar, menggunakan batu, drum, dan batang pohon. Tiapmobil yang lewat penumpangnya ditanyai. Dua orang wargaHitu yang menumpang mobil lain ditahan karena membawasenjata tajam, sementara massa Kristen yang berkumpuldi situ - dengan membawa berbagai senjata tajam -dibiarkan begitu saja oleh aparat.

Dua jam kemudian, ada sebuah mobil Kijang menuju Hituditumpangi warga Muslim. Pengemudinya dipanah olehwarga Kristen Desa Passo, mobil dilempari. Parapenyerang tidak diamankan oleh aparat keamanan yangada.

Ambon Terus Bergolak

18 Pebruari 1999 : Ambon kembali diguncang bom.Peledakan itu terjadi pada hari Kamis (18/2), pukul1.00 WIT, dini hari. Smentara itu pemerintah melaporkanada 81 berkas kasus kerusuhan Ambon yang siapdisidangkan dengan menjerat 192 tersangka.

22 Pebruari 1999 : Terjadi bentrokan berdarah antarawarga Muslim dan warga Kristen. Peristiwa ini menyusulaksi pembakaran 15 rumah warga Muslim di Batu MerahDalam, Ambon dan satu buah Masjid di Ihamahu, MalukuTengah. Sedikitnya 9 orang terbunuh dan puluhan lainnyaluka-luka.

23 Pebruari : Puluhan bom dilemparkan ke perkampunganMuslim di Batu Merah Dalam, Kodya Ambon. Puluhan rumahmusnah terbakar. Dilaporkan 15 orang terbunuh, 13 orangtidak diketahui nasibnya dan 34 orang luka-luka.

Dikabarkan banyak murid sekolah yang dipulangkan,terutama di Galunggung Batu Merah, Kapaha dansekitarnya. Seorang ibu hamil berjilbab yang pulangdari pasar ketika melewati Gereja Bethabara, Batu MerahDalam diejek sekelompok orang, tetapi tidak dihiraukan.Ia sempat ditendang. Ini terjadi pada pukul 09.00 WIT.

Memasuki tengah hari, terjadi kerusuhan di Desa BatuMerah Bawah dengan pelemparan beberapa bom rakitan dariarah Batu Merah Atas. Terjadi juga pembakaran wargaMuslim di Dusun Rinjani (Desa Batu Merah).

Sampai akhir Pebruari 1999 banyak terjadi insiden diberbagai tempat. Serang menyerang ini dilakukan denganlemparan batu, lemparan bom, pemanahan, pencegatan,pemukulan, pembacokan, perusakan, penjarahan danpembakaran rumah.

Jama'ah Sholat Shubuh Ahuru Dibantai

1 Maret 1999 : Sejumlah massa membantai warga MuslimAhuru, Kodya Ambon, yang tengah melaksanakan ShalatShubuh berjama'ah di Masjid Al-Huda. Sembilan orangterbunuh. Dua orang bocah, Mansyur (7) dan Parman (1.5)lolos dari serangan brutal ini. Aparat Polisi didugaterlibat dalam aksi penyerangan ini. Dilaporkan pulabahwa di kawasan Kopertis, Kodya Ambon, juga terjadipenyerangan yang diikuti pembakaran sebuah Masjid. 1)

Passo Bergolak Lagi

8 Maret 1999 : Terjadi kerusuhan lagi di Passo. Lewattengah hari, sebuah Mikrolet dari Tulehu yang dikawal 3orang Polisi dihadang massa di tikungan Jalan BaruPasso. Penumpangnya ditanya, agamanya Kristen atauIslam. Pak Sopir diseret keluar, lalu lehernya dibacok.Para penumpangnya juga diseret keluar, dibawa ke rumahwarga setempat, alu diinterogasi. Mereka yang mengakuberagama Kristen diminta beribadah menurut caraKristen.

Pada tengah malam, dilaporkan ada kebakaran di dekatMasjid Jabal Tsur, Benteng Atas. Diterima kabar lainkemudian bahwa yang terbakar adalah satu rumah wargaMuslim dan empat rumah warga Kristen. Keadaan dapatdikendalikan aparat keamanan. Masjid Jabal Tsur sejakpetang hingga Shubuh menjadi sasaran pelemparan. Esokpaginya, sekitar pukul 05.00 WIT, masjid itu dilemparibom, tetapi tidak menimbulkan korban.

Catatan kaki :

1.Menyulut Ambon, Sinansari ecip, hal 97, KonspirasiPolitik RMS Kristen, Rustam Kastor, hal 185.

2.Tragedi Ambon, hal. 50, Yayasan Al-Mukminun.

 

 

BAGIAN 1-3 : BELUM HABIS AMBON, TERBITLAH TUAL

Belum habis tangis di Ambon, kerusuhan merembet ke kotaTual, Maluku Tenggara, pada akhir Maret 1999. Menurutinformasi dari Posko Umat Islam Al-Huriyah 45,kerusuhan itu berawal pada hari Sabtu (27/3).Peristiwa-peristiwa provokasi terjadi di MalukuTenggara, setelah kerusuhan Dobo (yang juga termasukMaluku Tenggara). Kerusuhan dipicu oleh sejumlahtulisan yang isinya menghujat Nabi Muhammad SAW, yangterlihat di tembok rumah milik Abdullah Koedubun, salahseorang PNS pada Kantor Bupati Maluku Tenggara.1)

Berikut kronologi tragedi berdarah di Tual, MalukuTenggara.

28 Maret 1999 : Beberapa pemuda Muslim dipimpinAbdullah Koedubun, yang tergabung dalam PersatuanPemuda Muslim Kota Tual (PPMKT) melakukan unjuk rasa dihalaman kantor Polisi Maluku Tenggara. Merekamenyampaikan protes atas pelecehan terhadap NabiMuhammad SAW.

Pukul 16.00 WIT, seorang warga Kristen bernama UlisKarmomyanan menyebar berita bohong bahwa rumah ibunyadi bakar pihak Muslim. Dengan cepat berkembang bahwaumat Kristen Desa Taar dan Un akan menyerang ummatIslam kota Tual. Ketegangan pun tak dapat dihindarkan.

Pukul 20.00 WIT, datang segerombolan warga Kristen DesaTaar ke wilayah Wearhid yang mayoritas beragama Islam.Meski jarak antara Desa Taar dengan Desa Wearhirsekitar 2 km, sekitar 5.000 orang telah siap melakukanpenyerangan ke desa-desa Muslim di Tual.

Massa Kristen Desa Taar, melakukan penyerbuan denganlemparan batu ke arah rumah-rumah penduduk Muslim.Beberapa rumah dikabarkan rusak.

29 Maret 1999 : Sejak pukul 4.00 WIT, sekitar 500 massaKristen bergerak dari pos pengamanan bersama, yangdikuasainya, menuju rumah Said Rewarin. Merelamelempari dan merusak rumah Said sambil berteriak,'Hidup Jesus', 'Bunuh saudara Karim Renwarin dan adik-adiknya!'. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. PihakMuslim yang mendengar kegaduhan langsung berkumpul danmenghalau massa Kristen sambil berterian 'AllahuAkbar!'. Bentrok fisik pun tidak dapat terelakkan.Akhirnya, massa Kristen berhasil dipukul mundur hinggake pos pengamanan bersama. Beberapa rumah dilaporkanterbakar.

31 Maret 1999 : Penyerangan massa Kristen terhadappermukiman Muslim di Desa Wearhir kembali terjadi.Bentrok fisik kembali terjadi dengan beberapa korbanjatuh dari kedua belah pihak. Hingga siang hari, pihakMuslim berhasil menghalau massa Kristen.

Pukul 15.00-24.00 WIT, situasi mulai mereda. Tidakterjadi pertikaian lagi antara dua belah pihak. BerapaPastor Katholik berupaya berunding dengan pihak Muslim,dimana mereka meminta agar tempat ibadah orang Katholiktidak diserang, sebab mereka tidak memihak kelompokKristen. Pihak Muslim menerima permohonan tersebut.

1 April 1999 : Pukul 05.00 WIT Shubuh, terdengarbeberapa rentetan tembakan peringatan dari pihakkeamanan. Dua jam kemudian terdengar lagi rentetantembakan yang lebih lama.

Pukul 07.30 WIT, seorang pemuda Muslim bernama Syarif(17) pelajar kelas III SMA di Lodarel Tual, terkenapanah besi. Panah tersebut menancam di dada kirinya,lebih kurang 10 cm. Syarif akhirnya terwas. Selain

Syarif, jatuh pula korban dari pihak Muslim, yaituAbdul Ghani Tamber (36), yang dikenal sebagai pimpinanperang, dan Muhammad Taher Penboran (35). Merekaterbunuh akibat tembakan di dekat Gereja Ston, darilaras senjata oknum Polisi bernama Anton dan Miru dariAngkatan Darat.

Pukul 10.00 WIT, terjadi lagi pembakaran rumah-rumahmilik warga Muslim, oleh massa Kristen, di komplekkuburan Cina dan belakang PLN lama. Pihak Muslim segeramelakukan serangan balasan tersebut. Beberapa aparatkeamanan yang bertugas melakukan penembakan terhadapkaum Muslimin, yang mengakibatkan 3 orang terbunuh,sementara beberapa orang luka berat dan ringan. Tidakkurang 70 rumah terbakar.

Pada hari yang sama, terjadi perusakan yang disertaipembakaran rumah-rumah warga Muslim oleh massa Kristen,di komplek belakang Dragun Lama, Kelurahan Ohoijang RT04/02, yang dipimpin oleh Buce Raharna, PNS StatistikMaluku Tenggara. Seorang pengurus DPC Partai PersatuanPembangunan (PPP) Tual, melihat peristiwa tersebut.Buce Rahanra juga berusaha memotong lengan seorang ibubernama Salija Wattimena, namun atas izin Allah, parangorang kafir itu tidak mampu melukai korban.

Jum'at 2 April 1999 : Terjadi penyerangan dari desa-desa Kristen di Kliwat, Sather, Soindat, dan Weduarterhadap desa Larat yang Muslim, di Kecamatan KeyBesar. Akibat serangan ini, umat Islam di desa tersebutmemutuskan untuk tidak melaksanakan shalat Jum'at,namun pelaksanaannya diganti dengan sholat Dzuhurberjama'ah di masjid Ar-Rahman.

Sebelumnya, telah terjadi perjanjian damai antara UmatKatholik dengan ummat Islam. Pagi harinya ummat Islammelakukan penjagaan di Gereja Katholik untuk pengamananibadah Paskah, dan massa Kristen berhasil dihalau.

Pukul 13.00 WIT : Umat Katholik ganti menjaga umatIslam yang tengah melaksanakan Sholat Dzuhur berjama'ahdi Masjid Ar-Rahman Desa Larat, Tual. Ketika ummatIslam baru saja selesai menunaikan shalat Dzuhurberjama'ah, sekelompok massa Kristen tiba-tiba datangmenyerang dan melemparkan bom ke dalam Masjid. Jama'ahdi dalam Masjid mereka bantai. Seketika itu juga jatuhkorban sembilan orang Muslim, termasuk imam Masjid Ar-Rahman H. AH. Rahanyamtel. Seorang jama'ah Masjidbernama Kabir Rahayaan dibantai, tumbuhnya dipotong-potong kemudian dibungkus dengan sajadah dan hambal(karpet). Bungkusan mayat itu lantas diletakkan dibawah mimbar masjid dan disiram minyak, lalu dibakar.Menurut seorang saksi mata, serangan pihak Kristentampak terorganisir rapi.

3 April 1999 : Massa Kristen dari desa Ohoiet, Ngifut,Ohoirenan, melakukan penyerangan dan pembakaran rumah-rumah warga Muslim di Ohoiwait.

Di hari yang sama, sekitar pukul 05.00 WIT juga tejadipenyerangan disertai pembakaran rumah-rumah milikMuslim di Kecamatan Key Besar, antara lain Desa Sungai,Ngafan, dan Wafol. Sejumlah rumah hangus terbakar,sementara korban luka-luka teridentifikasi sebanyak 3orang.

Akibat serangan-serangan itu, sekitar seribu orangwarga Muslim dari berbagai desa, dan 400 orang dariDesa Larat mengungsi. Mereka diangkut oleh kapal Perangyang besar.

Massa Kristen kembali melakukan serangan tahap kedua,hari itu, di desa Larat. Para perusuh Kristen membakartidak kurang seratus rumah warga Muslim, sebuahsekolah, sebuah Puskesmas, dan sebuah Masjid. Suasanadi Key Besar sangat mencekam. Menurut seorang ketua

Posko Satgas MUI Tual, seluruh kecamatan telah menjadipuing, banyak rumah penduduk dibakar secara keji.

5 April 1999 : Serangan demi serangan masihberkelanjutan. Sekitar pukul 20.00 WIT, Kantor BupatiTual dibakar. Demikian pula sejumlah rumah milik Muslimdibakar oleh para perusuh Kristen. Setelah merusakrumah-rumah itu, mereka melakukan penjarahan besar-besaran, mengangkut segala harta benda yang ada.Setelah itu baru rumah-rumah tersebut dibakar. 2)

Posko Ummat Al-Huriyah 45, Tual, melaporkan pada PalimaKODAM TRIKORA, bahwa beberapa desa Katholik diKecamatan Key Besar : Desa Watsin dan Desa Bombai,telah ikut aktif melakukan penyerangan, pembakaran danpembunuhan terhadap umat Islam di pesisir Utara Barat,Kecamatan Key Besar. Perbuatan keji ini bertentangandengan pernyataan sikap Gereja Katholik yangditandatangani Wakil Uskup Paroki Key Aru di Tual.

Laporan tersebut juga memuat keterlibatan aparatkepolisian Maluku Tenggara dalam memerangi ummat Islam.Para anggota polisi yang beragama Kristen menyebar kepinggiran kota Tual dengan menyamar sebagai preman dandipersenjatai untuk melakukan penembakan terhadapMuslim.

Laporan itu juga memuat nama-nama aparat keamanan yangterlibat, yakni : Serda Buce Buluroy (Provost PolresMaluku Tenggara, Serma (Pol) Buce Yambornias, Peltu(Polwan), Ati Titaley, Sema (Pol) Natur Sarkol, Serka(Brimob) Frans Naraha, Serda Miru (anggota Kodim 1503Maluku Tenggara), dan Serda (Pol) Febby Helyanan. PoskoUmat Al-Huriyah 45-Tual, Kabupaten Maluku Tenggara

Ada pun desa-desa Islam yang dibakar, di MalukuTenggara, menurut laporan tersebut adalah sbb : 

No        NamaDesa                                        Kecamatan

1            DesaFas                                           Key Besar

2            Desa WerFrawav                             Key Besar

3            Desa WerKer                                   Key Besar

4            Desa Wer Ohoinam                           Key Besar

5            Desa Wearmaf (Kampung Baru)        KeyBesar

6            Desa NerongLama                            Key Besar

7            Desa NerongBaru                             Key Besar

8            DesaLarat                                         Key Besar

9            DesaElralang                                     Key Besar

10          DesaSungai                                       Key Besar

11        DesaNgafan                                        Key Besar

12        DesaWafol                                          KeyBesar

13        Desa LanggiarBaru                              Key Besar

14        Desa FerRaja                                      Key Besar

15        DesaUwat                                           KeyBesar

16        DesaNgan                                           KeyBesar

17        DesaOhiwait                                       Key Besar

18        DesaMataholat                                    Key Besar

19        DesaOhibadar                                     Key Kecil

20         DesaMadwat                                     Key Kecil

21        DesaWarbal                                        Key Kecil

22        DesaOhoirenan                                   Key Kecil

23        DesaOhoiren                                      Key Kecil

24        DesaOhoira                                        Key Kecil

25        DesaLetvuan                                       Key Kecil

26        Desa DebutIslaml                                Key Kecil

27        Desa Tarwapulau                                Key Kecil

Sumber : Posko Umat Al-Huriyah 45-Tual, KabupatenMaluku Tenggara

6 April 1999 : Kerusuhan berlanjut terus di kepulauanKey Besar dan Key Kecil, sedikitnya enam orangterbunuh, akibat serangan senjata tajam dan peluru.

Laporan dari Tim Medis Universitas Indonesia yangberada di Tual, menyebutkan bahwa keadaan hari itumasih dalam status quo. Keadaan sangat mencekam, aparatkeamanan sangat kurang jumlahnya.

Dilaporkan pula bahwa para korban dari pihak Muslimyang jatuh tidak bisa dirawat di Rumah Sakit, sebabRumah Sakit berada dalam penguasaan pihak Kristen.Akhirnya, para korban Muslim di rawat di Masjidbersama-sama dengan para pengungsi yang ditampung disitu.

Catatan kaki :

1.Majalah Sabili, no. 20/VI/21 April 1999.

2.Majalah Sabili, no. 20/VI/21 April 1999.

 

 

 

BAGIAN 1-4 : AMBON JILID DUA, DAN TRAGEDI POKA

Tragedi Ambon berdarah 'jilid dua' adalah nama yangdiberikan oleh kalangan Muslim untuk membedakan, bahwa

setelah tragedi berdarah pertama pada tanggal 19Januari 1999 di kota Ambon, dan kebiadaban massaKristen di Tual Maluku Tenggara, terjadi 'masa tenang'menjelang Pemilihan Umum 7 Juni 1999.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa kerusuhan Ambon'jilid dua' adalah kerusuhan yang terjadi di Poka, 200km Timur Laut kota, tanggal 23 Juli 1999. Akan tetapi,Brigjen (Purn) Rustam Kastor, mencatat beberapaperistiwa yang terjadi pada 'masa tenang' Pemilu, medioMei-Juli 1999, di Kodya Ambon dan sekitarnya. Menurutpendapat kami, rentetan peristiwa-peristiwa yangdicatat oleh Rustam Kastor ini, lebih tepat disebutsebagai kerusuhan Ambon 'jilid dua'. Ada punkronologisnya kami rangkum sebagai berikut. 

11 Mei 1999 : Terjadi pembantaian terhadap dua orangwarga Muslim di desa Passo ketika mereka tengahberkendaraan menuju ke Ambon.

12 Mei 1999 : Terjadi penyerangan terhadap rumah-rumahpenduduk warga Muslim di dusun Tawiri oleh massaKristen.

13 Mei 1999 : Empat orang penumpang bus (warga Muslim)tewas dibantai di desa Waai oleh massa Kristen yangsengaja menghadang bus tersebut. Bus tersebut tidakdibakar, tetapi para penumpangnya dikejar massaKristen, beberapa di antaranya berhasil lolos dariamukan massa.

15 Mei 1999 : Terjadi pembakaran 8 rumah warga Muslimdi Batu Merah oleh masa Kristen mardika. Pembakaran initerjadi akibat pemuda Kristen kampung Mardika merebutobor Pattimura yang dibawa pemuda Islam dari Desa BatuMerah menuju lapangan Merdeka. Di perbatasan Desa BatuMerah, sehingga menimbulkan konflik yang nyarismenimbulkan kerusuhan. Upacara obor Pattimura itu

bertepatan dengan peresmian KODAMXVI/PTM oleh KasadJendral Subagyo HS.

14 Juli 1999 : Pembakaran sekitar 300 pohon cengkihmilik desa Siri-Sori Islam (Pulau Saparua) oleh massaKristen desa Ulath yang berkelanjutan denganperkelahian massal yang menimbulkan korban jiwa dipihak Muslim termasuk aparat Kepolisian.

17 Juli 1999 : Masjid Al-Ikhlas kota Saparua, danbeberapa rumah penduduk Muslim dibakar perusuhKristen. 

Kerusuhan di Poka, Juli-Agustus 1999

Sumber dari Posko Umat Islam Masjid Al-Muhajirin Tihudan PKPU menyebutkan bahwa kerusuhan di Poka berkobarpada tanggal 23 Juli 1999, menyusul pemukulan danpendudukan rumah-rumah warga Muslim di sana. Tiga buahMasjid, yakni An-Nashr, Al-Ikhlash dan, Al-Muhajirin,jadi sasaran kelompok Kristen. Aparat keamanan dariBrimob, memihak kelompok ikat kepala merah (Kristen),dengan aktif menembakkan senjatanya. Bantuan daritempat-tempat lain berdatangan, terutama dari tempat-tempat konsentrasi warga Kristen. Berikutkronologisnya.

21 Juli 1999 : Pukul 17.15 WIT terjadi pemukulanterhadap tiga mahasiswa Islam di depan perumahanDepartemen Poka. Masalah ini tidak terselesaikan,karena korban tidak berani melapor.

22 Juli 1999 : Terjadi lagi pemukulan terhadap duamahasiswa Islam di depan Gereja Perumnas Poka. Hal inidilaporkan pada aparat keamanan, namun penyelesaianlaporan tersebut tidak digubris.

23 Juli 1999 : Secara terang-terangan diadakanmobilisasi massa dari Wailela, Poka, Rumah Tiga oleh

pihak merah (Kristen) untuk menempati rumah-rumahpenduduk di Perumnas Poka, blok I-V.

24 Juli 1999 : Ketika awal Maghrib, mulai terjadipelemparan terhadap rumah Muslim di Perumahan Poka blokI-V tersebut, kemudian disambut oleh pemuda-pemudaMuslim di sana. Terjadlilah baku lempar.

25 Juli 1999 : Terjadi mobilisasi bantuan pihak merahdari berbagai tempat dan menyerang Perumnas dan BTNPoka. Terjadi pembakaran dan penghangcuran rumah-rumahMuslim. Tiga lokasi yang menjadi sasaran adalah MasjidAn-Nashar Poka, Masjid Al-Ikhlash Poka, dan Masjid Al-Muhajirin Perumnas Poka. Lima orang terbunuh, empat diantaranya ditembak aparat, tepat di depan PuskesmasRumah Tiga.

Drama Perkosaan Warga Muslim Wailiha

Di Dusun Wailiha, arah utara kota Ambon, desa Batu Gongkecamatan Teluk Ambon Baguala Kodya Ambon yangberdampingan dengan kampung Hutumuri (kampung Kristen)terjadi pembantaian dan pemerkosaan yang sungguh takmengenal rasa perikemanusiaan. Massa Kristen menyerangperkampungan Muslim yang terdiri dari dusun Kisar,Kampung Pisang dan dusun Wailiha yang terletak di DesaBatu Gong. Warga masyarakat khususnya dusun Wailihaawalnya sudah mendengar khabar tentang peristiwa yangterjadi di desa Poka (Perumnas, Wailela, Rumahtiga dansekitarnya) bahkan pula yang terjadi di kota Ambon.Walhasil kejadian inipun merembek pada kampung Kisar(tetangga Dusun Wailiha) .

Pukul 05.30 WIT, Kampung Kisar habis terbakar olehkekejian kaum Kristen. Melihat kejadian ini, wargaWailiha bersebelahan dengan kampung Kisar terutamalaki-laki sudah siap untuk menghadang pasukan Kristendan sebagian lagi mengungsi. Jalan-jalan diblokade danmobil yang dipakai untuk mengambil warga Wailiha

dilempari sehingga mobil tersebut tidak berani lagimengevakuasi warga. Bunyi tembakan dari pihak Kristenmakin mendekat sehingga membuat benteng pertahananWarga Wailiha menjadi Lumpuh dan mundur menyelamatkandiri ke Pabrik Pengalengan Ikan, Batu Gong. Melihattidak ada lagi Pertahanan dari warga Wailiha membuatpihak Kristen Hutumuri dan beberapa kampung Kristen disekitarnya leluasa dan membabi buta membakar habisrumah-rumah warga. Dua buah masjid yakni Masjid NurulIlmi dan Masjid Babussalam pun ikut dibakar.

Melihat warga Wailiha menyelamatkan diri ke pabrikPengalengan Ikan dan yang lain nekad untuk berenang kepantai kampung Tial (perkampugan Islam), 200 massaKristen pun mengikutinya kearah pabrik, diikuti denganpembakaran, pemboman, penembakan dan pelemparan mess(asrama) pabrik, sehingga mess pabrik pun terbakar.Setelah mess terbakar mereka pun diperintahkan keluar,namun warga Wailiha ini tidak berani keluar karenamelihat pihak Kristen melengkapi dirinya dengan senjatamodern, pistol, parang, tombak, basoka, bom dan lain-lain.

Berulang-ulang kali para perusuh Kristen mengatakan'Perempuan-perempaun keluar dan angkat tangan'. Demikesalamatan jiwanya merekapun menurutinya. Kemudianmereka disuruh berbaris untuk menuju Desa Hutumuri. Ditengah perjalanan, sebagian dari mereka mengatakan'pilih perempuan-perempuan cantik', kemudian yangcantik-cantik dipisahkan dan diperintahkan segeramengeluarkan uang-uang yang dimilikinya. Sementaralaki-laki yang masih bersembunyi di mess yang laindisuruh keluar. Dengan terpaksa mereka pun ikut keluar.Dihadapan keluarga, istri dan anaknya mereka dibantai.

Masing-masing Pak Risman (satpam perusahaan) korbandibacok dan dicincang, Pak La Ata ditembak, dicincanghingga isi perutnya keluar, Pak La Uta, dipotong dan

cincang oleh teman kerjanya sendiri di perusahaan,seorang anak kecil, anak dari Ibu Wa Emi kepalanya dibelah dengan Kapak, anak-anak kecil yang lain diinjak-injak, Pak La Nahiyah dipanah dari kiri tembus kekananmayatnya dibuang dan di temukan dipantai Passo.

Seorang anak gadis yang bernama Suryani, 25 tahun,disuruh telanjang dengan membuka baju dan celananya,namun karena tidak diturutinya membuat mereka marah danmenyiksa serta memotong rambut dan lehernya sehinggagadis ini penuh dengan luka-luka.

Seorang Ibu yang bernama Wa Rahima (42 tahun)ditelanjangi di depan suaminya. Suaminya diancam akandibunuh apabila berteriak atau berbicara. Seorang gadislagi yang bernama Nurdia (17 tahun, siswa SMP KelasIII) sudah dibuka celananya dengan cara paksa dan -maaf - buah dadanya sudah dipegang siap untuk dipotong.Menurut pengakuan salah satu korban, ada sepasang suamiistri diculik dan di bawa ke Hutumari, dan tidakdiketahui nasibnya.

Sementara seorang Ibu bernama Dewi (bukan namasebenarnya) yang sudah punya tiga anak, pegawaiPertanian diperkosa beramai-ramai sekitar 20 orang,setelah itu mereka dengan kejamnya melukai alatkemaluannya dengan alat tajam. Korban sementara di RSAL Halong dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Dariinformasi saksi, sebenarnya Ibu tersebut mau bergabungdengan warga Wailiha lainnya di mess Pabrik, namunditengah perjalanan beliau sudah dianiaya.

Sekitar pukul 07.00 WIT, pertolongan Allah pun datanglewat bunyi tembakan aparat, membuat para perusuhKristen lari tunggang langgang, menyelamatkan diri.Akhirnya warga Muslim segera diungsikan ke AsramaHalong dengan penuh penderitaan lahir batin, tanpa

baju, uang dan materi lain yang mendukung hidup merekalagi. 1)

26 Juli 1999 : Terjadi perlawan sengit, para mahasiswaIslam terjun membantu menghalau serangan-serangan pihakKristen, namun pihak keamanan Brimob bertindak makintidak adil. Sertu Erald Pattiwael dengan entengnyamenembak sdr. Jamarah, hingga tewas, sementara AdeButon luka berat akibat peluru menembus lututnya.

Ambon, 26 Juli 1999

Sebelumnya Dusun Wailiha di Batu Gong diserang pihakKristen pada dinihari. Empat orang Muslim terbunuh dansedikitnya dua puluh orang luka berat dan lima puluhluka ringan. Korban yang meninggal dan luka-luka dievakuasi ke RS Angkatan Laut Halong. Dilaporkan pulabahwa seorang wanita diculik dan tidak diketahuinasibnya.

Di Desa Lateri dan Latta, dinihari, ummat Islamdiserang massa Kristen, Dua orang terbunuh ditembakBrimob, yakni sdr. La Ali dan La Ane serta yang satulagi tertembak di bagian paha. Saat itu wanita dananak-anak melarikan diri, bersembunyi di Halong Atasyang kemudian berhasi dievakuasi ke Dusun KebunCengkeh.

27 Juli 1999 : Desa Waihitu dan Tanah Lapang Kecildiserang pihak Kristen dari berbagai penjuru, akibatnyakedua desa tersebut luluh lantak. Para penghuni keduadesa itu melarikan diri berenang ke laut. Merekakemudian mendapatkan pertolongan dan dievakuasi kedermaga Yos Sudarso, Ambon.

Di Dusun Telaga Pange dan Keranjang terjadi penembakanoleh aparat Brimob, menewaskan dua orang yangteridentifiaksi sebagai Lampone dan Wa Haya (wanita).

Kebiadaban di Desa Latta, Kodya Ambon 

28 Juli 1999 : Kondisi pertikaian Ambon yang melebardiberbagai tempat, juga merembet ke dusun Latta,sekitar 12 km dari pusat kota Ambon. Massa Kristenwarga desa Lateri (bersebelahan dengan dusun Latta)menyerang Latta pada hari Rabu jam 04.00 dini hari.Dalam peristiwa Latta itu, sebagaimana dilaporkan olehsalah satu sumber, bahwa 1 orang terluka. Keberingasankaum kristen ini tidak berhenti disini. Sumber yangkeluarganya juga bertempat tinggal di Latta ini jugamenceritakan bahwa setelah pihak Kristen menghancurkanbeberapa rumah warga muslim Latta, dengan biadabnyamereka memperkosa dua orang wanita muslimah Latta.Jumlah warga yang memperkosa ini setelah dilaporkan dandikonfirmasi balik oleh sumber tadi, banyaknya pelakubelum teridentifikasi. Setelah muslimah Latta inidiperkosa, 2 Muslimah lainnya dibantai dengan dipotong-potong hingga tewas.

Pada hari Rabu, jam 10.00 warga Kristen gabungan desaHutumuri dan desa Passo menyerang dusun Wailiha(mayoritas berasal dari Buton). Anak-anak dan perempuandusun ini sebelumnya telah diungsikan, sementara yangbertahan adalah hanya para pemuda yang bertahan.Dilaporkan bahwa 15 orang dibantai oleh pihak Kristen.2)

Situasi Semakin Mencekam di Poka dan Kodya Ambon 

29 Juli 1999 : Terjadi lagi penembakan oleh aparatBrimob, saat terjadi pertikaian antara pasukan putihdan merah (Kristen), di Perumnas Poka. Empat dilaporkanorang terbunuh. Mereka adalah Majid Amed, HusseinOllong, Ali Ulat dan Kadir Rehalat. Sementara di KotaAmbon, seorang bernama Syamsul B. Rahayaan terbunuhditempak aparat dari kesatuan Brimob.

30 Juli 1999 : Pihak Kristen kembali menyerang, kaliini ke desa Iha. Akibat serangan dari segala penjuruitu, dua orang dilaporkan terbunuh. Kondisi sementaraterkendali dengan adanya bantuan pasukan yang datangdari Jakarta.

1 Agustus 1999 : Pukul 15.00 WIT, massa Kristen kembalimembakar rumah-rumah Muslim di perbatasan antaraperumahan penduduk Hative Kecil dengan rumah pendudukKristen di Aster, yang telah ditinggalkan penghuninya..

3 Agustus 1999 : Pukul 09:20 WIT di Waihaong, beberapawarga Muslim berhasil menangkap seorang penyusup, disekitar tempat pengungsian THR Waihaong PenyusupKristen ini dihakimi hingga babak belur. Nasib serupajuga dialami seorang warga beragama Kristen yangditangkap di depan kantor DPW Partai PersatuanPembangunan (PPP) Maluku, di Asoabali. Sekitar pukul11.00 WIT, seorang warga Kristen ditemukan tewas dilantai Gedung Ambon Plaza, salah satu pertokoantermegah di Ambon. Diduga warga Kristen itu tewasakibat kemarahan warga Muslim akibat Rubiyanto, wargaMuslim nelayan, yang sebelumnya dibantai dengan keji didepan toko Citra. 3)

Menurut laporan KONTRAS, sejak pecahnya pertikaian diPoka, tanggal 15 Juli hingga 5 Agustus 1999, tercatat1.349 orang korban meninggal, ratusan lainnya luka-luka, dan 4 orang hilang. Sekitar 800 rumah dibakarhabis, juga kira-kira 200 ruko habis dibakar. Kuranglebih 100.000 warga mengungsi. 4).