SALINAN BUPATI MALUKU BARAT DAYA PROVINSI ...

45
SALINAN BUPATI MALUKU BARAT DAYA PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU BARAT DAYA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 73 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa, ketentuan mengenai Badan Permusyawaratan Desa diatur dengan Peraturan Daerah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Badan Permusyawaratan Desa. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Maluku Barat Daya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4877); 3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

Transcript of SALINAN BUPATI MALUKU BARAT DAYA PROVINSI ...

SALINAN

BUPATI MALUKU BARAT DAYA

PROVINSI MALUKU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

NOMOR 6 TAHUN 2017

TENTANG

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALUKU BARAT DAYA,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 73 ayat (1)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun

2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa, ketentuan

mengenai Badan Permusyawaratan Desa diatur dengan

Peraturan Daerah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan

Daerah tentang Badan Permusyawaratan Desa.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kabupaten Maluku Barat Daya

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4877);

3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5495);

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6

tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6

tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun

2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 89)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

dan

BUPATI MALUKU BARAT DAYA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG BADAN

PERMUSYAWARATAN DESA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Maluku Barat Daya.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati Maluku Barat Daya

4. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan Pemerintahan di

wilayah kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh

pelimpahan kewenangan Pemerintahan dari Bupati untuk menangani

sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum

Pemerintahan.

5. Desa adalah Desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain

dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

8. Kepala Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang,

tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan

melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD atau yang

disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi

pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa

berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

10. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah

Musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan

unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan

Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

11. Pengawasan kinerja Kepala Desa adalah proses monitoring dan evaluasi

BPD terhadap pelaksanaan tugas Kepala Desa.

12. Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang selanjutnya

disingkat LKPPD atau yang disebut dengan nama lain adalah laporan

Kepala Desa kepada BPD atas capaian pelaksanaan tugas Kepala Desa

dalam satu tahun anggaran.

13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa,

adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa

14. Dusun adalah bagian wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan

kerja pelaksanaan Pemerintah Desa.

15. Soa atau yang disebut dengan nama lain adalah kumpulan beberapa mata

rumah yang berada pada satu wilayah yang memiliki hubungan adat

istiadat.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

Maksud Pengaturan BPD dalam Peraturan Daerah ini untuk memberikan

kepastian hukum terhadap BPD sebagai lembaga di Desa yang melaksanakan

fungsi Pemerintahan Desa.

Pasal 3

Tujuan Pengaturan BPD dalam Peraturan Daerah untuk:

a. mempertegas peran BPD dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

b. mendorong BPD agar mampu menampung dan menyalurkan aspirasi

masyarakat Desa; dan

c. mendorong BPD dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di

Desa.

Pasal 4

Ruang Lingkup Peraturan Daerah ini meliputi:

a. keanggotaan dan kelembagaan BPD;

b. fungsi, tugas, hak, kewajiban dan kewenangan BPD;

c. peraturan tata tertib BPD;

d. pembinaan dan pengawasan; dan

e. pendanaan

BAB III

KEANGGOTAAN BPD

Paragraf 1

Pengisian Anggota BPD

Pasal 5

(1) Anggota BPD merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan

keterwakilan wilayah dan keterwakilan perempuan yang pengisiannya

dilakukan secara demokratis melalui proses pemilihan secara langsung

atau musyawarah perwakilan.

(2) Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

dengan jumlah gasal, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 9

(sembilan) orang dengan ketentuan:

a. Desa dengan jumlah penduduk dibawah 500 jiwa, anggota BPD

berjumlah 5 (lima) orang;

b. Desa dengan jumlah penduduk 500 sampai 2000 jiwa, anggota BPD

berjumlah 7 (tujuh) orang; dan

c. Desa dengan jumlah penduduk diatas 2000 jiwa, anggota BPD

berjumlah 9 (sembilan) orang.

(3) wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan wilayah dalam

Desa seperti wilayah Dusun dan Soa.

Pasal 6

Pengisisan keanggotaan BPD dilakukan melalui :

a. Pengisian Anggota BPD berdasarkan keterwakilan wilayah; dan

b. Pengisian Anggota BPD berdasarkan keterwakilan perempuan.

Paragraf 2

Peresmian Anggota BPD

Pasal 7

(1) Peresmian anggota BPD ditetapkan dengan keputusan Bupati paling lama

30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya laporan hasil pemilihan anggota

BPD dari Kepala Desa.

(2) Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai berlaku

sejak tanggal pengucapan sumpah dan janji anggota BPD.

(3) Pengucapan sumpah janji anggota BPD dipandu oleh Bupati atau pejabat

yang ditunjuk paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya

keputusan Bupati mengenai peresmian anggota BPD.

Pasal 8

(1) Masa keanggotaan BPD selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal

pengucapan sumpah/janji.

(2) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipilih untuk

masa keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut atau

tidak secara berturut-turut.

Pasal 9

(1) Anggota BPD sebelum memangku jabatannya bersumpah/berjanji secara

bersama-sama di hadapan masyarakat dan dipandu oleh Bupati atau

pejabat yang ditunjuk.

(2) Susunan kata sumpah/janji anggota BPD sebagai berikut:

”Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan

memenuhi kewajiban saya selaku anggota Badan Permusyawaratan

Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya;

bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan

Pancasila sebagai dasar negara, dan bahwa saya akan menegakkan

kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-

undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah,

dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Pasal 10

(1) Pengucapan sumpah/janji jabatan anggota BPD sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 16 ayat (2), didampingi oleh rohaniawan sesuai dengan

agamanya masing-masing.

(2) Setelah pengucapan sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilanjutkan penandatanganan berita acara pengucapan sumpah/janji.

Pasal 11

Anggota BPD yang telah melaksanakan sumpah dan janji sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3), mengikuti pelatihan awal masa tugas yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.

Paragraf 3

Pemberhentian Anggota BPD

Pasal 12

(1) Anggota BPD berhenti karena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri; atau

c. diberhentikan.

(2) Anggota BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,

apabila:

a. berakhir masa keanggotaan;

b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau

berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan tanpa

keterangan apapun;

c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota BPD;

d. tidak melaksanakan kewajiban;

e. melanggar larangan sebagai anggota BPD;

f. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik BPD;

g. Dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana

dengan ancaman pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

h. tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau rapat BPD lainnya yang

menjadi tugas dan kewajibannya sebanyak 6 (enam) kali berturut-turut

tanpa alasan yang sah;

i. adanya perubahan status Desa menjadi kelurahan, penggabungan 2

(dua) Desa atau lebih menjadi 1 (satu) Desa baru, pemekaran atau

penghapusan Desa ditetapkan sebagai calon Kepala Desa.

j. bertempat tinggal di luar wilayah asal pemilihan; dan/atau

k. ditetapkan sebagai calon Kepala Desa.

Pasal 13

(1) Pemberhentian anggota BPD diusulkan oleh pimpinan BPD berdasarkan

hasil musyawarah BPD kepada Bupati melalui Kepala Desa.

(2) Kepala Desa menindaklanjuti usulan pemberhentian anggota BPD kepada

Bupati melalui Camat paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usul

pemberhentian.

(3) Camat menindaklanjuti usulan pemberhentian anggota BPD kepada

Bupati paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usul pemberhentian.

(4) Bupati meresmikan pemberhentian anggota BPD paling lama 30 (tiga

puluh) hari sejak diterimanya usul pemberhentian anggota BPD.

(5) Peresmian pemberhentian anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) ditetapkan dengan keputusan Bupati.

Paragraf 4

Pemberhentian Sementara

Pasal 14

(1) Anggota BPD diberhentikan sementara oleh Bupati setelah ditetapkan

sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi, terorisme, makar,

dan/atau tindak pidana terhadap keamanan negara.

(2) Dalam hal anggota BPD yang diberhentikan sementara berkedudukan

sebagai pimpinan BPD, diikuti dengan pemberhentian sebagai pimpinan

BPD.

(3) Dalam hal pimpinan BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2), pimpinan BPD lainnya memimpin rapat pemilihan pimpinan BPD

pengganti antarwaktu.

Paragraf 5

Pengisian Anggota BPD Antarwaktu

Pasal 15

(1) Anggota BPD yang berhenti antarwaktu digantikan oleh calon anggota

BPD nomor urut berikutnya berdasarkan hasil pemilihan anggota BPD.

(2) Dalam hal calon anggota BPD nomor urut berikutnya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meninggal dunia, mengundurkan diri atau tidak

lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota BPD, digantikan oleh calon

anggota BPD nomor urut berikutnya.

Pasal 16

(1) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak anggota BPD yang diberhentikan

antarwaktu ditetapkan, Kepala Desa menyampaikan usulan nama calon

pengganti anggota BPD yang diberhentikan kepada Bupati melalui Camat.

(2) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usulan Anggota BPD

yang diberhentikan antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Camat menyampaikan usulan nama calon pengganti anggota BPD yang

diberhentikan kepada Bupati.

(3) Bupati meresmikan calon pengganti anggota BPD menjadi anggota BPD

dengan keputusan Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak

disampaikannya usul penggantian anggota BPD dari Kepala Desa.

(4) Peresmian anggota BPD sebagaimana dimaksud ayat (2) mulai berlaku

sejak pengambilan sumpah/janji dan dipandu oleh Bupati atau pejabat

yang ditunjuk.

(5) Setelah pengucapan sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dilanjutkan penandatanganan berita acara pengucapan sumpah/janji.

Pasal 17

(1) Masa jabatan anggota BPD antarwaktu melanjutkan sisa masa jabatan

anggota BPD yang digantikannya.

(2) Masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung 1 (satu)

periode.

Pasal 18

(1) Penggantian antar waktu anggota BPD tidak dilaksanakan apabila sisa

masa jabatan anggota BPD yang digantikan kurang dari 6 (enam) bulan.

(2) Keanggotaan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kosong sampai

berakhirnya masa jabatan anggota BPD.

Paragraf 6

Larangan Anggota BPD

Pasal 19

Anggota BPD dilarang:

a. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat Desa,

dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat Desa;

b. melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, menerima uang, barang,

dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat memengaruhi keputusan atau

tindakan yang akan dilakukannya;

c. menyalahgunakan wewenang;

d. melanggar sumpah/janji jabatan;

e. merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan perangkat Desa;

f. merangkap sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Provinsi atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten, dan

jabatan lain yang ditentukan dalam peraturan perundangan-undangan;

g. sebagai pelaksana proyek Desa;

h. menjadi pengurus partai politik; dan/atau

i. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang.

BAB IV

KELEMBAGAAN BPD

Pasal 20

(1) Kelembagaan BPD terdiri atas:

a. pimpinan; dan

b. bidang.

(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. 1 (satu) orang ketua;

b. 1 (satu) orang wakil ketua; dan

c. 1 (satu) orang sekretaris.

(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pembinaan

kemasyarakatan; dan

b. bidang pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.

(4) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipimpin oleh ketua

bidang.

(5) Pimpinan BPD dan ketua bidang merangkap sebagai anggota BPD.

Pasal 21

Untuk mendukung pelaksanaan tugas kelembagaan BPD diangkat 1 (satu)

orang tenaga staf administrasi BPD.

Pasal 22

(1) Pimpinan BPD dan ketua bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27

ayat (1) dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat

BPD yang diadakan secara khusus.

(2) Rapat pemilihan pimpinan BPD dan ketua bidang sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu

oleh anggota termuda.

(3) Rapat pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan paling

lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah/janji.

(4) Rapat pemilihan pimpinan dan atau ketua bidang berikutnya karena

pimpinan dan atau ketua bidang berhenti, dipimpin oleh ketua atau

pimpinan BPD lainnya berdasarkan kesepakatan pimpinan BPD.

Pasal 23

(1) Pimpinan dan ketua bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1)

yang terpilih, ditetapkan dengan keputusan BPD.

(2) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai berlaku

setelah mendapatkan pengesahan Camat atas nama Bupati.

BAB V

FUNGSI DAN TUGAS BPD

Bagian Kesatu

Fungsi BPD

Pasal 24

BPD mempunyai fungsi:

a. membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala

Desa;

b. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan

c. melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.

Bagian Kedua

Tugas BPD

Pasal 25

BPD mempunyai tugas:

a. menggali aspirasi masyarakat;

b. menampung aspirasi masyarakat;

c. mengelola aspirasi masyarakat;

d. menyalurkan aspirasi masyarakat;

e. menyelenggarakan musyawarah BPD;

f. menyelenggarakan musyawarah Desa;

g. membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;

h. menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan Kepala Desa

antarwaktu;

i. membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama Kepala

Desa;

j. melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa;

k. melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan

Desa;

l. menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah Desa dan

lembaga Desa lainnya; dan

m. melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Paragraf 1

Penggalian Aspirasi Masyarakat

Pasal 26

(1) BPD melakukan penggalian aspirasi masyarakat.

(2) Penggalian aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan

langsung kepada kelembagaan dan masyarakat Desa termasuk kelompok

masyarakat miskin, masyarakat berkebutuhan khusus, perempuan,

kelompok marjinal.

(3) Penggalian aspirasi dilaksanakan berdasarkan keputusan musyawarah

BPD yang dituangkan dalam agenda kerja BPD.

(4) Pelaksanaan penggalian aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

menggunakan panduan kegiatan yang sekurang-kurangnya memuat

maksud, tujuan, sasaran, waktu dan uraian kegiatan.

(5) Hasil penggalian aspirasi masyarakat Desa disampaikan dalam

musyawarah BPD.

Paragraf 2

Menampung Aspirasi Masyarakat

Pasal 27

(1) Pelaksanaan kegiatan menampung aspirasi masyarakat dilakukan di

sekretariat BPD.

(2) Aspirasi masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1) diadministrasikan dan

disampaikan dalam musyawarah BPD.

Paragraf 3

Pengelolaan Aspirasi Masyarakat

Pasal 28

(1) BPD mengelola aspirasi masyarakat Desa melalui pengadministrasian dan

perumusan aspirasi.

(2) Pengadministrasian aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berdasarkan pembidangan yang meliputi bidang pemerintahan,

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan

masyarakat Desa.

(3) Perumusan aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan cara menganalisa dan merumuskan aspirasi masyarakat Desa

untuk disampaikan kepada Kepala Desa dalam rangka mewujudkan tata

kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan kesejahteraan

masyarakat Desa.

Paragraf 4

Penyaluran Aspirasi Masyarakat

Pasal 29

(1) BPD menyalurkan aspirasi masyarakat dalam bentuk lisan dan atau

tulisan.

(2) Penyaluran aspirasi masyarakat dalam bentuk lisan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) seperti penyampaian aspirasi masyarakat oleh BPD

dalam musyawarah BPD yang dihadiri Kepala Desa.

(3) Penyaluran aspirasi masyarakat dalam bentuk tulisan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) seperti penyampaian aspirasi melalui surat dalam

rangka penyampaian masukan bagi penyelenggaraan Pemerintahan Desa,

permintaan keterangan kepada Kepala Desa, atau penyampaian rancangan

Peraturan Desa yang berasal dari usulan BPD.

Paragraf 5

Penyelenggaraan Musyawarah BPD

Pasal 30

(1) Musyawarah BPD dilaksanakan dalam rangka menghasilkan keputusan

BPD terhadap hal-hal yang bersifat strategis.

(2) Hal yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti

musyawarah pembahasan dan penyepakatan rancangan Peraturan Desa,

evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa,

menetapkan peraturan tata tertib BPD, dan usulan pemberhentian anggota

BPD.

(3) BPD menyelenggarakan musyawarah BPD dengan mekanisme, sebagai

berikut:

a. musyawarah BPD dipimpin oleh pimpinan BPD;

b. musyawarah BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling

sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota BPD;

c. pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah guna

mencapai mufakat;

d. apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan

keputusan dilakukan dengan cara pemungutan suara;

e. pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam huruf d

dinyatakan sah apabila disetujui oleh paling sedikit ½ (satu perdua)

ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD yang hadir; dan

f. hasil musyawarah BPD ditetapkan dengan keputusan BPD dan

dilampiri notulen musyawarah yang dibuat oleh sekretaris BPD.

Paragraf 6

Penyelenggaraan Musyawarah Desa

Pasal 31

(1) Musyawarah Desa diselenggarakan oleh BPD yang difasilitasi oleh

Pemerintah Desa.

(2) Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan yang diikuti oleh

BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat Desa untuk

memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan

Pemerintahan Desa.

(3) Hal yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. penataan Desa;

b. perencanaan Desa;

c. kerja sama Desa;

d. rencana investasi yang masuk ke Desa;

e. pembentukan BUM Desa;

f. penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan

g. kejadian luar biasa.

(4) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:

a. tokoh adat;

b. tokoh agama;

c. tokoh masyarakat;

d. tokoh pendidikan;

e. perwakilan kelompok tani;

f. perwakilan kelompok nelayan;

g. perwakilan kelompok perajin;

h. perwakilan kelompok perempuan;

i. perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak; dan

j. perwakilan kelompok masyarakat tidak mapan.

(5) Selain unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4),

musyawarah Desa dapat melibatkan unsur masyarakat lain sesuai dengan

kondisi sosial budaya masyarakat.

(6) Musyawarah Desa Sebagaimana Dimaksud Pada Ayat (1) dibiayai Dari

APBDesa.

Paragraf 7

Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa

Pasal 32

(1) BPD membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa serentak dan Panitia

Pemilihan Kepala Desa antarwaktu.

(2) Pembentukan Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

dengan keputusan BPD.

Pasal 33

(1) Panitia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1) terdiri dari

perangkat Desa dan unsur masyarakat.

(2) Jumlah anggota Panitia disesuaikan dengan beban tugas dan kemampuan

pembiayaan.

(3) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab kepada

BPD.

(4) Dalam hal Anggota Panitia tidak melaksanakan tugas dan kewajiban dapat

diberhentikan dengan keputusan BPD.

Pasal 34

(1) Panitia sebagaimana dimaksud dalam pasal 39 ayat (1) melakukan

penjaringan dan penyaringan bakal calon Kepala Desa antarwaktu.

(2) Penyaringan bakal calon Kepala Desa menjadi calon Kepala Desa,

paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 3 (tiga) orang.

(3) Dalam hal jumlah bakal calon yang memenuhi persyaratan lebih dari 3

(tiga), panitia melakukan seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria

memiliki pengetahuan mengenai Pemerintahan Desa, tingkat pendidikan,

usia dan persyaratan lain yang ditetapkan Bupati.

(4) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan kurang dari 2 (dua)

orang, panitia memperpanjang waktu pendaftaran selama 7 (tujuh) hari.

(5) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2

(dua) setelah perpanjangan waktu pendaftaran sebagaimana dimaksud

pada ayat (4), BPD menunda pelaksanaan pemilihan Kepala Desa sampai

dengan waktu yang ditetapkan kemudian.

Paragraf 8

Penyelenggaraan Musyawarah Desa Khusus Untuk

Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu

Pasal 35

(1) BPD menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan Kepala

Desa antarwaktu.

(2) Penyelenggaraan musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan untuk mengesahkan calon Kepala Desa yang diajukan panitia

serta memilih dan pengesahan calon Kepala Desa terpilih.

(3) Forum musyawarah Desa menyampaikan calon Kepala Desa terpilih

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada panitia untuk disampaikan

kepada BPD.

Pasal 36

BPD menyampaikan calon Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud dalam

pasal 42 ayat (3) kepada Bupati paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya

laporan hasil pemilihan Kepala Desa dari panitia pemilihan.

Paragraf 9

Pembahasan dan Penyepakatan Rancangan Peraturan Desa

Pasal 37

(1) BPD dan Kepala Desa membahas dan menyepakati rancangan Peraturan

Desa yang diajukan BPD dan atau Kepala Desa.

(2) Pembahasan rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diselenggarakan oleh BPD dalam musyawarah BPD.

(3) Rancangan Peraturan Desa yang diusulkan Kepala Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dibahas terlebih dahulu dalam musyawarah

internal BPD paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak

rancangan Peraturan Desa diterima oleh BPD.

(4) Pelaksanaan pembahasan rancangan Peraturan Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) antara BPD dan Kepala Desa untuk pertama kali

dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak pelaksanaan musyawarah

internal BPD.

(5) Setiap pembahasan rancangan Peraturan Desa dilakukan pencatatan

proses yang dituangkan dalam notulen musyawarah.

Pasal 38

(1) Dalam hal pembahasan rancangan Peraturan Desa antara BPD dan Kepala

Desa tidak mencapai kata sepakat, musyawarah bersama tetap mengambil

keputusan dengan disertai catatan permasalahan yang tidak disepakati.

(2) Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

diajukan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat disertai catatan

permasalahan yang tidak disepakati paling lambat 7 (tujuh) hari sejak

musyawarah pembahasan terakhir untuk mendapatkan evaluasi dan

pembinaan.

(3) Tindaklanjut evaluasi dan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dapat berbentuk:

a. penghentian pembahasan; atau

b. pembinaan untuk tindaklanjut pembahasan dan kesepakatan

rancangan Peraturan Desa.

(4) Tindaklanjut pembahasan dan kesepakatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) huruf b dapat dihadiri Camat atau pejabat lain yang ditunjuk

Bupati.

Paragraf 10

Pelaksanaan Pengawasan Kinerja Kepala Desa

Pasal 39

(1) BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa.

(2) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

melalui:

a. perencanaan kegiatan Pemerintah Desa;

b. pelaksanaan kegiatan; dan

c. pelaporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

(3) Bentuk pengawasan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa

monitoring dan evaluasi.

Pasal 40

Hasil pelaksanaan pengawasan kinerja Kepala Desa sebagaimana dimaksud

dalam pasal 46 ayat (1) menjadi bagian dari laporan kinerja BPD.

Paragraf 11

Evaluasi Laporan Keterangan

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Pasal 41

(1) BPD melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan

Pemerintahan Desa.

(2) Evaluasi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan evaluasi

atas kinerja Kepala Desa selama 1 (satu) tahun anggaran.

(3) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan

berdasarkan prinsip demokratis, responsif, transparansi, akuntabilitas dan

objektif.

(4) Evaluasi pelaksanaan tugas Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) meliputi:

a. capaian pelaksanaan RPJM Desa, RKP Desa dan APBDesa;

b. capaian pelaksanaan penugasan dari Pemerintah, Pemerintah

Provinsi Dan Pemerintah Kabupaten;

c. capaian ketaatan terhadap pelaksanaan tugas sesuai peraturan

perundang-undangan; dan

d. prestasi Kepala Desa.

(5) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

bagian dari laporan kinerja BPD.

Pasal 42

(1) BPD melakukan evaluasi LKPPD paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak

LKPPD diterima.

(2) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) BPD

dapat:

a. membuat catatan tentang kinerja Kepala Desa;

b. meminta keterangan atau informasi;

c. menyatakan pendapat; dan

d. memberi masukan untuk penyiapan bahan musyawarah Desa.

(3) Dalam hal Kepala Desa tidak memenuhi permintaan BPD sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf b, BPD tetap melanjutkan proses

penyelesaian evaluasi LKPPD dengan memberikan catatan kinerja Kepala

Desa.

(4) Evaluasi LKPPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bagian dari

laporan kinerja BPD.

Paragaraf 12

Menciptakan Hubungan Kerja Yang Harmonis Dengan

Pemerintah Desa dan Lembaga Desa Lainnya

Pasal 43

(1) Dalam rangka menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan

Pemerintah Desa dan lembaga Desa lainnya, BPD dapat mengusulkan

kepada Kepala Desa untuk membentuk Forum Komunikasi Antar

Kelembagaan Desa atau FKAKD.

(2) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur

Ketua/Kepala kelembagaan Desa yang telah terbentuk.

(3) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan keputusan

Kepala Desa.

(4) Tugas forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyepakati dan

menyelesaikan berbagai permasalahan aktual di Desa.

BAB VI

HAK, KEWAJIBAN DAN WEWENANG BPD

Bagian Kesatu

Hak BPD

Pasal 44

BPD berhak:

a. mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan

Pemerintahan Desa kepada Pemerintah Desa;

b. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa,

pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa,

dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan

c. mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas dan fungsinya dari

APBDes.

Paragraf 1

Pengawasan

Pasal 45

(1) BPD melakukan pengawasan melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan

tugas Kepala Desa.

(2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap

perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan penyelenggaraan Pemerintahan

Desa.

Paragraf 2

Pernyataan Pendapat

Pasal 46

(1) BPD menggunakan hak menyatakan pendapat berdasarkan keputusan

BPD.

(2) Pernyataan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

kesimpulan dari pelaksanaan penilaian secara cermat dan objektif atas

penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui

pembahasan dan pendalaman suatu objek penyelenggaraan Pemerintahan

Desa yang dilakukan dalam musyawarah BPD.

(4) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan hasil

musyawarah BPD.

Paragraf 3

Biaya Operasional

Pasal 47

(1) BPD mendapatkan biaya operasional yang bersumber dari APBDesa.

(2) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk

dukungan pelaksanaan fungsi dan tugas BPD.

(3) Alokasi biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan

memperhatikan komponen kebutuhan operasional dan kemampuan

Keuangan Desa.

Bagian Kedua

Hak Anggota BPD

Pasal 48

(1) Anggota BPD berhak:

a. mengajukan usul rancangan Peraturan Desa;

b. mengajukan pertanyaan;

c. menyampaikan usul dan/atau pendapat;

d. memilih dan dipilih; dan

e. mendapat tunjangan dari APBDesa.

(2) Hak anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai

dengan huruf d digunakan dalam musyawarah BPD.

(3) BPD berhak:

a. memperoleh pengembangan kapasitas melalui pendidikan dan

pelatihan, sosialisasi, pembimbingan teknis, dan kunjungan lapangan

seperti studi banding yang dilakukan di dalam negeri;

b. penghargaan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

Pemerintah Daerah bagi pimpinan dan anggota BPD yang berprestasi.

Pasal 49

(1) Pimpinan dan anggota BPD mempunyai hak untuk memperoleh tunjangan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 48 ayat (1) huruf e.

(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tunjangan

pelaksanaan tugas dan fungsi dan tunjangan lainnya.

(3) Tunjangan pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) merupakan tunjangan kedudukan.

(4) Tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan

tunjangan kinerja.

Pasal 50

(1) Tunjangan kedudukan anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal

48 ayat (3) diberikan berdasarkan kedudukan anggota dalam

kelembagaan BPD.

(2) Tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (4), dapat

diberikan dalam hal terdapat penambahan beban kerja.

(3) Tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersumber dari

Pendapatan Asli Desa.

(4) Besaran tunjangan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Pasal 51

Pembiayaan pengembangan kapasitas sebagaimana dimaksud dalam pasal 48

ayat (3) huruf a, bersumber dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten dan

APBDesa.

Pasal 52

Penghargaan kepada pimpinan dan anggota BPD sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 48 ayat (3) huruf b diberikan pada tingkat nasional, provinsi dan

kabupaten dalam 2 (dua) kategori:

a. kategori pimpinan; dan

b. kategori anggota.

Bagian Ketiga

Kewajiban Anggota BPD

Pasal 53

Anggota BPD wajib:

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta

mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;

b. melaksanakan kehidupan demokrasi yang berkeadilan gender dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

c. mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi,

kelompok, dan/atau golongan;

d. menghormati nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat Desa;

e. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga

Pemerintah Desa dan lembaga Desa lainnya; dan

f. mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan kestabilan

penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta mempelopori

penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan tata kelola

pemerintahan yang baik.

Bagian Keempat

Laporan Kinerja BPD

Pasal 54

(1) Laporan kinerja BPD merupakan laporan atas pelaksanaan tugas BPD

dalam 1 (satu) tahun anggaran.

(2) Laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dengan

sistematika:

a. dasar hukum;

b. pelaksanaan tugas; dan

c. penutup.

(3) Laporan kinerja BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan

secara tertulis kepada Bupati melalui Camat serta disampaikan kepada

Kepala Desa dan forum musyawarah Desa secara tertulis dan atau lisan.

(4) Laporan kinerja BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan

paling lama 4 (empat) bulan setelah selesai tahun anggaran.

Pasal 55

(1) Laporan kinerja BPD yang disampaikan kepada Bupati sebagaimana

dimaksud dalam pasal 54 ayat (3) digunakan Bupati untuk evaluasi

kinerja BPD serta pelaksanaan pembinaan dan pengawasan

penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

(2) Laporan kinerja BPD yang disampaikan pada forum musyawarah Desa

sebagaimana dimaksud dalam pasal 54 ayat (3) merupakan wujud

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas BPD kepada masyarakat Desa.

Bagian Kelima

Kewenangan BPD

Pasal 56

BPD berwenang:

a. mengadakan pertemuan dengan masyarakat untuk mendapatkan

aspirasi;

b. menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Desa secara

lisan dan tertulis;

c. mengajukan rancangan Peraturan Desa yang menjadi kewenangannya;

d. melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja Kepala Desa;

e. meminta keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa

kepada Pemerintah Desa;

f. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa,

pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa,

dan pemberdayaan masyarakat Desa;

g. mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan kestabilan

penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta mempelopori

penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan tata kelola

pemerintahan yang baik;

h. menyusun peraturan tata tertib BPD;

i. menyampaikan laporan hasil pengawasan yang bersifat insidentil

kepada Bupati melalui Camat;

j. Menyusun dan menyampaikan usulan rencana biaya operasional BPD

secara tertulis kepada Kepala Desa untuk dialokasikan dalam RAPB

Desa;

k. mengelola biaya operasional BPD;

l. mengusulkan pembentukan Forum Komunikasi Antar Kelembagaan

Desa kepada Kepala Desa; dan

m. Melakukan kunjungan kepada masyarakat dalam rangka monitoring

dan evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

BAB VII

PERATURAN TATA TERTIB BPD

Pasal 57

(1) BPD menyusun peraturan tata tertib BPD.

(2) Peraturan tata tertib BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahas

dan disepakati dalam musyawarah BPD.

(3) Peraturan tata tertib BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling

sedikit memuat:

a. keanggotaan dan kelembagaan BPD;

b. fungsi, tugas, hak, kewajiban dan kewenangan BPD;

c. waktu musyawarah BPD;

d. pengaturan mengenai pimpinan musyawarah BPD;

e. tata cara musyawarah BPD;

f. tata laksana dan hak menyatakan pendapat BPD dan anggota BPD; dan

g. pembuatan berita acara musyawarah BPD.

(4) Pengaturan mengenai waktu musyawarah sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) huruf d meliputi:

a. pelaksanaan jam musyawarah;

b. tempat musyawarah;

c. jenis musyawarah; dan

d. daftar hadir anggota BPD.

(5) Pengaturan mengenai pimpinan musyawarah BPD sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. penetapan pimpinan musyawarah apabila pimpinan dan anggota hadir

lengkap;

b. penetapan pimpinan musyawarah, apabila ketua BPD berhalangan

hadir;

c. penetapan pimpinan musyawarah apabila ketua dan wakil ketua

berhalangan hadir; dan

d. penetapan secara fungsional pimpinan musyawarah sesuai dengan

bidang yang ditentukan dan penetapan penggantian anggota BPD

antarwaktu.

(6) Pengaturan mengenai tata cara musyawarah BPD sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) huruf e meliputi:

a. tata cara pembahasan rancangan Peraturan Desa;

b. konsultasi mengenai rencana dan program Pemerintah Desa;

c. tata cara mengenai pengawasan kinerja Kepala Desa; dan

d. tata cara penampungan atau penyaluran aspirasi masyarakat.

(7) Pengaturan mengenai tata laksana dan hak menyatakan pendapat BPD

sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf f meliputi:

a. pemberian pandangan terhadap pelaksanaan Pemerintahan Desa;

b. penyampaian jawaban atau pendapat Kepala Desa atas pandangan

BPD;

c. pemberian pandangan akhir atas jawaban atau pendapat Kepala Desa;

dan

d. tindak lanjut dan penyampaian pandangan akhir BPD kepada Bupati.

(8) Pengaturan mengenai penyusunan berita acara musyawarah BPD

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf g meliputi:

a. penyusunan notulen rapat;

b. penyusunan berita acara;

c. format berita acara;

d. penandatanganan berita acara; dan

e. penyampaian berita acara.

BAB VIII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 58

Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan peran

BPD dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Pasal 59

Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 58,

meliputi:

a. memfasilitasi dukungan kebijakan;

b. menyusun Peraturan Daerah;

c. memberikan bimbingan, pemantau, evaluasi, pelaporan dan supervisi

pelaksanaan kebijakan;

d. melaksanakan bimbingan teknis serta pendidikan dan pelatihan

tertentu; dan

e. memberikan penghargaan atas prestasi pimpinan dan anggota BPD;

BAB IX

PENDANAAN

Pasal 60

Pendanaan pelaksanaan kegiatan BPD dibebankan pada:

a. APBN;

b. APBD Provinsi;

c. APBD Kabupaten;

d. APBDes; dan

e. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 61

Format jenis buku administrasi BPD dan laporan kinerja BPD tercantum

dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

Pasal 62

(1) Anggota BPD dari Desa yang mengalami perubahan status Desa menjadi

Kelurahan, penggabungan 2 (dua) Desa atau lebih menjadi 1 (satu) Desa,

pemekaran atau penghapusan Desa, diberhentikan dengan hormat dari

jabatannya.

(2) anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi penghargaan

dan/atau pesangon sesuai dengan kemampuan keuangan Pemerintah

Daerah Kabupaten.

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 63

(1) Anggota BPD yang sudah ada sebelum diundangkannya Peraturan Daerah

ini tetap melaksanakan tugas sampai selesai masa jabatannya.

(2) Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Peraturan Bupati yang berkaitan

dengan BPD wajib menyesuaikan dengan Peraturan Daerah ini paling

lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak peraturan Daerah ini diundangkan.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 64

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Maluku Barat Daya.

Ditetapkan di Tiakur pada tanggal 19 Oktober 2017

BUPATI MALUKU BARAT DAYA,

ttd.

BARNABAS NATANIEL ORNO

Diundangkan di Tiakur

pada tanggal 19 Oktober 2017

Plt. SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA,

ttd.

ALFONSIUS SIAMILOY LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA TAHUN 2017 NOMOR 6 NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA, PROVINSI MALUKU : (94/6/2017)

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM,

ttd.

RUFINA MELSASAIL, SH NIP. 19770731 200312 2 006

PARAF KOORDINASI

SEKDA

Asisten Koordinasi

Kabag. Hukum

Kepala Dinas

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

NOMOR 6 TAHUN 2017

TENTANG

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

I. PENJELASAN UMUM

Badan Permusyawaratan Desa “BPD” merupakan lembaga perwujudan

demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa, BPD dapat dianggap sebagai parlemen-nya Desa. BPD merupakan lembaga baru di

Desa pada era otonomi daerah di Indonesia. Sesuai dengan fungsinya,

maka BPD dapat dikatakan sebagai lembaga kemasyarakatan. Karena berkisar pada pemikiran pokok yang dalam akan kesadaran masyarakat.

Dengan demikian, sehubungan dengan fungsi pengawasan yang dimiliki

oleh BPD, dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan Desa, dimaksudkan sebagai upaya

pencegahan agar pemerintah Desa dalam menyelenggarakan pemerintahan

tidak melakukan penyimpangan–penyimpangan, namun berjalan sesuai

dengan yang direncanakan dan sesuai dengan asas–asas dan bila ditemui kesulitan dapat diupayakan untuk perbaikan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup Jelas

Pasal 2 Cukup Jelas

Pasal 3

Cukup Jelas

Pasal 4

Cukup Jelas

Pasal 5

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas Ayat 3

Cukup Jelas

Pasal 6 Cukup Jelas

Pasal 7 Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Ayat 3

Cukup Jelas

Pasal 8

Ayat 1

Cukup Jelas Ayat 2

Cukup Jelas

Pasal 9

Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Pasal 10 Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Pasal 11 Cukup Jelas

Pasal 12

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas

Pasal 13

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas Ayat 3

Cukup Jelas

Ayat 4

Cukup Jelas Ayat 5

Cukup Jelas

Pasal 14

Ayat 1

Cukup Jelas Ayat 2

Cukup Jelas

Ayat 3 Cukup Jelas

Pasal 15

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas

Pasal 16

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas

Ayat 3 Cukup Jelas

Ayat 4

Cukup Jelas Ayat 5

Cukup Jelas

Pasal 17

Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Pasal 18 Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Pasal 19 Cukup Jelas

Pasal 20

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas Ayat 3

Cukup Jelas

Ayat 4 Cukup Jelas

Ayat 5

Cukup Jelas

Pasal 21

Cukup Jelas

Pasal 22

Ayat 1

Cukup Jelas Ayat 2

Cukup Jelas

Ayat 3 Cukup Jelas

Ayat 4

Cukup Jelas

Pasal 23

Ayat 1

Cukup Jelas Ayat 2

Cukup Jelas

Pasal 24

Cukup Jelas

Pasal 25

Cukup Jelas

Pasal 26 Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Ayat 3

Cukup Jelas Ayat 4

Cukup Jelas

Ayat 5

Cukup Jelas

Pasal 27

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas

Pasal 28

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas

Ayat 3 Cukup Jelas

Pasal 29 Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Ayat 3

Cukup Jelas

Pasal 30

Ayat 1

Cukup Jelas Ayat 2

Cukup Jelas

Ayat 3 Cukup Jelas

Pasal 31 Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Ayat 3

Cukup Jelas

Ayat 4 Cukup Jelas

Ayat 5

Cukup Jelas Ayat 6

Cukup Jelas

Pasal 32

Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Pasal 33 Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Ayat 3

Cukup Jelas

Ayat 4 Cukup Jelas

Pasal 34 Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Ayat 3

Cukup Jelas Ayat 4

Cukup Jelas

Ayat 5

Cukup Jelas

Pasal 35

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas Ayat 3

Cukup Jelas

Pasal 36

Cukup Jelas

Pasal 37 Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Ayat 3

Cukup Jelas Ayat 4

Cukup jelas

Ayat 5 Cukup Jelas

Pasal 38

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas Ayat 3

Cukup Jelas

Ayat 4 Cukup Jelas

Pasal 39

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas Ayat 3

Cukup Jelas

Pasal 40

Cukup Jelas

Pasal 41 Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Ayat 3

Cukup Jelas Ayat 4

Cukup Jelas

Ayat 5 Cukup Jelas

Pasal 42

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas Ayat 3

Cukup Jelas

Ayat 4 Cukup Jelas

Pasal 43 Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas Ayat 3

Cukup Jelas

Ayat 4 Cukup Jelas

Pasal 44 Cukup Jelas

Pasal 45 Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas

Pasal 46

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas Ayat 3

Cukup Jelas

Ayat 4

Cukup Jelas

Pasal 47

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas Ayat 3

Cukup Jelas

Pasal 48 Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Ayat 3

Cukup Jelas

Pasal 49

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas

Ayat 3 Cukup Jelas

Ayat 4

Cukup Jelas

Pasal 50

Ayat 1 Cukup Jelas

Ayat 2

Cukup Jelas Ayat 3

Cukup Jelas

Ayat 4

Cukup Jelas

Pasal 51

Cukup Jelas

Pasal 52

Cukup Jelas

Pasal 53

Cukup Jelas

Pasal 54

Ayat 1

Cukup Jelas Ayat 2

Cukup Jelas

Ayat 3 Cukup Jelas

Ayat 4

Cukup Jelas

Pasal 55

Ayat 1

Cukup Jelas Ayat 2

Cukup Jelas

Pasal 56

Cukup Jelas

Pasal 57

Ayat 1

Cukup Jelas

Ayat 2 Cukup Jelas

Ayat 3

Cukup Jelas Ayat 4

Cukup Jelas

Ayat 5 Cukup Jelas

Ayat 6

Cukup Jelas Ayat 7

Cukup Jelas

Ayat 8

Cukup Jelas

Pasal 58

Cukup Jelas

Pasal 59

Cukup Jelas

Pasal 60

Cukup Jelas

Pasal 61

Cukup Jelas

Pasal 62

Ayat 1

Cukup Jelas Ayat 2

Cukup Jelas

Pasal 63

Ayat 1

Cukup Jelas Ayat 2

Cukup Jelas

Pasal 64 Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA TAHUN 2017 NOMOR 6

LAMPIRAN

PERATURAN DAERAH

KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

NOMOR 6 TAHUN 2017

TENTANG

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

FORMAT ADMINISTRASI DAN PEMBUKUAN

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

I. FORMAT BUKU ADMINISTRASI BPD

1. BUKU AGENDA SURAT KELUAR

NO TANGGAL

SURAT KELUAR

KET

NOMOR TANGGAL HAL & ISI SINGKAT

TUJUAN

1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

_______________ _________________

Cara Pengisian:

Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan urutan surat

masuk yang diterima

Kolom 2 diisi dengan tanggal surat keluar

Kolom 3 diisi dengan nomor surat keluar

Kolom 4 diisi dengan tanggal, bulan, tahun surat keluar

Kolom 5 diisi dengan hal dan isi singkat surat keluar

Kolom 6 diisi dengan nama instansi yang dituju

Kolom 7 diisi dengan keterangan lain jika diperlukan

2. BUKU AGENDA SURAT MASUK

NO

TANGGAL

SURAT MASUK

NOMOR TANGGAL

NAMA

INSTANSI PENGIRIM

HAL

& ISI SINGKAT

KET

1 2 3 4 5 6 7

Cara Pengisian:

Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan urutan surat

masuk yang diterima

Kolom 2 diisi dengan tanggal surat masuk Kolom 3 diisi dengan nomor

surat masuk

Kolom 4 diisi dengan tanggal, bulan, tahun surat masuk Kolom 5 diisi

dengan nama instansi yang mengirikan surat

Kolom 6 diisi dengan hal dan isi singkat surat masuk

Kolom 7 diisi dengan keterangan lain jika diperlukan

3. BUKU EKSPEDISI

NO TANGGAL

PENGIRIMAN

TANGGAL DAN

NOMOR SURAT

HAL & ISI SINGKAT

SURAT

TUJUAN

SURAT KET

1 2 3 4 5 6

Mengetahui

Ketua BPD….

______________

.....,Tgl Bulan Tahun

Sekretaris BPD.....

_____________

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan surat yang dikirim

Kolom 2 diisi dengan tanggal pengiriman surat

Kolom 3 diisi dengan tanggal dan nomor surat yang dikirim

Kolom 4 diisi dengan hal dan isi singkat surat yang dikirim

Kolom 5 diisi dengan instansi yang dituju

Kolom 6 diisi dengan penjelasan atau catatan lain jika ada

4. BUKU TAMU BPD

NO

JENIS

BARANG/

BANGUNAN

ASAL BARANG/BANGUNAN

KEADAAN BARANG/

BANGUNAN AWAL

TAHUN

TANGGAL PENGHAPUSAN

KEADAAN

BARANG/BANGU

NAN AKHIR

TAHUN

KET

APBDesa

BANTUAN

SUMBANGAN BAIK RUSAK RUSAK DIJUAL DISUMBAN

GKAN

TGL

PENGHAP

USAN

BAIK RUSAK

PEME

RINTAH PROV

KAB/KOTA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Mengetahui

Ketua BPD….

______________

.....,Tgl Bulan Tahun

Sekretaris BPD.....

________________

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut

Kolom 2 diisi dengan jenis barang/bangunan inventaris

Kolom 3 s.d. 7 diisi dengan pilihan asal barang/bangunan

Kolom 8 s.d. 9 diisi dengan pilihan keadaan barang/bangunan pada awal tahun

Kolom 10 s.d. 13 diisi dengan pilihan dan tanggal penghapusan

Kolom 14 s.d. 15 diisi dengan pilihan keadaan barang/bangunan pada akhir tahun

Kolom 16 diisi dengan penjelasan atau catatan lain jika ada

5. BUKU LAPORAN KEUANGAN BPD

NO TGL URAIAN PENERIMA

(Rp.)

PENGELUARAN

(Rp.)

1 2 3 4 5

JUMLAH

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut

Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaranuang

Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran uang

Kolom 4 diisi dengan angka rupiah dari jumlah penerimaan

Kolom 5 diisi dengan angka rupiah dari jumlah pengeluaran

6. BUKU TAMU BPD

NO TGL NAMA JABATAN ALAMAT KEPERLUAN TTD

1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD.....

Sekretaris BPD.....

________________

_______________

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor urutan sesuai kedatangan tamu

Kolom 2 diisi dengan tanggal kedatangan tamu

Kolom 3 diisi dengan nama tamu

Kolom 4 diisi dengan jabatan tamu

Kolom 5 diisi dengan alamat tamu/alamat instansi tamu

Kolom 6 diisi dengan keperluan/tujuan tamu Kolom 7 diisi dengan tanda

tangan tamu

…, Tgl Bulan Tahun

Sekretaris BPD…

----------------------------------------------

Mengetahui

Ketua BPD…..

----------------------------------------------

7. BUKU DATA ANGGOTA BPD

NO NAMA LENGKAP NIP JENIS

KELAMIN

TEMPAT & TGL

LAHIR AGAMA JABATAN

PENDIDIKAN

TERAKHIR

NOMOR DAN

TANGGAL

KEPUTUSAN

PENGANGKATAN

NOMOR DAN

TANGGAL

KEPUTUSAN

PEMBERHENTIAN

KET

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan jabatan pada Badan Permusyawaratan Desa

Kolom 2 diisi dengan nama lengkap anggota

Kolom 3 diisi dengan nomor induk anggota

Kolom 4 diisi dengan jenis kelamin anggota

Kolom 5 diisi dengan tempat/kota kelahiran dan tanggal, bulan serta tahun kelahiran anggota

Kolom 6 diisi dengan agama yang dianut

Kolom 7 diisi dengan jabatan

Kolom 8 diisi dengan pendidikan formal terakhir

Kolom 9 diisi dengan nomor serta tanggal, bulan dan tahun keputusan pengangkatan

Kolom 10 diisi dengan nomor serta tanggal, bulan dan tahun keputusan pemberhentian

Kolom 11 diisi dengan penjelasan atau catatan lain jika diperlukan

Mengetahui

Ketua BPD……

…..,Tgl, Bulan Tahun

Sekretaris BPD……

8. BUKU DATA PENJELASAN BPD

NO. HARI/

TANGGAL

JENIS

KEGIATAN PELAKSANA

AGENDA DAN HASIL

KEGIATAN

KET

1 2 3 4 5 6

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

_________________ _________________

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi berurutan sesuai dengan kegiatan BPD yang dilaksanakan

Kolom 2 diisi hari dan tanggal, bulan, tahun kegiatan

Kolom 3 diisi dengan jenis kegiatan

Kolom 4 diisi dengan personil/anggota BPD yang melaksanakan kegiatan

dimaksud

Kolom 5 diisi dengan agenda yang dilaksanakan dan apa yang dihasilkan

dari pelaksanaan kegiatan

Kolom 6 diisi dengan keterangan/informasi lain jika diperlukan.

9. BUKU DATA ASPIRASI MASYARAKAT

NO HARI/

TANGGAL

NAMA/LEMBAGA PIHAK

PENYAMPAI ASPIRASI

ASPIRASI YANG

DISAMPAIKAN TINDAK LANJUT

1 2 3 4 5

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

_________________

_________________

Cara Pengisian :

Kolom 1 disi nomor urut sesuai waktu penyampaian

aspirasi Kolom 2 diisi dengan hari/tanggal aspirasi

disampaikan

Kolom 3 diisi dengan nama individu/lembaga yang menyampaikan aspirasi

Kolom 4 diisi dengan aspirasi yang disampaikan

Kolom 5 diisi dengan langkah tindak lanjut serta pihak yang

diminta menindaklanjuti aspirasi.

10. BUKU DAFTAR HADIR RAPAT BPD

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

_________________ __________________

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor urut sesuai urutan

Kolom 2 diisi dengan nama peserta rapat

Kolom 3 diisi dengan jabatan peserta rapat

Kolom 4 diisi dengan tanda tangan

Kolom 5 diisi dengan keterangan/informasi lain jika diperlukan.

11. BUKU NOTULEN RAPAT BPD

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

_________________ __________________

Cara Pengisian :

Kolom 1 dIisi dengan nomor sesuai urutan

Kolom 2 diisi dengan hari, tanggal, bulan dan tahun rapat dilaksanakan

Kolom 3 diisi dengan materi rapat

Kolom 4 diisi dengan unsur dan jumlah peserta rapat

Kolom 5 diisi dengan ringkasan pembahasan materi rapat.

NO NAMA JABATAN TANDA

TANGAN KET

1 2 3 4 5

NO HARI/TANGGAL MATERI RAPAT PESERTA RINGKASAN

PEMBAHASAN

1 2 3 4 5

12. BUKU DATA PERATURAN / KEPUTUSAN BPD

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

_________________ ________________

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai dengan nomor Peraturan/Keputusan

BPD yang ditetapkan

Kolom 2 diisi dengan nomor, tanggal, bulan dan tahun Peraturan/

Keputusan BPD

Kolom 3 diisi dengan judul/penamaan Peraturan/Keputusan BPD

Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan

dengan Peraturan/Keputusan BPD

Kolom 5 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan

13. BUKU DATA PERATURAN DESA

NO

NOMOR DAN

TGL PERATURAN

DESA

TENTANG URAIAN

SINGKAT

NOMOR DAN

TGL

KESEPAKATAN

KET

1 2 3 4 5 6

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

_________________ _________________

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai dengan nomor urut.

Kolom 2 diisi diisi dengan nomor ,tanggal, bulan dan tahun peraturan

Desa ditetapkan.

Kolom 3 diisi dengan judul/penamaan peraturan Desa.

Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan

dengan keputusan BPD

Kolom 5 diisi dengan nomor dan tanggal keputusan BPD tentang

kesepakatan atas rancangan peraturan Desa

Kolom 6 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan

NO.

NOMOR, TANGGAL

PERATURAN/

KEPUTUSAN BPD

TENTANG URAIAN SINGKAT KET

1 2 3 4 5

14. BUKU KEPUTUSAN MUSYAWARAH DESA

NO HARI/TANGGAL TENTANG/HAL

STRATEGIS

POKOK-POKOK

KEPUTUSAN KETERANGAN

1 2 3 4 5

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

_________________ _________________

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai pelaksanaan musyawarah Desa

Kolom 2 diisi dengan hari, tanggal, bulan dan tahun pelaksanaan

musyawarah Desa

Kolom 3 diisi dengan judul/penamaan/hal strategis yang

dimusyawarahkan

Kolom 4 diisi secara singkat dengan pokok-pokok keputusan musyawarah

Desa

Kolom 5 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan.

15. BUKU KEPUTUSAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DESA

NO HARI/TANGGAL POKOK-POKOK

USULAN/KEGIATAN KETERANGAN

1 2 3 4

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

_________________ _________________

Cara pengisian:

Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai dengan pelaksanaan musyawarah

perencanaan pembangunan Desa

Kolom 2 diisi dengan hari, tanggal, bulan dan tahun pelaksanan

musyawarah perencanaan pembangunan Desa

Kolom 3 diisi dengan pokok-pokok usulan dan atau kegiatan keputusan

musyawarah perencaan pembangunan Desa

Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan

dengan keputusan musyawarah perencanaan pembangunan Desa

Kolom 5 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan

II. FORMAT LAPORAN KINERJA BPD

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …….

KECAMATAN ……………………………

KABUPATEN …………........

Alamat:

……………………………………………………..……………………………………….

LAPORAN KINERJA BPD

Tahun anggaran …….

I. Dasar Hukum

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor …tahun … tentang

Badan Permusyawaratan Desa.

2. Peraturan Daerah Kabupaten / Kota Nomor …Tahun …. Tentag

Desa / Badan Permusyawaratan Desa

3. Surat Keputusan Bupati/Walikota tentang peresmian anggota

BPD periode …..sampai ….

4. Keputusan BPD Nomor …..tahun …. Tentang penetapan kinerja

BPD tahun anggaran ……

II. Pelaksanaan Tugas BPD

1. Pengelolaan aspirasi masyarakat Desa;

2. Penyusunan dan atau pembahasan peraturan Desa;

3. Penciptaan keadaan kondusif dalam penyelenggaraan

pemerintahan Desa;

4. Pelaksanaan tugas lain:

a. Pemilihan Kepala Desa

b. Pelaksanaan musyawarah Desa

c. Pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan

Desa

d. Pelaksanaan kerjasama antar Desa

e. ……………….dll.

5. Pelaksanaan pengawasan kinerja Kepala Desa.

6. Pelaksanaan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan

pemerintahan Desa;

III. PENUTUP

Demikian laporan kinerja ini dibuat sebagai pertanggungjawaban

BPD dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa.

……….., ….. ………. ……….

Badan Permusyawaratan Desa ……

Ketua,

( ………………………. )

BUPATI MALUKU BARAT DAYA,

ttd.

BARNABAS NATANIEL ORNO

PARAF KOORDINASI

SEKDA

Asisten Koordinasi

Kabag. Hukum

Kepala Dinas