KORELASI NADA PEMBERITAAN DENGAN ARAH OPINI DI DETIK NEWS (Studi Analisis Isi Pemberitaan dengan...

19
KORELASI NADA PEMBERITAAN DENGAN ARAH OPINI DI DETIK NEWS (Studi Analisis Isi Pemberitaan dengan Tema Pembangunan Infrastruktur DKI Jakarta Oleh Gubernur Jokowi) Aulia Rahmani Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang 2014 Email : [email protected] Abstract The power of mass media as a channel to influencing audience has a big contribution to the formation of public opinion (Hasrullah: 2001, h.38). Its power is the basis for the emergence of the Spiral of Silence Theory which initiated by Noelle-Neumann. Spiral of Silence is a one of old theories which still exist, it raised at 1984 and has been proven in many research of conventional mass media. In the development of mass media, New Media comes with its advantages. One of those is interactivity. Comment feature is one of interactivity feature in news web portal, which allow users to give their feedback about the news as a dominant discourse. So it is possible to measure public opinion through comment feature. This research try to proves the public opinion which formed by media dominant discourse and spiral of silence theory which happens in New Media by examining the correlation between the tone of the news and opinion direction. Object in this research is the news in Detik News about the development of infrastructures in DKI Jakarta by Governor Jokowi and also user comments in every news. By using quantitative content analysis, this research has proven that the tone of the news about the development of infrastructures in DKI Jakarta by Governor Jokowi has a strong correlation with the opinion direction given by users. Spiral of silence still happens in New Media, although this research found that minority opinion is bolder to appear at the public sphere in New Media. That‟s happen because the communication in New Media is not a direct communication (face-to-face), and it‟s easy to remove someone anonimity in New Media. Keywords: Spiral of Silence, New Media, quantitative content analysis

Transcript of KORELASI NADA PEMBERITAAN DENGAN ARAH OPINI DI DETIK NEWS (Studi Analisis Isi Pemberitaan dengan...

KORELASI NADA PEMBERITAAN DENGAN ARAH OPINI

DI DETIK NEWS

(Studi Analisis Isi Pemberitaan dengan Tema Pembangunan Infrastruktur DKI Jakarta

Oleh Gubernur Jokowi)

Aulia Rahmani

Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Brawijaya

Malang 2014

Email : [email protected]

Abstract

The power of mass media as a channel to influencing audience has a big contribution

to the formation of public opinion (Hasrullah: 2001, h.38). Its power is the basis for the

emergence of the Spiral of Silence Theory which initiated by Noelle-Neumann. Spiral of

Silence is a one of old theories which still exist, it raised at 1984 and has been proven in

many research of conventional mass media. In the development of mass media, New Media

comes with its advantages. One of those is interactivity. Comment feature is one of

interactivity feature in news web portal, which allow users to give their feedback about the

news as a dominant discourse. So it is possible to measure public opinion through comment

feature.

This research try to proves the public opinion which formed by media dominant

discourse and spiral of silence theory which happens in New Media by examining the

correlation between the tone of the news and opinion direction. Object in this research is the

news in Detik News about the development of infrastructures in DKI Jakarta by Governor

Jokowi and also user comments in every news. By using quantitative content analysis, this

research has proven that the tone of the news about the development of infrastructures in DKI

Jakarta by Governor Jokowi has a strong correlation with the opinion direction given by

users. Spiral of silence still happens in New Media, although this research found that minority

opinion is bolder to appear at the public sphere in New Media. That‟s happen because the

communication in New Media is not a direct communication (face-to-face), and it‟s easy to

remove someone anonimity in New Media.

Keywords: Spiral of Silence, New Media, quantitative content analysis

Pendahuluan

Untuk mendapatkan informasi, manusia banyak mengandalkan media massa.

Kekuatan media masssa yang selalu ada dalam kehidupan manusia ternyata banyak

memberikan pengaruh bagi kehidupan bermasyarakat. Salah satunya, kekuatan media massa

sebagai saluran untuk mempengaruhi khalayak telah banyak memberikan andil dalam

pembentukan opini publik (Hasrullah, 2001, h.38). Menurut Nurrudin, ada ikatan erat antara

opini publik dan media massa, menurutnya opini publik dibentuk, disusun dan dikurangi oleh

peran media massa (2009, h.182).

Jika diadaptasikan dari pendapat Littlejohn & Foss, opini yang diungkapkan individu

seringkali tidak mereka ketahui asalnya darimana, merupakan hasil dari pengaruh media

ataukah dari hasil komunikasi intrapersonal. Hal ini diperkuat oleh pendapat Noelle-Neuman

yang menyatakan bahwa;

“Pengaruh media seringkali tidak disadari; manusia tidak dapat memberikan catatan

tentang apa yang telah terjadi. Namun mereka mencampurkan persepsi yang disaring

melalui mata media kedalam sebuah kesatuan yang tidak dapat dibagi yang berasal

dari pemikiran dan pengalaman mereka sendiri” (dalam Littlejohn & Foss, 2009,

h.431).

Fenomena opini publik menjadi dasar atas teori yang dicetuskan oleh Noelle-

Neumann pada 1984 dalam bukunya, “The Spiral of Silence: Publik Opinion – Our Social

Skin”. Teori ini kemudian dikenal sebagai teori Spiral of Silence (Spiral Keheningan). Noelle-

Neumann percaya bahwa struktur masyarakat kita bergantung sepenuhnya pada orang-orang

yang secara bersama menentukan dan mendukung seperangkat nilai, dan opini publiklah yang

menentukan apakah nilai-nilai ini diyakini secara sama diseluruh populasi (West & Turner,

2008, h.123). Dalam teori Spiral of Silence, ketika orang sepakat mengenai seperangkat nilai

bersama, maka ketakutan akan isolasi akan berkurang, namun ketika terdapat perbedaan nilai,

ketakutan akan isolasi muncul (West & Turner, 2008, h.123).

Teori Spiral of Silence telah diuji oleh banyak ahli di berbagai negara. Sesuai dengan

pernyataan Noelle-Neuman bahwa banyak dari populasi menyesuaikan perilakunya pada

arahan dari media (Noelle-Neumann, 1993, h.272 dalam West & Turner, 2008, h.126). Studi

mengenai teori ini pun mengarah pada pengaruh media. Beberapa studi telah dilakukan,

diantaranya dilakukan oleh Lin & Salwen di Amerika Serikat (1997), Jeffress, Neundorf, &

Atkin (1999), Eckstein & Turman (2002) serta Neuwirth & Frederick (2004) dan studi yang

dilakukan oleh peneliti lainnya.

Beberapa kajian mengenai pembentukan opini publik juga erat kaitannya dengan

komunikasi politik yang dilakukan di media massa. Bernard Hennessy (1990) mengatakan

bahwa media massa memilki pengaruh yang sangat kuat dalam dialog politik dengan

memberikan publikasi pada calon dan penyelenggara kebijakan (Olii, 2007, h.60). Eriyanto

(2012) melakukan penelitan mengenai teori Spiral of Silence. Dalam jurnalnya yang berjudul

”Teori Spiral Kesunyian dan Negara Transisi Demokrasi: Sebuah Pengujian di Indonesia”,

Eriyanto secara spesifik mengungkapkan bagaimana warga aware terhadap isu-isu publik.

Terdapat 3 isu yang dijadikan objek dengan metode penelitian survei. Penelitian ini

membuktikan bahwa teori Spiral of Silence dapat digunakan untuk menjelaskan proses

pembentukan opini publik dalam konteks negara transisi demokrasi, yakni Indonesia.

Pemilihan isu politik sebagai subjek juga dipilih oleh Aspiannor Masrie1 (2011)

dalam artikelnya yang berjudul “The Spiral of Silence ala Warkop”2. Masrie mengatakan

dalam artikelnya bahwa individu dalam masyarakat (public majority) menjadi bungkam,

meskipun yang bersangkutan setuju atau tidak setuju terhadap kebijakan dan prilaku dari elit

bersangkutan karena pendapatnya dikalahkan oleh kelompok minoritas (public minority)

yang selalu ditonjolkan di media massa melalui rakayasa politik.

Teori Spiral of Silence sendiri memang merupakan teori yang cukup tua umurnya,

teori ini sudah dipublikasikan Neolle Neuman sejak 1984. Sedangkan media massa yang

memegang peranan penting dalam pembentukan opini publik, mengalami perkembangan

yang pesat tiap tahunnya. Kehadiran teknologi Internet pada tahun 80-an juga telah

mempengaruhi perkembangan media massa. Penggunaan teknologi internet sebagai alat

komunikasi melahirkan istilah New Media. Pavlik dalam bukunya “Journalism and New

Media” mengatakan bahwa New Media tidak hanya mencakup semua kemampuan media

konvensional (teks, gambar, grafis, animasi, audio, video, penyampaian real time) tetapi juga

menawarkan kemampuan lainnya, yaitu interaktivitas, akses on-demand, kontrol pengguna

dan kustomisasi (2001, h.3).

Keunggulan New Media dari sisi interaktivitas membuat peneliti tertarik terhadap

kajian mengenai teori Spiral of Silence di New Media. Interaktivitas dalam New Media

memberi „kebebasan‟ lebih kepada audiens jika dibanding media konvensional. Pritchard

1 Aspiannor Masrie adalah Dosen Jurusan Studi Ilmu Hubungan Internasional Fisip Unhas.

2 Artikel ini dimuat di Tribun News, portal berita online milik Koran Tribun, pada 18 Desember 2011 dengan

alamat http://makassar.tribunnews.com/2011/12/18/the-spiral-of-silence-ala-warkop

(2012, h.9) mengatakan bahwa New Media membuat audiens ter-fragmen, audiens dapat

memilih topik yang mereka inginkan dan bebas memilih. Hal ini justru membuat sulit untuk

menggambarkan mana yang merupakan opini dominan dan mana yang merupakan minoritas.

Dalam New Media, fenomena diatas dapat langsung kita saksikan di portal berita

online. Semua portal berita online lazimnya memiliki fitur komentar. Dimana tiap user dapat

menyampaikan opininya mengenai berita yang mereka baca. Adanya fitur komentar ini,

memungkinkan peneliti untuk mengetahui bagaimana arah opini yang terbentuk pada tiap

berita. Sehingga teori Spiral of Silence dapat diteliti di New Media khususnya pada portal

berita online. Portal berita online yang dipilih dalam penelitian ini adalah Detik.com. Detik

News merupakan situs dari portal Detik.com yang paling banyak dikunjungi, menurut Alexa

selama kurun waktu Oktober 2012 – Maret 2013, sebanyak 21,4% pengguna Internet

mengunjungi situs ini, dan berada di posisi pertama di traffic rank.

Untuk menganalisis Spiral of Silence yang terjadi di New Media, peneliti

menggunakan berita dan komentar pada masing-masing berita. Berita digunakan untuk

menganalisis nada pemberitaan yang diberikan redaksi. Kemudian komentar dari user pada

masing-masing berita dianalisis untuk mengetahui arah opini tiap user. Hal ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui opini publik yang terbentuk. Setelah kedua hal tersebut

diketahui, barulah peneliti menganalisis hasil tersebut dengan teori Spiral of Silence untuk

mengetahui bagaimana teori ini berlaku di New Media.

Salah satu tema berita Detik News yang menarik perhatian peneliti adalah berita

mengenai Jokowi. Menurut pengamatan yang peneliti lakukan sejak 20 hingga 27 Maret

2013, berita mengenai Jokowi sangat sering dimuat oleh Detik News, yaitu sebanyak 6-10

berita perhari. Bahkan Detik News juga memliki kolom khusus untuk kegiatan perhari

Gubernur Jokowi. Selain gencarnya pemberitaan mengenai Jokowi di Detik News, peneliti

memilih berita mengenai Jokowi karena nama Jokowi menjadi nama yang paling dicari di

mesin pencari Google Indonesia3.

Berita yang terkait dengan pembangunan infrastruktur DKI Jakarta dipilih karena DKI

Jakarta sebagai ibukota selama ini terus melakukan pembangunan dari segi infrastruktur.

Selain itu, peneliti memilih tema berita ini karena setelah melakukan pengumpulan dokumen

pra-penelitian yaitu berita mengenai Jokowi mulai hari pertama (16 Oktober 2012) hingga

hari ke-200 (3 Mei 2013) di Detik News peneliti menemukan bahwa berita mengenai

3 Data ini diperoleh dari http://news.detik.com/read/2012/12/13/152911/2117748/10/jokowi-jadi-sosok-

paling-dicari-tahun-2012-versi-google diakses 20 Maret 2013 pukul 20.00 WIB

pembangunan infrastruktur memiliki frekuensi yang tinggi yaitu sebesar 35% dibandingkan

berita mengenai banjir, macet, politik maupun figur Jokowi sebagai gubernur.

Seperti yang sudah diungkapkan dalam beberapa penelitian sebelumnya bahwa apa

yang ditampilkan di media massa, khususnya politik, akan menggiring publik pada opini

tertentu. Penelitian ini berusaha menjawab apakah di era New Media yang sangat mendukung

kebebasan berpendapat, mereka yang memiliki opini berbeda dengan yang lainnya akan

cendurung diam. Bahkan di New Media yang bebas dan memungkinkan tiap user

menyembunyikan identitasnya.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana nada pemberitaan dalam Detik News pada berita dengan tema

pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta oleh Gubernur Jokowi?

2. Bagaimana arah opini yang diberikan user dalam fitur komentar Detik News pada

berita dengan tema pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta oleh Gubernur Jokowi?

3. Bagaimana korelasi nada pemberitaan pada berita dengan tema pembangunan

infrastruktur di DKI Jakarta oleh Gubernur Jokowi dengan arah opini di fitur

komentar?

Tinjauan Pustaka

Portal Berita Online sebagai Media Massa

Pengguna Internet di dunia meningkat pesat dari tahun ke tahun. Menurut

Internetworldstats.com4, sejak tahun 2000 hingga 2012 jumlah pengguna Internet dunia telah

bertumbuh sebanyak 566,4%. Pada 30 Juni 2012, jumlah pengguna Internet di seluruh dunia

sebanyak 2,4 milyar dari 7 milyar. Sedangkan di Indonesia sendiri pengguna Internet pada

akhir 2012 telah mencapai 61 juta pengguna, atau 23,5% dari jumlah penduduk Indonesia5.

Kemampuan yang ditawarkan teknologi Internet membuatnya dikatakan sebagai New

Media. Internet telah menggabungkan keunggulan-keunggulan media massa konvensional,

serta membuat komunitas manusia hidup dalam dua kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat

nyata dan kehidupan masyarakat maya (cybercommunity) (Bungin, 2006, h.159). Kelebihan-

kelebihan tersebut membuat Internet diintegrasikan dengan media massa konvensional,

seperti radio, televisi dan media cetak.

4 Merupakan situs penyedia layanan data pengguna Internet di seluruh dunia.

5 Data berdasarkan hasil survei dari MarkPlus Insight Netizen yang dimuat di

http://inet.detik.com/read/2013/08/21/112207/2336008/398/2/posisi-indonesia-di-percaturan-teknologi-dunia

Kepopuleran New Media menyebabkan format berita sebagai produk jurnalisme

berubah. Muncullah istilah jurnalisme online. Pada jurnalisme online, berita menjadi

berbentuk dinamis yang tidak terikat waktu cetak atau siaran (Anshori, 2010, h.6). Menurut

Pavlik jurnalisme online merupakan contextualized journalism, yaitu sebuah format khusus

yang perlu diperhatikan wartawan dalam menyusun berita yang disebarluaskan melalui

Internet (2001, h.4).

Wujud dari jurnalisme online dapat kita lihat melalui portal berita online, yang

merupakan salah satu jenis dari web portal. Menurut Arthur Tatnall, web portal adalah

sebuah website yang dirancang khusus yang bertindak sebagai gerbang untuk membuka akses

ke site yang lain (2005, h.2). Portal berita online menggabungkan direktori, komunikasi

intrapersonal, dan informasi dalam satu paket (Straubhaar & LaRose, 2006, h.261). Konten di

dalamnya antara lain seputar berita, entertainment, travel, teknologi, kesehatan dan keuangan.

Konten pada portal berita online ditulis oleh wartawan professional layaknya media

konvensional.

Media massa sendiri memiliki ciri-ciri yaitu komunikator yang melembaga,

komunikan bersifat heterogen, pesannya bersifat umum, komunikasi berlangsung satu

arah, menimbulkan keserempakan, mengandalkan perlengkapan teknis dan dikontrol

gatekeeper (Nurudin, 2009, h.19).

Sebagai penyaji informasi yang berada dalam ranah New Media, sedikit banyak portal

berita online telah memenuhi sebagian ciri-ciri sebagai media massa. Komunikator (portal

berita online) merupakan sebuah lembaga. Contohnya adalah Detik.com yang berada dibawa

PARA Group atau Okezone.com yang berada dibawah MNC Group.

Sama seperti media konvensional, portal berita online, khususnya Detik.com memiliki

susunan redaksi. Adanya susunan redaksi membuat informasi yang dimuat harus melalui

persetujuan gatekeeper. Berbagai kategori berita yang dimuat di portal berita online membuat

komunikannya bersifat heterogen. Artinya, user yang mengakses portal berita online dapat

berasal dari berbagai status ekonomi, jenis kelamin, umur, pendidikan maupun agama. Pesan

yang termuat dalam berita juga bersifat umum, seperti dengan menggunakan kata-kata

populer dan memunculkan banyak ragam artikel. Namun karena berada dalam ranah New

Media, portal berita online tentu memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan media

massa konvensional seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Berita Online

Berita online merupakan fakta yang dilaporkan terus menerus, diubah dan

direproduksi secara periodik, tanpa henti dan dikonsumsi setiap saat dan disetiap tempat

(Anshori, 2010, h.7). Sedangkan dari segi penulisan, menurut Mondry penulisan dan

penayangan berita online hampir sama dengan penulisan dalam media cetak, khususnya surat

kabar (2008, h.146). Menurutnya, perbedaannya terletak pada pola pemuatannya, yaitu di

media Internet. Perbedaannya terletak pada format, pada berita online bagian awal yang

muncul hanya judulnya saja atau paling banyak hanya sampai di-lead berita. Bila pembaca

ingin mengetahui informasi selengkapnya, dia harus mengklik halaman atau link6

lanjutannya.

Fitur Komentar sebagai Salah Satu Bentuk Interaktivitas dalam New Media

Outing menjelaskan bahwa user diperkenankan untuk bereaksi, mengkritik,

memuji, atau memberi tambahan ke berita yang ditulis oleh wartawan professional yang

dinilai kurang lengkap atau kurang memadai (dalam Nugraha, 2012, h.26). Lister, Dovey,

Giddings, Grant, dan Kelly mengatakan bahwa dalam New Media terjadi pergeseran dari

audiences menjadi users (2008, h.10). Menurutnya, audiens New Media lebih kepada user

daripada sekedar viewer karena memiliki kemampuan untuk mengintervensi atau mengubah

gambar dan teks yang mereka akses.

Opini Publik

Opini publik didefinisikan oleh Santoso Sastropoetro (1990) sebagai pendapat-

pendapat kolektif dari sejumlah besar orang (Olii, 2007, h.20). Noelle-Neuman

mendefinisikan opini publik sebagai sikap atau perilaku yang harus diekspresikan seseorang

di depan publik jika ia tidak ingin menyebabkan dirinya terisolasi; dalam area konversi atau

perubahan, opini publik adalah sikap yang dapat diekspresikan tanpa harus memunculkan

bahaya akan isolasi terhadap dirinya (West & Turner, 2008, h.122). Lebih lanjut, Noelle-

Numan mengatakan bahwa opini publik mungkin di pengaruhi oleh siapa yang mengakui

atau tidak mengakui pandangan ke kita (West & Turner, 2008, h.122). opini publik dalam

penelitian ini dapat diketahui melalui komentar yang diberikan user Detik News dalam fitur

komentar yang ada pada masing-masing berita.

Teori Spiral of Silence

Spiral of Silence terjadi ketika individu yang merasa bahwa opini mereka terkenal

akan lebih senang mengungkapkan diri, sedangkan mereka yang tidak memikirkan opininya

6 Definisi link (computing) menurut Oxford Dictionary (2010) adalah a code or instruction which connects one

part of a program or an element in a list to another.

terkenal sebagai seorang yang selalu diam (Littlejohn & Foss, 2009, h.429). Littlejohn &

Foss menyebutkan bahwa Spiral of Silence terjadi karena rasa takut akan pengasingan dari

kelompok sosial (2009, h.430). Secara singkat, teori ini mengajukan bahwa untuk

menghindari isolasi dalam isu politik yang penting (misalnya, dukungan partai politik),

banyak orang dipandu oleh apa yang mereka pikir sebagai opini yang dominan atau yang

melemah dalam lingkungan mereka (McQuail, 2011, h. 284).

West & Turner (2008, h.123-125) menjelaskan bahwa ada 3 asumsi mengenai teori

Spiral of Silence yang digagas Noelle-Neumann, pertama menyatakan bahwa masyarakat

memegang kekuasaan terhadap mereka yang tidak sepakat melalui ancaman akan isolasi.

Asumsi kedua dari teori ini menyatakan bahwa orang secara terus-menerus menilai iklim dari

opini publik. Menurutnya, individu-individu menerima informasi mengenai opini publik

melalui 2 sumber yaitu observasi pribadi dan media. Asumsi ketiga adalah bahwa perilaku

publik dipengaruhi evaluasi opini publik. Jika individu-individu merasakan adanya dukungan

mengenai suatu topic, maka mereka akan cenderung mengkomunikasikan hal itu; jika mereka

merasa bahwa orang-orang lainnya tidak mendukung suatu topic, maka mereka akan tetap

diam.

Noelle-Neumann percaya bahwa media massa mempercepat isolasi kaum minoritas

dalam teori Spiral of Silence (Griffin, 2008, h. 374). Menurutnya, media massa dapat

membuat sesuatu yang “mayoritas” menjadi tampak sebagai “minoritas”, media massa secara

umum khususnya televisi tidak hanya memberitahu apa yang harus kita pikirkan tetapi juga

menyediakan suatu pandangan mengenai apa yang orang lain pikirkan (Griffin, 2008, h.375).

Teori Spiral of Silence digunakan dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana isu-isu media

dapat mempengaruhi opini publik dan ketakutan akan isolasi terjadi ketika pandangan

seseorang berbeda dengan opini publik yang terbentuk dalam New Media dan opini mana

yang ditampilkan oleh media massa.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi. Pendekatan analisis isi yang

digunakan adalah eksplanatif. Analisis isi eksplanatif adalah analisis isi yang didalamnya

terdapat pengujian hipotesis tertentu (Eriyanto, 2011, h.49). Penggunaan analisis isi ini

adalah untuk menganalisis hubungan nada pemberitaan dan arah opini pada komentar yang

diberikan user Detik News mengenai berita dengan tema pembangunan infrastruktur DKI

Jakarta oleh Gubernur Jokowi. Dalam melakukan analisis isi, peneliti mengamati berita

mengenai Jokowi sesuai dengan fokus penelitian dan komentar yang diberikan audiens pada

fitur komentar di masing-masing berita. Kemudian membuat lembar pencatatan (lembar

koding), langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan berita mengenai Jokowi berdasar

kategorisasinya sesuai dengan batasan pada objek penelitian. Data yang berasal dari berita

dan komentar tersebut diolah dengan cara mengubah data (konversi) menjadi data angka.

Objek Penelitian

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah komentar dari user pada berita

mengenai Jokowi di Detik News dengan title “hari ke-..” sejak hari pertama (16 Oktober

2012) hingga hari ke-365 (15 Oktober 2013) dengan tema mengenai pembangunan

infrastruktur di DKI Jakarta. Komentar dan berita yang diteliti adalah yang sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan peneliti.

Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan hanya pada berita dengan tema pembangunan infrastruktur

di DKI Jakarta yang dilakukan gubernur Jokowi dan dimuat di portal berita online

www.detik.com dalam kolom Detik News. Pembangunan infrastruktur meliputi pembangunan

di bidang transportasi, jalan, air bersih, kanal, waduk, tanggul, pengolahan limbah, listrik,

telekomunikasi, sekolah, rumah, dan rumah sakit. Berita yang diteliti adalah berita yang

memiliki sub judul hari ke-1 hingga hari ke-365 kepemimpinan Jokowi.

Kedua adalah komentar yang diberikan user pada masing-masing berita tersebut.

Peneliti tidak melakukan penelitian terhadap tema selain pembangunan infrastruktur di DKI

Jakarta, berita dengan subjek utama selain Jokowi, foto, gambar, link. Tanggapan dari user

lain pada masing-masing komentar juga diteliti arah opininya. Komentar yang tidak

berhubungan dengan berita dan interaktivitas selain fitur komentar dalam berita serta

komentar yang merupakan duplikat karena kesalahan sistem, tidak diteliti dan dimasukkan

dalam kategori others (99).

Ketiga adalah hubungan nada pemberitaan pada berita dan arah opini pada komentar.

Hubungan ini diteliti dengan melihat kesesuaian nada berita dengan arah opini yang

terbentuk.

Unit Analisis

Berdasarkan objek penelitian dan focus penelitian yang telah disebutkan, peneliti

menentukan unit analisis penelitian ini adalah rangkaian kata atau kalimat dalam berita

dengan tema pembangunan infrastruktur DKI Jakarta oleh Gubernur Jokowi di Detik News

dan rangkaian kata atau kalimat dalam komentar audiens di masing-masing berita. Maka

pengidentifikasian unitnya menggunakan unit referens.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah berita dengan tema pembangunan infrastruktur

oleh gubernur Jokowi dalam Detik News selama 365 hari pertama dari masa

kepemimpinannya, yaitu terhitung mulai tanggal 16 Oktober 2012 hingga 15 Oktober 2013.

Jumlah seluruh berita sebanyak 274 berita dan 7733 komentar. Penelitian ini menggunakan

teknik sampling sistematik random. Sampel yang diperlukan peneliti berjumlah 100 berita,

maka rasio (interval) samplingnya adalah 273:100=2,73 (dibulatkan 3).

Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, konsep Spiral of Silence diturunkan dalam 2 komponen sesuai dengan

penelitian yang ingin dilakukan yaitu opini publik dan portal berita online. Noelle-Neuman

mendefinisikan opini publik sebagai sikap atau perilaku yang harus diekspresikan seseorang

di depan publik jika ia tidak ingin menyebabkan dirinya terisolasi; dalam area konversi atau

perubahan, opini publik adalah sikap yang dapat diekspresikan tanpa harus memunculkan

bahaya akan isolasi terhadap dirinya (West & Turner, 2008, h.122).

Kedua, portal berita online didefinisikan Arthur Tatnall sebagai berikut;

“A portal aggregates information from multiple sources and makes that information

available to various users. In other words, a portal is an all in one website used to

find and to gain access to other sites, but also one that provides the services of a

guide that can help to protect the user from the chaos of the Internet and direct them

towards an eventual goal” (Tatnall, 2005, h.3)

Untuk menjawab konsep secara empiris, melakukan operasionalisasi terhadap 2

komponen konsep yang telah disebutkan yaitu berita online dan fitur komentar.

Konsep portal berita online secara empiris dapat diteliti melalui nada pemberitaan

pada berita yang dimuat. Dikutip dari penelitian terdahulu, yaitu “Analisis Isi Radar Malang

dan Malang Post dalam Memberitakan Aktivitas City Branding Kota Batu sebagai Kota

Wisata” oleh Nanda Gilang Sasmito, pada sebuah pemberitaan terdapat kecenderungan nada

pemberitaan, diantaranya positif, negatif atau netral. Suatu berita dikatakan mengarah pada

penilaian positif bila di dalamnya mengandung unsure pujian, menonjolkan kelebihan dan

pendapat-pendapat positif. Negatif bila suatu pemberitaan mengandung unsur protes,

keluhan, sindiran dan pendapat-pendapat negatif. Netral jika suatu pemberitaan didalamnya

tidak mengarah baik pada penilaian positif maupun penilaian negatif (Sunarjo & Djoenarsih,

1995, h.78 dalam penelitian terdahulu).

Sedangkan konsep opini publik secara empiris dapat diteliti melalui arah opini dalam

komentar. Opini didefinisikan sebagai ekspresi dari suatu sikap (West & Turner, 2010,

h.122). Arah opini dalam penelitian ini merujuk pada bagaimana ekspresi yang diberikan user

dalam menanggapi (memberikan feedback) berita yang disampaikan pada fitur komentar.

Arah opini dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu; favourable (mendukung/ positif) yaitu bila

ada pernyataan pendapat atau opini yang ditampilkan, secara eksplisit atau implicit

mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, dan menyetujui; netral jika ada pernyataan

pendapat atau opini yang dilontarkan baik secara eksplisit maupun implisit tidak bersikap

memihak atau netral; sedangkan unfavourable (tidak mendukung/ negatif) bila pernyataan

pendapat atau opini secara eksplisit maupun implisit tidak mendukung yaitu dengan mencela,

meremehkan, dan menolak (Kriyantono, 2006, h.247).

Hipotesis Riset

Hipotesis yang digunakan adalah hipotesis uji hubungan. Dua variabel yang hendak diteliti

adalah nada pemberitaan dan arah opini.

Hipotesis tersebut sebagai berikut:

H0 = Tidak ada hubungan nada pemberitaan dengan arah opini

Ha = Terdapat hubungan nada pemberitaan dengan arah opini

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah

mendokumentasikan isi komunikasi yang akan diriset. Dimana peneliti akan mengumpulkan

berita dan komentar sesuai dengan sampel dan objek penelitian yang dipilih. Kemudian data

diklasifikasikan sesuai dengan unit analisis, variabel, kategori dan indikator yang telah

ditetapkan dalam penelitian. Variabel merupakan konsep yang memiliki variasi (dua atau

lebih) nilai. Sedangkan indikator adalah batasan penjelasan masing-masing variabel. Terdapat

3 kategori untuk nada pemberitaan dan 3 kategori untuk arah opini berdasarkan definisi

operasional. Setiap kategori tersebut, diturunkan dalam seperangkat aturan atau proses

pencatatan, dimana disebut dengan istilah coding.

Uji Validitas

Uji validitas yang sesuai dengan penelitian ini adalah validitas muka (face validity). Validitas

ini melihat apakah alat ukur yang dipakai telah sesuai dengan apa yang didapatkan.Untuk

mengetahui apakah alat ukur yang digunakan sudah memenuhi unsur validitas muka, peneliti

melihat apakah alat ukur yang dipakai telah diterima oleh komunitas ilmiah. Indikator yang

terdapat dalam definisi konseptual sesuai dengan penelitian terdahulu mengenai nada

pemberitaan dan apa yang dikemukakan Kriyantono (2006, h.246) mengenai kategorisasi

untuk menentukan arah opini suatu pemberitaan.

Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis reliabilitas reproductibility atau yang lebih

dikenal sebagai reliabilitas antar-koder. Peneliti menggunakan formula Holsti untuk menguji

reliabitas antar-koder, dengan rumus;

Reliabilitas antar koder =

M = Jumlah coding yang sama (disetujui masing-masing coder)

N1= Jumlah coding yang dibuat coder 1

N2= Jumlah coding yang dibuat coder 2

Dalam formula Holsti, reliabilitas bergerak antara 0 -1, dimana 0 berarti tidak ada

satupun yang disetujui oleh coder dan 1 berarti persetujuan sempurna diantara para coder,

angka realibilitas minimum yang di toleransi adalah 0.7 atau 70% (Eriyanto, 2011, h.290).

Berikut adalah perhitungan reliabitasnya;

Reliabilitas antar koder =

=0,89

Reliabilitas yang didapat sebesar 0,89 sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel dan

operasionalisasi konsep penelitian ini sudah cukup reliabel.

Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan ukuran data nominal, dimana setiap kategori diberi angka

atau nilai. Kategori positif atau favourable diberi nilai 1, kategori netral diberi nilai 2 dan

kategori negatif atau unfavourable diberi nilai 3. Angka-angka tersebut hanya digunakan

sebagai pembeda antara satu kategori dengan kategori lainnya. Di dalam lembar koding

angka tersebut akan disebut sebagai “skor”. Kemudian setelah mendapatkan jumlah dari

masing-masing kategori, jumlah tersebut diubah dalam persen. Hasil dari analisis isi

kemudian dideskripsikan dalam bentuk tabel frekuensi (Eriyanto. 2011, h.305).

Setelah data ada, untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan teknik koefisien

kontingensi. Uji hubungan ini digunakan jika variabel mempunyai skala nominal. Rumus dari

koefisien kontingensi adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010, h.261 dalam Eriyanto, 2011,

h.357).

C= √

Dimana C adalah koefisien kontingensi, N adalah jumlah sampel dan adalah chi kuadrat.

Berikut adalah rumus Chi kuadrat;

= ∑

Dimana adalah chi kuadrat, O adalah frekuensi observasi dan E adalah frekuensi harapan.

Hasil dan Pembahasan

Jokowi memiliki kepedulian yang lebih besar pada bidang transportasi dan bangunan

gedung dalam masa 1 tahun pertama pemerintahannya. Menurut hasil penelitian, sebanyak

36% merupakan berita dengan objek transportasi dan 35% berita dengan objek bangunan

gedung. Kedua bidang tersebut didahulukan pembangunannya dibandingkan dengan sektor

infrastruktur lainnya. Objek berita ini juga berarti bahwa program kerja Jokowi lebih

berfokus pada dua sektor tersebut.

Nada pemberitaan positif muncul sebanyak 81%, nada pemberitaan netral sebanyak

18% dan nada pemberitaan negative sebanyak 1%. Sebanyak 81 berita mengenai

pembangunan infrastruktur DKI Jakarta oleh Jokowi yang dimuat di Detik News, berisi

kalimat pujian untuk Jokowi, antusiasme warga terhadap Jokowi, hal-hal positif yang

dilakukan Jokowi, dan kinerja Jokowi saat menjadi gubernur. Nada pemberitaan positif

menjadi nada yang dominan dalam penelitian ini. Dukungan terhadap Jokowi dan sepak

terjang Jokowi dicitrakan secara positif oleh Detik News.

Detik News menyajikan sosok Jokowi yang digambarkan secara positif yang

kemudian dapat mempengaruhi pikiran user mengenai sosok Jokowi dalam benak mereka.

Apa yang digambarkan oleh media massa akan mempengaruhi pikiran kita (West & Turner,

2008, h.120). Tidak hanya media massa konvensional saja, New Media juga dapat

membentuk opini publik. Detik News sebagai situs dari portal berita online Detik.com

menggambarkan kinerja Jokowi dalam melakukan pembangunan infrastruktur DKI Jakarta

dengan positif melalui pernyataan-pernyataan dalam berita. Ternyata, apa yang digambarkan

oleh Detik News tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan isi komentar user.

Ada sebanyak 69% (69 buah) berita dengan komentar yang menunjukkan arah opini

favourable. Bahkan ada sebanyak 4 berita yang 100% memiliki komentar dengan arah opini

favourable. Sementara itu ada sebanyak 14% (14 buah) berita yang komentarnya di dominasi

oleh arah opini netral. Dimana 3 diantaranya memiliki komentar dengan arah opini

favourable dan unfavourable dalam jumlah sama, yaitu memiliki proporsi 1:1 sehingga

termasuk dalam kategori netral. Sedangkan untuk arah opini unfavourable, terdapat pada 15

buah berita. Dimana sebanyak 2 berita memiliki komentar yang 100% arah opininya

unfavourable, yaitu tidak mendukung isi berita atau kontra terhadap isi berita. Arah opini

didominasi oleh dukungan pada Jokowi sehingga opini publik yang dominan adalah

dukungan dari masyarakat khususnya masyarakat DKI Jakarta untuk Gubenur baru mereka.

Pada fitur komentar Detik News, user juga dapat memberikan tanggapan terhadap

user lain. Mereka juga dapat saling membalas komentar. Beberapa komentar dapat

membentuk suatu percakapan antar user. Dari 100 sampel berita yang diteliti terdapat 186

komentar yang mendapat tanggapan dari user lain. Sebanyak 96% komentar yang

mendapatkan tanggapan merupakan komentar dengan arah opini unfavourable atau tidak

mendukung isi berita.

Berdasarkan hasil penelitian, user yang memberikan komentar unfavourable atau

tidak mendukung isi berita yang memiliki nada positif terhadap kinerja Jokowi dalam

melaksanakan pembangunan infrastruktur akan mendapat “serangan” dari user lain. user-user

lain memberi tanggapan dengan arah opini favourable yaitu dengan mematahkan komentar

dari user dengan arah opini unfavourable. Tidak hanya 1 user saja yang memberikan

tanggapan, komentar dengan arah opini unfavourable akan ditanggapi beberapa user

sekaligus. Tanggapan tersebut tidak hanya bersifat tidak setuju namun juga berupa hujatan

bahkan hinaan dengan kata-kata kasar.

Saling menanggapi komentar satu user dengan user lainnya menimbulkan sebuah

percakapan. User saling memberikan feedback. Komunikasi dapat berlangsung dua arah. Jika

dijelaskan dalam model komunikasi, model komunikasi yang terjadi dalam komentar seperti

contoh diatas merupakan model komunikasi interaksional. Komunikasi interaksional

berlangsung dua arah, dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim

(West & Turner, 2008, h.13).

Adanya bentuk percakapan antar user dalam fitur komentar juga dapat dijelaskan

dengan teori Spiral of Silence. Pandangan mayoritas dalam penelitian ini dapat diketahui

melalu arah opini yang menonjol, yaitu arah opini favourable. Sesuai dengan teori Spiral of

Silence, mereka yang minoritas, yaitu dalam penelitian ini adalah user dengan arah opini

unfavorable akan cenderung lebih tidak asertif dalam mengkomunikasikannya. Hal ini

terbukti dengan sedikitnya komentar yang memiliki arah unfavourable. Dari 2267 komentar

yang diteliti hanya sebanyak 562 komentar (24%) yang memiliki arah opini unfavourable.

Dalam ranah New Media, bentuk isolasi ditunjukkan dengan tanggapan dari user lain

yang berupa ketidaksetujuan terhadap opini unfavourable. Mereka yang tidak mendukung

kinerja Jokowi dalam melakukan pembangunan infrastruktur DKI Jakarta, akan “diserang”

oleh user lain. Tanggapannya pun berupa dukungan terhadap Jokowi hingga hinaan terhadap

mereka yang mengirimkan komentar dengan arah unfavourable. Walaupun beberapa user

sempat membalas dan tanggapan tersebut membentuk sebuah percakapan antar user, namun

pada akhirnya mereka yang unfavourable seakan “kalah” dan tidak muncul lagi dalam kolom

komentar.

Mereka yang memiliki pendapat mayoritas, dalam hal ini favorable, cenderung lebih

senang mengungkapkan pendapatnya. Hal ini di dukung oleh pernyataan Littlejohn & Foss,

Spiral of Silence terjadi ketika individu yang merasa bahwa opini mereka terkenal akan lebih

senang mengungkapkan diri, sedangkan mereka yang tidak memikirkan opininya terkenal

sebagai seorang yang selalu diam (2009, h.429). Sedangkan yang tidak sependapat dengan

pendapat mayoritas akan cenderung diam.

Selain itu peneliti juga menemukan varian source yang diberikan user pada kolom

komentar. Beberapa komentar yang ditemukan oleh peneliti dan koder menunjukkan bahwa

beberapa user memberikan cuplikan berita yang didapat dari media lain. Hal ini juga menjadi

bukti bahwa opini individu juga dipengaruhi hal lain, seperti media massa, observasi pribadi

maupun sosial media.

Untuk menguatkan terjadinya Spiral of Silence dalam New Media, peneliti telah

melakukan wawancara terhadap beberapa pengguna yang menggunakan New Media untuk

mendapatkan informasi. Beberapa informan yang diwawancarai cenderung cuek atau tidak

menanggapi komentar dengan alasan malas berdebat dalam fitur komentar. Selain itu alasan

lain adalah karena di New Media, individu dengan individu lainnya tidak dapat saling

bertemu dan mudah sekali mengganti nama dengan nickname yang diinginkan serta dapat

menghilang tanpa jejak. Alasan yang makin menguatkan Spiral of Silence dapat terjadi di

New Media adalah dimana user takut di-bully di New Media, terutama sosial media jika

mereka tidak sependapat dengan apa yang kebanyakan orang lain setujui.

Rasa takut akan di-bully membuat mereka “ikut-ikutan” menyetujui suatu isu. Pem-

bully-an tersebut dapat dianalogikan sebagai bentuk isolasi seperti dalam teori Spiral of

Silence. Sehingga untuk menghindari isolasi, individu cenderung mengungkapkan hal yang

sama seperti wacana dan opini dominan. Hal ini mereka alami di media sosial seperti twitter,

karena ke-8 informan yang diwawancarai merupakan user aktif di twitter. Mereka ikut-ikutan

menulis tweet mengenai isu yang sama dengan orang lain dan menyatakan dukungan atas

sesuatu karena takut di-bully jika tidak setuju. Namun ada juga informan yang tetap cuek dan

berdebat jika mereka merasa pendapat mereka benar, namun mereka yang bersikap seperti ini

pada akhirnya juga akan mengabaikan komentar-komentar tersebut jika mereka merasa hal

tersebut tidak ada gunanya.

Berdasarkan perhitungan, angka koefisien yang diperoleh sebesar 0,709. Menurut

Eriyanto, koefisien korelasi yang berada diantara angka 0,60 – 0,799 memiliki hubungan

yang kuat (2011, h.351). Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan dua variable dalam

penelitian ini adalah kuat. Sedangkan nilai Chi Kuadrat diperoleh sebesar 104,028. Dengan

derajat kebebasan sebesar 9, nilai kritis chi kuadrat pada taraf signifikansi 1% sebesar 21,666

dan pada taraf signifikansi 5% sebesar 16,919. Hal ini menunjukan bahwa nilai chi kuadrat

yang didapat yaitu 104,028 lebih besar dari pada nilai kritis chi kuadrat pada taraf

signifikansi 5% (16,919).

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara nada

berita dengan arah opini. Sedangkan untuk mengetahui signifikansinya, dapat dilihat melalui

tingkat signifikasi yang tertera pada output diatas. Tingkat signifikansi menunjukan angka

0,000. Menurut tabel uji hubungan dan uji signifikansi yang dipaparkan DeVaus (1996, h.193

dalam Eriyanto, 2011, h.357), tingkat korelasi sebesar 0,709 dan tingkat signifikansi sebesar

0,000 menunjukkan hubungan yang kuat dan sangat signifikan. Sehingga kemungkinan

kekuatan hubungan ini terjadi juga dalam populasi.

Kesimpulan

1. Berita yang dimuat di Detik News mengambarkan kinerja positif yang dilakukan Jokowi

untuk membangun infrastruktur DKI Jakarta.

2. New Media dengan segala kecanggihannya juga menciptakan gambaran-gambaran

dipikiran kita, gambaran-gambaran yang dibentuk media massa itu lah yang direspon oleh

khalayak. Hal ini terbukti dari arah opini mayoritas yang terbentuk, yaitu favourable atau

sejalan dengan nada pemberitaan yang diberikan Detik News.

3. Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara nada pemberitaan dengan arah opini.

Apa yang dimuat oleh media massa dapat menentukan bagaimana publik ber-opini.

4. Walaupun arah opini sejalan dengan nada pemberitaan, user yang memiliki opini tidak

sejalan tetap berani mengungkapkan opininya dalam ranah New Media, meskipun dalam

jumlah yang sedikit baik jumlah user maupun jumlah komentar. Hal ini disebabkan

beberapa factor, yaitu identitas seseorang di New Media yang dapat disembunyikan dan

bentuk komunikasi yang tidak langsung face-to face. Seseorang akan lebih berani untuk

mengungkapkan opininya karena dia dapat menghilang dari perdebatan atau percakapan.

Fenomena ini tampak dalam fitur komentar Detik News.

Daftar Pustaka

Ardianto, E., Lukiati, K., Siti, K. (2009). Komunikasi massa suatu pengantar. Bandung:

Simbiosa. Rekatama Media.

Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi komunikasi. Jakarta: Kaki Langit Kencana.

Eriyanto. (2011). Analisis isi: pengantar metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi

dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana.

Griffin, Em. (2008). A first look at communication theory (7th

ed.). New York:

McGraw-Hill.

Hamad, Ibnu. (2004). Konstruksi realitas politik dalam media massa. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Hasrullah, M.A, Drs. (2001). Megawati dalam tangkapan pers.Yogyakarta: LKiS.

Holmes, David. (2005). Communication theory: media, technology and society.

London: SAGE Publications Ltd.

Kriyantono, Rahmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi (Ed 1). Jakarta:

Kencana.

Littlejohn, Stephen W. & Karen A. Foss. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba

Humanika.

Lister, M., Dovey, J., Giddings, S., Grant, I., Kelly, K. (2008). New media: a critical

introduction. USA: Routledge.

McQuail, Denis. (2011). Teori komunikasi massa. Jakarta: Salemba Humanika.

Mondry. (2008). Pemahaman teori dan praktik jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia

Muda, Deddy Iskandar. (2005). Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu komunikasi: suatu pengantar. Bandung : Remaja.

Rosdakarya.

Nugraha, Pepih. (2012). Citizen journalism: pandangan, pemahaman dan

pengalaman. Jakarta: Kompas.

Nurudin. (2009). Pengantar komunikasi massa. Jakarta: Rajawali Press.

Olii, Helena. (2007). Opini publik. Jakarta: PT Indeks.

Pavlik, John V. (200I). Journalism and New Media. New York: Columbia University

Press.

Sobur, Alex. (2013). Filsafat komunikasi. Bandung: Rosda.

Straubhaar, Joseph & Robert LaRose. (2006). Media now. Stamford: Thomson.

Tatnall, Arthur. (2005). Web portals: the new gateways to internet information and

services. London: Idea Group Publishing.

West, Richard & Turner, Lynn H. (2008). Pengantar ilmu komunikasi: analisis dan

aplikasi (Edisi 3). Jakarta: Salemba Humanika.

Wimmer, R.D & Dominick, J.R. (2000). Mass media research: an introduction (6th

ed). California: Wadsworth.

Jurnal, Paper dan Skripsi:

Anshori, Mahfud. (2006). Kerangka media dalam pratek jurnalisme online (analisis

framing empat portal berita online di indonesia). Diakses dari

http://www.openmadiun.com/buku/100_ARTIKEL%20JURNALISTIK%20ONLINE%20DI

%20INDONESIA.pdf.

Eriyanto. (2012). Teori spiral kesunyian dan negara transisi demokrasi: sebuah

pengujian di Indonesia. Junal Komunikasi Indonesia, 1, 13-22.

Hadi, Ido Prijana. (2007). Khalayak maya dalam media online: studi reception

analysis tentang interaktivitas pada teks suarasurabaya.net. Jurnal Ilmiah Scriptura, 1, 1-16.

Lemin, Daniel. (2010). Public opinion in the social media era: toward a new

understanding of the spiral of silence (Gonzaga University). Diakses dari

http://web02.gonzaga.edu/comlstudentresources/Spiral.of.Silence.Quantitative.pdf.

Mohammed-Baksh, Sufyan. (2014). How internet communications are affecting (and

being affected by) the spiral of silence: possible implications for grassroots campaigns – a

pilot study. Public Relations Journal, 8, 1-34.

Pritchard, Andrew D. (2012). Spirals into fragmentation: rethinking the spiral of

silence for reference groups in the new media environment (North Dakota State University).

Diakses dari http://andrewpritchard.net/files/.

Sasnito, Nanda Gilang. (2011). Analisis isi radar malang dan malang post dalam

memberitakan aktivitas city branding kota batu sebagai kota wisata. Universitas Brawijaya

Malang.

Satrio, D., Halohes, Y., Firdausia, S.I., Thojoyo, MRA. (2012). Jurnal online dan

demokrasi. Potret Media Massa di Indonesia, hal 183.

Jensen, Jens F. (1998). Interactivity – Tracking a New Concept in Media and Communication

Studies. 185-202. 1998-07-01, 13:53.

Setiawan, Edwi Arief. Kajian Teoritis Komunikasi Virtual (Internet dalam Perspektif

Ilmu Komunikasi. Diakses dari

http://edwi.dosen.upnyk.ac.id/Kajian%20internet%20kom.pdf.

Artikel:

Detik News. 2012, Desember 13). Jokowi Jadi Sosok Paling Dicari tahun 2012 versi

Google. Diakses dari http://news.detik.com/read/2012/12/13/152911/2117748/10/jokowi-

jadi-sosok-paling-dicari-tahun-2012-versi-google.

Masrie, Aspiannor. (2011, Desember 18). The spiral of silence ala warkop. Diakses

dari http://makassar.tribunnews.com/2011/12/18/the-spiral-of-silence-ala-warkop.

Internet:

Alexa. www.alexa.com. Diakses pada 7 Maret 2013 pukul 20.00.

Broadcasting Board of Governors. Indonesian media consumtion habbits. 2013.

http://www.bbg.gov/press-release/in-indonesia-tv-still-rules-but-mobile-internet-are-on-the-

rise/ Diakses pada 6 Maret 2023pukul 19.00.

Internet World Statistics. www.internetworldstats.com. Diakses pada 9 Maret 2013

pukul 9.00 WIB.

Online Compact Oxford Dictionary. www.oxforddictionaries.com. Diakses pada 1

Desember 2013 pukul 11.00 WIB.