KORELASI NADA PEMBERITAAN DENGAN ARAH OPINI DI DETIK NEWS (Studi Analisis Isi Pemberitaan dengan...
Transcript of KORELASI NADA PEMBERITAAN DENGAN ARAH OPINI DI DETIK NEWS (Studi Analisis Isi Pemberitaan dengan...
KORELASI NADA PEMBERITAAN DENGAN ARAH OPINI
DI DETIK NEWS
(Studi Analisis Isi Pemberitaan dengan Tema Pembangunan Infrastruktur DKI Jakarta
Oleh Gubernur Jokowi)
Aulia Rahmani
Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya
Malang 2014
Email : [email protected]
Abstract
The power of mass media as a channel to influencing audience has a big contribution
to the formation of public opinion (Hasrullah: 2001, h.38). Its power is the basis for the
emergence of the Spiral of Silence Theory which initiated by Noelle-Neumann. Spiral of
Silence is a one of old theories which still exist, it raised at 1984 and has been proven in
many research of conventional mass media. In the development of mass media, New Media
comes with its advantages. One of those is interactivity. Comment feature is one of
interactivity feature in news web portal, which allow users to give their feedback about the
news as a dominant discourse. So it is possible to measure public opinion through comment
feature.
This research try to proves the public opinion which formed by media dominant
discourse and spiral of silence theory which happens in New Media by examining the
correlation between the tone of the news and opinion direction. Object in this research is the
news in Detik News about the development of infrastructures in DKI Jakarta by Governor
Jokowi and also user comments in every news. By using quantitative content analysis, this
research has proven that the tone of the news about the development of infrastructures in DKI
Jakarta by Governor Jokowi has a strong correlation with the opinion direction given by
users. Spiral of silence still happens in New Media, although this research found that minority
opinion is bolder to appear at the public sphere in New Media. That‟s happen because the
communication in New Media is not a direct communication (face-to-face), and it‟s easy to
remove someone anonimity in New Media.
Keywords: Spiral of Silence, New Media, quantitative content analysis
Pendahuluan
Untuk mendapatkan informasi, manusia banyak mengandalkan media massa.
Kekuatan media masssa yang selalu ada dalam kehidupan manusia ternyata banyak
memberikan pengaruh bagi kehidupan bermasyarakat. Salah satunya, kekuatan media massa
sebagai saluran untuk mempengaruhi khalayak telah banyak memberikan andil dalam
pembentukan opini publik (Hasrullah, 2001, h.38). Menurut Nurrudin, ada ikatan erat antara
opini publik dan media massa, menurutnya opini publik dibentuk, disusun dan dikurangi oleh
peran media massa (2009, h.182).
Jika diadaptasikan dari pendapat Littlejohn & Foss, opini yang diungkapkan individu
seringkali tidak mereka ketahui asalnya darimana, merupakan hasil dari pengaruh media
ataukah dari hasil komunikasi intrapersonal. Hal ini diperkuat oleh pendapat Noelle-Neuman
yang menyatakan bahwa;
“Pengaruh media seringkali tidak disadari; manusia tidak dapat memberikan catatan
tentang apa yang telah terjadi. Namun mereka mencampurkan persepsi yang disaring
melalui mata media kedalam sebuah kesatuan yang tidak dapat dibagi yang berasal
dari pemikiran dan pengalaman mereka sendiri” (dalam Littlejohn & Foss, 2009,
h.431).
Fenomena opini publik menjadi dasar atas teori yang dicetuskan oleh Noelle-
Neumann pada 1984 dalam bukunya, “The Spiral of Silence: Publik Opinion – Our Social
Skin”. Teori ini kemudian dikenal sebagai teori Spiral of Silence (Spiral Keheningan). Noelle-
Neumann percaya bahwa struktur masyarakat kita bergantung sepenuhnya pada orang-orang
yang secara bersama menentukan dan mendukung seperangkat nilai, dan opini publiklah yang
menentukan apakah nilai-nilai ini diyakini secara sama diseluruh populasi (West & Turner,
2008, h.123). Dalam teori Spiral of Silence, ketika orang sepakat mengenai seperangkat nilai
bersama, maka ketakutan akan isolasi akan berkurang, namun ketika terdapat perbedaan nilai,
ketakutan akan isolasi muncul (West & Turner, 2008, h.123).
Teori Spiral of Silence telah diuji oleh banyak ahli di berbagai negara. Sesuai dengan
pernyataan Noelle-Neuman bahwa banyak dari populasi menyesuaikan perilakunya pada
arahan dari media (Noelle-Neumann, 1993, h.272 dalam West & Turner, 2008, h.126). Studi
mengenai teori ini pun mengarah pada pengaruh media. Beberapa studi telah dilakukan,
diantaranya dilakukan oleh Lin & Salwen di Amerika Serikat (1997), Jeffress, Neundorf, &
Atkin (1999), Eckstein & Turman (2002) serta Neuwirth & Frederick (2004) dan studi yang
dilakukan oleh peneliti lainnya.
Beberapa kajian mengenai pembentukan opini publik juga erat kaitannya dengan
komunikasi politik yang dilakukan di media massa. Bernard Hennessy (1990) mengatakan
bahwa media massa memilki pengaruh yang sangat kuat dalam dialog politik dengan
memberikan publikasi pada calon dan penyelenggara kebijakan (Olii, 2007, h.60). Eriyanto
(2012) melakukan penelitan mengenai teori Spiral of Silence. Dalam jurnalnya yang berjudul
”Teori Spiral Kesunyian dan Negara Transisi Demokrasi: Sebuah Pengujian di Indonesia”,
Eriyanto secara spesifik mengungkapkan bagaimana warga aware terhadap isu-isu publik.
Terdapat 3 isu yang dijadikan objek dengan metode penelitian survei. Penelitian ini
membuktikan bahwa teori Spiral of Silence dapat digunakan untuk menjelaskan proses
pembentukan opini publik dalam konteks negara transisi demokrasi, yakni Indonesia.
Pemilihan isu politik sebagai subjek juga dipilih oleh Aspiannor Masrie1 (2011)
dalam artikelnya yang berjudul “The Spiral of Silence ala Warkop”2. Masrie mengatakan
dalam artikelnya bahwa individu dalam masyarakat (public majority) menjadi bungkam,
meskipun yang bersangkutan setuju atau tidak setuju terhadap kebijakan dan prilaku dari elit
bersangkutan karena pendapatnya dikalahkan oleh kelompok minoritas (public minority)
yang selalu ditonjolkan di media massa melalui rakayasa politik.
Teori Spiral of Silence sendiri memang merupakan teori yang cukup tua umurnya,
teori ini sudah dipublikasikan Neolle Neuman sejak 1984. Sedangkan media massa yang
memegang peranan penting dalam pembentukan opini publik, mengalami perkembangan
yang pesat tiap tahunnya. Kehadiran teknologi Internet pada tahun 80-an juga telah
mempengaruhi perkembangan media massa. Penggunaan teknologi internet sebagai alat
komunikasi melahirkan istilah New Media. Pavlik dalam bukunya “Journalism and New
Media” mengatakan bahwa New Media tidak hanya mencakup semua kemampuan media
konvensional (teks, gambar, grafis, animasi, audio, video, penyampaian real time) tetapi juga
menawarkan kemampuan lainnya, yaitu interaktivitas, akses on-demand, kontrol pengguna
dan kustomisasi (2001, h.3).
Keunggulan New Media dari sisi interaktivitas membuat peneliti tertarik terhadap
kajian mengenai teori Spiral of Silence di New Media. Interaktivitas dalam New Media
memberi „kebebasan‟ lebih kepada audiens jika dibanding media konvensional. Pritchard
1 Aspiannor Masrie adalah Dosen Jurusan Studi Ilmu Hubungan Internasional Fisip Unhas.
2 Artikel ini dimuat di Tribun News, portal berita online milik Koran Tribun, pada 18 Desember 2011 dengan
alamat http://makassar.tribunnews.com/2011/12/18/the-spiral-of-silence-ala-warkop
(2012, h.9) mengatakan bahwa New Media membuat audiens ter-fragmen, audiens dapat
memilih topik yang mereka inginkan dan bebas memilih. Hal ini justru membuat sulit untuk
menggambarkan mana yang merupakan opini dominan dan mana yang merupakan minoritas.
Dalam New Media, fenomena diatas dapat langsung kita saksikan di portal berita
online. Semua portal berita online lazimnya memiliki fitur komentar. Dimana tiap user dapat
menyampaikan opininya mengenai berita yang mereka baca. Adanya fitur komentar ini,
memungkinkan peneliti untuk mengetahui bagaimana arah opini yang terbentuk pada tiap
berita. Sehingga teori Spiral of Silence dapat diteliti di New Media khususnya pada portal
berita online. Portal berita online yang dipilih dalam penelitian ini adalah Detik.com. Detik
News merupakan situs dari portal Detik.com yang paling banyak dikunjungi, menurut Alexa
selama kurun waktu Oktober 2012 – Maret 2013, sebanyak 21,4% pengguna Internet
mengunjungi situs ini, dan berada di posisi pertama di traffic rank.
Untuk menganalisis Spiral of Silence yang terjadi di New Media, peneliti
menggunakan berita dan komentar pada masing-masing berita. Berita digunakan untuk
menganalisis nada pemberitaan yang diberikan redaksi. Kemudian komentar dari user pada
masing-masing berita dianalisis untuk mengetahui arah opini tiap user. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui opini publik yang terbentuk. Setelah kedua hal tersebut
diketahui, barulah peneliti menganalisis hasil tersebut dengan teori Spiral of Silence untuk
mengetahui bagaimana teori ini berlaku di New Media.
Salah satu tema berita Detik News yang menarik perhatian peneliti adalah berita
mengenai Jokowi. Menurut pengamatan yang peneliti lakukan sejak 20 hingga 27 Maret
2013, berita mengenai Jokowi sangat sering dimuat oleh Detik News, yaitu sebanyak 6-10
berita perhari. Bahkan Detik News juga memliki kolom khusus untuk kegiatan perhari
Gubernur Jokowi. Selain gencarnya pemberitaan mengenai Jokowi di Detik News, peneliti
memilih berita mengenai Jokowi karena nama Jokowi menjadi nama yang paling dicari di
mesin pencari Google Indonesia3.
Berita yang terkait dengan pembangunan infrastruktur DKI Jakarta dipilih karena DKI
Jakarta sebagai ibukota selama ini terus melakukan pembangunan dari segi infrastruktur.
Selain itu, peneliti memilih tema berita ini karena setelah melakukan pengumpulan dokumen
pra-penelitian yaitu berita mengenai Jokowi mulai hari pertama (16 Oktober 2012) hingga
hari ke-200 (3 Mei 2013) di Detik News peneliti menemukan bahwa berita mengenai
3 Data ini diperoleh dari http://news.detik.com/read/2012/12/13/152911/2117748/10/jokowi-jadi-sosok-
paling-dicari-tahun-2012-versi-google diakses 20 Maret 2013 pukul 20.00 WIB
pembangunan infrastruktur memiliki frekuensi yang tinggi yaitu sebesar 35% dibandingkan
berita mengenai banjir, macet, politik maupun figur Jokowi sebagai gubernur.
Seperti yang sudah diungkapkan dalam beberapa penelitian sebelumnya bahwa apa
yang ditampilkan di media massa, khususnya politik, akan menggiring publik pada opini
tertentu. Penelitian ini berusaha menjawab apakah di era New Media yang sangat mendukung
kebebasan berpendapat, mereka yang memiliki opini berbeda dengan yang lainnya akan
cendurung diam. Bahkan di New Media yang bebas dan memungkinkan tiap user
menyembunyikan identitasnya.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana nada pemberitaan dalam Detik News pada berita dengan tema
pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta oleh Gubernur Jokowi?
2. Bagaimana arah opini yang diberikan user dalam fitur komentar Detik News pada
berita dengan tema pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta oleh Gubernur Jokowi?
3. Bagaimana korelasi nada pemberitaan pada berita dengan tema pembangunan
infrastruktur di DKI Jakarta oleh Gubernur Jokowi dengan arah opini di fitur
komentar?
Tinjauan Pustaka
Portal Berita Online sebagai Media Massa
Pengguna Internet di dunia meningkat pesat dari tahun ke tahun. Menurut
Internetworldstats.com4, sejak tahun 2000 hingga 2012 jumlah pengguna Internet dunia telah
bertumbuh sebanyak 566,4%. Pada 30 Juni 2012, jumlah pengguna Internet di seluruh dunia
sebanyak 2,4 milyar dari 7 milyar. Sedangkan di Indonesia sendiri pengguna Internet pada
akhir 2012 telah mencapai 61 juta pengguna, atau 23,5% dari jumlah penduduk Indonesia5.
Kemampuan yang ditawarkan teknologi Internet membuatnya dikatakan sebagai New
Media. Internet telah menggabungkan keunggulan-keunggulan media massa konvensional,
serta membuat komunitas manusia hidup dalam dua kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat
nyata dan kehidupan masyarakat maya (cybercommunity) (Bungin, 2006, h.159). Kelebihan-
kelebihan tersebut membuat Internet diintegrasikan dengan media massa konvensional,
seperti radio, televisi dan media cetak.
4 Merupakan situs penyedia layanan data pengguna Internet di seluruh dunia.
5 Data berdasarkan hasil survei dari MarkPlus Insight Netizen yang dimuat di
http://inet.detik.com/read/2013/08/21/112207/2336008/398/2/posisi-indonesia-di-percaturan-teknologi-dunia
Kepopuleran New Media menyebabkan format berita sebagai produk jurnalisme
berubah. Muncullah istilah jurnalisme online. Pada jurnalisme online, berita menjadi
berbentuk dinamis yang tidak terikat waktu cetak atau siaran (Anshori, 2010, h.6). Menurut
Pavlik jurnalisme online merupakan contextualized journalism, yaitu sebuah format khusus
yang perlu diperhatikan wartawan dalam menyusun berita yang disebarluaskan melalui
Internet (2001, h.4).
Wujud dari jurnalisme online dapat kita lihat melalui portal berita online, yang
merupakan salah satu jenis dari web portal. Menurut Arthur Tatnall, web portal adalah
sebuah website yang dirancang khusus yang bertindak sebagai gerbang untuk membuka akses
ke site yang lain (2005, h.2). Portal berita online menggabungkan direktori, komunikasi
intrapersonal, dan informasi dalam satu paket (Straubhaar & LaRose, 2006, h.261). Konten di
dalamnya antara lain seputar berita, entertainment, travel, teknologi, kesehatan dan keuangan.
Konten pada portal berita online ditulis oleh wartawan professional layaknya media
konvensional.
Media massa sendiri memiliki ciri-ciri yaitu komunikator yang melembaga,
komunikan bersifat heterogen, pesannya bersifat umum, komunikasi berlangsung satu
arah, menimbulkan keserempakan, mengandalkan perlengkapan teknis dan dikontrol
gatekeeper (Nurudin, 2009, h.19).
Sebagai penyaji informasi yang berada dalam ranah New Media, sedikit banyak portal
berita online telah memenuhi sebagian ciri-ciri sebagai media massa. Komunikator (portal
berita online) merupakan sebuah lembaga. Contohnya adalah Detik.com yang berada dibawa
PARA Group atau Okezone.com yang berada dibawah MNC Group.
Sama seperti media konvensional, portal berita online, khususnya Detik.com memiliki
susunan redaksi. Adanya susunan redaksi membuat informasi yang dimuat harus melalui
persetujuan gatekeeper. Berbagai kategori berita yang dimuat di portal berita online membuat
komunikannya bersifat heterogen. Artinya, user yang mengakses portal berita online dapat
berasal dari berbagai status ekonomi, jenis kelamin, umur, pendidikan maupun agama. Pesan
yang termuat dalam berita juga bersifat umum, seperti dengan menggunakan kata-kata
populer dan memunculkan banyak ragam artikel. Namun karena berada dalam ranah New
Media, portal berita online tentu memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan media
massa konvensional seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Berita Online
Berita online merupakan fakta yang dilaporkan terus menerus, diubah dan
direproduksi secara periodik, tanpa henti dan dikonsumsi setiap saat dan disetiap tempat
(Anshori, 2010, h.7). Sedangkan dari segi penulisan, menurut Mondry penulisan dan
penayangan berita online hampir sama dengan penulisan dalam media cetak, khususnya surat
kabar (2008, h.146). Menurutnya, perbedaannya terletak pada pola pemuatannya, yaitu di
media Internet. Perbedaannya terletak pada format, pada berita online bagian awal yang
muncul hanya judulnya saja atau paling banyak hanya sampai di-lead berita. Bila pembaca
ingin mengetahui informasi selengkapnya, dia harus mengklik halaman atau link6
lanjutannya.
Fitur Komentar sebagai Salah Satu Bentuk Interaktivitas dalam New Media
Outing menjelaskan bahwa user diperkenankan untuk bereaksi, mengkritik,
memuji, atau memberi tambahan ke berita yang ditulis oleh wartawan professional yang
dinilai kurang lengkap atau kurang memadai (dalam Nugraha, 2012, h.26). Lister, Dovey,
Giddings, Grant, dan Kelly mengatakan bahwa dalam New Media terjadi pergeseran dari
audiences menjadi users (2008, h.10). Menurutnya, audiens New Media lebih kepada user
daripada sekedar viewer karena memiliki kemampuan untuk mengintervensi atau mengubah
gambar dan teks yang mereka akses.
Opini Publik
Opini publik didefinisikan oleh Santoso Sastropoetro (1990) sebagai pendapat-
pendapat kolektif dari sejumlah besar orang (Olii, 2007, h.20). Noelle-Neuman
mendefinisikan opini publik sebagai sikap atau perilaku yang harus diekspresikan seseorang
di depan publik jika ia tidak ingin menyebabkan dirinya terisolasi; dalam area konversi atau
perubahan, opini publik adalah sikap yang dapat diekspresikan tanpa harus memunculkan
bahaya akan isolasi terhadap dirinya (West & Turner, 2008, h.122). Lebih lanjut, Noelle-
Numan mengatakan bahwa opini publik mungkin di pengaruhi oleh siapa yang mengakui
atau tidak mengakui pandangan ke kita (West & Turner, 2008, h.122). opini publik dalam
penelitian ini dapat diketahui melalui komentar yang diberikan user Detik News dalam fitur
komentar yang ada pada masing-masing berita.
Teori Spiral of Silence
Spiral of Silence terjadi ketika individu yang merasa bahwa opini mereka terkenal
akan lebih senang mengungkapkan diri, sedangkan mereka yang tidak memikirkan opininya
6 Definisi link (computing) menurut Oxford Dictionary (2010) adalah a code or instruction which connects one
part of a program or an element in a list to another.
terkenal sebagai seorang yang selalu diam (Littlejohn & Foss, 2009, h.429). Littlejohn &
Foss menyebutkan bahwa Spiral of Silence terjadi karena rasa takut akan pengasingan dari
kelompok sosial (2009, h.430). Secara singkat, teori ini mengajukan bahwa untuk
menghindari isolasi dalam isu politik yang penting (misalnya, dukungan partai politik),
banyak orang dipandu oleh apa yang mereka pikir sebagai opini yang dominan atau yang
melemah dalam lingkungan mereka (McQuail, 2011, h. 284).
West & Turner (2008, h.123-125) menjelaskan bahwa ada 3 asumsi mengenai teori
Spiral of Silence yang digagas Noelle-Neumann, pertama menyatakan bahwa masyarakat
memegang kekuasaan terhadap mereka yang tidak sepakat melalui ancaman akan isolasi.
Asumsi kedua dari teori ini menyatakan bahwa orang secara terus-menerus menilai iklim dari
opini publik. Menurutnya, individu-individu menerima informasi mengenai opini publik
melalui 2 sumber yaitu observasi pribadi dan media. Asumsi ketiga adalah bahwa perilaku
publik dipengaruhi evaluasi opini publik. Jika individu-individu merasakan adanya dukungan
mengenai suatu topic, maka mereka akan cenderung mengkomunikasikan hal itu; jika mereka
merasa bahwa orang-orang lainnya tidak mendukung suatu topic, maka mereka akan tetap
diam.
Noelle-Neumann percaya bahwa media massa mempercepat isolasi kaum minoritas
dalam teori Spiral of Silence (Griffin, 2008, h. 374). Menurutnya, media massa dapat
membuat sesuatu yang “mayoritas” menjadi tampak sebagai “minoritas”, media massa secara
umum khususnya televisi tidak hanya memberitahu apa yang harus kita pikirkan tetapi juga
menyediakan suatu pandangan mengenai apa yang orang lain pikirkan (Griffin, 2008, h.375).
Teori Spiral of Silence digunakan dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana isu-isu media
dapat mempengaruhi opini publik dan ketakutan akan isolasi terjadi ketika pandangan
seseorang berbeda dengan opini publik yang terbentuk dalam New Media dan opini mana
yang ditampilkan oleh media massa.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi. Pendekatan analisis isi yang
digunakan adalah eksplanatif. Analisis isi eksplanatif adalah analisis isi yang didalamnya
terdapat pengujian hipotesis tertentu (Eriyanto, 2011, h.49). Penggunaan analisis isi ini
adalah untuk menganalisis hubungan nada pemberitaan dan arah opini pada komentar yang
diberikan user Detik News mengenai berita dengan tema pembangunan infrastruktur DKI
Jakarta oleh Gubernur Jokowi. Dalam melakukan analisis isi, peneliti mengamati berita
mengenai Jokowi sesuai dengan fokus penelitian dan komentar yang diberikan audiens pada
fitur komentar di masing-masing berita. Kemudian membuat lembar pencatatan (lembar
koding), langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan berita mengenai Jokowi berdasar
kategorisasinya sesuai dengan batasan pada objek penelitian. Data yang berasal dari berita
dan komentar tersebut diolah dengan cara mengubah data (konversi) menjadi data angka.
Objek Penelitian
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah komentar dari user pada berita
mengenai Jokowi di Detik News dengan title “hari ke-..” sejak hari pertama (16 Oktober
2012) hingga hari ke-365 (15 Oktober 2013) dengan tema mengenai pembangunan
infrastruktur di DKI Jakarta. Komentar dan berita yang diteliti adalah yang sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan peneliti.
Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan hanya pada berita dengan tema pembangunan infrastruktur
di DKI Jakarta yang dilakukan gubernur Jokowi dan dimuat di portal berita online
www.detik.com dalam kolom Detik News. Pembangunan infrastruktur meliputi pembangunan
di bidang transportasi, jalan, air bersih, kanal, waduk, tanggul, pengolahan limbah, listrik,
telekomunikasi, sekolah, rumah, dan rumah sakit. Berita yang diteliti adalah berita yang
memiliki sub judul hari ke-1 hingga hari ke-365 kepemimpinan Jokowi.
Kedua adalah komentar yang diberikan user pada masing-masing berita tersebut.
Peneliti tidak melakukan penelitian terhadap tema selain pembangunan infrastruktur di DKI
Jakarta, berita dengan subjek utama selain Jokowi, foto, gambar, link. Tanggapan dari user
lain pada masing-masing komentar juga diteliti arah opininya. Komentar yang tidak
berhubungan dengan berita dan interaktivitas selain fitur komentar dalam berita serta
komentar yang merupakan duplikat karena kesalahan sistem, tidak diteliti dan dimasukkan
dalam kategori others (99).
Ketiga adalah hubungan nada pemberitaan pada berita dan arah opini pada komentar.
Hubungan ini diteliti dengan melihat kesesuaian nada berita dengan arah opini yang
terbentuk.
Unit Analisis
Berdasarkan objek penelitian dan focus penelitian yang telah disebutkan, peneliti
menentukan unit analisis penelitian ini adalah rangkaian kata atau kalimat dalam berita
dengan tema pembangunan infrastruktur DKI Jakarta oleh Gubernur Jokowi di Detik News
dan rangkaian kata atau kalimat dalam komentar audiens di masing-masing berita. Maka
pengidentifikasian unitnya menggunakan unit referens.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah berita dengan tema pembangunan infrastruktur
oleh gubernur Jokowi dalam Detik News selama 365 hari pertama dari masa
kepemimpinannya, yaitu terhitung mulai tanggal 16 Oktober 2012 hingga 15 Oktober 2013.
Jumlah seluruh berita sebanyak 274 berita dan 7733 komentar. Penelitian ini menggunakan
teknik sampling sistematik random. Sampel yang diperlukan peneliti berjumlah 100 berita,
maka rasio (interval) samplingnya adalah 273:100=2,73 (dibulatkan 3).
Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, konsep Spiral of Silence diturunkan dalam 2 komponen sesuai dengan
penelitian yang ingin dilakukan yaitu opini publik dan portal berita online. Noelle-Neuman
mendefinisikan opini publik sebagai sikap atau perilaku yang harus diekspresikan seseorang
di depan publik jika ia tidak ingin menyebabkan dirinya terisolasi; dalam area konversi atau
perubahan, opini publik adalah sikap yang dapat diekspresikan tanpa harus memunculkan
bahaya akan isolasi terhadap dirinya (West & Turner, 2008, h.122).
Kedua, portal berita online didefinisikan Arthur Tatnall sebagai berikut;
“A portal aggregates information from multiple sources and makes that information
available to various users. In other words, a portal is an all in one website used to
find and to gain access to other sites, but also one that provides the services of a
guide that can help to protect the user from the chaos of the Internet and direct them
towards an eventual goal” (Tatnall, 2005, h.3)
Untuk menjawab konsep secara empiris, melakukan operasionalisasi terhadap 2
komponen konsep yang telah disebutkan yaitu berita online dan fitur komentar.
Konsep portal berita online secara empiris dapat diteliti melalui nada pemberitaan
pada berita yang dimuat. Dikutip dari penelitian terdahulu, yaitu “Analisis Isi Radar Malang
dan Malang Post dalam Memberitakan Aktivitas City Branding Kota Batu sebagai Kota
Wisata” oleh Nanda Gilang Sasmito, pada sebuah pemberitaan terdapat kecenderungan nada
pemberitaan, diantaranya positif, negatif atau netral. Suatu berita dikatakan mengarah pada
penilaian positif bila di dalamnya mengandung unsure pujian, menonjolkan kelebihan dan
pendapat-pendapat positif. Negatif bila suatu pemberitaan mengandung unsur protes,
keluhan, sindiran dan pendapat-pendapat negatif. Netral jika suatu pemberitaan didalamnya
tidak mengarah baik pada penilaian positif maupun penilaian negatif (Sunarjo & Djoenarsih,
1995, h.78 dalam penelitian terdahulu).
Sedangkan konsep opini publik secara empiris dapat diteliti melalui arah opini dalam
komentar. Opini didefinisikan sebagai ekspresi dari suatu sikap (West & Turner, 2010,
h.122). Arah opini dalam penelitian ini merujuk pada bagaimana ekspresi yang diberikan user
dalam menanggapi (memberikan feedback) berita yang disampaikan pada fitur komentar.
Arah opini dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu; favourable (mendukung/ positif) yaitu bila
ada pernyataan pendapat atau opini yang ditampilkan, secara eksplisit atau implicit
mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, dan menyetujui; netral jika ada pernyataan
pendapat atau opini yang dilontarkan baik secara eksplisit maupun implisit tidak bersikap
memihak atau netral; sedangkan unfavourable (tidak mendukung/ negatif) bila pernyataan
pendapat atau opini secara eksplisit maupun implisit tidak mendukung yaitu dengan mencela,
meremehkan, dan menolak (Kriyantono, 2006, h.247).
Hipotesis Riset
Hipotesis yang digunakan adalah hipotesis uji hubungan. Dua variabel yang hendak diteliti
adalah nada pemberitaan dan arah opini.
Hipotesis tersebut sebagai berikut:
H0 = Tidak ada hubungan nada pemberitaan dengan arah opini
Ha = Terdapat hubungan nada pemberitaan dengan arah opini
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
mendokumentasikan isi komunikasi yang akan diriset. Dimana peneliti akan mengumpulkan
berita dan komentar sesuai dengan sampel dan objek penelitian yang dipilih. Kemudian data
diklasifikasikan sesuai dengan unit analisis, variabel, kategori dan indikator yang telah
ditetapkan dalam penelitian. Variabel merupakan konsep yang memiliki variasi (dua atau
lebih) nilai. Sedangkan indikator adalah batasan penjelasan masing-masing variabel. Terdapat
3 kategori untuk nada pemberitaan dan 3 kategori untuk arah opini berdasarkan definisi
operasional. Setiap kategori tersebut, diturunkan dalam seperangkat aturan atau proses
pencatatan, dimana disebut dengan istilah coding.
Uji Validitas
Uji validitas yang sesuai dengan penelitian ini adalah validitas muka (face validity). Validitas
ini melihat apakah alat ukur yang dipakai telah sesuai dengan apa yang didapatkan.Untuk
mengetahui apakah alat ukur yang digunakan sudah memenuhi unsur validitas muka, peneliti
melihat apakah alat ukur yang dipakai telah diterima oleh komunitas ilmiah. Indikator yang
terdapat dalam definisi konseptual sesuai dengan penelitian terdahulu mengenai nada
pemberitaan dan apa yang dikemukakan Kriyantono (2006, h.246) mengenai kategorisasi
untuk menentukan arah opini suatu pemberitaan.
Uji Reliabilitas
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis reliabilitas reproductibility atau yang lebih
dikenal sebagai reliabilitas antar-koder. Peneliti menggunakan formula Holsti untuk menguji
reliabitas antar-koder, dengan rumus;
Reliabilitas antar koder =
M = Jumlah coding yang sama (disetujui masing-masing coder)
N1= Jumlah coding yang dibuat coder 1
N2= Jumlah coding yang dibuat coder 2
Dalam formula Holsti, reliabilitas bergerak antara 0 -1, dimana 0 berarti tidak ada
satupun yang disetujui oleh coder dan 1 berarti persetujuan sempurna diantara para coder,
angka realibilitas minimum yang di toleransi adalah 0.7 atau 70% (Eriyanto, 2011, h.290).
Berikut adalah perhitungan reliabitasnya;
Reliabilitas antar koder =
=0,89
Reliabilitas yang didapat sebesar 0,89 sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel dan
operasionalisasi konsep penelitian ini sudah cukup reliabel.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan ukuran data nominal, dimana setiap kategori diberi angka
atau nilai. Kategori positif atau favourable diberi nilai 1, kategori netral diberi nilai 2 dan
kategori negatif atau unfavourable diberi nilai 3. Angka-angka tersebut hanya digunakan
sebagai pembeda antara satu kategori dengan kategori lainnya. Di dalam lembar koding
angka tersebut akan disebut sebagai “skor”. Kemudian setelah mendapatkan jumlah dari
masing-masing kategori, jumlah tersebut diubah dalam persen. Hasil dari analisis isi
kemudian dideskripsikan dalam bentuk tabel frekuensi (Eriyanto. 2011, h.305).
Setelah data ada, untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan teknik koefisien
kontingensi. Uji hubungan ini digunakan jika variabel mempunyai skala nominal. Rumus dari
koefisien kontingensi adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010, h.261 dalam Eriyanto, 2011,
h.357).
C= √
Dimana C adalah koefisien kontingensi, N adalah jumlah sampel dan adalah chi kuadrat.
Berikut adalah rumus Chi kuadrat;
= ∑
Dimana adalah chi kuadrat, O adalah frekuensi observasi dan E adalah frekuensi harapan.
Hasil dan Pembahasan
Jokowi memiliki kepedulian yang lebih besar pada bidang transportasi dan bangunan
gedung dalam masa 1 tahun pertama pemerintahannya. Menurut hasil penelitian, sebanyak
36% merupakan berita dengan objek transportasi dan 35% berita dengan objek bangunan
gedung. Kedua bidang tersebut didahulukan pembangunannya dibandingkan dengan sektor
infrastruktur lainnya. Objek berita ini juga berarti bahwa program kerja Jokowi lebih
berfokus pada dua sektor tersebut.
Nada pemberitaan positif muncul sebanyak 81%, nada pemberitaan netral sebanyak
18% dan nada pemberitaan negative sebanyak 1%. Sebanyak 81 berita mengenai
pembangunan infrastruktur DKI Jakarta oleh Jokowi yang dimuat di Detik News, berisi
kalimat pujian untuk Jokowi, antusiasme warga terhadap Jokowi, hal-hal positif yang
dilakukan Jokowi, dan kinerja Jokowi saat menjadi gubernur. Nada pemberitaan positif
menjadi nada yang dominan dalam penelitian ini. Dukungan terhadap Jokowi dan sepak
terjang Jokowi dicitrakan secara positif oleh Detik News.
Detik News menyajikan sosok Jokowi yang digambarkan secara positif yang
kemudian dapat mempengaruhi pikiran user mengenai sosok Jokowi dalam benak mereka.
Apa yang digambarkan oleh media massa akan mempengaruhi pikiran kita (West & Turner,
2008, h.120). Tidak hanya media massa konvensional saja, New Media juga dapat
membentuk opini publik. Detik News sebagai situs dari portal berita online Detik.com
menggambarkan kinerja Jokowi dalam melakukan pembangunan infrastruktur DKI Jakarta
dengan positif melalui pernyataan-pernyataan dalam berita. Ternyata, apa yang digambarkan
oleh Detik News tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan isi komentar user.
Ada sebanyak 69% (69 buah) berita dengan komentar yang menunjukkan arah opini
favourable. Bahkan ada sebanyak 4 berita yang 100% memiliki komentar dengan arah opini
favourable. Sementara itu ada sebanyak 14% (14 buah) berita yang komentarnya di dominasi
oleh arah opini netral. Dimana 3 diantaranya memiliki komentar dengan arah opini
favourable dan unfavourable dalam jumlah sama, yaitu memiliki proporsi 1:1 sehingga
termasuk dalam kategori netral. Sedangkan untuk arah opini unfavourable, terdapat pada 15
buah berita. Dimana sebanyak 2 berita memiliki komentar yang 100% arah opininya
unfavourable, yaitu tidak mendukung isi berita atau kontra terhadap isi berita. Arah opini
didominasi oleh dukungan pada Jokowi sehingga opini publik yang dominan adalah
dukungan dari masyarakat khususnya masyarakat DKI Jakarta untuk Gubenur baru mereka.
Pada fitur komentar Detik News, user juga dapat memberikan tanggapan terhadap
user lain. Mereka juga dapat saling membalas komentar. Beberapa komentar dapat
membentuk suatu percakapan antar user. Dari 100 sampel berita yang diteliti terdapat 186
komentar yang mendapat tanggapan dari user lain. Sebanyak 96% komentar yang
mendapatkan tanggapan merupakan komentar dengan arah opini unfavourable atau tidak
mendukung isi berita.
Berdasarkan hasil penelitian, user yang memberikan komentar unfavourable atau
tidak mendukung isi berita yang memiliki nada positif terhadap kinerja Jokowi dalam
melaksanakan pembangunan infrastruktur akan mendapat “serangan” dari user lain. user-user
lain memberi tanggapan dengan arah opini favourable yaitu dengan mematahkan komentar
dari user dengan arah opini unfavourable. Tidak hanya 1 user saja yang memberikan
tanggapan, komentar dengan arah opini unfavourable akan ditanggapi beberapa user
sekaligus. Tanggapan tersebut tidak hanya bersifat tidak setuju namun juga berupa hujatan
bahkan hinaan dengan kata-kata kasar.
Saling menanggapi komentar satu user dengan user lainnya menimbulkan sebuah
percakapan. User saling memberikan feedback. Komunikasi dapat berlangsung dua arah. Jika
dijelaskan dalam model komunikasi, model komunikasi yang terjadi dalam komentar seperti
contoh diatas merupakan model komunikasi interaksional. Komunikasi interaksional
berlangsung dua arah, dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim
(West & Turner, 2008, h.13).
Adanya bentuk percakapan antar user dalam fitur komentar juga dapat dijelaskan
dengan teori Spiral of Silence. Pandangan mayoritas dalam penelitian ini dapat diketahui
melalu arah opini yang menonjol, yaitu arah opini favourable. Sesuai dengan teori Spiral of
Silence, mereka yang minoritas, yaitu dalam penelitian ini adalah user dengan arah opini
unfavorable akan cenderung lebih tidak asertif dalam mengkomunikasikannya. Hal ini
terbukti dengan sedikitnya komentar yang memiliki arah unfavourable. Dari 2267 komentar
yang diteliti hanya sebanyak 562 komentar (24%) yang memiliki arah opini unfavourable.
Dalam ranah New Media, bentuk isolasi ditunjukkan dengan tanggapan dari user lain
yang berupa ketidaksetujuan terhadap opini unfavourable. Mereka yang tidak mendukung
kinerja Jokowi dalam melakukan pembangunan infrastruktur DKI Jakarta, akan “diserang”
oleh user lain. Tanggapannya pun berupa dukungan terhadap Jokowi hingga hinaan terhadap
mereka yang mengirimkan komentar dengan arah unfavourable. Walaupun beberapa user
sempat membalas dan tanggapan tersebut membentuk sebuah percakapan antar user, namun
pada akhirnya mereka yang unfavourable seakan “kalah” dan tidak muncul lagi dalam kolom
komentar.
Mereka yang memiliki pendapat mayoritas, dalam hal ini favorable, cenderung lebih
senang mengungkapkan pendapatnya. Hal ini di dukung oleh pernyataan Littlejohn & Foss,
Spiral of Silence terjadi ketika individu yang merasa bahwa opini mereka terkenal akan lebih
senang mengungkapkan diri, sedangkan mereka yang tidak memikirkan opininya terkenal
sebagai seorang yang selalu diam (2009, h.429). Sedangkan yang tidak sependapat dengan
pendapat mayoritas akan cenderung diam.
Selain itu peneliti juga menemukan varian source yang diberikan user pada kolom
komentar. Beberapa komentar yang ditemukan oleh peneliti dan koder menunjukkan bahwa
beberapa user memberikan cuplikan berita yang didapat dari media lain. Hal ini juga menjadi
bukti bahwa opini individu juga dipengaruhi hal lain, seperti media massa, observasi pribadi
maupun sosial media.
Untuk menguatkan terjadinya Spiral of Silence dalam New Media, peneliti telah
melakukan wawancara terhadap beberapa pengguna yang menggunakan New Media untuk
mendapatkan informasi. Beberapa informan yang diwawancarai cenderung cuek atau tidak
menanggapi komentar dengan alasan malas berdebat dalam fitur komentar. Selain itu alasan
lain adalah karena di New Media, individu dengan individu lainnya tidak dapat saling
bertemu dan mudah sekali mengganti nama dengan nickname yang diinginkan serta dapat
menghilang tanpa jejak. Alasan yang makin menguatkan Spiral of Silence dapat terjadi di
New Media adalah dimana user takut di-bully di New Media, terutama sosial media jika
mereka tidak sependapat dengan apa yang kebanyakan orang lain setujui.
Rasa takut akan di-bully membuat mereka “ikut-ikutan” menyetujui suatu isu. Pem-
bully-an tersebut dapat dianalogikan sebagai bentuk isolasi seperti dalam teori Spiral of
Silence. Sehingga untuk menghindari isolasi, individu cenderung mengungkapkan hal yang
sama seperti wacana dan opini dominan. Hal ini mereka alami di media sosial seperti twitter,
karena ke-8 informan yang diwawancarai merupakan user aktif di twitter. Mereka ikut-ikutan
menulis tweet mengenai isu yang sama dengan orang lain dan menyatakan dukungan atas
sesuatu karena takut di-bully jika tidak setuju. Namun ada juga informan yang tetap cuek dan
berdebat jika mereka merasa pendapat mereka benar, namun mereka yang bersikap seperti ini
pada akhirnya juga akan mengabaikan komentar-komentar tersebut jika mereka merasa hal
tersebut tidak ada gunanya.
Berdasarkan perhitungan, angka koefisien yang diperoleh sebesar 0,709. Menurut
Eriyanto, koefisien korelasi yang berada diantara angka 0,60 – 0,799 memiliki hubungan
yang kuat (2011, h.351). Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan dua variable dalam
penelitian ini adalah kuat. Sedangkan nilai Chi Kuadrat diperoleh sebesar 104,028. Dengan
derajat kebebasan sebesar 9, nilai kritis chi kuadrat pada taraf signifikansi 1% sebesar 21,666
dan pada taraf signifikansi 5% sebesar 16,919. Hal ini menunjukan bahwa nilai chi kuadrat
yang didapat yaitu 104,028 lebih besar dari pada nilai kritis chi kuadrat pada taraf
signifikansi 5% (16,919).
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara nada
berita dengan arah opini. Sedangkan untuk mengetahui signifikansinya, dapat dilihat melalui
tingkat signifikasi yang tertera pada output diatas. Tingkat signifikansi menunjukan angka
0,000. Menurut tabel uji hubungan dan uji signifikansi yang dipaparkan DeVaus (1996, h.193
dalam Eriyanto, 2011, h.357), tingkat korelasi sebesar 0,709 dan tingkat signifikansi sebesar
0,000 menunjukkan hubungan yang kuat dan sangat signifikan. Sehingga kemungkinan
kekuatan hubungan ini terjadi juga dalam populasi.
Kesimpulan
1. Berita yang dimuat di Detik News mengambarkan kinerja positif yang dilakukan Jokowi
untuk membangun infrastruktur DKI Jakarta.
2. New Media dengan segala kecanggihannya juga menciptakan gambaran-gambaran
dipikiran kita, gambaran-gambaran yang dibentuk media massa itu lah yang direspon oleh
khalayak. Hal ini terbukti dari arah opini mayoritas yang terbentuk, yaitu favourable atau
sejalan dengan nada pemberitaan yang diberikan Detik News.
3. Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara nada pemberitaan dengan arah opini.
Apa yang dimuat oleh media massa dapat menentukan bagaimana publik ber-opini.
4. Walaupun arah opini sejalan dengan nada pemberitaan, user yang memiliki opini tidak
sejalan tetap berani mengungkapkan opininya dalam ranah New Media, meskipun dalam
jumlah yang sedikit baik jumlah user maupun jumlah komentar. Hal ini disebabkan
beberapa factor, yaitu identitas seseorang di New Media yang dapat disembunyikan dan
bentuk komunikasi yang tidak langsung face-to face. Seseorang akan lebih berani untuk
mengungkapkan opininya karena dia dapat menghilang dari perdebatan atau percakapan.
Fenomena ini tampak dalam fitur komentar Detik News.
Daftar Pustaka
Ardianto, E., Lukiati, K., Siti, K. (2009). Komunikasi massa suatu pengantar. Bandung:
Simbiosa. Rekatama Media.
Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi komunikasi. Jakarta: Kaki Langit Kencana.
Eriyanto. (2011). Analisis isi: pengantar metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi
dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana.
Griffin, Em. (2008). A first look at communication theory (7th
ed.). New York:
McGraw-Hill.
Hamad, Ibnu. (2004). Konstruksi realitas politik dalam media massa. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Hasrullah, M.A, Drs. (2001). Megawati dalam tangkapan pers.Yogyakarta: LKiS.
Holmes, David. (2005). Communication theory: media, technology and society.
London: SAGE Publications Ltd.
Kriyantono, Rahmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi (Ed 1). Jakarta:
Kencana.
Littlejohn, Stephen W. & Karen A. Foss. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba
Humanika.
Lister, M., Dovey, J., Giddings, S., Grant, I., Kelly, K. (2008). New media: a critical
introduction. USA: Routledge.
McQuail, Denis. (2011). Teori komunikasi massa. Jakarta: Salemba Humanika.
Mondry. (2008). Pemahaman teori dan praktik jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia
Muda, Deddy Iskandar. (2005). Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu komunikasi: suatu pengantar. Bandung : Remaja.
Rosdakarya.
Nugraha, Pepih. (2012). Citizen journalism: pandangan, pemahaman dan
pengalaman. Jakarta: Kompas.
Nurudin. (2009). Pengantar komunikasi massa. Jakarta: Rajawali Press.
Olii, Helena. (2007). Opini publik. Jakarta: PT Indeks.
Pavlik, John V. (200I). Journalism and New Media. New York: Columbia University
Press.
Sobur, Alex. (2013). Filsafat komunikasi. Bandung: Rosda.
Straubhaar, Joseph & Robert LaRose. (2006). Media now. Stamford: Thomson.
Tatnall, Arthur. (2005). Web portals: the new gateways to internet information and
services. London: Idea Group Publishing.
West, Richard & Turner, Lynn H. (2008). Pengantar ilmu komunikasi: analisis dan
aplikasi (Edisi 3). Jakarta: Salemba Humanika.
Wimmer, R.D & Dominick, J.R. (2000). Mass media research: an introduction (6th
ed). California: Wadsworth.
Jurnal, Paper dan Skripsi:
Anshori, Mahfud. (2006). Kerangka media dalam pratek jurnalisme online (analisis
framing empat portal berita online di indonesia). Diakses dari
http://www.openmadiun.com/buku/100_ARTIKEL%20JURNALISTIK%20ONLINE%20DI
%20INDONESIA.pdf.
Eriyanto. (2012). Teori spiral kesunyian dan negara transisi demokrasi: sebuah
pengujian di Indonesia. Junal Komunikasi Indonesia, 1, 13-22.
Hadi, Ido Prijana. (2007). Khalayak maya dalam media online: studi reception
analysis tentang interaktivitas pada teks suarasurabaya.net. Jurnal Ilmiah Scriptura, 1, 1-16.
Lemin, Daniel. (2010). Public opinion in the social media era: toward a new
understanding of the spiral of silence (Gonzaga University). Diakses dari
http://web02.gonzaga.edu/comlstudentresources/Spiral.of.Silence.Quantitative.pdf.
Mohammed-Baksh, Sufyan. (2014). How internet communications are affecting (and
being affected by) the spiral of silence: possible implications for grassroots campaigns – a
pilot study. Public Relations Journal, 8, 1-34.
Pritchard, Andrew D. (2012). Spirals into fragmentation: rethinking the spiral of
silence for reference groups in the new media environment (North Dakota State University).
Diakses dari http://andrewpritchard.net/files/.
Sasnito, Nanda Gilang. (2011). Analisis isi radar malang dan malang post dalam
memberitakan aktivitas city branding kota batu sebagai kota wisata. Universitas Brawijaya
Malang.
Satrio, D., Halohes, Y., Firdausia, S.I., Thojoyo, MRA. (2012). Jurnal online dan
demokrasi. Potret Media Massa di Indonesia, hal 183.
Jensen, Jens F. (1998). Interactivity – Tracking a New Concept in Media and Communication
Studies. 185-202. 1998-07-01, 13:53.
Setiawan, Edwi Arief. Kajian Teoritis Komunikasi Virtual (Internet dalam Perspektif
Ilmu Komunikasi. Diakses dari
http://edwi.dosen.upnyk.ac.id/Kajian%20internet%20kom.pdf.
Artikel:
Detik News. 2012, Desember 13). Jokowi Jadi Sosok Paling Dicari tahun 2012 versi
Google. Diakses dari http://news.detik.com/read/2012/12/13/152911/2117748/10/jokowi-
jadi-sosok-paling-dicari-tahun-2012-versi-google.
Masrie, Aspiannor. (2011, Desember 18). The spiral of silence ala warkop. Diakses
dari http://makassar.tribunnews.com/2011/12/18/the-spiral-of-silence-ala-warkop.
Internet:
Alexa. www.alexa.com. Diakses pada 7 Maret 2013 pukul 20.00.
Broadcasting Board of Governors. Indonesian media consumtion habbits. 2013.
http://www.bbg.gov/press-release/in-indonesia-tv-still-rules-but-mobile-internet-are-on-the-
rise/ Diakses pada 6 Maret 2023pukul 19.00.
Internet World Statistics. www.internetworldstats.com. Diakses pada 9 Maret 2013
pukul 9.00 WIB.
Online Compact Oxford Dictionary. www.oxforddictionaries.com. Diakses pada 1
Desember 2013 pukul 11.00 WIB.