Kementerian Hukum dan HAM

27
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA JL. H.R. Rasuna Said Kav. 6-7 Jakarta 12940 Telp: (021) 5253004, Fax: (021) 5263082 Kinerja Kementerian Hukum dan HAM 2019

Transcript of Kementerian Hukum dan HAM

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIAJL. H.R. Rasuna Said Kav. 6-7 Jakarta 12940Telp: (021) 5253004, Fax: (021) 5263082

Kinerja KementerianHukum dan HAM2019

2 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

4-5 Profil Kemenkumham

6-9 Sekretariat Jenderal

10-13 Ditjen Peraturan Perundang-undangan

14-17 Ditjen Administrasi Hukum Umum

18-21 Ditjen Pemasyarakatan

22-25 Ditjen Imigrasi

26-29 Ditjen Kekayaan Intelektual

30-33 Ditjen Hak Asasi Manusia

34-37 Badan Pembinaan Hukum Nasional

38-41 Balitbang Hukum dan HAM

42-45 Badan Pengembangan SDM

46-49 Inspektorat Jenderal

50

51

2KATA PENGANTAR

2 Kinerja KEMENKUMHAM 2019

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mempunyai Visi: “Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum”. Dalam mencapai Visi tersebut Kemenkumham menetapkan Misi antara lain :

1. Mewujudkan peraturan perundang-undangan yang berkualitas;2. Mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas;3. Mewujudkan penegakan hukum yang berkualitas;4. Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan HAM;5. Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian Hukum dan HAM;

serta6. Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang profesional dan

berintegritas.

Selama lima tahun kami bahu-membahu, bekerja bersama-sama melaksanakan tugas dan fungsi kementerian, dalam rangka mengejawantahkan Nawacita, yaitu membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan tepercaya. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan tepercaya, sehingga negara hadir di tengah masyarakat, khususnya di bidang hukum dan HAM.

Kementerian Hukum dan HAM adalah kementerian yang besar dengan jumlah ASN lebih dari 59.550 orang serta 837 satuan kerja yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, serta beberapa perwakilan RI di luar negeri memiliki peran strategis dalam bidang hukum, antara lain dalam berbagai pelayanan kepada masyarakat, pembangunan hukum, serta penegakan hukum.

Sejak 2014, Kementerian Hukum dan HAM telah berkomitmen melakukan transformasi dalam meningkatkan kinerja melalui birokrasi digital (e-government) baik di bidang administrasi maupun pelayanan publik, serta pembayaran secara cashless pada semua jenis pelayanan, sehingga kinerja Kemenkumham lebih transparan, lebih cepat, dan lebih akurat.

Kinerja Kementerian Hukum dan HAM ini tercipta dengan dasar tata nilai kami PASTI (Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan Inovatif) yang telah tertanam pada segenap ASN Kementerian Hukum dan HAM. Tata nilai PASTI ini pula yang membawa Kemenkumham memperoleh opini WTP selama empat tahun berturut-turut (laporan keuangan tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018), sejumlah penghargaan inovasi pelayanan publik, serta 43 satuan kerja memperoleh predikat WBK/WBBM pada 2019.

Akhir kata, kami sangat menyadari bahwa Kementerian Hukum dan HAM harus terus berinovasi dan bekerja keras untuk memberikan kinerja yang terbaik bagi kejayaan dan kemakmuran bangsa, negara, dan masyarakat.

TtdMenteri Hukum dan HAMRepublik Indonesia

Kinerja KEMENKUMHAM 2019

Galeri

Janji Kinerja 2019

Kinerja KEMENKUMHAM 20194 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 5

PROFIL KEMENKUMHAM

7Kinerja KEMENKUMHAM 20196 Kinerja KEMENKUMHAM 2019

SEKRETARIAT JENDERAL

Memasuki tahun 2019, Kementerian Hukum dan

HAM (Kemenkumham) mulai melakukan enam perubahan mendasar. Keenam fokus Kemenkumham tersebut, pertama, menuntaskan penetapan berbagai kebijakan sebagai fondasi sistem merit dalam manajemen aparatur sipil negara (ASN) menuju smart ASN.

Fokus kedua, mengakselerasi penerapan e-government dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha.

Fokus ketiga adalah memantapkan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) guna mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien.

Fokus keempat, memperluas pembangunan zona integritas untuk mewujudkan birokrasi yang bersih dan melayani.

Kelima, melanjutkan penataan kelembagaan instansi pemerintah agar fungsi dan kewenangan penyelenggaraan pemerintahan dapat terselenggara dengan lincah, efektif, dan efisien, serta keenam, mengakselerasi perbaikan pelayanan dasar dan perizinan kepada masyarakat dan dunia usaha.

Sejumlah program reformasi/transformasi berskala besar cenderung gagal akibat resistensi pegawai terhadap agenda perubahan. Faktor lainnya, pengelolaan agenda reformasi/

transformasi belum mendukung perubahan yang ingin diwujudkan. Persoalan ini timbul karena sering kali perubahan belum dipahami dengan baik, atau belum dikomunikasikan secara luas.

Oleh karena itu, penyampaian agenda atau pesan perubahan harus dilakukan melalui berbagai jalur/saluran. Agenda manajemen perubahan di Kemenkumham dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:

A. Program Orientasi Tunas Pengayoman dan Duta Transformasi

Orientasi Tunas Pengayoman dan Duta Transformasi pada awal tahun 2019 dilaksanakan sebagai tindak lanjut penetapan Duta Transformasi yang

Kemenkumham Prioritaskan 6 Sasaran Reformasi Birokrasi

tertuang dalam Keputusan Sekretaris Jenderal tentang Agen Perubahan nomor SEK-15.OT.03.01 Th 2019. Kegiatan Orientasi Tunas Pengayoman dan Duta Transformasi dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kapasitas agen perubahan (change agent), terutama dalam perannya menjadi role model pada masing-masing satuan kerja dan sebagai sarana implementasi integrity framework, terutama untuk penguatan integritas change agent.

Kegiatan Orientasi Tunas Pengayoman dilaksanakan pada 1 Februari 2019 secara serentak diikuti oleh 17.526 ASN angkatan tahun 2017 dan 850 calon pegawai negeri sipil (CPNS) Kemenkumham melalui media telekonferensi di Balai Sarbini Jakarta.

Kegiatan Duta Transformasi dilaksanakan di Hotel Bandara Internasional Jakarta pada 13-15 Februari 2019 dihadiri oleh perwakilan pegawai dari 33 kantor wilayah. Para duta yang kembali ke satuan kerja masing-masing, baik di kantor pusat maupun daerah, diberi tugas melakukan sosialisasi, membantu terlaksananya proses perubahan di satuan kerja masing-masing, serta mengumpulkan umpan balik, baik dari pemangku kepentingan internal maupun eksternal terkait implementasi program reformasi birokrasi.

Kemenkumham memperluas

pembangunan zona integritas

untuk mewujudkan

birokrasi yang bersih

dan melayani

Suasana rapat Sekretariat

Jenderal yang membahas

penyederhanaan birokrasi

di Kemenkumham

p

Foto Setjen Zona IntegrItaSKementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia (Kemenkumham) menerima 43 unit penghargaan pada acara Apresiasi

Penganugerahan Zona Integritas menuju WBK/ WBBM yang di gelar oleh Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) di Hotel Bidakara, Menteng,

Selasa (10/12/2019).

p

8 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 9

SEKRETARIAT JENDERAL

B. Bincang TransformasiUntuk mendukung kepastian hukum,

pemerintah khususnya Kemenkumham terus mendorong penyusunan Rancangan Undang-Undang Hukum Perdata internasional (RUU HPI). Selain memberikan kepastian hukum, RUU HPI merupakan upaya pembaruan produk hukum perdata internasional Indonesia yang saat ini masih menggunakan warisan kolonial. Hal ini sesuai dengan misi pembangunan nasional yang termuat dalam RJP 2005–2025, yaitu pembangunan hukum nasional berfokus pada kelanjutan pembaruan produk hukum dalam rangka menggantikan peraturan perundang-undangan agar dapat mencerminkan nilai-nilai sosial dan kepentingan masyarakat Indonesia.

C. One on One MeetingKegiatan one-on-one meeting

dilakukan secara rutin antar pegawai dalam setiap satuan kerja ataupun bagian, untuk memastikan bahwa inisiatif strategis berjalan secara efektif, efisien, dan optimal. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau perkembangan implementasi inisiatif strategis oleh masing-masing pemilik inisiatif serta membahas isu-isu maupun kendala terkait implementasi inisiatif program reformasi birokrasi.

Beberapa contoh kegiatan one-on-

Untuk mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik, selama 2019 antara lain dilakukan melalui 14 pembangunan Mal Pelayanan Publik (MPP) di berbagai daerah dan Kemenkumham menjadi partisipan aktif.

Atas capaian tersebut, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Biroksi Tjahjo Kumolo memberikan piagam penghargaan kepada Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly sebagai “Pemimpin Perubahan Pembangunan Zona Integritas (ZI) Menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di Lingkungan Kemenkumham pada 2019.

Public TrustDalam era demokratisasi, Kemenkumham

dituntut selalu bekerja dengan berorientasi pada public trust. Salah satu cara yang ditempuh melalui transformasi birokrasi yang lebih profesional, dengan menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang semakin terbuka, transparan, dan akuntabel.

Iklim kerja yang kolaboratif antara Kemenkumham dan masyarakat, semakin menjadi esensi penting bagi pemerintahan agar dapat merancang, mengawal, menajamkan, hingga mengantar program-program mencapai sasaran secara optimal, serta menyentuh ke jantung harapan publik. Inilah esensinya!

Refleksi dan resolusi tahun 2019 mencerminkan proses keterbukaan terhadap hal-hal prediktif yang dapat dijangkau melalui proses analisis di masa lampau. Dengan refleksi diharapkan tidak mengulang kesalahan, sekaligus bahan evaluasi tentang apa yang sudah diberikan untuk negara. Resolusi bertujuan menajamkan upaya mewujudkan harapan untuk bekerja lebih baik, bermanfaat lebih luas, melakukan program dengan lebih progresif, konsisten mereformasi birokrasi, serta meningkatkan kualitas pelayanan. ***

one meeting yang telah dilaksanakan selama 2019 di antaranya rapat koordinasi anggaran yang dilakukan rutin per triwulan untuk melihat realisasi penyerapan anggaran pada Kemenkumham berdasarkan data yang diterima dari Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) Kementerian Keuangan.

Dalam mendorong reformasi birokrasi di seluruh satuan kerja Kemenkumham, antara lain dilakukan dengan memperbaiki kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi melalui Kepmenkumham Nomor M.HH-20.OT.03.02-20 Tahun 2019 tentang Pedoman Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan HAM. Perubahan ini dilakukan untuk memberikan penajaman pelaksanaan reformasi birokrasi pada satuan kerja di lingkungan Kemenkumham.

Selain itu, Kemenkumham juga melakukan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi di seluruh satuan kerja dengan tujuan untuk memetakan kemajuan yang sudah diperoleh, sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan di berbagai aspek untuk memperkuat reformasi birokrasi.

Upaya mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi juga dilakukan melalui pengembangan unit-unit percontohan pelaksanaan reformasi birokrasi di setiap satuan kerja melalui penerapan zona integritas, dengan memberikan predikat sebagai Wilayah Bebas Korupsi (WBK)

dan predikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).

Perampingan Birokrasi

Dalam penataan kelembagaan, antara lain dilakukan dengan memperkuat kebijakan yang dilakukan dengan menyusun perampingan birokrasi. Langkah tersebut dimulai dengan mengidentifikasi eselon III, IV, dan V, yang dapat disederhanakan dan pemetaan jabatan pada unit kerja yang terdampak peralihan, serta mlakukan penyelarasan kebutuhan anggaran pada jabatan yang terdampak penyederhanaan birokrasi.

Kemenkumham juga melakukan pengembangan e-government yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, Kementerian Hukum dan HAM telah melakukan penerapan e-government.

Dalam menata sistem manajemen SDM, pada 2019, Kemenkumham telah melakukan penataan sistem manajemen SDM ASN sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan UU Nomor 5/2014 tentang ASN. Kemenkumham juga berupaya terus memperkuat sistem manajemen SDM ASN melalui penetapan berbagai kebijakan teknis.

Terobosan penting lainnya adalah Monev Kinerja Pegawai melalui SIMPEG serta Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 20 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan HAM.

8 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 9

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan (Ditjen PP) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan

HAM Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia bertugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

peraturan perundang-undangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam rangka melaksanakan tugasnya, Ditjen PP menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan dan publikasi, litigasi

peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan peraturan perundang-undangan di daerah sesuai permintaan daerah, dan pembinaan perancang peraturan perundang-undangan;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan fasilitasi

Kualitas Produk Hukum Meningkat

Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan (tengah) bersama dengan para Pimpinan Pratama

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan.

p

Sekretaris Ditjen PP membuka acara Sosialisasi tentang Kebijakan Penyederhanaan

Birokrasi Jabatan Eselon III dan IV di Lingkungan Ditjen PP.

p

10 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 11Kinerja KEMENKUMHAM 2019

Perundang-undangan mempunyai peran strategis dalam mengawal dan memastikan segala syarat, baik materiel maupun formil dalam pengharmonisasian rancangan peraturan perundang-undangan dipenuhi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengharmonisasian merupakan suatu tahapan yang penting dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan, di mana dalam kegiatan ini suatu rancangan peraturan perundang-undangan dilakukan penyelarasan dengan peraturan perundang-undangan lain secara vertikal dan horizontal, dan dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan dengan tujuan akhir menghasilkan kesepakatan terhadap substansi yang diatur dalam sebuah rancangan peraturan perundang-undangan.

Ditjen PP juga melaksanakan pendampingan persidangan di Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung dalam bidang politik, hukum, dan

perancangan peraturan perundang-undangan, di daerah sesuai permintaan daerah, dan pembinaan perancang peraturan perundang-undangan;

c. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan peraturan perundang-undangan di daerah sesuai permintaan daerah, dan pembinaan perancang peraturan perundang-undangan;

d. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan di daerah sesuai permintaan daerah, dan pembinaan perancang peraturan perundang-undangan;

e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan; dan

f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah membuat Keputusan DPR RI Nomor 06A/DPR RI/II/20114-2015 tentang Prolegnas 2015-2019 dan Prolegnas RUU Prioritas Tahun 2015 pada 9 Februari 2015. Jumlah rancangan undang-undang (RUU) yang telah ditetapkan dalam Prolegnas jangka menengah tahun 2015-2019 adalah 160. Dari jumlah tersebut, 23 RUU menjadi tanggung jawab Kementerian Hukum dan HAM, serta 6 enam di antaranya telah selesai disusun,

Kementerian Hukum dan HAM, khususnya Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan sebagai koordinator pengharmonisasian RUU, RPP, dan rancangan perpres sebagaimana dinyatakan dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

DITJEN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

keamanan, bidang kesejahteraan rakyat, dan bidang perekonomian.

Pembentukan HukumDalam rangka mendukung sasaran

program pembentukan hukum, yaitu terbentuknya peraturan perundang-undangan yang berkualitas, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan melaksanakan tahapan pembentukan peraturan perundang-undangan dari penyusunan hingga pengundangan peraturan perundang-undangan. Pengukuran capaian kinerja kementerian dilakukan dengan cara membandingkan antara target setiap indikator sasaran dengan realisasinya.

Secara keseluruhan kinerja Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan tahun 2018 dinyatakan “berhasil”, karena rata-rata capaiannya melebihi

target serta mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pada 2018, capaian kinerja yang dihasilkan sejumlah 75%. Capaian diperoleh dari capaian 3 RUU dari 4 RUU yang ditargetkan. Sedangkan pada 2019 capaian kinerja yang dihasilkan mencapai 100%. Capaian tersebut diperoleh dari capaian 3 RUU dari 3 RUU yang ditargetkan.

Dalam tahap penyusunan peraturan perundang-undangan terdapat beberapa hambatan yang dapat memengaruhi capaian kinerja, di antaranya ego sektoral kementerian/lembaga yang terkait dengan penyusunan, perwakilan kementerian/lembaga yang hadir dalam rapat penyusunan sering kali berganti dan bukan pejabat yang menghadiri, sehingga berdampak pada pengulangan pembahasan dari segi substansi dan

tidak dapat memutuskan substansi yang ditentukan.

HarmonisasiPada 2018, Direktorat Jenderal

Peraturan Perundang-undangan melalui Direktorat Harmonisasi Bidang Polhukamkesra telah menyelesaikan 135 peraturan perundang-undangan dari 157 permohonan peraturan perundang-undangan. Direktorat Harmonisasi Bidang Perekonomian telah menyelesaikan 70 peraturan perundang-undangan dari permohonan sejumlah 84 peraturan perundang-undangan, sehingga capaian yang dihasilkan mencapai 85,06%.

Pada 2019, Direktorat Harmonisasi Bidang Polhukamkesra telah menyelesaikan 89 peraturan perundang-undangan dari 101 permohonan peraturan perundang-undangan.

Direktorat Harmonisasi Bidang Perekonomian telah menyelesaikan 75 peraturan perundang-undangan dari 89 permohonan peraturan perundang-undangan atau mencapai 86,31%.

Dengan demikian capaian kinerja Ditjen PP mencapai 85,06%. Capaian

ini diperoleh dari penyelesaian pengharmonisasian 205 RPUU dari 241 permohonan pengharmonisasian RPUU. Pada 2019, penyelesaian pengharmonisasian mencapai 164 RPUU dari 190 permohonan pengharmonisasian atau mencapai 86,31%. Apabila dibandingkan 2018, capaian pada 2019 mengalami peningkatan.

RaperdaDirektorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan sebagai unit eselon I pemangku program pembentukan hukum memiliki unit vertikal di wilayah yang berfungsi sebagai perpanjangan tangan pelaksana tugas dan fungsi dari unit pusat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 30 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Subbidang Fasilitasi Pembentukan Produk Hukum Daerah di bawah Bidang Hukum-Divisi Pelayanan Hukum dan HAM menjalankan kegiatan penyelenggaraan fasilitasi pembentukan hukum di wilayah. Kegiatan tersebut berkontribusi langsung terhadap pencapaian kinerja program pembentukan hukum di daerah dengan output rancangan peraturan daerah (raperda).

Dalam rangka meningkatkan kualitas produk hukum daerah, kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM melaksanakan koordinasi dengan biro hukum dan pemerintah daerah untuk mengurangi peraturan perundang-undangan yang tumpang-tindih dan bertentangan dengan peraturan

Dirjen PP memberikan pengarahan kepada Calon Pejabat Fungsional Peraturan Perundang-undanganAngkatan II Mekanisme PNBP.

p

perundang-undangan lebih tinggi serta mencegah pembatalan perda sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka menunjang terbentuknya produk hukum daerah yang baik, diperlukan tenaga perancang peraturan perundang-undangan yang berkualitas baik dari aspek teknik penyusunan peraturan serta menguasai materi muatan suatu perda.

Pada 2018, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan melalui bidang hukum Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM melaksanakan fasilitasi pembentukan produk hukum daerah dengan menyelesaikan 815 raperda dari target 676 raperda.

Pada 2019, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan melalui

bidang hukum Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM melaksanakan fasilitasi pembentukan produk hukum daerah dengan menyelesaikan 733 raperda dari target 692 raperda.

Apabila dibandingkan dengan 2018, capaian pada 2019 mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan masih ada pemerintah daerah (kabupaten/kota/provinsi) yang belum melibatkan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM dalam tahap pengharmonisasian raperda. Terkait hal tersebut telah dilakukan langkah-langkah pengendalian dari kantor wilayah yang secara aktif meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemerintah daerah, sehingga diharapkan peran perancang peraturan perundang-undangan di kantor wilayah dapat lebih maksimal.***

p

p

Menkumham (tengah) didampingi Dirjen PP (Kanan) dan Staf Ahli Menteri Bid. Polhukam (Kiri) rapat kerja dengan

Komisi III DPR RI tentang RUU KUHP.

Direktur Jenderal PP foto bersama dengan Calon Pejabat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan Angkatan II Mekanisme PNBP.

12 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 13Kinerja KEMENKUMHAM 2019

DITJEN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

15Kinerja KEMENKUMHAM 201914 Kinerja KEMENKUMHAM 2019

DITJEN ADMINISTRASI HUKUM UMUM

Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU) merupakan salah satu unit Eselon I di

lingkungan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) yang menyelenggarakan tugas dan fungsi pelayanan publik di bidang administrasi hukum umum. Terdapat empat unit Eselon II yang melaksanakan pelayanan publik, yaitu Direktorat Perdata, Direktorat Tata Negara, Direktorat Pidana, dan Direktorat Otoritas Pusat dan Hukum Internasional.

Selain itu, terdapat dua unit Eselon II yang mengemban fungsi fasilitatif, yaitu Direktorat Teknologi Informasi dan Sekretariat Ditjen AHU.

Ditjen AHU memiliki 110 jenis pelayanan hukum, meliputi:

Direktorat Perdata: Badan Hukum (PT, Yayasan, Perkumpulan), Badan Usaha (CV, Firma, Persekutuan Perdata), Koperasi, Jaminan Fidusia, Notariat, Perdata Umum (Legalisasi, Ahli Hukum Asing), Harta Peninggalan dan Kurator Negara (Kepailitan dan PKPU)

Direktorat Tata Negara: Status Kewarganegaraan, Pewarganegaraan, Partai Politik

Direktorat Pidana: PPNS, Pelayanan Hukum Pidana dan Grasi, Daktiloskopi (Pengambilan dan Perumusan Sidik Jari)

Direktorat Otoritas Pusat dan Hukum Internasional: Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana (Mutual Legal Assistance/MLA), Ekstradisi dan Pemindahan Narapidana, Pengembangan Hukum Internasional di Indonesia

Berkontribusi dalam Kemudahan Berusaha

Di bidang Administrasi Otoritas Pusat dan Hukum Internasional, Ditjen AHU telah menangani lebih dari 20

permohonan bantuan timbal balik dalam masalah pidana (mutual legal assistance/MLA) dan ekstradisi. Permohonan MLA dan ekstradisi berasal dari berbagai negara, seperti Slovenia, Kazakhstan, Australia, Jerman, Thailand, Korea, Argentina, Singapura, Belanda, Malaysia, Hong Kong, Suriah, Amerika Serikat, Hongaria, Inggris, India, dan Serbia. Adapun jenis kasusnya mulai dari tindak pidana penipuan, penggelapan pajak, pencucian uang, kejahatan narkotika, penculikan, hingga kelalaian yang menyebabkan kematian.

Pencapaian lainnya adalah:Memenangkan Gugatan Churchill Mining dan Planet Mining di Forum Arbitrase Internasional ICSID

Pemerintah RepubIik Indonesia, yang diwakili Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasona H Laoly, serta Dirjen AHU Cahyo R Muzhardan, memenangkan perkara gugatan Churchill Mining Plc. dan Planet Mining Pty. Ltd. melawan Republik Indonesia di forum arbitrase International Centre

for Settlement of Investment Disputes (ICSID). Indonesia dinyatakan terbebas dari tuntutan ganti rugi dan terhindar dari klaim sebesar US$ 1.3 milyar (sekitar Rp 18 triliun). Kemenangan ini juga merupakan kemenangan pertama Republik Indonesia di forum ICSID.

Berperan Aktif dalam Penanganan Kasus Siti Aisyah

Siti Aisyah merupakan WNI yang terancam hukuman mati di Malaysia terkait kasus pembunuhan warga negara Korea Utara atas nama Kim Jong Nam pada 13 Februari 2017. Menkumham bersama dengan Dirjen AHU melakukan diplomasi yang intensif dengan Jaksa Agung Malaysia, sehingga keluar putusan tidak melanjutkan penuntutannya dan Siti Aisyah dinyatakan bebas.

Terlaksananya penandatanganan Perjanjian Mutual Legal Asisstance (MLA) RI–Swiss 4 Februari 2019

Dirjen AHU menjadi juru runding mewakili Pemerintah Indonesia. Perjanjian yang disepakati berisi 39 pasal, antara lain tentang bantuan hukum mengenai pelacakan, pembekuan, penyitaan, hingga perampasan aset hasil tindak kejahatan.

Capaian Layanandi Bidang Administrasi Otoritas Pusat dan Hukum Internasional

Di bidang Administrasi Hukum Perdata, Ditjen AHU menyelenggarakan sejumlah

pelayanan, di antaranya:Penerbitan SK PT dan Badan

Hukum Sosial, dengan total dokumen yang telah diterbitkan sebanyak 99.268 SK, dan ditargetkan akan menghasilkan lebih dari 109.000 SK pada akhir tahun 2019;

Penerbitan Sertifikat Jaminan Fidusia sebanyak 7.786.827 sertifikat.

Pemberian Keabsahan Dokumen Legalisasi sebanyak 83.330 dokumen;

Pemberian Surat Keterangan Wasiat

sebanyak 1.924 dokumen;Penyelesaian kasus keperdataan

sebanyak 36 kasus;Pemberian Rekomendasi Izin Jual

Beli Boedel sebanyak 1 rekomendasi;Penerbitan Surat Persetujuan

Mempekerjakan Advokat Asing sebanyak 47 surat;

Pemberian Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Kepailitan sebanyak 269 surat, atau naik 29% dari capaian tahun 2018; serta

Pencapaian lainnya adalah:Integrasi basis data AHU melalui

Online Single Submission (OSS)Pelayanan publik Ditjen AHU

berkontribusi dalam kemudahan berusaha, dengan dorong peningkatan peringkat Indonesia dalam survei Ease of Doing Business (EoDB) oleh World Bank Group. Salah satunya melalui partisipasi aktif dalam penyelenggaraan Online Single Submission (OSS). Kontribusi ini dapat dilihat dari meningkatnya peringkat Indonesia dalam 3 tahun terakhir, yaitu peringkat 73 pada tahun 2019, setelah pada tahun 2015 hanya menduduki peringkat 109.

Peluncuran tiga aplikasi pelayanan publik berbasis elektronik: Sistem Administrasi Badan Usaha (SABU), beneficial ownership dan koperasi

Bertepatan dengan perayaan Hari Dharma Karyadika (HDKD) Kemenkumham meluncurkan tiga aplikasi untuk menunjang pelayanan AHU di era transformasi digital, yang diharapkan memperbaiki kemudahan berusaha di Indonesia. Ketiga aplikasi tersebut, yaitu Sistem Administrasi Badan Usaha (SABU), Koperasi, dan Beneficial Ownership.

Bersinergi dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme

Ditjen AHU mendukung Pemerintah Indonesia menjadi anggota Financial Action Task Force (FATF), yaitu lembaga antarnegara yang berfokus pada pencegahan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme. Pada 2019 telah dilakukan kerja sama antara Kemenkumham dengan PPATK, Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam rangka pemanfaatan basis data Beneficial Ownership.

Menyelenggarakan pelatihan notaris

Sebagai pengganti Ujian Pengangkatan Notaris, para calon notaris kini diwajibkan mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Jabatan Notaris (PPKJN) sebagai salah satu syarat untuk dapat diangkat menjadi notaris. Pada November 2019, Ditjen AHU menyelenggarakan PPKJN sebanyak dua kali, dengan peserta 1.000 calon notaris.

Capaian Layanan di Bidang Administrasi Hukum Perdata

16 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 17

DITJEN ADMINISTRASI HUKUM UMUM

Di bidang Administrasi Hukum Pidana, Ditjen AHU menyelenggarakan sejumlah

pelayanan, antara lain:Pemberian keterangan ahli dan

pendapat hukum bidang pidana sebanyak 50 surat;

Pemberian pertimbangan menteri tentang permohonan grasi, di mana capaian tahun 2019 meningkat cukup signifikan yaitu sebesar 212% dibandingkan tahun 2018;

Penyelesaian permohonan administrasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) sebanyak 5.566 PPNS.

Pengelolaan data dan informasi sidik jari sebanyak 89.394 data sidik jari.

Pencapaian lainnya adalah:Penanganan kasus Baiq NurilBaiq Nuril secara resmi mendapatkan amnesti dari Presiden Joko Widodo. Sebelumnya Baiq Nuril telah dua kali mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung terkait kasus penyebaran rekaman bermuatan kesusilaan yang

Di bidang Administrasi Hukum Tata Negara, Ditjen AHU menyelenggarakan

layanan penentuan status kewarganegaraan. Sepanjang tahun 2019, telah diterbitkan 1,579 dokumen penentuan status kewarganegaraan. Salah satunya adalah melalui penegasan status kewarganegaraan bagi warga keturunan Indonesia yang bermukim di negara lain, seperti di Filipina dan Timor Leste.

Selain itu, dilakukan juga pemberian pewarganegaraan untuk pemohon yang ingin menjadi warga negara Indonesia, dengan total pemberian pewarganegaraan mencapai 311 SK. Direktorat Jenderal

Administrasi Hukum umum juga melakukan penyelesaian permohonan badan hukum partai politik sebanyak 8 dokumen.

Pencapaian lainnya adalah:Penegasan Status Kewarganegaraan RI bagi Warga Keturunan Indonesia di Filipina dan Timor Leste

Penegasan status kewarganegaraan di Filipina dilaksanakan bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Davao City. Dari 531 warga keturunan Indonesia yang melakukan registrasi, 337 orang di antaranya sudah terkonfirmasi sebagai warga negara Indonesia (WNI). Sementara untuk Penegasan Status Kewargenagraan di Timor Leste, telah menetapkan status kewarganegaraan Indonesia bagi 271 WNI tidak berdokumen di distrik Dili, Liquica dan Ermera.

Menyelenggarakan Konferensi Nasional Hukum Tata Negara Ke-6 dengan Tema “Memperkuat Kabinet Presidensial Efektif” pada 2-4 September 2019

Kegiatan ini diselenggarakan melalui kerja sama dengan Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Indonesia Jentera, Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Universitas Andalas, dan Pusat Pengkajian Pancasila dan Konstitusi (PUSKAPSI) Universitas Jember. ***

Capaian Layanandi Bidang Administrasi Hukum Tata Negara

Capaian Layanan di Bidang Administrasi Hukum Pidana

melibatkan dirinya, yang kemudian ditolak oleh Mahkamah Agung. Pada 29 Juli 2019, Presiden menandatangani Keppres Amnesti Baiq Nuril yang menjadi “tiket” bebas Baiq Nuril.

19Kinerja KEMENKUMHAM 201918 Kinerja KEMENKUMHAM 2019

DITJEN PEMASYARAKATAN

Salah satu tugas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan adalah menangani penghuni

lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan) yang berlebih. Kelebihan penghuni lapas dan rutan juga sering disebut sebagai overcrowded.

Sesuai Permenkumham Nomor 11 Tahun 2017 tentang Grand Design Penanganan Overcrowded Rumah Tahanan Negara dan Lembaga Pemasyarakatan, penanganan overcrowded dilakukan melalui empat tahap, yaitu penataan regulasi, penguatan kelembagaan, pemenuhan sarana dan prasarana, dan pemberdayaan sumber daya manusia.

Selama 2015-2019 dilakukan penambahan kapasitas lapas dan rutan sebanyak 36.911 orang. Penambahan kapasitas hunian dilakukan dengan membangun lapas dan rutan yang baru, renovasi peningkatan kapasitas hunian, dan renovasi lapas.

Pada 2019, jumlah lapas dan rutan di seluruh Indonesia mencapai 528 dengan kapasitas 130.512 orang, sedangkan jumlah penghuni lapas dan rutan sebanyak 269.846 orang, sehingga terdapat overcrowded sebanyak 107%.

Rata-rata tren pertumbuhan jumlah penghuni lapas dan rutan per tahun sebanyak 20.000 orang, sedangkan rata-rata pertumbuhan penambahan kapasitas per tahun sebanyak 6.165 orang.

Apabila telah melewati batas waktu penahanan, seharusnya kepala rutan berhak mengeluarkan tahanan dengan status bebas demi hukum.

Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan menetapkan menurunnya persentase overstaying menjadi indikator kinerja sebagai bentuk perlindungan HAM seseorang dengan capaian 2,65% dari total 66.237 tahanan dengan total tahanan overstay sebanyak 1.758, mulai dari tingkat penyidikan, penuntutan, pemeriksaan, disidang di pengadilan tingkat pertama, banding, dan kasasi.

Warga BinaanSelama 2019, jumlah narapidana

dan tahanan yang masuk di seluruh lapas dan rutan di Indonesia mencapai 415.830 orang. Jumlah yang keluar lapas dan rutan tercatat 142.592 orang, melalui bebas murni 58.303 orang, sedangkan melalui proses integrasi sebanyak 75.251 orang. Per 17 Desember 2019, jumlah penghuni lapas dan rutan sebanyak 269.846 orang.

Menangani Overcrowded Lapas dan Rutan

Overstaying Selain menangani overcrowded, ,

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan juga menangani overstaying yang dipandang sebagai salah satu penyebab jumlah penghuni Lapas melebihi kapasitasnya. Overstaying terjadi jika tahanan masih tetap ditahan, meskipun seharusnya sudah dibebaskan atau dilepaskan karena sudah tidak ada dasar untuk ditahan.

Penyebab terjadinya overstaying,

antara lain tahanan yang telah divonis hakim pada semua tingkatan Peradilan, akan tetapi belum dieksekusi oleh jaksa penuntut umum; tahanan yang telah habis masa penahanan dan tidak ada upaya hukum untuk diperpanjang masa penahanannya yang masih berada di cabang rutan dan rutan. Mereka yang mengalami kondisi ini sebenarnya mengalami pelanggaran hak asasi manusia, yaitu penahanan yang tidak sah (arbitrary detention).

20 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 212120

DITJEN PEMASYARAKATAN

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, pembinaan bagi warga binaan pemasyarakatan terdiri dari 2 program, yang pertama pembinaan kepribadian yang meliputi pembinaan mental dan watak narapidana agar warga binaan pemasyarakatan menjadi manusia seutuhnya, bertakwa, dan bertanggung jawab. Pembinaan kemandirian diarahkan pada pembinaan bakat dan keterampilan agar warga binaan dapat kembali berperan kembali dalam pembangunan nasional kelak.

Pada 2019, warga binaan yang mengikuti pembinaan kepribadian sebanyak 118.119 orang. Bentuk pembinaanya, antara lain kepribadian mental dan disiplin, jasmani dan kesenian, serta pendidikan dan kesadaran bernegara. Warga binaan yang mendapatkan pembinaan keterampilan mencapai 47.580 orang, dengan perincian latihan keterampilan berjumlah 23.022 orang, bekerja di kegiatan industri di lapas mencapai 12.037 orang, dan latihan keterampilan dan bersertifikat sebanyak 12.521 orang.

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan juga berupaya meningkatkan kompetensi narapidana melalui kerja sama dengan Kementerian PUPR untuk melatih keterampilan jasa konstruksi. Sebanyak 1.956 tahanan dari 35 unit pelaksana teknis (UPT) telah mengantongi sertifikat.

Hasil pelatihan tersebut diimplemetasikan dalam program Bhakti Merah Putih Narapidana, yaitu suatu bentuk rekonsiliasi kepada masyarakat atas kesalahan yang mereka lakukan

dengan membangun/merenovasi rumah ibadah sebanyak 25 unit , pembangunan prasarana lingkungan sebanyak 18 unit, dan pembangunan fasilitas umum lainnya sebanyak 16 unit.

Hingga saat ini, jumlah total klien pemasyarakatan sebanyak 81.232 orang dan klien pemasyarakatan yang telah bekerja sebanyak 29.441 orang. Dengan demikian, capaian kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan sebesar 36,24% dari yang ditargetkan 30%.

Pendidikan AnakDirektorat Jenderal Pemasyarakatan

diamanatkan untuk mewujudkan

pemenuhan hak anak. Dengan terwujudnya pemenuhan hak anak, diharapkan mampu membentuk anak menjadi individu yang bertakwa kepada Tuhan YME, mampu berinteraksi secara sehat dalam pergaulan masyarakat, dan mempunyai kemampuan untuk mencapai standar hidup yang baik, sehingga dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat.

Pada 2019 tercatat 1.132 anak dari total 2.774 anak telah melanjutkan pendidikan, terdiri dari 392 anak menjalani pendidikan formal dan 740 orang mengikuti pendidikan nonformal.

Dari target indikator 2019 sebesar

30%, pencapaiannya sebesar 40,8% atau dengan kata lain nilai kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan atas indikator “persentase anak yang melanjutkan pendidikan” sebesar 136%.

Penurunan ResidivisDirektorat Jenderal Pemasyarakatan juga

diamanatkan untuk meningkatkan ketaatan hukum mantan narapidana, anak, dan klien pemasyarakatan. Dengan meningkatnya ketaatan hukum, mantan narapidana, anak, dan klien pemasyarakatan diharapkan mampu membentuk warga binaan menjadi individu yang bertakwa kepada Tuhan YME, serta mampu berinteraksi secara sehat dalam pergaulan masyarakat, tidak mengulangi perbuatannya, serta mempunyai kemampuan untuk mencapai standar hidup yang baik.

Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan telah menetapkan indkator “menurunnya persentase residivis” dalam mewujudkan harapan tersebut.

Berdasarkan sistem database pemasyarakatan (SDP) terlihat bahwa rata-rata penurunan residivis per tahun mencapai 2,58%. Pada 2019, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan menetapkan target penurunan residivis sebesar 3%, dan sampai akhir tahun 2019 terlihat bahwa realisasi capaian penurunan residivis mencapai 9,06% atau 24.459 residivis dari jumlah total 269.846.

Pelayanan TahananPelayanan tahanan yang dilakukan Direktorat

Jenderal Pemasyarakatan Tahun 2019 sebanyak 63,393 orang

Sementara itu, pada penerimaan dan pencatatan barang rampasan negara dan barang dalam buku registrasi pada aplikasi Sistem Data-Based Pemasyarakatan (SDP), pada 2019 tercatat benda sitaan dan barang rampasan negara mencapai 85.715 barang, terdiri dari 589 barang rampasan negara dan 85.117 benda sitaan negara.

Dari total 589 barang rampasan negara dapat digolongkan sesuai registrasi pada setiap tingkat pemeriksaan, yakni 94 barang terintegrasi pada pengadilan tingkat banding, 35 pada Mahkamah Agung, dan paling banyak 460 pada tingkat Pengadilan Tinggi tingkat pertama.

Total benda sitaan negara mencapai 85.117 barang pada setiap tingkat pemeriksaan, yakni sebanyak 23 barang pada tingkat Mahkamah Agung, 241 pada tingkat Pengadilan Tinggi Tingkat Banding, 400 pada tingkat Pengadilan Tinggi Tingkat Pertama, 16.079 pada tingkat Kepolisian dan yang paling tinggi pada tingkat Kejaksaan sebanyak 68.373.

Indeks Kepuasan Masyarakat Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, setiap kementerian/lembaga memiliki kewajiban untuk melayani setiap warga negara untuk memenuhi hak dan kebutuhan dalam kerangka pelayanan publik. Kementerian Hukum dan HAM melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM melakukan survei pelaksanaan layanan pemasyarakatan di lapas dan rutan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.

Pada 2019, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan mendapatkan nilai IKM sebesar 91,4 (sangat baik) atas layanan pemasyarakatan. Survei dilakukan kepada warga binaan pemasyarakatan dan keluarga yang mendapatkan layanan pemasyarakatan dengan memberikan kuesioner. ***

2322 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 Kinerja KEMENKUMHAM 2014-2019

DITJEN IMIGRASI

Dalam menjalankan tugas dan fungsi keimigrasian, Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) terus memberikan layanan penerbitan paspor pada pemohon warga negara Indonesia. Setiap tahun, Ditjen Imigrasi terus berusaha mencapai target penerbitan paspor.

Pada 2018, jumlah penerbitan paspor sebanyak 3.442.164 buku. Sementara, pada 2019, hingga bulan November tercatat ada 3.167.273 paspor. Angka ini sudah mencapai 98,98% dari target 3.200.000 paspor. Bila diperinci, maka pada 2019 terdapat 2.892.018 buku paspor 48 halaman, 90.826 buku paspor 24 halaman, dan 184.429 buku paspor elektronik.

Sementara, terkait dengan tugas dan fungsi keimigrasian terhadap lalu lintas orang yang masuk dan/atau keluar wilayah Indonesia, Ditjen Imigrasi telah melakukan pemeriksaan keimigrasian di sejumlah tempat pemeriksaan

imigrasi. Ini bukan pekerjaan mudah, karena jumlah orang yang melintas wilayah perbatasan Indonesia tidak sedikit.

Pada 2018, jumlah warga yang melintas keluar/masuk wilayah Indonesia sebanyak 44.525.427 orang, yang terdiri atas 20.214.555 orang warga negara Indonesia dan 24.310.872 orang warga negara asing. Sementara, pada 2019, data hingga bulan November menunjukkan jumlah warga yang melintas keluar/masuk wilayah Indonesia sebanyak 41.923.548 orang, yang terdiri atas 18.887.206 orang warga negara Indonesia dan 23.036.342 orang warga negara asing. Hingga akhir tahun 2019, jumlah pelintas wilayah negara Indonesia, baik yang ke luar/masuk akan terus bertambah.

Pelintas warga negara asing yang terbanyak merupakan warga negara Tiongkok dengan jumlah 3.701.088 orang dengan rincian 1.828.582 kedatangan dan 1.872.506 keberangkatan. Warga negara asing terbanyak

Membentuk Timpora hingga Kecamatan

Pada 2018, Ditjen Imigrasi telah

membentuk 2.185 Timpora di tingkat

kecamatan. Jumlah ini meningkat

pada 2019 dengan dibentuk 2.235

Timpora tingkat kecamatan.

“kedua adalah dari Australia dengan jumlah kedatangan sebanyak 1.374.680 orang dan 1.194.509 keberangkatan.

Kemudian, jumlah warga negara Malaysia yang datang ke Indonesia sebanyak 1.073.954 orang dan 1.077.451 keberangkatan. Setelah itu, berturut-turut adalah India (total yang melintas keluar dan masuk 1.064.995 orang), Jepang (1.019.902 orang), Korea Selatan (736.888 orang), Amerika Serikat (731.378 orang), Inggris (683.607 orang), dan Prancis (511.611 orang).

Direktorat Jenderal Imigrasi juga memiliki tugas dan fungsi untuk menerbitkan izin tinggal bagi warga negara asing. Pemberian izin tinggal pada 2018 mencapai 428.260 izin. Sementara, pada 2019 hingga bulan telah diterbitkan 305.507 izin tinggal bagi warga negara asing.

Bila diperinci, maka yang terbanyak adalah izin tinggal kunjungan, yakni sebanyak 214.628 izin. Kemudian, untuk izin tinggal terbatas sebanyak 88.891 dan ada 1.988 izin tinggal tetap.

Dalam rangka memperkuat pengawasan terhadap orang asing, Direktorat Jenderal Imigrasi telah membentuk Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) hingga tingkat kecamatan. Pada 2018, Ditjen Imigrasi telah membentuk 2.185 Timpora di tingkat kecamatan. Jumlah ini meningkat pada 2019 dengan dibentuk 2.235 Timpora tingkat kecamatan.

Dalam melakukan pengawasan terhadap orang asing, Direktorat Jenderal Imigrasi memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan Tindakan Administrasi Keimigrasian (TAK) dan Penyidikan (projustisia). Jumlah TAK pada 2018 mencapai 11.769 tindakan, sementara pada 2019 mencapai 6.339 tindakan dari target 5.313 tindakan.

Turunnya jumlah TAK itu berbanding lurus dengan jumlah Timpora yang dibentuk beberapa

tahun terakhir. Keberadaan Timpora yang semakin banyak itu membuat jumlah pelanggaran juga terus menurun. Terkait asal negara, warga negara yang terkena TAK adalah Tiongkok (709 orang) disusul Bangladesh (384 orang), Afganistan (358 orang), Nigeria (353 orang), dan Malaysia (175 orang).

Sementara, untuk penyidikan yang mengarah kepada tindak pidana, tercapai 119 kasus projustisia pada 2018 dan 150 projustisia dari target 242 projustisia. Warga negara yang terkena projustisia adalah Tiongkok (38 orang) disusul Nigeria (28 orang), Taiwan (22 orang), Malaysia (21 orang), dan Indonesia (9 orang).

Pekerja Migran Non-ProseduralDalam melakukan pencegahan

Pekerja Migran Indonesia Non-

pPresiden Joko Widodo memberi ucapan selamat kepada Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie yang mendapat anugerah Bintang Jasa Utama.

24 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 25

Hatta Cengkareng dan Ngurah Rai, Bali.Inovasi pelayanan lainnya adalah pembentukan

Unit Kerja Keimigrasian (UKK). Keberadaan unit kerja ini merupakan kerja sama antara pemerintah setempat dengan Direktorat Jenderal Imigrasi untuk memperluas pelayanan paspor kepada masyarakat.

Kemudian, Direktorat Jenderal Imigrasi juga membuka layanan paspor masuk desa. Program layanan paspor masuk desa yang sudah berjalan adalah di Kantor Imigrasi Cirebon untuk meningkatkan pelayanan publik melalui pelayanan keimigrasian di Aula Kantor Kecamatan Majalengka.

Terakhir, inovasi yang dilakukan adalah melakukan kerja sama Working and Holiday Visa (WHV) dengan pemerintah Australia. WHV merupakan visa tipe khusus yang ditujukan untuk orang-orang yang ingin berlibur sekaligus bekerja secara paruh waktu dalam satu waktu sekaligus dengan batasan umur dan syarat pendidikan.

Direktorat Jenderal Imigrasi juga melakukan simplifikasi regulasi, seperti penggantian paspor cukup dengan menggunakan KTP elektronik dan paspor lama. Selain itu, penerbitan KITAS tanpa menunggu IMTA.

Pelayanan keimigrasian berbasis teknologi informasi, yang selama ini sudah berjalan, juga terus dikembangkan. Pelayanan itu adalah inovasi antrean paspor berbasis daring (online) yang meliputi layanan antrean via Whatsapp, Passport Reservation Online (PRO), aplikasi antrean paspor, layanan via website, dan anjungan paspor mandiri. Selain itu, Direktorat Jenderal Imigrasi juga telah menjalankan program layanan visa online, izin tinggal online, dan aplikasi pelaporan orang asing. ***

p

DITJEN IMIGRASI

Prosedural (PMINP), Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan penolakan penerbitan paspor dan penundaan keberangkatan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) terhadap orang yang diduga akan menjadi PMINP.

Direktorat Jenderal Imigrasi telah melakukan penundaan penerbitan bagi 5.666 pemohon yang terduga PMINP dan penundaan keberangkatan bagi 727 orang di TPI. TPI Juanda merupakan TPI dengan jumlah penundaan keberangkatan tertinggi dengan jumlah 329 penundaan keberangkatan. Kemudian, disusul dengan TPI Soekarno Hatta (264 penundaan), Entikong (39), Bandara Lombok (34), dan Aruk (23).

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, Direktorat Jenderal Imigrasi terus melakukan sejumlah inovasi pelayanan. Inovasi itu adalah Mobil Layanan Paspor yang merupakan layanan untuk mendekatkan petugas pelayanan dengan pemohon

melalui layanan paspor keliling di lokasi-lokasi yang ramai oleh publik.

Kemudian, memberikan pelayanan autogate di beberapa Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat proses perlintasan di TPI, seperti di Soekarno-

Layanan paspor ramah HAM.pOperasi Timpora Batam.

26 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 27

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual sebagai salah satu unit di bawah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mempunyai peran dalam pelayanan publik dan penegakan hukum di

bidang kekayaan intelektual kepada masyarakat. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, pada tahun 2018

hingga 2019, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual fokus pada tiga bidang prioritas sebagai upaya menjadi The Best Intellectual Property Office in the World.

Pertama, perbaikan dan peningkatan infrastruktur. Pentingnya peranan infrastruktur sebagai alat untuk menjamin agar sistem pelayanan publik dapat terlaksana secara efektif dan efisien guna mendukung berbagai kegiatan pemerintahan, perekonomian, industri, dan kegiatan sosial di masyarakat sebagai rangkaian upaya untuk memperbaiki atau meningkatkan

kapasitas negara dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat umum.

Hal tersebut tidak terlepas dari teori yang menyatakan bahwa produktivitas suatu kantor berkaitan erat dengan kinerja para karyawannya.

Kinerja pegawai/karyawan salah satunya sangat dipengaruhi oleh tata letak kantor beserta fasilitas di dalamnya, karena secara tidak langsung akan memberikan dampak positif terhadap kinerja pegawai.

Kedua, pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Upaya peningkatan daya saing secara berkelanjutan melalui pengembangan kompetensi SDM adalah wujud nyata yang dilakukan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dalam memberikan pelayanan kepada publik yang lebih baik dengan mempertimbangkan terpenuhinya ekspektasi masyarakat, sehingga meningkatkan kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah.

Ketiga, pengembangan sistem informasi komunikasi dan teknologi pelayanan kekayaan intelektual.

Pelayanan kekayaan intelektual menggunakan sistem aplikasi online atau daring, untuk selanjutnya diharapkan bisa dilaksanakan secara penuh dan menyeluruh (full online) di semua bidang kekayaan intelektual.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tahun 2019 telah ditetapkan kebijakan untuk mengembangkan sebuah sistem baru menggantikan sistem yang telah ada. Perlu dilakukannya evaluasi terhadap sistem informasi dan teknologi yang ada dalam persiapan pembangunan the next system yang lebih transparan dan akuntabel, terintegrasi, user friendly, dan paperless.

Inovasi dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual hingga

Melayani Pelindungan Aset Kekayaan Intelektual

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) meluncurkan layanan E-Pengaduan di Hotel J.W. Marriot Jakarta pada 4 November 2019. Sistem pengaduan online ini akan mampu mengakomodir aduan aduan berupa pelanggaran dan pelayanan kekayaan intelektual sehingga masyarakat akan lebih mudah dan aktif turut serta membantu DJKI dalam menciptakan iklim berkreasi dan berinovasi yang kondusif. Sistem pengaduan pelanggaran dan pelayanan kekayaan intelektual yang selama ini masih dilakukan dengan cara surat menyurat dirasa kurang efektif dan efisien. Oleh karena itu DJKI sebagai instansi yang bertanggung jawab atas pelindungan dan pelayanan Kekayaan Intelektual membangun aplikasi “Pengaduan KI Online” yang dapat diakses di E-pengaduan.dgip.go.id.

p

DITJEN KEKAYAAN INTELEKTUAL

Kinerja KEMENKUMHAM 2019 27Kinerja KEMENKUMHAM 201926

tahun 2019 meliputi pelayanan publik, pengaduan pelanggaran kekayaan intelektual, administrasi, penelusuran kekayaan intelektual, dan pembuatan aplikasi mobile.

Dalam hal pelayanan publik ada hak cipta online (e-hakcipta.dgip.go.id), merek (merek.dgip.go.id), paten (paten.dgip.go.id), desain industri (desainindustri.dgip.

go.id), indikasi geografis (ig.dgip.go.id). Untuk pengaduan pelanggaran ada pengaduan.dgip.go.id.

Sedangkan terkait administrasi ada Simpaki atau Sistem Pembayaran Kekayaan Intelektual (simpaki.dgip.go.id), Esaki atau Administasi Perkantoran Kekayaan Intelektual (e-saki.dgip.go.id) dan TemanKita (Sistem Manajemen

29Kinerja KEMENKUMHAM 201928 Kinerja KEMENKUMHAM 2019

DITJEN PEMASYARAKATAN

Kekayaan Intelektual Terpadu dan Aman). Pada Penelusuran Kekayaan

Intelektual ada PDKI (Pangkalan Data Kekayaan Intelektual) dan

Pusat Data Nasional Kekayaan Intelektual Komunal (kikomunal-indonesia.dgip.go.id) serta Asean Patenscope. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual juga membuat portal Web DJKI yang tersedia di Appstore.

Tiga prioritas bidang yang sudah disebutkan tadi mendukung realisasi perencanaan strategis Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual 2015 hingga 2019. Secara umum Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual telah berhasil menyelesaikan target-target yang telah ditetapkan dan diperjanjikan hingga Desember 2019.

Seiring dengan perkembangan teknologi, pelayanan publik kekayaan intelektual turut memberikan upaya pengembangan pelayanan melalui sistem informasi dan teknologi yang memadai. Peningkatan permohonan kekayaan intelektual merupakan dampak positif akan penerapan sistem teknologi informasi kekayaan intelektual. Pada 2019 terdapat pertumbuhan permohonan kekayaan intelektual 125.786 permohonan yang juga diimbangi dengan kinerja penyelesaian permohonan kekayaan intelektual sebanyak 122.349 dokumen permohonan. Pertumbuhan permohonan

karya, ciptaan maupun invensi yang dimiliki oleh pemilik atau pemegang hak kekayaan intelektual. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual sebagai pengampu peran penegakan hukum di bidang kekayaan intelektual memberikan pelindungan kepada masyarakat atas hak kekayaan intelektual yang dimilikinya melalui upaya pencegahan pelanggaran kekayaan intelektual maupun upaya penanganan atas pelanggaran yang terjadi. Pada tahun 2019 ini, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual memberikan inovasi pelayanan dengan pengembangan sistem pengaduan pelanggaran secara online e-pengaduan sebagai bentuk komitmen dalam penegakan hukum.

Upaya pencegahan pelanggaran kekayaan intelektual pada tahun 2019 aktif dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual sebanyak 23 daerah di Indonesia yang terfokus pada daerah Jawa, Sumatera, Bali, NTT, NTB. Selanjutnya tindakan penanganan atas pelanggaran yang terjadi dilakukan selama tahun 2019 sebagai berikut :

PenghargaanAtas komitmen dan capaian

kinerja Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dalam memberikan pelayanan publik yang berkualitas, di tahun 2019 telah dianugerahkan beberapa penghargaan kepada DJKI yakni sebagai Satuan Unit Kerja terbaik ke-2 sebagai pelaksana

reformasi birokrasi di Kemenkumham tahun 2019, Direktorat CIpta dan Desain Industri sebagai unit kerja Zona Integritas dengan predikat Wilayah Bebas Korupsi pada penilaian ZI menuju WBK/WBBM tahun 2019, dan ditunjuk sebagai perwakilan Indonesia dalam ajang ASIAN-ROK, pameran pelayanan publik di Busan, Korea, November 2019.

Direktorat Hak Cipta dan Desain Industri yang dinaungi Direktorat Jenderal

Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham)

meraih predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih

dan Melayani 2019. Penghargaan ini diberikan oleh Menteri Pemberdayaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB) Tjahjo Kumolo di Ballroom

Bidakara, pada Selasa 9 Desember 2019.

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mendapat

kesempatan mewakili Indonesia mengikuti pameran internasional inovasi pelayanan publik pada ajang the 2nd ASEAN-RoK Ministerial

Roundtable and Exhibition on Public Service Innovation di Busan, Korea Selatan. Pameran ini juga dihadiri Presiden Joko Widodo

bersama pejabat tinggi setingkat menteri yang melihat secara langsung inovasi pelayanan publik yang telah dilakukan negara-

negara ASEAN lainnya.

p

p

kekayaan komunal di Indonesia pada tahun 2019 yaitu 338 permohonan inventarisasi.

Rekomendasi HukumRekomendasi hukum kepada

masyarakat sebagai bahan pertimbangan yang didalamnya terdapat bidang cipta, desain industri, merek, indikasi geografis, maupun paten. Pada tahun 2018 Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual telah memberikan 1.114 rekomendasi hukum kepada masyarakat.

Aspek pelindungan kekayaan intelektual bagi masyarakat diwujudkan dalam penggunaan produk kekayaan intelektual dalam komersialisasi maupun dalam aspek keuntungan moral atas

Kinerja KEMENKUMHAM 2019 29Kinerja KEMENKUMHAM 201928

DITJEN KEKAYAAN INTELEKTUAL

30 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 31

DITJEN HAK ASASI MANUSIA

Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia (Ditjen HAM) merupakan lembaga pemerintah yang diatur berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 44/2015 tentang Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia dan lebih lanjut melalui Peraturan Menkumham Nomor 29/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenkumham.

Tugas Ditjen HAM adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang HAM sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Fungsi yang diemban adalah merumuskan kebijakan di bidang pemajuan HAM, pelayanan komunikasi masyarakat, kerja sama, diseminasi, penguatan, dan informasi HAM serta koordinasi penyusunan indikator dan profil pembangunan HAM.

Selain itu sebagai pelaksana kebijakan di bidang pemajuan HAM, pelayanan komunikasi masyarakat, kerja sama, diseminasi, penguatan, dan informasi HAM serta koordinasi penyusunan indikator dan profil pembangunan HAM.

Ditjen juga menjalankan fungsi memberikan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pemajuan HAM, pelayanan komunikasi masyarakat, kerja sama, diseminasi, penguatan, dan informasi hak asasi manusia serta koordinasi penyusunan indikator dan profil pembangunan HAM.

Juga, sebagai pelaksana pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pemajuan HAM, pelayanan komunikasi masyarakat, kerja sama, diseminasi,

Mendorong Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan HAM penguatan, dan informasi HAM serta

koordinasi penyusunan indikator dan profil pembangunan HAM. Fungsi lainnya adalah pelaksana administrasi dan fungsi lain yang diberikan oleh menteri.

Rencana Strategis 2015-2019Perumusan rencana strategis

Ditjen HAM 2015-2019 berdasarkan Peraturan Menkumham Nomor 9/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menkumham Nomor 7/2015 tentang Rencana Strategis Kemenkumham 2015-2019 dan Keputusan Dirjen HAM Nomor HAM-03.PR.01.01/2016 tentang Perubahan atas Keputusan Dirjen HAM Nomor HAM-02.PR.01.01/2015 tentang Penetapan Rencana Strategis Dirjen HAM Kemenkumham 2015-2019.

Adapun visi yang diemban adalah mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan HAM yang berkelanjutan

Sedangkan misi Ditjen HAM yaitu:

1. Mendorong penyelesaian dugaan pelanggaran atau permasalahan HAM melalui Pelayanan Komunikasi Masyarakat.

2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman HAM kepada aparatur pemerintah dan masyarakat.

3. Meningkatkan kerja sama baik di dalam dan dengan pihak luar negeri dalam rangka pemajuan HAM dan pelaksanaan Rencana Aksi Nasional HAM.

4. Melaksanakan analisa terhadap peraturan perundang-undangan dari perspektif HAM dan menyiapkan berbagai instrumen di bidang hak asasi manusia, serta menyampaikan bahan-bahan pelaporan implementasi instrumen internasional HAM yang telah diterima Indonesia.

5. Memberikan pelayanan informasi HAM

6. Mewujudkan layanan manajemen administrasi Ditjen HAM

7. Meningkatkan penyelenggaraan

pemajuan HAM di wilayah.Sesuai dengan visi, misi, dan dikaitkan

dengan analisis strategis serta rencana strategis Kemenkumham maka tujuan yang akan dicapai oleh Dirjen HAM adalah “terwujudnya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia yang berkelanjutan”

Mengacu pada sasaran strategis Kemenkumham maka sasaran strategis Dirjen HAM adalah terimplementasikannya kebijakan nasional yang mendorong penghormatan, perlindungan dan pemenuhan HAM. Meningkatnya kebijakan pembangunan yang berperspektif HAM.

Ditjen HAM adalah unit eselon I di lingkungan Kemenkumham yang memangku Program Pemajuan HAM dan memiliki tujuh kegiatan dalam rangka menyelenggarakan program pemajuan HAM, yaitu:

1. Diseminasi dan Penguatan HAM2. Pelayanan informasi HAM

Peringatan Hari HAM Sedunia ke-70 yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI, Menteri Hukum dan HAM, Direktur Jenderal HAM serta beberapa tamu undangan dari Kementerian/Lembaga lain.

p

32 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 33

Menkopolhukam, Menkumham, Dirjen HAM, serta Gubernur Jawa Barat, membuka acara Peringatan Hari HAM Sedunia ke-71 di Bandung.Peringatan Hari HAM Sedunia ke-71 (10 Desember 2019) di Bandung.

Direktorat Jenderal HAM memberikan penghargaan Kabupaten Kota Peduli HAM.

Peringatan Hari HAM Sedunia ke-71 (10 Desember 2019) yang dihadiri oleh Menkopolhukam, Menteri Hukum dan HAM dalam pemberian penghargaan untuk Kabupaten/Kota Peduli HAM.

p

pp

p

DITJEN HAK ASASI MANUSIA

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Kriteria Penilaian Kabupaten/Kota Peduli HAM. Target tahun 2019 ini adalah 120 kabupaten/kota namun realisasinya justru 272 kabupaten/kota atau 227% dari target.

Capaian kinerja mencapai 227% didorong keberhasilan Ditjen HAM dan unit Bidang HAM pada Kantor Wilayah Kemenkumham di seluruh Indonesia dalam menggalang kerja sama dengan pemerintah daerah dan lembaga donor untuk melaksanakan sosialisasi, koordinasi, dan rapat koordinasi terkait pelaksanaan penilaian Kabupaten/Kota Peduli HAM.

Keempat, jumlah rekomendasi penanganan dugaan pelanggaran HAM yang di tindaklanjuti oleh instansi terkait. Formulasi perhitungannya adalah jumlah tindak lanjut penanganan dugaan pelanggaran HAM oleh instansi terkait terhadap rekomendasi yang di keluarkan Ditjen HAM. Target tahun 2019 ini adalah 45 rekomendasi namun realisasinya 174 rekomendasi atau 387 % dari target.

Secara keseluruhan indikator kinerja mengalami kenaikan pada Outcome, terlihat dari realisasi setiap indikator kinerja yang telah melebihi target di setiap tahunnya.

Pelayanan Publik Penilaian pelayanan publik berbasis

HAM berdasarkan pada ketentuan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 27/2018 tentang Penghargaan Pelayanan Publik Berbasis Hak Asasi Manusia.

Sesuai Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-42.KP.08.05 Tahun 2018, total jumlah UPT penerima penghargaan Pelayanan Publik Berbasis HAM adalah sejumlah 165 UPT pada tahun 2018 di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

Pada Tahun 2019 Jumlah UPT

penerima penghargaan Pelayanan Publik Berbasis HAM adalah sebanyak 74 UPT di mana jumlah tersebut menurun dari tahun 2018 karena standard terkait Pelayanan Publik Berbasis HAM telah dinaikkan sehingga banyak UPT yang belum masuk kriteria terbaru yang ditetapkan.

Pada awal Tahun 2019, jumlah data Pos Yankomas sebesar 128 yang terdapat pada 13 Kantor Wilayah. Saat ini telah tersedia sebanyak 171 Pos Yankomas yang terdapat pada 15 Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.

3. Kerja sama HAM4. Pelayanan komunikasi

masyarakat5. Analisa, penyiapan, dan laporan

Instrumen HAM6. Dukungan manajemen dan

teknis lainnya Setditjen HAM 7. Penyelenggaraan pemajuan

HAM di wilayah.

CapaianIndikator kinerja utama direktorat

ada empat bagian. Pertama, persentase kementerian/lembaga yang telah melaksanakan program aksi HAM. Formulasi perhitungannya adalah jumlah kementerian/lembaga yang tercantum di dalam program yang sudah melaksanakan Aksi HAM per jumlah semua kementerian/lembaga yang tercantum dikalikan 100 %. Target tahun 2019 ini adalah 100%. Namun demikian realisasinya 88,26%. Dengan demikian capaian kinerjanya 88,26%.

Realisasi berdasarkan data rekapitulasi pelaporan Aksi HAM tahun 2019 per Bulan September, tercapai 88,26% kementerian/lembaga yang melaksanakan dan melaporkan pelaksanaan Program Aksi HAM. Aksi HAM adalah kegiatan

atau program sebagai penjabaran lebih lanjut dari RANHAM untuk dilakukan oleh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. RANHAM sendiri adalah dokumen yang memuat sasaran, strategi, dan fokus kegiatan prioritas rencana aksi nasional hak asasi manusia Indonesia dan digunakan sebagai acuan kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah dalam melaksanakan penghormatan, pelindungan, pemenuhan, penegakan, dan pemajuan HAM di Indonesia.

Kedua, persentase pemerintah daerah yang telah melaksanakan progam aksi HAM. Formulasi perhitungannya adalah jumlah pemerintah daerah yang tercantum di dalam program yang sudah melaksanakan aksi HAM dibagi jumlah seluruh pemerintah daerah yang tercantum dikalikan 100 %. Target tahun 2019 ini adalah 40% sedangkan realisasinya 27,40% atau baru mencapai

68,50 % dari target.Ketiga, jumlah kabupaten/kota

peduli HAM. Formulasi perhitungannya adalah jumlah kabupaten/kota yang memenuhi kriteria penilaian kabupaten/kota peduli HAM sebagaimana tercantum di dalam

“ “Target tahun 2019 ini adalah

45 rekomendasi namun realisasinya

174 rekomendasi atau 387 % dari target

Kinerja KEMENKUMHAM 201932

35Kinerja KEMENKUMHAM 201934 Kinerja KEMENKUMHAM 2019

pada RPJMN 2015-2019, dan kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya, misalnya, kebijakan mengenai reformasi dan revitalisasi hukum nasional. Terkait dengan hal tersebut, isu strategis yang menjadi pokok dukungan kinerja BPHN adalah bagaimana mewujudkan peraturan perundang-undangan yang berkualitas dan mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas.

Berdasarkan hal tersebut, keberadaan BPHN terkait erat dengan aspek strategis di bidang pembentukan peraturan perundang-undangan baik pada tahapan ex ante maupun ex post, serta bidang pelayanan dan pembudayaan hukum. Aspek tersebut berkontribusi pada upaya penataan regulasi dan pemberian akses keadilan bagi masyarakat.

Selain mengacu Rencana Strategis, kinerja BPHN juga mengacu pada prioritas nasional yang ditetapkan oleh pemerintah. Pada tahun 2019, prioritas nasional yang diampu oleh Program Pembinaan Hukum Nasional adalah Pengawasan dan Pelatihan Penilaian Kepuasan Pelaksanaan Bantuan Hukum, Rekomendasi Hasil Analisis dan Evaluasi Hukum, Pelatihan/Peningkatan Kapasitas bagi Pemberi Bantuan Hukum dan Paralegal, serta pemberian Bantuan Hukum Litigasi dan Non Litigasi.

Penataan RegulasiDalam konteks penataan regulasi,

peranan BPHN terlihat dalam perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan, analisis dan evaluasi peraturan perundang-undangan, serta penyedian database peraturan perundang.undangan. Pada tahun 2019 sudah ditetapkan 12 undang-undang yang berasal dari daftar Prolegnas Prioritas Tahun 2019. Sedangkan hasil perencanaan pembentukan Rancangan Peraturan Pemerintah dalam Program Penyusunan RPP (Progsun RPP) Tahun 2019 adalah 4 RPP dalam proses internal pemrakarsa, 17 RPP dalam proses pembahasan antarkementerian, 3 RPP dalam proses permohonan harmonisasi, 2 RPP dalam proses harmonisasi, 2 RPP sudah selesai harmonisasi, 1 RPP dalam proses permohonan penetapan, dan 2 RPP sudah ditetapkan.

Dalam tahapan perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan, BPHN juga telah melakukan penyelarasan Naskah Akademik (NA) yang diajukan oleh Kementerian/LPNK.

BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL

Sebagai salah satu unit utama di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Badan

Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) bertugas melaksanakan pembinaan hukum nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu secara kinerja, BPHN memberikan kontribusi pada pelaksanaan tugas Kemenkumham pada pembangunan hukum nasional, yaitu mewujudkan sembilan agenda prioritas pembangunan yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019 yang sering disebut sebagai Nawacita. Agenda prioritas dimaksud adalah “Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya” dan “Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya”.

Dukungan BPHN menginduk pada Rencana Strategis Kemenkumham, yang penyusunannya mengacu

Menata Regulasi hingga Omnibus Law

Tercatat 7 NA yang telah diselaraskan dan 3 NA masih dalam proses penyelarasan. Selain melakukan penyelarasan, BPHN juga telah menyusun 7 NA.

Sebagai suatu siklus, idealnya peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan harus dilakukan analisis dan evaluasi untuk mengetahui efektivitas pelaksanaannya dalam pencapaian tujuan pembentukannya. Tidak hanya itu, seiring dengan perkembangan waktu, maka akan selalu bermunculan peraturan perundang-undangan baru yang perlu dievaluasi agar tidak saling bertentangan antara satu dengan yang lain.

Pada tahun 2019, dengan tugas dan fungsi yang dimiliki BPHN telah melakukan analisis dan evaluasi terhadap

259 peraturan perundang-undangan, dengan perincian 52 di bidang politik, hukum, keamanan, dan pemerintahan, 66 bidang ekonomi, keuangan, industri, perdagangan dan infrastruktur, 105 bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup, dan 72 bidang sosial budaya.

Untuk mendukung penataan regulasi yang berkualitas, perlu dukungan database dokumen hukum yang baik. Data dimaksud tidak hanya berisi peraturan perundang-undangan, tetapi berisi segala bentuk dokumen hukum yang relevan dan bermanfaat untuk penataan regulasi.

BPHN selaku koordinator Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum

36 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 37Kinerja KEMENKUMHAM 2019

BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL

Kinerja KEMENKUMHAM 2019

Nasional (JDIHN) telah melakukan integrasi database dokumen hukum di 334 anggota JDIHN. Adapun total dokumen hukum yang telah berhasil diintegrasikan sebanyak 273.363 dokumen hukum. Ke depan dengan website www.jdihn.go.id akan tercipta single web dalam pencarian dokumen hukum di tingkat pusat dan daerah.

Omnibus LawSebagai bagian dari proses

penataan regulasi, Presiden Joko Widodo telah mencanangkan program guna memprakarsai pembentukan UU Omnibus Law tentang Cipta Lapangan Kerja dan UU Omnibus Law tentang Pemberdayaan UMKM. Dalam perkembangannya kedua RUU tersebut disatukan menjadi RUU Cipta Lapangan Kerja yang di dalamnya selain mengatur sektor ketenagakerjaan juga mengatur pemberdayaan UMKM.

Dalam perkembangan proses pembentukan RUU tersebut, pemerintah melihat bahwa untuk menggairahkan sektor investasi yang ada, perlu didukung dengan

kebijakan fasilitasi perpajakan pada seluruh bidang ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, selain RUU Cipta Lapangan Kerja yang sedang dikerjakan, pemerintah juga sedang menyusun Omnibus Law di bidang fasilitasi perpajakan yang saat ini dikerjakan oleh Kementerian Keuangan bersama-sama dengan Kementerian Hukum dan HAM. Kedua RUU Omnibus Law ini diharapkan dapat memperkuat fondasi perekonomian Indonesia dalam menghadapi persaingan ekonomi global.

BPHN Kemenkumham telah mengidentifikasi lebih dari 74 UU yang terkait kemudahan berusaha dan perlu dilakukan pembenahan. Sejumlah 74 UU tersebut tidak dimaknai harus menghapus seluruh UU tersebut, tetapi bisa saja hanya merevisi atau menghapus beberapa pasal dari UU yang ada.

Untuk dapat menyusun UU Omnibus ini, kita harus mengerti dan memahami masalah-masalah ekonomi lokal, nasional, dan internasional untuk dapat menghasilkan produk yang baik, benar, dan bermanfaat. Dengan demikian hukum benar-benar dapat dapat memberi ruang gerak bagi perubahan dan bukan sebaliknya,

menghambat usaha-usaha

pembaruan karena semata-mata ingin mempertahankan nilai-nilai ortodoks.

Akses Keadilan bagi Orang Miskin

Keterlibatan aktif BPHN dalam pemberian akses keadilan bagi orang miskin adalah melalui program bantuan hukum bagi orang miskin/kelompok orang miskin. Dalam hal ini BPHN berkolaborasi dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM untuk menyalurkan anggaran bantuan hukum kepada orang miskin.

Sampai dengan 5 Desember 2019, tercatat 9.379 orang miskin yang memperoleh Bantuan Hukum Litigasi. Sedangkan dalam Bantuan Hukum Non Litigasi telah dilaksanakan 1.791 kegiatan yang ditujukan kepada orang miskin atau kelompok orang miskin. Jumlah tersebut dilaksanakan oleh 524 pemberi bantuan hukum yang telah teverifikasi dan terakreditasi oleh BPHN sampai dengan tahun 2021.

Guna memperluas akses keadilan bagi orang miskin, BPHN melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah di seluruh Indonesia agar menyusun

peraturan daerah tentang bantuan hukum. Sampai dengan saat ini tercatat 17 provinsi dan 117 kabupaten/kota yang sudah mempunyai peraturan daerah tentang bantuan hukum.

BPHN juga aktif mendorong terbentuknya paralegal untuk menambah 3.957 paralegal yang telah ada sekaligus mendorong agar 4.300 advokat yang ada untuk senantiasa melakukan program pro bono untuk orang miskin dalam menjalankan profesinya sebagai advokat.

BPHN juga berperan aktif dalam memajukan budaya hukum di masyarakat. Selain sebagai instansi pembinan untuk jabatan fungsional penyuluh hukum yang tugasnya melakukan penyuluhan hukum, BPHN juga mendorong peresmian desa/kelurahan Sadar Hukum di beberapa provinsi. Tercatat enam provinsi yang pada tahun 2019 melakukan peresmian desa/kelurahan sadar hukum. Keenam Provinsi tersebut adalah Aceh (42 desa/kelurahan), Sumatera Barat (35 desa/kelurahan), Jambi (20 desa/kelurahan), DKI Jakarta (31 desa/kelurahan), Kalimantan Barat (52 desa/kelurahan), Jawa Barat (130 desa/kelurahan). ***

38 Kinerja KEMENKUMHAM 2019

penanganan pengaduan dapat diakses pada laman https://www.balitbangham.go.id.

Pengukuran pemanfaatan layanan publik dilakukan dengan melaksanakan survei kepuasan masyarakat pada masing-masing layanan yang ada di Balitbang Hukum dan HAM. Berdasarkan penilaian para pengguna layanan, Indeks Kepuasan Masyarakat untuk Balitbang Hukum dan HAM dari skala 1-20 berada pada skor 18,54 atau sangat baik.

Sementara, di bidang kerja sama, pada 2018 Balitbang Hukum dan HAM telah menandatangani kerja sama dengan 36 universitas ternama di Indonesia. Kerja sama dilakukan di bidang penelitian dan pengembangan. Kemudia, pada Februari 2019, Balitbang Hukum dan HAM menandatangani perjanjian penelitian di bidang penelitian dan pengembangan dengan Universitas Muslim Indonesia dengan judul penelitian “Model Pendidikan Notaris”.

Balitbang Hukum dan HAM juga bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). Kerja sama penelitian yang dilakukan bersama BNN itu berjudul “Riset Pelaksanaan Rehabilitasi Penyalahguna Narkotika pada Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan”. Selain itu, dilakukan pula kerja sama dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan judul penelitian “Evaluasi Proses Pembelajaran bagi Peserta Didik Disabilitas di Perguruan Tinggi”.

Di bidang pengembangan teknologi informasi, Balitbang Hukum dan HAM telah melakukan Pengembangan Sistem Informasi Penelitian Hukum dan HAM (Sipkumham) berbasis Intelligence Media Monitoring-Artificial Intelligence. Pengembangan ini bekerja sama dengan USAID dan The Asia Foundation (TAF) dalam kerangka program Empowering Access to Justice (MAJU).

Teknologi InformasiKegiatan penelitian dan

pengembangan Balitbang Hukum dan HAM ditunjang dengan sarana teknologi informasi guna menginventarisasi dan mengelola hasil-hasil litbang dalam

BALITBANG HUKUM DAN HAM

Senjang 2018-2019, Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)

mengalami perkembangan. Semula, IKU berbasis output dan kini menjadi berbasis outcome dengan perhitungan persentase rekomendasi kebijakan yang dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.

Pada 2018, sebanyak 83 dari 125 (66,4%) rekomendasi hasil Balitbang Hukum dan HAM dimanfaatkan sebagai bahan pembangunan hukum nasional serta sebagai bahan perumusan kebijakan hukum dan HAM. Target pada tahun itu adalah 20%.

Kemudian , pada 2019, ada 43 dari 159 rekomendasi (27,04%) hasil Balitbang Hukum dan HAM telah dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan. Meski telah

mencapai target sebesar 20%, namun jumlah ini masih akan terus bertambah karena hingga akhir 2019 kegiatan pemantauan pemanfaatan hasil penelitian masih dilakukan.

Sebagai unsur pendukung Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), layanan publik Balitbang Hukum dan HAM dilaksanakan untuk mendukung proses pembuatan kebijakan, pelaksanaan good governance dan reformasi birokrasi bagi para pemangku kepentingan, serta keterbukaan informasi bagi masyarakat.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Balitbang Hukum dan HAM memiliki lima layanan publik, yakni Layanan Kajian dan Penelitian; Layanan Narasumber; Layanan E-book; Layanan E-journal; dan Layanan Perpustakaan. Informasi mengenai standar pelayanan, jenis layanan dan fasilitasi, serta

Mendukung Reformasi Birokrasi dan Pelaksanaan Good Governance

media daring (online) yang interaktif dalam aplikasi Sipkumham. Terdapat dua basis data dalam Sipkumham, yaitu Datamaskumham (Pemutakhiran Data Identifikasi dan Inventarisasi Permasalahan Hukum dan HAM pada Kajian Hukum dan HAM) serta Petalitkumham (Pengisian Metadata Penelitian/Pengkajian dan Publikasi Hasil Penelitian/Pengkajian Hukum/HAM).

Pada 2019, melalui kerja sama dengan USAID dan TAF, Sipkumham dikembangkan menjadi database yang dapat diperbaharui secara otomatis melalui metode data crawling pada isu hukum, HAM, dan pelayanan publik

di media massa serta media sosial. Balitbang Hukum dan HAM juga membuat terobosan dalam peningkatan pembangunan Zona Integritas dengan menggunakan survei Indeks Kepuasan Masyarakat dan Indeks Persepsi Korupsi berbasis elektronik berupa QR Code pada aplikasi 3A.

Balitbang Hukum dan HAM juga senantiasa berbenah guna meningkatkan kepuasan masyarakat dengan melaksanakan survei Kepuasan Pengguna Layanan Informasi dan Produk pada lima layanan publik Balitbang Hukum dan HAM.

Saat ini, Balitbang Hukum dan HAM

p

Aplikasi buatan Balitbang Hukum dan HAM untuk melihat Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan Survei Indeks Persepsi Anti Korupsi (IPK) telah terpasang di gawai Menteri Hukum dan HAM.

p

Kinerja KEMENKUMHAM 2019 39Kinerja KEMENKUMHAM 201938

41Kinerja KEMENKUMHAM 201940 Kinerja KEMENKUMHAM 2019

dalam proses mengembangkan aplikasi E-litbang, di mana tahapan-tahapan penelitian akan dilaksanakan dengan basis digital. Pengembangan aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan hasil litbang oleh para

pemangku kepentingan.Sebagai lembaga think tank

Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Balitbang Hukum dan HAM terus meningkatkan partisipasi sumber daya manusia (SDM) dalam

“Pegawai Berprestasi” pada peringatan Hari Dharma Karya Dika 2019. Kedua pegawai tersebut adalah Aman Riyadi (Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan) dengan penghargaan Karyadhika Madya dan Nevey Farida (Peneliti Ahli Madya) yang mendapatkan penghargaan Karyadhika Prakarsa.

Berbagai perbaikan dan inovasi telah dilakukan, baik di bidang peningkatan kualitas mutu penelitian dan manajemen organisasi. Dengan semangat “Pasti Responsif” (reliabilitas, validitas, solutif, produktif, objektif, netral, sistematis, integritas, dan faktual), Balitbang Hukum dan HAM berhasil meraih predikat “Wilayah Bebas dari Korupsi”. Penghargaan ini diberikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada Balitbang Hukum dan HAM pada peringatan Hari Antikorupsi, 10 Desember 2019.

Balitbang Hukum dan HAM tidak akan berhenti sampai di sini. Predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) itu akan menjadi awal untuk menyediakan pelayanan publik yang lebih baik dan bebas dari korupsi.

forum diskusi atau konferensi ilmiah nasional maupun internasional. Konferensi ilmiah menjadi media bagi para peneliti Balitbang Hukum dan HAM untuk membangun jejaring dan membuka ruang diskusi dengan akademisi maupun praktisi di bidang Hukum dan HAM dalam skala nasional maupun internasional.

Peringkat IBalitbang Hukum dan HAM meraih

penghargaan sebagai Peringkat I Terbaik Kinerja Pelaksanaan Anggaran pada 2018 di tingkat unit eselon I. Selain itu, pengelolaan anggaran Balitbang juga mendapat apresiasi eksteral dengan diraihnya penghargaan dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) V Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebagai Satuan Kerja Terbaik kategori pagu sedang tahun 2018.

Balitbang Hukum dan HAM menjadi pengelola Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional (JDIHN) terbaik III tingkat unit eselon I pada 2019. Selain itu, dua pegawai Balitbang Hukum dan HAM mendapatkan penghargaan sebagai

Balitbang Hukum dan HAM berhasil menyelenggarakan Konferensi Ilmiah Pemikiran Kritis dan Strategi Pembaruan Hukum pada 29 Oktober 2019.

Balitbang Hukum dan HAM mendapatkan predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari Kementerian PAN RB pada 10 Desember 2019.

Peneliti dan Pejabat Tinggi Pratama Balitbang Hukum dan HAM mendapatkan Penghargaan Karya Dhika dari Menteri Hukum dan HAM atas prestasi kerjanya.

Pencanangan Zona Integritas oleh seluruh pejabat struktural dan pejabat fungsional Balitbang Hukum dan HAM pada Januari 2019.

p

p

p

p

Kinerja KEMENKUMHAM 2019 41Kinerja KEMENKUMHAM 201940

BALITBANG HUKUM DAN HAM

41Kinerja KEMENKUMHAM 201940 Kinerja KEMENKUMHAM 2019

dalam proses mengembangkan aplikasi E-litbang, di mana tahapan-tahapan penelitian akan dilaksanakan dengan basis digital. Pengembangan aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan hasil litbang oleh para

pemangku kepentingan.Sebagai lembaga think tank

Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Balitbang Hukum dan HAM terus meningkatkan partisipasi sumber daya manusia (SDM) dalam

“Pegawai Berprestasi” pada peringatan Hari Dharma Karya Dika 2019. Kedua pegawai tersebut adalah Aman Riyadi (Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan) dengan penghargaan Karyadhika Madya dan Nevey Farida (Peneliti Ahli Madya) yang mendapatkan penghargaan Karyadhika Prakarsa.

Berbagai perbaikan dan inovasi telah dilakukan, baik di bidang peningkatan kualitas mutu penelitian dan manajemen organisasi. Dengan semangat “Pasti Responsif” (reliabilitas, validitas, solutif, produktif, objektif, netral, sistematis, integritas, dan faktual), Balitbang Hukum dan HAM berhasil meraih predikat “Wilayah Bebas dari Korupsi”. Penghargaan ini diberikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada Balitbang Hukum dan HAM pada peringatan Hari Antikorupsi, 10 Desember 2019.

Balitbang Hukum dan HAM tidak akan berhenti sampai di sini. Predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) itu akan menjadi awal untuk menyediakan pelayanan publik yang lebih baik dan bebas dari korupsi.

forum diskusi atau konferensi ilmiah nasional maupun internasional. Konferensi ilmiah menjadi media bagi para peneliti Balitbang Hukum dan HAM untuk membangun jejaring dan membuka ruang diskusi dengan akademisi maupun praktisi di bidang Hukum dan HAM dalam skala nasional maupun internasional.

Peringkat IBalitbang Hukum dan HAM meraih

penghargaan sebagai Peringkat I Terbaik Kinerja Pelaksanaan Anggaran pada 2018 di tingkat unit eselon I. Selain itu, pengelolaan anggaran Balitbang juga mendapat apresiasi eksteral dengan diraihnya penghargaan dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) V Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebagai Satuan Kerja Terbaik kategori pagu sedang tahun 2018.

Balitbang Hukum dan HAM menjadi pengelola Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional (JDIHN) terbaik III tingkat unit eselon I pada 2019. Selain itu, dua pegawai Balitbang Hukum dan HAM mendapatkan penghargaan sebagai

Balitbang Hukum dan HAM berhasil menyelenggarakan Konferensi Ilmiah Pemikiran Kritis dan Strategi Pembaruan Hukum pada 29 Oktober 2019.

Balitbang Hukum dan HAM mendapatkan predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari Kementerian PAN RB pada 10 Desember 2019.

Peneliti dan Pejabat Tinggi Pratama Balitbang Hukum dan HAM mendapatkan Penghargaan Karya Dhika dari Menteri Hukum dan HAM atas prestasi kerjanya.

Pencanangan Zona Integritas oleh seluruh pejabat struktural dan pejabat fungsional Balitbang Hukum dan HAM pada Januari 2019.

p

p

p

p

Kinerja KEMENKUMHAM 2019 41Kinerja KEMENKUMHAM 201940

BALITBANG HUKUM DAN HAM

43Kinerja KEMENKUMHAM 201942 Kinerja KEMENKUMHAM 2019

BADAN PENGEMBANGAN SDM

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM)

ikut menyukseskan salah satu prioritas kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) lima tahun ke depan, yaitu pembangunan SDM. Langkah ini menitikberatkan pada peningkatan kualitas manusia Indonesia serta melaksanakan arahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly untuk mewujudkan Kemenkumham Corporate University.

Oleh karena itu, program pengembangan SDM aparatur hukum dan HAM (kumham) tidak hanya terbatas pada pengembangan knowledge, skill, dan attitude. Pengembangan SDM kumham juga diarahkan untuk mengembangkan talenta yang berdampak signifikan terhadap kinerja pegawai dan kinerja organisasi.

Dalam desain Corporate University, program dirancang agar individu pegawai maupun institusi sama-sama dapat menarik manfaat besar dan secara terus menerus untuk meningkatkan performa para pegawai yang berada dalam ekosistem organisasi. Diyakini, dengan terwujudnya Kemenkumham Corporate University, para pegawai akan lebih terarah dalam proses pengembangan kompetensi. Dengan strategi Corporate University itu banyak pilihan model pembelajaran, yang tidak hanya berdampak pada kuantitas, tetapi juga kualitas yang dapat meningkatkan kinerja organisasi Kemenkumham.

Untuk diketahui, Corporate University diluncurkan oleh Menkumham Yasonna H Laoly pada 18 September 2019. Setelah peluncuran tersebut, pada 1 hingga 3 Desember 2019 diadakan workshop

Pengembangan SDM Kumham

melalui Corporate University

pengembangan kompetensi dengan strategi dan metode Kemenkumham Corporate University. Acara itu dihadiri oleh seluruh pimpinan tinggi pratama pada masing-masing kantor wilayah seluruh Indonesia.

Kegiatan workshop ini bertujuan untuk meningkatkan dan menyamakan kualitas pemahaman para pimpinan tinggi pratama terhadap Kemenkumham Corporate University. Setelah workshop ini para pimpinan kantor wilayah tersebut dapat menerapkan metode yang sama pada masing-masing kantor wilayah sesuai dengan apa yang didapatkan dari kegiatan tersebut.

Saat ini, Kemkumham memiliki sekitar 60.000 pegawai yang tersebar di seluruh satuan kerja. Masing-masing satuan kerja berkewajiban memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai untuk mendapatkan pengembangan kompetensi.

Pengembangan kompetensi mutlak diperlukan untuk merespon perkembangan dunia yang sangat dinamis, dalam era disrupsi dan revolusi industri 4.0, yang menyebabkan laju perubahan sangat cepat. Dasar pemikiran ini yang kemudian melahirkan Kemenkumham Corporate University.

Capaian BPSDMHingga 5 Desember 2019, sudah

banyak capaian yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya (BPSDM) Kemenkumham. Di Pusat Pengembangan Pendidikan dan Latihan (Pusbang diklat) Fungsional dan HAM telah dilakukan realisasi anggaran sebesar 93% dengan jumlah Rp 12.764.984.343 dari total anggaran sebesar Rp 13.656.355.000. Dengan demikian, anggaran yang tersisa sebesar Rp 891.370.657 atau sekitar 7% dari total anggaran.

Sementara, pada Pusat Penelitian

Pengembangan kompetensi

mutlak diperlukan untuk merespon

perkembangan dunia yang sangat

dinamis, dalam era disrupsi dan revolusi

industri 4.0

“Kompetensi, anggaran yang terserap sebesar 97% atau sebesar Rp 2.618.532.890 dari total pagu sebesar Rp 2.698.700.000. Kemudian, pada Pusat Diklat Teknis dan Kepemimpinan, capain realisasi anggaran sebesar 76% atau sebesar Rp 13.874.128.482 dari jumlah anggaran Rp 18.224.483.000 dan sisa anggaran sebesar Rp 4.350.354.518 atau sebesar 24% dari total anggaran.

Realisasi anggaran di Sekretariat mencapai 104% dengan penghitungan jumlah anggaran sebesar Rp 31.612.547.000 dengan

44 45Kinerja KEMENKUMHAM 2019Kinerja KEMENKUMHAM 2019

BADAN PENGEMBANGAN SDM

realisasi sebesar Rp 32.954.713.166. Realisasi anggaran di Politeknik Imigrasi sebesar 89% atau Rp 22.576.766.177 dari total anggaran sebesar Rp 23.117.267.000. Dengan demikian, masih ada sisa anggaran sebesar Rp 540.500.823 (11%). Kemudian, pada Politeknik Ilmu Pemasyarakatan, realisasi anggaran mencapai 82% atau sebesar Rp 9.380.496.259 dari total anggaran sebesar Rp 13.194.630.000.

Dalam berbagai aplikasi, angka capaian kinerja BPSDM telah berada di sekitar angka 90% dengan deskripsi bahwa dalam aplikasi IKPA telah menunjukkan angka 94,17% atau berada di atas capaian aplikasi Target Kinerja sebesar 97,19%. Sementara, capaian kinerja aplikasi SMART berada pada angka terendah, yaitu 94,12%.

Dalam capaian program prioritas nasional Tahun Anggaran 2019 untuk program Pelatihan Pembimbing Kemasyarakatan dan Pelatihan Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) bagi aparatur penegak hukum telah mencapai angka 100%. Rinciannya, dalam Pelatihan Pembimbing

Kemasyarakatan dilaksanakan sebanyak 14 angkatan dengan jumlah 720 orang. Sementara, pada pelatihan SPPA bagi aparatur penegak hukum terdapat 9 angkatan dengan jumlah peserta yang lulus sebanyak 270 orang.

Saat ini, komposisi peserta SPPA terdiri atas 37% berasal dari Kementerian Hukum dan HAM, 16% dari Kejaksaan dan Kepolisian, 15% dari Dinas Sosial, 10% dari Mahkamah Agung, dan paling sedikit berasal dari Peradi dengan jumlah 6%.

Jumlah capaian program prioritas nasional pada 2019 meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Rinciannya, pelatihan Pembimbing Kemasyarakatan dari 270 pada 2018 menjadi 319 orang pada 2019, sementara pada SPPA bagi aparatur penegak hukum dari 270 orang (2018) menjadi 720 orang (2019).

Kemudian, capaian untuk Penilaian Kompetensi 2019 juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, baik dari sisi target maupun realisasi.

Rinciannya, pada 2018, target Penilaian Kompetensi naik dari 2.017 menjadi 2.360, sementara dalam hal realisasi naik dari 2.045 menjadi 4.288.

Akan tetapi, jika dilihat dari segi capaian pada 2018 masih belum tercapai target sebesar 100%. Pada tahun tersebut, Penilaian Kompetensi hanya mencapai sebesar 99% dan jika dibandingkan dengan 2019 dapat mencapai 182%. Dengan kata lain, capaian ini melebihi target sebelumnya.

Diklat KrasikalSementara itu, pada capaian

kinerja BPSDM untuk kategori Diklat Klasikal mengalami kenaikan, baik untuk BPSDM, Badiklat Sulawesi Utara, Badiklat Jawa Tengah, maupun Badiklat Kepulauan Riau. Rinciannya:

1. Unit BPSDM mengalami kenaikan dari 2.327 menjadi 2.511. Diklat yang dilaksanakan terbagi dalam satuan kerja, antara lain:

a. Diklat pada Pusat Pengembangan Diklat Teknis dan Kepemimpinan, antara lain Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III, Pelatihan Dasar CPNS Golongan II bagi alumni Poltekip dan Poltekim, Diklat Khusus Keimigrasian bagi Lulusan Poltekim, ToT Metode E-learning, Pelatihan Coaching dan Mentoring, Diklat Pim IV,

SPPA, serta pelatihan pengamanan tingkat dasar bagi petugas lapas dan rutan.

b. Pada Pusat Pengembangan Diklat Fungsional dan HAM, diklat yang diselenggarakan, antara lain Diklat Fungsional Arsiparis Tingkat Trampil, Diklat Fungsional Calon Pejabat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan, Diklat Fungsional Penyuluh Hukum, Diklat HAM bagi Aparatur Penegak Hukum, Diklat Fungsional Analis Kepegawaian Keahlian, Diklat Fungsional Pemeriksa Keimigrasian, Diklat Fungsional

Analis Keimigrasian, Diklat Fungsional Assessor SDM, Pelatihan Assessor SDM Aparatur bagi Pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemenkumham, Diklat Pembimbing Kemasyarakatan dan Pelatihan arsiparis tingkat ahli.

2. Pada Badiklat Sulawesi Utara naik menjadi 1.061 dari 150, Badiklat Jawa Tengah naik dari 201 menjadi 931, dan terakhir pada Badiklat Kepri mengalami kenaikan dari 100 menjadi 869 orang. ***

46 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 47Kinerja KEMENKUMHAM 2019

INSPEKTORAT JENDERAL

Capaian Indikator Kinerja 2019 Meningkat

eselon I adalah sebesar 80,19 atau A (memuaskan), dengan interpretasi memimpin perubahan, berkinerja tinggi, dan akuntabel. Sedangkan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) terhadap persentase satuan kerja (satker) yang akuntabilitas kinerjanya kategori ‘Baik’ adalah 91,6%. Capaian 91,6% ini melebihi target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2019 yaitu 90%.

Pada 2018, target IKU ini sebesar 85% dengan capaian 86,67%. Dengan demikian terdapat peningkatan nilai pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kemenkumham pada 2019. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan sistem akuntabilitas kinerja Kemenkumham.

Menjaga Opini WTP Itjen dalam menjalankan tugas dan

fungsinya harus dapat menjadi konsultan terhadap program dan kegiatan Kemenkumham. Untuk mendorong terlaksananya program dan kegiatan tersebut, kegiatan yang dilakukan oleh Itjen dalam mendukung opini wajar tanpa pengecualian (WTP) adalah melakukan audit kinerja, audit tujuan tertentu, evaluasi, review laporan keuangan, pendampingan penyusunan laporan keuangan dan monitoring tindak lanjut temuan BPK dan Itjen.

Perlu diketahui, pada 2018 dilakukan penyempurnaan terhadap perjanjian kinerja melalui Keputusan Menkumham Nomor M.HH-04.PR.01.03 Tahun 2018 tanggal 23 Ferbuari 2018. Kegiatan yang meliputi ‘Persentase satker yang pengelolaan keuangannya sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah’ melalui keputusan menteri disempurnakan menjadi ‘Menjaga opini WTP dari BPK atas Laporan Keuangan Kemkumham’.

Target capaian IKU Menjaga Opini WTP dari BPK atas Laporan Keuangan 2019 ini adalah 65%. Sedangkan capaian Itjen pada 2019 adalah 58,61% dengan

Inspektorat Jenderal (Itjen) telah melakukan peninjauan atau review atas laporan kinerja Kemenkumham 2018. Hasilnya dituangkan dalam pernyataan

‘Telah Direviu’ sebagaimana diamanatkan dalam Lampiran III Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) Nomor 53/2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Peraturan menteri tersebut mengatur bahwa auditor Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) melakukan review laporan kinerja secara paralel dengan pelaksanakan manajemen kinerja dan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Selain melakukan peninjauan laporan kinerja, Itjen juga melakukan evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Tahun 2018. Evaluasi ini dilakukan di tingkat pusat pada 11 unit eselon I dan satu kantor wilayah.

Capaian nilai evaluasi pada unit

jumlah total rekomendasi 4.617 serta rekomendasi yang ditindaklanjuti sejumlah 2.706. Capaian IKU ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian IKU 2018 disebabkan oleh penyempurnaan perjanian kinerja seperti disebutkan di atas. Namun demikian, Kemenkumham memperoleh WTP atas Laporan

Keuangan pada 2018 dan 2019.

Jumlah WBK/WBBMZona integritas di lingkungan

Kemenkumham dicanangkan 21 Juni 2012. Dalam rangka memperoleh predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM), Itjen sebagai tim penilai internal (TPI) mempunyai tugas melakukan penilaian satker usulan dengan melakukan evaluasi pada dua komponen, yaitu komponen pengungkit dan komponen hasil. Hasil evaluasi tersebut lantas diusulkan kepada Tim Penilai Nasional (TPN) yang terdiri dari Kementerian PAN dan RB, KPK, dan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) untuk dilakukan penilaian lanjut.

Target capaian IKU pada 2019 sebanyak 18 satker WBK/WBBM, dengan formulasi perhitungan jumlah satker yang telah memenuhi syarat sebagai satker WBK/WBBM berdasar evaluasi TPI dan telah diusulkan ke TPN. Pada 2018 mengusulkan 15 satker dengan hasil 10 satker memperoleh predikat WBK. Sedangkan pada 2019 mengusulkan 135 satker. Hasilnya, terdapat 43 satker dan satu orang atas nama Yudi Suseno BcIP, SPd, MSi yang memperoleh penerima

48 Kinerja KEMENKUMHAM 2019

zona integritas menuju WBK/WBBM. Dengan demikian, usulan Kemenkumham meningkat.

Gambaran tentang kondisi kinerja penyelenggaraan pelayanan publik untuk perbaikan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dapat diketahui dari evaluasi pelayanan publik dan survei kepuasan masyarakat. Itjen melakukan evaluasi pada 16 satker Keimigrasian, 18 satker Pemasyarakatan, dan dua Direktorat pada Ditjen Kekayaan Intelektual.

Nilai Indeks Pelayanan Publik yang diperoleh rata-rata adalah 3,67 dalam kategori B (Baik). Sedangkan rata-rata nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam skala 1-10 adalah sebesar 8,68 dalam kategori B (Baik). Target IKM terhadap Pelayanan Publik 2019 sebesar 7,28. Capaian nilai IKM 2019 sebesar 8,68 kategori B (Baik), atau melebihi dari target yang ditetapkan.

Pada 2018, IKU memiliki target sebesar 7,26 dengan capaian sebesar 81,6 dengan nilai konversi sebesar 8,16, sehingga apabila dibandingkan dengan capaian IKU 2019, dapat disimpulkan bahwa IKM terhadap pelayanan publik di

Kemenkumham meningkat.

Sistem Pengendalian InternalDalam rangka mewujudkan

penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah dilaksanakan secara tertib, terkendali, terencana, serta efektif dan efisien dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberi metode memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai tujuan. Sistem ini dikenal sebagai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Tujuannya untuk mencapai tata kelola pemerintahan yang baik (good corporate governance).

Inspektorat Jenderal melaksanakan evaluasi SPIP pada lingkungan Kemenkumham. Nilai evaluasi maturitas SPIP Kemenkumham 2019 sebesar 3,309 atau ‘Terdefinisi’ yaitu telah melaksanakan praktik pengendalian intern dan terdokumentasi dengan baik.

Peningkatan kapabilitas merupakan upaya memperkuat dan meningkatkan tata laksana atau proses bisnis dan SDM APIP agar dapat melaksanakan peran dan fungsi

APIP yang efektif dengan demikian APIP pada kementerian atau lembaga tidak lagi berperan sebagai watchdog atau melakukan audit ketaatan saja (compliance audit) tapi sudah berperan sebagai konsultan (consulting) dan menjamin kualitas (quality assurrance) dalam kegiatan pengawasan sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-1633/K/Jf/2011 tentang Pedoman Teknis Penilaian Kapabilitis APIP.

Sesuai dengan mandat Presiden Republik Indonesia kepada BPKP selaku pembina APIP di Indonesia, disampaikan bahwa 85% APIP harus berada di level 3. BPKP menetapkan, tingkat kapabilitas APIP Itjen Kemenkumham berada pada level 3, dan selanjutnya akan menuju level 4.

Atas dasar Permenkumham Nomor 57/2016 tentang Petunjuk Penanganan Laporan Pengaduan maka pada 30 Agustus 2016 diluncurkan aplikasi whistle blowing system (WBS) untuk pengelolaan atas pengaduan masyarakat baik dari kalangan pegawai internal maupun masyarakat.

Penyampaian laporan melalui aplikasi WBS Kemenkumham (wbs.kemenkumham.go.id) ini mulai dimanfaatkan terhitung mulai tanggal 8 Maret 2017.

Pada 2017, Kemenkumham melalui Inspektorat Jenderal bekerja sama dengan KPK berupa pertukaran data atau informasi sesuai peraturan perundang-undangan.

Penggunaan aplikasi WBS tercatat 52 laporan masuk pada 2019, dengan status 51 di antaranya sudah ditindaklanjuti.

GratifikasiInspektorat Jenderal juga memiliki

fungsi pelaporan pengendalian gratifikasi sesuai Permenkumham Nomor 58/2016 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kemenkumham dan Permenkumham Nomor 29/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenkumham. Pada 2016 diluncurkan aplikasi pelaporan Gratifikasi melalui

website upg.kemenkumham.go.id. Sampai 2019 tercatat 27 pelaporan baik melalui aplikasi maupun manual.

Sedangkan berdasarkan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Nomor 2/2017 tentang Pemantauan Pelaksanaan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan BPK, BPK melakukan koordinasi dengan Itjen kementerian atau lembaga. Itjen Kemenkumham yang bertugas menyelenggarakan pengawasan internal merupakan koordinator dalam hal penyusunan laporan berkala hasil pengawasan BPK.

Itjen pada November telah melaksanakan kegiatan bulan tertib antipungli pada 12 satker atau UPT, khususnya Pemasyarakatan. Hasilnya masih dalam proses kompilasi.

Itjen juga mengembangkan dan meningkatkan kinerja administratif berbasis sistem informasi melalui pembangunan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan (Simwas) mulai 2016 untuk melakukan percepatan pelaksanaan pengembangan e-Government dalam manajemen pengawasan di Lingkungan Inspektorat Jenderal.

Rekapitulasi tindak lanjut hasil pengawasan Itjen 2019 adalah sebanyak 600 temuan dengan nilai Rp 504.591.923, telah ditindaklanjuti sebanyak 94 temuan senilai Rp 18.494.430, dan sisa temuan yang belum atau masih dalam proses

tindak lanjuti sebanyak 506 temuan dengan nilai Rp 486.097.493. Dari 448 kasus yang masuk ke Itjen sudah 290 kasus telah selesai/tuntas dan sisanya masih dalam proses.

Dalam rangka mengubah mindset pengawasan dari wachdog menjadi quality assurance and consulting, Itjen membangun layanan konsultasi melalui tatap muka yang selanjutnya dikembangkan dalam bentuk website (http://konsulitjen.kemenkumham.go.id). Pada layanan tatap muka sejak Juli hingga November 2019 tercatat 18 klien atau consultee. Layanan pada website sejak Agustus sampai November 2019 tercatat 23 klien/consultee.

Dalam rangka memanfaatkan teknologi digital dalam mendorong partisipasi aktif satker atas pengelolaan tindak lanjut temuan dan data hukuman disiplin, Itjen mengembangkan aplikasi e-Office.

Itjen menyatakan perlu adanya penajaman regulasi tentang pelaksanaan pengawasan di lingkungan Kemenkumham. Karena itu disusun draf Permenkumham Nomor 28 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penjatuhan Hukuman Disiplin dan Pemberhentian karena Tindak Pidana bagi Pegawai di Kemenkumham. Penyusunan draf ini sangat urgent sebagai pedoman bagi tata kerja dan berpengaruh besar bagi capaian kinerja.

““

Pada 2018, IKU memiliki target sebesar 7,26 dengan capaian sebesar 81,6 dengan nilai konversi sebesar 8,16, sehingga apabila dibandingkan dengan capaian IKU 2019, dapat disimpulkan bahwa IKM terhadap pelayanan publik di Kemenkumham meningkat

Kinerja KEMENKUMHAM 2019 49Kinerja KEMENKUMHAM 201948

INSPEKTORAT JENDERAL

50 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 Kinerja KEMENKUMHAM 2019 51

DISPLAY FOTOGALERI

Kinerja KEMENKUMHAM 2019 51Kinerja KEMENKUMHAM 201950

p

p

p

Yassona H Laoly tiba di Istana Kepresidenan Jakarta, pDirjen Imigrasi Ronny F Sompie membuka Legal Expo 2019.

Legal Expo merupakan pameran pembangunan hukum yang diikuti berbagai instansi hukum di Indonesia, sekaligus menjadi

ajang unjuk kinerja, inovasi, kreativitas dan sinergi untuk meningkatkan pelayanan hukum di masyarakat.

Selasa (22/10/2019). Yasonna H Laoly kembali dipercaya Presiden Joko Widodo menjabat menter hukum dan hak asasi manusia periode 2019-2024.

Minister of Law on the Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters” di Royal Ambarukmo Hotel Yogyakarta, Selasa (23/4/2019).

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly (tengah) berfoto bersama menteri hukum se-ASEAN seusai membuka “9th Meeting of Senior Officials on the Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters dan 6th Meeting of the Attorney General/Ministers of Justice and

user
Typewritten text
Warga binaan menggunakan hak pilih pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019 di Lembaga Pemasyarakatan Makassar, Sulawesi Selatan