Lex Crimen Vol. VII/No. 8/Okt/2018 16 JENIS-JENIS PIDANA ...
JENIS SENSOR
Transcript of JENIS SENSOR
JENIS-JENIS SENSOR
Sensor adalah sebuah transducer yang digunakan untuk
mengkonversi besaran fisik diatas menjadi besaran listrik
sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu
(Sumbodo, Wirawan. 2008 :647). Contoh; Camera sebagai
sensor penglihatan, telinga sebagai sensor pendengaran.
a. Sensor Cahaya
Sensor cahaya adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Prinsip
kerja dari alat ini adalah mengubah energi dari foton
menjadi elektron. Idealnya satu foton dapat membangkitkan
satu elektron.
Gambar 1. Bentuk dan simbol sensor cahaya
Fotovoltaic (Solar Cell/Fotocell)
Berfungsi untuk mengubah sinar matahari menjadi arus
listrik DC. Tegangan yang dihasilkan sebanding dengan
intensitas cahaya yang mengenai permukaan solar cell.
Semakin kuat sinar matahari tegangan dan arus listrik DC
yang dihasilkan semakin besar.
1
(a)
(b)
Gambar 2. (a) Kontruksi dasar ; (b) Simbol
Prinsip Kerja
Bila cahaya jatuh pada solar cell, depletion layer akan
berkurang dan elektron berpindah melalui hubungan “pn”.
Besarnya arus yang mengalir sebanding dengan perpindahan
elektron yang ditentukan intensitas cahayanya. Jika ada
cahaya pada lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan
elektron antara bagian P dan N, jadi menghasilkan tegangan
DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar matahari
penuh.
Fotoconductiv
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi
perubahan konduktivitas. Kebanyakan komponen ini terbuat
dari bahan cadmium selenoide atau cadmium sulphide.
(a) (b)
2
Gambar 3. (a) Bentuk ; (b) Simbol
Prinsip Kerja dan Tipe tipe
Energi pancaran cahaya yang jatuh pada pertemuan “pn”
menyebabkan sebuah elektron berpindah ke tingkat energi
yang lebih tinggi. Elektron berpindah ke luar dari valensi
band meninggalkan hole sehingga membangkitkan pasangan
elektron bebas dan hole.a.
LDR (Light Dependent Resistor) berfungsi untuk mengubah
itensitas cahaya menjadi hambatan listrik. Semakin banyak
cahaya yang mengenai permukaan LDR hambatan listrik semakin
besar. Fotodiode berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya
menjadi konduktivitas dioda.
Foto diode sejenis dengan dioda pada umummya,
perbedaannya pada foto diode ini adalah dipasangnya sebuah
lensa pemfokus sinar untuk memfokuskan sinar jatuh pada
pertemuan ”pn”.
Fototransistor berfungsi untuk mengubah intensitas
cahaya menjadi konduktivitas transistor. Fototransistor
sejenis dengan transistor pada umummya. Bedanya, pada foto
transistor dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki
basis untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan ”pn”.
3
Gambar 4. Karakteristik fotoconducti
b. Sensor Suhu
Thermokopel
Berfungsi sebagai sensor suhu rendah dan tinggi, yaitu
suhu serendah 3000F sampai dengan suhu tinggi yang
digunakan pada proses industri baja, gelas dan keramik yang
lebih dari 30000F. Thermokopel dibentuk dari dua buah
penghantar yang berbeda jenisnya (besi dan konstantan) dan
dililit bersama.
Gambar 6. Kontruksi thermokopel
Prinsip Kerja
Jika salah satu bagian pangkal lilitan dipanasi, maka
pada kedua ujung penghantar yang lainakan muncul beda
potensial (emf). Thermokopel ditemukan oleh Thomas Johan
Seebecktahun 1820. Tegangan keluaran emf (elektro motive
force) thermokopel masih sangat rendah, hanya beberapa mili
volt. Thermokopel bekerja berdasarkan perbedaan pengukuran.
Oleh karena itu jika ukntuk mengukur suhu yang tidak
diketahui, terlebih dulu harus diketahui tegangan Vc pada
suhu referensi (reference temperature). Bila thermokopel
digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi makaa akan muncul
4
tegangan sebesar Vh. Tegangan sesungguhnya adalah selisih
antara Vc dan Vh yang disebut net voltage (Vnet).
Thermistor
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi
resistansi/hambatan listrik yang berbanding terbalik dengan
perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, semakin kecil
resistansi. Thermistor dibentuk dari bahan oksida logam
campuran, kromium, kobalt, tembaga, besi atau nikel.
Gambar 7. Kontruksi thermistor
Pemakaian Thermistor
Pemakaian thermistor didasarkan pada tiga karakteristik
dasar, yaitu: karakteristik R (resistansi) terhadap T
(suhu), karakteristik R (resistansi) terhadap t (waktu),
karakteristik V (tegangan) terhadap I (arus).
Gambar 8. Karakteristik sensor thermistor
5
RTD (Resistance Temperature Detectors)
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi
resistansi/hambatan listrik yang sebanding dengan perubahan
suhu. Semakin tinggi suhu, resistansinya semakin besar. RTD
terbuat dari sebuah kumparan kawat platinum pada papan
pembentuk dari bahan isolator. RTD dapat digunakan sebagai
sensor suhu yang mempunyai ketelitian 0,03 0C dibawah 5000C
dan 0,1 0C diatas 10000C.
Gambar 9. Kontruksi sensor RTD
Prinsip Kerja
Bila RTD berada pada suhu kamar maka beda potensial
jembatan adalah 0 Volt. Keadaan ini disebut keadaan
setimbang. Bila suhu RTD berubah maka resistansinya juga
berubah sehingga jembatan tidak dalam kondisi setimbang.
Hal ini menyebabkan adanya beda potensial antara titik A
dan B. Begitu juga yang berlaku pada keluaran penguat
diferensial.
6
Gambar 11. Karakteristik sensor RTD
IC lM35
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi tegangan tertentu
yang sesuai dengan perubahan suhu.
Gambar 12. Kontruksi IC LM35
Prinsip Kerja IC LM35
Tegangan keluaran rangkaian bertambah 10 mV/0C. Dengan
memberikan tegangan referensi negatif (-Vs) pada rangkaian,
sensor ini mampu bekerja pada rentang suhu -550C –1500C.
Tegangan keluaran dapat diatur 0 V pada suhu 00C dan
ketelitian sensor ini adalah ±10C.
7
Gambar 13. Kurva sensor IC LM35
c. Sensor Tekanan
Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang
mengukur ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis
menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada
perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah
akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.
Prinsip Kerja :
Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan
posisi inti kumparan sehingga mengakibatkan perubahan
induksi magnetik pada kumparan. Kumparan yang digunakan
adalah kumparan CT (center tap), dengan demikian apabila
inti mengalami pergeseran maka induktansi pada salah satu
kumparan bertambah sementara induktansi pada kumparan yang
lain berkurang. Kemudian pengubah sinyal berfungsi untuk
mengubah induktansi magnetik yang timbul pada kumparan
menjadi tegangan yang sebanding.
LVDT (Linear Variabel differential Transformer).
8
Gambar 14. Kontruksi LVDT
Prinsip kerja:
Apabila tekanan dalam tabung bertambah, maka tabung
akan bergerak menyusut dan bila tekanan pada tabung
berkurang, maka tabung akan bergerak mengembang. Pergerakan
tabung tersebut akam membuat inti LVDT akan tertekan dan
tertarik ujung tabug sehingga LVDT akan menghasilkan nilai
induktansi magnetik. Selain digunakan sebagai sensor
tekanan LVDT juga bisa diaplikasikan untuk sensor perubahan
posisi dan untuk mengubah induksi magnetik LVDT menjadi
listrik.
Gambar 15. Karakteristik LVDT
9
Tabung Bourdon
Gambar 16. Kontruksi sensor tabung bourdon
Prinsip Kerja
Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan
posisi inti kumparan sehingga mengakibatkan perubahan
induksi magnetik pada kumparan. Kumparan yang digunakan
adalah kumparan CT (center tap), dengan demikian apabila
inti mengalami pergeseran makain duktansi pada salah satu
kumparan bertambah sementara induktansi pada kumparan
yanglain berkurang. Kemudian pengubah sinyal berfungsi
untuk mengubah induktansi magnetik yang timbul pada
kumparan menjadi tegangan yang sebanding
.
Gambar 17. Karakteristik Tabung Bourdon
d. Sensor Gaya
10
Berfungsi untuk mengubah gaya, beban, torsi dan
regangan menjadi resistansi/hambatan. Sensor ini terbuat
dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 mm. Kawat
tahanan yang biasa digunakan adalah campuran dari bahan
konstantan (60 % Cu dan 40 % Ni). Prinsip kerja dari sensor
ini tentu sesuai dengan namanya, yaitu untuk deteksi adanya
gaya yang ditimbulkan oleh suatu rangsangan yang masuk
dalam suatu alat.
Bonded strain gage
Gambar 18. Kontruksi sensor BSG
Susunan kawat tahanan di dalamnya berliku-liku sehingga
memudahkan pendeteksian terhadap gaya tekanan yang tegak
lurus dengan arah panjang lipatan kawat, karena tekanan
akan menarik kabel sehingga meregang. Dengan meregannya
starin gage, maka terjadi perubahan resistansi kawat.
Jenis strain gage yang dibentuk dengan kawat tahanan
yang terpasang lurus dan simetris. Jika papan atau rangka
mendapat tekanan dari luar, maka resistansinya akan
bertambah. Strain gage dipasang/ditempelkan pada logam yang
lentur yang dengan permukaan yang rata agar saat logam
meregang strain gage juga ikut meregang tetapi tidak
bergeser dar posisinya. Dengan melengkungnya besi/logam
11
membuat strain gage melengkung juga/meregang sehingga
resistansinya berubah
e. Sensor Kecepatan
Gambar 19. Sensor kecepatan (rpm)
Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses
kebalikan dari suatu motor, dimana suatu poros/object yang
berputar pada suatui generator akan menghasilkan suatu
tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object.
Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan
sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul
saat medan magnetis terjadi.
Tachometer adalah sebuah generator kecil yang
membangkitkan tegangan DC ataupun tegangan AC. Tachometer
DC dan AC bekerja pada medan konstan.pengukuran RPM
(kecepatan putaran poros) didasarkan pada arus listrik yang
dihasilkan.
f. Sensor Suara
12
Gambar 20. Sensor ultrasonic
Sensor suara adalah sensor yang memiliki cara kerja
merubah besaran suara menjadi besaran listrik. Pada
dasarnya prinsip kerja pada alat ini hampir mirip dengan
cara kerja sensor sentuh pada perangkat seperti telepon
genggam, laptop, dan notebook. Sensor ini bekerja
berdasarkan besar kecilnya kekuatan gelombang suara yang
mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya
membran sensor yang memiliki kumparan kecil dibalik membran
tersebut naik dan turun. Kecepatan gerak kumparan tersebut
menentukan kuat lemahnya gelombang listrik yang
dihasilkannya. Salah satu komponen yang termasuk dalam
sensor ini adalah Microphone atau Mic. Mic adalah komponen
eletronika dimana cara kerjanya yaitu membran yang
digetarkan oleh gelombang suara akan menghasilkan sinyal
listrik.
g. Sensor Gerak
Sensor dari PIR tersebut bisa menangkap sebuah
aktivitas halus seperti halnya menafsirkan bilamana
terdapat seseorang yg beralih tempat menuju luar radius
sensornya. Secara umum komponen sensor gerak ini memiliki
bentuk kecil, konsumsi dayanya rendah dan tak cepat aus
serta harganya relatif mahal. Komponen ini selain acap kali
disebut PIR, juga biasa dinamakan IR gerak atau
Piroelektrik. Tentunya komponen yang kita bahas ini berbeda
ya dgn komponen sensor cahaya sebagaimana artikelnya telah
saya tulis sebelumnya di blog ini. Berikut adalah gambaran
dari sensor PIR:
13
Gambar 21. Bentuk sensor gerak PIR
Prinsip kerja dari komponen ini adalah sebagai pengukur
energi infra merah yg ditangkap oleh sensor didalam PIR
tersebut. Infra merah yang diukur tersebut tidak bisa
dihasilkan sendiri oleh komponen ini, karena itu komponen
ini dinamakan sbg komponen pasif. Trus darimanakan cahaya
Inframerah yang digunakan untuk indikator ada-tidaknya
sinar yg dideteknis komponen ini? Secara singkat, dapat
kita gambarkan langkah kerja sensor gerak itu dilapangan
karena adanya panas. Sebagaimana kita ketahui bahwa energi
dari infra merah itu adalah hasil dari panas. Hewan dan
Manusia merupakan makhluk hidup yang bisa memproduksi panas
alami walaupun energi panas yang dikeluarkannya terbilang
kecil, yakni rata-rata sekitar sembilan hingga sepuluh
mikrometer enerti infra red.
14
Gambar 22. Kontruksi sensor gerak
Biasanya radius spektrum komponen ini sebagaimana yang
digambarkan diatas bisa sampai ke lima meter, sehingga
layak dan efektif untuk dibuat menjadi Sensor Gerak. Coba
perhatikan lagi gambar diatas, terlihat bahwa komponen ini
tak bisa menafsirkan berapa banyakkah jumlah dari manusia
yg berada di sektor area radius sensor. Namun demikian
sensor bisa menafsirkan telah terjadi berbubahnya energi
panas atau inframerah di radiusnya. Sip dah, sekian dulu ya
tulisan kali ini. Moga bisa membantu sobat semua untuk
mengerti mengenai sensor gerak.
h. Sensor Proximity
Gambar 23. Sensor Proximity
Pengenalan Sensor Proximity
Sensor proximity merupakan suatu komponen yang
berfungsi untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu objek.
Sensor proximity dapat mendeteksi keberedaan benda
disekitarnya tanpa ada kontak fisik dengan benda tersebut.
Cara kerja sensor proximity ini yaitu dengan memancarkan
medan elektromagnetik dan mencari perubahan bentuk medan
elektromagnetik pada saat benda di deteksi. Contoh medan
elektromagnetik yang sering digunakan yaitu sinar infra
15
merah. Jika benda telah terdeteksi maka sinyal infra red
 tersebut akan merubah bentuk sinyal dan mengirimkan
sinyal kembali ke sensor dan memberitahukan bahwa di depan
sensor terdapat benda. Target sensor yang berbeda-beda juga
membutuhkan jenis sensor proximity yang berbeda pula.
Contohnya sensor fotolistrik kapasitif akan cocok dengan
target yang mempunyai benda berbahan dasar plastik
sedangkan sensor proximity induktif akan mendeteksi benda
berbahan dasar logam.
Fungsi Sensor Proximity
Mendeteksi suatu objek
Mengukur dimensi suatu objek
Menghitung banyaknya objek
Mendeteksi simbol
Pemeriksaan objek
Pendeteksian warna
Tipe Sensor Proximity
1. Induktif Proximity
Tipe proximity yang bekerja berdasarkan perubahan
induktansi apabila ada objek metal/logam yang berada
dalam cakupan wilayah kerja sensor. Tipe ini hanya
dapat mendeteksi benda logam saja dengan jarak deteksi
maksimum sebesar 6 cm. Bahan dasar logam sangat
mempengaruhi kemampuan pendeteksian sensor
2. Kapasitif Proximity
16
Tipe proximity yang bekerja berdasarkan perubahan
kapasitas objek yang berada pada cakupan daerah kerja
sensor. Tipe ini dapat mendeteksi semua jenis benda dan
memiliki jarak maksimum 2 cm.
i. Sensor Magnet
Gambar 23. Sensor Magnet
Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah
alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan
perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar
dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan
magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam
bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan,
asap ataupun uap.
Referensi : http://electrozone94.blogspot.com/jenissensor
Effek Hall terjadi ketika konduktor pembawa arus tertahan
pada medan magnet, medan memberi gaya menyamping pada
muatan-muatan yang mengalir pada konduktor dua lempeng yang
mengalirkan arus yang salah satunya menyalurkan arus I ke
kanan karena sisi kiri lempengan itu dihubungkan dengan
terminal positif baterai, dan sisi kanan dihubungkan ke
terminal negatif baterai. Lempengan ini berada dalam medan
magnetik yang diarahkan ke dalam. diasumsikan bahwa arus
17