Iqbal, M. 2003. Pemantauan Kawasan Sembilang No. 7, Juli/Agusutus 2003. Laporan Teknis No. 74 Proyek...

32
Agustus 2003 Wetlands International - Asia Pacific Indonesia Programme Wilayah TN Sembilang Daerah pemantauan tambahan Daerah pemantauan reguler Disusun oleh: Muhammad Iqbal PEMANTAUAN KAWASAN SEMBILANG NO. 7 JULI/AGUSTUS 2003 Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak-Sembilang – GEF MSP (TF – 0240011) Dokumen Proyek No. 74 Laporan TeknIK GEF

Transcript of Iqbal, M. 2003. Pemantauan Kawasan Sembilang No. 7, Juli/Agusutus 2003. Laporan Teknis No. 74 Proyek...

Agustus 2003

Wet lands Internat ional - Asia Paci f ic Indonesia Programme

Wilayah TN Sembilang

Daerah pemantauan tambahan

Daerah pemantauan reguler

Disusun oleh: Muhammad Iqbal

PEMANTAUAN KAWASAN SEMBILANG NO. 7 JULI/AGUSTUS 2003

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak-Sembilang – GEF MSP (TF – 0240011)

Dokum

en Proyek No. 74

La

po

ran

Te

kn

IK

GEF

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

TIM PRODUKSI

Penyusun : Muhammad Iqbal

Pelaksana Kegiatan : Sukirmo, Teguh Imansyah (BKSDA Sumsel ); Hairul Sani (Dinas Kehutanan Banyuasin); Muhammad Iqbal, Prasetyo Widodo (KPB SOS); Edian Reza Aditra (FMIPA Biologi UNSRI)

Penyunting : Ferry Hasudungan

Desain & Tata letak : Joko Purnomo

Peta-peta : Joko Purnomo

Foto sampul :

© Wetlands International – Asia Pacific Indonesia Programme, 2003 Dokumen ini dapat diperoleh di:

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak-Sembilang Jl. Sumpah Pemuda Blok K-3, Kel. Lorok Pakjo Palembang - Sumatera Selatan 30137 Tel/Fax: +62 711 350786, E-mail: [email protected] Wetlands International - Indonesia Programme Jl. Ahmad Yani No. 53 Bogor 16161 PO. Box 254/Boo Bogor 16002 Telp: +62 251 312189, Tel/Fax: +62 251 325755 E-mail: [email protected]

Iqbal, M. 2003. Pemantauan Kawasan Sembilang No. 7, Juli/Agustus 2003. Laporan Teknis No. 74 Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak Sembilang - Wetlands International - Indonesia Programme.

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

PROYEK KONSERVASI TERPADU LAHAN BASAH PESISIR BERBAK - SEMBILANG

GEF MSP (TF 0240011)

PEMANTAUAN KAWASAN SEMBILANG No. 7 Juli/Agustus 2003

DAFTAR ISI TIM PRODUKSI ........................................................................................................................ DAFTAR ISI .............................................................................................................................. i I. LATAR BELAKANG.........................................................................................................1 II. DAERAH SURVEY..........................................................................................................1 III. METODE .........................................................................................................................3 IV. HASIL PEMANTAUAN ....................................................................................................4

4.1 Kondisi Pos dan Staf Resort...................................................................................4 4.2 Aktifitas Manusia dan Gangguan terhadap kawasan .............................................4

a) PT Sribunian Trading Coy ................................................................................4 b) Koperasi Wana Karya Lestari ...........................................................................5

4.3 Aktifitas Manusia Selain Pengambilan Kayu ..........................................................9 4.4 Pengamatan Fauna ..............................................................................................11

Burung ..................................................................................................................11 Mamalia ................................................................................................................12 Reptilia..................................................................................................................14 Fauna Lainnya......................................................................................................15

V. DISKUSI DAN EVALUASI .............................................................................................16 VI. KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................................................19

6.1. Kesimpulan...........................................................................................................19 6.2. Saran ....................................................................................................................19

PUSTAKA ...........................................................................................................................20 LAMPIRAN 1. Data Koordinat lokasi Pemantauan ................................................................21 Lampiran 2. Detail Aktifitas Terhadap Pengamatan Manusia ................................................22 Lampiran 3. Daftar Spesies Burung Yang Teramati Pada Pemantauan ke-7 di Kawasan TN

Sembilang..........................................................................................................24 Lampiran 4. Catatan Temuan Burung di TN SEMBILANG (31 Juli-4 Agustus 2003) ............27

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 i

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

I. LATAR BELAKANG Sebagai bagian dari perangkat Monitoring dan Evaluasi, Wetlands International - Berbak Sembilang Project (WIIP-BSP) mencoba mengembangkan beberapa konsep yang terstruktur yang diharapkan dapat dilakukan untuk memantau dan mengevaluasi kawasan Taman Nasional Sembilang (M&E plan). Salah satu konsep tersebut adalah Unit Pemantauan Terpadu (Integrated Monitoring Unit – IMU). Unit ini terdiri dari staf jagawana/wirawana Taman Nasional/BKSDA, anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dan jika memungkinkan juga masyarakat setempat. Selama proyek berlangsung kegiatan ini dibantu oleh staf Berbak Sembilang Project –WIIP, dan sesuai dengan rencana program, wilayah Taman Nasional Sembilang secara teratur akan dikunjungi sebanyak tiga kali dalam setahun. Unit ini akan bekerjasama, berlatih untuk mengembangkan kemampuan serta tehnik-tehnik pengumpulan data lapangan (antara lain; kemampuan pengenalan jenis, pemakaian catatan lapangan, dokumentasi, penggunaan GPS, penggunaan transek darat/sungai, serta evaluasi kegiatan harian) dan menyusun laporan hasil pemantauan berupa gambaran terkini dari kawasan yang dikunjungi. Pada pemantauan yang ke-7 ini, kegiatan dikoordinasi oleh perwakilan LSM yaitu Kelompok Pengamat Burung South of Sumatera (KPB SOS). Dengan proses kaderisasi ini, diharapkan pemantauan kawasan dapat berlangsung sesuai dengan strategi yang telah disusun sebelumnya. II. DAERAH SURVEY Daerah-daerah pemantauan reguler yang dapat dipantau pada kegiatan kali ini adalah; Sungai Bungin (9,3 km dari muara), daerah berlumpur Semenanjung Banyuasin (mulai dari Muara S. Apung hingga Muara S. Sembilang), S. Simpang Satu (14,4 km dari muara), S. Benawang (dari Simpang Batu ke Bagan di Merawan sekitar 18,3 km), S. Bakurendo (20,6 km dari muara), Sungai Tiram (9,1 km dari muara), dan S. Terusan Dalam (13,1 km dari muara antara Sungai Terusan Luar dan S. Terusan Dalam). Selain itu, beberapa daerah pemantauan tambahan yaitu; Sungai Bangko (9,3 km dari muara), Bagan di Muara Sungai Bogem kecik (Muara Benawang), Bagan di muara Simpang Batu, S. Haji Kemad (16,2 km dari muara), Sungai Simpang Ngirawan (20,7 km dari muara), Pulau Betet, Muara S. Benu (Desa Tanah Pilih), dan Sungai Terusan Luar (10,7 km dari bagan S. Terusan Dalam). Kawasan yang juga terpantau di luar kawasan yang dikunjungi pada survey ini adalah kawasan Tanjung Carat (untuk lebih jelas Lihat Peta 1).

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 1

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Peta 1. Daerah Pemantauan

Keterangan lokasi :

SBu Sungai Bungin SN Sungai Simpang Ngirawan

BA Semenanjung Banyuasin SHk Sungai Haji Kemad

SSs Sungai Simpang Satu STrm Sungai Tiram

SBa Sungai Bangko STD Sungai Terusan Dalam

TBn Teluk Benawang TL Sungai Terusan Luar

SBk Sungai Bakorendo Batas Kawasan Taman Nasional Sembilang

TL

SHk SN

STD

S. Benu

BA

SBk

SBu

P. Alanggantang

TBn

SBa

SSs

STrm

P Betet

Daerah pemantauan tambahan

Daerah pemantauan reguler

N

0 km 20 km 10 km

Sumber Peta Dasar :

1. Citra Landsat Satelit Image 5TM, Bands 542 – LAPAN Mei ‘2001

2. Peta Rupa Bumi Indonesia. Skala 1 : 250.000 Lembar Palembang. Bakorsurtanal.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 2

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

III. METODE Sebagian besar kegiatan pemantauan dilakukan dengan menggunakan transportasi air, yaitu speed-boat kayu dengan mesin Yamaha 40 PK. Pemantauan dilakukan dengan menyusuri sungai-sungai yang telah ditentukan sebagai menjadi target pemantauan. Selain itu, sungai-sungai yang menurut informasi di lapangan rentan terhadap gangguan aktifitas manusia juga merupakan target dalam kegiatan pemantauan kali ini. Penyusuran dilakukan dengan kecepatan sedang dan berhenti pada titik-titik tertentu untuk mengamati kondisi habitat, satwa aktivitas manusia atau gangguan lain terhadap kawasan. Data yang dikumpulkan antara lain: aktivitas manusia yang teramati, kondisi habitat serta temuan kelompok-kelompok satwa liar yang teramati. Data pendukung seperti panjang/luas areal survey, koordinat lokasi survey juga dicatat. Penentuan koordinat lokasi pemantauan dilakukan dengan bantuan GPS Garmin 12 CX. Wawancara dengan penduduk atau masyarakat di sekitar kawasan juga dilakukan. Selain untuk mengumpulkan data tambahan juga dilakukan untuk menyampaikan informasi mengenai status kawasan secara umum. Dalam pemantauan ke-7 ini sendiri, pemantauan juga membagikan leaflet kepada masyarakat lokal di sekitar kawasan. Dengan leaflet ini diharapkan masyarakat memahami gambaran mengenai status kawasan. Pengamatan dan identifikasi burung secara umum menggunakan alat bantu teropong (Binocular): Leica Trinovid 7x 42 BA, Pentax 8 x 40 dan Pegassus 15 x 32.. Dokumentasi kegiatan menggunakan kamera Nikon FM2, dengan lensa MicroNikkor 55 mm. Panduan lapangan yang digunakan untuk identifikasi burung adalah, MacKinnon, dkk. (2000), dan Sonobe & Usui (1993). Keberadaan kelompok mammalia selain berdasarkan hasil temuan langsung, juga diidentifikasi dari temuan jejak, cakaran atau kotoran, panduan identifikasi yang digunakan adalah van Strien (1983), dan Payne, dkk. (2000).

Kronologi Kegiatan : Tim Pelaksana :

28 Juli Diskusi awal (Palembang) Muhammad Iqbal KPB-SOS

31 Juli Palembang – Tj. Carat - S. Bungin - Semenanjung Banyuasin – Sembilang

Sukirno BKSDA, Polhut Resort Terusan Dalam

1 Aug Sembilang – S. Bangko - S. Simpang Satu – Sembilang

Teguh Imansyah BKSDA, Staf Resort Terusan Dalam

2 Aug Sembilang – Muara Bogem – Simpang Batu – Benawang – S. Ngirawan – S. Haji Kemad – S. Terusan Dalam

Hairul Sani Dinas Kehutanan Banyuasin

3 Aug S. Terusan Luar – S. Benu (desa Tanah Pilih) – S. Terusan Dalam – Bakurendo – Pulau Betet – S. Tiram

Prasetyo Widodo KPB -SOS

4 Aug Terusan Dalam- Sungsang - Palembang Edian Reza Aditra Mhs Biologi, FMIPA UNSRI

6 Aug Evaluasi kegiatan (Palembang) Ismail Pengemudi speed-boat

Keterangan : KPB-SOS = Kelompok Pengamat Burung Spirit of South-Sumatra.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 3

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

IV. HASIL PEMANTAUAN 4.1 Kondisi Pos dan Staf Resort

Kondisi fisik Pos Resort Sembilang teramati memprihatinkan dan terlihat tidak terawat. Hal ini, menyebabkan tim pemantauan tidak bisa menempati pos tersebut dan kembali harus menumpang di Pos Babinsa Sungai Sembilang.

Sementara itu, Pos Resort Terusan Dalam sudah mulai berfungsi dengan baik. Pada malam ketiga dan keempat, Tim Pemantauan telah dapat menggunakan pos ini sebagai tempat untuk beristirahat, berdiskusi dan bermalam. Kondisi fisik pos resort ini terlihat sangat terawat dan hal ini tampaknya tidak lepas dari bantuan salah seorang warga di pemukiman tersebut (Pak Gani). Dengan kondisi keberadaan pos ini, diharapkan kegiatan patroli dan pengawasan oleh petugas dapat lebih ditingkatkan.

Tim pemantauan di depan Pos Resort Terusan Dalam

4.2 Aktifitas Manusia dan Gangguan terhadap kawasan Seperti pada pemantauan sebelumnya, aktifitas/kegiatan manusia yang teramati di wilayah kawasan Taman Nasional (TN) Sembilang dan sekitarnya dibagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu kegiatan pemantauan hasil hutan kayu dan non-kayu. Dalam Pemantauan ke-7 ini, pemantauan terhadap dua konsesi yang pernah memiliki izin untuk beroperasi di kawasan ini tetap dilakukan, yaitu PT Sribunian Trading Coy (STC) dan Koperasi Wana Karya Lestari (WKL).

a) PT Sribunian Trading Coy

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 4

Pada pemantauan kali ini, aktifitas di sekitar base-camp STC sama seperti pada pemantauan sebelumnya (Februari 2003), dimana hanya dijumpai karyawan yang sedang menjaga asset perusahaan. Hasil pemantauan terhadap kondisi STC yang diamati oleh Tim Pemantauan ke-7 ini juga telah disampaikan kepada Camat Sungsang (Bapak Mulyadi). Menurut Bapak Mulyadi, saat melakukan kunjungan ke TN.

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Sembilang sekitar 3 bulan yang lalu, beliau melihat ada beberapa orang di sekitar base-camp STC dan beliau khawatir kalau keberadaan orang-orang tersebut mengindikasikan akan aktifnya kembali operasi STC di kawasan tersebut. Namun, hasil pengamatan di lapangan yang dilakukan oleh tim pemantauan ke-7 tidak menemukan adanya aktifitas-aktifitas yang mencurigakan dari karyawan STC yang berada di base-camp tersebut. b) Koperasi Wana Karya Lestari Pada saat Tim Pemantauan ke-7 melakukan pengamatan di base-camp WKL, tidak terlihat lagi adanya orang-orang yang menjaga aset perusahaan seperti yang diamati pada pemantauan ke-6 (Lihat Wardoyo 2003). Beberapa bagian dari base-camp tersebut telah dibongkar dan tampak tidak terawat lagi. Salah seorang warga Terusan Dalam menyebutkan bahwa asset perusahaan yang ditinggal di sekitar kawasan base-camp tersebut saat ini telah diserahkan manajemen WKL kepada salah seorang warga Terusan Dalam.

Selain konsesi tersebut, teramati juga kegiatan penebangan hutan secara illegal, yaitu :

a. Penebangan kayu bernilai ekonomi tinggi (dari hutan gambut) Di bagan Muara Sungai Bogem terlihat kayu yang disusun rapi dan menurut penduduk yang memiliki kayu tersebut didapat keterangan bahwa kayu tersebut dibeli dari Mamat Tanjung. Kayu tersebut menurutnya diambil dari Bakurendo dan kemungkinan pondok yang dibakar oleh tim pemantauan ke-6 yang lalu adalah pondok Mamat Tanjung ini. Kayu yang dibeli oleh penduduk tersebut terlihat dipotong memakai chainsaw dengan ukuran-ukuran : 5cm x 7cm x 4m, 10cm x 10cm dan 2cm x 25cm x 4m, dengan total keseluruhan sekitar 4 m3.

Jalur rintisan di bagian hulu Sungai Terusan Dalam, diperkirakan merupakan aktivitas penebangan liar.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 5

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Ketika tim Pemantauan ke-7 masuk ke Sungai Bakurendo untuk mengkonfirmasi laporan temuan ini, maka tidak didapati secara pasti orang yang bebalok (menebang kayu). Tetapi hal ini kemungkinan besar disebabkan karena tim pemantauan ke-7 tidak bisa masuk lebih ke hulu sungai. Walaupun demikian, tim Pemantauan ke-7 telah menemukan dengan baik tanda-tanda aktifitas penebangan kayu di Sungai Haji Kemad, yang ujung antara titik akhir pemantauan pada Pemantauan ke-7 ini antara S. Haji Kemad dan Bakurendo hanya berjarak 3 km (diprediksi dengan GPS Garmin 12 CX). Hal ini juga diperkuat dengan temuan nipah yang baru ditebang (ditemukan tim pemantauan pada km 16,2 dari muara Sungai) dan Pompong yang membawa gergaji dan parang untuk untuk bebalok yang ketika ditanya oleh tim Pemantauan mengaku menjaring ikan, tetapi ketika ditanya jaringnya orang dalam pompong tersebut tidak bisa menunjukkannya (ditemui sekitar 2,6 km dari muara Sungai).

b. Pengangkutan kayu sisa hasil hutan produksi Aktifitas ini teramati teramati di bagian hulu Sungai Bakurendo yaitu di base-camp eks HPH SST-Inhutani V (sekitar 20 km dari muara Sungai). Di kawasan ini ditemukan satu tug-boat yang mengaku baru saja datang untuk menimbulkan kayu eks SST tersebut. Orang yang ditemui ini rupanya merupakan orang yang sama yang ditemui tim Pemantauan ke-6 (Pak Usman) di P10 saat membawa kayu dan nibung dari Sungai Capu. Jika pada pertemuan sebelumnya ia bekerja untuk ibu Ani, maka kali ini menurutnya ia bekerja sendiri dan anaknya bekerja untuk Juni dari Tanjung Lago. Selain itu, terdapat juga pompong lainnya yang diketua oleh Yahya yang juga bekerja untuk Juni dari Tanjung Lago.

c. Penebangan dan pengangkutan kayu nibung Jika dibanding dengan Pemantauan di kawasan TN Sembilang sebelumnya (lihat Goenner & Hasudungan 2001, Hasudungan & Sutaryo 2001, Hasudungan & Wardoyo 2002, Hasudungan & Sutaryo 2002, Hasudungan & Wardoyo 2002a dan Wardoyo 2003), maka temuan aktifitas pengangkutan Nibung di kawasan TN Sembilang mengalami peningkatan. Adapun temuan-temuan pengangkutan kayu Nibung tersebut, yaitu :

• Satu pompong dengan 3 orang yang mengaku berasal dari Bunga Tanjung ditemui di Sungai Benawang. Mereka mengaku hendak mengambil Nibung di kawasan Merawan. Tidak ditemui adanya potongan kayu nibung dekat lokasi tersebut. Mereka menyebut nama seseorang yang berasal dari Sungsang sebagai orang yang menyuruh mereka untuk mengambil kayu Nibung tersebut, tetapi menurut keterangan penduduk bagan Sungai Simpang Ngirawan nama yang disebutkan tersebut sudah dalam waktu satu tahun ini tidak lagi “bermain” kayu.

• Di depan Sungai Penyalin Besak ditemukan 1000 batang kayu Nibung. Saat ditemukan tim Pemantauan di lapangan, tidak ditemukan pemilik kayu tersebut di sekitar lokasi.

• Di pesisir antara Sungai Bangko dan Sembilang ditemui satu ketek yang membawa kayu Nibung yang menurut keterangan diambil dari Sungai Buntut Buaya (Sungai

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 6

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

dekat Simpang Ngirawan). Kayu tersebut menurut orang tersebut diambil untuk dibawa ke Sembilang.

• Di Sungai Haji Kemad ditemui satu pompong yang membawa 11 bual/ikat (1 bual = 10 batang) kayu Nibung. Si pemilik kayu tersebut mengaku berasal dari Sungsang dan menurutnya kayu tersebut diambil untuk dipakai sendiri. Menurut salah satu anggota tim Pemantauan (Ismail), jika dilihat dari logat orang tersebut, maka logat tersebut bukanlah dari Sungsang.

• Di sekitar 9,8 km dari Sungai Terusan Dalam/Simpang Kebun ditemui pompong motor yang hendak benibung (mengambil nibung).

• Sekitar 3,8 km dari Sungai Bakurendo, tim Pemantauan ke-7 bertemu dengan ketek yang membawa 100 bual (1000 batang) kayu Nibung dan 3 M3 kayu olahan. Menurut mereka kayu tersebut dibawa untuk Sihak Sungsang (warung kopi) di Sungai Sembilang.

Catatan diatas menggambarkan tingginya aktifitas pengambilan kayu Nibung di kawasan TN Sembilang. Tabel berikut menggambarkan perbandingan jumlah pertemuan tim Pemantauan ke-7 dengan aktifitas pengambilan Nibung dibanding dengan temuan tim Pemantauan sebelumnya.

Tabel 1. Temuan pengambilan kayu nibung selama kegiatan Pemantauan.

PEMANTAUAN JP LP KETERANGAN ke 1 - - - ke 2 1 Sungai Benawang 500 batang, asal S. Deringgo besar ke 3 1 Sungai Peldes 500 batang, asal S. Peldes ke 4 1 Sungai Peldes 300 batang, asal S. Peldes ke 5 - - - ke 6 1 P10 400 batang, asal S. Capuk/Siapo besar ke 7 4 Berbagai tempat Lebih 2000 batang

Keterangan : JP = Jumlah Pertemuan; LP = Lokasi Pertemuan

Rakit membawa nibung dari Sungai Bakurendo ke Sungsang

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 7

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

d. Pabrik Pengolahan Kayu (pabrik Tampa)

Pada Pemantauan ke-7 ini ditemukan satu pabrik pengolahan kayu (pabrik Tampa) di muara Sungai Bungin (pemukiman nelayan Sungai Bungin). Menurut pemiliknya (Pak Dul/A. Rohim bin Ahmad, 45 tahun), pabrik ini baru didirikannya dengan menelan dana sekitar 14 juta rupiah. Pabrik ini didirikannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sungsang, karena selama ini yang mengambil kayu disekitar kawasan tersebut (yang berarti juga kawasan TN Sembilang) adalah orang-orang luar (seperti dari Gasing dan Tanjung Lago) dan mereka hanya menjadi penonton ketika kayu-kayu tersebut diambil dihadapan mereka. Pemilik pabrik ini juga menunjukkan kepada tim Pemantauan ke-7 sebuah surat atas semacam legitimasi pendirian pabrik yang diketahui oleh Kepala Desa Sungsang II, Polisi Perairan Unit Sungsang dan Babinsa (Komandan komando Rayon Militer 401-106). Tim Pemantauan ke-7 ini juga telah memperingatkan kepada pemilik pabrik untuk membongkar pabrik tersebut. Pada kesempatan ini, tim Pemantauan ke-7 ini juga telah menjelaskan kepada pemilik pabrit tersebut akan status kawasan. Selain itu, juga telah diberikan leaflet yang diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai status dan kondisi kawasan TN Sembilang. Temuan pabrik kayu ini juga telah dilaporkan kepada Camat Banyuasin II (Pak Mulyadi), dan beliau mengatakan akan menegur Kades Sungsang II karena telah memberikan izin kepada warga untuk mendirikan pabrik kayu tampa tersebut tanpa sepengetahuannya.

Personil Tim Pemantauan ke-7 berdiskusi di Rumah Dinas Camat Banyuasin II

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 8

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

4.3 Aktifitas Manusia Selain Pengambilan Kayu Tambak Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang petambak di Solok Buntu yang ditemui di Sungsang, wawancara dengan beberapa masyarakat di sekitar kawasan, serta pengamatan hasil panen petambak sebelumnya serta sumber daya yang dibutuhkan untuk membuka tambak baru (tenaga, biaya dan waktu), hasil ini menunjukan kemungkinan terjadinya penambahan luas tambak. Rumah Walet Di Sembilang teramati ada satu bangunan rumah walet baru yang telah selesai dibangun dan aktifitas pembangunan rumah walet ini tidak ditemui pada Pemantauan sebelumnya (Februari 2003). Sementara itu, dari rumah walet yang dibangun di pemukiman nelayan Terusan Dalam di dapat laporan bahwa rumah walet tersebut gagal melakukan pemanenan. Hal ini terutama disebabkan oleh gangguan kutu unggas dan cecak. Aktifitas Nelayan Pencari & Pengumpul Kepiting Aktifitas ini teramati di setiap sungai yang dikunjungi, pada beberapa sungai seperti di Sungai Bungin dan Sungai Terusan Dalam teramati para pencari kepiting tersebut mendirikan pondok sederhana di tepi sungai. Informasi dari pencari kepiting di Sungai Ngirawan, menyebutkan bahwa mereka juga memakai Ular Punti Masak (Boiga dendrophyla) sebagai umpan kepiting. Pada pemantauan ini tidak satu pun Ular Punti Masak yang terlihat, meski demikian terlalu dini untuk menyimpulkan adanya suatu korelasi antara tidak ditemukannya Ular Punti Masak dalam pemantauan ini dengan penggunaan ular tersebut sebagai umpan kepiting.

Aktifitas nelayan pencari kepiting di Sungai Bangko

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 9

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Perikanan Beberapa jaring nelayan teramati cukup umum dipasang di sepanjang pinggiran sungai. Seperti yang dilaporkan (Suryanto & Sutaryo 2001), bahwa musim tangkap ikan dan udang terjadi pada bulan 7 dan 8 (Juli dan Agustus), dan dengan demikian pada Pemantauan ke-7 ini (yang juga bertepatan dengan bulan Juli-Agustus) hasil tangkapan nelayan berupa ikan dan udang juga umum ditemui pada Pemantauan ke-7 ini.. Tabel 2 menunjukkan jenis-jenis ikan yang ditangkap oleh para nelayan dikawasan TN Sembilang.

Tabel 2. Jenis-jenis ikan ditemui yang ditangkap oleh nelayan sekitar kawasan.

Jenis Bu MS Mb Td Sb Kakap + Sembilang + + Duri + Betutu + Kerapu + Belanak + Langli + Gelodok + + Waru + Pirang Bujang + Buntal + Lamo + Blambangan/Kakap merah + Alu-alu + Layar + Keper + + Layur + Bawal + Pari + Ikan Sebelah + + Glamor + Belut + Senangin + Simba/Talang + Gigi Jarang + Ikan buaya + Sumpit +

Keterangan : + = dijumpai; Bu = Bagan di Sungai Bungin; MS = Bagan di Simpang Batu; Mb = Bagan di Muara Bogem; Td = Bagan di Terusan Dalam; Sb = Bagan di depan Sungai Solok Buntu Masyarakat di Sungai Bungin melaporkan bahwa aktifitas pengambilan kayu di sekitar sungai tempat mereka melakukan penangkapan ikan telah berdampak secara tidak langsung menurunkan hasil tangkapan mereka. Hal ini sangat dimungkinkan terjadi dengan beberapa alasan berikut :

- Getah dari kayu tersebuit mungkin dapat meracuni atau mengandung racun bagi jenis-jenis ikan tertentu.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 10

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

- Gerakan kayu yang terjadi di dalam sungai ketika kayu-kayu tersebut ditarik terutama dalam jumlah besar menimbulkan gerakan yang cukup kuat dan diperkirakan mengakibatkan terganggunya kehidupan ikan-ikan tertentu.

- Penebangan di sekitar sungai tertentu memungkinkan untuk merubah komposisi unsur-unsur penting yang dibutuhkan ikan-ikan tersebut, seperti perubahan suhu dan berkurangnya sumber pakan.

Walaupun hasil tangkapan udang hampir ditemui disetiap bagan nelayan yang dikunjungi, tetapi beberapa nelayan menyatakan bahwa hasil tangkapannya secara umum cenderung menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, ada juga laporan yang menyatakan bahwa untuk beberapa jenis udang yang dulunya memiliki harga yang mahal seperti udang burung sekarang harganya menurun tajam.

4.4 Pengamatan Fauna BURUNG Ibis, Bangau, dan Kuntul Terdapat 11 individu Ibis Cucuk - besi Threskiornis melanocephalus yang teramati di Semenanjung pesisir Banyuasin, dan secara mengejutkan tidak ada satupun individu Bangau Bluwok Mycteria cinerea yang teramati secara pasti. Sedangkan Bangau Tongtong Leptoptilos javanicus yang diamati di Semenanjung Banyuasin tidak kurang dari 30 individu (dari Muara Sugai Bungin-Sembilang). Satu individu Bangau Tongtong yang teramati pada 13,5 km dari muara Sungai Simpang satu tampaknya meruapakan sesuatu hal yang baru selama Pemantauan berlangsung. Teramatinya 6 burung Kuntul besar Egretta alba dengan 3 sarangnya di Sungai Bungin merupakan hal yang baru selama kegiatan Pemantauan berlangsung. Jumlah total individu burung Kuntul yang teramati dipesisir Semenanjung Banyuasin berjumlah 21 individu. Sulit untuk memastikan apakah jenis dari 21 individu itu, apakah jenis yang sama atau berbeda. Hal ini disebabkan jarak pandang antara pengamat dan objek yang terlalu jauh.

Sarang burung kuntul besar di dekat bagan muara Sungai bungin

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 11

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Burung Pemangsa (Raptor) Tiga jenis burung pemangsa utama Elang Bondol Haliastur indus, Elang-ikan kepala-kelabu Ichthyophaga ichthyaetus dan Elang-laut perut-putih Haliaetus leucogaster yang selalu teramati pada kegiatan sebelumnya juga masih teramati di kawasan TN Sembilang. Khusus mengenai Elang Bondol, walaupun masih umum ditemui di dalam kawasan TN Sembilang tetapi jumlah yang ditemukan jauh berkurang bila dibanding pada pengamatan pada Pemantauan sebelumnya (Februari 2003). Pada Pemantauan sebelumnya, jumlah elang bondol yang ditemui di pemukiman nelayan Sembilang tidak kurang dari 40 individu, dan pada Pemantauan kali ini jumlah elang Bondol yang ditemui di pemukiman nelayan Sembilang tidak lebih dari 5 individu. Burung pantai (Scolopacidae, Charadriidae) Terdapat kisaran antara minimal 700 individu dan diperkirakan maksimal 2500 burung pantai teramati di pesisir Semenanjung Banyuasin. Lebih dari setengahnya adalah kelompok Biru-laut Limosa spp. Selain itu, sekitar 300 individu Gajahan pengala dan 50 individu Gajahan timur teramati di Semenanjung Banyuasin. Sekelompok Cerek Charadrius sp dan Trinil Tringa sp juga teramati, dan jumlahnya tidak lebih dari 500 individu. Sulit sekali untuk mengidentifikasi dua kelompok burung pantai ini, karena selain ukurannya yang kecil juga jarak pandang antara pengamat dan objek juga terlalu jauh. Dara-laut Sekelompok campuran dara-laut (Dara-laut biasa Sterna hirundo, Dara-laut kecil Sterna albifrons dan Dara-laut jambul Sterna bergii) teramati di beberapa lokasi, seperti di Semenanjung Banyuasin dan pesisir antara Sungai Bangko dan Sembilang. Dara-laut yang teramati dipesisir Semenanjung Banyuasin tidak lebih dari 300 individu. Teramatinya Dara-laut Kaspia pada 31 Juli Agustus 2003 di Semenanjung Banyuasin adalah merupakan catatan terbaru selama kegiatan Pemantauan berlangsung (Ferry Hasudungan, Komunikasi Pribadi 2003). Catatan ini juga mengkonfirmasi catatan sebelumnya untuk pesisir Sumatera Selatan yang tercatat pada 2 Agustus 1989 Verheught et al. 1993). MAMALIA Kalong Pteropus vampyrus Salah satu anggota tim Pemantauan ke-7 (Pak Kirno) mengamati beberapa individu kalong (dengan jumlah 4-6 individu) terbang melintas dari Pulau Betet melewati pemukiman nelayan di Terusan Dalam sesudah maghrib sekitar 18.30 WIB. Jumlah ini sangat sedikit teramati jika dibanding jumlah yang teramati pada Februari dan Maret 2003. Babi Sus scrofa Teramati di Pulau Betet dan di pesisir antara Sembilang dan Muara Bogem. Keduanya terlihat secara soliter (1 individu tunggal).

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 12

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Pesut atau Lumba-lumba Masyarakat di Muara Sungai bogem menyatakan bahwa mereka melihat beberapa individu Pesut atau Lumba-lumba pada beberapa hari terakhir (akhir Juli/31 Juli 2003), dan laporan mereka berbeda dengan pernyataan masyarakat bagan Simpang Batu yang tidak melihatnya dalam satu bulan terakhir. Laporan lainnya datang dari masyarakat Ngirawan yang menyatakan bahwa mereka melihat beberapa individu Pesut atau Lumba-lumba pada 2 Agustus 2003 di sekitar Muara Ngirawan pada saat pasang anak. Dari Terusan Dalam, seorang penduduk melaporkan bahwa dia melihat satu individu Pesut dewasa beserta lima individu anaknya di Muara Terusan pada saat kurun waktu antara Natal dan Tahun Baru 2003 (antara 25 Desember 2002-1 Januari 2003). Sedangkan masyarakat Terusan lainnya melaporkan bahwa ada dua pola warna Pesut atau Lumba-lumba, yaitu hitam dan putih. Menurutnya Pesut atau Lumba-lumba yang putih biasanya terlihat di Kuala Terusan dan ukurannya lebih besar dari Pesut atau Lumba-lumba yang berwarna hitam. Dua pola warna yang sama sebelumnya juga sudah dilaporkan oleh masyarakat Muara Bogem (lihat Hasudungan & Sutaryo 2002 dan Iqbal 2003). Selain catatan diatas, seorang penduduk Terusan Dalam mengatakan bahwa kehadiran Lumba-lumba/Pesut di suatu lokasi seperti di suatu sungai menunjukkan bahwa di sungai tersebut masih banyak dijumpai udang. Primata Jenis primata yang paling umum ditemui di dalam kawasan adalah Kera ekor panjang Macaca fascicularis. Pada saat pemantauan, teramati beberapa Kera ekor-panjang dewasa menggendong anaknya dan di lokasi lainnya juga teramati beberapa individu muda. Dua jenis Primata lainnya adalah Lutung Presbytis cristata dan Beruk Macaca nemestrina. Hanya dua individu Beruk dengan lokasi pengamatan berbeda teramati selama pemantauan berlangsung, dan hanya satu individu Lutung teramati dekat Muara Ngirawan. Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrensis Setelah adanya kejadian harimau yang menerkam manusia hingga tewas di pemukiman nelayan Sembilang (dekat dengan pos resort Sembilang), maka pada awalnya diprediksi bahwa aktivitas manusia di dalam kawasan akan bekurang. Tetapi prediksi ini rupanya tidak seperti yang diharapkan, karena dalam wawancara yang dilakukan dengan masyarakat sekitar kawasan, maka mereka meyakini bahwa harimau tersebut tidak akan mengganggu mereka jika mereka tidak mengganggu harimau tersebut. Cetakan kaki harimau yang menerkam manusia ini diabadikan oleh BKSDA dan Babinsa Resort Sembilang.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 13

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Jejak Harimau yang menerkam penduduk Sembilang

REPTILIA Kadal biasa Mabuya multifasciata Jenis kadal ini ditemukan satu individu di dekat pondok kepiting di Sungai Terusan Dalam, tetapi tampaknya merupakan jenis kadal yang umum di bagian hutan yang tidak tergenang air. Biawak Varanus salvator Beberapa individu biawak ditemui di Sungai Terusan dan di Sungai Ngirawan. Satu individu muda (dibedakan dari ukuran tubuh yang lebih kecil) terlihat di Sungai Ngirawan. Buaya Muara Crocodylus porosus Anak buaya yang ditangkap oleh masyarakat nelayan di Simpang Batu yang ditemui oleh tim Pemantauan ke-6 masih dipelihara oleh penduduk saat tim Pemantauan ke-7 datang ke lokasi tersebut. Anak buaya tersebut terlihat sudah agak sedikit lebih besar dari sebelumnya. Tim Pemantauan ke-7 sendiri setidaknya mengamati 4 individu buaya selama kegiatan berlangsung. Satu individu di bagian hulu Sungai Ngirawan dan 3 individu di Sungai Terusan Luar. Selain itu, dari masyarakat Terusan Dalam pada bulan Juni yang lalu mereka mereka menemukan 60 butir telur buaya, dan pada minggu terakhir bulan Juli terdapat dua individu anak buaya yang masuk ke dalam jaring ikan nelayan setempat.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 14

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Individu muda Buaya muara yang dipelihara nelayan

di S. Simpang Batu Individu Buaya muara di Sungai Terusan Luar

FAUNA LAINNYA Lebah Tim Pemantauan ke-7 menemukan sedikitnya 6 sarang lebah di dalam kawasan selama Pemantauan berlangsung (termasuk satu sarang yang berada di Dusun S. Sembilang). Beberapa ekor lebah juga masih terlihat mengerumuni ikan asin yang dijemur nelayan, sebuah fenomena yang sama seperti yang teramati pada Pemantauan ke-6 (Februari 2003 di Terusan Dalam) dan saat kunjungan di sebuah bagan nelayan di Dsn. S. Sembilang pada Maret 2003 (Pers. Obs 2003).

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 15

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

V. DISKUSI DAN EVALUASI Kondisi Kawasan Tekanan yang dihadapi di TN Sembilang terus terjadi. Diperlukan komitmen dan kemitraan dari berbagai pihak untuk menjaga kawasan TN Sembilang yang memiliki luas sekitar 205.700 ha. Tipe vegetasi yang sebagian besar berupa hutan mangrove yang terpotong-potong oleh banyak Sungai beserta anak Sungainya meyebabkan banyak sekali jalur alternatif yang dapat digunakan untuk keluar masuk kawasan, baik yang digunakan oleh petugas maupun oleh para penebang liar. Untuk melakukan pengawasan dan pengamanan di kawasan TN Sembilang, keberadaan pos resort dan alat transportasi air sangat mutlak dibutuhkan. Para pebalok memiliki kemampuan untuk tinggal berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan di dalam kawasan, dan hal ini sangat tidak sebanding dengan lamanya waktui petugas dilapangan yang biasanya hanya tinggal satu minggu dilapangan dan itupun belum tentu dilakukan satu bulan sekali. Biaya transportasi air yang mahal merupakan suatu kendala klasik yang dihadapi petugas dalam melakukan pemantauan dan pengamanan kawasan. Eksploitasi Nibung Pengambilan kayu Nibung merupakan temuan yang paling signifikan ditemui oleh tim Pemantauan ke-7 dilapangan. Kebutuhan kayu Nibung bagi masyarakat kawasan TN Sembilang adalah sangat vital, terutama sebagai bahan untuk membuat bagan/rumah dan keperluan menangkap ikan (seperti tuguk). Untuk saat ini, Nibung merupakan jenis yang mudah di dapat dan memiliki kemampuan terhadap air laut dibanding jenis pohon lainnya. Ada beberapa masukkan yang diberikan anggota tim Pemantauan menyikapi permasalahan Nibung ini. Pendapat pertama adalah masyarakat dibolehkan untuk mengambil Nibung dalam jumlah sedikit, jika Nibung tersebut dipakai untuk keperluan sendiri. Hal ini didasarkan bahwa pengambilan Nibung oleh masyarakat sekitar tidak bisa dihentikan, karena Nibung tampaknya merupakan sebuah kebutuhan primer bagi masyarakat. Sementara itu, untuk pengambilan Nibung secara besar-besaran dengan tujuan komersil, maka hal ini harus ditindak tegas, mengingat hal ini akan membahayakan masyarakat di sekitar kawasan dalam permintaan akan jenis kayu ini di masa mendatang dan juga akan merusak kondisi kawasan. Sedangkan pendapat kedua tidak membolehkan adanya pengambilan Nibung baik yang dilakukan secara sedikit ataupun secara banyak. Jika pengambilan secara sedikit diperbolehkan, maka jika diambil secara terus menerus akan menjadi banyak juga. Untuk megatasi permasalahan akan kebutuhan masyarakat sekitar akan kebutuhan Nibung ini, maka pendapat kedua ini menyarankan agar diberlakukan semacam pintu keluar yang memberi batasan terhadap jumlah Nibung dalam satu kurun waktu tertentu yang dapat diawasi oleh petugas dari berbagai intansi terkait seperti BKSDA/TN Sembilang, Dinas Kehutanan Banyuasin, Pemerintah Daerah, LSM dan kelompok masyarakat lainnya. Walaupun terjadi perbedaan pendapat dalam menyikapi permasalahan terhadap eksploitasi Nibung di kawasan TN Sembilang, tetapi seluruh anggota tim Pemantauan setuju bahwa eksploitasi Nibung harus dikendalikan.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 16

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Pengamatan Fauna Teramatinya Dara-laut Kaspia dan berbiaknya Kuntul besar di dalam kawasan TN. Sembilang merupakan temuan yang baru dalam pengamatan fauna selama kegiatan pemantauan berlangsung. Untuk kelompok burung pantai, jumlah individu yang teramati di Semenanjung Banyuasin dalam Pemantauan kali ini lebih sedikit bila dibandingkan dengan pengamatan pada Pemantauan ke-5 (Oktober 2003). Pada Pemantauan ke-6, populasi burung pantai di Semenanjung Banyuasin tidak teramati karena ombak di laut yang tidak memungkinkan. Perjumpaan dengan Buaya muara pada Pemantauan ke-7 ini tampaknya lebih sering jika dibandingkan dengan pemantauan-pemantauan sebelumnya (Ferry Hasudungan, Komunikasi Pribadi 2003). Beberapa orang di pemukiman nelayan Terusan Dalam menyebutkan bahwa mereka menemukan 60 butir telur buaya muara dan 2 individu anaknya yang terjerat masuk ke dalam jaring. Telur buaya tersebut ditemukan pada minggu ke-empat bulan Juni 2003, sedangkan 2 individu anak buaya yang masuk jarring tersebut ditemukan pada minggu keempat bulan Juli 2003. Hal ini merupakan catatan penting untuk menambah informasi bagi mengenai ekologi buaya di dalam kawasan TN Sembilang. Pesut Orcaella brevirostris maupun Lumba-lumba (baik Sousa chinensis atau Neophocaena phocaenoides) tidak ditemukan dalam kegiatan pemantauan ini. Kelompok mammalia air tersebut, oleh penduduk setempat disebut dengan nama yang sama yaitu Lumba-lumba, dengan beberapa ciri khas yang mereka ketahui. Penduduk di pemukiman Terusan Dalam menginformasikan bahwa pada bulan Desember 2002 ditemukan 6 individu Lumba-lumba, yang satu berukuran lebih besar dibanding lima yang lain (penduduk menyimpulkan bahwa kemungkinan lima yang kecil tersebut adalah anaknya). Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan, tim pemantauan memperkirakan jenis tersebut adalah Pesut (Orcaella brevirostris). Pelaksanaan Kegiatan Berbeda dengan pelaksanaan pemantauan sebelumnya, kali ini yang menjadi koordinator Tim Pemantauan adalah perwakilan LSM, Kelompok Pengamat Burung Spirit of South-Sumatra (KPB-SOS). Hal ini, penting dilakukan untuk berlangsungnya proses kaderisasi dalam menunjang pelaksanaan pemantauan pada masa-masa selanjutnya. Adapun lembaga/organisasi yang terlibat dalam pemantauan kali ini yaitu BKSDA SS, Dinas Kehutanan Banyuasin, KPB-SOS dan FMIPA Biologi UNSRI. Kecuali koordinator Pemantauan, peserta lainnya dalam kegiatan pemantauan ini baru pertama kali ikut serta dalam kegiatan pemantauan & evaluasi kawasan TN. Sembilang.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 17

Seperti yang telah dibahas dalam laporan pemantauan sebelumnya (lihat Wardoyo 2003: 14) bahwa selama kegiatan terdahulu telah melibatkan 7 orang staf BKSDA SS, 4 orang LSM, 1 orang mahasiswa dan 3 staf BSP/WI-IP. Dengan demikian, formasi para peserta Pemantauan dengan Pemantauan ke-7 ini menjadi 9 orang staf BKSDA SS, 1 orang Dinas Kehutanan Banyuasin, 5 orang LSM, 2 orang mahasiswa dan 3 staf BSP/WI-IP. Total seluruh peserta yang pernah mengikuti kegiatan Pemantauan selama kegiatan ini berlangsung adalah sebanyak 20 orang, dengan melibatkan beberapa lembaga yaitu BSP/WI-IP, BKSDA SS, Dinas Kehutanan Banyuasin, LSM WBH, LSM LEMBAR, LSM LPH-

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

PEM, KPB-SOS, Universitas Muhammadiyah Palembang dan Universitas Sriwijaya. Dengan makin banyaknya orang dan lembaga yang terlibat dalam kegiatan Pemantauan ini, maka diharapkan akan terjadinya regenerasi dan memperbanyak mitra kerja di lapangan. Data Pelaksana Pemantauan & Evaluasi Kawasan TN Sembilang 2001-2003

Pemantauan ke: Pelaksana Instansi kategori 1 2 3 4 5 6 7

Mauluddin √ √

Abdul Halim √ √ √ √ Ardilin Daely √ √

Hasbi Effendy √

Benni Oktoberika √ Samsuarno √

Sukirno √ Teguh Imamsyah M

BKSDA SS Pengelola

√ Hairun Sani DINHUT BA Pengelola √ Dedi Permana √ √ √

Komaruddin WBH NGO

Muhammad Iqbal √ √ √ √ √ Prasetyo

KPB SOS NGO √

Masrun Mazawi LPH-PEM NGO √

Jaya Utama LEMBAR NGO √

Lukman Hakim UMP √

Edian Reza Aditra √ Christian Goenner √

Ferry Hasudungan √ √ √ √ √

Dandun Sutaryo √ √

Suryanto A. Wardoyo

Fasilitator

√ √ √

Ismael

BSP

Driver √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : BKSDA SS = Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan; WBH = Wahana Bumi Hijau; DINHUT BA = Dinas Kehutanan & Perkebunan; KPB SOS = Kelompok Pengamat Burung Spirit of Sumatra; LPH-PEM = Lembaga Pendidikan Hukum - Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat; LEMBAR = Lembaga Advokasi Rakyat; √ = keikutsertaan Para peserta pemantauan dalam kegiatan ini telah mampu menggunakan binokuler dengan baik. Adapun dalam penggunaan GPS, karena alatnya yang terbatas (satu unit) dan cukup rumit untuk dipahami secara cepat, maka tidak seluruh anggota tim mampu menggunakan alat ini. Namun, para peserta Pemantauan setidaknya sudah mengenal alat ini dan mengetahui kegunaannya. Pada kesempatan pemantauan ini, Tim Pemantauan juga melakukan sosialisasi secara langsung kepada masyarakat dengan cara mengunjungi bagan/permukiman juga jukung-jukung dimana nelayan/masyarakat beraktifitas/bermalam. Pada kesempatan sosialisasi ini dilakukan pembagian leaflet mengenai Taman Nasional Sembilang ke tempat-tempat yang dikunjungi. Hal ini diharapkan akan meningkatkan pemahaman masyarakat sekitar akan kondisi dan status kawasan hutan di sekitar mereka.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 18

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Evaluasi harian (diskusi malam) dilakukan setiap malam, pada hari ke 1 dan ke 2 dilakukan di pos Babinsa Sembilang, yang juga merupakan tempat Tim Pemantauan menginap. Kendala nonteknis dalam keleluasaan dialami di tempat ini, hal ini cukup dipahami mengingat tempat tersebut bukanlah fasilitas TN. Sembilang, tetapi evaluasi harian tetap dilakukan dengan baik. Sementara, evaluasi harian pada hari ke 3 dan ke 4 yang dilakukan di Pos Resort Terusan Dalam, berjalan dengan lebih baik dan leluasa. Hal ini tampaknya didukung oleh kondisi pos Resort yang bersih dan nyaman, suasana yang tenang dan sambutan yang hangat dari salah satu keluarga warga Terusan (Pak Gani) yang juga merupakan mitra dari BKSDA SS. VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan • Secara umum, kawasan TN Sembilang saat ini masih mengalami berbagai

tekanan/gangguan. Gangguan tersebut terutama disebabkan oleh eksploitasi hasil hutan terutama dari hasil pengambilan kayu secara illegal.

• Temuan lain yang cukup signifikan dibanding temuan pada pemantauan sebelumnya adalah meningkatnya aktifitas pengambilan Nibung di kawasan TN Sembilang.

• Dua konsesi besar yang terdapat dalam kawasan, yaitu WKL (Wana Karya Lestari) dan PT STC (Sribunian Trading Coy) tidak teramati beroperasi pada saat pemantauan ini berlangsung.

• Dari hasil wawancara dengan beberapa masyarakat yang ditemui di dalam kawasan, maka sebagian besar masyarakat di kawasan TN Sembilang belum mengetahui status kawasan TN Sembilang.

6.2. Saran • Peningkatan intensitas pengawasan kawasan di TN Sembilang sangat mendesak

untuk dilakukan. • Diperlukan koordinasi antara beberapa lembaga/instansi terkait yang wilayah kerjanya

di TN Sembilang untuk melakukan pemantauan terhadap eksploitasi Nibung di dalam kawasan.

• Sosialisasi dan penyadar-tahuan di masyarakat mengenai status kawasan di TN Sembilang harus terus dilakukan, karena dengan cara inilah masyarakat dapat mengetahui dan menyadari arti penting kawasan sebagai kawasan konservasi.

• Sebagian spesies-spesies satwa liar yang terdapat di TN Sembilang merupakan spesies yang secara global terancam punah, maka pada masa-masa mendatang diharapkan adanya pemantauan/penelitian khusus mengenai spesies tunggal yang spesifik, misalnya mengenai Pesut atau Lumba-lumba.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 19

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

PUSTAKA Gönner, C. & F. Hasudungan. 2001. Sembilang Monitoring Report No. 1 Juli/August 2001. Wetlands

International - Asia Pacific Indonesia Programme/Berbak Sembilang Project.

Hasudungan, F. & D. Sutaryo. 2002. Laporan Pemantauan Kawasan Sembilang No. 2, November 2001. Laporan Teknis No. 32. Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak Sembilang. Wetlands International - Asia Pacific Indonesia Programme.

Hasudungan, F & D. Sutaryo. 2002a. Pemantauan Kawasan Sembilang No. 4, Juni 2002. Laporan Teknis No. 50. Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak Sembilang. Wetlands International - Asia Pacific Indonesia Programme.

Hasudungan, F & S. A. Wardoyo. 2002. Pemantauan Kawasan Sembilang No. 3, Februari /Maret 2002. Laporan Teknis No. 38. Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak Sembilang. Wetlands International - Asia Pacific Indonesia Programme.

Iqbal, M. 2003. Melacak Keberadaan Pesut atau Lumba-lumba di TN Sembilang. Warta Konservasi Lahan Basah vol 11. no. 2 April 2003 : 15.

MacKinnon, J., Karen Phillipps dan Bas van Ballen. 2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Puslitbang Biologi - LIPI.

Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan Mammalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam. Terjemahan Bahasa Indonesia WCS - Indonesia Program.

Sonobe, K. & Usui, S. (eds.). 1993. A Field Guide to the Waterbirds of Asia. Wild Bird Society of Japan, Tokyo.

Suryanto, A. & D. Sutaryo. 2001. Laporan Survei Perikanan di Kawasan CTN Sembilang, 17-24 Juli 2002. Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak Sembilang. Wetlands International - Asia Pacific Indonesia Programme.

van Strien, N.J. 1983. A Guide to the Tracks of Mammals of Western Indonesia. School for Environmental Conservation Management, Ciawi, Indonesia.

Verheught, W.J.M., H. Skov. & F. Danielsen. 1993. Notes on the Birds of the Tidal Lowlands and Floodplains of South Sumatera Province, Indonesia. Kukila 6 : 53-84.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 20

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

LAMPIRAN 1. Data Koordinat lokasi Pemantauan

KODE LOKASI LATITUDE LONGITUDE A001 Tanjung Carat S02o 16’ 54.164” E104o 55’ 06.446” A002 Muara Sungai Bungin, Pabrik Tampa S02 o 14’ 29.306” E104o 51’ 28.047” A003 Perahu + Pondok Kepiting S02 o 14’ 55.242” E104o 49’ 58.710” A004 Penebangan 4 Batang Pohon S02 o 12’ 57.343” E104o 48’ 30.108” A005 Akhir Sungai Bungin S02 o 11’ 22.811” E104o 47’ 41.886” A006 Antara S. Bungin-S. Barong S02 o 10’ 00.812” E104o 54’ 47.752” A007 Deapan S. Barong S02 o 08’ 23.384” E104o 54’ 31.820” A008 Antara S. Siput-S. Dinding S02 o 05’ 30.890” E104o 53’ 52.404” A009 2 Dara-laut Kaspia S01o 59’ 55.538” E104o 49’ 37.120” B010 Titik Awal S. Bangko S01o 57’ 48.737” E104o 36’ 17.433” B011 Titik Akhir S. Bangko S01o 53’ 22.831” E104o 34’ 48.579” B012 1 Ind Cangak, Sembilang -S. Simpang Satu S02 o 02’ 04.272” E104o 41’ 17.965” B013 Muara S. Simpang Satu S02 o 02’ 47.607” E104o 41’ 26.540” B014 Pondok Kepiting S02 o 07’ 05.016” E104o 45’ 13.647” B015 Akhir S. Simpang Satu S02 o 06’ 46.380” E104o 43’ 59.432” C017 Bagan di Muara Bogem S01o 58’ 17.762” E104o 38’ 14.927” C018 Bagan di Simpang Batu S02 o 00’ 30.262” E104o 36’ 05.035” C019 Depan S. Penyalin Kecik, Pompong Benibung S01o 59’ 33.561” E104o 33’ 33.166” C020 Depan S. Penyalin Besak, 1000 batang Nibung S01o 58’ 25.757” E104o 30’ 57.396” C021 Muara S. Ngirawan S01o 54’ 43.922” E104o 28’ 19.502” C022 Titik Awal S. Ngirawan S01o 54’ 31.157” E104o 27’ 54.049” C023 Basecamp STC S01o 55’ 49.969” E104o 19’ 01.466” C024 Titik Akhir S. Ngirawan S01o 55’ 48.056” E104o 17’ 56.018” C025 Titik Awal S. Haji Kemad S01o 56’ 04.182” E104o 27’ 48.487” C026 Titik Akhir S. Haji Kemad S01o 58’ 03.723” E104o 20’ 06.952” D027 Titik Awal S. Terusan Luar S01o 47’ 09.030” E104o 29’ 05.097” D028 Titik Akhir S. Terusan Luar S01o 42’ 54.055” E104o 31’ 19.103” D029 Muara Sungai Benu S01o 40’ 07.316” E104o 29’ 35.842” D030 Pertemuan Buaya I S01o 43’ 12.536” E104o 30’ 38.992” D031 Pertemuan Buaya II S01o 44’ 35.288” E104o 30’ 14.814” D032 Titik Awal S. Terusan Dalam S01o 47’ 11.791” E104o 28’ 56.736” D033 Pertemuan dengan Pompong hendak Benibung S01o 47’ 34.656” E104o 26’ 11.464” D034 Rintisan Kepiting atau orang Bebalok S01o 48’ 47.868” E104o 22’ 33.645” D035 Basecamp WKL S01o 48’ 53.681” E104o 21’ 48.108” D036 Awal Bakurendo S01o 54’ 47.069” E104o 28’ 16.161” D037 Pompong yang membawa 1000 Batang Nibung S01o 56’ 48.658” E104o 28’ 02.527” D038 Titik Akhir S. Bakurendo S01o 59’ 12.319” E104o 21’ 49.421” D039 Titik Awal S. Tiram S01o 50’ 00.713” E104o 29’ 05.097” D040 Titik Akhir S. Tiram S01o 50’ ‘03.687” E104o 25’ 22.045” PLB Palembang S02o 58’ 21.924” E104o 44’ 19.864” POS-TD Pos Terusan Dalam S01o 48’ 11.581” E104o 30’ 06.355” XSST Basecamp SST S01o 58’ 07.972” E104o 22’ 29.841”

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 21

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Lampiran 2. Detail Aktifitas Terhadap Pengamatan Manusia Lokasi/Waktu Temuan/Keterangan Tanjung Carat, 31 Juli

Pengamatan sebentar di pinggir pantai. Teramati 1 ekor kera ekor panjang dan 1 ind Elang Bondol.

Sungai Bungin, 31 Agustus

• Sebelum masuk muara teramati 1 ind bangau tongtong. • Pada km 4,7 dari titik awal Sungai Bungin, teramati 4 batang pohong yang

ditebang (Tumu ?). • Pada km 5,3 perjalanan speed berbelok ke kanan, teramati banyak jaring ikan

dipasang oleh nelayan. • Titik akhir pengamatan pada km 9,3 dan tidak jauh dari lokasi tersebut teramati 1

sarang tawon. • Sebelum keluar dari Sungai, mampir kepondok nelayan dan di dapat informasi

mengenai pabrik tampa pak Dul di Bagan pemukiman nelayan Sungai Bungin. • Mengamati/mengkonfirmasi keberadaan pabrik tampa di pemukiman nelayan

Sungai Bungin dan dekat lokasi tersebut teramati 3 sarang burung kuntul besar dengan 6 individu burung (3 pasang).

Semenanjung Banyuasin, 31 Agustus

• Pesisir antara Bungin dan Sungai Barong teramati 3 ind Blekok sawah, 5 Trinil, 35 Gajahan, 9 Ibis Cucuk Besi dan 1 ekor kera ekor panjang.

• Di sekitar muara Sungai Barong teramati 200 burung pantai, dan 2 ibis cucuk besi.

• Antara Sungai Siput dan Dinding teramati sekelompok bear (antara 1000-2500 ind) burung pantai, 3 bangau tontong, 9 ibis cucuk besi dan sedikitnya 8 itik benjut.

• Antara S. Dinding dan Sembilang teramati 13 itik benjut dan 2 ind Dara-laut Kaspia.

Sungai Bangko, 1 Agustus

• Dimuara Sungai teramati 3 ind Elang laut. • Pada km 5,0 teramati elang bondol dengan sarangnya dan 2 ind kera ekor

panjang . • Titik akhir pengamatan pada 11,9 km dari muara Sungai dan teramati 2 pompong

kepiting. • Sewaktu pulang, diantara S. Bangko dan Sembilang ditemukan ketek yang

membawa nibung. Menurutnya nibung tersebut diambil dari S. Buntut Buaya. S. Simpang Satu, 1 Agustus

• Sebelum masuk S. Simpang satu ditemukan 1 ind Cangak. • Pada km 10,7 ditemukan 1 ind Pecuk ular dengan 2 perahu kepiting. • Pada km 13,5 teramati 1 ind bangau tongtong. • Titik akhir pengamatan pada km 14,4.

Muara Bogem-Simpang Batu, 2 Agustus

• Mampir ke Bagan di Muara Bogem kecik untuk sosialisasi, dan ditemukan 4 m3 dengan ukuran 5 x 7 x 4, 10 x 10 dan 2 x 5 x 4. Tampaknya kayu-kayu tersebut dipotong dengan Chainsaw.

• Dari Bogem mampir ke Bagan Simpang Batu, juga untuk sosialisasi. Dari masyarakat didapat keterangan bahwa di depan Sungai Penyalin Besak ada orang bebalok.

Sungai Ngirawan, 2 Agustus

• Mampir ke bagan di muara Ngirawan untuk sosialisasi dan makan siang. • Sebelum masuk Ngirawan, ditemukan 1 ind Beruk dan Trinil pantai. • Pada km 10,2 ditemui 6 ketek kepiting dengan 12 perahu. • Titik akhir pengamatan pada km 18,3. • Mampir ke Basecamp Sribunian Trading Coy (STC). Ditemui 3 orang yang

sedang menjaga asset perusahaan dan di dapat informasi mengenai umumnya burung-burung yang berbiak pada bulan sebelumnya (Juni). Di basecamp itu sendiri teramati 2 burung muda Srigunting dan 1 kacer yang juga masih muda.

Sungai Haji Kemad, 2 Agustus

• Pada km 2,6 ditemui pompong yang mengaku pasang jaring tetapi tidaka ada jaringnya. Kemungkinan besar hendak bebalok atau benibung, karena di dalam pompongnya terdapat parang dan gergaji kayu.

• Pada km 10,2 ditemui ketek yang membawa nibung. Menurutnya nibung tersebut untuk dipakai sendiri dan mereka sendiri mengaku berasal dari Sungsang kampung II.

• Km 16,9 merupakan titik terakhir pemantauan dan teramati juga adanya pelepah nipah yang baru ditebang. Belum dapat dipastikan untuk apa pelepah nipah itu, apa untuk bebalok atau orang yang mau mengambil kepiting.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 22

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Lokasi/Waktu Temuan/Keterangan S. Terusan Luar – S. Benu, 3 Agustus

• Diantara km 0 – km 1 teramati 3 ind biawak. • Pada km 6,5 ditemui 1 ind Buaya muara dengan ukuran kurang lebih 2 m. • Km 10,7 merupakan titik akhir Sungai Terusan luar. • Mengunjungi Kades Tanah Pilih tapi tidak bertemu. • Masuk kembali ke Sungai Terusan Luar dan ditemukan 2 ind Buaya muara.

semuanya terlihat dengan ukuran diatas 1 m. S. Terusan Dalam (Sp. Kebun), 3 Agustus

• Pada km 9,8 ditemui pompong yang hendak benibung. • Pada km 13,1 teramati daerah rintisan (bekas tebangan), tetapi tidak bisa

dipastikan apakah tanda orang bebalok atau hanya mau cari kepiting. • Basecamp WKL (Wana Karya Lestari) merupakan titik akhir Sungai Terusan

Dalam. Basecamp tersebut teramati sepi dan bangunannya sudah banyak yang dirobohkan.

P. Betet, 3 Agustus • Pengamatan di Pulau Betet sambil menunggu air pasang untuk masuk Sungai Tiram. Di Pulau Betet teramati I ind babi dan beberapa individu Dara-laut dan teramati juga sekelompok burung pantai.

S. Tiram, 3 Agustus • Pada km 0,6 teramati 7 perahu dan 4 ketek kepiting. • Di km 3,6, teramati 3 anak dan 2 ind kera ekor panjang. • Km 9,1 merupakan titik terakhir, teramati 13 ind pergam dan 6 ind kera ekor

panjang. S. Bungin, 4 Agustus • Singgah di Pabrik tampa milik Pak Dul dan melakukan sosialisasi, staf BKSDA

(Pak Kirno) memerintahkan agar pabrik tersebut dibongkar. Sungsang, 4 Agustus • Singgah di Sungsang, untuk berdiskusi dan menyampaikan gambaran singkat

hasil kegiatan pemantauan ini kepada Camat Banyuasin II.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 23

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Lampiran 3. Daftar Spesies Burung Yang Teramati Pada Pemantauan ke-7 di Kawasan TN Sembilang Lokasi

Nama Indonesia Nama Ilmiah TC SBu BA SS SB SBk SHK ST SN TD TL PB Status

Pecuk-ular asia Anhinga melanogaster 3 P, nt

Cangak abu Ardea sumatrana 1 1 1 1

Kuntul besar Casmerodius albus 6 Cat P

Kuntul kecil Egretta garzetta Cat

Kuntul perak Egretta intermedia Cat P

Blekok sawah Ardeola speciosa 3

Kokokan laut Butorides striatus 1 1 2

Bambangan merah Ixobrhychus cinnamomeus 1

Bangau tongtong Leptoptilos javanicus 1 Cat 1 1 P, VU

Ibis pelatuk besi Threskiornis melanocephalus Cat

Itik benjut Anas gibberifrons 62 P

Elang bondol Haliastur indus 1 3 1 2 4 1 1 2 4 P, App II

Elang-laut perut-putih Haliaeetus leucogaster 1 3 P, App II

Elang-ikan kepala-kelabu Ichthyophaga ichthyaetus 2 1 1 2 P, nt, App II

Elang ular Spilornis cheela ? P

Kareo padi Amaurornis phoenicurus 1

Burung Pantai Waders Cat 50

Gajahan pengala Numenius phaepus Cat P

Gajahan besar Numenius arquata Cat P

Gajahan timur Numenius madagascariensis Cat P, nt

Biru-laut Ekor-blorok Limosa lapponica Cat

Biru-laut Ekor-hitam Limosa limosa Cat

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 24

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Lokasi Nama Indonesia Nama Ilmiah TC SBu BA SS SB SBk SHK ST SN TD TL PB Status

Trinil Tringa spp Cat 11

Trinil Pantai Actitis hypoleucos 1

Dara-laut Sterna spp 30 20

Dara-laut Kaspia Sterna caspia 2

Dara-laut tiram Gelochelidon nilotica ?

Dara-laut biasa Sterna hirundo Cat

Dara-laut kecil Sterna albrifrons Cat

Dara-laut jambul Sterna bergii Cat P, nt

Pergam hijau Ducula aenea 1 8 6

Kedasi hitam Surniculus lugubris 1

Walet Collocalia spp Cat

Kadalan beruang Phaenicophaeus diardii 1

Tepekong rangkang Hemiprocne comata 2 4

Raja-udang Alcedo sp 1 2 1 3 P

Pekaka emas Pelargopsis capensis 2 1 2 1 2 1 1 P

Cekakak merah Halcyon coromanda 1 P

Cekakak belukar Halcyon smyrnensis P

Cekakak sungai Halcyon chloris 3 1 2 2 3 P

Kirik-kirik laut Merops philippinus 2 2 2

Tiong-lampu asia Eurystomus orientalis 2 4

Takur tenggeret Megalaima australis 1

Pelatuk besi Dinopium javanense 1 2

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 25

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Lokasi

Nama Indonesia Nama Ilmiah TC SBu BA SS SB SBk SHK ST SN TD TL PB Status

Caladi tilik Picoides moluccensis 2 2

Layang-layang api Hirundo rustica 10 2

Cipoh kacat Aegithina tiphia 1

Srigunting batu Dicrurus paradiseus 1 2

Gagak hutan Corvus enca 2

Kucica kampung Copsicus saularis 2 2

Kipasan belang Rhipidura javanica 3 1 2

Cinenen kelabu Orthotomus ruficeps

Tiong emas Gracula religiosa 2 P, App II

Burung-madu bakau Nectarinia calcostetha 2 1 8 P

Burung-gereja eurasia Passer montanus >10 Keterangan : TC = Tanjung Carat; Sbu = S. Bungin; BA = Semenanjung Banyuasin; SS = S. Simpang Satu; SSt = S. Simpang Tawar; SBk = S. Bakurendo; SHK = Sungai Haji Kemad; ST = Sungai Tiram; SN = Simpang Ngirawan; TD = S. Terusan Dalam; TL = Terusan Luar; PB = Pulau Betet. Cat = Lihat keterangan dalam bagian pembahasan Angka menunjukkan jumlah yang teramati pada saat survey berlangsung; P = Dilindungi, menurut Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999. VU = Vurnerable/rentan; EN = Endangered/genting; nt = near threatened/mendekati terancam punah;

kategori keterancaman menurut Daftar Redlist - IUCN (Tahun 2000).; App I (Appendix I) & App II (Appendix II) = kriteria perdagangan jenis satwa yang diatur dalam

CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna)

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 26

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Lampiran 4. Catatan Temuan Burung di TN SEMBILANG (31 Juli-4 Agustus 2003) Anhinga melanogaster Teramati 3 ind di sungai Simpang Satu. Ardea sumatrana Teramati di 4 lokasi dan semuanya teramati secara soliter, dan 1 ind yang teramati di Muara Simpang Satu dalam keadaan bulu berbiak. Egretta spp Teramati 3 sarang Kuntul Besar Egretta alba dengan 6 ind (3 pasang) di Sungai Bungin, dan beberapa pengamatan di pesisir Semenanjung Banyuasin. Beberapa individu yang teramati di pesisir Banyuasin kemungkinan besar terdapat juga Kuntul perak dan kuntul kecil. Ardeola speciosa 3 individu teramati di dekat Muara Sungai Bungin. Butorides striatus Teramati secara soliter di Sungai Simpang Ngirawan dan Sungai Terusan Luar. Ixobrhychus cinnamomeus Teramati di sekitar Basecamp WKL, dan tampaknya merupakan catatan pertama untuk Sungai Terusan Dalam selama kegiatan Monev berlangsung. Leptoptilos javanicus Teramati 30 ind di pesisir Semenanjung Banyuasin. Teramati secara soliter di beberapa tempat dan semuanya di pinggir pantai. I ind teramati yang teramati sekitar 10km dari Sungai Simpang satu tampaknya merupakan catatan terbesar untuk lokasi tersebut. Threskiornis melanocephalus Teramati 11 ind di pesisir Semenanjung Banyusin. Anas gibberifrons 62 ind teramati di pesisir Semenanjung Banyuasin. Haliastur indus Teramati di hampir setiap sungai, tetapi julahnya lebih sedikit dibanding pengamatan pada kegiatan pemantauan sebelumnya. Haliaetus leucogaster Teramati 3 ind di Muara Sungai Bangko dan 1 ind di Sungai Simpang Satu. Ichthyophaga ichthyaetus Teramati di Sungai Bungin, Sungai Simpang Satu, Sungai Bangko dan Sungai Terusan Dalam. Spilornis cheela Satu ind yang teramati di Sungai Bangko kemungkinan jenis ini. Numenius spp Lihat catatan pada pengamatan fauna. Sterna spp Lihat catatan pada pengamatan fauna Actitis hypoleucos Beberapa individu Teramati secara soliter.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 27

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Ducula aenea Beberapa kelompok burung teramati, 6 ind di sungai Terusan Luar dan 8 ind di Sungai Tiram. Surniculus lugubris Teramati 1 ind di Sungai Tiram dengan sebuah suara yang khas. Keseluruhan warna tubuh berwarna hitam dan dengan bintik-bintik putih pada bagian perut (kemungkinan remaja). Collocalia sp (maxima x fucipagha) Cukup umum di perkampaungan Terusan Dalam. “indistinguishable”, identifikasi dilakukan sebaiknya dengan sarang, tetapi dua jenis tersebut kemungkinan besar ada di lokasi yang sama. Hemiprocne comata 2 ind teramati di Sungai Bakurendo dan 4 ind di Sungai Terusan Luar. Alcedo spp Tidak spesifik teramati ke tingkat jenis, tetapi kemungkinan besar Alcedo atthis. Umumnya teramati di hulu sungai. Pelargopsis capensis Teramati di hampir setiap sungai. Halcyon chloris Teramati di hampir setiap sungai. H. coromanda I ind teramati di Sungai terusan Luar (Teguh). Merops phillipinus Teramati di Sungai Bakurendo, S. Bungin dan S. Tiram. Semuanya teraamti dalam jumlah 2 ind. Eurystomus orientalis Teramati 2 ind di Sungai Simpang Satu dan 4 ind di Sungai Bakurendo. Megalaima australis Satu suara terdengar di Sungai Terusan Dalam. Picoides mollucensis 2 ind di sungai Bungin., tetapi suaranya kemungkinan besar dapat didengar hampir disetiap sungai. Aegithina tipia Suara burung ini terdengar di Sungai Terusan Dalam. Dicrurus paradiseus Suara burung ini terdengar di Sungai Tiram dan 2 ind anakan hasil tangkapan dari sekitar Sungai Simpang Ngirawan dipelihara oleh pekerja basecamp STC. Corvus enca 2 ind teramati secara pasti di Sungai Bakurendo (disekitar Basecamp WKL). Copsycus saularis Cukup umum (suara) dan 1 ind burung muda hasil tangkappan di Sungai Simpang Ngirawan dipelihara oleh pekerja basecamp STC. Orthotomus ruficeps Suaranya umum terdengar.

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 28

Proyek Konservasi Terpadu Lahan Basah Pesisir Berbak -Sembilang

Rhipidura javanica Umum terlihat secara mencolok di hampir setiap sungai. Gracula religiosa Suaranya terdengar di Sungai terusan Dalam dan 2 ind melintas di sekitar Basecamp WKL. Nectarinia calcostetha Umum ditemui di setiap sungai. Passer montanus Umum dipemukiman terusan Dalam dan Bagan Sungai Sembilang .

Monitoring & Evaluasi Kawasan Sembilang Ke-7, Juli/Agustus 2003 29