intuisi - repository civitas UGM

20

Transcript of intuisi - repository civitas UGM

DASKRIPSIINTUISI Jurnal llmiah Psikologi berisi tulisan yang

diangkat dari penelitian atau yang setara dengan hasiipenelitian di bidang pendidikan yang belum pernah

dimuaVditerbitkan oleh media lain

KETERANGAN TERBITJumal ini terbit tiga kali setahun

pada bulan Maret, Juli, dan Novernber

ISSN2086-0803 (cetak)

2541-2965 (online)

Ketua Dewan PenyuntingNuke Martiarini

(Universitas Negeri Semarang, Indonesia)

Wakil Ketua Dewan PenyuntingBinta Mu'tiya Rizki

(Universitas Negeri Semarang, Indonesia)

Dewan PenyuntingAhliAnnastasia Ediati

(Universitas Diponegoro, Indonesia)

Triantoro Safaria(Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia)

Hadi Suyono(Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia)

Ahmad Yasser Mansyur( Universitas Negeri Makasar, Indonesia)

Siti Nuzulia(Universitas Negeri Semarang, lndonesia)

Penyunting Pelaksana

Amri Hana Muhammad(Universitas Negeri Semarang, Indonesia)

Rahmawati Prihastuty(Universitas Negeri Semarang, lndonesia)

LayoutThomas Sugeng Hariyoto

PenerbitJurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang

Alamat PenerbitSubbag Akademik Jurusan Psikologi FIP Unnes,

Cedung Al Lt. 2 Kampus Unnes Sekaran Gunungpati.Email : intuisi@mail,unnes.ac.id

Alamat E-Journrlhttp://journal.unnes.ac.idlqju/index.php/INTUI SI

INTUISIJurnal Ilmiah Psikologi

Volume 8 Nomor 3 November 2016

Daftar Isi147-155 Interrelasi Antara lri, Social Undermining, dan Prosocial

BehuviorAmatullah Sibehotul Iezzah

156-162 Hubungan Work Engagement dat Organizational ElficacyAmri Hana Muhammad dan Dwi Sri Wakhyuni

163-172 Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Elikasi Diri DalamPengambilan Keputusan KarirPuspita Adhi Kusuma Wrjayanti

173-178 Keefektifan Get Future Training Dalam MeningkatkanOptimisme Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK SultanTfenggonoDwi Mulyaningrum

179-185 Hubungan Antara The Big Five Personality TlaitsDengan Fearof Missing Oul About Social Media pada MahasiswaFebrina Rani Tresnawati

186-194 Peugaruh Keadilan Prosedural dan Keadilan DistributifTerhadap Komitmen Organisasi Di PT. SAI Apparel IndustriesSemarangIda Rodlotul Chasanah

195-i99 Perilaku Pro-sosiulDitinjau Dari Tipe Kepribadian Introveildan Ekstroyert (Studi pada Mahasisrya Psikologi Unnes)Mohamad Fajar Kurniawan dan Sugiyarta Stanislaus

200-203 Pengaruh Framing Effecl^r Terhadap Efektivitas IklanM. Nur Muchlisin dan Rahmawati Prihastutv

204-213 Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga TerhadapCraving pada Mantan Fengguna NarkobaMuhamrnad Fuad Maksum dan Moh. lqbal Mabruri

Efikasi Guru Dalam Mengajar Pencegahan Kekerasan SeksualAnakFatma Kusuma Mahanani dan lra Palamastri

€k'*'.-,.l.hV.:i1. \:..wvqay

!4rer"fi*intae"'

3i

iv '\r r.rrP 8 (3) (20r 6)

INTUISIJURNAL ILMIAH PSIKOLOGI

http ://j ournal.unnes.ac. id/nj u/index.p hp/INTUIS I

EFIKASI GURU DALAM MENGAJAR PENCEGAHAN KEKERASANSEKSUAL ANAK

Fatma Kusuma Mahananilx, Ira Paramastri2

' Ju.usan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Sen.rarang? Universitas Gadjah Mada

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel:Diterima I 9 September 201 6

Disctujui 28 Oktobcr 201 6

Dipublikasikan I November 201 6

ftsl11t6vdcchildren sexual abuse, prirnarypleventi on,teach i ng elli cacy.

Semua anak berisiko mengalami Kekelasan Seksual Anak (KSA).Pencegahan berbasissekolah yang melibatkan guru sekolah dasar merupakan salah satu upaya sh?tegis dalammencegah KSA.Narnun, guru sekolah dasar negeri di Kota Yogyakarta mengalamikcsulitan untuk mcnjadi agcn penccgahan KSA karena kcterbatasan pcngctahuan danmerasa kurang yakin akan kemampuannya mengajarkan pencegahan KSA. Penelitian inibertujuan untuk meningkatkan elikaSi mengajar pencegahan KSA pada guru sekolah dasarncgcli rlclalui Proglam "Jari Pcri" (Guru Ajari Pcrlindungan Diri).Metode yangdigunakan adalah Metode Kuantitatif dengan The Untreated Control Group Design withPretest and Posttest.Subjek penelitian adalah I 8 guru sekolah dasar negeri, 9 guru sebagarkclonrpok ckspclimcn dan 9 lainnya scbagai kclonrpok kontrol. Instrumen pcnelitian yangdigunakan adalah tes pengetahuan program "Jari Peri" dan skala efikasi mengajarkanpencegahan KSA. Analisis data menggunakan disain Anava Mix.Hipotesis penelitian iniadalalr prograrn "Jari Peri" dapat nreningkatkan eflkasirnengajar pencegalran KSA padagunr sckolah dasal ncgcri. Hasil pcnclitian mcnunjukkan bahwa proglam "Jari Pcri"efektif rneningkatkan efikasi mengajal pencegahan KSA pada guru sekolah dasar negelrdengan p<0,0-5. Etrkasi nrcnga.jLrr pcrrceuahrn I(SA kelonrpok el<sperinren p<0.05 lcbilrtinggi daripada kclonrpol< kontrol p>0,05

AbstrnctF-,\ rt ,,n,*rt,*,!

elertre nlurt st.ltual tcucltet s i.t ottc ol thu -\lt (tta:!i( (/lbrls lo prevenl CSA. Hotvevet ,

lL,o(:het.\ ol ltuhlic clcnttnltr'.t, .rtltool in tltt, ('it.t. ol log.\,ulur ta.fbutld it dillitult to bc rhe

ttgc'rrls of (SA ltrctt:ttliott duc to thcit in.rullititnt.t' in tat nl.t of'linol,ledgc attd tonf idartc'to ltttlt CS.4 ptctcnliorr. Tltt.x.\/lrll rrl/.f uintcl ut intlttot,Lng tfJicucy itt taur:ltirtg cltilclse.tLtnl tLl:usa 1:tcycttliott .lor teac'hcr.s ol pttblic clentettlut y, sclrcol through Jut i Pe t i '

(Gtrt'u Ajtu i Pcrlindungutt Diri - Scll Pt otectiott Itntt uttett hy Teachers) pt ogt om. l'hcnttlltocl u.scd ttus u OrLttnlilulir'( ,\'/etltod using Ltttlt t:ttetl Control Gtoup Dc.tigrt tvitltPretest uncl Posl/e.tt. 7'lte subjects vcrc lti te aclters ol public elenrcntctr)t sclnol; 9 ol tlrct,,itr c.\l)arinlatll groult tttrl 9 olhcr'.s irt lltc totrtt ol group. The itrstrLmtenl u,sed in lhis sludv\r'(!,\ tlrc t(st ott tlte knotiedge ubout Juri Peri" und efficut:),sgu!s,s trt CSA teuclting. Tlte

rcsea clter Lrscd ,4nuru Mix design to unal.),t^e the dulu. Tlrc hltpolhesis o/ llti.; stucltt y,cts

lllal tha "Jat'i Peri 'progran con itnltrot.'c lhe el/itacS, i11 leaching the pretention of CSA

lbr teucltet.r oJ public eletnatilut l, stlrcol. The re.sult.s ,slu;vetl tluLt "Jari Peri" progt'ut'vas ef/bctive in intpt'ovittg the leaching q//icact, on the prevention o/ CSA /or teachers olpublic elentenlat v school p<0,05. The el/icat:.y itr leuchittg ol CS,4 in tlte expet'inrertt groupp<0,05 v,a.r liglrcr thatt lltc otrc itt thc: cotttrol groult p>0,05.

e 2016 Universitas Negeri Semarang

Alaurat korespondensi:Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeli Semarang, IndonesiaE,rnail : [email protected]. id

p-lssN 2086-0803e-ISSN 2541-2965

211

Fattna l(ltsuma lvlahanani & Ira Paran-rastrii Intr.risi Jurnal Ilnriah Psikologi 8 (3) (2016)

PENDAHULUAN -Anak to.rn\ki

di lindungi. Undang-undang

hak untuk

RepublikIndonesia Nomor 23 Tahun 2002 mengaturtentang perlindungan anak (Dikpora DIY,2013).Undang-undang perlindungan anak(UUPA) terutama terkait kekerasan seksual

pada anak masih dilanggar. Kekerasan seksual

pada anak (KSA) dapat diartikan sebagai

aktivitas seksual, baik kontak maupun non-kontak (Goldman, Padayachi & Fish, dalamGoldman, 2005) yang dilakukan oleh orangdewasa, anak yang lebih tua atau sesama anakterhadap anak-anak (Paramastri, Prawitasari,Prabandani, & Ekowarni, 201l) sampaidengan usia 18 tahun (Ayres, dkk,, 2007;Russel dalam Costanzo & Oskamp, 1994;Kenny & Wurtele, 2008) sebagai pemuasnafsu seksualnya (Ayres, dkk., 2007). KSAtermasuk eksibisionisme, mengintip,membelai, mera)ru, seks oral dan hubungan

seksual (Ayres, dkk., 2007; Kinnear, 2007).Darnpak kekerasan seksual dapat

berupa trauma baik fisil<, psikis, lnaupunsosial baik secara jangka pendek maupunjangl<a panjang (Briere & Elliot, 2003;Kinnear, 2007; Whihkera, Lea, [{ansonb,Bakerg. McMahonc, Ryand, Kleine, & Ricef,2008; Pararnastli, Prawitasari, Plabandani, &Ekor.varni, 201 1; Olafson, 201 1 ; Ce cen-Erogul& Harisci,2013).

Data KSA pada setiap l<abupaten diDaerah lstimewa Yogyakarta (DIY) jugaben,ariasi tergantung sumbernya. Sctiapkabupaten di Dry niemiliki faktor risikolcejadian KSA (PPA POLDA DIY, 2013;BPPM/FKP2PA, 2013; LPA, 2013).Haltersebut terlihat dari hasil pencatatan LPA(2013) mengenai variasi jumlah setiap tahundi setiap lcabupaten di DIY dari 2001 hinggaAgusrus 2012. PPA POLDA DIY (2013) jugarnencatat bahwa bulan Januari hinggaFebruari 2013 sudah rnenangani dua kasus

pelecehan seksual anak. Data dari BadanPemberdayaan Perempuan dan Masyarakat(BPPM) serta Forum Penanganan Korban

Kekerasan Perempuan dan Anak (FKP2PA)Provinsi DIY pada tahun 2009 mencatat 152(72,1%) kasus KSA dan tahun 2010 sebanyal<

1 13 kasus (61,4%). Korbannya tidak hanya

perempuan, narnun jugu laki-laki (LPA,20 r 3).

Fenomena tersebut tidak selaluterlaporkan karena anak kurang berani atau

kurang bersedia melaporkan, kurangnyadukungan keluarga untuk berani memberikanlaporan ke polisi, dan kurangnya kepedulianberbagai pihak pada perlindungan anak(Paramastri, Prawitasari, Prabandani, &Ekowarni, " 2011: Finkelhor dalamVandenhoeck & Ruprecht, 1999; Russel

dalam Costanzo & Oskamp, I994).Keluargaatau orang dekat sering menjadi pelakukekerasan seksual (Fanslowa, Robinson,Crengle, & Perese, 2007; Kinnear,2007).

Hasil wawancara yang dilakukanpada bulan juni 2013 dengan 18 guru kelas diSDN X rnenunjukkan bahwa guru hanya

mengetahui KSA sebagai tindak pemerkosaan

orang dewasa kepada anak dan pelal<unya

orang tak dikenal. Para guru urerasapernbicaraan mengenai pendidikarr seks

adalah hal yarrg tabu.Hal rersebut rnemtrr"rat

para guru u-)erasa tidak yakin ntautllr.l

trenyampaikan pencegahan KSA pada sisrva

cian orangfua kare na tidah nrcngetahuimetode, rnedia, txarlpun nrateri yang tepat

untuk disampail<an lcepada siswanya.

Permasalahan yang dihadapi para

guru tersebut merupakan permasalahan efikasimengajar pencegahan KSA yang lendah.Efikasi diri, yaitu keyakinan terhadap

kemarnpuan dalam mengorganisasilcan darr

menampilkan tindakan yang dibutuhlcau untul<

menghasilkan kecakapan tertentu (Bandura,

1986). Efikasi gulu dalam mengajar adalah

keyal<irran guru akau kemampuannya untul(dapat rnencapai hasil yang diinginlcan dari

proses belajar siswa, balikzrn jika sisu,a yang

diajar merLrpakan siswa yang tidak termotivasi(Bandula, 1997; Cerit,2010). Efikasi gurr"r

dalam urengajar mempengaruhi orientasi

215

Farrna Kusuma Mahanani & Ira Paramastri/ lntuisi .lurnal Ilmiah Psikologi 8 (3) (20 16)

umum mereka dalam4qpses pengajaran. Gum

yang memiliki efikasi iiiri yang tinggi akan

mengerahkan usaha yang lebih besar dalam

pengajaran mereka dan lebih gigih rnembantu

siswa belajar, dan sebaliknya, gut'lr yang

merniliki efikasi rendah akan mudah

menyerah jika menemui kesulitan saat

rnengajar siswa (Bandtra, 1997).Efikasi yang

diniaksud dalam penelitian ini adalah efikasi

guru mengajarkanpencegahan KSA, yaitu

keyakinan terhadap kemampuan dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

mengajar materi pencegahan KSA agar siswa

dapat menguasai topik pencegahan KSA.

Sumber-sumber inforrnasi yang

mampu menumbuhkan efikasi diri adalah

pengalaman keberhasilan atau kegagalan

individu lenactive mastetyexperience),

pengalaman yang diperoleh dari keterampilan

yang dimodelkan seseorang yang dianggap

kompeten atau setara dengan individu tersebut

(vicarious experience), dorongan yang

diterirna dari sumber pengetahuan (verbal

per,sucttion) dan keadaan fisiologis serta emosi

(physiological ond a//bctive state). Mcnurut

Bandura (19'87), hal-hal tersebut tnerupakan

elnpat jenis pengalarrran guru yallg betperan

dalam pernbcntukan efikasi guru. Bandura

pefcaya bahwa pengalaman positif tersebut

berkontribusi pada petnbeutukan efikasi guru

yang tinggi, sedangkan pengalaman negatif

berkorrtribusi pada pembentukan efikasi guru

yang rendah (Saka & Surneli. 2010).Efikasi

gurrl dalarn mengajar merniliki hubungan

positi{' yang signifikan dengan keterampilan

(Sal<a & Surmeli, 2010; Angeles. 2012).

Bandura (1986)rnenyebutkan baliw:r dengan

rnerlilrl<i keterarnpilatt, seseorang akan

membentukkeyakinarr ntctrgenai apa yang

clapat diiakukannya dengan lteterampilan

tersebut. Guru harus memilil<i pettgetahuatr

dan keterarrpilan mengajarkan proteksi diri

terhadap KSA agar gurlt lrallpr.l ttrengilarkatr

pencegahan KSA kepada siswa.

Pengetahuan dan kcteranipiLan gum

dalanr mencegalt KSA dapat dilatih melalui

program prevensi primer. Lingkungan di

sekitar anak merupakan agen penting dalam

upaya prevensi primer KSA (Tang & Yan,

2004; Saul & Audage, 2007; Chen4 Dunneb,

& Hana, 2007; Kenny, Capri, Reena, Kolar,

Ryan & Runyon, 2008; Wurtele, Moreno, &Kenny, 2008; Babatsikost, 2010; Wurlele &Kenny, 2010; Walsh & Major, 201l).Prevensi primer merupakan pencegahan suatu

kejadian (Bloom, 2001) dan merupakan cara

yang efektif untuk menanggulangi KSA(Bolen, 2003; Gutetman, 2001; Renk,

Liljequist, Steinberg, Bosco, & Phares, 2002

dalam Cecen-Erogul & Harisci, 20i3).Pencegahan KSA berbasis sekolah

semakin banyak dan berkembang, termasuk

edukasi pada orangtua dan anak yang

diajarkan guru sebagai agen pencegahan KSAmelalui kurikulurn pendidikan di sekolah

(Chena,Dunneb, & Hana,2007; Kenny, Capri.

Reena, Kolar, Ryan & Runyon, 2008; Wurtele

& Kenny, 2010; Walsh & Major, 2011).

Kinnear (2007) menjelaskan bahwa dalam

pencegahan KSA perlu adanya profesional

yang diberi pengetahuan tentang KSA, dilatih,

dan rnengajarkan pada anak.Profesional

menlrrut Kinnear (2001) salah safunya adalah

guru. Guru selanjutnya mengajarkan atatl

mengeilbangkan program pencegahan

kckcrasan seksual yang berkualitas

berdasarkan kurikulum pencegahan KSA

melalui pemberian petrgetalruart dan

keterampilan keselamatan pribadi kepada

orangtua atau langsung kepada siswa uutuk

menekan terjadinya KSA (Kinnear, 2007:

Barlon, Holmes. Maclure, & Runsr.r,ick-Cole.

2007; Finkelhor, 2009).

Beberapa hasil peuelitian trendukung

pernyataan tersebut. Gurr-r SD mampu menjadi

agen pencegahan KSA rnelalui pembet'ian

pengetahuan dan keterampilan guru dalatlmengajarl<an proteksi diri kepada

siswa(Baginsky, 1999, 2000, 2005, & 2001;

Paramastli, Prawitasari, Prabandani, &Ekowarni, 20l l). Hasilnya dapat

meningkatkan pengetahuan dan l<eterarnpilan

216

Fatt.ua Kusumalt4ahanani & Ira Paranrastri/ Intuisi Jurnal Ilnriah Psil<ologi S (3) (2016)

siswa dalam proteksi diri dan mampu bertahansaat dilakukan peng\kpran kembali setahun

setelah pemberian p.ogrlrn (Hensley, Bersol,& Hazzard, dalam NSVRC, 2007; Barron &Topping, 2009) dan dua bulan setelah

pernberian program (Jacobs dkk, dalamNSVRC, 2007), serta tidal< memiliki efeknegatif, tetapi lebih memungkinkan efekpositif pada sikap anak-anak tentang

seksualitas yang wajar dan sentuhan yang

tepat (Cunier, Sarno, Wufiele, Jacobs,

Sylvester, Hazzard, Pohl, & Tutty, dalamNSVRC, 2007). Kesadaran dan keyakinanguru untuk melakukan pencegahan KSA jugarneningkat (Baginsky, 1999, 2000, 2005, &2007). Siswa lebih mungkin meraih levelpemahaman yang tinggi ketika guru merekarnemiliki keyakinan bahwa mereka dapat

membantu siswa menguasai berbagai topik dikelas (Ormrod, 2009). Hasil telaah tersebutmenjadi dasar bagi peneliti merencanakanprogram pencegahan terhadap KSA bagi paraguru SD negeri,

Penelitian ini menggunakanpsikoedukasi pelatiiran melaiui proglam "JariPeri" (Gpr-u Ajari Perlirrdurrgan Diri.y.

Program ini berisi tentang pengetal-ruan KSA,peran guru sebagai agen, dan keterar-npilan

guru mengajarkan ploteksi diri tcrhadap KSAkepada siswa.Prograrn "Jari Peri" terdiri dariempat sesi.Sesi satu hingga tiga berisi materitentang pengetahuan terkait KSA, peran guru

sebagai agen, dan keterarnpilan yang perludikuasai oleir gllru. Banclura (1986)

rnengungkapkan sumber efikasi yang dapat

diperoleh nrelalui pemberian pengetahuan

tersebut adalah dorongan yang diterirna dari

sutnber pengetahuan (t,erbttl persuation).Meclia yang cligunakan adalah .flipcltart dan

metode yang digunakan adalah ceramah

iuteraktif dan tanya jawab (Brorvn &Manogue, 2001 ). Penrberian belcal

pengetahuan pada sesi safu hir-rgga tigadidukung pernyataan Bandura (1986) yang

menyatakan bahrva representasi pengetahuan

sangat berpengaruh dalam tahap awal dan

intermediate pengembangan kete,rampilan.

Bandura ( 1986) mengungkapkan bahwapengetahuan tersebut menginformasikantentang bagaimana subskills yang sesuai yang

dapat dipilih, dikoordinasikan, dan diurutkanagar sesuai dengan tujuan tertentu untukmenampilkan perilaku yang tepat. Sesi empat

ditujukan untul< mengajarkan keterarnpilanpada peserta program "Jari Peri" melaluimodeling terhadap trainer menggunakangambar ilustrasidan video dalam memberikancontoh kepada guru agar terjadi proses atensi

dari guru. Gambar ilustrasi yang sesuai

dengan karakteristik subjek (Chen & Chen,

2005; Reena, Kolar, Ryan & Runyon, 2008;

Baron & Topping, 2011). Trainer memberikan

contoh kepada guru dari mernilihtopik,menentukan alokasi waktu, metode, dan

media pendukung, hingga keterampilankomunikasi verbal dan non-verbal dalammenyampaikan materi pencegahan KSA.Trainer yang menyampaikan program dengan

isi materi yang sesuai tujuan, ringkas, mudahdipahami, verbalisasi yang jelas merupakanproses-proses konstituen clalam belajarnrelalui observasi atau modeling (Alaggia,2004: Reena, Kolar, Ryarr & Runyon, 2008;Barron & Topping, 2009; Wurlele & Kenny,2010), yaitu: proses atensi, retensi, plodr-rksi,

dan motirrzrsi (Bandura, 1986). Pcngalaurzrn

yang diperoleh dari keterampilan yang

dimodelkan seseorang yang dianggapkompeten atau setara dengan individu tcrsebutmerupakan salah satu slunbcr efikasr, l,aitLrvicarious experience. Kesempatan bagi

peserta pelatihan untul< melalcul<an role piul'atau sinrulasi rnerupal<an surnber efikasi dari

pengalaman l<eberlrasilan atau l<egagalarr

individu yang disebut Bandura (1986) sebagai

enactive masteryexperience. Bandura pefcaya

bahr,va adarrya pengalaman positif umuurnyaberlcontribusi pada pernbentukan efil<asi guruyang tinggi, sedangkan pengalaman rregatifLllxumnya berkontlibusi pada pembentukan

efikasi gurLt yang rendah (Saha & Sunreli.20 r 0).

2t1

I Fatrna Kusuma Mahanani & lra Paramastri-4

lntuisi Jurnalllnriah Psikologi8 (3) (2016)

Tujuan penelitian ini adalah untuk

meningkatkan efikasi htggajar pencegahan

KSA pada guru sekolah dasar negeri melalui

program "Jari Peri".Hasil penelitiarl

diharapkan dapat memberikan kontribusi di

bidang psikologi pendidikan sebagai salah

satu bentuk psikoedukasi pelatihan sebagai

Lrpaya pencegahan primer KSA.Manfaat

praktis yang diharapkan dari penelitian ini

adalah meningkatnya efikasi mengajar

pencegahan KSA pada guru sekolah dasar

negeri.

Hipotesis penelitian ini adalah

program "Jari Peri" dapat meningkatkan

efikasi mengajar pencegahan KSA pada guru

sekolah dasar negeri.Efikasi mengajar

pencegahan KSA pada kelompok eksperimen

lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

METODEVariabel tergantung yang diteliti

dalam penelitian ini adalah efikasi mengajar

pencegahan KSA pada guru sekolah dasar

negeri. yaitu keyakinan terhadap kemampuan

dalam pel'encanaan, pelaksanaan, dan evaiuasi

rnengajar urateri pencegaltatt KSA agar siswa

dapat nrenguasai topik peucegahan KSA.

\zariabcl bebas dalam pcnelitian iui

adalah program ".Tari Peri", yaitu progran'i

psikoedukasi pelatihar-r yang bertujuan ltutuk

rneningkatkan keterampilan guru dalam

merigajarkau protelcsi diri sisu'a terliadap

KSA. Subjek dalarn penelitian ini adalah guru

di dua SD Negcri di Koia Yogyakarta yang

telah dipilih secara puporsif, yaitt-t guru yang

belum pernah nTendapatkan psikoedul<asi

rnengenai pencegahan KSA, tnenjabat sebagai

guru kelas, dan merniliki efikasi yang rendah

dalam mengajarkan pencegahan KSA kepada

sisrva. Berdasarkan kliteria inklusi diperoleh 9

guru dari masing-masing sekolah.Guru di dua

selcolah tersebut dibagi rnenjadi kelornpok

cksperimen clirn kontrol melalui nonranclorn

cts"\ tglunent,

Instrurnendalarn penelitian ini adalah

skala efikasi rlengajar pencegahan KSA,

skala efikasi guru mengajar pencegahan KSAyang dimodifikasi dari Skala Efikasi

Mengajar (SEM) yang disusun oleh Hadjam'dan Widhiarso (201 I ) dengan koefisien

reliabilitas sebesar 0,931 dan koefisien daya

beda di atas 0,30 (Ri* Z 0,30) sejumlah 10

aitem. Kemudian berikutnya adalah tes

pengetahuan program "Jari Peri"

Tes pengetahuan mengenai program

"Jari Peri" yang diberikan sebagai cek

manipulasi yang meliputi pengetahuan tentang

KSA, peran guru sebagai agen pencegahan

KSA, dan keterampilan guru mengajarkan

proteksi diri kepada siswa (Baginsky, 2000;

Maclntyre et al., 2000; Macleod & Nelson,

2000; Goldman, 2005). Reliabilitas tes inisebesar 0,965 dengan koefisien daya beda di

atas 0,30 (Ri" > 0,30) sejumlah 35 aitem.

Metode yang digunakan adalah

metode kuantitatif dengan rancangan

eksperimen kuasi "The Untreated Control

Group Design with Pretest and Posttest"

(Shadish, Cook & Campbell, 2002).

Intervensi yang diberikan berupa

pemberian psikoedukasi peiatihan melalui

program "Jari Peri" (Guru Ajati Perlindungan

Diri). Modul progratr ini disusun berdasarkan

aspek dari pencegahan KSA, yaitu: 1)

peningkatan prot-esionalisme guru dalam hal

pengetahuan KSA, 2) pemahaman peran rn ajib

guru sebagai agen KSA, dan 3) keterampilan

guru mengajarkan perilaku ptotektif kepada

anak terhadap KSA (Baginsky, 2000;

Maclntyre et al., 2000; Macleod & Nelson,

2000; Goldman, 2005). Modul divalidasi

dengan pendel<atan validitas isi melalui

profbssional judgement dari individu yang

dianggap ahli di bidangnya (Supratiknya,

1998), yaitu Dosen Fakultas Psikologi UGM,yang memahami konsep penlusunan alat

ukur, dan rnodul pelatihan psikologi

pendidikan, yaitu Dra. Budi Andayani, MAdan rnelalui proses ujicoba modul.

Trainer dalarn program pengernbagan gurll

sebagai agen prevensi KSA disebutkan

berlatar belakang pekerja sosial dan

218

Fatma Kusunra Mahanani & L'a Palanraslrir'Intuisi Jurnal ilntiah Psil<ologi 8 (3) (2016)4

pendidikan (Baginskv & Macpherson, 2005).

Program ini dipanduleh seorang trainer dan

seorang ko-trainer serta diamati oleh tigaobseruer dengan kualifikasi sebagai berikut:(l) Trainer adalah seorang pekerja sosial dariLembaga Sahabat Anak, Perernpuan, dan

Keluarga, berpengalaman sebagai narasumber

dan fasilitator program pencegahan KSA dan

pendampingan korban KSA. (2) Ko-traineradalah seorang mahasiswa magister psikologiprofesi bidang pendidikan, berpengalamandalam memberikan psikoedukasi kepada gurusekolah dasar. (3) Observer adalah tiga orang

mahasiswa magister psikologi profesipendidikan yang telah lulus mata kuliahobservasi dengan nilai minimal B.

Prosedur dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut: (1) Persiapan PenelitianTahappersiapan penelitian meliputi perijinan,penyusunan blueprint modul dan tes

pengetahuan program "Jari Peri," Uji .raliditas

isi modul melalui profibsional judgement dan

uji coba modul, psikoedukasi rnodul kepada

trainer, ko-trainer, dan obsen'er, ujicoba skala

efikasi niengajar pencegahan KSA dan tes

pengetahualr program "Jari Peri," pembagian

l<elompol< eksperimen dan l<ontrol, serta

irrformed cot6ent. (2) Pelaksauaan Penelitian;

tahapan pelaksanaan penelitian terdiri daripretes skala efikasi mengajar pencegahan

KSA dan tes pengetahuan program "Jari Peri"pada kelornpok eksperimen dan kontrol.Intervensi berupa pemberian program

pelatihan "Jari Peri" hanya diberikan kepadakelompok eksperimen. Postesskala efikasimengajar pencegahan KSA dan tes

pengetahuan program "Jari Peri" pada

kelompok eksperimen dan kontrol.Follow-apskala efikasi mengajar pencegahan KSA pada

kelompok eksperimen dan kontrol.Analisis data yang digunakan dalam

penelitian adalah desain anova campuran(Field, 2005), karena di dalamnya

memadukan dua sub analisis yaitu withinsubject test dan between subject test.Withinsubject test adalah pengujian perbedaan

skordalam satu kelompok (pretes, postes, dan

Jollow up), sedangkan between subject testadalahpengujian perbedaan skor antar

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

HASIL DAN PBMBAHASANHasil penelitian rnenr.rnjukkan estimasi data

deskripsi statistik pada tabel LEstinrasideskripsi statistik eflkasr rnenga.jar

pencegahan KSA berikut:

Tabel LEstinrasi Statistik Deskripsr Etikasi Mengalal Pencegahan KSA95% Contidence Interval

Time Kelompok Mean SioLower bound Upper Bomtd

J

Eksperimen

KontrolE,ksperinrcrr

KontlolEksperi nren

Kontlol

20.77 8

2l.l I I

38.222

22.889

39.222

22.556

20. 1 06

20.444

35. r 60

19.827

3 6"3 86

19.7 t9

2t.4492t.'783

4t.28425.951

42.059

25.392

1AA

1.506

8.808

.468

.000

.000

Tabel 1 " Estiniasi deskripsi statistik efikasimeneajar pencegahan KSA pada guni sel<olah

dasar negeri menunjr.rkkan bahwa rnean saat

dilakukan pretes pada kelompok eksperirnendan kontrol setara t:-0,744 dengan p>0,05.

Hal tersebut dapat dilihat dari mean pretes

(ppretes) kelornpok eksperimen sebesar

20.718 berada diantara lorve r bound

(,upretes:20,440) dan upper bound(ppretes:21,783) dari kelornpok l<ontrol.

Mean pretes (ppretes) kelompok kontrolsebesar 21,lll juga berada diantara lowerbound (ppretes:20,106) dan upper bound(pLpretes:21,449) dari kelornpok el<sperimen.

Kesetaraan lnean antar kelompok eksperimen

219

Fatrna Knsuma Mahanani & Ira Palamastri/ Intuisi Jurnal Ilnriah Pskologi 8 (3) (2016)1

dan kontrol tersebud. menuhjkukkan bahwa

syarat eksp erimen terp$\ni.Tabel l.tersebut juga menunjukkan bahwa

peningkatan mean efikasi mengajar

pencegahan KSA pada kelompok eksperimen

dari pretes-postes-follow up (ppretes:2},7 7 8;

ppostes:38,2222; dan ;.rfollowUp=39,2222)lebih tinggi dibanding kelompok kontrol

(ppretes:21,1 I l; ppostes:22,889; dan

prfollowUp=22,556)

Pengujian hipotesis menggunakan'i\desaln

anova campuran(Field, 2005), karena di

dalamnya memadukan dua sub analisis yaituwithin subject test dan between

subjecttest.Within subject test adalah

pengujian perbedaan skor dalam satu

kelompok (pretes, postes, dan follow up),

sedangkan between subject test adalah

pengujian perbedaan skor antar kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 2. Ringkasan Mauchly's Test of Sphelicityb

Within

Subjects

Ettect

Mauchly's Approx.W Chi-Squar-e

Epsilon"

Within

Greenhouse- Subjects Mauchly's

Geisser Effect W

Tirne 481 t0.987 658 Time .481

Tabel 2.menunjukkan bahwa p:0,004(p<0,05) sehingga untuk melihat interaksiantara time*group dapat dilihat pada baris

Greenhouse-Geisser. Huvnh-Feldt atau

Lower-bound,

merekomendasikan

Geisser.

Leech (2005)

baris Greenhouse-

Tabel 3.Ringkasan Uji Hipotesis Interaksi Waktu dan Kelompok Variabel Efikasi Mengajar Pencegahan KSA

Type illSuur ofSquares

Mean

SqualeSio

Partial

Eta

Squared

ltme E

group

Greenliouse-

Geisser'804.333 1.316 6l 1 .008 88.101 846

Tabel 3.Tesis o./ Witltin-Subjects

E//ects pada baris timexgroup dan sub baris

G r e e n lt o u s e - G e i s s er.Has ilnya adalah

F:88.101 dengan p:0.000 (p<0,005) aftinyabahrva terdapat interaksi antara time (pretes-

postes-/o//or,v up) dan group (eksperir-nen-

l<ontrol). Interaksi menun jukkan bahrva

perubahan slcor pretes menuju postes maupun

Jollow up pada kedua kelompok (eksperimen-

kontrol) adalah berbeda secala signifikan.Hasil intelaksi signifikan, sehingga dapat

dilanjutkan membaca prosedur analisis

selanjutnya pada tabel T.berikut:

220

Fatrtta Kttsunm lV[ahanani & Ira Pararrrasrri/ Inrursi Jurnal llnriah pskologi g (3) (20 l6)

Tabel 4' Ringkasan.uji HipOtesis selisih Rerata Efikasi Mengajar Pencegahan KSA Kelomok Eksper6ren dan:\ r. ^-!-^t

Kelompok (I) time

Kontrol

Mean(J) tirne Difference (I- Std. Er.r.or

J)

95% ConfidenceInterval for Di fferen ceuSio a

LowerBound

LowerBound

KelompokEksperimen

2

3

I

_3

-17.444r

-18.444'

1'7.444'

- 1 .000

1.213

r.132

1.213

.540 -2.145

.000

.000

.000

.083

-20.0l5 -14.814-20.844 -16.045

t4.874 20.015

.t45Kelompok

Kontrol2

3

I

-3

-1.778

-1.444

|.778.333

t.213t.t321.213

.s40

-4.349

-3.844

-.793

-.812

.793

.95 s

4.349

t.4'78

162

220

162

546

Tabel 4. Ringkasan Uji HipotesisSelisih Rerata Efikasi Mengajar pencegahan

KSA Kelomok Eksperimen dan Kontrolmenunjukkan bahwa perubahan selisih rerata(MD) efikasi mengajar pencegahan KSA padakelompok eksperimen adalah signifikan(MDp."ta-porr"":-17.444 dan MDprctcs-fru,,*{tp:-18.444; p<0,05). Perubahan peningkatanselisih rerata (MD) postes-/o/low Up efikasimengajar pencegahan KSA pada kelornpokeksperimen tidak signifikan (MD,,o., es.fot|orr{Jo:-

1.000; p>0,05). Perubahan efikasi mengajarpencegahan KSA pada kelompok kontroladalah tidak signifikan (MDo*t.,_po.,",:_1.77g;

MD prcr"s4,//,,', u p: - | . 4 4 4 ; MDpostcs-/o//,r' g p= 1 .7 7 8 ;p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa program"Jari Peri" yang diberikan pada kelompokeksperimen efektif dalam meningkatkanefikasi mengajar pencegahan KSA danpeningkatan tersebut mampu bertahan hinggadilakukanny a follow up.

Tabel 8' Ririgkasan Sumbangan Etbl<tif Program "Jari Peri" pada Efikasr Mengajar pencegahan KSA

Kelourpol< vtlue FHrrrothesis

di Err.or df Sig.

Partial

Eta

SqualedKclornpok

Eksperimen

\Vilks'

lantbda 057 1.246E2'' 2.000 15.000 943Kelonrpol<

KontrolWilks'lambda 881 1 .01 t" 2.000 r5.000 .387

Sumbangan efcktrf dapat dilihat padakolonr l4tilks' Lambda sesuai yang disarankanLeecli (2005) pada Tabel g. RingkasanSumbangan Efektif Program ,,Jari peri" padaEfil<asi Mengajar pencegahan KSA.Surnbangau efektif pada kelornpolceksperimen tertuUs pat.tial Eta Squareclsebesar' 0.943 artinya program .,.lari peri,'yang dibelikarr meningl<atl<an efil<asrmehga1ar pencegahan KSA sebesar 94.30/o,seclangkan peningkatan kelornpok kontrolsebesar 11 .9%"

Hipotesis dalarn penelitian iniditerima, program "Jari peri" dapatmeningkatkan efikasi mengajar pencegahanKSA guru sekolah dasar negeri.EfikasrrrengaJar pencegahan KSA kelompol<elcsperirnerr lebih tinggi dari kelonrpol<kontrol.Penelitian ini bertujuan untukmeningkatkan efikasi mengajar pencegahanKSA rnelalui program "Jari peri',. Hipotesisdari penelitian ini adalah program ,,Jari peri"dapat meningkatkan efikasi mengaJarpencegahan KSA. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa prograrn ,,Jari peri"

221

Fatnra ltLrsunra Mahanani & Ira Paranrastrir'lntursi .lurnal Ilrtriah Psil<ologi 8 (3) (2016)

dapat meningkatkqn . efikasi menga1ar

pencegahan KSA secaih.,signifikan F:124,6p:0,000 (p<0,05) dengan sumbangan efektifsebesar 94,30A. Peningkatan efikasi mampu

bertahan hingga 1,5 bulan terhitung dari

setelalr perlakuan hingga Jbllow updengan p:0,083 (p>0,05).

Hasil peneltian ini didukung oleh

hasil penelitian Baginslry (1999, 2000,2005,& 2007) yang menunjukkan bahwa program

pencegahan KSA dengan memberikanpengetahuan dan keterampilan guru dalamrnengajarkan proteksi diri kepada siswa dapat

rneningkatkan pengetahuan dan keterampilan

siswa dalam proteksi diri. Siswa lebih

mungkin meraih level pemahaman yang tinggiketika guru mereka memiliki keyakinan

bahwa mereka dapat membantu siswa

menguasai berbagai topik di kelas (Ormrod,

2009).Efikasi guru dalam mengajar mernilikihubungan positif yang signifikan dengan

keterampilan (Saka & Surmeli, 2010;

Angeles, 2012). Bandura (1986) menyebutkan

bahwa dengan memiliki keterar-npilan,

scseorang akan membentul< l<eyakinan

rrenqenai apa yarlg dapat dilakukarrrrya

derrgrtrr keteranrpilan tersebut. Guru htlrus

nrcurilil<i pe'rrgclahr.rarr dan l<etcrantpilan

rnenga.jarkan protehsi diri dari KSA l<cpada

sisu'a asar mcuriliki cfil<asi diri -vang baih

dalam mengajarkan pencegahan terhadalr

KSA kepada sisrva.

Sumber-sumber informasi yang

nraurpu meuurnbuhkan efikasi diri adalahpengalaman keberhasilanatau kegagalan

individu (enactive mastery experience) ^

pengalaman yang diperoleh dari keterampilanyang dirnodelkan seseorang yang dianggap

kompeten atau setara dengan individu tersebut

(t'icariou.s experience), dorongan yang

drtelima dari surnber pengetahuan (verbulpersuntion) dan keadaan fisiologis serta emosi(ph1t.sioIogical and affective,s/ale).Hal-haltersebut merupakan empat jenis pengalarnan

guru (Bandtra, 1977) yang berperan dalarn

pernberrtul<an efikasi guru.Surnber efikasi

yang digunakan dalam penelitian ini"adaiahpersuasi verbal yang berasal dari pemberian

pengetahuan tentang KSA, pemberian

keterampilan mengajarkan proteksi diri pada

siswa melalui vicarious experience traineryang berkompeten, dan pengalaman

keberhasilan atau kegagalan individu saat sesi

simulasi keterarnpilan mengajarkan proteksi

diri (en a ctiv e n't a s t ety exp eri en c e).

Sumber-sumber efikasi guru pada

penelitian ini diperoleh melalui proses

observational learning saat mengikutiprogram "Jari Peri". Bandura (1986)

menjelaskan analisis awal perolehan

keterampilan ditangani terutama dengan

mekanisme aturan tindakan secara

representasional, dibangun dari contoh-contohyang diamati, respon dari perilaku yang

sesuai. Bandura (1986) menyebutnya sebagai

proses modeling melalui belajarobservasional. Bandura (1986) menemukan

empat proses yang mengatur pembelajaran

dengan observasi, yaitu: l) Perhatian, 2)

Retensi, 3) Produksi perilaku dan 4) Motivasi.

Prog'am "Jari Peri" disarnpaikan oieh

trainer ),ang berkotrpeten di bidarig

petrcegahan KSA.Penl,arnpaian nrateli pacla

prograr-n rrri 1u_ua r.nenggunakan flipchnrt yangherisi nnrnl-rnr scrra trrlisan sinsknt tcrltlitrratcri yang clisantpail<an. Hal tersebut

bertungsi menarik perhatian peserta sehingga

proses perhatian berlarrgsurrg denqarr bail<

sejak awal program dirnulai. Sumber efil<asi

urelalui persuasi verbal juga terjadi ketikatrainer menyampaikan materi dengan

keteranrpilan komunikasi verbal dan non-

verbal yang baik dan peserta mendapatkan

f eedback positif dari trainer ketika tanyajawab dan diskusi. Pesefta juga memperoleh

sumber ef ikasi vicariort,s etpet'iertc'e dari

trainer yarig dianggap berl<ompeten di bidarrg

KSA saat memberikan contoh keterarnpilan

rnengajarkan proteksi diri. Peserta sclanjutnya

memperoleh sumber efikasi enactive master))

experiertc'e saat simulasi keterampilan

nrengajarkan proteksi diri kepada siswa.

272

Fatma Kusunra N{ahanani &. Ira Paramastri/ Intuisi .lurnal Iluiiah Pskologi 8 (3) (2016)4

Keterampilan ini iiperoleh guru rnelaluiproses mod e I i n g terha\.trainer.

Proses modeling dalarn program "JariPeri" ini dimulai dari perhatian peserta

terhadap trainer ketika memberikan

pengetahuan mengenai KSA dengan bantuan

media flipchart. Proses perhatian juga terjadiselama trainer memberikan penjelasan dan

contoh dalarn memilih topik, alokasi waktu,metode, dan media pendukung yang tepat

sefta keterampiian komunikasi verbal dan

non-verbai untuk mengajarkan proteksi diripada siswa. Hasil tanya jawab dan diskusi

pada sesi pemberian pengetahuan inirnenghasilkan informasi bahwa terdapat dua

oknum guru agama pernah melakukan KSAkontak berupa sodomi dan KSA kontakberupa rnerangkul dan menepuk pantat.

Kejadian tersebut tidak terlaporkan kepada

polisi maupun lembaga perlindungan anak.

Persuasi verbal yang diberikan trainer pada

sesi ini rnenimbulkan insight pada para

peserta baliwa pencegahan KSA perlu

diajarkan kepada siswa agar dapat melindungidiri dari KSA. terutama karcna sudair ada

oknuur gurlt yang pemah rnelalcukan I(SA.Proses ntocleling selan.jr.rtnya ;rclalah

reteusi yang te{adi ketika peselta dirnintanrcr-rgisi lcmbar kerla dan u.lcuyusun atau

nremiiih topik, alokasi r.val<tu, metodc, dan

media pendukung yang tepat beldasar hasil

obseryasi peserta terhadap trainer. Peserta

rurernpakan individu yang memiliki fungsi

kognitif. sehingga l<ctika proscs rclensial<arr

terjadi penambahan atau pengurangan

terhadap hasil amatan (Bandura, 1986,1.

Pemodelan kognitif menggabungkan

penjelasan dimodell<an dan demonstrasi

dengan verbalisasi pikiran model dan alasan

untuk melakukan tindakan tertentll(Meichenbauni, dalarn Scliunl<, 201 1).

Bandura (1986) mengungkapkan bahu'a faktorkognitif sebagian rnenentukan peristrwa

lingkungan yang akan diamati, ntencakup arti

yang akan diberikan pada isi informasr

rnelalui rnedia, yaitu flipc'ltar'l clan video yang

digunakan untuk menyampaikan materi, efekjangka panjang, valensi dan efikasi yang akan

dimiliki guru melalui pemberian program"Jari Peri", dan infonnasi yang disarnpaikarr

akan digunakan di masa depan.Penambahan

atau pengurangan itu disesuaikan dengan

kebutuhan peselta untuk mengajarkan proteksi

diri sesuai karakteristik siswa di kelasnya.

Proses modeling berikutnyamerupakan produksi.Pesefta melakukansimulasi keterampilan mengajarkan proteksidiri daiam kelompok. Pesefta lain berperan

sebagai siswa. Peserta mempraktikanketerampilan komunikasi verbal dan non-verbal yang telah dicontohkan oleh trainersesuai topik, alokasi waktu, metode, dan

media pendukung yang dipilih.Trainer dan

pesefta lainnya memberikan feedback kepada

peserta yang telah selesai melakukansimulasi.Seluruh peserta dalam program "JariPeri" ini menunjukkan keterampilan verbal

dan non-verbal yang baik seperti contoh dari

trainer. Materi yang diberikan adalah

pengenalan naffla orgau vital yang harus

dilindr,rngi dan cala melindunginya. Mctodeyang digunakan adalah cerarnah interaktif,yaitu ruenggunzrkzrn bantr,ran rnedia dan

mengajak peserta r.rntuk aktif urelal<ukan

tanya-jawab.Variasi yang terladi adalah dalim ccli a p endr,rl<r.rr-rg. Trai ncr memberil<an con toh

menggunakan rnedia gambar anak sekolah

dasar berjenis l<elamin lal<i-lal<i dari

perelrpuan serta video sentuhan legal dan

non-legal. Peserta mcngguuakan lrcdiapendukung lain, yaitu boneka barbieberjeniskelarnin lal<i-lal<i dan perempuan. gambar

tubuh analc-anal< bagian depan dan belal<ang,

r,ideo sentuhan legal dan non-legal, dan powerpoint"

Proses modelirtg terakhir adalah

motivasi.Peserta ternrotivasi rnengajarkarr

protel<si diri kepada siswa setelah

nrendapatlcan feedback positif dari peserta

lainnya.Peserta juga mengungkapkan bahrva

rnotivasinya semakin meningkat unfuk benar-

benar mengajarkan proteksi diri kepada sisrva

223

Fatrna Kusuma \4ahanani& L'a Paramastri/ IntuisiJurnalIhriah Psikologi8 (3) (2016)-4

karena merasa lebi[..berkompeten dengan

menguasai pengetahudh.. KSA, kurikulumpencegahan KSA, dan keterampilan

menyampaikan proteksi diri kepada siswa.

Motivasi yang diperoleh dari sesi ini adalah

vicarious reinJ'orcement. Bandura ( 1986)

rnengungkapkan bahwa motivasi dapat

diperoleh melalui vicarious reinforcentent,

yaitu dengan rnengamati keberhasilan peserta

lain dalam kelompok ketika melakukan

simulasi dan membuat individu ikut merasa

puas serta ikut berusaha lebih gigih. Peserta

yang tenxotivasi dan berusaha lebih gigihjuga akhirnya mendapatkan Jbeclback positifdari trainer dan peserta lainnya, seliingga

motivasi untuk rnengajarkan proteksi dirikepada siswa meningkat dan efikasi rnengajar.

Hal tersebut merupakan sumber efikasi berupa

enactive mastery experience (Bandura, 1986).

Keberhasilan program "Jari Peri"dalam meningkatkan efikasi mengajar

pencegahan KSA ini dapat terlihat dari

perbedaan perubahan skor pada kelompok

eksperimen dan kontrol. Skor pretes

kelompok eksperimen mengalami kenaikan

sebesar 17',444 secara p<0,05 dibandingpostes. Skor pretes kelorrrpok eksperimen juga

rnengalarni kenaikan sebcsar 18,444 sccara

signilikan p<0,05 dibanding skor fbllow up.

Ha1 tersebut menunjukkan bahwa perlakuan

melalui progranr "Jari Peri" dapat

rnerringkatkan efikasi rneugajar penceqahan

KSA secara signrfikan.Skor pretes kelompok

kontrol menunjukkar-r hal sebaliknya. Skor'

pretes dibanding postes mengalami kenaikan

yarrg tidal< signifikan sebesar 1,778 dengarr

p>0,05. Skor pretes dibanding f ollov, up

rnengalarni l<enail<atr yang tidal< signifikan

sebesar 1,444 dengan p>0,05. Hal tersebut

menunjuklcan bahu'a tidak ada petlbahan

efil<asi rrengajar pencegahari KSA yang

signifikau pada kelornpok l<ontrol.

Hasil postes dibandingl<an fbllotv up

yang tidak signifikan pada kelompok

elcsperimen dan kelornpok kontrol meniilikiarti yang berbeda. Perubahan eflkasi mengajar

pencegahan KSA pada kelompok eksperimen

terjadi kenaikan selisih rerata (MD) sebesar

1,000 dengan p>0,05 menunjukkan bahwa

peningkatan skor efikasi mengajar

pencegahan KSA dari pretes ke postes mampu

bertahan hingga Jbllow up. Perubahan efikasi

mengajar pencegahan KSA pada kelompok

kontrol te{adi penumnan selisih rerata (MD)

sebesar 0,333 dengan p>0,05 menunjukkan

bahwa skor efikasi mengajar pencegahan

KSA dari pretes ke postes hingga Jbllow up

tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Efikasi mengajar pencegahan KSA pada

kelompok eksperimen mampu bertahan

dikarenakan pengetahuan program "Jari Peri"peserta pelatihan mengalami peningkatan

selisih rerata (MD) yang signifikan sebesar

I 8, 1 I I dengan p<0,05 . Peserta mendapat

bekal pengetahuan sebagai agen pencegah

KSA dan juga mendapat kesempatan untuk

mempraktikkan hasil observational learning

melalui modeling pada program "Jari

Peri".Kesempatan praktik keterampilan

mengajarkan proteksi diri yang dilakukan

mendapat /bedbaclc positif dari trainer dan

peserta lainrrya. sehingga tlotivasi peserta

rneningkat unruk rnempraktikkan secara

langsung kepada sisu,a. Peserta program "Jari

Peri" rncndapatkan kesempatan kedua untr-rk

mempraktikkan keterarnpilan uya mengaj arkau

proteksi diri pada sisrva dua minggu setelah

postes dan dua uringgu sebelum Jbllowup.Kegiatan terscbut rnerupakan salah sattt

sunrber cfil<asi. yaitLr encLctive ntastery

experi ence.Pengalaman keberhasiian saat sesi

sinrulasi dan saat pral<tik langsung kepada

sislr'a rlar-npu Ineurpertahankau efil<asi guru

dalarn rneugaiar pertcegahan KSA.Hasil dari

obsen,atio naI Iearning rnelalui rnodeling yang

terjadi pada saat peserta mengikuti program

"Jari Peri" tellihat saat guru mempral<tikkan

langsung kepada sisrva. Topik, alokasi rvaktu,

rnetode, dau rr,edia pendukung yang

digunakan sama dengan ketilca sesi simulasi

keterampilan mengajarkan proteksi diri. Tiga

guru perempuan menggunakan boneka bu'bie

221

Fatnta Kusunra Maltanant & Ira Palantastri/ Intuisi Jumal llnriali Psikologi 8 (3) (2016)

berjenis kelamin perempuan dan laki-laki,seorang guru laki-la\i..,.menggunakan videosentuhan legal dan non-legal, seorang guru

laki-laki menggunakan power point, dua guruperempuan menggunakan seorang siswa

perempuan dan seorang siswa laki-lakisebagai petaga, dua guru laki-lakimenggambar di papan tulis. Rata-rata alokasi

wakfu yang digunakan oleh subjek pada

kelornpok eksperimen adalah 15 hingga 30

menlt.

Kelompok kontrol mendapat

kesempatan yang sama dengan kelompokekperimen untuk mernpraktikkanketerampilan mengajarkan proteksi dirikepada siswa pada rentang waktu dua minggu

setelah postes dan dua minggu sebelwn.followup.Hasilnya tidak ada perubahan yang

signifikan pada efikasi mengajar pencegahan

KSA. Hal tersebut dikarenakan guru pada

kelompok kontrol tidak mendapatkan

pengetahuan dari program "Jari Peri". Selisih

rerata (MD) pengetahuan program "Jari Peri"pada kelornpok kontrol mengalami kenaikan

sebcsar 1,222 narnvn tidak signifikan dengan

p>0,05. Artinya kelornpok kontrol tidakm en gal atni p en in gkati',n pengetahuarl pfo gralx"Jari Peri" yang harus dikuasai oleh gurn

sebagai agen pencegal-i KSA. Praktikketcrampilan rncngajarkan proteksi dirikepada siswa oleh kelompok kontrol tidal<

dibekali pengetahuan yang tepat, sehingga

ettQc'tive ttIQStet)) experience yang terjadijn-stru memberikan pengalaman kegagalan.

Gurr-r pada kelompok kontrol tidak mendapat

perlaicuan untul< siurulasi l<etelampilan

rnengajarl<an protel<si diri, sedangl<an

l<elornpol< el<sperimen rrendapat l<eserlpatarr

nrelakukan simulasi pada saat pelatihan. Guru

yang mengalami penurunan ellkasi jugo

mengungl<apl<an bahwa diriny'a mengalauri

l<esulitan menjelaskan dengan bahasa yang

tepat ketika menjawab pertrul'yaan siswa

ter-kait KSA. FIal tersebut rnenye babkan

tc{adi penumnan selisih reLata(MD) sebesar'

0,333 dengan p>0,05 pada efil<asi nrengalar

pencegahan KSA, meskipun penurunan

tersebut tidak signifikan. Guru-guru pada

kelompok kontrol juga tidak membuat

perencanaan topik, alokasi waktu, metode,

dan media pendukung dalam mengajarkan

proteksi diri.Materi yang diberikan juga tidak

sesuai dengan kurikulum pencegahan KSA.

Seluruh subjek dalarn kelompok kontrol tidakmenggunakan rnedia dalanr penyampaian

materi KSA pada siswa. Rata-rata alokasi

waktu penyarnpaiannya juga lebih sedikitdibanding kelompok eksperimen, yaitu 5

hingga l0 rnenit.

Kegiatan guni mengajarkan secara

Iangsung proteksi diri kepada siswa

menghasilkan berbagai informasi menganai

KSA. Siswa dan siswi sekolah dasar kelas IV,V, dan VI ada yang mengaku pernah

rnenonton video porno di warnet maupun

melalui handphone. Seorang siswi kelas Imengaku pemah dipaksa siswa kelas IV dari

SD lain untuk menonton video porno, namun

ketika menolak tangannya dipegang dan

dipaksa ikut menonton di lapangan. Seorang

sisr,r,i kelas I lainnya mengaku bahwa pernah

dipaksa rnelihat video pomo oleh kakaknya

serrdiri. nalnun berhasil menolak. Farua

tersebut didukung oleh liasil penelitian bahwa

banyak prograln difokuskan pada sekolah

dasar karenii tingginya insiden kekerasan

untuk anak-anak (Finkelhor, Hotaling, Lewis,& Smitli, dalam Balron & Topping, 2009).

Conte dan Berliner (Barron & Topping, 2009.y

tnenenrnkan baliwa 60u/o dari korban berusra

kurang dari l2 tairun dan usia rata-rata karena

trelanggar itrtra-/antilial adalah l0,B tahurr

(Brassard, Tyler dari Kehle, dalarn Barrou &Topping, 2009)

Belajar adalah sebagian besar

kegiatan pengolahan informasi di mana

infbrrnasi tentang strul<tur perilal<u dan

peristirva linglcungan diubah rrrenjadt

rcpreserrtasi sirnbolil< yang berfungsi sebagai

panduan untuk bet1indak. Dalam arialisis

kognitif sosial pembelajaran obselvasional

(Bandura, 1977; Bandura 1986), perrodelan

225

Fatura Kusurua.Mahanani .t lra Paranrastrii Intr.risi Jurnal llruiah Psikologi 8 (3) (2016)

mempengaruhi pqogoperasian terutama

melalui fungsi 'ilrformatif mereka.

Menyediakan model perrikiran dan tindakan

adalah salah satu cara yang palirrg efektifuntuk menyampaikan informasi tentang

peraturan untuk memproduksi perilakr-i baru

(Bandura, 1986). Setelah itu keterampilan

menjadi dirutinkan melalui eksekusi bemlang

dan dilakukan dalam situasi berulang tanpa

memerlukan panduan pemikiran sebelumnya,

kecuali ada sesuatu yang salah. Bandura

percaya bahwa pengalaman positif pada

enactive mastery experience umumnya

berkontribusi pada pembentukan efikasi guru

yang tinggi, sedangkan pengalaman negatifumumnya berkontribusi pada pembentukan

efikasi guru yang rendah (Saka & Surmeli,2010).

Keterbatasan penelitian ini adalah

kurang memperhatikan latar belakang subjek

penelitian dalarn kriteria inkulsi subjek. Latar

belakang subjek yang dimaksrid adalah

ketertarikan dan kepedulian subjek penelitran

terhadap anak-anak jenjang sekolah dasar

terultalra terkait dengan isu-isu nlengenal

KSA. Hal ' tersebut dapat nrengakibatkanterlr:ttrrh:rftrva keher'ln11'tsltn!ttn l1'()rrl-lpn

pencegahan KSA bagi sr-rbjek pcnclitian yang

tidak meu-riliki ketertarikan dan l<epedulran

terhadap kasus-kasus KSA. Subjcl< penclitian

pada program "Jari Peri" ini juga terbatas

pada gurll l<elas. yang belunr pernah

rnengikuti pasikoedukasi mengenai KSA, dan

rnerniliki efikasi nrengajar penccgal-ran KSAyang rendah.9 guru yang menjadi peserta

pelatihan memberikan usulan untul< perrelitiarr

selanjutnya jugu rnelibatkan guru mata

pelajaran, seperti guru agalxa dau olahraga.

Hal tersebut karena guru agama lebih mudah

memasukan rnateri pembelajaran mengenai

pencegahan KSA dari sudut pandanq agalna.

Guru olahraga jugu disarankan karena

olahraga melibatkan al<tivitas fis jl< yang

berpeh-rang besar terjadinl,a KSA. Subjekpada kelompok eksperimen juga r-nenyalankan

subjek penelitian dengan tema KSA kepada

oknum guru yang menjadi pelaku KSA.

SIMPULANHasil penelitian menunjukkan bahwa

program "Jari Peri" dapat meningkatkan

efikasi mengajar pencegahan KSA gul1r

sekolah dasar negeri.Setelah mengikuti

Program "Jari Peri" efikasi mengajar

pencegahan KSA kelompok eksperimen lebihtinggi dari kelompok kontrol.

DAFTAR PUSTAKAAbdullah.(2013). Waspadalah, Tren

Kekerasan Seksual pada AnakMeningkat. & ttp' //m eg ap o lit an. ko mp as

.com/read/20I 3/03/ I 5/02 54024 5/Was

p a da I ah. Tr en. K ekeras an. S elrsu al. p a da.Anak.Meningkat, diakses pada

tanggal 15 Maret 2013.

Adirya, B. (2013). I{ingga Maret 2013 KPAICatat 919 Kasus Kekerasan Terhadap

Anak. h t tp : //www. d akt a. c o nt/b erita/ n a

,sional/408 3 2/hinggaenaret-2 0I 3 -

Irp a i-c' a t o t-9 I 9 - kasus -lce he ras a n-

terltndalt-anali.htnil/, diakses pada

tanggal l9Maret2013.Alaggia, R. (2004). Many ways of telling:

cxpanding conceptualizations of childsexual abuse clisclosurc. Child Abu"^e

& lfegLect, 28,1213-1227 .

Akhdanelly. R. (2001). Efelctivitas Metode

Diskusi Kasus Dalam MeningkatkanPengetahuan Rernaja Tentang

Penyakit Menular Seksrial Dan

I-{IV/AIDS DI Kota Bukittinggi. Iesis: Program Studi Ihnu Kesehatan

Masyaralcat Minat Utama Kesehatan

Ibu dan Anak-Kesehatan Reproduksi,

Sekolah Pasca Sarjana UniversitasGadjah Mada Yogyalcarta. (Tidak

diterbitkan).Arnerican Academy of Child and Adolescent

Psychiatry (AACAP).(2011). Facts

lbr Families. C/rild Sexttal Abuse,

226

Fatura l(usuma il,lahanani & Ir.a par.anrastrirI

lntr.risi Jurnal Ilnriah Psikologi 8 (3) (2016)

9.www.aqcap.org; diakses pada

tanggal 2 Fbbruari 201 3.

Angeles, M. (2012).Teaching Efficacy,Interpersonal, Intrapersonal Slcills and

Teaching Performance in the TertiarySchool. IAMURE: InternationalJournal of Social Science, 2, 2244-1 5t4.

Ayres, L., Curdy, L.M., Bealle, K., Pasiert, S.,

Chandler, N., Reeves, C., Finkelhor,D., Saunders, B., Kornbluth, J., &Warrens, L. (2007), Seven Steps toProtecting Our Children, Darhtess to

Light.www.preventchi ldsexual abuse. o

rg, diakses pada tanggal 2 Februari2013.

Babatsikost, G. (2010), Parents' Knowledge,Attitudes and Practices aboutPreventing Child Sexual Abuse: ALiterature Review, Child AbuseReview, 19, 107-129.

Badan Pemberdayaan Perempuan dan

Masyarakat.(201 l). Buku Data Pilah2011. Yogyakarta: BadanPembe rdayaan Perempuan dan

M,asyarakat"

Badari Penrbeldayaan Pelernpuan clan

lvlasyaral<at.(201 I ). Buku ProfilGettder dan Anak 201L Yogyakarta:Baclan Pemberdavaan Pcrer.nouarr clar-r

Nlasyarakat.

Bagirrsl<y, M. & Hodgl<ison, K. (1999) Childprotection training in initial teacher

training: a sun/ey of provision on

institutions of higher education,EdLrccttional Research, 41,2, 173-1 B L

Baginsky, M. (2000).Training teachers irr

child protectian, Ckild Abuse Revieyv,

9. 1. 74-81.

Baginsky, M. &. Macpherson, P.

(2005).Training Teachers ro

Safeguard Children: Developing a

Consistent Approach. Child AbuseReview,I4, 317*330.

Baginsky, M. (2007). Schools, Social Services

and Safeguarding Children: Past

practice and future ohallenges.

NSPCC infurm, The online childprotection

r es our c e. www. nspcc. org. uk/i n form,diakses pada tanggal 2 Februari 20 I 3.

Bandura, A.(1977). Social Learning Theory.

Englewood Cliffs: Prentice Hall Inc.Bandura, A. (1997). Sel/' ElJicacy; The

Exercize oJ Control. New York: W.HFreeman and Company.

Bandura, A. (2002). Self-ElJicacy in ChangingSocieties.Cambridge: CambridgeUniversify Press.

Bandura, A. (1986). Social Foundations ofThought & Action: Social CognitiveTheory. Englewood Cliffs: PrenticeHall Inc.

Barron, L, Holmes, R., Maclure, M., &Runswick-Cole, K. (2007) PrimarySchools and Other Agencies.PrimaryReview Research Survey B/2.

Cambridge: University of CambridgeFaculty of Education.

Baruon, I.G., & Topping K.J. (2009).School-

Based Child Sexual Abuse PreventiorrPrograms:ARevier.vofEtl-ectiveness. Reviet,r, o/' EclucatiotutlResea.rch, 7 9, 1, 431-463.

Barron. LG.. & Topping K.J. (2011).Sexr.ral

,A,busc Prevention Prograrnrtre

Fidelity: Video Analysis of'Irrteractious. Child Abuse Rettietv. 20.134-151.

Bloom, M, (1996). Primary PreventionPractises, Issues in Children's and

Farnilies' Lives Volume 5. Califomia:Sage Publications.

Briere, J., & Elliot, M.D. (2003). Prevalence

and psychological sequelae of self-reported childhood physical and

sexual abuse in a generalpopulatron

sample of men and women. ChildAbuse & Neglect, 2'7, 1205-1222.

Brorvn, G., & Manogue, M. (2001), AMEEMedical Education Guide: Refreshine

T.1

Fatrna Kusuma.Mairauani & Ira Parar.r.rastri/ Intuisi Jurnal lhriah Psikologi 8 (3) (2016)

'

lecturing: guide for lecturers. Medical

Teacher, n, 2): 23 | -244.

Campbell, D.T 8. Stanley,J.C. (2002)'

Experimental and Quasi-Experimentaldesigns for research Rand Mc Nally &

Company. Chicago

Cecen-Etogul, A.R. & Harisci, O.K. (2013)'

The Effectiveness of PsYcho-

educational School-based Child

Sexual Abuse Prevention Training

Program on Turkish ElementarY

Students. Educational Sciences:

Theory & Practice, 13, 2,'725 - 729 '

Cerit, J. (2010). Teacher Efficacy Scale: The

Study Of Validity And ReliabilitY

And Preservice Classroom Teachers'

Self EfficacY Beliefs. Journal "J

Theory and 'Practice in Education, 6,

1,68-85.

Chen, J. Q., & Chen, D'G. (2005).Awareness

of child sexual abuse Prevention

education among Parents of Grade 3

elementatY school PuPils in Fuxin

Cit-y, China.Health Educatiott

Research, 20, 5, 540-547 .

Clrena, J.,'Dunneb, M.P., & Hana, P. (2001).

Prevention of child sexual abuse in

China: Knowledge, attitudes, and

communication practices of parents ofeletnentaty school children. Child

Abuse & Ileglect, 3 I, 7 41-l 55.

Child Wise. (2013). Wise Up to Serttal

Abuse: A Guide for Pctrents arrcl

Cares.

www. childwise.net/resources/online-

publications.php, diakses 2 Febr-r.tari

2013.

Costanzo, M. & Oskatnp, S, (1994). Violence

and the Latt'. United States of

America: Thousand Oaks. Califbrnia:

Sage Publications, Itrc.

Daro, D.A. (1994). The Future of Children:

Sexual Abuse Of Children , 4, 2.

Data Statistik LPA Provinsi DlY, (2013).

Yogyakarla: LPA Provinsi DIY

Data PPA POLDA DIY. (2013). Yogyakarta

(tidak diterbitlcan)

Fanslowa,J.L., Robinson, E.M', Crengle, S., &

Perese, L. (2007). Prevalence of child

sexual abuse rePorted bY a cross-

sectional samPle of New Zealand

women. Child Abuse & Neglect, 31,

935-945.

Field, A. (2005). Discovering Statistics Using

SPSS. London: Sage Publications.

Finkelhor, D. (2009). The Prevention ofChildhood Sexual Abuse'Zfte Future

oJ' Children, 19, 2, 169-194.

Guastaferro, K. M.; Lutzker, J. R.; Graham,

M.L.; ShanleY, J. R & Whitaker, D. J.

(2012). SafeCare: Historical

Perspective and DYnamic

Development of an Evidence-Based

Scaled-Up Model for the Prevention

of Child Maltreatment. Psychosocial

Intervention, 21, 2, 1 7 1-l 80'

Goldman, D.G.J. (2005)' Student teachers

learning about child sexual abuse

strategies for PrimarY school: an

cxploratory stuciy of surface and deep

learning. Sex education, 5, 1, l9-92.

Gullota. T.P & Bloom, M.

(2003).EnsYcloPedia of PrimarY

Prevention and Health Protnotion.

Nerv York : Kluwer Acadcniic'

Plenurn Publiser"

l-ladjanr, M.N.R. & Widhiarso" W.

(2011).Ef,rkasi Mengajar Sebagai

Mcdiartol Peranzrn Faktor Kepribadian

Terhadap Performansi Menga.;ar

Guru.l {untnnitas, B, 1 '

Hayes, N. (2000). Doittg psychologicai

resettrch.Pl'tiladelPhia: OPen

University Press.

Kenny. M.C., Reena, R., RYan, E'E.. &Runyort. M.K. (2008). Child Sexual

Abuse : Frotrr Prevention to Self-

Protection, 17,36-54.Kenny, M.C., &. Wurtele, S.K. (2008)'

Tor,vard Prevention of childhood

sexual abuse: Preschoolers'

228

Fanna Kusuma"Nlahanani & lra Paramastrii Intuisi Jurnal Ilmiah Psikologi 8 (3) (2016)

knowledge'ut.Benital body parts. In

M. S. Plakkhtbhk & S. M. Nielsen

(Eds), Proceedings oJ the Seventh

Annual College "J Education

Research Conference: Urban and

Intentational Education Section, 74-

79. Miami: Florida International

Universiry. Diakses melalui

http : //coeweb. fiu' edu/research-confer

encel

Kinnear, K. L. (2'007)' Childhood Social

Abuse: A Reference Handboolt,

Second Edition. Santa Barbara,

California: ABC-CLIO, Inc.

Komisi Nasional Perlindungan Anak.(201 l)'Da,tabase Pelanggaran Hak Anak

Tahun 20I0. Jakarta: Kornisi Nasional

Perlindungaq Anak.

Komisi Nasional Perlindungan Anak.(2O1 1)'

Kompilasi Pantauan Pelanggaran

Hak Anak Periode 2007-2009'

Jakarta: Komisi Nasional

Perlindungan Anak'

Krahe, B. & Knappert, L. (2009). A Group-

Randomized Evaluation of a Theatrc

Based Sexual Abuse Preventton

Progratntne for Prinlary School

Children in Gertnany. .Jovx"nql "/Cornrnuniqt & APPlied SociaL

Psychology J' Comntwrit.v Appl' Soc'

Psychol., 19,321-329.

Leech, N.L., Banet, K.C. & Morgan, G.A

(2005). SPSS "/b, Intetmediate

Statistics: Use cutd Interpretcttion-

Second Edition. Mar-wah: Lawrence

Erlbaum Associates, Publishers.

Lernbaga Perlindnngan Anak Provinsi Daerah

Istimewa Yogyal<arta.(2013). Ko,sLts

KSA yang Dilangani LPA Provrtr'si

DIY TahrLn 200I sarnPai 201 2 '

Yogyakarta: Lenrbaga Perlindurrgatt

Arrak Provitlsi Daerali Istimeu'a

YogYakarta.

Myers, J.E.B., Berliner, L., Bt'iet'e, J',

Hendrix, C.T., JennY, C., Reid, T.A",

editors. (2002). The APSAC handbook

of child maltreatment. }rrd ed'

Thousand Oaks (CA): Sage

Publications.

National Sexual Violence Resource Center

(NSVRC). (2005). Preventing Child

Sexual Abuse: A National Resource

DirectorY and Handbook.

www.nsvrc.org, diakses pada tanggal

2 Februari 2013.

National Sexual Violence Resource Center

(NSVRC). (2011). Child Sexual

Abuse Prevention and Risk

Reduction: Literature Review ./b'P aren ts & Guardians. www'nsvrc. org,

diakses pada tanggal 2 Februari 2013 '

National Sexual Violence Resource Center

(NSVRC). (201l)' Child Sexual

Abuse Prevention: Programs .fo'Children Building an Evidence-

Infornted Approach. www.nsvrc.org,

diakses pada tanggal 2 Februari 201 3'

Olafson, E. (201 I ). Child Sexual Abuse:

DemograPhY, ImPact, and

Intervention. Jotu'nal of Child &Aclolesceri Trattnta ' 4,8 - 2l .

Onnrod, J.E,. (2009). Psikologi Pendidikon"

Metnbantu Siswa Turnbuli dan

Berkeurbang. Edisi Keenaut, Jiiid

Dva, (te$ ernahan). Jakarta: Erlangga'

Paramastri.i.. Prawitasari, J.E.; Prabandari,

Y.S.; & Ekowarni. E. (2011). Guru

Sekolah Dasar Sebagai Agen

Pengubah Untuk Pencegahan

Terhadap Kekerasan Seksual Pada

Anak-anak. Jurnal Manaiemen

Pelal,anan Kesehatan, 4,2,84'91 .

Paratnastri, I., Supriyati, Priyanto, M. A

(2010). Early Prevention Tou'ard

Sexual Abuse on Children. Jtuttal

P,siliologi, 37 , I, l-12.

Pararnastri, I. (201 l). Modifil<asi Teori

Transteoretikal Untul< Komuniias

Anti Kekerasan Seksual Pada Anak-

anak (KAKSA). Diserlasi Program

Pascasatjana Universitas Gadjah

Mada (Tidak di terbirkatt).

229

Fatrna Kusuma Mahanani & lra Paraurastri/ Intuisi.lurnal Ilmiah Psikologi 8 (3) (2016)(

Piumtner, C.A. (20QJ). Pievention of ChildSexual Abus))"..R Survey of 87

Programs. Violence and Victims, 76,

Rowan, E. L. (2006).Understanding ChildSexual Abuse.United Stated ofAmerica: University Press ofMississipi.

Saka, M. & Sunneli, H. (2010).Examination

of relationship between preservice

science teachers' sense of efficacyand communication skills.Procedia

Social and Behavioral Sciences, 2,

47224727.Saul, J. & Audage, N. C. (2007).Preventing

Child Sexual Abuse Within Youth-

serving Organizations: GettingStarted on Policies and Procedures.

Atlanta (GA): Centers for Disease

Control and Prevention, National

Center for Iniurv Prevention and

Control.Shadish, W.R., Cook, T.D., &Campbell, D.T.

(2002).Experimental and

cluu.siexperirnentai designed /orgeneralized catrsal infbrence. Nerv

York :Houghton Mifflin Company.

Schunk, D H (2011). Learning Thcories : AnEducationai Perspective . Boylstonstreet, Boston: Pearson Education,

lnc.

Stop It Now. (2007). Do Children Sexuallv

Abuse Other Children'? PreventingSexual Abuse among Children and

Youth.www.stopitnow.org, diakses

pada tanggal 2 Febmari 2013.

Stop It Now. (2010). Prevent Child Sexual

Abuse: Facts about sexual abuse and

how to prevent it. www.stopitnow.org,

diakses pada tanggal2 Febmari 2013.

Supratikrrya, A. (1998). Psikometri.

Yogyakarta: Pusat Penerbitan

danPengembangan Sumber BelajarFakirltas Psikologi UniversitasSanataDharma.

Supratiknya, A. (2011). Merancang .Frogram

dan Modul: Psikoedukasi.

Yogyakarta: Universitas Sanata

Dhanna.

Tang, C. & Yan, E. (2004). Intention toparticipate in child sexual abuse

prevention programs: a study ofChinese adults in Hong Kong. ChildAbuse & Neglect,Z8 : 1 187-l 197.

The National Child Traumatic Stress Network(NCTSN). (2009). Child Sexual Abuse

Fact Sheet: for Parents, teachers, and

Other caregivers. www.NCTSN.org.Diakses pada tanggal 2 Februari 20 13.

Tschannen-Moran, M., & Woolfolk Hoy, A.(2001). Teacher efficacy: Capturingand elusive construct. Teaching andTeachet' Education, I 7, 783-805.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor23 Tahun 2002. www.pendidikan-

diy. go. i d/fi I el uulun_Z3 2002.pdf,

diakses pada tanggal 8 Februari 201 3.

Vandenhoeck & Ruprecht. (1999). Childhoodand Traunta: Separation, Abuse, War.

Aldershot: Ashgate Publishing Ltd.Walsh, M., & Major, J. (2011). Child sexual

abuse: a new approach to professiorral

education. Nut'sitts Slrutclttt'cl. 25. 37,3 5-40.

Westcott, H.L., & Kyan, S. (2004), The

application of a 'story-telling'frameworl< toirrvestigative interviewsfor suspected chiid sexual abuse.Legal

and Criminologicai Psychology.ZleBritish Psychological Socieqt, 9, 37-56.

Whitakera, D.J., Lea, 8., Hansonb, R.K.,Bakerg. C.K., McMahonc, P.M.,Ryand, G., Kleine, A., &. Ricef, D.D.(2008). Risk factors for the

perpetration of child sexual abuse: Areview and meta-analysis. ChildAbuse & Neglect, 32,529-548.

Wrjayanti, S. (2013). Guru Sebagai MediatorSosialisasi Kesehatan ReproduksiPada Siswa SLTP. Tesis: Masister

230

Fattna Kusuma Mahanani & Ira Paramastri/ Intuisi Jurnal ilmiah Pskologi 8 (3) (2016){

Psikologi (rofesi'Universitas Gadjah

Mada (Itda))ir e r b it lm n ) .

Wurtele, S.K., Moreno, T., & Kenny, M.C.(2008).Training and Prevention

Issues: Evaluation of a Sexual Abuse

Preveniion Workshop for Parents ofYoung Children, Journal of Child .&Adolescent Trauma, l, 33 I -340.

Wurtele, S.K. dan Kenny, M.C.(20l0).Partnering with Parents to

Prevent Child Sexual Abuse.ChildAbuse Review, 19, 130-1 52.

Wurtele, S.K. dan Kenny,, M.C.(20 I 0). Ch ildren 's ab i I i ties to

recognize a "good" person as a

potential perpetrator of childhoodsexual ab'use.Child Abuse & Neglect,

34,490495.

z)I