Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Semanggi, Surakarta

19
Instalasi Pengolahan Air Limbah Semanggi Oleh: Dina Arifia I0612012 Nilla Teni P. I0612030 Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Univesitas Sebelas Maret Surakarta, 2013 Prasarana Wilayah dan Kota II

Transcript of Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Semanggi, Surakarta

Instalasi Pengolahan Air Limbah Semanggi

Oleh: Dina Arifia I0612012 Nilla Teni P. I0612030

Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Univesitas Sebelas Maret Surakarta, 2013

Prasarana Wilayah dan Kota II

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat perkotaan tentunya akan menghasilkan suatu

buangan akibat dari aktivas sehari-hari. Buangan tersebut dapat berbentuk

cair, padat, maupun gas. Secara terminologi, hasil buangan itu disebut

sebagai limbah. Limbah mengandung bahan pencemar yang berbahaya

dan mengandung racun karena terdapat kandungan bahan kimia organic

maupun anorganik, tingkat keasaman yang tinggi, alkalinitas

(mengandung logam) dan sifat-sifat lainnya. Hasil buangan didomininasi

oleh limbah cair yang biasa disebut air limbah. Air limbah adalah

kombinasi dari cairan dan sampah-sampah cair yang berasal dari daeraha

permukiman, perdagangan, perkantoran, dan industri.yang tercampur

dengan air tnah, air permukaan, dan air hujan (Metcalf & Eddy: 2003).

Keberadaan air limbah ini dapat diindikasi dengan 3 indikator,

yaitu indikator fisik (contohnya: air menjadi keruh dan berbau tak sedap),

indikator kimiawi (contohnya: mengandung bahan kimia yang

mengganggu kesehatan lingkungan), dan yang terakhir indikator organo-

biologis (contohnya: mengandung bakteri pathogen dan mikroba). Untuk

pencemaran air limbah domestik/rumah tangga didominasi oleh limbah

yang bersifat organomikrobiologis. Sedangkan untuk limbah

nondomestik/industri didominasi oleh limbah yang bersifat fisik kimiawi

terutama tercemar oleh logam berat (Sugiharto: 1987).

Karakteristik air limbah penting untuk diketahui karena akan

menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari

lingkungan. Secara garis besar penggolongan karakteristik air limbah

dibagi menjadi 3 yaitu fisik, kimiawi dan bakteriologi. Karakteristik fisik

air limbah terdiri dari 99,9% air dan 0,1% suspensi padat yang volume

nya bervariasi antara 100-500 mg/L. Air limbah disebut lemah apabila

volume suspensi padat kurang dari 100 mg/L. sedangkan air limbah

2

dikatakan kuat apabila volume suspensi padat lebih dari 500 mg/L.

Karakteristik kimiawi air limbah mengandung campuran zat kimia

anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik

yang berasal dari penguraian tinja, urin, dan sampah lainnya. Karakteristik

bakteriologi air limbah mengandung bakteri yang berfungsi untuk

menyeimbangkan DO dan BOD. Perlu diketahui pengertian BOD adalah

suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui area layanan dan sumber limbah di IPAL Semamnggi

2. Mengetahui unit-unit pengolahan limbah IPAL Semanggi

3. Mengethaui seistem pengolahan limbah di IPAL Semanggi

4. Mengtahui baku mutu IPAL Semanggi

5. Mengetahui masalah yang muncul di IPAL Semanggi

6. Memberikan solusi dan pemacahan masalah di IPAL Semanggi

3

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor

penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana

cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.

Untuk mengidentifikasi profil instalasi pengolahan air limbah semanggi

digunakan metode observasi lapangan dan metode wawancara.

Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket)

namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang

terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan

untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan

dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul

data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara

pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi

pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000

responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat

diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian

kualitatif). Adapun tabel kebutuhan data yang digunakan sebagai berikut:

4

Tabel 2. 1 Kebutuhan Data Wawancara

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana sistem pengolahan

limbah IPAL Semanggi?

Pipa dipasang di rumah-rumah

pendudukan kemudian di alirkan grit

chamber yang sebelumnya sudah di

screening, kemudian melawati proses

equalisasi untuk pengaturan debit air

setelah itu masuk ke bak aerasi untuk

meratakan seluruh isi bak lalu proses

selanjutnya masuk ke bak sedimentasi

yang berfungsi untuk mengendapkan

lumpur dan yang terakhir air yang

sudah sesuai dengan baku mutu

lingkungan di buang ke sungai dan

lumpurnya masuk ke bak pengering.

2. Apa saja unit yang digunakan

unutk pengolahan IPAL

Semanggi

Grit Chamber, Pipa, Screen, Bak

Equalisasi, Bak Aerasi, Bak

Sedimentasi, dan Bak Pengering

Lumpur.

3. Bagaimana baku mutu

lingkungan di IPAL Semanggi

Berdasar hasil penelitian terkahir pada

tanggal 5 Desember 2013 BOD dan

COD IPAL Semanggi sebesar 30-40

mg/L dan 75-80 mg/L. Ini menunjukan

air limbah yang masuk ke sungai

sudah memenuhi baku mutu

lingkungan.

4. Darimana asal limbah yang

ditampung dan berapa luas

jangkauan layanan IPAL

Asal limbah berasal dari permukiman

dan perdagangan warga di bagian

5

Semanggi? selatan kota Surakarta.

5. Apa saja masalah yang

muncul di IPAL Semanggi?

Masyarakat masih belum sadar

kebersihan sehingga masih banyak

terdapat sachet shampoo dan sabun

yang seharusnya tidak boleh masuk ke

aliran air limbah karena akan

menyumbat proses pengolahan limbah.

6. Bagaimana solusi atas

masalah yang muncul ini?

Melakukan sosialisasi kepada

masayarakat melalui PKK dan rapat

kelurahan.

2.2 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk penelitian IPAL

Semanggi adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu melalui

wawancara dari sumber-sumber yang berhubungan dengan penelitian,

observasi melalui pengamatan yang diteliti, dan dokumentasi untuk

melengkapi data hasil wawancara. Data kualitatif sering dikumpulkan

menggunakan penelitian lapangan. Penelitian lapangan melibatkan

pemilihan sebuah peristiwa, kondisi, atau situasi untuk dipelajari, dan

pengamatan interaksi dengan peristiwa, kondisi atau situasi yang sudah

diatur. Penelitian lapangan membuat catatan rinci pada proses perekrutan

ini dan mungkin akan mewanwancara semua yang terlibat dalam proses

perekrutan tersebut (secara formal atau informal). Penelitian deskriptif

kualitatif memberikan gambaran dengan menggunakan data dalam bentuk

kata-kata atau gambar.

Analisis data dalam penelitian IPAL Semanggi ini merupakan

suatu pengolahan data dengan mempelajari hasil yang diperoleh pada saat

pencarian data di lokasi, kemudian dilakukan reduksi data dengan

membuat rangkuman dan diperoleh kesimpulan hasil penelitian.

6

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Pendirian IPAL Semanggi

Kota Surakarta telah memiliki sumber air yang terkenal yaitu

Sungai Bengawan Solo. Jumlah yang melimpah tidak menjamin bahwa air

tersebut berkualitas bagus dan dapat dikonsumsi. Aktivitas manusia dan

kurangnya kesadaran manusia membuat air di sungai ini menjadi tercemar

dan tidak terjaga kemurniannya sehingga tidak terjadi keseimbangan di

alam yang berakibat menurunnya kualitas kesehatan manusia maupun

makhluk hidup lain di sekitar sungai. Oleh karena itu air menjadi

tanggungjawab masyarakat untuk menjaga kelestariannya agar dapat

dimanfaatkan makhluk hidup pada umumnya dan manusia pada

khususnya.

Kurangnya pengetahuan dan lemahnya kesadaran masyarakat

tentang pengelolaan air perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah sosialisai atau penyuluhan

tentang bahaya limbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari usaha atau

kegiatan permukiman dan perdagangan. Meskipun limbah domestik

merupakan limbah yang berbahaya, masyarakat masih mengabaikan cara

pembuangan limbah domestik yang sesuai dengan standar. Banyak

masyarakat yang belum memasang pipa saluran limbah ke instalasi

pengolahan, melainkan langsung dibuang begitu saja ke sungai.

Pengolahan air limbah merupakan isu yang hangat

diperbincangkan di berbagai belahan dunia, mengingat kampanye

pencegahan pemanasan global semakin penting dan nyata. Kota Surakarta

selaku kota percontohan pengolahan limbah domestik/rumah tangga

melalui IPAL di Semanggi bekerja sama dengan lembaga lingkungan dari

Australia. IPAL Semanggi merupakan IPAL terbesar di Kota Surakarta

yang mulai dibangun tahun 1999 dengan kapasitas 30 liter per detik. Unit

pengolahan saat pertama kali dibangun terdiri atas Screen, Grit Chamber,

7

Bak Equalisasi, Bak Sedimentasi-Aerasi, dan Bak Pengering Lumpur.

Pada tahun 2006 kapasitas IPAL Semanggi ditingkatkan menjadi 60 liter

per detik dengan penambahan unit pengolahan berupa Bak Aerasi.

3.2 Lokasi IPAL Semanggi

IPAL Semanggi terletak di Kelurahan Semanggi, Kecamatan

Pasar Kliwon, Kota Surakarta. IPAL Semanggi ini berdekatan dengan

Pasar Klithikan Notoharjo dan juga Rusun Semanggi. Batas selatan dan

timur dari lokasi IPAL ini adalah Kabupaten Sukoharjo, bagian utara

berbatasan dengan Kelurahan Sangkrah, sedangkan bagian barat

berbatasan dengan Kelurahan Joyosuran dan Pasar Kliwon.

3.3 Pengolahan Limbah IPAL Semanggi

3.3.1 Area Layanan dan Sumber Limbah IPAL Semanggi

Instalasi Pengolahan Air Limbah di Semanggi melayani

pemgolahan limbah untuk Kota Surakarta bagian selatan.

Sedangkan pelayanan daerah utara digunakan IPAL Mojosongo,

Gambar 3.2.1 Lokasi IPAL Semanggi Surakarta

Sumber: maps.google.com

8

untuk daerah tengah direncanakan menggunakan IPAL

Pucangsawit yang saat ini sudah dibangun namun belum memiliki

sambungan jaringan sehingga belum dioperasikan. Limbah yang

tertampung di IPAL Semanggi merupakan limbah domestik yaitu

air buangan rumah tangga, perkantoran, dan perdagangan.

Sedangkan limbah industri batik yang banyak terdapat di

Kelurahan Laweyan, walaupun termasuk Kota Surakarta bagian

selatan namun limbah batik tersebut diolah oleh IPAL Laweyan.

Kelurahan-kelurahan yang dilayani oleh IPAL Semanggi

ada 14 kelurahan dan terbagi menjadi 3 sistem, yaitu:

a) Sistem Mangkunegaran, terdiri dari Kelurahan Mangkubumen,

Timuran, Ketelan, Punggawan, Kestalan, Keprabon, Setabelan,

dan Kampung Baru.

b) Sistem Kasunanan, terdiri dari Kelurahan Pajang, Purwosari,

Penumping, Bumi, Panularan, Jayengan, Tipes, Sondakan,

Panularan, Sriwedari, Gajahan, Baluwarti, Danukusuman,

Serengan, Kratonan, dan Kauman.

c) Tambahan baru, terdiri dari Kelurahan Joyosuran, Pasar

Kliwon, Kedung Lumbu, Joyotakan, dan Semanggi.

Sumber: Tim Penulis Analisis IPAL Semanggi 2013

Gambar 3.3.1.1 Peta Area Layanan IPAL Semanggi

9

3.3.2 Unit Pengolahan IPAL Semanggi

Sistem pengolahan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah di

Semanggi ini terdiri dari beberapa sistem, yaitu:

a) Unit Grit Chamber, terdiri dari:

Screen Bar, berfungsi untuk menyaring kotoran dan ampas

sampah yang mengapung supaya aliran air limbah tidak

tersumbat

Pompa Lumpur, berfungsi untuk menguras lumpur yang

terendapkan

Pintu Air, berfungsi sebagai gerbang masuk aliran air

V Notch, berfungsi untuk mengatur limpasan air menuju

bak Ekualisasi

b) Unit Ekualisasi, berfungsi untuk meratakan fluktuasi debit

harian, terutama pada jam-jam puncak pembuangan limbah

oleh penduduk (pagi dan sore hari) sehingga dapat dipompa

secara kontinu menuju ke bak Aerasi.

Gambar 3.3.2.1 Grit Chamber dan Sreen Bar

10

c) Unit Aerasi, berfungsi untuk mencampurkan dan meratakan

seluruh isi bak, selain itu udara yang dialirkan juga turut

menyuplai oksigen yang dibutuhkan bagi mikroorganisme.

d) Unit Sedimentasi, berfungsi untuk mengendapkan lumpur

sehingga terpisah antara air yang siap buang dengan lumpur

yang terbentuk.

Gambar 3.3.2.2 Bak dan Pompa Ekualisasi

Gambar 3.3.2.3 Bak Aerasi

11

e) Bak Pengering Lumpur, berfungsi untuk media penjemuran

lumpur hasil sedimentasi sehingga diperoleh lumpur kering

yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Namun

kompos dari lumpur kering ini hanya dapat digunakan untuk

jenis tanaman keras seperti Pohon Jati saja.

Berikut merupakan tabel spesifikasi unit-unit pengolahan

limbah yang teradapat di IPAL Semanggi Surakarta:

Gambar 3.3.2.4 Bak dan Pompa Sedimentasi

Gambar 3.3.2.5 Bak Pengering Lumpur

12

Tabel 3.3.2.1 Unit Pengolahan IPAL Semanggi

No. Unit Satuan Spesifikasi Keterangan

1. Grit

Chamber 1 unit

Panjang : 24m

Lebar Bersih : 1,6m

Tinggi Air Maks : 2m

Trashrack 1 (III:4cm)

Bar Screen 1 (I:2cm)

Dilengkapi V-Notch

dengan ketinggian 80cm

2. Bak

Ekualisasi 1 unit

Voume : 440m3

Panjang : 17

Lebar Bersih : 9m

Tinggi Air Maks : 2,8m

Tetap, sesuai terbangun

3. Bak Aerasi 1 unit

Vol. Efektif : 1,064m3

Lebar Bersih : 16m

Lebar : 2x9,5m

Tinggi Air Maks : 3,5m

4. Bak

Sedimentasi 1 unit

Alih fungsi bangunan

aerasi-sedimentasi

menajadi bak sedimentasi

saja

Sumber: SOP IPAL Semanggi Surakarta, 2009

3.3.3 Sistem Pengolahan IPAL Semanggi

Pipa-pipa saluran air limbah yang sudah dipasang pada

rumah-rumah penduduk, perkantoran, maupun perdagangan sudah

terhubung dengan sistem pengolahan limbah di IPAL Semanggi.

Pipa-pipa tersebut mengambil air dari saluran buangan warga dan

dialirkan menuju Grit Chamber dengan sebelumnya disaring

terlebih dahulu dengan Screen yang letaknya di bawah jalan raya.

Fungsi dari Screen ini adalah untuk menyaring limbah padat yang

masih tercampur dengan air limbah, seperti misalnya bungkus

shampo, sabun, deterjen, dan sebagainya.

Setelah melalui Screen pertama kali air limbah masuk ke

dalam suatu bak besar yang disebut Grit Chamber. Fungsi dari Grit

13

Chamber adalah untuk menyaring kembali sampah serta untuk

memisahkan air dengan lumpur yang tercampur. Grit Chamber di

IPAL Semanggi ini dibuat secara tertutup untuk menghindari bau

menyengat karena dekat dengan permukiman warga. Alasan

lainnya adalah karena banyak anak-anak kecil yang sering bermain

di areal IPAL sehingga bak dibuat tertutup untuk menghindari

resiko kecelakaan yang tidak diharapkan.

Sistem pengaliran limbah dilakukan dengan memanfaatkan

gravitasi bumi dari Grit Chamber menuju bak Ekualisasi, yaitu bak

yang berfungsi untuk menyeimbangkan jumlah aliran air yang

masuk. Sedangkan pengaliran limbah dari bak Ekualisasi menuju

bak Aerasi dilakukan menggunakan pompa dengan memanfaatkan

enam unit pompa. Selanjutnya pengaliran air limbah dari bak

Aerasi menuju bak Sedimentasi dilakukan secara gravitasi kembali

hingga pengaliran menuju badan penerima air, dalam hal ini Sungai

Bengawan Solo.

Gambar 3.3.3.1 Diagram Alir Proses Pengolahan IPAL Semanggi

14

3.3.4 Baku Mutu IPAL Semanggi

Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur

pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang

keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke

dalam sumber air dari suatu usaha dan/atau kegiatan. Baku mutu air

limbah IPAL Semanggi ditentukan oleh kadar BOD dan COD.

BOD atau Biological Oxygen Demand adalah suatu

karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang

diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai

atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly

dan Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991). Ditegaskan lagi oleh

Boyd (1990), bahwa bahan organik yang terdekomposisi dalam

BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily

decomposable organic matter). Mays (1996) mengartikan BOD

sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi

mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap

masuknya bahan organik yang dapat diurai.

COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah

oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik

yang terkandung dalam air (Boyd, 1990). Hal ini karena bahan or

ganik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan

oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas

dengan katalisator perak sulfat (Boyd, 1990; Metcalf & Eddy,

1991), sehingga segala macam bahan organik, baik yang mudah

urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi.

Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD memberikan

gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada di

perairan. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD

tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah

total bahan organik yang ada.

15

Kadar baku mutu air limbah berdasarkan PERATURAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03

TAHUN 2010 ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 3.3.4.1 Kadar Baku Mutu Air Limbah

Sedangkan untuk baku mutu limbah IPAL Semanggi dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3.4.2 Kadar Baku Mutu IPAL Semanggi

No. Parameter Satuan Kadar Maksismum

1. pH Mg/L 6 – 9

2. BOD 5 mg/L 30-40

3. COD Mg/L 75-80

Tabel di atas menunjukkan bahwa kadar baku mutu air

limbah IPAL Semanggi sudah memenuhi standar yang telah

ditentukan pada Permen Lingkungan Hidup No.03 tahun 2010 dan

sudah aman untuk dibuang ke sungai.

No. Parameter Satuan Kadar Maksismum

1. pH Mg/L 6 – 9

2. BOD 5 mg/L 50

3. COD Mg/L 100

16

Untuk membuktikan kelayakan air limbah IPAL Semanggi

dilakukan uji laboraturium. Adapun hasil pengujian sampel pada

air limbah IPAL Semanggi sebagai berikut:

Tabel 3.3.4.3 Hasil Pengujian Sampel Inlet dan Outlet IPAL Semanggi 2012

Komponen Inlet Outlet

DO 0,67 mg/L 1,99 mg/L

Ph 6,88 mg/L 7,30 mg/L

TDS dan

Konduktivitas 912 /cm 854 µS/cm

Fluktuasi debit inlet yang masuk ke IPAL Semanggi terjadi

kondisi maksimum pada pukul 06.00-10.00 dan pukul 18.00-22.00,

sedangkan kondisi minimum terjadi pada pukul 10.00-16.00 dan

pukul 23.00-04.00. adapun tabel debit inlet yang masuk ke IPAL

Semanggi pada jam pagi dan sore hari:

Tabel 3.3.4.4 Debit Inlet IPAL Semanggi

JAM OPERASI OPERASI

(JAM)

POMPA

TRANSFER AERATOR TOTAL

KEBUTUHAN/

BULAN

UNIT KW UNIT KW HARI TOTAL

JAM PUNCAK

06.00-10.00 WIB 4 2 9.4 4 3.7 86.9 30 2607

18.00-22.00 WIB 4 2 9.4 4 3.7 86.9 30 2607

DILUAR JAM

PUNCAK

9 1 9.5 2 3.7 152.1 30 4563

TOTAL 9777

Istirahat 7

Total 24

17

3.3.5 Permasalahan IPAL Semanggi

a) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang air

limbahnya ke jaringan pipa air limbah.

b) Masyarakat masih menganggap mahalnya

pemasangan/penyambungan air limbah.

c) Minimnya dana untuk meningkatkancakupan pelayanan

pengolahan air limbah, sehingga pengembangan pelayanan

berjalan lamban.

d) Masih adanya masyarakat yang membuang air limbahnya ke

sungai, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan.

e) Jasa penyedot tinja swasta masih membunag lumur tinjanya ke

sungai.

3.3.6 Solusi dan Pemecahan Masalah IPAL Semanggi

a) Melakukan kampanye kepada masayarakat untuk memberikan

pemahaman tentang pentingnya penanganan air limbah.

Forum: RT/RW, Kelurahan, PKK, serta media masa dan lain-

lain.

b) Pelibatan masayarakat untuk pembangunan sanitasi kota atau

kawasan.

c) Perlunya dukungan dana baik dari berbagai sumber,

Pemerintah (Pusat, Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah

Kota Surakarta, Swasta, Masyarakat serta pihak donor).

d) Pengembangan sistem jaringan pemipaan untuk peningkatan

cakupan layanan.

e) Pemberdayaan jasa sedot tinja supaya memasukkan lumpur

tinjanya ke IPAL Semanggi.

18

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a. Pengujian kimia limbah cair di IPAL Semanggi Kota Surakarta sudah

memenuhi persyaratan baku mutu air limbah.

b. Pengolahan air limbah di IPAL Semanggi Kota Surakarta sangat

membantu Perusahaan Daearah Air Minum Kota Surakarta karena

turut menjaga kelestarian air dengan mengolah limbah domestik

masyarakat sebelum dibuang ke sungai Bengawan Solo, yang pada

akhirnya akan diolah PDAM Kota Surakarta menjadi air konsumsi.

4.2 Saran

a. IPAL Semanggi Kota Surakarta sebaiknya lebih menggalakkan

sosialisasi tentang sistem pemipaannya dan lebih tegas dalam

menghimbau masyarakat Kota Surakarta agar tiak membuang sampah

ke sungai.

b. Adanya kerjasama yang jelas antara IPAL Semanggi Kota Surakarta

dengan jasa sedot tinja, karena menguntungkan bagi kedua belah pihak

dan sanksi bagi yang tidak taat.

c. IPAL Semanggi Kota Suarakarta harus berpandangan ke depan dengan

kerjasama dengan berbagai pihak khusunya untuk masalah dana,

karena selama ini untuk pengolahan air limbah IPAL Semanggi Kota

Surakarta hanya mengandalkan dana bantuan dari pusat.

d. Merawat, melestarikan, dan menjaga air adalah tugas kita bersama

untuk kehidupan yang lebih baik.