redaksional - SMK Negeri 2 Surakarta

101

Transcript of redaksional - SMK Negeri 2 Surakarta

iii

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

REDAKSIONAL

Pengarah:Direktur Pembinaan SMKKepala Sub Direktorat KurikulumKepala Seksi PenilaianKepala Seksi Pembelajaran

Penulis:Muhammad Qusnul LabibBerry WiradinataChrisman Purba

Pengendali Mutu:Winih Wicaksono

Penyunting:Rais SetiawanErna Fauziah

Editor : Nur Aini Farida

Desain Sampul: Sonny Rasdianto

Layout/Editing:Ratna Murni AsihApfi Anna KrismonitaRifda Ayu Satriana

iv AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

KATA PENGANTAR

KA TA PENGANTAR

Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.

Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang menggunakannya.

Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu, diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu mata pelajaran yang sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.

Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.

SMK Bisa! SMK Hebat!

KATA PENGANTAR

v

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PRAKATA

Kegiatan belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tentu tidak akan ter-pisahkan dari kegiatan pembelajaran praktik di lapangan yang sesuai dengan kompe-tensi keahlian masing-masing. Kegiatan pembelajaran direncanakan secara sistematis dengan prosedur yang terarah mengacu pada kurikulum 2013 yang sudah dibakukan dan diterapkan di seluruh SMK dan MAK yang ada di Indonesia.Penerapan kurikulum 2013 pada kompetensi keahlian Agribisnis Tanaman Perkebu-nan salah satunya pada mata pelajaran produktif Panen dan Pascapanen Tanaman Perkebunan yang dalam buku teks ini akan membahas tentang Pemanenan dan pen-golahan hasil pascapanen tanaman perkebunan.Tujuan penyusunan buku ini sebagai salah satu bahan acuan menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses panen dan pascapanen, bagi siswa Sekolah Menen-gah Kejuruan Agribisnis Tanaman Perkebunan (SMK). Dalam buku ini akan dibahas tentang menyiapkan peralatan pengangkutan, melakukan pengangkutan hasil panen, sistem transportasi, standar pengolahan buah, proses pengolahan, pengelolaan dan pengendalian, kinerja pengolahan. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa SMK dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan saat mengikuti pelatihan/praktik di sekolah, dan setelahnya akan lebih berhasil di lapangan dalam hal panen dan pascapanen tanaman perkebunan, karena isi buku ini disesuaikan dengan pelaja-ran yang ada di sekolah dan kebutuhan di industri.Semoga buku teks ini dapat menambah wawasan bagi para siswa. Kritik yang mem-bangun dan saran yang sifatnya memotivasi dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan buku ini.

Pelangiran, 27 Oktober 2019

Penulis

PRAKATA

vi AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ivPRAKATA ......................................................................................................... vDAFTAR ISI ...................................................................................................... viDAFTAR TABEL .............................................................................................. viiiPETUNJUK PENGGUNAAN BUKU ...................................................................... ixPETA KONSEP BUKU ........................................................................................ xiAPERSEPSI ..................................................................................................... xii

BAB I MENYIAPKAN PERALATAN PENGANGKUTAN ............................................ 1A. Pengangkutan Hasil Panen ............................................................................... 3B. Penyiapan Peralatan Pengangkutan Hasil Panen ....................................... 3

BAB II MELAKUKAN PENGANGKUTAN HASIL PANEN ........................................ 13A. Pelaksanaan Pengangkutan Hasil Panen .....................................................16

BAB III SISTEM TRANSPORTASI ....................................................................... 23A. Sistem Transportasi Darat ...............................................................................25B. Sistem Transportasi Air ....................................................................................28

BAB IV STANDAR PENGOLAHAN BUAH ........................................................... 33A. Mutu Hasil Panen ...............................................................................................35

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL .............................................................. 44

BAB V PROSES PENGOLAHAN ......................................................................... 51A. PENGOLAHAN TAHAP AWAL ............................................................................53B. PENGOLAHAN PRODUK AWAL ........................................................................55

BAB VI PENGELOLAN DAN PENGENDALIAN PEMELIHARAAN ............................ 60A. Pemeliharaan Terencana .................................................................................61B. Perawatan Berdasarkan Kerusakan ...............................................................64

BAB VII KINERJA PENGOLAHAN ...................................................................... 69A. Kapasitas Pengolahan ......................................................................................71B. Pengambilan Sampel ........................................................................................72

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP .............................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 85GLOSARIUM ................................................................................................... 86BIODATA PENULIS .......................................................................................... 87

DAFTAR ISI

vii

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pasca panen tanaman perkebunan kelapa sawit ................................. 2Gambar 1.2 Truk Pengangkut Hasil panen ................................................................... 3Gambar 1.3 Ponton pengenkut hasil panen melalui kanal ...................................... 3Gambar 1.4 Pengangkutan Hasil Panen di Areal Kebun ........................................... 5Gambar 1.5 Kondisi Jalan di Areal Perkebunan .......................................................... 6Gambar .1.6 Tenaga Kerja Pengangkutan Hasil Panen dan Alat Pengangkutan ............................................................................................. 7Gambar 1.7. Peralatan Transportasi Pengangkutan Tahap Pertama ...................... 8Gambar 1.8 Pengutipan Brondolan Sawit .................................................................... 9Gambar 1.9 Pemindahan buah dari traktor ke truk.................................................... 9Gambar 2.1 Seorang pekerja melakukan pemanenan kelapa sawit ....................14Gambar 2.2 Papan informasi tanaman yang akan di panen ..................................15Gambar 2.3 Pemuatan Buah di TPH .............................................................................17Gambar 2.4 Pemuatan Buah dan Brondolan ke dalam ponton .............................17Gambar 2.5 Tempat Pengumpul Hasil Tanaman Sagu .............................................20Gambar 3.1 Rangkaian byn system pada areal perkebunan .................................24Gambar 4.1 Penumpukan hasil panen ........................................................................34Gambar 5.1 Pabrik pengolahan sagu tradisional .....................................................52Gambar 5.2 Pabrik pengolahan hasil panen kelapa sawit .....................................52Gambar 6.1 Workshop/traksi tempat perbaikan kendaraan angkut ....................61Gambar 6.2 Tempat ataupun lokasi pencatatan pemeliharaan kendaraan ........62Gambar 6.3 Emergency repair terhadap salah satu alat angkut panen ..............64Gambar 6.4 Penyetelan dan pelumasan kendaraan ................................................65Gambar 7.1 Salah satu stasiun pengecekan mutu hasil olahan ............................70

DAFTAR GAMBAR

viii AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penggolongan kematangan TBS .................................................................38Tabel 4.2 Standar Fraksi Mutu Panen ..........................................................................38Tabel 4.3 Nilai Sortasi Buah (NSP) ................................................................................39Tabel 5.1 Kematangan Buah .........................................................................................53Tabel 7.1 Tindakan Pemecahan Masalah Berkaitan Pengambilan Sampel .........74

DAFTAR TABEL

ix

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga dapat menyelesaikan buku ini.

Buku ini merupakan buku pelajaran Panen dan Pasca Panen yang diharapkan dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:1. Bacalah tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan

kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan materi.

2. Bacalah buku ini dengan teliti dan saksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa ditanyakan kepada guru.

3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk memperluas wawasanmu.

4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam buku

ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Harian. Jika Anda belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka Anda dapat mengulangi untuk mempelajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila Anda masih mengalami kesulitan memahami materi yang ada dalam bab ini, silakan diskusikan dengan teman atau guru Anda.

Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:

PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU

x AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

Contoh Soal Digunakan untuk memberikan gamba-ran soal yang akan ditanyakan dan cara menyelesaikannya.

Praktikum Lembar acuan yang digunakan untuk melatih keterampilan peserta didik sesuai kompetensi keahliannya.

Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menambah sumber belajar dan wa-wasan. Menampilkan link sumber belajar.

Cakrawala Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu yang sedang dipelajari.

Tugas Mandiri Kegiatan yang bertujan untuk melatih pe-serta didik dalam memahami suatu materi dan dikerjakan secara individu.

Rangkuman Berisi ringkasan pokok materi dalam satu bab.

Penilaian Harian Digunakan untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang sudah dicapai peserta didik setelah mempelajari satu bab.

Penilaian Akhir Semester Digunakan untuk mengevaluasi kompe-tensi peserta didik setelah mempelajari materi dalam satu semester.

Refleksi Kegiatan yang dapat dilakukan oleh pe-serta didik maupun guru di akhir kegiatan pembelajaran guna mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.

PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU

xi

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PETA KONSEP BUKU

BAB I Menyiapkan Peralatan Pengangkutan

PANEN DAN PASCA PANEN

SEMESTER GASAL

BAB II Melakukan Pen-gangkutan Hasil Panen

BAB IV Standar Pengolahan Buah

BAB III Sistem Transportasi

SEMESTER GENAP

BAB VI Pengelolan dan Pengendalian Pemeliharaan

BAB V Proses Pengolahan

BAB VII Kinerja Pengolahan

PETA KONSEP BUKU

xii AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

APERSEPSI

Indonesia adalah Negara dengan hamparan tanah yang subur, berbagai jenis tanaman tumbuh dengan baik terutama tanaman perkebunan. Tanaman perkebunan yang di budidayakan dengan baik akan memiliki hasil. Untuk mengelola itu semua di perlukan penanganan Panen dan Pasca panen. Panen dan Pasca Panen pada tanaman perkebunan merupakan bagian dari proses pengolahan yang akan menentukan kualitas produk dari tanaman perkebunan yang diusahakan. Kegiatan ini awal dari banyaknya jenis produk olahan yang tercipta dan berguna dalam menunjang kehidupan manusia.

Kompetensi Panen dan Pasca Panen memiliki beberapa KD yang penting dalam menjamin terciptanya suatu produk yang berkualitas. KD yang memiliki peranan penting yaitu system transportasi dan proses pengolahan, kedua hal tersebut merupakan titik yang rawan terhadap penurunan kualitas produk sehingga tidak sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, oleh karena itu kedua hal tersebut sangat diperhatikan sehingga sesuai dengan kebutuhan konsumen. Mata pelajaran Panen dan Pasca Panen Tanaman Perkebunan diperuntukan untuk pedoman pembelajaran kelas XII bagi SMK jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan. Materi dalam buku ini membahas tentang penanganan dan pengolahan pasca panen hasil perkebunan.Buku Panen dan Pasca Panen ini disusun berdasarkan aktivitas siswa yang dituntut aktif dalam setiap pembelajaran. Untuk menciptakan siswa yang aktif dimulai dari pembelajaran di kelas seperti melakukan diskusi kelompok, persentasi yang dilakukan oleh setiap siswa, dan mengerjakan tugas dengan inisiatif memperluas pengetahuan dan melakukan inovasi di bidang pertanian. Dalam mendukung terciptanya pembelajaran yang aktif maka dibuatlah fitur cakrawala, jelajah internet, lembar pratikum, tugas mandiri dan refleksi. Selamat membaca semoga materi yang ada di buku ini menjadi pedoman dalam mendidik anak bangsa menjadi generasi yang siap bersaing dan berilmu pengetahuan yang baik.

APERSEPSI

1

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

PETA KONSEP

BAB IMENYIAPKAN PERALATAN PENGANGKUTAN

PENDAHULUAN

Jenis sarana pengangkutan hasil panen

Penyiapan saran peng angkutan hasil panen

KATA KUNCI

Setelah mempelajari materi tentang menyiapkan peralatan pengangkutan, peserta didik dapat memahami dan menentukan jenis sarana pengangkutan hasil panen dan penyiapan saran pengangkutan hasil panen dengan benar.

Panen, Pasca Panen, Pengangkutan, Sarana

BAB I MENYIAPKAN PERALATAN PENGANGKUTAN

2 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

Panen dan pascapanen dalam sistem agribisnis pada tahun 1979 dinyatakan oleh FAO sebagai masalah besar kedua (Second Generation Problem) karena terjadi kehilangan hasil yang besar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam proses penyediaan pangan. Sejak awal tahun 2000 terkait dengan ketersediaan pangan, masyarakat menuntut sistem jaminan mutu dan keamanan pangan yang lebih baik. Hal lain yang menjadi perhatian yaitu kesejahteraan dan keselamatan pekerja, serta keamanan lingkungan dalam seluruh proses penyediaan pangan. Hal tersebut tertuang dalam kesepakatan-kesepakatan di berbagai forum dunia, seperti Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organisation (WTO).

Gambar 1.1: Pasca panen tanaman perkebunan kelapa sawitSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Berdasarkan beberapa hasil penelitian atau survei menunjukan persentase kehilangan hasil produk segar hortikultura mencapai 40%-50%. Hal ini didukung oleh sifat fisiologi produk segar hortikultura yang mudah rusak (perishable). Oleh karena itu produk tersebut membutuhkan penanganan yang lebih baik sejak panen hingga pascapanen. Variasi tata cara penanganan panen dan pascapanen sangat dipengaruhi oleh karakteristik produk dan/atau tanaman hortikultura sehingga membutuhkan penanganan, penyimpanan, pengangkutan dan kompetensi sumber daya manusia yang berbeda-beda (ditjenpp, 2013).

Oleh sebab itu dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka diperlukan adanya Pedoman Panen, Pascapanen, dan Pengelolaan Bangsal Pascapanen Hortikultura Yang Baik (Good Handling Practices atau GHP) yang dapat digunakan oleh pelaku usaha hortikultura untuk mencegah atau menekan terjadinya kehilangan hasil dan menjaga mutu serta nutrisi produk yang dihasilkan sampai ke tangan konsumen.

PENDAHULUAN

3

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengangkutan Hasil PanenPengangkutan hasil panen merupakan suatu kegiatan yang mengelola

hasil panen, untuk memudahkan dalam proses pengolahan tahap selanjutnya. Setelah hasil panen dikumpulkan di suatu tempat, kemudian segera dilakukan pengangkutan dari lapangan/kebun ke pabrik. Pengangkutan harus dikelola sedemikian rupa agar hasil panen tidak terbengkalai di lapangan yang dapat menimbulkan kerugian bagi pengelolaan hasil.

Gambar 1.2 : Truk Pengangkut Hasil panenSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Hasil panen apabila tidak segera diangkut ke pabrik pengolahan selanjutnya, kemungkinan besar akan menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil olahan produk yang akan diproses. Karena itu, untuk menghindari risiko hasil tersebut, diperlukan koordinasi yang sistematis antara bagian panen dengan bagian pengangkutan di areal perkebunan. Berikut ini akan dibahas proses pengangkutan hasil panen pada tanaman perkebunan kelapa sawit.

Gambar 1.3: Ponton pengenkut hasil panen melalui kanalSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

B. Penyiapan Peralatan Pengangkutan Hasil PanenPeralatan pengangkutan hasil panen pada komoditas perkebunan

beragam bentuk, tergantung jenis produk yang dihasilkan suatu komoditas

4 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

tanaman perkebunan. Salah satu jenis alat angkut yang harus dipersiapkan untuk mengangkut hasil komoditas karet adalah mobil tangki yang dirancang secara khusus sehingga tidak menimbulkan penurunan kualitas lateks. Contoh lain yaitu alat angkut untuk hasil tanaman tebu dapat berupa truk atau mesin kereta lori yang mampu mengangkut tebu dalam jumlah besar yang memungkinkan efisiensi waktu dan biaya lebih baik. Keseluruhan peralatan angkut tersebut harus dipersiapkan sebaik-baiknya agar proses pengangkutan berjalan aman, tertib dan lancar sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh bagian proses pengolahan.

1. Jenis Sarana Pengangkutan Hasil PanenUsaha agribisnis tanaman perkebunan pada umumnya dilakukan di

kawasan hutan yang telah mendapatkan izin atau pada kawasan pedesaan dimana sarana dan infrastruktur jalan merupakan jalan tanah yang harus mendapatkan pengerasan dengan kerikil atau bebatuan terlebih dahulu. Hasil panen tanaman perkebunan masing-masing komoditas memiliki karakteristik tersendiri, ada yang perlu segera diolah setelah dipanen dan ada yang dapat ditunda sampai beberapa waktu tanpa mengalami penurunan mutu dari hasil yang diperolehnya, misal pucuk daun teh hasil panen harus segera dibawa ke pabrik untuk diolah, tandan buah segar kelapa sawit harus segera (kurang dari 24 jam) dibawa ke pabrik untuk diolah menjadi CPO. Tanaman yang dapat ditunda sebelum diolah seperti kakao, kopi dan kelapa di mana komoditas tersebut mampu bertahan beberapa waktu sebelum memasuki tahapan akhir dalam pengolahan.

Penundaan hasil panen yang terjadi di pabrik untuk diolah dapat menyebabkan penurunan mutu hasil olahannya, misal penundaan pada kelapa sawit akan menyebabkan kandungan asam lemak bebas lebih tinggi dan menjadikan minyak teroksidasi (menimbulkan bau “tengik”). Sebaliknya beberapa komiditas dapat ditahan untuk menunggu sampai pengolahan dalam waktu yang lebih lama (lebih dari 2 hari) misal kopi, kelapa, kakao dan sebagainya. Mengangkut hasil panen dari kebun ke gudang atau pabrik berpengaruh terhadap hasil panen, terutama terhadap kualitas hasil panen. Dengan cara pengangkutan yang sembarang saja menyebabkan tingkat kerusakan hasil panen lebih besar. Oleh karenanya upaya mengangkut hasil panen tanaman pertanian perlu pula adanya perhatian khusus.

Pengangkutan hasil tanaman perkebunan dilakukan secara bertahap. Pertama, pengangkutan dari kebun ke tempat pengumpulan. Kedua, pengakutan dari tempat pengumpulan ke pabrik pengolahan. Pengangkutan tahap pertama biasanya dilakukan secara manual dipikul atau diangkut dengan lori atau beko. Pada daerah tertentu pengangkutan dari kebun ke tempat pengumpulan dilakukan dengan menggunakan sepeda atau sepeda motor. Pengangkutan dari tempat pengumpulan ke pabrik dapat dilakukan dengan truk, dengan lokomotif (pada pabrik gula di pulau Jawa)

5

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.4 : Pengangkutan Hasil Panen di Areal KebunSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Karakteristik Hasil PanenSetiap hasil panen tanaman pertanian memiliki karakter yang berbeda-

beda, baik dari segi bentuk maupun sifatnya. Hasil panen tanaman perkebunan dapat berupa daun seperti teh, tembakau, buah seperti kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, getak seperti karet, dan keseluruhan batang seperti tebu, rosella. Sesuai dengan karakter ini maka alat dan perlengkapan pengangkutannya harus disesuaikan, terutama berkaitan dengan ukuran dari hasil tanaman tersebut. Sifat hasil panen juga bervariasi, dari hasil tanaman yang mudah rusak sampai hasil tanaman yang tahan atau tidak mudah rusak. Kemungkinan penyebab kerusakan hasil tanaman pertanian semasa pengangkutan adalah :

Untuk mengangkut hasil tanaman teh dan tembakau harus menggunakan sarana yang dapat mencegah rusaknya daun segar, sehingga pada umumnya daun hasil panen dimasukkan ke dalam karung berlubang dan tidak dilakukan pemadatan, karena pemadatan akan menyebabkan lipatan atau patahan yang dapat merusak daun muda pada komoditas teh.

Iklim atau cuaca juga mempengaruhi pengangkutan hasil panen, apabila tidak diantisipasi dengan baik menyebabkan kerusakan hasil panen, beberapa jenis hasil tanaman akan terpengaruh terhadap iklim atau cuaca. Terlebih lagi bila jarak kebun ke gudang cukup jauh. Oleh karena itu alat angkut yang diperlukan adalah yang mampu mempertahankan kualitas hasil panen selama pengangkutan ke gudang.

6 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

2. Penyiapan Sarana Pengangkutan Hasil Panena. Kesesuaian Alat Pengangkutan

Alat angkut hasil panen komoditas pertanian memiliki spesifikasi dan jenis tertentu, sesuai dengan hasil panen tanaman apa yang akan diangkut. Namun umumnya petani tidak memiliki alat angkut yang spesifik, sehingga mereka menggunakan suatu alat angkut hasil panen tanaman pertanian yang serba guna dan mudah digunakan pada areal kebun yang mereka miliki.

b. Jarak PengangkutanJarak pengangkutan dari areal kebun ke pabrik pengolahan sangat

menentukan terhadap tingkat kerusakan hasil panen komoditas pertanian. Sebagaimana tanaman karet yang umumnya, jarak kebun ke gudang/pabrik relatif cukup jauh, sementara hasil panennya akan cepat menggumpal sebelum dilakukan proses pengolahan lebih lanjut. Dengan demikian untuk getah karet ini memerlukan perlakuan khusus selama pengangkutan sampai ke gudang. Demikian pula alat transpotasinya juga didesain secara khusus.

c. Sarana JalanSarana jalan yang terdapat pada mayoritas perkebunan di Indonesia

tidak memadai dan tidak setiap tanaman dibudidayakan pada lahan yang mudah terjangkau dengan kendaraan. Umumnya di Indonesia tanaman pertanian dibudidayakan pada lahan-lahan yang medannya bergelombang dan jalanpun hanya berupa jalan setapak serta belum ada pengerasan jalan. Walaupun terdapat jalan itu hanya sebatas dengan pengerasan batu yang tidak diratakan. Dengan kondisi medan lapangan yang demikian akan mempengaruhi jenis atau macam alat dan perlengkapan pengangkutan hasil panen komoditas perkebunan.

Gambar 1.5 : Kondisi Jalan di Areal PerkebunanSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

7

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

d. Tenaga KerjaJumlah tenaga kerja di Indonesia bidang pertanian masih belum menjadi faktor pembatas pada kegiatan budidaya tanaman pertanian. Mungkin permasalahannya adalah tingkat pengetahuan dan satuan pendidikan tenaga kerja yang masih rendah, khususnya dalam hal bagaimana cara mengangkut hasil panen tanaman pertanian yang benar. Di negara lain dimana tenaga kerja pertanian sudah berkurang dan cukup mahal, maka pemanfaatan teknologi penggunaan alat mesin pertanian merupakan pertimbangan untuk mengatasi sedikit dan mahalnya tenaga kerja di bidang pertanian.

Gambar .1.6 : Tenaga Kerja Pengangkutan Hasil Panen dan Alat PengangkutanSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

e. Alat PengangkutanSecara konvensional petani tidak terlalu mempermasalahkan alat dan

perlengkapan pengangkutan hasil panen tanaman pertaniannya sampai pada areal pengumpulan hasil dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan modal yang dimiliki. Pada usaha agroindustri yang memiliki investor dan modal besar, alat pengangkutan merupakan salah satu bagian yang mendapatkan perhatian. Pada skala perkebunan yang lebih luas kelancaran transportasi menggunakan alat sangat diperlukan untuk mendapatkan tingkat keefektifan dan efisiensi. Dalam memudahkan pengangkutan setiap blok disediakan areal untuk mengumpulkan hasil panen, sebelum dibawa ke pabrik untuk diolah. Minimalnya para petani cukup dengan menggunakan karung-karung dan dipanggul atau digendong dari kebun hingga ke tempat pengumpul hasil yang telah ditentukan. Namun untuk hasil panen tanaman tertentu dengan jarak yang jauh dan jumlahnya cukup besar, maka petani sudah mulai mempertimbangkan alat dan perlengkapan pengangkutan yang mungkin digunakan.

f. Kendaraan PengangkutUmumnya hasil panen tanaman pertanian diangkut dalam dua tahap

hingga sampai ke gudang atau prabrik :1) Tahap Pertama

Peralatan yang perlu dipersiapkan untuk mengangkut hasil

8 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

panen dari kebun sampai ke tempat pengumpulan pada areal kebun seperti tandu, karung, keranjang, gerobak, dan perahu kecil harus tersedia demi kelancaran proses pemindahan hasil panen. Tempat pengumpulan ini biasanya dipilih dipinggir jalan atau tempat-tempat yang terjangkau oleh kendaraan roda empat atau pedati. Alat transpotasi yang digunakan adalah:a) Tandu/keranjang/karung yang dibawa oleh tenaga manusia sebagai

pengangkut. Alat ini digunakan bila jalan yang dilalui adalah jalan setapak atau bahkan sesekali menyeberangi sungai.

b) Gerobak dorong/tarik yang pengunaannya didorong atau ditarik oleh tenaga manusia dan terkadang menggunakan mesin. Alat pengangkut ini digunakan bila jalan yang dilalui cukup kecil dan hanya memungkinkan untuk dilewati gerobag. Apabila jalan di areal perkebunan cukup luas dan memungkinkan dilewati kendaraan seperti sepeda dan sepeda motor, maka gerobat bisa ditarik menggunakan sepeda motor.

c) Perahu kecil atau rakit di gunakan apabila areal perkebunan berada di areal tanah gambut yang memungkinkan untuk mengangkut hasil panen hanyalah sungai yang menghubungkan antara kebun dengan tempat pengumpulan.

d) Hasil panen dari tempat pengumpulan ke gudang, atau langsung ke pabrik. Umumnya peralatan yang digunakan untuk mengangkut hasil panen komoditas pertanian kendaraan yang memiliki kapasitas besar seperti truk dan ponton. Ukuran kendaraan truk yang digunakan sebaiknya kendaraan dengan kapasitas angkut kurang dari 12 ton. Penggunaan truk dengan daya angkut yang besar lebih dari 12 ton akan merusak jalan kebun dan infrastruktur lainnya. Pada areal gambut alat angkut yang disarankan adalah ponton yang pada bagian atasnya terdapat bargas yang memuat hasil panen berkapasitas 10 ton. Untuk hasil tanaman tertentu digunakan alat transpotasi khusus, seperti getah karet,daun teh dan sebagainya.

Gambar 1.7. : Peralatan Transportasi Pengangkutan Tahap PertamaSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

9

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.8 : Pengutipan Brondolan SawitSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

2) Tahap Kedua Persiapan selanjutnya dalam mengangkut hasil panen tanaman perkebunan dari tempat pengumpul sementara (TPS) ke pabrik pengolahan adalah menyesuaikan alat transportasi dari TPS ke pabrik pengolahan. Alat transportasi/kendaraan truk untuk di darat dan ponton untuk perairan dalam mengangkut hasil panen buah sedangkan untuk hasil komoditas seperti teh, tebu, kakao, kopi, digunakan alat angkut truk bak terbuka. Adakalanya untuk pengangkutan tebu dari areal kebun ke pabrik pengolah digunakan alat angkut kereta lori. Sedangkan untuk mengangkut hasil panen berupa lateks dari kebun ke pabrik digunakan mobil tangki stainless. Pengangkutan pada tahap kedua merupakan proses terakhir dari pengangkutan hasil komoditas pertanian dari areal perkebunan menuju pabrik pengolahan hasil panen. Kelancaran sistem tranportasi alat pengangkutan pada tahap ini.

Gambar 1.9 : Pemindahan buah dari traktor ke trukSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

10 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

g. Alat Bantu PengangkutanAlat bantu untuk mengangkut hasil panen tanaman adalah alat

yang digunakan untuk memindahkan hasil panen dari tumpukan di tanah ke atas kendaraan transpotasi. Peralatan/ perlengkapan ini meliputi sekop, karung, keranjang, ember. Untuk hasil panen yang cukup banyak dan berat digunakan alat pengangkut hidrolik.

JELAJAH INTERNET

CAKRAWALA

Panen dan pascapanen adalah kegiatan yang paling penting dari semua kegiatan dalam perkebunan, proses ini menentukan kualitas dan kuantitas hasil akhir dari olahan produk. Misalkan buah kelapa sawit yang baru dipanen oleh pemanen, apabila dibiarkan terlalu lama atau dalam kurun waktu 1x24 jam tidak diolah maka yang akan terjadi adalah peningkatan asam lemak bebas (ALB) dan akan menurunkan kualitas olahan Crude Palm Oil (CPO)

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai jenis sarana pengangkutan hasil panen dan penyiapan sarana pengangkutan hasil panen Anda dapat mempelajari secara mandiri di internet. Melalui internet Anda bisa mengakses lebih jauh materi tentang sarana pengangkutan hasil panen. Salah satu website yang dapat Anda kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian yaitu : http://smart-tbk.com

11

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

RANGKUMAN

PENILAIAN AKHIR BAB

TUGAS MANDIRI

Peralatan pengangkutan hasil panen, beragam jenisnya tergantung jenis produk yang dihasilkan suatu komoditas tanaman perkebunan. Contoh alat angkut untuk hasil kelapa sawit digunakan mobil bak yang dirancang secara khusus sehingga tidak menimbulkan penurunan kualitas buah. Contoh lain yaitu alat angkut untuk hasil tanaman sagu dapat berupa truk atau pompong. Keseluruhan peralatan angkut tersebut harus dipersiapkan secara baik agar proses pengangkutan berjalan tertib, aman dan lancar sampai ke tempat tujuan. Untuk menunjang semua kegiatan pengangkutan hasil panen, maka diperlukan alat bantu pengangkutan seperti : tandu/keranjang/karung, gerobag dorong/tarik, perahu kecil atau rakit, traktor dan alat angkat hidrolik.

Tugas para siswa adalah mendeskripsikan tentang Jenis sarana pengangkutan hasil panen dan menspesifikasikan penyiapan saran pengangkutan hasil panen . Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang telah disepakati dengan guru pengampu.

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!1. Buah Kelapa sawit yang baru dipanen harus segera diantar ke PKS, apa yang

akan terjadi jika pengangkutan terlambat dalam waktu 1x24 jam ?2. Tanaman perkebunan yang menghasilkan banyak jenis dan bentuknya.

Sebutkan karateristik setiap tanaman perkebunan yang kalian ketahui dan jelaskan alat pengangkutan yang sesuai terhadap hasil perkebunan tersebut!

3. Dalam hal pengangkutan terdapat jarak tempuh dan sarana jalan dari kebun ke tempat pengolahan, jadi jelaskan apa yang terjadi jika hal sebelumnya mengalami kendala !

4. Pengangkutan hasil panen dari dalam kebun sampai ke titik pengumpul, memerlukan alat bantu untuk mempemudah dan efisiensi waktu, alat bantu seperti apa yang bisa di gunakan dalam pengangkutan buah sawit di areal perkebunan, sebutkan kelebihan dan kekurangannya ?

5. Jelaskan tata cara pengangkutan hasil panen sagu dari areal kebun sampai ke tempat pengolahan ?

12 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

REFLEKSI

Setelah meteri pembelajaran selesai guru pembimbing dapat melakukan evaluasi terkait ketercapaian materi. Kegiatan evaluasi yang dapat dilakukan berupa melakukan tes wawancara sederhana terkait materi dan melakukan quis yang menyenangkan.

13

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

PETA KONSEP

BAB IIMELAKUKAN PENGANGKUTAN HASIL PANEN

KATA KUNCI

Setelah mempelajari materi tentang Melakukan Pengangkutan Hasil Panen, peserta didik dapat melaksanakan pengangkutan hasil panen dengan benar

PENDAHULUAN

PELAKSANAAN PENGANGKUTAN HASIL

PANEN

Megangkut Kelapa Sawit

Mengangkut Kelapa Hibrida

Mengangkut Sagu

Kelapa Sawit, Kelapa Hibrida, Sagu

BAB II MELAKUKAN PENGANGKUTAN HASIL PANEN

14 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

PENDAHULUAN

Panen dan pascapanen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan perkebunan kelapa sawit menghasilkan. Penanaman dan pemeliharaan tanaman perkebunan tujuan utamanya adalah hasil panen yang merupakan salah satu faktor yang penting dalam menghasilkan produksi. Keberhasilan panen akan menunjang pencapaian produktivitas tanaman secara maksimal. Sebaliknya panen yang kurang efektif akan menghambat pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit. Panen merupakan kegiatan pemotongan tandan buah dari pohon hingga pengangkutan menuju pabrik pengolahan. Urutan kegiatan panen adalah pemotongan pelepah, pemotongan tandan buah matang panen, pengutipan brondolan, pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil panen menuju pabrik. Tanaman kelapa sawit secara umum sudah mulai dialihkan dari tanaman belum menghasilkan menjadi tanaman menghasilkan setelah berumur 30 bulan. Namun di beberapa tempat sering terjadi lebih awal di sebabkan oleh berbagai faktor seperti jenis bibit dan perlakuan setiap perusahaan terhadap areal lahan yang sedah digarap.

Gambar 2.1: Seorang pekerja melakukan pemanenan kelapa sawitSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Paramater lain yang sering digunakan dalam menentukan kategori tanaman siap panen jika jumlah pohon yang sudah berbuah matang panen >60%. Pada keadaan ini rerata berat tandan sudah mencapai 4 kg dan pelepasan brondolan dari tandan lebih mudah. Keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan pemanen tentang persiapan panen, kriteria matang panen, rotasi panen, sistem panen dan sarana panen. Keseluruhan faktor ini merupakan kombinasi yang tidak terpisahkan dari kegiatan panen dan pascapanen tanaman kelapa sawit.

15

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PENDAHULUAN

Gambar 2.2 : Papan informasi tanaman yang akan di panenSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Persiapan panen yang akurat akan memperlancar pelaksanaan panen. Persiapan ini meliputi kebutuhan tenaga kerja, peralatan, pengangkutan, dan pengetahuan kerapatan panen, serta sarana panen. Persiapan tenaga meliputi jumlah tenaga kerja dan pengetahuan/ ketrampilannya. Kebutuhan tenaga kerja bergantung pada keadaan topografi, kerapatan panen, dan umur tanaman. Secara umum kebutuhan tenaga panen berkisar antara 0,08–0,09 Hk/ha.

Kebutuhan alat pengangkutan disesuaikan dengan produksi, jarak ke pabrik kelapa sawit. Peralatan yang digunakan adalah dodos, kampak, egrek, dan galah. Sarana panen adalah jalan panen, tangga panen, titi panen dan tempat pengumpulan hasil (TPH). Persiapan sarana panen seperti pengerasan jalan, pembuatan titi/tangga panen, jalan panen (pikul), dan TPH. Jalan pikul dibuat selang dua barisan tanaman dengan lebar 1 m, sedangkan TPH dapat dibuat secara bertahap. Pada tahap awal dibuat satu TPH untuk 3 jalan pikul (6 baris tanaman), kemudian 1 TPH untuk setiap 2 jalan pikul (4 baris tanaman) dan selanjutnya 1 TPH untuk setiap 1 jalan pikul (2 baris tanaman). Ukuran TPH adalah 3m x 2m.

16 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pelaksanaan Pengangkutan Hasil PanenPengangkutan hasil panen adalah kegiatan membawa hasil panen dimulai

dari kebun dan diantar sampai ke pabrik untuk dilakukan proses pengolahan berikutnya. Pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik harus dilakukan secara terarah dan hati-hati agar jadwal pengiriman dan jumlah hasil panen secara tepat sampai di pabrik, agar pabrik dapat beroperasi secara optimal.

Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi masalah kerusaka buah. Pengangkutan hasil panen yang efektif dan efisien memerlukan hubungan yang erat dalam perencanaan harian antara kegiatan lapangan/kebun, pengangkutan dan kegiatan pengolahan/pabrik. Jika dimungkinkan kelompok pemanen bekerja sedemikian rupa sehingga jumlah tempat pengumpulan hasil dan jarak pengangkutan dapat dikurangi. Setiap hari mandor angkutan harus diberitahu lokasi panen dan areal tempat pengumpul hasil panen, agar nantinya tidak ada hasil panen yang tertinggal dan terlambat dalam pengolahan.1. Mengangkut Hasil Panen Kelapa Sawit

Pemuatan buah dan brondolan di TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) diawasi oleh krani produksi, yang bertugas dan bertanggung jawab memastikan TBS (Tandan Buah Segar) yang dimuat untuk dikirim ke PKS adalah TBS yang sudah diperiksa krani produksi. Tandan buah segar hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka kandungan asam lemak bebasnya akan meningkat. Pengangkutan yang dibutuhkan adalah pola angkut yang dapat memperpendek waktu antara panen dengan pengolahan yang maksimum berjangka waktu 24 jam dari panennya sampai kepada proses pengolahannya.

Asam lemak bebas (ALB) atau FFA adalah derajat keasaman hasil produksi yang diperoleh dari kondisi TBS / brondolan yang dikirim dari lapangan untuk diolah PKS. Hal ini terbentuk karena adanya kegiatan enzim lipase yang terkandung di dalam buah dan berfungsi memecah lemak / minyak menjadi asam lemak dam gliserol. Kerja enzim tersebut makin aktif bila struktur sel buah matang mengalami kerusakan. Untuk itu pengangkutan TBS ke pabrik mempunyai peranan yang sangat penting.

Untuk mencegah hal ini maka prinsip panen tetap berpegang kepada standar panen dan mencegah tandan buah/brodolan bermalam (restan) di lapangan serta menjaga sistem pengangkutan yang tepat dan cepat ke PKS. Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi masalah kerusakan buah selama pengangkutan sekaligus menjaga kecepatan pengangkutan buah ke pabrik.

17

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.3 : Pemuatan Buah di TPHSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Salah satu faktor penting untuk menunjang kelancaran pengangkutan TBS adalah komunikasi antara petugas lapangan, devisi, petugas tarnsportir, dan petugas pabrik. Pemanfaatan sarana-sarana komunikasi yang efektif akan sangat membantu kelancaran pengangkutan buah.

Ada beberapa alat angkut yang dapat digunakan untuk mengangkut TBS dari perkebunan ke pabrik, yaitu truk, traktor gandengan (trailer), atau lori. Pemilihan alat angkut yang digunakan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama ketersediaan alat angkut dan kondisi jalan yang dilalui.

Gambar 2.4 : Pemuatan Buah dan Brondolan ke dalam pontonSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

18 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Dalam kegiatan pengankutan TBS memakai truck dikenal perlakuan sebagai berikut :

a. Pengangkuatn truk kebun , yaitu pengelolaan pengangkutan TBS dan brondolan yang dilaksanakan dan diawasi dengan menggunakan truk-truk milik kebun. Pemuatan TBS ke atas kendaraan dilaksanakan dan diangkut menggunakan tenaga manusia umumnya jumlahnya 2 orang per kendaraan. Pengangkutan tbs harus diangkat bersama brondolan dan harus dipastikan semuanya dalam kondisi bersih tidak bercampur dengan kotoran seperti sampah, tanah, krikil, goni dan harus dihindarkan agar kegiatan bongkar muat tidak membuat luka pada TBS dan brondolan. Untuk itu dilarang menggunakan alat seperti sekrap, cangkul sebagai alat pengumpul brondolan.

b. Pengangkutan oleh pemborong yaitu pelaksanaan pengankutan TBS dan Brondolan dari lapangan ke PKS diikat dengan syrat perjannjian kerja (SPK) dengan pihak penyedia jasa, sistem pembayaran dilaksanakan dengan harga perkilogram TBS diangkut dari hasil penimbangan.

c. Pengangkutan Double Handling dilakukan pada areal yang sulit karena jalan rusak tidak bisa dimasuki dan dijangkau oleh truk produksi. Pada daerah itu harus dilakukan pelangsiran dengan menggunakan traktor kebun sampai jalan/tempat yang ditentukan dan dapat dijangkau oleh truk .

d. Kebutuhan truk pengangkut TBS didasarkan kepada perhitungan jumlah produksi bulanan, yang dihitung dari produksi bulan pada panen puncak dan juga harus memperhitungkan prediksi kerusakan unit, serta prestasi rata-rata satu unit truk setiap bulannya.

e. Pengamanan Transport TBS untuk antisipasi pencurian & jatuhnya TBS di jalan raya, khsus pengiriman TBS kebun yang tidak mempunyai pabrik dan mengharuskan melewati jalan raya diwajibkan setelah penimbangan di kebun, truk dengan muatan TBS harus diberi jaring penutup yang dilengkapi dengan rantai keliling dan pada simpulnya diberi segel yang hanya dapat dibuka oleh petugas di pabrik.

f. Pemuatan secara mekanis guna mengurangi ketergantungan penyediaan tenaga tukang muat untuk angkut TBS, dengan sulitnya mendapatkan tenaga manusia yang mau dan mampu dalam jumlah yang cukup secara berkesinambungan, maka telah dipikirkan untuk menggunakan alat transportasi dengan menggunakan kendaraan / truk yang dilengkapi dengan crane jaring atau crapple, sehingga waktu dan tenaga kerja dapat lebih efisien dan efektif.

2. Mengangkut Hasil Panen Kelapa HibridaDalam pengangkutan hasil panen kelapa hibrida waktu pemanenan atau

pemetikan hasil buah kelapa berbeda-beda tergantung dari varietas kelapa. Faktor tanah iklim serta baik buruknya pemeliharaan pada umumnya tanaman kelapa varietas genjah mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Untuk varietas dalam kelapa mulai menghasilkan buah pada umur 6-8 tahun. Masa puncak produksi kelapa juga berbeda-beda. Untuk kelapa dalam masa puncak produksinya pada umur antar 15-20 tahun. Setelah berumur 20 tahun

19

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

produksinya berangsur turun dan setelah berumur 40 tahun produksinya merosot. Sedang kelapa genjah/hibrida masa produksi puncak antara umur 10-18 tahun. Setelah berumur 18 tahun, produksi mulai berangsur turun dan merosot setelah umur 30 tahun, selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti varietas kelapa dan tanah. Kelapa yang telah berumur 30 tahun masih dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diambil kelapa muda dikarenakan harga jual kelapa muda lebih tinggi dibandingkan dengan yang sudah masak/tua, sehingga nilai ekonomisnya masih tinggi.

Pemanen kelapa yang telah dilakukan di areal perkebunan tentu memerlukan alat bantu pengangkutan agar hasil yang telah dipanen dapat langsung didistribusikan ke tempat pengolahan. Alat pengangkutan untuk hasil panen kelapa dibagi menjadi 2 :

a. Pengangkutan dari lahan ke TPH Pengangkutan dari lahan ke TPH yang berdekatan dengan pingir

kanal dapat dilakukkan menggunakan angkong/gerobak dorong dan menggunakan sepeda motor yang telah dimodifikasi di bagian belakang terdapat keranjang yang mampu menampung 150 butir kelapa.

b. Pengangkutan dari TPH ke pabrik Pengangkutan ini dilaksanakan menggunakan pompong dengan

kapasitas maksimal 25.000 butir, cara memindahkan buah kelapa dari TPH ke pompon menggunakan alat tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat. Setelah buah kelapa selesai dimuat ke dalam pompong selanjutnya akan didistribusikan ke pabrik melalui kanal, selanjutnya pompong yang mengangkut buah kelapa menyandarkan pompongnya di dermaga pabrik. Dermaga pelabuhan pabrik memiliki alat seperti crane mini yang nantinya akan memindahkan buah kelapa dari pompong ke atas pelabuhan. Crane pengangkut buah kelapa dilengkapi dengan keranjang/jarring yang terbuat dari tali kapas yang kuat dan lebih lembut dibandingkan tali dari sintetis pada umumnya.

Buah kelapa yang sudah berada di dermaga langsung diangkut menggunakan gerobak seperti kereta api yang secara otomatis akan di salurkan ke dalam pabrik melalui rel yang telah dibuat.

3. Mengangkut Hasil Panen SaguProses pengangkutan hasil panen sagu agak berbeda dengan komoditas

lain. Pada tanaman sagu, bagian hasil yang akan diolah bukanlah buah seperti komiditas kelapa sawit dan kelapa hibrida. Tanaman sagu (nama latin) dari segi morfologi tidak memiliki buah yang bisa di konsumsi, oleh karena itu hasil yang bisa diambil dari tanaman sagu adalah sari patinya yang terdapat pada batang tanaman. Jadi hasil panen sagu yang bisa diolah adalah batangnya yang dimulai dari pangkal sampai ke bagian atas mendekati pucuk (gbr). Pada bagian ini yag akan kita bahas adalah proses pengangkutan hasil panen sagu dari areal kebun (TPH) ke pabrik pengolahan hasil tanaman sagu.

Pengangkutan hasil tanaman sagu dari areal kebun ke pabrik tidak menggunakan jalur darat, melainkan melewati sungai atau kanal yang telah dibuat sebelumnya oleh petani itu sendiri. Alasan petani tidak menggunakan jalur darat untuk pengangkutan hasil panen dikarenakan kondisi/kontur jalan

20 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

yang tidak memadai untuk dilewati oleh kendaraan roda empat. Kondisi lahan atau perkebunan sagu pada umumnya adalah lahan gambut (ombrogen) di mana areal gambut memiliki kontur yang mudah berubah dan tidak stabil untuk dilalui oleh kendaaraan yang beratnya di atas 500 kg.

Areal perkebunan sagu umumnya dekat dengan daerah aliran sungai (DAS) begitu juga dengan pabrik pengolahan sagu yang berdekatan dengan bibir sungai. Tujuan dari penempatan pabrik pengolahan sagu di pinggir sungai salah satunya adalah memudahkan dalam pengangkutan sagu itu sendiri. Pengangkutan hasil sagu yang berupa batang melaui sungai dengan cara ditarik oleh pompong atau boat kecil. Batang sagu atau yang lebih dikenal dengan nama tual terlebih dahulu dipotong-potong menjadi beberapa bagian agar lebih memudahkan dalam pengangkutan menuju pabrik pengolahan. Pada umumnya tual sagu dipotong dengan panjang rata-rata berkisar 1 meter, tergantung permintaaan pabrik. Setelah tual sagu dipotong sesuai dengan panjang yang telah ditentukan selanjutnya tual sagu disusun rapi dan diikat menggunakan tali tambang. Panjang barisan tual sagu yang akan ditarik oleh pompong berkisar 20 meter tergantung kemampuan daya pompon. Semakin besar kapasitas mesin pompon maka akan semakin panjang tual sagu yang mampu ditarik.

Tual sagu yang ditarik oleh pompong sampai ke pelabuhan pabrik pengolahan selanjutnya, tual sagu ditambatkan di pelabuhan dan proses terakhir dari pengangkutan adalah pemindahan tual sagu dari sungai menggunakan alat derek dan manual tergantung kondisi pabrik masing-masing yang membutuhkan tual sagu.

Gambar 2.5 : Tempat Pengumpul Hasil Tanaman SaguSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

21

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

CAKRAWALA

Setelah kita mempelajari materi tentang pengangkutan hasil panen pada tanaman kelapa sawit, kelapa hibrida dan tanaman sagu dapat kita gambarkan bahwa proses pengangkutan hasil panen pada tanaman perkebunan tidaklah semudah yang terlintas dalam benak kita, dalam proses pengangkutan hasil banyak hal yang harus kita pelajari terutama tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kerena berhubungan langsung dengan peralatan serta kondisi lahan yang dapat membahayakan diri apabila tidak dipatuhi sesuai alur pengangkutan yang telah disampaikan sebelumnya.

JELAJAH INTERNET

Jelajah internet bertujuan untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai proses pengangkutan hasil tanaman perkebunan sekalian dapat mempelajari secara mandiri di internet. Melalui internet kalian bisa mengakses lebih jauh materi tentang pengangkutan hasil panen tidak hanya materi tentang pengangkutan hasil tanaman sebelumnya kalian juga bisa mengakses tanaman perkebunan lainnya. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian yaitu : http://smart-tbk.com

RANGKUMAN

Pengangkutan hasil panen adalah kegiatan membawa hasil panen di mulai dari areal kebun selanjutnya diangkut sampai ke pabrik untuk dilakukan proses pengolahan berikutnya. Pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik harus dilakukan secara terarah dan hati-hati agar jadwal pengiriman dan jumlah hasil panen secara tepat sampai di pabrik, agar pabrik dapat beroperasi secara optimal.

Pengangkutan hasil panen kelapa sawit ada beberapa alat angkut yang dapat digunakan untuk mengangkut TBS dari perkebunan ke pabrik, yaitu truk, traktor gandengan (trailer), atau lori. Pemilihan alat angkut yang digunakan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama ketersediaan alat angkut dan kondisi jalan yang dilalui serta efisiensi waktu yang akan ditempuh menuju tempat pengolahan hasil buah kelapa sawit.

Tanaman kelapa hibrida yang telah dipanen di areal perkebunan tentu memerlukan alat bantu penggangkutan agar hasil yang telah dipanen dapat langsung didistribusikan ke tempat pengolahan. Alat pengangkutan untuk hasil panen kelapa terdiri dari pengangkutan dari lahan ke TPH yang berdekatan dengan pingir kanal, dapat dilakukkan menggunakan angkong/gerobak dorong dan

22 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

menggunakan sepeda motor dan pengangkutan dari TPH ke pabrik pengangkutan ini dilaksanakan menggunakan pompong dengan kapasitas maksimal 25.000 butir.

Pengangkutan hasil panen tanaman kelapa sagu dari areal perkebunan cukup menggunakan tali dan ditarik menuju sungai ataupun kanal, selanjutnya tual sagu disusun menyerupai barisan dan diikat. Panjang barisan tual sagu yang akan ditarik oleh pompong berkisar 20 meter tergantung kemampuan daya pompong semakain besar kapasitas mesin pompong maka akan semakin panjang tual sagu yang mampu ditarik.

RANGKUMAN

TUGAS MANDIRI

Tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa adalah melakukan kunjungan ke areal perkebunan dan mendukomentasikan kegiatan pengangkutan hasil panen. Tugas yang telah diberikan dikerjakan dalam bentuk makalah dan bukti dukomentasi yang telah didapatkan selama pengamatan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Dalam hal pengangkutan hasil panen tanaman perkebunan, diperlukan

pemilihan alat angkut yang tepat, mengapa pemilihan tersebut harus tepat ?

2. Tentukanlah alat angkut yang sesuai untuk areal perkebunan kelapa sawit yang berada di areal gambut, dan temukan solusi apabila alat angkut tersebut mengalami masalah apabila terjadi kendala selama proses pengangkutan hasil buah kelapa sawit!

3. Industri kelapa sawit sangat membutuhkan perencanaan yang matang mengenai hasil panen, dan apabila dalam pengangkutan terjadi masalah, hal apa saja yang akan terjadi pada industri kelapa sawit ?

4. Temukanlah solusi untuk proses pengangkutan kelapa di areal kebun apabila hari hujan dan kondisi jalan hancur!

5. Dalam pengangkutan tual sagu, hal apa saja yang harus diperhatikan ?

REFLEKSI

Guru pembimbing dan siswa dapat melakukan kunjungan ke areal perekebunan untuk dapat memberikan evaluasi hasil belajar terkait materi pengangkutan hasil panen. Pada areal lahan atau perkebunan guru pembimbing bisa meminta siswa untuk menunjukan alat beserta fungsinya agar pemahaman siswa menjadi lebih baik.

23

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

PETA KONSEP

BAB IIISISTEM TRANSPORTASI

KATA KUNCI

Setelah mempelajari materi tentang menyiapkan peralatan pengangkutan, peserta didik dapat memahami dan menentukan jenis sarana pengangkutan hasil panen dan penyiapan saran pengangkutan hasil panen dengan benar.

PENDAHULUAN

Pengertian Sistem Transportasi

Sistem transportasi darat

Sistem transportasi air (gambut)

sistem transportasi byn sistem, tanah mineral, tanah gambut

BAB III SISTEM TRANSPORTASI

24 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

PENDAHULUAN

Sistem transportasi di perkebunan kelapa sawit saat ini, untuk mengangkut TBS dari kebun ke PKS, sudah banyak menggunakan BIN SYSTEM. Bin system adalah suatu sistem untuk mengangkut TBS yang sudah dipanen menuju pabrik kelapa sawit untuk diolah. Sistem ini terdiri dari dua kendaraan pengangkut dan bin. Kendaraan pengangkut pertama adalah scissor lift. Scissor lift adalah suatu traktor kecil yang dibelakanganya terdapat sebuah bak berkapasitas 2 ton. Tugas dari scissor lift adalah mengangkut TBS dari tempat pengumpulan hasil (TPH) ke bin. Bin yang berkapasitas 6-8 ton akan penuh dengan 3-4 trip scissor lift. Ketika bin sudah penuh, kendaraan kedua, prime mover akan mengangkut bin tersebut untuk dibawa ke PKS dengan membawa bin yang penuh tadi, scissor lift tetap dapat melaksanakan tugasnya.

Gambar 3.1: Rangkaian byn system pada areal perkebunanSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Perkebunan kelapa sudah mulai mengadobsi sistem bin yang sudah di terapkan oleh perkebunan sawit. Pada perkebunan kelapa milik masyarakat masih menggunakan cara tradisional dan tidak efisien waktu. Hasil panen kelapa sendiri tidak memerlukan waktu yang cepat untuk diolah, kelapa yang baru siap dipanen mampu bertahan beberapi sebelum dilaksanakan proses pengolahan buah kelapa.

Tanaman perkebunan sagu masih jauh dari sentuhan teknologi modern khususnya di Indonesia. Sistem pengangkutan hasil panen tanamn sagu masih menngunakan cara tradisional, namun hasil panen tanaman sagu juga memerlukan menejmen waktu tepat dikarenakan hasil panen tual sagu tidak mampu bertahan terlalu lama di TPH. Tual sagu yang sudah dipanen rentan akan pembusukan yang disebabkan oleh jamur yang nantinya akan mengurangi hasil dari produksi tanaman sagu itu sendiri. A. Sistem Transportasi Darat

Sarana transportasi dapat menggunakan traktor dengan trailer atau truk. Pilihan terhadap salah satu jenis transportasi tersebut terutama dipengaruhi oleh kondisi jalan dan topografi. Selain itu, juga dipengaruhi oleh volume hasil panen yang diangkut

25

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Sistem Transportasi DaratSarana transportasi dapat menggunakan traktor dengan trailer atau truk.

Pilihan terhadap salah satu jenis transportasi tersebut terutama dipengaruhi oleh kondisi jalan dan topografi. Selain itu, juga dipengaruhi oleh volume hasil panen yang diangkut dan jarak yang ditempuh. Traktor dengan trailer dan truk masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Traktor dan trailer memiliki keunggulan, yakni lebih mampu melewati jalan-jalan yang licin, basah, dan berlumpur. Apabila perlu, traktor dengan trailer atau truk dapat digunakan untuk jenis-jenis pekerjaan lain, seperti membajak tanah. Kelemahan sarana ini adalah kecepatan dan kapasitas angkutnya relatif rendah. Truk pada umumnya kecepatan dan kapasitas angkutnya tingi, tetapi kurang mampu melewati jalan berlumpur/medan yang berat.Berikut hal-hal yang perlu mendapat perhatian saaat pengangkutan buah.1. Pada saat menaikkan buah dan tandan ke kendaraan pengangkut ke pabrik,

diupayakan agar buah kelapa sawit tidak memar/hancur karena bantingan/lemparan. Buah yang memar atau pecah dapat menyebabkan kandungan ALB pada daging buah meningkat dengan cepat, secara umum, persentase ALB setelah dipotong adalah 0,2-0.7 dan setelah jatuh ke tanah dapat meningkat menjadi 0.9-1,0 setiap 24 jam.

2. TBS daalm truk harus ditutup dengan jaring untuk mencegah kehilangan buah atau buah tercecer selama pengangkutan (terutama pada saat perjalanan jauh dan kondisi jalan rusak berat).

3. Buah sawit segar harus diangkut secepatnya setelah panen, maksimal 1x24 jam harus sudah diolah di pabrik untuk menjaga kualitas buah dan minyak yang dihasilkan. Pengangkutan TBS harus diupayakan dapat selesai sore hari (tidak ada buah yang tertinggal) sebelum malam tiba. Pengangkutan pada malam hari dapat menyulitkan pemuat dan kemungkinan ada tandan atau brondolan yang tertinggal di lapanagan.

a. Menejemen Kebutuhan Alat Angkut Menejemen alat angkut merupakan salah satu hal penting yang harus

diperhatikan dalam sistem transportasi hasil perkebunanan. Kebutuhan alat angkut yang dapat digunakan untuk mengangkut TBS dari kebun ke pabrik, diantaranya lori, traktor gandengan, atau truk/dumptruck. Pengangkutan buah dapat dilakukan dengan kendaraan sendiri atau kontrak/sewa.

Kebutuhan kendaraan angkut buah dapat dihitung berdasarkan estimasi produksi pada panen puncak (peak crop) dan panen rendah (low crop). Kebutuhan truk disesuaikan juga dengan kondisi jalan, kapasitas truk, jarak lokasi panen dengan pabrik, waktu pemuatan yang diperlukan, dan lama pembongkaran.

Contoh kebun seluas 1000 ha mempunyai produktivitas 21 ton/ha/tahun. Hari kerja setiap bulan 25 hari. Kapasitas truk Ps 120 adalah 5 ton.

26 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Setiap hari, truk dapat mengangkut TBS ke PKS sebanyak 3 trip.1) Kebutuhan Truk Pada Masa

Produksi TBS perbulan : 12,5% x (1000 ha x 21 ton) = 2.625Produksi TBS per hari : 2.625 ton : 25 hari = 105 tonSetiap hari trukdapat mengangkut 15 ton TBS (3 trip x 5 ton)Maka kebutuhan truk per hari : 105 ton : 15 ton = 7 truk

2) Kebutuhan Truk Pada Masa low cropProduksi TBS perbulan : 5% x (1.000 ha x 21 ton) = 1.050 tonProduksi TBS per hari : 1.050 ton : 25 hari = 42 ton Maka kebutuhan truk perhari : 42 ton : 15 ton = 2,8 atau 3 trukPada umumnya, perusahaan menyediakan truk pengangkut buah disesuaikan dengan masa low crop. Kekurangan truk pada masa peak crop akan dipenuhi dengan menyewa kendaraan dari pihak kontraktor. Biaya angkut dihitung berdasarkan harga perkilogram TBS yang jumlahnya sesuai dengan hasil penimbangan di PKS. Biaya angkut dihitung berdasarkan harga perkilogram TBS yang jumlahnya sesuai dengan hasil penimbangan di PKS.Kendaraan juga harus selalu dirawat agar dapat beroperasi secara optimal. Untuk itu, harus tetap tersedia 1-2 unit kendaraan untuk menggantikan kendaraan yang sedang menjalani perawatan atau servis.

b. Menejemen Pemuatan Buah Dalam proses pemuatan buah harus memiliki sistem manajemen yang

bagus untuk efisiensi pemutan tandan sangat dipengaruhi oleh jumlah TPH yang harus dilayani. Bila jumlah TPH terkumpul tandan dalam jumlah sedikit, kendaraan terpaksa sering berhenti sehingga efisiensi penggunaan waktu menjadi rendah.

Setiap kendaraan truk dilayani oleh 2 atau 3 orang tukang muat bongkar dan 1 orang kerani buah dari afdeling yang bersangkutan. Tukang muat adalah karyawan harian dengan upah yang dibayarkan berdasrkan tonase yang dimuat. Kerani buah harus mengawasi pemuatan TBS sampai tuntas. Semua TBS dan brondolan di TPH harus dimuat dan tidak boleh ada yang tertinggal. TBS dan brondolan yang dimuat harus dipastikan dalam kondisi bersih tidak bercampur dengan kotoran seperti sampah, tanah, atau kerikil. Kerani buah harus memastikan truk terisi penuh. Jika kerani buah merasa bahwa muatan buah sudah cukup dan unit siap berangkat ke PKS, kerani buah membuat surat pengantar buah (SPB).

c. Penimbangan TBS di kebun Penimbangan buah yang di perkebunan dilakukan jika jarak antara kebun

dengan PKS, cukup jauh dan melewati jalan umum, ini bertujuan agar tidak terjadi penyelewengan yang dilakukan oleh supir dan juga untuk pengawasan TBS (dari pencurian). Jika ditemukan selisih/perbedaan yang signifikan, harus dilakukan investigasi untuk mengetahui

27

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

penyebabnya. d. Jarak Pengangkutan Pengangkutan hasil panen tanaman perkebunan menggunakan truk harus

melalaui jalan terpendek menuju pabrik, hal ini dilakukan bertujuan agar hasil panen tidak rusak terlalu cepat yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil produksi. Setelah hasil panen tanaman perkebunan diantarkan sampai ke pabrik pengolahan, diturunkan muatan dan kembali lagi secepatnya ke areal perkebunan untuk melakukan pemuatan hasil panen.

e. Penimbangan TBS di Pabrik Setelah TBS sampai di pabrik, segera dilakukan penimbangan

dan penyortiran. Penimbangan penting dilakukan terutama untuk mendapatkan angka-angka yang berkaitan dengan produksi, pembayaran upah pekerjaan, perhitungan premi dan perhitungan rendemen minyak serta inti sawit. TBS yang sudah diterima dari kebun dan sudah ditimbang serta disortir harus secepat mungkin masuk pengolahan tahap pertama, yaitu tahap perebusan atau sterilisasi. Buah sawit yang tidak segera diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas yang tinggi. Hal ini disebabkan karena minyak campur air yang ada di dalam buah, dibantu oleh enzim yang masih aktif, dapat terjadi hidrolisis lemak menjadi asam lemak bebas.

f. Pengawasan Pengangkutan Pengawasan angkutan merupakan kegiatan yang perlu diperhatikan

karena seluruh hasil panen ditentukan oleh pengangkutan. Bila pengangkutan tidak baik , TBS menjadi rusak, baik secara kualitas maupun kuantitas. Pengawasan atas kendaraan pengangkutan TBS dilakukan secara lansung, sejak berangkat ke lapangan untuk mengutip/memuat buah, menghitung TBS yang dimuat, menyelesaikan administrasi di kantor afdeling, sampai TBS selesai dibongkar di loading ramp. Pelaporan seluruh aktivitas angkutan buah tersebut dilakukan setiap hari kepada kerani produksi.

28 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

B. Sistem Transportasi AirSistem transportasi air adalah suatu sistem yang menggunakan sungai

atau kanal sebagai jalur yang akan dilalui oleh kendaraan air yang nantinya akkan memudahkan dalam pengangkutan hasil panen dan distribusi logistik di areal perkebunan. Transportasi air banyak dimanfaatkan oleh perusahaan yang mengelola perkebunan di areal gambut, menggunakan kendaraan seperti truk tidak bisa dilaksanakan di areal gambut. Jenis alat transportasi air, antara lain pompong, barkas dan ponton-cages.1. Pompong

Bahan : KayuBentuk : segi empat, bagian depan mengerucutTenaga : 16-26 PK, posisi mesin didalam, BBM jenis SolarKapasitas : 50-70 ton TBS yang ditarikUkuran : Lebar 1,2 m x Panjang 8 m x tinggi 1,5 mFungsi : Menarik ponton angkut TBS, pupuk, bibit, dan materialKecepatan : lambat

2. Barkas Bahan : BesiBentuk : Segi empatTenaga : 15 PK, mesin diluar, BBM jenis bensinKapasitas : 5 tonUkuran : Lebar 1,2 m x Panjang 12 m x tinggi 60 cmFungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, penumpang dan lain-lainKecepatan : lambat

3. PontonBahan : BesiBentuk : Segi empatTenaga : Ditarik oleh pompong/tugboatKapasitas : 8-2 ton/ponton (2 cages) bisa lebih besar lagi tergantung ukuranUkuran : Lebar 3 m x Panjang 12 m x tinggi 60 cmFungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, penumpang dan logistikKecepatan : lambat

4. CagesBahan : BesiBentuk : Segi empatTenaga : Ditarik oleh pompong/tugboatKapasitas : 4-6 ton/cages bisa lebih besar lagi tergantung ukuranUkuran : Lebar 2 m x Panjang 5 m x tinggi 1 mFungsi : Angkut TBS, pupuk, bibit, logistic dan di tumpangkan diatas pontonKecepatan : lambat

Sistem transportasi butuh teknis dan cara yang tepat dalam mengelola hasil panen perkebunan di lahan gambut agar tingkat produksi bisa tetap dijaga. Kendati penggunaan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit masih mendapat pro dan kontra, faktanya sudah banyak petani ataupun pihak swasta

29

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

mengelola perkebunan kelapa sawit di lahan gambut, apalagi pembangunan kebun sawit di atas lahan gambut pun dilindungi oleh regulasi.

Secara definisi, gambut merupakan jenis tanah yang terbentuk akibat tumpukan sisa-sisa tanaman yang sudah setengah membusuk sehinga kandungan organik yang tergantung dalam tanah sangat tinggi. Wetlands international mendefinisikan tanah gambut sebagai sampah organik (bahan bakar) berumur ribuan tahun. Namun demikian, secara ilmiah suatu tanah dikatakan sebagai lahan gambut, jika tingkat kandungan bahan organik dalam lahan tersebut mencapai 30%. Lahan di Indonesia, merujuk Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) terdapat seluas 14,9 juta ha lahan gambut. Lahan gambut tersebar di Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan dan Pulau Papua. Di Indonesia rata-rata tanah gambut memiliki kandungan bahan organik lebih dari 65% dengan kedalaman labih dari 50 cm.

Wilayah Sumatera, sebagian besar areal lahan gambut berada di pantai Timur, sedangkan di Kalimantan berada di Provinsi Kalimantan Barat, Tengah dan Selatan. Sejalan dengan terus meningkatnya populasi penduduk, mendorong terbatasnya lahan pertanian. Banyak pembukaan lahan pertanian diarahkan kelahan gambut. Terlebih lagi lahan jenis ini memiliki potensi untyk dijadikan lahan budidaya, asalkan dengan pengelolalan yang baik dan benar. Adanya inovasi baru di bidang teknologi pertanian sangat memungkinkan penanganan lahan gambut dengan hasil optimal. Luasnya lahan gambut di Indonesia menjadi sebuah potensi dan juga suatu tantangan tersendiri bagi perusahan perkebunan untuk memanfaatkan potensi ini. Namun, penanganan dan pengelolaan budidaya tanaman perkebunan di lahan gambut sangatlah berbeda dibandingkan pada tanah mineral.

Struktur tanah gambut tidak padat, yaitu terdiri dari sisa-sisa tanaman yang tidak membusuk secara total. Hal ini menyebabkan antara satu bagian dengan bagian lainnya mempunyai rongga. Pada saat areal lahan digenangi air, seuruh lapisan terisi air, kondisi ini terjadi ratusan tahun karenan lahan gambut biasanya terjadi pada lahan yang tergenang air yang tidak teralirkan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen perkebunan di areal gambut1. Pembuatan Kanal

Bila lahan gambut hendak dijadikan lahan pertanian atau perkebunan, perlu dibuat kanal-kanal (saluran drainase) yang berguna untuk mengatur batas air atau tata kelola air. Langkah ini membuat biaya investasi dan operasional untuk perkebunan di lahan gambut menjadi mahal. Macam kanal/parit (saluran drainase) di lahan gambut terdiri dari beberapa jenis yaitu kanal utama (KUT), kanal cabang (KCB), dan kanal batas (KBA). Istilah lainnya disebut juga dengan saluran primer, sekunder dan tersier.

Kanal utama (KUT) adalah saluran yang dibuat antara wilayah yang digunakan mengalirkan air yang ada di lahan antara wilayah. Proses pembuatannya biasanya didasarkan pada kontur tanah dan dibuat pada tanah yan paling rendah diantara lahan di sekelilingnya.

Kanal cabang (KCB) merupakan saluran yang dibuat di dalam wilayah antara area. Saluran ini mengarah ke kanal utama. Air dikanal ini di upayakan tidak menggenang, tetapi air jangan lansung habis mengalir, jika langsung

30 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

mengalir, pada umumnya lahan kering kerontang karena air mudah mengalir diantara gambut yang mempunyai struktur lonngar.

Kanal Batas Area (KBA)Saluran pembatas antara lokasi kebun dengan kebun/pihak luar. Selain

berfungsi menjaga air agar tertahan di dalam kebun dan tidak keluar, juga berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan kelebihan air yang ada di lahan. Selain itu, juga digunakan untuk mobilisasi bahan material dan melokalisasi api jika terjadi kebakaran.

2. Pembuatan sistem Tanggul dan Over FlowAreal lahan gambut menyimpan air cukup banyak, perlu dilakukan

pengelolaan debit air. Misalnya, lewat membangun tanggul atau over flow pada lahan yang condong ke arah dataran rendah, pengunaan sistem tanggul bisa dilakukan. Tujuannya agar air tidak mengalir secara berlebihan yang dapat mengakibatkan banjir. Cara lainnya dengan menggunakan over flow yang berfungsi untuk mengatur jumlah debit air. Sistem tanggul ini mempunyai kelemahan, yaitu menghambat kelancaran transportasi buah, karena buah harus dibongkar dan dipindahkan ke alat transportasi pengganti.

CAKRAWALA

Sistem transportasi merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting dalam proses mengelola produksi hasil perkebunan. Sistem tranportasi yang baik dan tertata rapi akan meningkatkan produktivitas hasil produksi hasil pertanian dan sebaliknya apabila sistem transportasi buruk dan berantakan, sudah bisa dipastikan proses produksi akan terganggu dan tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Merancang sistem transportasi adalah suatu keharusan yang harus dipenuhi sebelum melakukan produksi hasil pertanian.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai jenis sistem transpotasi hasil panen tanaman perkebunan siswa dapat mempelajari secara mandiri di internet. Melalui internet kalian bia mengakses lebih jauh tentang materi sistem transportasi hasil panen tanaman perkebunan. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menenmbah wawasan dan pemahaman kalian yaitu : www.bumn.go.id

31

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

Sarana transportasi dapat menggunakan traktor dengan trailer atau truk. Pilihan terhadap salah satu jenis transportasi tersebut terutama dipengaruhi oleh kondisi jalan dan topografi. Selain itu, juga dipengaruhi oleh volume hasil panen yang diangkut dan jarak yang ditempuh. Traktor dengan trailer dan truk masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Traktor dan trailer memiliki keunggulan, yakni lebih mampu melewati jalan-jalan yang licin, basah, dan berlumpur.

Sistem transportasi air adalah suatu sistem yang menggunakan sungai atau kanal sebagai jalur yang akan dilalui oleh kendaraan air yang nantinya akan memudahkan dalam pengangkutan hasil panen dan distribusi logistik di areal perkebunan. Transportasi air banyak dimanfaatkan oleh perusahaan yang mengelola perkebunan di areal gambut, yang menggunakan kendaraan seperti truk tidak bisa dilakasanakan di areal gambut. Jenis alat transportasi air yang dapat digunakan untuk kelancaran proses distribusi hasil panen, antara lain pompong, barkas dan ponton-cages.

RANGKUMAN

TUGAS MANDIRI

Tugas yang harus diselesaikan oleh siswa pada materi kali ini adalah meninjau dan melakukan kunjungan ke suatu perusahaan di bidang perkebunan untuk melihat sistem manajemen transportasi yang digunakan untuk pengangkutan hasil panen. Setelah kegiatan dilaksanakan buatlah laporan dalam bentuk makalah dan video dokumentasi kegiatan.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar ! 1. Perkebunan pada tanah mineral tentu berbeda dengan perkebunan yang

berada pada aeral gambut, gambarkan keunggulan masing-masing areal perkebunan tersebut !

2. Pada areal gambut memiliki beberapa sarana alat angkut yang di gunakan, silakan Anda tentukan alat pengangkutan yang digunakan di areal gambut dan sistem apa yang digunakan ?

3. Pada kebun afdeling 1 memiliki luasan areal perkebunan kelapa sawit yaitu 766 ha dan potensi hasil 18 ton/ha. Produksi TBS perbulan 9%, hari kerja 25 hari. Kapasitas truk PS 120 adalah 5 to, dan mampu mengangkut TBS sebanyak 3 trip per hari. Hitunglah kebutuhan truk untuk melakukan pengangkutan hasil panen tersebut agar selesai dalam 1 hari !

4. Dalam pengelolaan perkebunan di areal gambut diperlukannya pembuatan kanal, jelaskan jenis-jenis kanal dan fungsi pembuatan kanal tersebut !

5. Pada perkebunan yang berada pada tanah mineral, apakan diperlukan pembuatan parit atau kanal, silakan berikan tangapan Anda ?

32 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

REFLEKSI

Kegiatan dalam melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi sistem transportasi, guru pembimbing dan siswa dapat melakukan kegiatan kunjungan ke suatu perusahaan perkebunan sehinga siswa dapat melihat macam jenis dan fungsi dari masing-masing alat tersebut.

33

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

Mutu, proses

TUJUAN PEMBELAJARAN

PETA KONSEP

BAB IVSTANDAR PENGOLAHAN BUAH

Setelah mempelajari materi tentang standar pengolahan buah, peserta didik dapat memahami dan menentukan standar pengolah buah hasil panen dengan benar sesuai standar industri.

Mutu Hasil Panen Kelapa Sawit

Mutu Hasil Panen Kelapa Hibrida

Mutu Hasil Panen Sagu

PENDAHULUAN

KATA KUNCI

BAB IV STANDAR PENGOLAHAN BUAH

34 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

PENDAHULUAN

Pengolahan kelapa sawit merupakan proses untuk memperoleh minyak sawit dan kernel (inti sawit) dari buah kelapa sawit sebanyak-banyaknya dengan mutu yang memenuhi standar yang telah ditentukan serta biaya produksi efisisen. Pengolahan ini meliputi proses penerimaan buah (reception), penebusan (sterilization), penebahan (thresher), pelumatan (digester), pengempaan (pressing), pemurnian (clarification), pengeringan (drying), dan penimbunan (storage). Untuk mencapai tujuan dari pengolahan harus diperhatikan hal-hal seperti mutu TBS dan efisiensi pengolahan.

Mutu TBS harus sangat diperhatikan pada saat pemanenan. Dalam memanen TBS jangan mentah atau sampai lewat matang. Tandan yang telah dipotong harus segera diangkut dan ditumpuk di TPH kemudian diangkut ke PKS untuk diolah. Tandan tersebut dikatakan masih segar jika tiba di pabrik dan selesai diolah dalam jangka waktu 24 jam. Selama proses pengumpulan dan pengangkutan TBS ke pabrik, hindari terjadinya pelukaan pada buah.

Gambar 4.1 : Penumpukan hasil panenSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Gambar 4.1 : Penumpukan hasil panenSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Efisiensi pengolahan di lakukan untuk mencapai produksi yang tinggi, selain bahan baku yang baik, juga diperlukan efisiensi pengolahan hasil sehingga ancaman kehilangan minyak dan inti sawit selama proses pengolahan bisa diminimalkan serta masih berada dalam standar batas. Integrasi yang baik dimulai dari transportasi produksi, loading ramp, sterilizer, digester, screw press, dan klarifikasi akan meningkatkan efisisensi pengolahan, sehingga menjadi salah satu faktor penting untuk mencapai produksi yang tinggi.

Pengolahan kelapa hibrida merupakan proses untuk memperoleh santan, minuman energi dan daging buah kelapa. Daging buah kelapa nantinya akan diubah menjadi Nata de coco yang sering dijumpai di mini market. Pengolahan hasil buah

35

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

panen kelapa meliputi penerimaan buah, sortasi buah, pengupasan, pemisahan buah, cangkang dan air.

Tanaman sagu dalam segi proses agak berbeda dengan tanaman kelapa. Proses pengolahan sagu banyak dilakukan oleh industri rumah tangga dan pabrik skala kecil. Produk olahan sagu yang dibuat oleh masyarakat banyak dalam bentuk makanan seperti papeda oleh masyarakat Indonesia bagian timur dan mie sagu bagi masyarakat Riau, sedangkan industri skala kecil banyak melakukan pengolahan sagu dalam betuk tepung yang nantinya kan menjadi bahan campuran berbagai produk makanan maupun nonmakanan. Pengolahan sagu dimulai dari pemilihan batang yang sudah cukup umur dan mengandung pati yang baik, pengupasan kulit, memotong sagu, memarut, pressing dan penjemuran.

PENDAHULUAN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Mutu Hasil Panen1. Kelapa Sawit

Bahan baku adalah salah satu unsur proses produksi yang diolah untuk dijadikan produk olahan. Bahan baku yang baik akan memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hasil produk yang baik bila diproses dengan benar. Bahan baku utama di dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi minyak dan inti sawit adalah tandan buah segar (TBS). Tandan buah segar itu sendiri adalah tandan buah normal dari tanaman Elais guineensis Jacq. Melalui proses produksi, akan menghasilkan produk utama yaitu minyak dan inti sawit. Dalam rangka menjamin dan menjaga kesinambungan kualitas TBS dan mutu buah dan ancak panen.

Pemeriksaan mutu buah/TBS di TPH dilaksanakan setiap hari kerja untuk mengetahui kualitas buah yang dipanen di masing-masing afdelling se-refresentatif mungkin (jumlah sampel minimal 10%). Oleh karena itu, untuk pemeriksaan buah di TPH, ditetapkan minimal 5 TPH di dalam satu blok seluas 30-40 ha yang mempunyai total 42 TPH atau sampling sebesar 12 %. Di setiap afdeling, dipilih blok-blok yang akan digrading atas dasar rencana kerja harian (RKH). Blok yang terpilih diberi tanda (X) dalam peta kebun. Tujuanya agar lokasi grading akhirnya menyebar secara merata di semua blok kebun untuk menghindari terjadinya pengamatan ganda/berulang di blok yang sama sebelum blok lainnya selesai degrading adalah buah yang dipanen/dipotong pada hari itu.

TBS yang telah tersusun rapi di TPH dan telah dinomori sesuai nomor pemanen dihitung jumlahnya serta digarding berdasarkan kriteria mutu buah yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangannya dan sifat-sifat lainnya. Klasifikasi mutu buah dibedakan menjadi tujuh kategori sebagai berikut :a. Buah mentah (unripe) merupakan janjang buah yang memberondol kurang

dari 1 (satu) brondol perkilogram janjang (sesuai kriteria matang panen).b. Buah masak (ripe) merupakan janjang yang warnanya kemerahan dan

36 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

memberondol paling sedikit satu berondol perkilogram janjang dan paling banyak 50%.

c. Buah terlalu masak (over-ripe) merupakan janjang buah memberondol lebih dari 50% hingga maksimum 75%

d. Janjang kosong (empty bunch) adalah janjang buah memberondol lebih dari 75% hingga memberondol seluruhnya.

e. Buah abnormal (abnormal bunch) merupakan janjang buah yang gagal berkembang menjadi buah masak normal, antara lain : buah partenokarpi (>50% brondol partenokarpi), buah, batu dan buah sakit.

f. Buah gagal/tangkai panjang (long stalk) merupakan janjang buah yang panjang gagangnya lebih dari 2 cm diukur dari potongan yang terdekat dengan sisi permukaan buah.

g. Buah dimakan tikus (rat damage) merupkan janjang buah yang dimakan tikus, yaitu terdapat lebih dari tiga brondol dalam satu janjang dijumpai bekas keratan baru gigitan tikus.

Kegiatan pemeriksaan mutu buah yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan pemeriksaan ancak panen. Kegiatan ini merupakan pemeriksaan kualitas ancak panen yang dipanen pada satu (1) hari sebelumnya di masing-masing afdelling dengan jumlah sampel minimal 10% sehingga diperoleh sampel yang representatif. Untuk pemeriksaan ini, ditetapkan minimal 14 baris tanaman atau 7 pasar perintis di dalam satu blok seluas 30-40 ha yang mempunyai total 128 baris atau sampling sebesar 11 %. Di setiap afdeling dipilih bolo-blok yang akan diperiksa atas dasar realisasi pekerjaan panen. Blok yang terpilih diberi tanda (X) dalam peta kebun. Tujuannya agar pemeriksaan blok pada akhirnya menyebar secara merata di semua afdeling untuk menghindari terjadinya pengamatan ganda / berulang di blok yang sama sebelum blok-blok lainya selesai diperiksa. Kriteria kualitas ancak panen yang diperiksa sebagai berikut :a. Buah masak tinggal di pokok merupakan janjang masak yang tidak

dipotong/dipanen sehingga masih tertinggal di pokok.b. Buah mentah diperam/disembunyikan merupakan janjang buah mentah

yang dipotong/dipanen, tetapi tidak dibawa/dikeluarkan ke TPH karena menghindari sanksi denda sehingga diperam/disembunyikan di dalam blok.

c. Buah matang tinggal di piringan/pasar rintis merupakan janjang/buah masak yang telah dipotong/dipanen, tetapi tidak diangkut/dikeluarkan dari TPH. Hal ini dapat terjadi karena tertinggal di piringan atau jatuh sewaktu janjang diangkut untuk dibawa ke TPH.

d. Buah matahari atau brondolan yang berikut pada potongan gagang merupakan janjang yang dipanen/dipotong tidak dapat atau kurang sempurna sehingga masih ada sebagian brondolan yang tertinggal dan terikat di potongan gagang di pokok.

e. Brondolan tinggal yaitu brondolan tinggal terdiri atas brondolan-brondolan berikut :

37

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

1) Brondolan tidak dikutip dipiringan/pasar rintis merupakan jumlah brondolan yang ada dipiringan dan pasar rintis yang tidak dikutip dan dibawa ke TPH .

2) Brondolan tersangkut di ketiak pelepah merupakan jumlah brondolan yang masih tersangkut di ketiak pelepah karena pada waktu menurunkan / memotong janjang tidak melakukan “penyodokan” brondolan yang ada di ketiak pelepah. Atau, brondolan tersangkut pada pelepah bekas tunas karena pekerjaan tunas dilakukan tidak sempurna.

3) Berondolan dibuang ke gawangan dan atau ke tempat lain merupakan jumlah brondolan yang sengaja dibuang ke gawang dan tempat lain. Misalnya, parit jalan, dan lain-lain.

4) Pelepah sengkleh dan tidak tersusun rapi di gawangan mati merupakan jumlah pokok yang pelepahnya sengkleh karena yang terpotong tidak langsung diturunkan atau pelepah yang diturunkan / dipotong tidak tersusun rapi di gawangan mati sehingga susunan pelepahnya berserakan. Dari data yang dihasilkan di dalam pemeriksaan ancak ini, akan dibuat peta distribusi kualitas ancak (peta buah tingal, peta brondolan tinggal, peta pelepah sengkleh, dan lain-lain).

2. Sortasi BuahPemeriksaan mutu panen atau sortasi panen dilakukan secara acak

sedemikian rupa sehingga mewakili seluruh panen, minimal satu truk untuk setiap afdeling per harinya. Pemeriksaan terhadap mutu panen dilakukan dengan cara penggolongan buah berdasarkan tingkat kematangan sesuai standar fraksi tandan yang ditentukan. Langkah ini dilakukan untuk memperoleh data yang representatif mengenai mutu TBS yang diolah di PKS. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk laporan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, baik oleh kebun maupun PKS guna mencapai kuantitas dan kualitas TBS yang baik sehingga menghasilkan CPO dan PK yang maksimal. Sortasi juga digunakan sebagai acuan pembayaran TBS ke pihak ke-3. Contoh pengolongan kematangan TBS dibedakan atas buah normal dan buah abnormal sebagai berikut.

38 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 4.1 : Penggolongan kematangan TBS

Penilaian terhadap hasil mutu panen dapat ditentukan berdasarkan standar fraksi tandan sebagai berikut :

Tabel 4.2 : Standar Fraksi Mutu Panen

Golongan Kriteria Target

Buah Mentah Memiliki brondolan lepas kurang dari 3 brondol per janjang 0%

Buah Kurang Matang

Memiliki brondolan lepas kurang dari 3 brondol per janjang dan kurang dari standar minimal (2 butir brondolan/kg BS)

Maks. 5%

Buah Matang (memuaskan)

Memiliki brondolan lepas antara standar minimal sampai 50% brondolan luar lepas dari total brondolan per janjang

Min. 85%

Buah terlalu Matang

Memiliki lebih dari 50% brondolan lepas dari total brondolan per janjang Maks. 5%

Buah Janjang kosong

Brondolan yang tersebar sampai dengan tidak ada sama sekali brondolan ditandan Maks. 1%

Total Buah Normal Kriteria

Min. 90%

Partenokarpi Memiliki lebih dari 75% total brondolan dipermukaan, tidak berminyak dan hitam

Maks. 1%

Buah Keras (Hard Bunch)

Memiliki beberapa brondolan yang tidak mau lepas, berwarna hitam dan pecah-pecah

Maks. 3%

Total Buah Abnormal  

Maks. 4%

Grand Total   100

Brondolan Lepas  

7-12 %

Fraksi sifat-sifat fraksi Jumlah Brondolan Angka

00 Mentah Sekali Brondolan 0 -5

0 Mentah Brondolan 1-12,5% buah luar -3

1 Kurang Matang 12,5 % - 25 % buah luar 1

2 Matang 25% - 50% buah luar 1

3 Matang 50% - 75% buah luar 1

4 Lewat matang 75% - 100% buah luar 1/3 

5 Lewat matang buah dalam ikut memberondol -1/3 

39

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

Dari tabel sebelumnya, dapat dilihat penjelesannya sebagai berikut :a. Fraksi 00 (buah mentah) diberi angka -5 artinya manajemen panen perlu

ditekan agar menghindari pemotongan buah mentah. Besarnya angka tersebut akibat buah mentah sulit dirontokkan dari tandannya dan minyak sulit diperas dari daging buah.

b. Fraksi 0 mentah diberi nilai -3 c. Fraksi 1, 2 dan 3 adalah tandan yang harus dipanen sehingga mendapat

angka 1 d. Fraksi 4 adalah tandan yang hanya terdapat beberapa brondolan saja.

Diberi angka 1/3 karena beratnya kurang dari fraksi 1, 2, dan 3 karena brondolan dapat hilang diantara tanaman penutup kacangan, juga ALB nya lebih tingi

e. Fraksi 5 diberi -1/3 yng berarti berpengaruh jelek terhadap mutu, yaitu mutu minyak yang dihasilkan mengandung ALB yang tinggi serta tandan kosong akan menyerap minyak-minyak yang menyebabkan rendemen minyak dapat turun.

Nilai sortasi panen menggambarkan kualitas tandan yang dipanen oleh kebun. Nilai sortasi panen ditentukan sebagai berikut :

Tabel 4.3 : Nilai Sortasi Buah (NSP)

Nilai sortasi panen yang dianggap memenuhi persyaratan baku olahan pabrik adalah ≥ 85%. Penilaian sortasi ini dapat mendorong perbaikan kualitas panen.

3. Kelapa HibridaSetiap industri skala besar memerlukan bahan olahan yang banyak

secara berkelanjutan agar tetap menghasilkan keuntungan yang nantinya akan berdampak pada percepatan ekonomi masyarakat sekitar industry. Oleh karena itu setiap industri skala besar memiliki pabrik olahan dan areal perkebunan sendiri dan dipasok sebagian oleh kebun masyarakat. Perkebuna kelapa khususnya di daerah Indragiri Hilir, Provinsi Riau perkebunan kelapa mayoritas dimiliki oleh masyarakat, sedangkan pelaku usaha hanya memiliki pabrik olahan dalam skla besar untuk menanmpung seluruh hasil panen dari kebun masyarakat. Hasil panen buah kelapa masyarakat inilah yang nanti kan menjadi bahan baku untuk berbagai macam olahan produk makanan dan minuman. Bahan baku dari hasil kebun masyarakat tidah semuanya memiliki kualitas yang baik sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh industri pengolahan hasil kelapa. Untuk menentukan mutu buah hasil panen yang dilakukan oleh masyarakat dibagi menjadi tiga tipe yaitu tipe grade A, grade B dan grade C.

Kelas NSP NilaiA > 85 BaikB 71- 84 SedangC < 70 Buruk

40 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Buah kelapa segar dari hasil panen tanaman kelapa hibrida melalui proses produksi, akan menghasilkan beberapa produk utama yaitu, santan kelapa kemasan, nata de coco untuk konsumsi dan air kelapa sebagai minuman energi. Untuk menghasilkan ketiga produk utama sebelumnya memerlukan mutu buah kelapa yang baik dan tidak rusak oleh hama maupun penyakit. Pemeriksaan mutu buah kelapa hibrida lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan kelapa sawit. Kelapa dikatakan memiliki kualitas yang buruk apabila :a. Buah terlalu muda biasanya ini terjadi akibat kelalaian tukang panen dalam

melakukan penurunan buah pada saat panen. Buah terlalu muda biasanya tidak akan dijual sebagai bahan baku produksi, melainkan dijual untuk konsumsi secara segar.

b. Buah matang bulan artinya daging buah kelapa tidak sempurna dan tipis, buah seperti ini agak sulit terdeteksi, namun buah seperti ini jarang ditemukan pada kelapa hibrida.

c. Buah kelapa terlalu kecil atau abnormal adalah buah kelapa yang perkembanganya tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh pabrik pengolah. Buah terlalu kecil biasanya terjadi dikarenakan perawatan pada tanaman sewaktu kecil tidak maksimal.

Sortasi atau pemeriksaan pada mutu hasil panen kelapa hibrida sedikit berbeda dengan hasil panen kelapa sawit. Pada tanaman kelapa sawit semua proses dilakukan secara cepat dan terstruktur dengan baik dikarenakan pengolahannya harus mengejar mutu dan kualitas hasil produk yang sesuai dengan permintaan pasar. Pada perkebunan kelapa sawit lebih banyak dimiliki oleh pemodal besar dan hanya sebagian hasil kebun masyarakat. Hal ini terjadi dikarenakan sawit memerlukan perawatan intensif untuk mengahsilkan buah kulitas terbaik sedangkan kebun yang diolah masayarakat banyak lalai dalam hal perawatan sehingga buah tidak sesuai dengan yang diharapakan.

Tanaman kelapa khususnya di Indragiri Hilir mayoritas perkebunan kelapa dimiliki oleh masyarakat hanya sebagian dimiliki oleh pemilik modal besar. Proses pemanenan hasil buah kelapa hibrida relatif lebih lama dibandingkan kelapa sawit. Rentang panen buah kelapa hibrida 3 bulan sekali panen sedangkan tanaman kelapa sawit memiliki rentang 2 minggu sekali panen. Pada tanaman kelapa juga tidak memerlukan perawatan yang terlalu intensif dibandingkan kelapa sawit. Pemeriksaan mutu buah kelapa juga dilakukan sendiri oleh pemilik kebun ataupun diupahkan kepada pekerja yang sudah terbiasa dalam melakukan pemeriksaan buah kelapa secara manual. Dalam hal pemeriksaan mutu buah kelapa hibrida lebih muda dan murah dilakukan dibandingkan tanaman kelapa sawit, selain itu masa simpan hasil panen kelapa hibra relatif lama sehingga pemilik hasil panen dan pemilik industri pengolahan memiliki jeda waktu dalam pengiriman maupun penerimaan hasil panen buah kelapa hibrida.

4. SaguTanaman sagu banyak dijumpai di daerah pesisir pantai dan optimal

tumbah pada dataran rendah. Tanaman sagu menjadi bahan baku untuk pembuatan berbagai macam produk olahan makanan dan nonmakanan. Di Indonesia bagin timur, bahan baku sagu digunakan sebagai bahan utama

41

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

makanan pokok masyarakat selain beras. Dalam melakukan pemeriksaan mutu hasil panen sagu ada beberapa hal yang harus diketahui :a. Pemanenan pati sagu maksimal tinggi batang 10 meter dari pangkal bawah.

Ukuran batang sagu tergantung dari jenis sagu, umur dan habitatnya.b. Umur panen tanamn sagu yang baik berkisar 11 tahun ke atas masa

tanam, pada masa ini sagu mengandung pati 15-20%. Setiap pohon sagu menghasilkan tepung sagu berkisar antara 50-450 kg tepung sagu basah.

c. Pemanenan batang sagu harus dilakukan sebelum tanaman sagu berbunga, apabila tanaman sagu belum mencapai umur panen namun sudah menunjukkan tanda akan berbunga maka tanamn sagu harus segara dipanen. Ini bertujuan agar kandungan pati tetap baik dan tidak menurun. Tanamn sagu yang telah berbunga kandungan patinya tidak sebanyak yang masih dalam pertumbuhan dikarenakan kandungan patinya digunakan untuk pembentukan bunga dan buah.

Beberapa hal di atas wajib diketahui oleh petani yang melakukan pemanenan batang sagu agar mutu hasil panen batang sagu berkualitas baik dan tahan lama. Pada umumnya tanaman sagu tidak memerlukan perawatan khusus dan beberapa percobaan yang dilakukan masyarakat terhadap tanaman sagu, seperti pemberian pupuk untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman sagu dan hasilnya yang didapat lebih baik sagu yang ditumbuhliarkan tanpa perawatan khusus. Dalam rangka menjamin mutu hasil panen sagu, petani tidak memiliki standar yang tetap dan hanya berpatokan pada permintaan industri skala kecil dan rumahan.

CAKRAWALA

Mutu hasil panen dan sortasi merupakan hal penting yang harus dijaga sampai dengan proses pegolahan untuk memberikan kualitas dan mutu produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila mutu hasil panen tidak diperhatikan dan tetap sembarangan dalam memilih bahan produk olahan maka hasil akhir produk yang tercipta tidak sesuai dan tidak akan diterima oleh pasar, maka investasi selama proses pengolahan yang dilakukan akan mengalami defisit dan terancam tidak akan bisa melakukan produksi.

42 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai mutu hasil panen dan sortasi hasil panen kalian dapat mempelajari lebih lanjut secara mandiri di internet. Melalui internet kalian bisa mengakses lebih jauh materi tentang mutu hasil panen dan sortasi hasil panen. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian yaitu :

JELAJAH INTERNET

Mutu hasil panen dan sortasi panen tidak hanya dilakukan pada 3 komoditas tanaman perkebunan sebelumnya, namun juga untuk setiap tanaman perkebunan yang akan diolah menjadi suatu produk. Khusus untuk produk yang akan dipasarkan di pasar international harus memiliki beberapa sarat untuk produk tersebut bisa masuk, salah satunya pemeriksaan mutu bahan baku yang digunakan pakan sudah disortasi dengan baik sebelum dilakukan pengolahan dan menjadi suatu produk yang layak jual dan tidak berbahaya. Oleh karena itu mutu hasil panen perlu perhatian karena menjadi bahan dasar dalam pengolahan suatu produk.

Tugas para siswa adalah melakukan kunjungan ke areal perkebunan yang berada dekat dengan wilayah sekolah dan melakukan praktik menentukan mutu hasil panen dan melakukan sortasi hasil panen yang sesuai dengan komoditas tanaman perkebunan. Selama kunjungan dan praktik siswa membuat buku jurnal yang nantinya akan diserahkan kepada guru pengampu untuk dilakukan penilaain terhadap hasil jurnal yang mereka buat selama di perkebunan.

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!1. Seorang petani memiliki kebun kelapa sawit namun hasil panen tidak sesuai

dengan mutu yang diterapkan oleh pabrik pengolah, coba berikan solusi untuk petani tersebut agar hasil panen sesuai dengan standar yang telah ditetapkan!

2. Pada tanaman perkebunan kelapa sawit dan kelapa hibrida terdapat banyak perbedaan dalam penilaian mutu hasil panen, jelaskan perbedaan tersebut sesuai dengan pengetahuan Anda !

RANGKUMAN

PENILAIAN AKHIR BAB

TUGAS MANDIRI

43

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PENILAIAN AKHIR BAB

REFLEKSI

3. Dari 3 komoditas sebelumnya yang telah dijabarkan, terdapat tanaman sagu yang juga tergolong tanaman perkebunan, dalam hal pengolahan hasil panen mengapa belum ada industri skala besar yang melirik, coba Anda jelaskan !

4. Sortasi buah pada tanaman kelapa sawit sangat kompleks berbeda dengan sortasi pada tanaman sagu. Jelaskan perbedaan pada dua komoditas tersebut !

5. Tanaman kelapa hibrida memiliki tiga jenis mutu buah sebagai bahan utama dalam pembuatan berbagai macam produk. Jelaskan macam-macam jenis mutu buah kelapa hibrida!

Evaluasi hasil belajar yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing terhadap siswa pada materi kali ini adalah setiap siswa diminta untuk malakukan sortasi terhadap hasil panen tanaman perkebunan yang layak dan sesuai dengan kriteria.

44 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL

A. PILIHAN GANDAPilih satu jawaban yang paling tepat!

1. Hasil panen yang dilakukan mencakup pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan dan pengemasan disebut ?a. Proses Pemanenanb. Langkah Pemanenanc. Pasca Panen…d. Pedoman Panene. Pengelolaan Panen

2. Penanganan panen dan pasca panen sangat dipengaruhi oleh ?a. Karakteristik Produk…b. Penyimpanan Produkc. Pengelolaan Produkd. Jenis Produke. Pengangkutan Produk

3. Hasil panen yang telah terkumpul apabila tidak segera diangkut ke pabrik pengolahan kemungkinan besar akan terjadi ?a. Penurunan Kualitas dan Kuantitas…b. Hasil Panen akan busukc. Akan mengalami restand. Kualitas membaik dan kuantitas memburuke. Penurunan harga jual

4. Peralatan pengangkutan hasil panen beragam jenisnya tergantung produk dan komoditas tanaman perkebunan, mengapa peralatan angkut tersebut harus disiapkan secara baik, bertujuan ?a. Tertib, aman dan lancar sampai ketempat tujuan…b. Memudahkan operator pengangkutanc. Tepat waktud. Tidak ada kendala di pengangkutane. Menentukan keberhasilan panen

5. Apa yang terjadi apabila terjadi penundaan pengangkutan hasil panen kelapa sawit ke pabrik sebelum 24 jam ?a. Penurunan hasil minyak kelapa sawitb. Kandungan asam lemak bebas tinggi dan teroksidasi…c. Memudahkan dalam proses pengolahand. Mutu minyak teroksidasie. Kandungan asam lemak bebas rendah dan tidak teroksidasi

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL

45

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL

6. Berikut adalah gambaran karakteristik hasil panen beberapa tanaman perkebunan, cocokanlah tanaman sesuai dengan karakteristiknya masing-masing ?a. Daun – Teh…b. Biji – Sawitc. Getah – Rosellad. Buah – Kelapae. Keseluruhan Batang - Tembakau

7. Kesesuaian alat pengangkutan hasil panen sangat diperlukan untuk menunjang pekerjaan pengangkutan agar lebih ?a. Efisien dan efektif…b. Banyak dan cepatc. Berhasilnya penanganan panend. Memudahkan operatore. Lebih hemat

8. Jarak pengangkutan hasil panen dalam industry perkebunan sangat menentukan terhadap ?a. Hasil yang di perolehb. Waktu pengiriman hasilc. Kualitas hasil panend. Kuantitas hasil panene. Tingkat kerusakan hasil panen …

9. Dalam dunia industry perkebunan jalan merupakan salah satu sarana yang harus dibenahi terlabih dahulu, karena ?a. Kelancaran operasional dan pendistribusian hasil..b. Memudahkah dalam pengangkutan hasilc. Menghemat waktu pengiriman hasild. Tidak terjadi kendalae. Hemat biaya dalam pengangkutan

10. Dalam melakukan pengangkutan hasil panen memerlukan kendaraan/alat. Kendaraan apa saja yang dibutuhkan pada tahap awal untuk perkebunan sawit?a. Keranjang, traktor, dan trukb. Gerobak, angkong dan trukc. Keranjang, gerobak dorong dan perahu kecil ..d. Ponton, cages dan gerobak soronge. Traktor, truk dan rakit

46 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL

11. Pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik harus dilakukan secara terarah dan hati-hati agar ?a. Jumlah hasil panen secara tepat sampai ke pabrik…b. Pabrik dapat beroperasic. Hasil panen tidak cepat rusak sampai ke pabrikd. Menghindari ketidak efisienan waktue. Memudahkan operasional

12. Pemilihan alat angkut yang tepat terhadap hasil komoditas pertanian dapat membantu mengatasi masalah ?a. Kerusakan hasil panen…b. Efektif penggunaan waktuc. Efisisen biayad. Estimasi hasil panene. Mempermudah operasional

13. Dalam pengangkutan hasil panen yang efektif memerlukan hubungan yang erat dalam ?a. Jadwal pengirimanb. Perencanaan harian…c. Kegiatan lapangand. Pengangkutan hasile. Jumlah alat angkut

14. Pemutan buah dan brondolan pada perkebunan kelapa sawit di TPH di awasi oleh?a. Mandor panenb. Krani panenc. Asisten kebund. Mandor 1e. Krani produksi

15. Sebutan yang biasa digunakan dalam perkebunan kelapa sawit untuk buah yang bermalam di TPH, adalah ?a. Restanb. Buah tinggalc. Buah mentahd. Expirede. Brondolan

16. Sebelum TBS diangkut terdapat petugas/pekerja yang akan memuat TBS kedalam truck, berapakah jumlah anggota yang dianjurkan ?a. 1 orang perkendaraanb. 2 orang perkendaraan

47

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL

c. 3 orang perkendaraand. 4 orang perkendaraane. 5 orang perkendaraan

17. Setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit melarang karyawan pemanen menngunakan alat seperti sekrap dan cangkul sebagai alat pengumpul brondolan, alasannya ?a. Membuat luka pada TBS dan Brondolan..b. Memperlambat pengumpulan brondolanc. Mempercepat pembusukan buahd. Menurunkan kadar minyak pada buahe. Membuat kualitas buah menurun

18. Dalam perkebuan sagu mayoritas pabriknya didirikan di dekat bibir sungai yang bertujuan ?a. Memudahkan dalam pengangkutan sagu…b. Memudahkan proses pengangkatan saguc. Memudahkan proses pemotongan sagud. Memudahkan proses pengeringan sague. Memudahkan dalam pengolahan sagu

19. Berapakan panjang tual sagu yang dipotong sesuai anjuran untuk memudahkan dalam pengangkutan ?a. 50 cmb. 100 cmc. 150 cmd. 200 cme. 250 cm

20. Kelapa hibrida merupakan kelapa hasil persilangan dari kelapa ?a. Kelapa dalam dan kelapa genjahb. Kelapa dalam dan kelapa rajac. Kelapa raja dan kelapa puyuhd. Kelapa hijau dan kelapa manise. Kelapa gading dan kelapa raja Malabar

21. Pemilihan terhadap salah satu jenis transportasi untuk pengangkutan hasil terutama dipengaruhi oleh ?a. Kondisi jalan dan topografi..b. Volume hasil panenc. Jarak yang ditempuhd. Jenis hasil panene. Waktu simpan hasil panen

48 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL

22. Jalan – jalan yang berada di perkebunan sebagian besar licin, basah dan berlumpur, kendaraan manakah yang cocok untuk melewati hal tersebut ?a. Truckb. Traktor dan trailerc. Angkongd. Gerobak doronge. Sepeda motor

23. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian saat pemuatan buah kelapa sawit ke truk adalah?a. Buah kelapa sawit jangan sampai memar b. Buah kelapa sawit jangan sampai tertinggalc. Buah kelapa sawit harus benar-benar bersihd. Buah kelapa sawit harus memberondole. Brondolan sawit tidak ada tercecer di jalan

24. Penimbangan pada buah kelapa sawit harus dilakukan lagi di PKS meskipun buah sawit sudah ditimbang sebelunya dilahan, ini bertujuan agar ?a. Tidak terjadi penyelewengan oleh supir/operator..b. Buah tidak berlebih jumlahnyac. Tidak terjadi defisit anggaran angkutd. Buah tidak di buang dijalane. Agar timbangan PKS dan lahan sama

25. Penimbangan buah kelapa sawit penting dilakukan sebelum dilakukan pengolahan terutama untuk ?a. Memastiakn buah cukupb. Jumlah produksi limbah c. Perhitungan premi perawatand. Pembayaran upah buruhe. Perhitungan rendemen minyak serta inti sawit,,,

26. Dalam system tranportasi air terdapat pompong, kegunaan pompong adalah ?a. Mengangkut TBS, pupuk, bibit dan penumpangb. Mengangkut logistic, TBS, bibit dan penumpangc. Menarik ponton TBS, pupuk, bibit dan material..d. Menarik barkas, pontong dan cagese. Menarik pupuk, TBS dan penumpang

49

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL

27. Dalam memudahkan transportasi di lahan gambut maka hal yang harus dilakukan adalah pembuatan kanal yang terdiri dari ?a. KUT, KCB dan KBA..b. Tanggulc. Over flowd. Tanggul dan over flowe. KUT dan tanggul

28. Berapakah kebutuhan truk 120 Ps pada masa peak crop, produksi TBS per hari 120 ton dan daya angkut 3 trip ?a. 6 trukb. 7 trukc. 8 trukd. 5 truke. 4 truk

29. Dalam pemutan buah juga harus memiliki manajemen yang bagus untuk ?a. Efisiensi pemuatan TBS..b. Koordinasi jumlah kendaraan pengangkutc. Mengetahui jumlah buahd. Memudahkan pendataane. Efisiensi pengangkutan

30. Berapakah kebtruhan truk 120 Ps pada masa low crop, produksi perhari 40 ton ?a. 1 truk b. 2 trukc. 3 trukd. 4 truke. 5 truk

50 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL

B. URAIANKerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Dalam hal pengangkutan terdapat jarak tempuh dan sarana jalan dari kebun ke tempat pengolahan, jadi jelaskan apa yang terjadi jika hal sebelumnya mengalami kendala!

2. Pengangkutan hasil panen dari dalam kebun sampai ke titik pengumpul, memerlukan alat bantu untuk mempemudah dan efisiensi waktu, alat bantu seperti apa yang bisa digunakan dalam pengangkutan buah sawit di areal perkebunan, sebutkan kelebihan dan kekurangan nya!

3. Dalam hal pengangkutan hasil panen tanaman perkebunan, diperlukan pemilihan alat angkut yang tepat, mengapa pemilihan tersebut harus tepat ?

4. Industri kelapa sawit sangat membutuhkan perencanaan yang matang mengenai hasil panen, dan apabila dalam pengangkutan terjadi masalah, hal apa saja yang akan terjadi pada industri kelapa sawit ?

5. Pada kebun afdeling 1 memiliki luasan areal perkebunan kelapa sawit yaitu 766 ha dan potensi hasil 18 ton/ha. Produksi TBS perbulan 9%, hari kerja 25 hari. Kapasitas truk PS 120 adalah 5 to, dan mampu mengangkut TBS sebanyak 3 trip per hari. Hitunglah kebutuhan truk untuk melakukan pengangkutan hasil panen tersebut agar selesai dalam 1 hari !

51

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

PETA KONSEP

BAB VPROSES PENGOLAHAN

Setelah mempelajari materi tentang proses pengolahan buah peserta didik diharapkan dapat memahami dan menentukan standar proses pengolahan buah hasil panen dengan benar sesuai standar industri.

PENDAHULUAN

Hasil Panen Kelapa Sawit

Pengolahan Produk Awal

Pengolahan, Panen

KATA KUNCI

Pengolahan Tahap Awal

BAB V PROSES PENGOLAHAN

52 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

Pengolahan hasil panen merupakan proses untuk memperoleh suatu produk, seperti hasil panen tanaman kelapa sawit diproses untuk memperoleh minyak dan inti sawit, tanaman kelapa diproses menjadi santan, minuman dan produk makanan begitu juga dengan tanaman sagu yang hasil panennya diolah untuk manjadi tepung dan bahan makanan.

Proses pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS ter-susun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik, dan kimia. Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing industri perkebunan kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah

PENDAHULUAN

Gambar 5.1 : Pabrik pengolahan sagu tradisionalSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Gambar 5.2 : Pabrik pengolahan hasil panen kelapa sawitSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

53

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak sema-ta-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.

PENDAHULUAN

MATERI PEMBELAJARAN

A. PENGOLAHAN TAHAP AWAL1. Kelapa Sawit

PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (kernel). Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit (CPO) terdiri dari beberapa tahapan yaitu :a. Penerimaan hasil panen (TBS) yang masuk ditimbang dan kemudian

ditimbun untuk selanjutnya diolah. Pada pabrik kelapa sawit jembatan timbang yang dipakai menggunakan sistem komputer untuk mendata berat hasil panen TBS. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu mobil pengangkut/truk yang melewati jembatan timbang berhenti ± 5 menit, selanjutnya dicatat berat truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir, kemudian setelah proses bongkar dilakukan truk kembali ditimbang, selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima di pabrik.

b. Penyortiran dilakukan untuk melihat kualitas buah yang diterima pabrik berdasarkan tingkat kematangannya. Penyortiran tetap dilakukan oleh pengawas di PKS untuk menghindari kesilafan yang terjadi saat proses sortasi yang dilakukan pada areal kebun. Jenis buah yang masuk umumnya jenis Tenera dan Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah di stasiun penerimaan TBS. Pada bab sebelumya dijelaskan bahwa pemetangan buah mempengaruhi terhadap rendemen minyak dan ALB (Asam Lemak Bebas) yang dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 5.1 : Kematangan Buah

Kematangan Buah Rendemen Minyak (%) Kadar ALB (%)

Buah Mentah 14 – 18 1,6 - 2,8

Setengah Matang 19 – 25 1,7 - 3,3

Buah Matang 24 – 30 1,8 - 4,4

Buah Lewat Matang 28 – 31 3,8 - 6,1

Setelah dilakukan penyortiran, TBS tersebut dimasukkan ke tempat penimbunan sementara (Loading Ramp) dan selanjutnya diteruskan ke stasiun perebusan (sterilizer).

54 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

c. Proses perebusan (sterilizer), pengolahan pertama pada buah kelapa sawit adalah perebusan. TBS yang diangkut oleh truk mengandung sejumlah zat yang yang harus dimusnahkan terlebih dahulu untuk mencapai pengolahan yang efisien. Suasana lembab dengan suhu tinggi selama perebusan akan menonaktifkan enzim-enzim lipase dan lipoksidase yang terdapat dalam buah sehingga proses oksidasi minyak terhenti. Oleh karena itu, tandan yang dipanen harus diusahakan dapat direbus (disterilisasi) secepatnya. Tujuan perebusan buah kelapa sawit :1) mengurangi peningkatan asam lemak bebas2) Mempermudah proses pemberondolan pada thresher3) Menurunkan kadar air pada janjang sawit4) Melunakkan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari

biji. Bila point dua tercapai secara efektif maka semua point yang lain akan tercapai dengan baik. Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 meter dan diameter pintu 2,1 meter tergantung kapasitas dan kebutuhan pabrik. Dalam sterilizer dilapisi wearing plat setebal 10 mm yang berfungsi untuk menahan steam. Di bawah sterilizer terdapat lubang yang gunanya pembuangan air condesat agar pemanasan di dalam sterilizer tetap seimbang. Dalam proses perebusan, minyak yang terbuang ± 0,7%. Dalam melakukan proses perebusan diperlukan uap untuk memanaskan sterilizer yang disalurkan boiler. Uap dari boiler yang masuk ke dalam sterilizer 2,8-3 kg cm2,140oC dan direbus selama 90 menit.

d. Proses penebahan (Threser Process), sebelum proses penebahan dilakukan terlebih dahulu mengangkat lori yang berisi TBS yang sudah direbus menggunakan Hoisting Crane dan menuangkan isi lori ke bunc feeder (hooper). Fungsi dari thresher adalah untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membantingnya serta mendorong janjang kosong ke empty bunch conveyor.

e. Proses pengempaan (pressing process) adalah proses pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah kelapa sawit dengan jalan pelumatan dan pengempaan. Baik buruknya pengoperasian peralatan mempengaruhi efisiensi pengutipan minyak. Proses ini terdiri dari :1) Digester, setelah buah pisah dari janjangan, maka buah dikirim ke

digester dengan cara buah masuk ke Conveyor Under Thresher yang fungsinya untuk membawa buah ke Fruit Elevator yang fungsinya untuk mengangkat buah ke atas masuk ke distribusi conveyor yang kemudian menyalurkan buah masuk ke digester. Di dalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada bagian poros tengah, sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke screw press. Fungsi digester adalah melumatkan daging buah, memisahkan daging buah dengan biji, mempersiapkan feeding press, mempermudah proses dipress, dan menaikan temperatur.

55

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

2) Screw Press adalah untuk memeras brondolan yang telah dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah-buah yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau-pisau pelempar dimasukan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya masuk ke dalam mesin pengempa (twin screw press). Oleh adanya tekanan screw yang ditahan cone, masa tersebut diperas sehingga melalui lubang-lubang pres cage minyak dipisahkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun clarifikasi, sedangkan ampas dan biji masuk ke stasiun kernel.

B. PENGOLAHAN PRODUK AWAL Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain, kegagalan pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Setelah melewati proses screw press maka didapatlah minyak kasar/crude oil dan ampas press yang terdiri dari fiber, kemudian Crude Oil masuk ke stasiun klarifikasi. Berikut tahap-tahap proses pemurnian minyak sawit :1. Pemisahan minyak dan lumpur (sludge), untuk memisahkan minyak dan

sludge berdasarkan berat jenis cairan diperlukan sebuah bejana yang cukup besar (continuous setting tank/CST), suhu merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pemisahan. Suhu CST yang baik 98º Celsius.

2. Sand Trap Tank (Tangki Pemisah Pasir), setelah dilakukan pemisahan dan press maka Crude Oil yang mengandung air, minyak, dan lumpur masuk ke Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk menampung pasir. Temperatur pada suhu trap mencapai 95º Celsius.

3. Vibro Seperator / Vibrating Screen, fungsi dari Vibro Seperator adalah untuk menyaring Crude Oil dari serabut-serabut yang dapat menganggu proses pemisahan minyak. Sistem kerja mesin penyaringan itu sendiri dengan sistem getaran-getaran pada Vibro control melalui penyetelan pada bantul yang diikat pada electromotor. Getaran yang kurang mengakibatkan pemisahan tidak efektif.

4. Vertical Clarifier Tank, fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan kotoran (NOS) secara gravitasi. Minyak dengan berat jenis yang lebih kecil dari 1 akan berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis = 1 akan berada pada lapisan tengah sedangkan NOS dengan berat jenis lebih besar dari satu akan berada pada lapisan bawah. Pada bagian VCT terdapat skimmer yang berfungsi untuk membantu mempercepat pemisan minyak dengan cara mengaduk dan memecahkan padatan serta mendorong lapisan minyak dengan sludge. Temperatur yang cukup (95º) akan memudahkan proses ini. Prinsip kerja di dalam VCT dengan menggunakan prinsip keseimbangan antara larutan yang berbeda jenis, prinsip bejana berhubungan diterapkan dalam mekanisme kerja di VCT.

5. Crude Oil Tank (COT), fungsi dari Oil Tank adalah untuk tempat sementara oil sebelum diolah oleh furifer. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan

56 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Steam Coil untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95º Celsius. Kapasitas Oil Tank 10 ton/jam. Dari sini minyak dipompakan ke CST (Continous Setting Tank).

6. Oil Purifer, fungsi lain dari Oil Purifer adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak dengan cara sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses diperlukan temperatur 95ºC. Di dalam purifier dilakukan pemurnian untuk mengurangi kadar kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan atas perbedaan densitas dengan mengunakan gaya sentrifugal, dengan kecepatan perputarannya 7500 rpm. Kotoran dan air yang memiliki densitas yang besar akan berada pada bagian luar (dinding bowl), sedangkan minyak yang mempunyai densitas lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar melalui sudut-sudut untuk dialirkan ke vacuum dryer. Kotoran dan air yang melekat pada dinding di-blowndawn ke saluran pembuangan untuk dibawa ke fat pit, sehingga kadar kotoran dalam minyak menjadi 0,018%.

7. Vacuum Dryer, fungsinya adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi. System kerjanya sendiri adalah minyak disimpan kedalam bejana melalui nozel. Suatu jalur resikulasi dihubungkan dengan suatu pengapung di dalam bejana, sehinga bilamana ketingian permukaan minyak menurun maka pengapung akan membuka dan mensirkulasi minyak ke dalam bejana. Pengeringan kadar air dalam minyak setelah pemurnian masih terlalu tinggi. Untuk mendapatkan kadar air yang diinginkin (0,018%), minyak masih harus dikeringkan dengan menggunakan vacuum dryer.

8. Sludge Tank, fungsinya adalah tempat sementara sludge (bagian dari minyak kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge operator. Untuk overflow dari tangki ini dialirkan ke drain tank sedangkan underflownya dialirkan ke vibrating screen dan brush strainer atau langsung ke bak transit untuk dipompakan ke sand cyclone ini bertujuan untuk memepercepat pengendapan lumpur, sludge dipanaskan (80-90ºC) dengan menggunakan uap yang dialirkan melalui coil pemanas, sehingga densitas minyak menjadi lebih rendah dan lumpur halus yang melekat pada minyak akan terlepas dan mengendap pada dasar tangki.

9. Sand Cyclone / Pre-cleaner adalah untuk menangkap pasir yang terkandung dalam sludge dan untuk mempermudah proses selanjutnya

10. Brush Strainer (Saringan Berputar) adalah untuk mengurangi serabut yang terdapat pada sludge sehingga tidak menganggu kerja Sludge Seperator. Alat ini terdiri dari saringan dan sikat yang berputar.

11. Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih terkandung dalam sludge dengan cara sentrifugal. Dengan gaya sentrifugal, minyak yang berat jenisnya kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui sudut-sudut ruang tangki pisah.

12. Storage Tank memiliki fungsi untuk menyimpan sementara minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus dibersihkan secara terjadwal dan pemeriksaan kondisi steam oil harus dilakukan secara rutin, ini bertujuan apabila terjadi kebocoran pada pipa steam oil dapat menaikan kadar air pada CPO. Minyak dari Vacum Dryer kemudian dipompakan ke Storage Tank (tangki timbun), pada suhu simpan 45-55ºC. setiap hari dilakukan pengujian

57

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

mutu minyak yang dihasilkan dari daging buah berupa minyak yang disebut Crude palm Oil (CPO)

13. Fat fit, sebelum sludge dibuang ke kolam limbah, terlebih dahulu di tampung di Fat Fit dengan maksud minyak yang masih terbawa dapat terpisah kembali. Di Fit Fat diinjeksikan uap sebagi pemanas untuk mempermudah proses pemisahan minyak dengan kotoran. Minyak yang ada pada permukaan dibiarkan melimpah (overflow). Selanjutnya minyak ditampung pada sebuah bak pada pinggiran kolam Fat Fit dan selanjutnya dipompakan kembali ke Slude Drain Tank.

Telah dijabarkan bahwasanya setelah pengepresan akan menghasilkan Crude Oil dan Fiber. Fiber tersebut akan masuk ke stasiun kernel dan akan dijabarkan proses pengolahannya. Berikut adalah proses pengolahan biji (kernel)

1. Cake Breaker Conveyor, berfungsi untuk membawa dan memecahkan gumpalan cake dari stasiun press ke despericarper.

2. Despericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan membawa fiber untuk bahan bakar boiler. Fungsi kerjanya tergantung pada berat massa, yang massanya lebih berat (nut) akan masuk ke Nut Polishing drum. Fungsi lain dari Nut Polishing Drum adalah untuk mmebersihkan biji dari serabut-serabut yang masih melekat, membawa nut dari despicarper ke Nut transport, memisahkan nut dari sampah dan memisahkan gradasi nut.

3. Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara, nut sebelumnya diolah pada proses berikutnya. Bila proses pemecahan nut dengan menggunakan nut Craker, maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem pemanasan .

4. Riplle Mill berfungsi untuk memecahkan nut. Pada riffle mill terdapat rotor bagian yang berputar pada Riplle Plate sehingga saling berbenturan dan memecahkan cangkang dari nut.

5. Claybath adalah peralatan untuk memisahkan cangkang dari inti sawit pecah yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan kepada perbedaan berat jenis. Bila campuran cangkang dan inti dimasukkan ke dalam suatu cairan yang berat jenisnya yang lebih besar akan tenggelam. Kernel memiliki berat jenis lebih ringan dari pada larutan calcium carbonat sedangkan cangkang berat jenisnya lebih besar.

6. Hydro Cyclon adalah alat yang berfungsi mengutip kembali inti yang terikut cangkang dan mengurangi losis (inti cangkang) serta kadar kotoran.

7. Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandumg dalam inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti akan mempengaruhi nilai penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB juga tinggi. Pada kernel silo ada tiga tingkatan yaitu atas 70º C, tengah 60ºC dan bawah 50ºC. Pada sebagian PKS ada yang menggunakan sebaliknya.

8. Kernel Storage berfungsi untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual. Kernel storage pada umunya berupa bulk siloyang seharusnya dilengkapi dengan fan agar uap yang masih terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam storage lembab yang akhirnya menimbulkan jamur kelapa sawit.

58 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

CAKRAWALA

Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolah-annya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai proses pengolahan tahap awal dan pengolahan produk awal kalian dapat mempelajari lebih lanjut secara mandiri di internet. Melalui internet kalian bisa mengakses lebih jauh materi tentang proses pengolahan tahap awal dan pengolahan produk awal. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian yaitu : http://youtu.be/UQ6l6MmBLEO

RANGKUMAN

Proses pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menen-tukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat di-peroleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah se-gar (TBS) kelapa sawit. Pengolahan hasli panen tahap awal meliputi FFB, Loading Ramp, Sterilizer, Trasher dan Press. Sedangkan pemurnian minyak dan inti sawit meliputi Press, Oil Gutter, Sand Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank dan Settling Tank adalah gambaran singkat mengenai proses pengolahan minyak dan inti sawit.

59

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

TUGAS MANDIRI

Setiap rangakain materi yang telah disampaikan, diharapkan siswa mampu memahami tentang proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Untuk lebih memahami tentang proses pengolahan siswa diminta menggambarkan rangkaian proses pengolahan minyak pada buku latihan.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Jelaskan kendala yang terjadi apabila salah satu peralatan pengolahan sper-ti trasher mengalami gangguan!

2. Pada proses pengolahan terdapat NOS, apa yang Anda ketahui tentang NOS ?

3. Jelaskan secara singkat proses pengolahan tahap awal!4. Bagaimanakah alur pemurnian minyak sawit, jelaskan sesuai dengan yang

Anda pelajari pada materi sebelumnya ?5. Jelaskan langkat proses pengambilan inti sawit!

REFLEKSI

Evaluasi perlu dilakukan oleh guru pembimbing yang bertujuan untuk meli-hat tingkat ketercapain materi yang telah diberikan. Kegiatan yang dapat dilaku-kan oleh guru dan siswa adalah melakukan proses pengolahan hasil panen secara sederhana.

60 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

TUJUAN PEMBELAJARAN

PETA KONSEP

BAB VI

PENGELOLAN DAN PENGENDALIAN PEMELIHARAAN

KATA KUNCI

Setelah mempelajari materi tentang pengelolaan dan pengendalian pemeliharaan peserta didik dapat memahami dan menentukan jenis pengelolaan dan pengendalian pemeliharaan pada peralatan pengangkutan hasil panen dengan benar sesuai standar industri perkebunan.

BAB VI PENGELOLAN DAN PENGENDALIAN PEMELIHARAAN

PENDAHULUAN

PEMELIHARAAN TERENCANA

PERAWATAN BERSADARKAN KERUSAKAN

perawatan, Pemeliharaan

61

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

Pemeliharaan alat-alat transportasi pada perkebunan sawit perlu dilakukakan secara terencana untuk menghindari masalah yang akan timbul selama proses pengangkutan hasil panen. Setiap perkebunan skala besar saat ini mutlak menggunakan kendaraan dan alat berat sebagai salah satu untuk kelancaran aktivitas di perkebunan kelapa sawit dan dapat bekerja dengan optimal.

Perawatan/pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai, atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi alat dapat berfungsi kembali. Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap pakai.

Gambar 6.1 : Workshop/traksi tempat perbaikan kendaraan angkut

Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, memiliki kendaraan dan alat berat menjadi hal mutlak, kendati sebagian perusahaan bisa mendapatkanya melalui sistem sewa. Namun, seringnya pemakaian kendaraan dan alat berat bagi perkebunan tidak menutupi kemungkinan perusahaan perkebunan sawit memilikinya tanpa menggunakan sistem sewa.

A. Pemeliharaan TerencanaPemeliharaan terencana terbagi atas tiga cara, yaitu dengan melakukan

perawatan darurat, perawatan preventif, dan perawatan secara kolektif. Alasannya dilakukan pemeliharaan secara berkesinambungan tak lain adalah upaya untuk mengatasi terjadinya pengeluaran biaya yang relatif besar guna memperbaiki kendaraan dan alat berat. Bagian yang bertugas untuk melakukan pemeliharaan di perkebunan adalah bagian teknik yang didukung dengan satu unit bengkelsebagai tempat proses perbaikan.

Dalam proses pemeliharaan supaya tidak terjadi kelalaian, perlu dilakukan koordinasi dengan unit perbengkelan sehingga keteraturan dan kesinambungan dari operasi tersebut akan terjamin. Semua proses tersebut dinamakan

MATERI PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN

62 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

manajemen perbengkelan kebun. Biasanya dalam pemeliharaan di bengkel para mekanik dan pembantu mekanik akan mengerjakan jenis-jenis pekerjaan antara lain pembersihan mesin beserta peralatannya, pelumasan, penyetelan mesin-mesin dan penyediaan suku cadang. Berikut gambaran sistematika pemeliharaan :1. Preventif Maintenance terdiri dari tiga bagian yaitu Premaintenance, Routine

Maintenance dan Periodic Miantenance.Preventif Maintenance (Pemeliharaan Pencegahan) adalah pemeliharaan

yang dilakukan supaya mesin / fasilitas / peralatan terhindar dari laju kerusakan yang cepat (tidak wajar dan belum saatnya).

Premaintenance (Prapemeliharaan) adalah persiapan pemeliharaan agar dalam pelaksanaan pemeliharaan nantinya lebih lancer dan memenuhi sasaran. Kegiatan pra pemeliharaan ini antara lain seperti : penyusunan program pemeliharaan, penyediaan peralatan dan bahan pemeliharaan sesuai dengan fasilitas objek pemeliharaan, penyiapan lokasi seperti fondasi / lantai dan tata letak (lay-out) yang memadai, penyiapan sarana penunjang seperti: listrik, air dan udara kempa, persiapan tenaga pelaksana pemeliharaan (organisasi) dan administrasi pemeliharaan Routine Maintenance (Pememliharaan Harian) adalah pemeliharaan yang dilakukan setiap hari atau setiap mesin/peralatan/fasilitas dioperasikan atau digunakan.Kegiatan yang dilakukan seperti :a. Pencegahan beban lebihb. Pencegahan korosic. Pelumasan bagi yang memerlukand. Keselamatan dan keamanan fasilitase. Kebersihan dan ketertiban

Gambar 6.2 : Tempat ataupun lokasi pencatatan pemeliharaan kendaraanSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

63

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

Kegiatan pemeliharaan harian ini biasanya dilakukan oleh operator. Periodic Maintenance (Pemeliharaan Berkala) adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan. Pembuatan jadwal itu berdasarkan kepentingan perlakuan terhadap objek pemeliharaan misalnya keperluan penggantian oli seharusnya berapa jam kerja, penyetelan ulang bagian-bagian yang bergerak setiap berapa bulan dan sebagainya. Di dalam pemeliharaan berkala ini kita kenal adanya pemeliharaan wekly , monthly dan yearly, yang artinya sebagai berikut :

Weekly maintenance (Pemeliharaan mingguan) ialah pemeliharaan yang dilaksanakan seminggu sekali atau dua minggu sekali atau tiga minggu sekali.

Monthly maintenance (Pemeliharaan bulanan)  ialah pemeliharaan yang dilakukan satu bulan sekali atau tiga bulan sekali (tiga bulanan) atau setiap enam bulan sekali (semesteran).

Yearly maintenance (Pemeliharaan tahunan)    ialah pemeliharaan yang dilakukan setiap tahun sekali atau dua tahun sekali.

Namun banyak juga pemeliharaan mesin / peralatan / fasilitas yang pelaksanaan pemeliharaannya berdasarkan jam kerja misalnya penyetelan-penyetelan bagian-bagian yang bersambung atau bagian-bagian yang bergerak dilaksanakan setiap 1000 jam kerja, penggantian oli setiap 2000 jam kerja, servis besar (overhaul) setiap 4000 jam kerja dan sebagainya.

2. Corrective Maintenance terdiri dari tiga bagian yaitu Ligt Repair, Medium Repair dan Overhaul.

Corrective Maintenace (Perbaikan) adalah pemeliharaan yang dilakukan apabila terjadi kerusakan untuk mengembalikan mesin / peralatan pada kondisi semula.

Light Repair (Perbaikan Ringan) adalah perbaikan-perbaikan dari kerusakan ringan termasuk yang ditemukan pada waktu pengecekan (pemeliharaan berkala) yang perbaikannya cukup dengan penggantian komponen (replacement) dan tidak memerlukan waktu dan biaya tinggi.

Medium Repair (Perbaikan Sedang) adalah perbaikan-perbaikan dari kerusakan akibat aus atau akibat kecelakaan yang perbaikannya memerlukan pembetulan komponen dengan biaya yang lebih tinggi dan waktu kerja yang lebih lama.

Overhaul (Servise Besar) adalah perbaikan total akibat keausan (lama pemakaian) dengan pembetulan-pembetulan maupun penggantian komponen. Perbaikan atau overhaul ini biasa dilakukan oleh teknisi dan / atau teknisi ahli, sedangkan untuk mencapai hasil yang optimal perlu kiranya menganut suatu sistematika perbaikan yang yang telah ditentukan

3. Emergency Maintenance terdiri dari Emergency RepairEmergency Maintenance (Pemeliharaan Darurat) adalah pemeliharaan

yang dilakukan di luar program pemeliharaan kerena terjadi sesuatu yang emergency (kecelakaan).

Emergency Repair (Perbaikan Darurat) adalah perbaikan dari kerusakan akibat kecelakaan yang perbaikannya bersifat sementara untuk menunggu perbaikan yang sempurna atau langsung diperbaiki secara sempurna.

64 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Dalam pemeliharaan memerlukan jadwal, jadwal perbaikan adalah pembagian dan penetapan waktu perbaikan setiap komponen yang pelaksanaan perbaikannya mungkin ditangani oleh beberapa teknisi di beberapa bengkel pula. Komponen yang satu dan yang lain penyelesaian perbaikannya harus sesuai dengan jadwal agar pada waktu perakitan kembali semuanya sudah siap.

Gambar 6.3 : Emergency repair terhadap salah satu alat angkut panenSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Proses Perbaikan adalah pelaksanaan perbaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh bagian perencanaan ( maintenance engineering ). Pelaksana perbaikan ini tentu disesuaikan dengan tingkat kesulitan perbaikannya, misalnya untuk perbaikan-perbaikan kerusakan yang tidak terlalu rumit mungkin cukup dengan teknisi biasa tetapi bila untuk perbaikan dari kerusakan yang cukup rumit mungkin perlu teknisi khusus atau teknisi ahli. Pelaksanaan perbaikannya pun mungkin di bengkel sendiri atau mungkin juga di bengkel luar yang sesuai dengan jenis perbaikan yang dikehendaki.

B. Perawatan Berdasarkan KerusakanPemeliharaan dan perawatan sehari-hari secara rutin terhadap mesin

sebetulnya jauh lebih baik dibandingkan memperbaiki kerusakan yang terjadi pada mesin. Dan kerusakan biasanya terjadi akibat kurang atau tidak adanya perawatan yang rutin dan benar pada alat mesin pertanian. Sehingga jika pemeliharaan dilakukan dengan baik berarti umur mesin menjadi panjang dan akan jarang mengalami kerusakan. Oleh karenanya sebelum alat mesin pertanian mengalami kerusakan dan mengeluarkan biaya cukup mahal, maka dilakukan perawatan alat mesin pertanian secara rutin.1. Pembersihan

Pembersihan dilakukan guna mencegah kerusakan, yang pertama kali dilakukan adalah langkah pembersihan yang berfungsi untuk mendeteksi awal kerusakan. Pembersihan ini bertujuan membersihkan bagian luar peralatan mesin tersebut. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh operator alat. Proses selanjutnya, apabila mulai tampak ada gejala karat, sebaiknya segera

65

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

diberi minyak gemuk atau minyak antikarat. Namun yang terpenting adalah bila mesin tersebut sudah mulai terlihat aus disebabkan pemakaian yang terus -menerus dicatat untuk perbaikannya. Pencatatan ini berguna untuk menentukan apakah akan dilakukan rekondisi atau penggantian suku cadang agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.

2. Pelumasan dan GreasePelumasan dengan minyak dan grease pada mesin serta peralatan

merupakan hal yang sangat penting. Hal ini karena kelengahan pelumasan dan grease akan mengakibatkan kerugian besar bagi perusaaan. Oleh karena itu, tindakan ini mesti rutin dilakukan sehingga kemacetan pada mesin dan peralatan lainnya bisa dihindari. Selain itu tindakan ini juga bisa menghindari terjadinya pengeluaran biaya yang cukup tinggi bila kemacetan terjadi pada mesin yang berakibat pada rusaknya mesin serta peralatan lainnya.

3. Penyetelan Mesin dan PeralatanDeteksi dini dilakukan untuk mengetahui sebab dari terjadinya kesalahan

mesin dan peralatan lainnya. Dalam melakukan hal tersebut petugas mekanik bisa memeriksa dan menyetel mesin. Apabila terjadi kejanggalan pada mesin, sesegera mungkin untuk dilakukan tindakan perbaikan atau reparasi. Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui cara perbaikannya. Pemeriksaan kesalahan pada mesin dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan pertolongan atau bantuan alat-alat sederhana yang umumnya tersedia misalnya thermometer (untuk mengukur panas), manometer (untuk mengukur tekanan), volt meter, ampere meter, meger-meger untuk kabel listrik dan lainnya, selanjutnya dibantu dengan data-data yang telah dicatat di dalam kartu riwayat kendaraan dan alat. Secara darurat, dapatdilakukan perbaikan pada bagian yang salah saja, tetapi tetap harus dicari penyebab dan kesalahan /kerusakannya.

Gambar 6.4 : Penyetelan dan pelumasan kendaraan

Sumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

4. Jadwal Pemeliharaaan dan Pergantian Spare PartPembuatan jadwal atau program pemeliharaan (servise berkala)

kendaraan dan alat berat harus dilakukan. Selanjutnya mekanik bekerja

66 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

berpedoman pada jadwal anggaran perusahaan, ditambah dengan temuan-temuan penting yang didapat dari hasil kerja lapangan. Oleh karena itu, jadwal pemeliharaan ini menjadi penting dan untuk dapat diatur dengan benar, efisien. Data-data yang benar/tepat harus diberikan sebagai dasar tindakan yang akan diambil. Kartu riwayat setiap kendaraan dan alat berat juga harus digunakan saat mesin baru/diuji di tempat. Apabila selanjutnya kendaraan mendapat pemeliharaan harus dicatat pada kartu riwayat kendaraan dan alat. Data-datanya harus benar karena sangat berguna untuk tujuan perwatan berikutnya, termasuk berfungsi untuk penjadwalan suku cadang (spare part) ataupun memperkirakan penyusutan atau pengafkiran.

5. Penyedian Suku CadangKelainan dalam mengatur persediaan suku cadang dalam jumlah yang

memadai akan menyebabkan jadwal perawatan tertunda. Akibatnya akan merusak sistem pemeliharaan / perawatan dan pencegahan (preventif maintenance). Operator juga harus memeriksa kondisi dari setiap kendaraan dan alat berat yang dioperasikannya secara harian agar kendaraan dan alat berat dapat beroperasi secara optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan pelaksanaan perawatan harian. Biaya-biaya bengkel yang berupa (gaji mekanik, pembantu mekanik, pemakaian bahan penolong dan spare part, pemakaian BBM, serta biaya-biaya lainnya) dikumpulkan jadi satu dan dialokasikan kepada unit (kendaraan alat berat) yang diperbaiki secara proporsional. Dasar perhitungan alokasi dibuat berdasarkan standar harga yang disesuaikan dengan anggaran yang ditetapkan. Selisih ini merupakan pedoman untuk menilai efisiensi yang akan dibandingkan dengan hasil kerja yang telah dicapai. Pepatah mengatakan lebih baik mencegah dibandingkan mengobati, demikian juga dengan kendaraan dan alat berat yang dipakai sering mengalami kerusakan. Biaya pemeliharaan juga lebih murah dibandingkan dengan biaya reparasi, belum lagi kerugian akibat dari kendaraan dan alat berat yang tidak terpakai.

CAKRAWALA

Pemeliharaan dan perawatan sehari-hari secara rutin terhadap mesin sebetulnya jauh lebih baik dibandingkan memperbaiki kerusakan yang terjadi pada mesin. Dan kerusakan biasanya terjadi akibat karena kurang atau tidak adanya perawatan yang rutin dan benar pada alat mesin pertanian. Apabila salah satu alat maupun kendaraan pengangkutan bermasalah maka proses pengangkutan hasil panen yang akan dilakukan akan terhambat. Misalkan pada satu afdeling perkebunan sawit memiliki 4 buah truk pengangkut yang akan melakukan pemuatan hasil, namun pada saat operator melakukan pengecekan 2 truk mengalami kendala dan harus melakukan perawatan sedang yang membutuhkan waktu sampai siang hari. Jadi untuk melakukan pengangkutan buah ke PKS hanya dua truk dan ini akan memperlambat pendistribusian buah yang akan berdampak pada kualitas buah yang akan diterima, karena dua truk tidak akan bisa menutupi kehilangan dua truk yang mengalami perbaikan sedang.

67

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

RANGKUMAN

JELAJAH INTERNET

TUGAS MANDIRI

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai Pengelolan dan Pengendalian Pemeliharaan peralatan pengangkutan hasil panen, kalian dapat mempelajari secara mandiri di internet. Melalui internet kalian bisa mengakses lebih jauh materi tentang sarana pengankutan hasil panen. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian yaitu : http://engineeringsawit.com

Perawatan/pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai, atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi alat dapat berfungsi kembali. Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Oleh karenanya sebelum alat mesin pertanian mengalami kerusakan dan mengeluarkan biaya cukup mahal, maka dilakukan perawatan alat mesin pertanian secara rutin.

Pada materi pengelolaan dan pengendalian pemeliharaan peralatan mesin maupun alat berat untuk membantu kegiatan pendistribusian hasil panen. Tugas yang akan dikerjakan adalah melakukan pendataan jenis perawatan yang dibutuhkan mesin dan alat berat kepada operator. Hasil observasi yang telah dilakukan siswa dikumpulkan dalam bentuk laporan dengan format yang telah disepakati dengan guru pengampu.

68 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

PENILAIAN AKHIR BAB

REFLEKSI

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!1. Coba kamu analisis mengapa pemeliharaan alat-alat transportasi pada

perkebunan sawit perlu dilakukakan secara terencana ?2. Apa alasannya dilakukan pemeliharaan secara berkesinambungan ?3. Apa yang perlu dilakukan dalam proses pemeliharaan supaya tidak terjadi

kelalaian ?4. Berikan contoh kegiatan yang dilakukan Routine Maintenance (Pemeliharaan

Harian) !5. Apa akibat dari kelalaian dalam mengatur persediaan suku cadang dalam

jumlah yang memadai?

Materi kali ini berkaitan dengan alat dan mesin pertanian, jadi dalam melakukan evaluasi hasil belajar guru pembimbing dan siswa dapat malakukan praktik terhadap alat dan mesin yang terdapat di sekolah masing-masing

69

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

PETA KONSEP

BAB VIIKINERJA PENGOLAHAN

Setelah mempelajari materi tentang kinerja pengolahan, peserta didik dapat memahami dan menentukan kinerja pengolahan buah hasil panen dengan benar sesuai standar industri.

Kapasitas, Sampel

KATA KUNCI

PENDAHULUAN

Kapasitas Pengolahan

Pengambilan Sampel

BAB VII KINERJA PENGOLAHAN

70 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

PENDAHULUAN

Bahan baku dengan mutu yang baik, diperlukan juga persyaratan yang lain untuk mendapatkan hasil pengolahan yang baik, seperti jumlah TBS yang cukup dan pengiri-man TBS yang tepat waktu tiba dipabrik. Bila salah satu persyaratan itu tidak dipenuhi, efisiensi dan efektivitas pabrik menjadi tidak terwujud seperti yang diharapkan. Tolok ukur untuk menilai kinerja pengolahan ditunjukkan oleh besarnya nilai Indeks Pro-duktifitas Pabrik (IPP) yang merupakan hasil perhitungan dari efisiensi kapasitas olah, efektivitas jam operasi, dan efisiensi ekstraksi produksi. Analisis kinerja pabrik mer-upakan dasar bagi manajemen pabrik dalam upaya efisiensi pengutipan minyak dan inti sawit serta penurunan biaya olah.

Gambar 7.1 : Salah satu stasiun pengecekan mutu hasil olahanSumber: Berry, 2019 (Dokumen Pribadi)

Dalam menilai mutu dan kinerja dibutuhkan sampel hasil olahan. Sampel mer-upakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Alasan per-lunya pengambilan sampel di PKS adalaha untuk mengetahui performa dari proses pengolahan, lebih mudah dan lebih cepat, memberi informasi lebih banyak dan dalam mengenai kualitas dan losses, dapat ditangani lebih teliti apabila terjadi penurunan kualitas hasil olahan.

Sampel dianalisis untuk memperoleh gambaran apakah populasi tersebut se-suai dengan standar yang ditetapkan. Bila tidak sesuai, berarti ada kesalahan dalam proses produksi. Selanjutnya kesalahan tersebut akan diteruskan/diberitahukan kepa-da pelaksana untuk/operator untuk dilakukan perbaikan. Pengambilan sampel tidak dapat dilakukan secara sembarangan, oleh karena itu perlu ditentukan tata cara dalam pengambilan sampel di pabrik kelapa sawit.

71

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Kapasitas PengolahanEfisiensi Kapasitas Olah (EKO) dihitung dengan rumus berikutKONET x 100%KONOMNilai EKO dikatakan baik jika persentasenya sebesar 95%. KONOM (Kapasitas Olah Nominal) ialah kapasitas olab menurut desain dan telah diuji Taking Over Test (TOT). Sementara itu, KONET (Kapasitas Olah Neto) adalh kapasitas yang dicapai oleh PKS secara efektif. Cara penghitungannya, yaitu jumlah TBS yang diolah dibagi dengan jumlah olah efektif dan jam stagnasi. 1. Jam Olah Pabrik

Efektifitas Jam Operasi (EJO) dihitung dengan rumus berikut. Jam Olah Pabrik---------------------- X 100%Jam Olah TersediaNilai EJO dikatakan baik apabila persentasenya lebih kurang 85%. Terdapat isttilah jam olah pabrik, jam stagnasi, jam olah efektif dan jam olah tersedia.a. Jam olah pabrik mulai dihitung setelah screw press broperasi sampai

screw press berakhir/berhenti.b. Jam stagnasi adalah jumlah kerusakan setiap alat yang menyebabkan

terhentinya proses screw press.c. Jam olah efektif adalah jam olah pabrik dikurangi jam stagnasi.d. Jam olah tersedia (bruto) adalah jam olah pabrik bekerja dihitung sejak

fire up boiler hingga screw press berhenti.2. Efisiensi Pengutipan Minyak Sawit (EPM)

EPM di hitung dengan rumus sebagai berikut Rendemen MinyakEPM = ------------------------------- X 100% Rendemen Minyak + Total Kehilangan Minyak Terhadap TBSNilai EPM dikatakan baik jika persentasennya lebih kurang 93%

3. Efisiensi Pengutipan Kernel (EPK)EPK dihitung dengan rumus berikut.

Rendemen KernelEPK = --------------------------------- X 100%

Rendemen Kernel + Total Kehilangan Kernel terhadap TBS

72 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

4. Indeks Produktivitas Pabrik (IPP)IPP dihitung dengan rumus sebagai berikut. EPM + EPK EKO + EJO + --------------- 2IPP = -------------------------------------X 100% 3Kterangan : IPP tinggi = minimum 0,85 IPP sedang = 0,60 – 0,84 IPP rendah = dibawah 0,60Setiap pabrik disarankan agar memiliki IPP minimum 0,85.Untuk mendapatkan IPP minimum ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian untuk mendapatkan nilai Indeks Produktivitas Pabrik (IPP) yang tinggi adalah sebagai berikut.a. Penerapan 5R (ringkas, rapi/penataan, resik/pembersihan, rawat, dan rajin

/pembiasaan) di setiap stasiun.b. Analisis semua sampel proses dengan benar c. Lakukan pemeriksaan mutu TBS yang diterima dengan benar d. Mengolah seluruh TBS dan brondolan dengan prinsip FIFO (First in First

Out).e. Operasikan mesin-mesin dengan efektif dan efisisenf. Implementasikan SOP pabrik dengan benar g. Losses CPO dan kernel seminimal mungkinh. Mengontrol kualitas produksi CPO dan kernel sesuai standar.i. Ingatkan karyawan tentang K3 (kesehatan dan Keselamatan Kerja) setiap

hari.j. Laksanakan perawatan mesin sesuai jadwal dan life time (umur mesin)k. Lestarikan lingkungan. Sebelas poin tersebut dapat diakronimkan menjadi PALM OIL MILL. Jika semua hal trersebut telah diterapkan dengan baik dan tercipta Best Management Practices (BMP) yang bisa menghasilkan IPP tingi.

B. Pengambilan Sampel PKS pengolahan TBS untuk menghasilkan CPO dan kernel. Sebelum CPO dan kernel disimpan, terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel untuk data acuan kualitas hasil CPO dan Kernel yang telah diolah. Setelah pengambilan sampel dilakukan CPO disimpan di tangki timbun, sedangkan PK disimpan di bulk silo. Pada umumnya di PKS terdapat tiga tangki timbun dan dua bulk silo. Namun ada juga PKS menyimpan PK dalam karung plastik. CPO dan PK setiap hari diukur untuk mengetahui jumlah produksi dan rendemen (OER dan KER) yang akan diperoleh. Pengukuran CPO dan PK menggunakan cara tertentu agar diperoleh tingkat produksi yang akurat.

73

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

1. Ketentuan Pengambilan SampelAda beberapa ketentuan pengambilan sampel yang harus diperhatikan agar mendapatkan data yang akurat :

a. Sampel diambil selama proses berlangsung (diawali dari 2 jam setelah proses berjalan dan diakhiri sampai dengan 2 jam sebelum proses berhenti).

b. Alat-alat yang digunakan untuk mengambil sampel harus selalu dijaga agar tetap kering dan bersih.

c. Sampel, tempat sampel, dan alat pengambilan sampel harus disimpan di tempat yang aman dan kontaminasi kotoran ataupun air.

d. Ukuran tempat sampel disesuaikan degan kebutuhan. Untuk sampel cairan misalnya, dapat digunakan jerigen plastik ukuran 5 liter. Untuk sampel padat, dapat menguankan ember plastik uuran 25 liter yang dilengkapai dengan tutup yang rapat.

e. Semua tempat sampel harus diberi nama atau identitas yang jelas.f. Tempat pengambilan sampel harus dibuat sedemikian rupa agar tidak

berbahaya bagi keselamatan petugas pengambil sampel.g. Semua sampel harus dianalisis secepat mungkin.

2. Cara Pengambilan SampelAda enam hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan cara pengambilan sampel. Berikut keenam hal tersebut.a. Sampel Cair

1) Cuci sampai bersih sampling can dan tempat sampel2) Tunggu beberapa saat setelah kerangan dibuka sebelum mengambil

sampel. Hal ini dilakukan untuk menjaga kemurnian sampel.3) Bilas sampling can dan tempat sampel dengan cara dikocok

menggunakan sampel yang akan diambil.4) Tutup tempat sampel agar tidak masuk kotoran ataupun air5) Letakkan sampel pada tempat yang tinggi dan kering

b. Sampel Padat 1) Pastikan tempat sampel harus bebas dari kotoran dan air2) Tutp tempat sampel agar tidak masuk kotoran ataupun air3) Letakkan sampel pada tempat yang kering dan tinggi

c. Sampel Solid Decanter1) Simpan sampel di dalam stoples atau wadah tertutup untuk mencegah

penguapan air 2) Pastikan tempat sampel harus bebas dari kotoran dan air3) Letakkan sampel pada tempat yang tinggi dan kering

d. Sampel Air Limbah1) Pastikan wadah tempat penampungan sampel bersih dan kering2) Bilas tempat pengambulan sampel (sampling can) dan jeriken

menggunakan sampel yang telah diambil 3) Tampung dan simpan sampel didalam wadah tertutup rapat4) Pastikan wadah sampel (jeriken) bebas dari gelembung udara5) Segera serahkan sampel ke laboratorium untuk dianalisis (lamanya

pengiriman sampel berpengaruh terhadap hasil analisis).

74 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

e. Pengambilan Sampel Empty Fruit Bunch (EFB)1) Potong memanjang (longitudinal) sampel EFB yang telah diambil

(sebanyak I janjang) menjadi 4 bagian setiap 2 jam dengan menggunakan parang yang tajam.

2) Ambil satu bagian dari potongan tersebut dan simpan di wadah yang tertutup. Tiga bagian sisanya dibuang.

3) Pastikan tempat sampel harus bebas dari kotoran dan air 4) Letakkan sampel pada tempat yang tinggi dan kering

f. Metode Sampling Kernel Dispatch Saat Pemuatan Kernel ke Truk1) Sampel diambil dengan sekop pasir dari 9 titik saat mobil terisi ½

penuh dengan diratakan terlebih dahulu. Setelah mobil terisi penuh dan diratakan, ambil lagi dari 9 titik , masing-masing 3 titik di bagian depan, tengah, dan belakang. Tombak ditancapakan dan dipijak sedalam mungkin dengan kedalaman lebih ½ meter.

2) Setelah kernel terisi penuh, kernel diratakan kembali dan diambil sampelnya lagi dari 9 titik seperti tadi.

3) Sampel – sampel ini kemudian dicampur dengan baik dan di-quartering dengan benar menjadi 1 kg untuk dianalisis. Sisa 1 kg lagi disimpan dengan baik di PMKS sebagai pertinggal.

3. Pemecahan Masalah Berkaitan dengan Sampel Berikut table berisi tindakan pemecahan masalah berkaitan dengan pengambilan sampel :

Tabel 7.1 Tindakan Pemecahan Masalah Berkaitan Pengambilan Sampel

Masalah Penyebab Tindakan

1. Kesalahan analisis secara titrasi

1. Tidak tepat dalam menentukan warna akhir titrasi

1.1. Ulangi pekerjaan terhadap sampel yang sama1.2. Tingkatkan ketelitian dalam pekerjaan

 

2. Kerusakan bahan pereaksi

2.1. Periksa kosentrasi larutan2.2. Periksa indicator da preaksi lainnya2.3. Ganti semua bahan-bahan pereaksi

2. Kesalahan analisis kadar air

1. Suhu oven tidak stabil

1.1. kalibrasi temperature oven dengan thermometer1.2. Ulangi analysis.

 2. Jumlah penimbangan sampel tidak standar

2.1. Ulangi analisis dengan instruksi kerja yang disediakan.

75

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI PEMBELAJARAN

Masalah Penyebab Tindakan

 

3. Sampel terkontaminasi dengan material lain seperti air, kotoran dan sebagainya

3.1. perhatikan pada saat ekstraksi, harus disesuaikan dengan instruksi kerja yang ada

3. Kesalahan analisis oil losses

1. Waktu untuk ekstraksi tidak cukup

1.1. Perhatikan pada saat ekstraksi, harus disesuaikan dengan instruksi kerja yang ada.1.2. Perhatikan sewaktu menurunkan sampel ekstraksi pelarut dalam soxhlet harus sudah betul-betul bersih.

 

2. Tempat ekstraksi sampel tertukar dengan tempat sampel yang lain

2.1. sewaktu menimbang labu kosong beri tanda masing-masing labu untuk masing-masing sampel

4. Kesalahan analisis kadar kotor

1. Jumlah penimbangan sampel tidak standar

1. Ulangi analisis dengan instruksi kerja yang disediakan

 

2. Sampel terkontaminasi dengan material lain, seperti debu

2.1. Ulangi analisis dengan lebih teliti. Hati-hati sewaktu penyiapan sampel, jauhkan pekerjaan sampel dari kontaminasi kotoran lain

 

3. Kesalahan pada saat penyaringan

3.1. Pastikan ukuran kertas saring sesuai dengan alat saring yang dipergunakan. 3.2. Pastikan tidak ada kebocoran dari kertas saring dan alat penyaring kotoran

76 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Kinerja pengolahan adalah tahapan untuk memperoleh hasil dari pengolahan produk baik mentah maupun yang sudah jadi. Dalam menilai suatu produk memiliki kualitas harus diuji terlebih dahulu dalam bentuk sampel. Sampel dianalisis untuk memperoleh gambaran apakah produk tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan. Bila tidak sesuai, berarti ada kesalahan dalam proses produksi. Oleh karena itu proses kinerja pengolahan sangat perlu perhatian.

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai kinerja pengolahan hasil panen, kalian dapat mempelajari lebih lanjut secara mandiri di internet. Melalui internet kalian bisa mengakses lebih jauh materi tentang kinerja pengolahan hasil panen. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menanmbah wawasan dan pemahaman kalian yaitu : https://youtu.be/Oj1EYaXFIVo

JELAJAH INTERNET

CAKRAWALA

Petugas pengambilan sampel harus seorang yang cakap dan ahli atau terlatih untuk melakukan pekerjaan itu. Kesalahan dalam pengambilan sampel akan mempengaruhi proses pengujian berikutnya. Petugas ini bertangung jawab terhadap kebenaran sampel.

77

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

Bahan baku dengan mutu yang baik, diperlukan juga persyaratan yang lain untuk mendapatkan hasil pengolahan yang baik, seperti jumlah TBS yang cukup dan pengiriman TBS yang tepat waktu tiba di pabrik. Tolok ukur untuk menilai kinerja pengolahan ditunjukkan oleh besarnya nilai Indeks Produktivitas Pabrik (IPP) yang merupakan hasil perhitungan dari efisiensi kapasitas olah, efektivitas jam operasi, dan efisiensi ekstraksi produksi. Dalam menilai mutu dan kinerja dibutuhkan sampel hasil olahan. Sampel merupakan bagian dari hasil olahan produk yang ingin diteliti. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari hasil produk yang telah diolah dan menentukan kualitas hasil olahan.

Tugas para siswa adalah melakukan kunjungan ke Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) yang berda dekat dengan wilayah sekolah dan mudah akses menuju ke areal pabrik. Para siswa akan didampingi oleh pihak menejemen pabrik beserta guru pengawas untuk melihat proses pengolahan hasil panen kelapa sawit dari awal sampai menjadi CPO dan Kernel. Selama kunjungan siswa diharapkan membuat dokumentasi yang nantinya akan dijadikan bahan persentasi di kelas dan akan menjadi penilain oleh guru pengampu.

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!1. Dalam pengolahan hasil panen kelapa sawit selalu mengutamakan

ketepatan waktu. Jelaskan mengapa ini menjadi salah satu yang sangat dijaga dalam proses pengolahan kelapa sawit!

2. Apakah setiap hasil ataupun produk yang telah melalui proses pengolahan memerlukan sampel sebelum dipasarkan ?

3. Pengolahan kelapa sawit yang dilakukan oleh PKS harus memiliki IPP 85% dalam managementnya, jelaskan apa itu IPP !

4. Jabarkan syarat pengambilan sampel yang benar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan !

5. Dalam pengambilan sampel yang akan diuji terkadang hasilnya tidak sesuai dengan standar padahal langkah dan prosesnya telah sesuai, coba Anda cari solusi untuk pemecahan masalah pengambilan sampel tersebut!

RANGKUMAN

PENILAIAN AKHIR BAB

TUGAS MANDIRI

78 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

Evaluasi yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing terhadap materi yang telah di pelajari kepada siswa yaitu melakukan penulisan essai terhadap satu proses yang telah mereka lihat pada saat kunjungan ke pabrik pengolahan hasil.

REFLEKSI

79

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP

A. PILIHAN GANDAPilih satu jawaban yang paling tepat!

1. Mutu hasil panen sangat diperhatikan saat pemanenan yang bertujuan untuk ?a. Efisiensi pengolahan …b. Memudahkan proses pengolahanc. Meningkatkan kualitas buahd. Standar permintaan pasare. Efisiensi biaya pengolahan

2. Tujuan dari efisiensi pengolahan hasil panen dilakukan adalah ?a. Meminimalkan bahan bakub. Memaksimalkan produksic. Mencapai produksi yang tinggi…d. Mengurangi biaya pengolahane. Mencapai target yang diberikan

3. Pemeriksaan mutu buah/TBS pada tanaman kelpa sawit dilaksanakan setiap hari kerja untuk ?a. Mengetahuai kulitas buah se-refresentatif mungkinb. Mengetahui tingkat hasil panenc. Memudahkan tugas operator alatd. Mengetahui jumlah panen secara objektife. Menghitung buah layak

4. Setiap afdelling kebun memiliki RKH yang di gunakan untuk memberikan tanda X pada peta kebun yang bertujuan agar ?a. Lokasi grading menyebar secara meratab. Menghindari salah pendataan pemanenc. Hasil panen dapat teridentifkasi maksimald. Grading tetap tidak berubahe. Pemeriksaan buah lancar

5. Buah yang memberondol lebih dari 50% hingga maksimum 75% di sebut buah ?a. Buah mentahb. Buah masakc. Buah terlalu masakd. Buah dimakan tikuse. Buah abnormal

6. Sebelum dilakukan pemanenan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaaan ancak panen yang bertujuan ?a. Memperoleh sampel yang re-fresentatif…b. Menghitung buah mentahc. Memperoleh data jumlah panen

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP

80 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP

d. Menghitung jumlah tenaga kerjae. Memperoleh data jumlah tanaman

7. Dalam pemeriksaan mutu ancak panen mandor/krani akan memberikan tanda X pada peta kebun agar ?a. Tidak terjadi pengamatan ganda pada blok yang samab. Mengetahui lokasi yang akan di semprotc. Tidak ada blok yang tertinggald. Pendataan panen merata pada 1 bloke. Pemeriksaan panen lebih mudah

8. Salah satu kriteria kualitas ancak panen yang akan diperiksa adalah ?a. Buah masak tinggal dipokok..b. Buah matang tinggal di jalanc. Buah matahari yang terangkutd. Brondolan yang hilange. Buah terlalu masak

9. Pemeriksaaan panen dialakukan secara acak sedemikian rupa sehingga mewakili seluruh panen disebut ?a. Sortasi buahb. Mutu buahc. Ancak panend. Sortasi panene. Kualitas ancak

10. Pemeriksaaan terhadap mutu panen dilakukan dengan cara ?a. Penggolongan buah berdasarkan tingkat kematanganb. Penggolongan buah berdasarkan luasan blokc. Penggolongan buah berdasarkan jumlah janjangd. Penggolongan buah berdasarkan hasil panene. Penggolongan buah berdasarkan ukuran buah

11. Berapakan nilai sortasi panen yang dianggap memenuhi persyratan baku olahan pabrik pada tanaman kelapa sawit ?a. ≥ 75 %b. ≥ 80%c. ≥ 85%..d. ≥ 90%e. ≥ 95%

12. Kelapa hibrida dkatakan memiliki kualitas yang buruk apabila ?a. Buah terlalu masak, buah masak dan lonjongb. Buah terlalu muda, buah masak bulan dan buah terlalu kecil

81

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP

c. Buah besar, buah berserabut tipis dan buah bulatd. Buah berserabut tebal, buah masak tuae. Buah masak sedang dan berukuran lonjong

13. Dalam pemanenan sagu harus dilakukan sebelum tanaman tersebut berbunga, dikarenakan ?a. Kandungan pati sagu akan menurunb. Kandungan pati akan busukc. Kandungan pati akan keras dan a lotd. Kandungan pati berbau busuke. Kandungan pati akan menjadi serabut

14. Satu batang sagu yang berumur 12 tahun mampu menghasilkan 20% pati, dan berapa kg tepung basah yang mampu dihasilkan oleh satu batang sagu utuh ?a. 50-450 kg,,b. 100-250 kgc. 150-500 kgd. 200-600 kge. 250-700 kg

15. Buah kelapa sawit yang masuk dalam pengolahan akan berpengaruh terhadap kadar ALB. Berapakah kandungan ALB pada buah mentah ?a. 1,6-3,4b. 1,7-3,3c. 1,6-2,8,,,d. 1,7-4,4e. 1,8-4,4

16. Pada tahap pertama proses pengolahan kelapa sawit adalah perebusan(sterilizer). Salah satu tujuan perebusan buah adalah ?a. Mengurangi peningkatan asam lemak bebas,,b. Menurunkan kadar air pada buah sawitc. Mempermudah menyerap minyak pada janjangd. Melunakkan janjang sawite. Mengaktifkan enzim-enzim lipase

17. Dalam proses pengolahan buah kelapa sawit terdapat proses penebahan (Threser Process) yang berfungsi ?a. Membanting buah dan janjangb. Memisahkan buah dari janjangannya..c. Mengangkat buah ke bunc feederd. Mendorong ke empty bunc conveyore. Memisahkan minyak dan air

82 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP

18. Proses pengempaan (pressing process) adalah tahap pertama dimulainya pengambilan minyak, pada proses pengempaan terdiri dari ?a. Digester dan Screw Conveyorb. Digester dan Conveyor Threserc. Conveyor dan Fruit Elevatord. Digester dan Screw Press..e. Screw Press dan Screw conveyor

19. System kerja mesin penyaringan dengan system getaran-getaran untuk menyaring Crude Oil dari serabut-serabut disebut ?a. Vertical Clarifier Tankb. Sludgec. Sand Trap Tankd. Vibro Seperatore. Skimmer

20. Vertical Clarifier Tank (VCT) berfungsi untuk memisahkan minyak, air dan kotoran, dalam proses ini berapakah suhu yang dibutuhkan ?a. 80ºCb. 85ºCc. 90ºCd. 95ºCe. 100ºC

21. Tempat penyimpanan sementara biji (nut) sebelum memasuki proses berikutnya adalah ?a. Nut polish Drumb. Nut Siloc. Bulk Silod. Riplle Mille. Tank silo

22. Dalam pemeliharaan alat transportasi pengangkutan harus dilakukan secara terencana. Pemeliharaan terencana dibagi tiga adalah ?a. Pemeliharaan harian, bulanan dan tahunanb. Perawatan ringan, sedang dan beratc. Perbaikan ringan, sedang dan beratd. Servise besar, perawatan darurat dan overhaule. Perawatan darurat, perawatan preventif dan perawatan kolektif

23. Setiap kendaraan dan alat berat memiliki kartu riwayat yang berisi data-data kendaraan. Tujuan pemberian kartu riwayat adalah ?a. Sebagai dasar tindakan perawatan apabila terjdi permasalahan…b. Sebagai acuan penggantian peralatan acesoris

83

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP

c. Sebagai penjadwalan pergantian d. Memperkirakan penyusutan penggunaan kendaraane. Memperkirakan kapan harus melakukan perbaikan

24. Kelalaian dalam penyediaan suku cadang dalam jumlah yang memadai akan menyebabkan ?a. Perawatan tertunda..b. Merusak system pemeliharaanc. Mengganggu aktivitas operatord. Kerusakan bertambah parahe. Pemeliharaan tidak dilakukan

25. Pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan di sebut pemeliharaan ?a. Pemeliharaan mingguan b. Pemeliharaan harianc. Pemeliharaan bulanand. Pemeliharaan berkalae. Pemeliharaan tahunan

26. Perbaikan total akibat lama pemakaian dengan pembetulan maupun penggantian komponen disebut ?a. Servise besar…b. Medium repairc. Corrective maintenanced. Perbaikan darurate. Perbaikan ringan

27. Setiap proses produksi yang telah dilaksanakan, maka diperlukan pengambilan sampel, alasan pengambilan sampel adalah ?a. Mengetahui performa dari proses pengolahan…b. Mengetahui efisiensi biaya pengolahanc. Mengukur estimasi hasil yang diperolehd. Efisiensi pengutipan hasil produksie. Mengetahui jumlah premi yang dibayarkan

28. Sebutkan salah satu yang harus di capai untuk memperoleh IPP (indeks produktivitas pabrik) ?a. Penerapan 6 Rb. Analisis semua sampel dengan benarc. Lakukan pemeriksaan mesin pengolahd. Losses CPO dan kernel sebisa mungkine. Mengolah seluruh TBS tan brondolan

84 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP

29. Dalam melakukan anlisis terhadap sampel terkadang terjadi human eror yang menyebabkan kesalahan analisis kadar air salah satu penyebabnya adalah ?a. Suhu oven tidak stabilb. Jumlah penimbang sampel tidak banyakc. Sampel terkontaminasi sesudah analisisd. Suhu oven terlalu kecile. Penimbangan sampel banyak

30. Petugas pengambilan sampel harus orang yang terlatih untuk melakukan pengujian dikarenakan ?a. Bertanggung jawab terhadap kebenaran sampelb. Mempengaruhi kualitas hasil produksic. Menetukan layak nya hasil produksid. Bertanggung jawab terhadap harga juale. Mencegah terjadinya kesalahan analisis

B. URAIANKerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Sortasi buah pada tanaman kelapa sawit sangat kompleks berbeda dengan sortasi pada tanaman sagu. Jelaskan perbedaan pada dua komoditas tersebut ?

2. Jelaskan kendala yang terjadi apabila salah satu peralatan pengolahan sperti trasher mengalami gangguan ?

3. Bagaimanakah alur pemurnian minyak sawit, jelaskan sesuai dengan yang anda pelajari pada materi sebelumnya ?

4. Pemeliharaan terhadap peralatan pengangkutan sangat perlu dilakukan terutama pemeliharaan berkala, jelaskan jenis-jenis perawatan yang anda ketahui ?

5. Jabarkan syarat pengambilan sampel yang benar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan ?

85

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. BukuRantai pasok dari kebun ke pabrik dalam 24 jam. 2019. dari http://smart-tbk.com Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. Bukuwww.bumn.go.id. System transpotasi perkebunan.2019Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. BukuPardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. BukuPardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. BukuPardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. Buku

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA

86 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

Lapangan : Adalah tempat melakukakan suatu pekerjaan baik itu menganalisa, mengamati dan mempraktekkan

Pabrik : adalah suatu bangunan yang terdapatmesin-mesin untuk mengolah hasil panen

TPS : Tempat pengumpul hasil panenTPH : Tempat Pengumpul HasilTBS : Tandan Buah SegarK3 : Kesehatan dan Keselamatan KerjaPonton : terbuat dari besi yang berbentuk segi empatBarkas : terbuat dari besi segi empat menggunakan mesin 15 PKKanal : adalah saluran air yang di buat sesuai kebutuhan perkebunanTransportasi : adaalh kegiatan untuk memudahkan suatu kegiatanHibrida : adalah salah tanaman kelapa hasil persilangan dari jenis

kelapa dalam dan kelapa genjah yang menghasailkan varietas baru yaitu hibrida.

Defisit : adalah suatu kondisi dimana pengeluaran lebih banyak dibandingkan pemasukan dan menimbulkan kerugian.

Mutu : adalah tingkatan baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu.

CPO : Minyak mentah hasil pemurnianNut Silo : Merupakan tempat penyimpanan nut sementara sebelum

masuk ke rippleNOS : Non-oil Solid (NOS) yang berukuran besar seperti serabut,

pasir, tanah, kotoran-kotoran lain yang terbawa dengan minyak.

Operator : adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengoperasikan mesin/alat/kendaraan yang menjadi tanggung jawabnya.

Bengkel : adalah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin

Pelumasan : adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek

Grease : adalah gemuk sejenis pelumas yang digunakan untuk mengurangi gesekan pada bagian tertentu kendaraan

Kinerja : adalah hasil kerja secara kulitan dan kuantitas yang dicapaiPengolahan : adalah suatu perbuatan, cara atau proses mengolah sesuatu

halCPO : Minyak Mentah hasil olahan kelapa sawitKernel : adalah minyak dari biji kelapa sawit atau minyak intiSampel : adaalah contoh bagian dari populasi dalam suatu penelitianEkstraksi : adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan

kelarutannyaAnalisis : adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti

mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan berdasarkan kaitanya.

GLOSARIUM GLOSARIUM

87

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULISBiodata Penulis 1

Nama Lengkap : MUHAMMAD QUNUL LABIB, S.KomTelepon /HP/WA : 082327315651Email : [email protected] Facebook : [email protected] Kantor : SMK SWASTA BAKTI AGRO MANDIRI Kompleks KPP PT. TH Indo Plantations DesaTanjung Simpang Kec. Pelangiran Indragiri Hilir, RIAU

Riwayat Pekerjaan / Profesi (10 TahunTerakhir)1. Guru SMP Diponegoro Depok Sleman (2014 – 2015)2. Guru SMK Swasta Bakti Agro Mandiri (2016 s/d Sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar1. S1 Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (lulus Tahun 2015)

Informasi Lain dariPenulisTinggal di Daerah Transmigrasi yaitu SP 4 RSTM, Bangun Harjo Jaya, Pulai Burung, Indragiri Hilir, RIAU , Lahir di Blitar, 11 Mei 1990. Tahun 1997 mengikuti orangtua Transmigrasi ke RIAU Sekolah Dasar di lalui di SD 060 Binangun Jaya dan MTs Darussalam di Manunggal Jaya yang masih dikecamatan Pulau Burung dan Setelah lulus MTs melanjutkan Ke MAN Tulungagung 1 . Tahun 2009 kuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, lulus tahun 2015. Sebelum lulus tahun 2014 sampai 2015 mengajar di SMP Diponegoro Depok Sleman, Tahun 2015 pulang ke RIAUs elanjutnya Menjadi guru di SMK Swasta Bakti Agro Mandiri, dari tahun 2016 - sekarang .

BIODATA PENULIS

88 AGRIBISNIS TANAMANPERKEBUNAN

PANEN DAN PASCAPANEN

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULISBiodata Penulis 2

Nama Lengkap : BERRY WIRADINATA, SPTelepon /HP/WA : 0822 8473 5843Email : [email protected] Fb, IG, Twitter : berrywiradinataAlamat Kantor : SMKS BAKTI AGRO MANDIRI Kompleks PT. THIP, Tanjung Simpang, kec. PlangiranKompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan

Riwayat Pekerjaan / Profesi (2 TahunTerakhir) :1. Humas PT. Pro IT Dev Yogyakarta, Regional Riau (2018)2. Guru Produktif Agribisnis Tanaman Perkebunan (2019)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar1. S1 PERTANIAN, Universitas Islam Riau (Lulus Tahun 2018)

Judul Buku dan Tahun Terbit (2 TahunTerakhir)1. BUDIDAYA SISTEM TUMPANG SARI TANAMAN KELAPA (Cocosnucifera. L)

DAN NENAS (Ananascomosus. L) TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN LUAS LAHAN (Tahun2017) di Kab. Idragiri Hilir

2. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Extragen dan NPK Mutiara 16:16:16 Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat(Lycopersicum esculentum Mill (Tahun 2018)

Informasi Lain dari PenulisTinggal di Kompleks PT. THIP desa Tanjung simpang, Plangiran, Indragiri Hilir, RIAU, Lahir di Banjar Benai, 08 April 1995. Sekolah Dasar di lalui di SD 039 concong dalam, concong, Indragiri Hilir dan SMP Negeri 1 dan SMA N 1 di daerah yang sama yaitu di Kec. Benai, Kab. Kuantan Singingi. Tahun 2013 kuliah di Universitas Islam Riau, lulus tahun 2018.Tahun 2018 melanjutkan karier sebagai Humas di perusahaan yang bergerak di bidang IT dan Star Up selanjutnya tahun 2019 melanjutkan karir menjadi guru di SMKS Bakti Agro Mandiri, dari tahun 2019 - sekarang .

89

PANEN DAN PASCA PANEN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULISBiodata Penulis 3

NamaLengkap : CHRISMAN PURBA S.PdTelepon /HP/WA : 081397191259Email : [email protected], IG, Twitter : chrismanpurbaAlamat Kantor : SMKS BAKTI AGRO MANDIRI Kompleks PT. THIP, TanjungSimpang, kec. PlangiranKompetensiKeahlian : Teknik Kenderaan Ringan

Riwayat Pekerjaan / Profesi :1. Guru Di SMK Swasta Teladan Medan 20002. Guru di SMK Swasta Teladan Sumatera utara 20043. Waksek di SMK Swasta Yapim Sp Kawat – Asahan 20084. Kepsek di SMK Swasta Yapim Pinang Awan 20105. Kepsek di SMK Swasta Bakti Agro Mandiri 2015

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar1. S1 Teknik Mesin Universitas Negeri Medan (Lulus Tahun 1996)

Informasi Lain dari PenulisTinggal di Kompleks PT. THIP desa Tanjung simpang, Plangiran, Indaragiri hilir, RIAU, Lahir di Medan 16 Desember 1972. SD di Medan SD Swasta Mariana, SMP di Medan SMP Swasta Tunas Kartika II, STM Di Medan STM Swasta Bakti.