Implementasi Nilai Sosial dalam Pembelajaran

29
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah- tengah masyarakat menjadikan manusia akan selalu membutuhkan bantuan antara individu satu dengan individu lainnya. Hal yang seperti itu akan menjadikan setiap individu perlu berinteraksi dengan sesamanya. Proses interaksi yang terjadi dalam pembelajaran di sekolah tentu didasari dengan beberapa nilai sosial agar inteaksi berjalan dengan baik. Nilai sosial akan menjadi pedoman setiap individu untuk bersikap ketika berinteraksi dengan individu lainnya. Saat ini, pendidikan di Indonesia sedang menerapkan kurikulum 2013. Pengajaran mengenai penerapan nilai-nilai sosial telah terangkum dalam Kurikulum 2013. Terutama di sekolah dasar, bagi peserta didik, pendidik diharapkan mampu memberi teladan untuk bersikap positif dan mampu membiasakan peserta didik untuk bertindak tidak menyimpang dari nilai melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013. Namun pada prakteknya, terdapat masalah penyimpangan nilai- nilai sosial dalam pembelajaran yang melibatkan peserta didik maupun guru. 1

Transcript of Implementasi Nilai Sosial dalam Pembelajaran

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah-

tengah masyarakat menjadikan manusia akan selalu

membutuhkan bantuan antara individu satu dengan individu

lainnya. Hal yang seperti itu akan menjadikan setiap

individu perlu berinteraksi dengan sesamanya. Proses

interaksi yang terjadi dalam pembelajaran di sekolah

tentu didasari dengan beberapa nilai sosial agar inteaksi

berjalan dengan baik. Nilai sosial akan menjadi pedoman

setiap individu untuk bersikap ketika berinteraksi dengan

individu lainnya.

Saat ini, pendidikan di Indonesia sedang menerapkan

kurikulum 2013. Pengajaran mengenai penerapan nilai-nilai

sosial telah terangkum dalam Kurikulum 2013. Terutama di

sekolah dasar, bagi peserta didik, pendidik diharapkan

mampu memberi teladan untuk bersikap positif dan mampu

membiasakan peserta didik untuk bertindak tidak

menyimpang dari nilai melalui kegiatan-kegiatan yang

sesuai dengan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013. Namun

pada prakteknya, terdapat masalah penyimpangan nilai-

nilai sosial dalam pembelajaran yang melibatkan peserta

didik maupun guru.

1

Seperti yang terjadi di SD Muhammadiyah Colombo,

Yogyakarta, seorang siswi kelas IV bernama R Ayuntari

Sekar Kinasih atau biasa dipanggil Sekar mengaku jika

kelasnya bermasalah. Di kelas Sekar terdapat masalah

berupa adanya jarak atau gap antar siswa. Jarak atau gap

tersebut terlihat ketika pembagian kelompok pada saat

pembelajaran, yaitu siswa hanya mau berkelompok dengan

teman dekatnya saja. Selain itu, terdapat masalah berupa

kesenjangan sosial yang sangat jelas di kelas. Sekar

mengaku jika siswa yang memiliki latar belakang ekonomi

menengah ke atas tidak mau berteman dengan siswa yang

dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah atau

kurang mampu. Sekolah Sekar memang terkenal sekolah

swasta elite, kebanyakan siswanya berlatar belakang

ekonomi menengah ke atas. Meskipun sekolah tersebut

merupakan sekolah swasta agama, akan tetapi tidak menutup

kemungkinan terjadi masalah-masalah tersebut. Maka dari

itu diperlukan upaya-upaya pemecahan dan pencegahan agar

masalah tersebut tidak terlulang kembali di sekolah

terkait dan sekolah lain.

2. Rumusan Masalah

a. Nilai apa saja yang dapat diimplementasikan dalam

pembelajaran Kurikulum 2013?

2

b. Bagaimana upaya implementasi nilai-nilai sosial dalam

pembelajaran Kurikulum 2013?

c. Bagaimana implementasi nilai-nilai sosial pembelajaran

kurikulum 2013 terhadap sikap peserta didik

dikehidupan sehari-hari?

3. Tujuan

a. Untuk mengetahui nilai apa saja yang dapat

diimplementasikan dalam pembelajaran kurikulum 2013.

b. Untuk mengetahui upaya implementasi nilai-nilai sosial

dalam pembelajaran kurikulum 2013

c. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kurikulum 2013

terhadap sikap peserta didik dikehidupan sehari-hari

4. Manfaat

a. Dapat mengetahui nilai apa saja yang dapat

diimplementasikan dalam pembelajaran kurikulum 2013.

b. Dapat mengetahui implementasi nilai-nilai sosial

dalam pembelajaran kurikulum 2013.

c. Dapat mengetahui pengaruh pembelajaran dengan

Kurikulum 2013 terhadap sikap peserta didik

dikehidupan sehari-hari.

3

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Nilai

Karena bervariasinya pengertian nilai, sulit untuk

mencari kesimpulan yang komprehensif agar mewakili setiap

kepentingan dan berbagai sudut pandang, tetapi ada hal

yang disepakati dari semua pengertian nilai tersebut,

bahwa nilai berhubungan dengan manusia, dan selanjutnya

nilai itu penting. Untuk melihat sejauh mana variasi

pengertian nilai tersebut, terutama bagaimana hubungan

antara setiap pengertian itu dengan pendidikan, di bawah

ini akan dikemukakan sebelas definisi yang diharapkan

mewakili berbagai sudut pandang.

a. Menurut Cheng (1955): nilai merupakan sesuatu yang

potensial dalam arti terdapatnya hubungan yang

harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk

menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan

atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki. (dalam

Lasyo, 1999:1)

b. Menurut Dictionary of Sociologi and Related Science:

Value……., the belived capacity of any object to

satisfy human desire, the quality of any object to

satisfy human desire, the quality of any object which

causes it to be of interest to an individual oe a

4

group. (Nilai adalah kemampuan yang diyakini terdapat

pada suatu objek untuk memuakan hasrat manusia, yaitu

kualitas objek yang menyebabkan tertariknya individu

atau kelompok). (dalam Kaelan, 2002:174)

c. Menurut Frankena: Nilai dalam filsafat dipakai untuk

menunjuk kata benda abstrak yang artinya

“keberhargaan” (worth) atau ”kebaikan” (goodness) dan

kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan

tertentu dalam menilai atau melakukan penelitian.

(dalam Kaelan, 2002:174)

d. Menurut Lasyo (1999:9) sebagai berikut: nilai bagi

manusia merupakan landasan atau motivasi dalam segala

tingkah laku atau perbuatannya.

e. Menurut Arthur W. Comb: Nilai adalah kepercayaan-

kepercayaan yang digeneralisir yang berfungsi sebagai

garis pembimbing untuk menyeleksi tujuan serta

perilaku yang akan dipilih untuk dicapai. (dalam Kama

a. Hakam, 2000:45)

f. Menurut Jack R. Fraenkel (1977:6): A Value is an idea-

a concept- about what someone thinks is important in

life. (Nilai adalah gagasan-konsep-tentang sesuatu

yang dipandang penting oleh seseorang dalam hidup).

g. Menurut Charles R. Knikker (1977:3): Value is a

cluster of attitude which generate either an action or

5

decision to deliberately avoid an action. (Nilai

adalah sekelompok sikap yang menggerakkan perbuatan

atau keputusan yang dengan sengaja menolak perbuatan).

h. Menurut Herbert Larry Winecoff (1987:1) Value a set of

attitude (scheme) which generate or couse a judgement

which guide action or in action (a lack of action) and

which provide a standard or a set of principles.

i. Menurut Dardji Darmodiharjo (1986:36): nilai adalah

yang berguna bagi kehidupan manusia jasmani dan

rohani.

j. Menurut John Dewey dalam Dardji, D., (1986:36): Value

is object of sosial interest.

Dari beberapa definisi para tokoh diatas dapat

disimpulkan bahwa nilai merupakan kualitas atau sifat

yang terdapat pada suatu objek sebagai garis pembimbing

perilaku yang akan dipilih untuk dicapai.

2. Jenis-Jenis Nilai Sosial

Nilai sosial merupakan segala sesuatu yang dianggap

sangat berharga oleh masyarakat. Masyarakat beranggapan

tentang sesuatu yang diharapkan, indah, dan benar.

Pendekatan penenaman nilai adalah suatu pendekatan

yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial

dalam diri peserta didik. Pendekatan nilai nilai sosial

6

perlu ditanamkan kepada peserta didik karena nilai sosial

berfungsi sebgai acuan bertingkah laku dan berinteraksi

dengan sesama sehingga keberadaannya diterima

dimasyarakat.

Nilai sosial terdiri atas:

a. love (kasih sayang) yang terdiri atas pengabdian,

tolong menolong, kekeluargaan, kesetiaan, dan

kepedulian.

b. responsibility (tanggung jawab) yang terdiri atas nilai

rasa memiliki, disiplin dan empati

c. life harmony (keserasian hidup) yang terdiri atas nilai

keadilan, toleransi, kerjasama, dan demokrasi.

(Zubaedi, 2009: 12-13)

Ada tiga jenis nilai sosial menurut Prof Dr Notonagoro

yaitu:

1. Nilai Material adalah nilai yang meliputi berbagai

konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi

jasmani manusia.

2. Nilai Vital adalah nilai yang meliputi berbagai

konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang

berguna bagi manusia dalam melaksanak berbagai

aktivitas.

7

3. Nilai Kerohanian adalah nilai yang meliputi berbagai

konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang

berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia.

Nilai kerohanian dibedakan menjadi empat amacam yaitu:

a) Nilai kebenaran (kenyataan) yang bersumber dari

unsur akal manusia (ratio, budi, cipta).

b) Nilai keindahan yang bersumber dari unsur rasa

manusia (perasaan, estetis).

c) Nilai moral (kebaikan) yang bersumber dari unsur

kehendak atau kemauan (karsa, etika).

d) Nilai kerohanian yang merupakan nilai ketuhanan,

kerohanian yang tinggi dan mutlak.

Sedangkan nilai yang dapat ditanamkan pada peserta

didik menurut Deni Damayanti (2014: 43-46) sebagai

berikut.

a. Nilai kejujuran adalah perilaku yang didasarkan pada

upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu

dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan, baik diri dan pihak lain.

b. Nilai kecerdasan adalah kemampuan seseorang dalam

melakukan suatu tugas secara cermat, tepat, dan cepat.

c. Nilai ketangguhan adalah sikap dan perilaku pantang

menyerah atau tidak mudah putus asa ketika menghadapi

8

berbagai kesulitan dalam melaksanakan kegiatan atau

tugas sehingga mampu mengatasi kesulitan dalam

mencapau tujuan.

d. Nilai demokratis adalah cara berpiki, bersikap dan

bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya

dan orang lain.

e. Nilai kepedulian adalah sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan

kerusakan manusia, alam, dan tatanan disekitar

dirinya.

f. Nilai kemandirian adalah sikap dan perilaku yang tidak

mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan

tugas-tugas.

g. Nilai berpikir adalah berpikir dan melakukan sesuatu

secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara

atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah

dimiliki.

h. Nilai keberanian mengambil resiko adalah kesiapan

menerima resiko atau akibat yang mungkin timbul dari

tindakan yang dilakukan.

i. Nilai berorientasi pada tindakan adalah kemampuan

untuk mewujudkan gagasan menjadi tindakan nyata.

j. Nilai berjiwa kepemimpinan adalah kemampuan

mengarahkan dan mengajak individu atau kelompok untuk

9

mencapai tujuan dengan berpeganng pada asas-asas

kepemimpinan yang berbudaya.

k. Nilai kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan

upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai

hambatan guna menyelesaikan tugas, baik tugas belajar

maupun tugas pekerjaan, dengan sebaik-baiknya.

l. Nilai tanggung jawab adalah sikap dan perilaku

seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya

sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri

sendiri, Negara, Tuhan YME, masyarakat, lingkungan,

baik alam, sosial, maupun budaya.

m. Nilai gaya hidup sehat adalah segala uapaya untuk

menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup

yang sehat dan menghindarkan kebiasaaan buruk yang

dapat menggangu kesehatan.

n. Nilai kedisiplinan adalah tindakan yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan

peraturan.

o. Nilai percaya diri adalah sikap yakin akan kemampuan

diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap

keinginan dan harapannya.

p. Nilai keingintahuan adalah sikap dan tindakan yang

selalu berupaya untuk mrngrtahui lebih mendalam dan

10

meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan

dengar.

q. Nilai cinta ilmu adalah cara berpikir, bersikap, dan

berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan

penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.

r. Nilai kesadarn akan hak dan kewajiban diri dan orang

lain adalh sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan

apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain

serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.

s. Nilai kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial adalah

sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan

berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.

t. Nilai penghargaan pada karya dan prestasi orang lain

adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

u. Nilai kesantunan adalah sifat yang halus dan baik dari

sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya

kesemua orang.

v. Nilai menghargai keberagaman adalah sikap memberikan

respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang

berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama.

11

3. Upaya Implementasi Nilai-Nilai Sosial dalam

Pembelajaran Kurikulum 2013

Masalah penyimpangan nilai dalam pembelajaran dapat

terjadi karena berbagai faktor penyebab. Salah satu

faktor penyebab tersebut adalah pendidikan di sekolah

yang kurang atau bahkan sama sekali tidak melakukan upaya

penerapan nilai-nilai sosial dalam pembelajaran. Upaya-

upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam hal ini

pendidik atau guru antara lain melalui: a) penerapan

kompetensi inti 1 dan 2 kurikulum 2013; b) model

pembelajaran kooperatif jigsaw; dan c) guru sebagai

teladan yang baik.

a. Penerapan Kompetensi Inti (KI) 1 dan 2 Kurikulum 2013

Pada bab sebelumnya telah dijabarkan nilai-nilai

sosial yang dapat diterapkan pada pembelajaran,

diantaranya ada nilai kedisiplinan, kejujuran, tanggung

jawab, kerja sama, dan religius. Implementasi nilai-nilai

sosial tersebut secara tersirat maupun tersurat dapat

dilihat dari Kompetensi Inti (KI) dan dijabarkan di

Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran Kurikulum 2013.

Kompetensi Inti (KI) 1 dan 2 mencakup tentang aspek

afektif. Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan

dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak

perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan

12

nilai. pelaksanaan. Pendidik dapat menerapkannya pada

proses pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar yang

ada dalam Kurikulum. Berikut contoh Kompetensi Inti 1 dan

2 Mata Pelajaran IPS:

Kelas IV1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu

dengan segala perubahannya 1.2 Menjalankan ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku

sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkankelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalammasyarakat

1.3 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusiadan lingkungannya

Kelas V1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu

dengan segala perubahannya 1.2 Menjalankan ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku

sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkankelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalammasyarakat

1.3 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakanmanusia dan lingkungannya

Kelas VI1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah memberikan

kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk melakukanperubahan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya danpolitik

1.2 Menerimaadanya kelembagaan sosial, budaya, ekonomi danpolitik dalam masyarakat yang mengatur kehidupan manusiadalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia

1.3 Menghargai karunia dan rahmat Tuhan YME yang telahmenciptakan manusia dan lingkungannya

13

Dari kompetensi dasar di atas dapat diambil nilai

sosial yang dapat diimplementasikan yaitu nilai religius.

Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, nilai

religius mencakup hubungan manusia dengan Tuhan. Bentuk

implementasinya dalam pembelajaran di kelas adalah berdoa

sebelum dan sesudah pelajaran dimulai. Guru selalu

mengingatkan peserta didik untuk bersyukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa atas segala nikmat yang diberikan.

Kelas IV2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli,

santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa Hindu Buddha dan Islam dalam kehidupannyasekarang

2.2. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli, menghargai, danbertanggungjawab terhadap kelembagaan sosial, budaya,ekonomi dan politik

2.3. Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli dalaminteraksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya

Kelas V2.1 Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab, peduli,

santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa penjajahan dan gerakan kebangsaan dalammenumbuhkan rasa kebangsaan

2.2 Menunjukkan perilaku jujur, sopan, estetikadan memiliki motivasiinternal ketika berhubungan dengan lembaga sosial, budaya,ekonomi dan politik

14

2.3 Menunjukkan perilaku peduli, gotongroyong, tanggungjawabdalam berpartisipasi penanggulanganpermasalahan lingkunganhidup

Kelas VI2.1 Menunjukkan perilaku cinta tanah air dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan rasanasionalisme

2.2 Memiliki kepedulian dan penghargaan terhadap lembaga sosial,budaya, ekonomi dan politik

2.3 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, percaya diridalam mengembangkan pola hidup sehat, kelestarianlingkungan fisik, budaya, dan peninggalan berharga dimasyarakat

Kompetensi dasar diatas mencakup nilai kejujuran,

kedisiplinan, dan tanggung jawab. Nilai kejujuran dapat

diimplementasikan dengan membiasakan peserta didik

mengerjakan soal ujian dengan jujur. Nilai kedisiplinan

yang diterapkan oleh guru mulai sebelum masuk sekolah.

guru memberi teladan dengan masuk sekolah jauh sebelum

pukul bel masuk, sehingga peserta didik akan mencontoh

gurunya dengan datang sebelum bel masuk. Jika peserta

didik terlambat masuk sekolah, maka peserta didik

tersebut harus meminta ijin kepada guru piket. Nilai

tanggung jawab dapat diimplementasikan dengan pemberian

tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik di

rumah maupun pada saat proses belajar di kelas. Melalui

kegiatan ini diharapkan peserta didik betul-betul

15

terlatih tanggung jawab baik untuk dirinya sendiri maupun

orang lain. Selain dengan tugas, guru juda dapat meminta

kepada peserta didiknya untuk bertanggung jawab terhadap

kebersihan kelasnya. Jenis kegiatannya bisa berupa

pembentukan regu piket, peserta didik wajib membersihkan

kelas sesuai dengan jadwal piket yang berlaku.

Pada KD 2.3 terdapat nilai sosial yang dapat

diimplementasikan, yaitu nilai sopan santun. Peserta

didik dibiasakan bersikap sopan santun dengan gurunya

yaitu mendengarkan penjelasan guru dengan baik dan bicara

sendiri, ketika bertanya dengan guru peserta didik

menggunakan bahasa yang sopan, selain itu ketika peserta

didik ingin keluar kelas peserta didik harus meminta ijin

dengan sopan kepada guru. Kemudian, dari KD tersebut

terdapat nilai toleransi. Nilai toleransi ini dapat

diimplementasikan ketika diskusi di kelas. Peserta didik

dibiasakan menghormati pendapat temannya, memberi

kesempatan teman untuk bertanya, dan tidak memotong

pembicaraan.

Selain dari kompetensi dasar yang telah disebutkan,

guru dapat pula membiasakan peserta didik untuk taat

terhadap nilai-nilai sosial melalui KD 3.5 yang berbunyi:

“Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam,

sosial, budaya, dan ekonomi.” Interaksi dengan lingkungan alam,

16

guru dapat mengajarkan nilai tanggung jawab dengan cara

meminta peserta didik untuk bertanggung jawab dengan

keindahan dan kebersihan lingkungan sekolahnya. Jenis

kegiatannya bisa berupa kerjabakti bersama seluruh warga

sekolah untuk membersihkan lingkungan sekolah, sehingga

peserta didik sadar bahwa mereka harus bertanggung jawab

dengan keindahan lingkungan sekolah agar mereka dapat

nyaman belajar di sekolah. pembentukan regu piket,

peserta didik wajib membersihkan kelas sesuai dengan

jadwal piket yang berlaku. Nilai toleransi dapat

ditanamkan melalui kegiatan interaksi dengan lingkungan

sosial dengan melatih kepekaan peserta didik terhadap

temannya maupun gurunya. Ketika ada peserta didik yang

berinteraksi negatif, guru bisa menegurnya agar peserta

didik tersebut memperbaiki pola interaksinya. Dengan

begitu, antar sesama peserta didik akan saling

mengingatkan jika ada teman yang berinteraksi tidak

sesuai dengan nilai. Misalnya, jika di sekolah ada sesama

peserta didik yang bertengkar, maka peserta didik lain

akan sadar untuk mereka melerai teman yang bertengkar

tersebut. Selain itu, nilai toleransi dengan melatih

kepekaan sosial bisa diterapkan ketika ada salah satu

teman yang sakit atau tertimpa musibah, maka guru dapat

meminta kepada temannya untuk menjenguk. Ketika

17

menjenguk, guru meminta peserta didik untuk mendokan agar

keadaan temannya lebih baik, itu artinya guru menanamkan

nilai agama pada peserta didik. dengan berdoa, peserta

didik sadar bahwa yang dapat memberi keadaan yang lebih

baik bukan hanya semangat dan simpati dari temannya,

tetapi Tuhan meruapan kunci yang memberikan kesembuhan

atau keadaan yang lebih baik.

b. Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw

Pembelajaran kooperatif adalah starategi

pembelajaran yang melibatkan partisispasi siswa dalam

suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.

(Nurhayati, 2002 : 25). Dalam sistem belajar yang

kooperatif siwa belajar bekerjasama dengan anggota

lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung

jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri, dan

membantu sesama anggota untuk belajar. Siswa dapat

belajar dalam kelompok kecil dan dapat melalukanya

seseorang diri.

Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana siswa

dapat berkerjasama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah

tujuan bersama, situasi kooperatif merupakan bagian dari

siswa untuk mencapai tujuan kelompok, siswa harus

merasakan bahwa meraka akan mencapai tujuan kelompok,

siswa harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan

18

maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan,

artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan

sesamnya anggota kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah

model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada

kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti

yang diungkapkan Lie (1993:73), bahwa pembelajaran

kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar

kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil

yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara

heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan

positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Dalam model

pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan

untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah informasi

yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan

berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab atas

keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi

yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada

kelompoknya (Rusman, 2008:203).

c. Guru sebagai Teladan Peserta Didik

Salah satu faktor pendidikan dan yang paling utama

adalah pendidik. Pendidik atau guru merupakan ujung

tombak pendidikan bangsa, karena orang yang menyampaikan

materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan yang paling

19

dekat dengan siswa ketika di sekolah adalah guru. Guru

berperan sebagi model yang bisa diteladani oleh anak-

anak. Banyak model yang dilihat oleh anak-anak di luar

sekolah. Namun di sekolahlah yang diharapkan model itu

bisa ditemukan oleh anak. Maka dari itu, guru harus

memberikan contoh atau teladan yang baik bagi peserta

didik. Hal tersebut wajib dilakukan sebagai upaya

implementasi nilai-nilai sosial. Guru dapat memberikan

contoh dalam menegakkan disiplin dan tata tertib,

misalnya hadir tepat waktu di kelas dalam kegiatan

pembelajaran dan berpenampilan rapi. Untuk menerapkan

nilai toleransi, guru dapat membantu peserta didik dalam

mengatasi kesulitan belajar tanpa membedakan status

sosial, ekonomi, dan keadaan fisik peserta didik.

4. Pengaruh Implementasi Nilai Sosial dalam Pembelajaran

Kurikulum 2013 Terhadap Kehidupan Sehari-Hari

Di masa ini perilaku manusia di kehidupan sehari-

hari terasa sudah mulai mengalami penurunan. Dimana

setiap manusia merassa dirinya sudah sempurna, sehingga

manusia sekarang meulai bersifat individu. Oleh karena

itu, sifat-sifat seperti kerjasama atau gotong royong

yang pernah dilaksanakan oleh generasai dahulu sudah

mulai luntur dan masih banyak lagi. Yang memprihatinkan

sekarang yaitu bahwa anak usia dini juga sudah mulai

20

bersifat individual. Padahal masa anak-anak merupakan

masa untuk hidup bersama-sama. Selain bersifat individu

anak juga sering berperilaku tidak baik layakya seorang

jagoan. Perilaku tersebut misalnya seperti merokok,

pacaran, dan berbicara jorok. Bahkan yang paling miris

ketika perilaku anak yang berani dengan orang tua. Untuk

itu perlunya ada penanaman nilai perilaku didalam

kehidupan sehari. Dimana penanaman nilai tersebut berguna

untuk memperbaiki perilaku anak yang menyimpang dan untuk

mencegah perilaku yang buruk dikehupannya.

Berbica tentang pertilaku, perilaku merupakan sebuah

kebiasan yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-

hari dimanapun kapanpun dan dengan siapapunyang

dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika,

kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Dalam masyarakat

perilaku merupakan sebuah hal yang penting bagi

keharmonisan dalam bermasyarakat. Perilaku sneidiri

terdiri dari dua yatiu perilaku baik dan perilaku buruk.

Perilaku baik merupakan perilaku yang di idam idamkan

oleh masyarakt agar dapat bersatu padu dalam

bermasyarakat. Dengan berperilaku baik dapat dipastikan

bahwa kita akan diterima didalam masyarakat luas. Karena

perilaku baik mencerminkan bagaimana diri kita.

Sebaliknya jika kita berperilaku buruk maka kita akan

21

sulit diterima oleh masyarakat. Karena dengan berperilaku

buruk, kita akan dapat merusak dari sistem nilai norma

yang berlaku dalam masyarakat.

Perilaku baik merupakan perilaku yang diidam-idamkan

oleh orang tua anak. Bahkan orang tua akan melakukan

berbagai cara untuk mendidikan anak agar berperilaku

baik. Orang tua juga pasti ingin anaknya lebih baik dari

keduanya agar anaknya dapat hidup nyaman. Namun karena

terbatasnya kemampuan orang tua dalm mendidik anak untuk

memberikan penanaman nilai yang baik, akhirnya orang tua

menyerahkan anak kepada lembaga pedidikan agar

mendapatkan penanaman nilai yang baik. Selain itu orang

tua juga berharap agar lembaga pendidikan tersebut dapat

mendidik anaknya seperti anaknya sendiri sehingga dalam

pemberian ilmu pengetahuan dan penanaman nilai baik dapat

ditangkap secara maksimal oleh anak.

Nilai memiliki banyak cabang yang dapat diberikan

kepada anak. Nilai satu dengan nilai yang lain merupakan

satu kesatuan yang saling melengkapi. Namun dalam

berbagai nilai ada beberapa nilai yang paling penting dan

berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Nilai tersebut

diantaranya yaitu: nilai kedisiplinan, nilai tanggung

jawab, nilai agama, nilai kejujuran dan nilai toleransi.

Nilai-nilai tersebutlah yang paling utama di berikan

22

didalam pendidikan. Nilai nilai tersebut juga yang

berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari.

Pengaruh nilai-nilai diatas dapat dilihat dalam kehidupan

sehari-hari sebagi berikut yaitu:

1. Nilai kedisiplinan

Disiplin merupakan suatu kondisi yang tercipta dan

terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang

menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Dispilin

memiliki tujuan untuk memberi dukungan bagi

terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, mendorong

peserta didik melakukan yang baik dan benar, membantu

anak memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan

lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang

dilarang oleh sekolah, dan anak belajar hidup dengan

kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya

serta lingkungannya. Dengan disiplin anak akan menjadi

lebih tertib dan teratur dalam menjalankan

kehidupannya, serta anak juga dapat mengerti bahwa

kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa

depannya kelak, karena dapat membangun kepribadian

anak yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua

pihak. Contohnya yaitu selalu mengerjakan tugas

23

sekolah tepat waktu, beribadah tepat waktu, menepati

janjinya dan lain-lain.

2. Nilai tanggung jawab

Tanggung jawab ialah kesadaran manusia akan tingkah

laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang

tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat

sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Dengan

tanggung jawab anak akan memiliki rasa memiliki dan

dimiliki sehingga anak akan selalu berusaha akan

menepati atau menyelesaikan tugas-tugasnya dengan

semaksimal mungkin. Anak akan berperilaku tanggung

jawab karena takut mendapatkan hukuman.Selain itu juga

membuat anak memiliki rasa bangga terhadap dirinya

karena merasa dirinya dipercaya oleh orang

lain.Contohnya ketika diberi amanah untuk menyapu

rumah dilakukan sendiri tidak berganti menyuruh adik

atau kakaknya.

3. Nilai religius

Religius adalah sistem yang mengatur hubungan

manusia, alam semesta dan penciptanya. Pengaruh nilai

religius terhadap kehiupan sehari-hari yaitu anak akan

selalu ingat kepada sang pencipta. Dengan demikian

anak selalu menjalankan apa yang diperintahkan agamnya

dan akann meninggalkan apa yang dilarang oleh

24

agamanya. Contohnya yaitu yang agama islam yaitu

menjalankan sholat tepat waktu dan tidak minun-minuman

keras, sedangkan yang budha yaitu selalu beribadah

setiap menjang matahari terbit dan sebelum matahari

terbit dan tidak memakan hewan. Dan dengan penanaman

nilai religius anak akan selalu berperilaku berhati-

hati karena takut akan mendpatkan ganjaran atas apa

yang dilakukan.

4. Nilai kejujuran

Jujur merupakan perilaku yang tertanam dalam diri

manusia antara menyampaikan dengan kenyataan itu sama

tanpa ada tambahan atau kurang satu patah kata pun.

Pengaruh penanaman nilai kejujuran pada anak

diantaranya yaitu membuat anak hati tenang karena

tidak takut akan diketahui kebohongannya. Akan selalu

berbica jujur karena takut mendapatkan dosa. Dengan

disiplin juga akan menimbulakan sikap kemandirian

karena anak memiliki rasa percaya diri. Anak akan

memiliki rasa bangga terhapat dirinya karena jerih

payahnya dihargai orang lain. Anak akan selalu

berperilaku jujur karena jujur itu menyenangkan jujur

itu mujur. Selain itu, berkikap jujur tentunya Tuhan

akan member balasan yang tak terkira oleh kita.

Contohnya tidak menyontek saat ulangan.

25

5. Nilai toleransi

Toleransi adalah sikap atau perilaku manusia yang

tidak menyimpang dari aturan, di mana seseorang

menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang

lain lakukan. Sikap toleransi sangat perlu

dikembangkan karena manusai adalah makhluk sosial dan

akan menciptakan adanya kerukunan hidup. Dengan

demikian, pengaruh nilai toleransi terhadap anak yaitu

memilik sikap selalu bersabar, sikap hidup

bermasyarakat. Selain itu anak juga akan selalu

menghargai orang lain sehingga rasa individualisme

akan menurun. Dan akan menciptakan kehidupan harmonis.

Selain itu anak juga akan selalu bersifat toleran

karena orang lain menghargai dirinya begitu juga

sebaliknya. Contohnya yaitu tidak menyindir agama

lain, menghargai pendapat teman jika sedang

berdiskusi.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa penanaman

nilai sangatlah penting. Apalagi jika penanaman nilai

tersebut dilakukan pada saat anak masih dalam usia muda.

Karena pada saat itu anak mudah sekali menagkap apa yang

diberikan oleh orang tua maupun guru bahkan masyarakat

utnuk ditiru dan dicontoh dalam keseharianya. Oleh sebab

itu mari kita sebagai orang yang lebih dewasa baik

26

sebagai orang tua, guru, kakak, masyarakat atau siapaun,

marikita tanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak kecil

supaya anak tersebut dapat tumbuh berkembang menjadi anak

yang berperilaku baik, berintelektual tinggi yang bisa

membangun bangsa ini. Dengan berperilaku baik juga akan

membuat hidup kita kan menjadi nyaman, harmonis, tentram,

dan damai.

C. PENUTUP

Nilai adalah kualitas atau sifat yang terdapat pada

suatu objek sebagai garis pembimbing perilaku yang akan

dipilih untuk dicapai. Nilai sosial adalah nilai yang

muncul dari interaksi antar individu. Nilai sosial yang

dapat diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas

tinggi antara lain: a) kejujuran; b) tanggung jawab; c)

kedisiplinan; d) toleransi; dan e) religius. Bentuk

implementasi nilai sosial dalam pembelajaran Kurikulum

2013 dapat dilihat dari pelaksanaan Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar Kurikulum 2013. Implementasi nilai-nilai

sosial juga dapat dilakukan dengan pembelajaran

kooperatif model jigsaw. Pengaruh dari implementasi nilai

sosial dalam pembelajaran Kurikulum 2013 di kehidupan

sehari-hari adalah membentuk pribadi peserta didik agar

dapat beradaptasi dengan lingkungan masyarakat dengan

27

mematuhi nilai-nilai sosial di dalamnya. Sebagai pendidik

kita wajib menjadi teladan yang baik bagi peserta didik

dengan mematuhi nilai-nilai sosial yang berlaku agar

peserta didik dapat menirunya dan nilai-nilai sosial

tersebut tidak luntur.

28

DAFTAR PUSTAKA

Deni Damayanti. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter diSekolah. Yogyakarta: Araska.

Setiadi, Elly M. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:Kencana

Zubaedi. 2009. Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Fathurrohman. Implementasi Pendidikan Nilai dalam Proses Pembelajarandi SD Muhammadiyah 3 Wirobrajan Kota Yogyakarta.http://www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Fathurrohman,%20S.Pd.,M.Pd/PendidikanNilai.pdf(diakses tanggal 28 September 2014, pukul 19.32)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013,Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI).http://www.pendidikan-diy.go.id/file/mendiknas/kurikulum-2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013.pdf(diakses tanggal 29 September 2014, pukul 15.00)

Sasrawan, Hedi. 2012. Jenis-Jenis Nilai Sosial (Materi Lengkap Sosiologi).

http://www.hedisasrawan.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-nilai-sosial-materi-lengkap.html (diakses tanggal28 September 2014, pukul 19.25)

29