Implementasi Nilai Sosial dalam Pembelajaran
Transcript of Implementasi Nilai Sosial dalam Pembelajaran
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah-
tengah masyarakat menjadikan manusia akan selalu
membutuhkan bantuan antara individu satu dengan individu
lainnya. Hal yang seperti itu akan menjadikan setiap
individu perlu berinteraksi dengan sesamanya. Proses
interaksi yang terjadi dalam pembelajaran di sekolah
tentu didasari dengan beberapa nilai sosial agar inteaksi
berjalan dengan baik. Nilai sosial akan menjadi pedoman
setiap individu untuk bersikap ketika berinteraksi dengan
individu lainnya.
Saat ini, pendidikan di Indonesia sedang menerapkan
kurikulum 2013. Pengajaran mengenai penerapan nilai-nilai
sosial telah terangkum dalam Kurikulum 2013. Terutama di
sekolah dasar, bagi peserta didik, pendidik diharapkan
mampu memberi teladan untuk bersikap positif dan mampu
membiasakan peserta didik untuk bertindak tidak
menyimpang dari nilai melalui kegiatan-kegiatan yang
sesuai dengan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013. Namun
pada prakteknya, terdapat masalah penyimpangan nilai-
nilai sosial dalam pembelajaran yang melibatkan peserta
didik maupun guru.
1
Seperti yang terjadi di SD Muhammadiyah Colombo,
Yogyakarta, seorang siswi kelas IV bernama R Ayuntari
Sekar Kinasih atau biasa dipanggil Sekar mengaku jika
kelasnya bermasalah. Di kelas Sekar terdapat masalah
berupa adanya jarak atau gap antar siswa. Jarak atau gap
tersebut terlihat ketika pembagian kelompok pada saat
pembelajaran, yaitu siswa hanya mau berkelompok dengan
teman dekatnya saja. Selain itu, terdapat masalah berupa
kesenjangan sosial yang sangat jelas di kelas. Sekar
mengaku jika siswa yang memiliki latar belakang ekonomi
menengah ke atas tidak mau berteman dengan siswa yang
dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah atau
kurang mampu. Sekolah Sekar memang terkenal sekolah
swasta elite, kebanyakan siswanya berlatar belakang
ekonomi menengah ke atas. Meskipun sekolah tersebut
merupakan sekolah swasta agama, akan tetapi tidak menutup
kemungkinan terjadi masalah-masalah tersebut. Maka dari
itu diperlukan upaya-upaya pemecahan dan pencegahan agar
masalah tersebut tidak terlulang kembali di sekolah
terkait dan sekolah lain.
2. Rumusan Masalah
a. Nilai apa saja yang dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran Kurikulum 2013?
2
b. Bagaimana upaya implementasi nilai-nilai sosial dalam
pembelajaran Kurikulum 2013?
c. Bagaimana implementasi nilai-nilai sosial pembelajaran
kurikulum 2013 terhadap sikap peserta didik
dikehidupan sehari-hari?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui nilai apa saja yang dapat
diimplementasikan dalam pembelajaran kurikulum 2013.
b. Untuk mengetahui upaya implementasi nilai-nilai sosial
dalam pembelajaran kurikulum 2013
c. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kurikulum 2013
terhadap sikap peserta didik dikehidupan sehari-hari
4. Manfaat
a. Dapat mengetahui nilai apa saja yang dapat
diimplementasikan dalam pembelajaran kurikulum 2013.
b. Dapat mengetahui implementasi nilai-nilai sosial
dalam pembelajaran kurikulum 2013.
c. Dapat mengetahui pengaruh pembelajaran dengan
Kurikulum 2013 terhadap sikap peserta didik
dikehidupan sehari-hari.
3
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Nilai
Karena bervariasinya pengertian nilai, sulit untuk
mencari kesimpulan yang komprehensif agar mewakili setiap
kepentingan dan berbagai sudut pandang, tetapi ada hal
yang disepakati dari semua pengertian nilai tersebut,
bahwa nilai berhubungan dengan manusia, dan selanjutnya
nilai itu penting. Untuk melihat sejauh mana variasi
pengertian nilai tersebut, terutama bagaimana hubungan
antara setiap pengertian itu dengan pendidikan, di bawah
ini akan dikemukakan sebelas definisi yang diharapkan
mewakili berbagai sudut pandang.
a. Menurut Cheng (1955): nilai merupakan sesuatu yang
potensial dalam arti terdapatnya hubungan yang
harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk
menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan
atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki. (dalam
Lasyo, 1999:1)
b. Menurut Dictionary of Sociologi and Related Science:
Value……., the belived capacity of any object to
satisfy human desire, the quality of any object to
satisfy human desire, the quality of any object which
causes it to be of interest to an individual oe a
4
group. (Nilai adalah kemampuan yang diyakini terdapat
pada suatu objek untuk memuakan hasrat manusia, yaitu
kualitas objek yang menyebabkan tertariknya individu
atau kelompok). (dalam Kaelan, 2002:174)
c. Menurut Frankena: Nilai dalam filsafat dipakai untuk
menunjuk kata benda abstrak yang artinya
“keberhargaan” (worth) atau ”kebaikan” (goodness) dan
kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan
tertentu dalam menilai atau melakukan penelitian.
(dalam Kaelan, 2002:174)
d. Menurut Lasyo (1999:9) sebagai berikut: nilai bagi
manusia merupakan landasan atau motivasi dalam segala
tingkah laku atau perbuatannya.
e. Menurut Arthur W. Comb: Nilai adalah kepercayaan-
kepercayaan yang digeneralisir yang berfungsi sebagai
garis pembimbing untuk menyeleksi tujuan serta
perilaku yang akan dipilih untuk dicapai. (dalam Kama
a. Hakam, 2000:45)
f. Menurut Jack R. Fraenkel (1977:6): A Value is an idea-
a concept- about what someone thinks is important in
life. (Nilai adalah gagasan-konsep-tentang sesuatu
yang dipandang penting oleh seseorang dalam hidup).
g. Menurut Charles R. Knikker (1977:3): Value is a
cluster of attitude which generate either an action or
5
decision to deliberately avoid an action. (Nilai
adalah sekelompok sikap yang menggerakkan perbuatan
atau keputusan yang dengan sengaja menolak perbuatan).
h. Menurut Herbert Larry Winecoff (1987:1) Value a set of
attitude (scheme) which generate or couse a judgement
which guide action or in action (a lack of action) and
which provide a standard or a set of principles.
i. Menurut Dardji Darmodiharjo (1986:36): nilai adalah
yang berguna bagi kehidupan manusia jasmani dan
rohani.
j. Menurut John Dewey dalam Dardji, D., (1986:36): Value
is object of sosial interest.
Dari beberapa definisi para tokoh diatas dapat
disimpulkan bahwa nilai merupakan kualitas atau sifat
yang terdapat pada suatu objek sebagai garis pembimbing
perilaku yang akan dipilih untuk dicapai.
2. Jenis-Jenis Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan segala sesuatu yang dianggap
sangat berharga oleh masyarakat. Masyarakat beranggapan
tentang sesuatu yang diharapkan, indah, dan benar.
Pendekatan penenaman nilai adalah suatu pendekatan
yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial
dalam diri peserta didik. Pendekatan nilai nilai sosial
6
perlu ditanamkan kepada peserta didik karena nilai sosial
berfungsi sebgai acuan bertingkah laku dan berinteraksi
dengan sesama sehingga keberadaannya diterima
dimasyarakat.
Nilai sosial terdiri atas:
a. love (kasih sayang) yang terdiri atas pengabdian,
tolong menolong, kekeluargaan, kesetiaan, dan
kepedulian.
b. responsibility (tanggung jawab) yang terdiri atas nilai
rasa memiliki, disiplin dan empati
c. life harmony (keserasian hidup) yang terdiri atas nilai
keadilan, toleransi, kerjasama, dan demokrasi.
(Zubaedi, 2009: 12-13)
Ada tiga jenis nilai sosial menurut Prof Dr Notonagoro
yaitu:
1. Nilai Material adalah nilai yang meliputi berbagai
konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi
jasmani manusia.
2. Nilai Vital adalah nilai yang meliputi berbagai
konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang
berguna bagi manusia dalam melaksanak berbagai
aktivitas.
7
3. Nilai Kerohanian adalah nilai yang meliputi berbagai
konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia.
Nilai kerohanian dibedakan menjadi empat amacam yaitu:
a) Nilai kebenaran (kenyataan) yang bersumber dari
unsur akal manusia (ratio, budi, cipta).
b) Nilai keindahan yang bersumber dari unsur rasa
manusia (perasaan, estetis).
c) Nilai moral (kebaikan) yang bersumber dari unsur
kehendak atau kemauan (karsa, etika).
d) Nilai kerohanian yang merupakan nilai ketuhanan,
kerohanian yang tinggi dan mutlak.
Sedangkan nilai yang dapat ditanamkan pada peserta
didik menurut Deni Damayanti (2014: 43-46) sebagai
berikut.
a. Nilai kejujuran adalah perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, baik diri dan pihak lain.
b. Nilai kecerdasan adalah kemampuan seseorang dalam
melakukan suatu tugas secara cermat, tepat, dan cepat.
c. Nilai ketangguhan adalah sikap dan perilaku pantang
menyerah atau tidak mudah putus asa ketika menghadapi
8
berbagai kesulitan dalam melaksanakan kegiatan atau
tugas sehingga mampu mengatasi kesulitan dalam
mencapau tujuan.
d. Nilai demokratis adalah cara berpiki, bersikap dan
bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya
dan orang lain.
e. Nilai kepedulian adalah sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan
kerusakan manusia, alam, dan tatanan disekitar
dirinya.
f. Nilai kemandirian adalah sikap dan perilaku yang tidak
mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas.
g. Nilai berpikir adalah berpikir dan melakukan sesuatu
secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah
dimiliki.
h. Nilai keberanian mengambil resiko adalah kesiapan
menerima resiko atau akibat yang mungkin timbul dari
tindakan yang dilakukan.
i. Nilai berorientasi pada tindakan adalah kemampuan
untuk mewujudkan gagasan menjadi tindakan nyata.
j. Nilai berjiwa kepemimpinan adalah kemampuan
mengarahkan dan mengajak individu atau kelompok untuk
9
mencapai tujuan dengan berpeganng pada asas-asas
kepemimpinan yang berbudaya.
k. Nilai kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan
upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan guna menyelesaikan tugas, baik tugas belajar
maupun tugas pekerjaan, dengan sebaik-baiknya.
l. Nilai tanggung jawab adalah sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, Negara, Tuhan YME, masyarakat, lingkungan,
baik alam, sosial, maupun budaya.
m. Nilai gaya hidup sehat adalah segala uapaya untuk
menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup
yang sehat dan menghindarkan kebiasaaan buruk yang
dapat menggangu kesehatan.
n. Nilai kedisiplinan adalah tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
o. Nilai percaya diri adalah sikap yakin akan kemampuan
diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap
keinginan dan harapannya.
p. Nilai keingintahuan adalah sikap dan tindakan yang
selalu berupaya untuk mrngrtahui lebih mendalam dan
10
meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan
dengar.
q. Nilai cinta ilmu adalah cara berpikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
r. Nilai kesadarn akan hak dan kewajiban diri dan orang
lain adalh sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan
apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain
serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.
s. Nilai kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial adalah
sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan
berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.
t. Nilai penghargaan pada karya dan prestasi orang lain
adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
u. Nilai kesantunan adalah sifat yang halus dan baik dari
sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya
kesemua orang.
v. Nilai menghargai keberagaman adalah sikap memberikan
respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang
berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama.
11
3. Upaya Implementasi Nilai-Nilai Sosial dalam
Pembelajaran Kurikulum 2013
Masalah penyimpangan nilai dalam pembelajaran dapat
terjadi karena berbagai faktor penyebab. Salah satu
faktor penyebab tersebut adalah pendidikan di sekolah
yang kurang atau bahkan sama sekali tidak melakukan upaya
penerapan nilai-nilai sosial dalam pembelajaran. Upaya-
upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam hal ini
pendidik atau guru antara lain melalui: a) penerapan
kompetensi inti 1 dan 2 kurikulum 2013; b) model
pembelajaran kooperatif jigsaw; dan c) guru sebagai
teladan yang baik.
a. Penerapan Kompetensi Inti (KI) 1 dan 2 Kurikulum 2013
Pada bab sebelumnya telah dijabarkan nilai-nilai
sosial yang dapat diterapkan pada pembelajaran,
diantaranya ada nilai kedisiplinan, kejujuran, tanggung
jawab, kerja sama, dan religius. Implementasi nilai-nilai
sosial tersebut secara tersirat maupun tersurat dapat
dilihat dari Kompetensi Inti (KI) dan dijabarkan di
Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran Kurikulum 2013.
Kompetensi Inti (KI) 1 dan 2 mencakup tentang aspek
afektif. Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan
dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak
perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan
12
nilai. pelaksanaan. Pendidik dapat menerapkannya pada
proses pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar yang
ada dalam Kurikulum. Berikut contoh Kompetensi Inti 1 dan
2 Mata Pelajaran IPS:
Kelas IV1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu
dengan segala perubahannya 1.2 Menjalankan ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku
sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkankelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalammasyarakat
1.3 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusiadan lingkungannya
Kelas V1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu
dengan segala perubahannya 1.2 Menjalankan ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku
sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkankelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalammasyarakat
1.3 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakanmanusia dan lingkungannya
Kelas VI1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah memberikan
kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk melakukanperubahan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya danpolitik
1.2 Menerimaadanya kelembagaan sosial, budaya, ekonomi danpolitik dalam masyarakat yang mengatur kehidupan manusiadalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia
1.3 Menghargai karunia dan rahmat Tuhan YME yang telahmenciptakan manusia dan lingkungannya
13
Dari kompetensi dasar di atas dapat diambil nilai
sosial yang dapat diimplementasikan yaitu nilai religius.
Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, nilai
religius mencakup hubungan manusia dengan Tuhan. Bentuk
implementasinya dalam pembelajaran di kelas adalah berdoa
sebelum dan sesudah pelajaran dimulai. Guru selalu
mengingatkan peserta didik untuk bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas segala nikmat yang diberikan.
Kelas IV2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli,
santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa Hindu Buddha dan Islam dalam kehidupannyasekarang
2.2. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli, menghargai, danbertanggungjawab terhadap kelembagaan sosial, budaya,ekonomi dan politik
2.3. Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli dalaminteraksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya
Kelas V2.1 Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab, peduli,
santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa penjajahan dan gerakan kebangsaan dalammenumbuhkan rasa kebangsaan
2.2 Menunjukkan perilaku jujur, sopan, estetikadan memiliki motivasiinternal ketika berhubungan dengan lembaga sosial, budaya,ekonomi dan politik
14
2.3 Menunjukkan perilaku peduli, gotongroyong, tanggungjawabdalam berpartisipasi penanggulanganpermasalahan lingkunganhidup
Kelas VI2.1 Menunjukkan perilaku cinta tanah air dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan rasanasionalisme
2.2 Memiliki kepedulian dan penghargaan terhadap lembaga sosial,budaya, ekonomi dan politik
2.3 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, percaya diridalam mengembangkan pola hidup sehat, kelestarianlingkungan fisik, budaya, dan peninggalan berharga dimasyarakat
Kompetensi dasar diatas mencakup nilai kejujuran,
kedisiplinan, dan tanggung jawab. Nilai kejujuran dapat
diimplementasikan dengan membiasakan peserta didik
mengerjakan soal ujian dengan jujur. Nilai kedisiplinan
yang diterapkan oleh guru mulai sebelum masuk sekolah.
guru memberi teladan dengan masuk sekolah jauh sebelum
pukul bel masuk, sehingga peserta didik akan mencontoh
gurunya dengan datang sebelum bel masuk. Jika peserta
didik terlambat masuk sekolah, maka peserta didik
tersebut harus meminta ijin kepada guru piket. Nilai
tanggung jawab dapat diimplementasikan dengan pemberian
tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik di
rumah maupun pada saat proses belajar di kelas. Melalui
kegiatan ini diharapkan peserta didik betul-betul
15
terlatih tanggung jawab baik untuk dirinya sendiri maupun
orang lain. Selain dengan tugas, guru juda dapat meminta
kepada peserta didiknya untuk bertanggung jawab terhadap
kebersihan kelasnya. Jenis kegiatannya bisa berupa
pembentukan regu piket, peserta didik wajib membersihkan
kelas sesuai dengan jadwal piket yang berlaku.
Pada KD 2.3 terdapat nilai sosial yang dapat
diimplementasikan, yaitu nilai sopan santun. Peserta
didik dibiasakan bersikap sopan santun dengan gurunya
yaitu mendengarkan penjelasan guru dengan baik dan bicara
sendiri, ketika bertanya dengan guru peserta didik
menggunakan bahasa yang sopan, selain itu ketika peserta
didik ingin keluar kelas peserta didik harus meminta ijin
dengan sopan kepada guru. Kemudian, dari KD tersebut
terdapat nilai toleransi. Nilai toleransi ini dapat
diimplementasikan ketika diskusi di kelas. Peserta didik
dibiasakan menghormati pendapat temannya, memberi
kesempatan teman untuk bertanya, dan tidak memotong
pembicaraan.
Selain dari kompetensi dasar yang telah disebutkan,
guru dapat pula membiasakan peserta didik untuk taat
terhadap nilai-nilai sosial melalui KD 3.5 yang berbunyi:
“Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam,
sosial, budaya, dan ekonomi.” Interaksi dengan lingkungan alam,
16
guru dapat mengajarkan nilai tanggung jawab dengan cara
meminta peserta didik untuk bertanggung jawab dengan
keindahan dan kebersihan lingkungan sekolahnya. Jenis
kegiatannya bisa berupa kerjabakti bersama seluruh warga
sekolah untuk membersihkan lingkungan sekolah, sehingga
peserta didik sadar bahwa mereka harus bertanggung jawab
dengan keindahan lingkungan sekolah agar mereka dapat
nyaman belajar di sekolah. pembentukan regu piket,
peserta didik wajib membersihkan kelas sesuai dengan
jadwal piket yang berlaku. Nilai toleransi dapat
ditanamkan melalui kegiatan interaksi dengan lingkungan
sosial dengan melatih kepekaan peserta didik terhadap
temannya maupun gurunya. Ketika ada peserta didik yang
berinteraksi negatif, guru bisa menegurnya agar peserta
didik tersebut memperbaiki pola interaksinya. Dengan
begitu, antar sesama peserta didik akan saling
mengingatkan jika ada teman yang berinteraksi tidak
sesuai dengan nilai. Misalnya, jika di sekolah ada sesama
peserta didik yang bertengkar, maka peserta didik lain
akan sadar untuk mereka melerai teman yang bertengkar
tersebut. Selain itu, nilai toleransi dengan melatih
kepekaan sosial bisa diterapkan ketika ada salah satu
teman yang sakit atau tertimpa musibah, maka guru dapat
meminta kepada temannya untuk menjenguk. Ketika
17
menjenguk, guru meminta peserta didik untuk mendokan agar
keadaan temannya lebih baik, itu artinya guru menanamkan
nilai agama pada peserta didik. dengan berdoa, peserta
didik sadar bahwa yang dapat memberi keadaan yang lebih
baik bukan hanya semangat dan simpati dari temannya,
tetapi Tuhan meruapan kunci yang memberikan kesembuhan
atau keadaan yang lebih baik.
b. Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw
Pembelajaran kooperatif adalah starategi
pembelajaran yang melibatkan partisispasi siswa dalam
suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
(Nurhayati, 2002 : 25). Dalam sistem belajar yang
kooperatif siwa belajar bekerjasama dengan anggota
lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung
jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri, dan
membantu sesama anggota untuk belajar. Siswa dapat
belajar dalam kelompok kecil dan dapat melalukanya
seseorang diri.
Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana siswa
dapat berkerjasama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah
tujuan bersama, situasi kooperatif merupakan bagian dari
siswa untuk mencapai tujuan kelompok, siswa harus
merasakan bahwa meraka akan mencapai tujuan kelompok,
siswa harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan
18
maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan,
artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan
sesamnya anggota kelompoknya.
Pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah
model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada
kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti
yang diungkapkan Lie (1993:73), bahwa pembelajaran
kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar
kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil
yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara
heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan
positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Dalam model
pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan
untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah informasi
yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan
berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab atas
keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi
yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada
kelompoknya (Rusman, 2008:203).
c. Guru sebagai Teladan Peserta Didik
Salah satu faktor pendidikan dan yang paling utama
adalah pendidik. Pendidik atau guru merupakan ujung
tombak pendidikan bangsa, karena orang yang menyampaikan
materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan yang paling
19
dekat dengan siswa ketika di sekolah adalah guru. Guru
berperan sebagi model yang bisa diteladani oleh anak-
anak. Banyak model yang dilihat oleh anak-anak di luar
sekolah. Namun di sekolahlah yang diharapkan model itu
bisa ditemukan oleh anak. Maka dari itu, guru harus
memberikan contoh atau teladan yang baik bagi peserta
didik. Hal tersebut wajib dilakukan sebagai upaya
implementasi nilai-nilai sosial. Guru dapat memberikan
contoh dalam menegakkan disiplin dan tata tertib,
misalnya hadir tepat waktu di kelas dalam kegiatan
pembelajaran dan berpenampilan rapi. Untuk menerapkan
nilai toleransi, guru dapat membantu peserta didik dalam
mengatasi kesulitan belajar tanpa membedakan status
sosial, ekonomi, dan keadaan fisik peserta didik.
4. Pengaruh Implementasi Nilai Sosial dalam Pembelajaran
Kurikulum 2013 Terhadap Kehidupan Sehari-Hari
Di masa ini perilaku manusia di kehidupan sehari-
hari terasa sudah mulai mengalami penurunan. Dimana
setiap manusia merassa dirinya sudah sempurna, sehingga
manusia sekarang meulai bersifat individu. Oleh karena
itu, sifat-sifat seperti kerjasama atau gotong royong
yang pernah dilaksanakan oleh generasai dahulu sudah
mulai luntur dan masih banyak lagi. Yang memprihatinkan
sekarang yaitu bahwa anak usia dini juga sudah mulai
20
bersifat individual. Padahal masa anak-anak merupakan
masa untuk hidup bersama-sama. Selain bersifat individu
anak juga sering berperilaku tidak baik layakya seorang
jagoan. Perilaku tersebut misalnya seperti merokok,
pacaran, dan berbicara jorok. Bahkan yang paling miris
ketika perilaku anak yang berani dengan orang tua. Untuk
itu perlunya ada penanaman nilai perilaku didalam
kehidupan sehari. Dimana penanaman nilai tersebut berguna
untuk memperbaiki perilaku anak yang menyimpang dan untuk
mencegah perilaku yang buruk dikehupannya.
Berbica tentang pertilaku, perilaku merupakan sebuah
kebiasan yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-
hari dimanapun kapanpun dan dengan siapapunyang
dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika,
kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Dalam masyarakat
perilaku merupakan sebuah hal yang penting bagi
keharmonisan dalam bermasyarakat. Perilaku sneidiri
terdiri dari dua yatiu perilaku baik dan perilaku buruk.
Perilaku baik merupakan perilaku yang di idam idamkan
oleh masyarakt agar dapat bersatu padu dalam
bermasyarakat. Dengan berperilaku baik dapat dipastikan
bahwa kita akan diterima didalam masyarakat luas. Karena
perilaku baik mencerminkan bagaimana diri kita.
Sebaliknya jika kita berperilaku buruk maka kita akan
21
sulit diterima oleh masyarakat. Karena dengan berperilaku
buruk, kita akan dapat merusak dari sistem nilai norma
yang berlaku dalam masyarakat.
Perilaku baik merupakan perilaku yang diidam-idamkan
oleh orang tua anak. Bahkan orang tua akan melakukan
berbagai cara untuk mendidikan anak agar berperilaku
baik. Orang tua juga pasti ingin anaknya lebih baik dari
keduanya agar anaknya dapat hidup nyaman. Namun karena
terbatasnya kemampuan orang tua dalm mendidik anak untuk
memberikan penanaman nilai yang baik, akhirnya orang tua
menyerahkan anak kepada lembaga pedidikan agar
mendapatkan penanaman nilai yang baik. Selain itu orang
tua juga berharap agar lembaga pendidikan tersebut dapat
mendidik anaknya seperti anaknya sendiri sehingga dalam
pemberian ilmu pengetahuan dan penanaman nilai baik dapat
ditangkap secara maksimal oleh anak.
Nilai memiliki banyak cabang yang dapat diberikan
kepada anak. Nilai satu dengan nilai yang lain merupakan
satu kesatuan yang saling melengkapi. Namun dalam
berbagai nilai ada beberapa nilai yang paling penting dan
berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Nilai tersebut
diantaranya yaitu: nilai kedisiplinan, nilai tanggung
jawab, nilai agama, nilai kejujuran dan nilai toleransi.
Nilai-nilai tersebutlah yang paling utama di berikan
22
didalam pendidikan. Nilai nilai tersebut juga yang
berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari.
Pengaruh nilai-nilai diatas dapat dilihat dalam kehidupan
sehari-hari sebagi berikut yaitu:
1. Nilai kedisiplinan
Disiplin merupakan suatu kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Dispilin
memiliki tujuan untuk memberi dukungan bagi
terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, mendorong
peserta didik melakukan yang baik dan benar, membantu
anak memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang
dilarang oleh sekolah, dan anak belajar hidup dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya
serta lingkungannya. Dengan disiplin anak akan menjadi
lebih tertib dan teratur dalam menjalankan
kehidupannya, serta anak juga dapat mengerti bahwa
kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa
depannya kelak, karena dapat membangun kepribadian
anak yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua
pihak. Contohnya yaitu selalu mengerjakan tugas
23
sekolah tepat waktu, beribadah tepat waktu, menepati
janjinya dan lain-lain.
2. Nilai tanggung jawab
Tanggung jawab ialah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang
tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Dengan
tanggung jawab anak akan memiliki rasa memiliki dan
dimiliki sehingga anak akan selalu berusaha akan
menepati atau menyelesaikan tugas-tugasnya dengan
semaksimal mungkin. Anak akan berperilaku tanggung
jawab karena takut mendapatkan hukuman.Selain itu juga
membuat anak memiliki rasa bangga terhadap dirinya
karena merasa dirinya dipercaya oleh orang
lain.Contohnya ketika diberi amanah untuk menyapu
rumah dilakukan sendiri tidak berganti menyuruh adik
atau kakaknya.
3. Nilai religius
Religius adalah sistem yang mengatur hubungan
manusia, alam semesta dan penciptanya. Pengaruh nilai
religius terhadap kehiupan sehari-hari yaitu anak akan
selalu ingat kepada sang pencipta. Dengan demikian
anak selalu menjalankan apa yang diperintahkan agamnya
dan akann meninggalkan apa yang dilarang oleh
24
agamanya. Contohnya yaitu yang agama islam yaitu
menjalankan sholat tepat waktu dan tidak minun-minuman
keras, sedangkan yang budha yaitu selalu beribadah
setiap menjang matahari terbit dan sebelum matahari
terbit dan tidak memakan hewan. Dan dengan penanaman
nilai religius anak akan selalu berperilaku berhati-
hati karena takut akan mendpatkan ganjaran atas apa
yang dilakukan.
4. Nilai kejujuran
Jujur merupakan perilaku yang tertanam dalam diri
manusia antara menyampaikan dengan kenyataan itu sama
tanpa ada tambahan atau kurang satu patah kata pun.
Pengaruh penanaman nilai kejujuran pada anak
diantaranya yaitu membuat anak hati tenang karena
tidak takut akan diketahui kebohongannya. Akan selalu
berbica jujur karena takut mendapatkan dosa. Dengan
disiplin juga akan menimbulakan sikap kemandirian
karena anak memiliki rasa percaya diri. Anak akan
memiliki rasa bangga terhapat dirinya karena jerih
payahnya dihargai orang lain. Anak akan selalu
berperilaku jujur karena jujur itu menyenangkan jujur
itu mujur. Selain itu, berkikap jujur tentunya Tuhan
akan member balasan yang tak terkira oleh kita.
Contohnya tidak menyontek saat ulangan.
25
5. Nilai toleransi
Toleransi adalah sikap atau perilaku manusia yang
tidak menyimpang dari aturan, di mana seseorang
menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang
lain lakukan. Sikap toleransi sangat perlu
dikembangkan karena manusai adalah makhluk sosial dan
akan menciptakan adanya kerukunan hidup. Dengan
demikian, pengaruh nilai toleransi terhadap anak yaitu
memilik sikap selalu bersabar, sikap hidup
bermasyarakat. Selain itu anak juga akan selalu
menghargai orang lain sehingga rasa individualisme
akan menurun. Dan akan menciptakan kehidupan harmonis.
Selain itu anak juga akan selalu bersifat toleran
karena orang lain menghargai dirinya begitu juga
sebaliknya. Contohnya yaitu tidak menyindir agama
lain, menghargai pendapat teman jika sedang
berdiskusi.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa penanaman
nilai sangatlah penting. Apalagi jika penanaman nilai
tersebut dilakukan pada saat anak masih dalam usia muda.
Karena pada saat itu anak mudah sekali menagkap apa yang
diberikan oleh orang tua maupun guru bahkan masyarakat
utnuk ditiru dan dicontoh dalam keseharianya. Oleh sebab
itu mari kita sebagai orang yang lebih dewasa baik
26
sebagai orang tua, guru, kakak, masyarakat atau siapaun,
marikita tanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak kecil
supaya anak tersebut dapat tumbuh berkembang menjadi anak
yang berperilaku baik, berintelektual tinggi yang bisa
membangun bangsa ini. Dengan berperilaku baik juga akan
membuat hidup kita kan menjadi nyaman, harmonis, tentram,
dan damai.
C. PENUTUP
Nilai adalah kualitas atau sifat yang terdapat pada
suatu objek sebagai garis pembimbing perilaku yang akan
dipilih untuk dicapai. Nilai sosial adalah nilai yang
muncul dari interaksi antar individu. Nilai sosial yang
dapat diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas
tinggi antara lain: a) kejujuran; b) tanggung jawab; c)
kedisiplinan; d) toleransi; dan e) religius. Bentuk
implementasi nilai sosial dalam pembelajaran Kurikulum
2013 dapat dilihat dari pelaksanaan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Kurikulum 2013. Implementasi nilai-nilai
sosial juga dapat dilakukan dengan pembelajaran
kooperatif model jigsaw. Pengaruh dari implementasi nilai
sosial dalam pembelajaran Kurikulum 2013 di kehidupan
sehari-hari adalah membentuk pribadi peserta didik agar
dapat beradaptasi dengan lingkungan masyarakat dengan
27
mematuhi nilai-nilai sosial di dalamnya. Sebagai pendidik
kita wajib menjadi teladan yang baik bagi peserta didik
dengan mematuhi nilai-nilai sosial yang berlaku agar
peserta didik dapat menirunya dan nilai-nilai sosial
tersebut tidak luntur.
28
DAFTAR PUSTAKA
Deni Damayanti. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter diSekolah. Yogyakarta: Araska.
Setiadi, Elly M. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:Kencana
Zubaedi. 2009. Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Fathurrohman. Implementasi Pendidikan Nilai dalam Proses Pembelajarandi SD Muhammadiyah 3 Wirobrajan Kota Yogyakarta.http://www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Fathurrohman,%20S.Pd.,M.Pd/PendidikanNilai.pdf(diakses tanggal 28 September 2014, pukul 19.32)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013,Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI).http://www.pendidikan-diy.go.id/file/mendiknas/kurikulum-2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013.pdf(diakses tanggal 29 September 2014, pukul 15.00)
Sasrawan, Hedi. 2012. Jenis-Jenis Nilai Sosial (Materi Lengkap Sosiologi).
http://www.hedisasrawan.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-nilai-sosial-materi-lengkap.html (diakses tanggal28 September 2014, pukul 19.25)
29