implementasi 4dx (the 4 disciplines of execution) dalam ...

11
IMPLEMENTASI 4DX (THE 4 DISCIPLINES OF EXECUTION) DALAM MENGUKUR KPI PADA PT. DJARUM DI BAGIAN MATERIAL SUPPORT Syaiful Anwar 1) , Azis Fathoni SE. MM 2) , Andi Tri Haryono SE, MM 3) 1) Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang, 2) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang ABSTRAK Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparatif. Adapun sumber data yang digunakan adalah data-data primer yang diperoleh dari fakta-fakta penelitian di bagian Material Support Silo Finished Blend SKM OASIS PT. Djarum kudus, dan sumber data-data sekunder yang diperoleh dari arsip dan dokumen resmi serta buku-buku. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian yang dilakukan di bagian Material Support Silo Finished Blend SKM OASIS PT. Djarum Kudus dapat diketahui bahwa secara umum program The 4 Discipliness of Execution (4DX) memberikan dampak yang baik terhadap kelancaran proses produksi dan berpengaruh kepada perubahan perilaku karyawan. Perilaku dapat diamati pada pergerakan capaian target scoreboard yang selalu diupdate setiap hari dan dilakukan evaluasi disetiap pertemuan WIG Session setiap seminggu sekali. Kata kunci : Implementasi 4DX, komitmen, disiplin, tanggung jawab ABSTRACT. This study uses a comparative quantitative method. The data sources used are primary data obtained from the facts of research in the Material Support Silo Finished Blend of SKM OASIS PT. Djarum Kudus, and sources of secondary data obtained from official archives and documents as well as books. The data collection technique used in this study is by interview, observation and document review. The results of research conducted in the Material Support Silo Finished Blend of SKM OASIS PT. Djarum Kudus can be seen that in general the 4 Discipliness of Execution (4DX) program has a good impact on the smooth production process and has an effect on changes in employee behavior. Behavior can be observed in the movement of the target scoreboard which is always updated every day and carried out an evaluation at each meeting of the WIG session every once a week. Keywords : 4DX implementation, commitment, discipline, responsibility I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Berdirinya sebuah organisasi di dasarkan oleh visi atau tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut. Dilakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan agar kinerja organisasi tersebut meningkat. Salah satu faktor yang mengukur peningkatan kinerja untuk mencapai tujuan suatu organisasi adalah dalam hal kinerja pegawai yang efektif, mencakup proses pengukuran hasil kerja pegawai secara objektif melalui serangkaian indikator kinerja yang tepat. Strategi yang disusun secara tepat dapat memberikan arahan berjalannya eksekusi yang efisien dan efrektif sehingga mampu mencapai tujuan perusahaan. Dalam rangka memastikan berjalannya eksekusi yang sesuai dengan rencana. Diperlukan pengendalian manajemen yang memadai. Funsi pengendalian manajemen inilah yang menimbulkan aktivitas penerapan The 4 Discipline of Execution. Menurut McChesney C, Covey S, Huling J (2002) The 4 Discipline of Execution mencakup formula yang simple namun telah terbukti mampu membantu baik individu maupun organisasi mencapai tujuan dengan hasil yang diharapkan. 4 disiplin yang terbukti mampu mendorong dilaksanakannya eksekusi ini mencakup: 1. Focus on wildly important goals (Fokus pada hal yang sangat penting).

Transcript of implementasi 4dx (the 4 disciplines of execution) dalam ...

IMPLEMENTASI 4DX (THE 4 DISCIPLINES OF EXECUTION) DALAM MENGUKUR

KPI PADA PT. DJARUM DI BAGIAN MATERIAL SUPPORT

Syaiful Anwar 1), Azis Fathoni SE. MM 2), Andi Tri Haryono SE, MM 3)

1) Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang, 2) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparatif. Adapun sumber data yang

digunakan adalah data-data primer yang diperoleh dari fakta-fakta penelitian di bagian Material

Support Silo Finished Blend SKM OASIS PT. Djarum kudus, dan sumber data-data sekunder

yang diperoleh dari arsip dan dokumen resmi serta buku-buku. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi dan telaah dokumen.

Hasil penelitian yang dilakukan di bagian Material Support Silo Finished Blend SKM

OASIS PT. Djarum Kudus dapat diketahui bahwa secara umum program The 4 Discipliness of

Execution (4DX) memberikan dampak yang baik terhadap kelancaran proses produksi dan

berpengaruh kepada perubahan perilaku karyawan. Perilaku dapat diamati pada pergerakan capaian target scoreboard yang selalu diupdate setiap hari dan dilakukan evaluasi disetiap

pertemuan WIG Session setiap seminggu sekali.

Kata kunci : Implementasi 4DX, komitmen, disiplin, tanggung jawab

ABSTRACT.

This study uses a comparative quantitative method. The data sources used are primary

data obtained from the facts of research in the Material Support Silo Finished Blend of SKM

OASIS PT. Djarum Kudus, and sources of secondary data obtained from official archives and

documents as well as books. The data collection technique used in this study is by interview,

observation and document review. The results of research conducted in the Material Support Silo Finished Blend of SKM

OASIS PT. Djarum Kudus can be seen that in general the 4 Discipliness of Execution (4DX)

program has a good impact on the smooth production process and has an effect on changes in

employee behavior. Behavior can be observed in the movement of the target scoreboard which is

always updated every day and carried out an evaluation at each meeting of the WIG session every

once a week.

Keywords : 4DX implementation, commitment, discipline, responsibility

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Berdirinya sebuah organisasi di

dasarkan oleh visi atau tujuan yang ingin

dicapai oleh organisasi tersebut. Dilakukan

berbagai cara untuk mencapai tujuan agar

kinerja organisasi tersebut meningkat. Salah

satu faktor yang mengukur peningkatan

kinerja untuk mencapai tujuan suatu

organisasi adalah dalam hal kinerja

pegawai yang efektif, mencakup proses

pengukuran hasil kerja pegawai secara

objektif melalui serangkaian indikator kinerja yang tepat.

Strategi yang disusun secara tepat

dapat memberikan arahan berjalannya

eksekusi yang efisien dan efrektif sehingga

mampu mencapai tujuan perusahaan. Dalam

rangka memastikan berjalannya eksekusi

yang sesuai dengan rencana. Diperlukan pengendalian manajemen yang memadai.

Funsi pengendalian manajemen inilah yang

menimbulkan aktivitas penerapan The 4

Discipline of Execution.

Menurut McChesney C, Covey S,

Huling J (2002) The 4 Discipline of

Execution mencakup formula yang simple

namun telah terbukti mampu membantu

baik individu maupun organisasi mencapai

tujuan dengan hasil yang diharapkan. 4

disiplin yang terbukti mampu mendorong dilaksanakannya eksekusi ini mencakup:

1. Focus on wildly important goals

(Fokus pada hal yang sangat

penting).

2. Act on the lead measure (Bekerja

pada hal-hal yang menggerakkan

tujuan).

3. Keep a compelling scoreboard

(Mencatat capaian pada papan score).

4. Create a cadense of accountability

(Menjaga akuntabilitas setiap

orang dalam pencapaian tujuan).

Dengan dilakukannya penerapan

aktivitas The 4 Disciplines of Execution,

pemimpin akan mampu menuju tingkatan

kinerja yang lebih tinggi, sekaligus

mempertahankannya. Pada akhirnya,

perilaku-perilaku baru akan menjadi standar

personal bagi setiap karyawan, dan terus

melekant menjadi kebiasaan meski tidak ditekankan lagi. 4 disiplin diterapkan secara

konsisten dalam sasaran-sasaran baru

organisasi, para pemimpin dapat

meningkatkan kinerja karyawan dengan cara

yang sudah pasti dan sering kali menetap.

Dalam disiplin 4, tim bertemu

sekurangnya sekali dalam seminggu dalam

sebuah WIG Session. Dalam pertemuan ini

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit,

para member menetapkan agenda,

mengukuhkan irama akuntabilitas mingguan untuk mendorong kemajuan WIG Team dan

WIG Champion. Aktivitas meliputi

melaporkan komitmen minggu lalu,

meninjau ulang kinerja yang tercatat di

Scoreboard, kemudian membuat komitmen

untuk minggu depan untuk memperbaiki

hasil Lead Measure (McChesney C, Covey

S, Huling J, 2012).

Dengan hasil dari 4DX tersebut,

kinerja diukur untuk mengetahui sejauh

mana tujuan direalisasikan sehingga

manajemen bisa bertindak cepat untuk mengambil keputusan. Manfaat pengukuran

kinerja dapat dirasakan secara jangka

panjang kerena lingkungan bisnis berubah

secara dinamis. Dengan mengetahui hasil

pengukuran kinerja, simpul-simpul

penyebab rendahnya kinerja yang rendah

dapat diketahui sehingga dapat segera

diperbaiki, baik karena kelambatan maupun

penyimpangan.

Hal inilah yang ditangkap oleh PT.

DJARUM Kudus untuk meningkatkan kinerjannya. PT.Djarum adalah perusahaan

produsen rokok di Indonesia yang berada di

Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Di

PT.Djarum terdapat beberapa Unit kerja,

antara lain Warehouse (Gudang

penyimpanan barang baku), Primary (Unit

pengolahan bahan baku sehingga menjadi

Tembakau Finish Blend), Secondary (Unit

yang mengolah Tembakau Finish Blend menjadi Barang jadi atau siap jual, atau

biasa disebut SKM “Sigaret Kretek Mesin”

dan SKT “Sigaret Kretek Tangan”) yang

tersebar hampir diseluruh kecamatan di

Kabupaten Kudus.

Penelitian ini dilakukan di Bagian

Material Support PT.Djarum Kudus. Untuk

meningkatkan kualitas produk, PT. Djarum

khususnya bagian Material Support

melakukan pengendalian kepada faktor-

faktor yang dapat menghambat proses

produksi dibagian Next Process. Faktor yang menjadi fokus adalah pengendalian

Frekuensi Blockage Transfer Tobbaco

Finished Blend.

The 4 Disciplines of Execution atau

4DX merupakan suatu metode penerapan

untuk mengeksekusi suatu target atau tujuan

utama. Target disini adalah pengendalian

Frekuensi Blockage Transfer Tobbaco

Finished Blend dengan jumlah angka yang

telah disepakati oleh Champhion. Memulai

langkah - langkah menentukan Lead Measure sesuai dengan prosedur

implementasi 4DX, kemudian individu

berkomitmen terhadap ide yang akan

dilakukan untuk mempengaruhi pencapaian

target. Ide-ide tersebut disampaikan masing-

masing anggota tim setiap pertemuan

seminggu sekali. Scoreboard 4DX sebagai

motivasi kemajuan capaian dan komitmen

yang sudah dilakukan tim. Setiap anggota

tim bertanggungjawab terhadap komitmen

pencapaian target yang telah disepakati.

Dengan adanya Implementasi The 4 Disciplines of Execution (4DX) diharapkan

suatu sasaran penting bagian tercapai

dengan 4 Disiplin dalam prinsip 4DX.

Aktivitas Implementasi The 4 Disciplines of

Execution (4DX) mendukung tercapainya

eksekusi sasaran perusahaan dan mutu yang

baik bagi kualitas kinerja karyawan.

Sehingga Aktivitas Implementasi The 4

Disciplines of Execution (4DX) sangat perlu

diterapkan. Pengendalian tersebut

dimasukan kedalam KPI sebagai bahan evaluasi setiap bulannya. Dengan

pengitungan dari hasil KPI disetiap

bulannya diharapkan ada solusi dan ada

penurunan dari masalah-masalah tersebut.

Indikator kinerja mewakili ukuran dari

berbagai aspek yang berbeda dari kinerja.

Ide dari Key Performance Indicator (KPI)

merefleksikan pemikiran bahwa beberapa

aspek dari kinerja membutuhkan perbaikan atau pemeliharaan dibandingkan dengan

yang lain. Ketika suatu rentang antara

beberapa aspek yang penting ini dipilih dan

ukuran telah ditetapkan, maka suatu sistem

KPI akan bekerja. Dimana, KeyPerformance

Indicator (KPI) itu sendiri mewakili suatu

set ukuran yang berfokus kepada kinerja

yang bersifat paling kritis terhadap

kesuksesan saat ini dan saat yang akan

datang dari organisasi.

Berdasarkan pada permasalahan yang

telah dijabarkan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “IMPLEMENTASI 4DX

(THE 4 DISCIPLINES OF EXECUTION)

DALAM MENGUKUR KPI PADA PT.

DJARUM DI BAGIAN MATERIAL

SUPPORT”

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada hal-hal yang telah

diuraikan diatas maka dapat dibuat suatu

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Implementasi The 4 Discipline of Execution

berpengaruh secara signifikan pada

komitmen karyawan di bagian

Material Support PT. Djarum

Kudus?

2. Apakah Implementasi The 4

Discipline of Execution

berpengaruh secara signifikan pada disiplin karyawan di bagian

Material Support PT. Djarum

Kudus?

3. Apakah Implementasi The 4

Discipline of Execution

berpengaruh secara signifikan pada

tanggung jawab karyawan di

bagian Material Support PT.

Djarum Kudus?

3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan

ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh

penerapan The 4 Discipline of

Execution terhadap komitmen

karyawan bagian Material Support

PT.Djarum.

2. Untuk mengetahui pengaruh

penerapan The 4 Discipline of

Execution terhadap disiplin

karyawan bagian Material Support

PT.Djarum.

3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan The 4 Discipline of

Execution terhadap tanggung jawab

karyawan bagian Material Support

PT.Djarum.

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Implementasi

Implementasi adalah suatu

tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang

dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah

dianggap sempurna. Implementasi adalah

tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh

individu-individu/pejabat-pejabat atau

kelompok-kelompok pemerintah atau

swasta yang diarahkan pada tercapainya

tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

keputusan kebijakan (Meter dan Vanhorn,

1975:447). Implementasi menurut Lukman

Ali adalah mempraktekkan, memasangkan (Ali, 1995:1044). Implementasi merupakan

sebuah tindakan yang dilakukan oleh

pemerintah maupun swasta, baik secara

individu maupun kelompok dengan maksud

untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan.

Implementasi Riant Nugroho pada

prinsipnya adalah cara yang dilakukan agar

dapat mencapai tujuan yang dinginkan

(Nugroho, 2003:158). Implementasi

merupakan prinsip dalam sebuah tindakan atau cara yang dilakukan oleh individu atau

kelompok orang untuk pencapaian tujuan

yang telah dirumuskan.

Berdasarkan pendapat yang

dikemukakan di atas, maka dapat kita lihat

bahwa tahapan implementasi merupakan

kegiatan yang berhubungan dengan apa

yang terjadi setelah suatu program

ditetapkan dengan memberikan otoritas

pada suatu kebijakan dengan membentuk

output yang jelas dan dapat diukur. Subarsono dalam bukunya yang berjudul

Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori

dan Aplikasi mengatakan bahwa:

”Implementasi melibatkan usaha dari policy

makers untuk mempengaruhi apa yang oleh

Lipsky disebut ”street level bureaucrats”

untuk memberikan pelayanan atau mengatur

perilaku kelompok sasaran (target group)”

(Subarsono, 2005:88). Dalam pengertian-pengertian diatas

memperlihatkan bahwa kata implementasi

bermuara pada mekanisme suatu system.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa implementasi adalah

suatu kegiatan yang terencana, bukan hanya

suatu aktivitas dan dilakukan secara

sungguh-sungguh berdasarkan acuan

norma-norma tertentu untuk mencapai

tujuan kegiatan. Oleh karena itu,

implementasi tidak dapat berdiri sendiri

tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya yaitu : The 4 Disciplinesof Execution

(4DX). Implementasi 4DX merupakan

proses pelaksanaan ide, program atau

aktivitas baru dengan harapan orang lain

dapat menerima dan melakukan perubahan

terhadap suatu pembelajaran dan

memperoleh hasil yang diharapkan.

2. The 4 Disciplines of Execution (4DX)

The 4 Disciplines of Execution

(4DX) mencakup formula yang simple namun telah terbukti mampu membantu

baik individu maupun organisasi mencapai

tujuan dan hasil yang diharapkan. 4 disiplin

yang terbukti mampu mendorong

dilaksanakannya eksekusi ini mencakup :

1. Focus on Wildly Important Goals

(Fokus pada hal yang sangat

penting).

2. Act on Lead Measure (Bekerja

pada hal-hal yang menggerakkan

tujuan).

3. Keep on Compelling Score Board (Mencatat capaian pada papan

skor).

4. Create a Cadence of

Accountability (Menjaga

akuntabilitas setiap orang dalam

pencapaian target).

The 4 Disciplines of Execution

(4DX) juga mengajarkan kepada semua

orang untuk mampu memisahkan hal-hal

yang penting dengan hal-hal yang genting

yang sering kali mengganggu aktivitas sehari-hari atau biasa disebut “Whirlwind”

(Pusaran Angin). Begitu banyak

perencanaan hebat yang kita lakukan,

awalnya terlaksana baik, namun pada

akhirnya layu dan sirna karena semua orang

yang terlibat harus menangani hal-hal lain

yang kelihatannya lebih penting dan

mendesak.

Kalau kita mengabaikan hal-hal yang mendesak, tentu kita akan mengalami

banyak masalah sekarang. Namun jika

sebaliknya kita mengabaikan yang penting,

maka kita akan menjumpai masalah di

kemudian hari. Jika kita hanya

mengurusi whirlwind saja, maka kita tidak

akan maju sejengkal pun, walau sebesar

apapun energi yang kita curahkan di sana.

Kita harus fokus melaksanakan tugas untuk

mencapai goal yang paling penting di

tengah dahsyatnya pusaran angin.

3. Focus on Wildly Important Goals

Disiplin yang pertama adalah

memfokuskan upaya terbaik anda pada satu

atau dua sasaran yang akan membuat

perbedaan, alih-alih member upaya

tanggung jawab pada selusin sasaran.

Eksekusi dimulai dengan fokus, karena

tanpa fokus ketiga disiplin lain tidak akan

mampu membantu anda.

Sederhananya, disiplin 1 berbicara

tentang membuat prioritas terhadap sasaran dalam jumlah yang lebih sedikit. Dalam

menetapkan jumlah sasaran, semakin

banyak jumlah sasaran yang ditetapkan,

semakin sedikit sasaran yang dicapai

dengan baik. Hal ini seperti prinsip pada

hokum gravitasi.

Ahli syaraf dari MIT, Earl Miller

berkata “Upaya berkonsentrasi pada dua

tugas menyebabkan kapasitas pengolahan

otak menjadi terbebani. Khususnya bila kita

mencoba melakukan tugas serupa secara

bersamaan. Karena berusaha melakukan hal terlalu banyak sekaligus, otak kita

mengalami perlambatan.

4. Act on Lead Measure

Disiplin kedua adalah menerapkan

energi pada aktivitas-aktivitas Lead

Measure Anda. Aktivitas ini merupakan

pengungkit untuk mencapai Lag Measure.

Lead Measure adalah “ukuran” dari

kegiatan yang paling berdampak untuk

mencapai sasaran. Kebanyakan kita cenderung

berfokus pada Lag Measures atau

pengukuran seberapa baik kita mencapai

goal di masa lalu. Kenapa demikian?

Karena Lag Measures sangatlah mudah

diukur. Namun dalam konsep 4DX – The 4

Disciplines of Execution, ditekankan bahwa

kita justru haruslah bertindak/berfokus

pada Lead Measures karena inilah salah satu kunci penting keberhasilan eksekusi.

Dengan disiplin 2, anda melakukan

sesuatu yang agak berbeda. Disiplin 2

mengharuskan anda untuk mendefinisikan

ukuran harian dan mingguan, pencapaian

yang akan menuntut ke sasaran. Lalu setiap

hari atau setiap minggu tim Anda

mengidentifikasi tindakan yang paling

penting yang akan mendorong Lead

Measure tersebut. Dengan cara ini tim anda

membuat sebuah rencana just-in-time yang

memampukan mereka untuk beradaptasi dengan cepat, sambil tetap fokus pada WIG.

Perbedaan Lag Measure dengan

Lead Measure. Lag Measure adalah ukuran

dari hasil yang ingin anda capai. Dinamakan

Lag Measure karena pada saat Anda

mendapatkan datanya, hasilnya sudah

terjadi. Sedangkan Lead Measure adalah

memprediksi hasil yang akan terjadi

didepan.

5. Keep on Compelling Score Board The highest level of performance

always comes from people who are

emotionally engaged and the highest level of

engagement comes from knowing the score. -McChesney, Covey, and Huling.

Disiplin ketiga adalah memastikan

bahwa setiap orang mengetahui skornya

setiap saat, agar mereka tahu apakah mereka

sedang menang atau kalah.

Scoreboard ini adalah terjemahan

dari Lead Measure dan Lag Measure yang

bertujuan untuk memotivasi Anda dan Tim

Anda. Tim mengetahui setiap saat apakah

mereka sedang menang atau mereka sedang kalah. Jika mereka tidak tahu skornya, maka

mereka tidak akan tahu tindakan apa yang

harus dilakukan untuk memenangkan

pertandingan.

4DX membantu anda menyiapkan

permaianan yang dapat dimenangkan.

Disiplin 1 mempertajam fokus pada satu

atau dua Wildly Important Goal dan

menetapkan sasaran yang jelas. Disiplin dua

menciptakan Lead Measure yang member

tim anda Leverage Behavior untuk mencapai sasaran. Inilah yang membuatnya

menjadi sebuah permainan. Namun tanpa

adanya disiplin tiga, tanpa scoreboard yang

menggugah, permainan tidak hanya akan

hilang ditelan whirlwind, tapi juga tidak

seorang pun akan peduli.

6. Create a Cadence of Accountability

Productivity is never an accident.

It is always the result of a commitment to

excellence, intelligent planning, and focused

effort. -Paul J. Meyer-

4DX mengharuskan kita

melakukan WIG session, dengan satu

tujuan: membuat team fokus kembali ke

WIG walaupun ada sekian banyak

kesibukan (whirlwind) yang melanda setiap

harinya. WIG session seharusnya diadakan

secara teratur, minimal seminggu sekali atau

lebih sering. Agenda WIG session dimulai

dengan masing-masing anggota team melaporkan hasil komitmen minggu lalu

berikut hasil pencapaiannya. Lalu WIG

session dilanjutkan dengan melakukan

review atas scoreboard yang ada.

WIG session harus diadakan pada

hari yang sama dan dan waktu yang sama di

setiap minggunya. Konsistensi adalah

penting, tanpa konsistensi tim tidak akan

pernah mampu menciptakan irama kerja

yang berkelanjutan. Bila anda tidak

menghadiri sesi ini satu minggu saja, anda kehilangan momentum yang berharga.

Kehilangan momentum ini akan berdampak

pada hasil anda.

Di sini, sang Leader harus jeli

dalam tahap melakukan review.

Usahakan sedapat mungkin, seluruh

anggota team memperoleh pembelajaran

tentang bagaimana mengulangi dan

memperbesar keberhasilan yang dicapai;

serta bagaimana menghindari kegagalan

yang terjadi minggu sebelumnya. Juga

gunakan kesempatan ini untuk merayakan keberhasilan atau pencapaian kecil yang

berhasil didapat, untuk memompa semangat

semua anggota team. Dan WIG

session diakhiri dengan masing-masing

anggota team menyatakan komitmennya

untuk minggu berikutnya. Sang Leader bisa

membantu anggota team untuk memilah-

milah komitmen mana yang akan

memberikan impact terbesar bagi

pencapaian WIG.

7. Key Performance Indicator (KPI)

Menurut Warren , Key

Performance Indicator merupakan sebuah

pengukuran yang menilai bagaimana sebuah

organisasi mengeksekusi visi strategisnya.

Visi strategis yang dimaksud merujuk kepada bagaimana strategi organisasi secara

interaktif terintegrasi dalam strategi

organisasi secara menyeluruh.

Menurut Banerjee dan Buoti , Key

Performance Indicator merupakan ukuran

berskala dan kuantitatif yang digunakan

untuk mengevaluasi kinerja organisasi

dalam tujuan mencapai target organisasi.

KPI juga digunakan untuk menentukan

objektif yang terukur, melihat tren, dan

mendukung pengambilan keputusan.

Menurut Iveta , Key Performance Indicator adalah ukuran yang bersifat kuantitatif dan

bertahap bagi perusahaan serta memiliki

berbagai perspektif dan berbasiskan data

konkret, dan menjadi titik awal penentuan

tujuan dan penyusunan strategi organisasi.

8. Ukuran Kinerja ( Performance

Measures)

Ukuran kinerja dapat didefinisikan

dalam beberapa cara. Definisi berikutini

disarankan oleh Parmenter yang dibagi atas 3 Performance Measures yaitu Key Result

Indicator (KRI), Key Performance Indicator

(KPI) dan PerformanceIndicator (PI).

a. Key Result indicator (KRI) mengukur

kinerja dari sudut pandang eksternal,

dapat berupa ukuran financial. KRI

dimaksudkan untuk memberikan

informasi seperti keuntungan bagi

para pemegang saham suatu

perusahaan. ukuran KRI

mengindikasikan apakah arah dari

perusahaan telah tepat dan akurat, tetapi tidak memberikan suatu

informasi bagaimana meningkatkan

hasil yang di dapat. Secara luas KRI

mencakup periode yang lebih lama,

biasanya bulan, tahun dan sangat

tepat untuk manajemen sebagai dasar

pengambilan keputusan, tetapi sangat

sedikit sekali digunakan untuk

aktivitas rutin.

b. Performance Indicator (PI)

merupakan indikator yang menunjukan apa yang perlu dicapai

dalam pandangan internal

operasional perusahaan untuk

meningkatkan performa perusahaan.

PI merupakan suatu pertimbangan

penting sebagai ukuran tambahan

dalam KPI ketika pengambilan

keputusan.

c. Key Performance Indicator (KPI) merupakan indikator yang

memperlihatkan apa yang perlu

dicapai dalam pandangan internal

operasional perusahaan. KPI fokus

sebagai bagian dari suatu ukuran

perusahaan / organisasi yang

merupakan suatu hal yang penting

untuk menuju sukses baik itu untuk

sekarang dan masa depan. KPI yang

baik mencerminkan beberapa faktor

sukses yang penting dan juga

digunakan oleh jenis KPI lainnya

9. Implementasi The 4 Disciplines of

Execution (4DX)

Setelah mengetahui pengertian

tentang implementasi dan The 4 Disciplines

of Execution (4DX), maka yang dimaksud

dengan implementasi The 4 Disciplines of

Execution (4DX) adalah bagaimana

penerapan tindakan-tindakan yang

dilakukan tim atau karyawan di bagian

Material Support PT. Djarum dalam mengeksekusi sebuah sasaran yang paling

penting.

Dalam penelitian implementasi The

4 Discipline of Execution di bagian Material

Support PT. Djarum ini mengacu pada 4

disiplin menurut McChesney C, Covey S,

Huling J (2012) yaitu :

1. Disiplin 1, Focus on wildly important

goals (fokus pada hal yang sangat

penting), yaitu bagaimana bagian

Material Support PT. Djarum s

membuat prioritas terhadap masalah-masalah yang ada dan memilih fokus

pada satu masalah yang ada.

2. Disiplin 2, Act on the lead measure

(bekerja pada hal-hal yang

menggerakkan tujuan), yaitu bagaimana

anggota tim 4DX bagian Material

Support PT. Djarum membuat lead

measure dengan gagasan-gagasan yang

nantinya akan berdampak dalam

pencapaian WIG tim.

3. Disiplin 3, Keep a compelling scoreboard (mencatat pencapaian

dalam papan skor), yaitu bagaimana

bagian Material Support PT. Djarum

membuat papan skor yang mudah

dipahami oleh setiap orang yang

melihatnya dan mencatatnya setiap hari

apakah sedang menang atau kalah.

4. Disiplin 4, Create a cadence of

accountability (menjaga akuntabilitas setiap orang dalam pencapaian tujuan),

yaitu bagaimana setiap anggota 4DX

bagian Material Support PT. Djarum

dalam menjaga akuntabilitas,

diantaranya adalah menghadiri

pertemuan WIG Session, melaporkan

komitmen minggu sebelumnya,

menjaga komitmen yang sudah

dilakukan, membuat komitmen untuk

memperbaiki skor.

10. Implementasi KPI Parmenter menyebutkan terdapat 4

kriteria dasar yang harus dipenuhi sebelum

suatu organisasi dapat menyatakan bahwa

mereka telah mengimplementasikan KPI ke

dalam aktivitas operasional. Kriteria

tersebut adalah :

1. Kolaborasi antara karyawan, tim,

supplier dan pelanggan

2. Desentralisasi dari level manajemen

sampai level operasional

3. Integrasi atau keterkaitan antara ukuran, laporan dan tindakan

4. Hubungan KPI ↔strategi

Untuk mengimplementasikan KPI,

membutuhkan suatu proses sistem yang

saling terkait, baik itu dari lingkungan

organisasi sendiri seperti

karyawan,manager, pemegang saham dan

dari pihak-pihak luar seperti pelanggan dan

supplier. Parmenter menitik beratkan

kepada laporan yang harus tepat

waktu,efisien, dan fokus terhadap

peningkatan pengambilan keputusan. Ketika mengimplementasikan KPI,

hal yang penting adalah mendefinisikan

hasil/tujuan dari masing-masing KPI.

Shahin and Mahbod (2007,diacu dalam

Rensfelt, Winblad, Lindman, 2008)

menyatakan, bahwa SMART merupakan

suatu metoda yang menggunakan beberapa

kriteria untuk bagaimana merencanakan

suatu tujuan. SMART merupakan Spesific,

Measurable,Achievable, Realistic dan Time

Sensitive.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini

peneliti menggunakan pendekatan metode

penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

menurut wikipedia (2011) adalah penelitian

ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-

hubungannya. Proses pengukuran adalah

bagian yang sentral dalam penelitian

kuantitatif karena hal ini memberikan

hubungan yang fundamental antara

pengamatan empiris dan ekspresi matematis

dari hubungan-hubungan kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif dalam

penelitian ini menggunakan penelitian

komparatif. Penelitian komparatif

merupakan jenis penelitian deskriptif yang

berusaha mencari jawaban secara mendasar mengenai sebab-akibat, dengan

menganalisis faktor-faktor penyebab

terjadinya maupun munculnya suatu

fenomena atau kejadian tertentu. Penelitian

komparatif merupakan penelitian yang

sifatnya membandingkan, yang dilakukan

untuk membandingkan persamaan dan

perbedaan 2 atau lebih sifat-sifat dan fakta-

fakta objek yang diteliti berdasarkan suatu

kerangka pemikiran tertentu. Penelitian

komparatif biasanya digunakan untuk membandingkan antara 2 kelompok atau

lebih dalam suatu variabel tertentu.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di

Pabrik Bagian Material Support PT. Djarum

Kudus. Pabrik di Desa GondangManis

Kecamatan Bae Kabupaten Kudus.

3. Jenis Data

Dalam penelitian ini terdapat dua

jenis data, yaitu data primerdan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer merupakan informasi

yang dumpulkan penelitilangsung

dari sumbernya.Dalam hal ini,

peneliti bertindak

sebagaipengumpul data.

b. Data Sekunder

Adalah informasi yang telah

dikumpulkan pihak lain. Jadi,

dalam hal ini peneliti tidak langsung memperoleh data dari

sumbernya.Peneliti bertindak

sebagai pemakai data.

Dalam penelitian ini jenis data yang

digunakan adalah data primer dan data

sekunder.Dengan menggunakan kata-kata

dan tindakan juga sebagai jenis datanya.

4. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data

dalam penelitian adalah subyek darimana

data diperoleh :

a. Informan

Informan adalah orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan

kondisi latar penelitian. Jadi, ia

harusmempunyai banyak

pengalaman tentang latar

penelitian. Dalam penelitian ini peneliti

memerlukan beberapa

informansebagai sumber data yang

nantinya diharapkan dapat

memberikandata-data yang

diperoleh oleh peneliti dalam

penelitian ini.

Untuk memperoleh sumber data

tersebut, penulis menggali

informasi yang berasal dari :

- Karyawan Bagian Material Support Secondary

OASIS PT. Djarum Kudus.

- Supervisor, Unit Head dan

Teknisi mekanik di Bagian

Material Support tersebut.

b. Sumber Tertulis

Sumber tertulis dalam penelitian

ini berupa dokumen resmi danjuga

dokumen pribadi.Selain itu dapat

pula dibagi atas sumberbuku,

majalah, sumber dari arsip yang berasal dari lokasi penelitian yaitu

di Bagian Silo Finish Blend

Secondary OASIS.

c. Data Statistik

Peneliti kualitatif sering juga

menggunaan data statistik

yangtelah tersedia sebagai sumber

data tambahan bagi

keperluannya.Statistik misalnya

dapat membantu memberi gambaran tentang kecenderungan

subjek pada latar penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah model analisa

interaktif. Model ini di dalamnya terdapat

tiga komponen analisis yang utama yaitu:

a. Reduksi Data Merupakan proses seleksi,

pemfokusan, penyederhanaan dan

pengabstraksian data yang kasar yang

muncul dari catatan tertulis di lapangan

dan mengatur data sedemikian rupa

sehingga simpulan penelitian dapat

dilakukan.

b. Penyajian Data

Merupakan suatu kumpulan

informasi, deskripsi dalam bentuk

narasi yang memungkinkan penarikan

suatu kesimpulan dapat dilakukan. Dalam hal ini penyajian data meliputi

gambar atau skema, jaringan kerja atau

kegiatan, bagan dan juga tabel-tabel.

Kesemuanya itu dirancang guna

merakit informasi secara teratur supaya

mudah dilihat dan dimengerti.

c. Tahap selanjutnya yaitu penarikan

simpulan sebagai pengikat dari tahap

reduksi data dan penyajian data yang

untuk kemudian dilanjutkan dengan

verifikasi simpulan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PT. Djarum Bagian Material

Support Silo Finish Blend adalah bagian

penyimpanan tembakau hasil proses di

bagian Primary sebelum tembakau tersebut

siap untuk digunakan atau siap untuk dbuat

rokok batangan. Di dalm proses transfer

tembakau ke bagian produksi, ada potensi

problem Tobacco Blockage pada pipa-pipa

yang digunakan untuk transfer tembakau tersebut. Dari permasalahan tersebut maka

dilakukanlah suatu metode implementasi

4DX dengan tujuan untuk dapat

menurunkan jumlahnya tersebut. Bilamana

proses 4DX dilakukan dengan baik dan

benar sesuai dengan prinsip-prinsip dalam

4DX maka semua target atau sasaran pasti

dapat dicapai.

Dalam penelitian ini, untuk

mengetahui gambaran umum Implementasi

The 4 Disciplines of Execution (4DX) PT. Djarum Bagian Material Support,

didasarkan pada empat disiplin dalam

prinsip 4DX. Implementasi empat disiplin

tersebut yaitu :

1. Focus on wildly important goals (fokus

pada hal yang sangat penting).

2. Act on the lead measure (bekerja pada

hal-hal yang menggerakkan tujuan).

3. Keep a compelling scoreboard (mencatat pencapaian dalam papan skor).

4. Create a cadence of accountability

(menjaga akuntabilitas setiap orang

dalam pencapaian tujuan).

1. Disiplin 1, Focus on wildly important

goals

Disiplin 1, Focus on wildly

important goals (fokus pada hal yang sangat

penting), yaitu bagaimana bagian Material

Support PT. Djarum Kudus membuat

prioritas terhadap masalah-masalah yang ada dan memilih fokus pada satu masalah

yang ada?

Dari wawancara yang didapat dari informan

ditarik kesimpulan bahwa secara umum

bagian Material Support PT. Djarum Kudus

sudah melakukan proses disiplin 1 dengan

baik dan tepat sesuai dalam prinsip 4DX.

Berikut kutipan dari wawancara yang

dilakukan dengan informan. “Memilih WIG

yang tepat adalah penting, sebelumnya kami

telah mencurahkan gagasan-gagasan untuk menentukan WIG. WIG tim yang dipilih

adalah hal yang berdampak tinggi yang bisa

dilakukan tim untuk mendorong pencapaian

WIG perusahaan”

2. Disiplin 2, Act on the lead measure

Disiplin 2, Act on the lead measure

(bekerja pada hal-hal yang menggerakkan

tujuan), yaitu bagaimana anggota tim 4DX

bagian Material Preparation SKM OASIS

Kudus PT. Djarum Kudus membuat lead

measure dengan gagasan-gagasan yang

nantinya akan berdampak dalam pencapaian WIG tim?

Didalam disiplin 2 membuat lead

measure dengan gagasan-gagasan yang

berdampak tinggi dalam pencapaian WIG

tim adalah penting. Karena tanpa Lead

Measure yang tepat maka pencapaian WIG

tim tidak akan maksimal. Hal tersebut

dijelaskan oleh Bapak Arofiq, selaku

Oprator Bulanan di bagian Material

Preparation SKM OASIS Kudus PT.

Djarum Kudus. Berikut kutipan wawancara dari salah satu informan. “Sebelum 4DX

mulai dilaksanakan saya dan semua anggota

tim di undang oleh atasan dalam meeting

sosialisasi 4DX untuk membuat WIG tim

dan Lead measure. Saya dan semua anggota

tim ikut mencurahkan semua gagasan yang

berkaitan dengan fokus permasalahan. Dari

semua gagasan yang masuk dipilihlah 2

Lead measure yang mempunyai pengaruh paling besar dan nantinya akan mendorong

pencapaian target tim.” 3. Disiplin 3, Keep a compelling

scoreboard

Disiplin 3, Keep a compelling

scoreboard (mencatat pencapaian dalam

papan skor), yaitu bagaimana bagian

Material Preparation SKM OASIS Kudus

PT. Djarum Kudus membuat papan skor

yang mudah dipahami oleh setiap orang

yang melihatnya dan mencatatnya setiap

hari apakah sedang menang atau kalah? Dari wawancara tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa secara umum bagian

Material Preparation SKM OASIS Kudus

PT. Djarum Kudus sudah melakukan proses

disiplin 3 dengan baik yaitu sudah membuat

Scoreboard dengan jelas, mudah dipahami

dan memotivasi sesuai dalam prinsip 4DX.

Berikut kutipan wawancara dari informan.

“ya kita membuat scoreboard bersama

semua anggota tim yang terlibat dalam tim

4DX. Scoreboard dibuat simpel dengan beberapa grafik yang dapat dipahami

dengan mudah dan jelas. Grafiknya

menunjukan hasil capaian WIG tim disetiap

minggunya. Papan scoreboard memang

dipasang di dalam kantor bagian Silo Finish

Blend, tetapi kita sebagai pengawas

lapangan juga sering keluar masuk kantor

untuk mengambil alat kerja dan keperluan

bahan lain yang digunakan untuk

mendukung kelancaran produksi, ya dengan

sering keluar masuknya ke kantor saya bisa

langsung melihat papan scoreboard dengan jelas. Bisa melihat hasil capaian apakah tim

kita menang atau kalah.”

4. Disiplin 4, Create a cadence of

accountability

Disiplin 4, Create a cadence of

accountability (menjaga akuntabilitas setiap

orang dalam pencapaian tujuan), yaitu

bagaimana setiap anggota 4DX bagian

Material Preparation SKM OASIS Kudus

PT. Djarum Kudus dalam menjaga

akuntabilitas, diantaranya adalah menghadiri pertemuan WIG Session,

melaporkan komitmen minggu sebelumnya,

menjaga komitmen yang sudah dilakukan,

membuat komitmen untuk memperbaiki

skor? Dari wawancara tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa secara umum bagian

Material Preparation SKM OASIS Kudus

PT. Djarum Kudus sudah melakukan proses

disiplin 4 dengan konsisten sesuai dengan jadwal yang tentukan, setiap anggota tim

bertanggung jawab terhadap komiten dan

menjaga komitmen untuk selalu dilakukan.

Semua anggota tim termotivasi untuk

memperbaiki skor dengan membuat

komitmen baru untuk minggu berikutnya.

Semua dilakukan dengan baik dan konsisten

sesuai dalam prinsip 4DX. Berikut kutipan

dari wawancara dengan informan. “Bagian

Material Preparation SKM OASIS Kudus

PT. Djarum Kudus mengadakan WIG

Session sesuai jadwal. Untuk jadwal WIG Session 4DX bagian Material Preparation

SKM OASIS Kudus PT. Djarum Kudus

sudah kami tentukan yaitu setiap seminggu

sekali pada hari Senin pukul 14:00. Sesi

pertemuan anggota tim di WIG Session

berlangsung secara singkat dan dinamis

dengan waktu antara 20 hingga 30 menit.

Pemimpin menjadi teladan untuk

melaporkan dan membuat komitmen.

Kemudian anggota tim 4DX di bagian

Material Preparation SKM OASIS ini melaporkan komitmen minggu lalu. Semua

angota tim bertanggung jawab atas

komitmennya masing-masing. Kemudian

meninjau pencapaian target pada

Scoreboard yang telah di-update apakah

sedang menang atau kalah. Kami

menganalisa tim mengapa sedang menang

atau kalah. Kami beserta anggota tim

berdiskusi mencari cara untuk membantu

anggota tim yang menghadapi rintangan

dalam memenuhi komitmen mereka. Setiap

anggota tim membuat komitmen spesifik untuk minggu mendatang untuk

memperbaiki skor. Kami menegaskan untuk

menjaga agar whirlwind tidak masuk ke

dalam WIG Session”. Sedangkan faktor

pendukung dan penghambat implementasi

4DX melalui wawancara dengan informan

dapat diketahui sebagai berikut:

1. Faktor Pendukung

Faktor yang mendukung

Implementasi The 4 Disciplines of

Execution (4DX) PT. Djarum Bagian

Material Preparation SKM OASIS

Kudus adalah setiap anggota tim 4DX

dapat meminta bantuan kepada bagian

General Service (Pelayanan Umum) dan

bagian Maintenance dalam hal

pembuatan suatu alat bantu untuk

mendukung komitmen anggota tim dalam pencapaian WIG.

Hal tersebut seperti yang

disampaikan oleh Bapak Imam Khoiri

selaku Opeator Bulanan bagian Material

Preparation SKM OASIS PT. Djarum

Kudus sebagai berikut :

“Untuk mendukung komitmen dalam

pencapaian WIG, saya pernah membuat

komitmen berkoordinasi dengan bagian

maintenance untuk pengadaan alat

bantu berupa Velocity Meter, dengan

tujuan akan memudahkan petugas pelaksana saat proses pengukuran

kecepatan hisapan dimasing-masing

pipa mesin cigaret maker agar saat

hisapan kurang dari standar yang

ditetapkan langsung bisa ditangani

sebelum terjadi nyumpel pipa atau

Blockge. Hal ini nantinya akan

mempengaruhi WIG tim.”

Dari wawancara tersebut, dapat

disimpulkan bahwa bagian Material

Preparation SKM OASIS PT. Djarum Kudus dalam implementasi 4DX

anggota tim selalu berkomitmen dengan

gagasan-gagasan baru yang sangat

mendukung pencapaian WIG tim.

Kemudahan dalam meminta alat bantu

pengukuran kuat/kecepatan hisapan

kepada bagian Maintenance menjadi

faktor pendukung dalam implementasi

4DX bagian Material Preparation SKM

OASIS PT. Djarum Kudus.

2. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dari implementasi 4DX bagian Material

Preparation SKM OASIS PT. Djarum

Kudus adalah pernah terjadi

keterlambatan anggota 4DX di WIG

Session. Meskipun terlambat tidak begitu

lama tetapi diharuskan WIG Session

dapat dilaksanakan dengan tepat waktu

sesuai jadwal. Karena dalam prinsip

4DX jangan sampai whirlwind menarik

dan menenggelamkan fokus sasaran

WIG organisasi.

V. PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat ditarik kesimpulan

bahwa secara umum bagian Material Preparation unit Material Support SKM

OASIS PT. Djarum Kudus telah

melaksanakan implementasi 4DX secara

baik dan konsisten sesuai dengan prinsip

4DX.,

Sebelum adanya penerapan 4DX

dibagian tersebut, frekuensi Tobacco

Blockage mencapai 1-2 kali dalam sehari.

Saat terjadi blockage, maka mesin maker

juga akan terhenti karena supply

tembakaunya juga terhambat yang

menyebabkan kerugian untuk perusahaan. Kerugian tersebut meliputi cost

membengkak untuk membayar biaya over

time karyawan untuk menyelesaikan

kekurangan jumlah produksi karena mesin

off karena blockage, biaya tambahan untuk

membayar tagihan listrik. Selain biaya-

biaya tersebut, kerugian yang dialami

perusahaan adalah turunnya kualitas produk

yang dihasilkan karena tembakau sisa

nyumpel tersebut yang sudah rusak. Dengan

kualitas yang tidak sesuai standart, maka produk tersebut akan di reject oleh QC

(Quality Control).

Setelah adanya penerapan 4DX

dibagian Material Support, frekuensi

tobacco blockage yang semula 1-2 kali

dalam sehari, saat ini hanya menjadi 1-2 kali

dalam seminggu. Dengan capaian tersebut,

banyak keuntungan yang didapatkan

perusahaan dengan adanya penerapan 4DX

dibagian Material Support. Dari

penghematan Cost untuk membayar upah

over time dan tagihan listrik tambahan, sampai dengan sedikitnya jumlah produk

yang di reject oleh QC.

2. Saran

Ada beberapa saran yang akan peneliti

sampaikan antara lain :

1. Untuk mengatasi keterlambatannya

anggota tim dalam pertemuan WIG

Session, saat hari jadwal pertemuan WIG

Session diharapkan semua anggota tim

yang ada di lapangan dapat berkoordinasi dengan rekan karyawan

yang lain yang tidak terlibat dalam

pertemuan WIG Session untuk

membantu mengendalikan operasional di

lapangan. Kemudian saat hari jadwal

pertemuan WIG Session pemimpin bisa

mengingatkan kembali kepada semua

anggota tim 4DX melalui informasi atau

telepon bahwa pertemuan WIG Session akan dilaksanakan pada tepat waktu dan

semua operasional di lapangan

dipastikan dapat dikendalikan dengan

lancar.

2. Untuk mempersingkat waktu

penanganan Blockage pada pipa,

diharapkan diberi alat untuk mendeteksi

dimana lokasi atau titik blockage

tersebut, sehingga tidak membuka semua

pipa yang tersambung.

3. Scoreboard bisa dimodifikasi menjadi

berkarakter dipersonalisasi sebuah ekspresi unik dari tim. Hal ini akan lebih

menarik perhatian setiap orang yang

melihat.

DAFTAR PUSTAKA

McChesney C, Covey S, Huling J. 2012.

The 4 Disciplines of Execution.

Jakarta: Dunamis.

Alex Denni. 2008. 4 Disciplines of Execution: Membangun Budaya

Eksekusi. Jakarta: Dunamis.

David Parmenter. 2013. Mengembangkan,

Mengimplementasikan dan

Menggunakan Key Performance

Indicators. Jakarta : PPM.

Eko Sasono. 2013. Buku Pedoman

Penulisan Skripsi. Semarang:

Universitas Pandanaran.

H.B.Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Surakarta : UNS Press.

Prof. Dr. Conny R. Semiawan. 2017. Metode Penelitiaan Kualitatif.

Dr. J. R. Raco, ME., M.Sc. 2017. Metode

Peneltian Kualitatif. Jakarta :

Grasindo