Ia Yang Mengendarai Keledai - GKI Peterongan

20
Ia Yang Mengendarai Keledai Kendaraan yang kita tumpangi akan menentukan status kita di masyarakat. Benarkah? Bisa jadi demikian. Manusia dapat mudah menilai sesamanya berdasarkan kepemilikan yang terlihat. Misal berapa kendaraan dan apa jenis kendaraan yang dimilikinya, berapa rumah dan seberapa luasnya, berapa jumlah tas dan apa merknya, dan lain-lain dapat menuntun orang untuk menaksir kekayaan dan kedudukan sesamanya. Maka tak heran ada banyak orang berlomba-lomba memiliki barang- barang mewah agar statusnya di masyarakat dapat meningkat; tidak peduli apakah cara mendapatkan barang-barang itu dengan kredit atau korupsi, yang penting secepatnya ia bisa memilikinya. Yesus pun memilih kendaraan-Nya, bahkan dengan spesikasi yang sangat detil. Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk mencari keledai muda yang belum pernah ditunggangi orang (Lukas 19:30). Diantara sekian banyak pilihan, mengapa ‘kendaraan’ itu yang dipilih Yesus? 1. Yesus hendak menggenapi apa yang dinubuatkan dalam Zakharia 9:9, “Bersorak- sorailah dengan nyaring, hai puteri sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” 2. Yesus memang akan menjadi Raja, seperti yang diungkapkan-Nya dalam sebuah perumpamaan di perikop sebelumnya, Lukas 19:11-27. Namun juga sebagaimana yang tertulis dalam Zakharia 9:10, Yesus datang bukan untuk melakukan peperangan secara sik yang seringkali digambarkan dengan penggunaan kuda yang berlari cepat, melainkan Yesus hadir untuk membawa damai. Kecepatan keledai sangat bertolak belakang dengan kuda. Ditambah lagi keledai yang dipilih Yesus adalah yang belum pernah ditunggangi orang, berarti keledai ini belum berpengalaman. Bisa Anda bayangkan, berapa ‘kelambatan’ jalannya! Figur inilah yang ingin ditampilkan oleh Yesus: seorang Raja yang hadir untuk membawa damai. Mendamaikan manusia dengan Allah dan dengan sesamanya melalui pengorbanan-Nya sebagai Anak Domba Allah. Untuk itulah Ia mengendarai keledai. “Kendaraan” macam apa yang ingin kita tunggangi? (RKG) Tahun C 20 Pra Paska VI 14 April 2019

Transcript of Ia Yang Mengendarai Keledai - GKI Peterongan

Ia Yang Mengendarai Keledai Kendaraan yang kita tumpangi akan menentukan status kita di masyarakat. Benarkah? Bisa jadi demikian. Manusia dapat mudah menilai sesamanya berdasarkan kepemilikan yang terlihat. Misal berapa kendaraan dan apa jenis kendaraan yang dimilikinya, berapa rumah dan seberapa luasnya, berapa jumlah tas dan apa merknya, dan lain-lain dapat menuntun orang untuk menaksir kekayaan dan kedudukan sesamanya. Maka tak heran ada banyak orang berlomba-lomba memiliki barang-barang mewah agar statusnya di masyarakat dapat meningkat; tidak peduli apakah cara mendapatkan barang-barang itu dengan kredit atau korupsi, yang penting secepatnya ia bisa memilikinya. Yesus pun memilih kendaraan-Nya, bahkan dengan spesi kasi yang sangat detil. Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk mencari keledai muda yang belum pernah ditunggangi orang (Lukas 19:30). Diantara sekian banyak pilihan, mengapa ‘kendaraan’ itu yang dipilih Yesus?1. Yesus hendak menggenapi apa yang dinubuatkan dalam Zakharia 9:9, “Bersorak-

sorailah dengan nyaring, hai puteri sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.”

2. Yesus memang akan menjadi Raja, seperti yang diungkapkan-Nya dalam sebuah perumpamaan di perikop sebelumnya, Lukas 19:11-27. Namun juga sebagaimana yang tertulis dalam Zakharia 9:10, Yesus datang bukan untuk melakukan peperangan secara sik yang seringkali digambarkan dengan penggunaan kuda yang berlari cepat, melainkan Yesus hadir untuk membawa damai. Kecepatan keledai sangat bertolak belakang dengan kuda. Ditambah lagi keledai yang dipilih Yesus adalah yang belum pernah ditunggangi orang, berarti keledai ini belum berpengalaman. Bisa Anda bayangkan, berapa ‘kelambatan’ jalannya!

Figur inilah yang ingin ditampilkan oleh Yesus: seorang Raja yang hadir untuk membawa damai. Mendamaikan manusia dengan Allah dan dengan sesamanya melalui pengorbanan-Nya sebagai Anak Domba Allah. Untuk itulah Ia mengendarai keledai. “Kendaraan” macam apa yang ingin kita tunggangi? (RKG)

Tahun C

20Pra Paska VI

14 April 2019

2

Warta Kebaktian

Bacaan & Renungan

Rabu, 17 April 2019

Pemimpin : Bp. Tjatasjo Soehono

Bidston Pagi

14 April 2019 Pukul 06.00 Pukul 08.30 Pukul 17.00Pengkhotbah Pdt. Em. Wibisono SiswantoMajelis Jemaat* Dienstdoende* Pembuka Ibadah

Petugas Musik* Cantoria* Pemusik* Pujian / Pemazmur LektorMultimedia / Video

MJ. Tugas

Kolektan

Koordinator :

Ibu Novianti(081904451161)

Penyambutan

Koordinator : Johan, Irenne dan MonaPemimpin Remaja : Bp. Christnadi Putra H. MJ. Pendamping : Pnt. Stephanus A. Pangkey

3

Ia yang Mengendarai Keledai Kebangkitan Kristus,Terang Bagi Jalanku

21 April 2019 Pukul 04.30 Pukul 08.30 Pukul 17.00Pengkhotbah Pdt. Rinta Kurniawati GunawanMajelis Jemaat* Dienstdoende* Pembuka Ibadah

Petugas Musik* Cantoria* Pemusik

* Pujian / Pemazmur

LektorMultimediaVideo

Kolektan

Koordinator :

Ibu Samuel(08122825408)

Ibu Novianti(081904451161)

Penyambutan

Koordinator : Pnt. Hadi Hartojo & Ivana Mary Bp. Christnadi, Ibu SyahveinaRiri dan Yusica

4

• Dalam Kebaktian Jumat Agung di GKI Peterongan (pk. 08.30), apabila ruang kebaktian utama telah penuh maka umat akan langsung diarahkan menuju Ruang Kebaktian di Lantai 4.

• Kebaktian Paska Subuh akan diadakan pada hari Minggu, 21 April 2019 pk. 04.30 di Jl. Kompol Maksum 308.

• Dalam Kebaktian Paska (Minggu, 21 April 2019) akan dilayani Perjamuan Kudus di GKI Peterongan, Bajem Karanggawang dan Bajem Pudak Payung.

• Panitia Paska menghimbau agar umat datang beribadah tanpa membawa tas atau tas plastik (kecuali tas tangan) dan dihimbau untuk bersedia mengisi bangku kayu dengan kapasitas 4 orang sehingga kapasitas gereja dapat dimaksimalkan.

• Mengingat terbatasnya tempat parkir, ada baiknya jika anda dapat datang bersama teman/ saudara/ keluarga dengan menggunakan satu mobil saja, daripada masing-masing membawa mobil sendiri.

Kami mengharapkan kerjasama dan pengertian dari seluruh anggota jemaat. Berdoalah agar kebaktian ini dapat berlangsung hikmat, aman dan penuh berkat.

Kebaktian Jumat Agung“Salib: Jalan yang Paradoksal”

PengkhotbahMajelis Jemaat* Dienstdoende* Pembuka Ibadah

Petugas Musik* Cantoria* Pemusik* Pujian / Pemazmur LektorMultimedia / Video

MJ. Tugas

Kolektan

Koordinator :

Ibu Samuel Dh.(08122825408)

PS. Debora

Penyambutan

Koordinator : Ninta, Ruth dan Masageng

5

Jika Tuhan menghendaki dan tidak ada surat keberatan sah yang masuk ke Majelis Jemaat, maka akan dilayani Kebaktian Peneguhan dan Pemberkatan Nikah bagi Saudara/ i :

Apabila Saudara belum dapat mendukung karena alasan berdasarkan Alkitab dan Tata Gereja/ Tata Laksana GKI, sampaikan keberatan Saudara secara tertulis kepada Majelis Jemaat disertai data lengkap pengirim, agar masalahnya dapat dipertimbangkan, paling lambat seminggu sebelum pelaksanaan.

Sabtu, 27 April 2019 pk. 10.00 di GKI Peterongan

Priyo Trisnanto Adi (GKI Peterongan)Putra Bp. Darjono/ Ibu Myarsatami PS.

Jl. Gemah Jaya 8 no.51 Smg. (10)dengan

Apriani Triningsih (JKI)Putri Bp. Totok Nurtanto/ Ibu Titik Rochani

Jl. Dr. Wahidin 74 Smg.

Pendeta : Pdt. Jerdi Stevan Penatua : Pnt. Stephanus AP, Pnt. Yohanes Iwan S. Pnt. Agus Priyo P, Pnt. Sony TjahjanaPemusik : Bp. Wardojo, Ibu Johana dan Ibu Monica

Minggu, 28 April 2019 pk. 11.00 di GKI Peterongan

Frengki Johansyah (GBI Bandung)Putra Bp. Tjia Tjun Lai/ Ibu Lily

Jl. Talang Keramat LK.4 Palembangdengan

Caroline Stella Vania Lay (GKI Peterongan)Putri Bp. Charles Wilson Lay/ Ibu Lie Liliyani

Perum Klipang R.12 B/ 4 Smg. (11)

Pendeta : Pdt. Jerdi Stevan Penatua : Pnt. Setyo Sabdono, Pnt. Ibu Ruth Jeanette Pnt. Purnomo Rahardjo, Pnt. Ibu Rachel WahjoePemusik : Bp. Wardojo, Bp. Alfa dan Ibu Eva

Hari ini diedarkan kantong persembahan khusus untuk pengembangan gereja. Kiranya anggota jemaat turut berpartisipasi.

Rangkaian acara Paska, Kegiatan komisi-komisi, Anggota jemaat yang sakit, Situasi bangsa dan negara menjelang Pilpres.

6

Jika Tuhan menghendaki dan tidak ada surat keberatan sah yang masuk ke Majelis Jemaat, maka pada hari Minggu, 21 April 2019 pk. 04.30 di GKI Peterongan akan dilayani sakramen Baptis Dewasa dan Sidi oleh Pdt. Rinta K. Gunawan dan Pdt. Jerdi Stevan.

Yang akan menerima Baptis Dewasa : 1. Alessandro Manuel Wijaya Jl. Plamongan Indah J.1 no.4 2. Margaretha Aurellia Octa Jl. Candi Tembaga Selatan 4 no.9723. Vincentia Debora Jl. Genuk Karanglo RT.7/ RW.84. Diyah Sri Wahyuni Jl. Senjoyo 2 no.34 A5. Gabriel Dimas Prabawa Jl. Wonodri Krajan Buntu 16 6. Evan Valentino Hartono Jl. Sompok Lama 18 7. Isabella Febina Arini Wiyanti Jl. Graha Mukti Residence 93 8. Innocenzio Louis Dharmawan Perum Medoho Indah 9. Alexander Kevin Nathanael Prasetio Jl. Bima Sakti 5 no.2 10. Imanuel Lerianto Gawa Putra Jl. Wonodri Krajan Buntu 8 11. Megah Adi Wicaksono Jl. Lamper Tengah 15 B no.16 12. Riya Ana Pujiatik Jl. Permadi Tegalgunung, Limbangan

Yang akan Sidi / Pengakuan Percaya :1. Aldy Christian Meoko Jl. Genuk Perbalan 9 no.162. Allan Christian Meoko Jl. Genuk Perbalan 9 no.163. Edwin Wijanarko Jl. Genuk Karanglo RT.6/ RW.84. Feren Thiola Giovanni Candra Jl. Sinar Sentosa 4065. Vionetta Graciella Levina Ariadi Jl. Halmahera Timur 196. Harry Mulyo Tamtomo Jl. Jati Taman 2 7. Imanuel Satrio Kusumo Jl. Payung Asri Barat 1 no.8 8. Irawati Mustikaningrum Jl. Permata Woltermonginsidi Permai 12 A9. Jessica Niveta Angelina Jl. Mangga 3 no.11 10. Josephine Febryana Nugraha Jl. Cinde Utara 14 11. Julinar Tyara Maharani Pasaribu Jl. Slamet Riyadi 22 12. Lauw, David Kennard Kristianto Jl. Permata Woltermonginsidi Permai 17113. Stefanus Marcel Chriscendo R. Jl. Peterongan Timur 11 14. Mikhael Kristokharis Anoraga Jl. Cempedak Selatan 6 15. Na ri Damai Hati Jl. Srinindito Timur RT.7/ RW.316. Stefani Mutiara Rosinda Siagian Jl. Singa Tengah 2 Kav.6 17. Stevano Rio Pradana Jl. Wanara Barat 1 no.859 18. Uriel Steven Santoso Jl. Semeru Dalam 2 no.319. Tabita Vania Intandia Putri Jl. Klipang Permai L.13220. Wulan Miranda Panggabean Jl. Timoho Raya 265 C 21. Yohana Romauli S. Hasibuan Jl. Lampersari 6122. Daniel La an Sianipar Jl. Srondol Bumi Indah 3 no.4

7

Kebutuhan keseluruhan untuk rangkaian acara Masa Raya Paska hingga Pentakosta 2019 adalah sekitar Rp. 242.000.000,-. Dana tersebut dipakai untuk kegiatan yang bersifat ibadah maupun untuk aksi sosial. Adapun aksi sosial yang dilakukan tahun ini adalah memberi makan gratis kepada warga sekitar gereja dan membantu perbaikan rumah untuk beberapa karyawan gereja agar mereka bisa tinggal di rumah yang lebih baik kondisinya.Untuk itu bagi Saudara yang rindu untuk mendukung kebutuhan dana rangkaian kegiatan ini dapat memberikan persembahan dengan menggunakan Amplop Persembahan Paska 2019 yang terletak di meja depan Ruang Kebaktian dan dimasukkan dalam kotak di depan Ruang Kebaktian. Tuhan memberkati dukungan Saudara sekalian baik berupa dana, doa, tenaga, waktu, pemikiran, dan sebagainya.

Jumat Agung: Mengapa tidak ada Perjamuan Kudus? Sebuah penggalan kisah menarik dalam Injil, menceritakan bagaimana orang-orang Farisi bertanya pada Yesus tentang murid-murid-Nya. “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum” (Lukas 5:33). Sebenarnya, ini bukan lagi sesuatu yang mengherankan, karena memang, Yesus sering duduk makan bersama banyak orang. Karena itu, Yesus menjawab pertanyaan tersebut: “Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Yesus mengisyaratkan bahwa hanya ketika Ia ditangkap, mati, dan dikuburkan, murid-murid-Nya tidak dapat makan dan minum.

Hal ini diteruskan di dalam tradisi kristen. Rasid Rachman, seorang pakar liturgi GKI dalam bukunya “Hari Raya Liturgi” mencatat bahwa sejak awal, Sakramen Perjamuan Kudus dilakukan pada Minggu Paska dan sesungguhnya tidak pernah dialihkan ke hari raya Jumat Agung. Sebab, Paska dipandang sebagai saat paling tepat untuk merayakan sakramen sebagaimana dianugerahkan melalui penebusan oleh Kristus. Bagi para baptisan baru, perjamuan kudus Paska menjadi perjamuan kudus pertama dan tentu istimewa. Bagi jemaat lainnya, ini juga menjadi penanda berakhirnya masa puasa.

Karena itulah, pada Jumat Agung, umat tidak merayakan Perjamuan Kudus. Hingga nanti ketika saat Paska tiba, seluruh umat merayakan Kristus yang bangkit, yang kembali memecah-mecahkan roti dan memberi semua murid-Nya makan (bdk. Perjamuan di Emaus Luk. 24:30).

• PA Pelita tanggal 16 April 2019• Persekutuan Usia Lanjut/ Sarah tanggal 19 April 2019• Persekutuan Doa & Puasa tanggal 20 April 2019

• Persekutuan Pemuda tanggal 20 April 2019• Kebaktian Remaja tanggal 21 April 2019

bergabung dengan Kebaktian Umum

8

9

Warta Komisi & Unit

Tema : Sepuluh Perintah Tuhan - Perintah Keempat (Keluaran 20:8-11)

** Persiapan Pemimpin PIW akan diadakan pada hari Kamis, 25 April 2019 pk. 18.30 di R. Kanaan. Tema : 10 Perintah Tuhan, Perintah Ke-5. Pemimpin : Ibu Deslana RH.

Keberhasilan seorang anak tidak lepas dari dukungan dan doa orangtuanya maka dengan kasih Komisi Anak mengundang dan mengharap kehadiran Bapak/ Ibu/ Wali Anak kelas 6 untuk hadir bersama putra/ putrinya dalam Ibadah Persiapan Ujian Akhir SD, pada hari :

Minggu, 14 April 2019 pk. 08.30 di R. Doa“Mantap Berjalan Bersama Tuhan” Pemimpin : Bp. Elia Budi Wijono

10

Silakan mampir di Kantin GKI PeteronganMinggu, 14 April 2019 pk. 07.00-11.00 di area parkir Sompok

Menyediakan : aneka makanan & Mie Ayam

Minggu, 21 April 2019 : Libur

Salib adalah lambang penderitaan. Tetapi tidak semua penderitaan hidup ini disebut salib. Apa arti salib Kristus dan bagaimana kita bisa berdamai dengan salib itu?. Kami mengundang Bapak-Ibu untuk hadir dalam Persekutuan Senior.

Selasa, 23 April 2019 pk. 18.00 di R. Kebaktian “Berdamai Dengan Salib Kristus” Pemimpin : Pdt. Rinta K. Gunawan

11

14 AprilLanny Indriastuti Dr. WahidinWidiastuti Sembungharjo Sabrina Sembiring Pondok Bukit AgungSakti Mulyono Kanfer

15 AprilChristina Elizabeth I. GedawangSarah Tugirah Peterongan Timur Christina K. Kembang Jeruk Rizka Dewi Aprilina Bukit Kelapa SawitEneas Martha O. Ds. KajanganPoppy Widiastutik Rasamala Utara Dalam

16 AprilAruma Candra Citarum SelatanLulies Mariningsih Peterongan TengahT. Wanti Hadinoto JerukAdi Santoso Royal Family Eunike Erika W. Kalicari

17 AprilSusanto Wahyu AsriSisca Arta W. Dempel Baru PermataBudiman Gultom Aspol Kabluk Celine Ariella P. Papandayan Immanuel Kristiadi Mugas DalamLisa Aryani Trisnadi Purwosari

18 AprilDinar Kaesti Sambiroto BaruSusiana Catur S. Kelapa Sawit Daniel Hendy Wiharja Sultan Agung Ronald M. Nanlohy Pucang Asri

19 AprilHendraningsih T. Sultan AgungAndreyanto Raharja Puri AnjasmoroSekti Handayani Ratu RatihHerlina Christiani Semarang IndahChristina Anies S. Candi LosmenAgnes Lestari S. Dr. WahidinHarrymurti Taman Mahesa MuktiHermin Hidayati Griya Payung Indah

20 AprilL. Yenny Setiawati SerayuLiswati Djayasaputra Ki Mangunsarkoro Christiaan Nugroho Nusa Indah, Ung.Ruben Rangga P. Villa Payung IndahNathanael Fransiskus WonodriTheresia Dewi K. Gemah Sari Wien Hermanto YupiterDaniel Nurwanto ManggaVikky Andreas Gg. Pentol

Warta Keluarga

Telah dipanggil pulang oleh Bapa di surga pada hari Rabu, 10 April 2019. Ibu Lilies Mariani Jl. Halmahera Raya 40 Smg.

Jenasah akan diperabukan di Kedung-mundu pada hari ini Minggu, 14 April 2019. Berangkat dari Rumah Duka THIW Ruang NOP pk. 09.00. Upacara Gerejawi pk. 08.30.Majelis Jemaat ikut bersimpati.

Judul : Selamat Mengindonesia (33 Renungan Tentang Kebhinekaan)Penulis : Andar Ismail

Orang-orang di rumah ini bermacam-macam adat, keyakinan, wajah dan bahasa. Akan tetapi kita yang beda ini tinggal di rumah yang sama. Rumah ini bernama Indonesia, kita warga dari satu negara yang sama, punya mimpi yang sama. Bukan perkara mudah tinggal di rumah yang satu, semua penghuni mempunyai andil merawat hubungan, tenggang rasa dan kerjasama, itulah kebhinekaan. Yang aneka menjadi Indonesia. Selamat Mengindonesia.

12

13

Bp. Elia Budi Wijono

14

15

16

17

MAZMUR 118 Cantor menyanyikan refrain satu kali, kemudian umat menyanyikannya bersama-sama.

Cantor Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku. Ia sungguh t’lah menjadi kes’lamatanku. Sorak-sorai kemenangan sudah menggema; menggema dari kemah orang benar: “Tangan Tuhan melakukan keperkasaan, meninggikan orang-orang yang benar!”(Umat menyanyikan refrein)

Cantor Aku tidak akan mati, tapi hidup dan ‘ku akan menc’ritakan karya-karyaMu. Tuhan t’lah menghajar aku dengan keras, tapi Ia tak serahkanku pada maut. Bukakanku pintu gerbang kebenaranMu. Aku ingin masuk untuk bersyukur.(Umat menyanyikan refrein)

Cantor Ini pintu gerbang Tuhan, puji Tuhan, orang benar akan masuk ke dalamnya. Aku bersyukur padaMu, Kau menjawabku dan telah menjadi kes’lamatanku. Batu yang sudah dibuang tukang bangunan kini sudah jadi batu penjuru!(Umat menyanyikan refrein)

Cantor Hal ini telah terjadi dari Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. inilah hari yang dicipta oleh Tuhan. Marilah kita bersorak kar’nanya. Ya Tuhan bri kiranya keselamatan B’ri kiranya kemujuran ya Tuhan!(Umat menyanyikan refrein)

18

Cantor Diberkatilah yang datang dalam namaNya Kami memberkati kamu dalam namaNya Dia menerangi kita, Tuhanlah Allah Ikatlah korban pada tanduk mezbah ‘Ku bersyukur kepadaMu, ya, Allahku aku akan meninggikan Engkau! (Umat menyanyikan refrein)

Syair : Pdt. Arliyanus Larosa menurut Mazmur 118:1-2, 19-29Musik : Pdt. Arliyanus Larosa

Nyanyian PenyesalanMemandang Salib RajakuKJ 169, “When I Survey the Wandrous Cross”, Isaac Wats, 1707, Terj: (bait 1)I. S. Kijne (1899 – 1970), (bait 2-5) Yamuger, 1978,/ Edward Miller, 1790 @YAMUGER

Memandang salib Rajakuyang mati untuk dunia,kurasa hancur congkakkudan harta hilang harganya.

Tak boleh aku bermegahselain di dalam salibMu;kubuang nikmat duniademi darahMu yang kudus.

(modulasi) Berdiri

Andaikan jagad milikkudan kuserahkan padaNya,tak cukup bagi Tuhankudiriku yang dimintaNya.

scan QR code iniuntuk langsung melihat

warta digitalGKI Peterongan

terbaru

19

PESAN PASTORALBADAN PEKERJA MAJELIS SINODE GEREJA KRISTEN INDONESIA

UNTUK PEMILU DAN PASKAH 2019

Bangsa Indonesia akan melaksanakan PEMILU pada tanggal 17 April 2019. Untuk pertama kalinya, kita akan melaksanakan pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif secara serentak. Pada saat ini ada 192.828.520 pemilih, yang terdiri dari 96.271.476 pemilih laki-laki dan 96.557.044 perempuan, akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, 575 anggota DPR RI, 136 anggota DPD, 2.207 anggota DPRD Provinsi dan 17.610 anggota DPRD Kota/Kabupaten. Pemilihan akan dilakukan di 800.000 lebih Tempat Pemungutan Suara (TPS), baik di dalam maupun di luar negeri.Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, anggota jemaat GKI perlu mendukung PEMILU dalam kegembiraan, pengharapan dan kasih, karena kita semua meyakini bahwa melalui PEMILU ini, bangsa Indonesia sedang memperjuangkan dan mengupayakan tanggung jawab politik dan cita-cita kemerdekaannya. Tanggung jawab politik, seperti juga yang ada dalam cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia, bukanlah melulu soal kekuasaan, tetapi pertama-tama adalah soal kesejahteraan dan keadilan. Terkait dengan itu, BPMS GKI menyampaikan pesan pastoral kepada jemaat-jemaat sebagai berikut:1. Misi Tuhan Yesus Kristus bukan hanya membebaskan manusia dari dosa tetapi juga menyampaikan

kabar baik kepada orang miskin, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, memberi penglihatan kepada orang-orang buta, membebaskan orang-orang yang tertindas (Luk 4:18-19). Misi Tuhan Yesus -sampai kadar tertentu- sejajar dengan arti dasar politik dan tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia, yaitu terwujudnya keadilan dan kesejahteraan bersama. Dimaknai seperti itu, maka kehidupan politik sesungguhnya bukan hanya baik tetapi juga memiliki nilai rohani. Karena itulah, maka jemaat perlu mendukung dan berpartisipasi aktif agar proses politik dalam PEMILU berjalan dengan demokratis, bermartabat dan mendapatkan Presiden-Wakil Presiden, anggota DPD dan anggota DPR-DPRD yang benar-benar mencintai bangsa, mewujudkan keadilan dan menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia.

2. Bagaimana agar Pemilu berjalan demokratis, bermartabat dan berhasil mendapatkan pemerintah dan wakil rakyat yang bekerja sesuai cita-cita kemerdekaan bangsa? Di banyak negara demokrasi, biasanya terjadi hal ini: ”Para politisi buruk terpilih karena banyak orang baik tidak memilih”. Agar itu tidak terjadi, anggota jemaat GKI perlu memakai hak pilihnya dengan bertanggung jawab. Karenanya kami menyampaikan, “Jangan Golput”. Proses demokrasi mengharapkan partisipasi aktif rakyat sebagai bagian dari upaya memperjuangkan cita-cita politik yang adil dan menyejahterakan. Karena itu, prinsip keterlibatan kita semua dalam PEMILU perlu dilihat sebagai wujud tanggung jawab anggota jemaat GKI yang adalah bagian dari masyarakat Indonesia.

Dengan memakai hak pilih secara bertanggung jawab, anggota jemaat bukan hanya telah memakai hak demokrasinya tetapi juga sudah menunjukkan sikap imannya. Mengapa? Sebab melalui PEMILU, kita dengan iman dan perbuatan ikut menentukan orang yang tepat untuk memerintah dan menjadi wakil rakyat, yang bisa menjalankan perannya sebagai hamba Allah (Roma 13:4).

3. Agar partisipasi anggota jemaat dalam PEMILU menjadi perwujudan tindakan iman, maka anggota jemaat GKI perlu :a. Mendoakan seluruh peserta pemilu, penyelengara Pemilu (KPU, Bawaslu dan Dewan Kehormatan

Penyelenggara Pemilu), aparat keamanan, supaya mereka dapat melaksanakan pemilu yang demokratis, damai dan bermartabat.

b. Memilih kandidat yang diusung dan atau didukung oleh partai politik yang berkomitmen menghidupi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, mempertahankan NKRI, dan mewujudkan amanat UUD 1945.

c. Memilih kandidat yang berani menolak radikalisme, intoleransi dan tidak memakai politik kebencian identitas untuk berkuasa.

20

d. Memilih kandidat presiden dan wakil presiden, calon anggota DPD dan anggota DPR-DPRD yang punya rekam jejak, integritas dan kapasitas politik yang baik.

Pilihlah mereka yang memiliki masa lalu (sebagai pribadi, anggota keluarga, profesional, ASN, TNI/Polri, pegawai swasta atau pengusaha) yang baik; pilihlah mereka yang memiliki integritas (tidak memiliki rekam jejak korupsi, pelanggaran HAM); pilihlah mereka yang memiliki kapasitas dalam memimpin; pilihlah mereka yang memiliki keberpihakan kepada mereka yang lemah dan marjinal; pilihlah mereka yang berkomitmen untuk melestarikan lingkungan.

Tentu saja, tidak mudah mencari fi gur yang bisa memenuhi semua kriteria di atas. Jika itu terjadi, maka kita perlu memakai prinsip minus malum: mencari fi gur yang efek negatifnya (lebih) kecil. PEMILU mungkin tidak menawarkan kita pilihan yang terbaik, tetapi kita perlu mencegah yang buruk berkuasa menjalankan politik untuk bangsa ini.

e. Menciptakan dan mendukung budaya demokrasi. Anggota jemaat tidak boleh ikut-ikutan memperuncing perbedaan sikap politik, tidak ikut-ikutan menyebarkan hoax dan politisasi kebencian identitas, dan mengedepankan persaudaraan serta persatuan sebagai sesama anak bangsa.

f. Bekerja sama dengan penyelenggara PEMILU dan kelompok masyarakat lain, untuk mewujudkan PEMILU yang demokratis dan bermartabat.

Bagi umat Kristen, Pemilu 2019 ini terasa istimewa karena berdekatan dengan perayaan Paskah yang jatuh pada tanggal 21 April 2019. Kedua peristiwa ini sama-sama merupakan sebuah perayaan. Yang satu adalah pesta demokrasi untuk mengupayakan politik yang menyejahterakan dan berkeadilan, yang lain adalah perayaan kebangkitan Yesus yang mengalahkan kuasa dosa yang menindas dan mematikan. Yang satu menjadi sarana memilih pemimpin yang kita harapkan membawa pembebasan bagi bangsa dari berbagai keterbelengguan (kebodohan, kemiskinan, ketidakadilan, kekerasan); yang lain merupakan momen di mana kita mengimani campur tangan Allah dalam pembebasan umat manusia dari belenggu dosa yang mencengkeram dan mematikan supaya kemudian manusia mengalami kehidupan melalui teladan Yesus Kristus. Kita dapat berharap agar semangat Paskah yang membebaskan itu juga hadir dalam kebebasan kita untuk berpolitik dalam PEMILU dan mengupayakan kekuasaan politik yang juga menghadirkan kebaikan untuk bangsa yang Allah sudah percayakan kepada kita ini. Karenanya, sebagai warga negara sekaligus warga gereja, kita mau dengan penuh tanggung jawab menjalani peran kita dengan merayakan dua peristiwa itu. Kita mengawalinya dengan memakai hak pilih kita pada tanggal 17 April 2019 dengan tuntunan Roh Hikmat untuk memilih pemimpin bangsa yang berhati tulus dan mau bekerja keras untuk mendatangkan kebaikan bagi seluruh rakyat tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, atau golongannya. Selanjutnya sebagai warga gereja kita mengenang sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus mulai dari Kamis Putih, Jumat Agung sampai Minggu Paskah untuk mengingat dan merasakan kasih Tuhan yang memulihkan harkat kemanusiaan kita lewat penebusan dan kematian di kayu salib, sekaligus lewat kebangkitan-Nya yang memberi harapan akan kehidupan yang baru.Kiranya kasih karunia dari Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan tuntunan Roh Kudus, menolong kita untuk menjadi orang Kristen sekaligus warga negara Indonesia yang bertanggung jawab menyukseskan pesta demokrasi, untuk keadilan dan kemajuan Indonesia sekaligus merayakan Paskah dengan penuh syukur dan sukacita.

BPMS GKI

Pdt. Handi Hadiwitanto Pdt. Danny PurnamaKetua Umum Sekretaris Umum