Gerakan Ekonomi Biru : Peranan Kemampuan, Peluang dan Motivasi SDM terhadap Kinerja

23
Gerakan Ekonomi Biru : Peranan Kemampuan, Peluang dan Motivasi SDM terhadap Kinerja Harsuko Riniwati, Anton Efani dan Zaenal Abidin Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Brawijaya, Indonesia Abstrak, Hasil penelitian tahun pertama menunjukkan bahwa peran pemerintah dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Malang sangat bagus dalam memberdayakan masyarakat. Hal ini terbukti dari hubungan dalam model pemberdayaan. Kemampuan Faktor individu di desa pesisir Malang, secara langsung tidak berpengaruh terhadap tingkat pemberdayaan dalam mensukseskan blue economy. Sedangkan kemampuan faktor individu secara tidak langsung yaitu melalui kemampuan pemerintah (Dinas Kelautan dan Perikanan/DKP) berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pemberdayaan. Kondisi ini memberi makna bahwa peran DKP dalam memberdayakan masyarakat sangat besar. Secara mandiri masyarakat tidak mampu meningkatkan tingkat pemberdayaan. Namun melalui sentuhan program-program DKP masyarakat menjadi mampu. Dengan demikian untuk mewujudkan ketercapaian kebijakan blue economy, masyarakat dapat berharap banyak dari peningkatkan peran DKP (Riniwati, 2013). Tujuan penelitian adalah : mempelajari dan menganalisis kondisi SDM terkait dengan motivasi, kemampuan dan peluang SDM di dalam organisasi, menganalisis indikator motivasi, kemampuan, peluang dan kinerja SDM, menganalisis pengaruh langsung antara (a) kemampuan terhadap motivasi; (b) peluang terhadap motivasi; (c) motivasi terhadap kinerja; (d) kemampuan terhadap kinerja; peluang terhadap kinerja, menganalisis pengaruh tidak langsung antara (a) kemampuan terhadap motivasi dan kinerja; (b) peluang terhadap motivasi dan kinerja, menganalisis overall test model peningkatkan kinerja SDM, merumuskan kebijakan peningkatan kinerja yang mendukung blue economy melalui kemampuan, motivasi, peluang terhadap sumberdaya. Responden sebanyak 50 orang SDM DKP Kabupaten Malang. Data diperoleh dengan cara wawancara terstruktur kepada responden. Data dianalisis dengan metode Generalized Structure Component Analysis (GSCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara global dapat disimpulkan

Transcript of Gerakan Ekonomi Biru : Peranan Kemampuan, Peluang dan Motivasi SDM terhadap Kinerja

Gerakan Ekonomi Biru : Peranan Kemampuan, Peluang danMotivasi SDM terhadap Kinerja

Harsuko Riniwati, Anton Efani dan Zaenal AbidinFaculty of Fisheries and Marine Science, University of Brawijaya, Indonesia

Abstrak, Hasil penelitian tahun pertama menunjukkan bahwaperan pemerintah dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan(DKP) Kabupaten Malang sangat bagus dalam memberdayakanmasyarakat. Hal ini terbukti dari hubungan dalam modelpemberdayaan. Kemampuan Faktor individu di desa pesisirMalang, secara langsung tidak berpengaruh terhadap tingkatpemberdayaan dalam mensukseskan blue economy. Sedangkankemampuan faktor individu secara tidak langsung yaitu melaluikemampuan pemerintah (Dinas Kelautan dan Perikanan/DKP)berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pemberdayaan.Kondisi ini memberi makna bahwa peran DKP dalam memberdayakanmasyarakat sangat besar. Secara mandiri masyarakat tidak mampumeningkatkan tingkat pemberdayaan. Namun melalui sentuhanprogram-program DKP masyarakat menjadi mampu. Dengan demikianuntuk mewujudkan ketercapaian kebijakan blue economy, masyarakatdapat berharap banyak dari peningkatkan peran DKP (Riniwati,2013). Tujuan penelitian adalah : mempelajari dan menganalisiskondisi SDM terkait dengan motivasi, kemampuan dan peluang SDMdi dalam organisasi, menganalisis indikator motivasi,kemampuan, peluang dan kinerja SDM, menganalisis pengaruhlangsung antara (a) kemampuan terhadap motivasi; (b) peluangterhadap motivasi; (c) motivasi terhadap kinerja; (d)kemampuan terhadap kinerja; peluang terhadap kinerja,menganalisis pengaruh tidak langsung antara (a) kemampuanterhadap motivasi dan kinerja; (b) peluang terhadap motivasidan kinerja, menganalisis overall test model peningkatkankinerja SDM, merumuskan kebijakan peningkatan kinerja yangmendukung blue economy melalui kemampuan, motivasi, peluangterhadap sumberdaya. Responden sebanyak 50 orang SDM DKPKabupaten Malang. Data diperoleh dengan cara wawancaraterstruktur kepada responden. Data dianalisis dengan metodeGeneralized Structure Component Analysis (GSCA). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa secara global dapat disimpulkan

bahwa peluang penggunaan sumberdaya oleh SDM adalah merupakanbagian penting dari program DKP karena pemberian peluang akanmeningkatkan kinerja demikian juga pemupukan kemampuan danmotivasi merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkandari program kerja DKP dalam rangka meningkatkan kinerja SDMnya. Pemberian peluang atau wewenang dalam menggunakansumberdaya alam perikanan dan kelautan perlu ditingkatkanmelalui pemberikan peluang dalam menyelesaikan tugas terkaitpengelolaan sumberdaya alam. Keberanian mengambil keputusanterkait dengan pencapaian tujuan organisasi DKP KabupatenMalang perlu di berikan misalnya melalui dukungan dalampengambilan keputusan terkait resiko yang ditimbulkan tidakditakuti dengan sanksi namun dengan solusi bersama, ditanggungbersama, ada aksi bersama sehingga keberanian dalam mengambilkeputusan terkait tercapainya tujuan organisasi meningkat.

Kata kunci : kemampuan, peluang, motivasi dan kinerja

Pendahuluan

Hasil penelitian tahun pertama menunjukkan bahwa peranpemerintah dalam hal ini Dinas Perikanan Dan KelautanKabupaten Malang sangat bagus dalam memberdayakan masyarakatpesisir Kabupaten Malang. Hal ini terbukti dari hubungan dalammodel pemberdayaan. Kemampuan Faktor individu di desa pesisirMalang, secara langsung tidak berpengaruh terhadap tingkatpemberdayaan dalam mensukseskan blue economy. Sedangkankemampuan faktor individu secara tidak langsung yaitu melaluikemampuan pemerintah (Dinas Kelautan dan Perikanan/DKP)berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pemberdayaan.Kondisi ini memberi makna bahwa peran DKP dalam memberdayakanmasyarakat sangat besar. Secara mandiri masyarakat tidak mampumeningkatkan tingkat pemberdayaan. Namun melalui sentuhanprogram-program DKP masyarakat menjadi mampu. Dengan demikianuntuk mewujudkan ketercapaian kebijakan blue economy, masyarakatdapat berharap banyak dari peningkatkan peran DKP (Riniwati,2013)

Ide blue economy bersumber dari buku yang ditulis oleh GaunterPauli (2010), yang intinya menciptakan 100 juta pekerjaan, 100inovasi dalam waktu 10 tahun dengan berbagai aksi yang muliauntuk tujuan keberlanjutan lingkungan yang akhirnya berdampakbesar secara sosial dan ekonomi. Lebih singkat lagidiungkapkan dengan kalimat dari kelangkaan menuju kelimpahan.Ide dan ajakan mulia melalui kebijakan blue economy,mengingatkan kepada kita semua penduduk di bumi ini, bahwasumberdaya alam merupakan penyangga ekonomi dunia. Pemenuhankebutuhan manusia dengan pemanfaatan sumberdaya alam semakinmeningkat di masa mendatang. Peningkatan tekanan terhadap alamdan degradasi lingkungan tentunya juga semakin besar.Aktivitas manusia yang semakin tinggi akan mengancamkeberlanjutan pembangunan, pemborosan sumberdaya alam,pencemaran, dan penurunan daya dukung lingkungan. Aktivitasekonomi tanpa kendali dan diperparah dengan kondisi pemanasanglobal akan berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan antaraekonomi, ekologi dan sosial. Oleh karena itu diperlukankesadaran dan tindakan nyata semua elemen di bumi ini untukmelindungi alam dari kerusakan, melalui pemanfaatan sumberdayaalam secara efisien, pengurangan dampak negatif seperti karbondan limbah dan kepedulian sosial.

Bagaimana meningkatkan peran DKP dalam mewujudkan nilai-nilaimulia yang terkandung dalam kebijakan blue economy di wilayahpesisir Kabupaten Malang? Untuk dapat meningkatkan peran DKPdalam kaitannya dalam memaksimalkan kinerja yang mendukungblue economy adalah dengan menganalisis faktor-faktor yangmempengaruhi kinerja.Kinerja seseorang merupakan kombinasidari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai darihasil kerjanya. Secara definitif kinerja merupakan catatanoutcome yang dihasilkan dari pegawai tertentu atau kegiatanyang dilakukan selama periode waktu tertentu. Sedang kinerjasuatu jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja pegawai atau kegiatan yang dilakukan.Pengertian kinerja disini tidak bermaksud menilaikarakteristik individu tetapi mengacu pada serangkaian hasilyang diperoleh selama periode waktu tertentu (Sulistiyani danRosidah, 2003).

Menurut Newstrom and Davis (1997), secara matematik hubungankinerja dan motivasi dapat ditulis P = f (A.M) atau P = A xM. Performance (P) adalah fungsi (f) dari ability level (A) dan

degree of motivation (M). Peranan motivasi dan kemampuan padaprestasi kerja (kinerja) dapat dijelaskan sebagai berikut:kemampuan yang tinggi dan didukung oleh motivasi yang tinggipula akan memberikan keragaan yang baik berupa produktivitasyang lebih baik (produktif). Jika motivasi rendah dankemampuan tinggi maka akan terjadi dilemma tentang apa tujuandari organisasi dan apa peranan karyawan, serta manfaat bagikaryawan. Jika motivasi tinggi tetapi kemampuan rendah, makadiperlukan pelatihan bagi karyawan. Keadaannya akan menjadilebih jelek jika motivasi rendah dan kemampuan rendah makaproduktivitas juga akan rendah.

Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan yangmenggabungkan 2 variabel diatas dengan peluang (opportunity).Analisis yang akan mengkonsentrasikan pada kinerja akan lebihmemberikan penekanan pada dua faktor utama yaitu motivasi daripegawai, kemampuan dari pegawai untuk bekerja dan opportunity(kesempatan) (Sulistiyani dan Rosidah, 2003 : 196). Haltersebut dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan sebagaiberikut : P = f (m x a x o). Di mana P = performance (kinerja),m = motivation, a = ability (kemampuan), o = opportunity(kesempatan). Penelitian tahun ke dua ini akan mengannalisisfaktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja DKP KabupatenMalang dalam mewujudkan ketercapaian kebijakan blue economy.Dari hasil analisis diharapkan dapat menjadi pedoman untukmeningkatkan peran DKP dalam mendukung ketercapaian kebijakanblue economy.

Tujuan penelitian adalah :1. Mempelajari dan menganalisis kondisi motivasi,

kemampuan dan peluang SDM Dinas Perikanan dan Kelautan(DKP) Kabupaten Malang dalam mengakses, partisipasi danmengambil keputusan pada sumberdaya alam, SDM danSumberdaya Buatan (SDB) serta kinerja SDM DKP

2. Menganalisis indikator motivasi, kemampuan, peluang dankinerja SDM di DKP Kabupaten Malang

3. Menganalisis pengaruh langsung antara (a) kemampuanterhadap motivasi; (b) peluang terhadap motivasi; (c)motivasi terhadap kinerja; (d) kemampuan terhadapkinerja; peluang terhadap kinerja

4. Menganalisis pengaruh tidak langsung antara (a)kemampuan terhadap motivasi dan kinerja; (b) peluangterhadap motivasi dan kinerja

5. Menganalisis overall test model peningkatkan kinerjaSDM

6. Merumuskan kebijakan peningkatan kinerja yang mendukungblue economy melalui kemampuan, motivasi, peluangterhadap sumberdaya

Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Malang,sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan peluangterhadap sumberdaya, kemampuan, motivasi dan kinerja

Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkanpengelolaan sumberdaya di Kawasan Kabupaten Malang,berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya seperti DinasPertanian, Dinas kehutanan, Dinas Pekerjaan Umum dan lain-lain

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian : Dinas Kelautan Perikanan KabupatenMalang. Populasi, SDM di DKP Kabupaten Malang. Responden, SDMyang mewakili semua bagian di DKP Kabupaten Malang (± 50orang). Analisa Dat, untuk menjawab tujuan penelitian,dianalisis dengan generalized structure component analysis (GSCA).Menurut Solimun (2010), langkah-langkah menganalisis datadengan metode GSCA sebagai berikut : (1) Merancang ModelStruktural (hubungan antar variabel laten); (2) Merancang ModelPengukuran (refleksif atau formatif), (3) Mengkonstruksi DiagramJalur, (4) Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan, (5)Estimasi: Koef. Jalur, Loading dan Weight, (6) Evaluasi Goodness of Fit(7) Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SDM PerikananKelautan Yang Mendukung Gerakan Blue Economy dalam merancangmodel strukturalnya didasarkan pada teori, hasil penelitianempirisdan adopsi, hubungan antar variabel pada bidang ilmuyanglain. Hasil penyusunan model nya seperti tampak padagambar 1.

Uji Reliabilitas Variabel Kemampuan (X1)

Reliability Statistics

VariableCronbach's Alpha

N ofItems

Kemampuan .729 17

Peluang .819 6

Motivasi .748 10

Kinerja .743 18

Berdasarkan data dari Tabel-tabel diatas, dapat diketahuibahwa variabel-variabel yang digunakan adalah reliabel

 

Kinerja DKP

untuk Blue

Economy

  Kemam puan

Skill

Kuanti tas Kualitas Tepat waktu

K. Aktualisasi

 Peluang

Intelegensia

Traits

SDA

SDM

SDB (Teknologi, pasar, modal, program

pelatihan)

 Motivasi

K. Fisiologis

K. Rasa aman

K. Sosial

K.Peng hargaan

Gambar 1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja SDM Dinas Perikanan dan Kelautan Yang Mendukung Gerakan Blue Economy

(handal). Sehingga dapat dikatakan variabel-variabel tersebutreliabel (handal) karena nilai Alpha Cronbach yang didapat lebihbesar dari 0,60 dan data yang dihasilkan sesuai dengan keadaanyang sesungguhnya.

Analisis Model Pemberdayaan Sumberdaya Manusia (SDM) Perikanandan Kelautan dalam Mensukseskan Gerakan Ekonomi Biru (BlueEconomy)

Pengembangan Diagram Jalur

Kemampuan memiliki hubungan positif dan signifikandengan motivasi pada tingkat kepercayaan 95%, sehinggakemampuan mempengaruhi motivasi dalam mensukseskan gerakanekonomi biru (Blue Economy) di pesisir Malang Selatan. Kemampuanmemiliki hubungan negatif dan tidak signifikan dengan kinerjapada tingkat kepercayaan 95%, sehingga kemampuan tidakmempengaruhi kinerja dalam mensukseskan gerakan ekonomi biru(Blue Economy) di pesisir Malang Selatan. Peluang memilikihubungan negatif dan tidak signifikan dengan motivasi padatingkat kepercayaan 95%, sehingga peluang tidak mempengaruhimotivasi dalam mensukseskan gerakan ekonomi biru (Blue Economy)di pesisir Malang Selatan. Peluang memiliki hubungan positifdan signifikan dengan kinerja pada tingkat kepercayaan 95%,sehingga peluang mempengaruhi kinerja dalam mensukseskangerakan ekonomi biru (Blue Economy) di pesisir Malang Selatan.

Kemampuan

Peluang

KinerjaDKP

untukBlue

Economy

Motivasi

-0,353

-0,367

0,736*

0,73*

0,812

Motivasi memiliki hubungan positif dan signifikan dengankinerja pada tingkat kepercayaan 95%, sehingga motivasimempengaruhi kinerja dalam mensukseskan gerakan ekonomi biru(Blue Economy) di pesisir Malang Selatan.

Measurement Model

Measurement model mendefinisikan karakteristik variabellaten dengan indikatornya, pada penelitian ini model indikatorvariabel laten bersifat formatif pada semua variabel. Untukvariabel laten eksogen 1 yaitu kemampuan dapat dilihat padaTabel 1

Tabel 1. Measurement model Kemampuan

Variable Loading Weight SMC

Estimate SE CR Estimat

e SE CR Estimate SE CR

kmp AVE = 0.000, Alpha =0.636

X1.1 0 0 0 -0.033 0.400 0.08 0 0 0

X1.2 0 0 0 0.760 0.336

2.26* 0 0 0

X1.3 0 0 0 0.564 0.255

2.21* 0 0 0

Variable Loading Weight SMC

Sumber: Data Primer (output GSCA online), 2014

Untuk variabel kemampuan terdapat tiga indikator yangdipengaruhi oleh variabel. Jika dilihat dari nilai estimatepada weight yang diperoleh untuk masing-masing indikator,indikator skill (X1.2) adalah yang paling dapatmendeskripsikan variabel kemampuan. Nilai estimate indikatortersebut paling besar di antara indikator yang lain yaknisebesar 0,760.

Berdasarkan nilai titik kritis yang diperoleh, skillmemberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabelkemampuan karena nilai titik kritis yang diperoleh yaitusebesar 2,26 signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Untukvariabel laten eksogen 2 peluang dapat dilihat seperti padaTabel 2

Tabel 2. Measurement model Peluang

Variable Loading Weight SMC

Estimate SE CR Estimat

e SE CR Estimate SE CR

plg AVE = 0.000, Alpha =0.860

X2.1 0 0 0 1.169 0.345

3.39* 0 0 0

X2.2 0 0 0 -1.567 0.458

3.42* 0 0 0

X2.3 0 0 0 0.228 0.407 0.56 0 0 0

Sumber: Data Primer (output GSCA online), 2014

Untuk variabel peluang terdapat tiga indikator yangdipengaruhi oleh variabel. Jika dilihat dari nilai estimatepada weight yang diperoleh untuk masing-masing indikator,indikator SDA (X2.1) adalah yang paling dapatmendeskripsikan variabel peluang. Nilai estimate indikatortersebut paling besar di antara indikator yang lain yaknisebesar 1,169.

Berdasarkan nilai titik kritis yang diperoleh, SDAmemberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabelpeluang karena nilai titik kritis yang diperoleh yaitusebesar 3,39 signifikan pada tingkat kepercayaan 95%.Untukvariabel laten endogen 1 motivasi dapat dilihat seperti padaTabel 3

Tabel 3. Measurement model Motivasi

Variable Loading Weight SMC

Estimate SE CR Estimate SE CR Estimate SE CR

mtv AVE = 0.000, Alpha =0.659

Y1.1 0 0 0 0.806 0.484

1.67 0 0 0

Y1.2 0 0 0 0.099 0.236

0.42 0 0 0

Y1.3 0 0 0 0.053 0.277

0.19 0 0 0

Y1.4 0 0 0 0.152 0.526

0.29 0 0 0

Y1.5 0 0 0 -0.010 0.235

0.04 0 0 0

Sumber: Data Primer (output GSCA online), 2014

Untuk variabel motivasi terdapat lima indikator yangdipengaruhi oleh variabel. Jika dilihat dari nilai estimatepada weight yang diperoleh untuk masing-masing indikator,indikator fisiologis (Y1.1) adalah yang paling dapatmendeskripsikan variabel motivasi. Nilai estimate indikatortersebut paling besar di antara indikator yang lain yaknisebesar 0,806. Untuk variabel laten endogen 2 kinerja dapatdilihat seperti pada Tabel 5.20.

Tabel 4. Measurement model Kinerja

Variabl Loading Weight SMC

e

Estimate SE CR Estimat

e SE CR Estimate SE CR

Knj AVE = 0.000, Alpha =0.793

Y2.1 0 0 0 -1.278 0.256

4.99* 0 0 0

Y2.2 0 0 0 1.123 0.422

2.66* 0 0 0

Variable Loading Weight SMC

Estimate SE CR Estimat

e SE CR Estimate SE CR

Sumber: Data Primer (output GSCA online), 2014

Untuk variabel kinerja terdapat dua indikator yangdipengaruhi oleh variabel. Jika dilihat dari nilai estimatepada weight yang diperoleh untuk masing-masing indikator,indikator kualitas (Y2.2) adalah yang paling dapatmendeskripsikan variabel kinerja. Nilai estimate indikatortersebut paling besar di antara indikator yang lain yaknisebesar 1,123.

Berdasarkan nilai titik kritis yang diperoleh, kuantitasmemberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabelkemampuan karena nilai titik kritis yang diperoleh yaitusebesar 2,66 signifikan pada tingkat kepercayaan 95%.

Variabel laten eksogen 1 (kemampuan) bersifat formatif,dimana persamaannya dapat ditulis seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Persamaan Variabel Kemampuan

Persamaan Loading Factor(output GSCA)

Measurement Model

ξ1 = λx1X1 + λx2X2+ λx3X3 + δ1

-0.0330.7600.564

Kemampuan = -0.033intelegensia +0.760 skill + 0.564traits + eror

Sumber: Data Primer (output GSCA online), 2014

Sedangkan variabel laten eksogen 2 (peluang) bersifatformatif, dimana persamaannya dapat ditulis seperti pada Tabel6.

Tabel 6. Persamaan Variabel Peluang

Persamaan Loading Factor

(output GSCA)

Measurement Model

ξ2 = λx4X4 + λx5X5+ λx6X6 + δ2

1.169

-1.567

0.228

Peluang = 1.169 SDA- 1.567 SDM + 0.228SDB (Teknologi,pasar, modal,program pelatihan)+ eror

Sumber: Data Primer (output GSCA online), 2014

variabel laten endogen 1 (motivasi) bersifat formatif,dimana persamaannya dapat ditulis seperti pada Tabel 7.

Tabel 7. Persamaan Variabel Motivasi

Persamaan Loading Factor(output GSCA)

Measurement Model

η1 = λy1Y1 + λy2Y2+ λy3Y3 + λy4Y4 +λy5Y5 + ζ1

0.8060.0990.0530.152-0.010

Motivasi = 0.806fisiologis + 0.099aman + 0.053 sosial+ 0.152 penghargaan– 0.010aktualisasi + eror

Sumber: Data Primer (output GSCA online), 2014

Sedangkan variabel laten endogen 2 (kinerja) bersifatformatif, dimana persamaannya dapat ditulis seperti pada Tabel8.

Tabel 8. Persamaan Variabel Kinerja

Persamaan Loading Factor(output GSCA)

Measurement Model

η2 = λy6Y6 + λy7Y7+ ζ2

-1.2781.123

Kinerja = -1.278kuantitas + 1.123kualitas + eror

Sumber: Data Primer (output GSCA online), 2014

Struktural Model

Berdasar Hasil output GSCA online nilai Path Coeffisients antarvariabel laten dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9. Path Coefisien

Variabel EffectDirect Indire

ctTotal

Kemampuan Terhadap Motivasi 0.729 -0.062 0.667Kemampuan Terhadap Kinerja -0.353 0.665 0.312Peluang Terhadap Motivasi -0.367 0.121 -

0.246Peluang Terhadap Kinerja 0.736 -0.258 0.478Motivasi Terhadap Kinerja 0.812 -0.417 0.395Sumber: Data Primer (output GSCA online), 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hubunganVariabel yang terbetuk adalah

Persamaan 1 : Motivasi (Y1) = 0,729 Kemampuan (X1) - 0,367 Peluang (X2)

Dari persamaan 1 dapat diinformasikan bahwa:

1. Koefisien direct effect kemampuan sebesar 0,729 menyatakanbahwa besarnya kontribusi kemampuan dalam mempengaruhimotivasi dalam mensukseskan gerakan ekonomi biru (blueeconomy) di pesisir Malang Selatan adalah sebesar 72,9%.

2. Koefisien direct effect peluang sebesar -0,367 menyatakanbahwa besarnya kontribusi peluang dalam mempengaruhimotivasi dalam mensukseskan gerakan ekonomi biru (blueeconomy) di pesisir Malang Selatan adalah sebesar -36,7%.

3. Koefisien indirect effect kemampuan sebesar -0,062menyatakan bahwa besarnya kontribusi kemampuan dalammempengaruhi motivasi dalam mensukseskan gerakan ekonomibiru (blue economy) di pesisir Malang Selatan secara tidaklangsung melalui peluang sebesar -6,2%.

4. Koefisien indirect effect peluang sebesar 0,121 menyatakanbahwa besarnya kontribusi peluang dalam mempengaruhi

motivasi dalam mensukseskan gerakan ekonomi biru (blueeconomy) di pesisir Malang Selatan secara tidak langsungmelalui kemampuan sebesar 12,1%.

Persamaan 2 : Kinerja (Y2) = - 0,353 Kemampuan (X1) + 0,736 Peluang (X2) + 0,812 Motivasi (Y1)

Dari persamaan 2 dapat diinformasikan bahwa:

1. Koefisien direct effect kemampuan sebesar -0,353 menyatakanbahwa besarnya kontribusi kemampuan dalam mempengaruhikinerja dalam mensukseskan gerakan ekonomi biru (blueeconomy) di pesisir Malang Selatan adalah sebesar -35,3%.

2. Koefisien direct effect peluang sebesar 0,736 menyatakanbahwa besarnya kontribusi peluang dalam mempengaruhikinerja dalam mensukseskan gerakan ekonomi biru (blueeconomy) di pesisir Malang Selatan adalah sebesar 73,6%.

3. Koefisien direct effect motivasi sebesar 0,812 menyatakanbahwa besarnya kontribusi motivasi dalam mempengaruhikinerja dalam mensukseskan gerakan ekonomi biru (blueeconomy) di pesisir Malang Selatan adalah sebesar 81,2%.

4. Koefisien indirect effect kemampuan sebesar 0,665menyatakan bahwa besarnya kontribusi kemampuan dalammempengaruhi kinerja dalam mensukseskan gerakan ekonomibiru (blue economy) di pesisir Malang Selatan secara tidaklangsung melalui peluang dan motivasi sebesar 66,5%.

5. Koefisien indirect effect peluang sebesar -0,258 menyatakanbahwa besarnya kontribusi peluang dalam mempengaruhikinerja dalam mensukseskan gerakan ekonomi biru (blueeconomy) di pesisir Malang Selatan secara tidak langsungmelalui kemampuan dan motivasi sebesar 25,8%.

6. Koefisien indirect effect motivasi sebesar -0,417menyatakan bahwa besarnya kontribusi motivasi dalammempengaruhi kinerja dalam mensukseskan gerakan ekonomibiru (blue economy) di pesisir Malang Selatan secara tidaklangsung melalui kemampuan dan peluang sebesar -41,7%.

7. Pengaruh dominan : Pada tabel di atas (tabel efek model)dapat diketahui bahwa nilai parameter dari variabel eksogenyang telah diestimasi memiliki total efek yang palingtinggi maka dapat dinyatakan variabel eksogen tersebutmemiliki pengaruh yang paling kuat atau dominan terhadapvariabel endogennya. Variabel yang memiliki total efek

terbesar yaitu terhadap kemampuan terhadap motivasi dengantotal efek sebesar 0.667. Dengan demikian kemampuanmemiliki dampak positif dan peranan yang paling besar untukmeningkatkan motivasi dalam mensukseskan gerakan ekonomibiru (blue economy) di pesisir Malang Selatan.

Model fit

Berdasar output GSCA online didapat Model fit seperti padaTabel 5.26.

Tabel 10. Fit model

Model FitFIT 0.567AFIT 0.545NPAR 18

Sumber: Data Primer (output GSCA online), 2014

FIT = 0,567

FIT menunjukkan varian total dari semua variabel yang dapatdijelaskan oleh model tertentu. Nilai FIT berkisar dari 0sampai 1. Jadi, model yang terbentuk dapat menjelaskan semuavariabel yang ada sebesar 0,567. Keragaman kemampuan, peluang,motivasi, dan kinerja yang dapat dijelaskan oleh model adalahsebesar 56,7% dan sisanya (43,3%) dapat dijelaskan olehvariabel yang lain. Berarti model cukup baik untuk menjelaskanfenomena yang dikaji.

AFIT = 0,545

Adjusted dari FIT hampir sama dengan FIT. Namun, karenavariabel yang mempengaruhi kinerja tidak hanya satu melainkanada tiga variabel sehingga akan lebih baik apabilainterpretasi tentang ketepatan model menggunakan FIT yangsudah terkoreksi atau menggunakan AFIT. Karena semakin banyakvariabel yang mempengaruhi maka nilai FIT akan semakin besarkarena proporsi keragaman juga akan meningkat sehingga untukmenyesuaikan dengan variabel yang ada dapat menggunakan FITyang sudah terkoreksi. Jika dilihat dari nilai AFIT,kemampuan, peluang, motivasi dan kinerja yang dapat dijelaskan

oleh model adalah sebesar 54,5% dan sisanya (45,5%) dapatdijelaskan oleh variabel yang lain.

a. Measure of fit Structural model Goodness of Fit Model struktural diukur menggunakan FIT, yaitusetara dengan Rsquare pada analisis regresi atau koefisiendeterminasi total pada analisis jalur. 1) FIT menunjukkanvarian total dari semua variabel yang dapat dijelaskan olehmodel struktural. Nilai FIT berkisar daro 0 sampai 1, Semakinbesar nilai ini, semakin besar proporsi varian variabel yangdapat dijelaskan oleh model. Jika nilai FIT = 1 berarti modelsecara sempurna dapat menjelaskan fenomena yang diselidiki. 2)AFIT (Adjusted FIT) serupa dengan R2 adjusted pada analisisregresi. AFIT dapat digunakan untuk perbandingan model. Modeldengan AFIT nilai terbesar dapat dipilih antara model yanglebih baik. (Solimun,2010)

Pada tabel di atas di dapat nilai FIT sebesar 0,567dimana menunjukkan semua varian total yang di jelaskan olehmodel sebesar 56,7%. Dengan kata lain, varian data kemampuan,peluang dan motivasi mampu mempengaruhi kinerja sebesar 56,7%dan signifikan pada tingkat 95%. sedangkan nilai AFIT didapatsebesar 0,545. Semakin besar nilai AFIT semakin baik nilaiStruktural model.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode resamplingBootstrap. Statistik uji yang digunakan adalah statistik t(statistic diperoleh dengan membagi loading factor denganstandar errornya), dengan hipotesis statistik, dapat dilihatpada Tabel 11.

Tabel 11. Uji t

Estimate

S.E. t.statistik

t.tabel

Kemampuan terhadapmotivasi

0.729 0.100 7.29 2.013

Kemampuan terhadap -0.353 0.366 0.964 2.013

kinerjaPeluang terhadap motivasi

-0.367 0.234 1.568 2.013

Peluang terhadap kinerja

0.736 0.274 2.686 2.013

Motivasi terhadap kinerja

0.812 0.286 2.839 2.013

Sumber: Data Primer (output GSCA online), 2014

Hipotesis 1 yaitu : Pengaruh kemampuan terhadap motivasi. Padahasil pengujian yang tertera pada tabel di atas dapatdiketahui bahwa nilai t statistik antara kemampuan terhadapmotivasi adalah 7,29 dengan tingkat signifikasi 0,05.(T.statistik 7,29 > 2.013 T.tabel). Hal ini menunjukkan bahwakemampuan secara langsung berpengaruh signifikan terhadapmotivasi dalam mensukseskan gerakan ekonomi biru (blue economy)di pesisir Malang Selatan.

Hipotesis 2 yaitu pengaruh kemampuan terhadap kinerja. Padahasil pengujian yang tertera pada tabel di atas dapatdiketahui bahwa nilai t statistik antara kemampuan terhadapkinerja adalah 0,964 dengan tingkat signifikasi 0,05.(T.statistik 0,964 < 2,013 T.tabel) Hal ini menunjukkan bahwapengaruh kemampuan terhadap kinerja dalam mensukseskan gerakanekonomi biru (blue economy) di pesisir Malang Selatan tidaksignifikan.

Hipotesis 3 yaitu pengaruh peluang terhadap motivasi. Padahasil pengujian yang tertera pada tabel di atas dapatdiketahui bahwa nilai t statistik antara peluang terhdapmotivasi adalah 1,568 dengan tingkat signifikasi 0,05.(T.statistik 1,568 < 2,013 T.tabel) Hal ini menunjukkan bahwapengaruh peluang terhadap motivasi dalam mensukseskan gerakanekonomi biru (blue economy) di pesisir Malang Selatan tidaksignifikan.

Hipotesis 4 yaitu Pengaruh peluang terhadap kinerja. Padahasil pengujian yang tertera pada tabel di atas dapatdiketahui bahwa nilai T Statistik antara peluang terhadapkinerja adalah 2,686 dengan tingkat signifikasi 0,05.(T.statistik 2,686 > 2,013 T.tabel). Hal ini menunjukkan bahwapeluang secara langsung berpengaruh signifikan terhadapkinerja dalam mensukseskan gerakan ekonomi biru (blue economy)di pesisir Malang Selatan.

Hipotesis 5 yaitu Pengaruh motivasi terhadap kinerja. Padahasil pengujian yang tertera pada tabel di atas dapatdiketahui bahwa nilai T Statistik antara motivasi terhadapkinerja adalah -2,839 dengan tingkat signifikasi 0,05.(T.statistik 2,839 > 2,013 T.tabel.) Hal ini menunjukkan bahwamotivasi secara langsung berpengaruh signifikan terhadapkinerja dalam mensukseskan gerakan ekonomi biru (blue economy)di pesisir Malang Selatan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwadari ke lima hipotesis, ada tiga hipotesis yang terbuktiyaitu kemampuan mempengaruhi motivasi, peluang mempengaruhikinerja, dan motivasi mempengaruhi kinerja. Sementara itu kedua hipotesis lainnya tidak terbukti.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan penelitian ini adalah :

1. Kemampuan sumberdaya manusia di DKP Kabupaten Malangsudah baik. Kemampuan SDM yang terdiri dari kemampuan(mengingat, humoris, konsentrasi berfikir dan penalaran),skill (suka mengajar, imajinasi, menyusun kerangkaberfikr, meningkatkan fungsi tubuh, sensitif terhadapsuara, nada, melodi dan irama, traits (bekerjaprofesional, menjaga komitmen dan jujur) sudah baik.Kemampuan yang diragukan oleh staff DKP adalah kemampuanlogika/matematika dan meyakinkan orang lain untukmelaksanakan tugas

2. Peluang terhadap penggunaan sumberdaya secara sudah bagusyaitu terkait dengan peluang terhadap interaksi denganSDM di masyarakat perikanan dan kelautan PesisirKabupaten Malang Selatan, pendidikan dan pelatihan,kegiatan terkait teknologi dan informasi. Peluang yangdirasakan belum baik atau diragukan adalah peluangterhadap pengelolaan sumberdaya alam dan dunia pemasaranproduk perikanan dan kelautan

3. Kondisi motivasi pada SDM staff DKP Kabupaten Malangsudah baik, terkait dengan kehidupan yang layak,

kenaikkan gaji, keamanan kerja, kesempatan mengembangkanhubungan kerja dengan rekan sekerja, penghargaan,pengakuan, prestasi,peran dalam setiap kegiatan,pengembangan pertumbuhan pribadi, dll.

4. Kondisi kinerja SDM staff DKP Kabupaten Malang Selatansudah baik terkait dengan rencana aksi blue economy,program kerja, ekspor meningkat, jenis usaha meningkat,iklim investasi meningkat, pembangunan infrastrukturcepat, produksi meningkat, kesalahan dalam bekerjaminimal namun SDM disimpulkan belum berdaya. SDM merasaragu-ragu dalam mengambil keputusan terkait dengantercapainya tujuan DKP

5. Item indikator kemampuan kecerdasan dan ketrampilan SDMDKP Kabupaten Malang adalah menciptakan suasana humor,mudah konsentrasi dalam berfikir, selalu berhati-hati,suka kegiatan penalaran atau ilmiah. Item yang bukanIndikator kemampuan kecerdasan dan ketrampilan SDM adalahmudah mengingat dan pandai matematika.

6. Semua Item merupakan indikator peluang SDM dalammenggunakan sumberdaya adalah wewenang dalam pengelolaanSDA, SDM dan Sumberdaya Buatan (SDB)

7. Pengaruh variabel kemampuan terhadap kinerja blue economytidak signifikan, kemampuan terhadap motivasi SDMsignifikan, motivasi terhadap kinerja signifikan, peluangterhadap motivasi tidak signifikan dan motivasi terhadapkinerja signifikan

8. Secara global dapat disimpulkan bahwa peluang penggunaansumberdaya oleh SDM adalah merupakan bagian penting dariprogram DKP karena pemberian peluang akan meningkatkankinerja demikian juga pemupukan kemampuan dan motivasimerupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dariprogram kerja DKP dalam rangka meningkatkan kinerja SDMnya.

SaranSaran dari hasil penelitian adalah :

a. Dalam hal peningkatan kemampuan kecerdasan SDM staff DKPKabupaten Malang, pimpinan melalui program kerjanya perlumenambah rencana aksi terkait dengan pelatihan, ataurangsangan terkait peningkatan kemampuan mengingat danlogika berfikir

b. Pemberian peluang atau wewenang dalam menggunakansumberdaya alam perikanan dan kelautan perlu ditingkatkanmelalui pemberikan peluang dalam menyelesaikan tugasterkait pengelolaan sumberdaya alam

c. Keberanian mengambil keputusan terkait dengan pencapaiantujuan organisasi DKP Kabupaten Malang perlu di berikanmisalnya melalui dukungan dalam pengambilan keputusanterkait resiko yang ditimbulkan tidak ditakuti dengansanksi namun dengan solusi bersama, ditanggung bersama,ada kata-kata dan aksi bersama sehingga keberanian dalammengambil keputusan terkait tercapainya tujuan organisasimeningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Alcala, Angel C;Russ, Garry R. 2006. No-take Marine Reservesand Reef Fisheries Management in the Philippines: ANew People Power Revolution. Ambio; Aug; 35, 5; ProQuest.pg. 245

Bookman, Ann danMorgen, Sandra, 1988.Women and Politics ofEmpowerment.Philadelphia; Temple University Press.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang. 2012. KecamatanSumbermanjing Dalam Angka. Kabupaten Malang

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang. 2011. KecamatanSumbermanjing Dalam Angka. Kabupaten Malang

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang. 2012. KabupatenMalang Dalam Angka. Kabupaten Malang

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang. 2011. LaporanTahunan. Pemerintah Kabupaten Malang.

Gibson, Ivancevich and Donnelly, 1997.Organizations. London:Richard D. Irwin, Inc.

Ghozali. Imam. 2010. Generalized Structured Component Analysis (GSCA).Model Persamaan Struktural Berbasis Komponen. Program DoktorIlmu Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. BadanPenerbit Universitas Diponegoro

Hammuda and Dulaimi, 1997. The Theory and Application OfEmpowerment in Construction: a Comparative Study of TheDifferent Approaches to Empowerment in Construction,Service and Manufacturing Industries. International ofProject Management Vol. 15, no 5, pp 289-296. GreatBritain : Elsevier Science Ltd and IPMA. All rightsreserved Printed

Jentoft. 2007. In the Power of Power: The Understated Aspectof Fisheries and Coastal Management. Human Organization,Vol. 66, No 4. Proquest. Page 426-437

Lawer and Bowen, 2002.The Empowerment of Service Workers : What, Why,How, and When.Classic Readings in OrganizationalBehavior.Second Edition.Washington :Wadworth PublishingCompany. An International Thomson Publishing Company.

Lyndon, N, et all. 2011. Native Understanding of Participationand Empowerment in Community Development. Journal of SocialSciences 7 (4): 643-648. Science Publication.

Miles Matthew B, Huberman A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif.UI Press. Jakarta.

Newstrom and Davis, 1997.Organizational Behavior.HumanBehavior atWork. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.

Pardo del val, Manuela and Lloyd, Bruce. 2003. MeasuringEmpowerment. Leadership & Organization Development Journal, 24,1/2, ABI/INFORM Complete. Page 102-108

Paul, Niehoff and Turnley, 2000. Empowerment, Expectations,and The Psychological Contract-managing The Dilemmasand Gaining The Advantages. Journal of Socio-Economics. Vol.29 pp 471 – 485. USA

Reininger, Belinda, et all. 2001. Advancing The Theory andMeasurement of Collective Empowerment : a QualitativeStudy. International Quarterly of Comunity Health Education. Vol.19 (4) 293-320, 1999-2000, Baywood Publishing Co, Inc.

Riniwati. 2003. Pengaruh Tingkat Pemberdayaan terhadap Motivasi Ekstrinsik,Motivasi Intrinsik dan Kinerja Manajer Perempuan di PerusahaanPerikanan di Jawa Timur. Disertasi. Program Doktor IlmuEkonomi. Universitas Airlangga. Surabaya

Robbins, Crino and Fredendall, 2002. An Integrative Model OfEmpowerment Process. Human Resources Management Review.Vol12.p 419 – 443. USA

Saiful Eddy dan Supli Effendi Rahim. 2013. PengelolaanEkosistem Hutan Mangrove Berbasis Lingkungan. ArtikelIlmiah Kebijakan Pengelolaan Lingkungan. Program Studi IlmuLingkungan. Unsri. Palembang.

Scarborough and Thomas, 2002.Effective Small Business Management.AnEntrepreneurial Approach.Seventh Edition. New Jersey :Prentice Saddle River

Solimun, 2013. Diklat Penguatan Metodologi Penelitian. Program StudiStatstika Fakultas MIPA. Universitas Brawijaya. Malang

Sukesi dan Sugiyanto, 2002. Paradigma Baru Pemberdayaan Perempuan Di Era Globalisasi. Pusat Penelitian Peran Wanita Lembaga Penelitian Universitas Brawijaya Malang

Widaningrum, 1998. Pemberdayaan Perempuan Dengan Metode Longwe. Pelatihan Analisis Gender. Oktober 1998. Yogjakarta