Forum Group Discussion

27
Social Environment & Penyusun: Abdul Aziz Mughni Ahmad Ubaidillah Andika Andriansyah Annisa Hasanna Dewi Bagas Gumilang Ila Nurul Fadilah Laila Dwiarsih Muhammad Dzaky

Transcript of Forum Group Discussion

Social Environment &

Penyusun:

Abdul Aziz MughniAhmad UbaidillahAndika AndriansyahAnnisa Hasanna Dewi

Bagas GumilangIla Nurul FadilahLaila DwiarsihMuhammad Dzaky

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar

Belakang Masalah

Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam

jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama

dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia

tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat

penting.

Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3,

yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

ESQ BUSINESS SCHOOL Menara 165. Jl. TB. Simatupang Kav.1 Cilandak, Jakarta Selatan

warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan

nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang,

termasuk di sekolah harus diselenggarakan secara

sistematis guna mencapai tujuan tersebut.

 Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan

karakter peserta didik sehingga mampu bersaing,

beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi

dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard

University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar,

2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak

ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan

kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih

oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft

skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan

hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill

dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-

orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan

lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada

hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu

pendidikan karakter peserta didik sangat penting

untuk ditingkatkan. Melihat masyarakat Indonesia

sendiri juga lemah sekali dalam penguasaan soft

skill. Untuk itu penulis menulis makalah ini, agar

pembaca tahu betapa pentingnya pendidikan karakter

bagi semua orang, khususnya bangsa Indonesia

sendiri.

1.2 Rumusan

Masalah

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang

akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam

pembahasan bab isi. Adapun beberapa masalah yang

akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain:

Apa pengertian dari pendidikan dan pendidikan

karakter?

Apakah pendidikan karakter penting dalam dunia

pendidikan di Indonesia?

Apa saja manfaat yang diperoleh dari pendidikan

karakter dalam pendidikan formal?

Bagaimana peran pemerintah dalam mendukung

pendidikan karakter di sekolah?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang disusun oleh

penulis di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa itu pendidikan karakter.

2. Untuk mengetahui apakah pendidikan karakter

dibutuhkan dalam sistem pendidikan formal di

Indonesia.

3. Untuk mengetahui apa saja manfaat yang dapat

diberikan dari pendidikan karakter untuk para

pelajar.

4. Untuk mengetahui harapan masyarakat terhadap

peran pemerintah dalam mendukung terciptanya

pendidikan karakter dalam pendidikan di Indonesia.

BAB II

LATAR BELAKANG MASALAH

Berbagai Masalah Muncul karena Lemahnya Karakter Bangsa

Jakarta (Suara Karya) - Guru memainkan perananyang sangat penting dalam mendukung pendidikankarakter di sekolah, dengan memberi contoh yang baiklewat perilaku sehari-hari. Jika tidak, pendidikankarakter hanya akan menjadi pelajaran hafalanseperti yang terjadi saat ini.

"Pendidikan karakter akan lebih merasuk ke jiwa anakdidik apabila guru memberi contoh lewat perilakusehari-hari. Jika tidak, nantinya pendidikankarakter hanya menjadi pelajaran hafalan," kataDewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia(ICMI), Sulastomo, dalam seminar "PendidikanKarakter Bangsa" yang digelar ICMI di Jakarta,Selasa (12/10).

Seminar dengan pembicara kunci MenteriPendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh itumenampilkan narasumber lain, Suwardi Somantri (Vice-President Pertamina Learning Center), Mohammad Ali(dari Kementerian Agama), Mansyur Ramli (KepalaBalitbang Kementerian Pendidikan Nasional), danHusni Rahim dari Tim Gerakan Guru Berkualitas(Gerutas) ICMI.

Sulastomo menambahkan, pendidikan karakterharus sudah diperkenalkan sejak taman kanak-kanakhingga perguruan tinggi. Ia mencontohkan anak-anakdi Amerika yang selalu menyanyikan lagu kebangsaansebelum belajar. "Menyanyi lagu kebangsaan bisa

menambah semangat dan cinta terhadap bangsa,"katanya.

Menurut Sulastomo, berbagai permasalahan yangdihadapi bangsa dalam beberapa tahun terakhir inisebenarnya bersumber dari lemahnya karakter bangsa.Selain itu, kepedulian sosial juga menipis, sehinggamencerminkan hilangnya sifat kebersamaan dan gotongroyong.

"Hal ini dapat terlihat dari masyarakat Indonesiayang cenderung individualistis dan materialistis.Landasan penyelenggaraan pendidikan seharusnya tidakboleh terlepas dari landasan untuk apa suatu negaraitu didirikan," ucapnya menegaskan.

Landasan filosofi pendidikan itu, menurutSulastomo, seharusnya ditulis dalam undang-undangdan kebijakan negara untuk kemudiandiimplementasikan secara nyata. Dengan demikian,dapat membentuk perilaku manusia yang sesuai denganfalsafah negara dan bangsa.

Sulastomo berharap pendidikan karakter tidakdibuat dalam satu mata pelajaran khusus seperti dimasa lalu melalui mata pelajaran PendidikanPancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) ataupun PedomanPenghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), tetapidiimplikasikan pada semua mata pelajaran sehinggapendidikan karakter menyentuh semua bidangkehidupan.

"Semua mata pelajaran bisa dimasukkan pendidikanPancasila karena masalah karakter ini menyentuhsemua lini kehidupan," ucap Sulastomo.

Mendiknas Mohammad Nuh mengatakan, saat ini

sudah ada sekitar 193 sekolah yang gencar menanamkanpendidikan karakter tidak hanya dalam matapelajaran, tetapi juga aktivitas sekolah. Makinbanyak sekolah yang menerapkan pendidikan karakter,karena hal itu tidak membutuhkan infrastruktur yangmahal.

"Infrastruktur bukan syarat utama dalam menerapkanpendidikan karakter. Pendidikan karakter tidakmemerlukan fasilitas yang mewah," kata Mendiknasmenegaskan.

Ditambahkan, dari evaluasi terhadap 193sekolah itu, diketahui kunci pendidikan karakterterletak pada guru dan juga kepemimpinan kepalasekolah. "Memang betul pada akhirnya kata kuncinyaguru," kata Nuh.

Mendiknas mengatakan, Kemdiknas mulai tahunlalu telah menyiapkan pelatihan bagi kepala sekolahdan pengawas sekolah. Mereka dilatih tentangkepemimpinan, manajemen, dan kepribadian. Tigamateri ini dasar untuk penguatan kepala sekolah danpengawas.

Anggota Presidium ICMI Muslimin Nasutiondalam sambutan pembukaannya menyampaikan, ICMImempunyai empat program dasar yaitu pendidikan,pemberdayaan ekonomi umat, mencetak kader bangsa,dan membangun sistem jejaring antarkelompok umat.Terkait penerapan pendidikan karakter, kata dia,ICMI mencoba mencetak tokoh-tokoh pemimpin umat yangrahmatan lil alamin.

Menurut Muslimin, untuk mencetak kadertersebut dilakukan dengan mengembangkan tokoh-tokohyang tidak hanya mampu membaca ayat kauliyah, tetapijuga kauniyah. "Semua ciptaan Tuhan tidak sia-sia.

Ilmu pengetahuan yang ada bersumber dari alam,perpustakaan yang terbesar di dunia ini adalah alam.Sekarang ilmu pengetahuan bergeser ke konsep-konsepmenggunakan alam sebagai basisnya," kata Muslimin.(Tri Wahyuni)

BAB III

TEORI

3.1 Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapanseseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yangberlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimanaseseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yangterpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapatmencapai kecakapan sosial dan mengembangkankepribadiannya. (Carter V. Good; source :pndkarakter.wordpress.com/category/pendidikan-menurut-para-ahli-dan-undang-undang/).

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencanauntuk mewujudkan suasana belajar dan prosespembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan Negara. (UU Sisdiknas; source :pndkarakter.wordpress.com/category/pendidikan-menurut-para-ahli-dan-undang-undang/)

Pendidikan mengandung fungsi yang luas daripemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat,terutama membawa warga masyarakat yang baru mengenal

tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadipendidikan adalah suatu proses yang lebih luasdaripada proses yang berlangsung di dalam sekolahsaja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yangmemungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Didalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikanini mengalami spesialisasi dan melembaga denganpendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungandengan proses pendidikan informal di luar sekolah.(Thedore Brameld Robert W. Richey; source :pndkarakter.wordpress.com/category/pendidikan-menurut-para-ahli-dan-undang-undang/)

3.2 Pengertian Pendidikan Karakter

Karakter adalah sifat nyata dan berbeda yangditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yangdapat diamati pada individu. Wyne mengungkapkanbahwa karakter yaitu menandai bagaimana caramemfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikandalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebabitu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejamatau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakterjelek, sementara orang yang berprilaku jujur, sukamenolong dikatakan sebagai orang yang berkaraktermulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya denganpersonality (kepribadian) seseorang. (W.B. Saunders,1977 :1 26 from ntanrahmah.wordpress.com)

Penelitian otak terkini menunjukkan bahwabagaimana anak belajar untuk berinteraksi denganorang lain dan bagaimana ia mengontrol perasaannyasangat dipengaruhi dari pengalamannya terdahulu. Dankemampuan sosial dan emosi ini sangat berperan dalammenentukan kesuksesan belajar anak di masa yang akandatang. Fakta terus membuktikan bahwa sekolah dapat

membantu melakukan perbaikan terhadap kegagalankeluarga dalam mengembangkan karakter anak.

Sebuah penelitian dari Dr. Marvin Berkowitz dariUniversity of Missouri- St. Louis, menunjukanpeningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraihprestasi akademik pada sekolah-sekolah yangmenerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yangsecara komprehensif terlibat dalam pendidikankarakter menunjukan penurunan drastis pada perilakunegatif siswa yang dapat menghambat keberhasilanakademik.

Sebuah buku yang baru terbit berjudul Emotional

Intelligence and School Success (Joseph Zins, et.al,2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitiantentang pengaruh positif kecerdasan emosi anakterhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwaada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalananak di sekolah. Faktor-faktor resiko yangdisebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasanotak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri,kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuanberkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuanberkomunikasi.

3.3 Pentingnya Pendidikan Karakter dalam MelengkapiKepribadian

“Banyak orang tahu apa yang baik, berbicaramengenai kebaikan namun melakukan yang sebaliknya”Pada awalnya, manusia itu lahir hanya membawa“personality” atau kepribadian. Secara umumkepribadian manusia ada 4 macam dan ada banyaksekali teori yang menggunakan istilah yang berbedabahkan ada yang menggunakan warna, tetapi polanyatetap sama. Secara umum kepribadian ada 4, yaitu :1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi

yang suka kemandirian, tegas, berapi-

api, suka tantangan, bos atas dirinyasendiri.

2. Sanguinis : tipe ini bercirikan suka denganhal praktis, happy dan ceria selalu,suka kejutan, suka sekali dengankegiatan social dan bersenang-senang.

3. Phlegmatis : tipe ini bercirikan sukabekerjasama, menghindari konflik, tidaksuka perubahan mendadak, teman bicarayang enak, menyukai hal yang pasti.

4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan haldetil, menyimpan kemarahan, Perfection,suka instruksi yang jelas, kegiatanrutin sangat disukai.

Di atas ini adalah teori yang klasik dan sekarangteori ini banyak sekali berkembang, dan masih banyakdigunakan sebagai alat tes sampai pengukuran potensimanusia.

Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punyakepribadian yang berbeda-beda. Nah dari ke 4kepribadian tersebut, masing-masing kepribadiantersebut memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Misalnya tipe koleris identik dengan orangyang berbicara “kasar” dan terkadang tidak peduli,sanguin pribadi yang sering susah diajak untukserius, phlegmatis sering kali susah diajakmelangkah yang pasti dan terkesan pasif, melankolisterjebak dengan dilemma pribadi “iya” dimulut dan“tidak” dihati, serta cenderung perfectionis dalamdetil kehidupan serta inilah yang terkadang membuatorang lain cukup kerepotan.

Tiap manusia tidak bisa memilih kepribadiannya,kepribadian sudah hadiah dari Tuhan sang penciptasaat manusia dilahirkan. Dan setiap orang yangmemiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dankelebihannya di aspek kehidupan social dan masing-

masing pribadi. Mudah ya, penjelasan ini. Nah,karakter nya dimana? Saat tiap manusia belajar untukmengatasi kelemahannya dan memperbaiki kelemahannyadan memunculkan kebiasaan positif yang baru makainilah yang disebut dengan karakter. Misalnya,seorang koleris murni tetapi sangat santun dalammenyampaikan pendapat dan instruksi kepadasesamanya, seorang yang sanguin mampu membawadirinya untuk bersikap serius dalam situasi yangmembutuhkan ketenangan dan perhatian fokus. ItulahKarakter. Pendidikan Karakter adalah pemberianpandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup,seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masingindividu yang perlu dikembangkan dan perlu di bina,sejak usia dini (idealnya).

Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidakbisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar.Karakter harus DIBANGUN dan DIKEMBANGKAN secarasadar hari demi hari dengan melalui suatu PROSESyang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaansejak lahir yang tidak dapat diubah lagi sepertisidik jari.

Banyak saya perhatikan bahwa orang-orang dengankarakter buruk cenderung mempersalahkan keadaanmereka. Mereka sering menyatakan bahwa cara merekadibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuanorang lain atau kondisi lainnya yang menjadikanmereka seperti sekarang ini. Memang benar bahwadalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak hal diluar kendali kita, namun karakter Anda tidaklahdemikian. Karakter Anda selalu merupakan hasilpilihan Anda.

Ketahuilah bahwa Anda mempunyai potensi untukmenjadi seorang pribadi yang berkarakter,

upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun danakan menjadikan Anda seorang pribadi yang memilikinilai tambah. Karakter akan melindungi segalasesuatu yang Anda hargai dalam kehidupan ini.Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya.Anda memiliki KONTROL PENUH atas karakter Anda,artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang lain ataskarakter Anda yang buruk karena Anda yangbertanggung jawab penuh. Mengembangkan karakteradalah TANGGUNG JAWAB pribadi Anda.

3.4 Pentingnya Pendidikan Karakter dalam DuniaPendidikan

“Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk 275juta penduduk Indonesia”. Sebelum kita membahastopik ini lebih jauh lagi saya akan memberikan datadan fakta berikut:- 158 kepala daerah tersangkut korupsi sepanjang2004-2011

- 42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu2008-2011

- 30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat kasussuap pemilihan DGS BI

- Kasus korupsi terjadi diberbagai lembaga sepertiKPU,KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPM

Sumber : Litbang Kompas

Kini setelah membaca fakta diatas, apa yang adadipikran anda? Cobalah melihat lebih ke atassedikit, lebih tepatnya judul artikel ini. Yah, ituadalah usulan saya untuk beberapa kasus yang membuathati di dada kita “terhentak” membaca kelakuan parapejabat Negara.

Pendidikan karakter, sekarang ini mutlakdiperlukan bukan hanya di sekolah saja, tapi dirumahdan di lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini

peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usiadini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. Mutlakperlu untuk kelangsungan hidup Bangsa ini.

Bayangkan apa persaingan yang muncul ditahun2021? Yang jelas itu akan menjadi beban kita danorangtua masa kini. Saat itu, anak-anak masa kiniakan menghadapi persaingan dengan rekan-rekannyadari berbagai belahan Negara di Dunia. Bahkan kitayang masih akan berkarya ditahun tersebut akanmerasakan perasaan yang sama. Tuntutan kualitassumber daya manusia pada tahun 2021 tentunyamembutuhkan good character.

Bagaimanapun juga, karakter adalah kuncikeberhasilan individu. Dari sebuah penelitian diAmerika, 90 persen kasus pemecatan disebabkan olehperilaku buruk seperti tidak bertanggung jawab,tidak jujur, dan hubungan interpersonal yang buruk.Selain itu, terdapat penelitian lain yangmengindikasikan bahwa 80 persen keberhasilanseseorang di masyarakat ditentukan oleh emotionalquotient.

Bagaimana dengan bangsa kita? Bagaimana denganpenerus orang-orang yang sekarang sedang dudukdikursi penting pemerintahan negara ini dan yangduduk di kursi penting yang mengelola rodaperekonomian negara ini? Apakah mereka sudahmenunjukan kualitas karakter yang baik dan melegakanhati kita? Bisakah kita percaya, kelak tongkatestafet kita serahkan pada mereka, maka mereka mampumenjalankan dengan baik atau justru sebaliknya?

Dari sudut pandang psikologis, saya melihatterjadi penurunan kulaitas “usia psikologis” padaanak yang berusia 21 tahun pada tahun 20011, dengananak yang berumur 21 pada tahun 2001. Maksud usiapsikologis adalah usia kedewasaan, usia kelayakan

dan kepantasan yang berbanding lurus dengan usiabiologis. Jika anak sekarang usia 21 tahun seakanmereka seperti berumur 12 atau 11 tahun. Maaf jikaini mengejutkan dan menyakitkan.

Walau tidak semua, tetapi kebanyakan saya temuimemiliki kecenderungan seperti itu. Sayaberulangkali bekerjasama dengan anak usia tersebutdan hasilnya kurang maksimal. Saya tidak “kapok” berulang-ulang bekerja sama dengan mereka. Dan secaratidak sengaja saya menemukan pola ini cenderungberulang, saya amati dan evaluasi perilaku dankarakter mereka. Kembali lagi ingat, disekolah padaumumnya tidak diberikan pendidikan untuk mengatasipersaingan pada dunia kerja. Sehingga ada surveyyang mengatakan rata-rata setelah sekolah seoranganak perlu 5-7 tahun beradaptasi dengan dunia kerjadan rata-rata dalam 5-7 tahun tersebut pindah kerjasampai 3-5 kali. Hmm.. dan proses seperti ini seringdisebut dengan proses mencari jati diri. Pertanyaansaya mencari “diri” itu didalam diri atau diluardiri? “saya cocoknya kerja apa ya? Coba kerjain inilah” lalu kalau tidak cocok pindah ke lainnya.Kenapa tidak diajarkan disekolah, agar proses anakmenjalani kehidupan di dunia yang sesungguhnyatidak mengalami hambatan bahkan tidak jarang yangputus asa karena tumbuh perasaan tidak mampu didalamdirinya dan seumur hidup terpenjara olehkeyakinannya yang salah.

Baiklah kembali lagi ke topik, Karakter merupakannilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan denganTuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalampikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatanberdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,budaya dan adat istiadat.

Bagi Indonesia sekarang ini, pendidikan karakterjuga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh,sitematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan danmenguatkan kesadaran serta keyakinan semua orangIndonesia bahwa tidak akan ada masa depan yang lebihbaik tanpa membangun dan menguatkan karakter rakyatIndonesia. Dengan kata lain, tidak ada masa depanyang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpakejujuran, tanpa meningkatkan disiplin diri, tanpakegigihan, tanpa semangat belajar yang tinggi, tanpamengembangkan rasa tanggung jawab, tanpa memupukpersatuan di tengah-tengah kebinekaan, tanpasemangat berkontribusi bagi kemajuan bersama, sertatanpa rasa percaya diri dan optimisme. Inilahtantangan kita bangsa Indonesia, sanggup?. TheodoreRoosevelt mengatakan: “To educate a person in mindand not in morals is to educate a menace to society”(Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak danbukan aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepadamasyarakat).

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil diskusi bahwa pendidikan karaktersangat penting dan sangat dibutuhkan salam segalaaspek. Khususnya untuk sebuah bangsa, bangsa yangberadab pasti memilik karakter yang bagus, jadi jikaingin menjadi sebuah bangsa yang beradab makapendidikan karakter sangat diperlukan karena karakterseseorang dipengaruhi oleh lingkungannya.

Karakter pun sangat penting dalam bidang pendidikan,karena pendidikan karakter menjadi dasar pendidikanyang lain, jika tidak memiliki karakter yang baik makapenyerapan dan perkembangan pada pendidikan di bidanglain tidak akan maksimal. Dan juga pintar tanpakarakter akan menimbulkan sebuah kejahatan.

Para orang tua juga mengharapkan dengan sebuahkarakter yang positif, anak-anaknya bisa mengembangkankemampuan yang dimilikinya. Dalam bidang kesehatan jugakarakter dibutuhkan untuk menjaga sebuah kelancaranaktivitas kesehatan / pelayanan kesehatan dimasyarakat. Karena jika tanpa karakter, pelayananberjalan sangat tidak profesional dan juga tidak akanberjalan efektif, akan banyak masyarakat yangdirugikan.

Pendidikan karakter juga banyak membawa dampakpositif. Dan menurut hasil yang telah didiskusikan padaforum group discussion ini, banyak dampak positif yangdapat dirasakan oleh semua pihak.

Dampak positif yang akan didapatkan pada lembagayaitu keefektifan kinerja pegawai dan kelangsungansebuah lembaga, karena jika setiap pegawai memilikikarakter yang baik maka yang namanya korupsi tidak akanterjadi dengan setiap pegawai berkarakter jujur. Danjuga untuk keefektifan kinerja dengan karakter yangprofesional, misalnya jika suatu lembaga banyakdikritik buruk, lembaga itu akan tetap bekerja sepertiseharusnya.

Dampak positif yang dapat dirasakan selanjutnya yaitupada lembaga pendidikan dari mulai dasar hinggaperguruan tinggi, jika guru ataupun dosen yang memilikikarakter walaupun gajinya sedikit dan letak sekolahnyasangat jauh, maka beliau akan tetap dengan tulusmengajar dan yang namanya gaji buta tidak akan terjadikarena semua guru profesional. Dan untuk siswanya

sendiri, ia akan sadar untuk apa ia belajar dan dengansendirinya ia dapat mengembangkan potensi yang iamiliki.

Dampak pendidikan karakter juga akan sangatbermanfaat untuk semua orang, dengan karakter dia bisatahu kemana tujuan dia hidup dan selalu siap ketikamenghadapi masalah, dengan karakter dia bisa menghadapimasalah tanpa menyerah.

Di Indonesia masih sangat lemah dalam pendidikankarakter. Berbagai permasalahan yang dihadapi bangsadalam beberapa tahun terakhir ini sebenarnya bersumberdari lemahnya karakter bangsa. Selain itu, kepeduliansosial juga menipis, sehingga mencerminkan hilangnyasifat kebersamaan dan gotong royong. Hal ini dapatterlihat dari masyarakat Indonesia yang cenderungindividualistis dan materialistis. Landasanpenyelenggaraan pendidikan seharusnya tidak bolehterlepas dari landasan untuk apa suatu negara itudidirikan. (Sulasmono, 2012)

Karena lemahnya pendidikan karakter di Indonesiaberdasarkan hasil diskusi bahwa pemerintah harus ikutberperan dalam mengembangkan pendidikan karakter.Sebaiknya suatu negara mempunyai lembaga pendidikankrakter seperti diadakan menteri pendidikan karakterdan juga ada sertifikasi pendidikan karakter untuksemua guru di indonesia.

Dan juga pemerintah sebaiknya membuat kurikulumbaru tentang pendidikan karakter bukan hanya dalampelajaran PKn saja, khusus untuk pendidikan akhlak agarlebih diperhatikan atau diperpanjang waktunya karenakarakter baik berhubungan dengan akhlak yang baik. Danjuga jalinan komunikasi antara orangtua dan pihaksekolah lebih ditingkatkan lagi agar bisa bekerja samauntuk menghasilkan karakter yang baik untuk anak-anak.

BAB V

KESIMPULAN

Ditengah arus globalisasi yang semakin deras ini,banyak hal positif dan negatif yang dapat kita peroleh,tergantung bagaimana kita menyikapinya. Dari berbagaimacam pengaruh global yang masuk tidak semuanya burukdan tidak semuanya baik , tetap kita harus waspada danlihai memilih mana yang benar dan mana yang salah.

Salah satu cara agar kita tidak terpengaruh kepadahal yang negatif adalah dengan memperkuat kesadaraandiri kita pendidikan karakter, jika karakter kita kuatmaka kita akan menumbuhkan kembali sifat kebersamaanseperti gotong royong dalam membersihkan lingkunganperumahan tempat kita tinggal. Dengan fondasi karakter

yang kuat kita dapat menghilangkan tipe masyarakatIndonesia yang cenderung individualistis danmaterialistis. Pendidikan karakter adalah fondasipaling dasar sekaligus yang paling penting dalammewujudkan kehidupan masyarakat yang harmonis.

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, deni. (n.d). Pendidikan karakter. Retrievedfrom pustaka.

Pendidikankarakter.com. (n.d). Pentingnya pendidikankarakter dalam dunia pendidikan. Retrieved frompendidikankarakter.com

Pendidikankarakter.com. (n.d). Peran pendidikankarakter dalam melengkapi kepribadian. Retrieved frompendidikankarakter.com

LAMPIRAN

1. PERAN ANGGOTA KELOMPOK

Laila Dwiarsih : Moderator Muhammad Dzaky : Co-Moderator Ila Nurul Fadilah : Notulen Bagas Gumilang : Psikolog Anisa Hasanna .D.: Dokter Ahmad Ubaidillah : Mahasiswa Yayang Dini .M. : Orang tua Abdul Aziz .M. : Kepala Sekolah

2. PERTANYAAN DAN JAWABAN

- Apakah pendidikan karakter penting dandiperlukan?

Bagas:

“ Bangsa yang beradab pasti memilikkarakter yang bagus, jadi jika inginmenjadi sebuah bangsa yang beradab makapendidikan karakter sangat diperlukankarena karakter seseorang dipengaruhi olehlingkungannya.”

Annisa:

“Penting karena untuk menjaga kelancaranaktivas kesehatan dalam melayani masyarakat.”

Ubai:

“ Penting karena pendidikan karaktermenjadi dasar pendidikan yang lain, jikatidak memiliki karakter yang bagus makapenyerapan dan perkembangan pada pendidikan

di bidang lain tidak akan maksimal..”

Yayang:

“ Penting karena para orang tuamengharapkan anaknya dapat mengembangkankemampuan yang dia miliki melalui karakteryang positif.”

Aziz:

“ Sangat penting, karena pintar tanpadidasari karakter yang baik akanmenimbulkan kejahatn.”

- Apakah dampak positif dari pendidikan karakter?

Bagas:

“ Suatu lambaga tidak akan korupsi jikamemiliki karakter yang jujur danprofesional sehingga lembaga tetapmenjalankan tugas walaupun banyak yangbenci.”

Annisa:

“ Guru yang digaji 100ribu walaupunjaraknya jauh jika beliau memiliki karaktermaka beliau akan tetap mengajar, dengan itubeliau menunjukan bahwa ia mempunyaikeinginan mengajar.”

Ubai:

“ Dapat mengarahkan tujuan manusia dan iabisa mempersiapkan diri dalam segalasituasi seperti kegagalan,jika berkarakterdia tidak akan menyerah.”

Yayang:

“ Anak sadar akan pendidikan untukkepentingan sendiri, membuat anak lebihmengembangkan potensi yang dia miliki.”

Aziz “ Misalnya pendidikan karakter yang

: diterapkan dari sebuah kantin kejujuran,dengan itu dilatih kejujuran dan itu bisamembantu mereka jujur dalam mengerjakanujian.”

- Bagaimana apabila kantin kejujuran tidak berjalanefektif ?

Aziz:

“ Murid yang baik diawali dengan guru yang baik, jadi solusinya adalah sebaiknya guru diberi pelatihan dan jugadiadakan brifing sebelum kelas dan setelah kelas.”

Annisa:

“Proses sosialisai dari dini sebisa mungkindididik oleh orang tua. Orangtua diberipelatihan agar bisa mendidik dengan baikanaknya agar anaknya bisa berkembang daridini.”

Bagas:

“Satu orang akan menjadi pengaruh bagi yanglain. Jika anak punya habit yang buruk makaanak itu diberi saran dan masukan kepadapsikolog.”

- Apa yang sebaiknya pemerintah lakukan dalammeningkatkan pendidikan karakter ?

Annisa:

“Sebaiknya suatu negara mempunyai lembagapendidikan krakter seperti diadakan menteripendidikan karakter dan juga ada

sertifikasi pendidikan karakter untuk semuaguru di indonesia.”

Yayang:

“Antara orangtua dan pihak sekolahhendaknya dijalin komunikasi dan bekerjasama dalam membangun pendidikan karakter.”

Aziz:

“Dibuat kurikulum baru tentang pendidikankarakter bukan hanya dalam pelajaran PKnsaja.”

Ubai:

“Pelajaran agama lebih diperpanjangwaktunya karena karakter berhubungan denganakhlak dan juga pihak guru diberikantraining tentang karakter .”

-