Faktor Penyebab Pelanggaran HAM Pada Kasus Marsinah yaitu

28
1.Latar Belakang Manusia, pada hakikatnya, secara kodrati dinugerahi hak-hak pokok yang sama oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak pokok ini disebut hak asasi manusia (HAM). Hak asasi manusia adalah sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan abadi, berkaitan dengan harkat dan martabat manusia. Pada gilirannya, hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, di mana hak-hak asasi ini menjadi dasar daripada hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang lain. Umumnya, kita masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam (sebagai akibat dari pola pendidikan ala Barat yang dikembangkan semenjak jaman penjajahan Belanda dan diteruskan di era republik pasca proklamasi kemerdekaan hingga kini) mengenal konsepsi HAM yang berasal dari Barat. Kita mengenal konsepsi HAM itu bermula dari sebuah naskah Magna Charta, tahun 1215, di Inggris, dan yang kini berlaku secara universal mengacu pada Deklarasi Universal HAM (DUHAM), yang diproklamasikan PBB, 10 Desember 1948. Hak-hak dasar yang terdapat dalam HAM menurut Islam ialah : (1) Hak Hidup; (2) Hak-hak Milik; (3) Hak Perlindungan Kehormatan; (4) Hak Keamanan dan Kesucian Kehidupan Pribadi; (5) Hak Keamanan Kemerdekaan Pribadi; (6) Hak Perlindungan dari Hukuman Penjara yang Sewenang-wenang; (7) Hak untuk Memprotes Kelaliman (Tirani); 1

Transcript of Faktor Penyebab Pelanggaran HAM Pada Kasus Marsinah yaitu

1.Latar BelakangManusia, pada hakikatnya, secara kodrati dinugerahi hak-hak

pokok yang sama oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak pokok inidisebut hak asasi manusia (HAM). Hak asasi manusia adalah sebagaianugerah Tuhan Yang Maha Esa, yang melekat pada diri manusia,bersifat kodrati, universal dan abadi, berkaitan dengan harkat danmartabat manusia. Pada gilirannya, hak-hak dasar atau hak-hakpokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan YangMaha Esa, di mana hak-hak asasi ini menjadi dasar daripada hak-hakdan kewajiban-kewajiban yang lain.

Umumnya, kita masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama

Islam (sebagai akibat dari pola pendidikan ala Barat yang

dikembangkan semenjak jaman penjajahan Belanda dan diteruskan di

era republik pasca proklamasi kemerdekaan hingga kini) mengenal

konsepsi HAM yang berasal dari Barat. Kita mengenal konsepsi HAM

itu bermula dari sebuah naskah Magna Charta, tahun 1215, di

Inggris, dan yang kini berlaku secara universal mengacu pada

Deklarasi Universal HAM (DUHAM), yang diproklamasikan PBB, 10

Desember 1948.

Hak-hak dasar yang terdapat dalam HAM menurut Islam ialah :

(1) Hak Hidup; (2) Hak-hak Milik; (3) Hak Perlindungan Kehormatan;

(4) Hak Keamanan dan Kesucian Kehidupan Pribadi; (5) Hak Keamanan

Kemerdekaan Pribadi; (6) Hak Perlindungan dari Hukuman Penjara

yang Sewenang-wenang; (7) Hak untuk Memprotes Kelaliman (Tirani);

1

(8) Hak Kebebasan Ekspresi; (9) Hak Kebebasan Hati Nurani dan

Keyakinan; (10) Hak Kebebasan Berserikat; (11) Hak Kebebasan

Berpindah; (12) Hak Persamaan Hak dalam Hukum; (13) Hak

Mendapatkan Keadilan; (14) Hak Mendapatkan Kebutuhan Dasar Hidup

Manusia; dan (15) Hak Mendapatkan Pendidikan.

Jadi,Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan

seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik

disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara

melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut

Hak Asasii Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh

Undang-undang,dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan

memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan

mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 angka 6 UU No. 39 Tahun 1999

tentang HAM).

2

Inilah YangAkan Kita

Di Indonesia terdapat banyak kasus pelanggaran HAM yaitu :

1.Penembakan Mahasiswa Trisakti

3

Salah satu kasus pelanggaran HAM terbesar di Indonesia adalahperistiwa Trisakti.. Peristiwa Trisakti ini berkaitan erat dengangerakan reformasi pada tahun 1998 lalu. Peristiwa Trisakti adalahperistiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998, terhadap mahasiswapada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya.Saatitu Ekonomi Indonesia memang mulai goyah, yang terpengaruh olehkrisis finansial Asia.

Maka terjadilah demonstrasi besar-besaran di seluruhIndonesia. Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menujugedung DPR/MPR pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat olehblokade dari Polri-militer datang kemudian.Beberapa mahasiswamencoba bernegosiasi dengan pihak Polri.Akhirnya, pada pukul 17.15para mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak majunya aparatkeamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arahmahasiswa. Para mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besarberlindung di universitas Trisakti. Namun aparat keamanan terusmelakukan penembakan.Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke RSSumber Waras.Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat ituadalah Brigade Mobil Kepolisian RI, Batalyon Kavaleri 9, BatalyonInfanteri 203, Artileri Pertahanan Udara Kostrad, BatalyonInfanteri 202, Pasukan Anti Huru Hara Kodam seta Pasukan Bermotor.Mereka dilengkapi dengan tameng, gas air mata, Styer, dan SS-1.Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembakdan satu orang dalam keadaan kritis. .Kejadian ini menewaskanempat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta, Indonesia sertapuluhan lainnya luka.Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana(1978 - 1998), Heri Hertanto (1977 - 1998), Hafidin Royan (1976 -1998), dan Hendriawan Sie (1975 - 1998). Mereka tewas tertembak didalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital sepertikepala, tenggorokan, dan dada.Meskipun pihak aparat keamananmembantah telah menggunakan peluru tajam, hasil otopsi menunjukkankematian disebabkan peluru tajam.

Pelanggaran hak asasi yang tejadi yaitu para pemerintah danpara aparat keamanan merebut hak mereka untuk beraspirasi,menyuarakan pendapat mereka. Para mahasiswa itu menuntut agar

4

Soeharto, yang saat itu menjabat sebagai Presiden RI, turun darijabatannya.

Karena Soeharto menjalankan pemerintahannya secara diktator,hak-hak masyarakat tidak diakui, krisis moneter yang menjadiakibat dari perbuatannya,dan masih banyak keburukan lain daripemerintahannya.Yang kedua adalah hak keempat mahasiswa untukmemperoleh pendidikan yang layak juga telah diambil bersama denganhak hidup mereka. Suatu kekejian yang dilakukan oleh pemrintahmelalui aparat keamanan yang ada saat itu.

Mahasiswa yang saat itu hanya ingin menyuarakan aspirasimereka akan apa yang terjadi di negara mereka dan menyampaikan apayang menjadi keinginan mereka dan bangsa Indonesia ternyata harusmendapat tindakan “penertiban” dari aparat keamanan. Kekerasanyang terjadi menjadi suatu keprihatinan bangsa, kekecewaan rakyatterhadap respon dan tindakan pemerintah. Katanya Indonesia adalahNegara yang adil dan merdeka, namun apa yang terjadi? Saatgenerasi mudanya ingin mengkritisi negaranya sendiri ternyatamereka dicegah, dipukul, disiksa, kampus mereka dilempari gas airmata, peluru karet ditembakkan, dan sehingga tewas.

Saat kejadian itu usai, para pejabat dan komnas HAMmengunjungi para korban dan mengatakan akan mengusut kasus ini.Namun ternyata sampai detik ini tidak ada langkah tegas yangdiambil pemerintah. Tidak mungkin pemerintah melupakan kejadianini apalagii selalu diperingati tiap tahunnya.

Cara mengatasi kasus pelanggaran HAM pada peristiwa Trisakti ini yaitu :

1. Pemerintah melalui Komnas HAM, harus menyelidiki denganseksama apa yang terjadi saat itu, siapa yang menembakimahasiswa itu dan mengapa mereka harus ditembaki. Komnas HAMharus segera menuntaskannya agar kepercayaan bangsa Indonesiaterhadap pemerintahnya tidak hilang akibat janji-janji kosongmengenai tindakan lanjut dari tragedi di Trisakti.

2. Kedua, tidak hanya Komnas HAM, pemerintah pun harus mendukungpenyelesaian kasus ini, yaitu dengan mendukung Komnas HAM dalaminvestigasi dengan menyediakan sarana dan prasarana yang

5

dibutuhkan dalam investigasi. Parapejabat tinggi militer punharus mendisiplinkan mereka yang saat itu bertugas “menjagaketertiban massa”, karena ternyata mereka membunuh empatmahasiswa dengan peluru bermesiu, bukan peluru karet. Dan suatuhal yang tidak biasa menertibkan massa dengan peluru karet.

3. Pembenahan akan jiwa pemerintah agar menghargai hak-hak asasidari warga Indonesia, melalui usaha secara maksimal agar hakmereka untuk hidup dijunjung tinggi, begitu pula hak asasi lainseperti hak mereka untuk memperoleh penghidupan yang layak,perekonomian yang baik, kebebasan individu diakui sesuai nilaiPancasila yang berkembang dalam masyarakat. Maka pemerintahIndonesia harus memperbaiki hidup bangsa ini.

Oleh karena itu, sebagai bangsa yang besar, Indonesia tidakboleh melupakan sejarah, khususnya sejarah Tragedi 12 Mei 1998.Dengan mengingat Tragedi 12 Mei 1998, maka Indonesia dapat harusmenegakkan HAM, baik dalam tataran normatif atau aturan, maupunimplementasiannya. Penuntasan tragedi 1998, dapat digunakansebagai pertanda keseriusan negara dalam menangani danmenyelesaikan kasus pelanggaran HAM.

2. Peristiwa Tanjung Priok

Peristiwa berdarah Tanjung Priok 1984, adalah satu peristiwayang sudah disiapkan sebelumnya dengan matang oleh intel-intelmiliter. Militerlah yang menskenario dan merekayasa kasus

6

pembataian Tanjung Priok, Ini adalah bagian dari operasi militeryang bertujuan untuk mengkatagorikan kegiatan-kegiatan keislamansebagai suatu tindak kejahatan, dan para pelaku dijadikan sasarankorban. Terpilihnya Tanjung sebagai tempat sebagai "The Killingfield" juga bukan tanpa survey dan anlisa yang matang dariintelejen. Kondisi sosial ekonomi tanjung priok yang menjadi dasarpertimbangan. Tanjung Priok adalah salah satu wilayah basis Islamyang kuat, denga kondisi pemukiman yang padat dan kumuh.Mayoritas  penduduknya tinggal dirumah-rumah sederhana yangterbuat dari barang bekas pakai. kebanyakan penduduknya bekerjasebagai buruh galangan kapal, dan buruh serabutan. Dengan kondisisosial ekonomi yang rendah ditambah dengan pendidikan yang minimseperti itu menjadikan Tanjung Priok sebagai wilayah yang mudahsekali terpengaruh dengan gejolak dari luar, sehingga mudah sekalitersulut berbagai isu.

Suasana panas di Tanjung Priok sudah di rasakan sebulansebelum peristiwa itu terjadi.  Upaya -upaya provokatif memancingmassa telah banyak dilakukan diantaranya, pembangunan gedungbioskup tugu yang sering memutar film maksiat yang  berdiripersis  berseberangan degan masjid Al-hidayah. Tokoh-tokoh islammenduga keras bahwa suasana panas itu memang sengaja direkayasaoleh orang-orang tertentu di pemerintahan yang memusuhi islam.Suasana rekayasa ini terutama sekali dirasakan oleh ulama-ulama diluar tanjung priok. Sebab, di kawasan lain kota di jakarta terjadisensor yang ketat terhadap para mubaligh, kenapa di Tanjung Prioksebagai basis islam para mubalighnya bebas sekali untuk berbicara,bahkan mengkritik pemerintah dan menentang azas tunggal pancasila.Tokoh senior seperti M Natsir dan syarifudin Prawiranegarasebenarnya telah melarang ulama untuk datang ke tanjung priok agartidak masuk perangkap, namun seruan itu rupanya tidak terdengaroleh ulama-ulama tanjung priok.

Kronologi peristiwa Tanjung Priok 1984

Pada pertengahan  tahun 1984, Beredar isu tentang RUU organisasi sosial yang mengharuskan penerimaan azas tunggal.  Halini menimbulkan implikasi yang luas. Diantara pengunjung masjid didaerah ini, terdapat  SEOrang mubaligh yang terkenal, Menyampaikan

7

ceramah pada jama'ahnya dengan menjadikan isu ini sebagi topikpembicarannya, sebab Rancangan Undang-Undang tsb sudah lamamenjadi masalah yang kontroversi.Kejadian berdarah Tanjung Priokdipicu oleh tindakan provokatif  tentara.  Pada tanggal 7september 1984, SEOrang Babinsa beragama katholik sersan satuHarmanu datang ke musholla kecil yang bernama "Musholla As-sa'adah" dan memerintahkan untuk mencabut pamflet yang berisitulisan problema yang dihadapi kaum muslimin, yang disertaipengumuman tentang kegiatan pengajian yang akan datang. Tak heranjika kemudian orang-orang yang disitu marah melihat tingkah lakuBabinsa itu.

Pada hari berikutnya Babinsa itu datang lagi besertarekannya, untuk mengecek apakah perintahnya sudah dijalankan apabelum. Setelah kedatangan kedua itulah muncul isu yang menyatakan,kalau militer telah menghina kehormatan tempat suci karena  masukmushola tanpa menyopot sepatu, dan menyirami pamflet-pamflet dimusholla dengan air comberan.

Pada tanggal 10 september 1984, Syarifuddin rambe dan SofyanSulaiman dua orang takmir masjid "Baitul Makmur" yang berdekatandengan Musholla As-sa'adah, Berusaha menenangkan suasana denganmengajak ke dua tentara itu masuk ke adalam sekretarit takmirmesjid untuk membicarakan masalah yang sedang hangat. Ketikamereka sedang berbiacara di depan kantor, massa diluar sudahterkumpul. Kedua pengurus takmir masjid itu menyarankan kepadakedua tentara tadi supaya persoalaan disudahi dan dianggap selesaisaja. Tapi mereka menolak  saran  tersebut. Massa diluar sudahmulai kehilangan kesabarannya. Tiba-tiba saja salah satu darikerumunan massa menarik salah satu sepeda motor milik prajurityang ternyata SEOrang marinir dan membakarnya.  Saat itu jugaSyarifuddin Rambe dan Sofyan Sulaiman beserta dua orang lainnyaditangkap aparat keamanan. Turut ditangkap juga Ahmad Sahi,Pengurus Musholla As-sa'adah dan satu orang lagi yang saat ituberada di tempat kejadian, selanjutnya Mohammad Nur yang membakarmotor ditangkap juga. Akibat penahanan empat orang tadi kemarahanmassa menjadi tak terbendung lagi, yang kemudian memunculkantuntutan pembebasan ke empat orang yang ditangkap tadi.

8

Pada tanggal 11 September 1984, Massa yang masih memendamkemarahannya itu datang ke salah satu tokoh didaerah itu yangbernama Amir Biki, karena tokoh ini dikenal dekat dengan paraperwira di Jakarta.  Maksudnya agar ia mau turun tangan membantumembebaskan para tahanan. Sudah sering kali Amir bikimenyelesaikan  persoalan yang timbul dengan pihak militer. Tapi kali ini usahanya tidak berhasil.

Pada tanggal 12 September 1984, beberapa orang mubalighmenyampaikan ceramahnya di tempat terbuka, mengulas berbagaipersoalan politik dan sosial, diantaranya adalah kasus yang baruterjadi ini.  Dihadapan massa, Amir biki berbicara dengan keras,yang isinya mengultimatum agar membebaskan para tahanan palinglambat pukul 23.00 Wib malam itu juga. Bila tidak, mereka akanmengerahkan massa untuk melakukan demonstrasi.

Saat ceramah usai, berkumpulah sekitar 1500 orang demonstranyang bergerak menuju kantor Polsek dan Kormil setempat.  sebelummassa tiba di tempat yang dituju, tiba-tiba mereka telah terkepungdari dua arah oleh pasukan yang bersenjata berat. Massa demonstranberhadapan langsung dengan pasukan tentara yang siap tempur.  Pada saat pasukan mulai memblokir jalan protokol, mendadak parademonstran sudah dikepung dari segala penjuru. Saat itu massatidaklah beringas, sebagian besar mereka hanya duduk-duduk sambilmengumandankan takbir. Lalu tiba-tiba terdengar aba-aba mundurdari komandan tentara, tanpa peringatan lebih dahulu terdengarlahsuara tembakan, lalu diikuti oleh pasukan yang langsungmengarahkan moncong senjatanya ke arah demonstran.  Dari segalapenjuru terdengan dentuman suara senjata, tiba-tiba ratusan orangdemonstran tersungkur berlumuran darah. Disaat para demonstranyang terluka berusaha bangkit untuk menyelamatkan diri,  pada saatyang sama juga mereka diberondong senjata lagi. Tak lama berselangdatang konvoi truk militer dari arah pelabuhan menerjang danmenelindas demostran yang sedang bertiarap di jalan,  Dari atastruk tentara dengan membabi buta menembaki para demonstran. Dalamsekejap jalanan dipenuhi oleh jasad-jasad manusia yang telah matibersimbah darah.  Sedang beberapa korban yang terluka tidak begituparah berusaha lari menyelamatkan diri berlindung ke tempat-tempatdisekitar kejadian.Sembari para tentara mengusung korban-korban

9

yang mati dan terluka ke dalam truk militer, masih saja terdengarsuara tembakan tanpa henti. Semua korban dibawa ke rumah sakittentara di Jakarta, sementara rumah sakit-rumah sakit yang laindilarang keras menerima korban penembakan Tanjung Priok.Setelahpara korban diangkut, datanglah mobil pemadam kebakaran untukmembersihkan jalanan dari genangan darah para korban penembakan. 

Pemerintah menyembunyikan fakta jumlah korban  dalam tragediberdarah itu.  Lewat panglima ABRI saat itu LB. Murdhanimenyatakan bahwa jumlah yang tewas sebanyak 18 orang dan yangluka-luka 53 orang. Tapi data dari Sontak (SOlidaritas Untukperistiwa Tanjung Priok) jumlah korban yang tewas mencapai 400orang.  Belum lagi penderitaan korban yang ditangkap militer mengalami berbagai macam penyiksaan.  Dan Amir Biki sendiri adalahsalah satu korban yang tewas diberondong peluru tentara.

Pelanggaran Yang terjadi pada peristiwa Tanjung Priok yaitu :

Pembunuhan secara kilat (summary killing)Tindakan pembunuhan secara kilat (summary killing) terjadi didepan Mapolres Metro Jakarta Utara tanggal 12 September 1984pkl 23.00 akibat penggunaan kekerasan yang berlebihan dariyang sepatutnya terhadap kelompok massa oleh satu regupasukan dari Kodim Jakarta Utara dibawah pimpinan SerdaSutrisno Mascung dengan senjata semi otomatis.

Penangkapan dan penahanan sewenang-wenang (unlawful arrestand detention)Setelah peristiwa, aparat TNI melakukan penggeledahan danpenangkapan terhadap orang-orang yang dicurigai mempunyaihubungan dengan peristiwa Tanjung Priok. Korban diambil dirumah atau ditangkap disekitar lokasi penembakan. Semuakorban sekitar 160 orang ditangkap tanpa prosedur dan suratperintah penangkapan dari yang berwenang. Keluarga korbanjuga tidak diberitahu atau diberi tembusan surat perintahpenahanan. Para korban ditahan di Laksusda Jaya Kramat V,Mapomdam Guntur dan RTM Cimanggis.

Cara mengatasi pelanggaran HAM dalam kasus Tanjung Priok :

1.         Solusi RepresifSolusi Represif ini merupakan solusi yang bisa ditempuh untukmenyelesaikan dan mengungkap kebenaran dari peristiwa TanjungPriok ini. Pencarian kebenaran ini bukan tentang siapa yang

10

akan terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman karena haltersebut tidak akan bisa mengembalikan semua yang telahhilang dan semua yang telah rusak menjadi kembali utuh.Adapun langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk mencarikebenaran ini adalah: Mengajukan kembali kasus Tanjung Priok ini kedalam

persidangan Mencari bukti-bukti baru terkait peristiwa tersebut dengan

berkerjasama dengan komisi Nasional Hak Asasi Manusia Mencari saksi-saksi baru yang bisa menceritakan kronologis

yang sebenarnya tentang Peristiwa tersebut.2.         Solusi PreventifSolusi Preventif ini adalah solusi yang dapat dilakukan agardi masa yang akan datang kejadian ini tidak akan terulanglagi. Adapun solusi-solusi preventif yang dapat dilakukanadalah:

Mengamalkan Pancasila sebagaimana mestinya sebagai ideologybangsa, dan menjalankan UUD 1945 sebagai konstitusi negara.Pancasila dengan UUD 1945 ini harus bisa di amalkan secarabersamaan dan saling melengkapi. Ini dilakukan agar apa yangterjadi di masa orde baru tentang Hegemoni Pancasila tidakterulang lagi karena dengan adanya UUD 1945 maka menjadipenjamin terlindungan HAM bagi warga negara Indonesia.

Pemerintah dan instansi terkait misalnya militer dalamkonteks ini harus bisa menahan sikap ketika sedangmenjalankan tugas demi terjalinnya komunikasi yang baikdengan masyarakat. Dan ketika terjadi permasalahan hendaknyamampu diselesaikan dengan musyawarah mufakat antara masing-masing pihak dengan melibatkan lembaga-lembaga socialkemasyarakatan (LSM) sebagai penengah dan pengawas dalamproses pemecahan masalah.

Pemerintah, pemuka agama, dan tokoh-tokoh masyarakathendaknya saling berdiskusi dan menjalin hubungan yangharmonis. Dengan begitu pemimpin-pemimpin dari berbagaielemen tersebut mampu mengontrol perilaku anak buahnya. Agartidak ada lagi adu domba dari segelintir orang yangmemanfaatkan keuntungan jika terjadi konflik.

3.Penculikan Aktivis 1997/1998

11

Salah satu kasus pelanggaran HAM di Indonesia yaitu kasus

penculikan aktivis 1997/1998. Kasus penculikan dan penghilangan

secara paksa para aktivis pro-demokrasi, sekitar 23 aktivis pro-

demokrasi diculik. Peristiwa ini terjadi menjelang pelaksanaan

PEMILU 1997 dan Sidang Umum MPR 1998. Kebanyakan aktivis yang

diculik disiksa dan menghilang, meskipun ada satu yang terbunuh. 9

aktivis dilepaskan dan 13 aktivis lainnya masih belum diketahui

keberadaannya sampai kini. Banyak orang berpendapat bahwa mereka

diculik dan disiksa oleh para anggota militer/TNI. Kasus ini

pernah ditangani oleh komisi HAM.

4. Pembantaian Santa Cruz/Insiden Dili

Kasus ini masuk dalam catatan kasus pelanggaran HAM di

Indonesia, yaitu pembantaian yang dilakukan oleh militer atau

anggota TNI dengan menembak warga sipil di Pemakaman Santa Cruz,

Dili, Timor-Timur pada tanggal 12 November 1991. Kebanyakan warga

12

sipil yang sedang menghadiri pemakaman rekannya di Pemakaman Santa

Cruz ditembak oleh anggota militer Indonesia.

Puluhan demonstran yang kebanyakkan mahasiswa dan warga sipil

mengalami luka-luka dan bahkan ada yang meninggal. Banyak orang

menilai bahwa kasus ini murni pembunuhan yang dilakukan oleh

anggota TNI dengan melakukan agresi ke Dili, dan merupakan aksi

untuk menyatakan Timor-Timur ingin keluar dari Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) dan membentuk negara sendiri.

5.Pembantaiaan Rawagede

Peristiwa ini merupakan pelanggaran HAM berupa penembakan

beserta pembunuhan terhadap penduduk kampung Rawagede (sekarang

Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang, Jawa Barat) oleh tentara

Belanda pada tanggal 9 Desember 1947 diringi dengan dilakukannya

Agresi Militer Belanda I. Puluhan warga sipil terbunuh oleh

tentara Belanda yang kebanyakan dibunuh tanpa alasan yang jelas.

Pada 14 September 2011, Pengadilan Den Haag menyatakan bahwa

pemerintah Belanda bersalah dan harus bertanggung jawab.

Pemerintah Belanda harus membayar ganti rugi kepada para keluarga

korban pembantaian Rawagede.

6.Pelanggaran ham berat pada peristiwa G30S PKI

13

Seperti yang banyak diceritakan pada pelajaran sejarah,

peritiwa G30S PKI adalah peristiwa dimana beberapa jenderal dan

perwira TNI menjadi sasaran penculikan dan pembunuhan secara sadis

pada malam 30 september sampai 1 oktober tahun 1965. Dalam catatan

sejarah, pelaku dari peritiwa G 30 S PKI adalah para anggota PKI

(Partai Komunis Indonesia).

Ketika itu para jenderal dan perwira TNI dibunuh dan disiksa

secara sadis, kecuali AH. Nasution saja yang berhasil meloloskan

diri, tetapi naas yang menjadi korban adalah seorang anak yang tak

lain adalah putrinya sendiri. Nama anak AH Nasution yang tertembak

saat peristiwa G30S PKI adalah Ade Irma Suryani Nasution termasuk

sang ajudan bernama Lettu Pierre Tendean. 

7. Kasus Pembunuhan Munir

14

Munir Said Thalib bukan sembarang orang, dia adalah aktifisHAM yang pernah menangani kasus-kasus pelanggaran HAM. Munir lahirdi Malang, 8 Desember 1965. Munir pernah menangani kasuspelanggaran HAM di Indonesia seperti kasus pembunuhan Marsinah,kasus Timor-Timur dan masih banyak lagi. Munir meninggal padatanggal 7 September 2004 di dalam pesawat Garuda Indonesia ketikaia sedang melakukan perjalanan menuju Amsterdam, Belanda.Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita yang mengabarkan bahwaMunir meninggal di pesawat karena dibunuh, serangan jantung bahkandiracuni. Namun, sebagian orang percaya bahwa Munir meninggalkarena diracuni dengan Arsenikum di makanan atau minumannya saatdi dalam pesawat. Kasus ini sampai sekarang masih belum ada titikjelas, bahkan kasus ini telah diajukan ke Amnesty Internasionaldan tengah diproses. Pada tahun 2005, Pollycarpus BudihariPriyanto selaku Pilot Garuda Indonesia dijatuhi hukuman 14 tahunpenjara karena terbukti bahwa ia merupakan tersangka dari kasuspembunuhan Munir, karena dengan sengaja ia menaruh Arsenik dimakanan Munir.

Hak yang di langgar dalam kasus munir yaitu karena telahmenghilangkan nyawa dengan sengaja atau sudah melanggar hak untukhidup. Banyak orang yang terlibat dalam kejadian itu. Orangpertama yang menjadi tersangka pertama pembunuhan Munir (danakhirnya terpidana) adalah Pollycarpus Budihari Priyanto. Selamapersidangan, terungkap bahwa pada 7 September 2004, seharusnyaPollycarpus sedang cuti. Lalu ia membuat surat tugas palsu danmengikuti penerbangan Munir ke Amsterdam. Aksi pembunuhan Munirsemakin terkuat tatkala Pollycarpus ‘meminta’ Munir agar berpindahtempat duduk dengannya. Sebelum pembunuhan Munir,Pollycarpusmenerima beberapa panggilan telepon dari sebuah telepon yangterdaftar oleh agen intelijen senior. Dan pada akhirnya, 20Desember 2005 Pollycarpus BP dijatuhi vonis 20 tahun hukumanpenjara. Meskipun sampai saat ini, Pollycarpus tidak mengakuidirinya sebagai pembunuh Munir, berbagai alat bukti dan skenariopemalsuan surat tugas dan hal-hal yang janggal. Namun, timbulpertanyaan, untuk apa Pollycarpus membunuh Munir. Apakah dia

15

bermusuhan atau bertengkar dengan Munir. Tidak ada historis yangmenggambarkan hubungan mereka berdua.

PENYELESAIANKasus Munir merupakan contoh lemahnya penegakan HAM diIndonesia.Kasus Munir juga merupakan hasil dari sisa-sisapemerintahan orde baru yang saat itu lebih bersifat otoriter.Seharusnya kasus Munir ini dijadikan suatu pelajaran untuk bangsaini agar meninggalkan cara-cara yang bersifat otoriter k arenasetiap manusia atau warga Negara memiliki hak untuk memperolehkebenaran, hak hidup, hak memperoleh keadilan, dan hak atas rasaaman. Sedangkan bangsa Indonesia saat ini memiliki sistempemerintahan demokrasi yang seharusnya menjunjung tinggi HAMseluruh masyarakat Indonesia. 

1. Latar Belakang

Pada pertengahan April 1993, para buruh PT. CPS (Catur PutraSurya) pabrik tempat kerja Marsinah resah karena ada kabarkenaikan upah menurut Sudar Edaran Gubernur Jawa Timur. Dalamsurat itu termuat himbauan pada para pengusaha untuk menaikkanupah buruh sebesar 20% dari upah pokok. Pada minggu-minggutersebut, Pengurus PUK-SPSI PT. CPS mengadakan pertemuan di setiapbagian untuk membicarakan kenaikan upah sesuai dengan himbauandalam Surat Edaran Gubernur.

Selanjutnya pada tanggal 3 Mei 1993 seluruh buruh PT. CPStidak masuk kerja, kecuali staf dan para Kepala Bagian. Hari itujuga, Marsinah pergi ke kantor Depnaker Surabaya untukmencari datatentang daftar upah pokok minimum regional. Data inilah yang ingin

16

Marsinah perlihatkan kepada pihak pengusaha sebagai penguattuntutan pekerja yang hendak mogok.

Tanggal 4 Mei 1993 pukul 07.00 para buruh PT. CPS melakukanunjuk rasa dengan mengajukan 12 tuntutan. Seluruh buruh dariketiga shift serentak masuk pagi dan mereka bersama-sama memaksauntuk diperbolehkan masuk ke dalam pabrik. Satpam yang menjagapabrik menghalang-halangi para buruh shift II dan shift III. Parasatpam juga mengibas-ibaskan tongkat pemukul serta merobek posterdan spanduk para pengunjuk rasa sambil meneriakan tuduhan PKIkepada para pengunjuk rasa.

Aparat dari koramil dan kepolisian sudah berjaga-jaga diperusahaan sebelum aksi berlangsung. Selanjutnya, Marsinah memintawaktu untuk berunding dengan pengurus PT. CPS. Perundinganberjalan dengan hangat. Dalam perundingan tersebut, sebagaimanadituturkan kawan-kawannya. Marsinah tampak bersemangat menyuarakantuntutan. Dialah satu-satunya perwakilan dari buruh yang tidak maumengurangi tuntutan. Khususnya tentang tunjangan tetap yang belumdibayarkan pengusaha dan upah minimum sebesar Rp. 2.250,- per harisesuai dengan kepmen 50/1992 tentang Upah Minimum Regional.Setelah perundingan yang melelahkan tercapailah kesepakatanbersama.

Namun, pertentangan antara kelompok buruh dengan pengusahatersebut belum berakhir. Pada tanggal 5 Mei 1993, 13 buruhdipanggil kodim Sidoarjo. Pemanggilan itu diterangkan dalam suratdari kelurahan Siring. Tanpa dasar atau alasan yang jelas, pihaktentara mendesak agar ke-13 buruh itu menandatangani surat PHK.Para buruh terpaksa menerima PHK karena tekanan fisik danpsikologis yang bertubi-tubi. Dua hari kemudian menyusul 8 buruhdi-PHK di tempat yang sama. Marsinah bahkan sempat mendatangiKodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya yangsebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar pukul 10malam, Marsinah lenyap. Marsinah marah saat mengetahui perlakuantentara kepada kawan-kawannya. Selanjutnya, Marsinah mengancampihak tentara bahwa Ia akan melaporkan perbuatan sewenang-wenangterhadap para buruh tersebut kepada Pamannya yang berprofesisebagai Jaksa di Surabaya dengan membawa surat panggilan kodimmilik salah seorang kawannya. Mulai tanggal 6,7,8, keberadaanMarsinah tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnyaditemukan telah menjadi mayat pada tanggal 9 Mei 1993.

2.Kematian Marsinah.

17

Mayatnya ditemukan di gubuk petani dekat hutan Wilangan, Nganjuk tanggal 9 Mei 1993. Ia yang tidak lagi bernyawa ditemukan tergeletak dalam posisi melintang. Sekujur tubuhnya penuh luka memar bekas pukulan benda keras. Kedua pergelangannya lecet-lecet,mungkin karena diseret dalam keadaan terikat. Tulang panggulnya hancur karena pukulan benda keras berkali-kali. Di sela-sela pahanya ada bercak-bercak darah, diduga karena penganiayaan denganbenda tumpul. Pada bagian yang sama menempel kain putih yang berlumuran darah. Mayatnya ditemukan dalam keadaan lemas, mengenaskan.

3.Proses Penyelidikan.

Tanggal 30 September 1993 telah dibentuk Tim TerpaduBakorstanasda Jatim untuk melakukan penyelidikan dan penyidikankasus pembunuhan Marsinah. Sebagai penanggung jawab Tim Terpaduadalah Kapolda Jatim dengan Dan Satgas Kadit Reserse Polda Jatimdan beranggotakan penyidik/penyelidik Polda Jatim serta Den IntelBrawijaya.

Delapan petinggi PT CPS (Yudi Susanto, 45 tahun, pemilikpabrik PT CPS Rungkut dan Porong; Yudi Astono, 33 tahun, pemimpinpabrik PT CPS Porong; Suwono, 48 tahun, kepala satpam pabrik PTCPS Porong; Suprapto, 22 tahun, satpam pabrik PT CPS Porong;Bambang Wuryantoyo, 37 tahun, karyawan PT CPS Porong; Widayat, 43tahun, karyawan dan sopir di PT CPS Porong; Achmad SutionoPrayogi, 57 tahun, satpam pabrik PT CPS Porong; Karyono Wongsoalias Ayip, 37 tahun, kepala bagian produksi PT CPS Porong)ditangkap secara diam-diam dan tanpa prosedur resmi, termasukMutiari, 26 tahun, selaku Kepala Personalia PT CPS dan satu-satunya perempuan yang ditangkap, mengalami siksaan fisik maupunmental selama diinterogasi di sebuah tempat yang kemudiandiketahui sebagai Kodam V Brawijaya. Setiap orang yangdiinterogasi dipaksa mengaku telah membuat skenario dan menggelarrapat untuk membunuh Marsinah.

Baru 18 hari kemudian, akhirnya diketahui mereka sudahmendekam di tahanan Polda Jatim dengan tuduhan terlibat pembunuhanMarsinah. Pengacara Yudi Susanto, Trimoelja D. Soerjadi,

18

mengungkap adanya rekayasa oknum aparat kodim untuk mencarikambing hitam pembunuh Marsinah.

Secara resmi, Tim Terpadu telah menangkap dan memeriksa 10orang yang diduga terlibat pembunuhan terhadap Marsinah. Salahseorang dari 10 orang yang diduga terlibat pembunuhan tersebutadalah Anggota TNI. Pasal yang dipersangkakan Penyidik Polda Jatimterhadap para tersangka dalam Kasus Marsinah tersebut antara lainPasal 340 KUHP, 255 KUHP, 333 KUHP, hingga 165 KUHP jo Pasal 56KUHP.

Hasil penyidikan polisi ketika menyebutkan, Suprapto (pekerjadi bagian kontrol CPS) menjemput Marsinah dengan motornya di dekatrumah kos Marsinah. Dia dibawa ke pabrik, lalu dibawa lagi denganSuzuki Carry putih ke rumah Yudi Susanto di Jalan Puspita,Surabaya. Setelah tiga hari Marsinah disekap, Suwono (satpam CPS)mengeksekusinya.

Di pengadilan, Yudi Susanto divonis 17 tahun penjara,sedangkan sejumlah stafnya yang lain itu dihukum berkisar empathingga 12 tahun, namun mereka naik banding ke Pengadilan Tinggidan Yudi Susanto dinyatakan bebas. Dalam proses selanjutnya padatingkat kasasi, Mahkamah Agung Republik Indonesia membebaskan paraterdakwa dari segala dakwaan (bebas murni) Jaksa / Penuntut Umum.Putusan Mahkamah Agung RI tersebut, setidaknya telah menimbulkanketidakpuasan sejumlah pihak sehingga muncul tuduhan bahwapenyelidikan kasus inii adalah "direkayasa".

Tim Komnas HAM dalam penyelidikan awal melihat ada indikasiketerlibatan tiga anggota militer dan seorang sipil dalamkasuspembunuhan Marsinah. Salah satu anggota Komnas HAM Irjen Pol.(Purn) Koesparmono Irsan mengemukakan, agar kasus itu bisaterungkap harus ada keterbukaan semua pihak dengan berlandaskanhukum, bukan masalah politik. Ia beranggapan, jika masalah itudibuka secara tuntas maka kredibilitas siapa saja akan terangkat."Yang jelas Marsinah itu dibunuh bukan mati dhewe, tentu adapelakunya, mari kita buka dengan legawa. Makin terbuka sebetulnyakredibilitas siapa saja makin terangkat. Tidak ada keinginanmenjelekkan yang lain," katanya. Ia mengakui bahwa kasus yang

19

sudah terjadi tujuh tahun lalu itu hampir mendekati kedaluwarsauntuk diproses secara hukum.

Kendala yang dihadapi kepolisian saat ini adalah masalahpengakuan dari semua pihak. "Mau nggak mengakui sesuatu yangmemang terjadi. Makanya saya kembalikan, mari tegakkan hukum,jangan politiknya. Kalau hukum itu 'kan tidak mengenalKoesparmono, atau pangkatnya apa, tetapi yang ada adalah orangyang melakukan. Kalau ini dibawa ke suatu arena politik yang adasolidaritas politik," katanya.

Temuan lain Komnas HAM yaitu dalam proses penangkapan danpenahanan para terdakwa dalam Kasus Marsinah itu melanggar hakasasi manusia. Bentuk pelanggaran yang disebutnya bertentangandengan KUHAP itu, antara lain, adanya penganiayaan baik fisikmaupun mental. Komnas HAM mengimbau, pelaku penganiayaan itudiperiksa dan ditindak.

HAK YANG DI LANGGAR

Kasus pembunuhan Marsinah merupakan pelanggaran hak asasimanusia (HAM) berat. Alasannya adalah karena telah melanggar hakhidup seorang manusia. Dan juga karena sudah melanggar dari unsurpenyiksaan dan pembunuhan sewenang-wenang di luar putusanpengadilan terpenuhi. Dengan demikian, kasus tersebut tergolongpatut dianggap kejahatan kemanusiaan yang diakui oleh peraturanhukum Indonesia sebagai pelanggaran HAM berat.

Jika merujuk pada Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), jelas bahwa tindakanpembunuhan merupakan upaya berlebihan dalam menyikapi tuntutanmarsinah dan kawan-kawan buruh. Jelas bahwa tindakan oknumpembunuh melanggar  hak konstitusional Marsinah, khususnya hakuntuk menuntut upah sepatutnya. Hak tersebut secara tersurat dantersirat ditegaskan dalam Pasal 28D ayat (2) UUD NRI tahun 1945,bahwa setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan danperlakuan yang adil dan  layak dalam hubungan kerja

20

Faktor Penyebab Pelanggaran HAM Pada Kasus Marsinah yaitu :

1. Telah terjadi krisis moral di Indonesia

Krisis moral jauh lebih berbahaya dari krisis lainnya. Krisis moraldapat melumpuhkan segala aspek atau sendii dalam kehidupan bermasyarakatdan bernegara. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya penerapanideologii Pancasila. Sebenarnya bangsa Indonesia memliki ideology yangluhur yaitu Pancasila. Akan tetapi, seringkali ideologi ini tidakdijalankan secara murni dan konsekuen sehingga yang terjadi adalahkekacauan. Selain itu, krisis moral ini juga disebabkan oleh masihrendahnya kesadaran akan rasa kemanusiaan di dalam masyarakat Indonesia.Masyarakat Indonesia masih belum memahami benar bahwa manusia hidupbersama dengan manusia lainnya, oleh karena itu, manusia harus dapat jugamenghargai dan menghormati manusia lainnya. Hal ini dapat diterapkandengan tidak berlaku seenaknya, apalagi sampai melanggar hak asasimanusia lainnya.

2. Aparat hukum yang berlaku bertindak sewenang-wenang.

Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan disini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-bentuk kekuasaan lain yang terdapat di dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah kekuasaan di dalam perusahaan.

Para pengusaha yang tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak asasi manusia. Oleh karena itu, dapat kita lihat bahwa setiap elemen di dalam masyarakat yang memiliki kekuasaan cenderung menyalahgunakan

21

kekuasaannya tersebut. Kekuasaan-kekuasaan yang mereka miliki seharusnya dibatasi sehingga tetap menghormati hak orang lain dan tidak melanggarnya. Kurang adanya penegakan hukum yang benar Seperti yang kita ketahui bahwa penegakan hukum di Indonesia belum dapat berjalan dengan benar. Masih banyak para penegak hukum yang bersikap tidak adil. Hal ini dikarenakan menerima suap sudah menjadi budaya bangsa kita. Penegak hukumyang bersikap tidak adil akan membuat masyarakat pun bertindak sewenang- wenang. Mereka yang mempunyai cukup uang, tidak lagi takut untuk berbuat salah. Hal ini seharusnya dapat diberantas karena ini merupakan masalah yang besar. Pemerintah harus bisa bertindak tegas dalam menyelesaikan masalah ini. Pelanggar HAM seharusnya diberi hukuman yang tegas.

3.Kesenjangan sosial yang tinggi.

Kesenjangan sosial juga menjadi salah satu faktor pelanggaran HAM.  Orang yang kaya tentu memiliki kekuasaan yang besar, sedangkan orang yangkurang mampu menjadi semakin tidak berdaya. Mereka harus dapat menerimasemua yang diberikan dari pihak penguasa dikarenakan ketidakberdayaanmereka. Hal ini tentu saja memicu terjadinya pelanggaran HAM. Penguasadapat bertindak sewenang-wenang tanpa harus memperdulikanmasyarakatnya.Ketiga faktor penyebab terjdinya pelanggaran hak asasimanusia dalam kasus Marsinah, yakni pembagian kekuasan yang tidakberimbang, masyarakat yang belum berdaya, serta masih kuatnya budayafeodal dan paternalistik dalam masyarakat kita. Ketiga faktor tersebut,pada giliranya, memunculakan praktek praktek penyalahgunaankekuasaanKekuasaan disini tidak melulu menunjuk pada kekuasaanpemerintah, tetapi juga bentuk bentuk kekuasan lain yang ada didalammasyarakat, termasuk kekuasan didalam perusahaan. Para pengusaha yangtidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak asasi manusia,pendek kata, tiap elemen di dalam masyarakat kita, bila memilikikekuasaan, cederung untuk menyalah gunakannya.

Faktor -faktor lain penyebab pelanggaran HAM pada kasus Marsinah yaitu :Masih Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hokum (Polisi, jaksa dan pengadilan) sarta Pemahaman belum merata tentang HAM baik di kalangan sipil maupun militer.

Solusi /pendapat berkaitan dengan Kasus Marsinah.

Pendapat sebagai keluarga Marsinah : Selaku keluarga Marsinahmerasa tidak terima atas kasus tersebut dan berharap kepada

22

pihak yang berwenang untuk segera menyelesaikan kasus tersebutdengan serius dan mencari bukti-bukti yang berkaitan dengankasus tersebut.Dan memberikan hukuman yang sepantasnya terhadaporang yang terlibat dalan kasus tersebut.Pemerintah melalui Komnas HAM, harus menyelidiki dengan seksamaapa yang terjadi saat itu,. Komnas HAM harus segeramenuntaskannya agar kepercayaan bangsa Indonesia terhadappemerintahnya tidak hilang akibat janji-janji kosong mengenaitindakan lanjut dari Kasus MarsinahAdapun solusi yand dapat dijabarkan dari Kasus Marsinah iniyaitu : Solusi RepresifSolusi Represif ini merupakan solusi yang bisa ditempuh untukmenyelesaikan dan mengungkap kebenaran dari peristiwa Marsinahini. Dengan pencarian kebenaran ini bukan tentang siapa yangakan terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman karena haltersebut tidak akan bisa mengembalikan semua yang telah hilangdan semua yang telah rusak menjadi kembali utuh. Adapunlangkah-langkah yang bisa ditempuh untuk mencari kebenaran iniadalah: Mengajukan kembali kasus Marsinah ini kedalam persidangan Mencari bukti-bukti baru terkait peristiwa tersebut dengan

berkerjasama dengan komisi Nasionall Hak Asasi Manusia Mencari saksi-saksi baru yang bisa menceritakan kronologis

yang sebenarnya tentang Peristiwa tersebut. Solusi PreventifSolusi Preventif ini adalah solusi yang dapat dilakukan agardi masa yang akan datang kejadian ini tidak akan terulanglagi. Adapun solusi-solusi preventif yang dapat dilakukanadalah : Mengamalkan Pancasila sebagaimana mestinya sebagai ideology

bangsa, dan menjalankan UUD 1945 sebagai konstitusi negara.Pancasila dengan UUD 1945 ini harus bisa di amalkan secarabersamaan dan saling melengkapi. Ini dilakukan agar apayang terjadi di masa orde baru tentang Hegemoni Pancasilatidak terulang lagi karena dengan adanya UUD 1945 makamenjadi penjamin terlindungan HAM bagi warga negaraIndonesia.

23

Pemerintah dan instansi terkait misalnya militer dalamkonteks ini harus bisa menahan sikap ketika sedangmenjalankan tugas demi terjalinnya komunikasi yang baikdengan masyarakat. Dan ketika terjadi permasalahanhendaknya mampu diselesaikan dengan musyawarah mufakatantara masing-masing pihak dengan melibatkan lembaga-lembaga social kemasyarakatan (LSM) sebagai penengah danpengawas dalam proses pemecahan masalah.

Pemerintah, pemuka agama, dan tokoh-tokoh masyarakathendaknya saling berdiskusi dan menjalin hubungan yangharmonis. Dengan begitu pemimpin-pemimpin dari berbagaielemen tersebut mampu mengontrol perilaku anak buahnya.Agar tidak ada lagi adu domba dari segelintir orang yangmemanfaatkan keuntungan jika terjadi konflik.

PenyelesaianHak Asasi setiap manusia harus dihargai oleh manusia yang

lain yang dalam kasus ini adalah hak asasi berpendapat dan

hak untuk hidup. Selain itu, kasus marsinah yang tak kunjung

usai ini diakibatkan oleh kurangnya transparansi dan

kredibilitas para penyidik. Seharusnya kredibilitas dan

transparansi penyidikan lembaga terhadap suatu kasus haruslah

dijaga oleh para penegak hukum sehingga tercipta keadilan dan

ketentraman masyarakat Indonesia

Dalam pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia memberikanpelajaran kepada masyarakat untuk menanamkan sikap jujur,kerjasama dan adanya rasa tanggung jawab. Menghindari perbuatan main

24

hakim sendiri tanpa mencari tahu sebab dan akibat dariperbuatannya.Agar tercipta negeri yang aman,adil & sentosa.

25

1. KESIMPULANPelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatanseseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baikdisengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secaramelawan hukum mengurangi, menghalan gi, membatasi dan ataumencabut Hak Asasii Manusia seseorang atau kelompok orangyang dijamin oleh Undang-undang,dan tidak mendapatkan ataudikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yangadil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku(Pasal 1 angka 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).Dalam realita kehidupan bangsa ini, masih banyak terjadipelanggaran HAM, baik dilakukan oleh warga negara terhadapwarga negara ataupun negara terhadap warga negaranyasendiri. Dapat dicontohkan seperti peristiwa pembunuhan,penganiayaan, pemerkosaan, penculiakan dan tindakdiskriminatif serta pemaksaan kehendak dari yang kuatterhadap pihak yang tidak berdaya.Yang disebabkan karenamanusia lebih mengedapankan hak daripada kewajibanasasinya.Marsinah merupakan salah satu buruh yang bekerja di PT.Catur Putra Surya (CPS) yang terletak di Porong, Sidoarjo,Jawa Timur. Masalah muncul ketika Marsinah bersama denganteman-teman sesama buruh dari PT.Dan aktif dalam aksi unjukrasa buruh.Menurut hasil otopsi, diketahui bahwa Marsinahmeninggal karena penganiayaan berat.Kasus Marsinah dapat diselesaikan dengan Solusi Represifyang merupakan solusi yang bisa ditempuh untukmenyelesaikan dan mengungkap kebenaran dari peristiwaMarsinah ini.Dan Solusi Preventif adalah solusi yang dapatdilakukan agar di masa yang akan datang kejadian ini tidakakan terulang lagiDalam pelanggaran HAM dala kasus Marsinah ini memberikanpelajaran kepada masyarakat untuk menanamkan sikapjujur,kerja sama dan adanya rasa tanggung jawab.

2. SARAN

26

Jadi janganlah memperbesar masalah yang kecil hinggaterjadi kericuhan yang dapat merugikan dan membunuh orangbanyak.Berlaku jujurlah pada diri sendiri juga pada orang banyakHindarilah perbuatan main hakim sendiri tanpa mencari tahusebab dan akibat dari perbuatannya.Dan mari bersama kita bangun Indonesia sebagai negeri yangaman, negeri yang adil dan negrii yang sentosa.

http://id.wikipedia.org/wiki/Majalah_Tempo

http://www.topix.com/forum/world/malaysia/TEUTCFEF9FJH14MS8

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/

8199

http://refusetoforgetproject.blogspot.com/2011/09/kronologi-

tragedi-tanjung-priok.html

http://forum.viva.co.id/sejarah/231469-sejarah-hitam-

indonesia-dari-tahun-1967-1999-a.html

http://media.isnet.org/aceh/Bantaqiyah.html

http://nasional.kompas.com/read/2011/12/21/17361979/

Tragedi.Mesuji.Dua.Pam.Swakarsa.Dipenggal

27

28