faktor-faktor yang memotivasi karyawan lebih memilih bekerja ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of faktor-faktor yang memotivasi karyawan lebih memilih bekerja ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI KARYAWAN
LEBIH MEMILIH BEKERJA DI PERUSAHAAN BESAR
DARIPADA DI UMKM
Oleh:
SATRIYO KUSUMOWIBOWO
NIM : 212009079
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMI
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
”Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan
kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena
hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita
nerada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon”.
PERSEMBAHAN
Karya tulis kecilku ini kupersembahkan terkusus untuk keluargaku tercinta
ayah dan ibu yang senantiasa memberikan kontribusi terbesar dalam hidup
baik doa, dukungan, kasih sayang, dorongan serta semangat yang membuatku
menyelesaikan karya tulis kecil dan terutama untuk almaterku tercinta semoga
bermanfaat di kemudian hari.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Memotivasi Kerja Karyawan Lebih Memilih Bekerja Di Perusahaan Besar Daripada Di
UMKM”.
Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi Sarjana Ekonomi Strata 1 (SI), pada
Program Studi Manajemen di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Dalam penulisan
skripsi ini subyek penelitian adalah karyawan bagian operator PT Coca Cola Amatil
Indonesia.
Mengingat terbatasnya pengetahuan dan segala sesuatunya, skripsi ini masih jauh dari
sempurna, kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan. Akhirnya kepada
Allah-lah penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca yang
budiman.
Salatiga, November 2015
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan segenap hati penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak akan berhasil dan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Rosaly Franksiska, SE, MBA, selaku Pembimbing Skripsi yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Roos Kities A., SE, MBA, PhD, selaku Kaprogdi Jurusan Manajemen yang juga
memberikan kesempatan kepada penulis.
3. Bapak Johnson Dongoran, SE, MBA, selaku wali studi yang membimbing penulis selama
menjadi anak walinya.
4. Semua bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomika da Bisnis Program Studi Manajemen
UKSW yang telah mentrasfer ilmu kepada penulis serta terima kasih atas semua petunjuk
dan bimbingannya.
5. Segenap staf tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah dengan sabar
memberikan pelayanan kepada penulis selama penulis menempuh kuliah.
6. Segenap karyawan PT Coca Cola Amatil Indonesia yang telah bersedia diwawancarai
oleh penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
7. Ucapan terima kasih yang tiada akhir, wajib penulis sampaikan buat bapak dan ibu,
saudara, dan kakak 1, 2 dan 3 berkat do'a dan kasih sayang merekalah yang selalu
membangkitkan harapan penulis, sehingga mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman semua, A’isyta Artha Putri, Dana Temon, Patlas Deo, Richard Sambera,
Ridho Singh, Bayu, Idang dan teman-teman Bugs Indonesia yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu terima kasih atas segala kebersamaan dan kegembiraan yang telah
terjalin selama kuliah di FEB.
9. Kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Salatiga, 15 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................. i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi .................................................................... ii
Halaman Persetujuan ........................................................................................ iii
Halaman Motto/Persembahan ........................................................................... iv
Kata Pengantar .................................................................................................. v
Ucapan Terima Kasih ....................................................................................... vi
Daftar isi............................................................................................................ vii
Daftar Lampiran ................................................................................................ x
Saripati .............................................................................................................. xi
Abstract ............................................................................................................. xii
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian ................................................................................. 1
Masalah dan Persoalan Penelitian ..................................................................... 2
Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN PENELITIAN
Motivasi dan Proses Motivasi ........................................................................... 4
Teori Motivasi dan Karakteristik UMKM ........................................................ 6
Karakteristik UMKM dan Faktor Organisasi ................................................... 7
Penelitian Sebelumnya dan Penelitian Penulis ................................................. 9
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian.................................................................................................. 13
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ........................................................... 13
Jenis dan Sumber Data ...................................................................................... 13
Definisi Operasional ......................................................................................... 15
Uji Validitas ...................................................................................................... 17
Deskripsi Narasumber Penelitian ...................................................................... 20
Analisi Kualitatif ............................................................................................... 21
PEMBAHASAN
Pembahasan....................................................................................................... 29
PENUTUP
Simpulan ........................................................................................................... 31
Implikasi ........................................................................................................... 31
Implikasi Teoritis .............................................................................................. 31
Implikasi Terapan ............................................................................................. 32
Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 32
Penelitian Mendatang........................................................................................ 33
ABSTRAK
Pengantar penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor apa saja yang
memotivasi kerja karyawan lebih memilih bekerja di perusahaaan besar
daripada di UMKM. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara. Analisis kualitatif yang digunakan motivasi dan UMKM. Hasil
penelitian ini memberikan penjelasan gaji dan kesempatan untuk maju
mempengaruhi motivasi narasumber dalam bekerja di perusahaan besar dan
pengakuan sebagai individu, penerimaan kelompok dan pengakuan atas prestasi
lebih baik di UMKM.
Kata Kunci: Motivasi, UMKM
ABSTRACT
Introduction of this study was to determine what factors are motivating
of employees prefer to work in large firms than in IMKM. The instrument used
in this study were interviews. The qualitative analysis used motivation and
SMEs. The study provides an explanation of the salary and the opportunity to
progress in influencing motivational speaker working in large companies and
recognition as an individual, group acceptance and better recognition for his
achievement in SMEs.
Keywords: Motivation, SMEs
PENDAHULUAN
Pada saat ini perkembangan usaha bisnis sangat pesat sehingga secara tidak langsung
akan memunculkan tingkat persaingan yang semakin besar diantara para pengusaha
(perusahaan). Maka dari itu setiap perusahaan harus dapat memotivasi setiap tenaga kerja
agar dapat memaksimalkan kinerjanya di perusahaan. Menurut Marihot (2002), motivasi
kerja adalah faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras
atau lemah. Oleh sebab itu hal ini dapat mengakibatkan para pengusaha (perusahaan)
meningkatkan sumber daya manusia agar dapat siap bersaing dengan perusahaan lain dan
dapat meningkatkan kinerja sumber daya manusia. Untuk menerapkan hal tersebut perlu
adanya motivasi kerja. Motivasi kerja menjadi suatu hal yang penting bagi perusahaan,
terutama manfaat bagi karyawan dan perusahaan. Motivasi akan menjadi dorongan tenaga
kerja untuk menjadi lebih berprestasi dan produktif.
Menjadi tenaga kerja kontrak dan buruh alih daya di perusahaan besar, seolah
merupakan kewajaran yang tak dapat ditolak oleh tenaga kerja akhir-akhir ini, misalnya
tampak pada meningkatnya sistem kerja kontrak menjadi sistem kerja wajib yang diterapkan
oleh hampir semua perusahaan di Indonesia (Standing, 2011). Oleh karena itu perluasan
lowongan pekerjaan sangat terbuka baik di perusahaan besar maupun di UMKM. Dalam data
statistik yang dikeluarkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), terlihat bahwa
jumlah tenaga kerja setengah pengangguran, yaitu mereka yang tidak memiliki pekerjaan
tetap, selalu mengalami peningkatan selama enam tahun terakhir. LIPI mencatat, pada tahun
2005, tenaga kerja setengah pengangguran berjumlah 28,64 juta jiwa. Namun, pada tahun
2010, jumlahnya meningkat menjadi 32,8 juta jiwa. Pada tahun 2011, LIPI memperkirakan
jumlahnya akan meningkat menjadi 34,32 juta jiwa. Data tersebut menunjukkan bahwa
jumlah tenaga kerja atau buruh yang tidak memiliki pekerjaan tetap masih banyak. Dari
Kepala BPS Suryamin mengungkapkan, jumlah angkatan kerja pada Februari 2013 mencapai
121,2 juta orang atau naik 3,1 juta orang dibanding bulan Agustus 2012 sebanyak 118,1 juta
orang, atau bertambah 780 ribu orang dibanding posisi Februari 2012. Adapun jumlah
penduduk yang bekerja hingga Februari 2013 tercatat mencapai 114,0 juta, orang atau naik
3,2 juta orang dibanding Agustus 2012 sebanyak 110,8 juta orang. Jumlah penduduk yang
bekerja pada Februari 2013 itu juga lebih tinggi 1,2 juta orang dibanding posisi Februari
2012. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2013, menurut Suryamin,
mencapai 5,92 persen atau turun dibanding TPT Agustus 2012 sebanyak 6,14 persen, dan
TPT Februari 2012 sebesar 6,32 persen. http://setkab.go.id/berita-8542-bps-jumlah-
penduduk-bekerja-114-juta-orang-pengangguran-592-persen.html.
Dari data yang sudah dipaparkan diatas dapat diketahui bahwa di setiap tahunnya
terjadi peningkatan ketidakpastian jumlah buruh yang bekerja, sehingga buruh yang belum
mendapatkan pekerjaan tetap itu dapat dijadikan sebagai buruh kontrak. Karena terjadi
fenomena seperti itu banyaknya buruh kontrak yang memilih untuk bekerja di perusahaan
besar atau di UMKM. Sebagian dari perubahan ini, munculnya sektor Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) merupakan bagian yang signifikan dalam pengembangan ekonomi dan
penciptaan lapangan pekerjaan (Richardson, Howart, dan Finnegan, 2004). UMKM
mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain
berperan dalam pertumbuhan eknomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam
pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita
sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami
stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Sebagai sektor yang sedang
berkembang, perekerutan karyawannya pun juga akan besar. Karyawan akan lebih fleksibel
dalam bekerja dan gaji yang diberikan pun hampir sama dengan buruh/karyawan perusahaan
besar bahkan mungkin bisa lebih. Di Indonesia, UMKM adalah tulang punggung ekonomi.
Jumlah UMKM hingga 2011 mencapai sekitar 52 juta.UMKM di Indonesia sangat penting
bagi ekonomi karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja.
(http://economy.okezone.com/read/2011/07/27/320/484884/ukm-jangan-ditarik pajakunit )
Banyak pekerja yang lebih memilih bekerja di perusahaan besar selain penghasilan
terjamin, perusahaan besar juga dianggap menawarkan karir yang lebih pasti. Setiap ada
lowongan pekerjaan yang dibuka, perusahaan besar kerap dibanjiri pelamar kerja. Bank
Indonesia saja pernah menerima 85 ribu lamaran pekerjaan, padahal yang dibutuhkan hanya
50 orang manager. Selain itu juga, perusahaan besar go public seperti Telkom bahkan tidak
menerima lagi calon pelamar yang lulusan D3 karena jumlah pelamar yang sangat banyak.
Baik Bank Indonesia (BI) maupun Telkom, keduanya adalah perusahaan besar. Ini
menunjukan antusias pelamar yang menginginkan untuk dapat bekerja di perusahaan besar.
(http://ittelkomtoday.blogspot.com/2011/03/saat-perusahaan-besar-banjir-pelamar.html).
Hal ini terbilang unik karena sebelumnya UMKM dijelaskan lebih memungkinkan
untuk dapat bertahan hidup. Akan tetapi, kebanyakan karyawan masih memilih untuk bekerja
di perusahaan besar. Berdasarkan uraian di atas maka adapun tujuan dari penelitian ini adalah
“Faktor - faktor apa saja yang memotivasi karyawan untuk lebih memilih bekerja di
perusahaan besar daripada di UMKM?”
KERANGKA TEORITIS
Motivasi
Menurut Sastrohadiwiryo (2001), motivasi merupakan istilah yang lazim digunakan
untuk mengetahui maksud seseorang atas suatu hal untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya
uang, keselamatan, prestise dan sebagainya. Menurut Robbins (1999), motivasi merupakan
kerelaan untuk melakukan usaha-usaha tingkat tinggi guna mencapai tujuan-tujuan
organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan usaha guna memuaskan kebutuhan individu
tertentu. Menurut Berelson (1964) a motive “is an inner statethat energizes, activities, or
more (hence „motivation‟), and that directs or channels behavior toward goals” (suatu motif
adalah suatu ledakan dari dalam yang memberi kekuatan, yang menggiatkan, atau yang
menggerakkan, karenanya disebut penggerakan atau motivasi, dan yang mengarahkan atau
menyalurkan perilaku ke arah tujuan-tujuan). Menurut Hasibuan (2005), motivasi adalah
daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja sama,
bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upaya-upayanya untuk mencapai kepuasan.
Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan
bahwa motivasi kerja adalah dorongan kerelaan dari dalam atau luar diri seseorang yang
menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat yang tinggi
untuk dapat mencapai tujuan perusahaan dan tujuan pribadi.
Proses Motivasi
Hasibuan (2005) berpendapat dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu
tujuan organisasi. Setelah tujuan organisasi ditetapkan, para karyawan harus dimotivasi ke
arah tujuan itu. Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan
karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.
Komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan harus dilakukan. Bawahan harus
mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhi. Proses
motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan
organisasi adalah untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan, sedangkan tujuan
individu karyawan adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi tujuan perusahaan dan
tujuan individu karyawan harus disatukan. Perlu diperhatikan oleh pihak perusahaan bahwa
penting bagi pihak perusahaan untuk memberikan bantuan fasilitas kepada karyawan, hal
tersebut akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Terakhir, teamwork yang
dibentuk dalam perusahaan harus terkoordinasi dengan baik agar dapat mencapai tujuan
perusahaan. Proses motivasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1. Proses Motivasi Hasibuan (2005)
Teori Motivasi
Teori-teori motivasi menurut Hasibuan (2006) dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Teori Kepuasan (Content Theory)
Teori ini merupakan teori yang mendasarkan atas factor-faktor kebutuhan dan
kepuasan individu yang menyebabkan bertindak dan berperilaku dengan cara
tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang
menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya. Jika
kebutuhan semakin terpenuhi, maka semangat pekerjaannya semakin baik juga.
Jadi saat seseorang akan bertindak atau melakukan sesuatu (semangat bekerja)
memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang diinginkannya.
5.
Imbalan atau hukuman
4.
Hasil karya (evaluasi dari
tujuan yang dicapai)
3.
Perilaku yang berorientasi
tujuan
2.
Mencari jalan untuk
memenuhi kebutuhan
6.
Kebutuhan yang tidak
dipenuhi dinilai kembali
1.
Kebutuhan yang tidak
dipenuhi
KARYAWAN
Teori kepuasan ini adalah:
- Teori Motivasi Claude S. George
Teori ini mengemukakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang
berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu:
(1) Gaji yang adil dan layak.
Merupakan jumlah balas jasa finansial yang diterima karyawan dan tingkat
dimana hal ini dipandang sebagai suatu hal yang adil dalam organisasi.
(2) Kesempatan untuk maju.
Kesempatan promosi untuk jabatan lebih tinggi
(3) Pengakuan sebagai individu
Sejauh mana karyawan memandang pekerjaannya sebagai pekerjaan yang
menarik sehingga diberikan kesempatan untuk belajar, dan peluang untuk
menerima tanggung jawab.
(4) Keamanan kerja
Kemanan kerja membuat kenyamanan dan tidak ada kekuatiran tenaga kerja
dalam melakukan pekerjaannya.
(5) Tempat kerja yang baik
Kondisi kerja, apabila kondisi kerja karyawan itu baik (bersih, nyaman dan
menyenangkan) akan membuat mereka mudah menyelesaikan pekerjaannya.
(6) Penerimaan oleh kelompok.
Teman atau rekan kerja merupakan suatu tingkatan dimana rekan kerja
memberikan dukungan.
(7) Perlakuan yang wajar.
Mendapatkan perlakuan yang wajar di tempat kerja yang membuat pekerja
nyaman bekerja di tempat kerja.
(8) Pengakuan atas prestasi.
Memberikan pengakuan atas prestasi agar meningkatkan harga diri dan
menanamkan motivasi sehingga bekerja semaksimal mungkin.
Sesuai dengan topik minat kerja tentang tenaga kerja, penelitian ini menggunakan Teori
Kepuasaan (Content Theory) yang menguatkan bahwa faktor-faktor minat kerja tenaga kerja
itu berasal dari dalam diri orang yang mendorong, mengarahkan, mendukung serta
menghentikan di dalam lingkungan kerja tentang kebutuhan yang diinginkan oleh tenaga
kerja itu sendiri sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan tujuannya.
Karakteristik UMKM
Pengertian UMKM sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) :
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
Tabel 1. Kriteria UMKM
No URAIAN JUMLAH KARYAWAN
1 USAHA MIKRO 1-4 ORANG
2 USAHA KECIL 5-19 ORANG
3 USAHA MENENGAH 20-99 ORANG
http://portalukm.com/tentang-portal-ukm/industri-di-indonesia/
Asal usul perusahaan, lamanya perusahaan tersebut telah beroperasi, ukuran
perusahaan, dan sumber pendanaannya dikategorikan sebagai faktor karakteristik dari
UMKM (Indiarti & Langenberg, 2004, dan Storey, 1994). UMKM adalah kumpulan
perusahaan, yang heterogen dalam ukuran dan sifat, dimana apabila dipergunakan secara
bersama, akan mempunyai partisipasi langsung dan tidak langsung yang signifikan dalam
produksi nasional, penyerapan tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja (Kuwayama,
2001). Oleh karena itu, UMKM merupakan driving forces dari pertumbuhan ekonomi.
Demikian pula dengan di Indonesia, dimana menurut Tambunan (2002), UMKM di Indonesia
memberikan kontribusi bagi kesempatan kerja untuk masyarakat, dan meningkatkan PDB,
dimana Tambunan menyatakan bahwa dengan jumlah penduduk yang besar dan perusahaan
besar yang sedikit, maka kesempatan kerja yang ada juga sedikit dimana perusahaan–
perusahaan besar tidak dapat menampung semua angkatan kerja yang ada, dan angkatan kerja
ini terserap oleh UMKM. Data statistik yang ada menurut Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil menunjukkan bahwa pada tahun 2000, lebih dari 66 juta orang bekerja di Usaha Kecil,
atau sekitar 99,44 % dari jumlah kesempatan kerja yang ada di Indonesia. Untuk PDB,
UMKM menyumbang sekitar 40 % dari total pembentukan PDB di Indonesia (Tambunan,
2002).
Karakteristik UMKM
Dilihat dari karakteristiknya, unit UMKM terdiri dari banyak industri dan produk,
banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui karakteristik khusus dari usaha kecil
(Poon, Swatman & Vitale, 1996; Reynolds, Savage &William, 1994). UMKM berbeda
dengan organisasi yang besar dari berbagai alasan seperti sedikitnya karyawan, dan
dukungan dan pengaruh yang besar dari pemilik UMKM pada operasional perusahaan
(Parker, 1997;Poon, Swatman & Vitale, 1996). Mengetahui karakteristik UMKM akan
sangat membantu dalam mendapatkan faktor-faktor adopsiApplication Service Provider
(ASP) pada UMKM
Faktor Organisasi
Faktor internal organisasi yang merupakan salah satu karakteristik dari UMKM yang dapat
berhubungan dengan faktor adopsi ASP adalah:
1. Sumber Daya Manusia – Salah satu faktor utama pada UMKM, karena jumlah
karyawan yang sedikit dapat membatasi adopsi pada teknologi yang baru seperti
Application Service Provider (ASP).
2. Komitmen Pemilik/Manajer – Faktor ini penting karena keputusan yang dibuat pada
UMKM sangat dipengaruhi oleh Pemilik/Manager.
3. Sumber daya Finansial – Faktor ini penting karena UMKM mempunyai sumber
daya finansial yang terbatas.
4. Pengetahuan Teknikal – Faktor ini dihadapi oleh UMKM yang akan mengadopsi
teknologi yang baru.
Faktor Lingkungan
Karakteristik dari UMKM sangat dipengaruhi oleh lingkungan mereka, seperti:
1. Permintaan Pelanggan – UMKM biasanya sangat tergantung pada beberapa pelanggan
saja, sehingga ini menjadi faktor yang mengharuskan mereka untuk mengadopsi
teknologi baru.
2. Tekanan dari supplier - UMKM berusaha memenuhi keinginan supplier mereka agar
menggunakan teknologi yang terbaru
3. Daya saing Kompetitor - Dengan sumber daya yang terbatas, UMKM harus berusaha
tetap kompetitif dengan menggunakan teknologi yang tepat untuk menghadapi daya
saing kompetitor.
4. Dukungan Pemerintah – Kebijaksanaan pemerintah mempunyai akibat yang
langsungmaupun tidak langsung pada keputusan UMKM untuk mengadopsi teknologi
baru
Penelitian Terdahulu
Meliana (2003) melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Motivasi Kerja Karyawan Operasional PT. Kebun Ciputri Molek. Hasil uji faktor-faktor
eksternal yang diduga sebagai faktor yang dapat mendorong motivasi kerja karyawan yaitu
hubungan atasan-bawahan, hubungan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan
perusahaan, kondisi kerja, dan kompensasi, ternyata seluruhnya memiliki hubungan yang
nyata dan positif terhadap motivasi kerja karyawan. Adapun urutan faktor-faktor pendorong
motivasi kerja dari yang paling memiliki pengaruh paling besar adalah kompensasi, kondisi
kerja, peraturan dan kebijakan perusahan, hubungan atasan-bawahan, dan hubungan sesama
rekan kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Reza (2010) dengan judul pengaruh gaya
kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kineja karyawan PT Sinar Santosa
Perkasa Banjarnegara tahun 2010, menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.
Penelitian Amin (2013) dengan judul FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYERAPAN TENAGA KERJA TERHADAP INDUSTRI KECIL PENGOLAHAN IKAN DI
KABUPATEN DEMAK menyimpulkan bahwa faktor yang paling dominan berpengaruh
terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil pengolahan ikan di Kabupaten Demak
adalah upah tenaga kerja karena dari uji parsial menunjukkan bahwa nilai upah berkontribusi
lebih besar.
Ahmad (2012) dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Motivasi
Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi pada UD. Merpati Mas Kediri)”. Lingkungan kerja fisik
memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja. Dengan kata lain semakin baik lingkungan kerja
fisik yang ada pada perusahaan karyawan, dapat meningkatkan motivasi kerja. Dan motivasi
kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan kata lain semakin tinggi
motivasi kerja yang ada pada perusahaan karyawan, dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Dari keempat penelitian diatas lebih banyak bercerita tentang bagaimana si peneliti
meneliti tentang bagaimana cara perusahaan dalam meningkatkan kinerja melalu variabel
kompensasi kerja digabungkan dengan beberapa variabel seperti motivasi, produktivitas
kerja, motivasi, dan sebagainya dan penelitian tersebut berobyek pada perusahaan. Penelitian
saya berbeda dari penelitian penelitian sebelumnya karena akan membicarakan tentang faktor
apa saja yang memotivasi karyawan dimana penelitian ini berbeda seperti ditambahkannya
variabel obyek penelitian yang tertuju pada perusahaan besar dan UMKM.
Penelitian Terdahulu Peneliti
USAHA MIKRO
- Kedai Rahma
Jln. Kartini (depan SMA 3)
Pengelola : Ibu Baikuniyah
Karyawan : 4
Kesulitan, untuk mencari karyawan yang cocok dengan pekerjaannya. Sudah 3x ganti
karyawan dan sangat sulit untuk mencari yang sesuai dengan keinginan. Terkadang malas-
malasan dan kurang gesit dalam bekerja membuat pengelola kurang nyaman.
- Salon Nacita
Jln. Singosari (Daerah depan Wonderia)
Pengelola : Mbak Sulistyani
Karyawan : 4
Kesulitan, banyak karyawan yang meminta upah tinggi namun skill yang kurang mumpuni.
Kebanyakan calon tenaga kerja hanya memiliki kemampuan yang standar namun pengelola
menginginkan bahwa karyawannya memiliki kelebihan di bidangnya misal, cuci creambath
itu sendiri, potong blow sendiri, colouring rambut dan spa sendiri. Jika mencari karyawan
dari magang SMK banyak yang kurang mumpuni harus dilatih dan itu membutuhkan biaya
lebih daripada menggaji karyawan yang sudah memiliki skill khusus di salon.
USAHA KECIL
- Beras Mawar
Krandon Lor, Kec. Suruh, Kab Semarang
Pengelola : Pak Bambang
Karyawan : 6
Kesulitan, untuk mencari karyawan yang gesit dan disiplin paling penting mencari karyawan
yang jujur itu susah. Sudah 2 kasus pencurian beras di dalam gudang, karena di manipulasi
oleh karyawan yang di tempatkan untuk mengelola gudang beras. Untuk upah tidak terlalu di
permasalahkan oleh karyawan / buruh.
- Cokelat Coffee, Boutique and Computer Service
Kemiri 2, belakang SMA Theresiana
Pengelola : Mbak Diah
Karyawan : 14
Kesulitan, karena kebanyakan calon karyawan menuntut untuk upah yang besar, sedangkan
usaha ini masih berjalan 3 Bulan dan sedang berkembang untuk memenuhi upah karyawan
yang di minta agak kesulitan sekarang hanya memakai karyawan freeline jika dibutuhkan.
Saat kondisi toko ramai atau penuh orderan baru memanggil tenaga kerja untuk
diperbantukan.
- Bale Raos
Jalan Lingkar Salatiga
Pengelola : Mas Indra
Karyawan : 16
Mudah, banyak yang melamar jika ada lowongan yang kosong, kendala hanya karyawan
yang kurang disiplin dan tidak tertib dalam melaksanakan pekerjaan. Cenderung mudah
untuk mencari karyawan.
Pembahasan
Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa 4 dari 5
Usaha Mikro dan Kecil yang telah menyatakan bahwa mereka kesulitan untuk mendapatkan
karyawan yang sesuai dengan keinginan pemilik seperti, disiplin, gesit, dan jujur.
Kebanyakan karyawan meminta gaji atau upah yang tinggi namun kurang disiplin, tidak
tertib, dan kinerja kurang memuaskan untuk para pemilik usaha.
METODE PENELITIAN
Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sugiyono (2009:38)
mendefinisikan obyek penelitian sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti utuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun obyek dalam penelitian ini adalah tenaga kerja
perusahaan besar PT. Coca-Cola Amatil Indonesia dan UMKM.
Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel
dilakukan jika populasi besar. Sugiyono (2001:56). Dalam Penelitian ini metode yang
digunakan adalah Non Probability Sampling dengan menggunakan teknik Snowball.
Sugiyono (2009:122) menyatakan bahwa Sampling Purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Dengan kriteria 4 tenaga kerja yang sudah pernah
bekerja di UMKM dan sekarang bekerja di PT. Coca Cola Amatil Indonesia.
Sumber Data
Sugiyono (2001:21) data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama yang
masih memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri
oleh penulis, seperti hasil wawancara. Untuk mendapatkan informasi mengenai faktor faktor
yang memotivasi tenaga kerja tersebut maka di dalam penelitian ini, data yang digunakan
adalah data primer melalui wawancara kepada tenaga kerja PT. Coca-Cola Amatil Indonesia
dan UMKM.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang
menurut Winartha (2006:155) metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menganalisis,
menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang
dikumpulkan berupa hasil wawancara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang
terjadi di lapangan.
Teknik Pengambilan Data
Wawancara
Metode wawancara adalah pengumpulan data dengan jalan atau cara berdialog
langsung dengan para responden secara lisan. Jadi metode wawancara adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan
pertanyaan kepada responden untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Sedangkan
sasaran wawancara sebagai responden dalam penelitian ini adalah para tenaga kerja PT.
Coca-Cola Amatil Indonesia dan UMKM.
Definisi Operasional Indikator Empiris
(Hasibuan, 2006)
Pertanyaan
Gaji adalah suatu bentuk balas jasa
ataupun penghargaan yang
diberikan kepada seorang pegawai
atas jasa dan hasil kerjanya di PT.
Coca Cola Amatil Indonesia
Gaji Apakah gaji yang anda terima di
perusahaan ini sudah adil untuk
anda terima daripada bekerja di
UMKM?
Apakah gaji yang anda terima di
perusahaan ini sudah layak untuk
anda terima daripada bekerja di
UMKM?
Apakah gaji yang anda terima
sudah cukup untuk kebutuhan
sehari-hari bagi anda daripada
bekerja di UMKM?
Kesempatan untuk Maju adalah
kondisi dimana karyawan memiliki
peluang untuk mendapatkan posisi
atau jabatan yang lebih dari posisi
atau jabatan yang dimilikinya
sekarang di PT. Coca Cola Amatil
Indonesia.
Kesempatan untuk Maju Apakah anda nyaman dengan
posisi/jabatan kerja anda sekarang
daripada bekerja di UMKM?
Apakah peluang untuk naik posisi
/jabatan terbuka lebar untuk anda
daripada bekerja di UMKM?
Kesulitan apa yang anda dapatkan
untuk naik posisi / jabatan di
perusahaan ini daripada bekerja di
UMKM?
Pengakuan sebagai individu adalah
di akuinya identitas karyawan atau
pegawai dengan rekan atau teman
kerjanya di PT. Coca Cola Amatil
Indonesia.
Pengakuan sebagai Individu Apakah anda mudah bergaul
dengan sesama rekan kerja selama
bekerja di perusahaan daripada di
UMKM?
Apakah anda mudah bergaul
dengan sesama rekan kerja di lain
bagian selama bekerja di
perusahaan daripada di UMKM?
Keamanan kerja adalah tingkat
keamanan karyawan menyangkut
barang bawaan, kendaraan, dan
keamanan karyawan itu sendiri saat
bekerja di PT. Coca Cola Amatil
Indonesia.
Keamanan kerja Sudah merasa amankah anda
bekerja di perusahaan ini jika
dibandingkan bekerja di UMKM?
Apakah anda khawatir dengan diri
anda saat bekerja di perusahaan ini
daripada bekerja di UMKM?
Tempat kerja adalah tempat
dimana karyawan melakukan
pekerjaannya yang ada di PT.
Coca Cola Amatil Indonesia.
Tempat kerja
Apakah kondisi tempat anda
sekarang sudah baik bagi anda jika
dibandingkan bekerja di UMKM?
Apakah tempat yang anda gunakan
untuk bekerja sudah bersih,
nyaman dan menyenangkan jika
dibandingkan dengan bekerja di
UMKM?
Apakah anda merasa fasilitas
bekerja yang diberikan perusahaan
lebih baik daripada bekerja di
UMKM?
Penerimaan kelompok oleh
karyawan terhadap lingkungan dan
tempat dia bekerja sama dengan
rekan kerja di PT. Coca Cola
Amatil Indonesia.
Penerimaan kelompok Apakah anda merasa cocok dengan
rekan kerja anda yang sekarang jika
dibandingkan bekerja di UMKM?
Uji Validitas
Djaali dan Pudji (2008:85) menyebutkan, bahwa validitas dibagi menjadi 3 (tiga),
yaitu:
1. Validitas isi (content validity)
Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi
yang seharusnya, berarti tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau
variabel yang hendak diukur (Sudjana, 2008:13). Menurut Budiyono (2003:58), untuk tes
hasil belajar, supaya tes mempunyai validitas isi maka harus diperhatikan hal-hal berikut:
a. Tes harus dapat mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai
ditinjau dari materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar.
b. Titik berat materi yang akan diujikan harus seimbang dengan titik berat materi yang
diajarkan
Apakah rekan kerja anda
mendukung anda untuk bekerja
dengan keras jika dibandingkan
dengan bekerja di UMKM?
Perlakuan yang wajar yang
diterima karyawan saat bekerja
maupun melakukan tugas di PT.
Coca Cola Amatil Indonesia.
Perlakuan yang wajar Apakah anda diperlakukan dengan
wajar bekerja di perusahaan ini
dibandingkan bekerja di UMKM?
Apakah anda sudah nyaman
dengan perlakuan di lingkungan
tempat bekerja anda daripada di
UMKM?
Pengakuan atas prestasi yang
dimaksud adalah diakuinya hasil
dan kerja karyawan di PT. Coca
Cola Amatil Indonesia
Pengakuan atas prestasi Apakah anda mendapat pujian jika
anda bekerja dengan baik di
perusahaan ini jika dibandingkan
bekerja di UMKM?
Apakah anda mendapatkan bonus
jika pekerjaan anda di apresiasi
baik dengan atasan jika
dibandingkan dengan bekerja di
UMKM?
c. Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk menjawab
soal-soal ujian dengan benar.
Penilaian instrumen tes mempunyai validitas isi biasanya dilakukan oleh pakar
atau validator, sehingga tes dikatakan valid jika sudah dilakukan penilaian oleh validator.
2. Validitas Konstruk (Construct validity)
Validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-
item tes mampu mengukur apa-apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan
konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan.
Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen-instrumen yang
dimaksudkan mengukur variabel-variabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal
seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri, lokus control, gaya
kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lain-lain, maupun yang sifatnya performansi
maksimum seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat), intelegensi (kecerdasan
intelekual), kecerdasan emosional dan lain-lain.
3. Validitas Empiris
Validitas empiris sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitas
ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal. Kriteria
internal adalah tes atau instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria, sedangkan kriteria
eksternal adalah hasil ukur instrumen atau tes lain diluar instrumen itu sendiri yang
menjadi kriteria. Ukuran lain yang sudah dianggap baku atau dapat dipercaya dapat pula
dijadikan sebagai kriteria eksternal.
Validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria internal disebut validitas internal,
sedangkan validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria eksternal disebut validitas
eksternal.
a. Validitas internal
Validitas internal merupakan validitas yang diukur dengan besaran yang
menggunakan instrumen sebagai suatu kesatuan (keseluruhan butir) sebagai kriteria
untuk menentukan validitas item atau butir dari instrumen itu. Dengan demikian
validitas internal mempermasalahkan validitas butir atau item suatu instrumen
dengan menggunakan hasil ukur instrumen tersebut sebagai suatu kesatuan dan
sebagai kriteria, sehingga biasa disebut juga validitas butir.
Pengujian validitas butir instrumen atau soal tes dilakukan dengan
menghitung koefisien korelasi antara skor butir instrumen atau soal tes dengan skor
total instrumen atau tes. Butir atau soal yang dianggap valid adalah butir instrumen
atau soal tes yang skornya mempunyai koefisien korelasi yang signifikan dengan
skor total instrumen atau tes.
b. Validitas eksternal
Kriteria eksternal dapat berupa hasil ukur instrumen yang sudah baku atau
instrumen yang dianggap baku dapat pula berupa hasil ukur lain yang sudah tersedia
dan dapat dipercaya sebagai ukuran dari suatu konsep atau variabel yang hendak
diukur. Validitas eksternal diperlihatkan oleh suatu besaran yang merupakan hasil
perhitungan statistika. Jika kita menggunakan hasil ukur instrumen yang sudah baku
sebagai kriteria eksternal, maka besaran validitas eksternal dari instrumen yang kita
kembangkan didapat dengan jalan mengkorelasikan skor hasil ukur instrumen yang
dikembangkan dengan skor hasil ukur instrumen baku yang dijadikan kriteria.
Makin tinggi koefesien korelasi yang didapat, maka validitas instrumen yang
dikembangkan juga makin baik. Kriteria yang digunakan untuk menguji validitas
eksternal adalah nilai table r (r-tabel).
Jika koefesien korelasi antara skor hasil ukur instrumen yang dikembangkan
dengan skor hasil ukurinstrumen baku lebih besar dari pada r-tabel, maka instrumen
yang dikembangkan dapat valid berdasarkan kriteria eksternal yang dipilih (hasil
ukur instrumen baku). Jadi keputusan uji validitas dalam hal ini adalah mengenai
valid atau tidaknya instrumen sebagai suatu kesatuan, bukan valid atau tidaknya
butir instrumen seperti pada validitas internal.
Penelitian ini menggunakan uji validitas isi (content validity), validitas isi ini
diawali dengan menyusun kisi soal, kemudian divalidasi oleh dosen diwakili oleh dosen
pembimbing.
Analisis Data
Secara umum, penelitian kualitatif dalam melakukan analisis data banyak
menggunakan model analisis yang dicetuskan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono,
2005) yang sering disebut dengan metode analisis data interaktif. Mereka
mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh
(saturasi data). Aktivitas dalam analisis data kualitatif ada tiga, yaitu tahap reduksi data,
display data, dan kesimpulan atau verifikasi.
1) Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, semakin lama
peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang diperoleh akan semakin banyak,
kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi
data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya apabila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan, seperti
komputer, notebook, dan lain sebagainya.
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan
dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu,
apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang
dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus
dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan,
keleluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru,
dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman atau orang lain
yang dipandang cukup menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui diskusi itu,
wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang
memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.
2) Display Data (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan menggunakan
tabel, grafik, pictogram, dan sebagainya. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah
dipahami.
Beda halnya dalam penelitian kualitatif, di mana penyajian data dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan sejenisnya. Menurut
Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut. Selanjutnya oleh Miles dan Huberman disarankan agar dalam
melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik,
matrik, network (jaringan kerja), dan chart.
3) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Miles
dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak
ditemukan buktibukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka bagan alur dalam penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut: (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2005)
Gambar 2. Bagan Alur Penelitian Kualitatif
Kredibilitas Data
Penelitian ini menggunakan triangulasi data untuk mengoptimalkan kredibilitas hasil
penelitian. Triangulasi Data, yaitu teknik pengecekan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut
(Moleong, 2000). Adapun yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
triangulasi sumber. Terkait dengan hal tersebut triangulasi data dilakukan dengan
mewawancarai rekan dan pimpinan UMKM tempat narasumber dahulu bekerja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil PT. Coca-Cola Amatil Indonesia, Central Java.
Coca-Cola masuk di Indonesia sejak tahun 1927 dan dibotolkan secara lokal sejak tahun 1932
di Jakarta. Produksi pertama sebanyak 10.000 pcs dengan dibantu 3 truck dan 25 orang
karyawan. Perusahaan dagang yang mengelola produk dari Coca-Cola saat itu adalah De
Netherlands Indische Mineral Water Fabric dibawah manajemen Bernie Vonings dari
Belanda. Setelah proklamasi kemerdakaan RI, perusahaan ini diambil alih dan berubah nama
menjadi Indonesia Beverages Limited (IBL). Indonesia Beverages Limited menjalin
kerjasama dengan tiga perusahaan Jepang yaitu Mitsui Toatsu Chemical Inc, Mitsui & Co.
Ltd, dan Mikuni Coca-Cola Bottling Co membentuk PT. Djaya Beverages Bottling Company
(DBBC) pada tahun 1971. Pada tanggal 12 Oktober 1993, PT. Coca-Cola Amatil Limited
(CCA) di Sydney, Australia mengambil alih kepemilikan DBBC dan 45 mengubah namanya
menjadi PT. Coca-Cola Amatil Indonesia di Jakarta. Coca-Cola sistem di Indonesia yang
terdiri dari PT. Coca-Cola Indonesia (CCI) sebagai anak perusahaan dari The Coca-Cola
Company dan seluruh pabrik pembotolannya, salah satunya adalah PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia (CCBI). CCBI memiliki 10 pabrik pembotolan di seluruh Indonesia, yaitu Medan,
Padang, Lampung, Bekasi, Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan, Makassar, dan
Denpasar. Pabrik Coca-Cola terbesar di Indonesia didirikan di daerah Cibitung pada tahun
1997 dengan nama Cibitung National Plant. Selain “Coca-Cola”, produk-produk lainnya yang
diproduksi di Indonesia adalah Coca-Cola Zero, Diet Coke, Sprite, Fanta, Frestea, Frestea
Green, Frestea Frutcy, Powerade Sports, Powerade Isotonik, Extra Joss strike, A&W, dan
Schweppes. Perusahaan Coca-Cola di Jawa Tengah dirintis oleh dua orang pengusaha, yaitu
Bapak Partogius Hutabarat dan Bapak Mugijanto. Nama yang dipilih adalah PT. Pan Java
Bottling Company, resmi didirikan pada tanggal 1 November 1974 di atas lahan seluas 8,5
ha, dan mulai beroperasi pada tanggal 5 Desember 1976. Pada bulan April 1992, PT. Pan
Java Bottling Company bergabung dengan CocaCola Amatil Limited Australia, sehingga
sejak itu berubah namanya menjadi PT. Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Central Java. 46
B.
Visi dan Misi PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Central Java Visi dari PT. CCAI Central Java
adalah menjadi perusahaan produsen minuman terbaik di Asia Tenggara. Sedangkan misi PT.
CCAI Central Java adalah memberikan yang terbaik bagi pemegang saham dengan menjadi
minuman non alkohol yang tumbuh terdepan dalam pasar minuman, menghargai karyawan
yang berdedikasi serta berdisiplin, serta mengembangkan kemitraan sejati dengan para
pelanggan untuk memuaskan lebih dari 200 juta konsumen yang dahaga dengan rasa bangga
dan semangat sepanjang hari, setiap hari.
Deskripsi Narasumber Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase
(%)
Jumlah
Narasumber
1 Umur 27
28
29
32
1
1
1
1
25%
25%
25%
25%
4
2 Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
4
0
100%
0%
4
3 Pendidikan Terakhir SMK Teknik Mesin
D3 Akuntasi
S1 Manajemen
S1 Manajemen
1
1
1
1
25%
25%
25%
25%
4
4 Status Pernikahan Menikah
Belum Menikah
4
0
100%
0%
4
5 Status Pekerjaan di PT. Coca Cola Helper Pemasangan
Pendingin
Staf Keuangan
Staf Administrasi
1
1
2
25%
25%
50%
4
4 Pengalaman Kerja di UMKM 2 tahun
4 tahun
3
1
75%
25%
4
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa narasumber penelitian memiliki umur antara 27 s/d 32
tahun, semuanya berjenis kelamin laki-laki (100%), berpendidikan SMK, D3, dan Sarjana,
serta semuanya sudah menikah (100%). Status pekerjaan narasumber di PT. Coca-Cola
Amatil Indonesia, 1 orang bekerja sebagai helper pemasangan pendingin (25%), 1 orang
bekerja sebagai staf Akuntansi (25%), dan 2 orang lainnya bekerja sebagai staf administrasi
(50%). Sementara pengalaman kerja sebagian besar narasumber di UMKM adalah 2 tahun (3
orang atau 75%), dan lainnya, yaitu 1 orang (25%) memiliki pengalaman kerja selama 4
tahun.
Analisis Kualitatif
Analisis data dilakukan secara individual pada tiap narasumber. Data kualitatif diperoleh
melalui wawancara, berikut analisis kualitatif masing-masing narasumber:
1. Narasumber S
S adalah seorang helper pemasangan pendingin di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia
yang berumur 27 tahun dengan pendidikan SMK jurusan Teknik mesin, dan sudah menikah
serta memiliki pengalaman kerja sebelumnya di UMKM (Bengkel Mobil) selama 4 tahun.
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap narasumber tentang faktor-
faktor apa saja yang memotivasi narasumber untuk lebih memilih bekerja di PT. Coca-Cola
Amatil Indonesia daripada di UMKM dapat dilihat pada rangkuman tabel di bawah ini:
Indikator
Empiris
Pertanyaan Hasil
PT. Coca Cola UMKM
Gaji Apakah gaji yang anda terima
di perusahaan ini sudah adil
untuk anda terima daripada
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa bahwa gaji
yang diterima selama bekerja di
perusahaan belum adil, karena
beban pekerjaan & resiko tidak
sepadan.
Narasumber juga merasa bahwa
gaji yang diterima selama bekerja
di UMKM juga sudah adil.
Apakah gaji yang anda terima
di perusahaan ini sudah layak
untuk anda terima daripada
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa bahwa gaji
yang diterima di perusahaan
kurang layak, selain karena
standar UMR juga tidak
sebanding dengan beban
pekerjaan yang diterimanya.
Karena bekerja sebagai helper
cukup berat sebab harus siap
bekerja sampai ke luar kota,
menaikkan dan menurunkan
mesin pendingin dari atas truk.
Sementara jika menjatuhkan
barang kena sangsi potong gaji.
Belum lagi jika barang yang
dikirim tidak berfungsi harus
siap mengirim kembali.
Narasumber merasa bahwa
selama bekerja di bengkel dia
lebih merasa enjoy karena selain
sesuai dengan latar belakang
pendidikan sehingga pekerjaan
menjadi lebih mudah, juga gaji
yang diterima layak.
Apakah gaji yang anda terima
sudah cukup untuk kebutuhan
sehari-hari bagi anda daripada
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa gaji yang
diterima di perusahaan belum
cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, apalagi
untuk kebutuhan keluarga.
Narasumber merasa gaji yang
diterima selama bekerja di
UMKM lebih mencukupi untuk
menghidupi keluarga.
Kesempatan
maju
Apakah anda nyaman dengan
posisi/jabatan kerja anda
sekarang daripada bekerja di
UMKM?
Narasumber merasa tidak
nyaman dengan posisi jabatan
saat ini yang hanya sebagai
helper. Untuk menaikkan posisi
di perusahaan agar lebih baik
perlu melanjutkan jenjang
pendidikan S1 sementara biaya
tidak ada.
Narasumber merasa lebih
nyaman bekerja di bengkel,
selain lebih santai, sesuai latar
belakang pendidikan, gajinya
juga lebih besar.
Apakah peluang untuk naik
posisi /jabatan terbuka lebar
untuk anda daripada bekerja di
UMKM?
Narasumber merasa bahwa
peluang untuk dapat naik
jabatan besar, tetapi
membutuhkan waktu yang lama
untuk pengabdian, dan itupun
harus ada sopir yang pensiun.
Sementara saat ini selain belum
ada yang pensiun juga masa
Narasumber menilai bahwa
peluang untuk menduduki posisi
yang lebih baik lebih terbuka,
karena syaratnya mampu bekerja
dengan baik, dan mendapat
kepercayaan dari pemilik.
pengabdian masih 2 tahun
padahal perlu mengabdi
minimal 4 tahun.
Kesulitan apa yang anda
dapatkan untuk naik posisi /
jabatan di perusahaan ini
daripada bekerja di UMKM?
Hambatan untuk naik posisi
menjadi sopir, yaitu masa
pengabdian yang masih 2 tahun
padahal minimal butuh waktu 4
tahun, dan sampai saat ini
belum ada sopir yang pensiun.
Tidak ada hambatan sama sekali.
Pengakuan
sbg individu
Apakah anda mudah bergaul
dengan sesama rekan kerja
selama bekerja di perusahaan
daripada di UMKM?
Narasumber merasa mudah
bergaul dengan sesama rekan
kerja.
Narasumber merasa mudah
bergaul dengan sesama rekan
kerja
Apakah anda mudah bergaul
dengan sesama rekan kerja di
lain bagian selama bekerja di
perusahaan daripada di
UMKM?
Narasumber merasa ada gap
jika bergaul dengan rekan kerja
dilain bagian.
Narasumber merasa mudah
bergaul dengan rekan kerja
lainnya.
Keamanan
kerja
Sudah merasa amankah anda
bekerja di perusahaan ini jika
dibandingkan bekerja di
UMKM?
Selama ini masih merasa anam
karena belum pernah
kehilangan barang selama
ditinggal bekerja.
Aman
Apakah anda khawatir dengan
diri anda saat bekerja di
perusahaan ini daripada
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa kurang
aman karena pekerjaannya
dijalan, sehingga resiko
kecelakaan pasti ada. Walaupun
sampai hari ini belum pernah
kejadian.
Tidak kawatir sama sekali karena
semua pekerjaan di kerjakan di
tempat, dan itupun tidak
mengandung resiko apapun.
Tempat
kerja
Apakah kondisi tempat anda
sekarang sudah baik bagi anda
jika dibandingkan bekerja di
UMKM?
Pekerjaan lebih banyak di jalan
sehingga tempat kerja hanya
untuk transit saja, sehingga
narasumber tdak dapat
memberikan penilaian tempat
kerja baik atau buruk.
Menurut narasumber, tempat
kerja di bengkel lebih baik karena
itu bengkel mobil sehingga
tempatnya luas.
Apakah tempat yang anda
gunakan untuk bekerja sudah
bersih, nyaman dan
menyenangkan jika
dibandingkan dengan bekerja
di UMKM?
Tempat kerja dalam hal ini
tempat transit terjaga
kebersihannya. Namun karena
sifatnya hanya tempat transit
narasumber tidak dapat
menilainya lebih jauh.
Namanya bengkel tidak dapat
dikatakan begttu bersih, namun
narasumber merasa nyaman dan
menyenangkan.
Apakah anda merasa fasilitas
bekerja yang diberikan
perusahaan lebih baik
daripada bekerja di UMKM?
Narasumber karena tempat
kerjanya adalah truk yang buat
ngantar pendingin, sehingga
fasilitas yang diberikan ya
hanya mobil truk, dan audio
truk, namun kondisi audio
kurang bagus (sering rusak).
Sehingga dengan kondisi
tersebut narasumber menilai
fasilitas dari perusahaan kurang
memadai.
Narasumber merasa fasilitas di
bengkel lebih komplit dan
memadai, karena selain full
music, TV, Kulkas, Kipas Angin.
Penerimaan
kelompok
Apakah anda merasa cocok
dengan rekan kerja anda yang
sekarang jika dibandingkan
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa cocok
dengan rekan kerja di
perusahaan karena mudah
untuk diajak komunikasi.
Narasumber merasa lebih cocok
dengan rekan kerja di UMKM
karena selain mudah untuk diajak
komunikasi, juga sama-sama
memiliki pendidikan yang sama.
Sehingga dapat diajak diskusi.
Apakah rekan kerja anda
mendukung anda untuk
bekerja dengan keras jika
dibandingkan dengan bekerja
di UMKM?
Namanya diperusahaan besar
persaingan kerja ketat sehingga
masing-masing karyawan lebih
mementingkan kepentingannya
masing-masing. Walaupun
sebenarnya secara pribadi baik.
Sesama rekan kerja di bengkel
malah saling memberikan
dukungan satu sama lain, dan
semua masalah pekerjaan
diselesaikan bersama-sama.
Perlakuan
yang wajar
Apakah anda diperlakukan
dengan wajar bekerja di
perusahaan ini dibandingkan
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa
diperlakukan wajar sebagai
karyawan perusahaan.
Narasumber merasa diperlakukan
wajar sebagai karyawan, bahkan
sudah dianggap sebagai keluarga
sendiri.
Apakah anda sudah nyaman
dengan perlakuan di
lingkungan tempat bekerja
anda daripada di UMKM?
Karena itu perusahaan besar
untuk menjaga harga diri
narasumber lebih bersikap
profesional dalam bekerja,
sehingga nyaman tidak nyaman
tidak pernah dimasukkan dalam
hati.
Narasumber merasa lebih
nyaman bekerja di UMKM
karena semua rekan kerja
dianggap saudara.
Pengakuan
atas prestasi
Apakah anda mendapat pujian
jika anda bekerja dengan baik
di perusahaan ini jika
dibandingkan bekerja di
UMKM?
Pimpinan kurang memberikan
apresiasi yang positif terhadap
hasil pekerjaan. Sehingga
bekerja baik maupun tidak
sama saja yang penting
pekerjaan beres.
Saat bekerja di UMKM pimpinan
(pemilik) malah sering
memberikan perhatian lebih,
bahkan sudah guru sendiri.
Apakah anda mendapatkan
bonus jika pekerjaan anda di
apresiasi baik dengan atasan
jika dibandingkan dengan
bekerja di UMKM?
Perusahaan akan memberikan
tambahan insentif jika bekerja
di luar kota dan lembur.
Besarnya insentif sebesar 200
ribu.
Keadaan di UMKM juga sama,
jika harus bekerja lembur juga
diberikan tambahan insentif,
minimal 100 ribu jika harus
bekerja sampai 4 jam, itupun
langsung di kasih saat itu juga.
Belum lagi sering pelanggan juga
memberikan tambahan bonus
berupa uang jika mobil yang
dikerjakan sesuai harapan. Jadi
apresiasi saat bekerja di bengkel
lebih baik dibanding di
perusahaan sekarang.
Catatan:
Hasil wawancara di atas sudah diverifikasi kebenarannya dengan rekan dekat narasumber di perusahaan, dan
rekan dekat narasumber di bengkel “Jaya Mobil”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber S memberikan gambaran bahwa bekerja
di UMKM lebih baik dibanding bekerja di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia.
2. Narasumber F
F adalah seorang staf akunting di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia yang berumur 29
tahun dengan pendidikan D3 Akuntansi, dan sudah menikah serta memiliki pengalaman kerja
sebelumnya di UMKM (Akunting Konveksi “Ribel”) selama 2 tahun.
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap narasumber tentang faktor-
faktor apa saja yang memotivasi narasumber untuk lebih memilih bekerja di PT. Coca-Cola
Amatil Indonesia daripada di UMKM dapat dilihat pada rangkuman tabel di bawah ini:
Indikator
Empiris
Pertanyaan Hasil
PT. Coca Cola UMKM
Gaji Apakah gaji yang anda terima
di perusahaan ini sudah adil
untuk anda terima daripada
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa bahwa gaji
yang diterima selama bekerja di
perusahaan sudah adil, karena
beban pekerjaan ringan & sesuai
latar belakang pendidikan.
Narasumber juga merasa
bahwa gaji yang diterima
selama bekerja di UMKM
belum adil jika dikaitkan
dengan waktu kerja 8 jam
sehari.
Apakah gaji yang anda terima
di perusahaan ini sudah layak
untuk anda terima daripada
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa bahwa gaji
yang diterima di perusahaan layak,
karena sesuai dengan beban kerja,
dan standar UMR sebagai staf
akunting.
Narasumber merasa bahwa gaji
yang diterima selama bekerja di
UMKM kurang layak, sebab
gaji yang diterima dibawah
UMR.
Apakah gaji yang anda terima Narasumber merasa gaji yang Narasumber merasa gaji yang
sudah cukup untuk kebutuhan
sehari-hari bagi anda daripada
bekerja di UMKM?
diterima di perusahaan cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari dengan keluarga (anak 1 &
istri juga bekerja).
diterima selama bekerja di
UMKM kurang mencukupi
untuk menghidupi keluarga.
Kesempatan
maju
Apakah anda nyaman dengan
posisi/jabatan kerja anda
sekarang daripada bekerja di
UMKM?
Narasumber merasa nyaman
dengan posisi jabatan saat ini,
karena selain pekerjaan lebih
ringan juga tidak sulit.
Narasumber kurang nyaman
saat bekerja di UMKM, karena
pekerjaannya cukup menyita
waktu karena sistem
pembukuan masih manual.
Walaupun sebenarnya juga
mudah.
Apakah peluang untuk naik
posisi /jabatan terbuka lebar
untuk anda daripada bekerja di
UMKM?
Narasumber merasa bahwa peluang
untuk menduduki jabatan yang
lebih tinggi lebih terbuka, karena
tingkat pendidikannya menunjang
untuk posisi jabatan yang lebih
tinggi.
Narasumber menilai tidak
dapat berkarir apapun sebab
semua posisi penting dipegang
keluarga.
Kesulitan apa yang anda
dapatkan untuk naik posisi /
jabatan di perusahaan ini
daripada bekerja di UMKM?
Satu-satunya hambatan untuk dapat
naik jabatan adalah masalah
senioritas, sementara masih bekerja
selama 3 tahun. Padahal senior
lainnya masih banyak yang belum
naik jabatan.
Hambatannya banyak karena
bukan keluarga. Bahkan
kemungkinan tidak dapat naik
posisi sama sekali.
Pengakuan
sbg individu
Apakah anda mudah bergaul
dengan sesama rekan kerja
selama bekerja di perusahaan
daripada di UMKM?
Narasumber merasa mudah bergaul
dengan sesama rekan kerja.
Narasumber merasa mudah
bergaul dengan sesama rekan
kerja.
Apakah anda mudah bergaul
dengan sesama rekan kerja di
lain bagian selama bekerja di
perusahaan daripada di
UMKM?
Narasumber merasa mudah bergaul
dengan rekan kerja lainnya.
Narasumber merasa mudah
bergaul dengan rekan kerja
lainnya.
Keamanan
kerja
Sudah merasa amankah anda
bekerja di perusahaan ini jika
dibandingkan bekerja di
UMKM?
Aman Aman
Apakah anda khawatir dengan
diri anda saat bekerja di
perusahaan ini daripada
bekerja di UMKM?
Selama ini merasa aman dalam
bekerja, karena pekerjaan hanya di
belakang meja.
Masalah keamanan sebenarnya
sama karena di UMKM juga
bekerja di belakang meja..
Tempat
kerja
Apakah kondisi tempat anda
sekarang sudah baik bagi anda
jika dibandingkan bekerja di
UMKM?
Tempat kerja di perusahaan
cenderung lebih baik dibanding di
UMKM.
Kondisi kerja kurang
mendukung konsentrasi kerja
karena dalam bekerja tidak
memiliki ruang khusus.
Apakah tempat yang anda
gunakan untuk bekerja sudah
bersih, nyaman dan
menyenangkan jika
dibandingkan dengan bekerja
di UMKM?
Tempat kerja di perusahaan lebih
bersih, nyaman, dan
menyenangkan. Sebab selain
terjaga kerbersihannya,
pewarnaannya juga selaras, dan ber
AC.
Sementara di UMKM kurang
bersih, dan cenderung panas
belum dipasang AC.
Apakah anda merasa fasilitas
bekerja yang diberikan
perusahaan lebih baik
daripada bekerja di UMKM?
Fasilitas di perusahaan lebih
komplit, ada computer, peralatan
tulis menulis yang memadai.
Fasilitas bekerja di UMKM
kurang komplit, selain masih
manual terkadang peralatan
tulis menulis membawa sendiri.
Penerimaan
kelompok
Apakah anda merasa cocok
dengan rekan kerja anda yang
sekarang jika dibandingkan
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa lebih cocok
dengan rekan karena tingkat
pendidikannya hampir sama,
sehingga lebih mudah diajak
komunikasi.
Narasumber merasa kurang
mampu berkomunikasi dengan
rekan kerja di UMKM karena
latar belakang pendidikan yang
terkadang jauh berbeda.
Apakah rekan kerja anda
mendukung anda untuk
bekerja dengan keras jika
dibandingkan dengan bekerja
di UMKM?
Karena persaingan ketat terkadang
sesama rekan kerja terjadi
persaingan. Bahkan terkadang
rekan senior menyuruh
menyelesaikan pekerjaannya.
Biasa-biasa saja, sebab saat itu
bagian pembukuan hanya 2 dua
orang saja, sehingga kami
memiliki pekerjaan yang
berbeda.
Perlakuan
yang wajar
Apakah anda diperlakukan
dengan wajar bekerja di
perusahaan ini dibandingkan
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa diperlakukan
wajar sebagai karyawan
perusahaan.
Narasumber merasa
diperlakukan wajar sebagai
karyawan, bahkan sudah
dianggap sebagai keluarga
sendiri.
Apakah anda sudah nyaman
dengan perlakuan di
lingkungan tempat bekerja
anda daripada di UMKM?
Sebenarnya nyaman, tapi terkadang
terdapat rekan senior yang agak
malas dalam menyelesaikan
pekerjaan, dan meminta bantuan.
Akibatnya pekerjaan menjadi
bertambah.
Karena sebagai tenaga akunting
pekerjaan di UMKM lebih
santai, sebab item yang
dibukukan tidak begitu banyak.
Pengakuan
atas prestasi
Apakah anda mendapat pujian
jika anda bekerja dengan baik
di perusahaan ini jika
dibandingkan bekerja di
UMKM?
Selama bekerja, narasumber
merasa tidak pernah mendapat
pujian, yang penting pekerjaan
dapat diselesaikan dengan benar.
Pemilik sering memberikan
pujian karena kerapian, dan
ketelitian selama melakukan
pekerjaan.
Apakah anda mendapatkan
bonus jika pekerjaan anda di
apresiasi baik dengan atasan
jika dibandingkan dengan
bekerja di UMKM?
Bonus jarang kecuali pas akhir
karena harus kerja lembur karena
ada audit dari Jakarta. Tapi
jumlahnya tidak seberapa, hanya
250 ribu. Itupun dikasih pada akhir
bulan.
Bonus dikasih setiap minggu,
besarnya tidak tentu sesuai
kebijakan pemilik, bisa 100-
150 rb bahkan terkadang hanya
diberi bingkisan berupa
pakaian atau perlengkapan.
Catatan:
Hasil wawancara di atas sudah diverifikasi kebenarannya dengan rekan dekat narasumber di perusahaan, dan
rekan dekat narasumber di konveksi “Ribel”.
Hasil wawancara dengan narasumber F menunjukkan jika bekerja di PT. Coca-Cola Amatil
Indonesia lebih baik dibanding kerja di UMKM.
3. Narasumber Se
Se adalah seorang staf administrasi di PT Coca-Cola Amatil Indonesia yang berumur
28 tahun dengan pendidikan S1 Manajemen, dan sudah menikah serta memiliki pengalaman
kerja sebelumnya di UMKM (Akunting UMKM Bintang Donat Domas) selama 2 tahun.
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap narasumber tentang faktor-
faktor apa saja yang memotivasi narasumber untuk lebih memilih bekerja di PT Coca-Cola
Amatil Indonesia daripada di UMKM dapat dilihat pada rangkuman tabel di bawah ini:
Indikator
Empiris
Pertanyaan Hasil
PT. Coca Cola UMKM
Gaji Apakah gaji yang anda terima
di perusahaan ini sudah adil
untuk anda terima daripada
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa bahwa gaji
yang diterima selama bekerja di
perusahaan sudah adil, dan sesuai
latar belakang pendidikan.
Narasumber merasa bahwa gaji
yang diterima sudah adil karena
memang kemampuan di UMKM
seperti itu.
Apakah gaji yang anda terima
di perusahaan ini sudah layak
untuk anda terima daripada
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa bahwa gaji
yang diterima di perusahaan layak,
karena sesuai dengan beban kerja,
dan standar UMR sebagai staf
administrasi.
Gaji yang diterima masih jauh
dari layak karena di bawah
standar UMR.
Apakah gaji yang anda terima
sudah cukup untuk kebutuhan
sehari-hari bagi anda daripada
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa gaji yang
diterima cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Gaji yang diterima masih jauh
dari cukup.
Kesempatan
maju
Apakah anda nyaman dengan
posisi/jabatan kerja anda
sekarang daripada bekerja di
UMKM?
Narasumber sudah merasa nyaman
dengan posisi saat ini. Karena
beban pekerjaannya ringan.
Narasumber merasa kurang
nyaman saat bekerja di UMKM,
sehingga bertekad untuk mencari
pekerjaan lainnya yang lebih
menjanjikan.
Apakah peluang untuk naik
posisi /jabatan terbuka lebar
Peluang untuk menduduki jabatan
terbuka lebar, karena pendidikan
Untuk di UMKM posisi sudah
mentok, alias tidak dapat berkarir
untuk anda daripada bekerja di
UMKM?
sudah sesuai & ada senior yang
sudah pensiun.
karena itu merupakan usaha
keluarga.
Kesulitan apa yang anda
dapatkan untuk naik posisi /
jabatan di perusahaan ini
daripada bekerja di UMKM?
Salah satu hal yang menyulitkan
adalah masalah kedekatan dengan
pimpinan, sementara selama ini
narasumber kurang dekat dengan
pimpinan.
Karena UMKM adalah
perusahaan keluarga maka karena
bukan anggota sulit untuk
menduduki posisi strategis,
seperti: pembelian bahan baku,
dan pemasaran.
Pengakuan
sbg individu
Apakah anda mudah bergaul
dengan sesama rekan kerja
selama bekerja di perusahaan
daripada di UMKM?
Narasumber merasa mudah bergaul
dengan sesama rekan kerja.
Narasumber merasa orang yang
supel sehingga dapat bergaul
dengan siapa saja, dan latar
belakang apa saja.
Apakah anda mudah bergaul
dengan sesama rekan kerja di
lain bagian selama bekerja di
perusahaan daripada di
UMKM?
Narasumber merasa mudah bergaul
dengan rekan kerja lainnya, karena
saat istrirahat selalu bertemu di
kantin akhirnya kenal dengan baik.
Narasumber merasa mudah
bergaul dengan rekan kerja
lainnya, karena merasa sama-
sama karyawan, dan memang
narasumber merasa dapat bergaul
dengan siapa saja.
Keamanan
kerja
Sudah merasa amankah anda
bekerja di perusahaan ini jika
dibandingkan bekerja di
UMKM?
Aman Aman
Apakah anda khawatir dengan
diri anda saat bekerja di
perusahaan ini daripada
bekerja di UMKM?
Narasumber tidak pernah merasa
kawatir dengan keselamatannya
saat bekerja, karena pekerjaannya
hanya duduk di belakang meja.
Aman juga karena pekerjaan
yang dikerjakan sama.
Tempat
kerja
Apakah kondisi tempat anda
sekarang sudah baik bagi anda
jika dibandingkan bekerja di
UMKM?
Kondisi tempat kerja tentu lebih
baik di perusahaan, sebab
mendapatkan privasi ruangan kerja
sendiri.
Kondisi kerja terkadang ramai
dan kurang nyaman untuk
bekerja.
Apakah tempat yang anda
gunakan untuk bekerja sudah
bersih, nyaman dan
menyenangkan jika
dibandingkan dengan bekerja
di UMKM?
Tempat kerja di perusahaan lebih
bersih, nyaman, tapi kurang begitu
menyenangkan. Sebab semua
karyawan saat kerja bersikap
serius, dan jarang yang bercanda.
Masalah kesebersihan di tempat
kerja di UMKM kurang bersih,
dan kurang nyaman, tetapi lebih
menyenangkan karena merasa
lebih bebas dalam bekerja.
Apakah anda merasa fasilitas
bekerja yang diberikan
perusahaan lebih baik
daripada bekerja di UMKM?
Fasilitas di perusahaan tentu lebih
baik, sebab semua peralatan untuk
kegiatan administrasi tersedia.
Fasilitas di UMKM tidak
komplit, walaupun sebenarnya
sudah ada fasilitas computer
untuk input data tetapi belum
diprogram untuk kegiatan
pembukuan, jadi harus
mengandalkan penggunaan
program exel.
Penerimaan
kelompok
Apakah anda merasa cocok
dengan rekan kerja anda yang
sekarang jika dibandingkan
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa cocok dengan
rekan kerja, menurut narasumber
rekan kerjanya baik-baik.
Narasumber juga merasa rekan
kerja di UMKM semua baik-
baik.
Apakah rekan kerja anda
mendukung anda untuk
bekerja dengan keras jika
dibandingkan dengan bekerja
di UMKM?
Narasumber merasa rekan kerja
mampu diajak kerjasama, sehingga
narasumber tidak kawatir jika
banyak pekerjaan yang perlu
diselesaikan.
Karena bagian pembukuan saat
itu hanya 1 orang saja, maka
kondisi tersebut tidak dapat
dinilai.
Perlakuan
yang wajar
Apakah anda diperlakukan
dengan wajar bekerja di
perusahaan ini dibandingkan
bekerja di UMKM?
Rekan-rekan kerja yang baik dan
saling mendukung selama ini,
maka narasumber merasa
diperlakukan wajar, bahkan lebih
sekedar dari rekan kerja (saudara).
Narasumber di UMKM juga
sudah dianggap bagian dari
keluarga sendiri. Jadi selama ini
narasumber merasa bekerja
dimanapun merasa diperlakukan
baik.
Apakah anda sudah nyaman
dengan perlakuan di
lingkungan tempat bekerja
anda daripada di UMKM?
Nyaman sekali karena rekan-rekan
baik, dan saling memberikan
dukungan.
Nyaman sekali karena dianggap
keluarga sendiri.
Pengakuan
atas prestasi
Apakah anda mendapat pujian
jika anda bekerja dengan baik
di perusahaan ini jika
dibandingkan bekerja di
UMKM?
Kalo dari perusahaan jarang, tapi
rekan-rekan mengakui hasil
pekerjaan selama ini rapi & dapat
dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
Pemilik merasa senang dengan
hasil kerja, karena selain catatan
rapi, mudah dipahami juga selalu
benar.
Apakah anda mendapatkan
bonus jika pekerjaan anda di
apresiasi baik dengan atasan
jika dibandingkan dengan
bekerja di UMKM?
Bonus hanya dapat setahun sekali
saat kerja karena adanya kunjungan
auditor dari pusat.
Bonus sering dikasih, bahkah
saat harus lembur, tapi besarnya
nominal tidak tentu tergantung
kebijakan pemilik.
Catatan:
Hasil wawancara di atas sudah diverifikasi kebenarannya dengan rekan dekat narasumber di perusahaan, dan
rekan dekat narasumber di UMKM Bintang Donat Domas.
Hasil wawancara dengan Narasumber Se menunjukkan bahwa narasumber lebih tertarik
untuk bekerja di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia dibanding di UMKM.
4. Narasumber I
I adalah seorang staf administrasi di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia yang berumur
32 tahun dengan pendidikan S1 Manajemen, dan sudah menikah serta memiliki pengalaman
kerja sebelumnya di UMKM (Pengawas Logistik Pabrik Tahu “Bapak Beno” Kalisombo)
selama 2 tahun.
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap narasumber tentang faktor-
faktor apa saja yang memotivasi narasumber untuk lebih memilih bekerja di PT. Coca-Cola
Amatil Indonesia daripada di UMKM dapat dilihat pada rangkuman tabel di bawah ini:
Indikator
Empiris
Pertanyaan Hasil
PT. Coca Cola UMKM
Gaji Apakah gaji yang anda terima
di perusahaan ini sudah adil
untuk anda terima daripada
bekerja di UMKM?
Gaji yang diterima sudah adil. Gaji yang diterima sudah adil
karena sudah adil karena bekerja
di UMKM memang seperti itu.
Apakah gaji yang anda terima
di perusahaan ini sudah layak
untuk anda terima daripada
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa bahwa gaji
yang diterima sudah layak.
Gaji yang diterima narasumber
jauh dari layak, sebab gaji
terkadang habis untuk memenuhi
kebutuhan keluarga hanya dalam
waktu 2 minggu.
Apakah gaji yang anda terima
sudah cukup untuk kebutuhan
sehari-hari bagi anda daripada
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa bahwa gaji
yang diteriima dapat memenuhi
kebutuhan keluarga, baik sandang
maupun pangan.
Gaji yang diterima jauh dari
cukup, sehingga pada saat
bekerja di UMKM hidup terasa
berat.
Kesempatan
maju
Apakah anda nyaman dengan
posisi/jabatan kerja anda
sekarang daripada bekerja di
UMKM?
Narasumber merasa lebih nyaman
dengan posisi pekerjaan saat ini.
Narasumber sering merasa
kawatir saat bekerja di UMKM
mengingat sudah berkeluarga.
Apakah peluang untuk naik
posisi /jabatan terbuka lebar
untuk anda daripada bekerja di
UMKM?
Narasumber merasa peluang
menduduki posisi/jabatan tertentu
sangat terbuka, selain masa
kerjanya cukup, masalah
pendidikan juga memenuhi syarat.
Sulit untuk berkarir di UMKM
karena tidak ada posisi yang
harus diduduki, kalo mau ya buka
usaha sendiri, tapi gak punya
modal.
Kesulitan apa yang anda
dapatkan untuk naik posisi /
jabatan di perusahaan ini
daripada bekerja di UMKM?
Hambatan untuk naik jabatan,
satu-satunya masalah
subyektifitas dari pimpinan.
Karena narasumber merasa
kurang begitu dekat dengan
Gak ada hambatan karena gak
ada peluang naik jabatan.
pimpinan, dan hubungannya saat
ini hanya sebatas atasasan &
bawahan.
Pengakuan
sbg individu
Apakah anda mudah bergaul
dengan sesama rekan kerja
selama bekerja di perusahaan
daripada di UMKM?
Masalah bergaul dengan rekan
kerja selama ini baik-baik saja &
tidak pernah ada masalah.
Pergaulan di UMKM ya baik-
baik saja & tidak ada masalah
dengan rekan kerja.
Apakah anda mudah bergaul
dengan sesama rekan kerja di
lain bagian selama bekerja di
perusahaan daripada di
UMKM?
Pergaulan dengan rekan kerja
bagian lain tetap baik saja, karena
sering bertemu saat istirahat di
kantin, maupun dalam urusan-
urusan pekerjaan.
Bergaul dengan siapapun gak
masalah yang penting orangnya
mudah diajak komunikasi apapun
latar belakangnya.
Keamanan
kerja
Sudah merasa amankah anda
bekerja di perusahaan ini jika
dibandingkan bekerja di
UMKM?
Aman-aman saja selama ini tidak
pernah terjadi apa-apa.
Aman, sama saja.
Apakah anda khawatir dengan
diri anda saat bekerja di
perusahaan ini daripada
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa gak pernah
kawatir sama sekali karena bidang
pekerjaannya masalah
administrasi, jadi hanya duduk
dibelakang meja saha.
Sama saja, gak pernah kawatir.
Tempat
kerja
Apakah kondisi tempat anda
sekarang sudah baik bagi anda
jika dibandingkan bekerja di
UMKM?
Narasumber merasa bahwa
kondisi tempat kerja lebih baik.
Kondisi kerja di Pabrik Tahu
yang seperti itu, berisik, dan
baunya kurang sedap.
Apakah tempat yang anda
gunakan untuk bekerja sudah
bersih, nyaman dan
menyenangkan jika
dibandingkan dengan bekerja
di UMKM?
Narasumber merasa tempat kerja
bersih, nyaman dan
menyenangkan.
Kondisi tempat kerja kurang
bersih, dan jauh dari nyaman,
tetapi tetap menyenangkan
karena orang-orangnya
menyenangkan.
Apakah anda merasa fasilitas
bekerja yang diberikan
perusahaan lebih baik
daripada bekerja di UMKM?
Narasumber merasa fasilitas
untuk bekerja di perusahaan lebih
komplit, baik computer, maupun
alat tuls menulis yang digunakan.
Fasilitas kerja kurang memadai,
gak ada komputrer semua masih
manual, tapi ada TV untuk
hiburan.
Penerimaan
kelompok
Apakah anda merasa cocok
dengan rekan kerja anda yang
sekarang jika dibandingkan
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa mudah
bergaul dengan siapa saja, tapi ya
namanya di perusahaan gak bias
seakrab di UMKM.
Cocok, bahkan lebih enak
bergaul dengan orang-orang di
UMKM, lebih lugas.
Apakah rekan kerja anda
mendukung anda untuk
bekerja dengan keras jika
dibandingkan dengan bekerja
di UMKM?
Bagi kami, rekan sekantor adalah
team, jadi untuk masalah
pekerjaan kami saling
memberikan dukungan.
Saya saat itu hanya sendirian gak
ada rekan, jadi gak bisa komen
apa-apa. Paling komunikasi
pekerjaan langsung dengan
pemilik itu aja.
Perlakuan
yang wajar
Apakah anda diperlakukan
dengan wajar bekerja di
perusahaan ini dibandingkan
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa wajar-wajar
aja, gak ada apa-apa.
Narasumber merasa wajar-wajar
juga, bahkan karena posisinya
sebagai tenaga admin narasumber
dihormati karyawan-karyawan
operator lainnya.
Apakah anda sudah nyaman
dengan perlakuan di
lingkungan tempat bekerja
anda daripada di UMKM?
Narasumber merasa nyaman-
nyaman saja, karena memang
seperti itulah kenyataannya
Narasumber merasa nyaman saja,
bahkan merasa diperlakukan
lebih oleh karyawan lainnya.
Pengakuan
atas prestasi
Apakah anda mendapat pujian
jika anda bekerja dengan baik
di perusahaan ini jika
dibandingkan bekerja di
UMKM?
Narasumber merasa pimpinan
biasa-biasa saja, jarang
memberikan apresiasi bagi dia
yang penting pekerjaan selesai
tepat waktu & betul.
Narasumber merasa sama saja.
Apakah anda mendapatkan
bonus jika pekerjaan anda di
apresiasi baik dengan atasan
jika dibandingkan dengan
bekerja di UMKM?
Narasumber merasa bonus yang
diberikan saat hanya kerja lembur,
paling besarnya kisaran 200
ribuan. Itupun kalo masa tutup
buku akhir tahun.
Narasumber merasa masalah
bonus malah sering diberi saat
bekerja di UMKM, biasanya
seminggu di kasih uang rokok
sama pemilik 50 ribu, tapi kalo
hari-hari biasa paling disuruh
bawa tahu & tempe untuk oleh-
oleh orang rumah.
Catatan:
Hasil wawancara di atas sudah diverifikasi kebenarannya dengan rekan dekat narasumber di perusahaan, dan
pemilik pabrik Tahu “Bapak Beno” Kalisombo.
Hasil wawancara dengan narasumber I menunjukkan, bahwa narasumber lebih senang
dengan pekerjaannya saat ini, yaitu di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia dibanding bekerja di
UMKM.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan Narasumber S lebih memilih bekerja di UMKM dari
pada di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia. Narasumber merasa selain gajinya lebih tinggi,
perhatian dari pemilik dan rekan lebih baik, bonus lebih tinggi, pimpinan lebih memberikan
perhatian, fasilitas lebih komplit dan lain sebagainya. Sementara saat bekerja di perusahaan
gaji yang diterimanya cuma UMR bagian helper (Rp. 1.250.000,-), bonus hanya sesekali
diterima jika ada tugas kiriman ke luar kota, pekerjaan lebih beresiko karena bekerja di
jalanan. Adapun hal yang menyebabkan narasumber meninggalkan pekerjaan di UMKM,
karena UMKM tempatnya bekerja dulu mengalami kebangkrutan yang disebabkan pihak
pemilik kurang pandai dalam memanage keuangan usaha.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Narasumber F lebih memilih bekerja di PT.
Coca-Cola Amatil Indonesia dibanding di UMKM. Walaupun demikian, dari hasil
wawancara juga diperoleh penjelasan, bahwa menurut narasumber terdapat kekurangan dan
kelebihan bekerja di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia dengan bekerja di UMKM. Adapun
beberapa kelebihan bekerja di UMKM menurut narasumber, yaitu: narasumber diperlakukan
sangat baik bahkan diperlakukan sebagai keluarga sendiri, pekerjaan tidak terlalu berat
karena sederhana item yang dibukukan, pemilik bahkan sering memberikan pujian, bonus
diberikan setiap minggu, namun tidak selalu berwujud finansial terkadang juga dalam bentuk
barang. Adapun hal yang memberikan dorongan narasumber untuk meninggal pekerjaannya
di UMKM terutama lebih disebabkan oleh faktor gaji, dan karir. Narasumber menjelaskan
bahwa bekerja di UMKM masa depannya kurang baik, jadi hanya sebagai batu loncatan saja
untuk mencari pengalaman kerja.
Hasil wawancara dengan Narasumber Se menunjukkan bahwa narasumber lebih
tertarik untuk bekerja di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia dibanding di UMKM, walaupun
demikian narasumber juga mengakui terdapat pula hal positif yang dapat menjadi
pengalaman menyenangkan bekerja di UMKM, yaitu narasumber sering mendapat pujian
dari pemilik karena pekerjaan bagus. Hal lainnya yang dirasakan lebih baik, yaitu masalah
pemberian bonus, narasumber menyebutkan bahwa pihak pemilik setiap minggu memberikan
bonus, bahkan habis kerja lemburpun dikasih bonus. Alasan narasumber untuk meninggalkan
pekerjaan di UMKM lebih pada masalah finansial (gaji) dan jenjang karir yang tidak jelas
karena UMKM modalnya tidak terlalu besar sehingga kemampuan UMKM untuk
memberikan gaji lebih juga tidak bisa, lain dengan perusahaan besar yang memiliki modal
besar, seperti halnya PT. Coca-Cola Amatil Indonesia.
Hasil wawancara dengan narasumber I menunjukkan, bahwa narasumber lebih senang
dengan pekerjaannya saat ini, yaitu di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia dibanding bekerja di
UMKM. Adapun alasannya, yaitu gaji lebih tinggi, dan karir lebih menjanjikan masa depan
yang lebih baik. Tapi walaupun demikian narasumber juga mengungkapkan bahwa terdapat
beberapa hal yang menonjol bekerja di UMKM daripada di perusahaan, yaitu: pergaulan
dengan rekan kerja lebih nyaman dan lugas, merasa lebih dihormati rekan-rekan kerja
lainnya, dan mendapatkan perhatian dari pemilik lebih dari karyawan-karyawan bagian
lainnya. Selain itu masalah bonus, pemilik UMKM memberikan bonus setiap minggunya
walaupun nilai kecil, tapi itu wajud penghargaan yang positif dari pihak pemilik, selain itu
setiap hari masih disuruh membawa tahu untuk di bawa pulang. Sementara masalah bonus di
perusahaan setahun hanya 1 kali saat kerja lembur tutup buku akhir tahun. Itupun jumlahnya
tidak seberapa.
Berdasarkan uraian penjelasan tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa hanya 1 orang
narasumber saja, yaitu narasumber S yang mengatakan lebih memilih bekerja di UMKM dari
pada di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia, sementara 3 orang narasumber lainnya, yaitu F, Se,
I lebih memilih bekerja di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia. Berdasarkan temuan tersebut
maka dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya mayoritas narasumber lebih memilih bekerja di
PT. Coca-Cola Amatil Indonesia. Adapun menurut hasil wawancara peneliti dengan
narasumber, masalah utama yang mendasari adalah gaji yang lebih tinggi, dan kesempatan
yang luas untuk maju. Sementara untuk masalah lainnya, seperti: pengakuan individu,
keamanan kerja, tempat kerja, penerimaan kelompok, perlakukan wajar, pengakuan atas
prestasi, hampir semua jawaban sama. Bahkan dari hasil wawancara Narasumber F, Se, dan I
yang lebih memilih bekerja di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia dibanding dengan di UMKM
terdapat pengakuan bahwa terdapat beberapa hal yang lebih baik dibanding di PT. Coca-Cola
Amatil Indonesia, seperti: pengakuan sebagai individu, penerimaan kelompok, dan
pengakuan atas prestasi.
Temuan hasil penelitian ini secara teori memberikan dukungan pada pendapat George
dalam Hasibuan (2006) yang menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang
berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, diantaranya gaji yang adil,
dan layak dan kesempatan untuk maju. Gaji dalam hal ini merupakan jumlah balas jasa
finansial yang diterima karyawan dan tingkat dimana hal ini dipandang sebagai suatu hal
yang adil dalam organisasi. Sementara yang dimaksud dengan kesempatan untuk maju, yaitu
kesempatan promosi untuk jabatan lebih tinggi. Selain itu temuan hasil penelitian ini juga
sejalan dengan beberapa hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Bayangkoro
(2012), yang membuktikan bahwa gaji berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja,
hasil penelitian Winarni (2012) juga membuktikan, bahwa gaji berpengaruh terhadap
motivasi kerja, gaji berpengaruh terhadap kinerja pegawai, dan gaji juga berpengaruh
terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja sebagai variable intervening. Penelitian
Sunita (2013) juga memberikan bukti bahwa ada pengaruh signifikan kompensasi terhadap
produktivitas kerja karyawan, ada pengaruh signifikan kompensasi terhadap motivasi kerja
karyawan, ada pengaruh signifikan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.
Penelitian Haryani (2012) juga demikian bahwa kompensasi yang terdiri dari gaji, insentif,
bonus, fasilitas mempengaruhi kinerja pegawai.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Mayoritas narasumber, yaitu Narasumber F, Se, I menyatakan bahwa lebih memilih
bekerja di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia dari pada di UMKM, sementara hanya 1
orang narasumber saja, yaitu Narasumber S yang lebih memilih bekerja di UMKM
daripada di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia.
2. Alasan utama mayoritas narasumber (Narasumber F, Se, I) untuk memilih bekerja di PT.
Coca-Cola Amatil Indonesia adalah karena gaji lebih tinggi, dan karir lebih menjanjikan.
Begitu juga alasan minoritas narasumber, yaitu Narasumber S untuk lebih memilih
bekerja di UMKM karena gajinya lebih tinggi.
Implikasi
Implikasi Teoritis
Hasil penelitian setidaknya memberikan bukti bahwa motivasi bekerja seseorang
dipengaruhi adanya motivasi (gaji, dan karir).
George dalam Hasibuan (2006) juga menyatakan, bahwa seseorang mempunyai
kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja,
diantaranya gaji yang adil dan layak dan kesempatan untuk maju.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Bayangkoro (2012), Winarni, Sunita
(2013), dan Haryani (2012) membuktikan bahwa gaji berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas kerja, gaji berpengaruh terhadap motivasi kerja, gaji berpengaruh terhadap
kinerja pegawai, gaji juga berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja
sebagai variable intervening, kompensasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja,
kompensasi berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan, motivasi kerja berpengaruh
terhadap produktivitas kerja, dan kompensasi yang terdiri dari gaji, insentif, bonus, fasilitas
mempengaruhi kinerja pegawai.
Implikasi Terapan
1. Temuan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa masalah gaji, dan kesempatan maju
adalah hal utama yang mempengaruhi motivasi narasumber dalam bekerja, maka hal
yang perlu dilakukan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia adalah agar lebih memperhatikan
masalah gaji yang diberikan kepada karyawannya. Sebab bagaimanapun juga gaji adalah
sesuatu hal yang dinantikan oleh karyawan sebagai sarana untuk mencukupi kebutuhan
dirinya dan keluarganya. Begitu juga masalah kesempatan untuk maju, kesempatan
untuk maju dalam hal ini kesempatan untuk memperoleh promosi jabatan yang lebih
tinggi juga hal yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan. Begitu pentingnya
faktor tersebut tentu perusahaan perlu memperhatikan masalah keadilan dalam
pemberian promosi jabatan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka ada baiknya jika
dalam mempertimbangkan seseorang untuk menduduki jabatan tertentu, selain masalah
senioritas yang dipertimbangkan, juga penting diperhatikan juga masalah prestasi kerja
seseorang, selain masalah lainnya yaitu pendidikan.
2. Temuan hasil penelitian yang menunjukkan terdapat beberapa faktor dalam motivasi,
seperti: pengakuan sebagai individu, penerimaan kelompok, dan pengakuan atas prestasi
lebih baik di UMKM daripada di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia, maka ada baiknya
jika pihak manajemen PT. Coca-Cola Amatil Indonesia menciptakan suasana kerja
seperti yang dilakukan di UMKM. Hal ini penting sekali mengingat terciptanya kondisi
tersebut selain memberikan dorongan tumbuhnya motivasi kerja yang kuat dalam diri
karyawan, juga akan berpengaruh terhadap kesetiaan karyawan terhadap perusahaan.
Terciptanya kondisi tersebut tentu akan lebih mendorong kemajuan perusahaan menjadi
lebih baik.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian tentang faktor-faktor yang memotivasi tenaga kerja untuk lebih memilih bekerja di
perusahaan besar daripada di UMKM ini hanya terbatas di Perusahaan PT. Coca-Cola Amatil
Indonesia, sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasi untuk perusahaan lainnya selain di
perusahaan tersebut.
Penelitian Mendatang
Bagi penelitian mendatang yang memiliki ketertarikan terhadap penelitian yang sama, maka
ada baiknya jika penelitian yang akan datang melakukan penelitian dengan model kolaboratif,
sehingga selain menggunakan analisis kualitatif juga didukung oleh hasil analisis secara
statistik sehingga hasilnya lebih sempurna dari penelitian yang dilakukan saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Berelson, Berndard. 1964. Human Behaviour. United States:Harcourt, Brace and World.
Budiawan, Amin. 2013. “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN
TENAGA KERJA TERHADAP INDUSTRI KECIL PENGOLAHAN IKAN DI
KABUPATEN DEMAK”. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang. 23 Januari 2016
Djaali dan Pudji M. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.
Fauzi, Ahmad. 2012. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Motivasi Kerja dan
Kinerja Karyawan (Studi pada UD. Merpati Mas Kediri). Fakultas Ekonomika dan
Bisnis, Universitas Brawijaya. 23 Januari 2016.
Hasibuhan, M. S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Bumi Aksara,
Jakarta.
http://economy.okezone.com/read/2011/07/27/320/484884/ukm-jangan-ditarik pajakunit,
5 Juli 2013.
http://ittelkomtoday.blogspot.com/2011/03/saat-perusahaan-besar-banjir-pelamar.html,
5 Juli 2013.
http://setkab.go.id/berita-8542-bps-jumlah-penduduk-bekerja-114-juta-orang-pengangguran-
592-persen.html, 5 Juli 2013.
http://portalukm.com/tentang-portal-ukm/industri-di-indonesia/, 2 Oktober 2014.
Indiarti, Nurul, dan Langenburg, Maria. 2004. Factors Affecting Business Success among
SMEs: Empirical Evidence from Indonesia.
Larso, Dwi dan Alfin Samir. 2010. Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
UKM Catering di Kota Bandung. Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi
Bandung.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2003. Analisis Laporan Keuangan, AMP-YKPN,
Yogyakarta.
Marihot. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Grasindo
Meliana, Dewi. 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan
Operasional PT. Kebun Ciputri Molek. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1998/A08iss.pdf, 5 Juli 2013
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Poon, Swatman & Vitale, 1996. Effects of Self-concept Traits and Entrepreneurial
Orientation on Firm Performance, International Small Business Journal, Vol. 24, No.
1, 61-82.
Reynolds, Savage &William, 1994. The Fifth Generation Management: Co-Creating
Throught Virtual Enterprising, Dynamic Teaming, and Knowledge Networking.
Revised Edition. Newton: Butter-Worth Heinemann.
Reza, Regina Aditya. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Motivasi dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan. http://eprint.undip.ac.id/24466/1/skripsi-
REGINA_ADITYA_REZA.pdf, 7 Juli 2013.
Richardson, P., R. Howarth and G. Finnegan, (2004) The challenges of growing small
businesses: Insights from women entrepreneurs in Africa. Geneva: International
Labour Organization (ILO).
Robbins, S.P. 2001. Organization Behavior. Jilid I dan II. Terjemahan : Hadyana
Pujaatmaka dan Drs. Benyamin Molan. Prenhallindo, Jakarta.
Robbins, Stephen P. 1999. Comportamiento Organizacional. Mexico: Pearson Educacion.
Robert Vandenberg J, Chates E. Lance, 1992, “Examining the Causal Order of Job
Satisfaction and Organizational”, Journal of Management, Vol.18, No.1, p.153-167.
Sastrohadiwiryo, S. 2001. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Bumi Aksara, Bandung
Sofyan Syafri Harahap. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada. P303.
Standing, Guy. 2011. The Precariat: The New Dangerous Class. London:Bloomsbury
Academic.
Sudjana. N. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, 2001. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ketiga. Bandung:Alfabeta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.
Tambunan, T. H. Tulus, 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, Beberapa Isu
Penting, Pnerbit salemba Empat, Jakarta