elektronika digital untuk pemula
-
Upload
universitasjember -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of elektronika digital untuk pemula
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
1. Mempelajari fungsi dan cara kerja dari gerbang dasar
logika
2. Mengetahui karakteristik gerbang dasar logika
1.2. Latar belakang
Pada zaman modern saat ini elektronika telah sampai pada
saat yang memungkinkan seseorang dapat membangun suatu
peralatan hanya dengan menghubungkan blok–blok IC. Demikian
juga pada peralatan modern yang berupa digital. Bentuk dasar
blok dari setiap rangkaian digital adalah suatu gerbang
logika. Gerbang logika atau gerbang logik adalah suatu entitas
dalam elektronika dan matematika Boolean yang mengubah satu
atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal keluaran
logik. Gerbang logika akan kita gunakan untuk operasi bilangan
biner.
Setiap orang yang bekerja dibidang elektronika digital
memahami dan menggunkan gerbang logika biner setiap hari.
Gerbang logika dapat tersusun dari saklar sederhana, relay,
transistor, diode atau IC.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
Dalam suatu sistem digital seperti pada komputer, atau
sistem pengolahan data, pengendalian, atau sistem komunikasi
digital hanya memiliki beberapa operasi dasar saja. Tentunya
operasi tersebut diulang-ulang dalam jumlah yang besar.
Operasi dasar yang dimaksud adalah rangkaian AND, OR , NOT,
NOR, XOR, XNOR, NAND, dan NOR. Operasi dasar tersebut disebut
gerbang (gate) atau rangkaian logika, karena rangkaian-
rangkaian ini digunakan untuk memenuhi hubungan-hubungan
logika. Pada bagian ini akan dipraktikumkan macam-macam
hubungan logika dengan menggunakan IC (Integrating Circuit)
yang sudah tersedia dipasaran.
Setiap rangkaian logika memiliki satu atau lebih jalan masuk
(input circuit) dan hanya satu jalan keluar (output circuit).
Kemudian ada dua taraf tegangan, yaitu taraf rendah (low
level) yang biasa dinamai L dan taraf tinggi (high level) yang
biasa dinamai H. Taraf rendah dinyatakan dengan 0; sedangkan
taraf tinggi dinyatakan dengan 1. Tabel kebenaran gerbang
logika:
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Gambar Rangkaian
Gerbang AND Gerbang OR
Gerbang NOT
Gerbang NAND Gerbang NOR
Gerbang X OR
Gerban
g X NOR
3.2 Alat dan Bahan
1. Trainer Kit (Gerbang logika, LED, togel switch).
2. HD74LS32P, HD74LS02P, HD74LS08P, HD74LS00P, 52A6K1N dan
P0248SB
3. Power Supply
3.3 Prosedur Praktikum
1. Memberi masukan nilai biner pada tiap gerbang AND, OR,
NAND, NOR, NOT, XNOR, dan XOR.
2. Mencatat output led hidup sebagai logika 1 dan mati
logika 0.
3. Membahas dan membuat kesimpulan.
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Data Percobaan
4.1.1 Tabel Kebenaran Gerbang AND
A B Y (LED)0 0 00 1 01 0 01 1 1
4.1.2 Tabel Kebenaran Gerbang OR
A B Y (LED)0 0 00 1 11 0 11 1 1
4.1.3 Tabel Kebenaran Gerbang NAND
A B X (LED)0 0 10 1 11 0 11 1 0
4.1.4 Tabel Kebenaran Gerbang NOR
A B X (LED)0 0 10 1 01 0 01 1 0
4.1.5 Tabel Kebenaran Gerbang X-OR
A B X (LED)0 0 00 1 11 0 11 1 0
4.1.6 Tabel Kebenaran Gerbang X NOR
A B X (LED)0 0 10 1 01 0 01 1 1
Keterangan :
4.2 Analisis Pembahasan
Praktikum pertama teknik digital ini yaitu membahas
tentang gerbang logika yang terdiri dari 7 gerbang logika
dasar meliputi AND, OR, NOT, NAND, NOR, XOR, dan XNOR dengan
menggunakan trainer. Dari ketujuh gerbang tersebut memiliki
karakteristik tersendiri.
Pada gerbang AND jika semua input berlogika 1 maka output
berlogika 1 tapi jika salah satu atau semua input berlogika 0
maka nilai output akan berlogika 0.
A A . B
B
Gerbang AND
Pada gerbang OR jika salah satu input atau semua input
berlogika 1 maka output akan berlogika 1 tapi jika semua input
berlogika 0 maka output akan berlogika 0.
A A + B
B
Gerbang OR
Gerbang NAND, gerbang NAND ini dapat diartikan gabungan dua
gerbang logika yaitu gerbang AND dan gerbang NOT. Nilai output
gerbang NAND adalah kebalikan dari gerbang AND. Jika semua
input atau semua input berlogika 0 maka output akan berlogika
1. Tapi jika semua input berlogika 1 maka output akan
berlogika 0.
A A . B
B
Gerbang NAND
Gerbang NOR, gerbang NOR ini dapat diartikan sebagai
gabungan dari gerbang OR dan gerbang NOT. Nilai utput pada
gerbang NOR adalah kebalikan dari gerbang OR. Jika salah satu
atau semua input berlogika 1 maka output berlogika 0. Tapi
jika semua input berlogika 0 maka output akan berlogika 1.
A A + B
B
Gerbang NOR
Selanjutnya pada gerbang XOR, gerbang XOR adalah
kepanjangan dari gerbang Exclusive OR. Gerbang ini memiliki
output berlogika 1 jika di beri input berbeda dan akan output
berlogika 0 jika di beri input sama.
A A B
B
Gerbang XOR
Dan selanjutnya pada gerbang XNOR, gerbang XNOR ini
kebalikan dari gerbang XOR. Output gerbang XNOR akan berlogika
1 jika beri input sama dan output akan berlogika 0 jika di
beri input berbeda.
A A B
B
Gerbang XNOR
Dan yang terakhir adalah gerbang NOT. Fungsi dari gerbang
NOT adalah sebagai pembalik. Jika di beri input berlogika 1
maka nilai output berlogika 0 dan begitupun sebaliknya jika
input berlogika 0 maka nilai output akan berlogika 1.
Gerbang NOT
Setelah mengetahui karakteristik setiap gerbang logika, kami
melakukan pembuktian pada trainer yang telah disediakan. Dan
setelah semua gerbang kami buktikan dapat di katakan bahwa
hasil praktikum sama dengan tabel kebenaran pada teori.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Gerbang AND memiliki nilai output berlogika 0 jika salah
satu atau semua input berlogika 0 dan output akan
berlogika 1 jika semua input berlogika 1
2. Gerbang OR memiliki nilai output berlogika 1 jika salah
satu atau semua input berlogika 1 dan output akan
berlogika 0 jika semua input berlogika 0
3. Gerbang NAND memiliki nilai output yang berlawanan dengan
gerbang AND
4. Gerbang NOR memiliki nilai output yang berlawanan dengan
gerbang OR
5. Gerbang XOR memiliki output berlogika 1 jika diberi input
yang berbeda dan output berlogika 0 jika di beri input
yang sama
6. Gerbang XNOR memiliki output berlogika 1 jika di beri
input yang sama dan output akan berlogika 0 jika di beri
input berbeda
7. Gerbang NOT adalah gerbang yang berfungsi sebagai
pembalik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Seven Segment.
2. Mahasiswa mampu menganalisis komponen Seven Segment.
1.2 Latar Belakang
Seven segment display adalah sebuah rangkaian yang dapat
menampilkan angka-angka desimal maupun heksadesimal. Seven
segment display biasa tersusun atas 7 bagian yang setiap
bagiannya merupakan LED (Light Emitting Diode) yang dapat
menyala. Jika 7 bagian diode ini dinyalakan dengan aturan yang
sedemikian rupa, maka ketujuh bagian tersebut dapat
menampilkan sebuah angka heksadesimal.
Fungsi seven segment pada suatu sistem digital biasanya
digunakan untuk keperluan menampilkan bilangan, pada display
seven segment misalnya pada output mikrokontroler ingin
ditampilkan pada seven segment maka output pada port
mikrokontoler yang berupa bilangan biner dihubungkan dengan
dekoder kemudian outputnya dihubungkan dengan display seven
segment. Atau pada aplikasi lainnya misalnya untuk menampilkan
rangkaian counter.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
Seven segment, lebih sedikit biasanya dikenal sebagai suatu
seven-segment indikator, adalah suatu format dari alat
tampilan yang suatu alternatif ke dot-matrix tampilan yang
semakin kompleks. Seven-Segment adalah biasanya digunakan di
dalam elektronika sebagai metoda dari mempertunjukkan umpan
balik klasifikasi sistem desimal dengan operasi yang internal
tentang alat. Seven segmen diatur sebagai segiempat panjang
dari dua segmen yang vertikal pada masing-masing sisi dengan
satu segmen yang horizontal di bagian atas dan alas. Apalagi,
segmen yang ketujuh membagi dua bagian segiempat panjang
secara horizontal.
Secara sederhana, masing-masing LED adalah secara khas
dihubungkan dengan satu terminal ke pin yang sendiri dengan
diam-diam bagian luar dari paket dan LED terminal yang lain
dihubungkan secara umum dengan semua lain LED di alat dan
diterbitkan persis sama benar bersama pin. Pin yang bersama
ini kemudian akan menyusun semua katode (terminal yang
negatif) atau semua kutub positif (terminal yang positif) dari
LED di alat dan demikian akan jadi yang manapun " Katode yang
umum" atau " Kutub positif yang umum" tergantung dari
bagaimana alat dibangun. Karenanya suatu 7 paket segmen yang
lebih hanya perlu sembilan pin untuk menyajikan dan
dihubungkan.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Gambar Rangkaian
3.2 Alat dan Bahan
1. Kit Trainer Seven Segment (LED, togel switch).
2. IC HD74LS48P.
3. Catu daya.
3.3 Prosedur Percobaan
1. Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.
2. Memberi masukan D0–D3, 1 atau 0.
3. Memperhatikan dan mencatat output desimal.
4. Membuat kesimpulan dari hasil percobaan yang telah
dilakukan.
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Data Percobaan
InputOutput
D3 D2 D1 D0
0 0 0 0 00 0 0 1 10 0 1 0 20 0 1 1 30 1 0 0 40 1 0 1 50 1 1 0 60 1 1 1 71 0 0 0 81 0 0 1 9
4.2 Analisa Pembahasan
Pada praktikum yang kedua dari Elektronika Digital adalah
seven segment. Seven segment adalah komponen yang berfungsi
sebagai penampil karakter angka dan karakter huruf. Display
seven segment sering di sebut juga sebagai display tujuh ruas.
Pada dasarnya penampil seven segment merupakan rangkaian tujuh
buah dioda LED. Terdapat dua jenis rangkaian dasar dari
display seven segment yaitu common anoda dan common katoda.
Pada common anoda untuk mengaktifkan diperlukan logika 0 dan
begitupun sebaliknya, pada common katoda untuk mengaktifkan
diperlukan logika 1. Ada sepuluh kaki yang dimiliki komponen
seven segment delapan diantaranya digunakan untuk menentukan
bentuk dari tampilan seven segment, dan dua diantaranya adalah
digunakan untuk dihubungkan VCC atau Ground tergantung dari
jenis seven segment itu sendiri, jika menggunakan seven
segment common anoda maka dua kaki tersebut dihubungkan dengan
VCC, begitu pula jika seven segment yang digunakan adalah
seven segment common katoda maka dua kaki tersebut dihubungkan
dengan ground dan kaki trakhir diginakan untuk menghidupkan
atau mematikan titik pada seven segment. Komponen seven
segment hanya dapat menampilkan angka dari 0 - 9 dan huruf
dari A – F.
IC drivernya komponen utamanya adalah IC type 7448 atau IC
type 7447, tergantung dari jenis seven segment yang digunakan,
IC tersebut memiliki empat input dan tujuh output, empat nilai
input pada IC digunakan untuk membaca nilai BCD dan tujuh pin
output digunakan untuk mengendalikan komponen seven segment.
Dari data praktikum yang kami ambil, ketika masukan
merupakan bilangan biner maka keluaran dari seven segment
membentuk angka. Pada percobaan pertama kami beri masukan 0000
dan seven segment menampilkan angka 0, kami lanjutkan dengan
memberi masukan 0001 dan seven segment menampilkan angka 1,
selanjutnya dengan memberi masukan 0010 dan seven segment
menampilkan angka 2. selanjutnya kami beri masukan 0011 dan
seven segment menampilkan angka 3. Berikutnya kami beri
masukan 0100 dan seven segment menampilkan angka 4.
Selanjutnya kami beri masukan 0101 dan seven segmen
menampilakan angka 5. Berikutnya kami beri masukan 0110 dan
seven segment menampilkan angka 6. Lalu di beri masukan 0111
dan seven segment menampilkan angka 7. Selanjutnya di beri
masukan 1000 maka seven segment menampilkan angka 8. Dan yang
terakhir dengan memberi masukan 1001 dan seven segment
menampilkan angka 9.
Pada praktikum seven segment ini masukan yang berupa
bilangan biner di konversikan ke bilangan heksadesimal,
sehingga dapat menampilkan karakter. Dan dari percobaan di
atas hasil display sevent segment sama dengan hasil teori.
1. Komponen seven segment terdiri dari tujuh bagian, setiap
bagian digunakan untuk menentukan bentuk tampilan dari
seven segment.
2. Komponen seven segment hanya bisa menampilkan angka 0 – 9
dan huruf dari A – F.
3. Output akan menampilkan angka / huruf berdasarkan input
binernya.
4. Seven segmen menampilkan bilangan desimal sesuai input
binernya.
5. Nilai desimal yang didapatkan dari nilai input akan
menentukan angka atau huruf yang tampil pada komponen
seven segment.
6. Ada dua jenis seven segment yaitu seven segment common
anoda dan seven segment common katoda.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Full Adder
Without Carry.
Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen Full Adder
Without Carry.
1.2 Latar belakang
Full adder adalah rangkaian yang berfungsi untuk
menjumlahkan bilangan biner tiap bit. Full adder dianggap
perlu dipelajari dalam elektronika dikarenakan merupakan dasar
dari teknik digital yang harus dikuasai oleh semua mahasiswa
khususnya dalam bidang elektronika. Selain itu, pabrik –
pabrik pada jaman sekarang sangat jarang yang menggunakan
analog, sebagian besar pabrik sudah menggunakan alat – alat
jenis digital.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
Full adder atau penjumlahan penuh adalah rangkaian sirkuit
digital atau terkadang berbentuk chip yang dipakai untuk
menghitung atau menjumlahkan pulsa atau sinyal digital yang
umumnya dihasilkan dari osilator. Penghitung ini hanya bisa
menghitung pulsa secara biner murni (binary counter). Dalam
penghitung biner murni, perhitungan digunakan dengan cara
menjumlahkan tiap bit pada bilangan biner. Rangkaian Full
Adder dapat digunakan untuk menjumlahkan bilangan – bilangan
biner yang lebih dari satu bit. Penjumlahan bilangan –
bilangan biner sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal
dimana hasil penjumlahan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
SUMMARY (SUM) dan CARRY, apabila hasil penjumlahan pada suatu
tingkat atau kolom melebihi nilai maksimalnya maka output
CARRY akan berada pada keadaan logika 1.
Sebuah Full Adder menjumlahkan dua bilangan yang telah
dikonversikan menjadi bilangan – bilangan biner. Masing –
masing bit pada posisi yang sama saling dijumlahkan. Full
Adder menjumlahkan dua bit input ditambah dengan nilai Carry
Out dari penjumlahan bit sebelumnya. Output dari Full Adder
adalah hasil penjumlahan (Sum) dan bit sisanya (carry out).
Pada aplikasinya, Full Adder menggunakan gerbang logika AND,
OR, dan XOR. Blok diagram dari sebuah full adder diberikan pada
gambar di bawah :
Full
Adder
A
B
CBBBOB
BBCBB
BINBBB
INPU
T
OUTPUT
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Gambar Rangkaian
3.2 Alat dan Bahan
Trainer Kit (LED, togel switch, carry switch)
IC 74LS86, 74LS08, 74LS32
Catu daya
3.3 Prosedur Praktikum
Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.
Memberi masukan A0–A3 dan B0–B3 1 atau 0.
Memperhatikan dan mencatat output dan carry out.
Membuat kesimpulan
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Data Percobaan
INPUT OUTPUTA B Carry In SUM Carr Out
0001 0010 0 0011 00100 0010 0 0110 00100 1010 0 1110 00101 1101 0 0010 11101 1011 0 1000 1
4.2 Analisa Pembahasan
Pada praktikum ini kami membahas tetang full adder
whitout carry. Full adder itu sendri adalahrangkaian yang
berfungsi menjumlahakan bilangan biner tiap bitnya. Pada
rangkaian full adder ada yang berbentuk rangkaian circuit
digital dan ada pula yang berbentuk chip yang digunakan untuk
mengitung atau menjumlahkan pulsa atau signal yang umumnya
dihasilkan oleh osilator. Perhitungan ini hanya bisa
mnejumlahkan pulsa secara biner murni (binnary counter). Dalam
menjumlahkan biner murni digunakan dengan cara menjumlahkan
tiap bit pada bilangan biner. Rangkaian full adder bisa
digunakan untuk penjumlahan biner lebih dari satu bit.
Penjumlahan bilangan – bilangan biner sama halnya dengan
penjumlahan bilangan desimal dimana hasil penjumlahan terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu SUMMARY (SUM) dan CARRY, apabila hasil
penjumlahan pada suatu tingkat atau kolom melebihi nilai
maksimalnya maka output CARRY akan berada pada keadaan logika
1.
Komponen atau rangkaian full adder sendiri terdiri dari
gerbang AND, OR, dan XOR. IC yang digunakan biasanya tipe
74LS86 sebagai gerbang XOR, 74LS08 sebagai gerbang AND, dan
74LS32 sebagai gerbang OR. Masing-masing memiliki 4 terminal
(port), yang mana inputan sumber tegangan (Vcc) berada pada
port 14 dan ground pada port 7.
Untuk inputan biner yang akan dijumlahkan dan Carry in, berada
pada IC 74LS86 (XOR) dan 74LS08 (AND) kemudian diteruskan
dengan IC 74LS32 (OR) dengan output biner dan Carry out
Input pada full adder merupakan indikator untuk bilangan
biner yang dimana terdapat 2 sampai 3 input (A dan B) dengan
Carry in jika digunakan, masing-masing input terdiri dari 4
bilangan biner (A0–A3 dan B0–B3), sehingga bilangan biner dari
bilangan inputnya dapat diindikatorkan oleh LED sebanyak 8
buah. Selain input A dan B, pada full adder juga terdapat satu
input biner dengan indikator satu buah LED yang digunakan
sebagai Carry in. Pada outputnya ditandai oleh simbol S0–S3
yang merupakan indikator dari bilangan biner dengan LED
sebanyak 4 buah, dan juga output berupa Carry out dengan
indikator satu buah LED.
Sebuah full adder menjumlahkan dua buah bilangan yang telah
dikonversikan menjadi bilangan biner. Masing – masing bit pada
posisi yang sama dijumlahkan. Rangkaian full adder
menjumlahkan dua bit input ditambah dengan nilai carry in dan
carry out dari penjumlahan bit sebelumnya. Output dari full
adder adalah hasil penjumlahan SUMMARY (SUM) dan bit sisa
(Carry Out). Praktikum kali ini menggunakan carry in 0,
sehingga penjumlahan awal ditambahkan dengan 0. Dengan
memberikan masukan yang ditampilkan oleh 8 LED dan keluaran
yang dihasilkan ditampilkan dengan 5 LED. Data yang diambil
pada percobaan pertama yaitu jika input A adalah 0001 dan
input B adalah 0010 dengan carry in 0, dengan cara penjumlahan
1+0=1, 0+1=1, 0+0=0, 0+0=0, maka indikator keluarannya yang
menyala dari S adalah 0011 dengan Carry out adalah 0 karena
penjumlahannya tidak ada sisa. Jika input A adalah 0100 dan
input B adalah 0010 dengan carry in 0, dengan cara penjumlahan
0+0=0, 0+1=1, 1+0=1, 0+0=0, maka indikator keluarannya yang
menyala dari S adalah 0110 dengan Carry out adalah 0 karena
penjumlahannya tidak ada sisa. Jika input A adalah 0100 dan
input B adalah 1010 dengan carry in 0, dengan cara penjumlahan
0+0=0, 0+1=1, 1+0=1, 1+0=1, maka indikator keluarannya yang
menyala dari S adalah 1110 dengan Carry out adalah 0 karena
penjumlahannya tidak ada sisa. Jika input A adalah 0101 dan
input B adalah 1101 dengan carry in 0, dengan cara penjumlahan
1+1=0 sisa 1, 1+0+0=1, 1+1=0 sisa 1,1+ 0+1=0 sisa 1, maka
indikator keluarannya yang menyala dari S adalah 0010 dengan
Carry out adalah 1 karena penjumlahannya memiliki sisa 1. Jika
input A adalah 1101 dan input B adalah 1011 dengan carry in 0,
dengan cara penjumlahan 1+1=0 sisa 1, 1+0+1=0 sisa 1, 1+1+0=0
sisa 1, 1+1+1=1 sisa 1, maka indikator keluarannya yang
menyala dari S adalah 1000 dengan Carry out adalah 1 karena
penjumlahannya memiliki sisa 1. Penjumlahan bilangan biner
dilakukan dari sebelah kanan, setiap penjumlahan yang memiliki
sisa akan dijumlahkan ke bit selanjutnya.
Dari data yang didapat dalam praktikum dapat diketahui bahwa
full adder berfungsi untuk menjumlah bilangan biner pada tiap
bit yang nanti output yang diharapkan sesuai dengan nilai
bilangan desimal.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Full adder merupakan rangkaian penjumlah biner tiap bit.
2. Full Adder menjumlahkan dua bit input ditambah dengan
nilai Carry In dan Carry Out dari penjumlahan bit
sebelumnya. Output dari Full Adder adalah hasil
penjumlahan (Sum) dan bit sisa (carry out).
3. Jika dalam penjumlahan bit dari dua input terdapat sisa
maka carry out bernilai 1 dan bila tidak terdapat sisa
carry out bernilai 0.
4. Jika terdapat nilai carry, maka carry bernilai 1.
5. Nilai carry akan dijumlahkan pada bit selanjutnya, jika
tidak ada bit yang akan dijumlahkan maka nilai carry akan
disimpan dalam bentuk carry out.
6. Pada full adder without carry memiliki carry in 0, maka
penjumlahan pertama dijumlahkan dengan 0.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Full Adder With
Carry.
Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen Full Adder
With Carry.
1.3 Latar belakang
Full adder adalah rangkaian yang berfungsi untuk
menjumlahkan bilangan biner tiap bit. Full adder dianggap
perlu dipelajari dalam elektronika dikarenakan merupakan dasar
dari teknik digital yang harus dikuasai oleh semua mahasiswa
khususnya dalam bidang elektronika. Selain itu, pabrik –
pabrik pada jaman sekarang sangat jarang yang menggunakan
analog, sebagian besar pabrik sudah menggunakan alat – alat
jenis digital.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.2 Landasan Teori
Full adder atau penjumlahan penuh adalah rangkaian sirkuit
digital atau terkadang berbentuk chip yang dipakai untuk
menghitung atau menjumlahkan pulsa atau sinyal digital yang
umumnya dihasilkan dari osilator. Penghitung ini hanya bisa
menghitung pulsa secara biner murni (binary counter). Dalam
penghitung biner murni, perhitungan digunakan dengan cara
menjumlahkan tiap bit pada bilangan biner. Rangkaian Full
Adder dapat digunakan untuk menjumlahkan bilangan – bilangan
biner yang lebih dari satu bit. Penjumlahan bilangan –
bilangan biner sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal
dimana hasil penjumlahan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
SUMMARY (SUM) dan CARRY, apabila hasil penjumlahan pada suatu
tingkat atau kolom melebihi nilai maksimalnya maka output
CARRY akan berada pada keadaan logika 1.
Sebuah Full Adder menjumlahkan dua bilangan yang telah
dikonversikan menjadi bilangan – bilangan biner. Masing –
masing bit pada posisi yang sama saling dijumlahkan. Full
Adder menjumlahkan dua bit input ditambah dengan nilai Carry
Out dari penjumlahan bit sebelumnya. Output dari Full Adder
adalah hasil penjumlahan (Sum) dan bit sisanya (carry out).
Pada aplikasinya, Full Adder menggunakan gerbang logika AND,
OR, dan XOR. Blok diagram dari sebuah full adder diberikan pada
gambar di bawah :
Full
Adder
A
B
CBBBOB
BBCBB
BINBBB
INPU
T
OUTPUT
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.3 Gambar Rangkaian
3.4 Alat dan Bahan
Trainer Kit (LED, togel switch, carry switch)
IC 74LS86, 74LS08, 74LS32
Catu daya
3.4 Prosedur Praktikum
Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.
Memberi masukan A0–A3 dan B0–B3 1 atau 0.
Memperhatikan dan mencatat output dan carry out.
Membuat kesimpulan
BAB IV
ANALISA DATA
4.2 Data Percobaan
INPUT OUTPUTA B Carry In SUM Carr Out
0001 0010 1 0100 00100 0010 1 0111 00100 1010 1 1111 00101 1101 1 0011 11101 1011 1 1001 1
4.2 Analisa Pembahasan
Pada praktikum ini kami membahas tetang full adder
whitout carry. Full adder itu sendri adalahrangkaian yang
berfungsi menjumlahakan bilangan biner tiap bitnya. Pada
rangkaian full adder ada yang berbentuk rangkaian circuit
digital dan ada pula yang berbentuk chip yang digunakan untuk
mengitung atau menjumlahkan pulsa atau signal yang umumnya
dihasilkan oleh osilator. Perhitungan ini hanya bisa
mnejumlahkan pulsa secara biner murni (binnary counter). Dalam
menjumlahkan biner murni digunakan dengan cara menjumlahkan
tiap bit pada bilangan biner. Rangkaian full adder bisa
digunakan untuk penjumlahan biner lebih dari satu bit.
Penjumlahan bilangan – bilangan biner sama halnya dengan
penjumlahan bilangan desimal dimana hasil penjumlahan terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu SUMMARY (SUM) dan CARRY, apabila hasil
penjumlahan pada suatu tingkat atau kolom melebihi nilai
maksimalnya maka output CARRY akan berada pada keadaan logika
1.
Komponen atau rangkaian full adder sendiri terdiri dari
gerbang AND, OR, dan XOR. IC yang digunakan biasanya tipe
74LS86 sebagai gerbang XOR, 74LS08 sebagai gerbang AND, dan
74LS32 sebagai gerbang OR. Masing-masing memiliki 4 terminal
(port), yang mana inputan sumber tegangan (Vcc) berada pada
port 14 dan ground pada port 7.
Untuk inputan biner yang akan dijumlahkan dan Carry in, berada
pada IC 74LS86 (XOR) dan 74LS08 (AND) kemudian diteruskan
dengan IC 74LS32 (OR) dengan output biner dan Carry out
Input pada full adder merupakan indikator untuk bilangan
biner yang dimana terdapat 2 sampai 3 input (A dan B) dengan
Carry in jika digunakan, masing-masing input terdiri dari 4
bilangan biner (A0–A3 dan B0–B3), sehingga bilangan biner dari
bilangan inputnya dapat diindikatorkan oleh LED sebanyak 8
buah. Selain input A dan B, pada full adder juga terdapat satu
input biner dengan indikator satu buah LED yang digunakan
sebagai Carry in. Pada outputnya ditandai oleh simbol S0–S3
yang merupakan indikator dari bilangan biner dengan LED
sebanyak 4 buah, dan juga output berupa Carry out dengan
indikator satu buah LED.
Sebuah full adder menjumlahkan dua buah bilangan yang telah
dikonversikan menjadi bilangan biner. Masing – masing bit pada
posisi yang sama dijumlahkan. Rangkaian full adder
menjumlahkan dua bit input ditambah dengan nilai carry in dan
carry out dari penjumlahan bit sebelumnya. Output dari full
adder adalah hasil penjumlahan SUMMARY (SUM) dan bit sisa
(Carry Out). Praktikum kali ini menggunakan carry in 0,
sehingga penjumlahan awal ditambahkan dengan 0. Dengan
memberikan masukan yang ditampilkan oleh 8 LED dan keluaran
yang dihasilkan ditampilkan dengan 5 LED. Data yang diambil
pada percobaan pertama yaitu jika input A adalah 0001 dan
input B adalah 0100 dengan carry in 1, dengan cara penjumlahan
1+0+1=0 sisa 1, 1+0+1=1 sisa 1, 1+0+0=1, 0+0=0, maka indikator
keluarannya yang menyala dari S adalah 0100 dengan Carry out
adalah 0 karena penjumlahannya tidak ada sisa. Jika input A
adalah 0100 dan input B adalah 0010 dengan carry in 1, dengan
cara penjumlahan 1+0+0=1, 0+1=1, 1+0=1, 0+0=0, maka indikator
keluarannya yang menyala dari S adalah 0111 dengan Carry out
adalah 0 karena penjumlahannya tidak ada sisa. Jika input A
adalah 0100 dan input B adalah 1010 dengan carry in 1, dengan
cara penjumlahan 1+0+0=1, 0+1=1, 1+0=1, 1+0=1, maka indikator
keluarannya yang menyala dari S adalah 1111 dengan Carry out
adalah 0 karena penjumlahannya tidak ada sisa. Jika input A
adalah 0101 dan input B adalah 1101 dengan carry in 1, dengan
cara penjumlahan 1+1+1=1 sisa 1, 1+0+0=1, 1+1=0 sisa 1,1+
0+1=0 sisa 1, maka indikator keluarannya yang menyala dari S
adalah 0011 dengan Carry out adalah 1 karena penjumlahannya
memiliki sisa 1. Jika input A adalah 1101 dan input B adalah
1011 dengan carry in 1, dengan cara penjumlahan 1+1+1=1 sisa
1, 1+0+1=0 sisa 1, 1+1+0=0 sisa 1, 1+1+1=1 sisa 1, maka
indikator keluarannya yang menyala dari S adalah 1001 dengan
Carry out adalah 1 karena penjumlahannya memiliki sisa 1.
Penjumlahan bilangan biner dilakukan dari sebelah kanan,
setiap penjumlahan yang memiliki sisa akan dijumlahkan ke bit
selanjutnya.
Dari data yang didapat dalam praktikum dapat diketahui bahwa
full adder berfungsi untuk menjumlah bilangan biner pada tiap
bit yang nanti output yang diharapkan sesuai dengan nilai
bilangan desimal.
BAB V
PENUTUP
5.2 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
7. Full adder merupakan rangkaian penjumlah biner tiap bit.
8. Full Adder menjumlahkan dua bit input ditambah dengan
nilai Carry In dan Carry Out dari penjumlahan bit
sebelumnya. Output dari Full Adder adalah hasil
penjumlahan (Sum) dan bit sisa (carry out).
9. Jika dalam penjumlahan bit dari dua input terdapat sisa
maka carry out bernilai 1 dan bila tidak terdapat sisa
carry out bernilai 0.
10. Jika terdapat nilai carry, maka carry bernilai 1.
11. Nilai carry akan dijumlahkan pada bit selanjutnya,
jika tidak ada bit yang akan dijumlahkan maka nilai carry
akan disimpan dalam bentuk carry out.
12. Pada full adder without carry memiliki carry in 1,
maka penjumlahan pertama dijumlahkan dengan 1.