elektronika digital untuk pemula

43
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan 1. Mempelajari fungsi dan cara kerja dari gerbang dasar logika 2. Mengetahui karakteristik gerbang dasar logika 1.2. Latar belakang Pada zaman modern saat ini elektronika telah sampai pada saat yang memungkinkan seseorang dapat membangun suatu peralatan hanya dengan menghubungkan blok–blok IC. Demikian juga pada peralatan modern yang berupa digital. Bentuk dasar blok dari setiap rangkaian digital adalah suatu gerbang logika. Gerbang logika atau gerbang logik adalah suatu entitas dalam elektronika dan matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal keluaran logik. Gerbang logika akan kita gunakan untuk operasi bilangan biner. Setiap orang yang bekerja dibidang elektronika digital memahami dan menggunkan gerbang logika biner setiap hari. Gerbang logika dapat tersusun dari saklar sederhana, relay, transistor, diode atau IC.

Transcript of elektronika digital untuk pemula

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan

1. Mempelajari fungsi dan cara kerja dari gerbang dasar

logika

2. Mengetahui karakteristik gerbang dasar logika

1.2. Latar belakang

Pada zaman modern saat ini elektronika telah sampai pada

saat yang memungkinkan seseorang dapat membangun suatu

peralatan hanya dengan menghubungkan blok–blok IC. Demikian

juga pada peralatan modern yang berupa digital. Bentuk dasar

blok dari setiap rangkaian digital adalah suatu gerbang

logika. Gerbang logika atau gerbang logik adalah suatu entitas

dalam elektronika dan matematika Boolean yang mengubah satu

atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal keluaran

logik. Gerbang logika akan kita gunakan untuk operasi bilangan

biner.

Setiap orang yang bekerja dibidang elektronika digital

memahami dan menggunkan gerbang logika biner setiap hari.

Gerbang logika dapat tersusun dari saklar sederhana, relay,

transistor, diode atau IC.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Dalam suatu sistem digital seperti pada komputer, atau

sistem pengolahan data, pengendalian, atau sistem komunikasi

digital hanya memiliki beberapa operasi dasar saja. Tentunya

operasi tersebut diulang-ulang dalam jumlah yang besar.

Operasi dasar yang dimaksud adalah rangkaian AND, OR , NOT,

NOR, XOR, XNOR, NAND, dan NOR. Operasi dasar tersebut disebut

gerbang (gate) atau rangkaian logika, karena rangkaian-

rangkaian ini digunakan untuk memenuhi hubungan-hubungan

logika. Pada bagian ini akan dipraktikumkan macam-macam

hubungan logika dengan menggunakan IC (Integrating Circuit)

yang sudah tersedia dipasaran.

Setiap rangkaian logika memiliki satu atau lebih jalan masuk

(input circuit) dan hanya satu jalan keluar (output circuit).

Kemudian ada dua taraf tegangan, yaitu taraf rendah (low

level) yang biasa dinamai L dan taraf tinggi (high level) yang

biasa dinamai H. Taraf rendah dinyatakan dengan 0; sedangkan

taraf tinggi dinyatakan dengan 1. Tabel kebenaran gerbang

logika:

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

Gerbang AND Gerbang OR

Gerbang NOT

Gerbang NAND Gerbang NOR

Gerbang X OR

Gerban

g X NOR

3.2 Alat dan Bahan

1. Trainer Kit (Gerbang logika, LED, togel switch).

2. HD74LS32P, HD74LS02P, HD74LS08P, HD74LS00P, 52A6K1N dan

P0248SB

3. Power Supply

3.3 Prosedur Praktikum

1. Memberi masukan nilai biner pada tiap gerbang AND, OR,

NAND, NOR, NOT, XNOR, dan XOR.

2. Mencatat output led hidup sebagai logika 1 dan mati

logika 0.

3. Membahas dan membuat kesimpulan.

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Percobaan

4.1.1 Tabel Kebenaran Gerbang AND

A B Y (LED)0 0 00 1 01 0 01 1 1

4.1.2 Tabel Kebenaran Gerbang OR

A B Y (LED)0 0 00 1 11 0 11 1 1

4.1.3 Tabel Kebenaran Gerbang NAND

A B X (LED)0 0 10 1 11 0 11 1 0

4.1.4 Tabel Kebenaran Gerbang NOR

A B X (LED)0 0 10 1 01 0 01 1 0

4.1.5 Tabel Kebenaran Gerbang X-OR

A B X (LED)0 0 00 1 11 0 11 1 0

4.1.6 Tabel Kebenaran Gerbang X NOR

A B X (LED)0 0 10 1 01 0 01 1 1

Keterangan :

1 = LED menyala

0 = LED mati

4.2 Analisis Pembahasan

Praktikum pertama teknik digital ini yaitu membahas

tentang gerbang logika yang terdiri dari 7 gerbang logika

dasar meliputi AND, OR, NOT, NAND, NOR, XOR, dan XNOR dengan

menggunakan trainer. Dari ketujuh gerbang tersebut memiliki

karakteristik tersendiri.

Pada gerbang AND jika semua input berlogika 1 maka output

berlogika 1 tapi jika salah satu atau semua input berlogika 0

maka nilai output akan berlogika 0.

A A . B

B

Gerbang AND

Pada gerbang OR jika salah satu input atau semua input

berlogika 1 maka output akan berlogika 1 tapi jika semua input

berlogika 0 maka output akan berlogika 0.

A A + B

B

Gerbang OR

Gerbang NAND, gerbang NAND ini dapat diartikan gabungan dua

gerbang logika yaitu gerbang AND dan gerbang NOT. Nilai output

gerbang NAND adalah kebalikan dari gerbang AND. Jika semua

input atau semua input berlogika 0 maka output akan berlogika

1. Tapi jika semua input berlogika 1 maka output akan

berlogika 0.

A A . B

B

Gerbang NAND

Gerbang NOR, gerbang NOR ini dapat diartikan sebagai

gabungan dari gerbang OR dan gerbang NOT. Nilai utput pada

gerbang NOR adalah kebalikan dari gerbang OR. Jika salah satu

atau semua input berlogika 1 maka output berlogika 0. Tapi

jika semua input berlogika 0 maka output akan berlogika 1.

A A + B

B

Gerbang NOR

Selanjutnya pada gerbang XOR, gerbang XOR adalah

kepanjangan dari gerbang Exclusive OR. Gerbang ini memiliki

output berlogika 1 jika di beri input berbeda dan akan output

berlogika 0 jika di beri input sama.

A A B

B

Gerbang XOR

Dan selanjutnya pada gerbang XNOR, gerbang XNOR ini

kebalikan dari gerbang XOR. Output gerbang XNOR akan berlogika

1 jika beri input sama dan output akan berlogika 0 jika di

beri input berbeda.

A A B

B

Gerbang XNOR

Dan yang terakhir adalah gerbang NOT. Fungsi dari gerbang

NOT adalah sebagai pembalik. Jika di beri input berlogika 1

maka nilai output berlogika 0 dan begitupun sebaliknya jika

input berlogika 0 maka nilai output akan berlogika 1.

Gerbang NOT

Setelah mengetahui karakteristik setiap gerbang logika, kami

melakukan pembuktian pada trainer yang telah disediakan. Dan

setelah semua gerbang kami buktikan dapat di katakan bahwa

hasil praktikum sama dengan tabel kebenaran pada teori.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :

1. Gerbang AND memiliki nilai output berlogika 0 jika salah

satu atau semua input berlogika 0 dan output akan

berlogika 1 jika semua input berlogika 1

2. Gerbang OR memiliki nilai output berlogika 1 jika salah

satu atau semua input berlogika 1 dan output akan

berlogika 0 jika semua input berlogika 0

3. Gerbang NAND memiliki nilai output yang berlawanan dengan

gerbang AND

4. Gerbang NOR memiliki nilai output yang berlawanan dengan

gerbang OR

5. Gerbang XOR memiliki output berlogika 1 jika diberi input

yang berbeda dan output berlogika 0 jika di beri input

yang sama

6. Gerbang XNOR memiliki output berlogika 1 jika di beri

input yang sama dan output akan berlogika 0 jika di beri

input berbeda

7. Gerbang NOT adalah gerbang yang berfungsi sebagai

pembalik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

1. Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Seven Segment.

2. Mahasiswa mampu menganalisis komponen Seven Segment.

1.2 Latar Belakang

Seven segment display adalah sebuah rangkaian yang dapat

menampilkan angka-angka desimal maupun heksadesimal. Seven

segment display biasa tersusun atas 7 bagian yang setiap

bagiannya merupakan LED (Light Emitting Diode) yang dapat

menyala. Jika 7 bagian diode ini dinyalakan dengan aturan yang

sedemikian rupa, maka ketujuh bagian tersebut dapat

menampilkan sebuah angka heksadesimal.

Fungsi seven segment pada suatu sistem digital biasanya

digunakan untuk keperluan menampilkan bilangan, pada display

seven segment misalnya pada output mikrokontroler ingin

ditampilkan pada seven segment maka output pada port

mikrokontoler yang berupa bilangan biner dihubungkan dengan

dekoder kemudian outputnya dihubungkan dengan display seven

segment. Atau pada aplikasi lainnya misalnya untuk menampilkan

rangkaian counter.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Seven segment, lebih sedikit biasanya dikenal sebagai suatu

seven-segment indikator, adalah suatu format dari alat

tampilan yang suatu alternatif ke dot-matrix tampilan yang

semakin kompleks. Seven-Segment adalah biasanya digunakan di

dalam elektronika sebagai metoda dari mempertunjukkan umpan

balik klasifikasi sistem desimal dengan operasi yang internal

tentang alat. Seven segmen diatur sebagai segiempat panjang

dari dua segmen yang vertikal pada masing-masing sisi dengan

satu segmen yang horizontal di bagian atas dan alas. Apalagi,

segmen yang ketujuh membagi dua bagian segiempat panjang

secara horizontal.

Secara sederhana, masing-masing LED adalah secara khas

dihubungkan dengan satu terminal ke pin yang sendiri dengan

diam-diam bagian luar dari paket dan LED terminal yang lain

dihubungkan secara umum dengan semua lain LED di alat dan

diterbitkan persis sama benar bersama pin. Pin yang bersama

ini kemudian akan menyusun semua katode (terminal yang

negatif) atau semua kutub positif (terminal yang positif) dari

LED di alat dan demikian akan jadi yang manapun " Katode yang

umum" atau " Kutub positif yang umum" tergantung dari

bagaimana alat dibangun. Karenanya suatu 7 paket segmen yang

lebih hanya perlu sembilan pin untuk menyajikan dan

dihubungkan.

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

3.2 Alat dan Bahan

1. Kit Trainer Seven Segment (LED, togel switch).

2. IC HD74LS48P.

3. Catu daya.

3.3 Prosedur Percobaan

1. Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

2. Memberi masukan D0–D3, 1 atau 0.

3. Memperhatikan dan mencatat output desimal.

4. Membuat kesimpulan dari hasil percobaan yang telah

dilakukan.

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Percobaan

InputOutput

D3 D2 D1 D0

0 0 0 0 00 0 0 1 10 0 1 0 20 0 1 1 30 1 0 0 40 1 0 1 50 1 1 0 60 1 1 1 71 0 0 0 81 0 0 1 9

4.2 Analisa Pembahasan

Pada praktikum yang kedua dari Elektronika Digital adalah

seven segment. Seven segment adalah komponen yang berfungsi

sebagai penampil karakter angka dan karakter huruf. Display

seven segment sering di sebut juga sebagai display tujuh ruas.

Pada dasarnya penampil seven segment merupakan rangkaian tujuh

buah dioda LED. Terdapat dua jenis rangkaian dasar dari

display seven segment yaitu common anoda dan common katoda.

Pada common anoda untuk mengaktifkan diperlukan logika 0 dan

begitupun sebaliknya, pada common katoda untuk mengaktifkan

diperlukan logika 1. Ada sepuluh kaki yang dimiliki komponen

seven segment delapan diantaranya digunakan untuk menentukan

bentuk dari tampilan seven segment, dan dua diantaranya adalah

digunakan untuk dihubungkan VCC atau Ground tergantung dari

jenis seven segment itu sendiri, jika menggunakan seven

segment common anoda maka dua kaki tersebut dihubungkan dengan

VCC, begitu pula jika seven segment yang digunakan adalah

seven segment common katoda maka dua kaki tersebut dihubungkan

dengan ground dan kaki trakhir diginakan untuk menghidupkan

atau mematikan titik pada seven segment. Komponen seven

segment hanya dapat menampilkan angka dari 0 - 9 dan huruf

dari A – F.

IC drivernya komponen utamanya adalah IC type 7448 atau IC

type 7447, tergantung dari jenis seven segment yang digunakan,

IC tersebut memiliki empat input dan tujuh output, empat nilai

input pada IC digunakan untuk membaca nilai BCD dan tujuh pin

output digunakan untuk mengendalikan komponen seven segment.

Dari data praktikum yang kami ambil, ketika masukan

merupakan bilangan biner maka keluaran dari seven segment

membentuk angka. Pada percobaan pertama kami beri masukan 0000

dan seven segment menampilkan angka 0, kami lanjutkan dengan

memberi masukan 0001 dan seven segment menampilkan angka 1,

selanjutnya dengan memberi masukan 0010 dan seven segment

menampilkan angka 2. selanjutnya kami beri masukan 0011 dan

seven segment menampilkan angka 3. Berikutnya kami beri

masukan 0100 dan seven segment menampilkan angka 4.

Selanjutnya kami beri masukan 0101 dan seven segmen

menampilakan angka 5. Berikutnya kami beri masukan 0110 dan

seven segment menampilkan angka 6. Lalu di beri masukan 0111

dan seven segment menampilkan angka 7. Selanjutnya di beri

masukan 1000 maka seven segment menampilkan angka 8. Dan yang

terakhir dengan memberi masukan 1001 dan seven segment

menampilkan angka 9.

Pada praktikum seven segment ini masukan yang berupa

bilangan biner di konversikan ke bilangan heksadesimal,

sehingga dapat menampilkan karakter. Dan dari percobaan di

atas hasil display sevent segment sama dengan hasil teori.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :

1. Komponen seven segment terdiri dari tujuh bagian, setiap

bagian digunakan untuk menentukan bentuk tampilan dari

seven segment.

2. Komponen seven segment hanya bisa menampilkan angka 0 – 9

dan huruf dari A – F.

3. Output akan menampilkan angka / huruf berdasarkan input

binernya.

4. Seven segmen menampilkan bilangan desimal sesuai input

binernya.

5. Nilai desimal yang didapatkan dari nilai input akan

menentukan angka atau huruf yang tampil pada komponen

seven segment.

6. Ada dua jenis seven segment yaitu seven segment common

anoda dan seven segment common katoda.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Full Adder

Without Carry.

Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen Full Adder

Without Carry.

1.2 Latar belakang

Full adder adalah rangkaian yang berfungsi untuk

menjumlahkan bilangan biner tiap bit. Full adder dianggap

perlu dipelajari dalam elektronika dikarenakan merupakan dasar

dari teknik digital yang harus dikuasai oleh semua mahasiswa

khususnya dalam bidang elektronika. Selain itu, pabrik –

pabrik pada jaman sekarang sangat jarang yang menggunakan

analog, sebagian besar pabrik sudah menggunakan alat – alat

jenis digital.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Full adder atau penjumlahan penuh adalah rangkaian sirkuit

digital atau terkadang berbentuk chip yang dipakai untuk

menghitung atau menjumlahkan pulsa atau sinyal digital yang

umumnya dihasilkan dari osilator. Penghitung ini hanya bisa

menghitung pulsa secara biner murni (binary counter). Dalam

penghitung biner murni, perhitungan digunakan dengan cara

menjumlahkan tiap bit pada bilangan biner. Rangkaian Full

Adder dapat digunakan untuk menjumlahkan bilangan – bilangan

biner yang lebih dari satu bit. Penjumlahan bilangan –

bilangan biner sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal

dimana hasil penjumlahan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu

SUMMARY (SUM) dan CARRY, apabila hasil penjumlahan pada suatu

tingkat atau kolom melebihi nilai maksimalnya maka output

CARRY akan berada pada keadaan logika 1.

Sebuah Full Adder menjumlahkan dua bilangan yang telah

dikonversikan menjadi bilangan – bilangan biner. Masing –

masing bit pada posisi yang sama saling dijumlahkan. Full

Adder menjumlahkan dua bit input ditambah dengan nilai Carry

Out dari penjumlahan bit sebelumnya. Output dari Full Adder

adalah hasil penjumlahan (Sum) dan bit sisanya (carry out).

Pada aplikasinya, Full Adder menggunakan gerbang logika AND,

OR, dan XOR. Blok diagram dari sebuah full adder diberikan pada

gambar di bawah :

Full

Adder

A

B

CBBBOB

BBCBB

BINBBB

INPU

T

OUTPUT

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

3.2 Alat dan Bahan

Trainer Kit (LED, togel switch, carry switch)

IC 74LS86, 74LS08, 74LS32

Catu daya

3.3 Prosedur Praktikum

Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

Memberi masukan A0–A3 dan B0–B3 1 atau 0.

Memperhatikan dan mencatat output dan carry out.

Membuat kesimpulan

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Percobaan

INPUT OUTPUTA B Carry In SUM Carr Out

0001 0010 0 0011 00100 0010 0 0110 00100 1010 0 1110 00101 1101 0 0010 11101 1011 0 1000 1

4.2 Analisa Pembahasan

Pada praktikum ini kami membahas tetang full adder

whitout carry. Full adder itu sendri adalahrangkaian yang

berfungsi menjumlahakan bilangan biner tiap bitnya. Pada

rangkaian full adder ada yang berbentuk rangkaian circuit

digital dan ada pula yang berbentuk chip yang digunakan untuk

mengitung atau menjumlahkan pulsa atau signal yang umumnya

dihasilkan oleh osilator. Perhitungan ini hanya bisa

mnejumlahkan pulsa secara biner murni (binnary counter). Dalam

menjumlahkan biner murni digunakan dengan cara menjumlahkan

tiap bit pada bilangan biner. Rangkaian full adder bisa

digunakan untuk penjumlahan biner lebih dari satu bit.

Penjumlahan bilangan – bilangan biner sama halnya dengan

penjumlahan bilangan desimal dimana hasil penjumlahan terbagi

menjadi 2 bagian, yaitu SUMMARY (SUM) dan CARRY, apabila hasil

penjumlahan pada suatu tingkat atau kolom melebihi nilai

maksimalnya maka output CARRY akan berada pada keadaan logika

1.

Komponen atau rangkaian full adder sendiri terdiri dari

gerbang AND, OR, dan XOR. IC yang digunakan biasanya tipe

74LS86 sebagai gerbang XOR, 74LS08 sebagai gerbang AND, dan

74LS32 sebagai gerbang OR. Masing-masing memiliki 4 terminal

(port), yang mana inputan sumber tegangan (Vcc) berada pada

port 14 dan ground pada port 7.

Untuk inputan biner yang akan dijumlahkan dan Carry in, berada

pada IC 74LS86 (XOR) dan 74LS08 (AND) kemudian diteruskan

dengan IC 74LS32 (OR) dengan output biner dan Carry out

Input pada full adder merupakan indikator untuk bilangan

biner yang dimana terdapat 2 sampai 3 input (A dan B) dengan

Carry in jika digunakan, masing-masing input terdiri dari 4

bilangan biner (A0–A3 dan B0–B3), sehingga bilangan biner dari

bilangan inputnya dapat diindikatorkan oleh LED sebanyak 8

buah. Selain input A dan B, pada full adder juga terdapat satu

input biner dengan indikator satu buah LED yang digunakan

sebagai Carry in. Pada outputnya ditandai oleh simbol S0–S3

yang merupakan indikator dari bilangan biner dengan LED

sebanyak 4 buah, dan juga output berupa Carry out dengan

indikator satu buah LED.

Sebuah full adder menjumlahkan dua buah bilangan yang telah

dikonversikan menjadi bilangan biner. Masing – masing bit pada

posisi yang sama dijumlahkan. Rangkaian full adder

menjumlahkan dua bit input ditambah dengan nilai carry in dan

carry out dari penjumlahan bit sebelumnya. Output dari full

adder adalah hasil penjumlahan SUMMARY (SUM) dan bit sisa

(Carry Out). Praktikum kali ini menggunakan carry in 0,

sehingga penjumlahan awal ditambahkan dengan 0. Dengan

memberikan masukan yang ditampilkan oleh 8 LED dan keluaran

yang dihasilkan ditampilkan dengan 5 LED. Data yang diambil

pada percobaan pertama yaitu jika input A adalah 0001 dan

input B adalah 0010 dengan carry in 0, dengan cara penjumlahan

1+0=1, 0+1=1, 0+0=0, 0+0=0, maka indikator keluarannya yang

menyala dari S adalah 0011 dengan Carry out adalah 0 karena

penjumlahannya tidak ada sisa. Jika input A adalah 0100 dan

input B adalah 0010 dengan carry in 0, dengan cara penjumlahan

0+0=0, 0+1=1, 1+0=1, 0+0=0, maka indikator keluarannya yang

menyala dari S adalah 0110 dengan Carry out adalah 0 karena

penjumlahannya tidak ada sisa. Jika input A adalah 0100 dan

input B adalah 1010 dengan carry in 0, dengan cara penjumlahan

0+0=0, 0+1=1, 1+0=1, 1+0=1, maka indikator keluarannya yang

menyala dari S adalah 1110 dengan Carry out adalah 0 karena

penjumlahannya tidak ada sisa. Jika input A adalah 0101 dan

input B adalah 1101 dengan carry in 0, dengan cara penjumlahan

1+1=0 sisa 1, 1+0+0=1, 1+1=0 sisa 1,1+ 0+1=0 sisa 1, maka

indikator keluarannya yang menyala dari S adalah 0010 dengan

Carry out adalah 1 karena penjumlahannya memiliki sisa 1. Jika

input A adalah 1101 dan input B adalah 1011 dengan carry in 0,

dengan cara penjumlahan 1+1=0 sisa 1, 1+0+1=0 sisa 1, 1+1+0=0

sisa 1, 1+1+1=1 sisa 1, maka indikator keluarannya yang

menyala dari S adalah 1000 dengan Carry out adalah 1 karena

penjumlahannya memiliki sisa 1. Penjumlahan bilangan biner

dilakukan dari sebelah kanan, setiap penjumlahan yang memiliki

sisa akan dijumlahkan ke bit selanjutnya.

Dari data yang didapat dalam praktikum dapat diketahui bahwa

full adder berfungsi untuk menjumlah bilangan biner pada tiap

bit yang nanti output yang diharapkan sesuai dengan nilai

bilangan desimal.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :

1. Full adder merupakan rangkaian penjumlah biner tiap bit.

2. Full Adder menjumlahkan dua bit input ditambah dengan

nilai Carry In dan Carry Out dari penjumlahan bit

sebelumnya. Output dari Full Adder adalah hasil

penjumlahan (Sum) dan bit sisa (carry out).

3. Jika dalam penjumlahan bit dari dua input terdapat sisa

maka carry out bernilai 1 dan bila tidak terdapat sisa

carry out bernilai 0.

4. Jika terdapat nilai carry, maka carry bernilai 1.

5. Nilai carry akan dijumlahkan pada bit selanjutnya, jika

tidak ada bit yang akan dijumlahkan maka nilai carry akan

disimpan dalam bentuk carry out.

6. Pada full adder without carry memiliki carry in 0, maka

penjumlahan pertama dijumlahkan dengan 0.

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Tujuan

Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Full Adder With

Carry.

Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen Full Adder

With Carry.

1.3 Latar belakang

Full adder adalah rangkaian yang berfungsi untuk

menjumlahkan bilangan biner tiap bit. Full adder dianggap

perlu dipelajari dalam elektronika dikarenakan merupakan dasar

dari teknik digital yang harus dikuasai oleh semua mahasiswa

khususnya dalam bidang elektronika. Selain itu, pabrik –

pabrik pada jaman sekarang sangat jarang yang menggunakan

analog, sebagian besar pabrik sudah menggunakan alat – alat

jenis digital.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.2 Landasan Teori

Full adder atau penjumlahan penuh adalah rangkaian sirkuit

digital atau terkadang berbentuk chip yang dipakai untuk

menghitung atau menjumlahkan pulsa atau sinyal digital yang

umumnya dihasilkan dari osilator. Penghitung ini hanya bisa

menghitung pulsa secara biner murni (binary counter). Dalam

penghitung biner murni, perhitungan digunakan dengan cara

menjumlahkan tiap bit pada bilangan biner. Rangkaian Full

Adder dapat digunakan untuk menjumlahkan bilangan – bilangan

biner yang lebih dari satu bit. Penjumlahan bilangan –

bilangan biner sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal

dimana hasil penjumlahan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu

SUMMARY (SUM) dan CARRY, apabila hasil penjumlahan pada suatu

tingkat atau kolom melebihi nilai maksimalnya maka output

CARRY akan berada pada keadaan logika 1.

Sebuah Full Adder menjumlahkan dua bilangan yang telah

dikonversikan menjadi bilangan – bilangan biner. Masing –

masing bit pada posisi yang sama saling dijumlahkan. Full

Adder menjumlahkan dua bit input ditambah dengan nilai Carry

Out dari penjumlahan bit sebelumnya. Output dari Full Adder

adalah hasil penjumlahan (Sum) dan bit sisanya (carry out).

Pada aplikasinya, Full Adder menggunakan gerbang logika AND,

OR, dan XOR. Blok diagram dari sebuah full adder diberikan pada

gambar di bawah :

Full

Adder

A

B

CBBBOB

BBCBB

BINBBB

INPU

T

OUTPUT

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.3 Gambar Rangkaian

3.4 Alat dan Bahan

Trainer Kit (LED, togel switch, carry switch)

IC 74LS86, 74LS08, 74LS32

Catu daya

3.4 Prosedur Praktikum

Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

Memberi masukan A0–A3 dan B0–B3 1 atau 0.

Memperhatikan dan mencatat output dan carry out.

Membuat kesimpulan

BAB IV

ANALISA DATA

4.2 Data Percobaan

INPUT OUTPUTA B Carry In SUM Carr Out

0001 0010 1 0100 00100 0010 1 0111 00100 1010 1 1111 00101 1101 1 0011 11101 1011 1 1001 1

4.2 Analisa Pembahasan

Pada praktikum ini kami membahas tetang full adder

whitout carry. Full adder itu sendri adalahrangkaian yang

berfungsi menjumlahakan bilangan biner tiap bitnya. Pada

rangkaian full adder ada yang berbentuk rangkaian circuit

digital dan ada pula yang berbentuk chip yang digunakan untuk

mengitung atau menjumlahkan pulsa atau signal yang umumnya

dihasilkan oleh osilator. Perhitungan ini hanya bisa

mnejumlahkan pulsa secara biner murni (binnary counter). Dalam

menjumlahkan biner murni digunakan dengan cara menjumlahkan

tiap bit pada bilangan biner. Rangkaian full adder bisa

digunakan untuk penjumlahan biner lebih dari satu bit.

Penjumlahan bilangan – bilangan biner sama halnya dengan

penjumlahan bilangan desimal dimana hasil penjumlahan terbagi

menjadi 2 bagian, yaitu SUMMARY (SUM) dan CARRY, apabila hasil

penjumlahan pada suatu tingkat atau kolom melebihi nilai

maksimalnya maka output CARRY akan berada pada keadaan logika

1.

Komponen atau rangkaian full adder sendiri terdiri dari

gerbang AND, OR, dan XOR. IC yang digunakan biasanya tipe

74LS86 sebagai gerbang XOR, 74LS08 sebagai gerbang AND, dan

74LS32 sebagai gerbang OR. Masing-masing memiliki 4 terminal

(port), yang mana inputan sumber tegangan (Vcc) berada pada

port 14 dan ground pada port 7.

Untuk inputan biner yang akan dijumlahkan dan Carry in, berada

pada IC 74LS86 (XOR) dan 74LS08 (AND) kemudian diteruskan

dengan IC 74LS32 (OR) dengan output biner dan Carry out

Input pada full adder merupakan indikator untuk bilangan

biner yang dimana terdapat 2 sampai 3 input (A dan B) dengan

Carry in jika digunakan, masing-masing input terdiri dari 4

bilangan biner (A0–A3 dan B0–B3), sehingga bilangan biner dari

bilangan inputnya dapat diindikatorkan oleh LED sebanyak 8

buah. Selain input A dan B, pada full adder juga terdapat satu

input biner dengan indikator satu buah LED yang digunakan

sebagai Carry in. Pada outputnya ditandai oleh simbol S0–S3

yang merupakan indikator dari bilangan biner dengan LED

sebanyak 4 buah, dan juga output berupa Carry out dengan

indikator satu buah LED.

Sebuah full adder menjumlahkan dua buah bilangan yang telah

dikonversikan menjadi bilangan biner. Masing – masing bit pada

posisi yang sama dijumlahkan. Rangkaian full adder

menjumlahkan dua bit input ditambah dengan nilai carry in dan

carry out dari penjumlahan bit sebelumnya. Output dari full

adder adalah hasil penjumlahan SUMMARY (SUM) dan bit sisa

(Carry Out). Praktikum kali ini menggunakan carry in 0,

sehingga penjumlahan awal ditambahkan dengan 0. Dengan

memberikan masukan yang ditampilkan oleh 8 LED dan keluaran

yang dihasilkan ditampilkan dengan 5 LED. Data yang diambil

pada percobaan pertama yaitu jika input A adalah 0001 dan

input B adalah 0100 dengan carry in 1, dengan cara penjumlahan

1+0+1=0 sisa 1, 1+0+1=1 sisa 1, 1+0+0=1, 0+0=0, maka indikator

keluarannya yang menyala dari S adalah 0100 dengan Carry out

adalah 0 karena penjumlahannya tidak ada sisa. Jika input A

adalah 0100 dan input B adalah 0010 dengan carry in 1, dengan

cara penjumlahan 1+0+0=1, 0+1=1, 1+0=1, 0+0=0, maka indikator

keluarannya yang menyala dari S adalah 0111 dengan Carry out

adalah 0 karena penjumlahannya tidak ada sisa. Jika input A

adalah 0100 dan input B adalah 1010 dengan carry in 1, dengan

cara penjumlahan 1+0+0=1, 0+1=1, 1+0=1, 1+0=1, maka indikator

keluarannya yang menyala dari S adalah 1111 dengan Carry out

adalah 0 karena penjumlahannya tidak ada sisa. Jika input A

adalah 0101 dan input B adalah 1101 dengan carry in 1, dengan

cara penjumlahan 1+1+1=1 sisa 1, 1+0+0=1, 1+1=0 sisa 1,1+

0+1=0 sisa 1, maka indikator keluarannya yang menyala dari S

adalah 0011 dengan Carry out adalah 1 karena penjumlahannya

memiliki sisa 1. Jika input A adalah 1101 dan input B adalah

1011 dengan carry in 1, dengan cara penjumlahan 1+1+1=1 sisa

1, 1+0+1=0 sisa 1, 1+1+0=0 sisa 1, 1+1+1=1 sisa 1, maka

indikator keluarannya yang menyala dari S adalah 1001 dengan

Carry out adalah 1 karena penjumlahannya memiliki sisa 1.

Penjumlahan bilangan biner dilakukan dari sebelah kanan,

setiap penjumlahan yang memiliki sisa akan dijumlahkan ke bit

selanjutnya.

Dari data yang didapat dalam praktikum dapat diketahui bahwa

full adder berfungsi untuk menjumlah bilangan biner pada tiap

bit yang nanti output yang diharapkan sesuai dengan nilai

bilangan desimal.

BAB V

PENUTUP

5.2 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :

7. Full adder merupakan rangkaian penjumlah biner tiap bit.

8. Full Adder menjumlahkan dua bit input ditambah dengan

nilai Carry In dan Carry Out dari penjumlahan bit

sebelumnya. Output dari Full Adder adalah hasil

penjumlahan (Sum) dan bit sisa (carry out).

9. Jika dalam penjumlahan bit dari dua input terdapat sisa

maka carry out bernilai 1 dan bila tidak terdapat sisa

carry out bernilai 0.

10. Jika terdapat nilai carry, maka carry bernilai 1.

11. Nilai carry akan dijumlahkan pada bit selanjutnya,

jika tidak ada bit yang akan dijumlahkan maka nilai carry

akan disimpan dalam bentuk carry out.

12. Pada full adder without carry memiliki carry in 1,

maka penjumlahan pertama dijumlahkan dengan 1.