Cara Manajemen Usaha Untuk Pemula Urutan Proses Jualan

29
Cara Manajemen Usaha Untuk Pemula KAMIS, 13 NOVEMBER 2014 Urutan Proses Jualan Berikut ini adalah urutan proses dalam berjualan. Proses ini berlaku umum, baik untuk online ataupun offline. Semua diawali dengan proses perkenalan dan pendekatan. Bagaimana prosesnya, apa yang harus di bangun dalam tahapan ini? Silahkan baca disini. Yang bertanya yang menang, Ini prinsip bagi setiap penjual, kita harus lebih banyak mendengar, untuk apa? Untuk menggali apa sebenarnya kebutuhan, keinginan dan masalah yan dihadapi oleh calon pelanggan. Tugas pokok kita berjualan adalah untuk memberikan solusi atas masalah pelanggan. Ingat pelanggan hanya membeli jika itu memang berguna bagi mereka.

Transcript of Cara Manajemen Usaha Untuk Pemula Urutan Proses Jualan

Cara Manajemen Usaha UntukPemula

KAMIS, 13 NOVEMBER 2014

Urutan Proses JualanBerikut ini  adalah urutan proses dalam berjualan. Proses ini berlaku umum, baik untuk online ataupun offline.

Semua diawali dengan proses perkenalan dan pendekatan. Bagaimana prosesnya, apa yang harus di bangun dalam tahapan ini? Silahkan baca disini.

Yang bertanya yang menang,

Ini prinsip bagi setiap penjual, kita harus lebih banyak mendengar,untuk apa? Untuk menggali apa sebenarnya kebutuhan, keinginan dan masalah yan dihadapi oleh calon pelanggan. Tugas pokok kita berjualan adalah untuk memberikan solusi atas masalah pelanggan. 

Ingat pelanggan hanya membeli jika itu memang berguna bagi mereka.

Setelah kita ketahui, apa sebenarnya yang mereka cari, saat itulah kita mulai masuk untuk menawarkan solusi atas masalah yang mereka hadapi. Solusi itu ada pada produk kita.Akhirnya, closing. Konsumen membeli produk kita dan traksi berlangsung.

Bicara menjual, maka kita bicara proses. Ingat juga bahwa kita itu sebenarnya tidak begitu nyaman dengan penawaran - penawaran. Karenahampir setiap saat ada orang yang datang menawarkan barang/ jasanya. Dan konsumen hanya membeli dari mereka yang dikenalnya dankarena memang ia menganggap produk yang dibelinya itu berguna.  

salam jualanDiposkan oleh Bag Kinantan di 23.47 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

RABU, 12 NOVEMBER 2014

Cara Memulai Usaha Tanpa Modal

Modal menjadi momok yang menakutkan bagi para pemula yang ingin memulai untukmembangun usaha sendiri. Secara otomatis, pikiran kitaakan langsung mengarahkan saat mendengar kata memulai usaha, maka modal (baca: uang) adalah hal pertama yang muncul. Dan kata modal ini yang sering membuat para pemula akhirnya urung menjalankan niatnya untuk membangun usaha sendiri.

Salah? Tidak juga, mungkin karena informasi yang sampai ke kita selama ini seperti itu. Bahwa jika ingin membangun usaha sendiri mesti punya modal uang yang cukup. 

Kita lupa bahwa, modal dalam menjalankan usaha itu tidak hanya uang! Kenalan kita, keahlian kita, soft skill lain yang kita milikiitu adalah modal berharga untuk memulai usaha sendiri. Modal uang memang penting, tapi bukan itu yang paling penting. 

Lalu bagaimana? 

Sebelumnya sama sama kita baca dulu, jika ingin membangun usaha harus mulai dari mana?

Begini, dalam tulisan sebelumnya saya katakan bahwa jika ingin membangun usaha, sebaiknya anda tidak memulainya dari produksi. Karena apa? Produksi menyerap modal terlalu besar dan butuh energi ekstra untuk mengendalikannya. Anda bisa memulai usaha anda dari menjadi reseller, atau agen dari produk orang lain. 

Contoh yang selama ini saya lakukan :

Usaha konveksi yang saya jalankan selama ini, itu hampir NOL modal uangnya. Bahkan jika kita mau, modal –uang-nya bisa dibuat NOL samasekali. Bagaimana caranya?

Pertama, dalam usaha konveksi, kita harus mencari pemasok (tukang jahit) yang dapat memberikan harga yang sangat bersaing. Sehingga kita bisa menjual lagi dengan harga yang bersaing pula. Jika anda kesulitan menemukan tukang jahit yang memiliki harga bersaing, andabisa hubungi saya. 

Setelah dapat pemasok (baca : tukang jahit, biasanya tukang jahit yang harganya miring itu ada di Bandung) mulailah kita berjualan. Sebelumnya perlu anda definisikan siapa pasar anda dulu, biar gak terlalu cape’ sebar iklan kesana kemari. Tawarkan jasa konveksi anda ke pasar potensial.

Selanjutnya saat ada yang sudah mulai nyangkut, sistem pembayarannya pelanggan mesti bayar DP sebesar 50% (karena dari bandung mensyaratkan bayar DP 50%), katakan produksi jalan setelah DP diterima. Setelah DP di terima kirim ke tukang jahitnya, produksi dimulai. Setelah sekitar 4 minggu orderan selesai, anda bisa minta pelunasan dari pelanggan. Setelah di bayar, anda kirim ke tukang jahit sisa yang belum dibayar plus ongkos kirim ke lokasipemesan.  Selesai. Anda gak perlu keluar uang, dan anda dapat untung sesuai dengan selisih harga jual anda dan harga produksi ke tukang jahit.

Kalau gak mau repot, anda jadi agen saya, nanti selanjutnya biar saya yang bereskan hehe. 

Jadi prosesnya : Cari Pemasok (Tukang jahit) ++> Mulai Tawarkan ++>ada yang mau, Minta DP 50% ++> Kirim DP ke tukang jahit ++> produksi 4 minggu ++> minta pelunasan ++> kirim ke tukang jahit, barang dikirim ke pemesan ++> barang sampai ke pemesan anda dapat untung dari selisih harga jual dan produksi.  

Dengan model ini, saya sudah menjalani usaha konveksi ini beberapa tahun belakangan, dan hampir tanpa modal sama sekali. Modal jaringan dan kepercayaan saja. Langganan saya sekarang tersebar dari Aceh sampai Lampung. Keuntungan yang saya dapat per proyek berkisar 500 ribu hingga 10 juta. Lumayan kan. Sebulan dapat 2-3 orderan saja dah menutupi biaya bulanan hehe. 

Masih berpikir bahwa memulai usaha harus modal uang? Hubungi saya kalo mau jadi agen di daerah anda, nanti saya ajarkan bagaimana sistem kerjanya.

akhirnya saya ingin katakan bahwa model ini dapat digunakan ke beberapa usaha, tidak hanya usaha konveksi. selamat mencoba semoga bermanfaat.

salam Diposkan oleh Bag Kinantan di 09.06 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Cara menyusun Strategi Pemasaran : Untuk Pemula

Dalam Manajemen Pemasaran, pertama sekali yang kita pelajari adalahmendefinisikan pasar yang hendak kita sisir. Tujuannya apa? agar dapat disusun strategi pemasaran yang tepat untuk produk yang kita punya. Untuk mendefinisikan pasar itu, yang pertama sekali harus kita lakukan adalah melakukan apa yang disebut sebagai SEGMENTASI. Segmentasi adalah proses untuk membagi pasar menjadi beberapa lapisan. Sehingga akan lebih mudah menentukan target pasar yang potensial.Proses segmentasi biasanya dimulai dengan membagi kelompok masyarakat berdasarkan tempat tinggal, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan lain lain. Semakin spesifik semakin bagus. 

Langkah kedua adalah melakukan TARGETTING, dari segmen yang sudah kita susun tadi, kita kerucutkan lagi, berapa persen dari segmen yang ada tadi, akan kita jadikan pembeli dan langganan produk kita.Tujuannya sederhana agar tenaga, pikiran dan waktu tidak terlalu banyak terserap karena luasnya pasar yang ingin di sisir. 

Langkah ketiga adalah Positioning. Langkah ini adalah upaya kita masuk ke dalam benak konsumen kita.  Hal ini terkait juga dengan brand atau merek yang kita punya. Jadi kalau misalnya kita sebutkansatu hal maka masyarakat yang menjadi target pasar kita akan langsung teringat dengan kita. Misalnya kalau bicara Madu Hutan Asli, maka pikiran kita langsung tertuju pada REFILL MADU. 

Contoh:

Produk/ Jasa yang hendak kita jual adalah KONVEKSI SERAGAM 

Segmentasi : Sekolah (TK, SD, SMP, SMA), Kampus, Perusahaan, Komunitas, Usia di atas 18 Tahun, Berpenghasilan minimal 1,5 juta, tinggal di daerah Sumatera Utara, Aceh dan Riau Targetting : Konveksi seragam untuk SMA, Mahasiswa dan Karyawan Perusahaan, berlokasi Sumatera Utara.

Positioning : Konveksi Seragam yang Murah, Berkualitas

Ini sekedar contoh.

Kalau produk anda sudah definisikan pasar anda?

Semoga bermanfaatDiposkan oleh Bag Kinantan di 00.09 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Cara Manajemen Usaha Untuk PemulaBlog Tentang Bagaimana Memanajemen Usaha untuk Pemula - Agar Usaha Tumbuh dan BerkembangSELASA, 11 NOVEMBER 2014

Cara Menjual agar Lebih MudahSering muncul pertanyaan, bagaimana caranya agar menjual lebih mudah dan mengurangi penolakan?

ada 3 syarat agar sukses menjual, yaitu Rapport, Rapport, Rapport.

Rapport adalah jembatan untuk masuk ke dalam pikiran dan perasaan lawan bicara kita. Rapport didefinisikan sebagai kesediaan pihak pihak yang berhubungan untuk saling mempengaruhi secara bawah sadar. (Robert Dills).

Ingat bahwa saat menjual, kebanyakan konsumen melakukan transaksi (menurut survey hampir 80%) adalah karena si penjualnya, bukan karena produknya. kemampuan sipenjual membangun hubungan yang baik itulah yang membuat konsumen menjadi 'percaya' dan akhirnya mau melakukan transaksi dengan kita. 

Untuk dapat membangun sikap saling percaya itu, kita harus mampu mempengaruhi dan si konsumenpun mau dipengaruhi. untuk itu kita perlu membuka 'pagar' pikiran dan perasaan konsumen, itulah yang disebut sebagai Rapport.

Lalau bagaimana membangun rapport? pertama sekali dengan membangun kesamaan. kita pasti senang berinteraksi dengan orang yang kita ketahui memiliki banyak kesamaan dengan kita. misalnya kita bertemudengan orang satu daerah dengan kita di perantauan, karena sama dari satu daerah,walau berbeda kampung, misanya

nah, ternyata rasa percaya itu lebih mudah muncul karena adanya kesamaan.

kalau yang pernah belajar NLP, cara membangun kesamaan itu dengan matching dan mirroring. sederhananya kita berusaha -nyama-nyamain- dengan konsumen kita, baik dari gerakan, intonasi, kata kunci dari pembicaraan dan lain lain.

Kunci sukses menjual adalah kepercayaan dari konsumen kepada kita penjual, untuk membangun kepercayaan itu kita harus mampu menjadi teman yang 'nyaman' bagi konsumen, cara bagaimana agar menjadi pribadi yang nyaman untuk di ajak bicara? dengan membangun Rapport,membangun jembatan ke pikiran dan perasaan konsumen.

semoga bermanfaatsalamDiposkan oleh Bag Kinantan di 23.18 2 komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Cara Membangun Organisasi yang KuatKetika saya membaca buku yang ditulis oleh John Wood, saya menemukan beberapa catatan yang ia buat. Catatan itu tentang bagaimana organisasinyaini dapat mendunia. Saya tidak ingin terlalu luas berbicara ‘dunia’, namunkita akan berbicara bagaimana membangun organisasi kita menjadi kuat. Tentunya untuk membangun sebuah bangunan organisasi yang kuat, harus memiliki pondasi yang kuat pula. Organisasi yang dimaksud di sini adalah organisasi bisnis atau organisasi sosial. Dan pondasi-pondasi itu adalah empat hal (plus dua) yang akan saya ceritakan di sini. 

1. Berorientasi pada hasil 

Produktivitas seseorang atau organisasi terlihat dari hasil-hasil kerja yang mereka lakukan. Hasil-hasil ini tentunya adalah hasil-hasil kerja positif. Banyak terjadi hari ini organisasi yang ada hanya banyak melakukan pekerjaan namun sedikit dalam output kerja mereka. Mungkin sebagian dari kita masih berorientasi pada proses. Ada jargon yang sering kita dengar bahwa, “yang paling penting adalah prosesnya, hasil itu ngikutsendiri.” Jargon ini ada benarnya dan tidak selamanya benar. Memang kita harus memperhatikan proses dari pekerjaan kita, proses yang salah akan mempengaruhi hasil. Namun, melulu menikmati proses juga bukan pekerjaan yang produktif. Tetap ada target-target output dari pekerjaan yang kita lakukan. Tetap ada target-target pencapaian waktu penyelesaian pekerjaan. 

Kehidupan yang dinamis saat ini memaksa kita dan organisasi kita untuk cepat merespon apa-apa yang terjadi di lingkungan kita. Keterlambatan respon atas kejadian-kejadian di sekeliling kita akan menyebabkan organisasi kita semakin tertinggal dan ditinggalkan. Ingat bahwa waktu tidak pernah menunggu. 

Kita harus mengubah pola pikir kita yang tadinya ‘baru’ berorientasi pada proses menjadi orientasi kepada hasil kerja. Hal ini dilakukan bukan berarti menghalalkan segala cara untuk mencapai semua target yang telah kita canangkan. Namun tetap memperhatikan input dari proses dan proses itu sendiri. Hanya saja, proses yang kita lakukan dipaksa (kalau boleh begitu bahasanya) untuk mencapai target output dan target waktu yang telahditetapkan di awal. Kegiatan ‘memaksa’ di sini dapat dipandang sebagai upaya-upaya seperti memperbaiki kualitas input, memperbaiki kualitas proses pengerjaan dan perbaikan-perbaikan lainnya. Hal ini semata-mata dilakukan untuk mengikuti cepatnya gerak langkah lingkungan tempat kita tinggal saat ini. 

2. Jangan menyepelekan data 

Informasi adalah salah satu input dalam proses pengembangan pribadi atau organisasi. Informasi yang bertebaran di sekeliling kita adalah makanan yang harus di konsumsi demi meningkatkan daya saing organisasi. Orang-orang yang ketinggalan informasi dengan sendirinya akan tercecer dari persaingan global. 

Data adalah penyusun informasi itu sendiri. Dari data yang akurat maka akan didapatkan atau dihasilkan informasi yang akurat. Terutama bagi organisasi Bosnia, data adalah makanan yang harus selalu dikumpulkan dan dimakan. Dari data ini keluarlah strategi-strategi untuk memenangkan persaingan. 

3. Pekerjakan orang-orang cerdas 

Meletakkan orang-orang cerdas di posisinya adalah cara yang paling efektifdalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Banyak organisasi yang gagal beroperasi karena diisi oleh orang-oran yang tidak memiliki kemampuan di bidang tersebut. Untuk itu di awal sangat penting bagi organisasi untuk melakukan seleksi yang ketat dalam menempatkan orang-orang yang bekerja dalam organisasi. 

Selain itu, orang-orang yang cerdas akan memiliki energi yang jauh lebih besar dibandingkan orang orang biasa di sekelilingnya. Akan ada selalu diskusi yang hangat ketika kita sedang membahas sebuah masalah. Akan

banyak ide-ide bermunculan saat mencari solusi atas masalah yang sedang dihadapi oleh organisasi. Dan satulagi, orang-orang cerdas akan sangat mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan yang senantiasa berubah. Mereka akan mudah untuk terus belajar dan belajar menghadapi tuntutan perubahan lingkungan. 

4. Bangun loyalitas orang-orang anda 

Organisasi akan maju jika diisi (selain orang cerdas) oleh orang-orang yang loyal. Namun, membangun loyalitas adalah sebuah pekerjaan yang sulit dan memakan waktu yang tidak sebentar. Dengan menerapkan trik ini, anda akan dapat membangun loyalitas orang-orang anda. Langkah yang harus anda ambil hanya satu, yaitu : Anda harus menunjukkan loyalitas anda kepada orang-orang anda. Bagaimana caranya? Caranya adalah hargailah keberadaan mereka, jangan menganggap diri kita lebih baik dan lebih tinggi dibandingkan mereka. Pandanglah mereka sebagai rekan kerja. 

Tindakan nyatanya adalah sering-sering ajak bawahan anda untuk makan bersama, olahraga bersama atau kalau perlu anda ajak ke rumah, ajak menginap dan makan di rumah anda.Dengan demikian mereka akan merasa sangatdihargai dan mereka akan balik menghargai anda sebagaimana yang anda lakukan padanya. 

5. Ciptakan suasana kerja yang dinamis 

Pada dasarnya, manusia itu senang dengan kehidupan yang menantang dan dinamis. Jika kita membaca ulang sejarah kehidupan kita, kita akan menemuisebuah fakta bahwa sejak masih berbentuk sel sperma, kita telah berkompetisi untuk mendapatkan satu tempat di dunia ini. Dan kita membuktikan bahwa kita berhasil untuk hadir di dunia. Namun, saat kita terlahir, iklim kompetisi itu terasa terus berkurang. 

Sama ketika kita melakukan kerja-kerja di organisasi, ketika iklim kompetisi (yang positif tentunya) itu hadir di tengah-tengah organisasi, setiap anggota organisasi akan berusaha untuk ikut ambil bagian. Untuk membuktikan ini, anda perlu menguji cobakan teori ini. 

6. Bangun jaringan 

Jaringan kerja adalah penguat eksistensi kita. Sekuat apapun modal dan fisik kita, jika kita kerja sendiri, maka hanya kehancuran yang akan kita temui. Beton, dinding itu kuat karena ada jaringan antara pasir, semen, air, batu, besi dan batu bata. Jika saja air tidak hadir maka tidak akan adabangunan yang berdiri. Begitu juga saat kita membangun sebuah tim atau organisasi. 

Inilah enam bagian yang dapat kita lakukan guna menciptakan organisasi yang tangguh. Keenam ini adalah bagian kecil dari berbagai tips untuk membangun sebauh organisasi yang kuat. Yang perlu dilakukan saat ini adalah segera mengambil tindakan nyata guna mewujudkan apa-apa yang  kita cita-citakan.Diposkan oleh Bag Kinantan di 15.16 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Cara Menentukan Harga

Secara sederhana, harga didefinisikan sebagai nilai tukar (dapat berupa uang atau barang lain) untuk mendapatkan manfaat dari suatu barang atau jasa. Dari sisi produsen cara menentukan harga adalah dengan menjumlahkan antara total biaya produksi ditambah dengan keuntungan yang diinginkan. 

Sebelum lebih jauh bicara tentang penentuan harga, ada beberapa jenis harga yang bisa jadi bahan bacaan guna menunjang pemahaman kita. Beberapa jenis harga tersebut antara lain: 

Harga untuk produk baru 

harga skimming harga yang dipatok di awal tinggi, kemudian seiring berjalan waktu dan masuknya kompetitor harga menjadi turun. Contohnya seperti produk HP, harga saat baru keluar akan di patok tinggi, kemudian turun, apalagi setelah mendapatkan target penjualan yang dicanangkan perusahaan. 

harga penetrasi sepertinya harga ini menjadi lawan dari harga skimming, karena produsen memberikan harga serendah-rendahnya saat peluncuran produk baru. tujuannyaadalah untuk penetrasi pasar agar terbangun dulu ikatan dengan produsen, selanjutnya diharapkan pelanggan bertambah dan menjadi loyal. Contohnya seperti saat peluncuran kartu perdana 3 atau yang lainnya. 

Harga Psikologis 

Strategi harga ini tujuannya menyentuh sisi psikologis konsumen agar membeli. Beberapa jenis harga psikologi antara lain: 

harga prestise harga ini dibuat untuk membangun imej bahwa produk yang kita jual itu berkelas dan berkualitas. Umumnya digunakan untu produk produk dengan

jalur pemasaran khusus seperti harga di pakaian di butik dan distro. 

harga ganjil biasanya kita temukan ini di swalayan, tujuannya mengelabui konsumen agar mengira bahwa harga barang tersebut lebih murah, contohnya seperti harga pakaian di sebuah departemen store harga yang dipasang Rp. 99.900, agar timbul kesan harganya lebih murah dari pada jika tertulis Rp. 100.000 

harga rabat harga ini biasanya jika kita membeli lebih dari satu produk, contohnya seperti produk kami Madu Hitam Pahit, jika beli 1 botol harganya Rp. 55.000, namun jika membeli 3 botol, harganya menjadi Rp. 50.000 

harga lini harga ini sesuai dengan kelas konsumennya, misalnya tiket konser ada kelasekonomi, vip dan lain sebagainya. 

pemimpin harga menetapkan harga dibawah harga pasaran, tujuannya untuk meningkatkan omzet. 

Harga Diskon Biasanya jika ada momen tertentu penjual melakukan program diskon, misalnya menjelang hari raya atau hari peringatan lainnya. 

Harga Kompetitif 

harga relatif harganya mengikuti harga pesaing, kadang di atas kadang di bawah atau samadengan pesaing. 

Harga mengikuti pemimpin pasar berapa harga dari market leader, ikut saja. Tidak menetapkan harga sendiri. 

Bagaimana menentukan harga? 

Secara sederhana, untuk menentukan harga adalah dengan menjumlahkan semua biaya produksi kemudian di tambah dengan laba yang diinginkan. Seperti penjelasan di atas, menentukan harga juga harus bersesuaian dengan strategi pemasaran produk tersebut. 

Strategi pemasaran dimulai dengan memperhatikan bauran pemaran yang biasa disebut STP, Segmentasi, Targeting, dan Positioning. Kepada siapa produk ini akan kita jual? Itu pertanyaan pertama yang harus kita jawab. Karena

bagi sebagian konsumen harga Rp. A bisa jadi murah, namun bagi konsumen yang lain ini menjadi mahal. Definisikan pasar yang ingin kita jaring dengan benar, agar dapat dengan tepat kita tentukan harga yang pas. 

Kedua, pahami hukum dasar permintaan. Jika permintaan lebih banyak dari pasokan, maka penjual atau pemasok memiliki posisi tawar yang tinggi, yangpunya barang bisa memainkan harga. Jika permintaan sama dengan pasokan, biasanya harga akan stabil. Yang repot itu kalau pasokan lebih besar dari permintaan. Bakal ada perang harga, banting-bantingan harga. Nah, coba lihat lagi produk kita berada pada posisi mana dalam ketiga hukum permintaan ini. Ohya coba pelajari juga faktor yang mempengaruhi permintaan. Untuk ini anda bisa baca buku Buka Langsung Laris-nya Jaya Setiabudi. 

Ketiga, pada awalnya permintaan terhadap suatu barang/ jasa hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar (pokok) saja. Lambat laun dengan bertambahnya daya beli, membeli bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan dasar, namun ada sisi emosional yang harus dipenuhi. Dalam bahasa mas jaya setiabudi lagi, bahwa harga itu adalah penjumlahan antara Konten dan Konteks. Konten itu adalah biaya produksi barang itu sendiri, lalu ada unsur konteks yang bisamembedakan harga yang satu dengan lain, yaitu unsur emosi, merek, kemasan,imej, gengsi dan lain lain. 

Jadi, kesimpulannya bahwa menentukan harga itu bukan sekedar menjumlahkan harga produksi dan laba yang diinginkan. Dengan pasar yang semakin kritis,definisikan pasar yang ingin anda jaring dengan lebih detail lagi. Lalu perkuat merek dan imej produk anda. Buat perbedaan dengan produk sejenis lainnya di pasaran. jangan terjebak imej komoditas. Maka anda akan dapat menjual dengan lebih tinggi. 

Coba perhatikan, harga teh manis dingin dengan ice tea saja dah beda harganya padahal Cuma beda penyebutannya saja, konten sama Cuma ada unsur emosi dan imej yang lain, karena beda namanya. Kedua harga es teh tadi di warung kopi pinggir jalan hanya Rp. 3000, coba beli di cafe di pusat perbelanjaan harganya juga bisa beda lagi menjadi Rp. 7.000. 

Awalnya, hanya konten dengan sedikit penambahan konteks akan meningkatkan harga jual. Semoga dengan penjelasan singkat ini bisa dipahami, maaf agak panjang...heheDiposkan oleh Bag Kinantan di 15.13 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Marketing, tempat bermula dan berakhir

Bagi yang belajar tentang siklus manufaktur, mereka menemukan bahwa, proses penciptaan produk itu bermula dari marketing, dan akan berakhir di marketing pula. 

Artinya apa? Kita membuat produk yang memang dibutuhkan oleh pasar,ini adalah fungsi pertama marketing, membaca kebutuhan pasar, apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh pasar, produk seperti apa? Jangan habiskan energi dengan merancang produk yang tidak dibutuhkan oleh pasar. Kerjakan  pekerjaan rumah kita yaitu menerjemahkan kebutuhanpasar dalam bentuk produk.

produk inipun akan kembali lagi ke bagian marketing, karena merekalah yang akhirnya menjual, melalui anak mereka yang disebut sales. setelah kita menyelesaikan pekerjaan rumah tadi (riset pasar), sejatinya kita sudah menyelesaikan separuh pekerjaan di usaha kita.

Begitu penting si marketing, kita perlu memperkuat bagian ini, kitaboleh tidak punya bagian yang memproduksi barang, tapi kita gak boleh menghentikan kegiatan marketing yg menjadi jantung sebuah bisnis.

Rumus dasar marketing

"Gak ada marketing = gak ada uang"

Selesai!Diposkan oleh Bag Kinantan di 09.56 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

SENIN, 10 NOVEMBER 2014

Cara Mengundang Investor : a case studySaya memiliki kawan yang dalam 4 tahun belakangan ini fokus mengembangkan usahadibidang per-HP-an. Segala sesuatu tentangHP, mulai dari pulsa, Service, Asesoris dan lain lain. Dia bangun usaha ini dari nol, sampai akhirnya saat ini beliau sudah mengelola5 konter HP yang tersebar di Cikarang Bekasi. Selain konter HP,

beliau juga mengembangkan usaha dibidang makanan, yaitu bubur dan makanan bayi. 

Sebut saja namanya Hadi. Saya dan hadi adalah teman dekat, kami satu sekolah saat SMA, satu kelas juga, dan terlibat diberbagai organisasi siswa yang sama juga. Hadi adalah sosok yang ulet, pekerja keras, keras kepala, tapi hormat sekali dengan orang yang lebih tua dan lebih berilmu. 

Setamat sekolah SMA, saya ke ujung sumatera, beliau ke ujung jawa. Bertemu hampir tidak pernah lagi sampai akhirnya kami tamat kuliah,beliau bekerja di ASTRA, dan saya luntang lantung di jalanan. Suatuhari beliau datang ke rumah saya (kebetulan lagi ambil cuti), di sana kami ngobrol banyak hal, termasuk di dalamnya tentang pilihan hidup sebagai pengusaha. Saya yang waktu itu Cuma wiraswasta jalanan tanpa ilmu. Hadi seorang karyawan sebuah perusahaan swasta besar di negeri ini. 

Dari obrolan itu, hadi cerita bahwa ia ingin sekali keluar dari pekerjaannya saat ini dan ingin memulai karir sendiri sebagai pengusaha. Cuma masih ada ragu ragu. Kenapa? Karena bulan depan ia akan menikah. 

2 bulan setelah menikah, ia resmi resign dari pekerjaannya yang memiliki gaji lumayan tinggi serta fasilitas yang lumayan juga saatitu. Kemudian jualan selimut jepang. Lumayan berhasil, tapi pabriknya bubar, usaha bubar. Lalu ia mulai menjual sparepart HP, asesoris HP, komputer dll. Ambil barang di grosir, jual lagi ke kawan kawannya di pabrik. 

Berjalan, ia ingin peningkatan. Munculah ide untuk mengundang investor. Apa yang dilakukannya? Pertama menyusun proposal bisnis. Apa isinya? Patungan usaha. Ia kirimkan proposal itu ke 100 orang temannya, harapannya terkumpul dana minimal 100 juta. Ia merencanakan membuka warung grosir sembako plus konter HP. Setelah berjalan 2 bulan, terkumpulah dana sebanyak 50 juta. Gak dapat 100 juta. 50 juta ini digunakan untuk menyewa toko di tempat yang

strategis. Dan beberapa isi toko. Mulai Jualan. Konter HP. 

Namanya usaha ada naik turun, dan alhamdulillah usaha itu berjalan dengan baik, menguntungkan, 2 tahun bekerja keras untuk menghasilkan 50 juta lagi, karena kontrak kerjasamanya 2 tahun plusbagi hasilnya. 

Dari pelajaran yang pertama lahirlah konter kedua, ketiga. 

Nah, setelah konter ketiga berjalan normal, ia rapikan keuangan, saatnya MENJUAL usahanya ke investor potensial. 

Ini dia inti dari cerita kita, saat usaha sedang bagus, pemasukan sudah stabil, cashflow lancar dan terlihat laba bersih tiap bulannya, kita sudah mulai bisa berhitung, berapa usaha ini akan kita Jual ke investor. Menjual di sini adalah melepas saham yang kita punya, bukan melepas 100%. Manajemen tetap kita yang pegang, setiap bulan investor dapat bagi hasil dari keuntungan. Dalam beberapa tahun kontrak selesai dan usaha jadi milik kita lagi. Cumapastikan bahwa investor memperoleh bagi hasil yang cukup besar. Plus peluang memiliki konter seperti kita punya. 

Dalam kasus kawan saya ini, ia melepas 50% sahamnya di dua konter yang ia punya. Konter pertama di lepas 70 juta, dan konter kedua 65juta. Kontrak selama 4 tahun. Dan bagi hasil rata rata setiap bulan(berdasarkan data masa lalu, setiap bulan laba bersih berkisar 5-7 juta) sebesar 2,5 – 3,5 juta. Selama 4 tahun, jika saja hanya dapat2,5 juta per bulan, maka dalam setahun, si investor akan mendapat sekitar 30 juta, dalam 4 tahun 120 juta. Artinya uang investor tumbuh sekitar 50 juta atau 71% dalam 4 tahun atau rata rata 17,8 %per tahun. Dibandingkan dengan bunga kredit bank sebesar 14 %, masih lebih menguntungkan. 

Yang ingin saya sampaikan disini adalah saat anda yakin dengan bisnis anda, jual IDE itu ke investor (usaha yang baru akan dibuka juga bisa, Cuma baca dulu tulisan saya sebelumnya tetang sebelum undang investor), namun saat usaha sudah berjalan dan keuangan sudah terlihat dan menguntungkan. Tidak ada salahnya anda jual sebagian saham anda, untuk dapatkan dana segar guna pengembangan

usaha berikutnya. Buat kontrak, jangan terlalu lama, tapi pastikanan investor mendapatkan yang setimpal dengan pengorbanannya. 

Salam Semoga bermanfaat.Diposkan oleh Bag Kinantan di 20.20 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Cara Mengetahui : Hutang Baik atau Hutang BurukSalah satu keahlian seseorang menghadapi uangnya (financially competent) adalah mengendalikan diri dari hutang. 

Pernah saat di jogja, paman istri saya bilang, "kalo mau membangun usaha jangan dari modal hutang-an" 

Hutangnya sebenarnya tidak salah, yang salah adalah kita saat menghadapi hutang. Sering kita tidak mampu kendalikan diri, akhirnya malah terjerat hutang yang lebih besar dari kemampuan kitamembayarnya. 

Dalam prakteknya, ada hutang yang baik dan ada hutang yang buruk. Hutang yang baik adalah hutang yang mampu "melunasi" dirinya sendiri, sedangkan hutang yang buruk adalah hutang yang buat kita kesulitan untuk membayarnya. 

Hutang untuk usaha 

Apakah boleh kita berhutang untuk usaha? Nanti saat usahanya jalan,keuntungan usaha yang akan membayarnya? Pertanyaan saya, yakin, usaha anda akan mampu membayarnya? Jika tidak bagaimana? 

Pengalaman saya yang tidak seberapa dalam menjalani usaha, banyak memberi pelajaran, bahwa gak ada yang pasti d dunia ini. Satu satunya kepastian di dunia adalah ketidakpastian itu sendiri. 

Sering kali karena kurangnya ilmu dan komitmen, hutang yang diniatkan untuk usaha malah digunakan untuk kebutuhan pribadi, misalnya. Atau tidak adanya pemisahan yang jelas antara uang pribadi dan uang usaha, akibatnya pengelolaan uangnya "by laci".

Butuh uang ambil ke "laci" usaha, misalnya. 

Ditambah lagi gaya hidup, agar terlihat keren, terlihat pengusaha sukses, seringkali kita habiskan banyak uang untuk gaya hidup. Ada sebuah quote yang bagus. 

"Yang mahal itu bukan biaya hidup, tapi gaya hidup." 

Hutang baik dan hutang buruk 

Seperti disinggung di atas, bahwa hutang baik adalah ketika dirinya(si hutang) mampu melunasi dirinya sendiri. Si hutang itu yang melunasi dirinya sendiri. Contoh, kita berhutang untuk beli mobil, kemudian mobilnya direntalkan, penghasilan dari rental untuk bayar cicilan mobil hingga lunas. 

Namun, dalam prakteknya, kadang hutang hutang baik ini berubah jadihutang buruk. Masalahnya ada di pengelolaan keuangan kita. Selama belum mampu kita berdisiplin dengan budget yang kita buat, belum mampu pisahkan mana uang usaha, mana uang pribadi, belum mampu memisahkan uang usaha dari modal dan keuntungan, kemudian menikmatisebagian keuntungan dan bukan menikmati uang omzet. Selama itu, kita akan terus mengubah hutang baik menjadi hutang buruk. 

Hutang Buruk 

Dari namanya kita tahu bahwa ini hutang harus dihindari. Karena kita akan menghabiskan energi untuk terus tunduk jadi budaknya, hingga mampu kita lunasi. Apa saja hutang yang buruk? 

Hutang yang buruk adalah hutang yang menyedot penghasilan kita untuk melunasinya. Waktu kita habis untuk bekerja keras menghasilkan uang, lalu uang itu dipakai untuk membayar hutang. 

Hutang buruk berikutnya adalah hutang yang kita pinjam, lalu kita harus mengembalikan lebih besar dari pokoknya, biasa disebut hutangyang berbunga. Dalam bahasa agama disebut Riba. Untuk penjelasan tentang riba dapat dibaca pada note saya yang lalu. 

Riba, hutang berbunga selalu menjadi hutang yang buruk. Hindari

atau hentikan. Selain tidak berkah, hutang riba akan membuat kita semakin sulit bernafas. Contoh sehari hari, pinjam di koperasi 500 ribu, cicilan 20 ribu selama 30 hari. Kartu kredit juga termasuk, betapa banyak orang terlena, saat tersadar hutangnya sudah puluhan juta. 

Untuk kartu kredit, jika tidak sanggup lunasi pemakaian setiap bulannya sebelum jatuh tempo, sebaiknya jangan gunakan. Jika setelah jatuh tempo dan tidak dilunasi, maka yang terjadi adalah bunga majemuk (bunga berbunga) ini lebih bahaya lagi. Tentang bungamajemuk juga sudah saya singhung di note sebelumnya. 

Kesimpulan 

Hutang tidak selamanya buruk, boleh berhutang tapi pastikan anda mampu membayarnya. Jangan melangkah melebihi panjang kaki kita. 

Hutang baik, jika salah kelola akan jadi hutang buruk. 

Riba akan selalu jadi hutang buruk, hindari! 

Semoga bermanfaat, bagikan jika anda merasa ada manfaatnya. 

SENIN, 10 NOVEMBER 2014

Gagal Manajemen Keuangan = Mati Pelan PelanAnda ingin kaya?Ingin Usahanya besar?Ingin lunas hutang?Ingin punya asset banyak?Ingin ini ingin itu banyak sekali...

Itu semua harus anda awali dari bagaimana anda memanajemen keuangananda. Ada 3 hal yg paling penting di usaha, bisnis, perusahaan , yaitu : Marketing, Produksi, Keuangan.

Memang marketing adalah motor penggerak utama, tak ada marketing tidak ada produksi, tak ada uang yang masuk. Namun, gagal kelola keuangan, malah membuat bisnis jadi penyakitan, sebagus apapun marketing, jika sijantung bermasalah bakal repot juga akhirnya.

Ada banyak cara mengelola keuangan, yang paling sederhana adalah anda harus mem-budget kan semua pengeluaran anda, kemudian dibandingkan dengan semua pendapatan anda. Lalu, disiplinlah denganitu. 

Mengapa bisnis tidak maju dan besar, karena banyak sekali "kebocoran" dalam penggunaan keuangan usaha. Masih tercampurnya uang probadi dan usaha dan lain lain. Belum lagi saat manajemen keuangannya adalah manajen by laci. Habislah...

Bagaimana dengan kami karyawan?

Prinsipnya sama, budgetkan pengeluatan anda, lalu disiplinlah dengan itu. Jangan menambah pos pengeluaran baru, sebelum ada sumber pemasukan untuk itu. 

Keuangan ini bisa juga d sebut sebagai "rem" nya usaha atau pengeluaran. Jebol dia,masuk jurang kita.

Gagal kelola uang = mati pelan pelan

-----Diposkan oleh Bag Kinantan di 09.18 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Cara Menghitung BEP; dan ManfaatnyaBreak Even Point (BEP) 

Secara sederhana, Break Even Point (selanjutnya disebut BEP) adalahtitik dimana terjadi impas, perusahaan tidak untung dan tidak rugi.Biasanya untuk memudahkan pemahaman tentang BEP digunakan grafik, daam grafik tersebut, BEP adalah titik perpotongan antara Total biaya dan Total pendapatan. Artinya jika total biaya dikurangi total pendapatan hasilnya = 0. 

Dalam aplikasi usaha, BEP adalah jumlah produk yang dijual agar

dapat menutupi seluruh biaya yang timbul dalam masa operasi. Selainmenghitug jumlah penjualan. BEP dapat juga menghitung harga minimalsuatu produk, agar perusahaan tidak salah menentukan harga jual. 

Biaya adalah seluruh pengorbanan untuk menghasilkan suatu produk/ jasa. Dalam produksi terdapat du jenis biaya, yaitu biaya tetap (fix cost) dan biaya berubah (Variable Cost). Biaya tetap adalah seluruh biaya yang tidak terpengaruh dengan berapapun jumlah outputproduk yang dihasilkan. Sedangkan biaya berubah adalah biaya yang tergantung dengan jumlah produk yang dihasilkan. Semakin banyak produk yang dihasilkan, maka biayanya semakin besar. 

Contoh untuk biaya tetap adalah sewa tempat bulanan. Berapapun hasil produk perbulan tidak akan membuat harga sewa yang telah disepakati berubah. Nilainya akan tetap. Sedangkan biaya berubah contohnya biaya pengadaan bahan baku. Jika semakin banyak produk yang dihasilkan, kebutuhan akan bahan baku akan meningkat, otomatisakan menyebabkan biaya pengadaan bahan baku menjadi meningkat. 

Dalam aplikasi usaha kecil seperti yang kami jalani, perhitungan BEP menjadi penting. Hal ini terkait dengan target penjualan dan harga jual. Dengan diketahui BEP, kami akan dapat memprediksi berapa jumlah barang yang harus dijual agar usaha memiliki untung atau harga jual yang paling pas (untuk menentukan harga, baca strategi penentuan harga). Karena sebelum mencapai titik BEP, usahamasih merugi, total pendapatan belum dapat menutupi seluruh biaya yang timbul. 

Untuk itu perlu diidentifikasi seluruh biaya yang muncul untuk memproduksi sebuah barang/jasa, kemudian dibagi ke biaya tetap dan biaya berubah. Dengan perhitungan sederhana akan didapat titik BEP.Manajemen dapat bergerak dari titik ini agar dapat menyusun rencanada target penjualan lebih tepat dan terarah. 

Rumus menghitung BEP adalah : 

1. BEP unit (jumlah / Q) = (biaya tetap) / (harga per unit – Biaya Variabel per unit) 

2. BEP rupiah (harga Jual / P) = (biaya tetap) / (kontribusi marginper unit / harga per unit) 

Dimana: Biaya tetap : biaya yang jumlahya tetap walau sedang tidak berpoduksi Biaya variabel : biaya yang meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah produksi Harga per unit : harga jual produk yang dihasilkan per unit (harga jual 1 pcs) Biaya variabel per unit : total biaya variabel ber unit (total variabel cost/ Q) Margin per unit : harga jual per unit – biaya variabel per unit (selisih) 

Berikut kami berikan sebuah contoh sederhana. 

Ada sebuah usaha katakan toko herbal, yang hanya fokus menjual madu. Madu yang dijual antara lain madu hitam pahit, madu hutan riau dan madu hutan tapanuli. Harga sewa tempat adalah Rp. 5 juta per tahun, biaya listrik perbulan rata rata Rp. 40.000, gaji 1 orangpegawai adalah Rp. 800 rb/ bulan. Sedangkan harga jual madu rata-rata Rp. 50 rb/ botol dan biaya produksi adalah sebesar Rp. 30rb/ botol. Hitung BEP toko ini. 

Jawab: Biaya tetap per bulan = (sewa per bulan + listrik + gaji pegawai) = (5 jt/ 12 bulan) + 40 rb + 800rb = 416,7 ribu + 40 rb + 800 rb = 1.256.700 / bulan 

BEP per unit = 1.256.700/ (50rb-30rb) = 63 botol 

BEP penjualan = biaya tetap x harga jual per unit / (harga jual –variabel cost) 

= 1.256.700 x 50000 (dibagi) (50000-30000) = 3.141.750 

Artinya apa? 

Jika toko ingin untung, toko tersebut harus menjual minial 63 botolmadu per bulan, di bawah itu rugi. 

Omzet minimal yang harus didapatkan toko adalah Rp. 3.141.750, jikaangka ini belum tercapai, toko masih merugi. 

Kira – kira seperti ini manfaatnya jika kita dapat menghitung BEP, semoga bermanfaat.Diposkan oleh Bag Kinantan di 09.17 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

KredibilitasSatu prinsip yang baru saja saya dapatkan dalam dunia marketing adalah :

"Kita itu pada dasarnya gak suka dijuali"

Biasanya saat ada yang berusaha 'menjual' sesuatu kepada kita, sikap pertama yang muncul dari dalam diri kita adalah sikap penolakan. Perhatikanlah, produk apapun. Apalagi untuk produk-produk yang sudah bikin trauma...hehe, seperti kartu kredit, asuransi, MLM dan beberapa produk lain.

Sebenarnya produknya gak buruk, bagus malah. Namun, sialnya sinyal penolakan yang justru muncul dari dalam diri kita. Kenapa ya?

Bagi anda yang punya profesi sebagai penjual pasti sering mengalamiini. Penolakan. Dalam beberapa training penjualan selalu diberikan sebuah angka, 10 : 1, menawarkan ke 10 orang laku 1. Tapi, saat anda sudah dapat ilmunya, anda bisa meningkatkan nilai konversinya menjadi 10 : 8, kok bisa?

Pertama sekali, konsumen akan melihat siapa kita. 80% penjualan ituterjadi karena siapa yang menjual. Konsumen akan lebih nyaman bertansaksi dengan mereka yang sudah dikenalnya. Sisanya, itu karena kasihan mungkin ya. 

Siapa kita akan menjadi penilaian pertama, selanjutnya anda bisa gunakan berbagai teknik jualan untuk meningkatkan nilai konversinya. Saya gak akan bica teknik jualan, ada kawan saya bang

jendral nasution yang lebih ahli. 

Siapa kita itu dekat dengan kata kredibilitas, jadi pertama yang harus kita bangun adalah membangun kredibilitas. Sejauh mana kita bisa dipercaya. Bersesuaiankah kata dan perbuatan kita. 

Proses membangun kredibilitas itu gak sebentar, butuh waktu yang bisa panjang atau pendek sejauh mana kekuatan fokus dan niat kita. 

Jika anda ingin sukses dalam menjual, pertama sekali coba buat dirianda bernilai lebih dari penjual lainnya. Nilai itu disebut kredibilitas.

Terimakasih

Salam.

SABTU, 08 NOVEMBER 2014

Mulai Darimana?

Sering teman teman bertanya, kalau mau memulai usaha bagusnya mulai darimana?

Pertanyaan bagus, 

Di tahun 2009, sepulang dari medan, saya mulai membangun usaha di bidang pertanian. Saya tanam singkong. Hasilnya gagal, saya rugi lebih dari separo modal yang ditanam.

Lalu, saya coba usaha jual komputer, modalnya dari uang pinjaman. Lagi lagi saya salah. Saya gagal lagi. 

Kemudian saya usaha percetakan, buat pin, id card dan lain lain. Lumayan modal yang keluar, ada uang yang masuk, namun belum balik modal, kali ini usaha ini sukses. Sukses ditutup.

Selanjutnya saya usaha susu kedele, jam 3 pagi bangun, mulai masak, habis subuh dibawa ke pasar, jualan. Hasilnya, sehari laku 3 bungkus atau Rp. 3.000 plus cemoohan orang orang di pasar, "sayang dah jadi sarjana, kuliahjauh jauh, pulang jualan susu kedele dan gak laku..."

Syukurnya, saya temukan pasar yang tepat, saya jual susu kedele di

sekolah. Satu di SMA satu lagi di SD. Untuk yang di SD, susu kwdelenya dibekukan, untuk SMA susu kedelenya ada hangat dan dingin. Hasilnya lumayan, sehari dapat di atas Rp. 100 rb.

Kemudian, saya coba peruntungan di jamur tiram. Setahun pertama proses edukasi pasar, benar benar makan waktu dan biaya. Hasilnya lumayan, seharikali ini sudah dapat di atas Rp. 200rb. Saya tingkatkan produksi, hasilnyamalah saya merugi hingga puluhan juta. Ada yang salah? Jelas ada yang salah. 

Dalam membangun usaha, pasang surut itu hal yang biasa, saat kita sudah menemukan polanya, akan lebih mudah mengembangkannya. Namun, pada pengalaman pertama saya tadi, saya belum menemukan polanya. 

Baru setahun belakangan saya menemukan pola agar peluang usahanya berhasillebih besar. Saya belum membuktikan, namun sekarang jalannya sudah mulai terbentuk. Nanti akan saya ceritakan lebih detail. 

Lalu, harus mulai darimana?

Apapun usaha yang ingin anda buat, pertama sekali anda harus tau dengan jelas, SIAPA YANG AKAN BELI PRODUK ANDA? Jika anda mampu menjawab pertanyaan ini dengan detail, strategi anda akan lebih pas, tak butuh waktu lama dan biaya besar. 

Pertanyaan kedua, DIMANA MEREKA BERKUMPUL? Penting juga bagi anda untuk tau dimana mereka (yang akan beli produk anda) berkumpul. Seperti kasus susu kedele saya tadi, ternyata mereka berkumpul bukan i pasar (pajak kataorg medan). Tapi di sekolah. Anak sekolah pasar yang pas bagi produk saya. 

Lalu, selanjutnya perlu anda pikirkan bagaimana mengadakan produk anda itu. Nah, inilah pokok yang ingin saya ceritakan disini. Anda bisa mulai dari sini. Saat pasar sudah jelas tergambar oleh anda, biasanya kita langsung ambil keputusan produksi sendiri, investasi di alat, tempat, sdm dll. 

Jangan!! Jangan mulai dari sana, mulailah dari mencari pemasok yang kredibel. Jadikan diri anda sebagai reseller. Memang keuntungan penjualan lebih tinggi produksi sendiri dari pada jadi reseller. 

Namun, ada banyak keuntungan yang bisa anda dapatkan dengan menjadi reseller, antar lain:

Investasi awal kecil, anda tidak perlu investasi alat, bahan, tenaga kerja

dan lain lain.

Resiko kegagalan produksi mendekati Nol. 

Awal usaha fokus ke aliran kas yang positif, artinya kejar penjualan, kurangi pengeluaran. 

Tidak perlu memikirkan produksi yang njlimet dan banyak variabel yang berpengaruh.

Langsung jualan, langsung dapat uang.

Belajarnya di proses membangun pasar. Kalau anda kuasai ilmu menjual ini, anda akan dapat hidup dimana saja. 

Dan banyak lagi.

Memang kelemahannya keuntungan lebih sedikit. Tapi saat kondisinya sudah tepat, pasar stabil, besar, tidak ada salahnya anda memulai produksi sendiri. Tapi sebelumnya saat jadi #reseller anda sudah mempelajari dan mempraktekkan proses produksinya. 

Yap, mulai dari jadi reseller.

Di bagian berikutnya saya akan cerita beberapa usaha saya yang saya mulai dari jadi resellerDiposkan oleh Bag Kinantan di 15.23 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Membangun Usaha ; Undang Investor

Dahulu sekali, saat baru belajar-belajar tentang membangun usaha, pikiran saya selalu bermula dari modal (uang) dari mana? Belum ada dalam pikiran saya ternyata modal (uang) itu bisa disiasati. Cara menyiasatinya adalah dengan menggunakan modal/ uang orang lain. Ternyata banyak sekali orang yang punya uang dan bingung bagaimana mengembangkan uangnya. Karena kalo hanya di tabung di bank, paling keras hanya tumbuh 4% pertahun. 

Untuk menarik uang-uang yang berseliweran di sekitar kita, kita hanya butuh yang namanya “ide”. Lalu telurkan ide itu dalam bentuk proposal usaha. Kemudian presentasikan ke depan calon investor. Cocok, kerjasama berlanjut dan bisnis bisa dijalankan. Setiap bulan setelah menghasilkan, berikan bagi hasilnya kepada investor. Sesederhana itu. 

Namun dalam prakteknya, gak semua seindah cerita di proposal. Ada kondisi yang kadang diluar ekspektasi kita. Seperti salah me-manajemen usaha (bacaebook saya 11 kesalahanmanajemen usaha pemula), sehingga rencana yang bagus tidak tereksekusi dengan baik. Usaha yang dalam proposal menguntungkan menjadi merugi karena salah setting. 

Untuk mengurangi resiko kegagalan usaha, saya mencatat dari beberapa kegagalan usaha dan kerjasama saya dengan beberapa investor, beberapa langkah yang harus anda siapkan saat hendak menarik dana dari investor ke dalam rencana usaha anda. Yang harus anda perhatikan adalah : 

Buat rencana usaha yang masuk akal dan sederhana 

Seringkali, karena banyak sekali ide berlompatan di kepala kita, semua itudituliskan ke dalam rencana usaha. Padahal bagi para calon investor, mereka Cuma ingin tau, saya kasih kamu uang untuk modal, lalu saya dapat apa? Sederhanakan rencana usaha, sederhanakan rencana usaha agar mudah dipahami. Pahami kata kuncinya KISS (keep it simple stupid) hehe 

Susun banyak alternatif rencana seandainya rencana utama gagal 

Ada plan A, B, C dll. Pernah saya dapat masukkan dari seorang trainer bahwa kita tidak boleh menyusun rencana B dan sterusnya, siapkan hanya rencana A, biar apa? Agar pikiran kita fokus pada keberhasilan rencana A saja, tidak bercabang. Kebetulan saya ini bodoh jadi kadang rencana pokok sering gak bersesuaian dengan apa yang saya tulis di rencana, jadinya sayaperlu menyusun setidaknya 2-3 rencana cadangan jika rencana utama tidak berhasil. 

Kumpulkan dana minimal 2 kali lipat dari rencana yang ada dalam kepala kita 

Dalam rencana usaha yang kita tulis, paling tidak total dana yang kita akan minta dari para investor bernilai 2 kali lipat (paling sedikit) dari “real plan” yang kita susun di dalam kepala kita. Untuk apa? Agar jika terjadi kesalahan eksekusi rencana A, kita masih punya dana cadangan, tanpa perlu meminta lagi dari investor. Yang perlu kita lakukan adalah meyakinkan investor bahwa total dana di dalam proposallah kebutuhan dana untuk kerjasama usaha ini, lalu dalam prakteknya kita yang paling tau

kebutuhan real dari usaha itu sendiri. 

Buat batas yang tegas dengan investor 

Kadang, saking sayangnyan investor dengan uangnya dan usaha kita. Mereka berusaha ikut campur agak dalam dalam manajemen. Kecuali memang sudah ada kesepakatan. Sebaiknya investor kita posisikan untuk duduk manis dan terima bagi hasil tiap bulan. Urusan operasi usaha biarkan kita yang memastikan semuanya berjalan dengan baik. Sebaiknya dalam kontrak kerjasama semua tugas dan wewenang kita jelaskan semua. Termasuk di dalamnya wewenang investor sampai dimana. Karena terlalu banyak kepala justru repot. 

Buat batas waktu kerjasama 

Tujuannya sederhana, agar kita bisa fokus untuk segera membuat usaha ini sukses, sehingga para investor tidak terlalu lama dalam menunggu uangnya berkembang. Dan selain itu kita bisa segera menikmati hasil kerja keras kita dan tentu saja menguasai usaha itu sendiri...hehe, tapi pastikan sebelumnya bahwa para investor sudah terpuaskan dengan bagi hasil usaha yang kita berikan. Setelah masa kerjasama berakhir dan investor ingin menyambung kerjasama, buat kontrak baru dan naikkan tawaran..hehe (fee manajemen namannya) 

Ok, itu dulu tips membangun usaha dengan mengundang investor, nanti kita sambung lagi Diposkan oleh Bag Kinantan di 15.08 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Dasar Pemasaran

Ada 3 hal dasar saat kita bicaraManajemen Pemasaran. Ketiga hal dasar inimenjadi kunci keberhasilan proses pemasaran yang kita lakukan. 

Pertama, biasa disebut SEGMENTASI. Segmentasi adalah sebuah prosesmengelompok-kelompokkan pasar berdasarkan beberapa kriteria, misalnyaberdasarkan demografi, lokasi tempat tinggal, jenis kelamin, usia,pekerjaan, penghasilan dan lain lain. Atau berdasarkan suku bangsa ataukriteria lain yang bisa kita kembangkan sendiri. 

Mengapa segmentasi menjadi penting? Kita gak mungkin menjaring semua oranguntuk membeli produk kita. Alangkah cape’nya jika kita harus menawarkanproduk kita ke semua orang. Dengan membagi pasar menjadi beberapa segmenkita bisa memfokuskan energi kita untuk memancing di pasar pasar yangmemang potensial untuk membeli produk kita. Contoh sederhana, gak mungkinkan nawarin mobil di lingkungan masyarakat yang penghasilannya tidak lebihdari 2 juta per bulan? Mereka bukan gak mau, tapi daya belinya tidak ada. 

Kedua, targetting. Pasar yang sudah kita bagi menjadi beberapa segmentadi, kita kerucutkan lagi menjadi pasar yang tertarget. Pasar dengansegmen pegawai, penghasilan di atas 3 juta, di propinsi A, kita krucutkanmenjadi beberapa kluster, sehingga kerja kita menjadi semakin sempit.Seperti sniper, yang punya prinsip satu peluru satu nyawa, pekerjaannyasangat efektif dan efisien. Prinsip di penjualan via online atau offlinejuga sama, bagaimana kita bisa mengerucutkan pasar menjadi sangattertarget. Tujuannya apa? Sederhana agar tingkat konversi lebih tinggi.Dengan semakin mengerucut, makin mudah menjangkau dan melayani semuaanggota pasar. 

Ketiga, positioning. Kalo diartikan menempatkan, dalam program pemasaranpositioning adalah bagaimana kita menempatkan produk kita di dalam benakkonsumen. Bagaimana mereka mengingat kita. Misalnya kalau ditanya tentangmobil keluarga, orang orang pasti akan langsung mengingat toyota, karenaseperti itu positioning dari toyota awalnya, menjadikan produk merekasebagai mobil keluarga, walau banyak produk lain yang sejenis.

Nah tugas kita, sudahkan kita memiliki positioning di benak konsumen kita?Ini penting agar konsumen tidak usah jauh jauh mencari. Butuh ini, o,...si A jual tuh. 

Seperti yang saya lakukan sekarang, saya JUAL MADU HUTAN RIAU dan MADUHITAM PAHIT. Sekarang kalau kawan kawan saya mendengar madu oh JuraganBagkinantan tuh jual Madu, coba tanya beliau. 

Kalo kasus madu saya, itu positioning pribadi, nama lainnya personalbranding. Coba terus gali lagi, bagaimana produk kita di benak konsumen?Semakin kuat ia tertanam, makin besar kemungkinan anda menjual lebihbanyak. 

ini dasar sekali saat kita belajar tentang manajemen pemasaran.

MINGGU, 03 JANUARI 2010

Sebuah NiatSeperti yang tertulis di profile, dari blog ini ingin sekali saya menulis dalam bentuk kolom. terus terang saya terinspirasi oleh sebuah film "The Soloist" yang diangkat dari sebauh buku yang ditulis oleh Steve Lopez. Buku ini awalnya adalah kumpulan kolom yang di tulis secara berkala di LA Times. Dan The Soloist berisi tentang seorang pemain celo yang tinggal di tepi jalanan LA.Berawal dari sebuah ketidaksengajaan, ia menulis tentang seorang yang bernama Nathanael Anthony Ayers Jr.Banyak ketidaksengajaan yang sebenarnya memiliki makna dan kita dapat belajar darinya terlewat karena kurangnya perhatian dari kita. Harapannya tulisan-tulisan ini dapat mengasah perasaan saya sendiri dan anda, semoga.Diposkan oleh Bag Kinantan di 21.41