(Edit-an 2) Tentang Pertimbangan Hukum Perkara No. 18-2012 (Tirta)

288
P U T U S A N NOMOR: 18/G/2012/PTUN.JBI. “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama, dengan acara biasa, di Gedung Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, Jalan Kol. M. Kukuh Nomor 1 Kota Baru, Jambi telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam sengketa antara:------------------------------------- PT. WIRAKARYA SAKTI, beralamat Jl. Marsda Iswayudi, Lorong Bajuri Nomor : 1 Kelurahan Talang Bakung, Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, berdasarkan akta pendirian Nomor 4 tanggal 11 Oktober 1975 serta Akta Perubahan Nomor 10 tanggal 15 November 1975 serta Akta Perubahan Nomor 16 tanggal 17 Desember 1975 yang memperoleh pengesahan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Nomor: Y.A.5/6/1 tanggal 7 Januari 1976 dengan Halaman 1 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Transcript of (Edit-an 2) Tentang Pertimbangan Hukum Perkara No. 18-2012 (Tirta)

P U T U S A NNOMOR: 18/G/2012/PTUN.JBI.

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi yang memeriksa,

memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

tingkat pertama, dengan acara biasa, di Gedung Pengadilan

Tata Usaha Negara Jambi, Jalan Kol. M. Kukuh Nomor 1 Kota

Baru, Jambi telah menjatuhkan putusan sebagai berikut,

dalam sengketa antara:-------------------------------------

PT. WIRAKARYA SAKTI, beralamat Jl. Marsda Iswayudi,

Lorong Bajuri Nomor : 1 Kelurahan

Talang Bakung, Kecamatan Jambi

Selatan Kota Jambi, berdasarkan akta

pendirian Nomor 4 tanggal 11 Oktober

1975 serta Akta Perubahan Nomor 10

tanggal 15 November 1975 serta Akta

Perubahan Nomor 16 tanggal 17

Desember 1975 yang memperoleh

pengesahan berdasarkan Keputusan

Menteri Kehakiman Nomor: Y.A.5/6/1

tanggal 7 Januari 1976 dengan

Halaman 1 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

susunan direksi sebagaimana Akta

Pernyataan Keputusan Para Pemegang

Saham PT WIRAKARYA SAKTI Nomor: 03

tanggal 29 November 2011 yang telah

dicatat dalam database Sistem

Administrasi Badan Hukum Umum

Departemen Hukum dan HAM R.I. sesuai

surat Nomor: AHU-AH.01.10-40805

tanggal 14 Desember 2011 dalam hal

ini diwakili oleh:------------------

1. ARTHUR TAHYA, Direktur Utama PT

Wirakarya Sakti, Kewarganegaraan

Indonesia, bertempat tinggal di Jl.

Marsda Iswayudi, Lorong Bajuri Nomor

1 Kelurahan Talang Bakung, Kecamatan

Jambi Selatan, Kota Jambi;----------

2. DIDI HARSA, Direktur PT Wirakarya

Sakti, Kewarganegaraan Indonesia,

bertempat tinggal di Marsda

Iswayudi, Lorong Bajuri Nomor 1

Kelurahan Talang Bakung, Kecamatan

Jambi Selatan, Kota Jambi;----------

Halaman 2 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 30 April 2012,

memberikan kuasa kepada:------------------------------

1. RIVAI KUSUMANEGARA, S.H.;-----------

Warganegara Indonesia, bertempat

tinggal di Graha Irama, Lantai 2 -

Ruang F, Jalan Rasuna Said Blok X-1

Kav. 1-2 Jakarta 12950, pekerjaan

Advokat/ Penasehat Hukum;-----------

2. NAIKMAN MALAU, S.H., ---------------

Warganegara Indonesia, bertempat

tinggal di Graha Irama, Lantai

2 - Ruang F, Jalan Rasuna Said Blok

X-1 Kav. 1-2, Jakarta 12950,

pekerjaan Advokat/ Penasehat Hukum;-

3. ENDAR SUMARSONO, S.H.,--------------

Warganegara Indonesia, bertempat

tinggal di Graha Irama, Lantai 2 -

Ruang F, Jalan Rasuna Said Blok X-1

Kav. 1-2, Jakarta 12950, pekerjaan

Advokat/ Penasehat Hukum;-----------

4. ADIMAN JAYA, S.H., -----------------

Warganegara Indonesia, bertempat

tinggal di Graha Irama, Lantai 2 -

Halaman 3 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Ruang F, Jalan Rasuna Said Blok X-1

Kav. 1-2, Jakarta 12950, pekerjaan

Advokat/ Penasehat Hukum; ----------

Selanjutnya disebut sebagai --------------- PENGGUGAT;

------------------- M E L A W A N -------------------

I. Nama Jabatan : BUPATI MUARO JAMBI;----------------

Tempat Kedudukan : Jalan Lintas Timur Nomor30 Sengeti-

Jambi;-----------------------------

Dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor

180/PTUN/313/2012 memberikan kuasa baik sendiri maupun

bersama-sama kepada: ------------------------------------

1. ERLINA S., S.H., M.H;--------------

Warga Negara Indonesia Pekerjaan

PNS (Kepala Bagian Hukum Setda)

pada Kantor Setda Kabupaten Muaro

Jambi berkedudukan di Jalan Lintas

Timur Komplek Perkantoran Bukit

Cinto Kenang Sengeti;--------------

2. LILY SUNDARI, S.H. ----------------

Warga Negara Indonesia Pekerjaan

PNS (Kasubbag Bantuan Hukum) pada

Halaman 4 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Kantor Setda Kabupaten Muaro Jambi

berkedudukan di Jl.Lintas Timur

Komplek Perkantoran Bukit Cinto

Kenang Sengeti;--------------------

3. RATNAWATI, S.H. ------------------

Warga Negara Indonesia Pekerjaan PNS

(Kasubbag Per Undang – Undangan)

pada Kantor Setda Kabupaten Muaro

Jambi berkedudukan di Jl.Lintas

Timur Komplek Perkantoran Bukit

Cinto Kenang Sengeti;---------------

Selanjutnya disebut sebagai ----------------- TERGUGAT I;

II. Nama Jabatan : KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN

MUARO JAMBI; -----------------------

Tempat Kedudukan : Jl.Lintas Timur, Komplek Perkantoran

Bukit Cinto Kenang, Kabupaten Muaro

Jambi; -----------------------------

Dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus nomor

319/600.14/V/2012 memberikan kuasa baik sendiri maupun

bersama-sama kepada: ------------------------------------

1. HASMI HANAFI, S.H., M.M. ---------

Warga Negara Indonesia Pekerjaan

PNS (Kepala Bidang Pengkajian dan

Halaman 5 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Penanganan Sengketa dan Konflik

Pertanahan) pada Kantor Wilayah BPN

Propinsi Jambi berkedudukan di Jl.

R.M Nur Atmadibrata Nomor 106

Jambi;-----------------------------

2. RIVAI, S.H.------------------------

Warga Negara Indonesia Pekerjaan

PNS (Kepala Seksi Pengkajian dan

Penanganan Sengketa dan Konflik

Pertanahan) pada Kantor Wilayah BPN

Propinsi Jambi berkedudukan di Jl.

R.M Nur Atmadibrata Nomor 106

Jambi;-----------------------------

3. M. SUKRI HARAHAP, S.P. ------------

Warga Negara Indonesia Pekerjaan

PNS (Plt.Kepala Seksi Sengketa,

Konflik dan Perkara Pertanahan)

pada Kantor Pertanahan Kabupaten

Muaro Jambi berkedudukan di

Kompleks Perkantoran Bukit Cinto

Kenang – Sengeti, Kabupaten Muaro

Jambi;-----------------------------

4. M. YUNUS, S.H. --------------------

Halaman 6 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Warga Negara Indonesia Pekerjaan

PNS (Kasubsi Perkara Pertanahan)

pada Kantor Pertanahan Kabupaten

Muara Jambi berkedudukan di

Kompleks Perkantoran Bukit Cinto

Kenang – Sengeti, Kabupaten Muaro

Jambi;-----------------------------

Surat kuasa mana telah diubah dengan Surat Kuasa Khusus

Nomor 505/600.14/IX/2012 tanggal 26 September 2012 yang

diterima di persidangan tanggal 4 Oktober 2012 baik

sendiri maupun bersama-sama kepada:----------------------

1. HASMI HANAFI,SH,MM;----------------

Warga Negara Indonesia Pekerjaan

PNS (Kepala Bidang Pengkajian dan

Penanganan Sengketa dan Konflik

Pertanahan) pada Kantor Wilayah BPN

Propinsi Jambi berkedudukan di di

Jl. R.M Nur Atmadibrata Nomor 106

Jambi;-----------------------------

2. SRI NOVRIYANA,S.SiT;---------------

Warga Negara Indonesia Pekerjaan

PNS (Kepala Seksi Pengkajian dan

Penanganan Sengketa dan Konflik

Halaman 7 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Pertanahan) pada Kantor Wilayah BPN

Propinsi Jambi berkedudukan di

berkedudukan di di Jl. R.M Nur

Atmadibrata Nomor 106 Jambi;-------

3. ZAINUL FADLY,SH,MH;----------------

Warga Negara Indonesia Pekerjaan

PNS (Kepala Seksi Sengketa, Konflik

dan Perkara Pertanahan) pada Kantor

Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi,

berkedudukan di Kompleks

Perkantoran Bukit Cinto Kenang –

Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi;----

4. KASANUDIN;-------------------------

Warga Negara Indonesia Pekerjaan

PNS (Kasubsi Perkara Pertanahan)

pada Kantor Pertanahan Kabupaten

Muaro Jambi berkedudukan di

Kompleks Perkantoran Bukit Cinto

Kenang – Sengeti, Kabupaten Muaro

Jambi;-----------------------------

Selanjutnya disebut sebagai -----------------TERGUGAT II;

III. PT. RICKY KURNIAWAN KERTAPERSADA, berkedudukan di

Jambi, beralamat di Jalan S.

Halaman 8 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Parman Telanai Pura, Kota Jambi,

berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tertanggal 18 Juni 2012 dari

REHULINA SITEPU selaku Direktur

PT. RICKY KURNIAWAN

KERTAPERSADA, memberikan kuasa

kepada : H. AYA SOFIA, S.H.,

M.H., AHMAD NAJMI, S.H.,

NASRULLAH SALEH, S.H., JON

ERICKA, S.H., DEDI PERMADI,

S.H., M.H. dan MULIA PANDAPOTAN

SARAGIH, S.H., masing-masing

adalah Advokat, serta VITOR,

S.H. adalah Asisten Advokat,

yang kesemuanya dari Kantor

Advokat AYA SOFIA, S.H., M.H.

and Partners, yang beralamat di

Jalan AKBP. H. Umar Nomor 95

Ario Kemuning Palembang,

Telp/fax (0711) 410001;---------

Selanjutnya disebut sebagai------- TERGUGAT INTERVENSI I;

Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut;---------------------

Halaman 9 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

1. Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha

Negara Jambi Nomor: 18/PEN-DIS/2012/PTUN.JBI. tanggal

9 Mei 2012 tentang Penetapan pemeriksaan perkara ini

dengan acara biasa;-----------------------------------

2. Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha

Negara Jambi Nomor: 18/PEN/2012/PTUN.JBI. tanggal 9

Mei 2012 tentang Penetapan Penunjukan Majelis Hakim

yang memutus dan menyelesaikan perkara ini;-----------

3. Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan

Tata Usaha Negara Jambi Nomor:

18/PEN-HS/2012/PTUN.JBI. tanggal 9 Mei 2012 tentang

Penetapan Hari Pemeriksaaan Persiapan;

-------------------------

4. Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan

Tata Usaha Negara Jambi Nomor:

18/PEN-HKM/2012/PTUN.JBI. tanggal 31 Mei 2012 tentang

Penetapan Hari Sidang; -------------------------------

5. Telah membaca Putusan Sela Majelis Hakim Nomor:

18/G/2012/PTUN.JBI/INTV., tanggal 14 Juni 2012tentang

dikabulkannya permohonan Intervensi yang diajukan oleh

PT. RICKY KURNIAWAN KERTAPERSADA dan mendudukkannya

sebagai Tergugat II Intervensi; ----------------------

Halaman 10 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

6. Telah membaca berita acara Pemeriksaan Persiapan dan

berita acara Sidang dalam sengketa ini;---------------

7. Telah membaca berkas perkara dan surat-surat bukti

yang telah diajukan oleh para pihak di persidangan;---

8. Telah mendengar keterangan dari para pihak dan saksi-

saksi di persidangan;---------------------------------

9. Telah membaca Penetapan Penundaan Nomor

18/PEN/2012/PTUN.JBI tanggal 29 November 2012 --------

---------- TENTANG DUDUK SENGKETA -------------

Bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan dengan surat

gugatan tertanggal 02 Mei 2012 yang telah didaftarkan di

Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi pada

tanggal 02 Mei 2012 di bawah Register Perkara Nomor:

18/G/2012/PTUN.JBI. dan telah dilakukan perbaikan secara

formal terakhir pada tanggal 31 Mei 2012 yang pada pokoknya

mengemukakan hal-hal sebagai berikut:----------------------

1. Bahwa yang menjadi obyek Gugatan dalam perkara ini

adalah: -------------------------------------------------

a. Surat Keputusan Bupati Muaro Jambi (TERGUGAT I) Nomor

01 Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus 2002 tentang

Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky Kurniawan

Halaman 11 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Kertapersada Di Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan Maro

Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2002; ---------------

b. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari, Nomor

2/Mekar Sari, Nomor 3/Mekar Sari, Nomor 4/Mekar Sari,

dan Nomor 5/Mekar Sari a.n. PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada tertanggal 28 Maret 2008 serta Sertipikat

Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari a.n. PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Nopember 2008

yang seluruhnya diterbitkan oleh Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi (TERGUGAT II); ------

2. Bahwa PENGGUGAT mengetahui dan merasa dirugikan atas

diterbitkannya Keputusan-Keputusan Tata Usaha Negara

(KTUN) sebagaimana butir 1 di atas setelah PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada mengajukan bukti-buktinya dalam

persidangan perkara perdata Nomor 80/Pdt.G/2011/PN.Jbi di

Pengadilan Negeri Jambi pada tanggal 17 Februari 2012

sebagaimana Daftar Bukti Penggugat Intervensi tertanggal

16 Februari 2011 (terjadi clerical error dimana

seharusnya tertulis tahun 2012). Dimana setelah

dimunculkannya bukti-bukti PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada di persidangan, PENGGUGAT baru dapat

mendalami detail substansi ijin-ijin maupun sertifikat-

sertifikat yang didalamnya terdapat buku tanah dan surat

Halaman 12 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

ukur. Berdasarkan pendalaman/pengkajian subtansi bukti-

bukti tersebut kemudian diketahui bahwa Ijin Usaha

Perkebunan dan beberapa Sertifikat HGB dan HGU yang

dimiliki PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ternyata

memiliki letak/lokasi yang tumpang tindih dengan areal

Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan

Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) PENGGUGAT, sehingga

keberadaan KTUN-KTUN sebagaimana butir 1 di atas barulah

diketahui merugikan kepentingan PENGGUGAT; --------------

Mencermati keadaan tersebut di atas serta mengingat

pentingnya keberadaan Surat Keputusan tersebut dalam

pemeriksaan perkara aquo, maka berdasarkan Penjelasan

Pasal 56 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Jo.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Jo. Undang-Undang Nomor

51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

(selanjutnya disebut “UU PTUN”), dengan ini kami mohonkan

perkenan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara

Jambi untuk memerintahkan PARA TERGUGAT menyerahkan salinan

Surat-Surat Keputusan tersebut dalam

persidangan;---------------------------------------------

3. Bahwa dari identitas KTUN yang menjadi obyek perkara a

quo, diketahui KTUN-KTUN tersebut diterbitkan oleh

beberapa Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yakni TERGUGAT I

Halaman 13 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

yang berkedudukan di Jl. Lintas Timur Nomor 30, Sengeti -

Jambi dan TERGUGAT II yang berkedudukan di Jalan Komplek

Perkantoran Bukit Cinto Kenang, Pemerintahan Kabupaten

Muaro Jambi. Dengan demikian oleh karena PARA TERGUGAT

seluruhnya berkedudukan di Jambi, maka berdasarkan Pasal

50 Jo. Pasal 54 Ayat 1 UU PTUN, Pengadilan Tata Usaha

Negara Jambi yang daerah hukumnya meliputi tempat

kedudukan PARA TERGUGAT tersebut berwenang untuk

memeriksa dan memutus perkara ini dalam tingkat pertama;-

4. Bahwa dikarenakan PENGGUGAT bukan merupakan pihak yang

dituju oleh KTUN-KTUN tersebut, demikian pula penerbitan

KTUN-KTUN mana tidak memerlukan proses pengumuman, maka

sesuai ketentuan Bagian V Butir 3 Surat Edaran Mahkamah

Agung R.I. Nomor 2 Tahun 1991, tenggang waktu pengajuan

Gugatan dihitung secara kasuistis sejak PENGGUGAT merasa

kepentingannyadirugikan dan mengetahui adanya keputusan

tersebut; -----------------------------------------------

Mengingat keberadaan KTUN yang menjadi obyek Gugatan a

quo baru diketahui PENGGUGAT sebagaimana uraian butir 2

di atas dimana kemudian PENGGUGAT merasa kepentingannya

dirugikan karena KTUN-KTUN tersebut ternyata memiliki

letak/lokasi yang tumpang tindih dengan IUPHHK-HTI

PENGGUGAT, maka pengajuan Gugatan a quo masih dalam

Halaman 14 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana ditentukan

oleh Pasal 55 UU PTUN; -----------------------

5. Bahwa demikian pula Keputusan-Keputusan yang dikeluarkan

PARA TERGUGAT tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai

Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana ditentukan oleh Pasal

1 Butir 3 UU PTUN, yaitu: -------------------------

a. Bahwa Keputusan-Keputusan tersebut dikeluarkan oleh

PARA TERGUGAT dalam kapasitasnya sebagai Badan atau

Pejabat Tata Usaha Negara, yaitu Badan atau Pejabat yang

melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (ex. Pasal 1 Butir 2

UU PTUN);-------------------------------------

b. Bahwa Keputusan-Keputusan tersebut merupakan

penetapantertulis, karena Keputusan-Keputusan tersebut baik

bentuk maupun isinya tentunya dibuat secara tertulis;

--------------------------------------------

c. Bahwa Keputusan-Keputusan tersebut bersifat: ---------

1) Konkret, karena obyek yang diputuskan dalam Keputusan-

Keputusan tersebut nyata-nyata ada, tidak abstrak,

dan dapat ditentukan sebagai berikut: -----

a) Surat Keputusan TERGUGAT I Nomor 01 Tahun 2002

tertanggal 8 Agustus 2002, obyeknya adalah

pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky

Halaman 15 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Kurniawan Kertapersada di Kecamatan Kumpeh dan

Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi dengan

luas areal tanaman + 15.800 Ha termasuk Desa

Mekar Sari; -------------------------------------

b) Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari,

Nomor 2/Mekar Sari, Nomor 3/Mekar Sari, Nomor

4/Mekar Sari, dan Nomor 5/Mekar Sari a.n. PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Maret

2008 serta Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor

42/Mekar Sari atas nama PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada tertanggal 28 Nopember 2008 yang

diterbitkan oleh TERGUGAT II, obyeknya adalah hak

guna bangunan atau hak guna usaha di Desa Mekar

Sari; -------------------------------------------

2) Individual, karena Keputusan-Keputusan tersebut tidak

ditujukan kepada umum dan hanya ditujukan bagi PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada selaku pihak yang

memperoleh hak atas tanah maupun Izin Usaha

Perkebunan; ----------------------------------------

3) Final, karena Keputusan-Keputusan tersebut sudah

definitif serta tidak ada upaya administratif lain

yang dapat dilakukan; ------------------------------

Halaman 16 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

6. Bahwa akibat hukum yang ditimbulkan oleh KTUN-KTUN

tersebut adalah terjadinya tumpang tindih antara areal IUPHHK-

HTI PENGGUGAT dengan Izin Usaha Perkebunan serta hak-hak

atas tanah atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada,

sehingga rencana PENGGUGAT untuk mengusahakan dan

memanfaatkan areal ijinnya tersebut menjadi terhambat.

Disisi lain PENGGUGAT telah melaksanakan kewajiban

pembayaran kepada NEGARA atas wilayah yang tumpang tindih

tersebut. Sehingga jelas keberadaan KTUN-KTUN tersebut

nyata-nyata telah merugikan kepentingan PENGGUGAT;

----------------------------------

7. Bahwa apabila KTUN-KTUN tersebut tidak ditunda

pelaksanaannya serta bilamana PARA TERGUGAT tidak

diperintahkan untuk tidak melakukan tindakan hukum

dan/atau tindakan administratif lainnya berkaitan dengan

KTUN tersebut, maka dapat dipastikan PENGGUGAT akan sangat

dirugikan kepentingannya dan mungkin akan menimbulkan keadaan

yang tidak dapat dipulihkan lagi. Selain itu, dikarenakan

pelaksanaan KTUN yang menjadi obyek Gugatan a quo tidak

terdapat kepentingan umum (hanya kepentingan PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada), maka berdasarkan Pasal 67 Ayat

(4) huruf a dan b UU PTUN selayaknya KTUN-KTUN tersebut

ditunda pelaksanaannya selama perkara ini berjalan sampai

Halaman 17 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum

tetap (in kracht van gewijsde);

----------------------------------------------

8. Bahwa oleh karena KTUN-KTUN tersebut telah memenuhi

persyaratan yang ditentukan oleh Pasal 1 Butir 9 UU PTUN

dan telah menimbulkan akibat hukum yang nyata-nyata

merugikan kepentingan PENGGUGAT, maka menurut ketentuan

Pasal 53 Ayat (1) UU PTUN, PENGGUGAT mempunyai hak untuk

mengajukan Gugatan tertulis kepada Pengadilan yang

berwenang, yang berisi tuntutan agar KTUN-KTUN tersebut

dinyatakan batal atau tidak sah; ------------------------

9. Bahwa fakta-fakta yang mendasari diajukan Gugatan pembatalan

terhadap KTUN-KTUN tersebut adalah sebagai berikut:

------------------------------------------------

a. Bahwa PENGGUGAT adalah perusahaan yang bergerak di

bidang pengusahaan hutan tanaman industri dan memiliki

lokasi usaha di Propinsi Jambi seluas 78.240 Hektar

berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :

744/Kpts-II/1996 tertanggal 25 Nopember 1996; --------

b. Bahwa berdasarkan Surat Menteri Kehutanan Nomor

1198/Menhut-IV/1997 tertanggal 7 Oktober 1997,

PENGGUGAT telah memperoleh pencadangan tambahan areal

hutan tanaman industri di Propinsi Jambi seluas +

Halaman 18 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

76.100 Hektar diantaranya meliputi areal pencadangan

kebun PT. Ricky Kurniawan Kertapersada; --------------

c. Bahwa atas pencadangan tambahan areal hutan tanaman

industri yang diberikan kepada PENGGUGAT tersebut,

selanjutnya Bappeda Tingkat I Jambi membentuk Tim

Terpadu yang terdiri dari instansi Bappeda Tingkat I

Jambi, Kanwil Badan Pertanahan Nasional Propinsi

Jambi, Kanwil Departemen Kehutanan dan Perkebunan

Propinsi Jambi, Kanwil Departemen Transmigrasi dan PPH

Propinsi Jambi, Kanwil Departemen Pekerjaan umum

Propinsi Jambi, Dinas Perkebunan Propinsi Jambi, Dinas

Kehutanan Propinsi Dati I Jambi, dan Sub Balai

Inventarisasi dan Perpetaan Hutan (Sub Biphut)

Propinsi Jambi; --------------------------------------

d. Bahwa berdasarkan survey lapangan yang dilakukan oleh

Tim Terpadu sejak tanggal 18 Mei 1999 sampai dengan 10

Juli 1999, diketahui bahwa Izin Lokasi PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada dengan luas areal 3.000 Hektar

yang masuk kedalam areal tambahan pencadangan hutan

tanaman industri PENGGUGAT telah habis masa berlakunya

sejak tanggal 29 Desember 1998 sehingga pengaturan

rencana selanjutnya diatur oleh Pemerintah. Dimana

Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

Halaman 19 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

diterbitkan berdasarkan Keputusan Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Batanghari Nomor 96/BPN/XII/1996

tertanggal 6 Desember 1996 dan telah diperpanjang 1

(satu) tahun berdasarkan Keputusan Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Batanghari Nomor : 35 Tahun 1997

tertanggal 29 Desember 1997. Sehingga setelah

berakhirnya masa perpanjangan Izin Lokasi tersebut,

maka secara hukum Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada tersebut tidak dapat lagi

diperpanjang/diperbaharui; ---------------------------

e. Bahwa sehubungan dengan hasil survey lapangan tersebut

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi melalui Surat

Nomor : 525/5792/IV/Bappeda tertanggal 6 September

1999 telah memberikan rekomendasi alih fungsi areal

yang berstatus kawasan Budidaya Pertanian/Non

Pertanian seluas + 4.243 Hektar yang mencakup pula

areal eks Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

seluas 2.000 Hektar menjadi kawasan Budidaya

Hutan/kawasan Hutan Produksi Tetap; ------------------

f. Bahwa meskipun Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada sudah habis masa berlakunya, namun untuk

menghindari konflik sebagaimana yang diamanahkan pada

butir ke-3 isi Surat Menteri Kehutanan Nomor

Halaman 20 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

1198/Menhut-IV/1997 tertanggal 7 Oktober 1997 dan

butir ke-3 isi Surat Rekomendasi Gubernur Jambi

Nomor : 525/5792/IV/Bappeda tertanggal 6 September

1999, maka terhadap areal 2.000 hektar eks Izin Lokasi

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada yang masuk dalam

areal tambahan pencadangan HTI PENGGUGAT dan dalam

proses alih fungsi, PENGGUGAT telah memberikan

kompensasi kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

sesuai Akta Perjanjian Penyerahan Lahan/Pengalihan

Areal/Lahan Nomor 24 tanggal 11 Oktober 1999 dan Akta

Perjanjian Pembayaran Nomor 25 tanggal 11 Oktober

1999. Hal mana dilakukan bersamaan dengan penyelesaian

lahan PT. Rickimmas Rizkiputra berdasarkan Akta

Perjanjian Penyerahan Lahan/Pengalihan Areal/Lahan

Nomor 22 tanggal 11 Oktober 1999 dan Akta Perjanjian

Pembayaran Nomor 23 tanggal 11 Oktober 1999, serta

penyelesaian lahan PT. Rickim Mas Jaya berdasarkan

Akta Perjanjian Penyerahan Lahan/Pengalihan

Areal/Lahan Nomor 26 tanggal 11 Oktober 1999 dan Akta

Perjanjian Pembayaran Nomor 27 tanggal 11 Oktober

1999; --------------------

g. Bahwa dalam menentukan luas dan batas difinitif atas

lahan-lahan yang diserahkan tersebut, PENGGUGAT

Halaman 21 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

beserta PT. Ricky Kurniawan Kertapersada, PT.

Rickimmas Rizkiputra, PT. Rickim Mas Jaya bersama Tim

Kanwil Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jambi dan

Sub Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan telah

melakukan uji petik di lapangan sebagaimana Berita

Acara Uji Petik Pengukuran dan Penataan Batas Izin

Lokasi Perkebunan PT. Ricky Mas Jaya, PT. Ricki Mas

Rizkiputra dan PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

tertanggal 30 Nopember 1999. Dimana berdasarkan uji

petik lapangan tersebut diketahui bahwa lokasi lahan

2.000 hektar eks Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada berada pada koordinat: ------------------

1) P0= 10351’39”

0129’48”

2) P1= 10354’42”

0129’48”

3) P2= 10352’25”

0128’44”

4) P3= 10349’43”

0129’15”

5) P4= 10349’00”

0129’15”

Halaman 22 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Dimana kesepakatan luas dan batas lahan-lahan yang

diserahkan kepada PENGGUGAT berdasarkan hasil uji

petik tersebut kemudian dituangkan dalam Akta

Pernyataan Nomor 45 tanggal 14 Desember 1999, Akta

Pernyataan Nomor 44 tanggal 14 Desember 1999 dan Akta

Pernyataan Nomor 46 tanggal 14 Desember 1999; --------

h. Bahwa atas penyerahan lahan-lahan tersebut di atas,

PENGGUGAT telah melunasi seluruh kompensasi

pembayarannya kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

maupun kepada PT. Rickimmas Rizkiputra dan PT. Rickim

Mas Jaya; --------------------------------------------

i. Bahwa selanjutnya melalui Surat Nomor

522.11/0943/Dinhut/04 tanggal 9 Maret 2004 perihal :

Permohonan Alih Fungsi Kawasan Hutan oleh PT.

Wirakarya Sakti, Gubernur Jambi kembali menegaskan

persetujuannya atas alih fungsi Areal Penggunaan Lain

(APL) menjadi Hutan Produksi Tetap (HP) seluas + 6.710

Ha, termasuk di dalamnya APL seluas + 4.243 Ha dari

areal eks Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

(2.000 Hektar), PT. Rickim Mas Jaya serta PT.

Rickimmas Rizkiputra; --------------------------------

j. Bahwa atas rekomendasi Gubernur Jambi tersebut Menteri

Kehutanan R.I. selaku pejabat yang berwenang telah

Halaman 23 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

menunjuk areal seluas + 6.710 Hektar tersebut menjadi

kawasan hutan dengan fungsi Hutan Produksi Tetap

sebagaimana Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :

SK.277/ Menhut-II/2004 tanggal 2 Agustus 2004; -------

k. Bahwa kemudian berdasarkan Keputusan Nomor : SK.346/

Menhut-II/2004 tanggal 10 September 2004, Menteri

Kehutanan R.I. selaku pejabat yang berwenang telah

menambah luasan areal kerja IUPHHK-HTI PENGGUGAT yang

diantaranya berasal dari lahan eks Izin Lokasi PT.

Rickim Mas Jaya, PT. Rickimmas Rizkiputra dan PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada seluas + 4.243 Ha. Dimana

atas pemberian areal tambahan IUPHHK-HTI tersebut

PENGGUGAT telah membayar iuran kepada Negara sebesar

Rp. 429.322.400,- sesuai Surat Perintah Pembayaran

Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Tanaman Nomor

: S. 713/VI-BIKPHH/2004 tanggal 22 September 2004; ---

l. Bahwa pada saat proses alih fungsi atas lahan 2.000

Hektar eks Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada yang karena pemekaran wilayah kemudian

masuk wilayah Kabupaten Muaro Jambi (berdasarkan UU

Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten

Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan

Kabupaten Tanjung Jabung Timur), Tergugat I melalui

Halaman 24 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Keputusan Nomor 280 tahun 2002 tertanggal 20 Juni 2002

menerbitkan kembali Izin Lokasi di atas lahan 2.000

Hektar kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada. Dengan

demikian penerbitan Izin Lokasi oleh TERGUGAT I

tersebut bertentangan dengan ketentuan hukum yang

berlaku dimana dalam konsideran menimbang disebutkan

bahwa pemberian Izin Lokasi tersebut didasarkan pada

Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan kertapersada Nomor

96/BPN/XII/1996 tertanggal 6 Desember 1996 dan

perpanjangan Izin Lokasi Nomor : 35 Tahun 1997

tertanggal 29 Desember 1997 yang notabene telah

berakhir masa berlakunya dan tidak dapat diperpanjang

lagi ataupun diperbaharui dengan cara apapun. Selain

penerbitan Izin Lokasi tersebut tentunya bertentangan

dengan kebijakan pemerintah di atasnya dimana terhadap

areal yang diberikan Izin Lokasi tersebut, Gubernur

Jambi telah memberikan rekomendasi alih fungsi menjadi

kawasan Budidaya Hutan/kawasan Hutan Produksi Tetap,

sedangkan Menteri Kehutanan R.I. telah menetapkannya

sebagai pencadangan tambahan areal hutan tanaman

industri bagi PENGGUGAT; -----------------------------

m. Bahwa kemudian TERGUGAT I melalui Keputusan Nomor 01

Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus 2002 menerbitkan pula

Halaman 25 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Ijin Usaha Perkebunan kepada PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada untuk mengusahakan perkebunan seluas +

15.800 Hektar yang meliputi pula areal 2.000 Hektar di

Desa Mekar Sari eks Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada yang notabene masuk kedalam pencadangan

areal tambahan HTI PENGGUGAT dan sedang dalam proses

alih fungsi kawasan yang diajukan Gubernur Jambi

selaku pejabat yang lebih tinggi. Sehingga adanya Izin

Usaha Perkebunan PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

tersebut tumpang tindih dengan areal pencadangan HTI

PENGGUGAT. Selain itu dalam Izin Usaha Perkebunan yang

diterbitkan tersebut tidak terlihat adanya

pertimbangan mengenai rekomendasi lokasi dari instansi

pertanahan, surat persetujuan dokumen AMDAL, serta

berbagai persyaratan lainnya. Disamping penerbitannya

hanya berjarak waktu 1 ½ bulan dari terbitnya Izin

Lokasi tahun 2002 butir l di atas, dimana proses

perolehan tanah baru saja dimulai; -------------------

n. Bahwa pada tanggal 28 Maret 2008 TERGUGAT II

menerbitkan Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar

Sari, Nomor 2/Mekar Sari, Nomor 3/Mekar Sari, Nomor

4/Mekar Sari, dan Nomor 5/Mekar Sari yang seluruhnya

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada.

Halaman 26 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Selanjutnya pada tanggal 28 Oktober 2008 TERGUGAT

IImenerbitkan pula Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor

42/Mekar Sari atas nama PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada.Dimana hak-hak atas tanah tersebut

notabene diterbitkan di atas lahan yang telah

ditetapkan sebagai Kawasan Hutan berdasarkan Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor : SK.277/ Menhut-II/2004

tanggal 2 Agustus 2004 dan telah ditetapkan sebagai

areal IUPHHK-HTI PENGGUGAT berdasarkan Keputusan Nomor

: SK.346/Menhut-II/2004 tanggal 10 September 2004.

Dengan demikian pemberian hak-hak atas tanah kepada

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tersebut tumpang

tindih dengan areal IUPHHK-HTI PENGGUGAT dan karenanya

sangat merugikan PENGGUGAT. Selain penerbitan

Sertipikat-Sertipikat HGB maupun Sertipikat HGU

tersebut tentunya bertentangan dengan Undang-Undang

maupun Keputusan Pemerintah di Tingkat Pusat i.c.

Menteri Kehutanan R.I. maupun di Tingkat Propinsi i.c.

Gubernur Jambi; --------------------------------------

10. Bahwa tindakan TERGUGAT I menerbitkan Izin Usaha

Perkebunan kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

berdasarkan Keputusan Nomor 280 tahun 2002 tertanggal 20

Juni 2002 nyata-nyata telah bertentangan dengan peraturan

Halaman 27 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

perundang-undangan yang berlaku, serta bertentangan dengan

“prinsip-prinsip umum pemerintahan yang baik” (Algemene Beginselen van

Behoorlijk Bestuur atau The General Principles of Good Administration)

sebagaimana akan diuraikan berikut ini:

-----------------------------

a. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku

Bahwa dalam menerbitkan Surat Keputusan tersebut,

TERGUGAT telah melanggar ketentuan Pasal 10 Keputusan

Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5/2002 yang

mewajibkan dipenuhi adanya rekomendasi lokasi dari

instansi pertanahan serta surat persetujuan dokumen

AMDAL dari Komisi AMDAL Daerah; ----------------------

Bahwa dalam konsideran menimbang Surat Keputusan

tersebut, tidak terlihat adanya rekomendasi dari

instansi pertanahan setempat. Selain itu, terhadap

lahan 2.000 Hektar yang termasuk dalam Izin Usaha

Perkebunan PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tersebut

seharusnya tidak dapat diberikan rekomendasi dari

instansi pertanahan mengingat lahan tersebut telah

dimohonkan alih fungsi menjadi kawasan hutan oleh

Gubernur Jambi selaku pejabat pemerintah di atasnya.

Demikian pula dalam konsideran menimbang tersebut

Halaman 28 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

tidak dapat dilihat keberadaan surat persetujuan

dokumen AMDAL yang harus dipenuhi oleh pemohon Izin

Usaha Perkebunan; ------------------------------------

b. Bertentangan dengan prinsip-prinsip umum pemerintahan

yang baik

Bertentangan dengan Asas Kepastian Hukum :

Bahwa seorang Pejabat Tata Usaha Negara dalam setiap

kebijakan penyelenggaraan Negara haruslah

mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan,

kepatutan dan keadilan (Penjelasan Pasal 3 Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara Yang bersih dari Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme Jo. Penjelasan Pasal 53 Ayat 2 huruf b UU

PTUN).

Dalam perkara a quo, PENGGUGAT senyatanya telah

berinvestasi di bidang pengusahaan hutan tanaman

industri di wilayah Propinsi Jambi dan telah

memperoleh pencadangan areal IUPHHK-HTI serta telah

memproses alih fungsi kawasan dan memberikan

kompensasi atas lahan 2.000 Hektar eks Izin Lokasi

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada. Dimana proses alih

fungsi tersebut dilakukan dengan pertimbangan Izin

Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada Nomor

Halaman 29 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

96/BPN/XII/1996 tertanggal 6 Desember 1996 dan

perpanjangannya Nomor : 35 Tahun 1997 tertanggal 29

Desember 1997 telah habis masa berlakunya dan

berdasarkan ketentuan Izin Lokasi sudah tidak dapat

lagi diperpanjang ataupun diperbaharui. Hal mana

ditegaskan dalam Pasal 3 Ayat 5 Peraturan Menteri

Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2

Tahun 1993 yang berbunyi :

“Izin lokasi diberikan untuk jangka waktu selama 12 (dua belas)

bulan dan hanya dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk selama

12 (dua belas) bulan.”

Adapun berdasarkan Pasal 5 Ayat 4 Peraturan Menteri

Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2

Tahun 1999 yang mencabut Per Menteri Agraria Nomor 2

Tahun 1993 tersebut menegaskan pula bahwa apabila

perolehan tanah tidak dapat diselesaikan dalam

jangka waktu Izin Lokasi, termasuk perpanjangannya,

maka perolehan tanah tidak dapat lagi dilakukan oleh

pemegang Izin Lokasi.

Namun TERGUGAT I justru kembali menerbitkan Izin

Lokasi serta Izin Usaha Perkebunan kepada PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada di atas lahan 2.000 Hektar

yang notabene telah ditetapkan Menteri Kehutanan

Halaman 30 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

sebagai pencadangan areal IUPHHK-HTI PENGGUGAT dan

dalam proses alih fungsi menjadi kawasan Budidaya

Hutan/kawasan Hutan Produksi Tetap dengan

rekomendasi Gubernur Jambi. Sehingga penerbitan KTUN

tersebut mengakibatkan ketidakpastian hukum dan

sangat merugikan PENGGUGAT akibat adanya tumpang

tindih perijinan.

Faktanya terhadap areal 2.000 Hektar yang ditetapkan

sebagai areal IUPHHK-HTI PENGGUGAT hingga saat ini

tidak dapat diusahakan oleh PENGGUGAT mengingat

areal tersebut dikuasai oleh PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada selaku pemegang Izin Usaha Perkebunan

yang diterbitkan TERGUGAT I pada saat proses alih

fungsi kawasan yang merupakan tahapan perolehan

IUPHHK-HTI PENGGUGAT. Hal mana tentu menimbulkan

ketidakadilan bagi PENGGUGAT yang telah bersungguh-

sungguh dalam mengembangkan usaha HTI di Propinsi

Jambi.

Bahwa keadaan tersebut tentunya telah bertentangan

dengan Asas Kepastian Hukum yang sepatutnya

dijunjung tinggi seorang Pejabat Tata Usaha Negara

dalam menerbitkan keputusannya, karena bila asas ini

tidak diindahkan maka akan menurunkan minat investor

Halaman 31 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

baik dari dalam maupun luar negeri akibat tidak

adanya kepastian hukum yang menjamin keberlangsungan

dan kepastian berinvestasi.

Bertentangan dengan Asas Tertib Penyelenggaraan

Negara

Bahwa dalam menciptakan tertibnya penyelenggaraan

Negara, seorang Pejabat Tata Usaha Negara haruslah

mengutamakan keserasian, keteraturan dan

keseimbangan dalam setiap pengambilan kebijakan/

keputusannya (Penjelasan Pasal 3 Undang-Undang Nomor

28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang

bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Jo.

Penjelasan Pasal 53 Ayat 2 huruf b UU PTUN).

Bahwa sesuai asas tersebut, maka TERGUGAT I perlu

mengindahkan adanya keserasian dan keteraturan

antara kebijakan/keputusannya dengan kebijakan-

kebijakan Penyelenggara Negara lainnya baik di

tingkat Pusat maupun di tingkat Daerah, sehingga

tercipta keterpaduan yang akan mengoptimalkan

seluruh potensi sumber daya di wilayah kerjanya.

Namun demikian penerbitan Izin lokasi maupun Izin

Usaha Perkebunan kepada PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada justru tidak selaras dan bertentangan

Halaman 32 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

dengan rekomendasi alih fungsi kawasan yang

diterbitkan oleh Gubernur Jambi selaku pejabat di

atasnya maupun pencadangan areal HTI dan IUPHHK-HTI

yang diterbitkan oleh Menteri Kehutanan selaku

Penyelenggara Negara di tingkat Pusat. Disamping

penerbitan Ijin Usaha Perkebunan bagi PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada seluas + 15.800 Hektar

kiranya sangat prematur karena hanya berjarak waktu

1 ½ bulan dari terbitnya Izin Lokasi tahun 2002,

dimana logikanya proses perolehan tanah baru saja

dimulai;--------------------------------------------

Bertentangan dengan Asas Kecermatan Formal

Bahwa seorang Pejabat Tata Usaha Negara pada saat

mempersiapkan pembentukan keputusannya haruslah

cermat dalam memperoleh gambaran yang jelas mengenai

semua fakta-fakta yang relevan maupun semua

kepentingan yang tersangkut, termasuk kewajiban

untuk meneliti dan mempelajari semua pendapat pihak-

pihak yang berkepentingan (doktrin hukum Indroharto,

S.H. dalam bukunya Usaha Memahami Undang-Undang

tentang Peradilan Tata usaha Negara, Buku II,

Pustaka Sinar Harapan, 1993, halaman 179).

Halaman 33 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bahwa dalam perkara aquo TERGUGAT I tidaklah cermat

dalam memperoleh gambaran yang jelas mengenai semua

kepentingan yang tersangkut.Dimana Surat Keputusan yang

diterbitkan TERGUGAT I tidak memperhatikan

kepentingan PENGGUGAT selaku investor yang

bersungguh-sungguh menjalankan kegiatan usahanya di

bidang pengusahaan hutan, tidak mencermati berbagai

perijinan yang telah diperoleh PENGGUGAT di bidang

kehutanan maupun rekomendasi yang diterbitkan oleh

Gubernur Jambi.

Hal mana juga terlihat dari tidak adanya upaya

TERGUGAT I untuk mendengar terlebih dahulu pendapat-

pendapat dari berbagai pihak/instansi terkait di

bidang kehutanan maupun tata ruang baik di tingkat

Pusat maupun Daerah yang telah menerbitkan

keputusan/ kebijakan sehubungan dengan usaha yang

dikembangkan PENGGUGAT.

Atas pelanggaran asas Kecermatan Formal tersebut

juga menimbulkan kerugian bagi berbagai pihak

terutama bagi PENGGUGAT dan bahkan dapat menimbulkan

konflik horizontal karena ekses tumpang tindih hak

atas lahan tersebut.

Halaman 34 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

11. Penerbitan Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar

Sari, Nomor 2/Mekar Sari, Nomor 3/Mekar Sari, Nomor

4/Mekar Sari, dan Nomor 5/Mekar Sari atas nama PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada tertanggal28 Maret 2008 serta

penerbitan Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersadanyata-nyata

telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, serta bertentangan dengan “prinsip-prinsip umum

pemerintahan yang baik” (Algemene Beginselen van Behoorlijk Bestuur atau

The General Principles of Good Administration) sebagaimana uraian

berikut ini :

a. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku

Ketentuan Pasal 11 ayat 1 Peraturan Pemerintah R.I.

Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah

berbunyi :

“Terhadap tanah dalam kawasan lindung yang belum ada hak

atas tanahnya dapat diberikan hak atas tanah, kecuali pada

kawasan hutan.”

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka hak-hak atas

tanah tidak dapat diterbitkan di Kawasan

Hutan.Sehingga penerbitan hak atas tanah pada lahan

Halaman 35 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

yang berada di Kawasan Hutan jelas bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan.

Bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :

SK.277/Menhut-II/2004 tanggal 2 Agustus 2004 areal

seluas 2.000 Hektar eks Izin Lokasi PT. Kurniawan

Kertapersada telah ditetapkan menjadi Kawasan Hutan

Produksi Tetap. Dengan demikian penerbitan sertipikat-

sertipikat Hak Guna Bangunan maupun Hak Guna Usaha

oleh TERGUGAT II di atas lahan yang telah menjadi

Kawasan Hutan Produksi Tetap tersebut nyata-nyata

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Bahwa dengan demikian telah terbukti dimana penerbitan

Sertipikat-Sertipikat di atas bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, karenanya

Sertipikat-Sertipikat yang diterbitkan tersebut sudah

tidak dapat dipertahankan lagi dan sepatutnya

dinyatakan batal atau tidak sah.

b. Bertentangan dengan prinsip-prinsip umum pemerintahan

yang baik

Bertentangan dengan Asas Kepastian Hukum

Bahwa seorang Pejabat Tata Usaha Negara dalam setiap

kebijakan penyelenggaraan Negara haruslah

Halaman 36 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan,

kepatutan dan keadilan (Penjelasan Pasal 3 Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara Yang bersih dari Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme Jo. Penjelasan Pasal 53 Ayat 2 huruf b UU

PTUN).

Dalam perkara a quo, berdasarkan Keputusan Menteri

Kehutanan R.I. Nomor : SK.346/ Menhut-II/2004

tanggal 10 September 2004, PENGGUGAT telah

memperoleh areal IUPHHK-HTI yang mencakup lahan

seluas 2.000 Hektar eks Izin Lokasi PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada yang notabene telah habis

masa berlakunya dan tidak dapat diperpanjang/

diperbaharui lagi. Dimana sebelumnya terhadap lahan

eks Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

tersebut telah dilakukan alih fungsi menjadi Kawasan

Budidaya Hutan/Kawasan Hutan Produksi Tetap sesuai

mekanisme dan prosedur yang ditentukan undang-undang

dengan melibatkan instansi-instansi berwenang

terkait.

Namun TERGUGAT II justru menerbitkan Sertipikat-

Sertipikat Hak Guna Bangunan maupun Hak Guna Usaha

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada di atas

Halaman 37 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

areal yang notabene telah menjadi Kawasan Hutan

Produksi Tetap dan ditetapkan sebagai areal IUPHHK-

HTI PENGGUGAT. Hal mana mengakibatkan ketidakpastian

hukum dan sangat merugikan PENGGUGAT akibat adanya

tumpang tindih areal IUPHHK-HTI PENGGUGAT dengan

hak-hak atas tanah yang dimiliki PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada tersebut.

Bahwa keadaan tersebut tentunya telah bertentangan

dengan Asas Kepastian Hukum yang sepatutnya

dijunjung tinggi seorang Pejabat Tata Usaha Negara

dalam menerbitkan keputusannya, karena bila asas ini

tidak diindahkan maka akan menurunkan minat investor

baik dari dalam maupun luar negeri akibat tidak

adanya kepastian hukum yang menjamin keberlangsungan

dan kepastian berinvestasi.

Bertentangan dengan Asas Tertib Penyelenggaraan

Negara

Bahwa dalam menciptakan tertibnya penyelenggaraan

Negara, seorang Pejabat Tata Usaha Negara haruslah

mengutamakan keserasian, keteraturan dan

keseimbangan dalam setiap pengambilan kebijakan/

keputusannya (Penjelasan Pasal 3 Undang-Undang Nomor

28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang

Halaman 38 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Jo.

Penjelasan Pasal 53 Ayat 2 huruf b UU PTUN).

Bahwa sesuai asas tersebut, maka TERGUGAT II perlu

mengindahkan adanya keserasian dan keteraturan

antara kebijakan/keputusannya dengan kebijakan-

kebijakan Penyelenggara Negara lainnya baik di

tingkat Pusat maupun di tingkat Daerah, sehingga

tercipta keterpaduan yang akan mengoptimalkan

seluruh potensi sumber daya di wilayah kerjanya.

Namun demikian TERGUGAT II telah menerbitkan

Sertipikat-Sertipikat Hak Guna Bangunan maupun

Sertipikat Hak Guna Usaha atas nama PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada Hak Guna Bangunan maupun Hak

Guna Usaha kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

di atas lahan berstatus Kawasan Hutan Produksi Tetap

yang notabene telah ditetapkan pula menjadi areal

IUPHHK-HTI PENGGUGAT. Dimana penerbitan Sertipikat-

Sertipikat tersebut tidak selaras dan bertentangan

dengan keputusan Menteri Kehutanan selaku

Penyelenggara Negara di tingkat Pusat yang telah

menjadikan areal tersebut sebagai Kawasan Hutan

Produksi Tetap dan menetapkannya sebagai areal

IUPHHK-HTI PENGGUGAT.Sehingga hal tersebut berakibat

Halaman 39 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

pada ketidakteraturan dan pertentangan antara

Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara di daerah dengan

Keputusan Pejabat Negara di Tingkat Pusat.

Bertentangan dengan Asas Kecermatan Formal

Bahwa seorang Pejabat Tata Usaha Negara pada saat

mempersiapkan pembentukan keputusannya haruslah

cermat dalam memperoleh gambaran yang jelas mengenai

semua fakta-fakta yang relevan maupun semua

kepentingan yang tersangkut, termasuk kewajiban

untuk meneliti dan mempelajari semua pendapat pihak-

pihak yang berkepentingan (doktrin hukum Indroharto,

S.H. dalam bukunya Usaha Memahami Undang-Undang

tentang Peradilan Tata usaha Negara, Buku II,

Pustaka Sinar Harapan, 1993, halaman 179).

Bahwa dalam perkara aquo TERGUGAT II tidaklah cermat

dalam memperoleh gambaran yang jelas mengenai semua

kepentingan yang tersangkut. Dimana penerbitan

Sertipikat-Sertipikat HGB maupun HGU oleh TERGUGAT

II tidak memperhatikan kepentingan PENGGUGAT selaku

investor yang bersungguh-sungguh menjalankan

kegiatan usahanya di bidang pengusahaan hutan serta

tidak mencermati IUPHHK-HTI yang telah diperoleh

PENGGUGAT.

Halaman 40 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Selain itu ketidakcermatan TERGUGAT II terlihat dari

penerbitan Sertipikat-Sertipikat HGB maupun HGU atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada yang tidak

mencermati adanya penetapan perubahan status lahan

menjadi Kawasan Hutan Produksi Tetap. Dimana

penetapan perubahan status kawasan lahan tersebut

seharusnya diperhatikan sebelum TERGUGAT II

menentukan dapat tidaknya diterbitkan Sertipikat-

Sertipikat di atas lahan tersebut.

Disamping itu, TERGUGAT II tidak mencermati bahwa

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada selaku pemohon Hak

Guna Usaha maupun Hak Guna Bangunan tersebut belum

pernahmelakukan pembebasan atas lahan-lahan tersebut

dari PENGGUGAT sebagaimana yang disyaratkan undang-

undang. Dimana PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

senyatanya telah melepaskan haknya atas lahan seluas

2.000 Hektar di Desa Mekar Sari kepada PENGGUGAT

sebagaimana Akta Perjanjian Penyerahan

Lahan/Pengalihan Areal/Lahan Nomor 24 tanggal 11

Oktober 1999, Akta Perjanjian Pembayaran Nomor 25

tanggal 11 Oktober 1999 dan Akta Pernyataan Nomor 45

tanggal 14 Desember 1999. Sehingga permohonan Hak

Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan tersebut bila

Halaman 41 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

dilihat secara cermat senyatanya belum memenuhi

syarat untuk dapat diterbitkan suatu hak atas tanah.

Atas pelanggaran asas Kecermatan Formal tersebut

telah menimbulkan kerugian bagi PENGGUGAT dan bahkan

dapat menimbulkan konflik horizontal karena ekses

tumpang tindih hak atas lahan tersebut.

Bertentangan dengan Asas Pertimbangan atau Asas

Harapan Yang Layak

Bahwa apabila suatu keputusan itu tidak murni

bersifat menguntungkan, maka ia harus disertai

dengan suatu pertimbangan yang memadai. Dalam hal

suatu keputusan bersifat menguntungkan bagi pihak

yang dituju keputusan tersebut tetapi merugikan dan

membebani pihak ketiga yang berkepentingan, maka

keputusan tersebut harus didukung oleh fakta-fakta

yang benar dan relevan dapat mendukung keputusan

tersebut (doktrin hukum Indroharto, S.H. dalam

bukunya Usaha Memahami Undang-Undang tentang

Peradilan Tata usaha Negara, Buku II, Pustaka Sinar

Harapan, 1993, halaman 180).

Dalam perkara a quo, faktanya penerbitan Sertipikat-

Sertipikat HGB maupun Sertipikat HGU oleh TERGUGAT

II di atas lahan berstatus Kawasan Hutan Produksi

Halaman 42 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Tetap dan telah diterbitkan IUPHHK-HTI bagi

PENGGUGAT, hal tersebut nyata-nyata telah merugikan

dan membebani PENGGUGAT selaku pemegang IUPHHK-HTI

dimaksud. Dimana penerbitan Sertipikat HGB maupun

Sertipikat HGU tersebut berdampak pada terhambatnya

realisasi investasi dan kegiatan pengusahaan hutan

yang diwajibkan kepada PENGGUGAT.

Dalam penerbitan hak-hak atas tanah tersebut,

TERGUGAT II sama sekali tidak memperhatikan

kepentingan PENGGUGAT dalam pembangunan hutan

tanaman industri dengan mengabaikan fakta-fakta

bahwa terhadap lahan yang dimohonkan hak-hak atas

tanah tersebut telah menjadi areal IUPHHK-HTI

PENGGUGAT. Pengecekan status kawasan yang hanya

didasarkan pada RTRWP tanpa mempertimbangkan adanya

perubahan alih fungsi lahan menjadi Kawasan Hutan

Produksi Tetap yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

i.c. Menteri Kehutanan R.I., hal tersebut nyata-

nyata merupakan pertimbangan yang tidak relevan dan

tidak dapat dibenarkan sebagai dasar pengambilan

suatu keputusan pemberian hak atas tanah yang

senyatanya telah berstatus Kawasan Hutan dan telah

menjadi areal IUPHHK-HTI PENGGUGAT.

Halaman 43 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Berdasarkan alasan-alasan dan fakta-fakta yang telah

diuraikan di atas, maka selanjutnya PENGGUGAT dengan hormat

mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha

Negara Jambi yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar

berkenan memutus sebagai berikut:

DALAM PENUNDAAN

1. Mengabulkan permohonan penundaan yang diajukan PENGGUGAT

untuk seluruhnya;----------------------------------------

2. Memerintahkan kepada TERGUGAT I untuk menunda pelaksanaan

Surat Keputusan TERGUGAT I Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal

8 Agustus 2002tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada Di Kecamatan Kumpeh dan

Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2002 yang

tumpang tindih dengan areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu (IUPHHK) pada Hutan Tanaman Industri (HTI)

PENGGUGAT serta memerintahkan TERGUGAT I untuk tidak

melakukan tindakan hukum dan/atau tindakan administratif

apapun berkaitan dengan Surat Keputusan tersebut selama

perkara ini berjalan sampai ada putusan pengadilan yang

mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde);-

3. Memerintahkan kepada TERGUGAT II untuk menunda

pelaksanaan Surat Keputusan TERGUGAT II :

Halaman 44 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

a. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 5/Mekar

Sari/2007 tanggal 22 Nopember 2007 seluas 83.537 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

b. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 3/Mekar

Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

c. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 1/Mekar

Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 29.111 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

d. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 4/Mekar

Sari/2007 tanggal 22 Nopember 2007 seluas 149.215 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

e. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 2/Mekar

Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 39.934 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

f. Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari tanggal

28 Oktober 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 12/Muaro

Halaman 45 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Jambi/2008 tanggal 8 Oktober 2008 seluas 682,2 Hektar

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

, serta memerintahkan TERGUGAT II untuk tidak melakukan

tindakan hukum dan/atau tindakan administratif apapun

berkaitan dengan Surat-Surat Keputusan tersebut selama

perkara ini berjalan sampai ada putusan pengadilan yang

mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde).

DALAM POKOK PERKARA

1. Mengabulkan Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya ;---------

2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan TERGUGAT I

Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus 2002tentang

Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada Di Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan Maro Sebo

Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2002 ;-----------------------

3. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan TERGUGAT II

:

a. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 5/Mekar

Sari/2007 tanggal 22 Nopember 2007 seluas 83.537 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

b. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 3/Mekar

Halaman 46 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

c. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 1/Mekar

Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 29.111 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

d. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 4/Mekar

Sari/2007 tanggal 22 Nopember 2007 seluas 149.215 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

e. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 2/Mekar

Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 39.934 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

f. Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari tanggal

28 Oktober 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 12/Muaro

Jambi/2008 tanggal 8 Oktober 2008 seluas 682,2 Hektar

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

4. Memerintahkan kepada TERGUGAT I untuk mencabut Surat

Keputusan TERGUGAT I Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 8

Agustus 2002tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada Di Kecamatan Kumpeh dan

Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2002;----

Halaman 47 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

5. Memerintahkan kepada TERGUGAT II untuk mencabut :

a. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2012 sesuai dengan Surat Ukur Nomor

5/Mekar Sari/2007 tanggal 22 Nopember 2012 seluas

83.537 M2 atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada;-

b. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 3/Mekar

Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

c. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 3/Mekar

Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

d. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 1/Mekar

Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 29.111 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

e. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 4/Mekar

Sari/2007 tanggal 22 Nopember 2007 seluas 149.215 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

f. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar Sari

tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 2/Mekar

Halaman 48 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 39.934 M2

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

g. Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari tanggal

28 Oktober 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 12/Muaro

Jambi/2008 tanggal 8 Oktober 2008 seluas 682,2 Hektar

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------

6. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar segala biaya

perkara ini.

Apabila Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

berpendapat lain, maka kami mohon putusan yang seadil-

adilnya (ex aequo et bono);--------------------------------

Bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat I

telah mengajukan Jawabannya tertanggal 21 Juni 2012yang

pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut: -------

DALAM EKSEPSI :

1. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil gugatan

Penggugat, kecuali apa yang diakui secara tegas;------

2. Bahwa obyek gugatan khususnya yang menyangkut Tergugat

I didalam sengketa Tata Usaha Negara ini adalah berupa

Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor 01 Tahun 2002

tanggal 8 Agustus 2002 tentang Pemberian izin usaha

Halaman 49 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Perkebunan PT.Ricky Kurniawan Kartapersada di

Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi;---------------

3. Bahwa ternyata sesuai dengan fakta hukum, Penggugat

(PT. Wirakarya Sakti) sudah mengetahui Keputusan aquo

(objek sengketa) terhitung sejak tanggal 2 November

2011 atau setidak-tidaknya pada tanggal 21 Desember

2011. Hal itu didasarkan adanya gugatan Intervensi

yang diajukan oleh PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

terhadap PT. Wirakarya Sakti (Penggugat) i.c Perkara

Nomor80/PDT.INTERVEN/2011/PN.JBI dimana dalam dalil-

dalil gugatannya Point 6 bagian d, PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada telah mendalilkan dalam gugatannya bahwa

dalam menjalankan usaha sebagai Perusahaan Perkebunan

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada telah memilki ijin

usaha perkebunan dari Bupati Muaro Jambi dengan

Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor 01 Tahun 2002

tanggal 8 Agustus 2002 yang berisi pada pokoknya dalam

rangka pemanfaatan lahan tidur maka PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada diberikan izin usaha Perkebunan

kelapa sawit dengan pola “ Pengembangan lainnya yang

saling menguntungkan, memperkuat, membutuhkan antara

pekebun dengan perusahaan Perkebunan, terhadap lahan

seluas 15.800 Hektar yang berlokasi di Desa Mekar

Halaman 50 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Sari, Desa Puding masing-masing berada di Kecamatan

Kumpeh, Desa Sekumbung, Desa Mudo dan Desa Danau Lamo

masing-masing berada di Kecamatan Maro Sebo Kabupaten

Muaro Jambi dan objek sengketa aquo oleh PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada diberi Kode dengan Bukti

P.14.Int. Berdasarkan hal tersebut di atas sesuai

dengan ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 51 Tahun 2009 Jo. Surat Edaran Mahkamah

Agung Nomor 2 Tahun 1991, maka Gugatan Penggugat sudah

lewat waktu sebagaimana dimaksud oleh Ketentuan

Undang-Undang tersebut di atas. Berdasarkan uraian

tersebut sudah selayaknya gugatan Penggugat dinyatakan

tidak dapat diterima (Niet Onvankljke Veklard);-------

4. Sebagaimana adagium hukum administrasi "point d'interet -

point d'action" ( bila ada kepentingan, maka disitu baru

ada proses) sebagaimana diadopsi dalam Pasal 53 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah beberapa

kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009

yaitu : " (1) Seseorang atau badan hukum perdata yang

merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan

Halaman 51 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis

kepada Pengadilan

yang berwenang...";-----------------------------------

Berdasarkan hal tersebut maka kepentingan yang

dimiliki oleh Penggugat yang menyatakan memiliki  IUP 

HHK  HTI  berdasarkan  SK Menhut Nomor  346-Menhut-II-

2004 tanggal 10 September 2004 yang berasal dari

Penunjukan Kawasan Hutan dengan SK Nomor277/Menhut-

II/2004 tanggal  2 Agustus 2004, yang lahir dari

Pencadangan Lahan HTI yang diberikan kepada

Penggugat dengan surat Menteri Kehutanan Nomor 1198 /

1997 tanggal 7 Oktober 1997 dimana dalam salah satu

syaratnya Penggugat harus lebih  dulu  menyelesaikan

permasalahan yang ada, karena transaksi yang dibuat

Penggugat dengan Pihak PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada berdasarkan akta Notaris Nomor 24 dan 25

Tahun 1999 tentang penyerahan lahan dan pembayaran

belum selesai karena nilai transaksi sebesar Rp.250

juta baru dibayar Penggugat sebesar Rp.187,5 juta

sebagaimana telah dijadikan pertimbangan oleh Majelis

Hakim PN Jambi Nomor 102/Pid.B/2011/PN Jbi, namun

dengan  melakukan  kecurangan  Penggugat yang belum

melakukan  penyelesaian masalah  yang  disyaratkan

Halaman 52 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

SK 1198/1997 tersebut Penggugat telah menyatakan

masalah telah selesai kepada pihak Menteri Kehutanan

sehingga Menhut  mengeluarkan penunjukan Kawasan Hutan

dengan SK Nomor277/Menhut-II/2004 tanggal  2 Agustus

2004 yang dilanjutkan dengan pemberian IUP HHK HTI

Penggugat SK Menhut Nomor  346-Menhut-II-2004 tanggal

10 September 2004 ;-----------------------------------

Dengan demikian unsur kepentingan yang dijadikan dasar

oleh Penggugat untuk mengajukan gugatan ke PTUN

dilakukan berdasarkan kepentingan yang masih memiliki

cacat hukum dan masalah keperdataan, sehingga Legal

Standing Penggugat dalam perkara ini haruslah

ditolak;----------------------------------------------

5. Bahwa eksepsi mengenai permintaan penundaan putusan

yang diajukan Penggugat adalah hal yang mengada-ada

dan dilakukan dengan penafsiran penggugat sendiri,

karena bagaimana mungkin Pihak Penggugat mengajukan

penundaan sementara Penggugat masih bermasalah hukum

karena belum tuntas melakukan pembayaran dalam

penyelesaian masalah lahan yang menjadi persyaratan

utama pencadangan lahan HTI Penggugat berdasarkan

Surat Menhut Nomor1198/Menhut/1997, (akta Nomor24 dan

Halaman 53 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Nomor25 tahun 1999 yang dibuat dihadapan Notaris Ratna

Wirdanalis);------------------------------------------

Selain itu berdasarkan Pasal 67 ayat (2) dan ayat (4)

huruf (a) dan huruf (b) Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1986 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 yg mengatur :

(4) Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (2):

a. dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan

yang sangat mendesak yang mengakibatkan

kepentingan penggugat sangat dirugikan jika

Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu

tetap dilaksanakan;------------------------------

b. tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan

umum dalam rangka pembangunan mengharuskan

dilaksanakannya keputusan tersebut;--------------

Dalam permohonan Penggugat yang meminta Penundaan

pelaksanaan putusan jelas-jelas tidak ada “keadaan yang

sangat mendesak yang mengakibatkankepentingan penggugat

sangat dirugikan “ dan secara historis dimunculkannya

ketentuan tersebut merupakan pengecualian dari

asas Prasumptio iustae causa. Asas ini dimuat dalam Pasal 67

ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan

Halaman 54 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Tata Usaha Negara menyebutkan sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun

2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan

“gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya keputusan Badan

atau Pejabat Tata Usaha Negara serta tindakan Badan atau Pejabat Tata Usaha

Negara yang digugat” pengertian pasal tersebut di atas

menjelaskan bahwa setiap keputusan Badan atau Pejabat Tata

Usaha Negara dianggap sah oleh karenanya dapat dijalankan

walaupun ada gugatan.  

Pengecualian yang dimaksud terdapat pada pasal 67 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata

Usaha Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 yang

berbunyi demikian ”Penggugat dapat mengajukan permohonan agar

pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda selama pemeriksaan

sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada putusan Pengadilan

yang memperoleh kekuatan hukum tetap”. Pasal 67 ayat (2) tersebut

di atas memberi hak kepada Penggugat untuk mengajukan

permohonan penundaan atas pelaksanaan Surat Keputusan Tata

Usaha Negara sebagai obyek sengketa yang antara lain dalam

praktek peradilan dilakukan bila: 

a. Perbuatan faktual yang menjadi isi keputusan Tata Usaha

Negara belum dilaksanakan secara fisik, misalnya

Halaman 55 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

pembongkaran yang belum dilaksanakan. Namun secara kasus

perkasus, apabila perbuatan faktual yang menjadi isi

Keputusan Tata Usaha Negara adalah perbuatan yang

berkelanjutan, misalnya penebangan kayu di area HPH, dan

semacam itu Keputusan Tata Usaha Negara tersebut

meskipun sudah dilaksanakan secara fisik, atas

permohonan Penggugat, Ketua/ majelis Hakim /Hakim dapat

mengabulkan permohonan penundaan ;----------------------

b. Penundaan dapat dikabulkan apabila kepentingan Penggugat

yang dirugikan tidak dapat atau sulit dipulihkan oleh

akibat Keputusan Tata Usaha negara yang digugat

terlanjur dilaksanakan ;--------------------------------

Karena dalam dalil-dalil gugatannya keberadaan Keputusan

Tergugat I yang menjadi objek perkara ini tidak memenuhi

kriteria di atas maka sepatutnya permohonan penundaan

pelaksanaan keputusan Tergugat I tersebut harus diabaikan.

Selain itu adanya kepentingan umum yang terkait dalam

Keputusan Tergugat I sehubungan dengan Izin Usaha

Perkebunan PT.Ricky Kurniawan Kertapersada berkaitan dengan

mata pencaharian 3 Warga Desa yang tergabung dalam Koperasi

Bina Usaha, Koperasi Fajar Pagi dan Koperasi Wira Usaha,

yang kesemuanya lahan masyarakat koperasi tersebut berasal

dari Izin Lokasi yang dikeluarkan Tergugat I dengan

Halaman 56 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Keputusan Nomor 1 Tahun 2000 tanggal 8 Februari  2000 dan

Izin Lokasi dengan Keputusan Nomor 280 Tahun 2002 tanggal

20 Juni 2002, sehingga dikabulkannya Permohonan Penundaan

Pelaksanaan Putusan atas Keputusan Tergugat I tentang Izin

Usaha Perkebunan PT.Ricky Kurniawan Kertapersada akan

berdampak langsung terhadap mata pencaharian kebanyakan

warga Desa Mekar sari yang merupakan kepentingan umum, yang

dapat menggugurkan permohonan penundaan pelaksanaan putusan

Tergugat I sehubungan Izin Usaha Perkebunan PT.Ricky

Kurniawan Kertapersada ;-----------------------------------

Oleh karena itu Tergugat I mohon agar permohonan Penundaan

pelaksanaan putusan Tergugat I sehubungan Izin Usaha

Perkebunan PT.Ricky Kurniawan Kertapersada yang diajukan

Tergugat dalam Surat Gugatannya harus ditolak ;------------

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Tergugat mohon

Majelis Hakim untuk memutuskan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI

1. Menerima Eksepsi Tergugat ;-----------------------------

2. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-

tidaknya tidak dapat diterima (Niet Onvankljke Veklard);

DALAM PENUNDAAN :

- Menolak Permohonan Penundaan untuk seluruhnya ;----------

DALAM POKOK PERKARA

Halaman 57 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

1. Bahwa apa yang diuraikan pada Bagian Eksepsi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dengan bagian Pokok

Perkara. Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-

dalil gugatan Penggugat, kecuali apa yang diakuinya

secara tegas ;------------------------------------------

2. Bahwa tidak benar dan tidak berdasar Penggugat

mendalilkan Keputusan Bupati Nomor 01 Tahun 2002

tertanggal 8 Agustus 2002 tentang Pemberian Izin Usaha

Perkebunan PT.Ricky Kurniawan Kertapersada di Kecamatan

Kumpeh dan Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi

telah dikeluarkan/diterbitkan bertentangan dengan

Peraturan Perundang-Undangan dan Asas-Asas umum

Pemerintahan yang baik ;--------------------------------

3. Bahwa justru Keputusan Bupati Nomor 01 Tahun 2002

tanggal 8 Agustus 2002 (obyek sengketa) telah

dikeluarkan atau diterbitkan oleh Tergugat dengan

memperlihatkan dan berpedoman kepada Ketentuan Peraturan

Perundang-Undangan dan Asas-asas umum Pemerintahan yang

baik. Hal tersebut dapat diperhatikan dari konsideran

menimbang dan mengingat dari Keputusan aquo (objek

sengketa);----------------------------------------------

4. Bahwa dasar pertimbangan Tergugat menerbitkan Keputusan

aquo antara lain sebagai berikut :

Halaman 58 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

a. Adanya Surat Permohonan yang diajukan  oleh Direktur

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada  Nomor

29/Ricky/07/2002 tanggal 31 Juli 2002 perihal

Permohonan Izin Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Atas

Nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada di desa Puding,

Desa Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro

Jambi;------------------------------------------------

b. Keputusan Menteri  Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5/

2002 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan:

diantaranya sebagaimana yang tercantum dalam

permohonan yang diajukan Direktur  Direktur PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada  Nomor 29/Ricky/07/2002 tanggal

31 Juli 2002 yaitu:

- Akte Pendirian ;----------------------------------

- NPWP ;--------------------------------------------

- Surat Keterangan Domisili (SITU);-----------------

- Rencana Kerja Usaha Perkebunan (Proyek Proposal);-

- Rekomendasi lokasi dari instansi Pertanahan ;-----

- Pertimbangan tehnis ketersediaan lahan dari

instansi kehutanan sepanjang kawasan hutan ;------

- Rekomendasi tehnis kesesuaian lahan dari Kepala

Dinas Perkebunan Propinsi Jambi ;---------------

- Pernyataan Penguasaan Lahan ;---------------------

Halaman 59 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

- Pernyataan mengenai pola pembangunan yang dipilih

dan dibuat/dihadapan notaris ;--------------------

- Peta calon lokasi ;-------------------------------

- Surat persetujuan dokumen dari komisi AMDAL

Daerah;-------------------------------------------

- Surat Persetujuan yang telah kami peroleh dari

Pemerintah;---------------------------------------

5. Bahwa dari persyaratan-persyaratan tersebut di atas

telah dipenuhi oleh PT. Ricky Kurniawan Kertapersada,

jadi tidak ada alasan untuk tidak mempertimbangkan

Permohonan PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tersebut,

dan hal tersebut merupakan kewenangan Tergugat ;------

Dari uraian tersebut tidak ada tindakan Tergugat

didalam menerbitkan Keputusan aquo secara melawan

hukum atau bertentangan dengan Asas - asas Umum

Pemerintahan yang baik ;------------------------------

6. Bahwa Penggugat telah salah kaprah didalam mengartikan

kompensasi yang diberikan kepada PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada seolah-olah terhadap areal 2000 Ha eks

Izin lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada sebagai

telah masuk menjadi areal Penggugat. Karena didalam

areal 2000 Ha tersebut masih banyak hak keperdataan

penduduk setempat yang terlebih dahulu harus diberi

Halaman 60 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

ganti rugi. Karena Penggugat sama sekali tidak

membebaskan atau menyelesaikan ganti rugi terhadap

hak-hak keperdataan penduduk setempat yang ada pada

areal tersebut, maka dengan sendirinya Penggugat tidak

dapat menguasai areal tersebut. Karena izin lokasi

bukan merupakan bukti atas kepemilikan tanah melainkan

sarana untuk memiliki lahan/areal dalam rangka

penanaman modal. Dengan tidak menguasai tanah/areal

tersebut tidaklah mungkin Penggugat dapat berusaha di

areal tersebut. Jadi tidak mampunya Penggugat

menguasai lahan tersebut, semata-mata karena Penggugat

sama sekali tidak pernah menyelesaikan hak-hak

Keperdataan penduduk pada areal tersebut, dan bukan

disebabkan oleh izin usaha Perkebunan aquo (objek

sengketa);--------------------------------------------

7. Bahwa Keputusan Tergugat 1 Nomor 01 Tahun 2002 tentang

Izin Usaha Perkebunan PT.Ricky Kurniawan Kertapersada

tidak melanggar Norma hukum yang diatur dalam Pasal 19

SK Menteri Pertanian Nomor  357/Kpts/HK.350/5/2002

yang mengatur tentang sanksi adminitratif  yg dapat

dijatuhkan pada Perusahaan Perkebunan, oleh karena itu

syarat yang ditentukan dalam Pasal 10 huruf (k)

bukanlah diabaikan, tetapi dijadikan salah satu diktum

Halaman 61 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

keputusan untuk dilaksanakan oleh PT.Ricky Kurniawan

Kertapersada setelah memperoleh izin usaha perkebunan,

mengingat situasi pada Tahun 2002 dimana keberadaan

Kabupaten Muaro Jambi baru terbentuk;-----------------

Tindakan Tergugat I tersebut tidaklah merupakan

pelangaran peraturan perundang undangan yang ada,

karena tidak ada sanksi yg mengatur mengenai tindakan

Tergugat I tersebut, karena sanksi yang ada dalam SK

Menteri Pertanian Nomor  357/Kpts/HK.350/5/2002 

hanyalah sehubungan dengan ketentuan Pasal 19 yang

mengatur tentang sanski adminitratif, dan hal tersebut

tidak dilanggar oleh Tergugat I maupun PT.Ricky

Kurniawan Kertapersada;-------------------------------

Hal tersebut merupakan diskresi (kebijakan) yang

merupakan doelmatigheis dalam pengambilan keputusan

dan tidak bertentangan dengan tujuan diberikannya

wewenang atributif maupun delegatif yang dimiliki oleh

Tergugat I;-------------------------------------------

Oleh sebab itu maka dalam hal peraturan yang berlaku

tidak mengatur mengenai sesuatu hal atau peraturan

yang berlaku tidak jelas, maka diskresi dapat

dilakukan oleh Badan/Pejabat administrasi

pemerintahan, akan tetapi tetap harus mengacu pada

Halaman 62 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

asas-asas umum pemerintahan yang baik (AUPB). Dalam

hal ada suatu aturan yang mengatur tentang hal

tertentu dan aturan tersebut dapat dilaksanakan, maka

tidak boleh dilakukan diskresi, akan tetapi

menerapkan aturan yang berlaku. Dalam hal ada suatu

aturan yang mengatur tentang hal tertentu, akan tetapi

aturan tersebut tidak memungkinkan untuk

dilaksanakan, maka diperbolehkan dilakukan diskresi

dengan mencari alternatif/upaya lain yang tidak

melanggar hukum dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang

Baik (AUPB);------------------------------------------

Dalam hal ada suatu aturan yang mengatur tentang hal

tertentu, akan tetapi aturan tersebut tidak

memungkinkan untuk dilaksanakan, maka pengujian

terhadap keputusan diskresi oleh Pengadilan Tata Usaha

Negara dilakukan tidak dengan menggunakan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, melainkan dengan

asas-asas umum pemerintahan yang baik (AUPB);---------

Berdasarkan Hal-hal yang diuraikan di atas Tergugat mohon

Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi untuk

memutuskan sebagai berikut:

DALAM POKOK PERKARA:

Halaman 63 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-

tidaknya tidak dapat diterima (Niet Onvankljke

Veklard);-----------------------------------------------

2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya Perkara;-------

Bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat

II memberikan Jawabannya tertanggal 21 Juni 2012, pada

pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut: ------------

I. DALAM EKSEPSI

1. Bahwa gugatan ini kurang pihak, dimana Menteri

Kehutanan selaku pihak yang memberikan Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Kayu (IUPHHK-HTI) kepada Penggugat

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:

346/Menhut/II/2004 tanggal 10 September 2004, tidak

diikut sertakan sebagai pihak dalam gugatan ini,

padahal secara hukum Penggugat merasa dirugikan;------

2. Bahwa pernyataan para Penggugat baru mengetahui objek

tanah statusnya HGU pada tanggal 17 Februari 2012 pada

saat disampaikan Daftar Bukti dalam Perkara Perdata

Nomor80/Pdt.G/2011/PN.JBI adalah rekaan Penggugat dan

tidak benar dengan alasan hukum:

Penggugat pada dasarnya telah mengetahui Penerbitan

HGU Nomor42/Desa Mekar Sari tanggal 28 Oktober 2008

Halaman 64 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

dengan Surat Ukur Nomor2 Tahun 2008 tanggal 8

Oktober 2008 dan HGB Nomor1, 2, 3, 4, dan 5/Desa

Mekar Sari, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi

pada tanggal 21 Desember 2011 dan 20 Januari 2012.

Dimana terbukti pada waktu Penggugat menyampaikan

Jawaban Gugatan Intervensi dan Duplik Tergugat

Intervensi II dalam Perkara Perdata

Nomor80/Pdt.G/2011/PN.JBI, sedangkan Gugatan ini

diajukan Penggugat pada tanggal 2 Mei 2012 ;--------

Berdasarkan Pasal 55 Undang-Undang Nomor5 Tahun 1986

jo. Undang-Undang Nomor9 Tahun 2004 tentang

Perubahan Undang-Undang Nomor5 Tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara dinyatakan secara tegas

“Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 hari

(sembilan puluh hari) terhitung sejak saat diterimanya atau

diumumkan Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara”.

Fakta Hukum membuktikan bahwa Penggugat pada

dasarnya telah mengetahui status tanah HGU dan HGB

tersebut sejak tanggal 21 Desember 2011, dengan

demikian jelas gugatan telah melebihi jangka waktu

90 hari ;---------------------

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas Gugatan ini

kurang pihak dan melebihi jangka waktu dalam 90 hari

Halaman 65 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

sesuai dengan Peraturan Peradilan Tata Usaha Negara

tersebut, oleh karenanya Gugatan tersebut secara hukum

harus ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat

diterima (Niet Ontvankelijk verklaard);---------------

II. DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa apa yang Tergugat II kemukakan dalam Eksepsi

berlaku juga dan merupakan satu kesatuan yang tak

terpisahkan dalam pokok perkara ini; -----------------

2. Bahwa Gugatan Penggugat pada Posita angka 9 huruf n

yang pada intinya menyatakan tindakan Tergugat II

telah melakukan perbuatan melawan hukum dan Tumpang

Tindih perizinan dapat Tergugat II tanggapi bahwa

anggapan tersebut tidak berdasarkan hukum dan

kabur/tidak jelas (Obscuur Libel): -------------------

a. HGU Nomor42/Desa Mekar Sari dan HGB Nomor1, 2, 3, 4

dan 5/Desa Mekar Sari masing-masing tanggal 28 Maret

2008 atas nama PT Ricky Kurniawan Kertapersada

terletak di Desa Mekar Sari, Kecamatan Kumpeh

Kabupaten Muaro Jambi diberikan di atas tanah yang

statusnya sudah jelas berupa area penggunaan lain

(APL) sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

sebagaimana diatur di dalam Peraturan Daerah Nomor9

Halaman 66 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Tahun 1993 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Propinsi Jambi; ------------------------------------

b. Pemberian Sertipikat HGU dan HGB aquo berdasarkan

pertimbangan:

1) ASPEK PERIZINAN;---------------------------------

PT Ricky Kurniawan Kertapersada diberikan Izin

Lokasi untuk pembangunan perkebunan kelapa

sawit berdasarkan Surat Keputusan Bupati Muaro

Jambi Nomor 280 Tahun 2002 sesuai dengan

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan

Pertanahan Nasional RI Nomor2 Tahun 1993

tentang Tata Cara Memperoleh Izin Lokasi dan

Hak Atas tanah bagi Perusahaan Dalam Rangka

Penanaman Modal jo. Peraturan Menteri Negara

Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional RI

Nomor2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi; --------

Izin Usaha Perkebunan dari Bupati Muaro Jambi

tanggal 8 Agustus 2002 Nomor01 Tahun 2002

tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan kepada

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada di Kecamatan

Kumpeh dan Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro

Jambi sesuai Undang-Undang Nomor18 Tahun 2004

tentang Perkebunan jo. Peraturan Menteri

Halaman 67 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Pertanian Nomor26 Tahun 2006 tentang Pedoman

Perizinan Usaha Perkebunan; -------------------

2) ASPEK PEROLEHAN TANAH ;--------------------------

PT. Ricky Kurniawan Kertapesada telah

memperoleh Surat penguasaan/Peruntukan lahan

untuk pembangunan kebun kemitraan dengan

masyarakat berdasarkan Surat Keterangan Bupati

Muaro Jambi tanggal 10 Mei 2006 Nomor

500/344/Eko ;----------------------------------

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada memperoleh

tanah HGU untuk pembangunan perkebunan kelapa

sawit dan HGB untuk pembangunan emplasment dan

kantor perusahaan berdasarkan kerjasama

kemitraan dengan masyarakat malalui wadah KUD

Bina Usaha Desa Mekar Sari sesuai dengan

Perjanjian Kerjasama antara PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada dengan KUD Bina Usaha

NomorSPK/429/RKK/XII/06 tanggal 15 Desember

2006 diketahui oleh Bupati Muaro Jambi; -------

c. PT. Ricky Kurniawan Kertapersada telah diberikan

izin lokasi berdasarkan Surat Keputusan Pemberian

Izin Lokasi dari Bupati Muaro Jambi Nomor280 Tahun

2002 tanggal 20 Juni 2002, sedangkan IUPHHK-HTI yang

Halaman 68 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

diberikan oleh Menteri Kehutanan kepada PT. WKS

berdasarkan Surat Keputusan Nomor346/Menhut/II/2004

tanggal 10 September 2004. Dengan demikian status

tanah HGU dan HGB sesuai dengan izin lokasi yang

diberikan kepada PT. Ricky Kurniawan Persada pada

Tahun 2002 statusnya adalah tanah negara berupa

Areal Penggunaan Lain (APL) sesuai dengan Rencana

Tata Ruang Wilayah dan tidak tumpang tindih dengan

IUPHHK-HTI PT. WKS (Izin Lokasi lebih dahulu terbit

dari IUPHHK-HTI). Persoalan PT. WKS yang telah

membeli areal di dalam izin lokasi tersebut secara

hukum tidak dibenarkan dan berdasarkan sifat dan

tujuan pemberian izin lokasi tersebut, bahwa pada

dasarnya izin lokasi tidak dapat dialihkan kepada

pihak lain; ----------------------------------------

Dengan demikian jelas secara hukum sertipikat HGU dan

HGB aquo tidak tumpang tindih dengan perizinan di

bidang Kehutanan dan pemberian HGU dan HGB tersebut

telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan oleh karenanya gugatan Penggugat harus

ditolak karena tidak berdasarkan hukum; --------------

3. Bahwa terhadap Gugatan Penggugat pada Posita Angka 11

dalam Pokok Perkara yang pada intinya beranggapan

Halaman 69 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

penerbitan Sertipikat HGU dan HGB aquo oleh Tergugat

II telah bertentangan dengan Asas-Asas Umum

Pemerintahan Yang Baik adalah Kesimpulan yang keliru

dari Penggugat dan tidak benar. Pemberian Sertipikat

HGU dan HGB aquo telah mempertimbangkan dari beberapa

aspek; -----------------------------------------------

a. AZAZ KEPASTIAN HUKUM

Pemberian HGU Nomor42/Desa Mekarsari dan HGB Nomor1,

2, 3, 4, dan 5/Desa Mekarsari masing-masing atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Sertipikat HGU dan HGB aquo diberikan

berdasarkan Pasal 28 ayat (1) jo. Pasal 35 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria jis. Peraturan Pemerintah

Nomor40 Tahun 1996 tentang Haak Guna Usaha, Hak Guna

Bangunan dan Hak Pakai Atas tanah dan Peraturan

Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor9 Tahun 1999

tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas

tanah Negara dan Hak Pengelolaan; ------------------

Dengan demikian proses pemberian Sertipikat HGU dan

HGB tersebut telah memberikan jaminan kepastian

hukum terhadap obyek tanah aquo dan perlindungan

Halaman 70 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

hukum kepada pemegang haknya PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada; --------------------------------------

b. AZAZ TERTIB PENYELENGGARAAN NEGARA

Bahwa apa yang didalilkan oleh Penggugat kepada

Tergugat II dapat kami tanggapi bahwa penerbitan

Sertipikat HGU dan HGB aquo telah memperhatikan

sungguh-sungguh ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku terutama terkait dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sebagaimana diatur

dalam Peraturan Daerah Nomor9 Tahun 1993 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jambi. Status

tanah yang diberikan adalah tanah negara berupa

Areal Penggunaan Lain (APL) untuk budidaya pertanian

dan non pertanian; ---------------------------------

Proses pemberian hak atas tanahnya dengan

pertimbangan sebagai berikut:

Izin Lokasi berdasarkan Surat Keputusan Bupati

Muaro Jambi Nomor280 Tahun 2002 sesuai dengan

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan

Pertanahan Nasional RI Nomor2 Tahun 1993 tentang

Tata Cara memperoleh Izin Lokasi dan Hak Atas

tanah Bagi Perusahaan Dalam Rangka Penanaman

Modal jo. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala

Halaman 71 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 2 Tahun 1999

Tentang Izin Lokasi;-----------------------------

Izin Usaha Perkebunan dari Bupati Muaro Jambi

tanggal 8 Agustus 2002 Nomor01 Tahun 2002 Tentang

Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada di Kecamatan Kumpeh dan

Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi sesuai

Undang-Undang Nomor18 Tahun 2004 Tentang

Perkebunan jo. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

26 Tahun 2006 Tentang Pedoman Perizinan Usaha

Perkebunan;--------------------------------------

Kenyataan membuktikan bahwa sertipikat HGU dan

HGB tersebut diberikan di atas tanah yang

diperoleh perusahaan dari masyarakat berdasarkan

perjanjian kerjasama membangun kebun kelapa sawit

dengan pola kemitraan antara PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada dengan masyarakat melalui KUD Bina

Usaha Nomor SPK/429/RKK/XII/06 tanggal 5 Desember

2006;--------------------------------------------

Berdasarkan hasil penelitian Panitia Pemeriksaan

Tanah “B” yang dituangkan dalam Risalah Panitia

Pemeriksaan Tanah “B” tanggal 26 Juli 2007 yang

keanggotaannya terdiri dari Dinas Instansi

Halaman 72 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

terkait antara lain Kepala Dinas Kehutanan

Propinsi Jambi dalam kesimpulannya menyatakan

bahwa tanah yang dimohon adalah tanah negara yang

berdasarkan Tata Ruang Wilayah termasuk dalam

Kawasan Budidaya Pertanian dan Non Pertanian;----

Dengan demikian dapat dipastikan bahwa tidak ada

benturan ketentuan peraturan perundang-undangan

dalam melaksanakan kebijakan pertanahan dan Surat

Keputusan Penunjukan Parsial Kawasan Hutan yang

diberikan izin IUPHHK-HTI kepada PT. WKS seyogyanya

harus ditindaklanjuti dengan penataan batas kawasan

hutan untuk ditetapkan sebagai kawasan hutan tetap

dan sesuai dengan Pasal 15 ayat (1) huruf b Undang-

Undang Nomor41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang

pada intinya menyatakan pengukuhan kawasan hutan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilakukan

melalui proses penataan batas kawasan hutan;--------

Fakta kondisi di lapangan, pada areal yang ditunjuk

sebagai kawasan hutan melalui IUHKKTI-HTI kepada PT.

WKS, tanah tersebut pada kenyataannya:

Merupakan tanah masyarakat yang bekerjasama

dengan perusahaan membangun kebun kemitraan;-----

Halaman 73 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Di atas tanah tersebut telah dibangun gedung

emplasmen dan perkantoran;-----------------------

Penggunaan tanah tersebut telah terdapat kebun

sawit;-------------------------------------------

c. AZAZ KECERMATAN

Bahwa Penggugat tidak dapat membuktikan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang mana telah

dilanggar Tergugat II. Pemberian HGU dan HGB

masing-masing kepada PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada berdasarkan pertimbangan:

1) Pemberian HGU Nomor42/Desa Mekarsari Tahun 2008

dengan persyaratan:

- Surat Permohonan HGU;-----------------------

- Akta Pendirian Badan Hukum tanggal 30

September 1996 Nomor23 dan Pengesahan Badan

Hukum dari Menteri Hukum dan Perundang-

undangan RI NomorC-9857.HT.01.01.Th.2000

tanggal 8 Mei 2000;-------------------------

- Izin Usaha Perkebunan dari Bupati Muaro

Jambi dengan Keputusan Nomor01 Tahun 2002

tanggal 8 Agustus 2002;---------------------

Halaman 74 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

- Izin Lokasi dari Bupati Muaro Jambi dengan

Surat Keputusan Nomor280 Tahun 2002 tanggal

20 Juni 2002;-------------------------------

- Surat Keterangan Penguasaan/Peruntukan Lahan

dari Bupati Muaro Jambi tanggal 10 Mei 2006

Nomor500/344/Eko;---------------------------

- Perjanjian Kerjasama antara PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada dengan KUD Bina Usaha

NomorSPK/429/RKK/XII/06 tanggal 5 Desember

2006;---------------------------------------

- Risalah Pertimbangan Teknis Petanagunaan

Tanah Bidang Pengaturan dan Penataan

Pertanahan Kantor Wilayah BPN Propinsi Jambi

Nomor02/VII-2007 tanggal 9 Juli 2007;-------

- Peta Bidang Tanah Kadasteral tanggal 20 Juli

2007 NIB.06.10.00.00.00022;-----------------

- Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B

Nomor47/RSL/HGU/2007 tanggal 26 Juli 2007;--

- Objek Proposal;-----------------------------

- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Izin Usaha

Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar

Perusahaan;---------------------------------

Halaman 75 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

- PBB dan Bea Perolehan Atas tanah dan

Bangunan (BPHTB);---------------------------

- SK HGU Nomor28-HGU-BPN-RI-2008 tanggal 7

Juli 2008;----------------------------------

- Buku Tanah HGU Nomor42 Tahun 2008;----------

2. Pemberian HGB Nomor1, 2, 3, 4, dan 5 atas nama

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada dengan

persyaratan:

- Permohonan HGB masing-masing tanggal 17

September 2007;-----------------------------

- Fotokopi KTP;-------------------------------

- SPPT PBB;-----------------------------------

- Akta Pendirian Badan Hukum Nomor23 tanggal

30 September 1996 dan Akta Perubahan

Anggaran Dasar Perseroan Nomor 35 tanggal 28

September 2005;-----------------------------

- Pengesahan Badan Hukum dari Menteri

Kehakiman RI Nomor C.857 HT.01.01 Tahun 2000

tanggal 8 Mei 2000;-------------------------

- Surat Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor 280

Tahun 2002;---------------------------------

- Surat Ukur masing-masing tanggal 12 November

2007 dan tanggal 22 November 2007 Nomor:

Halaman 76 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

01/Mekar Sari/2007, Nomor: 02/Mekar

Sari/2007, Nomor: 03/Mekar Sari/2007, Nomor:

04/Mekar Sari/2007 dan Nomor: 02/Mekar

Sari/2007;----------------------------------

- Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah “A”

masing-masing tanggal 30 November 2007

Nomor: 04/11/PA/HPT-2007, Nomor:

05/11/PA/HPT-2007, Nomor: 06/11/PA/HPT-2007,

Nomor: 21/11/PA/HPT-2007 dan Nomor:

22/11/PA/HPT-2007;--------------------------

- Surat Keputusan Pemberian HGB masing-masing

tanggal 19 Desember 2007 dan 27 Desember

2007 Nomor 18, Nomor 20, Nomor 21, Nomor 22

dan Nomor 23 Tahun 2007;--------------------

Penggugat dalam gugatannya merasa dirugikan atas

diterbitkannya Sertipikat HGU dan HGB aquo,

kerugian mana menurut Penggugat adanya perjanjian

penyerahan lahan/pengalihan areal/lahan dan akta

perjanjian pembayaran antara Penggugat dengan PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada didasarkan atas Izin

Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada (Izin

Lokasi yang telah berakhir Nomor96 Tahun 1996 jo.

Izin Lokasi Nomor35 Tahun 1997);-----------------

Halaman 77 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Dapat kami tanggapi bahwa izin lokasi sesuai

dengan sifat dan tujuannya dibatasi oleh waktu

dan apabila jangka waktu telah berakhir tidak

diperpanjang, status tanahnya kembali dalam

keadaan semula menjadi tanah kepunyaan

masyarakat. Pemberian Izin Lokasi kepada

perusahaan pada dasarnya tidak menghilangkan hak

keperdataan tanah masyarakat yang berada di atas

areal Izin Lokasi tersebut. Kenyataan membuktikan

bahwa PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

bekerjasama dengan masyarakat membangun kebun

kelapa sawit pola kemitraan melalui KUD Bina

Usaha di Desa Mekarsari;-------------------------

Pernyataan Penggugat ini jelas membuktikan tidak

ada relevansinya dengan Pokok Gugatan yang

menyangkut putusan Pejabat Tata Usaha Negara

dalam menerbitkan Sertipikat HGU dan HGB aquo.

Perjanjian jual beli/pengalihan sebagaimana

didalilkan oleh Penggugat dengan dasar Izin

Lokasi yang telah berakhir tersebut adalah

menyangkut perbuatan hukum perdata, sedangkan

perkara ini adalah menyangkut Putusan Pejabat

Tata Usaha Negara. Oleh karena itu Gugatan

Halaman 78 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Penggugat harus dikesampingkan dalam pokok

perkara, oleh karena tidak berdasarkan hukum dan

harus ditolak;-----------------------------------

Berdasarkan uraian di atas, Tergugat II baik dalam

Eksepsi maupun dalam Pokok Perkara ini, kami mohon dengan

hormat kepada Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara

Jambi dapat memberikan keputusan dalam perkara ini dengan

amar putusan sebagai berikut:

I. DALAM EKSEPSI

1. Menerima Eksepsi Tergugat II dan menyatakan Gugatan

Penggugat ditolak dan/atau setidak-tidaknya dapat

diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard);---------------

2. Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya perkara

yang timbul dalam perkara ini;------------------------

II. DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;-----------

2. Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya perkara

yang timbul dalam perkara ini;------------------------

Bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat

Intervensi I memberikan Jawabannya tertanggal 28 Juni 2012,

pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut: -------

I. DALAM EKSEPSI

A. EKSEPSI KEWENANGAN ABSOLUT Halaman 79 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi tidak

berwenang mengadili Perkara ini karena pokok sengketa dalam

perkara ini masih terdapat sengketa keperdataan berupa

belum selesainya prestasi Penggugat kepada Maskur Anang

selaku Promotor Perusahaan dan sebagai Pemilik Saham-

Saham Tergugat Intervensi I sebelumnya, sebagaimana

tertuang dalam Akta Nomor24 tanggal 11 Oktober 1999 tentang

Perjanjian Pengalihan Lahan dan Akta Nomor25 tanggal 11

Oktober 1999 tentang cara Pembayaran Perjanjian Pengalihan

Lahan, yang mana kedua akta tersebut dibuat di Jambi

dihadapan Notaris Nany Ratna Wirdanialis,SH, yang mana

Penggugat belum melunasi pembayaran pengalihan lahan

tersebut sebesar Rp. 250.000.000 (dua ratus lima puluh

juta rupiah) dan perkara ini sedang diadili oleh Hakim

Perdata Pengadilan Negeri Jambi dalam Perkara Perdata

Nomor.80/Pdt.G/2011/PN.JBI hal tersebut dapat dibuktikan

dalam Pertimbangan pada halaman 74-75 Putusan Pidana

Terdakwa Maskur Anang yang dibebaskan oleh Pengadilan

Negeri Jambi dengan Putusan Nomor102/Pid.B/2011/PN Jbi

sehubungan dengan Laporan Penggugat atas adanya dugaan

Pengelapan Lahan oleh Maskur Anang;------------------------

Berdasarkan hal tersebut maka dengan merujuk Pada

Putusan Mahkamah Agung Nomor141K/TUN/1994 tanggal 24

Halaman 80 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Agustus 1995 Jo Putusan Pengadilan Tinggi Medan

Nomor93/BDG-5/PL/PT.TUN-MDN/1993 yang memberikan kaedah

hukum dalam praktek hukum acara PTUN bahwa :

"Penggugat belum waktunya mengajukan gugatan ke

PTUN untuk menuntut pembatalan Sertifikat Hak

Milik karena masalah kepemilikannya masih di

periksa di Peradilan Umum, sehingga terlebih

dahulu harus menunggu adanya putusan Peradilan

Umum yang berkekuatan hukum tetap. ".

Bahwa bukti adanya perkara perdata yang sedang

diadili oleh Pengadilan Negeri Jambi telah diakui Penggugat

sehingga Tergugat Intervensi I tidak perlu membuktikannya

lagi sebagaimana dinyatakan Penggugat dalam dalil angka (2)

dalam surat gugatan Penggugat tanggal 02 Mei 2012 yang

telah diperbaiki tanggal 28 Juni 2012 dengan Register

Perkara Nomor18/G/2012/PTUN-JBI, dengan demikian Tergugat

Intervensi I mohon agar dalil eksepsi Tergugat Intervensi I

tentang adanya sengketa perdata yang sedang diadili oleh

Pengadilan Negeri Jambi mohon agar dinyatakan terbukti;----

Berdasarkan uraian di atas maka Tergugat Intervensi

I mohon pada Majelis Hakim agar menyatakan bahwa Pengadilan

Tata Usaha Negara Jambi tidak berwenang mengadili Perkara

ini karena pokok sengketa dalam perkara ini adalah

Halaman 81 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

perselisihan hak atas tanahberdasarkan Akta Nomor24 tanggal

11 Oktober 1999 tentang Perjanjian Pengalihan Lahan dan

Akta Nomor25 tanggal 11 Oktober 1999 tentang cara

Pembayaran Perjanjian Pengalihan Lahan, yang mana kedua

akta tersebut dibuat di Jambi dihadapan Notaris Nany Ratna

Wirdanialis,SH, yang merupakan kewenangan peradilan umum;--

B. EKSEPSI GUGATAN PENGGUGAT TELAH LEWAT WAKTU

Bahwa pada prinsipnya menurut ketentuan Pasal 55

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana perubahan

pertama dengan UU Nomor9 tahun 2004 ,dan perubahan kedua

dengan UU Nomor51 tahun 2009 tentang Pengadilan Tata

Usaha Negera, selanjutnya disebut “UU PTUN” mengatur bahwa

Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90

(sembilan puluh) hari terhitung sejak saat diterimanya atau

diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha

Negara, Namun dalam perkembangan praktek hukum tersebut

Mahkamah Agung telah memberikan petunjuk dalam SEMA Nomor2

tahun 1991 dalam halaman 5 angka V poin ke (2) yang

memberikan petunjuk bahwa Bagi mereka yang tidak dituju

oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara tetapi yang merasa

kepentingannya dirugikan maka tenggang waktu sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 55 dihitung secara kasuistis sejak

Halaman 82 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

saat ia merasa kepentingannya dirugikan oleh Keputusan Tata

Usaha Negara dan mengetahui adanya Keputusan tersebut;-----

Praktek penilaian Kasuistis tersebut antara lain telah

diberikan oleh Putusan Mahkamah Agung 41/K/TUN/1994

tanggal 10 November 2010 yang memberikan kaedah hukum

dalam praktek hukum acara PTUN bahwa :

Bahwa tenggang waktu pengajuan gugatan bagi pihak

ketiga yang tidak dituju langsung dari Surat

Keputusan Tata Usaha Negara, tenggang waktu tersebut

sebagaimana dimaksud dalam pasal 55 Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1986 dihitung secara kasuistik sejak

pihak ketiga merasa kepentingannya dirugikan oleh

Keputusan Tata Usaha Negara dan sudah mengetahui

adanya keputusan Tata Usaha Negara tersebut.

Sebagaimana juga telah diterapkan oleh PTUN Samarinda

18/G/2011 /PTUN- SMD tanggal 2 November 2011 dalam

pertimbangannya pada halaman 187-188 :

Menimbang, bahwa bukti T II Intv. 2-35 berupa

Surat Kepala Kepolisian Resor Kutai Kartanegara Nomor

: B/21/I/2011/Reskrim tanggal 25 Januari 2011 perihal

Pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan kepada

Edi Subadi, SH (Manager PT. ABN) bersesuaian dengan

keterangan saksi Tergugat II Intervensi bernama

Halaman 83 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Satria Harahap selaku anggota Penyidik Polres Kutai

Kartanegara yang melakukan pemeriksaan atas laporan

PT. Adimitra Baratama Nusantara ke Polres Kutai

Kartanegara Nomor : LP/666/XI/2010/Kaltim/Res Kukar

tanggal 10 Nopember 2010 tentang Penyerobotan tanah

oleh PT. Perkebunan Kaltim Utama, saksi menerangkan

bahwa pada proses penyidikan telah diperiksa sebagai

saksi dari Manager PT. Perkebunan Kaltim Utama Hal

137 dari hal 141 Perkara No : 18/G/2011/PTUN-SMD

I/Hendry Sinaga dan Pihak PT. Adimitra Baratama

Nusantara dan pada proses penyidikan tersebut telah

diminta legalitas perkebunan PT. Perkebunan Kaltim

Utama I dan legalitas pertambangan PT. Adimitra

Baratama Nusantara;----------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di

atas, Majelis Hakim berkesimpulan Penggugat telah

merasa kepentingannya dirugikan dan mengetahui adanya

obyek sengketa berupa Keputusan Bupati Kutai

Kartanegara Nomor : 540/3133/IUPOP/ MB-PBAT/XII/2010

tanggal 14 Desember 2010 Tentang Persetujuan Izin

Usaha Pertambangan Operasi Produksi kepada PT.

Trisensa Mineral Utama yang terletak di Loa Janan,

Muara Jawa, Sanga-sanga, Kelurahan Batuah, Tani

Halaman 84 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Harapan,Kelurahan Jawa, Kecamatan Loa Janan, Muara

Jawa, Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara,

Propinsi Kalimantan Timur (KW KTN 20103133 OP) seluas

3. 414 Ha pada tanggal 21 Januari 2011 pada saat

Penggugat PT. Perkebunan Kaltim Utama I menerima

surat PT. Trisensa Mineral Utama Nomor : 004/TMU-

KTT/EX/I/2011 tanggal 21 Januari 2011 perihal

Pemberitahuan Rencana Penambangan dan Penggugat

telah merasa kepentingannya dirugikan dan mengetahui

adanya obyek sengketa berupa Keputusan Bupati Kutai

Kartanegara Nomor : 540/1691/IUP-OP/MB-PBAT/XII/2009

tanggal 01 Desember 2009 Tentang Persetujuan Izin

Usaha Pertambangan Operasi Produksi kepada PT.

Adimitra Baratama Nusantara yang terletak di Desa

Sanga-Sanga, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai

Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur (KW KTN 2009

1691 OP) seluas 2. 990 Ha pada tanggal 29 Nopember

2010 pada saat Manager PT. Perkebunan Kaltim Utama I

diperiksa sebagai saksi berdasarkan laporan PT.

Adimitra Baratama Nusantara ke Polres Kutai

Kartanegara Nomor : LP/666/XI/2010/Kaltim/Res Kukar

tanggal 10 Nopember 2010 tentang Penyerobotan tanah

oleh PT. Perkebunan Kaltim Utama dan dalam proses

Halaman 85 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

penyidikan tersebut telah dipanggil PT. Adimitra

Baratama Nusantara dan diminta legalitas pertambangan

PT. Adimitra Baratama Nusantara, Hal 138 dari hal 141

Perkara No : 18/G/2011/PTUN-SMD dengan demikian

Penggugat telah mengetahui obyek sengketa tersebut;--

Dalam pertimbangannya pada halaman 190 :

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat

tertanggal 19 Mei 2011 yang terdaftar di kepaniteraan

Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda pada tanggal

19 Mei 2011 Nomor : 18/G/2011/PTUN-SMD telah

melampaui tenggang waktu 90 (Sembilan puluh) hari

sebagaimana dimaksudkan Pasal 55 Undang-Undang Nomor

5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara,

maka hal ini berarti eksepsi Tergugat angka 2 (dua)

yang selaras dengan eksepsi Tergugat II Intervensi 1

angka 2 (dua) dan eksepsi Tergugat II Intervensi 2

angka 3 (tiga) tentang tenggang waktu pengajuan

gugatan adalah beralasan hukum untuk diterima;-------

Berdasarkan uraian di atas maka lewat waktunya gugatan

Penggugat dikarenakan :

1. Bahwa gugatan Penggugat telah melampaui waktu 90

(sembilan puluh) hari sebagaimana ditentukan Pasal 55

UU PTUN dan dihubungkan dengan Yurisprudensi di atas

Halaman 86 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

maka senyatanya Pihak Penggugat sejak tahun 2003 telah

dua kali membuat Laporan Polisi sehubungan perkara ini

yaitu :

1. Laporan Polisi NomorLP/B-192/IX/2003/Ro.Ops tanggal

5 September 2003 dan

2. Laporan Polisi LP Polisi Nomor

LP/B-049/III/2008/Ro.Ops tgl 17 Maret 2008.

yang masing-masing telah disidik oleh Penyidik Polda

Jambi bahkan saat ini telah ada putusan pidana dari

Pengadilan Negeri Jambi, dan Penyidik Polda Jambi juga

telah melakukan Penyidikan dan memeriksa saksi-saksi

baik dari Pihak Penggugat maupun Tergugat Intervensi I

dan Maskur Anang sebagai Pemegang Saham Tergugat

Intervensi I sebelumnya, dalam proses penyidikan

tersebut pihak Tergugat Intervensi I telah memberikan

semua dokumen tentang Legalitas PT.Ricky Kurniawan

Kertapersada (Tergugat Intervensi I) kepada Penyidik

Polda Jambi, maka sepatutnya alasan Penggugat yang

mendalilkan baru mengetahui adanya Keputusan Tergugat I

dan Tergugat II pada saat setelah PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada (Tergugat Intervensi I) mengajukan bukti-

buktinya dalam persidangan perkara perdata Nomor

80/Pdt.G/2011 /PN, Jbi di Pengadilan Negeri Jambi pada

Halaman 87 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

tanggal 17 Februari 2012 sebagaimana Daftar Bukti

Penggugat Intervensi tertanggal 16 Februari 2011 adalah

suatu kebohongan yang nyata;----------------------------

2. Bahwa gugatan Penggugat telah melampaui waktu 90

(sembilan puluh) hari, karena senyatanya alasan

Penggugat yang mendalilkan baru mengetahui adanya

Keputusan Tergugat I dan Tergugat II pada saat setelah

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada (Tergugat Intervensi

I) mengajukan bukti-buktinya dalam persidangan perkara

perdata Nomor 80/Pdt.G/2011/PN.Jbi di Pengadilan Negeri

Jambi pada tanggal 17 Februari 2012 sebagaimana Daftar

Bukti Penggugat Intervensi tertanggal 16 Februari 2011

adalah suatu kebohongan yang nyata dan merupakan dalil

yang menyesatkan karena secara fakta Penggugat telah

melakukan permohonan sita jaminan tanggal 21 Desember

2011 atas objek sengketa berupa :

1. Hak Guna Usaha (HGU) seluas 682,2 Hektar

berdasarkan Sertifikat HGU Nomor 42/Mekar Sari

tahun 2008;------------------------------------

2. Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 83.537 Hektar

berdasarkan Sertifikat HGB Nomor 1/Mekar Sari

2008 yang terletak di Desa Mekar Sari

Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi;--------

Halaman 88 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

3. Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 30.234 Hektar

berdasarkan Sertifikat HGB Nomor 2/Mekar Sari

2008 yang terletak di Desa Mekar Sari

Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi;--------

4. Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 29.111 Hektar

berdasarkan Sertifikat HGB Nomor 3/Mekar Sari

2008 yang terletak di Desa Mekar Sari

Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi;--------

5. Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 29.111 Hektar

berdasarkan Sertifikat HGB Nomor 4/Mekar Sari

2008 yang terletak di Desa Mekar Sari

Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi;--------

6. Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 39.934 Hektar

berdasarkan Sertifikat HGB Nomor 5/Mekar Sari

2008 yang terletak di Desa Mekar Sari

Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi;--------

Sebagaimana tertuang dalam dalil Rekonpensi dalam

angka ke-12 dan dalam Petitum ke-9 dalam Jawaban

Penggugat sebagai Pihak Tergugat Intervensi

Il/Penggugat Rekonvensi semula Tergugat I dalam

perkara perdata Nomor 80/Pdt.G/2011/PN, Jbi di

Pengadilan Negeri Jambi, yang ditanda tangani oleh

Naikman Malau, SH, Rivai Kusumanegara,SH,

Halaman 89 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Adimanjaya,SH dan Endar Sumarsono,SH selaku Team

Kuasa Hukum Penggugat, dengan demikian terbukti bahwa

Gugatan Penggugat yang baru terdaftar pada tanggal 2

Mei 2012 sedangkan Penggugat telah mengetahui adanya

objek sengketa pada tanggal 21 Desember 2011 (kurang

lebih 132 hari) oleh karenanya Tergugat Intervensi I

mohon pada Majelis Hakim agar Gugatan Penggugat dalam

Perkara ini dinyatakan telah melampaui waktu yang

diberikan oleh Pasal 55 UU PTUN dan sepatutnya

dinyatakan untuk ditolak atau setidaknya dinyatakan

tidak dapat diterima;--------------------------------

C. EKSEPSI TENTANG LEGAL STANDING PENGGUGAT

Bahwa ketentuan pasal 53 ayat (1) UU PTUN yang

mengatur bahwa :

Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa

kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata

Usaha Negara, dapat mengajukan gugatan tertulis

kepada Pengadilan yang berwenang, berisi tuntutan

agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan

itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau

tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan atau

rehabilitasi;----------------------------------------

Halaman 90 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Ketentuan ini juga dikenal dengan asas "point d'interet -

point d'action" ( bila ada kepentingan, maka disitu baru ada

proses) oleh karena itu dalam perkara ini Penggugat tidak

lah memiliki “kepentingan yang sah” dikarenakan alasan-

alasan sebagai berikut:

1. Bahwa secara historis bermula dengan dikeluarkannya

Surat Menhut Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7

Oktober 1997 tentang Persetujuan Penambahan Areal HTI

bagi WKS seluas 76.100 Ha kepada Penggugat yang

diberikan pada saat Izin Lokasi Pertama kepunyaan

Tergugat Intervensi I masih berlaku, yaitu Surat

Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Batang

Hari Nomor 96/BPN/XII/1996 tanggal 6 Desember 1996,

seluas 3000 Ha yang berlaku 1 (satu) tahun yaitu sampai

dengan 6 Desember 1997, dan selanjutnya Izin Lokasi

tersebut diperpanjang dengan Surat Keputusan Kepala

Kantor Pertanahan Kabupaten Batang Hari Nomor 35 tahun

1997 tanggal 29 Desember 1997 yang berlaku sampai

dengan tanggal 29 Desember 1998, dengan demikian

pencadangan penambahan lahan Penggugat cacat hukum

sebagaimana Yuriprudensi Mahmakah Agung Nomor489

K/TUN/2001 tanggal 10 Juni 2004 yang pada pokoknya

memberi kaidah :

Halaman 91 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Pemberian izin oleh badan atau pejabat TUN kepada

suatu perusahaan atas asset dan tempat perusahaan

lain yang izinnya belum dicabut dapat menimbulkan

tumpang tindih izin sehingga melanggar asas kepastian

hukum.

Dengan demikian dikeluarkannya Surat Menhut Nomor 1198

/Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober 1997 tentang

Persetujuan Penambahan Areal HTI bagi Penggugat

seluas 76.100 Ha tidaklah dapat dibenarkan, sehingga

segala produk hukum yang didasarkan atas Surat Menhut

Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober 1997 yang

pada akhirnya ber-evolusi menjadi IUP HHK HTI kepunyaan

Penggugat adalah cacat hukum dan mengakibatkan secara

materiil Penggugat tidak memiliki Legal Standing untuk

mengajukan gugatan ini;--------------------------------

2. Bahwa berdasarkan dalil pada angka (1) Surat Menhut

Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tgl 7 Oktober 1997 telah

diajukan keberatan dan sangkalan-sangkalan dari

Instansi terkait dari :

a. Kepala Kantor Wilayah BPN dengan suratnya Nomor

2035 tanggal 5 Desember 1997 menyangkal permohonan

Penggugat sehubungan lahan yang diberikan Menteri

Kehutanan merupakan Areal Penggunaan Lain (APL)

Halaman 92 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

yang tidak dapat diberikan sebagai areal HTI

sebagaimana ketentuan Pasal 5 PP.Nomor7 tahun 1990

tentang Hutan Tanaman Industri;--------------------

b. Bupati Batang Hari juga melakukan penolakan dengan

suratnya Nomor 522/435/Bappeda tanggal 7 Oktober

1998;----------------------------------------------

c. Bupati Batang Hari dengan surat

Nomor320/379/Bappeda tanggal 27 Februari 2000

mengingatkan Gubernur Jambi sehubungan dengan

Rekomendasi alih fungsi APL menjadi Kawasan Hutan;-

Namun tanpa mengindahkan keberatan-keberatan dari

Pejabat di atas dan Aturan Tata Ruang Propinsi Jambi,

Menteri Kehutanan tetap menerbitkan Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanarnan

Industri (IUP HHK HTI) berdasarkan  SK Menhut Nomor

346-Menhut-II-2004 tanggal 10 September  2004 kepada

Penggugat yang berasal dari Penunjukan Kawasan Hutan

dengan  SK Menhut Nomor277/Menhut-II/2004 tanggal  2

Agustus 2004, yang lahir dari sesuatu yang cacat hukum

karena berdasarkan  Pencadangan Lahan  yang diberikan

kepada Penggugat sebagaimana diataur dalam Surat Menhut

Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober

1997 dimana dalam salah satu syaratnya Penggugat harus

Halaman 93 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

lebih dahulu menyelesaikan permasalahan yang ada,

sebagaimana didalilkan dalam Gugatan Penggugat dalam

angka ke-9 huruf (f) (g) dan (h) yang mengaku bahwa

Perjanjian yang dibuat Penggugat dengan Pihak Maskur

Anang sebagai Pemegang saham PT.Ricky Kurniawan

Kertapersada pada waktu itu dimana berdasarkan akta

Notaris Nomor 24 dan 25 tahun 1999 tentang penyerahan

lahan dan pembayaran belum selesai dilaksanakan oleh

Penggugat sehingga berakibat hukum lahan 2000 Ha yang

diklaim Penggugat sebagai kepunyaannya belum beralih

baik secara Feitelijke Overdarcht ( Penyerahan Fisik) maupun

secara Juridische Overdracht  (Penyerahan Yuridis) sehingga

belum terjadi Tranfers of Ownership dari PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada yang saat itu diwakili oleh Pemegang saham

sebelumnya (Maskur Anang) namun   dengan

melakukan  “kecurangan”, dimana Penggugat yang belum

melakukan  penyelesaian masalah yang disyaratkan Surat

Menhut Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober

1997 tersebut telah menyatakan masalah lahan telah

selesai kepada pihak Menteri Kehutanan sehingga Menteri

Kehutanan  mengeluarkan penunjukan Kawasan Hutan

dengan keputusan berupa SK  Menhut Nomor277 /Menhut-II/

2004 tanggal  2 Agustus 2004 dan tanpa MELALUI PROSES

Halaman 94 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN dalam proses hanya 1 (satu)

bulan langsung menerbitkan pemberian Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman

Industri (IUP HHK HTI) kepada Penggugat  dengan

SK Menhut Nomor  346-Menhut-II-2004 tanggal 10

September  2004;-----------

3. Bahwa perbuatan Menteri Kehutanan yang telah

menerbitkan penunjukan Kawasan Hutan

dengan SK Menhut Nomor277 /Menhut-II /2004 tanggal  2

Agustus 2004 dan tanpa MELALUI PROSES PENGUKUHAN

KAWASAN HUTAN yang dibuat dalam suatu penetapan

pengukuhan kawasan oleh Menteri Kehutanan, dan

perbuatan penunjukan kawasan hutan yang oleh Menteri

Kehutanan tersebut didasari oleh Pasal 1 ayat (3) UU

Kehutanan dimana dalam ketentuan tersebut sebelumnya

menyatakan bahwa :

“Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang

ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah

untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan

tetap. “

Oleh karena norma hukum sehubungan perbuatan hukum

penunjukan kawasan hutan telah dinyatakan bertentangan

dengan Undang Undang Dasar 1945, sebagaimana Putusan

Halaman 95 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Mahkamah Konstiusi No 45/PUU-IX/2011 tanggal 21

Februari 2012 maka perbuatan Menteri Kehutanan yang

telah menerbitkan penunjukan Kawasan Hutan

dengan SK Menhut Nomor277 /Menhut-II /2004 tanggal  2

Agustus 2004, bertentangan dengan kepatutan dan akan

mengakibatkan kekacauan hukum bahkan malapetaka hukum

bila diakui keabsahannya dalam perkara ini, karena

telah dinyatakan bertentangan dengan Undang - Undang

Dasar 1945;--------------------------------------------

Selain itu keberadaan norma dalam Pasal 1 ayat

(3) UU Kehutanan dimana dalam ketentuan tersebut

sebelumnya menyatakan bahwa :

“Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang

ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah

untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan

tetap. “

Secara sistematik juga bertentangan dengan ketentuan

Pasal 14 ayat (2) dan Pasal 15 ayat (1) UU Kehutanan

yang mana dalam Pasal 14 ayat (2) mengatur :

“Kegiatan pengukuhan kawasan hutan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), dilakukan untuk memberikan

kepastian hukum atas kawasan hutan”

Halaman 96 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Serta bertentangan pula dengan Pasal 15 ayat (1) UU

Kehutanan yang mengatur bahwa :

Pengukuhan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

14 dilakukan melalui proses sebagai berikut:

a. penunjukan kawasan hutan;------------------------

b. penataan batas kawasan hutan;--------------------

c. pemetaan kawasan hutan, dan

d. penetapan kawasan hutan;-------------------------

Dengan demikian dalam mencari kebenaran materil yang

diamanatkan oleh Hukum kepada Majelis Hakim Pengadilan

Tata Usaha Negara maka demi tegaknya hukum di

Indonesia, dengan mengutip pendapat Sudikno

Mertokusumo yang juga mengutip pendapat Paul Scholten

yang mengatakan bahwa dalam suatu putusan seberapa

dapat harus terdapat :

Nilai Kepastian hukum (Rechtssicherheit) ;-------

Kemanfaatan (Zweckmassigheid) ;------------------

Keadilan (Gerechtigheid);------------------------

Maka demi keadilan Tergugat Intervensi I mohon pada

Majelis Hakim agar menyatakan Penggugat tidak memiliki

unsur kepentingan untuk mengajukan gugatan perkara ini

ke PTUN karena dilakukan berdasarkan kepentingan yang

mengandung cacat hukum, sehinggaPenggugat tidak

Halaman 97 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

memiliki Legal Standing dalam perkara ini dan gugatannya

haruslah ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak dapat

diterima;----------------------------------

D. GUGATAN TIDAK MEMENUHI SYARAT KUMULASI GUGATAN

Bahwa didudukannya 2 (dua) Badan atau Pejabat

Tata Usaha Negara yang mengeluarkan produk hukum berbeda

kedalam satu gugatan adalah hal yang tidak dibenarkan dalam

hukum acara PTUN kecuali secara kasus perkasus dapat

terjadi, yaitu hanya apabila ada 2 (dua) keputusan TUN yang

diterbitkan oleh 2 (dua) Badan atau Pejabat TUN yang

berbeda tetapi permasalahan hukum yang ditimbulkan saling

berkaitan satu sama lain. Dalam hal ini dimungkinkan

diajukan kumulasi gugatan, sebagaimana diungkapkan oleh

Paulus Efendi Lotulung, Ketua Muda Peradilan Tata Usaha

Negara dalam Rapat Kerja Mahkamah Agung tahun 2009 di

Palembang dengan judul “MENINGKATKAN KUALITAS PERADILAN TUN

DENGAN PERSAMAAN PERSEPSI DALAM PENERAPAN HUKUM ” pada

halaman 8, yang juga memberi contoh kasus :

"Kasus jalan Sabang" (Perkara Nomor 5/K/TUN/1992)

Gugatan diajukan secara kumulasi, karena obyek

sengketa yaitu tanah yang terletak di Jalan Sabang di

atasnya diterbitkan dua keputusan TUN berupa

sertipikat hak atas tanah yang diterbitkan oleh Badan

Halaman 98 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Pertanahan Nasional dan SIPPT yang diterbitkan oleh

Gubernur DKI Jakarta yang menimbulkan sengketa dan

digugat di Pengadilan TUN. Oleh karena kedua

keputusan TUN tersebut menimbulkan permasalahan hukum

menyangkut hal yang sama (tanah Jalan Sabang) padahal

diterbitkan oleh Pejabat yang berbeda, maka kedua

keputusan TUN tersebut harus diperiksa secara bersama

untuk menghindari putusan yang saling bertentangan

satu sama lain. Dalam hal yang seperti itu baru

dimungkinkan ada dua Tergugat dalam satu Gugatan, in

casu Tergugat I adalah Badan Pertanahan Nasional, dan

Tergugat II adalah Gubernur DKI Jakarta;-------------

Oleh karena objek gugatan dalam perkara ini

adalah :

1. Surat Keputusan Bupati Muaro Jambi (TERGUGAT I) Nomor

01 Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus 2002 tentang

Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky Kurniawan

Kerta Persada (Tergugat Intervensi I) di Kecamatan

Kumpeh dan Kecamatan Muaro Sebo Kabupaten Muaro Jambi ;

Yang mana substansinya memberikan izin usaha ( izin

melakukan operasional);--------------------------------

2. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari, Nomor

2/Mekar Sari, Nomor 3/Mekar Sari, Nomor 4/Mekar Sari,

Halaman 99 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

dan Nomor 5/Mekar Sari a.n. PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada (Tergugat Intervensi I) tertanggal 28

Maret 2008 serta Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor

42/Mekar Sari a.n. Ricky Kurniawan Kerta Persada

tertanggal 28 Nopember 2008 yang seluruhnya diterbitkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi

(TERGUGAT II) dimana substansinya memberikan hak atas

tanah;-------------------------------------------------

Berdasarkan substansi kedua putusan (beschicking) yang

diterbitkan oleh Tergugat I dan Tergugat II dimana

permasalahan hukum yang ditimbulkan tidak saling berkaitan

satu sama lain, yang mana disatu sisi Keputusan Tergugat I

Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus 2002 tentang

Pemberian Izin Usaha Perkebunan (operasional) dan disisi

lain Tergugat II menerbitkan keputusan-keputusan

sehubungan dengan pemberian hak atas tanah (lahan);--------

Berdasarkan alasan di atas maka Gugatan yang diajukan

Penggugat harus dinyatakan tidak diterima dan harus

diajukan secara terpisah dan tidak diajukan secara

kumulatif, sebagaimana Gugatan Penggugat tertanggal 2 Mei

2012 dengan Register Perkara Nomor18/G/2012/PN Jbi;--------

E. GUGATAN PENGGUGAT KURANG PIHAK

Halaman 100 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bahwa dengan memperhatikan ketentuan Pasal 1 butir 6 UU

PTUN yang menyatakan :

"Tergugat dalam sengketa TUN adalah Badan atau

Pejabat TUN yang mengeluarkan keputusan

berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang

dilimpahkan kepadanya, yang digugat oleh orang

atau Badan hukum perdata".

Dengan demikian jelas bahwa Badan atau Pejabat TUN yang

dapat dijadikan pihak Tergugat dalam sengketa Tata Usaha

Negara adalah Badan atau Pejabat TUN yang memiliki

kewenangan Atributif, Kewenangan Delegatif maupun Mandat,

bahwa bila diteliti lebih dalam maka pihak Tergugat

Intervensi I memperoleh :

a. Hak Guna Usaha Nomor42/Mekarsari seluas 682,2

Hektar berasal dari pemberian Hak dari tanah

yang dikuasai langsung oleh Negara berdasarkan

SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA NOMOR28-HGU-BPN-RI.2008

tanggal 7 Juli 2008;----------------------------

b. Hak Guna Bangunan Nomor1/Mekarsari seluas

83,537 Hektar berasal dari pemberian Hak dari

tanah yang dikuasai langsung oleh Negara

berdasarkan SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR

Halaman 101 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

INDONESIA NOMOR22-550.2.06-.2007 tanggal 27

Desember 2007;----------------------------------

c. Hak Guna Bangunan Nomor2/Mekarsari seluas

30,243 Hektar berasal dari pemberian Hak dari

tanah yang dikuasai langsung oleh Negara

berdasarkan SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR

WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

INDONESIA NOMOR23-550.2.06-.2007 tanggal 27

Desember 2007;----------------------------------

d. Hak Guna Bangunan Nomor3/Mekarsari seluas

29,1 Hektar berasal dari pemberian Hak dari

tanah yang dikuasai langsung oleh Negara

berdasarkan SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR

WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

INDONESIA NOMOR21-550.2.06-.2007 tanggal 27

Desember 2007;----------------------------------

e. Hak Guna Bangunan Nomor4/Mekarsari seluas

149,215 Hektar berasal dari pemberian Hak dari

tanah yang dikuasai langsung oleh Negara

berdasarkan SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR

WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Halaman 102 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

INDONESIA NOMOR20-550.2.06-.2007 tanggal 27

Desember 2007;----------------------------------

f. Hak Guna Bangunan Nomor2/Mekarsari seluas

39,934 Hektar berasal dari pemberian Hak dari

tanah yang dikuasai langsung oleh Negara

berdasarkan SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR

WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

INDONESIA NOMOR18-550.2.06-.2007 tanggal 27

Desember 2007;----------------------------------

melalui Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional dan

Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional tersebut

sebagai Pejabat Badan Tata Usaha Negara yang mempunyai

kewenangan atributif dalam memberikan hak atas tanah yang

termasuk dalam tugas melaksanakan tugas pemerintahan di

bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral

berdasarkan Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor10 tahun 2006

tentang Badan Pertanahan Nasional;-------------------------

Selanjutnya berdasarkan Keputusan (Beschicking) pemberian

hak tersebut Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan kepunyaan

Tergugat Intervensi I tersebut, masing-masing telah

dibukukan dan diterbitkan :

Halaman 103 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

a. Dibukukan tanggal 28 Oktober 2008 dan

diterbitkan Sertifikat HGU Nomor

42/Mekarsari tanggal 28 Oktober 2008;-------

b. Dibukukan tanggal 28 Maret 2008 dan

diterbitkan Sertifikat HGB Nomor 1/Mekarsari

tanggal 28 Maret 2008;----------------------

c. Dibukukan tanggal 28 Maret 2008 dan

diterbitkan Sertifikat HGB Nomor 2/Mekarsari

tanggal 28 Maret 2008;----------------------

d. Dibukukan tanggal 28 Maret 2008 dan

diterbitkan Sertifikat HGB Nomor 3/Mekarsari

tanggal 28 Maret 2008;----------------------

e. Dibukukan tanggal 28 Maret 2008 dan

diterbitkan Sertifikat HGB Nomor 4/Mekarsari

tanggal 28 Maret 2008;---------------------

f. Dibukukan tanggal 28 Maret 2008 dan

diterbitkan Sertifikat HGB Nomor 5/Mekarsari

tanggal 28 Maret 2008;----------------------

Dengan demikian perbuatan Tergugat II hanyalah

memiliki kewenangan atributif membukukan dan menerbitkan

Serifikat (atributif) berdasarkan Beschicking yang dikeluarkan

Kepala BPN-RI dan Kepala Kantor Wilayah BPN Propinsi Jambi

sebagai pemegang kewenangan atributif dalam memberikan hak

Halaman 104 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

atas tanah ( HGB dan HGU) sehingga dalam perkara ini

tindakan Tergugat II membukukan dan menerbitkan

Sertifikat tersebut tidak akan pernah ada tanpa adanya

Beschicking pemberian hak dari Kepala BPN-RI dan Kepala

Kantor Wilayah BPN Propinsi Jambi sebagai pemegang

kewenangan atributif dalam memberikan hak atas tanah ( HGB

dan HGU);--------------------------------------

Karena Tergugat II tidak mempunyai kewenangan terhadap

pemberian hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan sebagaimana

ditentukan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 tanggal 9 Februari

1999 tentang PELIMPAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN DAN PEMBATALAN

KEPUTUSAN PEMBERIAN HAK ATAS TANAH NEGARA yang mengatur

bahwa :

Dalam kewenangan Kepala Kantor Wilayah Badan

Pertanahan Nasional Propinsi memberi Keputusan

mengenai Pemberian Hak Guna Usaha yang luasnya

tidak lebih dari 200 Ha (Pasal 8) Sedang di atas

200 Ha, tetap pada kewenangan Menteri Negara

Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional.(Pasal 13)

Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

Propinsi memberi keputusan mengenai pemberian Hak

Guna Bangunan atas tanah yang luasnya tidak lebih

Halaman 105 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

dari 150.000 M2 (seratus lima puluh ribu meter

persegi), kecuali yang kewenangan pemberiannya

telah dilimpahkan kepada Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kotamadya sebagaimana dimaksud dalam

pasal 4(Pasal 9);----------------------------------

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya

memberi keputusan mengenai:

a. Pemberian Hak Guna Bangunan atas tanah yang

luasnya tidak lebih dari 2.000 M2 (dua ribu

meter persegi), kecuali mengenai tanah bekas

Hak Guna Usaha; (Pasal 4 huruf a);-----------

Oleh karena kewenangan atributif Tergugat II

hanyalah membukukan dan menerbitkan sertifikat baik HGU

maupun HGB dalam perkara ini hanyalah bagian dari kegiatan

pendaftaran tanah sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran Tanah

yang dalam Pasal 12 ayat (1) menyatakan Kegiatan

pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi:

a. pengumpulan dan pengolahan data fisik;----

b. pembuktian hak dan pembukuannya;----------

c. penerbitan sertifikat;--------------------

d. penyajian data fisik dan data yuridis;----

e. penyimpanan daftar umum dan dokumen;------

Halaman 106 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Dan ketentuan Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

1997 yang menyebutkan bahwa tujuan dari pendaftaran

tersebut adalah untuk melakukan pembukuan atas Hak Guna

Usaha dan Hak Guna Bangunan yang telah diberikan tersebut

dan perbuatan tersebut masuk dalam tindakan materiil

(Materiele Daad van bestuur) yang melaksanakan Beschikking berupa

SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

INDONESIA dan SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN

PERTANAHAN NASIONAL PROPINSI JAMBI, sebagaimana telah

diuraikan secara lengkap pada bagian

sebelumnya;------------------------------------------------

Berdasarkan uraian tersebut maka Tergugat Intervensi I

mohon pada Majelis Hakim agar menyatakan gugatan tersebut

merupakan gugatan yang kurang pihak karena terbitnya Sertifikat:

a. Hak Guna Usaha (HGU) Nomor 42/ Mekarsari;---

b. Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor 1/Mekarsari;--

c. Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor 2/Mekarsari;--

d. Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor 3/Mekarsari;--

e. Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor 4/Mekarsari;--

f. Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor5/Mekarsari;---

Bukan hanya akibat hukum dari bestuurhandling Tergugat II saja

sebagai pemegang kewenangan atributif dalam membukukan dan

mendaftarkan hak atas tanah namun juga dilakukan oleh

Halaman 107 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bestuurhandling KEPALA BADAN PERTANAHANAN RI dan KEPALA KANTOR

WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROPINSI JAMBI sebagai

pemegang kewenangan Atributif pemberian Hak Guna Usaha dan

Hak Guna Bangunan sebagaimana diberikan oleh Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, Peraturan Menteri Negara

Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999

tanggal 9 Februari 1999 dan Peraturan Menteri Negara

Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999

serta Peraturan perundang-undangan lainnya selaku pihak

yang mewakili negara dibidang pertanahan sebagai mandat

konstitusional berdasarkan Pasal 33 UUD Republik Indonesia

1945;----------------------------------

Berdasarkan uraian di atas karena adanya 3 (tiga)

Pejabat Tata Usaha Negara yang memiliki kewenangan berbeda

atas suatu objek yang sama maka dengan memperhatikan

Paparan Ketua Muda Mahkamah Agung bidang Peradilan Tata

Usaha Negara dalam Rekernas Mahkamah Agung tahun 2009 di

Palembang maka dalam perkara ini haruslah diajukan dengan

kumulasi gugatan, sebagaimana diungkapkan oleh Paulus

Efendi Lotulung dalam Rapat Kerja Mahkamah Agung tersebut

tahun 2009 dengan judul “MENINGKATKAN KUALITAS PERADILAN

TUN DENGAN PERSAMAAN PERSEPSI DALAM PENERAPAN HUKUM ” pada

halaman 8 sebagaimana telah dikutip pada jawaban ini

Halaman 108 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

sebelumnya. Oleh karena itu Tergugat Intervensi I mohon

pada Majelis Hakim agar mengabulkan Eksespsi Tergugat

Intervensi I dan menyatakan gugatan Penggugat Kurang Pihak;

F. GUGATAN PENGGUGAT KABUR (OBSCUUR LIBEL)

Bahwa dalam beberapa dalil positanya Penggugat

telah mendalilkan bahwa lahan IUP-HHK-HTI (Izin Usaha

pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tananam Industri) yang

dipunyainya yang berasal dari pencadangan penambahan Lahan

HTI Surat Menhut Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7

Oktober 1997 tentang Persetujuan Penambahan Areal HTI

bagi Penggugat seluas 76.100 Ha, yang ditindak lanjuti

dengan pembuatan perjanjian antara Penggugat dan PT.Ricky

Kurniawan Kertapersada yang saat itu diwakili oleh

Pemegang Saham dan Promotor Tergugat Intervensi I dimana

Perjanjian Pengalihan Lahan tersebut masih memiliki

permasalahan hukum, ternyata tetap melahirkan

SK Menhut Nomor277/Menhut-II/2004 tanggal  2 Agustus 2004

tentang Penunjukan Areal Penggunaan Lain menjadi Kawasan

Hutan Produksi dan selanjutnya menerbitkan  SK Menhut Nomor

346-Menhut-II-2004 tanggal 10 September  2004 tentang

IUP-HHK-HTI Penggugat, yang bertumpang tindih dengan

Beschicking Tergugat I dan Tergugat II , Namun dilihat dari

Halaman 109 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

total Hak atas tanah yang dipunyai Tergugat Intervensi I

berupa :

1. HGU 42/ Mekarsari 682,2 Ha

2. HGB 1/Mekarsari 8,3537 Ha

3. HGB 2/Mekarsari 3,0243 Ha

4. HGB 3/Mekarsari 2,9111 Ha

5. HGB 4/Mekarsari 14,9215 Ha

6. HGB 5/Mekarsari 3,9934 Ha +

Total 715,404 Ha

Dengan demikian luas lahan yang dimiliki Tergugat

Intervensi I yang terletak di Desa Mekarsari hanyalah

seluas 715,404 Hektar yang berasal dari Izin Lokasi

berdasarkan Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor280 tahun

2002 tanggal 20 Juni 2002 sedangkan luas Persetujuan

Penambahan Areal HTI bagi Penggugat adalah seluas 76.100

Ha, yang terletak di 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten

Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dengan

tidak menyebutkan dimana titik kordinat masing-masing letak

tumpang tindihnya lahan yang dipunyai Penggugat dengan

batas-batas titik kordinat Lahan HGU dan HGB kepunyaan

Tergugat Intervensi I, oleh karena tidak disebutkannya

batas-batas titik kordinat yang didalilkan oleh Penggugat

Halaman 110 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

sebagai kepunyaannya berdasarkan IUP HHK HTI tersebut maka

sangat membingungkan bagi pihak Tergugat I; Tergugat II

dan Tergugat Intervensi I dalam menanggapi gugatan

tersebut, karena sulit dipahami pada bagian manakah lahan

yang tumpang tindih tersebut, sehingga menyebabkan tidak

ada kepastian hukum bagi pihak Tergugat I; Tergugat II dan

Tergugat Intervensi I untuk membantah atau mengakui dimana

keberadaan batas-batas areal lahan yang diklaim oleh

Penggugat tersebut;----------------------------------------

Oleh karena tidak diuraikannya batas-batas titik

kordinat yang diklaim oleh Penggugat sebagai lahan yang

tumpang tindih dengan lahan Kepunyaan Tergugat Intervensi I

yang diperoleh dari Tergugat II, maka sepatutnya bila

Majelis Hakim menyatakan Gugatan Penggugat adalah guagatan

yang kabur (obscuur libel).

II. DALAM PENUNDAAN

Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras dalil

Posita Gugatan Nomor 7 yang yang memohon penundaan

pelaksanaan Beschicking yang dibuat Tergugat I dan Tergugat

II kepada PTUN Jambi, sehubungan dengan hal tersebut maka

menurut Tergugat Intervensi I permintaan penundaan putusan

yang diajukan Penggugat adalah hal yang mengada-ada dan

dilakukan dengan penafsiran Penggugat sendiri, karena

Halaman 111 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bagaimana mungkin Pihak yang tidak memiliki Legal Standing dan

memiliki legalitas usaha yang cacat hukum dapat memohon

penundaan pelaksanaan Beschicking Tergugat I dan Tergugat II,

sedangkan dasar hukum IUP HHK HT yang dipunyai Penggugat

lahir dari SK Nomor1198/Menhut/1997, merupakan suatu

produk hukum yang cacat hukum karena diterbitkan di atas

izin perusahaan lain yang masih berlaku sebagaimana

Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor489 K/TUN/2001 tanggal

10 Juni 2004 sebagaimana diuraikan di atas serta masih

adanya permasalahan hukum perdata berupa Perjanjian

Penyerahan lahan antara Penggugat dengan pemegang saham

Tergugat Intervensi I sebelumnya (Maskur Anang) sebagaimana

akta Nomor24 dan Nomor25 tahun 1999 yang dibuat dihadapan

Notaris Ratna Wirdanialis yang mana Penggugat belum

melaksanakan prestasinya kepada Maskur Anang yang

diwajibkan dalam perjanjian tersebut sehingga secara hukum

Penggugat tidak layak untuk meminta penundaan pelaksanaan

putusan dalam perkara ini;-----------

  Selain itu berdasarkan Pasal 67 ayat (2) jo ayat

(4) huruf (a) dan huruf (b) UU PTUN yg mengatur :

 (4) Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(2) :

Halaman 112 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

a.dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan

yang sangat mendesak yang mengakibatkan

kepentingan penggugat sangat dirugikan   jika

Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu

tetap dilaksanakan;----------------------------

b.tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan umum

dalam rangka pembangunan   mengharuskan

dilaksanakannya keputusan tersebut;------------

Dalam permohonan Penggugat yang meminta Penundaan

pelaksanaan putusan jelas-jelas tidak ada “keadaan yang

sangat mendesak yang mengakibatkan kepentingan penggugat

sangat dirugikan “ dan secara historis dimunculkannya

ketentuan tersebut merupakan pengecualian dari

asas Persumptio iustae causa. Asas ini dimuat dalam pasal 67 ayat

1 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata

Usaha Negara menyebutkan “gugatan tidak menunda atau menghalangi

dilaksanakannya keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara serta

tindakan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang digugat” pengertian

pasal tersebut di atas menjelaskan bahwa setiap keputusan

Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dianggap sah oleh

karenanya dapat dijalankan walaupun ada

gugatan;---------------------

Halaman 113 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Pengecualian yang dimaksud terdapat pada pasal 67 ayat

2 Undang-undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ( UU

PTUN ) yaitu :

”Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan

Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda selama pemeriksaan

sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada putusan

Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap”. 

Pasal 67 ayat 2 tersebut di atas memberi hak kepada

Penggugat untuk mengajukan permohonan penundaan atas

pelaksanaan Surat Keputusan Tata Usaha Negara sebagai obyek

sengketa yang antara lain dalam praktek peradilan dilakukan

bila :

 a. Perbuatan faktual yang menjadi isi keputusan Tata

Usaha Negara belum dilaksanakan secara fisik ,

misalnya pembongkaran yang belum dilaksanakan.

Namun secara kasus perkasus, apabila perbuatan

faktual yang menjadi isi Keputusan Tata Usaha

Negara adalah perbuatan yang berkelanjutan,

misalnya penebangan kayu di area HPH, dan semacam

itu Keputusan Tata Usaha Negara tersebut meskipun

sudah dilaksanakan secara fisik, atas permohonan

Penggugat, Ketua/ majelis Hakim /Hakim dapat

mengabulkan permohonan penundaan;------------------

Halaman 114 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

b.  Penundaan dapat dikabulkan apabila kepentingan

Penggugat yang dirugikan tidak dapat atau sulit

dipulihkan oleh akibat Keputusan Tata Usaha Negara

yang digugat terlanjur dilaksanakan;---------------

Karena dalam dalil-dalil gugatannya keberadaan

Keputusan Tergugat I dan Tergugat II yang menjadi objek

perkara ini tidak memenuhi kriteria di atas maka sepatutnya

permohonan penundaan pelaksanaan keputusan Tergugat I dan

Tergugat II tersebut harus diabaikan;----------------------

Selanjutnya adanya kepentingan umum yang terkait dalam

Keputusan Tergugat I dan Tergugat II sehubungan dengan Izin

Usaha Perkebunan PT.Ricky Kuriawan Kertapersada (Tergugat

Intervensi I ) dan Keputusan Tergugat II sehubungan dengan

HGU dan HGB Tergugat Intervensi I akan berhubungan langsung

dengan mata pencaharian 3 (tiga) Warga Desa yang mayoritas

adalah Petani Sawit mitra Penggugat Intervensi I yang

tergabung dalam Koperasi Bina Usaha, Koperasi Fajar Pagi

dan Koperasi Wira Usaha, dimana kedudukan Penggugat

Intervensi I sebagai Pembina Koperasi-Koperasi tersebut

dan KARENA SEMUA LAHAN KOPERASI-KOPERASI tersebut

berasal dari Izin Lokasi-Izin Lokasi yang dikeluarkan

Tergugat I dengan keputusan Nomor1 tahun 2000 tanggal 8

Februari tahun  2000 dan Izin Lokasi  dengan keputusan

Halaman 115 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Nomor280/2002 tanggal 20 Juni 2002, sehingga dikabulkannya

Permohonan Penundaan Pelaksanaan Putusan Tergugat I

tentang Izin Usaha Perkebunan PT.Ricky Kuriawan

Kertapersada (Tergugat Intervensi I) akan berdampak

langsung terhadap mata pencaharian kebanyakan warga Desa

Mekarsari yang merupakan “kepentingan umum”, yang dapat

menggugurkan permohonan penundaan pelaksanaan putusan

Tergugat I sehubungan Izin Usaha Perkebunan PT.Ricky

Kurniawan Kertapersada dan penundaan pelaksanaan putusan

Tergugat II sehubungan HGU dan HGB Tergugat Intervensi I;--

Oleh karena itu Tergugat Intervensi I mohon agar

permohonan Penundaan pelaksanaan putusan Tergugat I dan

Tergugat II yang diajukan Penggugat dalam Surat

Gugatannya Haruslah ditolak;-------------------------------

III. DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Tergugat Intervensi I mohon pada majelis hakim

agar dalil-dalil yang diajukan dalam Eksepsi mohon

diberlakukan juga dalam pokok perkara;------------------

2. Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras semua

dalil Posita Gugatan Penggugat kecuali yang jelas-jelas

diakui oleh Tergugat Intervensi I;----------------------

3. Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras dalil

Posita Gugatan Nomor2,3 dan 4 karena senyatanya

Halaman 116 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Penggugat telah mengetahui keberadaan legalitas Tergugat

Intervensi I, hal tersebut dikarenakan Penggugat sejak

tahun 2003 telah dua kali membuat Laporan Polisi

sehubungan perkara ini yaitu Laporan Polisi Nomor LP/B-

192/IX/2003/Ro.Ops tanggal 5 September 2003 dan Laporan

Polisi Nomor LP/B-049/III/2008/Ro.Ops tgl 17 Maret 2008

yang masing-masing disidik oleh Penyidik Polda Jambi,

dan Penyidik Polda Jambi telah melakukan Penyidikan dan

memeriksa saksi-saksi baik dari Pihak Penggugat maupun

Tergugat Intervensi I, serta pihak Tergugat Intervensi I

telah memberikan semua dokumen tentang Legalitas

PT.Ricky Kurniawan Kertapersada kepada Penyidik, dan

saat ini telah ada putusan pidana atas laporan polisi

tersebut dan sebagai saksi pelapor sepatutnya Penggugat

telah mengetahui adanya legalitas Tergugat Intervensi I

sejak tahun 2003 atau setidaknya tahun 2008 serta

Penggugat telah melakukan permohonan sita jaminan

tanggal 21 Desember 2011 atas objek sengketa berupa :

- Hak Guna Usaha (HGU) seluas 682,2 Hektar

berdasarkan Sertifikat HGU Nomor 42/Mekar

Sari tahun 2008;---------------------------

- Hak Guna Bangunan (HGB) Seluas 83.537

Hektar berdasarkan Sertifikat HGB Nomor

Halaman 117 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

1/Mekar Sari 2008 yang terletak di Desa

Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten

Muaro Jambi;-------------------------------

- Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 30.234

Hektar berdasarkan Sertifikat HGB Nomor

2/Mekar Sari 2008 yang terletak di Desa

Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten

Muaro Jambi;-------------------------------

- Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 29.111

Hektar berdasarkan Sertifikat HGB Nomor

3/Mekar Sari 2008 yang terletak di Desa

Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten

Muaro Jambi;-------------------------------

- Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 29.111

Hektar berdasarkan Sertifikat HGB Nomor

4/Mekar Sari 2008 yang terletak di Desa

Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten

Muaro Jambi;-------------------------------

- Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 39.934

Hektar berdasarkan Sertifikat HGB Nomor

5/Mekar Sari 2008 yang terletak di Desa

Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten

Muaro Jambi;-------------------------------

Halaman 118 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Sebagaimana tertuang dalam dalil Rekonpensi dalam

angka ke-12 dan dalam Petitum ke-9 dalam Jawaban

Penggugat sebagai Pihak Tergugat Intervensi Il/Penggugat

Rekonvensi semula Tergugat I dalam perkara perdata

Nomor 80/Pdt.G/2011/PN, Jbi di Pengadilan Negeri Jambi

yang ditanda tangani oleh Naikman Malau, SH, Rivai

Kusumanegara,SH, Adimanjaya,SH dan Endar Sumarsono,SH

selaku Team Kuasa Hukum Penggugat, dengan demikian

terbukti bahwa Gugatan Penggugat yang baru terdaftar

pada tanggal 2 Mei 2012 sedangkan Penggugat telah

mengetahui adanya objek sengketa pada tanggal 21

Desember 2011 (kurang lebih 132 hari) oleh karenanya

Tergugat Intervensi I mohon pada Majelis Hakim agar

Gugatan Penggugat dinyatakan telah melampaui waktu 90

hari dan sepatutnya dinyatakan untuk ditolak atau

setidaknya diyatakan tidak dapat diterima;--------------

4. Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras dalil

Posita Gugatan Nomor 5 yang adalah penafsiran Penggugat

sendiri dan harus dibuktikan dalam proses peradilan

ini;----------------------------------------------------

5. Bahwa Terguggat Intervensi I menyangkal keras dalil

Posita Gugatan Nomor 6 yang mana menyatakan bahwa akibat

adanya Beschicking Tergugat I dan Tergugat II menyebabkan

Halaman 119 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

adanya tumpang tindih dengan IUP-HHK HT kepunyaan

Penggugat adalah Pernyataan yang KELIRU, karena JUSTRU

akibat pencadangan lahan Hutan Tanaman Industri

Penggugatlah maka Izin Lokasi yang dimiliki Tergugat

Intervensi I yang masih berlaku pada tahun 1997

mengalami tumpang tindih dengan Surat Menhut Nomor

1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober 1997 tentang

Persetujuan Penambahan Areal HTI bagi Penggugat seluas

76.100 Ha disaat Lahan Tergugat Intervensi I masih

berlaku Izin Lokasi Pertama berdasarkan Surat Keputusan

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Batang Hari

Nomor96/BPN/XII/1996 tanggal 6 Desember 1996, seluas

3000 Ha yang berlaku 1 (satu) tahun yaitu sampai dengan

tanggal 6 Desember 1997, dan selanjutnya Izin Lokasi

tersebut diperpanjang dengan Surat Keputusan Kepala

Kantor Pertanahan Kabupaten Batang Hari Nomor 35 tahun

1997 tanggal 29 Desember 1997 yang berlaku sampai dengan

tanggal 29 Desember 1998, dengan demikian dasar hukum

pencadangan penambahan lahan Penggugat cacat hukum

sebagaimana Yuriprudensi Mahkamah Agung Nomor489

K/TUN/2001 tanggal 10 Juni 2004 yang pada pokoknya

memberi kaidah :

Halaman 120 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Pemberian izin oleh badan atau pejabat TUN kepada

suatu perusahaan atas asset dan tempat perusahaan

lain yang izinnya belum dicabut dapat menimbulkan

tumpang tindih izin sehingga melanggar asas kepastian

hukum ; -----------------------------------------------

Oleh karena dasar Hukum dikeluarkannya Surat Menhut

Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tgl 7 Oktober 1997

Persetujuan Penambahan Areal HTI bagi Penggugat seluas

76.100 Ha tidaklah dapat dibenarkan, dan segala

sesuatu akibat hukum yang timbul dari Surat Menhut

Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tgl 7 Oktober 1997 haruslah

dinyatakan batal demi hukum;---------------------------

Akibat penerbitan Surat Menhut Nomor 1198 /Menhut-

IV /1997 tgl 7 Oktober 1997, mengakibatkan pembaharuan

Izin Lokasi Tergugat Intervensi I yang berakhir tanggal

29 Desember 1998 MENGALAMI HAMBATAN PADAHAL Tergugat

Intervensi I TELAH mengajukan Surat Permohonan

tertanggal 5 Desember 1998, Surat Permohonan

tertanggal 23 Juli 1999, Surat Permohonan 26 Agustus

1999, dan Surat Permohonan tanggal 10 Oktober 1999,

sebagai mana telah dijawab oleh Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Batang hari tanggal 27 Januari

tahun 1999 dan Surat tertanggal 16 November 1999 dan

Halaman 121 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

terakhir melalui Surat Kepala Kantor wilayah BPN Jambi

No 460-1885 tanggal 2 Desember 1999 memberi jawaban

yang pada pokonya menyatakan :

1. Permohonan perpanjangan izin Lokasi PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada dapat diproses sesuai

dengan surat Gubernur Nomor 525/5792/IV/Bapeda

tanggal 6 September 1999, perihal Rekomendasi

Alih Fungsi Areal yang Berstatus Kawasan Budi

Daya pertanian / Non Pertanian seluas + 4.243 Ha

(terlampir);-------------------------------------

2. Berdasarkan butir (1) di atas perlu

klarifikasi antara P.T. Ricky Kurniawan

Kertapersada dengan Wira Karya Sakti;-----------

3. Apabila kedua belah pihak telah memperoleh

kesepakatan maka proses perpanjangan lzin Lokasi

tersebut dapat ditindak lanjuti;-----------------

Dengan demikian tidak dapat diperbaharui atau

diperpanjang Izin Lokasi Tergugat Intervensi I oleh

Kepala Wilayah BPN Propinsi Jambi, dikarenakan belum

selesainya masalah Perjanjian Penyerahan Lahan dan

Perjanjian Pembayaran sebagaimana dibuat dalam akta

Nomor24 dan Nomor25 tahun 1999 yang dibuat dihadapan

Notaris Ratna Wirdanialis yang mana Penggugat belum

Halaman 122 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

melaksanakan prestasinya kepada Maskur Anang selaku

Promotor dan Pemegang Saham sebelumnya dari PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada (Tergugat Intervensi I) yang

diwajibkan dalam perjanjian tersebut yang masih

memiliki sengketa keperdataan;-------------------------

Selain itu keberadaan Surat Menhut Nomor 1198

/Menhut-IV /1997 tgl 7 Oktober 1997 telah diajukan

keberatan dan sangkalan-sangkalan dari Instansi terkait

yaitu dari :

a. Kepala Kantor Wilayah BPN Propinsi Jambi dengan

suratnya Nomor 2035 tanggal 5 Desember 1997

menyangkal permohonan Penggugat sehubungan lahan

yang diberikan Menteri Kehutanan merupakan Areal

Penggunaan Lain (APL) yang tidak dapat diberikan

sebagai areal HTI sebagaimana ketentuan Pasal 5

Peraturan Pemerintah Nomor7 tahun 1990 tentang

Hutan Tanaman Industri;---------------------------

b. Bupati Batang Hari juga melakukan penolakan

dengan suratnya Nomor 522/435/Bappeda tanggal 7

Oktober 1998;-------------------------------------

c. Bupati Batang Hari dengan surat

Nomor320/379/Bappeda tanggal 27 Februari 2000

Halaman 123 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

mengingatkan Gubernur Jambi sehubungan dengan

Rekomendasi alih fungsi APL menjadi Kawasan Hutan;

Namun tanpa mengindahkan keberatan-keberatan dari

Pejabat-Pejabat terkait tersebut dan Hukum Tata

Ruang Propinsi Jambi, karena adanya kecurangan akhirnya

Menteri Kehutanan tetap menerbitkan  IUP HHK HTI dengan

Surat Keputusan SK Menhut Nomor  346-Menhut-II-2004

tanggal 10 September  2004 pada Penggugat yang berasal

dari Penunjukan Kawasan Hutan dengan  SK Menhut Nomor

277/Menhut-II/2004 tanggal  2 Agustus 2004, yang lahir

dari sesuatu yang cacat hukum karena berdasarkan

Pencadangan Lahan  yang diberikan kepada

Penggugat sebagaimana diatur dalam Surat Menhut Nomor

1198/Menhut-IV/1997 tanggal 7 Oktober 1997 dimana dalam

salah satu syaratnya Penggugat harus

lebih dahulu menyelesaikan permasalahan yang ada,

sebagaimana didalilkan dalam Gugatan Penggugat dalam

angka ke-9 huruf (f) (g) dan (h) yang mengaku bahwa

Perjanjian yang dibuat Penggugat dengan Pihak Maskur

Anang sebagai Pemegang saham PT.Ricky Kurniawan

Kertapersada pada waktu itu dimana berdasarkan akta

Notaris Nomor24 dan 25 tahun 1999 tentang penyerahan

lahan dan pembayaran belum selesai dilaksanakan oleh

Halaman 124 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Penggugat sehingga berakibat hukum lahan 2000 Ha yang

diklaim Penggugat sebagai kepunyaannya belum beralih

baik secara Feitelijke Overdarcht ( Penyerahan Fisik) maupun

secara Juridische Overdracht  (Penyerahan Yuridis),

sehingga belum terjadi Tranfers of Ownership,NAMUN   DENGAN

MELAKUKAN  KECURANGAN, Penggugat yang belum

melakukan  penyelesaian masalah yang disyaratkan Surat

Menhut Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober

1997  tersebut telah menyatakan masalah telah selesai

kepada pihak Menteri Kehutanan sehingga Menteri

Kehutanan  mengeluarkan penunjukan Kawasan Hutan

dengan  SK  Menhut  Nomor277/Menhut-II/2004 tanggal  2

Agustus 2004 dan tanpa MELALUI PROSES PENGUKUHAN

KAWASAN HUTAN dalam proses hanya 1 (satu) bulan

langsung menerbitkan pemberian Izin Usaha Pemanfaatan

Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri (IUP HHK

HTI) kepada Penggugat  dengan SK Menhut Nomor  346-

Menhut-II-2004 tanggal 10 September

2004;---------------------------------------

Berdasarkan uraian di atas maka sepatutnya dalil

ke-6 Gugatan Penggugat haruslah dinyatakan ditolak;---

7. Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras dalil

Posita Gugatan Nomor 8 dan 9 huruf (a) s.d. huruh (k)

Halaman 125 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

yang mendalilkan keabsahan IUPHHK-HT kepunyaan

Penggugat berdasarkan Beschickking Menteri Kehutanan

dengan SK Nomor346/Kpts-II/2004 Tanggal 10 September

2004 yang secara historis lahir dari Pencadangan Lahan

yang berasal dari Surat Menteri Kehutanan

Nomor1198/Menhut/1997 yang terbit dengan prosedur yang

cacat hukum karena diterbitkan di atas izin perusahaan

lain (Tergugat Intervensi I) yang masih berlaku dan

berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung di atas

Nomor489 K/TUN/2001 tanggal 10 Juni 2004 yang pada

pokoknya memberi kaidah bahwa :

Pemberian izin oleh badan atau pejabat TUN kepada

suatu perusahaan atas asset dan tempat perusahaan

lain yang izinnya belum dicabut dapat menimbulkan

tumpang tindih izin sehingga melanggar asas kepastian

hukum;-----------------------------------------------

Dengan demikian terbitnya Surat Menhut Nomor

1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober 1997 tentang

Persetujuan Penambahan Areal HTI bagi WKS seluas

76.100 Ha kepada Penggugat tidaklah dapat dibenarkan,

serta masih adanya permasalahan hukum perdata berupa

Perjanjian Penyerahan lahan antara Penggugat dengan

Maskur Anang sebagaimana akta Nomor 24 dan Nomor 25

Halaman 126 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

tahun 1999 yang dibuat dihadapan Notaris Ratna

Wirdanialis yang mana Penggugat belum melaksanakan

prestasinya kepada Maskur Anang selaku Promotor dan

Pemegang saham Tergugat Intervensi I pada saat itu

yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut dan sengketa

keperdataannya masih diproses secara perdata di

Pengadilan Negeri Jambi. Oleh karena itu dalil

Penggugat yang berkaitan dengan keabsahan IUPHHK-HT

kepunyaan Penggugat berdasarkan Beschickking Menteri

Kehutanan dengan SK Nomor 346/Kpts-II/2004 Tanggal

10 September 2004 dan keberadaan penunjukan Kawasan

hutan yang menjadi dasar terbitnya Beschickking Menteri

Kehutanan dengan SK Nomor 346/Kpts-II/2004 yaitu

Beschickking Menteri Kehutanan SK Nomor277/Menhut/2004

tanggal 2 Agustus 2004 tentang Penujukan Areal

Penggunaan Lain (APL) menjadi Hutan Produksi

bertentangan dengan kepatutan karena Definisi Kawasan

Hutan yang diatur dalam Pasal 1 ayat (3) UU Kehutanan

Nomor41 Tahun 1999 telah dinyatakan bertentangan dengan

Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) oleh Mahkamah

Konstitusi dalam Putusan Mahkamah Konstitusi No.

45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Februari 2012 maka perbuatan

Menteri Kehutanan yang telah menerbitkan penunjukan

Halaman 127 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Kawasan Hutan dengan SK Menhut  Nomor277 /Menhut-II

/2004 tanggal  2 Agustus 2004, bertentangan dengan

kepatutan dan akan mengakibatkan kekacauan hukum bahkan

malapetaka hukum bila diakui keabsahannya, selain itu

Penunjukan Kawasan Hutan tersebut belum dimasukan dalam

Rencana Tata Ruang Propinsi Jambi sebagaimana

dijelaskan dalam Surat Kepala Dinas Kehutanan Propinsi

Jambi tanggal 26 Agustus 2005 No 522.B/4023/Dinhut/2005

yang menyatakan bahwa :

Berdasarkan hasil telaah kami atas peta kerja yang

saudara kirim dengan peta RTRWP Propinsi dan peta

tata batas kawasan hutan bahwa lokasi berada di

Kawasan Budi Daya Pertanian dan Non Pertanian

( KBPNP/APL);--------------------------------------

Dengan demikian sepatutnya bahwa dalil ke-8 dan ke-9

huruf (a) s.d. huruf (k) Gugatan Penggugat harus

dinyatakan ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak

dapat diterima;----------------------------------------

8. Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras dalil

Posita Gugatan Nomor 9 huruf (l) dan huruf (n) yang

mendalilkan terbitnya Beschickking Tergugat I yang

menerbitkan kembali Izin Lokasi di atas lahan 2.000

Hektar kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

Halaman 128 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

(Tergugat Intervensi I) adalah perbuatan yang

bertentangan dengan hukum, Namun menurut Tergugat

Intervensi I dalil tersebut adalah dalil yang keliru

karena tindakan hukum yang dilakukan Tergugat I adalah

tindakan yang bersifat deklaratif semata yang hanya

mengukuhkan keberadaan lahan yang masih dikuasai oleh

PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Tergugat Intervensi I)

sewaktu saham-sahamnya masih dimiliki oleh Maskur Anang

dan Tindakan tersebut bukan tindakan bersifat

konstitutif yang menimbulkan hak baru bagi Tergugat

Intervensi I, karena secara materiil keberadaan lahan

yang didasarkan pada Surat Keputusan Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Batang Hari Nomor96/BPN/XII/1996

tanggal 6 Desember 1996, yang berlaku sampai dengan 6

Desember 1997 dan selanjutnya diperpanjang dengan Surat

Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Batang

Hari Nomor 35 tahun 1997 tanggal 29 Desember 1997 yang

berlaku sampai dengan tanggal 29 Desember 1998 yang

telah dimohonkan pembaharuannya oleh Tergugat

Intervensi I saat itu namun terganjal adanya

pencadangan lahan HTI Penggugat yang cacat hukum dan

sampai tahun 2000 secara fisik masih dikuasai oleh

Tergugat Intervensi I, dan keberadaan Surat Menhut

Halaman 129 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober 1997

tentang Persetujuan Penambahan Areal HTI bagi WKS

seluas 76.100 Ha kepada Penggugat yang lahir disaat

Izin Lokasi Tergugat Intervensi I masih berlaku dan

merupakan suatu pelanggaran hukum serta ketentuan

dalam Keputusan Pencadangan tersebut juga belum

diselesaikan oleh Penggugat sehingga tidaklah tepat

bila lahirnya Beschickking Tergugat I yang

menerbitkan kembali Izin Lokasi di atas lahan 2.000

Hektar kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

(Tergugat Intervensi I) adalah perbuatan yang

bertentangan dengan hukum, JUSTRU keberadaan Surat

Menhut Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober

1997 tentang Persetujuan Penambahan Areal HTI bagi

WKS seluas 76.100 Ha kepada Penggugat yang lahir disaat

Izin Lokasi Tergugat Intervensi I masih berlakulah yang

bertentangan dengan hukum;-----------------------------

Selain itu pula Pemberian Hak Guna Usaha dan Hak

Guna Bangunan kepunyaan Tergugat Intervensi I serta

penerbitan Sertifikat Hak Guna Usaha dan Sertifikat Hak

Guna Bangunan kepunyaan Tergugat Intervensi I telah

dilakukan dengan prosedur yang tepat yang mana

Pemberian Hak Guna Bangunan kepada Tergugat Intervensi

Halaman 130 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

I didasarkan pada Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah "A”

Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi Nomor :

05/11/PA/HPT/2007, Nomor : 21/11/PA /HPT/2007, Nomor

04/11/PA /HPT/2007, Nomor : 06/11/PA/HPT/2007, Nomor :

22/11/ PA/HPT /2007, masing-masing ditandatangani

tangal 30 November 2007 , serta Pemberian Hak Guna

Usaha kepada Tergugat Intervensi I berdasarkan Risalah

Panitia Pemeriksaan Tanah "B Propinsi Jambi dalam

Risalahnya tanggal 26 Juli 2007 Nomor 47RSL-HGU/2007,

yang ikut ditanda tangani oleh Kepala Dinas Kehutanan

Jambi saat itu serta adanya Surat Kepala Dinas

Kehutanan Propinsi Jambi tanggal 26 Agustus 2005 No

522.B/4023/Dinhut/2005 yang menyatakan bahwa lokasi

yang akan diberikan Hak Guna Usaha bukanlah Kawasan

Hutan,

Selanjutnya karena Pejabat yang berwenanag secara

atributif dalam memberikan Hak Guna Usaha dan Hak Guna

Bangunan telah menerbitkan Beschickking-nya masing-

masing, maka Tergugat II sebagai pemegang kewenangan

atributif atas pembukuan dan pendaftaran tanah dapat

menerbitkan masing masing Sertifikat HGB dan HGU

kepunyaan Tergugat Intervensi I

Halaman 131 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Berdasarkan alasan-alasan di atas sepatutnya bila

dalil Posita Gugatan Nomor 9 huruf (l) dan huruf (n)

Gugatan Penggugat harus dinyatakan ditolak atau

setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima;------------

9. Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras dalil

Posita Gugatan Nomor 9 huruf (m) yang mendalilkan

terbitnya Beschickking Tergugat I berupa keputusan

Nomor1 tahun 2002 tentang Pemberian Izin Usaha

Perkebunan kepada Tergugat Intervensi I telah

bertumpang tindih dengan areal pencadangan lahan HTI

Penggugat adalah pemahaman yang keliru. Karena Izin

Usaha adalah sarana untuk melakukan operasional dan

bukan berwujud lahan oleh sebab itu tidak mungkin

bertumpang tindih dengan lahan, Menurut Tergugat

Intervensi I disinilah letak kekeliruan Penggugat

sehingga mengakumulasikan gugatannya terhadap 2 (dua)

Pejabat/Badan TUN yang berbeda;------------------------

Selain itu dalil Penggugat yang mendalilkan dalam

Izin Usaha Perkebunan yang diterbitkan Tergugat I tidak

terlihat adanya pertimbangan mengenai rekomendasi

lokasi dari instansi pertanahan, surat persetujuan

dokumen AMDAL, serta berbagai persyaratan lainnya

adalah dugaan Penggugat yang keliru semata, karena

Halaman 132 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

semua syarat-syarat telah dipenuhi oleh Tergugat

Intervensi I sehingga tidak ada alasan untuk

dibatalkan, karena Beschickking Tergugat I berupa

keputusan Nomor1 tahun 2002 tentang Pemberian Izin

Usaha Perkebunan kepada Tergugat Intervensi I

dikeluarkan pada saat Kabupaten Muaro Jambi baru

terbentuk dan sedang mencari investor untuk membangun

dan mensejahterakan masyarakat diwilayahnya;-----------

Sedangkan mengenai Persetujuan AMDAL dari Komisi

AMDAL Daerah, memang saat itu belum dimiliki

dikarenakan Bapedalda Jambi baru dibentuk berdasarkan

Keputusan Gubernur Jambi Nomor230 tahun 2001 tentang

Uraian Tugas Fungsi Satuan-Satuan Organisasi pada

Lembaga Teknis Daerah Propinsi Jambi yang menjadi dasar

operasional Bapedalda sehingga Bapedalda belum dapat

memberikan apa yang ditentukan dalam Keputusan Menteri

Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5/2002 pada saat itu,

namun dalam kondisi tersebut Tergugat I telah men-

syarat-kan pemenuhan Persetujuan AMDAL dan UKL/UPL

setelah Tergugat Intervensi I beroperasi hal tersebut

dinyatakan dengan tegas dalam diktum kedua angka ke-6

Keputusan Tergugat I Nomor1 tahun 2002 yaitu :

“ Melaksanakan AMDAL dan UKL/UPL”

Halaman 133 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Tindakan dalam diktum kedua angka ke-6 Keputusan

Tergugat I Nomor1 tahun 2002, tidaklah membatalkan izin

usaha perkebunan Tergugat I karena sanksi administratif

yang menyebabkan dapat dibatalkannya izin usaha

perkebunan telah secara tegas diatur dalam Pasal 19

ayat (1) huruf a, b, d, f, dan g dan ayat (2) jo Pasal

21 Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5

/2002 yang mengatur sebagai berikut :

Pasal 21 :

Perusahaan perkebunan yang telah memiliki izin usaha

perkebunan tetapi tidak melaksanakan kewajiban

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf a,

b, d, f, dan g dan ayat (2) diberikan 1 (satu) kali

peringatan tertulis , dan apabila setelah 6 (enam)

bulan sejak diberi peringatan tertulis tidak memenuhi

kewajibannya dapat dikenakan pencabutan izin usaha

perkebunan;--------------------------------------------

Pasal 19 ayat (1) :

a. Menyelesaikan hak atas tanah selambat-lambatnya 2

(dua) tahun sejak diterbitkannya IUP;------------

b. Merealisasikan pembangunan kebun sesuai dengan

rencana kerja yang telah disusun dan sesuai

Halaman 134 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

dengan perencanaan makro pembangunan perkebunan

secara nasional dan regional;--------------------

d. Membuka lahan tanpa bakar dan mengelola sumber

daya alam secara lestari;------------------------

f. Menumbuhkan dan memberdayakan masyarakat /

koperasi setempat;-------------------------------

g. Melaporkan perkembangan usaha perkebunan secara

berkala setiap 6 (enam) bulan sekali kepada

pemberi izin dengan tembusan kepada Menteri

Pertanian, dalam hal ini Direktorat Jenderal Bina

Produksi Perkebunan dan Direktorat Jenderal

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian;--------

Pasal 19 ayat (2):

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dilakukan evaluasi secara

berkala berdasarkan laporan perkembangan usaha

perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)

huruf g, dan melalui kegiatan klasifikasi kebun yang

hasilnya diinformasikan kepada Direktur Jenderal Bina

Produksi Perkebunan;-----------------------------------

Dengan tidak adanya syarat yang menyebabkan Izin

Usaha Perkebunan Tergugat Intervensi I yang memenuhi

sanksi Administraif sebagaimana ketentuan Pasal 21

Halaman 135 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5

/2002, sehingga Beschickking Tergugat I tentang

pemberian Izin Usaha Perkebunan Tergugat Intervensi I

tidak beralasan untuk dimintakan pembatalan;-----------

Mengenai penerbitannya yang hanya berjarak waktu

1 ½ bulan dari Izin Lokasi Nomor280 tahun 2002 adalah

merupakan perwujudan pelayanan kepada publik yang harus

dipuji, karena tidak ada batas waktu yang melarang

penerbitan keputusan tersebut lebih cepat;-------------

Permasalahan Suasana kondisi Kabupaten Muaro Jambi

saat penerbitan Izin Usaha Perkebunan Tergugat

Intervensi I oleh Tergugat I dapat dinilai oleh

Majelis Hakim PTUN Jambi sebagaimana Sistem pembuktian

pada Peradilan Tata Usaha Negara mengakui prinsip ex

tunc artinya dalam menguji keabsahan keputusan Tata

Usaha Negara, maka Hakim Peradilan Tata Usaha Negara

akan mendasarkan pada fakta - fakta atau keadaan hukum

yang ada pada saat keputusan Tata Usaha Negara tersebut

terbit dan diuji berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku pada tahun 2002;-----------------

Berdasarkan alasan-alasan di atas sepatutnya bila

dalil Posita Gugatan Nomor 9 huruf (n) Gugatan

Halaman 136 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Penggugat harus dinyatakan ditolak atau setidaknya

dinyatakan tidak dapat diterima;-----------------------

10. Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras dalil

Posita Gugatan Nomor10 yang menyatakan tindakan

TERGUGAT I menerbitkan Izin Usaha Perkebunan kepada PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada (Tergugat Intervensi I)

berdasarkan Keputusan Nomor 280 tahun 2002 tertanggal

20 Juni 2002 nyata-nyata telah bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, serta bertentangan dengan

"prinsip-prinsip umum pemerintahan yang baik" hal tersebut

merupakan dalil yang tidak berdasar karena JUSTRU IUP-

HHK-HTI (Izin Usaha pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan

Tananam Industri) yang berasal dari Surat Menhut

Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober 1997

Persetujuan Penambahan Areal HTI bagi Penggugat

seluas 76.100 Ha, yang pada awalnya diterbitkan di atas

Izin Lokasi Tergugat Intervensi I yang masih berlaku

dan sebenarnya tindakan inilah yang bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan dan asas-asas umum

pemerintahan yang baik, selanjutnya berdasakan hal yang

melawan hukum tersebut Surat Menhut Nomor 1198 /Menhut-

IV /1997 tanggal 7 Oktober 1997 yang dalam salah satu

substansinya mensyaratkan Penggugat harus

Halaman 137 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

lebih dulu menyelesaikan permasalahan yang ada, yang

selanjutnya Penggugat membuat Perjanjian dengan Pihak

Maskur Anang sebagai Pemegang saham PT.Ricky Kurniawan

Kertapersada pada waktu itu dimana berdasarkan akta

Notaris Nomor24 dan 25 tahun 1999 tentang penyerahan

lahan dan pembayaran belum selesai dilaksanakan oleh

Penggugat sehingga berakibat hukum lahan 2000 Ha yang

diklaim Penggugat sebagai kepunyaannya belum terjadi

karena proses penyerahan baik secara Feitelijke Overdarcht

(Penyerahan Fisik) maupun secara Juridische Overdracht

(Penyerahan Yuridis) belum dilakukan sehingga belum

terjadi Tranfers of Ownership namun   dengan

melakukan  “kecurangan” dan juga pembayaran yang belum

dilakukan oleh Penggugat, Penggugat yang belum

melakukan  penyelesaian masalah  yang  disyaratkan 

Surat Menhut Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7

Oktober 1997 telah menyatakan masalah telah selesai

kepada pihak Menteri Kehutanan sehingga Menteri

Kehutanan  mengeluarkan penunjukan Kawasan Hutan

dengan  keputusan berupa SK  Menhut Nomor 277 /Menhut-

II/ 2004 tanggal  2 Agustus 2004 dan dilakukan TANPA

MELALUI PROSES PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN bahkan

diterbitkan dalam waktu hanya 1 (satu) bulan langsung

Halaman 138 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

menerbitkan pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri (IUP HHK HTI)

kepada Penggugat  berdasarkan  SK Menhut Nomor  346-

Menhut-II-2004 tanggal 10 September  2004 tentang

IUP-HHK-HTI Penggugat yang bertumpang tindih dengan

Beschickking Tergugat I dan Tergugat II, oleh karena itu

maka bukanlah tindakan TERGUGAT I menerbitkan Izin

Usaha Perkebunan kepada PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada (Tergugat Intervensi I ) berdasarkan

Keputusan Nomor 280 tahun 2002 tertanggal 20 Juni 2002

nyata-nyata telah bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, serta bertentangan dengan "prinsip-

prinsip umum pemerintahan yang baik" Namun alas hak IUP HHK

HTI Penggugat lah yang secara historis menyebabkan

malapetaka hukum dalam perkara

ini;---------------------------------------------------

Berdasarkan alasan -alasan di atas sepatutnya bila

dalil Posita Gugatan Nomor 10 Penggugat harus

dinyatakan ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak

dapat diterima;----------------------------------------

11. Bahwa Terguggat Intervensi I menyangkal keras dalil

Posita Gugatan Nomor11 yang menyatakan bahwa

Penerbitan Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor l/Mekar

Halaman 139 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Sari, Nomor 2/Mekar Sari, Nomor 3/Mekar Sari, Nomor

4/Mekar Sari, dan Nomor 5/Mekar Sari atas nama PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada (Tergugat Intervensi I )

tertanggal 28 Maret 2008 serta penerbitan Sertipikat

Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari atas nama PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada nyata-nyata telah bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta

bertentangan dengan "prinsip-prinsip umum pemerintahan yang

baik";------------------------------

Pemberian Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan

kepunyaan Tergugat Intervensi I serta penerbitan

Sertifikat Hak Guna Usaha dan Serifikat Hak Guna

Bangunan kepunyaan Tergugat Intervensi I telah

dilakukan dengan prosedur yang tepat yang mana

Pemberian Hak Guna Bangunan kepada Tergugat Intervensi

I didasarkan pada Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah "A”

Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi Nomor :

05/11/PA/HPT/2007, Nomor : 21/11/PA/HPT/2007, Nomor

04/11/PA /HPT/2007, Nomor : 06/11/PA/ HPT/ 2007, dan

Nomor : 22/11/ PA/HPT /2007, masing-masing

ditandatangani tangal 30 November 2007 , serta

Pemberian Hak Guna Usaha kepada Tergugat Intervensi I

berdasarkan Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah "B

Halaman 140 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Propinsi Jambi dalam Risalahnya tanggal 26 Juli 2007

Nomor 47/RSL/HGU/2007, yang ikut ditanda tangani oleh

Kepala Dinas Kehutanan Jambi serta adanya Surat Kepala

Dinas Kehutanan Propinsi Jambi tanggal 26 Agustus 2005

No 522.B/4023/Dinhut/2005 yang menyatakan bahwa lokasi

yang akan diberikan Hak Guna Usaha bukanlah Kawasan

Hutan;-------------------------------------------------

Selanjutnya karena Pemberian Hak atas tanah berupa

HGB dan HGU kepunyaan Tergugat Intervensi I telah

diberikan oleh Pejabat yang berwenang secara atributif

dalam memberikan Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan

dan juga telah diterbitkan Sertifikat Hak oleh Pejabat

yang memiliki kewenangan atributif untuk membukukan dan

mendaftarkan Sertifikat HGU dan HGB tersebut maka tak

ada alasan bagi Penggugat untuk memohon pada Pengadilan

TUN Jambi untuk menyatakan tindakan Tergugat II

menerbitkan Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor l/Mekar

Sari, Nomor 2/Mekar Sari, Nomor 3/Mekar Sari, Nomor

4/Mekar Sari, dan Nomor 5/Mekar Sari atas nama PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada (Tergugat Intervensi I)

tertanggal 28 Maret 2008 serta penerbitan Sertipikat

Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari atas nama PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada (Tergugat Intervensi I) nyata-

Halaman 141 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

nyata telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, serta bertentangan dengan "prinsip-prinsip umum

pemerintahan yang baik";---------

Berdasarkan alasan -alasan di atas sepatutnya bila

dalil Posita Gugatan Nomor 11 Penggugat harus

dinyatakan ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak

dapat diterima;----------------------------------------

Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas ,

Tergugat Intervensi I mohon pada Majelis hakim agar

memutus perkara ini dengan Amar sebagai berikut :

1. DALAM EKSEPSI

Mengabulkan Eksepsi Tergugat Intervensi I secara

keseluruhan;---------------------------------------------

2. DALAM PENUNDAAN

Menolak permohonan penundaan yang diajukan Penggugat

untuk seluruhnya;---------------------------------------

III. DALAM POKOK PERKARA

- Menolak Gugatan Penggugat untuk keseluruhan;------

- Menghukum Penggugat membayar biaya yang timbul

dalam perkara ini;---------------------------------

Mohon Putusan yang seadil-adilnya;--------------------

Halaman 142 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bahwa terhadap Jawaban Tergugat I, Tergugat II,

Penggugat telah mengajukan Repliknya tertanggal 28 Juni

2012 sebagaimana terlampir dalam berkas yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam putusan ini; ----------

Bahwa terhadap Jawaban Tergugat Intervensi I, Penggugat

telah mengajukan Repliknya tertanggal 5 Juli 2012

sebagaimana terlampir dalam berkas yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dalam putusan ini; -----------------

Bahwa terhadap Replik Penggugat tersebut, Tergugat I ,

Tergugat II telah mengajukan Duplik tertanggal 19 Juli 2012

dan Tergugat Intervensi I tertanggal 16 Juli 2012

sebagaimana terlampir dalam berkas perkara yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam putusan ini; ----------

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya

Penggugat telah mengajukan alat bukti surat berupa fotokopi

surat yang telah dicocokkan dengan aslinya kecuali bukti-

bukti yang tidak ada aslinya, yang telah dilegalisir dan

bermeterai cukup, bukti-bukti tersebut diberi tanda P-1

sampai dengan P-42 sebagai berikut: -----------------------

Halaman 143 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bukti P-1 :Akta Keputusan Para Pemegang Saham PT.

Wirakarya Sakti Nomor 51 tanggal 15 September

2008 (sesuai dengan aslinya);------------------

Bukti P-2 :Keputusan Menteri Hukum dan HAM R.I. Nomor :

AHU-93630.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 4

Desember 2008 tentang Persetujuan Akta

Perubahan Anggaran Dasar Perseroan (sesuai

dengan aslinya);-------------------------------

Bukti P-3 :Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham

PT. Wirakarya Sakti Nomor 03 tanggal 29

November 2011 (sesuai dengan aslinya);---------

Bukti P-4 :Surat Direktur Jendral Adaministrasi Hukum Umum

Kementrian Hukum dan HAM R.I. Nomor AHU-

AH.01.10-40805 tanggal 14 Desember 2011 Perihal

: Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data

Perseroan PT. Wirakarya Sakti (sesuai dengan

aslinya);--------------------------------------

Bukti P-5 :Daftar Bukti Penggugat intervensi tertanggal 16

Februari 2011 ( Terjadi clerical error dimana

seharusnya tertulis tahun 2012) (sesuai dengan

aslinya);--------------------------------------

Bukti P-6 :Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 744/Kpts-

II/1996 tertanggal 25 November 1996 Perihal :

Halaman 144 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Pemberiahan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman

Industri Atas Areal Hutan seluas +-78.240

( Tujuh Puluh Delapan Ribu Dua Ratus Empat

Puluh) Hektar di Propinsi Daerah Tk.I Jambi

kepada PT. Wirakarya Sakti (sesuai dengan

aslinya);--------------------------------------

Bukti P-7 :Surat menteri Kehutanan RI Nomor 1198/Menhut-

IV/1997 tanggal 07 Oktober 1997 perihal :

Penambahan areal HTI PT. Wirakarya Sakti di

Propinsi Jambi (sesuai dengan aslinya);--------

Bukti P-8 :Surat Ricky Group/PT. Ricky Kurniawan Kerta

Persada Nomor : Istimewa Tertanggal 1 Agustus

1997 (sesuai dengan fotokopi);-----------------

Bukti P-9 : Berita Acara peninjauan lapangan lapangan

lokasi PT Wirakarya Sakti ( Sesuai surat

Menteri Kehutanan Nomor 1198/Menhut-IV/1997

tanggal 07 Oktober 1997) Kecamatan Maro Sebo

dan Kumpeh Kabupaten Batang Hari Propinsi Jambi

tertanggal 10 juli 1999 (sesuai dengan

aslinya);--------------------------------------

Bukti P-10 :Laporan Hasil Peninjauan Lapangan calon areal

pembangaunan hutan tanaman industri PT

Halaman 145 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Wirakarya Sakti tertanggal juli 1999(sesuai

dengan aslinya);-------------------------------

Bukti P-11 :Surat Gubernur Jambi Nomor 525/5792/IV/bapedda

tanggal 06 September 1999 perihal rekomendasi

alih fungsi areal yang berstatus kawasan

budidaya pertanian/non pertanian seluas +/-

4.243 Ha (sesuai dengan fotokopi );------------

Bukti P-12 : Akta Perjanjian Penyerahan Lahan / Penglihan

Areal / Lahan Nomor 24 tanggal 11 Oktober 1999

(sesuai dengan aslinya);-----------------------

Bukti P-13 :Akta Perjanjian Pembayaran Nomor25 tanggal 11

Oktober 1999 (sesuai dengan aslinya);----------

Bukti P-14 :Akta Pernyataan Nomor 45 tanggal 14 Desember

1999 (sesuai dengan aslinya);------------------

Bukti P-15 :Akta Perjanjian Penyerahan Lahan / Pengalihan

Areal / Lahan Nomor 22 tanggal 11 Oktober 1999

(sesuai dengan aslinya);-----------------------

Bukti P-16 :Akta Perjanjian Pembayaran Nomor 23 tanggal 11

Oktober 1999 (sesuai dengan aslinya);----------

Bukti P-17 :Akta Pernyataan Nomor 44 tanggal 14 Desember

1999 (sesuai dengan aslinya);------------------

Halaman 146 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bukti P-18 :Akta Perjanjian Penyerahan Lahan / Penglihan

Areal / Lahan Nomor 26 tanggal 11 Oktober 1999

(sesuai dengan aslinya);-----------------------

Bukti P-19 :Akta Perjanjian Pembayaran Nomor 27 tanggal 11

Oktober 1999 (sesuai dengan aslinya);----------

Bukti P-20 :Akta Pernyataan Nomor 46 tanggal 14 Desember

1999 (sesuai dengan aslinya);------------------

Bukti P-21 :Berita Acara Uji Petik Pengukuran dan Penataan

Batas Ijin Lokasi PT. Ricky Mas Jaya, PT Ricky

Mas Rizkiputra dan PT Ricky Kurniawan

Kertapersada tertanggal 30 November 1999

(sesuai dengan aslinya) ;----------------------

Bukti P-22 :Surat Gubernur Jambi Nomor : 520/7841/IV/Bapeda

tanggal 03 Desember 1999 perihal : Rekomendasi

alih fungsi kawasan budidaya pertanian / non

Pertanian seluas +- 6.985 Ha (sesuai dengan

aslinya);--------------------------------------

Bukti P-23 :Kwitansi Pembayaran PT Wirakarya Sakti Kepada

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada Rp.

187.500.000,- (sesuai dengan aslinya );--------

Bukti P-24 :Kwitansi Pembayaran PT Wirakarya Sakti Kepada

PT Ricky Mas Rizkiputra Rp. 106.875.000,-

(sesuai aslinya);------------------------------

Halaman 147 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bukti P-25 :Kwitansi Pembayaran PT Wirakarya Sakti Kepada

PT Ricki Mas Jaya Rp. 520.781.250,- (sesuai

dengan aslinya);-------------------------------

Bukti P-26 :Surat PT Ricky Kurniawan Kertapersada Nomor

05/Ricky/ 01-2001 tanggal 11 Januari 2001

Perihal : Mohon Penyelesaian Tahap Akhir

(sesuai dengan fotokopi );---------------------

Bukti P-26 :Surat PT Wirakarya Sakti Nomor 001/2001 tanggal

15 januari 2001 perihal : Penyelesaian

Pembayaran Tahap Akhir (sesuai dengan aslinya);

Bukti P-28 :Bukti Transfer Bank BII Tanggal 18 Februari

2002 (sesuai dengan fotokopi);-----------------

Bukti P-29 :Surat Gubernur Jambi Nomor

522.11/0943/Dinhut/04 tanggal 9 Maret 2004

perihal : Permohonan Alih Fungsi Kawasan Hutan

oleh PT. Wirakarya Sakti (sesuai dengan salinan

yang sah);-------------------------------------

Bukti P-30 :Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :

SK.277/Menhut-II/2004 tanggal 02 Agustus 2004

perihal penunjukan areal penggunaan lain seluas

+- 6.710 (Enam Ribu Tujuh Ratus Sepuluh) Hektar

yang terletak di dearah Kabupaten Muaro Jambi

dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur – Propinsi

Halaman 148 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Jambi menjadi kawasan Hutangan dengan Fungsi

Hutan Produksi Tetap (sesuai dengan aslinya); --

Bukti P-31 :Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :

SK-346/Menhut-II/2004 tanggal 10 september 2004

perihal : Perubahan ketiga atas keputusan

menteri kehutanan nomor 744/KPTS-II/1996

Tanggal 25 Nopember 1996 tentang pemberian hak

pengusahaan Hutan Tanaman Industri atas areal

hutan seluas +- 78.240 (Tujuh Puluh Delapan

Ribu Dua Ratus Empat Puluh) Hektar di Propinsi

Jambi kepada PT. Wirakarya Sakti (sesuai dengan

aslinya);--------------------------------------

Bukti P-32 :Surat Perintah Ijin Pembayaran Iuran Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Tanaman Nomor :

S.713/VI-BIKPHH/2004 tanggal 22 September 2004

(sesuai dengan aslinya);-----------------------

Bukti P-33 :Apliksi Transfer Bank BII tanggal 23 September

2004 (sesuai dengan aslinya); -----------------

Bukti P-34 :Surat Kepala Badan Pertanahan Nasional Propinsi

Jambi Nomor 540.1-2035 tanggal 5 Desember 1997

perihal : Penambahan Areal HTI PT. WKS di

propinsi Jambi ( sesuai dengan fotokopi );----

Halaman 149 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bukti P-35 :Surat Bupati Batanghari Nomor 522/435/Bappeda

tanggal 7 Oktober 1998, perihal : Penambahan

Areal HTI PT. WKS di Propinsi Jambi ( sesuai

dengan fotokopi );----------------------------

Bukti P-36 :Peta Lokasi I ” Penggunaan tanah Penambahan

Areal Hutan Tanaman Industri PT. WKS ” ( sesuai

dengan aslinya);-------------------------------

Bukti P-37 :Peta Lokasi II ” Kemampuan Tanah dan Rute

Batas Luar Kawasan hutan penambahan Areal Hutan

Tanaman Industri PT. Wirakarya Sakti ”( sesuai

dengan aslinya );------------------------------

Bukti P-38 :Surat Bupati Batanghari Nomor 520/079/Bappeda

tanggal 21 Februari 2000 perihal : Mohon

Peninjauan Alih Fungsi Kawasan Budidaya

Pertanian ( sesuai dengan fotokopi ) ;---------

Bukti P-39 :Surat Kusumanegara & Partners Nomor :

0346/KP.ES/09.12/282 tanggal 13 September 2012

perihal : Permohonan Overlay Peta ( sesuai

dengan aslinya );------------------------------

Bukti P-40 :Surat Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Nomor 993/UN21.4/DT/2012 perihal : Peta Hasil

Overlay( sesuai dengan aslinya );--------------

Halaman 150 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bukti P-41 :kliping Berita Harian KOMPAS edisi Jum’at

tanggal 20 April 2012 berjudul ” Kerusakan

Hutan Terabaikan ” (sesuai dengan aslinya);---

Bukti P-42 :Kliping Berita Harian KOMPAS edisi Selasa

tanggal 17 April 2012 berjudul ” Alih Fungsi

Hutan lahirkan Konflik” (sesuai dengan

aslinya);--------------------------------------

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil jawabannya,

Tergugat I telah mengajukan alat bukti surat berupa

fotokopi surat yang telah dicocokkan dengan aslinya kecuali

bukti-bukti yang tidak ada aslinya, yang telah dilegalisir

dan bermeterai cukup, bukti-bukti tersebut diberi tanda

T.I-1 sampai dengan T.I-12 sebagai berikut: ---------------

Bukti T.I-1 : Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor : 01 Tahun

2002 tanggal 08 Agustus 2002 tentang

Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada di Kecamatan Kumpeh

dan Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi

(sesuai dengan aslinya);---------------------

Bukti T.I-2 : Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor : 280

Tahun 2002 tanggal 08 Agustus 2002 tentang

Izin Lokasi untuk Keperluan Pembanguanan

Halaman 151 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Perkebunan Kelapa Sawit PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada (sesuai dengan fotokopi);-------

Bukti T.I-3 : Keputusan Gubernur Jambi Nomor : 154 tahun

2002 tentang Pembentukan Komisi Penilai Amdal

Propinsi Jambi (sesuai dengan fotokopi);-----

Bukti T.I-4 : Permohonan Izin Usaha Perkebunan Kelapa Sawit

atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada di

Desa Puding desa Mekar Sari Kecamatan Kumpeh

(sesuai dengan fotokopi);--------------------

Bukti T.I-5 : Akte Pendirian Perseroan Terbatas PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada (sesuai dengan

fotokopi);-----------------------------------

Bukti T.I-6 : NPWP PT. Ricky Kurniawan Kertapersada (sesuai

dengan fotokopi);----------------------------

Bukti T.I-7 : Rekomendasi IUP Perubahan Luasan Tanaman

Kelapa Sawit dan Kemiri (sesuai dengan

fotokopi);-----------------------------------

Bukti T.I-8 : Peta Calon Lokasi (sesuai dengan fotokopi);-

Bukti T.I-9 : Putusan Pidana Nomor : 102/PID.B/2011/PN.JBI

(sesuai dengan fotokopi);--------------------

Bukti T.I-10 : Gugatan Intervensi PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada (sesuai dengan fotokopi);-------

Halaman 152 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bukti T.I-11 : Relas Pemberitahuan Pernyataan Banding kepada

turut Tergugat V atas perkara perdata Nomor

80/PDT.G/2011/PN,Jbi.(sesuai dengan aslinya);

Bukti T.I-12 : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12

Tahun 2007 tanggal 25 September 2007 tentang

Tata Laksana Penyusunan Dokumen Pengelolaan

dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL )

(sesuai dengan fotokopi);--------------------

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil jawabannya Tergugat

II telah mengajukan alat bukti surat berupa fotokopi surat

yang telah dicocokkan dengan aslinya kecuali bukti-bukti

yang tidak ada aslinya, yang telah dilegalisir dan

bermeterai cukup, bukti-bukti tersebut diberi tanda T.II-1

sampai dengan T.II-45 sebagai berikut: -------------------

Bukti T.II-1 : Fotokopi Permohonan Hak Guna Usaha PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada tanggal 15 Mei 1997

(sesuai dengan aslinya);--------------------

Bukti T.II-2 : Fotokopi akta Pendirian Badan Hukum PT.

Ricky Kurniawan tanggal 19 September 1996

Nomor 23 dari pengesahan badan hukum Menteri

Hukum dan Perundang – undangan R.I Nomor :

Halaman 153 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

C-9857 HT.01.01 tahun 2000 tanggal 08 Mei

2000. (sesuai dengan fotokopi);-------------

Bukti T.II-3 : Fotokopi Izin Usaha Perkebunan dari Bupati

Muaro Jambi dengan Keputusan Nomor 01 Tahun

2002 tanggal 08 Agustus 2002 (sesuai dengan

fotokopi);----------------------------------

Bukti T.II-4 : Fotokopi Izin Lokasi dari Bupati Kabupaten

Muaro Jambi dengan Surat Keputusan Nomor 28

tahun 2002 tanggal 20 Juni 2002 (sesuai

dengan fotokopi);---------------------------

Bukti T.II-5 : Fotokopi surat keterangan Penguasaan/

peruntukan dari Bupati Muaro Jambi tanggal

10 Mei 2006 Nomor 500/344/Eko (sesuai dengan

fotokopi);----------------------------------

Bukti T.II-6 : Fotokopi Perjanjian Kerja sama antara PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada dengan KUD Bina

Usaha NomorSPK/429/RKK/XII/06 tanggal 05

Desember 2006 (sesuai dengan fotokopi);-----

Bukti T.II-7 : Fotokopi risalah pertimbangan Teknis

Penatagunaan Tanah Bidang Pengaturan dari

Penataaan Pertanahan kantor wilayah BPN

Propinsi Jambi Nomor 02/VII-2007 tanggal 09

Juli 2007(sesuai dengan aslinya);-----------

Halaman 154 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bukti T.II-8 : Fotokopi Risalah Pemeriksaan Tanah B Nomor

47/ RSL/HGU/2007. (sesuai dengan aslinya);--

Bukti T.II-9 : a. Fotokopi Proyek proposal (sesuai dengan

fotokopi);-----------------------------

b. Fotokopi Nomor Wajib Pajak (NPWP)

(sesuai dengan fotokopi);--------------

c. Fotokopi Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

(sesuai dengan fotokopi);--------------

d. Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan

(sesuai dengan fotokopi);--------------

e. Fotokopi Penyampaian SPPT PBB tahun

2006(sesuai dengan fotokopi);----------

f. Fotokopi Surat Reverensi Bank (sesuai

dengan fotokopi);----------------------

Bukti T.II-10: Fotokopi Rekomendasi Teknis Kesesuaian Lahan

dari kantor perkebunan kabupaten muaro jambi

tanggal 23 Juli 2007(sesuai dengan

fotokopi);----------------------------------

Bukti T.II-11: Fotokopi surat keterangan tanggal 06 Januari

2007 (sesuai dengan aslinya);---------------

Bukti T.II-12: Fotokopi Surat Keputusan HGU Nomor 28-HGU-

BPN-RI-2008 (sesuai dengan aslinya);--------

Halaman 155 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bukti T.II-13: Fotokopi Buku Tanah HGU Nomor42 Tahun 2008

(sesuai dengan aslinya);--------------------

Bukti T.II-14: Fotokopi Jawaban Gugatan Intervensi dan

Gugatan Balik ( Rekonvensi, Tanggal 21

Desember 2011 (sesuai dengan aslinya);------

Bukti T.II-15: Fotokopi Surat Permohonan HGB PT.Ricky

Kurniawan Kertaperada 17 September 2007.

(sesuai dengan fotokopi);-------------------

Bukti T.II-16:Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Lapangan

oleh Anggota Panitia Pemeriksaan Tanah A

tanggal 29 November 2007. (sesuai dengan

aslinya);-----------------------------------

Bukti T.II-17:Fotokopi Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah A

Nomor 05/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 November

2007. (sesuai dengan aslinya);--------------

Bukti T.II-18: Fotokopi Surat Ukur Nomor 02/Menkersari/2007

tangal 12 November 2007 Luas 39.934M2.

(sesuai dengan aslinya);--------------------

Bukti T.II-19: Fotokopi Surat Keputusan Kepala Kantor

Wilayah Badan Pertanahan Nasioanl Propinsi

Jambi Nomor 18-550.2-06-2007 tanggal 19

Desember 2007. (sesuai dengan aslinya);-----

Halaman 156 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bukti T.II-20: Fotokopi Buku Tanah HGB Nomor : 05 an. PT

RICKY KURNIAWAN KERTA PERSADA, Desa

Mekarsari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro

Jambi tanggal 28 Maret 2008 Luas 39.934 M2

(sesuai dengan aslinya);--------------------

Bukti T.II-21: Fotokopi Surat Permohonan HGB PT. Ricky

Kurniawan Kertaperada 17 September 2007

(sesuai dengan aslinya);--------------------

Bukti T.II-22: Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Lapangan

oleh Anggota Panitia Pemeriksaan Tanah A

tanggal 29 Nopember 2007. (sesuai dengan

aslinya);-----------------------------------

Bukti T.II-23: Fotokopi Risalah Panitia Pem,eriksaan Tanah

A Nomor22/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 November

2007. (sesuai dengan aslinya);--------------

Bukti T.II-24: Fotokopi Surat Ukur Nomor :

05/Mekersari/2007 tanggal 12 Nopember 2007.

Luas 83.537 M2 (sesuai dengan aslinya);-----

Bukti T.II-25: Fotokopi Surat Keputusan Kepala Kantor

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi

Jambi Nomor22-550.2-06-2007 tanggal 27

Desember 2007 (sesuai dengan aslinya);------

Halaman 157 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bukti T.II-26: Fotokopi Buku Tanah HGB Nomor : 01 An. PT.

Ricky Kurniawan Kertaparsada, Desa Mekar

Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi

Luas 83.537 M2. (sesuai dengan aslinya);- ---

Bukti T.II-27: Fotokopi Surat Permohonan HGB PT. Ricky

Kurniawan Kertaparsada 17 September 2007.

(sesuai dengan aslinya);--------------------

Bukti T.II-28: Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Lapangan

oleh anggota Panitia Pemeriksaan Tanah A

tanggal 29 November 2007. (sesuai dengan

aslinya);-----------------------------------

Bukti T.II-29: Fotokopi Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah A

Nomor21/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 November

2007. (sesuai dengan aslinya);--------------

Bukti T.II-30: Fotokopi Surat Ukur Nomor :

04/Mekersari/2007 tanggal 22 Nopember 2007.

Luas 149.215 M2 (sesuai dengan aslinya);- -

Bukti T.II-31: Fotokopi Surat Keputusan Kepala Kantor

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi

Jambi Nomor20-550.2-06-2007 tanggal 27

Desember 2007 (sesuai dengan aslinya);------

Bukti T.II-32: Fotokopi Buku Tanah HGB Nomor : 04 An. PT.

Ricky Kurniawan Kertaparsada, Desa Mekar

Halaman 158 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi

Luas 149.215 M2. (sesuai dengan aslinya);- --

Bukti T.II-33: Fotokopi Surat Permohonan HGB PT. Ricky

Kurniawan Kertaparsada 17 September 2007.

(sesuai dengan aslinya);--------------------

Bukti T.II-34: Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Lapangan

oleh anggota Panitia Pemeriksaan Tanah A

tanggal 29 November 2007. (sesuai dengan

aslinya);-----------------------------------

Bukti T.II-35: Fotokopi Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah A

Nomor06/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 November

2007. (sesuai dengan aslinya);--------------

Bukti T.II-36: Fotokopi Surat Ukur Nomor :

03/Mekersari/2007 tanggal 12 Nopember 2007.

Luas 30.243 M2 (sesuai dengan aslinya);-----

Bukti T.II-37: Fotokopi Surat Keputusan Kepala Kantor

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi

Jambi Nomor23-550.2-06-2007 tanggal 27

Desember 2007 (sesuai dengan aslinya);------

Bukti T.II-38: Fotokopi Buku Tanah HGB Nomor : 02 An. PT.

Ricky Kurniawan Kertaparsada, Desa Mekar

Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi

Luas 149.215 M2. (sesuai dengan aslinya);- --

Halaman 159 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bukti T.II-39: Fotokopi Surat Permohonan HGB PT. Ricky

Kurniawan Kertaparsada 17 September 2007.

(sesuai dengan Fotokopi);-------------------

Bukti T.II-40: Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Lapangan

oleh anggota Panitia Pemeriksaan Tanah A

tanggal 29 November 2007. (sesuai dengan

aslinya);-----------------------------------

Bukti T.II-41: Fotokopi Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah A

Nomor04/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 November

2007. (sesuai dengan aslinya);--------------

Bukti T.II-42: Fotokopi Surat Ukur Nomor :

01/Mekersari/2007 tanggal 12 Nopember 2007.

Luas 29.111 M2 (sesuai dengan aslinya);-----

Bukti T.II-43: Fotokopi Surat Keputusan Kepala Kantor

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi

Jambi Nomor21-550.2-06-2007 tanggal 27

Desember 2007 (sesuai dengan aslinya);------

Bukti T.II-44: Fotokopi Buku Tanah HGB Nomor : 03 An. PT.

Ricky Kurniawan Kertaparsada, Desa Mekar

Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi

Luas 29.111 M2. (sesuai dengan aslinya);- ---

Bukti T.II-45: Fotokopi Keputusan Bupati Kepala Daerah

Tingkat II (sesuai dengan fotokopi);--------

Halaman 160 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil jawabannya Tergugat

Intervensi I telah mengajukan alat bukti surat berupa

fotokopi surat yang telah dicocokkan dengan aslinya kecuali

bukti-bukti yang tidak ada aslinya, yang telah dilegalisir

dan bermeterai cukup, bukti-bukti tersebut diberi tanda

T.Intv.1-1 sampai dengan T.Intv.1-21 sebagai berikut:-----

Bukti T.Intv.1-1 :Salinan Akta Pendirian PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada Nomor23.tanggal

30 September 1996 (sesuai dengan

aslinya);-------------------------------

Bukti T.Intv.1-2 :SK Menteri Hukum dan Perundang-undangan

NomorC 9857 HT.01.01Th.2000 tetang

Pengesahan Akta Pendirian PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada (sesuai dengan

aslinya);-------------------------------

Bukti T.Intv.1-3 :Salinan Akta Jual Beli Seluruh Saham PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada Nomor20,

tanggal 15 Agustus 2002 (sesuai dengan

aslinya);-------------------------------

Bukti T.Intv.1-4 :Surat dari Dirjen AHU Departemen

Kehakiman dan HAM NomorC-UM.02.01.2154,

tanggal 18 September 2002 tentang

Halaman 161 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Penerimaan Pemberitahuan Perubahan

Pemegang Saham dan Direksi/Komisaris

PT.RKK (sesuai dengan aslinya);---------

Bukti T.Intv.1-5 :Salinan Akta Berita Acara PT.RKK

Nomor119, tanggal 28 Juli 2008 (sesuai

dengan aslinya;-------------------------

Bukti T.Intv.1-6 :Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor

AHU-56086.AH,01.02. Tahun 2008 tentang

Persetujuan Akta Perubahan Anggaran

Dasar Perseroan PT.RKK (sesuai dengan

aslinya);-------------------------------

Bukti T.Intv.1-7 :Salinan Akta Berita Acara Rapat PT.RKK

Nomor35 tanggal 12 Mei 2011 (sesuai

dengan aslinya);------------------------

Bukti T.Intv.1-8 :Surat dari Dirjen AHU Departemen

Kehakiman dan HAM tentang Penerimaan

Pemberitahuan perubahan data PT.RKK

(sesuai dengan aslinya);----------------

Bukti T.Intv.1-9 :Salinan Putusan Mahkamah Konsitusi

Nomor45/PUU-IX/2011, tanggal 21 Februari

2012 (sesuai dengan fotokopi);----------

Halaman 162 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bukti T.Intv.1-10 :Salinan Putusan Mahkamah Konsitusi

Nomor34/PUU-IX/2011, tanggal 16 Juli

2012 (sesuai dengan fotokopi);----------

Bukti T.Intv.1-11 :Putusan PTUN Samarinda 18/G/2011/PTUN-

SMD tanggal 02 November 2011 (sesuai

dengan fotokopi);-----------------------

Bukti T.Intv.1-12 :Salinan Putusan Perdata nomor

80/Pdt.G/2011/PN-JBI (sesuai dengan

aslinya);-------------------------------

Bukti T.Intv.1-13 :Risalah Pemberitahuan Pernyataan

Permohonan Banding Perkara Nomor

80/Pdt.G/2011/PN.JBI, tgl 11 Juli 2012

(sesuai dengan aslinya);----------------

Bukti T.Intv.1-14 :Salinan Putusan Pidana Nomor

102/Pid.B/2011/PN-JBI. (sesuai dengan

aslinya);-------------------------------

Bukti T.Intv.1-15 :Jawaban Gugatan Intervensi dan

Rekonpensi PT.WKS ( Penggugat) dalam

Perkara perdata Nomor80/Pdt.G/2012/

PN.Jbi tertanggal 21 Desember 2011.

(sesuai dengan aslinya);----------------

Bukti T.Intv.1-16 :SK. Kepala Kantor Pertanahan Kab. Batang

Hari Nomor96/BPN/XII/1996 tanggal 06

Halaman 163 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Desember 1996 tentang izin lokasi PT.RKK

(sesuai dengan aslinya);----------------

Bukti T.Intv.1-17 :SK. Kepala Kantor Pertanahan Kab. Batang

Hari Nomor35, Tanggal 29 Desember 1997

tentang Perpanjangan Izin Lokasi (sesuai

dengan aslinya);------------------------

Bukti T.Intv.1-18 :Perjanjian kerja sama antara PT.RKK

dengan KUD Bina Usaha

NomorSPK/429/RKK/XII/06, tanggal 26-12-

2006 (sesuai dengan fotokopi)-----------

Bukti T.Intv.1-19 :Perjanjian kerja sama antara PT.RKK

dengan KUD Wira Usaha

NomorSPK/433/RKK/XII/06, tanggal 26-12-

2006 (sesuai dengan fotokopi);----------

Bukti T.Intv.1-20 :Perjanjian kerja sama antara PT.RKK

dengan KUD Fajar Pagi

NomorSPK/430/RKK/XII/06, tanggal 15-12-

2006 (sesuai dengan fotokopi);----------

Bukti T.Intv.1-21 :Gugatan Perkara Nomor 51/Pdt.G/2012/PN-

JBI.(sesuai dengan aslinya);------------

Bahwa Penggugat di dalam persidangan telah

mengajukan 2 (dua) orang saksi yang hadir di persidangan

Halaman 164 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bernama Ngadianto dan Ir. Zulfani Festi, M.M., dan telah

bersumpah menurut agamanya masing-masing menerangkan hal-

hal yang selengkapnya termuat dalam berita acara

persidangan pada pokoknya sebagai berikut: --------------

Saksi NGADIANTO, Kewarganegaraan Indonesia, Agama

Islam, Pekerjaan Pelaksana UPTD-BIPHUT Dinas Kehutanan

Propinsi Jambi, Umur 52 Tahun ; -----------------------

- Bahwa saksi bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di

UPTD-BIPHUT Dinas Kehutanan Propinsi Jambi; ----------

- Bahwa pada tahun 1999 saksi terlibat dalam Tim Survey

yang dibentuk oleh BAPEDA Propinsi Jambi yang bertugas

melakukan studi kelayakan terhadap pencadangan kawasan

hutan kepada PT Wirakarya Sakti; ---------------------

- Bahwa Tim Survey tersebut melakukan 2 (dua) kali rapat

yang dihadiri oleh anggota-anggota Tim perwakilan dari

Kanwil BPN, Kanwil Kehutanan Propinsi, UPTD, Pihak

Perusahaan dan dari Dinas PU, satu kali rapat di

BAPEDA sebelum survey dilakukan, satu kali di Kanwil

BPN setelah survey dilakukan; ------------------------

- Bahwa survey lapangan dilakukan pada tanggal 10 Juli

1999 terhadap lahan seluas 3.000 Ha.; ----------------

Halaman 165 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

- Bahwa lokasi yang disurvey saat itu merupakan cadangan

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada namun izin lokasinya

sudah habis masa berlakunya sejak 29 Desember 1998; --

- Bahwa dari 3.000 Ha areal yang disurvey tersebut

diketahui bahwa 200 Ha ditanami kemiri oleh PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada dan 270 Ha digunakan untuk

aktifitas lain, dibulatkan menjadi 1.000 Ha. ---------

- Bahwa areal seluas 2.000 Ha. sisanya tidak ditanami,

tidak ada apapun dan lahannya masih lahan gambut; ----

- Bahwa dari 3.000 Ha. yang dimohonkan, Tim Survey

merekomendasikan 2.000 Ha yang dialihfungsikan menjadi

kawasan hutan; ---------------------------------------

- Bahwa setelah melakukan survey, Tim mengadakan rapat

di Kanwil BPN Propinsi Jambi; ------------------------

- Bahwa saat rapat Tim tidak dibahas mengenai persoalan

hukum maupun hak-hak keperdataan yang berkaitan dengan

areal tersebut; --------------------------------------

Saksi Ir. Zulfani Festi, M.M., kewarganegaraan

Indonesia, pekerjaan Kepala Seksi Pemanfaatan Hutan Tanaman

Wilayah I di Kementerian Kehutanan Jakarta, agama

Islam,jenis kelamin Wanita; -------------------------------

Halaman 166 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

- Bahwa saksi adalah Pegawai Negeri Sipil di Kementrian

Kehutanan dan menduduki jabatan Kepala Seksi

Pemanfaatan Hutan Tanaman Industri Wilayah I yang

meliputi Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara; -----

- Bahwa saksi mengetahui Surat keputusan Menteri

Kehutanan Nomor 1198/Menhut-IV/1997 tanggal 07 Oktober

1997 perihal : Penambahan areal HTI PT. Wirakarya

Sakti di Propinsi Jambi; -----------------------------

- Bahwa areal yang dimaksud dalam surat Menteri

Kehutanan tersebut juga meliputi areal PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada; ------------------------------

- Saat PT. Wirakarya Sakti mengajukan permohonan izin

IUPHHK-HTI saksi tidak terlibat; ---------------------

- Bahwa saksi mengetahui permasalahan dalam sengketa ini

dikarenakan dokumen yang berkaitan berada di ruangan

saksi; -----------------------------------------------

- Bahwa sejak tahun 2004 peta kawasan hutan yang

berkaitan dengan sengketa ini tidak berubah sampai

sekarang; --------------------------------------------

Bahwa Penggugat di dalam persidangan telah mengajukan

2 (dua) orang ahli yang hadir di persidangan bernama Prof.

Dr. NURHASAN ISMAIL, S.H., M.Si. dan Prof. DR. PHILIPUS M.

HADJON, S,H. Keduanya telah bersumpah menurut agamanya

Halaman 167 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

masing-masing memberikan pendapat yang selengkapnya termuat

dalam berita acara persidangan pada pokoknya sebagai

berikut: --------------------------------------------------

Ahli Prof. Dr. NURHASAN ISMAIL, S.H., M.Si., jenis

kelamin Laki-Laki, kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan

Dosen Universitas NIP. 19550614 198211 1 , Jabatan Guru

Besar Universitas Gajah Mada Yogayakarta, agama Islam;-----

- Bahwa ahli adalah Guru Besar Hukum Agraria pada

Universitas Gajah Mada Yogyakarta; -------------------

- Bahwa HPHTI dapat diberikan pada kawasan bukan hutan

apabila kawasan tersebut ditetapkan menjadi kawasan

hutan oleh Menteri Kehutanan, dahulu melalui

rekomendasi Gubernur, sekarang melalui rekomendasi

Bupati/Walikota; -------------------------------------

- Bahwa di atas areal yang sama dapat diterbitkan izin

lokasi dan izin pencadangan kawasan hutan secara

bersama-sama dikarenakan keduanya lahir dari bidang

hukum yang berbeda, bidang pertanahan dan bidang

kehutanan namun memiliki fungsi yang sama yaitu sama-

sama menunjuk areal dan menjadi dasar untuk melakukan

tindakan perolehan hak atas tanah, apabila pemegang

izinnya berbeda, maka dapat dilakukan kompromi; ------

Halaman 168 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

- Izin lokasi merupakan dasar untuk melakukan tindakan

perolehan hak atas tanah; ----------------------------

- Bahwa izin lokasi hanya bisa diperpanjang 1 (satu)

kali, tidak boleh diperpanjang 2 (dua) kali, yang

boleh adalah diterbitkan izin lokasi baru; -----------

- Bahwa izin lokasi tidak dapat dialihkan; -------------

- Bahwa penguasaan fisik dan hak ekonomis yang timbul

dari izin lokasi dapat dialihkan; --------------------

- Bahwa pengalihan penguasaan fisik dan hak ekonomis

atas tanah dalam izin lokasi didasarkan pada asas

hukum die normative kraft des factischen, apa yang dilakukan

berulang-ulang menjadi norma yang mengikat;

- Bahwa perjanjian pengalihan penguasaan fisik dan hak

ekonomis atas tanah yang disebutkan dalam izin lokasi

masih berada dalam rezim hukum perdata bukan hukum

pertanahan dikarenakan hak atas tanahnya sendiri belum

timbul; ----------------------------------------------

- Bahwa sertipikat hak atas tanah tidak dapat

diterbitkan di kawasan hutan. Jika akan diterbitkan

sertipikat, maka kawasan tersebut sebelumnya harus

dilepaskan dari kawasan hutan, jika tidak maka

sertipikatnya cacat hukum; ---------------------------

Halaman 169 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

- Bahwa permasalahan menyangkut pertanahan sering

terjadi karena adanya ego sektoral masing-masing

kementerian maupun instansi pemerintahan, untuk itu

sepanjang menyangkut tanah sebaiknya kewenangannya

diberikan kepada BPN dan BPN ditingkatkan menjadi

kementerian; -----------------------------------------

Ahli Prof. DR. PHILIPUS M.HADJON,S,H., kewarganegaraan

Indonesia, pekerjaan Dosen / Guru Besar pada Universitas

Airlangga, umur 67 Tahun, jenis kelamin Laki-laki, agama

Khatolik, beralamat di Jl. Kendangsari blok P Nomor 29 B,

Surabaya Jawa Timur; --------------------------------------

- Bahwa ahli adalah Guru Besar Hukum Administrasi Negara

pada Universitas Airlangga Surabaya; -----------------

- Bahwa keputusan tata usaha negara yang bersifat

konstitutif adalah keputusan yang melahirkan hak yang

sebelumnya tidak ada, jika tidak ada keputusan

tersebut maka haknya tidak lahir; --------------------

- Bahwa Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan adalah

keputusan yang bersifat konstitutif karena hak atas

tanahnya lahir oleh keputusan tata usaha negara; -----

- Dalam hal keputusan tata usaha negara yang bersifat

konstitutif, maka tidak dimungkinkan adanya sengketa

keperdataan menyangkut hak atas tanah, karena hak atas

Halaman 170 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

tanahnya timbul melalui keputusan tata usaha negara

tersebut; --------------------------------------------

- Bahwa tenggang waktu mengajukan gugatan di peradilan

tata usaha negara adalah 90 (sembilan puluh) hari

sebagaimana diatur dalam Pasal 55 Undang-undang

Peradilan Tata Usaha Negara; -------------------------

- Bahwa bagi pihak yang dituju langsung oleh keputusan

tata usaha negara tenggang waktunya sejak diterimanya

keputusan tersebut, sedangkan bagi pihak ketiga yang

tidak dituju secara langsung tenggang waktunya

dihitung secara kasuistis sejak merasa kepentingannya

dirugikan dan sejak mengetahui keputusan tersebut

sebagaimana diatur dalam SEMA Nomor 2 Tahun 1991;-----

- Bahwa apabila seseorang mengetahui adanya sebuah

keputusan dalam jawab-jinawab dan baru melihat dan

mempelajari keputusan tersebut saat pembuktian

sehingga yang bersangkutan merasa dirugikan, maka

tenggang waktu menggugatnya dihitung sejak pembuktian;

- Bahwa permohonan sita jaminan terhadap sertipikat-

sertipikat yang sekedar dikutip nomornya dari jawab-

jinawab tanpa mengetahui dan melihat sertipikatnya

tidak dapat dijadikan dasar untuk menyatakan seseorang

sudah mengetahui sertipikat-sertipikat tersebut,

Halaman 171 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

penilaiannya secara kasuistis dan menjadi kewenangan

hakim untuk menilainya; ------------------------------

- Bahwa yang dimaksud dengan asas praesumptio iustae causa

adalah asas praduga sah yaitu setiap keputusan tata

usaha negara harus dianggap sah sampai ada pembatalan

kecuali keputusan tersebut nyata-nyata diterbitkan

oleh yang tidak memiliki kewenangan sama sekali;

----------------------------------------------

- Bahwa apabila ada salah satu cacat yuridis yang

meliputi cacat kewenangan, cacat prosedur dan cacat

substansi, maka sebuah keputusan tata usaha negara

dapat dibatalkan atau vernietig bar; -----------------

- Bahwa pencadangan kawasan hutan sebelumnya harus

melalui rekomendasi Gubernur, setelah otonomi daerah

kewenangan rekomendasi itu diberikan kepada

bupati/walikota sehingga sifat kewenangannya bukan

kewenangan asli bupati/walikota melainkan kewenangan

pusat; -----------------------------------------------

- AMDAL dalam hal izin usaha perkebunan merupakan

prasyarat yang harus dipenuhi, bukan merupakan

diskresi; --------------------------------------------

- AMDAL tidak dapat diterbitkan setelah terbitnya

keputusan izin usaha perkebunan; ---------------------

Halaman 172 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

- Apabila kabupaten/kota belum mampu menerbitkan

persetujuan dokumen AMDAL, maka kewenangannya

diserahkan ke propinsi; ------------------------------

- Bahwa apabila dokumen AMDAL yang merupakan prasyarat

permohonan izin usaha perkebunan justru dimasukkan

kedalam diktum keputusan izin usaha perkebunan, maka

tindakan tersebut merupakan penyelundupan hukum dan

melanggar asas larangan bertindak sewenang-wenang; ---

- Bahwa apabila ada keputusan tata usaha negara

berkaitan lahan seluas 10.000 Ha jika terbukti

bertumpang tindih dengan lahan seluas 2.000 Ha. bila

dikaitkan dengan substansinya, maka yang 2.000 Ha saja

yang dibatalkan; -------------------------------------

- Bahwa putusan Mahkamah Konstitusi Nomor45/PUU-IX/2011,

tanggal 21 Februari 2012 dan Nomor34/PUU-IX/2011,

tanggal 16 Juli 2012 berlaku sejak diucapkan dan tidak

berlaku surut sehingga kawasan hutan yang sebelumnya

telah ditunjuk oleh Menteri Kehutanan tetap berlaku; -

- Bahwa izin usaha perkebunan tidak termasuk dalam

kategori keputusan einmalig; -------------------------

- Bahwa sebuah keputusan tata usaha negara diuji secara

ex-tunc yaitu berdasarkan kondisi keputusan tata usaha

negara itu terbit; -----------------------------------

Halaman 173 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bahwa Tergugat I dan Tergugat II tidak mengajukan

saksi maupun ahli dalam persidangan;-----------------------

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya selain

mengajukan alat bukti surat, pihak Tergugat Intervensi I

telah mengajukan 1 (satu) orang saksi bernama REFIANDY,S.H.

yang hadir di persidangan dan telah bersumpah menurut

agamanya menerangkan hal-hal yang selengkapnya termuat

dalam berita acara persidangan pada pokoknya sebagai

berikut: --------------------------------------------------

Saksi REFIANDY, S.H., Kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan

PNS, umur 42 Tahun, bertempat tinggal di jl. R.SK.

Syahbuddin Lrg. Anantakupa RT. 22, Kel. Mayang Mangurai

Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi; ---------------------------

- Bahwa saksi adalah Pegawai Negeri Sipil yang menduduki

jabatan Kepala Seksi AMDAL Kantor Lingkungan Hidup

Kabupaten Muaro Jambi; -------------------------------

- Bahwa pada tahun 2002 perangkat Lingkungan Hidup di

Kabupaten Muaro Jambi belum siap untuk melakukan

kajian atas permohonan persetujuan dokumen AMDAL; ----

- Bahwa oleh karena Kabupaten Muaro Jambi belum siap,

maka pengurusan dokumen AMDAL diserahkan ke tingkat

Propinsi; --------------------------------------------

Halaman 174 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

- Bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 12 tahun 2007 dan Nomor 14 Tahun 2010, ada

disnpensasi bagi perusahaan yang beroperasi namun

tidak memiliki dokumen AMDAL; ------------------------

- Bahwa PT Ricky Kurniawan Kertapersada telah memiliki

AMDAL sejak September 2005 yang diterbitkan oleh

Komisi AMDAL Propinsi; -------------------------------

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya

selain mengajukan alat bukti surat, pihak Tergugat

Intervensi I telah mengajukan 2 (dua) orang ahli, masing-

masing bernama Prof. Dr. MUJIYONO WIRYOTINOYO, M.Pd. dan

DR. FIRMAN MUNTAQO,S.H., M.Hum. yang hadir di persidangan

dan telah bersumpah menurut agamanya memberikan pendapat

hal-hal yang selengkapnya termuat dalam berita acara

persidangan pada pokoknya sebagai berikut:-----------------

Ahli Prof. Dr. MUJIYONO WIRYOTINOYO, M.Pd. pekerjaan

Dosen Universitas Jambi, Kewarganegaraan Indonesia,

bertempat tinggal di Jelutung kota Jambi. -----------------

- Bahwa ahli adalah Guru Besar Pragmatik pada

Universitas Jambi; ----------------------------------

- Bahwa makna dalam studi bahasa terdiri dari dua

macam, makna semantik dan makna pragmatik. Makna

semantik adalah makna yang diperoleh dari struktur

Halaman 175 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bahasa itu sendiri, yang terdiri dari makna leksikal

atau makna dari kata-katanya dan makna gramatikal

atau makna yang lahir dari struktur yang muncul

melalui proses gramatikal. Sementara makna pragmatik

yaitu makna yang tersirat. Makna pragmatik diperoleh

secara implisit melalui penafsiran terhadap kalimat

dalam kaitannya dengan situasi ujar tertentu,

perbedaan situasi ujar mengakibatkan perbedaan makna

pragmatiknya; ---------------------------------------

- Bahwa gugatan Penggugat rekonvensi yang juga memohon

sita jaminan terhadap sertipikat-sertipikat secara

implisit merupakan indikator bahwa Penggugat

Rekonvensi sudah mengetahui sertipikat-sertipikat

tersebut; -------------------------------------------

- Bahwa apabila misalnya seorang menuntut uang paksa

sebesar 50 juta/hari, secara implisit dapat

ditafsirkan bahwa yang bersangkutan sudah merasa

dirugikan;-------------------------------------------

- Bahwa unsur merasa kepentingannya dirugikan oleh

keputusan tata usaha negara dan mengetahui keputusan

tersebut sebagaimana dimaksud dalam SEMA Nomor 2

Tahun 1991 bersifat kumulatif; ----------------------

- Bahwa mengetahui ada level-level dan intensitasnya; -

Halaman 176 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

- Bahwa surat keputusan terdiri dari komponen judul,

konsiderans menimbang, mengingat dan memutuskan serta

pejabat yang menerbitkan keputusan tersebut; --------

- Bahwa untuk mengajukan gugatan, dibutuhkan pengetahun

siapa subjek yang menerbitkan keputusan tersebut,

bila belum diketahui siapa yang menerbitkankan dan

siapa yang akan digugat, maka yang berangkutan sudah

mengetahui namun pengetahuannya tersebut belum

mencukupi untuk mengajukan gugatan; -----------------

- Bahwa jika seseorang belum mengetahui letak sebuah

sertipikat, maka orang tersebut belum merasa

dirugikan; ------------------------------------------

- Bahwa tujuan diajukannya sita jaminan dalam butir 11

gugatan Rekonvensi adalah agar lahan 2.000 Ha tidak

dialihkan; ------------------------------------------

- Bahwa tujuan diajukannya sita jaminan dalam butir 12

gugatan rekonvensi adalah untuk menjamin

dibayarkannya kerugian Penggugat Rekonvensi; --------

Ahli DR. FIRMAN MUNTAQO, S.H., M.Hum., pekerjaan Dosen

Universitas Sriwijaya, Kewarganegaraan Indonesia, umur 49

Tahun, bertempat tinggal di jalan Talang Gading Nomor 30

RT. 06/RW.02 Kelurahan Kalidoni Kecamatan Kalidoni

Palembang;-------------------------------------------------

Halaman 177 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

- Bahwa ahli adalah Doktor di bidang hukum agraria pada

Universitas Sriwijaya; ------------------------------

- Bahwa dalam hukum agraria dikenal asas animus yaitu

asas yang memberikan perlindungan bagi pihak yang

benar-benar mau mengusahakan tanah; -----------------

- Bahwa dalam persepsi hukum adat, legal standing harus

sama, apabila legal standing tidak sama maka tidak bisa

menggugat; -------------------------------------

- Dalam perkara ini Penggugat tidak memiliki legal

standing karena legal standingnya tidak sejajar dan

melanggar RTRW kabupaten/kota; ----------------------

- Bahwa izin lokasi tidak memberikan hak, tetapi

merupakan izin untuk melakukan tindakan mendapatkan

hak atas tanah; -------------------------------------

- Izin lokasi melekat pada pihak yang menerima,

sehingga harus diusahakan sendiri oleh penerima izin

lokasinya; ------------------------------------------

- Izin lokasi tidak dapat dialihkan, jika dialihkan

kepada pihak lain maka pengalihan izin lokasi

tersebut batal demi hukum; --------------------------

- Bahwa pemanfaatan tanah dalam izin lokasi tidak dapat

dialihkan, tetapi dapat dilakukan kerjasama; --------

Halaman 178 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

- Bahwa Pengalihan menjadi kawasan hutan diperbolehkan

setidak-tidaknya jika ada rekomendasi dan perubahan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota; ---

- Bahwa menunjuk sebuah kawasan menjadi kawasan hutan

tanpa merubah RTRW kabupaten/kota merupakan

intervensi hukum; -----------------------------------

- Bahwa pemanfaatan tanah tidak boleh menggangu tata

ruang daerah; ---------------------------------------

- Bahwa Propinsi bukan merupakan daerah otonom, daerah

otonom yang memiliki hak mengurus rumah tangganya

sendiri adalah Kabupaten/Kota; ----------------------

- Bahwa berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi

Nomor45/PUU-IX/2011, tanggal 21 Februari 2012 dan

Nomor34/PUU-IX/2011, tanggal 16 Juli 2012 melarang

Menteri Kehutanan melakukan penunjukan dan penetapan

suatu areal menjadi kawasan hutan dengan mengabaikan

hak-hak atas tanah yang ada di wilayah tersebut; ----

Bahwa pihak Penggugat, Tergugat I dan Tergugat

Intervensi I telah mengajukan kesimpulannya masing-masing

tertanggal 08 November 2012, sedangkan Tergugat II

menyampaikan kesimpulannya secara lisan yang intinya tetap

pada dalil-dalil jawabannya sebagaimana terlampir dalam

Halaman 179 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

berkas perkara yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dalam putusan ini;-----------------------------------------

Bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam

persidangan dianggap telah termuat dalam putusan ini;------

Bahwa para pihak masing-masing menerangkan tidak ada

lagi yang akan diajukan dan disampaikan serta selanjutnya

mohon putusan;---------------------------------------------

Bahwa Majelis Hakim menganggap pemeriksaan perkara

ini telah cukup dan akhirnya mengambil putusan berdasarkan

pertimbangan seperti terurai dalam pertimbangan hukum di

bawah ini;-------------------------------------------------

----------- TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM -----------

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat pada pokoknya

adalah sebagaimana diuraikan dalam duduk perkara tersebut

di atas;---------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan

gugatannya tertanggal 02 Mei 2012 yang telah didaftarkan di

Halaman 180 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi pada

tanggal 02 Mei 2012 dan dicatat dalam register perkara

dengan Nomor 18/G/2012/PTUN.JBI dan telah diterima

perbaikan gugatannya terakhir pada tanggal 31 Mei 2012 yang

pada pokoknya memohon batal atau tidak sah keputusan tata

usaha negara:----------------------------------------------

1. Surat Keputusan Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 8

Agustus 2002 yang diterbitkan oleh Tergugat I Bupati

Muaro Jambi tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada Di Kecamatan Kumpeh

dan Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun

2002. Selanjutnya disebut sebagai objek sengketa I;---

2. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 5/Mekar Sari/2007

tanggal 22 Nopember 2007 seluas 83.537 M2, yang

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi. Selanjutnya disebut sebagai

objek sengketa II;------------------------------------

3. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 3/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2, yang

Halaman 181 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi. Selanjutnya disebut sebagai

objek sengketa III;-----------------------------------

4. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 1/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 29.111 M2, yang

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi. Selanjutnya disebut sebagai

objek sengketa IV;------------------------------------

5. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 4/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 149.215 M2, yang

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi. Selanjutnya disebut sebagai

objek sengketa V;-------------------------------------

6. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 2/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 39.934 M2, yang

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Halaman 182 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Kabupaten Muaro Jambi. Selanjutnya disebut sebagai

objek sengketa VI;------------------------------------

7. Sertifikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Oktober 2008 dengan Surat Ukur Nomor 12/Muaro

Jambi/2008 tanggal 8 Oktober 2008 seluas 682,2 Hektar,

yang diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi. Selanjutnya disebut

sebagai objek sengketa VII;---------------------------

Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan di dalam

pokok perkara, Majelis Hakim terlebih dahulu akan

mempertimbangkan di dalam eksepsi sebagai berikut:---------

DALAM EKSEPSI

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut

Tergugat I telah mengajukan eksepsi sebagaimana termuat

dalam jawabannya tertanggal 21 Juni 2012 yang pada pokoknya

sebagai berikut:-------------------------------------------

1. Eksepsi Tentang Tenggang Waktu;--------------------------

Bahwa Penggugat sudah mengetahui keputusan objek sengketa

a quo terhitung sejak tanggal 2 Nopember 2011 atau

setidak-tidaknya pada tanggal 21 Desember 2011. Hal

tersebut didasarkan adanya gugatan intervensi yang

Halaman 183 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

diajukan oleh PT. Ricky Kurniawan Kertapersada terhadap

PT. Wirakarya Sakti dalam perkara Nomor

80/Pdt.Interven/2011/PN.JBI, dimana dalam dalil

gugatannya Point 6 bagian d, PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada telah mendalilkan dalam gugatannya bahwa

dalam menjalankan usaha sebagai Perusahaan Perkebunan PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada telah memilki ijin usaha

perkebunan dari Bupati Muaro Jambi dengan Keputusan

Bupati Muaro Jambi Nomor 01 Tahun 2002 tanggal 8 Agustus

2002;----------------------------------------------------

2. Penggugat tidak memiliki kepentingan;--------------------

Bahwa Unsur kepentingan yang dijadikan dasar oleh

Penggugat untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata

Usaha Negara dilakukan berdasarkan kepentingan yang masih

memiliki cacat hukum, sehingga legal standing Penggugat

dalam perkara ini tidak memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara yang telah dirubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata

Usaha Negara;--------------------------------------------

Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Tergugat I

tersebut, Penggugat telah mengajukan bantahan yang termuat

Halaman 184 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

dalam Repliknya tertanggal 28 Juni 2012 yang pada pokoknya

membantah eksepsi-eksepsi Tergugat I dan tetap pada dalil-

dalil gugatannya;------------------------------------------

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat,

Tergugat II telah mengajukan eksepsi sebagaimana termuat

dalam jawabannya tertanggal 21 Juni 2012 yang pada pokoknya

adalah sebagai berikut:------------------------------------

1. Bahwa gugatan ini kurang pihak;--------------------------

Bahwa gugatan Penggugat kurang pihak, di mana Menteri

Kehutanan selaku pihak yang memberikan IUPHHK-HTI kepada

Penggugat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor 346/Menhut/II/2004 tanggal 10 September 2004, tidak

diikutsertakan sebagai pihak dalam gugatan ini, padahal

secara hukum Penggugat merasa dirugikan;-----------------

2. Eksepsi Tentang Tenggang Waktu;--------------------------

Bahwa pada dasarnya Penggugat telah mengetahui penerbitan

Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari tertanggal

28 Oktober 2008 dengan Surat Ukur Nomor 12/Muaro

Jambi/2008 tanggal 8 Oktober 2008 dan Hak Guna Bangunan

Nomor 1, 2, 3, 4, dan 5/Desa Mekar Sari, Kecamatan

Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 21 Desember

2011 dan 20 Januari 2012. Dimana hal tersebut terbukti

waktu Penggugat menyampaikan jawaban Gugatan Intervensi

Halaman 185 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

dan Duplik Tergugat Intervensi I dalam perkara perdata

Nomor 80/Pdt.G/2011/PN.JBI, sedangkan gugatan ini

diajukan Penggugat pada tanggal 02 Mei 2012;-------------

Menimbang, bahwa terhadap eksepsi-eksepsi Tergugat

II tersebut, Penggugat telah mengajukan bantahan yang

termuat dalam Repliknya tertanggal 28 Juni 2012 yang pada

pokoknya membantah eksepsi-eksepsi Tergugat II dan tetap

pada dalil-dalil gugatannya;-------------------------------

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat

tersebut, Tegugat Intervensi I telah pula mengajukan

jawabannya tertanggal 28 Juni 2012 yang pada pokoknya

adalah sebagai berikut:------------------------------------

1. Kompetensi absolut;--------------------------------------

Bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi tidak berwenang

mengadili Perkara ini karena pokok sengketa dalam perkara

ini masih terdapat sengketa keperdataan berupa belum

selesainya prestasi Penggugat kepada Maskur Anang selaku

Promotor Perusahaan dan sebagai pemilik saham-saham

Tergugat Intervensi I sebelumnya;------------------------

2. Eksepsi Gugatan Penggugat telah lewat waktu;-------------

Bahwa senyatanya Penggugat telah mengetahui objek

sengketa sejak tahun 2003 karena setidaknya Penggugat

Halaman 186 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

telah membuat dua kali laporan ke kepolisian berkaitan

dengan perkara ini;--------------------------------------

Bahwa alasan Penggugat yang mendalilkan baru mengetahui

adanya Keputusan Tergugat I dan Keputusan Tergugat II

pada saat setelah PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

(Tergugat Intervensi I) mengajukan bukti-buktinya dalam

persidangan perkara perdata Nomor 80/Pdt.G/2011/PN.JBI di

Pengadilan Negeri Jambi pada tanggal 17 Februari 2012

adalah suatu kebohongan dan merupakan dalil yang

menyesatkan karena secara fakta Penggugat telah melakukan

permohonan sita jaminan tertanggal 21 Desember 2011 atas

objek sengketa;------------------------------------------

3. Eksepsi tentang Legal standing Penggugat;----------------

Bahwa Unsur kepentingan yang dijadikan dasar oleh

Penggugat untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata

Usaha Negara dilakukan berdasarkan kepentingan yang masih

memiliki cacat hukum, sehingga legal standing Penggugat

dalam perkara ini tidak memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara yang telah dirubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua

atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara;---------------------------------------

Halaman 187 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

4. Eksepsi gugatan tidak memenuhi syarat kumulasi gugatan;--

Bahwa didudukannya 2 (dua) Badan atau Pejabat Tata Usaha

Negara yang mengeluarkan produk hukum berbeda ke dalam

satu gugatan adalah hal yang tidak dibenarkan dalam hukum

acara Pengadilan Tata Usaha Negara kecuali secara kasus

per kasus dapat terjadi, yaitu hanya apabila ada 2 (dua)

keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh 2 (dua)

Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berbeda tetapi

permasalahan hukum yang ditimbulkan saling berkaitan satu

sama lain;-----------------------------------------------

5. Eksepsi Gugatan Penggugat Kurang Pihak;------------------

Bahwa Penggugat tidak mengikutsertakan Kepala Badan

Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan Kepala Kantor

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jambi sebagai

pihak dalam gugatannya, karena pada dasarnya Kepala

Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi hanya penerima

hak dari Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia dan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan

Nasional Propinsi Jambi sebagai pemegang kewenangan

atributif untuk membukukan dan menerbitkan objek sengketa

II, objek sengketa III, objek sengketa IV, objek sengketa

V, objek sengketa VI dan objek sengketa VII berdasarkan

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan

Halaman 188 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Nasional Nomor 3 Tahun 1999 tanggal 9 Februari 1999

tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Dan Pembatalan

Keeputusan Pemberian Hak Atas tanah Negara;--------------

6. Eksepsi Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel);---------

Bahwa di dalam gugatannya Penggugat tidak menyebutkan

titik koordinat masing-masing letak tumpang tindihnya

lahan yang dipunyai Penggugat dengan batas-batas titik

koordinat lahan Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan

kepunyaan Tergugat Intervensi I yang pada akhirnya

Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat Intervensi I sangat

sulit untuk memahami pada bagian manakah lahan yang

tumpang tindih tersebut, sehingga berdasarkan hal

tersebut gugatan Penggugat menjadi kabur (Obscuur

Libel);--------------------------------------------------

Menimbang, bahwa terhadap eksepsi-eksepsi Tergugat

Intervensi I tersebut, Penggugat telah mengajukan bantahan

yang termuat dalam Repliknya tertanggal 05 Juli 2012 yang

pada pokoknya membantah eksepsi-eksepsi Tergugat Intervensi

I dan tetap pada dalil-dalil gugatannya;-------------------

Menimbang, bahwa setelah mencermati eksepsi-eksepsi

Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat Intervensi I Majelis

Hakim berpendapat bahwa eksepsi-eksepsi tersebut dapat

dikelompokkan sebagai berikut:-----------------------------

Halaman 189 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

1. Eksepsi tentang kompetensi absolut peradilan tata usaha

negara yang diajukan oleh Tergugat Intervensi I;---------

2. Eksepsi tentang tenggang waktu mengajukan gugatan yang

diajukan oleh Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat

Intervensi I;--------------------------------------------

3. Eksepsi tentang legal standingPenggugat untuk mengajukan

gugatanyang diajukan oleh Tergugat I dan Tergugat

Intervensi I;--------------------------------------------

4. Eksepsi tentang gugatan Penggugat kurang pihak yang

diajukan oleh Tergugat II dan Tergugat Intervensi I;-----

5. Eksepsi tentang gugatan tidak memenuhi syarat kumulasi

gugatan yang diajukan oleh Tergugat Intervensi I;--------

6. Gugatan Penggugat kabur yang diajukan oleh Tergugat

Intervensi I;--------------------------------------------

Menimbang, bahwa terhadap eksepsi-esksepsi tersebut,

Majelis Hakim akan mempertimbangkan sebagai berikut:-------

Menimbang, bahwa terlebih dahulu Majelis Hakim akan

mempertimbangkan eksepsi tentang kompetensi absolut

Peradilan Tata Usaha Negara yang diajukan oleh Tergugat

Intervensi I, sebagai berikut:-----------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 24 ayat (2)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,

Majelis Hakim berpendapat bahwa kewenangan masing-masing Halaman 190 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

peradilan di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia telah

dibagi-bagi berdasarkan empat lingkungan peradilan yang

masing-masing memiliki kewenangan mengadili yang berbeda

satu dengan lainnya;---------------------------------------

Menimbang, bahwa pengujian hukum (juridische toetsing)

yang dilakukan oleh Peradilan Tata Usaha Negara adalah

bersifat administratif, yakni tentang sah atau tidaknya

penerbitan Keputusan Tata Usaha Negara ditinjau dari aspek

kewenangan, prosedur, maupun substansinya dalam bidang

hukum administrasi; berbeda dengan pengujian yang dilakukan

di Peradilan Umum yang melakukan pengujian di bidang hukum

keperdataan terhadap pihak manakah yang sesungguhnya

mempunyai hak atas sebuah benda in casu tanah yang disebutkan

dalam keputusan-keputusan objek sengketa;--

Menimbang, bahwa oleh karena substansi pengujian

hukum di peradilan tata usaha negara berbeda dengan

pengujian hukum di peradilan umum dalam sengketa

keperdataan, maka masing-masing memiliki batasan objek

sengketa yang berbeda pula: apabila di peradilan umum tanah

diperiksa sebagai obyek sengketa dan sertipikat diperiksa

sebagai bagian pembuktian alas hak, maka obyek sengketa di

peradilan tata usaha negara adalah sertipikat, sementara

tanah diperiksa sebagai satuan data fisik di dalam objek

Halaman 191 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

sengketa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; demikian

pula halnya apabila di peradilan umum kepemilikan hak atas

tanah diuji sebagai bagian pembuktian alas hak, maka di

peradilan tata usaha negara kepemilikan diuji sebagai

satuan data yuridis di dalam objek sengketa;---------------

Menimbang, bahwa oleh karena baik peradilan tata

usaha negara maupun peradilan umum masing-masing memiliki

kompetensi absolut yang berbeda maupun pengujian yang

dilakukan terletak pada ranah hukum yang berbeda, sehingga

tidak relevan menyamakan persoalan hukum antara keduanya,

tidak pula relevan menyatakan bahwa pemeriksaan sengketa

tata usaha negara baru dapat dilakukan setelah

diselesaikannya pemeriksaan sengketa keperdataannya;-------

Menimbang, bahwa sebagai salah satu lingkungan

peradilan di bawah Mahkamah Agung kewenangan peradilan tata

usaha negara diatur dalam Pasal 47 Undang-undang Nomor 5

Tahun 1986 yang menyebutkan bahwa: “Pengadilan bertugas dan

berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha

Negara”;----------------------------------------

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan sengketa tata

usaha negara berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10 Undang-

undang Nomor 51 Tahun 2009 adalah: “Sengketa Tata Usaha Negara Halaman 192 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha Negara antara orang

atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara,

baik di pusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata

usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku”;--------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena ketentuan Pasal 47 jo.

Pasal 1 angka 10 tersebut menyatakan bahwa kewenangan

absolut peradilan tata usaha negara adalah memeriksa

sengketa tata usaha negara, maka selanjutnya Majelis Hakim

akan mempertimbangkan apakah sengketa a quo merupakan

sengketa tata usaha negara ataukah sengketa keperdataan

mengenai perselisihan hak atas tanah dan belum selesainya

prestasi Penggugat kepada Maskur Anang selaku Promotor

Perusahaan dan sebagai Pemilik Saham-Saham Tergugat

Intervensi I sebelumnya sebagaimana tertuang dalam Akta

Nomor 24 tanggal 11 Oktober 1999 tentang Perjanjian

Pengalihan Lahan dan Akta Nomor 25 tanggal 11 Oktober 1999

tentang cara Pembayaran Perjanjian Pengalihan Lahan

sebagaimana didalilkan Tergugat Intervensi I di dalam

jawabannya, sebagai berikut;-------------------------------

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati

objek sengketa I yaitu berupa Surat Keputusan Bupati Muaro

Jambi Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus 2002 tentang

Halaman 193 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada Di Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan Maro Sebo

Kabupaten Muaro Jambi, Majelis Hakim berpendapat bahwa

objek sengketa I merupakan keputusan pejabat tata usaha

negara di bidang perizinan, bukan keputusan di bidang

pertanahan atau keperdataan sehingga sengketa yang timbul

di atasnya juga merupakan sengketa di bidang perizinan yang

berada dalam lingkup sengketa tata usaha negara, bukan

sengketa di bidang pertanahan atau keperdataan mengenai

perselisihan hak atas tanah dan belum selesainya prestasi

Penggugat sebagaimana didalilkan oleh Tergugat Intervensi

I, dengan demikian eksepsi Tergugat Intervensi I tentang

kompetensi absolut terhadap objek sengketa I haruslah

dinyatakan ditolak;----------------------------------------

Menimbang, bahwa terhadap objek sengketa II s/d VII,

Majelis Hakim berpendapat bahwa objek sengketa II, III, IV,

V dan VI seluruhnya berupa Sertipikat Hak Guna Bangunan

atas nama Tergugat Intervensi I, kesemuanya diterbitkan

pada tanggal 28 Maret 2008, sementara objek sengketa VII

berupa Sertipikat Hak Guna Usaha atas nama Tergugat

Intervensi I yang diterbitkan pada tanggal 28 Oktober

2008;------------------------------------------------------

Halaman 194 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim meneliti

bukti-bukti surat yang terdiri dari:-----------------------

- Bukti Surat bertanda T II-13 berupa fotokopi Buku Tanah

Hak Guna Usaha Nomor 42 Desa Mekar Sari atas nama

Tergugat Intervensi I tertanggal 28 Oktober 2008;--------

- Bukti Surat bertanda T II-20 berupa fotokopi buku tanah

Hak Guna Bangunan Nomor 5 Desa Mekar Sari atas nama

Tergugat Intervensi I tertanggal 28 Maret 2008;----------

- Bukti Surat bertanda T II-26 berupa fotokopi Buku Tanah

Hak Guna Bangunan Nomor 1 Desa Mekar Sari atas nama

Tergugat Intervensi I tertanggal 28 Maret 2008;----------

- Bukti Surat bertanda T II-32 berupa fotokopi Buku Tanah

Hak Guna Bangunan Nomor 4 Desa Mekar Sari atas nama

Tergugat Intervensi I tertanggal 28 Maret 2008;----------

- Bukti surat bertanda T II-38 berupa fotokopi Buku Tanah

Hak Guna Bangunan Nomor 2 Desa Mekar Sari atas nama

Tergugat Intervensi I tertanggal 28 Maret 2008;----------

- Bukti Surat bertanda T II-44 berupa fotokopi Buku Tanah

Hak Guna Bangunan Nomor 3 Desa Mekar Sari atas nama

Tergugat Intervensi I tertanggal 28 Maret 2008;----------

yang mana seluruh bukti-bukti surat tersebut merupakan Buku

Tanah sebagai sumber penerbitan sertipikat-sertipikat objek

sengketa II s/d objek sengketa VII, dimana seluruh bukti-

Halaman 195 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bukti tersebut pada kolom c) Asal Hak menyebutkan bahwa

haknya berasal dari pemberian hak, in casu pemberian hak guna

usaha atau hak guna bangunan;-------------------------

Menimbang, bahwa pemberian hak guna usaha dan hak

guna bangunan tersebut dikuatkan pula dengan bukti-bukti

surat yang terdiri dari:-----------------------------------

- Bukti Surat bertanda T II-12 berupa fotokopi Surat

Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia Nomor 28-HGU-BPN-RI-2008 tentang Pemberian Hak

Guna Usaha Atas Nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

Atas tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi Jambi

tertanggal 7 Juli 2008;----------------------------------

- Bukti Surat bertanda T II-19 berupa fotokopi Surat

Keputusan kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

Propinsi Jambi Nomor 18-550.2-06-2007 tentang Pemberian

Hak Guna Bangunan Atas Nama PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada Atas tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi

Jambi tertanggal 19 Desember 2007;-----------------------

- Bukti Surat bertanda T II-25 berupa fotokopi Surat

Keputusan kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

Propinsi Jambi Nomor 22-550.2-06-2007 tentang Pemberian

Hak Guna Bangunan Atas Nama PT. Ricky Kurniawan

Halaman 196 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Kertapersada Atas tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi

Jambi tertanggal 27 Desember 2007;-----------------------

- Bukti Surat bertanda T II-31 berupa fotokopi Surat

Keputusan kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

Propinsi Jambi Nomor 20-550.2-06-2007 tentang Pemberian

Hak Guna Bangunan Atas Nama PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada Atas tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi

Jambi tertanggal 27 Desember 2007;-----------------------

- Bukti Surat bertanda T II-37 berupa fotokopi Surat

Keputusan kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

Propinsi Jambi Nomor 23-550.2-06-2007 tentang Pemberian

Hak Guna Bangunan Atas Nama PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada Atas tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi

Jambi tertanggal 27 Desember 2007;-----------------------

- Bukti Surat bertanda T II-43 berupa fotokopi Surat

Keputusan kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

Propinsi Jambi Nomor 21-550.2-06-2007 tentang Pemberian

Hak Guna Bangunan Atas Nama PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada Atas tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi

Jambi tertanggal 27 Desember 2007;-----------------------

seluruh bukti-bukti surat tersebut secara mutatis-mutandis

berisi keputusan tentang pemberian hak guna bangunan atau

hak guna usaha atas tanah negara kepada Tergugat Intervensi

Halaman 197 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

I sebagai awal dari rangkaian keputusan yang kemudian

ditindaklanjuti sampai dengan penerbitan objek sengketa II

s/d objek sengketa VII;------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan penilaian terhadap

bukti-bukti surat T II-13, T II-20, T II-26, T II-32, T II-

38, dan T II-44 yang diperkuat oleh penilain terhadap

bukti-bukti surat T II-12, T II-19, T II-25, T II-31, T II-

37, dan T II-43 Majelis Hakim berpendapat bahwa keputusan-

keputusan objek sengketa merupakan keputusan yang

melahirkan hak baru yang belum ada sebelumnya;-------------

Menimbang, bahwa oleh karena baik hak guna usaha

maupun hak guna bangunan keputusan-keputusan objek sengketa

dilahirkan melalui pemberian hak sebagaimana dibuktikan

dalam surat-surat bukti tersebut di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa hak guna usaha yang dimiliki oleh

Tergugat Intervensi I timbul sejak tanggal 28 Oktober 2008

saat diterbitkannya Sertipikat Hak Guna Usaha objek

sengketa, serta hak-hak guna bangunan yang dimiliki oleh

Tergugat Intervensi I timbul sejak tanggal 28 Maret 2008

saat diterbitkannya sertipikat-sertipikat hak guna bangunan

objek sengketa;--------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena hak guna usaha Tergugat

Intervensi I baru lahir pada tanggal 28 Oktober 2008 dan Halaman 198 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

hak-hak guna bangunan Tergugat Intervensi I baru lahir pada

tanggal 28 Maret 2008, maka dalil Tergugat Intervensi I

yang menyatakan bahwa pokok sengketa dalam perkara a quo

adalah perselisihan hak atas tanah dan belum selesainya

prestasi Penggugat kepada Maskur Anang selaku Promotor

Perusahaan dan sebagai Pemilik Saham-Saham Tergugat

Intervensi I sebelumnya sebagaimana tertuang dalam Akta

Nomor 24 tanggal 11 Oktober 1999 tentang Perjanjian

Pengalihan Lahan dan Akta Nomor 25 tanggal 11 Oktober 1999

tentang cara Pembayaran Perjanjian Pengalihan Lahan adalah

dalil yang tidak dapat dipertahankan menurut hukum,

dikarenakan pada tahun 1999 hak atas tanah yang

diperselisihkan menurut dalil Tergugat Intervensi I

tersebut belumlah lahir dan baru lahir pada tahun 2008,

dengan demikian dalil Tergugat Intervensi I tentang

kompetensi absolut terhadap objek sengketa II s/d objek

sengketa VII haruslah pula dinyatakan ditolak;-------------

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim meneliti

surat gugatan Penggugat dalam perkara a quo, Majelis Hakim

berpendapat bahwa pokok sengketa yang dipermasalahkan

Penggugat adalah apakah Tergugat I dan Tergugat II dalam

menerbitkan objek sengketa I s/d objek sengketa VII telah

melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan

Halaman 199 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

yang berlaku maupun Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik

(AAUPB) dan tidak mempermasalahkan perihal kepemilikan hak

atas tanah;------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena dalil eksepsi Tergugat

Intervensi I tentang kompetensi absolut pengadilan terhadap

objek sengketa I s/d objek sengketa VII dinyatakan ditolak,

dan pokok sengketa yang dipermasalahkan dalam perkara a quo

adalah ada atau tidaknya pelanggaran yang dilakukan

Tergugat I dan Tergugat II dalam menerbitkan keputusan-

keputusan objek sengketa a quo baik pelanggaran terhadap

peraturan perundang-undangan maupun pelanggaran terhadap

Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB), maka Majelis

Hakim berpendapat bahwa sengketa a quo merupakan sengketa

tata usaha negara yang menjadi kewenangan peradilan tata

usaha negara untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan

sengketanya;-----------------------------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan eksepsi tentang tenggang waktu mengajukan

gugatan yang diajukan oleh Tergugat I, Tergugat II dan

Tergugat Intervensi I, sebagai berikut:--------------------

Menimbang, bahwa tenggang waktu mengajukan gugatan

di peradilan tata usaha negara diatur dalam Pasal 55

Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Halaman 200 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Usaha Negara yang

berbunyi:--------------------------------------“gugatan dapat

diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 hari (sembilan puluh hari) terhitung

sejak saat diterimanya atau diumumkan Keputusan Badan atau Pejabat Tata

Usaha

Negara”;---------------------------------------------------

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim meneliti

objek sengketa I s/d Objek sengketa VII, Majelis Hakim

mendapatkan fakta hukum bahwa keseluruhan objek sengketa

diterbitkan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada in

casu Tergugat Intervensi I, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Penggugat adalah pihak yang tidak dituju secara langsung

oleh keputusan-keputusan tata usaha negara objek

sengketa;--------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena pihak Penggugat adalah

pihak yang tidak dituju secara langsung oleh obyek sengketa

a quo, maka tenggang waktu mengajukan gugatan dihitung

secara kasuistis dengan mengikuti kaidah yang tertuang

dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia

Nomor 5.K/TUN/1992 tanggal 21 Januari 1993 jo. Yurisprudensi

Nomor 41.K/TUN/1994 tanggal 10 Nopember 1994 jo.

Yurisprudensi Nomor 270.K/TUN/2001, tanggal 4 Maret 2002,

yang pada pokoknya berbunyi: “..Tenggang waktu pengajuan gugatan

Halaman 201 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bagi mereka yang tidak dituju oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara

dihitung secara kasuistis sejak saat ia merasa kepentingannya dirugikan oleh

Keputusan Tata Usaha Negara dan mengetahui adanya keputusan

itu”;---------

Menimbang, bahwa berdasarkan kaidah hukum yang

tertuang dalam Yurisprudensi -Yurisprudensi Mahkamah Agung

sebagaimana disebutkan di atas, Majelis Hakim berpendapat

bahwa unsur merasa kepentingannya dirugikan oleh keputusan

tata usaha negara dan unsur mengetahui adanya keputusan

tata usaha negara itu merupakan dua unsur yang bersifat

imperatif sehingga keduanya harus terpenuhi dalam rangka

menentukan dimulainya tenggang waktu 90 (sembilan puluh)

hari mengajukan gugatan;-----------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 55

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 yang diperkuat dengan

Yurisprudensi -Yurisprudensi Mahkamah Agung tersebut di

atas, Majelis Hakim selanjutnya akan mempertimbangkan kapan

Penggugat merasa kepentingannya dirugikan dan mengetahui

objek sengketa a quo, apakah pada tahun 2003 dan 2008 saat

Penggugat membuat Laporan Polisi

NomorLP/B-192/IX/2003/Ro.Ops tanggal 05 September 2003 dan

Laporan Polisi Nomor LP/B-049/III/2008/Ro.Ops tgl 17 Maret

2008, ataukah sejak tanggal 02 November saat PT Ricky

Halaman 202 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Kurniawan Kertapersada (in casu Tergugat Intervensi I)

mengajukan gugatan intervensi sebagaimana disebutkan dalam

gugatan intervensinya poin 6 huruf d, ataukah sejak tanggal

21 Desember 2011 saat Penggugat in casu mengajukan jawaban

gugatan intervensi dan gugatan rekonvensi dalam intervensi

pada peradilan perdata, ataukah tanggal 20 Januari 2011

saat Penggugat mengajukan duplik atas gugatan intervensi,

ataukah sejak tanggal 17 Februari 2012 saat pembuktian

surat di Pengadilan Negeri Jambi dalam perkara Nomor

80/Pdt.G/2011/PN.Jbi;--------------------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan masing-masing dalil tersebut dengan

pertimbangan hukum sebagai berikut:------------------------

Menimbang, bahwa terhadap dalil yang menyatakan

bahwa Penggugat telah merasa dirugikan dan mengetahui objek

sengketa I s/d objek sengketa VII saat membuat laporan

polisi pada tahun 2003 dan 2008, Majelis Hakim berpendapat

bahwa tindakan Penggugat membuat laporan polisi tentang

penyerobotan lahan tidak dengan sendirinya mengakibatkan

Penggugat mengetahui seluruh dokumen legalitas yang

mendasari terlapor melakukan tindakan yang didalilkan

sebagai tindakan penyerobotan, meskipun Tergugat Intervensi

I telah menyerahkan semua dokumen legalitasnya kepada

Halaman 203 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Penyidik namun tidak dapat dibuktikan bahwa dokumen

legalitas itu telah diterima atau diketahui Penggugat,

sehingga dengan sendirinya tidak dapat dibuktikan bahwa

Penggugat telah merasa kepentingannya dirugikan dan

mengetahui objek-objek sengketa a quo;---------------------

Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat tidak

menerima pemberitahuan perkembangan hasil Penyidikan dari

pihak kepolisian serta tidak ditemukannya fakta

korespondensi antara Penggugat dan Tergugat Intervensi I

berkaitan dengan objek-objek sengketa a quo, maka Majelis

Hakim berpendapat bahwa Putusan Pengadilan Tata Usaha

Negara Samarinda Nomor: 18/G/2011/PTUN-SMD tanggal 02

November 2011 (vide bukti T.Int-11) secara kasuistis tidak dapat

diterapkan pada perkara a quo, terlebih lagi bahwa saat

Penggugat melakukan laporan ke pihak kepolisian pada

tanggal 05 September 2003 dan tanggal 17 Maret 2008, objek

sengketa II s/d objek sengketa VII belumlah diterbitkan dan

baru diterbitkan masing-masing pada tanggal 28 Maret 2008

dan 28 Oktober 2008;---------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena tidak terbukti

Penggugat telah merasa kepentingannya dirugikan dan

mengetahui objek-objek sengketa a quo saat membuat laporan

polisi Nomor LP/B-192/IX/2003/Ro.Ops tanggal 05 September

Halaman 204 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

2003 dan Laporan Polisi Nomor LP/B-049/III/2008/Ro.Ops tgl

17 Maret 2008, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa tanggal

05 September 2003 dan/atau tanggal 17 Maret 2008 tidak

dapat dijadikan dasar untuk menghitung tenggang waktu 90

hari mengajukan gugatan, dan oleh karenanya dalil eksepsi

tersebut haruslah dinyatakan ditolak;----------------------

Menimbang, bahwa terhadap dalil yang menyatakan

Penggugat telah merasa kepentingannya dirugikan dan

mengetahui objek-objek sengketa a quo sejak tanggal 02

November 2011 saat PT. Ricky Kurniawan Kertapersada in casu

Tergugat Intervensi I mengajukan gugatan intervensi

sebagaimana disebutkan dalam gugatan intervensinya poin 6

huruf d, setelah memeriksa Putusan Pengadilan Negeri Jambi

dalam perkara Nomor 80/Pdt.G/2011/PN.JBI halaman 63 sampai

dengan halaman 85 (vide bukti T.Int-12), Majelis Hakim

berpendapat bahwa disebutkannya objek sengketa I pada poin

6 huruf d (halaman 69-70) merupakan bagian dalil gugatan

intervensi yang ditujukan terhadap Maskur Anang selaku

Tergugat Intervensi I, bukan kepada Penggugat in casu PT.

Wirakarya Sakti selaku Tergugat Intervensi II sehingga

tidak dapat dijadikan dasar untuk membuktikan bahwa

Penggugat merasa kepentingannya dirugikan dan telah

mengetahui objek sengketa I;-------------------------------

Halaman 205 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Menimbang, bahwa oleh karena tidak terbukti

Penggugat merasa kepentingannya dirugikan dan telah

mengetahui objek sengketa I melalui gugatan Intervensi poin

6 huruf d, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa tanggal 02

November 2011 saat diajukannya gugatan intervensi tidak

dapat dijadikan dasar untuk menghitung tenggang waktu 90

hari mengajukan gugatan bagi Penggugat, oleh karenanya

dalil tersebut haruslah dinyatakan ditolak;----------------

Menimbang, bahwa terhadap dalil yang menyatakan

Penggugat merasa kepentingannya dirugikan dan mengetahui

objek-objek sengketa a quo sejak tanggal 21 Desember 2011

saat Penggugat in casu selaku Tergugat Intervensi II

mengajukan jawaban gugatan intervensi dan gugatan

rekonvensi dalam intervensi, Majelis Hakim berpendapat

sebagai berikut:-------------------------------------------

Menimbang, bahwa pada poin 11 dan 12 gugatan

rekonvensinya (vide bukti T.Int-15 dan bukti T.Int-12) Penggugat

Rekonvensi dalam Intervensi (in casu Penggugat) menyatakan

sebagai berikut:--------------------------------

11. bahwa agar gugatan Penggugat Intervensi Rekonvensi

ini tidak menjadi sia-sia (illusoir) dan dikhawatirkan

Tergugat Intervensi I Rekonvensi mengalihkan

lahan/areal yang berasal dari Izin Lokasi Nomor Halaman 206 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

96/BPN/XII/1996 ke pihak lain, mohon agar Majelis

Hakim meletakkan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag)

terhadap lahan/areal seluas ± 2000 Ha. yang berasal

dari izin lokasi Nomor 96/BPN/XII/1996 tanggal 6

Desember 1996 dalam perkara a quo sebagaimana Peta

Lampiran Akta Perjanjian Penyerahan/Pengalihan

Areal/Lahan Nomor 45 tanggal 14 Desember

1999;--------

12. bahwa demikian pula guna menjamin Tergugat

Intervensi I Rekonvensi membayar ganti kerugian

materiil dan immateriil kepada Penggugat Intervensi

Rekonvensi dalam perkara a quo, maka patut kiranya

bilamana Majelis Hakim meletakkan Sita Jaminan

(Consevatoir Beslag) terhadap seluruh aset-aset yang

dimiliki Tergugat Intervensi I Rekonvensi baik

berupa tanah dan/atau bangunan sebagaimana terurai

secara jelas dalam Gugatan Intervensi perkara a quo,

termasuk dan tidak terbatas pada:-------------------

- sebidang tanah Hak Guna Usaha Nomor 44/Puding

tahun 2008 seluas ± 3102 Ha terletak di Desa

Puding, Kecamatan Kumpei, Kabupaten Muaro Jambi;-

- sebidang tanah Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari

tahun 2008 seluas ± 682,2 Ha terletak di Desa

Halaman 207 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Mekar Sari, Kecamatan Kumpei, Kabupaten Muaro

Jambi;-------------------------------------------

- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 1/Puding

Tahun 2008 seluas ± 29.961 Ha terletak di Desa

Puding, Kecamatan Kumpei, Kabupaten Muaro Jambi;-

- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 2/Puding

Tahun 2008 seluas ± 29.994 Ha terletak di Desa

Puding, Kecamatan Kumpei, Kabupaten Muaro Jambi;-

- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 3/Puding

Tahun 2008 seluas ± 29.994 Ha terletak di Desa

Puding, Kecamatan Kumpei, Kabupaten Muaro Jambi;-

- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 4/Puding

Tahun 2008 seluas ± 29.994 Ha terletak di Desa

Puding, Kecamatan Kumpei, Kabupaten Muaro Jambi;-

- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 5/Puding

Tahun 2008 seluas ± 49.865 Ha terletak di Desa

Puding, Kecamatan Kumpei, Kabupaten Muaro Jambi;-

- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar

Sari Tahun 2008 seluas ± 83.537 Ha terletak di

Desa Mekar Sari, Kecamatan Kumpei, Kabupaten

Muaro Jambi;-------------------------------------

- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar

Sari Tahun 2008 seluas ± 30.234 Ha terletak di

Halaman 208 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Desa Mekar Sari, Kecamatan Kumpei, Kabupaten

Muaro Jambi;-------------------------------------

- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar

Sari Tahun 2008 seluas ± 29.111 Ha terletak di

Desa Mekar Sari, Kecamatan Kumpei, Kabupaten

Muaro Jambi;-------------------------------------

- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar

Sari Tahun 2008 seluas ± 29.111 Ha terletak di

Desa Mekar Sari, Kecamatan Kumpei, Kabupaten

Muaro Jambi;-------------------------------------

- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar

Sari Tahun 2008 seluas ± 39.934 Ha terletak di

Desa Mekar Sari, Kecamatan Kumpei, Kabupaten

Muaro Jambi;-------------------------------------

- tanah dan bangunan yang terletak di Jalan S.

Parman Nomor 5 Telanai Pura, Kota Jambi;---------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan apakah permohonan sita jaminan sebagaimana

termuat dalam poin 11 gugatan Penggugat Rekonvensi dalam

Intervensi (in casu Penggugat) tersebut dapat membuktikan

bahwa Penggugat merasa kepentingannya dirugikan oleh

keputusan-keputusan tata usaha negara objek sengketa dan

Halaman 209 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

telah mengetahui keputusan-keputusan tata usaha negara

objek sengketa tersebut ataukah tidak;---------------------

Menimbang, bahwa setelah mencermati permohonan sita

jaminan sebagaimana termuat dalam poin 11 gugatan Penggugat

Rekonvensi dalam Intervensi tersebut, Majelis Hakim

berpendapat bahwa di dalam permohonan sita jaminan tersebut

nyata-nyata tidak disebutkan keputusan-keputusan yang

dijadikan objek sengketa dalam perkara a quo, sehingga

permohonan sita jaminan pada poin 11 tersebut tidak dapat

digunakan sebagai dasar untuk membuktikan bahwa Penggugat

telah mengetahui objek-objek sengketa dalam perkara a quo;-

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim

berpendapat bahwa apabila permohonan sita jaminan pada poin

11 tersebut dikaitkan dengan poin 7, 8 dan 9 gugatan

rekonvensi dalam intervensi tersebut, dapat disimpulkan

bahwa Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi merasa

dirugikan akibat perbuatan Tergugat Rekonvensi dalam

Intervensi (in casu Tergugat Intervensi I) yang menduduki

ataupun menguasai lahan/areal seluas 2000 Ha. yang berasal

dari izin Lokasi Nomor 96/BPN/XII/1996 sehingga agar

gugatan Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi (in casu

Penggugat) tidak menjadi sia-sia dan dikhawatirkan Tergugat

Rekonvensi dalam Intervensi mengalihkan lahan/areal seluas

Halaman 210 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

2000 Ha. tersebut, maka terhadapnya diajukanlah permohonan

sita jaminan;----------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di

atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa kerugian yang menjadi

dasar Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi (in casu

Penggugat) mengajukan permohonan sita jaminan pada poin 11

tersebut bukanlah kerugian yang diakibatkan oleh terbitnya

objek-objek sengketa dalam perkara a quo melainkan kerugian

yang menurut Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi

diakibatkan oleh perbuatan Tergugat Rekonvensi dalam

Intervensi (in casu Tergugat Intervensi I) yang menduduki dan

menguasai lahan/areal tersebut, sehingga tidak dapat

dijadikan sebagai dasar untuk membuktikan bahwa Penggugat

telah memenuhi unsur merasa kepentingannya dirugikan oleh

keputusan-keputusan objek sengketa a quo;------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan

hukum di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa permohonan

sita jaminan pada poin 11 gugatan Penggugat Rekonvensi

dalam Intervensi (in casu Penggugat) tersebut tidak dapat

digunakan sebagai dasar untuk membuktikan bahwa Penggugat

merasa kepentingannya dirugikan oleh keputusan-keputusan

objek sengketa a quo dan telah mengetahui keputusan-

keputusan objek sengketa tersebut;-------------------------

Halaman 211 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan apakah permohonan sita jaminan dalam Poin

12 gugatan Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi (in casu

Penggugat) tersebut dapat membuktikan bahwa Penggugat telah

merasa kepentingannya dirugikan oleh keputusan-keputusan

tata usaha negara objek sengketa dan telah mengetahui

keputusan-keputusan tata usaha negara objek sengketa

tersebut ataukah tidak;------------------------------------

Menimbang, bahwa setelah membaca permohonan sita

jaminan sebagaimana termuat dalam poin 12 gugatan Penggugat

Rekonvensi dalam Intervensi tersebut, Majelis Hakim

menemukan fakta bahwa yang dimohonkan sita jaminan adalah

13 bidang tanah yang terdiri dari sebidang tanah dan

bangunan yang terletak di Jalan S. Parman Nomor 5 Telanai

Pura, Kota Jambi serta tanah yang disebutkan dalam 12 (dua

belas) keputusan termasuk di antaranya 6 keputusan yang

kemudian dijadikan sebagai objek sengketa II s/d objek

sengketa VII sepanjang berkaitan dengan jenis hak, nomor,

tahun terbit, luas dan letaknya tanpa menyebutkan siapa

pihak yang menerbitkan keputusan-keputusan tersebut;-------

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas

selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah

mengetahui jenis hak, nomor, tahun terbit, luas dan letak

Halaman 212 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

sebuah keputusan tanpa mengetahui siapa yang menerbitkan

keputusannya dapat dikualifisir sebagai telah mengetahui

keputusan tata usaha negara sebagai salah satu dasar

dimulainya penghitungan tenggang waktu mengajukan gugatan

sebagaimana dimaksud dalam kaidah Yurisprudensi Mahkamah

Agung Republik Indonesia Nomor 5.K/TUN/1992 tanggal 21

Januari 1993 jo. Yurisprudensi Nomor 41.K/TUN/1994 tanggal

10 Nopember 1994 jo. Yurisprudensi Nomor 270.K/TUN/2001,

tanggal 4 Maret 2002;--------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka

9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua

atas Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara yang menyebutkan bahwa keputusan tata

usaha negara adalah penetapan tertulis yang dikeluarkan

oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi

tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,

individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi

seseorang atau badan hukum perdata;------------------------

Menimbang, bahwa secara mutatis-mutandis berdasarkan

ketentuan Pasal 1 angka 11 dan 12 Undang-Undang Nomor 51

Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor

5 tahun 1986, dapat disimpulkan bahwa gugatan adalah

Halaman 213 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

permohonan yang berisi tuntutan terhadap Tergugat yaitu

badan atau pejabat tata usaha negara yang mengeluarkan

keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang

dilimpahkan kepadanya, dan diajukan ke pengadilan untuk

mendapatkan putusan;---------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian terhadap Pasal 1

angka 9, 11 dan 12 tersebut serta berdasarkan pendapat ahli

Prof. DR. Mujiyono Wiryotinoyo, M.Pd., Majelis Hakim

berpendapat bahwa unsur mengetahui keputusan tata usaha

negara harus mencakup pula pengetahuan mengenai siapa yang

menerbitkan keputusan tata usaha negara tersebut, dan untuk

mengajukan gugatan ke pengadilan setidak-tidaknya harus

terpenuhi unsur siapa yang menggugat, siapa yang digugat,

serta keputusan apa yang digugat;--------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan doktrin hukum yang

dikemukakan oleh Indroharto dalam bukunya: Usaha Memahami

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata

Usaha Negara Buku I tentang Pengertian-Pengertian Dasar

halaman 163 disebutkan bahwa sepanjang sebuah keputusan

telah jelas isinya dan siapa yang menerbitkannya, maka

keputusan tersebut telah dapat disebut keputusan tata usaha

negara;----------------------------------------------------

Halaman 214 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Menimbang, bahwa Prof. DR. Mujiyono Wiryotinoyo

selaku ahli yang didengar pendapatnya di persidangan

menyatakan yang pada pokoknya bahwa komponen surat

keputusan terdiri dari kop surat, komponen menimbang,

mengingat dan memutuskan serta pejabat penerbit surat

keputusan dan untuk mengajukan gugatan harus diketahui

terlebih dahulu penerbit surat keputusan selaku pihak

Tergugat;--------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan

hukum di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa mengetahui

jenis hak, nomor, tahun terbit, luas dan letak sebuah

keputusan tanpa mengetahui siapa pihak yang menerbitkannya

adalah pengetahuan yang belum cukup untuk mengajukan

gugatan sehingga tidak memenuhi unsur mengetahui keputusan

tata usaha negara sebagaimana dimaksud dalam Yurisprudensi

Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 5.K/TUN/1992

tanggal 21 Januari 1993 jo. Yurisprudensi Nomor

41.K/TUN/1994 tanggal 10 Nopember 1994 jo. Yurisprudensi

Nomor 270.K/TUN/2001, tanggal 4 Maret 2002;----------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan apakah permohonan sita jaminan pada poin

12 gugatan Penggugat Rekonvensi Intervensi dapat

membuktikan bahwa Penggugat telah memenuhi unsur merasa

Halaman 215 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

dirugikan oleh keputusan-keputusan tata usaha negara objek

sengketa, sebagai berikut:---------------------------------

Menimbang, bahwa apabila permohonan sita jaminan

pada poin 12 tersebut dikaitkan dengan poin 7, 8, 9, 10 dan

11 gugatan rekonvensi dalam intervensi tersebut, dapat

disimpulkan bahwa Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi

merasa dirugikan akibat perbuatan Tergugat Rekonvensi dalam

Intervensi (in casu Tergugat Intervensi I) yang menduduki

ataupun menguasai lahan/areal seluas 2000 Ha yang berasal

dari izin Lokasi Nomor 96/BPN/XII/1996, sehingga guna

menjamin Tergugat Intervensi I Rekonvensi membayar ganti

kerugian materiil dan immateriil Penggugat Rekonvensi dalam

Intervensi (in casu Penggugat) memohonkan sita jaminan

sebagaimana dimaksud dalam poin 12 gugatan rekonvensi dalam

intervensi tersebut;---------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di

atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa diajukannya

permohonan sita jaminan tersebut bukan karena Penggugat in

casu merasa kepentingannya dirugikan oleh keputusan-

keputusan yang disebutkan dalam permohonan sita jaminan

tersebut, melainkan sebagai upaya untuk menjamin

dibayarkannya ganti kerugian materiil dan immateriil yang

dialami oleh Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi (in casu

Halaman 216 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Penggugat) apabila gugatan rekonvensi dalam intervensinya

dikabulkan, sehingga dengan sendirinya tidak dapat

digunakan sebagai dasar untuk membuktikan bahwa Penggugat

telah memenuhi unsur merasa kepentingannya dirugikan oleh

keputusan tata usaha negara sebagaimana dimaksud oleh

kaidah yang termuat dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung

Republik Indonesia Nomor 5.K/TUN/1992 tanggal 21 Januari

1993 jo. Yurisprudensi Nomor 41.K/TUN/1994 tanggal 10

Nopember 1994 jo. Yurisprudensi Nomor 270.K/TUN/2001,

tanggal 4 Maret 2002;--------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan

hukum terhadap permohonan sita jaminan poin 11 dan 12

gugatan Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi sebagaimana

diuraikan di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa tanggal

21 Desember 2011 saat diajukannya jawaban gugatan

intervensi dan gugatan rekonvensi dalam intervensi yang

memuat kedua permohonan sita jaminan tersebut tidak dapat

dijadikan sebagai dasar penghitungan tenggang waktu 90 hari

(sembilan puluh hari) mengajukan gugatan, sehingga dalil

eksepsi tersebut haruslah dinyatakan ditolak;--------------

Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap dalil yang

menyatakan Penggugat telah merasa kepentingannya dirugikan

oleh keputusan-keputusan objek sengketa a quo dan telah

Halaman 217 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

mengetahui keputusan-keputusan objek sengketa tersebut

sejak tanggal 21 Januari 2012 saat Penggugat in casu selaku

Tergugat Intervensi II/Penggugat Rekonvensi dalam

Intervensi mengajukan dupliknya, Majelis Hakim akan

mempertimbangkan sebagai berikut:--------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat II selaku

pihak yang mendalilkan tidak mengajukan bukti yang

menguatkan dalil eksepsinya, maka segala yang telah

dipertimbangkan di atas berkaitan dengan eksepsi tentang

tenggang waktu sepanjang relevan dengan dalil Tergugat II

tersebut dianggap telah diulang dan menjadi bagian

pertimbangan Majelis Hakim terhadapnya, dan oleh karenanya

Majelis Hakim berpendapat bahwa tanggal 21 Januari 2012

tidak dapat dijadikan sebagai dasar penghitungan tenggang

waktu 90 hari mengajukan gugatan, sehingga dalil eksepsi

tersebut haruslah dinyatakan ditolak;----------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan apakah Penggugat merasa kepentingannya

dirugikan oleh keputusan-keputusan objek sengketa a quo dan

telah mengetahui mengetahui keputusan-keputusan objek

sengketa tersebut sejak tanggal 17 Februari 2012 saat

dilakukan pembuktian di peradilan perdata dengan

pertimbangan sebagai berikut:------------------------------

Halaman 218 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat P-5 yaitu

tentang Daftar Bukti Penggugat Intervensi tertanggal 16

Februari 2011 (terjadi kesalahan ketik, seharusnya

tertanggal 16 Februari 2012) yang diterima Penggugat pada

persidangan tanggal 17 Februari 2012 yang didalamnya nyata-

nyata disebutkan objek sengketa I s/d objek sengketa VII

serta telah pula diperlihatkan dan diperiksa oleh

Penggugat, serta berdasarkan Pengakuan Penggugat bahwa

Penggugat telah merasa dirugikan dan mengetahui objek-objek

sengketa a quo sejak tanggal 17 Februari 2012;-------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat ahli Prof. DR.

Philipus M. Hadjon, S.H., yang menyatakan pendapatnya di

muka persidangan yang pada pokoknya bahwa apabila para

pihak dalam sebuah perkara baru mengetahui keberadaan

sertipikat dalam jawab menjawab tanpa melihat sertipikat

tersebut, sementara pihak ketiga baru melihat dan merasa

kepentingannya dirugikan oleh sertipikat tersebut saat

pembuktian, maka tenggang waktu mengajukan gugatan dihitung

sejak acara pembuktian;------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan

hukum di atas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa tanggal

17 Februari 2012 dapat digunakan sebagai dasar penghitungan

Halaman 219 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

tenggang waktu 90 hari mengajukan gugatan di peradilan tata

usaha negara;----------------------------------------------

Menimbang, bahwa apabila dihitung sejak tanggal 17

Februari 2012 saat Penggugat merasa kepentingannya

dirugikan dan telah mengetahui objek-objek sengketa a quo

sampai dengan tanggal 2 Mei 2012 saat gugatan ini

didaftarkan, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan

diajukan masih dalam tenggang waktu 90 hari mengajukan

gugatan;---------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena dalil-dalil eksepsi

Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat Intervensi I tentang

tenggang waktu 90 hari mengajukan gugatan telah ditolak dan

Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan diajukan masih

dalam tenggang waktu 90 hari mengajukan gugatan, maka

eksepsi Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat Intervensi I

tentang tenggang waktu mengajukan gugatan haruslah

dinyatakan ditolak;----------------------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan eksepsi tentang legal standing Penggugat yang

diajukan oleh Tergugat I dan Tergugat Intervensi I, sebagai

berikut:-------------------------------------------

Halaman 220 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Menimbang, bahwa kepentingan sebagai dasar untuk

mengajukan gugatan diatur dalam pasal 53 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 9 tahun 2004 tentang Perubahan Pertama atas

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata

Usaha Negara yang menyebutkan:-----------------------------

“Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan

oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis

kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata

Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan

atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau

direhabilitasi”;----------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 53 ayat (1)

tersebut dapat dipahami bahwa hak untuk mengajukan gugatan

(persona standi in judicio) di peradilan tata usaha negara

didasarkan pada adanya kepentingan yang dirugikan, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tidak adanya kepentingan

yang dirugikan mengakibatkan tidak adanya hak untuk

mengajukan gugatan sesuai dengan asas point d’interet-point d’action

atau geen processueel belang-geen rechtsingang;---

Menimbang, bahwa dalam sengketa a quo Penggugat

mendalilkan telah memperoleh pencadangan perluasan Hutan

Tanaman Industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor: 1198/Menhut-IV/1997 tanggal 7 Oktober 1997

Halaman 221 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Perihal Penambahan Pencadangan Areal HTI PT. Wirakarya

Sakti di Propinsi Jambi (vide bukti P-7) dan Surat Gubernur

Jambi Nomor: 525/5792/IV/Bappeda tanggal 6 September 1999

perihal: Rekomendasi Alih Fungsi Areal yang Berstatus

Kawasan Budidaya Pertanian/Non Pertanian seluas ± 4.243 Ha

(vide bukti P-11), yang kemudian ditindaklanjuti sampai dengan

terbitnya Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik

Indonesia Nomor: SK.346/Menhut-II/2004 tanggal 10 September

2004 perihal: Perubahan Ketiga atas Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor 744/KPTS-II/1996 tanggal 25 Nopember 1996

tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri

Atas Areal Hutan seluas ± 78.240 (Tujuh Puluh Delapan Ribu

Dua Ratus Empat Puluh) Hektar di Propinsi Jambi Kepada PT.

Wirakarya Sakti (vide: bukti P-31) areal mana berdasarkan bukti

P-40 berupa Surat Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Jambi Nomor 993/UN21.4/DT/2012 perihal: Peta Hasil Overlay

tertanggal 25 September 2012 dapat disimpulkan saling

tumpang tindih dengan tanah yang disebutkan dalam

keputusan-keputusan objek sengketa;-------

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas Majelis

Hakim berpendapat bahwa Penggugat memiliki kepentingan yang

dirugikan akibat diterbitkannya keputusan-keputusan objek

sengketa a quo sebagaimana pula diakui oleh Tergugat I

Halaman 222 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bupati Muaro Jambi dan Tergugat Intervensi I masing-masing

di dalam jawaban dan dupliknya;----------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan dalil Tergugat I yang menyatakan bahwa

kepentingan Penggugat merupakan kepentingan yang masih

memiliki cacat hukum dan masalah keperdatan serta dalil

Tergugat Intervensi I yang menyatakan bahwa kepentingan

Penggugat merupakan kepentingan yang mengandung cacat

hukum, sebagai berikut:------------------------------------

Menimbang, bahwa pada asasnya setiap keputusan tata

usaha negara haruslah dihormati dan dipandang sah sepanjang

belum dicabut atau dinyatakan batal atau tidak sah oleh

putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap

sebagaimana dimaksud oleh asas Praesumptio Iustae Causa, seperti

halnya asas presumption of innocence yang berlaku dalam hukum

pidana seseorang harus dianggap tidak bersalah sampai ada

putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap yang menyatakan

ia bersalah;------------------------------------

Menimbang, bahwa meskipun surat-surat yang dijadikan

sebagai dasar kepentingan Penggugat untuk mengajukan

gugatan didalilkan mengandung cacat hukum dan masalah

keperdataan, namun oleh karena surat-surat yang dijadikan

Penggugat sebagai dasar kepentingan untuk mengajukan

Halaman 223 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

gugatan belum dicabut atau dinyatakan batal atau tidak sah

berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum

tetap, maka terhadapnya berlakulah asas Praesumptio iustae causa

sehingga surat-surat tersebut haruslah dianggap sah

sehingga kepentingan Penggugat dalam sengketa a quo dengan

sendirinya harus pula dianggap sebagai kepentingan yang

tidak mengandung cacat hukum;------------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan dalil Tergugat Intervensi I yang pada

pokoknya menyatakan bahwa perbuatan Menteri Kehutanan yang

menerbitkan penunjukan kawasan hutan dengan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor: 277/Menhut-II/2004 tanggal 2

Agustus 2004 bertentangan dengan kepatutan dan akan

mengakibatkan kekacauan hukum bahkan malapetaka hukum bila

diakui keabsahannya dalam perkara ini, karena telah

dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945

sebagaimana Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Februari 2012 (vide bukti T.Int–9)

dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 34/PUU-IX/2011

tanggal 16 Juli 2012 (vide bukti T.Int-10), sehingga Penggugat

tidak memiliki legal standing untuk

menggugat;-------------------

Halaman 224 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa

prinsip pemeriksaan di peradilan tata usaha negara terikat

pada prinsip pemeriksaan ex tunc dimana pengadilan melakukan

pengujian secara yuridis terhadap sebuah keputusan tata

usaha negara yang digugat berdasarkan keadaan hukum yang

berlaku saat keputusan itu diterbitkan termasuk peraturan

perundang-undangan yang berlaku saat itu, oleh karenanya

Majelis Hakim berpendapat bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi

yang belum terbit pada saat diterbitkannya objek sengketa I

s/d objek sengketa VII maupun saat diterbitkannya Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 277/Menhut-II/2004

tanggal 2 Agustus 2004, tidak dapat digunakan sebagai alat

pengujian hukum dalam perkara a quo karena kedua putusan

Mahkamah Konstitusi tersebut baru diterbitkan pada tahun

2012, terlebih lagi tidak dapat pula digunakan untuk

menyatakan batal atau tidak sahnya sebuah keputusan yang

tidak dijadikan objek gugatan sebagaimana diatur dalam asas

non ultra petita dan selaras pula dengan asas iudex ne procedat ex

officio serta asas nemo judex sine actore yang pada pokoknya

memberikan kaidah bahwa hakim tidak dapat bertindak secara

ex officio melainkan bertindak karena ada tuntutan atau

gugatan, sehingga apabila tidak ada gugatannya maka tidak

Halaman 225 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

ada

hakimnya;--------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan

hukum di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat

memiliki kepentingan sebagai dasar untuk mengajukan gugatan

terhadap keputusan-keputusan objek sengketa a quo, dengan

demikian eksepsi tentang Penggugat tidak memiliki legal

standing haruslah dinyatakan ditolak;----------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan eksepsi tentang kurang pihak yang diajukan

oleh Tergugat II dan Tergugat Intervensi I sebagai

berikut:---------------------------------------------------

Menimbang, bahwa kedudukan Tergugat diatur dalam

Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986

tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyebutkan:

“Tergugat adalah badan atau pejabat tata usaha negara yang mengeluarkan

keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan

kepadanya yang digugat oleh orang atau badan hukum

perdata”;---------------------------

Menimbang, bahwa terhadap dalil Tergugat II yang

pada pokoknya menyatakan bahwa gugatan Penggugat kurang

pihak dikarenakan Menteri Kehutanan selaku pihak yang

Halaman 226 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

memberikan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan

Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) kepada Penggugat berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 346/Menhut/II/2004

tanggal 10 September 2004 tidak diikutsertakan sebagai

pihak, Majelis Hakim berpendapat bahwa diikutsertakannya

pihak ketiga yang terkait dalam sebuah sengketa didasarkan

pada adanya kepentingan pihak tersebut yang dirugikan

apabila sebuah keputusan tata usaha negara yang digugat

dinyatakan batal atau tidak sah atau sebaliknya dinyatakan

sah oleh Pengadilan;---------------------------------------

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa

Menteri Kehutanan selaku badan atau pejabat yang

menerbitkan IUPHHK-HTI kepada Penggugat tidak memiliki

kepentingan yang dirugikan apabila keputusan-keputusan tata

usaha negara objek sengketa dinyatakan batal atau tidak

sah, atau sebaliknya dinyatakan sah, oleh karenanya Menteri

Kehutanan tidak perlu diikutsertakan sebagai pihak dalam

sengketa ini, dengan demikian dalil Tergugat II tidak dapat

dibenarkan secara hukum dan harus dinyatakan ditolak;------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan dalil eksepsi Tergugat Intervensi I yang

pada pokoknya menyatakan bahwa terbitnya sertipikat-

sertipikat objek sengketa bukan hanya akibat hukum dari

Halaman 227 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bestuurhandeling Tergugat II saja sebagai pemegang kewenangan

atributif dalam membukukan dan mendaftarkan hak atas tanah

namun juga dilakukan oleh bestuurhandeling Kepala Badan

Pertanahanan Nasional Republik Indonesia dan Kepala Kantor

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jambi sebagai

pemegang kewenangan atributif pemberian Hak Guna Usaha dan

Hak Guna Bangunan sehingga keduanya harus pula

diikutsertakan sebagai Tergugat dalam sengketa a quo, dengan

pertimbangan hukum sebagai berikut:-----------------

Menimbang, bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna

Bangunan, dan Hak Pakai Atas tanah, Bab II Bagian Ketiga

tentang Terjadinya Hak Guna Usaha, pada Pasal 7

disebutkan:------------------------------------------------

“Pasal 7:---------------------------------------------

(1) Pemberian Hak Guna Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

ayat (1) wajib didaftar dalam buku tanah pada Kantor

Pertanahan;---------------------

(2) Hak Guna Usaha terjadi sejak didaftar oleh Kantor Pertanahan

dalam buku tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;------------------------------------------

(3) Sebagai tanda bukti hak kepada pemegang Hak Guna Usaha

diberikan sertipikat hak atas tanah”;-------

Halaman 228 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Menimbang, bahwa terhadap ketentuan Pasal 7 ayat (2)

tersebut dijabarkan di dalam penjelasannya sebagai

berikut:---------------------------------------------------

“(2) Sebelum didaftar sesuai ketentuan yang berlaku Hak Guna Usaha

belum terjadi dan status tanahnya masih tetap tanah

Negara;------------------------------

Istilah "terjadi" tersebut telah ada sejak Undang-undang Pokok Agraria.

Dalam pemahaman masa-masa sesudah itu istilah "terjadi" tadi memiliki

arti yang sama dengan "lahirnya"

hak”;--------------------------

Menimbang, bahwa konstruksi yuridis yang serupa juga

ditemukan dalam ketentuan yang mengatur Hak Guna Bangunan

khususnya pada Bab III Bagian Ketiga Pasal 23 yang

menyebutkan:-----------------------------------------------

“Pasal 23:--------------------------------------------

(1) Pemberian Hak Guna Bangunan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 22 didaftar dalam buku tanah pada Kantor

Pertanahan;--------------------------------

(2) Hak Guna Bangunan atas tanah Negara atau atas tanah Hak

Pengelolaan terjadi sejak didaftar oleh Kantor

Pertanahan;--------------------------------

Halaman 229 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

(3) Sebagai tanda bukti hak kepada pemegang Hak Guna Bangunan

diberikan sertipikat hak atas tanah”;----

Menimbang, bahwa berdasarkan penilaian terhadap alat

bukti surat bertanda T.II-12 berupa fotokopi Surat

Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia Nomor 28-HGU-BPN-RI-2008 tentang Pemberian Hak

Guna Usaha Atas Nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas

tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi Jambi tertanggal 07

Juli 2008 khususnya diktum kesepuluh apabila dikaitkan

secara mutatis mutandis dengan diktum keempat, dapat

disimpulkan bahwa pemberian hak guna usaha tersebut batal

dengan sendirinya apabila penerima hak tidak mendaftarkan

hak guna usaha dan membayar biaya pendaftaran sesuai dengan

ketentuan yang berlaku pada kantor Pertanahan Kabupaten

Muaro Jambi untuk memperoleh tanda bukti hak berupa

sertipikat;------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan penilaian terhadap alat

bukti surat bertanda T.II-19, T.II-25, T.II-31, T.II-37,

dan T.II-43 yang pada pokoknya merupakan keputusan-

keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

Propinsi Jambi tentang Pemberian Hak Guna Bangunan kepada

Tergugat Intervensi I khususnya diktum keenam apabila

dikaitkan secara mutatis mutandis dengan diktum keempat dapat Halaman 230 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

disimpulkan bahwa pemberian hak guna bangunan tersebut

batal dengan sendirinya apabila penerima hak tidak memenuhi

kewajiban mendaftarkan hak guna bangunan dan membayar biaya

pendaftaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada

Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi untuk memperoleh

tanda bukti hak berupa sertipikat;--------------

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 dan

Pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang

Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas tanah

serta dikaitkan dengan penilaian terhadap bukti surat

bertanda bukti T.II-12, bukti T.II-19, bukti T.II-25, bukti

T.II-31, bukti T.II-37 dan bukti T.II-43 tersebut Majelis

Hakim berpendapat bahwa keputusan Kepala Badan Pertanahan

Nasional dan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan

Nasional Propinsi Jambi in litis merupakan keputusan yang belum

melahirkan hak dan harus ditindaklanjuti sampai dengan

penerbitan sertipikatnya oleh Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi sehingga merupakan perbuatan tata

usaha negara yang bersifat intern/hierarchie dan belum bersifat

final;----------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena keputusan pemberian hak

guna usaha dan keputusan-keputusan pemberian hak guna

bangunan in litis belum bersifat final, maka Majelis Hakim

Halaman 231 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

berpendapat bahwa Kepala Badan Pertanahan Nasional dan

Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi

Jambi tidak perlu diikutsertakan sebagai pihak dalam

sengketa a quo, dengan demikian eksepsi Tergugat Intervensi

I tentang gugatan kurang pihak haruslah dinyatakan

ditolak;---------------------------------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan eksepsi Tergugat Intervensi I tentang

gugatan tidak memenuhi syarat sebagai gugatan kumulasi

dikarenakan substansi kedua putusan (beschiking) yang

diterbitkan oleh Tergugat I dan Tergugat II dimana

permasalahan hukum yang ditimbulkan tidak saling berkaitan

satu sama lain, yang mana disatu sisi Keputusan Tergugat I

Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 08 Agustus 2002 tentang

Pemberian Izin Usaha Perkebunan (operasional) dan disisi

lain Tergugat II menerbitkan keputusan-keputusan sehubungan

dengan pemberian hak atas tanah (lahan), dengan

pertimbangan hukum sebagai berikut:------------------------

Menimbang, bahwa gugatan kumulasi dimungkinkan

apabila permasalahan hukum yang ditimbulkan saling

berkaitan satu sama lain, oleh karenanya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan apakah permasalahan hukum yang ditimbulkan

oleh objek sengketa I saling berkaitan satu sama lain

Halaman 232 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

dengan objek sengketa II s/d objek sengketa VII sebagai

berikut:---------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan penilaian terhadap

bukti P-40 yaitu berupa Peta Hasil Overlay Majelis Hakim

berpendapat bahwa tanah yang disebutkan dalam objek

sengketa I s/d objek sengketa VII saling tumpang tindih

dengan tanah yang disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor: SK.277/Menhut-II/2004 tanggal 02 Agustus

2004 (vide bukti P-30) dan Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor: SK.346/Menhut-II/2004 tanggal 10 September 2004 (vide

bukti P-31);------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan penilaian terhadap alat

bukti surat bertanda T.II-12 berupa fotokopi Surat

Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia Nomor 28-HGU-BPN-RI-2008 tentang Pemberian Hak

Guna Usaha Atas Nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas

tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi Jambi tertanggal 07

Juli 2008, Majelis Hakim menemukan fakta hukum bahwa di

dalam konsiderans Keputusan Pemberian Hak Guna Usaha a quo

kepada Tergugat Intervensi I yang menyebutkan salah satu

dasar diberikannya Hak Guna Usaha kepada Tergugat

Intervensi I adalah adanya Izin Usaha Perkebunan yang

Halaman 233 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

diterbitkan Tergugat I Nomor: 01 Tahun 2002 tanggal 08

Agustus 2002 (objek sengketa I);---------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.I-4 dan bukti

T.I-8 dapat diketahui bahwa Tergugat Intervensi I

mengajukan Permohonan Izin Usaha Perkebunan kepada Tergugat

I dengan melampirkan Peta Calon Lokasi yang merupakan Peta

Lampiran Surat Keputusan Bupati Muaro Jambi (in casu Tergugat

I) Nomor 280 Tahun 2002 tentang Pemberian Izin Lokasi

kepada Tergugat Intervensi I tertanggal 20 Juni 2002,

sehingga dapat disimpulkan bahwa baik tanah yang dimaksud

dalam permohonan izin usaha perkebunan maupun tanah yang

dimaksud dalam izin lokasi Nomor 280 tahun 2002 adalah

tanah yang sama, atau setidak-tidaknya tanah yang

disebutkan dalam izin lokasi Nomor 280 tahun 2002 adalah

sebagian tanah yang dimaksud dalam Permohonan Izin Usaha

Perkebunan yang diajukan oleh Tergugat Intervensi I;-------

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di

atas serta penilaian terhadap bukti T.II-3 = T.I-1, bukti

T.II-4 = T.I-2, bukti T.II-12, bukti T.II-19, bukti T.II-

25, bukti T.II-31, bukti T.II-37 dan bukti T.II-43, Majelis

Hakim berpendapat bahwa terbitnya objek sengketa I s/d

objek sengketa VII satu sama lain saling berkaitan erat

(innerlijke samenhang) sehingga gugatannya dapat diajukan

Halaman 234 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

secara kumulatif, dengan demikian dalil Tergugat Intervensi

I tentang gugatan tidak memenuhi syarat sebagai gugatan

kumulasi haruslah dinyatakan ditolak;----------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan eksepsi gugatan Penggugat Kabur yang

diajukan oleh Tergugat Intervensi I yang pada pokoknya

mendalilkan bahwa oleh karena tidak diuraikannya batas-

batas titik kordinat yang diklaim oleh Penggugat sebagai

lahan yang tumpang tindih dengan lahan kepunyaan Tergugat

Intervensi I yang diperoleh dari Tergugat II sehingga

Gugatan Penggugat adalah gugatan yang kabur (obscuur libels),

dengan pertimbangan hukum sebagai berikut:--------

Menimbang, bahwa oleh karena di dalam surat gugatan

Penggugat halaman 5 huruf g nyata-nyata telah dijelaskan

titik-titik koordinat lokasi lahan 2.000 Ha. eks izin

lokasi Tergugat Intervensi I berdasarkan Keputusan Kepala

Kantor Pertanahan Kabupaten Batanghari Nomor

96/BPN/XII/1996 tertanggal 06 Desember 1996 dan telah

diperpanjang 1 (satu) tahun berdasarkan Keputusan Kepala

Kantor Pertanahan Kabupaten Batanghari Nomor 35 Tahun 1997

tertanggal 29 Desember 1997 yang didalilkan Penggugat saat

ini termasuk dalam tanah-tanah yang disebutkan dalam objek-

objek sengketa a quo dan tumpang tindih dengan

Halaman 235 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

kepentingannya, dengan demikian dalil eksepsi Tergugat

Intervensi I tentang gugatan kabur haruslah dinyatakan

ditolak;---------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi-eksepsi

Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat Intervensi I ditolak

seluruhnya, selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan

di dalam pokok perkaranya sebagai berikut:-----------------

DALAM POKOK PERKARA

Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat

terkait pokok sengketa, selengkapnya adalah sebagaimana

terurai dalam gugatannya dan telah dimuat dalam bagian

duduk sengketa putusan ini;--------------------------------

Menimbang, bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang

digugat dan dimohon untuk dinyatakan batal atau tidak sah

oleh Penggugat adalah:-------------------------------------

1. Surat Keputusan Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus

2002 yang diterbitkan oleh Tergugat I Bupati Muaro Jambi

tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada Di Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan

Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2002. Selanjutnya

disebut sebagai objek sengketa I;------------------------

Halaman 236 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

2. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari atas nama

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Maret 2008

dengan Surat Ukur Nomor 5/Mekar Sari/2007 tanggal 22

Nopember 2007 seluas 83.537 M2, yang diterbitkan oleh

Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro

Jambi. Selanjutnya disebut sebagai objek sengketa II;----

3. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari atas nama

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Maret 2008

dengan Surat Ukur Nomor 3/Mekar Sari/2007 tanggal 12

Nopember 2007 seluas 30.243 M2, yang diterbitkan oleh

Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro

Jambi. Selanjutnya disebut sebagai objek sengketa III;---

4. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar Sari atas nama

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Maret 2008

dengan Surat Ukur Nomor 1/Mekar Sari/2007 tanggal 12

Nopember 2007 seluas 29.111 M2, yang diterbitkan oleh

Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro

Jambi. Selanjutnya disebut sebagai objek sengketa IV;----

5. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar Sari atas nama

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Maret 2008

dengan Surat Ukur Nomor 4/Mekar Sari/2007 tanggal 12

Nopember 2007 seluas 149.215 M2, yang diterbitkan oleh

Halaman 237 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro

Jambi. Selanjutnya disebut sebagai objek sengketa V;-----

6. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar Sari atas nama

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Maret 2008

dengan Surat Ukur Nomor 2/Mekar Sari/2007 tanggal 12

Nopember 2007 seluas 39.934 M2, yang diterbitkan oleh

Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro

Jambi. Selanjutnya disebut sebagai objek sengketa VI;----

7. Sertifikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari atas nama

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Oktober

2008 dengan Surat Ukur Nomor 12/Muaro Jambi/2008 tanggal

8 Oktober 2008 seluas 682,2 Hektar, yang diterbitkan oleh

Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro

Jambi. Selanjutnya disebut sebagai objek sengketa VII;---

Menimbang, bahwa di dalam gugatannya Penggugat

mendalilkan alasan-alasan sebagai berikut:-----------------

Terhadap objek sengketa I:

1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;--------

Bahwa tindakan Tergugat I dalam menerbitkan Izin Usaha

Perkebunan kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

berdasarkan Keputusan Nomor: 280 tahun 2002 tertanggal 20

Juni 2002 telah melanggar ketentuan perundang-undangan

yang berlaku khususnya Pasal 10 Keputusan Menteri Halaman 238 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5/2002 yang mewajibkan

dipenuhi adanya rekomendasi lokasi dari instansi

pertanahan serta surat persetujuan dokumen Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari Komisi AMDAL

Daerah;--------------------------------------------------

2. Bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik

(AAUPB);-------------------------------------------------

a. Bertentangan dengan Asas Kepastian Hukum: dikarenakan

Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada Nomor

96/BPN/XII/1996 tertanggal 06 Desember 1996 dan

perpanjangannya Nomor 35 Tahun 1997 tertanggal 29

Desember 1997 telah habis masa berlakunya dan

berdasarkan ketentuan Izin Lokasi sudah tidak dapat

lagi diperpanjang ataupun diperbaharui, sehingga

tindakan Tergugat I yang menerbitkan izin lokasi Nomor

280 Tahun 2002 tertanggal 20 Juni 2002 dan objek

sengketa I Izin Usaha Perkebunan Nomor: 01 Tahun 2002

tanggal 08 Agustus 2002 atas nama Tergugat Intervensi

I bertentangan dengan asas kepastian hukum;-----------

b. Bertentangan dengan Asas Tertib Penyelenggaraan

Negara: dikarenakan Tindakan Tergugat I menerbitkan

Izin Lokasi maupun Izin Usaha Perkebunan kepada PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada justru tidak selaras dan

Halaman 239 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bertentangan dengan rekomendasi alih fungsi kawasan

yang diterbitkan oleh Gubernur Jambi selaku pejabat di

atasnya maupun pencadangan areal HTI dan IUPHHK-HTI

yang diterbitkan oleh Menteri Kehutanan selaku

Penyelenggara Negara di tingkat Pusat. Di samping

penerbitan Ijin Usaha Perkebunan bagi PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada seluas + 15.800 Hektar kiranya

sangat prematur karena hanya berjarak waktu 1 ½ bulan

dari terbitnya Izin Lokasi tahun 2002, dimana

logikanya proses perolehan tanah baru saja dimulai;---

c. Bertentangan dengan Asas Kecermatan Formal:

dikarenakan Tergugat I tidak cermat dalam memperoleh

gambaran yang jelas mengenai semua kepentingan yang tersangkut.

Dimana Surat Keputusan yang diterbitkan Tergugat I

tidak memperhatikan kepentingan Penggugat dan tidak

mencermati berbagai perizinan yang telah diperoleh

Penggugat di bidang kehutanan maupun rekomendasi yang

diterbitkan oleh Gubernur Jambi. Hal mana juga

terlihat dari tidak adanya upaya Tergugat I untuk

mendengar terlebih dahulu pendapat-pendapat dari

berbagai pihak/instansi terkait di bidang kehutanan

maupun tata ruang baik di tingkat Pusat maupun Daerah

Halaman 240 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

yang telah menerbitkan keputusan/ kebijakan sehubungan

dengan usaha yang dikembangkan Penggugat;-------------

Terhadap objek sengketa II s/d objek sengketa VII:

1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;--------

Bahwa tindakan Tergugat II menerbitkan objek sengketa II

s/d objek sengketa VII pada kawasan hutan bertentangan

dengan Pasal 11 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 16

Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah, yang berbunyi:----

“Terhadap tanah dalam kawasan lindung yang belum ada hak atas

tanahnya dapat diberikan hak atas tanah, kecuali pada kawasan

hutan”;-------------------------------------

2. Bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik

(AAUPB);-------------------------------------------------

a. Bertentangan dengan Asas Kepastian Hukum dikarenakan

tindakan Tergugat II menerbitkan objek sengketa II s/d

objek sengketa VII pada kawasan hutan bertentangan

dengan asas Kepastian Hukum;--------------------------

b. Bertentangan dengan Asas Tertib Penyelenggaraan Negara

dikarenakan tindakan Tergugat II menerbitkan objek

sengketa II s/d objek sengketa VII tidak selaras dan

bertentangan dengan keputusan Menteri Kehutanan selaku

Penyelenggara Negara di tingkat Pusat yang telah Halaman 241 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

menjadikan areal tersebut sebagai Kawasan Hutan

Produksi Tetap dan menetapkannya sebagai areal IUPHHK-

HTI Penggugat. Sehingga hal tersebut berakibat pada

ketidakteraturan dan pertentangan antara Keputusan

Pejabat Tata Usaha Negara di daerah dengan Keputusan

Pejabat Negara di Tingkat Pusat;----------------------

c. Bertentangan dengan Asas Kecermatan Formal dikarenakan

Tergugat II dalam menerbitkan objek sengketa I s/d

objek sengketa VII tidaklah cermat dalam memperoleh

gambaran yang jelas mengenai semua kepentingan yang tersangkut.

Dimana penerbitan Sertipikat-Sertipikat HGB maupun HGU

oleh Tergugat II tidak memperhatikan kepentingan

Penggugat selaku investor yang bersungguh-sungguh

menjalankan kegiatan usahanya di bidang pengusahaan

hutan serta tidak mencermati IUPHHK-HTI yang telah

diperoleh Penggugat, tidak mencermati adanya penetapan

perubahan status lahan menjadi Kawasan Hutan Produksi

Tetap, serta tidak mencermati bahwa PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada selaku pemohon Hak Guna Usaha

maupun Hak Guna Bangunan tersebut belum pernah melakukan

pembebasan atas lahan-lahan tersebut dari Penggugat

sebagaimana yang disyaratkan undang-undang, dimana PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada senyatanya telah

Halaman 242 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

melepaskan haknya atas lahan seluas 2.000 Hektar di

Desa Mekar Sari kepada Penggugat sebagaimana Akta

Perjanjian Penyerahan Lahan/Pengalihan Areal/Lahan

Nomor 24 tanggal 11 Oktober 1999, Akta Perjanjian

Pembayaran Nomor 25 tanggal 11 Oktober 1999 dan Akta

Pernyataan Nomor 45 tanggal 14 Desember

1999;-----------------------------

d. Bertentangan dengan Asas Pertimbangan atau Asas

Harapan Yang Layak dikarenakan tindakan Tergugat II

menerbitkan objek sengketa II s/d objek sengketa VII

tanpa memperhatikan kepentingan Penggugat dalam

pembangunan hutan tanaman industri dengan mengabaikan

fakta-fakta bahwa terhadap lahan yang dimohonkan hak-

hak atas tanah tersebut telah menjadi areal IUPHHK-HTI

Penggugat. Pengecekan status kawasan yang hanya

didasarkan pada RTRWP tanpa mempertimbangkan adanya

perubahan alih fungsi lahan menjadi Kawasan Hutan

Produksi Tetap yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

i.c. Menteri Kehutanan Republik Indonesia, hal

tersebut nyata-nyata merupakan pertimbangan yang tidak

relevan dan tidak dapat dibenarkan sebagai dasar

pengambilan suatu keputusan pemberian hak atas tanah

Halaman 243 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

yang senyatanya telah berstatus Kawasan Hutan dan

telah menjadi areal IUPHHK-HTI Penggugat;-------------

Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat

tersebut, Tergugat I telah menyampaikan jawabannya

tertanggal 21 Juni 2012 yang pada pokoknya membantah dalil-

dalil gugatan Penggugat tersebut;--------------------------

Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat

tersebut, Tergugat II telah menyampaikan jawabannya

tertanggal 21 Juni 2012 yang pada pokoknya membantah dalil-

dalil gugatan Penggugat tersebut;--------------------------

Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat

tersebut, Tergugat Intervensi I telah pula menyampaikan

jawabannya tertanggal 28 Juni 2012 yang pada pokoknya

membantah dalil-dalil gugatan Penggugat;-------------------

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil

gugatannya Penggugat telah mengajukan bukti surat yang

diberi tanda P-1 sampai dengan P-42, bukti-bukti surat mana

yang telah dicocokkan sesuai dengan aslinya kecuali yang

tidak ada aslinya dan telah bermeterai cukup sehingga dapat

digunakan sebagai alat bukti di persidangan;---------------

Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti-bukti

surat, Penggugat telah pula mengajukan dua orang saksi yang

Halaman 244 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

telah didengar keterangannya di bawah sumpah di persidangan

masing-masing bernama Ngadiyanto dan Zulfanifestry, dan dua

orang ahli yang telah didengar pendapatnya di bawah sumpah

di persidangan masing-masing bernama Prof. DR. Nur Hasan

Ismail, S.H., M.Si. dan Prof. DR. Philipus M. Hadjon, S.H.,

yang keterangan dan pendapat mana selengkapnya sebagaimana

dimuat dalam Berita Acara Sidang yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari pertimbangan hukum dalam sengketa a

quo;-------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil

bantahannya, Tergugat I telah mengajukan bukti surat yang

diberi tanda T.I-1 sampai dengan T.I-12, bukti-bukti surat

mana yang telah dicocokkan sesuai dengan aslinya kecuali

yang tidak aslinya dan telah bermeterai cukup sehingga

dapat digunakan sebagai alat bukti;------------------------

Menimbang, bahwa Tergugat I tidak mengajukan saksi

maupun ahli;-----------------------------------------------

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil

bantahannya, Tergugat II telah mengajukan bukti surat yang

diberi tanda T.II-1 sampai dengan T.II-45, bukti-bukti

surat mana yang telah dicocokkan sesuai dengan aslinya

kecuali yang tidak aslinya dan telah bermeterai cukup

sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti;--------------- Halaman 245 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Menimbang, bahwa Tergugat II tidak mengajukan saksi

maupun ahli;-----------------------------------------------

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil

bantahannya, Tergugat Intervensi I telah mengajukan bukti

surat yang diberi tanda T.Int I-1 sampai dengan T.Int I-21,

bukti-bukti surat mana yang telah dicocokkan sesuai dengan

aslinya kecuali yang tidak aslinya dan telah bermeterai

cukup sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti;---------

Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti-bukti

surat, Tergugat Intervensi I telah pula mengajukan satu

orang saksi bernama Refiandi, S.H., yang telah didengar

keterangannya di bawah sumpah di persidangan, dan dua orang

ahli yang telah didengar pendapatnya di bawah sumpah di

persidangan masing-masing bernama Prof. DR. Mujiono

Wiryotinoyo, M.Pd., dan DR. Firman Muntaqo, S.H. M.Hum.,

keterangan dan pendapat mana selengkapnya sebagaimana

dimuat dalam Berita Acara Sidang yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari pertimbangan hukum dalam perkara a

quo;-------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa setelah mencermati alasan-alasan

gugatan Penggugat serta bantahan-bantahan Tergugat I,

Tergugat II dan Tergugat Intervensi I dan dihubungkan

dengan Pasal 53 ayat 2 Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 Halaman 246 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Majelis Hakim

berpendapat bahwa pokok permasalahan hukum (legal issues) dalam

perkara a quo adalah:--------------------------------

1. Apakah Tergugat I dalam menerbitkan objek sengketa I

telah melanggar peraturan perundang-undangan yang

berlaku atau tidak?;-----------------------------------

2. Apakah Tergugat I dalam menerbitkan objek sengketa I

bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang

Baik (AAUPB) khususnya asas kepastian hukum, asas

tertib penyelenggaraan negara, asas kecermatan formal

atau tidak?;-------------------------------------------

3. Apakah Tergugat II dalam menerbitkan objek sengketa II

s/d objek sengketa VII bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku atau tidak?------------

4. Apakah Tergugat II dalam menerbitkan objek sengketa II

s/d objek sengketa VII bertentangan dengan Asas-Asas

Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) khususnya asas

kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara,

asas kecermatan formal serta Asas Pertimbangan atau

Asas Harapan Yang Layak atau tidak?;-------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan permasalahan hukum (legal issue) pertama

sebagai berikut:-------------------------------------------

Halaman 247 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 15 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup disebutkan bahwa:-------------------------

“Pasal 15;-------------------------------------------------

(1) Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat

menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup,

wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan

hidup”;------------------------------

Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 15 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 1997 tersebut telah dijabarkan dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan khususnya Pasal 7 yang

menyebutkan:-----------------------------------------------

(1) Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan syarat yang

harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau

kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yang

berwenang;--------------------------------

(2) Permohonan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh pemrakarsa kepada pejabat yang

berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

wajib melampirkan keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha

dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) yang

diberikan oleh instansi yang bertanggungjawab;--------------------------------------

Halaman 248 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

(3) Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

mencantumkan syarat dan kewajiban sebagaimana ditentukan dalam

rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan

lingkungan hidup sebagai ketentuan dalam izin melakukan usaha

dan/atau kegiatan yang diterbitkannya;-----------------------------------

(4) Ketentuan dalam izin melakukan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh pemrakarsa,

dalam menjalankan usaha dan/atau

kegiatannya;----------------------------------

Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 7 ayat (1) dan (2)

tersebut dijabarkan dalam bagian penjelasannya sebagai

berikut:---------------------------------------------------

i. Untuk melakukan suatu usaha dan/atau kegiatan terdapat satu izin yang

bersifat dominan, tanpa izin tersebut seseorang tidak dapat melakukan

usaha dan/atau kegiatan yang dimaksud. Misalnya izin usaha industri di

bidang perindustrian, kuasa pertambangan di bidang pertambangan, izin

penambangan daerah di bidang penambangan bahan galian golongan C,

izin hak pengusahaan hutan di bidang kehutanan, izin hak guna usaha

pertanian di bidang pertanian. Sedangkan keputusan kelayakan analisis

mengenai dampak lingkungan hidup adalah persyaratan yang diwajibkan

untuk dapat menerbitkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan;----

ii. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan bagian dari

proses perizinan melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan

dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup. Izin merupakan

suatu instrumen yuridis preventif. Oleh karena itu, keputusan kelayakan

lingkungan hidup berdasarkan hasil penilaian analisis dampak lingkungan

hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan

lingkungan hidup, sebagaimana telah diterbitkan oleh instansi yang

bertanggungjawab wajib dilampirkan pada permohonan izin melakukan

Halaman 249 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting

terhadap lingkungan hidup;----

Menimbang, bahwa ketentuan sektoral tentang analisis

dampak lingkungan di bidang perizinan usaha perkebunan

diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor

357/Kpts/HK.250/5/2002 tentang Pedoman Perizinan Usaha

Perkebunan tanggal 23 Mei 2002;----------------------------

Menimbang, bahwa Pasal 10 huruf k Keputusan Menteri

Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.250/5/2002 tentang Pedoman

Perizinan Usaha Perkebunan yang mengatur bahwa Surat

persetujuan dokumen AMDAL dari Komisi AMDAL Daerah

merupakan salah satu syarat yang wajib dipenuhi untuk

memperoleh Izin Usaha Perkebunan;--------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.I-4 PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada in casu Tergugat Intervensi I telah

mengajukan surat tertanggal 31 Juli 2002 Nomor

29/Ricky/07/2002 perihal Permohonan Izin Usaha Perkebunan

Kelapa Sawit Atas Nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada di

Desa Puding, Desa Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten

Muaro Jambi yang ditujukan kepada Tergugat I;--------------

Menimbang, bahwa di dalam surat permohonan Izin

Usaha Perkebunannya, Tergugat Intervensi I menyebutkan

bahwa surat persetujuan dokumen dari Komisi AMDAL Daerah Halaman 250 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

sebagai salah satu persyaratan yang dilampirkan dalam surat

permohonan tersebut;---------------------------------------

Menimbang, bahwa meskipun di dalam surat

permohonannya Tergugat Intervensi I telah mencantumkan

surat persetujuan dokumen dari Komisi AMDAL daerah sebagai

salah satu persyaratan yang dilampirkan, namun berdasarkan

bukti T.I-5 tentang Akta Pendirian PT. Ricky Kurniawan

Kertapersada in casu Tergugat Intervensi I, bukti T.I-6

tentang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama Tergugat

Intervensi I, bukti T.I-7 tentang surat Kepala Dinas

Perkebunan Propinsi Jambi perihal Rekomendasi IUP Perubahan

Luas Tanaman Kelapa Sawit dan Kemiri, dan bukti T.I-8

tentang Peta Calon Lokasi yang dimohonkan Izin Usaha

Perkebunannya, Majelis Hakim tidak menemukan surat

persetujuan dokumen AMDAL sebagaimana yang dimaksud dalam

surat permohonan;------------------------------------------

Menimbang, bahwa Tergugat Intervensi I di dalam

jawabannya tertanggal 28 Juni 2012 pada halaman 36

menyatakan bahwa “Sedangkan mengenai Persetujuan AMDAL dari Komisi

AMDAL Daerah, memang saat itu belum dimiliki dikarenakan Bapedalda Jambi

baru dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Jambi Nomor 230 tahun 2001

tentang Uraian Tugas Fungsi Satuan-Satuan Organisasi pada Lembaga Teknis

Daerah Propinsi Jambi yang menjadi dasar operasional Bapedalda sehingga

Halaman 251 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Bapedalda belum dapat memberikan apa yang ditentukan dalam Keputusan

Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5/2002 pada saat

itu”;---------------------

Menimbang, bahwa Tergugat Intervensi I di dalam

Kesimpulannya dalam perkara a quo tertanggal 8 November 2012

melampirkan Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor 335 Tahun

2005 tanggal 14 September 2005 tentang Persetujuan Analisis

Dampak Lingkungan, Rencana Pengelolaan Lingkungan dan

Rencana Pemantauan Lingkungan Kegiatan Perkebunan Kelapa

Sawit dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (CPO) PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro

Jambi Propinsi Jambi;--------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena tidak ditemukan

lampiran surat persetujuan dokumen AMDAL di dalam berkas

permohonan Izin Usaha Perkebunan Tergugat Intervensi I, dan

berdasarkan pernyataan Tergugat Intervensi I di dalam

jawabannya dalam sengketa a quo, serta berdasarkan fakta

bahwa surat persetujuan dokumen AMDAL atas nama Tergugat

Intervensi I baru diterbitkan pada tanggal 14 September

2005, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa permohonan

Izin Usaha Perkebunan Tergugat Intervensi I (vide bukti T.I-4)

hanya menyebutkan namun tidak melampirkan surat persetujuan

dokumen AMDAL dari Komisi AMDAL daerah;--------

Halaman 252 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di

atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa Bupati Muaro Jambi (in

casu Tergugat I) menerbitkan Izin Usaha Perkebunan Nomor 01

Tahun 2002 tanggal 08 Agustus 2002 kepada Tergugat

Intervensi I tanpa terpenuhinya syarat adanya surat

persetujuan dokumen AMDAL dari Komisi AMDAL Daerah;--------

Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan

hukum di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa tindakan

Tergugat I dalam menerbitkan objek sengketa I tanpa

dilengkapi surat persetujuan dokumen AMDAL dari Komisi

AMDAL daerah telah bertentangan dengan Pasal 10 huruf k

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.250/5/2002

tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan tanggal 23 Mei

2002 jo Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999

tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup jo. Pasal

15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup;------------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan dalil Tergugat I dan Tergugat Intervensi I

yang secara mutatis-mutandis pada pokoknya menyatakan

bahwa:-----------------------------------------------------

1. Tindakan Tergugat I menerbitkan objek sengketa I tanpa

adanya dokumen persetujuan AMDAL tidaklah merupakan Halaman 253 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

pelangaran peraturan perundang undangan yang ada,

karena tidak ada sanksi yg mengatur mengenai tindakan

Tergugat I tersebut, karena sanksi yang ada

dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor

357/Kpts/HK.350/5/2002 hanyalah sehubungan dengan

ketentuan Pasal 19 dan Pasal 21 yang mengatur tentang

sanski adminitratif, sehingga tidak dipenuhinya surat

persetujuan dokumen AMDAL dari Komisi AMDAL Daerah

tidaklah dapat dijadikan dasar untuk membatalkan objek

sengketa I a quo;--------------------------------------

2. Bahwa saat objek sengketa I diterbitkan, Kabupaten

Muaro Jambi baru terbentuk dan Komisi AMDAL Daerah

belum terbentuk sehingga ketentuan adanya persetujuan

dokumen AMDAL dari Komisi AMDAL Daerah belum dapat

dilaksanakan;------------------------------------------

3. Bahwa oleh karena peraturan perundang-undangan tidak

secara tegas mengatur perihal persetujuan dokumen

AMDAL, maka tindakan Tergugat I merupakan diskresi yang

tidak dapat dinilai berdasarkan peraturan perundang-

undangan, melainkan hanya dapat dinilai berdasarkan

Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB);---------

Menimbang, bahwa terhadap dalil angka 1 Majelis Hakim

berpendapat bahwa pembatalan sebuah keputusan dapat terjadi

Halaman 254 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

melalui pencabutan keputusan tersebut oleh badan atau

pejabat tata usaha negara yang menerbitkannya berdasarkan

asas contrario actus, atau dapat dinyatakan batal melalui

putusan pengadilan dikarenakan terdapat cacat kewenangan,

cacat prosedur maupun cacat substansi dalam keputusan

tersebut;--------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena ketentuan Pasal 21 jo.

Pasal 19 Keputusan Menteri Pertanian Nomor

357/Kpts/HK.350/5/2002 secara khusus mengatur tentang

pencabutan izin usaha perkebunan oleh Badan atau Pejabat

Tata Usaha Negara yang menerbitkannya dalam lingkup asas

contrario actus, maka ketentuan tersebut tidak dapat diterapkan

terhadap pengujian secara yuridis oleh badan peradilan

terhadap kewenangan, prosedur maupun substansi sebuah izin

usaha perkebunan, dengan demikian dalil angka 1 Tergugat I

dan Tergugat Intervensi I tersebut tidaklah dapat

dibenarkan secara hukum;-----------------------------

Menimbang, bahwa terhadap dalil angka 2 dan 3

Majelis Hakim berpendapat sebagai berikut:-----------------

Menimbang, bahwa kewajiban memenuhi syarat berupa

surat persetujuan dokumen AMDAL dari Komisi AMDAL Daerah

merupakan kewajiban yang bersifat statutory obligation karena

kewajiban tersebut dilahirkan oleh sistem peraturan Halaman 255 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

perundang-undangan baik Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997

tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah

Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup, maupun berdasarkan Keputusan Menteri

Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.250/5/2002 tentang Pedoman

Perizinan Usaha Perkebunan, sehingga merupakan kewajiban

hukum yang harus dipenuhi;---------------------------------

Menimbang, bahwa terbitnya Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Dokumen

Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) bagi

Usaha dan/atau Kegiatan yang Tidak memiliki Dokumen

Pengelolaan Lingkungan Hidup pada prinsipnya mengatur

ketentuan bagi perusahaan yang telah beroperasi namun tidak

memiliki AMDAL diwajibkan untuk membuat Dokumen Pengelolaan

dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL);--------------------

Menimbang, bahwa setelah membaca Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007, Majelis Hakim

berpendapat bahwa peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor

12 Tahun 2007 tersebut selain tidak menganulir kewajiban

dipenuhinya dokumen AMDAL, juga tidak dapat diterapkan

dalam perkara a quo mengingat saat terbitnya Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007 tersebut

Tergugat Intervensi I telah memiliki Surat Persetujuan

Halaman 256 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Dokumen AMDAL berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jambi

Nomor 335 Tahun 2005 tanggal 14 September 2005;------------

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 ayat (7)

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 40 Tahun

2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi Penilai Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup ditentukan bahwa dalam hal

kabupaten/kota tidak atau belum mampu melaksanakan kegiatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka pelaksanaannya

dapat dilakukan dengan menyerahkan kewenangan tersebut

kepada Propinsi;-------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi

Refiandi, S.H., dan pendapat ahli Prof. DR. Philipus M.

Hadjon di muka persidangan yang pada pokoknya menyatakan

bahwa apabila kabupaten/kota belum mampu melaksanakan

penilaian atas dokumen AMDAL maka kewenangannya diserahkan

ke Propinsi;-----------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.I-3 yang

membuktikan bahwa Komisi Penilai AMDAL Propinsi Jambi telah

terbentuk sejak tanggal 09 April 2002 berdasarkan Keputusan

Gubernur Jambi Nomor 154 Tahun 2002 tentang Pembentukan

Komisi Penilai AMDAL Propinsi Jambi;-----------------------

Halaman 257 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan

hukum di atas serta didasarkan pada ketentuan Pasal 1 ayat

(7) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 40

Tahun 2000 serta berdasarkan keterangan saksi Refiandi,

S.H., dan pendapat ahli Prof. DR. Philipus M. Hadjon

dihubungkan dengan bukti T.I-3 tersebut, Majelis Hakim

berpendapat bahwa belum terbentuknya Komisi Penilai AMDAL

di Kabupaten Muaro Jambi tidak mengakibatkan Tergugat I

dapat melakukan diskresi dengan mengesampingkan surat

persetujuan dokumen AMDAL sebagai salah syarat untuk

memperoleh Izin Usaha Perkebunan, melainkan seharusnya

menyerahkan kewenangan penilaian atas dokumen AMDAL

tersebut ke Propinsi mengingat saat diterbitkannya objek

sengketa I pada tanggal 08 Agustus 2002 atau saat

diajukannya Permohonan Izin Usaha Perkebunan oleh Tergugat

Intervensi I pada tanggal 30 Juli 2002, Komisi Penilai

AMDAL Propinsi Jambi telah terbentuk sehingga penilaian

atas dokumen AMDAL Tergugat Intervensi I dapat diserahkan

kepada Komisi Penilai AMDAL Propinsi Jambi, dengan demikian

dalil Tergugat I dan Tergugat Intervensi I angka 2 dan 3

tersebut tidak dapat dibenarkan secara hukum;--------------

Menimbang, bahwa oleh karena dalil-dalil bantahan

Tergugat I dan Tergugat Intervensi I tidak dapat dibenarkan

Halaman 258 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

secara hukum dan terbukti Tergugat I dalam menerbitkan

objek sengketa I bertentangan dengan Pasal 10 huruf k

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.250/5/2002

tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan tanggal 23 Mei

2002 jo Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999

tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup jo. Pasal

15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka selayaknya dalil gugatan

Penggugat yang menyatakan terbitnya objek sengketa I

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dapat dibenarkan;----------------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan permasalahan hukum (legal issue) kedua yaitu

apakah penerbitan obyek sengketa I bertentangan dengan

Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) atau tidak

dengan pertimbangan sebagai berikut:-----------------

Menimbang, bahwa Penggugat di dalam gugatannya

mendalilkan Tergugat I dalam menerbitkan objek sengketa I

telah melanggar asas kepastian hukum dikarenakan Izin

Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada Nomor

96/BPN/XII/1996 tertanggal 06 Desember 1996 dan

perpanjangannya Nomor : 35 Tahun 1997 tertanggal 29

Desember 1997 telah habis masa berlakunya dan berdasarkan

Halaman 259 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

ketentuan Izin Lokasi sudah tidak dapat lagi diperpanjang

ataupun diperbaharui, sehingga tindakan Tergugat I yang

menerbitkan izin lokasi Nomor 280 tahun 2002 tertanggal 20

Juni 2002 dan objek sengketa I Izin Usaha Perkebunan Nomor

1 Tahun 2002 tanggal 8 Agustus 2002 atas nama Tergugat

Intervensi I bertentangan dengan asas kepastian hukum;-----

Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat

yang pada pokoknya menyatakan bahwa tindakan Tergugat I

menerbitkan Izin Lokasi Nomor 280 Tahun 2002 tanggal 20

Juni 2002 dan Izin Usaha Perkebunan Nomor 01 Tahun 2002

tanggal 8 Agustus 2002 bertentangan dengan asas kepastian

hukum, Majelis Hakim berpendapat bahwa di dalam Peraturan

Menteri Agraria/Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 02 Tahun 1993 maupun Peraturan Menteri

Agraria/Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 03

Tahun 1999 tidak ditemukan adanya larangan untuk melakukan

pembaharuan Izin Lokasi terhadap pihak yang sebelumnya

telah menerima Izin Lokasi dan perpanjangannya di atas

tanah yang sama dan telah berakhir masa Izin Lokasinya

berikut masa perpanjangannya;------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat ahli Prof. DR.

Nur Hasan Ismail, SH., M.Si., yang didengar pendapatnya di

muka persidangan yang pada pokoknya menyatakan pendapat

Halaman 260 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bahwa terhadap Izin Lokasi yang telah mengalami masa

perpanjangan dan telah berakhir masa perpanjangannya

tersebut, dapat diterbitkan Izin Lokasi yang baru kepada

pihak yang sama;-------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan

hukum di atas, beralasan hukum apabila dalil Penggugat

tentang pelanggaran terhadap asas kepastian hukum tersebut

tidak dapat dibuktikan kebenarannya;-----------------------

Menimbang, bahwa meskipun dalil gugatan Penggugat

tentang telah dilanggarnya asas kepastian hukum oleh

Tergugat I dalam menerbitkan objek sengketa I tidak

terbukti, namun Majelis Hakim berpendapat bahwa tindakan

Tergugat I menerbitkan objek sengketa I dengan

mengesampingkan kewajiban dipenuhinya surat persetujuan

dokumen AMDAL dari Komisi Penilai AMDAL Daerah sebagai

salah satu syarat pengajuan permohonan izin usaha

perkebunan merupakan tindakan yang melanggar asas kepastian

hukum;-----------------------------------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim

berpendapat bahwa tindakan Tergugat I yang tidak

mengupayakan terpenuhinya Surat Persetujuan Dokumen AMDAL

dari Komisi AMDAL Daerah terhadap permohonan izin usaha

perkebunan Tergugat Intervensi I melalui Komisi Penilai Halaman 261 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

AMDAL Propinsi Jambi yang telah terbentuk pada tanggal 9

April 2002 (vide bukti T.I-3) adalah tindakan yang melanggar

Asas Tertib Penyelenggaraan Negara;--------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim

berpendapat bahwa tindakan Tergugat I dalam menerbitkan

objek sengketa I tidak mempertimbangkan dan tidak meneliti

secara mendalam kepentingan-kepentingan Penggugat yang

berkaitan dengan lahan yang dimohonkan izin usaha

perkebunannya adalah tindakan yang melanggar asas

Kecermatan;------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena terbukti tindakan

Tergugat I dalam menerbitkan Izin Usaha Perkebunan Nomor 01

Tahun 2002 Tanggal 08 Agustus 2002 objek sengketa I a quo

(vide bukti T.I-1 = T.II-3) telah melanggar peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang

Baik (AAUPB) khususnya Asas Kepastian Hukum, Asas Tertib

Penyelenggaraan Negara dan Asas Kecermatan Formal, maka

Majelis Hakim berkeyakinan bahwa dalil gugatan Penggugat

terhadap objek sengketa I dapat

dibenarkan;------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena kepentingan Penggugat

tidak mencakup seluruh tanah yang disebutkan di dalam Izin

Usaha Perkebunan, melainkan hanyalah seluas 2.000 Hektar Halaman 262 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

dari keseluruhan luas tanah yang disebutkan dalam Izin

Usaha Perkebunan objek sengketa I seluas ±15.800 Hektar,

maka beralasan hukum apabila objek sengketa I dinyatakan

batal sebatas dan seluas kepentingan Penggugat dalam

perkara ini yaitu seluas 2000 Hektar, dan kepada Tergugat I

diperintahkan untuk mencabutnya;---------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan permasalahan hukum (legal issue) ketiga yaitu

apakah penerbitan objek sengketa II s/d objek sengketa VII

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku atau tidak, dengan pertimbangan hukum sebagai

berikut:-------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.I-2 dan T.II-4

dapat diketahui bahwa Izin Lokasi Nomor 280 Tahun 2002

diterbitkan oleh Tergugat I pada tanggal 20 Juni 2002 untuk

jangka waktu selama 36 (tiga puluh enam) bulan;------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-21 diketahui

bahwa Tergugat Intervensi I telah mengajukan permohonan Hak

Guna Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

berdasarkan suratnya tertanggal 17 September 2007, kemudian

ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan Lapang oleh Anggota

Panitia Pemeriksa Tanah “A” tanggal 29 Nopember 2007 (vide Halaman 263 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bukti T.II-22) dan Risalah Panitia Pemeriksa Tanah “A” Nomor

22/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 Nopember 2007 (vide bukti T.II-23)

dan telah dilampirkan Surat Ukur Nomor 05/Mekar Sari/2007

tanggal 22 Nopember 2007 seluas 83.537 M2 (vide bukti T.II-24),

kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Keputusan

Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi

Jambi Nomor 22-550.2-06-2007 tentang Pemberian Hak Guna

Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas

tanah di Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi tanggal 27

Desember 2007 (vide bukti T.II-25), kemudian ditindaklanjuti

dengan diterbitkannya Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor

01/Mekar Sari atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

tertanggal 28 Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 05/Mekar

Sari/2007 tanggal 22 Nopember 2007 seluas 83.537 M2 in casu

objek sengketa II (vide bukti T.II-

26);--------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-33 diketahui

bahwa Tergugat Intervensi I telah mengajukan permohonan Hak

Guna Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

berdasarkan suratnya tertanggal 17 September 2007, kemudian

ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan Lapang oleh Anggota

Panitia Pemeriksa Tanah “A” tanggal 29 Nopember 2007 (vide

Halaman 264 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bukti T.II-34) dan Risalah Panitia Pemeriksa Tanah “A” Nomor

06/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 Nopember 2007 (vide bukti T.II-35)

dan telah dilampirkan Surat Ukur Nomor 03/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2 (vide bukti T.II-36),

kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Keputusan

Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi

Jambi Nomor 23-550.2-06-2007 tentang Pemberian Hak Guna

Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas

tanah di Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi tanggal 27

Desember 2007 (vide bukti T.II-37), kemudian ditindaklanjuti

dengan diterbitkannya Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor

02/Mekar Sari, Surat Ukur tanggal 12 Nopember 2007 Nomor

03/Mekar Sari/2007 seluas 30.243 M2 atas nama PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada tanggal 28 Maret 2008 in casu objek

sengketa III (vide bukti T.II-

38);--------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-39 diketahui

bahwa Tergugat Intervensi I telah mengajukan permohonan Hak

Guna Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

berdasarkan suratnya tertanggal 17 September 2007, kemudian

ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan Lapang oleh Anggota

Panitia Pemeriksa Tanah “A” tanggal 29 Nopember 2007 (vide

Halaman 265 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bukti T.II-40) dan Risalah Panitia Pemeriksa Tanah “A” Nomor

04/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 Nopember 2007 (vide bukti T.II-41)

dan telah dilampirkan Surat Ukur Nomor 01/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 29.111 M2 (vide bukti T.II-42),

kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Keputusan

Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi

Jambi Nomor 21-550.2-06-2007 tentang Pemberian Hak Guna

Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas

tanah di Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi tanggal 27

Desember 2007 (vide bukti T.II-43), kemudian ditindaklanjuti

dengan diterbitkannya Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor

03/Mekar Sari, Surat Ukur tanggal 12 Nopember 2007 Nomor

01/Mekar Sari/2007 seluas 29.111 M2 atas nama PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada tanggal 28 Maret 2008 in casu objek

sengketa IV (vide bukti T.II-

44);--------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-27 diketahui

bahwa Tergugat Intervensi I telah mengajukan permohonan Hak

Guna Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

berdasarkan suratnya tertanggal 17 September 2007, kemudian

ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan Lapang oleh Anggota

Panitia Pemeriksa Tanah “A” tanggal 29 Nopember 2007 (vide

Halaman 266 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bukti T.II-28) dan Risalah Panitia Pemeriksa Tanah “A” Nomor

21/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 Nopember 2007 (vide bukti T.II-29)

dan telah dilampirkan Surat Ukur Nomor 04/Mekar Sari/2007

tanggal 22 Nopember 2007 seluas 149.215 M2 (vide bukti T.II-30),

kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Keputusan

Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi

Jambi Nomor 20-550.2-06-2007 tentang Pemberian Hak Guna

Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas

tanah di Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi tanggal 27

Desember 2007 (vide bukti T.II-31), kemudian ditindaklanjuti

dengan diterbitkannya Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor

04/Mekar Sari, Surat Ukur tanggal 22 Nopember 2007 Nomor

04/Mekar Sari/2007 seluas 149.215 M2 atas nama PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada tanggal 28 Maret 2008 in casu objek

sengketa V (vide bukti T.II-

44);--------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-15 diketahui

bahwa Tergugat Intervensi I telah mengajukan permohonan Hak

Guna Bangunan atas nama PT Ricky Kurniawan Kertapersada

kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

berdasarkan suratnya tertanggal 17 September 2007, kemudian

ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan Lapang oleh Anggota

Panitia Pemeriksa Tanah “A” tanggal 29 Nopember 2007 (vide

Halaman 267 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

bukti T.II-16) dan Risalah Panitia Pemeriksa Tanah “A” Nomor

05/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 Nopember 2007 (vide bukti T.II-17)

dan telah dilampirkan Surat Ukur Nomor 02/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 39.934 M2 (vide bukti T.II-18),

kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Keputusan

Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi

Jambi Nomor 18-550.2-06-2007 tentang Pemberian Hak Guna

Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas

tanah di Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi tanggal 19

Desember 2007 (vide bukti T.II-19), kemudian ditindaklanjuti

dengan diterbitkannya Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor

05/Mekar Sari, Surat Ukur tanggal 12 Nopember 2007 Nomor

02/Mekar Sari/2007 seluas 39.934 M2 atas nama PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada tanggal 28 Maret 2008 in casu objek

sengketa VI (vide bukti T.II-

44);--------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-1 diketahui

bahwa Tergugat Intervensi I telah mengajukan permohonan Hak

Guna Usaha atas nama PT Ricky Kurniawan Kertapersada kepada

Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

berdasarkan suratnya Nomor RKK/023-A/VII/07 tanpa tanggal

bulan Juni 2007, kemudian ditindaklanjuti dengan

Pemeriksaan Lapang dalam rangka Pemberian Hak Guna Usaha

Halaman 268 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Nomor 02/VII-2007 tanggal 09 Juli 2007 dan Risalah

Pertimbangan Teknis Penatagunaan Tanah dalam rangka

Pemberian Hak Guna Usaha PT. Ricky Kurniawan Kertapersada

Nomor 04/PPP/VII/2007 tanggal 09 Juli 2007 (vide bukti T.II-7),

kemudian ditindaklanjuti dengan Risalah Pemeriksaan Tanah

“B” Nomor 47/RSL/HGU/2007 tanggal 26 Juli 2007 (vide bukti T.II-

8), kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya

Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia Nomor 28-HGU-BPNRI-2008 tentang Pemberian Hak

Guna Usaha atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas

tanah di Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi tanggal 07

Juli 2008 (vide bukti T.II-12), kemudian ditindaklanjuti dengan

diterbitkannya Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar

Sari Surat Ukur tanggal 08 Oktober 2008 Nomor 12/Muaro

Jambi/2008 seluas 682,2 Hektar atas nama PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada tanggal 28 Oktober 2008 in casu objek

sengketa VII (vide bukti T.II-13);------

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor 02 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi

disebutkan:------------------------------------------------

Pasal 5;---------------------------------------------------

(1) Izin Lokasi diberikan untuk jangka waktu sebagai

berikut:----------------------------------------------- Halaman 269 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

a. Izin Lokasi seluas sampai dengan 25 Ha : 1 (satu)

tahun;-----------------------------------------------

b. Izin Lokasi seluas lebih dari 25 Ha s/d 50 Ha : 2

(dua) tahun;-----------------------------------------

c. Izin Lokasi seluas lebih dari 50 Ha : 3 (tiga)

tahun;-----------------------------------------------

(2) Perolehan tanah oleh pemegang Izin Lokasi harus

diselesaikan dalam jangka waktu Izin Lokasi;-----------

(3) Apabila dalam jangka waktu Izin Lokasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) perolehan tanah belum selesai,

maka Izin Lokasi dapat diperpanjang jangka waktunya

selama 1 (satu) tahun apabila tanah yang sudah

diperoleh mencapai lebih dari 50% dari luas tanah yang

ditunjuk dalam Izin Lokasi;----------------------------

(4) Apabila perolehan tanah tidak dapat diselesaikan dalam

jangka waktu Izin Lokasi, termasuk perpanjangannya

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3), maka

perolehan tanah tidak dapat lagi dilakukan oleh

pemegang Izin Lokasi dan terhadap bidang-bidang tanah

yang sudah diperoleh dilakukan tindakan sebagai

berikut:-----------------------------------------------

a.dipergunakan untuk melaksanakan rencana penanaman

modal dengan penyesuaian mengenai luas pembangunan,

dengan ketentuan bahwa apabila diperlukan masih dapat

dilaksanakan perolehan tanah sehingga diperoleh

bidang tanah yang merupakan satu kesatuan bidang;----

b.dilepaskan kepada perusahaan atau pihak lain yangmemenuhi syarat;-------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 5

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan

Halaman 270 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Nasional Nomor 02 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi tersebut

dan dihubungkan dengan izin lokasi yang diterbitkan oleh

Tergugat I Bupati Muaro Jambi Nomor 280 tahun 2002 tanggal

20 Juni 2002 (vide bukti T.I-2 = T.II-4) dapat diketahui bahwa izin

lokasi tersebut diberikan untuk jangka waktu 36 (tiga puluh

enam) bulan atau 3 (tiga) tahun sehingga perolehan tanah

yang disebutkan dalam izin lokasi tersebut seharusnya

diselesaikan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) tahun

atau pada tanggal 20 Juni 2005;---------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-15, T.II-16,

T.II-17, T.II-18, T.II-19, T.II-20, T.II-21, T.II-22, T.II-

23, T.II-24, T.II-25, T.II-26, T.II-27, T.II-28, T.II-29,

T.II-30, T.II-31, T.II-32, T.II-33, T.II-34, T.II-35, T.II-

36, T.II-37, T.II-38, T.II-39, T.II-40, T.II-41, T.II-42,

T.II-43 dan T.II-44 dapat diketahui bahwa objek sengketa

II, objek sengketa III, objek sengketa IV, objek sengketa V

dan objek sengketa VI seluruhnya diterbitkan pada tanggal

28 Maret 2008 atau 2 tahun 9 bulan sejak berakhirnya jangka

waktu Izin Lokasi Nomor 280 tahun 2002 tanggal 20 Juni 2002

tersebut, bahkan permohonan-permohonan Hak Guna Bangunan

dari PT. Ricky Kurniawan Kertapersada baru diajukan pada

tanggal 17 September 2007 atau 2 tahun 3 bulan sejak

berakhirnya jangka waktu Izin Lokasinya;-------------------

Halaman 271 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-1, T.II-7,

T.II-8, T.II-12, dan T.II-13 dapat diketahui bahwa objek

sengketa VII (vide bukti T.II-13) diterbitkan pada tanggal 28

Oktober 2008 atau 3 tahun 4 bulan sejak berakhirnya jangka

waktu Izin Lokasi Nomor 280 tahun 2002 tanggal 20 Juni 2002

tersebut, bahkan permohonan Hak Guna Usaha dari PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada baru diajukan pada bulan Juni 2007

(vide bukti T.II-1) atau 2 (dua) tahun sejak berakhirnya jangka

waktu Izin Lokasinya;-------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di

atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa objek sengketa II,

objek sengketa III, objek sengketa IV, objek sengketa V dan

objek sengketa VI dan objek sengketa VII diterbitkan

berdasarkan izin lokasi yang telah habis jangka waktunya

sehingga bertentangan dengan Pasal 5 Peraturan Menteri

Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 02

Tahun 1999 tentang Izin Lokasi;----------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan dalil Penggugat yang menyatakan bahwa

Tergugat II dalam menerbitkan objek sengketa II s/d objek

sengketa VII bertentangan dengan Ketentuan Pasal 11 ayat

(1) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang

Penatagunaan Tanah dikarenakan objek sengketa II s/d objek

Halaman 272 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

sengketa VII diterbitkan di atas kawasan hutan sebagai

berikut:---------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Pasal 11 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah

menyatakan:------------------------------------------------

Pasal 11;--------------------------------------------------

(1) Terhadap tanah dalam kawasan lindung yang belum ada hak atas

tanahnya dapat diberikan hak atas tanah, kecuali pada kawasan

hutan;------------------------------------

Menimbang, bahwa berkaitan dengan Hak Guna Usaha

berdasarkan ketentuan pasal 4 ayat (1) dan (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak

Guna Bangunan Dan Hak Pakai Atas Tanah disebutkan:---------

Pasal 4;---------------------------------------------------

(1) Tanah yang dapat diberikan dengan Hak Guna Usaha adalah tanah

Negara;------------------------------------------

(2) Dalam hal tanah yang akan diberikan dengan Hak Guna Usaha itu adalah

tanah Negara yang merupakan kawasan hutan, maka pemberian Hak

Guna Usaha dapat dilakukan setelah tanah yang bersangkutan

dikeluarkan dari statusnya sebagai kawasan

hutan;-----------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat ahli Prof. DR.

Nur Hasan Ismail, SH., M.Si., yang didengar pendapatnya di

bawah sumpah di muka persidangan menyampaikan yang pada

pokoknya bahwa berdasarkan Keputusan Bersama Menteri

Halaman 273 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Kehutanan Republik Indonesia, Menteri Pertanian Dan Kepala

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor

364/KptsII/1990, Nomor 519/Kpts/Hk.050/7/1990, Nomor

23/VIII/1990 Tentang Ketentuan Pelepasan Kawasan Hutan Dan

Pemberian Hak Guna Usaha Untuk Pengembangan Usaha

Pertanian, apabila kawasan hutan akan digunakan untuk

kegiatan non kehutanan maka terlebih dahulu harus dilakukan

pelepasan kawasan hutan, sehingga apabila sebuah sertipikat

diterbitkan di kawasan hutan maka sertipikat tersebut harus

dinyatakan cacat hukum;------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-7 berupa Surat

Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor

1198/Menhut-IV/1997 tanggal 7 Oktober 1997 perihal

Penambahan Areal HTI PT. Wirakarya Sakti di Propinsi Jambi,

dapat diketahui bahwa Penggugat mendapatkan penambahan

areal Hutan Tanaman Industri seluas + 76.100

Hektar;---------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-9 dan P-10

dapat diketahui bahwa menindaklanjuti keputusan menteri

sebagaimana dimaksud dalam bukti P-7, pada tanggal 10 Juli

1999 telah dilakukan survey peninjauan lapangan calon areal

penambahan Hutan Tanaman Industri Penggugat oleh Tim

Terpadu yang terdiri dari Bappeda Tingkat I Jambi, Kanwil

Halaman 274 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Hutbun Tingkat I Jambi, Kanwil Transmigrasi dan PPH Jambi,

Kanwil Pekerjaan Umum, Kanwil Badan Pertanahan Nasional

Propinsi Jambi, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan serta

instansi terkait; kemudian ditindaklanjuti dengan surat

rekomendasi Gubernur Jambi berdasarkan Surat Nomor

525/5792/IV/Bappeda tanggal 06 September 1999 perihal

Rekomendasi Alih Fungsi Areal yang berstatus Kawasan

Budidaya Pertanian/Non Pertanian seluas + 4.243 Hektar (vide

bukti P-11);-----------------------------------------

Menimbang, bahwa Gubernur Jambi merekomendasikan

alih fungsi kawasan hutan berdasarkan suratnya Nomor

522.11/0943/Dinhut/04 tanggal 9 Maret 2004 perihal

Permohonan Alih Fungsi Kawasan Hutan oleh PT. Wirakarya

Sakti (vide bukti P-29) seluas + 6.710 Hektar, termasuk di

dalamnya Areal Penggunaan Lain (APL) seluas + 4.243 Hektar

sebagaimana dimaksud dalam bukti P-11; --------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan rekomendasi Gubernur

Jambi tersebut, Menteri Kehutanan menunjuk areal yang

diusulkan oleh Gubernur jambi tersebut menjadi kawasan

hutan dengan fungsi hutan produksi tetap berdasarkan

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.277/Menhut-II/2004

tanggal 02 Agustus 2004 perihal Penunjukan Areal Penggunaan

Lain Seluas + 6.710 Hektar Yang Terletak Di Kabupaten Muaro

Halaman 275 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Jambi Dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur – Propinsi Jambi

Menjadi Kawasan Hutan Dengan Fungsi Hutan Produksi Tetap

(vide bukti P-30);-----------------------------------------

Menimbang, bahwa pada tanggal 28 Maret 2008 Tergugat

II menerbitkan objek sengketa II s/d objek sengketa VI,

kemudian pada tanggal 28 Oktober 2008 Tergugat II

menerbitkan objek sengketa VII kesemuanya berada di atas

areal yang telah ditunjuk sebagai kawasan hutan oleh

Menteri Kehutanan sebagaimana dimaksud dalam bukti P-30;---

Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan

hukum di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa oleh karena

Tergugat II menerbitkan objek sengketa II s/d objek

sengketa VII di atas tanah kawasan hutan sehingga

bertentangan dengan Pasal 11 ayat (1) Peraturan Pemerintah

Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah serta Pasal

4 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996

tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan Dan Hak Pakai

Atas tanah;------------------------------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan permasalahan hukum (legal issue) keempat

yaitu: Apakah Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi dalam menerbitkan objek sengketa II

s/d objek sengketa VII bertentangan dengan Asas-asas Umum

Halaman 276 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Pemerintahan yang Baik (AAUPB) atau tidak, dengan

pertimbangan hukum sebagai berikut:------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat II menerbitkan

objek sengketa II s/d objek sengketa VII di atas tanah

kawasan hutan, serta didasarkan pada Izin Lokasi Nomor 280

Tahun 2002 tanggal 20 Juni 2002 yang telah habis jangka

waktu Izin Lokasinya, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa

Tergugat II telah melanggar asas Kepastian Hukum;----------

Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat ahli DR.

Firman Muntaqo, S.H., M.Hum., yang didengar pendapatnya di

bawah sumpah di persidangan yang pada pokoknya menyatakan

pendapat bahwa jika pada satu areal terdapat beberapa

kepentingan di atasnya, maka harus dilakukan koordinasi,

dibuat aturan adanya perundingan antara para pihak yang

berkepentingan atas areal tanah dimaksud;------------------

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat II menerbitkan

objek sengketa II s/d objek sengketa VII di atas tanah yang

telah ditunjuk sebagai kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan

melalui surat keputusan penunjukan kawasan hutan yang telah

ditembuskan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional

Republik Indonesia selaku induk instansi pertanahan dan

kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

Propinsi Jambi (vide bukti P-30) keduanya selaku atasan Halaman 277 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi,

maka Majelis Hakim berpendapat bahwa tindakan Tergugat II

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi dalam

menerbitkan objek sengketa II s/d objek sengketa VII tidak

memperhatikan koordinasi antar instansi-instansi terkait

dan para pihak yang berkepentingan sehingga mengakibatkan

perbedaan bahkan pertentangan sektoral antar instansi

pemerintah, sehingga tindakan Tergugat II tersebut

bertentangan dengan asas Tertib Penyelenggaraan Negara;----

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat II dalam

menerbitkan objek sengketa II s/d objek sengketa VII telah

bertindak tidak cermat sehingga Izin Lokasi atas nama

Tergugat Intervensi I yang telah habis jangka waktunya

dapat digunakan sebagai dasar perolehan hak atas tanah,

maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Tergugat II dalam

menerbitkan objek sengketa II s/d objek sengketa VII telah

melanggar asas Kecermatan;---------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat II menerbitkan

objek sengketa II s/d objek sengketa VII hanya dengan

pertimbangan bahwa Tergugat Intervensi I memiliki izin

lokasi Nomor 280 Tahun 2002 tanggal 20 Juni 2002 tanpa

mempertimbangkan bahwa tanah tersebut telah ditunjuk

menjadi kawasan hutan dan telah diterbitkan IUPHHK-HTI atas

Halaman 278 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

nama PT. Wirakarya Sakti (in casu Penggugat), maka Majelis

Hakim berpendapat bahwa tindakan Tergugat II dalam

menerbitkan objek sengketa II s/d objek sengketa VII

melanggar Asas Vetrouwen van beginsel atau Asas Pertimbangan

atau Asas Harapan Yang Layak;-----------------

Menimbang, bahwa oleh karena terbukti Tergugat II

dalam menerbitkan objek sengketa II s/d objek sengketa VII

terbukti telah melanggar Pasal 11 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah

dan Pasal 4 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 40

Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan Dan

Hak Pakai Atas tanah, serta melanggar asas Kepastian Hukum,

asas Tertib Penyelenggaraan Negara, asas Kecermatan, dan

Asas Pertimbangan atau Asas Harapan Yang Layak, maka

Majelis Hakim berkeyakinan bahwa beralasan hukum apabila

objek sengketa II s/d objek sengketa VII dinyatakan batal

dan kepada Tergugat II diperintahkan untuk mencabutnya;----

Menimbang, bahwa objek sengketa I telah dinyatakan

batal dan kepada Tergugat I diperintahkan untuk

mencabutnya, serta objek II s/d objek sengketa VII telah

pula dinyatakan batal dan kepada Tergugat II diperintahkan

untuk mencabutnya, maka gugatan Penggugat haruslah

dikabulkan seluruhnya;-------------------------------------

Halaman 279 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Menimbang, bahwa oleh karena terbukti keputusan-

keputusan objek sengketa a quo diterbitkan bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun

Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik sehingga gugatan

Penggugat dikabulkan seluruhnya, maka dalam rangka menjamin

kepastian hukum dan rasa keadilan, beralasan hukum apabila

Majelis Hakim mempertahankan penetapan penundaan Nomor

18/PEN/2012/PTUN.JBI tanggal 29 November 2012 yang pada

pokoknya menunda pelaksanaan dan tindakan administrasi

lebih lanjut dari keputusan-keputusan objek sengketa;------

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat

dikabulkan seluruhnya maka Tergugat I dan Tergugat II serta

Tergugat Intervensi I selaku pihak yang dikalahkan dalam

sengketa ini dibebani kewajiban untuk membayar seluruh

biaya yang timbul dalam sengketa ini secara tanggung

renteng yang besarnya akan disebutkan dalam amar putusan;--

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mendapatkan

keyakinan dalam mempertimbangkan dan menjatuhkan putusan

berdasarkan alat-alat bukti yang dianggap relevan, maka

terhadap alat-alat bukti yang tidak dijadikan dasar

pertimbangan telah dipertimbangkan dan dianggap tidak

relevan dengan perkara ini, namun bukti-bukti tersebut

tetap dilampirkan dalam satu kesatuan berkas perkara;------

Halaman 280 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

MENGINGAT: Pasal 53 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986

jo. Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 jo. Undang-Undang Nomor

51 tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara serta

peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan;----

M E N G A D I L I:

DALAM PENUNDAAN

ii. Mempertahankan Penetapan Penundaan Nomor

18/G/2012/PTUN.JBI tanggal 29 November 2012;------------

DALAM EKSEPSI

iii. Menolak Eksepsi Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat

Intervensi I seluruhnya;--------------------------------

DALAM POKOK PERKARA:

iv. Menyatakan batal:---------------------------------------

1. Surat Keputusan Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 8

Agustus 2002 yang diterbitkan oleh Tergugat I Bupati

Muaro Jambi tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan

PT. Ricky Kurniawan Kertapersada di Kecamatan Kumpeh

Halaman 281 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

dan Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun

2002 sebatas kepentingan Penggugat PT. Wirakarya Sakti

seluas 2.000 Hektar;----------------------------------

2. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 5/Mekar Sari/2007

tanggal 22 Nopember 2007 seluas 83.537 M2, yang

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------

3. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 3/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2, yang

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------

4. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 1/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 29.111 M2, yang

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------

5. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Halaman 282 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 4/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 149.215 M2, yang

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------

6. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 2/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 39.934 M2, yang

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------

7. Sertifikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Oktober 2008 dengan Surat Ukur Nomor 12/Muaro

Jambi/2008 tanggal 8 Oktober 2008 seluas 682,2 Hektar,

yang diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi;---------------------

v. Memerintahkan Tergugat I Bupati Muaro Jambi untuk

mencabut Surat Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor 01

Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus 2002 Bupati Muaro Jambi

tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky

Kurniawan Kertapersada di Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan

Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2002 sebatas

Halaman 283 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

kepentingan Penggugat PT. Wirakarya Sakti seluas 2.000

Hektar;--------------------------------------------------

vi. Memerintahkan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro

Jambi untuk mencabut:------------------------------------

1. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 5/Mekar Sari/2007

tanggal 22 Nopember 2007 seluas 83.537 M2, yang

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------

2. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 3/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2, yang

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------

3. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 1/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 29.111 M2, yang

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------

Halaman 284 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

4. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 4/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 149.215 M2, yang

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------

5. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 2/Mekar Sari/2007

tanggal 12 Nopember 2007 seluas 39.934 M2, yang

diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------

6. Sertifikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari atas

nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28

Oktober 2008 dengan Surat Ukur Nomor 12/Muaro

Jambi/2008 tanggal 8 Oktober 2008 seluas 682,2 Hektar,

yang diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi;---------------------

- Membebankan Bupati Muaro Jambi selaku Tergugat I, Kepala

Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi selaku Tergugat

II dan PT. Ricky Kurniawan Kertapersada selaku Tergugat

Intervensi I untuk membayar biaya perkara secara tanggung

Halaman 285 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

renteng sebesar Rp. 261.000,- (dua ratus enam puluh satu

ribu rupiah);--------------------------------------------

Demikian diputus dalam rapat permusyawaratan Majelis

Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi pada hari SELASA

tanggal 20 November 2012 oleh Kami BUDHI HASRUL, S.H.,

Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi selaku Hakim Ketua

Majelis, A. TIRTA IRAWAN, SH., M.H., dan MUHAMMAD YUNUS

TAZRYAN, S.H., Masing-masing selaku Hakim Anggota, putusan

mana dibacakan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada

hari KAMIS tanggal 29 November 2012 oleh Majelis Hakim

tersebut dengan dibantu oleh RUDY SYAMSUMIN, S.H., selaku

Panitera Pengganti dengan dihadiri oleh Kuasa Penggugat,

Kuasa Tergugat I, Kuasa Tergugat II dan Kuasa Tergugat

Intervensi I.----------------------------------------------

Halaman 286 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

HAKIM ANGGOTA I

A. TIRTA IRAWAN, S.H., M.H.

HAKIM KETUA MAJELIS

BUDHI HASRUL, S.H.

HAKIM ANGGOTA II

MUHAMMAD YUNUS TAZRYAN, S.H.

PANITERA PENGGANTI

RUDY SYAMSUMIN, S.H.

Halaman 287 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI

Perincian Biaya Perkara:

1. Biaya Proses Penyelesaian Perkara : Rp. 250.000,-

2. Biaya Redaksi : Rp. 5.000,-

3. Biaya Meterai : Rp. 6.000,-

Jumlah : Rp. 261.000,-

(Terbilang Dua Ratus Enam Puluh Satu Ribu Rupiah).

Halaman 288 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI