(Edit-an 2) Tentang Pertimbangan Hukum Perkara No. 18-2012 (Tirta)
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of (Edit-an 2) Tentang Pertimbangan Hukum Perkara No. 18-2012 (Tirta)
P U T U S A NNOMOR: 18/G/2012/PTUN.JBI.
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi yang memeriksa,
memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada
tingkat pertama, dengan acara biasa, di Gedung Pengadilan
Tata Usaha Negara Jambi, Jalan Kol. M. Kukuh Nomor 1 Kota
Baru, Jambi telah menjatuhkan putusan sebagai berikut,
dalam sengketa antara:-------------------------------------
PT. WIRAKARYA SAKTI, beralamat Jl. Marsda Iswayudi,
Lorong Bajuri Nomor : 1 Kelurahan
Talang Bakung, Kecamatan Jambi
Selatan Kota Jambi, berdasarkan akta
pendirian Nomor 4 tanggal 11 Oktober
1975 serta Akta Perubahan Nomor 10
tanggal 15 November 1975 serta Akta
Perubahan Nomor 16 tanggal 17
Desember 1975 yang memperoleh
pengesahan berdasarkan Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor: Y.A.5/6/1
tanggal 7 Januari 1976 dengan
Halaman 1 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
susunan direksi sebagaimana Akta
Pernyataan Keputusan Para Pemegang
Saham PT WIRAKARYA SAKTI Nomor: 03
tanggal 29 November 2011 yang telah
dicatat dalam database Sistem
Administrasi Badan Hukum Umum
Departemen Hukum dan HAM R.I. sesuai
surat Nomor: AHU-AH.01.10-40805
tanggal 14 Desember 2011 dalam hal
ini diwakili oleh:------------------
1. ARTHUR TAHYA, Direktur Utama PT
Wirakarya Sakti, Kewarganegaraan
Indonesia, bertempat tinggal di Jl.
Marsda Iswayudi, Lorong Bajuri Nomor
1 Kelurahan Talang Bakung, Kecamatan
Jambi Selatan, Kota Jambi;----------
2. DIDI HARSA, Direktur PT Wirakarya
Sakti, Kewarganegaraan Indonesia,
bertempat tinggal di Marsda
Iswayudi, Lorong Bajuri Nomor 1
Kelurahan Talang Bakung, Kecamatan
Jambi Selatan, Kota Jambi;----------
Halaman 2 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 30 April 2012,
memberikan kuasa kepada:------------------------------
1. RIVAI KUSUMANEGARA, S.H.;-----------
Warganegara Indonesia, bertempat
tinggal di Graha Irama, Lantai 2 -
Ruang F, Jalan Rasuna Said Blok X-1
Kav. 1-2 Jakarta 12950, pekerjaan
Advokat/ Penasehat Hukum;-----------
2. NAIKMAN MALAU, S.H., ---------------
Warganegara Indonesia, bertempat
tinggal di Graha Irama, Lantai
2 - Ruang F, Jalan Rasuna Said Blok
X-1 Kav. 1-2, Jakarta 12950,
pekerjaan Advokat/ Penasehat Hukum;-
3. ENDAR SUMARSONO, S.H.,--------------
Warganegara Indonesia, bertempat
tinggal di Graha Irama, Lantai 2 -
Ruang F, Jalan Rasuna Said Blok X-1
Kav. 1-2, Jakarta 12950, pekerjaan
Advokat/ Penasehat Hukum;-----------
4. ADIMAN JAYA, S.H., -----------------
Warganegara Indonesia, bertempat
tinggal di Graha Irama, Lantai 2 -
Halaman 3 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Ruang F, Jalan Rasuna Said Blok X-1
Kav. 1-2, Jakarta 12950, pekerjaan
Advokat/ Penasehat Hukum; ----------
Selanjutnya disebut sebagai --------------- PENGGUGAT;
------------------- M E L A W A N -------------------
I. Nama Jabatan : BUPATI MUARO JAMBI;----------------
Tempat Kedudukan : Jalan Lintas Timur Nomor30 Sengeti-
Jambi;-----------------------------
Dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor
180/PTUN/313/2012 memberikan kuasa baik sendiri maupun
bersama-sama kepada: ------------------------------------
1. ERLINA S., S.H., M.H;--------------
Warga Negara Indonesia Pekerjaan
PNS (Kepala Bagian Hukum Setda)
pada Kantor Setda Kabupaten Muaro
Jambi berkedudukan di Jalan Lintas
Timur Komplek Perkantoran Bukit
Cinto Kenang Sengeti;--------------
2. LILY SUNDARI, S.H. ----------------
Warga Negara Indonesia Pekerjaan
PNS (Kasubbag Bantuan Hukum) pada
Halaman 4 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Kantor Setda Kabupaten Muaro Jambi
berkedudukan di Jl.Lintas Timur
Komplek Perkantoran Bukit Cinto
Kenang Sengeti;--------------------
3. RATNAWATI, S.H. ------------------
Warga Negara Indonesia Pekerjaan PNS
(Kasubbag Per Undang – Undangan)
pada Kantor Setda Kabupaten Muaro
Jambi berkedudukan di Jl.Lintas
Timur Komplek Perkantoran Bukit
Cinto Kenang Sengeti;---------------
Selanjutnya disebut sebagai ----------------- TERGUGAT I;
II. Nama Jabatan : KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN
MUARO JAMBI; -----------------------
Tempat Kedudukan : Jl.Lintas Timur, Komplek Perkantoran
Bukit Cinto Kenang, Kabupaten Muaro
Jambi; -----------------------------
Dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus nomor
319/600.14/V/2012 memberikan kuasa baik sendiri maupun
bersama-sama kepada: ------------------------------------
1. HASMI HANAFI, S.H., M.M. ---------
Warga Negara Indonesia Pekerjaan
PNS (Kepala Bidang Pengkajian dan
Halaman 5 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Penanganan Sengketa dan Konflik
Pertanahan) pada Kantor Wilayah BPN
Propinsi Jambi berkedudukan di Jl.
R.M Nur Atmadibrata Nomor 106
Jambi;-----------------------------
2. RIVAI, S.H.------------------------
Warga Negara Indonesia Pekerjaan
PNS (Kepala Seksi Pengkajian dan
Penanganan Sengketa dan Konflik
Pertanahan) pada Kantor Wilayah BPN
Propinsi Jambi berkedudukan di Jl.
R.M Nur Atmadibrata Nomor 106
Jambi;-----------------------------
3. M. SUKRI HARAHAP, S.P. ------------
Warga Negara Indonesia Pekerjaan
PNS (Plt.Kepala Seksi Sengketa,
Konflik dan Perkara Pertanahan)
pada Kantor Pertanahan Kabupaten
Muaro Jambi berkedudukan di
Kompleks Perkantoran Bukit Cinto
Kenang – Sengeti, Kabupaten Muaro
Jambi;-----------------------------
4. M. YUNUS, S.H. --------------------
Halaman 6 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Warga Negara Indonesia Pekerjaan
PNS (Kasubsi Perkara Pertanahan)
pada Kantor Pertanahan Kabupaten
Muara Jambi berkedudukan di
Kompleks Perkantoran Bukit Cinto
Kenang – Sengeti, Kabupaten Muaro
Jambi;-----------------------------
Surat kuasa mana telah diubah dengan Surat Kuasa Khusus
Nomor 505/600.14/IX/2012 tanggal 26 September 2012 yang
diterima di persidangan tanggal 4 Oktober 2012 baik
sendiri maupun bersama-sama kepada:----------------------
1. HASMI HANAFI,SH,MM;----------------
Warga Negara Indonesia Pekerjaan
PNS (Kepala Bidang Pengkajian dan
Penanganan Sengketa dan Konflik
Pertanahan) pada Kantor Wilayah BPN
Propinsi Jambi berkedudukan di di
Jl. R.M Nur Atmadibrata Nomor 106
Jambi;-----------------------------
2. SRI NOVRIYANA,S.SiT;---------------
Warga Negara Indonesia Pekerjaan
PNS (Kepala Seksi Pengkajian dan
Penanganan Sengketa dan Konflik
Halaman 7 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Pertanahan) pada Kantor Wilayah BPN
Propinsi Jambi berkedudukan di
berkedudukan di di Jl. R.M Nur
Atmadibrata Nomor 106 Jambi;-------
3. ZAINUL FADLY,SH,MH;----------------
Warga Negara Indonesia Pekerjaan
PNS (Kepala Seksi Sengketa, Konflik
dan Perkara Pertanahan) pada Kantor
Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi,
berkedudukan di Kompleks
Perkantoran Bukit Cinto Kenang –
Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi;----
4. KASANUDIN;-------------------------
Warga Negara Indonesia Pekerjaan
PNS (Kasubsi Perkara Pertanahan)
pada Kantor Pertanahan Kabupaten
Muaro Jambi berkedudukan di
Kompleks Perkantoran Bukit Cinto
Kenang – Sengeti, Kabupaten Muaro
Jambi;-----------------------------
Selanjutnya disebut sebagai -----------------TERGUGAT II;
III. PT. RICKY KURNIAWAN KERTAPERSADA, berkedudukan di
Jambi, beralamat di Jalan S.
Halaman 8 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Parman Telanai Pura, Kota Jambi,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal 18 Juni 2012 dari
REHULINA SITEPU selaku Direktur
PT. RICKY KURNIAWAN
KERTAPERSADA, memberikan kuasa
kepada : H. AYA SOFIA, S.H.,
M.H., AHMAD NAJMI, S.H.,
NASRULLAH SALEH, S.H., JON
ERICKA, S.H., DEDI PERMADI,
S.H., M.H. dan MULIA PANDAPOTAN
SARAGIH, S.H., masing-masing
adalah Advokat, serta VITOR,
S.H. adalah Asisten Advokat,
yang kesemuanya dari Kantor
Advokat AYA SOFIA, S.H., M.H.
and Partners, yang beralamat di
Jalan AKBP. H. Umar Nomor 95
Ario Kemuning Palembang,
Telp/fax (0711) 410001;---------
Selanjutnya disebut sebagai------- TERGUGAT INTERVENSI I;
Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut;---------------------
Halaman 9 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
1. Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha
Negara Jambi Nomor: 18/PEN-DIS/2012/PTUN.JBI. tanggal
9 Mei 2012 tentang Penetapan pemeriksaan perkara ini
dengan acara biasa;-----------------------------------
2. Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha
Negara Jambi Nomor: 18/PEN/2012/PTUN.JBI. tanggal 9
Mei 2012 tentang Penetapan Penunjukan Majelis Hakim
yang memutus dan menyelesaikan perkara ini;-----------
3. Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan
Tata Usaha Negara Jambi Nomor:
18/PEN-HS/2012/PTUN.JBI. tanggal 9 Mei 2012 tentang
Penetapan Hari Pemeriksaaan Persiapan;
-------------------------
4. Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan
Tata Usaha Negara Jambi Nomor:
18/PEN-HKM/2012/PTUN.JBI. tanggal 31 Mei 2012 tentang
Penetapan Hari Sidang; -------------------------------
5. Telah membaca Putusan Sela Majelis Hakim Nomor:
18/G/2012/PTUN.JBI/INTV., tanggal 14 Juni 2012tentang
dikabulkannya permohonan Intervensi yang diajukan oleh
PT. RICKY KURNIAWAN KERTAPERSADA dan mendudukkannya
sebagai Tergugat II Intervensi; ----------------------
Halaman 10 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
6. Telah membaca berita acara Pemeriksaan Persiapan dan
berita acara Sidang dalam sengketa ini;---------------
7. Telah membaca berkas perkara dan surat-surat bukti
yang telah diajukan oleh para pihak di persidangan;---
8. Telah mendengar keterangan dari para pihak dan saksi-
saksi di persidangan;---------------------------------
9. Telah membaca Penetapan Penundaan Nomor
18/PEN/2012/PTUN.JBI tanggal 29 November 2012 --------
---------- TENTANG DUDUK SENGKETA -------------
Bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan dengan surat
gugatan tertanggal 02 Mei 2012 yang telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi pada
tanggal 02 Mei 2012 di bawah Register Perkara Nomor:
18/G/2012/PTUN.JBI. dan telah dilakukan perbaikan secara
formal terakhir pada tanggal 31 Mei 2012 yang pada pokoknya
mengemukakan hal-hal sebagai berikut:----------------------
1. Bahwa yang menjadi obyek Gugatan dalam perkara ini
adalah: -------------------------------------------------
a. Surat Keputusan Bupati Muaro Jambi (TERGUGAT I) Nomor
01 Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus 2002 tentang
Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky Kurniawan
Halaman 11 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Kertapersada Di Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan Maro
Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2002; ---------------
b. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari, Nomor
2/Mekar Sari, Nomor 3/Mekar Sari, Nomor 4/Mekar Sari,
dan Nomor 5/Mekar Sari a.n. PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada tertanggal 28 Maret 2008 serta Sertipikat
Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari a.n. PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Nopember 2008
yang seluruhnya diterbitkan oleh Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi (TERGUGAT II); ------
2. Bahwa PENGGUGAT mengetahui dan merasa dirugikan atas
diterbitkannya Keputusan-Keputusan Tata Usaha Negara
(KTUN) sebagaimana butir 1 di atas setelah PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada mengajukan bukti-buktinya dalam
persidangan perkara perdata Nomor 80/Pdt.G/2011/PN.Jbi di
Pengadilan Negeri Jambi pada tanggal 17 Februari 2012
sebagaimana Daftar Bukti Penggugat Intervensi tertanggal
16 Februari 2011 (terjadi clerical error dimana
seharusnya tertulis tahun 2012). Dimana setelah
dimunculkannya bukti-bukti PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada di persidangan, PENGGUGAT baru dapat
mendalami detail substansi ijin-ijin maupun sertifikat-
sertifikat yang didalamnya terdapat buku tanah dan surat
Halaman 12 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
ukur. Berdasarkan pendalaman/pengkajian subtansi bukti-
bukti tersebut kemudian diketahui bahwa Ijin Usaha
Perkebunan dan beberapa Sertifikat HGB dan HGU yang
dimiliki PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ternyata
memiliki letak/lokasi yang tumpang tindih dengan areal
Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan
Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) PENGGUGAT, sehingga
keberadaan KTUN-KTUN sebagaimana butir 1 di atas barulah
diketahui merugikan kepentingan PENGGUGAT; --------------
Mencermati keadaan tersebut di atas serta mengingat
pentingnya keberadaan Surat Keputusan tersebut dalam
pemeriksaan perkara aquo, maka berdasarkan Penjelasan
Pasal 56 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Jo.
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Jo. Undang-Undang Nomor
51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
(selanjutnya disebut “UU PTUN”), dengan ini kami mohonkan
perkenan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Jambi untuk memerintahkan PARA TERGUGAT menyerahkan salinan
Surat-Surat Keputusan tersebut dalam
persidangan;---------------------------------------------
3. Bahwa dari identitas KTUN yang menjadi obyek perkara a
quo, diketahui KTUN-KTUN tersebut diterbitkan oleh
beberapa Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yakni TERGUGAT I
Halaman 13 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
yang berkedudukan di Jl. Lintas Timur Nomor 30, Sengeti -
Jambi dan TERGUGAT II yang berkedudukan di Jalan Komplek
Perkantoran Bukit Cinto Kenang, Pemerintahan Kabupaten
Muaro Jambi. Dengan demikian oleh karena PARA TERGUGAT
seluruhnya berkedudukan di Jambi, maka berdasarkan Pasal
50 Jo. Pasal 54 Ayat 1 UU PTUN, Pengadilan Tata Usaha
Negara Jambi yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan PARA TERGUGAT tersebut berwenang untuk
memeriksa dan memutus perkara ini dalam tingkat pertama;-
4. Bahwa dikarenakan PENGGUGAT bukan merupakan pihak yang
dituju oleh KTUN-KTUN tersebut, demikian pula penerbitan
KTUN-KTUN mana tidak memerlukan proses pengumuman, maka
sesuai ketentuan Bagian V Butir 3 Surat Edaran Mahkamah
Agung R.I. Nomor 2 Tahun 1991, tenggang waktu pengajuan
Gugatan dihitung secara kasuistis sejak PENGGUGAT merasa
kepentingannyadirugikan dan mengetahui adanya keputusan
tersebut; -----------------------------------------------
Mengingat keberadaan KTUN yang menjadi obyek Gugatan a
quo baru diketahui PENGGUGAT sebagaimana uraian butir 2
di atas dimana kemudian PENGGUGAT merasa kepentingannya
dirugikan karena KTUN-KTUN tersebut ternyata memiliki
letak/lokasi yang tumpang tindih dengan IUPHHK-HTI
PENGGUGAT, maka pengajuan Gugatan a quo masih dalam
Halaman 14 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana ditentukan
oleh Pasal 55 UU PTUN; -----------------------
5. Bahwa demikian pula Keputusan-Keputusan yang dikeluarkan
PARA TERGUGAT tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai
Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana ditentukan oleh Pasal
1 Butir 3 UU PTUN, yaitu: -------------------------
a. Bahwa Keputusan-Keputusan tersebut dikeluarkan oleh
PARA TERGUGAT dalam kapasitasnya sebagai Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara, yaitu Badan atau Pejabat yang
melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (ex. Pasal 1 Butir 2
UU PTUN);-------------------------------------
b. Bahwa Keputusan-Keputusan tersebut merupakan
penetapantertulis, karena Keputusan-Keputusan tersebut baik
bentuk maupun isinya tentunya dibuat secara tertulis;
--------------------------------------------
c. Bahwa Keputusan-Keputusan tersebut bersifat: ---------
1) Konkret, karena obyek yang diputuskan dalam Keputusan-
Keputusan tersebut nyata-nyata ada, tidak abstrak,
dan dapat ditentukan sebagai berikut: -----
a) Surat Keputusan TERGUGAT I Nomor 01 Tahun 2002
tertanggal 8 Agustus 2002, obyeknya adalah
pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky
Halaman 15 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Kurniawan Kertapersada di Kecamatan Kumpeh dan
Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi dengan
luas areal tanaman + 15.800 Ha termasuk Desa
Mekar Sari; -------------------------------------
b) Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari,
Nomor 2/Mekar Sari, Nomor 3/Mekar Sari, Nomor
4/Mekar Sari, dan Nomor 5/Mekar Sari a.n. PT.
Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Maret
2008 serta Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor
42/Mekar Sari atas nama PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada tertanggal 28 Nopember 2008 yang
diterbitkan oleh TERGUGAT II, obyeknya adalah hak
guna bangunan atau hak guna usaha di Desa Mekar
Sari; -------------------------------------------
2) Individual, karena Keputusan-Keputusan tersebut tidak
ditujukan kepada umum dan hanya ditujukan bagi PT.
Ricky Kurniawan Kertapersada selaku pihak yang
memperoleh hak atas tanah maupun Izin Usaha
Perkebunan; ----------------------------------------
3) Final, karena Keputusan-Keputusan tersebut sudah
definitif serta tidak ada upaya administratif lain
yang dapat dilakukan; ------------------------------
Halaman 16 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
6. Bahwa akibat hukum yang ditimbulkan oleh KTUN-KTUN
tersebut adalah terjadinya tumpang tindih antara areal IUPHHK-
HTI PENGGUGAT dengan Izin Usaha Perkebunan serta hak-hak
atas tanah atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada,
sehingga rencana PENGGUGAT untuk mengusahakan dan
memanfaatkan areal ijinnya tersebut menjadi terhambat.
Disisi lain PENGGUGAT telah melaksanakan kewajiban
pembayaran kepada NEGARA atas wilayah yang tumpang tindih
tersebut. Sehingga jelas keberadaan KTUN-KTUN tersebut
nyata-nyata telah merugikan kepentingan PENGGUGAT;
----------------------------------
7. Bahwa apabila KTUN-KTUN tersebut tidak ditunda
pelaksanaannya serta bilamana PARA TERGUGAT tidak
diperintahkan untuk tidak melakukan tindakan hukum
dan/atau tindakan administratif lainnya berkaitan dengan
KTUN tersebut, maka dapat dipastikan PENGGUGAT akan sangat
dirugikan kepentingannya dan mungkin akan menimbulkan keadaan
yang tidak dapat dipulihkan lagi. Selain itu, dikarenakan
pelaksanaan KTUN yang menjadi obyek Gugatan a quo tidak
terdapat kepentingan umum (hanya kepentingan PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada), maka berdasarkan Pasal 67 Ayat
(4) huruf a dan b UU PTUN selayaknya KTUN-KTUN tersebut
ditunda pelaksanaannya selama perkara ini berjalan sampai
Halaman 17 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
tetap (in kracht van gewijsde);
----------------------------------------------
8. Bahwa oleh karena KTUN-KTUN tersebut telah memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh Pasal 1 Butir 9 UU PTUN
dan telah menimbulkan akibat hukum yang nyata-nyata
merugikan kepentingan PENGGUGAT, maka menurut ketentuan
Pasal 53 Ayat (1) UU PTUN, PENGGUGAT mempunyai hak untuk
mengajukan Gugatan tertulis kepada Pengadilan yang
berwenang, yang berisi tuntutan agar KTUN-KTUN tersebut
dinyatakan batal atau tidak sah; ------------------------
9. Bahwa fakta-fakta yang mendasari diajukan Gugatan pembatalan
terhadap KTUN-KTUN tersebut adalah sebagai berikut:
------------------------------------------------
a. Bahwa PENGGUGAT adalah perusahaan yang bergerak di
bidang pengusahaan hutan tanaman industri dan memiliki
lokasi usaha di Propinsi Jambi seluas 78.240 Hektar
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
744/Kpts-II/1996 tertanggal 25 Nopember 1996; --------
b. Bahwa berdasarkan Surat Menteri Kehutanan Nomor
1198/Menhut-IV/1997 tertanggal 7 Oktober 1997,
PENGGUGAT telah memperoleh pencadangan tambahan areal
hutan tanaman industri di Propinsi Jambi seluas +
Halaman 18 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
76.100 Hektar diantaranya meliputi areal pencadangan
kebun PT. Ricky Kurniawan Kertapersada; --------------
c. Bahwa atas pencadangan tambahan areal hutan tanaman
industri yang diberikan kepada PENGGUGAT tersebut,
selanjutnya Bappeda Tingkat I Jambi membentuk Tim
Terpadu yang terdiri dari instansi Bappeda Tingkat I
Jambi, Kanwil Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Jambi, Kanwil Departemen Kehutanan dan Perkebunan
Propinsi Jambi, Kanwil Departemen Transmigrasi dan PPH
Propinsi Jambi, Kanwil Departemen Pekerjaan umum
Propinsi Jambi, Dinas Perkebunan Propinsi Jambi, Dinas
Kehutanan Propinsi Dati I Jambi, dan Sub Balai
Inventarisasi dan Perpetaan Hutan (Sub Biphut)
Propinsi Jambi; --------------------------------------
d. Bahwa berdasarkan survey lapangan yang dilakukan oleh
Tim Terpadu sejak tanggal 18 Mei 1999 sampai dengan 10
Juli 1999, diketahui bahwa Izin Lokasi PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada dengan luas areal 3.000 Hektar
yang masuk kedalam areal tambahan pencadangan hutan
tanaman industri PENGGUGAT telah habis masa berlakunya
sejak tanggal 29 Desember 1998 sehingga pengaturan
rencana selanjutnya diatur oleh Pemerintah. Dimana
Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
Halaman 19 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
diterbitkan berdasarkan Keputusan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Batanghari Nomor 96/BPN/XII/1996
tertanggal 6 Desember 1996 dan telah diperpanjang 1
(satu) tahun berdasarkan Keputusan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Batanghari Nomor : 35 Tahun 1997
tertanggal 29 Desember 1997. Sehingga setelah
berakhirnya masa perpanjangan Izin Lokasi tersebut,
maka secara hukum Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada tersebut tidak dapat lagi
diperpanjang/diperbaharui; ---------------------------
e. Bahwa sehubungan dengan hasil survey lapangan tersebut
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi melalui Surat
Nomor : 525/5792/IV/Bappeda tertanggal 6 September
1999 telah memberikan rekomendasi alih fungsi areal
yang berstatus kawasan Budidaya Pertanian/Non
Pertanian seluas + 4.243 Hektar yang mencakup pula
areal eks Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
seluas 2.000 Hektar menjadi kawasan Budidaya
Hutan/kawasan Hutan Produksi Tetap; ------------------
f. Bahwa meskipun Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada sudah habis masa berlakunya, namun untuk
menghindari konflik sebagaimana yang diamanahkan pada
butir ke-3 isi Surat Menteri Kehutanan Nomor
Halaman 20 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
1198/Menhut-IV/1997 tertanggal 7 Oktober 1997 dan
butir ke-3 isi Surat Rekomendasi Gubernur Jambi
Nomor : 525/5792/IV/Bappeda tertanggal 6 September
1999, maka terhadap areal 2.000 hektar eks Izin Lokasi
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada yang masuk dalam
areal tambahan pencadangan HTI PENGGUGAT dan dalam
proses alih fungsi, PENGGUGAT telah memberikan
kompensasi kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
sesuai Akta Perjanjian Penyerahan Lahan/Pengalihan
Areal/Lahan Nomor 24 tanggal 11 Oktober 1999 dan Akta
Perjanjian Pembayaran Nomor 25 tanggal 11 Oktober
1999. Hal mana dilakukan bersamaan dengan penyelesaian
lahan PT. Rickimmas Rizkiputra berdasarkan Akta
Perjanjian Penyerahan Lahan/Pengalihan Areal/Lahan
Nomor 22 tanggal 11 Oktober 1999 dan Akta Perjanjian
Pembayaran Nomor 23 tanggal 11 Oktober 1999, serta
penyelesaian lahan PT. Rickim Mas Jaya berdasarkan
Akta Perjanjian Penyerahan Lahan/Pengalihan
Areal/Lahan Nomor 26 tanggal 11 Oktober 1999 dan Akta
Perjanjian Pembayaran Nomor 27 tanggal 11 Oktober
1999; --------------------
g. Bahwa dalam menentukan luas dan batas difinitif atas
lahan-lahan yang diserahkan tersebut, PENGGUGAT
Halaman 21 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
beserta PT. Ricky Kurniawan Kertapersada, PT.
Rickimmas Rizkiputra, PT. Rickim Mas Jaya bersama Tim
Kanwil Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jambi dan
Sub Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan telah
melakukan uji petik di lapangan sebagaimana Berita
Acara Uji Petik Pengukuran dan Penataan Batas Izin
Lokasi Perkebunan PT. Ricky Mas Jaya, PT. Ricki Mas
Rizkiputra dan PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
tertanggal 30 Nopember 1999. Dimana berdasarkan uji
petik lapangan tersebut diketahui bahwa lokasi lahan
2.000 hektar eks Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada berada pada koordinat: ------------------
1) P0= 10351’39”
0129’48”
2) P1= 10354’42”
0129’48”
3) P2= 10352’25”
0128’44”
4) P3= 10349’43”
0129’15”
5) P4= 10349’00”
0129’15”
Halaman 22 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Dimana kesepakatan luas dan batas lahan-lahan yang
diserahkan kepada PENGGUGAT berdasarkan hasil uji
petik tersebut kemudian dituangkan dalam Akta
Pernyataan Nomor 45 tanggal 14 Desember 1999, Akta
Pernyataan Nomor 44 tanggal 14 Desember 1999 dan Akta
Pernyataan Nomor 46 tanggal 14 Desember 1999; --------
h. Bahwa atas penyerahan lahan-lahan tersebut di atas,
PENGGUGAT telah melunasi seluruh kompensasi
pembayarannya kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
maupun kepada PT. Rickimmas Rizkiputra dan PT. Rickim
Mas Jaya; --------------------------------------------
i. Bahwa selanjutnya melalui Surat Nomor
522.11/0943/Dinhut/04 tanggal 9 Maret 2004 perihal :
Permohonan Alih Fungsi Kawasan Hutan oleh PT.
Wirakarya Sakti, Gubernur Jambi kembali menegaskan
persetujuannya atas alih fungsi Areal Penggunaan Lain
(APL) menjadi Hutan Produksi Tetap (HP) seluas + 6.710
Ha, termasuk di dalamnya APL seluas + 4.243 Ha dari
areal eks Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
(2.000 Hektar), PT. Rickim Mas Jaya serta PT.
Rickimmas Rizkiputra; --------------------------------
j. Bahwa atas rekomendasi Gubernur Jambi tersebut Menteri
Kehutanan R.I. selaku pejabat yang berwenang telah
Halaman 23 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
menunjuk areal seluas + 6.710 Hektar tersebut menjadi
kawasan hutan dengan fungsi Hutan Produksi Tetap
sebagaimana Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
SK.277/ Menhut-II/2004 tanggal 2 Agustus 2004; -------
k. Bahwa kemudian berdasarkan Keputusan Nomor : SK.346/
Menhut-II/2004 tanggal 10 September 2004, Menteri
Kehutanan R.I. selaku pejabat yang berwenang telah
menambah luasan areal kerja IUPHHK-HTI PENGGUGAT yang
diantaranya berasal dari lahan eks Izin Lokasi PT.
Rickim Mas Jaya, PT. Rickimmas Rizkiputra dan PT.
Ricky Kurniawan Kertapersada seluas + 4.243 Ha. Dimana
atas pemberian areal tambahan IUPHHK-HTI tersebut
PENGGUGAT telah membayar iuran kepada Negara sebesar
Rp. 429.322.400,- sesuai Surat Perintah Pembayaran
Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Tanaman Nomor
: S. 713/VI-BIKPHH/2004 tanggal 22 September 2004; ---
l. Bahwa pada saat proses alih fungsi atas lahan 2.000
Hektar eks Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada yang karena pemekaran wilayah kemudian
masuk wilayah Kabupaten Muaro Jambi (berdasarkan UU
Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur), Tergugat I melalui
Halaman 24 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Keputusan Nomor 280 tahun 2002 tertanggal 20 Juni 2002
menerbitkan kembali Izin Lokasi di atas lahan 2.000
Hektar kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada. Dengan
demikian penerbitan Izin Lokasi oleh TERGUGAT I
tersebut bertentangan dengan ketentuan hukum yang
berlaku dimana dalam konsideran menimbang disebutkan
bahwa pemberian Izin Lokasi tersebut didasarkan pada
Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan kertapersada Nomor
96/BPN/XII/1996 tertanggal 6 Desember 1996 dan
perpanjangan Izin Lokasi Nomor : 35 Tahun 1997
tertanggal 29 Desember 1997 yang notabene telah
berakhir masa berlakunya dan tidak dapat diperpanjang
lagi ataupun diperbaharui dengan cara apapun. Selain
penerbitan Izin Lokasi tersebut tentunya bertentangan
dengan kebijakan pemerintah di atasnya dimana terhadap
areal yang diberikan Izin Lokasi tersebut, Gubernur
Jambi telah memberikan rekomendasi alih fungsi menjadi
kawasan Budidaya Hutan/kawasan Hutan Produksi Tetap,
sedangkan Menteri Kehutanan R.I. telah menetapkannya
sebagai pencadangan tambahan areal hutan tanaman
industri bagi PENGGUGAT; -----------------------------
m. Bahwa kemudian TERGUGAT I melalui Keputusan Nomor 01
Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus 2002 menerbitkan pula
Halaman 25 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Ijin Usaha Perkebunan kepada PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada untuk mengusahakan perkebunan seluas +
15.800 Hektar yang meliputi pula areal 2.000 Hektar di
Desa Mekar Sari eks Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada yang notabene masuk kedalam pencadangan
areal tambahan HTI PENGGUGAT dan sedang dalam proses
alih fungsi kawasan yang diajukan Gubernur Jambi
selaku pejabat yang lebih tinggi. Sehingga adanya Izin
Usaha Perkebunan PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
tersebut tumpang tindih dengan areal pencadangan HTI
PENGGUGAT. Selain itu dalam Izin Usaha Perkebunan yang
diterbitkan tersebut tidak terlihat adanya
pertimbangan mengenai rekomendasi lokasi dari instansi
pertanahan, surat persetujuan dokumen AMDAL, serta
berbagai persyaratan lainnya. Disamping penerbitannya
hanya berjarak waktu 1 ½ bulan dari terbitnya Izin
Lokasi tahun 2002 butir l di atas, dimana proses
perolehan tanah baru saja dimulai; -------------------
n. Bahwa pada tanggal 28 Maret 2008 TERGUGAT II
menerbitkan Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar
Sari, Nomor 2/Mekar Sari, Nomor 3/Mekar Sari, Nomor
4/Mekar Sari, dan Nomor 5/Mekar Sari yang seluruhnya
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada.
Halaman 26 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Selanjutnya pada tanggal 28 Oktober 2008 TERGUGAT
IImenerbitkan pula Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor
42/Mekar Sari atas nama PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada.Dimana hak-hak atas tanah tersebut
notabene diterbitkan di atas lahan yang telah
ditetapkan sebagai Kawasan Hutan berdasarkan Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor : SK.277/ Menhut-II/2004
tanggal 2 Agustus 2004 dan telah ditetapkan sebagai
areal IUPHHK-HTI PENGGUGAT berdasarkan Keputusan Nomor
: SK.346/Menhut-II/2004 tanggal 10 September 2004.
Dengan demikian pemberian hak-hak atas tanah kepada
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tersebut tumpang
tindih dengan areal IUPHHK-HTI PENGGUGAT dan karenanya
sangat merugikan PENGGUGAT. Selain penerbitan
Sertipikat-Sertipikat HGB maupun Sertipikat HGU
tersebut tentunya bertentangan dengan Undang-Undang
maupun Keputusan Pemerintah di Tingkat Pusat i.c.
Menteri Kehutanan R.I. maupun di Tingkat Propinsi i.c.
Gubernur Jambi; --------------------------------------
10. Bahwa tindakan TERGUGAT I menerbitkan Izin Usaha
Perkebunan kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
berdasarkan Keputusan Nomor 280 tahun 2002 tertanggal 20
Juni 2002 nyata-nyata telah bertentangan dengan peraturan
Halaman 27 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
perundang-undangan yang berlaku, serta bertentangan dengan
“prinsip-prinsip umum pemerintahan yang baik” (Algemene Beginselen van
Behoorlijk Bestuur atau The General Principles of Good Administration)
sebagaimana akan diuraikan berikut ini:
-----------------------------
a. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Bahwa dalam menerbitkan Surat Keputusan tersebut,
TERGUGAT telah melanggar ketentuan Pasal 10 Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5/2002 yang
mewajibkan dipenuhi adanya rekomendasi lokasi dari
instansi pertanahan serta surat persetujuan dokumen
AMDAL dari Komisi AMDAL Daerah; ----------------------
Bahwa dalam konsideran menimbang Surat Keputusan
tersebut, tidak terlihat adanya rekomendasi dari
instansi pertanahan setempat. Selain itu, terhadap
lahan 2.000 Hektar yang termasuk dalam Izin Usaha
Perkebunan PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tersebut
seharusnya tidak dapat diberikan rekomendasi dari
instansi pertanahan mengingat lahan tersebut telah
dimohonkan alih fungsi menjadi kawasan hutan oleh
Gubernur Jambi selaku pejabat pemerintah di atasnya.
Demikian pula dalam konsideran menimbang tersebut
Halaman 28 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
tidak dapat dilihat keberadaan surat persetujuan
dokumen AMDAL yang harus dipenuhi oleh pemohon Izin
Usaha Perkebunan; ------------------------------------
b. Bertentangan dengan prinsip-prinsip umum pemerintahan
yang baik
Bertentangan dengan Asas Kepastian Hukum :
Bahwa seorang Pejabat Tata Usaha Negara dalam setiap
kebijakan penyelenggaraan Negara haruslah
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan,
kepatutan dan keadilan (Penjelasan Pasal 3 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang bersih dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme Jo. Penjelasan Pasal 53 Ayat 2 huruf b UU
PTUN).
Dalam perkara a quo, PENGGUGAT senyatanya telah
berinvestasi di bidang pengusahaan hutan tanaman
industri di wilayah Propinsi Jambi dan telah
memperoleh pencadangan areal IUPHHK-HTI serta telah
memproses alih fungsi kawasan dan memberikan
kompensasi atas lahan 2.000 Hektar eks Izin Lokasi
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada. Dimana proses alih
fungsi tersebut dilakukan dengan pertimbangan Izin
Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada Nomor
Halaman 29 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
96/BPN/XII/1996 tertanggal 6 Desember 1996 dan
perpanjangannya Nomor : 35 Tahun 1997 tertanggal 29
Desember 1997 telah habis masa berlakunya dan
berdasarkan ketentuan Izin Lokasi sudah tidak dapat
lagi diperpanjang ataupun diperbaharui. Hal mana
ditegaskan dalam Pasal 3 Ayat 5 Peraturan Menteri
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2
Tahun 1993 yang berbunyi :
“Izin lokasi diberikan untuk jangka waktu selama 12 (dua belas)
bulan dan hanya dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk selama
12 (dua belas) bulan.”
Adapun berdasarkan Pasal 5 Ayat 4 Peraturan Menteri
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2
Tahun 1999 yang mencabut Per Menteri Agraria Nomor 2
Tahun 1993 tersebut menegaskan pula bahwa apabila
perolehan tanah tidak dapat diselesaikan dalam
jangka waktu Izin Lokasi, termasuk perpanjangannya,
maka perolehan tanah tidak dapat lagi dilakukan oleh
pemegang Izin Lokasi.
Namun TERGUGAT I justru kembali menerbitkan Izin
Lokasi serta Izin Usaha Perkebunan kepada PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada di atas lahan 2.000 Hektar
yang notabene telah ditetapkan Menteri Kehutanan
Halaman 30 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
sebagai pencadangan areal IUPHHK-HTI PENGGUGAT dan
dalam proses alih fungsi menjadi kawasan Budidaya
Hutan/kawasan Hutan Produksi Tetap dengan
rekomendasi Gubernur Jambi. Sehingga penerbitan KTUN
tersebut mengakibatkan ketidakpastian hukum dan
sangat merugikan PENGGUGAT akibat adanya tumpang
tindih perijinan.
Faktanya terhadap areal 2.000 Hektar yang ditetapkan
sebagai areal IUPHHK-HTI PENGGUGAT hingga saat ini
tidak dapat diusahakan oleh PENGGUGAT mengingat
areal tersebut dikuasai oleh PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada selaku pemegang Izin Usaha Perkebunan
yang diterbitkan TERGUGAT I pada saat proses alih
fungsi kawasan yang merupakan tahapan perolehan
IUPHHK-HTI PENGGUGAT. Hal mana tentu menimbulkan
ketidakadilan bagi PENGGUGAT yang telah bersungguh-
sungguh dalam mengembangkan usaha HTI di Propinsi
Jambi.
Bahwa keadaan tersebut tentunya telah bertentangan
dengan Asas Kepastian Hukum yang sepatutnya
dijunjung tinggi seorang Pejabat Tata Usaha Negara
dalam menerbitkan keputusannya, karena bila asas ini
tidak diindahkan maka akan menurunkan minat investor
Halaman 31 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
baik dari dalam maupun luar negeri akibat tidak
adanya kepastian hukum yang menjamin keberlangsungan
dan kepastian berinvestasi.
Bertentangan dengan Asas Tertib Penyelenggaraan
Negara
Bahwa dalam menciptakan tertibnya penyelenggaraan
Negara, seorang Pejabat Tata Usaha Negara haruslah
mengutamakan keserasian, keteraturan dan
keseimbangan dalam setiap pengambilan kebijakan/
keputusannya (Penjelasan Pasal 3 Undang-Undang Nomor
28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Jo.
Penjelasan Pasal 53 Ayat 2 huruf b UU PTUN).
Bahwa sesuai asas tersebut, maka TERGUGAT I perlu
mengindahkan adanya keserasian dan keteraturan
antara kebijakan/keputusannya dengan kebijakan-
kebijakan Penyelenggara Negara lainnya baik di
tingkat Pusat maupun di tingkat Daerah, sehingga
tercipta keterpaduan yang akan mengoptimalkan
seluruh potensi sumber daya di wilayah kerjanya.
Namun demikian penerbitan Izin lokasi maupun Izin
Usaha Perkebunan kepada PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada justru tidak selaras dan bertentangan
Halaman 32 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
dengan rekomendasi alih fungsi kawasan yang
diterbitkan oleh Gubernur Jambi selaku pejabat di
atasnya maupun pencadangan areal HTI dan IUPHHK-HTI
yang diterbitkan oleh Menteri Kehutanan selaku
Penyelenggara Negara di tingkat Pusat. Disamping
penerbitan Ijin Usaha Perkebunan bagi PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada seluas + 15.800 Hektar
kiranya sangat prematur karena hanya berjarak waktu
1 ½ bulan dari terbitnya Izin Lokasi tahun 2002,
dimana logikanya proses perolehan tanah baru saja
dimulai;--------------------------------------------
Bertentangan dengan Asas Kecermatan Formal
Bahwa seorang Pejabat Tata Usaha Negara pada saat
mempersiapkan pembentukan keputusannya haruslah
cermat dalam memperoleh gambaran yang jelas mengenai
semua fakta-fakta yang relevan maupun semua
kepentingan yang tersangkut, termasuk kewajiban
untuk meneliti dan mempelajari semua pendapat pihak-
pihak yang berkepentingan (doktrin hukum Indroharto,
S.H. dalam bukunya Usaha Memahami Undang-Undang
tentang Peradilan Tata usaha Negara, Buku II,
Pustaka Sinar Harapan, 1993, halaman 179).
Halaman 33 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bahwa dalam perkara aquo TERGUGAT I tidaklah cermat
dalam memperoleh gambaran yang jelas mengenai semua
kepentingan yang tersangkut.Dimana Surat Keputusan yang
diterbitkan TERGUGAT I tidak memperhatikan
kepentingan PENGGUGAT selaku investor yang
bersungguh-sungguh menjalankan kegiatan usahanya di
bidang pengusahaan hutan, tidak mencermati berbagai
perijinan yang telah diperoleh PENGGUGAT di bidang
kehutanan maupun rekomendasi yang diterbitkan oleh
Gubernur Jambi.
Hal mana juga terlihat dari tidak adanya upaya
TERGUGAT I untuk mendengar terlebih dahulu pendapat-
pendapat dari berbagai pihak/instansi terkait di
bidang kehutanan maupun tata ruang baik di tingkat
Pusat maupun Daerah yang telah menerbitkan
keputusan/ kebijakan sehubungan dengan usaha yang
dikembangkan PENGGUGAT.
Atas pelanggaran asas Kecermatan Formal tersebut
juga menimbulkan kerugian bagi berbagai pihak
terutama bagi PENGGUGAT dan bahkan dapat menimbulkan
konflik horizontal karena ekses tumpang tindih hak
atas lahan tersebut.
Halaman 34 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
11. Penerbitan Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar
Sari, Nomor 2/Mekar Sari, Nomor 3/Mekar Sari, Nomor
4/Mekar Sari, dan Nomor 5/Mekar Sari atas nama PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada tertanggal28 Maret 2008 serta
penerbitan Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersadanyata-nyata
telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta bertentangan dengan “prinsip-prinsip umum
pemerintahan yang baik” (Algemene Beginselen van Behoorlijk Bestuur atau
The General Principles of Good Administration) sebagaimana uraian
berikut ini :
a. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Ketentuan Pasal 11 ayat 1 Peraturan Pemerintah R.I.
Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
berbunyi :
“Terhadap tanah dalam kawasan lindung yang belum ada hak
atas tanahnya dapat diberikan hak atas tanah, kecuali pada
kawasan hutan.”
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka hak-hak atas
tanah tidak dapat diterbitkan di Kawasan
Hutan.Sehingga penerbitan hak atas tanah pada lahan
Halaman 35 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
yang berada di Kawasan Hutan jelas bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
Bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
SK.277/Menhut-II/2004 tanggal 2 Agustus 2004 areal
seluas 2.000 Hektar eks Izin Lokasi PT. Kurniawan
Kertapersada telah ditetapkan menjadi Kawasan Hutan
Produksi Tetap. Dengan demikian penerbitan sertipikat-
sertipikat Hak Guna Bangunan maupun Hak Guna Usaha
oleh TERGUGAT II di atas lahan yang telah menjadi
Kawasan Hutan Produksi Tetap tersebut nyata-nyata
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Bahwa dengan demikian telah terbukti dimana penerbitan
Sertipikat-Sertipikat di atas bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, karenanya
Sertipikat-Sertipikat yang diterbitkan tersebut sudah
tidak dapat dipertahankan lagi dan sepatutnya
dinyatakan batal atau tidak sah.
b. Bertentangan dengan prinsip-prinsip umum pemerintahan
yang baik
Bertentangan dengan Asas Kepastian Hukum
Bahwa seorang Pejabat Tata Usaha Negara dalam setiap
kebijakan penyelenggaraan Negara haruslah
Halaman 36 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan,
kepatutan dan keadilan (Penjelasan Pasal 3 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang bersih dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme Jo. Penjelasan Pasal 53 Ayat 2 huruf b UU
PTUN).
Dalam perkara a quo, berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan R.I. Nomor : SK.346/ Menhut-II/2004
tanggal 10 September 2004, PENGGUGAT telah
memperoleh areal IUPHHK-HTI yang mencakup lahan
seluas 2.000 Hektar eks Izin Lokasi PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada yang notabene telah habis
masa berlakunya dan tidak dapat diperpanjang/
diperbaharui lagi. Dimana sebelumnya terhadap lahan
eks Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
tersebut telah dilakukan alih fungsi menjadi Kawasan
Budidaya Hutan/Kawasan Hutan Produksi Tetap sesuai
mekanisme dan prosedur yang ditentukan undang-undang
dengan melibatkan instansi-instansi berwenang
terkait.
Namun TERGUGAT II justru menerbitkan Sertipikat-
Sertipikat Hak Guna Bangunan maupun Hak Guna Usaha
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada di atas
Halaman 37 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
areal yang notabene telah menjadi Kawasan Hutan
Produksi Tetap dan ditetapkan sebagai areal IUPHHK-
HTI PENGGUGAT. Hal mana mengakibatkan ketidakpastian
hukum dan sangat merugikan PENGGUGAT akibat adanya
tumpang tindih areal IUPHHK-HTI PENGGUGAT dengan
hak-hak atas tanah yang dimiliki PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada tersebut.
Bahwa keadaan tersebut tentunya telah bertentangan
dengan Asas Kepastian Hukum yang sepatutnya
dijunjung tinggi seorang Pejabat Tata Usaha Negara
dalam menerbitkan keputusannya, karena bila asas ini
tidak diindahkan maka akan menurunkan minat investor
baik dari dalam maupun luar negeri akibat tidak
adanya kepastian hukum yang menjamin keberlangsungan
dan kepastian berinvestasi.
Bertentangan dengan Asas Tertib Penyelenggaraan
Negara
Bahwa dalam menciptakan tertibnya penyelenggaraan
Negara, seorang Pejabat Tata Usaha Negara haruslah
mengutamakan keserasian, keteraturan dan
keseimbangan dalam setiap pengambilan kebijakan/
keputusannya (Penjelasan Pasal 3 Undang-Undang Nomor
28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Halaman 38 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Jo.
Penjelasan Pasal 53 Ayat 2 huruf b UU PTUN).
Bahwa sesuai asas tersebut, maka TERGUGAT II perlu
mengindahkan adanya keserasian dan keteraturan
antara kebijakan/keputusannya dengan kebijakan-
kebijakan Penyelenggara Negara lainnya baik di
tingkat Pusat maupun di tingkat Daerah, sehingga
tercipta keterpaduan yang akan mengoptimalkan
seluruh potensi sumber daya di wilayah kerjanya.
Namun demikian TERGUGAT II telah menerbitkan
Sertipikat-Sertipikat Hak Guna Bangunan maupun
Sertipikat Hak Guna Usaha atas nama PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada Hak Guna Bangunan maupun Hak
Guna Usaha kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
di atas lahan berstatus Kawasan Hutan Produksi Tetap
yang notabene telah ditetapkan pula menjadi areal
IUPHHK-HTI PENGGUGAT. Dimana penerbitan Sertipikat-
Sertipikat tersebut tidak selaras dan bertentangan
dengan keputusan Menteri Kehutanan selaku
Penyelenggara Negara di tingkat Pusat yang telah
menjadikan areal tersebut sebagai Kawasan Hutan
Produksi Tetap dan menetapkannya sebagai areal
IUPHHK-HTI PENGGUGAT.Sehingga hal tersebut berakibat
Halaman 39 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
pada ketidakteraturan dan pertentangan antara
Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara di daerah dengan
Keputusan Pejabat Negara di Tingkat Pusat.
Bertentangan dengan Asas Kecermatan Formal
Bahwa seorang Pejabat Tata Usaha Negara pada saat
mempersiapkan pembentukan keputusannya haruslah
cermat dalam memperoleh gambaran yang jelas mengenai
semua fakta-fakta yang relevan maupun semua
kepentingan yang tersangkut, termasuk kewajiban
untuk meneliti dan mempelajari semua pendapat pihak-
pihak yang berkepentingan (doktrin hukum Indroharto,
S.H. dalam bukunya Usaha Memahami Undang-Undang
tentang Peradilan Tata usaha Negara, Buku II,
Pustaka Sinar Harapan, 1993, halaman 179).
Bahwa dalam perkara aquo TERGUGAT II tidaklah cermat
dalam memperoleh gambaran yang jelas mengenai semua
kepentingan yang tersangkut. Dimana penerbitan
Sertipikat-Sertipikat HGB maupun HGU oleh TERGUGAT
II tidak memperhatikan kepentingan PENGGUGAT selaku
investor yang bersungguh-sungguh menjalankan
kegiatan usahanya di bidang pengusahaan hutan serta
tidak mencermati IUPHHK-HTI yang telah diperoleh
PENGGUGAT.
Halaman 40 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Selain itu ketidakcermatan TERGUGAT II terlihat dari
penerbitan Sertipikat-Sertipikat HGB maupun HGU atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada yang tidak
mencermati adanya penetapan perubahan status lahan
menjadi Kawasan Hutan Produksi Tetap. Dimana
penetapan perubahan status kawasan lahan tersebut
seharusnya diperhatikan sebelum TERGUGAT II
menentukan dapat tidaknya diterbitkan Sertipikat-
Sertipikat di atas lahan tersebut.
Disamping itu, TERGUGAT II tidak mencermati bahwa
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada selaku pemohon Hak
Guna Usaha maupun Hak Guna Bangunan tersebut belum
pernahmelakukan pembebasan atas lahan-lahan tersebut
dari PENGGUGAT sebagaimana yang disyaratkan undang-
undang. Dimana PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
senyatanya telah melepaskan haknya atas lahan seluas
2.000 Hektar di Desa Mekar Sari kepada PENGGUGAT
sebagaimana Akta Perjanjian Penyerahan
Lahan/Pengalihan Areal/Lahan Nomor 24 tanggal 11
Oktober 1999, Akta Perjanjian Pembayaran Nomor 25
tanggal 11 Oktober 1999 dan Akta Pernyataan Nomor 45
tanggal 14 Desember 1999. Sehingga permohonan Hak
Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan tersebut bila
Halaman 41 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
dilihat secara cermat senyatanya belum memenuhi
syarat untuk dapat diterbitkan suatu hak atas tanah.
Atas pelanggaran asas Kecermatan Formal tersebut
telah menimbulkan kerugian bagi PENGGUGAT dan bahkan
dapat menimbulkan konflik horizontal karena ekses
tumpang tindih hak atas lahan tersebut.
Bertentangan dengan Asas Pertimbangan atau Asas
Harapan Yang Layak
Bahwa apabila suatu keputusan itu tidak murni
bersifat menguntungkan, maka ia harus disertai
dengan suatu pertimbangan yang memadai. Dalam hal
suatu keputusan bersifat menguntungkan bagi pihak
yang dituju keputusan tersebut tetapi merugikan dan
membebani pihak ketiga yang berkepentingan, maka
keputusan tersebut harus didukung oleh fakta-fakta
yang benar dan relevan dapat mendukung keputusan
tersebut (doktrin hukum Indroharto, S.H. dalam
bukunya Usaha Memahami Undang-Undang tentang
Peradilan Tata usaha Negara, Buku II, Pustaka Sinar
Harapan, 1993, halaman 180).
Dalam perkara a quo, faktanya penerbitan Sertipikat-
Sertipikat HGB maupun Sertipikat HGU oleh TERGUGAT
II di atas lahan berstatus Kawasan Hutan Produksi
Halaman 42 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Tetap dan telah diterbitkan IUPHHK-HTI bagi
PENGGUGAT, hal tersebut nyata-nyata telah merugikan
dan membebani PENGGUGAT selaku pemegang IUPHHK-HTI
dimaksud. Dimana penerbitan Sertipikat HGB maupun
Sertipikat HGU tersebut berdampak pada terhambatnya
realisasi investasi dan kegiatan pengusahaan hutan
yang diwajibkan kepada PENGGUGAT.
Dalam penerbitan hak-hak atas tanah tersebut,
TERGUGAT II sama sekali tidak memperhatikan
kepentingan PENGGUGAT dalam pembangunan hutan
tanaman industri dengan mengabaikan fakta-fakta
bahwa terhadap lahan yang dimohonkan hak-hak atas
tanah tersebut telah menjadi areal IUPHHK-HTI
PENGGUGAT. Pengecekan status kawasan yang hanya
didasarkan pada RTRWP tanpa mempertimbangkan adanya
perubahan alih fungsi lahan menjadi Kawasan Hutan
Produksi Tetap yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
i.c. Menteri Kehutanan R.I., hal tersebut nyata-
nyata merupakan pertimbangan yang tidak relevan dan
tidak dapat dibenarkan sebagai dasar pengambilan
suatu keputusan pemberian hak atas tanah yang
senyatanya telah berstatus Kawasan Hutan dan telah
menjadi areal IUPHHK-HTI PENGGUGAT.
Halaman 43 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Berdasarkan alasan-alasan dan fakta-fakta yang telah
diuraikan di atas, maka selanjutnya PENGGUGAT dengan hormat
mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha
Negara Jambi yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar
berkenan memutus sebagai berikut:
DALAM PENUNDAAN
1. Mengabulkan permohonan penundaan yang diajukan PENGGUGAT
untuk seluruhnya;----------------------------------------
2. Memerintahkan kepada TERGUGAT I untuk menunda pelaksanaan
Surat Keputusan TERGUGAT I Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal
8 Agustus 2002tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT.
Ricky Kurniawan Kertapersada Di Kecamatan Kumpeh dan
Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2002 yang
tumpang tindih dengan areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu (IUPHHK) pada Hutan Tanaman Industri (HTI)
PENGGUGAT serta memerintahkan TERGUGAT I untuk tidak
melakukan tindakan hukum dan/atau tindakan administratif
apapun berkaitan dengan Surat Keputusan tersebut selama
perkara ini berjalan sampai ada putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde);-
3. Memerintahkan kepada TERGUGAT II untuk menunda
pelaksanaan Surat Keputusan TERGUGAT II :
Halaman 44 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
a. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 5/Mekar
Sari/2007 tanggal 22 Nopember 2007 seluas 83.537 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
b. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 3/Mekar
Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
c. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 1/Mekar
Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 29.111 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
d. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 4/Mekar
Sari/2007 tanggal 22 Nopember 2007 seluas 149.215 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
e. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 2/Mekar
Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 39.934 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
f. Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari tanggal
28 Oktober 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 12/Muaro
Halaman 45 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Jambi/2008 tanggal 8 Oktober 2008 seluas 682,2 Hektar
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
, serta memerintahkan TERGUGAT II untuk tidak melakukan
tindakan hukum dan/atau tindakan administratif apapun
berkaitan dengan Surat-Surat Keputusan tersebut selama
perkara ini berjalan sampai ada putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde).
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya ;---------
2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan TERGUGAT I
Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus 2002tentang
Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada Di Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan Maro Sebo
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2002 ;-----------------------
3. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan TERGUGAT II
:
a. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 5/Mekar
Sari/2007 tanggal 22 Nopember 2007 seluas 83.537 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
b. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 3/Mekar
Halaman 46 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
c. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 1/Mekar
Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 29.111 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
d. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 4/Mekar
Sari/2007 tanggal 22 Nopember 2007 seluas 149.215 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
e. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 2/Mekar
Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 39.934 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
f. Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari tanggal
28 Oktober 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 12/Muaro
Jambi/2008 tanggal 8 Oktober 2008 seluas 682,2 Hektar
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
4. Memerintahkan kepada TERGUGAT I untuk mencabut Surat
Keputusan TERGUGAT I Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 8
Agustus 2002tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT.
Ricky Kurniawan Kertapersada Di Kecamatan Kumpeh dan
Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2002;----
Halaman 47 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
5. Memerintahkan kepada TERGUGAT II untuk mencabut :
a. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2012 sesuai dengan Surat Ukur Nomor
5/Mekar Sari/2007 tanggal 22 Nopember 2012 seluas
83.537 M2 atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada;-
b. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 3/Mekar
Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
c. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 3/Mekar
Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
d. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 1/Mekar
Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 29.111 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
e. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 4/Mekar
Sari/2007 tanggal 22 Nopember 2007 seluas 149.215 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
f. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar Sari
tanggal 28 Maret 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 2/Mekar
Halaman 48 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Sari/2007 tanggal 12 Nopember 2007 seluas 39.934 M2
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
g. Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari tanggal
28 Oktober 2008 sesuai Surat Ukur Nomor 12/Muaro
Jambi/2008 tanggal 8 Oktober 2008 seluas 682,2 Hektar
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada ;----------
6. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar segala biaya
perkara ini.
Apabila Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi
berpendapat lain, maka kami mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono);--------------------------------
Bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat I
telah mengajukan Jawabannya tertanggal 21 Juni 2012yang
pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut: -------
DALAM EKSEPSI :
1. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil gugatan
Penggugat, kecuali apa yang diakui secara tegas;------
2. Bahwa obyek gugatan khususnya yang menyangkut Tergugat
I didalam sengketa Tata Usaha Negara ini adalah berupa
Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor 01 Tahun 2002
tanggal 8 Agustus 2002 tentang Pemberian izin usaha
Halaman 49 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Perkebunan PT.Ricky Kurniawan Kartapersada di
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi;---------------
3. Bahwa ternyata sesuai dengan fakta hukum, Penggugat
(PT. Wirakarya Sakti) sudah mengetahui Keputusan aquo
(objek sengketa) terhitung sejak tanggal 2 November
2011 atau setidak-tidaknya pada tanggal 21 Desember
2011. Hal itu didasarkan adanya gugatan Intervensi
yang diajukan oleh PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
terhadap PT. Wirakarya Sakti (Penggugat) i.c Perkara
Nomor80/PDT.INTERVEN/2011/PN.JBI dimana dalam dalil-
dalil gugatannya Point 6 bagian d, PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada telah mendalilkan dalam gugatannya bahwa
dalam menjalankan usaha sebagai Perusahaan Perkebunan
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada telah memilki ijin
usaha perkebunan dari Bupati Muaro Jambi dengan
Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor 01 Tahun 2002
tanggal 8 Agustus 2002 yang berisi pada pokoknya dalam
rangka pemanfaatan lahan tidur maka PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada diberikan izin usaha Perkebunan
kelapa sawit dengan pola “ Pengembangan lainnya yang
saling menguntungkan, memperkuat, membutuhkan antara
pekebun dengan perusahaan Perkebunan, terhadap lahan
seluas 15.800 Hektar yang berlokasi di Desa Mekar
Halaman 50 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Sari, Desa Puding masing-masing berada di Kecamatan
Kumpeh, Desa Sekumbung, Desa Mudo dan Desa Danau Lamo
masing-masing berada di Kecamatan Maro Sebo Kabupaten
Muaro Jambi dan objek sengketa aquo oleh PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada diberi Kode dengan Bukti
P.14.Int. Berdasarkan hal tersebut di atas sesuai
dengan ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 51 Tahun 2009 Jo. Surat Edaran Mahkamah
Agung Nomor 2 Tahun 1991, maka Gugatan Penggugat sudah
lewat waktu sebagaimana dimaksud oleh Ketentuan
Undang-Undang tersebut di atas. Berdasarkan uraian
tersebut sudah selayaknya gugatan Penggugat dinyatakan
tidak dapat diterima (Niet Onvankljke Veklard);-------
4. Sebagaimana adagium hukum administrasi "point d'interet -
point d'action" ( bila ada kepentingan, maka disitu baru
ada proses) sebagaimana diadopsi dalam Pasal 53 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009
yaitu : " (1) Seseorang atau badan hukum perdata yang
merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan
Halaman 51 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis
kepada Pengadilan
yang berwenang...";-----------------------------------
Berdasarkan hal tersebut maka kepentingan yang
dimiliki oleh Penggugat yang menyatakan memiliki IUP
HHK HTI berdasarkan SK Menhut Nomor 346-Menhut-II-
2004 tanggal 10 September 2004 yang berasal dari
Penunjukan Kawasan Hutan dengan SK Nomor277/Menhut-
II/2004 tanggal 2 Agustus 2004, yang lahir dari
Pencadangan Lahan HTI yang diberikan kepada
Penggugat dengan surat Menteri Kehutanan Nomor 1198 /
1997 tanggal 7 Oktober 1997 dimana dalam salah satu
syaratnya Penggugat harus lebih dulu menyelesaikan
permasalahan yang ada, karena transaksi yang dibuat
Penggugat dengan Pihak PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada berdasarkan akta Notaris Nomor 24 dan 25
Tahun 1999 tentang penyerahan lahan dan pembayaran
belum selesai karena nilai transaksi sebesar Rp.250
juta baru dibayar Penggugat sebesar Rp.187,5 juta
sebagaimana telah dijadikan pertimbangan oleh Majelis
Hakim PN Jambi Nomor 102/Pid.B/2011/PN Jbi, namun
dengan melakukan kecurangan Penggugat yang belum
melakukan penyelesaian masalah yang disyaratkan
Halaman 52 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
SK 1198/1997 tersebut Penggugat telah menyatakan
masalah telah selesai kepada pihak Menteri Kehutanan
sehingga Menhut mengeluarkan penunjukan Kawasan Hutan
dengan SK Nomor277/Menhut-II/2004 tanggal 2 Agustus
2004 yang dilanjutkan dengan pemberian IUP HHK HTI
Penggugat SK Menhut Nomor 346-Menhut-II-2004 tanggal
10 September 2004 ;-----------------------------------
Dengan demikian unsur kepentingan yang dijadikan dasar
oleh Penggugat untuk mengajukan gugatan ke PTUN
dilakukan berdasarkan kepentingan yang masih memiliki
cacat hukum dan masalah keperdataan, sehingga Legal
Standing Penggugat dalam perkara ini haruslah
ditolak;----------------------------------------------
5. Bahwa eksepsi mengenai permintaan penundaan putusan
yang diajukan Penggugat adalah hal yang mengada-ada
dan dilakukan dengan penafsiran penggugat sendiri,
karena bagaimana mungkin Pihak Penggugat mengajukan
penundaan sementara Penggugat masih bermasalah hukum
karena belum tuntas melakukan pembayaran dalam
penyelesaian masalah lahan yang menjadi persyaratan
utama pencadangan lahan HTI Penggugat berdasarkan
Surat Menhut Nomor1198/Menhut/1997, (akta Nomor24 dan
Halaman 53 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Nomor25 tahun 1999 yang dibuat dihadapan Notaris Ratna
Wirdanalis);------------------------------------------
Selain itu berdasarkan Pasal 67 ayat (2) dan ayat (4)
huruf (a) dan huruf (b) Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 yg mengatur :
(4) Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2):
a. dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan
yang sangat mendesak yang mengakibatkan
kepentingan penggugat sangat dirugikan jika
Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu
tetap dilaksanakan;------------------------------
b. tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan
umum dalam rangka pembangunan mengharuskan
dilaksanakannya keputusan tersebut;--------------
Dalam permohonan Penggugat yang meminta Penundaan
pelaksanaan putusan jelas-jelas tidak ada “keadaan yang
sangat mendesak yang mengakibatkankepentingan penggugat
sangat dirugikan “ dan secara historis dimunculkannya
ketentuan tersebut merupakan pengecualian dari
asas Prasumptio iustae causa. Asas ini dimuat dalam Pasal 67
ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Halaman 54 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Tata Usaha Negara menyebutkan sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun
2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan
“gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya keputusan Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara serta tindakan Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara yang digugat” pengertian pasal tersebut di atas
menjelaskan bahwa setiap keputusan Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara dianggap sah oleh karenanya dapat dijalankan
walaupun ada gugatan.
Pengecualian yang dimaksud terdapat pada pasal 67 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 yang
berbunyi demikian ”Penggugat dapat mengajukan permohonan agar
pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda selama pemeriksaan
sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada putusan Pengadilan
yang memperoleh kekuatan hukum tetap”. Pasal 67 ayat (2) tersebut
di atas memberi hak kepada Penggugat untuk mengajukan
permohonan penundaan atas pelaksanaan Surat Keputusan Tata
Usaha Negara sebagai obyek sengketa yang antara lain dalam
praktek peradilan dilakukan bila:
a. Perbuatan faktual yang menjadi isi keputusan Tata Usaha
Negara belum dilaksanakan secara fisik, misalnya
Halaman 55 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
pembongkaran yang belum dilaksanakan. Namun secara kasus
perkasus, apabila perbuatan faktual yang menjadi isi
Keputusan Tata Usaha Negara adalah perbuatan yang
berkelanjutan, misalnya penebangan kayu di area HPH, dan
semacam itu Keputusan Tata Usaha Negara tersebut
meskipun sudah dilaksanakan secara fisik, atas
permohonan Penggugat, Ketua/ majelis Hakim /Hakim dapat
mengabulkan permohonan penundaan ;----------------------
b. Penundaan dapat dikabulkan apabila kepentingan Penggugat
yang dirugikan tidak dapat atau sulit dipulihkan oleh
akibat Keputusan Tata Usaha negara yang digugat
terlanjur dilaksanakan ;--------------------------------
Karena dalam dalil-dalil gugatannya keberadaan Keputusan
Tergugat I yang menjadi objek perkara ini tidak memenuhi
kriteria di atas maka sepatutnya permohonan penundaan
pelaksanaan keputusan Tergugat I tersebut harus diabaikan.
Selain itu adanya kepentingan umum yang terkait dalam
Keputusan Tergugat I sehubungan dengan Izin Usaha
Perkebunan PT.Ricky Kurniawan Kertapersada berkaitan dengan
mata pencaharian 3 Warga Desa yang tergabung dalam Koperasi
Bina Usaha, Koperasi Fajar Pagi dan Koperasi Wira Usaha,
yang kesemuanya lahan masyarakat koperasi tersebut berasal
dari Izin Lokasi yang dikeluarkan Tergugat I dengan
Halaman 56 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Keputusan Nomor 1 Tahun 2000 tanggal 8 Februari 2000 dan
Izin Lokasi dengan Keputusan Nomor 280 Tahun 2002 tanggal
20 Juni 2002, sehingga dikabulkannya Permohonan Penundaan
Pelaksanaan Putusan atas Keputusan Tergugat I tentang Izin
Usaha Perkebunan PT.Ricky Kurniawan Kertapersada akan
berdampak langsung terhadap mata pencaharian kebanyakan
warga Desa Mekar sari yang merupakan kepentingan umum, yang
dapat menggugurkan permohonan penundaan pelaksanaan putusan
Tergugat I sehubungan Izin Usaha Perkebunan PT.Ricky
Kurniawan Kertapersada ;-----------------------------------
Oleh karena itu Tergugat I mohon agar permohonan Penundaan
pelaksanaan putusan Tergugat I sehubungan Izin Usaha
Perkebunan PT.Ricky Kurniawan Kertapersada yang diajukan
Tergugat dalam Surat Gugatannya harus ditolak ;------------
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Tergugat mohon
Majelis Hakim untuk memutuskan sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI
1. Menerima Eksepsi Tergugat ;-----------------------------
2. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-
tidaknya tidak dapat diterima (Niet Onvankljke Veklard);
DALAM PENUNDAAN :
- Menolak Permohonan Penundaan untuk seluruhnya ;----------
DALAM POKOK PERKARA
Halaman 57 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
1. Bahwa apa yang diuraikan pada Bagian Eksepsi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan bagian Pokok
Perkara. Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-
dalil gugatan Penggugat, kecuali apa yang diakuinya
secara tegas ;------------------------------------------
2. Bahwa tidak benar dan tidak berdasar Penggugat
mendalilkan Keputusan Bupati Nomor 01 Tahun 2002
tertanggal 8 Agustus 2002 tentang Pemberian Izin Usaha
Perkebunan PT.Ricky Kurniawan Kertapersada di Kecamatan
Kumpeh dan Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi
telah dikeluarkan/diterbitkan bertentangan dengan
Peraturan Perundang-Undangan dan Asas-Asas umum
Pemerintahan yang baik ;--------------------------------
3. Bahwa justru Keputusan Bupati Nomor 01 Tahun 2002
tanggal 8 Agustus 2002 (obyek sengketa) telah
dikeluarkan atau diterbitkan oleh Tergugat dengan
memperlihatkan dan berpedoman kepada Ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan dan Asas-asas umum Pemerintahan yang
baik. Hal tersebut dapat diperhatikan dari konsideran
menimbang dan mengingat dari Keputusan aquo (objek
sengketa);----------------------------------------------
4. Bahwa dasar pertimbangan Tergugat menerbitkan Keputusan
aquo antara lain sebagai berikut :
Halaman 58 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
a. Adanya Surat Permohonan yang diajukan oleh Direktur
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada Nomor
29/Ricky/07/2002 tanggal 31 Juli 2002 perihal
Permohonan Izin Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Atas
Nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada di desa Puding,
Desa Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro
Jambi;------------------------------------------------
b. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5/
2002 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan:
diantaranya sebagaimana yang tercantum dalam
permohonan yang diajukan Direktur Direktur PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada Nomor 29/Ricky/07/2002 tanggal
31 Juli 2002 yaitu:
- Akte Pendirian ;----------------------------------
- NPWP ;--------------------------------------------
- Surat Keterangan Domisili (SITU);-----------------
- Rencana Kerja Usaha Perkebunan (Proyek Proposal);-
- Rekomendasi lokasi dari instansi Pertanahan ;-----
- Pertimbangan tehnis ketersediaan lahan dari
instansi kehutanan sepanjang kawasan hutan ;------
- Rekomendasi tehnis kesesuaian lahan dari Kepala
Dinas Perkebunan Propinsi Jambi ;---------------
- Pernyataan Penguasaan Lahan ;---------------------
Halaman 59 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
- Pernyataan mengenai pola pembangunan yang dipilih
dan dibuat/dihadapan notaris ;--------------------
- Peta calon lokasi ;-------------------------------
- Surat persetujuan dokumen dari komisi AMDAL
Daerah;-------------------------------------------
- Surat Persetujuan yang telah kami peroleh dari
Pemerintah;---------------------------------------
5. Bahwa dari persyaratan-persyaratan tersebut di atas
telah dipenuhi oleh PT. Ricky Kurniawan Kertapersada,
jadi tidak ada alasan untuk tidak mempertimbangkan
Permohonan PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tersebut,
dan hal tersebut merupakan kewenangan Tergugat ;------
Dari uraian tersebut tidak ada tindakan Tergugat
didalam menerbitkan Keputusan aquo secara melawan
hukum atau bertentangan dengan Asas - asas Umum
Pemerintahan yang baik ;------------------------------
6. Bahwa Penggugat telah salah kaprah didalam mengartikan
kompensasi yang diberikan kepada PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada seolah-olah terhadap areal 2000 Ha eks
Izin lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada sebagai
telah masuk menjadi areal Penggugat. Karena didalam
areal 2000 Ha tersebut masih banyak hak keperdataan
penduduk setempat yang terlebih dahulu harus diberi
Halaman 60 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
ganti rugi. Karena Penggugat sama sekali tidak
membebaskan atau menyelesaikan ganti rugi terhadap
hak-hak keperdataan penduduk setempat yang ada pada
areal tersebut, maka dengan sendirinya Penggugat tidak
dapat menguasai areal tersebut. Karena izin lokasi
bukan merupakan bukti atas kepemilikan tanah melainkan
sarana untuk memiliki lahan/areal dalam rangka
penanaman modal. Dengan tidak menguasai tanah/areal
tersebut tidaklah mungkin Penggugat dapat berusaha di
areal tersebut. Jadi tidak mampunya Penggugat
menguasai lahan tersebut, semata-mata karena Penggugat
sama sekali tidak pernah menyelesaikan hak-hak
Keperdataan penduduk pada areal tersebut, dan bukan
disebabkan oleh izin usaha Perkebunan aquo (objek
sengketa);--------------------------------------------
7. Bahwa Keputusan Tergugat 1 Nomor 01 Tahun 2002 tentang
Izin Usaha Perkebunan PT.Ricky Kurniawan Kertapersada
tidak melanggar Norma hukum yang diatur dalam Pasal 19
SK Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5/2002
yang mengatur tentang sanksi adminitratif yg dapat
dijatuhkan pada Perusahaan Perkebunan, oleh karena itu
syarat yang ditentukan dalam Pasal 10 huruf (k)
bukanlah diabaikan, tetapi dijadikan salah satu diktum
Halaman 61 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
keputusan untuk dilaksanakan oleh PT.Ricky Kurniawan
Kertapersada setelah memperoleh izin usaha perkebunan,
mengingat situasi pada Tahun 2002 dimana keberadaan
Kabupaten Muaro Jambi baru terbentuk;-----------------
Tindakan Tergugat I tersebut tidaklah merupakan
pelangaran peraturan perundang undangan yang ada,
karena tidak ada sanksi yg mengatur mengenai tindakan
Tergugat I tersebut, karena sanksi yang ada dalam SK
Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5/2002
hanyalah sehubungan dengan ketentuan Pasal 19 yang
mengatur tentang sanski adminitratif, dan hal tersebut
tidak dilanggar oleh Tergugat I maupun PT.Ricky
Kurniawan Kertapersada;-------------------------------
Hal tersebut merupakan diskresi (kebijakan) yang
merupakan doelmatigheis dalam pengambilan keputusan
dan tidak bertentangan dengan tujuan diberikannya
wewenang atributif maupun delegatif yang dimiliki oleh
Tergugat I;-------------------------------------------
Oleh sebab itu maka dalam hal peraturan yang berlaku
tidak mengatur mengenai sesuatu hal atau peraturan
yang berlaku tidak jelas, maka diskresi dapat
dilakukan oleh Badan/Pejabat administrasi
pemerintahan, akan tetapi tetap harus mengacu pada
Halaman 62 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
asas-asas umum pemerintahan yang baik (AUPB). Dalam
hal ada suatu aturan yang mengatur tentang hal
tertentu dan aturan tersebut dapat dilaksanakan, maka
tidak boleh dilakukan diskresi, akan tetapi
menerapkan aturan yang berlaku. Dalam hal ada suatu
aturan yang mengatur tentang hal tertentu, akan tetapi
aturan tersebut tidak memungkinkan untuk
dilaksanakan, maka diperbolehkan dilakukan diskresi
dengan mencari alternatif/upaya lain yang tidak
melanggar hukum dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang
Baik (AUPB);------------------------------------------
Dalam hal ada suatu aturan yang mengatur tentang hal
tertentu, akan tetapi aturan tersebut tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan, maka pengujian
terhadap keputusan diskresi oleh Pengadilan Tata Usaha
Negara dilakukan tidak dengan menggunakan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, melainkan dengan
asas-asas umum pemerintahan yang baik (AUPB);---------
Berdasarkan Hal-hal yang diuraikan di atas Tergugat mohon
Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi untuk
memutuskan sebagai berikut:
DALAM POKOK PERKARA:
Halaman 63 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-
tidaknya tidak dapat diterima (Niet Onvankljke
Veklard);-----------------------------------------------
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya Perkara;-------
Bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat
II memberikan Jawabannya tertanggal 21 Juni 2012, pada
pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut: ------------
I. DALAM EKSEPSI
1. Bahwa gugatan ini kurang pihak, dimana Menteri
Kehutanan selaku pihak yang memberikan Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Kayu (IUPHHK-HTI) kepada Penggugat
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
346/Menhut/II/2004 tanggal 10 September 2004, tidak
diikut sertakan sebagai pihak dalam gugatan ini,
padahal secara hukum Penggugat merasa dirugikan;------
2. Bahwa pernyataan para Penggugat baru mengetahui objek
tanah statusnya HGU pada tanggal 17 Februari 2012 pada
saat disampaikan Daftar Bukti dalam Perkara Perdata
Nomor80/Pdt.G/2011/PN.JBI adalah rekaan Penggugat dan
tidak benar dengan alasan hukum:
Penggugat pada dasarnya telah mengetahui Penerbitan
HGU Nomor42/Desa Mekar Sari tanggal 28 Oktober 2008
Halaman 64 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
dengan Surat Ukur Nomor2 Tahun 2008 tanggal 8
Oktober 2008 dan HGB Nomor1, 2, 3, 4, dan 5/Desa
Mekar Sari, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi
pada tanggal 21 Desember 2011 dan 20 Januari 2012.
Dimana terbukti pada waktu Penggugat menyampaikan
Jawaban Gugatan Intervensi dan Duplik Tergugat
Intervensi II dalam Perkara Perdata
Nomor80/Pdt.G/2011/PN.JBI, sedangkan Gugatan ini
diajukan Penggugat pada tanggal 2 Mei 2012 ;--------
Berdasarkan Pasal 55 Undang-Undang Nomor5 Tahun 1986
jo. Undang-Undang Nomor9 Tahun 2004 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara dinyatakan secara tegas
“Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 hari
(sembilan puluh hari) terhitung sejak saat diterimanya atau
diumumkan Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara”.
Fakta Hukum membuktikan bahwa Penggugat pada
dasarnya telah mengetahui status tanah HGU dan HGB
tersebut sejak tanggal 21 Desember 2011, dengan
demikian jelas gugatan telah melebihi jangka waktu
90 hari ;---------------------
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas Gugatan ini
kurang pihak dan melebihi jangka waktu dalam 90 hari
Halaman 65 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
sesuai dengan Peraturan Peradilan Tata Usaha Negara
tersebut, oleh karenanya Gugatan tersebut secara hukum
harus ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat
diterima (Niet Ontvankelijk verklaard);---------------
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa apa yang Tergugat II kemukakan dalam Eksepsi
berlaku juga dan merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan dalam pokok perkara ini; -----------------
2. Bahwa Gugatan Penggugat pada Posita angka 9 huruf n
yang pada intinya menyatakan tindakan Tergugat II
telah melakukan perbuatan melawan hukum dan Tumpang
Tindih perizinan dapat Tergugat II tanggapi bahwa
anggapan tersebut tidak berdasarkan hukum dan
kabur/tidak jelas (Obscuur Libel): -------------------
a. HGU Nomor42/Desa Mekar Sari dan HGB Nomor1, 2, 3, 4
dan 5/Desa Mekar Sari masing-masing tanggal 28 Maret
2008 atas nama PT Ricky Kurniawan Kertapersada
terletak di Desa Mekar Sari, Kecamatan Kumpeh
Kabupaten Muaro Jambi diberikan di atas tanah yang
statusnya sudah jelas berupa area penggunaan lain
(APL) sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
sebagaimana diatur di dalam Peraturan Daerah Nomor9
Halaman 66 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Tahun 1993 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Propinsi Jambi; ------------------------------------
b. Pemberian Sertipikat HGU dan HGB aquo berdasarkan
pertimbangan:
1) ASPEK PERIZINAN;---------------------------------
PT Ricky Kurniawan Kertapersada diberikan Izin
Lokasi untuk pembangunan perkebunan kelapa
sawit berdasarkan Surat Keputusan Bupati Muaro
Jambi Nomor 280 Tahun 2002 sesuai dengan
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional RI Nomor2 Tahun 1993
tentang Tata Cara Memperoleh Izin Lokasi dan
Hak Atas tanah bagi Perusahaan Dalam Rangka
Penanaman Modal jo. Peraturan Menteri Negara
Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional RI
Nomor2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi; --------
Izin Usaha Perkebunan dari Bupati Muaro Jambi
tanggal 8 Agustus 2002 Nomor01 Tahun 2002
tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan kepada
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada di Kecamatan
Kumpeh dan Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro
Jambi sesuai Undang-Undang Nomor18 Tahun 2004
tentang Perkebunan jo. Peraturan Menteri
Halaman 67 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Pertanian Nomor26 Tahun 2006 tentang Pedoman
Perizinan Usaha Perkebunan; -------------------
2) ASPEK PEROLEHAN TANAH ;--------------------------
PT. Ricky Kurniawan Kertapesada telah
memperoleh Surat penguasaan/Peruntukan lahan
untuk pembangunan kebun kemitraan dengan
masyarakat berdasarkan Surat Keterangan Bupati
Muaro Jambi tanggal 10 Mei 2006 Nomor
500/344/Eko ;----------------------------------
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada memperoleh
tanah HGU untuk pembangunan perkebunan kelapa
sawit dan HGB untuk pembangunan emplasment dan
kantor perusahaan berdasarkan kerjasama
kemitraan dengan masyarakat malalui wadah KUD
Bina Usaha Desa Mekar Sari sesuai dengan
Perjanjian Kerjasama antara PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada dengan KUD Bina Usaha
NomorSPK/429/RKK/XII/06 tanggal 15 Desember
2006 diketahui oleh Bupati Muaro Jambi; -------
c. PT. Ricky Kurniawan Kertapersada telah diberikan
izin lokasi berdasarkan Surat Keputusan Pemberian
Izin Lokasi dari Bupati Muaro Jambi Nomor280 Tahun
2002 tanggal 20 Juni 2002, sedangkan IUPHHK-HTI yang
Halaman 68 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
diberikan oleh Menteri Kehutanan kepada PT. WKS
berdasarkan Surat Keputusan Nomor346/Menhut/II/2004
tanggal 10 September 2004. Dengan demikian status
tanah HGU dan HGB sesuai dengan izin lokasi yang
diberikan kepada PT. Ricky Kurniawan Persada pada
Tahun 2002 statusnya adalah tanah negara berupa
Areal Penggunaan Lain (APL) sesuai dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah dan tidak tumpang tindih dengan
IUPHHK-HTI PT. WKS (Izin Lokasi lebih dahulu terbit
dari IUPHHK-HTI). Persoalan PT. WKS yang telah
membeli areal di dalam izin lokasi tersebut secara
hukum tidak dibenarkan dan berdasarkan sifat dan
tujuan pemberian izin lokasi tersebut, bahwa pada
dasarnya izin lokasi tidak dapat dialihkan kepada
pihak lain; ----------------------------------------
Dengan demikian jelas secara hukum sertipikat HGU dan
HGB aquo tidak tumpang tindih dengan perizinan di
bidang Kehutanan dan pemberian HGU dan HGB tersebut
telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan oleh karenanya gugatan Penggugat harus
ditolak karena tidak berdasarkan hukum; --------------
3. Bahwa terhadap Gugatan Penggugat pada Posita Angka 11
dalam Pokok Perkara yang pada intinya beranggapan
Halaman 69 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
penerbitan Sertipikat HGU dan HGB aquo oleh Tergugat
II telah bertentangan dengan Asas-Asas Umum
Pemerintahan Yang Baik adalah Kesimpulan yang keliru
dari Penggugat dan tidak benar. Pemberian Sertipikat
HGU dan HGB aquo telah mempertimbangkan dari beberapa
aspek; -----------------------------------------------
a. AZAZ KEPASTIAN HUKUM
Pemberian HGU Nomor42/Desa Mekarsari dan HGB Nomor1,
2, 3, 4, dan 5/Desa Mekarsari masing-masing atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Sertipikat HGU dan HGB aquo diberikan
berdasarkan Pasal 28 ayat (1) jo. Pasal 35 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria jis. Peraturan Pemerintah
Nomor40 Tahun 1996 tentang Haak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan Hak Pakai Atas tanah dan Peraturan
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor9 Tahun 1999
tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas
tanah Negara dan Hak Pengelolaan; ------------------
Dengan demikian proses pemberian Sertipikat HGU dan
HGB tersebut telah memberikan jaminan kepastian
hukum terhadap obyek tanah aquo dan perlindungan
Halaman 70 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
hukum kepada pemegang haknya PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada; --------------------------------------
b. AZAZ TERTIB PENYELENGGARAAN NEGARA
Bahwa apa yang didalilkan oleh Penggugat kepada
Tergugat II dapat kami tanggapi bahwa penerbitan
Sertipikat HGU dan HGB aquo telah memperhatikan
sungguh-sungguh ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku terutama terkait dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sebagaimana diatur
dalam Peraturan Daerah Nomor9 Tahun 1993 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jambi. Status
tanah yang diberikan adalah tanah negara berupa
Areal Penggunaan Lain (APL) untuk budidaya pertanian
dan non pertanian; ---------------------------------
Proses pemberian hak atas tanahnya dengan
pertimbangan sebagai berikut:
Izin Lokasi berdasarkan Surat Keputusan Bupati
Muaro Jambi Nomor280 Tahun 2002 sesuai dengan
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional RI Nomor2 Tahun 1993 tentang
Tata Cara memperoleh Izin Lokasi dan Hak Atas
tanah Bagi Perusahaan Dalam Rangka Penanaman
Modal jo. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala
Halaman 71 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 2 Tahun 1999
Tentang Izin Lokasi;-----------------------------
Izin Usaha Perkebunan dari Bupati Muaro Jambi
tanggal 8 Agustus 2002 Nomor01 Tahun 2002 Tentang
Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada di Kecamatan Kumpeh dan
Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi sesuai
Undang-Undang Nomor18 Tahun 2004 Tentang
Perkebunan jo. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
26 Tahun 2006 Tentang Pedoman Perizinan Usaha
Perkebunan;--------------------------------------
Kenyataan membuktikan bahwa sertipikat HGU dan
HGB tersebut diberikan di atas tanah yang
diperoleh perusahaan dari masyarakat berdasarkan
perjanjian kerjasama membangun kebun kelapa sawit
dengan pola kemitraan antara PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada dengan masyarakat melalui KUD Bina
Usaha Nomor SPK/429/RKK/XII/06 tanggal 5 Desember
2006;--------------------------------------------
Berdasarkan hasil penelitian Panitia Pemeriksaan
Tanah “B” yang dituangkan dalam Risalah Panitia
Pemeriksaan Tanah “B” tanggal 26 Juli 2007 yang
keanggotaannya terdiri dari Dinas Instansi
Halaman 72 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
terkait antara lain Kepala Dinas Kehutanan
Propinsi Jambi dalam kesimpulannya menyatakan
bahwa tanah yang dimohon adalah tanah negara yang
berdasarkan Tata Ruang Wilayah termasuk dalam
Kawasan Budidaya Pertanian dan Non Pertanian;----
Dengan demikian dapat dipastikan bahwa tidak ada
benturan ketentuan peraturan perundang-undangan
dalam melaksanakan kebijakan pertanahan dan Surat
Keputusan Penunjukan Parsial Kawasan Hutan yang
diberikan izin IUPHHK-HTI kepada PT. WKS seyogyanya
harus ditindaklanjuti dengan penataan batas kawasan
hutan untuk ditetapkan sebagai kawasan hutan tetap
dan sesuai dengan Pasal 15 ayat (1) huruf b Undang-
Undang Nomor41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang
pada intinya menyatakan pengukuhan kawasan hutan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilakukan
melalui proses penataan batas kawasan hutan;--------
Fakta kondisi di lapangan, pada areal yang ditunjuk
sebagai kawasan hutan melalui IUHKKTI-HTI kepada PT.
WKS, tanah tersebut pada kenyataannya:
Merupakan tanah masyarakat yang bekerjasama
dengan perusahaan membangun kebun kemitraan;-----
Halaman 73 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Di atas tanah tersebut telah dibangun gedung
emplasmen dan perkantoran;-----------------------
Penggunaan tanah tersebut telah terdapat kebun
sawit;-------------------------------------------
c. AZAZ KECERMATAN
Bahwa Penggugat tidak dapat membuktikan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mana telah
dilanggar Tergugat II. Pemberian HGU dan HGB
masing-masing kepada PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada berdasarkan pertimbangan:
1) Pemberian HGU Nomor42/Desa Mekarsari Tahun 2008
dengan persyaratan:
- Surat Permohonan HGU;-----------------------
- Akta Pendirian Badan Hukum tanggal 30
September 1996 Nomor23 dan Pengesahan Badan
Hukum dari Menteri Hukum dan Perundang-
undangan RI NomorC-9857.HT.01.01.Th.2000
tanggal 8 Mei 2000;-------------------------
- Izin Usaha Perkebunan dari Bupati Muaro
Jambi dengan Keputusan Nomor01 Tahun 2002
tanggal 8 Agustus 2002;---------------------
Halaman 74 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
- Izin Lokasi dari Bupati Muaro Jambi dengan
Surat Keputusan Nomor280 Tahun 2002 tanggal
20 Juni 2002;-------------------------------
- Surat Keterangan Penguasaan/Peruntukan Lahan
dari Bupati Muaro Jambi tanggal 10 Mei 2006
Nomor500/344/Eko;---------------------------
- Perjanjian Kerjasama antara PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada dengan KUD Bina Usaha
NomorSPK/429/RKK/XII/06 tanggal 5 Desember
2006;---------------------------------------
- Risalah Pertimbangan Teknis Petanagunaan
Tanah Bidang Pengaturan dan Penataan
Pertanahan Kantor Wilayah BPN Propinsi Jambi
Nomor02/VII-2007 tanggal 9 Juli 2007;-------
- Peta Bidang Tanah Kadasteral tanggal 20 Juli
2007 NIB.06.10.00.00.00022;-----------------
- Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B
Nomor47/RSL/HGU/2007 tanggal 26 Juli 2007;--
- Objek Proposal;-----------------------------
- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar
Perusahaan;---------------------------------
Halaman 75 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
- PBB dan Bea Perolehan Atas tanah dan
Bangunan (BPHTB);---------------------------
- SK HGU Nomor28-HGU-BPN-RI-2008 tanggal 7
Juli 2008;----------------------------------
- Buku Tanah HGU Nomor42 Tahun 2008;----------
2. Pemberian HGB Nomor1, 2, 3, 4, dan 5 atas nama
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada dengan
persyaratan:
- Permohonan HGB masing-masing tanggal 17
September 2007;-----------------------------
- Fotokopi KTP;-------------------------------
- SPPT PBB;-----------------------------------
- Akta Pendirian Badan Hukum Nomor23 tanggal
30 September 1996 dan Akta Perubahan
Anggaran Dasar Perseroan Nomor 35 tanggal 28
September 2005;-----------------------------
- Pengesahan Badan Hukum dari Menteri
Kehakiman RI Nomor C.857 HT.01.01 Tahun 2000
tanggal 8 Mei 2000;-------------------------
- Surat Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor 280
Tahun 2002;---------------------------------
- Surat Ukur masing-masing tanggal 12 November
2007 dan tanggal 22 November 2007 Nomor:
Halaman 76 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
01/Mekar Sari/2007, Nomor: 02/Mekar
Sari/2007, Nomor: 03/Mekar Sari/2007, Nomor:
04/Mekar Sari/2007 dan Nomor: 02/Mekar
Sari/2007;----------------------------------
- Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah “A”
masing-masing tanggal 30 November 2007
Nomor: 04/11/PA/HPT-2007, Nomor:
05/11/PA/HPT-2007, Nomor: 06/11/PA/HPT-2007,
Nomor: 21/11/PA/HPT-2007 dan Nomor:
22/11/PA/HPT-2007;--------------------------
- Surat Keputusan Pemberian HGB masing-masing
tanggal 19 Desember 2007 dan 27 Desember
2007 Nomor 18, Nomor 20, Nomor 21, Nomor 22
dan Nomor 23 Tahun 2007;--------------------
Penggugat dalam gugatannya merasa dirugikan atas
diterbitkannya Sertipikat HGU dan HGB aquo,
kerugian mana menurut Penggugat adanya perjanjian
penyerahan lahan/pengalihan areal/lahan dan akta
perjanjian pembayaran antara Penggugat dengan PT.
Ricky Kurniawan Kertapersada didasarkan atas Izin
Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada (Izin
Lokasi yang telah berakhir Nomor96 Tahun 1996 jo.
Izin Lokasi Nomor35 Tahun 1997);-----------------
Halaman 77 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Dapat kami tanggapi bahwa izin lokasi sesuai
dengan sifat dan tujuannya dibatasi oleh waktu
dan apabila jangka waktu telah berakhir tidak
diperpanjang, status tanahnya kembali dalam
keadaan semula menjadi tanah kepunyaan
masyarakat. Pemberian Izin Lokasi kepada
perusahaan pada dasarnya tidak menghilangkan hak
keperdataan tanah masyarakat yang berada di atas
areal Izin Lokasi tersebut. Kenyataan membuktikan
bahwa PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
bekerjasama dengan masyarakat membangun kebun
kelapa sawit pola kemitraan melalui KUD Bina
Usaha di Desa Mekarsari;-------------------------
Pernyataan Penggugat ini jelas membuktikan tidak
ada relevansinya dengan Pokok Gugatan yang
menyangkut putusan Pejabat Tata Usaha Negara
dalam menerbitkan Sertipikat HGU dan HGB aquo.
Perjanjian jual beli/pengalihan sebagaimana
didalilkan oleh Penggugat dengan dasar Izin
Lokasi yang telah berakhir tersebut adalah
menyangkut perbuatan hukum perdata, sedangkan
perkara ini adalah menyangkut Putusan Pejabat
Tata Usaha Negara. Oleh karena itu Gugatan
Halaman 78 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Penggugat harus dikesampingkan dalam pokok
perkara, oleh karena tidak berdasarkan hukum dan
harus ditolak;-----------------------------------
Berdasarkan uraian di atas, Tergugat II baik dalam
Eksepsi maupun dalam Pokok Perkara ini, kami mohon dengan
hormat kepada Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Jambi dapat memberikan keputusan dalam perkara ini dengan
amar putusan sebagai berikut:
I. DALAM EKSEPSI
1. Menerima Eksepsi Tergugat II dan menyatakan Gugatan
Penggugat ditolak dan/atau setidak-tidaknya dapat
diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard);---------------
2. Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya perkara
yang timbul dalam perkara ini;------------------------
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;-----------
2. Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya perkara
yang timbul dalam perkara ini;------------------------
Bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat
Intervensi I memberikan Jawabannya tertanggal 28 Juni 2012,
pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut: -------
I. DALAM EKSEPSI
A. EKSEPSI KEWENANGAN ABSOLUT Halaman 79 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi tidak
berwenang mengadili Perkara ini karena pokok sengketa dalam
perkara ini masih terdapat sengketa keperdataan berupa
belum selesainya prestasi Penggugat kepada Maskur Anang
selaku Promotor Perusahaan dan sebagai Pemilik Saham-
Saham Tergugat Intervensi I sebelumnya, sebagaimana
tertuang dalam Akta Nomor24 tanggal 11 Oktober 1999 tentang
Perjanjian Pengalihan Lahan dan Akta Nomor25 tanggal 11
Oktober 1999 tentang cara Pembayaran Perjanjian Pengalihan
Lahan, yang mana kedua akta tersebut dibuat di Jambi
dihadapan Notaris Nany Ratna Wirdanialis,SH, yang mana
Penggugat belum melunasi pembayaran pengalihan lahan
tersebut sebesar Rp. 250.000.000 (dua ratus lima puluh
juta rupiah) dan perkara ini sedang diadili oleh Hakim
Perdata Pengadilan Negeri Jambi dalam Perkara Perdata
Nomor.80/Pdt.G/2011/PN.JBI hal tersebut dapat dibuktikan
dalam Pertimbangan pada halaman 74-75 Putusan Pidana
Terdakwa Maskur Anang yang dibebaskan oleh Pengadilan
Negeri Jambi dengan Putusan Nomor102/Pid.B/2011/PN Jbi
sehubungan dengan Laporan Penggugat atas adanya dugaan
Pengelapan Lahan oleh Maskur Anang;------------------------
Berdasarkan hal tersebut maka dengan merujuk Pada
Putusan Mahkamah Agung Nomor141K/TUN/1994 tanggal 24
Halaman 80 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Agustus 1995 Jo Putusan Pengadilan Tinggi Medan
Nomor93/BDG-5/PL/PT.TUN-MDN/1993 yang memberikan kaedah
hukum dalam praktek hukum acara PTUN bahwa :
"Penggugat belum waktunya mengajukan gugatan ke
PTUN untuk menuntut pembatalan Sertifikat Hak
Milik karena masalah kepemilikannya masih di
periksa di Peradilan Umum, sehingga terlebih
dahulu harus menunggu adanya putusan Peradilan
Umum yang berkekuatan hukum tetap. ".
Bahwa bukti adanya perkara perdata yang sedang
diadili oleh Pengadilan Negeri Jambi telah diakui Penggugat
sehingga Tergugat Intervensi I tidak perlu membuktikannya
lagi sebagaimana dinyatakan Penggugat dalam dalil angka (2)
dalam surat gugatan Penggugat tanggal 02 Mei 2012 yang
telah diperbaiki tanggal 28 Juni 2012 dengan Register
Perkara Nomor18/G/2012/PTUN-JBI, dengan demikian Tergugat
Intervensi I mohon agar dalil eksepsi Tergugat Intervensi I
tentang adanya sengketa perdata yang sedang diadili oleh
Pengadilan Negeri Jambi mohon agar dinyatakan terbukti;----
Berdasarkan uraian di atas maka Tergugat Intervensi
I mohon pada Majelis Hakim agar menyatakan bahwa Pengadilan
Tata Usaha Negara Jambi tidak berwenang mengadili Perkara
ini karena pokok sengketa dalam perkara ini adalah
Halaman 81 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
perselisihan hak atas tanahberdasarkan Akta Nomor24 tanggal
11 Oktober 1999 tentang Perjanjian Pengalihan Lahan dan
Akta Nomor25 tanggal 11 Oktober 1999 tentang cara
Pembayaran Perjanjian Pengalihan Lahan, yang mana kedua
akta tersebut dibuat di Jambi dihadapan Notaris Nany Ratna
Wirdanialis,SH, yang merupakan kewenangan peradilan umum;--
B. EKSEPSI GUGATAN PENGGUGAT TELAH LEWAT WAKTU
Bahwa pada prinsipnya menurut ketentuan Pasal 55
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana perubahan
pertama dengan UU Nomor9 tahun 2004 ,dan perubahan kedua
dengan UU Nomor51 tahun 2009 tentang Pengadilan Tata
Usaha Negera, selanjutnya disebut “UU PTUN” mengatur bahwa
Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90
(sembilan puluh) hari terhitung sejak saat diterimanya atau
diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara, Namun dalam perkembangan praktek hukum tersebut
Mahkamah Agung telah memberikan petunjuk dalam SEMA Nomor2
tahun 1991 dalam halaman 5 angka V poin ke (2) yang
memberikan petunjuk bahwa Bagi mereka yang tidak dituju
oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara tetapi yang merasa
kepentingannya dirugikan maka tenggang waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 dihitung secara kasuistis sejak
Halaman 82 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
saat ia merasa kepentingannya dirugikan oleh Keputusan Tata
Usaha Negara dan mengetahui adanya Keputusan tersebut;-----
Praktek penilaian Kasuistis tersebut antara lain telah
diberikan oleh Putusan Mahkamah Agung 41/K/TUN/1994
tanggal 10 November 2010 yang memberikan kaedah hukum
dalam praktek hukum acara PTUN bahwa :
Bahwa tenggang waktu pengajuan gugatan bagi pihak
ketiga yang tidak dituju langsung dari Surat
Keputusan Tata Usaha Negara, tenggang waktu tersebut
sebagaimana dimaksud dalam pasal 55 Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1986 dihitung secara kasuistik sejak
pihak ketiga merasa kepentingannya dirugikan oleh
Keputusan Tata Usaha Negara dan sudah mengetahui
adanya keputusan Tata Usaha Negara tersebut.
Sebagaimana juga telah diterapkan oleh PTUN Samarinda
18/G/2011 /PTUN- SMD tanggal 2 November 2011 dalam
pertimbangannya pada halaman 187-188 :
Menimbang, bahwa bukti T II Intv. 2-35 berupa
Surat Kepala Kepolisian Resor Kutai Kartanegara Nomor
: B/21/I/2011/Reskrim tanggal 25 Januari 2011 perihal
Pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan kepada
Edi Subadi, SH (Manager PT. ABN) bersesuaian dengan
keterangan saksi Tergugat II Intervensi bernama
Halaman 83 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Satria Harahap selaku anggota Penyidik Polres Kutai
Kartanegara yang melakukan pemeriksaan atas laporan
PT. Adimitra Baratama Nusantara ke Polres Kutai
Kartanegara Nomor : LP/666/XI/2010/Kaltim/Res Kukar
tanggal 10 Nopember 2010 tentang Penyerobotan tanah
oleh PT. Perkebunan Kaltim Utama, saksi menerangkan
bahwa pada proses penyidikan telah diperiksa sebagai
saksi dari Manager PT. Perkebunan Kaltim Utama Hal
137 dari hal 141 Perkara No : 18/G/2011/PTUN-SMD
I/Hendry Sinaga dan Pihak PT. Adimitra Baratama
Nusantara dan pada proses penyidikan tersebut telah
diminta legalitas perkebunan PT. Perkebunan Kaltim
Utama I dan legalitas pertambangan PT. Adimitra
Baratama Nusantara;----------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di
atas, Majelis Hakim berkesimpulan Penggugat telah
merasa kepentingannya dirugikan dan mengetahui adanya
obyek sengketa berupa Keputusan Bupati Kutai
Kartanegara Nomor : 540/3133/IUPOP/ MB-PBAT/XII/2010
tanggal 14 Desember 2010 Tentang Persetujuan Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi kepada PT.
Trisensa Mineral Utama yang terletak di Loa Janan,
Muara Jawa, Sanga-sanga, Kelurahan Batuah, Tani
Halaman 84 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Harapan,Kelurahan Jawa, Kecamatan Loa Janan, Muara
Jawa, Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara,
Propinsi Kalimantan Timur (KW KTN 20103133 OP) seluas
3. 414 Ha pada tanggal 21 Januari 2011 pada saat
Penggugat PT. Perkebunan Kaltim Utama I menerima
surat PT. Trisensa Mineral Utama Nomor : 004/TMU-
KTT/EX/I/2011 tanggal 21 Januari 2011 perihal
Pemberitahuan Rencana Penambangan dan Penggugat
telah merasa kepentingannya dirugikan dan mengetahui
adanya obyek sengketa berupa Keputusan Bupati Kutai
Kartanegara Nomor : 540/1691/IUP-OP/MB-PBAT/XII/2009
tanggal 01 Desember 2009 Tentang Persetujuan Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi kepada PT.
Adimitra Baratama Nusantara yang terletak di Desa
Sanga-Sanga, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur (KW KTN 2009
1691 OP) seluas 2. 990 Ha pada tanggal 29 Nopember
2010 pada saat Manager PT. Perkebunan Kaltim Utama I
diperiksa sebagai saksi berdasarkan laporan PT.
Adimitra Baratama Nusantara ke Polres Kutai
Kartanegara Nomor : LP/666/XI/2010/Kaltim/Res Kukar
tanggal 10 Nopember 2010 tentang Penyerobotan tanah
oleh PT. Perkebunan Kaltim Utama dan dalam proses
Halaman 85 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
penyidikan tersebut telah dipanggil PT. Adimitra
Baratama Nusantara dan diminta legalitas pertambangan
PT. Adimitra Baratama Nusantara, Hal 138 dari hal 141
Perkara No : 18/G/2011/PTUN-SMD dengan demikian
Penggugat telah mengetahui obyek sengketa tersebut;--
Dalam pertimbangannya pada halaman 190 :
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat
tertanggal 19 Mei 2011 yang terdaftar di kepaniteraan
Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda pada tanggal
19 Mei 2011 Nomor : 18/G/2011/PTUN-SMD telah
melampaui tenggang waktu 90 (Sembilan puluh) hari
sebagaimana dimaksudkan Pasal 55 Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
maka hal ini berarti eksepsi Tergugat angka 2 (dua)
yang selaras dengan eksepsi Tergugat II Intervensi 1
angka 2 (dua) dan eksepsi Tergugat II Intervensi 2
angka 3 (tiga) tentang tenggang waktu pengajuan
gugatan adalah beralasan hukum untuk diterima;-------
Berdasarkan uraian di atas maka lewat waktunya gugatan
Penggugat dikarenakan :
1. Bahwa gugatan Penggugat telah melampaui waktu 90
(sembilan puluh) hari sebagaimana ditentukan Pasal 55
UU PTUN dan dihubungkan dengan Yurisprudensi di atas
Halaman 86 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
maka senyatanya Pihak Penggugat sejak tahun 2003 telah
dua kali membuat Laporan Polisi sehubungan perkara ini
yaitu :
1. Laporan Polisi NomorLP/B-192/IX/2003/Ro.Ops tanggal
5 September 2003 dan
2. Laporan Polisi LP Polisi Nomor
LP/B-049/III/2008/Ro.Ops tgl 17 Maret 2008.
yang masing-masing telah disidik oleh Penyidik Polda
Jambi bahkan saat ini telah ada putusan pidana dari
Pengadilan Negeri Jambi, dan Penyidik Polda Jambi juga
telah melakukan Penyidikan dan memeriksa saksi-saksi
baik dari Pihak Penggugat maupun Tergugat Intervensi I
dan Maskur Anang sebagai Pemegang Saham Tergugat
Intervensi I sebelumnya, dalam proses penyidikan
tersebut pihak Tergugat Intervensi I telah memberikan
semua dokumen tentang Legalitas PT.Ricky Kurniawan
Kertapersada (Tergugat Intervensi I) kepada Penyidik
Polda Jambi, maka sepatutnya alasan Penggugat yang
mendalilkan baru mengetahui adanya Keputusan Tergugat I
dan Tergugat II pada saat setelah PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada (Tergugat Intervensi I) mengajukan bukti-
buktinya dalam persidangan perkara perdata Nomor
80/Pdt.G/2011 /PN, Jbi di Pengadilan Negeri Jambi pada
Halaman 87 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
tanggal 17 Februari 2012 sebagaimana Daftar Bukti
Penggugat Intervensi tertanggal 16 Februari 2011 adalah
suatu kebohongan yang nyata;----------------------------
2. Bahwa gugatan Penggugat telah melampaui waktu 90
(sembilan puluh) hari, karena senyatanya alasan
Penggugat yang mendalilkan baru mengetahui adanya
Keputusan Tergugat I dan Tergugat II pada saat setelah
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada (Tergugat Intervensi
I) mengajukan bukti-buktinya dalam persidangan perkara
perdata Nomor 80/Pdt.G/2011/PN.Jbi di Pengadilan Negeri
Jambi pada tanggal 17 Februari 2012 sebagaimana Daftar
Bukti Penggugat Intervensi tertanggal 16 Februari 2011
adalah suatu kebohongan yang nyata dan merupakan dalil
yang menyesatkan karena secara fakta Penggugat telah
melakukan permohonan sita jaminan tanggal 21 Desember
2011 atas objek sengketa berupa :
1. Hak Guna Usaha (HGU) seluas 682,2 Hektar
berdasarkan Sertifikat HGU Nomor 42/Mekar Sari
tahun 2008;------------------------------------
2. Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 83.537 Hektar
berdasarkan Sertifikat HGB Nomor 1/Mekar Sari
2008 yang terletak di Desa Mekar Sari
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi;--------
Halaman 88 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
3. Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 30.234 Hektar
berdasarkan Sertifikat HGB Nomor 2/Mekar Sari
2008 yang terletak di Desa Mekar Sari
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi;--------
4. Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 29.111 Hektar
berdasarkan Sertifikat HGB Nomor 3/Mekar Sari
2008 yang terletak di Desa Mekar Sari
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi;--------
5. Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 29.111 Hektar
berdasarkan Sertifikat HGB Nomor 4/Mekar Sari
2008 yang terletak di Desa Mekar Sari
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi;--------
6. Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 39.934 Hektar
berdasarkan Sertifikat HGB Nomor 5/Mekar Sari
2008 yang terletak di Desa Mekar Sari
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi;--------
Sebagaimana tertuang dalam dalil Rekonpensi dalam
angka ke-12 dan dalam Petitum ke-9 dalam Jawaban
Penggugat sebagai Pihak Tergugat Intervensi
Il/Penggugat Rekonvensi semula Tergugat I dalam
perkara perdata Nomor 80/Pdt.G/2011/PN, Jbi di
Pengadilan Negeri Jambi, yang ditanda tangani oleh
Naikman Malau, SH, Rivai Kusumanegara,SH,
Halaman 89 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Adimanjaya,SH dan Endar Sumarsono,SH selaku Team
Kuasa Hukum Penggugat, dengan demikian terbukti bahwa
Gugatan Penggugat yang baru terdaftar pada tanggal 2
Mei 2012 sedangkan Penggugat telah mengetahui adanya
objek sengketa pada tanggal 21 Desember 2011 (kurang
lebih 132 hari) oleh karenanya Tergugat Intervensi I
mohon pada Majelis Hakim agar Gugatan Penggugat dalam
Perkara ini dinyatakan telah melampaui waktu yang
diberikan oleh Pasal 55 UU PTUN dan sepatutnya
dinyatakan untuk ditolak atau setidaknya dinyatakan
tidak dapat diterima;--------------------------------
C. EKSEPSI TENTANG LEGAL STANDING PENGGUGAT
Bahwa ketentuan pasal 53 ayat (1) UU PTUN yang
mengatur bahwa :
Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata
Usaha Negara, dapat mengajukan gugatan tertulis
kepada Pengadilan yang berwenang, berisi tuntutan
agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan
itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau
tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan atau
rehabilitasi;----------------------------------------
Halaman 90 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Ketentuan ini juga dikenal dengan asas "point d'interet -
point d'action" ( bila ada kepentingan, maka disitu baru ada
proses) oleh karena itu dalam perkara ini Penggugat tidak
lah memiliki “kepentingan yang sah” dikarenakan alasan-
alasan sebagai berikut:
1. Bahwa secara historis bermula dengan dikeluarkannya
Surat Menhut Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7
Oktober 1997 tentang Persetujuan Penambahan Areal HTI
bagi WKS seluas 76.100 Ha kepada Penggugat yang
diberikan pada saat Izin Lokasi Pertama kepunyaan
Tergugat Intervensi I masih berlaku, yaitu Surat
Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Batang
Hari Nomor 96/BPN/XII/1996 tanggal 6 Desember 1996,
seluas 3000 Ha yang berlaku 1 (satu) tahun yaitu sampai
dengan 6 Desember 1997, dan selanjutnya Izin Lokasi
tersebut diperpanjang dengan Surat Keputusan Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten Batang Hari Nomor 35 tahun
1997 tanggal 29 Desember 1997 yang berlaku sampai
dengan tanggal 29 Desember 1998, dengan demikian
pencadangan penambahan lahan Penggugat cacat hukum
sebagaimana Yuriprudensi Mahmakah Agung Nomor489
K/TUN/2001 tanggal 10 Juni 2004 yang pada pokoknya
memberi kaidah :
Halaman 91 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Pemberian izin oleh badan atau pejabat TUN kepada
suatu perusahaan atas asset dan tempat perusahaan
lain yang izinnya belum dicabut dapat menimbulkan
tumpang tindih izin sehingga melanggar asas kepastian
hukum.
Dengan demikian dikeluarkannya Surat Menhut Nomor 1198
/Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober 1997 tentang
Persetujuan Penambahan Areal HTI bagi Penggugat
seluas 76.100 Ha tidaklah dapat dibenarkan, sehingga
segala produk hukum yang didasarkan atas Surat Menhut
Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober 1997 yang
pada akhirnya ber-evolusi menjadi IUP HHK HTI kepunyaan
Penggugat adalah cacat hukum dan mengakibatkan secara
materiil Penggugat tidak memiliki Legal Standing untuk
mengajukan gugatan ini;--------------------------------
2. Bahwa berdasarkan dalil pada angka (1) Surat Menhut
Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tgl 7 Oktober 1997 telah
diajukan keberatan dan sangkalan-sangkalan dari
Instansi terkait dari :
a. Kepala Kantor Wilayah BPN dengan suratnya Nomor
2035 tanggal 5 Desember 1997 menyangkal permohonan
Penggugat sehubungan lahan yang diberikan Menteri
Kehutanan merupakan Areal Penggunaan Lain (APL)
Halaman 92 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
yang tidak dapat diberikan sebagai areal HTI
sebagaimana ketentuan Pasal 5 PP.Nomor7 tahun 1990
tentang Hutan Tanaman Industri;--------------------
b. Bupati Batang Hari juga melakukan penolakan dengan
suratnya Nomor 522/435/Bappeda tanggal 7 Oktober
1998;----------------------------------------------
c. Bupati Batang Hari dengan surat
Nomor320/379/Bappeda tanggal 27 Februari 2000
mengingatkan Gubernur Jambi sehubungan dengan
Rekomendasi alih fungsi APL menjadi Kawasan Hutan;-
Namun tanpa mengindahkan keberatan-keberatan dari
Pejabat di atas dan Aturan Tata Ruang Propinsi Jambi,
Menteri Kehutanan tetap menerbitkan Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanarnan
Industri (IUP HHK HTI) berdasarkan SK Menhut Nomor
346-Menhut-II-2004 tanggal 10 September 2004 kepada
Penggugat yang berasal dari Penunjukan Kawasan Hutan
dengan SK Menhut Nomor277/Menhut-II/2004 tanggal 2
Agustus 2004, yang lahir dari sesuatu yang cacat hukum
karena berdasarkan Pencadangan Lahan yang diberikan
kepada Penggugat sebagaimana diataur dalam Surat Menhut
Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober
1997 dimana dalam salah satu syaratnya Penggugat harus
Halaman 93 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
lebih dahulu menyelesaikan permasalahan yang ada,
sebagaimana didalilkan dalam Gugatan Penggugat dalam
angka ke-9 huruf (f) (g) dan (h) yang mengaku bahwa
Perjanjian yang dibuat Penggugat dengan Pihak Maskur
Anang sebagai Pemegang saham PT.Ricky Kurniawan
Kertapersada pada waktu itu dimana berdasarkan akta
Notaris Nomor 24 dan 25 tahun 1999 tentang penyerahan
lahan dan pembayaran belum selesai dilaksanakan oleh
Penggugat sehingga berakibat hukum lahan 2000 Ha yang
diklaim Penggugat sebagai kepunyaannya belum beralih
baik secara Feitelijke Overdarcht ( Penyerahan Fisik) maupun
secara Juridische Overdracht (Penyerahan Yuridis) sehingga
belum terjadi Tranfers of Ownership dari PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada yang saat itu diwakili oleh Pemegang saham
sebelumnya (Maskur Anang) namun dengan
melakukan “kecurangan”, dimana Penggugat yang belum
melakukan penyelesaian masalah yang disyaratkan Surat
Menhut Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober
1997 tersebut telah menyatakan masalah lahan telah
selesai kepada pihak Menteri Kehutanan sehingga Menteri
Kehutanan mengeluarkan penunjukan Kawasan Hutan
dengan keputusan berupa SK Menhut Nomor277 /Menhut-II/
2004 tanggal 2 Agustus 2004 dan tanpa MELALUI PROSES
Halaman 94 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN dalam proses hanya 1 (satu)
bulan langsung menerbitkan pemberian Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
Industri (IUP HHK HTI) kepada Penggugat dengan
SK Menhut Nomor 346-Menhut-II-2004 tanggal 10
September 2004;-----------
3. Bahwa perbuatan Menteri Kehutanan yang telah
menerbitkan penunjukan Kawasan Hutan
dengan SK Menhut Nomor277 /Menhut-II /2004 tanggal 2
Agustus 2004 dan tanpa MELALUI PROSES PENGUKUHAN
KAWASAN HUTAN yang dibuat dalam suatu penetapan
pengukuhan kawasan oleh Menteri Kehutanan, dan
perbuatan penunjukan kawasan hutan yang oleh Menteri
Kehutanan tersebut didasari oleh Pasal 1 ayat (3) UU
Kehutanan dimana dalam ketentuan tersebut sebelumnya
menyatakan bahwa :
“Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang
ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah
untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan
tetap. “
Oleh karena norma hukum sehubungan perbuatan hukum
penunjukan kawasan hutan telah dinyatakan bertentangan
dengan Undang Undang Dasar 1945, sebagaimana Putusan
Halaman 95 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Mahkamah Konstiusi No 45/PUU-IX/2011 tanggal 21
Februari 2012 maka perbuatan Menteri Kehutanan yang
telah menerbitkan penunjukan Kawasan Hutan
dengan SK Menhut Nomor277 /Menhut-II /2004 tanggal 2
Agustus 2004, bertentangan dengan kepatutan dan akan
mengakibatkan kekacauan hukum bahkan malapetaka hukum
bila diakui keabsahannya dalam perkara ini, karena
telah dinyatakan bertentangan dengan Undang - Undang
Dasar 1945;--------------------------------------------
Selain itu keberadaan norma dalam Pasal 1 ayat
(3) UU Kehutanan dimana dalam ketentuan tersebut
sebelumnya menyatakan bahwa :
“Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang
ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah
untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan
tetap. “
Secara sistematik juga bertentangan dengan ketentuan
Pasal 14 ayat (2) dan Pasal 15 ayat (1) UU Kehutanan
yang mana dalam Pasal 14 ayat (2) mengatur :
“Kegiatan pengukuhan kawasan hutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilakukan untuk memberikan
kepastian hukum atas kawasan hutan”
Halaman 96 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Serta bertentangan pula dengan Pasal 15 ayat (1) UU
Kehutanan yang mengatur bahwa :
Pengukuhan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 dilakukan melalui proses sebagai berikut:
a. penunjukan kawasan hutan;------------------------
b. penataan batas kawasan hutan;--------------------
c. pemetaan kawasan hutan, dan
d. penetapan kawasan hutan;-------------------------
Dengan demikian dalam mencari kebenaran materil yang
diamanatkan oleh Hukum kepada Majelis Hakim Pengadilan
Tata Usaha Negara maka demi tegaknya hukum di
Indonesia, dengan mengutip pendapat Sudikno
Mertokusumo yang juga mengutip pendapat Paul Scholten
yang mengatakan bahwa dalam suatu putusan seberapa
dapat harus terdapat :
Nilai Kepastian hukum (Rechtssicherheit) ;-------
Kemanfaatan (Zweckmassigheid) ;------------------
Keadilan (Gerechtigheid);------------------------
Maka demi keadilan Tergugat Intervensi I mohon pada
Majelis Hakim agar menyatakan Penggugat tidak memiliki
unsur kepentingan untuk mengajukan gugatan perkara ini
ke PTUN karena dilakukan berdasarkan kepentingan yang
mengandung cacat hukum, sehinggaPenggugat tidak
Halaman 97 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
memiliki Legal Standing dalam perkara ini dan gugatannya
haruslah ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak dapat
diterima;----------------------------------
D. GUGATAN TIDAK MEMENUHI SYARAT KUMULASI GUGATAN
Bahwa didudukannya 2 (dua) Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara yang mengeluarkan produk hukum berbeda
kedalam satu gugatan adalah hal yang tidak dibenarkan dalam
hukum acara PTUN kecuali secara kasus perkasus dapat
terjadi, yaitu hanya apabila ada 2 (dua) keputusan TUN yang
diterbitkan oleh 2 (dua) Badan atau Pejabat TUN yang
berbeda tetapi permasalahan hukum yang ditimbulkan saling
berkaitan satu sama lain. Dalam hal ini dimungkinkan
diajukan kumulasi gugatan, sebagaimana diungkapkan oleh
Paulus Efendi Lotulung, Ketua Muda Peradilan Tata Usaha
Negara dalam Rapat Kerja Mahkamah Agung tahun 2009 di
Palembang dengan judul “MENINGKATKAN KUALITAS PERADILAN TUN
DENGAN PERSAMAAN PERSEPSI DALAM PENERAPAN HUKUM ” pada
halaman 8, yang juga memberi contoh kasus :
"Kasus jalan Sabang" (Perkara Nomor 5/K/TUN/1992)
Gugatan diajukan secara kumulasi, karena obyek
sengketa yaitu tanah yang terletak di Jalan Sabang di
atasnya diterbitkan dua keputusan TUN berupa
sertipikat hak atas tanah yang diterbitkan oleh Badan
Halaman 98 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Pertanahan Nasional dan SIPPT yang diterbitkan oleh
Gubernur DKI Jakarta yang menimbulkan sengketa dan
digugat di Pengadilan TUN. Oleh karena kedua
keputusan TUN tersebut menimbulkan permasalahan hukum
menyangkut hal yang sama (tanah Jalan Sabang) padahal
diterbitkan oleh Pejabat yang berbeda, maka kedua
keputusan TUN tersebut harus diperiksa secara bersama
untuk menghindari putusan yang saling bertentangan
satu sama lain. Dalam hal yang seperti itu baru
dimungkinkan ada dua Tergugat dalam satu Gugatan, in
casu Tergugat I adalah Badan Pertanahan Nasional, dan
Tergugat II adalah Gubernur DKI Jakarta;-------------
Oleh karena objek gugatan dalam perkara ini
adalah :
1. Surat Keputusan Bupati Muaro Jambi (TERGUGAT I) Nomor
01 Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus 2002 tentang
Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky Kurniawan
Kerta Persada (Tergugat Intervensi I) di Kecamatan
Kumpeh dan Kecamatan Muaro Sebo Kabupaten Muaro Jambi ;
Yang mana substansinya memberikan izin usaha ( izin
melakukan operasional);--------------------------------
2. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari, Nomor
2/Mekar Sari, Nomor 3/Mekar Sari, Nomor 4/Mekar Sari,
Halaman 99 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
dan Nomor 5/Mekar Sari a.n. PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada (Tergugat Intervensi I) tertanggal 28
Maret 2008 serta Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor
42/Mekar Sari a.n. Ricky Kurniawan Kerta Persada
tertanggal 28 Nopember 2008 yang seluruhnya diterbitkan
oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi
(TERGUGAT II) dimana substansinya memberikan hak atas
tanah;-------------------------------------------------
Berdasarkan substansi kedua putusan (beschicking) yang
diterbitkan oleh Tergugat I dan Tergugat II dimana
permasalahan hukum yang ditimbulkan tidak saling berkaitan
satu sama lain, yang mana disatu sisi Keputusan Tergugat I
Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus 2002 tentang
Pemberian Izin Usaha Perkebunan (operasional) dan disisi
lain Tergugat II menerbitkan keputusan-keputusan
sehubungan dengan pemberian hak atas tanah (lahan);--------
Berdasarkan alasan di atas maka Gugatan yang diajukan
Penggugat harus dinyatakan tidak diterima dan harus
diajukan secara terpisah dan tidak diajukan secara
kumulatif, sebagaimana Gugatan Penggugat tertanggal 2 Mei
2012 dengan Register Perkara Nomor18/G/2012/PN Jbi;--------
E. GUGATAN PENGGUGAT KURANG PIHAK
Halaman 100 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bahwa dengan memperhatikan ketentuan Pasal 1 butir 6 UU
PTUN yang menyatakan :
"Tergugat dalam sengketa TUN adalah Badan atau
Pejabat TUN yang mengeluarkan keputusan
berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang
dilimpahkan kepadanya, yang digugat oleh orang
atau Badan hukum perdata".
Dengan demikian jelas bahwa Badan atau Pejabat TUN yang
dapat dijadikan pihak Tergugat dalam sengketa Tata Usaha
Negara adalah Badan atau Pejabat TUN yang memiliki
kewenangan Atributif, Kewenangan Delegatif maupun Mandat,
bahwa bila diteliti lebih dalam maka pihak Tergugat
Intervensi I memperoleh :
a. Hak Guna Usaha Nomor42/Mekarsari seluas 682,2
Hektar berasal dari pemberian Hak dari tanah
yang dikuasai langsung oleh Negara berdasarkan
SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA NOMOR28-HGU-BPN-RI.2008
tanggal 7 Juli 2008;----------------------------
b. Hak Guna Bangunan Nomor1/Mekarsari seluas
83,537 Hektar berasal dari pemberian Hak dari
tanah yang dikuasai langsung oleh Negara
berdasarkan SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR
Halaman 101 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA NOMOR22-550.2.06-.2007 tanggal 27
Desember 2007;----------------------------------
c. Hak Guna Bangunan Nomor2/Mekarsari seluas
30,243 Hektar berasal dari pemberian Hak dari
tanah yang dikuasai langsung oleh Negara
berdasarkan SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR
WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA NOMOR23-550.2.06-.2007 tanggal 27
Desember 2007;----------------------------------
d. Hak Guna Bangunan Nomor3/Mekarsari seluas
29,1 Hektar berasal dari pemberian Hak dari
tanah yang dikuasai langsung oleh Negara
berdasarkan SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR
WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA NOMOR21-550.2.06-.2007 tanggal 27
Desember 2007;----------------------------------
e. Hak Guna Bangunan Nomor4/Mekarsari seluas
149,215 Hektar berasal dari pemberian Hak dari
tanah yang dikuasai langsung oleh Negara
berdasarkan SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR
WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
Halaman 102 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
INDONESIA NOMOR20-550.2.06-.2007 tanggal 27
Desember 2007;----------------------------------
f. Hak Guna Bangunan Nomor2/Mekarsari seluas
39,934 Hektar berasal dari pemberian Hak dari
tanah yang dikuasai langsung oleh Negara
berdasarkan SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR
WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA NOMOR18-550.2.06-.2007 tanggal 27
Desember 2007;----------------------------------
melalui Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional dan
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional tersebut
sebagai Pejabat Badan Tata Usaha Negara yang mempunyai
kewenangan atributif dalam memberikan hak atas tanah yang
termasuk dalam tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral
berdasarkan Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor10 tahun 2006
tentang Badan Pertanahan Nasional;-------------------------
Selanjutnya berdasarkan Keputusan (Beschicking) pemberian
hak tersebut Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan kepunyaan
Tergugat Intervensi I tersebut, masing-masing telah
dibukukan dan diterbitkan :
Halaman 103 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
a. Dibukukan tanggal 28 Oktober 2008 dan
diterbitkan Sertifikat HGU Nomor
42/Mekarsari tanggal 28 Oktober 2008;-------
b. Dibukukan tanggal 28 Maret 2008 dan
diterbitkan Sertifikat HGB Nomor 1/Mekarsari
tanggal 28 Maret 2008;----------------------
c. Dibukukan tanggal 28 Maret 2008 dan
diterbitkan Sertifikat HGB Nomor 2/Mekarsari
tanggal 28 Maret 2008;----------------------
d. Dibukukan tanggal 28 Maret 2008 dan
diterbitkan Sertifikat HGB Nomor 3/Mekarsari
tanggal 28 Maret 2008;----------------------
e. Dibukukan tanggal 28 Maret 2008 dan
diterbitkan Sertifikat HGB Nomor 4/Mekarsari
tanggal 28 Maret 2008;---------------------
f. Dibukukan tanggal 28 Maret 2008 dan
diterbitkan Sertifikat HGB Nomor 5/Mekarsari
tanggal 28 Maret 2008;----------------------
Dengan demikian perbuatan Tergugat II hanyalah
memiliki kewenangan atributif membukukan dan menerbitkan
Serifikat (atributif) berdasarkan Beschicking yang dikeluarkan
Kepala BPN-RI dan Kepala Kantor Wilayah BPN Propinsi Jambi
sebagai pemegang kewenangan atributif dalam memberikan hak
Halaman 104 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
atas tanah ( HGB dan HGU) sehingga dalam perkara ini
tindakan Tergugat II membukukan dan menerbitkan
Sertifikat tersebut tidak akan pernah ada tanpa adanya
Beschicking pemberian hak dari Kepala BPN-RI dan Kepala
Kantor Wilayah BPN Propinsi Jambi sebagai pemegang
kewenangan atributif dalam memberikan hak atas tanah ( HGB
dan HGU);--------------------------------------
Karena Tergugat II tidak mempunyai kewenangan terhadap
pemberian hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan sebagaimana
ditentukan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 tanggal 9 Februari
1999 tentang PELIMPAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN DAN PEMBATALAN
KEPUTUSAN PEMBERIAN HAK ATAS TANAH NEGARA yang mengatur
bahwa :
Dalam kewenangan Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Propinsi memberi Keputusan
mengenai Pemberian Hak Guna Usaha yang luasnya
tidak lebih dari 200 Ha (Pasal 8) Sedang di atas
200 Ha, tetap pada kewenangan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional.(Pasal 13)
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi memberi keputusan mengenai pemberian Hak
Guna Bangunan atas tanah yang luasnya tidak lebih
Halaman 105 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
dari 150.000 M2 (seratus lima puluh ribu meter
persegi), kecuali yang kewenangan pemberiannya
telah dilimpahkan kepada Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kotamadya sebagaimana dimaksud dalam
pasal 4(Pasal 9);----------------------------------
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya
memberi keputusan mengenai:
a. Pemberian Hak Guna Bangunan atas tanah yang
luasnya tidak lebih dari 2.000 M2 (dua ribu
meter persegi), kecuali mengenai tanah bekas
Hak Guna Usaha; (Pasal 4 huruf a);-----------
Oleh karena kewenangan atributif Tergugat II
hanyalah membukukan dan menerbitkan sertifikat baik HGU
maupun HGB dalam perkara ini hanyalah bagian dari kegiatan
pendaftaran tanah sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran Tanah
yang dalam Pasal 12 ayat (1) menyatakan Kegiatan
pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi:
a. pengumpulan dan pengolahan data fisik;----
b. pembuktian hak dan pembukuannya;----------
c. penerbitan sertifikat;--------------------
d. penyajian data fisik dan data yuridis;----
e. penyimpanan daftar umum dan dokumen;------
Halaman 106 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Dan ketentuan Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 yang menyebutkan bahwa tujuan dari pendaftaran
tersebut adalah untuk melakukan pembukuan atas Hak Guna
Usaha dan Hak Guna Bangunan yang telah diberikan tersebut
dan perbuatan tersebut masuk dalam tindakan materiil
(Materiele Daad van bestuur) yang melaksanakan Beschikking berupa
SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA dan SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN
PERTANAHAN NASIONAL PROPINSI JAMBI, sebagaimana telah
diuraikan secara lengkap pada bagian
sebelumnya;------------------------------------------------
Berdasarkan uraian tersebut maka Tergugat Intervensi I
mohon pada Majelis Hakim agar menyatakan gugatan tersebut
merupakan gugatan yang kurang pihak karena terbitnya Sertifikat:
a. Hak Guna Usaha (HGU) Nomor 42/ Mekarsari;---
b. Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor 1/Mekarsari;--
c. Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor 2/Mekarsari;--
d. Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor 3/Mekarsari;--
e. Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor 4/Mekarsari;--
f. Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor5/Mekarsari;---
Bukan hanya akibat hukum dari bestuurhandling Tergugat II saja
sebagai pemegang kewenangan atributif dalam membukukan dan
mendaftarkan hak atas tanah namun juga dilakukan oleh
Halaman 107 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bestuurhandling KEPALA BADAN PERTANAHANAN RI dan KEPALA KANTOR
WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROPINSI JAMBI sebagai
pemegang kewenangan Atributif pemberian Hak Guna Usaha dan
Hak Guna Bangunan sebagaimana diberikan oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999
tanggal 9 Februari 1999 dan Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999
serta Peraturan perundang-undangan lainnya selaku pihak
yang mewakili negara dibidang pertanahan sebagai mandat
konstitusional berdasarkan Pasal 33 UUD Republik Indonesia
1945;----------------------------------
Berdasarkan uraian di atas karena adanya 3 (tiga)
Pejabat Tata Usaha Negara yang memiliki kewenangan berbeda
atas suatu objek yang sama maka dengan memperhatikan
Paparan Ketua Muda Mahkamah Agung bidang Peradilan Tata
Usaha Negara dalam Rekernas Mahkamah Agung tahun 2009 di
Palembang maka dalam perkara ini haruslah diajukan dengan
kumulasi gugatan, sebagaimana diungkapkan oleh Paulus
Efendi Lotulung dalam Rapat Kerja Mahkamah Agung tersebut
tahun 2009 dengan judul “MENINGKATKAN KUALITAS PERADILAN
TUN DENGAN PERSAMAAN PERSEPSI DALAM PENERAPAN HUKUM ” pada
halaman 8 sebagaimana telah dikutip pada jawaban ini
Halaman 108 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
sebelumnya. Oleh karena itu Tergugat Intervensi I mohon
pada Majelis Hakim agar mengabulkan Eksespsi Tergugat
Intervensi I dan menyatakan gugatan Penggugat Kurang Pihak;
F. GUGATAN PENGGUGAT KABUR (OBSCUUR LIBEL)
Bahwa dalam beberapa dalil positanya Penggugat
telah mendalilkan bahwa lahan IUP-HHK-HTI (Izin Usaha
pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tananam Industri) yang
dipunyainya yang berasal dari pencadangan penambahan Lahan
HTI Surat Menhut Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7
Oktober 1997 tentang Persetujuan Penambahan Areal HTI
bagi Penggugat seluas 76.100 Ha, yang ditindak lanjuti
dengan pembuatan perjanjian antara Penggugat dan PT.Ricky
Kurniawan Kertapersada yang saat itu diwakili oleh
Pemegang Saham dan Promotor Tergugat Intervensi I dimana
Perjanjian Pengalihan Lahan tersebut masih memiliki
permasalahan hukum, ternyata tetap melahirkan
SK Menhut Nomor277/Menhut-II/2004 tanggal 2 Agustus 2004
tentang Penunjukan Areal Penggunaan Lain menjadi Kawasan
Hutan Produksi dan selanjutnya menerbitkan SK Menhut Nomor
346-Menhut-II-2004 tanggal 10 September 2004 tentang
IUP-HHK-HTI Penggugat, yang bertumpang tindih dengan
Beschicking Tergugat I dan Tergugat II , Namun dilihat dari
Halaman 109 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
total Hak atas tanah yang dipunyai Tergugat Intervensi I
berupa :
1. HGU 42/ Mekarsari 682,2 Ha
2. HGB 1/Mekarsari 8,3537 Ha
3. HGB 2/Mekarsari 3,0243 Ha
4. HGB 3/Mekarsari 2,9111 Ha
5. HGB 4/Mekarsari 14,9215 Ha
6. HGB 5/Mekarsari 3,9934 Ha +
Total 715,404 Ha
Dengan demikian luas lahan yang dimiliki Tergugat
Intervensi I yang terletak di Desa Mekarsari hanyalah
seluas 715,404 Hektar yang berasal dari Izin Lokasi
berdasarkan Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor280 tahun
2002 tanggal 20 Juni 2002 sedangkan luas Persetujuan
Penambahan Areal HTI bagi Penggugat adalah seluas 76.100
Ha, yang terletak di 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten
Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dengan
tidak menyebutkan dimana titik kordinat masing-masing letak
tumpang tindihnya lahan yang dipunyai Penggugat dengan
batas-batas titik kordinat Lahan HGU dan HGB kepunyaan
Tergugat Intervensi I, oleh karena tidak disebutkannya
batas-batas titik kordinat yang didalilkan oleh Penggugat
Halaman 110 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
sebagai kepunyaannya berdasarkan IUP HHK HTI tersebut maka
sangat membingungkan bagi pihak Tergugat I; Tergugat II
dan Tergugat Intervensi I dalam menanggapi gugatan
tersebut, karena sulit dipahami pada bagian manakah lahan
yang tumpang tindih tersebut, sehingga menyebabkan tidak
ada kepastian hukum bagi pihak Tergugat I; Tergugat II dan
Tergugat Intervensi I untuk membantah atau mengakui dimana
keberadaan batas-batas areal lahan yang diklaim oleh
Penggugat tersebut;----------------------------------------
Oleh karena tidak diuraikannya batas-batas titik
kordinat yang diklaim oleh Penggugat sebagai lahan yang
tumpang tindih dengan lahan Kepunyaan Tergugat Intervensi I
yang diperoleh dari Tergugat II, maka sepatutnya bila
Majelis Hakim menyatakan Gugatan Penggugat adalah guagatan
yang kabur (obscuur libel).
II. DALAM PENUNDAAN
Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras dalil
Posita Gugatan Nomor 7 yang yang memohon penundaan
pelaksanaan Beschicking yang dibuat Tergugat I dan Tergugat
II kepada PTUN Jambi, sehubungan dengan hal tersebut maka
menurut Tergugat Intervensi I permintaan penundaan putusan
yang diajukan Penggugat adalah hal yang mengada-ada dan
dilakukan dengan penafsiran Penggugat sendiri, karena
Halaman 111 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bagaimana mungkin Pihak yang tidak memiliki Legal Standing dan
memiliki legalitas usaha yang cacat hukum dapat memohon
penundaan pelaksanaan Beschicking Tergugat I dan Tergugat II,
sedangkan dasar hukum IUP HHK HT yang dipunyai Penggugat
lahir dari SK Nomor1198/Menhut/1997, merupakan suatu
produk hukum yang cacat hukum karena diterbitkan di atas
izin perusahaan lain yang masih berlaku sebagaimana
Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor489 K/TUN/2001 tanggal
10 Juni 2004 sebagaimana diuraikan di atas serta masih
adanya permasalahan hukum perdata berupa Perjanjian
Penyerahan lahan antara Penggugat dengan pemegang saham
Tergugat Intervensi I sebelumnya (Maskur Anang) sebagaimana
akta Nomor24 dan Nomor25 tahun 1999 yang dibuat dihadapan
Notaris Ratna Wirdanialis yang mana Penggugat belum
melaksanakan prestasinya kepada Maskur Anang yang
diwajibkan dalam perjanjian tersebut sehingga secara hukum
Penggugat tidak layak untuk meminta penundaan pelaksanaan
putusan dalam perkara ini;-----------
Selain itu berdasarkan Pasal 67 ayat (2) jo ayat
(4) huruf (a) dan huruf (b) UU PTUN yg mengatur :
(4) Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) :
Halaman 112 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
a.dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan
yang sangat mendesak yang mengakibatkan
kepentingan penggugat sangat dirugikan jika
Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu
tetap dilaksanakan;----------------------------
b.tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan umum
dalam rangka pembangunan mengharuskan
dilaksanakannya keputusan tersebut;------------
Dalam permohonan Penggugat yang meminta Penundaan
pelaksanaan putusan jelas-jelas tidak ada “keadaan yang
sangat mendesak yang mengakibatkan kepentingan penggugat
sangat dirugikan “ dan secara historis dimunculkannya
ketentuan tersebut merupakan pengecualian dari
asas Persumptio iustae causa. Asas ini dimuat dalam pasal 67 ayat
1 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara menyebutkan “gugatan tidak menunda atau menghalangi
dilaksanakannya keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara serta
tindakan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang digugat” pengertian
pasal tersebut di atas menjelaskan bahwa setiap keputusan
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dianggap sah oleh
karenanya dapat dijalankan walaupun ada
gugatan;---------------------
Halaman 113 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Pengecualian yang dimaksud terdapat pada pasal 67 ayat
2 Undang-undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ( UU
PTUN ) yaitu :
”Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan
Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda selama pemeriksaan
sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada putusan
Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap”.
Pasal 67 ayat 2 tersebut di atas memberi hak kepada
Penggugat untuk mengajukan permohonan penundaan atas
pelaksanaan Surat Keputusan Tata Usaha Negara sebagai obyek
sengketa yang antara lain dalam praktek peradilan dilakukan
bila :
a. Perbuatan faktual yang menjadi isi keputusan Tata
Usaha Negara belum dilaksanakan secara fisik ,
misalnya pembongkaran yang belum dilaksanakan.
Namun secara kasus perkasus, apabila perbuatan
faktual yang menjadi isi Keputusan Tata Usaha
Negara adalah perbuatan yang berkelanjutan,
misalnya penebangan kayu di area HPH, dan semacam
itu Keputusan Tata Usaha Negara tersebut meskipun
sudah dilaksanakan secara fisik, atas permohonan
Penggugat, Ketua/ majelis Hakim /Hakim dapat
mengabulkan permohonan penundaan;------------------
Halaman 114 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
b. Penundaan dapat dikabulkan apabila kepentingan
Penggugat yang dirugikan tidak dapat atau sulit
dipulihkan oleh akibat Keputusan Tata Usaha Negara
yang digugat terlanjur dilaksanakan;---------------
Karena dalam dalil-dalil gugatannya keberadaan
Keputusan Tergugat I dan Tergugat II yang menjadi objek
perkara ini tidak memenuhi kriteria di atas maka sepatutnya
permohonan penundaan pelaksanaan keputusan Tergugat I dan
Tergugat II tersebut harus diabaikan;----------------------
Selanjutnya adanya kepentingan umum yang terkait dalam
Keputusan Tergugat I dan Tergugat II sehubungan dengan Izin
Usaha Perkebunan PT.Ricky Kuriawan Kertapersada (Tergugat
Intervensi I ) dan Keputusan Tergugat II sehubungan dengan
HGU dan HGB Tergugat Intervensi I akan berhubungan langsung
dengan mata pencaharian 3 (tiga) Warga Desa yang mayoritas
adalah Petani Sawit mitra Penggugat Intervensi I yang
tergabung dalam Koperasi Bina Usaha, Koperasi Fajar Pagi
dan Koperasi Wira Usaha, dimana kedudukan Penggugat
Intervensi I sebagai Pembina Koperasi-Koperasi tersebut
dan KARENA SEMUA LAHAN KOPERASI-KOPERASI tersebut
berasal dari Izin Lokasi-Izin Lokasi yang dikeluarkan
Tergugat I dengan keputusan Nomor1 tahun 2000 tanggal 8
Februari tahun 2000 dan Izin Lokasi dengan keputusan
Halaman 115 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Nomor280/2002 tanggal 20 Juni 2002, sehingga dikabulkannya
Permohonan Penundaan Pelaksanaan Putusan Tergugat I
tentang Izin Usaha Perkebunan PT.Ricky Kuriawan
Kertapersada (Tergugat Intervensi I) akan berdampak
langsung terhadap mata pencaharian kebanyakan warga Desa
Mekarsari yang merupakan “kepentingan umum”, yang dapat
menggugurkan permohonan penundaan pelaksanaan putusan
Tergugat I sehubungan Izin Usaha Perkebunan PT.Ricky
Kurniawan Kertapersada dan penundaan pelaksanaan putusan
Tergugat II sehubungan HGU dan HGB Tergugat Intervensi I;--
Oleh karena itu Tergugat Intervensi I mohon agar
permohonan Penundaan pelaksanaan putusan Tergugat I dan
Tergugat II yang diajukan Penggugat dalam Surat
Gugatannya Haruslah ditolak;-------------------------------
III. DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa Tergugat Intervensi I mohon pada majelis hakim
agar dalil-dalil yang diajukan dalam Eksepsi mohon
diberlakukan juga dalam pokok perkara;------------------
2. Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras semua
dalil Posita Gugatan Penggugat kecuali yang jelas-jelas
diakui oleh Tergugat Intervensi I;----------------------
3. Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras dalil
Posita Gugatan Nomor2,3 dan 4 karena senyatanya
Halaman 116 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Penggugat telah mengetahui keberadaan legalitas Tergugat
Intervensi I, hal tersebut dikarenakan Penggugat sejak
tahun 2003 telah dua kali membuat Laporan Polisi
sehubungan perkara ini yaitu Laporan Polisi Nomor LP/B-
192/IX/2003/Ro.Ops tanggal 5 September 2003 dan Laporan
Polisi Nomor LP/B-049/III/2008/Ro.Ops tgl 17 Maret 2008
yang masing-masing disidik oleh Penyidik Polda Jambi,
dan Penyidik Polda Jambi telah melakukan Penyidikan dan
memeriksa saksi-saksi baik dari Pihak Penggugat maupun
Tergugat Intervensi I, serta pihak Tergugat Intervensi I
telah memberikan semua dokumen tentang Legalitas
PT.Ricky Kurniawan Kertapersada kepada Penyidik, dan
saat ini telah ada putusan pidana atas laporan polisi
tersebut dan sebagai saksi pelapor sepatutnya Penggugat
telah mengetahui adanya legalitas Tergugat Intervensi I
sejak tahun 2003 atau setidaknya tahun 2008 serta
Penggugat telah melakukan permohonan sita jaminan
tanggal 21 Desember 2011 atas objek sengketa berupa :
- Hak Guna Usaha (HGU) seluas 682,2 Hektar
berdasarkan Sertifikat HGU Nomor 42/Mekar
Sari tahun 2008;---------------------------
- Hak Guna Bangunan (HGB) Seluas 83.537
Hektar berdasarkan Sertifikat HGB Nomor
Halaman 117 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
1/Mekar Sari 2008 yang terletak di Desa
Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten
Muaro Jambi;-------------------------------
- Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 30.234
Hektar berdasarkan Sertifikat HGB Nomor
2/Mekar Sari 2008 yang terletak di Desa
Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten
Muaro Jambi;-------------------------------
- Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 29.111
Hektar berdasarkan Sertifikat HGB Nomor
3/Mekar Sari 2008 yang terletak di Desa
Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten
Muaro Jambi;-------------------------------
- Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 29.111
Hektar berdasarkan Sertifikat HGB Nomor
4/Mekar Sari 2008 yang terletak di Desa
Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten
Muaro Jambi;-------------------------------
- Hak Guna Bangunan(HGB) Seluas 39.934
Hektar berdasarkan Sertifikat HGB Nomor
5/Mekar Sari 2008 yang terletak di Desa
Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten
Muaro Jambi;-------------------------------
Halaman 118 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Sebagaimana tertuang dalam dalil Rekonpensi dalam
angka ke-12 dan dalam Petitum ke-9 dalam Jawaban
Penggugat sebagai Pihak Tergugat Intervensi Il/Penggugat
Rekonvensi semula Tergugat I dalam perkara perdata
Nomor 80/Pdt.G/2011/PN, Jbi di Pengadilan Negeri Jambi
yang ditanda tangani oleh Naikman Malau, SH, Rivai
Kusumanegara,SH, Adimanjaya,SH dan Endar Sumarsono,SH
selaku Team Kuasa Hukum Penggugat, dengan demikian
terbukti bahwa Gugatan Penggugat yang baru terdaftar
pada tanggal 2 Mei 2012 sedangkan Penggugat telah
mengetahui adanya objek sengketa pada tanggal 21
Desember 2011 (kurang lebih 132 hari) oleh karenanya
Tergugat Intervensi I mohon pada Majelis Hakim agar
Gugatan Penggugat dinyatakan telah melampaui waktu 90
hari dan sepatutnya dinyatakan untuk ditolak atau
setidaknya diyatakan tidak dapat diterima;--------------
4. Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras dalil
Posita Gugatan Nomor 5 yang adalah penafsiran Penggugat
sendiri dan harus dibuktikan dalam proses peradilan
ini;----------------------------------------------------
5. Bahwa Terguggat Intervensi I menyangkal keras dalil
Posita Gugatan Nomor 6 yang mana menyatakan bahwa akibat
adanya Beschicking Tergugat I dan Tergugat II menyebabkan
Halaman 119 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
adanya tumpang tindih dengan IUP-HHK HT kepunyaan
Penggugat adalah Pernyataan yang KELIRU, karena JUSTRU
akibat pencadangan lahan Hutan Tanaman Industri
Penggugatlah maka Izin Lokasi yang dimiliki Tergugat
Intervensi I yang masih berlaku pada tahun 1997
mengalami tumpang tindih dengan Surat Menhut Nomor
1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober 1997 tentang
Persetujuan Penambahan Areal HTI bagi Penggugat seluas
76.100 Ha disaat Lahan Tergugat Intervensi I masih
berlaku Izin Lokasi Pertama berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Batang Hari
Nomor96/BPN/XII/1996 tanggal 6 Desember 1996, seluas
3000 Ha yang berlaku 1 (satu) tahun yaitu sampai dengan
tanggal 6 Desember 1997, dan selanjutnya Izin Lokasi
tersebut diperpanjang dengan Surat Keputusan Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten Batang Hari Nomor 35 tahun
1997 tanggal 29 Desember 1997 yang berlaku sampai dengan
tanggal 29 Desember 1998, dengan demikian dasar hukum
pencadangan penambahan lahan Penggugat cacat hukum
sebagaimana Yuriprudensi Mahkamah Agung Nomor489
K/TUN/2001 tanggal 10 Juni 2004 yang pada pokoknya
memberi kaidah :
Halaman 120 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Pemberian izin oleh badan atau pejabat TUN kepada
suatu perusahaan atas asset dan tempat perusahaan
lain yang izinnya belum dicabut dapat menimbulkan
tumpang tindih izin sehingga melanggar asas kepastian
hukum ; -----------------------------------------------
Oleh karena dasar Hukum dikeluarkannya Surat Menhut
Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tgl 7 Oktober 1997
Persetujuan Penambahan Areal HTI bagi Penggugat seluas
76.100 Ha tidaklah dapat dibenarkan, dan segala
sesuatu akibat hukum yang timbul dari Surat Menhut
Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tgl 7 Oktober 1997 haruslah
dinyatakan batal demi hukum;---------------------------
Akibat penerbitan Surat Menhut Nomor 1198 /Menhut-
IV /1997 tgl 7 Oktober 1997, mengakibatkan pembaharuan
Izin Lokasi Tergugat Intervensi I yang berakhir tanggal
29 Desember 1998 MENGALAMI HAMBATAN PADAHAL Tergugat
Intervensi I TELAH mengajukan Surat Permohonan
tertanggal 5 Desember 1998, Surat Permohonan
tertanggal 23 Juli 1999, Surat Permohonan 26 Agustus
1999, dan Surat Permohonan tanggal 10 Oktober 1999,
sebagai mana telah dijawab oleh Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Batang hari tanggal 27 Januari
tahun 1999 dan Surat tertanggal 16 November 1999 dan
Halaman 121 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
terakhir melalui Surat Kepala Kantor wilayah BPN Jambi
No 460-1885 tanggal 2 Desember 1999 memberi jawaban
yang pada pokonya menyatakan :
1. Permohonan perpanjangan izin Lokasi PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada dapat diproses sesuai
dengan surat Gubernur Nomor 525/5792/IV/Bapeda
tanggal 6 September 1999, perihal Rekomendasi
Alih Fungsi Areal yang Berstatus Kawasan Budi
Daya pertanian / Non Pertanian seluas + 4.243 Ha
(terlampir);-------------------------------------
2. Berdasarkan butir (1) di atas perlu
klarifikasi antara P.T. Ricky Kurniawan
Kertapersada dengan Wira Karya Sakti;-----------
3. Apabila kedua belah pihak telah memperoleh
kesepakatan maka proses perpanjangan lzin Lokasi
tersebut dapat ditindak lanjuti;-----------------
Dengan demikian tidak dapat diperbaharui atau
diperpanjang Izin Lokasi Tergugat Intervensi I oleh
Kepala Wilayah BPN Propinsi Jambi, dikarenakan belum
selesainya masalah Perjanjian Penyerahan Lahan dan
Perjanjian Pembayaran sebagaimana dibuat dalam akta
Nomor24 dan Nomor25 tahun 1999 yang dibuat dihadapan
Notaris Ratna Wirdanialis yang mana Penggugat belum
Halaman 122 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
melaksanakan prestasinya kepada Maskur Anang selaku
Promotor dan Pemegang Saham sebelumnya dari PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada (Tergugat Intervensi I) yang
diwajibkan dalam perjanjian tersebut yang masih
memiliki sengketa keperdataan;-------------------------
Selain itu keberadaan Surat Menhut Nomor 1198
/Menhut-IV /1997 tgl 7 Oktober 1997 telah diajukan
keberatan dan sangkalan-sangkalan dari Instansi terkait
yaitu dari :
a. Kepala Kantor Wilayah BPN Propinsi Jambi dengan
suratnya Nomor 2035 tanggal 5 Desember 1997
menyangkal permohonan Penggugat sehubungan lahan
yang diberikan Menteri Kehutanan merupakan Areal
Penggunaan Lain (APL) yang tidak dapat diberikan
sebagai areal HTI sebagaimana ketentuan Pasal 5
Peraturan Pemerintah Nomor7 tahun 1990 tentang
Hutan Tanaman Industri;---------------------------
b. Bupati Batang Hari juga melakukan penolakan
dengan suratnya Nomor 522/435/Bappeda tanggal 7
Oktober 1998;-------------------------------------
c. Bupati Batang Hari dengan surat
Nomor320/379/Bappeda tanggal 27 Februari 2000
Halaman 123 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
mengingatkan Gubernur Jambi sehubungan dengan
Rekomendasi alih fungsi APL menjadi Kawasan Hutan;
Namun tanpa mengindahkan keberatan-keberatan dari
Pejabat-Pejabat terkait tersebut dan Hukum Tata
Ruang Propinsi Jambi, karena adanya kecurangan akhirnya
Menteri Kehutanan tetap menerbitkan IUP HHK HTI dengan
Surat Keputusan SK Menhut Nomor 346-Menhut-II-2004
tanggal 10 September 2004 pada Penggugat yang berasal
dari Penunjukan Kawasan Hutan dengan SK Menhut Nomor
277/Menhut-II/2004 tanggal 2 Agustus 2004, yang lahir
dari sesuatu yang cacat hukum karena berdasarkan
Pencadangan Lahan yang diberikan kepada
Penggugat sebagaimana diatur dalam Surat Menhut Nomor
1198/Menhut-IV/1997 tanggal 7 Oktober 1997 dimana dalam
salah satu syaratnya Penggugat harus
lebih dahulu menyelesaikan permasalahan yang ada,
sebagaimana didalilkan dalam Gugatan Penggugat dalam
angka ke-9 huruf (f) (g) dan (h) yang mengaku bahwa
Perjanjian yang dibuat Penggugat dengan Pihak Maskur
Anang sebagai Pemegang saham PT.Ricky Kurniawan
Kertapersada pada waktu itu dimana berdasarkan akta
Notaris Nomor24 dan 25 tahun 1999 tentang penyerahan
lahan dan pembayaran belum selesai dilaksanakan oleh
Halaman 124 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Penggugat sehingga berakibat hukum lahan 2000 Ha yang
diklaim Penggugat sebagai kepunyaannya belum beralih
baik secara Feitelijke Overdarcht ( Penyerahan Fisik) maupun
secara Juridische Overdracht (Penyerahan Yuridis),
sehingga belum terjadi Tranfers of Ownership,NAMUN DENGAN
MELAKUKAN KECURANGAN, Penggugat yang belum
melakukan penyelesaian masalah yang disyaratkan Surat
Menhut Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober
1997 tersebut telah menyatakan masalah telah selesai
kepada pihak Menteri Kehutanan sehingga Menteri
Kehutanan mengeluarkan penunjukan Kawasan Hutan
dengan SK Menhut Nomor277/Menhut-II/2004 tanggal 2
Agustus 2004 dan tanpa MELALUI PROSES PENGUKUHAN
KAWASAN HUTAN dalam proses hanya 1 (satu) bulan
langsung menerbitkan pemberian Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri (IUP HHK
HTI) kepada Penggugat dengan SK Menhut Nomor 346-
Menhut-II-2004 tanggal 10 September
2004;---------------------------------------
Berdasarkan uraian di atas maka sepatutnya dalil
ke-6 Gugatan Penggugat haruslah dinyatakan ditolak;---
7. Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras dalil
Posita Gugatan Nomor 8 dan 9 huruf (a) s.d. huruh (k)
Halaman 125 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
yang mendalilkan keabsahan IUPHHK-HT kepunyaan
Penggugat berdasarkan Beschickking Menteri Kehutanan
dengan SK Nomor346/Kpts-II/2004 Tanggal 10 September
2004 yang secara historis lahir dari Pencadangan Lahan
yang berasal dari Surat Menteri Kehutanan
Nomor1198/Menhut/1997 yang terbit dengan prosedur yang
cacat hukum karena diterbitkan di atas izin perusahaan
lain (Tergugat Intervensi I) yang masih berlaku dan
berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung di atas
Nomor489 K/TUN/2001 tanggal 10 Juni 2004 yang pada
pokoknya memberi kaidah bahwa :
Pemberian izin oleh badan atau pejabat TUN kepada
suatu perusahaan atas asset dan tempat perusahaan
lain yang izinnya belum dicabut dapat menimbulkan
tumpang tindih izin sehingga melanggar asas kepastian
hukum;-----------------------------------------------
Dengan demikian terbitnya Surat Menhut Nomor
1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober 1997 tentang
Persetujuan Penambahan Areal HTI bagi WKS seluas
76.100 Ha kepada Penggugat tidaklah dapat dibenarkan,
serta masih adanya permasalahan hukum perdata berupa
Perjanjian Penyerahan lahan antara Penggugat dengan
Maskur Anang sebagaimana akta Nomor 24 dan Nomor 25
Halaman 126 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
tahun 1999 yang dibuat dihadapan Notaris Ratna
Wirdanialis yang mana Penggugat belum melaksanakan
prestasinya kepada Maskur Anang selaku Promotor dan
Pemegang saham Tergugat Intervensi I pada saat itu
yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut dan sengketa
keperdataannya masih diproses secara perdata di
Pengadilan Negeri Jambi. Oleh karena itu dalil
Penggugat yang berkaitan dengan keabsahan IUPHHK-HT
kepunyaan Penggugat berdasarkan Beschickking Menteri
Kehutanan dengan SK Nomor 346/Kpts-II/2004 Tanggal
10 September 2004 dan keberadaan penunjukan Kawasan
hutan yang menjadi dasar terbitnya Beschickking Menteri
Kehutanan dengan SK Nomor 346/Kpts-II/2004 yaitu
Beschickking Menteri Kehutanan SK Nomor277/Menhut/2004
tanggal 2 Agustus 2004 tentang Penujukan Areal
Penggunaan Lain (APL) menjadi Hutan Produksi
bertentangan dengan kepatutan karena Definisi Kawasan
Hutan yang diatur dalam Pasal 1 ayat (3) UU Kehutanan
Nomor41 Tahun 1999 telah dinyatakan bertentangan dengan
Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) oleh Mahkamah
Konstitusi dalam Putusan Mahkamah Konstitusi No.
45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Februari 2012 maka perbuatan
Menteri Kehutanan yang telah menerbitkan penunjukan
Halaman 127 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Kawasan Hutan dengan SK Menhut Nomor277 /Menhut-II
/2004 tanggal 2 Agustus 2004, bertentangan dengan
kepatutan dan akan mengakibatkan kekacauan hukum bahkan
malapetaka hukum bila diakui keabsahannya, selain itu
Penunjukan Kawasan Hutan tersebut belum dimasukan dalam
Rencana Tata Ruang Propinsi Jambi sebagaimana
dijelaskan dalam Surat Kepala Dinas Kehutanan Propinsi
Jambi tanggal 26 Agustus 2005 No 522.B/4023/Dinhut/2005
yang menyatakan bahwa :
Berdasarkan hasil telaah kami atas peta kerja yang
saudara kirim dengan peta RTRWP Propinsi dan peta
tata batas kawasan hutan bahwa lokasi berada di
Kawasan Budi Daya Pertanian dan Non Pertanian
( KBPNP/APL);--------------------------------------
Dengan demikian sepatutnya bahwa dalil ke-8 dan ke-9
huruf (a) s.d. huruf (k) Gugatan Penggugat harus
dinyatakan ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak
dapat diterima;----------------------------------------
8. Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras dalil
Posita Gugatan Nomor 9 huruf (l) dan huruf (n) yang
mendalilkan terbitnya Beschickking Tergugat I yang
menerbitkan kembali Izin Lokasi di atas lahan 2.000
Hektar kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
Halaman 128 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
(Tergugat Intervensi I) adalah perbuatan yang
bertentangan dengan hukum, Namun menurut Tergugat
Intervensi I dalil tersebut adalah dalil yang keliru
karena tindakan hukum yang dilakukan Tergugat I adalah
tindakan yang bersifat deklaratif semata yang hanya
mengukuhkan keberadaan lahan yang masih dikuasai oleh
PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Tergugat Intervensi I)
sewaktu saham-sahamnya masih dimiliki oleh Maskur Anang
dan Tindakan tersebut bukan tindakan bersifat
konstitutif yang menimbulkan hak baru bagi Tergugat
Intervensi I, karena secara materiil keberadaan lahan
yang didasarkan pada Surat Keputusan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Batang Hari Nomor96/BPN/XII/1996
tanggal 6 Desember 1996, yang berlaku sampai dengan 6
Desember 1997 dan selanjutnya diperpanjang dengan Surat
Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Batang
Hari Nomor 35 tahun 1997 tanggal 29 Desember 1997 yang
berlaku sampai dengan tanggal 29 Desember 1998 yang
telah dimohonkan pembaharuannya oleh Tergugat
Intervensi I saat itu namun terganjal adanya
pencadangan lahan HTI Penggugat yang cacat hukum dan
sampai tahun 2000 secara fisik masih dikuasai oleh
Tergugat Intervensi I, dan keberadaan Surat Menhut
Halaman 129 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober 1997
tentang Persetujuan Penambahan Areal HTI bagi WKS
seluas 76.100 Ha kepada Penggugat yang lahir disaat
Izin Lokasi Tergugat Intervensi I masih berlaku dan
merupakan suatu pelanggaran hukum serta ketentuan
dalam Keputusan Pencadangan tersebut juga belum
diselesaikan oleh Penggugat sehingga tidaklah tepat
bila lahirnya Beschickking Tergugat I yang
menerbitkan kembali Izin Lokasi di atas lahan 2.000
Hektar kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
(Tergugat Intervensi I) adalah perbuatan yang
bertentangan dengan hukum, JUSTRU keberadaan Surat
Menhut Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober
1997 tentang Persetujuan Penambahan Areal HTI bagi
WKS seluas 76.100 Ha kepada Penggugat yang lahir disaat
Izin Lokasi Tergugat Intervensi I masih berlakulah yang
bertentangan dengan hukum;-----------------------------
Selain itu pula Pemberian Hak Guna Usaha dan Hak
Guna Bangunan kepunyaan Tergugat Intervensi I serta
penerbitan Sertifikat Hak Guna Usaha dan Sertifikat Hak
Guna Bangunan kepunyaan Tergugat Intervensi I telah
dilakukan dengan prosedur yang tepat yang mana
Pemberian Hak Guna Bangunan kepada Tergugat Intervensi
Halaman 130 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
I didasarkan pada Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah "A”
Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi Nomor :
05/11/PA/HPT/2007, Nomor : 21/11/PA /HPT/2007, Nomor
04/11/PA /HPT/2007, Nomor : 06/11/PA/HPT/2007, Nomor :
22/11/ PA/HPT /2007, masing-masing ditandatangani
tangal 30 November 2007 , serta Pemberian Hak Guna
Usaha kepada Tergugat Intervensi I berdasarkan Risalah
Panitia Pemeriksaan Tanah "B Propinsi Jambi dalam
Risalahnya tanggal 26 Juli 2007 Nomor 47RSL-HGU/2007,
yang ikut ditanda tangani oleh Kepala Dinas Kehutanan
Jambi saat itu serta adanya Surat Kepala Dinas
Kehutanan Propinsi Jambi tanggal 26 Agustus 2005 No
522.B/4023/Dinhut/2005 yang menyatakan bahwa lokasi
yang akan diberikan Hak Guna Usaha bukanlah Kawasan
Hutan,
Selanjutnya karena Pejabat yang berwenanag secara
atributif dalam memberikan Hak Guna Usaha dan Hak Guna
Bangunan telah menerbitkan Beschickking-nya masing-
masing, maka Tergugat II sebagai pemegang kewenangan
atributif atas pembukuan dan pendaftaran tanah dapat
menerbitkan masing masing Sertifikat HGB dan HGU
kepunyaan Tergugat Intervensi I
Halaman 131 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Berdasarkan alasan-alasan di atas sepatutnya bila
dalil Posita Gugatan Nomor 9 huruf (l) dan huruf (n)
Gugatan Penggugat harus dinyatakan ditolak atau
setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima;------------
9. Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras dalil
Posita Gugatan Nomor 9 huruf (m) yang mendalilkan
terbitnya Beschickking Tergugat I berupa keputusan
Nomor1 tahun 2002 tentang Pemberian Izin Usaha
Perkebunan kepada Tergugat Intervensi I telah
bertumpang tindih dengan areal pencadangan lahan HTI
Penggugat adalah pemahaman yang keliru. Karena Izin
Usaha adalah sarana untuk melakukan operasional dan
bukan berwujud lahan oleh sebab itu tidak mungkin
bertumpang tindih dengan lahan, Menurut Tergugat
Intervensi I disinilah letak kekeliruan Penggugat
sehingga mengakumulasikan gugatannya terhadap 2 (dua)
Pejabat/Badan TUN yang berbeda;------------------------
Selain itu dalil Penggugat yang mendalilkan dalam
Izin Usaha Perkebunan yang diterbitkan Tergugat I tidak
terlihat adanya pertimbangan mengenai rekomendasi
lokasi dari instansi pertanahan, surat persetujuan
dokumen AMDAL, serta berbagai persyaratan lainnya
adalah dugaan Penggugat yang keliru semata, karena
Halaman 132 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
semua syarat-syarat telah dipenuhi oleh Tergugat
Intervensi I sehingga tidak ada alasan untuk
dibatalkan, karena Beschickking Tergugat I berupa
keputusan Nomor1 tahun 2002 tentang Pemberian Izin
Usaha Perkebunan kepada Tergugat Intervensi I
dikeluarkan pada saat Kabupaten Muaro Jambi baru
terbentuk dan sedang mencari investor untuk membangun
dan mensejahterakan masyarakat diwilayahnya;-----------
Sedangkan mengenai Persetujuan AMDAL dari Komisi
AMDAL Daerah, memang saat itu belum dimiliki
dikarenakan Bapedalda Jambi baru dibentuk berdasarkan
Keputusan Gubernur Jambi Nomor230 tahun 2001 tentang
Uraian Tugas Fungsi Satuan-Satuan Organisasi pada
Lembaga Teknis Daerah Propinsi Jambi yang menjadi dasar
operasional Bapedalda sehingga Bapedalda belum dapat
memberikan apa yang ditentukan dalam Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5/2002 pada saat itu,
namun dalam kondisi tersebut Tergugat I telah men-
syarat-kan pemenuhan Persetujuan AMDAL dan UKL/UPL
setelah Tergugat Intervensi I beroperasi hal tersebut
dinyatakan dengan tegas dalam diktum kedua angka ke-6
Keputusan Tergugat I Nomor1 tahun 2002 yaitu :
“ Melaksanakan AMDAL dan UKL/UPL”
Halaman 133 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Tindakan dalam diktum kedua angka ke-6 Keputusan
Tergugat I Nomor1 tahun 2002, tidaklah membatalkan izin
usaha perkebunan Tergugat I karena sanksi administratif
yang menyebabkan dapat dibatalkannya izin usaha
perkebunan telah secara tegas diatur dalam Pasal 19
ayat (1) huruf a, b, d, f, dan g dan ayat (2) jo Pasal
21 Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5
/2002 yang mengatur sebagai berikut :
Pasal 21 :
Perusahaan perkebunan yang telah memiliki izin usaha
perkebunan tetapi tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf a,
b, d, f, dan g dan ayat (2) diberikan 1 (satu) kali
peringatan tertulis , dan apabila setelah 6 (enam)
bulan sejak diberi peringatan tertulis tidak memenuhi
kewajibannya dapat dikenakan pencabutan izin usaha
perkebunan;--------------------------------------------
Pasal 19 ayat (1) :
a. Menyelesaikan hak atas tanah selambat-lambatnya 2
(dua) tahun sejak diterbitkannya IUP;------------
b. Merealisasikan pembangunan kebun sesuai dengan
rencana kerja yang telah disusun dan sesuai
Halaman 134 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
dengan perencanaan makro pembangunan perkebunan
secara nasional dan regional;--------------------
d. Membuka lahan tanpa bakar dan mengelola sumber
daya alam secara lestari;------------------------
f. Menumbuhkan dan memberdayakan masyarakat /
koperasi setempat;-------------------------------
g. Melaporkan perkembangan usaha perkebunan secara
berkala setiap 6 (enam) bulan sekali kepada
pemberi izin dengan tembusan kepada Menteri
Pertanian, dalam hal ini Direktorat Jenderal Bina
Produksi Perkebunan dan Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian;--------
Pasal 19 ayat (2):
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan evaluasi secara
berkala berdasarkan laporan perkembangan usaha
perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
huruf g, dan melalui kegiatan klasifikasi kebun yang
hasilnya diinformasikan kepada Direktur Jenderal Bina
Produksi Perkebunan;-----------------------------------
Dengan tidak adanya syarat yang menyebabkan Izin
Usaha Perkebunan Tergugat Intervensi I yang memenuhi
sanksi Administraif sebagaimana ketentuan Pasal 21
Halaman 135 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5
/2002, sehingga Beschickking Tergugat I tentang
pemberian Izin Usaha Perkebunan Tergugat Intervensi I
tidak beralasan untuk dimintakan pembatalan;-----------
Mengenai penerbitannya yang hanya berjarak waktu
1 ½ bulan dari Izin Lokasi Nomor280 tahun 2002 adalah
merupakan perwujudan pelayanan kepada publik yang harus
dipuji, karena tidak ada batas waktu yang melarang
penerbitan keputusan tersebut lebih cepat;-------------
Permasalahan Suasana kondisi Kabupaten Muaro Jambi
saat penerbitan Izin Usaha Perkebunan Tergugat
Intervensi I oleh Tergugat I dapat dinilai oleh
Majelis Hakim PTUN Jambi sebagaimana Sistem pembuktian
pada Peradilan Tata Usaha Negara mengakui prinsip ex
tunc artinya dalam menguji keabsahan keputusan Tata
Usaha Negara, maka Hakim Peradilan Tata Usaha Negara
akan mendasarkan pada fakta - fakta atau keadaan hukum
yang ada pada saat keputusan Tata Usaha Negara tersebut
terbit dan diuji berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku pada tahun 2002;-----------------
Berdasarkan alasan-alasan di atas sepatutnya bila
dalil Posita Gugatan Nomor 9 huruf (n) Gugatan
Halaman 136 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Penggugat harus dinyatakan ditolak atau setidaknya
dinyatakan tidak dapat diterima;-----------------------
10. Bahwa Tergugat Intervensi I menyangkal keras dalil
Posita Gugatan Nomor10 yang menyatakan tindakan
TERGUGAT I menerbitkan Izin Usaha Perkebunan kepada PT.
Ricky Kurniawan Kertapersada (Tergugat Intervensi I)
berdasarkan Keputusan Nomor 280 tahun 2002 tertanggal
20 Juni 2002 nyata-nyata telah bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta bertentangan dengan
"prinsip-prinsip umum pemerintahan yang baik" hal tersebut
merupakan dalil yang tidak berdasar karena JUSTRU IUP-
HHK-HTI (Izin Usaha pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan
Tananam Industri) yang berasal dari Surat Menhut
Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7 Oktober 1997
Persetujuan Penambahan Areal HTI bagi Penggugat
seluas 76.100 Ha, yang pada awalnya diterbitkan di atas
Izin Lokasi Tergugat Intervensi I yang masih berlaku
dan sebenarnya tindakan inilah yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan dan asas-asas umum
pemerintahan yang baik, selanjutnya berdasakan hal yang
melawan hukum tersebut Surat Menhut Nomor 1198 /Menhut-
IV /1997 tanggal 7 Oktober 1997 yang dalam salah satu
substansinya mensyaratkan Penggugat harus
Halaman 137 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
lebih dulu menyelesaikan permasalahan yang ada, yang
selanjutnya Penggugat membuat Perjanjian dengan Pihak
Maskur Anang sebagai Pemegang saham PT.Ricky Kurniawan
Kertapersada pada waktu itu dimana berdasarkan akta
Notaris Nomor24 dan 25 tahun 1999 tentang penyerahan
lahan dan pembayaran belum selesai dilaksanakan oleh
Penggugat sehingga berakibat hukum lahan 2000 Ha yang
diklaim Penggugat sebagai kepunyaannya belum terjadi
karena proses penyerahan baik secara Feitelijke Overdarcht
(Penyerahan Fisik) maupun secara Juridische Overdracht
(Penyerahan Yuridis) belum dilakukan sehingga belum
terjadi Tranfers of Ownership namun dengan
melakukan “kecurangan” dan juga pembayaran yang belum
dilakukan oleh Penggugat, Penggugat yang belum
melakukan penyelesaian masalah yang disyaratkan
Surat Menhut Nomor 1198 /Menhut-IV /1997 tanggal 7
Oktober 1997 telah menyatakan masalah telah selesai
kepada pihak Menteri Kehutanan sehingga Menteri
Kehutanan mengeluarkan penunjukan Kawasan Hutan
dengan keputusan berupa SK Menhut Nomor 277 /Menhut-
II/ 2004 tanggal 2 Agustus 2004 dan dilakukan TANPA
MELALUI PROSES PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN bahkan
diterbitkan dalam waktu hanya 1 (satu) bulan langsung
Halaman 138 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
menerbitkan pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri (IUP HHK HTI)
kepada Penggugat berdasarkan SK Menhut Nomor 346-
Menhut-II-2004 tanggal 10 September 2004 tentang
IUP-HHK-HTI Penggugat yang bertumpang tindih dengan
Beschickking Tergugat I dan Tergugat II, oleh karena itu
maka bukanlah tindakan TERGUGAT I menerbitkan Izin
Usaha Perkebunan kepada PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada (Tergugat Intervensi I ) berdasarkan
Keputusan Nomor 280 tahun 2002 tertanggal 20 Juni 2002
nyata-nyata telah bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, serta bertentangan dengan "prinsip-
prinsip umum pemerintahan yang baik" Namun alas hak IUP HHK
HTI Penggugat lah yang secara historis menyebabkan
malapetaka hukum dalam perkara
ini;---------------------------------------------------
Berdasarkan alasan -alasan di atas sepatutnya bila
dalil Posita Gugatan Nomor 10 Penggugat harus
dinyatakan ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak
dapat diterima;----------------------------------------
11. Bahwa Terguggat Intervensi I menyangkal keras dalil
Posita Gugatan Nomor11 yang menyatakan bahwa
Penerbitan Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor l/Mekar
Halaman 139 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Sari, Nomor 2/Mekar Sari, Nomor 3/Mekar Sari, Nomor
4/Mekar Sari, dan Nomor 5/Mekar Sari atas nama PT.
Ricky Kurniawan Kertapersada (Tergugat Intervensi I )
tertanggal 28 Maret 2008 serta penerbitan Sertipikat
Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari atas nama PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada nyata-nyata telah bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
bertentangan dengan "prinsip-prinsip umum pemerintahan yang
baik";------------------------------
Pemberian Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan
kepunyaan Tergugat Intervensi I serta penerbitan
Sertifikat Hak Guna Usaha dan Serifikat Hak Guna
Bangunan kepunyaan Tergugat Intervensi I telah
dilakukan dengan prosedur yang tepat yang mana
Pemberian Hak Guna Bangunan kepada Tergugat Intervensi
I didasarkan pada Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah "A”
Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi Nomor :
05/11/PA/HPT/2007, Nomor : 21/11/PA/HPT/2007, Nomor
04/11/PA /HPT/2007, Nomor : 06/11/PA/ HPT/ 2007, dan
Nomor : 22/11/ PA/HPT /2007, masing-masing
ditandatangani tangal 30 November 2007 , serta
Pemberian Hak Guna Usaha kepada Tergugat Intervensi I
berdasarkan Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah "B
Halaman 140 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Propinsi Jambi dalam Risalahnya tanggal 26 Juli 2007
Nomor 47/RSL/HGU/2007, yang ikut ditanda tangani oleh
Kepala Dinas Kehutanan Jambi serta adanya Surat Kepala
Dinas Kehutanan Propinsi Jambi tanggal 26 Agustus 2005
No 522.B/4023/Dinhut/2005 yang menyatakan bahwa lokasi
yang akan diberikan Hak Guna Usaha bukanlah Kawasan
Hutan;-------------------------------------------------
Selanjutnya karena Pemberian Hak atas tanah berupa
HGB dan HGU kepunyaan Tergugat Intervensi I telah
diberikan oleh Pejabat yang berwenang secara atributif
dalam memberikan Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan
dan juga telah diterbitkan Sertifikat Hak oleh Pejabat
yang memiliki kewenangan atributif untuk membukukan dan
mendaftarkan Sertifikat HGU dan HGB tersebut maka tak
ada alasan bagi Penggugat untuk memohon pada Pengadilan
TUN Jambi untuk menyatakan tindakan Tergugat II
menerbitkan Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor l/Mekar
Sari, Nomor 2/Mekar Sari, Nomor 3/Mekar Sari, Nomor
4/Mekar Sari, dan Nomor 5/Mekar Sari atas nama PT.
Ricky Kurniawan Kertapersada (Tergugat Intervensi I)
tertanggal 28 Maret 2008 serta penerbitan Sertipikat
Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari atas nama PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada (Tergugat Intervensi I) nyata-
Halaman 141 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
nyata telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, serta bertentangan dengan "prinsip-prinsip umum
pemerintahan yang baik";---------
Berdasarkan alasan -alasan di atas sepatutnya bila
dalil Posita Gugatan Nomor 11 Penggugat harus
dinyatakan ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak
dapat diterima;----------------------------------------
Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas ,
Tergugat Intervensi I mohon pada Majelis hakim agar
memutus perkara ini dengan Amar sebagai berikut :
1. DALAM EKSEPSI
Mengabulkan Eksepsi Tergugat Intervensi I secara
keseluruhan;---------------------------------------------
2. DALAM PENUNDAAN
Menolak permohonan penundaan yang diajukan Penggugat
untuk seluruhnya;---------------------------------------
III. DALAM POKOK PERKARA
- Menolak Gugatan Penggugat untuk keseluruhan;------
- Menghukum Penggugat membayar biaya yang timbul
dalam perkara ini;---------------------------------
Mohon Putusan yang seadil-adilnya;--------------------
Halaman 142 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bahwa terhadap Jawaban Tergugat I, Tergugat II,
Penggugat telah mengajukan Repliknya tertanggal 28 Juni
2012 sebagaimana terlampir dalam berkas yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam putusan ini; ----------
Bahwa terhadap Jawaban Tergugat Intervensi I, Penggugat
telah mengajukan Repliknya tertanggal 5 Juli 2012
sebagaimana terlampir dalam berkas yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam putusan ini; -----------------
Bahwa terhadap Replik Penggugat tersebut, Tergugat I ,
Tergugat II telah mengajukan Duplik tertanggal 19 Juli 2012
dan Tergugat Intervensi I tertanggal 16 Juli 2012
sebagaimana terlampir dalam berkas perkara yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam putusan ini; ----------
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya
Penggugat telah mengajukan alat bukti surat berupa fotokopi
surat yang telah dicocokkan dengan aslinya kecuali bukti-
bukti yang tidak ada aslinya, yang telah dilegalisir dan
bermeterai cukup, bukti-bukti tersebut diberi tanda P-1
sampai dengan P-42 sebagai berikut: -----------------------
Halaman 143 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bukti P-1 :Akta Keputusan Para Pemegang Saham PT.
Wirakarya Sakti Nomor 51 tanggal 15 September
2008 (sesuai dengan aslinya);------------------
Bukti P-2 :Keputusan Menteri Hukum dan HAM R.I. Nomor :
AHU-93630.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 4
Desember 2008 tentang Persetujuan Akta
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan (sesuai
dengan aslinya);-------------------------------
Bukti P-3 :Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham
PT. Wirakarya Sakti Nomor 03 tanggal 29
November 2011 (sesuai dengan aslinya);---------
Bukti P-4 :Surat Direktur Jendral Adaministrasi Hukum Umum
Kementrian Hukum dan HAM R.I. Nomor AHU-
AH.01.10-40805 tanggal 14 Desember 2011 Perihal
: Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data
Perseroan PT. Wirakarya Sakti (sesuai dengan
aslinya);--------------------------------------
Bukti P-5 :Daftar Bukti Penggugat intervensi tertanggal 16
Februari 2011 ( Terjadi clerical error dimana
seharusnya tertulis tahun 2012) (sesuai dengan
aslinya);--------------------------------------
Bukti P-6 :Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 744/Kpts-
II/1996 tertanggal 25 November 1996 Perihal :
Halaman 144 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Pemberiahan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
Industri Atas Areal Hutan seluas +-78.240
( Tujuh Puluh Delapan Ribu Dua Ratus Empat
Puluh) Hektar di Propinsi Daerah Tk.I Jambi
kepada PT. Wirakarya Sakti (sesuai dengan
aslinya);--------------------------------------
Bukti P-7 :Surat menteri Kehutanan RI Nomor 1198/Menhut-
IV/1997 tanggal 07 Oktober 1997 perihal :
Penambahan areal HTI PT. Wirakarya Sakti di
Propinsi Jambi (sesuai dengan aslinya);--------
Bukti P-8 :Surat Ricky Group/PT. Ricky Kurniawan Kerta
Persada Nomor : Istimewa Tertanggal 1 Agustus
1997 (sesuai dengan fotokopi);-----------------
Bukti P-9 : Berita Acara peninjauan lapangan lapangan
lokasi PT Wirakarya Sakti ( Sesuai surat
Menteri Kehutanan Nomor 1198/Menhut-IV/1997
tanggal 07 Oktober 1997) Kecamatan Maro Sebo
dan Kumpeh Kabupaten Batang Hari Propinsi Jambi
tertanggal 10 juli 1999 (sesuai dengan
aslinya);--------------------------------------
Bukti P-10 :Laporan Hasil Peninjauan Lapangan calon areal
pembangaunan hutan tanaman industri PT
Halaman 145 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Wirakarya Sakti tertanggal juli 1999(sesuai
dengan aslinya);-------------------------------
Bukti P-11 :Surat Gubernur Jambi Nomor 525/5792/IV/bapedda
tanggal 06 September 1999 perihal rekomendasi
alih fungsi areal yang berstatus kawasan
budidaya pertanian/non pertanian seluas +/-
4.243 Ha (sesuai dengan fotokopi );------------
Bukti P-12 : Akta Perjanjian Penyerahan Lahan / Penglihan
Areal / Lahan Nomor 24 tanggal 11 Oktober 1999
(sesuai dengan aslinya);-----------------------
Bukti P-13 :Akta Perjanjian Pembayaran Nomor25 tanggal 11
Oktober 1999 (sesuai dengan aslinya);----------
Bukti P-14 :Akta Pernyataan Nomor 45 tanggal 14 Desember
1999 (sesuai dengan aslinya);------------------
Bukti P-15 :Akta Perjanjian Penyerahan Lahan / Pengalihan
Areal / Lahan Nomor 22 tanggal 11 Oktober 1999
(sesuai dengan aslinya);-----------------------
Bukti P-16 :Akta Perjanjian Pembayaran Nomor 23 tanggal 11
Oktober 1999 (sesuai dengan aslinya);----------
Bukti P-17 :Akta Pernyataan Nomor 44 tanggal 14 Desember
1999 (sesuai dengan aslinya);------------------
Halaman 146 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bukti P-18 :Akta Perjanjian Penyerahan Lahan / Penglihan
Areal / Lahan Nomor 26 tanggal 11 Oktober 1999
(sesuai dengan aslinya);-----------------------
Bukti P-19 :Akta Perjanjian Pembayaran Nomor 27 tanggal 11
Oktober 1999 (sesuai dengan aslinya);----------
Bukti P-20 :Akta Pernyataan Nomor 46 tanggal 14 Desember
1999 (sesuai dengan aslinya);------------------
Bukti P-21 :Berita Acara Uji Petik Pengukuran dan Penataan
Batas Ijin Lokasi PT. Ricky Mas Jaya, PT Ricky
Mas Rizkiputra dan PT Ricky Kurniawan
Kertapersada tertanggal 30 November 1999
(sesuai dengan aslinya) ;----------------------
Bukti P-22 :Surat Gubernur Jambi Nomor : 520/7841/IV/Bapeda
tanggal 03 Desember 1999 perihal : Rekomendasi
alih fungsi kawasan budidaya pertanian / non
Pertanian seluas +- 6.985 Ha (sesuai dengan
aslinya);--------------------------------------
Bukti P-23 :Kwitansi Pembayaran PT Wirakarya Sakti Kepada
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada Rp.
187.500.000,- (sesuai dengan aslinya );--------
Bukti P-24 :Kwitansi Pembayaran PT Wirakarya Sakti Kepada
PT Ricky Mas Rizkiputra Rp. 106.875.000,-
(sesuai aslinya);------------------------------
Halaman 147 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bukti P-25 :Kwitansi Pembayaran PT Wirakarya Sakti Kepada
PT Ricki Mas Jaya Rp. 520.781.250,- (sesuai
dengan aslinya);-------------------------------
Bukti P-26 :Surat PT Ricky Kurniawan Kertapersada Nomor
05/Ricky/ 01-2001 tanggal 11 Januari 2001
Perihal : Mohon Penyelesaian Tahap Akhir
(sesuai dengan fotokopi );---------------------
Bukti P-26 :Surat PT Wirakarya Sakti Nomor 001/2001 tanggal
15 januari 2001 perihal : Penyelesaian
Pembayaran Tahap Akhir (sesuai dengan aslinya);
Bukti P-28 :Bukti Transfer Bank BII Tanggal 18 Februari
2002 (sesuai dengan fotokopi);-----------------
Bukti P-29 :Surat Gubernur Jambi Nomor
522.11/0943/Dinhut/04 tanggal 9 Maret 2004
perihal : Permohonan Alih Fungsi Kawasan Hutan
oleh PT. Wirakarya Sakti (sesuai dengan salinan
yang sah);-------------------------------------
Bukti P-30 :Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
SK.277/Menhut-II/2004 tanggal 02 Agustus 2004
perihal penunjukan areal penggunaan lain seluas
+- 6.710 (Enam Ribu Tujuh Ratus Sepuluh) Hektar
yang terletak di dearah Kabupaten Muaro Jambi
dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur – Propinsi
Halaman 148 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Jambi menjadi kawasan Hutangan dengan Fungsi
Hutan Produksi Tetap (sesuai dengan aslinya); --
Bukti P-31 :Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
SK-346/Menhut-II/2004 tanggal 10 september 2004
perihal : Perubahan ketiga atas keputusan
menteri kehutanan nomor 744/KPTS-II/1996
Tanggal 25 Nopember 1996 tentang pemberian hak
pengusahaan Hutan Tanaman Industri atas areal
hutan seluas +- 78.240 (Tujuh Puluh Delapan
Ribu Dua Ratus Empat Puluh) Hektar di Propinsi
Jambi kepada PT. Wirakarya Sakti (sesuai dengan
aslinya);--------------------------------------
Bukti P-32 :Surat Perintah Ijin Pembayaran Iuran Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Tanaman Nomor :
S.713/VI-BIKPHH/2004 tanggal 22 September 2004
(sesuai dengan aslinya);-----------------------
Bukti P-33 :Apliksi Transfer Bank BII tanggal 23 September
2004 (sesuai dengan aslinya); -----------------
Bukti P-34 :Surat Kepala Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Jambi Nomor 540.1-2035 tanggal 5 Desember 1997
perihal : Penambahan Areal HTI PT. WKS di
propinsi Jambi ( sesuai dengan fotokopi );----
Halaman 149 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bukti P-35 :Surat Bupati Batanghari Nomor 522/435/Bappeda
tanggal 7 Oktober 1998, perihal : Penambahan
Areal HTI PT. WKS di Propinsi Jambi ( sesuai
dengan fotokopi );----------------------------
Bukti P-36 :Peta Lokasi I ” Penggunaan tanah Penambahan
Areal Hutan Tanaman Industri PT. WKS ” ( sesuai
dengan aslinya);-------------------------------
Bukti P-37 :Peta Lokasi II ” Kemampuan Tanah dan Rute
Batas Luar Kawasan hutan penambahan Areal Hutan
Tanaman Industri PT. Wirakarya Sakti ”( sesuai
dengan aslinya );------------------------------
Bukti P-38 :Surat Bupati Batanghari Nomor 520/079/Bappeda
tanggal 21 Februari 2000 perihal : Mohon
Peninjauan Alih Fungsi Kawasan Budidaya
Pertanian ( sesuai dengan fotokopi ) ;---------
Bukti P-39 :Surat Kusumanegara & Partners Nomor :
0346/KP.ES/09.12/282 tanggal 13 September 2012
perihal : Permohonan Overlay Peta ( sesuai
dengan aslinya );------------------------------
Bukti P-40 :Surat Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Nomor 993/UN21.4/DT/2012 perihal : Peta Hasil
Overlay( sesuai dengan aslinya );--------------
Halaman 150 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bukti P-41 :kliping Berita Harian KOMPAS edisi Jum’at
tanggal 20 April 2012 berjudul ” Kerusakan
Hutan Terabaikan ” (sesuai dengan aslinya);---
Bukti P-42 :Kliping Berita Harian KOMPAS edisi Selasa
tanggal 17 April 2012 berjudul ” Alih Fungsi
Hutan lahirkan Konflik” (sesuai dengan
aslinya);--------------------------------------
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil jawabannya,
Tergugat I telah mengajukan alat bukti surat berupa
fotokopi surat yang telah dicocokkan dengan aslinya kecuali
bukti-bukti yang tidak ada aslinya, yang telah dilegalisir
dan bermeterai cukup, bukti-bukti tersebut diberi tanda
T.I-1 sampai dengan T.I-12 sebagai berikut: ---------------
Bukti T.I-1 : Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor : 01 Tahun
2002 tanggal 08 Agustus 2002 tentang
Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada di Kecamatan Kumpeh
dan Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi
(sesuai dengan aslinya);---------------------
Bukti T.I-2 : Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor : 280
Tahun 2002 tanggal 08 Agustus 2002 tentang
Izin Lokasi untuk Keperluan Pembanguanan
Halaman 151 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Perkebunan Kelapa Sawit PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada (sesuai dengan fotokopi);-------
Bukti T.I-3 : Keputusan Gubernur Jambi Nomor : 154 tahun
2002 tentang Pembentukan Komisi Penilai Amdal
Propinsi Jambi (sesuai dengan fotokopi);-----
Bukti T.I-4 : Permohonan Izin Usaha Perkebunan Kelapa Sawit
atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada di
Desa Puding desa Mekar Sari Kecamatan Kumpeh
(sesuai dengan fotokopi);--------------------
Bukti T.I-5 : Akte Pendirian Perseroan Terbatas PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada (sesuai dengan
fotokopi);-----------------------------------
Bukti T.I-6 : NPWP PT. Ricky Kurniawan Kertapersada (sesuai
dengan fotokopi);----------------------------
Bukti T.I-7 : Rekomendasi IUP Perubahan Luasan Tanaman
Kelapa Sawit dan Kemiri (sesuai dengan
fotokopi);-----------------------------------
Bukti T.I-8 : Peta Calon Lokasi (sesuai dengan fotokopi);-
Bukti T.I-9 : Putusan Pidana Nomor : 102/PID.B/2011/PN.JBI
(sesuai dengan fotokopi);--------------------
Bukti T.I-10 : Gugatan Intervensi PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada (sesuai dengan fotokopi);-------
Halaman 152 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bukti T.I-11 : Relas Pemberitahuan Pernyataan Banding kepada
turut Tergugat V atas perkara perdata Nomor
80/PDT.G/2011/PN,Jbi.(sesuai dengan aslinya);
Bukti T.I-12 : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12
Tahun 2007 tanggal 25 September 2007 tentang
Tata Laksana Penyusunan Dokumen Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL )
(sesuai dengan fotokopi);--------------------
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil jawabannya Tergugat
II telah mengajukan alat bukti surat berupa fotokopi surat
yang telah dicocokkan dengan aslinya kecuali bukti-bukti
yang tidak ada aslinya, yang telah dilegalisir dan
bermeterai cukup, bukti-bukti tersebut diberi tanda T.II-1
sampai dengan T.II-45 sebagai berikut: -------------------
Bukti T.II-1 : Fotokopi Permohonan Hak Guna Usaha PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada tanggal 15 Mei 1997
(sesuai dengan aslinya);--------------------
Bukti T.II-2 : Fotokopi akta Pendirian Badan Hukum PT.
Ricky Kurniawan tanggal 19 September 1996
Nomor 23 dari pengesahan badan hukum Menteri
Hukum dan Perundang – undangan R.I Nomor :
Halaman 153 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
C-9857 HT.01.01 tahun 2000 tanggal 08 Mei
2000. (sesuai dengan fotokopi);-------------
Bukti T.II-3 : Fotokopi Izin Usaha Perkebunan dari Bupati
Muaro Jambi dengan Keputusan Nomor 01 Tahun
2002 tanggal 08 Agustus 2002 (sesuai dengan
fotokopi);----------------------------------
Bukti T.II-4 : Fotokopi Izin Lokasi dari Bupati Kabupaten
Muaro Jambi dengan Surat Keputusan Nomor 28
tahun 2002 tanggal 20 Juni 2002 (sesuai
dengan fotokopi);---------------------------
Bukti T.II-5 : Fotokopi surat keterangan Penguasaan/
peruntukan dari Bupati Muaro Jambi tanggal
10 Mei 2006 Nomor 500/344/Eko (sesuai dengan
fotokopi);----------------------------------
Bukti T.II-6 : Fotokopi Perjanjian Kerja sama antara PT.
Ricky Kurniawan Kertapersada dengan KUD Bina
Usaha NomorSPK/429/RKK/XII/06 tanggal 05
Desember 2006 (sesuai dengan fotokopi);-----
Bukti T.II-7 : Fotokopi risalah pertimbangan Teknis
Penatagunaan Tanah Bidang Pengaturan dari
Penataaan Pertanahan kantor wilayah BPN
Propinsi Jambi Nomor 02/VII-2007 tanggal 09
Juli 2007(sesuai dengan aslinya);-----------
Halaman 154 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bukti T.II-8 : Fotokopi Risalah Pemeriksaan Tanah B Nomor
47/ RSL/HGU/2007. (sesuai dengan aslinya);--
Bukti T.II-9 : a. Fotokopi Proyek proposal (sesuai dengan
fotokopi);-----------------------------
b. Fotokopi Nomor Wajib Pajak (NPWP)
(sesuai dengan fotokopi);--------------
c. Fotokopi Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
(sesuai dengan fotokopi);--------------
d. Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan
(sesuai dengan fotokopi);--------------
e. Fotokopi Penyampaian SPPT PBB tahun
2006(sesuai dengan fotokopi);----------
f. Fotokopi Surat Reverensi Bank (sesuai
dengan fotokopi);----------------------
Bukti T.II-10: Fotokopi Rekomendasi Teknis Kesesuaian Lahan
dari kantor perkebunan kabupaten muaro jambi
tanggal 23 Juli 2007(sesuai dengan
fotokopi);----------------------------------
Bukti T.II-11: Fotokopi surat keterangan tanggal 06 Januari
2007 (sesuai dengan aslinya);---------------
Bukti T.II-12: Fotokopi Surat Keputusan HGU Nomor 28-HGU-
BPN-RI-2008 (sesuai dengan aslinya);--------
Halaman 155 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bukti T.II-13: Fotokopi Buku Tanah HGU Nomor42 Tahun 2008
(sesuai dengan aslinya);--------------------
Bukti T.II-14: Fotokopi Jawaban Gugatan Intervensi dan
Gugatan Balik ( Rekonvensi, Tanggal 21
Desember 2011 (sesuai dengan aslinya);------
Bukti T.II-15: Fotokopi Surat Permohonan HGB PT.Ricky
Kurniawan Kertaperada 17 September 2007.
(sesuai dengan fotokopi);-------------------
Bukti T.II-16:Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Lapangan
oleh Anggota Panitia Pemeriksaan Tanah A
tanggal 29 November 2007. (sesuai dengan
aslinya);-----------------------------------
Bukti T.II-17:Fotokopi Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah A
Nomor 05/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 November
2007. (sesuai dengan aslinya);--------------
Bukti T.II-18: Fotokopi Surat Ukur Nomor 02/Menkersari/2007
tangal 12 November 2007 Luas 39.934M2.
(sesuai dengan aslinya);--------------------
Bukti T.II-19: Fotokopi Surat Keputusan Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasioanl Propinsi
Jambi Nomor 18-550.2-06-2007 tanggal 19
Desember 2007. (sesuai dengan aslinya);-----
Halaman 156 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bukti T.II-20: Fotokopi Buku Tanah HGB Nomor : 05 an. PT
RICKY KURNIAWAN KERTA PERSADA, Desa
Mekarsari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro
Jambi tanggal 28 Maret 2008 Luas 39.934 M2
(sesuai dengan aslinya);--------------------
Bukti T.II-21: Fotokopi Surat Permohonan HGB PT. Ricky
Kurniawan Kertaperada 17 September 2007
(sesuai dengan aslinya);--------------------
Bukti T.II-22: Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Lapangan
oleh Anggota Panitia Pemeriksaan Tanah A
tanggal 29 Nopember 2007. (sesuai dengan
aslinya);-----------------------------------
Bukti T.II-23: Fotokopi Risalah Panitia Pem,eriksaan Tanah
A Nomor22/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 November
2007. (sesuai dengan aslinya);--------------
Bukti T.II-24: Fotokopi Surat Ukur Nomor :
05/Mekersari/2007 tanggal 12 Nopember 2007.
Luas 83.537 M2 (sesuai dengan aslinya);-----
Bukti T.II-25: Fotokopi Surat Keputusan Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Jambi Nomor22-550.2-06-2007 tanggal 27
Desember 2007 (sesuai dengan aslinya);------
Halaman 157 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bukti T.II-26: Fotokopi Buku Tanah HGB Nomor : 01 An. PT.
Ricky Kurniawan Kertaparsada, Desa Mekar
Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi
Luas 83.537 M2. (sesuai dengan aslinya);- ---
Bukti T.II-27: Fotokopi Surat Permohonan HGB PT. Ricky
Kurniawan Kertaparsada 17 September 2007.
(sesuai dengan aslinya);--------------------
Bukti T.II-28: Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Lapangan
oleh anggota Panitia Pemeriksaan Tanah A
tanggal 29 November 2007. (sesuai dengan
aslinya);-----------------------------------
Bukti T.II-29: Fotokopi Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah A
Nomor21/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 November
2007. (sesuai dengan aslinya);--------------
Bukti T.II-30: Fotokopi Surat Ukur Nomor :
04/Mekersari/2007 tanggal 22 Nopember 2007.
Luas 149.215 M2 (sesuai dengan aslinya);- -
Bukti T.II-31: Fotokopi Surat Keputusan Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Jambi Nomor20-550.2-06-2007 tanggal 27
Desember 2007 (sesuai dengan aslinya);------
Bukti T.II-32: Fotokopi Buku Tanah HGB Nomor : 04 An. PT.
Ricky Kurniawan Kertaparsada, Desa Mekar
Halaman 158 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi
Luas 149.215 M2. (sesuai dengan aslinya);- --
Bukti T.II-33: Fotokopi Surat Permohonan HGB PT. Ricky
Kurniawan Kertaparsada 17 September 2007.
(sesuai dengan aslinya);--------------------
Bukti T.II-34: Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Lapangan
oleh anggota Panitia Pemeriksaan Tanah A
tanggal 29 November 2007. (sesuai dengan
aslinya);-----------------------------------
Bukti T.II-35: Fotokopi Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah A
Nomor06/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 November
2007. (sesuai dengan aslinya);--------------
Bukti T.II-36: Fotokopi Surat Ukur Nomor :
03/Mekersari/2007 tanggal 12 Nopember 2007.
Luas 30.243 M2 (sesuai dengan aslinya);-----
Bukti T.II-37: Fotokopi Surat Keputusan Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Jambi Nomor23-550.2-06-2007 tanggal 27
Desember 2007 (sesuai dengan aslinya);------
Bukti T.II-38: Fotokopi Buku Tanah HGB Nomor : 02 An. PT.
Ricky Kurniawan Kertaparsada, Desa Mekar
Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi
Luas 149.215 M2. (sesuai dengan aslinya);- --
Halaman 159 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bukti T.II-39: Fotokopi Surat Permohonan HGB PT. Ricky
Kurniawan Kertaparsada 17 September 2007.
(sesuai dengan Fotokopi);-------------------
Bukti T.II-40: Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Lapangan
oleh anggota Panitia Pemeriksaan Tanah A
tanggal 29 November 2007. (sesuai dengan
aslinya);-----------------------------------
Bukti T.II-41: Fotokopi Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah A
Nomor04/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 November
2007. (sesuai dengan aslinya);--------------
Bukti T.II-42: Fotokopi Surat Ukur Nomor :
01/Mekersari/2007 tanggal 12 Nopember 2007.
Luas 29.111 M2 (sesuai dengan aslinya);-----
Bukti T.II-43: Fotokopi Surat Keputusan Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Jambi Nomor21-550.2-06-2007 tanggal 27
Desember 2007 (sesuai dengan aslinya);------
Bukti T.II-44: Fotokopi Buku Tanah HGB Nomor : 03 An. PT.
Ricky Kurniawan Kertaparsada, Desa Mekar
Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi
Luas 29.111 M2. (sesuai dengan aslinya);- ---
Bukti T.II-45: Fotokopi Keputusan Bupati Kepala Daerah
Tingkat II (sesuai dengan fotokopi);--------
Halaman 160 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil jawabannya Tergugat
Intervensi I telah mengajukan alat bukti surat berupa
fotokopi surat yang telah dicocokkan dengan aslinya kecuali
bukti-bukti yang tidak ada aslinya, yang telah dilegalisir
dan bermeterai cukup, bukti-bukti tersebut diberi tanda
T.Intv.1-1 sampai dengan T.Intv.1-21 sebagai berikut:-----
Bukti T.Intv.1-1 :Salinan Akta Pendirian PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada Nomor23.tanggal
30 September 1996 (sesuai dengan
aslinya);-------------------------------
Bukti T.Intv.1-2 :SK Menteri Hukum dan Perundang-undangan
NomorC 9857 HT.01.01Th.2000 tetang
Pengesahan Akta Pendirian PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada (sesuai dengan
aslinya);-------------------------------
Bukti T.Intv.1-3 :Salinan Akta Jual Beli Seluruh Saham PT.
Ricky Kurniawan Kertapersada Nomor20,
tanggal 15 Agustus 2002 (sesuai dengan
aslinya);-------------------------------
Bukti T.Intv.1-4 :Surat dari Dirjen AHU Departemen
Kehakiman dan HAM NomorC-UM.02.01.2154,
tanggal 18 September 2002 tentang
Halaman 161 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Pemegang Saham dan Direksi/Komisaris
PT.RKK (sesuai dengan aslinya);---------
Bukti T.Intv.1-5 :Salinan Akta Berita Acara PT.RKK
Nomor119, tanggal 28 Juli 2008 (sesuai
dengan aslinya;-------------------------
Bukti T.Intv.1-6 :Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor
AHU-56086.AH,01.02. Tahun 2008 tentang
Persetujuan Akta Perubahan Anggaran
Dasar Perseroan PT.RKK (sesuai dengan
aslinya);-------------------------------
Bukti T.Intv.1-7 :Salinan Akta Berita Acara Rapat PT.RKK
Nomor35 tanggal 12 Mei 2011 (sesuai
dengan aslinya);------------------------
Bukti T.Intv.1-8 :Surat dari Dirjen AHU Departemen
Kehakiman dan HAM tentang Penerimaan
Pemberitahuan perubahan data PT.RKK
(sesuai dengan aslinya);----------------
Bukti T.Intv.1-9 :Salinan Putusan Mahkamah Konsitusi
Nomor45/PUU-IX/2011, tanggal 21 Februari
2012 (sesuai dengan fotokopi);----------
Halaman 162 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bukti T.Intv.1-10 :Salinan Putusan Mahkamah Konsitusi
Nomor34/PUU-IX/2011, tanggal 16 Juli
2012 (sesuai dengan fotokopi);----------
Bukti T.Intv.1-11 :Putusan PTUN Samarinda 18/G/2011/PTUN-
SMD tanggal 02 November 2011 (sesuai
dengan fotokopi);-----------------------
Bukti T.Intv.1-12 :Salinan Putusan Perdata nomor
80/Pdt.G/2011/PN-JBI (sesuai dengan
aslinya);-------------------------------
Bukti T.Intv.1-13 :Risalah Pemberitahuan Pernyataan
Permohonan Banding Perkara Nomor
80/Pdt.G/2011/PN.JBI, tgl 11 Juli 2012
(sesuai dengan aslinya);----------------
Bukti T.Intv.1-14 :Salinan Putusan Pidana Nomor
102/Pid.B/2011/PN-JBI. (sesuai dengan
aslinya);-------------------------------
Bukti T.Intv.1-15 :Jawaban Gugatan Intervensi dan
Rekonpensi PT.WKS ( Penggugat) dalam
Perkara perdata Nomor80/Pdt.G/2012/
PN.Jbi tertanggal 21 Desember 2011.
(sesuai dengan aslinya);----------------
Bukti T.Intv.1-16 :SK. Kepala Kantor Pertanahan Kab. Batang
Hari Nomor96/BPN/XII/1996 tanggal 06
Halaman 163 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Desember 1996 tentang izin lokasi PT.RKK
(sesuai dengan aslinya);----------------
Bukti T.Intv.1-17 :SK. Kepala Kantor Pertanahan Kab. Batang
Hari Nomor35, Tanggal 29 Desember 1997
tentang Perpanjangan Izin Lokasi (sesuai
dengan aslinya);------------------------
Bukti T.Intv.1-18 :Perjanjian kerja sama antara PT.RKK
dengan KUD Bina Usaha
NomorSPK/429/RKK/XII/06, tanggal 26-12-
2006 (sesuai dengan fotokopi)-----------
Bukti T.Intv.1-19 :Perjanjian kerja sama antara PT.RKK
dengan KUD Wira Usaha
NomorSPK/433/RKK/XII/06, tanggal 26-12-
2006 (sesuai dengan fotokopi);----------
Bukti T.Intv.1-20 :Perjanjian kerja sama antara PT.RKK
dengan KUD Fajar Pagi
NomorSPK/430/RKK/XII/06, tanggal 15-12-
2006 (sesuai dengan fotokopi);----------
Bukti T.Intv.1-21 :Gugatan Perkara Nomor 51/Pdt.G/2012/PN-
JBI.(sesuai dengan aslinya);------------
Bahwa Penggugat di dalam persidangan telah
mengajukan 2 (dua) orang saksi yang hadir di persidangan
Halaman 164 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bernama Ngadianto dan Ir. Zulfani Festi, M.M., dan telah
bersumpah menurut agamanya masing-masing menerangkan hal-
hal yang selengkapnya termuat dalam berita acara
persidangan pada pokoknya sebagai berikut: --------------
Saksi NGADIANTO, Kewarganegaraan Indonesia, Agama
Islam, Pekerjaan Pelaksana UPTD-BIPHUT Dinas Kehutanan
Propinsi Jambi, Umur 52 Tahun ; -----------------------
- Bahwa saksi bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di
UPTD-BIPHUT Dinas Kehutanan Propinsi Jambi; ----------
- Bahwa pada tahun 1999 saksi terlibat dalam Tim Survey
yang dibentuk oleh BAPEDA Propinsi Jambi yang bertugas
melakukan studi kelayakan terhadap pencadangan kawasan
hutan kepada PT Wirakarya Sakti; ---------------------
- Bahwa Tim Survey tersebut melakukan 2 (dua) kali rapat
yang dihadiri oleh anggota-anggota Tim perwakilan dari
Kanwil BPN, Kanwil Kehutanan Propinsi, UPTD, Pihak
Perusahaan dan dari Dinas PU, satu kali rapat di
BAPEDA sebelum survey dilakukan, satu kali di Kanwil
BPN setelah survey dilakukan; ------------------------
- Bahwa survey lapangan dilakukan pada tanggal 10 Juli
1999 terhadap lahan seluas 3.000 Ha.; ----------------
Halaman 165 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
- Bahwa lokasi yang disurvey saat itu merupakan cadangan
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada namun izin lokasinya
sudah habis masa berlakunya sejak 29 Desember 1998; --
- Bahwa dari 3.000 Ha areal yang disurvey tersebut
diketahui bahwa 200 Ha ditanami kemiri oleh PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada dan 270 Ha digunakan untuk
aktifitas lain, dibulatkan menjadi 1.000 Ha. ---------
- Bahwa areal seluas 2.000 Ha. sisanya tidak ditanami,
tidak ada apapun dan lahannya masih lahan gambut; ----
- Bahwa dari 3.000 Ha. yang dimohonkan, Tim Survey
merekomendasikan 2.000 Ha yang dialihfungsikan menjadi
kawasan hutan; ---------------------------------------
- Bahwa setelah melakukan survey, Tim mengadakan rapat
di Kanwil BPN Propinsi Jambi; ------------------------
- Bahwa saat rapat Tim tidak dibahas mengenai persoalan
hukum maupun hak-hak keperdataan yang berkaitan dengan
areal tersebut; --------------------------------------
Saksi Ir. Zulfani Festi, M.M., kewarganegaraan
Indonesia, pekerjaan Kepala Seksi Pemanfaatan Hutan Tanaman
Wilayah I di Kementerian Kehutanan Jakarta, agama
Islam,jenis kelamin Wanita; -------------------------------
Halaman 166 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
- Bahwa saksi adalah Pegawai Negeri Sipil di Kementrian
Kehutanan dan menduduki jabatan Kepala Seksi
Pemanfaatan Hutan Tanaman Industri Wilayah I yang
meliputi Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara; -----
- Bahwa saksi mengetahui Surat keputusan Menteri
Kehutanan Nomor 1198/Menhut-IV/1997 tanggal 07 Oktober
1997 perihal : Penambahan areal HTI PT. Wirakarya
Sakti di Propinsi Jambi; -----------------------------
- Bahwa areal yang dimaksud dalam surat Menteri
Kehutanan tersebut juga meliputi areal PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada; ------------------------------
- Saat PT. Wirakarya Sakti mengajukan permohonan izin
IUPHHK-HTI saksi tidak terlibat; ---------------------
- Bahwa saksi mengetahui permasalahan dalam sengketa ini
dikarenakan dokumen yang berkaitan berada di ruangan
saksi; -----------------------------------------------
- Bahwa sejak tahun 2004 peta kawasan hutan yang
berkaitan dengan sengketa ini tidak berubah sampai
sekarang; --------------------------------------------
Bahwa Penggugat di dalam persidangan telah mengajukan
2 (dua) orang ahli yang hadir di persidangan bernama Prof.
Dr. NURHASAN ISMAIL, S.H., M.Si. dan Prof. DR. PHILIPUS M.
HADJON, S,H. Keduanya telah bersumpah menurut agamanya
Halaman 167 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
masing-masing memberikan pendapat yang selengkapnya termuat
dalam berita acara persidangan pada pokoknya sebagai
berikut: --------------------------------------------------
Ahli Prof. Dr. NURHASAN ISMAIL, S.H., M.Si., jenis
kelamin Laki-Laki, kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan
Dosen Universitas NIP. 19550614 198211 1 , Jabatan Guru
Besar Universitas Gajah Mada Yogayakarta, agama Islam;-----
- Bahwa ahli adalah Guru Besar Hukum Agraria pada
Universitas Gajah Mada Yogyakarta; -------------------
- Bahwa HPHTI dapat diberikan pada kawasan bukan hutan
apabila kawasan tersebut ditetapkan menjadi kawasan
hutan oleh Menteri Kehutanan, dahulu melalui
rekomendasi Gubernur, sekarang melalui rekomendasi
Bupati/Walikota; -------------------------------------
- Bahwa di atas areal yang sama dapat diterbitkan izin
lokasi dan izin pencadangan kawasan hutan secara
bersama-sama dikarenakan keduanya lahir dari bidang
hukum yang berbeda, bidang pertanahan dan bidang
kehutanan namun memiliki fungsi yang sama yaitu sama-
sama menunjuk areal dan menjadi dasar untuk melakukan
tindakan perolehan hak atas tanah, apabila pemegang
izinnya berbeda, maka dapat dilakukan kompromi; ------
Halaman 168 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
- Izin lokasi merupakan dasar untuk melakukan tindakan
perolehan hak atas tanah; ----------------------------
- Bahwa izin lokasi hanya bisa diperpanjang 1 (satu)
kali, tidak boleh diperpanjang 2 (dua) kali, yang
boleh adalah diterbitkan izin lokasi baru; -----------
- Bahwa izin lokasi tidak dapat dialihkan; -------------
- Bahwa penguasaan fisik dan hak ekonomis yang timbul
dari izin lokasi dapat dialihkan; --------------------
- Bahwa pengalihan penguasaan fisik dan hak ekonomis
atas tanah dalam izin lokasi didasarkan pada asas
hukum die normative kraft des factischen, apa yang dilakukan
berulang-ulang menjadi norma yang mengikat;
- Bahwa perjanjian pengalihan penguasaan fisik dan hak
ekonomis atas tanah yang disebutkan dalam izin lokasi
masih berada dalam rezim hukum perdata bukan hukum
pertanahan dikarenakan hak atas tanahnya sendiri belum
timbul; ----------------------------------------------
- Bahwa sertipikat hak atas tanah tidak dapat
diterbitkan di kawasan hutan. Jika akan diterbitkan
sertipikat, maka kawasan tersebut sebelumnya harus
dilepaskan dari kawasan hutan, jika tidak maka
sertipikatnya cacat hukum; ---------------------------
Halaman 169 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
- Bahwa permasalahan menyangkut pertanahan sering
terjadi karena adanya ego sektoral masing-masing
kementerian maupun instansi pemerintahan, untuk itu
sepanjang menyangkut tanah sebaiknya kewenangannya
diberikan kepada BPN dan BPN ditingkatkan menjadi
kementerian; -----------------------------------------
Ahli Prof. DR. PHILIPUS M.HADJON,S,H., kewarganegaraan
Indonesia, pekerjaan Dosen / Guru Besar pada Universitas
Airlangga, umur 67 Tahun, jenis kelamin Laki-laki, agama
Khatolik, beralamat di Jl. Kendangsari blok P Nomor 29 B,
Surabaya Jawa Timur; --------------------------------------
- Bahwa ahli adalah Guru Besar Hukum Administrasi Negara
pada Universitas Airlangga Surabaya; -----------------
- Bahwa keputusan tata usaha negara yang bersifat
konstitutif adalah keputusan yang melahirkan hak yang
sebelumnya tidak ada, jika tidak ada keputusan
tersebut maka haknya tidak lahir; --------------------
- Bahwa Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan adalah
keputusan yang bersifat konstitutif karena hak atas
tanahnya lahir oleh keputusan tata usaha negara; -----
- Dalam hal keputusan tata usaha negara yang bersifat
konstitutif, maka tidak dimungkinkan adanya sengketa
keperdataan menyangkut hak atas tanah, karena hak atas
Halaman 170 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
tanahnya timbul melalui keputusan tata usaha negara
tersebut; --------------------------------------------
- Bahwa tenggang waktu mengajukan gugatan di peradilan
tata usaha negara adalah 90 (sembilan puluh) hari
sebagaimana diatur dalam Pasal 55 Undang-undang
Peradilan Tata Usaha Negara; -------------------------
- Bahwa bagi pihak yang dituju langsung oleh keputusan
tata usaha negara tenggang waktunya sejak diterimanya
keputusan tersebut, sedangkan bagi pihak ketiga yang
tidak dituju secara langsung tenggang waktunya
dihitung secara kasuistis sejak merasa kepentingannya
dirugikan dan sejak mengetahui keputusan tersebut
sebagaimana diatur dalam SEMA Nomor 2 Tahun 1991;-----
- Bahwa apabila seseorang mengetahui adanya sebuah
keputusan dalam jawab-jinawab dan baru melihat dan
mempelajari keputusan tersebut saat pembuktian
sehingga yang bersangkutan merasa dirugikan, maka
tenggang waktu menggugatnya dihitung sejak pembuktian;
- Bahwa permohonan sita jaminan terhadap sertipikat-
sertipikat yang sekedar dikutip nomornya dari jawab-
jinawab tanpa mengetahui dan melihat sertipikatnya
tidak dapat dijadikan dasar untuk menyatakan seseorang
sudah mengetahui sertipikat-sertipikat tersebut,
Halaman 171 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
penilaiannya secara kasuistis dan menjadi kewenangan
hakim untuk menilainya; ------------------------------
- Bahwa yang dimaksud dengan asas praesumptio iustae causa
adalah asas praduga sah yaitu setiap keputusan tata
usaha negara harus dianggap sah sampai ada pembatalan
kecuali keputusan tersebut nyata-nyata diterbitkan
oleh yang tidak memiliki kewenangan sama sekali;
----------------------------------------------
- Bahwa apabila ada salah satu cacat yuridis yang
meliputi cacat kewenangan, cacat prosedur dan cacat
substansi, maka sebuah keputusan tata usaha negara
dapat dibatalkan atau vernietig bar; -----------------
- Bahwa pencadangan kawasan hutan sebelumnya harus
melalui rekomendasi Gubernur, setelah otonomi daerah
kewenangan rekomendasi itu diberikan kepada
bupati/walikota sehingga sifat kewenangannya bukan
kewenangan asli bupati/walikota melainkan kewenangan
pusat; -----------------------------------------------
- AMDAL dalam hal izin usaha perkebunan merupakan
prasyarat yang harus dipenuhi, bukan merupakan
diskresi; --------------------------------------------
- AMDAL tidak dapat diterbitkan setelah terbitnya
keputusan izin usaha perkebunan; ---------------------
Halaman 172 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
- Apabila kabupaten/kota belum mampu menerbitkan
persetujuan dokumen AMDAL, maka kewenangannya
diserahkan ke propinsi; ------------------------------
- Bahwa apabila dokumen AMDAL yang merupakan prasyarat
permohonan izin usaha perkebunan justru dimasukkan
kedalam diktum keputusan izin usaha perkebunan, maka
tindakan tersebut merupakan penyelundupan hukum dan
melanggar asas larangan bertindak sewenang-wenang; ---
- Bahwa apabila ada keputusan tata usaha negara
berkaitan lahan seluas 10.000 Ha jika terbukti
bertumpang tindih dengan lahan seluas 2.000 Ha. bila
dikaitkan dengan substansinya, maka yang 2.000 Ha saja
yang dibatalkan; -------------------------------------
- Bahwa putusan Mahkamah Konstitusi Nomor45/PUU-IX/2011,
tanggal 21 Februari 2012 dan Nomor34/PUU-IX/2011,
tanggal 16 Juli 2012 berlaku sejak diucapkan dan tidak
berlaku surut sehingga kawasan hutan yang sebelumnya
telah ditunjuk oleh Menteri Kehutanan tetap berlaku; -
- Bahwa izin usaha perkebunan tidak termasuk dalam
kategori keputusan einmalig; -------------------------
- Bahwa sebuah keputusan tata usaha negara diuji secara
ex-tunc yaitu berdasarkan kondisi keputusan tata usaha
negara itu terbit; -----------------------------------
Halaman 173 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bahwa Tergugat I dan Tergugat II tidak mengajukan
saksi maupun ahli dalam persidangan;-----------------------
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya selain
mengajukan alat bukti surat, pihak Tergugat Intervensi I
telah mengajukan 1 (satu) orang saksi bernama REFIANDY,S.H.
yang hadir di persidangan dan telah bersumpah menurut
agamanya menerangkan hal-hal yang selengkapnya termuat
dalam berita acara persidangan pada pokoknya sebagai
berikut: --------------------------------------------------
Saksi REFIANDY, S.H., Kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan
PNS, umur 42 Tahun, bertempat tinggal di jl. R.SK.
Syahbuddin Lrg. Anantakupa RT. 22, Kel. Mayang Mangurai
Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi; ---------------------------
- Bahwa saksi adalah Pegawai Negeri Sipil yang menduduki
jabatan Kepala Seksi AMDAL Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Muaro Jambi; -------------------------------
- Bahwa pada tahun 2002 perangkat Lingkungan Hidup di
Kabupaten Muaro Jambi belum siap untuk melakukan
kajian atas permohonan persetujuan dokumen AMDAL; ----
- Bahwa oleh karena Kabupaten Muaro Jambi belum siap,
maka pengurusan dokumen AMDAL diserahkan ke tingkat
Propinsi; --------------------------------------------
Halaman 174 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
- Bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 12 tahun 2007 dan Nomor 14 Tahun 2010, ada
disnpensasi bagi perusahaan yang beroperasi namun
tidak memiliki dokumen AMDAL; ------------------------
- Bahwa PT Ricky Kurniawan Kertapersada telah memiliki
AMDAL sejak September 2005 yang diterbitkan oleh
Komisi AMDAL Propinsi; -------------------------------
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya
selain mengajukan alat bukti surat, pihak Tergugat
Intervensi I telah mengajukan 2 (dua) orang ahli, masing-
masing bernama Prof. Dr. MUJIYONO WIRYOTINOYO, M.Pd. dan
DR. FIRMAN MUNTAQO,S.H., M.Hum. yang hadir di persidangan
dan telah bersumpah menurut agamanya memberikan pendapat
hal-hal yang selengkapnya termuat dalam berita acara
persidangan pada pokoknya sebagai berikut:-----------------
Ahli Prof. Dr. MUJIYONO WIRYOTINOYO, M.Pd. pekerjaan
Dosen Universitas Jambi, Kewarganegaraan Indonesia,
bertempat tinggal di Jelutung kota Jambi. -----------------
- Bahwa ahli adalah Guru Besar Pragmatik pada
Universitas Jambi; ----------------------------------
- Bahwa makna dalam studi bahasa terdiri dari dua
macam, makna semantik dan makna pragmatik. Makna
semantik adalah makna yang diperoleh dari struktur
Halaman 175 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bahasa itu sendiri, yang terdiri dari makna leksikal
atau makna dari kata-katanya dan makna gramatikal
atau makna yang lahir dari struktur yang muncul
melalui proses gramatikal. Sementara makna pragmatik
yaitu makna yang tersirat. Makna pragmatik diperoleh
secara implisit melalui penafsiran terhadap kalimat
dalam kaitannya dengan situasi ujar tertentu,
perbedaan situasi ujar mengakibatkan perbedaan makna
pragmatiknya; ---------------------------------------
- Bahwa gugatan Penggugat rekonvensi yang juga memohon
sita jaminan terhadap sertipikat-sertipikat secara
implisit merupakan indikator bahwa Penggugat
Rekonvensi sudah mengetahui sertipikat-sertipikat
tersebut; -------------------------------------------
- Bahwa apabila misalnya seorang menuntut uang paksa
sebesar 50 juta/hari, secara implisit dapat
ditafsirkan bahwa yang bersangkutan sudah merasa
dirugikan;-------------------------------------------
- Bahwa unsur merasa kepentingannya dirugikan oleh
keputusan tata usaha negara dan mengetahui keputusan
tersebut sebagaimana dimaksud dalam SEMA Nomor 2
Tahun 1991 bersifat kumulatif; ----------------------
- Bahwa mengetahui ada level-level dan intensitasnya; -
Halaman 176 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
- Bahwa surat keputusan terdiri dari komponen judul,
konsiderans menimbang, mengingat dan memutuskan serta
pejabat yang menerbitkan keputusan tersebut; --------
- Bahwa untuk mengajukan gugatan, dibutuhkan pengetahun
siapa subjek yang menerbitkan keputusan tersebut,
bila belum diketahui siapa yang menerbitkankan dan
siapa yang akan digugat, maka yang berangkutan sudah
mengetahui namun pengetahuannya tersebut belum
mencukupi untuk mengajukan gugatan; -----------------
- Bahwa jika seseorang belum mengetahui letak sebuah
sertipikat, maka orang tersebut belum merasa
dirugikan; ------------------------------------------
- Bahwa tujuan diajukannya sita jaminan dalam butir 11
gugatan Rekonvensi adalah agar lahan 2.000 Ha tidak
dialihkan; ------------------------------------------
- Bahwa tujuan diajukannya sita jaminan dalam butir 12
gugatan rekonvensi adalah untuk menjamin
dibayarkannya kerugian Penggugat Rekonvensi; --------
Ahli DR. FIRMAN MUNTAQO, S.H., M.Hum., pekerjaan Dosen
Universitas Sriwijaya, Kewarganegaraan Indonesia, umur 49
Tahun, bertempat tinggal di jalan Talang Gading Nomor 30
RT. 06/RW.02 Kelurahan Kalidoni Kecamatan Kalidoni
Palembang;-------------------------------------------------
Halaman 177 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
- Bahwa ahli adalah Doktor di bidang hukum agraria pada
Universitas Sriwijaya; ------------------------------
- Bahwa dalam hukum agraria dikenal asas animus yaitu
asas yang memberikan perlindungan bagi pihak yang
benar-benar mau mengusahakan tanah; -----------------
- Bahwa dalam persepsi hukum adat, legal standing harus
sama, apabila legal standing tidak sama maka tidak bisa
menggugat; -------------------------------------
- Dalam perkara ini Penggugat tidak memiliki legal
standing karena legal standingnya tidak sejajar dan
melanggar RTRW kabupaten/kota; ----------------------
- Bahwa izin lokasi tidak memberikan hak, tetapi
merupakan izin untuk melakukan tindakan mendapatkan
hak atas tanah; -------------------------------------
- Izin lokasi melekat pada pihak yang menerima,
sehingga harus diusahakan sendiri oleh penerima izin
lokasinya; ------------------------------------------
- Izin lokasi tidak dapat dialihkan, jika dialihkan
kepada pihak lain maka pengalihan izin lokasi
tersebut batal demi hukum; --------------------------
- Bahwa pemanfaatan tanah dalam izin lokasi tidak dapat
dialihkan, tetapi dapat dilakukan kerjasama; --------
Halaman 178 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
- Bahwa Pengalihan menjadi kawasan hutan diperbolehkan
setidak-tidaknya jika ada rekomendasi dan perubahan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota; ---
- Bahwa menunjuk sebuah kawasan menjadi kawasan hutan
tanpa merubah RTRW kabupaten/kota merupakan
intervensi hukum; -----------------------------------
- Bahwa pemanfaatan tanah tidak boleh menggangu tata
ruang daerah; ---------------------------------------
- Bahwa Propinsi bukan merupakan daerah otonom, daerah
otonom yang memiliki hak mengurus rumah tangganya
sendiri adalah Kabupaten/Kota; ----------------------
- Bahwa berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor45/PUU-IX/2011, tanggal 21 Februari 2012 dan
Nomor34/PUU-IX/2011, tanggal 16 Juli 2012 melarang
Menteri Kehutanan melakukan penunjukan dan penetapan
suatu areal menjadi kawasan hutan dengan mengabaikan
hak-hak atas tanah yang ada di wilayah tersebut; ----
Bahwa pihak Penggugat, Tergugat I dan Tergugat
Intervensi I telah mengajukan kesimpulannya masing-masing
tertanggal 08 November 2012, sedangkan Tergugat II
menyampaikan kesimpulannya secara lisan yang intinya tetap
pada dalil-dalil jawabannya sebagaimana terlampir dalam
Halaman 179 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
berkas perkara yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam putusan ini;-----------------------------------------
Bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam
persidangan dianggap telah termuat dalam putusan ini;------
Bahwa para pihak masing-masing menerangkan tidak ada
lagi yang akan diajukan dan disampaikan serta selanjutnya
mohon putusan;---------------------------------------------
Bahwa Majelis Hakim menganggap pemeriksaan perkara
ini telah cukup dan akhirnya mengambil putusan berdasarkan
pertimbangan seperti terurai dalam pertimbangan hukum di
bawah ini;-------------------------------------------------
----------- TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM -----------
Menimbang, bahwa gugatan Penggugat pada pokoknya
adalah sebagaimana diuraikan dalam duduk perkara tersebut
di atas;---------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan
gugatannya tertanggal 02 Mei 2012 yang telah didaftarkan di
Halaman 180 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi pada
tanggal 02 Mei 2012 dan dicatat dalam register perkara
dengan Nomor 18/G/2012/PTUN.JBI dan telah diterima
perbaikan gugatannya terakhir pada tanggal 31 Mei 2012 yang
pada pokoknya memohon batal atau tidak sah keputusan tata
usaha negara:----------------------------------------------
1. Surat Keputusan Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 8
Agustus 2002 yang diterbitkan oleh Tergugat I Bupati
Muaro Jambi tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada Di Kecamatan Kumpeh
dan Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2002. Selanjutnya disebut sebagai objek sengketa I;---
2. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 5/Mekar Sari/2007
tanggal 22 Nopember 2007 seluas 83.537 M2, yang
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi. Selanjutnya disebut sebagai
objek sengketa II;------------------------------------
3. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 3/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2, yang
Halaman 181 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi. Selanjutnya disebut sebagai
objek sengketa III;-----------------------------------
4. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 1/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 29.111 M2, yang
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi. Selanjutnya disebut sebagai
objek sengketa IV;------------------------------------
5. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 4/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 149.215 M2, yang
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi. Selanjutnya disebut sebagai
objek sengketa V;-------------------------------------
6. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 2/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 39.934 M2, yang
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Halaman 182 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Kabupaten Muaro Jambi. Selanjutnya disebut sebagai
objek sengketa VI;------------------------------------
7. Sertifikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Oktober 2008 dengan Surat Ukur Nomor 12/Muaro
Jambi/2008 tanggal 8 Oktober 2008 seluas 682,2 Hektar,
yang diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi. Selanjutnya disebut
sebagai objek sengketa VII;---------------------------
Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan di dalam
pokok perkara, Majelis Hakim terlebih dahulu akan
mempertimbangkan di dalam eksepsi sebagai berikut:---------
DALAM EKSEPSI
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut
Tergugat I telah mengajukan eksepsi sebagaimana termuat
dalam jawabannya tertanggal 21 Juni 2012 yang pada pokoknya
sebagai berikut:-------------------------------------------
1. Eksepsi Tentang Tenggang Waktu;--------------------------
Bahwa Penggugat sudah mengetahui keputusan objek sengketa
a quo terhitung sejak tanggal 2 Nopember 2011 atau
setidak-tidaknya pada tanggal 21 Desember 2011. Hal
tersebut didasarkan adanya gugatan intervensi yang
Halaman 183 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
diajukan oleh PT. Ricky Kurniawan Kertapersada terhadap
PT. Wirakarya Sakti dalam perkara Nomor
80/Pdt.Interven/2011/PN.JBI, dimana dalam dalil
gugatannya Point 6 bagian d, PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada telah mendalilkan dalam gugatannya bahwa
dalam menjalankan usaha sebagai Perusahaan Perkebunan PT.
Ricky Kurniawan Kertapersada telah memilki ijin usaha
perkebunan dari Bupati Muaro Jambi dengan Keputusan
Bupati Muaro Jambi Nomor 01 Tahun 2002 tanggal 8 Agustus
2002;----------------------------------------------------
2. Penggugat tidak memiliki kepentingan;--------------------
Bahwa Unsur kepentingan yang dijadikan dasar oleh
Penggugat untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata
Usaha Negara dilakukan berdasarkan kepentingan yang masih
memiliki cacat hukum, sehingga legal standing Penggugat
dalam perkara ini tidak memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara yang telah dirubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara;--------------------------------------------
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Tergugat I
tersebut, Penggugat telah mengajukan bantahan yang termuat
Halaman 184 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
dalam Repliknya tertanggal 28 Juni 2012 yang pada pokoknya
membantah eksepsi-eksepsi Tergugat I dan tetap pada dalil-
dalil gugatannya;------------------------------------------
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat,
Tergugat II telah mengajukan eksepsi sebagaimana termuat
dalam jawabannya tertanggal 21 Juni 2012 yang pada pokoknya
adalah sebagai berikut:------------------------------------
1. Bahwa gugatan ini kurang pihak;--------------------------
Bahwa gugatan Penggugat kurang pihak, di mana Menteri
Kehutanan selaku pihak yang memberikan IUPHHK-HTI kepada
Penggugat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor 346/Menhut/II/2004 tanggal 10 September 2004, tidak
diikutsertakan sebagai pihak dalam gugatan ini, padahal
secara hukum Penggugat merasa dirugikan;-----------------
2. Eksepsi Tentang Tenggang Waktu;--------------------------
Bahwa pada dasarnya Penggugat telah mengetahui penerbitan
Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari tertanggal
28 Oktober 2008 dengan Surat Ukur Nomor 12/Muaro
Jambi/2008 tanggal 8 Oktober 2008 dan Hak Guna Bangunan
Nomor 1, 2, 3, 4, dan 5/Desa Mekar Sari, Kecamatan
Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 21 Desember
2011 dan 20 Januari 2012. Dimana hal tersebut terbukti
waktu Penggugat menyampaikan jawaban Gugatan Intervensi
Halaman 185 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
dan Duplik Tergugat Intervensi I dalam perkara perdata
Nomor 80/Pdt.G/2011/PN.JBI, sedangkan gugatan ini
diajukan Penggugat pada tanggal 02 Mei 2012;-------------
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi-eksepsi Tergugat
II tersebut, Penggugat telah mengajukan bantahan yang
termuat dalam Repliknya tertanggal 28 Juni 2012 yang pada
pokoknya membantah eksepsi-eksepsi Tergugat II dan tetap
pada dalil-dalil gugatannya;-------------------------------
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat
tersebut, Tegugat Intervensi I telah pula mengajukan
jawabannya tertanggal 28 Juni 2012 yang pada pokoknya
adalah sebagai berikut:------------------------------------
1. Kompetensi absolut;--------------------------------------
Bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi tidak berwenang
mengadili Perkara ini karena pokok sengketa dalam perkara
ini masih terdapat sengketa keperdataan berupa belum
selesainya prestasi Penggugat kepada Maskur Anang selaku
Promotor Perusahaan dan sebagai pemilik saham-saham
Tergugat Intervensi I sebelumnya;------------------------
2. Eksepsi Gugatan Penggugat telah lewat waktu;-------------
Bahwa senyatanya Penggugat telah mengetahui objek
sengketa sejak tahun 2003 karena setidaknya Penggugat
Halaman 186 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
telah membuat dua kali laporan ke kepolisian berkaitan
dengan perkara ini;--------------------------------------
Bahwa alasan Penggugat yang mendalilkan baru mengetahui
adanya Keputusan Tergugat I dan Keputusan Tergugat II
pada saat setelah PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
(Tergugat Intervensi I) mengajukan bukti-buktinya dalam
persidangan perkara perdata Nomor 80/Pdt.G/2011/PN.JBI di
Pengadilan Negeri Jambi pada tanggal 17 Februari 2012
adalah suatu kebohongan dan merupakan dalil yang
menyesatkan karena secara fakta Penggugat telah melakukan
permohonan sita jaminan tertanggal 21 Desember 2011 atas
objek sengketa;------------------------------------------
3. Eksepsi tentang Legal standing Penggugat;----------------
Bahwa Unsur kepentingan yang dijadikan dasar oleh
Penggugat untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata
Usaha Negara dilakukan berdasarkan kepentingan yang masih
memiliki cacat hukum, sehingga legal standing Penggugat
dalam perkara ini tidak memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara yang telah dirubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara;---------------------------------------
Halaman 187 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
4. Eksepsi gugatan tidak memenuhi syarat kumulasi gugatan;--
Bahwa didudukannya 2 (dua) Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara yang mengeluarkan produk hukum berbeda ke dalam
satu gugatan adalah hal yang tidak dibenarkan dalam hukum
acara Pengadilan Tata Usaha Negara kecuali secara kasus
per kasus dapat terjadi, yaitu hanya apabila ada 2 (dua)
keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh 2 (dua)
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berbeda tetapi
permasalahan hukum yang ditimbulkan saling berkaitan satu
sama lain;-----------------------------------------------
5. Eksepsi Gugatan Penggugat Kurang Pihak;------------------
Bahwa Penggugat tidak mengikutsertakan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jambi sebagai
pihak dalam gugatannya, karena pada dasarnya Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi hanya penerima
hak dari Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia dan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Propinsi Jambi sebagai pemegang kewenangan
atributif untuk membukukan dan menerbitkan objek sengketa
II, objek sengketa III, objek sengketa IV, objek sengketa
V, objek sengketa VI dan objek sengketa VII berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Halaman 188 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Nasional Nomor 3 Tahun 1999 tanggal 9 Februari 1999
tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Dan Pembatalan
Keeputusan Pemberian Hak Atas tanah Negara;--------------
6. Eksepsi Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel);---------
Bahwa di dalam gugatannya Penggugat tidak menyebutkan
titik koordinat masing-masing letak tumpang tindihnya
lahan yang dipunyai Penggugat dengan batas-batas titik
koordinat lahan Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan
kepunyaan Tergugat Intervensi I yang pada akhirnya
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat Intervensi I sangat
sulit untuk memahami pada bagian manakah lahan yang
tumpang tindih tersebut, sehingga berdasarkan hal
tersebut gugatan Penggugat menjadi kabur (Obscuur
Libel);--------------------------------------------------
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi-eksepsi Tergugat
Intervensi I tersebut, Penggugat telah mengajukan bantahan
yang termuat dalam Repliknya tertanggal 05 Juli 2012 yang
pada pokoknya membantah eksepsi-eksepsi Tergugat Intervensi
I dan tetap pada dalil-dalil gugatannya;-------------------
Menimbang, bahwa setelah mencermati eksepsi-eksepsi
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat Intervensi I Majelis
Hakim berpendapat bahwa eksepsi-eksepsi tersebut dapat
dikelompokkan sebagai berikut:-----------------------------
Halaman 189 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
1. Eksepsi tentang kompetensi absolut peradilan tata usaha
negara yang diajukan oleh Tergugat Intervensi I;---------
2. Eksepsi tentang tenggang waktu mengajukan gugatan yang
diajukan oleh Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat
Intervensi I;--------------------------------------------
3. Eksepsi tentang legal standingPenggugat untuk mengajukan
gugatanyang diajukan oleh Tergugat I dan Tergugat
Intervensi I;--------------------------------------------
4. Eksepsi tentang gugatan Penggugat kurang pihak yang
diajukan oleh Tergugat II dan Tergugat Intervensi I;-----
5. Eksepsi tentang gugatan tidak memenuhi syarat kumulasi
gugatan yang diajukan oleh Tergugat Intervensi I;--------
6. Gugatan Penggugat kabur yang diajukan oleh Tergugat
Intervensi I;--------------------------------------------
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi-esksepsi tersebut,
Majelis Hakim akan mempertimbangkan sebagai berikut:-------
Menimbang, bahwa terlebih dahulu Majelis Hakim akan
mempertimbangkan eksepsi tentang kompetensi absolut
Peradilan Tata Usaha Negara yang diajukan oleh Tergugat
Intervensi I, sebagai berikut:-----------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 24 ayat (2)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,
Majelis Hakim berpendapat bahwa kewenangan masing-masing Halaman 190 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
peradilan di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia telah
dibagi-bagi berdasarkan empat lingkungan peradilan yang
masing-masing memiliki kewenangan mengadili yang berbeda
satu dengan lainnya;---------------------------------------
Menimbang, bahwa pengujian hukum (juridische toetsing)
yang dilakukan oleh Peradilan Tata Usaha Negara adalah
bersifat administratif, yakni tentang sah atau tidaknya
penerbitan Keputusan Tata Usaha Negara ditinjau dari aspek
kewenangan, prosedur, maupun substansinya dalam bidang
hukum administrasi; berbeda dengan pengujian yang dilakukan
di Peradilan Umum yang melakukan pengujian di bidang hukum
keperdataan terhadap pihak manakah yang sesungguhnya
mempunyai hak atas sebuah benda in casu tanah yang disebutkan
dalam keputusan-keputusan objek sengketa;--
Menimbang, bahwa oleh karena substansi pengujian
hukum di peradilan tata usaha negara berbeda dengan
pengujian hukum di peradilan umum dalam sengketa
keperdataan, maka masing-masing memiliki batasan objek
sengketa yang berbeda pula: apabila di peradilan umum tanah
diperiksa sebagai obyek sengketa dan sertipikat diperiksa
sebagai bagian pembuktian alas hak, maka obyek sengketa di
peradilan tata usaha negara adalah sertipikat, sementara
tanah diperiksa sebagai satuan data fisik di dalam objek
Halaman 191 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
sengketa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; demikian
pula halnya apabila di peradilan umum kepemilikan hak atas
tanah diuji sebagai bagian pembuktian alas hak, maka di
peradilan tata usaha negara kepemilikan diuji sebagai
satuan data yuridis di dalam objek sengketa;---------------
Menimbang, bahwa oleh karena baik peradilan tata
usaha negara maupun peradilan umum masing-masing memiliki
kompetensi absolut yang berbeda maupun pengujian yang
dilakukan terletak pada ranah hukum yang berbeda, sehingga
tidak relevan menyamakan persoalan hukum antara keduanya,
tidak pula relevan menyatakan bahwa pemeriksaan sengketa
tata usaha negara baru dapat dilakukan setelah
diselesaikannya pemeriksaan sengketa keperdataannya;-------
Menimbang, bahwa sebagai salah satu lingkungan
peradilan di bawah Mahkamah Agung kewenangan peradilan tata
usaha negara diatur dalam Pasal 47 Undang-undang Nomor 5
Tahun 1986 yang menyebutkan bahwa: “Pengadilan bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha
Negara”;----------------------------------------
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan sengketa tata
usaha negara berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10 Undang-
undang Nomor 51 Tahun 2009 adalah: “Sengketa Tata Usaha Negara Halaman 192 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha Negara antara orang
atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara,
baik di pusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata
usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku”;--------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena ketentuan Pasal 47 jo.
Pasal 1 angka 10 tersebut menyatakan bahwa kewenangan
absolut peradilan tata usaha negara adalah memeriksa
sengketa tata usaha negara, maka selanjutnya Majelis Hakim
akan mempertimbangkan apakah sengketa a quo merupakan
sengketa tata usaha negara ataukah sengketa keperdataan
mengenai perselisihan hak atas tanah dan belum selesainya
prestasi Penggugat kepada Maskur Anang selaku Promotor
Perusahaan dan sebagai Pemilik Saham-Saham Tergugat
Intervensi I sebelumnya sebagaimana tertuang dalam Akta
Nomor 24 tanggal 11 Oktober 1999 tentang Perjanjian
Pengalihan Lahan dan Akta Nomor 25 tanggal 11 Oktober 1999
tentang cara Pembayaran Perjanjian Pengalihan Lahan
sebagaimana didalilkan Tergugat Intervensi I di dalam
jawabannya, sebagai berikut;-------------------------------
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati
objek sengketa I yaitu berupa Surat Keputusan Bupati Muaro
Jambi Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus 2002 tentang
Halaman 193 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada Di Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan Maro Sebo
Kabupaten Muaro Jambi, Majelis Hakim berpendapat bahwa
objek sengketa I merupakan keputusan pejabat tata usaha
negara di bidang perizinan, bukan keputusan di bidang
pertanahan atau keperdataan sehingga sengketa yang timbul
di atasnya juga merupakan sengketa di bidang perizinan yang
berada dalam lingkup sengketa tata usaha negara, bukan
sengketa di bidang pertanahan atau keperdataan mengenai
perselisihan hak atas tanah dan belum selesainya prestasi
Penggugat sebagaimana didalilkan oleh Tergugat Intervensi
I, dengan demikian eksepsi Tergugat Intervensi I tentang
kompetensi absolut terhadap objek sengketa I haruslah
dinyatakan ditolak;----------------------------------------
Menimbang, bahwa terhadap objek sengketa II s/d VII,
Majelis Hakim berpendapat bahwa objek sengketa II, III, IV,
V dan VI seluruhnya berupa Sertipikat Hak Guna Bangunan
atas nama Tergugat Intervensi I, kesemuanya diterbitkan
pada tanggal 28 Maret 2008, sementara objek sengketa VII
berupa Sertipikat Hak Guna Usaha atas nama Tergugat
Intervensi I yang diterbitkan pada tanggal 28 Oktober
2008;------------------------------------------------------
Halaman 194 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim meneliti
bukti-bukti surat yang terdiri dari:-----------------------
- Bukti Surat bertanda T II-13 berupa fotokopi Buku Tanah
Hak Guna Usaha Nomor 42 Desa Mekar Sari atas nama
Tergugat Intervensi I tertanggal 28 Oktober 2008;--------
- Bukti Surat bertanda T II-20 berupa fotokopi buku tanah
Hak Guna Bangunan Nomor 5 Desa Mekar Sari atas nama
Tergugat Intervensi I tertanggal 28 Maret 2008;----------
- Bukti Surat bertanda T II-26 berupa fotokopi Buku Tanah
Hak Guna Bangunan Nomor 1 Desa Mekar Sari atas nama
Tergugat Intervensi I tertanggal 28 Maret 2008;----------
- Bukti Surat bertanda T II-32 berupa fotokopi Buku Tanah
Hak Guna Bangunan Nomor 4 Desa Mekar Sari atas nama
Tergugat Intervensi I tertanggal 28 Maret 2008;----------
- Bukti surat bertanda T II-38 berupa fotokopi Buku Tanah
Hak Guna Bangunan Nomor 2 Desa Mekar Sari atas nama
Tergugat Intervensi I tertanggal 28 Maret 2008;----------
- Bukti Surat bertanda T II-44 berupa fotokopi Buku Tanah
Hak Guna Bangunan Nomor 3 Desa Mekar Sari atas nama
Tergugat Intervensi I tertanggal 28 Maret 2008;----------
yang mana seluruh bukti-bukti surat tersebut merupakan Buku
Tanah sebagai sumber penerbitan sertipikat-sertipikat objek
sengketa II s/d objek sengketa VII, dimana seluruh bukti-
Halaman 195 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bukti tersebut pada kolom c) Asal Hak menyebutkan bahwa
haknya berasal dari pemberian hak, in casu pemberian hak guna
usaha atau hak guna bangunan;-------------------------
Menimbang, bahwa pemberian hak guna usaha dan hak
guna bangunan tersebut dikuatkan pula dengan bukti-bukti
surat yang terdiri dari:-----------------------------------
- Bukti Surat bertanda T II-12 berupa fotokopi Surat
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 28-HGU-BPN-RI-2008 tentang Pemberian Hak
Guna Usaha Atas Nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
Atas tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi Jambi
tertanggal 7 Juli 2008;----------------------------------
- Bukti Surat bertanda T II-19 berupa fotokopi Surat
Keputusan kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi Jambi Nomor 18-550.2-06-2007 tentang Pemberian
Hak Guna Bangunan Atas Nama PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada Atas tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi
Jambi tertanggal 19 Desember 2007;-----------------------
- Bukti Surat bertanda T II-25 berupa fotokopi Surat
Keputusan kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi Jambi Nomor 22-550.2-06-2007 tentang Pemberian
Hak Guna Bangunan Atas Nama PT. Ricky Kurniawan
Halaman 196 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Kertapersada Atas tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi
Jambi tertanggal 27 Desember 2007;-----------------------
- Bukti Surat bertanda T II-31 berupa fotokopi Surat
Keputusan kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi Jambi Nomor 20-550.2-06-2007 tentang Pemberian
Hak Guna Bangunan Atas Nama PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada Atas tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi
Jambi tertanggal 27 Desember 2007;-----------------------
- Bukti Surat bertanda T II-37 berupa fotokopi Surat
Keputusan kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi Jambi Nomor 23-550.2-06-2007 tentang Pemberian
Hak Guna Bangunan Atas Nama PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada Atas tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi
Jambi tertanggal 27 Desember 2007;-----------------------
- Bukti Surat bertanda T II-43 berupa fotokopi Surat
Keputusan kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi Jambi Nomor 21-550.2-06-2007 tentang Pemberian
Hak Guna Bangunan Atas Nama PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada Atas tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi
Jambi tertanggal 27 Desember 2007;-----------------------
seluruh bukti-bukti surat tersebut secara mutatis-mutandis
berisi keputusan tentang pemberian hak guna bangunan atau
hak guna usaha atas tanah negara kepada Tergugat Intervensi
Halaman 197 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
I sebagai awal dari rangkaian keputusan yang kemudian
ditindaklanjuti sampai dengan penerbitan objek sengketa II
s/d objek sengketa VII;------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan penilaian terhadap
bukti-bukti surat T II-13, T II-20, T II-26, T II-32, T II-
38, dan T II-44 yang diperkuat oleh penilain terhadap
bukti-bukti surat T II-12, T II-19, T II-25, T II-31, T II-
37, dan T II-43 Majelis Hakim berpendapat bahwa keputusan-
keputusan objek sengketa merupakan keputusan yang
melahirkan hak baru yang belum ada sebelumnya;-------------
Menimbang, bahwa oleh karena baik hak guna usaha
maupun hak guna bangunan keputusan-keputusan objek sengketa
dilahirkan melalui pemberian hak sebagaimana dibuktikan
dalam surat-surat bukti tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa hak guna usaha yang dimiliki oleh
Tergugat Intervensi I timbul sejak tanggal 28 Oktober 2008
saat diterbitkannya Sertipikat Hak Guna Usaha objek
sengketa, serta hak-hak guna bangunan yang dimiliki oleh
Tergugat Intervensi I timbul sejak tanggal 28 Maret 2008
saat diterbitkannya sertipikat-sertipikat hak guna bangunan
objek sengketa;--------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena hak guna usaha Tergugat
Intervensi I baru lahir pada tanggal 28 Oktober 2008 dan Halaman 198 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
hak-hak guna bangunan Tergugat Intervensi I baru lahir pada
tanggal 28 Maret 2008, maka dalil Tergugat Intervensi I
yang menyatakan bahwa pokok sengketa dalam perkara a quo
adalah perselisihan hak atas tanah dan belum selesainya
prestasi Penggugat kepada Maskur Anang selaku Promotor
Perusahaan dan sebagai Pemilik Saham-Saham Tergugat
Intervensi I sebelumnya sebagaimana tertuang dalam Akta
Nomor 24 tanggal 11 Oktober 1999 tentang Perjanjian
Pengalihan Lahan dan Akta Nomor 25 tanggal 11 Oktober 1999
tentang cara Pembayaran Perjanjian Pengalihan Lahan adalah
dalil yang tidak dapat dipertahankan menurut hukum,
dikarenakan pada tahun 1999 hak atas tanah yang
diperselisihkan menurut dalil Tergugat Intervensi I
tersebut belumlah lahir dan baru lahir pada tahun 2008,
dengan demikian dalil Tergugat Intervensi I tentang
kompetensi absolut terhadap objek sengketa II s/d objek
sengketa VII haruslah pula dinyatakan ditolak;-------------
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim meneliti
surat gugatan Penggugat dalam perkara a quo, Majelis Hakim
berpendapat bahwa pokok sengketa yang dipermasalahkan
Penggugat adalah apakah Tergugat I dan Tergugat II dalam
menerbitkan objek sengketa I s/d objek sengketa VII telah
melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan
Halaman 199 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
yang berlaku maupun Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik
(AAUPB) dan tidak mempermasalahkan perihal kepemilikan hak
atas tanah;------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena dalil eksepsi Tergugat
Intervensi I tentang kompetensi absolut pengadilan terhadap
objek sengketa I s/d objek sengketa VII dinyatakan ditolak,
dan pokok sengketa yang dipermasalahkan dalam perkara a quo
adalah ada atau tidaknya pelanggaran yang dilakukan
Tergugat I dan Tergugat II dalam menerbitkan keputusan-
keputusan objek sengketa a quo baik pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan maupun pelanggaran terhadap
Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB), maka Majelis
Hakim berpendapat bahwa sengketa a quo merupakan sengketa
tata usaha negara yang menjadi kewenangan peradilan tata
usaha negara untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan
sengketanya;-----------------------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan eksepsi tentang tenggang waktu mengajukan
gugatan yang diajukan oleh Tergugat I, Tergugat II dan
Tergugat Intervensi I, sebagai berikut:--------------------
Menimbang, bahwa tenggang waktu mengajukan gugatan
di peradilan tata usaha negara diatur dalam Pasal 55
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Halaman 200 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Usaha Negara yang
berbunyi:--------------------------------------“gugatan dapat
diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 hari (sembilan puluh hari) terhitung
sejak saat diterimanya atau diumumkan Keputusan Badan atau Pejabat Tata
Usaha
Negara”;---------------------------------------------------
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim meneliti
objek sengketa I s/d Objek sengketa VII, Majelis Hakim
mendapatkan fakta hukum bahwa keseluruhan objek sengketa
diterbitkan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada in
casu Tergugat Intervensi I, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Penggugat adalah pihak yang tidak dituju secara langsung
oleh keputusan-keputusan tata usaha negara objek
sengketa;--------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena pihak Penggugat adalah
pihak yang tidak dituju secara langsung oleh obyek sengketa
a quo, maka tenggang waktu mengajukan gugatan dihitung
secara kasuistis dengan mengikuti kaidah yang tertuang
dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 5.K/TUN/1992 tanggal 21 Januari 1993 jo. Yurisprudensi
Nomor 41.K/TUN/1994 tanggal 10 Nopember 1994 jo.
Yurisprudensi Nomor 270.K/TUN/2001, tanggal 4 Maret 2002,
yang pada pokoknya berbunyi: “..Tenggang waktu pengajuan gugatan
Halaman 201 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bagi mereka yang tidak dituju oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara
dihitung secara kasuistis sejak saat ia merasa kepentingannya dirugikan oleh
Keputusan Tata Usaha Negara dan mengetahui adanya keputusan
itu”;---------
Menimbang, bahwa berdasarkan kaidah hukum yang
tertuang dalam Yurisprudensi -Yurisprudensi Mahkamah Agung
sebagaimana disebutkan di atas, Majelis Hakim berpendapat
bahwa unsur merasa kepentingannya dirugikan oleh keputusan
tata usaha negara dan unsur mengetahui adanya keputusan
tata usaha negara itu merupakan dua unsur yang bersifat
imperatif sehingga keduanya harus terpenuhi dalam rangka
menentukan dimulainya tenggang waktu 90 (sembilan puluh)
hari mengajukan gugatan;-----------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 55
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 yang diperkuat dengan
Yurisprudensi -Yurisprudensi Mahkamah Agung tersebut di
atas, Majelis Hakim selanjutnya akan mempertimbangkan kapan
Penggugat merasa kepentingannya dirugikan dan mengetahui
objek sengketa a quo, apakah pada tahun 2003 dan 2008 saat
Penggugat membuat Laporan Polisi
NomorLP/B-192/IX/2003/Ro.Ops tanggal 05 September 2003 dan
Laporan Polisi Nomor LP/B-049/III/2008/Ro.Ops tgl 17 Maret
2008, ataukah sejak tanggal 02 November saat PT Ricky
Halaman 202 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Kurniawan Kertapersada (in casu Tergugat Intervensi I)
mengajukan gugatan intervensi sebagaimana disebutkan dalam
gugatan intervensinya poin 6 huruf d, ataukah sejak tanggal
21 Desember 2011 saat Penggugat in casu mengajukan jawaban
gugatan intervensi dan gugatan rekonvensi dalam intervensi
pada peradilan perdata, ataukah tanggal 20 Januari 2011
saat Penggugat mengajukan duplik atas gugatan intervensi,
ataukah sejak tanggal 17 Februari 2012 saat pembuktian
surat di Pengadilan Negeri Jambi dalam perkara Nomor
80/Pdt.G/2011/PN.Jbi;--------------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan masing-masing dalil tersebut dengan
pertimbangan hukum sebagai berikut:------------------------
Menimbang, bahwa terhadap dalil yang menyatakan
bahwa Penggugat telah merasa dirugikan dan mengetahui objek
sengketa I s/d objek sengketa VII saat membuat laporan
polisi pada tahun 2003 dan 2008, Majelis Hakim berpendapat
bahwa tindakan Penggugat membuat laporan polisi tentang
penyerobotan lahan tidak dengan sendirinya mengakibatkan
Penggugat mengetahui seluruh dokumen legalitas yang
mendasari terlapor melakukan tindakan yang didalilkan
sebagai tindakan penyerobotan, meskipun Tergugat Intervensi
I telah menyerahkan semua dokumen legalitasnya kepada
Halaman 203 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Penyidik namun tidak dapat dibuktikan bahwa dokumen
legalitas itu telah diterima atau diketahui Penggugat,
sehingga dengan sendirinya tidak dapat dibuktikan bahwa
Penggugat telah merasa kepentingannya dirugikan dan
mengetahui objek-objek sengketa a quo;---------------------
Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat tidak
menerima pemberitahuan perkembangan hasil Penyidikan dari
pihak kepolisian serta tidak ditemukannya fakta
korespondensi antara Penggugat dan Tergugat Intervensi I
berkaitan dengan objek-objek sengketa a quo, maka Majelis
Hakim berpendapat bahwa Putusan Pengadilan Tata Usaha
Negara Samarinda Nomor: 18/G/2011/PTUN-SMD tanggal 02
November 2011 (vide bukti T.Int-11) secara kasuistis tidak dapat
diterapkan pada perkara a quo, terlebih lagi bahwa saat
Penggugat melakukan laporan ke pihak kepolisian pada
tanggal 05 September 2003 dan tanggal 17 Maret 2008, objek
sengketa II s/d objek sengketa VII belumlah diterbitkan dan
baru diterbitkan masing-masing pada tanggal 28 Maret 2008
dan 28 Oktober 2008;---------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena tidak terbukti
Penggugat telah merasa kepentingannya dirugikan dan
mengetahui objek-objek sengketa a quo saat membuat laporan
polisi Nomor LP/B-192/IX/2003/Ro.Ops tanggal 05 September
Halaman 204 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
2003 dan Laporan Polisi Nomor LP/B-049/III/2008/Ro.Ops tgl
17 Maret 2008, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa tanggal
05 September 2003 dan/atau tanggal 17 Maret 2008 tidak
dapat dijadikan dasar untuk menghitung tenggang waktu 90
hari mengajukan gugatan, dan oleh karenanya dalil eksepsi
tersebut haruslah dinyatakan ditolak;----------------------
Menimbang, bahwa terhadap dalil yang menyatakan
Penggugat telah merasa kepentingannya dirugikan dan
mengetahui objek-objek sengketa a quo sejak tanggal 02
November 2011 saat PT. Ricky Kurniawan Kertapersada in casu
Tergugat Intervensi I mengajukan gugatan intervensi
sebagaimana disebutkan dalam gugatan intervensinya poin 6
huruf d, setelah memeriksa Putusan Pengadilan Negeri Jambi
dalam perkara Nomor 80/Pdt.G/2011/PN.JBI halaman 63 sampai
dengan halaman 85 (vide bukti T.Int-12), Majelis Hakim
berpendapat bahwa disebutkannya objek sengketa I pada poin
6 huruf d (halaman 69-70) merupakan bagian dalil gugatan
intervensi yang ditujukan terhadap Maskur Anang selaku
Tergugat Intervensi I, bukan kepada Penggugat in casu PT.
Wirakarya Sakti selaku Tergugat Intervensi II sehingga
tidak dapat dijadikan dasar untuk membuktikan bahwa
Penggugat merasa kepentingannya dirugikan dan telah
mengetahui objek sengketa I;-------------------------------
Halaman 205 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Menimbang, bahwa oleh karena tidak terbukti
Penggugat merasa kepentingannya dirugikan dan telah
mengetahui objek sengketa I melalui gugatan Intervensi poin
6 huruf d, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa tanggal 02
November 2011 saat diajukannya gugatan intervensi tidak
dapat dijadikan dasar untuk menghitung tenggang waktu 90
hari mengajukan gugatan bagi Penggugat, oleh karenanya
dalil tersebut haruslah dinyatakan ditolak;----------------
Menimbang, bahwa terhadap dalil yang menyatakan
Penggugat merasa kepentingannya dirugikan dan mengetahui
objek-objek sengketa a quo sejak tanggal 21 Desember 2011
saat Penggugat in casu selaku Tergugat Intervensi II
mengajukan jawaban gugatan intervensi dan gugatan
rekonvensi dalam intervensi, Majelis Hakim berpendapat
sebagai berikut:-------------------------------------------
Menimbang, bahwa pada poin 11 dan 12 gugatan
rekonvensinya (vide bukti T.Int-15 dan bukti T.Int-12) Penggugat
Rekonvensi dalam Intervensi (in casu Penggugat) menyatakan
sebagai berikut:--------------------------------
11. bahwa agar gugatan Penggugat Intervensi Rekonvensi
ini tidak menjadi sia-sia (illusoir) dan dikhawatirkan
Tergugat Intervensi I Rekonvensi mengalihkan
lahan/areal yang berasal dari Izin Lokasi Nomor Halaman 206 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
96/BPN/XII/1996 ke pihak lain, mohon agar Majelis
Hakim meletakkan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag)
terhadap lahan/areal seluas ± 2000 Ha. yang berasal
dari izin lokasi Nomor 96/BPN/XII/1996 tanggal 6
Desember 1996 dalam perkara a quo sebagaimana Peta
Lampiran Akta Perjanjian Penyerahan/Pengalihan
Areal/Lahan Nomor 45 tanggal 14 Desember
1999;--------
12. bahwa demikian pula guna menjamin Tergugat
Intervensi I Rekonvensi membayar ganti kerugian
materiil dan immateriil kepada Penggugat Intervensi
Rekonvensi dalam perkara a quo, maka patut kiranya
bilamana Majelis Hakim meletakkan Sita Jaminan
(Consevatoir Beslag) terhadap seluruh aset-aset yang
dimiliki Tergugat Intervensi I Rekonvensi baik
berupa tanah dan/atau bangunan sebagaimana terurai
secara jelas dalam Gugatan Intervensi perkara a quo,
termasuk dan tidak terbatas pada:-------------------
- sebidang tanah Hak Guna Usaha Nomor 44/Puding
tahun 2008 seluas ± 3102 Ha terletak di Desa
Puding, Kecamatan Kumpei, Kabupaten Muaro Jambi;-
- sebidang tanah Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari
tahun 2008 seluas ± 682,2 Ha terletak di Desa
Halaman 207 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Mekar Sari, Kecamatan Kumpei, Kabupaten Muaro
Jambi;-------------------------------------------
- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 1/Puding
Tahun 2008 seluas ± 29.961 Ha terletak di Desa
Puding, Kecamatan Kumpei, Kabupaten Muaro Jambi;-
- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 2/Puding
Tahun 2008 seluas ± 29.994 Ha terletak di Desa
Puding, Kecamatan Kumpei, Kabupaten Muaro Jambi;-
- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 3/Puding
Tahun 2008 seluas ± 29.994 Ha terletak di Desa
Puding, Kecamatan Kumpei, Kabupaten Muaro Jambi;-
- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 4/Puding
Tahun 2008 seluas ± 29.994 Ha terletak di Desa
Puding, Kecamatan Kumpei, Kabupaten Muaro Jambi;-
- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 5/Puding
Tahun 2008 seluas ± 49.865 Ha terletak di Desa
Puding, Kecamatan Kumpei, Kabupaten Muaro Jambi;-
- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar
Sari Tahun 2008 seluas ± 83.537 Ha terletak di
Desa Mekar Sari, Kecamatan Kumpei, Kabupaten
Muaro Jambi;-------------------------------------
- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar
Sari Tahun 2008 seluas ± 30.234 Ha terletak di
Halaman 208 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Desa Mekar Sari, Kecamatan Kumpei, Kabupaten
Muaro Jambi;-------------------------------------
- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar
Sari Tahun 2008 seluas ± 29.111 Ha terletak di
Desa Mekar Sari, Kecamatan Kumpei, Kabupaten
Muaro Jambi;-------------------------------------
- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar
Sari Tahun 2008 seluas ± 29.111 Ha terletak di
Desa Mekar Sari, Kecamatan Kumpei, Kabupaten
Muaro Jambi;-------------------------------------
- sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar
Sari Tahun 2008 seluas ± 39.934 Ha terletak di
Desa Mekar Sari, Kecamatan Kumpei, Kabupaten
Muaro Jambi;-------------------------------------
- tanah dan bangunan yang terletak di Jalan S.
Parman Nomor 5 Telanai Pura, Kota Jambi;---------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan apakah permohonan sita jaminan sebagaimana
termuat dalam poin 11 gugatan Penggugat Rekonvensi dalam
Intervensi (in casu Penggugat) tersebut dapat membuktikan
bahwa Penggugat merasa kepentingannya dirugikan oleh
keputusan-keputusan tata usaha negara objek sengketa dan
Halaman 209 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
telah mengetahui keputusan-keputusan tata usaha negara
objek sengketa tersebut ataukah tidak;---------------------
Menimbang, bahwa setelah mencermati permohonan sita
jaminan sebagaimana termuat dalam poin 11 gugatan Penggugat
Rekonvensi dalam Intervensi tersebut, Majelis Hakim
berpendapat bahwa di dalam permohonan sita jaminan tersebut
nyata-nyata tidak disebutkan keputusan-keputusan yang
dijadikan objek sengketa dalam perkara a quo, sehingga
permohonan sita jaminan pada poin 11 tersebut tidak dapat
digunakan sebagai dasar untuk membuktikan bahwa Penggugat
telah mengetahui objek-objek sengketa dalam perkara a quo;-
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim
berpendapat bahwa apabila permohonan sita jaminan pada poin
11 tersebut dikaitkan dengan poin 7, 8 dan 9 gugatan
rekonvensi dalam intervensi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi merasa
dirugikan akibat perbuatan Tergugat Rekonvensi dalam
Intervensi (in casu Tergugat Intervensi I) yang menduduki
ataupun menguasai lahan/areal seluas 2000 Ha. yang berasal
dari izin Lokasi Nomor 96/BPN/XII/1996 sehingga agar
gugatan Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi (in casu
Penggugat) tidak menjadi sia-sia dan dikhawatirkan Tergugat
Rekonvensi dalam Intervensi mengalihkan lahan/areal seluas
Halaman 210 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
2000 Ha. tersebut, maka terhadapnya diajukanlah permohonan
sita jaminan;----------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di
atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa kerugian yang menjadi
dasar Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi (in casu
Penggugat) mengajukan permohonan sita jaminan pada poin 11
tersebut bukanlah kerugian yang diakibatkan oleh terbitnya
objek-objek sengketa dalam perkara a quo melainkan kerugian
yang menurut Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi
diakibatkan oleh perbuatan Tergugat Rekonvensi dalam
Intervensi (in casu Tergugat Intervensi I) yang menduduki dan
menguasai lahan/areal tersebut, sehingga tidak dapat
dijadikan sebagai dasar untuk membuktikan bahwa Penggugat
telah memenuhi unsur merasa kepentingannya dirugikan oleh
keputusan-keputusan objek sengketa a quo;------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan
hukum di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa permohonan
sita jaminan pada poin 11 gugatan Penggugat Rekonvensi
dalam Intervensi (in casu Penggugat) tersebut tidak dapat
digunakan sebagai dasar untuk membuktikan bahwa Penggugat
merasa kepentingannya dirugikan oleh keputusan-keputusan
objek sengketa a quo dan telah mengetahui keputusan-
keputusan objek sengketa tersebut;-------------------------
Halaman 211 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan apakah permohonan sita jaminan dalam Poin
12 gugatan Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi (in casu
Penggugat) tersebut dapat membuktikan bahwa Penggugat telah
merasa kepentingannya dirugikan oleh keputusan-keputusan
tata usaha negara objek sengketa dan telah mengetahui
keputusan-keputusan tata usaha negara objek sengketa
tersebut ataukah tidak;------------------------------------
Menimbang, bahwa setelah membaca permohonan sita
jaminan sebagaimana termuat dalam poin 12 gugatan Penggugat
Rekonvensi dalam Intervensi tersebut, Majelis Hakim
menemukan fakta bahwa yang dimohonkan sita jaminan adalah
13 bidang tanah yang terdiri dari sebidang tanah dan
bangunan yang terletak di Jalan S. Parman Nomor 5 Telanai
Pura, Kota Jambi serta tanah yang disebutkan dalam 12 (dua
belas) keputusan termasuk di antaranya 6 keputusan yang
kemudian dijadikan sebagai objek sengketa II s/d objek
sengketa VII sepanjang berkaitan dengan jenis hak, nomor,
tahun terbit, luas dan letaknya tanpa menyebutkan siapa
pihak yang menerbitkan keputusan-keputusan tersebut;-------
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas
selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah
mengetahui jenis hak, nomor, tahun terbit, luas dan letak
Halaman 212 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
sebuah keputusan tanpa mengetahui siapa yang menerbitkan
keputusannya dapat dikualifisir sebagai telah mengetahui
keputusan tata usaha negara sebagai salah satu dasar
dimulainya penghitungan tenggang waktu mengajukan gugatan
sebagaimana dimaksud dalam kaidah Yurisprudensi Mahkamah
Agung Republik Indonesia Nomor 5.K/TUN/1992 tanggal 21
Januari 1993 jo. Yurisprudensi Nomor 41.K/TUN/1994 tanggal
10 Nopember 1994 jo. Yurisprudensi Nomor 270.K/TUN/2001,
tanggal 4 Maret 2002;--------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka
9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara yang menyebutkan bahwa keputusan tata
usaha negara adalah penetapan tertulis yang dikeluarkan
oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi
tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum perdata;------------------------
Menimbang, bahwa secara mutatis-mutandis berdasarkan
ketentuan Pasal 1 angka 11 dan 12 Undang-Undang Nomor 51
Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
5 tahun 1986, dapat disimpulkan bahwa gugatan adalah
Halaman 213 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
permohonan yang berisi tuntutan terhadap Tergugat yaitu
badan atau pejabat tata usaha negara yang mengeluarkan
keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang
dilimpahkan kepadanya, dan diajukan ke pengadilan untuk
mendapatkan putusan;---------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian terhadap Pasal 1
angka 9, 11 dan 12 tersebut serta berdasarkan pendapat ahli
Prof. DR. Mujiyono Wiryotinoyo, M.Pd., Majelis Hakim
berpendapat bahwa unsur mengetahui keputusan tata usaha
negara harus mencakup pula pengetahuan mengenai siapa yang
menerbitkan keputusan tata usaha negara tersebut, dan untuk
mengajukan gugatan ke pengadilan setidak-tidaknya harus
terpenuhi unsur siapa yang menggugat, siapa yang digugat,
serta keputusan apa yang digugat;--------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan doktrin hukum yang
dikemukakan oleh Indroharto dalam bukunya: Usaha Memahami
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara Buku I tentang Pengertian-Pengertian Dasar
halaman 163 disebutkan bahwa sepanjang sebuah keputusan
telah jelas isinya dan siapa yang menerbitkannya, maka
keputusan tersebut telah dapat disebut keputusan tata usaha
negara;----------------------------------------------------
Halaman 214 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Menimbang, bahwa Prof. DR. Mujiyono Wiryotinoyo
selaku ahli yang didengar pendapatnya di persidangan
menyatakan yang pada pokoknya bahwa komponen surat
keputusan terdiri dari kop surat, komponen menimbang,
mengingat dan memutuskan serta pejabat penerbit surat
keputusan dan untuk mengajukan gugatan harus diketahui
terlebih dahulu penerbit surat keputusan selaku pihak
Tergugat;--------------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan
hukum di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa mengetahui
jenis hak, nomor, tahun terbit, luas dan letak sebuah
keputusan tanpa mengetahui siapa pihak yang menerbitkannya
adalah pengetahuan yang belum cukup untuk mengajukan
gugatan sehingga tidak memenuhi unsur mengetahui keputusan
tata usaha negara sebagaimana dimaksud dalam Yurisprudensi
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 5.K/TUN/1992
tanggal 21 Januari 1993 jo. Yurisprudensi Nomor
41.K/TUN/1994 tanggal 10 Nopember 1994 jo. Yurisprudensi
Nomor 270.K/TUN/2001, tanggal 4 Maret 2002;----------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan apakah permohonan sita jaminan pada poin
12 gugatan Penggugat Rekonvensi Intervensi dapat
membuktikan bahwa Penggugat telah memenuhi unsur merasa
Halaman 215 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
dirugikan oleh keputusan-keputusan tata usaha negara objek
sengketa, sebagai berikut:---------------------------------
Menimbang, bahwa apabila permohonan sita jaminan
pada poin 12 tersebut dikaitkan dengan poin 7, 8, 9, 10 dan
11 gugatan rekonvensi dalam intervensi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi
merasa dirugikan akibat perbuatan Tergugat Rekonvensi dalam
Intervensi (in casu Tergugat Intervensi I) yang menduduki
ataupun menguasai lahan/areal seluas 2000 Ha yang berasal
dari izin Lokasi Nomor 96/BPN/XII/1996, sehingga guna
menjamin Tergugat Intervensi I Rekonvensi membayar ganti
kerugian materiil dan immateriil Penggugat Rekonvensi dalam
Intervensi (in casu Penggugat) memohonkan sita jaminan
sebagaimana dimaksud dalam poin 12 gugatan rekonvensi dalam
intervensi tersebut;---------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di
atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa diajukannya
permohonan sita jaminan tersebut bukan karena Penggugat in
casu merasa kepentingannya dirugikan oleh keputusan-
keputusan yang disebutkan dalam permohonan sita jaminan
tersebut, melainkan sebagai upaya untuk menjamin
dibayarkannya ganti kerugian materiil dan immateriil yang
dialami oleh Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi (in casu
Halaman 216 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Penggugat) apabila gugatan rekonvensi dalam intervensinya
dikabulkan, sehingga dengan sendirinya tidak dapat
digunakan sebagai dasar untuk membuktikan bahwa Penggugat
telah memenuhi unsur merasa kepentingannya dirugikan oleh
keputusan tata usaha negara sebagaimana dimaksud oleh
kaidah yang termuat dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 5.K/TUN/1992 tanggal 21 Januari
1993 jo. Yurisprudensi Nomor 41.K/TUN/1994 tanggal 10
Nopember 1994 jo. Yurisprudensi Nomor 270.K/TUN/2001,
tanggal 4 Maret 2002;--------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan
hukum terhadap permohonan sita jaminan poin 11 dan 12
gugatan Penggugat Rekonvensi dalam Intervensi sebagaimana
diuraikan di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa tanggal
21 Desember 2011 saat diajukannya jawaban gugatan
intervensi dan gugatan rekonvensi dalam intervensi yang
memuat kedua permohonan sita jaminan tersebut tidak dapat
dijadikan sebagai dasar penghitungan tenggang waktu 90 hari
(sembilan puluh hari) mengajukan gugatan, sehingga dalil
eksepsi tersebut haruslah dinyatakan ditolak;--------------
Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap dalil yang
menyatakan Penggugat telah merasa kepentingannya dirugikan
oleh keputusan-keputusan objek sengketa a quo dan telah
Halaman 217 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
mengetahui keputusan-keputusan objek sengketa tersebut
sejak tanggal 21 Januari 2012 saat Penggugat in casu selaku
Tergugat Intervensi II/Penggugat Rekonvensi dalam
Intervensi mengajukan dupliknya, Majelis Hakim akan
mempertimbangkan sebagai berikut:--------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat II selaku
pihak yang mendalilkan tidak mengajukan bukti yang
menguatkan dalil eksepsinya, maka segala yang telah
dipertimbangkan di atas berkaitan dengan eksepsi tentang
tenggang waktu sepanjang relevan dengan dalil Tergugat II
tersebut dianggap telah diulang dan menjadi bagian
pertimbangan Majelis Hakim terhadapnya, dan oleh karenanya
Majelis Hakim berpendapat bahwa tanggal 21 Januari 2012
tidak dapat dijadikan sebagai dasar penghitungan tenggang
waktu 90 hari mengajukan gugatan, sehingga dalil eksepsi
tersebut haruslah dinyatakan ditolak;----------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan apakah Penggugat merasa kepentingannya
dirugikan oleh keputusan-keputusan objek sengketa a quo dan
telah mengetahui mengetahui keputusan-keputusan objek
sengketa tersebut sejak tanggal 17 Februari 2012 saat
dilakukan pembuktian di peradilan perdata dengan
pertimbangan sebagai berikut:------------------------------
Halaman 218 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat P-5 yaitu
tentang Daftar Bukti Penggugat Intervensi tertanggal 16
Februari 2011 (terjadi kesalahan ketik, seharusnya
tertanggal 16 Februari 2012) yang diterima Penggugat pada
persidangan tanggal 17 Februari 2012 yang didalamnya nyata-
nyata disebutkan objek sengketa I s/d objek sengketa VII
serta telah pula diperlihatkan dan diperiksa oleh
Penggugat, serta berdasarkan Pengakuan Penggugat bahwa
Penggugat telah merasa dirugikan dan mengetahui objek-objek
sengketa a quo sejak tanggal 17 Februari 2012;-------------
Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat ahli Prof. DR.
Philipus M. Hadjon, S.H., yang menyatakan pendapatnya di
muka persidangan yang pada pokoknya bahwa apabila para
pihak dalam sebuah perkara baru mengetahui keberadaan
sertipikat dalam jawab menjawab tanpa melihat sertipikat
tersebut, sementara pihak ketiga baru melihat dan merasa
kepentingannya dirugikan oleh sertipikat tersebut saat
pembuktian, maka tenggang waktu mengajukan gugatan dihitung
sejak acara pembuktian;------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan
hukum di atas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa tanggal
17 Februari 2012 dapat digunakan sebagai dasar penghitungan
Halaman 219 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
tenggang waktu 90 hari mengajukan gugatan di peradilan tata
usaha negara;----------------------------------------------
Menimbang, bahwa apabila dihitung sejak tanggal 17
Februari 2012 saat Penggugat merasa kepentingannya
dirugikan dan telah mengetahui objek-objek sengketa a quo
sampai dengan tanggal 2 Mei 2012 saat gugatan ini
didaftarkan, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan
diajukan masih dalam tenggang waktu 90 hari mengajukan
gugatan;---------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena dalil-dalil eksepsi
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat Intervensi I tentang
tenggang waktu 90 hari mengajukan gugatan telah ditolak dan
Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan diajukan masih
dalam tenggang waktu 90 hari mengajukan gugatan, maka
eksepsi Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat Intervensi I
tentang tenggang waktu mengajukan gugatan haruslah
dinyatakan ditolak;----------------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan eksepsi tentang legal standing Penggugat yang
diajukan oleh Tergugat I dan Tergugat Intervensi I, sebagai
berikut:-------------------------------------------
Halaman 220 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Menimbang, bahwa kepentingan sebagai dasar untuk
mengajukan gugatan diatur dalam pasal 53 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 9 tahun 2004 tentang Perubahan Pertama atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara yang menyebutkan:-----------------------------
“Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan
oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis
kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata
Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan
atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau
direhabilitasi”;----------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 53 ayat (1)
tersebut dapat dipahami bahwa hak untuk mengajukan gugatan
(persona standi in judicio) di peradilan tata usaha negara
didasarkan pada adanya kepentingan yang dirugikan, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak adanya kepentingan
yang dirugikan mengakibatkan tidak adanya hak untuk
mengajukan gugatan sesuai dengan asas point d’interet-point d’action
atau geen processueel belang-geen rechtsingang;---
Menimbang, bahwa dalam sengketa a quo Penggugat
mendalilkan telah memperoleh pencadangan perluasan Hutan
Tanaman Industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor: 1198/Menhut-IV/1997 tanggal 7 Oktober 1997
Halaman 221 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Perihal Penambahan Pencadangan Areal HTI PT. Wirakarya
Sakti di Propinsi Jambi (vide bukti P-7) dan Surat Gubernur
Jambi Nomor: 525/5792/IV/Bappeda tanggal 6 September 1999
perihal: Rekomendasi Alih Fungsi Areal yang Berstatus
Kawasan Budidaya Pertanian/Non Pertanian seluas ± 4.243 Ha
(vide bukti P-11), yang kemudian ditindaklanjuti sampai dengan
terbitnya Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Nomor: SK.346/Menhut-II/2004 tanggal 10 September
2004 perihal: Perubahan Ketiga atas Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor 744/KPTS-II/1996 tanggal 25 Nopember 1996
tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri
Atas Areal Hutan seluas ± 78.240 (Tujuh Puluh Delapan Ribu
Dua Ratus Empat Puluh) Hektar di Propinsi Jambi Kepada PT.
Wirakarya Sakti (vide: bukti P-31) areal mana berdasarkan bukti
P-40 berupa Surat Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Jambi Nomor 993/UN21.4/DT/2012 perihal: Peta Hasil Overlay
tertanggal 25 September 2012 dapat disimpulkan saling
tumpang tindih dengan tanah yang disebutkan dalam
keputusan-keputusan objek sengketa;-------
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas Majelis
Hakim berpendapat bahwa Penggugat memiliki kepentingan yang
dirugikan akibat diterbitkannya keputusan-keputusan objek
sengketa a quo sebagaimana pula diakui oleh Tergugat I
Halaman 222 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bupati Muaro Jambi dan Tergugat Intervensi I masing-masing
di dalam jawaban dan dupliknya;----------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan dalil Tergugat I yang menyatakan bahwa
kepentingan Penggugat merupakan kepentingan yang masih
memiliki cacat hukum dan masalah keperdatan serta dalil
Tergugat Intervensi I yang menyatakan bahwa kepentingan
Penggugat merupakan kepentingan yang mengandung cacat
hukum, sebagai berikut:------------------------------------
Menimbang, bahwa pada asasnya setiap keputusan tata
usaha negara haruslah dihormati dan dipandang sah sepanjang
belum dicabut atau dinyatakan batal atau tidak sah oleh
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
sebagaimana dimaksud oleh asas Praesumptio Iustae Causa, seperti
halnya asas presumption of innocence yang berlaku dalam hukum
pidana seseorang harus dianggap tidak bersalah sampai ada
putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap yang menyatakan
ia bersalah;------------------------------------
Menimbang, bahwa meskipun surat-surat yang dijadikan
sebagai dasar kepentingan Penggugat untuk mengajukan
gugatan didalilkan mengandung cacat hukum dan masalah
keperdataan, namun oleh karena surat-surat yang dijadikan
Penggugat sebagai dasar kepentingan untuk mengajukan
Halaman 223 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
gugatan belum dicabut atau dinyatakan batal atau tidak sah
berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap, maka terhadapnya berlakulah asas Praesumptio iustae causa
sehingga surat-surat tersebut haruslah dianggap sah
sehingga kepentingan Penggugat dalam sengketa a quo dengan
sendirinya harus pula dianggap sebagai kepentingan yang
tidak mengandung cacat hukum;------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan dalil Tergugat Intervensi I yang pada
pokoknya menyatakan bahwa perbuatan Menteri Kehutanan yang
menerbitkan penunjukan kawasan hutan dengan Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor: 277/Menhut-II/2004 tanggal 2
Agustus 2004 bertentangan dengan kepatutan dan akan
mengakibatkan kekacauan hukum bahkan malapetaka hukum bila
diakui keabsahannya dalam perkara ini, karena telah
dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945
sebagaimana Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Februari 2012 (vide bukti T.Int–9)
dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 34/PUU-IX/2011
tanggal 16 Juli 2012 (vide bukti T.Int-10), sehingga Penggugat
tidak memiliki legal standing untuk
menggugat;-------------------
Halaman 224 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa
prinsip pemeriksaan di peradilan tata usaha negara terikat
pada prinsip pemeriksaan ex tunc dimana pengadilan melakukan
pengujian secara yuridis terhadap sebuah keputusan tata
usaha negara yang digugat berdasarkan keadaan hukum yang
berlaku saat keputusan itu diterbitkan termasuk peraturan
perundang-undangan yang berlaku saat itu, oleh karenanya
Majelis Hakim berpendapat bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi
yang belum terbit pada saat diterbitkannya objek sengketa I
s/d objek sengketa VII maupun saat diterbitkannya Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 277/Menhut-II/2004
tanggal 2 Agustus 2004, tidak dapat digunakan sebagai alat
pengujian hukum dalam perkara a quo karena kedua putusan
Mahkamah Konstitusi tersebut baru diterbitkan pada tahun
2012, terlebih lagi tidak dapat pula digunakan untuk
menyatakan batal atau tidak sahnya sebuah keputusan yang
tidak dijadikan objek gugatan sebagaimana diatur dalam asas
non ultra petita dan selaras pula dengan asas iudex ne procedat ex
officio serta asas nemo judex sine actore yang pada pokoknya
memberikan kaidah bahwa hakim tidak dapat bertindak secara
ex officio melainkan bertindak karena ada tuntutan atau
gugatan, sehingga apabila tidak ada gugatannya maka tidak
Halaman 225 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
ada
hakimnya;--------------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan
hukum di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat
memiliki kepentingan sebagai dasar untuk mengajukan gugatan
terhadap keputusan-keputusan objek sengketa a quo, dengan
demikian eksepsi tentang Penggugat tidak memiliki legal
standing haruslah dinyatakan ditolak;----------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan eksepsi tentang kurang pihak yang diajukan
oleh Tergugat II dan Tergugat Intervensi I sebagai
berikut:---------------------------------------------------
Menimbang, bahwa kedudukan Tergugat diatur dalam
Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyebutkan:
“Tergugat adalah badan atau pejabat tata usaha negara yang mengeluarkan
keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan
kepadanya yang digugat oleh orang atau badan hukum
perdata”;---------------------------
Menimbang, bahwa terhadap dalil Tergugat II yang
pada pokoknya menyatakan bahwa gugatan Penggugat kurang
pihak dikarenakan Menteri Kehutanan selaku pihak yang
Halaman 226 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
memberikan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan
Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) kepada Penggugat berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 346/Menhut/II/2004
tanggal 10 September 2004 tidak diikutsertakan sebagai
pihak, Majelis Hakim berpendapat bahwa diikutsertakannya
pihak ketiga yang terkait dalam sebuah sengketa didasarkan
pada adanya kepentingan pihak tersebut yang dirugikan
apabila sebuah keputusan tata usaha negara yang digugat
dinyatakan batal atau tidak sah atau sebaliknya dinyatakan
sah oleh Pengadilan;---------------------------------------
Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa
Menteri Kehutanan selaku badan atau pejabat yang
menerbitkan IUPHHK-HTI kepada Penggugat tidak memiliki
kepentingan yang dirugikan apabila keputusan-keputusan tata
usaha negara objek sengketa dinyatakan batal atau tidak
sah, atau sebaliknya dinyatakan sah, oleh karenanya Menteri
Kehutanan tidak perlu diikutsertakan sebagai pihak dalam
sengketa ini, dengan demikian dalil Tergugat II tidak dapat
dibenarkan secara hukum dan harus dinyatakan ditolak;------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan dalil eksepsi Tergugat Intervensi I yang
pada pokoknya menyatakan bahwa terbitnya sertipikat-
sertipikat objek sengketa bukan hanya akibat hukum dari
Halaman 227 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bestuurhandeling Tergugat II saja sebagai pemegang kewenangan
atributif dalam membukukan dan mendaftarkan hak atas tanah
namun juga dilakukan oleh bestuurhandeling Kepala Badan
Pertanahanan Nasional Republik Indonesia dan Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jambi sebagai
pemegang kewenangan atributif pemberian Hak Guna Usaha dan
Hak Guna Bangunan sehingga keduanya harus pula
diikutsertakan sebagai Tergugat dalam sengketa a quo, dengan
pertimbangan hukum sebagai berikut:-----------------
Menimbang, bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan, dan Hak Pakai Atas tanah, Bab II Bagian Ketiga
tentang Terjadinya Hak Guna Usaha, pada Pasal 7
disebutkan:------------------------------------------------
“Pasal 7:---------------------------------------------
(1) Pemberian Hak Guna Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (1) wajib didaftar dalam buku tanah pada Kantor
Pertanahan;---------------------
(2) Hak Guna Usaha terjadi sejak didaftar oleh Kantor Pertanahan
dalam buku tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;------------------------------------------
(3) Sebagai tanda bukti hak kepada pemegang Hak Guna Usaha
diberikan sertipikat hak atas tanah”;-------
Halaman 228 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Menimbang, bahwa terhadap ketentuan Pasal 7 ayat (2)
tersebut dijabarkan di dalam penjelasannya sebagai
berikut:---------------------------------------------------
“(2) Sebelum didaftar sesuai ketentuan yang berlaku Hak Guna Usaha
belum terjadi dan status tanahnya masih tetap tanah
Negara;------------------------------
Istilah "terjadi" tersebut telah ada sejak Undang-undang Pokok Agraria.
Dalam pemahaman masa-masa sesudah itu istilah "terjadi" tadi memiliki
arti yang sama dengan "lahirnya"
hak”;--------------------------
Menimbang, bahwa konstruksi yuridis yang serupa juga
ditemukan dalam ketentuan yang mengatur Hak Guna Bangunan
khususnya pada Bab III Bagian Ketiga Pasal 23 yang
menyebutkan:-----------------------------------------------
“Pasal 23:--------------------------------------------
(1) Pemberian Hak Guna Bangunan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 didaftar dalam buku tanah pada Kantor
Pertanahan;--------------------------------
(2) Hak Guna Bangunan atas tanah Negara atau atas tanah Hak
Pengelolaan terjadi sejak didaftar oleh Kantor
Pertanahan;--------------------------------
Halaman 229 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
(3) Sebagai tanda bukti hak kepada pemegang Hak Guna Bangunan
diberikan sertipikat hak atas tanah”;----
Menimbang, bahwa berdasarkan penilaian terhadap alat
bukti surat bertanda T.II-12 berupa fotokopi Surat
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 28-HGU-BPN-RI-2008 tentang Pemberian Hak
Guna Usaha Atas Nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas
tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi Jambi tertanggal 07
Juli 2008 khususnya diktum kesepuluh apabila dikaitkan
secara mutatis mutandis dengan diktum keempat, dapat
disimpulkan bahwa pemberian hak guna usaha tersebut batal
dengan sendirinya apabila penerima hak tidak mendaftarkan
hak guna usaha dan membayar biaya pendaftaran sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada kantor Pertanahan Kabupaten
Muaro Jambi untuk memperoleh tanda bukti hak berupa
sertipikat;------------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan penilaian terhadap alat
bukti surat bertanda T.II-19, T.II-25, T.II-31, T.II-37,
dan T.II-43 yang pada pokoknya merupakan keputusan-
keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi Jambi tentang Pemberian Hak Guna Bangunan kepada
Tergugat Intervensi I khususnya diktum keenam apabila
dikaitkan secara mutatis mutandis dengan diktum keempat dapat Halaman 230 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
disimpulkan bahwa pemberian hak guna bangunan tersebut
batal dengan sendirinya apabila penerima hak tidak memenuhi
kewajiban mendaftarkan hak guna bangunan dan membayar biaya
pendaftaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi untuk memperoleh
tanda bukti hak berupa sertipikat;--------------
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 dan
Pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas tanah
serta dikaitkan dengan penilaian terhadap bukti surat
bertanda bukti T.II-12, bukti T.II-19, bukti T.II-25, bukti
T.II-31, bukti T.II-37 dan bukti T.II-43 tersebut Majelis
Hakim berpendapat bahwa keputusan Kepala Badan Pertanahan
Nasional dan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Propinsi Jambi in litis merupakan keputusan yang belum
melahirkan hak dan harus ditindaklanjuti sampai dengan
penerbitan sertipikatnya oleh Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi sehingga merupakan perbuatan tata
usaha negara yang bersifat intern/hierarchie dan belum bersifat
final;----------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena keputusan pemberian hak
guna usaha dan keputusan-keputusan pemberian hak guna
bangunan in litis belum bersifat final, maka Majelis Hakim
Halaman 231 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
berpendapat bahwa Kepala Badan Pertanahan Nasional dan
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Jambi tidak perlu diikutsertakan sebagai pihak dalam
sengketa a quo, dengan demikian eksepsi Tergugat Intervensi
I tentang gugatan kurang pihak haruslah dinyatakan
ditolak;---------------------------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan eksepsi Tergugat Intervensi I tentang
gugatan tidak memenuhi syarat sebagai gugatan kumulasi
dikarenakan substansi kedua putusan (beschiking) yang
diterbitkan oleh Tergugat I dan Tergugat II dimana
permasalahan hukum yang ditimbulkan tidak saling berkaitan
satu sama lain, yang mana disatu sisi Keputusan Tergugat I
Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 08 Agustus 2002 tentang
Pemberian Izin Usaha Perkebunan (operasional) dan disisi
lain Tergugat II menerbitkan keputusan-keputusan sehubungan
dengan pemberian hak atas tanah (lahan), dengan
pertimbangan hukum sebagai berikut:------------------------
Menimbang, bahwa gugatan kumulasi dimungkinkan
apabila permasalahan hukum yang ditimbulkan saling
berkaitan satu sama lain, oleh karenanya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan apakah permasalahan hukum yang ditimbulkan
oleh objek sengketa I saling berkaitan satu sama lain
Halaman 232 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
dengan objek sengketa II s/d objek sengketa VII sebagai
berikut:---------------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan penilaian terhadap
bukti P-40 yaitu berupa Peta Hasil Overlay Majelis Hakim
berpendapat bahwa tanah yang disebutkan dalam objek
sengketa I s/d objek sengketa VII saling tumpang tindih
dengan tanah yang disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor: SK.277/Menhut-II/2004 tanggal 02 Agustus
2004 (vide bukti P-30) dan Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor: SK.346/Menhut-II/2004 tanggal 10 September 2004 (vide
bukti P-31);------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan penilaian terhadap alat
bukti surat bertanda T.II-12 berupa fotokopi Surat
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 28-HGU-BPN-RI-2008 tentang Pemberian Hak
Guna Usaha Atas Nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas
tanah di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi Jambi tertanggal 07
Juli 2008, Majelis Hakim menemukan fakta hukum bahwa di
dalam konsiderans Keputusan Pemberian Hak Guna Usaha a quo
kepada Tergugat Intervensi I yang menyebutkan salah satu
dasar diberikannya Hak Guna Usaha kepada Tergugat
Intervensi I adalah adanya Izin Usaha Perkebunan yang
Halaman 233 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
diterbitkan Tergugat I Nomor: 01 Tahun 2002 tanggal 08
Agustus 2002 (objek sengketa I);---------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.I-4 dan bukti
T.I-8 dapat diketahui bahwa Tergugat Intervensi I
mengajukan Permohonan Izin Usaha Perkebunan kepada Tergugat
I dengan melampirkan Peta Calon Lokasi yang merupakan Peta
Lampiran Surat Keputusan Bupati Muaro Jambi (in casu Tergugat
I) Nomor 280 Tahun 2002 tentang Pemberian Izin Lokasi
kepada Tergugat Intervensi I tertanggal 20 Juni 2002,
sehingga dapat disimpulkan bahwa baik tanah yang dimaksud
dalam permohonan izin usaha perkebunan maupun tanah yang
dimaksud dalam izin lokasi Nomor 280 tahun 2002 adalah
tanah yang sama, atau setidak-tidaknya tanah yang
disebutkan dalam izin lokasi Nomor 280 tahun 2002 adalah
sebagian tanah yang dimaksud dalam Permohonan Izin Usaha
Perkebunan yang diajukan oleh Tergugat Intervensi I;-------
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di
atas serta penilaian terhadap bukti T.II-3 = T.I-1, bukti
T.II-4 = T.I-2, bukti T.II-12, bukti T.II-19, bukti T.II-
25, bukti T.II-31, bukti T.II-37 dan bukti T.II-43, Majelis
Hakim berpendapat bahwa terbitnya objek sengketa I s/d
objek sengketa VII satu sama lain saling berkaitan erat
(innerlijke samenhang) sehingga gugatannya dapat diajukan
Halaman 234 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
secara kumulatif, dengan demikian dalil Tergugat Intervensi
I tentang gugatan tidak memenuhi syarat sebagai gugatan
kumulasi haruslah dinyatakan ditolak;----------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan eksepsi gugatan Penggugat Kabur yang
diajukan oleh Tergugat Intervensi I yang pada pokoknya
mendalilkan bahwa oleh karena tidak diuraikannya batas-
batas titik kordinat yang diklaim oleh Penggugat sebagai
lahan yang tumpang tindih dengan lahan kepunyaan Tergugat
Intervensi I yang diperoleh dari Tergugat II sehingga
Gugatan Penggugat adalah gugatan yang kabur (obscuur libels),
dengan pertimbangan hukum sebagai berikut:--------
Menimbang, bahwa oleh karena di dalam surat gugatan
Penggugat halaman 5 huruf g nyata-nyata telah dijelaskan
titik-titik koordinat lokasi lahan 2.000 Ha. eks izin
lokasi Tergugat Intervensi I berdasarkan Keputusan Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten Batanghari Nomor
96/BPN/XII/1996 tertanggal 06 Desember 1996 dan telah
diperpanjang 1 (satu) tahun berdasarkan Keputusan Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten Batanghari Nomor 35 Tahun 1997
tertanggal 29 Desember 1997 yang didalilkan Penggugat saat
ini termasuk dalam tanah-tanah yang disebutkan dalam objek-
objek sengketa a quo dan tumpang tindih dengan
Halaman 235 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
kepentingannya, dengan demikian dalil eksepsi Tergugat
Intervensi I tentang gugatan kabur haruslah dinyatakan
ditolak;---------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi-eksepsi
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat Intervensi I ditolak
seluruhnya, selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan
di dalam pokok perkaranya sebagai berikut:-----------------
DALAM POKOK PERKARA
Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat
terkait pokok sengketa, selengkapnya adalah sebagaimana
terurai dalam gugatannya dan telah dimuat dalam bagian
duduk sengketa putusan ini;--------------------------------
Menimbang, bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat dan dimohon untuk dinyatakan batal atau tidak sah
oleh Penggugat adalah:-------------------------------------
1. Surat Keputusan Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus
2002 yang diterbitkan oleh Tergugat I Bupati Muaro Jambi
tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada Di Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan
Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2002. Selanjutnya
disebut sebagai objek sengketa I;------------------------
Halaman 236 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
2. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari atas nama
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Maret 2008
dengan Surat Ukur Nomor 5/Mekar Sari/2007 tanggal 22
Nopember 2007 seluas 83.537 M2, yang diterbitkan oleh
Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro
Jambi. Selanjutnya disebut sebagai objek sengketa II;----
3. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari atas nama
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Maret 2008
dengan Surat Ukur Nomor 3/Mekar Sari/2007 tanggal 12
Nopember 2007 seluas 30.243 M2, yang diterbitkan oleh
Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro
Jambi. Selanjutnya disebut sebagai objek sengketa III;---
4. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar Sari atas nama
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Maret 2008
dengan Surat Ukur Nomor 1/Mekar Sari/2007 tanggal 12
Nopember 2007 seluas 29.111 M2, yang diterbitkan oleh
Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro
Jambi. Selanjutnya disebut sebagai objek sengketa IV;----
5. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar Sari atas nama
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Maret 2008
dengan Surat Ukur Nomor 4/Mekar Sari/2007 tanggal 12
Nopember 2007 seluas 149.215 M2, yang diterbitkan oleh
Halaman 237 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro
Jambi. Selanjutnya disebut sebagai objek sengketa V;-----
6. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar Sari atas nama
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Maret 2008
dengan Surat Ukur Nomor 2/Mekar Sari/2007 tanggal 12
Nopember 2007 seluas 39.934 M2, yang diterbitkan oleh
Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro
Jambi. Selanjutnya disebut sebagai objek sengketa VI;----
7. Sertifikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari atas nama
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28 Oktober
2008 dengan Surat Ukur Nomor 12/Muaro Jambi/2008 tanggal
8 Oktober 2008 seluas 682,2 Hektar, yang diterbitkan oleh
Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro
Jambi. Selanjutnya disebut sebagai objek sengketa VII;---
Menimbang, bahwa di dalam gugatannya Penggugat
mendalilkan alasan-alasan sebagai berikut:-----------------
Terhadap objek sengketa I:
1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;--------
Bahwa tindakan Tergugat I dalam menerbitkan Izin Usaha
Perkebunan kepada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
berdasarkan Keputusan Nomor: 280 tahun 2002 tertanggal 20
Juni 2002 telah melanggar ketentuan perundang-undangan
yang berlaku khususnya Pasal 10 Keputusan Menteri Halaman 238 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5/2002 yang mewajibkan
dipenuhi adanya rekomendasi lokasi dari instansi
pertanahan serta surat persetujuan dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari Komisi AMDAL
Daerah;--------------------------------------------------
2. Bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik
(AAUPB);-------------------------------------------------
a. Bertentangan dengan Asas Kepastian Hukum: dikarenakan
Izin Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada Nomor
96/BPN/XII/1996 tertanggal 06 Desember 1996 dan
perpanjangannya Nomor 35 Tahun 1997 tertanggal 29
Desember 1997 telah habis masa berlakunya dan
berdasarkan ketentuan Izin Lokasi sudah tidak dapat
lagi diperpanjang ataupun diperbaharui, sehingga
tindakan Tergugat I yang menerbitkan izin lokasi Nomor
280 Tahun 2002 tertanggal 20 Juni 2002 dan objek
sengketa I Izin Usaha Perkebunan Nomor: 01 Tahun 2002
tanggal 08 Agustus 2002 atas nama Tergugat Intervensi
I bertentangan dengan asas kepastian hukum;-----------
b. Bertentangan dengan Asas Tertib Penyelenggaraan
Negara: dikarenakan Tindakan Tergugat I menerbitkan
Izin Lokasi maupun Izin Usaha Perkebunan kepada PT.
Ricky Kurniawan Kertapersada justru tidak selaras dan
Halaman 239 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bertentangan dengan rekomendasi alih fungsi kawasan
yang diterbitkan oleh Gubernur Jambi selaku pejabat di
atasnya maupun pencadangan areal HTI dan IUPHHK-HTI
yang diterbitkan oleh Menteri Kehutanan selaku
Penyelenggara Negara di tingkat Pusat. Di samping
penerbitan Ijin Usaha Perkebunan bagi PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada seluas + 15.800 Hektar kiranya
sangat prematur karena hanya berjarak waktu 1 ½ bulan
dari terbitnya Izin Lokasi tahun 2002, dimana
logikanya proses perolehan tanah baru saja dimulai;---
c. Bertentangan dengan Asas Kecermatan Formal:
dikarenakan Tergugat I tidak cermat dalam memperoleh
gambaran yang jelas mengenai semua kepentingan yang tersangkut.
Dimana Surat Keputusan yang diterbitkan Tergugat I
tidak memperhatikan kepentingan Penggugat dan tidak
mencermati berbagai perizinan yang telah diperoleh
Penggugat di bidang kehutanan maupun rekomendasi yang
diterbitkan oleh Gubernur Jambi. Hal mana juga
terlihat dari tidak adanya upaya Tergugat I untuk
mendengar terlebih dahulu pendapat-pendapat dari
berbagai pihak/instansi terkait di bidang kehutanan
maupun tata ruang baik di tingkat Pusat maupun Daerah
Halaman 240 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
yang telah menerbitkan keputusan/ kebijakan sehubungan
dengan usaha yang dikembangkan Penggugat;-------------
Terhadap objek sengketa II s/d objek sengketa VII:
1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;--------
Bahwa tindakan Tergugat II menerbitkan objek sengketa II
s/d objek sengketa VII pada kawasan hutan bertentangan
dengan Pasal 11 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 16
Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah, yang berbunyi:----
“Terhadap tanah dalam kawasan lindung yang belum ada hak atas
tanahnya dapat diberikan hak atas tanah, kecuali pada kawasan
hutan”;-------------------------------------
2. Bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik
(AAUPB);-------------------------------------------------
a. Bertentangan dengan Asas Kepastian Hukum dikarenakan
tindakan Tergugat II menerbitkan objek sengketa II s/d
objek sengketa VII pada kawasan hutan bertentangan
dengan asas Kepastian Hukum;--------------------------
b. Bertentangan dengan Asas Tertib Penyelenggaraan Negara
dikarenakan tindakan Tergugat II menerbitkan objek
sengketa II s/d objek sengketa VII tidak selaras dan
bertentangan dengan keputusan Menteri Kehutanan selaku
Penyelenggara Negara di tingkat Pusat yang telah Halaman 241 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
menjadikan areal tersebut sebagai Kawasan Hutan
Produksi Tetap dan menetapkannya sebagai areal IUPHHK-
HTI Penggugat. Sehingga hal tersebut berakibat pada
ketidakteraturan dan pertentangan antara Keputusan
Pejabat Tata Usaha Negara di daerah dengan Keputusan
Pejabat Negara di Tingkat Pusat;----------------------
c. Bertentangan dengan Asas Kecermatan Formal dikarenakan
Tergugat II dalam menerbitkan objek sengketa I s/d
objek sengketa VII tidaklah cermat dalam memperoleh
gambaran yang jelas mengenai semua kepentingan yang tersangkut.
Dimana penerbitan Sertipikat-Sertipikat HGB maupun HGU
oleh Tergugat II tidak memperhatikan kepentingan
Penggugat selaku investor yang bersungguh-sungguh
menjalankan kegiatan usahanya di bidang pengusahaan
hutan serta tidak mencermati IUPHHK-HTI yang telah
diperoleh Penggugat, tidak mencermati adanya penetapan
perubahan status lahan menjadi Kawasan Hutan Produksi
Tetap, serta tidak mencermati bahwa PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada selaku pemohon Hak Guna Usaha
maupun Hak Guna Bangunan tersebut belum pernah melakukan
pembebasan atas lahan-lahan tersebut dari Penggugat
sebagaimana yang disyaratkan undang-undang, dimana PT.
Ricky Kurniawan Kertapersada senyatanya telah
Halaman 242 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
melepaskan haknya atas lahan seluas 2.000 Hektar di
Desa Mekar Sari kepada Penggugat sebagaimana Akta
Perjanjian Penyerahan Lahan/Pengalihan Areal/Lahan
Nomor 24 tanggal 11 Oktober 1999, Akta Perjanjian
Pembayaran Nomor 25 tanggal 11 Oktober 1999 dan Akta
Pernyataan Nomor 45 tanggal 14 Desember
1999;-----------------------------
d. Bertentangan dengan Asas Pertimbangan atau Asas
Harapan Yang Layak dikarenakan tindakan Tergugat II
menerbitkan objek sengketa II s/d objek sengketa VII
tanpa memperhatikan kepentingan Penggugat dalam
pembangunan hutan tanaman industri dengan mengabaikan
fakta-fakta bahwa terhadap lahan yang dimohonkan hak-
hak atas tanah tersebut telah menjadi areal IUPHHK-HTI
Penggugat. Pengecekan status kawasan yang hanya
didasarkan pada RTRWP tanpa mempertimbangkan adanya
perubahan alih fungsi lahan menjadi Kawasan Hutan
Produksi Tetap yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
i.c. Menteri Kehutanan Republik Indonesia, hal
tersebut nyata-nyata merupakan pertimbangan yang tidak
relevan dan tidak dapat dibenarkan sebagai dasar
pengambilan suatu keputusan pemberian hak atas tanah
Halaman 243 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
yang senyatanya telah berstatus Kawasan Hutan dan
telah menjadi areal IUPHHK-HTI Penggugat;-------------
Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat
tersebut, Tergugat I telah menyampaikan jawabannya
tertanggal 21 Juni 2012 yang pada pokoknya membantah dalil-
dalil gugatan Penggugat tersebut;--------------------------
Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat
tersebut, Tergugat II telah menyampaikan jawabannya
tertanggal 21 Juni 2012 yang pada pokoknya membantah dalil-
dalil gugatan Penggugat tersebut;--------------------------
Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat
tersebut, Tergugat Intervensi I telah pula menyampaikan
jawabannya tertanggal 28 Juni 2012 yang pada pokoknya
membantah dalil-dalil gugatan Penggugat;-------------------
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil
gugatannya Penggugat telah mengajukan bukti surat yang
diberi tanda P-1 sampai dengan P-42, bukti-bukti surat mana
yang telah dicocokkan sesuai dengan aslinya kecuali yang
tidak ada aslinya dan telah bermeterai cukup sehingga dapat
digunakan sebagai alat bukti di persidangan;---------------
Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti-bukti
surat, Penggugat telah pula mengajukan dua orang saksi yang
Halaman 244 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
telah didengar keterangannya di bawah sumpah di persidangan
masing-masing bernama Ngadiyanto dan Zulfanifestry, dan dua
orang ahli yang telah didengar pendapatnya di bawah sumpah
di persidangan masing-masing bernama Prof. DR. Nur Hasan
Ismail, S.H., M.Si. dan Prof. DR. Philipus M. Hadjon, S.H.,
yang keterangan dan pendapat mana selengkapnya sebagaimana
dimuat dalam Berita Acara Sidang yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pertimbangan hukum dalam sengketa a
quo;-------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil
bantahannya, Tergugat I telah mengajukan bukti surat yang
diberi tanda T.I-1 sampai dengan T.I-12, bukti-bukti surat
mana yang telah dicocokkan sesuai dengan aslinya kecuali
yang tidak aslinya dan telah bermeterai cukup sehingga
dapat digunakan sebagai alat bukti;------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat I tidak mengajukan saksi
maupun ahli;-----------------------------------------------
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil
bantahannya, Tergugat II telah mengajukan bukti surat yang
diberi tanda T.II-1 sampai dengan T.II-45, bukti-bukti
surat mana yang telah dicocokkan sesuai dengan aslinya
kecuali yang tidak aslinya dan telah bermeterai cukup
sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti;--------------- Halaman 245 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Menimbang, bahwa Tergugat II tidak mengajukan saksi
maupun ahli;-----------------------------------------------
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil
bantahannya, Tergugat Intervensi I telah mengajukan bukti
surat yang diberi tanda T.Int I-1 sampai dengan T.Int I-21,
bukti-bukti surat mana yang telah dicocokkan sesuai dengan
aslinya kecuali yang tidak aslinya dan telah bermeterai
cukup sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti;---------
Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti-bukti
surat, Tergugat Intervensi I telah pula mengajukan satu
orang saksi bernama Refiandi, S.H., yang telah didengar
keterangannya di bawah sumpah di persidangan, dan dua orang
ahli yang telah didengar pendapatnya di bawah sumpah di
persidangan masing-masing bernama Prof. DR. Mujiono
Wiryotinoyo, M.Pd., dan DR. Firman Muntaqo, S.H. M.Hum.,
keterangan dan pendapat mana selengkapnya sebagaimana
dimuat dalam Berita Acara Sidang yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pertimbangan hukum dalam perkara a
quo;-------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa setelah mencermati alasan-alasan
gugatan Penggugat serta bantahan-bantahan Tergugat I,
Tergugat II dan Tergugat Intervensi I dan dihubungkan
dengan Pasal 53 ayat 2 Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 Halaman 246 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Majelis Hakim
berpendapat bahwa pokok permasalahan hukum (legal issues) dalam
perkara a quo adalah:--------------------------------
1. Apakah Tergugat I dalam menerbitkan objek sengketa I
telah melanggar peraturan perundang-undangan yang
berlaku atau tidak?;-----------------------------------
2. Apakah Tergugat I dalam menerbitkan objek sengketa I
bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang
Baik (AAUPB) khususnya asas kepastian hukum, asas
tertib penyelenggaraan negara, asas kecermatan formal
atau tidak?;-------------------------------------------
3. Apakah Tergugat II dalam menerbitkan objek sengketa II
s/d objek sengketa VII bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku atau tidak?------------
4. Apakah Tergugat II dalam menerbitkan objek sengketa II
s/d objek sengketa VII bertentangan dengan Asas-Asas
Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) khususnya asas
kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara,
asas kecermatan formal serta Asas Pertimbangan atau
Asas Harapan Yang Layak atau tidak?;-------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan permasalahan hukum (legal issue) pertama
sebagai berikut:-------------------------------------------
Halaman 247 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 15 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup disebutkan bahwa:-------------------------
“Pasal 15;-------------------------------------------------
(1) Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup,
wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan
hidup”;------------------------------
Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 15 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tersebut telah dijabarkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan khususnya Pasal 7 yang
menyebutkan:-----------------------------------------------
(1) Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan syarat yang
harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau
kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang;--------------------------------
(2) Permohonan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh pemrakarsa kepada pejabat yang
berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
wajib melampirkan keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha
dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) yang
diberikan oleh instansi yang bertanggungjawab;--------------------------------------
Halaman 248 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
(3) Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mencantumkan syarat dan kewajiban sebagaimana ditentukan dalam
rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan
lingkungan hidup sebagai ketentuan dalam izin melakukan usaha
dan/atau kegiatan yang diterbitkannya;-----------------------------------
(4) Ketentuan dalam izin melakukan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh pemrakarsa,
dalam menjalankan usaha dan/atau
kegiatannya;----------------------------------
Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 7 ayat (1) dan (2)
tersebut dijabarkan dalam bagian penjelasannya sebagai
berikut:---------------------------------------------------
i. Untuk melakukan suatu usaha dan/atau kegiatan terdapat satu izin yang
bersifat dominan, tanpa izin tersebut seseorang tidak dapat melakukan
usaha dan/atau kegiatan yang dimaksud. Misalnya izin usaha industri di
bidang perindustrian, kuasa pertambangan di bidang pertambangan, izin
penambangan daerah di bidang penambangan bahan galian golongan C,
izin hak pengusahaan hutan di bidang kehutanan, izin hak guna usaha
pertanian di bidang pertanian. Sedangkan keputusan kelayakan analisis
mengenai dampak lingkungan hidup adalah persyaratan yang diwajibkan
untuk dapat menerbitkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan;----
ii. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan bagian dari
proses perizinan melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup. Izin merupakan
suatu instrumen yuridis preventif. Oleh karena itu, keputusan kelayakan
lingkungan hidup berdasarkan hasil penilaian analisis dampak lingkungan
hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan
lingkungan hidup, sebagaimana telah diterbitkan oleh instansi yang
bertanggungjawab wajib dilampirkan pada permohonan izin melakukan
Halaman 249 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup;----
Menimbang, bahwa ketentuan sektoral tentang analisis
dampak lingkungan di bidang perizinan usaha perkebunan
diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor
357/Kpts/HK.250/5/2002 tentang Pedoman Perizinan Usaha
Perkebunan tanggal 23 Mei 2002;----------------------------
Menimbang, bahwa Pasal 10 huruf k Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.250/5/2002 tentang Pedoman
Perizinan Usaha Perkebunan yang mengatur bahwa Surat
persetujuan dokumen AMDAL dari Komisi AMDAL Daerah
merupakan salah satu syarat yang wajib dipenuhi untuk
memperoleh Izin Usaha Perkebunan;--------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.I-4 PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada in casu Tergugat Intervensi I telah
mengajukan surat tertanggal 31 Juli 2002 Nomor
29/Ricky/07/2002 perihal Permohonan Izin Usaha Perkebunan
Kelapa Sawit Atas Nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada di
Desa Puding, Desa Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten
Muaro Jambi yang ditujukan kepada Tergugat I;--------------
Menimbang, bahwa di dalam surat permohonan Izin
Usaha Perkebunannya, Tergugat Intervensi I menyebutkan
bahwa surat persetujuan dokumen dari Komisi AMDAL Daerah Halaman 250 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
sebagai salah satu persyaratan yang dilampirkan dalam surat
permohonan tersebut;---------------------------------------
Menimbang, bahwa meskipun di dalam surat
permohonannya Tergugat Intervensi I telah mencantumkan
surat persetujuan dokumen dari Komisi AMDAL daerah sebagai
salah satu persyaratan yang dilampirkan, namun berdasarkan
bukti T.I-5 tentang Akta Pendirian PT. Ricky Kurniawan
Kertapersada in casu Tergugat Intervensi I, bukti T.I-6
tentang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama Tergugat
Intervensi I, bukti T.I-7 tentang surat Kepala Dinas
Perkebunan Propinsi Jambi perihal Rekomendasi IUP Perubahan
Luas Tanaman Kelapa Sawit dan Kemiri, dan bukti T.I-8
tentang Peta Calon Lokasi yang dimohonkan Izin Usaha
Perkebunannya, Majelis Hakim tidak menemukan surat
persetujuan dokumen AMDAL sebagaimana yang dimaksud dalam
surat permohonan;------------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat Intervensi I di dalam
jawabannya tertanggal 28 Juni 2012 pada halaman 36
menyatakan bahwa “Sedangkan mengenai Persetujuan AMDAL dari Komisi
AMDAL Daerah, memang saat itu belum dimiliki dikarenakan Bapedalda Jambi
baru dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Jambi Nomor 230 tahun 2001
tentang Uraian Tugas Fungsi Satuan-Satuan Organisasi pada Lembaga Teknis
Daerah Propinsi Jambi yang menjadi dasar operasional Bapedalda sehingga
Halaman 251 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Bapedalda belum dapat memberikan apa yang ditentukan dalam Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/5/2002 pada saat
itu”;---------------------
Menimbang, bahwa Tergugat Intervensi I di dalam
Kesimpulannya dalam perkara a quo tertanggal 8 November 2012
melampirkan Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor 335 Tahun
2005 tanggal 14 September 2005 tentang Persetujuan Analisis
Dampak Lingkungan, Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Kegiatan Perkebunan Kelapa
Sawit dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (CPO) PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro
Jambi Propinsi Jambi;--------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena tidak ditemukan
lampiran surat persetujuan dokumen AMDAL di dalam berkas
permohonan Izin Usaha Perkebunan Tergugat Intervensi I, dan
berdasarkan pernyataan Tergugat Intervensi I di dalam
jawabannya dalam sengketa a quo, serta berdasarkan fakta
bahwa surat persetujuan dokumen AMDAL atas nama Tergugat
Intervensi I baru diterbitkan pada tanggal 14 September
2005, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa permohonan
Izin Usaha Perkebunan Tergugat Intervensi I (vide bukti T.I-4)
hanya menyebutkan namun tidak melampirkan surat persetujuan
dokumen AMDAL dari Komisi AMDAL daerah;--------
Halaman 252 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di
atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa Bupati Muaro Jambi (in
casu Tergugat I) menerbitkan Izin Usaha Perkebunan Nomor 01
Tahun 2002 tanggal 08 Agustus 2002 kepada Tergugat
Intervensi I tanpa terpenuhinya syarat adanya surat
persetujuan dokumen AMDAL dari Komisi AMDAL Daerah;--------
Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan
hukum di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa tindakan
Tergugat I dalam menerbitkan objek sengketa I tanpa
dilengkapi surat persetujuan dokumen AMDAL dari Komisi
AMDAL daerah telah bertentangan dengan Pasal 10 huruf k
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.250/5/2002
tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan tanggal 23 Mei
2002 jo Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup jo. Pasal
15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup;------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan dalil Tergugat I dan Tergugat Intervensi I
yang secara mutatis-mutandis pada pokoknya menyatakan
bahwa:-----------------------------------------------------
1. Tindakan Tergugat I menerbitkan objek sengketa I tanpa
adanya dokumen persetujuan AMDAL tidaklah merupakan Halaman 253 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
pelangaran peraturan perundang undangan yang ada,
karena tidak ada sanksi yg mengatur mengenai tindakan
Tergugat I tersebut, karena sanksi yang ada
dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor
357/Kpts/HK.350/5/2002 hanyalah sehubungan dengan
ketentuan Pasal 19 dan Pasal 21 yang mengatur tentang
sanski adminitratif, sehingga tidak dipenuhinya surat
persetujuan dokumen AMDAL dari Komisi AMDAL Daerah
tidaklah dapat dijadikan dasar untuk membatalkan objek
sengketa I a quo;--------------------------------------
2. Bahwa saat objek sengketa I diterbitkan, Kabupaten
Muaro Jambi baru terbentuk dan Komisi AMDAL Daerah
belum terbentuk sehingga ketentuan adanya persetujuan
dokumen AMDAL dari Komisi AMDAL Daerah belum dapat
dilaksanakan;------------------------------------------
3. Bahwa oleh karena peraturan perundang-undangan tidak
secara tegas mengatur perihal persetujuan dokumen
AMDAL, maka tindakan Tergugat I merupakan diskresi yang
tidak dapat dinilai berdasarkan peraturan perundang-
undangan, melainkan hanya dapat dinilai berdasarkan
Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB);---------
Menimbang, bahwa terhadap dalil angka 1 Majelis Hakim
berpendapat bahwa pembatalan sebuah keputusan dapat terjadi
Halaman 254 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
melalui pencabutan keputusan tersebut oleh badan atau
pejabat tata usaha negara yang menerbitkannya berdasarkan
asas contrario actus, atau dapat dinyatakan batal melalui
putusan pengadilan dikarenakan terdapat cacat kewenangan,
cacat prosedur maupun cacat substansi dalam keputusan
tersebut;--------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena ketentuan Pasal 21 jo.
Pasal 19 Keputusan Menteri Pertanian Nomor
357/Kpts/HK.350/5/2002 secara khusus mengatur tentang
pencabutan izin usaha perkebunan oleh Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara yang menerbitkannya dalam lingkup asas
contrario actus, maka ketentuan tersebut tidak dapat diterapkan
terhadap pengujian secara yuridis oleh badan peradilan
terhadap kewenangan, prosedur maupun substansi sebuah izin
usaha perkebunan, dengan demikian dalil angka 1 Tergugat I
dan Tergugat Intervensi I tersebut tidaklah dapat
dibenarkan secara hukum;-----------------------------
Menimbang, bahwa terhadap dalil angka 2 dan 3
Majelis Hakim berpendapat sebagai berikut:-----------------
Menimbang, bahwa kewajiban memenuhi syarat berupa
surat persetujuan dokumen AMDAL dari Komisi AMDAL Daerah
merupakan kewajiban yang bersifat statutory obligation karena
kewajiban tersebut dilahirkan oleh sistem peraturan Halaman 255 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
perundang-undangan baik Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, maupun berdasarkan Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.250/5/2002 tentang Pedoman
Perizinan Usaha Perkebunan, sehingga merupakan kewajiban
hukum yang harus dipenuhi;---------------------------------
Menimbang, bahwa terbitnya Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Dokumen
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) bagi
Usaha dan/atau Kegiatan yang Tidak memiliki Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup pada prinsipnya mengatur
ketentuan bagi perusahaan yang telah beroperasi namun tidak
memiliki AMDAL diwajibkan untuk membuat Dokumen Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL);--------------------
Menimbang, bahwa setelah membaca Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007, Majelis Hakim
berpendapat bahwa peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
12 Tahun 2007 tersebut selain tidak menganulir kewajiban
dipenuhinya dokumen AMDAL, juga tidak dapat diterapkan
dalam perkara a quo mengingat saat terbitnya Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007 tersebut
Tergugat Intervensi I telah memiliki Surat Persetujuan
Halaman 256 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Dokumen AMDAL berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jambi
Nomor 335 Tahun 2005 tanggal 14 September 2005;------------
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 ayat (7)
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 40 Tahun
2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi Penilai Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup ditentukan bahwa dalam hal
kabupaten/kota tidak atau belum mampu melaksanakan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka pelaksanaannya
dapat dilakukan dengan menyerahkan kewenangan tersebut
kepada Propinsi;-------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi
Refiandi, S.H., dan pendapat ahli Prof. DR. Philipus M.
Hadjon di muka persidangan yang pada pokoknya menyatakan
bahwa apabila kabupaten/kota belum mampu melaksanakan
penilaian atas dokumen AMDAL maka kewenangannya diserahkan
ke Propinsi;-----------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.I-3 yang
membuktikan bahwa Komisi Penilai AMDAL Propinsi Jambi telah
terbentuk sejak tanggal 09 April 2002 berdasarkan Keputusan
Gubernur Jambi Nomor 154 Tahun 2002 tentang Pembentukan
Komisi Penilai AMDAL Propinsi Jambi;-----------------------
Halaman 257 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan
hukum di atas serta didasarkan pada ketentuan Pasal 1 ayat
(7) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 40
Tahun 2000 serta berdasarkan keterangan saksi Refiandi,
S.H., dan pendapat ahli Prof. DR. Philipus M. Hadjon
dihubungkan dengan bukti T.I-3 tersebut, Majelis Hakim
berpendapat bahwa belum terbentuknya Komisi Penilai AMDAL
di Kabupaten Muaro Jambi tidak mengakibatkan Tergugat I
dapat melakukan diskresi dengan mengesampingkan surat
persetujuan dokumen AMDAL sebagai salah syarat untuk
memperoleh Izin Usaha Perkebunan, melainkan seharusnya
menyerahkan kewenangan penilaian atas dokumen AMDAL
tersebut ke Propinsi mengingat saat diterbitkannya objek
sengketa I pada tanggal 08 Agustus 2002 atau saat
diajukannya Permohonan Izin Usaha Perkebunan oleh Tergugat
Intervensi I pada tanggal 30 Juli 2002, Komisi Penilai
AMDAL Propinsi Jambi telah terbentuk sehingga penilaian
atas dokumen AMDAL Tergugat Intervensi I dapat diserahkan
kepada Komisi Penilai AMDAL Propinsi Jambi, dengan demikian
dalil Tergugat I dan Tergugat Intervensi I angka 2 dan 3
tersebut tidak dapat dibenarkan secara hukum;--------------
Menimbang, bahwa oleh karena dalil-dalil bantahan
Tergugat I dan Tergugat Intervensi I tidak dapat dibenarkan
Halaman 258 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
secara hukum dan terbukti Tergugat I dalam menerbitkan
objek sengketa I bertentangan dengan Pasal 10 huruf k
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.250/5/2002
tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan tanggal 23 Mei
2002 jo Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup jo. Pasal
15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka selayaknya dalil gugatan
Penggugat yang menyatakan terbitnya objek sengketa I
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dapat dibenarkan;----------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan permasalahan hukum (legal issue) kedua yaitu
apakah penerbitan obyek sengketa I bertentangan dengan
Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) atau tidak
dengan pertimbangan sebagai berikut:-----------------
Menimbang, bahwa Penggugat di dalam gugatannya
mendalilkan Tergugat I dalam menerbitkan objek sengketa I
telah melanggar asas kepastian hukum dikarenakan Izin
Lokasi PT. Ricky Kurniawan Kertapersada Nomor
96/BPN/XII/1996 tertanggal 06 Desember 1996 dan
perpanjangannya Nomor : 35 Tahun 1997 tertanggal 29
Desember 1997 telah habis masa berlakunya dan berdasarkan
Halaman 259 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
ketentuan Izin Lokasi sudah tidak dapat lagi diperpanjang
ataupun diperbaharui, sehingga tindakan Tergugat I yang
menerbitkan izin lokasi Nomor 280 tahun 2002 tertanggal 20
Juni 2002 dan objek sengketa I Izin Usaha Perkebunan Nomor
1 Tahun 2002 tanggal 8 Agustus 2002 atas nama Tergugat
Intervensi I bertentangan dengan asas kepastian hukum;-----
Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat
yang pada pokoknya menyatakan bahwa tindakan Tergugat I
menerbitkan Izin Lokasi Nomor 280 Tahun 2002 tanggal 20
Juni 2002 dan Izin Usaha Perkebunan Nomor 01 Tahun 2002
tanggal 8 Agustus 2002 bertentangan dengan asas kepastian
hukum, Majelis Hakim berpendapat bahwa di dalam Peraturan
Menteri Agraria/Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 02 Tahun 1993 maupun Peraturan Menteri
Agraria/Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 03
Tahun 1999 tidak ditemukan adanya larangan untuk melakukan
pembaharuan Izin Lokasi terhadap pihak yang sebelumnya
telah menerima Izin Lokasi dan perpanjangannya di atas
tanah yang sama dan telah berakhir masa Izin Lokasinya
berikut masa perpanjangannya;------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat ahli Prof. DR.
Nur Hasan Ismail, SH., M.Si., yang didengar pendapatnya di
muka persidangan yang pada pokoknya menyatakan pendapat
Halaman 260 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bahwa terhadap Izin Lokasi yang telah mengalami masa
perpanjangan dan telah berakhir masa perpanjangannya
tersebut, dapat diterbitkan Izin Lokasi yang baru kepada
pihak yang sama;-------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan
hukum di atas, beralasan hukum apabila dalil Penggugat
tentang pelanggaran terhadap asas kepastian hukum tersebut
tidak dapat dibuktikan kebenarannya;-----------------------
Menimbang, bahwa meskipun dalil gugatan Penggugat
tentang telah dilanggarnya asas kepastian hukum oleh
Tergugat I dalam menerbitkan objek sengketa I tidak
terbukti, namun Majelis Hakim berpendapat bahwa tindakan
Tergugat I menerbitkan objek sengketa I dengan
mengesampingkan kewajiban dipenuhinya surat persetujuan
dokumen AMDAL dari Komisi Penilai AMDAL Daerah sebagai
salah satu syarat pengajuan permohonan izin usaha
perkebunan merupakan tindakan yang melanggar asas kepastian
hukum;-----------------------------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim
berpendapat bahwa tindakan Tergugat I yang tidak
mengupayakan terpenuhinya Surat Persetujuan Dokumen AMDAL
dari Komisi AMDAL Daerah terhadap permohonan izin usaha
perkebunan Tergugat Intervensi I melalui Komisi Penilai Halaman 261 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
AMDAL Propinsi Jambi yang telah terbentuk pada tanggal 9
April 2002 (vide bukti T.I-3) adalah tindakan yang melanggar
Asas Tertib Penyelenggaraan Negara;--------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim
berpendapat bahwa tindakan Tergugat I dalam menerbitkan
objek sengketa I tidak mempertimbangkan dan tidak meneliti
secara mendalam kepentingan-kepentingan Penggugat yang
berkaitan dengan lahan yang dimohonkan izin usaha
perkebunannya adalah tindakan yang melanggar asas
Kecermatan;------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena terbukti tindakan
Tergugat I dalam menerbitkan Izin Usaha Perkebunan Nomor 01
Tahun 2002 Tanggal 08 Agustus 2002 objek sengketa I a quo
(vide bukti T.I-1 = T.II-3) telah melanggar peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang
Baik (AAUPB) khususnya Asas Kepastian Hukum, Asas Tertib
Penyelenggaraan Negara dan Asas Kecermatan Formal, maka
Majelis Hakim berkeyakinan bahwa dalil gugatan Penggugat
terhadap objek sengketa I dapat
dibenarkan;------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena kepentingan Penggugat
tidak mencakup seluruh tanah yang disebutkan di dalam Izin
Usaha Perkebunan, melainkan hanyalah seluas 2.000 Hektar Halaman 262 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
dari keseluruhan luas tanah yang disebutkan dalam Izin
Usaha Perkebunan objek sengketa I seluas ±15.800 Hektar,
maka beralasan hukum apabila objek sengketa I dinyatakan
batal sebatas dan seluas kepentingan Penggugat dalam
perkara ini yaitu seluas 2000 Hektar, dan kepada Tergugat I
diperintahkan untuk mencabutnya;---------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan permasalahan hukum (legal issue) ketiga yaitu
apakah penerbitan objek sengketa II s/d objek sengketa VII
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku atau tidak, dengan pertimbangan hukum sebagai
berikut:-------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.I-2 dan T.II-4
dapat diketahui bahwa Izin Lokasi Nomor 280 Tahun 2002
diterbitkan oleh Tergugat I pada tanggal 20 Juni 2002 untuk
jangka waktu selama 36 (tiga puluh enam) bulan;------------
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-21 diketahui
bahwa Tergugat Intervensi I telah mengajukan permohonan Hak
Guna Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
berdasarkan suratnya tertanggal 17 September 2007, kemudian
ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan Lapang oleh Anggota
Panitia Pemeriksa Tanah “A” tanggal 29 Nopember 2007 (vide Halaman 263 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bukti T.II-22) dan Risalah Panitia Pemeriksa Tanah “A” Nomor
22/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 Nopember 2007 (vide bukti T.II-23)
dan telah dilampirkan Surat Ukur Nomor 05/Mekar Sari/2007
tanggal 22 Nopember 2007 seluas 83.537 M2 (vide bukti T.II-24),
kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Keputusan
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Jambi Nomor 22-550.2-06-2007 tentang Pemberian Hak Guna
Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas
tanah di Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi tanggal 27
Desember 2007 (vide bukti T.II-25), kemudian ditindaklanjuti
dengan diterbitkannya Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor
01/Mekar Sari atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
tertanggal 28 Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 05/Mekar
Sari/2007 tanggal 22 Nopember 2007 seluas 83.537 M2 in casu
objek sengketa II (vide bukti T.II-
26);--------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-33 diketahui
bahwa Tergugat Intervensi I telah mengajukan permohonan Hak
Guna Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
berdasarkan suratnya tertanggal 17 September 2007, kemudian
ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan Lapang oleh Anggota
Panitia Pemeriksa Tanah “A” tanggal 29 Nopember 2007 (vide
Halaman 264 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bukti T.II-34) dan Risalah Panitia Pemeriksa Tanah “A” Nomor
06/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 Nopember 2007 (vide bukti T.II-35)
dan telah dilampirkan Surat Ukur Nomor 03/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2 (vide bukti T.II-36),
kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Keputusan
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Jambi Nomor 23-550.2-06-2007 tentang Pemberian Hak Guna
Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas
tanah di Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi tanggal 27
Desember 2007 (vide bukti T.II-37), kemudian ditindaklanjuti
dengan diterbitkannya Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor
02/Mekar Sari, Surat Ukur tanggal 12 Nopember 2007 Nomor
03/Mekar Sari/2007 seluas 30.243 M2 atas nama PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada tanggal 28 Maret 2008 in casu objek
sengketa III (vide bukti T.II-
38);--------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-39 diketahui
bahwa Tergugat Intervensi I telah mengajukan permohonan Hak
Guna Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
berdasarkan suratnya tertanggal 17 September 2007, kemudian
ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan Lapang oleh Anggota
Panitia Pemeriksa Tanah “A” tanggal 29 Nopember 2007 (vide
Halaman 265 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bukti T.II-40) dan Risalah Panitia Pemeriksa Tanah “A” Nomor
04/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 Nopember 2007 (vide bukti T.II-41)
dan telah dilampirkan Surat Ukur Nomor 01/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 29.111 M2 (vide bukti T.II-42),
kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Keputusan
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Jambi Nomor 21-550.2-06-2007 tentang Pemberian Hak Guna
Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas
tanah di Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi tanggal 27
Desember 2007 (vide bukti T.II-43), kemudian ditindaklanjuti
dengan diterbitkannya Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor
03/Mekar Sari, Surat Ukur tanggal 12 Nopember 2007 Nomor
01/Mekar Sari/2007 seluas 29.111 M2 atas nama PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada tanggal 28 Maret 2008 in casu objek
sengketa IV (vide bukti T.II-
44);--------------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-27 diketahui
bahwa Tergugat Intervensi I telah mengajukan permohonan Hak
Guna Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
berdasarkan suratnya tertanggal 17 September 2007, kemudian
ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan Lapang oleh Anggota
Panitia Pemeriksa Tanah “A” tanggal 29 Nopember 2007 (vide
Halaman 266 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bukti T.II-28) dan Risalah Panitia Pemeriksa Tanah “A” Nomor
21/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 Nopember 2007 (vide bukti T.II-29)
dan telah dilampirkan Surat Ukur Nomor 04/Mekar Sari/2007
tanggal 22 Nopember 2007 seluas 149.215 M2 (vide bukti T.II-30),
kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Keputusan
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Jambi Nomor 20-550.2-06-2007 tentang Pemberian Hak Guna
Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas
tanah di Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi tanggal 27
Desember 2007 (vide bukti T.II-31), kemudian ditindaklanjuti
dengan diterbitkannya Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor
04/Mekar Sari, Surat Ukur tanggal 22 Nopember 2007 Nomor
04/Mekar Sari/2007 seluas 149.215 M2 atas nama PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada tanggal 28 Maret 2008 in casu objek
sengketa V (vide bukti T.II-
44);--------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-15 diketahui
bahwa Tergugat Intervensi I telah mengajukan permohonan Hak
Guna Bangunan atas nama PT Ricky Kurniawan Kertapersada
kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
berdasarkan suratnya tertanggal 17 September 2007, kemudian
ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan Lapang oleh Anggota
Panitia Pemeriksa Tanah “A” tanggal 29 Nopember 2007 (vide
Halaman 267 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
bukti T.II-16) dan Risalah Panitia Pemeriksa Tanah “A” Nomor
05/11/PA/HPT-2007 tanggal 30 Nopember 2007 (vide bukti T.II-17)
dan telah dilampirkan Surat Ukur Nomor 02/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 39.934 M2 (vide bukti T.II-18),
kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Keputusan
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Jambi Nomor 18-550.2-06-2007 tentang Pemberian Hak Guna
Bangunan atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas
tanah di Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi tanggal 19
Desember 2007 (vide bukti T.II-19), kemudian ditindaklanjuti
dengan diterbitkannya Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor
05/Mekar Sari, Surat Ukur tanggal 12 Nopember 2007 Nomor
02/Mekar Sari/2007 seluas 39.934 M2 atas nama PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada tanggal 28 Maret 2008 in casu objek
sengketa VI (vide bukti T.II-
44);--------------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-1 diketahui
bahwa Tergugat Intervensi I telah mengajukan permohonan Hak
Guna Usaha atas nama PT Ricky Kurniawan Kertapersada kepada
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
berdasarkan suratnya Nomor RKK/023-A/VII/07 tanpa tanggal
bulan Juni 2007, kemudian ditindaklanjuti dengan
Pemeriksaan Lapang dalam rangka Pemberian Hak Guna Usaha
Halaman 268 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Nomor 02/VII-2007 tanggal 09 Juli 2007 dan Risalah
Pertimbangan Teknis Penatagunaan Tanah dalam rangka
Pemberian Hak Guna Usaha PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
Nomor 04/PPP/VII/2007 tanggal 09 Juli 2007 (vide bukti T.II-7),
kemudian ditindaklanjuti dengan Risalah Pemeriksaan Tanah
“B” Nomor 47/RSL/HGU/2007 tanggal 26 Juli 2007 (vide bukti T.II-
8), kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 28-HGU-BPNRI-2008 tentang Pemberian Hak
Guna Usaha atas nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada atas
tanah di Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi tanggal 07
Juli 2008 (vide bukti T.II-12), kemudian ditindaklanjuti dengan
diterbitkannya Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar
Sari Surat Ukur tanggal 08 Oktober 2008 Nomor 12/Muaro
Jambi/2008 seluas 682,2 Hektar atas nama PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada tanggal 28 Oktober 2008 in casu objek
sengketa VII (vide bukti T.II-13);------
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 02 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi
disebutkan:------------------------------------------------
Pasal 5;---------------------------------------------------
(1) Izin Lokasi diberikan untuk jangka waktu sebagai
berikut:----------------------------------------------- Halaman 269 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
a. Izin Lokasi seluas sampai dengan 25 Ha : 1 (satu)
tahun;-----------------------------------------------
b. Izin Lokasi seluas lebih dari 25 Ha s/d 50 Ha : 2
(dua) tahun;-----------------------------------------
c. Izin Lokasi seluas lebih dari 50 Ha : 3 (tiga)
tahun;-----------------------------------------------
(2) Perolehan tanah oleh pemegang Izin Lokasi harus
diselesaikan dalam jangka waktu Izin Lokasi;-----------
(3) Apabila dalam jangka waktu Izin Lokasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) perolehan tanah belum selesai,
maka Izin Lokasi dapat diperpanjang jangka waktunya
selama 1 (satu) tahun apabila tanah yang sudah
diperoleh mencapai lebih dari 50% dari luas tanah yang
ditunjuk dalam Izin Lokasi;----------------------------
(4) Apabila perolehan tanah tidak dapat diselesaikan dalam
jangka waktu Izin Lokasi, termasuk perpanjangannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3), maka
perolehan tanah tidak dapat lagi dilakukan oleh
pemegang Izin Lokasi dan terhadap bidang-bidang tanah
yang sudah diperoleh dilakukan tindakan sebagai
berikut:-----------------------------------------------
a.dipergunakan untuk melaksanakan rencana penanaman
modal dengan penyesuaian mengenai luas pembangunan,
dengan ketentuan bahwa apabila diperlukan masih dapat
dilaksanakan perolehan tanah sehingga diperoleh
bidang tanah yang merupakan satu kesatuan bidang;----
b.dilepaskan kepada perusahaan atau pihak lain yangmemenuhi syarat;-------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 5
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Halaman 270 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Nasional Nomor 02 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi tersebut
dan dihubungkan dengan izin lokasi yang diterbitkan oleh
Tergugat I Bupati Muaro Jambi Nomor 280 tahun 2002 tanggal
20 Juni 2002 (vide bukti T.I-2 = T.II-4) dapat diketahui bahwa izin
lokasi tersebut diberikan untuk jangka waktu 36 (tiga puluh
enam) bulan atau 3 (tiga) tahun sehingga perolehan tanah
yang disebutkan dalam izin lokasi tersebut seharusnya
diselesaikan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) tahun
atau pada tanggal 20 Juni 2005;---------------
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-15, T.II-16,
T.II-17, T.II-18, T.II-19, T.II-20, T.II-21, T.II-22, T.II-
23, T.II-24, T.II-25, T.II-26, T.II-27, T.II-28, T.II-29,
T.II-30, T.II-31, T.II-32, T.II-33, T.II-34, T.II-35, T.II-
36, T.II-37, T.II-38, T.II-39, T.II-40, T.II-41, T.II-42,
T.II-43 dan T.II-44 dapat diketahui bahwa objek sengketa
II, objek sengketa III, objek sengketa IV, objek sengketa V
dan objek sengketa VI seluruhnya diterbitkan pada tanggal
28 Maret 2008 atau 2 tahun 9 bulan sejak berakhirnya jangka
waktu Izin Lokasi Nomor 280 tahun 2002 tanggal 20 Juni 2002
tersebut, bahkan permohonan-permohonan Hak Guna Bangunan
dari PT. Ricky Kurniawan Kertapersada baru diajukan pada
tanggal 17 September 2007 atau 2 tahun 3 bulan sejak
berakhirnya jangka waktu Izin Lokasinya;-------------------
Halaman 271 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.II-1, T.II-7,
T.II-8, T.II-12, dan T.II-13 dapat diketahui bahwa objek
sengketa VII (vide bukti T.II-13) diterbitkan pada tanggal 28
Oktober 2008 atau 3 tahun 4 bulan sejak berakhirnya jangka
waktu Izin Lokasi Nomor 280 tahun 2002 tanggal 20 Juni 2002
tersebut, bahkan permohonan Hak Guna Usaha dari PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada baru diajukan pada bulan Juni 2007
(vide bukti T.II-1) atau 2 (dua) tahun sejak berakhirnya jangka
waktu Izin Lokasinya;-------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di
atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa objek sengketa II,
objek sengketa III, objek sengketa IV, objek sengketa V dan
objek sengketa VI dan objek sengketa VII diterbitkan
berdasarkan izin lokasi yang telah habis jangka waktunya
sehingga bertentangan dengan Pasal 5 Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 02
Tahun 1999 tentang Izin Lokasi;----------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan dalil Penggugat yang menyatakan bahwa
Tergugat II dalam menerbitkan objek sengketa II s/d objek
sengketa VII bertentangan dengan Ketentuan Pasal 11 ayat
(1) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah dikarenakan objek sengketa II s/d objek
Halaman 272 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
sengketa VII diterbitkan di atas kawasan hutan sebagai
berikut:---------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Pasal 11 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
menyatakan:------------------------------------------------
Pasal 11;--------------------------------------------------
(1) Terhadap tanah dalam kawasan lindung yang belum ada hak atas
tanahnya dapat diberikan hak atas tanah, kecuali pada kawasan
hutan;------------------------------------
Menimbang, bahwa berkaitan dengan Hak Guna Usaha
berdasarkan ketentuan pasal 4 ayat (1) dan (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan Dan Hak Pakai Atas Tanah disebutkan:---------
Pasal 4;---------------------------------------------------
(1) Tanah yang dapat diberikan dengan Hak Guna Usaha adalah tanah
Negara;------------------------------------------
(2) Dalam hal tanah yang akan diberikan dengan Hak Guna Usaha itu adalah
tanah Negara yang merupakan kawasan hutan, maka pemberian Hak
Guna Usaha dapat dilakukan setelah tanah yang bersangkutan
dikeluarkan dari statusnya sebagai kawasan
hutan;-----------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat ahli Prof. DR.
Nur Hasan Ismail, SH., M.Si., yang didengar pendapatnya di
bawah sumpah di muka persidangan menyampaikan yang pada
pokoknya bahwa berdasarkan Keputusan Bersama Menteri
Halaman 273 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Kehutanan Republik Indonesia, Menteri Pertanian Dan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor
364/KptsII/1990, Nomor 519/Kpts/Hk.050/7/1990, Nomor
23/VIII/1990 Tentang Ketentuan Pelepasan Kawasan Hutan Dan
Pemberian Hak Guna Usaha Untuk Pengembangan Usaha
Pertanian, apabila kawasan hutan akan digunakan untuk
kegiatan non kehutanan maka terlebih dahulu harus dilakukan
pelepasan kawasan hutan, sehingga apabila sebuah sertipikat
diterbitkan di kawasan hutan maka sertipikat tersebut harus
dinyatakan cacat hukum;------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-7 berupa Surat
Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor
1198/Menhut-IV/1997 tanggal 7 Oktober 1997 perihal
Penambahan Areal HTI PT. Wirakarya Sakti di Propinsi Jambi,
dapat diketahui bahwa Penggugat mendapatkan penambahan
areal Hutan Tanaman Industri seluas + 76.100
Hektar;---------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-9 dan P-10
dapat diketahui bahwa menindaklanjuti keputusan menteri
sebagaimana dimaksud dalam bukti P-7, pada tanggal 10 Juli
1999 telah dilakukan survey peninjauan lapangan calon areal
penambahan Hutan Tanaman Industri Penggugat oleh Tim
Terpadu yang terdiri dari Bappeda Tingkat I Jambi, Kanwil
Halaman 274 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Hutbun Tingkat I Jambi, Kanwil Transmigrasi dan PPH Jambi,
Kanwil Pekerjaan Umum, Kanwil Badan Pertanahan Nasional
Propinsi Jambi, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan serta
instansi terkait; kemudian ditindaklanjuti dengan surat
rekomendasi Gubernur Jambi berdasarkan Surat Nomor
525/5792/IV/Bappeda tanggal 06 September 1999 perihal
Rekomendasi Alih Fungsi Areal yang berstatus Kawasan
Budidaya Pertanian/Non Pertanian seluas + 4.243 Hektar (vide
bukti P-11);-----------------------------------------
Menimbang, bahwa Gubernur Jambi merekomendasikan
alih fungsi kawasan hutan berdasarkan suratnya Nomor
522.11/0943/Dinhut/04 tanggal 9 Maret 2004 perihal
Permohonan Alih Fungsi Kawasan Hutan oleh PT. Wirakarya
Sakti (vide bukti P-29) seluas + 6.710 Hektar, termasuk di
dalamnya Areal Penggunaan Lain (APL) seluas + 4.243 Hektar
sebagaimana dimaksud dalam bukti P-11; --------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan rekomendasi Gubernur
Jambi tersebut, Menteri Kehutanan menunjuk areal yang
diusulkan oleh Gubernur jambi tersebut menjadi kawasan
hutan dengan fungsi hutan produksi tetap berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.277/Menhut-II/2004
tanggal 02 Agustus 2004 perihal Penunjukan Areal Penggunaan
Lain Seluas + 6.710 Hektar Yang Terletak Di Kabupaten Muaro
Halaman 275 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Jambi Dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur – Propinsi Jambi
Menjadi Kawasan Hutan Dengan Fungsi Hutan Produksi Tetap
(vide bukti P-30);-----------------------------------------
Menimbang, bahwa pada tanggal 28 Maret 2008 Tergugat
II menerbitkan objek sengketa II s/d objek sengketa VI,
kemudian pada tanggal 28 Oktober 2008 Tergugat II
menerbitkan objek sengketa VII kesemuanya berada di atas
areal yang telah ditunjuk sebagai kawasan hutan oleh
Menteri Kehutanan sebagaimana dimaksud dalam bukti P-30;---
Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian pertimbangan
hukum di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa oleh karena
Tergugat II menerbitkan objek sengketa II s/d objek
sengketa VII di atas tanah kawasan hutan sehingga
bertentangan dengan Pasal 11 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah serta Pasal
4 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996
tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan Dan Hak Pakai
Atas tanah;------------------------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan permasalahan hukum (legal issue) keempat
yaitu: Apakah Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi dalam menerbitkan objek sengketa II
s/d objek sengketa VII bertentangan dengan Asas-asas Umum
Halaman 276 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Pemerintahan yang Baik (AAUPB) atau tidak, dengan
pertimbangan hukum sebagai berikut:------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat II menerbitkan
objek sengketa II s/d objek sengketa VII di atas tanah
kawasan hutan, serta didasarkan pada Izin Lokasi Nomor 280
Tahun 2002 tanggal 20 Juni 2002 yang telah habis jangka
waktu Izin Lokasinya, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa
Tergugat II telah melanggar asas Kepastian Hukum;----------
Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat ahli DR.
Firman Muntaqo, S.H., M.Hum., yang didengar pendapatnya di
bawah sumpah di persidangan yang pada pokoknya menyatakan
pendapat bahwa jika pada satu areal terdapat beberapa
kepentingan di atasnya, maka harus dilakukan koordinasi,
dibuat aturan adanya perundingan antara para pihak yang
berkepentingan atas areal tanah dimaksud;------------------
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat II menerbitkan
objek sengketa II s/d objek sengketa VII di atas tanah yang
telah ditunjuk sebagai kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan
melalui surat keputusan penunjukan kawasan hutan yang telah
ditembuskan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia selaku induk instansi pertanahan dan
kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi Jambi (vide bukti P-30) keduanya selaku atasan Halaman 277 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi,
maka Majelis Hakim berpendapat bahwa tindakan Tergugat II
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi dalam
menerbitkan objek sengketa II s/d objek sengketa VII tidak
memperhatikan koordinasi antar instansi-instansi terkait
dan para pihak yang berkepentingan sehingga mengakibatkan
perbedaan bahkan pertentangan sektoral antar instansi
pemerintah, sehingga tindakan Tergugat II tersebut
bertentangan dengan asas Tertib Penyelenggaraan Negara;----
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat II dalam
menerbitkan objek sengketa II s/d objek sengketa VII telah
bertindak tidak cermat sehingga Izin Lokasi atas nama
Tergugat Intervensi I yang telah habis jangka waktunya
dapat digunakan sebagai dasar perolehan hak atas tanah,
maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Tergugat II dalam
menerbitkan objek sengketa II s/d objek sengketa VII telah
melanggar asas Kecermatan;---------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat II menerbitkan
objek sengketa II s/d objek sengketa VII hanya dengan
pertimbangan bahwa Tergugat Intervensi I memiliki izin
lokasi Nomor 280 Tahun 2002 tanggal 20 Juni 2002 tanpa
mempertimbangkan bahwa tanah tersebut telah ditunjuk
menjadi kawasan hutan dan telah diterbitkan IUPHHK-HTI atas
Halaman 278 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
nama PT. Wirakarya Sakti (in casu Penggugat), maka Majelis
Hakim berpendapat bahwa tindakan Tergugat II dalam
menerbitkan objek sengketa II s/d objek sengketa VII
melanggar Asas Vetrouwen van beginsel atau Asas Pertimbangan
atau Asas Harapan Yang Layak;-----------------
Menimbang, bahwa oleh karena terbukti Tergugat II
dalam menerbitkan objek sengketa II s/d objek sengketa VII
terbukti telah melanggar Pasal 11 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
dan Pasal 4 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 40
Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan Dan
Hak Pakai Atas tanah, serta melanggar asas Kepastian Hukum,
asas Tertib Penyelenggaraan Negara, asas Kecermatan, dan
Asas Pertimbangan atau Asas Harapan Yang Layak, maka
Majelis Hakim berkeyakinan bahwa beralasan hukum apabila
objek sengketa II s/d objek sengketa VII dinyatakan batal
dan kepada Tergugat II diperintahkan untuk mencabutnya;----
Menimbang, bahwa objek sengketa I telah dinyatakan
batal dan kepada Tergugat I diperintahkan untuk
mencabutnya, serta objek II s/d objek sengketa VII telah
pula dinyatakan batal dan kepada Tergugat II diperintahkan
untuk mencabutnya, maka gugatan Penggugat haruslah
dikabulkan seluruhnya;-------------------------------------
Halaman 279 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Menimbang, bahwa oleh karena terbukti keputusan-
keputusan objek sengketa a quo diterbitkan bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun
Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik sehingga gugatan
Penggugat dikabulkan seluruhnya, maka dalam rangka menjamin
kepastian hukum dan rasa keadilan, beralasan hukum apabila
Majelis Hakim mempertahankan penetapan penundaan Nomor
18/PEN/2012/PTUN.JBI tanggal 29 November 2012 yang pada
pokoknya menunda pelaksanaan dan tindakan administrasi
lebih lanjut dari keputusan-keputusan objek sengketa;------
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat
dikabulkan seluruhnya maka Tergugat I dan Tergugat II serta
Tergugat Intervensi I selaku pihak yang dikalahkan dalam
sengketa ini dibebani kewajiban untuk membayar seluruh
biaya yang timbul dalam sengketa ini secara tanggung
renteng yang besarnya akan disebutkan dalam amar putusan;--
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mendapatkan
keyakinan dalam mempertimbangkan dan menjatuhkan putusan
berdasarkan alat-alat bukti yang dianggap relevan, maka
terhadap alat-alat bukti yang tidak dijadikan dasar
pertimbangan telah dipertimbangkan dan dianggap tidak
relevan dengan perkara ini, namun bukti-bukti tersebut
tetap dilampirkan dalam satu kesatuan berkas perkara;------
Halaman 280 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
MENGINGAT: Pasal 53 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
jo. Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 jo. Undang-Undang Nomor
51 tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara serta
peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan;----
M E N G A D I L I:
DALAM PENUNDAAN
ii. Mempertahankan Penetapan Penundaan Nomor
18/G/2012/PTUN.JBI tanggal 29 November 2012;------------
DALAM EKSEPSI
iii. Menolak Eksepsi Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat
Intervensi I seluruhnya;--------------------------------
DALAM POKOK PERKARA:
iv. Menyatakan batal:---------------------------------------
1. Surat Keputusan Nomor 01 Tahun 2002 tertanggal 8
Agustus 2002 yang diterbitkan oleh Tergugat I Bupati
Muaro Jambi tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada di Kecamatan Kumpeh
Halaman 281 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
dan Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2002 sebatas kepentingan Penggugat PT. Wirakarya Sakti
seluas 2.000 Hektar;----------------------------------
2. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 5/Mekar Sari/2007
tanggal 22 Nopember 2007 seluas 83.537 M2, yang
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------
3. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 3/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2, yang
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------
4. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 1/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 29.111 M2, yang
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------
5. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Halaman 282 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 4/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 149.215 M2, yang
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------
6. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 2/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 39.934 M2, yang
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------
7. Sertifikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Oktober 2008 dengan Surat Ukur Nomor 12/Muaro
Jambi/2008 tanggal 8 Oktober 2008 seluas 682,2 Hektar,
yang diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi;---------------------
v. Memerintahkan Tergugat I Bupati Muaro Jambi untuk
mencabut Surat Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor 01
Tahun 2002 tertanggal 8 Agustus 2002 Bupati Muaro Jambi
tentang Pemberian Izin Usaha Perkebunan PT. Ricky
Kurniawan Kertapersada di Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan
Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2002 sebatas
Halaman 283 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
kepentingan Penggugat PT. Wirakarya Sakti seluas 2.000
Hektar;--------------------------------------------------
vi. Memerintahkan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro
Jambi untuk mencabut:------------------------------------
1. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 1/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 5/Mekar Sari/2007
tanggal 22 Nopember 2007 seluas 83.537 M2, yang
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------
2. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 2/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 3/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 30.243 M2, yang
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------
3. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 3/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 1/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 29.111 M2, yang
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------
Halaman 284 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
4. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 4/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 4/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 149.215 M2, yang
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------
5. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 5/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Maret 2008 dengan Surat Ukur Nomor 2/Mekar Sari/2007
tanggal 12 Nopember 2007 seluas 39.934 M2, yang
diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Muaro Jambi;--------------------------------
6. Sertifikat Hak Guna Usaha Nomor 42/Mekar Sari atas
nama PT. Ricky Kurniawan Kertapersada tertanggal 28
Oktober 2008 dengan Surat Ukur Nomor 12/Muaro
Jambi/2008 tanggal 8 Oktober 2008 seluas 682,2 Hektar,
yang diterbitkan oleh Tergugat II Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi;---------------------
- Membebankan Bupati Muaro Jambi selaku Tergugat I, Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi selaku Tergugat
II dan PT. Ricky Kurniawan Kertapersada selaku Tergugat
Intervensi I untuk membayar biaya perkara secara tanggung
Halaman 285 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
renteng sebesar Rp. 261.000,- (dua ratus enam puluh satu
ribu rupiah);--------------------------------------------
Demikian diputus dalam rapat permusyawaratan Majelis
Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi pada hari SELASA
tanggal 20 November 2012 oleh Kami BUDHI HASRUL, S.H.,
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi selaku Hakim Ketua
Majelis, A. TIRTA IRAWAN, SH., M.H., dan MUHAMMAD YUNUS
TAZRYAN, S.H., Masing-masing selaku Hakim Anggota, putusan
mana dibacakan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada
hari KAMIS tanggal 29 November 2012 oleh Majelis Hakim
tersebut dengan dibantu oleh RUDY SYAMSUMIN, S.H., selaku
Panitera Pengganti dengan dihadiri oleh Kuasa Penggugat,
Kuasa Tergugat I, Kuasa Tergugat II dan Kuasa Tergugat
Intervensi I.----------------------------------------------
Halaman 286 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI
HAKIM ANGGOTA I
A. TIRTA IRAWAN, S.H., M.H.
HAKIM KETUA MAJELIS
BUDHI HASRUL, S.H.
HAKIM ANGGOTA II
MUHAMMAD YUNUS TAZRYAN, S.H.
PANITERA PENGGANTI
RUDY SYAMSUMIN, S.H.
Halaman 287 dari 239 Halaman Putusan No. 18/G/2012/PTUN-JBI