Edisi 4/Maret 2016 - setyown

52
Edisi 4/Maret 2016 BANGKIT BERSATU Selayang Pandang HMGI Sesar Cimandiri Roadshow HMGI Mengenal Presiden HAGI 2016/2018 Apakah Inversi Seismik itu?

Transcript of Edisi 4/Maret 2016 - setyown

Edisi 4/Maret 2016

BANGKITBERSATU

Selayang Pandang HMGI

Sesar CimandiriRoadshow HMGI

Mengenal Presiden HAGI 2016/2018

Apakah Inversi Seismik itu?

Sekretariat HMGZine 2015/2016Ruang Himpunan Mahasiswa Geofisika Universitas Gadjah Mada

Laboratorium Geofisika FMIPA UGM, BLS Sekip Selatan Unit III, Yogyakarta

MAIN FRONT COVER

Kontributor Foto

Plunyon, Kab. Slemanoleh Nur Arasyi

INNER FRONT COVER

Cemoro Lawang, TNBTSoleh Nur Arasyi

FEATURED CONTENTS

Gunung Merapioleh Nur Arasyi

MAIN BACK COVER

Kebumen, Jawa Tengaholeh Nur Arasyi

issuu.com/hmgzine

3Selayang Pandang

HMGI 2015/2016

10KONTEN PILIHAN

5

323646apakah itu?

Sekretariat HMGZine 2015/2016Ruang Himpunan Mahasiswa Geofisika Universitas Gadjah Mada

Laboratorium Geofisika FMIPA UGM, BLS Sekip Selatan Unit III, Yogyakarta

MAIN FRONT COVER

Kontributor Foto

Plunyon, Kab. Slemanoleh Nur Arasyi

INNER FRONT COVER

Cemoro Lawang, TNBTSoleh Nur Arasyi

FEATURED CONTENTS

Gunung Merapioleh Nur Arasyi

MAIN BACK COVER

Kebumen, Jawa Tengaholeh Nur Arasyi

issuu.com/hmgzine

3Selayang Pandang

HMGI 2015/2016

10KONTEN PILIHAN

5

323646apakah itu?

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirobbil 'alamiin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan

rahmat dan nikmat kepada kita semua. Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia

melalui tim satuan penugasan majalahnya kembali mempersembahkan buah karya

mahasiswa geofisika Indonesia yang dirangkum dalam majalah edisi keempat ini.

Edisi ini juga menjadi edisi terakhir dalam HMGI periode kepengurusan 2015/2016.

Mudah-mudahan dengan adanya edisi keempat ini dapat menginspirasi

keberlanjutan majalah HMGZine kepada kepengurusan berikutnya.

HMGZine edisi keempat ini mengangkat tema “Bangkit Bersatu” yang

merupakan visi HMGI periode 2015/2016. Majalah edisi keempat dengan tema

tersebut terbit sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh jajaran HMGI Pusat, HMGI

Regional, satgas HMGZine dan seluruh mahasiswa geofisika Indonesia yang telah

bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Semoga

semangat dan kebersamaan yang telah terjalin tetap eksis hingga ke masa-masa

berikutnya.

Akhir kata, kami haturkan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah berkontribusi, dari HAGI, HMGI pusat, HMGI regional, serta tim satuan

penugasan majalah dari seluruh Indonesia. Kritik dan saran dari pembaca adalah

pembangun majalah kita agar lebih baik. Selamat membaca! HMGI Bangkit Bersatu!

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2 3

SALAM REDAKSI

HMGI atau Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia merupakan organisasi yang

menghimpun mahasiswa geofisika se-Indonesia yang didirikan pada Mei 1993. Pada kepengurusan

2015/2016 ini, HMGI memiliki empat divisi dalam strukturnya, antara lain Divisi Internal, Divisi

Eksternal, Divisi Multimedia, dan Divisi Kewirausahaan.

Divisi Eksternal merupakan divisi yang menghubungkan HMGI itu sendiri ke instansi lain, dapat

berupa kerjasama program kerja maupun kerjasama berupa sponsorship. Divisi ini merupakan

cerminan HMGI sendiri kepada dunia luar. Selain sebagai cerminan, divisi ini diharapkan dapat

mengajarkan kita untuk menjadi seseorang yang professional dalam menjalin hubungan ke luar

lembaga, divisi ini juga mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain (public

speaking). Sebagai calon geofisikawan professional hal ini menjadi bekal yang penting yang harus

dipersiapkan. Program dari Divisi Eksternal antara lain Kunjungan HAGI, Geophysics Goes to School,

HMGI Tanggap Bencana, serta Musyawarah dan Seminar Nasional HMGI.

Divisi Internal merupakan divisi yang menghubungkan HMGI Pusat kepada seluruh anggotanya,

yaitu himpunan–himpunan mahasiswa geofisika di seluruh Indonesia. Divisi ini lebih mengurusi

urusan rumah tangga HMGI. Divisi ini dapat memberi kita semua keterampilan dalam membangun

hubungan baik sesama rekan geofisika dan menambah luas pertemanan, wawasan, dan berbagi

pengalaman. Program dari divisi internal antara lain, Pengumpulan Database Anggota HMGI,

Pengumpulan Proposal Guest Lecture dan Sponsorship ke HAGI, Electronic Lecture (yang dalam

pengerjaannya dibantu oleh Divisi Multimedia), HMGI Award, dan Evaluasi Kinerja.

HENDRA GUNA WIJAYAPIMPINAN REDAKSI HMGZINE

Selayang Pandang

HMGI 2015/2016

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirobbil 'alamiin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan

rahmat dan nikmat kepada kita semua. Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia

melalui tim satuan penugasan majalahnya kembali mempersembahkan buah karya

mahasiswa geofisika Indonesia yang dirangkum dalam majalah edisi keempat ini.

Edisi ini juga menjadi edisi terakhir dalam HMGI periode kepengurusan 2015/2016.

Mudah-mudahan dengan adanya edisi keempat ini dapat menginspirasi

keberlanjutan majalah HMGZine kepada kepengurusan berikutnya.

HMGZine edisi keempat ini mengangkat tema “Bangkit Bersatu” yang

merupakan visi HMGI periode 2015/2016. Majalah edisi keempat dengan tema

tersebut terbit sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh jajaran HMGI Pusat, HMGI

Regional, satgas HMGZine dan seluruh mahasiswa geofisika Indonesia yang telah

bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Semoga

semangat dan kebersamaan yang telah terjalin tetap eksis hingga ke masa-masa

berikutnya.

Akhir kata, kami haturkan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah berkontribusi, dari HAGI, HMGI pusat, HMGI regional, serta tim satuan

penugasan majalah dari seluruh Indonesia. Kritik dan saran dari pembaca adalah

pembangun majalah kita agar lebih baik. Selamat membaca! HMGI Bangkit Bersatu!

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2 3

SALAM REDAKSI

HMGI atau Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia merupakan organisasi yang

menghimpun mahasiswa geofisika se-Indonesia yang didirikan pada Mei 1993. Pada kepengurusan

2015/2016 ini, HMGI memiliki empat divisi dalam strukturnya, antara lain Divisi Internal, Divisi

Eksternal, Divisi Multimedia, dan Divisi Kewirausahaan.

Divisi Eksternal merupakan divisi yang menghubungkan HMGI itu sendiri ke instansi lain, dapat

berupa kerjasama program kerja maupun kerjasama berupa sponsorship. Divisi ini merupakan

cerminan HMGI sendiri kepada dunia luar. Selain sebagai cerminan, divisi ini diharapkan dapat

mengajarkan kita untuk menjadi seseorang yang professional dalam menjalin hubungan ke luar

lembaga, divisi ini juga mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain (public

speaking). Sebagai calon geofisikawan professional hal ini menjadi bekal yang penting yang harus

dipersiapkan. Program dari Divisi Eksternal antara lain Kunjungan HAGI, Geophysics Goes to School,

HMGI Tanggap Bencana, serta Musyawarah dan Seminar Nasional HMGI.

Divisi Internal merupakan divisi yang menghubungkan HMGI Pusat kepada seluruh anggotanya,

yaitu himpunan–himpunan mahasiswa geofisika di seluruh Indonesia. Divisi ini lebih mengurusi

urusan rumah tangga HMGI. Divisi ini dapat memberi kita semua keterampilan dalam membangun

hubungan baik sesama rekan geofisika dan menambah luas pertemanan, wawasan, dan berbagi

pengalaman. Program dari divisi internal antara lain, Pengumpulan Database Anggota HMGI,

Pengumpulan Proposal Guest Lecture dan Sponsorship ke HAGI, Electronic Lecture (yang dalam

pengerjaannya dibantu oleh Divisi Multimedia), HMGI Award, dan Evaluasi Kinerja.

HENDRA GUNA WIJAYAPIMPINAN REDAKSI HMGZINE

Selayang Pandang

HMGI 2015/2016

INTEGRASI BERBAGAI SEKTORDALAM EFISIENSI SERTA

PRODUKSI

4 5

Dalam 50 tahun terakhir, masyarakat di seluruh dunia menggunakan fossil fuel sebagai sumber energi

utama dalam memenuhi kebutuhannya baik dari segi energi, transportasi, industri dan sektor lainnya. 20

sampai 30 tahun yang lalu, fossil fuel dinilai sangat ekonomis dan cukup praktis untuk mendapatkannya dimana

produksi akan minyak sedang mengalami masa kejayaannya dengan cerminan produksi minyak dunia sangat

tinggi. Konsumsi minyak terbesar ialah sektor transportasi, dimana berbagai kendaraan baik milik pribadi

ataupun kendaraan umum sebagian besar menggunakan bahan bakar minyak. Keekonomisan dari bahan bakar

minyak ini memicu permasalahan berupa ketergantungan pada masyarakat untuk terus menerus

menggunakan bahan bakar, sementara di lain pihak jumlah kendaraan transportasi selalu meningkat namun

tidak diiringi dengan peningkatan produksi minyak itu sendiri. Oleh karena itu, kelangkaan akan bahan bakar

minyak ini mulai terjadi di sebagian penjuru dunia.

Banyak negara–negara yang cepat tanggap dalam mengatasi permasalahan kelangkaan ini dengan cara

mencari energi alternatif yang lain seperti Iran yang sampai sekarang penggunaan energinya di dominasi oleh

gas dan Jepang yang beralih ke tenaga nuklir dan menciptakan transportasi berupa MAGLEV. Namun, tidak

sedikit negara–negara yang masih menganggap bahan bakar minyak adalah yang paling utama dari sumber–

sumber energi lainnya.

Menurut World Energy Outlook, 2013 kebutuhan minyak dunia sangat dipengaruhi oleh aktivitas

ekonomi sektoral, tingkat efisiensi dari proses transformasi serta tingkat keekonomisan dan ketersediaan energi

alternatif pengganti minyak. Sektor transportasi merupakan sektor pengguna bahan bakar minyak terbesar

yang mencapai 60% kemudian diikuti oleh sektor seperti bahan baku, reduktor, pelumas, pembangkit listrik dan

sebagainya. Oleh karena itu, maka diperlukan budaya efisiensi akan penggunaan bahan bakar minyak dalam

kehidupan sehari–hari misalnya dengan melakukan diversifikasi terhadap jenis energi sehingga energi yang

digunakan lebih beragam dan hal ini dapat mengontrol laju konsumsi bahan bakar minyak terhadap bahan

bakar alternatif selain minyak guna memenuhi kebutuhan energi. Sektor transportasi merupakan konsumen

terbesar bahan bakar minyak bumi maka dari itu adannya suatu gerakan berupa “Using your foot to walk in 5 km”

merupakan suatu gerakan yang berlandaskan penggunaan alat transportasi ramah lingkungan seperti sepeda

dimana jika setiap orang dapat membudayakan hal ini, maka akan terwujud efisiensi yang besar mengenai

penggunaan bahan bakar minyak di sektor transportasi.

Selain kedua usaha di atas, perlu juga dilakukan peningkatan produksi dari minyak itu sendiri misalnya

dengan menggunakan teknik EOR (Enhanced Oil Recovery). Teknik EOR ini berguna untuk meningkatkan

perolehan minyak dari sumur–sumur yang sudah berproduksi namun belum optimum misalnya karena tekanan

yang kurang sehingga minyak tidak dapat naik ke atas. Oleh karena itu, teknik EOR ini merupakan salah satu

solusi dari permasalahan tersebut dimana ada berbagai teknik EOR yang digunakan yaitu berupa thermal fluid

EOR, chemical EOR, microbacteria EOR, inti dari teknik EOR ini ialah membuat minyak yang tadinya berat akan naik

ke atas dengan cara injeksi thermal fluid agar viskositasnya menurun, atau dengan injeksi bacteria yang tahan

terhadap kondisi reservoir (temperatur dan tekanan ) yang akan merubah sifat dari minyak tersebut. Fokus 2sekarang yaitu pada teknik EOR yang menggunakan tekanan dari gas CO yang diinjeksikan. Seperti yang kita

2tahu bahwa gas CO merupakan produk dari hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak dan batu

Divisi Multimedia merupakan divisi yang bergerak dalam semua bidang media

dan penyebaran informasi keluar. Saat ini, HMGI melalui Divisi Multimedia mencoba

membuat terobosan baru dalam hal media organisasi mahasiswa, seperti

pembuatan aplikasi Android HMGI, website e-shopping untuk Kewirausahaan, dan

sebagainya. Program kerja Divisi Multimedia, antara lain: Pengolahan Situs Web

HMGI, Update Media Sosial, Poster Ucapan, dan HMGZine (Majalah HMGI).

Terakhir adalah Divisi Kewirausahaan. Divisi ini merupakan divisi yang erat

dengan bidang keuangan. Adanya Divisi Kewirausahaan ini diharapkan dapat

menanamkan jiwa entrepreneurship kepada kita semua bagaimana mendapatkan

keuntungan dari setiap program usahanya. Program kerja dari divisi kewirausahaan

antara lain Penjualan Merchandise dan Laporan keuangan.

INTEGRASI BERBAGAI SEKTORDALAM EFISIENSI SERTA

PRODUKSI

4 5

Dalam 50 tahun terakhir, masyarakat di seluruh dunia menggunakan fossil fuel sebagai sumber energi

utama dalam memenuhi kebutuhannya baik dari segi energi, transportasi, industri dan sektor lainnya. 20

sampai 30 tahun yang lalu, fossil fuel dinilai sangat ekonomis dan cukup praktis untuk mendapatkannya dimana

produksi akan minyak sedang mengalami masa kejayaannya dengan cerminan produksi minyak dunia sangat

tinggi. Konsumsi minyak terbesar ialah sektor transportasi, dimana berbagai kendaraan baik milik pribadi

ataupun kendaraan umum sebagian besar menggunakan bahan bakar minyak. Keekonomisan dari bahan bakar

minyak ini memicu permasalahan berupa ketergantungan pada masyarakat untuk terus menerus

menggunakan bahan bakar, sementara di lain pihak jumlah kendaraan transportasi selalu meningkat namun

tidak diiringi dengan peningkatan produksi minyak itu sendiri. Oleh karena itu, kelangkaan akan bahan bakar

minyak ini mulai terjadi di sebagian penjuru dunia.

Banyak negara–negara yang cepat tanggap dalam mengatasi permasalahan kelangkaan ini dengan cara

mencari energi alternatif yang lain seperti Iran yang sampai sekarang penggunaan energinya di dominasi oleh

gas dan Jepang yang beralih ke tenaga nuklir dan menciptakan transportasi berupa MAGLEV. Namun, tidak

sedikit negara–negara yang masih menganggap bahan bakar minyak adalah yang paling utama dari sumber–

sumber energi lainnya.

Menurut World Energy Outlook, 2013 kebutuhan minyak dunia sangat dipengaruhi oleh aktivitas

ekonomi sektoral, tingkat efisiensi dari proses transformasi serta tingkat keekonomisan dan ketersediaan energi

alternatif pengganti minyak. Sektor transportasi merupakan sektor pengguna bahan bakar minyak terbesar

yang mencapai 60% kemudian diikuti oleh sektor seperti bahan baku, reduktor, pelumas, pembangkit listrik dan

sebagainya. Oleh karena itu, maka diperlukan budaya efisiensi akan penggunaan bahan bakar minyak dalam

kehidupan sehari–hari misalnya dengan melakukan diversifikasi terhadap jenis energi sehingga energi yang

digunakan lebih beragam dan hal ini dapat mengontrol laju konsumsi bahan bakar minyak terhadap bahan

bakar alternatif selain minyak guna memenuhi kebutuhan energi. Sektor transportasi merupakan konsumen

terbesar bahan bakar minyak bumi maka dari itu adannya suatu gerakan berupa “Using your foot to walk in 5 km”

merupakan suatu gerakan yang berlandaskan penggunaan alat transportasi ramah lingkungan seperti sepeda

dimana jika setiap orang dapat membudayakan hal ini, maka akan terwujud efisiensi yang besar mengenai

penggunaan bahan bakar minyak di sektor transportasi.

Selain kedua usaha di atas, perlu juga dilakukan peningkatan produksi dari minyak itu sendiri misalnya

dengan menggunakan teknik EOR (Enhanced Oil Recovery). Teknik EOR ini berguna untuk meningkatkan

perolehan minyak dari sumur–sumur yang sudah berproduksi namun belum optimum misalnya karena tekanan

yang kurang sehingga minyak tidak dapat naik ke atas. Oleh karena itu, teknik EOR ini merupakan salah satu

solusi dari permasalahan tersebut dimana ada berbagai teknik EOR yang digunakan yaitu berupa thermal fluid

EOR, chemical EOR, microbacteria EOR, inti dari teknik EOR ini ialah membuat minyak yang tadinya berat akan naik

ke atas dengan cara injeksi thermal fluid agar viskositasnya menurun, atau dengan injeksi bacteria yang tahan

terhadap kondisi reservoir (temperatur dan tekanan ) yang akan merubah sifat dari minyak tersebut. Fokus 2sekarang yaitu pada teknik EOR yang menggunakan tekanan dari gas CO yang diinjeksikan. Seperti yang kita

2tahu bahwa gas CO merupakan produk dari hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak dan batu

Divisi Multimedia merupakan divisi yang bergerak dalam semua bidang media

dan penyebaran informasi keluar. Saat ini, HMGI melalui Divisi Multimedia mencoba

membuat terobosan baru dalam hal media organisasi mahasiswa, seperti

pembuatan aplikasi Android HMGI, website e-shopping untuk Kewirausahaan, dan

sebagainya. Program kerja Divisi Multimedia, antara lain: Pengolahan Situs Web

HMGI, Update Media Sosial, Poster Ucapan, dan HMGZine (Majalah HMGI).

Terakhir adalah Divisi Kewirausahaan. Divisi ini merupakan divisi yang erat

dengan bidang keuangan. Adanya Divisi Kewirausahaan ini diharapkan dapat

menanamkan jiwa entrepreneurship kepada kita semua bagaimana mendapatkan

keuntungan dari setiap program usahanya. Program kerja dari divisi kewirausahaan

antara lain Penjualan Merchandise dan Laporan keuangan.

6 7

2bara. Gas CO yang sudah di-capture ini akan diinjeksikan ke sumur yang cocok terhadap 2penambahan tekanan CO ini, sehingga sebelum melakukan injeksi dilakukan studi geologi,

geofisika dan reservoir terlebih dahulu untuk mengurangi resiko kebocoran. Efek dari EOR ini

akan menambah angka produksi dari minyak itu sendiri sampai nantinya akan dapat

mengimbangi konsumsi minyak dunia dengan syarat usaha–usaha penggunaan energi

alternatif pengganti minyak berjalan selaras.

Usaha berikutnya ialah datang dari kebijakan pemerintah, yaitu diterapkannya Carbon

Tax sesuai dengan emisi yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar minyak tersebut 2dikarenakan dampak yang ditimbulkan berupa akumulasi CO di atmosfer. Disini sektor

energi juga dapat berperan dalam hal Carbon Capture and Storage (CCS), yaitu penangkapan 2gas CO dan diinjeksikan ke bawah permukaan bumi. Peran dari sektor yang berkaitan

2sangatlah penting yaitu mencari tempat jebakan yang dapat memerangkap CO yang di

injeksikan ke bawah permukaan dalam waktu yang lama. Norwegia merupakan salah satu

negara yang menjadikan Carbon Capture and Storage (CCS) ini secara komersial yaitu industri 2 2yang mengeluarkan emisi CO harus membayar CO yang dikeluarkan agar dilakukan CCS.

2Norwegia sendiri memiliki kondisi alam dan tektonik yang mendukung untuk menjebak CO

yang di injeksikan dalam waktu yang lama. Dengan adanya kebijakan Carbon Tax dan Carbon

Capture and Storage (CCS) ini diharapkan para konsumer bahan bakar minyak dapat

menggunakan minyak secara efisien sesuai dengan kebutuhan.

M. HIDAYATTEKNIK GEOFISIKA - ITB

Usaha berikutnya yaitu mulai beralih pada alat transportasi berbasis teknologi seperti

dibuatnya transportasi–transportasi ramah lingkungan dengan cara inovasi bahan bakar

misalnya menggunakan biogas atau biomassa bahkan menggunakan superkonduktor

seperti halnya MAGLEV yang sudah digunakan di Jepang. Meskipun peralihan dari segi

teknologi ini tidak akan berjalan cepat namun sudah mulai dibuat inovasi untuk masa

mendatang baik berupa riset atau percobaan–percobaan yang didukung oleh banyak

masyarakat.

Usaha efisiensi dari bahan bakar minyak ini dapat berjalan optimum jika didukung

dengan berkembangnya energi alternatif pengganti bahan bakar minyak sehingga ketika

usaha efisiensi di atas berjalan dan penggunaan energi alternatif mulai diterapkan,

penyelesaian dari permasalahan energi ini terutama bahan bakar minyak dapat terselesaikan

dalam berbagai aspek yaitu berkurangnya kelangkaan energi, dampak lingkungan yang

membaik, budaya sehat dari masyarakat, serta bijak dalam menggunakan energi sesuai

dengan kebutuhan.

GUNUNG IJEN

Gunung Ijen adalah gunungapi yang berada di Banyuwangi, Jawa Timur dengan keindahan alam

yang langka berupa fenomena api biru atau dikenal dengan sebutan “Blue Fire”. Fenomena blue fire

atau api biru di dunia hanya terjadi di dua tempat yaitu Islandia dan Kawah Ijen. Banyak yang

berpendapat bahwa api biru Kawah Ijen berasal dari lava itu sendiri, tetapi api biru Kawah Ijen selalu

disertai dengan bau tidak sedap, hal ini membutuhkan jawaban ilmiah dalam pemecahannya.

Gunung Ijen adalah gunung api aktif dengan kekayaan belerang yang melimpah. Berdasarkan

sudut pandang geologi, kompleks solfatara Gunung Ijen berada di sebelah tenggara yang merupakan

dinding danau Kawah Ijen. Batuan yang berada di daerah solfatara Kawah Ijen telah teralterasi secara

intensif dengan dominasi warna putih sampai kuning. Gas solfatara daerah Kawah Ijen dapat

mencapai 200°C dengan rumus kimia yaitu H S. Gas hidrogen sulfida tergolong gas berbahaya karena

gas hidrogen sulfida dapat menunjukkan fenomena ledakan dan sangat beracun serta mudah

terbakar. Gas belerang memiliki titik lebur yaitu -82°C dan titik didih -60°C. Fenomena gas belerang

yang berasal dari solfatara tergolong menakjubkan. Di samping kapasitas gas belerang yang

melimpah, suhu udara di daerah Kawah Ijen dapat mencapai 360°C, sehingga gas belerang bisa saja

terbakar di udara. Jika gas belerang dibakar maka pembakaran gas belerang akan menunjukkan

fenomena api berwarna biru yang selanjutnya SO dan H O akan terbentuk. Sesuai dengan reaksi

kesetimbangan kimia, reaksi pembakaran gas H S akan memberikan efek api berwarna biru atau

dikenal dengan sebutan blue fire. Sebelumnya, kehadiran gas belerang dapat diprediksi dari

keberadaan sejumlah struktur patahan yang berada di sekitar dinding danau. Solfatara diprediksi

berasal dari struktur patahan yang ada di sekitar Kawah Ijen.

Pendapat sebagian orang tentang fenomena blue fire karena efek pembakaran pada temperatur

yang sangat tinggi. Berdasarkan spektrum warna, fenomena api biru lebih panas jika dibandingkan

dengan api berwarna merah. Pada saat pembakaran, api berwarna merah menunjukkan posisi yang

berada di bagian paling luar sehingga menunjukkan posisi yang paling luar, sedangkan api berwarna

biru berada di posisi bagian dalam. Hal ini merupakan fenomena yang normal, hasil penelitian tentang

warna api menunjukkan bahwa api merah memiliki suhu di bawah 1000°C dan api berwarna biru

memiliki suhu di bawah 2000°C. Namun api biru dapat dilihat di siang hari, berbeda dengan api biru di

Gunung Ijen yakni api biru hanya dapat dilihat di malam hari, sehingga ada penyebab lain fenomena

api biru ini. Berdasarkan keberadaan solfatara Gunung Ijen, gas belerang dapat tercium di sekitar

daerah blue fire, sehingga kemungkinan terbesar adalah api membakar gas solfatara pada titik

bakarnya sehingga muncul fenomena blue fire.

Jadi, fenomena api biru Gunung Ijen merupakan pembakaran gas belerang pada titik bakarnya

dengan kapasitas melimpah dan suhu udara yang tinggi. Pembakaran gas belerang hanya dapat

dilihat pada malam hari karena api pembakarnya memiliki suhu di bawah 1000°C. Sungguh indah

pesona Indonesia lengkap dengan berkah yang dapat diambil, tak lupa bahaya yang mesti diwaspadai.

SUHENDRA VEBRIANTOGEOFISIKA - UB

M. ALI IMRAN Z. GEOFISIKA UNIVERSITAS GADJAH MADA

2

2 2

2

6 7

2bara. Gas CO yang sudah di-capture ini akan diinjeksikan ke sumur yang cocok terhadap 2penambahan tekanan CO ini, sehingga sebelum melakukan injeksi dilakukan studi geologi,

geofisika dan reservoir terlebih dahulu untuk mengurangi resiko kebocoran. Efek dari EOR ini

akan menambah angka produksi dari minyak itu sendiri sampai nantinya akan dapat

mengimbangi konsumsi minyak dunia dengan syarat usaha–usaha penggunaan energi

alternatif pengganti minyak berjalan selaras.

Usaha berikutnya ialah datang dari kebijakan pemerintah, yaitu diterapkannya Carbon

Tax sesuai dengan emisi yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar minyak tersebut 2dikarenakan dampak yang ditimbulkan berupa akumulasi CO di atmosfer. Disini sektor

energi juga dapat berperan dalam hal Carbon Capture and Storage (CCS), yaitu penangkapan 2gas CO dan diinjeksikan ke bawah permukaan bumi. Peran dari sektor yang berkaitan

2sangatlah penting yaitu mencari tempat jebakan yang dapat memerangkap CO yang di

injeksikan ke bawah permukaan dalam waktu yang lama. Norwegia merupakan salah satu

negara yang menjadikan Carbon Capture and Storage (CCS) ini secara komersial yaitu industri 2 2yang mengeluarkan emisi CO harus membayar CO yang dikeluarkan agar dilakukan CCS.

2Norwegia sendiri memiliki kondisi alam dan tektonik yang mendukung untuk menjebak CO

yang di injeksikan dalam waktu yang lama. Dengan adanya kebijakan Carbon Tax dan Carbon

Capture and Storage (CCS) ini diharapkan para konsumer bahan bakar minyak dapat

menggunakan minyak secara efisien sesuai dengan kebutuhan.

M. HIDAYATTEKNIK GEOFISIKA - ITB

Usaha berikutnya yaitu mulai beralih pada alat transportasi berbasis teknologi seperti

dibuatnya transportasi–transportasi ramah lingkungan dengan cara inovasi bahan bakar

misalnya menggunakan biogas atau biomassa bahkan menggunakan superkonduktor

seperti halnya MAGLEV yang sudah digunakan di Jepang. Meskipun peralihan dari segi

teknologi ini tidak akan berjalan cepat namun sudah mulai dibuat inovasi untuk masa

mendatang baik berupa riset atau percobaan–percobaan yang didukung oleh banyak

masyarakat.

Usaha efisiensi dari bahan bakar minyak ini dapat berjalan optimum jika didukung

dengan berkembangnya energi alternatif pengganti bahan bakar minyak sehingga ketika

usaha efisiensi di atas berjalan dan penggunaan energi alternatif mulai diterapkan,

penyelesaian dari permasalahan energi ini terutama bahan bakar minyak dapat terselesaikan

dalam berbagai aspek yaitu berkurangnya kelangkaan energi, dampak lingkungan yang

membaik, budaya sehat dari masyarakat, serta bijak dalam menggunakan energi sesuai

dengan kebutuhan.

GUNUNG IJEN

Gunung Ijen adalah gunungapi yang berada di Banyuwangi, Jawa Timur dengan keindahan alam

yang langka berupa fenomena api biru atau dikenal dengan sebutan “Blue Fire”. Fenomena blue fire

atau api biru di dunia hanya terjadi di dua tempat yaitu Islandia dan Kawah Ijen. Banyak yang

berpendapat bahwa api biru Kawah Ijen berasal dari lava itu sendiri, tetapi api biru Kawah Ijen selalu

disertai dengan bau tidak sedap, hal ini membutuhkan jawaban ilmiah dalam pemecahannya.

Gunung Ijen adalah gunung api aktif dengan kekayaan belerang yang melimpah. Berdasarkan

sudut pandang geologi, kompleks solfatara Gunung Ijen berada di sebelah tenggara yang merupakan

dinding danau Kawah Ijen. Batuan yang berada di daerah solfatara Kawah Ijen telah teralterasi secara

intensif dengan dominasi warna putih sampai kuning. Gas solfatara daerah Kawah Ijen dapat

mencapai 200°C dengan rumus kimia yaitu H S. Gas hidrogen sulfida tergolong gas berbahaya karena

gas hidrogen sulfida dapat menunjukkan fenomena ledakan dan sangat beracun serta mudah

terbakar. Gas belerang memiliki titik lebur yaitu -82°C dan titik didih -60°C. Fenomena gas belerang

yang berasal dari solfatara tergolong menakjubkan. Di samping kapasitas gas belerang yang

melimpah, suhu udara di daerah Kawah Ijen dapat mencapai 360°C, sehingga gas belerang bisa saja

terbakar di udara. Jika gas belerang dibakar maka pembakaran gas belerang akan menunjukkan

fenomena api berwarna biru yang selanjutnya SO dan H O akan terbentuk. Sesuai dengan reaksi

kesetimbangan kimia, reaksi pembakaran gas H S akan memberikan efek api berwarna biru atau

dikenal dengan sebutan blue fire. Sebelumnya, kehadiran gas belerang dapat diprediksi dari

keberadaan sejumlah struktur patahan yang berada di sekitar dinding danau. Solfatara diprediksi

berasal dari struktur patahan yang ada di sekitar Kawah Ijen.

Pendapat sebagian orang tentang fenomena blue fire karena efek pembakaran pada temperatur

yang sangat tinggi. Berdasarkan spektrum warna, fenomena api biru lebih panas jika dibandingkan

dengan api berwarna merah. Pada saat pembakaran, api berwarna merah menunjukkan posisi yang

berada di bagian paling luar sehingga menunjukkan posisi yang paling luar, sedangkan api berwarna

biru berada di posisi bagian dalam. Hal ini merupakan fenomena yang normal, hasil penelitian tentang

warna api menunjukkan bahwa api merah memiliki suhu di bawah 1000°C dan api berwarna biru

memiliki suhu di bawah 2000°C. Namun api biru dapat dilihat di siang hari, berbeda dengan api biru di

Gunung Ijen yakni api biru hanya dapat dilihat di malam hari, sehingga ada penyebab lain fenomena

api biru ini. Berdasarkan keberadaan solfatara Gunung Ijen, gas belerang dapat tercium di sekitar

daerah blue fire, sehingga kemungkinan terbesar adalah api membakar gas solfatara pada titik

bakarnya sehingga muncul fenomena blue fire.

Jadi, fenomena api biru Gunung Ijen merupakan pembakaran gas belerang pada titik bakarnya

dengan kapasitas melimpah dan suhu udara yang tinggi. Pembakaran gas belerang hanya dapat

dilihat pada malam hari karena api pembakarnya memiliki suhu di bawah 1000°C. Sungguh indah

pesona Indonesia lengkap dengan berkah yang dapat diambil, tak lupa bahaya yang mesti diwaspadai.

SUHENDRA VEBRIANTOGEOFISIKA - UB

M. ALI IMRAN Z. GEOFISIKA UNIVERSITAS GADJAH MADA

2

2 2

2

Gunung BatokTaman Nasional Bromo-Tengger-Semeru

NUR ARASYI T. GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

Gunung BatokTaman Nasional Bromo-Tengger-Semeru

NUR ARASYI T. GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

10 11

Roadshow Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia merupakan salah satu program kerja HMGI Pusat yang bertujuan untuk memperkenalkan HMGI lebih jauh kepada mahasiswa-mahasiswa geofisika baik yang telah tergabung dalam anggota HMGI atau yang akan bergabung menjadi anggota HMGI. Di dalam acara roadshow ini, HMGI menjelaskan berbagai macam program kerja selama satu tahun kepengurusan, sistem keanggotaan, benefit menjadi anggota dan pengurus HMGI, serta atribut apa saja yang di sediakan oleh HMGI. Selain itu, dalam satu rangkaian roadshow ini pula himpunan berkesempatan untuk memperkenalkan kepada kami mengenai program kerja, bidang geofisika yang dipelajari, dan kendala dalam organisasinya. Sasaran dari Roadshow HMGI adalah semua angkatan. Mengapa demikian? Karena bukan saja angkatan yang sedang mengurus himpunan tetapi bahkan sampai angkatan yang paling muda juga diharapkan sudah memiliki pengetahuan mengenai HMGI itu sendiri. Selain untuk menarik minat bergabung menjadi HMGI, arti “melebarkan sayap“ adalah agar dapat menanamkan rasa cinta dan memiliki HMGI.

Pada pelaksanaannya kami melakukan roadshow sebanyak enam tempat berbeda seperti Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Universitas Brawijaya Malang, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Islam Negeri Jakarta dan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Tentunya selama perjalan roadshow ini banyak meninggalkan cerita menarik dan unik untuk masing-masing lokasi. Selain bertemu dengan rekan-rekan geofisika lainnya, ternyata masing-masing universitas mempunyai ciri khas tersendiri.

Dimulai pada 2 bulan di awal kepengurusan HMGI periode saat ini, pada 4 April 2015 kami melaksanakan roadshow ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). UNY sendiri merupakan bagian dari HMGI Regional 3 yaitu Yogyakarta dan Jawa Tengah. Geofisika di UNY sendiri baru terbentuk di tahun 2015 dan mahasiswanya terhimpun dalam Geophysics Study Club yang masih dibawah Himpunan Mahasiswa Fisika. Meskipun masih tergolong baru, tetapi semangatnya dapat kami rasakan, yaitu semangat “Sang Pelopor”. Selama ini yang sama-sama kita ketahui adalah himpunan yang langsung terbentuk, tetapi dibalik itu semua untuk memperjuangkan sesuatu yang baru perlu pengorbanan dan keinginan yang kuat. Cerita itu yang kami dapatkan di anggota muda kami di HMGI.

Kemudian pada tanggal 2 Oktober 2015 kami dibantu rekan-rekan dari Universitas Hasanudin melakukan roadshow ke UIN Alauddin Makassar di HMGI Regional 5 (Indonesia bagian timur). UIN Alauddin sendiri belum menjadi anggota kami tetapi sudah memiliki peminatan geofisika. Oleh karena itu, kami memperkenalkan HMGI dan hal utamanya adalah keuntungan apabila bergabung dengan HMGI. Antusias yang besar dari UIN Alauddin memberikan kami tenaga baru untuk tetap semangat dalam memperluas sayap HMGI pastinya. Apabila tidak ada halangan yang berarti, tahun ini UIN Alauddin akan diangkat menjadi Anggota HMGI di Musyawarah HMGI 2016 pada bulan Maret.

HMGI Bangkit BersatuROADSHOW

Dari Makassar kita pindah ke daerah penghasil apel terkenal di pulau Jawa. Yap! Malang jawabannya. Tepatnya pada tanggal 11 Oktober 2015 kami melakukan Roadshow HMGI ke Universitas Brawijaya (UB) Malang. UB sendiri merupakan anggota HMGI yang tergabung pada HMGI regional 4 yaitu wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara. Sesampainya disana kami disambut Dessy Lutfiani P. selaku Ketua Ikatan Mahasiswa Geofisika UB pada saat itu. Kami melaksanakan roadshow pada dua tempat berbeda pada saat itu karena di UB sendiri sedang melaksanakan ospek jurusan dan melaksanakan course secara bersamaan. Pada acara ospek jurusan kami bertemu dengan angkatan baru yaitu 2015 dan pada acara course kami bertemu dengan Geofisika UB dari angkatan 2014-2010. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan oleh rekan-rekan mahasiswa baru di sini mengenai prospek geofisika dan keunggulan dari HMGI yang pada presentasi bersamaan kami di sandingkan dengan organisasi-organisasi tingkat universitas di Universitas Brawijaya.

Tidak jauh dari Kota Malang, masih di Regional 4, kami melakukan roadshow di ibukota provinsi paling timur di Pulau Jawa yaitu Surabaya. Bertepatan pada tanggal 24 Oktober 2015, kami mengunjungi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Roadshow ini awalnya tidak kami rencanakan mengingat tahun lalu sudah dilaksanakan hal serupa di ITS, tetapi karena ada kunjungan divisi Kewirausahaan HMGI kepada anggotanya di ITS, jadi kami berpikir untuk sekaligus memperkenalkan lagi HMGI kepada mahasiswa baru disana. Bersama dengan rekan-rekan Regional 4 kami disambut baik oleh Moch. Fauzan Dwiharto selaku Ketua Ikatan Teknik Geofisika ITS dan 60 orang mahasiswa baru yang mengikuti acara Roadshow HMGI. Antusias yang kami rasakan dahulu kembali terulang di Kota Surabaya ini.

Selanjutnya kita berpindah ke kota besar Regional 2 HMGI yaitu Jakarta. Pada tanggal 21 November 2015 kami bersama dengan pengurus Regional 2 melaksanakan roadshow ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. UIN Jakarta merupakan anggota muda di HMGI dengan usia himpunannya yang masih tergolong muda yaitu dua tahun dengan jumlah mahasiswa geofisika sebanyak 20 orang untuk tiap angkatannya. Tetapi hal tersebut juga tidak mengurangi semangat HMGF untuk tetap bangkit yang saat ini dibawah kepemimpinan Dimas Gondhokusumo. Jika diberi kesempatan maka pada Musyawarah Nasional HMGI 2016, UIN Jakarta akan diangkat menjadi anggota penuh HMGI.

10 11

Roadshow Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia merupakan salah satu program kerja HMGI Pusat yang bertujuan untuk memperkenalkan HMGI lebih jauh kepada mahasiswa-mahasiswa geofisika baik yang telah tergabung dalam anggota HMGI atau yang akan bergabung menjadi anggota HMGI. Di dalam acara roadshow ini, HMGI menjelaskan berbagai macam program kerja selama satu tahun kepengurusan, sistem keanggotaan, benefit menjadi anggota dan pengurus HMGI, serta atribut apa saja yang di sediakan oleh HMGI. Selain itu, dalam satu rangkaian roadshow ini pula himpunan berkesempatan untuk memperkenalkan kepada kami mengenai program kerja, bidang geofisika yang dipelajari, dan kendala dalam organisasinya. Sasaran dari Roadshow HMGI adalah semua angkatan. Mengapa demikian? Karena bukan saja angkatan yang sedang mengurus himpunan tetapi bahkan sampai angkatan yang paling muda juga diharapkan sudah memiliki pengetahuan mengenai HMGI itu sendiri. Selain untuk menarik minat bergabung menjadi HMGI, arti “melebarkan sayap“ adalah agar dapat menanamkan rasa cinta dan memiliki HMGI.

Pada pelaksanaannya kami melakukan roadshow sebanyak enam tempat berbeda seperti Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Universitas Brawijaya Malang, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Islam Negeri Jakarta dan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Tentunya selama perjalan roadshow ini banyak meninggalkan cerita menarik dan unik untuk masing-masing lokasi. Selain bertemu dengan rekan-rekan geofisika lainnya, ternyata masing-masing universitas mempunyai ciri khas tersendiri.

Dimulai pada 2 bulan di awal kepengurusan HMGI periode saat ini, pada 4 April 2015 kami melaksanakan roadshow ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). UNY sendiri merupakan bagian dari HMGI Regional 3 yaitu Yogyakarta dan Jawa Tengah. Geofisika di UNY sendiri baru terbentuk di tahun 2015 dan mahasiswanya terhimpun dalam Geophysics Study Club yang masih dibawah Himpunan Mahasiswa Fisika. Meskipun masih tergolong baru, tetapi semangatnya dapat kami rasakan, yaitu semangat “Sang Pelopor”. Selama ini yang sama-sama kita ketahui adalah himpunan yang langsung terbentuk, tetapi dibalik itu semua untuk memperjuangkan sesuatu yang baru perlu pengorbanan dan keinginan yang kuat. Cerita itu yang kami dapatkan di anggota muda kami di HMGI.

Kemudian pada tanggal 2 Oktober 2015 kami dibantu rekan-rekan dari Universitas Hasanudin melakukan roadshow ke UIN Alauddin Makassar di HMGI Regional 5 (Indonesia bagian timur). UIN Alauddin sendiri belum menjadi anggota kami tetapi sudah memiliki peminatan geofisika. Oleh karena itu, kami memperkenalkan HMGI dan hal utamanya adalah keuntungan apabila bergabung dengan HMGI. Antusias yang besar dari UIN Alauddin memberikan kami tenaga baru untuk tetap semangat dalam memperluas sayap HMGI pastinya. Apabila tidak ada halangan yang berarti, tahun ini UIN Alauddin akan diangkat menjadi Anggota HMGI di Musyawarah HMGI 2016 pada bulan Maret.

HMGI Bangkit BersatuROADSHOW

Dari Makassar kita pindah ke daerah penghasil apel terkenal di pulau Jawa. Yap! Malang jawabannya. Tepatnya pada tanggal 11 Oktober 2015 kami melakukan Roadshow HMGI ke Universitas Brawijaya (UB) Malang. UB sendiri merupakan anggota HMGI yang tergabung pada HMGI regional 4 yaitu wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara. Sesampainya disana kami disambut Dessy Lutfiani P. selaku Ketua Ikatan Mahasiswa Geofisika UB pada saat itu. Kami melaksanakan roadshow pada dua tempat berbeda pada saat itu karena di UB sendiri sedang melaksanakan ospek jurusan dan melaksanakan course secara bersamaan. Pada acara ospek jurusan kami bertemu dengan angkatan baru yaitu 2015 dan pada acara course kami bertemu dengan Geofisika UB dari angkatan 2014-2010. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan oleh rekan-rekan mahasiswa baru di sini mengenai prospek geofisika dan keunggulan dari HMGI yang pada presentasi bersamaan kami di sandingkan dengan organisasi-organisasi tingkat universitas di Universitas Brawijaya.

Tidak jauh dari Kota Malang, masih di Regional 4, kami melakukan roadshow di ibukota provinsi paling timur di Pulau Jawa yaitu Surabaya. Bertepatan pada tanggal 24 Oktober 2015, kami mengunjungi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Roadshow ini awalnya tidak kami rencanakan mengingat tahun lalu sudah dilaksanakan hal serupa di ITS, tetapi karena ada kunjungan divisi Kewirausahaan HMGI kepada anggotanya di ITS, jadi kami berpikir untuk sekaligus memperkenalkan lagi HMGI kepada mahasiswa baru disana. Bersama dengan rekan-rekan Regional 4 kami disambut baik oleh Moch. Fauzan Dwiharto selaku Ketua Ikatan Teknik Geofisika ITS dan 60 orang mahasiswa baru yang mengikuti acara Roadshow HMGI. Antusias yang kami rasakan dahulu kembali terulang di Kota Surabaya ini.

Selanjutnya kita berpindah ke kota besar Regional 2 HMGI yaitu Jakarta. Pada tanggal 21 November 2015 kami bersama dengan pengurus Regional 2 melaksanakan roadshow ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. UIN Jakarta merupakan anggota muda di HMGI dengan usia himpunannya yang masih tergolong muda yaitu dua tahun dengan jumlah mahasiswa geofisika sebanyak 20 orang untuk tiap angkatannya. Tetapi hal tersebut juga tidak mengurangi semangat HMGF untuk tetap bangkit yang saat ini dibawah kepemimpinan Dimas Gondhokusumo. Jika diberi kesempatan maka pada Musyawarah Nasional HMGI 2016, UIN Jakarta akan diangkat menjadi anggota penuh HMGI.

12 13

Masih di Regional 2 yaitu Jakarta dan Jawa Barat, pada kepengurusan tahun

2015/2016 kami melakukan roadshow terakhir ke Sekolah Tinggi Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika pada tanggal 28 November 2015. Satu-satunya sekolah

ikatan dinas di bidang geofisika. Berbeda dengan roadshow sebelumnya, Kami

disambut suasana kampus yang sangat menjunjung tinggi kedisplinan seperti

menghormati senior, berpakaian dan berpenampilan rapi, menjaga kewibawaan

serta tepat waktu sesuai aturan yang berlaku. Mahasiswa geofisika di STMKG ini

terhimpun dalam Ikatan Taruna Geofisika yang pada saat itu diketuai oleh Musa

Julius, kami diberi kesempatan untuk memperkenalkan HMGI kepada angkatan 2015,

2014, dan 2012. Geofisika meliputi kegempaan dan geofisika terapan untuk

masyarakat menjadi hal-hal yang dipelajari di STMKG ini, dari sinilah kami mendapat

banyak pengetahuan dan masukan bahwa geofisika bukan hanya mengenai

perminyakan dan pertambangan saja.Pada awalnya roadshow HMGI merupakan program kerja, tetapi yang kami

rasakan adalah lebih dari itu. Banyak hal-hal baru yang sebenarnya tidak kita

dapatkan jika kita hanya berdiam diri di kampus, hal yang memberi pemahaman

baru tentang geofisika secara akademis maupun organisasinya. Bertemu dengan

banyak orang dengan kultur yang berbeda atau bahkan peraturan kampus yang

berbeda-beda menambah rasa kekeluargaan kami di Himpunan Mahasiswa

Geofisika Indonesia ini. Semoga silaturahmi ini tidak pernah terhenti sampai disini.

Terima kasih untuk roadshow yang sangat meriah di tahun ini, semoga tidak pernah

padam. Tidak pernah padam untuk mencintai HMGI dan akan tetap berkobar rasa

memiliki HMGI.Salam HMGI Bangkit Bersatu.

RAYSITA GALUH DWI JAYANTIHMGI PUSAT

MASIH AKTIF?

Sesar Cimandiri? Mungkin banyak di antara kita yang belum mengenal salah satu sesar yang paling berpotensi merusak di Jawa Barat. Terdapat tiga sesar yang

diketahui memiliki potensi bahaya paling besar di wilayah Jawa Barat, yaitu: Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, dan Sesar Baribis. Ketiga jenis sesar ini, -yang entah

bagaimana membentuk suatu sistem sesar yang saling berhubungan. Berdasarkan kajian Peta Geologi Regional Jawa, terdapat sesar-sesar besar dengan pola atau

arah yang khas. Sesar Cimandiri masuk ke dalam Pola Meratus yang berarah barat daya-timur laut dan terletak di bagian selatan Jawa Barat. Sesar Lembang masuk ke dalam Pola Jawa yang berarah barat-timur yang juga terletak di bagian tengah

Jawa Barat. Sedangkan Sesar Baribis masuk ke dalam Pola Sumatera yang berarah barat laut-tenggara. Sesar Cimandiri merupakan sesar yang paling tua, usianya berupa Kapur yang membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu menerus ke

timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat-Rajamandala, G. Tangkuban Perahu, dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang (Ibrahim dkk., 2010).

Gambar 1. Tiga sesar aktif yang berada di Jawa Barat (Abidin dkk., 2009)

Pulau Jawa merupakan bagian dari satuan seismotektonik busur sangat aktif

dan busur aktif. Tektonik regional wilayah Jawa dikontrol oleh tektonik tunjaman

selatan Jawa. Lajur subduksi Jawa merupakan lajur tempat lempeng Indo-Australia

bergerak ke arah utara dan menunjam ke bawah lempeng Eurasia yang relatif

bergerak ke arah selatan. Pergerakan lempeng ini sangat mempengaruhi aktivitas

tektonik di Pulau Jawa. Akibat tunjaman tersebut, terbentuk struktur-struktur geologi

regional di wilayah daratan Jawa. Struktur tersebut dapat diamati di daratan Jawa

12 13

Masih di Regional 2 yaitu Jakarta dan Jawa Barat, pada kepengurusan tahun

2015/2016 kami melakukan roadshow terakhir ke Sekolah Tinggi Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika pada tanggal 28 November 2015. Satu-satunya sekolah

ikatan dinas di bidang geofisika. Berbeda dengan roadshow sebelumnya, Kami

disambut suasana kampus yang sangat menjunjung tinggi kedisplinan seperti

menghormati senior, berpakaian dan berpenampilan rapi, menjaga kewibawaan

serta tepat waktu sesuai aturan yang berlaku. Mahasiswa geofisika di STMKG ini

terhimpun dalam Ikatan Taruna Geofisika yang pada saat itu diketuai oleh Musa

Julius, kami diberi kesempatan untuk memperkenalkan HMGI kepada angkatan 2015,

2014, dan 2012. Geofisika meliputi kegempaan dan geofisika terapan untuk

masyarakat menjadi hal-hal yang dipelajari di STMKG ini, dari sinilah kami mendapat

banyak pengetahuan dan masukan bahwa geofisika bukan hanya mengenai

perminyakan dan pertambangan saja.Pada awalnya roadshow HMGI merupakan program kerja, tetapi yang kami

rasakan adalah lebih dari itu. Banyak hal-hal baru yang sebenarnya tidak kita

dapatkan jika kita hanya berdiam diri di kampus, hal yang memberi pemahaman

baru tentang geofisika secara akademis maupun organisasinya. Bertemu dengan

banyak orang dengan kultur yang berbeda atau bahkan peraturan kampus yang

berbeda-beda menambah rasa kekeluargaan kami di Himpunan Mahasiswa

Geofisika Indonesia ini. Semoga silaturahmi ini tidak pernah terhenti sampai disini.

Terima kasih untuk roadshow yang sangat meriah di tahun ini, semoga tidak pernah

padam. Tidak pernah padam untuk mencintai HMGI dan akan tetap berkobar rasa

memiliki HMGI.Salam HMGI Bangkit Bersatu.

RAYSITA GALUH DWI JAYANTIHMGI PUSAT

MASIH AKTIF?

Sesar Cimandiri? Mungkin banyak di antara kita yang belum mengenal salah satu sesar yang paling berpotensi merusak di Jawa Barat. Terdapat tiga sesar yang

diketahui memiliki potensi bahaya paling besar di wilayah Jawa Barat, yaitu: Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, dan Sesar Baribis. Ketiga jenis sesar ini, -yang entah

bagaimana membentuk suatu sistem sesar yang saling berhubungan. Berdasarkan kajian Peta Geologi Regional Jawa, terdapat sesar-sesar besar dengan pola atau

arah yang khas. Sesar Cimandiri masuk ke dalam Pola Meratus yang berarah barat daya-timur laut dan terletak di bagian selatan Jawa Barat. Sesar Lembang masuk ke dalam Pola Jawa yang berarah barat-timur yang juga terletak di bagian tengah

Jawa Barat. Sedangkan Sesar Baribis masuk ke dalam Pola Sumatera yang berarah barat laut-tenggara. Sesar Cimandiri merupakan sesar yang paling tua, usianya berupa Kapur yang membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu menerus ke

timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat-Rajamandala, G. Tangkuban Perahu, dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang (Ibrahim dkk., 2010).

Gambar 1. Tiga sesar aktif yang berada di Jawa Barat (Abidin dkk., 2009)

Pulau Jawa merupakan bagian dari satuan seismotektonik busur sangat aktif

dan busur aktif. Tektonik regional wilayah Jawa dikontrol oleh tektonik tunjaman

selatan Jawa. Lajur subduksi Jawa merupakan lajur tempat lempeng Indo-Australia

bergerak ke arah utara dan menunjam ke bawah lempeng Eurasia yang relatif

bergerak ke arah selatan. Pergerakan lempeng ini sangat mempengaruhi aktivitas

tektonik di Pulau Jawa. Akibat tunjaman tersebut, terbentuk struktur-struktur geologi

regional di wilayah daratan Jawa. Struktur tersebut dapat diamati di daratan Jawa

14 15

bagian barat hingga Jawa bagian timur,

diantaranya Sesar Banten, Sesar

Cimandiri, Sesar Citarik, Sesar Baribis,

Sesar Citanduy, Sesar Bumiayu, Sesar

Kebumen-Semarang-Jepara, Sesar

Lasem, Sesar Rawapening, Sesar Opak,

Sesar Pacitan, Sesar Wonogiri, Sesar

Pasuruan, dan Sesar Jember. Struktur-

struktur geologi berupa sesar ini tidak

hanya menyimpan potensi bahaya yang

patut diwaspadai, tetapi juga sebagai

pelaku utama yang mengontrol aktivitas

magmatisme/vulkanisme di Pulau Jawa, -

meskipun telah kita ketahui bahwa

aktivitas vulkanisme di Pulau Jawa juga

selalu berhubungan dengan aktivitas

tumbukan lempeng (Soeria-Atmadja et

al., 1994).Sesar Cimandiri, merupakan sesar

aktif yang berada di wilayah selatan Jawa

Barat, tepatnya berada di Sukabumi

selatan. Gaya utama yang memicu

aktivitas Sesar Cimandiri adalah gaya

tekan yang timbul dari proses subduksi

lempeng Indo-Australia yang menunjam

ke bawah lempeng Eurasia. Kecepatan

relatif subduksi lempeng Indo-Australia

adalah sekitar 70 mm/tahun dalam arah

NNE. Subduksi ini memberikan tegangan

tektonik pada kawasan fore-arc di lepas

pantai juga daratan Pulau Jawa,

termasuk pada Sesar Cimandiri. Energi

yang terakumulasi pada suatu kawasan

dapat berubah menjadi energi gempa

bumi pada saat kondisi maximum

threshold nya telah terlewati. Sesar

Cimandiri bertanggung jawab terhadap

serangkaian peristiwa gempa bumi yang

pernah mengguncang wilayah Jawa

Barat, diantaranya adalah sebagai

berikut: gempa Pelabuhan Ratu (1900),

gempa Padalarang (1910), gempa

Conggeang (1948), gempa Tanjungsari

(1972), gempa Cibadak (1973), gempa

Gandasoli (1982), dan gempa Sukabumi

(2001). Beberapa gempa berkekuatan

s e d a n g y a n g t e r j a d i p a d a 2 0 0 6

mengindikasikan aktifnya kembali Sesar

Cimandiri. Berdasarkan penelitian di

lapangan (LIPI, 2006), Sesar Cimandiri

dapat dibagi menjadi lima segmen mulai

dari Pelabuhan Ratu sampai Gandasoli.

Segmen-segmen tersebut adalah

Segmen Pelabuhan Ratu-Citarik, Citarik-

Cadasmalang, Cicereum-Cirampo,

Cirampo-Pangleseran, dan Pangleseran-

Gandasoli. Berbeda dengan sesar yang

berada di Sumatera, karakteristik Sesar

C i m a n d i r i b e l u m b i s a d i u n g k a p

sepenuhnya.Keberadaan struktur sesar

yang berkembang di suatu daerah dapat

d i t e n t u k a n b e r d a s a r k a n h a s i l

interpretasi geologi. Interpretasi struktur

dapat dilakukan dengan beberapa cara,

salah satunya dengan menganalisa

aspek geomorfologi, mencakup arah dan

bentuk pola punggungan perbukitan,

perbedaan elevasi, pola pengaliran

sungai dan sifat fisika batuannya serta

a s a l m u l a t e r b e n t u k n y a b a t u a n

(Haryanto, 2010). Pola pengaliran yang

terbentuk di wilayah penelitian tidak

lepas dari pengaruh struktur geologi

yang hadir di wilayah tersebut. Morfologi

perbukitan dan gunungapi di Jawa Barat,

merupakan bagian dari jalur tinggian di

Jawa, berada pada elevasi di atas 25

meter di atas permukaan air laut (dpl)

hingga mencapai maksimum 3078 meter

d p l . R a n g k a i a n p e r b u k i t a n d a n

gunungapi-nya membentuk suatu jalur

yang memanjang dengan arah barat-

timur. Berkaitan dengan bentuk bentang

alamnya, maka hampir semua sungai-

sungai utama di Jawa bagian Barat

mengalir ke arah utara dan selatan,

hanya Sungai Cimandiri saja yang

mengalir ke arah barat. Walaupun secara

umum sungai utamanya mengalir ke

arah utara dan selatan, namun di bagian

tertentu dari segmen aliran sungainya

berbelok ke arah barat atau ke timur, dan

membentuk suatu kelurusan yang

diinterpretasikan sebagai jalur sesar.

Dengan gambaran pola pengaliran tersebut di atas, dapat ditafsirkan terdapat

struktur geologi yang arahnya utara-selatan, barat-timur, timurlaut-baratdaya, dan

baratlaut-tenggara. Dengan mengacu kepada sistem tegasan kompresi (triaxial

stress), serta pola struktur lipatan yang berkembang di Jawa umumnya berarah barat-

timur, maka secara teoritis dapat diinterpretasikan kelurusan struktur dengan arah

barat-timur sebagai sesar naik, arah baratlaut-tenggara sebagai sesar mendatar

dekstral, arah timurlaut-baratdaya sebagai sesar mendatar sinistral, dan arah utara-

selatan sebagai sesar normal. Oleh karena itu, Sesar Cimandiri yang berarah

timurlaut-baratdaya ini, secara teoritis diinterpretasikan sebagai sesar mendatar

sinistral.Catatan kegempaan yang dimiliki oleh Sesar Cimandiri memberikan fakta

bahwa potensi kegempaan di daerah itu cukup besar, yang juga menunjukkan

adanya potensi bencana yang besar dan patut diwaspadai. Karakteristik suatu sesar

perlu diketahui untuk meminimalisir dampak daripada aktivitas sesar tersebut. Hal

ini dikarenakan setiap jenis sesar memliki dampak atau risiko yang berbeda-beda

terhadap daerah atau lokasi yang berada dalam jangkauan gempa yang diakibatkan

oleh sesar tersebut, terutama terhadap orientasi dan struktur bangunan tahan

gempa sehingga proses mitigasi gempa bumi dapat dilakukan dengan tepat.

Gambar 2. Interpretasi sesar berdasarkan kelurusan aliran sungai dan sistem tegasan di Pulau Jawa

(Haryanto, 2010)

ERINA PRASTYANIREDAKSI PUSAT HMGZINE

14 15

bagian barat hingga Jawa bagian timur,

diantaranya Sesar Banten, Sesar

Cimandiri, Sesar Citarik, Sesar Baribis,

Sesar Citanduy, Sesar Bumiayu, Sesar

Kebumen-Semarang-Jepara, Sesar

Lasem, Sesar Rawapening, Sesar Opak,

Sesar Pacitan, Sesar Wonogiri, Sesar

Pasuruan, dan Sesar Jember. Struktur-

struktur geologi berupa sesar ini tidak

hanya menyimpan potensi bahaya yang

patut diwaspadai, tetapi juga sebagai

pelaku utama yang mengontrol aktivitas

magmatisme/vulkanisme di Pulau Jawa, -

meskipun telah kita ketahui bahwa

aktivitas vulkanisme di Pulau Jawa juga

selalu berhubungan dengan aktivitas

tumbukan lempeng (Soeria-Atmadja et

al., 1994).Sesar Cimandiri, merupakan sesar

aktif yang berada di wilayah selatan Jawa

Barat, tepatnya berada di Sukabumi

selatan. Gaya utama yang memicu

aktivitas Sesar Cimandiri adalah gaya

tekan yang timbul dari proses subduksi

lempeng Indo-Australia yang menunjam

ke bawah lempeng Eurasia. Kecepatan

relatif subduksi lempeng Indo-Australia

adalah sekitar 70 mm/tahun dalam arah

NNE. Subduksi ini memberikan tegangan

tektonik pada kawasan fore-arc di lepas

pantai juga daratan Pulau Jawa,

termasuk pada Sesar Cimandiri. Energi

yang terakumulasi pada suatu kawasan

dapat berubah menjadi energi gempa

bumi pada saat kondisi maximum

threshold nya telah terlewati. Sesar

Cimandiri bertanggung jawab terhadap

serangkaian peristiwa gempa bumi yang

pernah mengguncang wilayah Jawa

Barat, diantaranya adalah sebagai

berikut: gempa Pelabuhan Ratu (1900),

gempa Padalarang (1910), gempa

Conggeang (1948), gempa Tanjungsari

(1972), gempa Cibadak (1973), gempa

Gandasoli (1982), dan gempa Sukabumi

(2001). Beberapa gempa berkekuatan

s e d a n g y a n g t e r j a d i p a d a 2 0 0 6

mengindikasikan aktifnya kembali Sesar

Cimandiri. Berdasarkan penelitian di

lapangan (LIPI, 2006), Sesar Cimandiri

dapat dibagi menjadi lima segmen mulai

dari Pelabuhan Ratu sampai Gandasoli.

Segmen-segmen tersebut adalah

Segmen Pelabuhan Ratu-Citarik, Citarik-

Cadasmalang, Cicereum-Cirampo,

Cirampo-Pangleseran, dan Pangleseran-

Gandasoli. Berbeda dengan sesar yang

berada di Sumatera, karakteristik Sesar

C i m a n d i r i b e l u m b i s a d i u n g k a p

sepenuhnya.Keberadaan struktur sesar

yang berkembang di suatu daerah dapat

d i t e n t u k a n b e r d a s a r k a n h a s i l

interpretasi geologi. Interpretasi struktur

dapat dilakukan dengan beberapa cara,

salah satunya dengan menganalisa

aspek geomorfologi, mencakup arah dan

bentuk pola punggungan perbukitan,

perbedaan elevasi, pola pengaliran

sungai dan sifat fisika batuannya serta

a s a l m u l a t e r b e n t u k n y a b a t u a n

(Haryanto, 2010). Pola pengaliran yang

terbentuk di wilayah penelitian tidak

lepas dari pengaruh struktur geologi

yang hadir di wilayah tersebut. Morfologi

perbukitan dan gunungapi di Jawa Barat,

merupakan bagian dari jalur tinggian di

Jawa, berada pada elevasi di atas 25

meter di atas permukaan air laut (dpl)

hingga mencapai maksimum 3078 meter

d p l . R a n g k a i a n p e r b u k i t a n d a n

gunungapi-nya membentuk suatu jalur

yang memanjang dengan arah barat-

timur. Berkaitan dengan bentuk bentang

alamnya, maka hampir semua sungai-

sungai utama di Jawa bagian Barat

mengalir ke arah utara dan selatan,

hanya Sungai Cimandiri saja yang

mengalir ke arah barat. Walaupun secara

umum sungai utamanya mengalir ke

arah utara dan selatan, namun di bagian

tertentu dari segmen aliran sungainya

berbelok ke arah barat atau ke timur, dan

membentuk suatu kelurusan yang

diinterpretasikan sebagai jalur sesar.

Dengan gambaran pola pengaliran tersebut di atas, dapat ditafsirkan terdapat

struktur geologi yang arahnya utara-selatan, barat-timur, timurlaut-baratdaya, dan

baratlaut-tenggara. Dengan mengacu kepada sistem tegasan kompresi (triaxial

stress), serta pola struktur lipatan yang berkembang di Jawa umumnya berarah barat-

timur, maka secara teoritis dapat diinterpretasikan kelurusan struktur dengan arah

barat-timur sebagai sesar naik, arah baratlaut-tenggara sebagai sesar mendatar

dekstral, arah timurlaut-baratdaya sebagai sesar mendatar sinistral, dan arah utara-

selatan sebagai sesar normal. Oleh karena itu, Sesar Cimandiri yang berarah

timurlaut-baratdaya ini, secara teoritis diinterpretasikan sebagai sesar mendatar

sinistral.Catatan kegempaan yang dimiliki oleh Sesar Cimandiri memberikan fakta

bahwa potensi kegempaan di daerah itu cukup besar, yang juga menunjukkan

adanya potensi bencana yang besar dan patut diwaspadai. Karakteristik suatu sesar

perlu diketahui untuk meminimalisir dampak daripada aktivitas sesar tersebut. Hal

ini dikarenakan setiap jenis sesar memliki dampak atau risiko yang berbeda-beda

terhadap daerah atau lokasi yang berada dalam jangkauan gempa yang diakibatkan

oleh sesar tersebut, terutama terhadap orientasi dan struktur bangunan tahan

gempa sehingga proses mitigasi gempa bumi dapat dilakukan dengan tepat.

Gambar 2. Interpretasi sesar berdasarkan kelurusan aliran sungai dan sistem tegasan di Pulau Jawa

(Haryanto, 2010)

ERINA PRASTYANIREDAKSI PUSAT HMGZINE

kisah bumikutemukan

DINNI SYAFIRA M.TEKNIK GEOFISIKA - USK

Dalam hitungan putaran bumi yang sama

Dalam keindahan luasnya alam

Dalam tangisan lapisan meronta

Berguncang dalam waktu

Kutemukan awal bentuknya

Beragam warna berjuta sensasi

Keindahan kabut yang terlukis

Keunikan kontur bentukan

Keadaan keras dirasa

Awal mula lelehan

Lalu solid

Terbentuk perlahan tapi pasti

Berakhir di sekeliling

Menghiasi lantai alam bersama lapisnya

Memang tak banyak tampak

Tanpa didalami

Takkan terpesona dengan indahnya beragam

Bukan hanya penyejuk mata

Guna juga untuk semua

Aku sang calon penembus bumi

Akan kutemukan banyak yang tersimpan

Akan kutemukan cara berkata

Betapa bumi begitu berharga

Walau hanya angan kini

Suatu saat nanti pasti

Mengungkap segala batuan

Melatih diri untuk yang pasti

Saat itu

Kutemukan kisah bumi

Kisah yang lebih berharga

Kelompok Studi Geofisika Universitas Negeri Semarang mengadakan Seminar Nasional

Geofisika (SNG) pada tanggal 21 November 2015 di Gedung D4 FMIPA Unnes. Tema yang diangkat

pada seminar ini adalah “Peran Geosains dalam Mitigasi Bencana sebagai Upaya Meningkatkan

Pembangunan Indonesia“ dengan pembicara yang ahli di bidangnya yaitu Dr. Ir. Surono, M.Sc. dari

Badan Geologi sebagai pembicara pertama, Temmy Purboyono, S.T., S.H., M.T., M.M. dari Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai pembicara kedua, dan Prof. Dr.

Supriyadi, M.Si dari Universitas Negeri Semarang sebagai pembicara ketiga. Seminar ini dipandu oleh

moderator yaitu Endar Widi Sugiyo, S.Si yang merupakan lulusan Universitas Negeri Semarang.

Seminar Nasional Geofisika dibagi menjadi dua acara yaitu seminar umum dan seminar

paralel. Seminar umum dimulai pada pukul 09.00 WIB kemudian dilanjutkan dengan dengan materi

pertama yaitu Mitigasi Bencana oleh Dr. Ir. Surono, M.Sc., selanjutnya materi kedua yaitu peran Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam mitigasi bencana oleh Temmy

Purboyono, S.T., S.H., M.T., M.M., dan ditutup materi terakhir yaitu materi peran geosains dalam

mitigasi bencana oleh Prof. Dr. Supriyadi, M.Si. Setelah semua materi disampaikan, dilanjutkan

dengan sesi tanya jawab dan penyerahan kenang-kenangan oleh Ketua Panitia SNG 2015 dan Ketua

KSGF kepada para pembicara. Seminar umum ini diakhiri pada pukul 12.00 WIB, yang dilanjutkan

ishoma sampai pukul 13.00 WIB.

Seminar paralel dimulai pada pukul 13.00 yang diadakan pada empat ruangan. Pemakalah

seminar paralel diikuti dari beberapa perguruan tinggi dan instansi, diantaranya yaitu Universitas

Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Hasanuddin, Institut Teknologi

Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Yogyakarta, Universitas Pandanaran Semarang (Unpand), Universitas Islam Indonesia (UII),

Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), Badan Meteorologi, Klimatologi dan

Geofisika (BMKG), dan Badan Informasi Geospasial (BIG). Bidang kajian yang diseminarkan antara lain

geologi, geofisika, geodesi, geografi, lingkungan, dan vulkanologi. Pada setiap ruangan terdapat 8-9

pemakalah, setiap pemakalah diberi waktu 10 menit untuk mempresentasikan hasil penelitiannya

dan dilanjutkan tanya jawab selama 5 menit. Seminar paralel diakhiri pukul 15.30 WIB.

HERDITA SUCIATI FEBRINAGEOFISIKA - UNNES

17

Geofisika Unnes

NUR ARASYI GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA Kawah Gunung Bromo

kisah bumikutemukan

DINNI SYAFIRA M.TEKNIK GEOFISIKA - USK

Dalam hitungan putaran bumi yang sama

Dalam keindahan luasnya alam

Dalam tangisan lapisan meronta

Berguncang dalam waktu

Kutemukan awal bentuknya

Beragam warna berjuta sensasi

Keindahan kabut yang terlukis

Keunikan kontur bentukan

Keadaan keras dirasa

Awal mula lelehan

Lalu solid

Terbentuk perlahan tapi pasti

Berakhir di sekeliling

Menghiasi lantai alam bersama lapisnya

Memang tak banyak tampak

Tanpa didalami

Takkan terpesona dengan indahnya beragam

Bukan hanya penyejuk mata

Guna juga untuk semua

Aku sang calon penembus bumi

Akan kutemukan banyak yang tersimpan

Akan kutemukan cara berkata

Betapa bumi begitu berharga

Walau hanya angan kini

Suatu saat nanti pasti

Mengungkap segala batuan

Melatih diri untuk yang pasti

Saat itu

Kutemukan kisah bumi

Kisah yang lebih berharga

Kelompok Studi Geofisika Universitas Negeri Semarang mengadakan Seminar Nasional

Geofisika (SNG) pada tanggal 21 November 2015 di Gedung D4 FMIPA Unnes. Tema yang diangkat

pada seminar ini adalah “Peran Geosains dalam Mitigasi Bencana sebagai Upaya Meningkatkan

Pembangunan Indonesia“ dengan pembicara yang ahli di bidangnya yaitu Dr. Ir. Surono, M.Sc. dari

Badan Geologi sebagai pembicara pertama, Temmy Purboyono, S.T., S.H., M.T., M.M. dari Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai pembicara kedua, dan Prof. Dr.

Supriyadi, M.Si dari Universitas Negeri Semarang sebagai pembicara ketiga. Seminar ini dipandu oleh

moderator yaitu Endar Widi Sugiyo, S.Si yang merupakan lulusan Universitas Negeri Semarang.

Seminar Nasional Geofisika dibagi menjadi dua acara yaitu seminar umum dan seminar

paralel. Seminar umum dimulai pada pukul 09.00 WIB kemudian dilanjutkan dengan dengan materi

pertama yaitu Mitigasi Bencana oleh Dr. Ir. Surono, M.Sc., selanjutnya materi kedua yaitu peran Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam mitigasi bencana oleh Temmy

Purboyono, S.T., S.H., M.T., M.M., dan ditutup materi terakhir yaitu materi peran geosains dalam

mitigasi bencana oleh Prof. Dr. Supriyadi, M.Si. Setelah semua materi disampaikan, dilanjutkan

dengan sesi tanya jawab dan penyerahan kenang-kenangan oleh Ketua Panitia SNG 2015 dan Ketua

KSGF kepada para pembicara. Seminar umum ini diakhiri pada pukul 12.00 WIB, yang dilanjutkan

ishoma sampai pukul 13.00 WIB.

Seminar paralel dimulai pada pukul 13.00 yang diadakan pada empat ruangan. Pemakalah

seminar paralel diikuti dari beberapa perguruan tinggi dan instansi, diantaranya yaitu Universitas

Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Hasanuddin, Institut Teknologi

Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Yogyakarta, Universitas Pandanaran Semarang (Unpand), Universitas Islam Indonesia (UII),

Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), Badan Meteorologi, Klimatologi dan

Geofisika (BMKG), dan Badan Informasi Geospasial (BIG). Bidang kajian yang diseminarkan antara lain

geologi, geofisika, geodesi, geografi, lingkungan, dan vulkanologi. Pada setiap ruangan terdapat 8-9

pemakalah, setiap pemakalah diberi waktu 10 menit untuk mempresentasikan hasil penelitiannya

dan dilanjutkan tanya jawab selama 5 menit. Seminar paralel diakhiri pukul 15.30 WIB.

HERDITA SUCIATI FEBRINAGEOFISIKA - UNNES

17

Geofisika Unnes

NUR ARASYI GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA Kawah Gunung Bromo

19

ADERA NURUL UTAMIPUBLIC RELATION OF 2nd SAGSC 2016

The Biggest SEG International's Event in South Asian Region:2nd South Asian Geosciences Student Conference 2016

is COMING SOON on August 2016!

South Asian Geosciences Student Conference (SAGSC) merupakan konferensi

Internasional mahasiswa Geosains yang diselenggarakan oleh Society of Exploration

Geophysics (SEG) Student Chapter. SAGSC 2016 akan menjadi konferensi yang kedua

diadakan di SEG Internasional regional Asia Selatan, dimana India merupakan

penyelenggaranya yang pertama. Pada tahun ini Indonesia melalui SEG UGM-SC dan

Himpunan Mahasiswa Geofisika (HMGF) UGM dipercaya untuk menjadi tuan rumah

acara ini. Sekretariat SEG UGM-SC sendiri berada di Laboratorium Geofisika

Universitas Gadjah Mada, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

SAGSC 2016 akan diselenggarakan dalam sebuah rangkaian kegiatan teknis

dan non-teknis yang tercakup dalam sebuah konferensi selama empat hari dengan

tambahan 2 hari post conference. Rangkaian kegiatan tersebut terdiri atas Grand

Ceremony, Exhibition, Lecture, Conference, Geobowl, Field Trip dan City Tour.

SAGSC 2016 merupakan acara terbuka untuk seluruh mahasiswa geosains

yang ingin berfokus pada cabang geosains, minyak dan gas, geofisika, dan geologi

secara umum. Acara ini akan menyediakan platform yang kondusif sehingga mereka

dapat berbagi ide-ide serta keingintahuan mereka saat berinteraksi dengan para ahli.

Dengan begitu diharapkan akan terjalin hubungan yang apik dan jaringan yang

bersinergi untuk kelangsungan peradaban manusia yang lebih baik, khususnya di

bidang geosains. Konferensi ini akan membahas berbagai topik penelitian dengan 4

topik utama, yakni :

1. Tectonic Evolution, Sedimentation, and Geodynamics

2. Energy Exploration and Exploitation

3. Environment Assessments & Disaster Mitigation

4. Eco-Politics of Energy Industry

Dengan topik-topik yang sangat menarik tersebut, diharapkan peserta

mendapatkan manfaat dari keikutsertaannya dan dapat meningkatkan minat riset di

topik-topik tersebut. Selain di bidang keilmuan, konferensi ini sekaligus akan

memperat hubungan antara mahasiswa geosains di regional South Asian SEG

International pada khususnya dan dunia internasional pada umumnya.

SAGSC mengajak sekaligus mempertemukan para mahasiswa, pakar

geosains, peneliti, dan semua pihak yang berpotensi untuk berpartisipasi di acara ini

dengan mendukung berbagai rangkaian acara demi membangun kapasitas

profesional muda di bidang geosains dan ilmu-ilmu sains yang sejenis untuk masa

depan yang lebih baik. Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dari acara

SAGSC mengenai penjelasan detail setiap rangkaian acaranya dapat diakses melalui:

Web: http://www.sagsc2016.ugm.ac.id

FB: http://www.facebook.com/sagsc2016

Twitter: http://twitter.com/sagsc2016

See you in Yogyakarta!

19

ADERA NURUL UTAMIPUBLIC RELATION OF 2nd SAGSC 2016

The Biggest SEG International's Event in South Asian Region:2nd South Asian Geosciences Student Conference 2016

is COMING SOON on August 2016!

South Asian Geosciences Student Conference (SAGSC) merupakan konferensi

Internasional mahasiswa Geosains yang diselenggarakan oleh Society of Exploration

Geophysics (SEG) Student Chapter. SAGSC 2016 akan menjadi konferensi yang kedua

diadakan di SEG Internasional regional Asia Selatan, dimana India merupakan

penyelenggaranya yang pertama. Pada tahun ini Indonesia melalui SEG UGM-SC dan

Himpunan Mahasiswa Geofisika (HMGF) UGM dipercaya untuk menjadi tuan rumah

acara ini. Sekretariat SEG UGM-SC sendiri berada di Laboratorium Geofisika

Universitas Gadjah Mada, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

SAGSC 2016 akan diselenggarakan dalam sebuah rangkaian kegiatan teknis

dan non-teknis yang tercakup dalam sebuah konferensi selama empat hari dengan

tambahan 2 hari post conference. Rangkaian kegiatan tersebut terdiri atas Grand

Ceremony, Exhibition, Lecture, Conference, Geobowl, Field Trip dan City Tour.

SAGSC 2016 merupakan acara terbuka untuk seluruh mahasiswa geosains

yang ingin berfokus pada cabang geosains, minyak dan gas, geofisika, dan geologi

secara umum. Acara ini akan menyediakan platform yang kondusif sehingga mereka

dapat berbagi ide-ide serta keingintahuan mereka saat berinteraksi dengan para ahli.

Dengan begitu diharapkan akan terjalin hubungan yang apik dan jaringan yang

bersinergi untuk kelangsungan peradaban manusia yang lebih baik, khususnya di

bidang geosains. Konferensi ini akan membahas berbagai topik penelitian dengan 4

topik utama, yakni :

1. Tectonic Evolution, Sedimentation, and Geodynamics

2. Energy Exploration and Exploitation

3. Environment Assessments & Disaster Mitigation

4. Eco-Politics of Energy Industry

Dengan topik-topik yang sangat menarik tersebut, diharapkan peserta

mendapatkan manfaat dari keikutsertaannya dan dapat meningkatkan minat riset di

topik-topik tersebut. Selain di bidang keilmuan, konferensi ini sekaligus akan

memperat hubungan antara mahasiswa geosains di regional South Asian SEG

International pada khususnya dan dunia internasional pada umumnya.

SAGSC mengajak sekaligus mempertemukan para mahasiswa, pakar

geosains, peneliti, dan semua pihak yang berpotensi untuk berpartisipasi di acara ini

dengan mendukung berbagai rangkaian acara demi membangun kapasitas

profesional muda di bidang geosains dan ilmu-ilmu sains yang sejenis untuk masa

depan yang lebih baik. Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dari acara

SAGSC mengenai penjelasan detail setiap rangkaian acaranya dapat diakses melalui:

Web: http://www.sagsc2016.ugm.ac.id

FB: http://www.facebook.com/sagsc2016

Twitter: http://twitter.com/sagsc2016

See you in Yogyakarta!

21

Redaksi Wilayah

YASRIFA FITRI AUFIAUNIVERSITAS LAMPUNG

LUKMANUL HAKIMUNIVERSITAS SYIAH KUALA

FERDIANUNIVERSITAS SRIWIJAYA

PELANGI WIYANTIKAUNIVERSITAS INDONESIA

ASYER OCTHAVSTMKG

NURIN AMALINA W.UNIVERSITAS PADJADJARAN

DEA VALLERIE OEMAIYAINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SITI AZIZAH SUTISNAUNIVERSITAS PENDIDIKAN

INDONESIA

DINI FAUZIAH G.UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

M. REZA RIZKI W.UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

NOVITA TRISWI H.UNIVERSITAS GADJAH MADA

ADETIA LITA A. H.UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

RIZKY BAYU P.UIN SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

RIYAN GAHASAINSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

HERDITA SUCIATI F.UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

MAISYITA AZIZAH O.UNIVERSITAS DIPONEGORO

KIDURA WILDANUNIVERSITAS SEBELAS MARET

DIVA FATHINOVAUNIVERSITAS JEND. SOEDIRMAN

DEVIANA AMBARSARIITS (MIPA)

M. FIKRI PUTRA P.ITS (TEKNIK)

SUHENDRA VEBRIANTOUNIVERSITAS BRAWIJAYA

ZAHRA ANNISAUIN MAULANA MALIK

IBRAHIM MALANG

NURUL MIFTA SARIUNIVERSITAS HASANUDDIN

M. ICHSANUL A. N.UNIVERSITAS HALU OLEO

NUR SYA’BANA SANTOSOREGIONAL I

SABRINA HIKMAH R.REGIONAL II

RIDHOTUL GHIAZ HADHARYREGIONAL III

KHOLIFATUS SA’DIYAHREGIONAL IV

ASRAFREGIONAL V

HIMMAH KHASANAHUNIVERSITAS JEMBER

21

Redaksi Wilayah

YASRIFA FITRI AUFIAUNIVERSITAS LAMPUNG

LUKMANUL HAKIMUNIVERSITAS SYIAH KUALA

FERDIANUNIVERSITAS SRIWIJAYA

PELANGI WIYANTIKAUNIVERSITAS INDONESIA

ASYER OCTHAVSTMKG

NURIN AMALINA W.UNIVERSITAS PADJADJARAN

DEA VALLERIE OEMAIYAINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SITI AZIZAH SUTISNAUNIVERSITAS PENDIDIKAN

INDONESIA

DINI FAUZIAH G.UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

M. REZA RIZKI W.UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

NOVITA TRISWI H.UNIVERSITAS GADJAH MADA

ADETIA LITA A. H.UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

RIZKY BAYU P.UIN SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

RIYAN GAHASAINSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

HERDITA SUCIATI F.UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

MAISYITA AZIZAH O.UNIVERSITAS DIPONEGORO

KIDURA WILDANUNIVERSITAS SEBELAS MARET

DIVA FATHINOVAUNIVERSITAS JEND. SOEDIRMAN

DEVIANA AMBARSARIITS (MIPA)

M. FIKRI PUTRA P.ITS (TEKNIK)

SUHENDRA VEBRIANTOUNIVERSITAS BRAWIJAYA

ZAHRA ANNISAUIN MAULANA MALIK

IBRAHIM MALANG

NURUL MIFTA SARIUNIVERSITAS HASANUDDIN

M. ICHSANUL A. N.UNIVERSITAS HALU OLEO

NUR SYA’BANA SANTOSOREGIONAL I

SABRINA HIKMAH R.REGIONAL II

RIDHOTUL GHIAZ HADHARYREGIONAL III

KHOLIFATUS SA’DIYAHREGIONAL IV

ASRAFREGIONAL V

HIMMAH KHASANAHUNIVERSITAS JEMBER

22 23

Roadshow HMGI Regional 2 ke dua himpunan mahasiswa geofisika di Bandung

dilaksanakan selama 1 hari, tepatnya tanggal 21 November 2015. Dua himpunan

yang menjadi tuan rumah adalah Himasaifi UIN Bandung dan Himafi ITB. Acara

terlebih dahulu dilaksanakan di UIN bandung dari pukul 10 sampai menjelang waktu

dhuhur. Tujuan dari roadshow ke UIN Bandung adalah pengenalan proker HMGI,

inisiasi untuk pembentukan HMGF di UIN bandung, serta ajakan untuk menghadiri

Musyawarah Nasional 2016 yang akan diselenggarakan di Universitas Indonesia.

Selain itu, ada juga kegiatan sharing, dimana mereka antusias dalam menyambut

kunjungan dari HMGI ini, ada 15 orang dari anak-anak fisika bumi sebutan geofisika

untuk peminatan geofisikanya yang hadir.

Acara berlanjut ke Himafi ITB sekitar pukul 14.00 di kampus ITB, kunjungan

HMGI dengan tujuan untuk mengajakan Himafi ITB ikut serta dan datang ke acara

munas karena Himafi ITB sudah tidak ikut munas 2 kali, dan jika untuk ketiga kalinya

mereka tidak ikut maka mereka dapat dihapuskan keanggotaannya dari HMGI.

Penyebab ketidakhadiran tersebut adalah karena jadwal UTS mereka bersamaan

dengan jadwal munas di dua tahun terakhir itu. Acara berakhir sekitar pukul 16.00

WIB. Semoga dengan acara roadshow bisa mempererat jalinan silaturahmi antar

sesama geofisika di regional 2 ini. Acara roadshow akan dilanjutkan berupa

kunjungan HMGI untuk datang ke sekolah-sekolah menengah atas yang dihadiri oleh

murid-murid kelas 3, ada beberapa SMA Jakarta dan Bandung yang menjadi

targetnya, dengan tujuan diadakannya kegiatan Geophysics Goes to School ini adalah

untuk meningkatkan pengetahuan siswa-siswi Sekolah Menengah Atas mengenai

keilmuan geofisika.

SABRINA HIKMAH R.REDAKSI WILAYAH HMGZINE - REGIONAL 2

ke UIN Bandung dan ITBRoadshow HMGI

Redaksi Pusat

M. ALI IMRAN Z.KADIV MULTIMEDIA HMGI

HENDRA GUNA WIJAYAPEMIMPIN REDAKSI

IRREL ANDRIESTA MYASASEKRETARIS

ERINA PRASTYANIKADIV EDITOR

ERZA ISMI LARIZABENDAHARA

AULIA SAFITRI P. A.

M. REZA RIZKI W.DIVISI

EDITOR

DIVA ALFIANSYAH

NOVITA TRISWI H.

BAGAS RIZKI W.

SETYO WAHYU N.KADIV EDITOR

RADENA ASPRILA N.

BINTORO H. DIVISIKREATIF

AGRA ADIPTA

ARIF FAKHRI

ARIEF KHOIRUDDIN

ADETIA LITA A. H. ADITHEA GEOVANDI

NUR ARASYIWIDYA PUTRI P.

M. ADIS SURYO W.

DIVISIFINANSIAL

22 23

Roadshow HMGI Regional 2 ke dua himpunan mahasiswa geofisika di Bandung

dilaksanakan selama 1 hari, tepatnya tanggal 21 November 2015. Dua himpunan

yang menjadi tuan rumah adalah Himasaifi UIN Bandung dan Himafi ITB. Acara

terlebih dahulu dilaksanakan di UIN bandung dari pukul 10 sampai menjelang waktu

dhuhur. Tujuan dari roadshow ke UIN Bandung adalah pengenalan proker HMGI,

inisiasi untuk pembentukan HMGF di UIN bandung, serta ajakan untuk menghadiri

Musyawarah Nasional 2016 yang akan diselenggarakan di Universitas Indonesia.

Selain itu, ada juga kegiatan sharing, dimana mereka antusias dalam menyambut

kunjungan dari HMGI ini, ada 15 orang dari anak-anak fisika bumi sebutan geofisika

untuk peminatan geofisikanya yang hadir.

Acara berlanjut ke Himafi ITB sekitar pukul 14.00 di kampus ITB, kunjungan

HMGI dengan tujuan untuk mengajakan Himafi ITB ikut serta dan datang ke acara

munas karena Himafi ITB sudah tidak ikut munas 2 kali, dan jika untuk ketiga kalinya

mereka tidak ikut maka mereka dapat dihapuskan keanggotaannya dari HMGI.

Penyebab ketidakhadiran tersebut adalah karena jadwal UTS mereka bersamaan

dengan jadwal munas di dua tahun terakhir itu. Acara berakhir sekitar pukul 16.00

WIB. Semoga dengan acara roadshow bisa mempererat jalinan silaturahmi antar

sesama geofisika di regional 2 ini. Acara roadshow akan dilanjutkan berupa

kunjungan HMGI untuk datang ke sekolah-sekolah menengah atas yang dihadiri oleh

murid-murid kelas 3, ada beberapa SMA Jakarta dan Bandung yang menjadi

targetnya, dengan tujuan diadakannya kegiatan Geophysics Goes to School ini adalah

untuk meningkatkan pengetahuan siswa-siswi Sekolah Menengah Atas mengenai

keilmuan geofisika.

SABRINA HIKMAH R.REDAKSI WILAYAH HMGZINE - REGIONAL 2

ke UIN Bandung dan ITBRoadshow HMGI

Redaksi Pusat

M. ALI IMRAN Z.KADIV MULTIMEDIA HMGI

HENDRA GUNA WIJAYAPEMIMPIN REDAKSI

IRREL ANDRIESTA MYASASEKRETARIS

ERINA PRASTYANIKADIV EDITOR

ERZA ISMI LARIZABENDAHARA

AULIA SAFITRI P. A.

M. REZA RIZKI W.DIVISI

EDITOR

DIVA ALFIANSYAH

NOVITA TRISWI H.

BAGAS RIZKI W.

SETYO WAHYU N.KADIV EDITOR

RADENA ASPRILA N.

BINTORO H. DIVISIKREATIF

AGRA ADIPTA

ARIF FAKHRI

ARIEF KHOIRUDDIN

ADETIA LITA A. H. ADITHEA GEOVANDI

NUR ARASYIWIDYA PUTRI P.

M. ADIS SURYO W.

DIVISIFINANSIAL

Gunung Purba NglanggeranKAB. GUNUNGKIDUL

NUR ARASYI T. GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

Gunung Purba NglanggeranKAB. GUNUNGKIDUL

NUR ARASYI T. GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

Langkah Pelaksananan Penelitian

1. Survey Lapangan

Pada langkah ini peneliti melakukan observasi lapangan

berupa penentuan titik lokasi lintasan dan interview

dengan warga sekitar lokasi penelitian. Titik lokasi

ditentukan dengan mencari lintasan sepanjang 150 m

serta memiliki lapisan tanah sebagai tempat pemasangan

elektroda. Interview bertujuan untuk mengummpulkan

informasi awal sebagai acuan ada tidaknya intrusi air laut.

2. Teknik Pengambilan Data

Ada dua teknik yang dipakai dalam peneltian ini yaitu

dengan metode manual menggunakan 4 elektoda

(lintasan I) dan metode multi channel dengan 16 elektroda

(lintasan II). Target penelitan berupa kedalaman intrusi air

laut, konfigursi elektroda yang digunakan adalah

konfigurasi Schlumberger. Keunggulan konfigurasi

Schlumberger adalah kemampuan untuk mendeteksi

adanya sifat tidak homogen lapisan batuan batuan pada

permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai

resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda

MN/2 (Anonim,2007a).

PENDAHULUAN

Kota Semarang memiliki posisi astronomi di antara

6°50'–7°10' LS dan 109°35'–110°50' BT dan berbatasan

langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara. Letak geografis

inilah yang kemudian membuat beberapa bagian kota

Semarang memiliki masalah-masalah sosial yaitu berupa

banjir rob dan adanya rembesan (intrusi) air laut yang

kemudian membuat air tanah di Semarang (khususnya

Semarang Utara) menjadi asin (payau).

Daerah yang di indikasikan memiliki potensi-potensi

masalah itu antara lain Kecamatan Semarang Barat bagian

Utara, Kecamatan Semarang Utara dan Kecamatan

Semarang Timur baian Utara. Kelurahan Karangayu terletak

di Kecamatan Semarang Barat memiliki luas 66,108 ha,

dengan jumlah penduduk +/- 9,187 jiwa dan kepadatan +/-

139 jiwa/ ha [http://bphn.go.id/ th 2008] .

Kelurahan Karangayu termasuk dalam Zona Aman 1

(Kelompok Zona III) menurut pedoman pengaturan

pengaturan pengembangan airtanah dalam bentuk peta

pengendalian pengambilan airtanah atau peta zona

konservasi airtanah di Kota Semarang dan sekitarnya.[4].

Dengan kondisi lingkungan yang banyak ditemukan

perumahan warga dan kawasan pasar dan pertokoan.

Semakin besarnya jumlah penduduk dan pertumbuhan

ekonomi di suatu tempat, maka memaksa penggunaan air

terus meningkat, baik air untuk kebutuhan konsumsi

maupun kebutuhan sehari-hari. Masyarakat lebih

cenderung menggunakan air tanah untuk memenuhi

kebutuhannya tersebut, baik pada akuifer dangkal maupun

akuifer dalam. Penyedotan air yang terus menerus tanpa

memperhitungkan daya dukung lingkungannya menyebab-

kan permukaan air tanah melebihi daya produksi dari suatu

akuifer, yang merupakan formasi pengikat air yang

memungkinkan air cukup besar untuk bergerak. Hal ini

dapat menyebabkan intusi air laut terhadap sumber air

bawah tanah.[3]

Air dikategorikan sebagai air payau bila konsentrasinya

0,05 sampai 3% atau menjadi saline (payau) bila

konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, disebut brine

(asin) (Anonim, 2007).[7]

Besarnya daya hantar listrik juga dapat dijadikan

indikator dalam penentuan jenis air tanah tawar, air tanah

payau dan air tanah asin.

Besarnya daya hantar listrik juga dapat dijadikan

indikator dalam penentuan jenis air tanah tawar, air tanah

payau dan air tanah asin.Air tanah payau diindikasikan

berupa pencampuran air laut dan air tawar. Demikian

halnya dengan air tanah asin diiindikasikan sudah tercemar

dengan intrusi air laut namun dengan kadar garam yang

lebih tinggi [1]. Adapun pengklasifikasian jenis air tanah

menurut daya hantar listriknya tertera pada Tabel 1 sebagai

berikut:

TABEL 1. Klasifikasi DHL (daya hantar listrik)

Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang

*Email: [email protected]

2726

Studi Intrusi Air Laut Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kelurahan Karangayu, Kota Semarang

Fajar Sukmaya ,* Koen Dian Pancawati

Puti Akalili Takarasharfina, Ana Zayyinatul Fikriyah

1

1

Abstrak. Penelitian untuk intrusi air laut di Karangayu telah dilakukan dengan menggunakan metode

Geolistrik konfigurasi Schlumberger. Instrusi air laut mempengaruhi kualitas air tanah untuk kebutuhan

sehari-hari,sehingga tidak memenuhi standar konsumsi. Pengambilan data dilakukan pada 2 titik lokasi

dengan masing-masing panjang lintasan 150 m dengan spasi minimal 10 m. Parameter yang terukur

yaitu arus (I) dan beda potensial (V), serta pengolahan data menggunakan software Ms. Excel dan

Res2dinv dengan hasil yang diperoleh berupa parameter tahanan jenis dalam citra 2D. Pada lintasan 1,

nilai resistivitas batuan yang didapat berkisar antara 2,39 Ωm s.d. 44,9 Ωm. Pada lintasan 2, nilai

resistivitas batuan yang didapat berkisar antara 1,32 Ωm s.d. 76,4 Ωm. Nilai tahanan jenis berkisar

antara 0,476 Ωm s.d. 3,63 Ωm, diindikasikan adanya intrusi air laut berdasarkan resistivitas batuan.

Kata kunci: Tahanan jenis, Intrusi air laut, Geolistrik, Software Res2dinv

Kelompok No Klasifikasi DHL(μmhos/cm)

Air tanah tawar1 Rendah <650

Air tanah payau2 Sedang 650-1500Air tanah asin3 Tinggi <1500

Sumber : Sunarso Simoun (1999)

Intrusi air laut menimbulkan dampak yang sangat luas

terhadap berbagai aspek kehidupan, seperti gangguan

kesehatan, penurunan kesuburan tanah, kerusakan

bangunan dan lain sebagainya (Saputra, 1998). Untuk

mengetahui hal tersebut maka dilakukan penelitian

geofisika dengan metoda geolistrik tahanan jenis.

Geolistrik tahanan jenis (resitivity) adalah suatu metode

eksplorasi geofisika untuk penyelidikan keadaan batuan

bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat

kelistrikan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lapisan

bawah permukaan tanah melalui nilai resistivitas semu

(apparent resitivity) batuan yang terukur melalui metode

geolistrik konfigurasi Schlumberger. Hasil dari penelitan ini

berupa citra 2D yang merupakan pemodelan parameter

yang terukur sebagaimana disebutkan diatas.

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Resitivitymeter S-field Multi channel dengan 16 elektroda.

Resitivitymeter berfungsi untuk mengukur tahanan jenis

batuan, dan elektroda digunakan untuk menginjeksi arus

listrik kedalam bumi dan menangkap nilai beda potensial

(ΔV) dan arus yang melalui batuan (I). Terdapat pula dua

buah accu 12V yang digunakan sebagai sumber tegangan

untuk menginjeksikan arus listrik. Kabel geolistrik,

digunakan untuk menghubungkan tiap elektroda dengan

resitivitymeter dan accu. GPS/Global Positioning System,

digunakan untuk menentukan titik pengambilan data dan

untuk menentukan topografi tiap-tiap elektroda.

Adapun titik koordinat tiap lintasan dapat dilihat pada

Tabel 2 sebagai berikut :

TABEL 2. Letak koordinat lokasi penelitian

KoordinatNo Lintasan

-6,97987 1 I (satu)110,393059 -6,975762 2 II (dua)

110,393123

GAMBAR 1. Konfigurasi elektroda Schlumberger

Faktor geometri (k) konfigurasi Schumberger adalah

Adapun langkah pengambilan data geolistrik tahanan

jenis adalah sebagai berikut :

a. Menententukan lintasan pengukuran.

b. Menententukan lebar antar elektroda (a).

c. Memasang elektroda berdasarkan konfigurasi yang

digunakan yaitu konfigurasi Schlumberger.

d. Mengaktifkan alat resitivitymeter yang kemudian

akan menginjeksikan arus listrik kedalam tanah

melalui kabel-kabel geolistrik.[2]

3. Pengumpulan Data

Data yang diperoleh berupa data primer hasil pengukuran

yang diolah menggunakan Ms. Excel. Parameter yang

terukur adalah tegangan (V) dan arus (I).

4. Teknik Pengolahan Data

Besarnya nilai tegangan (V) dan arus (I) digunakan untuk

menentukan nilai resistivitas semu, dengan persamaan:

Nilai resistivitas semu inilah yang akan dikelompokkan

sesuai kedalaman lapisan. Pencitraan 2D yang didapat

merupakan hasil pengolahan dari software Res2dinv.

5. Intrepetasi

Hasil citra 2D kemudian dianalisis struktur batuannya

menggunakan literatur pada software tersebut,sehingga

akan diketahui kedalaman intrusi air laut. Sebaran

resistivitas bawah permukaan sebagai fungsi lateral

maupun kedalaman dapat dilihat dengan model 2-D

menggunakan software Res2DINV. Interpretasi didasarkan

pada kontras resistivitas batuannya. Resistivitas

m e r u p a k a n p a r a m e t e r p e n t i n g u n t u k

mengkarakterisasikan keadaan fisis bawah permukaan.

[1].

PAPER

Langkah Pelaksananan Penelitian

1. Survey Lapangan

Pada langkah ini peneliti melakukan observasi lapangan

berupa penentuan titik lokasi lintasan dan interview

dengan warga sekitar lokasi penelitian. Titik lokasi

ditentukan dengan mencari lintasan sepanjang 150 m

serta memiliki lapisan tanah sebagai tempat pemasangan

elektroda. Interview bertujuan untuk mengummpulkan

informasi awal sebagai acuan ada tidaknya intrusi air laut.

2. Teknik Pengambilan Data

Ada dua teknik yang dipakai dalam peneltian ini yaitu

dengan metode manual menggunakan 4 elektoda

(lintasan I) dan metode multi channel dengan 16 elektroda

(lintasan II). Target penelitan berupa kedalaman intrusi air

laut, konfigursi elektroda yang digunakan adalah

konfigurasi Schlumberger. Keunggulan konfigurasi

Schlumberger adalah kemampuan untuk mendeteksi

adanya sifat tidak homogen lapisan batuan batuan pada

permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai

resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda

MN/2 (Anonim,2007a).

PENDAHULUAN

Kota Semarang memiliki posisi astronomi di antara

6°50'–7°10' LS dan 109°35'–110°50' BT dan berbatasan

langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara. Letak geografis

inilah yang kemudian membuat beberapa bagian kota

Semarang memiliki masalah-masalah sosial yaitu berupa

banjir rob dan adanya rembesan (intrusi) air laut yang

kemudian membuat air tanah di Semarang (khususnya

Semarang Utara) menjadi asin (payau).

Daerah yang di indikasikan memiliki potensi-potensi

masalah itu antara lain Kecamatan Semarang Barat bagian

Utara, Kecamatan Semarang Utara dan Kecamatan

Semarang Timur baian Utara. Kelurahan Karangayu terletak

di Kecamatan Semarang Barat memiliki luas 66,108 ha,

dengan jumlah penduduk +/- 9,187 jiwa dan kepadatan +/-

139 jiwa/ ha [http://bphn.go.id/ th 2008] .

Kelurahan Karangayu termasuk dalam Zona Aman 1

(Kelompok Zona III) menurut pedoman pengaturan

pengaturan pengembangan airtanah dalam bentuk peta

pengendalian pengambilan airtanah atau peta zona

konservasi airtanah di Kota Semarang dan sekitarnya.[4].

Dengan kondisi lingkungan yang banyak ditemukan

perumahan warga dan kawasan pasar dan pertokoan.

Semakin besarnya jumlah penduduk dan pertumbuhan

ekonomi di suatu tempat, maka memaksa penggunaan air

terus meningkat, baik air untuk kebutuhan konsumsi

maupun kebutuhan sehari-hari. Masyarakat lebih

cenderung menggunakan air tanah untuk memenuhi

kebutuhannya tersebut, baik pada akuifer dangkal maupun

akuifer dalam. Penyedotan air yang terus menerus tanpa

memperhitungkan daya dukung lingkungannya menyebab-

kan permukaan air tanah melebihi daya produksi dari suatu

akuifer, yang merupakan formasi pengikat air yang

memungkinkan air cukup besar untuk bergerak. Hal ini

dapat menyebabkan intusi air laut terhadap sumber air

bawah tanah.[3]

Air dikategorikan sebagai air payau bila konsentrasinya

0,05 sampai 3% atau menjadi saline (payau) bila

konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, disebut brine

(asin) (Anonim, 2007).[7]

Besarnya daya hantar listrik juga dapat dijadikan

indikator dalam penentuan jenis air tanah tawar, air tanah

payau dan air tanah asin.

Besarnya daya hantar listrik juga dapat dijadikan

indikator dalam penentuan jenis air tanah tawar, air tanah

payau dan air tanah asin.Air tanah payau diindikasikan

berupa pencampuran air laut dan air tawar. Demikian

halnya dengan air tanah asin diiindikasikan sudah tercemar

dengan intrusi air laut namun dengan kadar garam yang

lebih tinggi [1]. Adapun pengklasifikasian jenis air tanah

menurut daya hantar listriknya tertera pada Tabel 1 sebagai

berikut:

TABEL 1. Klasifikasi DHL (daya hantar listrik)

Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang

*Email: [email protected]

2726

Studi Intrusi Air Laut Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kelurahan Karangayu, Kota Semarang

Fajar Sukmaya ,* Koen Dian Pancawati

Puti Akalili Takarasharfina, Ana Zayyinatul Fikriyah

1

1

Abstrak. Penelitian untuk intrusi air laut di Karangayu telah dilakukan dengan menggunakan metode

Geolistrik konfigurasi Schlumberger. Instrusi air laut mempengaruhi kualitas air tanah untuk kebutuhan

sehari-hari,sehingga tidak memenuhi standar konsumsi. Pengambilan data dilakukan pada 2 titik lokasi

dengan masing-masing panjang lintasan 150 m dengan spasi minimal 10 m. Parameter yang terukur

yaitu arus (I) dan beda potensial (V), serta pengolahan data menggunakan software Ms. Excel dan

Res2dinv dengan hasil yang diperoleh berupa parameter tahanan jenis dalam citra 2D. Pada lintasan 1,

nilai resistivitas batuan yang didapat berkisar antara 2,39 Ωm s.d. 44,9 Ωm. Pada lintasan 2, nilai

resistivitas batuan yang didapat berkisar antara 1,32 Ωm s.d. 76,4 Ωm. Nilai tahanan jenis berkisar

antara 0,476 Ωm s.d. 3,63 Ωm, diindikasikan adanya intrusi air laut berdasarkan resistivitas batuan.

Kata kunci: Tahanan jenis, Intrusi air laut, Geolistrik, Software Res2dinv

Kelompok No Klasifikasi DHL(μmhos/cm)

Air tanah tawar1 Rendah <650

Air tanah payau2 Sedang 650-1500Air tanah asin3 Tinggi <1500

Sumber : Sunarso Simoun (1999)

Intrusi air laut menimbulkan dampak yang sangat luas

terhadap berbagai aspek kehidupan, seperti gangguan

kesehatan, penurunan kesuburan tanah, kerusakan

bangunan dan lain sebagainya (Saputra, 1998). Untuk

mengetahui hal tersebut maka dilakukan penelitian

geofisika dengan metoda geolistrik tahanan jenis.

Geolistrik tahanan jenis (resitivity) adalah suatu metode

eksplorasi geofisika untuk penyelidikan keadaan batuan

bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat

kelistrikan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lapisan

bawah permukaan tanah melalui nilai resistivitas semu

(apparent resitivity) batuan yang terukur melalui metode

geolistrik konfigurasi Schlumberger. Hasil dari penelitan ini

berupa citra 2D yang merupakan pemodelan parameter

yang terukur sebagaimana disebutkan diatas.

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Resitivitymeter S-field Multi channel dengan 16 elektroda.

Resitivitymeter berfungsi untuk mengukur tahanan jenis

batuan, dan elektroda digunakan untuk menginjeksi arus

listrik kedalam bumi dan menangkap nilai beda potensial

(ΔV) dan arus yang melalui batuan (I). Terdapat pula dua

buah accu 12V yang digunakan sebagai sumber tegangan

untuk menginjeksikan arus listrik. Kabel geolistrik,

digunakan untuk menghubungkan tiap elektroda dengan

resitivitymeter dan accu. GPS/Global Positioning System,

digunakan untuk menentukan titik pengambilan data dan

untuk menentukan topografi tiap-tiap elektroda.

Adapun titik koordinat tiap lintasan dapat dilihat pada

Tabel 2 sebagai berikut :

TABEL 2. Letak koordinat lokasi penelitian

KoordinatNo Lintasan

-6,97987 1 I (satu)110,393059 -6,975762 2 II (dua)

110,393123

GAMBAR 1. Konfigurasi elektroda Schlumberger

Faktor geometri (k) konfigurasi Schumberger adalah

Adapun langkah pengambilan data geolistrik tahanan

jenis adalah sebagai berikut :

a. Menententukan lintasan pengukuran.

b. Menententukan lebar antar elektroda (a).

c. Memasang elektroda berdasarkan konfigurasi yang

digunakan yaitu konfigurasi Schlumberger.

d. Mengaktifkan alat resitivitymeter yang kemudian

akan menginjeksikan arus listrik kedalam tanah

melalui kabel-kabel geolistrik.[2]

3. Pengumpulan Data

Data yang diperoleh berupa data primer hasil pengukuran

yang diolah menggunakan Ms. Excel. Parameter yang

terukur adalah tegangan (V) dan arus (I).

4. Teknik Pengolahan Data

Besarnya nilai tegangan (V) dan arus (I) digunakan untuk

menentukan nilai resistivitas semu, dengan persamaan:

Nilai resistivitas semu inilah yang akan dikelompokkan

sesuai kedalaman lapisan. Pencitraan 2D yang didapat

merupakan hasil pengolahan dari software Res2dinv.

5. Intrepetasi

Hasil citra 2D kemudian dianalisis struktur batuannya

menggunakan literatur pada software tersebut,sehingga

akan diketahui kedalaman intrusi air laut. Sebaran

resistivitas bawah permukaan sebagai fungsi lateral

maupun kedalaman dapat dilihat dengan model 2-D

menggunakan software Res2DINV. Interpretasi didasarkan

pada kontras resistivitas batuannya. Resistivitas

m e r u p a k a n p a r a m e t e r p e n t i n g u n t u k

mengkarakterisasikan keadaan fisis bawah permukaan.

[1].

PAPER

2928

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi Penelitian

Kelurahan Karangayu terletak di kecamatan Semarang

Barat memiliki luas 66,108 ha, dengan jumlah penduduk +/-

9,187 jiwa dan kepadatan +/- 139 jiwa/ha (http://bphn.go.id/)

Lokasi penelitian terletak di 250 m baratlaut dari Pasar

Karangayu. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2,

sebagai berikut:

Sumber: http://maps.google.com

GAMBAR 2. Lokasi penelitian dilihat melalui Google Maps

Penelitian dilakukan pada tanggal 1 November 2015

dengan 2 titik lintasan. Jarak lokasi ke pantai yaitu +/- 3,4 km

dan +/- 2,9 km, dan jarak ke aliran sungai sebelah barat +/-

800 m serta jarak ke aliran sungai sebelah timur +/- 800 m.

Nilai resistivitas (tahanan jenis batuan) semu yang

didapatkan kemudian dikelompokkan melalui tabel

resistrivitas batuan dan dijadikan acuan intrepetasi data.

Tabel 3 menunjukkan nilai tanhanan jenis tiap-tiap batuan.

TABEL 3. Nilai resistivitas tiap-tiap batuan [6]

Material Tahanan Jenis (Ωm)

Air (udara) 0

Quartz (kuarsa) 500-800.00Calcite (kalsit) 1x10 -1x10

Rock salt (garam batu) 30-1x10

Granite (granit) 200-100.000Basalt (basal) 200-100.000Limestones ( batugamping) 500-10.000

Sandstones (batupasir) 20-20.000Shales (batutulis)Sand (pasir)Clay (lempung)Ground water (air tanah)Sea water (air laut)Dry gravel (kerikil kering)Alluvium (aluvium)Gravel (kerikil)Air dalam akuifer aluvial

20-20.000

Pasir dan kerikil terendam

dalam air tawar

Pasir dan kerikil terendam

dalam air laut

50-5x10

12 13

13

1-1.000

1-1000,5-300

0,2

600-10.00010-800

100-600

20-30

0,5-5

2

(Telford,1998)

Menurut Soedjono (2002), Air payau terjadi karena

intrusi air asin ke air tawar. Hal ini karena adanya degradasi

lingkungan. Pencemaran air tawar juga dapat terjadi karena

fenomena air pasang naik. Saat air laut meluap, masuk ke

median sungai. Kemudian terjadi pendangkalan di sekitar

sungai sehingga air asin ini masuk ke dalam air tanah

dangkal dan menjadi payau.

Parameter tersebut bergantung pada litologi, sesar,

terobosan magma, porositas, magma, suhu, tekanan dan

fluida yang mengisi pori batuan. Parameter-parameter

tersebut dapat menaikkan atau menurunkan resistivitas

batuan.[6]

Lintasan 1

Jarak dengan pantai pada lintasan ini yaitu +/- 3,4 km

dengan koordinat -6.97987, 110.393059. Panjang bentangan

lintasannya 150 m dengan jarak antar elektroda (a) sebesar

10 m. Diperoleh penampang citra 2D hasil iterasi software

Res2dinv sebagai berikut:

GAMBAR 3. Penampang melintang menunjukkan nilai

resistivtas lapisan bawah permukaan tanah pada Lintasan 1.

Pada gambar 3 memperlihatkan hasil iterasi data dan

didapatkan nilai resistivitas yang terdapat pada lintasan satu

yaitu 2,39 Ωm s.d. 44,9 Ωm (rms = 39,5%) dengan kedalaman

maksimal 31,9 m. Pada penampang tersebut terdapat

lapisan air permukaan dangkal pada kedalaman 2,50-18.5

m.

Untuk rentang resitivitas antara 7,72 Ωm s.d 44,9 Ωm

merupakan tanah endapan lumpur aluvial campuran batu

pasir dan shales (batutulis) seta lempung (clay) yang

terendam air tawar. Pada penampang ini tidak terdeteksi

adanya intrusi air laut melainkan nilai resistivitas 2,39 Ωm –

4,30 Ωm menunjukkan adanya air permukaan saja. Selain

letak lokasi penelitian yang jauh dari pantai (3,4 km), hasil

analisa ini juga berdasarkan survey peneliti terhadap kondisi

air dan sumur warga sekitar.

Lintasan 2

Jarak dengan pantai pada lintasan ini yaitu +/- 2,9 km

dengan koordinat -6.975762,110.393123. Panjang

bentangan lintasannya 150m dengan jarak antar elektroda

(a) sebesar 10 m. Diperoleh penampang citra 2D hasil iterasi

software Res2dinv sebagai berikut:

Pada gambar 4, memperlihatkan hasil iterasi data dan

didapatkan nilai resistivitas yang terdapat pada lintasan 2

yaitu 1,32 Ωm s.d. 76,4Ωm (rms =84,2 %) dengan kedalaman

maksimal 31,9 m. Diketahui nilai resistivitas batuan yang

terkecil yaitu 1,32 Ωm (hijau muda), nilai ini diduga kuat

terdapat fenomena intrusi air laut. Ditambah dengan

adanya pengakuan warga sekitar yang menyebutkan rasa air

tanah disekitar tempat tersebut memiliki rasa payau.

Intrusi air laut ini terdapat pada rentang lintasan 30 m

s.d 40 m dengan kedalaman 2,50 m s.d 20 m bawah

permukaan tanah seperti dapat dilihat pada gambar diatas.

Kemudian muncul kembali pada rentang lintasan 70 m s.d 80

m (titik tengah lintasan) dengan kedalaman 2,5m s.d 7,7 m

dan pada rentang lintasan 100 m s.d 120 m dengan

kedalaman yang sama.

Secara umum kedua lintasan ini mengandung lapisan

air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah

endapan lumpur (alluvial) yang terdiri atas campuran pasir

(sand), batupasiran dan lempung (clay) pada kedalaman 0 s.d

31,9 m bawah permukaan tanah yang diindikasikan dengan

selang seling degradasi warna (hijau tua–merah-ungu).

Pengambilan air tanah secara berlebih memungkinkan

keseimbangan hidrostatik antara air bawah tanah dan air

bawah tanah asin terganggu, maka akan terjadi pergerakan

air bawah tanah asin/air laut ke darat dan terjadilah intrusi

air laut [8]

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengukuran dan pengolahan data

pada kedua lintasan yang berbeda di Kelurahan Karangayu,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Lintasan pertama mengindikasikan tidak adanya

intrusi air laut, hanya terdapat air permukaan yang

ditunjukkan dengan nilai resistivitas 2,39 Ωm – 4,30

Ωm.

2. Lintasan kedua indikasi intrusi air lautnya lebih kuat

dibuktikan melalui pengolahan data pada rentang

nilai resistivitas 1,32 Ωm s.d. 3,36 Ωm, dengan acuan

bahwa nilai resistivitas batuan yang terintrusi air laut

adalah 0,5 Ωm s.d. 5 Ωm.

3. Secara umum kedua lintasan ini mengandung

lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam

akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri

atas campuran pasir (sand), batupasiran dan

lempung (clay) pada kedalaman 0 s.d 31,9 m bawah

permukaan tanah yang diindikasikan dengan

perbedaan degradasi warna.

GAMBAR 4. Penampang melintang menunjukkan nilai

resistivtas lapisan bawah permukaan tanah pada Lintasan 2.

4. Intrusi air laut dapat terjadi karena

eksplorasi air tanah yang berlebihan

(tidak sesuai kapasitas lapisan akuifer)

dan adapat pula terjadi karena adanya

banjir rob (luapan air laut) yang masuk

kedalam permukaan tanah sehingga air

laut bercampur dengan lapisan akuifer air

tawar.

REFERENSI

[1] Hadi, A.I. 2007. Pemodelan Distribusi

Intrusi Air Laut Dengan Metode Geolistrik di

daerah Lempuing dan Berkas Kota

Bengkulu. Jurnal Sains Tek., Desember

2006, Vol. 12, No. 3 ,k Hal.: 199 – 203

[2] Hasibuan,F, dkk. 2013. Studi Intrusi Air

Laut dengan Menggunakan Metode

Resistivitas Listrik Konfigurasi Wenner-

Schlumberger di Kecamatan Pantai Cermin

Provinsi Sumatera Utara. Medan.

Universitas Sumatera Utara

[3] Kodoatie, J.R. 1996. Pengantar Hidrologi.

Penerbit Andi. Yogyakarta.

[4] Sriyono,dkk. 2010. Model Spasial

Ketersediaan Air Tanah dan Intrusi Air Laut

untuk penentuan Zone Konservasi

Airtanah. Semarang. Unnes

[5] Sutarno, D. 1993. Metoda Magnetotellurik,

Teori dan Aplikasinya. J. Kontribusi Fisika,.

4: 333 – 352.

[6] Telford, W.M. 1990. Applied Geophysics

Second Edition. University Press.

Cambrige.

[7] Yusuf,E.,dkk. 2008. Pengolah Air Payau

Menjadi Air Bersih dengan Menggunakan

Membran Reverse Osmosis. Surabaya.UPN

"Veteran" Jawa Timur.

[8] http://georie.blogspot.co.id/2011/05/intr

usi-air-laut.html/ Di akses pada tanggal

19 November 2015.

POJOK RALAT

Pada artikel Pentingnya

Seismisitas dalam Mitigasi

Bencana Gempabumi yang

dimuat dalam HMGZine edisi

ketiga (hal. 11), terjadi kesalahan

penulisan nama kontributor,

tertulis Dhiva Fathinova, namun

seharusnya Sih Wahyunita

2928

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi Penelitian

Kelurahan Karangayu terletak di kecamatan Semarang

Barat memiliki luas 66,108 ha, dengan jumlah penduduk +/-

9,187 jiwa dan kepadatan +/- 139 jiwa/ha (http://bphn.go.id/)

Lokasi penelitian terletak di 250 m baratlaut dari Pasar

Karangayu. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2,

sebagai berikut:

Sumber: http://maps.google.com

GAMBAR 2. Lokasi penelitian dilihat melalui Google Maps

Penelitian dilakukan pada tanggal 1 November 2015

dengan 2 titik lintasan. Jarak lokasi ke pantai yaitu +/- 3,4 km

dan +/- 2,9 km, dan jarak ke aliran sungai sebelah barat +/-

800 m serta jarak ke aliran sungai sebelah timur +/- 800 m.

Nilai resistivitas (tahanan jenis batuan) semu yang

didapatkan kemudian dikelompokkan melalui tabel

resistrivitas batuan dan dijadikan acuan intrepetasi data.

Tabel 3 menunjukkan nilai tanhanan jenis tiap-tiap batuan.

TABEL 3. Nilai resistivitas tiap-tiap batuan [6]

Material Tahanan Jenis (Ωm)

Air (udara) 0

Quartz (kuarsa) 500-800.00Calcite (kalsit) 1x10 -1x10

Rock salt (garam batu) 30-1x10

Granite (granit) 200-100.000Basalt (basal) 200-100.000Limestones ( batugamping) 500-10.000

Sandstones (batupasir) 20-20.000Shales (batutulis)Sand (pasir)Clay (lempung)Ground water (air tanah)Sea water (air laut)Dry gravel (kerikil kering)Alluvium (aluvium)Gravel (kerikil)Air dalam akuifer aluvial

20-20.000

Pasir dan kerikil terendam

dalam air tawar

Pasir dan kerikil terendam

dalam air laut

50-5x10

12 13

13

1-1.000

1-1000,5-300

0,2

600-10.00010-800

100-600

20-30

0,5-5

2

(Telford,1998)

Menurut Soedjono (2002), Air payau terjadi karena

intrusi air asin ke air tawar. Hal ini karena adanya degradasi

lingkungan. Pencemaran air tawar juga dapat terjadi karena

fenomena air pasang naik. Saat air laut meluap, masuk ke

median sungai. Kemudian terjadi pendangkalan di sekitar

sungai sehingga air asin ini masuk ke dalam air tanah

dangkal dan menjadi payau.

Parameter tersebut bergantung pada litologi, sesar,

terobosan magma, porositas, magma, suhu, tekanan dan

fluida yang mengisi pori batuan. Parameter-parameter

tersebut dapat menaikkan atau menurunkan resistivitas

batuan.[6]

Lintasan 1

Jarak dengan pantai pada lintasan ini yaitu +/- 3,4 km

dengan koordinat -6.97987, 110.393059. Panjang bentangan

lintasannya 150 m dengan jarak antar elektroda (a) sebesar

10 m. Diperoleh penampang citra 2D hasil iterasi software

Res2dinv sebagai berikut:

GAMBAR 3. Penampang melintang menunjukkan nilai

resistivtas lapisan bawah permukaan tanah pada Lintasan 1.

Pada gambar 3 memperlihatkan hasil iterasi data dan

didapatkan nilai resistivitas yang terdapat pada lintasan satu

yaitu 2,39 Ωm s.d. 44,9 Ωm (rms = 39,5%) dengan kedalaman

maksimal 31,9 m. Pada penampang tersebut terdapat

lapisan air permukaan dangkal pada kedalaman 2,50-18.5

m.

Untuk rentang resitivitas antara 7,72 Ωm s.d 44,9 Ωm

merupakan tanah endapan lumpur aluvial campuran batu

pasir dan shales (batutulis) seta lempung (clay) yang

terendam air tawar. Pada penampang ini tidak terdeteksi

adanya intrusi air laut melainkan nilai resistivitas 2,39 Ωm –

4,30 Ωm menunjukkan adanya air permukaan saja. Selain

letak lokasi penelitian yang jauh dari pantai (3,4 km), hasil

analisa ini juga berdasarkan survey peneliti terhadap kondisi

air dan sumur warga sekitar.

Lintasan 2

Jarak dengan pantai pada lintasan ini yaitu +/- 2,9 km

dengan koordinat -6.975762,110.393123. Panjang

bentangan lintasannya 150m dengan jarak antar elektroda

(a) sebesar 10 m. Diperoleh penampang citra 2D hasil iterasi

software Res2dinv sebagai berikut:

Pada gambar 4, memperlihatkan hasil iterasi data dan

didapatkan nilai resistivitas yang terdapat pada lintasan 2

yaitu 1,32 Ωm s.d. 76,4Ωm (rms =84,2 %) dengan kedalaman

maksimal 31,9 m. Diketahui nilai resistivitas batuan yang

terkecil yaitu 1,32 Ωm (hijau muda), nilai ini diduga kuat

terdapat fenomena intrusi air laut. Ditambah dengan

adanya pengakuan warga sekitar yang menyebutkan rasa air

tanah disekitar tempat tersebut memiliki rasa payau.

Intrusi air laut ini terdapat pada rentang lintasan 30 m

s.d 40 m dengan kedalaman 2,50 m s.d 20 m bawah

permukaan tanah seperti dapat dilihat pada gambar diatas.

Kemudian muncul kembali pada rentang lintasan 70 m s.d 80

m (titik tengah lintasan) dengan kedalaman 2,5m s.d 7,7 m

dan pada rentang lintasan 100 m s.d 120 m dengan

kedalaman yang sama.

Secara umum kedua lintasan ini mengandung lapisan

air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah

endapan lumpur (alluvial) yang terdiri atas campuran pasir

(sand), batupasiran dan lempung (clay) pada kedalaman 0 s.d

31,9 m bawah permukaan tanah yang diindikasikan dengan

selang seling degradasi warna (hijau tua–merah-ungu).

Pengambilan air tanah secara berlebih memungkinkan

keseimbangan hidrostatik antara air bawah tanah dan air

bawah tanah asin terganggu, maka akan terjadi pergerakan

air bawah tanah asin/air laut ke darat dan terjadilah intrusi

air laut [8]

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengukuran dan pengolahan data

pada kedua lintasan yang berbeda di Kelurahan Karangayu,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Lintasan pertama mengindikasikan tidak adanya

intrusi air laut, hanya terdapat air permukaan yang

ditunjukkan dengan nilai resistivitas 2,39 Ωm – 4,30

Ωm.

2. Lintasan kedua indikasi intrusi air lautnya lebih kuat

dibuktikan melalui pengolahan data pada rentang

nilai resistivitas 1,32 Ωm s.d. 3,36 Ωm, dengan acuan

bahwa nilai resistivitas batuan yang terintrusi air laut

adalah 0,5 Ωm s.d. 5 Ωm.

3. Secara umum kedua lintasan ini mengandung

lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam

akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri

atas campuran pasir (sand), batupasiran dan

lempung (clay) pada kedalaman 0 s.d 31,9 m bawah

permukaan tanah yang diindikasikan dengan

perbedaan degradasi warna.

GAMBAR 4. Penampang melintang menunjukkan nilai

resistivtas lapisan bawah permukaan tanah pada Lintasan 2.

4. Intrusi air laut dapat terjadi karena

eksplorasi air tanah yang berlebihan

(tidak sesuai kapasitas lapisan akuifer)

dan adapat pula terjadi karena adanya

banjir rob (luapan air laut) yang masuk

kedalam permukaan tanah sehingga air

laut bercampur dengan lapisan akuifer air

tawar.

REFERENSI

[1] Hadi, A.I. 2007. Pemodelan Distribusi

Intrusi Air Laut Dengan Metode Geolistrik di

daerah Lempuing dan Berkas Kota

Bengkulu. Jurnal Sains Tek., Desember

2006, Vol. 12, No. 3 ,k Hal.: 199 – 203

[2] Hasibuan,F, dkk. 2013. Studi Intrusi Air

Laut dengan Menggunakan Metode

Resistivitas Listrik Konfigurasi Wenner-

Schlumberger di Kecamatan Pantai Cermin

Provinsi Sumatera Utara. Medan.

Universitas Sumatera Utara

[3] Kodoatie, J.R. 1996. Pengantar Hidrologi.

Penerbit Andi. Yogyakarta.

[4] Sriyono,dkk. 2010. Model Spasial

Ketersediaan Air Tanah dan Intrusi Air Laut

untuk penentuan Zone Konservasi

Airtanah. Semarang. Unnes

[5] Sutarno, D. 1993. Metoda Magnetotellurik,

Teori dan Aplikasinya. J. Kontribusi Fisika,.

4: 333 – 352.

[6] Telford, W.M. 1990. Applied Geophysics

Second Edition. University Press.

Cambrige.

[7] Yusuf,E.,dkk. 2008. Pengolah Air Payau

Menjadi Air Bersih dengan Menggunakan

Membran Reverse Osmosis. Surabaya.UPN

"Veteran" Jawa Timur.

[8] http://georie.blogspot.co.id/2011/05/intr

usi-air-laut.html/ Di akses pada tanggal

19 November 2015.

POJOK RALAT

Pada artikel Pentingnya

Seismisitas dalam Mitigasi

Bencana Gempabumi yang

dimuat dalam HMGZine edisi

ketiga (hal. 11), terjadi kesalahan

penulisan nama kontributor,

tertulis Dhiva Fathinova, namun

seharusnya Sih Wahyunita

31

Indonesia adalah negara yang memiliki perairan terkompleks. Perairan Indonesia dibentuk dari

tumbukan lempeng dunia yang kompleks. Tumbukan antar lempeng dunia menghasilkan suatu

formasi geologi lengkap dengan potensi bencana alamnya. Potensi bencana alam tersebut salah

satunya terdapat di Perairan Indonesia, yaitu Segitiga Masalembo.

Segitiga Masalembo adalah wilayah perairan Indonesia dengan fenomena yang sama dengan

fenomena Segitiga Bermuda. Segitiga Masalembo terdiri dari Pulau Bawean, Kota Majene, dan

Kepulauan Tengah. Kejadian Segitiga Masalembo memiliki kemiripan dengan Segitiga Bermuda,

seperti pesawat terbang yang tiba-tiba kehilangan arah dan kapal laut yang tiba-tiba tenggelam. Jika

Perairan Segitiga Masalembo dilihat dari kejauhan, perairan ini memiliki keadaan air yang relatif

tenang tetapi perairan ini cukup menyimpan banyak misteri. Terdapat berbagai ilmu untuk menjawab

misteri Segitiga Masalembo, yaitu dari sisi ilmu geografi, geologi dan oseanografi.

Penjelasan menurut kondisi geografis, pola kedalaman Segitiga Masalembo memiliki bentuk

segitiga sama sisi yang nyaris sempurna dan terdiri dari banyak pulau kecil di dalamnya. Tampak tidak

ada keanehan dari pandangan geografi, di dalam Segitiga Masalembo terdapat Pulau Masalembo

yang berada di ujung Paparan Sunda serta Laut Jawa dari barat ke timur dan Selat Makassar yang

memotong secara vertikal utara ke selatan.

Penjelasan kedua yaitu dari kondisi geologis. Berdasarkan gambar, tampak bahwa Segitiga

Masalembo berada di pertemuan antar lempeng Indonesia bagian barat yang memiliki usia lebih

muda dibandingkan lempeng Indonesia bagian timur. Pertemuan antar lempeng memungkinkan

adanya potensi patahan dan daerah mirip palung sehingga ada kemungkinan perairan Segitiga

Masalembo memiliki arus laut yang deras di bagian bawahnya. Hukum fluida menjelaskan bahwa air

selalu mengikuti bentuk wadahnya, kemungkinan inilah penyebab air laut Segitiga Masalembo

tampak biasa saja sebelum insiden.

Penjelasan ketiga yaitu dari sudut ilmu oseanografi. Segitiga Masalembo merupakan perairan

yang dibentuk dari arus laut barat bertemu dengan arus laut utara dengan deras. Segitiga Masalembo 3

diperkirakan mendapat pasokan air sekitar 15 juta m /detik, sehingga daerah ini merupakan daerah

yang kurang cocok untuk kapal laut berlabuh. Jadi, berdasarkan penjelasan dari sudut pandang geografi, geologi dan oseanografi dapat disimpulkan bahwa Segitiga Masalembo adalah perairan yang memiliki arus laut deras di bagian dasarnya dan berpotensi menenggelamkan apapun yang ada di atasnya dengan cara merobohkan mulai dari dasarnya. Terdapat banyak insiden terjadi karena minimnya pengetahuan tentang arus laut Segitiga Masalembo Indonesia. Alam diciptakan tidak hanya dengan keindahan, tetapi lengkap dengan bencananya yang harus diwaspadai.

SUHENDRA VEBRIANTOGEOFISIKA - UB

menjadi Misteridi Perairan Indonesia

Gambar Segitiga Masalembo

(http://google.com/image, 2015)

31

Indonesia adalah negara yang memiliki perairan terkompleks. Perairan Indonesia dibentuk dari

tumbukan lempeng dunia yang kompleks. Tumbukan antar lempeng dunia menghasilkan suatu

formasi geologi lengkap dengan potensi bencana alamnya. Potensi bencana alam tersebut salah

satunya terdapat di Perairan Indonesia, yaitu Segitiga Masalembo.

Segitiga Masalembo adalah wilayah perairan Indonesia dengan fenomena yang sama dengan

fenomena Segitiga Bermuda. Segitiga Masalembo terdiri dari Pulau Bawean, Kota Majene, dan

Kepulauan Tengah. Kejadian Segitiga Masalembo memiliki kemiripan dengan Segitiga Bermuda,

seperti pesawat terbang yang tiba-tiba kehilangan arah dan kapal laut yang tiba-tiba tenggelam. Jika

Perairan Segitiga Masalembo dilihat dari kejauhan, perairan ini memiliki keadaan air yang relatif

tenang tetapi perairan ini cukup menyimpan banyak misteri. Terdapat berbagai ilmu untuk menjawab

misteri Segitiga Masalembo, yaitu dari sisi ilmu geografi, geologi dan oseanografi.

Penjelasan menurut kondisi geografis, pola kedalaman Segitiga Masalembo memiliki bentuk

segitiga sama sisi yang nyaris sempurna dan terdiri dari banyak pulau kecil di dalamnya. Tampak tidak

ada keanehan dari pandangan geografi, di dalam Segitiga Masalembo terdapat Pulau Masalembo

yang berada di ujung Paparan Sunda serta Laut Jawa dari barat ke timur dan Selat Makassar yang

memotong secara vertikal utara ke selatan.

Penjelasan kedua yaitu dari kondisi geologis. Berdasarkan gambar, tampak bahwa Segitiga

Masalembo berada di pertemuan antar lempeng Indonesia bagian barat yang memiliki usia lebih

muda dibandingkan lempeng Indonesia bagian timur. Pertemuan antar lempeng memungkinkan

adanya potensi patahan dan daerah mirip palung sehingga ada kemungkinan perairan Segitiga

Masalembo memiliki arus laut yang deras di bagian bawahnya. Hukum fluida menjelaskan bahwa air

selalu mengikuti bentuk wadahnya, kemungkinan inilah penyebab air laut Segitiga Masalembo

tampak biasa saja sebelum insiden.

Penjelasan ketiga yaitu dari sudut ilmu oseanografi. Segitiga Masalembo merupakan perairan

yang dibentuk dari arus laut barat bertemu dengan arus laut utara dengan deras. Segitiga Masalembo 3

diperkirakan mendapat pasokan air sekitar 15 juta m /detik, sehingga daerah ini merupakan daerah

yang kurang cocok untuk kapal laut berlabuh. Jadi, berdasarkan penjelasan dari sudut pandang geografi, geologi dan oseanografi dapat disimpulkan bahwa Segitiga Masalembo adalah perairan yang memiliki arus laut deras di bagian dasarnya dan berpotensi menenggelamkan apapun yang ada di atasnya dengan cara merobohkan mulai dari dasarnya. Terdapat banyak insiden terjadi karena minimnya pengetahuan tentang arus laut Segitiga Masalembo Indonesia. Alam diciptakan tidak hanya dengan keindahan, tetapi lengkap dengan bencananya yang harus diwaspadai.

SUHENDRA VEBRIANTOGEOFISIKA - UB

menjadi Misteridi Perairan Indonesia

Gambar Segitiga Masalembo

(http://google.com/image, 2015)

khususnya kepada mahasiswa graduate dan undergraduate dapat membantu dalam pengenalan

geofisika di segala bidang. Seperti yang sudah dilaksanakan dalam acara Guest Lecture, Lunch Talk, dan

seminar-seminar di kampus yang mendatangkan pembicara diluar bidang industri migas agar dapat

memberi inspirasi bidng geofisika lainnya.

Bagaimana dengan yang memang berminat di dunia minyak dan gas? Apakah masih ada

kesempatan kami untuk masuk dan menekuni bidang ini? Ibu Rusalida menjawab bahwa disaat

melemahnya kegiatan eksplorasi hidrokarbon seperti saat ini maka hal yang terbaik yang dapat

dilakukan adalah melakukan studi lanjutan untuk menemukan teknologi-teknologi baru dalam

pencarian 'harta karun' berwarna hitam ini. Wanita dengan profesi Advisor Geophysicist di Upstream

Technology Center (UTC) Pertamina ini menjawab, “Dalam industri migas sendiri kami banyak

membuka data-data lama untuk kemudian ditinjau ulang cadangannya,” jawab Ibu Lida. Masih banyak

hal yang dapat kita lakukan sebagai seorang yang geofisikawan bahkan yang bisa kita persiapkan

sebagai mahasiswa.

Berlatih organisasi juga menjadi hal yang penting yang tidak dapat di tinggalkan dalam

mempersiapkan diri karena untuk kedepannya dalam dunia kerja kita selalu dituntut kerja dalam

sebuah tim. Sama seperti HAGI, HMGI pun masih belajar untuk bagaimana menumbuhkan kerja tim

yang baik dan mampu menghasilkan produk yang bermanfaat untuk anggotanya. HMGI dan HAGI

bekerja bersama meskipun kami organisasi yang berdiri secara independen tetapi pada dasarnya

kami membutuhkan satu sama lain dan memiliki tujuan mulia yang sama. Oleh karena itu, HMGI

meminta pendapat dan masukan atas kinerja yang telah kami lakukan dan hal-hal apa saja yang perlu

dilakukan dan di perbaiki untuk kepengurusan mendatang. “Melalui program Electronic Lecture HMGI

sudah dapat memberikan permulaan untuk bagaimana mahasiswa dapat dengan kreatif membagi

ilmu yang didapat di kampus masing-masing kepada khalayak banyak yang mungkin dapat

ditingkatkan lagi kedepannya dan mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas kerja suatu tim

memang menjadi tugas sebenarnya,” pesan Bu Rusalida kepada kami.

Sukses terus untuk kepemimpinan Ibu Rusalida nantinya, kami dari HMGI akan selalu

mendukung ibu dan kami bersedia bekerja bersama-sama demi tercapainya tujuan keduanya. Kami

tunggu segala program-program unggulan HAGI. Selamat mengemban amanah baru, ibu. Semoga

dikuatkan pundaknya dan menjadi pemimpin panutan yang bijaksana.

Salam HMGI Bangkit bersatu dalam sinergi dedikasi dalam keberagaman

HAGI (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia) merupakan organisasi profesional bidang geofisika

di Indonesia. Organisasi ini berpusat di Jakarta dan terbagi atas komisi wilayah yang tersebar di

seluruh Indonesia. Anggota HAGI sendiri terdiri beberapa bidang profesi mulai dari geofisika bidang

industri, akademisi, dan tenaga-tenaga ahli bidang geofisika lain. Organisasi ini berdiri pada tanggal 9

Oktober 1976 ditandai oleh disahkannya nama HAGI pada AD/ART Himpunan Ahli Geofisika Indonesia

yang saat ini memiliki masa periode kepengurusan selama 2 tahun. Dan untuk periode 2016/2018

telah terpilih ibu Rusalida Raguwanti sebagai Presiden HAGI periode 2016/2018.

12 Februari 2016, HMGI melakukan kunjungan kepada Ibu Rusalida untuk melakukan sharing

mengenai HAGI, HMGI, dan geofisika kedepannya. Ibu Rusalida sendiri telah bergabung di HAGI

selama kurang lebih 10 tahun. Selama itu beliau berusaha memahami kinerja dan permasalahan yang

dihadapi oleh HAGI. Kewajiban HAGI untuk selalu memfasilitasi dan menghasilkan produk bermanfaat

menjadi salah satu alasan mengapa Ibu Rusalida memilih bergabung dengan organisasi ini. Sama

seperti saat pergantian kepengurusan pada tahun 2015 kemarin, dengan niat yang baik serta tulus

untuk mempertahankan bahkan meningkatkan eksistensi HAGI, atas dukungan keluarga, sahabat dan

para pemimpin HAGI sebelumnya Ibu Rusalida memberikan diri untuk mencalonkan diri sebagai

Presiden HAGI selanjutnya.

Dengan tagline “Sinergi Dedikasi dalam Keberagaman”, Ibu Rusalida yakin dapat membawanya

dalam pemilihan Presiden HAGI 2015 di Joint Convention Balikpapan saat itu. Dalam visi misinya ibu

dari seorang putri dan dua orang putra ini ingin menggali lebih jauh bidang geofisika di luar bidang-

bidang yang sudah kita kenal seperti minyak bumi dan gas, pertambangan, dan lain sebagainya.

“Banyak yang masih membutuhkan geofisikawan, masih banyak studi lanjutan yang dibutuhkan untuk

pemelihan energi yang efisien dan tepat guna, menanggulangi bencana dan mempelajari kegempaan

di Indonesia,” ujar Ibu Rusalida. Dengan adanya pengenalan bidang-bidang geofisika

32 33

Mengenal Ibu PresidenHAGI 2016/2018

RAYSITA GALUH DWI JAYANTIHMGI PUSAT

VISIMenjadikan HAGI sebagai Organisasi Profesi yang dikelola secara profesional, mandiri dan menjadi mitra

strategis pemangku kebijakan untuk kemajuan ilmu kebumian di Indonesia dan berperan aktif serta

bersinergi dalam penerapan dan pelaksanaan konsep Ketahanan Energi Nasional Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

MISI> Profesional dalam pengelolaan organisasi profesi yang berbasis ilmu pengetahuan secara mandiri.

> Mitra strategis untuk seluruh pemangku kepentingan organisasi profesi, agar dapat dirasakan

dan dibutuhkan keberadaanya, serta dikenal lebih luas lagi di masyarakat.

> Fokus pada pengembangan sumberdaya ahli geofisika Indonesiayang berkompeten

dan berintegritas tinggi dalam segala bidang.

> Meningkatkan peran profesionalisme HAGI dibidang ilmu kebumian

di seluruh Indonesia dan kancah Internasional.

RUSALIDA RAGUWANTI

khususnya kepada mahasiswa graduate dan undergraduate dapat membantu dalam pengenalan

geofisika di segala bidang. Seperti yang sudah dilaksanakan dalam acara Guest Lecture, Lunch Talk, dan

seminar-seminar di kampus yang mendatangkan pembicara diluar bidang industri migas agar dapat

memberi inspirasi bidng geofisika lainnya.

Bagaimana dengan yang memang berminat di dunia minyak dan gas? Apakah masih ada

kesempatan kami untuk masuk dan menekuni bidang ini? Ibu Rusalida menjawab bahwa disaat

melemahnya kegiatan eksplorasi hidrokarbon seperti saat ini maka hal yang terbaik yang dapat

dilakukan adalah melakukan studi lanjutan untuk menemukan teknologi-teknologi baru dalam

pencarian 'harta karun' berwarna hitam ini. Wanita dengan profesi Advisor Geophysicist di Upstream

Technology Center (UTC) Pertamina ini menjawab, “Dalam industri migas sendiri kami banyak

membuka data-data lama untuk kemudian ditinjau ulang cadangannya,” jawab Ibu Lida. Masih banyak

hal yang dapat kita lakukan sebagai seorang yang geofisikawan bahkan yang bisa kita persiapkan

sebagai mahasiswa.

Berlatih organisasi juga menjadi hal yang penting yang tidak dapat di tinggalkan dalam

mempersiapkan diri karena untuk kedepannya dalam dunia kerja kita selalu dituntut kerja dalam

sebuah tim. Sama seperti HAGI, HMGI pun masih belajar untuk bagaimana menumbuhkan kerja tim

yang baik dan mampu menghasilkan produk yang bermanfaat untuk anggotanya. HMGI dan HAGI

bekerja bersama meskipun kami organisasi yang berdiri secara independen tetapi pada dasarnya

kami membutuhkan satu sama lain dan memiliki tujuan mulia yang sama. Oleh karena itu, HMGI

meminta pendapat dan masukan atas kinerja yang telah kami lakukan dan hal-hal apa saja yang perlu

dilakukan dan di perbaiki untuk kepengurusan mendatang. “Melalui program Electronic Lecture HMGI

sudah dapat memberikan permulaan untuk bagaimana mahasiswa dapat dengan kreatif membagi

ilmu yang didapat di kampus masing-masing kepada khalayak banyak yang mungkin dapat

ditingkatkan lagi kedepannya dan mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas kerja suatu tim

memang menjadi tugas sebenarnya,” pesan Bu Rusalida kepada kami.

Sukses terus untuk kepemimpinan Ibu Rusalida nantinya, kami dari HMGI akan selalu

mendukung ibu dan kami bersedia bekerja bersama-sama demi tercapainya tujuan keduanya. Kami

tunggu segala program-program unggulan HAGI. Selamat mengemban amanah baru, ibu. Semoga

dikuatkan pundaknya dan menjadi pemimpin panutan yang bijaksana.

Salam HMGI Bangkit bersatu dalam sinergi dedikasi dalam keberagaman

HAGI (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia) merupakan organisasi profesional bidang geofisika

di Indonesia. Organisasi ini berpusat di Jakarta dan terbagi atas komisi wilayah yang tersebar di

seluruh Indonesia. Anggota HAGI sendiri terdiri beberapa bidang profesi mulai dari geofisika bidang

industri, akademisi, dan tenaga-tenaga ahli bidang geofisika lain. Organisasi ini berdiri pada tanggal 9

Oktober 1976 ditandai oleh disahkannya nama HAGI pada AD/ART Himpunan Ahli Geofisika Indonesia

yang saat ini memiliki masa periode kepengurusan selama 2 tahun. Dan untuk periode 2016/2018

telah terpilih ibu Rusalida Raguwanti sebagai Presiden HAGI periode 2016/2018.

12 Februari 2016, HMGI melakukan kunjungan kepada Ibu Rusalida untuk melakukan sharing

mengenai HAGI, HMGI, dan geofisika kedepannya. Ibu Rusalida sendiri telah bergabung di HAGI

selama kurang lebih 10 tahun. Selama itu beliau berusaha memahami kinerja dan permasalahan yang

dihadapi oleh HAGI. Kewajiban HAGI untuk selalu memfasilitasi dan menghasilkan produk bermanfaat

menjadi salah satu alasan mengapa Ibu Rusalida memilih bergabung dengan organisasi ini. Sama

seperti saat pergantian kepengurusan pada tahun 2015 kemarin, dengan niat yang baik serta tulus

untuk mempertahankan bahkan meningkatkan eksistensi HAGI, atas dukungan keluarga, sahabat dan

para pemimpin HAGI sebelumnya Ibu Rusalida memberikan diri untuk mencalonkan diri sebagai

Presiden HAGI selanjutnya.

Dengan tagline “Sinergi Dedikasi dalam Keberagaman”, Ibu Rusalida yakin dapat membawanya

dalam pemilihan Presiden HAGI 2015 di Joint Convention Balikpapan saat itu. Dalam visi misinya ibu

dari seorang putri dan dua orang putra ini ingin menggali lebih jauh bidang geofisika di luar bidang-

bidang yang sudah kita kenal seperti minyak bumi dan gas, pertambangan, dan lain sebagainya.

“Banyak yang masih membutuhkan geofisikawan, masih banyak studi lanjutan yang dibutuhkan untuk

pemelihan energi yang efisien dan tepat guna, menanggulangi bencana dan mempelajari kegempaan

di Indonesia,” ujar Ibu Rusalida. Dengan adanya pengenalan bidang-bidang geofisika

32 33

Mengenal Ibu PresidenHAGI 2016/2018

RAYSITA GALUH DWI JAYANTIHMGI PUSAT

VISIMenjadikan HAGI sebagai Organisasi Profesi yang dikelola secara profesional, mandiri dan menjadi mitra

strategis pemangku kebijakan untuk kemajuan ilmu kebumian di Indonesia dan berperan aktif serta

bersinergi dalam penerapan dan pelaksanaan konsep Ketahanan Energi Nasional Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

MISI> Profesional dalam pengelolaan organisasi profesi yang berbasis ilmu pengetahuan secara mandiri.

> Mitra strategis untuk seluruh pemangku kepentingan organisasi profesi, agar dapat dirasakan

dan dibutuhkan keberadaanya, serta dikenal lebih luas lagi di masyarakat.

> Fokus pada pengembangan sumberdaya ahli geofisika Indonesiayang berkompeten

dan berintegritas tinggi dalam segala bidang.

> Meningkatkan peran profesionalisme HAGI dibidang ilmu kebumian

di seluruh Indonesia dan kancah Internasional.

RUSALIDA RAGUWANTI

Gunung RinjaniPulau Lombok

DHENY MARTIN SUDIYANTO GEOFISIKA UNIVERSITAS GADJAH MADA

Gunung RinjaniPulau Lombok

DHENY MARTIN SUDIYANTO GEOFISIKA UNIVERSITAS GADJAH MADA

PAPER

36 37

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang

memiliki jumlah gunungapi terbanyak. Hal

tersebut karena secara geologis Indonesia

merupakan pertemuan antara tiga lempeng aktif

yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik.

Pertemuan antara lempeng Eurasia dengan Indo-

Australia, menghasilkan jajaran gunungapi aktif

yang memanjang dari ujung Pulau Sumatera-

Jawa-Nusa Tenggara. Salah satu gununapi di

jajaran Pulau Jawa adalah Gunung Kelud. Gunung

Kelud merupakan salah satu gunungapi aktif di

Pulau Jawa, tepatnya terletak di kabupaten Kediri,

Jawa Timur. Gunung api ini termasuk dalam tipe

stratovulkanik dengan karakteristik letusan

eksplosif. Gunung ini tercatat aktif meletus

dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek

(9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api

yang berbahaya bagi manusia. Salah satu indikasi

akan terjadinya letusan adalah peningkatan

gempa vulkanik akibat pergerakan magma dari

dalam bumi. Sehingga dalam rangka monitoring

gunungapi dilakukan teknik pengolahan data

menggunakan tomografi seismik. Menurut

Wegler (1999), gelombang seismik yang terekam

pada seismometer tidak hanya fungsi dari

sumber, tetapi juga dipengaruhi oleh medium

penjalaran gelombang seismik. Karakteristik

medium bawah permukaan dapat diketahui

dengan perhitungan kecepatan gelombang Vp

dan Vs, serta Vp/Vs. Teknik tomografi seismik

dapat menggambarkan kecepatan bawah

permukaan baik secara vertikal maupun

horisontal sehingga dapat memudahkan analisa

medium bawah permukaan.

Melalui seismik tomografi, dimensi struktur

bawah permukaan bumi terlihat dari keberadaan

anomali sifat fisis medium terhadap medium

sekitarnya. Pelemahan kecepatan gelombang

seismik berkaitan dengan material batuan yang

dilaluinya, sehingga pencitraan menggunakan

tomografi kecepatan gelombang seismik akan

diperoleh gambaran yang memiliki anomali

negatif yang dapat dianggap sebagai daerah

keberadaan materi panas gunungapi.

Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta

[email protected]

Aplikasi Metode Tomografi Seismikdalam Pemodelan Bawah Permukaan

Gunung Kelud

Ridho Destawan, Dwiki Reza S, Muchtar Aziz, Ander Bernando P

INTISARI

Gunung Kelud merupakan gunung api Kuarter yang terbentuk akibat proses tumbukan antara

lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Asia, tepatnya di sebelah selatan Jawa.

Gunung api ini termasuk dalam tipe stratovulkano dengan karakteristik letusan eksplosif. Dalam rangka

pengamatan kondisi bawah permukaan, dilakukan pencitraan tomografi. Penelitian menggunakan data

hasil rekaman dari 4 titik stasiun pengamatan pada tahun 2007. Pengolahan data dimulai dari

pembuatan model kecepatan awal, perhitungan ray tracing dengan menggunakan metode bending dan

tomografi model kecepatan Vs dan Vp/Vs menggunakan teknik inversi waktu tunda. Berdasarkan hasil

pengolahan data yang dilakukan, diperoleh model struktur kecepatan bawah permukaan yang

interpretatif terhadap medium bawah permukaan. Anomali Vs rendah dan Vp/Vs tinggi terkonsentrasi

pada kedalaman 2000 m dari puncak dengan distribusi hiposenter yang tinggi mengindikasikan materi

panas dengan viskositas rendah. Sedangkan pada kedalaman yang lebih besar mengindikasikan materi

panas dengan viskositas yang tinggi. Distribusi hiposenter pada kedalaman 2000 m dari puncak

menunjukkan tingkat intensitas kejadian gempa yang paling tinggi.

Kata kunci: Ray Tracing, Tomografi, Hiposenter, Viskositas

DASAR TEORI

Seismik Tomografi

Tomografi didefinisikan sebagai suatu

rekonstruksi sebuah model dari observasi

besaran fisis yang merepresentasikan efek dari

penjalaran suatu bentuk radiasi melalui benda

yang diamati (Verdhora, 2013). Penerapan dalam

penelit ian ini adalah berupa pemodelan

t o m o g ra fi p a d a b i d a n g s e i s m i k , u n t u k

mencitrakan struktur 3-D kecepatan gelombang

seismik dengan menggunakan data gempa.

Konsep dasar dari tomografi seismik adalah

m e m p e r h i t u n g k a n d a t a w a k t u t e m p u h

gelombang ( t rave l t ime ) . Waktu tempuh

ditunjukkan oleh persamaan:

(2.1)

dan waktu tempuh antara sumber i dan stasiun

pengamat j dapat diformulasikan (dalam Stewart,

1991):

(2.2)

di mana perlambatan (slowness) sebagai fungsi

dari posisi mempunyai persamaan:

(2.3)

Metode Ray Tracing Pseudo Bending

Letak hiposenter yang telah diketahui

melalui metode tiga lingkaran selanjutnya

dihitung waktu tempuhnya dari posisi hiposenter

sampai ke stasiun seismik yang disebut dengan

pemodelan maju (forward modelling). Lintasan

sinar (ray path) dari hiposenter dengan stasiun

seismik disebut dengan ray tracing. Prinsip

Fermat adalah prinsip yang mendefinisikan

kecenderungan gelombang cahaya untuk

menempuh jarak terpendek dan tercepat dalam

arah penjalarannya. Prinsip ini dipakai juga dalam

gelombang seismik, dimana gelombang seismik

akan cenderung menempuh jarak terpendek

sepert i melalui patahan-patahan dalam

penjalaran gelombangnya melalui medium

dengan kecepatan tetap (fixed velocitu field).

Metode bend ing t idak secara langsung

memecahkan persamaan gelombang, sebagai

gantinya digunakan minimasi secara langsung

terhadap waktu tempuh dengan memberikan

gangguan kecil secara bertahap pada lintasan

sinar gelombang (Um dan Thurber, 1987). Waktu

tempuh sepanjang lintasan antara dua titik yaitu

sumber gempa (source (i)) dan stasiun seismik

sebagai penerima (receiver (j)) didefinisikan dalam

persamaan sebagai berikut:

(2.4)

dengan V adalah kecepatan penjalaran sinar dan

ds adalah segmen lintasan sinar.

METODOLOGI

Studi Pustaka

Pada tahapan ini, studi literatur dilakukan

untuk mengetahui informasi objek penelitian dan

pemahaman mengenai konsep tomografi seismik

yang diperoleh dari berbagai hasil tulisan ilmiah,

buku, dan tulisan surat kabar baik itu berupa

hardcopy maupun berupa softcopy. Berbagai

informasi yang ada dapat digunakan sebagai

referensi dalam analisa dan interpretasi data

sehingga dihasilkan informasi yang lebih akurat

dan detil mengenai kondisi bawah permukaan

dan karakter gunung Kelud. Selain itu, penelitian

yang dilakukan mampu melengkapi kekurangan

kegiatan penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya.

Tahap Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan

berupa data gempa vulkanik yang terekam pada

pos pengamatan gunungapi. Gunungapi Kelud

secara administratif terletak di tiga Kabupaten

Kediri, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang,

Provinsi Jawa Timur dan secara geografis terletak

pada posisi 7º56'00” LS, 112º18'30” BT dengan

ketinggian puncak 1.731 meter di atas permukaan

laut.

Gambar 1. Peta lokasi dan sebaran gempa

Gunung Kelud tahun 2013 (Badan Geologi,

2014)

Tahap Pengolahan dan Analisa Data

Tahapan-tahapan pengolahan data dalam

penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mencari waktu gelombang P dan S

PAPER

36 37

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang

memiliki jumlah gunungapi terbanyak. Hal

tersebut karena secara geologis Indonesia

merupakan pertemuan antara tiga lempeng aktif

yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik.

Pertemuan antara lempeng Eurasia dengan Indo-

Australia, menghasilkan jajaran gunungapi aktif

yang memanjang dari ujung Pulau Sumatera-

Jawa-Nusa Tenggara. Salah satu gununapi di

jajaran Pulau Jawa adalah Gunung Kelud. Gunung

Kelud merupakan salah satu gunungapi aktif di

Pulau Jawa, tepatnya terletak di kabupaten Kediri,

Jawa Timur. Gunung api ini termasuk dalam tipe

stratovulkanik dengan karakteristik letusan

eksplosif. Gunung ini tercatat aktif meletus

dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek

(9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api

yang berbahaya bagi manusia. Salah satu indikasi

akan terjadinya letusan adalah peningkatan

gempa vulkanik akibat pergerakan magma dari

dalam bumi. Sehingga dalam rangka monitoring

gunungapi dilakukan teknik pengolahan data

menggunakan tomografi seismik. Menurut

Wegler (1999), gelombang seismik yang terekam

pada seismometer tidak hanya fungsi dari

sumber, tetapi juga dipengaruhi oleh medium

penjalaran gelombang seismik. Karakteristik

medium bawah permukaan dapat diketahui

dengan perhitungan kecepatan gelombang Vp

dan Vs, serta Vp/Vs. Teknik tomografi seismik

dapat menggambarkan kecepatan bawah

permukaan baik secara vertikal maupun

horisontal sehingga dapat memudahkan analisa

medium bawah permukaan.

Melalui seismik tomografi, dimensi struktur

bawah permukaan bumi terlihat dari keberadaan

anomali sifat fisis medium terhadap medium

sekitarnya. Pelemahan kecepatan gelombang

seismik berkaitan dengan material batuan yang

dilaluinya, sehingga pencitraan menggunakan

tomografi kecepatan gelombang seismik akan

diperoleh gambaran yang memiliki anomali

negatif yang dapat dianggap sebagai daerah

keberadaan materi panas gunungapi.

Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta

[email protected]

Aplikasi Metode Tomografi Seismikdalam Pemodelan Bawah Permukaan

Gunung Kelud

Ridho Destawan, Dwiki Reza S, Muchtar Aziz, Ander Bernando P

INTISARI

Gunung Kelud merupakan gunung api Kuarter yang terbentuk akibat proses tumbukan antara

lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Asia, tepatnya di sebelah selatan Jawa.

Gunung api ini termasuk dalam tipe stratovulkano dengan karakteristik letusan eksplosif. Dalam rangka

pengamatan kondisi bawah permukaan, dilakukan pencitraan tomografi. Penelitian menggunakan data

hasil rekaman dari 4 titik stasiun pengamatan pada tahun 2007. Pengolahan data dimulai dari

pembuatan model kecepatan awal, perhitungan ray tracing dengan menggunakan metode bending dan

tomografi model kecepatan Vs dan Vp/Vs menggunakan teknik inversi waktu tunda. Berdasarkan hasil

pengolahan data yang dilakukan, diperoleh model struktur kecepatan bawah permukaan yang

interpretatif terhadap medium bawah permukaan. Anomali Vs rendah dan Vp/Vs tinggi terkonsentrasi

pada kedalaman 2000 m dari puncak dengan distribusi hiposenter yang tinggi mengindikasikan materi

panas dengan viskositas rendah. Sedangkan pada kedalaman yang lebih besar mengindikasikan materi

panas dengan viskositas yang tinggi. Distribusi hiposenter pada kedalaman 2000 m dari puncak

menunjukkan tingkat intensitas kejadian gempa yang paling tinggi.

Kata kunci: Ray Tracing, Tomografi, Hiposenter, Viskositas

DASAR TEORI

Seismik Tomografi

Tomografi didefinisikan sebagai suatu

rekonstruksi sebuah model dari observasi

besaran fisis yang merepresentasikan efek dari

penjalaran suatu bentuk radiasi melalui benda

yang diamati (Verdhora, 2013). Penerapan dalam

penelit ian ini adalah berupa pemodelan

t o m o g ra fi p a d a b i d a n g s e i s m i k , u n t u k

mencitrakan struktur 3-D kecepatan gelombang

seismik dengan menggunakan data gempa.

Konsep dasar dari tomografi seismik adalah

m e m p e r h i t u n g k a n d a t a w a k t u t e m p u h

gelombang ( t rave l t ime ) . Waktu tempuh

ditunjukkan oleh persamaan:

(2.1)

dan waktu tempuh antara sumber i dan stasiun

pengamat j dapat diformulasikan (dalam Stewart,

1991):

(2.2)

di mana perlambatan (slowness) sebagai fungsi

dari posisi mempunyai persamaan:

(2.3)

Metode Ray Tracing Pseudo Bending

Letak hiposenter yang telah diketahui

melalui metode tiga lingkaran selanjutnya

dihitung waktu tempuhnya dari posisi hiposenter

sampai ke stasiun seismik yang disebut dengan

pemodelan maju (forward modelling). Lintasan

sinar (ray path) dari hiposenter dengan stasiun

seismik disebut dengan ray tracing. Prinsip

Fermat adalah prinsip yang mendefinisikan

kecenderungan gelombang cahaya untuk

menempuh jarak terpendek dan tercepat dalam

arah penjalarannya. Prinsip ini dipakai juga dalam

gelombang seismik, dimana gelombang seismik

akan cenderung menempuh jarak terpendek

sepert i melalui patahan-patahan dalam

penjalaran gelombangnya melalui medium

dengan kecepatan tetap (fixed velocitu field).

Metode bend ing t idak secara langsung

memecahkan persamaan gelombang, sebagai

gantinya digunakan minimasi secara langsung

terhadap waktu tempuh dengan memberikan

gangguan kecil secara bertahap pada lintasan

sinar gelombang (Um dan Thurber, 1987). Waktu

tempuh sepanjang lintasan antara dua titik yaitu

sumber gempa (source (i)) dan stasiun seismik

sebagai penerima (receiver (j)) didefinisikan dalam

persamaan sebagai berikut:

(2.4)

dengan V adalah kecepatan penjalaran sinar dan

ds adalah segmen lintasan sinar.

METODOLOGI

Studi Pustaka

Pada tahapan ini, studi literatur dilakukan

untuk mengetahui informasi objek penelitian dan

pemahaman mengenai konsep tomografi seismik

yang diperoleh dari berbagai hasil tulisan ilmiah,

buku, dan tulisan surat kabar baik itu berupa

hardcopy maupun berupa softcopy. Berbagai

informasi yang ada dapat digunakan sebagai

referensi dalam analisa dan interpretasi data

sehingga dihasilkan informasi yang lebih akurat

dan detil mengenai kondisi bawah permukaan

dan karakter gunung Kelud. Selain itu, penelitian

yang dilakukan mampu melengkapi kekurangan

kegiatan penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya.

Tahap Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan

berupa data gempa vulkanik yang terekam pada

pos pengamatan gunungapi. Gunungapi Kelud

secara administratif terletak di tiga Kabupaten

Kediri, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang,

Provinsi Jawa Timur dan secara geografis terletak

pada posisi 7º56'00” LS, 112º18'30” BT dengan

ketinggian puncak 1.731 meter di atas permukaan

laut.

Gambar 1. Peta lokasi dan sebaran gempa

Gunung Kelud tahun 2013 (Badan Geologi,

2014)

Tahap Pengolahan dan Analisa Data

Tahapan-tahapan pengolahan data dalam

penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mencari waktu gelombang P dan S

38 39

2. Menghitung Δtsp dengan metode rasio

spektral.

3. Membuat model kecepatan 1-D untuk

digunakan sebagai model awal

4. Ray tracing gelombang P dan S dengan

metode PseudoBending

5. Menguji kekonsistenan teknik inversi pada

model sintetik

6. Inversi tomografi kecepatan gelombang P

dan S

7. Menghitung nilai rata-rata atenuasi

gelombang P (Qp) dan S (Qs)

8. Mencari persamaan tomografi atenuasi

9. Inversi atenuasi gelombang P dan S LSQR

10. Model bawah permukaan

Tahap Interpretasi Hasil Pengolahan

Dalam tahapan ini, dilakukan interpretasi

m o d e l b a w a h p e r m u k a a n d e n g a n

mengkorelasikan dan atau membandingkan

sumber data pendukung lainnya serta analisa

berbagai proses yang terjadi baik secara kualitatif

maupun kuantitatif. Dari hasil interpretasi yang

dilakukan, dihasilkan informasi secara detil

Gunung Kelud mengenai pergerakan magma dan

distribusi hiposenter.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam rangka pemantauan dan mitigasi

bencana gunungapi, dilakukan tomografi seismik

gelombang Vp,Vs dan perbandingan Vp/Vs.

Tomografi seismik merupakan metode geofisika

untuk mengetahui kondisi bawah permukaan

bumi gunung Kelud berupa variasi sifat fisis

medium baik secara vertikal maupun horisontal.

Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilakukan,

dihasilkan model struktur kecepatan Vp, Vs dan

nilai Vp/Vs serta distribusi hiposenter gempa

vulkanik yang terjadi di Gunung Kelud. Kecepatan

Vp memiliki sifat akan melemah ketika melewati

medium cair, dalam hal ini fluida panas Gunung

Kelud. Struktur kecepatan Vp (Gambar 3), memiliki

variasi positif dan negatif antara 60 hingga - 60%.

Variasi nilai negatif yaitu antara -60 hingga 0%

mengindikasikan keberadaan fluida panas

Gunung Kelud. Sedangkan nilai anomali positif

antara 0 hingga 20% yang mendominasi wilayah

selatan puncak diinterpretasikan sebagai sisa

magma yang membeku dari aktivitas vulkanik

sebelumnya. Struktur kecepatan Vs (Gambar 4)

memiliki pola nilai yang sama dengan tomogram

Vp, dengan variasi positif dan negatif antara 60

hingga -60%. Variasi nilai negatif yaitu antara -60

hingga 0% mengindikasikan keberadaan fluida

panas gunung Kelud. Sedangkan nilai anomali

positif antara 0 hingga 20% yang mendominasi

wilayah selatan puncak diinterpretasikan sebagai

sisa magma yang membeku dari aktivitas vulkanik

sebelumnya. Distribusi hiposenter berdasarkan

hasil perhitungan yang dilakukan, mendominasi

kedalaman kurang dari 4000 m dari puncak.

Hiposenter merupakan titik pusat terjadinya

gempa di bawah permukaan. Semakin tinggi

tingkat kejadian atau intensitas gempa, indikasi

akan terjadinya letusan gunungapi. Berdasarkan

hasil distribusi nilai Vp/Vs, nilai anomali rendah

menunjukkan medium yang lebih kompak atau

padat. Hal tersebut akibat sifat penjalaran

gelombang Vs yang lebih cepat ketika menjalar

pada medium yang padat. Anomali Vp/Vs tinggi

menunjukkan kondisi medium yang bersifat

plastis, dalam hal ini magma dari gunungapi. Dari

distr ibusi hiposenter dan tomogram Vs,

menunjukkan hubungan bahwa anomali Vs

negatif pada kedalaman 2000 m dari puncak

memiliki konsentrasi titik distrbusi hiposenter

yang tinggi.

Gambar 2. Tomogram Vp, a. Irisan vertikal

sumbu x, b. Irisan vertikal sumbu y di titik

puncak

Gambar 3. Tomogram Vs, a. Irisan vertikal

sumbu x, b. Irisan vertikal sumbu y di titik

puncak

Gambar 4. Irisan horisontal tomogram Vp tiap

kedalaman 2000 dari puncak Gunung Kelud

Berdasarkan hasil perbandingan Vp/Vs,

menunjukkan bahwa nilai anomaly tinggi lebih

dari 1%, merupakan suatu medium yang bersifat

plastis yang berasosiasi dengan materi panas

Gunung Kelud. Pada penampang horizontal

anomali Vp/Vs pada kedalaman 4000 m hingga

8000 m dari puncak memiliki nilai anomali Vp/Vs

lebih dari 1% terkonsentrasi pada wilayah tengah

yang diinterpretasikan sebagai jalur keluar materi

panas yang memanasi kawah Gunung Kelud.

Keterdapatan materi panas memiliki viskositas

yang lebih tinggi dibandingkan dengan materi

panas di dekat permukaan. Materi panas di dekat

permukaan telah tercampur dengan air meteorik,

sehingga memiliki tingkat viskositas yang rendah

dengan mobilitas pergerakan yang lebih tinggi.

Hal tersebut berpengaruh pada distribusi

hiposenter yang lebih banyak pada kedalaman

2000 m dari puncak Gunung Kelud.

Gambar 5. Irisan horizontal tomogram Vs tiap

kedalaman 2000 dari puncak Gunung Kelud

Gambar 6. Model Irisan horisontal tomogram

Vp/Vs (b) tiap kedalaman 2000 dari puncak

Gunung Kelud

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang

dilakukan, diperoleh model struktur kecepatan

bawah permukaan yang interpretatif terhadap

medium bawah permukaan. Anomali Vs rendah

dan Vp/Vs tinggi terkonsentrasi pada kedalaman

2000 m dari puncak dengan distribusi hiposenter

yang tinggi mengindikasikan materi panas dengan

viskositas rendah. Sedangkan pada kedalaman

yang lebih besar mengindikasikan materi panas

dengan viskositas yang tinggi. Distribusi

hiposenter pada kedalaman 2000 m dari puncak

menunjukkan tingkat intensitas kejadian gempa

yang paling tinggi.

Saran

Dalam pengolahan data sebaiknya dilakukan

perhitungan parameter yang lain seperti atenuasi

gelombang seismik. Selain itu, perlu dilakukan

korelasi dengan metode mikrogravitasi untuk

mengetahui pergerakan fluida.

DAFTAR PUSTAKA

A.Djumarma. Some studies of volcanology,

petrology and structure of Mt. Kelud, East Java,

Indonesia, thesis, 1991. G. Kelud Buletin

berkala Vulkanologi, Dit Vulkanologi,1985

N. Haerani, M. Hendrasto, H. Z. Abidin. 2010.

Deformasi Gunung Kelud Pascapembentuk-an

Kubah Lava November 200. Jurnal Geologi

Indonesia. Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 13-30

“RR”. Tugas Akhir. Program Studi Sarjana

Geofisika, FTTM, Institut Teknologi Bandung

Suantika, G., 2002. Pencitraan

Santoso, S dan Atmowinoto, S.1992. Peta Geologi

Lembar Kediri, Jawa Timur, Skala 1:100.000.

PPGL, Bandung Tomografi Seismik 3-D

Gunung Guntur. Tesis Magister. Program

Studi Pascasarjana Sains Kebumian FIKTIM

Institut Teknologi Bandung.

Verdhora, Rexha. 2013. Aplikasi Metode Inversi

S imulated Anneal ing pada Penentuan

Hiposenter Gempa Mikro dan Tomografi Waktu

Tunda 3-D Struktur Kecepatan Seismik untuk

Studi Kasus Lapangan Panas Bumi

Wegler, U., Luhr, B,. Ratdomopurbo, A,. 1999. A

Repeatable Seismic Source for Tomography at

Volcanoes. Annali Di Geofisica. Vol. 42, N. 3

June 1999.

38 39

2. Menghitung Δtsp dengan metode rasio

spektral.

3. Membuat model kecepatan 1-D untuk

digunakan sebagai model awal

4. Ray tracing gelombang P dan S dengan

metode PseudoBending

5. Menguji kekonsistenan teknik inversi pada

model sintetik

6. Inversi tomografi kecepatan gelombang P

dan S

7. Menghitung nilai rata-rata atenuasi

gelombang P (Qp) dan S (Qs)

8. Mencari persamaan tomografi atenuasi

9. Inversi atenuasi gelombang P dan S LSQR

10. Model bawah permukaan

Tahap Interpretasi Hasil Pengolahan

Dalam tahapan ini, dilakukan interpretasi

m o d e l b a w a h p e r m u k a a n d e n g a n

mengkorelasikan dan atau membandingkan

sumber data pendukung lainnya serta analisa

berbagai proses yang terjadi baik secara kualitatif

maupun kuantitatif. Dari hasil interpretasi yang

dilakukan, dihasilkan informasi secara detil

Gunung Kelud mengenai pergerakan magma dan

distribusi hiposenter.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam rangka pemantauan dan mitigasi

bencana gunungapi, dilakukan tomografi seismik

gelombang Vp,Vs dan perbandingan Vp/Vs.

Tomografi seismik merupakan metode geofisika

untuk mengetahui kondisi bawah permukaan

bumi gunung Kelud berupa variasi sifat fisis

medium baik secara vertikal maupun horisontal.

Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilakukan,

dihasilkan model struktur kecepatan Vp, Vs dan

nilai Vp/Vs serta distribusi hiposenter gempa

vulkanik yang terjadi di Gunung Kelud. Kecepatan

Vp memiliki sifat akan melemah ketika melewati

medium cair, dalam hal ini fluida panas Gunung

Kelud. Struktur kecepatan Vp (Gambar 3), memiliki

variasi positif dan negatif antara 60 hingga - 60%.

Variasi nilai negatif yaitu antara -60 hingga 0%

mengindikasikan keberadaan fluida panas

Gunung Kelud. Sedangkan nilai anomali positif

antara 0 hingga 20% yang mendominasi wilayah

selatan puncak diinterpretasikan sebagai sisa

magma yang membeku dari aktivitas vulkanik

sebelumnya. Struktur kecepatan Vs (Gambar 4)

memiliki pola nilai yang sama dengan tomogram

Vp, dengan variasi positif dan negatif antara 60

hingga -60%. Variasi nilai negatif yaitu antara -60

hingga 0% mengindikasikan keberadaan fluida

panas gunung Kelud. Sedangkan nilai anomali

positif antara 0 hingga 20% yang mendominasi

wilayah selatan puncak diinterpretasikan sebagai

sisa magma yang membeku dari aktivitas vulkanik

sebelumnya. Distribusi hiposenter berdasarkan

hasil perhitungan yang dilakukan, mendominasi

kedalaman kurang dari 4000 m dari puncak.

Hiposenter merupakan titik pusat terjadinya

gempa di bawah permukaan. Semakin tinggi

tingkat kejadian atau intensitas gempa, indikasi

akan terjadinya letusan gunungapi. Berdasarkan

hasil distribusi nilai Vp/Vs, nilai anomali rendah

menunjukkan medium yang lebih kompak atau

padat. Hal tersebut akibat sifat penjalaran

gelombang Vs yang lebih cepat ketika menjalar

pada medium yang padat. Anomali Vp/Vs tinggi

menunjukkan kondisi medium yang bersifat

plastis, dalam hal ini magma dari gunungapi. Dari

distr ibusi hiposenter dan tomogram Vs,

menunjukkan hubungan bahwa anomali Vs

negatif pada kedalaman 2000 m dari puncak

memiliki konsentrasi titik distrbusi hiposenter

yang tinggi.

Gambar 2. Tomogram Vp, a. Irisan vertikal

sumbu x, b. Irisan vertikal sumbu y di titik

puncak

Gambar 3. Tomogram Vs, a. Irisan vertikal

sumbu x, b. Irisan vertikal sumbu y di titik

puncak

Gambar 4. Irisan horisontal tomogram Vp tiap

kedalaman 2000 dari puncak Gunung Kelud

Berdasarkan hasil perbandingan Vp/Vs,

menunjukkan bahwa nilai anomaly tinggi lebih

dari 1%, merupakan suatu medium yang bersifat

plastis yang berasosiasi dengan materi panas

Gunung Kelud. Pada penampang horizontal

anomali Vp/Vs pada kedalaman 4000 m hingga

8000 m dari puncak memiliki nilai anomali Vp/Vs

lebih dari 1% terkonsentrasi pada wilayah tengah

yang diinterpretasikan sebagai jalur keluar materi

panas yang memanasi kawah Gunung Kelud.

Keterdapatan materi panas memiliki viskositas

yang lebih tinggi dibandingkan dengan materi

panas di dekat permukaan. Materi panas di dekat

permukaan telah tercampur dengan air meteorik,

sehingga memiliki tingkat viskositas yang rendah

dengan mobilitas pergerakan yang lebih tinggi.

Hal tersebut berpengaruh pada distribusi

hiposenter yang lebih banyak pada kedalaman

2000 m dari puncak Gunung Kelud.

Gambar 5. Irisan horizontal tomogram Vs tiap

kedalaman 2000 dari puncak Gunung Kelud

Gambar 6. Model Irisan horisontal tomogram

Vp/Vs (b) tiap kedalaman 2000 dari puncak

Gunung Kelud

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang

dilakukan, diperoleh model struktur kecepatan

bawah permukaan yang interpretatif terhadap

medium bawah permukaan. Anomali Vs rendah

dan Vp/Vs tinggi terkonsentrasi pada kedalaman

2000 m dari puncak dengan distribusi hiposenter

yang tinggi mengindikasikan materi panas dengan

viskositas rendah. Sedangkan pada kedalaman

yang lebih besar mengindikasikan materi panas

dengan viskositas yang tinggi. Distribusi

hiposenter pada kedalaman 2000 m dari puncak

menunjukkan tingkat intensitas kejadian gempa

yang paling tinggi.

Saran

Dalam pengolahan data sebaiknya dilakukan

perhitungan parameter yang lain seperti atenuasi

gelombang seismik. Selain itu, perlu dilakukan

korelasi dengan metode mikrogravitasi untuk

mengetahui pergerakan fluida.

DAFTAR PUSTAKA

A.Djumarma. Some studies of volcanology,

petrology and structure of Mt. Kelud, East Java,

Indonesia, thesis, 1991. G. Kelud Buletin

berkala Vulkanologi, Dit Vulkanologi,1985

N. Haerani, M. Hendrasto, H. Z. Abidin. 2010.

Deformasi Gunung Kelud Pascapembentuk-an

Kubah Lava November 200. Jurnal Geologi

Indonesia. Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 13-30

“RR”. Tugas Akhir. Program Studi Sarjana

Geofisika, FTTM, Institut Teknologi Bandung

Suantika, G., 2002. Pencitraan

Santoso, S dan Atmowinoto, S.1992. Peta Geologi

Lembar Kediri, Jawa Timur, Skala 1:100.000.

PPGL, Bandung Tomografi Seismik 3-D

Gunung Guntur. Tesis Magister. Program

Studi Pascasarjana Sains Kebumian FIKTIM

Institut Teknologi Bandung.

Verdhora, Rexha. 2013. Aplikasi Metode Inversi

S imulated Anneal ing pada Penentuan

Hiposenter Gempa Mikro dan Tomografi Waktu

Tunda 3-D Struktur Kecepatan Seismik untuk

Studi Kasus Lapangan Panas Bumi

Wegler, U., Luhr, B,. Ratdomopurbo, A,. 1999. A

Repeatable Seismic Source for Tomography at

Volcanoes. Annali Di Geofisica. Vol. 42, N. 3

June 1999.

40 41

Seminar Nasional AIEG (Advancing Indonesia's Energy with Geophysics)

merupakan acara berkala yang diadakan tiap tahunnya oleh HMGF UI. Semnas AIEG

mengambil tema bertajuk “Shale Gas” pada tahun ini. Adapun kegiatannya berupa

seminar dan pencerdasan mengenai shale gas yang akan diisi oleh beberapa

pembicara-pembicara ahli di bidang tersebut. Selain itu, ada juga berbagai

perlombaan yang dapat diikuti oleh umum sebelum acara inti berlangsung, lomba

yang diselenggarakan diantaranya adalah lomba esai dan lomba fotografi.

“Harapan saya, semoga acara ini berjalan dengan lancar dan sukses. Dengan

diadakannya acara ini pula diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta

membuka pikiran masyarakat umum dan khususnya mahasiswa Geologi dan

Geofisika bahwa potensial unconventional energy khususnya shale gas di Indonesia

sangat besar. Sehingga, betapa sayangnya jika kita tidak kembangkan, terutama

dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Dengan potensi besar yang dimiliki

bangsa ini, tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia dapat menjadi salah satu

negara produksi shale gas di dunia”, begitulah pesan yang diampaikan oleh

Muhammad Iksan, ketua pelaksana Semnas AIEG 2016. Ingin tahu lebih lanjut

acaranya? Tunggu info selanjutnya, ya!

PELANGI WIYANTIKAGEOFISIKA - UI

Mengenai Seminar Nasional AIEG 2016

Geophysical FieldtripUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Komunitas Geofisika Universitas Jenderal Soedirman (KGF Unsoed) telah melaksanakan

kegiatan Fieldtrip Geofisika yang merupakan program kerja utama di setiap periode kepengurusan.

Dengan mengambil tema “Aplikasi Metode Geofisika dan Geologi untuk Eksplorasi Granit Kawasan

Kedungbanteng, Banyumas”, kegiatan yang diikuti sebanyak 20 peserta dari berbagai angkatan

mahasiswa Fisika Universitas Jenderal Soedirman berlangsung pada tanggal 11 sampai 14 Desember

2015 di Desa Baseh, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Jawa Tengah. Tujuan dari kegiatan ini

hanyalah sebatas pengenalan metode geofisika dan geologi untuk pengaplikasian eksplorasi batuan

dengan sasaran mahasiswa Fisika Universitas Jenderal Soedirman yang akan mengambil konsentrasi

Fisika Bumi (Geofisika).

Jika ditinjau dari peta Geologi lembar Purwokerto dan Tegal, Desa Baseh merupakan sebaran

batuan gunung api Slamet yang tak terurai membentuk dataran dan perbukitan. Adalah jenis batuan

intrusif atau batuan beku yang telah menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah

permukaan bumi yang umum dan banyak ditemukan. Yang merupakan salah satu potensi tambang di

Kabupaten Banyumas. Meski begitu, di Desa Baseh terbentang batu granit yang menggunung dan kini

sudah berdiri pabrik pengolahan batu granit yang sudah beroperasi lebih dari 5 tahun.

Dengan mengundang langsung mahasiswa Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman,

peserta sekaligus panitia diberikan penjelasan mengenai penampang geologi sekitaran Desa Baseh.

Sedangkan dalam survei Geofisika menggunakan metode geomagnet dan geolistrik. Didampingi

langsung asisten lapangan dari mahasiswa Fisika (Geofisika) Universitas Jenderal Soedirman, peserta

dibagi menjadi 2 kelompok. Penentuan lokasi pengambilan data berada di perbukitan tidak jauh dari

pabrik pengolahan batu granit. Meski cuaca di lokasi selama pelaksanaan tidak mendukung, namun

peserta memiliki antusias yang sangat tinggi. Hasil pencapaian kegiatan ini adalah keberhasilan

panitia dalam pengenalan metode geofisika dan geologi untuk pengaplikasian eksplorasi batuan.

DIVA FATHINOVAGEOFISIKA - UNSOED

40 41

Seminar Nasional AIEG (Advancing Indonesia's Energy with Geophysics)

merupakan acara berkala yang diadakan tiap tahunnya oleh HMGF UI. Semnas AIEG

mengambil tema bertajuk “Shale Gas” pada tahun ini. Adapun kegiatannya berupa

seminar dan pencerdasan mengenai shale gas yang akan diisi oleh beberapa

pembicara-pembicara ahli di bidang tersebut. Selain itu, ada juga berbagai

perlombaan yang dapat diikuti oleh umum sebelum acara inti berlangsung, lomba

yang diselenggarakan diantaranya adalah lomba esai dan lomba fotografi.

“Harapan saya, semoga acara ini berjalan dengan lancar dan sukses. Dengan

diadakannya acara ini pula diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta

membuka pikiran masyarakat umum dan khususnya mahasiswa Geologi dan

Geofisika bahwa potensial unconventional energy khususnya shale gas di Indonesia

sangat besar. Sehingga, betapa sayangnya jika kita tidak kembangkan, terutama

dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Dengan potensi besar yang dimiliki

bangsa ini, tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia dapat menjadi salah satu

negara produksi shale gas di dunia”, begitulah pesan yang diampaikan oleh

Muhammad Iksan, ketua pelaksana Semnas AIEG 2016. Ingin tahu lebih lanjut

acaranya? Tunggu info selanjutnya, ya!

PELANGI WIYANTIKAGEOFISIKA - UI

Mengenai Seminar Nasional AIEG 2016

Geophysical FieldtripUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Komunitas Geofisika Universitas Jenderal Soedirman (KGF Unsoed) telah melaksanakan

kegiatan Fieldtrip Geofisika yang merupakan program kerja utama di setiap periode kepengurusan.

Dengan mengambil tema “Aplikasi Metode Geofisika dan Geologi untuk Eksplorasi Granit Kawasan

Kedungbanteng, Banyumas”, kegiatan yang diikuti sebanyak 20 peserta dari berbagai angkatan

mahasiswa Fisika Universitas Jenderal Soedirman berlangsung pada tanggal 11 sampai 14 Desember

2015 di Desa Baseh, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Jawa Tengah. Tujuan dari kegiatan ini

hanyalah sebatas pengenalan metode geofisika dan geologi untuk pengaplikasian eksplorasi batuan

dengan sasaran mahasiswa Fisika Universitas Jenderal Soedirman yang akan mengambil konsentrasi

Fisika Bumi (Geofisika).

Jika ditinjau dari peta Geologi lembar Purwokerto dan Tegal, Desa Baseh merupakan sebaran

batuan gunung api Slamet yang tak terurai membentuk dataran dan perbukitan. Adalah jenis batuan

intrusif atau batuan beku yang telah menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah

permukaan bumi yang umum dan banyak ditemukan. Yang merupakan salah satu potensi tambang di

Kabupaten Banyumas. Meski begitu, di Desa Baseh terbentang batu granit yang menggunung dan kini

sudah berdiri pabrik pengolahan batu granit yang sudah beroperasi lebih dari 5 tahun.

Dengan mengundang langsung mahasiswa Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman,

peserta sekaligus panitia diberikan penjelasan mengenai penampang geologi sekitaran Desa Baseh.

Sedangkan dalam survei Geofisika menggunakan metode geomagnet dan geolistrik. Didampingi

langsung asisten lapangan dari mahasiswa Fisika (Geofisika) Universitas Jenderal Soedirman, peserta

dibagi menjadi 2 kelompok. Penentuan lokasi pengambilan data berada di perbukitan tidak jauh dari

pabrik pengolahan batu granit. Meski cuaca di lokasi selama pelaksanaan tidak mendukung, namun

peserta memiliki antusias yang sangat tinggi. Hasil pencapaian kegiatan ini adalah keberhasilan

panitia dalam pengenalan metode geofisika dan geologi untuk pengaplikasian eksplorasi batuan.

DIVA FATHINOVAGEOFISIKA - UNSOED

Air Terjun Pelangi Bag. BawahULUBELU, KAB. TANGGAMUS, LAMPUNG

NUR SYA’BANA SANTOSO GEOFISIKA UNIVERSITAS LAMPUNG

Air Terjun Pelangi Bag. BawahULUBELU, KAB. TANGGAMUS, LAMPUNG

NUR SYA’BANA SANTOSO GEOFISIKA UNIVERSITAS LAMPUNG

44 45

The Mitigationof Climate Change

Many people talk about climate change nowadays. Just because it concerns

our earth, so it does work with every things in our civilization and spreads in every

problem of human-being. Because earth is everywhere we take our activities. Same

matter happens with our energy problem. Our domineering energy which is

unconventional hydrocarbon is primarily related with the change of our climate. Like

what we know, the burning of hydrocarbon will releases a large amount of

carbondioxides. Then carbondioxide is our main actress in climate change's stage.

And that was odd, I've ever talked about this odd hot issue in the previous edition of

our magazine. We won't talk about that right now.

What I want to say is that actually, We, as geophysiscist, are one of thousand

people that should know our earth better than others, and yes, We have a very big

chance to save our world significantly. That is right. We talk about the energy. Energy,

as we know, is the soul of every activities that human do in the earth. When we take a

breathe, when I write this article, when you read this on your laptop, and so on,

everything needs energy. I arrived at one certain conclusion, that every one of us had

contributed to “waste” and “hurt” our earth and make his condition getting worse

time to time.

For reminder, lets talk about what things this “climate change” can brings to us.

Our dearly climate change that come without our invitation, actually gives us a better

understanding about our past. Like one of my lecture had ever said, the present is the

key to the past, vice versa. So with this knowledge, we also can project the future of

our earth's condition, project the global changes. Although, of course, sometimes our

complex natural system has it own way and always leave us with uncertainty. So what

he going to tells us right now?

Start with the sea. Our sea level rises, due to the increased input of freshwater

from melted ice and snow. Do you know, when sun light touch the face of the ice in our

earth, most of it will be reflected back as a light too. But when it touch the water

surface, it will be absorbed, and will heat the water as well. That is why we have

expanding volume of warm water in our ocean right now. And like a chain reaction,

the heat water will accelerate the velocity of our ice melting.

And we talk about the rainfall. More variability in rainfall, leading to more and

stronger floods in a place, and droughts in the other side. And of course it will reduced

predictability of seasons. Fair point made between the rate of evaporation and the

chaos of our hidrology cycle.

A direct impact that we feel it so much, the temperature that getting higher and higher. Greater

potential for stronger, more frequent storms due to the warmer sea surface, and also more acidic

oceans as increased CO2 in the atmosphere dissolves more easily in warmer water.

And for it, actually, we are the foremost weapon to fight that illness. I want you to meet the

solution, that called by “Mitigation of Climate Change”. Depend on the data from Regional

Environmental Centre, Turkey, we actually have some way related to the energy, that will slowly make

climate change go away from our home. We could play the technology of three sectors, they are energy

supply and infrastructure, use of energy, and non CO2 GHGs.

First, in energy supply and infrastructure, there will be 5 main issues. In issue renewable energy

and fuels, we can increase the diversification of our supply. The development of wind energy, solar

buildings, concentrating solar power, biochemical and thermochemical conversion of biomass,

biomass residues, energy crops, photoconversion, advanced hydropower, and geothermal energy is

definitely needed. Next issue, is about energy infrastructure. We can develope the technology of high-

temperature superconductivity, transmission and distribution technologies, distributed generation

and CHP, energy storage, sensors controls and communications, and power communications. In Low

emission, fossil ased power and fuels, some technologies that have opportunity to be developed are

zero emission power, hydrogen and other value-added products, high-eficiency coal/solid eed stock,

and high efficiency gas fuel cell/ hybrid power system. And two last but not least issues, related to

hydrogen and nuclear.

Second, in “Use of Energy” sector. The main issue is just about buildings. Building equipment,

appliances and lighting, building envelope (insulation, walls, roof), intelligent building systems, and

urban heat island technologies.

Third, in sector of Non-CO2 GHGs, about issue of methane emissions from energy and waste.

We need the development of advances in coal mine ventilation air system, and also advances in coal

mine methane recovery system.

Yes, it seems like very long list. Yes, because our earth is so sick right now. That list still needs very

much research and we have our opportunity on it. So, do you dare to contribute yourself?

Our Earthand

NOVITA TRISWI HANDAYANIREDAKSI PUSAT HMGZINE

BangkalanMADURA

NUR ARASYI T. GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

44 45

The Mitigationof Climate Change

Many people talk about climate change nowadays. Just because it concerns

our earth, so it does work with every things in our civilization and spreads in every

problem of human-being. Because earth is everywhere we take our activities. Same

matter happens with our energy problem. Our domineering energy which is

unconventional hydrocarbon is primarily related with the change of our climate. Like

what we know, the burning of hydrocarbon will releases a large amount of

carbondioxides. Then carbondioxide is our main actress in climate change's stage.

And that was odd, I've ever talked about this odd hot issue in the previous edition of

our magazine. We won't talk about that right now.

What I want to say is that actually, We, as geophysiscist, are one of thousand

people that should know our earth better than others, and yes, We have a very big

chance to save our world significantly. That is right. We talk about the energy. Energy,

as we know, is the soul of every activities that human do in the earth. When we take a

breathe, when I write this article, when you read this on your laptop, and so on,

everything needs energy. I arrived at one certain conclusion, that every one of us had

contributed to “waste” and “hurt” our earth and make his condition getting worse

time to time.

For reminder, lets talk about what things this “climate change” can brings to us.

Our dearly climate change that come without our invitation, actually gives us a better

understanding about our past. Like one of my lecture had ever said, the present is the

key to the past, vice versa. So with this knowledge, we also can project the future of

our earth's condition, project the global changes. Although, of course, sometimes our

complex natural system has it own way and always leave us with uncertainty. So what

he going to tells us right now?

Start with the sea. Our sea level rises, due to the increased input of freshwater

from melted ice and snow. Do you know, when sun light touch the face of the ice in our

earth, most of it will be reflected back as a light too. But when it touch the water

surface, it will be absorbed, and will heat the water as well. That is why we have

expanding volume of warm water in our ocean right now. And like a chain reaction,

the heat water will accelerate the velocity of our ice melting.

And we talk about the rainfall. More variability in rainfall, leading to more and

stronger floods in a place, and droughts in the other side. And of course it will reduced

predictability of seasons. Fair point made between the rate of evaporation and the

chaos of our hidrology cycle.

A direct impact that we feel it so much, the temperature that getting higher and higher. Greater

potential for stronger, more frequent storms due to the warmer sea surface, and also more acidic

oceans as increased CO2 in the atmosphere dissolves more easily in warmer water.

And for it, actually, we are the foremost weapon to fight that illness. I want you to meet the

solution, that called by “Mitigation of Climate Change”. Depend on the data from Regional

Environmental Centre, Turkey, we actually have some way related to the energy, that will slowly make

climate change go away from our home. We could play the technology of three sectors, they are energy

supply and infrastructure, use of energy, and non CO2 GHGs.

First, in energy supply and infrastructure, there will be 5 main issues. In issue renewable energy

and fuels, we can increase the diversification of our supply. The development of wind energy, solar

buildings, concentrating solar power, biochemical and thermochemical conversion of biomass,

biomass residues, energy crops, photoconversion, advanced hydropower, and geothermal energy is

definitely needed. Next issue, is about energy infrastructure. We can develope the technology of high-

temperature superconductivity, transmission and distribution technologies, distributed generation

and CHP, energy storage, sensors controls and communications, and power communications. In Low

emission, fossil ased power and fuels, some technologies that have opportunity to be developed are

zero emission power, hydrogen and other value-added products, high-eficiency coal/solid eed stock,

and high efficiency gas fuel cell/ hybrid power system. And two last but not least issues, related to

hydrogen and nuclear.

Second, in “Use of Energy” sector. The main issue is just about buildings. Building equipment,

appliances and lighting, building envelope (insulation, walls, roof), intelligent building systems, and

urban heat island technologies.

Third, in sector of Non-CO2 GHGs, about issue of methane emissions from energy and waste.

We need the development of advances in coal mine ventilation air system, and also advances in coal

mine methane recovery system.

Yes, it seems like very long list. Yes, because our earth is so sick right now. That list still needs very

much research and we have our opportunity on it. So, do you dare to contribute yourself?

Our Earthand

NOVITA TRISWI HANDAYANIREDAKSI PUSAT HMGZINE

BangkalanMADURA

NUR ARASYI T. GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

46 47

Dalam tahap interpretasi data seismik, kejelian dalam mengidentifikasi sinyal

rekaman sangat dibutuhkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada sinyal

rekaman antara lain amplitudo, frekuensi, energi, dan fase. Secara konvensional

interpretasi yang dapat dilakukan dari sinyal seismik tersebut adalah analisis struktur

geologi dan identifikasi hidrokarbon secara langsung dari amplitudo refleksi seperti

bright spot, dim spot, change polarity, flat spot, pull down effect.

Para ilmuwan berhasil menunjukkan adanya kontak litologi dengan mengubah

data seismik menjadi impedansi akustik di tahun 1997. Pada awal tahun 1990

semakin berkembang cara untuk mendapatkan parameter-parameter petrofisika

reservoar minyak dan gas bumi dari data seismik, sehingga muncullah istilah

karakterisasi reservoar. Ada beberapa cara untuk melakukan karakterisasi reservoar,

salah satunya adalah dengan cara pemodelan mundur atau inversi seismik. Terdapat

dua jenis pemodelan, yaitu pemodelan maju (forward modeling) dan pemodelan

mundur (inverse modeling).

Pemodelan maju adalah membuat respon seismik dari model geologi yang telah

dibuat, contohnya adalah pembuatan seismogram sintetik dengan konvolusi antara

wavelet dengan kontras impedansi akustik bumi (koefisien refleksi). Pemodelan

mundur adalah pembuatan model geologi yang mencerminkan batas lapisan batuan

berdasarkan data seismik dengan data sumur sebagai kontrol, dengan melakukan

operasi pembagian antara rekaman seismik terhadap wavelet. Berikut adalah

ilustrasinya.

Ilustrasi konsep pemodelan maju dan inversi (Sukmono, 1999)

Secara umum inversi seismik adalah proses untuk mengubah data seismik

yang berupa nilai-nilai amplitudo menjadi kumpulan nilai-nilai impedansi,

diantaranya adalah impedansi akustik yang merupakan parameter dari lapisan

batuan. Impedansi akustik merupakan kemampuan batuan untuk melewatkan

gelombang seismik, yang dipengaruhi oleh tipe litologi, porositas, kandungan fluida,

kedalaman, tekanan, dan suhu. Impedansi akustik dapat digunakan untuk

identifikasi litologi dan dapat dikorelasikan secara kuantitatif dengan parameter fisik

dari reservoar yang terukur pada sumur seperti porositas, saturasi air, dan lain-lain.

Secara matematis, impedansi akustik merupakan hasil perkalian antara densitas

dengan kecepatan gelombang P.

Inversi seismik dibagi menjadi dua yaitu

inversi pre-stack dan inversi post-stack

(Russel, 1988). Inversi pre-stack dilakukan

pada data seismik yang belum dilakukan

stack (CDP gather) untuk mengetahui

p e n g a r u h fl u i d a t e r h a d a p e f e k

perubahan amplitudo terhadap offset.

Data seismik pre-stack masih mengandung informasi sudut, maka dapat digunakan

untuk menentukan parameter-parameter selain impedansi akustik, seperti SI, Vp/Vs

serta Lambda-Rho dan Mu-Rho.

Inversi post-stack adalah proses untuk mendapatkan kembali nilai koefisien

refleksi dari rekaman seismik dengan asumsi amplitudo seismik hanya dihasilkan

oleh reflektivitas pada sudut datang nol yaitu R(0), sehingga hanya dapat digunakan

untuk penentuan nilai impedansi akustik. Beberapa inversi post-stack antara lain

inversi rekursif, sparse spike, dan model based.

Inversi seismik semakin berkembang, pada tahun 1999 Conol ly

memperkenalkan konsep Elastic Impedance (EI) yang merupakan produk perkalian

densitas dengan gabungan kecepatan gelombang P dan S sebagai generalisasi

impedansi akustik untuk sudut datang bukan nol. Kemudian pada tahun 2002,

Whitcombe et al. memperkenalkan konsep perluasan EI yaitu Extended Elastic

Impedance (EEI).

Ilustrasi konsep inversi seismik (Sukmono, 1999)

apakah

itu?

DIVA ALFIANSYAHREDAKSI PUSAT HMGZINE

46 47

Dalam tahap interpretasi data seismik, kejelian dalam mengidentifikasi sinyal

rekaman sangat dibutuhkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada sinyal

rekaman antara lain amplitudo, frekuensi, energi, dan fase. Secara konvensional

interpretasi yang dapat dilakukan dari sinyal seismik tersebut adalah analisis struktur

geologi dan identifikasi hidrokarbon secara langsung dari amplitudo refleksi seperti

bright spot, dim spot, change polarity, flat spot, pull down effect.

Para ilmuwan berhasil menunjukkan adanya kontak litologi dengan mengubah

data seismik menjadi impedansi akustik di tahun 1997. Pada awal tahun 1990

semakin berkembang cara untuk mendapatkan parameter-parameter petrofisika

reservoar minyak dan gas bumi dari data seismik, sehingga muncullah istilah

karakterisasi reservoar. Ada beberapa cara untuk melakukan karakterisasi reservoar,

salah satunya adalah dengan cara pemodelan mundur atau inversi seismik. Terdapat

dua jenis pemodelan, yaitu pemodelan maju (forward modeling) dan pemodelan

mundur (inverse modeling).

Pemodelan maju adalah membuat respon seismik dari model geologi yang telah

dibuat, contohnya adalah pembuatan seismogram sintetik dengan konvolusi antara

wavelet dengan kontras impedansi akustik bumi (koefisien refleksi). Pemodelan

mundur adalah pembuatan model geologi yang mencerminkan batas lapisan batuan

berdasarkan data seismik dengan data sumur sebagai kontrol, dengan melakukan

operasi pembagian antara rekaman seismik terhadap wavelet. Berikut adalah

ilustrasinya.

Ilustrasi konsep pemodelan maju dan inversi (Sukmono, 1999)

Secara umum inversi seismik adalah proses untuk mengubah data seismik

yang berupa nilai-nilai amplitudo menjadi kumpulan nilai-nilai impedansi,

diantaranya adalah impedansi akustik yang merupakan parameter dari lapisan

batuan. Impedansi akustik merupakan kemampuan batuan untuk melewatkan

gelombang seismik, yang dipengaruhi oleh tipe litologi, porositas, kandungan fluida,

kedalaman, tekanan, dan suhu. Impedansi akustik dapat digunakan untuk

identifikasi litologi dan dapat dikorelasikan secara kuantitatif dengan parameter fisik

dari reservoar yang terukur pada sumur seperti porositas, saturasi air, dan lain-lain.

Secara matematis, impedansi akustik merupakan hasil perkalian antara densitas

dengan kecepatan gelombang P.

Inversi seismik dibagi menjadi dua yaitu

inversi pre-stack dan inversi post-stack

(Russel, 1988). Inversi pre-stack dilakukan

pada data seismik yang belum dilakukan

stack (CDP gather) untuk mengetahui

p e n g a r u h fl u i d a t e r h a d a p e f e k

perubahan amplitudo terhadap offset.

Data seismik pre-stack masih mengandung informasi sudut, maka dapat digunakan

untuk menentukan parameter-parameter selain impedansi akustik, seperti SI, Vp/Vs

serta Lambda-Rho dan Mu-Rho.

Inversi post-stack adalah proses untuk mendapatkan kembali nilai koefisien

refleksi dari rekaman seismik dengan asumsi amplitudo seismik hanya dihasilkan

oleh reflektivitas pada sudut datang nol yaitu R(0), sehingga hanya dapat digunakan

untuk penentuan nilai impedansi akustik. Beberapa inversi post-stack antara lain

inversi rekursif, sparse spike, dan model based.

Inversi seismik semakin berkembang, pada tahun 1999 Conol ly

memperkenalkan konsep Elastic Impedance (EI) yang merupakan produk perkalian

densitas dengan gabungan kecepatan gelombang P dan S sebagai generalisasi

impedansi akustik untuk sudut datang bukan nol. Kemudian pada tahun 2002,

Whitcombe et al. memperkenalkan konsep perluasan EI yaitu Extended Elastic

Impedance (EEI).

Ilustrasi konsep inversi seismik (Sukmono, 1999)

apakah

itu?

DIVA ALFIANSYAHREDAKSI PUSAT HMGZINE

Pantai Syiah KualaBANDA ACEH

FAIZUL RIZKI T. GEOFISIKA UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Pantai Goa CemaraBANTUL, YOGYAKARTA

TONY YUNUS T. GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

HARGA IKLAN 2015/20161 halaman Halaman Belakang (Back cover) Rp3.500.0001 halaman Halaman Belakang Bagian Dalam Rp3.000.0001 halaman Halaman Depan Bagian Dalam Rp3.000.0001 halaman Halaman Isi Rp2.000.0001/2 halaman Halaman Isi Rp1.000.000

Beriklan di

efektif, harga terjangkaudan tersampaikan

Pantai Syiah KualaBANDA ACEH

FAIZUL RIZKI T. GEOFISIKA UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Pantai Goa CemaraBANTUL, YOGYAKARTA

TONY YUNUS T. GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

HARGA IKLAN 2015/20161 halaman Halaman Belakang (Back cover) Rp3.500.0001 halaman Halaman Belakang Bagian Dalam Rp3.000.0001 halaman Halaman Depan Bagian Dalam Rp3.000.0001 halaman Halaman Isi Rp2.000.0001/2 halaman Halaman Isi Rp1.000.000

Beriklan di

efektif, harga terjangkaudan tersampaikan