Edisi 4/Maret 2016 - setyown
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Edisi 4/Maret 2016 - setyown
Edisi 4/Maret 2016
BANGKITBERSATU
Selayang Pandang HMGI
Sesar CimandiriRoadshow HMGI
Mengenal Presiden HAGI 2016/2018
Apakah Inversi Seismik itu?
Sekretariat HMGZine 2015/2016Ruang Himpunan Mahasiswa Geofisika Universitas Gadjah Mada
Laboratorium Geofisika FMIPA UGM, BLS Sekip Selatan Unit III, Yogyakarta
MAIN FRONT COVER
Kontributor Foto
Plunyon, Kab. Slemanoleh Nur Arasyi
INNER FRONT COVER
Cemoro Lawang, TNBTSoleh Nur Arasyi
FEATURED CONTENTS
Gunung Merapioleh Nur Arasyi
MAIN BACK COVER
Kebumen, Jawa Tengaholeh Nur Arasyi
issuu.com/hmgzine
3Selayang Pandang
HMGI 2015/2016
10KONTEN PILIHAN
5
323646apakah itu?
Sekretariat HMGZine 2015/2016Ruang Himpunan Mahasiswa Geofisika Universitas Gadjah Mada
Laboratorium Geofisika FMIPA UGM, BLS Sekip Selatan Unit III, Yogyakarta
MAIN FRONT COVER
Kontributor Foto
Plunyon, Kab. Slemanoleh Nur Arasyi
INNER FRONT COVER
Cemoro Lawang, TNBTSoleh Nur Arasyi
FEATURED CONTENTS
Gunung Merapioleh Nur Arasyi
MAIN BACK COVER
Kebumen, Jawa Tengaholeh Nur Arasyi
issuu.com/hmgzine
3Selayang Pandang
HMGI 2015/2016
10KONTEN PILIHAN
5
323646apakah itu?
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirobbil 'alamiin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan
rahmat dan nikmat kepada kita semua. Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia
melalui tim satuan penugasan majalahnya kembali mempersembahkan buah karya
mahasiswa geofisika Indonesia yang dirangkum dalam majalah edisi keempat ini.
Edisi ini juga menjadi edisi terakhir dalam HMGI periode kepengurusan 2015/2016.
Mudah-mudahan dengan adanya edisi keempat ini dapat menginspirasi
keberlanjutan majalah HMGZine kepada kepengurusan berikutnya.
HMGZine edisi keempat ini mengangkat tema “Bangkit Bersatu” yang
merupakan visi HMGI periode 2015/2016. Majalah edisi keempat dengan tema
tersebut terbit sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh jajaran HMGI Pusat, HMGI
Regional, satgas HMGZine dan seluruh mahasiswa geofisika Indonesia yang telah
bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Semoga
semangat dan kebersamaan yang telah terjalin tetap eksis hingga ke masa-masa
berikutnya.
Akhir kata, kami haturkan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah berkontribusi, dari HAGI, HMGI pusat, HMGI regional, serta tim satuan
penugasan majalah dari seluruh Indonesia. Kritik dan saran dari pembaca adalah
pembangun majalah kita agar lebih baik. Selamat membaca! HMGI Bangkit Bersatu!
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2 3
SALAM REDAKSI
HMGI atau Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia merupakan organisasi yang
menghimpun mahasiswa geofisika se-Indonesia yang didirikan pada Mei 1993. Pada kepengurusan
2015/2016 ini, HMGI memiliki empat divisi dalam strukturnya, antara lain Divisi Internal, Divisi
Eksternal, Divisi Multimedia, dan Divisi Kewirausahaan.
Divisi Eksternal merupakan divisi yang menghubungkan HMGI itu sendiri ke instansi lain, dapat
berupa kerjasama program kerja maupun kerjasama berupa sponsorship. Divisi ini merupakan
cerminan HMGI sendiri kepada dunia luar. Selain sebagai cerminan, divisi ini diharapkan dapat
mengajarkan kita untuk menjadi seseorang yang professional dalam menjalin hubungan ke luar
lembaga, divisi ini juga mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain (public
speaking). Sebagai calon geofisikawan professional hal ini menjadi bekal yang penting yang harus
dipersiapkan. Program dari Divisi Eksternal antara lain Kunjungan HAGI, Geophysics Goes to School,
HMGI Tanggap Bencana, serta Musyawarah dan Seminar Nasional HMGI.
Divisi Internal merupakan divisi yang menghubungkan HMGI Pusat kepada seluruh anggotanya,
yaitu himpunan–himpunan mahasiswa geofisika di seluruh Indonesia. Divisi ini lebih mengurusi
urusan rumah tangga HMGI. Divisi ini dapat memberi kita semua keterampilan dalam membangun
hubungan baik sesama rekan geofisika dan menambah luas pertemanan, wawasan, dan berbagi
pengalaman. Program dari divisi internal antara lain, Pengumpulan Database Anggota HMGI,
Pengumpulan Proposal Guest Lecture dan Sponsorship ke HAGI, Electronic Lecture (yang dalam
pengerjaannya dibantu oleh Divisi Multimedia), HMGI Award, dan Evaluasi Kinerja.
HENDRA GUNA WIJAYAPIMPINAN REDAKSI HMGZINE
Selayang Pandang
HMGI 2015/2016
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirobbil 'alamiin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan
rahmat dan nikmat kepada kita semua. Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia
melalui tim satuan penugasan majalahnya kembali mempersembahkan buah karya
mahasiswa geofisika Indonesia yang dirangkum dalam majalah edisi keempat ini.
Edisi ini juga menjadi edisi terakhir dalam HMGI periode kepengurusan 2015/2016.
Mudah-mudahan dengan adanya edisi keempat ini dapat menginspirasi
keberlanjutan majalah HMGZine kepada kepengurusan berikutnya.
HMGZine edisi keempat ini mengangkat tema “Bangkit Bersatu” yang
merupakan visi HMGI periode 2015/2016. Majalah edisi keempat dengan tema
tersebut terbit sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh jajaran HMGI Pusat, HMGI
Regional, satgas HMGZine dan seluruh mahasiswa geofisika Indonesia yang telah
bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Semoga
semangat dan kebersamaan yang telah terjalin tetap eksis hingga ke masa-masa
berikutnya.
Akhir kata, kami haturkan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah berkontribusi, dari HAGI, HMGI pusat, HMGI regional, serta tim satuan
penugasan majalah dari seluruh Indonesia. Kritik dan saran dari pembaca adalah
pembangun majalah kita agar lebih baik. Selamat membaca! HMGI Bangkit Bersatu!
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2 3
SALAM REDAKSI
HMGI atau Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia merupakan organisasi yang
menghimpun mahasiswa geofisika se-Indonesia yang didirikan pada Mei 1993. Pada kepengurusan
2015/2016 ini, HMGI memiliki empat divisi dalam strukturnya, antara lain Divisi Internal, Divisi
Eksternal, Divisi Multimedia, dan Divisi Kewirausahaan.
Divisi Eksternal merupakan divisi yang menghubungkan HMGI itu sendiri ke instansi lain, dapat
berupa kerjasama program kerja maupun kerjasama berupa sponsorship. Divisi ini merupakan
cerminan HMGI sendiri kepada dunia luar. Selain sebagai cerminan, divisi ini diharapkan dapat
mengajarkan kita untuk menjadi seseorang yang professional dalam menjalin hubungan ke luar
lembaga, divisi ini juga mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain (public
speaking). Sebagai calon geofisikawan professional hal ini menjadi bekal yang penting yang harus
dipersiapkan. Program dari Divisi Eksternal antara lain Kunjungan HAGI, Geophysics Goes to School,
HMGI Tanggap Bencana, serta Musyawarah dan Seminar Nasional HMGI.
Divisi Internal merupakan divisi yang menghubungkan HMGI Pusat kepada seluruh anggotanya,
yaitu himpunan–himpunan mahasiswa geofisika di seluruh Indonesia. Divisi ini lebih mengurusi
urusan rumah tangga HMGI. Divisi ini dapat memberi kita semua keterampilan dalam membangun
hubungan baik sesama rekan geofisika dan menambah luas pertemanan, wawasan, dan berbagi
pengalaman. Program dari divisi internal antara lain, Pengumpulan Database Anggota HMGI,
Pengumpulan Proposal Guest Lecture dan Sponsorship ke HAGI, Electronic Lecture (yang dalam
pengerjaannya dibantu oleh Divisi Multimedia), HMGI Award, dan Evaluasi Kinerja.
HENDRA GUNA WIJAYAPIMPINAN REDAKSI HMGZINE
Selayang Pandang
HMGI 2015/2016
INTEGRASI BERBAGAI SEKTORDALAM EFISIENSI SERTA
PRODUKSI
4 5
Dalam 50 tahun terakhir, masyarakat di seluruh dunia menggunakan fossil fuel sebagai sumber energi
utama dalam memenuhi kebutuhannya baik dari segi energi, transportasi, industri dan sektor lainnya. 20
sampai 30 tahun yang lalu, fossil fuel dinilai sangat ekonomis dan cukup praktis untuk mendapatkannya dimana
produksi akan minyak sedang mengalami masa kejayaannya dengan cerminan produksi minyak dunia sangat
tinggi. Konsumsi minyak terbesar ialah sektor transportasi, dimana berbagai kendaraan baik milik pribadi
ataupun kendaraan umum sebagian besar menggunakan bahan bakar minyak. Keekonomisan dari bahan bakar
minyak ini memicu permasalahan berupa ketergantungan pada masyarakat untuk terus menerus
menggunakan bahan bakar, sementara di lain pihak jumlah kendaraan transportasi selalu meningkat namun
tidak diiringi dengan peningkatan produksi minyak itu sendiri. Oleh karena itu, kelangkaan akan bahan bakar
minyak ini mulai terjadi di sebagian penjuru dunia.
Banyak negara–negara yang cepat tanggap dalam mengatasi permasalahan kelangkaan ini dengan cara
mencari energi alternatif yang lain seperti Iran yang sampai sekarang penggunaan energinya di dominasi oleh
gas dan Jepang yang beralih ke tenaga nuklir dan menciptakan transportasi berupa MAGLEV. Namun, tidak
sedikit negara–negara yang masih menganggap bahan bakar minyak adalah yang paling utama dari sumber–
sumber energi lainnya.
Menurut World Energy Outlook, 2013 kebutuhan minyak dunia sangat dipengaruhi oleh aktivitas
ekonomi sektoral, tingkat efisiensi dari proses transformasi serta tingkat keekonomisan dan ketersediaan energi
alternatif pengganti minyak. Sektor transportasi merupakan sektor pengguna bahan bakar minyak terbesar
yang mencapai 60% kemudian diikuti oleh sektor seperti bahan baku, reduktor, pelumas, pembangkit listrik dan
sebagainya. Oleh karena itu, maka diperlukan budaya efisiensi akan penggunaan bahan bakar minyak dalam
kehidupan sehari–hari misalnya dengan melakukan diversifikasi terhadap jenis energi sehingga energi yang
digunakan lebih beragam dan hal ini dapat mengontrol laju konsumsi bahan bakar minyak terhadap bahan
bakar alternatif selain minyak guna memenuhi kebutuhan energi. Sektor transportasi merupakan konsumen
terbesar bahan bakar minyak bumi maka dari itu adannya suatu gerakan berupa “Using your foot to walk in 5 km”
merupakan suatu gerakan yang berlandaskan penggunaan alat transportasi ramah lingkungan seperti sepeda
dimana jika setiap orang dapat membudayakan hal ini, maka akan terwujud efisiensi yang besar mengenai
penggunaan bahan bakar minyak di sektor transportasi.
Selain kedua usaha di atas, perlu juga dilakukan peningkatan produksi dari minyak itu sendiri misalnya
dengan menggunakan teknik EOR (Enhanced Oil Recovery). Teknik EOR ini berguna untuk meningkatkan
perolehan minyak dari sumur–sumur yang sudah berproduksi namun belum optimum misalnya karena tekanan
yang kurang sehingga minyak tidak dapat naik ke atas. Oleh karena itu, teknik EOR ini merupakan salah satu
solusi dari permasalahan tersebut dimana ada berbagai teknik EOR yang digunakan yaitu berupa thermal fluid
EOR, chemical EOR, microbacteria EOR, inti dari teknik EOR ini ialah membuat minyak yang tadinya berat akan naik
ke atas dengan cara injeksi thermal fluid agar viskositasnya menurun, atau dengan injeksi bacteria yang tahan
terhadap kondisi reservoir (temperatur dan tekanan ) yang akan merubah sifat dari minyak tersebut. Fokus 2sekarang yaitu pada teknik EOR yang menggunakan tekanan dari gas CO yang diinjeksikan. Seperti yang kita
2tahu bahwa gas CO merupakan produk dari hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak dan batu
Divisi Multimedia merupakan divisi yang bergerak dalam semua bidang media
dan penyebaran informasi keluar. Saat ini, HMGI melalui Divisi Multimedia mencoba
membuat terobosan baru dalam hal media organisasi mahasiswa, seperti
pembuatan aplikasi Android HMGI, website e-shopping untuk Kewirausahaan, dan
sebagainya. Program kerja Divisi Multimedia, antara lain: Pengolahan Situs Web
HMGI, Update Media Sosial, Poster Ucapan, dan HMGZine (Majalah HMGI).
Terakhir adalah Divisi Kewirausahaan. Divisi ini merupakan divisi yang erat
dengan bidang keuangan. Adanya Divisi Kewirausahaan ini diharapkan dapat
menanamkan jiwa entrepreneurship kepada kita semua bagaimana mendapatkan
keuntungan dari setiap program usahanya. Program kerja dari divisi kewirausahaan
antara lain Penjualan Merchandise dan Laporan keuangan.
INTEGRASI BERBAGAI SEKTORDALAM EFISIENSI SERTA
PRODUKSI
4 5
Dalam 50 tahun terakhir, masyarakat di seluruh dunia menggunakan fossil fuel sebagai sumber energi
utama dalam memenuhi kebutuhannya baik dari segi energi, transportasi, industri dan sektor lainnya. 20
sampai 30 tahun yang lalu, fossil fuel dinilai sangat ekonomis dan cukup praktis untuk mendapatkannya dimana
produksi akan minyak sedang mengalami masa kejayaannya dengan cerminan produksi minyak dunia sangat
tinggi. Konsumsi minyak terbesar ialah sektor transportasi, dimana berbagai kendaraan baik milik pribadi
ataupun kendaraan umum sebagian besar menggunakan bahan bakar minyak. Keekonomisan dari bahan bakar
minyak ini memicu permasalahan berupa ketergantungan pada masyarakat untuk terus menerus
menggunakan bahan bakar, sementara di lain pihak jumlah kendaraan transportasi selalu meningkat namun
tidak diiringi dengan peningkatan produksi minyak itu sendiri. Oleh karena itu, kelangkaan akan bahan bakar
minyak ini mulai terjadi di sebagian penjuru dunia.
Banyak negara–negara yang cepat tanggap dalam mengatasi permasalahan kelangkaan ini dengan cara
mencari energi alternatif yang lain seperti Iran yang sampai sekarang penggunaan energinya di dominasi oleh
gas dan Jepang yang beralih ke tenaga nuklir dan menciptakan transportasi berupa MAGLEV. Namun, tidak
sedikit negara–negara yang masih menganggap bahan bakar minyak adalah yang paling utama dari sumber–
sumber energi lainnya.
Menurut World Energy Outlook, 2013 kebutuhan minyak dunia sangat dipengaruhi oleh aktivitas
ekonomi sektoral, tingkat efisiensi dari proses transformasi serta tingkat keekonomisan dan ketersediaan energi
alternatif pengganti minyak. Sektor transportasi merupakan sektor pengguna bahan bakar minyak terbesar
yang mencapai 60% kemudian diikuti oleh sektor seperti bahan baku, reduktor, pelumas, pembangkit listrik dan
sebagainya. Oleh karena itu, maka diperlukan budaya efisiensi akan penggunaan bahan bakar minyak dalam
kehidupan sehari–hari misalnya dengan melakukan diversifikasi terhadap jenis energi sehingga energi yang
digunakan lebih beragam dan hal ini dapat mengontrol laju konsumsi bahan bakar minyak terhadap bahan
bakar alternatif selain minyak guna memenuhi kebutuhan energi. Sektor transportasi merupakan konsumen
terbesar bahan bakar minyak bumi maka dari itu adannya suatu gerakan berupa “Using your foot to walk in 5 km”
merupakan suatu gerakan yang berlandaskan penggunaan alat transportasi ramah lingkungan seperti sepeda
dimana jika setiap orang dapat membudayakan hal ini, maka akan terwujud efisiensi yang besar mengenai
penggunaan bahan bakar minyak di sektor transportasi.
Selain kedua usaha di atas, perlu juga dilakukan peningkatan produksi dari minyak itu sendiri misalnya
dengan menggunakan teknik EOR (Enhanced Oil Recovery). Teknik EOR ini berguna untuk meningkatkan
perolehan minyak dari sumur–sumur yang sudah berproduksi namun belum optimum misalnya karena tekanan
yang kurang sehingga minyak tidak dapat naik ke atas. Oleh karena itu, teknik EOR ini merupakan salah satu
solusi dari permasalahan tersebut dimana ada berbagai teknik EOR yang digunakan yaitu berupa thermal fluid
EOR, chemical EOR, microbacteria EOR, inti dari teknik EOR ini ialah membuat minyak yang tadinya berat akan naik
ke atas dengan cara injeksi thermal fluid agar viskositasnya menurun, atau dengan injeksi bacteria yang tahan
terhadap kondisi reservoir (temperatur dan tekanan ) yang akan merubah sifat dari minyak tersebut. Fokus 2sekarang yaitu pada teknik EOR yang menggunakan tekanan dari gas CO yang diinjeksikan. Seperti yang kita
2tahu bahwa gas CO merupakan produk dari hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak dan batu
Divisi Multimedia merupakan divisi yang bergerak dalam semua bidang media
dan penyebaran informasi keluar. Saat ini, HMGI melalui Divisi Multimedia mencoba
membuat terobosan baru dalam hal media organisasi mahasiswa, seperti
pembuatan aplikasi Android HMGI, website e-shopping untuk Kewirausahaan, dan
sebagainya. Program kerja Divisi Multimedia, antara lain: Pengolahan Situs Web
HMGI, Update Media Sosial, Poster Ucapan, dan HMGZine (Majalah HMGI).
Terakhir adalah Divisi Kewirausahaan. Divisi ini merupakan divisi yang erat
dengan bidang keuangan. Adanya Divisi Kewirausahaan ini diharapkan dapat
menanamkan jiwa entrepreneurship kepada kita semua bagaimana mendapatkan
keuntungan dari setiap program usahanya. Program kerja dari divisi kewirausahaan
antara lain Penjualan Merchandise dan Laporan keuangan.
6 7
2bara. Gas CO yang sudah di-capture ini akan diinjeksikan ke sumur yang cocok terhadap 2penambahan tekanan CO ini, sehingga sebelum melakukan injeksi dilakukan studi geologi,
geofisika dan reservoir terlebih dahulu untuk mengurangi resiko kebocoran. Efek dari EOR ini
akan menambah angka produksi dari minyak itu sendiri sampai nantinya akan dapat
mengimbangi konsumsi minyak dunia dengan syarat usaha–usaha penggunaan energi
alternatif pengganti minyak berjalan selaras.
Usaha berikutnya ialah datang dari kebijakan pemerintah, yaitu diterapkannya Carbon
Tax sesuai dengan emisi yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar minyak tersebut 2dikarenakan dampak yang ditimbulkan berupa akumulasi CO di atmosfer. Disini sektor
energi juga dapat berperan dalam hal Carbon Capture and Storage (CCS), yaitu penangkapan 2gas CO dan diinjeksikan ke bawah permukaan bumi. Peran dari sektor yang berkaitan
2sangatlah penting yaitu mencari tempat jebakan yang dapat memerangkap CO yang di
injeksikan ke bawah permukaan dalam waktu yang lama. Norwegia merupakan salah satu
negara yang menjadikan Carbon Capture and Storage (CCS) ini secara komersial yaitu industri 2 2yang mengeluarkan emisi CO harus membayar CO yang dikeluarkan agar dilakukan CCS.
2Norwegia sendiri memiliki kondisi alam dan tektonik yang mendukung untuk menjebak CO
yang di injeksikan dalam waktu yang lama. Dengan adanya kebijakan Carbon Tax dan Carbon
Capture and Storage (CCS) ini diharapkan para konsumer bahan bakar minyak dapat
menggunakan minyak secara efisien sesuai dengan kebutuhan.
M. HIDAYATTEKNIK GEOFISIKA - ITB
Usaha berikutnya yaitu mulai beralih pada alat transportasi berbasis teknologi seperti
dibuatnya transportasi–transportasi ramah lingkungan dengan cara inovasi bahan bakar
misalnya menggunakan biogas atau biomassa bahkan menggunakan superkonduktor
seperti halnya MAGLEV yang sudah digunakan di Jepang. Meskipun peralihan dari segi
teknologi ini tidak akan berjalan cepat namun sudah mulai dibuat inovasi untuk masa
mendatang baik berupa riset atau percobaan–percobaan yang didukung oleh banyak
masyarakat.
Usaha efisiensi dari bahan bakar minyak ini dapat berjalan optimum jika didukung
dengan berkembangnya energi alternatif pengganti bahan bakar minyak sehingga ketika
usaha efisiensi di atas berjalan dan penggunaan energi alternatif mulai diterapkan,
penyelesaian dari permasalahan energi ini terutama bahan bakar minyak dapat terselesaikan
dalam berbagai aspek yaitu berkurangnya kelangkaan energi, dampak lingkungan yang
membaik, budaya sehat dari masyarakat, serta bijak dalam menggunakan energi sesuai
dengan kebutuhan.
GUNUNG IJEN
Gunung Ijen adalah gunungapi yang berada di Banyuwangi, Jawa Timur dengan keindahan alam
yang langka berupa fenomena api biru atau dikenal dengan sebutan “Blue Fire”. Fenomena blue fire
atau api biru di dunia hanya terjadi di dua tempat yaitu Islandia dan Kawah Ijen. Banyak yang
berpendapat bahwa api biru Kawah Ijen berasal dari lava itu sendiri, tetapi api biru Kawah Ijen selalu
disertai dengan bau tidak sedap, hal ini membutuhkan jawaban ilmiah dalam pemecahannya.
Gunung Ijen adalah gunung api aktif dengan kekayaan belerang yang melimpah. Berdasarkan
sudut pandang geologi, kompleks solfatara Gunung Ijen berada di sebelah tenggara yang merupakan
dinding danau Kawah Ijen. Batuan yang berada di daerah solfatara Kawah Ijen telah teralterasi secara
intensif dengan dominasi warna putih sampai kuning. Gas solfatara daerah Kawah Ijen dapat
mencapai 200°C dengan rumus kimia yaitu H S. Gas hidrogen sulfida tergolong gas berbahaya karena
gas hidrogen sulfida dapat menunjukkan fenomena ledakan dan sangat beracun serta mudah
terbakar. Gas belerang memiliki titik lebur yaitu -82°C dan titik didih -60°C. Fenomena gas belerang
yang berasal dari solfatara tergolong menakjubkan. Di samping kapasitas gas belerang yang
melimpah, suhu udara di daerah Kawah Ijen dapat mencapai 360°C, sehingga gas belerang bisa saja
terbakar di udara. Jika gas belerang dibakar maka pembakaran gas belerang akan menunjukkan
fenomena api berwarna biru yang selanjutnya SO dan H O akan terbentuk. Sesuai dengan reaksi
kesetimbangan kimia, reaksi pembakaran gas H S akan memberikan efek api berwarna biru atau
dikenal dengan sebutan blue fire. Sebelumnya, kehadiran gas belerang dapat diprediksi dari
keberadaan sejumlah struktur patahan yang berada di sekitar dinding danau. Solfatara diprediksi
berasal dari struktur patahan yang ada di sekitar Kawah Ijen.
Pendapat sebagian orang tentang fenomena blue fire karena efek pembakaran pada temperatur
yang sangat tinggi. Berdasarkan spektrum warna, fenomena api biru lebih panas jika dibandingkan
dengan api berwarna merah. Pada saat pembakaran, api berwarna merah menunjukkan posisi yang
berada di bagian paling luar sehingga menunjukkan posisi yang paling luar, sedangkan api berwarna
biru berada di posisi bagian dalam. Hal ini merupakan fenomena yang normal, hasil penelitian tentang
warna api menunjukkan bahwa api merah memiliki suhu di bawah 1000°C dan api berwarna biru
memiliki suhu di bawah 2000°C. Namun api biru dapat dilihat di siang hari, berbeda dengan api biru di
Gunung Ijen yakni api biru hanya dapat dilihat di malam hari, sehingga ada penyebab lain fenomena
api biru ini. Berdasarkan keberadaan solfatara Gunung Ijen, gas belerang dapat tercium di sekitar
daerah blue fire, sehingga kemungkinan terbesar adalah api membakar gas solfatara pada titik
bakarnya sehingga muncul fenomena blue fire.
Jadi, fenomena api biru Gunung Ijen merupakan pembakaran gas belerang pada titik bakarnya
dengan kapasitas melimpah dan suhu udara yang tinggi. Pembakaran gas belerang hanya dapat
dilihat pada malam hari karena api pembakarnya memiliki suhu di bawah 1000°C. Sungguh indah
pesona Indonesia lengkap dengan berkah yang dapat diambil, tak lupa bahaya yang mesti diwaspadai.
SUHENDRA VEBRIANTOGEOFISIKA - UB
M. ALI IMRAN Z. GEOFISIKA UNIVERSITAS GADJAH MADA
2
2 2
2
6 7
2bara. Gas CO yang sudah di-capture ini akan diinjeksikan ke sumur yang cocok terhadap 2penambahan tekanan CO ini, sehingga sebelum melakukan injeksi dilakukan studi geologi,
geofisika dan reservoir terlebih dahulu untuk mengurangi resiko kebocoran. Efek dari EOR ini
akan menambah angka produksi dari minyak itu sendiri sampai nantinya akan dapat
mengimbangi konsumsi minyak dunia dengan syarat usaha–usaha penggunaan energi
alternatif pengganti minyak berjalan selaras.
Usaha berikutnya ialah datang dari kebijakan pemerintah, yaitu diterapkannya Carbon
Tax sesuai dengan emisi yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar minyak tersebut 2dikarenakan dampak yang ditimbulkan berupa akumulasi CO di atmosfer. Disini sektor
energi juga dapat berperan dalam hal Carbon Capture and Storage (CCS), yaitu penangkapan 2gas CO dan diinjeksikan ke bawah permukaan bumi. Peran dari sektor yang berkaitan
2sangatlah penting yaitu mencari tempat jebakan yang dapat memerangkap CO yang di
injeksikan ke bawah permukaan dalam waktu yang lama. Norwegia merupakan salah satu
negara yang menjadikan Carbon Capture and Storage (CCS) ini secara komersial yaitu industri 2 2yang mengeluarkan emisi CO harus membayar CO yang dikeluarkan agar dilakukan CCS.
2Norwegia sendiri memiliki kondisi alam dan tektonik yang mendukung untuk menjebak CO
yang di injeksikan dalam waktu yang lama. Dengan adanya kebijakan Carbon Tax dan Carbon
Capture and Storage (CCS) ini diharapkan para konsumer bahan bakar minyak dapat
menggunakan minyak secara efisien sesuai dengan kebutuhan.
M. HIDAYATTEKNIK GEOFISIKA - ITB
Usaha berikutnya yaitu mulai beralih pada alat transportasi berbasis teknologi seperti
dibuatnya transportasi–transportasi ramah lingkungan dengan cara inovasi bahan bakar
misalnya menggunakan biogas atau biomassa bahkan menggunakan superkonduktor
seperti halnya MAGLEV yang sudah digunakan di Jepang. Meskipun peralihan dari segi
teknologi ini tidak akan berjalan cepat namun sudah mulai dibuat inovasi untuk masa
mendatang baik berupa riset atau percobaan–percobaan yang didukung oleh banyak
masyarakat.
Usaha efisiensi dari bahan bakar minyak ini dapat berjalan optimum jika didukung
dengan berkembangnya energi alternatif pengganti bahan bakar minyak sehingga ketika
usaha efisiensi di atas berjalan dan penggunaan energi alternatif mulai diterapkan,
penyelesaian dari permasalahan energi ini terutama bahan bakar minyak dapat terselesaikan
dalam berbagai aspek yaitu berkurangnya kelangkaan energi, dampak lingkungan yang
membaik, budaya sehat dari masyarakat, serta bijak dalam menggunakan energi sesuai
dengan kebutuhan.
GUNUNG IJEN
Gunung Ijen adalah gunungapi yang berada di Banyuwangi, Jawa Timur dengan keindahan alam
yang langka berupa fenomena api biru atau dikenal dengan sebutan “Blue Fire”. Fenomena blue fire
atau api biru di dunia hanya terjadi di dua tempat yaitu Islandia dan Kawah Ijen. Banyak yang
berpendapat bahwa api biru Kawah Ijen berasal dari lava itu sendiri, tetapi api biru Kawah Ijen selalu
disertai dengan bau tidak sedap, hal ini membutuhkan jawaban ilmiah dalam pemecahannya.
Gunung Ijen adalah gunung api aktif dengan kekayaan belerang yang melimpah. Berdasarkan
sudut pandang geologi, kompleks solfatara Gunung Ijen berada di sebelah tenggara yang merupakan
dinding danau Kawah Ijen. Batuan yang berada di daerah solfatara Kawah Ijen telah teralterasi secara
intensif dengan dominasi warna putih sampai kuning. Gas solfatara daerah Kawah Ijen dapat
mencapai 200°C dengan rumus kimia yaitu H S. Gas hidrogen sulfida tergolong gas berbahaya karena
gas hidrogen sulfida dapat menunjukkan fenomena ledakan dan sangat beracun serta mudah
terbakar. Gas belerang memiliki titik lebur yaitu -82°C dan titik didih -60°C. Fenomena gas belerang
yang berasal dari solfatara tergolong menakjubkan. Di samping kapasitas gas belerang yang
melimpah, suhu udara di daerah Kawah Ijen dapat mencapai 360°C, sehingga gas belerang bisa saja
terbakar di udara. Jika gas belerang dibakar maka pembakaran gas belerang akan menunjukkan
fenomena api berwarna biru yang selanjutnya SO dan H O akan terbentuk. Sesuai dengan reaksi
kesetimbangan kimia, reaksi pembakaran gas H S akan memberikan efek api berwarna biru atau
dikenal dengan sebutan blue fire. Sebelumnya, kehadiran gas belerang dapat diprediksi dari
keberadaan sejumlah struktur patahan yang berada di sekitar dinding danau. Solfatara diprediksi
berasal dari struktur patahan yang ada di sekitar Kawah Ijen.
Pendapat sebagian orang tentang fenomena blue fire karena efek pembakaran pada temperatur
yang sangat tinggi. Berdasarkan spektrum warna, fenomena api biru lebih panas jika dibandingkan
dengan api berwarna merah. Pada saat pembakaran, api berwarna merah menunjukkan posisi yang
berada di bagian paling luar sehingga menunjukkan posisi yang paling luar, sedangkan api berwarna
biru berada di posisi bagian dalam. Hal ini merupakan fenomena yang normal, hasil penelitian tentang
warna api menunjukkan bahwa api merah memiliki suhu di bawah 1000°C dan api berwarna biru
memiliki suhu di bawah 2000°C. Namun api biru dapat dilihat di siang hari, berbeda dengan api biru di
Gunung Ijen yakni api biru hanya dapat dilihat di malam hari, sehingga ada penyebab lain fenomena
api biru ini. Berdasarkan keberadaan solfatara Gunung Ijen, gas belerang dapat tercium di sekitar
daerah blue fire, sehingga kemungkinan terbesar adalah api membakar gas solfatara pada titik
bakarnya sehingga muncul fenomena blue fire.
Jadi, fenomena api biru Gunung Ijen merupakan pembakaran gas belerang pada titik bakarnya
dengan kapasitas melimpah dan suhu udara yang tinggi. Pembakaran gas belerang hanya dapat
dilihat pada malam hari karena api pembakarnya memiliki suhu di bawah 1000°C. Sungguh indah
pesona Indonesia lengkap dengan berkah yang dapat diambil, tak lupa bahaya yang mesti diwaspadai.
SUHENDRA VEBRIANTOGEOFISIKA - UB
M. ALI IMRAN Z. GEOFISIKA UNIVERSITAS GADJAH MADA
2
2 2
2
10 11
Roadshow Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia merupakan salah satu program kerja HMGI Pusat yang bertujuan untuk memperkenalkan HMGI lebih jauh kepada mahasiswa-mahasiswa geofisika baik yang telah tergabung dalam anggota HMGI atau yang akan bergabung menjadi anggota HMGI. Di dalam acara roadshow ini, HMGI menjelaskan berbagai macam program kerja selama satu tahun kepengurusan, sistem keanggotaan, benefit menjadi anggota dan pengurus HMGI, serta atribut apa saja yang di sediakan oleh HMGI. Selain itu, dalam satu rangkaian roadshow ini pula himpunan berkesempatan untuk memperkenalkan kepada kami mengenai program kerja, bidang geofisika yang dipelajari, dan kendala dalam organisasinya. Sasaran dari Roadshow HMGI adalah semua angkatan. Mengapa demikian? Karena bukan saja angkatan yang sedang mengurus himpunan tetapi bahkan sampai angkatan yang paling muda juga diharapkan sudah memiliki pengetahuan mengenai HMGI itu sendiri. Selain untuk menarik minat bergabung menjadi HMGI, arti “melebarkan sayap“ adalah agar dapat menanamkan rasa cinta dan memiliki HMGI.
Pada pelaksanaannya kami melakukan roadshow sebanyak enam tempat berbeda seperti Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Universitas Brawijaya Malang, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Islam Negeri Jakarta dan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Tentunya selama perjalan roadshow ini banyak meninggalkan cerita menarik dan unik untuk masing-masing lokasi. Selain bertemu dengan rekan-rekan geofisika lainnya, ternyata masing-masing universitas mempunyai ciri khas tersendiri.
Dimulai pada 2 bulan di awal kepengurusan HMGI periode saat ini, pada 4 April 2015 kami melaksanakan roadshow ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). UNY sendiri merupakan bagian dari HMGI Regional 3 yaitu Yogyakarta dan Jawa Tengah. Geofisika di UNY sendiri baru terbentuk di tahun 2015 dan mahasiswanya terhimpun dalam Geophysics Study Club yang masih dibawah Himpunan Mahasiswa Fisika. Meskipun masih tergolong baru, tetapi semangatnya dapat kami rasakan, yaitu semangat “Sang Pelopor”. Selama ini yang sama-sama kita ketahui adalah himpunan yang langsung terbentuk, tetapi dibalik itu semua untuk memperjuangkan sesuatu yang baru perlu pengorbanan dan keinginan yang kuat. Cerita itu yang kami dapatkan di anggota muda kami di HMGI.
Kemudian pada tanggal 2 Oktober 2015 kami dibantu rekan-rekan dari Universitas Hasanudin melakukan roadshow ke UIN Alauddin Makassar di HMGI Regional 5 (Indonesia bagian timur). UIN Alauddin sendiri belum menjadi anggota kami tetapi sudah memiliki peminatan geofisika. Oleh karena itu, kami memperkenalkan HMGI dan hal utamanya adalah keuntungan apabila bergabung dengan HMGI. Antusias yang besar dari UIN Alauddin memberikan kami tenaga baru untuk tetap semangat dalam memperluas sayap HMGI pastinya. Apabila tidak ada halangan yang berarti, tahun ini UIN Alauddin akan diangkat menjadi Anggota HMGI di Musyawarah HMGI 2016 pada bulan Maret.
HMGI Bangkit BersatuROADSHOW
Dari Makassar kita pindah ke daerah penghasil apel terkenal di pulau Jawa. Yap! Malang jawabannya. Tepatnya pada tanggal 11 Oktober 2015 kami melakukan Roadshow HMGI ke Universitas Brawijaya (UB) Malang. UB sendiri merupakan anggota HMGI yang tergabung pada HMGI regional 4 yaitu wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara. Sesampainya disana kami disambut Dessy Lutfiani P. selaku Ketua Ikatan Mahasiswa Geofisika UB pada saat itu. Kami melaksanakan roadshow pada dua tempat berbeda pada saat itu karena di UB sendiri sedang melaksanakan ospek jurusan dan melaksanakan course secara bersamaan. Pada acara ospek jurusan kami bertemu dengan angkatan baru yaitu 2015 dan pada acara course kami bertemu dengan Geofisika UB dari angkatan 2014-2010. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan oleh rekan-rekan mahasiswa baru di sini mengenai prospek geofisika dan keunggulan dari HMGI yang pada presentasi bersamaan kami di sandingkan dengan organisasi-organisasi tingkat universitas di Universitas Brawijaya.
Tidak jauh dari Kota Malang, masih di Regional 4, kami melakukan roadshow di ibukota provinsi paling timur di Pulau Jawa yaitu Surabaya. Bertepatan pada tanggal 24 Oktober 2015, kami mengunjungi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Roadshow ini awalnya tidak kami rencanakan mengingat tahun lalu sudah dilaksanakan hal serupa di ITS, tetapi karena ada kunjungan divisi Kewirausahaan HMGI kepada anggotanya di ITS, jadi kami berpikir untuk sekaligus memperkenalkan lagi HMGI kepada mahasiswa baru disana. Bersama dengan rekan-rekan Regional 4 kami disambut baik oleh Moch. Fauzan Dwiharto selaku Ketua Ikatan Teknik Geofisika ITS dan 60 orang mahasiswa baru yang mengikuti acara Roadshow HMGI. Antusias yang kami rasakan dahulu kembali terulang di Kota Surabaya ini.
Selanjutnya kita berpindah ke kota besar Regional 2 HMGI yaitu Jakarta. Pada tanggal 21 November 2015 kami bersama dengan pengurus Regional 2 melaksanakan roadshow ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. UIN Jakarta merupakan anggota muda di HMGI dengan usia himpunannya yang masih tergolong muda yaitu dua tahun dengan jumlah mahasiswa geofisika sebanyak 20 orang untuk tiap angkatannya. Tetapi hal tersebut juga tidak mengurangi semangat HMGF untuk tetap bangkit yang saat ini dibawah kepemimpinan Dimas Gondhokusumo. Jika diberi kesempatan maka pada Musyawarah Nasional HMGI 2016, UIN Jakarta akan diangkat menjadi anggota penuh HMGI.
10 11
Roadshow Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia merupakan salah satu program kerja HMGI Pusat yang bertujuan untuk memperkenalkan HMGI lebih jauh kepada mahasiswa-mahasiswa geofisika baik yang telah tergabung dalam anggota HMGI atau yang akan bergabung menjadi anggota HMGI. Di dalam acara roadshow ini, HMGI menjelaskan berbagai macam program kerja selama satu tahun kepengurusan, sistem keanggotaan, benefit menjadi anggota dan pengurus HMGI, serta atribut apa saja yang di sediakan oleh HMGI. Selain itu, dalam satu rangkaian roadshow ini pula himpunan berkesempatan untuk memperkenalkan kepada kami mengenai program kerja, bidang geofisika yang dipelajari, dan kendala dalam organisasinya. Sasaran dari Roadshow HMGI adalah semua angkatan. Mengapa demikian? Karena bukan saja angkatan yang sedang mengurus himpunan tetapi bahkan sampai angkatan yang paling muda juga diharapkan sudah memiliki pengetahuan mengenai HMGI itu sendiri. Selain untuk menarik minat bergabung menjadi HMGI, arti “melebarkan sayap“ adalah agar dapat menanamkan rasa cinta dan memiliki HMGI.
Pada pelaksanaannya kami melakukan roadshow sebanyak enam tempat berbeda seperti Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Universitas Brawijaya Malang, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Islam Negeri Jakarta dan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Tentunya selama perjalan roadshow ini banyak meninggalkan cerita menarik dan unik untuk masing-masing lokasi. Selain bertemu dengan rekan-rekan geofisika lainnya, ternyata masing-masing universitas mempunyai ciri khas tersendiri.
Dimulai pada 2 bulan di awal kepengurusan HMGI periode saat ini, pada 4 April 2015 kami melaksanakan roadshow ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). UNY sendiri merupakan bagian dari HMGI Regional 3 yaitu Yogyakarta dan Jawa Tengah. Geofisika di UNY sendiri baru terbentuk di tahun 2015 dan mahasiswanya terhimpun dalam Geophysics Study Club yang masih dibawah Himpunan Mahasiswa Fisika. Meskipun masih tergolong baru, tetapi semangatnya dapat kami rasakan, yaitu semangat “Sang Pelopor”. Selama ini yang sama-sama kita ketahui adalah himpunan yang langsung terbentuk, tetapi dibalik itu semua untuk memperjuangkan sesuatu yang baru perlu pengorbanan dan keinginan yang kuat. Cerita itu yang kami dapatkan di anggota muda kami di HMGI.
Kemudian pada tanggal 2 Oktober 2015 kami dibantu rekan-rekan dari Universitas Hasanudin melakukan roadshow ke UIN Alauddin Makassar di HMGI Regional 5 (Indonesia bagian timur). UIN Alauddin sendiri belum menjadi anggota kami tetapi sudah memiliki peminatan geofisika. Oleh karena itu, kami memperkenalkan HMGI dan hal utamanya adalah keuntungan apabila bergabung dengan HMGI. Antusias yang besar dari UIN Alauddin memberikan kami tenaga baru untuk tetap semangat dalam memperluas sayap HMGI pastinya. Apabila tidak ada halangan yang berarti, tahun ini UIN Alauddin akan diangkat menjadi Anggota HMGI di Musyawarah HMGI 2016 pada bulan Maret.
HMGI Bangkit BersatuROADSHOW
Dari Makassar kita pindah ke daerah penghasil apel terkenal di pulau Jawa. Yap! Malang jawabannya. Tepatnya pada tanggal 11 Oktober 2015 kami melakukan Roadshow HMGI ke Universitas Brawijaya (UB) Malang. UB sendiri merupakan anggota HMGI yang tergabung pada HMGI regional 4 yaitu wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara. Sesampainya disana kami disambut Dessy Lutfiani P. selaku Ketua Ikatan Mahasiswa Geofisika UB pada saat itu. Kami melaksanakan roadshow pada dua tempat berbeda pada saat itu karena di UB sendiri sedang melaksanakan ospek jurusan dan melaksanakan course secara bersamaan. Pada acara ospek jurusan kami bertemu dengan angkatan baru yaitu 2015 dan pada acara course kami bertemu dengan Geofisika UB dari angkatan 2014-2010. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan oleh rekan-rekan mahasiswa baru di sini mengenai prospek geofisika dan keunggulan dari HMGI yang pada presentasi bersamaan kami di sandingkan dengan organisasi-organisasi tingkat universitas di Universitas Brawijaya.
Tidak jauh dari Kota Malang, masih di Regional 4, kami melakukan roadshow di ibukota provinsi paling timur di Pulau Jawa yaitu Surabaya. Bertepatan pada tanggal 24 Oktober 2015, kami mengunjungi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Roadshow ini awalnya tidak kami rencanakan mengingat tahun lalu sudah dilaksanakan hal serupa di ITS, tetapi karena ada kunjungan divisi Kewirausahaan HMGI kepada anggotanya di ITS, jadi kami berpikir untuk sekaligus memperkenalkan lagi HMGI kepada mahasiswa baru disana. Bersama dengan rekan-rekan Regional 4 kami disambut baik oleh Moch. Fauzan Dwiharto selaku Ketua Ikatan Teknik Geofisika ITS dan 60 orang mahasiswa baru yang mengikuti acara Roadshow HMGI. Antusias yang kami rasakan dahulu kembali terulang di Kota Surabaya ini.
Selanjutnya kita berpindah ke kota besar Regional 2 HMGI yaitu Jakarta. Pada tanggal 21 November 2015 kami bersama dengan pengurus Regional 2 melaksanakan roadshow ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. UIN Jakarta merupakan anggota muda di HMGI dengan usia himpunannya yang masih tergolong muda yaitu dua tahun dengan jumlah mahasiswa geofisika sebanyak 20 orang untuk tiap angkatannya. Tetapi hal tersebut juga tidak mengurangi semangat HMGF untuk tetap bangkit yang saat ini dibawah kepemimpinan Dimas Gondhokusumo. Jika diberi kesempatan maka pada Musyawarah Nasional HMGI 2016, UIN Jakarta akan diangkat menjadi anggota penuh HMGI.
12 13
Masih di Regional 2 yaitu Jakarta dan Jawa Barat, pada kepengurusan tahun
2015/2016 kami melakukan roadshow terakhir ke Sekolah Tinggi Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika pada tanggal 28 November 2015. Satu-satunya sekolah
ikatan dinas di bidang geofisika. Berbeda dengan roadshow sebelumnya, Kami
disambut suasana kampus yang sangat menjunjung tinggi kedisplinan seperti
menghormati senior, berpakaian dan berpenampilan rapi, menjaga kewibawaan
serta tepat waktu sesuai aturan yang berlaku. Mahasiswa geofisika di STMKG ini
terhimpun dalam Ikatan Taruna Geofisika yang pada saat itu diketuai oleh Musa
Julius, kami diberi kesempatan untuk memperkenalkan HMGI kepada angkatan 2015,
2014, dan 2012. Geofisika meliputi kegempaan dan geofisika terapan untuk
masyarakat menjadi hal-hal yang dipelajari di STMKG ini, dari sinilah kami mendapat
banyak pengetahuan dan masukan bahwa geofisika bukan hanya mengenai
perminyakan dan pertambangan saja.Pada awalnya roadshow HMGI merupakan program kerja, tetapi yang kami
rasakan adalah lebih dari itu. Banyak hal-hal baru yang sebenarnya tidak kita
dapatkan jika kita hanya berdiam diri di kampus, hal yang memberi pemahaman
baru tentang geofisika secara akademis maupun organisasinya. Bertemu dengan
banyak orang dengan kultur yang berbeda atau bahkan peraturan kampus yang
berbeda-beda menambah rasa kekeluargaan kami di Himpunan Mahasiswa
Geofisika Indonesia ini. Semoga silaturahmi ini tidak pernah terhenti sampai disini.
Terima kasih untuk roadshow yang sangat meriah di tahun ini, semoga tidak pernah
padam. Tidak pernah padam untuk mencintai HMGI dan akan tetap berkobar rasa
memiliki HMGI.Salam HMGI Bangkit Bersatu.
RAYSITA GALUH DWI JAYANTIHMGI PUSAT
MASIH AKTIF?
Sesar Cimandiri? Mungkin banyak di antara kita yang belum mengenal salah satu sesar yang paling berpotensi merusak di Jawa Barat. Terdapat tiga sesar yang
diketahui memiliki potensi bahaya paling besar di wilayah Jawa Barat, yaitu: Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, dan Sesar Baribis. Ketiga jenis sesar ini, -yang entah
bagaimana membentuk suatu sistem sesar yang saling berhubungan. Berdasarkan kajian Peta Geologi Regional Jawa, terdapat sesar-sesar besar dengan pola atau
arah yang khas. Sesar Cimandiri masuk ke dalam Pola Meratus yang berarah barat daya-timur laut dan terletak di bagian selatan Jawa Barat. Sesar Lembang masuk ke dalam Pola Jawa yang berarah barat-timur yang juga terletak di bagian tengah
Jawa Barat. Sedangkan Sesar Baribis masuk ke dalam Pola Sumatera yang berarah barat laut-tenggara. Sesar Cimandiri merupakan sesar yang paling tua, usianya berupa Kapur yang membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu menerus ke
timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat-Rajamandala, G. Tangkuban Perahu, dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang (Ibrahim dkk., 2010).
Gambar 1. Tiga sesar aktif yang berada di Jawa Barat (Abidin dkk., 2009)
Pulau Jawa merupakan bagian dari satuan seismotektonik busur sangat aktif
dan busur aktif. Tektonik regional wilayah Jawa dikontrol oleh tektonik tunjaman
selatan Jawa. Lajur subduksi Jawa merupakan lajur tempat lempeng Indo-Australia
bergerak ke arah utara dan menunjam ke bawah lempeng Eurasia yang relatif
bergerak ke arah selatan. Pergerakan lempeng ini sangat mempengaruhi aktivitas
tektonik di Pulau Jawa. Akibat tunjaman tersebut, terbentuk struktur-struktur geologi
regional di wilayah daratan Jawa. Struktur tersebut dapat diamati di daratan Jawa
12 13
Masih di Regional 2 yaitu Jakarta dan Jawa Barat, pada kepengurusan tahun
2015/2016 kami melakukan roadshow terakhir ke Sekolah Tinggi Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika pada tanggal 28 November 2015. Satu-satunya sekolah
ikatan dinas di bidang geofisika. Berbeda dengan roadshow sebelumnya, Kami
disambut suasana kampus yang sangat menjunjung tinggi kedisplinan seperti
menghormati senior, berpakaian dan berpenampilan rapi, menjaga kewibawaan
serta tepat waktu sesuai aturan yang berlaku. Mahasiswa geofisika di STMKG ini
terhimpun dalam Ikatan Taruna Geofisika yang pada saat itu diketuai oleh Musa
Julius, kami diberi kesempatan untuk memperkenalkan HMGI kepada angkatan 2015,
2014, dan 2012. Geofisika meliputi kegempaan dan geofisika terapan untuk
masyarakat menjadi hal-hal yang dipelajari di STMKG ini, dari sinilah kami mendapat
banyak pengetahuan dan masukan bahwa geofisika bukan hanya mengenai
perminyakan dan pertambangan saja.Pada awalnya roadshow HMGI merupakan program kerja, tetapi yang kami
rasakan adalah lebih dari itu. Banyak hal-hal baru yang sebenarnya tidak kita
dapatkan jika kita hanya berdiam diri di kampus, hal yang memberi pemahaman
baru tentang geofisika secara akademis maupun organisasinya. Bertemu dengan
banyak orang dengan kultur yang berbeda atau bahkan peraturan kampus yang
berbeda-beda menambah rasa kekeluargaan kami di Himpunan Mahasiswa
Geofisika Indonesia ini. Semoga silaturahmi ini tidak pernah terhenti sampai disini.
Terima kasih untuk roadshow yang sangat meriah di tahun ini, semoga tidak pernah
padam. Tidak pernah padam untuk mencintai HMGI dan akan tetap berkobar rasa
memiliki HMGI.Salam HMGI Bangkit Bersatu.
RAYSITA GALUH DWI JAYANTIHMGI PUSAT
MASIH AKTIF?
Sesar Cimandiri? Mungkin banyak di antara kita yang belum mengenal salah satu sesar yang paling berpotensi merusak di Jawa Barat. Terdapat tiga sesar yang
diketahui memiliki potensi bahaya paling besar di wilayah Jawa Barat, yaitu: Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, dan Sesar Baribis. Ketiga jenis sesar ini, -yang entah
bagaimana membentuk suatu sistem sesar yang saling berhubungan. Berdasarkan kajian Peta Geologi Regional Jawa, terdapat sesar-sesar besar dengan pola atau
arah yang khas. Sesar Cimandiri masuk ke dalam Pola Meratus yang berarah barat daya-timur laut dan terletak di bagian selatan Jawa Barat. Sesar Lembang masuk ke dalam Pola Jawa yang berarah barat-timur yang juga terletak di bagian tengah
Jawa Barat. Sedangkan Sesar Baribis masuk ke dalam Pola Sumatera yang berarah barat laut-tenggara. Sesar Cimandiri merupakan sesar yang paling tua, usianya berupa Kapur yang membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu menerus ke
timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat-Rajamandala, G. Tangkuban Perahu, dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang (Ibrahim dkk., 2010).
Gambar 1. Tiga sesar aktif yang berada di Jawa Barat (Abidin dkk., 2009)
Pulau Jawa merupakan bagian dari satuan seismotektonik busur sangat aktif
dan busur aktif. Tektonik regional wilayah Jawa dikontrol oleh tektonik tunjaman
selatan Jawa. Lajur subduksi Jawa merupakan lajur tempat lempeng Indo-Australia
bergerak ke arah utara dan menunjam ke bawah lempeng Eurasia yang relatif
bergerak ke arah selatan. Pergerakan lempeng ini sangat mempengaruhi aktivitas
tektonik di Pulau Jawa. Akibat tunjaman tersebut, terbentuk struktur-struktur geologi
regional di wilayah daratan Jawa. Struktur tersebut dapat diamati di daratan Jawa
14 15
bagian barat hingga Jawa bagian timur,
diantaranya Sesar Banten, Sesar
Cimandiri, Sesar Citarik, Sesar Baribis,
Sesar Citanduy, Sesar Bumiayu, Sesar
Kebumen-Semarang-Jepara, Sesar
Lasem, Sesar Rawapening, Sesar Opak,
Sesar Pacitan, Sesar Wonogiri, Sesar
Pasuruan, dan Sesar Jember. Struktur-
struktur geologi berupa sesar ini tidak
hanya menyimpan potensi bahaya yang
patut diwaspadai, tetapi juga sebagai
pelaku utama yang mengontrol aktivitas
magmatisme/vulkanisme di Pulau Jawa, -
meskipun telah kita ketahui bahwa
aktivitas vulkanisme di Pulau Jawa juga
selalu berhubungan dengan aktivitas
tumbukan lempeng (Soeria-Atmadja et
al., 1994).Sesar Cimandiri, merupakan sesar
aktif yang berada di wilayah selatan Jawa
Barat, tepatnya berada di Sukabumi
selatan. Gaya utama yang memicu
aktivitas Sesar Cimandiri adalah gaya
tekan yang timbul dari proses subduksi
lempeng Indo-Australia yang menunjam
ke bawah lempeng Eurasia. Kecepatan
relatif subduksi lempeng Indo-Australia
adalah sekitar 70 mm/tahun dalam arah
NNE. Subduksi ini memberikan tegangan
tektonik pada kawasan fore-arc di lepas
pantai juga daratan Pulau Jawa,
termasuk pada Sesar Cimandiri. Energi
yang terakumulasi pada suatu kawasan
dapat berubah menjadi energi gempa
bumi pada saat kondisi maximum
threshold nya telah terlewati. Sesar
Cimandiri bertanggung jawab terhadap
serangkaian peristiwa gempa bumi yang
pernah mengguncang wilayah Jawa
Barat, diantaranya adalah sebagai
berikut: gempa Pelabuhan Ratu (1900),
gempa Padalarang (1910), gempa
Conggeang (1948), gempa Tanjungsari
(1972), gempa Cibadak (1973), gempa
Gandasoli (1982), dan gempa Sukabumi
(2001). Beberapa gempa berkekuatan
s e d a n g y a n g t e r j a d i p a d a 2 0 0 6
mengindikasikan aktifnya kembali Sesar
Cimandiri. Berdasarkan penelitian di
lapangan (LIPI, 2006), Sesar Cimandiri
dapat dibagi menjadi lima segmen mulai
dari Pelabuhan Ratu sampai Gandasoli.
Segmen-segmen tersebut adalah
Segmen Pelabuhan Ratu-Citarik, Citarik-
Cadasmalang, Cicereum-Cirampo,
Cirampo-Pangleseran, dan Pangleseran-
Gandasoli. Berbeda dengan sesar yang
berada di Sumatera, karakteristik Sesar
C i m a n d i r i b e l u m b i s a d i u n g k a p
sepenuhnya.Keberadaan struktur sesar
yang berkembang di suatu daerah dapat
d i t e n t u k a n b e r d a s a r k a n h a s i l
interpretasi geologi. Interpretasi struktur
dapat dilakukan dengan beberapa cara,
salah satunya dengan menganalisa
aspek geomorfologi, mencakup arah dan
bentuk pola punggungan perbukitan,
perbedaan elevasi, pola pengaliran
sungai dan sifat fisika batuannya serta
a s a l m u l a t e r b e n t u k n y a b a t u a n
(Haryanto, 2010). Pola pengaliran yang
terbentuk di wilayah penelitian tidak
lepas dari pengaruh struktur geologi
yang hadir di wilayah tersebut. Morfologi
perbukitan dan gunungapi di Jawa Barat,
merupakan bagian dari jalur tinggian di
Jawa, berada pada elevasi di atas 25
meter di atas permukaan air laut (dpl)
hingga mencapai maksimum 3078 meter
d p l . R a n g k a i a n p e r b u k i t a n d a n
gunungapi-nya membentuk suatu jalur
yang memanjang dengan arah barat-
timur. Berkaitan dengan bentuk bentang
alamnya, maka hampir semua sungai-
sungai utama di Jawa bagian Barat
mengalir ke arah utara dan selatan,
hanya Sungai Cimandiri saja yang
mengalir ke arah barat. Walaupun secara
umum sungai utamanya mengalir ke
arah utara dan selatan, namun di bagian
tertentu dari segmen aliran sungainya
berbelok ke arah barat atau ke timur, dan
membentuk suatu kelurusan yang
diinterpretasikan sebagai jalur sesar.
Dengan gambaran pola pengaliran tersebut di atas, dapat ditafsirkan terdapat
struktur geologi yang arahnya utara-selatan, barat-timur, timurlaut-baratdaya, dan
baratlaut-tenggara. Dengan mengacu kepada sistem tegasan kompresi (triaxial
stress), serta pola struktur lipatan yang berkembang di Jawa umumnya berarah barat-
timur, maka secara teoritis dapat diinterpretasikan kelurusan struktur dengan arah
barat-timur sebagai sesar naik, arah baratlaut-tenggara sebagai sesar mendatar
dekstral, arah timurlaut-baratdaya sebagai sesar mendatar sinistral, dan arah utara-
selatan sebagai sesar normal. Oleh karena itu, Sesar Cimandiri yang berarah
timurlaut-baratdaya ini, secara teoritis diinterpretasikan sebagai sesar mendatar
sinistral.Catatan kegempaan yang dimiliki oleh Sesar Cimandiri memberikan fakta
bahwa potensi kegempaan di daerah itu cukup besar, yang juga menunjukkan
adanya potensi bencana yang besar dan patut diwaspadai. Karakteristik suatu sesar
perlu diketahui untuk meminimalisir dampak daripada aktivitas sesar tersebut. Hal
ini dikarenakan setiap jenis sesar memliki dampak atau risiko yang berbeda-beda
terhadap daerah atau lokasi yang berada dalam jangkauan gempa yang diakibatkan
oleh sesar tersebut, terutama terhadap orientasi dan struktur bangunan tahan
gempa sehingga proses mitigasi gempa bumi dapat dilakukan dengan tepat.
Gambar 2. Interpretasi sesar berdasarkan kelurusan aliran sungai dan sistem tegasan di Pulau Jawa
(Haryanto, 2010)
ERINA PRASTYANIREDAKSI PUSAT HMGZINE
14 15
bagian barat hingga Jawa bagian timur,
diantaranya Sesar Banten, Sesar
Cimandiri, Sesar Citarik, Sesar Baribis,
Sesar Citanduy, Sesar Bumiayu, Sesar
Kebumen-Semarang-Jepara, Sesar
Lasem, Sesar Rawapening, Sesar Opak,
Sesar Pacitan, Sesar Wonogiri, Sesar
Pasuruan, dan Sesar Jember. Struktur-
struktur geologi berupa sesar ini tidak
hanya menyimpan potensi bahaya yang
patut diwaspadai, tetapi juga sebagai
pelaku utama yang mengontrol aktivitas
magmatisme/vulkanisme di Pulau Jawa, -
meskipun telah kita ketahui bahwa
aktivitas vulkanisme di Pulau Jawa juga
selalu berhubungan dengan aktivitas
tumbukan lempeng (Soeria-Atmadja et
al., 1994).Sesar Cimandiri, merupakan sesar
aktif yang berada di wilayah selatan Jawa
Barat, tepatnya berada di Sukabumi
selatan. Gaya utama yang memicu
aktivitas Sesar Cimandiri adalah gaya
tekan yang timbul dari proses subduksi
lempeng Indo-Australia yang menunjam
ke bawah lempeng Eurasia. Kecepatan
relatif subduksi lempeng Indo-Australia
adalah sekitar 70 mm/tahun dalam arah
NNE. Subduksi ini memberikan tegangan
tektonik pada kawasan fore-arc di lepas
pantai juga daratan Pulau Jawa,
termasuk pada Sesar Cimandiri. Energi
yang terakumulasi pada suatu kawasan
dapat berubah menjadi energi gempa
bumi pada saat kondisi maximum
threshold nya telah terlewati. Sesar
Cimandiri bertanggung jawab terhadap
serangkaian peristiwa gempa bumi yang
pernah mengguncang wilayah Jawa
Barat, diantaranya adalah sebagai
berikut: gempa Pelabuhan Ratu (1900),
gempa Padalarang (1910), gempa
Conggeang (1948), gempa Tanjungsari
(1972), gempa Cibadak (1973), gempa
Gandasoli (1982), dan gempa Sukabumi
(2001). Beberapa gempa berkekuatan
s e d a n g y a n g t e r j a d i p a d a 2 0 0 6
mengindikasikan aktifnya kembali Sesar
Cimandiri. Berdasarkan penelitian di
lapangan (LIPI, 2006), Sesar Cimandiri
dapat dibagi menjadi lima segmen mulai
dari Pelabuhan Ratu sampai Gandasoli.
Segmen-segmen tersebut adalah
Segmen Pelabuhan Ratu-Citarik, Citarik-
Cadasmalang, Cicereum-Cirampo,
Cirampo-Pangleseran, dan Pangleseran-
Gandasoli. Berbeda dengan sesar yang
berada di Sumatera, karakteristik Sesar
C i m a n d i r i b e l u m b i s a d i u n g k a p
sepenuhnya.Keberadaan struktur sesar
yang berkembang di suatu daerah dapat
d i t e n t u k a n b e r d a s a r k a n h a s i l
interpretasi geologi. Interpretasi struktur
dapat dilakukan dengan beberapa cara,
salah satunya dengan menganalisa
aspek geomorfologi, mencakup arah dan
bentuk pola punggungan perbukitan,
perbedaan elevasi, pola pengaliran
sungai dan sifat fisika batuannya serta
a s a l m u l a t e r b e n t u k n y a b a t u a n
(Haryanto, 2010). Pola pengaliran yang
terbentuk di wilayah penelitian tidak
lepas dari pengaruh struktur geologi
yang hadir di wilayah tersebut. Morfologi
perbukitan dan gunungapi di Jawa Barat,
merupakan bagian dari jalur tinggian di
Jawa, berada pada elevasi di atas 25
meter di atas permukaan air laut (dpl)
hingga mencapai maksimum 3078 meter
d p l . R a n g k a i a n p e r b u k i t a n d a n
gunungapi-nya membentuk suatu jalur
yang memanjang dengan arah barat-
timur. Berkaitan dengan bentuk bentang
alamnya, maka hampir semua sungai-
sungai utama di Jawa bagian Barat
mengalir ke arah utara dan selatan,
hanya Sungai Cimandiri saja yang
mengalir ke arah barat. Walaupun secara
umum sungai utamanya mengalir ke
arah utara dan selatan, namun di bagian
tertentu dari segmen aliran sungainya
berbelok ke arah barat atau ke timur, dan
membentuk suatu kelurusan yang
diinterpretasikan sebagai jalur sesar.
Dengan gambaran pola pengaliran tersebut di atas, dapat ditafsirkan terdapat
struktur geologi yang arahnya utara-selatan, barat-timur, timurlaut-baratdaya, dan
baratlaut-tenggara. Dengan mengacu kepada sistem tegasan kompresi (triaxial
stress), serta pola struktur lipatan yang berkembang di Jawa umumnya berarah barat-
timur, maka secara teoritis dapat diinterpretasikan kelurusan struktur dengan arah
barat-timur sebagai sesar naik, arah baratlaut-tenggara sebagai sesar mendatar
dekstral, arah timurlaut-baratdaya sebagai sesar mendatar sinistral, dan arah utara-
selatan sebagai sesar normal. Oleh karena itu, Sesar Cimandiri yang berarah
timurlaut-baratdaya ini, secara teoritis diinterpretasikan sebagai sesar mendatar
sinistral.Catatan kegempaan yang dimiliki oleh Sesar Cimandiri memberikan fakta
bahwa potensi kegempaan di daerah itu cukup besar, yang juga menunjukkan
adanya potensi bencana yang besar dan patut diwaspadai. Karakteristik suatu sesar
perlu diketahui untuk meminimalisir dampak daripada aktivitas sesar tersebut. Hal
ini dikarenakan setiap jenis sesar memliki dampak atau risiko yang berbeda-beda
terhadap daerah atau lokasi yang berada dalam jangkauan gempa yang diakibatkan
oleh sesar tersebut, terutama terhadap orientasi dan struktur bangunan tahan
gempa sehingga proses mitigasi gempa bumi dapat dilakukan dengan tepat.
Gambar 2. Interpretasi sesar berdasarkan kelurusan aliran sungai dan sistem tegasan di Pulau Jawa
(Haryanto, 2010)
ERINA PRASTYANIREDAKSI PUSAT HMGZINE
kisah bumikutemukan
DINNI SYAFIRA M.TEKNIK GEOFISIKA - USK
Dalam hitungan putaran bumi yang sama
Dalam keindahan luasnya alam
Dalam tangisan lapisan meronta
Berguncang dalam waktu
Kutemukan awal bentuknya
Beragam warna berjuta sensasi
Keindahan kabut yang terlukis
Keunikan kontur bentukan
Keadaan keras dirasa
Awal mula lelehan
Lalu solid
Terbentuk perlahan tapi pasti
Berakhir di sekeliling
Menghiasi lantai alam bersama lapisnya
Memang tak banyak tampak
Tanpa didalami
Takkan terpesona dengan indahnya beragam
Bukan hanya penyejuk mata
Guna juga untuk semua
Aku sang calon penembus bumi
Akan kutemukan banyak yang tersimpan
Akan kutemukan cara berkata
Betapa bumi begitu berharga
Walau hanya angan kini
Suatu saat nanti pasti
Mengungkap segala batuan
Melatih diri untuk yang pasti
Saat itu
Kutemukan kisah bumi
Kisah yang lebih berharga
Kelompok Studi Geofisika Universitas Negeri Semarang mengadakan Seminar Nasional
Geofisika (SNG) pada tanggal 21 November 2015 di Gedung D4 FMIPA Unnes. Tema yang diangkat
pada seminar ini adalah “Peran Geosains dalam Mitigasi Bencana sebagai Upaya Meningkatkan
Pembangunan Indonesia“ dengan pembicara yang ahli di bidangnya yaitu Dr. Ir. Surono, M.Sc. dari
Badan Geologi sebagai pembicara pertama, Temmy Purboyono, S.T., S.H., M.T., M.M. dari Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai pembicara kedua, dan Prof. Dr.
Supriyadi, M.Si dari Universitas Negeri Semarang sebagai pembicara ketiga. Seminar ini dipandu oleh
moderator yaitu Endar Widi Sugiyo, S.Si yang merupakan lulusan Universitas Negeri Semarang.
Seminar Nasional Geofisika dibagi menjadi dua acara yaitu seminar umum dan seminar
paralel. Seminar umum dimulai pada pukul 09.00 WIB kemudian dilanjutkan dengan dengan materi
pertama yaitu Mitigasi Bencana oleh Dr. Ir. Surono, M.Sc., selanjutnya materi kedua yaitu peran Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam mitigasi bencana oleh Temmy
Purboyono, S.T., S.H., M.T., M.M., dan ditutup materi terakhir yaitu materi peran geosains dalam
mitigasi bencana oleh Prof. Dr. Supriyadi, M.Si. Setelah semua materi disampaikan, dilanjutkan
dengan sesi tanya jawab dan penyerahan kenang-kenangan oleh Ketua Panitia SNG 2015 dan Ketua
KSGF kepada para pembicara. Seminar umum ini diakhiri pada pukul 12.00 WIB, yang dilanjutkan
ishoma sampai pukul 13.00 WIB.
Seminar paralel dimulai pada pukul 13.00 yang diadakan pada empat ruangan. Pemakalah
seminar paralel diikuti dari beberapa perguruan tinggi dan instansi, diantaranya yaitu Universitas
Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Hasanuddin, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta, Universitas Pandanaran Semarang (Unpand), Universitas Islam Indonesia (UII),
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), dan Badan Informasi Geospasial (BIG). Bidang kajian yang diseminarkan antara lain
geologi, geofisika, geodesi, geografi, lingkungan, dan vulkanologi. Pada setiap ruangan terdapat 8-9
pemakalah, setiap pemakalah diberi waktu 10 menit untuk mempresentasikan hasil penelitiannya
dan dilanjutkan tanya jawab selama 5 menit. Seminar paralel diakhiri pukul 15.30 WIB.
HERDITA SUCIATI FEBRINAGEOFISIKA - UNNES
17
Geofisika Unnes
NUR ARASYI GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA Kawah Gunung Bromo
kisah bumikutemukan
DINNI SYAFIRA M.TEKNIK GEOFISIKA - USK
Dalam hitungan putaran bumi yang sama
Dalam keindahan luasnya alam
Dalam tangisan lapisan meronta
Berguncang dalam waktu
Kutemukan awal bentuknya
Beragam warna berjuta sensasi
Keindahan kabut yang terlukis
Keunikan kontur bentukan
Keadaan keras dirasa
Awal mula lelehan
Lalu solid
Terbentuk perlahan tapi pasti
Berakhir di sekeliling
Menghiasi lantai alam bersama lapisnya
Memang tak banyak tampak
Tanpa didalami
Takkan terpesona dengan indahnya beragam
Bukan hanya penyejuk mata
Guna juga untuk semua
Aku sang calon penembus bumi
Akan kutemukan banyak yang tersimpan
Akan kutemukan cara berkata
Betapa bumi begitu berharga
Walau hanya angan kini
Suatu saat nanti pasti
Mengungkap segala batuan
Melatih diri untuk yang pasti
Saat itu
Kutemukan kisah bumi
Kisah yang lebih berharga
Kelompok Studi Geofisika Universitas Negeri Semarang mengadakan Seminar Nasional
Geofisika (SNG) pada tanggal 21 November 2015 di Gedung D4 FMIPA Unnes. Tema yang diangkat
pada seminar ini adalah “Peran Geosains dalam Mitigasi Bencana sebagai Upaya Meningkatkan
Pembangunan Indonesia“ dengan pembicara yang ahli di bidangnya yaitu Dr. Ir. Surono, M.Sc. dari
Badan Geologi sebagai pembicara pertama, Temmy Purboyono, S.T., S.H., M.T., M.M. dari Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai pembicara kedua, dan Prof. Dr.
Supriyadi, M.Si dari Universitas Negeri Semarang sebagai pembicara ketiga. Seminar ini dipandu oleh
moderator yaitu Endar Widi Sugiyo, S.Si yang merupakan lulusan Universitas Negeri Semarang.
Seminar Nasional Geofisika dibagi menjadi dua acara yaitu seminar umum dan seminar
paralel. Seminar umum dimulai pada pukul 09.00 WIB kemudian dilanjutkan dengan dengan materi
pertama yaitu Mitigasi Bencana oleh Dr. Ir. Surono, M.Sc., selanjutnya materi kedua yaitu peran Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam mitigasi bencana oleh Temmy
Purboyono, S.T., S.H., M.T., M.M., dan ditutup materi terakhir yaitu materi peran geosains dalam
mitigasi bencana oleh Prof. Dr. Supriyadi, M.Si. Setelah semua materi disampaikan, dilanjutkan
dengan sesi tanya jawab dan penyerahan kenang-kenangan oleh Ketua Panitia SNG 2015 dan Ketua
KSGF kepada para pembicara. Seminar umum ini diakhiri pada pukul 12.00 WIB, yang dilanjutkan
ishoma sampai pukul 13.00 WIB.
Seminar paralel dimulai pada pukul 13.00 yang diadakan pada empat ruangan. Pemakalah
seminar paralel diikuti dari beberapa perguruan tinggi dan instansi, diantaranya yaitu Universitas
Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Hasanuddin, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta, Universitas Pandanaran Semarang (Unpand), Universitas Islam Indonesia (UII),
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), dan Badan Informasi Geospasial (BIG). Bidang kajian yang diseminarkan antara lain
geologi, geofisika, geodesi, geografi, lingkungan, dan vulkanologi. Pada setiap ruangan terdapat 8-9
pemakalah, setiap pemakalah diberi waktu 10 menit untuk mempresentasikan hasil penelitiannya
dan dilanjutkan tanya jawab selama 5 menit. Seminar paralel diakhiri pukul 15.30 WIB.
HERDITA SUCIATI FEBRINAGEOFISIKA - UNNES
17
Geofisika Unnes
NUR ARASYI GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA Kawah Gunung Bromo
19
ADERA NURUL UTAMIPUBLIC RELATION OF 2nd SAGSC 2016
The Biggest SEG International's Event in South Asian Region:2nd South Asian Geosciences Student Conference 2016
is COMING SOON on August 2016!
South Asian Geosciences Student Conference (SAGSC) merupakan konferensi
Internasional mahasiswa Geosains yang diselenggarakan oleh Society of Exploration
Geophysics (SEG) Student Chapter. SAGSC 2016 akan menjadi konferensi yang kedua
diadakan di SEG Internasional regional Asia Selatan, dimana India merupakan
penyelenggaranya yang pertama. Pada tahun ini Indonesia melalui SEG UGM-SC dan
Himpunan Mahasiswa Geofisika (HMGF) UGM dipercaya untuk menjadi tuan rumah
acara ini. Sekretariat SEG UGM-SC sendiri berada di Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
SAGSC 2016 akan diselenggarakan dalam sebuah rangkaian kegiatan teknis
dan non-teknis yang tercakup dalam sebuah konferensi selama empat hari dengan
tambahan 2 hari post conference. Rangkaian kegiatan tersebut terdiri atas Grand
Ceremony, Exhibition, Lecture, Conference, Geobowl, Field Trip dan City Tour.
SAGSC 2016 merupakan acara terbuka untuk seluruh mahasiswa geosains
yang ingin berfokus pada cabang geosains, minyak dan gas, geofisika, dan geologi
secara umum. Acara ini akan menyediakan platform yang kondusif sehingga mereka
dapat berbagi ide-ide serta keingintahuan mereka saat berinteraksi dengan para ahli.
Dengan begitu diharapkan akan terjalin hubungan yang apik dan jaringan yang
bersinergi untuk kelangsungan peradaban manusia yang lebih baik, khususnya di
bidang geosains. Konferensi ini akan membahas berbagai topik penelitian dengan 4
topik utama, yakni :
1. Tectonic Evolution, Sedimentation, and Geodynamics
2. Energy Exploration and Exploitation
3. Environment Assessments & Disaster Mitigation
4. Eco-Politics of Energy Industry
Dengan topik-topik yang sangat menarik tersebut, diharapkan peserta
mendapatkan manfaat dari keikutsertaannya dan dapat meningkatkan minat riset di
topik-topik tersebut. Selain di bidang keilmuan, konferensi ini sekaligus akan
memperat hubungan antara mahasiswa geosains di regional South Asian SEG
International pada khususnya dan dunia internasional pada umumnya.
SAGSC mengajak sekaligus mempertemukan para mahasiswa, pakar
geosains, peneliti, dan semua pihak yang berpotensi untuk berpartisipasi di acara ini
dengan mendukung berbagai rangkaian acara demi membangun kapasitas
profesional muda di bidang geosains dan ilmu-ilmu sains yang sejenis untuk masa
depan yang lebih baik. Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dari acara
SAGSC mengenai penjelasan detail setiap rangkaian acaranya dapat diakses melalui:
Web: http://www.sagsc2016.ugm.ac.id
FB: http://www.facebook.com/sagsc2016
Twitter: http://twitter.com/sagsc2016
See you in Yogyakarta!
19
ADERA NURUL UTAMIPUBLIC RELATION OF 2nd SAGSC 2016
The Biggest SEG International's Event in South Asian Region:2nd South Asian Geosciences Student Conference 2016
is COMING SOON on August 2016!
South Asian Geosciences Student Conference (SAGSC) merupakan konferensi
Internasional mahasiswa Geosains yang diselenggarakan oleh Society of Exploration
Geophysics (SEG) Student Chapter. SAGSC 2016 akan menjadi konferensi yang kedua
diadakan di SEG Internasional regional Asia Selatan, dimana India merupakan
penyelenggaranya yang pertama. Pada tahun ini Indonesia melalui SEG UGM-SC dan
Himpunan Mahasiswa Geofisika (HMGF) UGM dipercaya untuk menjadi tuan rumah
acara ini. Sekretariat SEG UGM-SC sendiri berada di Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
SAGSC 2016 akan diselenggarakan dalam sebuah rangkaian kegiatan teknis
dan non-teknis yang tercakup dalam sebuah konferensi selama empat hari dengan
tambahan 2 hari post conference. Rangkaian kegiatan tersebut terdiri atas Grand
Ceremony, Exhibition, Lecture, Conference, Geobowl, Field Trip dan City Tour.
SAGSC 2016 merupakan acara terbuka untuk seluruh mahasiswa geosains
yang ingin berfokus pada cabang geosains, minyak dan gas, geofisika, dan geologi
secara umum. Acara ini akan menyediakan platform yang kondusif sehingga mereka
dapat berbagi ide-ide serta keingintahuan mereka saat berinteraksi dengan para ahli.
Dengan begitu diharapkan akan terjalin hubungan yang apik dan jaringan yang
bersinergi untuk kelangsungan peradaban manusia yang lebih baik, khususnya di
bidang geosains. Konferensi ini akan membahas berbagai topik penelitian dengan 4
topik utama, yakni :
1. Tectonic Evolution, Sedimentation, and Geodynamics
2. Energy Exploration and Exploitation
3. Environment Assessments & Disaster Mitigation
4. Eco-Politics of Energy Industry
Dengan topik-topik yang sangat menarik tersebut, diharapkan peserta
mendapatkan manfaat dari keikutsertaannya dan dapat meningkatkan minat riset di
topik-topik tersebut. Selain di bidang keilmuan, konferensi ini sekaligus akan
memperat hubungan antara mahasiswa geosains di regional South Asian SEG
International pada khususnya dan dunia internasional pada umumnya.
SAGSC mengajak sekaligus mempertemukan para mahasiswa, pakar
geosains, peneliti, dan semua pihak yang berpotensi untuk berpartisipasi di acara ini
dengan mendukung berbagai rangkaian acara demi membangun kapasitas
profesional muda di bidang geosains dan ilmu-ilmu sains yang sejenis untuk masa
depan yang lebih baik. Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dari acara
SAGSC mengenai penjelasan detail setiap rangkaian acaranya dapat diakses melalui:
Web: http://www.sagsc2016.ugm.ac.id
FB: http://www.facebook.com/sagsc2016
Twitter: http://twitter.com/sagsc2016
See you in Yogyakarta!
21
Redaksi Wilayah
YASRIFA FITRI AUFIAUNIVERSITAS LAMPUNG
LUKMANUL HAKIMUNIVERSITAS SYIAH KUALA
FERDIANUNIVERSITAS SRIWIJAYA
PELANGI WIYANTIKAUNIVERSITAS INDONESIA
ASYER OCTHAVSTMKG
NURIN AMALINA W.UNIVERSITAS PADJADJARAN
DEA VALLERIE OEMAIYAINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
SITI AZIZAH SUTISNAUNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
DINI FAUZIAH G.UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
M. REZA RIZKI W.UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
NOVITA TRISWI H.UNIVERSITAS GADJAH MADA
ADETIA LITA A. H.UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
RIZKY BAYU P.UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
RIYAN GAHASAINSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
HERDITA SUCIATI F.UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
MAISYITA AZIZAH O.UNIVERSITAS DIPONEGORO
KIDURA WILDANUNIVERSITAS SEBELAS MARET
DIVA FATHINOVAUNIVERSITAS JEND. SOEDIRMAN
DEVIANA AMBARSARIITS (MIPA)
M. FIKRI PUTRA P.ITS (TEKNIK)
SUHENDRA VEBRIANTOUNIVERSITAS BRAWIJAYA
ZAHRA ANNISAUIN MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
NURUL MIFTA SARIUNIVERSITAS HASANUDDIN
M. ICHSANUL A. N.UNIVERSITAS HALU OLEO
NUR SYA’BANA SANTOSOREGIONAL I
SABRINA HIKMAH R.REGIONAL II
RIDHOTUL GHIAZ HADHARYREGIONAL III
KHOLIFATUS SA’DIYAHREGIONAL IV
ASRAFREGIONAL V
HIMMAH KHASANAHUNIVERSITAS JEMBER
21
Redaksi Wilayah
YASRIFA FITRI AUFIAUNIVERSITAS LAMPUNG
LUKMANUL HAKIMUNIVERSITAS SYIAH KUALA
FERDIANUNIVERSITAS SRIWIJAYA
PELANGI WIYANTIKAUNIVERSITAS INDONESIA
ASYER OCTHAVSTMKG
NURIN AMALINA W.UNIVERSITAS PADJADJARAN
DEA VALLERIE OEMAIYAINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
SITI AZIZAH SUTISNAUNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
DINI FAUZIAH G.UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
M. REZA RIZKI W.UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
NOVITA TRISWI H.UNIVERSITAS GADJAH MADA
ADETIA LITA A. H.UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
RIZKY BAYU P.UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
RIYAN GAHASAINSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
HERDITA SUCIATI F.UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
MAISYITA AZIZAH O.UNIVERSITAS DIPONEGORO
KIDURA WILDANUNIVERSITAS SEBELAS MARET
DIVA FATHINOVAUNIVERSITAS JEND. SOEDIRMAN
DEVIANA AMBARSARIITS (MIPA)
M. FIKRI PUTRA P.ITS (TEKNIK)
SUHENDRA VEBRIANTOUNIVERSITAS BRAWIJAYA
ZAHRA ANNISAUIN MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
NURUL MIFTA SARIUNIVERSITAS HASANUDDIN
M. ICHSANUL A. N.UNIVERSITAS HALU OLEO
NUR SYA’BANA SANTOSOREGIONAL I
SABRINA HIKMAH R.REGIONAL II
RIDHOTUL GHIAZ HADHARYREGIONAL III
KHOLIFATUS SA’DIYAHREGIONAL IV
ASRAFREGIONAL V
HIMMAH KHASANAHUNIVERSITAS JEMBER
22 23
Roadshow HMGI Regional 2 ke dua himpunan mahasiswa geofisika di Bandung
dilaksanakan selama 1 hari, tepatnya tanggal 21 November 2015. Dua himpunan
yang menjadi tuan rumah adalah Himasaifi UIN Bandung dan Himafi ITB. Acara
terlebih dahulu dilaksanakan di UIN bandung dari pukul 10 sampai menjelang waktu
dhuhur. Tujuan dari roadshow ke UIN Bandung adalah pengenalan proker HMGI,
inisiasi untuk pembentukan HMGF di UIN bandung, serta ajakan untuk menghadiri
Musyawarah Nasional 2016 yang akan diselenggarakan di Universitas Indonesia.
Selain itu, ada juga kegiatan sharing, dimana mereka antusias dalam menyambut
kunjungan dari HMGI ini, ada 15 orang dari anak-anak fisika bumi sebutan geofisika
untuk peminatan geofisikanya yang hadir.
Acara berlanjut ke Himafi ITB sekitar pukul 14.00 di kampus ITB, kunjungan
HMGI dengan tujuan untuk mengajakan Himafi ITB ikut serta dan datang ke acara
munas karena Himafi ITB sudah tidak ikut munas 2 kali, dan jika untuk ketiga kalinya
mereka tidak ikut maka mereka dapat dihapuskan keanggotaannya dari HMGI.
Penyebab ketidakhadiran tersebut adalah karena jadwal UTS mereka bersamaan
dengan jadwal munas di dua tahun terakhir itu. Acara berakhir sekitar pukul 16.00
WIB. Semoga dengan acara roadshow bisa mempererat jalinan silaturahmi antar
sesama geofisika di regional 2 ini. Acara roadshow akan dilanjutkan berupa
kunjungan HMGI untuk datang ke sekolah-sekolah menengah atas yang dihadiri oleh
murid-murid kelas 3, ada beberapa SMA Jakarta dan Bandung yang menjadi
targetnya, dengan tujuan diadakannya kegiatan Geophysics Goes to School ini adalah
untuk meningkatkan pengetahuan siswa-siswi Sekolah Menengah Atas mengenai
keilmuan geofisika.
SABRINA HIKMAH R.REDAKSI WILAYAH HMGZINE - REGIONAL 2
ke UIN Bandung dan ITBRoadshow HMGI
Redaksi Pusat
M. ALI IMRAN Z.KADIV MULTIMEDIA HMGI
HENDRA GUNA WIJAYAPEMIMPIN REDAKSI
IRREL ANDRIESTA MYASASEKRETARIS
ERINA PRASTYANIKADIV EDITOR
ERZA ISMI LARIZABENDAHARA
AULIA SAFITRI P. A.
M. REZA RIZKI W.DIVISI
EDITOR
DIVA ALFIANSYAH
NOVITA TRISWI H.
BAGAS RIZKI W.
SETYO WAHYU N.KADIV EDITOR
RADENA ASPRILA N.
BINTORO H. DIVISIKREATIF
AGRA ADIPTA
ARIF FAKHRI
ARIEF KHOIRUDDIN
ADETIA LITA A. H. ADITHEA GEOVANDI
NUR ARASYIWIDYA PUTRI P.
M. ADIS SURYO W.
DIVISIFINANSIAL
22 23
Roadshow HMGI Regional 2 ke dua himpunan mahasiswa geofisika di Bandung
dilaksanakan selama 1 hari, tepatnya tanggal 21 November 2015. Dua himpunan
yang menjadi tuan rumah adalah Himasaifi UIN Bandung dan Himafi ITB. Acara
terlebih dahulu dilaksanakan di UIN bandung dari pukul 10 sampai menjelang waktu
dhuhur. Tujuan dari roadshow ke UIN Bandung adalah pengenalan proker HMGI,
inisiasi untuk pembentukan HMGF di UIN bandung, serta ajakan untuk menghadiri
Musyawarah Nasional 2016 yang akan diselenggarakan di Universitas Indonesia.
Selain itu, ada juga kegiatan sharing, dimana mereka antusias dalam menyambut
kunjungan dari HMGI ini, ada 15 orang dari anak-anak fisika bumi sebutan geofisika
untuk peminatan geofisikanya yang hadir.
Acara berlanjut ke Himafi ITB sekitar pukul 14.00 di kampus ITB, kunjungan
HMGI dengan tujuan untuk mengajakan Himafi ITB ikut serta dan datang ke acara
munas karena Himafi ITB sudah tidak ikut munas 2 kali, dan jika untuk ketiga kalinya
mereka tidak ikut maka mereka dapat dihapuskan keanggotaannya dari HMGI.
Penyebab ketidakhadiran tersebut adalah karena jadwal UTS mereka bersamaan
dengan jadwal munas di dua tahun terakhir itu. Acara berakhir sekitar pukul 16.00
WIB. Semoga dengan acara roadshow bisa mempererat jalinan silaturahmi antar
sesama geofisika di regional 2 ini. Acara roadshow akan dilanjutkan berupa
kunjungan HMGI untuk datang ke sekolah-sekolah menengah atas yang dihadiri oleh
murid-murid kelas 3, ada beberapa SMA Jakarta dan Bandung yang menjadi
targetnya, dengan tujuan diadakannya kegiatan Geophysics Goes to School ini adalah
untuk meningkatkan pengetahuan siswa-siswi Sekolah Menengah Atas mengenai
keilmuan geofisika.
SABRINA HIKMAH R.REDAKSI WILAYAH HMGZINE - REGIONAL 2
ke UIN Bandung dan ITBRoadshow HMGI
Redaksi Pusat
M. ALI IMRAN Z.KADIV MULTIMEDIA HMGI
HENDRA GUNA WIJAYAPEMIMPIN REDAKSI
IRREL ANDRIESTA MYASASEKRETARIS
ERINA PRASTYANIKADIV EDITOR
ERZA ISMI LARIZABENDAHARA
AULIA SAFITRI P. A.
M. REZA RIZKI W.DIVISI
EDITOR
DIVA ALFIANSYAH
NOVITA TRISWI H.
BAGAS RIZKI W.
SETYO WAHYU N.KADIV EDITOR
RADENA ASPRILA N.
BINTORO H. DIVISIKREATIF
AGRA ADIPTA
ARIF FAKHRI
ARIEF KHOIRUDDIN
ADETIA LITA A. H. ADITHEA GEOVANDI
NUR ARASYIWIDYA PUTRI P.
M. ADIS SURYO W.
DIVISIFINANSIAL
Langkah Pelaksananan Penelitian
1. Survey Lapangan
Pada langkah ini peneliti melakukan observasi lapangan
berupa penentuan titik lokasi lintasan dan interview
dengan warga sekitar lokasi penelitian. Titik lokasi
ditentukan dengan mencari lintasan sepanjang 150 m
serta memiliki lapisan tanah sebagai tempat pemasangan
elektroda. Interview bertujuan untuk mengummpulkan
informasi awal sebagai acuan ada tidaknya intrusi air laut.
2. Teknik Pengambilan Data
Ada dua teknik yang dipakai dalam peneltian ini yaitu
dengan metode manual menggunakan 4 elektoda
(lintasan I) dan metode multi channel dengan 16 elektroda
(lintasan II). Target penelitan berupa kedalaman intrusi air
laut, konfigursi elektroda yang digunakan adalah
konfigurasi Schlumberger. Keunggulan konfigurasi
Schlumberger adalah kemampuan untuk mendeteksi
adanya sifat tidak homogen lapisan batuan batuan pada
permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai
resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda
MN/2 (Anonim,2007a).
PENDAHULUAN
Kota Semarang memiliki posisi astronomi di antara
6°50'–7°10' LS dan 109°35'–110°50' BT dan berbatasan
langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara. Letak geografis
inilah yang kemudian membuat beberapa bagian kota
Semarang memiliki masalah-masalah sosial yaitu berupa
banjir rob dan adanya rembesan (intrusi) air laut yang
kemudian membuat air tanah di Semarang (khususnya
Semarang Utara) menjadi asin (payau).
Daerah yang di indikasikan memiliki potensi-potensi
masalah itu antara lain Kecamatan Semarang Barat bagian
Utara, Kecamatan Semarang Utara dan Kecamatan
Semarang Timur baian Utara. Kelurahan Karangayu terletak
di Kecamatan Semarang Barat memiliki luas 66,108 ha,
dengan jumlah penduduk +/- 9,187 jiwa dan kepadatan +/-
139 jiwa/ ha [http://bphn.go.id/ th 2008] .
Kelurahan Karangayu termasuk dalam Zona Aman 1
(Kelompok Zona III) menurut pedoman pengaturan
pengaturan pengembangan airtanah dalam bentuk peta
pengendalian pengambilan airtanah atau peta zona
konservasi airtanah di Kota Semarang dan sekitarnya.[4].
Dengan kondisi lingkungan yang banyak ditemukan
perumahan warga dan kawasan pasar dan pertokoan.
Semakin besarnya jumlah penduduk dan pertumbuhan
ekonomi di suatu tempat, maka memaksa penggunaan air
terus meningkat, baik air untuk kebutuhan konsumsi
maupun kebutuhan sehari-hari. Masyarakat lebih
cenderung menggunakan air tanah untuk memenuhi
kebutuhannya tersebut, baik pada akuifer dangkal maupun
akuifer dalam. Penyedotan air yang terus menerus tanpa
memperhitungkan daya dukung lingkungannya menyebab-
kan permukaan air tanah melebihi daya produksi dari suatu
akuifer, yang merupakan formasi pengikat air yang
memungkinkan air cukup besar untuk bergerak. Hal ini
dapat menyebabkan intusi air laut terhadap sumber air
bawah tanah.[3]
Air dikategorikan sebagai air payau bila konsentrasinya
0,05 sampai 3% atau menjadi saline (payau) bila
konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, disebut brine
(asin) (Anonim, 2007).[7]
Besarnya daya hantar listrik juga dapat dijadikan
indikator dalam penentuan jenis air tanah tawar, air tanah
payau dan air tanah asin.
Besarnya daya hantar listrik juga dapat dijadikan
indikator dalam penentuan jenis air tanah tawar, air tanah
payau dan air tanah asin.Air tanah payau diindikasikan
berupa pencampuran air laut dan air tawar. Demikian
halnya dengan air tanah asin diiindikasikan sudah tercemar
dengan intrusi air laut namun dengan kadar garam yang
lebih tinggi [1]. Adapun pengklasifikasian jenis air tanah
menurut daya hantar listriknya tertera pada Tabel 1 sebagai
berikut:
TABEL 1. Klasifikasi DHL (daya hantar listrik)
Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang
*Email: [email protected]
2726
Studi Intrusi Air Laut Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kelurahan Karangayu, Kota Semarang
Fajar Sukmaya ,* Koen Dian Pancawati
Puti Akalili Takarasharfina, Ana Zayyinatul Fikriyah
1
1
Abstrak. Penelitian untuk intrusi air laut di Karangayu telah dilakukan dengan menggunakan metode
Geolistrik konfigurasi Schlumberger. Instrusi air laut mempengaruhi kualitas air tanah untuk kebutuhan
sehari-hari,sehingga tidak memenuhi standar konsumsi. Pengambilan data dilakukan pada 2 titik lokasi
dengan masing-masing panjang lintasan 150 m dengan spasi minimal 10 m. Parameter yang terukur
yaitu arus (I) dan beda potensial (V), serta pengolahan data menggunakan software Ms. Excel dan
Res2dinv dengan hasil yang diperoleh berupa parameter tahanan jenis dalam citra 2D. Pada lintasan 1,
nilai resistivitas batuan yang didapat berkisar antara 2,39 Ωm s.d. 44,9 Ωm. Pada lintasan 2, nilai
resistivitas batuan yang didapat berkisar antara 1,32 Ωm s.d. 76,4 Ωm. Nilai tahanan jenis berkisar
antara 0,476 Ωm s.d. 3,63 Ωm, diindikasikan adanya intrusi air laut berdasarkan resistivitas batuan.
Kata kunci: Tahanan jenis, Intrusi air laut, Geolistrik, Software Res2dinv
Kelompok No Klasifikasi DHL(μmhos/cm)
Air tanah tawar1 Rendah <650
Air tanah payau2 Sedang 650-1500Air tanah asin3 Tinggi <1500
Sumber : Sunarso Simoun (1999)
Intrusi air laut menimbulkan dampak yang sangat luas
terhadap berbagai aspek kehidupan, seperti gangguan
kesehatan, penurunan kesuburan tanah, kerusakan
bangunan dan lain sebagainya (Saputra, 1998). Untuk
mengetahui hal tersebut maka dilakukan penelitian
geofisika dengan metoda geolistrik tahanan jenis.
Geolistrik tahanan jenis (resitivity) adalah suatu metode
eksplorasi geofisika untuk penyelidikan keadaan batuan
bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat
kelistrikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lapisan
bawah permukaan tanah melalui nilai resistivitas semu
(apparent resitivity) batuan yang terukur melalui metode
geolistrik konfigurasi Schlumberger. Hasil dari penelitan ini
berupa citra 2D yang merupakan pemodelan parameter
yang terukur sebagaimana disebutkan diatas.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Resitivitymeter S-field Multi channel dengan 16 elektroda.
Resitivitymeter berfungsi untuk mengukur tahanan jenis
batuan, dan elektroda digunakan untuk menginjeksi arus
listrik kedalam bumi dan menangkap nilai beda potensial
(ΔV) dan arus yang melalui batuan (I). Terdapat pula dua
buah accu 12V yang digunakan sebagai sumber tegangan
untuk menginjeksikan arus listrik. Kabel geolistrik,
digunakan untuk menghubungkan tiap elektroda dengan
resitivitymeter dan accu. GPS/Global Positioning System,
digunakan untuk menentukan titik pengambilan data dan
untuk menentukan topografi tiap-tiap elektroda.
Adapun titik koordinat tiap lintasan dapat dilihat pada
Tabel 2 sebagai berikut :
TABEL 2. Letak koordinat lokasi penelitian
KoordinatNo Lintasan
-6,97987 1 I (satu)110,393059 -6,975762 2 II (dua)
110,393123
GAMBAR 1. Konfigurasi elektroda Schlumberger
Faktor geometri (k) konfigurasi Schumberger adalah
Adapun langkah pengambilan data geolistrik tahanan
jenis adalah sebagai berikut :
a. Menententukan lintasan pengukuran.
b. Menententukan lebar antar elektroda (a).
c. Memasang elektroda berdasarkan konfigurasi yang
digunakan yaitu konfigurasi Schlumberger.
d. Mengaktifkan alat resitivitymeter yang kemudian
akan menginjeksikan arus listrik kedalam tanah
melalui kabel-kabel geolistrik.[2]
3. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh berupa data primer hasil pengukuran
yang diolah menggunakan Ms. Excel. Parameter yang
terukur adalah tegangan (V) dan arus (I).
4. Teknik Pengolahan Data
Besarnya nilai tegangan (V) dan arus (I) digunakan untuk
menentukan nilai resistivitas semu, dengan persamaan:
Nilai resistivitas semu inilah yang akan dikelompokkan
sesuai kedalaman lapisan. Pencitraan 2D yang didapat
merupakan hasil pengolahan dari software Res2dinv.
5. Intrepetasi
Hasil citra 2D kemudian dianalisis struktur batuannya
menggunakan literatur pada software tersebut,sehingga
akan diketahui kedalaman intrusi air laut. Sebaran
resistivitas bawah permukaan sebagai fungsi lateral
maupun kedalaman dapat dilihat dengan model 2-D
menggunakan software Res2DINV. Interpretasi didasarkan
pada kontras resistivitas batuannya. Resistivitas
m e r u p a k a n p a r a m e t e r p e n t i n g u n t u k
mengkarakterisasikan keadaan fisis bawah permukaan.
[1].
PAPER
Langkah Pelaksananan Penelitian
1. Survey Lapangan
Pada langkah ini peneliti melakukan observasi lapangan
berupa penentuan titik lokasi lintasan dan interview
dengan warga sekitar lokasi penelitian. Titik lokasi
ditentukan dengan mencari lintasan sepanjang 150 m
serta memiliki lapisan tanah sebagai tempat pemasangan
elektroda. Interview bertujuan untuk mengummpulkan
informasi awal sebagai acuan ada tidaknya intrusi air laut.
2. Teknik Pengambilan Data
Ada dua teknik yang dipakai dalam peneltian ini yaitu
dengan metode manual menggunakan 4 elektoda
(lintasan I) dan metode multi channel dengan 16 elektroda
(lintasan II). Target penelitan berupa kedalaman intrusi air
laut, konfigursi elektroda yang digunakan adalah
konfigurasi Schlumberger. Keunggulan konfigurasi
Schlumberger adalah kemampuan untuk mendeteksi
adanya sifat tidak homogen lapisan batuan batuan pada
permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai
resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda
MN/2 (Anonim,2007a).
PENDAHULUAN
Kota Semarang memiliki posisi astronomi di antara
6°50'–7°10' LS dan 109°35'–110°50' BT dan berbatasan
langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara. Letak geografis
inilah yang kemudian membuat beberapa bagian kota
Semarang memiliki masalah-masalah sosial yaitu berupa
banjir rob dan adanya rembesan (intrusi) air laut yang
kemudian membuat air tanah di Semarang (khususnya
Semarang Utara) menjadi asin (payau).
Daerah yang di indikasikan memiliki potensi-potensi
masalah itu antara lain Kecamatan Semarang Barat bagian
Utara, Kecamatan Semarang Utara dan Kecamatan
Semarang Timur baian Utara. Kelurahan Karangayu terletak
di Kecamatan Semarang Barat memiliki luas 66,108 ha,
dengan jumlah penduduk +/- 9,187 jiwa dan kepadatan +/-
139 jiwa/ ha [http://bphn.go.id/ th 2008] .
Kelurahan Karangayu termasuk dalam Zona Aman 1
(Kelompok Zona III) menurut pedoman pengaturan
pengaturan pengembangan airtanah dalam bentuk peta
pengendalian pengambilan airtanah atau peta zona
konservasi airtanah di Kota Semarang dan sekitarnya.[4].
Dengan kondisi lingkungan yang banyak ditemukan
perumahan warga dan kawasan pasar dan pertokoan.
Semakin besarnya jumlah penduduk dan pertumbuhan
ekonomi di suatu tempat, maka memaksa penggunaan air
terus meningkat, baik air untuk kebutuhan konsumsi
maupun kebutuhan sehari-hari. Masyarakat lebih
cenderung menggunakan air tanah untuk memenuhi
kebutuhannya tersebut, baik pada akuifer dangkal maupun
akuifer dalam. Penyedotan air yang terus menerus tanpa
memperhitungkan daya dukung lingkungannya menyebab-
kan permukaan air tanah melebihi daya produksi dari suatu
akuifer, yang merupakan formasi pengikat air yang
memungkinkan air cukup besar untuk bergerak. Hal ini
dapat menyebabkan intusi air laut terhadap sumber air
bawah tanah.[3]
Air dikategorikan sebagai air payau bila konsentrasinya
0,05 sampai 3% atau menjadi saline (payau) bila
konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, disebut brine
(asin) (Anonim, 2007).[7]
Besarnya daya hantar listrik juga dapat dijadikan
indikator dalam penentuan jenis air tanah tawar, air tanah
payau dan air tanah asin.
Besarnya daya hantar listrik juga dapat dijadikan
indikator dalam penentuan jenis air tanah tawar, air tanah
payau dan air tanah asin.Air tanah payau diindikasikan
berupa pencampuran air laut dan air tawar. Demikian
halnya dengan air tanah asin diiindikasikan sudah tercemar
dengan intrusi air laut namun dengan kadar garam yang
lebih tinggi [1]. Adapun pengklasifikasian jenis air tanah
menurut daya hantar listriknya tertera pada Tabel 1 sebagai
berikut:
TABEL 1. Klasifikasi DHL (daya hantar listrik)
Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang
*Email: [email protected]
2726
Studi Intrusi Air Laut Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kelurahan Karangayu, Kota Semarang
Fajar Sukmaya ,* Koen Dian Pancawati
Puti Akalili Takarasharfina, Ana Zayyinatul Fikriyah
1
1
Abstrak. Penelitian untuk intrusi air laut di Karangayu telah dilakukan dengan menggunakan metode
Geolistrik konfigurasi Schlumberger. Instrusi air laut mempengaruhi kualitas air tanah untuk kebutuhan
sehari-hari,sehingga tidak memenuhi standar konsumsi. Pengambilan data dilakukan pada 2 titik lokasi
dengan masing-masing panjang lintasan 150 m dengan spasi minimal 10 m. Parameter yang terukur
yaitu arus (I) dan beda potensial (V), serta pengolahan data menggunakan software Ms. Excel dan
Res2dinv dengan hasil yang diperoleh berupa parameter tahanan jenis dalam citra 2D. Pada lintasan 1,
nilai resistivitas batuan yang didapat berkisar antara 2,39 Ωm s.d. 44,9 Ωm. Pada lintasan 2, nilai
resistivitas batuan yang didapat berkisar antara 1,32 Ωm s.d. 76,4 Ωm. Nilai tahanan jenis berkisar
antara 0,476 Ωm s.d. 3,63 Ωm, diindikasikan adanya intrusi air laut berdasarkan resistivitas batuan.
Kata kunci: Tahanan jenis, Intrusi air laut, Geolistrik, Software Res2dinv
Kelompok No Klasifikasi DHL(μmhos/cm)
Air tanah tawar1 Rendah <650
Air tanah payau2 Sedang 650-1500Air tanah asin3 Tinggi <1500
Sumber : Sunarso Simoun (1999)
Intrusi air laut menimbulkan dampak yang sangat luas
terhadap berbagai aspek kehidupan, seperti gangguan
kesehatan, penurunan kesuburan tanah, kerusakan
bangunan dan lain sebagainya (Saputra, 1998). Untuk
mengetahui hal tersebut maka dilakukan penelitian
geofisika dengan metoda geolistrik tahanan jenis.
Geolistrik tahanan jenis (resitivity) adalah suatu metode
eksplorasi geofisika untuk penyelidikan keadaan batuan
bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat
kelistrikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lapisan
bawah permukaan tanah melalui nilai resistivitas semu
(apparent resitivity) batuan yang terukur melalui metode
geolistrik konfigurasi Schlumberger. Hasil dari penelitan ini
berupa citra 2D yang merupakan pemodelan parameter
yang terukur sebagaimana disebutkan diatas.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Resitivitymeter S-field Multi channel dengan 16 elektroda.
Resitivitymeter berfungsi untuk mengukur tahanan jenis
batuan, dan elektroda digunakan untuk menginjeksi arus
listrik kedalam bumi dan menangkap nilai beda potensial
(ΔV) dan arus yang melalui batuan (I). Terdapat pula dua
buah accu 12V yang digunakan sebagai sumber tegangan
untuk menginjeksikan arus listrik. Kabel geolistrik,
digunakan untuk menghubungkan tiap elektroda dengan
resitivitymeter dan accu. GPS/Global Positioning System,
digunakan untuk menentukan titik pengambilan data dan
untuk menentukan topografi tiap-tiap elektroda.
Adapun titik koordinat tiap lintasan dapat dilihat pada
Tabel 2 sebagai berikut :
TABEL 2. Letak koordinat lokasi penelitian
KoordinatNo Lintasan
-6,97987 1 I (satu)110,393059 -6,975762 2 II (dua)
110,393123
GAMBAR 1. Konfigurasi elektroda Schlumberger
Faktor geometri (k) konfigurasi Schumberger adalah
Adapun langkah pengambilan data geolistrik tahanan
jenis adalah sebagai berikut :
a. Menententukan lintasan pengukuran.
b. Menententukan lebar antar elektroda (a).
c. Memasang elektroda berdasarkan konfigurasi yang
digunakan yaitu konfigurasi Schlumberger.
d. Mengaktifkan alat resitivitymeter yang kemudian
akan menginjeksikan arus listrik kedalam tanah
melalui kabel-kabel geolistrik.[2]
3. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh berupa data primer hasil pengukuran
yang diolah menggunakan Ms. Excel. Parameter yang
terukur adalah tegangan (V) dan arus (I).
4. Teknik Pengolahan Data
Besarnya nilai tegangan (V) dan arus (I) digunakan untuk
menentukan nilai resistivitas semu, dengan persamaan:
Nilai resistivitas semu inilah yang akan dikelompokkan
sesuai kedalaman lapisan. Pencitraan 2D yang didapat
merupakan hasil pengolahan dari software Res2dinv.
5. Intrepetasi
Hasil citra 2D kemudian dianalisis struktur batuannya
menggunakan literatur pada software tersebut,sehingga
akan diketahui kedalaman intrusi air laut. Sebaran
resistivitas bawah permukaan sebagai fungsi lateral
maupun kedalaman dapat dilihat dengan model 2-D
menggunakan software Res2DINV. Interpretasi didasarkan
pada kontras resistivitas batuannya. Resistivitas
m e r u p a k a n p a r a m e t e r p e n t i n g u n t u k
mengkarakterisasikan keadaan fisis bawah permukaan.
[1].
PAPER
2928
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Penelitian
Kelurahan Karangayu terletak di kecamatan Semarang
Barat memiliki luas 66,108 ha, dengan jumlah penduduk +/-
9,187 jiwa dan kepadatan +/- 139 jiwa/ha (http://bphn.go.id/)
Lokasi penelitian terletak di 250 m baratlaut dari Pasar
Karangayu. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2,
sebagai berikut:
Sumber: http://maps.google.com
GAMBAR 2. Lokasi penelitian dilihat melalui Google Maps
Penelitian dilakukan pada tanggal 1 November 2015
dengan 2 titik lintasan. Jarak lokasi ke pantai yaitu +/- 3,4 km
dan +/- 2,9 km, dan jarak ke aliran sungai sebelah barat +/-
800 m serta jarak ke aliran sungai sebelah timur +/- 800 m.
Nilai resistivitas (tahanan jenis batuan) semu yang
didapatkan kemudian dikelompokkan melalui tabel
resistrivitas batuan dan dijadikan acuan intrepetasi data.
Tabel 3 menunjukkan nilai tanhanan jenis tiap-tiap batuan.
TABEL 3. Nilai resistivitas tiap-tiap batuan [6]
Material Tahanan Jenis (Ωm)
Air (udara) 0
Quartz (kuarsa) 500-800.00Calcite (kalsit) 1x10 -1x10
Rock salt (garam batu) 30-1x10
Granite (granit) 200-100.000Basalt (basal) 200-100.000Limestones ( batugamping) 500-10.000
Sandstones (batupasir) 20-20.000Shales (batutulis)Sand (pasir)Clay (lempung)Ground water (air tanah)Sea water (air laut)Dry gravel (kerikil kering)Alluvium (aluvium)Gravel (kerikil)Air dalam akuifer aluvial
20-20.000
Pasir dan kerikil terendam
dalam air tawar
Pasir dan kerikil terendam
dalam air laut
50-5x10
12 13
13
1-1.000
1-1000,5-300
0,2
600-10.00010-800
100-600
20-30
0,5-5
2
(Telford,1998)
Menurut Soedjono (2002), Air payau terjadi karena
intrusi air asin ke air tawar. Hal ini karena adanya degradasi
lingkungan. Pencemaran air tawar juga dapat terjadi karena
fenomena air pasang naik. Saat air laut meluap, masuk ke
median sungai. Kemudian terjadi pendangkalan di sekitar
sungai sehingga air asin ini masuk ke dalam air tanah
dangkal dan menjadi payau.
Parameter tersebut bergantung pada litologi, sesar,
terobosan magma, porositas, magma, suhu, tekanan dan
fluida yang mengisi pori batuan. Parameter-parameter
tersebut dapat menaikkan atau menurunkan resistivitas
batuan.[6]
Lintasan 1
Jarak dengan pantai pada lintasan ini yaitu +/- 3,4 km
dengan koordinat -6.97987, 110.393059. Panjang bentangan
lintasannya 150 m dengan jarak antar elektroda (a) sebesar
10 m. Diperoleh penampang citra 2D hasil iterasi software
Res2dinv sebagai berikut:
GAMBAR 3. Penampang melintang menunjukkan nilai
resistivtas lapisan bawah permukaan tanah pada Lintasan 1.
Pada gambar 3 memperlihatkan hasil iterasi data dan
didapatkan nilai resistivitas yang terdapat pada lintasan satu
yaitu 2,39 Ωm s.d. 44,9 Ωm (rms = 39,5%) dengan kedalaman
maksimal 31,9 m. Pada penampang tersebut terdapat
lapisan air permukaan dangkal pada kedalaman 2,50-18.5
m.
Untuk rentang resitivitas antara 7,72 Ωm s.d 44,9 Ωm
merupakan tanah endapan lumpur aluvial campuran batu
pasir dan shales (batutulis) seta lempung (clay) yang
terendam air tawar. Pada penampang ini tidak terdeteksi
adanya intrusi air laut melainkan nilai resistivitas 2,39 Ωm –
4,30 Ωm menunjukkan adanya air permukaan saja. Selain
letak lokasi penelitian yang jauh dari pantai (3,4 km), hasil
analisa ini juga berdasarkan survey peneliti terhadap kondisi
air dan sumur warga sekitar.
Lintasan 2
Jarak dengan pantai pada lintasan ini yaitu +/- 2,9 km
dengan koordinat -6.975762,110.393123. Panjang
bentangan lintasannya 150m dengan jarak antar elektroda
(a) sebesar 10 m. Diperoleh penampang citra 2D hasil iterasi
software Res2dinv sebagai berikut:
Pada gambar 4, memperlihatkan hasil iterasi data dan
didapatkan nilai resistivitas yang terdapat pada lintasan 2
yaitu 1,32 Ωm s.d. 76,4Ωm (rms =84,2 %) dengan kedalaman
maksimal 31,9 m. Diketahui nilai resistivitas batuan yang
terkecil yaitu 1,32 Ωm (hijau muda), nilai ini diduga kuat
terdapat fenomena intrusi air laut. Ditambah dengan
adanya pengakuan warga sekitar yang menyebutkan rasa air
tanah disekitar tempat tersebut memiliki rasa payau.
Intrusi air laut ini terdapat pada rentang lintasan 30 m
s.d 40 m dengan kedalaman 2,50 m s.d 20 m bawah
permukaan tanah seperti dapat dilihat pada gambar diatas.
Kemudian muncul kembali pada rentang lintasan 70 m s.d 80
m (titik tengah lintasan) dengan kedalaman 2,5m s.d 7,7 m
dan pada rentang lintasan 100 m s.d 120 m dengan
kedalaman yang sama.
Secara umum kedua lintasan ini mengandung lapisan
air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah
endapan lumpur (alluvial) yang terdiri atas campuran pasir
(sand), batupasiran dan lempung (clay) pada kedalaman 0 s.d
31,9 m bawah permukaan tanah yang diindikasikan dengan
selang seling degradasi warna (hijau tua–merah-ungu).
Pengambilan air tanah secara berlebih memungkinkan
keseimbangan hidrostatik antara air bawah tanah dan air
bawah tanah asin terganggu, maka akan terjadi pergerakan
air bawah tanah asin/air laut ke darat dan terjadilah intrusi
air laut [8]
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengukuran dan pengolahan data
pada kedua lintasan yang berbeda di Kelurahan Karangayu,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Lintasan pertama mengindikasikan tidak adanya
intrusi air laut, hanya terdapat air permukaan yang
ditunjukkan dengan nilai resistivitas 2,39 Ωm – 4,30
Ωm.
2. Lintasan kedua indikasi intrusi air lautnya lebih kuat
dibuktikan melalui pengolahan data pada rentang
nilai resistivitas 1,32 Ωm s.d. 3,36 Ωm, dengan acuan
bahwa nilai resistivitas batuan yang terintrusi air laut
adalah 0,5 Ωm s.d. 5 Ωm.
3. Secara umum kedua lintasan ini mengandung
lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam
akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri
atas campuran pasir (sand), batupasiran dan
lempung (clay) pada kedalaman 0 s.d 31,9 m bawah
permukaan tanah yang diindikasikan dengan
perbedaan degradasi warna.
GAMBAR 4. Penampang melintang menunjukkan nilai
resistivtas lapisan bawah permukaan tanah pada Lintasan 2.
4. Intrusi air laut dapat terjadi karena
eksplorasi air tanah yang berlebihan
(tidak sesuai kapasitas lapisan akuifer)
dan adapat pula terjadi karena adanya
banjir rob (luapan air laut) yang masuk
kedalam permukaan tanah sehingga air
laut bercampur dengan lapisan akuifer air
tawar.
REFERENSI
[1] Hadi, A.I. 2007. Pemodelan Distribusi
Intrusi Air Laut Dengan Metode Geolistrik di
daerah Lempuing dan Berkas Kota
Bengkulu. Jurnal Sains Tek., Desember
2006, Vol. 12, No. 3 ,k Hal.: 199 – 203
[2] Hasibuan,F, dkk. 2013. Studi Intrusi Air
Laut dengan Menggunakan Metode
Resistivitas Listrik Konfigurasi Wenner-
Schlumberger di Kecamatan Pantai Cermin
Provinsi Sumatera Utara. Medan.
Universitas Sumatera Utara
[3] Kodoatie, J.R. 1996. Pengantar Hidrologi.
Penerbit Andi. Yogyakarta.
[4] Sriyono,dkk. 2010. Model Spasial
Ketersediaan Air Tanah dan Intrusi Air Laut
untuk penentuan Zone Konservasi
Airtanah. Semarang. Unnes
[5] Sutarno, D. 1993. Metoda Magnetotellurik,
Teori dan Aplikasinya. J. Kontribusi Fisika,.
4: 333 – 352.
[6] Telford, W.M. 1990. Applied Geophysics
Second Edition. University Press.
Cambrige.
[7] Yusuf,E.,dkk. 2008. Pengolah Air Payau
Menjadi Air Bersih dengan Menggunakan
Membran Reverse Osmosis. Surabaya.UPN
"Veteran" Jawa Timur.
[8] http://georie.blogspot.co.id/2011/05/intr
usi-air-laut.html/ Di akses pada tanggal
19 November 2015.
POJOK RALAT
Pada artikel Pentingnya
Seismisitas dalam Mitigasi
Bencana Gempabumi yang
dimuat dalam HMGZine edisi
ketiga (hal. 11), terjadi kesalahan
penulisan nama kontributor,
tertulis Dhiva Fathinova, namun
seharusnya Sih Wahyunita
2928
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Penelitian
Kelurahan Karangayu terletak di kecamatan Semarang
Barat memiliki luas 66,108 ha, dengan jumlah penduduk +/-
9,187 jiwa dan kepadatan +/- 139 jiwa/ha (http://bphn.go.id/)
Lokasi penelitian terletak di 250 m baratlaut dari Pasar
Karangayu. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2,
sebagai berikut:
Sumber: http://maps.google.com
GAMBAR 2. Lokasi penelitian dilihat melalui Google Maps
Penelitian dilakukan pada tanggal 1 November 2015
dengan 2 titik lintasan. Jarak lokasi ke pantai yaitu +/- 3,4 km
dan +/- 2,9 km, dan jarak ke aliran sungai sebelah barat +/-
800 m serta jarak ke aliran sungai sebelah timur +/- 800 m.
Nilai resistivitas (tahanan jenis batuan) semu yang
didapatkan kemudian dikelompokkan melalui tabel
resistrivitas batuan dan dijadikan acuan intrepetasi data.
Tabel 3 menunjukkan nilai tanhanan jenis tiap-tiap batuan.
TABEL 3. Nilai resistivitas tiap-tiap batuan [6]
Material Tahanan Jenis (Ωm)
Air (udara) 0
Quartz (kuarsa) 500-800.00Calcite (kalsit) 1x10 -1x10
Rock salt (garam batu) 30-1x10
Granite (granit) 200-100.000Basalt (basal) 200-100.000Limestones ( batugamping) 500-10.000
Sandstones (batupasir) 20-20.000Shales (batutulis)Sand (pasir)Clay (lempung)Ground water (air tanah)Sea water (air laut)Dry gravel (kerikil kering)Alluvium (aluvium)Gravel (kerikil)Air dalam akuifer aluvial
20-20.000
Pasir dan kerikil terendam
dalam air tawar
Pasir dan kerikil terendam
dalam air laut
50-5x10
12 13
13
1-1.000
1-1000,5-300
0,2
600-10.00010-800
100-600
20-30
0,5-5
2
(Telford,1998)
Menurut Soedjono (2002), Air payau terjadi karena
intrusi air asin ke air tawar. Hal ini karena adanya degradasi
lingkungan. Pencemaran air tawar juga dapat terjadi karena
fenomena air pasang naik. Saat air laut meluap, masuk ke
median sungai. Kemudian terjadi pendangkalan di sekitar
sungai sehingga air asin ini masuk ke dalam air tanah
dangkal dan menjadi payau.
Parameter tersebut bergantung pada litologi, sesar,
terobosan magma, porositas, magma, suhu, tekanan dan
fluida yang mengisi pori batuan. Parameter-parameter
tersebut dapat menaikkan atau menurunkan resistivitas
batuan.[6]
Lintasan 1
Jarak dengan pantai pada lintasan ini yaitu +/- 3,4 km
dengan koordinat -6.97987, 110.393059. Panjang bentangan
lintasannya 150 m dengan jarak antar elektroda (a) sebesar
10 m. Diperoleh penampang citra 2D hasil iterasi software
Res2dinv sebagai berikut:
GAMBAR 3. Penampang melintang menunjukkan nilai
resistivtas lapisan bawah permukaan tanah pada Lintasan 1.
Pada gambar 3 memperlihatkan hasil iterasi data dan
didapatkan nilai resistivitas yang terdapat pada lintasan satu
yaitu 2,39 Ωm s.d. 44,9 Ωm (rms = 39,5%) dengan kedalaman
maksimal 31,9 m. Pada penampang tersebut terdapat
lapisan air permukaan dangkal pada kedalaman 2,50-18.5
m.
Untuk rentang resitivitas antara 7,72 Ωm s.d 44,9 Ωm
merupakan tanah endapan lumpur aluvial campuran batu
pasir dan shales (batutulis) seta lempung (clay) yang
terendam air tawar. Pada penampang ini tidak terdeteksi
adanya intrusi air laut melainkan nilai resistivitas 2,39 Ωm –
4,30 Ωm menunjukkan adanya air permukaan saja. Selain
letak lokasi penelitian yang jauh dari pantai (3,4 km), hasil
analisa ini juga berdasarkan survey peneliti terhadap kondisi
air dan sumur warga sekitar.
Lintasan 2
Jarak dengan pantai pada lintasan ini yaitu +/- 2,9 km
dengan koordinat -6.975762,110.393123. Panjang
bentangan lintasannya 150m dengan jarak antar elektroda
(a) sebesar 10 m. Diperoleh penampang citra 2D hasil iterasi
software Res2dinv sebagai berikut:
Pada gambar 4, memperlihatkan hasil iterasi data dan
didapatkan nilai resistivitas yang terdapat pada lintasan 2
yaitu 1,32 Ωm s.d. 76,4Ωm (rms =84,2 %) dengan kedalaman
maksimal 31,9 m. Diketahui nilai resistivitas batuan yang
terkecil yaitu 1,32 Ωm (hijau muda), nilai ini diduga kuat
terdapat fenomena intrusi air laut. Ditambah dengan
adanya pengakuan warga sekitar yang menyebutkan rasa air
tanah disekitar tempat tersebut memiliki rasa payau.
Intrusi air laut ini terdapat pada rentang lintasan 30 m
s.d 40 m dengan kedalaman 2,50 m s.d 20 m bawah
permukaan tanah seperti dapat dilihat pada gambar diatas.
Kemudian muncul kembali pada rentang lintasan 70 m s.d 80
m (titik tengah lintasan) dengan kedalaman 2,5m s.d 7,7 m
dan pada rentang lintasan 100 m s.d 120 m dengan
kedalaman yang sama.
Secara umum kedua lintasan ini mengandung lapisan
air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah
endapan lumpur (alluvial) yang terdiri atas campuran pasir
(sand), batupasiran dan lempung (clay) pada kedalaman 0 s.d
31,9 m bawah permukaan tanah yang diindikasikan dengan
selang seling degradasi warna (hijau tua–merah-ungu).
Pengambilan air tanah secara berlebih memungkinkan
keseimbangan hidrostatik antara air bawah tanah dan air
bawah tanah asin terganggu, maka akan terjadi pergerakan
air bawah tanah asin/air laut ke darat dan terjadilah intrusi
air laut [8]
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengukuran dan pengolahan data
pada kedua lintasan yang berbeda di Kelurahan Karangayu,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Lintasan pertama mengindikasikan tidak adanya
intrusi air laut, hanya terdapat air permukaan yang
ditunjukkan dengan nilai resistivitas 2,39 Ωm – 4,30
Ωm.
2. Lintasan kedua indikasi intrusi air lautnya lebih kuat
dibuktikan melalui pengolahan data pada rentang
nilai resistivitas 1,32 Ωm s.d. 3,36 Ωm, dengan acuan
bahwa nilai resistivitas batuan yang terintrusi air laut
adalah 0,5 Ωm s.d. 5 Ωm.
3. Secara umum kedua lintasan ini mengandung
lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam
akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri
atas campuran pasir (sand), batupasiran dan
lempung (clay) pada kedalaman 0 s.d 31,9 m bawah
permukaan tanah yang diindikasikan dengan
perbedaan degradasi warna.
GAMBAR 4. Penampang melintang menunjukkan nilai
resistivtas lapisan bawah permukaan tanah pada Lintasan 2.
4. Intrusi air laut dapat terjadi karena
eksplorasi air tanah yang berlebihan
(tidak sesuai kapasitas lapisan akuifer)
dan adapat pula terjadi karena adanya
banjir rob (luapan air laut) yang masuk
kedalam permukaan tanah sehingga air
laut bercampur dengan lapisan akuifer air
tawar.
REFERENSI
[1] Hadi, A.I. 2007. Pemodelan Distribusi
Intrusi Air Laut Dengan Metode Geolistrik di
daerah Lempuing dan Berkas Kota
Bengkulu. Jurnal Sains Tek., Desember
2006, Vol. 12, No. 3 ,k Hal.: 199 – 203
[2] Hasibuan,F, dkk. 2013. Studi Intrusi Air
Laut dengan Menggunakan Metode
Resistivitas Listrik Konfigurasi Wenner-
Schlumberger di Kecamatan Pantai Cermin
Provinsi Sumatera Utara. Medan.
Universitas Sumatera Utara
[3] Kodoatie, J.R. 1996. Pengantar Hidrologi.
Penerbit Andi. Yogyakarta.
[4] Sriyono,dkk. 2010. Model Spasial
Ketersediaan Air Tanah dan Intrusi Air Laut
untuk penentuan Zone Konservasi
Airtanah. Semarang. Unnes
[5] Sutarno, D. 1993. Metoda Magnetotellurik,
Teori dan Aplikasinya. J. Kontribusi Fisika,.
4: 333 – 352.
[6] Telford, W.M. 1990. Applied Geophysics
Second Edition. University Press.
Cambrige.
[7] Yusuf,E.,dkk. 2008. Pengolah Air Payau
Menjadi Air Bersih dengan Menggunakan
Membran Reverse Osmosis. Surabaya.UPN
"Veteran" Jawa Timur.
[8] http://georie.blogspot.co.id/2011/05/intr
usi-air-laut.html/ Di akses pada tanggal
19 November 2015.
POJOK RALAT
Pada artikel Pentingnya
Seismisitas dalam Mitigasi
Bencana Gempabumi yang
dimuat dalam HMGZine edisi
ketiga (hal. 11), terjadi kesalahan
penulisan nama kontributor,
tertulis Dhiva Fathinova, namun
seharusnya Sih Wahyunita
31
Indonesia adalah negara yang memiliki perairan terkompleks. Perairan Indonesia dibentuk dari
tumbukan lempeng dunia yang kompleks. Tumbukan antar lempeng dunia menghasilkan suatu
formasi geologi lengkap dengan potensi bencana alamnya. Potensi bencana alam tersebut salah
satunya terdapat di Perairan Indonesia, yaitu Segitiga Masalembo.
Segitiga Masalembo adalah wilayah perairan Indonesia dengan fenomena yang sama dengan
fenomena Segitiga Bermuda. Segitiga Masalembo terdiri dari Pulau Bawean, Kota Majene, dan
Kepulauan Tengah. Kejadian Segitiga Masalembo memiliki kemiripan dengan Segitiga Bermuda,
seperti pesawat terbang yang tiba-tiba kehilangan arah dan kapal laut yang tiba-tiba tenggelam. Jika
Perairan Segitiga Masalembo dilihat dari kejauhan, perairan ini memiliki keadaan air yang relatif
tenang tetapi perairan ini cukup menyimpan banyak misteri. Terdapat berbagai ilmu untuk menjawab
misteri Segitiga Masalembo, yaitu dari sisi ilmu geografi, geologi dan oseanografi.
Penjelasan menurut kondisi geografis, pola kedalaman Segitiga Masalembo memiliki bentuk
segitiga sama sisi yang nyaris sempurna dan terdiri dari banyak pulau kecil di dalamnya. Tampak tidak
ada keanehan dari pandangan geografi, di dalam Segitiga Masalembo terdapat Pulau Masalembo
yang berada di ujung Paparan Sunda serta Laut Jawa dari barat ke timur dan Selat Makassar yang
memotong secara vertikal utara ke selatan.
Penjelasan kedua yaitu dari kondisi geologis. Berdasarkan gambar, tampak bahwa Segitiga
Masalembo berada di pertemuan antar lempeng Indonesia bagian barat yang memiliki usia lebih
muda dibandingkan lempeng Indonesia bagian timur. Pertemuan antar lempeng memungkinkan
adanya potensi patahan dan daerah mirip palung sehingga ada kemungkinan perairan Segitiga
Masalembo memiliki arus laut yang deras di bagian bawahnya. Hukum fluida menjelaskan bahwa air
selalu mengikuti bentuk wadahnya, kemungkinan inilah penyebab air laut Segitiga Masalembo
tampak biasa saja sebelum insiden.
Penjelasan ketiga yaitu dari sudut ilmu oseanografi. Segitiga Masalembo merupakan perairan
yang dibentuk dari arus laut barat bertemu dengan arus laut utara dengan deras. Segitiga Masalembo 3
diperkirakan mendapat pasokan air sekitar 15 juta m /detik, sehingga daerah ini merupakan daerah
yang kurang cocok untuk kapal laut berlabuh. Jadi, berdasarkan penjelasan dari sudut pandang geografi, geologi dan oseanografi dapat disimpulkan bahwa Segitiga Masalembo adalah perairan yang memiliki arus laut deras di bagian dasarnya dan berpotensi menenggelamkan apapun yang ada di atasnya dengan cara merobohkan mulai dari dasarnya. Terdapat banyak insiden terjadi karena minimnya pengetahuan tentang arus laut Segitiga Masalembo Indonesia. Alam diciptakan tidak hanya dengan keindahan, tetapi lengkap dengan bencananya yang harus diwaspadai.
SUHENDRA VEBRIANTOGEOFISIKA - UB
menjadi Misteridi Perairan Indonesia
Gambar Segitiga Masalembo
(http://google.com/image, 2015)
31
Indonesia adalah negara yang memiliki perairan terkompleks. Perairan Indonesia dibentuk dari
tumbukan lempeng dunia yang kompleks. Tumbukan antar lempeng dunia menghasilkan suatu
formasi geologi lengkap dengan potensi bencana alamnya. Potensi bencana alam tersebut salah
satunya terdapat di Perairan Indonesia, yaitu Segitiga Masalembo.
Segitiga Masalembo adalah wilayah perairan Indonesia dengan fenomena yang sama dengan
fenomena Segitiga Bermuda. Segitiga Masalembo terdiri dari Pulau Bawean, Kota Majene, dan
Kepulauan Tengah. Kejadian Segitiga Masalembo memiliki kemiripan dengan Segitiga Bermuda,
seperti pesawat terbang yang tiba-tiba kehilangan arah dan kapal laut yang tiba-tiba tenggelam. Jika
Perairan Segitiga Masalembo dilihat dari kejauhan, perairan ini memiliki keadaan air yang relatif
tenang tetapi perairan ini cukup menyimpan banyak misteri. Terdapat berbagai ilmu untuk menjawab
misteri Segitiga Masalembo, yaitu dari sisi ilmu geografi, geologi dan oseanografi.
Penjelasan menurut kondisi geografis, pola kedalaman Segitiga Masalembo memiliki bentuk
segitiga sama sisi yang nyaris sempurna dan terdiri dari banyak pulau kecil di dalamnya. Tampak tidak
ada keanehan dari pandangan geografi, di dalam Segitiga Masalembo terdapat Pulau Masalembo
yang berada di ujung Paparan Sunda serta Laut Jawa dari barat ke timur dan Selat Makassar yang
memotong secara vertikal utara ke selatan.
Penjelasan kedua yaitu dari kondisi geologis. Berdasarkan gambar, tampak bahwa Segitiga
Masalembo berada di pertemuan antar lempeng Indonesia bagian barat yang memiliki usia lebih
muda dibandingkan lempeng Indonesia bagian timur. Pertemuan antar lempeng memungkinkan
adanya potensi patahan dan daerah mirip palung sehingga ada kemungkinan perairan Segitiga
Masalembo memiliki arus laut yang deras di bagian bawahnya. Hukum fluida menjelaskan bahwa air
selalu mengikuti bentuk wadahnya, kemungkinan inilah penyebab air laut Segitiga Masalembo
tampak biasa saja sebelum insiden.
Penjelasan ketiga yaitu dari sudut ilmu oseanografi. Segitiga Masalembo merupakan perairan
yang dibentuk dari arus laut barat bertemu dengan arus laut utara dengan deras. Segitiga Masalembo 3
diperkirakan mendapat pasokan air sekitar 15 juta m /detik, sehingga daerah ini merupakan daerah
yang kurang cocok untuk kapal laut berlabuh. Jadi, berdasarkan penjelasan dari sudut pandang geografi, geologi dan oseanografi dapat disimpulkan bahwa Segitiga Masalembo adalah perairan yang memiliki arus laut deras di bagian dasarnya dan berpotensi menenggelamkan apapun yang ada di atasnya dengan cara merobohkan mulai dari dasarnya. Terdapat banyak insiden terjadi karena minimnya pengetahuan tentang arus laut Segitiga Masalembo Indonesia. Alam diciptakan tidak hanya dengan keindahan, tetapi lengkap dengan bencananya yang harus diwaspadai.
SUHENDRA VEBRIANTOGEOFISIKA - UB
menjadi Misteridi Perairan Indonesia
Gambar Segitiga Masalembo
(http://google.com/image, 2015)
khususnya kepada mahasiswa graduate dan undergraduate dapat membantu dalam pengenalan
geofisika di segala bidang. Seperti yang sudah dilaksanakan dalam acara Guest Lecture, Lunch Talk, dan
seminar-seminar di kampus yang mendatangkan pembicara diluar bidang industri migas agar dapat
memberi inspirasi bidng geofisika lainnya.
Bagaimana dengan yang memang berminat di dunia minyak dan gas? Apakah masih ada
kesempatan kami untuk masuk dan menekuni bidang ini? Ibu Rusalida menjawab bahwa disaat
melemahnya kegiatan eksplorasi hidrokarbon seperti saat ini maka hal yang terbaik yang dapat
dilakukan adalah melakukan studi lanjutan untuk menemukan teknologi-teknologi baru dalam
pencarian 'harta karun' berwarna hitam ini. Wanita dengan profesi Advisor Geophysicist di Upstream
Technology Center (UTC) Pertamina ini menjawab, “Dalam industri migas sendiri kami banyak
membuka data-data lama untuk kemudian ditinjau ulang cadangannya,” jawab Ibu Lida. Masih banyak
hal yang dapat kita lakukan sebagai seorang yang geofisikawan bahkan yang bisa kita persiapkan
sebagai mahasiswa.
Berlatih organisasi juga menjadi hal yang penting yang tidak dapat di tinggalkan dalam
mempersiapkan diri karena untuk kedepannya dalam dunia kerja kita selalu dituntut kerja dalam
sebuah tim. Sama seperti HAGI, HMGI pun masih belajar untuk bagaimana menumbuhkan kerja tim
yang baik dan mampu menghasilkan produk yang bermanfaat untuk anggotanya. HMGI dan HAGI
bekerja bersama meskipun kami organisasi yang berdiri secara independen tetapi pada dasarnya
kami membutuhkan satu sama lain dan memiliki tujuan mulia yang sama. Oleh karena itu, HMGI
meminta pendapat dan masukan atas kinerja yang telah kami lakukan dan hal-hal apa saja yang perlu
dilakukan dan di perbaiki untuk kepengurusan mendatang. “Melalui program Electronic Lecture HMGI
sudah dapat memberikan permulaan untuk bagaimana mahasiswa dapat dengan kreatif membagi
ilmu yang didapat di kampus masing-masing kepada khalayak banyak yang mungkin dapat
ditingkatkan lagi kedepannya dan mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas kerja suatu tim
memang menjadi tugas sebenarnya,” pesan Bu Rusalida kepada kami.
Sukses terus untuk kepemimpinan Ibu Rusalida nantinya, kami dari HMGI akan selalu
mendukung ibu dan kami bersedia bekerja bersama-sama demi tercapainya tujuan keduanya. Kami
tunggu segala program-program unggulan HAGI. Selamat mengemban amanah baru, ibu. Semoga
dikuatkan pundaknya dan menjadi pemimpin panutan yang bijaksana.
Salam HMGI Bangkit bersatu dalam sinergi dedikasi dalam keberagaman
HAGI (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia) merupakan organisasi profesional bidang geofisika
di Indonesia. Organisasi ini berpusat di Jakarta dan terbagi atas komisi wilayah yang tersebar di
seluruh Indonesia. Anggota HAGI sendiri terdiri beberapa bidang profesi mulai dari geofisika bidang
industri, akademisi, dan tenaga-tenaga ahli bidang geofisika lain. Organisasi ini berdiri pada tanggal 9
Oktober 1976 ditandai oleh disahkannya nama HAGI pada AD/ART Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
yang saat ini memiliki masa periode kepengurusan selama 2 tahun. Dan untuk periode 2016/2018
telah terpilih ibu Rusalida Raguwanti sebagai Presiden HAGI periode 2016/2018.
12 Februari 2016, HMGI melakukan kunjungan kepada Ibu Rusalida untuk melakukan sharing
mengenai HAGI, HMGI, dan geofisika kedepannya. Ibu Rusalida sendiri telah bergabung di HAGI
selama kurang lebih 10 tahun. Selama itu beliau berusaha memahami kinerja dan permasalahan yang
dihadapi oleh HAGI. Kewajiban HAGI untuk selalu memfasilitasi dan menghasilkan produk bermanfaat
menjadi salah satu alasan mengapa Ibu Rusalida memilih bergabung dengan organisasi ini. Sama
seperti saat pergantian kepengurusan pada tahun 2015 kemarin, dengan niat yang baik serta tulus
untuk mempertahankan bahkan meningkatkan eksistensi HAGI, atas dukungan keluarga, sahabat dan
para pemimpin HAGI sebelumnya Ibu Rusalida memberikan diri untuk mencalonkan diri sebagai
Presiden HAGI selanjutnya.
Dengan tagline “Sinergi Dedikasi dalam Keberagaman”, Ibu Rusalida yakin dapat membawanya
dalam pemilihan Presiden HAGI 2015 di Joint Convention Balikpapan saat itu. Dalam visi misinya ibu
dari seorang putri dan dua orang putra ini ingin menggali lebih jauh bidang geofisika di luar bidang-
bidang yang sudah kita kenal seperti minyak bumi dan gas, pertambangan, dan lain sebagainya.
“Banyak yang masih membutuhkan geofisikawan, masih banyak studi lanjutan yang dibutuhkan untuk
pemelihan energi yang efisien dan tepat guna, menanggulangi bencana dan mempelajari kegempaan
di Indonesia,” ujar Ibu Rusalida. Dengan adanya pengenalan bidang-bidang geofisika
32 33
Mengenal Ibu PresidenHAGI 2016/2018
RAYSITA GALUH DWI JAYANTIHMGI PUSAT
VISIMenjadikan HAGI sebagai Organisasi Profesi yang dikelola secara profesional, mandiri dan menjadi mitra
strategis pemangku kebijakan untuk kemajuan ilmu kebumian di Indonesia dan berperan aktif serta
bersinergi dalam penerapan dan pelaksanaan konsep Ketahanan Energi Nasional Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
MISI> Profesional dalam pengelolaan organisasi profesi yang berbasis ilmu pengetahuan secara mandiri.
> Mitra strategis untuk seluruh pemangku kepentingan organisasi profesi, agar dapat dirasakan
dan dibutuhkan keberadaanya, serta dikenal lebih luas lagi di masyarakat.
> Fokus pada pengembangan sumberdaya ahli geofisika Indonesiayang berkompeten
dan berintegritas tinggi dalam segala bidang.
> Meningkatkan peran profesionalisme HAGI dibidang ilmu kebumian
di seluruh Indonesia dan kancah Internasional.
RUSALIDA RAGUWANTI
khususnya kepada mahasiswa graduate dan undergraduate dapat membantu dalam pengenalan
geofisika di segala bidang. Seperti yang sudah dilaksanakan dalam acara Guest Lecture, Lunch Talk, dan
seminar-seminar di kampus yang mendatangkan pembicara diluar bidang industri migas agar dapat
memberi inspirasi bidng geofisika lainnya.
Bagaimana dengan yang memang berminat di dunia minyak dan gas? Apakah masih ada
kesempatan kami untuk masuk dan menekuni bidang ini? Ibu Rusalida menjawab bahwa disaat
melemahnya kegiatan eksplorasi hidrokarbon seperti saat ini maka hal yang terbaik yang dapat
dilakukan adalah melakukan studi lanjutan untuk menemukan teknologi-teknologi baru dalam
pencarian 'harta karun' berwarna hitam ini. Wanita dengan profesi Advisor Geophysicist di Upstream
Technology Center (UTC) Pertamina ini menjawab, “Dalam industri migas sendiri kami banyak
membuka data-data lama untuk kemudian ditinjau ulang cadangannya,” jawab Ibu Lida. Masih banyak
hal yang dapat kita lakukan sebagai seorang yang geofisikawan bahkan yang bisa kita persiapkan
sebagai mahasiswa.
Berlatih organisasi juga menjadi hal yang penting yang tidak dapat di tinggalkan dalam
mempersiapkan diri karena untuk kedepannya dalam dunia kerja kita selalu dituntut kerja dalam
sebuah tim. Sama seperti HAGI, HMGI pun masih belajar untuk bagaimana menumbuhkan kerja tim
yang baik dan mampu menghasilkan produk yang bermanfaat untuk anggotanya. HMGI dan HAGI
bekerja bersama meskipun kami organisasi yang berdiri secara independen tetapi pada dasarnya
kami membutuhkan satu sama lain dan memiliki tujuan mulia yang sama. Oleh karena itu, HMGI
meminta pendapat dan masukan atas kinerja yang telah kami lakukan dan hal-hal apa saja yang perlu
dilakukan dan di perbaiki untuk kepengurusan mendatang. “Melalui program Electronic Lecture HMGI
sudah dapat memberikan permulaan untuk bagaimana mahasiswa dapat dengan kreatif membagi
ilmu yang didapat di kampus masing-masing kepada khalayak banyak yang mungkin dapat
ditingkatkan lagi kedepannya dan mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas kerja suatu tim
memang menjadi tugas sebenarnya,” pesan Bu Rusalida kepada kami.
Sukses terus untuk kepemimpinan Ibu Rusalida nantinya, kami dari HMGI akan selalu
mendukung ibu dan kami bersedia bekerja bersama-sama demi tercapainya tujuan keduanya. Kami
tunggu segala program-program unggulan HAGI. Selamat mengemban amanah baru, ibu. Semoga
dikuatkan pundaknya dan menjadi pemimpin panutan yang bijaksana.
Salam HMGI Bangkit bersatu dalam sinergi dedikasi dalam keberagaman
HAGI (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia) merupakan organisasi profesional bidang geofisika
di Indonesia. Organisasi ini berpusat di Jakarta dan terbagi atas komisi wilayah yang tersebar di
seluruh Indonesia. Anggota HAGI sendiri terdiri beberapa bidang profesi mulai dari geofisika bidang
industri, akademisi, dan tenaga-tenaga ahli bidang geofisika lain. Organisasi ini berdiri pada tanggal 9
Oktober 1976 ditandai oleh disahkannya nama HAGI pada AD/ART Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
yang saat ini memiliki masa periode kepengurusan selama 2 tahun. Dan untuk periode 2016/2018
telah terpilih ibu Rusalida Raguwanti sebagai Presiden HAGI periode 2016/2018.
12 Februari 2016, HMGI melakukan kunjungan kepada Ibu Rusalida untuk melakukan sharing
mengenai HAGI, HMGI, dan geofisika kedepannya. Ibu Rusalida sendiri telah bergabung di HAGI
selama kurang lebih 10 tahun. Selama itu beliau berusaha memahami kinerja dan permasalahan yang
dihadapi oleh HAGI. Kewajiban HAGI untuk selalu memfasilitasi dan menghasilkan produk bermanfaat
menjadi salah satu alasan mengapa Ibu Rusalida memilih bergabung dengan organisasi ini. Sama
seperti saat pergantian kepengurusan pada tahun 2015 kemarin, dengan niat yang baik serta tulus
untuk mempertahankan bahkan meningkatkan eksistensi HAGI, atas dukungan keluarga, sahabat dan
para pemimpin HAGI sebelumnya Ibu Rusalida memberikan diri untuk mencalonkan diri sebagai
Presiden HAGI selanjutnya.
Dengan tagline “Sinergi Dedikasi dalam Keberagaman”, Ibu Rusalida yakin dapat membawanya
dalam pemilihan Presiden HAGI 2015 di Joint Convention Balikpapan saat itu. Dalam visi misinya ibu
dari seorang putri dan dua orang putra ini ingin menggali lebih jauh bidang geofisika di luar bidang-
bidang yang sudah kita kenal seperti minyak bumi dan gas, pertambangan, dan lain sebagainya.
“Banyak yang masih membutuhkan geofisikawan, masih banyak studi lanjutan yang dibutuhkan untuk
pemelihan energi yang efisien dan tepat guna, menanggulangi bencana dan mempelajari kegempaan
di Indonesia,” ujar Ibu Rusalida. Dengan adanya pengenalan bidang-bidang geofisika
32 33
Mengenal Ibu PresidenHAGI 2016/2018
RAYSITA GALUH DWI JAYANTIHMGI PUSAT
VISIMenjadikan HAGI sebagai Organisasi Profesi yang dikelola secara profesional, mandiri dan menjadi mitra
strategis pemangku kebijakan untuk kemajuan ilmu kebumian di Indonesia dan berperan aktif serta
bersinergi dalam penerapan dan pelaksanaan konsep Ketahanan Energi Nasional Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
MISI> Profesional dalam pengelolaan organisasi profesi yang berbasis ilmu pengetahuan secara mandiri.
> Mitra strategis untuk seluruh pemangku kepentingan organisasi profesi, agar dapat dirasakan
dan dibutuhkan keberadaanya, serta dikenal lebih luas lagi di masyarakat.
> Fokus pada pengembangan sumberdaya ahli geofisika Indonesiayang berkompeten
dan berintegritas tinggi dalam segala bidang.
> Meningkatkan peran profesionalisme HAGI dibidang ilmu kebumian
di seluruh Indonesia dan kancah Internasional.
RUSALIDA RAGUWANTI
PAPER
36 37
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki jumlah gunungapi terbanyak. Hal
tersebut karena secara geologis Indonesia
merupakan pertemuan antara tiga lempeng aktif
yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik.
Pertemuan antara lempeng Eurasia dengan Indo-
Australia, menghasilkan jajaran gunungapi aktif
yang memanjang dari ujung Pulau Sumatera-
Jawa-Nusa Tenggara. Salah satu gununapi di
jajaran Pulau Jawa adalah Gunung Kelud. Gunung
Kelud merupakan salah satu gunungapi aktif di
Pulau Jawa, tepatnya terletak di kabupaten Kediri,
Jawa Timur. Gunung api ini termasuk dalam tipe
stratovulkanik dengan karakteristik letusan
eksplosif. Gunung ini tercatat aktif meletus
dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek
(9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api
yang berbahaya bagi manusia. Salah satu indikasi
akan terjadinya letusan adalah peningkatan
gempa vulkanik akibat pergerakan magma dari
dalam bumi. Sehingga dalam rangka monitoring
gunungapi dilakukan teknik pengolahan data
menggunakan tomografi seismik. Menurut
Wegler (1999), gelombang seismik yang terekam
pada seismometer tidak hanya fungsi dari
sumber, tetapi juga dipengaruhi oleh medium
penjalaran gelombang seismik. Karakteristik
medium bawah permukaan dapat diketahui
dengan perhitungan kecepatan gelombang Vp
dan Vs, serta Vp/Vs. Teknik tomografi seismik
dapat menggambarkan kecepatan bawah
permukaan baik secara vertikal maupun
horisontal sehingga dapat memudahkan analisa
medium bawah permukaan.
Melalui seismik tomografi, dimensi struktur
bawah permukaan bumi terlihat dari keberadaan
anomali sifat fisis medium terhadap medium
sekitarnya. Pelemahan kecepatan gelombang
seismik berkaitan dengan material batuan yang
dilaluinya, sehingga pencitraan menggunakan
tomografi kecepatan gelombang seismik akan
diperoleh gambaran yang memiliki anomali
negatif yang dapat dianggap sebagai daerah
keberadaan materi panas gunungapi.
Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta
Aplikasi Metode Tomografi Seismikdalam Pemodelan Bawah Permukaan
Gunung Kelud
Ridho Destawan, Dwiki Reza S, Muchtar Aziz, Ander Bernando P
INTISARI
Gunung Kelud merupakan gunung api Kuarter yang terbentuk akibat proses tumbukan antara
lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Asia, tepatnya di sebelah selatan Jawa.
Gunung api ini termasuk dalam tipe stratovulkano dengan karakteristik letusan eksplosif. Dalam rangka
pengamatan kondisi bawah permukaan, dilakukan pencitraan tomografi. Penelitian menggunakan data
hasil rekaman dari 4 titik stasiun pengamatan pada tahun 2007. Pengolahan data dimulai dari
pembuatan model kecepatan awal, perhitungan ray tracing dengan menggunakan metode bending dan
tomografi model kecepatan Vs dan Vp/Vs menggunakan teknik inversi waktu tunda. Berdasarkan hasil
pengolahan data yang dilakukan, diperoleh model struktur kecepatan bawah permukaan yang
interpretatif terhadap medium bawah permukaan. Anomali Vs rendah dan Vp/Vs tinggi terkonsentrasi
pada kedalaman 2000 m dari puncak dengan distribusi hiposenter yang tinggi mengindikasikan materi
panas dengan viskositas rendah. Sedangkan pada kedalaman yang lebih besar mengindikasikan materi
panas dengan viskositas yang tinggi. Distribusi hiposenter pada kedalaman 2000 m dari puncak
menunjukkan tingkat intensitas kejadian gempa yang paling tinggi.
Kata kunci: Ray Tracing, Tomografi, Hiposenter, Viskositas
DASAR TEORI
Seismik Tomografi
Tomografi didefinisikan sebagai suatu
rekonstruksi sebuah model dari observasi
besaran fisis yang merepresentasikan efek dari
penjalaran suatu bentuk radiasi melalui benda
yang diamati (Verdhora, 2013). Penerapan dalam
penelit ian ini adalah berupa pemodelan
t o m o g ra fi p a d a b i d a n g s e i s m i k , u n t u k
mencitrakan struktur 3-D kecepatan gelombang
seismik dengan menggunakan data gempa.
Konsep dasar dari tomografi seismik adalah
m e m p e r h i t u n g k a n d a t a w a k t u t e m p u h
gelombang ( t rave l t ime ) . Waktu tempuh
ditunjukkan oleh persamaan:
(2.1)
dan waktu tempuh antara sumber i dan stasiun
pengamat j dapat diformulasikan (dalam Stewart,
1991):
(2.2)
di mana perlambatan (slowness) sebagai fungsi
dari posisi mempunyai persamaan:
(2.3)
Metode Ray Tracing Pseudo Bending
Letak hiposenter yang telah diketahui
melalui metode tiga lingkaran selanjutnya
dihitung waktu tempuhnya dari posisi hiposenter
sampai ke stasiun seismik yang disebut dengan
pemodelan maju (forward modelling). Lintasan
sinar (ray path) dari hiposenter dengan stasiun
seismik disebut dengan ray tracing. Prinsip
Fermat adalah prinsip yang mendefinisikan
kecenderungan gelombang cahaya untuk
menempuh jarak terpendek dan tercepat dalam
arah penjalarannya. Prinsip ini dipakai juga dalam
gelombang seismik, dimana gelombang seismik
akan cenderung menempuh jarak terpendek
sepert i melalui patahan-patahan dalam
penjalaran gelombangnya melalui medium
dengan kecepatan tetap (fixed velocitu field).
Metode bend ing t idak secara langsung
memecahkan persamaan gelombang, sebagai
gantinya digunakan minimasi secara langsung
terhadap waktu tempuh dengan memberikan
gangguan kecil secara bertahap pada lintasan
sinar gelombang (Um dan Thurber, 1987). Waktu
tempuh sepanjang lintasan antara dua titik yaitu
sumber gempa (source (i)) dan stasiun seismik
sebagai penerima (receiver (j)) didefinisikan dalam
persamaan sebagai berikut:
(2.4)
dengan V adalah kecepatan penjalaran sinar dan
ds adalah segmen lintasan sinar.
METODOLOGI
Studi Pustaka
Pada tahapan ini, studi literatur dilakukan
untuk mengetahui informasi objek penelitian dan
pemahaman mengenai konsep tomografi seismik
yang diperoleh dari berbagai hasil tulisan ilmiah,
buku, dan tulisan surat kabar baik itu berupa
hardcopy maupun berupa softcopy. Berbagai
informasi yang ada dapat digunakan sebagai
referensi dalam analisa dan interpretasi data
sehingga dihasilkan informasi yang lebih akurat
dan detil mengenai kondisi bawah permukaan
dan karakter gunung Kelud. Selain itu, penelitian
yang dilakukan mampu melengkapi kekurangan
kegiatan penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya.
Tahap Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan
berupa data gempa vulkanik yang terekam pada
pos pengamatan gunungapi. Gunungapi Kelud
secara administratif terletak di tiga Kabupaten
Kediri, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa Timur dan secara geografis terletak
pada posisi 7º56'00” LS, 112º18'30” BT dengan
ketinggian puncak 1.731 meter di atas permukaan
laut.
Gambar 1. Peta lokasi dan sebaran gempa
Gunung Kelud tahun 2013 (Badan Geologi,
2014)
Tahap Pengolahan dan Analisa Data
Tahapan-tahapan pengolahan data dalam
penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mencari waktu gelombang P dan S
PAPER
36 37
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki jumlah gunungapi terbanyak. Hal
tersebut karena secara geologis Indonesia
merupakan pertemuan antara tiga lempeng aktif
yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik.
Pertemuan antara lempeng Eurasia dengan Indo-
Australia, menghasilkan jajaran gunungapi aktif
yang memanjang dari ujung Pulau Sumatera-
Jawa-Nusa Tenggara. Salah satu gununapi di
jajaran Pulau Jawa adalah Gunung Kelud. Gunung
Kelud merupakan salah satu gunungapi aktif di
Pulau Jawa, tepatnya terletak di kabupaten Kediri,
Jawa Timur. Gunung api ini termasuk dalam tipe
stratovulkanik dengan karakteristik letusan
eksplosif. Gunung ini tercatat aktif meletus
dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek
(9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api
yang berbahaya bagi manusia. Salah satu indikasi
akan terjadinya letusan adalah peningkatan
gempa vulkanik akibat pergerakan magma dari
dalam bumi. Sehingga dalam rangka monitoring
gunungapi dilakukan teknik pengolahan data
menggunakan tomografi seismik. Menurut
Wegler (1999), gelombang seismik yang terekam
pada seismometer tidak hanya fungsi dari
sumber, tetapi juga dipengaruhi oleh medium
penjalaran gelombang seismik. Karakteristik
medium bawah permukaan dapat diketahui
dengan perhitungan kecepatan gelombang Vp
dan Vs, serta Vp/Vs. Teknik tomografi seismik
dapat menggambarkan kecepatan bawah
permukaan baik secara vertikal maupun
horisontal sehingga dapat memudahkan analisa
medium bawah permukaan.
Melalui seismik tomografi, dimensi struktur
bawah permukaan bumi terlihat dari keberadaan
anomali sifat fisis medium terhadap medium
sekitarnya. Pelemahan kecepatan gelombang
seismik berkaitan dengan material batuan yang
dilaluinya, sehingga pencitraan menggunakan
tomografi kecepatan gelombang seismik akan
diperoleh gambaran yang memiliki anomali
negatif yang dapat dianggap sebagai daerah
keberadaan materi panas gunungapi.
Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta
Aplikasi Metode Tomografi Seismikdalam Pemodelan Bawah Permukaan
Gunung Kelud
Ridho Destawan, Dwiki Reza S, Muchtar Aziz, Ander Bernando P
INTISARI
Gunung Kelud merupakan gunung api Kuarter yang terbentuk akibat proses tumbukan antara
lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Asia, tepatnya di sebelah selatan Jawa.
Gunung api ini termasuk dalam tipe stratovulkano dengan karakteristik letusan eksplosif. Dalam rangka
pengamatan kondisi bawah permukaan, dilakukan pencitraan tomografi. Penelitian menggunakan data
hasil rekaman dari 4 titik stasiun pengamatan pada tahun 2007. Pengolahan data dimulai dari
pembuatan model kecepatan awal, perhitungan ray tracing dengan menggunakan metode bending dan
tomografi model kecepatan Vs dan Vp/Vs menggunakan teknik inversi waktu tunda. Berdasarkan hasil
pengolahan data yang dilakukan, diperoleh model struktur kecepatan bawah permukaan yang
interpretatif terhadap medium bawah permukaan. Anomali Vs rendah dan Vp/Vs tinggi terkonsentrasi
pada kedalaman 2000 m dari puncak dengan distribusi hiposenter yang tinggi mengindikasikan materi
panas dengan viskositas rendah. Sedangkan pada kedalaman yang lebih besar mengindikasikan materi
panas dengan viskositas yang tinggi. Distribusi hiposenter pada kedalaman 2000 m dari puncak
menunjukkan tingkat intensitas kejadian gempa yang paling tinggi.
Kata kunci: Ray Tracing, Tomografi, Hiposenter, Viskositas
DASAR TEORI
Seismik Tomografi
Tomografi didefinisikan sebagai suatu
rekonstruksi sebuah model dari observasi
besaran fisis yang merepresentasikan efek dari
penjalaran suatu bentuk radiasi melalui benda
yang diamati (Verdhora, 2013). Penerapan dalam
penelit ian ini adalah berupa pemodelan
t o m o g ra fi p a d a b i d a n g s e i s m i k , u n t u k
mencitrakan struktur 3-D kecepatan gelombang
seismik dengan menggunakan data gempa.
Konsep dasar dari tomografi seismik adalah
m e m p e r h i t u n g k a n d a t a w a k t u t e m p u h
gelombang ( t rave l t ime ) . Waktu tempuh
ditunjukkan oleh persamaan:
(2.1)
dan waktu tempuh antara sumber i dan stasiun
pengamat j dapat diformulasikan (dalam Stewart,
1991):
(2.2)
di mana perlambatan (slowness) sebagai fungsi
dari posisi mempunyai persamaan:
(2.3)
Metode Ray Tracing Pseudo Bending
Letak hiposenter yang telah diketahui
melalui metode tiga lingkaran selanjutnya
dihitung waktu tempuhnya dari posisi hiposenter
sampai ke stasiun seismik yang disebut dengan
pemodelan maju (forward modelling). Lintasan
sinar (ray path) dari hiposenter dengan stasiun
seismik disebut dengan ray tracing. Prinsip
Fermat adalah prinsip yang mendefinisikan
kecenderungan gelombang cahaya untuk
menempuh jarak terpendek dan tercepat dalam
arah penjalarannya. Prinsip ini dipakai juga dalam
gelombang seismik, dimana gelombang seismik
akan cenderung menempuh jarak terpendek
sepert i melalui patahan-patahan dalam
penjalaran gelombangnya melalui medium
dengan kecepatan tetap (fixed velocitu field).
Metode bend ing t idak secara langsung
memecahkan persamaan gelombang, sebagai
gantinya digunakan minimasi secara langsung
terhadap waktu tempuh dengan memberikan
gangguan kecil secara bertahap pada lintasan
sinar gelombang (Um dan Thurber, 1987). Waktu
tempuh sepanjang lintasan antara dua titik yaitu
sumber gempa (source (i)) dan stasiun seismik
sebagai penerima (receiver (j)) didefinisikan dalam
persamaan sebagai berikut:
(2.4)
dengan V adalah kecepatan penjalaran sinar dan
ds adalah segmen lintasan sinar.
METODOLOGI
Studi Pustaka
Pada tahapan ini, studi literatur dilakukan
untuk mengetahui informasi objek penelitian dan
pemahaman mengenai konsep tomografi seismik
yang diperoleh dari berbagai hasil tulisan ilmiah,
buku, dan tulisan surat kabar baik itu berupa
hardcopy maupun berupa softcopy. Berbagai
informasi yang ada dapat digunakan sebagai
referensi dalam analisa dan interpretasi data
sehingga dihasilkan informasi yang lebih akurat
dan detil mengenai kondisi bawah permukaan
dan karakter gunung Kelud. Selain itu, penelitian
yang dilakukan mampu melengkapi kekurangan
kegiatan penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya.
Tahap Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan
berupa data gempa vulkanik yang terekam pada
pos pengamatan gunungapi. Gunungapi Kelud
secara administratif terletak di tiga Kabupaten
Kediri, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa Timur dan secara geografis terletak
pada posisi 7º56'00” LS, 112º18'30” BT dengan
ketinggian puncak 1.731 meter di atas permukaan
laut.
Gambar 1. Peta lokasi dan sebaran gempa
Gunung Kelud tahun 2013 (Badan Geologi,
2014)
Tahap Pengolahan dan Analisa Data
Tahapan-tahapan pengolahan data dalam
penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mencari waktu gelombang P dan S
38 39
2. Menghitung Δtsp dengan metode rasio
spektral.
3. Membuat model kecepatan 1-D untuk
digunakan sebagai model awal
4. Ray tracing gelombang P dan S dengan
metode PseudoBending
5. Menguji kekonsistenan teknik inversi pada
model sintetik
6. Inversi tomografi kecepatan gelombang P
dan S
7. Menghitung nilai rata-rata atenuasi
gelombang P (Qp) dan S (Qs)
8. Mencari persamaan tomografi atenuasi
9. Inversi atenuasi gelombang P dan S LSQR
10. Model bawah permukaan
Tahap Interpretasi Hasil Pengolahan
Dalam tahapan ini, dilakukan interpretasi
m o d e l b a w a h p e r m u k a a n d e n g a n
mengkorelasikan dan atau membandingkan
sumber data pendukung lainnya serta analisa
berbagai proses yang terjadi baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Dari hasil interpretasi yang
dilakukan, dihasilkan informasi secara detil
Gunung Kelud mengenai pergerakan magma dan
distribusi hiposenter.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam rangka pemantauan dan mitigasi
bencana gunungapi, dilakukan tomografi seismik
gelombang Vp,Vs dan perbandingan Vp/Vs.
Tomografi seismik merupakan metode geofisika
untuk mengetahui kondisi bawah permukaan
bumi gunung Kelud berupa variasi sifat fisis
medium baik secara vertikal maupun horisontal.
Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilakukan,
dihasilkan model struktur kecepatan Vp, Vs dan
nilai Vp/Vs serta distribusi hiposenter gempa
vulkanik yang terjadi di Gunung Kelud. Kecepatan
Vp memiliki sifat akan melemah ketika melewati
medium cair, dalam hal ini fluida panas Gunung
Kelud. Struktur kecepatan Vp (Gambar 3), memiliki
variasi positif dan negatif antara 60 hingga - 60%.
Variasi nilai negatif yaitu antara -60 hingga 0%
mengindikasikan keberadaan fluida panas
Gunung Kelud. Sedangkan nilai anomali positif
antara 0 hingga 20% yang mendominasi wilayah
selatan puncak diinterpretasikan sebagai sisa
magma yang membeku dari aktivitas vulkanik
sebelumnya. Struktur kecepatan Vs (Gambar 4)
memiliki pola nilai yang sama dengan tomogram
Vp, dengan variasi positif dan negatif antara 60
hingga -60%. Variasi nilai negatif yaitu antara -60
hingga 0% mengindikasikan keberadaan fluida
panas gunung Kelud. Sedangkan nilai anomali
positif antara 0 hingga 20% yang mendominasi
wilayah selatan puncak diinterpretasikan sebagai
sisa magma yang membeku dari aktivitas vulkanik
sebelumnya. Distribusi hiposenter berdasarkan
hasil perhitungan yang dilakukan, mendominasi
kedalaman kurang dari 4000 m dari puncak.
Hiposenter merupakan titik pusat terjadinya
gempa di bawah permukaan. Semakin tinggi
tingkat kejadian atau intensitas gempa, indikasi
akan terjadinya letusan gunungapi. Berdasarkan
hasil distribusi nilai Vp/Vs, nilai anomali rendah
menunjukkan medium yang lebih kompak atau
padat. Hal tersebut akibat sifat penjalaran
gelombang Vs yang lebih cepat ketika menjalar
pada medium yang padat. Anomali Vp/Vs tinggi
menunjukkan kondisi medium yang bersifat
plastis, dalam hal ini magma dari gunungapi. Dari
distr ibusi hiposenter dan tomogram Vs,
menunjukkan hubungan bahwa anomali Vs
negatif pada kedalaman 2000 m dari puncak
memiliki konsentrasi titik distrbusi hiposenter
yang tinggi.
Gambar 2. Tomogram Vp, a. Irisan vertikal
sumbu x, b. Irisan vertikal sumbu y di titik
puncak
Gambar 3. Tomogram Vs, a. Irisan vertikal
sumbu x, b. Irisan vertikal sumbu y di titik
puncak
Gambar 4. Irisan horisontal tomogram Vp tiap
kedalaman 2000 dari puncak Gunung Kelud
Berdasarkan hasil perbandingan Vp/Vs,
menunjukkan bahwa nilai anomaly tinggi lebih
dari 1%, merupakan suatu medium yang bersifat
plastis yang berasosiasi dengan materi panas
Gunung Kelud. Pada penampang horizontal
anomali Vp/Vs pada kedalaman 4000 m hingga
8000 m dari puncak memiliki nilai anomali Vp/Vs
lebih dari 1% terkonsentrasi pada wilayah tengah
yang diinterpretasikan sebagai jalur keluar materi
panas yang memanasi kawah Gunung Kelud.
Keterdapatan materi panas memiliki viskositas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan materi
panas di dekat permukaan. Materi panas di dekat
permukaan telah tercampur dengan air meteorik,
sehingga memiliki tingkat viskositas yang rendah
dengan mobilitas pergerakan yang lebih tinggi.
Hal tersebut berpengaruh pada distribusi
hiposenter yang lebih banyak pada kedalaman
2000 m dari puncak Gunung Kelud.
Gambar 5. Irisan horizontal tomogram Vs tiap
kedalaman 2000 dari puncak Gunung Kelud
Gambar 6. Model Irisan horisontal tomogram
Vp/Vs (b) tiap kedalaman 2000 dari puncak
Gunung Kelud
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
dilakukan, diperoleh model struktur kecepatan
bawah permukaan yang interpretatif terhadap
medium bawah permukaan. Anomali Vs rendah
dan Vp/Vs tinggi terkonsentrasi pada kedalaman
2000 m dari puncak dengan distribusi hiposenter
yang tinggi mengindikasikan materi panas dengan
viskositas rendah. Sedangkan pada kedalaman
yang lebih besar mengindikasikan materi panas
dengan viskositas yang tinggi. Distribusi
hiposenter pada kedalaman 2000 m dari puncak
menunjukkan tingkat intensitas kejadian gempa
yang paling tinggi.
Saran
Dalam pengolahan data sebaiknya dilakukan
perhitungan parameter yang lain seperti atenuasi
gelombang seismik. Selain itu, perlu dilakukan
korelasi dengan metode mikrogravitasi untuk
mengetahui pergerakan fluida.
DAFTAR PUSTAKA
A.Djumarma. Some studies of volcanology,
petrology and structure of Mt. Kelud, East Java,
Indonesia, thesis, 1991. G. Kelud Buletin
berkala Vulkanologi, Dit Vulkanologi,1985
N. Haerani, M. Hendrasto, H. Z. Abidin. 2010.
Deformasi Gunung Kelud Pascapembentuk-an
Kubah Lava November 200. Jurnal Geologi
Indonesia. Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 13-30
“RR”. Tugas Akhir. Program Studi Sarjana
Geofisika, FTTM, Institut Teknologi Bandung
Suantika, G., 2002. Pencitraan
Santoso, S dan Atmowinoto, S.1992. Peta Geologi
Lembar Kediri, Jawa Timur, Skala 1:100.000.
PPGL, Bandung Tomografi Seismik 3-D
Gunung Guntur. Tesis Magister. Program
Studi Pascasarjana Sains Kebumian FIKTIM
Institut Teknologi Bandung.
Verdhora, Rexha. 2013. Aplikasi Metode Inversi
S imulated Anneal ing pada Penentuan
Hiposenter Gempa Mikro dan Tomografi Waktu
Tunda 3-D Struktur Kecepatan Seismik untuk
Studi Kasus Lapangan Panas Bumi
Wegler, U., Luhr, B,. Ratdomopurbo, A,. 1999. A
Repeatable Seismic Source for Tomography at
Volcanoes. Annali Di Geofisica. Vol. 42, N. 3
June 1999.
38 39
2. Menghitung Δtsp dengan metode rasio
spektral.
3. Membuat model kecepatan 1-D untuk
digunakan sebagai model awal
4. Ray tracing gelombang P dan S dengan
metode PseudoBending
5. Menguji kekonsistenan teknik inversi pada
model sintetik
6. Inversi tomografi kecepatan gelombang P
dan S
7. Menghitung nilai rata-rata atenuasi
gelombang P (Qp) dan S (Qs)
8. Mencari persamaan tomografi atenuasi
9. Inversi atenuasi gelombang P dan S LSQR
10. Model bawah permukaan
Tahap Interpretasi Hasil Pengolahan
Dalam tahapan ini, dilakukan interpretasi
m o d e l b a w a h p e r m u k a a n d e n g a n
mengkorelasikan dan atau membandingkan
sumber data pendukung lainnya serta analisa
berbagai proses yang terjadi baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Dari hasil interpretasi yang
dilakukan, dihasilkan informasi secara detil
Gunung Kelud mengenai pergerakan magma dan
distribusi hiposenter.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam rangka pemantauan dan mitigasi
bencana gunungapi, dilakukan tomografi seismik
gelombang Vp,Vs dan perbandingan Vp/Vs.
Tomografi seismik merupakan metode geofisika
untuk mengetahui kondisi bawah permukaan
bumi gunung Kelud berupa variasi sifat fisis
medium baik secara vertikal maupun horisontal.
Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilakukan,
dihasilkan model struktur kecepatan Vp, Vs dan
nilai Vp/Vs serta distribusi hiposenter gempa
vulkanik yang terjadi di Gunung Kelud. Kecepatan
Vp memiliki sifat akan melemah ketika melewati
medium cair, dalam hal ini fluida panas Gunung
Kelud. Struktur kecepatan Vp (Gambar 3), memiliki
variasi positif dan negatif antara 60 hingga - 60%.
Variasi nilai negatif yaitu antara -60 hingga 0%
mengindikasikan keberadaan fluida panas
Gunung Kelud. Sedangkan nilai anomali positif
antara 0 hingga 20% yang mendominasi wilayah
selatan puncak diinterpretasikan sebagai sisa
magma yang membeku dari aktivitas vulkanik
sebelumnya. Struktur kecepatan Vs (Gambar 4)
memiliki pola nilai yang sama dengan tomogram
Vp, dengan variasi positif dan negatif antara 60
hingga -60%. Variasi nilai negatif yaitu antara -60
hingga 0% mengindikasikan keberadaan fluida
panas gunung Kelud. Sedangkan nilai anomali
positif antara 0 hingga 20% yang mendominasi
wilayah selatan puncak diinterpretasikan sebagai
sisa magma yang membeku dari aktivitas vulkanik
sebelumnya. Distribusi hiposenter berdasarkan
hasil perhitungan yang dilakukan, mendominasi
kedalaman kurang dari 4000 m dari puncak.
Hiposenter merupakan titik pusat terjadinya
gempa di bawah permukaan. Semakin tinggi
tingkat kejadian atau intensitas gempa, indikasi
akan terjadinya letusan gunungapi. Berdasarkan
hasil distribusi nilai Vp/Vs, nilai anomali rendah
menunjukkan medium yang lebih kompak atau
padat. Hal tersebut akibat sifat penjalaran
gelombang Vs yang lebih cepat ketika menjalar
pada medium yang padat. Anomali Vp/Vs tinggi
menunjukkan kondisi medium yang bersifat
plastis, dalam hal ini magma dari gunungapi. Dari
distr ibusi hiposenter dan tomogram Vs,
menunjukkan hubungan bahwa anomali Vs
negatif pada kedalaman 2000 m dari puncak
memiliki konsentrasi titik distrbusi hiposenter
yang tinggi.
Gambar 2. Tomogram Vp, a. Irisan vertikal
sumbu x, b. Irisan vertikal sumbu y di titik
puncak
Gambar 3. Tomogram Vs, a. Irisan vertikal
sumbu x, b. Irisan vertikal sumbu y di titik
puncak
Gambar 4. Irisan horisontal tomogram Vp tiap
kedalaman 2000 dari puncak Gunung Kelud
Berdasarkan hasil perbandingan Vp/Vs,
menunjukkan bahwa nilai anomaly tinggi lebih
dari 1%, merupakan suatu medium yang bersifat
plastis yang berasosiasi dengan materi panas
Gunung Kelud. Pada penampang horizontal
anomali Vp/Vs pada kedalaman 4000 m hingga
8000 m dari puncak memiliki nilai anomali Vp/Vs
lebih dari 1% terkonsentrasi pada wilayah tengah
yang diinterpretasikan sebagai jalur keluar materi
panas yang memanasi kawah Gunung Kelud.
Keterdapatan materi panas memiliki viskositas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan materi
panas di dekat permukaan. Materi panas di dekat
permukaan telah tercampur dengan air meteorik,
sehingga memiliki tingkat viskositas yang rendah
dengan mobilitas pergerakan yang lebih tinggi.
Hal tersebut berpengaruh pada distribusi
hiposenter yang lebih banyak pada kedalaman
2000 m dari puncak Gunung Kelud.
Gambar 5. Irisan horizontal tomogram Vs tiap
kedalaman 2000 dari puncak Gunung Kelud
Gambar 6. Model Irisan horisontal tomogram
Vp/Vs (b) tiap kedalaman 2000 dari puncak
Gunung Kelud
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
dilakukan, diperoleh model struktur kecepatan
bawah permukaan yang interpretatif terhadap
medium bawah permukaan. Anomali Vs rendah
dan Vp/Vs tinggi terkonsentrasi pada kedalaman
2000 m dari puncak dengan distribusi hiposenter
yang tinggi mengindikasikan materi panas dengan
viskositas rendah. Sedangkan pada kedalaman
yang lebih besar mengindikasikan materi panas
dengan viskositas yang tinggi. Distribusi
hiposenter pada kedalaman 2000 m dari puncak
menunjukkan tingkat intensitas kejadian gempa
yang paling tinggi.
Saran
Dalam pengolahan data sebaiknya dilakukan
perhitungan parameter yang lain seperti atenuasi
gelombang seismik. Selain itu, perlu dilakukan
korelasi dengan metode mikrogravitasi untuk
mengetahui pergerakan fluida.
DAFTAR PUSTAKA
A.Djumarma. Some studies of volcanology,
petrology and structure of Mt. Kelud, East Java,
Indonesia, thesis, 1991. G. Kelud Buletin
berkala Vulkanologi, Dit Vulkanologi,1985
N. Haerani, M. Hendrasto, H. Z. Abidin. 2010.
Deformasi Gunung Kelud Pascapembentuk-an
Kubah Lava November 200. Jurnal Geologi
Indonesia. Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 13-30
“RR”. Tugas Akhir. Program Studi Sarjana
Geofisika, FTTM, Institut Teknologi Bandung
Suantika, G., 2002. Pencitraan
Santoso, S dan Atmowinoto, S.1992. Peta Geologi
Lembar Kediri, Jawa Timur, Skala 1:100.000.
PPGL, Bandung Tomografi Seismik 3-D
Gunung Guntur. Tesis Magister. Program
Studi Pascasarjana Sains Kebumian FIKTIM
Institut Teknologi Bandung.
Verdhora, Rexha. 2013. Aplikasi Metode Inversi
S imulated Anneal ing pada Penentuan
Hiposenter Gempa Mikro dan Tomografi Waktu
Tunda 3-D Struktur Kecepatan Seismik untuk
Studi Kasus Lapangan Panas Bumi
Wegler, U., Luhr, B,. Ratdomopurbo, A,. 1999. A
Repeatable Seismic Source for Tomography at
Volcanoes. Annali Di Geofisica. Vol. 42, N. 3
June 1999.
40 41
Seminar Nasional AIEG (Advancing Indonesia's Energy with Geophysics)
merupakan acara berkala yang diadakan tiap tahunnya oleh HMGF UI. Semnas AIEG
mengambil tema bertajuk “Shale Gas” pada tahun ini. Adapun kegiatannya berupa
seminar dan pencerdasan mengenai shale gas yang akan diisi oleh beberapa
pembicara-pembicara ahli di bidang tersebut. Selain itu, ada juga berbagai
perlombaan yang dapat diikuti oleh umum sebelum acara inti berlangsung, lomba
yang diselenggarakan diantaranya adalah lomba esai dan lomba fotografi.
“Harapan saya, semoga acara ini berjalan dengan lancar dan sukses. Dengan
diadakannya acara ini pula diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta
membuka pikiran masyarakat umum dan khususnya mahasiswa Geologi dan
Geofisika bahwa potensial unconventional energy khususnya shale gas di Indonesia
sangat besar. Sehingga, betapa sayangnya jika kita tidak kembangkan, terutama
dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Dengan potensi besar yang dimiliki
bangsa ini, tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia dapat menjadi salah satu
negara produksi shale gas di dunia”, begitulah pesan yang diampaikan oleh
Muhammad Iksan, ketua pelaksana Semnas AIEG 2016. Ingin tahu lebih lanjut
acaranya? Tunggu info selanjutnya, ya!
PELANGI WIYANTIKAGEOFISIKA - UI
Mengenai Seminar Nasional AIEG 2016
Geophysical FieldtripUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Komunitas Geofisika Universitas Jenderal Soedirman (KGF Unsoed) telah melaksanakan
kegiatan Fieldtrip Geofisika yang merupakan program kerja utama di setiap periode kepengurusan.
Dengan mengambil tema “Aplikasi Metode Geofisika dan Geologi untuk Eksplorasi Granit Kawasan
Kedungbanteng, Banyumas”, kegiatan yang diikuti sebanyak 20 peserta dari berbagai angkatan
mahasiswa Fisika Universitas Jenderal Soedirman berlangsung pada tanggal 11 sampai 14 Desember
2015 di Desa Baseh, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Jawa Tengah. Tujuan dari kegiatan ini
hanyalah sebatas pengenalan metode geofisika dan geologi untuk pengaplikasian eksplorasi batuan
dengan sasaran mahasiswa Fisika Universitas Jenderal Soedirman yang akan mengambil konsentrasi
Fisika Bumi (Geofisika).
Jika ditinjau dari peta Geologi lembar Purwokerto dan Tegal, Desa Baseh merupakan sebaran
batuan gunung api Slamet yang tak terurai membentuk dataran dan perbukitan. Adalah jenis batuan
intrusif atau batuan beku yang telah menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah
permukaan bumi yang umum dan banyak ditemukan. Yang merupakan salah satu potensi tambang di
Kabupaten Banyumas. Meski begitu, di Desa Baseh terbentang batu granit yang menggunung dan kini
sudah berdiri pabrik pengolahan batu granit yang sudah beroperasi lebih dari 5 tahun.
Dengan mengundang langsung mahasiswa Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman,
peserta sekaligus panitia diberikan penjelasan mengenai penampang geologi sekitaran Desa Baseh.
Sedangkan dalam survei Geofisika menggunakan metode geomagnet dan geolistrik. Didampingi
langsung asisten lapangan dari mahasiswa Fisika (Geofisika) Universitas Jenderal Soedirman, peserta
dibagi menjadi 2 kelompok. Penentuan lokasi pengambilan data berada di perbukitan tidak jauh dari
pabrik pengolahan batu granit. Meski cuaca di lokasi selama pelaksanaan tidak mendukung, namun
peserta memiliki antusias yang sangat tinggi. Hasil pencapaian kegiatan ini adalah keberhasilan
panitia dalam pengenalan metode geofisika dan geologi untuk pengaplikasian eksplorasi batuan.
DIVA FATHINOVAGEOFISIKA - UNSOED
40 41
Seminar Nasional AIEG (Advancing Indonesia's Energy with Geophysics)
merupakan acara berkala yang diadakan tiap tahunnya oleh HMGF UI. Semnas AIEG
mengambil tema bertajuk “Shale Gas” pada tahun ini. Adapun kegiatannya berupa
seminar dan pencerdasan mengenai shale gas yang akan diisi oleh beberapa
pembicara-pembicara ahli di bidang tersebut. Selain itu, ada juga berbagai
perlombaan yang dapat diikuti oleh umum sebelum acara inti berlangsung, lomba
yang diselenggarakan diantaranya adalah lomba esai dan lomba fotografi.
“Harapan saya, semoga acara ini berjalan dengan lancar dan sukses. Dengan
diadakannya acara ini pula diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta
membuka pikiran masyarakat umum dan khususnya mahasiswa Geologi dan
Geofisika bahwa potensial unconventional energy khususnya shale gas di Indonesia
sangat besar. Sehingga, betapa sayangnya jika kita tidak kembangkan, terutama
dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Dengan potensi besar yang dimiliki
bangsa ini, tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia dapat menjadi salah satu
negara produksi shale gas di dunia”, begitulah pesan yang diampaikan oleh
Muhammad Iksan, ketua pelaksana Semnas AIEG 2016. Ingin tahu lebih lanjut
acaranya? Tunggu info selanjutnya, ya!
PELANGI WIYANTIKAGEOFISIKA - UI
Mengenai Seminar Nasional AIEG 2016
Geophysical FieldtripUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Komunitas Geofisika Universitas Jenderal Soedirman (KGF Unsoed) telah melaksanakan
kegiatan Fieldtrip Geofisika yang merupakan program kerja utama di setiap periode kepengurusan.
Dengan mengambil tema “Aplikasi Metode Geofisika dan Geologi untuk Eksplorasi Granit Kawasan
Kedungbanteng, Banyumas”, kegiatan yang diikuti sebanyak 20 peserta dari berbagai angkatan
mahasiswa Fisika Universitas Jenderal Soedirman berlangsung pada tanggal 11 sampai 14 Desember
2015 di Desa Baseh, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Jawa Tengah. Tujuan dari kegiatan ini
hanyalah sebatas pengenalan metode geofisika dan geologi untuk pengaplikasian eksplorasi batuan
dengan sasaran mahasiswa Fisika Universitas Jenderal Soedirman yang akan mengambil konsentrasi
Fisika Bumi (Geofisika).
Jika ditinjau dari peta Geologi lembar Purwokerto dan Tegal, Desa Baseh merupakan sebaran
batuan gunung api Slamet yang tak terurai membentuk dataran dan perbukitan. Adalah jenis batuan
intrusif atau batuan beku yang telah menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah
permukaan bumi yang umum dan banyak ditemukan. Yang merupakan salah satu potensi tambang di
Kabupaten Banyumas. Meski begitu, di Desa Baseh terbentang batu granit yang menggunung dan kini
sudah berdiri pabrik pengolahan batu granit yang sudah beroperasi lebih dari 5 tahun.
Dengan mengundang langsung mahasiswa Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman,
peserta sekaligus panitia diberikan penjelasan mengenai penampang geologi sekitaran Desa Baseh.
Sedangkan dalam survei Geofisika menggunakan metode geomagnet dan geolistrik. Didampingi
langsung asisten lapangan dari mahasiswa Fisika (Geofisika) Universitas Jenderal Soedirman, peserta
dibagi menjadi 2 kelompok. Penentuan lokasi pengambilan data berada di perbukitan tidak jauh dari
pabrik pengolahan batu granit. Meski cuaca di lokasi selama pelaksanaan tidak mendukung, namun
peserta memiliki antusias yang sangat tinggi. Hasil pencapaian kegiatan ini adalah keberhasilan
panitia dalam pengenalan metode geofisika dan geologi untuk pengaplikasian eksplorasi batuan.
DIVA FATHINOVAGEOFISIKA - UNSOED
Air Terjun Pelangi Bag. BawahULUBELU, KAB. TANGGAMUS, LAMPUNG
NUR SYA’BANA SANTOSO GEOFISIKA UNIVERSITAS LAMPUNG
Air Terjun Pelangi Bag. BawahULUBELU, KAB. TANGGAMUS, LAMPUNG
NUR SYA’BANA SANTOSO GEOFISIKA UNIVERSITAS LAMPUNG
44 45
The Mitigationof Climate Change
Many people talk about climate change nowadays. Just because it concerns
our earth, so it does work with every things in our civilization and spreads in every
problem of human-being. Because earth is everywhere we take our activities. Same
matter happens with our energy problem. Our domineering energy which is
unconventional hydrocarbon is primarily related with the change of our climate. Like
what we know, the burning of hydrocarbon will releases a large amount of
carbondioxides. Then carbondioxide is our main actress in climate change's stage.
And that was odd, I've ever talked about this odd hot issue in the previous edition of
our magazine. We won't talk about that right now.
What I want to say is that actually, We, as geophysiscist, are one of thousand
people that should know our earth better than others, and yes, We have a very big
chance to save our world significantly. That is right. We talk about the energy. Energy,
as we know, is the soul of every activities that human do in the earth. When we take a
breathe, when I write this article, when you read this on your laptop, and so on,
everything needs energy. I arrived at one certain conclusion, that every one of us had
contributed to “waste” and “hurt” our earth and make his condition getting worse
time to time.
For reminder, lets talk about what things this “climate change” can brings to us.
Our dearly climate change that come without our invitation, actually gives us a better
understanding about our past. Like one of my lecture had ever said, the present is the
key to the past, vice versa. So with this knowledge, we also can project the future of
our earth's condition, project the global changes. Although, of course, sometimes our
complex natural system has it own way and always leave us with uncertainty. So what
he going to tells us right now?
Start with the sea. Our sea level rises, due to the increased input of freshwater
from melted ice and snow. Do you know, when sun light touch the face of the ice in our
earth, most of it will be reflected back as a light too. But when it touch the water
surface, it will be absorbed, and will heat the water as well. That is why we have
expanding volume of warm water in our ocean right now. And like a chain reaction,
the heat water will accelerate the velocity of our ice melting.
And we talk about the rainfall. More variability in rainfall, leading to more and
stronger floods in a place, and droughts in the other side. And of course it will reduced
predictability of seasons. Fair point made between the rate of evaporation and the
chaos of our hidrology cycle.
A direct impact that we feel it so much, the temperature that getting higher and higher. Greater
potential for stronger, more frequent storms due to the warmer sea surface, and also more acidic
oceans as increased CO2 in the atmosphere dissolves more easily in warmer water.
And for it, actually, we are the foremost weapon to fight that illness. I want you to meet the
solution, that called by “Mitigation of Climate Change”. Depend on the data from Regional
Environmental Centre, Turkey, we actually have some way related to the energy, that will slowly make
climate change go away from our home. We could play the technology of three sectors, they are energy
supply and infrastructure, use of energy, and non CO2 GHGs.
First, in energy supply and infrastructure, there will be 5 main issues. In issue renewable energy
and fuels, we can increase the diversification of our supply. The development of wind energy, solar
buildings, concentrating solar power, biochemical and thermochemical conversion of biomass,
biomass residues, energy crops, photoconversion, advanced hydropower, and geothermal energy is
definitely needed. Next issue, is about energy infrastructure. We can develope the technology of high-
temperature superconductivity, transmission and distribution technologies, distributed generation
and CHP, energy storage, sensors controls and communications, and power communications. In Low
emission, fossil ased power and fuels, some technologies that have opportunity to be developed are
zero emission power, hydrogen and other value-added products, high-eficiency coal/solid eed stock,
and high efficiency gas fuel cell/ hybrid power system. And two last but not least issues, related to
hydrogen and nuclear.
Second, in “Use of Energy” sector. The main issue is just about buildings. Building equipment,
appliances and lighting, building envelope (insulation, walls, roof), intelligent building systems, and
urban heat island technologies.
Third, in sector of Non-CO2 GHGs, about issue of methane emissions from energy and waste.
We need the development of advances in coal mine ventilation air system, and also advances in coal
mine methane recovery system.
Yes, it seems like very long list. Yes, because our earth is so sick right now. That list still needs very
much research and we have our opportunity on it. So, do you dare to contribute yourself?
Our Earthand
NOVITA TRISWI HANDAYANIREDAKSI PUSAT HMGZINE
BangkalanMADURA
NUR ARASYI T. GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
44 45
The Mitigationof Climate Change
Many people talk about climate change nowadays. Just because it concerns
our earth, so it does work with every things in our civilization and spreads in every
problem of human-being. Because earth is everywhere we take our activities. Same
matter happens with our energy problem. Our domineering energy which is
unconventional hydrocarbon is primarily related with the change of our climate. Like
what we know, the burning of hydrocarbon will releases a large amount of
carbondioxides. Then carbondioxide is our main actress in climate change's stage.
And that was odd, I've ever talked about this odd hot issue in the previous edition of
our magazine. We won't talk about that right now.
What I want to say is that actually, We, as geophysiscist, are one of thousand
people that should know our earth better than others, and yes, We have a very big
chance to save our world significantly. That is right. We talk about the energy. Energy,
as we know, is the soul of every activities that human do in the earth. When we take a
breathe, when I write this article, when you read this on your laptop, and so on,
everything needs energy. I arrived at one certain conclusion, that every one of us had
contributed to “waste” and “hurt” our earth and make his condition getting worse
time to time.
For reminder, lets talk about what things this “climate change” can brings to us.
Our dearly climate change that come without our invitation, actually gives us a better
understanding about our past. Like one of my lecture had ever said, the present is the
key to the past, vice versa. So with this knowledge, we also can project the future of
our earth's condition, project the global changes. Although, of course, sometimes our
complex natural system has it own way and always leave us with uncertainty. So what
he going to tells us right now?
Start with the sea. Our sea level rises, due to the increased input of freshwater
from melted ice and snow. Do you know, when sun light touch the face of the ice in our
earth, most of it will be reflected back as a light too. But when it touch the water
surface, it will be absorbed, and will heat the water as well. That is why we have
expanding volume of warm water in our ocean right now. And like a chain reaction,
the heat water will accelerate the velocity of our ice melting.
And we talk about the rainfall. More variability in rainfall, leading to more and
stronger floods in a place, and droughts in the other side. And of course it will reduced
predictability of seasons. Fair point made between the rate of evaporation and the
chaos of our hidrology cycle.
A direct impact that we feel it so much, the temperature that getting higher and higher. Greater
potential for stronger, more frequent storms due to the warmer sea surface, and also more acidic
oceans as increased CO2 in the atmosphere dissolves more easily in warmer water.
And for it, actually, we are the foremost weapon to fight that illness. I want you to meet the
solution, that called by “Mitigation of Climate Change”. Depend on the data from Regional
Environmental Centre, Turkey, we actually have some way related to the energy, that will slowly make
climate change go away from our home. We could play the technology of three sectors, they are energy
supply and infrastructure, use of energy, and non CO2 GHGs.
First, in energy supply and infrastructure, there will be 5 main issues. In issue renewable energy
and fuels, we can increase the diversification of our supply. The development of wind energy, solar
buildings, concentrating solar power, biochemical and thermochemical conversion of biomass,
biomass residues, energy crops, photoconversion, advanced hydropower, and geothermal energy is
definitely needed. Next issue, is about energy infrastructure. We can develope the technology of high-
temperature superconductivity, transmission and distribution technologies, distributed generation
and CHP, energy storage, sensors controls and communications, and power communications. In Low
emission, fossil ased power and fuels, some technologies that have opportunity to be developed are
zero emission power, hydrogen and other value-added products, high-eficiency coal/solid eed stock,
and high efficiency gas fuel cell/ hybrid power system. And two last but not least issues, related to
hydrogen and nuclear.
Second, in “Use of Energy” sector. The main issue is just about buildings. Building equipment,
appliances and lighting, building envelope (insulation, walls, roof), intelligent building systems, and
urban heat island technologies.
Third, in sector of Non-CO2 GHGs, about issue of methane emissions from energy and waste.
We need the development of advances in coal mine ventilation air system, and also advances in coal
mine methane recovery system.
Yes, it seems like very long list. Yes, because our earth is so sick right now. That list still needs very
much research and we have our opportunity on it. So, do you dare to contribute yourself?
Our Earthand
NOVITA TRISWI HANDAYANIREDAKSI PUSAT HMGZINE
BangkalanMADURA
NUR ARASYI T. GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
46 47
Dalam tahap interpretasi data seismik, kejelian dalam mengidentifikasi sinyal
rekaman sangat dibutuhkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada sinyal
rekaman antara lain amplitudo, frekuensi, energi, dan fase. Secara konvensional
interpretasi yang dapat dilakukan dari sinyal seismik tersebut adalah analisis struktur
geologi dan identifikasi hidrokarbon secara langsung dari amplitudo refleksi seperti
bright spot, dim spot, change polarity, flat spot, pull down effect.
Para ilmuwan berhasil menunjukkan adanya kontak litologi dengan mengubah
data seismik menjadi impedansi akustik di tahun 1997. Pada awal tahun 1990
semakin berkembang cara untuk mendapatkan parameter-parameter petrofisika
reservoar minyak dan gas bumi dari data seismik, sehingga muncullah istilah
karakterisasi reservoar. Ada beberapa cara untuk melakukan karakterisasi reservoar,
salah satunya adalah dengan cara pemodelan mundur atau inversi seismik. Terdapat
dua jenis pemodelan, yaitu pemodelan maju (forward modeling) dan pemodelan
mundur (inverse modeling).
Pemodelan maju adalah membuat respon seismik dari model geologi yang telah
dibuat, contohnya adalah pembuatan seismogram sintetik dengan konvolusi antara
wavelet dengan kontras impedansi akustik bumi (koefisien refleksi). Pemodelan
mundur adalah pembuatan model geologi yang mencerminkan batas lapisan batuan
berdasarkan data seismik dengan data sumur sebagai kontrol, dengan melakukan
operasi pembagian antara rekaman seismik terhadap wavelet. Berikut adalah
ilustrasinya.
Ilustrasi konsep pemodelan maju dan inversi (Sukmono, 1999)
Secara umum inversi seismik adalah proses untuk mengubah data seismik
yang berupa nilai-nilai amplitudo menjadi kumpulan nilai-nilai impedansi,
diantaranya adalah impedansi akustik yang merupakan parameter dari lapisan
batuan. Impedansi akustik merupakan kemampuan batuan untuk melewatkan
gelombang seismik, yang dipengaruhi oleh tipe litologi, porositas, kandungan fluida,
kedalaman, tekanan, dan suhu. Impedansi akustik dapat digunakan untuk
identifikasi litologi dan dapat dikorelasikan secara kuantitatif dengan parameter fisik
dari reservoar yang terukur pada sumur seperti porositas, saturasi air, dan lain-lain.
Secara matematis, impedansi akustik merupakan hasil perkalian antara densitas
dengan kecepatan gelombang P.
Inversi seismik dibagi menjadi dua yaitu
inversi pre-stack dan inversi post-stack
(Russel, 1988). Inversi pre-stack dilakukan
pada data seismik yang belum dilakukan
stack (CDP gather) untuk mengetahui
p e n g a r u h fl u i d a t e r h a d a p e f e k
perubahan amplitudo terhadap offset.
Data seismik pre-stack masih mengandung informasi sudut, maka dapat digunakan
untuk menentukan parameter-parameter selain impedansi akustik, seperti SI, Vp/Vs
serta Lambda-Rho dan Mu-Rho.
Inversi post-stack adalah proses untuk mendapatkan kembali nilai koefisien
refleksi dari rekaman seismik dengan asumsi amplitudo seismik hanya dihasilkan
oleh reflektivitas pada sudut datang nol yaitu R(0), sehingga hanya dapat digunakan
untuk penentuan nilai impedansi akustik. Beberapa inversi post-stack antara lain
inversi rekursif, sparse spike, dan model based.
Inversi seismik semakin berkembang, pada tahun 1999 Conol ly
memperkenalkan konsep Elastic Impedance (EI) yang merupakan produk perkalian
densitas dengan gabungan kecepatan gelombang P dan S sebagai generalisasi
impedansi akustik untuk sudut datang bukan nol. Kemudian pada tahun 2002,
Whitcombe et al. memperkenalkan konsep perluasan EI yaitu Extended Elastic
Impedance (EEI).
Ilustrasi konsep inversi seismik (Sukmono, 1999)
apakah
itu?
DIVA ALFIANSYAHREDAKSI PUSAT HMGZINE
46 47
Dalam tahap interpretasi data seismik, kejelian dalam mengidentifikasi sinyal
rekaman sangat dibutuhkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada sinyal
rekaman antara lain amplitudo, frekuensi, energi, dan fase. Secara konvensional
interpretasi yang dapat dilakukan dari sinyal seismik tersebut adalah analisis struktur
geologi dan identifikasi hidrokarbon secara langsung dari amplitudo refleksi seperti
bright spot, dim spot, change polarity, flat spot, pull down effect.
Para ilmuwan berhasil menunjukkan adanya kontak litologi dengan mengubah
data seismik menjadi impedansi akustik di tahun 1997. Pada awal tahun 1990
semakin berkembang cara untuk mendapatkan parameter-parameter petrofisika
reservoar minyak dan gas bumi dari data seismik, sehingga muncullah istilah
karakterisasi reservoar. Ada beberapa cara untuk melakukan karakterisasi reservoar,
salah satunya adalah dengan cara pemodelan mundur atau inversi seismik. Terdapat
dua jenis pemodelan, yaitu pemodelan maju (forward modeling) dan pemodelan
mundur (inverse modeling).
Pemodelan maju adalah membuat respon seismik dari model geologi yang telah
dibuat, contohnya adalah pembuatan seismogram sintetik dengan konvolusi antara
wavelet dengan kontras impedansi akustik bumi (koefisien refleksi). Pemodelan
mundur adalah pembuatan model geologi yang mencerminkan batas lapisan batuan
berdasarkan data seismik dengan data sumur sebagai kontrol, dengan melakukan
operasi pembagian antara rekaman seismik terhadap wavelet. Berikut adalah
ilustrasinya.
Ilustrasi konsep pemodelan maju dan inversi (Sukmono, 1999)
Secara umum inversi seismik adalah proses untuk mengubah data seismik
yang berupa nilai-nilai amplitudo menjadi kumpulan nilai-nilai impedansi,
diantaranya adalah impedansi akustik yang merupakan parameter dari lapisan
batuan. Impedansi akustik merupakan kemampuan batuan untuk melewatkan
gelombang seismik, yang dipengaruhi oleh tipe litologi, porositas, kandungan fluida,
kedalaman, tekanan, dan suhu. Impedansi akustik dapat digunakan untuk
identifikasi litologi dan dapat dikorelasikan secara kuantitatif dengan parameter fisik
dari reservoar yang terukur pada sumur seperti porositas, saturasi air, dan lain-lain.
Secara matematis, impedansi akustik merupakan hasil perkalian antara densitas
dengan kecepatan gelombang P.
Inversi seismik dibagi menjadi dua yaitu
inversi pre-stack dan inversi post-stack
(Russel, 1988). Inversi pre-stack dilakukan
pada data seismik yang belum dilakukan
stack (CDP gather) untuk mengetahui
p e n g a r u h fl u i d a t e r h a d a p e f e k
perubahan amplitudo terhadap offset.
Data seismik pre-stack masih mengandung informasi sudut, maka dapat digunakan
untuk menentukan parameter-parameter selain impedansi akustik, seperti SI, Vp/Vs
serta Lambda-Rho dan Mu-Rho.
Inversi post-stack adalah proses untuk mendapatkan kembali nilai koefisien
refleksi dari rekaman seismik dengan asumsi amplitudo seismik hanya dihasilkan
oleh reflektivitas pada sudut datang nol yaitu R(0), sehingga hanya dapat digunakan
untuk penentuan nilai impedansi akustik. Beberapa inversi post-stack antara lain
inversi rekursif, sparse spike, dan model based.
Inversi seismik semakin berkembang, pada tahun 1999 Conol ly
memperkenalkan konsep Elastic Impedance (EI) yang merupakan produk perkalian
densitas dengan gabungan kecepatan gelombang P dan S sebagai generalisasi
impedansi akustik untuk sudut datang bukan nol. Kemudian pada tahun 2002,
Whitcombe et al. memperkenalkan konsep perluasan EI yaitu Extended Elastic
Impedance (EEI).
Ilustrasi konsep inversi seismik (Sukmono, 1999)
apakah
itu?
DIVA ALFIANSYAHREDAKSI PUSAT HMGZINE
Pantai Syiah KualaBANDA ACEH
FAIZUL RIZKI T. GEOFISIKA UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Pantai Goa CemaraBANTUL, YOGYAKARTA
TONY YUNUS T. GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
HARGA IKLAN 2015/20161 halaman Halaman Belakang (Back cover) Rp3.500.0001 halaman Halaman Belakang Bagian Dalam Rp3.000.0001 halaman Halaman Depan Bagian Dalam Rp3.000.0001 halaman Halaman Isi Rp2.000.0001/2 halaman Halaman Isi Rp1.000.000
Beriklan di
efektif, harga terjangkaudan tersampaikan
Pantai Syiah KualaBANDA ACEH
FAIZUL RIZKI T. GEOFISIKA UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Pantai Goa CemaraBANTUL, YOGYAKARTA
TONY YUNUS T. GEOFISIKA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
HARGA IKLAN 2015/20161 halaman Halaman Belakang (Back cover) Rp3.500.0001 halaman Halaman Belakang Bagian Dalam Rp3.000.0001 halaman Halaman Depan Bagian Dalam Rp3.000.0001 halaman Halaman Isi Rp2.000.0001/2 halaman Halaman Isi Rp1.000.000
Beriklan di
efektif, harga terjangkaudan tersampaikan