DEKONSTRUKSI VISUAL DALAM FOTO SERI STORM ...

20
1 ABSTRAK Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan publik dalam melihat sebuah foto. Konsep foto seri ini terbagi menjadi enam karya dengan latar belakang badai Sandy yang terjadi tahun 2012 dan melumpuhkan beberapa kota di Amerika Serikat, dan yang terparah terjadi di kota New York. Melalui foto seri ini akan dilihat bagaimana dekonstruksi visual yang terjadi karena sempat terdapat kontroversi mengenai foto tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, sampling dan analisis yang didapatkan dari beberapa teknik berupa dokumentasi, studi literatur dan observasi pada karya secara langsung. Hasil analisis memperlihatkan bahwa angle, background, pose, properti, warna pakaian dan ekspresi wajah digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan sehingga didapat bentuk dan hasil dekonstruksi visual pada foto. Pemahaman terkait literasi visual akan memperjelas bagaimana dekonstruksi pada karya foto seri ini bisa saja mengubah opini publik, sehingga tujuan penghormatan kepada para “First Responders” ini dapat tersampaikan dan dipahami publik. Kata kunci: dekonstruksi visual, foto seri, badai Sandy, literasi visual ABSTRACT Visual Deconstruction in the Photo Series of Storm Troupers: Celebrating Hurricane Sandy’s First Responders by Annie Leibovitz. This research is expected to open the public's insight in seeing a photo. The concept of this photo series is divided into six works with the hurricane Sandy as a background that happenned in 2012 and paralyzed several cities in the United States, and the worst happened in the New York City. Through this photo series, we will see how the visual deconstruction happened because there was controversy about the photo. The methods used were qualitative descriptive, sampling and analyzing data obtained with several techniques such as documentation, study of literature and Volume X Nomor Y, Bulan 20xx: yy-zz DEKONSTRUKSI VISUAL DALAM FOTO SERI STORM TROUPERS: CELEBRATING HURRICANE SANDY’S FIRST RESPONDERS KARYA ANNIE LEIBOVITZ Ayuning Wacana Manik Kusrini, S.Sos., M.Sn. Adya Arsita, S.S., M.A. Program Studi S-1 Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta Jl. Parangtritis KM. 6,5, Glondong, Panggungharjo, Kec. Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188 Tlp. 082226889001 Surel: [email protected]

Transcript of DEKONSTRUKSI VISUAL DALAM FOTO SERI STORM ...

1

ABSTRAK Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan publik dalam melihat

sebuah foto. Konsep foto seri ini terbagi menjadi enam karya dengan latar

belakang badai Sandy yang terjadi tahun 2012 dan melumpuhkan beberapa

kota di Amerika Serikat, dan yang terparah terjadi di kota New York. Melalui

foto seri ini akan dilihat bagaimana dekonstruksi visual yang terjadi karena

sempat terdapat kontroversi mengenai foto tersebut. Metode yang digunakan

adalah deskriptif kualitatif, sampling dan analisis yang didapatkan dari

beberapa teknik berupa dokumentasi, studi literatur dan observasi pada karya

secara langsung. Hasil analisis memperlihatkan bahwa angle, background,

pose, properti, warna pakaian dan ekspresi wajah digunakan sebagai perantara

untuk menyampaikan pesan sehingga didapat bentuk dan hasil dekonstruksi

visual pada foto. Pemahaman terkait literasi visual akan memperjelas

bagaimana dekonstruksi pada karya foto seri ini bisa saja mengubah opini

publik, sehingga tujuan penghormatan kepada para “First Responders” ini

dapat tersampaikan dan dipahami publik.

Kata kunci: dekonstruksi visual, foto seri, badai Sandy, literasi visual

ABSTRACT Visual Deconstruction in the Photo Series of Storm Troupers: Celebrating

Hurricane Sandy’s First Responders by Annie Leibovitz. This research is expected

to open the public's insight in seeing a photo. The concept of this photo series is

divided into six works with the hurricane Sandy as a background that happenned

in 2012 and paralyzed several cities in the United States, and the worst

happened in the New York City. Through this photo series, we will see how the

visual deconstruction happened because there was controversy about the photo.

The methods used were qualitative descriptive, sampling and analyzing data

obtained with several techniques such as documentation, study of literature and

Volume X Nomor Y, Bulan 20xx: yy-zz

DEKONSTRUKSI VISUAL DALAM FOTO SERI STORM TROUPERS: CELEBRATING

HURRICANE SANDY’S FIRST RESPONDERS KARYA ANNIE LEIBOVITZ

Ayuning Wacana Manik Kusrini, S.Sos., M.Sn. Adya Arsita, S.S., M.A. Program Studi S-1 Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta Jl. Parangtritis KM. 6,5, Glondong, Panggungharjo, Kec. Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188

Tlp. 082226889001

Surel: [email protected]

2

observation on the work directly. The results of analysis show that the angles,

backgrounds, poses, properties, clothing colors and facial expressions are used

as intermediaries to deliver the messages in order to get the form and the results

of the visual deconstruction on the photo. Understanding related to visual literacy

will makes clear how the deconstruction of the photo series has changed public’s

opinion, so that the purpose of respecting for these “First Responders” can be

conveyed and understood by the public.

Keywords: visual deconstruction, photo series, hurricane Sandy, visual literacy

PENDAHULUAN

Dunia mode merupakan hal

yang sangat berkaitan dengan

bidang fotografi, sebab fotografi

dapat berperan penting sebagai

media komunikasi dan publikasi

dalam perkembangan dunia mode.

Seperti hakikatnya fotografi menjadi

media komunikasi visual sehingga

publik dapat menangkap makna

yang akan disampaikan oleh

fotografer (Santoso, 2016: 33).

Media fotografi dengan pemilihan

konsep maupun teknik-teknik

tertentu digunakan untuk

mendukung terciptanya sebuah

makna visual.

Bagi para penggemar mode dan

gaya hidup, majalah Vogue adalah

salah satu majalah yang

mengisprisasi dan menjadi acuan

mode secara global. Dalam salah

satu edisinya pada Februari 2013,

Vogue menampilkan sebuah artikel

mengenai badai Sandy yang terjadi

di Amerika Serikat tahun 2012.

Foto-foto tersebut adalah hasil

jepretan fotografer profesional

ternama yaitu Annie Leibovitz.

Badai Sandy atau sering

disebut Superstorm Sandy adalah

salah satu badai terkuat dan

mematikan karena paling banyak

menimbulkan kerusakan di

Amerika Serikat pada 2012, setelah

badai Katrina yang terjadi tahun

2005. Badai Sandy menyebabkan

kerugian Amerika Serikat sebanyak

70,2 miliar USD dan

mengakibatkan adanya korban jiwa

setidaknya 149 orang.

(https://edition.cnn.com/2013/07/

13/world/americas/hurricane-

sandy-fast-facts/index.html,

diakses pada Kamis, 12 Maret 2020,

pukul 01.25 WIB) (Research, 2012) .

Annie Leibovitz berupaya untuk

menghadirkan kembali bencana

Sandy yang terjadi tahun 2012 lalu.

Hal ini dilakukan untuk mengenang

kejadian badai Sandy sekaligus

memberi penghormatan pada para

3

petugas yang ikut berperan dalam

proses evakuasi pada saat kejadian

menggunakan media fotografi.

Annie mewujudkannya melalui

karya foto seri yang berjudul “Storm

Troupers: Celebrating Hurricane

Sandy’s First Responders” yang

terdiri dari enam foto seri yang

berjudul, “Three If By The Sea”,

“Chain of Command”, “Power Trip”,

“A New Lease on Life”, “Air NYPD”

dan “Walking the Walk”.

Publikasi dari artikel dan foto

seri “Storm Troupers: Celebrating

Hurricane Sandy’s First Responders”

menimbulkan kontroversi.

Komentar negatif bermunculan

menanggapi artikel dan foto ini.

Foto-foto tersebut dianggap tidak

pantas untuk dipublikasikan

karena tidak seharusnya Vogue

menggabungkan para model papan

atas yang mengenakan busana

desainer dan brand ternama dengan

bencana seperti badai Sandy.

Pemilihan tentara, polisi, pemadam

kebakaran, dan dokter dianggap

salah karena menjadikan mereka

seperti sebuah properti yang

mendampingi para model.

Gambar 1 Komentar negative pada artikel Daily Mail

https://www.dailymail.co.uk/femail/article-2266085/Vogues-Hurricane-Sandy-

fashion-shoot-sparks-controversy-critics-brand-idiotic-poor-taste.html?ico=amp-comments-viewall#comments-2266085 (diakses pada Kamis, 6 Agustus 2020,

pukul 22.45 WIB)

Perwakilan Vogue mengatakan

bahwa ada lebih banyak makna di

balik foto-foto yang dihasilkan

Annie Leibovitz. Menurut Vogue,

foto-foto yang dihasilkan Annie

memiliki arti lebih dari sekadar

yang dilihat mata. Bahkan Annie

memilih untuk melibatkan tentara,

polisi, pemadam kebakaran, dan

dokter yang asli bukan pemeran

pengganti dalam pemotretan ini

(https://theweek.com/articles/468

578/vogues-offensive-hurricane-

sandy-fashion-spread, diakses

Kamis, 9 Juli 2020, pukul 01.02

WIB) (Hansen, 2013).

Berdasarkan latar belakang di

atas, akan dicari tahu mengapa

Annie mencoba untuk

menyampaikan makna tertentu

melalui foto tersebut dengan

4

menggunakan konsep yang

tertuang dalam karya serta

informasi yang berhubungan

dengan kejadian tersebut.

Penelitian karya “Storm Troupers:

Celebrating Hurricane Sandy’s First

Responders” dilakukan agar dapat

melihat bagaimana sebuah karya

foto dapat mengubah opini yang

terjadi di masyarakat.

Dengan demikian, masalah

yang hendak dirumuskan dalam

tugas akhir ini adalah bagaimana

dekonstruksi visual dalam foto seri

“Storm Troupers: Celebrating

Hurricane Sandy’s First Responders”

karya Annie Leibovitz. Penulisan

karya ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana

dekonstruksi visual dalam foto seri

“Storm Troupers: Celebrating

Hurricane Sandy’s First Responders”

karya Annie Leibovitz, serta

mengetahui pesan visual yang ada

dalam karya.

Berdasarkan judul penelitian

dekonstruksi visual dalam foto seri

“Dekonstruksi Visual Dalam Foto

Seri Storm Troupers: Celebrating

Hurricane Sandy’s First Responders

karya Annie Leibovitz” digunakan

beberapa tinjauan pembahasan dari

buku dan jurnal.

Pertama, pada jurnal berjudul

“Dekonstruksi Sosial Melalui Foto

Hoaks” yang ditulis oleh Afusa

Nidya Kinasih dalam jurnal Specta

Vol 3, No 1 (2019: 1-3) (Kinasih,

2019) diterbitkan oleh Jurusan

Fotografi. Dalam jurnalnya, Afusa

meneliti bagaimana foto hoaks yang

diunggah ke media sosial dapat

mengubah fakta sosial yang ada di

masyarakat dan menjadikan

adanya opini sebagai respon atas

kemunculan foto hoaks tersebut.

Afusa menyampaikan metode

dekonstruksi melalui foto hoaks

yang diciptakan oleh Agan Harahap

dengan menggunakan perangkat

lunak photoshop untuk

menggabungkan dua foto yang

sangat berbeda dan bagaimana

lingkungan sekitarnya mampu

menangkap maksud maupun

memaknai visual tersebut sehingga

menjadi sebuah fakta baru di

masyarakat.

Kemudian acuan kedua diambil

dalam jurnal Desain Komunikasi

Visual Adiwarna Vol 1 No. 6, (2015:

1-3) (Fredina, S, & Yuwono, 2015)

yang disusun oleh Erika Fredina,

Arief Agung S., dan Adiel Yuwono

berjudul “Perancangan Fotografi

Pre-Wedding Gaya Dekonstruksi”.

Dalam jurnal ini, membahas

mengenai bagaimana merancang

pemotretan pre-wedding

menggunakan gaya dekonstruksi.

Perancangan di sini menggunakan

aspek dekonstruksi pada wardrobe,

5

setting, pose dan konsepnya dengan

tujuan agar para vendor-vendor

khususnya yang ada di Surabaya

mendapatkan inspirasi atau

pandangan baru dalam pemotretan

pre-wedding yang menarik dan

berbeda dari pemotretan pre-

wedding biasanya.

Acuan ketiga adalah jurnal

berjudul “Investigating the Public

Health Impact of Hurricane Sandy”

yang diterbitkan Cambridge

University Press Vol 11 Special Issue

3, (2016: 301) (Relly, Degutis, &

Morse, 2016), yang disusun oleh

Michael J. Relly, Linda C. Degutis,

dan Stephen S. Morse. Dalam jurnal

tersebut membahas mengenai

kejadian badai Sandy berdampak

pada perawatan medis sehingga

banyak perawatan kesehatan

masyarat yang tertunda

dikarenakan tidak adanya aliran

listrik dan akses jalan yang

tertutup.

Acuan terakhir adalah jurnal

berjudul “Peran Komposisi Pada

Foto Editorial Disney Dream Potrait

Series Karya Annie Leibovitz” dalam

jurnal Dimensi Vol 2 No. 1 (2017:

22-32) (Erlyana, 2017) yang ditulis

oleh Yana Erlyana dan diterbitkan

oleh Jurusan Desain Komunikasi

Visual, Fakultas Teknologi dan

Desain, Universitas Bunda Mulia.

Jurnal ini membahas peran

komposisi pada karya foto editorial

seri berjudul Disney Dream Potrait

Series karya Annie Leibovitz.

Analisis yang dilakukan adalah

dengan menguraikan penggunaan

komposisi seperti komposisi rule of

thirds, point of interest, framing,

texture, pattern, dll pada setiap foto

yang digunakan Annie Leibovitz

dalam mendukung penyampaian

pesan dan makna foto.

Beberapa jurnal diatas memiliki

persamaan dan perbedaan dalam

penelitian ini. Perbedaaannya

adalah bahwa pada penelitian ini

objek yang digunakan adalah

sebuah foto seri, kemudian

penelitian ini bertujuan untuk

mengkaji sebuah karya dari

fotografer lain, bukan menciptakan

sebuah karya fotografi. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan teori

semiotika denotasi dan konotasi,

kemudian menarik kesimpulan

bentuk dekonstruksi yang terjadi

pada keseluruhan foto seri tersebut,

ini berbeda dengan acuan jurnal

diatas.

METODE PENELITIAN

Beberapa tahapan yang

dilakukan untuk mendapatkan data

yang akan digunakan dalam

penelitian ini:

6

Desain Penelitian

Dalam Penelitiaan ini

digunakan pendekatan kualitatif

sebagai metode analisis. Penelitian

kualitatif merupakan penelitian

yang digunakan untuk menyelidiki,

menemukan, menggambarkan, dan

menjelaskan kualitas atau

keistimewaan dari pengaruh sosial

yang tidak dapat dijelaskan, diukur

atau digambarkan melalui

pendekatan kuantitatif (Saryono,

2010).

Penelitian ini secara garis besar

dimulai dengan mengumpulkan

informasi-informasi umum

mengenai karya-karya foto dan latar

belakang Annie Leibovitz. Tahapan

selanjutnya kemudian menentukan

subjek dalam foto-foto tersebut,

kemudian melakukan analisis

dekonstruksi yang dapat diserap

dari karya foto “Storm Troupers:

Celebrating Hurricane Sandy’s First

Responders”. Data tertulis yang

diperoleh dari studi literatur, arsip

atau dokumentasi dan observasi

karya yang menjadi objek penelitian

akan dikumpulkan, disusun,

dikelompokkan dan kemudian

disunting berdasarkan keperluan

penelitian. Reduksi data ini

dilakukan untuk mengurangi atau

menambahkan data yang dianggap

relevan dengan materi pembahasan

dan pengkajian.

Populasi dan Teknik Sampling

Sampling sangat membantu

dalam penelitian. Proses sampling

diperlukan agar lebih fokus pada

pokok permasalahan, serta

nantinya penelitian ini dapat

berjalan dengan lebih efektif dan

efisien. Cara pengambilan sampel

yang digunakan adalah sampling

jenuh. Menurut (Sugiyono, 2016)

sampling jenuh adalah metode

penarikan sampel bila semua

anggota populasi dijadikan sampel.

Hal ini sering dilakukan apabila

jumlah populasi kecil. Data yang

berhasil dikumpulkan selanjutnya

akan diseleksi berdasarkan materi

pembahasan sehingga didapatkan

hasil penelitian yang optimal.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data

untuk menunjang pengkajian

dalam karya fotografi seperti:

Dokumentasi

Tahapan awal dalam penelitian

ini adalah pengumpulan dan

pencarian bahan penelitian berupa

foto-foto yang akan dianalisis. Foto-

foto tersebut didapatkan dari laman

resmi Vogue Magazine, yang

memuat enam foto seri “Storm

Troupers: Celebrating Hurricane

Sandy’s First Responders” karya

Annie Leibovitz.

7

Studi Literatur

(Danial & Wasriah, 2009),

menyebutkan studi literatur

merupakan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dengan

mengumpulkan sejumlah buku,

rujukan, jurnal dan artikel. Studi

literatur adalah kegiatan

mengumpulkan informasi yang

relevan dengan topik atau masalah

yang menjadi objek penelitian

sebagai bahan rujukan. Dalam

penelitian ini, akan dikumpulkan

beberapa data yang terkait dengan

foto-foto bencana alam badai Sandy,

teori semiotika, teori dekonstruksi

dan juga mengenai literasi visual.

Observasi

Observasi merupakan salah

satu teknik pengumpulan data

dengan cara menghimpun bahan-

bahan keterangan yang dilakukan

dengan mengadakan pengamatan

dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang

dijadikan objek pengamatan (Djaali

& Mulyono, 2007) .

Setelah pengumpulan objek

penelitian, dilakukan proses

pengamatan dan pemahaman

terhadap objek dengan maksud

merasakan dan kemudian

memahami pengetahuan dan

gagasan yang sudah diketahui

sebelumnya, untuk mendapatkan

informasi-informasi yang

dibutuhkan untuk menunjang

suatu penelitian. Setelah itu,

dilakukan pengamatan terhadap

penafsiran makna yang terdapat

pada karya foto menggunakan teori

semiotika Roland Barthes untuk

menganalisis dan menggunakan

dekonstruksi Jaques Derrida

sebagai pembedah.

PEMBAHASAN

Foto seri “Storm Troupers:

Celebrating Hurricane Sandy’s First

Responders” karya Annie Leibovitz

dimuat dalam Majalah Vogue US

edisi Februari 2013. Vogue US juga

menerbitkan dalam bentuk edisi

digital di laman resmi Vogue. Karya

foto ini melibatkan model papan

atas seperti Chanel Iman dan Karlie

Kloss, begitu pula dengan busana

yang dikenakan oleh para model

adalah busana rancangan brand

dan desainer ternama dunia seperti

Oscar de la Renta, Vera Wang,

Michael Kors dan Marc Jacobs.

Penerbitan artikel dan foto seri

“Storm Troupers: Celebrating

Hurricane Sandy’s First Responders”

menimbulkan pro dan kontra

publik. Banyak tanggapan

sarkasme yang menganggap bahwa

pemimpin redaksi Vogue yaitu Anna

Wintour tidak berperasaan karena

menggabungkan dua hal yang

sangat bertolak belakang yaitu

sebuah bencana dengan model-

8

model papan atas yang berdandan

cantik, mengenakan busana-

busana desainer dan brand

ternama.

Dalam laman resmi Vogue,

publikasi foto seri ini disusun

lengkap dengan caption dibawahnya

lengkap dengan informasi nama

model dan juga brand atau desainer

dari pakaian yang dikenakan model.

Dengan informasi tersebut, publik

dapat melihat bahwa Vogue memilih

model-model papan atas dan brand

maupun desainer kelas dunia

untuk pemotretan karya ini

sehingga publik pun terpengaruh

ataupun terkecoh dengan informasi

tersebut tanpa melihat makna

sebenarnya dari karya tersebut.

Gambar 2. Annie Leibovitz Sumber:

https://www.seattletimes.com/life/annie-leibovitz-captures-the-spirit-of-our-times-in-her-iconic-photographs/ (diakses pada Jumat, 10 April 2020, pukul 23.06 WIB)

Anna-Lou Leibovitz (70) atau

yang dikenal dengan Annie Leibovitz

adalah seorang fotografer

professional yang lahir pada 2

Oktober 1949 di Waterbury,

Connecticut, Amerika Serikat.

Annie menempuh pendidikan di San

Fransisco Art Institute, California

dimana Annie belajar tentang

melukis dengan tujuan untuk

menjadi seorang guru seni. Di

sekolah inilah Annie mendapatkan

pelatihan fotografi pertamanya dan

mengubah jurusannya menjadi

fotografi. Annie banyak terinspirasi

oleh karya-karya Robert Frank dan

Henri Cartier-Bresson, yang

diajarkan di sekolahnya.

Annie Leibovitz adalah

fotografer potret yang pada tahun

1970 mendapatkan pekerjaan di

Rolling Stone dan kemudian

menciptakan tampilan khusus

untuk publikasi sebagai fotografer

kepala. Pada tahun 1983, ia mulai

bekerja untuk majalah hiburan

Vanity Fair, terus menghasilkan

gambar-gambar yang dianggap

ikonik dan provokatif. Setelah juga

mengerjakan kampanye periklanan

profil tinggi, gambar Leibovitz telah

dipamerkan di beberapa buku dan

pameran besar di seluruh dunia

(https://www.biography.com/artist

/annie-leibovitz, diakses pada

tanggal 29 Januari 2020, pukul

4.07 WIB) (NN, 2014) .

Secara umum penelitian ini

9

ingin menjawab pertanyaan

bagaimana menganalisis foto “Storm

Troupers: Celebrating Hurricane

Sandy’s First Responders” karya

Annie Leibovitz dengan pendekatan

dekonstruksi. Dalam penelitian ini,

digunakan fotografi komersial

sebagai teori dasar fotografi dalam

promosi produk fashion,

pemahaman literasi visual oleh

Taufan Wijaya sebagai teori

pendekatan, teori semiotika oleh

Roland Barthes sebagai metode

analisis, dan dekonstruksi oleh

Jaques Derrida sebagai teori untuk

membedah foto-foto tersebut.

Literasi Visual adalah

kemampuan dalam

menginterpretasikan dan memberi

makna dari sebuah informasi

berbentuk gambar atau visual. Pada

dasarnya literasi visual berusaha

menjelaskan bagaimana manusia

melihat objek atau benda lalu

menginterpretasikan dan membaca

maksud atau makna dari visual

tersebut. Dalam bukunya, (Wijaya,

2018) menyampaikan bahwa

seseorang yang terliterasi visual

mampu membaca atau

menginterpretasikan foto ke lebih

dari satu perspektif. Karena dalam

dunia visual, membaca tidak

sekedar mampu melihat, tapi juga

memahami.

Dalam teori Barthes, ia

mengembangkan semiotika menjadi

dua tingkatan tanda, yaitu tingkat

denotasi dan konotasi (Rusmana,

2014). Menurut Barthes secara

panjang lebar mengulas apa yang

sering disebut sebagai sistem

pemaknaan tataran ke-dua, yang

dibangun di atas sistem lain yang

telah ada sebelumnya. Sistem

kedua ini oleh Barthes disebut

dengan konotatif. Akan tetapi, pada

saat bersamaan, tanda denotatif

adalah juga penanda konotatif.

Jadi, dalam konsep Barthes, tanda

konotatif tidak sekadar memiliki

makna tambahan namun juga

mengandung kedua bagian tanda

denotatif yang melandasi

keberadaannya (Sobur, 2013).

Konotasi merupakan bahasa pada

tataran kedua dan merupakan

perluasan makna dari denotasi

(Barthes, 1968).

Dalam penelitian ini teori

dekonstruksi digunakan untuk

mengkritisi, membongkar, tanda-

tanda konvensi kultural yang

tersembunyi dari ideologi dominan.

Tujuannya adalah untuk

mendapatkan makna-makna baru.

(Ratna, 2005) , menegaskan

bahwa dalam teori kontemporer

dekonstruksi sering diartikan

sebagai pembongkaran, penolakan,

penghancuran, dalam kaitannya

dengan penyempurnaan arti

10

semula. Ratna menjelaskan, dalam

dekonstruksi dilakukan semacam

pembongkaran, tetapi tujuan akhir

yang hendak dicapai adalah

penyusunan kembali ke dalam

tatanan dan tataran yang lebih

signifikan, sesuai dengan hahikat

objek, sehingga aspek-aspek yang

dianalisis dapat dimanfaatkan

semaksimal mungkin.

Three If By The Sea

Gambar 3.

Judul: Three If By The Sea Sumber:

https://www.vogue.com/slideshow/storm-troupers-photos (diakses pada Jumat, 14

April 2020, pukul 11.29 WIB)

Pada karya “Three If By The

Sea”, jika diamati Annie ingin

menampilkan tiga model

perempuan ini sebagai objek utama

dan kapal penyelamatan US Coast

Guard. Secara teknikal, foto ini

diambil secara full badan dengan

sudut pengambilan gambar low

angle dan komposisi yang

digunakan adalah rule of thirds.

Dalam rule of third, bidang foto

dibagi menjadi sembilan kotak yang

sama besar dan meletakkan objek

pada titik atau garis pada bidang

yang terbagi menjadi 3 x 3 tersebut.

Pada foto ini tampak posisi model

sebagi objek berada di sebelah

kanan bidang. Selain itu, bukaan

diafragma kecil juga diaplikasikan

dalam foto tersebut, sehingga

dihasilkan ruang tajam yang luas

antara objek utama dan latar

belakang. Sedangkan untuk teknik

pencahayaan pada foto ini diambil

pada pagi hari sekitar pukul

delapan hingga sepuluh pagi, bisa

terlihat dari cahaya yang mengarah

dari samping. Lebih tepatnya

cahaya terlihat pada bagian wajah

dan gaun sehingga tercipta

highlight.

Latar belakang yang digunakan

adalah lautan biru dengan deburan

ombak, tampak tiga model

perempuan dengan wajah yang

intens sedang memandang jauh ke

arah laut lepas, dengan pose tubuh

yang sedikit miring dan

mengenakan gaun berwarna putih

yang menjuntai terkena angin laut.

Selain itu dengan penggunaan

kapal penyelamatan US Coast

Guard yang sedang berjalan dan

menghasilkan debuaran air ini

menggambarkan bahwa pada saat

itu kapal penyelamatan US Coast

Guard berjalan dengan laju

melawan angin yang bertiup

kencang, sehingga membuat

benturan pada kapal penyelamat

11

dengan air laut yang menyebabkan

percikan air pada foto tersebut.

Penggunaan kapal

penyelamatan US Coast Guard

sebagai latar belakang konsep foto

adalah sebagai penanda peran dari

US Coast Guard yang adalah “First

Responders” pada saat terjadinya

badai Sandy. Pemilihan lokasi di

North Cove Marina, adalah salah

satu lokasi evakuasi penyelamatan

US Coast Guard. Para model

perempuan mengenakan gaun

panjang berwarna putih, dengan

tatanan rambut terurai membuat

karakter model tersebut terlihat

lebih natural namun juga terlihat

berkharisma, tampak seperti

seseorang yang dikirimkan atau

datang untuk membantu.

Penggunaan gaun berwarna putih

yang melambangkan sebuah

kebaikan, ketulusan dan kesucian

seperti apa yang dilakukan oleh

para petuga US Coast Guard sebagai

“First Responders”, yaitu menolong

dan membantu evakuasi para

korban badai Sandy dengan penuh

kebaikan dan ketulusan.

Dalam gambar di atas, model

menggunakan high heels yang

lumayan tinggi, berdiri di pinggiran

kapal penyelamat, ini bermakna

bahwa apa yang dilakukan dan

dikerjakan oleh para petugas US

Coast Guard dalam kegiatan

evakuasi ini sangatlah berisiko dan

memungkinkan mudahnya terjadi

kecelakaan kerja seperti tergelincir

atau jatuh, namun mereka

mempertaruhkan keselamatan

mereka untuk melakukan tugas

evakuasi. Pengambilan gambar

dengan sudut pandang low angle

adalah untuk menunjukkan

keberadaan para petugas US Coast

Guard yang sudah dapat

menaklukan air laut, yang berada

dibawahnya dan menjadi salah satu

First Responders yang berperan

penting dalam kejadian bencana

badai Sandy.

Chain of Command

Gambar 4. Judul: Chain of Command

Sumber: https://www.vogue.com/slideshow/storm-troupers-photos (diakses pada Jumat, 14

April 2020, pukul 11.29 WIB)

“Chain of Command” adalah

karya kedua dari rangkaian foto seri

“Storm Troupers: Celebrating

Hurricane Sandy’s First

Responders”. Dalam karya ini,

terdapat tiga model perempuan

mengenakan pakaian kasual di

antara para tentara US National

12

Guard’s 69th Infantry yang

mengenakan seragam, bergotong

royong mengantarkan pasokan

makanan dan air minum untuk

para petugas yang sedang bekerja

dan juga para korban dari bencana

badai Sandy.

Secara teknis jika dilihat pada

gambar di atas, pengambilan

gambar menggunakan ruang tajam

luas, terlihat keseluruhan objek

maupun background sangat jelas.

Dengan pengambilan gambar eye-

level, para model dan tentara US

National Guard’s 69th Infantry

terlihat gagah dan tinggi. Gambar

tersebut diambil pada saat sedikit

mendung, bisa dilihat dari

sedikitnya cahaya matahari pada

gambar tersebut, ditambah lagi

dengan bagian jalan serta suasana

yang terasa basah seperti sehabis

hujan.

Pemilihan lokasi pemotretan

“Chain of Command” adalah di

gudang persenjataan US National

Guard’s 69th Infantry di Lexington

Avenue, New York. Properti yang

digunakan adalah mobil milik US

National Guard’s 69th Infantry yang

berwarna hijau, sama dengan

seragam tentara tersebut. Peran

para tentara US National Guard’s

69th Infantry sangat besar

pascakejadian badai Sandy dalam

menyediakan pasokan makanan

dan minuman bagi para petugas

yang sedang dalam misi evakuasi

dan juga para korban.

Para model mengenakan

pakaian yang terlihat kasual dan

membuat mereka terkesan santai

serta mudah bergerak. Begitu juga

para tentara US National Guard’s

69th Infantry yang mengenakan

seragam mereka tidak terlalu rapi

dengan kemeja di luar celana.

Dengan tatanan rambut terurai rapi

dan pose salah satu model

memasukkan tangan ke dalam saku

mengartikan kondisi yang gugup

atau cemas, melambangkan para

tentara US National Guard’s 69th

Infantry sebagai “First Responders”

yang cemas namun tanpa rasa

takut ikut terjun ke lapangan

dikarenakan banyaknya orang yang

membutuhkan bantuan mereka

dengan cepat untuk memasok

makanan dan minuman.

Pengambilan gambar secara eye-

level dapat diartikan bahwa pada

masa-masa berat seperti saat itu,

tidak ada yang lebih penting dari

pada saling membantu satu sama

lain tanpa memandang status

sosial. Penempatan posisi model

berbaur diantara para tentara US

National Guard’s 69th Infantry

menggambar kondisi dimana semua

orang harus saling membantu

dalam penanganan bantuan.

13

Seperti yang biasa digambarkan

bahwa sosok tentara adalah sosok

yang terlihat keras dan terlatih

untuk melakukan tugas berat,

salah satunya mengangkat senjata

untuk berperang. Namun dalam

gambar terlihat dua tentara

tersenyum menatap kamera,

mengibaratkan bahwa mereka pun

melakukan hal kemanusiaan dan

kebaikan. Ini menunjukkan bahwa

sosok tentara tidak selalu kasar

maupun keras, meskipun mereka

terlatih untuk mengangkat senjata,

berperang membela negara, namun

mereka kali ini dengan ketulusan

untuk melakukan hal kemanusian

harus mengangkat pasokan

makanan dan minuman bagi para

petugas yang bekerja maupun

korban yang di evakuasi.

Power Trip

Gambar 5. Judul: Power Trip

Sumber: https://www.vogue.com/slideshow/storm-troupers-photos (diakses pada Jumat, 14

April 2020, pukul 11.29 WIB)

Karya ketiga dari rangkaian foto

seri “Storm Troupers: Celebrating

Hurricane Sandy’s First Responders”

ini berjudul “Power Trip”. Pada

karya ini, Annie hanya

menggunakan satu model

perempuan mengenakan gaun

pesta berwarna abu-abu, berdiri

menjulang tinggi di antara

peralatan industri kelistrikan yang

besar dan tinggi, namun begitu

rumit. Dalam gambar tersebut,

terlihat model bersanding dengan

para teknisi kelistrikan dari Con

Edison East River Generating Station

mengenakan seragam bekerjanya

dan topi sebagai alat pelindung diri

saat bekerja.

Penggunaan ruang tajam luas

dalam gambar ini terlihat dari

background dan objek utama yang

sama-sama terlihat jelas. Annie

menggunakan pengambilan gambar

eye-level, terlihat dari para teknisi

yang berpose lurus langsung

menatap ke arah kamera, namun

karena pemilihan posisi model atau

objek utama berdiri di atas tidak

setara dengan para teknisi,

sehingga terlihat seperti

pengambilan gambar low angle.

Meski model berada di atas mesin

dan para teknisi berada dibawahnya

namun ekspresi wajah mereka

mengesankan sebuah ketegangan.

Komposisi yang digunakan dalam

gambar ini adalah rule of thirds,

terlihat dari model atau objek utama

yang berada pada titik sepertiga

14

bidang bagian kiri bingkai. Jika

diperhatikan lagi pada gambar,

pencahayaan dalam gambar

tersebut menggunakan cahaya

tambahan sehingga model dan gaun

yang dikenakan, serta alat-alat

industri kelistrikan yang menjadi

background terlihat jelas dan detail

hingga terlihat lipatan-lipatan pada

gaun dan tiang-tiang pada alat

industri kelistrikan tersebut.

Lokasi yang dipilih untuk

pengambilan gambar ini adalah

East River Generating Station, New

York milik Con Edison. Pemilihan

background alat-alat industri

kelistrikan ini lekat dengan para

teknisi Con Edison East River

Generating Station. Pada saat

kejadian badai Sandy, terjadi

pemadaman listrik dan

menyebabkan delapan juta orang

tidak dapat menggunakan listrik

karena banjir dan pohon tumbang

yang mengenai tiang-tiang listrik.

Perwakilan Con Edison East River

Generating Station mengatakan

bahwa badai Sandy menyebabkan

kerusakan parah pada sistem

mereka, karena air sudah masuk

hingga ke ruang kontrol, sehingga

harus mengevakuasi para teknisi

dan pekerja, namun mereka

langsung kembali bekerja keesokan

harinya untuk memperbaiki sistem

mereka.

Model yang mengenakan gaun

berwarna abu-abu dengan bagian

bawah gaun terlihat lebih besar

menggambarkan warna yang sama

dengan alat-alat berat industri

kelistrikan yang terbuat dari besi,

kokoh dan besar. Pemilihan pose

berdiri di atas, dengan tangan

berkacak pinggang dengan

memperlihatkan wajah yang tidak

takut menggambarkan para teknisi

Con Edison East River Generating

Station sebagai “First Responders”

yang sangat berjasa karena dengan

berani langsung kembali bekerja

untuk memulihkan sistem

kelistrikan mereka, sehingga

seluruh rumah sakit, lokasi-lokasi

evakuasi, dan juga rumah-rumah

bisa mendapatkan listrik kembali

dan melakukan aktivitas lagi dalam

membantu evakuasi dan merawat

para korban dari badai Sandy.

Dalam “Power Trip” model

perempuan tersebut berdiri tinggi di

atas diantara para teknisi Con

Edison East River Generating Station

sembari berkacak pinggang, ini

dapat diartikan sebagai ancaman

dengan siku yang runcing seakan

memberi peringatan untuk berhati-

hati. Dalam hal ini, berkacak

pinggang mengibaratkan listrik

adalah hal yang sangat sensitif dan

dapat mengancam keselamatan

para teknisi, apalagi dalam keadaan

15

badai dan banjir, mereka harus

bertaruh keselamatan untuk segera

memperbaiki kerusakan sistem

mereka.

Sebaliknya, pose para teknisi

mengesankan wajah yang datar

namun juga tegang tanpa

tersenyum mengibaratkan

ketegangan yang mereka rasakan

pada saat kembali bekerja, dengan

salah satu teknisi menyilangkan

tangan di dada yang menyiratkan

rasa tidak aman dan cemas, namun

juga defensif yang mengibaratkan

bahwa apapun yang terjadi dengan

segala risikonya mereka harus

menyelesaikan tugasnya sehingga

semua orang dapat kembali

menggunakan listrik. Pengambilan

gambar secara eye-level dengan

posisi model berdiri lebih tinggi

sehingga tampak low angle,

mengibaratkan bahwa para teknisi

Con Edison East River Generating

Station hanyalah manusia yang

kecil dibanding dengan alat-alat

industrial kelistrikan yang besar,

detail dan rumit, sehingga

menyiratkan bahwa pekerjaan

sebagai teknisi kelistrikan bukanlah

hal yang mudah dan diperlukan

ketelitian.

A New Lease on Life

Gambar 6. Judul: A New Lease on Life

Sumber: https://www.vogue.com/slideshow/storm-troupers-photos (diakses pada Jumat, 14

April 2020, pukul 11.29 WIB)

Pada karya “A New Lease on

Life”, terlihat dua model yang

mengenakan gaun dengan motif

garis-garis berwarna hitam putih

berdiri membaur di antara para

pasien, dokter, perawat, dan juga

staf dari Neonatal Intensive Care

rumah sakit Bellevue. Pada gambar

tersebut para dokter, perawat, dan

para staf berpose dan beberapa dari

mereka menggendong bayi-bayi

yang sedang dalam perawatan

intensif di rumah sakit Bellevue.

Pengambilan gambar dilakukan

di dalam ruangan, bisa dilihat dari

lampu yang berada di atas bagian

belakang subjek sebagai

pencahayaan, Annie menggunakan

cahaya tambahan dan

menggunakan reflektor. Ini bisa

dilihat pada bagian lipatan-lipatan

baju yang terlihat detail dan pada

bagian wajah terlihat lebih terang.

Pada bagian depan gambar tersebut

16

terlihat terang sehingga terlihat

jelas mimik wajah para dokter,

perawat, staf dan juga para model.

Dengan sudut pandang

pengambilan gambar sejajar dengan

mata, dapat dilihat pada posisi

objek tepat berada sejajar di depan.

Dalam gambar ini, Annie

menggunakan ruang tajam luas,

terlihat antara subjek utama,

elemen pendukung dan latar

belakang tampak detail dan tidak

ada yang kabur.

Lokasi yang dipilih untuk

pengambilan gambar ini adalah

Neonatal Intensive Care yang berada

di rumah sakit Bellevue, New York.

Pada bagian kanan bingkai terdapat

elemen pendukung seperti alat

kedokteran yang biasanya ada di

ruangan intensif rumah sakit, di

dukung dengan para dokter yang

menggunakan atribut kesehatan

seperti jas dokter dan stetoskop

yang melingkar di leher. Para dokter

dan perawat serta para staf

berperan penting melakukan

evakuasi pada para bayi yang

berada dalam Neonatal Intensive

Care keluar untuk menyelamatkan

mereka pada saat terjadinya badai

Sandy.

Neonatal merupakan periode 28

hari atau satu bulan pertama sejak

bayi lahir. Pada masa ini biasanya

bayi-bayi rentan terkena penyakit

dan lemah, sehingga membutuhkan

perawatan khusus. Selain itu juga,

ini adalah masa bagi bayi untuk

menyesuaikan keadaan di luar

rahim. Penyesuaian ini biasanya

berhubungan dengan jantung,

suhu, sehingga pada masa-masa

inilah bayi rentan menghadapi

kehidupan barunya, di lingkungan

yang baru juga.

Dalam gambar tersebut, gaun

yang dikenakan model terlihat

sederhana dengan motif garis-garis

berwarna hitam dan putih yang

biasanya dianggap melambangkan

terang dan gelap, hidup dan mati,

yang mengibaratkan resiko hidup

para bayi yang berada di Neonatal

Intensive Care pada saat kejadian

badai Sandy. Para dokter, perawat

dan staf bekerja keras

mengevakuasi para pasien. Mereka

juga mempertaruhkan hidup dan

mati mereka sebagai “First

Responders” dalam penyelamatan

para bayi yang juga

mempertaruhkan hidup dan mati

menunggu untuk di selamatkan

atau di evakuasi. Karena adanya

para “First Responders” di rumah

sakit Bellevue, maka banyak juga

pasien yang selamat, begitu juga

bayi-bayi yang dengan selamat

keluar dari Neonatal Intensive Care.

Dalam gambar tersebut para

dokter yang menggendong para bayi

17

tersenyum lega setelah dapat

menyelamatkan para bayi tersebut.

Lease pada judul karya dalam

Bahasa Indonesia berarti pinjaman,

dalam hal ini, para bayi diibaratkan

mendapat pinjaman untuk hidup

kembali. Hitam dan putih yang

mengibaratkan hidup tersebut pada

akhirnya memberikan kesempatan

para bayi untuk terus melanjutkan

kehidupan.

DEKONSTRUKSI

Makna denotatif dan konotatif

yang telah terurai tersebut menjadi

pesan dan makna. Pesan dan

makna yang hadir melalui foto seri

“Storm Troupers: Celeberating

Hurricane Sandy’s First Responders”

adalah bahwa foto-foto ini tidak

sekadar fotografi mode dengan

tujuan komersial, namun foto seri

ini adalah bentuk penghormatan

bagi para “First Responders” yang

berjasa dan menjadi pahlawan

dalam bencana badai Sandy tahun

2012. disini adalah sebuah bukti

adanya dekonstruksi dalam karya

ini.

Melalui karya foto seri “Storm

Troupers: Celebrating Hurricane

Sandy’s First Responders” terlihat

penggunaan teori dekonstruksi,

karena terlihat Annie menciptakan

sebuah karya yang bertujuan untuk

menyampaikan pesan tersembunyi

dalam foto-foto tersebut sehingga

fakta yang sebenarnya tidak dapat

terlihat langsung dalam foto.

Pembedahan menggunakan metode

denotatif dan konotatif

menunjukkan terjadinya

dekonstruksi dalam karya ini.

Pemilihan angle, background, pose,

properti, warna pakaian dan

ekspresi wajah dijadikan perantara

yang digunakan dalam

menuangkan pesan.

Untuk memahami atau

menginterpretasikan sebuah

gambar dibutuhkan literasi visual,

dimana publik harus melek visual

dalam melihat sebuah karya.

Literasi visual bertujuan untuk

menyamakan persepsi fotografer

dengan publik yang awam tentang

fotografi atau bagaimana memaknai

sebuah karya fotografi. Studi literasi

visual ini dilakukan agar publik

tidak hanya sekedar melihat sebuah

foto namun mampu membaca,

memahami, sehingga dapat

menangkap maksud dari foto

tersebut. Dalam

menginterpretasikan foto seri

“Storm Trouper: Celebrating

Hurricane Sandy’s First Responders”

karya Annie Leibovitz ini, publik

harus memahami kultur,

kebiasaan, maupun kehidupan

sosial yang ada sehingga akan

memudahkan dalam memahami

18

dan menemukan pesan yang

tersembunyi tersebut.

Berdasarkan penjelasan

tersebut, dapat dikatakan bahwa

Annie tidak hanya menitikberatkan

karyanya dengan menonjolkan

busana yang dikenakan para model

saja, melainkan juga

mengeksplorasi hal-hal lain seperti

pemilihan angle, background, pose,

properti, hingga ekspresi wajah.

Ketika semua itu divisualisasikan

secara bersamaan akan saling

melengkapi untuk memperoleh

keselarasan yang padu dengan

konsepnya sehingga pesan dapat

tersampaikan dengan baik.

Menggunakan studi literasi visual,

publik dapat membaca dan

menginterpretasikan pesan yang

ada dalam foto seri “Storm Troupers:

Celebrating Hurricane Sandy’s First

Responders” dengan mudah.

Pada kesulurahan foto seri

“Storm Troupers: Celebrating

Hurricane Sandy’s First Responders”

karya Annie Leibovitz terlihat

adanya dekonstruksi. Biasanya

sebuah foto bencana ataupun

penghomatan bagi para petugas

yang melakukan evakuasi

diperlihatkan secara faktual, seperti

misalnya kegiatan para petugas

saat evakuasi, keadaan para

korban, maupun kerusakan-

kerusakan yang terjadi akibat

bencana tersebut. Dalam foto seri

ini, penghormatan kepada para

petugas yang berperan dalam

bencana dikemas dengan sebuah

konsep yang tidak biasa,

menggunakan model dan pakaian-

pakaian brand ternama maupun

desainer papan atas, dengan

background yang menarik, juga

pose maupun ekspresi wajah yang

tidak tampak sedih.

Makna denotasi dan konotasi

dari foto seri ini menggiring publik

untuk memperhatikan lebih detail

pada foto-foto tersebut. Bagaimana

seorang model yang biasanya

berjalan di runway mengenakan

pakaian brand dan desainer

ternama sekarang harus digunakan

dalam sebuah konsep foto bencana

alam. Model-model yang dipilih

dalam foto seri ini pun adalah

model-model papan atas yang

terkenal, mereka biasanya berpose

untuk mempromosikan atau

menjual sebuah produk, namun

kali ini mereka berpose bersama

para petugas-petugas yang berjasa

pada saat kejadian badai Sandy dan

melakukan pemotretan di lokasi

bencana yang sedang dalam masa

perbaikan.

KESIMPULAN

Annie mencoba menggiring

publik bukan hanya untuk melihat

model dengan busana desainer dan

19

brand ternama. Annie ingin publik

juga dapat membaca pesan dan

makna yang ingin disampaikannya

melalui keseluruhan elemen

pendukung dalam gambar seperti

background, properti, angle, warna

gaun yang dikenakan model, gestur

tubuh atau pose dan ekspresi wajah

yang dipilih untuk mewujudkan

keseluruhan konsep tersebut

sehingga dapat tersampaikan

maksud yang bertujuan untuk

memberikan penghormatan bagi

para “First Responders” dalam foto-

foto tersebut.

Dalam hal ini terlihat jelas

bahwa terjadi dekonstruksi visual

dalam foto seri “Storm Troupers:

Celebrating Hurricane Sandy’s First

Responder” karya Annie Leibovitz.

Melalui foto seri ini, bisa dilihat

bagaimana Annie Leibovitz sebagai

seorang fotografer menggunakan

media fotografi untuk mengubah

cara publik dalam melihat dan

mengamati sebuah gambar. Melalui

elemen-elemen tersembunyi itu

sendiri muncul fakta baru yang

bermaksud untuk memberikan

penghormatan bagi para “First

Responders” dan mengubah opini

publik terhadap karya ini. Proses

dekonstruksi pada karya ini

menimbulkan terjadinya

penyusunan kembali, memberikan

alternatif pada publik sehingga

dapat membuka pikiran dalam

membaca makna dan pesan dalam

sebuah gambar melalui detail-detail

kecil yang dapat menyugestikan

pandangan baru.

Jika ditarik benang merahnya,

pada karya ini terlihat bahwa ada

makna baru yang tercipta. Jika

dilihat kembali dari analisis yang

ada, pada karya “Storm Troupers:

Celebrating Hurricane Sandy’s First

Responders” ini terjadi proses

dekonstruksi visual dimana karya

ini mengubah opini publik dalam

melihat karya tersebut. Karya ini

bukan hanya bertujuan sebagai

sebuah fotografi mode dengan

model cantik yang berpose

mengenakan gaun desainer, namun

karya ini merupakan sebuah pesan,

sebagai bentuk penghormatan dan

merayakan keberhasilan para “First

Responders” yang disini maksudnya

adalah para petugas yang menjadi

responden pertama, yang langsung

siap menuju lokasi, menjadi

pahlawan dalam kejadian badai

Sandy yang terjadi pada 2012.

Pemilihan background, angle, pose,

ekspresi wajah, warna pakaian yang

dikenakan, dan beberapa properti

menjadi perantara yang dipilih

untuk menuangkan pesan dan

menggambarkan apa yang

dirasakan oleh para “First

Responders”, yang bertujuan agar

20

publik dapat ikut merasakan

bagaimana ketegangan,

kegelisahan, ketakutan terkalahkan

oleh semua ketulusan, kebaikan,

keberanian mereka dalam

melakukan pertolongan pertama

dan evakuasi terhadap korban

bencana badai Sandy.

KEPUSTAKAAN

Barthes, R. (1968). Elements of Semiology. New York: Hill and Wang.

Danial, & Wasriah. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Djaali, & Mulyono, P. (2007). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.

Erlyana, Y. (2017). Peran Komposisi Pada Foto Editorial Disney Dream Potrait Series Karya Annie Leibovitz. Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi dan Desain Universita Bunda Mulia, 22-32.

Fredina, E., S, A. A., & Yuwono, A. (2015). Perancangan Fotografi Pre-Wedding Gaya

Dekonstruksi. Adiwarna, 1-3.

Hansen, L. (2013, January 17). Retrieved from Vogue's Offensive Hurricane Sandu Fashion Spread: https://theweek.com/articles/468578/vogues-offensive-hurricane-sandy-fashion-spread

Kinasih, A. N. (2019). Dekonstruksi Visual Melalui Foto Hoaks. Specta, 1-3.

NN. (2014, April 2). Retrieved from Annie Leibovitz Biography: https://www.biography.com/artist/annie-leibovitz

Ratna, N. K. (2005). Sastra dan Cultural Studies, Representasi Fiksi dan Fakta . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Relly, M. J., Degutis, L. C., & Morse, S. S. (2016). Investigating the Public Health Impact of Hurricane Sandy. Cambridge University Press, 301.

Research, C. E. (2012, October 29). Retrieved from Hurricane

Sandy Fast Facts: ttps://edition.cnn.com/2013/07/13/world/americas/hurricane-sandy-fast-facts/index.html

Rusmana, D. (2014). Filsafat Semiotika: Paradigma, Teori, dan Metode Interpretasi Tanda dari Semiotika Struktural Hingga Dekonstruksi Praktis. Bandung: Pustaka Setia.

Saryono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Alfabeta.

Sobur, A. (2013). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT. Alfabeta.

Wijaya, T. (2018). Literasi Visual. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.