Contoh proposal skripssi

40
Bismillahirrohmanirrohim, berikut ini, Saya akan memposting contoh sebuah Proposal Skripsi Keperawatan Medikal Bedah secara ringkas. Semoga postingan ini bermanfaat. HUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI DAN INTENSITAS NYERI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA PASIEN PASCA-OPERASI LAPARATOMI DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT ... Abstrak Salah satu pelayanan kesehatan yang dilakukan di rumah sakit adalah pelayanan tindakan pembedahan. Berdasarkan data dari medical record RS ..., diketahui bahwa angka pembedahan abdomen (laparatomi) meningkat setiap tahunnya, yaitu pada tahun 2010 sebanyak 831 kasus pembedahan, kemudian pada tahun 2011 sebanyak 706 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status nutrisi dan intensitas nyeri dengan kualitas tidur pada pasien pascaoperasi laparatomi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas tidur, sedangkan variabel independen, yaitu status nutrisi dan intensitas nyeri. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada responden melalui kuesioner, dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang di Instalasi Rawat Inap Bedah RS... pada tanggal ... 20... Hasil analisis univariat menunjukkan responden yang kualitas tidurnya terganggu sebanyak 17 orang (56,7%); responden yang status nutrisinya tidak normal sebanyak 18 orang (60%); sebagian besar responden mengalami nyeri berat, yaitu 18 orang (60%). Hasil analisis bivariat dengan uji Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan

Transcript of Contoh proposal skripssi

Bismillahirrohmanirrohim, berikut ini, Saya akan memposting contohsebuah Proposal Skripsi Keperawatan Medikal Bedah secara ringkas.Semoga postingan ini bermanfaat.

HUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI DAN INTENSITAS NYERI DENGAN KUALITASTIDUR PADA PASIEN PASCA-OPERASI LAPARATOMI DI INSTALASI RAWAT INAPBEDAH RUMAH SAKIT ...

Abstrak

Salah satu pelayanan kesehatan yang dilakukan di rumah sakit adalahpelayanan tindakan pembedahan. Berdasarkan data dari medical recordRS ..., diketahui bahwa angka pembedahan abdomen (laparatomi)meningkat setiap tahunnya, yaitu pada tahun 2010 sebanyak 831 kasuspembedahan, kemudian pada tahun 2011 sebanyak 706 kasus. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status nutrisi danintensitas nyeri dengan kualitas tidur pada pasien pascaoperasilaparatomi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian iniadalah kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas tidur,sedangkan variabel independen, yaitu status nutrisi dan intensitasnyeri. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melaluiwawancara secara langsung kepada responden melalui kuesioner, denganjumlah sampel sebanyak 30 orang di Instalasi Rawat Inap Bedah RS...pada tanggal ... 20... Hasil analisis univariat menunjukkan respondenyang kualitas tidurnya terganggu sebanyak 17 orang (56,7%); respondenyang status nutrisinya tidak normal sebanyak 18 orang (60%); sebagianbesar responden mengalami nyeri berat, yaitu 18 orang (60%). Hasilanalisis bivariat dengan uji Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan

bermakna antara antara status nutrisi (p value = 0,013) dan intensitasnyeri (p value = 0,016) dengan kualitas tidur pada pasien pascaoperasilaparatomi. Disarankan kepada pihak rumah sakit untuk menyelenggarakanpendidikan dan pelatihan atau penataran bagi perawat untukmeningkatkan pengetahuan dan kemampuannya, khususnya mengenai tindakankeperawatan pada klien pascaoperasi.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhankebutuhan dasar yang diberikan kepada individu, baik sehat maupunsakit yang mengalami gangguan fisik, psikis dan sosial agar dapatmencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhandasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu,mencegah, memperbaiki dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaanyang dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2003).

Salah satu tempat yang memberikan pelayanan keperawatan adalah rumahsakit. Oleh karena itu, rumah sakit menjadi tempat bagi pasien dankeluarganya menaruh harapan kesembuhan. Akan tetapi, selainkeberhasilan dalam pengobatan dan perawatan kepada pasien yang dirawatdi rumah sakit, banyak pula laporan tentang kegagalan pengobatan danperawatan pasien tersebut sehingga menyebabkan waktu perawatan di

rumah sakit menjadi lebih lama dan biaya perawatan meningkat(Widianti, 2011).

Salah satu pelayanan kesehatan yang dilakukan di rumah sakit adalahpelayanan tindakan pembedahan. Sejalan dengan perkembangan teknologiyang semakin maju, prosedur tindakan pembedahan pun mengalami kemajuanpesat. Sejumlah penyakit merupakan indikasi untuk dilakukannyatindakan pembedahan. Salah satu tindakan operasi atau pembedahanadalah laparatomi. Tindakan operasi atau laparatomi merupakanperistiwa kompleks sebagai ancaman potensial atau aktual kepadaintegritas seorang baik bio, psiko, maupun sosial, dan spiritual(Razid, 2010).

Hasil penelitian Razid (2010) di Rumah Sakit H. Adam Malik Medanmenunjukkan semakin tingginya angka terapi pembedahan abdomen(laparatomi) tiap tahunnya, pada tahun 2008 terdapat 172 kasuspembedahan laparatomi, lalu pada tahun 2009 terdapat 182 kasuspembedahan laparatomi. Selanjutnya pada bulan Januari-April tahun 2010terdapat 32 kasus pembedahan laparatomi.

Rumah Sakit ... merupakan salah satu rumah sakit yang memilikiInstalasi Bedah Sentral. Berdasarkan data dari medical record RS...,diketahui bahwa angka pembedahan abdomen (laparatomi) meningkat setiaptahunnya, yaitu pada tahun 2009 sebanyak 638 kasus pembedahan, lalumeningkat pada tahun 2010 menjadi 831 kasus pembedahan, kemudian padatahun 2011 sebanyak 706 kasus, pada bulan Januari sampai dengan bulanJuni tahun 2012 sebanyak 354 kasus (RS...., 20..).

Masalah yang sering terjadi pada pasien yang mengalami operasilaparatomi adalah gangguan tidur, padahal tidur memberikan waktuperbaikan dan penyembuhan bagi sistem tubuh yang sangat dibutuhkanoleh pasien, khususnya bagi pasien pascaoperasi. Gangguan tidur yang

dialami pasien pascaoperasi laparatomi biasanya disebabkan oleh faktornutrisi dan rasa nyeri pada luka operasi (Widianti, 2011).

Nutrisi merupakan elemen penting dalam proses dan fungsi tubuh.Nutrien mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, meneral danair. Pasien pascaoperasi laparatomi rentan terhadap kekurangannutrisi, karena pasien tersebut mengalami pendarahan eksternal akibatdari komplikasi operasi (Widianti, 2011).

Gangguan tidur yang dialami oleh pasien pascaoperasi laparatomi,selain disebabkan faktor nutrisi, juga disebabkan oleh rasa nyeri padaluka operasi. Dalam hal ini, sangat dibutuhkan peranan perawat, karenaperawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien dibandingtenaga profesional kesehatan lainnya sehingga perawat mempunyaikesempatan lebih banyak untuk membantu meningkatkan kualitas tidurpasien pascaoperasi laparatomi dengan meningkatkan status nutrisi danmenghilangkan rasa nyeri pada pasien pascaoperasi laparatomi. Dalamhal ini, perawat dapat berkolaborasi dengan tenaga profesional lain,seperti ahli gizi rumah sakit, dalam pemenuhan nutrisi pasien dandokter, dalam hal intervensi pereda rasa nyeri pascaoperasi. Manajemenperawatan pada pasien pascaoperasi laparatomi yang baik akan membantupenyembuhan pascaoperasi secara lebih signifikan sehingga pasien dapatpulang lebih cepat (Widianti, 2011).

Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Instalasi Rawat InapBedah Rumah Sakit ... pada bulan ... 20.., mendapatkan 8 orang (80%)dari 10 pasien pascaoperasi laparatomi yang mengalami gangguantidur.Hasil penelitian Menzeis dalam Razid (2010) di Rumah Sakit ...,menunjukkan bahwa 748 orang (90%) dari 831 pasien pascaoperasilaparatomi mengalami gangguan tidur akibat faktor nutrisi dan rasanyeri pada luka operasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukanpenelitian yang berjudul “Hubungan antara Status Nutrisi danIntensitas Nyeri dengan Kualitas Tidur pada Pasien PascaoperasiLaparatomi di Instalasi Rawat Inap Bedah Rumah Sakit ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Laparatomi

Pengertian Laparatomi

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen, bedahlaparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomenyang dapat dilakukan pada bedah digestif dan kandungan (Suzanne,2002).

Indikasi Laparatomi

Kasus–kasus yang terdapat pada kasus laparatomi, yaitu : hernotorni,gasterektomi, kolesistoduodenostomi, hepaterektomi,splenorafi/splenotomi, apendektomi, kolostomi, dan fistulktomi ataufistulektomi. Adapun cara operasi laparatomi, yaitu : midlineincision, paramedian : panjang (12,5 cm) lebih kurang sedikit ke tepidari garis tengah; transverse upper abdomen incision : sisi di bagianatas, seperti pembedahan colesistotomy dan splenektomy; transverselower abdomen incision : 4 cm di atas anterior spinal iliaka, lebihkurang insisi melintang di bagian bawah, misalnya : pada operasiapendiktomy (Ester, 2002).

Masalah pada Laparatomi

Masalah yang sering terjadi pada pasien yang mengalami operasilaparatomi adalah gangguan tidur, padahal tidur memberikan waktuperbaikan dan penyembuhan bagi sistem tubuh yang sangat dibutuhkanoleh pasien, khususnya bagi pasien pascaoperasi. Gangguan tidur yangdialami pasien pascaoperasi laparatomi biasanya disebabkan oleh faktornutrisi dan rasa nyeri pada luka operasi. Dalam hal ini, perawat dapatberkolaborasi dengan ahli gizi dan dokter untuk intervensi pemenuhannutrisi dan pereda rasa nyeri pascaoperasi (Potter & Perry, 2005).

Komplikasi Pascaoperasi

a. Perdarahan eksternal

Perdarahan merupakan komplikasi paling dini yang mungkin terjadisetelah operasi.perdarahan eksternal yang sering tampak adalah daerahdrainase. Pipa drainase biasanya keluar dari lubang insisi yangterpisah dan mungkin terjadi perembesan darah yang terus menerus daripembuluh darah kulit atau tepat di bawah kulit.

b. Perdarahan internal

Perdarahan internal sulit terdeteksi karena manifestasi kliniknyalambat. Tanda–tanda klasik dari perdarahan adalah pucat, menurunnyatekanan darah, nadi yang cepat dan lemah, berkeringat, dan rasa haus.

B. Perawatan Pascaoperasi

Perawatan pascaoperasi menurut Brunner & Suddarth (2002) meliputi :

Persiapan pasien

a. Memberi tahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan.Pasien diberitahukan bahwa balutan akan diganti dan penggantianbalutan tersebut adalah hanya prosedur sederhana yang menimbulkansedikit ketidaknyamanan.

b. Menyiapkan lingkungan pasien. Jika pasien dirawat di unitterbuka, gorden harus dipasang untuk menjaga privasi dan pasien tidakboleh terpajan.

c. Mengatur posisi tidur pasien

2. Persiapan alat-alat

a. Alat-alat steril

(1) 2 pinset anatomis

(2) 1 pinset sirurgis

(3) 1 gunting jaringan

(4) Kasa steril

(5) Handscoen steril

(6) 1 klem

b. Alat-alat nonsteril

(1) Korentang pada tempatnya

(2) Bengkok

(3) Plester

(4) Gunting perban

(5) Cotton buds

(6) Zeal dan alasnya

(7) Kantong sampah

(8) Kom berisi alkohol, betadine dan NaCl serta salep

3. Pelaksanaan

a. Perawat mencuci tangan;

b. Memakai masker;

c. Memakai gown;

d. Siapkan dan dekatkan alat-alat untuk mengganti balutan;

e. Ambil kantong sekali pakai dan buat lipatan di atasnya,letakkan kantong dalam jangkauan area kerja perawat;

f. Bantu klien pada posisi yang nyaman dan tutup bagian tubuh yangtidak diberikan tindakan dengan selimut;

g. Pasang zeal di bawah bagian tubuh yang luka;

h. Letakkan bengkok di samping bagian tubuh yang luka;

i. Cuci tangan secara menyeluruh;

j. Kenakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plesteratau kasa yang menutup luka tersebut, lepaskan plester denganmelepaskan ujungnya dan menarik secara perlahan sejajar dengan kulitke arah balutan dengan menggunakan pinset anatomis. Jika plester

terlalu kuat merekat ke kulit, maka oleskan alkohol dengan menggunakancotton buds pada sisi plester untuk mengurangi rasa sakit karenatarikan kulit dengan tangan. Dengan tangan yang telah menggunakansarung tangan bersih angkat balutan dengan pinset. Buang ke kantongplastik yang sudah disiapkan;

k. Buang balutan kotor pada kantong yang telah disiapkan. Hindarikontaminasi permukaan luar kantong tersebut. Lepaskan sarung tanganbersih sekali pakai dan buang pada tempat yang disediakan;

l. Siapkan peralatan balutan steril. Tuangkan cairan yangdiresepkan (NaCl 0,9%) pada kom atau mangkok steril, campur dengansedikit larutan antiseptik (betadine);

m. Kenakan sarung tangan steril;

n. Bersihkan luka dengan larutan NaCl 0,9% dan antiseptik;

o. Lakukan nekrotomi, jika terdapat banyak jaringan nekrotik padaluka;

p. Berikan kasa yang basah tepat pada permukaan luka;

q. Berikan kasa steril di atas kasa basah;

r. Selanjutnya tutup dengan perban;

s. Kemudian pasang plester. Cara yang tepat untuk memasang plesteradalah dengan meletakkan plester di tengah balutan dan kemudianmenekan plester ke bawah pada ke dua sisinya, sehingga memberikantekanan secara merata menjauhi garis tengah;

t. Lepaskan sarung tangan;

u. Lepaskan masker dan gown;

v. Mencuci tangan;

4. Evaluasi

a. Evaluasi dilakukan setiap mengganti balutan;

b. Kaji apakah luka mengalami perbaikan atau tidak;

c. Adakah tanda-tanda infeksi.

5. Penyuluhan kepada Pasien

Sambil mengganti balutan, perawat mempunyai kesempatan untukmengajarkan pasien tentang cara merawat insisi dan mengganti balutandi rumah. Perawat mengamati isyarat dari kesiapan pasien untukbelajar, seperti melihat pada insisi, menunjukkan minat atau membantudalam mengganti balutan (Brunner & Suddarth, 2002).

6. Pengobatan

Pengobatan luka dapat dilakukan dengan pemberian antibiotikprofilaktik yang diberikan ketika diduga terjadi kontaminasi, atauketika alat prostetik dimasukkan ke dalam luka yang bersih. Luka yangterinfeksi tidak ditutup sampai segala upaya telah dilakukan untukmembuang semua jaringan devitalis dan terinfeksi, prosedurnya disebutdebridemen. Sering kali drain kecil dipasang sebelum luka dijahituntuk mencegah penggumpalan limfe dan darah serta memperlambat prosespenyembuhan.

C. Konsep Tidur

Pengertian Tidur

Istirahat adalah perasaan relaks secara mental, bebas dari kecemasandan tenang secara fisik. Istirahat tidak selalu berbaring di tempattidur, namun dapat berupa membaca buku, melihat televisi. Seusaiistirahat, mental dan fisik menjadi segar. Tidur merupakan perubahanstatus kesadaran berulang–ulang pada periode tertentu. Tidurmemberikan waktu perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh, perawatmembantu klien mengembangkan perilaku kondusif untuk istirahat danrelaksasi. (Widianti, 2011).

Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangandan upaya kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang–ulangdan masing–masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniyah yangberbeda (Wartonah, 2011).

Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkanoleh sesuatu atau sensoris yang sesuai atau juga dapat di katakansebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaanpenuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutansiklus berulang, dengan ciri adanya dengan aktivitas yang minim,memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan prosesfisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar(Hidayat, 2008).

Fisiologi Tidur

a. Irama Sirkardian

Irama siklus 24 jam siang malam disebut irama sirkadian. Iramasirkardian mempengaruhi perilaku dan pola fungsi biologis utamaseperti suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, sekresi hormon,kemampuan sensorik dan suasana hati. Irama sirkardian dipengaruhicahaya, suhu, dan faktor internal (aktivitas sosial dan dan rutinitaspekerjaan).

b. Tahapan Tidur

Dua fase normal : NREM (pergerakan mata yang tidak cepat) dan REM(pergerakan mata yang cepat).

Tahap 1 : NREM

Merupakan tingkatan paling dangkal dari tidur. Tahap ini berakhirbeberapa menit sehingga orang mudah terbangun karena suara.

Tahap 2 : NREM

Merupakan tidur bersuara. Terjadi relaksasi sehingga untuk bangun punsulit. Tahap ini berakhir 10-20 menit. Fungsi tubuh menjadi lambat.

Tahap : 3 NREM

Menjadi tahap awal tidur yang dalam. Otot – otot menjadi relaks penuhsehingga sulit untuk dibangunkan dan jarang bergerak. Tanda – tandavital menurun namun teratur. Berakhir 15 – 3 menit.

Tahap 4 : NREM

Menjadi tahap tidur terdalam. Individu menjadi sulit dibangunkan. Jikakurang tidur, individu akan menyeimbangkan porsi tidurnya pada tahapini.

Tanda – tanda vital menurun secara bermakna. Pada tahap ini terjaditidur sambil berjalan dan enuresis. Berakhir 15-30 menit.

Tidur REM

Pada tahap ini, individu akan mengalami mimpi. Respon pergerakan matayang cepat, fluktasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatantekanan darah. Terjadi tonus otot skelet penurunan. Sekresi lambungmeningkat. Berakhir dalam waktu 90 menit. Terjadi peningkatan tidurREM tiap siklus dalam waktu 20 menit (Wartonah, 2011)

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanyahubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkandan menekankan pada pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satuaktivitas tidur ini diatur oleh sistem mengaktivasi retikularis yangmerupakan system yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunansyaraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dari tidur. Pusatpengaturan aktivitas kewaspadaan tidur terletak dalam mesensefalon danbagian atas pons. Selain itu, Reticular Activating System (RAS) dapatrangsangan visual, pendengaran, nyeri, perabaaan juga dapat menerimastimulasi dari kortek serebri termasuk rangsangan emosi dan prosesfikir dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskannorepinefrin.

Demikian juga pada saat tidur kemungkinan adanya pelepasan serumserotinin dari sel khusus yang berada di pons di batang otak tengah,yaitu bulbar synchronizing regional (BSR). Bangun tergantung darikeseimbangan implus yang diterima di pusat otak dan system limbic,dengan demikian sistem dengan batang otak yang mengatur atau perubahandalam tidur adalah RAS dan BSR (Hidayat, 2008).

Jenis – Jenis Tidur

Dalam prosesnya, tidur di bagi ke dalam dua jenis pertama, jenis tiduryang disebabkan oleh menurunnya kegiatan dalam sistem pengaktivasiretikularis, disebut dengan tidur gelombang lambat karena gelombang

otak bergerak sangat lambat, atau disebut juga tidur Non Rapid EyeMovement (NREM). Kedua, jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluranabnormal dari isyarat – isyarat dalam otak, meskipun kegiatan otakmungkin tidak tertekan secara berarti, disebut dengan jenis tidurparadoks atau disebut juga dengan tidur Rapid Eye Movement (REM)(Hidayat, 2008).

a. Tidur Gelombang Lambat

Jenis tidur ini kenal dengan tidur yang dalam, istirahat yang penuh,atau juga dikenal dengan tidur nyenyak. Pada tidur jenis ini,gelombang otak bergerak lebih lambat, sehingga menyebabkan tidur tanpabermimpi. Tidur gelombang lambat bias juga disebut dengan tidurgelombang delta, dengan ciri –ciri : betul–betul istirahat, tekanandarah menurun, frekuensi nafas menurun, pergerakan bola mata melambat,mimpi berkurang dan metabolisme menurun.

Perubahan selama proses tidur gelombang lambat adalah melaluielektroenchepalografi dengan memperlihatkan gelombang otak beradasetiap tahap tidur, yaitu : pertama, kewaspadaan penuh dengangelombang beta yang berfrekuensi tinggi dan voltase rendah: ke dua,istirahat tenang yang diperlihatkan pada gelombang alpa : ke tiga,tidur ringan karena terjadi perlambatan gelombang alpa sejenis tetaatau delta yang bervoltase rendah : dan ke empat tidur nyenyak karenagelombang lambat dengan gelombang delta bervoltase tinggi dengankecepatan ½ perdetik. Tahapan tidur jenis lambat sebagai berikut.

Tahap I

Tahap I merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan cirrisebagai berikut : rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasamengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nafasdan nadi sedikit menurun, dapat bangun segera selama tahap iniberlangsung selama 5 menit.

Tahap II

Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurundengan ciri sebagai berikut : mata pada umumnya menetap, denyut

jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh menurun,metabolisme menurun, berlnagsung pendek dan berakhir 10 – 15 menit.

Tahap III

Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekuensinafas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh adanya dominasisimpatis syaraf parasimpatis dan sulit untuk bangun.

Tahap IV

Tahap IV merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung danpernafasan turun, jarang bergerak dan sulit dibangunkan, gerak bolamata cepat, sekresi lambung menurun dan tonus otot menurun.

Fungsi dan Tujuan Tidur

Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapidiyakini bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbanganmental, emosional, kesehatan, mengurangi stress pada paru,kardiovaskuler, endokrin, dan lain – lain. Energi disimpan selamatidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi seluler yangpenting. Secara umum terdapat efek fisiologis dari tidur : pertama,efek pada system syaraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaannormal dan keseimbangan diantara berbagai susunan syaraf, dan ke dua,efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalamorgan tubuh karena selama tidur mengalami penurunan.

Tabel 2.1

Kebutuhan Tidur Manusia Berdasarkan Usia

Usia

Tingkat Perkembangan

Jumlah Kebutuhan Tidur

Bulan

1 - 18 bulan

18 - 3 tahun

3 - 6 tahun

6 - 12 tahun

12 - 18 tahun

18 - 40 tahun

40 - 60 tahun

60 tahun ke atas

Masa neonatus

Masa bayi

Masa anak

Masa prasekolah

Masa sekolah

Masa remaja

Masa dewasa muda

Masa parubaya

Masa dewasa tua

14-18 jam/hari

12-14 jam/hari

11-12 jam / hari

11 jam/hari

10 jam / hari

8,5 jam/hari

7-8 jam/hari

7 jam/hari

6 jam/hari

Sumber : Hidayat (2008)

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur

Menurut Widianti (2011), kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi olehbeberapa faktor kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuanindividu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengankebutuhannya. Di antara faktor yang dapat mempengaruhinya :

a. Penyakit

Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur, sepertipenyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa. Infeksilimpa berkaitan dengan keletihan, sehingga penderitanya membutuhkanlebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya.

b. Latihan dan kelelahan

Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyaktidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan haltersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas danmencapai kelelahan, maka orang tersebut akan lebih cepat untuk dapattidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.

c. Stres psikologis

Kondisi psikologis dapat terjadi pada seeorang akibat ketegangan jiwa.Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalahpsikologis mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.

d. Obat

Beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenisgolongan obat diuretik menyebabkan seseorang insomnia, antidepresandapat menekan ren, kafein dapat meningkatkan syaraf simpatis yangmenyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefekpada timbulnya insomnia dan golongan narkotik dapat menekan remsehingga mudah mengantuk.

e. Nutrisi

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat prosestidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur,karena adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yangdicerna dapat membantu mudah tidur.

f. Lingkungan

Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapatmempercepat terjadinya proses tidur. Sebaliknya, lingkungan yang tidaknyaman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnyaketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur.

g. Motivasi

Merupakan suatu dorongan atau keingan seseorang untuk tidur, yangdapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untukmenahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

h. Nyeri

Sensasi tidak menyenangkan dan sangat individual dan tidak bisaberbagi dengan orang lain. Nyeri bersifat universal, berbeda persepsidan bersifat individual.

Masalah Kebutuhan Tidur

a. Insomnia

Merupakan suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur yang adekuat,baik kualitas maupun kuantitas dengan keadaan tidur yang hanyasebentar atau susah tidur insomnia terbagi menjadi tiga jenis yaitu :initial insomnia, merupakan ketidakmampuan tetap tidur karena selaluterbangun pada malam hari dan terminal insomnia merupakanketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada malamhari.

b. Hipersomnia

Merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan pada umumnyalebih dari sembilan jam pada malam hari, disebabkan kemungkinan adanya

masalah psikologis, depresi, kecemasan, gangguan syaraf pusat, ginjal,hati dan gangguan metabolisme.

c. Parasomnia

Merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat menggagu pola tidurseperti somnambulisme (berjalan–jalan dalam tidur) yang banyak terjadipada anak–anak, yaitu pada tahap III dan IV dari tidur NREM.Sonnambulisme dapat menyebabkan cidera.

d. Enuresa

Merupakan BAK yang tidak sengaja pada waktu tidur atau biasa di sebutdengan mengompol.

e. Apnea tidur dan mendengkur

Mendengkur pada umumnya tidak termasuk dalam gangguan tidur tetapimendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi masalah.Terjadinya apnea dapat mengacaunya jalannya pernafasan sehingga dapatmengakibatkan henti napas.

f. Narcolepsi

Merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk tidur, misalnyatertidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan, atau di saatmembicarakan sesuatu. Hal ini merupakan neurologis.

g. Mengigau

Dikategorikan dalam gangguan tidur bila terlalu sering dan di luarkebiasaan dari hasil pengamatan ditemukan bahwa hampir semua orangpernah mengigau dan terjadi sebelum tidur REM.

Selama kita tidur, maka kita mengalami beberapa siklus tidur. Satusiklus terdiri dari beberapa REM dan non REM, dan bagi suatu usiatertentu maka setiap tahap akan berbeda dalam lama berlangsungnya.Golongan remaja amat cepat terlelap sejak mulai membaringkan badannya.Setelah 60 sampai 90 menit, ia memasuki tahap ke dua pada non REM dansegera diikuti oleh tahap REM yang pertama pada malam itu. Sikluspertama biasanya hanya berlangsung sekitar 70 sampai 80 menit.

Semakin larut malam, maka waktu siklus menjadi lebih lama dan akhirnyamencapai 100 menit. Tahap ke tiga dan ke empat merupakan bagian yangmenonjol pada siklus pertama. Bagian ini seringkali dianggap sebagaitidur yang paling nyenyak, sebab pada saat ini orang yang paling sulituntuk dibangunkan dan sangat kebal terhadap setiap gangguan suara.Dengan bertambah larutnya malam, maka periode REM semakin panjang,sedangkan tahap ke tiga dan ke empat menghilang. Menjelang dini hari,maka sedikit suara saja dapat membangunkan kita. Haruslah diingatbahwa semua ini merupakan satu kali tidur dalam suatu malam, jadisebenarnya dapat dianggap satu rata-rata saja. Mungkin sekali tiduranda malam ini berbeda dengan kemarin atau dengan esok hari, danmungkin pula tidur yang anda alami akan sangat berbeda dengan tidurtetangga anda.

D. Status Nutrisi

Pengertian Status Nutrisi

Nutrisi merupakan elemen penting dalam proses dan fungsi tubuh.Nutrien mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, meneral dan air(Widianti, 2011). Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengelolaanzat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dandigunakan dalam aktivitas tubuh. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yangcukup dapat mempercepat proses tidur. Protein yang tinggi dapatmempercepat terjadinya proses tidur, karena adanya tryptophan yangmerupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian sebaliknya,kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur,bahkan terkadang sulit untuk tidur (Hidayat, 2008).

Macam–Macam Nutrisi

a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, padaumumnya dalam bentuk amilum pembentukan amilum terjadi dalam mulutmelalui enzim ptialin yang ada dalam ludah.

b. Lemak

Pencernaan lemak dimulai dalam lambung (walaupun hanya sedikit) karenadalam mulut tidak ada enzim pemecah lemak lambung mengeluarkan enzimlifase untuk mengubah sebagian kecil lemak dan gliserin, kemudiandiangkut melalui getah bening dan selanjutnya masuk melalui peredarandarah untuk kemudian tiba di hati.

c. Protein

Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease. Enzimpreatase baru terdapat dalam lambung, yang mengubah protein menjadialbuminosa dan pepton.

d. Mineral

Mineral tidak membutuhkan pencernaan. Meneral hadir dalam bentuktertentu sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya. Umumnya, meneraldiserap dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi pasifmaupun transportasi aktif.

e. Vitamin

Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul– molekulyang lebih kecil sehingga dapat diserap dengan efektif. Beberapapenyerapan vitamin dilakukan dengan difusi sederhana, tetapi sistemtransfortasi aktif sangat penting untuk memastikan pemasukan yangcukup.

f. Air

Air merupakan zat makanan yang paling mendasar dibutuhkan oleh tubuhmanusia. Terdiri atas 50 % - 70% air. Asupan air secara teratur sangatpenting bagi makhluk hidup untuk bertahan hidup dibandingkan denganpemasukan nutrisi lain.

Keseimbangan Energi

Energi merupakan kapasitas untuk melakukan sebuah aktivitas, dapatdiukur melalui pembentuakan panas. Energi pada manusia dapat diperolehdari berbagai masuakan zat gizi diantaranya protein, karbohidrat,lemak, maupun bahan makanan yang disimpan di dalam tubuh.

Metabolisme basal merupakan energi yang dibutuhkan seseorang dalamkeadaan istirahat dan nilainya disebut dengan Basal Metabolisme Rate(BMR). Nilai metabolisme basal setiap orang berbeda–beda, dipengaruhioleh faktor usia, kehamilan, mal nutrisi, komposisi, jenis kelamin,hormonal dan suhu tubuh.

Jenis–Jenis Metabolisme

a. Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat yang berbentuk monosakarida dan disakaridadiserap melalui mokasa usus. Setelah proses penyerapan (di dalampembuluh darah) semua berbentuk monosakarida bersama–sama dengandarah, karbohidrat ini dibawa ke hati.

b. Metabolisme lemak

Lemak diserap dalam bentuk gliserol asam lemak. Gliserol larut dalamair sehingga dapat diserap secara pasif, langsung memasuki pembuluhdarah dan dibawa ke hati. Melalui proses kimiawi, gliserol diubahmenjadi glikogen, selanjutnya mengikuti metobolisme arang sampaimenghasilkan tenaga. Jadi, gliserol diubah menjadi tenaga melewatiproses yang dilakukan oleh karbohidrat.

Metabolisme protein

Pada umumnya protein diserap dalam bentuk asam amino dan bersama-samadengan darah dibawa ke hati, kemudian dibersihkan dari toksin. Prosesmasuknya asam amino dapat dikatakan tidak dinamis dan selaludiperbaharuhi. Asam amino yang masuk tidak sebanding dengan jumlahasam amino yang diperlukan untuk menutupi kekurangan amino yangdipakai oleh tubuh.

Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Tahap Perkembangan

a. Ibu hamil dan menyusui

Ibu hamil lebih banyak membutuhkan kalori, kalsium, folat, zat besi,dan ASI pada ibu hamil.

b. Bayi

Mengalami tumbuh kembang pesat pada 1 tahun pertama. Usia 6 bulandiberikan susu dan makanan tambahan pada usia 6 bulan.

c. Todler dan prasekolah

Usia ini, nafsu makan anak dan kecepatan pertumbuhan mulai menurunsehingga perlu intake nutrisi yang penting untuk tumbuh kembang anak(menu gizi seimbang).

d. Sekolah dan dewasa tengah

Pertumbuhan meningkat pada usia ini. Gigi permanen sudah tumbuh dansistem pencernaan sudah matur.

e. Lansia

Pertumbuhan dan metabolisme berhenti sehingga butuh kalori sedikit.Defesiensi kalsium dan ostioporosis terjadi, khususnya pada wanitamenopause (Widianti, 2011)

E. Konsep Nyeri

Pengertian Nyeri

Nyeri merupakan mekanisme fisiologis bertujuan untuk melindungi diridan disebabkan oleh stimulus tertentu (Wartonah, 2011). Nyerimerupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual. Klienmerespon terhadap nyeri yang dialaminya dengan beragam cara, misalnyaberteriak, meringis dan lain-lain. Oleh karena nyeri bersifatsubyektif, maka perawat mesti peka terhadap sensasi nyeri yang dialamiklien. Untuk itu, diperlukan kemampuan perawat dalam mengidentifikasidan mengatasi rasa nyeri (Asmadi, 2004). Nyeri adalah pengalamansensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakanjaringan yang actual atau potensial (Suzanne, 2002).

Dua kategori dasar nyeri yang secara umum diketahui nyeri akut dannyeri umum.

a. Nyeri akut

Nyeri akut biasanya tiba–tiba dan umumnya berkaitan dengan cideraspesifik, nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cidera telahterjadi. Hal ini menarik perhaatian pada kenyataan bahwa nyeri inibenar terjadi dan mengajarkan kepada kita untuk menghindari situasiserupa yang secara potensial menimbulkan nyeri. Jika kerusakan tidaklama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanyamenurun sejalan dengan terjadinya penyembuhan ; nyeri ini umumnyaterjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan.Untuk tujuan definisi nyeri, nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeriyang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan. Cidera ataupenyakit yang menyebabkan nyeri akut dapat sembuh secara spontan ataudapat memerlukan pengobatan. Sebagai contoh, jari yang tertusukbiasanya sembuh dengan cepat, barangkali dalam beberapa detik ataubeberapa menit. Pada kasus yang lebih berat, seperti frakturekstrimitas, pengobatan dibutuhkan dengan nyeri menurun dengan sejalandengan penyembuhan tulang.

b. Nyeri kronis

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetapsepanjang sesuatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktupenyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan denganpenyebab atau cidera spesifik. Nyeri kronis dapat tidak mempunyaiawitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk diobatikarena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatanyang diarahkan pada penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signalyang sangat penting bahwa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya,nyeri kronis biasanya menjadi masalah dengan sendirinya. Nyeri kronissering didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulanatau lebih, meskipun enam bulan merupakan suatu periode yang dapatberubah untuk membedakan antara nyeri akut dan nyeri kronis. Suatuepisode nyeri dapat mempunyai karakteristik nyeri kronis sebelum enambulan telah berlalu, atau beberapa jenis nyeri dapat tetap bersifatakut secara primer aselama lebih dari 6 bulan.

Meskipun tidak diketahui mengapa banyak orang mengalami nyeri kronissetelah suatu cidera atau proses penyakit, hal ini juga duga bahwaujung–ujung syaraf yang normalnya tidak mentransmisikan stimulus yang

sangat nyeri, mentransmisikan stimulus yang sebelumnya tidak nyerisebagai stimulus yang sangat nyeri.perawat dapat berhubungan denganpasien yang mengalami nyeri kronis saat mereka masuk rumah sakit untukberobat atau saat mengunjungi mereka dirumah untuk perawatan rumah.Seringkali perawat diperlukan dalam lingkungan komunitas untukmembantu dalam menangani nyeri pasien.

Tabel 2.2

Membandingkan Karakteristik antara Nyeri Akut dan Nyeri Kronis

Karakteristik

Nyeri Akut

Nyeri Kronis

Tujuan / Keuntungan

Memperingatkan adanya cidera atau masalah

Tidak ada

Awitan

Mendadak

Terus menurus atau intermiten

Intensitas

Ringan sampai berat

Ringan sampai berat

Durasi

Durasi singkat (dari beberapa detik sampai 6 bulan)

Durasi lama (6 bulan atau lebih)

Respon otonom

Konsisten dengan respon stres simpatis frekuensi jantung meningkatvolume sekuncup meningkat tekanan darah meningkat dilatasi pupilmeningkat tegangan otot meningkat motilitas gastrointestinal menurunaliran saliva menurun (mulut kering)

Tidak terdapat respon otonom

Komponen psikologis

Ansietas

Depresi, mudah marah, menarik diri minat dunia luar, menarik diri daripersahabatan

Respon jenis lainnya

Contoh

Nyeri bedah, trauma

Tidur terganggu, libido menurun, nafsu makan menurun.

Nyeri kanker, arthritis, neuralgia trigeminal

Sumber : Suzanne (2002).

Fisiologi Nyeri

Fisiologi nyeri dapat meliputi resepsi, persepsi dan reaksi. Impulssyaraf yang dihasilkan stimulus nyeri menyebar di sepanjang serabutsyaraf aferen. Syaraf ini menonduksi 2 stimulus nyeri : serabut A-delta bermielinasi dan cepat dan serabut C lambat.

Saat individu sadar akan nyeri, maka akan terjadi reaksi kompleks.Menurut McCaffery, 3 sistem interaksi persepsi nyeri, yaitu efektif,kognitif, evaluatif. Bentuk reaksi fisiologis, stimulasi cabangsimpatis menghasilkan respon fisiologis. Jika nyeri terus menerus,maka saraf parasimpatis akan menghasilkan aksi. Fase pengalaman nyerisebagai respon perilaku nyeri :

a. Antisipasi : memungkinkan individu belajar tentang nyeri

b. Sensasi : ketika merasakan nyeri, gerakan khas, ekspresiwajah mengindikasikan nyeri seperti menggerakkan gigi, membungkuk,menyeringai memegang bagian tubuh yang nyeri.

c. Akibat : nyeri atau berhenti. Namun masih tetap butuhperhatian perawat mesti sumber nyeri dapat terkontrol (Widianti,2011).

Faktor yang Mempengaruhi Nyeri

Usia, jenis kelamin, kebudayaan, makna nyeri, perhatian dan ansietas.

Deskripsi Verbal Tentang Nyeri

Informasi yang diperlukan harus menggambarkan nyeri individual dalambeberapa cara berikut :

Intensitas nyeri adanya skala verbal, misalnya : 0 = tidak nyeri; 1-3nyeri ringan; 4-6 nyeri sedang; 7-9 nyeri berat; 10 = nyeri sangatberat.

Kekhawatiran individu tentang nyeri dapat diliputi berbagai masalahyang luas, seperti beban ekonomi, prognosis, pengaruh terhadap perandan perubahan citra diri (Suzanne, 2002).

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep dalam penelitian ini merujuk pada teori kualitas tiduryang dinyatakan Widianti (2011) yang menyatakan bahwa faktor-faktoryang mempengaruhi kualitas tidur antara lain adalah status nutrisi danintensitas nyeri, sehingga kerangka konsep penelitian ini dapatdisusun sebagai berikut :

Skema 3.1

Kerangka Konsep

Variabel Independen VariabelDependen

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No.

Variabel

Definisi Operasional

Alat Ukur

Cara Ukur

Hasil Ukur

Skala Ukur

1.

Variabel Dependen

Kualitas tidur

Mutu kemampuan responden untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahatsesuai dengan kebutuhannya

Kuesioner

Wawancara

1.Terganggu, bila nilai ≥ 5

2.Tidak terganggu, bila nilai < 5

Nominal

2.

Variabel Independen

Status nutrisi

Keadaan gizi responden yang diukur dengan menghitung Indeks MassaTubuh (IMT) responden

Timbangan dan Meteran serta kuesioner

Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan dan wawancara

1. Tidak normal,

bila IMT ≤ 18,4 atau > 25

2. Normal, bila IMT 18,5 – 25,0

Nominal

Intensitas nyeri

Persepsi responden terhadap rasa nyeri akibat luka pascaoperasilaparatomi yang dialaminya

Kuesioner

Wawancara

1. Nyeri berat, bila skala 7 – 10

2. Nyeri sedang, bila skala 4 – 6

3. Nyeri ringan, bila skala 0 - 3

Ordinal

C. Hipotesis

1. Ada hubungan antara status nutrisi dengan kualitas tidur padapasien pascaoperasi laparatomi di Instalasi Rawat Inap Bedah RS...

2. Ada hubungan antara intensitas nyeri dengan kualitas tidur padapasien pascaoperasi laparatomi di Instalasi Rawat Inap Bedah RS...

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metodesurvei analitik melalui pendekatan cross sectional. Rancanganpenelitian cross sectional adalah suatu penelitian yang semuavariabelnya, baik variabel independen (Status Nutrisi dan IntensitasNyeri) maupun variabel dependen (Kualitas Tidur) diobservasi ataudikumpulkan sekaligus dalam waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Instalasi Rawat InapBedah RS...

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan ... selama 1minggu.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhpasien pascaoperasi laparatomi di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang pada bulan Januari sampai dengan bulan Junitahun 2012 sebanyak 354 kasus.

2. Sampel penelitian

Sampel adalah sebagian atau keseluruhan subjek yang akanditeliti dan dianggap mewakili populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknikpengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling, yaitu

mengambil sampel sesuai dengan jumlah sampel yang ada pada saatpenelitian dilakukan.

Adapun kriteria inklusi sampel sebagai berikut.

a. Pasien dewasa berusia ≥ 17 tahun

b. Pasien dengan keadaan umum komposmentis

c. Pasien 24 jam pertama pascaoperasi laparatomi

d. Pasien yang bersedia menjadi responden

D. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data primer

Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara secara langsungkepada responden melalui kuesioner untuk mengetahui status nutrisi danintensitas nyeri serta kualitas tidur pada pasien pascaoperasilaparatomi.

b. Data sekunder

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari profil RS... dan buku statuspasien.

2. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumenpenelitian. Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau daftarpertanyaan. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada parameter yang sudahdibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.Adapun data yang terkumpul dikelompokkan menurut variabel masing-masing dengan hasil ukur sebagai berikut.

a) Kualitas tidur dinilai dari jawaban responden pada kuesioner,dengan penilaian jawaban :

- Ya = 1

- Tidak = 0

Lalu jawaban responden diakumulasikan dan dikategorikan menjadi :

1. Kurang, bila nilai < mean

2. Baik, bila nilai ≥ mean

b) Status nutrisi

Untuk menentukan status nutrisi digunakan rumus sebagai berikut :

Indeks Massa Tubuh (IMT) = Berat Badan (Kg)

Tinggi Badan2 (M)

Batas Ambang IMT untuk Indonesia, yaitu :

1. Tidak normal, bila IMT ≤ 18,4 atau > 25

2. Normal, bila IMT 18,5 – 25,0

c) Intensitas nyeri dinilai dari persepsi pasien terhadap rasa nyeriakibat luka pascaoperasi laparatomi yang dialaminya

Lalu jawaban responden dikategorikan menjadi:

1. Nyeri berat, bila skala 7 – 10

2. Nyeri sedang, bila skala 4 – 6

3. Nyeri ringan, bila skala 0 – 3

E. Pengolahan Data

Menurut Hastono (2009) pengolahan data meliputi hal-hal berikut.

1. Editing

Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isianformulir atau kuesioner tersebut.

2. Coding

Proses mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadidata angka atau bilangan.

3. Entry data

Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalambentuk kode dimasukkan ke dalam program software komputer.

4. Cleaning

Proses pengecekan ulang dan pembersihan data darikesalahan.

F. Analisis Data

Setelah melalui tahapan pengolahan data, data kemudian dianalisissecara univariat dan bivariat.

1. Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusifrekuensi dan persentase dari semua variabel penelitian yang meliputistatus nutrisi dan intensitas nyeri (variabel independen) sertakualitas tidur pada pasien pascaoperasi laparatomi (variabeldependen).

2. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabelindependen dengan variabel dependen, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur pada pasien pascaoperasilaparatomi. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalahUji Chi Square, karena baik variabel independen maupun variabeldependen merupakan variabel kategorik. Batas kemaknaan yang digunakanadalah 0,05. Pengambilan keputusan statistik dilakukan denganmembandingkan nilai p (p value) dengan nilai α (0,05), denganketentuan :

a. Bila p value ≤ nilai α (0,05), maka ada hubungan antaravariabel independen dengan variabel dependen

b. Bila p value > nilai α (0,05), maka tidak ada hubungan antaravariabel independen dengan variabel dependen.

G. Jadwal Pelaksanaan

Untuk menunjang keberhasilan dalam penulisan proposal ini, penulismenyusun jadwal pelaksanaan penelitian, antara lain penulis melakukanpenyusunan proposal, pengajuan seminar dan melakukan perbaikan, ujicoba melakukan pengumpulan informasi. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada jadwal pelaksanaan sebagai berikut.

Tabel 4.1

Jadwal Pelaksanaan

No.

Kegiatan

Mei

Juni

Juli

Agustus

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1.

Penyusunan proposal

2.

Pengajuan seminar dan perbaikan proposal

3.

Pengumpulan data

4.

Analisa dan interprestasi data

5.

Pengajuan usul ujian skripsi

H. Etika Penelitian

Responden mengisi informed consent yang sebelumnya sudah diberikanpenjelasan oleh peneliti tentang maksud dan tujuan penelitian sertacara mengisi instrumen, dan peneliti juga menjelaskan kerahasiaanmengenai nama responden untuk disimpan oleh peneliti dan tidakdipublikasikan.

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:

1. Informed consent (Lembar persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antarapeneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembarpersetujuan. Informed consent ini diberikan sebelum penelitiandilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadiresponden.

2. Anonimity (Tanpa nama)

Masalah etik keperawatan merupakan masalah yang memberikanjaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidakmemberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur danhanya menuliskan nama inisial pada lembar pengumpulan data atau hasilpenelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikanjaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang dikumpulkan dijaminkerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akandilaporkan.

4. Protection from discomfort (Perlindungan dari ketidaknyamanan)

Untuk melindungi pasien dari ketidaknyamanan, baik fisik maupunpsikologis.