Case jadi-1
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Case jadi-1
1. Abstrak
Pendahuluan : Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama yang harus ditangani dengan segera, tepat dan cermat. Stroke juga merupakan penyebab utama gangguan fungsional, dimana 20% penderita yang bertahan hidup masih membutuhkan perawatan di institusi kesehatan setelah 3 bulan dan 15-30% penderitanya mengalami cacat permanen.
Study design: Case Report
Metode: Kunjungan sehari di IGD RSUD Pasar Rebo
Diskusi : Cerebrovascular Disease adalah: gangguan yang mempengaruhi aliran darah ke otak dan dapat mengakibatkan gangguan neurologik. Stroke adalah penyebab kematian dan kecacatan yang utama di seluruh dunia. Stroke memberikandampak yang sangat bsar bagi para penderitanya.
Kesimpulan : Stroke adalah penyebab kematian dan kecacatan yang utama di seluruh dunia. Stroke memberikan dampak yang sangat bsar bagi para penderitanya. Dampak stroke juga akan berimbas pada keluarga penyandang stroke. Beban ekonomi yang ditimbulkan oleh stroke juga sedemikian besarnya
2. Pendahuluan
Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia
penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi.Menurut WHO,
ada 15 juta populasi terserang stroke setiap tahun di seluruh
dunia dan terbanyak adalah usia tua dengan kematian rata-rata
setiap 10 tahun antara 55 dan 85 tahun. Di Indonesia sendiri
walaupun data studi epidemiologi stroke secara komprehensif dan
akurat belum ada, dengan meningkatnya harapan hidup tendensi
peningkatan kasus stroke akan meningkat di masa yang akan datang.
1
Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, stroke
merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama
yang harus ditangani dengan segera, tepat dan cermatStroke juga
merupakan penyebab utama gangguan fungsional, dimana 20%
penderita yang bertahan hidup masih membutuhkan perawatan di
institusi kesehatan setelah 3 bulan dan 15-30% penderitanya
mengalami cacat permanen.
Stroke merupakan kejadian yang mengubah kehidupan dan tidak hanya
mempengaruhi penderitanya namun juga seluruh keluarga dan
pengasuh. Akibat gangguan fungsional ini menyebabkan penderita
stroke harus mengeluarkan biaya yang besar untuk perawatan
rehabilitasi disamping juga kehilangan produktivitasnya.
Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak dimana
tejadi gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai
akibat dari gangguan aliran darah oleh karena sumbatan atau
pecahnya pembuluh darah tetentu diotak, sehingga menyebabkan sel-
sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat-zat makanan dan
akhirnya dapat tejadi kematian sel-sel tersebut dalam waktu
relatif singkat.
2
3. Presentasi kasus
Tn.M, 68 tahun, dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) oleh
istri dan kerabatnya pada tanggal 11 November 2013 jam 09.05
dengan keluhan kaki kanan pasien lemas. Pasien mengeluh sudah 2
minggu mengalami hal tesebut. Selain itu pasien juga berbicara
pelan dan merasa mual. Pusing dan muntah disangkal oleh pasien.
Pemeriksaan status generalis didapatkan keadaan umum baik dengan
kesadaran compos mentis. Didapatkan tekanan darah pasien 110/60,
nadi 88x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, dan suhu 36o celcius.
Istri Tn.M mengaku kalau Tn.M mempunyai riwayat penyakit Diabetes
Melitus (DM) sejak tahun 1996 dan hipertensi. Tetapi hipertensi
pasien sudah diobati di bagian penyakit dalam.
Sebelum Tn.M masuk IGD, Tn.M bekerja sebagai guru. Tn.M memakai
tongkat untuk beraktifitasnya. Dengan memakai tongkat Tn.M masih
pergi bekerja untuk mengajari murid muridnya walaupun dengan
aktifitas yang sangat tebatas. Tn.M masih menjadi pencari nafkah
untuk istri dan anaknya.
3
Pada saat di IGD Tn.M melakukan pemeriksaan darah rutin,
pemeriksaan EKG dan CT-Scan.
Gambar 1. Hasil pemeriksaan EKG
Gambar 2. Hasil pemeriksaan darah rutin
Penanganan pasien pada saat pertama kali masuk IGD adalah
pemeriksaan tekanan darah, pemngambilan sampke darah, dan EKG.
Selanjutnya pasien diberikan cairan intra vena dextrose dan
diberikan oksigen. Setelah itu pasien dibawa ke ruangan ct-scan.
4. Diskusi
Sistem persarafan terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf
perifer. Otak dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu cerebrum,
cerebellum dan batang otak, semua berada dalam satu bagian
struktur tulang disebut tengkorak yang melindungi dari cidera.
Empat tulang yang berhubungan membentuk tulang tengkorak yaitu
4
tulang frontal, parietal, temporal dan oksipital. Meningen
terletak di bawah tengkorak, komposisi meningen berupa jaringan
serabut penghubung yang melindungi, mendukung dan memelihara
otak.
Meningen terdiri dari duramater, arakhnoid dan piamater.
Duramater merupakan lapisan paling luar, menutup otak dan
medula spinalis. Sifat duramater liat, tebal, tidak elastis,
berupa serabut dan berwarna abu-abu.
Arakhnoid merupakan membran bagian tengah, membran yang
bersifat tipis dan lembut ini menyerupai sarang laba-laba,
membran ini berwarna putih karena tidak dialiri darah.
Piamater merupakan membran paling dalam berupa dinding yang
tipis, transparan yang menutupi otak dan meluas ke setiap
lapisan.
Serebrum terdiri dari dua hemisfer yaitu kiri dan kanan, empat
lobus yaitu:
Lobus frontal berfungsi mengontrol perilaku individu,
membuat keputusan, kepribadian dan menahan diri.
Lobus parietal merupakan lobus sensori berfungsi
menginterpretasikan sensasi, berfungsi mengatur individu
mampu mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya.
Lobus temporal berfungsi menginterpretasikan sensasi kecap,
bau, pendengaran dan ingatan jangka pendek.
Lobus oksipital bertanggung jawab menginterpretasikan
5
penglihatan
Batang otak terletak di fosa anterior terdiri dari otak tengah,
pons dan medula oblongata, otak tengah merupakan bagian jalur
sensorik dan motorik juga sebagai pusat pendengaran dan
penglihatan. Pons di depan serebelum antara otak tengah dan
medula yang berisi jaras sensorik dan motorik. Medula oblongata
berguna untuk meneruskan serabut motorik dari otak ke medula
spinalis dan sebaliknya. Serebelum terletak pada fosa posterior
yang berfungsi merangsang dan menghambat koordinasi dan gerakan
halus.
Sirkulasi willisi terletak di dasar otak di sekitar kelenjar
hipofisis berbentuk lingkaran arteri dari rangkaian arteri
karotis internal. Arteri ini secara langsung mempengaruhi
sirkulasi anterior dan posterior, sirkulus willisi memberi rute
alternatif pada aliran darah jika ada arteri yang fungsinya
terganggu. Aliran vena untuk otak tidak menyertai sirkulasi
arteri sebagaimana pada struktur organ lain.
Definisi CVD (stroke)
Cerebrovascular Disease adalah: gangguan yang mempengaruhi aliran
darah ke otak dan dapat mengakibatkan gangguan neurologik.
(Lewis, 2000, hal. 1645).
Cerebrovascular Disease adalah: kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Brunner
6
and Suddarth, 2002, hal. 2131).
Klasifikasi Stroke
Stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria.
Menurut Misbach (1999) dalam Ritarwan (2002), klasifikasi
tersebut antara lain:
1. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:
5. Stroke iskemik
a. Transient Ischemic Attack(TIA)
b. Trombosis serebri
c. Emboli serebri
1.2 Stroke hemoragik
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan subarakhnoid
2. Berdasarkan stadium atau pertimbangan waktu:
a. Serangan iskemik sepintas atau TIA
Pada bentuk ini gejala neurologik yang timbul akibat gangguan
peredaran darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.
7
b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit(RIND)
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih
lama dari 24 jam, tetapi tidak lebih dari seminggu.
c. Progressing stroke atau stroke in evolution
Gejala neuroligic yang makin lama makin berat
d. Completed stroke
Gejala klinis yang menetap
6. Berdasarkan sistem pembuluh darah:
Sistem karotis dan sistem vertebrobasiler
Stroke juga umumnya diklasifikasikan menurut patogenesisnya.
Dalam hal ini stroke terbagi dalam dua klasifikasi, yaitu stroke
iskemik dan stroke hemoragik. Berdasarkan penelitian, dijumpai
prevalensi stroke iskemik lebih besar dibandingkan dengan stroke
hemoragik. Menurut Sudlow dan Warlow (1996) dalam Davenport dan
Dennis (2000), 80% dari seluruh kejadian stroke pada orang kulit
putih merupakan stroke iskemik
Stroke Iskemik
8
Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan
jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak
sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak
(Caplan, 2000 dalam Sjahrir, 2003).
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya stroke
iskemik diantaranya:
7. Non modifiable risk factors:
a.Umur
b.Jenis kelamin
c.Keturunan/genetik
8. Modifiable risk factors
d. Behaviour
Merokok
Diet tidak sehat
Peminum alkohol
Pemakaian obat
obatan
e. Physiological risk factors
Hipertensi
Penyakit jantung
9
Diabetes mellitus
Infeksi, arteritis, trauma
Gangguan ginjal
Obesitas
Polisitemia
Kelainan pembuluh darah
Adapun faktor risiko utama penyebab stroke iskemik adalah:
9. Hipertensi
10. Merokok
11. Diabetes mellitus
12. Kelainan jantung
13. Kolesterol
Patofisiologi Stroke
Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secarabertahap (Sjahrir,2003)
Tahap 1 : a. Penurunan aliran darah
b. Pengurangan O2
c. Kegagalan energi
d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion
Tahap 2 : a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion
b. Spreading depression
Tahap 3 : Inflamasi
Tahap 4 : Apoptosis
Proses patofisiologi pada cedera SSP akut sangat kompleks
10
dan melibatkan permeabilitas patologis dari sawar darah otak,
kegagalan energi, hilangnya homeostasis ion sel, asidosis,
peningkatan kalsium ekstraseluler, eksitotoksisitas dan
toksisitas yang diperantarai oleh radikal bebas.
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak
oleh thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena
berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah,
sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus
menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks
iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak.
Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri
serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri
tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan
terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat
ddisebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.
Manifestasi klinis Stroke
Gejala dan tanda stroke pada penderita dengan stroke akut
adalah :
Adanya serangan defisit neurologis/ kelumpuhan fokal,
seperti hemiparesis, lumpuh sebelah badan yang kanan atau
11
yang kiri saja.
Mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti
terkena cabai, rasa terbakar.
Mulut, lidah mencong bila diluruskan.
Gangguan menelan, seperti sulit menelan, bila minum suka
tersedak.
Sulit berbahasa, kata yang diucapkan tidak sesuai, keinginan
atau gangguan bicara berupa pelo, rero, sengau, ngaco dan
kata-katanya tidak dapat mengerti atau tidak dipahami
(afasia). Bicara tidak lancar, hanya sepatah-sepatah kata
yang terucap.
Tidak memahami pembicaraan oran lain.
Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil.
Tidak dapat berhitung, kepandaian menurun.
Menjadi pelupa.
Tuli satu telinga atau pendengaran berkurang.
Menjadi mudah menanggis dan mudah tertawa.
Banyak tidur, selalu mau tidur.
Gangguan kesadaran, pingsan sampai koma.
Jika ditinjau berdasarkan waktu kemunculannya, stroke dapat
12
dibedakan menjadi 3 macam. Gejala-gejala stroke muncul
akibat dari bagian otak tertentu yang tidak berfungsi karena
aliran darah kebagian otak terganggu. Gejala-gjala yang
muncul bervariasi, terganung bagian otak yag terganggu
Gejala-gejala bersifat sementara. Gejala yang hanya timbul
beberapa menit hingga beberapa jam dan hilang sendiri baik
dengan maupun tanpa pengobatan. Serangan dapat muncul lagi
dengan gejala yang sama da akan memperberat gejala
sebelumnya atau ada kemungkinan menetap (lebih dari 24 jam)
Gejala makin lama makin berat (progresif). Hal ini
disebabkan karena gangguan aliran darah yang semakin lama
semakin berat yang disebut progressing stroke inevolution.
Gejala menetap atau permanen. Gejala yang setelah
kemunculannya tidak dapat kembali ke kondisi awal (normal)
lagi untuk seterusnya.
Dampak Stroke
Stroke adalah penyebab kematian dan kecacatan yang utama di
seluruh dunia. Stroke memberikan dampak yang sangat bsar bagi
13
para penderitanya. Dampak stroke juga akan berimbas pada keluarga
penyandang stroke. Beban ekonomi yang ditimbulkan oleh stroke
juga sedemikian besarnya. Stroke adalah kedaruratan medik, dan
pada umumnya penderita stroke akan dirawat di RS.
Setelah menjalani perawatan di RS, ada 3 kemungkinan yang dialami
oleh pasien stroke, yaitu :
(1) meninggal dunia,
(2) sembuh tanpa cacat, dan
(3) sembuh dengan kecacatan.
Penelitian menunjukkan angka kematian pada stroke berkisar antara
10%-30%. Sebagian kematian dialami dalam waktu 72 jam setelah
serangan stroke, dan pada umumnya berhubungan langsung dengan
strokenya (stroke yang besar atau lokasi stroke di batang otak).
Kematian yang dialami setelah 72 jam serangan stroke pada umumnya
akibat komplikasi stroke ( misalnya: radang paru-paru). Stroke
merupakan penyebab kematian nomor tiga, setelah penyakit jantung
dan kanker.
Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu bagi para
penyandangnya. Angka kematian akibat stroke di seluruh dunia
masihlah tinggi. Kematian paling tinggi dijumpai pada 1 bulan
pasca serangan stroke. Kematian akibat stroke ditemukan pada 10%-
30% pasien yang dirawat. Masa kritis umumnya dijumpai pada
minggu-minggu pertama pasca serangan stroke. Chen, dkk (2006)
14
menyimpulkan bahwa 68,3% kematian terjadi pada 5 hari pertama
perawatan di RS. Bila ada 10%-30% kematian akibat stroke, maka
ada 70%-90% penderita yang hidup pasca stroke.
Kecacatan pasca stroke pada umumnya dinilai dengan kemampuan
pasien untuk melanjutkan fungsinya kembali seperti sebelum sakit,
dan kemampuan pasien untuk mandiri. Salah satu skala ukur yang
sering dipakai untuk pasien menggambarkan kecacatan akibat stroke
adalah skala Rankin. Skala Rankin untuk kecacatan stroke
14. Tidak ada disabilitas yang signifikan, dapat melakukan
tugas harian seperti biasa
15. Disabilitas ringan, tidak dapat melakukan beberapa
aktivitas seperti sebelum sakit, namun dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri tanpa bantuan
16. Disabilitas sedang, memerlukan sedikit bantuan, tapi
dapat berjalan tanpa bantuan
17. Disabilitas sedang-berat, tidak dapat berjalan tanpa
bantuan, dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa
bantuan
18. Disabilitas berat Di tempat tidur, inkontinensia,
memerlukan perawatan dan perhatian
Bagi para stroke survivor, masalah belumlah selesai. Stroke dapat
memberikan gejala sisa atau dampak lanjut. Bagi para stroke
survivors, pencegahan serangan stroke ulang dan penanganan gejala
15
sisa stroke merupakan hal yang utama.
Berbagai dampak pasca stroke adalah depresi, kepikunan, gangguan
gerak, nyeri, epilepsi, tulang keropos, dan gangguan menelan.
Penanganan bersifat individual sesuai kondisi pasien. Salah satu
gejala sisa yang sering dialami pasien stroke adalah kepikunan.
Kepikunan (demensia) akibat stroke dapat terjadi dengan segera,
atau bertahap sampai dengan 3 bulan pasca stroke. Kejadian
demensia pasca stroke adalah berkisar antara 6%-32%. Usia yang
tua, hipertensi, dan dislipidemia merupakan factor yang berperan
besar untuk munculnya pikun pasca stroke. Pikun lebih sering
dijumpai pada stroke di otak besar (cerebrum) dibanding otak
kecil (cerebelum) (Henon, 2006).
Penelitian Rasquin, dkk (2005) pada 156 pasien stroke menunjukkan
bahwa gangguan memori dijumpai pada 23,4% (hampir seperempat dari
seluruh pasien stroke) dalam 1 bulan pasca stroke. Gangguan lain
yang seringkali teramati adalah gangguan bicara (18,6%), gangguan
berhitung (51,6%), dan depresi (49%).
Stroke tidak hanya memiliki dampak pada penyandangnya saja.
Stroke berdampak pula pada keluarga penyandang. Ada rasa cemas,
rasa sedih, ketakutan, dan bahkan putus asa. Seorang ayah dan
suami yang dahulu beegitu gagah dan mandiri, tiba-tiba menjadi
begitu tergantung dalam berbagai aspek kehidupan. Keluarga pasien
stroke seringkali bertanya “kapan bapak/ ibu akan kembali
16
seperti semula?”. Pada umumnya mereka akan mencoba banyak
cara agar penyandang stroke dapat pulih kembali. Berbagai usaha
medis dan non medis pun akan dicoba.
Penelitian Smith, dkk (2004) pada 90 orang keluarga dekat
penderita stroke menunjukkan bahwa 32,2% mengalami kecemasan
terkait kondisi stroke penderita, 33,3% merasa kesehatannya
menurun, dan 14,4% mengalami depresi ringan. Penelitian lain pada
64 kerabat pasien stroke memperlihatkan bahwa stroke berdampak
pada gangguan fungsi sosial, fisik, dan mental bagi keluarga
penyandang stroke (suami/ istri, anak, dan kerabat lain)
(Scholle, dkk, 2006). Stroke secara langsung akan berdampak pada
tersitanya waktu keluarga penyandang stroke.
Penelitian van Excel, dkk (2005) pada 151 pasien stroke dan
keluarganya menunjukkan bahwa seorang keluarga penderita stroke
rata-rata menghabiskan waktu 3,4 jam sehari untuk bersama pasien
stroke (mengantar ke dokter,mandi, dan berpakaian), dan 10,8 jam
sehari untuk tugas mengawasi paien stroke (mengawasi saat jalan
dan makan).
Acknowledgement
Pertama sekali penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Allah swt. Atas segala rahmat dan orang tua yang selalu memberikan dukungan moral maupun spiritual kepada penulis.Penulismengucapkan terima kasih kepada dr. Tri Agus, Sp.M sebagai
17
pembimbing tutor selama menempuh blok elektif ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para dokter danperaat yang membantu penulis dalam melakukan observasi di IGD RSUD Pasar Rebo. Tak lupa terima kasih kepa koordinator blok dr.Hj.Susilowati,M.Kes dan Dr.Drh.Titiek Djannatun. Kemudian teakhir kepada rekan sejawat di Fakultas Kedokteran Univesitas YARSI 2010 teutama untukkelompok 1 kepeminatan Emergency atas berbagai kontribusinya.
19. Kesimpulan
Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak berupa kematian
sel-sel saraf neorologik akibat gangguan aliran darah pada salah
satu bagian otak. Secara spesifik hal itu terjadi karena
terhentinya aliran darah ke otak karena sumbatan atau pendarahan.
Gangguan saraf atau kelumpuhan yang terjadi bergantung pada
bagian otak mana yang terkena. Stroke dapat menyebabkan edema
atau pembekakan otak. Hal tersebut berbahaya karena ruang dalam
tengkorak sangat terbatas. Gejala berupa adanya serangan defisit
neurologis/ kelumpuhan fokal, seperti hemiparesis, lumpuh sebelah
badan yang kanan atau yang kiri saja, Mati rasa sebelah badan,
terasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai, rasa
terbakar.Mulut, lidah mencong bila diluruskan.
Stroke adalah penyebab kematian dan kecacatan yang utama di
seluruh dunia. Stroke memberikan dampak yang sangat bsar bagi
18
para penderitanya. Dampak stroke juga akan berimbas pada keluarga
penyandang stroke. Beban ekonomi yang ditimbulkan oleh stroke
juga sedemikian besarnya.
Pada kasus ini Dimana Tn.M mengalami kecacatan Disabilitas
sedang, karena Tn.M masih bisa berjalan sendiri walaupun dengan
tongkatnya Sebelum masuk rumah sakit Tn.M masih beraktifitas
seperti biasa yaitu dengan pergi bekerja untuk mencari Nafkah.
Walaupun aktifitasnya sedikit terhambat tetap saja Tn.M pergi
bekerja.
Di singgung di atas bahwa dampak pasca stroke bukan hanya menimpa
Tn>M saja tetapi juga keluarga Tn.M. keluarga Tn.M nerasa cemas
dan takut karena jika Tn.M tidak bisa bekerja lagi maka siapa
yang akan mencari nafkah untuk keluarganya. Tetapi hal tersebut
tidak menyurutkan semangat keluarga Tn.M untuk memberikan
dukungan terhadap pasien.
Dalam hal ini disebutkan bahwa Tn.M mengalami cobaan yang
diberikan oleh Allah swt. Tn.M dan keluarga harus sabar dan
ikhlas menjalani cobaan ini, tetapi tidak hanyasabar dan iklhlas
agar Tn.M mampu melewati cobaan ini, Tn.M juga harus selalu
betawakal diberikan kesembuhan untuk dirinya. Allah sangat suka
dengan orang yang selalu bertawakal, sabar dan ikhlas. semoga
Tn.M dan keluarganya selalu diberikan kesehatan oleh Allah swt.
19
Daftar Pustaka
Anonim A. Dampak Pasca Stroke. Available at
http://www.strokebethesda.com
20
Anonim B. Penjelasan Tentang Stroke. Available at
www.yastroki.or.id
Brunner and Suddarth.(2001). Textbook of Medical Surgical Nursing. Alih Bahasa: dr.Andry Hartono (2002) Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Volume 3. Jakarta . EGC
Guyton & Hall. (1996). Textbook Of Medical Physiologi. Alih Bahasa: dr.Irawati Setiawan(1996). Fisilogi Kedokteran. Jakarta .EGC
Iskadar J.Dr. (2002). Pencegahan Dan Pengobatan Stroke. Jakarta. PT. Buana Ilmu Populer.
21