Case jadi-1

21
1. Abstrak Pendahuluan : Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama yang harus ditangani dengan segera, tepat dan cermat. Stroke juga merupakan penyebab utama gangguan fungsional, dimana 20% penderita yang bertahan hidup masih membutuhkan perawatan di institusi kesehatan setelah 3 bulan dan 15-30% penderitanya mengalami cacat permanen. Study design: Case Report Metode: Kunjungan sehari di IGD RSUD Pasar Rebo Diskusi : Cerebrovascular Disease adalah: gangguan yang mempengaruhi aliran darah ke otak dan dapat mengakibatkan gangguan neurologik. Stroke adalah penyebab kematian dan kecacatan yang utama di seluruh dunia. Stroke memberikan dampak yang sangat bsar bagi para penderitanya. Kesimpulan : Stroke adalah penyebab kematian dan kecacatan yang utama di seluruh dunia. Stroke memberikan dampak yang sangat bsar bagi para penderitanya. Dampak stroke juga akan berimbas pada keluarga penyandang stroke. Beban ekonomi yang ditimbulkan oleh stroke juga sedemikian besarnya 2. Pendahuluan Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi.Menurut WHO, ada 15 juta populasi terserang stroke setiap tahun di seluruh dunia dan terbanyak adalah usia tua dengan kematian rata-rata setiap 10 tahun antara 55 dan 85 tahun. Di Indonesia sendiri walaupun data studi epidemiologi stroke secara komprehensif dan akurat belum ada, dengan meningkatnya harapan hidup tendensi peningkatan kasus stroke akan meningkat di masa yang akan datang. 1

Transcript of Case jadi-1

1. Abstrak

Pendahuluan : Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama yang harus ditangani dengan segera, tepat dan cermat. Stroke juga merupakan penyebab utama gangguan fungsional, dimana 20% penderita yang bertahan hidup masih membutuhkan perawatan di institusi kesehatan setelah 3 bulan dan 15-30% penderitanya mengalami cacat permanen.

Study design: Case Report

Metode: Kunjungan sehari di IGD RSUD Pasar Rebo

Diskusi : Cerebrovascular Disease adalah: gangguan yang mempengaruhi aliran darah ke otak dan dapat mengakibatkan gangguan neurologik. Stroke adalah penyebab kematian dan kecacatan yang utama di seluruh dunia. Stroke memberikandampak yang sangat bsar bagi para penderitanya.

Kesimpulan : Stroke adalah penyebab kematian dan kecacatan yang utama di seluruh dunia. Stroke memberikan dampak yang sangat bsar bagi para penderitanya. Dampak stroke juga akan berimbas pada keluarga penyandang stroke. Beban ekonomi yang ditimbulkan oleh stroke juga sedemikian besarnya

2. Pendahuluan

Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi.Menurut WHO,

ada 15 juta populasi terserang stroke setiap tahun di seluruh

dunia dan terbanyak adalah usia tua dengan kematian rata-rata

setiap 10 tahun antara 55 dan 85 tahun. Di Indonesia sendiri

walaupun data studi epidemiologi stroke secara komprehensif dan

akurat belum ada, dengan meningkatnya harapan hidup tendensi

peningkatan kasus stroke akan meningkat di masa yang akan datang.

1

Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, stroke

merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama

yang harus ditangani dengan segera, tepat dan cermatStroke juga

merupakan penyebab utama gangguan fungsional, dimana 20%

penderita yang bertahan hidup masih membutuhkan perawatan di

institusi kesehatan setelah 3 bulan dan 15-30% penderitanya

mengalami cacat permanen.

Stroke merupakan kejadian yang mengubah kehidupan dan tidak hanya

mempengaruhi penderitanya namun juga seluruh keluarga dan

pengasuh. Akibat gangguan fungsional ini menyebabkan penderita

stroke harus mengeluarkan biaya yang besar untuk perawatan

rehabilitasi disamping juga kehilangan produktivitasnya.

Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak dimana

tejadi gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai

akibat dari gangguan aliran darah oleh karena sumbatan atau

pecahnya pembuluh darah tetentu diotak, sehingga menyebabkan sel-

sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat-zat makanan dan

akhirnya dapat tejadi kematian sel-sel tersebut dalam waktu

relatif singkat.

2

3. Presentasi kasus

Tn.M, 68 tahun, dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) oleh

istri dan kerabatnya pada tanggal 11 November 2013 jam 09.05

dengan keluhan kaki kanan pasien lemas. Pasien mengeluh sudah 2

minggu mengalami hal tesebut. Selain itu pasien juga berbicara

pelan dan merasa mual. Pusing dan muntah disangkal oleh pasien.

Pemeriksaan status generalis didapatkan keadaan umum baik dengan

kesadaran compos mentis. Didapatkan tekanan darah pasien 110/60,

nadi 88x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, dan suhu 36o celcius.

Istri Tn.M mengaku kalau Tn.M mempunyai riwayat penyakit Diabetes

Melitus (DM) sejak tahun 1996 dan hipertensi. Tetapi hipertensi

pasien sudah diobati di bagian penyakit dalam.

Sebelum Tn.M masuk IGD, Tn.M bekerja sebagai guru. Tn.M memakai

tongkat untuk beraktifitasnya. Dengan memakai tongkat Tn.M masih

pergi bekerja untuk mengajari murid muridnya walaupun dengan

aktifitas yang sangat tebatas. Tn.M masih menjadi pencari nafkah

untuk istri dan anaknya.

3

Pada saat di IGD Tn.M melakukan pemeriksaan darah rutin,

pemeriksaan EKG dan CT-Scan.

Gambar 1. Hasil pemeriksaan EKG

Gambar 2. Hasil pemeriksaan darah rutin

Penanganan pasien pada saat pertama kali masuk IGD adalah

pemeriksaan tekanan darah, pemngambilan sampke darah, dan EKG.

Selanjutnya pasien diberikan cairan intra vena dextrose dan

diberikan oksigen. Setelah itu pasien dibawa ke ruangan ct-scan.

4. Diskusi

Sistem persarafan terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf

perifer. Otak dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu cerebrum,

cerebellum dan batang otak, semua berada dalam satu bagian

struktur tulang disebut tengkorak yang melindungi dari cidera.

Empat tulang yang berhubungan membentuk tulang tengkorak yaitu

4

tulang frontal, parietal, temporal dan oksipital. Meningen

terletak di bawah tengkorak, komposisi meningen berupa jaringan

serabut penghubung yang melindungi, mendukung dan memelihara

otak.

Meningen terdiri dari duramater, arakhnoid dan piamater.

Duramater merupakan lapisan paling luar, menutup otak dan

medula spinalis. Sifat duramater liat, tebal, tidak elastis,

berupa serabut dan berwarna abu-abu.

Arakhnoid merupakan membran bagian tengah, membran yang

bersifat tipis dan lembut ini menyerupai sarang laba-laba,

membran ini berwarna putih karena tidak dialiri darah.

Piamater merupakan membran paling dalam berupa dinding yang

tipis, transparan yang menutupi otak dan meluas ke setiap

lapisan.

Serebrum terdiri dari dua hemisfer yaitu kiri dan kanan, empat

lobus yaitu:

Lobus frontal berfungsi mengontrol perilaku individu,

membuat keputusan, kepribadian dan menahan diri.

Lobus parietal merupakan lobus sensori berfungsi

menginterpretasikan sensasi, berfungsi mengatur individu

mampu mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya.

Lobus temporal berfungsi menginterpretasikan sensasi kecap,

bau, pendengaran dan ingatan jangka pendek.

Lobus oksipital bertanggung jawab menginterpretasikan

5

penglihatan

Batang otak terletak di fosa anterior terdiri dari otak tengah,

pons dan medula oblongata, otak tengah merupakan bagian jalur

sensorik dan motorik juga sebagai pusat pendengaran dan

penglihatan. Pons di depan serebelum antara otak tengah dan

medula yang berisi jaras sensorik dan motorik. Medula oblongata

berguna untuk meneruskan serabut motorik dari otak ke medula

spinalis dan sebaliknya. Serebelum terletak pada fosa posterior

yang berfungsi merangsang dan menghambat koordinasi dan gerakan

halus.

Sirkulasi willisi terletak di dasar otak di sekitar kelenjar

hipofisis berbentuk lingkaran arteri dari rangkaian arteri

karotis internal. Arteri ini secara langsung mempengaruhi

sirkulasi anterior dan posterior, sirkulus willisi memberi rute

alternatif pada aliran darah jika ada arteri yang fungsinya

terganggu. Aliran vena untuk otak tidak menyertai sirkulasi

arteri sebagaimana pada struktur organ lain.

Definisi CVD (stroke)

Cerebrovascular Disease adalah: gangguan yang mempengaruhi aliran

darah ke otak dan dapat mengakibatkan gangguan neurologik.

(Lewis, 2000, hal. 1645).

Cerebrovascular Disease adalah: kehilangan fungsi otak yang

diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Brunner

6

and Suddarth, 2002, hal. 2131).

Klasifikasi Stroke

Stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria.

Menurut Misbach (1999) dalam Ritarwan (2002), klasifikasi

tersebut antara lain:

1. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:

5. Stroke iskemik

a. Transient Ischemic Attack(TIA)

b. Trombosis serebri

c. Emboli serebri

1.2 Stroke hemoragik

a. Perdarahan intraserebral

b. Perdarahan subarakhnoid

2. Berdasarkan stadium atau pertimbangan waktu:

a. Serangan iskemik sepintas atau TIA

Pada bentuk ini gejala neurologik yang timbul akibat gangguan

peredaran darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.

7

b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit(RIND)

Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih

lama dari 24 jam, tetapi tidak lebih dari seminggu.

c. Progressing stroke atau stroke in evolution

Gejala neuroligic yang makin lama makin berat

d. Completed stroke

Gejala klinis yang menetap

6. Berdasarkan sistem pembuluh darah:

Sistem karotis dan sistem vertebrobasiler

Stroke juga umumnya diklasifikasikan menurut patogenesisnya.

Dalam hal ini stroke terbagi dalam dua klasifikasi, yaitu stroke

iskemik dan stroke hemoragik. Berdasarkan penelitian, dijumpai

prevalensi stroke iskemik lebih besar dibandingkan dengan stroke

hemoragik. Menurut Sudlow dan Warlow (1996) dalam Davenport dan

Dennis (2000), 80% dari seluruh kejadian stroke pada orang kulit

putih merupakan stroke iskemik

Stroke Iskemik

8

Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan

jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak

sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak

(Caplan, 2000 dalam Sjahrir, 2003).

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya stroke

iskemik diantaranya:

7. Non modifiable risk factors:

a.Umur

b.Jenis kelamin

c.Keturunan/genetik

8. Modifiable risk factors

d. Behaviour

Merokok

Diet tidak sehat

Peminum alkohol

Pemakaian obat

obatan

e. Physiological risk factors

Hipertensi

Penyakit jantung

9

Diabetes mellitus

Infeksi, arteritis, trauma

Gangguan ginjal

Obesitas

Polisitemia

Kelainan pembuluh darah

Adapun faktor risiko utama penyebab stroke iskemik adalah:

9. Hipertensi

10. Merokok

11. Diabetes mellitus

12. Kelainan jantung

13. Kolesterol

Patofisiologi Stroke

Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secarabertahap (Sjahrir,2003)

Tahap 1 : a. Penurunan aliran darah

b. Pengurangan O2

c. Kegagalan energi

d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion

Tahap 2 : a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion

b. Spreading depression

Tahap 3 : Inflamasi

Tahap 4 : Apoptosis

Proses patofisiologi pada cedera SSP akut sangat kompleks

10

dan melibatkan permeabilitas patologis dari sawar darah otak,

kegagalan energi, hilangnya homeostasis ion sel, asidosis,

peningkatan kalsium ekstraseluler, eksitotoksisitas dan

toksisitas yang diperantarai oleh radikal bebas.

Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak

oleh thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena

berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah,

sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus

menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks

iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak.

Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri

serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri

tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan

terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat

ddisebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.

Manifestasi klinis Stroke

Gejala dan tanda stroke pada penderita dengan stroke akut

adalah :

Adanya serangan defisit neurologis/ kelumpuhan fokal,

seperti hemiparesis, lumpuh sebelah badan yang kanan atau

11

yang kiri saja.

Mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti

terkena cabai, rasa terbakar.

Mulut, lidah mencong bila diluruskan.

Gangguan menelan, seperti sulit menelan, bila minum suka

tersedak.

Sulit berbahasa, kata yang diucapkan tidak sesuai, keinginan

atau gangguan bicara berupa pelo, rero, sengau, ngaco dan

kata-katanya tidak dapat mengerti atau tidak dipahami

(afasia). Bicara tidak lancar, hanya sepatah-sepatah kata

yang terucap.

Tidak memahami pembicaraan oran lain.

Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil.

Tidak dapat berhitung, kepandaian menurun.

Menjadi pelupa.

Tuli satu telinga atau pendengaran berkurang.

Menjadi mudah menanggis dan mudah tertawa.

Banyak tidur, selalu mau tidur.

Gangguan kesadaran, pingsan sampai koma.

Jika ditinjau berdasarkan waktu kemunculannya, stroke dapat

12

dibedakan menjadi 3 macam. Gejala-gejala stroke muncul

akibat dari bagian otak tertentu yang tidak berfungsi karena

aliran darah kebagian otak terganggu. Gejala-gjala yang

muncul bervariasi, terganung bagian otak yag terganggu

Gejala-gejala bersifat sementara. Gejala yang hanya timbul

beberapa menit hingga beberapa jam dan hilang sendiri baik

dengan maupun tanpa pengobatan. Serangan dapat muncul lagi

dengan gejala yang sama da akan memperberat gejala

sebelumnya atau ada kemungkinan menetap (lebih dari 24 jam)

Gejala makin lama makin berat (progresif). Hal ini

disebabkan karena gangguan aliran darah yang semakin lama

semakin berat yang disebut progressing stroke inevolution.

Gejala menetap atau permanen. Gejala yang setelah

kemunculannya tidak dapat kembali ke kondisi awal (normal)

lagi untuk seterusnya.

Dampak Stroke

Stroke adalah penyebab kematian dan kecacatan yang utama di

seluruh dunia. Stroke memberikan dampak yang sangat bsar bagi

13

para penderitanya. Dampak stroke juga akan berimbas pada keluarga

penyandang stroke. Beban ekonomi yang ditimbulkan oleh stroke

juga sedemikian besarnya. Stroke adalah kedaruratan medik, dan

pada umumnya penderita stroke akan dirawat di RS.

Setelah menjalani perawatan di RS, ada 3 kemungkinan yang dialami

oleh pasien stroke, yaitu :

(1) meninggal dunia,

(2) sembuh tanpa cacat, dan

(3) sembuh dengan kecacatan.

Penelitian menunjukkan angka kematian pada stroke berkisar antara

10%-30%. Sebagian kematian dialami dalam waktu 72 jam setelah

serangan stroke, dan pada umumnya berhubungan langsung dengan

strokenya (stroke yang besar atau lokasi stroke di batang otak).

Kematian yang dialami setelah 72 jam serangan stroke pada umumnya

akibat komplikasi stroke ( misalnya: radang paru-paru). Stroke

merupakan penyebab kematian nomor tiga, setelah penyakit jantung

dan kanker.

Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu bagi para

penyandangnya. Angka kematian akibat stroke di seluruh dunia

masihlah tinggi. Kematian paling tinggi dijumpai pada 1 bulan

pasca serangan stroke. Kematian akibat stroke ditemukan pada 10%-

30% pasien yang dirawat. Masa kritis umumnya dijumpai pada

minggu-minggu pertama pasca serangan stroke. Chen, dkk (2006)

14

menyimpulkan bahwa 68,3% kematian terjadi pada 5 hari pertama

perawatan di RS. Bila ada 10%-30% kematian akibat stroke, maka

ada 70%-90% penderita yang hidup pasca stroke.

Kecacatan pasca stroke pada umumnya dinilai dengan kemampuan

pasien untuk melanjutkan fungsinya kembali seperti sebelum sakit,

dan kemampuan pasien untuk mandiri. Salah satu skala ukur yang

sering dipakai untuk pasien menggambarkan kecacatan akibat stroke

adalah skala Rankin. Skala Rankin untuk kecacatan stroke

14. Tidak ada disabilitas yang signifikan, dapat melakukan

tugas harian seperti biasa

15. Disabilitas ringan, tidak dapat melakukan beberapa

aktivitas seperti sebelum sakit, namun dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri tanpa bantuan

16. Disabilitas sedang, memerlukan sedikit bantuan, tapi

dapat berjalan tanpa bantuan

17. Disabilitas sedang-berat, tidak dapat berjalan tanpa

bantuan, dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa

bantuan

18. Disabilitas berat Di tempat tidur, inkontinensia,

memerlukan perawatan dan perhatian

Bagi para stroke survivor, masalah belumlah selesai. Stroke dapat

memberikan gejala sisa atau dampak lanjut. Bagi para stroke

survivors, pencegahan serangan stroke ulang dan penanganan gejala

15

sisa stroke merupakan hal yang utama.

Berbagai dampak pasca stroke adalah depresi, kepikunan, gangguan

gerak, nyeri, epilepsi, tulang keropos, dan gangguan menelan.

Penanganan bersifat individual sesuai kondisi pasien. Salah satu

gejala sisa yang sering dialami pasien stroke adalah kepikunan.

Kepikunan (demensia) akibat stroke dapat terjadi dengan segera,

atau bertahap sampai dengan 3 bulan pasca stroke. Kejadian

demensia pasca stroke adalah berkisar antara 6%-32%. Usia yang

tua, hipertensi, dan dislipidemia merupakan factor yang berperan

besar untuk munculnya pikun pasca stroke. Pikun lebih sering

dijumpai pada stroke di otak besar (cerebrum) dibanding otak

kecil (cerebelum) (Henon, 2006).

Penelitian Rasquin, dkk (2005) pada 156 pasien stroke menunjukkan

bahwa gangguan memori dijumpai pada 23,4% (hampir seperempat dari

seluruh pasien stroke) dalam 1 bulan pasca stroke. Gangguan lain

yang seringkali teramati adalah gangguan bicara (18,6%), gangguan

berhitung (51,6%), dan depresi (49%).

Stroke tidak hanya memiliki dampak pada penyandangnya saja.

Stroke berdampak pula pada keluarga penyandang. Ada rasa cemas,

rasa sedih, ketakutan, dan bahkan putus asa. Seorang ayah dan

suami yang dahulu beegitu gagah dan mandiri, tiba-tiba menjadi

begitu tergantung dalam berbagai aspek kehidupan. Keluarga pasien

stroke seringkali bertanya “kapan bapak/ ibu akan kembali

16

seperti semula?”. Pada umumnya mereka akan mencoba banyak

cara agar penyandang stroke dapat pulih kembali. Berbagai usaha

medis dan non medis pun akan dicoba.

Penelitian Smith, dkk (2004) pada 90 orang keluarga dekat

penderita stroke menunjukkan bahwa 32,2% mengalami kecemasan

terkait kondisi stroke penderita, 33,3% merasa kesehatannya

menurun, dan 14,4% mengalami depresi ringan. Penelitian lain pada

64 kerabat pasien stroke memperlihatkan bahwa stroke berdampak

pada gangguan fungsi sosial, fisik, dan mental bagi keluarga

penyandang stroke (suami/ istri, anak, dan kerabat lain)

(Scholle, dkk, 2006). Stroke secara langsung akan berdampak pada

tersitanya waktu keluarga penyandang stroke.

Penelitian van Excel, dkk (2005) pada 151 pasien stroke dan

keluarganya menunjukkan bahwa seorang keluarga penderita stroke

rata-rata menghabiskan waktu 3,4 jam sehari untuk bersama pasien

stroke (mengantar ke dokter,mandi, dan berpakaian), dan 10,8 jam

sehari untuk tugas mengawasi paien stroke (mengawasi saat jalan

dan makan).

Acknowledgement

Pertama sekali penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Allah swt. Atas segala rahmat dan orang tua yang selalu memberikan dukungan moral maupun spiritual kepada penulis.Penulismengucapkan terima kasih kepada dr. Tri Agus, Sp.M sebagai

17

pembimbing tutor selama menempuh blok elektif ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para dokter danperaat yang membantu penulis dalam melakukan observasi di IGD RSUD Pasar Rebo. Tak lupa terima kasih kepa koordinator blok dr.Hj.Susilowati,M.Kes dan Dr.Drh.Titiek Djannatun. Kemudian teakhir kepada rekan sejawat di Fakultas Kedokteran Univesitas YARSI 2010 teutama untukkelompok 1 kepeminatan Emergency atas berbagai kontribusinya.

19. Kesimpulan

Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak berupa kematian

sel-sel saraf neorologik akibat gangguan aliran darah pada salah

satu bagian otak. Secara spesifik hal itu terjadi karena

terhentinya aliran darah ke otak karena sumbatan atau pendarahan.

Gangguan saraf atau kelumpuhan yang terjadi bergantung pada

bagian otak mana yang terkena. Stroke dapat menyebabkan edema

atau pembekakan otak. Hal tersebut berbahaya karena ruang dalam

tengkorak sangat terbatas. Gejala berupa adanya serangan defisit

neurologis/ kelumpuhan fokal, seperti hemiparesis, lumpuh sebelah

badan yang kanan atau yang kiri saja, Mati rasa sebelah badan,

terasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai, rasa

terbakar.Mulut, lidah mencong bila diluruskan.

Stroke adalah penyebab kematian dan kecacatan yang utama di

seluruh dunia. Stroke memberikan dampak yang sangat bsar bagi

18

para penderitanya. Dampak stroke juga akan berimbas pada keluarga

penyandang stroke. Beban ekonomi yang ditimbulkan oleh stroke

juga sedemikian besarnya.

Pada kasus ini Dimana Tn.M mengalami kecacatan Disabilitas

sedang, karena Tn.M masih bisa berjalan sendiri walaupun dengan

tongkatnya Sebelum masuk rumah sakit Tn.M masih beraktifitas

seperti biasa yaitu dengan pergi bekerja untuk mencari Nafkah.

Walaupun aktifitasnya sedikit terhambat tetap saja Tn.M pergi

bekerja.

Di singgung di atas bahwa dampak pasca stroke bukan hanya menimpa

Tn>M saja tetapi juga keluarga Tn.M. keluarga Tn.M nerasa cemas

dan takut karena jika Tn.M tidak bisa bekerja lagi maka siapa

yang akan mencari nafkah untuk keluarganya. Tetapi hal tersebut

tidak menyurutkan semangat keluarga Tn.M untuk memberikan

dukungan terhadap pasien.

Dalam hal ini disebutkan bahwa Tn.M mengalami cobaan yang

diberikan oleh Allah swt. Tn.M dan keluarga harus sabar dan

ikhlas menjalani cobaan ini, tetapi tidak hanyasabar dan iklhlas

agar Tn.M mampu melewati cobaan ini, Tn.M juga harus selalu

betawakal diberikan kesembuhan untuk dirinya. Allah sangat suka

dengan orang yang selalu bertawakal, sabar dan ikhlas. semoga

Tn.M dan keluarganya selalu diberikan kesehatan oleh Allah swt.

19

Daftar Pustaka

Anonim A. Dampak Pasca Stroke. Available at

http://www.strokebethesda.com

20

Anonim B. Penjelasan Tentang Stroke. Available at

www.yastroki.or.id

Brunner and Suddarth.(2001). Textbook of Medical Surgical Nursing. Alih Bahasa: dr.Andry Hartono (2002) Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Volume 3. Jakarta . EGC

Guyton & Hall. (1996). Textbook Of Medical Physiologi. Alih Bahasa: dr.Irawati Setiawan(1996). Fisilogi Kedokteran. Jakarta .EGC

Iskadar J.Dr. (2002). Pencegahan Dan Pengobatan Stroke. Jakarta. PT. Buana Ilmu Populer.

21