Buku Bhn Ajar Dasmen new

201
1 DAFTAR ISI Halaman judul .................................................... .......................... i Halaman Pengesahan ............................................ ......................... ii Daftar Isi.......................... ……………………………….......... ..... iii Kata Pengantar…………………………….………………………… iv I. PENDAHULUAN .............................................. .......................... 1 II. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen ………………………… 12 III. Manajemen dan Fungsinya ……………………………................... 41 IV. Perencanaan ………………………………………………………. 62 V. Pengorganisasian ......................................... .................................... 79

Transcript of Buku Bhn Ajar Dasmen new

1

DAFTAR ISI

Halaman

judul ....................................................

.......................... i

Halaman

Pengesahan ............................................

......................... ii

Daftar Isi..........................

……………………………….......... ..... iii

Kata Pengantar…………………………….………………………… iv

I.

PENDAHULUAN ..............................................

.......................... 1

II. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen …………………………

12

III. Manajemen dan Fungsinya

……………………………................... 41

IV. Perencanaan ………………………………………………………. 62

V.

Pengorganisasian .........................................

.................................... 79

2

VI.

Pengarahan ..............................................

....................................... 89

VII.

Pengawasan ...............................................

..................................... 97

VIII.

Globalisasi .............................................

...................................... 104

IX. Manajemen Perikanan

Tangkap ..................................................

... 116

X. Good

Gavernance ..............................................

......................... 125

BAB. I

3

PENDAHULUAN

A. PROFIL PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN

Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan awal

terbentuknya berada dibawa struktur Fakultas Peternakan

dan Perikanan, sejak berpisahnya Perikanan dengan

Peternakan pada tahun 1996, Sosial Ekonomi Perikanan turun

status dari jurusan menjadi konsentrasi di bawah struktur

Program studi Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP).

Setelah melalui perjuangan panjang akhirnya Sosial Ekonomi

Perikanan menjadi Program Studi sejak tanggal 3 Desember

1999 berdasarkan SK Depdikbud No. 469/DIKTI/KEP/1999.

umurnya baru 12 tahun sehingga Program studi Sosial

Ekonomi Perikanan terbilang paling muda diantara program

studi lainnya pada jurusan Perikanan Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin.

1. Visi Program Studi

Visi PS Sosial Ekonomi Perikanan adalah menjadi program

studi pengembangan sosial ekonomi dan manajemen bisnis perikanan

dan kelautan terkemuka di Indonesia pada tahun 2018.

2. Misi Program Studi

Untuk mencapai Visi disusun misi PS Sosial Ekonomi

Perikanan yaitu menyiapkan sumberdaya manusia yang :

4

1. Berilmu dan berwawasan sosial ekonomi dan mampu mengelola

dan mengembangkan manajemen bisnis perikanan dan kelautan

berkelanjutan.

2.Mampu menganalisis dan mengkomunikasikan ilmu dan

teknologi bidang sosial ekonomi dan manajemen bisnis

perikanan dan kelautan berkelanjutan.

3.Mampu berwirausaha dan menyusun program pemberdayaan

masyarakat perikanan dan kelautan berkelanjutan.

3. Tujuan Program Studi

Tujuan PS Sosial Ekonomi Perikanan adalah

menghasilkan sarjana yang:

1. Berilmu dan berwawasan yang mampu mengelola, mengkaji dan

mengembangkan ilmu dan teknologi bidang sosial ekonomi dan

manajemen bisnis perikanan dan kelautan berkelanjutan

secara inovatif, kreatif, ulet dan profesional.

2.Mampu menganalisis secara cermat dan penuh integritas

serta mampu mengkomunikasikan secara arif perkembangan

ilmu dan teknologi dalam bidang sosial ekonomi dan

manajemen bisnis perikanan dan kelautan berkelanjutan.

3.Mampu berkarya secara mandiri berdasarkan prinsip

kewirausahaan dan mampu menyusun program pemberdayaan

masyarakat perikanan dan kelautan berkelanjutan.

5

4. Sasaran Program Studi

Sasaran PS Sosial Ekonomi Perikanan adalah

menghasilkan sarjana yang mampu :

1. Menerapkan manajemen bisnis perikanan dan kelautan

berkelanjutan secara kreatif, ulet dan profesional.

2. Mengembangkan kepribadian dan interaksi ilmiah secara

inovatif di bidang sosial ekonomi, manajemen bisnis serta

teknis perikanan dan kelautan berkelanjutan.

3. Menyusun analisis kelayakan bisnis perikanan dan kelautan

berkelanjutan secara cermat dan penuh integritas.

4. Menerapkan pola komunikasi secara arif dalam menunjang

pembangunan perikanan dan kelautan berkelanjutan.

5. Menerapkan prinsip kewirausahaan perikanan dan kelautan

dalam berkarya secara mandiri.

6. Menyusun program pemberdayaan masyarakat dan menjadi

katalisator pembangunan perikanan dan kelautan

berkelanjutan.

Strategi pencapaian sasaran dilakukan melalui

kegiatan dan proses pembelajaran yang didasarkan pada

Kurikulum Berbasis Kompetensi PS SEP yang akan dicapai

melalui sistem pembelajaran Student Centered Learning (SCL)

berdasarkan kompetensi keilmuan dari masing-masing mata

kuliah yang tersajikan disetiap semester. Pencapaian

kompetensi pengembangan kepribadian, keilmuan dan

6

keterampilan, diharapkan tercapai pada semester 1

(pertama) sampai dengan semester 4 (empat). Untuk

semester selanjutnya, mahasiswa diharapkan dapat mencapai

kompetensi matakuliah keahlian berkarya, perilaku berkarya

dan berkehidupan masyarakat.

5. Profil Mahasiswa

Mahasiswa PS SEP berasal dari beragam latar belakang

kondisi sosial budaya. Umumnya mahasiswa yang terdaftar

pada PS SEP berasal dari sekolah-sekolah lanjutan yang ada

di daerah Sulawesi Selatan dan daerah-daerah Indonesia

lainnya. Persentase mahasiswa baru berdasarkan propinsi

asal dikelompokkan menjadi dua yaitu; mahasiswa yang

berasal dari Sulawesi Selatan dan luar Sulawesi Selatan

(Gambar 1).

2008/2009

2009/2010

2010/2011

0.00%40.00%80.00%

71.74% 89.29% 86.49%

28.26% 10.71% 13.51%

Mahasiswa Baru Berdasarkan Propinsi Asal

SulselLuar Sulsel

Tahun Ajaran

Persentase

7

Gambar 1. Persentase Mahasiswa Baru Berdasarkan Propinsi

Asal

Mahasiswa yang menaruh minat terhadap PS SEP memiliki

kemampuan rata-rata (standar),kemampuan yang tidak rendah

tapi juga tidak tinggi. Artinya kualitas input mahasiswa

baruyang diterima di PS SEP berada pada level standar

rata-rata.

6. Kompetensi dan Etika Lulusan yang Diharapkan

Lulusan Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan

diharapkan dapat memenuhi kompetensi program studi yang

dijabarkan dalam lima elemen kompetensi yaitu:

a. landasan kepribadian;

b. penguasaan ilmu dan keterampilan;

c. kemampuan berkarya;

d. sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat

keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai;

e. pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai

dengan pilihan keahlian dalam berkarya.

Berdasarkan elemen kompetensi tersebut disusun

substansi kajian pada Program Studi Sosial Ekonomi

Perikanan, yaitu:

1. Manajemen bisnis perikanan dan kelautan

2. Ilmu dan teknologi usaha perikanan dan kelautan

8

3. Kewirausahaan perikanan dan kelautan

4. Ekonomi sumberdaya perikanan

5. Analisis kelayakan bisnis perikanan

6. Komunikasi dan pembangunan masyarakat perikanan

7. Ekonomi perusahaan dan pemasaran hasil perikanan

Berdasarkan substansi kajian tersebut maka sasaran

lulusan Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan diharapkan

memiliki kemampuan :

1. Menerapkan manajemen bisnis perikanan dan kelautan

berkelanjutan secara kreatif, ulet dan profesional.

2. Mengembangkan kepribadian dan interaksi ilmiah secara

inovatif di bidang sosial ekonomi, manajemen bisnis dan

teknis perikanan dan kelautan berkelanjutan.

3. Menyusun analisis kelayakan bisnis perikanan dan kelautan

berkelanjutan secara cermat dan penuh integritas.

4. Menerapkan pola komunikasi secara arif dalam menunjang

pembangunan perikanan dan kelautan berkelanjutan.

5. Menerapkan prinsip kewirausahaan perikanan dan kelautan

dalam berkarya secara mandiri.

6. Menyusun program pemberdayaan masyarakat dan menjadi

katalisator pembangunan perikanan dan kelautan

berkelanjutan.

Berdasarkan sasaran tersebut maka dijabarkan

kompetensi lulusan Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan,

sebagai berikut :

9

a. Kompetensi Utama

1. Mampu menerapkan prinsip manajemen bisnis perikanan dan

kelautan secara berkelanjutan.

2. Mampu menerapkan kajian-kajian ilmu sosial ekonomi dan

bisnis dalam pembangunan perikanan dan kelautan

berkelanjutan.

b. Kompetensi Pendukung

1. Mampu menyusun kelayakan bisnis perikanan dan kelautan

berkelanjutan.

2. Mampu menerapkan pola komunikasi pembangunan masyarakat

perikanan dan kelautan berkelanjutan.

c. Kompetensi Lainnya

1. Mampu menciptakan lapangan kerja melalui wirausaha

perikanan dan kelautan, baik bagi diri sendiri maupun bagi

orang lain.

2. Mampu menerapkan prinsip ilmu sosial ekonomi dan bisnis

dalam menyusun program dan menjadi agen pemberdayaan

masyarakat perikanan dan kelautan berkelanjutan.

7. Hasil Pembelajaran

Lulusan PS SEP umumnya memiliki nilai indeks

prestasi kumulatif (IPK) diatas rata-rata nilai

standar IPK yang disyaratkan dunia kerja (2,75).

Profil lulusan mahasiswa PS SEP umumnya

10

menyelesaikan studi dalam kisaran waktu rata-rata

4,77 tahun atau 4 tahun 9 bulan. Waktu studi

mahasiswa PS SEP tergolong masih cukup lama,

karena itu PS SEP mengupayakan agar penyelesaian

studi mahasiswa dapat dipercepat menjadi rata-

rata 4 tahun, diantaranya dengan merevisi

kurikulum PS SEP yang sesuai dengan kebutuhan

stakeholder.

8. Kepuasan Pengguna Lulusan dan Keberlanjutan

Penyerapan Lulusan

Lulusan PS SEP umumnya diserap dalam dunia kerja pada

instansi pemerintah dan swasta seperti Perguruan Tinggi,

Bappeda, Pemerintah Daerah, Dinas Kelautan dan Perikanan,

Bank Pemerintah dan Swasta, BUMN, Perusahaan Swasta dan

Industri-Industri Perikanan.

Berdasarkan hasil survey terhadap pengguna lulusan PS

SEP, diketahui bahwa lulusan PS SEP dapat bersaing

(berkompetisi) dengan lulusan-lulusan dari program studi

lainnya dalam dunia kerja. Lulusan PS SEP juga memiliki

tingkat kinerja dan dedikasi yang tinggi terhadap

pekerjaannya.

Dalam rangka keberlanjutan penyerapan lulusan PS SEP,

program studi memiliki perencanaan pengembangan kurikulum

berdasarakan kebutuhan stakeholder, sehingga lulusan PS

11

SEP memiliki kompetensi yang terhandalkan pada saat

memasuki dunia kerja.

9. ANALISIS KEBUTUHAN.

Dasar-Dasar Manajemen (203L002) merupakan mata

kuliah wajib bagi mahasiswa untuk semua Program studi

dalam lingkup Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

yakni: P.S. Sosial Ekonomi, P.S. Ilmu Kelautan, P.S.

Budidaya Perairan, P.S. Manajemen Sumberdaya Perairan, dan

P. S. Pemanfaatan Sumberdaya Perairan. Semester penyajian

pada Semester 3 (Semester Awal) bagi mahasiswa pengikut

baru dan mahasiswa yang mengulang.

Mata Kuliah Dasar-Dasar Manajemen merupakan kelompok

matakuliah Dasar Khusus (MDK). Sebagai salah satu paket

mata kuliah bagi mahasiswa baru dibutuhkan strategi

pembelajaran yang aktraktif guna memberi bekal pengetahuan

dasar dan daya tarik bagi mahasiswa yang belum mempunyai

pemahaman dan wawasan yang mendalam pada teori manajemen.

Interaksi antara dosen dan mahasiswa akan sangat efektif

jika tersedia media pendukung. Buku ajar merupakan salah

satu media pendukung, yang dapat membantu menyebarkan

pesan. Selama ini sistem pembelajaran berbasis SCL

khususnya di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan telah

berjalan baik, tersedia sarana dan prasana pendukung yang

memadai seperti LCD, ruang ber AC, akses Internet, bangku

12

dan ruang yang nyaman. Sebagai Koordinator Mata kuliah

Dasar-dasar Manajemen sejak dulu melihat bahwa peminat MK

ini, selalu membludak, karena diikuti oleh mahasiswa dari

5 Program studi pada saat yang bersamaan. Pada 10 tahun

terakhir, jumlah peserta matakuliah ini berkisar 200 – 250

orang. Di Semester Awal tahun 2011/2012 diikuti oleh 304

mahasiswa yang terbagi dalam 5 kelas. Setiap kelas berisi

40-50 orang dengan masing-masing diasuh oleh 3 (tiga)

orang Dosen. Selain proses perkuliahan diruang kelas, juga

dilakukan kegiatan praktek simulasi fungsi manajemen

(Perencanaan, Pengorganisasian, Pengkoordinasian,

Pengarahan dan Pengawasan) yang dilakukan di luar kelas

yakni di gedung IPTEK dekat danau Unhas. Agar terjadi

keselarasan dalam proses pengajaran telah diterbitkan GBRP

dan Modul pembelajaran, namun keluhan umum para Dosen

adalah sulitnya menerapkan sistem SCL pada kelas besar dan

pemula. Para Dosen harus meluangkan banyak waktu untuk

memberikan pemahaman kepada para mahasiswanya. Interaksi

berupa diskusi berlangsung dengan baik namun dengan

peserta yang begitu banyak sehingga presentasi makalah

dalam kelompok seringkali tidak berjalan. Namun demikian

data 3 tahun terakhir (2008, 2009, 2010) menunjukkan ratio

tingkat kelulusan mahasiswa cukup tinggi, berfluktuasi

mencapai (87%, 90%, 92 %) dengan persentase Nilai A

sebanyak 45, 25. Untuk lebih mengefektifkan sistem

pembelajaran diperlukan buku ajar yang dapat menjadi

13

salah satu acuan bagi para mahasiswa untuk meningkatkan

pemahaman terhadap mata kuliah tersebut.

Tujuan pembuatan buku ajar adalah:

Membantu mahasiswa memahami kegiatan dan program belajar –

mengajar yang akan dilangsungkan

Membantu mahasiswa mengembangkan bahan ajar sesuai dengan

kebutuhan dan kompetensinya.

Membangkitkan minat belajar peserta didik.

Manfaat yang dapat diperoleh:

Membantu dosen berperan sebagai fasilitator sehingga

mempunyai banyak waktu berinteraksi/membimbing peserta

didik.

Membantu mahasiswa lebih aktif memperoleh pengetahuan baru

tidak hanya berasal dari dosen.

Proses belajar mengajar akan lebih efektif.

10. GARIS-GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP)

Kompetensi Utama; Mampu mengembangkan kajian ilmu sosial

dan ekonomi

14

perikanan untuk

mendukung pembangunan dan

pengembangan SDA dan SDM

pesisir yang berkelanjutan.

Kompetensi ; Mampu meningkatkan nilai tambah

potensi sumber daya

Pendukung alam untuk membangun ekonomi

masyarakat pesisir (4).

Kompetensi lainnya;- Mampu menyusun program pembangunan

sosial ekonomi

Masyarakat. (6)

- Mampu menyusun program-program pembangunan

sosial

Ekonomi masyarakat

pesisir. (7).

Tim Pengajar ; 1. Prof. Dr. Ir.

Sutinah Made, M. Si (Koordinator Kls A)

2. Sri Suro

Adhawaty, SE, M. Si (Koordinator Kls B)

3.

Dr.Ir.Mardiana Ethrawaty Fachry, M. Si (Koord. KlsC)

15

4. Ir. Muh.

Yunus Tamamma, M. Si (Koord. Kls D)

5. Firman S.

Pi, M. Si

6. Dr. Ir.

M. Rijal Idrus, M. Sc.

7. Dr. A.

Adri Arief, S. Pi, M. Si.

8. Ir. Muh.

Jumran Yusuf, M. Si

Tabel 1; Garis-garis besar rencana pembelajaran

(GBRP) Mata Kuliah Dasar –

Dasar Manajemen (203L002)

Ming

gu

Materi PembelajaranBentuk

Pembelaja

rn

Kompetensi

akhir sesi

pembelajaran1 Informasi Kontrak &

Strategi

Pembelajaran

1.1. Kontrak Belajar

1.2. Metode & SAP

(bahasan)

Kuliah

Diskusi

-Terbentuknyasuatu Kesepakatanrencana Prosespelaksanaan Pembelajaranselama 1 semester-Kemampuan

16

1.3. Tujuan akan

dicapai dalam

pembelajaran

peserta Menilaimanfaat yg Akandiperoleh dari MK tersebut.

2-3 Pendahuluan

Sejarah Perkembangan

Ilmu Manajemen

Kuliah

Dan

Diskusi

Mahasiswa mampumenjelaskansejarah &konsepmanajemenmeliputi;-Pendekatanpemikiran Kuno.-Pendekatanklasik-PendekatanPrilaku-Pendekatankuantitatif-Pendekatanmodern-Konsepmanajemen Masa depan.

4 -

8

Deskripsi Fungsi-

Fungsi

Manajemen;

-Perencanaan

-Pengorganisasian

-Pengarahan

-Pengawasan

Kuliah,

Kerja

kelpk,

Presentas

i

Diskusi &

Tutorial

Mahasiswa mampumendiskripsikanfungsi-fungsimanajemen(Perencana an,Pengorganisasian, Pengarahan,dan Pengawasan)serta mampumengaplikasikan pdsumberdayakelautan&perikanan

17

9 Aplikasi teori dan

fungsi-fungsi

manajemen

Simulasi

Kerja klp

Diskusi

Mahasiswa mampumengetahui danmenerapkanteori danfungsi-fungsimanajemenmelaluikerjasamakelompok

10 Mid test Mid test11 Globalisasi dalam

manajemen

Kerja

kelpk,

Presentas

i

Diskusi &

Tutorial

Mahasiswa mampumenjelaskanpengaruh eraglobalisasiterhadappenerapan teorimanajemen

12-

13

Manajemen Perikanan

Tangkap

Dan kasus-kasus

kelautan & perikanan

Kerja

kelpk,

Presentas

i

Diskusi &

Tutorial

Mahasiswa dapatmengetahui danmendiskripsikanpenerepanmanajemen padakegiatanperikanantangkap

14 Good Gavernance Kerja

kelpk,

Presentas

i

Diskusi &

Tutorial

Mahasiswa dapat

mengetahui dan

mendiskripsikan

penerapan good

gavernance pada

pemerintahan,

dunia bisnis

18

dan masyarakat15 Final Test Final

test16 Remedial Remedial

BAB. II

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN

A. PENDAHULUAN

Mengapa kita perlu mempelajari sejarah manajemen?

Bagi Kita yang hidup di era modern ini, mempelajari

sejarah manajemen sangat bermanfaat untuk mendapatkan

deskripsi tentang bagaimana kegiatan manajemen itu

berlangsung pada masa silam, kemudian bagaimana manajemen

berkembang dengan berbagai

Prinsip yang diajukan para ahli manajemen, dan akhirnya

kita mempelajari manajemen untuk mendeskripsikan,

menganalisis, merumuskan, dan mengantisipasi perkembangan

guna meraih kehidupan yang diinginkan, serta mengurangi

kemungkinan terjadinya kesalahan dalam memprediksi

kehidupan di kemudian hari berkaitan dengan penggunaan

keterampilan manajereial. Tetapi ada satu pertanyaan yang

masih perlu dijawab, yaitu apakah ada perbedaan antara

19

manajemen yang dilakukan nenek moyang manusia dengan kita

yang hidup saat ini? Praktik manajemen memang sudah

berlangsung sejak dahulu, namun yang membedakan antara

dahulu dan sekarang adalah cara mempraktikkannya.

Ilmu manajemen berkembang terus

hingga saat ini Ilmu Manajemen memberikan pemahaman

kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting

dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-

masalah yang berkaitan dengan manajer. Oleh karena itu

masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan

(evolusi), teorii manajemen dari masa ke masa. Selain

memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu

diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap

ruang lingkup dan perkembangan ilmu manajemen.

Tulisan ini juga membahas tentang

terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu manajemen. Dimana

dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran

sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran

klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen modern

yang merupakan cikal bakal teori Manajemen yang berkembang

terus dengan berbagai aliran lainnya.

Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan

pendekatan proses dan produksi

sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari

sisi bagaimana sumber daya manusia yang berada dalam

organisasi. Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan

20

memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi)

manajemen yang telah rnenghasilkan teori-teori manajemen

yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat

menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi

situasi tertentu. Dengan demikian bila seorang manajer

menghadapi situasi bagaimanapun

kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat

keputusan yang baik.

B. SASARAN PEMBELAJARAN;

Sasaran pembelajaran pada pembahasan ini

dimaksudkan agar mahasiswa dapat;

1.Menjelaskan sejarah perkembangan ilmu manajemen.

2.Menjelaskan tentang pendekatan ataupun tata cara

penting dalam rneneliti, menganalisis dan

memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan

manajer.

3. Menjelaskan tentang terjadinya perkembangan

(evolusi) ilmu manajemen.

4.Menjelaskan defenisi ilmu manajemen.

5. Menyebutkan dan menjelaskan tentang aliran

pemikiran manajemen.

21

6.Membedakan tingkatan manajemen dalam organisasi

dan menghubungkan

dengan keterampilan manajer.

C. Perkembangan Ilmu Manajemen

Pada perkembangan peradaban rnanusia, ilmu terbagi

dalam tiga kelompok besar,

yaitu :

1. Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan

eksistensinya yang erat

hubungannya dengan alam beserta isinya dan secara

universal mempunyai sifat

yang pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan

waktu, disebut ilmu

eksakta, contoh : fisika, kimia dan biologi.

2. IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan

eksistensinya dalam

hubungannya pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam

kehidupan

masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta, misalnya :

ekonomi, politik,

psikologi, sosiologi, hukum, administrasi dan lain-lain.

22

3. IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat

hubungannya dengan seni,

misalnya : seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni

suara.

IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial.

Pada tahun 1886

Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and

motion study dengan

teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori

efisiensi dan efektivitas.

Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific

Management

(1911) yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai

ilmu.

Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan

mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut :

1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri

atas dua orang atau lebih.

2. Adanya kerjasama dari kelompok terse but.

3. Adanya kegiatan Iproses/usaha

4. Adanya tujuan

23

Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin

ilmu sosial yang

mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari

masyarakat modem.

Dimana fenomena masyarakat modem itu merupakan gejala

sosial yang membawa

perubahan terhadap organisasi.

Ada beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kehidupan suatu

organisasi, yaitu :

1. Tekanan pemilik perusahaan

2. Kemajuan teknologi

3. Saingan baru

4. Tuntutan masyarakat

5. Kebijaksanaan pemerintah

6. Pengaruh dunia Internasional

D. PENGERTIAN MANAJEMEN;

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno

ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan

mengatur.Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan

diterima secara universal.Mary Parker Follet, misalnya,

24

mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa

seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang

lain untuk mencapai tujuan organisasi.Ricky W. Griffin

mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan

pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)

secara efektif dan efesien.

Pada kenyataannya rnanajemen sulit

dedifenisikan karena tidak ada defenisi

manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker

Follet mendefenisikan

manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan

melalui orang lain.

Defenisi ini rnengandung arti bahwa para manajer untuk

mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain

untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan.

Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa

juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga

dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan

secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan

suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut :

"Manajemen adalah suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan

25

pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya-

sumber daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan

organisasi yang telah

ditetapkan".

Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah

rnenggunakan kata "proses", bukan "seni". Mengartikan

manajernen sebagai "seni" mengandung arti bahwa hal itu

adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu

"proses" adalah cara sistematis untuk rnelakukan

pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses karena

semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau

ketrampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan

yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang

diinginkan.

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa

pada dasarnya manajemen

merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan,

menginterpretasikan

dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan

fungsi-fungsi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).

26

Sampai sekarang belum ada suatu teori manajernen

dapat diterapkan pada semua situasi. Seorang manajer akan

menjumpai banyak pandangan tentang manajemen. Setiap

pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang

berbeda-beda.

Ada tiga aliran pemikiran manajemen yaitu :

a. Aliran klasik

b. Aliran hubungan manusiawi

c. Aliran manajemen modem

Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer

menjadi tiga

golongan yang berbeda :

1. Manajer lini pertama

Tingkat paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin

dan menagwasi

tenaga-tenaga operasional disebut manajemen lini (garis)

pertama.

2. Manajer menengah

Manajemen menengah dapat meliputi bebrapa tingkatan dalam

suatu organisasi.

27

Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-

kegiatan para

manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan

operasional.

3. Manajer puncak

Klasifikasi manajer training pada suatu organisasi.

Manajemen puncak

bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.

E. Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik

Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya

revolusi industri di Inggris pada

abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan pematian

temadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di

kalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para

pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry

Fayol, Frederick W Taylor dan lainnya.

1. Robert Owen (1771 -1858)

Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek

memperkerjakan

anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per

hari. Tersentuh

28

dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau

mengajukan adanya

perbaikan temadap kondisi kerja ini.

Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para

pekerja dianggap

instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan

kondisi kerja di

pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak,

mengurangi jam kerja

karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik,

mendirikan toko-toko

untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang

layak, dan

berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan

tinggal, dengan

membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga

lingkungan hidup dan

pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut "Bapak

Personal

Manajemen Modem". Selain itu, Owen lebih banyak

memperhatikan pekerja,

karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer

adalah sumber daya

29

manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau

juga rnembuat

prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti

prosedur penilaian kerja

dan bersaing juga secara terbuka.

2. Charles Babbage (1792 -1871)

Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang

tertarik pada

usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik,

dengan menerapkan

prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan

produktivitas dan penurunan

biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan adanya pembagian

kerja berdasarkan

spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan

tertentu, sehingga

pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan

dengan alat

kalkulator. Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis

pada tahun 1822,

30

yang disebut "rnesin penambah dan pengurang (Difference

Machine)", Prinsip-

prinsip dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir

seabad

kemudian. Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin

analitis (Analysical

Machine), yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan

dasar komputer

modern, sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer".

Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul "On the

Economy Of

Machinery and Manufactures" (1832). Beliau juga tertarik

pada prinsip efisiensi

dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip

ilmiah, untuk

menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan,

dan tenaga

kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.

Disamping itu Babbage

sangat memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan

sebaiknya ada

semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan

pemilik pabrik,

31

sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik,

apabila mereka

ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas. Beliau

menyarankan para

pekerja selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar

sifat pekerjaan

mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus

untuk setiap

saran yang mereka berikan dalam peningkatkan

produktivitas.

3. Frederick W. Taylor (1856 -1915)

Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya

dalam upaya

meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal

adalah gerakan

efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang

menjadi intinya

manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan

yang

menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan

produktivitas, mutu,

32

pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun

filsafat Taylor

memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :

1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.

2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan

pekerjaan yang

cocok untuk satu pekerjaan.

3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para

pekerja.

4. Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.

Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan

perlunya

revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun

prinsip-prinsip dasar

menurut Taylor mendekati ilmiah adalah :

1. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja

yang asal-asalan.

2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.

3. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja

secara individual.

33

4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.

5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang

setinggi-tingginya,

untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu

sendiri dan

perusahaan. Buku-buku Taylor yang terkenal adalah "Shop

management

(1930)", Principles Of Scientific Management (1911)", dan "Testimory

Before

Special House Comittee (1912)". Dan pada tahun 1947, ketiga buku

tersebut digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul

"Scientific Management.

4. HenryL Gant (1861 -1919)

Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus

harian dan

bonus ekstra untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan

sistem

"Charting" yang terkenal dengan "Gant Chart".

Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan

timbal balik

34

antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna

yang harmonis.

Henry beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting

sehingga

menggarisbawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan

pengertian

tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta

perlunya

penghargaan dalam segala masalah manajemen.

Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam

menggambarkan

rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian

manajerial yang

lebih baik. Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun

biaya dalam

merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang

menghasilkan

terciptanya "Gantt Chart" yang terkenal tersebut. Teknik

ini pelopor teknik-

teknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review

Techique).

35

5.The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan Lilian

Gilbreth :

1878-1972)

Suami istri ini selain rnempelajari masalah

gerak dan kelelahan, juga tertarik

dengan usaha membantu pekerja menampilkan potensinya

secara penuh

sebagai makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat

rnenghasilkan gerak

dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga terkenaI dengan

tiga peran dari

setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatihan

yang senantiasa

mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep

"three position plan of

promotion". Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh

manajemen ilmiah,

namun satu hal penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu

kebutuhan sosial

manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan

keuntungan dan

kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan pekerjaan.

Aliran ini melupakan

36

kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa.

Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari

kerja dan perhatian

suamianya pada efisiensi -yaitu usaha untuk menemukan cara

satu-satunya

yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam

menerapkan prinsip-

prinsip manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan

mengerti

kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di

antara pekerja karena

kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap

pekerja.

6. Henry Fayol (1841 -1925)

Henry Fayol mengarang buku "General and Industrial

management". Pada

tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang

sangat

memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja, disamping

memperhatikan

37

manajemen bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga

beliau menampilkan

satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk

cetak biru. Fayol

berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya

ditentukan oleh mutu

pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode

manajemen yang tepat.

Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang

manajemen

yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih

merupakan satu

keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-

prinsip pokok dan

teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi

kegiatan dan operasi

perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :

a. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan

membuat barang-

barang produksi.

b. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan

pembelian bahan

38

mentah dan menjual hasil produksi.

c. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal)

berusaha

mendapatkan dan menggunakan modal.

d. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa

melindungi

pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.

e. Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya,

utang,

keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik.

f. Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi :

1) Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah

yang

memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.

2) Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti

mobilisasi bahan materiil

dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.

3) Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada

karyawan

agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka

39

4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan

sumber-sumber

daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis

dalam

mencapai tujuannya.

5) Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana

untuk membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan

sebagaimanamestinya.

Selain hal-hal pokok diatas, masih ada beberapa ajaran

Fayol lainnya yaitu :

1. Keterampilan yang dibutuhkan oleh manajer tergantung

kepada tempat pada

tingkatan organisasi, yang rendah lebih membutuhkan

keterampilan dan

kemampuan teknis dibandingkan dengan keterampilan

manajerial pada manajer

tingkat atas.

2. Kemampuan dan ketrampilan manajemen harus diajarkan dan

dipelajari,

sehingga tidak mungkin hanya diperoleh melalui praktek,

timbul tenggelam

sepertl orang belajar menyelam tanpa guru.

40

3. Kernampuan dan keterampilan manajemen dapat diterapkan

pada segala bentuk

dan jenis organisasi, seperti rumah tangga, pemerintah,

partai, industri dan lain-

lain.

4. Prinsip-prinsip manajemen lebih baik daripada hukum

manajemen, karena hukum

bersifat kaku, sedang prinsip bersifat lebih luwes,

sehingga dapat disesuaikan

pada keadaan yang dihadapi.

5. Ada 14 macam prinsip manajemen dari Fayol, yaitu :

a. Pembagian kerja (Division of labor), yaitu sernakin

mengkhusus manusia

dalam pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti

terdapat pada ban

berjalan.

b. Otoritas dan tanggung jawab (Authority and

Responsibility) diperoleh melalui

perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan

wewenang

formil. Walaupun demikian wewenang pribadi dapat mernaksa

kepatuhan

41

orang lain.

c. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota

organisasi terhadap aturan

dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting

bagi kepatuhan

ini dan juga kesepakatan yang ad ii, seperti penghargaan

terhadap prestasi

serta penerapan sangsi hukum secara adil terhadap yang

menyimpang.

d. Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap

karyawan hanya

menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila

perintah itu datangnya

dari dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan

perintah dan

kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.

e. Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti

sekelompok kegiatan

yang mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh

seorang

manajer dengan satu rencana kerja.

42

Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap

kepentingan

umum (Subordination of Individual interest to general

interes), yaitu

kepentingan perorangan dikalahkan terhadap kepentingan

organisasi sebagai

satu keseluruhan.

g. Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam

arti imbalan yang

adil bagi karyawan dan pengusaha.

h. Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa

tanggung jawab akhir terletak

pada atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan

kepada bawahan

sesuai kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya

desentralisasi.

i.Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis

kewenangan yang

tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah

seperti tergambar pada

bagan organisasi.

43

j. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan

barang dan orang pada

tempat dan waktu yang tepat.

k. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan

keadilan para manajer

terhadap bawahannya.

l.Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of

Personal) dalam arti tidak

banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.

m. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada

bawahan untuk

berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan

terjadi

kesalahan-kesalahan.

n. Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti

meningkatkan semangat

berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan

komunikasi

langsung daripada komunikasi formal dan tertulis.

Banyak kritik yang dilemparkan kepada teori

organisasi dan peranannya terhadap

44

prilaku manajer yang efektif. Juga keyakinannya bahwa

prinsip-prinsip manajemen

itu dapat diajarkan dan dipelajari. Kritik terhadap teori

salah satu datang dari Henry

Mintzberg yang menyatakan bahwa teori ini hanya sesuai

untuk organisasi masa

lampau yang lebih stabil dengan lingkungan yang lebih

mudah diramalkan. Teori ini

juga terlalu berpegang kepada kewenangan formil dan sering

antara satu prinsip

tidak sejalan dengan prinsip lainnya, seperti antara

prinsip “Division of Labor”

dengan “Unity of Command”.

Teori peralihan dari teori organisasi klasik dilanjutkan

oleh periode peralihan yang

diwakili antara lain oleh 3 (tiga) orang tokoh manajemen

yaitu :

7. Mary Parker Folett (1868-1933)

Mari percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara

karyawan dan

manajemen brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya

benar untuk

45

memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan

sebagai

penerima perintah. Beliau menganjurkan kedudukan

kepemimpinan dalam

organisasi, bukan hanya karena kekuasaan yang bersumber

dari kewenangan

formil, tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan

keahliannya sebagai

manajer.

8. Oliver Sheldon (1894 -1951)

Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam

bukunya pada tahun 1923,

yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam

dunia , usaha,

sehingga etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam

manajemen, dalam arti

melakukan pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan

harga yang wajar

kepada masyarakat. Manajemen juga harus memperlakukan

pekerja dengan

46

adil dan jujur. Beliau menggabungkan nilai-nilai

efisiensi manajemen ilmiah

dengan etika pelayanan kepada masyarakat. Ada 3 prinsip

dari Oliver, yaitu :

a. Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan

dengan

kesejahteraan masyarakat.

b. Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral

tertinggi

masyarakat sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis

terhadap

gagasan keadilan sosial yang diterima tanpa prasangka oleh

masyarakat.

c. Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan

standar etika

yang umum dan konsep keadilan sosial.

9. ChesterL. Barnard (1886 -1961)

Berdasarkan kesukaannya dalam bacaan-bacaan sosiologi dan

filsafat,

kemudian Bernard merumuskan berbagai teori tentang

kehidupan organsasi.

47

Menurut dia rnanusia itu masuk organisasi karena ingin

mencapai tujuan

pribadinya melalui pencapaian tujuan organisasi yang tak

mungkin dapat

dicapainya sendiri. Chester L. Bernard beasumsi bahwa

perusahaan akan

berjalan efisien dan hidup terus, apabila dapat

menyeimbangkan antara

pencapaian tujuan dan kebutuhan individu. Beliau juga

menyatakan peranan

organisasi informal sangat menentukan suksesnya suatu

tujuan perusahaan.

Bukunya yang terkenal berjudul "The Functions of the

Executive" (1983). Yang menulis tentang rnanajer berdasarkan

suatu pendekatan sistem sosial, untuk

mengerti dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif. Ia juga

memperhatikan

tugas-tugas utama eksekutif dalam kegiatan beroperasi

perusahaan. Adapun

tugas eksekutif adalah memelihara suatu sistem usaha kerja

sarna dalam

organisasi formal. Ada beberapa alasan dalam logika

analisisnya hila dilihat

48

dalam langkah-langkah yang disajikan pada bukunya sebagai

berikut :

1. Adanya pembatasan fisis dan biologis terhadap setiap

individu membuat

mereka bekerjasama dalam kelompok ; meskipun ada

pembatasan-

pembatasan dasar bersifat fisis dan biologis, adanya kerja

sarna membuat

batasan psikologis dan sosial yang ada pada setiap

individu inilah yang

mernainkan peran dalam mendorong kerjasama.

2. Adapun tindakan kerjasama mendorong terbentuknya sistem

kerjasama

beberapa unsur-unsur fisis, biologis, kepribadian, dan

sosial (Barnard

mencontohkan kelas dalam kuliah sebagai suatu sistem

kerjasama, yang

terdiri dari unsur-unsur seperti ruangan, bangku, papan

tuns, manusia

sebagai makhluk hidup, pribadi-pribadi, pertukaran

pendapat, dan

sebagainya). Adanya kelanjutan kerjasama biasanya

tergantung pada

49

efektivitas (apakah tujuan kerjasama itu tercapai ?) dan

efisiensi (apakah

tujuan itu dapat dicapai dengan ketidakpuasan dan

pengorbanan yang

seminimum mungkin dari pihak anggota yang bekerjasama ?).

3. Setiap sistem kerjasama dibagi ke dalam dua bagian

yaitu : "Organisasi",

yang merupakan interaksi-insteraksi dari individu yang

berada di dalam

sistem itu, dan "unsur-unsur lainnya".

4. Organisasi dapat dibagi ke dalam dua jenis, pertama :

organiasi "formal",

yaitu kumpulan interkasi sosial yang memang

dikoordinasikan dan

mempunyai tujuan bersama. Kedua adalah organisasi

"informal", yaitu

interaksi-interaksi sosial tanpa tujuan bersama dan tidak

dikoordinasikan

secara sengaja.

5. Organisasi formal dapat berlangsung hanya bila orang-

orang yang

50

didalamnya (a) dapat saling berkomunikasi, (b) mau memberi

sumbangan

pikiran kepada kegiatan kelompok, dan (c) memiliki

kesadaran

mempunyai tujuan umum.

6. Setiap organisasi formal harus memiliki unsur-unsur :

(a) sistem

fungsionalisasi sehingga orang-orang dapat berspesialisasi

dengan

dibentuknya departementasi : (b) adanya sistem perangsang

yang efektif

dan efisien yang akan mendorong setiap orang menyumbang ke

pikirannya kepada kegiatan kelompok; (c) sistem kekuasaan

("otoritasf')

yang menyebabkan setiap anggota kelompok menerima

keputusan-

keputusan para eksekutif : dan (d) sistem pengambilan

keputusan yang

logis sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.

7. Adapun tugas eksekutif dalam organisasi formal adalah :

(a) menjaga

51

hubungan komunikasi organisasi melalui suatu skema

organisasi,

ditambahkan dengan adanya bawahan yang setia, bertanggung

jawab,

dan mampu bekerja, serta satu organisasi informal" yang

baik; (b)

membuat perlindungan terhadap pekerjaan pokok dari

individu –individu

di dalam organisasi; dan (c) adanya perumusan dan

penentuan tujuan

perusahaan.

8. Fungsi-fungsi eksekutif mernasuki proses melalui

pekerjaan eksekutif

dalam mengintegrasikan keseluruhannya dan dalam menemukan

keseimbangan di antara kekuatan-kekuatan dan kejadian-

kejadian yang

berlawanan.

9. Untuk mengefektifkan eksekutif, adanya suatu tata

kepemimpinan yang

mempunyai tanggung jawab tinggi; sebagaimana telah

dinyatakannya

52

bahwa Kerjasamalah, dan bukan kepemimpinan, yang rnembuat

proses

kreatif; tetapi kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang

sangat

diperlukan.

F. Aliran Hubungan Manusiawi

Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi

organisasi melihat pada

hakikatnya adalah sumber daya manusia. Aliran ini

mernandang aliran klasik

kurang lengkap karena terlihat kurang mampu rnewujudkan

efisiensi produksi

yang sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia

dalam sebuah

organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan

prilakunya karena

sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer

perlu dibantu dalam

menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan

psikologi. Ada tiga

orang pelopor aliran perilaku yaitu :

53

1. Hugo Munsterberg (1863 -1916) yaitu Bapak Psikologi

Industri.

Sumbangannya yang terpenting adalah berupa pernanfaatan

psikologi

dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti

dengan

teori-teori manajemen lainnya. Bukunya "Psychology and

Indutrial

Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan

produktivitas:

a. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai

dengan

bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.

b. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi

syarat-syarat

psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.

c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak

yang

paling tepat dalam mendorong karyawan.

2. Elton Mayo (1880 -1949) gerakan memperkenalkan

hubungannya yang

54

diartikan sebagai satu gerakan yang memiliki hubungan

timbal batik

manajer dan bawahan sehingga mereka secara serasi

mewujudkan

kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan

efisiensi kerja

yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor

sosial dan

psikologis dalam memberi

dorongan kerja kepada karyawan. Satu hal yang menarik dari

hasil

percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan uang

tidak

menyebabkan membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan

dalam

meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang

dimiliki

karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan

perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang

dikenal

dengan sebutan "Hawthorne effect", Selain itu, juga

ditemukan pengaruh

55

kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih

informal lebih

besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Mayo beryakinan

terhadap

konsepsnya yang terkenal dengan "Social man” yaitu

seharusnyalah

dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan

yang lebih

efektif daripada pengawasan ataupun pengendalian

manajemen. Konsep

"socialmanl”dapat menggantikan konsep "rational man” yaitu

seseorang

bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan ekonomis

pribadi yang

terkenal dengan julukan "rational economic man” yang oleh

Robert Owen

diperkenalkan dengan istilah "vital machine”.

Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa

semakin

pentingnya "people management skillsl” daripada

"engineering atau

56

technicall skillsl”, Sehingga konsep dinamika kelompok

dalam praktek

manajemen lebih penting daripada manajemen atas dasar

kemampuan

perseorangan (individu), Walaupun demikian ada beberapa

kelemahan temuan Mayo yang dinyatakan oleh orang-orang

yang beranggapan kepuasan karyawan

bersifat kompleks, karena selain ditentukan oleh

lingkungan sosial, juga

oleh faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis

pekerjaan, struktur dan

kultur organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-

lain. Gerakan

hubungan manusia terus berkembang dengan munculnya

pemikiran-

pemikiran lain yang juga tergolong dalam aliran perilaku

yang labih maju.

Penggunaan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi,

dan Antropologi

terus dipergunakan dengan penelitian yang lebih sempurna,

dan para

penelitinya lebih dikenal dengan sebutan "behavioral

scientists" daripada

57

'human relations theorists". Di antara mereka yang

terkenal adalah

Argyris, Maslow and Mc Gregor yang lebih mengutamakan

konsep "self

actualizing man" daripada hanya sekedar "social man" dalam

memberi

dorongan kepada karyawan. Teori Mayo ini pun kemudian

lebih

ditingkatkan dengan pendapat bahwa rnanusia tidak hanya

didorong oleh

berbagai kebutuhan yang dikenal dengan konsep "complex-

man". Karena

tidak ada dua orang yang persis sarna, oleh sebab itu

seorang manajer

yang efektif akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan

setiap

individu yang terkait dalam organisasinya agar dapat

mempengaruhi

individu tersebut.

William Ouchi (1981)

William Ouchi, dalam bukunya "theory Z -How America Business Can

Meet The Japanese Challen ge (1981)", memperkenalkan teori Z pada

58

tahun 1981 untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas

perilaku

Organisasi Jepang.

Teori beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam

organisasi.

Jepang disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen

dalam

perusahaan Amerika -disebut perusahaan tipe Amerika.

Berikut adalah

perbedaan organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang.

Sumbangan para ilmuan yang beraliran hubungan

manusiawi ini terlihat dalam

peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan,

perlaku kelompok,

ataupun hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya

kerja bagi manusia.

Para manajer diharapkan semakin peka dan terampil dalam

menangani dan

berhubungan dengan bawahannya. Bahkan muncul berbagai

jenis konsep yang lebih

mengaji pada masalah-masalah kepemimpinan, penyelesaian

perselisihan,

59

memperoleh dan memanfaatkan kekuasaan, perubahan

organisasi dan konsep

komunikasi. Walaupun demikian aliran ini tidak bebas dari

umum, abstrak dan kompleks, sukar sekali tentang perilaku

manusia yang begitu kompleks yang mana yang sebaiknya

harus dituruti perusahaan.

E. Aliran Manajemen Modern

Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif

merupakan gabungan dari Operation

Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul

para sarjana

matematika, pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam

memecahkan masalah-

masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris,

di Amerika Serikat, sesudah

perang Dunia II dikenal dengan sebutan "OR Tema” dan

setelah perang

dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet

yang memerlukan "OR

Tim" ini antara lain di bidang transportasi dan

komunikasi.

60

Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR

lebih diformasikan menjadi

aliran IImu Manajemen Modem. Pengembangan model-model

dalam memecahkan

masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan

komputer, maka

dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar

rasional kepada para

manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik

ilmu manajemen ini

membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan

penting, seperti dalam

hat penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan

produksi, strategi

pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan

sebagainya.

Aliran ini juga memiliki kelemahan karena

kurang memberi perhatian kepada

hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk

bidang perencanaan dan

pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah

sosial individu seperti

61

motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran

ini sebenarnya sukar

dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut

kuantitatif sehingga para

manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan

penggunaan teknik-teknik ilmu

manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.

F. Perkembangan Teori Manajemen

Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan

di atas ternyata sampai sekarangberkembang terus. Aliran

hubungan manusiawi dan ilmu manajemen

memberikanpendekatan yang penting dalam meneliti,

menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajemen.

Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah

pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan

terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut

pendekatan sistem dan kontingensi.

Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi

manajemen. Dengan

terjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan di

antara berbagai aliran ini,

maka kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan

memisahkan antara

62

aliran-aliran ini.kritikan, karena di samping terlalu bagi

manajer untuk menerangkan

dan sukar memilih nasehat ilmuwan dalam mencapai solusi di

dalam

Proses perkembangan teori manajemen terus

berkembang hingga saat ini yang

dilihat dari lima sisi yaitu :

1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran

lain. Pengkajian dari

masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi

pengembangan teori

manajemen.

2. Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing

berkemabng sendiri-sendiri

tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.

3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk

yang sarna sehingga

batas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti

inilah yang sudah

terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang

karena masih terlihat

bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.

63

4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih

bersitat integrasi dari

aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam

pendekatan sistem dan

kontingensi.

5. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori

manajemen dengan

munculnya teori-teori manajenlen yang baru yang memusatkan

perhatian kepada

satu permasalahan manajenlen tertentu. Seperti kita

ketahui hingga saat organisasi bisnis nlerupakan

penciptaan

pengetahuan dan menjadi sumber inovasi yang penting bagi

manajemen. Hal ini

dapat dilihat bagaimana perusahaan-perusahaan Jepang dan

perusahaan besar lain

di belahan dunia ini berhasil dan berkembang karena

keahlian danpengalaman dari

para manajer dan perusahaan secara keseluruhan menciptakan

pengetahuan baru,

service, system, produk.

Adanya inovasi yang terns menerus sebenamya

rnerupakan inisiatif dari individual dan interaksi datam

64

kelompok sehingga perubahan terns teljadi merupakan hasil

dari pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang

menciptakan pengetahuan baru. Seperti yang dikatakan oleh

Ikuijiro Nanoka dakam bukunya Knowledge Creating Company

(1995), yang dikutip dari Dirlanudin (hal. 10, 1996) bahwa

pengembangan kerangka kelja teori khususnya teori

manajemen adalah :

"Pengembangan kerangka kerja teori, dengan menjelaskan

pada dua dimensi,

epistemological dan ortological mengenai kreasi

pengetahuan organisasional.

Dimensi epistemological yang digambarkan pada garis

vertikal, yang mana konversi

pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Sedangkan

dimensi ortologi yang

mewakili garis horisontal, dimana pengetahuan diciptakan

melalui individu-individu

yang kemudian ditransformasi pada pengetahuan tingkat

kelompok, organisasi dan

antar organisasi dan berinteraksi secara terus-menerus”.

G. Penutup

65

Manajer saat ini dituntut mempelajari dan

memahami semua teori manajemen yang dihasilkan oleh

berbagai aliran, karena manajer bisa memilih teori yang

paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Disamping

itu seorang manajer dapat saja

menggabungkan dan memanfaatkan teori dan konsep yang

paling cocok atau

pendekatan untuk menghadapi masalah sederhana maupun yang

kompleks dan

pendekatan-pendekatan ini yang menggambarkan kedudukan dan

peranan

manajemen saat ini dan di masa datang.

Ada beberapa alasan untuk mengetahui dan

mempelajari perkembangan ilmu

manajemen yang akan diuraikan di bawah ini yaitu antara

lain:

1. Membentuk pandangan kita mengenai organisasi.

Mempelajari teori manajemen juga memberi petunjuk

kepada kita di mana kita

mendapatkan beberapa ide mengenai organisasi dan

manusia didalamnya.

2. Membuat kita sadar mengenai lingkkungan usaha.

66

Mempelajari berbagai teori manajemen berdasarkan

perkembangannya, kita

dapat memahami bahwa setiap teori adalah karena

berdasarkan lingkungannya

yaitu ekonomi, sosial, politik dan pengaruh teknologi

yang dirasakan pada waktu

dan tempat terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan

ini membantu setiap

orang untuk memahami apa sebabnya teori tertentu cocok

terhadap keadaan

yang berbeda.

3. Mengarahkan terhadap keputusan manajemen.

Mempelajari evolusi manajemen membantu memahami proses

dasar sehingga

dapat memilih suatu tindakan yang efektif. Pada

hakekatnya suatu teori

merupakan asumsi-asumsi yang koheren/logis, untuk

menjelaskan beberapa

fakta yang diobservasi. Teori yang absah, dapat

memprediksi apa yang akan

terjadi pada situasi tertentu. Dengan adanya

pengetahuan ini, kita bisa

67

rnenerapkan teori manajemen yang berbeda terhadap

situasi yang berbeda.

4. Merupakan sumber ide baru.

Mempelajari perkembangan teori manajemen memungkinkan

kita pada suatu

kesempatan mengambil pandangan yang berbeda dari

situasi sehari-hari.

TUGAS MANDIRI;

1. Jelaskan secara singkat sejarah perkembangan ilmu

manajemen mulai dari pemikiran kuno sampai Pemikiran

modern.

2. Jelaskan tentang pendekatan ataupun tata cara penting

dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan

masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.

3. Jelaskan tentang terjadinya perkembangan (evolusi)

ilmu manajemen.

4. Jelaskan defenisi ilmu manajemen secara seni, Ilmu

Pengetahuan dan Profesi.

5. Sebutkan dan jelaskan tentang aliran pemikiran

manajemen.

6. Jelaskan perbedakan tingkatan manajemen dalam

organisasi dan hubungkan

68

dengan keterampilan manajer.

TES FORMATIF 1;

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat;

1.Defenisi yang menyatakan bahwa manajemen adalah suatu

seni untuk melaksanakan

Pekerjaan melalui orang lain, merupakan buah

pemikiran dari....

A. Stoner

B. Follet

C. Siagian

D. Fayol

2.Stoner berpendapat bahwa manajemen bukanlah suatu seni

melainkan suatu....

A. Proses untuk melaksanakan pekerjaan

B. Tujuan organisasi

C. Untuk mencapai tujuan organisasi

D. Kemampuan perusahaan untuk befding.

3.Salah satu alasan perlunya manusia menggunakan teori

dan teknik manajemen

Adalah untuk......

A. Meningkatkan kerja sama dengan perusahaan lain

69

B. Memperlancar aktivitas produksi

C. Memahami sifat manajemen

D. Menguasai pangsa pasar.

4.Manajer yang bertanggung jawab atas keseluruhan

organisasi dan dapat

Menciptakan kondisi untuk melakukan perubahan,

termasuk dalam tingkatan

Manajer....

A. Manajer lini

B. Manajer menengah

C. Manajer Puncak

D. Manajer Umum

5.Seseorang dapat dikatakan sebagai manajer agresif

progresif apabila ia memiliki

Pandangan jauh ke depan dan mengutamakan ......

A. Informasi sebagai sumber pengambilan keputusan

B. Garis kewenangan dan peraturan

C. Profesionalisme

D. Teknologi untuk mendapatkan pertumbuhan dan perubahan

6.Di samping penguasaan fungsi-fungsi manajemen, para

manajer global juga harus

Mampu ......

70

A. Mengantisipasi perubahan di pasar global

B. Menegndalikan harga produk kompetitor

C. Melakukan diversitas

D. Memaksa pemilik perusahaan mengakuisi perusahaan

kompetitor

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban

Tes Formatif 1 yang terdapat

Di bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban yang benar,

kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat

penguasaan Anda terhadap materi bahan ajar bab ini.

Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar : Jumlah

soal x 100%

Arti tingkat penguasaan ; 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% =

kurang

71

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih,

Anda dapat meneruskan

Dengan materi selanjutnya. Bagus.... Jika masih di bawah

80% Anda harus mengulangi

Materi bahan ajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.

DAFTRA PUSTAKA

Dadang Supriyatna, Andi Sylvana. Manajemen, Penerbit

Universitas Terbuka, 2007.

Ritha F. Dalimunthe, SE, M. Si, Fakultas Ekonomi Jurusan

Manajemen Universitas SumateraUtara

(http://docs.google.com/viewer?

a=v&q=cache:ER7nacldnscJ:repository.usu.ac.id/bitstream/

123456789/1259/1/manajemen

72

BAB. III.

MANAJEMEN DAN FUNGSINYA

A. PENDAHULUAN

Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuna

ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni

tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang

dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.

Pengertian Manajer

Manajer adalah seorang yang karena pengalaman,

pengetahuan, dan keterampilannya diakui oleh organisasi

73

untuk memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan dan

mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai

tujuan.

Tugas-tugas seorang manajer adalah :

Memimpin organisasi

Mengatur organisasi

Mengendalikan organisasi

Mengembangkan organisasi

Mengatasi berbagai masalah yang terjadi di dalam

organisasi

Menciptakan kerja sama di dalam organisasi.

Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak di luar organisasi

Menumbuhkan kepercayaan

Meningkatkan rasa tanggung jawab

Mengawasi/mengendalikan kegiatan organisasi

Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan

Menggali dan mengembangkan potensi sumber daya

B. SASARAN PEMBELAJAJARAN

Sasaran pembelajran pada pembahasan materi

manajemen dan fungsinya

Adalah diharapkan agar mahasiswa dapat;

74

1. Menjelaskan pengertian manajemen menurut seni,

Ilmu pengetahuan dan

Profesi.

2.Menjelaskan pengertian manajer dan tugas-tugas

seorang manajer.

3. Menjelaskan tingkatan manajemen dan jenis

keterampilan manajer serta

Hubungan antara tingkatan manajemen dan

keterampilan manajer.

4.Menjelaskan prinsip-prinsip umum manajemen.

5.Menjelaskan fungsi-fungsi manajemen dan

sarana manajemen.

C. PENGERTIAN MANAJEMEN

Manajemen sebagai ilmu, seni, dan profesi

Ilmu manajemen merupakan suatu kumpulan

pengetahuan yang disistemisasi, dikumpulkan dan diterima

kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya metode

ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap penyelesaian

masalah dalam manajemen. Metode ilmiah pada hakikatnya

meliputi urutan kegiatan sebagai berikut.

1. Mengetahui adanya persoalan.

2. Mendefinisikan persoalan.

75

3. Mengumpulkan fakta, data dan informasi.

4. Menyusun alternatif penyelesaian.

5. Mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternatif

penyelesaian.

6. Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut.

Selain manajemen sebagai ilmu, manajemen juga dianggap

sebagai seni. Hal ini disebabkan oleh kepemiminan

memerlukan kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran,

kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang semuanya itu

banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan tidak dapat

dipelajari.

Sejarah

Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah

manajemen. Beberapa orang melihatnya (dengan definisi)

sebagai konseptualisasi modern yang terlambat (dalam hal

modernitas yang terlambat). dalam istilah tersebut

manajemen tidak memiliki sejarah pra-modern, hanya

merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya, mendeteksi

aktivitas mirip-manajemen di masa pra-modern akhir.

beberapa penulis melacak perkembangan pemikiran manajemen

pada pedagang-pedangan Sumeria dan pembangun piramid

Mesir. Para pemilik budak selama berabad-abad menghadapi

permasalahan eksploitasi/memotivasi budak yang bergantung

namun terkadang suka melawan (memaksa otoritas), namun

banyak perusahaan pra-industri, dengan skala mereka yang

76

kecil, tidak merasa terdorong ungtuk menghadapi

permasalahan manajemen secara sistematis. namun, inovasi

seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab (abad ke-5

hingga ke15) dan kodifikasi kesekretariatan entri-ganda

(1494) menyediakan perangkat untuk penilaian, perencanaan

dan kendali manajemen.

Beberapa penulis melacak pengembangan manajemen sejauh

perdagangan di Sumeria dan pembangunan piramid di Mesir.

Abad 19

Bidang pelajaran manajemen berkembang dari

ekonomi dalam abad 19. Pelaku Ekonomi klasik Adam Smith dan

John Stuart Mill memberikan teori teori pengaturan sumber daya|

pengaturan sumber daya, produksi dan penetapan harga. Pada

saat yang hampir bersamaan, penemu seperti Eli Whitney, James

Watt, dan Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi

seperti Penetapan standar, prosedur kontrol kualitas, akuntansi

biaya, penukaran bahan, dan perencanaan kerja. seperti

Pada pertengahan abad 19, Robert Owen, Henry Poor, dan M.

Laughlin dan lain-lain memperkenalkan elemen manusia dengan

teori pelatihan, motivasi, struktur organisasi dan kontrol pengembangan

pekerja.

Pada akhir abad 19, Pelaku ekonomi marginal Alfred Marshall dan

Leon Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang

kompleks ke teori manajemen. Pada 1900an manajer mencoba

77

mengganti teori mereka secara keseleruhan berdasarkan

sains.

Abad 20

Teori pertama tentang manajemen yang lengkap muncul

sekitar tahun 1920. Orang seperti Henry Fayol dan Alexander

Church menjelaskan beberapa cabang dalam manajemen dan

hubungan satu sama lain.

Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang

manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the

Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini muncul atas

ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan

penelitian tentang organisasi.

H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan

teknik statistika ke dalam manajemen. Pada tahun 1940an,

Patrick Blackett mengkombinasikan teori statistika dengan

teori mikroekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset

operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba

pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam

manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi.

Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa

bidang terpisah, termasuk:

Manajemen Sumber daya manusia

Manajemen operasi atau produksi

Manajemen strategi

78

Manajemen pemasaran

Manajemen keuangan

Manajemen informasi teknologi

Tingkat dan keterampilan manajer

1. Top management atau manajemen tingkat atas yang sering

disebut dengan executive officer atau top manager.

2. Middle management atau manajemen tingkat mengenah sering

disebut kepala bagian.

3. Lower management atau manejemen tingkat bawah yang dikenal

pula dengan istilah manajemen opeerasional (supervisor,

kepala seksi, dan mandor).

Masing-masing tingkat manajemen memiliki keterampilan yang

berbeda-beda. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Agus

Mulyono, manajer harus memiliki tiga macam keterampilan,

yaitu keterampilan konsepsional, keterampilan kemanusiaan,

dan keterampilan teknis.

Keterampilan konseptual

Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki

keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi

kemajuan organisasi. Keterampilan ini sering disebut

sebagai keterampilan kosepsional (conceptional skill). Gagasan

atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah

dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk

menciptakan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran

79

ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya

disebut sebagai proses perencanaan. Oleh karena itu,

keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan

untuk membuat rencana kerja.

Keterampilan komunikasi atau kemanusiaan

Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu

dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau

keterampilan berhubungan dengan orang laion yang disebut

juga keterampilan kemanusiaan (human skill).

Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh

manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan

komunikasi yang [persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan

membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan

bersikap terbutka kepada atasan. Keterampilan

kberkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen

atas, mengengah maupun bawah.

Keterampilan teknis

Keterampilan terakhir yang merupakan bekal bagi

seorang manajer adalah keterampilan teknis (technical

skill). Keterampilan ini apda umumnya merupakan bekal bagi

manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan

teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu

pekerjaan tertentu, misalnya memperbaiki mesin, membuat

kursi, merangkai bbunga dan keterampilan teknis yang lain.

80

D. PRINSIP DAN FUNGSI MANAJEMEN.

Prinsip manajemen

Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan

fundamental atau kebenaran umum yang merupakan sebuah

pedoman untuk berpikir atau bertindak. Prinsip merupakan

dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah

umum. Dalam hubungannya dengan manajemen prinsip-prinsip

bersifat fleksibel dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan

sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-sitauasi

yang berubah.

Prinsip-prinsip umum manajemen (general principle of

management) teridir dari:

Pembagian kerja (Division of work)

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan

keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh

karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan

prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus

rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang

didasarkan atas dasar like and dislike.

Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan

memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan

efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci

bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian

81

kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan

kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena

itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan

pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi

titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.

Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)

Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan

pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti

pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus

seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan

pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh

karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula

pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.

Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak.

Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi

terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai

wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu,

apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan

kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan

bumerang.

'Disiplin (Discipline)

Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap

pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini

berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak

82

berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang.

Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan

disiplin terhadap disrinya sendiri sehingga mempunyai

tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan weweanng

yang ada padanya.

Kesatuan perintah (Unity of command)

Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus

memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga

pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan

harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui

dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang

dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak

jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian

kerja.

Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya,

karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan

pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan

pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah.

Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua

perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh

karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan

mendapat wewenang untuk pmelaksanakan pekerjaan dan kepada

siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung

jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan

83

kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat

terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung

jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.

Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan

sendiri

Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri

kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan

suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan

berjalan dengan loancar sehingga tujuan dapat tercapai

dengan baik

Setian karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi

kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran

bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada

berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip

pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan

orgabisasi dapat terwujud, apanila setiap karyawan merasa

senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang

tinggi.

Penggajian pegawai

Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang

menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan

yang diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan sulit

berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya sehingga

dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh

84

karena itu, dalam prinsip penggajian haris dipikirkan

bagaimana agar karyawan dapat bekerja dengan tenang.

Sistem penggajian harus diperhitungkan agar menimbuulkan

kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga karyawan

berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih besar.

Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi

lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama

perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan

menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan

menimbulkan tindakan tidak disiplin.

Pemusatan (Centralization)

Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung

jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir

terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau

manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan

untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari

kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan

wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan

wewenang (delegation of authority)

Hirarki (tingkatan)

Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan.

Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas

akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang

terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya

berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap

85

karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung

jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.

Ketertiban (Order)

Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat

utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa

bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam

suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan,

baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi.

Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan

dalam mencapai tujuan.

Keadilan dan kejujuran

Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan

kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat

dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai

dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling

besar. Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan

wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan

dan kejujuran pada bawahannya.

Stabilitas kondisi karyawan

Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga

sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan

lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya

86

disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam

kegiatan.

Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki

keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya

tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau

akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.

Prakarsa (Inisiative)

Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan

daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan

suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan

sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak,

perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh

karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan

harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti

menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh

penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan

merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja.

Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima

dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan

karyawannya.

Semangat kesatuan, semangat korp

Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa

senasib sepenanggyungan sehingga menimbulkan semangat

kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan lahir apabila

87

setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan

berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat

dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki

kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit

de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-

cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan

dalam korp) dan membawa bencana.

Fungsi manajemen

Artikel utama: Fungsi manajemen, dan [[]], dan [[]], dan [[]], dan [[]]

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan

selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan

dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan

untuk mencapai tujuan.

Manajer --------> Mengelola fungsi-fungsi -------->

Tujuan

|

|

|

*Perencanaan

*Pengorganisasi

*Pelaksanaan/Pelaksanaan

*Pengawasan

88

Perencanaan (Planning)

Kegiatan seorang manajer adalah menyusun rencana. Menyusun

rencana berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan

sumber yang dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara

teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan terlebih

dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya.

Pengorganisian (Organizing)

Pengorganisasian atau organizing berarti menciptakan suatu

struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian

rupa sehingga hubungan antarbagian-bagian satu sama lain

dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan

struktur tersebut.

Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar

menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu,

mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan

menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-

tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.

Menggerakkan (Actuating)

Menggerakkan atau Actuating adalah suatu tindakan untuk

mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk

mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan

usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah

89

menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan

sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk

mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal

ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).

Pengawasan (Controling)

Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk

menilai dan mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang

mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

E. SARANA MANAJEMEN

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan

alat-alat sarana (tools). Toolsmen, money, materials, machines,

method, dan markets. merupakan syarat suatu usaha untuk

mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal

dengan 6M, yaitu

Man (SDM)

Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling

menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula

yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada

manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya

manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen

timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk

mencapai tujuan.

Money (uang)

90

Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat

diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur

nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari

jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu

uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai

tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara

rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang

harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-

alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil

yang akan dicapai dari suatu organisasi.

Materials (bahan)

Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan

bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang

lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga

harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah

satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat

dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang

dikehendaki.

Machines (mesin)

Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan.

Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan

keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi

kerja.

Methods (metode)

91

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja.

Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya

pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan

cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan

berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran,

fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu,

serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun

metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak

mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya

tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam

manajemen tetap manusianya sendiri.

Market (pasar)

Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab

bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses

produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak

akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasa r dalam

arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor

menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai

maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera

konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

Bidang manajemen

Manajemen pergantian

Manajemen komunikasi

Manajemen constraint

Manajemen biaya

92

Manajemen hubungan pelanggan

Manajemen harga pendapatan

Manajemen enterprise

Manajemen fasilitas

Manajemen integrasi

Manajemen pengetahuan

Manajemen pemasaran

Manajemen mikro

Manajemen sakit

Manajemen pandangan

Manajemen procurement

Manajemen program

Manajemen projek

Manajemen proses

Manajemen produksi

Manajemen kualitas

Manajemen sumber daya

Manajemen resiko

Manajemen keahlian

Manajemen pengeluaran

Manajemen rantai suplai

Manajemen sistem

Manajemen waktu

Manajemen stress

Manajemen strategi

93

TUGAS MANDIRI;

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai

materi di atas, kerjakanlah latihan berikut;

1. Jelaskan pengertian manajemen menurut seni,

Ilmu pengetahuan dan

Profesi.

2.Jelaskan pengertian manajer dan tugas-tugas seorang

manajer.

3. Jelaskan tingkatan manajemen dan jenis

keterampilan manajer serta

Bagaimana hubungan antara tingkatan

manajemen dan keterampilan manajer.

4.Jelaskan prinsip-prinsip umum manajemen.

5.Jelaskan fungsi-fungsi manajemen dan sarana

manajemen.

TES FORMATIF;

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat;

1.Praktik manajemen memang sudah ada sejak dari

dahulu, namum yang membedakan antara manajemen zaman

dahulu dan sekarang adalah;

A. Prinsip pemahamannya

94

B. Penggunaan alat-alat manajemen

C. Cara dipraktikannya

D. Keterampilan memanfaatkan sumber daya organisasi.

2. Hasil pengembangan bidang kepersonaliaan di zaman

James WattJr, dan

Mathew Robinson Boulton antara lain adalah;

A.Program penggajian

B.Sistem perekrutan pekerja

C.Peraturan perburuhan

D.Program magang di perusahaan

3. Seorang ilmuwan matematika yang banyak

menyumbangkan pemikiran

Yang cukup besar tentang ilmu manajemen adalah;

A.James Watt Jr

B.Charles Babbage

C.Mathew Robinson Boulton

D.Robert Owen

4.Henry menyatakan bahwa di dalam manajemen

dibutuhkan suatu sistem

95

Manajerial dan struktur organisasi yang

jelas sehingga manusia yang bekerja

Di dalamnya dapat diminta......

A.Saran dan pendapatnya

B.Laporan tertulis hasil pekerjaannya

C.Rencana dan tujuannya bekerja

D.Tanggung jawab pekerjaannya.

5. Karena pendekatan baru yang

diperkenalkannya sangat mempengaruhi

Praktik manajemen secara mendalam dan

dianggap sangat radikal, maka

Taylor disebut sebagai bapak

manajemen.......

A.Modern

B.Ilmiah

C.Kepersonaliaan

D.Operasional modern

6.Gant mengemukakan sebuah teorinya yang

bertitik tolak pada peningkatan..

96

A.Sistem bonus dan penggunaan instruksi

dalam pengaturan kerja

B.Pengupahan diferensial yang akan

menimbulkan motivasi kerja.

C.Produktivitas, efisiensi, dan

efektivitas kerja dengan rangsangan upah

Atau insentif.

D.Pengendalian produksi, termasuk metode

grafik

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban

Tes Formatif 2 yang terdapat

Di bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban yang benar,

kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat

penguasaan Anda terhadap materi bahan ajar bab ini.

Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar : Jumlah

soal x 100%

Arti tingkat penguasaan ; 90 – 100% = baik sekali

97

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% =

kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih,

Anda dapat meneruskan

Dengan materi selanjutnya. Bagus.... Jika masih di bawah

80% Anda harus mengulangi

Materi bahan ajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2

1. B 1. C

2.A 2. A

3.B 3. B

4.C 4. D

5.D 5. B

6.A 6. C

98

DAFTAR PUSTAKA

Dadang Supriyatna, Aylvana, Manajemen, Penerbit

Universitas Terbuka, 2007

(http://elqorni.wordpress.com/2008/04/24/sejarah-ilmu-

manajemen)

BAB IV

PERENCANAAN

A. PENDAHULUAN

Perencanaan dapat diartikan dan mengambil langkah

strategis guna mencapaii tujuan tersebut. Melalui

perecenaan seorang manajer akan dapat menentukan tingkat

penjualan pada periode sebagai suatu untuk menentukan

tujuan serta sasaran yang ingin dicapayang akan datang,

99

berapa tongkat kebutuhan tenaga kerja, berapa modal yang

dibutuhkan dan bagaimana cara memperolehnya, merupakan

bagian dari perencanaan (Amirullah dan Budiyono H., 2004).

Perencanaan meurpakan pemilihan sekumpulan kegiatan

dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan,

bagaimana, dan oleh siapa.rencana harus mempertimbangkan

kebutuhan, flesibilitas, agar mampu menyesuaikan diri

dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin, Wijayanti

2008

Perencanaan meliputi tindakan memilih dan

menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan

asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal

memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang

diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil

yang diinginkan. Perencanaan adalah pemikiran yang logis

dan rasional derdasarkan data atau informasi sebagai dasar

kegiatan atau aktifitas organisasi, manjemne, maupun

individu dalam upaya mencapai tujuan.Berbagai batasan

tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan

yang sangat rumit.Misalnya yang sederhana saja merumuskan

bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan

untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan

yang terakhir merumuskan perencanaan merupakan penetapan

jawaban kepada enam pertanyaan berikut :

1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?

2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?

100

3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?

4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?

5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?

6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?

B. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini secara seksama,

maka diharapkan mahasiswa

Mampu menjelaskan tentang;

1. Pengertian Perencanaan dan dasar perencanaan serta

rencana

2. Alasan-alasan perlunya perencanaan

3. Tipe dan klasifikasi perencanaan

4. Langkah-langkah dalam bidang perencanaan

5. Proses pembuatan keputusan dan tipe-tipe keputusan

6. Gaya pengambilan keputusan

7. Teknik-teknik pembuatan keputusan

C. PENGERTIAN PERENCANAAN DAN RENCANA

Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar atau fungsi

fundamental manajemen, karena organizing, actuating, dan

controlling pun harus harus terlebih dahulu direncanakan.

Perencanaan ditunjukan pada masa depan yang penuh dengan

ketidakpastian. Dampak perencanaan baru tersa pada masa

yang akan datang, agar resiko yang ditanggung relatif

kecil, hendaknya segala kegiatan, ketindakan,

101

kebijaksanaan direncankan terlebih dahulu. Perencanaan

dihubungkan dengan masalah “memilih”, artinya memilih

tujuan dan cara terbiak untuk mencapai tujuan tersebut

dari beberapa alternatif yang ada tanpa alternatif

perencanaanpun tidak ada. Perencanaan adalah kumpulan

keputusan-keputusan. Planning adalah suatu proses untuk

menentukan rencana (plan). Dengan kata lain perecanaan

diproses oleh perencana (planer) dan hasilnya adalah

rencana (plan).

Kamus Webster menyatakan bahwa manajemen berasal dari

kata manage (maneggio, Italia) yang dalam kamus bahasa

Inggris-Indonesia kata manage berarti: mengurus, memimpin,

mencapai, dan memerintah. Berdasarkan pengertian secara

etimologis itu munculah konsep manajemen yang secara

terminologis menurut para ahli disebut sebagai the act or art

of managing, conducting, directing, and controlling. Manajemen

merupakan suatu kegiatan atau seni dalam mengurus

(memimpin, mencapai, dan memerintah), membimbing,

mengarahkan dan mengendalikan (Appley dalam Zailani dan

Antowijoyo, 1989:1).

Berdasarkan pembatasan tersebut kemudian muncul berbagai

definisi tentang manajemen. Diantaranya adalah Follet yang

mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan Stoner

mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha

102

para anggota organisasi dan penggunaan berbagai berbagai

sumber daya organisasi lainya untuk mencapai tujuan

organisasi yang diinginkan (Handoko, 1991:8). Definisi

manajemen seperti yang dikemukakan oleh Stoner tersebut

pada dasarnya sependapat dengan definisi manajemen yang

dikemukakan oleh Tery yang menyatakan, bahwa manajemen

sebagai suatu tindakan untuk melaksanakan sesuatu melalui

orang lain. Artinya tindakan tersebut melalui perencanaan

dan pengorganisasian, pengarahan dan penggerakan serta

koordinasi dan pengawasan.

Millet yang mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses

pembimbingan, pengarahan dan pemberian fasilitas terhadap

pekerjaan orang-orang yang terkoordinasi dalam kelompok-

kelompok formal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

Disimpulkan manajemen akan selalu berhubungan dengan

segenap usaha untuk mencapai tujuan yang ditelah

ditetapkan dan diharapkan melalui orang lain berdasarkan

target terhadap sasaran-sasaran tertentu dengan

menggunakan strategi yang dibuat berdasarkan prinsip-

prinsip manajemen ilmiah dan praktis serta dengan

memamfaatkan berbagai fasilitas dan sumber daya yang

tersedia dengan sebaik-baiknya.

Rencana adalah dasar pengendalian, karena tanpa ada

rencana, Pengendalian tidak dapat dilakukan.

Definisi perencanaan menurut pendapat para ahli

diantaranya adalah sebagai barikut :

103

Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel

Planning is the function of a manager which involves the selection

from alternatives of objectives, policies, procedures and programs.

Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan

dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan,

produser-produser, program-program dari alternatif-

alternatif yang ada.

Louis A. Allen

Planning is the selecting and relating of facts and the making and

using of assumptions regarding the future in the visualization and

formulation of proposed activations believed necssary to achieve desired

results. Perencanaan adalah memilih dan ,menghubungkan fakta

dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa

yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan

kegiatan-kegiatan yang diperluhkan untuk mencapai hasil

yang diinginkan.

Billy E. Goetz

Planning is fundamentally choosig and problem arises only when an

alternative course of action is discovered. Perencanaan ialah

pemilhan yang fundamental dam masalah perencanaan timbul

jika terdapat alternatif-alternatif.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari definisi-definisi

di atas adalah “perencanaan adalah pekerjaan mental

untuk , memilih saran, kebijaksanaan, prosedur, program

104

yang akan mencapai apa diinginkan pada masa yang akan

datang.

Beberapa definisi rencana (plan)

The New Webster Dictionary :

Plan is the representatif of anyting draw on a plan and forming a

map or chart (the palan of a town). Disposition of parts according to

certain design. Rencana diartikan sebagai pernyataan dari

segala sesuatu yang dikehendaki yang digambarkan dalam

suatu pola atau peta-peta, chart atau pernyataan dari

bagiannya sesuai dengan pola tertentu. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa apa pun macam dan bentuknya segala

sesuatu yang dinyatakan itu, asal saja menggambarkan

keinginan yang hendak dicapai maka dapat diartikan sebagai

rencana.

Malayu S.P. Hasibuan :

Rencana sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk

mencapai suatu tujuan tertantu. Jadi, setiap renncana

mengandung dua unsur “tujuan” dan “pedoman”.

Prediction versus planning primary

Dalam manajemen, kita harus membedakan anatara

ramalan dan perencanaan. Juga harus kita perhatian bahwa

semua premis perencanaan didasarkan atas ramalan. Tetapi

premis perencanaan secara tetatif leibh pasti. Di sinilah

letak perbedaan antara premis dan perencanaan dan ramalan.

105

Ramalan berarti tafsiran menganai kejadian masa depan yang

tidak dapat dikontrol. Sedangkan premis adalah anggapan

atau asumsi yang menyatakan latar belakang semua kejadian

yang diperikrankan mempengaruhi perencanaan.

D. Alasan-Alasan Perlunya Perencanaan

Para perencana tidak akan dapat mengendalikan waktu

yang akan datang, tetapi mereka seharusnya berusaha untuk

mengidentifikasikan dan menghindarkan kegiatan-kegiatan

sekarang dan hasil-hasilnya yang dapat diperkirakan akan

mempengaruhi waktu yang akan datang. Salah satu maksud

utama perencana adalah melihat bahwa program-program dan

penemuan-penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk

meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan di waktu yang

akan datang, yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang

lebih baik.

Perencanaan organisasi/pembangunan harus aktif,

dinamis, berkesinambungan dan kreatif, agar manajemen

tidak akan bereaksi terhadap lingkungannya, akan tetapi

lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha pembangunan

ataupun di bidang lain.

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. yakni

Perencanaan dilakukan untuk mencapai :

a. Protective benefit,

106

Yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan

terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan,

b. Positive benefit,

Ini dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian

tujuan tim organisasi.

2.3. Tipe dan klasifikasi perenccanaan

Perencanaan dan rencana dapat diklasifikasikan dalam

beberapa cara yang berbeda. Cara pengklasifiasian

perencanaan akan menentukan isi rencana dan bagaimana

perencanaan itu dilakukan. Meskipun proses dasar

perencanaan adalah sama bagi setiap pimpinan manajer,

dalam praktek perencanaan dapat mengambil berbagai bentuk.

Ini disebabkan beberapa alasan :

a. Perbedaan tipe negara organisasi mempunyai

perbedaan missi ( maksud), di mana, pendekatan perencanaan

yang digunakan berbeda pula.

b. Bahkan dalam suatu negara organisasi yang sama

dibutuhkan tipe-tipe perencanaan yang berbeda untuk waktu-

waktu yang berbeda, dan

c. Pimpinan manajer yang berlainan akan mempunyai

gaya perencanaan yang berbeda.

Ada paling sedikit lima dasar pengklasifikasian rencana-

rencana sebagai berikut :

107

1. Bidang Fungsional,

Mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan, dan

personalia.Setiap faktor memerlukan tipe perencanaan yang

berbeda. Misalnya, rencana produksi akan meliputi

perencanaan kebutuhan bahan, scheduling produksi, jadwal

pemeliharaan mesin, dan sebagainya. Sedang rencana

pemasaran berisi target penjualan, program promosi dan

sebagainya.

2. Tingkat Organisasional,

Termasuk keseluruhan organisasi atau satuan-satuan

kerja organisasi. Teknik-teknik dan isi perencanaan

berbeda untuk tingkat berbeda pula. Perencanaan organisasi

keseluruhan akan lebih kompleks daripada perencanaan suatu

satuan kerja organisasi.

3. Karakteristik-karakteristik (sifat) Rencana,

Meliputi faktor-faktor kompleksitas, fleksibilitas,

keformalan, kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kwantitatif

dan kwalitatif. Misal rencana pengembangan produk biasanya

bersifat rahasia rencana produksi lebih bersifat

kwantitatif dibanding rencana personalia.

4. Waktu,

108

Menyangkut rencana jangka pendek, menengah dan jangka

panjang. Semakin lama rentangan waktu antara prediksi dan

kejadian nyata, kemungkinan terjadinya kesalahan semakin

besar. Sebagai contoh, tingkat rencana pembangunan 10

tahun yang akan datang dibandingkan dengan pembangunan

suatu kawasan 2 tahun mendatang.

5. Unsur-unsur Rencana,

Dalam wujud anggaran, program, prosedur,

kebijaksanaan, dan sebagainya. Perencanaan meliputi

berbagai tingkatan yang lebih tinggi. Perencanaan ini

berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan,

seperti program pengembangan, anggaran, dan lain-lain.

Dalam suatu negara organisasi rencana diperinci melalui

tingkatan-tingkatan yang membentuk hirarki dan paralel

dengan struktur organisasi. Pada setiap tingkatan, rencana

mempunyai dua fungsi :

a. Menyediakan peralatan untuk pencapaian serangkaian

sasaran dari rencana tingkatan di atasnya, dan sebaliknya

menunjukkan sasaran yang harus dipenuhi rencana tingkatan

di bawahnya.

b. Rencana dari manajemen puncak akan dibuat menjadi

rencana-rencana yang lebih terperinci oleh satuan- satuan

manajemen menengah dan lini pertama.

109

Ada dua tipe utama rencana, yaitu :

a. Rencana-rencana strategik (strategic plans) ,

yaitu dirancang memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang

lebih luas, mengimplementasikan missi yang memberikan

alasan-alasan khas keberadaan suatu organisasi wilayah,

b. Rencana-rencana operasional (operational plans),

penguraian lebih terperinci bagaimana rencana strategik

akan dicapai

E. Langkah-langkah dalam bidang perencanaan

Tahap Dasar Perencanaan

Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui beberapa

tahapan, antara lain:

Tahap 1 : Menyadari kesempatan

Meskipun datangnya lebih dahulu dari pada apa yang

biasanya dianggap sebagai perencanaan yang sebenarnya,

kesadaran akan suatu kesempatan adalah titik awal yang

sebenarnya untuk perencanaan.Hal ini meliputi suatu

pendangan pendahuluan kepada kemungkinan adanya

kesempatan- kesempatan di hari depan dan kemampuan untuk

melihatnya dengan jelas dan lengkap, suatu pengetahuan

tentang di mana kita berdiri pada sudut kelemahan dan

kekuatan kita, dan suatu penglihatan apa yang menurut

harapan kita akan kita dapatkan. Menetapkan tujuan-tujuan

yang realistis tergantung dari kesadaran itu. Perencanaan

110

memerlukan diagnosa yang ralistis terhadap situasi

kesempatan itu.

Tahap 2 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan

tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kegiatan

suatu pembangunan ( proyek) .Tanpa rumusan tujuan yang

jelas, tim organisasi akan menggunakan sumberdaya -

sumberdaya secara tidak efektif.

Langkah pertama dalam perencanaan itu sendiri ialah

menetapkan sasaran-sasaran yang menentukan hasil-hasil

yang diharapkan menggambarkan hal-hal akhir yang harus

dilakukan, di mana penekanan penting harus ditempatkan,

dan apa yang harus dicapai oleh jaringan strategi,

kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran, dan program-

program.Sasaran organisasi tim seharusnya memberikan arah

kepada sifat segala rencana penting dengan memantulkan

tujuan-tujuan itu, menentukan sasaran departemen –

departemen utama.Sebaliknya, sasaran departemen utama,

mengawasi tujuan-tujuan departemen bawahan, dan seterusnya

ke bawah. Namun sasaran departemen-departemen yang kurang

panting akan disusun lebih baik, kalau para pimpinan

manajer dari sub devisi memahami sasaran organisasi tim

secara keseluruhan, dan tujuan yang diturunkan, dan kalau

mereka diberi kesempatan untuk menyumbang ide- ide mereka

kepada cita-cita itu serta kepada penentuan tujuan mereka

sendiri.Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas

111

mempunyai beberapa fungsi penting yang bervariasi menurut

waktu dan keadaan. Fungsinya adalah: Sebagai pedoman

kegiatan, sumber legitimasi, standar pelaksanaan, sumber

motivasi, dan dasar rasional pengorganisasian.

Ada lima tipe tujuan yang umum dijumpai pada berbagai

kegiatan kelompok organisasi antara lain: tujuan

kemasayarakatan (societal goals), tujuan keluaran (out

put), tujuan sistem (system goals) , tujuan produk

(product goals) , dan tujuan turunan (derived goals).

Tahap 3 : Menentukan Dasar Fikiran (premis)

Suatu langkah legis kedua dalam perencanaan adalah

menetapkan, mendapat persetujuan untuk memanfaatkan, dan

menyebarkan dasar pikiran perencanaan kritis. Hal ini

adalah data ramalan dari sifat sesungguhnya, kebijaksanaan

pokok yang bisa diaplikasikan, dan rencana-rencana

kelompok/tim yang ada. Dengan demikian, dasar pikiran

adalah asumsi-asumsi perencanaan, dengan kata lain

lingkungan yang diharapkan dari rencana-rencana yang

sedang dilaksanakan. Langkah penentuan dasar pikiran

membawa kepada salah satu prinsip utama dalam perencanaan,

yaitu semakin banyak individu yang diserahi perencanaan

itu mengerti dan menyetujui untuk memanfaatkan premis-

premis mengenai perencanaan yang konsekwen, dan semakin

terkoordinir perencanaan itu.

Ramalan adalah penting Misalnya, dimana lokasi

pembangunan yang paling cocok? Berapa orang yang terlibat?

112

Apa saja yang akan dilaksanakan? Apa dampaknya? Kapan di

mulai? Bagaimana teknisnya? Berapa lama? Apa kendala yang

mungkin muncul? Siapa yang mengatasinya? Berapa biayanya?

Dimana akan dilaksanakan? Sampai kapan? Dan lain-lain yang

harus diramalkan.

Beberapa premis meramalkan kebijakan yang belum

dibuat. Perencana kadang-kadang harus membuat dan memberi

keterangan tentang alasan-alasan apakah kebijakan demikian

akan diadakan, apa isinya. Keterangan akan alasan-alasan

lain tentu saja timbul dari kebijakan yang sudah ada atau

dari rencana-rencana lainnya. Suatu kesukaran dari

penetapan premis-premis yang lebih lengkap dan menjaga

agar tetap menurut jaman, ialah bahwa setiap perencana

utama, dan banyak rencana kurang penting, menjadi suatu

premis di masa depan. Bila menelusuri hirarki organisasi

wilayah, maka komposisi dari premis perencanaan agak

berubah. Proses dasarnya akan sama, tetapi rencana lama

yang utama dan yang baru akan mempengaruhi secara material

hari depan terhadap mana para manajer pimpinan dari unit-

unit yang lebih sedikit harus membuat rencana.Karena

lingkungan dari rencana-rencana hari depan itu begitu

kompleks, maka akan menguntungkan atau realistik untuk

membuat dugaan-dugaan tentang setiap detail dari

lingkungan suatu rencana hari depan. Sebab itu, premis

adalah sebagai hal yang praktis, dibatasi sampai kepada

alasan-alasan yang kritis, atau strategis terhadap suatu

rencana, maksudnya alasan-alasan yang paling banyak

113

mempengaruhi operasinya.Kekurangan dalam koordinasi

perencanaan, melalui pemakaian oleh para pimpinan manajer

yang mempunyai premis-premis yang berbeda, dapat menjadi

luar biasa mahalnya. Sebab itu pemakaian premis-premis

yang konsekwen harus disetujui. Satu standar untuk hari

depan diperlukan bagi perencana yang baik, meskipun

standar itu meliputi banyak kumpulan premis dengan

instruksi bahwa kumpulan rencana yang berbeda-beda harus

dikembangkan pada tiap-tiap premis itu.Karena persetujuan

untuk memanfaatkan suatu kumpulan premis tertentu adalah

penting bagi perencanaan yang terkoordinasi, hal itu

menjadi tanggung jawab utama dari para manajer di tingkat

atas, untuk memastikan manajer di tingkat bawah mengerti

premis-premis yang diharapkan akan menjadi dasar rencana

mereka.

Tahap 4: Menetukan Arah-arah Tindakan Alternatif

Langkah ketiga dalam perencanaan ialah mencari dan

memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya

yang tidak nampak dengan segera. Jarang ada rencana yang

tidak ada alternatifnya yang masuk akal, dan sering sekali

suatu alternatif yang tidak jelas, terbukti adalah yang

paling baik. Persoalan yang umum ialah bukan hal menemukan

alternatif, melainkan mengurangi jumlah alternatif-

alternatif itu sehingga yang paling memberikan harapan

baik dapat dianalisa. Bahkan dengan teknik matematika dan

114

komputer, ada suatu batas dari jumlah alternatif yang bisa

diperiksa. Sebab itu penting bagi suatu perencanaan untuk

mengurangi dengan pemeriksaan pendahuluan jumlah

alternatif sehingga yang tinggal hanya yang memberi

harapan akan kemungkinan-kemungkinan yang paling berhasil,

atau menghapuskan secara matematis, melalui proses

perkiraan, alternatif- alternatif yang paling tidak

memberi harapan.

Tahap 5 : Mengevaluasi Arah-arah Tindakan Alternatif

Setelah menemukan arah-arah tindakan alternatif dan

memeriksa titik-titik kuat dan lemahnya, langkah keempat

adalah mengevaluasi arah tindakan itu dengan menimbang

berbagai faktornya dari sudut premis-premis serta tujuan.

Satu arah tindakan mungkin kelihatan paling menguntungkan

tetapi memerlukan biaya yang besar dan keuntungan yang

lambani arah lain mungkin kurang menguntungkan tetapi

mengandung resiko yang kurang besar arah tindakan lain

lagi mungkin lebih sesuai dengan tujuan-tujuan jangka

panjang dari suatu kegiatan proyek.

Tahap 6 : Memilih suatu Arah Tindakan Alternatif

Langkah perencanaan yang kelima adalah memilih arah

tindakan, yakni merupakan titik di mana suatu rencana

diterima, titik sesungguhnya mengenai pengambilan

keputusan. Kadang-kadang suatu analisa dan evaluasi arah-

arah tindakan alternatif akan memperlihatkan bahwa dua

atau lebih dari arah-arah tindakan itu dianjurkan, lalu

115

pimpinan manajer bisa mengambil keputusan untuk mengikuti

beberapa arah tindakan dan bukannya hanya satu arah

tindakan saja.

Tahap 7 : Merumuskan Rencana-rencana Turunan

Pada titik di mana suatu keputusan di ambil,

perencanaannya jarang lengkap,dan langkah keenam

diusulkan. Biasanya selalu diperlukan rencana-rencana yang

diturunkan untuk mendukung rencana pokok.

Tahap 8 : Mengurutkan Rencana-rencana Berdasarkan Anggaran

Setelah keputusan-keputusan di ambil dan rencana-rencana

telah ditentukan, langkah terakhir untuk memberikan arti

kepada rencana-rencana itu, sebagaimana telah digambarkan

dalam pembicaraan di atas mengenai jenis-jenis rencana

ialah memberi nomor kepada rencana-rencana itu dengan

merubah rencana-rencana itu menjadi anggaran.Bila

dilakukan dengan baik, anggaran menjadi sarana untuk

mengumpulkan berbagai rencana dan standar yang penting

terhadap mana proses perencanaan dapat diukur.

F. PENUTUP.

Pada hakekatnya rencana-rencana regional berarti

bahwa rencana-rencana tersebut harus disiapkan dan disusun

oleh tim-tim multidisipliner yang bekerja secara

116

interdisipliner. Pengalaman-pengalaman masa lalu

menjelaskan bahwa usaha untuk menghimpun para ahli dari

berbagai disiplin untuk mempersiapkan dan menyusun suatu

rencana regional dalam kegiatan terpadu dan tindakan

bersama, merupakan sesuatu hal yang memakan waktu dan

biaya.Perencanaan dalam arti yang seluas-luasnya tidak

lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai

sesuatu tujuan tertentu.Perencanaan pembangunan adalah

suatu pengarahan penggunaan sumber-sumber pembangunan

(termasuk sumber-sumber ekonomi) yang terbatas adanya,

untuk mencapai tujuan-tujuan sosial ekonomi yang lebih

baik secara efisien dan lebih aktif.

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan

dilakukan untuk mencapai protective benefit,yang

dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya

kesalahan dalam pembuatan keputusan, dan positive benefit,

ini dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan tim

organisasi.Langkah-langakah dalam perencanaan adalah

menyadari kesempatan, menentukan sasaran tujuan,

menentukan dasar pikiran, menetapkan arah tindakan

alternatif, mengevaluasi arah tindakan alternatif, memilih

suatu arah tindakan, merumuskan rencana-rencana turunan,

dan mengurutkan rencana-rencana berdasarkan anggaran.Ada

dua tipe utama rencana, yaitu :

117

a) Rencana-rencana strategik (strategic plans), yaitu

dirancang memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih

luas, mengimplementasikan missi yang memberikan alasan-

alasan khas keberadaan suatu organiasi wilayah,

b) Rencana-rencana operasional (operational plans),

penguraian lebih terperinci bagaimana rencana strategik

akan dicapai.

Perencanaan strategi adalah proses pemilihan tujuan-

tujuan organisasi, penentuan strategi,kebijaksanaan dan

program-program yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

tersebut.

Beberapa hal yang harus dilalui dalam pengambilan

keputusan : pemahaman dan perumusan masalah, pengumpulan

dan analisa data yang relevan, pengembangan alternatif-

alternatif,evaluasialternatif-alternatif,pemilihan

alternatif terbaik,implementasi keputusan,dan evaluasi

hasil-hasil keputusan.

G. TUGAS DI RUMAH;

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di

atas, kerjakanlah

Latihan berikut;

1. Apa pengertian dari perencanaan dan rencana ?

2. Mengapa perlu adanya perencanaan ?

118

3. Bagamana tipe dan klasifikasi perencana dan

rencana ?

4. Bagamana langkah-langkah dalam bidang perencanaan?

5. Penetapan suatu perencanaan di dalam organisasi

bukanlah tanpa hambatan,

Penolakan dari dalam diri perencana sendiri

terhadap penerapan tujuan

Rencana untuk mencapainya, Mengapa hal ini bisa

terjadi? Jelaskan.

6.Apa yang akan dilakukan jika perencanaan yang telah

dibuat ternyata

Sulit atau bahkan gagal mencapai tujuan? Jelaskan.

PETUNJUK JAWABAN LATIHAN;

Baca kembali uraian di atas dengan seksama,

atau berdiskusilah dengan sesama teman mahasiswa.

Jika kurang puas datangilah seorang manajer

perusahaan yang sudah berpengalaman yang Anda kenal,

diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.

Selamat mengerjakan latihan. Ingat...

Salah satu sifat manajer ysng baik adalah keuletan

memecahkan masalah. Jadilah manajer yang baik

terutama bagi diri Anda sendiri.

TES FORMATIF;

119

1.Suatu proses untuk menentukan tujuan serta sasaran

yang ingin dicapai

Dengan mengambil langkah-langkah strategis guna

mencapai tujuan tersebut

Adalah defenisi dari fungsi......

A. Pendelegasian

B. Pengendalian

C. Produksi

D. Perencanaan

2.Mengembangkan serangkaian kegiatan adalah

dasar perencanaan suatu

Organisasi yang berada pada tahap ke....

A. Satu

B. Dua

C. Tiga

D. Empat

3.Banyak faktor yang menyebabkan perencanaan

menjadi langkah penting

Dalam manajemen salah satunya adalah.....

A. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan

Perubahan lingkungan

B. Membuat tujuan menjadi umum

C. Memperlambat waktu operasional

120

D. Membantu memaksimalkan pekerjaan yang tidak

penting.

4.Salah satu tipe rencana sekali pakai yang

sering digunakan adalah perencanaan

A. Proyek

B. Tetap

C. Objek

D. Jangka panjang

5.Perencanaan yang berusaha memprediksi

kesesuaian antara produk dengan

Keinginan dan kebutuhan konsumen, adalah

bentuk perencanaan dengan

Pendekatan ...............

A. Management by objective

B. Social demand

C. Cost benefit ratio

D. Contingency

6.Pendekatan yang menyebabkan implementasi tidak

sesuainya dengan

Perencanaan yang telah disusun karena adanya

perubahan adalah pendekatan

A. Social demand

121

B. Contingency

C. Top down

D. Bottom-up

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes

Formatif yang terdapat

Di bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban yang benar,

kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat

penguasaan Anda terhadap materi bahan ajar bab ini.

Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar : Jumlah

soal x 100%

Arti tingkat penguasaan ; 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% =

kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih,

Anda dapat meneruskan

122

Dengan materi selanjutnya. Bagus.... Jika masih di bawah

80% Anda harus mengulangi

Materi bahan ajar 4, terutama bagian yang belum dikuasai.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif

1. D 4. A

2.D 5. B

3.A 6. B

DAFTAR PUSTAKA

Dadang Supriyatna, Aylvana, Manajemen, Penerbit

Universitas Terbuka, 2007

123

BAB. V.

PENGORGANISASIAN

A. PENDAHULUAN

Manajemen membuat kita belajar bagaimana caranya

mengatur serta menyeimbangkan segala sesuatu agar mencapai

124

tujuan secara efisien dan efektif. Dalam Manajemen

terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di

dalamnya. Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang

banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan

(planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi

analizing dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk

fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing

(pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi

perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi

manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang

maksimal.

Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau

pengertian masing-masing fungsi manajemen - POAC :

1. Fungsi Perencanaan / Planning

Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan

perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.

2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing

Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan

pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang

dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah

ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

3. Fungsi Analizing

125

Fungsi analizing adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer

untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara

maksimal serta sehat, dinamis, dan lain sebagainya.

4. Fungsi Pengendalian / Controling

Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja

berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian

dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

B. Pengertian organizing /Pengorganisasian.

Pengorganisasian merupakan fungsi kedua daripada

manajemen. Pengorganisasian pada umumnya diartikan sebagai

keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat,

tugas-tugas, tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa

sehingga tercipta suatu oragnisasi yang dapat digerakkan

sebagai satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditentukan.

Dengan perumusan di atas, jelas bahwa pengorganisasian

merupakan langkah kearah pelaksanaan rencana yang telah

disusun sebelumnya. Jadi suatu hal yang logis bahwa

pengorganisasian merupakan fungsi kedua dari manajemen.

Hasil dari proses pengorganisasian adalah suatu

organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan

yang bulat.

Organizing adalah salah satu hal yang terpenting dilakukan

demi terwujudnya tujuan manajemen itu sendiri.

Pengorganisasian merupakan kelanjutan perencanaan. Setelah

direncanakan, maka kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan

yang akan dicapai dikelompokan secara teratur

126

[sistematis]. Dalam menyusun beberapa kegiatan, hal yang

perlu diperhatikan adalah bagaimana pengelompokan

kegiatan-kegiatan itu menurut jenisnya; kegiatan mana yang

lebih dahulu harus dilaksanakan dan mana yang kemudian,

bagaimana hubungan antara kelompok kegiatan-kegiatan itu

dan seterusnya.

Dan dibawah ini adalah pengertian organizing menurut para

ahli :

1. Menurut G.R. Terry pengorganisasian adalah tindakan

mengusahakan hubungan kelakuan yang efektif diantara

sekumpulan orang agar mereka dapat bekerja sama secara

efisien dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan

tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu

guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu (Malayd S.P.

Hasibuan, 2003: 119).

2. A.M. Kadarman (2001: 82) mengartikan pengorganisasian

adalah penetapan stuktur peran-peran melalui penentuan

aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-

tujuan yang telah ditetapkan bagian-bagianya serta

hubungan-hubungan dan informasi, baik secara horizontal

maupun vertikal dalam struktur organisasi.

Dalam hal melakukan suatu organizing, tidak terlepas dari

peranan seorang manajer. Seorang manajer dihadapkan pada

suatu tantangan yang besar, yaiut ketika hal yang dipimpin

dapat berjalan dengan lancar untuk mencapai tujuan yang

telah dirumuskan, salah satu sasaran yang penting yaitu

bagaimana membangun sebuah stuktur organisasi yang efektif

127

serta mempunyai ketahanan yang kuat. Kelemahan dalam

prinsip-prinsip organisasi dapat menjadi hambatan yang

bisa mempengaruhi perwujudan tujuan organisasi.

C. Bentuk-bentuk Organisasi

Dalam hal manajemen terutama organizing, kita dapat

membentuk suatu organisasi yang memudahkan kita mencapai

tujuan secara optimal.Untuk memudahkan melihat bagaimana

posisi seseorang dan hubungannya dengan orang lain, maka

timbulah berbagai bentuk organisasi. Menurut Malayu S.P.

Hasibuan (2003: 150) bentuk-bentuk organisasi yang lazim

kita kenal adalah:

a. Organisasi Lini (Line Organization)

Organisasi ini berbentuk garis dan satuan-satuan bulat

pada tingkat-tingkat yang diperlukan. Wewenang dan

pimpinan mengalir langsung kepada para kepala. Satuan

organisasi ini memegang wewenang bulat dan memikul

tanggung jawab penuh mengenai segala hal yang termasuk

bidang kerja satuannya. Dengan demikian, para pelaksana

bawahannya menerima perintah dan petunjuk langsung dari

satuan dan tanggung jawab kepadanya.

b. Organisasi Lini dan Staf (Line and Staf Organization)

Bentuk ini dipergunakan apabila pimpinan dan organisasi

dan bentuk line atau garis tidak dapat menguasi seluruh

seluk-beluk yang ada dibawahnya. Hal ini bisa terjadi

kalau organisasinya cukup besar, sehingga permasalahannya

128

menjadi lebih ruwet. Untuk itu pimpinan harus dibantu oleh

staf yang terdiri dari beberapa ahli. Tenaga staf ini

tidak harus berada langsung di bawah pimpinan, tetapi

dapat diletakan pada satuan-satuan organisasi lain.

c. Organisasi Fungsional (Functional Organization)

Berbeda dengan dua bentuk di atas, bentuk fungsi ini

mempunyai jalur wewenang yang diberikan sepenuhnya kepada

seseorang kepala atau pejabat yang dipandang ahli dalam

suatu urusan. Urusan yang dipegang ini dapat menyangkut

bawahannya langsung atau bawahan dan kepala yang lain,

sesuai dengan bidang keahliannya. Jadi, dalam organisasi

ini  tugas dan wewenang dapat menyilang.

d. Organisasi Panitia (Committee Organization)

Dalam organisasi bentuk ini wewenang diberikan kepada

sekelompok orang yang ditunjuk untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan khusus, yang tidak dapat diselesaikan

sendiri oleh sekolah atau sebuah dewan. Organisasi komite

mengutamakan kepemimpinan, artinya dalam organisasi ini

terdapat pimpinan kolektif (presidium atau plural executive) dan

komite ini bersifat manajerial.

Dengan demikian, pengorganisasian dapat diartikan

sebagai suatu proses di mana pekerjaan yang ada dibagi ke

dalam komponen-komponen yang dapat ditangani. Jadi,

organisasi ini merupakan alat untuk mencapat tujuan

manajemen. Sebagai alat, organisasi dapat mengatur,

nengkordinasi dan menguraikan semua potensi yang dapat

diberikan oleh setiap unsur yang ada di dalamnya agar

129

tujuan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Oleh karena

itu, kunci pertama keberhasilan sebuah organisasi terletak

pada kemampuan seseorang manajer dalam mengatur

anggotanya.

D. Proses Pengorganisasian

Proses pengorganisasian meliputi berbagai rangkaian

kegiatan yang bermula pada orientasi atas tujuan yang

direncanakan dan berakhir pada kerangka organisasi yang

tercipta terlengkapi dengan prosedur dan metode kerja,

kewenangan, personalia serta peralatan yang diperlukan.

Proses ini dapat di jabarkan sebagai berikut :

a. Perumusan tujuan secara lebih terperinci;

b. Penetapan tugas pokok;

c. Perincian kegiatan;

d. Pengelompokan kegiatan-kegiatan dalam fungsi-fungsi;

e. Departementasi

1. Horisontal

2. Vertikal

3. Addisional

4. Penetapan prosedur dan metode kerja

f. Penetapan otoritas organisasi

g. Staffing (Penempatan posisi kerja)

h. Facilitating (Pemberian fasilitas kerja)

a. Perumusan tujuan secara lebih terperinci;

130

Sebagai dasar penyusunan organisasi, tujuan harus

dirumuskan secara jelas dan lengkap baik mengenai bidang,

ruang lingkup, sasaran, keahlian/keterampilan serta

peralatan yang diperlukan, jangka waktu pencapaian maupun

cara pencapaian yang terbaik. Dari tujuan yang telah

dirumuskan secara jelas dan lengkap itu dapat ditarik

kesimpulan tentang bentuk, susunan, corak maupun ukuran

besar kecilnya organisasi yang harus disusun.

b. Penetapan tugas pokok;

Tugas pokok adalah sasaran yang dibebankan kepada

organisasi untuk dicapai. Pada umumnya, bertambah besar

organisasi yang harus disusun bertambah umum pula tugas-

tugas pokok yang dapat digariskan, sebaliknya makin kecil

organisasi, makin konkrit dan terbatas tugas pokoknya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan tugas

pokok adalah :

1. Tugas pokok harus merupakan bagian dari tujuan dengan

perkataan lain pelaksanaan tugas pokok harus mendekatkan

pada tujuan

2. Tugas pokok harus dalam batas kemampuan untuk dicapai

dalam batas kemampuan untuk dicapai dalam jangka waktu

tertentu. Tugas pokok adalah landasan dalam

penyelenggaraan semua kegiatan dalam organisasi.

c. Perincian kegiatan;

131

Perincian kegiatan dapat diperoleh dari jawaban atas

pertanyaan “Kegiatan-kegiatan apa saja yang perlu

dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok?”.

Perincian kegiatan harus disusun secara lengkap dan

terperinci, harus diadakan identifikasi antara kegiatan-

kegiatan yang penting dan yang kurang penting.

d. Pengelompokan kegiatan-kegiatan dalam fungsi-fungsi;

Kegiatan yang harus dilaksanakan dalam rangka

pelaksanaan tugas pokok lazimnya sangat banyak. Kegiatan-

kegiatan yang banyak ada yang erat hubungannya satu sama

lain, disamping itu ada yang dapat dibedakan secara jelas.

Kegiatan-kegiatan yang erat hubungannya satu sama lain

masing-masing dikelompokkan menjadi satu, masing-masing

kelompok kegiatan sebagai hasil pengelompokan ini biasa

disebut “fungsi”. Fungsi adalah sekelompok kegiatan yang

homogeni dalam arti satu sama lain terdapat hubungan yang

sangat erat.

Pengelompokan kegiatan dalam fungsi-fungsi meliputi

pengelompokan dengan dua tijauan :

1. Tinjauan horizontal;

2. Tinjauan vertikal.

Pengelompokan dengan tinjauan horizontal didasarkan

atas adanya diferensiasi horizontal diantara kegiatan-

kegiatan yang telah dikelompokkan. Pengelompokan dengan

tinjauan vertikal didasarkan atas adanya diferensiasi

vertikal diantara kegiatan-kegiatan yang telah

132

dikelompokkan. Pengelompokan atas fungsi-fungsi baik

dengan tinjauan horizontal maupun vertikal adalah dasar

daripada proses departementasi.

e. Departementasi

Departementasi adalah proses konversi fungsi-fungsi

menjadi satuan-satuan organisasi dengan berpedoman pada

prinsip-prinsip organisasi.

Satuan-satuan organisasi yang masing-masing dibebani

satu fungsi ini dapat disebut biro, bagian, direktorat,

seksi, dan lain-lain.

Depertementasi berdasarkan proses :

1. Depertementasi horizontal (searah)

2. Depertementasi vertikal (bertingkat)

3. Depertementasi addisional (tambahan)

f. Penetapan Otoritas Organisasi

Satuan-satuan organisasi yang terjelma sebagai hasil

proses depertemetasi menjelmakan pula berbagai macam

posisi atau jabatan seperti biro, bagian, sekretariat dan

lain-lain. Dalam organisasi apa pun setiap jabatan selalu

didasari oleh otoritas organisasi. Otoritas organisasi

dapat diberikan sebagai kekuasaan atau hak untuk bertindak

atau memberikan perintah ataupun untuk menimbulkan

tindakan-tindakan dari orang-orang lain. Otoritas

bersumber pada :

1. Ketentuan perundang-undangan dan aturan-aturan;

133

2. Pelimpahan otoritas;

3. Perintah atasan.

Prinsip utama dalam pemberian otoritas adalah “otoritas

yang diberikan harus sebanding dengan tugas dan kewajiban

yang harus dilaksanakan”.

g. Staffing (Penempatan posisi kerja)

Staffing adalah perekrutan serta penempatan orang pada

satuan-satuan organisasi yang telah tercipta melalui suatu

proses depertementasi. Prinsip utama staffing adalah “the right

man on the right place” yang artinya “penempatan orang yang

tepat pada posisi yang tepat”. Berhubung dengan prinsip

ini, maka proses staffing harus mengandung unsur seleksi

mutu personil apalagi untuk posisi pimpinan.

Kegagalan dalam seleksi mutu personil akan menggagalkan

pula pencapaian tujuan organisasi. Pentingnya mutu

personil dalam sebuah organisasi dapat dipegang sebagai

pedoman prinsip “bukan struktur organisasi semata-mata

yang menentukan pencapaian tujuan melainkan juga mutu

orang-orang yang ditempatkan dalam struktur tersebut”.

Fokus seleksi personal dapat diorientasikan pada tiga

macam kemampuan yaitu:

1. Technical skill (keterampilan teknis) adalah keterampilan yang

memungkinkan seseorang melakukan pekerjaan dengan berbagai

tehnik tertentu sehingga tujuan tercapai dengan efektif

dan efisien;

134

2. Human skill (keterampilan manusia) adalah keterampilan

bekerjasama serta keterampilan berkomunikasi dan

memotivasi;

3. Conceptual skill (keterampilan konsep) adalah kemampuan

mengoordinasikan kegiatan dan memadukan kepentingan

organisasi dengan cara kerja.

h. Facilitating (Pemberian fasilitas kerja)

Proses terkahir dalam pengorganisasian adalah pemberian

fasilitas dan kelengkapan (facilitating). Fasilitas tersebut

berupa uang, material, mesin, peralatan dan hal-hal lain

yang dibutuhkan.

Prinsip yang harus dipedomani dalam pemberian fasilitas

adalah bahwa fasilitas yang disediakan harus cukup dan

sesuai dengan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan

serta tujuan yang harus dicapai oleh organisasi yang

bersangkutan.

E. Hasil Pengorganisasian

Hasil dari proses pengorganisasian adalah suatu

organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan

yang bulat. Organisasi yang baik harus memenuhi berbagai

macam prsayarat atau asas organisasi.

Menurut James D. Mooney, ada dua asas pokok dari

organisasi, yakni :

135

1. Asas koordinasi, diartikan sebagai pengaturan dan

pemeliharaan tata hubungan dari usaha bersama untuk

memperoleh satu tertib usaha dalam mencapai tujuan

bersama.

Agar organisasi dapat berjalan dengan baik maka harus

memnuhi syarat-syarat berikut ini :

a. Authority atau otoritas, yakni merupakan wewenang atau

kekuasaan tertinggi dalam suatu organisasi. Fungsi

otoritas adalah memimpin dan member arahan.

b. Mutual service, yakni kesediaan untuk saling membantu antara

para anggota. Dengan demikian harus ada kesadaran yaitu

adanya satu keyakinan dari masing-masing peserta bahwa

mereka sedang mengejar tujuan bersama, dimana tujuan itu

hanya dapat terlaksana jika saling membantu satu sama

lain.

c. Doktrin merupakan ajaran dimana termuat tujuan yang jelas

dan diyakini oleh setiap peserta disamping termuat pula

cara-cara bagaimana tujuan tersebut dicapai.

2. Asas hirarki atau asas skalar dapat diartikan sebagai

proses untuk merealisasikan koordinasi dalam organisasi.

Agar berjalan dengan baik maka harus diingat beberapa

asas, yakni

a. Leadership atau kepemimpinan yang bertanggung jawab.

b. Deligasi kekuasaan berarti penyerahan suatu kekuasaan atau

wewenang tertentu oleh pihak atasan kepada pihak bawahan.

136

c. Pembatasan dan pembagian tugas berarti penentuan tentang

apa dan sampai mana batasan-batasan wewenang serta apa

tanggung jawab dan tugas yang harus diselenggarakan.

F. Peranan organizing Dalam bidang kelautan dan perikanan

Organizing secara umum memiliki peranan yaitu

mencapai tujuan manajemen yang efektif dan efisien dengan

cara mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

Organizing memilki peranan yang cukup penting dalam

bidang kelautan dan perikanan. Salah satu hal yang dapat

kita jadikan bukti mengenai peranan organizing dalam

bidang kelautan dan perikanan adalah adanya organisasi D-8

yang dibentuk oleh beberapa Negara dengan tujuan untuk

meningkatkan posisi negara-negara anggota dalam ekonomi

global, keanekaragaman hayati dan menciptakan kerjasama-

kerjasama baru di bidang perdagangan, meningkatkan

partisipasi negara anggota dalam penentuan keputusan di

tingkat internasional serta meningkatkan standar hidup

warga negara anggotanya.

Pengorganisasian dalam bidang kelautan dan perikanan

juga terlihat dari adanya kegiatan pembagian tugas-tugas

pada orang yang terlibat dalam kerja sama di bidang

kelautan dan perikanan. Kegiatan pengorganisasian

menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai

pronsip pengorganisasian. Sehingga pengorganisasian dapat

disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang

137

serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk

memunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi dan

mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin

pencapaian tujuan.

Efesiensi dalam pengorganisasian adalah pengakuan

terhadap manajemen dalam dunia kelautan dan perikanan yang

dititik pusatkan pada penggunaan waktu dan uang dan

sumber daya yang terbatas dalam mencapai tujuan, yaitu

alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana dan sumber

daya kelautan dan perikanan.

G. PENUTUP.

a. Perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada

sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang

dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah

ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

b. Organizing secara umum memiliki peranan yaitu mencapai

tujuan manajemen yang efektif dan efisien dengan cara

mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

c. Pengorganisasian dalam bidang kelautan dan perikanan juga

terlihat dari adanya kegiatan pembagian tugas-tugas pada

orang yang terlibat dalam kerja sama di bidang kelautan

dan perikanan

TUGAS DI RUMAH

138

Untuk memperdalam peemahaman Anda mengenai materi di

atas, maka kerjakanlah

Latihan berikut;

1. Jelaskan Pengertian organizing/Pengorganisasian

2. Sebutkan dan jelaskan Bentuk-bentuk organisasi

3. Jelaskan Peranan organizing dalam bidang kelautan dan

perikanan

4. Bagaimana Anda melihat kelemahan suatu struktur organisasi

matriks?

5. Berdasarkan elaborasi tiga bentuk organisasi, yaitu lini,

lini dan staf, dan matriks maka cobalah Anda buat tabel

masing-masing keunggulan dan kelemahannya.

H. Daftar Pustaka

Dadang Supriyatna, Aylvana, Manajemen, Penerbit

Universitas Terbuka, 2007

Iskandar, H. 1984. Asas-Asas Manajemen. Surakarta: UNS

Sunarto, dkk. 2009. Economic 3. Solo: PT. Tiga Serangkai

Pustaka Mandiri

Sarwoto. 1985. Dasar-Dasar Organisasi dan Menejemen. Jakarta:

Ghalia Indonesia

Manullang, M. 1985. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

139

BAB. VI.

PENGARAHAN/ACTUATING

A. PENDAHULUAN

Dalam bab VI ini akan dibahas berbagai

permasalahan tentang pengarahan dan pengembangan

organisasi, termasuk didalamnya bagaimana menggerakkan

para anggotanya untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,

bagaimana memotivasi para anggotanya, bagaimana mengadakan

komunikasi didalam organisasi, bagaimana mengadakan

perubahan dan pengembangan dalam organisasi dan bagaimana

mengatasi segala konflik yang ada dalam organisasi.

Kemampuan seorang manajer untuk memotivasi adan

mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi akan

menentukan efektifitas manajer. Dan ini bukan satu-satunya

140

factor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang.

Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai suatu system

akan mampu meramalkan perilaku dari bawahannya.

Pengarahan merupakan suatu tindakan untuk

mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk

mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan

usaha atau hubungan manusia dalam kepemimpinan yang

mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan

menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam

pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen,

pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping

menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku

dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai

tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip

yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan

pengarahan yaitu :

Prinsip mengarah kepada tujuan

Prinsip keharmonisan dengan tujuan

Prinsip kesatuan komando

Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada

bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja

sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari

prinsip prinsip di atas. Cara-cara pengarahan yang

dilakukan dapat berupa :

141

a. Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan

informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan

dengan baik.

b. Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang

yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi

suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.

c. Delegasi wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini

pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang

dimilikinya kepada bawahannya.

B. Pengertian Pengarahan Dalam Manajemen Umum

Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan

merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Karena

merupakan fungsi terpenting maka hendaknya pengarahan ini

benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang pemimpin.

Pengertian pengarahan sendiri yaitu kegiatan untuk

menggerakkan atau mengarakan oarang lain supaya bisa dan

dapat bekerja dengan baik dalam upaya mencapai tujuan yang

di inginkan.

Seorang menejer yang baik hendaknya sering memberi

masukan-masukan kepada anggotanya karena hal tersebut

dapat menunjang prestasi kerja anggota. Seorang anggota

juga layaknya manusia biasa yang senang dengan adanya

suatu perhatian dari yang lain, apabila perhatian tersebut

dapat membantu meningkatkan kinerja mereka.

142

Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang tepat

untuk digunakan yaitu:

1) Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan

2) Memberikan petunjuk umum dan khusus

3) Mempengaruhi anggota, dan

4) memotivasi

Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi

pengarahan dengan cara memotivasi bawahan adalah:

a) Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada

di tengah-tengah para bawahannya dengan demikian dapat

memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika

diperlukan.

b) Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi

dengan tujuan pribadi dari para anggota organisasi.

c) Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional

organisasi dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan

beberapa perangsang atau insentif.

C. Pengertian dan Pandangan Motivasi Dalam Organisasi

Motivasi seperti yang telah disebutkan diatas, akan

mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan

bawahannya, yang selanjutnya akan menentukan efektifitas

143

manajer. Ada dua factor yang mempengaruhi tingkat prestasi

seseorang, yaitu kemampuaan individu dan pemahaman tentang

perilaku untuk mencapai prestasi yang maksimal disebut

prestasi peranan. Dimana antara motivasi, kemampuan dan

presepsi peranan merupakan satu kesatuan yang saling

berinteraksi.

1.Model Tradisional

Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan

oleh Frederic Winslow taylor. Model ini mengisyaratkan

bagaimana manajer menentukan pekerjaan-pekerjaan yang

harus dilakukan dengan system pengupahan intensif untuk

memacu para pekerjaan agar memberikan produktivitas yang

tinggi.

2.Model Hubungan Manusiawi

Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya

menentukan bahwa kontrak-kontrak soisal karyawan pada

pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang

rutin merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu para

karyawan perlu dimotivasi melalui pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan social dan membuat mereka berguna dan penting

dalam organisasi.

3.Model Sumber Daya Manusia

McGregor Maslow. Argyris dan Lkert mengkritik

model hubungan manusaiwi bahwa seorang bawahan tidak hanya

144

dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan untuk

mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi

dan memperoleh pekerjaan yang berarti dalam arti lebih

menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang

baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk

pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.

D . Teori-teori Motivasi

1. Teori Petunjuk ( prescriptive Theories ) yaitu

bagaimana cara memotivasi para karyawan yang didasarkan

atas pengalaman coba-coba.

2. Teori isi ( Content theories ) menanyakan apa penyebab

prilaku, macam teoriini yaitu 1) hirarki kebutuhan dari

Abraham Maslow, 2) Teori higienis Frederick Herxberg dan

3) Teori prestasi David McCleland.

3. Teori Proses ( Process Theories ) menjelaskan bagaimana

prilaku dimulai dan dilaksanakan termasuk dalam hal ini.

1) teori pengharapan, 2) teori pembentukan perilaku, 3)

teori porter lawler, 4) teori Keadilan

Seorang menejer merupakan seoarang pimpinan

dalam organisasi tersebut haruslah selalu mengretahui

kondisi anggota, namun kebanyakan dari mereka melupakan

hal itu. Mereka hanya sibuk dan selalu dipusingkan dengan

tuhgasnya sendiri. Alhasil, hasil yang dicapai kurang

dapat maksomal sesuai dengan rencana.

145

Anggota juga perli diperhatikan dalam pelaksanaan

tugasnya, supaya mereka mempunyai semangat kerja. Oleh

karena itu seorang manajer yang baik haruslah slalu

mengarahkan anggotanya, entah itu dengan cara memotivasi

dan lain sebagainya.

Motivasi merupakan hal penting yang dibutuhkan oleh

anggota, tanpa motivasi mereka akan bekerja dengan asal-

asalan, sehingga hasil yang didapat kurang memuaskan. Ada

berbagai macam teori untuk mengetahui harus bagaimana

seorang tersebut diberi motivasi, apakah harus dengan

uang, mengadkan arisan bulanan atau sejenisnisnya, yang

mana hal tersebut akan kami bahas dalam makalah ini.

Motivasi sebagai bagian penting dari fungsi pengarahan

mempunyai beberapa pengertian, menurut Mc. Ceiied(1961)

bahwa dalam diri indifidu terdapat kebutuhan-kebutuhan

pokok yang mendorong tingkah lakunya. Adapun kebutuhan

pokok menurut maslow ada 5 yaiturasa aman, kebutuhan

sosial,kebutuan akan prestasi, dan kebutuhan mempertinggi

kapitas kerja.

Sedangkan menurut Harsey dan Blancat(1982)motivasi pada

dasarnya adalah kebutuhan , keinginan, dorongan, atau

gerakan hati dalam diri seseorang.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil suatu

kesimpulan mengenai pengertian motivasi, yaitu suatu

keadan yang membuat motif bergerak sesuai dengan kebutuhan

yang dimiliki oleh masing-masingindifidu.

146

Pemahaman motivasi bukan hal yang mudah, karena motivasi

meupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorng dan tidak

nampak dari luar. Motivasi ini akan dapat turlihat melalui

prilaku seseorang. Oleh karena itu ada beberapa pendekatan

mengenai motivasi, antara lain:

a) Pendidikan Tradisional

pendakatan ini diperoleh oleh bapak manajemen frederick

W.Tajlor menurut pendekatan ini, motivasi seseorang

didorong oleh keinginannya untuk memperoleh gaji. Jadi

seseorang akan bergerak apabila ada stimulus berupa uang

sebagai upah atas apa yang mereka lakukan dalam hal ini

manajemen dianggap lebih tau dibandingkan dengan karyawan,

karena pada umumnya karyaman yang malas tidak mau bekerja

akan lebih bersemangat untuk bekerja apabila ada stimulus

berupa uang tersebut.

b) Pendekatan hubungan manusiawi(human relation)

salah satu tokoh dalam pendekatan ini adalah Elton Mijo.

Pendekatan ini mendorong motivasi seseorang dengan cara

sosial, misalnya dengan adanya pengajian rutin mingguan,

arisan bulanan dan sebagainya. Yang bisa mendorong mereka

untuk bisa berinteraksi dengan orang lain. Pendekatan ini

memperbaiki pendekatan tradisional, karena aspek sosial

seseorang tidak hanya pada uang.

c) pendekatan human resourse management

147

pendekatan ini lebih beda dari pendekatan diatas , kalau

kedua pendekatan di atas tadi lebih menonjolkan manager,

tapi kalau pendekatan ini berpendapat bahwa kepentingan

anggota harus diperhitungkan dan pekerjaan itu sendiri

dapat memberi motivasi terhadap anggota yg bersangkutan.

Di sini tugas manager tidak hanya mendorong anggotanya

untuk patuh padanya baik melalui intensif uang

maupunmelalui penyediaan kebutuhan sosial.

Dari berbagai pendekatan di atas sudah jelas bahwa

motivasi dalam pengarahan merupakan faktor penting yang

mendukung prestasi kerja, namun demikian motivasi bukanlah

satu-satunya pendukung utama terhadap prestasi kerja.

Prestasi kerja seseorang juga tergantung pada faktor lalu

yaitu kemampuan dan persepsi peranan. Diantara kunci

prestasi kerja yaitu kemampuan yang baik, prestasi peranan

yang tepat dan motivasi yang tinggi.

   Dari berbagai keterangan diatas dapat diambil

beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Pengarahan yaitu kegiatan untuk menggerakkan atau

mengarakan oarang lain supaya bisa dan dapat bekerja

dengan baik dalam upaya mencapai tujuan yang di inginkan.

2. Motivasi yaitu suatu keadan yang membuat motif bergerak

sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki oleh masing-

masingindifidu.

148

D. Teori Isi Motivasi

Teori isi motivasi merupakan cara lain untuk melihat

motivasi yang akan diberikan, teori ini ingin melihat

faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk berprilaku

tertentu, kebutuhan yang diinginkan pada dasarnya. Teori

isi ini ingin melihat apa isi dari motivasi tersebut.

Isi teri motivasi ini digolongkan menjadi 3 bagian

diantaranya yaitu:

a) Teori Isi Motivasi Moslow

Menurut moslow kebutuhan manusia itu tersusun secara

hirarkis misalny akebutuhan pertama mereka adalah

kebutuhan fisiologis, setelah kebutuhan itu terpenuhi

kemudian bergerak menjadi kebutuhan yang keamananya lebih

tinggi yaitu kebutuhan sosial kemudian pengakuan dan yang

paling tinggi yaitu aktualisasi penjelasan atau kebutuhan

tersebut

b) Teori Isi Motivasi Aldefer ( ERG )

Teori ini merupakan variasi dari teori moslow,

menurut Aldelfer dorongan motivasi terbentuk dari tiga hal

yaitu:

E =exticence yaitu bersal dari beberapa kebutuhan

fisiologis seperti: makan, minum, gaji dsb.

149

R = relatedness yang berasal dari kebutuhan

bersosialisasi dengan orang lain.

G = growth yang mendorong seseoran untuk lebih

kreatif dan produktif.

c) Teori Isi Motivasi David Mc clelland

d) Teori Isi Motivasi Herzberg

Teori ini membagi kebutuhan dasar yang memotivasi

manusia menjadi 3 bagian antara lain:

1. kebutuhan akan kekuasaan ( need for power atau n- power ) orang

seperti ini biasanya menginginkan posisi kepemumpinan

2.kebutuhan akan afiliasi ( need for affiliation atau n-aff ) orang

seperti ini mempunyai hybungan yang akrab, saling memahami

dan menyukai hubungan baik dengan orang lain

3.kebutuhan prestasi ( need for achievement atau n-ach ) orang

seperti ini menginginkan tantangan, suka bekerja lebih

lama dan ingin menjalankan sendiri usahanya, mereka ingin

berprestasi dan mempunyai keinginan keras untuk sukses.

Dalam hal ini manager mempunyai n-ach yang lebih

tinggi, hal ini disebabkan manager berprestasi dalam

lingkungan yang kompetitif.

e) Teori Isi Motivasi Herzberg

150

Dari hasil wawancaranya dengan para akuntan dan

insinyur, Herzberg menyimpulkan bahwa ada dua faktor yang

menentukan mativasi seseorang, yaitu:

1) Satisfiers, yaitu pendorang yang dapat mendorong motivasi

seseoang

2) Dissatisfier, yaitu faktor yang tidak dapat mendorong motivasi

seseoang

Apabila Dissatisfier ini ada, maka orang tersebut akan

merasa terganggu dengan pekerjaannya, namun jika

sebaliknya motivasi akan dapat muncil dengan sendirinya

dari orang tersebut

Dari beberapa teori diatas seorang menejer dapat

menentukan kebutuhan anggota dan dapat memberi motivasi

serta membantu anggotanya untuk bekerja agar dapat

mencapai tujuan organisasi.

Diposkan oleh GO_BLOGS BAN_GET di 09:19

TUGAS MANDIRI

1. Apa pengertian pengarahan itu?

2. Apa pengertian motivasi itu?

3. Apa saja isi teori motivasi itu?

151

BAB. VII.

PENGAWASAN/CONTROLING

A. PENDAHULUAN

Sistem control manajemen harus didukung dengan

struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi

termanifestasi dalam bentuk struktur pusat

pertanggungjawaban (Responsibility centers). Pusat

pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin

oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas

pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Suatu

organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat

pertanggungjawaban. Adapun Tujuan dibuatnya pusat

pertanggungjawaban tersebut adalah:

1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilai

kinerja manajer dan unit organisasi yang

dipimpinnya.

2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi.

3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence.

152

4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang

memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban tugas

manajer pusat.

5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan.

6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi

secara efektif dan efisien.

7. Sebagai alat pengendalian anggaran.

Penyusunan makalah ini merupakan bagian dari

pemenuhan tugas mata kuliah Sistem control manajemen.

B. Pengertian Controling(Pengawasan)

Controlling ( Pengawasan ) yaitu penemuan dan

penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana

telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.

Pengawasan ialah proses pengamatan dari pelaksanaan

seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua

pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana

yang telah ditetapkan.Tolak ukur pengawasan adalah

rencana, oleh karenanya dikatakan bahwa perencanaan dan

pengawasan merupakan dua sisi dari mata uang yang sama.

Dengan pelaksanaan fungsi pengawasan diharapkan dapat

dicapai :

Tereliminasinya penyimpangan

Memotivasi kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan

Memperbaiki kesalahan

Meningkatkan tanggung jawab

153

Diperolehnya umpan balik

Mengukur kompetensi personel

Metode dan Teknik pengawasan.Metode pengawasan yang

umumnya digunakan adalah

a. Observasi langsung

b. Laporan

c. Metode statistical yang diolah secara statistic

Adapun teknik pengawasan adalah :

a. Pengawasan terhadap penyimpangan yang menonjol

b. Pengawasan terhadap pengeluaran biaya

c. Pengawasan terhadap penggunaan waktu

d. Pengawasan terhadap penggunaan bahan – bahan baku

e. Pengawasan terhadap produksi

f. Pengawasan terhadap personel terutama personel kunci

g. Pengawasan terhadap prosedur atau proses serta aspek

teknis lainnya

C. Fungsi Pengendalian / Controling

Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai

kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk

kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen

dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas,

wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan

pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi

154

dan misi perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang

modern fungsi control ini biasanya dilakukan oleh divisi

audit internal.

Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen

yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua

fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa

disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone

dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang

pengawasan sebagai: “the process by which manager determine wether

actual operation are consistent with plans”.

Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana

disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan

definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial

proses pengawasan, bahwa: “pengawasan manajemen adalah

suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar

pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang

sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata

dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,

menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta

mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin

bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan

cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-

tujuan perusahaan.”

Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan

yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat

155

berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah

tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan

di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan

yang diperlukan untuk mengatasinya.

Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa

proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:

(a)  penetapan standar pelaksanaan;

(b)  penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;

(c)   pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;

(d)   pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan

penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan

(e)   pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.

Prinsip Pengawasan

1. Pengawasanyang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti

oleh staf dan hasilnya mudah diukur. Misalnya tentang

waktu dan tugas-tugas pokok yang harus diselesaikan oleh

staf.

2. Fungsi pengawasan harus difahami pimpinan sebagai suatu

kegiatan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan

organisasi.

3. Standar unjuk kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf

karena kinerja staf akan terus dinilai oleh pimpinan

156

sebagai pertimbangan untuk memberikan reward kepada mereka

yang dianggap mampu bekerja.

Manfaat Pengawasan

Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi

akan memperoleh manfaat berupa:

1. Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh

staf, pakah sesuai dengan standar atau rencana kerja,

apakah sumberdaya telah digunakan sesuai dengan yang telah

ditetapkan. Fungsi wasdal akan meningkatkan efisiensi

kegiatan program.

2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf

dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya

mencukupi kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.

4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan

5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan,

dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan.

Proses pengawasan

Terdapat tiga langkah penting dalam proses pengawasana

manajerial yaitu:

1. Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapaioleh staf atau

organisasi

2. Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolok ukur.

157

3. Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sesuai

dengan faktor-faktor penyebabnya, dan menggunakan, dan

menggunakan faktor tersebut untuk menetapkan langkah-

langkah intervensi.

Obyek Pengawasan

Dalam melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada lima

jenis obyek yang perlu dijadikan sasaran pengawasa.

1. Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau

jasa. Pengawasan ini bersifat fisik.

2. Keuangan

3. Pelaksanaan program dilapangan

4. Obyek yang bersifat strategis

5. Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.

Jenis-jenis Pengawasan

1. Pengawasan fungsiomal (struktural). Fungsi pengawasan ini

melekat pada seseorang yang menjabat sebagai pimpinan

lembaga.

2. Pengawasan publik. Pengawasan ini dilakukan oleh

masyarakat.

3. Pengawasan non fungsional. Pengawasan ini biasanya

dilakukan oleh badan-badan yag diberikan wewenang untuk

melakukan pengawasan seperti DPR, BPK, KPK, dan lain-lain.

Prinsip Pokok Pengawasan

158

Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar

pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang

ditetapkan atau hasil yang dikehendaki. Untuk dapat

menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip

pokok, yaitu:

1. Adanya Rencana

2. Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada

bawahan.

Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah

sosialisasi tentang perlunya disiplin, mematuhi segala

peraturan demi keselamatan kerja bersama. Sosialisasi

perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan

adalah penting untuk mendapat perhatian.

Pengawasan dan pengendalian (controlling) sebagai fungsi

manajemen bila diikerjakan dengan baik, akan menjamin

bahwa semua tujuan dari setiap orang atau kelompok

konsisten dengan tujuan jangka pendek maupun jangka

panjang. Hal  ini membantu menyakinkan bahwa tujuan dan

hasil tetap konsisten satu sama lain dengan dalam

organisasi. Controlling berperan juga dalam menjaga

pemenuhan (kompliansi) aturan dan kebijakan yang esensial.

Proses pengendalian mulai dengan perencanaan dan

pembangunan tujuan penampilan kerja. Tujuan penampilan

didefinisikan dan standar-standar untuk mengukurnya

disusun. Ada 2 tipe standar

159

- Standar out-put (keluaran): mengukur hasil-hasil

tampilan dalam istilah kuantitas, kualitas, biaya atau

waktu.

-Standar in-put (masukan):  mengukur usaha-usaha kerja

yang masuk ke dalam tugas penampilan.

PENUTUP

Controlling ( Pengawasan ) yaitu penemuan dan penerapan

cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah

dilaksanakan sesuai dengan tujuan.

Controlling ( Pengawasan ) memiliki fungsi sebagai suatu

aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah

dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika

diperlukan.

Controling ( Pengwasan ) sangat penting dalam suatu

manejemen.

Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang

terkait erat di dalamnya. Pada umumnya ada empat (4)

fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu

fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian

(organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi

pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian

terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para

manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan

mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk

mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.

160

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah dan Budiyono Haris, 2004. Pengantar manajemen.

Graha Ilmu.Yokyakarta.

Brantas, 2009. Dasar-dasar manajemen. Penerbit Alfabeta.

Bandung.

Daud, J, 2004. Prosedur Perencanaan (planning procedure).

Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Sumtera Utara Medan.

http://organisasi.org/

fungsi_manajemen_perencanaan_pengorganisasian_pengarahan_p

engendalian_belajar_di_internet_ilmu_teori_ekonomi_manajem

en

http://nersferdinanskeperawatan.wordpress.com/2009/12/30/

fungsi-pengawasan-dan-pengendalian-dalam-manajemen-

kesehatan/

http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-

kreatif.definisi/pengertian-manajemen.html

161

BAB. VIII.

GLOBALISASI

A. PENDAHULUAN

Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup

keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak

tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata,

sehingga sangat sulit untuk disaring atau dikontrol.

Globalisasi atau penyejagatan adalah sebuah istilah

yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan

ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh

dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya

populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga

batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.

Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu,

antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi,

bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang

melintasi batas negara

162

Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak

karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga

kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak

sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan

dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak

yang signifikan bagi kelangsungan hidup organisasi.

Globalisasi telah menyebabkan terjadinya

perubahanperubahan yang begitu cepat di dalam bisnis, yang

menuntut organisasi untuk lebih mampu beradaptasi,

mempunyai ketahanan, mampu melakukan perubahan arah dengan

cepat, dan memusatkan perhatiannya kepada pelanggan.

Globalisasi ini juga dapat memunculkan bahaya, sekaligus

kesempatan bagi organisasi. Menurut pakar perubahan John

P. Kotter (1995) dalam bukunya Leading Change, globalisasi

yang terjadi di pasar dan kompetisi telah menciptakan

ancaman, berupa semakin banyaknya kompetisi dan

meningkatnya kecepatan dalam bisnis. Namun demikian juga

memunculkan kesempatan berupa semakin besarnya pasar dan

semakin sedikitnya hambatan-hambatan yang akan muncul

(dalam Sigh and Vinicombe ,1998: hal 2-4)

B. PENGERTIAN GLOBALISASI

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil

dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad

Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses

163

menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari

setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah

Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali

sekedar definisi kerja (working definition), sehingga

bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang

memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses

sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh

bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,

mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-

eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,

ekonomi dan budaya masyarakat.

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai

sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa,

sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau

curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi

tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling

mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan

mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin

tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab,

globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap

perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-

bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte

merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah

Globalisasi pada tahun 1985.

Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang

dimaksudkan orang dengan globalisasi:

164

1. Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai

meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-

masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-

masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.

2. Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin

diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif

ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.

3. Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai

semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke

seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi

pengalaman seluruh dunia.

4. Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari

universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan

budaya dari barat sehingga mengglobal.

5. Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti

kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada

empat definisi pertama, masing-masing negara masih

mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang

kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri,

bukan sekadar gabungan negara-negara.

Defenisi atau Pengertian Globalisasi menurut

pendapat ahli yanga lain adalah sebagai berikut;

a. Malcom Waters

Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat

bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya

165

menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran

orang.

b. Emanuel Ritcher

Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan

menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan

terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan

dunia.

c. Thomas L. Friedman

Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi

teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan

dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah

menyatukan dunia.

d. Princenton N. Lyman

Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas

saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara

didunia dalam hal perdagangan dan keuangan.

e. Leonor Briones

Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi

namun juga mencakup globalisasi institusi-institusi

demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia, dan

pergerakan wanita

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin

berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.

166

a) Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan

barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit,

dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi

demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa

semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal

dari budaya yang berbeda.

b) Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda

menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan

perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan

multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade

Organization (WTO).

c) Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media

massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi

berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat

mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru

mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya,

misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

d) Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang

lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional

dan lain-lain.

Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini

telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan

pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan

bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri

kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus

berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan

rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan

167

ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi.

Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi

sebagai zaman transformasi sosial.

C. Isu GlobalisasI

Isu globalisasi ini menjadi penting karena masih ada pro-

kontra dalam masyarakat.

Gerakan pro-globalisasi

Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan pro-

globalisasi) menganggap bahwa globalisasi dapat

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi

masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan

komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini

menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling

bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama

lainnya, dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan

dalam bidang ekonomi.

D. Gerakan antiglobalisasi

Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum

digunakan untuk memaparkan sikap politis orang-orang dan

kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan

lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan antar negara

seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Antiglobalisasi dianggap oleh sebagian orang sebagai

gerakan sosial, sementara yang lainnya menganggapnya

168

sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial

yang berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para peserta

dipersatukan dalam perlawanan terhadap ekonomi dan sistem

perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis

lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional,

dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.

Namun, orang-orang yang dicap antiglobalisasi sering

menolak istilah itu, dan mereka lebih suka menyebut diri

mereka sebagai Gerakan Keadilan Global, Gerakan dari Semua

Gerakan atau sejumlah istilah lainnya Globalisasi

Perekonomian.

E. Globalisasi Terhadap Kesejahtaraan Nelayan

Perjanjian perdagangan bebas yang telah dilaksanakan

Indonesia dengan pihak lain seperti China dan Asean

dinilai merugikan nelayan tradisional.

Kesepakatan Perdagangan Bebas ASEAN dan China hanya

menguntungkan kurang dari lima persen nelayan besar,

sementara nelayan tradisional/kecil terus terpinggirkan.

Berbagai ikan impor tersebut, dijual dengan harga yang

lebih murah daripada harga ikan tangkapan nelayan

tradisional Jakarta. Dengan harga yang lebih murah, tentu

masyarakat akan memilih produk impor.

Selain itu, globalisasi dalam konsep kultural mulai

diperkenalkan pada tahun 1960-an oleh Marshall McLuhan

melalui istilah global village. Hasil observasinya menunjukkan

bahwa perkembangan teknologi komunikasi berdampak pada

169

kehidupan sosial-budaya masyarakat pedesaan. Teknologi

komunikasi mampu mempersingkat waktu dan memperpendek

jarak interaksi penduduk dalam melakukan aktivitas

ekonomi, sosial-budaya, politik pada tataran global.

Dalam globalisasi lantas muncul istilah

internasionalisasi. Fenomena perkembangan kehidupan ekonomi

yang didasarkan pada prinsip ekspansi modal (kapitalisasi)

menurut teori imperalisme Lenin, membentuk jaringan

multinasional seperti yang terjadi saat ini. Meluasnya

jaringan multinasional tersebut berkembang menerobos batas

antarnegara lebih menunjukkan pola perkembangan aktivitas

ekonomi. Pola perkembangan ekonomi tersebut lambat-laun

akan berdampak pada ekspansi asing atas kegiatan

tradisional, khususnya nelayan. Dalam tahap yang kritis,

negara turut “bermain” dalam ranah ini, sehingga mau tidak

mau sengkarut nelayan yang terjadi berkembang menjadi

sengkarut antarnegara.

Seyogianya perlu segera dibikin perjanjian bilateral

yang diharapkan sengkarut dan persoalan nelayan dapat

menemukan alat legitimasinya. Dengan demikian, Pemerintah

telah menunaikan kewajiban minimalnya kepada warga

negaranya, para nelayan

1.Tantangan Globalisasi Untuk Kesejahtraan Nelayan

Kerawanan dan keamanan pangan telah menjadi

permasalahan di semua negara berkembang, termasuk di

negara kita.  Tantangan global adalah bagaimana kita bisa

170

menyediakan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

pangan yang meningkat cepat. Gejolak harga pangan yanga

terus meningkat, gejolak tidak stabil dan sulit diprediksi

menyulitkan semua pihak, kenaikan jumlah orang miskin dan

gejolak sosial, jelas pangan harus aman. Lebih jelas lagi

ditegaskan bahwa Indonesia harus aman dalam pangan.

Indonesia beruntung memiliki sumber daya alam yang

melimpah. Untuk itu kunci peningkatan produktivitas adalah

sistem  inovasi teknologi  yang utuh, berkelanjutan dan

harus bisa didesiminasikan kepada semua pengguna,

khususnya kepada petani. Lebih lanjut disampaikan bahwa

semua inovasi harus bisa dipadukan, potensi swasta juga

diikutsertakan sehingga tercipta sistem terpadu inovasi

dan teknologi nasional.

Upaya pemerintah melalui Kementerian Kelautan

Perikanan telah banyak dilakukan untuk meningkatkan

kesejahteraan nelayan antara lain pemberian subsidi dan

input kredit, bantuan sosial kerja, bantuan sosial bencana

alam, standar harga, dll.

2.Peluang Globalisasi untuk Kesejahtraan Nelayan

Adapun peluang dari globalisasi untuk kesejahtraan nelayan

adalah meningkatnya kemakmuran masyarakat karea bahan-

bahan pokok nelayan akan lebih murah. Selanjutnya adalah

luasnya pasar dan Dapat memperoleh lebih banyak modal dan

teknologi yang lebih baik karena modal dapat diperoleh

dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-

171

negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan

tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman

kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang. Bantuan

teknologi alat tangkap yang modern dari Negara Jepang

yakni “Set Net” di selat Bone Kabupaten Bone Provinsi

Sulawesi Selatan, di Privinsi Jawa Tengah , di Provinsi

Papua, dan lain-lain merupakan salah satu manfaat era

globalisasi

D. Globalisasi Wisata Bahari

Menurut kamus besar bahasa Indonesia wisata bahari

merupakan berwisata atau bepergian menikmati alam laut.

Pada dasarnya Wisata meliputi: Wisata Flora, Wisata

Fauna, Wisata Bahari, Wisata Sejarah, Wisata Alam, Wisata

Budaya, Wisata Museum, Wisata Daerah, Wisata Indonesia,

Wisata Purbakala, Wisata Seo, Wisata Religi, dll.

Menurut pendapat kami, kata wisata merupakan kata

dasar dari pariwisata yang di kutip dari

sumber wikipedia maka disebutkan bahwa:

Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang

dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan

yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau

turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling

tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan

rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata

Dunia.

172

Banyak negara, bergantung banyak dari industri

pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk

perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena

itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu

strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk

mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk

meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa

kepada orang non-lokal.

Karena dampak Globalisasi yang begitu besar sehingga

globalisasi menjadi isu penting karena globalisasi

mencakup dunia/universal dan membawa dampak luas pada

berbagai bidang kehidupan, mulai dari ekonomi, politik,

budaya, sampai pendidikan tinggi. Dampak yg di timbulkan

dari globalisasi pun juga langsung berpengaruh luas.

Dampak positif globalisasi antara lain:

Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan

Mudah melakukan komunikasi, Cepat dalam bepergian

(mobilitas tinggi)

Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran

Memacu untuk meningkatkan kualitas diri

Mudah memenuhi kebutuhan

Dampak negatif globalisasi antara lain:

Informasi yang tidak tersaring

Perilaku konsumtif

Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit

173

Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk

Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan

kebiasaan atau kebudayaan suatu negara

Di era globalisasi ini, wisata bahari dapat dijadikan sebagai prioritas

utama dalam memajukan pembangunan suatu daerah. pengembangan wisata

bahari tidak hanya untuk kepentingan wisatawan mancanegara tapi juga

untuk membangkitkan dan menggalakkan kepentingan wisatawan nusantara.

Dan pada hakekatnya pengembangan wisata bahari adalah untuk

mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada di laut dan

sekitarnya. Pengembangan wisata bahari ini juga bertujuan memberikan

kehidupan yang lebih baik pada masyarakat setempat melalui keuntungan

sosial budaya, dan ekonomi. Maksudnya dalam hal ekonomi adanya

ketersediaan lapangan kerja.

Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata, juga dapat

memicu para pengusaha, investor, dan pemerintah untuk

membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus

menjadi ajang promosi produk-produk dalam negeri. Hal ini

juga merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran

dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Tantangan-tantangan wisata bahari dalam menghadapi pengaruh globalisasi:

1. Adanya perubahan prilaku dan keinginan wisatawan dalam

menghadapi krisis global.

Maksudnya jika terjadi krisis global, maka akan terjadi re-orientasi jalur

perjalanan wisatawan dari jarak jauh ke menengah dan pendek sehingga

pengeluaran wisatawan menjadi berkurang, lama menetapnya di tempat

174

wisata berkurang yang berakibat para wisatawan lebih memilih wisata di

negeri mereka.

2. Peningkatan pencitraan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang

aman.

Maksudnya dengan munculnya gangguan keamanan dan kesehatan(wabah)

sehingga memperburuk citra. Apalagi bila terjadi secara berulang-ulang.

3. ketersediaan kapasitas dan kualitas produk wisata maksudnya jumlah

ketersediaan maskapai penerbangan nasional yang ada di bandara-bandara

utama(internasional) dan yang berpotensial, penyusunan paket wisata yang

lemah, ketersediaan prasana umum yg terbatas, dan destinasi wisata bahari

yang telah melewati masa puncak sehingga perlu di revitalisasi.

4. Modal untuk mengembangkan usaha pariwisata yang

semakin besar karena adanya globalisasi terhadap wisata

bahari.

5. Pengelolaan yang lebih besar terhadap wisata bahari

seperti pengelolaan lokasi pariwisata dan obyek wisata

bahari

6. manajemen terhadap devisa yang masuk dan koordinasi

antar instansi terhadap pemerintah agar tidak menimbulkan

kerugian dalam pengembangan wisata bahari

7. penyuluhan terhadap masyarakat yang merasa terganggu

karena adanya pengembangan wisata bahari, seperti kapal-

kapal nelayan yang di layan melintas atau menangkap di

area pariwisata.

8. tantangan terhadap persaingan perdagangan dan usaha

terhadap wisata bahari yang lainnya, seperti wisata bahari

dari negara lain.

175

Meskipun kami belum ahli betul mengenai wisata bahari tapi kami akan

siap apabila semua kalangan mampu mengatasi segala sesuatu yang

berkaitan dengan tantangan yang dihadapi seperti yang diatas.

Namun masih perlu ditambahkan upaya-upaya yang perlu ditambahkan agar

manajerisasi yang terjadi dapat sesuai yang diinginkan, yaitu:

1. membangun semangat dan motivasi yang tinggi untuk semua kalangan.

2. meningkatkan kompetensi diri dalam menghadapi persaingan.

3. mempunyai kemampuan komunikasi yang bagus. Baik Verbal, non verbal dan

Teknologi Komunikasi.

4. Mempunyai Filter yang baik dalam menghadapi dampak negatif dari Era

Globalisasi.

9. Peran Ahli dalam Globalisasi

Sikap kita yang tepat untuk menghadapi era

globalisasi adalah menganggap bahwa globalisasi adalah

proses modernisasi yang membawa bangsa kita pada kehidupan

modern. Indonesia pun tidak mungkin mewmenuhi kebutuhannya

sendiri, Indonesia memerlukan ekspor dan impor barang-

barang yang dibutuhkan. artinya tidak lain bahwa dalam

hubungan internasional terjadi yang dinamakan saling

ketergantungan antar negara satu dengan negara lain.

globalisasi juga memiliki berbagai dampak di berbagai

bidang kehidupan, seperti pada bidang ekonomi, salah satu

dampaknya adalah masyarakat dapat dengan mudah memperoleh

barang konsumsi yang dibutuhkan, mendorong pertumbuhan

ekonomi nasional, dan sebagainya, dalam biudang sosial

176

budaya adalah melahirkan pranata-pranata baru, seperti

Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi profesi, pasar

modal, perkembangan pakaian. seni, ilmu pengetahuan, dan

lain sebagainya. Dalam bidang politik, salah satu

dampaknya antara lain, adanya perubahan sistem kepartaian

yang dianut, sehingga memunculkan banyaknya partai-partai

baru.

Menanggapi tantangan globalisasi, para ahli baiknya

menghimpun pemerintah untuk meningkatkan kualitas

sumberdaya nelayan, baik dalam pendidikan maupun

teknologinya. Lalu membantu masyarakat nelayan untuk

mempertahankan kebudayaannya, agar kearifan lokal tidak

hilang. Dan salah satu yang terpenting adalah mengingatkan

masyarakat untuk meningkatkan keimanan agar bisa memilah

dan memilih pengaruh dari luar.

E. PENUTUP

Jadi, dapat disimpulkan bahwa globalisasi memiliki

dampak yang besar terhadap suatu Negara sesuai dengan

pengertiannya yang menyebutkan bahwa Globalisasi merupakan

suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai

bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-

batas yang mengikat secara nyata, sehingga sangat sulit

untuk disaring atau dikontrol.

Dalam pengaruh globalisasi yang tengah berlangsung

seperti sekarang ini seorang pemimpin harus betul-betul

177

mengerti mengenai masalah, maupun tantangan yang dihadapi

agar tidak berdampak buruk bagi kemajuan suatu bangsa.

TUGAS MANDIRI

1. Apa globalisasi itu ?

2. Mengapa globalisasi menjadi isu yang penting ?

3. Apa yang dibawa oleh globalisasi terhadap kesejahtraan

rakyat ?

4. Apa tantangan globalisasi terhadap kesejahtraan nelayan ?

5. Bagaimana peluang globalisasi terhadap kesejahtraan

nelayan ?

6. Apa yang dipersiapkan para ahli untuk menghadapi

globalisasi ?

7. Apa peluang yang dibawa G thadap X (Globalisasi terhadap

wisata bahari)?

8. Apa Tantangan yang dihadapi X menghadapi G (wisata

bahari menghadapi gobalisasi)?

9. Sebagai ahli X (wisata bahari), Apakah anda siap X

menghadapi G (wisata bahari menghadapi globalisasi)?

178

DAFTAR PUSTAKA

http://www.facebook.com/groups/265269346857679/

http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-

globalisasi.html

http://isen-mulang.blogspot.com/2009/03/wisata.html

http://www.kamusbesar.com/59533/wisata-bahari

http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi

:http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-

globalisasi.html

http://isen-mulang.blogspot.com/2009/03/wisata.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi

http://penas.deptan.go.id/detailberita.php?id=283

http://sastrakelabu.wordpress.com/2010/09/08/sengkarut-

nelayan-dan-hak-perikanan-tradisional-mereka-dalam-negara-

kepulauan/

179

BAB. IX

MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

A. PENDAHULUAN

Bumi pertiwi Indonesia telah dikenal sebagai negeri

yang berlimpah ruah dengan berbagai ragam sumberdaya alam

dan budayanya. Kekayaan alam dan budaya yang kaya tersebut

sekaligus memunculkan pertanyaan mengapa bangsa Indonesia

tidak bisa bangkit menjadi sejajar dengan bangsa-bangsa

lainnya yang nota bene memiliki sumberdaya alam yang

minim. Banyak kalangan yang menyatakan bahwa bangsa

Indonesia begitu lemah dalam mengurus rumah tangganya

sendiri . Istilah “salah urus” menjadi begitu akrab

didengar seiring dengan kegagalan prestasi yang dialami

oleh perusahaan swasta maupun lembaga pemerintahan.

Istilah manajemen berasal kata Perancis

“ménagement”  yang mempengaruhi perkembangan kata Inggris

“management” yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.

Karena itu, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan

seni atau praktik tentang upaya untuk memanfaatkan semua

180

sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara

efektif dan efisien.

Mengapa manajemen begitu penting? Pentingnya

manajemen dapat dilihat dari manajemen sebagai sistem

sosial yang menunjukkan bahwa manajemen bersifat universal

yang terdapat pada semua tipe perusahaan baik laba dan

nirlaba ataupun organisasi kecil dan besar (Drucker,

1999). Manajemen dibutuhkan pada semua jenis usaha baik

manufaktur maupun jasa. Permasalahan seperti

keterlambatan, antrian panjang, kualitas buruk, dan

pemborosan dapat dikaitkan dengan salah urus karena

manajemen yang buruk. Organisasi yang merancang dan

menerapkan manajemen yang teratur biasanya dapat

berkembang dengan baik yang ditandai dengan meningkatnya

pelanggan dan bertumbuhnya laba.

Apakah disiplin manajemen itu? Disiplin manajemen

dapat didefinisikan sebagai kegiatan penelitian (teori)

dan pengalaman (praktik) tentang desain dan implementasi

pengetahuan manajerial. Masalah disiplin manajemen

berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam sistem sosial

untuk mengatasi berbagai masalah yang belum tentu tampak

di permukaan.

Ranah disiplin manajemen berangkat dari konsepsi

bahwa organisasi terdiri dari sekumpulan manusia dengan

hubungan yang bersifat sosial. Ranah disiplin manajemen

terdiri dari fokus, proses, fungsi, dan tujuan. Fokus

manajemen adalah sekumpulan manusia mengkoordinasikan

181

kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan dengan

menggunakan sumberdaya untuk mencapai tujuan organisasi.

Proses manajerial terdiri dari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Proses

manajerial berlangsung pada semua fungsi manajemen yang

meliputi sumberdaya manusia dan organisasi, operasi dan

rantai pasokan, pemasaran dan penjualan, dan keuangan dan

akuntansi. Demikian pula kehadiran manajemen terjadi pada

kegiatan antar fungsi yang mendukung kegiatan strategi

antara lain informasi dan pengetahuan, keputusan,

negosiasi, dan teknologi. Sementara itu, pembaharuan antar

fungsi dapat dilakukan melalui kegiatan yang berkaitan

dengan kewirausahaan dan inovasi.

Konsep manajemen mengalami perkembangan dari waktu ke

waktu seiring dengan perkembangan peradaban. Manajemen

Jepang muncul pada tahun 1980-an dengan penerapan sistem

pengendalian mutu yang melibatkan manusia. Pengaruh era

informasi membuat kemunculan perspektif kognitif pada

tahun 1990-2010-an dengan penekanan pada pemahaman cara

manusia berpikir, manajemen pengetahuan, pengenalan

kesalahan dalam pengolahan informasi, dan penggunaan

teknologi kecerdasan buatan.

Perkembangan disiplin manajemen menunjukkan bahwa ada

hubungan yang kuat antara kemajuan inovasi suatu bangsa

dengan penguasaan kemampuan manajemen. Douglas North

(1990), peraih Nobel Ekonomi tahun 1993, menemukan bahwa

aturan-aturan yang diistilahkan institusi mempunyai

182

pengaruh yang kuat terhadap kinerja pembangunan.

Pembangunan tidak dapat dipisahkan dari sistem politik dan

wawasan dunia yang tercermin dalam sistem moral-budaya

yaitu aturan permainan di dalam sebuah masyarakat. Bila

tidak ada sistem moral yang bertanggung jawab, maka

inovasi tidak akan berkembang karena sistem ekonomi

digantikan oleh kegiatan pemerasan yang menimbulkan hasil

yang merusak, seperti perdagangan yang tidak sehat, penuh

dengan korupsi dan manipulasi, dan tidak perprinsip.

Kemajuan terjadi dalam lingkungan yang mendukung

berlangsungnya inovasi dalam lembaga baik bisnis, nirlaba,

dan pemerintahan. Kemajuan bukanlah disebabkan oleh

inovasi itu sendiri tetapi bagaimana wawasan dunia

mempengaruhi kegiatan inovasi. Wawasan dunia yang dogmatis

dapat menghambat kegiatan inovasi bahkan menolak hasil-

hasil inovasi. Inovasi berkembang dalam suatu sistem moral

yang membuat orang bertanggung-jawab dalam mengembangkan

nilai-nilai dan kebajikan-kebajikan tertentu.

Kegagalan manajemen atau salah urus di Indonesia

sebagian besar disebabkan oleh ketidakberdayaan lembaga-

lembaga pendidikan dan pelatihan manajemen di Indonesia

untuk berpihak pada kepentingan orang banyak dan bukan

untuk segelintir orang. Praktik manajemen yang tidak sehat

dibiarkan terus-menerus berlanjut karena proses penelitian

hanya dipandang sebagai kegiatan yang objektif bebas

nilai, padahal praktik manajemen berakar pada wawasan

dunia atau pola pikir yang mendasarinya. Tanpa adanya

183

penelitian yang terarah pada distorsi pola pikir, bahasa,

dan kekuasaan yang menghambat kegiatan manajemen, maka

akan sulit melihat berkembangnya kemampuan manajemen

bangsa Indonesia.

Selain minimnya penelitian yang bersifat

interpretatif dan kritis dalam konteks budaya Indonesia,

pendidikan manajemen juga lemah dalam menjawab persoalan

nyata di depan mata, yakni pengangguran, kebangkrutan,

korupsi, dan kesenjangan. Persoalan yang besar tentunya

memerlukan suatu konsolidasi antar perguruan tinggi.

Anehnya tidak ada konsorsium antar perguruan tinggi yang

mengkaji kompetensi kewirausahaan, daya saing perusahaan,

dan penciptaan lapangan kerja. Hal ini terjadi karena

belum ada tanggung jawab terhadap kemandirian dalam

meningkatkan kompetensi lulusan sarjana manajemen, bahkan

urusan kualitas pendidikan diserahkan kepada Pemerintah .

Boleh dikatakan bahwa pendidikan manajemen Indonesia alpa

untuk meningkatkan perannya dalam mengatasi persoalan

ekonomi dan sosial yang sedang mendera bangsa Indonesia.

Disiplin manajemen masih relevan dengan kehidupan

manusia yang bekerja dan berhubungan dengan lembaga atau

organisasi. Tetapi persoalannya bukan pada keilmuan

manajemen itu sendiri tetapi pada kesiapan dan kemauan

para pelaku untuk mengikuti syarat manajemen yang menunjut

keterbukaan, moralitas, dan kegigihan. Kiranya para pakar

manajemen di Kota Bandung mau meneliti dan mengajarkan

bahwa realitas dari berbagai hambatan yang terjadi

184

seringkali berakar pada wawasan dunia yang keliru bukan

pada instrumen manajemennya.

Bidang keahlian Manajemen Industri adalah bidang

keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri

untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha

melalui fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada

keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi lingkungan

usaha yang dinamis. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari

dalam Manajemen Industri antara lain adalah Manajemen

Keuangan , Manajemen Kualitas , Manajemen Inovasi ,

Manajemen Sumber Daya Manusia , Manajemen Pemasaran ,

Manajemen Keputusan dan Ekonomi Teknik . Sistem Industri

dan Tekno Ekonomi Bidang keahlian Sistem Industri dan

Tekno-Ekonomi adalah bidang keahlian yang memanfaatkan

pendekatan teknik industri untuk peningkatan daya saing

sistem integral yang terdiri atas tenaga kerja , bahan

baku , energi , informasi , teknologi , dan infrastruktur

yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan

pemerintah. Bidang keilmuan yang dipelajari di dalam

Sistem Industri dan Tekno Ekonomi antara lain adalah

Statistika Industri , Sistem Logistik , Logika Pemrograman

, Operational Research , dan Sistem Basis Data Sejarah

Teknik Industri Di dunia Wiki letter w.svg Bagian ini

membutuhkan pengembangan Awal mula Teknik Industri dapat

ditelusuri dari beberapa sumber berbeda.

B. Kasus Agroindustri Perikanan Tangkap

185

Masalah kelautan dan perikanan dari tahun ke tahun

adalah sama, tetapi kenapa kompleksitas permasalahan

tersebut tidak kunjung terselesaikan? Lebih dari itu,

permasalahan yang terjadi di dunia kelautan-perikanan

berhadapan dengan egosentris antardepartemen dalam

mengurus kavling masing-masing.

Selama ini peran Kementerian Kelautan dan Perikanan

(KKP) sebagai lokomotif pembangunan kelautan dan perikanan

Indonesia belum optimal. Hal ini dicerminkan oleh lemahnya

data perikanan Indonesia, kemiskinan masyarakat nelayan,

lemahnya armada tangkap nasional, maraknya aksi illegal

fishing (pencurian ikan) serta lemahnya penegakkan hukum,

birokrasi yang berbelit-belit dalam pelayanan perizinan

usaha perikanan, dan masih banyak lagi permasalahan

kelautan dan perikanan lainnya yang belum terselesaikan.

Oleh karena itu sangat wajar, bila masyarakat

perikanan di seluruh Indonesia mengharapkan terjadinya

perubahan yang signifikan di dunia kelautan dan perikanan.

Namun tidak bermaksud merendahkan kemampuan Menteri

Kelautan dan Perikanan yang baru, penulis masih ragu hal

ini dapat dituntaskan, karena permasalahan kelautan dan

perikanan sangat kompleks dan klasik, sehingga penulis

mengibaratkan permasalahan ini seperti “lagu lama, kopi

baru”. Artinya, masalah kelautan dan perikanan dari tahun

ke tahun adalah sama, tetapi kenapa kompleksitas

permasalahan tersebut tidak kunjung terselesaikan? Lebih

dari itu, permasalahan yang terjadi di dunia kelautan-

186

perikanan berhadapan dengan ego sentris antardepartemen

dalam mengurus kavling masing-masing.

Harapan tinggal harapan, karena kabinet telah

terbentuk dan akan menjalankan tugasnya selama lebih

kurang lima tahun. Yang harus kita lakukan sekarang ini

adalah memantau program-program kerja yang akan

dilaksanakan, serta memberikan tanggapan atas efektivitas

dan efisiensi keberhasilan program kerja tersebut. Akankah

di bawah nahkoda yang baru, dunia kelautan dan perikanan

Indonesia semakin terurus dan maju?

Permasalahan Klasik Seperti telah diuraikan

sebelumnya, bahwa permasalahan kelautan dan perikanan

Indonesia sangat kompleks. Lebih dari itu, permasalahan

tersebut bersifat klasik yang diwariskan dari tahun ke

tahun, sehingga ibarat dosa turun temurun. Adapun

permasalahan klasik yang terjadi di dunia kelautan dan

perikanan, di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, lemahnya data perikanan, khususnya untuk

data perikanan tangkap. Hingga saat ini, data perikanan

tangkap Indonesia diperoleh dari pendaratan hasil

tangkapan. Padahal tidak bisa dipungkiri bahwa tempat-

tempat pendataan ikan (Tempat Pelelangan Ikan/TPI) di

beberapa daerah hampir tidak ada atau keberadaannya tidak

merata. Kalau pun ada, fungsi TPI tidak berperan sehingga

mengakibatkan masyarakat nelayan terjebak permainan

tengkulak. Dengan demikian, TPI yang juga berfungsi

sebagai pencatat pendaratan ikan tidak berperan

187

sebagaimana mestinya. Selain itu, pihak pengusaha yang

mendaratkan ikannya juga kerap memberikan data yang tidak

sebenarnya alias di bawah data hasil tangkapan yang

diperoleh.

Lemahnya data perikanan tersebut akan berdampak pada

biasnya kebijakan yang akan dikeluarkan atau diputuskan.

Misalnya saja, di suatu daerah tidak memiliki TPI (Tempat

Pelelangan Ikan), sementara perizinan penangkapan ikan

terus dikeluarkan. Akibatnya adalah over-fishing dan

kemiskinan nelayan yang disertai konflik di wilayah laut

tersebut, baik konflik kelas sosial, konflik fishing

ground, maupun konflik identitas (primordial). Lebih dari

itu, lemahnya data perikanan tangkap tersebut berdampak

pada rawannya hubungan dagang internasional, karena

akuntabilitas dan akuratibilitas data harus dilandasi oleh

bukti ilmiah terbaik (the best scientific evidence)

sebagaimana yang dituangkan Pasal 61 UNCLOS 1982.

Ketentuan internasional lainnya yang mensyaratkan

bukti ilmiah terbaik, di antaranya yaitu Code of Conduct for

Responsible Fisheries (CCRF 1995), dan International Plan of Action-

Illegal Unreported Unregulated Fishing (IPOA-IUU 1999). Berdasarkan

ketentuan perikanan internasional itu, lemahnya data

perikanan dapat mengakibatkan kerawanan dalam perdagangan

perikanan Indonesia di pasar internasional. Namun

demikian, masalah lemahnya data perikanan Indonesia mulai

mendapatkan perhatian pemerintah pada Undang-undang

Perikanan yang baru disahkan, yaitu pada Bab VI tentang

188

Sistem Informasi Data Statistik Perikanan. Namun bagaimana

nanti aplikasinya? kita lihat nanti.

Kedua, kemiskinan masyarakat nelayan. Sebagaimana

kita ketahui bersama, bahwa masyarakat nelayan Indonesia

hingga saat ini masih terjebak dalam lingkaran kemiskinan

(vicious circle). Panjang pantai 81.000 km beserta

kekayaan sumberdaya alamnya, semestinya dapat

mensejahterakan masyarakat pesisir, khususnya nelayan.

Akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya, semakin panjang

pantai maka semakin banyak penduduk miskin di Indonesia.

Hal ini dikarenakan, wilayah pesisir dan pantai Indonesia

merupakan tempat atau kantung-kantung kemiskinan

masyarakat nelayan.

Secara teoritis, ada tiga hal yang menjadi penyebab

utama kemiskinan nelayan, yaitu alamiah (kondisi

lingkungan sumberdaya), kultural (budaya), dan struktural

(keberpihakan pemerintah). Dari ketiga penyebab itu,

masalah struktural merupakan faktor penting dan paling

dominan, sehingga sangat diperlukan kebijakan pemerintah

yang berpihak pada kehidupan masyarakat nelayan, khususnya

nelayan kecil (tradisional). Dengan demikian, kontinuitas

keberpihakan pemerintah yang diejawantahkan dengan

program-program pemberdayaan harus tetap digalakkan sesuai

Bab IX Undang-undang Perikanan yang baru. Tentu saja,

kebijakan yang ditujukan pada masyarakat nelayan harus

disesuaikan dengan karakteristik masyarakat serta

karakteristik sumberdaya (geografis)-nya.

189

Ketiga, lemahnya armada perikanan tangkap nasional.

Berbagai sumber menyebutkan bahwa dari 7.000 kapal ikan

yang beroperasi di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia

(ZEEI), sekitar 70 persen di antaranya merupakan milik

asing. Selain itu, armada perikanan tangkap Indonesia

sebagian besar memiliki produktivitas yang amat rendah

yaitu hanya 8 ton/kapal/tahun. Penulis sangat sedih akan

data itu, ini memunculkan pertanyaan apakah pemerintah

tidak mempunyai kebijakan untuk menciptakan armada

perikanan tangkap nasional sebagai tuan rumah di negerinya

sendiri?

Keempat, permasalahan illegal fishing (pencurian

ikan) dan lemahnya penegakkan hukum yang telah

menghilangkan potensi ekspor perikanan Indonesia sebesar 4

miliar dolar AS. Selain merugikan negara, illegal fishing

juga merugikan nelayan tradisional karena mereka

menggunakan alat tangkap jenis trawl yang menyebabkan

kerusakan lingkungan laut yang berujung pada penciptaan

rendahnya pendapatan nelayan.

Kelima, pelayanan perizinan usaha perikanan yang

berbelit-belit dan syarat dengan pungutan liar. Sistem

perizinan dinilai juga kurang efisien dan cenderung

mempersulit. Dalam pembangunan perikanan masa depan,

orientasi kerakyatan terutama di masa tuntutan reformasi

harus menjadi tumpuan dalam mencapai target.Seperti yang

diberitakan Majalah Samudera (Edisi 19, Oktober 2004)

disebutkan bahwa total besaran biaya tambahan yang harus

190

dikeluarkan untuk setiap pembuatan perizinan kapal asing

agar bisa keluar cepat harus mengeluarkan uang berkisar Rp

40 juta sampai Rp 100 juta tergantung dari jenis alat

tangkap yang digunakan, daerah tangkapan, dan jumlah kapal

yang diurus.

Dengan demikian, sudah dapat dipastikan miliaran

rupiah uang siluman yang berkeliaran sejak dikeluarkannya

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No 46/Men/2001

tentang Pendaftaran Ulang Perizinan Usaha Penangkapan

Ikan. Padahal, izin itu bisa diselesaikan dalam jangka

waktu 16 hari tanpa biaya tambahan sesuai Pasal 9

Kepmenlutkan No 10 Tahun 2003 tentang Perizinan Usaha

Penangkapan Ikan.

Ke enam, Masalah Ekonomi dan Permodalan Untuk

memanfaatkan sumberdaya perikanan laut secara optimal dan

lestari masih terdapat banyak kendala yang dihadapi,

terutama menyangkut permodalan yang belum kondusif bagi

investasi usaha penangkapan ikan di Kalimantan Barat.

Untuk ke arah itu, maka kegiatan perikanan rakyat

seharusnya mendapatkan perhatian khusus. Pemberdayaan

perikanan rakyat (nelayan) melalui dukungan kelembagaan

dan permodalan merupakan solusi strategis untuk

menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi.

Mengingat profil masyarakat nelayan pada umumnya

masih berada pada tingkat dan posisi yang memprihatinkan,

maka dipandang perlu adanya program-program kemitraan yang

191

dapat secara langsung menyentuh pada kebutuhan yang

diperlukan oleh nelayan.

Oleh karena koperasi sampai saat ini belum banyak

memainkan peran, termasuk rendahnya kemampuan pemerintah

dalam mengalokasikan dana-dana program pemberdayaan, maka

sistem kemitraan sangat diperlukan dari berbagai pihak

dengan pola saling menguntungkan.

Ke tujuh, Pola Kemitraan Salah satu pola kemitraan

yang dapat dikembangkan adalah dengan sistim pola inti

rakyat dimana pengusaha sebagai mitra pembina dan nelayan

sebagai mitra binaan. Program kemitraan seperti ini,

dipandang dapat dikembangkan terutama dalam penyediaan

sarana dan prasarana

Selain itu pola tersebut dapat membantu modal kerja

nelayan, pembinaan managemen usaha, pemasaran, adopsi

teknnologi tepat guna dengan perjanjian kerjasama

kemitraan yang memihak pada nelayan tanpa merugikan mitra

pembina.

Dalam mengembangkan program kemitraan seperti ini,

pemerintah harus dapat menjadi fasilitator dengan

memberikan perlindungan dan jaminan keberpihakan kepada

kelompok nelayan melalui program kerjasama tersebut

sehingga dapat berlangsung langgeng dan berkembang dengan

baik.

Masalah pemasaran juga merupakan bagian yang sangat

penting bagi usaha penangkapan ikan, berkaitan dengan

192

sifat ikan itu sendiri yang mudah mengalami proses

pembusukan (perishable food).

Untuk menjaga tingkat kesegaran ikan yang dihasilkan

oleh nelayan agar sampai pada tingkat konsumen dengan

kualitas mutu yang baik, maka prinsip-prinsip dasar

penanganan ikan dengan mata rantai dingin (cold chain) mutlak

diperlukan dengan dukungan prasarana yang memadai kepada

nelayan.

Tuan Rumah di Laut Sendiri, Ada satu prinsip yang harus dipegang

dalam kebijakan perikanan dan kelautan saat ini dan yang

akan datang bahwa “Bagaimanapun juga nelayan Indonesia

harus mampu menjadi tuan rumah di lautnya sendiri”.

Untuk mencapai hal tersebut, maka harus diupayakan

mentransformasi para nelayan tradisional di Kalimantan

Barat menjadi nelayan modern yang tangguh untuk

memanfaatkan semua potensi sumberdaya ikan yang ada.

Selain itu dapat memainkan peran ganda dalam membantu

menjalankan fungsi pengawasan terhadap berbagai praktek

ilegal yang dilakukan di laut, terutama oleh nelayan-

nelayan kapal asing yang masih berseliwuran menangkap ikan

di perairan Indonesia tanpa dapat dihentikan.

Harapan-harapan tersebut memang tidaklah mudah

tercapai dengan berbagai macam permasalahan mendasar yang

masih tersimpan. Namun dengan keyakinan dan kekuatan yang

digalang dari semua pihak, maka sumberdaya perikanan laut

Indonesia khususnya di Kalimantan Barat dengan

keanekaragaman (diversity) yang melimpah dengan jumlah stok

193

yang sangat besar akan tetap memberi harapan dan peluang

yang sangat terbuka lebar untuk mewujudkannya.

BAB. X.

GOOD GOVERNANCE

194

A.PENDAHULUAN

Konsekuensi diterapkannya otonomi daerah dan

azas desentralisasi seperti yang diamanatkan UU No. 22

Tahun 1999 dan diperbaharui oleh UU No. 32 Tahun 2004,

lahirlah local government (pemerintah lokal) yang diberi

kewenangan untuk mengurusi kepentingan daerahnya. Urusan

mengenai rumah tangganya sendiri sering disebut otonomi,

sedangkan pemerintahannya disebut local government atau

pemerintah daerah yang mengurus rumah tangganya sendiri.

Pengelolaan segala urusannya itu seluruhnya ditangani atas

dasar kebijakan sendiri dan dibiayai dari sumber keuangan

sendiri. Sedangkan hubungan pemerintah pusat dengan

pemerintah lokal daerah adalah hubungan pengawasan saja.

Dari aspek tanggung jawab negara, pemerintah lokal daerah

merupakan organ pemerintahan negara yang statusnya berada

dalam kerangka sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Repuplik Indonesia (NKRI).

  Local government (pemerintah daerah/lokal) dalam

praktek penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

pelayanan publik, harus pula diiringi dengan penerapan

prinsip good governance (kepemerintahan atau tata

pemerintahan yang baik). Good governance merupakan proses

penyelenggaraan kekuasaan dalam menyediakan barang dan

jasa publik (public goods dan services.). Prinsip-prinsip good

governance antara lain adalah prinsip efektifitas

195

(effectiveness), keadilan, (equity), Partisipasi (participation),

Akuntabilitas (accountability) dan tranparansi (transparency).

Pada sisi lain, pemerintah daerah atau

lokal sebagai lembaga negara yang mengemban misi pemenuhan

kepentingan publik dituntut pula pertanggungjawaban

terhadap publik yang dilayaninya, artinya pemerintah lokal

harus menjalankan mekanisme pertanggungjawaban atas

tindakan dan pekerjaannya kepada publik yang acapkali

disebut menjalankan prinsip akuntabilitas (accountability).

Pemerintah daerah dituntut untuk menerapkan prinsip-

prinsip good governance. Dengan menerapkan prinsip-prinsip

good governance, diharapkan dalam menggunakan dan

melaksanakan kewenangan politik, ekonomi dan administratif

dapat diselenggarakan dengan baik. Oleh sebab itu dalam

prakteknya, konsep good governance harus ada dukungan

komitmen dari semua pihak yaitu negara (state)/pemerintah

(government), swasta (private) dan masyarakat (society).

C. PENGERTIAN;

Good Governance (tata pemerintahan yang baik) merupakan

praktek penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Good governance

telah menjadi isu sentral, dimana dengan adanya era

globalisasi tuntutan akan penyelenggaraan pemerintahan

yang baik adalah suatu keniscayaan seiring dengan

meningkatnya pengetahuan masyarakat.

196

UNDP mendefinisikan governance sebagai Penggunaan wewenang

ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada

semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses, dan

lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok masyarakat mengutarakan

kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan

menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.

Dari definisi tersebut governance meliputi 3 (tiga) domain

yaitu negara (pemerintah), dunia usaha (swasta) dan

masyarakat yang saling berinteraksi. Arti good dalam good

governance mengandung pengertian nilai yang menjunjung

tinggi keinginan rakyat, kemandirian, aspek fungsional dan

pemerintahan yang efektif dan efisien.

Selanjutnya UNDP menetapkan karakteristik prinsip good

governance sebagai berikut:

-Participation : Setiap warga negara mempunyai suara dalam

pembuatan keputusan

-Rule of law : Kerangka hukum harus adil terutama hukum

HAM

-Tranparency : Transparansi/keterbukaan dibangun atas

dasar kebebasan arus informasi

-Responsiveness : Lembaga dan proses harus mencoba untuk

melayani setiap pihak yang berkepentingan (stakeholders)

197

-Consensus orientation : Good governance menjadi perantara

kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan yang

terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.

-Effectiveness and effisiency : Proses dan lembaga

menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan

dengan sumber yang tersedia dengan baik

-Accountability : Pembuat keputusan, sektor swasta dan

masyarakat bertanggung jawab kepada publik dan lembaga

stakeholders

- Strategic vision : Para pemimpin dan publik harus

mempunyai perpektif good governance dan pengembangan

manusia yang luas serta jauh ke depan.

Atas dasar uraian tersebut, maka ke tiga domain yaitu

negara/pemerintah, dunia usaha/swasta dan masyarakat harus

menjaga kesinergian dalam rangka mencapai tujuan, karena

ketiga domain ini merupakan sebuah sistem yang saling

ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.

Tata pemerintahan yang baik (good governance) adalah suatu

kesepakatan menyangkut pengaturan negara yang diciptakan

bersama oleh pemerintah, masyarakat madani, dan swasta.

Untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik perlu

dibangun dialog antara pelaku-pelaku penting dalam Negara,

agar semua pihak merasa memiliki tata pengaturan tersebut.

Tanpa kesepakatan yang dilahirkan dari dialog,

198

kesejahteraan tidak akan tercapai karena aspirasi politik

maupun ekonomi rakyat pasti tersumbat. Terdapat beberapa

hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah bahwa

masyarakat dapat menilai dan memilih, bahkan meminta jasa

layanan yang lebih baik.

Pembangunan adalah proses perubahan yang bersifat dinamis,

sehingga memungkinkan terjadi pergeseran peran

stakeholders termasuk peran pemerintah, swasta dan

masyarakat. Fungsi peran yang telah ditetapkan perlu

selalu dikaji ulang (review), agar fungsi peran dan peranan

yang dilaksanakan memberikan konstribusi yang lebih

berarti bagi stakeholders lain maupun pada proses

pembangunan sesuai dengan amanat yang tersurat dan

tersirat dalam prinsip-prinsip good governance. Studi

tentang pelaksanaan good governane di setiap

kota/kabupaten yang melibatkan peran dan peranan

Pemerintah, swasta dan masyarakat akan memberikan

implikasi yang sangat bermakna terhadap upaya peningkatan

kondisi good governance.

Menurut Erna Witular (2005), bahwa salah satu ukuran tata

pemerintahan yang baik adalah terdapatnya pengaturan

perilaku/peranan yang dapat diterima sektor publik, swasta

dan masyarakat, yaitu :

199

-Pengaturan di dalam sektor publik antara lain menyangkut

keseimbangan kekuasaan antara eksekutif, legislatif dan

yudikatif.

-Sektor swasta mengelola pasar berdasarkan kesepakatan

bersama, termasuk mengatur perusahaan kecil, besar,

koperasi, multinasional/nasional

-Masyarakat madani mengatur kelompok-kelompok yang berbeda

seperti agama, kelompok olahraga, kesenian dan lain-lain

Proses pembangunan yang bertumpu pada peningkatan layanan

publik dan kesejahteraan masyarakat akan tercapai apabila

subyek dan objek pembangunan dan kesejahteraan masyarakat

saling bekerjasama dengan acuan/pedoman, persepsi dan

indikator kemajuan pembangunan yang disepakati (konsensus)

bersama. Konsep good governance melalui prinsip-prinsipnya

harus dirancang agar seluruh objek dan subjek pembangunan

terlibat secara langsung dalam proses pembangunan sesuai

dengan peran dan peranannya, sehingga upaya peningkatan

layanan publik dan kesejahteraan masyarakat akan lebih

optimal.

Tata Pemerintahan mempunyai makna yang jauh lebih luas

dari pemerintahan. Tata pemerintahan menyangkut cara cara

yang disetujui bersama dalam mengatur pemerintahan dan

kesepakatan yang dicapai antara individu, masyarakat

madani, lembaga-lembaga masyarakat dan pihak swasta. Dalam

hal ini semua pelaku harus saling tahu apa yang dilakukan

200

oleh pelaku lainnya. Hal ini dapat dilakukan melalui

dialog agar pelaku memahi perbedaan di antara mereka.

Selanjutnya dinyatakan pula bahwa masyarakat dapat

terlibat dalam tata pemerintahan yang baik dengan

-Mengawasi sektor publik/pemerintah dan sektor swasta

serta memberikan masukan-masukan yang konstruktif,

-Terlibat dalam proses pembangunan yang menyangkut dirinya

sendiri dan masyarakat. Keterlibatan tersebut dapat

melalui pembentukan paguyuban-paguyuban, LSM yang berperan

aktif dalam proses pembangunan di wilayahnya. Oleh sebab

itu penerapan prinsip-prinsip good governance mempunyai

manfaat yang signifikan untuk perbaikan layanan publik dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://bandungvariety.wordpress.com/2008/04/10/good-

governance-menurut-rangkumanku/

201