Buku Bhn Ajar Dasmen new
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Buku Bhn Ajar Dasmen new
1
DAFTAR ISI
Halaman
judul ....................................................
.......................... i
Halaman
Pengesahan ............................................
......................... ii
Daftar Isi..........................
……………………………….......... ..... iii
Kata Pengantar…………………………….………………………… iv
I.
PENDAHULUAN ..............................................
.......................... 1
II. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen …………………………
12
III. Manajemen dan Fungsinya
……………………………................... 41
IV. Perencanaan ………………………………………………………. 62
V.
Pengorganisasian .........................................
.................................... 79
2
VI.
Pengarahan ..............................................
....................................... 89
VII.
Pengawasan ...............................................
..................................... 97
VIII.
Globalisasi .............................................
...................................... 104
IX. Manajemen Perikanan
Tangkap ..................................................
... 116
X. Good
Gavernance ..............................................
......................... 125
BAB. I
3
PENDAHULUAN
A. PROFIL PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan awal
terbentuknya berada dibawa struktur Fakultas Peternakan
dan Perikanan, sejak berpisahnya Perikanan dengan
Peternakan pada tahun 1996, Sosial Ekonomi Perikanan turun
status dari jurusan menjadi konsentrasi di bawah struktur
Program studi Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP).
Setelah melalui perjuangan panjang akhirnya Sosial Ekonomi
Perikanan menjadi Program Studi sejak tanggal 3 Desember
1999 berdasarkan SK Depdikbud No. 469/DIKTI/KEP/1999.
umurnya baru 12 tahun sehingga Program studi Sosial
Ekonomi Perikanan terbilang paling muda diantara program
studi lainnya pada jurusan Perikanan Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin.
1. Visi Program Studi
Visi PS Sosial Ekonomi Perikanan adalah menjadi program
studi pengembangan sosial ekonomi dan manajemen bisnis perikanan
dan kelautan terkemuka di Indonesia pada tahun 2018.
2. Misi Program Studi
Untuk mencapai Visi disusun misi PS Sosial Ekonomi
Perikanan yaitu menyiapkan sumberdaya manusia yang :
4
1. Berilmu dan berwawasan sosial ekonomi dan mampu mengelola
dan mengembangkan manajemen bisnis perikanan dan kelautan
berkelanjutan.
2.Mampu menganalisis dan mengkomunikasikan ilmu dan
teknologi bidang sosial ekonomi dan manajemen bisnis
perikanan dan kelautan berkelanjutan.
3.Mampu berwirausaha dan menyusun program pemberdayaan
masyarakat perikanan dan kelautan berkelanjutan.
3. Tujuan Program Studi
Tujuan PS Sosial Ekonomi Perikanan adalah
menghasilkan sarjana yang:
1. Berilmu dan berwawasan yang mampu mengelola, mengkaji dan
mengembangkan ilmu dan teknologi bidang sosial ekonomi dan
manajemen bisnis perikanan dan kelautan berkelanjutan
secara inovatif, kreatif, ulet dan profesional.
2.Mampu menganalisis secara cermat dan penuh integritas
serta mampu mengkomunikasikan secara arif perkembangan
ilmu dan teknologi dalam bidang sosial ekonomi dan
manajemen bisnis perikanan dan kelautan berkelanjutan.
3.Mampu berkarya secara mandiri berdasarkan prinsip
kewirausahaan dan mampu menyusun program pemberdayaan
masyarakat perikanan dan kelautan berkelanjutan.
5
4. Sasaran Program Studi
Sasaran PS Sosial Ekonomi Perikanan adalah
menghasilkan sarjana yang mampu :
1. Menerapkan manajemen bisnis perikanan dan kelautan
berkelanjutan secara kreatif, ulet dan profesional.
2. Mengembangkan kepribadian dan interaksi ilmiah secara
inovatif di bidang sosial ekonomi, manajemen bisnis serta
teknis perikanan dan kelautan berkelanjutan.
3. Menyusun analisis kelayakan bisnis perikanan dan kelautan
berkelanjutan secara cermat dan penuh integritas.
4. Menerapkan pola komunikasi secara arif dalam menunjang
pembangunan perikanan dan kelautan berkelanjutan.
5. Menerapkan prinsip kewirausahaan perikanan dan kelautan
dalam berkarya secara mandiri.
6. Menyusun program pemberdayaan masyarakat dan menjadi
katalisator pembangunan perikanan dan kelautan
berkelanjutan.
Strategi pencapaian sasaran dilakukan melalui
kegiatan dan proses pembelajaran yang didasarkan pada
Kurikulum Berbasis Kompetensi PS SEP yang akan dicapai
melalui sistem pembelajaran Student Centered Learning (SCL)
berdasarkan kompetensi keilmuan dari masing-masing mata
kuliah yang tersajikan disetiap semester. Pencapaian
kompetensi pengembangan kepribadian, keilmuan dan
6
keterampilan, diharapkan tercapai pada semester 1
(pertama) sampai dengan semester 4 (empat). Untuk
semester selanjutnya, mahasiswa diharapkan dapat mencapai
kompetensi matakuliah keahlian berkarya, perilaku berkarya
dan berkehidupan masyarakat.
5. Profil Mahasiswa
Mahasiswa PS SEP berasal dari beragam latar belakang
kondisi sosial budaya. Umumnya mahasiswa yang terdaftar
pada PS SEP berasal dari sekolah-sekolah lanjutan yang ada
di daerah Sulawesi Selatan dan daerah-daerah Indonesia
lainnya. Persentase mahasiswa baru berdasarkan propinsi
asal dikelompokkan menjadi dua yaitu; mahasiswa yang
berasal dari Sulawesi Selatan dan luar Sulawesi Selatan
(Gambar 1).
2008/2009
2009/2010
2010/2011
0.00%40.00%80.00%
71.74% 89.29% 86.49%
28.26% 10.71% 13.51%
Mahasiswa Baru Berdasarkan Propinsi Asal
SulselLuar Sulsel
Tahun Ajaran
Persentase
7
Gambar 1. Persentase Mahasiswa Baru Berdasarkan Propinsi
Asal
Mahasiswa yang menaruh minat terhadap PS SEP memiliki
kemampuan rata-rata (standar),kemampuan yang tidak rendah
tapi juga tidak tinggi. Artinya kualitas input mahasiswa
baruyang diterima di PS SEP berada pada level standar
rata-rata.
6. Kompetensi dan Etika Lulusan yang Diharapkan
Lulusan Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan
diharapkan dapat memenuhi kompetensi program studi yang
dijabarkan dalam lima elemen kompetensi yaitu:
a. landasan kepribadian;
b. penguasaan ilmu dan keterampilan;
c. kemampuan berkarya;
d. sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat
keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai;
e. pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai
dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
Berdasarkan elemen kompetensi tersebut disusun
substansi kajian pada Program Studi Sosial Ekonomi
Perikanan, yaitu:
1. Manajemen bisnis perikanan dan kelautan
2. Ilmu dan teknologi usaha perikanan dan kelautan
8
3. Kewirausahaan perikanan dan kelautan
4. Ekonomi sumberdaya perikanan
5. Analisis kelayakan bisnis perikanan
6. Komunikasi dan pembangunan masyarakat perikanan
7. Ekonomi perusahaan dan pemasaran hasil perikanan
Berdasarkan substansi kajian tersebut maka sasaran
lulusan Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan diharapkan
memiliki kemampuan :
1. Menerapkan manajemen bisnis perikanan dan kelautan
berkelanjutan secara kreatif, ulet dan profesional.
2. Mengembangkan kepribadian dan interaksi ilmiah secara
inovatif di bidang sosial ekonomi, manajemen bisnis dan
teknis perikanan dan kelautan berkelanjutan.
3. Menyusun analisis kelayakan bisnis perikanan dan kelautan
berkelanjutan secara cermat dan penuh integritas.
4. Menerapkan pola komunikasi secara arif dalam menunjang
pembangunan perikanan dan kelautan berkelanjutan.
5. Menerapkan prinsip kewirausahaan perikanan dan kelautan
dalam berkarya secara mandiri.
6. Menyusun program pemberdayaan masyarakat dan menjadi
katalisator pembangunan perikanan dan kelautan
berkelanjutan.
Berdasarkan sasaran tersebut maka dijabarkan
kompetensi lulusan Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan,
sebagai berikut :
9
a. Kompetensi Utama
1. Mampu menerapkan prinsip manajemen bisnis perikanan dan
kelautan secara berkelanjutan.
2. Mampu menerapkan kajian-kajian ilmu sosial ekonomi dan
bisnis dalam pembangunan perikanan dan kelautan
berkelanjutan.
b. Kompetensi Pendukung
1. Mampu menyusun kelayakan bisnis perikanan dan kelautan
berkelanjutan.
2. Mampu menerapkan pola komunikasi pembangunan masyarakat
perikanan dan kelautan berkelanjutan.
c. Kompetensi Lainnya
1. Mampu menciptakan lapangan kerja melalui wirausaha
perikanan dan kelautan, baik bagi diri sendiri maupun bagi
orang lain.
2. Mampu menerapkan prinsip ilmu sosial ekonomi dan bisnis
dalam menyusun program dan menjadi agen pemberdayaan
masyarakat perikanan dan kelautan berkelanjutan.
7. Hasil Pembelajaran
Lulusan PS SEP umumnya memiliki nilai indeks
prestasi kumulatif (IPK) diatas rata-rata nilai
standar IPK yang disyaratkan dunia kerja (2,75).
Profil lulusan mahasiswa PS SEP umumnya
10
menyelesaikan studi dalam kisaran waktu rata-rata
4,77 tahun atau 4 tahun 9 bulan. Waktu studi
mahasiswa PS SEP tergolong masih cukup lama,
karena itu PS SEP mengupayakan agar penyelesaian
studi mahasiswa dapat dipercepat menjadi rata-
rata 4 tahun, diantaranya dengan merevisi
kurikulum PS SEP yang sesuai dengan kebutuhan
stakeholder.
8. Kepuasan Pengguna Lulusan dan Keberlanjutan
Penyerapan Lulusan
Lulusan PS SEP umumnya diserap dalam dunia kerja pada
instansi pemerintah dan swasta seperti Perguruan Tinggi,
Bappeda, Pemerintah Daerah, Dinas Kelautan dan Perikanan,
Bank Pemerintah dan Swasta, BUMN, Perusahaan Swasta dan
Industri-Industri Perikanan.
Berdasarkan hasil survey terhadap pengguna lulusan PS
SEP, diketahui bahwa lulusan PS SEP dapat bersaing
(berkompetisi) dengan lulusan-lulusan dari program studi
lainnya dalam dunia kerja. Lulusan PS SEP juga memiliki
tingkat kinerja dan dedikasi yang tinggi terhadap
pekerjaannya.
Dalam rangka keberlanjutan penyerapan lulusan PS SEP,
program studi memiliki perencanaan pengembangan kurikulum
berdasarakan kebutuhan stakeholder, sehingga lulusan PS
11
SEP memiliki kompetensi yang terhandalkan pada saat
memasuki dunia kerja.
9. ANALISIS KEBUTUHAN.
Dasar-Dasar Manajemen (203L002) merupakan mata
kuliah wajib bagi mahasiswa untuk semua Program studi
dalam lingkup Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
yakni: P.S. Sosial Ekonomi, P.S. Ilmu Kelautan, P.S.
Budidaya Perairan, P.S. Manajemen Sumberdaya Perairan, dan
P. S. Pemanfaatan Sumberdaya Perairan. Semester penyajian
pada Semester 3 (Semester Awal) bagi mahasiswa pengikut
baru dan mahasiswa yang mengulang.
Mata Kuliah Dasar-Dasar Manajemen merupakan kelompok
matakuliah Dasar Khusus (MDK). Sebagai salah satu paket
mata kuliah bagi mahasiswa baru dibutuhkan strategi
pembelajaran yang aktraktif guna memberi bekal pengetahuan
dasar dan daya tarik bagi mahasiswa yang belum mempunyai
pemahaman dan wawasan yang mendalam pada teori manajemen.
Interaksi antara dosen dan mahasiswa akan sangat efektif
jika tersedia media pendukung. Buku ajar merupakan salah
satu media pendukung, yang dapat membantu menyebarkan
pesan. Selama ini sistem pembelajaran berbasis SCL
khususnya di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan telah
berjalan baik, tersedia sarana dan prasana pendukung yang
memadai seperti LCD, ruang ber AC, akses Internet, bangku
12
dan ruang yang nyaman. Sebagai Koordinator Mata kuliah
Dasar-dasar Manajemen sejak dulu melihat bahwa peminat MK
ini, selalu membludak, karena diikuti oleh mahasiswa dari
5 Program studi pada saat yang bersamaan. Pada 10 tahun
terakhir, jumlah peserta matakuliah ini berkisar 200 – 250
orang. Di Semester Awal tahun 2011/2012 diikuti oleh 304
mahasiswa yang terbagi dalam 5 kelas. Setiap kelas berisi
40-50 orang dengan masing-masing diasuh oleh 3 (tiga)
orang Dosen. Selain proses perkuliahan diruang kelas, juga
dilakukan kegiatan praktek simulasi fungsi manajemen
(Perencanaan, Pengorganisasian, Pengkoordinasian,
Pengarahan dan Pengawasan) yang dilakukan di luar kelas
yakni di gedung IPTEK dekat danau Unhas. Agar terjadi
keselarasan dalam proses pengajaran telah diterbitkan GBRP
dan Modul pembelajaran, namun keluhan umum para Dosen
adalah sulitnya menerapkan sistem SCL pada kelas besar dan
pemula. Para Dosen harus meluangkan banyak waktu untuk
memberikan pemahaman kepada para mahasiswanya. Interaksi
berupa diskusi berlangsung dengan baik namun dengan
peserta yang begitu banyak sehingga presentasi makalah
dalam kelompok seringkali tidak berjalan. Namun demikian
data 3 tahun terakhir (2008, 2009, 2010) menunjukkan ratio
tingkat kelulusan mahasiswa cukup tinggi, berfluktuasi
mencapai (87%, 90%, 92 %) dengan persentase Nilai A
sebanyak 45, 25. Untuk lebih mengefektifkan sistem
pembelajaran diperlukan buku ajar yang dapat menjadi
13
salah satu acuan bagi para mahasiswa untuk meningkatkan
pemahaman terhadap mata kuliah tersebut.
Tujuan pembuatan buku ajar adalah:
Membantu mahasiswa memahami kegiatan dan program belajar –
mengajar yang akan dilangsungkan
Membantu mahasiswa mengembangkan bahan ajar sesuai dengan
kebutuhan dan kompetensinya.
Membangkitkan minat belajar peserta didik.
Manfaat yang dapat diperoleh:
Membantu dosen berperan sebagai fasilitator sehingga
mempunyai banyak waktu berinteraksi/membimbing peserta
didik.
Membantu mahasiswa lebih aktif memperoleh pengetahuan baru
tidak hanya berasal dari dosen.
Proses belajar mengajar akan lebih efektif.
10. GARIS-GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP)
Kompetensi Utama; Mampu mengembangkan kajian ilmu sosial
dan ekonomi
14
perikanan untuk
mendukung pembangunan dan
pengembangan SDA dan SDM
pesisir yang berkelanjutan.
Kompetensi ; Mampu meningkatkan nilai tambah
potensi sumber daya
Pendukung alam untuk membangun ekonomi
masyarakat pesisir (4).
Kompetensi lainnya;- Mampu menyusun program pembangunan
sosial ekonomi
Masyarakat. (6)
- Mampu menyusun program-program pembangunan
sosial
Ekonomi masyarakat
pesisir. (7).
Tim Pengajar ; 1. Prof. Dr. Ir.
Sutinah Made, M. Si (Koordinator Kls A)
2. Sri Suro
Adhawaty, SE, M. Si (Koordinator Kls B)
3.
Dr.Ir.Mardiana Ethrawaty Fachry, M. Si (Koord. KlsC)
15
4. Ir. Muh.
Yunus Tamamma, M. Si (Koord. Kls D)
5. Firman S.
Pi, M. Si
6. Dr. Ir.
M. Rijal Idrus, M. Sc.
7. Dr. A.
Adri Arief, S. Pi, M. Si.
8. Ir. Muh.
Jumran Yusuf, M. Si
Tabel 1; Garis-garis besar rencana pembelajaran
(GBRP) Mata Kuliah Dasar –
Dasar Manajemen (203L002)
Ming
gu
Materi PembelajaranBentuk
Pembelaja
rn
Kompetensi
akhir sesi
pembelajaran1 Informasi Kontrak &
Strategi
Pembelajaran
1.1. Kontrak Belajar
1.2. Metode & SAP
(bahasan)
Kuliah
Diskusi
-Terbentuknyasuatu Kesepakatanrencana Prosespelaksanaan Pembelajaranselama 1 semester-Kemampuan
16
1.3. Tujuan akan
dicapai dalam
pembelajaran
peserta Menilaimanfaat yg Akandiperoleh dari MK tersebut.
2-3 Pendahuluan
Sejarah Perkembangan
Ilmu Manajemen
Kuliah
Dan
Diskusi
Mahasiswa mampumenjelaskansejarah &konsepmanajemenmeliputi;-Pendekatanpemikiran Kuno.-Pendekatanklasik-PendekatanPrilaku-Pendekatankuantitatif-Pendekatanmodern-Konsepmanajemen Masa depan.
4 -
8
Deskripsi Fungsi-
Fungsi
Manajemen;
-Perencanaan
-Pengorganisasian
-Pengarahan
-Pengawasan
Kuliah,
Kerja
kelpk,
Presentas
i
Diskusi &
Tutorial
Mahasiswa mampumendiskripsikanfungsi-fungsimanajemen(Perencana an,Pengorganisasian, Pengarahan,dan Pengawasan)serta mampumengaplikasikan pdsumberdayakelautan&perikanan
17
9 Aplikasi teori dan
fungsi-fungsi
manajemen
Simulasi
Kerja klp
Diskusi
Mahasiswa mampumengetahui danmenerapkanteori danfungsi-fungsimanajemenmelaluikerjasamakelompok
10 Mid test Mid test11 Globalisasi dalam
manajemen
Kerja
kelpk,
Presentas
i
Diskusi &
Tutorial
Mahasiswa mampumenjelaskanpengaruh eraglobalisasiterhadappenerapan teorimanajemen
12-
13
Manajemen Perikanan
Tangkap
Dan kasus-kasus
kelautan & perikanan
Kerja
kelpk,
Presentas
i
Diskusi &
Tutorial
Mahasiswa dapatmengetahui danmendiskripsikanpenerepanmanajemen padakegiatanperikanantangkap
14 Good Gavernance Kerja
kelpk,
Presentas
i
Diskusi &
Tutorial
Mahasiswa dapat
mengetahui dan
mendiskripsikan
penerapan good
gavernance pada
pemerintahan,
dunia bisnis
18
dan masyarakat15 Final Test Final
test16 Remedial Remedial
BAB. II
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN
A. PENDAHULUAN
Mengapa kita perlu mempelajari sejarah manajemen?
Bagi Kita yang hidup di era modern ini, mempelajari
sejarah manajemen sangat bermanfaat untuk mendapatkan
deskripsi tentang bagaimana kegiatan manajemen itu
berlangsung pada masa silam, kemudian bagaimana manajemen
berkembang dengan berbagai
Prinsip yang diajukan para ahli manajemen, dan akhirnya
kita mempelajari manajemen untuk mendeskripsikan,
menganalisis, merumuskan, dan mengantisipasi perkembangan
guna meraih kehidupan yang diinginkan, serta mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam memprediksi
kehidupan di kemudian hari berkaitan dengan penggunaan
keterampilan manajereial. Tetapi ada satu pertanyaan yang
masih perlu dijawab, yaitu apakah ada perbedaan antara
19
manajemen yang dilakukan nenek moyang manusia dengan kita
yang hidup saat ini? Praktik manajemen memang sudah
berlangsung sejak dahulu, namun yang membedakan antara
dahulu dan sekarang adalah cara mempraktikkannya.
Ilmu manajemen berkembang terus
hingga saat ini Ilmu Manajemen memberikan pemahaman
kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting
dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan manajer. Oleh karena itu
masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan
(evolusi), teorii manajemen dari masa ke masa. Selain
memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu
diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap
ruang lingkup dan perkembangan ilmu manajemen.
Tulisan ini juga membahas tentang
terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu manajemen. Dimana
dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran
sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran
klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen modern
yang merupakan cikal bakal teori Manajemen yang berkembang
terus dengan berbagai aliran lainnya.
Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan
pendekatan proses dan produksi
sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari
sisi bagaimana sumber daya manusia yang berada dalam
organisasi. Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan
20
memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi)
manajemen yang telah rnenghasilkan teori-teori manajemen
yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat
menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi
situasi tertentu. Dengan demikian bila seorang manajer
menghadapi situasi bagaimanapun
kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat
keputusan yang baik.
B. SASARAN PEMBELAJARAN;
Sasaran pembelajaran pada pembahasan ini
dimaksudkan agar mahasiswa dapat;
1.Menjelaskan sejarah perkembangan ilmu manajemen.
2.Menjelaskan tentang pendekatan ataupun tata cara
penting dalam rneneliti, menganalisis dan
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
manajer.
3. Menjelaskan tentang terjadinya perkembangan
(evolusi) ilmu manajemen.
4.Menjelaskan defenisi ilmu manajemen.
5. Menyebutkan dan menjelaskan tentang aliran
pemikiran manajemen.
21
6.Membedakan tingkatan manajemen dalam organisasi
dan menghubungkan
dengan keterampilan manajer.
C. Perkembangan Ilmu Manajemen
Pada perkembangan peradaban rnanusia, ilmu terbagi
dalam tiga kelompok besar,
yaitu :
1. Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan
eksistensinya yang erat
hubungannya dengan alam beserta isinya dan secara
universal mempunyai sifat
yang pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan
waktu, disebut ilmu
eksakta, contoh : fisika, kimia dan biologi.
2. IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan
eksistensinya dalam
hubungannya pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam
kehidupan
masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta, misalnya :
ekonomi, politik,
psikologi, sosiologi, hukum, administrasi dan lain-lain.
22
3. IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat
hubungannya dengan seni,
misalnya : seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni
suara.
IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial.
Pada tahun 1886
Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and
motion study dengan
teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori
efisiensi dan efektivitas.
Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific
Management
(1911) yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai
ilmu.
Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan
mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri
atas dua orang atau lebih.
2. Adanya kerjasama dari kelompok terse but.
3. Adanya kegiatan Iproses/usaha
4. Adanya tujuan
23
Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin
ilmu sosial yang
mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari
masyarakat modem.
Dimana fenomena masyarakat modem itu merupakan gejala
sosial yang membawa
perubahan terhadap organisasi.
Ada beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kehidupan suatu
organisasi, yaitu :
1. Tekanan pemilik perusahaan
2. Kemajuan teknologi
3. Saingan baru
4. Tuntutan masyarakat
5. Kebijaksanaan pemerintah
6. Pengaruh dunia Internasional
D. PENGERTIAN MANAJEMEN;
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur.Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal.Mary Parker Follet, misalnya,
24
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa
seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi.Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien.
Pada kenyataannya rnanajemen sulit
dedifenisikan karena tidak ada defenisi
manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker
Follet mendefenisikan
manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain.
Defenisi ini rnengandung arti bahwa para manajer untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain
untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan.
Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa
juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga
dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan
secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan
suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut :
"Manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan
25
pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-
sumber daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan
organisasi yang telah
ditetapkan".
Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah
rnenggunakan kata "proses", bukan "seni". Mengartikan
manajernen sebagai "seni" mengandung arti bahwa hal itu
adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu
"proses" adalah cara sistematis untuk rnelakukan
pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses karena
semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau
ketrampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang
diinginkan.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa
pada dasarnya manajemen
merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterpretasikan
dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).
26
Sampai sekarang belum ada suatu teori manajernen
dapat diterapkan pada semua situasi. Seorang manajer akan
menjumpai banyak pandangan tentang manajemen. Setiap
pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang
berbeda-beda.
Ada tiga aliran pemikiran manajemen yaitu :
a. Aliran klasik
b. Aliran hubungan manusiawi
c. Aliran manajemen modem
Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer
menjadi tiga
golongan yang berbeda :
1. Manajer lini pertama
Tingkat paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin
dan menagwasi
tenaga-tenaga operasional disebut manajemen lini (garis)
pertama.
2. Manajer menengah
Manajemen menengah dapat meliputi bebrapa tingkatan dalam
suatu organisasi.
27
Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-
kegiatan para
manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan
operasional.
3. Manajer puncak
Klasifikasi manajer training pada suatu organisasi.
Manajemen puncak
bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.
E. Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik
Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya
revolusi industri di Inggris pada
abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan pematian
temadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di
kalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para
pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry
Fayol, Frederick W Taylor dan lainnya.
1. Robert Owen (1771 -1858)
Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek
memperkerjakan
anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per
hari. Tersentuh
28
dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau
mengajukan adanya
perbaikan temadap kondisi kerja ini.
Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para
pekerja dianggap
instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan
kondisi kerja di
pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak,
mengurangi jam kerja
karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik,
mendirikan toko-toko
untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang
layak, dan
berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan
tinggal, dengan
membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga
lingkungan hidup dan
pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut "Bapak
Personal
Manajemen Modem". Selain itu, Owen lebih banyak
memperhatikan pekerja,
karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer
adalah sumber daya
29
manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau
juga rnembuat
prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti
prosedur penilaian kerja
dan bersaing juga secara terbuka.
2. Charles Babbage (1792 -1871)
Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang
tertarik pada
usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik,
dengan menerapkan
prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan
produktivitas dan penurunan
biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan adanya pembagian
kerja berdasarkan
spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan
tertentu, sehingga
pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan
dengan alat
kalkulator. Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis
pada tahun 1822,
30
yang disebut "rnesin penambah dan pengurang (Difference
Machine)", Prinsip-
prinsip dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir
seabad
kemudian. Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin
analitis (Analysical
Machine), yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan
dasar komputer
modern, sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer".
Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul "On the
Economy Of
Machinery and Manufactures" (1832). Beliau juga tertarik
pada prinsip efisiensi
dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip
ilmiah, untuk
menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan,
dan tenaga
kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
Disamping itu Babbage
sangat memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan
sebaiknya ada
semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan
pemilik pabrik,
31
sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik,
apabila mereka
ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas. Beliau
menyarankan para
pekerja selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar
sifat pekerjaan
mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus
untuk setiap
saran yang mereka berikan dalam peningkatkan
produktivitas.
3. Frederick W. Taylor (1856 -1915)
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya
dalam upaya
meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal
adalah gerakan
efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang
menjadi intinya
manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan
yang
menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan
produktivitas, mutu,
32
pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun
filsafat Taylor
memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan
pekerjaan yang
cocok untuk satu pekerjaan.
3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para
pekerja.
4. Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.
Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan
perlunya
revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun
prinsip-prinsip dasar
menurut Taylor mendekati ilmiah adalah :
1. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja
yang asal-asalan.
2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja
secara individual.
33
4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang
setinggi-tingginya,
untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu
sendiri dan
perusahaan. Buku-buku Taylor yang terkenal adalah "Shop
management
(1930)", Principles Of Scientific Management (1911)", dan "Testimory
Before
Special House Comittee (1912)". Dan pada tahun 1947, ketiga buku
tersebut digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul
"Scientific Management.
4. HenryL Gant (1861 -1919)
Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus
harian dan
bonus ekstra untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan
sistem
"Charting" yang terkenal dengan "Gant Chart".
Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan
timbal balik
34
antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna
yang harmonis.
Henry beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting
sehingga
menggarisbawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan
pengertian
tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta
perlunya
penghargaan dalam segala masalah manajemen.
Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam
menggambarkan
rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian
manajerial yang
lebih baik. Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun
biaya dalam
merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang
menghasilkan
terciptanya "Gantt Chart" yang terkenal tersebut. Teknik
ini pelopor teknik-
teknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review
Techique).
35
5.The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan Lilian
Gilbreth :
1878-1972)
Suami istri ini selain rnempelajari masalah
gerak dan kelelahan, juga tertarik
dengan usaha membantu pekerja menampilkan potensinya
secara penuh
sebagai makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat
rnenghasilkan gerak
dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga terkenaI dengan
tiga peran dari
setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatihan
yang senantiasa
mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep
"three position plan of
promotion". Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh
manajemen ilmiah,
namun satu hal penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu
kebutuhan sosial
manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan
keuntungan dan
kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan pekerjaan.
Aliran ini melupakan
36
kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa.
Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari
kerja dan perhatian
suamianya pada efisiensi -yaitu usaha untuk menemukan cara
satu-satunya
yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam
menerapkan prinsip-
prinsip manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan
mengerti
kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di
antara pekerja karena
kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap
pekerja.
6. Henry Fayol (1841 -1925)
Henry Fayol mengarang buku "General and Industrial
management". Pada
tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang
sangat
memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja, disamping
memperhatikan
37
manajemen bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga
beliau menampilkan
satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk
cetak biru. Fayol
berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya
ditentukan oleh mutu
pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode
manajemen yang tepat.
Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang
manajemen
yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih
merupakan satu
keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-
prinsip pokok dan
teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi
kegiatan dan operasi
perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :
a. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan
membuat barang-
barang produksi.
b. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan
pembelian bahan
38
mentah dan menjual hasil produksi.
c. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal)
berusaha
mendapatkan dan menggunakan modal.
d. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa
melindungi
pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.
e. Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya,
utang,
keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik.
f. Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi :
1) Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah
yang
memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
2) Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti
mobilisasi bahan materiil
dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.
3) Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada
karyawan
agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka
39
4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan
sumber-sumber
daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis
dalam
mencapai tujuannya.
5) Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana
untuk membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan
sebagaimanamestinya.
Selain hal-hal pokok diatas, masih ada beberapa ajaran
Fayol lainnya yaitu :
1. Keterampilan yang dibutuhkan oleh manajer tergantung
kepada tempat pada
tingkatan organisasi, yang rendah lebih membutuhkan
keterampilan dan
kemampuan teknis dibandingkan dengan keterampilan
manajerial pada manajer
tingkat atas.
2. Kemampuan dan ketrampilan manajemen harus diajarkan dan
dipelajari,
sehingga tidak mungkin hanya diperoleh melalui praktek,
timbul tenggelam
sepertl orang belajar menyelam tanpa guru.
40
3. Kernampuan dan keterampilan manajemen dapat diterapkan
pada segala bentuk
dan jenis organisasi, seperti rumah tangga, pemerintah,
partai, industri dan lain-
lain.
4. Prinsip-prinsip manajemen lebih baik daripada hukum
manajemen, karena hukum
bersifat kaku, sedang prinsip bersifat lebih luwes,
sehingga dapat disesuaikan
pada keadaan yang dihadapi.
5. Ada 14 macam prinsip manajemen dari Fayol, yaitu :
a. Pembagian kerja (Division of labor), yaitu sernakin
mengkhusus manusia
dalam pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti
terdapat pada ban
berjalan.
b. Otoritas dan tanggung jawab (Authority and
Responsibility) diperoleh melalui
perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan
wewenang
formil. Walaupun demikian wewenang pribadi dapat mernaksa
kepatuhan
41
orang lain.
c. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota
organisasi terhadap aturan
dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting
bagi kepatuhan
ini dan juga kesepakatan yang ad ii, seperti penghargaan
terhadap prestasi
serta penerapan sangsi hukum secara adil terhadap yang
menyimpang.
d. Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap
karyawan hanya
menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila
perintah itu datangnya
dari dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan
perintah dan
kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.
e. Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti
sekelompok kegiatan
yang mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh
seorang
manajer dengan satu rencana kerja.
42
Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap
kepentingan
umum (Subordination of Individual interest to general
interes), yaitu
kepentingan perorangan dikalahkan terhadap kepentingan
organisasi sebagai
satu keseluruhan.
g. Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam
arti imbalan yang
adil bagi karyawan dan pengusaha.
h. Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa
tanggung jawab akhir terletak
pada atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan
kepada bawahan
sesuai kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya
desentralisasi.
i.Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis
kewenangan yang
tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah
seperti tergambar pada
bagan organisasi.
43
j. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan
barang dan orang pada
tempat dan waktu yang tepat.
k. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan
keadilan para manajer
terhadap bawahannya.
l.Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of
Personal) dalam arti tidak
banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.
m. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada
bawahan untuk
berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan
terjadi
kesalahan-kesalahan.
n. Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti
meningkatkan semangat
berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan
komunikasi
langsung daripada komunikasi formal dan tertulis.
Banyak kritik yang dilemparkan kepada teori
organisasi dan peranannya terhadap
44
prilaku manajer yang efektif. Juga keyakinannya bahwa
prinsip-prinsip manajemen
itu dapat diajarkan dan dipelajari. Kritik terhadap teori
salah satu datang dari Henry
Mintzberg yang menyatakan bahwa teori ini hanya sesuai
untuk organisasi masa
lampau yang lebih stabil dengan lingkungan yang lebih
mudah diramalkan. Teori ini
juga terlalu berpegang kepada kewenangan formil dan sering
antara satu prinsip
tidak sejalan dengan prinsip lainnya, seperti antara
prinsip “Division of Labor”
dengan “Unity of Command”.
Teori peralihan dari teori organisasi klasik dilanjutkan
oleh periode peralihan yang
diwakili antara lain oleh 3 (tiga) orang tokoh manajemen
yaitu :
7. Mary Parker Folett (1868-1933)
Mari percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara
karyawan dan
manajemen brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya
benar untuk
45
memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan
sebagai
penerima perintah. Beliau menganjurkan kedudukan
kepemimpinan dalam
organisasi, bukan hanya karena kekuasaan yang bersumber
dari kewenangan
formil, tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan
keahliannya sebagai
manajer.
8. Oliver Sheldon (1894 -1951)
Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam
bukunya pada tahun 1923,
yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam
dunia , usaha,
sehingga etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam
manajemen, dalam arti
melakukan pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan
harga yang wajar
kepada masyarakat. Manajemen juga harus memperlakukan
pekerja dengan
46
adil dan jujur. Beliau menggabungkan nilai-nilai
efisiensi manajemen ilmiah
dengan etika pelayanan kepada masyarakat. Ada 3 prinsip
dari Oliver, yaitu :
a. Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan
dengan
kesejahteraan masyarakat.
b. Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral
tertinggi
masyarakat sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis
terhadap
gagasan keadilan sosial yang diterima tanpa prasangka oleh
masyarakat.
c. Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan
standar etika
yang umum dan konsep keadilan sosial.
9. ChesterL. Barnard (1886 -1961)
Berdasarkan kesukaannya dalam bacaan-bacaan sosiologi dan
filsafat,
kemudian Bernard merumuskan berbagai teori tentang
kehidupan organsasi.
47
Menurut dia rnanusia itu masuk organisasi karena ingin
mencapai tujuan
pribadinya melalui pencapaian tujuan organisasi yang tak
mungkin dapat
dicapainya sendiri. Chester L. Bernard beasumsi bahwa
perusahaan akan
berjalan efisien dan hidup terus, apabila dapat
menyeimbangkan antara
pencapaian tujuan dan kebutuhan individu. Beliau juga
menyatakan peranan
organisasi informal sangat menentukan suksesnya suatu
tujuan perusahaan.
Bukunya yang terkenal berjudul "The Functions of the
Executive" (1983). Yang menulis tentang rnanajer berdasarkan
suatu pendekatan sistem sosial, untuk
mengerti dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif. Ia juga
memperhatikan
tugas-tugas utama eksekutif dalam kegiatan beroperasi
perusahaan. Adapun
tugas eksekutif adalah memelihara suatu sistem usaha kerja
sarna dalam
organisasi formal. Ada beberapa alasan dalam logika
analisisnya hila dilihat
48
dalam langkah-langkah yang disajikan pada bukunya sebagai
berikut :
1. Adanya pembatasan fisis dan biologis terhadap setiap
individu membuat
mereka bekerjasama dalam kelompok ; meskipun ada
pembatasan-
pembatasan dasar bersifat fisis dan biologis, adanya kerja
sarna membuat
batasan psikologis dan sosial yang ada pada setiap
individu inilah yang
mernainkan peran dalam mendorong kerjasama.
2. Adapun tindakan kerjasama mendorong terbentuknya sistem
kerjasama
beberapa unsur-unsur fisis, biologis, kepribadian, dan
sosial (Barnard
mencontohkan kelas dalam kuliah sebagai suatu sistem
kerjasama, yang
terdiri dari unsur-unsur seperti ruangan, bangku, papan
tuns, manusia
sebagai makhluk hidup, pribadi-pribadi, pertukaran
pendapat, dan
sebagainya). Adanya kelanjutan kerjasama biasanya
tergantung pada
49
efektivitas (apakah tujuan kerjasama itu tercapai ?) dan
efisiensi (apakah
tujuan itu dapat dicapai dengan ketidakpuasan dan
pengorbanan yang
seminimum mungkin dari pihak anggota yang bekerjasama ?).
3. Setiap sistem kerjasama dibagi ke dalam dua bagian
yaitu : "Organisasi",
yang merupakan interaksi-insteraksi dari individu yang
berada di dalam
sistem itu, dan "unsur-unsur lainnya".
4. Organisasi dapat dibagi ke dalam dua jenis, pertama :
organiasi "formal",
yaitu kumpulan interkasi sosial yang memang
dikoordinasikan dan
mempunyai tujuan bersama. Kedua adalah organisasi
"informal", yaitu
interaksi-interaksi sosial tanpa tujuan bersama dan tidak
dikoordinasikan
secara sengaja.
5. Organisasi formal dapat berlangsung hanya bila orang-
orang yang
50
didalamnya (a) dapat saling berkomunikasi, (b) mau memberi
sumbangan
pikiran kepada kegiatan kelompok, dan (c) memiliki
kesadaran
mempunyai tujuan umum.
6. Setiap organisasi formal harus memiliki unsur-unsur :
(a) sistem
fungsionalisasi sehingga orang-orang dapat berspesialisasi
dengan
dibentuknya departementasi : (b) adanya sistem perangsang
yang efektif
dan efisien yang akan mendorong setiap orang menyumbang ke
pikirannya kepada kegiatan kelompok; (c) sistem kekuasaan
("otoritasf')
yang menyebabkan setiap anggota kelompok menerima
keputusan-
keputusan para eksekutif : dan (d) sistem pengambilan
keputusan yang
logis sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
7. Adapun tugas eksekutif dalam organisasi formal adalah :
(a) menjaga
51
hubungan komunikasi organisasi melalui suatu skema
organisasi,
ditambahkan dengan adanya bawahan yang setia, bertanggung
jawab,
dan mampu bekerja, serta satu organisasi informal" yang
baik; (b)
membuat perlindungan terhadap pekerjaan pokok dari
individu –individu
di dalam organisasi; dan (c) adanya perumusan dan
penentuan tujuan
perusahaan.
8. Fungsi-fungsi eksekutif mernasuki proses melalui
pekerjaan eksekutif
dalam mengintegrasikan keseluruhannya dan dalam menemukan
keseimbangan di antara kekuatan-kekuatan dan kejadian-
kejadian yang
berlawanan.
9. Untuk mengefektifkan eksekutif, adanya suatu tata
kepemimpinan yang
mempunyai tanggung jawab tinggi; sebagaimana telah
dinyatakannya
52
bahwa Kerjasamalah, dan bukan kepemimpinan, yang rnembuat
proses
kreatif; tetapi kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang
sangat
diperlukan.
F. Aliran Hubungan Manusiawi
Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi
organisasi melihat pada
hakikatnya adalah sumber daya manusia. Aliran ini
mernandang aliran klasik
kurang lengkap karena terlihat kurang mampu rnewujudkan
efisiensi produksi
yang sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia
dalam sebuah
organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan
prilakunya karena
sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer
perlu dibantu dalam
menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan
psikologi. Ada tiga
orang pelopor aliran perilaku yaitu :
53
1. Hugo Munsterberg (1863 -1916) yaitu Bapak Psikologi
Industri.
Sumbangannya yang terpenting adalah berupa pernanfaatan
psikologi
dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti
dengan
teori-teori manajemen lainnya. Bukunya "Psychology and
Indutrial
Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan
produktivitas:
a. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai
dengan
bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.
b. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi
syarat-syarat
psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak
yang
paling tepat dalam mendorong karyawan.
2. Elton Mayo (1880 -1949) gerakan memperkenalkan
hubungannya yang
54
diartikan sebagai satu gerakan yang memiliki hubungan
timbal batik
manajer dan bawahan sehingga mereka secara serasi
mewujudkan
kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan
efisiensi kerja
yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor
sosial dan
psikologis dalam memberi
dorongan kerja kepada karyawan. Satu hal yang menarik dari
hasil
percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan uang
tidak
menyebabkan membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan
dalam
meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang
dimiliki
karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan
perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang
dikenal
dengan sebutan "Hawthorne effect", Selain itu, juga
ditemukan pengaruh
55
kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih
informal lebih
besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Mayo beryakinan
terhadap
konsepsnya yang terkenal dengan "Social man” yaitu
seharusnyalah
dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan
yang lebih
efektif daripada pengawasan ataupun pengendalian
manajemen. Konsep
"socialmanl”dapat menggantikan konsep "rational man” yaitu
seseorang
bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan ekonomis
pribadi yang
terkenal dengan julukan "rational economic man” yang oleh
Robert Owen
diperkenalkan dengan istilah "vital machine”.
Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa
semakin
pentingnya "people management skillsl” daripada
"engineering atau
56
technicall skillsl”, Sehingga konsep dinamika kelompok
dalam praktek
manajemen lebih penting daripada manajemen atas dasar
kemampuan
perseorangan (individu), Walaupun demikian ada beberapa
kelemahan temuan Mayo yang dinyatakan oleh orang-orang
yang beranggapan kepuasan karyawan
bersifat kompleks, karena selain ditentukan oleh
lingkungan sosial, juga
oleh faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis
pekerjaan, struktur dan
kultur organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-
lain. Gerakan
hubungan manusia terus berkembang dengan munculnya
pemikiran-
pemikiran lain yang juga tergolong dalam aliran perilaku
yang labih maju.
Penggunaan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi,
dan Antropologi
terus dipergunakan dengan penelitian yang lebih sempurna,
dan para
penelitinya lebih dikenal dengan sebutan "behavioral
scientists" daripada
57
'human relations theorists". Di antara mereka yang
terkenal adalah
Argyris, Maslow and Mc Gregor yang lebih mengutamakan
konsep "self
actualizing man" daripada hanya sekedar "social man" dalam
memberi
dorongan kepada karyawan. Teori Mayo ini pun kemudian
lebih
ditingkatkan dengan pendapat bahwa rnanusia tidak hanya
didorong oleh
berbagai kebutuhan yang dikenal dengan konsep "complex-
man". Karena
tidak ada dua orang yang persis sarna, oleh sebab itu
seorang manajer
yang efektif akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan
setiap
individu yang terkait dalam organisasinya agar dapat
mempengaruhi
individu tersebut.
William Ouchi (1981)
William Ouchi, dalam bukunya "theory Z -How America Business Can
Meet The Japanese Challen ge (1981)", memperkenalkan teori Z pada
58
tahun 1981 untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas
perilaku
Organisasi Jepang.
Teori beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam
organisasi.
Jepang disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen
dalam
perusahaan Amerika -disebut perusahaan tipe Amerika.
Berikut adalah
perbedaan organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang.
Sumbangan para ilmuan yang beraliran hubungan
manusiawi ini terlihat dalam
peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan,
perlaku kelompok,
ataupun hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya
kerja bagi manusia.
Para manajer diharapkan semakin peka dan terampil dalam
menangani dan
berhubungan dengan bawahannya. Bahkan muncul berbagai
jenis konsep yang lebih
mengaji pada masalah-masalah kepemimpinan, penyelesaian
perselisihan,
59
memperoleh dan memanfaatkan kekuasaan, perubahan
organisasi dan konsep
komunikasi. Walaupun demikian aliran ini tidak bebas dari
umum, abstrak dan kompleks, sukar sekali tentang perilaku
manusia yang begitu kompleks yang mana yang sebaiknya
harus dituruti perusahaan.
E. Aliran Manajemen Modern
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif
merupakan gabungan dari Operation
Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul
para sarjana
matematika, pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam
memecahkan masalah-
masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris,
di Amerika Serikat, sesudah
perang Dunia II dikenal dengan sebutan "OR Tema” dan
setelah perang
dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet
yang memerlukan "OR
Tim" ini antara lain di bidang transportasi dan
komunikasi.
60
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR
lebih diformasikan menjadi
aliran IImu Manajemen Modem. Pengembangan model-model
dalam memecahkan
masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan
komputer, maka
dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar
rasional kepada para
manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik
ilmu manajemen ini
membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan
penting, seperti dalam
hat penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan
produksi, strategi
pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan
sebagainya.
Aliran ini juga memiliki kelemahan karena
kurang memberi perhatian kepada
hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk
bidang perencanaan dan
pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah
sosial individu seperti
61
motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran
ini sebenarnya sukar
dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut
kuantitatif sehingga para
manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan
penggunaan teknik-teknik ilmu
manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.
F. Perkembangan Teori Manajemen
Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan
di atas ternyata sampai sekarangberkembang terus. Aliran
hubungan manusiawi dan ilmu manajemen
memberikanpendekatan yang penting dalam meneliti,
menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajemen.
Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah
pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan
terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut
pendekatan sistem dan kontingensi.
Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi
manajemen. Dengan
terjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan di
antara berbagai aliran ini,
maka kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan
memisahkan antara
62
aliran-aliran ini.kritikan, karena di samping terlalu bagi
manajer untuk menerangkan
dan sukar memilih nasehat ilmuwan dalam mencapai solusi di
dalam
Proses perkembangan teori manajemen terus
berkembang hingga saat ini yang
dilihat dari lima sisi yaitu :
1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran
lain. Pengkajian dari
masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi
pengembangan teori
manajemen.
2. Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing
berkemabng sendiri-sendiri
tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk
yang sarna sehingga
batas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti
inilah yang sudah
terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang
karena masih terlihat
bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.
63
4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih
bersitat integrasi dari
aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam
pendekatan sistem dan
kontingensi.
5. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori
manajemen dengan
munculnya teori-teori manajenlen yang baru yang memusatkan
perhatian kepada
satu permasalahan manajenlen tertentu. Seperti kita
ketahui hingga saat organisasi bisnis nlerupakan
penciptaan
pengetahuan dan menjadi sumber inovasi yang penting bagi
manajemen. Hal ini
dapat dilihat bagaimana perusahaan-perusahaan Jepang dan
perusahaan besar lain
di belahan dunia ini berhasil dan berkembang karena
keahlian danpengalaman dari
para manajer dan perusahaan secara keseluruhan menciptakan
pengetahuan baru,
service, system, produk.
Adanya inovasi yang terns menerus sebenamya
rnerupakan inisiatif dari individual dan interaksi datam
64
kelompok sehingga perubahan terns teljadi merupakan hasil
dari pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang
menciptakan pengetahuan baru. Seperti yang dikatakan oleh
Ikuijiro Nanoka dakam bukunya Knowledge Creating Company
(1995), yang dikutip dari Dirlanudin (hal. 10, 1996) bahwa
pengembangan kerangka kelja teori khususnya teori
manajemen adalah :
"Pengembangan kerangka kerja teori, dengan menjelaskan
pada dua dimensi,
epistemological dan ortological mengenai kreasi
pengetahuan organisasional.
Dimensi epistemological yang digambarkan pada garis
vertikal, yang mana konversi
pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Sedangkan
dimensi ortologi yang
mewakili garis horisontal, dimana pengetahuan diciptakan
melalui individu-individu
yang kemudian ditransformasi pada pengetahuan tingkat
kelompok, organisasi dan
antar organisasi dan berinteraksi secara terus-menerus”.
G. Penutup
65
Manajer saat ini dituntut mempelajari dan
memahami semua teori manajemen yang dihasilkan oleh
berbagai aliran, karena manajer bisa memilih teori yang
paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Disamping
itu seorang manajer dapat saja
menggabungkan dan memanfaatkan teori dan konsep yang
paling cocok atau
pendekatan untuk menghadapi masalah sederhana maupun yang
kompleks dan
pendekatan-pendekatan ini yang menggambarkan kedudukan dan
peranan
manajemen saat ini dan di masa datang.
Ada beberapa alasan untuk mengetahui dan
mempelajari perkembangan ilmu
manajemen yang akan diuraikan di bawah ini yaitu antara
lain:
1. Membentuk pandangan kita mengenai organisasi.
Mempelajari teori manajemen juga memberi petunjuk
kepada kita di mana kita
mendapatkan beberapa ide mengenai organisasi dan
manusia didalamnya.
2. Membuat kita sadar mengenai lingkkungan usaha.
66
Mempelajari berbagai teori manajemen berdasarkan
perkembangannya, kita
dapat memahami bahwa setiap teori adalah karena
berdasarkan lingkungannya
yaitu ekonomi, sosial, politik dan pengaruh teknologi
yang dirasakan pada waktu
dan tempat terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan
ini membantu setiap
orang untuk memahami apa sebabnya teori tertentu cocok
terhadap keadaan
yang berbeda.
3. Mengarahkan terhadap keputusan manajemen.
Mempelajari evolusi manajemen membantu memahami proses
dasar sehingga
dapat memilih suatu tindakan yang efektif. Pada
hakekatnya suatu teori
merupakan asumsi-asumsi yang koheren/logis, untuk
menjelaskan beberapa
fakta yang diobservasi. Teori yang absah, dapat
memprediksi apa yang akan
terjadi pada situasi tertentu. Dengan adanya
pengetahuan ini, kita bisa
67
rnenerapkan teori manajemen yang berbeda terhadap
situasi yang berbeda.
4. Merupakan sumber ide baru.
Mempelajari perkembangan teori manajemen memungkinkan
kita pada suatu
kesempatan mengambil pandangan yang berbeda dari
situasi sehari-hari.
TUGAS MANDIRI;
1. Jelaskan secara singkat sejarah perkembangan ilmu
manajemen mulai dari pemikiran kuno sampai Pemikiran
modern.
2. Jelaskan tentang pendekatan ataupun tata cara penting
dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.
3. Jelaskan tentang terjadinya perkembangan (evolusi)
ilmu manajemen.
4. Jelaskan defenisi ilmu manajemen secara seni, Ilmu
Pengetahuan dan Profesi.
5. Sebutkan dan jelaskan tentang aliran pemikiran
manajemen.
6. Jelaskan perbedakan tingkatan manajemen dalam
organisasi dan hubungkan
68
dengan keterampilan manajer.
TES FORMATIF 1;
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat;
1.Defenisi yang menyatakan bahwa manajemen adalah suatu
seni untuk melaksanakan
Pekerjaan melalui orang lain, merupakan buah
pemikiran dari....
A. Stoner
B. Follet
C. Siagian
D. Fayol
2.Stoner berpendapat bahwa manajemen bukanlah suatu seni
melainkan suatu....
A. Proses untuk melaksanakan pekerjaan
B. Tujuan organisasi
C. Untuk mencapai tujuan organisasi
D. Kemampuan perusahaan untuk befding.
3.Salah satu alasan perlunya manusia menggunakan teori
dan teknik manajemen
Adalah untuk......
A. Meningkatkan kerja sama dengan perusahaan lain
69
B. Memperlancar aktivitas produksi
C. Memahami sifat manajemen
D. Menguasai pangsa pasar.
4.Manajer yang bertanggung jawab atas keseluruhan
organisasi dan dapat
Menciptakan kondisi untuk melakukan perubahan,
termasuk dalam tingkatan
Manajer....
A. Manajer lini
B. Manajer menengah
C. Manajer Puncak
D. Manajer Umum
5.Seseorang dapat dikatakan sebagai manajer agresif
progresif apabila ia memiliki
Pandangan jauh ke depan dan mengutamakan ......
A. Informasi sebagai sumber pengambilan keputusan
B. Garis kewenangan dan peraturan
C. Profesionalisme
D. Teknologi untuk mendapatkan pertumbuhan dan perubahan
6.Di samping penguasaan fungsi-fungsi manajemen, para
manajer global juga harus
Mampu ......
70
A. Mengantisipasi perubahan di pasar global
B. Menegndalikan harga produk kompetitor
C. Melakukan diversitas
D. Memaksa pemilik perusahaan mengakuisi perusahaan
kompetitor
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban
Tes Formatif 1 yang terdapat
Di bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban yang benar,
kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi bahan ajar bab ini.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar : Jumlah
soal x 100%
Arti tingkat penguasaan ; 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% =
kurang
71
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih,
Anda dapat meneruskan
Dengan materi selanjutnya. Bagus.... Jika masih di bawah
80% Anda harus mengulangi
Materi bahan ajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.
DAFTRA PUSTAKA
Dadang Supriyatna, Andi Sylvana. Manajemen, Penerbit
Universitas Terbuka, 2007.
Ritha F. Dalimunthe, SE, M. Si, Fakultas Ekonomi Jurusan
Manajemen Universitas SumateraUtara
(http://docs.google.com/viewer?
a=v&q=cache:ER7nacldnscJ:repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/1259/1/manajemen
72
BAB. III.
MANAJEMEN DAN FUNGSINYA
A. PENDAHULUAN
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuna
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni
tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang
dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Pengertian Manajer
Manajer adalah seorang yang karena pengalaman,
pengetahuan, dan keterampilannya diakui oleh organisasi
73
untuk memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan dan
mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai
tujuan.
Tugas-tugas seorang manajer adalah :
Memimpin organisasi
Mengatur organisasi
Mengendalikan organisasi
Mengembangkan organisasi
Mengatasi berbagai masalah yang terjadi di dalam
organisasi
Menciptakan kerja sama di dalam organisasi.
Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak di luar organisasi
Menumbuhkan kepercayaan
Meningkatkan rasa tanggung jawab
Mengawasi/mengendalikan kegiatan organisasi
Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan
Menggali dan mengembangkan potensi sumber daya
B. SASARAN PEMBELAJAJARAN
Sasaran pembelajran pada pembahasan materi
manajemen dan fungsinya
Adalah diharapkan agar mahasiswa dapat;
74
1. Menjelaskan pengertian manajemen menurut seni,
Ilmu pengetahuan dan
Profesi.
2.Menjelaskan pengertian manajer dan tugas-tugas
seorang manajer.
3. Menjelaskan tingkatan manajemen dan jenis
keterampilan manajer serta
Hubungan antara tingkatan manajemen dan
keterampilan manajer.
4.Menjelaskan prinsip-prinsip umum manajemen.
5.Menjelaskan fungsi-fungsi manajemen dan
sarana manajemen.
C. PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen sebagai ilmu, seni, dan profesi
Ilmu manajemen merupakan suatu kumpulan
pengetahuan yang disistemisasi, dikumpulkan dan diterima
kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya metode
ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap penyelesaian
masalah dalam manajemen. Metode ilmiah pada hakikatnya
meliputi urutan kegiatan sebagai berikut.
1. Mengetahui adanya persoalan.
2. Mendefinisikan persoalan.
75
3. Mengumpulkan fakta, data dan informasi.
4. Menyusun alternatif penyelesaian.
5. Mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternatif
penyelesaian.
6. Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut.
Selain manajemen sebagai ilmu, manajemen juga dianggap
sebagai seni. Hal ini disebabkan oleh kepemiminan
memerlukan kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran,
kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang semuanya itu
banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan tidak dapat
dipelajari.
Sejarah
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah
manajemen. Beberapa orang melihatnya (dengan definisi)
sebagai konseptualisasi modern yang terlambat (dalam hal
modernitas yang terlambat). dalam istilah tersebut
manajemen tidak memiliki sejarah pra-modern, hanya
merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya, mendeteksi
aktivitas mirip-manajemen di masa pra-modern akhir.
beberapa penulis melacak perkembangan pemikiran manajemen
pada pedagang-pedangan Sumeria dan pembangun piramid
Mesir. Para pemilik budak selama berabad-abad menghadapi
permasalahan eksploitasi/memotivasi budak yang bergantung
namun terkadang suka melawan (memaksa otoritas), namun
banyak perusahaan pra-industri, dengan skala mereka yang
76
kecil, tidak merasa terdorong ungtuk menghadapi
permasalahan manajemen secara sistematis. namun, inovasi
seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab (abad ke-5
hingga ke15) dan kodifikasi kesekretariatan entri-ganda
(1494) menyediakan perangkat untuk penilaian, perencanaan
dan kendali manajemen.
Beberapa penulis melacak pengembangan manajemen sejauh
perdagangan di Sumeria dan pembangunan piramid di Mesir.
Abad 19
Bidang pelajaran manajemen berkembang dari
ekonomi dalam abad 19. Pelaku Ekonomi klasik Adam Smith dan
John Stuart Mill memberikan teori teori pengaturan sumber daya|
pengaturan sumber daya, produksi dan penetapan harga. Pada
saat yang hampir bersamaan, penemu seperti Eli Whitney, James
Watt, dan Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi
seperti Penetapan standar, prosedur kontrol kualitas, akuntansi
biaya, penukaran bahan, dan perencanaan kerja. seperti
Pada pertengahan abad 19, Robert Owen, Henry Poor, dan M.
Laughlin dan lain-lain memperkenalkan elemen manusia dengan
teori pelatihan, motivasi, struktur organisasi dan kontrol pengembangan
pekerja.
Pada akhir abad 19, Pelaku ekonomi marginal Alfred Marshall dan
Leon Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang
kompleks ke teori manajemen. Pada 1900an manajer mencoba
77
mengganti teori mereka secara keseleruhan berdasarkan
sains.
Abad 20
Teori pertama tentang manajemen yang lengkap muncul
sekitar tahun 1920. Orang seperti Henry Fayol dan Alexander
Church menjelaskan beberapa cabang dalam manajemen dan
hubungan satu sama lain.
Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang
manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the
Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini muncul atas
ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan
penelitian tentang organisasi.
H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan
teknik statistika ke dalam manajemen. Pada tahun 1940an,
Patrick Blackett mengkombinasikan teori statistika dengan
teori mikroekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset
operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba
pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam
manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi.
Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa
bidang terpisah, termasuk:
Manajemen Sumber daya manusia
Manajemen operasi atau produksi
Manajemen strategi
78
Manajemen pemasaran
Manajemen keuangan
Manajemen informasi teknologi
Tingkat dan keterampilan manajer
1. Top management atau manajemen tingkat atas yang sering
disebut dengan executive officer atau top manager.
2. Middle management atau manajemen tingkat mengenah sering
disebut kepala bagian.
3. Lower management atau manejemen tingkat bawah yang dikenal
pula dengan istilah manajemen opeerasional (supervisor,
kepala seksi, dan mandor).
Masing-masing tingkat manajemen memiliki keterampilan yang
berbeda-beda. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Agus
Mulyono, manajer harus memiliki tiga macam keterampilan,
yaitu keterampilan konsepsional, keterampilan kemanusiaan,
dan keterampilan teknis.
Keterampilan konseptual
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki
keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi
kemajuan organisasi. Keterampilan ini sering disebut
sebagai keterampilan kosepsional (conceptional skill). Gagasan
atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah
dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk
menciptakan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran
79
ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya
disebut sebagai proses perencanaan. Oleh karena itu,
keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan
untuk membuat rencana kerja.
Keterampilan komunikasi atau kemanusiaan
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu
dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau
keterampilan berhubungan dengan orang laion yang disebut
juga keterampilan kemanusiaan (human skill).
Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh
manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan
komunikasi yang [persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan
membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan
bersikap terbutka kepada atasan. Keterampilan
kberkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen
atas, mengengah maupun bawah.
Keterampilan teknis
Keterampilan terakhir yang merupakan bekal bagi
seorang manajer adalah keterampilan teknis (technical
skill). Keterampilan ini apda umumnya merupakan bekal bagi
manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan
teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu
pekerjaan tertentu, misalnya memperbaiki mesin, membuat
kursi, merangkai bbunga dan keterampilan teknis yang lain.
80
D. PRINSIP DAN FUNGSI MANAJEMEN.
Prinsip manajemen
Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan
fundamental atau kebenaran umum yang merupakan sebuah
pedoman untuk berpikir atau bertindak. Prinsip merupakan
dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah
umum. Dalam hubungannya dengan manajemen prinsip-prinsip
bersifat fleksibel dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan
sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-sitauasi
yang berubah.
Prinsip-prinsip umum manajemen (general principle of
management) teridir dari:
Pembagian kerja (Division of work)
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan
keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh
karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan
prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus
rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang
didasarkan atas dasar like and dislike.
Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan
memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan
efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci
bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian
81
kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan
kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena
itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan
pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi
titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan
pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti
pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus
seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan
pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh
karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula
pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.
Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak.
Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi
terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai
wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu,
apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan
kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan
bumerang.
'Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini
berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak
82
berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang.
Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan
disiplin terhadap disrinya sendiri sehingga mempunyai
tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan weweanng
yang ada padanya.
Kesatuan perintah (Unity of command)
Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus
memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga
pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan
harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui
dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang
dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak
jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian
kerja.
Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya,
karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan
pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan
pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah.
Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua
perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh
karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan
mendapat wewenang untuk pmelaksanakan pekerjaan dan kepada
siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung
jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan
83
kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat
terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung
jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.
Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan
sendiri
Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri
kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan
suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan
berjalan dengan loancar sehingga tujuan dapat tercapai
dengan baik
Setian karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi
kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran
bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada
berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip
pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan
orgabisasi dapat terwujud, apanila setiap karyawan merasa
senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang
tinggi.
Penggajian pegawai
Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang
menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan
yang diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan sulit
berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya sehingga
dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh
84
karena itu, dalam prinsip penggajian haris dipikirkan
bagaimana agar karyawan dapat bekerja dengan tenang.
Sistem penggajian harus diperhitungkan agar menimbuulkan
kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga karyawan
berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih besar.
Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi
lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama
perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan
menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan
menimbulkan tindakan tidak disiplin.
Pemusatan (Centralization)
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung
jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir
terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau
manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan
untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari
kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan
wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan
wewenang (delegation of authority)
Hirarki (tingkatan)
Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan.
Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas
akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang
terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya
berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap
85
karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung
jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.
Ketertiban (Order)
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat
utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa
bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam
suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan,
baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi.
Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan
dalam mencapai tujuan.
Keadilan dan kejujuran
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan
kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat
dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai
dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling
besar. Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan
wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan
dan kejujuran pada bawahannya.
Stabilitas kondisi karyawan
Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga
sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan
lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya
86
disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam
kegiatan.
Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki
keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya
tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau
akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.
Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan
daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan
suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan
sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak,
perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh
karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan
harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti
menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh
penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan
merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja.
Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima
dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan
karyawannya.
Semangat kesatuan, semangat korp
Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa
senasib sepenanggyungan sehingga menimbulkan semangat
kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan lahir apabila
87
setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan
berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat
dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki
kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit
de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-
cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan
dalam korp) dan membawa bencana.
Fungsi manajemen
Artikel utama: Fungsi manajemen, dan [[]], dan [[]], dan [[]], dan [[]]
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan
selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan
dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan
untuk mencapai tujuan.
Manajer --------> Mengelola fungsi-fungsi -------->
Tujuan
|
|
|
*Perencanaan
*Pengorganisasi
*Pelaksanaan/Pelaksanaan
*Pengawasan
88
Perencanaan (Planning)
Kegiatan seorang manajer adalah menyusun rencana. Menyusun
rencana berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara
teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan terlebih
dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya.
Pengorganisian (Organizing)
Pengorganisasian atau organizing berarti menciptakan suatu
struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian
rupa sehingga hubungan antarbagian-bagian satu sama lain
dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan
struktur tersebut.
Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu,
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-
tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Menggerakkan (Actuating)
Menggerakkan atau Actuating adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan
usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah
89
menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan
sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal
ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
Pengawasan (Controling)
Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk
menilai dan mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang
mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
E. SARANA MANAJEMEN
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan
alat-alat sarana (tools). Toolsmen, money, materials, machines,
method, dan markets. merupakan syarat suatu usaha untuk
mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal
dengan 6M, yaitu
Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula
yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada
manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya
manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen
timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk
mencapai tujuan.
Money (uang)
90
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur
nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu
uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai
tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang
harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-
alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil
yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Materials (bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan
bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang
lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga
harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah
satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat
dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang
dikehendaki.
Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan.
Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi
kerja.
Methods (metode)
91
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja.
Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya
pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan
cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan
berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran,
fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu,
serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun
metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak
mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya
tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam
manajemen tetap manusianya sendiri.
Market (pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab
bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses
produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak
akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasa r dalam
arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai
maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera
konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Bidang manajemen
Manajemen pergantian
Manajemen komunikasi
Manajemen constraint
Manajemen biaya
92
Manajemen hubungan pelanggan
Manajemen harga pendapatan
Manajemen enterprise
Manajemen fasilitas
Manajemen integrasi
Manajemen pengetahuan
Manajemen pemasaran
Manajemen mikro
Manajemen sakit
Manajemen pandangan
Manajemen procurement
Manajemen program
Manajemen projek
Manajemen proses
Manajemen produksi
Manajemen kualitas
Manajemen sumber daya
Manajemen resiko
Manajemen keahlian
Manajemen pengeluaran
Manajemen rantai suplai
Manajemen sistem
Manajemen waktu
Manajemen stress
Manajemen strategi
93
TUGAS MANDIRI;
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai
materi di atas, kerjakanlah latihan berikut;
1. Jelaskan pengertian manajemen menurut seni,
Ilmu pengetahuan dan
Profesi.
2.Jelaskan pengertian manajer dan tugas-tugas seorang
manajer.
3. Jelaskan tingkatan manajemen dan jenis
keterampilan manajer serta
Bagaimana hubungan antara tingkatan
manajemen dan keterampilan manajer.
4.Jelaskan prinsip-prinsip umum manajemen.
5.Jelaskan fungsi-fungsi manajemen dan sarana
manajemen.
TES FORMATIF;
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat;
1.Praktik manajemen memang sudah ada sejak dari
dahulu, namum yang membedakan antara manajemen zaman
dahulu dan sekarang adalah;
A. Prinsip pemahamannya
94
B. Penggunaan alat-alat manajemen
C. Cara dipraktikannya
D. Keterampilan memanfaatkan sumber daya organisasi.
2. Hasil pengembangan bidang kepersonaliaan di zaman
James WattJr, dan
Mathew Robinson Boulton antara lain adalah;
A.Program penggajian
B.Sistem perekrutan pekerja
C.Peraturan perburuhan
D.Program magang di perusahaan
3. Seorang ilmuwan matematika yang banyak
menyumbangkan pemikiran
Yang cukup besar tentang ilmu manajemen adalah;
A.James Watt Jr
B.Charles Babbage
C.Mathew Robinson Boulton
D.Robert Owen
4.Henry menyatakan bahwa di dalam manajemen
dibutuhkan suatu sistem
95
Manajerial dan struktur organisasi yang
jelas sehingga manusia yang bekerja
Di dalamnya dapat diminta......
A.Saran dan pendapatnya
B.Laporan tertulis hasil pekerjaannya
C.Rencana dan tujuannya bekerja
D.Tanggung jawab pekerjaannya.
5. Karena pendekatan baru yang
diperkenalkannya sangat mempengaruhi
Praktik manajemen secara mendalam dan
dianggap sangat radikal, maka
Taylor disebut sebagai bapak
manajemen.......
A.Modern
B.Ilmiah
C.Kepersonaliaan
D.Operasional modern
6.Gant mengemukakan sebuah teorinya yang
bertitik tolak pada peningkatan..
96
A.Sistem bonus dan penggunaan instruksi
dalam pengaturan kerja
B.Pengupahan diferensial yang akan
menimbulkan motivasi kerja.
C.Produktivitas, efisiensi, dan
efektivitas kerja dengan rangsangan upah
Atau insentif.
D.Pengendalian produksi, termasuk metode
grafik
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban
Tes Formatif 2 yang terdapat
Di bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban yang benar,
kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi bahan ajar bab ini.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar : Jumlah
soal x 100%
Arti tingkat penguasaan ; 90 – 100% = baik sekali
97
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% =
kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih,
Anda dapat meneruskan
Dengan materi selanjutnya. Bagus.... Jika masih di bawah
80% Anda harus mengulangi
Materi bahan ajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
Tes Formatif 1 Tes Formatif 2
1. B 1. C
2.A 2. A
3.B 3. B
4.C 4. D
5.D 5. B
6.A 6. C
98
DAFTAR PUSTAKA
Dadang Supriyatna, Aylvana, Manajemen, Penerbit
Universitas Terbuka, 2007
(http://elqorni.wordpress.com/2008/04/24/sejarah-ilmu-
manajemen)
BAB IV
PERENCANAAN
A. PENDAHULUAN
Perencanaan dapat diartikan dan mengambil langkah
strategis guna mencapaii tujuan tersebut. Melalui
perecenaan seorang manajer akan dapat menentukan tingkat
penjualan pada periode sebagai suatu untuk menentukan
tujuan serta sasaran yang ingin dicapayang akan datang,
99
berapa tongkat kebutuhan tenaga kerja, berapa modal yang
dibutuhkan dan bagaimana cara memperolehnya, merupakan
bagian dari perencanaan (Amirullah dan Budiyono H., 2004).
Perencanaan meurpakan pemilihan sekumpulan kegiatan
dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan,
bagaimana, dan oleh siapa.rencana harus mempertimbangkan
kebutuhan, flesibilitas, agar mampu menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin, Wijayanti
2008
Perencanaan meliputi tindakan memilih dan
menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan
asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal
memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang
diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil
yang diinginkan. Perencanaan adalah pemikiran yang logis
dan rasional derdasarkan data atau informasi sebagai dasar
kegiatan atau aktifitas organisasi, manjemne, maupun
individu dalam upaya mencapai tujuan.Berbagai batasan
tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan
yang sangat rumit.Misalnya yang sederhana saja merumuskan
bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan
untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan
yang terakhir merumuskan perencanaan merupakan penetapan
jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
100
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini secara seksama,
maka diharapkan mahasiswa
Mampu menjelaskan tentang;
1. Pengertian Perencanaan dan dasar perencanaan serta
rencana
2. Alasan-alasan perlunya perencanaan
3. Tipe dan klasifikasi perencanaan
4. Langkah-langkah dalam bidang perencanaan
5. Proses pembuatan keputusan dan tipe-tipe keputusan
6. Gaya pengambilan keputusan
7. Teknik-teknik pembuatan keputusan
C. PENGERTIAN PERENCANAAN DAN RENCANA
Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar atau fungsi
fundamental manajemen, karena organizing, actuating, dan
controlling pun harus harus terlebih dahulu direncanakan.
Perencanaan ditunjukan pada masa depan yang penuh dengan
ketidakpastian. Dampak perencanaan baru tersa pada masa
yang akan datang, agar resiko yang ditanggung relatif
kecil, hendaknya segala kegiatan, ketindakan,
101
kebijaksanaan direncankan terlebih dahulu. Perencanaan
dihubungkan dengan masalah “memilih”, artinya memilih
tujuan dan cara terbiak untuk mencapai tujuan tersebut
dari beberapa alternatif yang ada tanpa alternatif
perencanaanpun tidak ada. Perencanaan adalah kumpulan
keputusan-keputusan. Planning adalah suatu proses untuk
menentukan rencana (plan). Dengan kata lain perecanaan
diproses oleh perencana (planer) dan hasilnya adalah
rencana (plan).
Kamus Webster menyatakan bahwa manajemen berasal dari
kata manage (maneggio, Italia) yang dalam kamus bahasa
Inggris-Indonesia kata manage berarti: mengurus, memimpin,
mencapai, dan memerintah. Berdasarkan pengertian secara
etimologis itu munculah konsep manajemen yang secara
terminologis menurut para ahli disebut sebagai the act or art
of managing, conducting, directing, and controlling. Manajemen
merupakan suatu kegiatan atau seni dalam mengurus
(memimpin, mencapai, dan memerintah), membimbing,
mengarahkan dan mengendalikan (Appley dalam Zailani dan
Antowijoyo, 1989:1).
Berdasarkan pembatasan tersebut kemudian muncul berbagai
definisi tentang manajemen. Diantaranya adalah Follet yang
mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan Stoner
mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha
102
para anggota organisasi dan penggunaan berbagai berbagai
sumber daya organisasi lainya untuk mencapai tujuan
organisasi yang diinginkan (Handoko, 1991:8). Definisi
manajemen seperti yang dikemukakan oleh Stoner tersebut
pada dasarnya sependapat dengan definisi manajemen yang
dikemukakan oleh Tery yang menyatakan, bahwa manajemen
sebagai suatu tindakan untuk melaksanakan sesuatu melalui
orang lain. Artinya tindakan tersebut melalui perencanaan
dan pengorganisasian, pengarahan dan penggerakan serta
koordinasi dan pengawasan.
Millet yang mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses
pembimbingan, pengarahan dan pemberian fasilitas terhadap
pekerjaan orang-orang yang terkoordinasi dalam kelompok-
kelompok formal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Disimpulkan manajemen akan selalu berhubungan dengan
segenap usaha untuk mencapai tujuan yang ditelah
ditetapkan dan diharapkan melalui orang lain berdasarkan
target terhadap sasaran-sasaran tertentu dengan
menggunakan strategi yang dibuat berdasarkan prinsip-
prinsip manajemen ilmiah dan praktis serta dengan
memamfaatkan berbagai fasilitas dan sumber daya yang
tersedia dengan sebaik-baiknya.
Rencana adalah dasar pengendalian, karena tanpa ada
rencana, Pengendalian tidak dapat dilakukan.
Definisi perencanaan menurut pendapat para ahli
diantaranya adalah sebagai barikut :
103
Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel
Planning is the function of a manager which involves the selection
from alternatives of objectives, policies, procedures and programs.
Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan
dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan,
produser-produser, program-program dari alternatif-
alternatif yang ada.
Louis A. Allen
Planning is the selecting and relating of facts and the making and
using of assumptions regarding the future in the visualization and
formulation of proposed activations believed necssary to achieve desired
results. Perencanaan adalah memilih dan ,menghubungkan fakta
dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa
yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan yang diperluhkan untuk mencapai hasil
yang diinginkan.
Billy E. Goetz
Planning is fundamentally choosig and problem arises only when an
alternative course of action is discovered. Perencanaan ialah
pemilhan yang fundamental dam masalah perencanaan timbul
jika terdapat alternatif-alternatif.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari definisi-definisi
di atas adalah “perencanaan adalah pekerjaan mental
untuk , memilih saran, kebijaksanaan, prosedur, program
104
yang akan mencapai apa diinginkan pada masa yang akan
datang.
Beberapa definisi rencana (plan)
The New Webster Dictionary :
Plan is the representatif of anyting draw on a plan and forming a
map or chart (the palan of a town). Disposition of parts according to
certain design. Rencana diartikan sebagai pernyataan dari
segala sesuatu yang dikehendaki yang digambarkan dalam
suatu pola atau peta-peta, chart atau pernyataan dari
bagiannya sesuai dengan pola tertentu. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa apa pun macam dan bentuknya segala
sesuatu yang dinyatakan itu, asal saja menggambarkan
keinginan yang hendak dicapai maka dapat diartikan sebagai
rencana.
Malayu S.P. Hasibuan :
Rencana sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan tertantu. Jadi, setiap renncana
mengandung dua unsur “tujuan” dan “pedoman”.
Prediction versus planning primary
Dalam manajemen, kita harus membedakan anatara
ramalan dan perencanaan. Juga harus kita perhatian bahwa
semua premis perencanaan didasarkan atas ramalan. Tetapi
premis perencanaan secara tetatif leibh pasti. Di sinilah
letak perbedaan antara premis dan perencanaan dan ramalan.
105
Ramalan berarti tafsiran menganai kejadian masa depan yang
tidak dapat dikontrol. Sedangkan premis adalah anggapan
atau asumsi yang menyatakan latar belakang semua kejadian
yang diperikrankan mempengaruhi perencanaan.
D. Alasan-Alasan Perlunya Perencanaan
Para perencana tidak akan dapat mengendalikan waktu
yang akan datang, tetapi mereka seharusnya berusaha untuk
mengidentifikasikan dan menghindarkan kegiatan-kegiatan
sekarang dan hasil-hasilnya yang dapat diperkirakan akan
mempengaruhi waktu yang akan datang. Salah satu maksud
utama perencana adalah melihat bahwa program-program dan
penemuan-penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan di waktu yang
akan datang, yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang
lebih baik.
Perencanaan organisasi/pembangunan harus aktif,
dinamis, berkesinambungan dan kreatif, agar manajemen
tidak akan bereaksi terhadap lingkungannya, akan tetapi
lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha pembangunan
ataupun di bidang lain.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. yakni
Perencanaan dilakukan untuk mencapai :
a. Protective benefit,
106
Yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan,
b. Positive benefit,
Ini dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian
tujuan tim organisasi.
2.3. Tipe dan klasifikasi perenccanaan
Perencanaan dan rencana dapat diklasifikasikan dalam
beberapa cara yang berbeda. Cara pengklasifiasian
perencanaan akan menentukan isi rencana dan bagaimana
perencanaan itu dilakukan. Meskipun proses dasar
perencanaan adalah sama bagi setiap pimpinan manajer,
dalam praktek perencanaan dapat mengambil berbagai bentuk.
Ini disebabkan beberapa alasan :
a. Perbedaan tipe negara organisasi mempunyai
perbedaan missi ( maksud), di mana, pendekatan perencanaan
yang digunakan berbeda pula.
b. Bahkan dalam suatu negara organisasi yang sama
dibutuhkan tipe-tipe perencanaan yang berbeda untuk waktu-
waktu yang berbeda, dan
c. Pimpinan manajer yang berlainan akan mempunyai
gaya perencanaan yang berbeda.
Ada paling sedikit lima dasar pengklasifikasian rencana-
rencana sebagai berikut :
107
1. Bidang Fungsional,
Mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan, dan
personalia.Setiap faktor memerlukan tipe perencanaan yang
berbeda. Misalnya, rencana produksi akan meliputi
perencanaan kebutuhan bahan, scheduling produksi, jadwal
pemeliharaan mesin, dan sebagainya. Sedang rencana
pemasaran berisi target penjualan, program promosi dan
sebagainya.
2. Tingkat Organisasional,
Termasuk keseluruhan organisasi atau satuan-satuan
kerja organisasi. Teknik-teknik dan isi perencanaan
berbeda untuk tingkat berbeda pula. Perencanaan organisasi
keseluruhan akan lebih kompleks daripada perencanaan suatu
satuan kerja organisasi.
3. Karakteristik-karakteristik (sifat) Rencana,
Meliputi faktor-faktor kompleksitas, fleksibilitas,
keformalan, kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kwantitatif
dan kwalitatif. Misal rencana pengembangan produk biasanya
bersifat rahasia rencana produksi lebih bersifat
kwantitatif dibanding rencana personalia.
4. Waktu,
108
Menyangkut rencana jangka pendek, menengah dan jangka
panjang. Semakin lama rentangan waktu antara prediksi dan
kejadian nyata, kemungkinan terjadinya kesalahan semakin
besar. Sebagai contoh, tingkat rencana pembangunan 10
tahun yang akan datang dibandingkan dengan pembangunan
suatu kawasan 2 tahun mendatang.
5. Unsur-unsur Rencana,
Dalam wujud anggaran, program, prosedur,
kebijaksanaan, dan sebagainya. Perencanaan meliputi
berbagai tingkatan yang lebih tinggi. Perencanaan ini
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan,
seperti program pengembangan, anggaran, dan lain-lain.
Dalam suatu negara organisasi rencana diperinci melalui
tingkatan-tingkatan yang membentuk hirarki dan paralel
dengan struktur organisasi. Pada setiap tingkatan, rencana
mempunyai dua fungsi :
a. Menyediakan peralatan untuk pencapaian serangkaian
sasaran dari rencana tingkatan di atasnya, dan sebaliknya
menunjukkan sasaran yang harus dipenuhi rencana tingkatan
di bawahnya.
b. Rencana dari manajemen puncak akan dibuat menjadi
rencana-rencana yang lebih terperinci oleh satuan- satuan
manajemen menengah dan lini pertama.
109
Ada dua tipe utama rencana, yaitu :
a. Rencana-rencana strategik (strategic plans) ,
yaitu dirancang memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang
lebih luas, mengimplementasikan missi yang memberikan
alasan-alasan khas keberadaan suatu organisasi wilayah,
b. Rencana-rencana operasional (operational plans),
penguraian lebih terperinci bagaimana rencana strategik
akan dicapai
E. Langkah-langkah dalam bidang perencanaan
Tahap Dasar Perencanaan
Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui beberapa
tahapan, antara lain:
Tahap 1 : Menyadari kesempatan
Meskipun datangnya lebih dahulu dari pada apa yang
biasanya dianggap sebagai perencanaan yang sebenarnya,
kesadaran akan suatu kesempatan adalah titik awal yang
sebenarnya untuk perencanaan.Hal ini meliputi suatu
pendangan pendahuluan kepada kemungkinan adanya
kesempatan- kesempatan di hari depan dan kemampuan untuk
melihatnya dengan jelas dan lengkap, suatu pengetahuan
tentang di mana kita berdiri pada sudut kelemahan dan
kekuatan kita, dan suatu penglihatan apa yang menurut
harapan kita akan kita dapatkan. Menetapkan tujuan-tujuan
yang realistis tergantung dari kesadaran itu. Perencanaan
110
memerlukan diagnosa yang ralistis terhadap situasi
kesempatan itu.
Tahap 2 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan
tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kegiatan
suatu pembangunan ( proyek) .Tanpa rumusan tujuan yang
jelas, tim organisasi akan menggunakan sumberdaya -
sumberdaya secara tidak efektif.
Langkah pertama dalam perencanaan itu sendiri ialah
menetapkan sasaran-sasaran yang menentukan hasil-hasil
yang diharapkan menggambarkan hal-hal akhir yang harus
dilakukan, di mana penekanan penting harus ditempatkan,
dan apa yang harus dicapai oleh jaringan strategi,
kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran, dan program-
program.Sasaran organisasi tim seharusnya memberikan arah
kepada sifat segala rencana penting dengan memantulkan
tujuan-tujuan itu, menentukan sasaran departemen –
departemen utama.Sebaliknya, sasaran departemen utama,
mengawasi tujuan-tujuan departemen bawahan, dan seterusnya
ke bawah. Namun sasaran departemen-departemen yang kurang
panting akan disusun lebih baik, kalau para pimpinan
manajer dari sub devisi memahami sasaran organisasi tim
secara keseluruhan, dan tujuan yang diturunkan, dan kalau
mereka diberi kesempatan untuk menyumbang ide- ide mereka
kepada cita-cita itu serta kepada penentuan tujuan mereka
sendiri.Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas
111
mempunyai beberapa fungsi penting yang bervariasi menurut
waktu dan keadaan. Fungsinya adalah: Sebagai pedoman
kegiatan, sumber legitimasi, standar pelaksanaan, sumber
motivasi, dan dasar rasional pengorganisasian.
Ada lima tipe tujuan yang umum dijumpai pada berbagai
kegiatan kelompok organisasi antara lain: tujuan
kemasayarakatan (societal goals), tujuan keluaran (out
put), tujuan sistem (system goals) , tujuan produk
(product goals) , dan tujuan turunan (derived goals).
Tahap 3 : Menentukan Dasar Fikiran (premis)
Suatu langkah legis kedua dalam perencanaan adalah
menetapkan, mendapat persetujuan untuk memanfaatkan, dan
menyebarkan dasar pikiran perencanaan kritis. Hal ini
adalah data ramalan dari sifat sesungguhnya, kebijaksanaan
pokok yang bisa diaplikasikan, dan rencana-rencana
kelompok/tim yang ada. Dengan demikian, dasar pikiran
adalah asumsi-asumsi perencanaan, dengan kata lain
lingkungan yang diharapkan dari rencana-rencana yang
sedang dilaksanakan. Langkah penentuan dasar pikiran
membawa kepada salah satu prinsip utama dalam perencanaan,
yaitu semakin banyak individu yang diserahi perencanaan
itu mengerti dan menyetujui untuk memanfaatkan premis-
premis mengenai perencanaan yang konsekwen, dan semakin
terkoordinir perencanaan itu.
Ramalan adalah penting Misalnya, dimana lokasi
pembangunan yang paling cocok? Berapa orang yang terlibat?
112
Apa saja yang akan dilaksanakan? Apa dampaknya? Kapan di
mulai? Bagaimana teknisnya? Berapa lama? Apa kendala yang
mungkin muncul? Siapa yang mengatasinya? Berapa biayanya?
Dimana akan dilaksanakan? Sampai kapan? Dan lain-lain yang
harus diramalkan.
Beberapa premis meramalkan kebijakan yang belum
dibuat. Perencana kadang-kadang harus membuat dan memberi
keterangan tentang alasan-alasan apakah kebijakan demikian
akan diadakan, apa isinya. Keterangan akan alasan-alasan
lain tentu saja timbul dari kebijakan yang sudah ada atau
dari rencana-rencana lainnya. Suatu kesukaran dari
penetapan premis-premis yang lebih lengkap dan menjaga
agar tetap menurut jaman, ialah bahwa setiap perencana
utama, dan banyak rencana kurang penting, menjadi suatu
premis di masa depan. Bila menelusuri hirarki organisasi
wilayah, maka komposisi dari premis perencanaan agak
berubah. Proses dasarnya akan sama, tetapi rencana lama
yang utama dan yang baru akan mempengaruhi secara material
hari depan terhadap mana para manajer pimpinan dari unit-
unit yang lebih sedikit harus membuat rencana.Karena
lingkungan dari rencana-rencana hari depan itu begitu
kompleks, maka akan menguntungkan atau realistik untuk
membuat dugaan-dugaan tentang setiap detail dari
lingkungan suatu rencana hari depan. Sebab itu, premis
adalah sebagai hal yang praktis, dibatasi sampai kepada
alasan-alasan yang kritis, atau strategis terhadap suatu
rencana, maksudnya alasan-alasan yang paling banyak
113
mempengaruhi operasinya.Kekurangan dalam koordinasi
perencanaan, melalui pemakaian oleh para pimpinan manajer
yang mempunyai premis-premis yang berbeda, dapat menjadi
luar biasa mahalnya. Sebab itu pemakaian premis-premis
yang konsekwen harus disetujui. Satu standar untuk hari
depan diperlukan bagi perencana yang baik, meskipun
standar itu meliputi banyak kumpulan premis dengan
instruksi bahwa kumpulan rencana yang berbeda-beda harus
dikembangkan pada tiap-tiap premis itu.Karena persetujuan
untuk memanfaatkan suatu kumpulan premis tertentu adalah
penting bagi perencanaan yang terkoordinasi, hal itu
menjadi tanggung jawab utama dari para manajer di tingkat
atas, untuk memastikan manajer di tingkat bawah mengerti
premis-premis yang diharapkan akan menjadi dasar rencana
mereka.
Tahap 4: Menetukan Arah-arah Tindakan Alternatif
Langkah ketiga dalam perencanaan ialah mencari dan
memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya
yang tidak nampak dengan segera. Jarang ada rencana yang
tidak ada alternatifnya yang masuk akal, dan sering sekali
suatu alternatif yang tidak jelas, terbukti adalah yang
paling baik. Persoalan yang umum ialah bukan hal menemukan
alternatif, melainkan mengurangi jumlah alternatif-
alternatif itu sehingga yang paling memberikan harapan
baik dapat dianalisa. Bahkan dengan teknik matematika dan
114
komputer, ada suatu batas dari jumlah alternatif yang bisa
diperiksa. Sebab itu penting bagi suatu perencanaan untuk
mengurangi dengan pemeriksaan pendahuluan jumlah
alternatif sehingga yang tinggal hanya yang memberi
harapan akan kemungkinan-kemungkinan yang paling berhasil,
atau menghapuskan secara matematis, melalui proses
perkiraan, alternatif- alternatif yang paling tidak
memberi harapan.
Tahap 5 : Mengevaluasi Arah-arah Tindakan Alternatif
Setelah menemukan arah-arah tindakan alternatif dan
memeriksa titik-titik kuat dan lemahnya, langkah keempat
adalah mengevaluasi arah tindakan itu dengan menimbang
berbagai faktornya dari sudut premis-premis serta tujuan.
Satu arah tindakan mungkin kelihatan paling menguntungkan
tetapi memerlukan biaya yang besar dan keuntungan yang
lambani arah lain mungkin kurang menguntungkan tetapi
mengandung resiko yang kurang besar arah tindakan lain
lagi mungkin lebih sesuai dengan tujuan-tujuan jangka
panjang dari suatu kegiatan proyek.
Tahap 6 : Memilih suatu Arah Tindakan Alternatif
Langkah perencanaan yang kelima adalah memilih arah
tindakan, yakni merupakan titik di mana suatu rencana
diterima, titik sesungguhnya mengenai pengambilan
keputusan. Kadang-kadang suatu analisa dan evaluasi arah-
arah tindakan alternatif akan memperlihatkan bahwa dua
atau lebih dari arah-arah tindakan itu dianjurkan, lalu
115
pimpinan manajer bisa mengambil keputusan untuk mengikuti
beberapa arah tindakan dan bukannya hanya satu arah
tindakan saja.
Tahap 7 : Merumuskan Rencana-rencana Turunan
Pada titik di mana suatu keputusan di ambil,
perencanaannya jarang lengkap,dan langkah keenam
diusulkan. Biasanya selalu diperlukan rencana-rencana yang
diturunkan untuk mendukung rencana pokok.
Tahap 8 : Mengurutkan Rencana-rencana Berdasarkan Anggaran
Setelah keputusan-keputusan di ambil dan rencana-rencana
telah ditentukan, langkah terakhir untuk memberikan arti
kepada rencana-rencana itu, sebagaimana telah digambarkan
dalam pembicaraan di atas mengenai jenis-jenis rencana
ialah memberi nomor kepada rencana-rencana itu dengan
merubah rencana-rencana itu menjadi anggaran.Bila
dilakukan dengan baik, anggaran menjadi sarana untuk
mengumpulkan berbagai rencana dan standar yang penting
terhadap mana proses perencanaan dapat diukur.
F. PENUTUP.
Pada hakekatnya rencana-rencana regional berarti
bahwa rencana-rencana tersebut harus disiapkan dan disusun
oleh tim-tim multidisipliner yang bekerja secara
116
interdisipliner. Pengalaman-pengalaman masa lalu
menjelaskan bahwa usaha untuk menghimpun para ahli dari
berbagai disiplin untuk mempersiapkan dan menyusun suatu
rencana regional dalam kegiatan terpadu dan tindakan
bersama, merupakan sesuatu hal yang memakan waktu dan
biaya.Perencanaan dalam arti yang seluas-luasnya tidak
lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
sesuatu tujuan tertentu.Perencanaan pembangunan adalah
suatu pengarahan penggunaan sumber-sumber pembangunan
(termasuk sumber-sumber ekonomi) yang terbatas adanya,
untuk mencapai tujuan-tujuan sosial ekonomi yang lebih
baik secara efisien dan lebih aktif.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan
dilakukan untuk mencapai protective benefit,yang
dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam pembuatan keputusan, dan positive benefit,
ini dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan tim
organisasi.Langkah-langakah dalam perencanaan adalah
menyadari kesempatan, menentukan sasaran tujuan,
menentukan dasar pikiran, menetapkan arah tindakan
alternatif, mengevaluasi arah tindakan alternatif, memilih
suatu arah tindakan, merumuskan rencana-rencana turunan,
dan mengurutkan rencana-rencana berdasarkan anggaran.Ada
dua tipe utama rencana, yaitu :
117
a) Rencana-rencana strategik (strategic plans), yaitu
dirancang memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih
luas, mengimplementasikan missi yang memberikan alasan-
alasan khas keberadaan suatu organiasi wilayah,
b) Rencana-rencana operasional (operational plans),
penguraian lebih terperinci bagaimana rencana strategik
akan dicapai.
Perencanaan strategi adalah proses pemilihan tujuan-
tujuan organisasi, penentuan strategi,kebijaksanaan dan
program-program yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
tersebut.
Beberapa hal yang harus dilalui dalam pengambilan
keputusan : pemahaman dan perumusan masalah, pengumpulan
dan analisa data yang relevan, pengembangan alternatif-
alternatif,evaluasialternatif-alternatif,pemilihan
alternatif terbaik,implementasi keputusan,dan evaluasi
hasil-hasil keputusan.
G. TUGAS DI RUMAH;
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di
atas, kerjakanlah
Latihan berikut;
1. Apa pengertian dari perencanaan dan rencana ?
2. Mengapa perlu adanya perencanaan ?
118
3. Bagamana tipe dan klasifikasi perencana dan
rencana ?
4. Bagamana langkah-langkah dalam bidang perencanaan?
5. Penetapan suatu perencanaan di dalam organisasi
bukanlah tanpa hambatan,
Penolakan dari dalam diri perencana sendiri
terhadap penerapan tujuan
Rencana untuk mencapainya, Mengapa hal ini bisa
terjadi? Jelaskan.
6.Apa yang akan dilakukan jika perencanaan yang telah
dibuat ternyata
Sulit atau bahkan gagal mencapai tujuan? Jelaskan.
PETUNJUK JAWABAN LATIHAN;
Baca kembali uraian di atas dengan seksama,
atau berdiskusilah dengan sesama teman mahasiswa.
Jika kurang puas datangilah seorang manajer
perusahaan yang sudah berpengalaman yang Anda kenal,
diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.
Selamat mengerjakan latihan. Ingat...
Salah satu sifat manajer ysng baik adalah keuletan
memecahkan masalah. Jadilah manajer yang baik
terutama bagi diri Anda sendiri.
TES FORMATIF;
119
1.Suatu proses untuk menentukan tujuan serta sasaran
yang ingin dicapai
Dengan mengambil langkah-langkah strategis guna
mencapai tujuan tersebut
Adalah defenisi dari fungsi......
A. Pendelegasian
B. Pengendalian
C. Produksi
D. Perencanaan
2.Mengembangkan serangkaian kegiatan adalah
dasar perencanaan suatu
Organisasi yang berada pada tahap ke....
A. Satu
B. Dua
C. Tiga
D. Empat
3.Banyak faktor yang menyebabkan perencanaan
menjadi langkah penting
Dalam manajemen salah satunya adalah.....
A. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan
Perubahan lingkungan
B. Membuat tujuan menjadi umum
C. Memperlambat waktu operasional
120
D. Membantu memaksimalkan pekerjaan yang tidak
penting.
4.Salah satu tipe rencana sekali pakai yang
sering digunakan adalah perencanaan
A. Proyek
B. Tetap
C. Objek
D. Jangka panjang
5.Perencanaan yang berusaha memprediksi
kesesuaian antara produk dengan
Keinginan dan kebutuhan konsumen, adalah
bentuk perencanaan dengan
Pendekatan ...............
A. Management by objective
B. Social demand
C. Cost benefit ratio
D. Contingency
6.Pendekatan yang menyebabkan implementasi tidak
sesuainya dengan
Perencanaan yang telah disusun karena adanya
perubahan adalah pendekatan
A. Social demand
121
B. Contingency
C. Top down
D. Bottom-up
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes
Formatif yang terdapat
Di bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban yang benar,
kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi bahan ajar bab ini.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar : Jumlah
soal x 100%
Arti tingkat penguasaan ; 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% =
kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih,
Anda dapat meneruskan
122
Dengan materi selanjutnya. Bagus.... Jika masih di bawah
80% Anda harus mengulangi
Materi bahan ajar 4, terutama bagian yang belum dikuasai.
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
Tes Formatif
1. D 4. A
2.D 5. B
3.A 6. B
DAFTAR PUSTAKA
Dadang Supriyatna, Aylvana, Manajemen, Penerbit
Universitas Terbuka, 2007
123
BAB. V.
PENGORGANISASIAN
A. PENDAHULUAN
Manajemen membuat kita belajar bagaimana caranya
mengatur serta menyeimbangkan segala sesuatu agar mencapai
124
tujuan secara efisien dan efektif. Dalam Manajemen
terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di
dalamnya. Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang
banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan
(planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi
analizing dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk
fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing
(pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi
perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi
manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang
maksimal.
Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau
pengertian masing-masing fungsi manajemen - POAC :
1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan
perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan
pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang
dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah
ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
3. Fungsi Analizing
125
Fungsi analizing adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer
untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara
maksimal serta sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja
berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian
dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
B. Pengertian organizing /Pengorganisasian.
Pengorganisasian merupakan fungsi kedua daripada
manajemen. Pengorganisasian pada umumnya diartikan sebagai
keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat,
tugas-tugas, tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu oragnisasi yang dapat digerakkan
sebagai satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Dengan perumusan di atas, jelas bahwa pengorganisasian
merupakan langkah kearah pelaksanaan rencana yang telah
disusun sebelumnya. Jadi suatu hal yang logis bahwa
pengorganisasian merupakan fungsi kedua dari manajemen.
Hasil dari proses pengorganisasian adalah suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan
yang bulat.
Organizing adalah salah satu hal yang terpenting dilakukan
demi terwujudnya tujuan manajemen itu sendiri.
Pengorganisasian merupakan kelanjutan perencanaan. Setelah
direncanakan, maka kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan
yang akan dicapai dikelompokan secara teratur
126
[sistematis]. Dalam menyusun beberapa kegiatan, hal yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana pengelompokan
kegiatan-kegiatan itu menurut jenisnya; kegiatan mana yang
lebih dahulu harus dilaksanakan dan mana yang kemudian,
bagaimana hubungan antara kelompok kegiatan-kegiatan itu
dan seterusnya.
Dan dibawah ini adalah pengertian organizing menurut para
ahli :
1. Menurut G.R. Terry pengorganisasian adalah tindakan
mengusahakan hubungan kelakuan yang efektif diantara
sekumpulan orang agar mereka dapat bekerja sama secara
efisien dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan
tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu
guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu (Malayd S.P.
Hasibuan, 2003: 119).
2. A.M. Kadarman (2001: 82) mengartikan pengorganisasian
adalah penetapan stuktur peran-peran melalui penentuan
aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan bagian-bagianya serta
hubungan-hubungan dan informasi, baik secara horizontal
maupun vertikal dalam struktur organisasi.
Dalam hal melakukan suatu organizing, tidak terlepas dari
peranan seorang manajer. Seorang manajer dihadapkan pada
suatu tantangan yang besar, yaiut ketika hal yang dipimpin
dapat berjalan dengan lancar untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan, salah satu sasaran yang penting yaitu
bagaimana membangun sebuah stuktur organisasi yang efektif
127
serta mempunyai ketahanan yang kuat. Kelemahan dalam
prinsip-prinsip organisasi dapat menjadi hambatan yang
bisa mempengaruhi perwujudan tujuan organisasi.
C. Bentuk-bentuk Organisasi
Dalam hal manajemen terutama organizing, kita dapat
membentuk suatu organisasi yang memudahkan kita mencapai
tujuan secara optimal.Untuk memudahkan melihat bagaimana
posisi seseorang dan hubungannya dengan orang lain, maka
timbulah berbagai bentuk organisasi. Menurut Malayu S.P.
Hasibuan (2003: 150) bentuk-bentuk organisasi yang lazim
kita kenal adalah:
a. Organisasi Lini (Line Organization)
Organisasi ini berbentuk garis dan satuan-satuan bulat
pada tingkat-tingkat yang diperlukan. Wewenang dan
pimpinan mengalir langsung kepada para kepala. Satuan
organisasi ini memegang wewenang bulat dan memikul
tanggung jawab penuh mengenai segala hal yang termasuk
bidang kerja satuannya. Dengan demikian, para pelaksana
bawahannya menerima perintah dan petunjuk langsung dari
satuan dan tanggung jawab kepadanya.
b. Organisasi Lini dan Staf (Line and Staf Organization)
Bentuk ini dipergunakan apabila pimpinan dan organisasi
dan bentuk line atau garis tidak dapat menguasi seluruh
seluk-beluk yang ada dibawahnya. Hal ini bisa terjadi
kalau organisasinya cukup besar, sehingga permasalahannya
128
menjadi lebih ruwet. Untuk itu pimpinan harus dibantu oleh
staf yang terdiri dari beberapa ahli. Tenaga staf ini
tidak harus berada langsung di bawah pimpinan, tetapi
dapat diletakan pada satuan-satuan organisasi lain.
c. Organisasi Fungsional (Functional Organization)
Berbeda dengan dua bentuk di atas, bentuk fungsi ini
mempunyai jalur wewenang yang diberikan sepenuhnya kepada
seseorang kepala atau pejabat yang dipandang ahli dalam
suatu urusan. Urusan yang dipegang ini dapat menyangkut
bawahannya langsung atau bawahan dan kepala yang lain,
sesuai dengan bidang keahliannya. Jadi, dalam organisasi
ini tugas dan wewenang dapat menyilang.
d. Organisasi Panitia (Committee Organization)
Dalam organisasi bentuk ini wewenang diberikan kepada
sekelompok orang yang ditunjuk untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan khusus, yang tidak dapat diselesaikan
sendiri oleh sekolah atau sebuah dewan. Organisasi komite
mengutamakan kepemimpinan, artinya dalam organisasi ini
terdapat pimpinan kolektif (presidium atau plural executive) dan
komite ini bersifat manajerial.
Dengan demikian, pengorganisasian dapat diartikan
sebagai suatu proses di mana pekerjaan yang ada dibagi ke
dalam komponen-komponen yang dapat ditangani. Jadi,
organisasi ini merupakan alat untuk mencapat tujuan
manajemen. Sebagai alat, organisasi dapat mengatur,
nengkordinasi dan menguraikan semua potensi yang dapat
diberikan oleh setiap unsur yang ada di dalamnya agar
129
tujuan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Oleh karena
itu, kunci pertama keberhasilan sebuah organisasi terletak
pada kemampuan seseorang manajer dalam mengatur
anggotanya.
D. Proses Pengorganisasian
Proses pengorganisasian meliputi berbagai rangkaian
kegiatan yang bermula pada orientasi atas tujuan yang
direncanakan dan berakhir pada kerangka organisasi yang
tercipta terlengkapi dengan prosedur dan metode kerja,
kewenangan, personalia serta peralatan yang diperlukan.
Proses ini dapat di jabarkan sebagai berikut :
a. Perumusan tujuan secara lebih terperinci;
b. Penetapan tugas pokok;
c. Perincian kegiatan;
d. Pengelompokan kegiatan-kegiatan dalam fungsi-fungsi;
e. Departementasi
1. Horisontal
2. Vertikal
3. Addisional
4. Penetapan prosedur dan metode kerja
f. Penetapan otoritas organisasi
g. Staffing (Penempatan posisi kerja)
h. Facilitating (Pemberian fasilitas kerja)
a. Perumusan tujuan secara lebih terperinci;
130
Sebagai dasar penyusunan organisasi, tujuan harus
dirumuskan secara jelas dan lengkap baik mengenai bidang,
ruang lingkup, sasaran, keahlian/keterampilan serta
peralatan yang diperlukan, jangka waktu pencapaian maupun
cara pencapaian yang terbaik. Dari tujuan yang telah
dirumuskan secara jelas dan lengkap itu dapat ditarik
kesimpulan tentang bentuk, susunan, corak maupun ukuran
besar kecilnya organisasi yang harus disusun.
b. Penetapan tugas pokok;
Tugas pokok adalah sasaran yang dibebankan kepada
organisasi untuk dicapai. Pada umumnya, bertambah besar
organisasi yang harus disusun bertambah umum pula tugas-
tugas pokok yang dapat digariskan, sebaliknya makin kecil
organisasi, makin konkrit dan terbatas tugas pokoknya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan tugas
pokok adalah :
1. Tugas pokok harus merupakan bagian dari tujuan dengan
perkataan lain pelaksanaan tugas pokok harus mendekatkan
pada tujuan
2. Tugas pokok harus dalam batas kemampuan untuk dicapai
dalam batas kemampuan untuk dicapai dalam jangka waktu
tertentu. Tugas pokok adalah landasan dalam
penyelenggaraan semua kegiatan dalam organisasi.
c. Perincian kegiatan;
131
Perincian kegiatan dapat diperoleh dari jawaban atas
pertanyaan “Kegiatan-kegiatan apa saja yang perlu
dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok?”.
Perincian kegiatan harus disusun secara lengkap dan
terperinci, harus diadakan identifikasi antara kegiatan-
kegiatan yang penting dan yang kurang penting.
d. Pengelompokan kegiatan-kegiatan dalam fungsi-fungsi;
Kegiatan yang harus dilaksanakan dalam rangka
pelaksanaan tugas pokok lazimnya sangat banyak. Kegiatan-
kegiatan yang banyak ada yang erat hubungannya satu sama
lain, disamping itu ada yang dapat dibedakan secara jelas.
Kegiatan-kegiatan yang erat hubungannya satu sama lain
masing-masing dikelompokkan menjadi satu, masing-masing
kelompok kegiatan sebagai hasil pengelompokan ini biasa
disebut “fungsi”. Fungsi adalah sekelompok kegiatan yang
homogeni dalam arti satu sama lain terdapat hubungan yang
sangat erat.
Pengelompokan kegiatan dalam fungsi-fungsi meliputi
pengelompokan dengan dua tijauan :
1. Tinjauan horizontal;
2. Tinjauan vertikal.
Pengelompokan dengan tinjauan horizontal didasarkan
atas adanya diferensiasi horizontal diantara kegiatan-
kegiatan yang telah dikelompokkan. Pengelompokan dengan
tinjauan vertikal didasarkan atas adanya diferensiasi
vertikal diantara kegiatan-kegiatan yang telah
132
dikelompokkan. Pengelompokan atas fungsi-fungsi baik
dengan tinjauan horizontal maupun vertikal adalah dasar
daripada proses departementasi.
e. Departementasi
Departementasi adalah proses konversi fungsi-fungsi
menjadi satuan-satuan organisasi dengan berpedoman pada
prinsip-prinsip organisasi.
Satuan-satuan organisasi yang masing-masing dibebani
satu fungsi ini dapat disebut biro, bagian, direktorat,
seksi, dan lain-lain.
Depertementasi berdasarkan proses :
1. Depertementasi horizontal (searah)
2. Depertementasi vertikal (bertingkat)
3. Depertementasi addisional (tambahan)
f. Penetapan Otoritas Organisasi
Satuan-satuan organisasi yang terjelma sebagai hasil
proses depertemetasi menjelmakan pula berbagai macam
posisi atau jabatan seperti biro, bagian, sekretariat dan
lain-lain. Dalam organisasi apa pun setiap jabatan selalu
didasari oleh otoritas organisasi. Otoritas organisasi
dapat diberikan sebagai kekuasaan atau hak untuk bertindak
atau memberikan perintah ataupun untuk menimbulkan
tindakan-tindakan dari orang-orang lain. Otoritas
bersumber pada :
1. Ketentuan perundang-undangan dan aturan-aturan;
133
2. Pelimpahan otoritas;
3. Perintah atasan.
Prinsip utama dalam pemberian otoritas adalah “otoritas
yang diberikan harus sebanding dengan tugas dan kewajiban
yang harus dilaksanakan”.
g. Staffing (Penempatan posisi kerja)
Staffing adalah perekrutan serta penempatan orang pada
satuan-satuan organisasi yang telah tercipta melalui suatu
proses depertementasi. Prinsip utama staffing adalah “the right
man on the right place” yang artinya “penempatan orang yang
tepat pada posisi yang tepat”. Berhubung dengan prinsip
ini, maka proses staffing harus mengandung unsur seleksi
mutu personil apalagi untuk posisi pimpinan.
Kegagalan dalam seleksi mutu personil akan menggagalkan
pula pencapaian tujuan organisasi. Pentingnya mutu
personil dalam sebuah organisasi dapat dipegang sebagai
pedoman prinsip “bukan struktur organisasi semata-mata
yang menentukan pencapaian tujuan melainkan juga mutu
orang-orang yang ditempatkan dalam struktur tersebut”.
Fokus seleksi personal dapat diorientasikan pada tiga
macam kemampuan yaitu:
1. Technical skill (keterampilan teknis) adalah keterampilan yang
memungkinkan seseorang melakukan pekerjaan dengan berbagai
tehnik tertentu sehingga tujuan tercapai dengan efektif
dan efisien;
134
2. Human skill (keterampilan manusia) adalah keterampilan
bekerjasama serta keterampilan berkomunikasi dan
memotivasi;
3. Conceptual skill (keterampilan konsep) adalah kemampuan
mengoordinasikan kegiatan dan memadukan kepentingan
organisasi dengan cara kerja.
h. Facilitating (Pemberian fasilitas kerja)
Proses terkahir dalam pengorganisasian adalah pemberian
fasilitas dan kelengkapan (facilitating). Fasilitas tersebut
berupa uang, material, mesin, peralatan dan hal-hal lain
yang dibutuhkan.
Prinsip yang harus dipedomani dalam pemberian fasilitas
adalah bahwa fasilitas yang disediakan harus cukup dan
sesuai dengan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan
serta tujuan yang harus dicapai oleh organisasi yang
bersangkutan.
E. Hasil Pengorganisasian
Hasil dari proses pengorganisasian adalah suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan
yang bulat. Organisasi yang baik harus memenuhi berbagai
macam prsayarat atau asas organisasi.
Menurut James D. Mooney, ada dua asas pokok dari
organisasi, yakni :
135
1. Asas koordinasi, diartikan sebagai pengaturan dan
pemeliharaan tata hubungan dari usaha bersama untuk
memperoleh satu tertib usaha dalam mencapai tujuan
bersama.
Agar organisasi dapat berjalan dengan baik maka harus
memnuhi syarat-syarat berikut ini :
a. Authority atau otoritas, yakni merupakan wewenang atau
kekuasaan tertinggi dalam suatu organisasi. Fungsi
otoritas adalah memimpin dan member arahan.
b. Mutual service, yakni kesediaan untuk saling membantu antara
para anggota. Dengan demikian harus ada kesadaran yaitu
adanya satu keyakinan dari masing-masing peserta bahwa
mereka sedang mengejar tujuan bersama, dimana tujuan itu
hanya dapat terlaksana jika saling membantu satu sama
lain.
c. Doktrin merupakan ajaran dimana termuat tujuan yang jelas
dan diyakini oleh setiap peserta disamping termuat pula
cara-cara bagaimana tujuan tersebut dicapai.
2. Asas hirarki atau asas skalar dapat diartikan sebagai
proses untuk merealisasikan koordinasi dalam organisasi.
Agar berjalan dengan baik maka harus diingat beberapa
asas, yakni
a. Leadership atau kepemimpinan yang bertanggung jawab.
b. Deligasi kekuasaan berarti penyerahan suatu kekuasaan atau
wewenang tertentu oleh pihak atasan kepada pihak bawahan.
136
c. Pembatasan dan pembagian tugas berarti penentuan tentang
apa dan sampai mana batasan-batasan wewenang serta apa
tanggung jawab dan tugas yang harus diselenggarakan.
F. Peranan organizing Dalam bidang kelautan dan perikanan
Organizing secara umum memiliki peranan yaitu
mencapai tujuan manajemen yang efektif dan efisien dengan
cara mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
Organizing memilki peranan yang cukup penting dalam
bidang kelautan dan perikanan. Salah satu hal yang dapat
kita jadikan bukti mengenai peranan organizing dalam
bidang kelautan dan perikanan adalah adanya organisasi D-8
yang dibentuk oleh beberapa Negara dengan tujuan untuk
meningkatkan posisi negara-negara anggota dalam ekonomi
global, keanekaragaman hayati dan menciptakan kerjasama-
kerjasama baru di bidang perdagangan, meningkatkan
partisipasi negara anggota dalam penentuan keputusan di
tingkat internasional serta meningkatkan standar hidup
warga negara anggotanya.
Pengorganisasian dalam bidang kelautan dan perikanan
juga terlihat dari adanya kegiatan pembagian tugas-tugas
pada orang yang terlibat dalam kerja sama di bidang
kelautan dan perikanan. Kegiatan pengorganisasian
menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai
pronsip pengorganisasian. Sehingga pengorganisasian dapat
disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang
137
serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk
memunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi dan
mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin
pencapaian tujuan.
Efesiensi dalam pengorganisasian adalah pengakuan
terhadap manajemen dalam dunia kelautan dan perikanan yang
dititik pusatkan pada penggunaan waktu dan uang dan
sumber daya yang terbatas dalam mencapai tujuan, yaitu
alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana dan sumber
daya kelautan dan perikanan.
G. PENUTUP.
a. Perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada
sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang
dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah
ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
b. Organizing secara umum memiliki peranan yaitu mencapai
tujuan manajemen yang efektif dan efisien dengan cara
mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
c. Pengorganisasian dalam bidang kelautan dan perikanan juga
terlihat dari adanya kegiatan pembagian tugas-tugas pada
orang yang terlibat dalam kerja sama di bidang kelautan
dan perikanan
TUGAS DI RUMAH
138
Untuk memperdalam peemahaman Anda mengenai materi di
atas, maka kerjakanlah
Latihan berikut;
1. Jelaskan Pengertian organizing/Pengorganisasian
2. Sebutkan dan jelaskan Bentuk-bentuk organisasi
3. Jelaskan Peranan organizing dalam bidang kelautan dan
perikanan
4. Bagaimana Anda melihat kelemahan suatu struktur organisasi
matriks?
5. Berdasarkan elaborasi tiga bentuk organisasi, yaitu lini,
lini dan staf, dan matriks maka cobalah Anda buat tabel
masing-masing keunggulan dan kelemahannya.
H. Daftar Pustaka
Dadang Supriyatna, Aylvana, Manajemen, Penerbit
Universitas Terbuka, 2007
Iskandar, H. 1984. Asas-Asas Manajemen. Surakarta: UNS
Sunarto, dkk. 2009. Economic 3. Solo: PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
Sarwoto. 1985. Dasar-Dasar Organisasi dan Menejemen. Jakarta:
Ghalia Indonesia
Manullang, M. 1985. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
139
BAB. VI.
PENGARAHAN/ACTUATING
A. PENDAHULUAN
Dalam bab VI ini akan dibahas berbagai
permasalahan tentang pengarahan dan pengembangan
organisasi, termasuk didalamnya bagaimana menggerakkan
para anggotanya untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
bagaimana memotivasi para anggotanya, bagaimana mengadakan
komunikasi didalam organisasi, bagaimana mengadakan
perubahan dan pengembangan dalam organisasi dan bagaimana
mengatasi segala konflik yang ada dalam organisasi.
Kemampuan seorang manajer untuk memotivasi adan
mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi akan
menentukan efektifitas manajer. Dan ini bukan satu-satunya
140
factor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang.
Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai suatu system
akan mampu meramalkan perilaku dari bawahannya.
Pengarahan merupakan suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan
usaha atau hubungan manusia dalam kepemimpinan yang
mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan
menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam
pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen,
pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping
menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku
dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai
tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip
yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan
pengarahan yaitu :
Prinsip mengarah kepada tujuan
Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Prinsip kesatuan komando
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada
bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja
sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari
prinsip prinsip di atas. Cara-cara pengarahan yang
dilakukan dapat berupa :
141
a. Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan
informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan
dengan baik.
b. Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang
yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi
suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
c. Delegasi wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini
pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang
dimilikinya kepada bawahannya.
B. Pengertian Pengarahan Dalam Manajemen Umum
Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan
merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Karena
merupakan fungsi terpenting maka hendaknya pengarahan ini
benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang pemimpin.
Pengertian pengarahan sendiri yaitu kegiatan untuk
menggerakkan atau mengarakan oarang lain supaya bisa dan
dapat bekerja dengan baik dalam upaya mencapai tujuan yang
di inginkan.
Seorang menejer yang baik hendaknya sering memberi
masukan-masukan kepada anggotanya karena hal tersebut
dapat menunjang prestasi kerja anggota. Seorang anggota
juga layaknya manusia biasa yang senang dengan adanya
suatu perhatian dari yang lain, apabila perhatian tersebut
dapat membantu meningkatkan kinerja mereka.
142
Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang tepat
untuk digunakan yaitu:
1) Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan
2) Memberikan petunjuk umum dan khusus
3) Mempengaruhi anggota, dan
4) memotivasi
Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi
pengarahan dengan cara memotivasi bawahan adalah:
a) Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada
di tengah-tengah para bawahannya dengan demikian dapat
memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika
diperlukan.
b) Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi
dengan tujuan pribadi dari para anggota organisasi.
c) Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional
organisasi dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan
beberapa perangsang atau insentif.
C. Pengertian dan Pandangan Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi seperti yang telah disebutkan diatas, akan
mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan
bawahannya, yang selanjutnya akan menentukan efektifitas
143
manajer. Ada dua factor yang mempengaruhi tingkat prestasi
seseorang, yaitu kemampuaan individu dan pemahaman tentang
perilaku untuk mencapai prestasi yang maksimal disebut
prestasi peranan. Dimana antara motivasi, kemampuan dan
presepsi peranan merupakan satu kesatuan yang saling
berinteraksi.
1.Model Tradisional
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan
oleh Frederic Winslow taylor. Model ini mengisyaratkan
bagaimana manajer menentukan pekerjaan-pekerjaan yang
harus dilakukan dengan system pengupahan intensif untuk
memacu para pekerjaan agar memberikan produktivitas yang
tinggi.
2.Model Hubungan Manusiawi
Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya
menentukan bahwa kontrak-kontrak soisal karyawan pada
pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang
rutin merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu para
karyawan perlu dimotivasi melalui pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan social dan membuat mereka berguna dan penting
dalam organisasi.
3.Model Sumber Daya Manusia
McGregor Maslow. Argyris dan Lkert mengkritik
model hubungan manusaiwi bahwa seorang bawahan tidak hanya
144
dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan untuk
mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi
dan memperoleh pekerjaan yang berarti dalam arti lebih
menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang
baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk
pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.
D . Teori-teori Motivasi
1. Teori Petunjuk ( prescriptive Theories ) yaitu
bagaimana cara memotivasi para karyawan yang didasarkan
atas pengalaman coba-coba.
2. Teori isi ( Content theories ) menanyakan apa penyebab
prilaku, macam teoriini yaitu 1) hirarki kebutuhan dari
Abraham Maslow, 2) Teori higienis Frederick Herxberg dan
3) Teori prestasi David McCleland.
3. Teori Proses ( Process Theories ) menjelaskan bagaimana
prilaku dimulai dan dilaksanakan termasuk dalam hal ini.
1) teori pengharapan, 2) teori pembentukan perilaku, 3)
teori porter lawler, 4) teori Keadilan
Seorang menejer merupakan seoarang pimpinan
dalam organisasi tersebut haruslah selalu mengretahui
kondisi anggota, namun kebanyakan dari mereka melupakan
hal itu. Mereka hanya sibuk dan selalu dipusingkan dengan
tuhgasnya sendiri. Alhasil, hasil yang dicapai kurang
dapat maksomal sesuai dengan rencana.
145
Anggota juga perli diperhatikan dalam pelaksanaan
tugasnya, supaya mereka mempunyai semangat kerja. Oleh
karena itu seorang manajer yang baik haruslah slalu
mengarahkan anggotanya, entah itu dengan cara memotivasi
dan lain sebagainya.
Motivasi merupakan hal penting yang dibutuhkan oleh
anggota, tanpa motivasi mereka akan bekerja dengan asal-
asalan, sehingga hasil yang didapat kurang memuaskan. Ada
berbagai macam teori untuk mengetahui harus bagaimana
seorang tersebut diberi motivasi, apakah harus dengan
uang, mengadkan arisan bulanan atau sejenisnisnya, yang
mana hal tersebut akan kami bahas dalam makalah ini.
Motivasi sebagai bagian penting dari fungsi pengarahan
mempunyai beberapa pengertian, menurut Mc. Ceiied(1961)
bahwa dalam diri indifidu terdapat kebutuhan-kebutuhan
pokok yang mendorong tingkah lakunya. Adapun kebutuhan
pokok menurut maslow ada 5 yaiturasa aman, kebutuhan
sosial,kebutuan akan prestasi, dan kebutuhan mempertinggi
kapitas kerja.
Sedangkan menurut Harsey dan Blancat(1982)motivasi pada
dasarnya adalah kebutuhan , keinginan, dorongan, atau
gerakan hati dalam diri seseorang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil suatu
kesimpulan mengenai pengertian motivasi, yaitu suatu
keadan yang membuat motif bergerak sesuai dengan kebutuhan
yang dimiliki oleh masing-masingindifidu.
146
Pemahaman motivasi bukan hal yang mudah, karena motivasi
meupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorng dan tidak
nampak dari luar. Motivasi ini akan dapat turlihat melalui
prilaku seseorang. Oleh karena itu ada beberapa pendekatan
mengenai motivasi, antara lain:
a) Pendidikan Tradisional
pendakatan ini diperoleh oleh bapak manajemen frederick
W.Tajlor menurut pendekatan ini, motivasi seseorang
didorong oleh keinginannya untuk memperoleh gaji. Jadi
seseorang akan bergerak apabila ada stimulus berupa uang
sebagai upah atas apa yang mereka lakukan dalam hal ini
manajemen dianggap lebih tau dibandingkan dengan karyawan,
karena pada umumnya karyaman yang malas tidak mau bekerja
akan lebih bersemangat untuk bekerja apabila ada stimulus
berupa uang tersebut.
b) Pendekatan hubungan manusiawi(human relation)
salah satu tokoh dalam pendekatan ini adalah Elton Mijo.
Pendekatan ini mendorong motivasi seseorang dengan cara
sosial, misalnya dengan adanya pengajian rutin mingguan,
arisan bulanan dan sebagainya. Yang bisa mendorong mereka
untuk bisa berinteraksi dengan orang lain. Pendekatan ini
memperbaiki pendekatan tradisional, karena aspek sosial
seseorang tidak hanya pada uang.
c) pendekatan human resourse management
147
pendekatan ini lebih beda dari pendekatan diatas , kalau
kedua pendekatan di atas tadi lebih menonjolkan manager,
tapi kalau pendekatan ini berpendapat bahwa kepentingan
anggota harus diperhitungkan dan pekerjaan itu sendiri
dapat memberi motivasi terhadap anggota yg bersangkutan.
Di sini tugas manager tidak hanya mendorong anggotanya
untuk patuh padanya baik melalui intensif uang
maupunmelalui penyediaan kebutuhan sosial.
Dari berbagai pendekatan di atas sudah jelas bahwa
motivasi dalam pengarahan merupakan faktor penting yang
mendukung prestasi kerja, namun demikian motivasi bukanlah
satu-satunya pendukung utama terhadap prestasi kerja.
Prestasi kerja seseorang juga tergantung pada faktor lalu
yaitu kemampuan dan persepsi peranan. Diantara kunci
prestasi kerja yaitu kemampuan yang baik, prestasi peranan
yang tepat dan motivasi yang tinggi.
Dari berbagai keterangan diatas dapat diambil
beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Pengarahan yaitu kegiatan untuk menggerakkan atau
mengarakan oarang lain supaya bisa dan dapat bekerja
dengan baik dalam upaya mencapai tujuan yang di inginkan.
2. Motivasi yaitu suatu keadan yang membuat motif bergerak
sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki oleh masing-
masingindifidu.
148
D. Teori Isi Motivasi
Teori isi motivasi merupakan cara lain untuk melihat
motivasi yang akan diberikan, teori ini ingin melihat
faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk berprilaku
tertentu, kebutuhan yang diinginkan pada dasarnya. Teori
isi ini ingin melihat apa isi dari motivasi tersebut.
Isi teri motivasi ini digolongkan menjadi 3 bagian
diantaranya yaitu:
a) Teori Isi Motivasi Moslow
Menurut moslow kebutuhan manusia itu tersusun secara
hirarkis misalny akebutuhan pertama mereka adalah
kebutuhan fisiologis, setelah kebutuhan itu terpenuhi
kemudian bergerak menjadi kebutuhan yang keamananya lebih
tinggi yaitu kebutuhan sosial kemudian pengakuan dan yang
paling tinggi yaitu aktualisasi penjelasan atau kebutuhan
tersebut
b) Teori Isi Motivasi Aldefer ( ERG )
Teori ini merupakan variasi dari teori moslow,
menurut Aldelfer dorongan motivasi terbentuk dari tiga hal
yaitu:
E =exticence yaitu bersal dari beberapa kebutuhan
fisiologis seperti: makan, minum, gaji dsb.
149
R = relatedness yang berasal dari kebutuhan
bersosialisasi dengan orang lain.
G = growth yang mendorong seseoran untuk lebih
kreatif dan produktif.
c) Teori Isi Motivasi David Mc clelland
d) Teori Isi Motivasi Herzberg
Teori ini membagi kebutuhan dasar yang memotivasi
manusia menjadi 3 bagian antara lain:
1. kebutuhan akan kekuasaan ( need for power atau n- power ) orang
seperti ini biasanya menginginkan posisi kepemumpinan
2.kebutuhan akan afiliasi ( need for affiliation atau n-aff ) orang
seperti ini mempunyai hybungan yang akrab, saling memahami
dan menyukai hubungan baik dengan orang lain
3.kebutuhan prestasi ( need for achievement atau n-ach ) orang
seperti ini menginginkan tantangan, suka bekerja lebih
lama dan ingin menjalankan sendiri usahanya, mereka ingin
berprestasi dan mempunyai keinginan keras untuk sukses.
Dalam hal ini manager mempunyai n-ach yang lebih
tinggi, hal ini disebabkan manager berprestasi dalam
lingkungan yang kompetitif.
e) Teori Isi Motivasi Herzberg
150
Dari hasil wawancaranya dengan para akuntan dan
insinyur, Herzberg menyimpulkan bahwa ada dua faktor yang
menentukan mativasi seseorang, yaitu:
1) Satisfiers, yaitu pendorang yang dapat mendorong motivasi
seseoang
2) Dissatisfier, yaitu faktor yang tidak dapat mendorong motivasi
seseoang
Apabila Dissatisfier ini ada, maka orang tersebut akan
merasa terganggu dengan pekerjaannya, namun jika
sebaliknya motivasi akan dapat muncil dengan sendirinya
dari orang tersebut
Dari beberapa teori diatas seorang menejer dapat
menentukan kebutuhan anggota dan dapat memberi motivasi
serta membantu anggotanya untuk bekerja agar dapat
mencapai tujuan organisasi.
Diposkan oleh GO_BLOGS BAN_GET di 09:19
TUGAS MANDIRI
1. Apa pengertian pengarahan itu?
2. Apa pengertian motivasi itu?
3. Apa saja isi teori motivasi itu?
151
BAB. VII.
PENGAWASAN/CONTROLING
A. PENDAHULUAN
Sistem control manajemen harus didukung dengan
struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi
termanifestasi dalam bentuk struktur pusat
pertanggungjawaban (Responsibility centers). Pusat
pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin
oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas
pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Suatu
organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat
pertanggungjawaban. Adapun Tujuan dibuatnya pusat
pertanggungjawaban tersebut adalah:
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilai
kinerja manajer dan unit organisasi yang
dipimpinnya.
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi.
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence.
152
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang
memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban tugas
manajer pusat.
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan.
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi
secara efektif dan efisien.
7. Sebagai alat pengendalian anggaran.
Penyusunan makalah ini merupakan bagian dari
pemenuhan tugas mata kuliah Sistem control manajemen.
B. Pengertian Controling(Pengawasan)
Controlling ( Pengawasan ) yaitu penemuan dan
penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana
telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
Pengawasan ialah proses pengamatan dari pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua
pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana
yang telah ditetapkan.Tolak ukur pengawasan adalah
rencana, oleh karenanya dikatakan bahwa perencanaan dan
pengawasan merupakan dua sisi dari mata uang yang sama.
Dengan pelaksanaan fungsi pengawasan diharapkan dapat
dicapai :
Tereliminasinya penyimpangan
Memotivasi kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan
Memperbaiki kesalahan
Meningkatkan tanggung jawab
153
Diperolehnya umpan balik
Mengukur kompetensi personel
Metode dan Teknik pengawasan.Metode pengawasan yang
umumnya digunakan adalah
a. Observasi langsung
b. Laporan
c. Metode statistical yang diolah secara statistic
Adapun teknik pengawasan adalah :
a. Pengawasan terhadap penyimpangan yang menonjol
b. Pengawasan terhadap pengeluaran biaya
c. Pengawasan terhadap penggunaan waktu
d. Pengawasan terhadap penggunaan bahan – bahan baku
e. Pengawasan terhadap produksi
f. Pengawasan terhadap personel terutama personel kunci
g. Pengawasan terhadap prosedur atau proses serta aspek
teknis lainnya
C. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai
kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk
kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen
dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas,
wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan
pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi
154
dan misi perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang
modern fungsi control ini biasanya dilakukan oleh divisi
audit internal.
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen
yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua
fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa
disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone
dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang
pengawasan sebagai: “the process by which manager determine wether
actual operation are consistent with plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana
disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan
definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial
proses pengawasan, bahwa: “pengawasan manajemen adalah
suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang
sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan
cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-
tujuan perusahaan.”
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan
yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat
155
berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah
tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan
di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan
yang diperlukan untuk mengatasinya.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa
proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
(a) penetapan standar pelaksanaan;
(b) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
(c) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
(d) pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan
(e) pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
Prinsip Pengawasan
1. Pengawasanyang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti
oleh staf dan hasilnya mudah diukur. Misalnya tentang
waktu dan tugas-tugas pokok yang harus diselesaikan oleh
staf.
2. Fungsi pengawasan harus difahami pimpinan sebagai suatu
kegiatan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan
organisasi.
3. Standar unjuk kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf
karena kinerja staf akan terus dinilai oleh pimpinan
156
sebagai pertimbangan untuk memberikan reward kepada mereka
yang dianggap mampu bekerja.
Manfaat Pengawasan
Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi
akan memperoleh manfaat berupa:
1. Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh
staf, pakah sesuai dengan standar atau rencana kerja,
apakah sumberdaya telah digunakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Fungsi wasdal akan meningkatkan efisiensi
kegiatan program.
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf
dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya
mencukupi kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.
4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan,
dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan.
Proses pengawasan
Terdapat tiga langkah penting dalam proses pengawasana
manajerial yaitu:
1. Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapaioleh staf atau
organisasi
2. Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolok ukur.
157
3. Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sesuai
dengan faktor-faktor penyebabnya, dan menggunakan, dan
menggunakan faktor tersebut untuk menetapkan langkah-
langkah intervensi.
Obyek Pengawasan
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada lima
jenis obyek yang perlu dijadikan sasaran pengawasa.
1. Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau
jasa. Pengawasan ini bersifat fisik.
2. Keuangan
3. Pelaksanaan program dilapangan
4. Obyek yang bersifat strategis
5. Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.
Jenis-jenis Pengawasan
1. Pengawasan fungsiomal (struktural). Fungsi pengawasan ini
melekat pada seseorang yang menjabat sebagai pimpinan
lembaga.
2. Pengawasan publik. Pengawasan ini dilakukan oleh
masyarakat.
3. Pengawasan non fungsional. Pengawasan ini biasanya
dilakukan oleh badan-badan yag diberikan wewenang untuk
melakukan pengawasan seperti DPR, BPK, KPK, dan lain-lain.
Prinsip Pokok Pengawasan
158
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar
pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang
ditetapkan atau hasil yang dikehendaki. Untuk dapat
menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip
pokok, yaitu:
1. Adanya Rencana
2. Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada
bawahan.
Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah
sosialisasi tentang perlunya disiplin, mematuhi segala
peraturan demi keselamatan kerja bersama. Sosialisasi
perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan
adalah penting untuk mendapat perhatian.
Pengawasan dan pengendalian (controlling) sebagai fungsi
manajemen bila diikerjakan dengan baik, akan menjamin
bahwa semua tujuan dari setiap orang atau kelompok
konsisten dengan tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang. Hal ini membantu menyakinkan bahwa tujuan dan
hasil tetap konsisten satu sama lain dengan dalam
organisasi. Controlling berperan juga dalam menjaga
pemenuhan (kompliansi) aturan dan kebijakan yang esensial.
Proses pengendalian mulai dengan perencanaan dan
pembangunan tujuan penampilan kerja. Tujuan penampilan
didefinisikan dan standar-standar untuk mengukurnya
disusun. Ada 2 tipe standar
159
- Standar out-put (keluaran): mengukur hasil-hasil
tampilan dalam istilah kuantitas, kualitas, biaya atau
waktu.
-Standar in-put (masukan): mengukur usaha-usaha kerja
yang masuk ke dalam tugas penampilan.
PENUTUP
Controlling ( Pengawasan ) yaitu penemuan dan penerapan
cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah
dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
Controlling ( Pengawasan ) memiliki fungsi sebagai suatu
aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah
dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika
diperlukan.
Controling ( Pengwasan ) sangat penting dalam suatu
manejemen.
Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang
terkait erat di dalamnya. Pada umumnya ada empat (4)
fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu
fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian
(organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi
pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian
terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para
manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan
mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk
mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.
160
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah dan Budiyono Haris, 2004. Pengantar manajemen.
Graha Ilmu.Yokyakarta.
Brantas, 2009. Dasar-dasar manajemen. Penerbit Alfabeta.
Bandung.
Daud, J, 2004. Prosedur Perencanaan (planning procedure).
Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sumtera Utara Medan.
http://organisasi.org/
fungsi_manajemen_perencanaan_pengorganisasian_pengarahan_p
engendalian_belajar_di_internet_ilmu_teori_ekonomi_manajem
en
http://nersferdinanskeperawatan.wordpress.com/2009/12/30/
fungsi-pengawasan-dan-pengendalian-dalam-manajemen-
kesehatan/
http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-
kreatif.definisi/pengertian-manajemen.html
161
BAB. VIII.
GLOBALISASI
A. PENDAHULUAN
Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup
keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak
tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata,
sehingga sangat sulit untuk disaring atau dikontrol.
Globalisasi atau penyejagatan adalah sebuah istilah
yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan
ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh
dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga
batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu,
antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi,
bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara
162
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak
karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga
kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak
sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan
dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak
yang signifikan bagi kelangsungan hidup organisasi.
Globalisasi telah menyebabkan terjadinya
perubahanperubahan yang begitu cepat di dalam bisnis, yang
menuntut organisasi untuk lebih mampu beradaptasi,
mempunyai ketahanan, mampu melakukan perubahan arah dengan
cepat, dan memusatkan perhatiannya kepada pelanggan.
Globalisasi ini juga dapat memunculkan bahaya, sekaligus
kesempatan bagi organisasi. Menurut pakar perubahan John
P. Kotter (1995) dalam bukunya Leading Change, globalisasi
yang terjadi di pasar dan kompetisi telah menciptakan
ancaman, berupa semakin banyaknya kompetisi dan
meningkatnya kecepatan dalam bisnis. Namun demikian juga
memunculkan kesempatan berupa semakin besarnya pasar dan
semakin sedikitnya hambatan-hambatan yang akan muncul
(dalam Sigh and Vinicombe ,1998: hal 2-4)
B. PENGERTIAN GLOBALISASI
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil
dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad
Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses
163
menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari
setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali
sekedar definisi kerja (working definition), sehingga
bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses
sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh
bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-
eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,
ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai
sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa,
sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau
curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi
tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling
mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin
tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab,
globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-
bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte
merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah
Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang
dimaksudkan orang dengan globalisasi:
164
1. Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai
meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-
masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-
masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
2. Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin
diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif
ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
3. Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai
semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke
seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi
pengalaman seluruh dunia.
4. Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari
universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan
budaya dari barat sehingga mengglobal.
5. Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti
kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada
empat definisi pertama, masing-masing negara masih
mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang
kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri,
bukan sekadar gabungan negara-negara.
Defenisi atau Pengertian Globalisasi menurut
pendapat ahli yanga lain adalah sebagai berikut;
a. Malcom Waters
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat
bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya
165
menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran
orang.
b. Emanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan
menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan
terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan
dunia.
c. Thomas L. Friedman
Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi
teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan
dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah
menyatukan dunia.
d. Princenton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas
saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara
didunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
e. Leonor Briones
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi
namun juga mencakup globalisasi institusi-institusi
demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia, dan
pergerakan wanita
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin
berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
166
a) Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan
barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit,
dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi
demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa
semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal
dari budaya yang berbeda.
b) Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda
menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan
perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade
Organization (WTO).
c) Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media
massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi
berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat
mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru
mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya,
misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
d) Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang
lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional
dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini
telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan
pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan
bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri
kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus
berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan
rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan
167
ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi.
Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi
sebagai zaman transformasi sosial.
C. Isu GlobalisasI
Isu globalisasi ini menjadi penting karena masih ada pro-
kontra dalam masyarakat.
Gerakan pro-globalisasi
Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan pro-
globalisasi) menganggap bahwa globalisasi dapat
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi
masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan
komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini
menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling
bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama
lainnya, dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan
dalam bidang ekonomi.
D. Gerakan antiglobalisasi
Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum
digunakan untuk memaparkan sikap politis orang-orang dan
kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan
lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan antar negara
seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Antiglobalisasi dianggap oleh sebagian orang sebagai
gerakan sosial, sementara yang lainnya menganggapnya
168
sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial
yang berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para peserta
dipersatukan dalam perlawanan terhadap ekonomi dan sistem
perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis
lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional,
dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.
Namun, orang-orang yang dicap antiglobalisasi sering
menolak istilah itu, dan mereka lebih suka menyebut diri
mereka sebagai Gerakan Keadilan Global, Gerakan dari Semua
Gerakan atau sejumlah istilah lainnya Globalisasi
Perekonomian.
E. Globalisasi Terhadap Kesejahtaraan Nelayan
Perjanjian perdagangan bebas yang telah dilaksanakan
Indonesia dengan pihak lain seperti China dan Asean
dinilai merugikan nelayan tradisional.
Kesepakatan Perdagangan Bebas ASEAN dan China hanya
menguntungkan kurang dari lima persen nelayan besar,
sementara nelayan tradisional/kecil terus terpinggirkan.
Berbagai ikan impor tersebut, dijual dengan harga yang
lebih murah daripada harga ikan tangkapan nelayan
tradisional Jakarta. Dengan harga yang lebih murah, tentu
masyarakat akan memilih produk impor.
Selain itu, globalisasi dalam konsep kultural mulai
diperkenalkan pada tahun 1960-an oleh Marshall McLuhan
melalui istilah global village. Hasil observasinya menunjukkan
bahwa perkembangan teknologi komunikasi berdampak pada
169
kehidupan sosial-budaya masyarakat pedesaan. Teknologi
komunikasi mampu mempersingkat waktu dan memperpendek
jarak interaksi penduduk dalam melakukan aktivitas
ekonomi, sosial-budaya, politik pada tataran global.
Dalam globalisasi lantas muncul istilah
internasionalisasi. Fenomena perkembangan kehidupan ekonomi
yang didasarkan pada prinsip ekspansi modal (kapitalisasi)
menurut teori imperalisme Lenin, membentuk jaringan
multinasional seperti yang terjadi saat ini. Meluasnya
jaringan multinasional tersebut berkembang menerobos batas
antarnegara lebih menunjukkan pola perkembangan aktivitas
ekonomi. Pola perkembangan ekonomi tersebut lambat-laun
akan berdampak pada ekspansi asing atas kegiatan
tradisional, khususnya nelayan. Dalam tahap yang kritis,
negara turut “bermain” dalam ranah ini, sehingga mau tidak
mau sengkarut nelayan yang terjadi berkembang menjadi
sengkarut antarnegara.
Seyogianya perlu segera dibikin perjanjian bilateral
yang diharapkan sengkarut dan persoalan nelayan dapat
menemukan alat legitimasinya. Dengan demikian, Pemerintah
telah menunaikan kewajiban minimalnya kepada warga
negaranya, para nelayan
1.Tantangan Globalisasi Untuk Kesejahtraan Nelayan
Kerawanan dan keamanan pangan telah menjadi
permasalahan di semua negara berkembang, termasuk di
negara kita. Tantangan global adalah bagaimana kita bisa
170
menyediakan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pangan yang meningkat cepat. Gejolak harga pangan yanga
terus meningkat, gejolak tidak stabil dan sulit diprediksi
menyulitkan semua pihak, kenaikan jumlah orang miskin dan
gejolak sosial, jelas pangan harus aman. Lebih jelas lagi
ditegaskan bahwa Indonesia harus aman dalam pangan.
Indonesia beruntung memiliki sumber daya alam yang
melimpah. Untuk itu kunci peningkatan produktivitas adalah
sistem inovasi teknologi yang utuh, berkelanjutan dan
harus bisa didesiminasikan kepada semua pengguna,
khususnya kepada petani. Lebih lanjut disampaikan bahwa
semua inovasi harus bisa dipadukan, potensi swasta juga
diikutsertakan sehingga tercipta sistem terpadu inovasi
dan teknologi nasional.
Upaya pemerintah melalui Kementerian Kelautan
Perikanan telah banyak dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan nelayan antara lain pemberian subsidi dan
input kredit, bantuan sosial kerja, bantuan sosial bencana
alam, standar harga, dll.
2.Peluang Globalisasi untuk Kesejahtraan Nelayan
Adapun peluang dari globalisasi untuk kesejahtraan nelayan
adalah meningkatnya kemakmuran masyarakat karea bahan-
bahan pokok nelayan akan lebih murah. Selanjutnya adalah
luasnya pasar dan Dapat memperoleh lebih banyak modal dan
teknologi yang lebih baik karena modal dapat diperoleh
dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-
171
negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan
tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman
kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang. Bantuan
teknologi alat tangkap yang modern dari Negara Jepang
yakni “Set Net” di selat Bone Kabupaten Bone Provinsi
Sulawesi Selatan, di Privinsi Jawa Tengah , di Provinsi
Papua, dan lain-lain merupakan salah satu manfaat era
globalisasi
D. Globalisasi Wisata Bahari
Menurut kamus besar bahasa Indonesia wisata bahari
merupakan berwisata atau bepergian menikmati alam laut.
Pada dasarnya Wisata meliputi: Wisata Flora, Wisata
Fauna, Wisata Bahari, Wisata Sejarah, Wisata Alam, Wisata
Budaya, Wisata Museum, Wisata Daerah, Wisata Indonesia,
Wisata Purbakala, Wisata Seo, Wisata Religi, dll.
Menurut pendapat kami, kata wisata merupakan kata
dasar dari pariwisata yang di kutip dari
sumber wikipedia maka disebutkan bahwa:
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan
yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau
turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling
tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan
rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata
Dunia.
172
Banyak negara, bergantung banyak dari industri
pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk
perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena
itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu
strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk
mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk
meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa
kepada orang non-lokal.
Karena dampak Globalisasi yang begitu besar sehingga
globalisasi menjadi isu penting karena globalisasi
mencakup dunia/universal dan membawa dampak luas pada
berbagai bidang kehidupan, mulai dari ekonomi, politik,
budaya, sampai pendidikan tinggi. Dampak yg di timbulkan
dari globalisasi pun juga langsung berpengaruh luas.
Dampak positif globalisasi antara lain:
Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
Mudah melakukan komunikasi, Cepat dalam bepergian
(mobilitas tinggi)
Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif globalisasi antara lain:
Informasi yang tidak tersaring
Perilaku konsumtif
Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
173
Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan
kebiasaan atau kebudayaan suatu negara
Di era globalisasi ini, wisata bahari dapat dijadikan sebagai prioritas
utama dalam memajukan pembangunan suatu daerah. pengembangan wisata
bahari tidak hanya untuk kepentingan wisatawan mancanegara tapi juga
untuk membangkitkan dan menggalakkan kepentingan wisatawan nusantara.
Dan pada hakekatnya pengembangan wisata bahari adalah untuk
mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada di laut dan
sekitarnya. Pengembangan wisata bahari ini juga bertujuan memberikan
kehidupan yang lebih baik pada masyarakat setempat melalui keuntungan
sosial budaya, dan ekonomi. Maksudnya dalam hal ekonomi adanya
ketersediaan lapangan kerja.
Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata, juga dapat
memicu para pengusaha, investor, dan pemerintah untuk
membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus
menjadi ajang promosi produk-produk dalam negeri. Hal ini
juga merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran
dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Tantangan-tantangan wisata bahari dalam menghadapi pengaruh globalisasi:
1. Adanya perubahan prilaku dan keinginan wisatawan dalam
menghadapi krisis global.
Maksudnya jika terjadi krisis global, maka akan terjadi re-orientasi jalur
perjalanan wisatawan dari jarak jauh ke menengah dan pendek sehingga
pengeluaran wisatawan menjadi berkurang, lama menetapnya di tempat
174
wisata berkurang yang berakibat para wisatawan lebih memilih wisata di
negeri mereka.
2. Peningkatan pencitraan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang
aman.
Maksudnya dengan munculnya gangguan keamanan dan kesehatan(wabah)
sehingga memperburuk citra. Apalagi bila terjadi secara berulang-ulang.
3. ketersediaan kapasitas dan kualitas produk wisata maksudnya jumlah
ketersediaan maskapai penerbangan nasional yang ada di bandara-bandara
utama(internasional) dan yang berpotensial, penyusunan paket wisata yang
lemah, ketersediaan prasana umum yg terbatas, dan destinasi wisata bahari
yang telah melewati masa puncak sehingga perlu di revitalisasi.
4. Modal untuk mengembangkan usaha pariwisata yang
semakin besar karena adanya globalisasi terhadap wisata
bahari.
5. Pengelolaan yang lebih besar terhadap wisata bahari
seperti pengelolaan lokasi pariwisata dan obyek wisata
bahari
6. manajemen terhadap devisa yang masuk dan koordinasi
antar instansi terhadap pemerintah agar tidak menimbulkan
kerugian dalam pengembangan wisata bahari
7. penyuluhan terhadap masyarakat yang merasa terganggu
karena adanya pengembangan wisata bahari, seperti kapal-
kapal nelayan yang di layan melintas atau menangkap di
area pariwisata.
8. tantangan terhadap persaingan perdagangan dan usaha
terhadap wisata bahari yang lainnya, seperti wisata bahari
dari negara lain.
175
Meskipun kami belum ahli betul mengenai wisata bahari tapi kami akan
siap apabila semua kalangan mampu mengatasi segala sesuatu yang
berkaitan dengan tantangan yang dihadapi seperti yang diatas.
Namun masih perlu ditambahkan upaya-upaya yang perlu ditambahkan agar
manajerisasi yang terjadi dapat sesuai yang diinginkan, yaitu:
1. membangun semangat dan motivasi yang tinggi untuk semua kalangan.
2. meningkatkan kompetensi diri dalam menghadapi persaingan.
3. mempunyai kemampuan komunikasi yang bagus. Baik Verbal, non verbal dan
Teknologi Komunikasi.
4. Mempunyai Filter yang baik dalam menghadapi dampak negatif dari Era
Globalisasi.
9. Peran Ahli dalam Globalisasi
Sikap kita yang tepat untuk menghadapi era
globalisasi adalah menganggap bahwa globalisasi adalah
proses modernisasi yang membawa bangsa kita pada kehidupan
modern. Indonesia pun tidak mungkin mewmenuhi kebutuhannya
sendiri, Indonesia memerlukan ekspor dan impor barang-
barang yang dibutuhkan. artinya tidak lain bahwa dalam
hubungan internasional terjadi yang dinamakan saling
ketergantungan antar negara satu dengan negara lain.
globalisasi juga memiliki berbagai dampak di berbagai
bidang kehidupan, seperti pada bidang ekonomi, salah satu
dampaknya adalah masyarakat dapat dengan mudah memperoleh
barang konsumsi yang dibutuhkan, mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional, dan sebagainya, dalam biudang sosial
176
budaya adalah melahirkan pranata-pranata baru, seperti
Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi profesi, pasar
modal, perkembangan pakaian. seni, ilmu pengetahuan, dan
lain sebagainya. Dalam bidang politik, salah satu
dampaknya antara lain, adanya perubahan sistem kepartaian
yang dianut, sehingga memunculkan banyaknya partai-partai
baru.
Menanggapi tantangan globalisasi, para ahli baiknya
menghimpun pemerintah untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya nelayan, baik dalam pendidikan maupun
teknologinya. Lalu membantu masyarakat nelayan untuk
mempertahankan kebudayaannya, agar kearifan lokal tidak
hilang. Dan salah satu yang terpenting adalah mengingatkan
masyarakat untuk meningkatkan keimanan agar bisa memilah
dan memilih pengaruh dari luar.
E. PENUTUP
Jadi, dapat disimpulkan bahwa globalisasi memiliki
dampak yang besar terhadap suatu Negara sesuai dengan
pengertiannya yang menyebutkan bahwa Globalisasi merupakan
suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai
bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-
batas yang mengikat secara nyata, sehingga sangat sulit
untuk disaring atau dikontrol.
Dalam pengaruh globalisasi yang tengah berlangsung
seperti sekarang ini seorang pemimpin harus betul-betul
177
mengerti mengenai masalah, maupun tantangan yang dihadapi
agar tidak berdampak buruk bagi kemajuan suatu bangsa.
TUGAS MANDIRI
1. Apa globalisasi itu ?
2. Mengapa globalisasi menjadi isu yang penting ?
3. Apa yang dibawa oleh globalisasi terhadap kesejahtraan
rakyat ?
4. Apa tantangan globalisasi terhadap kesejahtraan nelayan ?
5. Bagaimana peluang globalisasi terhadap kesejahtraan
nelayan ?
6. Apa yang dipersiapkan para ahli untuk menghadapi
globalisasi ?
7. Apa peluang yang dibawa G thadap X (Globalisasi terhadap
wisata bahari)?
8. Apa Tantangan yang dihadapi X menghadapi G (wisata
bahari menghadapi gobalisasi)?
9. Sebagai ahli X (wisata bahari), Apakah anda siap X
menghadapi G (wisata bahari menghadapi globalisasi)?
178
DAFTAR PUSTAKA
http://www.facebook.com/groups/265269346857679/
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-
globalisasi.html
http://isen-mulang.blogspot.com/2009/03/wisata.html
http://www.kamusbesar.com/59533/wisata-bahari
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
:http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-
globalisasi.html
http://isen-mulang.blogspot.com/2009/03/wisata.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
http://penas.deptan.go.id/detailberita.php?id=283
http://sastrakelabu.wordpress.com/2010/09/08/sengkarut-
nelayan-dan-hak-perikanan-tradisional-mereka-dalam-negara-
kepulauan/
179
BAB. IX
MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP
A. PENDAHULUAN
Bumi pertiwi Indonesia telah dikenal sebagai negeri
yang berlimpah ruah dengan berbagai ragam sumberdaya alam
dan budayanya. Kekayaan alam dan budaya yang kaya tersebut
sekaligus memunculkan pertanyaan mengapa bangsa Indonesia
tidak bisa bangkit menjadi sejajar dengan bangsa-bangsa
lainnya yang nota bene memiliki sumberdaya alam yang
minim. Banyak kalangan yang menyatakan bahwa bangsa
Indonesia begitu lemah dalam mengurus rumah tangganya
sendiri . Istilah “salah urus” menjadi begitu akrab
didengar seiring dengan kegagalan prestasi yang dialami
oleh perusahaan swasta maupun lembaga pemerintahan.
Istilah manajemen berasal kata Perancis
“ménagement” yang mempengaruhi perkembangan kata Inggris
“management” yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.
Karena itu, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan
seni atau praktik tentang upaya untuk memanfaatkan semua
180
sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.
Mengapa manajemen begitu penting? Pentingnya
manajemen dapat dilihat dari manajemen sebagai sistem
sosial yang menunjukkan bahwa manajemen bersifat universal
yang terdapat pada semua tipe perusahaan baik laba dan
nirlaba ataupun organisasi kecil dan besar (Drucker,
1999). Manajemen dibutuhkan pada semua jenis usaha baik
manufaktur maupun jasa. Permasalahan seperti
keterlambatan, antrian panjang, kualitas buruk, dan
pemborosan dapat dikaitkan dengan salah urus karena
manajemen yang buruk. Organisasi yang merancang dan
menerapkan manajemen yang teratur biasanya dapat
berkembang dengan baik yang ditandai dengan meningkatnya
pelanggan dan bertumbuhnya laba.
Apakah disiplin manajemen itu? Disiplin manajemen
dapat didefinisikan sebagai kegiatan penelitian (teori)
dan pengalaman (praktik) tentang desain dan implementasi
pengetahuan manajerial. Masalah disiplin manajemen
berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam sistem sosial
untuk mengatasi berbagai masalah yang belum tentu tampak
di permukaan.
Ranah disiplin manajemen berangkat dari konsepsi
bahwa organisasi terdiri dari sekumpulan manusia dengan
hubungan yang bersifat sosial. Ranah disiplin manajemen
terdiri dari fokus, proses, fungsi, dan tujuan. Fokus
manajemen adalah sekumpulan manusia mengkoordinasikan
181
kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan dengan
menggunakan sumberdaya untuk mencapai tujuan organisasi.
Proses manajerial terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Proses
manajerial berlangsung pada semua fungsi manajemen yang
meliputi sumberdaya manusia dan organisasi, operasi dan
rantai pasokan, pemasaran dan penjualan, dan keuangan dan
akuntansi. Demikian pula kehadiran manajemen terjadi pada
kegiatan antar fungsi yang mendukung kegiatan strategi
antara lain informasi dan pengetahuan, keputusan,
negosiasi, dan teknologi. Sementara itu, pembaharuan antar
fungsi dapat dilakukan melalui kegiatan yang berkaitan
dengan kewirausahaan dan inovasi.
Konsep manajemen mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu seiring dengan perkembangan peradaban. Manajemen
Jepang muncul pada tahun 1980-an dengan penerapan sistem
pengendalian mutu yang melibatkan manusia. Pengaruh era
informasi membuat kemunculan perspektif kognitif pada
tahun 1990-2010-an dengan penekanan pada pemahaman cara
manusia berpikir, manajemen pengetahuan, pengenalan
kesalahan dalam pengolahan informasi, dan penggunaan
teknologi kecerdasan buatan.
Perkembangan disiplin manajemen menunjukkan bahwa ada
hubungan yang kuat antara kemajuan inovasi suatu bangsa
dengan penguasaan kemampuan manajemen. Douglas North
(1990), peraih Nobel Ekonomi tahun 1993, menemukan bahwa
aturan-aturan yang diistilahkan institusi mempunyai
182
pengaruh yang kuat terhadap kinerja pembangunan.
Pembangunan tidak dapat dipisahkan dari sistem politik dan
wawasan dunia yang tercermin dalam sistem moral-budaya
yaitu aturan permainan di dalam sebuah masyarakat. Bila
tidak ada sistem moral yang bertanggung jawab, maka
inovasi tidak akan berkembang karena sistem ekonomi
digantikan oleh kegiatan pemerasan yang menimbulkan hasil
yang merusak, seperti perdagangan yang tidak sehat, penuh
dengan korupsi dan manipulasi, dan tidak perprinsip.
Kemajuan terjadi dalam lingkungan yang mendukung
berlangsungnya inovasi dalam lembaga baik bisnis, nirlaba,
dan pemerintahan. Kemajuan bukanlah disebabkan oleh
inovasi itu sendiri tetapi bagaimana wawasan dunia
mempengaruhi kegiatan inovasi. Wawasan dunia yang dogmatis
dapat menghambat kegiatan inovasi bahkan menolak hasil-
hasil inovasi. Inovasi berkembang dalam suatu sistem moral
yang membuat orang bertanggung-jawab dalam mengembangkan
nilai-nilai dan kebajikan-kebajikan tertentu.
Kegagalan manajemen atau salah urus di Indonesia
sebagian besar disebabkan oleh ketidakberdayaan lembaga-
lembaga pendidikan dan pelatihan manajemen di Indonesia
untuk berpihak pada kepentingan orang banyak dan bukan
untuk segelintir orang. Praktik manajemen yang tidak sehat
dibiarkan terus-menerus berlanjut karena proses penelitian
hanya dipandang sebagai kegiatan yang objektif bebas
nilai, padahal praktik manajemen berakar pada wawasan
dunia atau pola pikir yang mendasarinya. Tanpa adanya
183
penelitian yang terarah pada distorsi pola pikir, bahasa,
dan kekuasaan yang menghambat kegiatan manajemen, maka
akan sulit melihat berkembangnya kemampuan manajemen
bangsa Indonesia.
Selain minimnya penelitian yang bersifat
interpretatif dan kritis dalam konteks budaya Indonesia,
pendidikan manajemen juga lemah dalam menjawab persoalan
nyata di depan mata, yakni pengangguran, kebangkrutan,
korupsi, dan kesenjangan. Persoalan yang besar tentunya
memerlukan suatu konsolidasi antar perguruan tinggi.
Anehnya tidak ada konsorsium antar perguruan tinggi yang
mengkaji kompetensi kewirausahaan, daya saing perusahaan,
dan penciptaan lapangan kerja. Hal ini terjadi karena
belum ada tanggung jawab terhadap kemandirian dalam
meningkatkan kompetensi lulusan sarjana manajemen, bahkan
urusan kualitas pendidikan diserahkan kepada Pemerintah .
Boleh dikatakan bahwa pendidikan manajemen Indonesia alpa
untuk meningkatkan perannya dalam mengatasi persoalan
ekonomi dan sosial yang sedang mendera bangsa Indonesia.
Disiplin manajemen masih relevan dengan kehidupan
manusia yang bekerja dan berhubungan dengan lembaga atau
organisasi. Tetapi persoalannya bukan pada keilmuan
manajemen itu sendiri tetapi pada kesiapan dan kemauan
para pelaku untuk mengikuti syarat manajemen yang menunjut
keterbukaan, moralitas, dan kegigihan. Kiranya para pakar
manajemen di Kota Bandung mau meneliti dan mengajarkan
bahwa realitas dari berbagai hambatan yang terjadi
184
seringkali berakar pada wawasan dunia yang keliru bukan
pada instrumen manajemennya.
Bidang keahlian Manajemen Industri adalah bidang
keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri
untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha
melalui fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada
keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi lingkungan
usaha yang dinamis. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari
dalam Manajemen Industri antara lain adalah Manajemen
Keuangan , Manajemen Kualitas , Manajemen Inovasi ,
Manajemen Sumber Daya Manusia , Manajemen Pemasaran ,
Manajemen Keputusan dan Ekonomi Teknik . Sistem Industri
dan Tekno Ekonomi Bidang keahlian Sistem Industri dan
Tekno-Ekonomi adalah bidang keahlian yang memanfaatkan
pendekatan teknik industri untuk peningkatan daya saing
sistem integral yang terdiri atas tenaga kerja , bahan
baku , energi , informasi , teknologi , dan infrastruktur
yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan
pemerintah. Bidang keilmuan yang dipelajari di dalam
Sistem Industri dan Tekno Ekonomi antara lain adalah
Statistika Industri , Sistem Logistik , Logika Pemrograman
, Operational Research , dan Sistem Basis Data Sejarah
Teknik Industri Di dunia Wiki letter w.svg Bagian ini
membutuhkan pengembangan Awal mula Teknik Industri dapat
ditelusuri dari beberapa sumber berbeda.
B. Kasus Agroindustri Perikanan Tangkap
185
Masalah kelautan dan perikanan dari tahun ke tahun
adalah sama, tetapi kenapa kompleksitas permasalahan
tersebut tidak kunjung terselesaikan? Lebih dari itu,
permasalahan yang terjadi di dunia kelautan-perikanan
berhadapan dengan egosentris antardepartemen dalam
mengurus kavling masing-masing.
Selama ini peran Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) sebagai lokomotif pembangunan kelautan dan perikanan
Indonesia belum optimal. Hal ini dicerminkan oleh lemahnya
data perikanan Indonesia, kemiskinan masyarakat nelayan,
lemahnya armada tangkap nasional, maraknya aksi illegal
fishing (pencurian ikan) serta lemahnya penegakkan hukum,
birokrasi yang berbelit-belit dalam pelayanan perizinan
usaha perikanan, dan masih banyak lagi permasalahan
kelautan dan perikanan lainnya yang belum terselesaikan.
Oleh karena itu sangat wajar, bila masyarakat
perikanan di seluruh Indonesia mengharapkan terjadinya
perubahan yang signifikan di dunia kelautan dan perikanan.
Namun tidak bermaksud merendahkan kemampuan Menteri
Kelautan dan Perikanan yang baru, penulis masih ragu hal
ini dapat dituntaskan, karena permasalahan kelautan dan
perikanan sangat kompleks dan klasik, sehingga penulis
mengibaratkan permasalahan ini seperti “lagu lama, kopi
baru”. Artinya, masalah kelautan dan perikanan dari tahun
ke tahun adalah sama, tetapi kenapa kompleksitas
permasalahan tersebut tidak kunjung terselesaikan? Lebih
dari itu, permasalahan yang terjadi di dunia kelautan-
186
perikanan berhadapan dengan ego sentris antardepartemen
dalam mengurus kavling masing-masing.
Harapan tinggal harapan, karena kabinet telah
terbentuk dan akan menjalankan tugasnya selama lebih
kurang lima tahun. Yang harus kita lakukan sekarang ini
adalah memantau program-program kerja yang akan
dilaksanakan, serta memberikan tanggapan atas efektivitas
dan efisiensi keberhasilan program kerja tersebut. Akankah
di bawah nahkoda yang baru, dunia kelautan dan perikanan
Indonesia semakin terurus dan maju?
Permasalahan Klasik Seperti telah diuraikan
sebelumnya, bahwa permasalahan kelautan dan perikanan
Indonesia sangat kompleks. Lebih dari itu, permasalahan
tersebut bersifat klasik yang diwariskan dari tahun ke
tahun, sehingga ibarat dosa turun temurun. Adapun
permasalahan klasik yang terjadi di dunia kelautan dan
perikanan, di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, lemahnya data perikanan, khususnya untuk
data perikanan tangkap. Hingga saat ini, data perikanan
tangkap Indonesia diperoleh dari pendaratan hasil
tangkapan. Padahal tidak bisa dipungkiri bahwa tempat-
tempat pendataan ikan (Tempat Pelelangan Ikan/TPI) di
beberapa daerah hampir tidak ada atau keberadaannya tidak
merata. Kalau pun ada, fungsi TPI tidak berperan sehingga
mengakibatkan masyarakat nelayan terjebak permainan
tengkulak. Dengan demikian, TPI yang juga berfungsi
sebagai pencatat pendaratan ikan tidak berperan
187
sebagaimana mestinya. Selain itu, pihak pengusaha yang
mendaratkan ikannya juga kerap memberikan data yang tidak
sebenarnya alias di bawah data hasil tangkapan yang
diperoleh.
Lemahnya data perikanan tersebut akan berdampak pada
biasnya kebijakan yang akan dikeluarkan atau diputuskan.
Misalnya saja, di suatu daerah tidak memiliki TPI (Tempat
Pelelangan Ikan), sementara perizinan penangkapan ikan
terus dikeluarkan. Akibatnya adalah over-fishing dan
kemiskinan nelayan yang disertai konflik di wilayah laut
tersebut, baik konflik kelas sosial, konflik fishing
ground, maupun konflik identitas (primordial). Lebih dari
itu, lemahnya data perikanan tangkap tersebut berdampak
pada rawannya hubungan dagang internasional, karena
akuntabilitas dan akuratibilitas data harus dilandasi oleh
bukti ilmiah terbaik (the best scientific evidence)
sebagaimana yang dituangkan Pasal 61 UNCLOS 1982.
Ketentuan internasional lainnya yang mensyaratkan
bukti ilmiah terbaik, di antaranya yaitu Code of Conduct for
Responsible Fisheries (CCRF 1995), dan International Plan of Action-
Illegal Unreported Unregulated Fishing (IPOA-IUU 1999). Berdasarkan
ketentuan perikanan internasional itu, lemahnya data
perikanan dapat mengakibatkan kerawanan dalam perdagangan
perikanan Indonesia di pasar internasional. Namun
demikian, masalah lemahnya data perikanan Indonesia mulai
mendapatkan perhatian pemerintah pada Undang-undang
Perikanan yang baru disahkan, yaitu pada Bab VI tentang
188
Sistem Informasi Data Statistik Perikanan. Namun bagaimana
nanti aplikasinya? kita lihat nanti.
Kedua, kemiskinan masyarakat nelayan. Sebagaimana
kita ketahui bersama, bahwa masyarakat nelayan Indonesia
hingga saat ini masih terjebak dalam lingkaran kemiskinan
(vicious circle). Panjang pantai 81.000 km beserta
kekayaan sumberdaya alamnya, semestinya dapat
mensejahterakan masyarakat pesisir, khususnya nelayan.
Akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya, semakin panjang
pantai maka semakin banyak penduduk miskin di Indonesia.
Hal ini dikarenakan, wilayah pesisir dan pantai Indonesia
merupakan tempat atau kantung-kantung kemiskinan
masyarakat nelayan.
Secara teoritis, ada tiga hal yang menjadi penyebab
utama kemiskinan nelayan, yaitu alamiah (kondisi
lingkungan sumberdaya), kultural (budaya), dan struktural
(keberpihakan pemerintah). Dari ketiga penyebab itu,
masalah struktural merupakan faktor penting dan paling
dominan, sehingga sangat diperlukan kebijakan pemerintah
yang berpihak pada kehidupan masyarakat nelayan, khususnya
nelayan kecil (tradisional). Dengan demikian, kontinuitas
keberpihakan pemerintah yang diejawantahkan dengan
program-program pemberdayaan harus tetap digalakkan sesuai
Bab IX Undang-undang Perikanan yang baru. Tentu saja,
kebijakan yang ditujukan pada masyarakat nelayan harus
disesuaikan dengan karakteristik masyarakat serta
karakteristik sumberdaya (geografis)-nya.
189
Ketiga, lemahnya armada perikanan tangkap nasional.
Berbagai sumber menyebutkan bahwa dari 7.000 kapal ikan
yang beroperasi di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
(ZEEI), sekitar 70 persen di antaranya merupakan milik
asing. Selain itu, armada perikanan tangkap Indonesia
sebagian besar memiliki produktivitas yang amat rendah
yaitu hanya 8 ton/kapal/tahun. Penulis sangat sedih akan
data itu, ini memunculkan pertanyaan apakah pemerintah
tidak mempunyai kebijakan untuk menciptakan armada
perikanan tangkap nasional sebagai tuan rumah di negerinya
sendiri?
Keempat, permasalahan illegal fishing (pencurian
ikan) dan lemahnya penegakkan hukum yang telah
menghilangkan potensi ekspor perikanan Indonesia sebesar 4
miliar dolar AS. Selain merugikan negara, illegal fishing
juga merugikan nelayan tradisional karena mereka
menggunakan alat tangkap jenis trawl yang menyebabkan
kerusakan lingkungan laut yang berujung pada penciptaan
rendahnya pendapatan nelayan.
Kelima, pelayanan perizinan usaha perikanan yang
berbelit-belit dan syarat dengan pungutan liar. Sistem
perizinan dinilai juga kurang efisien dan cenderung
mempersulit. Dalam pembangunan perikanan masa depan,
orientasi kerakyatan terutama di masa tuntutan reformasi
harus menjadi tumpuan dalam mencapai target.Seperti yang
diberitakan Majalah Samudera (Edisi 19, Oktober 2004)
disebutkan bahwa total besaran biaya tambahan yang harus
190
dikeluarkan untuk setiap pembuatan perizinan kapal asing
agar bisa keluar cepat harus mengeluarkan uang berkisar Rp
40 juta sampai Rp 100 juta tergantung dari jenis alat
tangkap yang digunakan, daerah tangkapan, dan jumlah kapal
yang diurus.
Dengan demikian, sudah dapat dipastikan miliaran
rupiah uang siluman yang berkeliaran sejak dikeluarkannya
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No 46/Men/2001
tentang Pendaftaran Ulang Perizinan Usaha Penangkapan
Ikan. Padahal, izin itu bisa diselesaikan dalam jangka
waktu 16 hari tanpa biaya tambahan sesuai Pasal 9
Kepmenlutkan No 10 Tahun 2003 tentang Perizinan Usaha
Penangkapan Ikan.
Ke enam, Masalah Ekonomi dan Permodalan Untuk
memanfaatkan sumberdaya perikanan laut secara optimal dan
lestari masih terdapat banyak kendala yang dihadapi,
terutama menyangkut permodalan yang belum kondusif bagi
investasi usaha penangkapan ikan di Kalimantan Barat.
Untuk ke arah itu, maka kegiatan perikanan rakyat
seharusnya mendapatkan perhatian khusus. Pemberdayaan
perikanan rakyat (nelayan) melalui dukungan kelembagaan
dan permodalan merupakan solusi strategis untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi.
Mengingat profil masyarakat nelayan pada umumnya
masih berada pada tingkat dan posisi yang memprihatinkan,
maka dipandang perlu adanya program-program kemitraan yang
191
dapat secara langsung menyentuh pada kebutuhan yang
diperlukan oleh nelayan.
Oleh karena koperasi sampai saat ini belum banyak
memainkan peran, termasuk rendahnya kemampuan pemerintah
dalam mengalokasikan dana-dana program pemberdayaan, maka
sistem kemitraan sangat diperlukan dari berbagai pihak
dengan pola saling menguntungkan.
Ke tujuh, Pola Kemitraan Salah satu pola kemitraan
yang dapat dikembangkan adalah dengan sistim pola inti
rakyat dimana pengusaha sebagai mitra pembina dan nelayan
sebagai mitra binaan. Program kemitraan seperti ini,
dipandang dapat dikembangkan terutama dalam penyediaan
sarana dan prasarana
Selain itu pola tersebut dapat membantu modal kerja
nelayan, pembinaan managemen usaha, pemasaran, adopsi
teknnologi tepat guna dengan perjanjian kerjasama
kemitraan yang memihak pada nelayan tanpa merugikan mitra
pembina.
Dalam mengembangkan program kemitraan seperti ini,
pemerintah harus dapat menjadi fasilitator dengan
memberikan perlindungan dan jaminan keberpihakan kepada
kelompok nelayan melalui program kerjasama tersebut
sehingga dapat berlangsung langgeng dan berkembang dengan
baik.
Masalah pemasaran juga merupakan bagian yang sangat
penting bagi usaha penangkapan ikan, berkaitan dengan
192
sifat ikan itu sendiri yang mudah mengalami proses
pembusukan (perishable food).
Untuk menjaga tingkat kesegaran ikan yang dihasilkan
oleh nelayan agar sampai pada tingkat konsumen dengan
kualitas mutu yang baik, maka prinsip-prinsip dasar
penanganan ikan dengan mata rantai dingin (cold chain) mutlak
diperlukan dengan dukungan prasarana yang memadai kepada
nelayan.
Tuan Rumah di Laut Sendiri, Ada satu prinsip yang harus dipegang
dalam kebijakan perikanan dan kelautan saat ini dan yang
akan datang bahwa “Bagaimanapun juga nelayan Indonesia
harus mampu menjadi tuan rumah di lautnya sendiri”.
Untuk mencapai hal tersebut, maka harus diupayakan
mentransformasi para nelayan tradisional di Kalimantan
Barat menjadi nelayan modern yang tangguh untuk
memanfaatkan semua potensi sumberdaya ikan yang ada.
Selain itu dapat memainkan peran ganda dalam membantu
menjalankan fungsi pengawasan terhadap berbagai praktek
ilegal yang dilakukan di laut, terutama oleh nelayan-
nelayan kapal asing yang masih berseliwuran menangkap ikan
di perairan Indonesia tanpa dapat dihentikan.
Harapan-harapan tersebut memang tidaklah mudah
tercapai dengan berbagai macam permasalahan mendasar yang
masih tersimpan. Namun dengan keyakinan dan kekuatan yang
digalang dari semua pihak, maka sumberdaya perikanan laut
Indonesia khususnya di Kalimantan Barat dengan
keanekaragaman (diversity) yang melimpah dengan jumlah stok
193
yang sangat besar akan tetap memberi harapan dan peluang
yang sangat terbuka lebar untuk mewujudkannya.
BAB. X.
GOOD GOVERNANCE
194
A.PENDAHULUAN
Konsekuensi diterapkannya otonomi daerah dan
azas desentralisasi seperti yang diamanatkan UU No. 22
Tahun 1999 dan diperbaharui oleh UU No. 32 Tahun 2004,
lahirlah local government (pemerintah lokal) yang diberi
kewenangan untuk mengurusi kepentingan daerahnya. Urusan
mengenai rumah tangganya sendiri sering disebut otonomi,
sedangkan pemerintahannya disebut local government atau
pemerintah daerah yang mengurus rumah tangganya sendiri.
Pengelolaan segala urusannya itu seluruhnya ditangani atas
dasar kebijakan sendiri dan dibiayai dari sumber keuangan
sendiri. Sedangkan hubungan pemerintah pusat dengan
pemerintah lokal daerah adalah hubungan pengawasan saja.
Dari aspek tanggung jawab negara, pemerintah lokal daerah
merupakan organ pemerintahan negara yang statusnya berada
dalam kerangka sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Repuplik Indonesia (NKRI).
Local government (pemerintah daerah/lokal) dalam
praktek penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan publik, harus pula diiringi dengan penerapan
prinsip good governance (kepemerintahan atau tata
pemerintahan yang baik). Good governance merupakan proses
penyelenggaraan kekuasaan dalam menyediakan barang dan
jasa publik (public goods dan services.). Prinsip-prinsip good
governance antara lain adalah prinsip efektifitas
195
(effectiveness), keadilan, (equity), Partisipasi (participation),
Akuntabilitas (accountability) dan tranparansi (transparency).
Pada sisi lain, pemerintah daerah atau
lokal sebagai lembaga negara yang mengemban misi pemenuhan
kepentingan publik dituntut pula pertanggungjawaban
terhadap publik yang dilayaninya, artinya pemerintah lokal
harus menjalankan mekanisme pertanggungjawaban atas
tindakan dan pekerjaannya kepada publik yang acapkali
disebut menjalankan prinsip akuntabilitas (accountability).
Pemerintah daerah dituntut untuk menerapkan prinsip-
prinsip good governance. Dengan menerapkan prinsip-prinsip
good governance, diharapkan dalam menggunakan dan
melaksanakan kewenangan politik, ekonomi dan administratif
dapat diselenggarakan dengan baik. Oleh sebab itu dalam
prakteknya, konsep good governance harus ada dukungan
komitmen dari semua pihak yaitu negara (state)/pemerintah
(government), swasta (private) dan masyarakat (society).
C. PENGERTIAN;
Good Governance (tata pemerintahan yang baik) merupakan
praktek penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Good governance
telah menjadi isu sentral, dimana dengan adanya era
globalisasi tuntutan akan penyelenggaraan pemerintahan
yang baik adalah suatu keniscayaan seiring dengan
meningkatnya pengetahuan masyarakat.
196
UNDP mendefinisikan governance sebagai Penggunaan wewenang
ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada
semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses, dan
lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok masyarakat mengutarakan
kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan
menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.
Dari definisi tersebut governance meliputi 3 (tiga) domain
yaitu negara (pemerintah), dunia usaha (swasta) dan
masyarakat yang saling berinteraksi. Arti good dalam good
governance mengandung pengertian nilai yang menjunjung
tinggi keinginan rakyat, kemandirian, aspek fungsional dan
pemerintahan yang efektif dan efisien.
Selanjutnya UNDP menetapkan karakteristik prinsip good
governance sebagai berikut:
-Participation : Setiap warga negara mempunyai suara dalam
pembuatan keputusan
-Rule of law : Kerangka hukum harus adil terutama hukum
HAM
-Tranparency : Transparansi/keterbukaan dibangun atas
dasar kebebasan arus informasi
-Responsiveness : Lembaga dan proses harus mencoba untuk
melayani setiap pihak yang berkepentingan (stakeholders)
197
-Consensus orientation : Good governance menjadi perantara
kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan yang
terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.
-Effectiveness and effisiency : Proses dan lembaga
menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan
dengan sumber yang tersedia dengan baik
-Accountability : Pembuat keputusan, sektor swasta dan
masyarakat bertanggung jawab kepada publik dan lembaga
stakeholders
- Strategic vision : Para pemimpin dan publik harus
mempunyai perpektif good governance dan pengembangan
manusia yang luas serta jauh ke depan.
Atas dasar uraian tersebut, maka ke tiga domain yaitu
negara/pemerintah, dunia usaha/swasta dan masyarakat harus
menjaga kesinergian dalam rangka mencapai tujuan, karena
ketiga domain ini merupakan sebuah sistem yang saling
ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.
Tata pemerintahan yang baik (good governance) adalah suatu
kesepakatan menyangkut pengaturan negara yang diciptakan
bersama oleh pemerintah, masyarakat madani, dan swasta.
Untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik perlu
dibangun dialog antara pelaku-pelaku penting dalam Negara,
agar semua pihak merasa memiliki tata pengaturan tersebut.
Tanpa kesepakatan yang dilahirkan dari dialog,
198
kesejahteraan tidak akan tercapai karena aspirasi politik
maupun ekonomi rakyat pasti tersumbat. Terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah bahwa
masyarakat dapat menilai dan memilih, bahkan meminta jasa
layanan yang lebih baik.
Pembangunan adalah proses perubahan yang bersifat dinamis,
sehingga memungkinkan terjadi pergeseran peran
stakeholders termasuk peran pemerintah, swasta dan
masyarakat. Fungsi peran yang telah ditetapkan perlu
selalu dikaji ulang (review), agar fungsi peran dan peranan
yang dilaksanakan memberikan konstribusi yang lebih
berarti bagi stakeholders lain maupun pada proses
pembangunan sesuai dengan amanat yang tersurat dan
tersirat dalam prinsip-prinsip good governance. Studi
tentang pelaksanaan good governane di setiap
kota/kabupaten yang melibatkan peran dan peranan
Pemerintah, swasta dan masyarakat akan memberikan
implikasi yang sangat bermakna terhadap upaya peningkatan
kondisi good governance.
Menurut Erna Witular (2005), bahwa salah satu ukuran tata
pemerintahan yang baik adalah terdapatnya pengaturan
perilaku/peranan yang dapat diterima sektor publik, swasta
dan masyarakat, yaitu :
199
-Pengaturan di dalam sektor publik antara lain menyangkut
keseimbangan kekuasaan antara eksekutif, legislatif dan
yudikatif.
-Sektor swasta mengelola pasar berdasarkan kesepakatan
bersama, termasuk mengatur perusahaan kecil, besar,
koperasi, multinasional/nasional
-Masyarakat madani mengatur kelompok-kelompok yang berbeda
seperti agama, kelompok olahraga, kesenian dan lain-lain
Proses pembangunan yang bertumpu pada peningkatan layanan
publik dan kesejahteraan masyarakat akan tercapai apabila
subyek dan objek pembangunan dan kesejahteraan masyarakat
saling bekerjasama dengan acuan/pedoman, persepsi dan
indikator kemajuan pembangunan yang disepakati (konsensus)
bersama. Konsep good governance melalui prinsip-prinsipnya
harus dirancang agar seluruh objek dan subjek pembangunan
terlibat secara langsung dalam proses pembangunan sesuai
dengan peran dan peranannya, sehingga upaya peningkatan
layanan publik dan kesejahteraan masyarakat akan lebih
optimal.
Tata Pemerintahan mempunyai makna yang jauh lebih luas
dari pemerintahan. Tata pemerintahan menyangkut cara cara
yang disetujui bersama dalam mengatur pemerintahan dan
kesepakatan yang dicapai antara individu, masyarakat
madani, lembaga-lembaga masyarakat dan pihak swasta. Dalam
hal ini semua pelaku harus saling tahu apa yang dilakukan
200
oleh pelaku lainnya. Hal ini dapat dilakukan melalui
dialog agar pelaku memahi perbedaan di antara mereka.
Selanjutnya dinyatakan pula bahwa masyarakat dapat
terlibat dalam tata pemerintahan yang baik dengan
-Mengawasi sektor publik/pemerintah dan sektor swasta
serta memberikan masukan-masukan yang konstruktif,
-Terlibat dalam proses pembangunan yang menyangkut dirinya
sendiri dan masyarakat. Keterlibatan tersebut dapat
melalui pembentukan paguyuban-paguyuban, LSM yang berperan
aktif dalam proses pembangunan di wilayahnya. Oleh sebab
itu penerapan prinsip-prinsip good governance mempunyai
manfaat yang signifikan untuk perbaikan layanan publik dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://bandungvariety.wordpress.com/2008/04/10/good-
governance-menurut-rangkumanku/