BIOETANOL (UMBI UWI) ENERGI MASA DEPAN

32
Energi Alternatif PROSPEKTIF UWI (Dioscorea sp) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL Diajukan untuk Mengikuti Kompetisi LKTI SMA/sederajat tingkat Nasional 2014 Pekan Ilmiah Fisika (PIF) XXV Nasional 2014 Diusulkan Oleh : Raden Muhammad Ridhwan Satria Kumara (14074) Anugrah Harri Ramadhan (14012) SEKOLAH MENENGAH ATAS ISLAM TERPADU IQRA’ KOTA BENGKULU i

Transcript of BIOETANOL (UMBI UWI) ENERGI MASA DEPAN

Energi Alternatif

PROSPEKTIF UWI (Dioscorea sp) SEBAGAI BAHAN BAKU

PEMBUATAN BIOETANOL

Diajukan untuk Mengikuti Kompetisi

LKTI SMA/sederajat tingkat Nasional 2014

Pekan Ilmiah Fisika (PIF) XXV Nasional 2014

Diusulkan Oleh :

Raden Muhammad Ridhwan Satria Kumara (14074)

Anugrah Harri Ramadhan (14012)

SEKOLAH MENENGAH ATAS ISLAM TERPADU IQRA’

KOTA BENGKULU

i

2014

LEMBAR PENGESAHAN

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT NASIONAL

PEKAN ILMIAH FISIKA (PIF) XXV TAHUN 2014

1. Judul Naskah :Prospektif Uwi (Dioscorea sp)

Sebagai Bahan Baku

Pembuatan Bioetanol

2. Sub Tema :Energi Alternatif

3. Ketua Tim

a. Nama Lengkap : Raden Muhammad Ridhwan Satria

Kumara

b. NIS :14074

c. Nama Sekolah : SMA IT IQRA’ Kota Bengkulu

d. Jurusan : IPS

e. Alamat Rumah : Kemiling permai, Kec.Selabar,

Kel.Pekan Sabtu

f. Email : [email protected]

g. No Handphone : 08117334271

4. Nama anggota : Anugrah Harri Ramadhan

5. Guru Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar : Suhendra, STP

b. NIP : -

ii

Guru Pembimbing

(Suhendra, STP)

Bengkulu, 24

September 2014

Ketua Tim

(Raden Muhammad

Ridhwan Satria

Kumara)Mengetahui,

Kepala Sekolah

(Apriadi Haryono,

M.Pd.Si)

Surat Pernyataan

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Raden Muhammad Ridwan Satria Kumara

NIS : 14074

Sebagai Ketua Kelompok

2. Nama : Anugrah Harri Ramadhan

NIS : 14012

Sebagai Anggota Kelompok

Judul karya Tulis : Prospektif Uwi (Dioscorea sp) Sebagai

Bahan Baku Pembuatan Bioetanol

iii

Menyatakan bahwa karya tersebut asli buatan

sendiri, bukan jiplakan dan belum pernah menjuarai

lomba sejenis.

Pernyatan ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

Apabila dikemudian hari terbukti tidak benar, saya

bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh pihak

panitia LKTI SMA/Sederajat Tingkat Nasional PIF XXV

Nasional 2014 FMIPA Unnes.

Bengkulu, 24 September

2014

Ketua Kelompok,

(Raden Muhammad Ridhwan

Satria Kumara)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

iv

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,

karena dengan pertolongannya kami dapat menyelesaiakan

karya ilmiah yang berjudul ‘Prospektif (Dioscorea sp)

Sebagai Bahan Baku Bioetanol’. Meskipun banyak

rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses

pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya

dengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada guru

pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan

proyek ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih

kepada teman-teman yang juga sudah memberi informasi

baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan

karya ilmiah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada

masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu kami

berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu

yang berguna bagi kita bersama.

Semoga karya ilmiah yang kami buat ini dapat

membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi,

aamiinn

Wassalamualaikum wr.wb

Bengkulu, 24 September

2014

v

Penulis

PROSPEKTIF UWI ( Dioscorea sp) SEBAGAI BAHAN BAKUPEMBUATAN BIOETANOL

Raden.M.Ridhwan Satria Kumara, Anugrah Harri Ramadhan

Guru Pembimbing: Suhendra, S.TP.

Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Iqra', KotaBengkulu

ABSTRAK

Menurut para ahli bahan bakar fosil di perkirakan akanhabis dalam kurun waktu 30 tahun lagi, bahan bakar gasakan habis dalam kurun waktu 70-80 tahun dan bahanbakar padat dalam 120 tahun oleh karenanya, pentinguntuk mengembangkan sumber energi terbarukan berbasishayati.

Salah satu alternatif tersebut adalahbioetanol.Bioetanol dapat dibuat dari zat pati atauamilum. Umumnya zat pati atau amilum untuk bioetanolyang diperoleh dari umbi-umbian. Umbi uwi (dioscorea sp)adalah jenis umbi prospek yang dapat dikembangkanmenjadi sumber bioetanol. Umbi uwi mengandungkarbohidrat sampai 22,2 gram, dengan kemampuan produksimencapai 60-70 ton/ha. Umbi uwi juga mudahdibudidayakan, tahan simpan, dan proses pembuatanetanol dari uwi menyerupai pembuatan etanol dari umbi

vi

lain. Melihat angka produksi uwi dan kandungankarbohidrat yang tinggi, maka uwi memiliki peluang yangbaik untuk menjadi salah satu sumber energi alternatifdi indonesia.

Kata Kunci: Bahan bakar, Uwi, Dioscorea sp, Bioetanol

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................

...................................................iv

ABSTRAK ........................................... v

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1...................................... La

tar Belakang.......................... 1

1.2...................................... Ru

musan Masalah......................... 2

vii

1.3...................................... Tu

juan Penulisan........................ 2

1.4...................................... Ma

nfaat Penulisan....................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bioetanol........................... 4

2.2. Morfologi Uwi....................... 4

BAB III METODE PENULISAN.................. 6

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Kelebihan dan Kekurangan Uwi Sebagai

Sumber Bioetanol .8

4.2. Peluang Uwi Sebagai Bahan Baku Bioetanol

.......................................9

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan..........................

.......................................12

5.2. Saran...............................

.......................................12

DAFTAR PUSTAKA.....................................

...................................................13

LAMPIRAN...........................................

...................................................15

viii

ix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan bakar merupakan sumber energi yang sangat

dibutuhkan oleh manusia. Bahan bakar digunakan pada

banyak sendi kehidupan, mulai dari transportasi,

mesin industri, produksi bahan bakar olahan pangan

sampai nonpangan. Saat ini, bahan bakar sebagai

sumber energi tersebut masih didominasi oleh bahan

bakar fosil. Padahal bahan bakar fosil merupakan

bahan bakar yang tidak terbarukan dan terbatas

jumlahnya, karena ketersediaannya yang semakin

tipis.

Bahan bakar fosil yang ada pada saat ini, tidak

dapat di harapkan lagi. Menurut para ahli bahan

bakar fosil di perkirakan akan habis dalam kurun 30

tahun, bahan bakar gas akan habis dalam kurun waktu

70-80 tahun, dan bahan bakar padat dalam 120 tahun.

Oleh krenanya penting untuk mengembangkan sumber

energi terbaharukan berbasis hayati. Salah satu

energi alternatif yang dikembangkan adalah bioetanol

(Wardana, 2004).

Bioetanol mempunyai beberapa kelebihan dibanding

bahan bakar minyak bumi. Bioetanol sangat mudah

terbakar dan memiliki kalor bakar netto yang besar,

1

yaitu 2/3 dari kalor bahan bensin. Kalor bakar

etanol adalah 21,03 MJ/liter sedangkan bensin 30

MJ/liter(Mukaromah et al.2006 dalam Nurfiana et a.l, 2009).

Bioetanol dapat dibuat dari zat pati (C6H6O5) yang

dihidrolisa menjadi glukosa kemudian difermentasi

dengan mikrooganisme Saccharomyces cerevisiae pada

temperatur 27-30oC (suhu kamar). Zat pati untuk bahan

baku bioetanol berasal dari umbi-umbian seperti ubi

kayu, umbi garut, gembili, suweg, uwi (Ubi kelapa).

Uwi diketahui memiliki kandungan karbohidrat sebesar

22,2 gram(Food and nutrition institute 1997 dalam

Noche et al., 2011) dengan angka produksi dapat mencapai

60-70 ton/ha (Gurnah 1974, Martin 1972). Melihat

angka produksi yang cukup besar, serta kandungan

karbohidratnya, uwi dapat dimanfaatkan sebagai salah

satu sumber bioetanol di Indonesia. Karena semakin

banyak variasi sumber bahan baku pembuatan

bioetanol, akan semakin mempercepat perwujudan

Indonesia menjadi negara mandiri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,

maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada sebaga

berikut:

1. Apa saja kelebihan uwi sehingga membuatnya

layak menjadi salah satu alternatif dalam

2

memperkaya penyediaan sumber bahan baku pmbuatan

bioetanol?

2. Apa saja kelemahan uwi sebagai bahan baku

bioetanol?

3. Bagaimana peluang uwi sebagai bahan baku

bioetanol?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah sebagai

berikut:

1. Mengetahui dan memberi gambaran kelebihan uwi

sebagai bahan baku bioetanol

2. Memberi gambaran kelemahan terkini pada uwi

untuk bahan baku bioetanol.

3.Mengetahui peluang uwi sebagai bahan baku

bioetanol.

1.4 Manfaat yang Ingin Dicapai

Karya tulis ini adalah refleksi kegelisahan dalam

menghadapi gejolak kenaikkan bahan bakar minyak

fosil. Sekaligus optimisme bahwa suatu saat dalam

waktu yang tidak terlalu lama, bangsa ini akan

disegani di dunia. Sehingga manfaat yag ingin di

capai dari keberadaan tulisan ini adalah munculnya

semangat menggali sumber daya alam dan sumber daya

manusia di Indonesia untuk menuju Indonesia

mandiri energi . Serta lebih memicu lebih banyak

lagi aktivitas riset lanjutan berkenaan dengan

3

bahan bakar alternatif khususnya uwi, baik aspek

budidaya maupun pengolahannya. Mengingat referensi

mengenai uwi sebagai bahan baku energi alternatif

masih terbata

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) cenderung semakin

meningkat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Pada

tahun 2010 menurut kementrian energi dan sumber daya

mineral/ESDM 2011, konsumsi BBM mencapai 61.730 ribu

kiloliter (+388.241 ribu setara barel minyak).

Sementara itu, cadangan minyak bumi semakin menurun dan

di tahun 2010 tinggal 7,76 milyar barel. Oleh karena

itu, pencarian dan pengembangan energi baru dan energi

terbarukan menjadi agenda utama bidang energi di

Indonesia untuk mencapai kedaulatan energi (Kuswantoro,

et al,. 2011).

Biofuel atau Bahan Bakar Nabati (BBN) merupakan salah

satu sumber energi terbarukan yang paling menjajikan

sebagai subtitusi BBM fosil. Biofuel adalah bahan bakar

yang berasal dari pengolahan biomassa, oleh karena itu

biofuel sering disebut juga energi hijau karena asal-

usul dan emisinya bersifat ramah lingkungan dan tidak

menyebabkan peningkatan pemanasan global secara

4

signifikan. Biofuel yang populer dewasa ini adalah

biodisel dan bioetanol. Biodisel diperuntukan bagi

mesin disel, diperoleh dari hasil proses esterifikasi-

transesterifikasi atau transesterifikasi langsung

minyak atau lemak. Sedangkan bioetanol sebagai aditif

atau subtitusi premium dibuat sari proses hidrolisis,

fermentasi, dan distilasi biomassa berpati (Wijaya,

2011)

Daalam kasus kelangkaan BBM fosil, pemerintah mulai

giat memfokuskan pengembangan energi alternatif pada

penggunaan bioetanol. Etanol sebagai bahan bakar adalah

pilihan tepat karena etanol memenuhi persyaratan

sebagai bahan bakar transportasi, yaitu mudah

penanganan (handling) dan tinggi kandungan energinya

dalam satuan massa dan volume. Bahan baku untuk

membuat bioetanol adalah hasil pertanian berupa

karbohidrat yang terbagi menjadi tiga golongan, pertama

yaitu bahan yang mengandung turunan gula antara lain

molase, gula tebu, gula bit, dan sari buah anggur.

Kedua bahan yang mengandug selulosa seperti kayu,kapas,

dan limbah pertanian lain seperti bagase dan tandan

kosong kelapa sawit (Hambali, 2006)

Sampai saat ini, pengembangan bahan bakar nabati di

Indonesia masih didominasi oleh pemanfaatan bahan baku

sumber pangan. Menurut Prastowo (2006) dalam Bustaman

(2009) untuk dijadikan bahan bakar nabati dapat di

5

proses dari : kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, tebu,

sagu, dan ubi kayu. Khusus untuk produksi biodiesel

tanaman jarak pagar dapat dipilih karena tanaman ini

tidak bersaing dengan tanaman penghasil pangan, tidak

dimakan binatang karena beracun. Tanaman ini mudah

beradaptasi di lapangan, pertimbangan lingkungan untuk

mengurangi polusi, tidak tergantung dengan bahan bakar

fosil, kesempatan bisnis baru untuk pendapatan petani

dan kegiatan produk bahan bakar lebih

terdesentralisasi.

2.1 Bioetanol

Etanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia yang berasal

dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat

menggunakan bantuan mikroganisme. Karena pembuatanya

menggunakan proses biologis, produk etanol yang di

hasilkan di beri nama bioetanol (Yudiarto,et al., 2007).

Potensi pemakain etanol yang cukup bagus adalah sebagai

campuran BBM untuk sektor transportasi. Etanol cocok

untuk adikatif pada bahan karena bahan bakar karena

kandungan oksigen tinggi (35%) sehingga pembakaran

lebih sempurna. Etanol sebagai bahan bakar juga ramah

lingkungan karena menghasilkan emisi gas karbon

monoksida yang lebih rendah 19-25% dibandingkan BBM.

Etanol bersifat terbarukan (renewable).

Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang dapat

di peroleh dari fermentasi bahan berpati seperti uwi,

6

yang potensi produksinya dapat mencapai 60-70 ton/ha

(Gurnah,1974;Martin,1972) serta umbinya mengandung

bahan kering kurang lebih 25% (Sobulo,1972).

2.2 Morfologi Uwi

Uwi merupakan tumbuhan yang menghasilkan umbi, hidup

semusim dan merambat. Uwi di kenal dalam bahasa daerah,

yaitu: Uwi (jawa), Huwi (sunda), Obi (madura), Ubi

(Sumatera/Melayu), Same (Sulawesi Selatan), Lutu

(Kepulaun Maluku) (Heyne,1988 dalam Budoyo,2010)

Uwi dikenal di seluruh wilayah Indonesia terutama di

wilayah Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Jawa, sebagai

pengganti beras atau sagu pada masa paceklik.Tumbuhan

Dioscorea sp dalam bahasa inggris disebut Greater Yam, Water

yam, dan Ten-Months-Yam. Di indonesia dikenal dengan nama

Uwi (Balitbang Deptan, 2005).

Taksonomi Uwi sebagai berikut:

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Ordo : Liliales

Familia : Dioscoreaceae

Genus : Dioscorea

Spesies : Dioscorea sp (Tjitrosoepomo, 2002)

Genus Dioscorea terdiri atas kurang lebih 600 spesies,diantaranya ada 50-60 spesies dibudidayakan untuk bahanpangan dan obat-obatan (Corsey, 1976.). Hampir 90%produksi uwi dihasilkan di Asia (Norman et al.,1995).

7

Spesies- spesies Dioscorea yang sudah dikenal diIndonesia adalah D.alata L, D.bulbifera L, D. esculenta,D.nummuluria, dan D.penthaphyla (Onwueme, 1996).

Gambar 1. a) Tanaman Uwi, b) Umbi Uwi

BAB III

METODE PENULISAN

Metode penulisan karya tulis ini merupakan telaah

pustaka, dan bukan eksperimental. Penulisan diawali

dengan penetapan judul berdasarkan topik yang relavan.

Setelah menemukan judul yang sesuai dilakukan

pengkajian dengan mengumpulkan sebanyak mungkin

referensi terkait, untuk di jadikan acuan kemungkinan

tulisan dapat di tuntaskan. Setelah itu masuk pada

tahap penulisan dengan mengumpulkan referensi dari

8

a b

artikel. Dari referensi itu mulai di bentuk kerangka

tulisan, sampai pada proses menulis setiap bagian

secara runut sesuai format yang di tetapkan.

Pengolahan data dan informasi dilakukan dengan memilih

referensi yang relevan dengan kerangka dasar tulisan.

Ini dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya

penjabaran yang “keluar konteks”. Kemudian dilakukan

proses sinkronisasi antara data yang telah dipilih,

hingga masuk pada tahap analisis dan sintesis.

Pada bagian analisis dan sintesis, dimulai dengan

penjabaran potensi uwi sebagai bahan baku bioetanol dan

proses pembuatan uwi sebagai etanol. Kemudian

penjabaran lebih lanjut mengenai kelebihan dan

kelemahan uwi sebagai bahan baku bioetanol. Semua sub

pembahasan di padukan sehingga akan menjadi satu

kesatuan pembahasan yang memperjelas dan menjawab

perumusan masalah.

Kesimpulan diambil berdasarkan kesesuain analisis-

sintesis dengan perumusan masalah, serta penjabaran

inti sari tulisan sesuai dengan tujuan awal yang ingin

di capai. Rekomendasi dibuat berdasarkan kemungkinan

tindak lanjut yang dapat dilakukan. Serta membaca

kelemahan secara keseluruhan untuk maksud perbaikan

pada penanganan lanjutan tulisan, agar menjadi bahan

rujukan untuk riset yang lebih serius lagi.

9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Presentase karbohidrat dalam umbi dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan apakah suatu umbi dapat

dijadikan sumber bioetanol atau tidak. Karena dengan

jumlah karbohidrat lebih banyak,memungkinkan untuk

menghasilkan etano yang lebih banyak pula. Uwi memiliki

kandungan karbohidrat sampai 22,2 gram (Food Nutrition

Institute 1997 dalam Noche et al., 2011) dengan potensi

produksi dapat mencapai 60-70 ton/ha (Gurnah 1974;

Martin, 1972)

Uwi banyak di temukan di sebagian besar daerah di

kalimantan dan pulau jawa, dan merupakan potensi alam

lokal yang belum di berdayakan. Uwi mempunyai potensi

besar untuk menjadi sumber bahan bakar nabati

terbarukan dan dapat di manfaatkan oleh masyarakat

Indonesia. Apalagi proses pembuatan bioetanol uwi yang

tergolong sederhana.

Sebagai ilustrasi, proses pembuatan etanol dari uwi

adalah sebagai berikut lihat gambar 2 di bawah ini:

10

Gambar 2. Ilustasi pembuatan bioetanol dari uwi

4.1 Kelebihan dan Kekurangan Uwi sebagai Sumber

Bioetanol

Tinggi rendahnya kadar gula dan kadar alkohol setiap

gramnya dipengaruhi oleh banyak sedikit kandungan

karbohidrat . hal ini menunjukkan bahwa kadar

karbohidrat yang lebih tinggi mempengaruhi kadar

alkohol yang di hasilkan dalam proses fermentasi

karbohidrat (Sriyanti,2003). Uwi juga memiliki

potensi yang cukup bagus sebagai bahan baku

bioetanol. Hasil uwi sekitar 10-50 ton/tahun dan

mempunyai kadar etanol 2000-7000 liter/tahun

(Prihandana rama et.al., 2008) uwi juga mengandung air

sekitar 60%, pati 25%-35%, serta protein, mineral,

serat, kalsium, folfat, karbohidrat, glukosa,

11

selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai pembuatan

etanol. Hal ini di karenakan bioetanol tersebut

bersumber dari karbohidrat yang potensial.

Uwi sebagai bahan fuel grade ethanol (FGE) memiliki sifat

varietas yaitu berkadar pati tinggi, potensi hasil

tinggi, tahan cekaman biotik dan abiotik dan

fleksibel dalam usaha tani dan umur panen

(Masharianto, 2012)

Pada tahap aplikasi tingkat lanjut pemanfaatan uwi

sebagai bahan baku bioetanol mengalami beberapa

hambatan teknis. Masih sedikitnya penelitian intensif

mengenai pemanfaatan uwi sebagai bahan baku bioetanol

melambat.

Perlu waktu lebih lama sebelum masa produksi

bioetanol uwi dapat dilakukan, yakni waktu untuk

mengkaji dan menemukan metode paling sesuai untuk

hasil paling optimal seperti pengaruh jenis uwi dan

ragi fermentasi terhadap kadar etanol yang akan di

peroleh, dan rendemen yang dihasilkan dari pengolahan

uwi menjadi etanol. Hal ini berkenaan dengan budidaya

juga demikian, seperti alternatif metode budi daya

uwiuntuk terapan berbagai jenis lahan untuk hasil

produksi optimal, serta banyak lagi hal berhubungan

dengan uwi yang belum dikaji.

Setelah masalah yang berkenaan dengan penelitian,

masalah yang nanti akan di temui adalah dalam masalah

12

sosialisai budidaya uwi secara besar-besaran.

Diperlukan kekuatan dukungan berbagai kalangan

seperti pemerintah,lembaga penelitian/badan

penelitian, akademisi, pengusaha, untuk tidak hanya

meyakinkan petani agar membudidayakan uwi, namun juga

menjamin adanya manfaat lebih yang akan diperoleh

paska budidaya. Lebih dari itu, agen-agen juga

menjadi pertimbangan tersendiri. Karena misi menjadi

negara mandiri energi yang terus meningkat penggunaan

bahan bakar nabati bukan misi yang sederhana. Uwi

termasuk umbi minoritas yang belum banyak

dibudidayakan dan dimanfaatkan, sehingga perlu

sosialisasi dan usaha keras berbagai elemen untuk

tahap sosialisasi budidayanya. Pengkayaan sumber

bahan baku biofuel serta pengoptimalannya, adalah

proses yang memerlukan perhatian dalam jangka

panjang. Hingga target peningkatan peran pemanfaatan

energi hijau hingga 4,4% pada tahun 2025 dapat

dicapai.

4.2 Peluang Uwi sebagai Bahan Baku Bioetanol

Pengambangan boetanol sebagai penyongkong kebutuhan

energi nasional buka sekedar upaya penghematan

energi. Dalam kaitannya dengan pemenuhan bahan bakar

minyak Indonesia, agar dapat mengurangi impor BBM

yang mencapai 500.000 barel per harinya (Rista,

2011), maka diperlukan produksi besar-besaran

13

bioetanol. Untuk 1 ha uwi yang dapat berproduksi

optimal sampai 70 ton, ditaksir dapat menghasilkan

sekitar 7.000 liter etanol (±60 barel) dengan

penghitungan kadar etanol optimal menggunakan ragi

10% (100 gram uwi dapat menghasilkan etanol sebanyak

51%) (Dian, 2011)

Untuk pemenuhan perhari energi mix 5% bioetanol,

diperlukan sampai 416 ton uwi setiap harinya. Jumlah

ini tentu sangat besar, terlebih menghitung umur

produksi uwi yang sampai 9 bulan. Tetapi hasil etanol

ini cukup besar dibanding dengan pembuatan etanol

dari umbi lain yang produktivitasnya lebih rendah dan

kandungan karbohidratnya lebih rendah pula.

Proses pengkayaan bioetanol dapat menjadi langkah

strategis untuk pemenuhan 5% energi mix bioetanol

setiap harinya. Selain itu, sinegritas antara

produksi etanol sekala kecil menengah dengan produksi

etanol skala besar juga dapat di terapkan. Seperti

penghimbauan pembuatan etanol skala rumah tangga atau

kecil yang dapat ditempuh untuk memenuhi kebutuhan

etanol setiap hari.

Model pengembangan untuk bioetanol, dapat dilakukan

dengan mengadopsi beberapa pola berikut (Bustaman,

2008):

a. Pola usaha rumah tangga

14

Model pengembangan ini bertujuan untuk mengurangi

penderitaan masyarakat kecil akibat kenaikan harga atau

kelangkaan bensin. Dalam pola ini, masyarakat pemilik

lahan atau kelompo- kelompok petani dapat berkerjasama

menanam uwi di lahan mereka dengan beberapa tahap

penanaman secara rotasi atau berkala, dengan tujuan

agar umbi selalu tersedia. Masyarakat dan kelompok

petani diberi pelatihan pembuatan bioetanol dan

pelatihan pengolahan kelompok atau organisasi kecil

mereka. Misal dalam pembagian tugas pengelolahan bahan

baku untuk bioetanol.

b. Pola usaha mikro dan kecil

Model pengembangan ini diarahkan untuk perkebunan

rakyat dan industri kecil. Tujuan utamanya untuk

pemenuhan kebutuahan bensin pada usaha transportasi

(angkot, truk pengangkut, ojek). Usaha ini sangat baik

dilakukan pada wilayah yang dekat dengan pasar lokal

seperti pinggiran kota, kecamatan, atau kabupaten.

Kebutuhan utama dalam pola ini adalah lahan yang luas

untuk menanam uwi dalam jumlah banyak. Apabila 7 ton

uwi dapat menghasilkan bioetanol dan usaha ini ingin

menhasilkan 70 liter perhari, maka dibutuhkan 700

kilogram umbi uwi. Sehingga dalam sehari pengusaha

kecil dan mikro dapat memanen 700 kilogram umbi uwi.

c. Pola komersial

Model pengembangan ini diarahkan untuk perusahaan besar

dengan daya saing produk (mutu) yang tinggi. Produk ini

15

sangat baik untuk dijual seperti ke peramina atau

industri. Pada pola ini, uwi ditanam dalam sekala yang

lebih besar (10.000 - 50.000 ha) dengan pengolahan

dilakukan dengan secara industri dengan persyaratan

mutu tinggi. Kemudian produk dijual ke pertamina untuk

mengurangi angka impor bahan bakar minyak.

d. Pola plasma dan inti

Model pengembangan ini ditujukan untuk meningkatkan

efesiensi biaya. Usaha ini dikelola dengan prinsip

ekonomi dan manajemen secara komersial. Dalam skala

propinsi, usaha ini akan baik jika di fasilitasi oleh

pemerintah daerah atau swasta. Industri dengan

kebutuhan bioetanol tinggi (misalnya pertamina)

mempunyai lahan tersendiri atau sewa, selain itu juga

dapat membeli bahan baku bioetanol dari berbagai

sumber. Kemudian pengelolahan dilakukan dalam unit

proses milik sendiri, dan produk dimanfaatkan sendiri

untuk menekan biaya bahan bakar atau menekan biaya

marjin keuntungan yang lebih besar.

Arah pengembangan uwi sebagaimana pola pengembangan

di atas digambarkan pada gambar 3 :

16

Gambar 3. Arah pengelolahan Tanaman uwi

BAB V

PENUTUP

17

Tanaman Uwi

Lahan Rakyat Lahan khusus:Swasta dan

Pengelolahan/industri kecil

bioatanol

Penglolahan/industri besar

bioetanol

Nonkomersial/konsumsisendiri/konsimsi

Komersial "Non SPBUPertamina"

Komersial " SPBUPertamina (E - 10)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan urain sebelumya,maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Keunggulan uwi sebagai bahan baku alternatif

boietanol adalah kandungan karbohidratnya, potensi

pruduksi yang tinggi, syarat tumbuhnya luas, mudah

di budidayakan, tahan simpan, dan proses pembuatan

etanol dari uwi menyerupai pembuatan etanol pada

jenis umbi lain.

2. Kelemahan uwi untuk menjadi bahan baku bioetanol

adalah uwi temasuk umbi minoritas yang belum

banyak dibudidayakan dan di manfaatkan, sehingga

perlu sosialisasi dan usaha keras berbagai elemen

untuk tahap sosialisasi budidayanya.

3. Melihat potensi uwi yang tinggi dan dapat

menghasilkan etanol dalam jumlah yang banyak, maka

uwi memiliki peluang yang baik sebagai bahan baku

bioetanol.

5.2 Saran

Indonesia memiliki begitu banyak ragam umbi-umbianminoritas yang belum banyak dikaji dan dimanfaatkansehingga perlu pengkajian lebih lanjut soalefesiensi umbi-umbian tersebut. Khususnya uwi,untuk menjadi sumber bahan baku bioetanol diIndonesia

18

DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Departemen Pertanian (Balitbang Deptan).

2005. Mengenal Plasma Nutfah Tanaman Pangan.

(http://biogen.litbang.deptan.go.id./).

Budoyo, S. 2010. Kandungan Karbohidrat dan Pola Pita Isozim pada

Varietas Lokal Ubi Kelapa (Dioscorea alata) di Kabupaten

Karanganyar. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas

Maret

Bustaman, S. 2008. Strategi pengembangan Bio- etanol Berbasis

Sagu di Maluku"J. Prespektif.

Coursey, D.G 1976. Dioscorea sp.( Dioscoreaceae). di dalam

Simons (ed): Evolution of Corp Plant. London.

Dian. 2011. Pemanfaatan Umbi Uwi (Dioscorea alata L) sebagai

Bahan Baku Pembuatan Bioetanol dengan Fermentasi oleh

Sacharomyces cereviceae. Program Diploma Fakultas

Teknik, Universitas Diponegoro. Semarang.

Gurnah, A.M. 1974. Effect of spacing, sett weight and fertilizers on

yeald and yeald components in yam. Experimental Agriculture

19

Hambali, E. 2006. Partisipasi Perguruan Tinggi dalam

Pengembangan Biodisel dan Bioethanol di Indonesia. Prosiding

Workshop Nasional Bisnis Biodisel dan Bioethanol di

Indonesia: Jakarta

Kuswantoro,D.P., Rostiwati, T., dan Effendi.R. 2011.

Pengembangan Hutan Rakyat Agroforestri Nyamplung sebagai

Sumber Bahan Bakar Biofuel. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan.

Mashrianto 2012

Noche. C.F., Dennis V.C., dan Florendo P.F.2011. Effect of

Pretreatment and Geometry on the Thermophysical Propertis of Raw

Ubi( Dioscorea alata L). Article Philipine Science Letters

Norman, M.J.T., Pearson, C.I.,Searle, P.G.E. 1995. The

Ecology of Tropical Food Crops. Cambridge Univ. Press:

Australia.

Nurfiana, F., Umi M., Vicki, C.J., dan Sugili P. 2009.

Pembuatan Bioetanol dari Biji Durian sebagai Sumber Energi

Alternatif. Prosiding: Seminar Nasional V SDM Teknologi

Nuklir, Yogyakarta.

Onwueme. I.E. 1996 Dioscorea L. di dalam M. Flach, F.

Rumawas (Eds) : Plant Resource of South East Asia (PROSEA).

Bogor, Indonesia.

Rista ,R.D. 2011. "Tiap Hari Indonesia Impor BBM

500.000 Barel".

http:/finance.detik.com/read/2012/04/203221/1890362

/1034/tiap-hari-indonesia-impor-bbm-500000-barel.

20

Sobulo, R.A. 1972. Studies on white yam (Dioscorea

rotundata).J.Experimental Agriculture.

Sriyanti. 2003. Studi Komparatif Kadar Gula dan Alkohol Pada Tape

Singkong dengan Varietas yang Berbeda. FKIP Jurusasn

Biologi UMS: Surakarta

Tjitrosoepomo G. 2002. Taksonomi Tumbuhan Spermathopytha.

Edisi Ketujuh. Gadja Mada University Press.

Wardhana. W. A. 2004. Al- Quran dan Energi Nuklir. Pustaka

Pelajar: Yogyakarta

Wijaya. K. 2011.Biofuel di Indonesia : Prospek, Perspektif, dan

Strategi Pengembangannya. Pusat Studi Energi UGM,

Yogyakarta.

Yudiarto., M. Arif., dan Djuma'ali. 2008."Menimbang

Kelayakan Bioetanol sebagai Pengganti Bensin".

http:/bioetanol2008.blogdetik.com/2008/06/17/halo-

dunia/.

21

LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

KETUA

Nama : Raden Muhammad Ridhwan Satria

Kumara

Kelas : X IPS 1

Asal Sekolah : SMA IT Iqra’ Kota Bengkulu

Alamat sekolah : Jl.Merawan 19 Rt.25 Rw.07 Kel

Sawah Lebar Kota Bengkulu

No Hp : 08117334271

Email : [email protected]

Anggota

Nama : Anugrah Harri Ramadhan

Kelas : X IPS 1

Asal Sekolah : SMA IT Iqra’ Kota Bengkulu

Alamat Sekolah : Jl.Merawan 19 Rt.25 Rw.07 Kel

Sawah Lebar Kota Bengkulu

No Hp :087894971415

Email :[email protected]

22

23