OPTIMASI EKSTRAK UMBI Beta vulgaris SEBAGAI ...

36
i LAPORAN PENELITIAN DASAR KEILMUAN (PDK) OPTIMASI EKSTRAK UMBI Beta vulgaris SEBAGAI KANDIDAT OBAT ANTIANEMIA Tim Pengusul Ketua Peneliti (Ni Putu Ermi Hikmawanti, M.Farm./NIDN.0309078901) Anggota Peneliti (Lusi Putri Dwita, M.Si., Apt./NIDN.0321028801) Nomor Surat Kontrak Penelitian : 693/F.03.07/2019 Nilai Kontrak : Rp.10.000.000,- PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 2020

Transcript of OPTIMASI EKSTRAK UMBI Beta vulgaris SEBAGAI ...

i

LAPORAN

PENELITIAN DASAR KEILMUAN (PDK)

OPTIMASI EKSTRAK UMBI Beta vulgaris SEBAGAI KANDIDAT OBAT ANTIANEMIA

Tim Pengusul

Ketua Peneliti (Ni Putu Ermi Hikmawanti, M.Farm./NIDN.0309078901)

Anggota Peneliti (Lusi Putri Dwita, M.Si., Apt./NIDN.0321028801)

Nomor Surat Kontrak Penelitian : 693/F.03.07/2019

Nilai Kontrak : Rp.10.000.000,-

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2020

ii

HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN DASAR KEILMUAN (PDK)

Judul Penelitian : Optimasi Ekstrak Umbi Beta vulgaris Sebagai Kandidat

Obat Antianemia

Skema Penelitian : Penelitian Dasar Keilmuan Ketua Peneliti a. Nama Lengkap : Ni Putu Ermi Hikmawanti, M.Farm. b. NIDN : 03.090789.01 c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli d. Fakultas/Program Studi : Fakultas Farmasi dan Sains/Farmasi e. Nomor HP/email : 085250874147 Anggota Peneliti : a. Nama Lengkap Lusi Putri Dwita, M.Si., Apt. b. NIDN 0321028801 c. Fakultas/Prodi Fakultas Farmasi dan Sains//Farmasi Lokasi Penelitian Fakultas Farmasi dan Sains//Farmasi Lama Penelitian 5 bulan Luaran Penelitian Jurnal Internasional Dana yang diajukan Rp. 10.000.000,- Jakarta, 18 April 2020 Mengetahui, Ketua Program Studi Farmasi Ketua Peneliti,

Kori Yati, M.Farm, Apt. Ni Putu Ermi Hikmawanti, M.Farm. NIDN. 03.240678.02 NIDN. 03.090789.01

Menyetujui, Dekan FFS UHAMKA, Ketua Lembaga Penelitian UHAMKA Hadi Sunaryo, M.Si., Apt. Prof. Dr. Suswandari, M.Pd. NIDN. 03.250672.01 NIDN. 00.201166.01

iii

SURAT KONTRAK PENELITIAN

iv

v

ABSTRAK

Anemia dapat terjadi dikarenakan adanya toksisitas obat, perdarahan, kondisi infeksi, penyakit kronis, cacingan, genetik, atau kekurangan gizi akibat defisiensi besi. Peningkatan reaktif oksigen (ROS) yang melebihi kapasitas pertahanan antioksidan dalam tubuh akan menyebabkan stress oksidatif atau peroksidasi lipid. Salah satu protein yang sering mendapatkan stress oksidatif adalah protein darah (hemoglobin). Indikator yang dapat ditentukan untuk mengetahui terjadinya stress oksidatif pada manusia salah satunya adalah kadar malondialdehida (MDA). Umbi Beta vulgaris L. (bit) telah diketahui berkhasiat untuk mengatasi kondisi anemia. Kandungan nutrisi dari umbi bit antara lain adalah besi, kalsium, magnesium, fosfor, kalsium, kalium serta beberapa vitamin seperti vitamin A, C, E dan K. Umbi bit juga mengandung beberapa metabolit sekunder yaitu tanin, saponin, alkaloid, fenolik, flavonoid, glikosida, steroid dan terpenoid. Telah banyak penelitian yang melaporkan peran penting kandungan flavonoid dan besi dalam pengobatan anemia. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan mengoptimasi teknik pembuatan ekstrak umbi bit dengan variasi pemilihan pelarut pengekstraksi yang menghasilkan kandungan flavonoid dan besi yang baik. Proses ektraksi umbi bit dilakukan dengan metode maserasi. Simplisia dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama diektraksi dengan etanol 70% (hasilnya disebut sebagai ekstrak etanol 70%), bagian kedua diekstraksi dengan diklorometana (hasilnya disebut sebagai ekstrak diklorometana), bagian ketiga dilakukan pengasaman menggunakan asam sitrat untuk menghilangkan alkaloid kemudian diekstraksi dengan eanol 70% (selanjutnya disebut sebagai ekstrak etanol 70% bebas alkaloid). Pengujian aktivitas antianemia didesain menggunakan 5 kelompok uji, masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus, yaitu kelompok kontrol normal, kelompok kontrol negatif, kelompok yang diberi ekstrak etanol 70%, kelompok yang diberi ekstrak etanol 70% bebas alkaloid dan kelompok yang diberi ekstrak diklorometana. Masing-masing ekstrak diberikan dengan dosis 200 mg/KgBB p.o. Seluruh kelompok sebelumnya diinduksi dengan fenilhidrazin, kecuali kelompok kontrol normal. Setelah hari ke-24, kadar eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit diukur dengan alat Hematology Analyzer dan kadar MDA diukur dengan spektrofotometer. Pengujian aktivitas hematopoiesis didesain menggunakan 5 kelompok uji yang sama seperti pengujian antianemia namun tanpa diinduksi fenilhidrazin. Data dianalisis menggunakan ANOVA oneway dilanjutkan dengan uji Tukey. Penentuan kadar flavonoid pada masing-masing ekstrak dilakukan dengan metode kolorimetri dan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Penentuan kadar besi (Fe) pada ekstrak dilakukan menggunakan ICP-OES. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar flavonoid dan besi terbaik ditemukan pada ekstrak etanol 70%. Ketiga ekstrak menunjukkan aktivitas peningkatan jumlah eritrosit, haemoglobin, leukosit, MCV, MCH dan MCHC pada tikus tanpa diinduksi fenilhidrazin. Ekstrak etanol 70% umbi bit mampu meningkatkan persentase eritrosit (33,5%), hemoglobin (25%), dan hematokrit (24,4%) pada kelompok tikus diinduksi fenilhidrazin terhadap kelompok kontrol negatif dan sebanding dengan kelompok kontrol normal (p>0,05). Ekstrak etanol 70% umbi bit memiliki aktivitas antioksidan yang terbaik dengan parameter MDA pada tikus jantan yang diinduksi fenilhidrazin yang sebanding dengan kelompok normal (p > 0,05).

Kata kunci: Anemia, Beta vulgaris, Bit, Ekstrak, Optimasi

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

SURAT KONTRAK PENELITIAN iii

ABSTRAK v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB 1. PENDAHULUAN 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 3

BAB 3. METODE PENELITIAN 5

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 7

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 12

BAB 6. LUARAN YANG DICAPAI 13

BAB 7. RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI 15

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 18

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Simplisia dan Ekstrak Umbi Bit 7

Tabel 2. Hasil Ekstraksi Umbi 8

Tabel 3. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Umbi Bit 8

Tabel 4. Hasil Kadar Fe dan Flavonoid Ekstrak Umbi Bit 8

Tabel 5. Hasil Pengujian Aktivitas Hematopoesis Ekstrak Umbi Bit 9

Tabel 6. Hasil Pengujian Aktivitas Antianemia Ekstrak Umbi Bit 9

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Road Map Penelitian 4

Gambar 2. Diagram alir penelitian 6

Gambar 3. Fishbond Penelitian 6

Gambar 4. Kadar MDA pada Tikus dengan kondisi anemia setelah memperoleh treatment

10

1

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia dapat terjadi pada segala usia. Di Indonesia, prevalensi anemia

masih tinggi, di mana terjadi sekitar 40,5% pada balita, 47,2% pada usia sekolah,

57,1% pada remaja putri dan 50,9% pada ibu hamil (Risdaskes, 2013). Salah satu

penyebab anemia adalah kekurangan gizi akibat defisiensi besi (Chaddha &

Mittal, 2016). Peningkatan reaktif oksigen (ROS) di dalam tubuh yang melebihi

kapasitas pertahanan antioksidan akan menyebabkan terjadinya stress oksidatif

atau peroksidasi lipid, berakibat kerusakan organ yang rentan seperti lipid

membran sel (Priyanto, 2015). MDA digunakan sebagai biomarker untuk penanda

adanya kerusakan akibat stres oksidatif (Ayala et al., 2014).

Ekstrak etanol umbi bit dengan dosis 200 mg/kgBB memiliki manfaat

dalam proses hematopoiesis pada tikus putih jantan yaitu peningkatan kadar

hemoglobin dan eritrosit (Jaiswal et al., 2014). Ekstrak etanol umbi bit memiliki

manfaat dalam peningkatan proses hematopoesis, yaitu proses pembentukan dan

perkembangan sel-sel darah (Odoh dan Okoro, 2013). Peran proteksi flavonoid

terhadap kondisi anemia memiliki efek perlindungan terhadap eritrosit (Dewi,

2016). Selain itu, ada dugaan kandungan senyawa tanin dan alkaloid dapat

mengganggu aktivitas pembentukan sel darah merah terutama hemoglobin.

Keberadaan sejumlah gugus fungsional tanin akan menyebabkan terjadinya

gangguan protein dalam tubuh yang dapat menurunkan absorpsi zat besi dalam

tubuh yang kemudian akan berpengaruh terhadap kadar hemoglobin. Alkaloid

golongan isokuinolin digunakan sebagai obat-obatan antimalaria dengan cara

memberikan efek berikatan dengan hem, suatu produk yang berkaitan dengan

hemoglobin, yang membuat konjugasi hem-kuinolin menjadi toksik dan

mengganggu aktivitas hemoglobin (Heinrich et al., 2012).

Umbi bit memiliki kandungan nutrisi seperti besi, kalsium, magnesium,

fosfor, kalsium, kalium serta beberapa vitamin seperti vitamin A, C, E dan K.

Ekstrak etanol berair umbi bit mengandung senyawa alkaloid, glikosida, tanin,

fenolik, flavonoid dan karbohidrat. Pembuatan ekstrak etanol 70% bebas alkaloid

dapat dilakukan menggunakan teknik ekstraksi asam-basa tanpa mempengaruhi

2

keberadaan flavonoid dalam ekstrak daun Justicia gendarussa (Hikmawanti,

2015). Pelarut diklorometana mampu mengekstraksi senyawa flavonoid dan

terpenoid (Tiwari et al., 2011).

Keberhasilan perolehan senyawa target yang terkait dengan aktivitas

farmakologi suatu tanaman sangat bergantung pada pemilihan pelarut

pengekstraksi. Maka dari itu, pada penelitian ini akan dilakukan optimasi

pembuatan ekstrak umbi bit. Melalui penelitian ini, akan dikaji efektivitas

antianemia dan antioksidan pada ekstrak diklorometana, etanol 70%, dan etanol

70% bebas alkaloid umbi bit dengan parameter kadar MDA yang diukur dengan

spektrofotometer dan eritrosit, hemoglobin serta hematokrit yang diukur dengan

Hematology Analyzer. Hasil penelitian ini diharapkan akan diperoleh ekstrak

umbi bit yang kaya akan kandungan senyawa flavonoid dan Fe sebagai kandidat

obat antianemia yang optimal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di latar belakang, evaluasi terhadap

optimasi pembuatan ekstrak umbi bit dapat dijadikan dasar pengembangan bahan

tersebut menjadi kandidat obat antianemia alami.

C. Tujuan Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi ekstrak umbi

bit dengan kandungan senyawa flavonoid dan Fe yang optimal sebagai kandidat

obat antianemia.

D. Manfaat penelitian

Perolehan ekstrak umbi bit yang optimal selanjutnya akan berguna untuk

tujuan pengembangan mutu produk ekstrak sebagai bahan baku calon produk

bahan alam dengan aktivitas antianemia yang optimal.

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

A. State of the Art

Proses ekstraksi adalah prosedur yang dilakukan dengan tujuan

memperoleh kandungan senyawa metabolit sekunder sebagai target dari matriks

bahan alam (umumnya tumbuhan). Prosedur standar ini menggunakan pelarut

yang selektif guna menghasilkan rendemen ekstrak dengan kandungan senyawa

target yang optimal. Keberhasilan prosedur ekstraksi dipengaruhi oleh berbagai

faktor, diantaranya pemilihan metode, pelarut pengekstraksi, waktu, dan suhu

ekstraksi (Tiwari et al., 2011). Selain faktor selektivitas, pelarut pengekstraksi

yang baik seringkali dikaitkan dengan tingkat polaritas dan toksisitasnya.

Idealnya, kriteria pelarut yang baik memiliki kepolaran yang sesuai dengan

senyawa target yang dituju serta memiliki toksisitas yang minimal.

Penggunaan umbi bit di masyarakat telah diketahui mampu mengatasi

gejala anemia. Penelitian ilmiah terkait manfaat tersebut telah dilakukan oleh

beberapa peneliti. Ekstrak etanol umbi bit dengan dosis 200 mg/kgBB memiliki

manfaat dalam proses hematopoiesis pada tikus putih jantan yaitu peningkatan

kadar hemoglobin dan eritrosit (Odoh dan Okoro, 2013). Ekstrak etanol umbi bit

memiliki manfaat dalam peningkatan proses hematopoesis, yaitu proses

pembentukan dan perkembangan sel-sel darah (Odoh dan Okoro, 2013). Peran

proteksi flavonoid terhadap kondisi anemia memiliki efek perlindungan terhadap

eritrosit (Dewi, 2016).

Flavonoid merupakan senyawa fenolik dengan banyak manfaat pada

manusia. Telah diketahui beragam pelarut yang cocok untuk menarik senyawa

flavonoid, antara lain etanol, metanol, aseton, diklorometana, etil asetat dan lain

sebagainya (Tiwari et al., 2011). Optimasi pembuatan ekstrak dengan variasi

pelarut yang digunakan ditujukan untuk menghasilkan ekstrak dengan kualitas dan

aktivitas terbaik.

Pengembangan obat herbal tidak lepas dari pencarian ekstrak dengan mutu

dan kualitas yang baik untuk tujuan memperoleh khasiat yang maksimal. Dengan

demikian, penting untuk terus melakukan inovasi demi tercapainya pembuktian

empiris dari umbi bit sebagai bahan antianemia sehingga menghasilkan ekstrak

4

umbi bit dengan kualitas dan efektifitas yang optimal. Hasil penelitian ini

kemudian diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut seperti optimasi dosis

efektif dari ekstrak umbi bit terpilih, standardisasi ekstrak umbi bit terpilih dan

formulasi sediaan dari ekstrak tersetandar umbi bit sebagai obat antianemia alami.

B. Roadmap Penelitian

Gambar 1. Road Map Penelitian

5

BAB 3. METODE PENELITIAN

Langkah dan lokasi penelitian ini meliputi: 1. Determinasi tanaman yang dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan

Botani “Herbarium Bogoriense” LIPI, Kebun Raya. 2. Penyiapan ekstrak: pengumpulan bahan yang diperoleh dari BALITTRO

Bogor; pembuatan serbuk simplisia umbi bit; dan pembuatan ekstrak diklorometana, etanol 70%, etanol 70% bebas alkaloid umbi bit dengan menggunakan metode maserasi.

3. Pemeriksaan karakteristik mutu ekstrak, meliputi perhitungan rendemen, organoleptik, kadar abu, susut pengeringan dan skrining fitokimia (identifikasi keberadaan alkaloid, flavonoid, fenolik, steroid, terpenoid, saponin, dan tanin)

4. Penentuan kadar flavonoid menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan Fe menggunakan ICP-OES pada ekstrak umbi bit di Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi DKI Jakarta.

5. Penentuan dosis ekstrak dan pembuatan sediaan uji ekstrak. 6. Pengajuan proposal penelitian ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. 7. Aklmatisasi, pengelompokan dan perlakuan terhadap hewan coba. Dosis yang

diujikan dari masing-masing ekstrak adalah 200 mg/Kg BB secara oral, satu kali dalam sehari.

8. Pengambilan sampel darah dan pemeriksaan kadar MDA dengan spektrofotometer, pemeriksaan kadar eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit hewan coba setelah perlakuan dengan Hematology Analyzer yang dilakukan di Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), IPB, Bogor.

9. Pengumpulan dan analisis data.

6

Gambar 2. Indikator Capaian Hasil penelitian

Gambar 3. Fishbond Penelitian

7

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pembuatan simplisia dari umbi bit segar sebanyak 15 kg

menggunakan metode pengeringan di bawah sinar matahari tidak langsung

(dengan ditutup kain hitam) menghasilkan simplisia kering umbi bit sebesar 820,3

g. Hasil karakteristik simplisi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Simplisia dan Ekstrak Umbi Bit

Jenis Sampel Parameter Organoleptis

Bentuk Bau Warna Serbuk Simplisia Kasar Khas Coklat Kemerahan

Ekstrak Diklorometana Kental Khas Coklat Kemerahan Ekstrak Etanol Kental Khas Coklat Kemerahan

Ekstrak Etanol 70% Bebas Alkaloid Kental Khas Coklat Kemerahan

Simplisia kering dibagi menjadi 3 bagian, kemudian diekstraksi menggunakan 2

jenis pelarut yaitu diklorometan dan etanol 70%. Salah satu proses ekstraksi

dimodifikasi dengan melakukan penghilangan senyawa alkaloid dengan teknik

pengasaman. Hasil ekstraksi dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil menunjukan bahwa

ekstrak etanol 70% memberikan nilai rendemen tertinggi. Hal ini berarti bahwa

senyawa aktif pada umbi bit lebih banyak terekstraksi pada pelarut etanol 70%.

Pemilihan etanol 70% sebagai larutan penyari karena lebih selektif, kapang dan

kuman sulit tumbuh, tidak beracun, netral, absorbansinya baik dan panas yang

diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit. Dalam pelarut etanol 70% masih

terkandung air sebanyak 30% yang bersifat membasahi serbuk simplisia sehingga

rongga simplisia dapat terbuka dan pelarut etanol dapat menembus dinding sel dan

masuk ke dalam rongga sel yang di dalamnya terkandung zat aktif. Zat aktif yang

bersifat polar seperti flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin dapat ditarik oleh

pelarut etanol dengan nilai konstanta dielektrik 24,3 (Tiwari et al., 2011).

Karakteristik masing-masing ekstrak umbi bit dapat dilihat pada Tabel 2.

8

Tabel 2. Hasil Ekstraksi Umbi Bit

Jenis Ekstrak

Karakteristik Bobot (g) Rendemen

(%) Susut

pengeringan (%)

Kadar abu (%)

Etanol 70% 283,15 34,52 9,89 9,66 Etanol 70% Bebas Alkaloid 211,40 24,55 13,27 19,75 Diklorometana 16,30 1,97 2,48 2,16

Tabel 3. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Umbi Bit

Senyawa yang dideteksi

Jenis Ekstrak

Diklorometana Etanol 70% Etanol 70% Bebas

Alkaloid Alkaloid + +

Flavonoid + + + Tanin + + Fenol + + +

Saponin + + Steroid

Triterpenoid Keterangan: (+) = terdeteksi; () = tidak terdeteksi

Hasil penapisan fitokimia dapat dilihat pada Tabel 3. Flavonoid dan fenolik

terkandung di semua ekstrak. Senyawa tannin dan saponin hanya terdapat pada

ekstrak etanol 70% dan etanol 70% bebas alkaloid. Sedangkan alkaloid hanya

ditemukan pada ekstrak diklorometana dan etanol 70%. Dengan demikian,

prosedur pembebasan alkaloid pada prosedur awal ekstraksi membuktikan

alkaloid sudah tidak terkandung dalam simplisia sehingga tidak terdeteksi pada

ekstrak etanolnya (pengujian secara kualitatif). Diklorometana juga terbukti tidak

menarik senyawa tannin (pengujian secara kualitatif).

Tabel 4. Hasil Kadar Fe dan Flavonoid Ekstrak Umbi Bit

Jenis Ekstrak Kadar Fe (mg/Kg)

Kadar Flavonoid Total (mgQE/g)

Diklorometana 6,52 1,66 Etanol 70% 20,43 8,35 Etanol 70% Bebas Alkaloid 11,30 6,07

9

Hasil penentuan kadar flavonoid dan besi (Fe) menunjukan bahwa ekstrak etanol

70% mengandung kadar flavonoid dan besi terbaik dibanding dua ekstrak lainnya

(Tabel 4).

Tabel 5. Hasil Pengujian Aktivitas Hematopoesis Ekstrak Umbi Bit

Parameter Darah

Kelompok Perlakuan

Kelompok Normal

Ekstrak Diklorometana

Ekstrak Etanol 70%

Ekstrak Etanol 70% Bebas

Alkaloid

Nilai Normal

Eritrosit (x106/µL) 6,09±0,29 7,22±0,22 10,41±0,25 9,26±0,32 5,00-12,00

Hemoglobin (g/dL) 12,18±0,46 12,93±0,48 16,23±0,42 14,95±0,19 11,1-18,0

MCV (fL) 51,9±0,26 54,25±0,36 61,00±0,40 58,93±0,56 44,5-69,0

MCH (pg) 14,07±0,27 15,57±0,53 21,17±0,38 19,03±0,26 12,0-24,5

MCHC (g/dL) 22,63±0,41 25,12±0,47 31,08±0,81 29,05±0,55 21,6-42,0

Leukosit (x103/µL) 5,25±0,42 8,00±0,36 12,93±0,36 11,1±0,26 3,00-15,00

Trombosit (x103/µL) 577,5±38,23 641,5±38,34 893,5±37,42 783,5±65,23 500-1000

Berdasarkan Tabel 5. menunjukan bahwa pada semua parameter sel darah

mengalami peningkatan pada tiap kelompok ekstrak umbi bit dibandingkan

dengan kontrol normal. Aktivitas hematopoietik dipengaruhi oleh kandungan

senyawa flavonoid dan Fe pada ekstrak umbi bit.

Tabel 6. Hasil Pengujian Aktivitas Antianemia Ekstrak Umbi Bit

Kelompok Perlakuan

Parameter Darah Eritrosit (x106µL) Hemoglobin (g/dL) Hematokrit (%)

Kontrol Normal

Kontrol Negatif

Ekstrak Diklorometana

Ekstrak Etanol 70%

Ekstrak Etanol 70% Bebas Alkaloid

Nilai Kadar Normal

7,00±0,78a

4,73±0,95b

6,31±0,52a

7,12±0,61a

6,96±0,55a

5,00-12,00

16,78±0,37a

12,48±0,48b

14,94±0,46c

16,66±0,39a

15,46±0,31c

11,1-18,00

50,55±1,22a

37,82±1,49b

45,18±1,48c

50,04±1,22a

46,54±0,86c

36,0-52,0

Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05).

10

Berdasarkan Tabel 6. Ekstrak etanol 70% umbi bit lebih efektif sebagai

antianemia dibandingkan dengan ekstrak etanol 70% bebas alkaloid dan ekstrak

diklorometana. Sundaryono (2011) menyatakan bahwa flavonoid merupakan

senyawa aktif polifenol yang berperan sebagai antioksidan, yang dapat

meningkatkan eritropoiesis (proses pembentukan eritrosit) dalam sumsum tulang.

Peningkatan jumlah eritrosit pada kelompok diberi perlakuan ekstrak umbi bit

secara oral diduga kuat disebabkan karena adanya kerja polifenol. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Jaiswal et al. (2014) bahwa kandungan flavonoid pada ekstrak

umbi bitdapat meningkatkan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan persentase

hematokrit darah. Polifenol merupakan senyawa yang berperan sebagai antioksi

dan eksogen, yang bertindak sebagai pendonor atom hidrogen (H+) kepada radikal

bebas agar menjadi radikal bebas stabil yang sifatnya tidak merusak sehingga

membran lipid pada sel darah dapat terlindungi dari radikal bebas. Antioksidan

dapat melindungi suatu penyusun lipid yang terdapat dalam membran sel (PUFA)

dari serangan oksidasi termasuk serangan dari radikal bebas (Muhtadi et al.2014).

Gambar 4. Kadar MDA pada Tikus dengan kondisi anemia setelah memperoleh treatment

Pada Gambar 4. menunjukan bahwa ekstrak etanol 70% memiliki

kemampuan menurunkan kadar MDA darah pada tikus yang diinduksi

fenilhidrazin lebih baik dibanding dengan kelompok negatif dan sebanding

dengan kadar normal dengan nilai p>0,05 (p=0,352). Parameter MDA ditentukan

11

dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak umbi bit. MDA

digunakan sebagai biomarker untuk penanda adanya kerusakan akibat stres

oksidatif (Ayala et al., 2014). Induksi Fenilhidrazin dapat menyebabkan

autoksidasi yang dapat mengakibatkan terbentuknya senyawa metabolit yang

lebih toksik. Metabolit dari fenilhidrazin akan bereaksi dengan membran plasma

sehingga akan menyebabkan peroksidasi lipid dan oksidasi protein yang

mengakibatkan kerusakan sel darah merah dan anemia hemolitik. Hasil penelitian

ini menunjukan adanya hubungan antara tingginya kadar flavonoid dan besi yang

terkandung pada ekstrak dengan aktivitasnya sebagai antioksidan. Flavonoid

berperan sebagai senyawa antioksidan yang dapat mencegah peningkatan kadar

MDA. Sifat antioksidan dari flavonoid berasal dari kemampuan untuk mentransfer

sebuah elektron ke senyawa radikal bebas dan juga membentuk kompleks dengan

logam (Arifin & Ibrahim, 2018).

12

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

ekstrak yang dihasilkan dari proses ekstraksi menggunakan pelarut etanol 70%

mampu memberikan aktivitas terbaik sebagai agen antianemia dan haematopoesis.

Ekstrak etanol 70% mengandung senyawa aktif flavonoid dan besi (Fe) terbaik

dibandingkan ekstrak lainnya. Penelitian sebaiknya ditambahkan juga parameter

kajian fitokimia seperti penentuan kadar tannin dan alkaloid total untuk

memastikan keberadaan senyawa tersebut pada ekstrak secara kuantitatif.

13

BAB 6 LUARAN YANG DICAPAI

Jurnal

IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal Journal of Herbs, Spices & Medicinal Plants

2 Website Jurnal https://www.tandfonline.com/toc/whsm20/current

3 Status Makalah Submitted

4 Jenis Jurnal Jurnal International

4 Tanggal Submit 18 April 2020

5 Bukti Screenshot submit

14

Pemakalah di Seminar Internasional

IDENTITAS SEMINAR

1 Nama Seminar 2nd International Conference on Pharmaceutical

Updates (ICPU) 2020

2 Website Seminar https://icpu.umy.ac.id/

3 Status Makalah Submitted

4 Jenis Prosiding Conference Proceeding with an ISBN

4 Tanggal Submit 4 April 2020

5 Bukti Screenshot submit

15

BAB 7. RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI

Hasil Penelitian Ekstrak yang dihasilkan dari proses ekstraksi menggunakan pelarut etanol 70% mampu memberikan aktivitas terbaik sebagai agen antianemia dan haematopoesis pada dosis 200 mg/Kg BB pada tikus dibanding ekstrak etanol 70% bebas alkaloid maupun diklorometana.

Rencana Tindak Lanjut 1. Optimasi dosis efektif dari ekstrak etanol 70% yang telah terbukti optimal dengan perbandingan dosis ½ dan 2 kalinya.

2. Standarisasi ekstrak etanol 70% umbi bit (parameter non spesifik dan spesifik) sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat antianemia alami terstandar.

3. Formulasi sediaan kapsul ekstrak umbi bit dengan dosis efektif sebagai obat antianemia alami.

16

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, B., & Ibrahim, S. (2018). Struktur, Bioaktivitas Dan Antioksidan Flavonoid. Jurnal Zarah, 6(1), 21–29.

Ayala, A; Muñoz, M.F.; Argüelles Department, S. (2014). Lipid Peroxidation: Production, Metabolism, and Signaling Mechanisms of Malondialdehyde and 4-Hydroxy-2-Nonenal Antonio. Acta Neurochirurgica. Supplement, 2014, 1–31.

Chaddha, S., & Mittal, A. (2016). Role of Flavonoids in the Treatment of Hemolytic Anaemia-a Review. European Journal of Pharmaceutical and Medical Research, 3(5), 212–216.

Dewi F. K. (2016). Efek Ekstrak Kulit Rambutan Terhadap Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin, Dan Hematokrit Tikus Putih Yang Dipapar Asap Rokok. Universitas Negeri Semarang.

Heinrich, Michael; Barnes,Joanne; Gibbons, Simon; Williamson, E. M. (2012). Fundamentals Of Pharmacognosy And Phytotherapy (second edition). Elsevier.

Hikmawanti N. P. E. (2015). Pengaruh Ekstrak Etanol 70% Bebas Alkaloid Daun Justicia gendarussa Burm f. Terhadap Ekspresi Antigen P24 Dan Pembentukan Syncytia Pada Kultur Sel MOLT-4 Yang Terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) In Vitro. Universitas Airlangga, Surabaya.

Jaiswal, A., Ganeshpurkar, A., Awasthi, A., Bansal, D., & Dubey, N. (2014). Protective effects of beetroot extract against phenyl hydrazine induced anemia in rats. Pharmacognosy Journal, 6(5), 1–4.

Jaiswaletal. (2014). Protective effects of beetroot extract against phenyl hydrazine induced anemia in rats. Pharmacognosy Journal, 6(5), 1–4.

Muhtadi, Anggita LH, Andi S, T. A. & H. (2014). Pengujian Daya Antioksidan dari Beberapa Ekstrak Kulit Buah Asli Indonesia dengan Metode FTC.

Odoh dan Okoro. (2013). Research Article Quantitative Phytochemical , Proximate / Nutritive Composition Analysis Of Beta Vulgaris Linnaeus ( Chenopodiaceae ) . University of Nigeria , Nsukka.

Priyanto. (2015). Toksikologi Mekanisme, Terapi Antidotum dan Penilaian Resiko. Jakarta: Leskonfi.

Risdaskes. (2013). Riset Dasar Kesehatan 2013. Retrieved from http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil Riskesdas 2013.pdf

Sundaryono, A. (2011). Uji Aktivitas Senyawa Flavonoid Total dari Gynura segetum (Lour) terhadap Peningkatan Eritrosit dan Penurunan Leukosit pada Mencit (Mus Musculus). IX(No.2).

17

Tiwari P, Kumar B, Kaur M, Kaur G, K. H. (2011). Phytochemical Screening and Extraction: A Review. Internationale Pharmaceutica Sciencia, 1(1), 98–106.

18

LAMPIRAN

Bukti Submit

19

Draft Fullpaper Publikasi di Journal of Herbs, Spices & Medicinal Plants

20

21

22

23

24

25

26

27

28

Draft Abstract Publikasi di 2nd International Conference on Pharmaceutical Updates (ICPU) 2020