Bencana Alam Kekeringan
-
Upload
universitasnegerimalang -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Bencana Alam Kekeringan
ANGGOTA KELOMPOK MUHAMMAD AGUNG MUHAJIR MUHAMMAD ARIF ROHMATULLAH MUHAMMAD MAKRUF MUHAMMAD RAAD ASSIDIQY MUHAMMAD SHOBAKHUL FALAKH NIDA MUFTIATUL MAGHFIROH
DEFINISI KEKERINGAN Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kekeringan berarti Perihal, keadaan (bersifat) kering: sudah menjadi kering (tidak berair lagi, tidak basah lagi): peristiwa alam berupa penyimpangan iklim yg sifatnya sewaktu-waktu yang terjadi apabila curah hujan berada di bawah normal. Menurut Sheila B. Red, kekeringan adalah pengurangan persediaan air atau kelembaban yang bersifat sementara secara signifikan di bawah normal atau volume yang diharapkan untuk jangka waktu khusus. Menurut Palmer, kekeringan adalah suatu interval waktu yang mana suplai air hujan actual suatu lokasi jatuh/turun lebih pendek disbanding suplai air klimatologis sesungguhnya. Menurut Changnom, kekeringan suatu periode ketika air tanah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air taaman sehingga pertumbuhan tetap,bahkan tanaman mati.
Sehingga bencana kekeringan adalah: “suatu bentuk peristiwa alam yang mana diakibatkan karena tidak
seimbangnya antara input dan output air, rusaknya siklus hidrologis, serta anomaly meteorologis-klimatologis, yang berdampak pada kurangnya
kuantitas air yang ada di permukaan bumi, sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan manusia”
INDIKATOR ALAMIAH
KEKERINGAN
METEOROLOGIS
HIDROLOGIS
AGRIKULTUR
HIDROMETEOROLOGISOLDEMAN
GEOMORFOLOGIS
LITOLOGIS
METEOROLOGIS-KLIMATOLOGIS
a) kering (curah hujan di bawah normal antara 70%-85%), b) sangat kering (curah hujan jauh dibawah normal antara 50%-10%), dan c) amat kering (curah hujan amat jauh di bawah normal antara <50% dari normal).
HIDROLOGIS a) kering dengan debit air sungai mencapai periode ulang aliran periode 5 tahunan. b) sangat kering dengan debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh dibawah periode 25 tahunan. c) Amat sangat kering dengan debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh di bawah periode 50 tahunan.
HIDROMETEOROLOGIS Indeks kekeringan (Ia) Ia = D/Ep x 100% Keterangan: D = difisit air setahun (mm/th) Ep = evapotranspirasi-potensial (mm/th)
Klas Ia (%) Kriteria 0 – 16,7 Sedikit atau tidak ada difisit 16,7 – 33,3 Defisit air sedang > 33,3 Defisit air besar
KLASIFIKASI OLDEMANZona Iklim
Bulan Basah> 200 mm/bln
Keterangan
A
9 Padi lahan basah dapat ditanam setiap waktu dalam setahun
B
7 - 9
Padi lahan basah dapat ditanam dua kali dalam setahun
C
5 - 6
Dua kali tanam padi, tanaman pertama sistem gogorancah.
D
3 - 4
Hanya dapat satu kali tanam padi lahan basah.
E
< 3
Tanpa ada irigasi, padi lahan basah tidak dianjurkan
SUB KLASIFIKASI OLDEMANSub Klas
Bulan Kering< 100 mm/bln
Keterangan
Sub 1 2 Tidak ada kendala, air tersedia
Sub 2
2 - 3 Hati-hati dalam perencanaan penanaman dalam satu tahun
Sub 3
4 - 6 Periode berau penting dalam rotasi tanam
Sub 4
7 - 9 Hanya dapat satu kali tanam,karena terlalu kering
Sub 5
> 9 Daerah subzone ini tidak dapat ditanami tanaman pertanian.
GEOMORFOLOGIS Fakta: Air langka dikarenakan sifat batuan yang kedap air, tanah yang tipis, batuan dan tanah tidak dapat menyimpan air. Batasan: cadangan air dalam batuan dan tanah jumlahnya sedikit dan tidak mencukupi kebutuan.
LITOLOGIS Pendekatan : Macam batuan Sifat batuan merepon air (daya simapan, daya resap) Struktur geologi (perlapisan dan sikap lapisan
Respon batuan terhadap air:- Kedap air- Semi kedap- Lolos air/ tembus air- Semi tembus
Daya simpan dan melepas air- Aquifer (dapat menyimpan dan melepas air dalam jumlah banjyak)- Aquiclude (dapat menyimpan, kurang dapat melepas air)- Aquitard (kurang menyimpan dan sedikit melepas air)- Aquifuge (tidak dapat menyimpan dan melepas air)
AGRIKULTUR a) kering(terkena ringan s/d sedang) dengan prosentase daun kering ¼ daun kering dimulai pada bagian ujung daun. b) sangat kering (terkena berat) dengan prosentase daun kering ¼ - ⅔ daun kering dimulai pada bagian ujung daun. c) amat sangat kering (puso) dengan prosentase daun kering semua bagian daun kering.
INDIKATOR ANTROPOGENIK - Rawan apabila tingkat penutupan tajuk (crown cover) 40%-50% - Sangar rawan : apabila tingkat penutupan tajuk (crown cover) 20% -40% - Amat sangat rawah: apabila tingkat penutupan tajuk (crown cover) di DAS< 20% - Kebutuhan air lebih besar daripada kapasitas air.
PERUBAHAN IKLIM GLOBALRUSAKNYA SIKLUS HIDROLOGISANOMALI METEOROLOGIS-KLIMATOLOGISBERKURANGNYA CROWN COVER
URBANISASI
CURAH HUJAN TURUN
KURANGNYA LENGAS TANAH
KURANGNYA PASOKAN AIR TANAH DAN PERMUKAAN
RUSAKNYA KOMPONEN EKONOMI-SOSIAL-EKOLOGIS
Bentuk lahan LERENG LITOLOGI TANAH KETERANGAN
Pegunungan Terjal Sandstone,silt,quartzite, shale, granit, breksi
Dangkal Airtanah langka
Kerucut dan lereng gunungapi
terjal Material pirokalstik,dan endapan lahar.
Dangkal smp sedang
Airtanah langka:infiltrasi perkolasi tinggi, daya simpan air rendah karena faktor lereng
Bidang patahan terjal Sandstone,silt,quartzite, shale, granit, breksi
dangkal Airtanah langka
Gunungapi Terjal sampai landai
Aliran lava dangkal Airtanah langka atau tdk ada
Pegununga dan perbukitan
Terjal sampai landai
Claystone, marl dangkal Airtanah langka
Conical hill Terjal Batugamping Dangkal Airpermukaan langka,airbawah permukaan banyak.
PRA BENCANA -Memanfaatkan sumber air yang ada secara lebih efisien dan efektif -Memprioritaskan pemanfaatan sumber air yang masih tersedia sebagai air baku untuk air bersih -Menanam pohon dan perdu sebanyak-banyaknya pada setiap jengkal lahan yang ada di lingkungan sekitar -Membuat waduk disesuaikan dengan keadaan lingkungan -Memperbanyak resapan air dengan tidak menutup semua permukaan dengan plester semen atau ubin keramik -Kampanye hemat air, gerakan hemat air, perlindungan sumber air -Perlindungan sumber-sumber air -Panen dan konservasi air
SAAT BENCANA -Pembuatan sumur bor untuk memperoleh air -Penyediaan air minum dengan mobil tangki -Penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan -Penyediaan pompa air -Pengaturan pemberian air bagi pertanian secara darurat
PASCA BENCANA -Bantuan sarana produksi pertanian -Bantuan modal kerja -Bantuan pangan dan pelayanan medis -Pembangunan prasarana pengairan, seperti waduk, bendungan karet, saluran pembawa -Pelaksanaan konservasi air dan sumber air di daerah tangkapan hujan -Penggunaan air secara hemat dan berefisiensi tinggi -Penciptaan alat-alat sanitasi yang hemat air -Penertiban penggunaan air