Bencana Alam Kekeringan

41
KEKERINGAN-DROUGHT KELOMPOK V

Transcript of Bencana Alam Kekeringan

KEKERINGAN-DROUGHT KELOMPOK V

ANGGOTA KELOMPOK MUHAMMAD AGUNG MUHAJIR MUHAMMAD ARIF ROHMATULLAH MUHAMMAD MAKRUF MUHAMMAD RAAD ASSIDIQY MUHAMMAD SHOBAKHUL FALAKH NIDA MUFTIATUL MAGHFIROH

DEFINISI-IMBAS GEOGRAFI BENCANA

DEFINISI KEKERINGAN Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kekeringan berarti Perihal, keadaan (bersifat) kering: sudah menjadi kering (tidak berair lagi, tidak basah lagi): peristiwa alam berupa penyimpangan iklim yg sifatnya sewaktu-waktu yang terjadi apabila curah hujan berada di bawah normal. Menurut Sheila B. Red, kekeringan adalah pengurangan persediaan air atau kelembaban yang bersifat sementara secara signifikan di bawah normal atau volume yang diharapkan untuk jangka waktu khusus. Menurut Palmer, kekeringan adalah suatu interval waktu yang mana suplai air hujan actual suatu lokasi jatuh/turun lebih pendek disbanding suplai air klimatologis sesungguhnya. Menurut Changnom, kekeringan suatu periode ketika air tanah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air taaman sehingga pertumbuhan tetap,bahkan tanaman mati.

Sehingga bencana kekeringan adalah: “suatu bentuk peristiwa alam yang mana diakibatkan karena tidak

seimbangnya antara input dan output air, rusaknya siklus hidrologis, serta anomaly meteorologis-klimatologis, yang berdampak pada kurangnya

kuantitas air yang ada di permukaan bumi, sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan manusia”

INDIKATOR GEOGRAFI BENCANA

INDIKATOR

ANTROPOGENIK

ALAMIAH

INDIKATOR ALAMIAH

KEKERINGAN

METEOROLOGIS

HIDROLOGIS

AGRIKULTUR

HIDROMETEOROLOGISOLDEMAN

GEOMORFOLOGIS

LITOLOGIS

METEOROLOGIS-KLIMATOLOGIS

a) kering (curah hujan di bawah normal antara 70%-85%), b) sangat kering (curah hujan jauh dibawah normal antara 50%-10%), dan c) amat kering (curah hujan amat jauh di bawah normal antara <50% dari normal).

HIDROLOGIS a) kering dengan debit air sungai  mencapai periode ulang aliran periode 5 tahunan. b) sangat kering dengan debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh dibawah periode 25 tahunan. c) Amat sangat kering dengan debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh di bawah periode 50 tahunan.

HIDROMETEOROLOGIS Indeks kekeringan (Ia) Ia = D/Ep x 100% Keterangan: D = difisit air setahun (mm/th) Ep = evapotranspirasi-potensial (mm/th)

Klas Ia (%) Kriteria 0 – 16,7 Sedikit atau tidak ada difisit 16,7 – 33,3 Defisit air sedang > 33,3 Defisit air besar

KLASIFIKASI OLDEMANZona Iklim

Bulan Basah> 200 mm/bln

Keterangan

A

9 Padi lahan basah dapat ditanam setiap waktu dalam setahun

B

7 - 9

Padi lahan basah dapat ditanam dua kali dalam setahun

C

5 - 6

Dua kali tanam padi, tanaman pertama sistem gogorancah.

D

3 - 4

Hanya dapat satu kali tanam padi lahan basah.

E

< 3

Tanpa ada irigasi, padi lahan basah tidak dianjurkan

SUB KLASIFIKASI OLDEMANSub Klas

Bulan Kering< 100 mm/bln

Keterangan

Sub 1 2 Tidak ada kendala, air tersedia

Sub 2

2 - 3 Hati-hati dalam perencanaan penanaman dalam satu tahun

Sub 3

4 - 6 Periode berau penting dalam rotasi tanam

Sub 4

7 - 9 Hanya dapat satu kali tanam,karena terlalu kering

Sub 5

> 9 Daerah subzone ini tidak dapat ditanami tanaman pertanian.

GEOMORFOLOGIS Fakta: Air langka dikarenakan sifat batuan yang kedap air, tanah yang tipis, batuan dan tanah tidak dapat menyimpan air. Batasan: cadangan air dalam batuan dan tanah jumlahnya sedikit dan tidak mencukupi kebutuan.

LITOLOGIS Pendekatan : Macam batuan Sifat batuan merepon air (daya simapan, daya resap) Struktur geologi (perlapisan dan sikap lapisan

Respon batuan terhadap air:- Kedap air- Semi kedap- Lolos air/ tembus air- Semi tembus

Daya simpan dan melepas air- Aquifer (dapat menyimpan dan melepas air dalam jumlah banjyak)- Aquiclude (dapat menyimpan, kurang dapat melepas air)- Aquitard (kurang menyimpan dan sedikit melepas air)- Aquifuge (tidak dapat menyimpan dan melepas air)

AGRIKULTUR a) kering(terkena ringan s/d sedang) dengan prosentase daun kering ¼ daun kering dimulai pada bagian ujung daun. b) sangat kering (terkena berat) dengan prosentase daun kering ¼ - ⅔ daun kering dimulai pada bagian ujung daun. c) amat sangat kering (puso) dengan prosentase daun kering semua bagian daun kering.

INDIKATOR ANTROPOGENIK - Rawan apabila tingkat penutupan tajuk (crown cover) 40%-50% - Sangar rawan : apabila tingkat penutupan tajuk (crown cover) 20% -40% - Amat sangat rawah: apabila tingkat penutupan tajuk (crown cover) di DAS< 20% - Kebutuhan air lebih besar daripada kapasitas air.

PENYEBAB GEOGRAFI BENCANA

PERUBAHAN IKLIM GLOBALRUSAKNYA SIKLUS HIDROLOGISANOMALI METEOROLOGIS-KLIMATOLOGISBERKURANGNYA CROWN COVER

URBANISASI

TAHAPAN GEOGRAFI BENCANA

CURAH HUJAN TURUN

KURANGNYA LENGAS TANAH

KURANGNYA PASOKAN AIR TANAH DAN PERMUKAAN

RUSAKNYA KOMPONEN EKONOMI-SOSIAL-EKOLOGIS

TINGKAT KERAWANAN GEOGRAFI BENCANA

Bentuk lahan LERENG LITOLOGI TANAH KETERANGAN

Pegunungan Terjal Sandstone,silt,quartzite, shale, granit, breksi

Dangkal Airtanah langka

Kerucut dan lereng gunungapi

terjal Material pirokalstik,dan endapan lahar.

Dangkal smp sedang

Airtanah langka:infiltrasi perkolasi tinggi, daya simpan air rendah karena faktor lereng

Bidang patahan terjal Sandstone,silt,quartzite, shale, granit, breksi

dangkal Airtanah langka

Gunungapi Terjal sampai landai

Aliran lava dangkal Airtanah langka atau tdk ada

Pegununga dan perbukitan

Terjal sampai landai

Claystone, marl dangkal Airtanah langka

Conical hill Terjal Batugamping Dangkal Airpermukaan langka,airbawah permukaan banyak.

MITIGASI GEOGRAFI BENCANA

TAHAPAN MITIGASI

MITIGASI

PRA BENCANA

SAAT BENCANA

PASCA BENCANA

PRA BENCANA -Memanfaatkan sumber air yang ada secara lebih efisien dan efektif -Memprioritaskan pemanfaatan sumber air yang masih tersedia sebagai air baku untuk air bersih -Menanam pohon dan perdu sebanyak-banyaknya pada setiap jengkal lahan yang ada di lingkungan sekitar -Membuat waduk disesuaikan dengan keadaan lingkungan -Memperbanyak resapan air dengan tidak menutup semua permukaan dengan plester semen atau ubin keramik -Kampanye hemat air, gerakan hemat air, perlindungan sumber air -Perlindungan sumber-sumber air -Panen dan konservasi air

SAAT BENCANA -Pembuatan sumur bor untuk memperoleh air -Penyediaan air minum dengan mobil tangki -Penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan -Penyediaan pompa air -Pengaturan pemberian air bagi pertanian secara darurat

PASCA BENCANA -Bantuan sarana produksi pertanian -Bantuan modal kerja -Bantuan pangan dan pelayanan medis -Pembangunan prasarana pengairan, seperti waduk, bendungan karet, saluran pembawa -Pelaksanaan konservasi air dan sumber air di daerah tangkapan hujan -Penggunaan air secara hemat dan berefisiensi tinggi -Penciptaan alat-alat sanitasi yang hemat air -Penertiban penggunaan air

SUGESTI GEOGRAFI BENCANA

PENGETAHUAN DASAR

PENELITIAN MANAJEMEN BENCANA

MANAJEMEN KEADAAN DARURAT

AKSI DARI DAMPAK YANG DITIMBULKAN

OLEH PERMASALAHAN URBANISASI

SISTEM KEAMANAN DAN

PENANGGULANGAN BENCANA

PENGETAHUAN TENTANG

BENCANA YANG AKAN DATANG