Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Transcript of Bahan Bakar Ramah Lingkungan
1. Latar Belakang
Bahan bakar memiliki peran penting dalam kehidupan
manusia. Krisis energi yang terjadi di dunia khususnya dari
bahan bakar fosil yang bersifat tak terbaharukan (non
renewable) disebabkan karena menipisnya cadangan minyak bumi.
Hal ini mengakibatkan meningkatnya harga bahan bakar minyak
(BBM). Kodisi ini akan memicu kenaikan biaya produksi yang
berdampak pada kenaikan biaya hidup. Selain itu juga BBM
bersifat tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu perlu
dicari sumber-sumber bahan bakar alternatif yang bersifat
terbaharukan (renewable) dan ramah lingkungan
Kelangkaan BBM merupakan pemandangan yang dijumpai di
berbagai daerah di tanah air. Ketergantungan terhadap bahan
bakar fosil setidaknya memiliki tiga ancaman serius,
yaitu : (1) menipisnya cadangan minyak bumi (bila tanpa
temuan sumur baru), (2) Kenaikan/ kestabilan harga akibat
laju permintaan yang lebih besar dari produksi minyak, (3)
Polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran
bahan bakar fosil (Yuli Setyo Indartono. 2005).
Berdasarkan data secara nasional terlihat penurunan
produksi minyak yang terus-menerus sejak paruh akhir dekade
1990-an hingga sekarang, sehingga untuk pertama kalinya
tingkat konsumsi dalam negeri melewati produksi nasional
2003. Pada tingkat produksi saat ini, yaitu sekitar 830.000
barrel oil per day (BOPD) pada April 2013, Indonesia telah
berada di luar top produsen minyak terbesar dunia. Sebagai
gambaran, dengan produksi sekitar 854.000 BOPD pada 2012
(TECP, 2012), maka Indonesia berada pada urutan 23 (EIA,
2012) produsen minyak dunia. Ketiadaan penemuan cadangan
baru secara berarti untuk mengangkat kembali tingkat
produksi juga membuat Indonesia sekarang berada di urutas
tersebut yang jauh menurun dibanding pada urutan 18
(ASPOUSA, 2013) dengan produksi rata-rata 1.237.000 BOPD
pada tahun 2002 (TECP, 2012). Peringkat indonesia dalam
kepemilikan cadangan minyak yang sebesar 3,99 milyar barel
pada 1 januari 2012 adalah hanya pada urutan ke 27 dunia.
Hal ini terjadi di saat produksi total dunia meningkat
sekitar 65 juta BOP menjadi 73 juta BOPD pada periode yang
sama (Indexmundi, 2013), dan dengan total cadangan terbukti
minyak dunia sebesar 1.482 barel pada 1 januari 2012 (OPEC,
2012 dalam Widarsono, 2013).
Berikut dibawah ini tren konsumsi minyak dan produksi
minyak di Indonesia sejak tahun 1978 hingga 2012 :
Aktivitas pemakaian kendaraan bermotor oleh masyarakat
dirasakan semakin meningkat. Hal tersebut dapat menimbulkan
pencemaran udara yang berasal dari knalpot dan mesin
kendaraan tersebut. Bahan buangan dari kendaraan bermotor
dikenal sebagai sumber utama bahan-bahan polutan. Walaupun
tidak terlihat secara kasat mata, pencemar di udara
mengancam kehidupan kita dan makhluk hidup lainnya.
Pencemar udara menyebabkan kanker dan dampak kesehatan
serius, menyebabkan smog dan hujan asam, mengurangi daya
perlindungan lapisan ozon di atmosfir bagian atas, dan
berpotensi untuk turut berperan dalam perubahan iklim
dunia.
Banyak ahli mengakui, pencemaran udara terutama di
kota-kota besar di Indonesia bukannya menunjukan gejala
makin membaik, melainkan makin memburuk. Dan sumber utama
pencemaran itu terutama berasal dari gas buang kendaraan
bermotor. Disebutkan bahwa 80% pencemaran udara disebabkan
kendaraan bermotor, dan sisanya oleh aktivitas industri
(Widiastono, Tonny D., 2003).
Setiap bernafas, untuk setiap dewasa rata-rata
menghirup 11.4 m3 udara tiap hari. Udara yang dihirup, jika
tercemar oleh bahan berbahaya dan beracun, akan berdampak
serius pada kesehatan manusia, terutama anak-anak yang
lebih banyak bermain di udara terbuka dan lebih rentan daya
tahan tubuhnya.
Berdasarkan hal tersebut, mengakibatkan perlu adanya
usaha mengalihkan penggunaan Fossilfuel (yang kurang ramah
lingkungan) kepada bahan bakar yang environmental friendly
sehingga mengurangi efek yang merugikan bagi lingkungan.
Menurut Sutarman, (2006), dengan menurunnya tingkat
produksi minyak nasional, menimbulkan kuantitas import
terus menerus mengalami kenaikan tingkat yang signifikan.
Program penyediaan dan pemanfaatan energi alternatif
merupakan solusi sementara yang bertujuan untuk mengurangi
subsidi BBM, mencari sumber energi yang murah, efisien dan
lestari. Adapun potensi energi yang dapat dikembangkan di
Indonesia, antara lain : bahan bakar nabati (biofuel,
batubara dan gas). Namun cadangan minyak bumi, gas dan batu
bara masing-masing hanya tinggal 20, 62 dan 146 tahun lagi.
Salah satu bahan bakar yang bisa dikatakan environmental
friendly dalam penerapannya adalah bahan bakar yang berasal
dari bahan-bahan nabati yang biasa disebut Biofuel.
2.1 Tinjauan Pustaka
A. Teknologi Ramah Lingkungan
Teknologi yaitu semua hal yang di ciptakan secara
sengaja oleh manusia melalui akal serta pengetahuannya
untuk memberikan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, ramah lingkungan artinya tidak
mengakibatkan kerusakan pada lingkungan sebagai tempat
tinggal manusia. Teknologi Ramah Lingkungan yaitu
teknologi yang di ciptakan untuk mempermudah kehidupan
manusia namun tidak mengakibatkan kerusakan atau
memberikan dampak negatif pada lingkungan di
sekelilingnya.
Prinsip dari teknologi yang ramah lingkungan ini
ada enam, yakni Recycle, Recovery, Reduce, Reuse, Refine, serta Retrieve
Energy. Refine artinya memakai bahan yang ramah lingkungan
dan lewat sistem yang lebih aman dari teknologi
sebelumnya Reduce artinya mengurangi jumlah limbah dengan
cara memaksimalkan pemakaian bahan. Reuse yaitu
menggunakan kembali beberapa bahan yg tidak terpakai
atau telah berbentuk limbah serta diolah dengan cara
yang berbeda. Recycle nyaris sama juga dengan reuse, hanya
saja recycle memakai kembali bahan-bahan atau limbah
dengan sistem yang sama. Recovery artinya pemakaian
material khusus dari limbah untuk diolah demi
kepentingan yang lain. Retrieve Energy yaitu penghematan
daya dalam satu sistem produksi.
B. Manfaat Teknologi Ramah Lingkungan
Teknologi yang ramah pada lingkungan memberikan
manfaat yang sangat besar buat kehidupan. Di bawah ini
akan kita bahas beberapa contoh manfaat teknologi ramah
lingkungan tersebut.
1.Mengurangi jumlah limbah supaya tak berlebihan hingga
dapat menghindar pencemaran lingkungan.
2.Teknologi ini benar-benar efisien serta efektif dalam
hal pemakaian sumber daya alam, hingga lingkungan juga
bisa tetap terjaga dengan baik.
3.Menekan biaya produksi/hemat. Memakai sumber daya alam
untuk sisi dari teknologi dapat menghemat biaya,
misalnya yaitu listrik tenaga surya yang cuma
mengandalkan energi matahari tanpa dipungut biaya.
4.Mengurangi resiko penurunan kondisi kesehatan makhluk
hidup, terutama manusia.
Adapun contoh teknologi ramah lingkungan serta
dapat kita temukan dengan mudah dalam kehidupan sehari-
hari, diantaranya adalah:
1.Sepeda
2.Bahan Bakar Biodiesel
3.Lampu Tenaga Surya
4.Mesin Tenaga Angin
5.Mesin Tenaga Surya
6.Mobil atau Sepeda Tenaga Listrik
7.Kulkas yang tidak menggunakan Freon
8.Pendingin ruangan yang tidak menggunakan Freon
9.Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
10. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
C. Fenomena dan Dampak Pencemaran Udara
Fenomena Pencemaran Udara meliputi :
1. 7 Pencemar udara adalah : Partikulat (partikel
debu), Sulfur Dioksida (SO2), Ozone Troposferik,
Karbon monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2),
Hidrokarbon (HC) dan Timbal (Pb).
2. Hujan Asam Hujan asam diartikan sebagai segala
macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami
bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena
karbondioksida (CO2) diudara yang larut dengan air
hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam
dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu
melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dan binatang. Hujan asam disebabkan oleh
belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam
bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang
bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan
nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan
bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan
asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama
air hujan.Air hujan yang asam tersebut akan
meningkatkan kadar keasaman tanah dan air
permukaanyang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan
dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal inisaat ini
sedang gencar dilaksanakan.
3. Penipisan lubang ozon disebabkan polusi udara yang
memiliki kandungan karbondioksida (C02) yang
dikeluarkan asap pabrik ataupun jenis asap lainnya
seoerti knalpot kendaraan serta pembakakaran dari
bahan bakar fosil.
4. Perubahan iklim dan Pemanasan Global disebabkan oleh
yaitu manusia yang terus menerus menggunakan bahan
bakar yang berasal dari fosil seperti batu bara,
minyak bumi dan gas bumi, sebagian dari akibat
pemanasan global ini - yaitu mencairnya tudung es di
kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang
berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya,
banjir besar-besaran, coral bleaching dan gelombang
badai besar. Kita juga telah mengetahui siapa yang
akan terkena dampak paling besar - Negara pesisir
pantai, Negara kepulauan, dan daerah Negara yang
kurang berkembang seperti Asia Tenggara.
5. Kualitas udara di dalam ruangan (indoor air
quality).
D. Potensi Sumber Energi Terbarukan Di Indonesia
Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumber
energi terbarukan dalam jumlah besar, seperti :
bioethanol sebagai pengganti bensin; biodiesel sebagai
pengganti solar; tenaga panas bumi, mikrohidro, tenaga
angin, tenaga surya, yang dapat digunakan untuk
membangkitkan listrik (Yuli Setyo Indartono, 2005).
Dengan adanya krisis BBM, merupakan saat yang tepat
untuk menata dan menerapkan dengan serius berbagai
potensi tersebut.
Indonesia sebagai salah negara tropis yang memiliki
sumber daya alam yang luas, sumber daya lahan,
agroklimat dan sumberdaya manusia serta kondisi iklim
tropis dengan curah hujan yang cukup, memungkinkan
berkembangnya teknologi optimalisasi produksi yang dapat
mendukung kelayakan pengembangan agribisnis dimana Usaha
pertanian merupakan usaha yang sangat potensial. Bahan
bakar nabati yang dapat dikembangkan untuk bahan bakar
fosil sebagai pengganti bensin atau solar adalah
biodiesel dan bio-etahol yang bersumber dari tanaman.
E. Biofuel
Biofuel adalah bahan bakar baik padatan, cairan
ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik.
Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman
atau secara tidak langsung dari limbah industri,
komersial, domestik atau pertanian. Terkait dengan upaya
pembuatan biofuel, ada dua strategi umum untuk
memproduksi biofuel. Strategi pertama adalah menanam
tanaman yang mengandung gula (tebu, bit gula, dan sorgum
manis) atau tanaman yang mengandung pati/polisakarida
(jagung), lalu menggunakan fermentasi ragi untuk
memproduksi etil alkohol. Strategi kedua adalah menanam
berbagai tanaman yang kadar minyak sayur/nabatinya
tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau
jathropa.
Keanekaragaman hayati Indonesia yang kaya dan
potensi besar untuk pengembangan pemanfaatan bioenergi,
bersama-sama dengan strategi terpadu dan insentif untuk
investasi yang dikembangkan oleh pemerintah,
menguntungkan posisi negara untuk memaksimalkan janji
jangka panjang yang berkelanjutan hasil dari ekonomi
biofuel. Produk dari biofuel di indonesia di antaranya
yaitu:
1) Bio-Ethanol
Bio-ethanol adalah ethanol yang diproduksi dari
tumbuhan. Di Brazil, bioethanol telah menggantikan 50 %
kebutuhan bensin untuk keperluan transportasi. Dimana
biioethanol tidak saja menjadi alternatif yang sangat
menarik untuk substitusi bensin, namun juga mampu
menurunkan emisi CO2 hingga 18 % (Yuli Setyo Indartono,
2005).
Bio-ethanol yang dijual Pertamina dengan nama
Biopremium merupakan zat yang mampu meminimalisasi zat
berbahaya yang dikeluarkan asap kendaraan bermotor,
tertutama Timbal. Saat ini bensin bertimbal yang dipakai
di Jawa Barat memang masih bensin bertimbal yang
diproduksi di kilang Cilacap. Sedangkan di Jakarta,
bensin disana sudah bebas timbal, bensin tanpa timbal
ini dipasok dari Balongan. Cilacap sebenarnya sudah
dapat memproduksi bensin tanpa Timbal, namun belum
dikeluarkan ke pasar mengingat sisa stok bensin
bertimbal yang masih cukup banyak untuk memenuhi
kebutuhan hingga akhir 2006 ( Feby, 2006).
Zat aditif ethanol memiliki beberapa kelebihan,
yakni dapat mengurangi bahan karsinogenik dalam bensin,
seperti : aromatik, benzene dan aldehyde sebagai pemicu
kanker dan emisi rumah kaca (CO2)
Sutarman (2006), menyatakan bahwa bio-etanol yang
dapat digunakan sebagai pengganti/campuran premium,
dapat dihasilkan dari tanaman yang memiliki kadar
karbohidrat tinggi, seperti :
1. Tebu
2. Jagung
3. Ketela pohon
4. Ketela rambat
5. Sagu, dll
Bahan baku unggulan untuk bio-etanol adalah jagung,
karena bio etanol yang dihasilkannya besar, yaitu 1 ton
jagung bisa menghasilkan 400 liter bio-etanol, dan mampu
menghasilkan etanol 99.5 % (full grade ethanol) yang
bisa digunakan untuk campuran bensin (gasoline) dan
kemudian disebut gasohol BE-10. Artinya setiap satuan
volume bahan bakar yangdigunakan, kandungan premiumnya
90% dan bio-ethanol 10 %.
2) Biodiesel / Biosolar
Biodiesel/Biosolar adalah senyawa organik yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar diesel, yang
dihasilkan dari minyak nabati, lemak, hewani, atau
minyak bekas (anonim cit Dwiarum S, 2006) Menurut
Sutarman (2006), bahwa sifat biodiesel mirip minyak
solar, namun merupakan bahan bakar yang memiliki
keuntungan ramah llingkungan karena bebas sulfur, rendah
bilangan asap, pembakaran lebih sempurna dan non toxic.
Karena sifat itulah minyak nabati ini baik digunakan
sebagai pengganti/campuran solar.
Pembakaran dengan menggunakan biodiesel pada mesin
lebih sempurna, sehingga mengurangi kadar karbon
monoksida dan karbon dioksida yang keluar dari gas
buangan. Sutarman (2006), mengatakan bahwa biodiesel ini
berasal dari asam lemak yang berasal dari tanaman yang
mengandung minyak nabati meliputi :
1. Sirsak
2. Kelapa
3. Kelapa sawit
4. Kapuk
5. Jarak pagar
6. Kedelai, dll
Bahan baku biodiesel yang baik adalah berasal dari
kelapa sawit (Elaesis guineensis) dakam bentuk crude
palm oil (CPO). Namun CPO merupakan bahan untuk minyak
konsumsi dan komoditas eksport yang memiliki nilai
ekonomis tinggi. Sebenarnya tanaman jarak pagar
(Jatropha curcas) lebih ekonomis sebagai bahan
biodiesel, karena tanaman ini mampu tumbuh dan
berkembang pada lahan kritis. Selama ini tanaman jarak
pagar (Jatropha curcas) belum diusahakan secara khusus .
Secara agronomis, tanaman jarak pagar beradaptasi dengan
lahan maupun agroklimat di Indonesia, bahkan tanaman ini
dapat tumbuh baik pada kondisi kering (curah hujan lebih
kecil dari 500 mm per tahun) maupun pada lahan kritis
sekalipun (Departemen Energi dan Sumberdaya mineral,
2007).
Dimana disampaikan juga bahwa luas lahan kritis di
Indonesia lebih dari 20 juta hektar, dengan pemanfaatan
yang belum optimal atau bahkan cenderung ditelantarkan.
Dengan potensi tanaman jarak pagar yang mudah tumbuh,
dapat dikembangkan sebagai sumber bahan bakar alternatif
pada lahan kritis memberikan harapan baru. Bahan baku
biodiesel dari jagung perlu ada pertimbangan pula,
mengingat jagung merupakan komoditas pertanian yang
memiliki nilai ekonomis tinggi, maka ada kecenderungan
untuk meneliti bahan pengganti lainnya, yaitu ubi kayu
(Manihot esculenta).
Di Pare-pare Indonesia, pabrik biodiesel sudah
dibangun pada bulan Pebruari 2008 (Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral, 2008). Pabrik biodiesel ini ramah
lingkungan karena bahan bakunya diambil dari lumut yang
banyak tumbuh di pesisir pantai Parepare, serta
pembudidayaannya mudah dan tidak cepat rusak Anonim cit
Dwiarum (2006) mengatakan bahwa keuntungan biodiesel
bagi lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar berbasis
petroleum, antara lain :
1. Mengurangi emisi karbon monoksida (CO) hampir
sebanyak 50 % dan karbon dioksida (CO2) sebanyak 78 %,
karena emisi biodiesel di daur ulang dari karbon yang
secara alami telah berada dalam atmosfir, tidak
menjadi karbon baru seperti bahan bakar berbasis
petroleum.
2. Dapat mereduksi emisi partikulat dari produk
pembakaran sebanyak 20 % sampai 50 %. Gas buang dari
proses pembakaran dengan mesin yang menggunakan BE-10
ini, menghasilkan emisi karbon dan hidrokarbon lebih
rendah dibandingkan dengan premium dan pertamax,
bahkan mesin BE-10 ini kinerja daya dan torsinya pun
cenderung lebih baik.
Tanaman biofuel dapat menyerap dan mengimbangi
jumlah karbon yang dipancarkan dengan memperbaiki
pembakaran bahan bakar. Dengan melakukan penghitungan
ganda maka tanaman akan menyerap karbon ketika tanaman
bioenergi dibudidayakan di lahan yang sudah digunakan
untuk produksi, atau sudah tumbuh tanaman lain, karena
bioenergi tidak selalu menghasilkan penyerapan karbon
tambahan. Biofuel hanya bisa mengurangi efek rumah
kaca jika ada tanaman tambahan, atau jika menghasilkan
biomassa yang bisa digunakan sebagai filtering limbah
lain dan membusuk.
Daftar Pustaka
Kusminingrum, Nanny. Bahan Bakar Nabati Sebagai Salah Satu Alternatif
Untuk Mendukung Penggunaan Bahan Bakar “Ramah Lingkungan”.
Bandung: Puslitbang Jalan dan Jembatan. Jl. AH Nasution
264.
Anata, Wendi. 2013. Biofuel: Bahan Bakar Ramah Lingkungan. Diakses
pada tanggal 06/09/2014 dari
http://greensingkong.blogspot.com/2013/01/biofuel-bahan-
bakar-ramah-lingkungan.html
Mutqin. 2013. 10 Bahan Bakar Alternatif Masa Depan. Diakses pada
tanggal 06/09/2014 dari :
http://teknologi.kompasiana.com/otomotif/2013/03/05/10-
bahan-bakar-alternatif-masa-depan-539373.html
LEMIGAS. 2010. Proses Pembuatan Bahan Bakar Bensin Dan Solar Ramah
Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Minyak dan Gas Bumi.
Rosdiana, Eviriyani. 2012. Biofuel Pengganti Bahan Bakar
Fosil. Diakses pada tanggal 07 September 2014
http://www.planetkimia.com/2012/09/biofuel-pengganti-
bahan-bakar-fosil/
Widarsono, Bambang. 2013. Cadangan dan Produksi Gas Bumi Nasional
Sebuah Analisis atas Potensi dan Tantangannya. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS)
http://www.amazine.co/21892/pengganti-bbm-ketahui-6-sumber-
bahan-bakar-alternatif/ diakses tanggal 05/09/2014.
http://artikelterkait.com/pengertian-teknologi-ramah-
lingkungan-dan-contohnya.html#ixzz3CavspdRL ditelusuri
tanggal 7 September 2014
https://www.academia.edu/4056790/Hujan_asam ditelusuri tanggal
7 september 2014
http://www.bimbingan.org/penyebab-penipisan-lapisan-ozon.htm
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-
global/
http://www.pu.go.id/uploads/services/
infopublik20130926114705.pdf
2012. Energi Alternatif (Biofuel) diakses
http://www.premysisconsulting.com/2012/11/14/energi-
alternatif-biofuel/