BAB VII TEKANAN KAPILER
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of BAB VII TEKANAN KAPILER
BAB VII
PENENTUAN TEKANAN KAPILER PADA SAMPLE
BATUAN RESERVOIR
7.1.Tujuan Percobaan
1) Menghitung kecepatan sedimentasi suatu suspensi
yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi, gaya drag
dan gaya apung dengan metode grafik.
2) Menunjukkan semakin besar jumlah volume, maka
tekanan kapiler akan semakin meningkat.
3) Membuktikan bahwa indicator pressure berbanding
terbalik dengan mercury saturation.
7.2. Teori Dasar
Distribusi fluida vertical dalam reservoir
memegang peranan penting didalam perencanaan well
completion. Distribution secara vertikal ini
mencerminkan distribusi saturasi fluida yang
menepati setiap porsi rongga pori. Adanya tekanan
kapiler ( Pc ) mempengaruhi distribusi minyak
dengan gas didalam rongga pori tidak terdapat batas
yang tajam atau berbentuk zona transisi. Oleh
tekanan kapiler dapat dikonversi menjadi ketinggian
diatas kontak minyak air ( H ), maka saturasi
61
62
minyak, air dan gas yang menempati level tertentu
dalam reservoir dapat ditentukan. Dengan demikian
distribusi saturasi fluida ini merupakan salah satu
dasar untuk menentukan secara efisien letak
kedalaman sumur yang akan dikomplesi.
Di dalam batuan reservoir, gas, minyak dan air
biasanya terdapat bersama-sama dalam pori-pori
batuan, yang masing-masing fluida tersebut
mempunyai tegangan permukaan yang berbeda-beda.
Dalam sistem hidrokarbon di dalam reservoir,
terjadi beberapa tegangan permukaan antara fluida,
yaitu antara gas dan cairan, antara dua fasa cairan
yang tidak bercampur ( immicible ) dan juga antara
cairan atau gas dengan padatan. Kombinasi dari
semua tegangan permukaan yang aktif akan menentukan
tekanan kapiler dan kebasahan dari batuan porous.
Tekanan kapiler ( Pc ) didefinisikan sebagai
perbedaan tekanan yang ada antara permukaan dua
fluida yang tidak bercampur ( cairan-cairan atau
gas-cairan ) sebagai akibat dari terjadinya
pertemuan permukaan yang memisahkan mereka ( Amyx,
J. W. 1960 ). Perbedaan tekanan dua fluida ini
adalah perbedaan tekanan antara fluida non wetting fasa
( Pnw ) dengan fluida wetting fasa ( Pw ) atau :
Pc=Pnw−Pwf
63
Tekanan kapiler mempunyai dua pengaruh yang penting
dalam reservoir minyak atau gas, yaitu :
1) Mengontrol distribusi fluida di dalam
reservoir
2) Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas
untuk bergerak atau mengalir melalui pori-
pori reservoir sampai mencapai batuan yang
impermeable.
Tekanan kapiler di dalam batuan berpori tergantung
pada ukuran pori-pori dan macam fluidanya. Secara
kuantitatif dapat dinyatakan dalam hubungan sebagai
berikut :
Pc=2.σ.cosθ
r=Δρ.g.h
Dimana :
Pc = tekanan kapilerσ = tegangan
permukaan antara dua fluida
∆ ſ = perbedaan densitas dua fluida
g = percepatan gravitasi
θ =sudut kontak permukaan antara dua fluida
r =jari-jari lengkung pori-pori
h = selisih ketinggian permukaan kedua fluida
7.3. PERALATAN DAN BAHAN
64
7.3.1Peralatan
Mercury Injection Capillary apparatus dengan
komponen – komponen sebagai berikut :
1) Pump cylinder
2) Measuring screw
3) Make up. Nut
4) Picnometer lid
5) Sampel holder
6) Observation window
7) Pump scale
8) Mecrometer dial
9) Pressure hoss
10) 0 – 2 atm ( 0 – 30 psi ) pressure gauge
11) 0 – 5 atm ( 0 – 200 psi ) pressure gauge
12) 0 – 15 atm ( 0 – 2000 psi ) Pressure gauge
13) Vacum gauge
14) Pressure control
15) Pressure relief valve
16) Pump plunger
17) Yoke stop
18) Travelling yoke
67
Gambar 7.5 Travelling Yoke
Gambar 7.6 Make-up Nut
Gambar 7.7 Pump Cylinder
` Gambar 7.8 Picnometer Lid
68
Gambar 7.9 Pressure Control
Gambar 7.10 Pressure relief valve
7.3.2 Bahan
1) Fresh core
2) Gas
7.4. Prosedur Kerja
7.4.1 Kalibrasi Alat
Yaitu untuk menentukkan volume picnometer
( 28;150 cc ).
1. Pasang picnometer lid pada tempatnya, pump
metering plunger diputar penuh dengan
manipulasi handwheel.
69
2. Buka vacuum valve pada panel, sistem
dikosongkan sampai small gauge menunjukkan
nol, kemudian panal valve ditutup, picnometer
dokosongkan samapai tekanan absolute kurang
dari 20 micro.
3. Putar handwheel sampai matering plunger
bergerak maju dan mercury level mencapai lower
reference mark.
4. Moveable scale ditetapkan dengan yoke stop
( pada 28 cc ) dan handwheel dial diset pada
pembacaan miring kanan pada angka 15.
5. Mercury diinjeksikanke picnometer sampai pada
upper reference mark, skala dan dial
menunjukkan angka nol ( 0 ).
6. Jika pembacaan berbeda sedikit dari nol,
perbedaan tersebut harus ditentukan dan
penentuan untuk dial handwheel setting pada
step 4. Jika perbedaan terlalu besar yoke
stop harus direset kembali dan deviasi
pembacaan adalah ± 0,001 cc.
Karena dalam penggunaan alat ini memakai
tekanan yang besar tentu akan terjadi
perubahan volume picnometer dan mercury. Untuk
itu perlu dilakukan preassre volume correction yaitu
:
70
1) letakkan picnometer lid pada tempatnya, pump
matering plunger diputar penuh dengan
memanipulasi handwheel.
2) Ubah panel valve ke vacuum juga small pressure
gauge dibuka, sistem dikosongkan sampai
absolut pressure kurang dari 20 micro.
3) Mercury diinjeksikan sampai mencapai upper
reference mark, adjustmove able scale dial pada
pembacaan 0,00 cc kemudian tutup vacum valve.
4) Putar bleed valve mercury turun 3 mm dibawah
upper reference mark.
5) Putar pompa hingga mercury mencapai upper
reference mark lagi dan biarkan stabil selama
± 30 detik
6) Baca dan catat tekanan pada small pressure
gauge serta hubungan volume scale dan dial
handwheel ( gunakan dial ) yang miring
kekiri sebagai pengganti 0 – 5 cc. Graduated
interval pada skala.
7) Step d, e, dan f diulang untuk setiap
kenaikan tekanan pada sistem, kemudian
catat volume dan tekanan yang didapat. Jika
tekanan telah mencapai limit 1 atm, bukan
nitrogen valve.
8) Jika telah mencapai limit gunakan 0,150 atm
gauge.
71
9) Jika tes telah selesai, tutup panel nitrogen
valve, sistem tekanan dikurangi dengan
mengeluarkan gas sampai tekanan sistem
mencapai 1 atm.
10) Data yang didapat kemudian diplot, maka
akan terlihat bagaimana terjadinya
perubahan pressure volume.
A – B = Perubahan volume oleh tekanan ( Pada
tekanan rendah )
C – D = Perubahan volume pada tekanan tinggi
E = Inflektion point
7.4.2 Prosedur untuk menentukan tekanan kapiler
1) Siapkan core ( memperoleh core vol ) yang
telah diekstraksi dengan volume 1 – 2 cc,
kemudian tempatkan pada core holder.
2) Picnometer lid dipasang pada tempatnya dan putar
handwheel secara penuh.
3) Ubah panel valve ke vacuum dan pressure gauge
dibuka, sistem dikosongkan samapai absolute
pressure kurang dari 29 micron.
4) Tutup vacum, putar pump metering plunger sampai
level mercury mencapai lower reference mark.
5) Pump scale diikat dengan yoke stop dan handwheel
dial diset pada pembacaan 15 ( miring
72
kekanan ). Dan berikan pembacaan pertama
28,150 cc
6) Mercury diinjeksikan sampai mencapai upper
reference mark. Baca besarnya bulk volume dari
pup scale dan handwheel dial. Sebagai contoh
pembacaan skala lebih besar dari 12 cc dan
dial menunjukkan 32,5 maka bulk volume sampal
12,325 cc.
7) Gerakkan pump scale dan handwheel dial pada
pebacaan 0,000 cc.
8) Putar bleed valve, maka gas / udara mengalir
ke sistem sampai level mercury turun 3 – 5
mm dibawah upper reference mark.
9) Putar pompa sampai permukaan mercury
mencapai tanda paling atas dan usahakan
konstan selama 30 detik
10) Baca dan catat tekanan ( low pressure gauge
) dan volume skala serta handwheel dial
( miring ke kiri ) untuk mengganti 0 – 5 cc
graduated interval pada skala
11) Step 8, 9, dan 10 diulang untuk
beberapa kanaikan tekanan. Jika tekanan
telah mencapai 1 atm buka nitrogen valve. Jika
sistem telah mencapai limit pada 0 -2 atm
gauge, gauge diisolasi dari sistem dan
gunakan 0 – 150 atm gauge.
73
12) Step 11 diulangi sampai tekanan
akhir didapat
Catatan : Fluktuasi thermometer ± 1 – 2 oC
13) Jika tes telah selesai, nitrogen
valve ditutup. Tekanan sistem dikurangi
sampai mencapai tekanan atm dengan
mengeluarkan gas lewat bleed valve.
7.5. Hasil Percobaan dan Perhitungan
Tabel 7.1 Pengukuran tekanan kapiler
74
No
.
Indica
tor
Pressu
re
(atm)
Correc
t
Pressu
re
(atm)
Indicat
or
Volume
of
Mercury
Injecti
on
Pressur
e
Volume
Correct
ion
(cc)
Actual
Volume
of
Mercur
y
Inject
ion
(cc)
Mercury
Saturat
ion (%)
10,1 0,15 25,103 0,015 25,088 83,626
22,5 2,55 22,5 0,2 22,3 74,333
33,5 3,55 17,5 0,233 17,267 57,556
44 4,05 15 0,25 14,75 49,166
56,5 6,55 13 0,3 12,7 42,333
67,5 7,55 10,333 0,32 10,013 33,376
710,5 10,55 9,1 0,362 8,738 29,129
815 15,05 9 0,4 8,6 28,666
922 22,05 8,64 0,435 8,205 27,35
1035 35,05 8,6 0,48 8,12 27,066
1158 58,05 7,89 0,508 7,382 24,066
1270 70,05 7,6 0,517 7,083 23,61
75
1375 75,05 7,4 0,521 6,879 22,93
1480 80,05 7 0,525 6,475 21,583
1585 85,05 6,95 0,528 6,422 21,406
1690 90,05 6,9 0,532 6,368 21,226
1795 95,05 6,7 0,536 6,164 20,546
18105 105,05 6,5 0,55 5,95 19,833
19115 115,05 6,4 0,575 5,825 19,416
20120 120,05 6,3 0,59 5,71 19,033
Tabel 7.2 Hubungan antara Pressure dan Volume
Pressure (atm) Volume (cc)0 0,01 0,154 0,259 0,3515 0,425 0,4535 0,4840 0,4950 0,560 0,51100 0,54110 0,56
76
120 0,59125 0,62128 0,64130 0,67131 0,69132 0,71133 0,74134 0,77135 0,8136 0,83137 0,87139 0,99140 1,0
7.6. Pembahasan
Pada percobaan ini membahas mengenai tekanan
kapiler yang diberikan kepada suatu formasi batuan
reservoir. Tekanan kapiler merupakan perbedaan
tekanan yang ada antara permukaan dua fluida yang
tidak tercampur, sebagai akibat dari terjadinya
pertemuan permukaan yang memisahkan fluida
tersebut. Tekanan kapiler menyebabkan penyebaran
distribusi pada reservoir.
77
Ada dua grafik yang akan dibahas pada bab ini,
yaitu:
Grafik 7.1 Hubungan Correct Pressure (atm) dan Mercury Saturation (%)
0 20 40 60 80 1000
20
40
60
80
100
120
140
0.152.553.554.056.557.5510.5515.0522.05
35.05
58.05
70.0575.0580.0585.0590.0595.05
105.05
115.05120.05
Mercury Saturation (%)
Correct Pressure (atm)
Grafik di atas merupakan grafik mercury saturation
pada suatu batuan reservoir terhadap correct pressure.
Dari grafik tersebut dapat kita ketahui bahwa correct
pressure sangat mempengaruhi besar kecilnya mercury
saturation suatu batuan reservoir, karena apabila
78
correct pressure semakin besar maka mercury saturation pada
batuan akan semakin kecil. Misal, pada data ke-1
correct pressure sebesar 0,1 atm dan mercury saturationnya
sebesar 96,63 %. Akan tetapi, pada data ke-2 ketika
correct pressure diperbesar menjadi 2,05 atm batuan
tersebut menghasilkan mercury saturation lebih kecil,
yaitu 82,69 %.
Grafik 7.2 Hubungan Volume (cc) dan Pressure (atm)
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.20
20
40
60
80
100
120
140
0 1 4 9 152535405060
100110120125
128130131132133134135136137 139140
Volume (cc)
Pres
sure
(at
m)
Grafik di atas membahas mengenai hubungan
antara volume dengan pressure yang terdapat dalam
suatu formasi batuan reservoir. Dilihat dari grafik
di atas, dapat kita ketahui bahwa semakin besar
volume yang terdapat dalam batuan, maka semakin
79
besar pula pressure yang diberikan kepada batuan
tersebut. Seperti halnya pada grafik, ketika volume
pada batuan sebesar 0,15 cc, maka pressure yang
diberikan adalah sebesar 1 atm. Dan ketika volume
dinaikkan menjadi 0,25 cc, pressure yang diberikan
juga bertambah besar yaitu 4 atm.
7.7 Kesimpulan
1) Penentuan tekanan kapiler dari suatu sampel
formasi dapat dikatakan lebih cepat dan efisien
pada distribusi saturasi fluidanya, dari sumur.
2) Indicator pressure berbanding terbalik dengan mercury
saturation yaitu dengan berkurangnya indicator pressure
akan meningkatkan mercury saturation.
3) Berdasarkan dari data percobaan hubungan antara
Mercury saturation dengan nilai correct pressure
berbanding tebalik, sedangkan pada hubungan
tekanan dengan volume berbanding lurus Semakin
besar volume maka nilai tekanan akan semakin
menigkat.
4) Seperti halnya pada grafik, ketika volume pada
batuan sebesar 0,15 cc, maka pressure yang
diberikan adalah sebesar 1 atm. Dan ketika volume
dinaikkan menjadi 0,25 cc, pressure yang diberikan
juga bertambah besar yaitu 4 atm.