BAB III METODE PENELITIAN - Repository USM
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN - Repository USM
21
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam
melakukan suatu penelitian, karena pada dasarnya metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kegiatan
penelitian dilaksanakan karena berbagai alasan yang melatarbelakangi, salah satunya
terdapat masalah yang harus diselesaikan, apabila masalah tidak segera diselesaikan
maka akan menimbulkan berbagai masalah baru yang semakin rumit. Oleh karena itu
diperlukan sebuah metode penelitian yang tepat agar dapat menghasilkan analisis
permasalahan yang tepat dan sesuai sasaran.
3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan kegiatan penelitian dilakukan melalui 2 tahap penelitian. Penelitain
tahap pertama dilakukan dengan metode diskriptif kualitatif dengan pendekatan case
study. Case study berusaha untuk mengungkap dan menganalisis secara mendalam atas
suatu kasus (Chariri, 2009). Penelitian kualitatif dipilih karena dapat mendiskripsikan
secara mendalam mengenai faktor-faktor internal dan eksternal pada industri gula
Aren di wilayah Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Case Study yang
dianalisis adalah bagaimana membuat strategi pengembangan untuk industri kecil
22
pembuatan gula Aren melalui sudut pandang dan eksplorasi lingkungan internal dan
eksternal yang ditampilkan dalam tabel 3.1 berikut:
Tabel 3. 1. Tabel Rancangan Penelitian
No. Dimensi Studi Kasus
1. Focus
Analisis interaktif dan mendalam mengenai ndustri strategi
untuk pengembangan industri kecil berdasarkan sudut
pandang lingkungan internal dan eksternal.
2. Data Collection Multiple source: Interview, Participant Observation,
Document Record
3. Data Analysis Analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman) : Deskripsi, Analisis, Interpretasi, dan Penilaian
4. Product of The Study Studi mendalam mengenai industri strategi pengembangan
industri kecil pembuatan gula Aren
Penelitian tahap kedua adalah tahap perumusan strategi dilakukan dengan
menggunakan Analisis SWOT, dimana informan akan diminta untuk mengisi
kuesioner yang berisi faktor-faktor atau variabel-variabel. Variabel tersebut diperoleh
melalui analisis dan interpretasi dari data hasil wawancara dan observasi.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksankan di beberapa lokasi wilayah Kabupaten Kendal.
Dimulai dari rumah warga di wilayah Kecamatan Limbangan yang memiliki industri
kecil pembuatan gula Aren, dilanjutkan di rumah tengkulak/pengepul gula aren, serta
di kantor Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM Kabupaten Kendal. Penelitain
dilakukan dalam 2 tahap, tahap pertama untuk wawancara dan observasi dilaksanakan
bulan Desember 2018. Sedangkan penelitian tahap kedua untuk pengisian kuesioner
dilaksanakan pada awal bulan Januari 2018.
23
3.3. Obyek Penelitian
Obyek dalam kegiatan penelitian ini adalah instrumen strategi pengembangan
industri kecil pembuatan gula Aren yang didasarkan atas sudut pandang lingkungan
internal dan eksternal. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena
penelitian kualitatif berangkat dari kasus yang ada pada situasi sosial tertentu, dan hasil
kajiannya tidak akan diberlakukan pada populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain
pada situasi sosial dalam kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif
tidak disebut responden melainkan narasumber, partisipan atau informan (Sugiyono,
2015).
Industri pembuatan gula Aren di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal
dipilih menjadi obyek penelitian karena industri ini merupakan salah satu kearifan
lokal yang sampai saat ini masih bertahan (exist) di era modern dan berkembang.
Selain itu, Industri gula Aren membutuhkan strategi pengembangan bisnis yang
diharapkan mampu memberikan nilai lebih kepada pelaku usaha, kegiatan usaha yang
dijalankan, serta produk yang dihasilkan.
3.4. Profil Informan
Subyek dalam penelitian ini adalah berasal dari informan yang akan
memberikan berbagai informasi yang diperlukan melalui wawancara selama proses
penelitian. Informasi yang diberikan informan dapat berupa pernyataan, keterangan,
atau data-data yang diperlukan untuk membantu dalam pemahaman persoalan atau
24
permasalahan yang dianalisa. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan metode
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015). Dengan menggunakan purposive sampling,
diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang
dilakukan dan mampu menjelaskan keadaan yang sebenarnya mengenai obyek yang
dianalisa. Tabel dibawah menunjukkan informan yang telah dipilih sebagai sumber
data yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini.
Tabel 3. 2. Data Informan
No Nama
Informan
Usia
(th)
Jenis
Kelamin Keterangan
1. Ibu Soimah 38 Perempuan Pengrajin Gula Aren Dsn. Manggung, Desa Peron.
2. Ibu Waliyam 53 Perempuan Pengrajin Gula Aren Dsn. Manggung, Desa Peron.
3. Ibu Muslikhah 36 Perempuan Pengrajin Gula Aren Dsn. Manggung, Desa Peron.
4. Ibu Sumarni 49 Perempuan Pengrajin Gula Aren Desa Ngesrepbalong
5. Bp. Suparwoto 51 Laki-laki Pengrajin Gula Aren Desa Ngesrepbalong
6. Ibu Sutarni 47 Perempuan Pengrajin Gula Aren Desa Gonoharjo
7. Ibu Nafisah 49 Perempuan Kantor Kecamatan Limbangan
8. Bp. Heri Kusnandar 48 Laki-laki Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kab.
Kendal
9. Bp. Wiwid Bekti 55 Laki-laki Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kab.
Kendal
10. Ibu Harini 49 Perempuan Penjual & Tengkulak Gula Aren
11. Ibu Sawinah 47 Perempuan PKU UKM Gula Aren Dsn. Manggung, Desa Peron.
Kriteria informan pada tabel tersebut diatas merupakan pihak yang telah cukup
lama dan intensif menyatu dengan jalannya kegiatan industri kecil pembuatan gula
Aren. Pengumpulan informasi dilakukan dengan cara wawancara tidak terstruktur dan
terjadwal. Sehingga dalam memberikan informasi, informan tidak memiliki
kesempatan untuk mengolah atau mempersiapkan jawaban terlebih dahulu. Selain itu
informan juga diberikan kuesioner untuk memberikan bobot dan peringkat (rating)
25
pada faktor-faktor strategis yang sudah ditemukan dari hasil analisis wawancara dan
analisis interpretasi. Penilaian faktor-faktor tersebut yang digunakan sebagai
penyusunan perencanaan strategis atau strategi pengembangan pada industri
pembuatan gula Aren.
3.5. Jenis Data Penelitian
Pada kegiatan penelitian ini dituntut untuk menguasai teknik pengumpulan
data sehingga menghasilkan data yang relevan dengan penelitian. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dari sumber primer dan sumber
sekunder, serta data kuantitatif yang diperoleh dari hasil analisis data primer dan
sekunder tersebut.
3.6. Prosedur dan Sumber Pengambilan Data
3.6.1. Sumber Primer
Sumber primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2015). Sumber primer dalam penelitian ini
didapatkan melalui:
1. Perekaman dan pencatatan data yang diperoleh melalui wawancara
kepada subyek penelitian atau informan.
2. Observasi atau pengamatan langsung mengenai keadaan industri dan
pemasaran gula Aren tersebut.
26
3. Pengisian Kuesioner (bobot dan rating) oleh informan, dimana kuesioner
tersebut berisi faktor-faktor atau variabel-variabel atas hasil analisis dan
intepretasi data wawancara maupun observasi yang sudah dilakukan.
3.6.2. Sumber Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan informasi
secara langsung kepada pengumpul data. Sumber data sekunder ini dapat berupa hasil
pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari
orang lain (Sugiyono, 2015). Data ini digunakan untuk mendukung infomasi dari data
primer. Data sekunder didapatkan dari literatur-literatur yang berhubungan dan dapat
menunjang penelitian ini.
3.7. Teknik Analisis Data
Untuk melakukan analisis, perlu menangkap, mencatat, menginterpretasikan
dan menyajikan informasi. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian
kualitatif, bahwa analisis data tidak dapat dipisahkan dari data collection (Chariri,
2009). Adapun langkah analisis dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
3.7.1. Data Reduction
Data reduction intinya mengurangi data yang tidak penting sehingga data yang
terpilih dapat diproses ke langkah selanjutnya. Dalam penelitian kualitatif, data yang
27
diperoleh dapat berupa simbol, statement, kejadian, dan lainnya. Data reduction yang
mencakup kegiatan berikut ini:
1. Organisasi Data : Menentukan Kategori, Konsep, Tema dan Pola
2. Coding Data : Data dikelompokkan ke dalam tema tertentu dan
diberi kode untuk melihat kesamaan pola temuan.
3.7.2. Pemahaman (understanding) dan Pengujian
Atas dasar coding data, peneliti dapat memulai memahami data secara detail
dan rinci. Proses ini dapat berupa “pemotongan” data hasil wawancara dan
dimasukkan ke dalam folder khusus sesuai dengan tema/pattern yang ada. Hasil
observasi dan analisis dokumen dapat dimasukkan ke dalam folder yang sama untuk
mendukung pemahaman atas data hasil wawancara. Data kemudian dicoba dicari
maknanya/diinterpretasi. Dalam melakukan interpretasi, peneliti harus berpegang pada
koherensi antara temuan wawancara, observasi dan analisis dokumen.
3.7.3. Interpretasi
Hasil interpretasi kemudian dikaitkan dengan teori yang ada sehingga
interpretrasi tidak bersifat bias tetapi dapat dijelaskan oleh teori tersebut. Perlu diingat
bahwa dalam melakukan interpretasi, peneliti tidak boleh lepas dari kejadian yang ada
pada setting penelitian. Di samping itu, peneliti harus mampu mengkaitkan temuan
penelitian dengan berbagai teori karena penelitian kualitatif berpegang pada konsep
triangulation.
28
3.7.4. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis
(strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Penelitian ini
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor
internal dan eksternal.
Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT
adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan
Eksternal Opportunities dan Threaths yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman
(threahts) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)
(Rangkuti, Freddy, 2008).
1. Kuadran 1, Merupakan situasi yang sangat menguntungkan .Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
29
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented
strategy).
2. Kuadran 2, Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini
masih mempunyai kekuatan dari internal. Strategi yang harus diterapkan
adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
Gambar 3. 1. Analisis SWOT
3. Kuadran 3, Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tapi
dilain pihak, perusahaan menghadapi beberapa kendala / kelemahan.
Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Merk pada BCG
matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-
masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang
lebih baik.
30
4. Kuadran 4, Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.
Matrik Faktor-faktor Strategi Internal (IFAS)
Menurut Rangkuti, Freddy (2008), setelah faktor-faktor strategi internal suatu
perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategi Faktor Analysis
Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut dalam
kerangka Strength and Weakness perusahaan. Tahapnya adalah :
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan
pada Kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-
faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
Tabel 3. 3. Faktor-faktor Strategi Internal (IFAS)
Faktor-faktor
Strategis Internal Bobot Rating
Nilai
(Bobot x Rating)
Kekuatan
-
-
Kelemahan
-
-
TOTAL
31
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk
kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat
baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan
pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, dilakukan
kebalikannya.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai
dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya
dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-
faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam
kelompok industri yang sama.
32
Matrik Faktor-faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Menurut Rangkuti, Freddy (2008), sebelum membuat matrik faktor strategi
eksternal, hendaknya terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor strategi eksternal
(EFAS / Eksternal Strategi Faktor Analysis Summary). Berikut adalah tahap dan cara-
cara penentuannya:
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman)
b. Berikan bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut
kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
Tabel 3. 4. Faktor-faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Faktor-faktor
Strategis Eksternal Bobot Rating
Nilai
(Bobot x
Rating)
Peluang
-
-
Ancaman
-
-
TOTAL
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil,
33
diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misalnya, jika nilai ancamannya besar, ratingnya adalah 1. Sebaiknya, jika
nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya
bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-
faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam
kelompok industri yang sama.
3.7.5. Matriks SWOT
Menurut Rangkuti, Freddy (2008), Matriks SWOT adalah alat yang dipakai
untuk menysusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelamahan internal yang dimilikinya. Matriks
SWOT merupakan sebuah alat pencocokan yang penting dan membantu para manajer
mengembangkan empat jenis strategi, antara lain :
34
1. Strategi SO, strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST, strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
Tabel 3. 5. Matriks SWOT
IFAS
EFAS
STRENGTHS (S)
Tentukan 5-10 faktor-
faktorkekuatan internal
WEAKNESSES (W)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kelemahan
internal
OPPORTUNIES (O)
Tentukan 5-10 faktor
faktor peluangeksternal
STRATEGI (SO)
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
STRATEGI (WO)
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
TREATHS (T)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor ancamaneksternal
STRATEGI (ST)
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
STRATEGI (WT)
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
3. Strategi WO, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT, strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif
dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
35
Menurut R. David, Fred. (2011), maksud dari setiap alat pencocokan ini adalah
untuk menghasilkan strategi-strategi alternatif yang masuk akal, bukan untuk memilih
atau menentukan strategi mana yang terbaik. Oleh karena itu tidak semua strategi yang
dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk diterapkan / dilaksanakan.
Pedoman dalam perumusan strategi ini membantu proses pencocokan faktor-
faktor eksternal dan internal utama. Misalnya, ketika sebuah organisasi memiliki baik
modal maupun sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mendistibusikan produk-
produknya sendiri (kekuatan internal) dan distributornya tidak bosa diandalkan, mahal,
atau tidak sanggup memenuhi kebutuhan perusahaan (ancaman eksternal), integrasi ke
depan bisa menjadi Strategi ST yang menarik. Ketika sebuah perusahaan mempunyai
kelebihan kapasitas produksi (kelemahan internal) dan industri pokoknya sedang
mengalami penurunan penjualan dan laba eksternal (ancaman eksternal), diversifikasi
terkait dapat menjadi Strategi WT yang efektif.