BAB III GAMBARAN UMUM - Repository USM

26
32 BAB III GAMBARAN UMUM 3.1 Gambaran Wisata Kabupaten Kudus Kabupaten Kudus merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki tempat wisata dengan daya tarik yang tinggi. Keunikan Kabupaten Kudus membuat Kabupaten Kudus banyak didatangi masyarakat dari luar daerah. Beberapa objek wisata yang menakjubkan serta budaya khas jawa yang masih dipertahankan, membuat Kabupaten Kudus menarik untuk di telisik lebih dalam. 3.1.1 Wisata Alam 1. Desa Wisata Colo Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021 Gambar III.1 Desa Wisata Colo Desa Wisata Colo berada sekitar 18 kilometer dari pusat Kota Kudus. Lokasi tepatnya berada di lereng Gunung Muria, Kecamatan Dawe. Desa Wisata Colo memiliki view panorama pegunungan yang masih asri serta memiliki beberapa objek wisata didalamnya. Terdapat wisata alam antara lain adalah Puncak Argopiloso, Puncak Agrojembangan, Air Tiga Rasa Rejanu, Taman Ria Colo, Bukit Puteran, Wisata Agro Muria Colo, Air Terjun Kedung Paso, Bukit Supeser. Adapun wisata religi yaitu Makam Sunan Muria. Terdapat juga wisata kuliner berupa makanan khas Desa Colo.

Transcript of BAB III GAMBARAN UMUM - Repository USM

32

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Gambaran Wisata Kabupaten Kudus

Kabupaten Kudus merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang

memiliki tempat wisata dengan daya tarik yang tinggi. Keunikan Kabupaten

Kudus membuat Kabupaten Kudus banyak didatangi masyarakat dari luar daerah.

Beberapa objek wisata yang menakjubkan serta budaya khas jawa yang masih

dipertahankan, membuat Kabupaten Kudus menarik untuk di telisik lebih dalam.

3.1.1 Wisata Alam

1. Desa Wisata Colo

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.1 Desa Wisata Colo

Desa Wisata Colo berada sekitar 18 kilometer dari pusat Kota Kudus.

Lokasi tepatnya berada di lereng Gunung Muria, Kecamatan Dawe. Desa

Wisata Colo memiliki view panorama pegunungan yang masih asri serta

memiliki beberapa objek wisata didalamnya. Terdapat wisata alam antara lain

adalah Puncak Argopiloso, Puncak Agrojembangan, Air Tiga Rasa Rejanu,

Taman Ria Colo, Bukit Puteran, Wisata Agro Muria Colo, Air Terjun Kedung

Paso, Bukit Supeser. Adapun wisata religi yaitu Makam Sunan Muria.

Terdapat juga wisata kuliner berupa makanan khas Desa Colo.

33

2. Air Terjun Montel

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.2 Air Terjun Montel

Air Terjun Montel berlokasi di Desa Japan, Kecamatan Dawe. Air

terjun ini mempunyai ketinggian 50 meter. Fasilitas di objek wisata ini sudah

cukup memadai diantaranya adalah tempat parkir yang luas, warung makan,

toilet, dan terdapat juga ojek motor yang disediakan pengelola kepada

wisatawan. Air Terjun Montel di kelola oleh PERUM PERHUTANI

(Perusahaan Umum Kehutanan Negara) KPH Pati.

3. Pendakian Gunung Muria

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019

Gambar III.3 Pendakian Gunung Muria

34

Gunung Muria memiliki 5 puncak gunung yang dapat di daki, yaitu

Puncak 29, Puncak Natas Angin, Puncak Argowiloso, Puncak

Argojembangan, dan Puncak Abiyoso. Beberapa wisatawan. mengunjungi

Gunung Muria untuk melakukan pendakian. Terdapat basecamp pendakian di

Kabupaten Kudus untuk masing-masing puncak. Basecamp pendakian

Puncak 29 berlokasi di Desa Rahtawu memiliki ketinggian 1.602 mdpl.

Basecamp Puncak Natas Angin berlokasi di Desa Rahtawu memiliki

ketinggian 1.700 mdpl, puncak ini terkenal dengan jalur naganya. Basecamp

Puncak Argowiloso berlokasi di Desa Japan memiliki ketinggian 1.553 mdpl.

Basecamp Puncak Agrojembangan belokasi di Desa Japan, puncak ini

memiliki bentuk seperti punuk sapi. Basecamp Puncak Abiyoso berlokasi di

Desa Rahtawu.

4. Bukit Puser Angin

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2020

Gambar III 4 Bukit Puser Angin

Wisata Bukit Puser Angin berlokasi di Desa Klaling, Kecamatan

Jekulo. Bukit Puser Angin sering disebut sebagai Raja Ampat yang ada di

Kudus karena pemandangannya yang mirip dengan Kepulauan Raja Ampat.

Bukit yang berlokasi di Desa Klaling Kecamatan Jekulo ini memiliki

ketinggian 1.200 mdpl. Di bukit ini, pengunjung dapat berkemah.

35

5. Wana Wisata Ternadi

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2017

Gambar III.5 Wana Wisata Ternadi

Wana Wisata Ternadi berlokasi di Desa Ternadi, Kecamatan

Dawe.Wana Wisata Ternadi merupakan salah satu destinasi wisata di

Kabupaten Kudus yang resmi di buka pada tahun 2017. Akses menuju Wana

Wisata Ternadi memiliki medan yang menanjak dan cukup curam. Terdapat

beberapa spot foto yang menarik dan instagramable. Fasilitas di Wana Wisata

Kudus dilengkapi dengan area parkir yang luas, toilet, warung makan, dan

mushola (Kudussatu, 2020).

6. Pinus Kajar Park

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.6 Pinus Kajar Park

Lokasi Pijar (Pinus Kajar) berada di Desa Kajar, Kecamatan Dawe.

Pijar memliliki jarak 17 kilometer dari pusat kota atau dapat di tempuh

dengan kendaraan bermotor selama ±30 menit. Obek wisata ini memiliki

36

camping area, dan beberapa spot foto yang instagramable. Pinus Kajar Park

resmi dibuka pada 11 Maret 2021. Fasilitas yang disediakan di objek wisata

ini cukup lengkap, terdapat parkir, mushola, foodcourt, dan toilet (Perhutani,

2021).

7. Taman Sardi

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.7 Taman Sardi

Taman Sardi berlokasi di Desa Kajar, Kecamatan Dawe. Taman Sardi

biasa digunakan untuk keperluan berkemah dan kegiatan outdoor. Taman ini

memiliki menara pisang sebagai icon objek Taman Sardi. Terdapat banyak

gazebo yang dapat digunakan pengunjung untuk bercengkrama dengan teman

dan keluarga. Fasilitas yang disediakan di Taman Sardi cukup lengkap,

terdapat mushola, tiolet, warung makan, dan tempat parkir yang luas.

8. Air Tiga Rasa Rejenu

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.8 Air Tiga Rasa Rejenu

37

Air tiga rasa disini dipercayai masyarakat dengan khasiat sebagai

berikut:

a. Sumber air pertama memiliki rasa tawar-tawar masam yang dipercaya

berkhasiat untuk mengobati penyakit.

b. Sumber air kedua memiliki rasa seperti minuman soda ringan yang

dipercaya berkhasiat dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam

menghadapi berbagai permasalahan hidup.

c. Sumber air ketiga memiliki rasa seperti minuman keras semacam

tuak/arak yang dipercaya berkhasiat dapat memperlancar rezeki

(Nugroho A. , 2017).

3.1.2 Wisata Edukasi dan Buatan

1. Waterpark Mulia Wisata

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.9 Waterpark Mulia Wisata

Waterpark Mulia Wisata berlokasi di Desa Lau, Kecamatan Dawe.

Waterpark Mulia Wisata merupakan salah satu objek wisata yang

menyediakan berbagai wahana permainan air disediakan di Waterpark Mulia

Wisata. Wahana permainan antara lain adalah wahana kolam renang dewasa,

kolam renang anak, kolam berarus, ember tumpah, prosotan air, dan berbagai

permainan air linnya. Selain itu, terdapat juga wahana kolam terapi ikan.

Terdapat warung makan didalamnya, wifi, mushola, dan toilet yang memadai

yang disediakan untuk pengunjung.

38

2. Taman Krida Wisata Kudus

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.10 Taman Krida Wisata Kudus

Taman Krida Wisata atau biasa disebut dengan Taman Lampion

berlokasi di tengah kota lebih tepatnya berada di depan GOR Wergu. Taman

ini memiliki terdapat aneka patung binatang untuk edukasi mengenal berbagai

macam binatang serta terdapat koleksi binatang hidup seperti rusa dan

monyet. Selain itu, terdapat waterboom mini. Fasilitas di taman ini cukup

lengkap karena sudah terdapat tempat parkir, mushola, warung makan, toilet.

3. The Hiils Vaganza

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.11 The Hills Vaganza

The Hills Vaganza berlokasi di Desa Kajar, Kecamatan Dawe. The

Hills Vaganza memiliki spot foto yang beragam dan bernuansa cerah seperti

berhias bunga, berbagai lampu berwarna, payung berwarna, dan pemberian

warna yang cerah pada setiap bangunannya. The Hills Vaganza terdapat

39

fasilitas yang lengkap antara lain adalah tempat parkir yang luas, food court,

toilet, mushola, dan wifi.

3.1.3 Wisata Sejarah

1. Museum Kretek Kudus

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.12 Museum Kretek Kudus

Museum Kretek terletak di Desa Getas Pajetan, Kecamatan Kudus.

Lokasi Museum Kretek memiliki jarak 3 kilometer kearah selatan dari Kota

Kudus. Didalam Museum Kretek terdapat pameran sejarah mengenai rokok

dan terdapat juga replika rumah tradisional saja dan kolam renang

didalamnya.

2. Museum Purbakala Patiayam

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.13 Museum Purbakala Patiayam

40

Museum Purbakala Patiayam berlokasi di Desa Terban, Kecamatan

Jekulo. Museum Purbakala Patiayam merupakan tempat wisata yang kental

akan sejarah. Pada situs ini, terdapat berbagai macam fosil mulai dari

peradapan manusia purba hingga hewan yang hidup dimasa lampau. Fosil

yang ditemukan dan dipamerkan di tempat ini antara lain adalah Gajah,

Banteng, Kijang, Buaya, Haimau. Situs Patiayam merupakan tempat yang

dapat menemukan fosil sisa-sisa manusia purba berupa gigi geraham dan

pecahan tengkorak manusia.

3.1.4 Wisata Religi

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.14 Wisata Religi Menara Kudus

Selain dikenal sebagai Kota Kretek, Kudus juga dikenal sebagai Kota

Santri. Menara Kudus merupakan bangunan yang terbuat dari tumpukan batu

bata yang beratap kayu berbentuk limas. Tempat ini sering berdatangan

pengunjung untuk melakukan ziarah.

3.1.5 Wisata Kuliner

1. Soto Kebo

Soto Kebo merupakan makanan khas Kudus yang di sajikan didalam

mangkuk kecil. Konon, masyarakat menggunakan daging kerbau untuk

pengganti daging sapi karena menghormati masyarakat yang beragama

Hindu.

41

2. Balai Jagong

Balai Jagong merupakan tempat dimana jagung bakar yang disajikan

dengan berbagai sate seperti sate sosis, tempura, scallop, dsb. Balai jagong

berlokasi di belakang GOR Wergu dan banyak di kunjungi pada malam hari.

3. Sego Jangkrik

Sego jangkrik meruakan makanan khas Kudus yang disajikan dengan

cara dibungkus daun jati. Sego jangkrik bukanlah berisi nasi dan olahan

jangkrik, namun berisi nasi lodeh yang dicampur dengan daging kerbau.

4. Lentog Tanjung

Lentog Tanjung merupakan makanan khas Kudus yang berasal dari

olahan jangan gori. Jangan gori adalah sayur nangka yang dimasak dengan

santan. Lentog tanjung disajikan dalam piring yang dilapisi daun pisang dan

terdapat lontong, jangan gori, tahu, tempe, dan telur.

3.2 Desa Wisata Colo sebagai Destinasi Wisata Kudus

Desa Wisata Colo merupakan dalah satu destinasi wisata yang ada di

Kabupaten Kudus. Desa Wisata colo terletak di Desa Colo,lereng Gunung Muria,

berada dalam wilayah administrasi di Kecamatan Dawe. Gunung Muria

merupakan salah satu gunung yang ada di Pulau Jawa khususnya berada di Jawa

Tengah. Gunung tersebut terletak di pantai utara Jawa Tengah dan termasuk ke

dalam 3 Kabupaten. yaitu Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati, dan Kabupaten

Kudus. Gunung ini memiliki ketinggian 1.602 meter diatas permukaan laut.

3.2.1 Kondisi Geografis

Secara geografis, Desa Colo berada di lereng Gunung Muria, lebih tepatnya

terletak di Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Desa

tersebut memilki ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Desa Wisata Colo

memiliki jarak 11 Km ke Kecamatan Dawe dan 18 Km jarak dari kota Kudus.

Untuk menuju Desa Wisata Colo, dapat ditempuh dengan menggunakan motor,

mobil pribadi, angkot bahkan bus pariwisata.

42

TABEL III.1

BATAS ADMINISTRASI DESA COLO

Sumber: RPJM Desa Colo, 2014 dalam Widodo J. (2017)

Desa Colo memiliki luas lahan seluas 584 hektar (Ha) dan termasuk ke

daerah dataran tinggi yang berada di Kabupaten Kudus karena desa ini terletak di

ketinggian ±700 meter diatas permukaan laut dengan iklim tropis dan

bertemperatur sedang (BPS, Kecamatan Dawe Dalam Angka 2018, 2018).

3.2.2 Sejarah Desa Colo

Colo adalah suatu desa yang terletak di sebelah utara Kabupaten Kudus.

Desa ini berada di ketinggian ±700 meter diatas permukaan laut. Mengingat

penyebaran islam di Tanah Jawa, tak lepas dari peran Walisongo (Wali Sembilan)

didalamnya. Berdasarkan data yang diambil dari Sa'adah (2018), Desa Colo itu

sendiri tidak lepas dari salah satu sosok penyebar islam di Tanah Jawa oleh

Walisongo. Sosok tersebut bernama Raden Umar Said atau basa disebut dengan

Sunan Muria. Oleh karena itu, asal usul Desa Colo tidak dapat dilepaskan

aktivitas berdakwah dan penyebaran islam oleh Sunan Muria dan sejarah

kehidupan Sunan Muria itu sendiri.

Berdasarkan telaah dokumen dari Sa’adah (2018), ditemukannya Desa Colo

berasal dari sifat kesederhanaan yang dimiliki Sunan Muria, membuat beliau

memilih untuk tinggal dan berdakwah dengan rakyat yang berada di tengah hutan

belantara. Pada jaman dahulu, Sunan Muria berjalan kearah utara dari Kota Kudus

yang kemudian berhenti di salah satu desa yang terletak di Desa Kajar (sebelah

selatan Desa Colo). Kemudian, Sunan Muria mendengar ada suara anjing yang

mengonggong di atas Desa Kajar yang menandakan mungkin masih ada manusia

yang hidup disana. Kemudian, beliau naik ke atas Desa Kajar yang sekarang

disebut dengan nama Desa Colo dan melakukan tapak tilas sebelum sampai ke

atas Gunung Muria yang sekarang menjadi tempat pemakaman Sunan Muria.

Arah Batas Wilayah

Sebelah Utara Hutan lindung muria

Sebelah Timur Desa Ternadi dan Hutan Lindung

Sebelah Selatan Desa Kuwukan, Desa Dukuh Waringin dan Desa Kajar

Sebelah Barat Desa Japan dan Desa Dukuh Waringin

43

3.2.3 Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Desa Colo pada Tahun 2017 adalah sebanyak 4.072 jiwa

dengan jumlah rumah tangga sebanyak 1.021 KK. Dilihat dari jumlah penduduk

menurut jenis kelamin, diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan lebih

mendominasi daripada jumlah penuduk laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki

berjumlah 1.979 jiwa, sedangkan perempuan berjumlah 2.093 jiwa.

Sumber: (BPS, Kecamatan Dawe Dalam Angka 2018, 2018)

Gambar III.15 Jumlah Penduduk Desa Colo Berdasarkan Jenis Kelamin

3.2.4 Kondisi Sosial Ekonomi

Dalam Widodo J. (2017) menyebutkan bahwa sebagian besar penduduk

Desa Colo memiliki mata pencharian atau pekerjaan sebagai petani. Dilihat dari

kondisi geografis, profesi penduduk sebagai petani memang sesuai karena desa ini

terletak di lereng Gunung Muria dimana desa ini merupakan saerah yang subur.

Namu, mayoritas penduduk Desa Colo bekerja sebagai buruh tani. Hal ini

dikarenakan Desa Colo sebagai salah satu lumbung padi di Kabupaten Kudus.

Selain bermata pencaharian sebagai petani, penduduk Desa Colo juga bermata

pencaharian sebagai pedagang dan tukang ojek. Hal ini dikarenakan karena

adanya objek wisata di Desa Colo yang dimana wisatawan biasanya menggunakan

jasa ojek khususnya di satu objek wisata religi yang sering dikunjungi wisatawan

yaitu Makam Sunan Muria. Berikut merupakan data mata pencaharian penduduk

Desa Colo:

Jumlah Penduduk Desa Colo

Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

44

TABEL III.2

PROFESI/MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA COLO Profesi Jumlah (jiwa)

Petani 85

Buruh Tani 523

Pengusaha 52

Buruh Industri 157

Buruh Bangunan 121

Pedagang 347

Sopir Angkutan 20

Ojek 391

Pegawai Negeri 32

Pensiunan 23

Sumber: Widodo, 2017

Berdasarkan data Widodo (2017), tingkat pendidikan di Desa Colo tercatat

sebanyak 1.663 jiwa dengan pembagian tingkat pendidikan menjadi 4 kategori,

yaitu: belum tamat SD, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, tamat AK/PT.

Menurut pembagian tingkat pendidikan yang ada diatas, Desa Colo termasuk

kedalam tingkat pendidikan yang relatif rendah, yaitu belum tamat SD sebanyak

50,51%, tamat SD sebanyak 11,43%, tamat SMP sebanyak 18%, tamat SMA

sebanyak 18,04% dan yang tamat pendidikan tinggi sebanyak 2,1%.

3.2.5 Kondisi Sarana dan Prasarana

1. Transportasi

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.16 Sarana Transportasi

Sarana transportasi merupakan unsur penting yang terdapat di suatu

wilayah atau kawasan baik pedesaan maupun perkotaan. Dengan adanya

sarana transportasi yang baik, akan menunjang keberlangsungan aktivitas

masyarakat. Sarana transportasi yang berperan sebagai kegiatan mobilitas

45

kerja terutama dibidang perekonomian. Desa Wisata Colo memiliki sarana

transportasi berupa terminal yang lokasinya berada ditengah-tengah Desa

Wisata Colo tepatnya berada di depan pasar Colo. Selain menjadinal, tempat

tersebut juga berperan sebagai pangkalan ojek di Desa Wisata Colo.

2. Peribadatan

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.17 Sarana Peribadatan Desa Wisata Colo

Sarana peribadatan merupakan unsur penting yang harus ada dalam

kehidupan masyarakat. Aktivitas ibadah selain untuk beribadah dengan Tuhan

(hubungan vertikal), berperan juga dalam mempererat tali persaudaraan antar

masyarakat beragama (hubungan horisontal). Penduduk Desa Colo mayoritas

beragama islam dengan jumlah sarana peribadatan sebanyak 27 buah yang

terdiri dari masjid berjumlah 6 buah, 20 buah surau/langgar/mushola, dan 1

buah vihara (BPS Kecamatan Dawe dalam Angka, 2018). Sarana peribadatan

yang ada di Desa Colo terbuka umum untuk masyarakat maupun wisatawan.

46

3. Perekonomian

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.18 Sarana Perekonomian Desa Wisata Colo

Sarana perekonomian merupakan tempat dimana penjual dan pembeli

dipertemukan guna melakukan suatu transaksi perekonomian atau

perdagangan demi melangsukan keberlangsungan pereknomian masyarakat.

Terdapat beberapa sarana perekonomian dimana wisatawan maupun

masyarakat dapat melakukan kegiatan jual beli makanan, cindera mata, oleh-

oleh, dsb.

Sarana perekonomian yang terdapat di Desa Wisata Colo, antara lain

adalah warung makan, toko, kios, dan pasar yang berada di dekat Makam

Sunan Muria.

4. Kesehatan

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III. 19 Sarana Kesehatan

Sarana Kesehatan merupakan sarana untuk melakukan pelayanan

kesehatan oleh tenaga medis. Desa Colo memiliki sarana kesehatan berupa

47

Puskesmas Pembantu dan terbuka untuk wisatawan yang ada di Desa Wisata

Colo. Sarana kesehatan yang ada di Desa Colo memiliki tenaga medis

berjumlah satu orang yaitu seorang bidan.

5. Toilet Umum

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.20 Toilet Umum

Toilet umum di tempat wisata merupakan salah satu unsur penting

untuk memenuhi kebutuhan MCK oleh wisatawan. Di Desa Wisata Colo

memiliki beberapa toilet umum yang dapat digunakan wisatawan apabila

berada di Desa Wisata Colo. Lokasi toilet umum paling banyak berada di

kawasan terminal dan kawasan pasar. Untuk menggunakan fasilitas toilet

umum, wisatawan dikenakan biaya Rp. 2.000 - Rp. 4.000 tergantung

kebutuhan wisatawan terhadap penggunaannya.

6. Aksesibilitas

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.21 Aksesibilitas Menuju Desa Wisata Colo

Berdasarkan data BPS Kecamatan Dawe dalam Angka (2018), kondisi

jalan yang ada di Desa Colo cenderung dalam keadaan baik, dengan panjang

48

ruas 4.300 meter. Untuk perkerasannya sendiri, seluruh ruas jalan sudah

menggunakan jenis material aspal.

Untuk menuju ke Desa Wisata Colo, pengunjung akan disuguhi

pemandangan pegunungan Gunung Muria. Karena lokasinya yang berada di

pegunungan, jalan menuju desa ini memiliki medan dengan tikungan sedang

dan tidak terlalu curam.

3.3 Daya Tarik Desa Wisata Colo

Pada tahun 2012, Desa Wisata Colo mulai dirintis oleh Dinas Priwisata

Kabupaten Kudus bersama penduduk desa serta keorganisasian yang ada di

dalamnya (POKDARWIS). Pada saat itu juga, Desa Wisata Colo dirintis bersama

dengan 10 Desa Wisata lainnya yang ada di Kabuoaten Kudus. Desa Wisata Colo

memiliki beberapa potensi sebagai tempat wisata, antara lain adalah religi,

budaya, alam, kesenian, kuliner, handcraft dan lain sebagainya. Bentuk apresiasi

masyarakat terhadap segala potensi yang dimiliki menjadikan Desa Wisata Colo

mulai untuk di kembangkan sebagai tempat wisata (Indonesia, 2017).

Letaknya yang berada di lereng Gunung Murian dengan ketinggian 700

meter diatas permukaan laut membuat desa tersebut memiliki udara yang sangat

sejuk. Selain itu, Desa Wisata Colo memiliki panorama alam pegunungan yang

indah nan asri, serta terdapat suara alam seperti gemericik air sungai/air terjun

yang diselingi bunyi satwa liar khas pegunungan seperti kicauan burung. Berikut

adalah berbagai daya tarik wisata yang ada di Desa Wisata Colo:

1.3.1 Tradisi dan Budaya

1. Buka Luwur

Buka luwur adalah sebuah ritual peringatan hari wafatnya para wali

dengan mengadakan prosesi penggantian kelambu makam wali. Setiap

tanggal 15 Muharram, Kabupaten Kudus mengadakan acara Haul Sunan

Muria yang diadakan di Pemakaman Sunan Muria yang berlokasi di Desa

Wisata Colo. Pada acara peringatan, pihak pengurus makam dan masjid wali

melaksanakan rangkaian kegiatan seperti semaan Alqur’an, pengajian umum

dan pembagian nasi uyah (nasi jangkrik). Nasi jangkrik merupakan makanan

49

khas Kudus yang disajikan dengan cara dibungkus daun jati. Sego jangkrik

bukanlah berisi nasi dan olahan jangkrik, namun berisi nasi lodeh yang

dicampur dengan daging kerbau.

Masyarakat mempercayai bahwa sebungkus nasi dari prosesi buka

luwur akan membawa berkah. Nasi tersebut akan dibagikan ke masyarakat

untuk dimakan bersama keluarga dan tetangga yang tidak kebagian nasi

bungkus tersebut. Acara ini dilaksanakan oleh Yayasan Masjid Menara dan

Makam Sunan Muria bersama dengan masyarakat.

2. Seribu Kupat

Tradisi Seribu Kupat dilakukan hari ke 7 setelah Hari Raya Idhul Fitri

dan telah berlangsung sejak tahun 2008. Awal mula terbentuknya tradisi ini,

pada saat Bupati Kudus Musthofa Wardoyo melihat sejarah peninggalan

Sunan Muria yang belum terkelola dengan baik. Oleh karena itu, tradisi ini

diciptakan sebagai bentuk menghormati Sunan Muria. Tradisi Sewu Kupat

diadakan sekali dalam setahun setelah pelaksanaan lebaran. Ketupat dibuat

oleh warga Desa Colo yang dikumpulkan menjadi satu dan dibentuk seperti

gunung. (Rasyid, 2021).

Prosesi arak-arakan seribu kupat dilakukan mulai dari pukul 07.00

WIB. Tradisi ini dilakukan dengan cara arak-arakan ketupat dari Makam

Sunan Muria menuju ke Taman Ria Colo. Setelah sampai ke Taman Ria,

arak-arakan akan disambut para warga yang akan berebutan mengambil

ketupat. Setelah itu kegiatan inti dilakukan dan diisi oleh pejabat maupun

Bapak Bupati Kudus. Kupat yang dibuat seperti gunung merupakan kupat

yang dikumpulkan dari para warga Desa Colo yang dikumpulkan melalui

ketua RT masing masing dan kemudian di kumpulkan jadi satu di Balai Desa

dan dirangkai menyerupai gunung oleh panitia. Panitia sendiri merupakan

kumpulan dari warga Desa Colo beserta para pemudanya.

3. Ngguyang Cekathak

Pada jaman dahulu Sunan Muria menggunakan seekor kuda putih

sebagai alat transportasinya dalam mengembangkan agama Islam di Muria

dan sekitarnya. Pelana kuda atau biasa disebut dengan cekathak yang

digunakan Sunan Muria pada jaman dahulu kini masih terdapat di Makam

50

Sunan Muria dan masih dilestarikan sampai sekarang. Ritual Guyang

Cekathak merupaan sebuah ritual dimana pelana kuda milik Sunan Muria

dimandikan. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap

Sunan Muria. Selain itu, tradisi ini juga digunakan sebagai ritual memohon

hujan. Upacara Ngguyang Cekathak diselenggarakan pada hari Jum’at Wage

bulan September. Bulan September digunakan sebagai hari pelaksanaan

ngguyang ceathak dikarenakan menurut perhitungan orang Jawa puncak

kemarau atau biasa disebut mangsa ketiga yang biasanya terjadi pada tanggal

24 Agustus sampai dengan 25 September. Acara ini diikuti oleh Yayasan

Masjid Menara dan Makam Sunan Muria bersama dengan pelaku wisata dan

masyarakat (Hidayah, 2015).

4. Wiwit Kopi

Tradisi Wiwit Kopi dilakukan sebagai tanda panen raya kopi di Desa

Colo akan dimulai. Tradisi ini sudah berlangsung turun temurun dari jaman

nenek moyang. Tradisi Wiwit Kopi dilakuakn masyarakat Desa Colo sebagai

bentuk rasa syukur karena telah diberi kenikmatan oleh Tuhan berupa hasil

bumi berupa kopi. Tarian sambutan panen kopi untuk mengawali acara

Tradisi Wiwit Kopi. Para penari wiwit kopi merupakan anak-anak muda Desa

Colo. Para warga membawa bungkusan berisi ayam lingkung bakar khas

Kudus. Selain bungkusan berisi ayam, terdapat juga berbagai lauk pauk

tradisional. Acara ini berlangsung ke area lahan perkebunan yang telah

dikelola PMPH bersama dengan masyarakat Desa Colo (Latif, 2019).

5. Sedekah Bumi

Sedekah bumi merupakan tradisi tahunan yang dilakukan sekali dalam

setahun biasanya dilakukan pada bulan apit. Tradisi ini diadakan sebagai

ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta yang telah memberi nikmat

dari hasil bumi yaitu berupa hasil alam seperti kopi, palawija, buah, sayur dan

tanaman lain lainnya. Karena hasil bumi tersebut masyarakat dapat

mencukupi kebutuhan untuk keberlangsungan hidup mereka. Tradisi ini

berlangsung secara turun temurun dan masih dipertahankan sampai sekarang.

51

3.3.2 Wisata Religi

Makam Sunan Muria merupakan salah satu salah satu bukti penyebaran

agama Islam ditanah jawa. Raden Umar Said memiliki peran penting dan berjasa

kepada masyarakat, selain melakukan penyebaran agama Islam,

beliau juga mengajarkan banyak kebudayaan yang tidak menentang kebudayaan

yang lain dan sesuai dengan syariat Islam (Husna, 2020).

Di Desa Wisata Colo terdapat makam Raden Umar Said atau yang biasa

disebut dengan sebutan Sunan Muria. Makam Sunan Muria berjarak 18 kilometer

di sebelah utara Kota Kudus. Makam Sunan Muria berada di ketinggian 1.600

mdpl (Rasyud, 2020).

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.22 Masjid Sunan Muria

Bersebelahan dengan Makam Sunan Muria, terdapat Masjid Sunan Muria

yang merupakan tempat beribadah sekaligus salah satu objek yang dituju

pengunjung apabila datang ke Makam Sunan Muria. Masjid ini masih terjaga

keasliannya karena sudah dipagar.

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.23 Penjualan Souvenir Sunan Muria

52

Sepanjang perjalanan menuju Makam Sunan Muria, pengunjung akan

disuguhkan dengan berbagai cinderamata dan oleh-oleh khas Makam Sunan

Muria. Terdapat berbagai kerajinan yang terbuat dari benang, anyaman, kakao,

gerabah, dsb. Setelah renovasi pada tahun 2010, terdapat 14 kios toko yang

disediakan oleh Yayasan Masjid dan Makam Sunan Muria untuk para pedagang

guna mendagangkan dagangannya. Selain itu, terdapat juga kios milik warga, baik

sewa maupun pribadi sejumlah sekitar 300 kios (Widodo J. , 2017). Pedagang

disini mayoritas berasal dari masyarakat Desa Colo. Namun terdapat juga

beberapa pedagang yang berasal dari luar daerah.

3.3.3 Wisata Edukasi

Tujuan dari wisata edukasi adalah sebagai media pendidikan bagi

masyarakat khususnya adalah untuk para pelajar. Terdapat beberapa paket wisata

edukasi yang ditawarkan di Desa Wisata Colo, antara lain adalah paket membatik,

paket edukasi kopi, kunjungan industri, edukasi kampung parijoto, dan wisata

observasi. Terdapat guide yang disediakan untuk membantu wisatawan

mendapatkan informasi yang lebih jelas. Selain itu, guide juga bertujuan agar

wisatawan tidak melakukan kegiatan yang bersikap seenaknya seperti merusak

kawasan wisata atau berprilaku yang tidak baik. (Husna, 2020).

1. Membatik

Pada wisata edukasi membatik, pengunjung dapat mengikuti kegiatan

membatik mulai dari persiapan kain samapi dengan pewarnaan. Wisata

edukasi membatik dibentuk pada tahun 2014 dan dikelola oleh POKDARWIS

dan Warga.

2. Edukasi Kopi

Wisata Kebun Kopi merupakan salah satu wisata yang termasuk ke

dalam wisata edukasi yang berfungsi memberi pendidikan kepada

pengunjung mengenai perawatan dan perkembangan pohon kopi. Wisata

edukasi kopi dibentuk pada tahun 2013 dan dikelola oleh POKDARWIS,

GAPOKTAN dan Warga.

3. Kunjungan Industri

Kunjungan industri merupakan salah satu wisata edukasu yang ada di

desa Wisata Colo dimana pengunjung diperlihatkan bagaimana pelaku

53

UMKM mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai, seperti

pembuatan kerajinan khas Sunan Muria. Wisata Kunjungan Industri dibentuk

dan dikelola oleh Warga.

3.3.4 Wisata Alam

1. Taman Ria Colo

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.24 Taman Ria Colo

Taman Ria Colo terletak tepat didepan hotel Graha Muria Colo. Taman

Ria Colo dikelola oleh pemerintah Kelembagaan Kementrian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan CV. Muria Indah (Beritamuria, 2015).

Terdapat prastati Sewu Kupat yang ditanda tangani oleh Musthofa, Bupati

Kabupaten Kudus pada tahun 2012 yang diletakkan di depan Gapura Taman

Ria Colo sebagai tanda persemian dibukanya taman ini.

Taman yang memiliki view langsung ke pegunungan Gunung Muria

menyediakan area camp didalamnya. Taman Ria Colo menyediakan fasilitas

yang cukup lengkap mulai dari tempat parkir, mushola, warung makan, toilet,

dan wifi. Selain itu, terdapat juga wahana permainan anak-anak, seperti

ayunan, prosotan, dsb. Panggung pertunjukan juga disediakan di tempat ini

yang dapat disewa untuk acara tertentu.

54

2. Bukit Supeser

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.25 Bukit Supeser

Bukit Supeser resmikan pada Januari 2021 dan dikelola oleh PR. Sukun

serta melibatkan masyarakat dipengelolaannya. Bukit yang memiliki view

langsung ke pegunungan Gunung Muria ini menyediakan area camp

didalamnya. Bukit Supeser berdiri di atas tanah seluas 3 hektar yang dapat

menampung 300 tenda. Terdapat gardu pandang unutk meninkmati

pemandangan pegunungan muria. Selain itu terdapat juga aula tempat

pertemuan untuk memfasilitasi pengunjung yang ingin membuat acara

(Rosyidi, 2020).

Selain menjadi wisata alam, bukit supeser juga direncanakan sebagai

wisata religi karena terdapat petilasan Mbah Supeser didalamnya.Terdapat

akses menuju Makam Sunan Muria melalui tangga yang dibangun langsung

terhubung dengan Makam Sunan Muria menjadi daya tarik tersendiri yang

dimiliki oleh Bukit Supeser. Bukit Supeser memiliki fasilitas yang lengkap,

mulai dari parkir, mushola, toilet, warung makan, area camp, dan yang

special adalah dapat langsung terhubung dengan Makam Sunan Muria.

55

3. Bukit Puteran

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar III.26 Bukit Puteran

Bukit Puteran berada di Dukuh Pandak, Desa Colo. Bukit Puteran

menyediakan area camp untuk berkemah dan menikmati view alam Gunung

Muria. Bukit Supeser memiliki ketinggian kurang lebih 900 mdpl (meter

diatas permukaan laut). Untuk menuju ke Bukit Puteran, pengunjung

membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan kendaraan bermotor yang

jaraknya sekitar 20 kilometer dari pusat kota. Untuk menuju ke puncak bukit,

akses mudah dijangkau. Pengunjung cukup berjalan kaki sekitar 20 hingga 50

meter dari tempat parkir (Rahman, 2020).

4. Omah Alas

Sumber: Arwindra, 2017

Gambar III.27 Omah Alas Di Omah Alas terdapat wahana permainan flyung fox dengan panjang

lintasan terpanjang kedua di Jawa yaitu memiliki panjang lintasan 200 meter

setelah flyig fox di Pacitan yang mencapai 400 meter. Omah Alas dikelola

56

oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dan Paguyuban Masyarakat

Pelindung Hutan (PMPH) (Arwindra, 2017).

5. Puncak Argopiloso

Sumber: Ridwan, 2020

Gambar III.28 Puncak Argopiloso

Puncak Argopiloso merupakan salah satu puncak Gunung Muria yang

berada di Desa Colo. Puncak Agrojembangan biasa disebut Puncak Punuk

Sapi karena bentuknya yang menyerupai punuk sapi. Puncan Agrojembangan

memiliki pesona alam yang yang masih asri karena Puncak Agrojembangan

merupakan puncak yang jarang didaki oleh pendaki (Paresmapa, 2017).

3.3.5 Kuliner

1. Kopi Muria

Kopi Muria merupakan salah satu komoditas unggulan yang ada di di

Kabupaten Kudus. Berdasarkan data yang dari Astuti, 2019 menyatkan bahwa

terdapat tumbuhan kopi seluas 452 hektar yang berada di lereng Gunung

Muria. Lahan kopi seluas 452 hektar tersebut berada di Desa Colo,

Kecamatan Dawe. Hasil wawancara dari Ibu Valen yang bermata pencaharian

sedagai pedagang mengatakan bahwa Kopi Muria telah dipasarkan sampai ke

mancanegara dan sebagai potensi unggulan yang berasa dari Desa Colo.

2. Pakis

Pakis adalah salah satu jenis tumbuhan paku dan merupakan tanaman

liar yang dapat hidup dihutan. Desa Wisata Colo memiliki olahan tanaman

pakis berupa pecel pakis dan kripik pakis. Pecel pakis dan kripik pakis

merupakan potensi kuliner yang dimiliki oleh Desa Colo. Pecel pakis dan

kripik pakis terbuat dari daun pakis sebagai bahan utama. Tanaman pakis

57

merupakan tanaman liar yang jarang dimanfaatkan, namun di Desa Colo

tanaman pakis dapat dimanfaatkan daunnya untuk pembuatan pecel dan

kripik.

3. Parijoto

Parijoto adalah jenis tanaman yang memilii banyak manfaat dengan

manfaat utamanya adalah sebagai penyubur kandungan. Biasanya tanaman

pakis dikonsumsi untuk menambah gizi bagi wanita yang sedang program

hamul. Di Desa Wisata Colo, parijoto diolah menjadi makanan siap saji,

diantaranya adalah sirup parijoto, permen parijoto, dan teh parijoto.

3.3.6 Penginapan

1. Penginapan The Jala’s

Penginapan The Jala’s terletak dekat dengan Makam Sunan Muria.

Penginapan The Jala’s dikelola oleh warga Desa Colo dengan kepemilikan

pribadi. Penginapan ini memilki view pegunungan Gunung Muria.

Penginapan The Jala’s berlokasi di dekat Terminal Colo.

2. Penginapan Muria

Penginapan Muria tidak jauh lokasinya dari Penginapan The Jala’s dan

dekat dengan Makam Sunan Muria. Penginapan Muria merupakan usaha

milik pribadi yang dikelola oleh warga itu sendiri. Penginapan Muria

berlokasi bersebelahan dengan penginapan The Jala’s.

3. Hotel Graha Muria

Graha Muria berada tepat didepan Taman Ria Colo, berlokasi di Jl.

Pesanggrahan, Desa Colo. Graha Muria dikelola oleh Pemerintah Kabupaten

Kudus. Fasilitas yang ditawarkan cukup menarik yaitu dengan pemandangan

Gunung Muria, terdapat amar yang nyaman, toilet yang disertai air panas,

TV, wifi, dan terdapat gedung pertemuan, serta parkir yang luas. Selain itu,

terdapat coffee shop dibelakang hotel.