BAB I PENDAHULUAN - Repository BSI
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULUAN - Repository BSI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pengelolaan data dengan teknologi informasi sudah bukan merupakan hal
baru lagi bagi dunia usaha. Sebab secara umum, sudah banyak perusahaan yang
telah menggunakan teknologi informasi untuk menunjang usahanya. Suatu
perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil selalu membutuhkan
data informasi seperti persediaan barang/produk, serta pengolahan data yang baik
akan menghasilkan informasi yang akurat, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar
dalam proses pengambilan keputusan.
Agen Drw.Skincare merupakan sebuah agen usaha yang bergerak dibidang
penjualan produk kecantikan, namun proses jual belinya masih menggunakan
sistem yang manual yaitu hanya menggunakan nota sebagai alat bukti pembelian
dan masih menggunakan excel untuk pendataan stok produk yang masuk dan
produk yang keluar. Sementara data-data yang di olah sangat banyak, karena stok
produknya terdiri dari bermacam-macam produk kecantikan. Sedangkan kegiatan
pengolahan datanya masih secara manual seperti dalam mencari data atau laporan
yang diperlukan karena harus membuka dan mencari arsip atau berkas terlebih
dahulu. Begitu juga dengan pengolahan data persediaan barang yang kurang baik,
karena tanpa adanya persediaan perusahaan tidak dapat menjalankan usahanya.
Salah satunya memenuhi kebutuhan pelanggan merupakan tugas bagi semua
perusahaan. Hal terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah
mengendalikan persediaan.
2
Menurut (Risky, 2016) Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode
usaha tertentu. Perusahaan ataupun Agen yang bisa mengendalikan persediaan
produk atau barang dengan baik akan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan
sehingga dapat menjaga kelangsungan bisnisnya dalam dunia bisnis. Namun pada
kenyataannya, masih banyak perusahaan yang tidak mampu mengendalikan
persediaan secara baik. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang tidak
mendukung pada sebuah perusahaan seperti tidak lengkapnya pencatatan
mengenai informasi transaksi penjualan, persediaan produk, serta pembelian
barang yang dilakukan. Faktor itulah yang menyebabkan perusahaan tidak
mengetahui dengan baik kapan mereka harus memesan kembali barang. Sehingga
perusahaan sering kali kehabisan stok dan akhirnya perusahaan tidak mampu
memenuhi kebutuhan pelanggannya dengan baik. Oleh karena itu perlu dibuatkan
sistem informasi. Sistem dibuat agar bisa mempermudah dalam proses
penyelesaian pekerjaan. Pada proses transaksi penjualan, nota sudah otomatis
tercetak, dan pengecekan persediaan barang dapat diketahui dengan cepat,
sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Banyak metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan, salah satu
metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Reorder Point
dan Safety Stock. Reorder Point adalah suatu titik ketika perusahaan harus
mengadakan pemesanan kembali sedemikian rupa sehingga kedatangan atau
penerimaan material yang dipesan itu tepat pada saat persediaan di titik nol atau
pada tingkat safety stock (Imam Asari et al., 2014). Dalam penelitian ini
memerlukan konsep (forecasting) atau peramalan untuk mengetahui jumlah
3
kebutuhan pada periode berikutnya. Model Safety Stock atau persediaan keamanan
akan digunakan untuk menentukan jumlah persediaan cadangan produk untuk
menjaga kemungkinan jika perusahaan mengalami keterlambatan datangnya
barang atau produk yang dipesan dari luar daerah.
Berdasarkan kondisi diatas, penulis mengajukan solusi dengan merancang
sistem informasi berbasis web dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
dengan menggunakan metode Reorder Point (ROP).
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini, yaitu:
1. Menganalisis sistem informasi yang berjalan pada Agen Drw.Skincare
mengenai persediaan produk kecantikan.
2. Merancang Sistem Informasi agar dapat mempermudah ketika melakukan
pengontrolan persediaan produk di gudang sehingga dapat memberitahukan
tentang jumlah persediaan produk yang ada.
Sedangkan manfaat dari penulisan tugas akhir, yaitu:
1. Manfaat untuk penulis
Sebagai salah satu syarat kelulusan Program Diploma Tiga (D3) Program
Studi Sistem Informasi Kampus Kota Tasikmalaya di Universitas Bina Sarana
Informatika (UBSI).
2. Manfaat untuk objek penelitian
a. Terciptanya suatu sistem informasi yang diharapkan bisa mempermudah
proses pendataan dan pengecekan persediaan produk.
b. Memudahkan pembuatan laporan harian atau bulanan.
4
c. Mempermudah pekerjaan administrasi mulai dari input, proses maupun
output
d. Dengan adanya sistem informasi dapat mengubah system manual menjadi
komputerisasi
3. Manfaat untuk pembaca
a. Pembaca dapat mengkaji tugas akhir ini untuk dikembangkan menjadi
sistem yang lebih baik.
1.3. Metode Penelitian
Menjelaskan metode penelitian dan teknik pengumppulan data yang
digunakan untuk penyusunan tugas akhir :
1.3.1. Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan yaitu metode
waterfall (As & Shalahuddin, 2013) yang terbagi menjadi 3 tahap :
1. Analisis Kebutuhan
Merupakan tahapan pengumpulan data yang dibutuhkan yang diambil dari
tempat observasi yang kemudian dianalisis. Fase ini harus dikerjakan secara
lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap
2. Perancangan sistem dan Perangkat Lunak
Perancangan sistem dan perangkat lunak merupakan tahap penyusunan proses
, data, aliran proses, dan pada penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang
pertama penggunaan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) menggunakan
model Reorder Point sebagai pengambil keputusan sistem, membuat antar
muka sistem, membuat Entity Relationship Diagram (ERD), membuat Logical
5
Record Structure (LRS), mendesain Use Case Diagram, membuat diagram
aktivitas, menggambarkan Class Diagram serta Sequence Diagram.
3. Implementasi dan Pengujian Unit
Pada tahapan ini, hasil dari perancangan sistem dan perangkat lunak akan
diimplementasikan dalam sistem berbasis website. Setiap unit program akan diuji
agar sesuai dengan yang diinginkan. Pengujian diperlukan untuk meminimalisir
kesalahan.
1.3.2. Teknik Pengumpulan Data
Berikut ini beberapa teknik pengumpulan data penulis lakukan, antara lain:
1. Observasi
Yaitu suatu teknik dimana penulis melakukan penelitian secara langsung pada
Agen Drw.Skincare.
2. Wawancara
Yaitu cara pengumpulan data serta informasi dengan cara menanyakan
langsung kepada narasumber atau seseorang yang dianggap ahli serta
mengetahui permasalan-permasalahan yang menjadi kendala pada Agen
tersebut.
3. Studi Pustaka
Yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan pencarian data-data
yang berhubungan dari berbagai sumber pustaka untuk kelengkapan data yang
dibutuhkan. Penulis melakukan penelitian dengan mempelajari buku-buku
referensi, dokumen-dokumen, serta membaca artikel-artikel di internet.
6
1.3.3. Langkah Penelitian
Sumber : (Penelitian, 2020)
Gambar I.1 Langkah Penelitian
1. Pengumpulan Data
Pada tahapan ini penulis mengumpulkan data-data untuk memperoleh
infromasi yang diperlukan sebagai bahan untuk merumuskan masalah dan
menentukan judul yang akan diambil. Penulis mengambil beberapa teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan studi pustaka. Pada proses
pengumpulan data ini penulis melakukan observasi langsung ke tempat
penelitian untuk melakukan wawancara kepada narasumber atau seseorang
yang dianggap ahli, dan peneliti melakukan melakukan studi pustaka untuk
Menentukan Judul
Pengumpulan Data Observasi
Wawancara
Studi Pustaka
Pemilihan Metode Algoritma
Perhitungan Model
Reorder Point
Implementasi Sistem
Pembuatan Laporan
Penelitian
Kesimpulan
Design Sistem
7
mengumpulkan berbagai informasi dan data-data serta dokumen yang
diperlukan untuk penelitian ini.
2. Menentukan Judul
Setelah pengumpulan data, menganalisa sistem yang sedang berjaan pada
tempat penelitian, permasalahan yang akan diteliti dan dokumen-dokumen
yang diperlukan, penulis menentukan judul yang akan diambil yaitu :
Perancangan Sistem Informasi produk Kecantikan menggunakan Metode
Reorder Point.
3. Pemilihan Metode Algoritma
Terdapat berbagai metode yang dapat digunakan dalam suatu penelitian.
Namun pada penelitian ini penulis menentukan suatu metode yang tepat
untuk digunakan dalam penelitian ini yaitu Model Reorder Point.
4. Perhitungan Model Reorder Point
Pada tahap ini penulis menemukan metode yang tepat untuk penelitian ini
yaitu model Reorder Point. Pada tahap ini penulis juga melakukan
perhitungan model Reorder Point berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data.
5. Design Sistem
Pada tahap penulis mulai menyusun proses, menyusun data, aliran proses,
dan hubungan antar data satu dengan data yang paling optimal untuk
menjalankan proses pembuatan desain dan memenuhi kebutuhan sesuai
dengan hasil analisisa. Di tahap ini, penulis menentukan dan membuat desain
sistem yang akan dirancang.
8
6. Implementasi Sistem
Pada tahap ini merupakan tahap untuk mengubah desain yang telah dibuat
menjadi sebuah sistem yang dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan. Pada
tahap ini desain yang telah dibuat dikodekan dengan menggunakan salah satu
bahasa pemrograman. Data yang diperoleh dari suatu desain sistem yang telah
dirancang akan diubah ke dalam bahasa komputer atau diubah menjadi kode.
Untuk tahap ini, penulis mulai melakukan pengkodean menggunakan bahasa
pemrograman yang telah ditentukan untuk menciptakan desain sistem dan
aliran proses yang telah dirancang sebelumnya.
7. Pembuatan Laporan Penelitian
Pada tahapan ini peneliti membuat laporan penelitian berupa Tugas Akhir
(TA) yang menjadi salah satu syarat kelulusan program DIII dan sebagai
laporan kepada pihak kampus dan pihak tempat riset.
8. Kesimpulan
Pada tahap ini akhirnya penulis dapat membuat sistem usulan yaitu
Perancangan Sistem Informasi Produk Kecantikan menggunakan Metode
Reorder Point.
1.4. Ruang Lingkup
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis membatasi tugas akhir ini sebagai
berikut:
a. Sistem Informasi Persediaan Produk Kecantikan yang dilakukan pada Agen
Drw.Skincare
b. Sistem Informasi Persediaan Produk Kecantikan menggunakan model
Reorder Point
9
c. Sistem ini dibangun dan dirancang meliputi proses penerimaan barang masuk
dan keluar, pengecekan stok produk, serta laporan produk .
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
A. Pengetian Sistem
Menurut Romney dan Steinbart dalam (Sheila Fathia Risky, 2016): โsistem
adalah serangkaian komponen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuanโ.
Sedangkan menurut Menurut Mulyadi dalam (Astika & Aufha, 2018)
mendefinisikan : Sistem merupakan jaringan prosedur yang dibuat menurut pola
yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan
B. Pengertian Informasi
Menurut Agus Mulyanto dalam (Abdurahman et al., 2018): โInformasi
merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti
bagi yang menerimanyaโ.
Sedangkan menurut Romney dan Steinbart dalam (Sheila Fathia Risky,
2016): โinformasi merupakan data yang diproses untuk memperbaiki pengambilan
keputusanโ. Terdapat tujuh karakteristik kualitas informasi yang berguna, yaitu:
1. Relevan dapat mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan pengambilan
keputusan serta memperbaiki kesalahan yang terjadi sebelumnya.
2. Reliabel tidak ada kesalahan, menyajikan kejadian atau aktivitas perusahaan
atau organisasi secara akurat.
3. Lengkap tidak menghilangkan aspek penting dari suatu kejadian yang sedang
terjadi.
11
4. Waktu yang tepat untuk pengambilan keputusan diberikan waktu yang tepat.
5. Mudah dipahami disajikan dengan format yang dapat dimengerti dan jelas.
6. Diverifikasi oleh dua orang yang berpengetahuan dibidangnya, dan dapat
menghasilkan informasi dari dua orang tersebut.
7. Dapat diakses tersedia untuk pengguna dengan format yang dapat digunakan.
C. Pengertian Sistem Informasi
Menurut OโBrian dalam (Abdurahman et al., 2018): Sistem informasi
(information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat
keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah, menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut Laudon dalam (Arikunto Gunawan, 2016) adalah: โSecara teknis
sebagai sesuatu rangkaian yang komponen-komponennya saling terkait yang
mengumpulkan (dan mengambil kembali), memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan
mengendalikan perusahaanโ.
Menurut Ardana dan Lukman dalam (Arikunto Gunawan, 2016) ciri-ciri
sistem informasi, yaitu:
1. Satu Kesatuan: Satu-Kesatuan organisasi
2. Bagian-Bagian: manajemen, karyawan, pemangku kepentingan (stakeholder)
lainnya, gedung kantor, sub-sistem komputer (hardware, software, perangkat
jaringan, sumber daya manusia, basis data dan informasi).
3. Terjalin erat: tercermin dalam bentuk hubungan, interaksi, prosedur kerja
antar manajemen.
12
4. Mencapai tujuan dan menghasilkan informasi yang berkualitas bagi
manajemen dan pemangku kepentingan lainnya.
D. Pengertian Perancangan Sistem
Menurut (Astuti, 2017), perancangan sistem merupakan merancang atau
mendesain sebuah system yang baik, dimana terdapat langkah-langkah
operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung
operasi system.
Perancangan system lainya menurut (Jogiyanto. HM, 2016) dalam
bukunya Analisis dan Desain Sistem, perancangan system dapat diartikan sebagai
berikut :
1. Tahapan setelah analisis dari siklus pengembangan system
2. Pendefinisian dari sebuah kebutuhan-kebutuhan fungsional
3. Persiapan untuk merancang bangun implementasi.
4. Menggambarkan bagaimana sebuah sistem itu dibentuk.
5. Dapat berupa penggambaran suatu perencanaan serta pembuatan sebuah sketsa
atau sistem dari beberapa elemen terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan
berguna.
6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen
perangkat keras dari sebuah sistem.
E. Pengertian Data dan Basis Data
13
Menurut (Indrajani, 2015): โdata adalah fakta-fakta mentah kemudian
dikelola sehingga menghasilkan informasi yang penting bagi sebuah perusahaaan
atau organisasiโ.
Menurut Romney dan Steinbart dalam (Risky, 2016) basis data merupakan
kumpulan dari berbagai data dan saling berhubungan dan basis data tersimpan
pada perangkatlunak dan perangkat keras komputer.
F. Pengertian Internet
Menurut Hartono dalam (Rachmijati, 2018) Internet adalah singkatan dari
โInterconnected Networkโ. Internet merupakan jaringan komputer independen
yang dihubungkan satu dengan yang lainnya. Jaringan komputer ini dapat terdiri
dari berbagai lembaga pendidikan, pemerintahan, militer, organisasi bisnis dan
organisasi organisasi lainnya. Internet atau nama pendeknya Net merupakan
jaringan komputer yang terbesar di dunia .
G. Pengertian Web
Menurut Menurut Rohi Abdulloh dalam (Destiningrum & Adrian, 2017)
web adalah : โSekumpulan halaman yang terdiri dari beberapa halaman yang
berisi informasi dalam bentuk data digital baik berupa text, gambar, video, audio,
dan animasi lainnya yang disediakan melalui jalur koneksi internetโ
Sedangkan Menurut Agus Hariyanto dalam (Destiningrum & Adrian,
2017) Website adalah kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks,
data gambar, data animasi, suara, video dan gabungan dari semuanya, baik yang
bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang
saling terkait, dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan
halaman (hyperlink).
14
H. Pengertian Web Browser
Browser merupakan suatu program yang dirancang untuk mengambil
informasi-informasi dari suatu server komputer pada jaringan internet. Jadi untuk
mengakses web diperlukan suatu program yaitu Web browser atau biasa disebut
browser saja (Tri Irianto Tjendrowasono, 2015).
I. Pengertian Web Server
Supono dan Putratama dalam (Tri Irianto Tjendrowasono, 2015)
Menyatakan bahwa: โPaket web server adalah sebuah perangkat lunak server
yang berfungsi untuk menerima permintaan dalam bentuk situs web melalui
HTTP atau HTTPS dari klien itu, yang dikenal sebagai browser web dan
mengirimkan kembali (reaksi) hasil dalam bentuk situs yang biasanya merupakan
dokumen HTMLโ.
J. Pengertian Hypertext Markup Language (HTML)
Menurut Sutarman dalam (Tri Irianto Tjendrowasono, 2015) HTML
(Hyper Text Mark-up Language) adalah suatu bahasa yang digunakan untuk
menulis halaman web. HTML dirancang untuk digunakan tanpa tergantung pada
suatu platform tertentu platform independent)
K. Pengertian Hypertext Preprocessor (PHP)
Menurut Kadir โPHP merupakan singakatan dari PHP Hypertext
Preprocessor) yang merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam
server dan diproses di serverโ. Hasilnyalah yang dikirimkan ke klien, tempat
15
pemakai menggunakan browser. PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web
dinamis (Marsudi, 2016).
L. PhpMyAdmin
PhpMyAdmin Menurut Sibero dalam (Yuhefizar, 2013) mengatakan:
โPhpMyAdmin adalah aplikasi web yang dibuat oleh phpmyadmin netโ.
Berdasarkan pengertian PhpMyAdmin diatas penulis menyimpulkan
bahwa sebuah aplikasi yang berfungsi untuk memudahkan mengelola database.
M. Model Waterfall
Model Pengembangan Perangkat Lunak Model SDLC air terjun
(waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential linier) atau alur
hidup klasik (classic life cyle). Model air terjun menyediakan pedekatan alur
hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisa, desaim,
pengkodean, pengujian,dan tahap pendukung (support). Berikut adalah model air
terjun: (As & Shalahuddin, 2016)
Sumber : (As & Shalahuddin, 2016)
Gambar II.1. Ilustrasi model waterfall
Sistem/Rekayasa
Informasi
Analisis Desain Pengodean Pengujian
16
1. Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak
Proses pengumpulan kebutuhan dilkukan secar insentif untuk
mespesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahani perangkat
lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user.
2. Desain
Desain perangkat lunak adalah pengembangan akan menghasilkan sebuah
system secara keseluruhan dan menentukan alur perangkat lunak hingga
algoritma yang detail.
3. Pembuatan Kode Program
Program Desain harus ditranslasikan ke dalam pogram perangkat lunak. Hasil
dari tahap ini adalah program computer harus sesuai dengan desain yang telah
dibuat pada tahapan desain.
4. Pengujian
Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional
dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan (error) dam memastikan keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan yang diinginkan.
5. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance)
Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan
ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya
kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat
lunak harus beadaptasi dengan lingkungan baru.
17
2.2. Teori Pendukung
A. ERD (Entity Relationship Diagram)
Menurut Sukamto dan Salahudin dalam (Abdurahman et al., 2018),
โEntity Relationship Diagram (ERD) dikembangkan berdasarkan teori
himpunan dalam bidang matematika. Entity Relationship Diagram (ERD)
digunakan untuk pemodelan basis data relational. Sehingga jika penyimpanan
basis data menggunakan OODBMS maka perancangan basis data tidak perlu
menggunakan ERD. Berikut ini adalah simbol-simbol yang digunakan pada
ERD dengan notasi Chen:
Tabel II.1. Simbol-simbol ERD
Simbol Deksripsi
Entitas / Entity Entitas merupakan data inti yang akan
disimpan; bakal tabel pada basis data;
benda yang memiliki data dan harus
disimpan datanya agar dapat diakses
oleh aplikasi komputer; penamaan
entitas biasanya lebih ke kata benda
dan belum merupakan nama tabel
Atribut
Field atau kolom data yang butuh
disimpan dalam suatu entitas
Atribut kunci primer Field atau kolom data yang butuh
disimpan dalam suatu entitas dan
digunakan sebagai kunci akses record
yang diinginkan; biasanya berupa id;
kunci primer dapat lebih dari satu
kolom, asalkan kombinasi dari
beberapa kolom tersebut dapat bersifat
unik ( Berbeda tanpa ada yang sama )
Atribut multinilai / multivalue
Field atau kolom data yang butuh
disimpan dalam suatu entitas yang
dapat memiliki nilai lebih dari satu
Nama_entitas
Nama_atribut
nama_kunci_primer
nama_atribut
18
Relasi
Relasi yang menghubungkan antar
entitas; biasanya diawali dengan kata
kerja
Asosiasi / Association
Penghubung antara relasi dan entitas
dimana kedua ujungnya memiliki
multiplicity kemungkinan jumlah
pemakaian
Sumber: (As & Shalahuddin, 2016)
B. LRS (Logical Record Structure)
Menurut (Syarif et al., 2019) โLogical record structure (LRS)
merupakan hasil transformasi ERD ke LRS yang memulai proses kardinalitas dan
menghilangkan atribut-atribut yang saling berelasi. LRS yang merupakan
representasi dari struktur record-record pada tabel, dimana tabel-tabel tersebut
terbentuk dari hasil himpunan antar entitas pada ERDโ.
Berikut adalah cara membentuk skema database atau LRS (Logical Record
Structured) berdasarkan Entity Relationship Diagram.
1. Jika relasinya satu-ke-satu, maka foreign key diletakan pada salah satu dari dua
entitas yang ada tau menyatukan kedua entitas tersebut.
2. Jika relasinya satu-ke-banyak, maka foreign key diletakan pada entitas Many.
Jika relasinya banyak-ke-banyak, maka dibua โfile konektorโ yang berisi dua
foreign key yang berasal dari kedua entitas.
nama
relasi
N
19
Sumber : (Sundari, 2016)
Gambar II.2. Contoh LRS
C. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Rohayani Hetty dalam (Putri et al., 2018)
โSistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang pendukung
keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif-alternatif yang
diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan modelโ.
Sedangkan menurut Alter dalam (Putri et al., 2018)
Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem informasi interaktif yang
menyediakan informasi, pemodelan, dan manipulasi data yang digunakan untuk
membantu pengambilan keputusan pada situasi yang semi terstruktur dan situasi
yang tidak terstruktur dimana tidak seorangpun tahu secara pasti bagaimana
keputusan seharusnya dibuat.
D. Pengertian Reorder Point
Menurut Sugiono (2009) dalam (Imam Asari et al., 2014), โReorder Point
adalah suatu titik ketika perusahaan harus mengadakan pemesanan kembali
sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu
tepat pada saat persediaan di titik nol atau pada tingkat safety stock
20
Dalam penentuan atau penetapan Reorder Point kita harus memperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut (Hudori, 2018).
a. Leadtime sangat dipengaruhi oleh perilaku pemasok dan pihak-pihak lain yang
terkait dengan pengiriman barang, seperti transportir. Di samping itu juga
dipengaruhi oleh kondisi lalu lintas, baik darat, laut maupun udara, kebijakan
pemerintah serta lingkungan-lingkungan eksternal lainnya yang pada umumnya
sulit untuk dikendalikan. Dengan demikian leadtime juga akan menjadi faktor
yang sangat tidak pasti dalam hal pengadaan barang.
b. Demand probabilistik (Distribusi Normal) membuat beberapa kemungkinan
persediaan habis sedangkan pesanan belum datang (Uajy, 2016), perusahaan perlu
menetapkan tingkat layanan atau tingkat pemenuhan terhadap kebutuhan
pelanggan (service level), service level digunakan dalam manajemen rantai
pasokan dan manajemen persediaan untuk mengukur kinerja kebijakan
penambahan persediaan.
c. Persediaan Pengaman (Safety Stock) adalah jumlah persediaan barang atau
produk minimum yang harus dimiliki oleh agen atau perusahaan untuk menjaga
kemungkinan keterlambatan datangnya produk .
Variabel-variabel yang dibutuhkan untuk menggambarkan formulasi model
safety stock dan reorder point ini adalah sebagai berikut:
SS = safety stock.
ROP = reorder point.
๐ง๐ผ = nilai invers distribusi normal pada nilai ๐ผ.
๐ผ = service level.
๐ = demand rata-rata.
21
๐๐ = standar deviasi demand.
๐ฟ = leadtime rata-rata.
๐๐ฟ = standar deviasi leadtime.
Jika kondisi demand dan leadtime beragam, maka formulasi modelnya adalah
seperti terlihat pada persamaan (1) dan (2).
SS = z (1)
ROP = + SS (2)
Jika kondisi demand tetap, tetapi leadtime beragam, maka nilai standar
deviasi demand menjadi nol (๐๐ = 0). Dengan demikian formulasi modelnya
adalah seperti terlihat pada persamaan (3) dan (4).
SS = z
= z
= z
ss = Z (3)
ROP = + SS (4)
22
Jika kondisi demand beragam, tetapi leadtime tetap, maka nilai standar
deviasi leadtime menjadi nol (๐๐ฟ = 0). Dengan demikian formulasi modelnya
adalah seperti terlihat pada persamaan (5) dan (6).
ss = z
= z
= z
SS = Z (5)
ROP = + SS (6)
Jika kondisi demand dan leadtime tetap, maka nilai standar deviasi demand
dan leadtime menjadi nol (๐๐ = ๐๐ฟ = 0). Dengan demikian formulasi modelnya
adalah seperti terlihat pada persamaan (7) dan (8).
ss = z
=
= z
SS = 0 (7)
ROP = dL (8)
Namun ada juga perhitungan reorder point yang lebih sederhana menurut
(Imam Asari et al., 2014) yang harus diperhatikan dalam menentukan /
menetapkan reorder point harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara barang yang dipesan
hingga barang tersebut sampai diperusahaan
23
b. Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata perhari
c. Safety Stock, yaitu jumlah persediaan barang minimum yang harus
dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan
datangnya produk.
Ada tiga hal yang menjadi parameter utama dalam perhitungan Reorder Point
1. Menghitung Lead Time
2. Menghitung Demand
3. Menghitung Safety Stock
Dengan tiga parameter tersebut kita dapat mendapatkan nilai reorder point
Berdasarkan formulasi diatas , untuk menentukan tingkat safety stock dan
reorder point memiliki model beragam yang sesuai dengan kondisinya. Dengan
demikian setiap perusahaan perlu mengidentifikasi kondisinya terlebih dahulu
sebelum menentukan model safety stock dan reorder point yang sesuai untuk
mengendalikan persediaanya. (Hudori, 2018b).
Lead Time = Lamanya pesanan dalam perjalanan
Demand = lead time ร Rata-rata penjualan perhari
SafetyStock = (Penj. harian tertingi ร lead time terlama) โ (Rata-rata
penj.perhari ร rata-rata lead time)
ROP = D+ SS
24
2.2.1. Unified Modeling Language (UML)
Menurut (Shalahuddin & Rosa, 2018) Unified Modeling Language (UML)
adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk
mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan
arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek.
Menurut (Shalahuddin & Rosa, 2018) terdiri 13 macam diagram yang
dikelompokkan dalam 3 kategori. Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian
kategori tersebut:
1. Structure diagram, yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan. Structure
diagram terdiri dari class diagram, object diagram, component diagram,
composite structure diagram, package diagram dan deployment diagram.
2. Behavior diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada
sebuah sistem. Behavior diagram terdiri dari Use case diagram, Activity
diagram, State Machine System.
3. Interaction diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar
subsistem pada suatu sistem. Interaction diagram terdiri dari Sequence
Diagram, Communication Diagram, Timing Diagram, Interaction Overview
Diagram.
A. Use Case Diagram
(As & Shalahuddin, 2016) use case atau diagram use case merupakan
pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use
25
case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem
informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui
fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang
berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram use case :
Tabel II.2. Simbol-simbol diagram use case
No. Simbol Deksripsi
1. Use Case
Fungsionalitas yang disediakan sistem
sebagai unit-unit yang saling bertukar
pesan antar unit atau aktor; biasanya
dinyatakan dengan menggunakan kata
kerja di awal frase nama use case
2. Aktor / Actor Orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi
yang akan dibuat di luar sistem
informasi yang akan dibuat itu sendiri,
jadi walaupun simbol dari aktor adalah
gambar orang, tapi aktor belum tentu
merupakan orang, biasanya dinyatakan
menggunakan kata benda di awal frase
nama aktor.
3. Asosiasi / association Komunikasi antara aktor dan use case
yang berpartisilpasi pada use case atau
use case memiliki interaksi dengan
aktor.
4. Ekstensi / Extend Relasi use case tambahan ke sebuah use
case dimana use case yang ditambahkan
dapat berdiri sendiri walau tanpa use
case tambahan itu, mirip dengan prinsip
inheritance pada pemrograman
berorientasi objek, biasanya use case
tambahan memiliki nama depan yang
sama dengan use case yang
ditambahkan, misal:
Nama Use Case
Nama aktor
Validasi username
<<extend>>
< < extend > >
26
Arah panah mengarah pada use case
yang ditambahkan, biasanya use case
yang menjadi extend-nya merupakan
jenis yang sama dengan use case yang
menjadi induknya.
5. Generalisasi / generalization Hubungan generalisasi dan spesialisasi
(umum-khusus) antara dua buah use
case dimana fungsi yang satu adalah
fungsi yang lebih umum dari lainnya,
misalnya :
arah panah mengarah pada use case
yang menjadi generalisasinya (umum)
6. Menggunakan / Include / uses Relasi use case tambahan ke sebuah use
case dimana use case yang ditambahkan
memerlukan use case ini untuk
menjalankan fungsinya atau sebagai
syarat dijalankan use case ini Ada dua
sudut pandang yang cukup besar
mengenai include di use case :
Include berarti use case yang
ditambahkan akan selalu di panggil
saat use case tambahan dijalankan,
misal pada kasus berikut :
Validasi sidik jari
Validasi user
<<extend>>
Ubah data
Hapus data
Mengelola data
Validasi username
< < include > >
< < uses > >
27
Include berarti use case yang
tambahan akan selalu melakukan
pengecekan apakah use case yang
di tambahkan telah dijalankan
sebelum use case tambahan
dijalankan, misal pada kasus berikut
:
Kedua interpretasi di atas dapat
dianut salah satu atau keduanya
tergantung pada pertimbangan dan
interpretasi yang dibutuhkan.
Sumber : (As & Shalahuddin, 2016)
B. Activity Diagram
(As & Shalahuddin, 2016), diagram aktivitas atau activity diagram
menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sebuah sistem
atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu di
perhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem
bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram use case :
Tabel II.3. Simbol-simbol diagram activity diagram
No. Simbol Deksripsi
1. Status awal
Status awal aktivitas sistem, sebuah
diagram aktivitas memiliki sebuah status
awal.
Login
<< include >>
Validasi user
Ubah data
<< include >>
28
2. Aktivitas Aktivitas yang dilakukan sistem,
aktivitas biasanya diawali dengan kata
kerja.
3. Percabangan / Decision Asosiasi percabangan dimana jika ada
pilihan aktivitas lebih dari satu.
4. Penggabungan / Join Asosiasi penggabungan dimana lebih
dari satu aktivitas digabungkan menjadi
satu.
5. Status akhir Status akhir yang dilakukan oleh sistem,
sebuah diagram aktivitas sebuah status
akhir.
6. Swimlane
Atau
Memisahkan organisasi bisnis yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas
yang terjadi.
Sumber : (As & Shalahuddin, 2016)
Aktivitas
Nama Swimlane
Nam
a Sw
imla
ne
29
C. Class Diagram
(As & Shalahuddin, 2016), diagram kelas atau class diagram
menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan
dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan
method atau operasi. Berikut penjelasan atribut dan method :
1. Atribut merupakan variable-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas.
2. Operasi atau method adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram kelas:
Tabel II.4. Simbol-simbol diagram class diagram
No. Simbol Deksripsi
1. Kelas
Kelas pada struktur sistem
2. Antar muka / interface Sama dengan konsep interface dalam
pemrograman berorientasi objek
3. Asosiasi / association Relasi antar kelas dengan makna umum,
asosiasi biasanya juga disertai dengan
multiplicity
4. Asosiasi berarah / directed
Association
Relasi antar kelas dengan makna kelas
yang satu digunakan oleh kelas yang
lain, asosiasi biasanya juga disertai
dengan multiplicity
5. Generalisasi Relasi antar kelas dengan makna
generalisasi - spesialisasi (umum -
khusus)
6. Kebergantungan / dependency Relasi antar kelas dengan makna
kebergantungan antar kelas
Nama_kelas
+atribut
+operasi()
Nama_interface
30
7. Agregasi / aggregation Relasi antar kelas dengan makna semua-
bagian (whole-part)
Sumber : (As & Shalahuddin, 2016)
D. Sequence Diagram
(As & Shalahuddin, 2016) diagram sequence menggambarkan kelakuan
objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dengan
massage yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk
menggambarkan diagram sekuen maka harus diketahui objek-objek yang
terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang
diinstansiasi menjadi objek itu. Membuat diagram sekuen juga dibutuhkan
untuk melihat skenario yang ada pada use case. Banyaknya diagram sekuen
yang harus digambar adalah minimal sebanyak pendefinisian use case yang
memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang telah
didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup dalam diagram sekuen
sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan maka diagram sekuen
yang harus dibuat juga semakin banyak.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram kelas:
Tabel II.5. Simbol-simbol diagram sequence diagram
No. Simbol Deksripsi
1. Aktor / Actor
Orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi
yang akan dibuat diluar sistem
informasi yang akan dibuat itu
sendiri, jadi walaupun simbol dari
aktor adalah gambar orang, tapi aktor Nama aktor
31
Atau
Tanpa waktu aktif
belum tentu merupakan orang,
biasanya dinyatakan dalam
menggunakan kata benda diawal
frase nama aktor.
2. Garis hidup / lifeline
Menyatakan kehidupan suatu objek
3. Objek
Menyatakan objek yang berinteraksi
pesan
4. Waktu aktif Menyatakan objek dalam keadaan
aktif dan berinteraksi, semuanya yang
terhubung dengan waktu aktif ini
adalah sebuah tahapan yang dilakukan
di dalamnya, misalnya:
Maka cekStatusLogin() dan open()
dilakukan didalam metode login().
Aktor tidak memiliki waktu aktif
5. Pesan tipe create Menyatakan suatu objek membuat
objek yang lain, arah panah mengarah
pada objek yang dibuat
6. Pesan tipe call
Menyatakan suatu objek memanggil
operasi/metode yang ada pada objek
lain atau dirinya sendiri,
Arah panah mengarah pada objek
Nama_aktor
Nama_objek: nama_kelas
1. : Login()
2. : CekStatusLogin()
3. : Open()
<< create >>
1. : Nama_metode()
1. : Nama_metode()
32
yang memiliki operasi/metode, karena
ini memanggil operasi/metode maka
operasi/metode yang dipanggil harus
ada pada diagram kelas sesuai
dengan kelas objek yang berinteraksi
7. Pesan tipe send
Menyatakan bahwa suatu objek
mengirimkan
data/masukkan/informasi ke objek
lainnya, arah panah mengarah pada
objek yang dikirim
8. Pesan tipe return Menyatakan bahwa suatu objek yang
telah menjalankan suatu operasi atau
metode menghasilkan suatu
kembalian ke objek tertentu, arah
panah mengarah pada objek yang
menerima kembalian
9. Pesan tipe destroy
Menyatakan suatu objek mengakhiri
hidup objek yang lain, arah panah
mengarah pada objek yang diakhiri,
sebaliknya jika ada create maka ada
destroy
Sumber : (As & Shalahuddin, 2016)
1. : masukan
1. : keluaran
<< destroy >>
33
BAB III
ANALISA SISTEM BERJALAN
3.1. Tinjauan Perusahaan
Observasi yang penulis lakukan adalah perancangan sistem informasi
produk kecantikan menggunakan metode Reorder Point pada Agen Drw.Skincare,
yang terletak di Kp.Selaawi Timur RT01/RW02 Ds.Banyurasa Kec.Sukahening
Kab.Tasikmalaya. Untuk lebih mengenal tempat observasi penulis akan
menguraikan secara singkat sejarah perusahaan dan struktur organisasi.
3.1.1. Sejarah Institusi
Drw.Skincare adalah sebuah nama brand yang diambil dari nama
dr.Wahyu Triasmara. Sebagai owner sekaligus pendiri Drw.Skincare, dr.Wahyu
mempunyai cita-cita tak hanya menyehatkan klien, namun juga sekaligus
membantu pasiennya. Drw.skincare juga tidak hanya memberikan solusi untuk
semua masalah kulit seperti jerawat, kusam, flek hitam, warna kulit yang tidak
merata namun juga memberikan solusi untuk berat badan yang kurang ideal.
Drw Skincare telah membentuk Agen/Beauty Consultan professional yang
sudah resmi dan di eduksi. Salah satunya Agen Drw.Skincare yang berada di
Kp.Selaawi Timur, yaitu agen Tresna agen ini berdiri pada tahun 2016, agen ini
awalnya adalah sebuah agen biasa dengan seiring berjalannya waktu kebutuhan
akan penunjang kecantikan khususnya bagi kaum wanita semakin bertambah, dan
sekarang agen ini telah banyak menyediakan fasilitas-fasilitas untuk perawatan
dan kebutuhan kecantikan kaum wanita.
Agen Drw.Skincare memiliki Visi dan Misi yaitu :
34
Visi : Membantu menyehatkan kulit klien dengan menyediakan produk yang
aman, lengkap dan terpercaya serta dapat memberikan pelayanan yang
berkualitas.
Misi :
1. Menyediakan produk yang dibutuhkan konsumen
2. Menyediakan produk yang aman dan berbadan POM
3. Memberikan pelayanan yang baik bagi seluruh konsumen .
3.1.2. Struktur Organisasi
Direktur+Consultan
Kecantikan
Tresna Nurlela, S.pd
Wakil Direktur
Sandra
Manager
Hanita Dewi
Bag.Gudang
Bag.Admin Bag.Design Bag.Penjualan
Bag.Keuangan
Sandra Retna
Sri
Sinta
Kania All member
Bag.Triment
Sinda
Packing
Uci
35
Sumber : Agen Tresna Drw.Skincare
Gambar III.1 Struktur Organisasi Agen Tresna Drw.skincare
Tugas dan fungsi masing-masing serta tanggung jawab bagian tersebut
sebagai berikut :
1. Direktur
Merupakan pemilik perusahan atau institusi yang dipegang oleh Tresna
Nurlela yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi didalam
perusahaan atau instistusi, direktur memiliki tugas antara lain :
a. Memimpin perusahaan dengan baik dan menerbitkan peraturan serta
kebijakan perusahaan.
b. Menetapkan, memilih serta mengawasi tugas-tugas karyawan dan wakil
direktur
c. Mengendalikan dan meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Wakil Direktur
Melaksanakan sebagian besar tugas pokok direktur utama. Wakil direktur
bertanggung jawab dalam melaksanan dan wewenang dari direktur utama.
3. Manager
Melaksanakan dan menyelesaikan urusan-urusan dan tugas yang telah
diberikan direktur atau wakil direktur
4. Bagian Gudang
Pada bagian gudang, karyawan membantu pemilik dalam mengatur,
mengelola dan mencatat produk-produk yang ada digudang serta produk yang
akan di pesan untuk stok barang
5. Bagian Keuangan
36
Membantu pemilik dalam mencatat produk-produk yang terjual dan transaksi
yang telah terjadi.
6. Bagian Admin
Memastikan segala kegiatan yang bersifat administratif, memenuhi dan
melayani konsumen dengan baik adapun tugas admin:
a. Menjawab dan menerima telpon masuk
b. Membuat agenda perusahaan
c. Menyiapkan dan menyimpan laporan
d. Membuat pemesanan atau penerimaan produk
e. Menyiapkan akomodasi untuk kegiatan kunjungan kerja
7. Bagian Treatment
Memberikan dan menyediakan program yang sesuai dengan tujuan dan
kondisi klien.
8. Bagian packing
Melakukan pengepakan barang untuk dikirim
9. Bagian Desain
Membuat desain seperti desain untuk poster dan desain untuk keperluan agen
10. Bagian Penjualan
Bagian perusahaan yang bertugas untuk menjual dan memasarkan produk-
produk yang ada di perusahaan. Adapun tugas bagian penjualan yaitu:
a. Menangani permintaan pelanggan
b. Menekan target penjualan harian
c. Mempertahankan dan menjalin hubungan yang baik dengan para
konsumen
37
d. Memperluas bisnis
3.2. Prosedur Sistem Berjalan
Perancangan sistem yang berjalan pada sistem informasi produk
kecantikan bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur sistem kerja yang
berjalan dan masalah yang ada untuk dijadikan landasan usulan. Perancangan
sistem informasi yang sedang berjalan yang dilakukan berdasarkan urutan
kejadian yang ada pada agen Tresna Drw.Skincare kab.Tasikmalaya, sebagai
berikut:
1. Prosedur proses barang masuk
supplier mengkonfirmasi barang masuk dengan memberikan surat jalan
kepada bagian gudang, bagian gudang lalu melaporkan / memberikan surat
jalan kepada bagian admin untuk mendata barang apasaja yang telah masuk.
2. Prosedur proses barang keluar
a. Konsumen melakukan pendafataran lalu melakukan konsultasi ke agen
Tresna ke bagian konsultasi, konsultasi dilakukan dengan cara memfoto
bagian wajah yang bermasalah
b. Bagian konsultasi kecantikan mengirimkan foto tersebut ke dr.Wahyu
c. Dr.Wahyu memberikan resep produk yang harus digunakan untuk
konsumen
d. Consultan kecantikan menerima resep dan memberikan produk yang sesuai
dengan kebutuhan yang telah disarankan dr.Wahyu, consultan kecantikan juga
menawarkan konsumen untuk menjalankan treatment yang sesuai dengan
kebutuhannya.
38
e. Konsumen membayar biaya produk kebagian pembayaran untuk menerima
produk dan nota pembelian.
f. admin melakukan pencatatan barang keluar kedalam buku lalu
menyimpannya di excel.
3. Prosedur Laporan Stok Barang
Bagian penjualan merekap semua transaksi dan penerimaan stok barang dan
penjualan harian, mingguan dan bulanan yang dicatat didalam sebuah buku,
dan laporan stok produk disimpan menggunakan excel lalu melaporkannya
langsumg ke direktur dan bagian keuangan.
3.3. Activity Diagram
Activity diagram ini akan menggambarkan prosedur sistem berjalan
penjualan produk kecantikan pada Agen Tresna, sebagai berikut:
1. Activity Diagram Prosedur Proses Barang Masuk
Gambar III.2 Activity Diagram Proses Barang Masuk
39
2. Activity Diagram Prosedur Proses Barang Keluar
Gambar III.3 Activity Diagram Prosedur Proses Barang Keluar
2. Activity Diagram Laporan Penjualan
Gambar III.4 Activity Diagram Laporan Penjualan
3.4. Spesifikasi Dokumen Masukan
Bentuk spesifikasi dokumen-dokumen masukan yang digunakan pada system
berjalan, dapat berupa :
1. Dokumen Pendaftaran
40
Nama Dokumen : Lembar Pendaftaran
Fungsi : Sebagai pendaftaran pelanggan
Sumber : Pelanggan
Tujuan : Konsultan Kecantikan
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Frekuensi : Satu kali ketika daftar
Bentuk : Lihat Lampiran A1
2. Dokumen Surat Jalan
Nama Dokumen : Surat Jalan
Fungsi : Untuk mengetahui informasi data barang
Sumber : Bag.Gudang
Tujuan : Manager
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Frekuensi : Setiap Ada Pemasukan Barang
Bentuk : Lihat Lampiran A2
3.5. Spesifikasi Bentuk Dokumen Keluaran
Dokumen-dokumen keluaran yang digunakan pada system berjalan yaitu:
1. Nama Dokumen : Nota Pembelian
Fungsi : Untuk bukti pembelian barang
Sumber : Admin
41
Tujuan : Pelanggan
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Frekuensi : Setiap Transaksi Pembelian
Bentuk : Lihat Lampiran B1
2. Nama Dokumen : Laporan Stok masuk dan keluar
Fungsi : sebagai informasi untuk mengetahui data transaksi
penjualan
Sumber : Bag.Penjualan
Tujuan : Direktur
Media : Layar
Jumlah : 1 Lembar
Frekuensi : perhari
Bentuk : Lihat Lampiran B2
3.6. Permasalahan Pokok
Dari hasil observasi yang telah dilakukan pada sistem informasi produk
kecantikan pada Agen Tresna Drw.Skincare Tasikmalaya, tidak semua sistem
berjalan dengan semestinya, maka penulis melihat ada beberapa masalah yang
terjadi pada sistem tersebut, yaitu :
1. Pengisian data pelanggan masih manual, dimana pelanggan hanya diberikan
selembar kertas lalu menuliskan nama untuk mendaftar diri menjadi anggota
drw.skincare .
42
2. Pengecekan jumlah stok produk digudang juga masih dihitung satu per satu,
dan pengecekan stok produk masuk dan keluar masih di catat manual dalam
ms.excel sehingga tidak efisien dan kurang efektif.
3. Tidak adanya sistem pengelolaan database yang baik sehingga tidak efisien
dan efektif.
4. Tidak adanya sistem pendukung keputusan persediaan produk untuk
mempermudah kapan harus memesan kembali produk yang hamper habis..
3.7. Pemecahan Masalah
Dengan melihat permasalahan pokok yang ada pada Agen Tresna
Drw.Skincare Tasikmalaya, penulis mencoba memberikan solusi dari
permasalahan di atas antara lain :
1. Penginputan data pelanggan menggunakan aplikasi berbasis web
memudahkan admin sehingga tidak terjadi keterlambatan serta mengurangi
resiko hilangnya data-data.
2. Pengecekan stok barang seperti perhitungan stok masuk dan keluar akan lebih
mudah jika pengecekan stok produk dimasukan ke sistem berbasis website
sehingga lebih efektif dan efisien
3. Dengan menggunakan sistem berbasis website pengelolaan database lebih
sistematis.
4. Dengan menggunakan sistem pendukung keputusan metode Reorder Point,
Metode ini digunakan untuk pengambilan keputusan dimana perusahan tahu
kapan harus memesan kembali produk sebelum kehabisan stok produknya.
44
BAB IV
PERANCANGAN SISTEM USULAN
4.1. Tahapan Perancangan Sistem
4.1.1. Analisa Kebutuhan
A. Kebutuhan Pengguna
Dalam sistem usulan informasi persediaan produk terdapat beberapa
pengguna yang dapat mengolah dan mengakses aplikasi yaitu : Admin, Bagian
Penjualan atau Kasir, Bagian Gudang, dan Direktur. Kebutuhan pengguna
diantaranya :
1. Skenario kebutuhan admin
a. Mengelola input pelanggan
b. Mengelola data pelanggan
c. Mengelola data konsultasi
d. Mengelola data supplier
e. Melihat data stok barang
f. Melihat data barang masuk dan barang keluar
g. Menambahkan Pengguna
2. Skenario kebutuhan bagian penjualan
a. Mengelola laporan penjualan
b. Mengelola laporan pembelian
3. Skenario kebutuhan bagian gudang
a. Mengelola data barang
b. Mengelola barang masuk
44
c.Mengelola barang keluar
4. Skenario kebutuhan direktur
a. Laporan Pelanggan
b. Laporan pembayaran
c. Laporan stok barang masuk dan keluar
B. Kebutuhan Sistem
1. Pengguna harus login terlebih dahulu untuk dapat mengakses aplikasi ini dengan
memasukkan username dan password agar privasi pengguna terjaga
keamanannya.
45
2. Pengguna harus melakukan logout setelah selesai menggunakan aplikasi.
3. Sistem dapat menyimpan data supllier
4. Sistem dapat menyimpan data pendaftaran pelanggan.
5. Sistem dapat menyimpan data konsultasi pelanggan
6. Sistem dapat menyimpan data-data barang
7. Sistem akan menyimpan data stok masuk dan keluar.
8. Sistem akan menyimpan laporan penjualan
9. Sistem dapat memproses hasil perhitungan Reordeer Point dengan histori
transaksi.
10. Sistem dapat memperlihatkan hasil perhitungan kapan harus memesan barang.
4.1.2 Rancangan Use Case Diagram
1. Use Case Diagram menu Login
Sumber: (Penelitan, 2020)
46
Gambar IV.1. Use Case Diagram Login
Tabel IV.1.
Deksripsi Use Case Diagram Login
Use Case Name Login
Requirements Login ke menu utama Drw.Skincare
Goal Admin berhasil melakukan login dan mengakses
menu utama.
Pre-Conditions Admin memasukan Username dan password.
Post-Conditions Admin berhasil melakukan login dan mengakses
menu utama.
Failed End Condition Admin tidak melakukan login dan tidak berhasil
login dan tidak bisa mengakses menu utama.
Actors Admin
Main Flow/Basic path
1. Admin melakukan login.
2. Admin memasukkan Username dan
password.
3. Admin mengakses menu utama.
Alternate Flow/Invariant
A
A1. Admin membuka website.
A2. Admin melakukan login kemudian masuk ke
menu utama Drw.Skincare.
Invariant B
B1. Admin memasukan Username dan password.
B2. Admin dapat mengakses menu utama.
B3. Interface menampilkan menu utama.
Sumber: (Penelitan, 2020)
47
2. Use Case Diagram Haaman Menu Utama
Sumber: (penelitian 2020)
Gambar IV.2. Use Case Diagram Halaman Utama
Tabel IV.2.
Deksripsi Use Case Diagram Halaman Utama
Use Case Name Halaman Utama.
Requirements Admin dapat mengelola halaman utama.
Goal Admin mengakses halaman utama.
Pre-Conditions Admin telah login.
Post-Conditions Admin mengecek dan mengelola data halaman
utama.
Failed End Condition Admin tidak mengakses menu utama, tidak bisa
mengecek dan mengelola halaman utama.
Actors Admin
Main Flow/Basic path
1. Admin memilih menu Halaman Utama.
2. Admin memilih menu Dashboard.
3. Admin memilih menu Supplier
4. Admin memilih menu Customer.
5. Admin Memilih menu Produk
48
6. Admin memilih menu Transaksi.
7. Admin memilih menu Laporan
8. Admin memilh menu User
Alternate Flow/Invariant
A
A1. Admin memilih halaman utama.
A2. Admin mengelola menu Dashboard,
Supplier, Customer, Produk, Transaksi,
Laporan, Pengguna.
A3. Admiin memilih menu Dashboard.
A4. Sistem menamppilkan halaman Utama.
A5. Admin memilih menu Supplier.
A6. Sistem menampilkan data Supplier.
A7. Admin memilih menu Customer.
A8. Sistem menampilkan menu Data Customer
dan Data Konsultasi.
A9. Admin memilih menu Produk.
A10. Sistem menampilkan menu Kategori,
Unit, dan Item.
A11. Admin memilih menu Transaksi.
A12. Sistem menampilkan menu Penjualan,
Stok Masuk dan Stok Keluar.
A13. Admin memilih menu Laporan.
A14. Sistem menampilkan menu Laporan
Penjualan, Lap.Pembelian dan ROP
A15. Admin memilih menu User
A16. Sistem menampilkan data User/Pengguna
Invariant B
B1. Admin memilih menu Dashboar, Supplier,
Customer, Produk, Laporan dan User.
B2. Sistem menampilkan menu Dashboar,
Supplier, Customer, Produk, Laporan dan
User.
B3. Admin menambah, menghapus dan
menyimpan data Supplier.
B4. Admin menambah, menghapus dan
menyimpan data Customer.
B5. Admin menambah, menghapus dan
menyimpan data Produk.
B6. Admin menambah, menghapus dan
menyimpan data Transaksi.
B7. Admin menyimpan data Laporan.
B8. Admin menambah, menghapus dan
menyimpan data User.
Sumber: (Penelitan, 2020)
49
3. Use Case Diagram Menu Supplier
Sumber: (Penelitian, 2020)
Gambar IV.3. Use Case Diagram Menu Supplier
Tabel IV.3.
Deksripsi Use Case Diagram Menu Supplier
Use Case Name Menu Supplier
Requirements Admin memilih menu supplier
Goal Admin dapat mengubah, menambah dan
menghapus data supplier
Pre-Conditions Admin telah sign-in
Post-Conditions Data Supplier tersimpan, terupdate atau terhapus
Failed End Condition Gagal menyimpan, mengupdate atau menghapus
Actors Admin
Main Flow/Basic path
1. Admin memilih menu Supplier.
2. System menampilkan form data Supplier
3. Admin mengelola menu Supplier.
Alternate Flow/Invariant
A
A1. Admin memilih menu Supplier.
A2. Admin menambah data Supplier.
A3. Sistem menampilkan form tambah Supplier.
A4. Admin mengubah data Supplier.
50
A5. Sistem menampilkan data yang akan di ubah
A6. Admin menginput data Supplier.
A7. Admin menyimpan data Supplier.
A8. Sistem menampilkan data Supplier yang
sudah di rubah
Invariant B
B1. Admin menghapus data Supplier.
B2. Sistem menampilkan konfirmasi.
B3. Admin menghapus data Supplier.
Sumber: (Penelitan, 2020)
4. Use Case Diagram menu Customer
Sumber (Penelitian: 2020)
Gambar VI.4. Use Case Diagram Menu Customer
Tabel IV.4.
Deskrpsi Use Case Diagram Menu Customer
Use Case Name Menu Customer
Requirements Admin memilih menu Customer
Goal Admin dapat memilih data customer dan data
konsultasi.
Pre-Conditions Admin telah sign-in
Post-Conditions Admin memilih menu Customer
Failed End Condition Admin tidak memilih menu Customer
51
Actors Admin
Main Flow/Basic path
1. Admin memilih menu Customer.
2. System menampilkan sub menu customer
data customer dan data konsultasi
3. Admin mengelola menu Customer.
Alternate Flow/Invariant
A
A1. Admin memilih menu Customer.
A2. Sistem menampilkan data Customer dan
data Konsultasi.
Invariant B
B4. Sistem menampilkan menu Customer.
B5. Admin memilih menu data customer dan data
customer.
B6. Admin mengubah, menambah dan
menghapus data Supplier.
B7. Admin menambah dan menghapus data
Konsultasi.
Sumber: (Penelitian, 2020)
5. Use Case Diagram menu Produk
Sumber: (Penelitian, 2020)
Gambar VI.5. Use Case Diagram Menu Produk
Tabel IV.5.
Deksripsi Use Case Diagram Menu Produk
Use Case Name Menu Produk
52
Requirements Admin memilih menu Produk
Goal Admin dapat memilih submenu kategori, unit
dan item
Pre-Conditions Admin telah sign-in.
Post-Conditions Admin memilih menu Produk.
Failed End Condition Admin tidak dapat mengakses menu Produk.
Actors Admin
Main Flow/Basic path
1. Admin memilih menu Produk.
2. Sistem menampilkan submenu Kategori, Unit
dan Item.
Alternate Flow/Invariant
A
A1. Admin memilih menu Produk
A2. Admin memilih submenu kategori.
A3. Sistem menampilkan data kategori.
A4. Admin memilih submenu unit.
A5. Sistem menampilkan data unit.
A6. Admin memilih submenu Item.
A7. Sistem menampilkan data Item.
Invariant B
B1. Admin menambah, mengubah, dan
menghapus data kategori.
B2. Admin menambah, dan menghapus data
unit.
B3. Admin menambah, mengubah, dan
menghapus data Item.
Sumber: (Penelitan, 2020)
6. Use Case Diagram menu Transaksi
53
Sumber : (Penelitian, 2020)
Gambar IV.6. Use Case Diagram Menu Transaksi
Tabel IV.6.
Deksripsi Use Case Diagram Menu Transaksi
Use Case Name Menu Transaksi.
Requirements Admin memilih menu transaksi.
Goal Admin dapat mengakses menu transaksi.
Pre-Conditions Admin telah Sign-in
Post-Conditions Admin mengelola menu transaksi.
Failed End Condition Admin tidak bisa mengakses menu transaksi.
Actors Admin
Main Flow/Basic path
1. Admin memilih menu transaksi
2. Sistem menampilkan sub menu penjualan,
stok masuk dan stok keluar.
3. Admin memilih menu penjualan.
4. Sistem menampilkan proses penjualan.
5. Admin mengisi form transaksi penjualan.
6. Admin menyimpan form transaksi penjualan.
7. Admin mencetak form transaksi.
8. Admin memilih menu stok masuk.
9. Sistem menampilkan data stok masuk.
10. Admin menambah dan menghapus stok
masuk.
11. Admin memilih menu stok keluar.
12. Sistem menampilkan data stok keluar.
54
13. Admin menambah dan menghapus stok
masuk.
Alternate Flow/Invariant
A
A1. Admin memilih menu transaksi.
A2. Admin mengelola menu transaksi.
Invariant B B1. Sistem menampilkan proses penjualan, stok
masuk dan stok keluar.
Sumber: (Penelitan, 2020)
7. Use Case Diagram menu Laporan/Report
Sumber: (Penelitian, 2020)
Gambar IV.7. Use Case Diagram Menu Laporan
Tabel IV.7.
Deksripsi Use Case Diagram Menu Laporan
Use Case Name Menu Laporan.
Requirements Admin memilih menu laporan.
Goal Admin dapat mengakses menu laporan
penjualan, pembelin dan reorder point
Pre-Conditions Admin telah Sign-in
Post-Conditions Admin mengelola menu laporan.
Failed End Condition Admin tidak dapat mengakses menu laporan
Actors Admin
Main Flow/Basic path 1. Admin memilih menu laporan.
55
2. Admin mengeola laporan penjualan.
3. Sistem menampilkan proses laporan.
4. Admin dapat mencari histori laporan
penjualan.
5. Admin mengelola laporan pembelian.
6. Sistem menampilkan laporan pembelian
7. Admin mengelola menu reorder point.
8. Sistem menampilkan menu reorder point.
Alternate Flow/Invariant
A
A1. Admin memilih menu laporan.
A2. Admin mengelola menu laporan.
A3. Admin melihat detail laporan penjualan dan
pembelian.
A4. Admin mengelola menu reorder point.
Invariant B B1. Admin mencetak laporan penjualan ,
pembelian dan reorder point.
Sumber: (Penelitan, 2020)
8. Use Case Diagram menu User
Sumber : (Penelitian, 2020)
Gambar IV.8. Use Case Diagram Menu User
56
Tabel IV.8.
Deksripsi Use Case Diagram Menu User
Use Case Name Menu user
Requirements Admin memilih menu user
Goal Admin dapat menambah, mengedit dan
menambah user.
Pre-Conditions Admin telah sign-in
Post-Conditions Data user tersimpan, terupdate dan terhapus.
Failed End Condition 1. Admin tidak dapat mengelola data user.
Actors Admin
Main Flow/Basic path 1. Admin melihat data user. 2. Admin menambah data user. 3. Admin menyimpan data user.
Alternate Flow/Invariant
A A1. Admin mengedit data user
Invariant B B1. Admin menghapus data user.
Sumber: (Penelitan, 2020)
4.1.3. Rancangan Activity Diagram
1. Activity Diagram login admin
57
Sumber: (Penelitan, 2019)
Gambar IV.9 Activity Diagram login admin
2. Activity Diagram halaman utama
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.10 Activity Diagram Halaman Utama
58
3. Rancangan Activity Diagram menu supplier
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.11 Activity Diagram menu Supplier
62
7. Activity Diagram Report/Laporan
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.15 Activity Diagram Report/Laporan
64
4.1.4. Rancangan Dokumen Sistem Usulan
A. Dokumen Masukkan
1. Nama Dokumen : Data Customer
Fungsi : Untuk mendaftarkan customer
Sumber : Customer
Tujuan : Admin
Media : Tampilan Layar
Jumlah : 1 (satu)
Frekuensi : Setiap pendaftaran
Bentuk : Lihat Lampiran C1
2. Nama Dokumen : Data Konsultasi
Fungsi : Untuk menyimpan data konsultasi
Sumber : Customer
Tujuan : Admin
Media : Tampilan Layar
Jumlah : 1 (satu)
Frekuensi : Setiap melakukan konsultasi
Bentuk : Lihat Lampiran C2
3. Nama Dokumen : Data Barang
Fungsi : Untuk menyimpan data barang
Sumber : Bag.Gudang
Tujuan : Admin
Media : Tampilan Layar
Jumlah : 1 File
65
Frekuensi : Setiap ada data barang masuk
Bentuk : Lihat Lampiran C3
B. Dokumen Keluaran
1. Nama Dokumen : Laporan Pembelian
Fungsi : Sebagai laporan harian atau bulanan
Sumber : Admin
Tujuan : Direktur
Media : Media cetak komputer
Jumlah : Sesuai Kebutuhan
Frekuensi : Setiap meminta laporan
Bentuk : Lihat Lampiran D1
2. Nama Dokumen : Laporan Penjualan
Fungsi : Sebagai laporan harian atau bulanan
Sumber : Admin
Tujuan : Direktur
Media : Media cetak komputer
Jumlah : Sesuai Kebutuhan
Frekuensi : Setiap meminta laporan
Bentuk : Lihat Lampiran D2
4.1.5. Perhitungan manual Metode Reorder Point
Berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah dengan menggunaan metode
reorder point yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut perhitungan metode reorder
point untuk menentukan keputusan pembelian berdasarkan titik pemesanan kembali,
66
dengan konsep peramalan yang digunakan adalah metode peramalan exsponensial
smoothing.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data asumsi permintaan
barang. Digunakan 10 produk sebagai sample untuk penelitian
Tabel IV.9
Data Asumsi sample penelitian
No Kategori Produk Nama Produk
1 Krim Paket 1 krim acne
2 Toner Toner chamomile
3 Serum Serum vit.c
4 Bedak Bedak oily
5 Krim Malam acne
6 Masker Masker tree oil
7 Masker Masker rice mask
8 Sabun Kojic milk
9 Toner Toner honey
10 Krim Malam oily
Sumber: (Penelitian, 2020)
Dari setiap data diatas diasumsikan data permintaan produk selama 1 tahun
mulai bulan Januari 2019 hingga bulan Desember 2019.
Berikut data asumsi penjualan produk Krim paket 1 acne dengan peramalan
metode moving average untuk periode 3 bulan.
Tabel IV.10
Perhitungan Peramalan metode moving average
No Bulan Jumlah permintaan (Dt) Peramalan (Ft)
1 Januari 2019 212
2 Februari 2019 134
3 Maret 2019 242
4 Apr-19 289 196
5 Mei 2019 201 221.6
6 Juni 2019 140 244
7 Juli 2019 151 210
8 Agustus 2019 237 164
9 Sep-19 245 176
10 Oktober 2019 300 211
11 Nov-19 260 260.6
12 Desember 2019 310 268.3
13 Januari 2020 290
Sumber: (Penelitian, 2020)
67
Perhitungan moving average :
keterangan :
= Peramalan untuk bulan berikutnya
= Permintaan nyata periode t
n = Periode
Perhitungan metode reorder point
setelah melakukan perhitungan peramalan untuk bulan Januari 2020, dihitung
titik pemesanan barang (reorder point) dan safety stock untuk produk krim paket 1
acne. Ditentukan lamanya lead time adalah 3 hari. Permintaan bulanan dikonversi
menjadi permintaan harian sebagai berikut:
maka titik pemesanan barang (reorder point) nya adalah
ROP = d x L
ROP = 12 x 3 = 36 unit
Perhitungan Safety Stock
untuk menghitung jumlah safety stock, maka perlu menghitung standar
deviasi. Level pelayanan yang diinginkan 95%, nilai z nya sebesar 1,65.
Tabel IV.11
Tabel standar deviasi
No D (xi) Rata-rata (x) Selisih (xi-x) Selisih Kuadrat (xi-x)2
1 212 226.75 14.75 3.840572874
2 134 226.75 92.75 9.630680142
๐น๐ก = ๐๐ก + ๐๐กโ +. . +๐๐กโ๐
๐
๐น 3 = ๐ 2 + ๐ + ๐ 0
3=
310 + 260 + 300
3=
870
3= 290
๐ = ๐ท
๐ฝ๐ข๐๐๐โ โ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ข๐๐๐
๐ = 290
25= 11,6 = 12 unit
68
3 242 226.75 -15.25 3.905124838
4 289 226.75 -62.25 7.889866919
5 201 226.75 25.75 5.074445783
6 140 226.75 86.75 9.313968005
7 151 226.75 75.75 8.703447593
8 237 226.75 -10.25 3.201562119
9 245 226.75 -18.25 4.272001873
10 300 226.75 -73.25 8.558621384
11 260 226.75 -33.25 5.766281297
12 310 226.75 -83.25 9.124143795
2721 79.28071662
Sumber : (Penelitian, 2020)
Standar deviasi
menghitung safety stock
SS = 8,48960416 x 1,65 = 14
Sehingga tiap ROP diperbaharui
ROP = 36 + 14 = 50 produk
4.1.6. Rancangan Prototype
1. Interface Login Admin
Admin harus melakukan Login terlebih dengan memasukan username dan
Password. Jika Login berhasil maka Admin bisa mengakses halaman menu utama .
โ= ๐ฅ๐ โ ๐ฅ 2
๐ โ 1
โ= 79.28071662
11= 8,48960416
ss= ๐ ๐ฅ ๐ง
69
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.17 Interface Login Admin
2. Interface Halaman Utama Admin
Halaman utama Admin yaitu halaman yang pertama kali muncul saat Admin
berhasil melakukan Login. Di halaman utama Admin terdapat beberapa menu yaitu
menu dashboard, menu supplier, menu customer, menu produk, menu transaksi,
menu report/laporan dan menu user untuk pengaturan akun.
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.18 Interface Halaman Utama Admin
70
3. Interface Menu Supplier
Menu supplier yaitu dimana admin bisa melihat data supplier.
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.19 Interface Menu Supplier
4. Interface Menu Tambah Supplier
Halaman tambah supplier berfungsi untuk menambahkan data supplier jjika ada,
dengan memasukan nama supplier, no hp, alamat dan deskripsi jika diperlukan,
kemudian tombol simpan.
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.20 Interface Menu Tambah Supplier
5. Interface Menu Data Customer
71
Halaman data customer berisi data-data pelanggan yang telah dimasukan oleh
admin yang dapat diedit dan dihapus.
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.21 Interface Menu Data Customer
6. Interface Menu Tambah Data Customer
Halaman tambah data customer berfungsi untuk pengisian data pelanggan
untuk menambah data pelanggan dengan memasukan nama pelanggan, jenis kelamin,
no hp dan alamat.
Sumber: (Penelitan, 2019)
Gambar IV.22 Interface Menu Tambah Data Customer
7. Interface Menu Data Konsultasi
72
Halaman data konsultasi berisi data-data pelanggan yang akan melakukan
konsultasi yang dimasukan oleh admin yang dapat ditambah dan dihapus.
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV. 23 Interface Menu Konsultasi
8. Interface Menu Tambah Data Konsultasi
Halaman tambah data konsultasi berfungsi untuk menambah data pelanggan yang
akan melakukan konsultasi dengan memasukan tanggal, nama pelanggan, dan
treatment yang dibutuhkan.
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV. 24 Interface Menu Tambah Data Konsultasi
9. Interface Menu Kategori
73
Halaman menu Produk dibagi menjadi 3 sub menu yaitu Kategori, Unit dan Item.
Pada halaman kategori terdapat kategori barang, yang bisa d tambah, edit dan hapus.
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV. 25 Interface Menu Kategori
10. Interface Menu Unit
Halaman menu unit terdapat satuan barang , hanya bisa ditambah dan dihapus
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV. 26 Interface Menu Unit
11. Interface Menu Item
Pada halaman menu Item terdapat daftar nama dan kode barang, yang bisa d
tambah, edit dan hapus.
74
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV. 27 Interface Menu Item
12. Interface Menu tambah Item
Halaman tambah item berfungsi untuk menambahkan data barang dengan
menginputkan kode barang, nama produk, kategori, unit dan harga.
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV. 28 Interface Menu Tambah Item
13. Interface Menu Transaksi Penjualan
Pada halaman menu penjualan, proses transaksi antar pelanggan dan admin
dilakukan, dengan memasukan tanggal, nama customer, qty dan tombo tambah maka
akan secara otomatis melakukan proses transaksi.
75
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV. 29 Interface Menu Transaksi Penjualan
14. Interface menu Stok Masuk
Halaman Stok masuk berfungsi untuk mengatur jumlah stok barang yang masuk
maupun pembelian barang, pada halaman ini admin bisa menambah dan menghapus
stok barang.
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV. 30 Interface Menu Stok Masuk
15. Interface Menu Tambah Stok Masuk
76
Halaman menu tambah stok masuk berfungsi untuk menambahkan stok barang
yang masuk dengan menginputkan tanggal, kode barang, nama barang, detail,
supplier dan qty.
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV. 31 Interface Menu Tambah Stok Masuk
16. Interface Menu Stok Keluar
Halaman Stok keluar berfungsi untuk mengatur jumlah stok barang yang keluar
maupun penjualan barang, pada halaman ini admin bisa menambah dan menghapus
stok barang.
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV. 32 Interface Menu Stok Keluar
17. Interface Menu Tambah Stok Keluar
77
Halaman menu tambah stok keluar berfungsi untuk menambahkan stok barang
yang keluar atau barang yang terjual dengan menginputkan tanggal, kode barang,
nama barang, detail, dan qty.
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV. 33 Interface Menu Tambah Stok Keluar
18. Interface menu Laporan Penjualan
Pada halaman laporan penjualan akan muncul daftar penjualan selama tanggal
yang di tentukan, admin bisa mencetak laporan.
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV. 34 Interface Menu Laporan Penjualan
19. Interface menu Laporan Pembelian
78
Pada halaman laporan pembelian akan muncul daftar pembelian selama tanggal
yang di tentukan, admin bisa mencetak laporan
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV. 35 Interface Menu Laporan Pembelian
20. Interface Menu ROP
Menu ROP yaitu menu perhitungan Reorder Point, admin bisa mengoperasikan
perhitungan rop dengan menginputkan nama produk , lama pengiriman dan demand,.
dengan demikian akan mengetahui berapa persediaan stok barang yang harus selalu
ada sebelum habis.
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV. 36 Interface Menu Perhitungan ROP
79
21. Interface Menu User
Menu user berisi data pengguna yang telah diinputkan oleh admin
Sumber: (Penelitan, 2019)
Gambar IV.37 Interface Menu User
4.2. Perancangan Perangkat Lunak
4.2.1 Entity Relationship Diagram (ERD)
80
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.38 Entity Relationship Diagram (ERD)
4.2.2 Logical Record Structure (LRS)
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.39 Logical Record Structure (LRS)
4.2.3 Spesifikasi File
1. Spesifikasi File : Customer
Nama file : customer.sql
Akronim : customer
Fungsi : Untuk menyimpan data pelanggan
Tipe file : File master
Organisasi file : Index sequential
Akses file : Random
Media : Hardisk
Panjang record : 126
81
Kunci field : customer_id
Software : Mysql
Tabel IV.12.
Spesifikasi File Customer
No Elemen Data Nama Field Tipe Size Keterangan
1 Id customer Customer_id Integer 11 Primary key
2 Nama Nama Varchar 100
3 Gender Gender Enum Laki/Perempuan
4 No Hp no_hp Varchar 15
5 Alamat alamat Text
Sumber: (Penelitan, 2020)
2. Spesifikasi File : Konsultasi
Nama file : konsultasi.sql
Akronim : Konsultasi
Fungsi : Untuk menyimpan data pelanggan yang konsultasi
Tipe file : File master
Organisasi file : Index sequential
Akses file : Random
Media : Hardisk
Panjang record : 519
Kunci field : id_reg
Software : Mysql
Tabel IV.13.
Spesifikasi File Konsultasi
No Elemen Data Nama Field Tipe Size Keterangan
1 Konsultasi konsultasi_id Integer 11 Primary key
2 Tanggal tanggal Date
3 Treatmen treatment Varchar 100
Sumber: (Penelitan, 2020)
3. Spesifikasi File : Produk
82
Nama file : produk.sql
Akronim : Produk
Fungsi : Untuk menyimpan data Produk
Tipe file : File master
Organisasi file : Index sequential
Akses file : Random
Media : Hardisk
Panjang record : 254
Kunci field : produk_id
Software : Mysql
Tabel IV.14.
Spesifikasi File Produk
No Elemen Data Nama Field Tipe Size Keterangan
1 Produk id Produk_id Integer 10 Primary key
2 Kode barang Kode_barang Varchar 100
3 Nama Alamat Varchar 100
4 Kategori id Kategori_id Integer 11
5 Unit id Unit_id Integer 11
6 Harga Harga Integer 11
7 Stok Stok Integer 11
Sumber: (Penelitan, 2020)
4. Spesifikasi File : Kategori
Nama file : kategori.sql
Akronim : kategori
Fungsi : Untuk menyimpan kategori
Tipe file : File master
Organisasi file : Index sequential
Akses file : Random
Media : Hardisk
83
Panjang record : 111
Kunci field : kategori_id
Software : Mysql
Tabel IV.15.
Spesifikasi File Kategori
No Elemen Data Nama Field Tipe Size Keterangan
1 Katgeori id Kategori_id Integer 11 Primary key
2 Nama Nama Varchar 100
Sumber: (Penelitan, 2020)
5. Spesifikasi File : Unit
Nama file : unit.sql
Akronim : Unit
Fungsi : Untuk menyimpan unit barang
Tipe file : File master
Organisasi file : Index sequential
Akses file : Random
Media : Hardisk
Panjang record : 111
Kunci field : unit_id
Software : Mysql
Tabel IV.16.
Spesifikasi File Evaluasi
No Elemen Data Nama Field Tipe Size Keterangan
1 Unit id Unit_id Integer 10 Primary key
2 Nama nama Varchar 100
Sumber: (Penelitan, 2020)
6. Spesifikasi File : ROP
Nama file : rop.sql
Akronim : Rop
Fungsi : Untuk perhitungan reorder point
84
Tipe file : File master
Organisasi file : Index sequential
Akses file : Random
Media : Hardisk
Panjang record : 122
Kunci field : produk_id
Software : Mysql
Tabel IV.17.
Spesifikasi File Reorder Point
No Elemen Data Nama Field Tipe Size Keterangan
1 produk id Produk_id Integer 11 Primary key
2 Kode barang Kode_barang Integer 11
5 Stok Stok Varchar 100
Sumber: (Penelitan, 2020)
7. Spesifikasi File : Supplier
Nama file : supplier.sql
Akronim : Supplier
Fungsi : Untuk menyimpan data supplier
Tipe file : File master
Organisasi file : Index sequential
Akses file : Random
Media : Hardisk
Panjang record : 223
Kunci field : supplier_id
Software : Mysql
85
Tabel IV.18.
Spesifikasi File Supplier
No Elemen Data Nama Field Tipe Size Keterangan
1 Supplier id Supplier_id Integer 11 Primary key
2 Nama supplier Nama Varchar 100
6 No hp No_hp Varchar 12
7 alamat Alamat Varchar 100
Sumber: (Penelitan, 2020)
8. Spesifikasi File : Transaksi Pembelian
Nama file : transaksi_pembelian.sql
Akronim : Transaksi Pembelian
Fungsi : Untuk menyimpan proses data pembelian
Tipe file : File master
Organisasi file : Index sequential
Akses file : Random
Media : Hardisk
Panjang record : 233
Kunci field : supplier_id
Software : Mysql
Tabel IV.19.
Spesifikasi File Transaksi Pembelian
No Elemen Data Nama Field Tipe Size Keterangan
1 Supplier id Supplier_id Integer 11 Primary key
2 Kode barang Kode_barang Varchar 100
3 Tanggal Tanggal Date
4 Harga Harga Double
5 Qty Qty Integer 11
6 No faktur No_faktur Varchar 100
7 user User_id Integer 11
Sumber: (Penelitan, 2020)
9. Spesifikasi File : Transaksi Penjualan
Nama file : transaksi_penjualan.sql
Akronim : Transaksi penjualan
86
Fungsi : Untuk menyimpan proses data penjualan
Tipe file : File master
Organisasi file : Index sequential
Akses file : Random
Media : Hardisk
Panjang record : 164
Kunci field : id_kriteria
Software : Mysql
Tabel IV.20.
Spesifikasi File Transaksi Penjualan
No Elemen Data Nama Field Tipe Size Keterangan
1 Transaksi id Transaksi_id int 11 Primary key
2 Kode barang Kode_barang Varchar 100
3 customer Customer_id Int 11
4 Tanggal Tanggal Int 11
5 Qty Qty Varchar 20
6 User id User_id int 11
Sumber: (Penelitan, 2020)
10. Spesifikasi File : Stok
Nama file : stok.sql
Akronim : Stok
Fungsi : Untuk menyimpan data stok
Tipe file : File master
Organisasi file : Index sequential
Akses file : Random
Media : Hardisk
Panjang record : 52
Kunci field : stok_id
Software : Mysql
87
Tabel IV.21.
Spesifikasi File Stok
No Elemen Data Nama Field Tipe Size Keterangan
1 Stok id Stok_id Int 10 Primary key
2 Item id Item_id Int 20
3 type Type enum Masuk,Keluar
4 Qty Qty Int 11
5 tanggal Tanggal Date
6 User id User_id Int 11
Sumber: (Penelitan, 2019)
11. Spesifikasi File : User
Nama file : user.sql
Akronim : User
Fungsi : Untuk menyimpan data user/admin
Tipe file : File master
Organisasi file : Index sequential
Akses file : Random
Media : Hardisk
Panjang record : 290
Kunci field : user_id
Software : Mysql
Tabel IV.22.
Spesifikasi File User
No Elemen Data Nama Field Tipe Size Keterangan
1 User id User_id Int 10 Primary key
2 Username Username Varchar 40
3 Password Password Varchar 40
4 Nama Nama Varchar 100
5 Alamat Alamat Varchar 100
Sumber: (Penelitan, 2020)
88
4.2.4 Class Model/Class Diagram
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.40. Class Model/Class Diagram
89
4.2.5 Sequence Diagram
1. Squence Diagram Halaman login
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.41. Sequence Diagram Halaman Login
2. Squence Diagram Menu Supplier
90
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.42. Sequence Diagram Menu Supplier
3. Squence Diagram Menu Customer
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.43. Sequence Diagram Menu Customer
91
4. Squence Diagram Produk
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.44. Sequence Diagram Menu Produk
5. Squence Diagram Transaksi
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.45. Sequence Diagram Menu Transaksi
92
6. Squence Diagram Laporan
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.46. Sequence Diagram Menu Laporan
7. Squence Diagram Menu User
Sumber: (Penelitan, 2020)
Gambar IV.47. Sequence Diagram Menu User
93
4.2.6 Spesifikasi Hardware dan Software
1. Spesifikasi Hardware
a. Server
1) CPU
a. Processor Intel Pentium Dual-core 2.0 GHz.
b. RAM DDR2 4 GB.
c. Harddisk 500GB.
d. Display 16 inch dengan resolusi layar 1024x768 pixel.
2) Keyboard .
3) Mouse.
4) Koneksi internet dengan kecepatan 3 Mbps.
5) monitor dengan resolusi layar minimum 1024x768
b. Client
1) CPU
a. Processor Intel Pentium Intelยฎ Pentiumยฎ 4
b. RAM DDR2 1 GB.
c. Harddisk 20 GB.
2) Keyboard
3) Mouse
4) Koneksi internet dengan kecepatan 56 Kbps.
5) monitor dengan resolusi layar minimum 1024x768.
2. Spesifikasi Software
1. Sistem Operasi : Microsoft Windows.
94
2. Aplikasi bundle web server : Xampp yang terdiri dari beberapa
komponen, diantaranya: Aplikasi PHP server v5.4.7. , Aplikasi MySQL
Server v5.5.27. , Aplikasi phpMyAdmin v3.5.2.2.
3. Aplikasi Web seperti: Mozilla Firefox, Opera, Safari, Internet Explorer,
dan Google Chrome.
4.3. Jadwal Implementasi
Tabel IV.23.
Jadwal Implementasi
No KEGIATAN WAKTU
BULAN I BULAN II BULAN III
1. Persiapan data awal
2. Analisa
3. Desain Sistem
4. Desain Perangkat Lunak
5. Tes Sistem
6. Pelatihan
7.
Pembuatan Buku
Petunjuk
8. Evaluasi & Operasional
Sumber: (Penelitan, 2020)
95
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya penulis
mengemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan adanya sistem persediaan barang dengan metode Reorder point dapat
dijadikan solusi dalam penentuan persediaan barang.
2. Adanya sistem rancangan usulan dimaksudkan untuk menentukan titik atau
tingkat pemesanan kembali persediaan barang.
3. Sistem dengan berbasis web pengelolaan data lebih efektif dan efisien.
4. Mudah dan cepat dalam membuat laporan yang dibutuhkan.
5.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Agen Drw.Skincare
Tasikmalaya maka terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan masukan untuk
sistem yang lebih baik, yaitu sebagai berikut :
1. Mengingat pengolahan data pesediaan barang masih sederhana dalam bentuk
rancangan prototype maka penulis menyarankan pengembangan aplikasi dan
penyempurnaan tampilan.
2. Perangkat komputer baik software, hardware maupun jaringan yang
digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan sistem .