ayat-ayat qitâl dalam surah at-taubah - repository iiq
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of ayat-ayat qitâl dalam surah at-taubah - repository iiq
AYAT-AYAT QITÂL DALAM SURAH AT-TAUBAH
(Studi Penafsiran KH. Mishbah Musthafa dalam Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî
al-Tanzîl)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Nurul Fitri
NIM. 17210876
PROGRAM STUDI ILMU AL- QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL- QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1442 H/ 2021 M
AYAT-AYAT QITÂL DALAM SURAH AT-TAUBAH
(Studi Penafsiran KH. Mishbah Musthafa dalam Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî
al-Tanzîl)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Nurul Fitri
NIM. 17210876
Pembimbing:
Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, M.A.
PROGRAM STUDI ILMU AL- QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL- QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1442 H/ 2021 M
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Ayat-Ayat Qitâl dalam Surah at-Taubah (Studi
Penafsiran KH. Misbah Musthafa dalam Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî al-Tanzîl fī
Ma’ânî al-Tanzīl)” yang disusun oleh Nurul Fitri Nomor Induk Mahasiswa:
17210876 telah diperiksa dan disetujui untuk diujian ke sidang Munaqasyah.
Jakarta, 18 Agusutus 2021
Pembimbing
Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, M.A.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Ayat-Ayat Qitâl dalam Surah at-Taubah (Studi
Penafsiran KH. Misbah Musthafa dalam Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî al-Tanzîl fī
Ma’ânî al-Tanzīl)” yang disusun oleh Nurul Fitri dengan NIM 17210876 telah
diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur’an Jakarta pada tanggal 21 Agustus 2021. Skripsi telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag).
Jakarta, 28 Agustus 2021
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta
Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, M.A.
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, M.A. Mamluatun Nafisah, M.Ag
Penguji I, Penguji II,
Dr. M. Azizan Fitriana, M.A Ahmad Hawasi, M.Ag
Pembimbing,
Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, M.A.
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nurul Fitri
NIM : 17210876
Tempat/Tanggal Lahir : Karawang, 30 Januari 1998
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Ayat-Ayat Qitâl dalam Surah at-
Taubah (Studi Penafsiran KH. Misbah Musthafa dalam Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî
al-Tanzîl fī Ma’ânî al-Tanzīl)” adalah benar-benar asli karya saya kecuali
kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan dalam karya ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 18 Agustus 2021
Nurul Fitri
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk
Mamah dan Apa, surga yang Allah turunkan kepadaku berupa orang tua yang
luar biasa, serta kakak-kakak dan adik tercinta yang mendukung dengan cinta
dan do’a
Abi Imron Rosyadi, selaku orang tua keduaku yang juga selalu merapalkan
do’a-do’a dan semangat yang tak terbalaskan,
Guru-guru yang tak lelah memberikan bimbingan dan do’a
Serta teman-teman dan seluruh pihak yang telah membantu proses
penyelesaian skripsi ini terimakasih senantiasa ikhlas memberi dukungan dan
mendoakan.
Semoga Allah Swt membalas setiap do’a dan kebaikan dengan rahmat dan
ampunan-Nya. Âmîn.
vi
KATA PENGANTAR
حيم ن الر حم ه الر بسم الل
Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada penulis, khususnya berupa
kesabaran, kekuatan, dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Ayat-Ayat Qitâl dalam Surah at-Taubah (Studi
Penafsiran KH. Misbah Musthafa dalam Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî al-Tanzîl fī
Ma’ânî al-Tanzīl)”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad saw yang telah memberikan tuntunan petunjuk kepada
umatnya agar senantiasa selalu berada dalam jalan yang lurus. Semoga kita
semua mendapatkan syafa’atnya di akhirat kelak. Âmîn Yâ Rabbal ‘âlamîn.
Setelah perjalan panjang yang tak mudah, dengan penuh rasa syukur
penulis tidak henti-hentinya mengucapkan beribu syukur kepada Allah Yang
Maha Kuasa, karena dengan rahmat dan kuasa-Nya skripsi ini dapat
diselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian karya yang
sederhana ini, yang jauh dari kesempurnaan banak sekali bantuan dan
sumbangsih dari beberapa pihak yang luar biasa yang tanpa mereka penulis
tidak akan mampu berada di posisi saat ini. Dengan kerendahan hati, penulis
menyampaikan terimakasih yang tak terhingga dan penghormatan setinggi-
tingginya kepada:
1. Almarhumah Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, Lc, M.A
Rektor Instutut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Ibu Dr. Hj. Nadjmatul
Faizah, M.Hum., selaku Warek I, Bapak Dr. H. Dawud Aruf Khan, S.E.,
M.Si., CPA., selaku Warek II, ibu Dr. Hj. Romlah Widyawati, M.Ag.,
selaku Warek III Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.
vii
2. Bapak Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, M.A., selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, beserta
staff Tata Usaha Fak. Ushuluddin dan Dakwah atas bantuannya selama
ini.
3. Ibu Mamluatun Nafisah, M.Ag selaku ketua Prodi Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir.
4. Bapak Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, M.A., selaku dosen pembimbing
skripsi penulis, yang telah memberikan bimbingan, arahan, kritik, saran,
dan motivasi kepada penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan pada
waktunya dengan sebaik-baiknya dan senantiasa berkenan untuk
meluangkan waktunya di tengah aktifitasnya yang padat demi
terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc, M.A., Ibu Hj. Muthmainnah, Ibu Hj.
Samiah, Kak Hj. Rifdah Farnidah M.Ag, Kak Ameliatul Khairiyah, S.Ag,
dan Ibu Dra. Hj. Isti’anah Imran yang telah membimbing penulis dalam
menghafal Al-Qur’an.
6. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta, yang selama ini telah mengajarkan berbagai mata
kuliah dari awal semester hingga akhir dengan semangat dan kesabaran
yang menjadi tauladan dan pelajaran penting bagi penulis.
7. Pimpinan dan karya Perpustakaan IIQ Jakarta yang telah memberikan
fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk mengkaji dan menelaah
dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.
8. Kedua orang tuaku yang tercinta Apa dan Mamah yang selalu mendoakan
tanpa henti, selalu mendukung dan memberikan semangat serta merelakan
anaknya pergi untuk menimba ilmu, yang tak pernah lepas memeluk
dengan do’a. Sebagai sosok penyemangat abadi sehingga penulis bisa
berjuang dan melangkah sampai di titik ini, dengan segala
viii
pengorbanannya, kasih sayangnya, segenap tenaga dan materi yang tidak
akan tergantikan dengan sesuatu apapun. Terimakasih Apa Mamah.
9. Kepada kakak-kakakku Siti Syofiah Wulan Purnama dan Dede Hasanah
serta adik tercinta Julia Khoerunnisa. Kakak-kakak iparku Aji Ahmad
Fauji dan Rasid Haris. Dan ponakan-ponakanku yang lucu dan sholeh-
sholehah Asma Malika Maryam Fauji, Aisha Varisha Arrasyid,
Muhammad Jibril Fauji, dan Yara Mikaila Fauji.
10. Teman-teman IIQ angkatan 2017 khususnya Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang seperjuangan,
serta teman-teman satu kamar selama di asrama IIQ Jakarta.
11. Sahabatku: Nely Soraya, Muti’ah Rahmadhani Hasibuan, Nadila Rizkia
Rahma, Nafhatul Ashimah, Ikrimatu Ziadatunni’mah, yang selalu
membersamai, memotivasi, dan membantu penulis baik selama proses
menyelesaikan skripsi maupun selama penulis berkualiah di IIQ Jakarta.
12. Keluarga besar Pondok Pesantren Manba’ul Qur’an Karawang khususnya
bagi Abi Imron Rosyadi al-Hafizh, S.Pd.i beserta keluarga yang telah
membimbing dan mendo’akan penulis selama penulis belajar di pondok
pesantren maupun belajar di IIQ Jakarta.
13. Untuk teman-teman seperjuangan di Pondok Pesantren Manba’ul Qur’an,
terimakasih telah memberikan tempat selama penulis menyelesaikan
skripsi di pondok, banyak membantu penulis dalam bentuk tenaga maupun
materi.
14. Last but not least, terimakasih kepada diri sendiri karena telah bekerja
keras, tidak pernah menyerah, dan berjuang sampai di titik yang
berbahagia ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis berusaha semaksimal mungkin
untuk menjadikan karya ilmiah yang baik. Namun karena keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki, maka skripsi ini tentunya masih jauh dari
ix
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis ucapkan permohonan maaf sebesar-
besarnya dan dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca demi karya yang lebih baik lagi. Penulis berharap tulisan
ini dapat memberi manfaat serta kontribusi pengetahuan baru kepada
masyarakat.
Jakarta, 14 Agustus 2021
Nurul Fitri
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERNYATAAN PENULIS ........................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN .......................................... xii
ABSTRAK .................................................................................................... xvi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Permasalahan Penelitian ........................................................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 7
D. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 8
E. Kerangka Teori .................................................................................... 12
F. Metodologi Penelitian ......................................................................... 13
G. Teknik dan Sistematika Penulisan ...................................................... 15
BAB II: GAMBARAN UMUM TENTANG QITÂL
A. Pengertian Qitâl ................................................................................... 17
B. Macam-macam Peperangan ................................................................ 22
C. Sejarah Peperangan dalam Islam ......................................................... 23
D. Identifikasi Ayat-Ayat Qitâl ................................................................ 31
E. Gambaran Surah at-Taubah ................................................................. 35
BAB III: PROFIL TAFSIR AL-IKLÎL FÎ MA’ÂNÎ AL-TANZÎL KARYA
KH. MISBAH MUSTHAFA (W. 1994)
A. Biografi KH. Misbah Musthafa ........................................................... 37
xi
B. Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî al-Tanzîl ........................................................ 51
BAB IV: ANALISIS PENAFSIRAN KH. MISBAH MUSHTAFA
TERHADAP AYAT QITÂL DALAM SURAH AT-TAUBAH
A. Penafsiran Ayat-Ayat Qitâl dalam Surah at-Taubah ........................... 65
B. Analisis Penafsiran Ayat-Ayat Qitâl dalam Surah At-Taubah dan
Kontekstualisasinya dalam Era Kekinian ................................................... 81
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 90
B. Saran-Saran ......................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 92
TENTANG PENULIS .................................................................................... 98
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad
yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini:
1. Konsonan
th : ط a : أ
zh : ظ b : ب
‘ : ع t : ت
gh : غ ts : ث
f : ف j : ج
q : ق h : ح
k : ك kh : خ
l : ل d : د
m : م dz: ذ
n : ن r : ر
w : و z : ز
h : ه s : س
’ : ء sy : ش
y : ي sh : ص
xiii
sh : ض
2. Vokal
Vokal
Tunggal
Vokal
Panjang
Vokal
Rangkap
Fathah : a آ : â ... ي : ai
Kasroh : i ي : î ... و : au
Dhammah : u و : û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah.
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
Al-Baqarah : البقرة Al-Madinah : المدينة
b. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah.
Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai bunyinya. Contoh:
الرجل : ar-Rajul السيدة : as-Sayyidah
asy-Syams : الشمس ad-Dârimî : الدارمي
c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.
Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di
xiv
tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
Âmannâ billâhi : أمنا بالله
Âmana as-Sufahâ′u : أمن السفهأء
Inna al-ladzîna : إن الذين
كع الر wa ar-rukka‘i : و
d. Ta Marbûthah (ة)
Ta Marbûthah (ة) apabila berrdiri sendiri, waqaf atau di ikuti oleh
kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf “h”. Contoh:
al-Af′idah : األ فئد ة
مية امع ة اإلسل .al-Jâmi‘ah al-Islâmiyyah : الج
Sedangkan Ta Marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
Âmilatun Nâshibah : عاملة ناصبة
al-Âyat al-Kubrâ : اآلية الك ب رى
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), seperti
penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,
nama diri, dan lainlain. Ketentuan yang berlaku pada PUEBI
berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau
cetak tebal (bold) dan kertentuan lainnya. Adapun untuk nama diri
yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital
xv
adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh: ‘Ali Hasan
al-‘Âridh, al-‘Asqallânî, al-Farmawî dan seterusnya. Khusus untuk
penulisan kata Al-Qur’an dan nama-nama surahnya menggunakan
huruf capital. Contoh: AlQur’an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan
seterusnya.
xvi
ABSTRAK
Nurul Fitri (17210876) “Ayat-Ayat Qitâl dalam Surah at-Taubah (Studi
Penafsiran KH. Misbah Musthafa dalam Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî al-Tanzîl fī
Ma’ânî al-Tanzīl)”.
Islam turun sebagai agama yang membawa misi rahmatan lil ‘âlamîn.
Maka sudah seharusnya agama Islam menjadi agama yang menyemai
perdamaian bagi umat manusia di muka bumi. Namun saat ini banyak umat
Islam yang melakukan gerakan-gerakan radikalisme. Hal tersebut
kemungkinan terjadi karena kecenderungan kelompok-kelompok yang
memahami perang sebagai gerakan ofensif atau menyerang yang didasarkan
pada pembacaan atau pemahaman ayat-ayat qitâl yang hanya dilakukan secara
parsial. Maka dari itu penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana penafsiran ayat-ayat qitâl menurut salah satu mufassir
nusantara dan mengukur relevansi penafsirannya dalam era kekinian.
Penilitian ini merupakan penelitian kualitatif kepustakaan (library
research). Data-datanya dikumpulkan dengan teknik dokumentatif dan
dianalisa dengan metode deskriptif. Adapun fokus kajiannya adalah ayat-ayat
qitâl yang ada dalam tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî al-Tanzîl fī Ma’ânî al-Tanzīl karya
KH. Misbah Musthafa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umat Islam diizinkan untuk
memerangi orang musyrik apabila ada hal-hal yang melatarbelakanginya dan
tidak diperbolehkan melakukan penyerangan terlebih dahulu. Dalam
melakukan peperangan, umat Islam tidak boleh sembarangan tapi harus
mendapat izin dan komando dari pemimpin yang sah. Penafsiran tersebut
masih relevan pada masa kini. Karena saat ini masih terjadi bentrokan atau
penyerangan-penyerangan rumah Ibadah. Hal itu tidak dibenarkan apabila
yang memulai penyerangan adalah umat Islam karena umat Islam hanya
diperbolehkan melakukan penyerangan apabila mereka terlebih dahulu
diserang oleh pihak musuh. Penyerangan pun tidak bisa dilakukan sendiri
tanpa adanya perintah dari pimpinan yang sah, yaitu pemerintah.
Kata Kunci: Qitâl, Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî al-Tanzîl, KH. Misbah Musthafa
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam turun sebagai agama yang membawa misi rahmatan lil ‘âlamîn.
Tentu saja hal itu berdampak pada umatnya untuk menjalankan misi tersebut.
Maka sudah seharusnya agama Islam menjadi agama yang menyemai
perdamaian bagi umat manusia di muka bumi. Namun saat ini banyak umat
Islam yang menampilkan wajah keras dan sangar, bukan hanya kepada non-
muslim bahkan hal itu terjadi dikalangan sesama muslim.
Semakin banyak kita temui berbagai kejadian-kejadian yang tidak
menggambarkan Islam yang rahmatan lil ‘âlamîn, banyak sesama muslim
yang saling mengkafirkan, menuduh sesat, dan lain sebagainya. Terlebih
kepada non-muslim, banyak umat Islam yang melakukan gerakan-gerakan
radikalisme dengan mengatasnamakan agama. Padahal agama Islam sendiri
mengajarkan toleransi dan mencintai perdamaian. Sejarah memang telah
mencatat bahwa Nabi Muhammad dan para sahabat selama di Madinah gigih
memerangi orang-orang kafir untuk menegakkan agama Islam. Namun mereka
tidak membajak atau menyalahgunakan ajaran-ajaran Islam untuk kepentingan
pribadi.1
Gerakan-gerakan radikalisme agama yang akhir-akhir ini mengalami
eskalasi yang cukup signifikan banyak terlahir dari kecenderungan dalam
memahami Al-Qur’an dan hadis yang hanya secara tekstual. Meskipun
pemahaman secara tekstual dan literal terkadang tidak dapat dielakkan, namun
model pemahaman tekstual dan literal an sich pada gilirannya dapat
melahirkan perilaku yang terkesan anarkis, tidak toleran dan cenderung
destruktif. Ajaran jihad misalnya, secara pragmatis sering dipahami sebagai
1 Khairul Amal, Perang atas Nama Iman, (Yogyakarta: Forum, 2018), h. 1
2
“holy war” untuk melakukan penyerangan dan pemaksaan terhadap kelompok
lain yang tidak sepaham dengannya. Hal ini tentunya menodai wajah Islam
yang ramah, santun, dan penuh kedamaian. Lebih jauh, akan timbul
mispersepsi dan menimbulkan cibiran dan citra negatif terhadap agama Islam
dan umat Islam secara keseluruhan.2
Kejadian yang baru terjadi adalah terbunuhnya seorang guru di Prancis
oleh muridnya yang beragama Islam karena menunjukan karikatur Nabi
Muhammad di kelas saat sedang melakukan kegiatan belajar mengajar.3 Hal
itu tentu saja semakin membuat citra agama Islam negatif dalam pandangan
non-muslim di dunia Barat. Terlebih sebelumnya pun sudah banyak kejadian-
kejadian aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh orang Islam, hingga adanya
islamophobia dikalangan non-Islam di Barat.
Di Indonesia sendiri yang baru-baru ini terjadi adalah tersebarnya video
sekelompok orang yang mengumandangkan adzan dengan menambahkan lafal
hayya ‘ala al-jihâd didalamnya. Hal itu semakin membuat masyarakat Islam
takut akan gerakan-gerakan radikal yang muncul dari umat Islam itu sendiri.
Problematika perang dalam masyarakat Islam saat ini muncul karena
kecenderungan kelompok-kelompok yang memahami perang sebagai gerakan
ofensif atau menyerang. Pemahaman itu kemungkinan besar didasarkan pada
pembacaan atau pemahaman ayat-ayat qitâl yang hanya dilakukan secara
parsial. Karena penjelasan mengenai jihad dalam Al-Qur’an dapat ditemui
dalam beberapa term, salah satunya adalah term qitâl.
2 Nasaruddin Umar, Deradikalisasi Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis, (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2014), h. 2 3 https://voi.id/berita/38112/terungkap-pembunuhan-keji-guru-prancis-samuel-paty-
karena-kebohongan-muridnya-soal-kartun-nabi diakses pada 16 Juli 2021
3
Dalam pandangan Islam perang pada hakikatnya merupakan sesuatu
yang harus dihindari, karena Islam tidak menghendaki terjadinya peperangan.
Agama Islam mempunyai tujuan tersendiri dala melakukan perang, dimana
perang dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan diri dari serangan juga
dalam rangka menjaga penyebaran dakwah. Dakwah itu sendiri merupakan
rangkaian dari jihad namun tidak termasuk ke dalam qitâl. Hal tersebutlah
yang banyak dipahami oleh masyarakat saat ini, mereka menganggap perang
hanya sebatas jihad. Ada juga yang memaknainya dengan pembunuhan.4
Menurut Mahmud Syaltut (w. 1963) dalam karyanya yang berjudul al-
Qur’an wa al-Qitâl sebagaimana yang dikutip oleh Mohamad Nuryansyah,
Mahmud Syaltut berpendapat bahwa Islam pada hakekatnya adalah agama
damai dan mengutamakan kedamaian dan keharmonisan. Syaltut memberikan
syarat bolehnya orang Islam menegakkan qitâl namun dalam kondisi tertentu,
yaitu dalam kondisi terjepit atau terpaksa dan untuk kemaslahatan yang lebih
besar.5 Adapun Khayr Haykal yang juga dikutip oleh Nuriyansyah,
mengemukakan dalam karyanya al-Jihad wa al-Qitâl fî al-Siyasah al-
Syar’iyah, qitâl atau peperangan terbuka bisa dilakukan jika terjadi kafir harbi
(yang perlu diperangi karena mereka menabuh gendering perang). Bahkan
menurutnya, apabila negeri Islam terancam, maka qitâl dapat dilakukan secara
personal tanpa menunggu komando pemerintah yang sah.6
Gamal al-Banna (w. 2013) berpendapat bahwa perang (qitâl)
merupakan pilihan terakhir dari jihad. Bahkan Al-Quran tidak menjadikan
4 Saddam Hussein Harahap, “Perang dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian terhadap
Ayat-Ayat Qitāl)”, Tesis, (Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2016), h. 3. Tidak
diterbitkan (t.d) 5 Mohamad Nuryansah, “Qitāl dalam Al-Qur’an dan Hadis: Tinjauan Historis dan
Praktis”, dalam Jurnal Mutawatir, Vol. 8, No. 2, Desember 2018, h. 195 6 Mohamad Nuryansah, “Qitāl dalam Al-Qur’an dan Hadis: Tinjauan Historis dan
Praktis”, h. 196
4
qitâl (perang) sebagai prinsip dasar.7 Selanjutnya Yusuf Qardhawi (l. 1962)
mengemukakan bahwa qitâl (perang) adalah jihad yang ditujukan kepada
musuh-musuh yang menyerang agama, tanah, dan penduduk umat Islam. Umat
muslim harus melawan permusuhan mereka dan membela kehormatan dan
kesuciannya.8 Sedangkan menurut Fazlurrahman (w. 1988) sebagaimana yang
dikutip oleh Saddam Hussein Harahap, qitâl sama dengan perang secara aktif,
sebagaimana layaknya jihad orang Madinah yang berjuang secara teroganisir
dan total, jika perlu dengan peperangan untuk menghilangkan hal-hal yang
menghalangi penyiaran Islam.9
Pemahaman qitâl yang salah saat ini akan berdampak buruk bagi
keamanan dan kedamaian umat beragama. Sebagai Negara dengan mayoritas
penduduk yang beragama Islam, Indonesia harus menjadi gambaran dan
contoh masyarakat muslim yang rahmatan lil ‘âlamîn. hal itulah yang menjadi
alasan penulis mengambil term qitâl sebagai variabel penelitian. Karena
dengan banyaknya gerakan radikalisme yang telah terjadi di Indonesia, penulis
merasa masyarakat Indonesia perlu mendapatkan pemahaman yang lebih jauh
mengenai ayat-ayat qitâl.
Mengenai ayat qitâl, Quraish Shihab (l. 1944) menafsirkannya dengan
perang melawan musuh-musuh Allah yang menyerang terlebih dahulu yaitu
orang-orang musyrik, juga perang sebagai balasan atas serangan mereka
kepada orang-orang musyrik. Sejalan dengan Quraish Shihab, Ibnu Katsir (w.
1373) juga menjelaskan bahwa ayat-ayat qitâl sesungguhnya merupakan
penggerak dan pengobar semangat untuk memerangi musuh-musuh yang
7 Gamal al-Banna, Al-Jihad, (Jakarta: Mata Air Publishing, 2006), h. xxiv 8 Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad, terj. Irfan Maulana Hakim, dkk (Bandung: PT Mizan
Pustaka, 2010), Cet. Ke-1, h. 156 9 Saddam Hussein Harahap, “Perang dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian terhadap
Ayat-Ayat Qitāl)”, Tesis, (Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2016). Tidak
diterbitkan (t.d)
5
berniat memerangi Islam dan para pemeluknya.10 Sedangkan Sayyid Quthb (w.
1966) menafsirkan ayat-ayat qitâl dengan jihad. Menurutnya qitâl yang
dilakukan oleh umat Islam ialah perang akidah melawan kemusyrikan yaitu
melawan semua bentuk institusi-institusi, perundang-undangan, maupun
peraturan-peraturan yang tidak berdasarkan syariat Islam yang murni.11
Pandangan Sayyid Quthb tersebut berlawanan dengan pandangan KH. Misbah
Musthafa (w. 1994) yang mengatakan bahwa perintah perang pada ayat qitâl
hanya berlaku apabila adanya serangan dari pihak musuh. Sehingga apabila
tidak ada serangan dari musuh, Umat Islam tidak diperbolehkan melakukan
penyerangan.12
Berangkat dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji
lebih jauh tentang ayat-ayat qitâl yang terdapat dalam Al-Qur’an yang lebih
spesifiknya dalam surah at-Taubah, karena sudah umum diketahui oleh
masyarakat muslim bahwa surah at-Taubah merupakan surah yang didalamnya
banyak menjelaskan mengenai perang. Penulis akan mengambil sumber
penafsiran dari tafsir al-Iklîl Fî Ma’ânî al-Tanzîl karya KH. Misbah Musthafa
(w. 1994), salah satu tafsir nusantara dengan metode tahlili yang memiliki
corak sufi dan adabi ijtima’i. Karena penulis ingin melihat bagaimana
penafsiran ayat-ayat qitâl dari sudut pandang adabi ijtima’i dan bagaimana
penerapan ataupun dampaknya dalam kehidupan bermasyarakat saat ini. Maka
dari itu penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Ayat-Ayat Qitâl
dalam Surah at-Taubah (Studi penafsiran KH. Misbah Musthafa dalam
Tafsir al-Iklîl Fî Ma’ânî al-Tanzîl).”
10 Ardi Cahyadi, “Perang dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Muqarin Tafsir al-
Misbah dan Ibnu Katsir), Skripsi, (Curup: IAIN Curup, 2019), h. 98. Tidak diterbitkan (td) 11 Saidun, “Konsep Jihâd dan Qitâl Perspektif Sayyid Quthb dan M. Quraish Shihab
(Telaah Penafsiran Ayat-Ayat Jihâd dan qitâl dalam kitab Tafsîr fî Zilâlil Qur’ân dan Tafsîr
al-Misbah), Tesis, (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2020), h. 127. Tidak diterbitkan (td) 12 Misbah Musthafa, “al-Iklîl fî Ma’ânî al-Tanzîl”, (Surabaya: al-Ihsan, 1983), h. 200
6
B. Permasalahan Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi
beberapa masalah yang akan dijadikan penelitian selanjutnya, yaitu:
a. Banyak terjadi gerakan-gerakan radikalisme dengan mengatasnamakan
agama Islam.
b. Banyak terjadi kesalahpahaman dalam memahami ayat-ayat yang
memerintahkan untuk membunuh non Islam.
c. Semakin maraknya kasus-kasus radikalisme yang dilakukan oleh umat
Islam baik di dalam maupun di luar negeri.
d. Terjadinya kesalahan memahami ayat jihad yang disamaartikan dengan
ayat qitâl.
e. Pandangan Quraish Shihab dan KH. Misbah Musthafa yang mengatakan
bahwa ayat qitâl adalah perang melawan musuh-musuh Allah yang
menyerang terlebih dahulu yaitu orang-orang musyrik, juga perang
sebagai balasan atas serangan mereka kepada orang-orang musyrik.
2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini akan membahas ayat-ayat qitâl dalam surah at-Taubah
dan penafsiran KH. Misbah Musthafa dalam tafsir al-Iklîl Fî Ma’ânî al-
Tanzîl mengenai ayat-ayat tersebut, yang mana ayat-ayat qitâl dalam surah
at-Taubah terdapat pada ayat 5, 12, 13, 14, 29, 36, dan ayat 123. Penulis
memilih tafsir al-Iklîl Fî Ma’ânî al-Tanzîl ini karena berusaha mengenalkan
salah satu tafsir nusantara juga karena tafsir ini menggunakan metode tahlili
sehingga akan memberikan penjelasan yang cukup luas. Penulis memilih
tafsir karya KH. Misbah Musthafa karena melihat semasa hidup beliau yang
juga merupakan pejuang kemerdekaan sehingga dengan begitu akan
7
memberikan dampak pada penafsirannya terlebih pada ayat-ayat qitâl.
Selanjutnya surah at-Taubah dipilih oleh penulis karena ayat-ayat qitâl yang
terdapat dalam satu surah tersebut mewakili sebagian besar ayat-ayat qitâl
yang terdapat dalam Al-Qur’an. Sedangkan untuk pemilihan ayat sendiri
diambil sesuai dengan tema yang penulis ambil.
3. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, agar penelitian ini lebih fokus pada
substansi masalah, maka penulis akan merumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
a. Bagaimana penafsiran KH. Misbah Musthafa pada ayat-ayat qitâl dalam
surah at-Taubah?
b. Bagaimana relevansi penafsiran KH. Misbah Musthafa pada masa kini?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis bertujuan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan ayat-ayat qitâl perspektif KH. Misbah Musthafa
khususnya ayat qitâl yang terdapat dalam surah at-Taubah.
2. Mengukur relevansi penafsiran KH. Misbah Musthafa pada masa kini.
Adapun manfaat penelitian ini antara lain:
1. Secara Teoritis
a. Menambah khazanah pengetahuan khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi para pembaca mengenai penafsiran ayat-ayat qitâl.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam ilmu
pengetahuan, khususnya bagi para mahasiswi program studi Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.
c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi
penelitian-penelitian selanjutnya.
8
d. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan komparatif
bagi para peneliti lainnya untuk melakukan penelitian yang lebih
komperehensif dalam waktu selanjutnya.
2. Secara Praktis
a. Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai
penjelasan ayat-ayat qitâl.
b. Diharapkan dapat memberikan informasi bagi umat Islam umtuk
dijadikan sebagai acuan dalam menghadapi permasalahan yang ada di
tengah-tengah masyarakat.
D. Tinjauan Pustaka
Ada beberapa penelitian yang memiliki tema berdekatan dengan
pembahasan ini yang sudah penulis telusuri. Selanjutnya hasil penelusuran ini
akan menjadi acuan penulis untuk tidak mengangkat tema dan metodologi
yang sama. Berdasarkan hasil penelusuran penulis, penulis menemukan
beberapa skripsi dan jurnal yang membahas permasalah ini, yaitu:
1. Jurnal yang ditulis oleh Abdul Ghofur Maimoen yang berjudul
Peperangan Nabi Muhammad saw. dan Ayat-Ayat Qitâl.13 Hasil dari
penelitian jurnal ini adalah umat Islam diizinkan berperang dengan status
sebagai orang yang diperangi dan dalam rangka melawan terhadap aniaya
yang umat Islam terima. Selain itu peperangan melawan non-muslim
bukan didasari oleh perbedayaan keyakinan akan tetapi oleh sikap
permusuhan yang mereka sampaikan. Persamaan jurnal yang ditulis oleh
saudara Abdul Ghofur Maimoen ialah sama-sama membahas ayat-ayat
qitâl dan dalam jurnal tersebut juga terdapat beberapa ayat qitâl yang
diambil dari surah at-Taubah. Adapun perbedaannya ialah pada jurnal
13 Abdul Ghofur Maimoen, “Peperangan Nabi Muhammad saw. dan Ayat-Ayat
Qitāl”, dalam Jurnal al-Itqan, Vol. 1, No. 1, Februari-Juli 2015
9
tersebut penulis menganalisis ayat dengan menambahkan pendapat atau
penafsiran dari berbagai tokoh dan juga melalui pendekatan ushul fiqh,
sedangkan dalam penelitian ini akan lebih spesifik menggunakan
penafsiran KH. Misbah Musthafa. Kontribusi jurnal tersebut terhadap
penelitian ini ialah memberikan tambahan penjelasan mengenai
penafsiran atau analisis terhadap ayat-ayat qitâl.
2. Tesis yang ditulis oleh Saddam Husein Harahap yang berjudul Perang
dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian terhadap Ayat-Ayat Qitâl).14 Hasil
penelitian dari tesis ini ialah dalam perspektif Al-Qur’an tidak semua kata
qitâl dan derivasinya dalam ayat-ayat Al-Qur’an bermakna “perang”.
Selanjutkan menjelaskan jenis-jenis perang dalam Al-Qur’an yang
meliputi perang fisik, perang lisan, perang dengan hati dan perang dengan
harta, perang ideologi. Persamaan penelitian ini dengan tesis yang ditulis
oleh saudara Saddam Husein Harahap ialah sama-sama membahas ayat-
ayat mengenai qitâl. Adapun perbedaannya terletak pada tafsir yang
digunakan. Penelitian ini akan menggunakan tafsir nusantara, yaitu tafsir
al-Iklîl Fî Ma’ânî al-Tanzîl karya KH. Misbah Musthafa. Kontribusi tesis
tersebut terhadap penelitian ini ialah memberikan tambahan penjelasan
mengenai penafsiran ayat-ayat qitâl.
3. Jurnal yang ditulis oleh Arif Chasbulladh dan Wahyudi yang berjudul
Deradikalisasi terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Qitâl.15 Hasil dari dari
penelitian jurnal tersebut ialah ayat-ayat qitâl apabila ditinjau dari ideal
formal/maghza/maqasid tidak menganjurkan melakukan “penyerangan”
terhadap non muslim. Perang hanyalah salah satu instrument dari sekian
instrument untuk mewujudkan keadilan dan penumpasan penindasan.
14 Saddam Hussein Harahap, “Perang dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian terhadap
Ayat-Ayat Qitāl)”, Tesis, (Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2016). Tidak
diterbitkan (t.d) 15 Arif Chasbullah dan Wahyudin, “Deradikalisasi terhdap Penafsiran Ayat-Ayat
Qitāl”, dalam Jurnal Fikri, Vol. 2, No. 2, Desember 2017
10
Perang bukan sebagai instrument utama dalam berinteraksi dengan non-
muslim. Perang bisa saja dilakukakn saat ini, jika kondisi dan keadaanya
persis seperti ketika ayat-ayat qitâl tersebut diturunkan. Persamaan
penelitian ini denganl jurnal yang ditulis oleh saudara Arif Chasbullah dan
Wahyudi ialah sama-sama membahas penafsiran mengenai ayat qitâl.
Adapun perbedaannya ialah pada ayat yang dianalisis. Pada jurnal tersebut
ayat yang dianalisis ialah surah al-Hajj ayat 39 dengan menambahkan
penafsiran Ibn Jarir ath-Thabari, al-Zamakhsyari, dan Imam Baydawi.
Sedangkan dalam penelitian ini penulis akan menganalisis ayat-ayat qitâl
yang terdapat dalam surah at-Taubah dengan menggunakan kitab tafsir al-
Iklîl Fî Ma’ânî al-Tanzîl karya KH. Misbah Musthafa. Kontribusi jurnal
tersebut terhadap penelitian ini adalah memberikan gambaran bagaimana
penafsiran ayat qitâl apabila ditinjau dari maqasid.
4. Jurnal yang ditulis oleh Muhammad Suaib Tahir yang berjudul Qitâl
dalam Perspektif Al-Qur’an.16 Hasil dari penelitian jurnal ini penulis
menjelaskan bahwa prinsip qitâl adalah fi sabillillah yaitu harus senantiasa
dalam koridor-koridor yang ditetapkan Allah dimulai dari niat hingga
tujuannya dan bentuk perang defensive yang diperbolehkan adalah
melawan agresi, menghilangkan fitnah terhadap agama dan membebaskan
kaum mustadh’afun. Persaman jurnal yang ditulis oleh Muhammad Suaib
Tahir dengan penelitian ini ialah sama-sama mlembahas dan menganalisis
ayat-ayat qitâl. Adapun perbedaannya adalah jurnal tersebut memberikan
penjelasan mengenai ayat-ayat qitâl secara global tidak merujuk pada satu
tafsir atau tokoh saja. Sedangkan pada penelitian ini akan lebih spesifik
kepada penafsiran mufassir nusantara, yaitu KH. Misbah Musthafa.
Kontribusi jurnal tersebut terhadap penelitian ini ialah memberikan
16 Muhammad Suaib Tahir, “Qitāl dalam Perspektif Al-Qur’an”, dalam Jurnal Nida
Al-Qur’an, Vol. 3, No. 1 Juni 2018
11
tambahan informasi atau penjelasan mengenai term-term yang sepadan
dengan qitâl dan juga kedudukan qitâl dalam Al-Qur’an.
5. Skripsi yang ditulis oleh Tohirin yang berjudul Studi Penafsiran
Muhammad Rasyid Rida dalam Tafsir al-Manar dan Sayyid Qutb dalam
Tafsir Fî Zilâl al-Qur’ân tentang Perang (Qitâl) Fî Sabîlil Allâh dalam
Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 190, 246, dan An-Nisa Ayat 74-75.17
Hasil dari penelitian skripsi ini penulis menjelaskan bahwa Rasyid Rida
dan Sayyid Qutb sama-sama berpendapat bahwa surah al-Baqarah ayat
190 merupakan ayat perintah untuk berperang untuk alasan menegakkan
agama dan melawan tidakan refresif dari orang-orang kafir. Perang
diperbolehkan semata-mata hanya membela Islam dan untuk berharap
keridhaan Allah SWT. Sedangkan dalam surah an-Nisa ayat 74-75 Sayyid
Qutb terlihat ofensifitas melawan segala bentuk ancaman dan penindasan,
ia bukan hanya melawan orang-orang kafir seperti latar belakang turunnya
izin perang dalam surah al-Baqarah ayat 190 namun baginya segala bentuk
penindasan terhadap masyarakat tetap harus dilawan. Persamaan
penelitian ini dengan skripsi saudara Tohirin ialah sama-sama membahas
ayat mengenai qitâl. Adapun perbedaannya adalah pada pengambilan ayat
yang dibahas dan kitab tafsir yang digunakan. Kontribusi skripsi ini
terhadap penelitian yang akan saya tulis ialah memberikan penjelasan
mengenai penafsiran ayat-ayat qitâl selain ayat yang terdapat dalam surah
at-Taubah.
17 Tohirin, “Studi Penafsiran Muhammad Rasyid Rida dalam Tafsir al-Manar dan
Sayyid Qutb dalam Tafsir Fî Zilâl al-Qur’ân tentang Perang (Qitâl) Fî Sabîlil Allâh dalam Al-
Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 190, 246, dan An-Nisa Ayat 74-75”, Skripsi, (Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2019). Tidak diterbitkan (t.d)
12
E. Kerangka Teori
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
penulis memerlukan teori untuk menganalisa permasalah tersebut. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan teori tafsir maudu’i (tematik) al-Farmawi
(w. 2017). Maka langkah-langkah atau cara kerja metode tematik ini dapat
dirinci sebagai berikut:18
1. Menetapkan masalah yang akan dibahas.
2. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut.
3. Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya, disertai dengan
pengetahuan tentang asbâb al-nuzûlnya.
4. Memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam surahnya masing-masing.
5. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna.
6. Melengkapi pembahasan dengan hadits-hadits yang relevan dengan
pokok pembahasan jika diperlukan.
7. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan
menghimpun ayat-ayatnya yang mempunyai pengertian sama, atau
mengkompromikan yang ‘am dan yang khash, yang mutlaq dengan
muqayyad, yang tampak lahirnya bertentangan sehingga kesemuanya
bertemu pada suatu muara, tanpa perbedaan atau pemaksaan.
Selain menggunakan teori tematik, penulis juga menggunakan
pendekatan historis dan sosiologis. Pendekatan historis ialah pendekatan yang
dilakukan dengan cara menelaah sumber-sumber yang berisi informasi
mengenai masa lampau yang dilakukan secara sistematis.19 Dengan
pendekatan historis tersebut penulis akan menganalisis sejarah pemikiran KH.
18 Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea
Press Yogyakarta, 2018), h. 65-66 19 Sri Haryanto, “Pendekatan Historis dalam Studi Islam”, dalam Jurnal Ilmiah Studi
Islam, Vol. 17, No. 1 Desember 2017, h. 131
13
Misbah Mushtafa terkait penyusunan tafsirnya. Sedangkan untuk membaca
konteks pemikiran KH. Misbah Mushtafa dan relevansinya dengan masa kini,
penulis menggunakan pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis ialah
penelitian dengan menggunakan teori sosiologi baik teori klasik maupun
modern untuk menggambarkan fenomena sosial keagamaan serta pengaruh
suatu fenomena terhadap fenomena lain.20
Selanjutnya dalam hal konteksualisasi penafsiran, penulis
menggunakan teori Abdullah Saeed dengan empat langkah operasional
penafsiran kontekstualnya, yaitu:
1. Mengidentifikasi pertimbangan-pertimbangan awal dengan memahami
subjektifitas penafsiran, mengkonstruksi bahasa dan makna serta dunia
Al-Qur’an.
2. Memulai tugas penafsiran dengan cara mengidentifikasi maksud
original teks dan meyakini otentisitas serta reliabilitas teks.
3. Mengidentifikasi makna teks dengan mengekplorasi seiap konteksnya.
4. Mengaitkan penafsiran teks dengan konteks saat ini.21
F. Metodologi Penelitian
Metode penelitian merupakan prosedur dalam melakukan penelitian.
Pada bagian ini memiliki peran penting untuk menentukan alur penelitian,
sebab metode penelitian menunjukkan sistematika penelitian yang dilakukan.22
Dalam penelitian ini metode yang digunakan sebagai berikut:
20 U. Maman KH, dkk, Metodologi Penelitian Agama, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006), h 120 21 MK Ridwan, “Metodologi Penafsiran Kontekstual: Analisis Gagasan dan Prinsip
Kunci Penafsiran Kontekstual Abdullah Saeed”, dalam Jurnal Millati, Vol. 1, No. 1, Juni 2016,
h. 2022 Zahrotun Ni’mah, “Muhasin dalam Al-Qur’an (Studi Tafsir Tematik)”, Skripsi,
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016), h. 9-10. Tidak diterbitkan (td)
14
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library
research) yang bersifat kualitatif. Untuk itu penelitian ini akan dilakukan
dengan cara mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan berbagai
macam material yang ada diperpustakaan seperti buku referensi, hasil
penelitian sebelumnya yang sejenis, artikel, catatan, serta berbagai jurnal yang
berkaitan dengan penelitian ini.
Untuk mencapai sasaran yang tepat dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara tringulasi, analisis data bersifat kualitatif/induktif, dan hasil
penelitian kualititatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.23
2. Sumber Data
Bila dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan
sumber sekunde merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, Adapun sumber data pada penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
a. Sumber Primer
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî
al-Tanzîl karya KH. Misbah Musthafa terbitan al-Ihsan Surabaya, jilid
10 dan 11.
b. Sumber Sekunder
23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2016), h. 9
15
Untuk sumber sekunder, penelitian ini akan menggunakan buku-buku,
artikel, maupun jurnal yang memiliki hubungan dengan penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode atau cara untuk
mendapatkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
dokumentasi yang diterapkan untuk menggali data-data yang berkenaan telaah
biografis tentang KH. Misbah Musthafa dan pemikirannya dalam tafsir al-Iklîl
Fî Ma’ânî al-Tanzîl serta telaah konseptual penafsiran ayat-ayat qitâl.
4. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif-
analisis, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mengkaji deskripsi yaitu
mengambarkan secara jelas, sistematis, faktual dan akurat serta
mengemukakan fenomena atau hubungan antara fenomena yang diteliti.24
Dengan menggunakan metode ini penulis akan mendeskrifsikan penafsiran
KH. Misbah Musthafa mengenai ayat-ayat qitâl dalam tafsirnya al-Iklîl Fî
Ma’ânî al-Tanzîl . Selanjutnya penulis akan menganalisa dan menyimpulkan
data-data yang telah dikumpulkan untuk mendapat jawaban atas masalah yang
dikemukakan.
G. Teknik dan Sistematika Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini, teknik yang digunakan penulis
mengacu pada buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Institut Ilmu Al-
Qur’an IIQ Jakarta yang disusun oleh Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido
Yanggo, M.A, yang diterbitkan oleh LPPI Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta, tahun 2017.25 Kemudian agar penelitian ini bisa menjadi tulisan ilmiah
24 Sugiono, Metode penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Grasindo, 2009), h.29 25 Huzaemah, T. Yanggo, Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan Skripsi Institut
Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, (Jakarta: LPPI IIQ Jakarta, 2017)
16
yang utuh dan sistematis, maka terlebih dahulu penulis akan memaparkan
sistematika pembahasan penelitian sebagai berikut:
Bab pertama berisi pendahuluan sebagai pengantar pembahasan secara
keseluruhan. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, telaah kepustakaan, metode dan langkah
penelitian serta sistematika penulisan.
Bab kedua akan menjelaskan qitâl secara teoritik, selain itu akan
dijelaskan beberapa kasus-kasus yang terjadi akibat dari penyimpangan tafsir
dan pemahaman ayat-ayat qitâl.
Bab ketiga akan membahas mengenai profil kitab tafsir al-Iklîl Fî
Ma’ânî al-Tanzîl karya KH. Misbah Musthafa. Bab ini terdiri dari biografi,
perjalanan ilmiah, dan karya-karya KH. Misbah Musthafa. Selanjutnya
membahas profil tarsirnya, yaitu tafsir al-Iklîl Fî Ma’ânî al-Tanzîl .
Bab keempat membahas penafsiran KH. Misbah Musthafa dalam
tafsirnya al-Iklîl Fî Ma’ânî al-Tanzîl terkait ayat-ayat qitâl dan relevansi
penafsirannya pada masa kini. Bab ini akan menjelaskan bagaimana penafsiran
KH. Misbah Musthafa mengenai ayat-ayat qitâl yang terdapat dalam surah at-
Taubah pada tafsir al-Iklîl Fî Ma’ânî al-Tanzîl dan selanjutkan akan
dipaparkan bagaimana relevansi penafsirannya pada masa kini.
Bab kelima merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dari
pembahasan pokok masalah sebagai akhir dari seluruh rangkaian pembahasan.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat
menarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai jawaban dari rumusan masalah
dari penelitian ini. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Pertama, dalam penafsirannya KH. Misbah Musthafa menjelaskan
bahwa umat Islam diizinkan untuk memerangi orang m apabila ada hal-hal
yang melatarbelakanginya, seperti halnya pada ayat 5, 12, dan 13 surah at-
Taubah, peperangan terjadi karena orang-orang musyrik melanggar perjanjian
yang telah disepakati dengan kaum muslimin. Selain itu pada ayat lain
peperangan juga terjadi untuk menghindari fitnah, berdakwah, atau karena
adanya serangan dari musuh. Menurut KH. Misbah Musthafa, apabila berada
dalam keadaan demikian di mana ataupun kapan saja, umat Islam
diperbolehkan untuk melakukan penyerangan. Namun KH. Misbah Musthafa
menambahkan bahwa hal itu tidak bisa dilakukan apabila tidak mendapat
instruksi dari pimpinan yang sah atau pemerintah. Sehingga kita tidak bisa
bertindak sendiri untuk melakukan perlawanan pada musuh.
Selanjutnya KH. Misbah Musthafa menjelaskan bagaimana cara
melaksanakan perang yaitu dengan cara terlebih dahulu memerangi orang-
orang kafir yang dekat dengan kita sebelum memerangi orang-orang kafir
yang berada jauh dari lingkungan kita. Selain itu KH. Misbah Musthafa juga
menjelaskan perbedaan menghadapi orang kafir dengan orang munafik, yaitu
apabila memerangi orang kafir Allah memerintahkan memeranginya dengan
pedang, sedangkan memerangi orang munafik dengan lisan dan tindakan
kasar. Dapat dipahami bahwa cara memerangi orang munafik tersebut sama
dengan amar ma’ruf nahi munkar.
91
Kedua, penafsiran KH. Misbah Musthafa masih relevan pada masa kini.
Karena saat ini masih terjadi bentrokan atau penyerangan-penyerangan
rumah Ibadah. Hal itu tidak dibenarkan apabila yang memulai penyerangan
adalah umat Islam karena umat Islam hanya diperbolehkan melakukan
penyerangan apabila mereka terlebih dahulu diserang oleh pihak musuh.
Penyerangan pun tidak bisa dilakukan sendiri tanpa adanya perintah dari
pimpinan yang sah, yaitu pemerintah. Kita tidak bisa bertindak sendiri dan
seharusnya menyerahkannya kepada pihak berwajib untuk menghindari hal-
hal yang bisa menimbulkan perpecahan.
B. Saran-Saran
Sebagai penutup dari penelitian, penulis hendak menyampaikan
beberapa saran dari hasil penelitian ini, sebagai berikut:
1. Pada dasarnya, tidak ada satupun agama yang melegalisasi kekerasan
dalam bentuk apapun itu. Apalagi peperangan yang akan banyak
menjatuhkan korban. Begitu pun dalam Islam, Islam datang dengan
membawa pesan kedamaian. Maka sudah seharusnya kita sebagai umat
Islam tidak melakukan sesuatu yang dapat memicu perselisihan.
2. Di Indonesia dengan keberagaman agama, Pemerintah selaku pemilik
wewenang harus berperan aktif mencegah segala bentuk intimidasi dan
kriminalisasi terhadap kaum minoritas.
3. Selain pemerintah, para pemuka agama pun harus berperan aktif
untuk mencegah segala bentuk hal yang menimbulkan
perselisihan dengan tidak menyampaikan orasi keagamaan yang
provokatif.
92
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Amal, Khairul, Perang atas Nama Iman, Yogyakarta: Forum, 2018.
Al-Banna, Gamal, Al-Jihad, Jakarta: Mata Air Publishing, 2006.
‘Abd al-Baqi, Muhammad Fu’ad, al-Mu’jam al-Mufahras li alfazh Al-Qur’an
al-Karim, Qahirah: Dar al-Hadis, 1364 H.
Al-Buthy, Said Ramadhan, Fikih Sirah, terj. Fuad Syaifudin Nur. Jakarta:
Hikmah, 2010.
al-Faifi, Sulaiman Ahmad Yahya Ringkasan Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq, Terj.
Ahmad Tirmidzi, Futuhal Arifin, dan Farhan Kurniawan, Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2013
Hadi, Riyadh Hasyim, Sirah Nabawiyah Riwayat Imam al-Bukhari, Terj:
Nabhani Idris, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2020
al-‘Ilm, Dar, Atlas Sejarah Islam, Depok: Kaysa Media, 2011.
Mahmud, Fikri, Jihad dan Terorisme, Pekanbaru: Azka Pustaka, 2021.
Maman, U. KH. Dkk. “Metodologi Penelitian Agama”, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006
Al-Mubarakfuri, Shafiyurrahman, Sirah Nabawiyah, Terj. Kathur Suhardi,
Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1997.
Mustaqim, Abdul, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, Yogyakarta: Idea
Press Yogyakarta, 2018.
Musthafa, Misbah.“al-Iklîl fî Ma’ânî al-Tanzîl”, (Surabaya: al-Ihsan, 1983)
93
An-Nadwi, Abul Hasan Ali al-Hasani ,Sirah Nabawiyah, Terj. Muhammad
Halabi Hamdi, Istiqamah, dan Adi Fadli, Yogyakarta: Diva Press, 2020
Qardhawi, Yusuf, Fiqih Jihad, terj. Irfan Maulana Hakim, dkk, Bandung: PT
Mizan Pustaka, Cet. Ke-1, 2010.
Rohimin, Jihad: Makna dan Hikmah, Jakarta: Erlangga, 2006.
Shihab, M. Quraish, Al-Lubab Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-
Surah al-Qur’an, Tangerang: Lentera Hati, 2012.
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Grasindo, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2016.
Syofrianisda, Tafsir Madhu’iy, Yogyakarta: Deepublish, 2015.
Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensiklopedi Sejarah Islam, Terj. M. Taufik,
dkk, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2020
Umar, Nasaruddin, Deradikalisasi Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis, Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2014.
Yanggo, Huzaemah, T, Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan Skripsi
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Jakarta: LPPI IIQ Jakarta, 2017.
B. Jurnal
Baidowi, Ahmad. “Aspek Lokalias Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî al-Tanzîl Karya
Misbah Musthafa”, dalam Jurnal Nun, Vol. 1, No.1, 2015
Chasbullah, Arif. dan Wahyudin, “Deradikalisasi terhdap Penafsiran Ayat-
Ayat Qitâl”, dalam Jurnal Fikri, Vol. 2. No. 2, Desember 2017.
94
Gusmian, Islah, “KH. Misbah Musthafa (1916-1994 M): Pemikir dan Penulis
Teks Keagamaan dari Pesantren”, dalam Jurnal Lektur Keagamaan,
Vol. 14. No. 1. 2016.
Hakiki, Kiki Muhamad, dkk, “Diskursus Perang dalam Perspektif Islam”,
dalam Jurnal al-Adyan, Vol. 14 No. 2, Juli-Desember 2019.
Harun, Herman Refleksi Perdamaian dan Perang dalam Islam, Malang:
Literasi Nusantara, 2020
Haryanto, Sri. “Pendekatan Historis dalam Studi Islam”, dalam Jurnal Ilmiah
Studi Islam, Vol. 17, No. 1 Desember 2017.
Iskandar, “Penafsiran Sufistik Surat al-Fatihah dalam Tafsir Taj al-Muslimīn
dan Tafsir al-Iklil Karya KH. Misbah Mustafa”, dalam Jurnal
Fenomena, Vol. 7, No. 2, 2015
Maimoen, Abdul Ghofur, “Peperangan Nabi Muhammad saw. dan Ayat-Ayat
Qitâl”, dalam Jurnal al-Itqan. Vol. 1. No. 1, Februari-Juli 2015.
Nuryansah, Mohamad, “Qitâl dalam Al-Qur’an dan Hadis: Tinjauan Historis
dan Praktis”, dalam Jurnal Mutawatir, Vol. 8. No. 2, Desember 2018.
Ridwan, MK, “Metodologi Penafsiran Kontekstual: Analisis Gagasan dan
Prinsip Kunci Penafsiran Kontekstual Abdullah Saeed”, dalam Jurnal
Millati, Vol. 1, No. 1, Juni 2016
Rumbaru, Musa, ”Reformasi Etika Perang menurut Hukun Islam”, dalam
Jurnal Tasamuh, Vol. 9 No. 1 April 2017.
Suhaimi, “Reinterpresi dan Reformulasi Makna Jihad dan Qitâl”, dalam
Jurnal el-Furqania, Vol. 04 No. 01 Februari 2017.
95
Tahir, Muhammad Suaib, “Qitâl dalam Perspektif Al-Qur’an”, dalam Jurnal
Nida Al-Qur’an, Vol. 3. No. 1. Juni 2018.
Tanjung, Abdurrahman Rusli “Analisis terhadap Corak Tafsir al-Adaby al-
Ijtima’I”, dalam Jurnal Analytica Islamica, Vol. 3, No. 1, 2014
C. Skripsi/Tesis
Aninnas, Dwin Afina. “Penafsiran tentang Tawasul dalam Tafsir al-Iklîl fî
Ma’ânî al-Tanzîl fī Ma’ânî al-Tanzīl Karya K.H Misbah bin Zaenal
Musthafa (Analisis Penafsiran Surat al-Maidah ayat 35), Skripsi,
Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2019. Tidak diterbitkan (td)
Asadilllah, M. Baihaqi, “Pemaknaan Kata Wail dalam Kitab Tafsir al-Iklîl fî
Ma’ânî al-Tanzîl karya KH. Misbah bin Zainil Musthafa”, Skripsi,
Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2018. Tidak terbitkan (td).
Cahyadi, Ardi “Perang dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Muqarin Tafsir al-
Misbah dan Ibnu Katsir), Skripsi, Curup: IAIN Curup, 2019, Tidak
diterbitkan (td)
Cholifatuzzahro, Aflakha Santi, “Okultisme Perspektif Misbah Mustofa
(Telaah Interpretasi tehadap Q.S al-Baqarah: 102-103 dalam Kitab
Tafsir Taj al-Muslimin)”, Skripsi. Surabaya: UIN Sunan Ampel,
2020.Tidak diterbitkan (td).
Fastobir, Muhammad. “Teori Penafsiran Misbah Mustafa atas Surat al-
Baqarah 134 dan 141 dalam Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî al-Tanzîl fī Ma’ânî
al-Tanzīl”, Skripsi, (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2021), h. 43. Tidak
diterbitkan (td) Muhammad Fastobir, “Teori Penafsiran Misbah
Mustafa atas Surat al-Baqarah 134 dan 141 dalam Tafsir al-Iklîl fî
Ma’ânî al-Tanzîl fī Ma’ânî al-Tanzīl”, Skripsi, Surabaya: UIN Sunan
Ampel, 2021. Tidak diterbitkan (td)
96
Handayani, Wiwin “Penggunaan Pengeras Suara dalam Al-Qur’an (Telaah
Pemikiran Misbah Mustofa Terhadap QS. Al-Bqarah: 186 dalam Kitab
Taj al-Muslimīn)”, Skripsi, Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2019. Tidak
diterbitkan (td)
Harahap, Saddam Hussein, “Perang dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian
terhadap Ayat-Ayat Qitâl)”, Tesis, Medan: Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara, 2016. Tidak diterbitkan (t.d).
Kusnia, Maya “Penafsiran Misbah Mustofa terhadap Ayat tentang Bid’ah
dalam Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî al-Tanzîl fī Ma’ânî al-Tanzīl (Surat al-
A’raf ayat 55-56 dan surat at-Taubah ayat 31), Skripsi, Surabaya: UIN
Sunan Ampel, 2018. Tidak diterbitkan (td)
Ni’mah, Humillailatun. “Kepemimpinan Non-Muslim dalam Pemerintahan
menurut KH. Misbah Mustafa (Telaah Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî al-
Tanzîl fī Ma’ânî al-Tanzīl)”, Skripsi, Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2017.
Tidak diterbitkan (td)
Ni’mah, Zahrotun, “Muhasin dalam Al-Qur’an (Studi Tafsir Tematik)”.
Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016, Tidak diterbitkan (td).
Sa’dullah, Ahmad “Kritik Konsep Baik dan Buruk dalam Tafsir al-Iklîl fî
Ma’ânî al-Tanzîl fī Ma’ânî al-Tanzīl Karya Misbah Ibn Zainul
Mustofa)”, Skripsi, Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2020. Tidak
diterbitkan (td)
Saidun, “Konsep Jihâd dan Qitâl Perspektif Sayyid Quthb dan M. Quraish
Shihab (Telaah Penafsiran Ayat-Ayat Jihâd dan qitâl dalam kitab
Tafsîr fî Zilâlil Qur’ân dan Tafsîr al-Misbah), Tesis, Surabaya: UIN
Sunan Ampel, 2020. Tidak diterbitkan (td)
97
Sholeh, Muhammad “Studi Analisis Hadis-Hadis Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî al-
Tanzîl Karya K.H Misbah Zain bin Mustafa (Surat ad-Duha sampai
Surat an-Nash)”, Skripsi, Semarang: UIN Walisongo, 2015. Tidak
diterbitkan (td)
Shuhada, Muhammad Aula Rahmad. “Metodologi Penafsiran Misbah
Musthafa dalam Tafsir dalam Tafsir al-Iklîl fî Ma’ânî al-Tanzîl fī
Ma’ânî al-Tanzīl”, Skripsi, Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2019, Tidak
diterbitkan (td)
Tohirin, “Studi Penafsiran Muhammad Rasyid Rida dalam Tafsir al-Manar
dan Sayyid Qutb dalam Tafsir Fî Zilâl al-Qur’ân tentang Perang
(Qitâl) Fî Sabîlil Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 190,
246, dan An-Nisa Ayat 74-75”. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah. 2019. Tidak diterbitkan (t.d).
D. Internet
https://voi.id/berita/38112/terungkap-pembunuhan-keji-guru-prancis-samuel-
paty-karena-kebohongan-muridnya-soal-kartun-nabi diakses pada 16
Juli 2021
98
TENTANG PENULIS
Nurul Fitri, lahir di Karawang pada
tanggal 30 Januari 1998. Anak ketiga dari 4
bersaudara pasangan dari Aam Hamim dan Nayi
Hayati. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar
di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Hidayatul
Mubtadiin Karawang pada tahun 2009.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan
menengah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) al-
Kautsar Karawang dan lulus pada tahun 2012.
Pada tahun itu juga penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di
Madrasah Aliyah al-Kautsar Karawang dengan jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) sampai lulus pada tahun 2015. Lulus dari Madrasah Aliyah,
penulis melanjutkan pendidikan takhassus Al-Qur’an di Pondok Pesantren
Manba’ul Qur’an Karawang. Pada tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan
di Perguruan Tinggi, tepatnya di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.