Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani

272
Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani i r V ) ! V. i 4 ( . \ r A > \ :*V. A

Transcript of Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani

Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani

i

r

V

) !

V .

i ■4

(

. \

rA

>

\

: * V.A

^w-SyAVI M‘VW J A l - A U V M

Shalat merupakan ibadah yang mulia dan agung dalam syariat islam, bahkanAllah Ta’ala menyebutkan perintah shalat setelah perintah tauhid

sebagaimana dalam firman-Nya:

‘Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah denganmemurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama denganlurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan

yang demikian itulah agama yang lurus."(Qs. Al-Bayyinah: 5)

lebih daripada itu shalat merupakan salah satu dari rukun-rukun Islamsebagaimana sabda Nabi :

"Islam itu dibangun di atas lima perkara: Syahadatain, menegakkan shalat.menunaikan zakat. haji ke Baitullah, dan puasa di bulan Ramadhan."

(HR. Bukhari Muslim)

Atas dasar ini maka seharusnya bagi setiap muslim untuk melaksanakannyadengan pelaksanaan yang sesuai dengan sabda Nabi :

"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat."(HR. Bukhari)

Dan kitab yang terbaik dalam menguraikan permasalahan ini adalah kitab“Sifat Shalat Nabi ^“karya Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-

Albani dimana beliau memaparkan tata cara shalat Nabi dengan ilmiahbeserta dalil-dalilnya dari mulai takbiratul ikhram hingga salam.

A s y - S y a i k h M u h a m m a d N a s h i r u d d i n A l - A l b a n i

Shifatush Shalaati An-Nahiyyi ^min Al’Takbiiri i laa At-Tasliimi Ka-annaka Taraahaa

P e n u l t s :

Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-AlbaniP e n e r b i t :

Maktabah Al-Maaarif -RiyadhCetakan Pertama Edisi Revis i -1411 H/1991 M

E d i s i I n d o n e s i a :

Tuntunan Shalat Nabi ^Penerjemah:

Abul Hasan As-SidawyPenta’Iiq:

Abu Abdillah Afifuddin As-SidawyE d i t o r :

Muh. Fathoni, Syu’bah, Ahmad RoyyanMuraja’ah:

A b u M u h a m m a d H a n t s A b r a r

Cover &Layout:Ahmad Royyan

C e t a k a n :

Pertama, November 2005Kedua, Pebruari 2006

P e n e r b i t :A s h - S h a f m e d i a

Jl. Mukhlas Gg. Ill No. 23 -52122Tegal -Jawa TengahH P : 0 8 1 3 2 6 8 9 8 8 0 6

e-mail: [email protected]

P E N G A N T A R P E N E R B I T(Cetakan Pertama)

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah Suhhanahu wa taala,Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepadaRasulullah keluarganya, para shahabatnya, dan orang-orang yangmengikuti petunjuk beliau sampai akhir zaman.

Telah terbit buku Tuntunan Shalat Nabi ^yang merupakanterjemahan dari cetakan pertama edisi revisi kitab "Shifatu ShalaatiAn-Nabiyyi min At-Takbiiri ilaa At-Tasliimi Ka-annaka Taraahaa:'karya Al-Muhadits Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albanir a h i m a h u l l a h .

Kami telah berupaya menghadirkan yang terbaik serta berusahatetap amanah dalam penerjemahannya. Meski demikian kami akanberusaha untuk terus melakukan revisi, menerima saran dan kritik daripembaca jika memang terdapat kekeliruan di dalamnya, semoga Allahmember! kemudahan, Insya Allah.

Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat memberimanfaat kepada seluruh kaum muslimin, khususnya yang ada diIndonesia, sehingga dapat mengetahui dan memahami dengan benarsifat shalat Rasulullah sebagaimana yang dituntunkannya dan semogaAllah Ta’ala memudahkan kepada kita semua untuk mengamalkannya.A m i n . . .

Tegal, November 2005

P e n e r b i t

TuntunanShdfd tNdb i V

P E N G A N T A R P E N E R B I T(Cetakan Kedua)

Segala pujian hanya bagi Allah Subhanahu wa ta’ala, kamimemohon pertolongan dan ampunan-Nya. Aku bersaksi bahwa tiadasesembahan yang berhak disembah kecuali Allah saja dan tiada sekutubagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah haraba danrasul-Nya. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah

keluarganya, para shahabatnya, dan orang-orang yang mengikutipetunjuk beliau sampai akhir zaman.

A m m a b a d u . . .

Buku yang saat ini ada di hadapan pembaca adalah cetakan keduadari buku Tuntunan Shalat Nabi Antusiasme dan perhatian daripembaca dengan terbitnya buku cetakan pertama cukup tinggi. Hal initerbukti dengan banyaknya saran dan kritik kepada kami terhadap bukutersebut baik secara langsung melalui lisan ataupun melalui telepon,sms, bahkan e-mail. Jazakumullah khairan (Semoga Allah memberibalasan dengan kebaikan)

Adalah komitmen kami untuk berusaha tetap amanah dalampenerjemahan kitab ini. Alhamdulillah pada cetakan buku kali ini,Allah Tadla telah memudahkan kami untuk melakukan koreksi padabeberapa tempat, seperti halnya kesalahan ketik dan harokat.

Pada cetakan ke-2 inipun kami telah mengoreksi kesalahan padanama penerjemah dznpentaliq (pemberi Catalan kaki) yang tercantum

Tuntunan Shalat NabiV I

di halaman iv dan vii cetakan pertama, juga kami telah meniadakanbeberapa catatan kaki tambahan dari penta’liq yang berseberangandengan penulis (Asy-Syaikh Al-Albani) dalam beberapa permasalahan.Hal tersebut kami lakukan atas permintaan dari pihak penta’liq sendiridan masukan dari para asatidz. Adapun catatan tambahan pentinglainnya dari pentaliq tetap kami cantumkan, karena diperlukan olehkaum mus l im in .

Dengan tersebarnya buku ini di tengah-tengah masyarakat,kami berharap kaum muslimin akan mengetahui serta termotivasiuntuk mempelajari tatacara shalat RasuIuUah ^sebagaimanayang dituntunkannya dan semoga Allah Subhanahu wa tdalamemberikan hidayah dan taufik-Nya kepada kita semua untuk dapatmengamalkannya. Amin...

Tegal, Pebruari 2006

Penerb i t

Tuntunan Shalat Nabi V I 1

PENGANTAR PENERJEMAH

Segala puji milik Allah, shalawat dan salam semoga tercurahkepada Nabi-Nya, keluarganya, para shahabatnya, dan orang-orang yangmencintainya, dan orang-orang yang setia mengikuti petunjuknya.

Amma badu,Shalat merupakan ibadah yang mulia dan agung dalam syariat

islam, bahkan Allah Ta'ala menyebutkan perintah shalat setelah perintahtauhid sebagimana dalam firman-Nya:

e f o - * 'S'

> d

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allahdengan memurnikan ketaatan kepada~Nya dalam (menjalankan)agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat danmenunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."(Qs. Al-Bayyinah: 5)

lebih daripada itu shalat merupakan salah satu dari rukun-rukunIslam sebagaimana sabda Nabi

"Islam itu dibangun di atas lima perkara: Syahadatain, menegakkanshalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa di bulanRamadhan." (HR. Bukhari Muslim dari Ibnu ‘Umar)

Atas dasar ini maka seharusnya bagi setiap muslim untuk

runfunanSha la fNat ) )V l l l

melaksanakannya dengan pelaksanaan yang sesuai dengan sabda Nabi

"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR.Bukhari)

Dan kitab yang terbaik dalam menguraikan permasalahanini adalah kitab Sifat Shalat Nabi ^karya Asy-Syaikh MuhammadNashiruddin Al-Albani di mana beliau membawakan setiappermasalahan dengan dalil-dalil yang mampu menghilangkan dahagapara thalibul ilmi (pencari ilmu). Dan Alhamdulillah Allah Taalamemudahkan hamba-Nya yang faqir ini untuk menerjemahkan kitabyang agung ini ke dalam bahasa Indonesia guna memperluas faedahdan manfaat dari kitab tersebut. Dan kami mohon maaf apabila didalamnya terdapat kekurangan dan kesalahan. Meskipun demikianterdapat padanya keistimewaan berupa tambahan-tambahan faedahpenting dari Al-Ustadz Abu Abdillah Afifuddin As-Sidawy padabeberapa tempat yang diletakkan pada catatan kaki (footnote).

Saya memohon kepada Allah Ta'ala untuk menjadikan amalan iniikhlas mengharap wajah-Nya dan semoga amalan ini termasuk kiprahdari hamba-Nya yang rendah ini dalam menebarkan dakwah sunnah.Demikian pengantar dari kami, Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.

Abul Hasan As-Sidawy

Sidayu, 15 Ramadhan 1426 H/19 Oktober 2005

TuntunanSfiafa lNd&j I X

D A F T A R I S I

Pengantar Penerbit.Pengantar Penerbit (Cetakan Kedua).Pengantar Penerjemah.Daf tar I$ i

Muqadimah Edisi RevisiMuqadimah Edisi Kesepuluh_Muqadimah Edisi KelimaMuqadimah Cetakan Pertama.

Sebab Penulisan Kitab_Metode Penulisan Kitab

Pernyataan Para Imam untuk Mengikuti As-Sunnah danMeninggalkan Pendapat Mereka yang Bertentangan dengan As-Sunnah.

Sebagian Pengikut Meninggalkan Beberapa Ucapan ImamMereka Daiam Rangka Ittiba’ Terhadap Sunnah Nabi ^

V

V I

V l l l

X

1

2 8

3 1

3 7

4 2

4 7

4 9

6 0

Beberapa Syubhat dan JawabannyaMenghadap Ka’bah _Berdiri Ketika Shalat

Shalat Sambil Duduk Bagi Yang Sakit.Shalat di Atas Perahu

Shalat Malam Sambil Berdiri atau Duduk

6 3

8 2

8 4

8 6

8 8

8 8

Tunlunan Shalat NabiX

Shalat Memakai Sandal dan Perintah untuk Mengamalkannya8 9

S h a l a t d i A t a s M i m b a r

Sutrah (Pembatas) dan KewajibannyaHal-Hal yang Memutuskan ShalatShalat Menghadap Kuburan,NiatTakbir.

Mengangkat Kedua TanganBersedekapBersedekap di DadaMelihat keTempat Sujud dan Khusyu.Doa Istiftah.M e m b a c a Ta ’ a w u d z

M e m b a c a S u r a t A l - F a t i h a h

9 2

9 3

9 7

9 8

9 8

9 9

1 0 1

1 0 1

1 0 2

1 0 3

1 0 7

11 5

1 1 6

Surat Al-Fatihah Sebagai Rukun dan Beberapa Keutamaannya.1 1 8

Mansukhnya Membaca Al-Fatihah di Belakang Imam dalam ShalatJahriyah.Wajibnya Membaca Al-Fatihah dalam Shalat SirriyahMembaca “Amin” dan Jahrnya Imam dalam MembacanyaBacaan Setelah Al-Fatihah.

Nabi Membaca Surat An-Nadhoir (Serupa) dan Lainnya dalam SatuR a k a a t

Bolehnya Mencukupkan Diri dengan Membaca Al-Fatihah dalamS h a l a t

Jahr dan Sirr Dalam Shalat Lima Waktu dan SelainnyaJahr dan Sirr Dalam Shalat Lail (Shalat Malam).

Bacaan Nabi Dalam Shalat.Shalat Fajr (Shubuh)

Bacaan Nabi Dalam Shalat Sunnah Fajr

121

1 2 4

1 2 6

1 2 7

1 3 0

1 3 2

1 3 4

1 3 5

1 3 7

1 3 7

1 3 9

Tun lunanSha la lN t t b i X I

Shalat Dhuhur,

Ayat yang Nabi Baca Sesudah Al-Fatihah pada 2Rakaat Akhir1 4 0

1 4 1

Wajibnya Membaca Al-Fatihah di Setiap Rakaat.Shalat Ashar

Shalat MaghribBacaan Nabi pada Shalat Sunnah Maghrib,

Shalat IsyaShalat Lail (Shalat Malam)Shalat Witir_

Shalat Jum’at.Shalat ‘ledain (Dua Hari Raya),Shalat Jenazah

Mentartilkan dan Memperindah Suara Tatkala Membaca.Membetulkan Bacaan Imam,

Berta'awudz dan Meludah dalam Shalat untuk MenghilangkanKeraguan.Ruku’Tata Cara Ruku’.

Wajibnya Thuma’ninah Ketika Ruku.Dzikir-Dzikir Ruku.

Memanjangkan (Waktu) Ruku’,Larangan Membaca Al-Qur’an Ketika Ruku’.Bangkit Dari Ruku’ dan Bacaan-Bacaannya_

Melamakan (Waktu )I’tidal dan Kewajiban Thumamnah Padanya.

1 4 1

1 4 2

1 4 3

1 4 4

1 4 4

1 4 5

1 5 1

1 5 3

1 5 3

1 5 3

1 5 4

1 5 9

1 5 9

1 6 0

1 6 1

1 6 3

1 6 5

1 6 8

1 6 8

1 6 9

1 7 5

SujudTurun Hendak Sujud dengan Mendahulukan Kedua TanganWajibnya Thuma’ninah Ketika Sujud,Dzikir-Dzikir Sujud.Larangan Membaca Al-Qur’an Ketika Sujud

1 7 7

1 7 8

1 8 4

1 8 5

1 8 9

Tualunan Shalat Sabi X l i

Memanjangkan (Waktu) SujudKeutamaan SujudSujud di Atas Tanah dan TikarBangkit dari SujudDuduk Iqa Di antara Dua SujudWajibnya Thuma’ninah Antara Dua SujudDzikir-Dzikir pada Duduk Antara Dua Sujud.Duduk Istirahat,

Bertumpu dengan Kedua Tangan Saat Bangkit Berpindah Rakaat_ 1 9 9

Wajibnya Membaca Al-Fatihah pada Setiap RakaatTasyahud Awal.

Duduk TasyahudMenggerak-Gerakkan Jari Saat Tasyahud.

Wajibnya Tasyahud Awal dan Disyariatkannya Doa di Dalamnya2 0 5

1 8 9

1 9 0

1 9 2

1 9 4

1 9 5

1 9 6

1 9 6

1 9 9

2 0 0

2 0 1

2 0 1

2 0 3

Bentuk-Bentuk Tasyahud.Shalawat Atas Nabi ,Tempat, dan Lafadz-Lafadznya.Beberapa Faedah Renting dalam Shalawat Atas NabiBangkit ke Rakaat Ketiga dan Keempat_Qunut Nazilah pada Shalat Lima WaktuQunut pada Shalat Witir.Tasyahud Akhir dan Wajibnya TasyahudWajibnya Shalawat atas Nabi Wajibnya Memohon Perlindungan dari 4PerkaraDoa Sebelum Salam dan Macam-Macam LafadznyaMengucapkan SalamWajibnya SalamPenutupDaftar Pustaka

2 0 6

2 1 2

2 1 6

2 3 1

2 3 2

2 3 3

2 3 5

2 3 6

2 3 7

2 3 7

2 4 4

2 4 7

.248

.250

Tunlunan Shalat Nabi X l l l

b>j(tre a&uiuJT/^ift i iT 5^ fi£i(&T e^iA iL

^hu^oS iisb Joigff«37ji\ fiiiiUr f.U<7 : U f c ' p l j k j b t i O -

^ wKI fc teioA diif! ifr'ccruwfl' synd^uVi*'- sod fitfifrtAiLhxjQ &bjwi ^

i i ^ b fi C i

, { u g ^ n a b u q m u r p ^

__)s'jBii.H sbk i fi d i t fU l6^ - iA i , ' yncb i«^ 'LiiifkyefiT

budcwMil' iotwrCbuiisvjiiff Jr:G^ tiM /TrJicisU

^K^fukCf ib BoGx'(p;ie:ii£iie^eiG a^b IfiwrA kuAisrinS

‘liiO ’ e i !

I

I

m

« k :

f . o a

!‘(VS

i!wo?3 j^irto?A 4

SVS* ___i Txb»lsJ-sbsl» l flfci>..|ji.qm-'/r, eA Z£ih tawfcfialsihiL. . id*» zci/\. TBwebsdE m£l&b uiirw fiRlwi »rq*oa<iB®^

^.jRqrnaaJi /uj) aii ‘ !isfijf.* idf'ffi; t t i o » p

tti l U H U p ' -

^-£S buik^^il n t b l i d i A U c d s y i i i Ticist-^ a»l£T6Wgkii^ c^fKfi^/1 '

., - jXiS. _«wteS^iTiba»sftw^>fjif ’2^f»nriofE(8Mr{:idj[oW

: iTTf tMM-m&»iM r t£ i i tm i tA mdruk? uoC

!!

i !_ni6li^ E(rdi'{BV/' -i

OIXJOIIS*?8 M :i {

OiS^^ i s f U C I 111t b a i o A B M a u o n c M ' iJ J i X

i

ft .f ■

. j .M

MUQADIMAH EDISI REVISI

Segala puji bagi Allah Taala, shalawat dan salam bagi Rasulullah,keluarga, dan para shahabatnya, serta bagi orang-orang yang mengambilpetunjuk dengan petunjuk beliau dan menegakkan shalat sebagaimanashaiat beliau sampai hari pembalasan {hari di mana tidak hermanfaatlagi harta maupun anak kecuali orangyang datang kepada Allah denganmetnbawa hati yang selamat).

Inilah cetakan terbaru (edisi revisi) dari kitabku yang berjudul"Sifat Shalat Nabi yang aku telah mengoreksi ulang kitab tersebutsetelah terbit cetakan yang kesepuluh, sekitar 10 tahun silam. Tidaklahaku diberi kemudahan untuk melakukannya kecuali saat ini. Kitabtersebut dicetak pada tahun 1401 Hdan “digarap” (diterbitkan) olehMaktab Al-Islami pada setiap cetakan setelahnya. Sebagiannya dicetakdengan offset dan sebagiannya lagi disusun baru-baru saja. Akan tetapidi dalamnya terdapat banyak kesalahan cetak, tidak perlu bagi kamimemaparkan kesalahan-kesalahan tersebut saat ini dan cukup bagikami menjelaskan satu kesalahan yang kami anggap penting (karenafatalnya -pen).

Karena hal itu berkaitan dengan tambahan yang tidak ada padacetakan-cetakan sebelumnya sehingga hilang faedah tambahan tersebutdisebabkan kurangnya perhatian atau ketidaktahuan pihak pengoreksiMaktab Al-Islami di mana mereka sekarang telah menyelisihi perjanjianyang kita buat sepuluh tahun silam! Faedah dan tambahan tersebutadalah ucapanku pada akhir Catalan dalam catatan kaki ‘Qunut SaatWitir; “Kemudian aku meralat hal itu, maka saya katakan...”dst.

Tuntunan Shalat Sabi 1

Ucapanku pada cetakan-cetakan yang telah disebutkan taditerletak di bagian matan (pokok bahasan) bukan di bagian bawahnya!Demikian pula hilang darinya ucapanku: “Kemudian aku meralat hal itu,maka saya katakan..sehingga makna dan faedahnya hilang darinya.

Kesalahan semacam ini dan semisalnya yang akan kami paparkanberikut termasuk faktor-faktor yang menyebabkan aku tidaklagi bekerjasama dengan Maktab Al-Islami dalam mencetak dan menyebarkankitabku semenjak kepindahanku dari Damaskus ke Amman kecualisedikit. Kemudian aku memutus hubungan kerja sama tatkala perkaratersebut mencapai puncaknya.

Kesalahan yang paling parah adalah hilangnya sebagian teks padaakhir doa no. 9(hal 94) dari doa-doa istiftah yakni iafadz “wa lahaulawa laquwwata illabika”. Anehnya Iafadz tersebut justru dijumpai padacetakan ke-5 sampai cetakan ke-9 dan hilang pada cetakan ke-10dan cetakan setelahnya. Hal ini menunjukkan bahwa mereka kurangperhatian atau ketelitian dalam membandingkan, mengoreksi, danmeneliti cetakan-cetakan yang ada.

Hal ini tidak lain karena kerakusan dalam meraup labayang ada pada pihak penerbit atau tengah mencari seseorang yangmembantunya dalam perkara tersebut. Saya katakan demikian karenaberusaha untuk bersikap adil dengannya. Walaupun yang demikian itubelum membebaskan dirinya dari tanggung jawab terhadap ulahnyamempermainkan sebagian karya dan hasil penelitian dan koreksiankuyang baru saja dicetak tanpa sepengetahuanku. Kemudian ia “berperan”di dalamnya, seakan-akan ini merupakan karya dan tahqiqannyasendiri! Hal ini akan diketahui oleh setiap orang yang teliti dalammembaca cetakan-cetakan terbaru darinya dan membaiidingkannyadengan cetakan-cetakan sebelumnya.

Saya tidak ingin terlalu jauh membawa para pembaca yang muliakepada penyebutan contoh-contoh kesalahan yang telah saya katakan.Maka pembicaraan saat ini adalah seputar cetakan ke-14 kitab ini{Sifat Shalat Nabi ^-pen) dan tidak menutup kemungkinan akanmuncul cetakan-cetakan terbaru lagi dalam rangka bersegera dalammelaksanakan kebaikan. Maka sungguh kepindahanku ke Ammantelah membuat cemas “teman lamaku" ini dan kurangnya perhatianku

runtunanSAoio t iV t ifi i2

dalam mengoreksi ulang naskah-naskah kitabku. Kemudian mulailahia memberikan ta’liq -tanpa sepengetahuanku dan ijin dariku tentunya-sekehendak hawa nafsu dan keserakahannya dalam meraih keuntungandengan menghalalkan kedustaan dan kebohongan. Hal ini diakui atautidak, demikianlah kenyataannya, tidak ada yang mampu menolaknya.Berangkat dari kaedah basi (kuno);

"Tujuan itu menghalalkan segala cara.”

Sekarang kita akan sebutkan sebagian bukti kesalahan-kesalahanfatal yang terdapat pada cetakan-cetakan yang telah disebutkan darik i t a b i n i .

Pertama: Zuhair Asy-Syawisy memberikan komentar terhadapucapanku yang akan disebutkan dalam kitab ini hal 36 tatkalaaku mengomentari hadits pada bab tersebut: “Sungguh aku telahmentakhrijnya dalam Shahih Sunan Abu Dawud (451 dan 1276), katanya(hal 12 cetakan ke-14):

“kitab ini termasuk usaha mendekatkan As-Sunnah kepada umat dan halini telah diterapkan oleh ustadz kami dan akan menempati urutan keempatdari silsilah sunan yang empat di mana telah muncul darinya Shahih SunanIbnu Majah dalam 2jilid dan sungguh ada seseorang yang menipu sayadan mengabarkan kepadaku bahwa bagian pertama dari Shahih Sunan AbuDawud telah dicetak di Amman, kemudian tampak akan ketidakbenaranha l i t u . Pene rb i t . ” !

Maka saya katakan: “Berita ini, yakni ucapannya; “Akan menepatiurutan keempat.... hingga selesai” sama dengan berita yang dikatakan:“Sungguh ada seseorang yang menipu saya ..

Saya katakan; Lalu siapa yang telah menipunya dalam masalahini?! Hal ini juga berbeda dengan kenyataan yang ada! Karena orangini tahu -sebagaimana setiap orang yang teliti dalam memperhatikanmetodeku dalam silsilah ini mengetahuinya- bahwa hal itu semuabukanlah hasil takhrij-ku sedikitpun dan hanya sekedar penjelasanhaditsnya semata derajatnya shahih atau dha'if (lemah) dan semisalnya.telah aku takhrij dalam Shahih Abu Dawud"V. Padahal kitab itu belumsempurna! Di mana sisi kesamaan hal ini dengan itu, dan juga ucapanku,“Sungguh aku telah memulainya semenjak puluhan tahun lalu dan aku

rui i tu i ianSha/a(Na{> i 3

belum memeriksanya karena aku mengerjakannya pada kesempatan-yang berbeda-beda (sesempatnya -pen).

Wahai para pembaca yang mulia. Bukankah komentar semacamini merupakan bukti terbesar yang menunjukkan bahwa penerbitlahyang telah menipu dirinya sendiri kemudian menipu orang lain lalumenuduh orang lain berbuat demikian? Bukti-buktinya amatlah banyak,sebagaimana yang telah dilakukan pada cetakan tahun 1400 Hkitab Al-Halal wal Haram karya Yusuf Al-Qardhawi, dicantumkan di sana padabagian bawah kitab itu secara dusta: “Dengan takhrij Al-Muhadits Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Padahal aku tidak pernahmentakhrijnya pada cetakan tersebut ataupun cetakan-cetakan yanglain dari kitab Al-Halal wal Haram tersebut, bahkan satu hurufpun sayatidak ikut serta di dalamnya.

Tatkala aku mengecek hal itu ke pihak penerbit di kota Al-Hazimiyah, Beirut, lebih dari 10 tahun silam, ia dengan acuh tak acuhmenjawab: “Kesalahan tersebut dilakukan sebagian karyawannya.”

!!o* ' ^^ ^ l i

“Maka Yusuf-pun menyembunyikan hal itu dalam dirinya" (Qs.Yusuf: 77)

Pembaca yang cerdas tentu tidak butuh penjelasan kami kenapaia melakukan hal ini dan semisalnya. Karena orang yang pandai cukupbaginya isyarat semata.

Kedua: Sungguh lelaki ini telah mencetak kitab Sifat ShalatNabi (cetakan 14) dan tertuUs padanya: “Hak cetak dilindungi” inilebih dekat kepada kebenaran karena hal itu bisa dimaknakan untukpenulisnya. Sehingga dikatakan ..dilindungi untuk penulis.” Sepertiinilah yang benar seperti yang telah diketahui oleh pihak penerbit,akan tetapi mengetahui sesuatu belum tentu menyebabkan ia beriman(meyakini atau membenarkannya)! Maka lihatlah, “Apakah 'temanlama’ kita ini meyakini hal ini atau tidak?” Hal itu akan segera terlihatbeberapa hari setelah terbitnya cetakan terbaru ini karena aku telahmemberikan hak cetak tersebut kepada orang lain! Maksudnya perkaraini sudah dilakoni oleh ‘Sang Penerbit’ dari edisi ke 10 dan seterusnya

TuntunanShafa tNab i4

sementara edisi-edisi sebelumnya hingga edisi kelima dia tambahkanpadanya tambahan bathil; “Hak cipta penerbit dilindungi”! padahalseharusnya tertulis: “Hak cipta penulis dilindungi” sebagaimana telahlalu penjelasannya.

Penambahan semacam ini banyak ia lakukan pada kitab-kitabkudi mana aku memiliki stempel dan tanda tangan darinya bahwa hal ituadalah hakku (penulis). Tatkala aku konfimasi kepadanya, ia menjawab:“Aku melakukannya agar para pencuri kitab tidak berani mencurikitab yang tidak dibubuhi (kalimat) ’Hak cipta penerbit dilindungi!Sebagaimana yang telah aku jelaskan dalam muqadimah edisi ke 8risalahShahih Al-Kalim Ath-Thayib terbitan Maktabah Al-Ma’arif. Tidak adayang terlintas di benakku waktu itu, karena kepercayaanku kepadanyasaat itu. Maha Suci Dzat yang membolak balikkan hati! Sampai datangsuatu hari ketika orang yang menerbitkannya memanfaatkan tambahanbathil ini sebagai persaksian atas dirinya sendiri dalam kitabku AdabuzZifaf, yang telah aku alihkan (penerbitannya) darinya ke iparku NizhamSakjaha, pemilik maktabah Al-Islami, selanjutnya menerbitkannyadengan bagus lagi menawan dan akupun memberikan muqadimahterbaru dalam 72 halaman. Kemudian teman kita ini cemburu karenaadanyapersainganantaradiadenganpihaklaindalammenerbitkan kitab-kitabku dengan izin dariku. Lalu ia memaksa untuk menerbitkannyadan mengkopinya melalui offset kemudian merubahnya dalam polaperdagangan setelah bertindak melampui batas terhadap penulisnya.Bahkan ia menghapus muqadimah yang seharusnya dicantumkan dariterbitannya tersebuti! Padahal di dalamnya terdapat faedah-faedah barudan penting yang berkaitan dengan sebagian permasalahan di dalamnyasekaligus hal-hal yang dikritik oleh sebagian orang yang dengki terhadappenulisnya. Sehingga para pembaca dirugikan dengan hal itu, apalagimereka sangat perlu untuk mengetahuinya. Seperti banyak didapatikekacauan pada halaman-halamannya yang telah diubah dari halaman-h a l a m a n t e r d a h u l u .

Hal itu dikarenakan hilangnya muqadimah tersebut sehinggapara pembacapun mengalami kesulitan di mana mereka tidak mampumengetahui halaman-halaman yang telah diubah. Karena hilangnyakaidah ilmiah yang diharapkan darinya.

TuntunanShalatNabi 5

Itu semua menunjukkan bahwa orang tersebut tidakmenerbitkannya melainkan untuk tujuan yang bathil. Kalau seandainyaia melakukannya dengan ikhlas tentu setidak-tidaknya ia mencocokkanpemindahan halaman-halaman tersebut.

Demikian pula yang ia lakukan terhadap terbitan MaktabahAl-Ma’arif kitab Shahih Al-Kalim Ath-Thayib dia memaksa untukmenerbitkannyadanmenghilangkanmuqadimah-nyadanmenggantinyadengan muqadimah dari dirinya sendiri. Cukuplah hal itu menunjukkankedustaan dan kebohongannya. Semoga aku diberi kemudahan untukmenjelaskan hal itu secara terperinci dalam kesempatan yang laindengan izin dari-Nya.

Ketiga: Lelaki ini sering mengubah-ubah tanggal penerbitan kitabdan muqadimah yang diberikan oleh penulis, kemudian ia sandarkanhal itu kepada penulisnya. Sangat jelas sekali bahwa perubahan semacamini tidak akan dilakukan oleh orang yang bertaqwa kepada Rabbnya danikhlas dalam amalannya. Di antara hal yang menguatkan apa yang sayak a t a k a n a d a l a h b e r i k u t i n i :

Aku mendapatinya membuat cetakan kelima (tahun 1389 H)di setiap terbitan setelahnya dengan “muqadimah cetakan kesekian”atau “muqadimah cetakan kesekian” dan seterusnya. Sementara yangada padaku sekarang 2terbitan dengan ukuran kecil yang dikopi daricetakan kelima dan 3edisi dengan ukuran besar. Seluruhnya tertulisdengan naskah “muqadimah edisi kedelapan”. Pembaca akan mendapatipada beberapa baris berikutnya hal yang bertentangan dengan halitu. Tertulis di Sana, !sebelum edisi kelima ini, sekitar tahun I

Kemudian iapun mengetahui hal yang bertentangan tersebut padaedisi kesembilan, maka iapun membuang lafadz “kelima” dari kalimattersebut menjadi,

Akan tetapi dia tidak sadar adanya bencana yang lain bila kitamemperhatikan tanggal penerbitan risalah Asy-Syaikh At-Tuwaijiryyang tersebut dalam konteks itu tahun 1387 Hdan tanggal penerbitanedisi ke delapan tahun 1394 H. Perbedaannya 7tahun! Tidak diragukanlagi bahwa perbedaan ini lebih banyak lagi kalau kita mengetahuiketerlambatan tanggal penerbitan edisi ke sembilan, Allahu musta’an.

Keempat: Perkara lainnya adalah, lelaki ini dalam menerbitkan

sebelum edisi ini, sekitar tahun

Tuntunan Shalat Nttbi6

kitab ini dengan seenaknya orang ini membuang dan menambahnaskah seolah-olah ia adalah penulisnya. Yang demikian ini banyak ialakukan terhadap kitab-kitabku setelah kepindahanku dari Damaskuske Amman, sebagaimana yang diperhatikan oleh mayoritas pembacayang jeli tatkala mereka menanyakan hal itu padaku tentang sebabnya.Akupun menjawabnya dengan ucapanku: “Sungguh alam ini kosongbaginya, tidak ada yang mengawasi dan membuat perhitungandengannya!” Dia benar-benar menyakitiku dengan perbuatannyatersebut, tidak ada yang mengetahui ukurannya kecuali Allah Taala.

Di antara perbuatannya yang lain, ia telah menghilangkantanggal penyusunan muqadimah kitab Sifat Shalat Nabi ^iniyakni tanggal 13-6-1370 H. Wallahu alam apa yang menyebabkan iamelakukan hal itu. Bahkan iapun memberikan banyak catatan pinggiryang tidak terkandung fiqih maupun ilmu di dalamnya. Hanya berkisartentang kepentingan materi dan kepentingan hawa nafsu, bahkanbanyak didapati padanya “promosi” terhadap cetakan dan terbitannya.Sebagiannya dihiasi dengan kedustaan dan penipuan yang tidak akandilakukan oleh orang yang takut kepada Allah Taala, sebagaimana yangtelah lalu dalam pernyataannya tentang Shahih Abu Dawud. Lihat poinyang pertama.

Kelima: Di antara hal yang terakhir kali nampak kepada kamidari perbuatan-perbuatannya, kesombongan, kesalahan dan ikutcampurnya dalam urusan-urusanku. Adalah ketika sampainya kepadakusurat peringatan darinya secara khusus melalui Urusan KehakimanAmman, tertanggal 12/9/1409 Hbertepatan dengan tanggal 28/4/1989Mkemudian disusul dengan surat peringatan kedua pada tanggal13/5/1989 Myang isinya dia mengingkari perbuatanku menyerahkanpenerbitan kitabku ini Sifat Shalat Nabi ^dan Mukhtashar ShahihMuslim lil Mundziry kepada penerbit lain. Kemudian surat peringatantersebut berisikan pula hal-hal aneh berupa pengakuan-pengakuanbathil yang tidak pantas kami sebutkan di sini, seraya mengharap agarkesombongan dan kesalahannya yang terus-menerus tidak mendesakkami untuk membongkar kedoknya kepada publik.

Akan tetapi, di antara hal yang harus diungkapkan di sini adalahklaimnya bahwa kitab yang pertama {Sifat Shalat Nabi ^-pen) hak

TunlununSfrafatNi i t i t 7

cetak dan publikasinya hanyalah milik Maktab Al-Islami. Hal ini adalahbathil, tidak bisa dirinya mengingkarinya karena sebab-sebab yangbanyak yang ia ketahui, kami terkadang terpaksa mengungkapkan haltersebut. Begitu juga dengan kitab kedua S / i t j / i i l i S h a h i hMuslim -pen) maka tidak ada hak apapun baginya selain apa yangaku izinkan baginya dahulu untuk mencetak dan menerbitkannya.Kemudian aku mencabut perizinan tersebut darinya sebagaimana yangaku jelaskan tatkala menjawab 2surat peringatan tersebut. Jadi, seluruhkitab-kitab tersebut yang ia terbitkan saat ini adalah terbitan yang ilegal(tidak sah). Dan para pembaca akan mengetahui sedikit rinciannyatentang hal ini di muqadimah kitabku Mukhtashar Shahih Muslim lilMundziry pada cetakan terbarunya yang akan segera terbit dengan izinAllah Azza wa Jalla.

Demikianlah dan sungguh telah muncul pula akhir-akhir inikitab keempat dari silsilah yang telah dikatakan di depan dengan judulShahih Sunan Abu Dawud bi Ikhtisharis Sanad, dengan bentuk yangserupa dengan sebelumnya. Dan aku tidak ikut serta dalam proyekkitab tersebut selain hanya menyebutkan kedudukan hadits. Sementarasebagian rujukan yang terdapat komentar padanya merupakanperubahan dan pemindahan atasnya. Akan tetapi kitab keempat iniberbeda dengan lainnya karena sebagian besar hadits-haditsnya sekitar2/3 kitab tidak aku alihkan dari rujukan-rujukan tersebut, karenacukup dengan kitabku yang pertama Shahih Abu Dawud sebagaimanayang tertulis dalam muqadimah kitab keempat (hal 5).dan sekarang..bukankah tepat kiranya apabila seseorang bertanya: “Lalu siapa yangmudallis (penipu) itu wahai penerbit?”

Oleh karena itu aku telah membersihkan semua ta’liq yangdiberikan oleh Maktab Al-Islami pada kitab ini dan sungguh kamitelah mengerahkan segala kemampuan dan waktu untuk hal itu. Kitamemohon kepada Allah Taala agar menggantinya dengan kebaikanu n t u k k a m i .

Di antara perbuatan lelaki ini yang lain sedikit demi sedikitakan dipaparkan adalah melakukan tindakan yang sangat jelekterhadap muqadimahku dalam kitab yang tersebut di depan yaitukitab keempat dari Silsilah, tidak terbetik pada dirinya sedikitpun rasa

Tun lunanSha l t t tNab i8

amanah ilmiah dan ketentuan-ketentuan adab. Dia telah menghapus 10halaman darinya dan tidak diterbitkan. Karena di dalamnya terdapatmasukan-masukan dan nasehat berkaitan dengan perbaikan terhadapterbitan tiga kitab setelah dicetaknya kitab pertama yakni kitab yangbertajuk Shahih Sunan Ibrtu Majah. Kemudian disebutkan di dalamnyabeberapa contoh kesalahan-kesalahan ilmiah dalam meringkassanad-sanadnya. dan perbuatan-perbuatannya yang menyia-nyiakanpekerjaanku, serta taliq-ta’liq-nya. yang bertentangan dengan SunnahAsh-Shahihah. la menyembunyikan itu semua dari para pembaca dantidak menerbitkannya. Sementara muqadimah yang telah ia terbitkantelah diotak-atik dengan pengurangan dan penambahan darinya. Lalubagaimana pendapat para pembaca yang mulia tentang lelaki ini danperbuatannya tersebut? Bahkan ketika sebagian orang ada yang bertanyatentang perbuatannya ini, lelaki ini menjawab, “Seperti inilah naskahmuqadimah yang saya terima.” Lalu siapa pelakunya? Apakah hal initanpa sepengetahuannya?!

Di antara bentuk melampaui batas yang ia lakukan terhadap ilmudan bidang takhrij -karena memang dia bukan ahlinya-, tatkala akumenyebutkan 2hadits pada akhir muqadimahku yang tersebut di atasyakni:

aJipui"jJLp JIjJI“Orang yang menunjukkan kepada orang lain kebaikan akanmendapat pahala seperti orang yang melaksanakannya” dzn

“Barang siapa yang tidak bersyukur kepada manusia niscaya ia tidakakan mampu bersyukur kapada Allah.”

Lelaki ini mengomentari hadits kedua dengan ucapannya,“Hadits ini terdapat dalam Shahih Muslim dan Shahih Abu Dawud....dan seterusnya. Tanpa melihat tujuan ia ikut campur dalam urusan yangbukan haknya. Sebenarnya penyandarannya kepada Imam Muslim

TuntunanSht t ta tNab i 9

sudah merupakan kesalahan bahkan hadits tersebut tidak ada padarujukan-rujukan yang ia sebutkan dalam taliqnya tersebut. Anehnyadia tidak mentakhrij hadits yang pertama.

Di antara bukti lainnya, lelaki ini telah menambahkan dengankedunguannya pada hadits dalam Shahihul Jami (no.l004 terbitanterbaru dan terjelek) yang berbunyi:

Sebaik-baik syair yang diucapkan orang Arab adalah ucapan Labid:“Ketahuilah, segala sesuatu selain Allah adalah bathil.”

Kemudian ia tambahkan pada akhirnyai

[“Seluruh kenikmatan itu pasti akan sirna”]

Lalu “Si Miskin” (yang pantas dikasihani -ed) ini mengomentariperkataannya dalam keadaan ia menganggap hal itu baik: “Lafadz yangada dalam 2kurung tersebut adalah tambahan darinya (demikian iakatakan, barangkali hal itu merupakan kesalahan cetak, mestinya lebihtepat (tambahan) “dari kami” kalau maksudnya bukan penyesatan).Adapun bait syair ini terdapat dalam buku kumpulan syair Labid binRabi’ah Al-‘Amiry (hal 132).”

Saya katakan: Tambahan tersebut adalah tambahan yang bathil,tidak ada asalnya sedikitpun dari jalan-jalan hadits yang terdapat dalamdua kitab Shahih (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim -ed), Tirmidzi,Ibnu Majah, Ahmad, Baihaqi dan selain mereka. Sungguh “Si Miskin”ini telah berdusta atas nama Rasulullah tatkala ia menambahkantambahan yang bukan termasuk bagian hadits beliau pada seluruhmukhrij-nya. (orang yang meriwayatkan hadits tersebut -pen). Makaiapun berdusta atas nama mereka seluruhnya. Sama saja baik As-Suyuthi menisbahkannya kepada mereka atau selain mereka, makaiapun berdusta atas nama Suyuthi sendiri sebagai penulis kitab aslinyayaitu Al-Jami' Ash-Shaghir, demikian pula atas Syaikh An-Nabhanydan terakhir ia telah berdusta atas namaku sebagaimana telah jelas bagisiapapun. Seperti inilah perbuatan melampaui batas terhadap kitab-kitabku yang ia lakukan dan masih banyak lagi contoh-contoh semacamini yang tidak terhitung dan kiranya telah cukup penjelasannya.

Mohon maafkepada para pembaca yangmulia sehinggamembawa

TuntunanSha la tNab i1 0

sampai pada permasalahan ini karena perbuatan tersebut adalah basildari godaan setan. Apakah ada seorang pemberi nasehat nan lembutyang bisa menasehati lelaki ini agar segera bertaubat kepada Allah Taaladari segala kedzalimannya kepada orang yang dianggapnya sebagaigurunya! Sungguh aku telah memperingatkannya berkali-kali tentangkedzalimannya dan lainnya -yang tidak layak disebutkan di sini- agartidak lagi ikut campur dalam kitab-kitabku yang dahulu pernah akuizinkan untuk diterbitkan, dan agar ia menghentikan mencetak ulangbagian manapun dari kitab-kitabku.

Akan tetapi ia tidak mau menerima nasehatku malah terusmenerus bergelimang dalam kedzaliman dan perbuatan dosanya.Apakah ada seseorang yang mau menasehatinya untuk menghentikanperbuatannya ini? Ataukah ia sebagaimana yang dikatakan oleh seorangpenyair:

“Tidaklah jiwa itu akan rujuk dari penyimpangan, selama belum adayang mampu menghalangi darinya.”

Demikianlah, dan akan datang dalam kitab ini pada pembahasan“Meletakkan kedua tangan” tertulis di sana:

"(Catatan): Meletakkan kedua tangan di dada adalah yang tetapdalam Sunnah, sementara yang menyelisihi hal itu bisa jadi dha’if atautidak ada dasarnya....”

Yang demikian ini tidak bisa diterima oleh salah seorang penganutMadzhab Hanafiyah dan orang-orang yang fanatik dengannya walaupunbertentangan dengan Sunnah. Karena dia telah menukil dalam ta liqnyaterhadap kitab Al-Awashim wal Qawashim karya Ibnul Wazir Al-Yamanidibagian awal catatan tersebut kemudian dia mengomentarinya denganucapannya (3/8):

“Pendapat ini lemah (demikian), Al-Imam Ibnul Qayyim dalamBada-Vul Fawaid (3/91) mengatakan:

“Letak kedua tangan (dalam shalat) itu berbeda-beda...”Kemudian Ibnul Qayyim menyebutkan dari Imam Ahmad bahwa beliaumeletakkan kedua tangannya di atas pusar atau dibagian atasnya ataudibawahnya. Semuanya boleh dilakukan menurut beliau.”

Hal ini digunakan oleh orang yang fanatik tersebut sebagai

Tuntuiian ShalatNabi 11

“senjata” untuk mengacaukan Sunnah Ash-Shahihah, lalu iapunmenjadikan pendapat Imam Ahmad tentang bolehnya memilih letaktangan dalam shalat sebagai dalil bahwa meletakkan keduanya di dadatidak shahih satupun riwayatnya dari As-Sunnah!! Seandainya ia seorangyang cinta terhadap Sunnah dan cemburu kepadanya sebagaimana iacemburu terhadap madzhabnya tatkala disandarkan kepadanya haiyang tidak benar- dan bersikap adil dalam menanggapi, tentu dia akanmembantah ucapanku yang ia ingkari dengan mengkritik hadits-haditsyang aku jadikan sandaran untuk menetapkan Sunnah ini dan sungguhaku telah sebutkan para imam yang mengeluarkan hadits-hadits tersebutdalam kitab itu. Akan tetapi ia mengetahui kaiau seandainya dia lakukanniscaya akan terbongkar aib-aibnya dan tampakperlawanannya terhadapSunnah! Bagaimana tidak, padahal dia telah menguatkan salah satunyatetapi ditempat yang jauh dari tempat yang pertama yang diisyaratkankeshahihannya sebagaimana telah lewat dalam rangka menutup-nutupidan mengelabui pembaca.

Ia juga telah menyebutkan (3/10/1) riwayat Tirmidzi dan Ahmad,hadits Qabishah bin Hulb dari bapaknya ia mengatakan:

^itu memegang tangan kirinya dengan tangan" R a s u l u l l a h

k a n a n . ”

Kemudian ia mengatakan setelah itu, “Imam Tirmidzi mengatakanhadits ini hasan \dan derajat hadits ini sebagaimana beliau katakan.Imam Ahmad menambahkan dalam riwayat yang lain;

”Beliau meletakkannya di dada."

Di Sana juga terdapat hadits-hadits lain di antaranya adalah 2hadits yang ia sebutkan, salah satu di antaranya termasuk mursal thawus,beliau mengatakan;

“Rasulullah ^meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirikemudian beliau mengetatkannya di atas dada di saat beliau shalat."

la menganggap hadits ini berpenyakit karena adanya Sulaimanbin Musa Ad-Dimasyqi, ia mengatakan (9/3):

“Padanya terdapat kelemahan dan hafalannya kacau sesaat menjelangkematiannya disamping itu haditsnya mursal."

1 2 Tuntunan Shalat Nabi

Saya katakan; Hadits mursal dapat dijadikan hujjah menurutHanafiyah dan selain mereka bila sanadnya maushul atau darijalan-jalan yang lain sebagaimana keadaan hadits ini. Sementaraucapannya,“Padanya terdapat kelemahan...” Merupakan ungkapandari Al-Hafidz dalam At-Taqrib, hanya saja dihilangkan lafadz-lafadzyang menunjukkan kemuliaan Sulaiman ini dan beliau (Sulaiman -pen)keadaannya lebih baik daripada yang telah disebutkan. Tertulis dalamkitab tersebut {At-Taqrib -pen):

“Dia ini rawi yang shaduq {jnjur),faqih akan tetapi pada haditsnya terdapatkelemahan dan hafalannya kacau di saat menjelang kematiannya.”

Saya katakan: Yang semisal ini setidak-tidaknya haditsnyadihukumi hasan bahkan shahih sebagai syawahid dan mutaba’ah(penguat). Ibnu ‘Adi setelah menyebutkan ucapan-ucapan paraimam tentangnya dan hadits-hadits yang termasuk mufrodnya (diabersendirian dalam meriwayatkannya), beliau mengatakan tentangnya:“Dia adalah seorang rawi yang faqih, telah meriwayatkan darinyabeberapa rawi lain yang tsiqah. Beliau Termasuk salah satu ulama Syam.Dia telah meriwayatkan hadits-hadits yang ia bersendirian di dalamnyatidak ada yang meriwayatkannya selain dia. Menurut pandanganku diaadalah rawi yang tsabit (kokoh hafalannya) lagi shaduq (jujur).”

Dan hadits lain yang ditakhrij orang ini (3/8) riwayat Ath-Ifiabrany (30/325), Al-Hakim (2/537) dan Al-Baihaqi (2/29 dan 30-31)dari jalan Hammad bin Salamah dari ‘Ashim Al-Jahdary dari Uqbah binDhibyan dari ‘AH

“Maka tegakkanlah shalat untuk Rabbmu dan menyembahlah"

Beliau mengatakan, “Yakni dengan cara meletakkan tangankananmu di atas tangan kiri tatkala shalat kemudian orang inimengomentari setelahnya:

“Ashim Al-Jahdary adalah Ibnul Hajjaj Abul Mujsyir Al-Muqry” tidak adayang mentsiqahkannya kecuali Ibnu Hibban, demikian pula Uqbah binDhibyan. Ibnul Tarkumany (2/30) mengatakan, “Pada sanad dan matannyaterdapat kegoncangan.”

Saya katakan: Hadits ini walaupun tengah diperbincangkan

Tuntuiian Shalat Nabi 1 3

sanadnya dan akan datang penjelasan hal itu, bisa digunakan untukpenguat hadits-hadits yang menjelaskan letak kedua tangan didada. Kalau saja lelaki tersebut menyebutkannya dengan riwayatyang lebih sempurna. Dan tidaklah jauh untuk dikatakan bahwayang mendorongnya berbuat demikian adalah pembelaan terhadapsangkaannya yang lalu: “Pendapat ini lemah ”Hal itu akan nampak bagisetiap pembaca bila memperhatikan bersamaku hal-hal berikut:

Pertama: Riwayat yang disebutkan tersebut milik Al-Hakim, dialebih memilih riwayat ini karena ringkasnya dan berpaling dari lafazriwayat Thabrany dan Al-Baihaqi karena lebih sempurna dan di dalamnyaterdapat syahid(penguat-ed) pada lafadz: “Di (atas) dadanya”

Keduanya meriwayatkan dari 4jalan dari Hammad bin Salamahdengan lafadz tersebut. Bahkan salah satunya diriwayatkan ImamBukhari dalam At-Tarikh Al-Kabir (312/437) dari jalan Musa bin Ismaildari Hammad. Sementara hanya mengeluarkan dari jalan Musa sajadiriwayatkan oleh Al-Hakim tanpa tambahan. Riwayat tersebut(asing) lalu apakah boleh mengutamakan riwayat tersebut daripadariwayat jamaah dari satu sisi padahal dalam riwayat jamaah tersebutterdapat tambahan terhadap riwayat yang gharib tersebut dari sisi lain.Kalaulah bukan karena hawa nafsu dan fanatik madzhab.

Kedua: Dia mengira bahwa tidak ada yang mentsiqahkan AshimAl-Jahdary selain Ibnu Hibban.

Saya katakan: Perkataan ini bathil dan aku tidak mengira bahwadia telah mengetahui ucapan Ibnu Abi Hatim dalam biografi ‘Ashim ini(3/349):

“Telah meriwayatkan darinya Hammad bin Salamah, Yazid bin Ziyad binAbil Ja’ad. Ayahku (Abu Hatim -pen) menyebutkannya dari Ishaq binManshur dari Yahya bin Ma’in, beliau mengatakan Ashim Al-Jahdary adalahrawi yang tsiqah (terpercaya).”

Saya katakan: Ada 2perawi lain meriwayatkan darinya, salahsatunya tsiqah sebagaimana yang telah aku tahqiq dalam kitabku TaisirIntfifa’Al-Khullan biTsiqatIbnu Hibbfl«.SemogaAllahmemudahkankuuntuk menyempurnakannya.

Ketiga: Diamenyetujui ucapan Ibnu Tarkumany: “Pada matannyaterdapat kegoncangan.”

TuntunanSha la tNab i1 4

Saya katakan; Ucapan tersebut tertolak, karena syarat haditsitu mudltharib (terdapat kegoncangan -pen) adanya kesamaan tingkatkekuatan pada periwayatannya sehingga tidak mungkin untuk men-tarjih (menguatkan) salah satu dari padanya. Sementara hal itu tidakterjadi disini, karena sepakatnya sekelompok rawi untuk meriwayatkantambahannya sebagaimana telah lalu, maka riwayat AI-Hakim yangtanpa tambahan adalah marjuh (lemah) sebagaimana yang nampak.

Adapun idlthirab (kegoncangan) pada sanadnya, hal ini bisaditerima. Sehingga tidak perlu memperluas pembicaraan untukmenjelaskan hal itu. Akan tetapi itu bukan penghalanguntuk menjadikanhadits ini sebagai syawahid (penguat) seperti yang kami lakukan karenatidak terlalu parah kedhaifannya sebagaimana hal itu tampak jelas.W a l l a h u a l a m

Di Sana ada hadits yang keempat yakni Wa’il bin Hujr yangdianggap Syadz (ganjal) oleh orang ini (3/7), akan tetapi dia pura-puratidak tahu tentang keadaannya yang semakna dengan hadits sebelumnyadari Wa il juga secara marfu' dengan lafadz;

'‘Kemudian beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangankirinya, pergelangan serta lengan."

Dia telah mengakui keshahihan sanadnya (3/7), maka seandainyasuatu hari nanti dia mencoba untuk merealisasikan hadits ini dalam

amalannya dengan meletakkan tangan kanan di atas telapak tangankiri, pergelangan dan lengan tanpa takalluf (memberat-beratkan diri)niscaya ia akan mendapati dirinya telah meletakkan keduanya di atasdada. Ia akan mengetahui bahwa dirinya dan orang-orang yang sepahamdengannya di kalangan Hanafiyah telah menyelisihi hadits ini di manamereka meletakkan keduanya di bawah pusar bahkan di daerah dekata u r a t .

Di antara hadits lain yang semakna dengan hadits Wa il ini adalahhadits Sahl bin Sa’ad. la mengatakan:

“Para shahabat dulu diperintahkan untuk meletakkan tangankanannya di atas lengan tangan kirinya di dalam shalat.’’ (HR.Bukhari dan selainnya.)

Tunfuni inS/ t i ] / i ] (Ni i6 i 1 5

Sungguh telah aku isyaratkan kepada makna ini dalam topik yangakan dibahas dalam kitab ini, akan tetapi lelaki ini tidak menganggappenting tafaqquh (mendalami) ilmu hadits karena khawatir denganmadzhabnya. Oleh karena itulah manusia melihatnya tidak perhatiandengan ittiba (mengikuti) Sunnah dalam shalat terlebih lagi selainnyaakan tetapi semangatnya hanya sekedar takhrij semata. Semoga Allahmemberi kita dan dia petunjuk.

Sungguh aku telah memahami risalah kecil karya Asy-SyaikhAbdullah Al-Ghumary dengan tajuk Al-Qaulul Muqni’ fir Raddi ‘alalAlbani Al-Mubtadi’ yang tidak sampai melebihi 24 halaman karenakecilnya. Disebutkan di Sana bantahan terhadapku dalam sebagianperkara di mana aku telah membantahnya dengan kebenaran bahkandengan cara yang lebih baik. Yakni kesalahan-kesalahannya seputarhadits dalam ta’liqnya terhadap risalah Asy-Syaikh Al-‘Iz bin AbdisSalam Bidayutus Suul fi Tafdlilir Rasul. Yang telah aku beri tahqiqsesudahnya dan beberapa komentar yang bermanfaat. Kemudianaku paparkan pada sebagiannya kebodohan Al-Ghumary tentangilmu ini, kurangnya ia dalam mentakhrij hadits sekaligus penjelasankeshahihan atau kedhaifannya dan taqlidnya terhadap At-Tirmidzidalam menghasankan suatu hadits disebabkan ketidakmampuannyadalam mentahqiq. Juga tindakannya menilai baik {menghasankan -ed)sebagian hadits-hadits dha’if. Maka iapun menyusun risalah tersebutdalam rangka pembelaan diri sekaligus balasan (terhadapku) dengancara yang bathil. Yang lebih pantas risalah tersebut diberi judul Al-Qaulul Muqdzi (ucapan yang penuh dengan cacian) karena banyaknyacelaan, cercaan dan pemberian gelar yang jelek disertai kedustaan dankebohongan yang ada padanya. Sebagaimana yang telah aku jelaskansebagiannya dalam muqadimah jilid ketiga dari kitab Al-Hadits Adh-Dha'ifah (hal 8-44).

Termasukpengingkarannya (dalam kitab tersebut -pen) terhadapkebolehan menyebutkan shahabat bersama Nabi ^tatkala bershalawatatas beliau dalam khutbah-khutbah dan pembukaan kitab. Halini sama dengan pendapat kelompok Syi’ah, meski dia tidak condongkepada mereka.

Contoh lain, dia lebih senang menambahkan lafadz "Sayyidinaa”

Tuntunan Shalat Nabi16

dalam shalawat Ibrahimiyah, berbeda dengan didikan Nabi yang akandibahas dalam kitab ini (hal 164; kitab asli -ed). Dia telah menggantidan merubah keharusan menjadikan pengajaran yang sempurna iniyang tidak boleh "diotak atik” lagi sebagai hujjah karena tidak sesuaidengan madzhabnya. Bahkan ia menjadikannya dalil untuk menopangpendapatnya yang mengingkari apa yang telah aku isyaratkansebagaimana yang telah aku jelaskan dalam muqadimah tersebut (danitu adalah kesesatan yang amat jauh).

Di antarahal yang ia ingkari terhadapku dalam kitab itu {Al-QaululMuqdzi’) yang dengannya ia menghasut dengan menuduhku kurangpaham dan lemah dalam hev-istinbath adalah apa yang dibahas dalamkitab ini (hal 161) tentang ucapan Ibnu Mas’ud dalam doa tasyahud:Tatkala beliau meninggal (yakni Nabi ^,) kamipun mengatakan:“Assalamu’alan Nabi”, ucapan Ibnu Mas’ud ini berdasarkan taukif dariN a b i sementara Al-Ghumary ini, lalu membuat tulisan dalam 5halaman (hal 13-18) untuk menetapkan landasan anggapannya daribanyak sisi bahwa hal itu adalah hasil ijtihad Ibnu Mas’ud dan orangyang sepaham dengannya semata.

Dikarenakanmuqadimahinitidakcukupuntukmendiskusikannyasatu per satu maka harus memperingkas ulasan pembahasannya denganpenjelasan yang langsung mencabut dari akar-akarnya (penjelasan yangmengena) sekaligus menjadikannya laksana debu yang bertebarandengan izin dari Allah Ta'ala. Di mana penjelasan tersebut mengandungfaedah yang menunjuki kepada kebenaran -insyaAllah- Bagi setiaporang yang semangat hcT-ittiba’ kepada Al-Haq (kebenaran) dan lebihmemprioritaskannya daripada kebiasaan nenek moyang atau mayoritaso r a n g .

Maka saya katakan; “Termasuk hal yang sangat jelas sekali,tidak masuk akal bahwa generasi yang berada di bawah shahabat lebihmengungguli mereka dalam hal ilmu, ketaqwaan, rasa takut kepadaAllah Ta’ala dan beriman kepada firman Allah tentang Nabi-Nya

“Tidaklah ia berbicara dengan hawa nafsu, tidaklah ucapannyamelainkan wahyu yang diturunkan kepadanya” (Qs.An-Najm,3-4)

Selamanya tidak akan masuk akal, seorang shahabat yang telah

TuntunanSha la tNab i 1 7

memahami pengajaran beliau untuk membaca:Kemudian ia merubahnya menjadi ji- atau pengajaran beliautatkala memberi salam kepada penghuni kubur Ja'.kemudian dirubah menjadi Ja' Tidak mungk in para shahabatNabi berani melakukan perubahan semacam ini. Terlebih lagi Abdullahbin Masud yang beliau telah masyhur dikalangan mereka kerasnyadalam memerangi bidah apapun jenisnya (seperti) kisah pengingkaranbeliau (Ibnu Masud) terhadap orang-orang yang berkumpul dimasjiddengan berhalaqah sendiri-sendiri ditengah-tengah setiap halaqah(perkumpulan, majelis dsb -pen) ada seorang lelaki yang mengatakankepada orang yang ada di sekitarnya: "Bertasbihlah kalian sekian kali,b e r t a k b i r l a h s e k i a n k a l i !dst” dan di hadapan masing-masing merekaterdapat kerikil untukmenghitungjumlah tasbihdan takbir...dst. Kisahini lebih masyhur dari yang disebutkan (lihat bantahanku terhadap Asy-Syaikh Al-Habsy). Demikian pula ucapan Ibnu Masud (sebagai bukti-pen);

r

“Ikutilah Sunnah dan janganlah kalian berbuat bid’ah karenasesungguhnya kalian telah dicukupi. Wajib bagi kalian memegangiperkara yang mulia /m?’.....(‘atiiq=yang telah lalu -ed) hal 34 aslinya.

Dan ucapan-ucapan yang semisalnya yang dinukil dari beliau dandisebutkan dalam babnya tersendiri. Terlebih khusus lagi, telah tetapbahwa Ibnu Mas ud mengambil atas para shahabatnya “alif” dan ‘wau”dalam tasyahud tatkala mengajari murid-muridnya sebagaimana yangdiriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (1/294) dan Ath-Thahawy (1/157)dengan sanad Shahih dari beliau.

Kemudian para shahabat yang mereka berada di bawahbimbingan langsung Nabi ^tentang bentuk salam kepada beliau dalamtasyahud sungguh telah mengatakan sepeninggal Nabi ^ ^ fiiAUiSebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdur Razzaq dengan sanadnya

yang shahih dari Atha’ bin Abi Rabah, seperti dikatakan oleh Al-HafidzIbnu Hajar dan akan datang pembahasannya dalam kitab ini.

run (una i iS / t d l i i tNa6 i1 8

Tatkala nash semacam ini menghancurkan pendapat Al-Ghumarydan yang sejalan dengannya diapun melawan bahkan menganggapnyaberpenyakit, dia mengatakan (hal 14):

(Atsar ini termasuk) An’anah Ibnu Juraij (dia meriwayatkannya denganbentuk oyi jf-, dari fulan dari fulan -pen) sebagaimana tersebut dalamMushannaf Ahdur Rozzaq (jilid 2hal 203). Sementara Ibnu Juraij adalahmudallis (suka menyamarkan hadits -pen) maka tidak dapat diterima'Ananah-nya"

Bantahannya dari 2sisi:Pertama: Memang Ibnu Juraij seorang mudallis, akan tetapi telah

shahih darinya bahwa ia mengatakan: Jika Aku mengatakan:”BerktJffl‘Atha\ maka itu artinya aku mendengar hadits darinya, meskipunaku tidak menyebutkan:”5am/Yu {aku telah mendengar). Maka jikadikatakan, ucapan Ibnu Juraij 'dari Atha” maka itu sama denganucapannya berkata Atha’” sehingga tidaklah dianggap cacat meskipundia tidak terang-terangan menyatakan mendengar, sebagaimana yangtampak. Barangkali inilah salah satu sebab Imam Bukhari dan Muslimmengeluarkan haditsnya (Ibnu Juraij -pen) yang muanan (denganbentuk dnanah -pen) dari Atha’.

Kedua: Bahwa Al-Ghumary ini pura-pura tidak tahu,sebagaimana kebiasaannya dalam menutupi hakekat sesuatu bahwaIbnu Juraij mengatakan, seperti dalam riwayat Al-Hafidz dari AbdurRazzaq, “Telah mengabarkan kepadaku Atha’” maka hilanglah syubhattadlisnya (keraguan terhadap tadlis yang dilakukan Ibnu Juraij -pen).Oleh karena itulah AI-Hafidz menshahihkannya.

Maka selayaknya bagi Al-Ghumary untuk menerima hal inisemua atau membantahnya dengan sesuatu yang dapat membatalkanpenshahihan riwayat Ibnu Juraij tersebut. Akan tetapi dia tidak berbuatdemikian sedikitpun malah berlindung dibalik peribahasaawam:’’Lari dari sesuatu adalah separuh dari keberanian.”

Tampaknya, Ananah dalam kitab Al-Mushannaf termasukkesalahan yang banyak didapati di kitab asalnya, sebagaimana yangdilihat oleh orang yang teliti dalam mencermati taliq dari Muhaqqiqkitab tersebut Asy-Syaikh Al-Adhamy. Anehnya sang muhaqiq inimemberikan ta'liq (catatan kaki) dengan ucapannya: "Kanzul Vmmal

o r a n g

runtunanS/ idJa t iVd i i 1 9

4/4668” demikian ia nyatakan, tidak lebih. Seperti itukah Tahqiqnya?.Ketika aku merujuk ke angka ini aku dapati suatu atsar

sebagaimana tersebut dalam Fathul Bari yang berbunyi: “Dari IbnuJuraij: telah mengabarkan kepadaku Atha’..riwayat Abdur Razzaq.Maka sepatutnya bagi Al-Adhamy untuk memperhatikan faidah inisehingga ia dapat menutup jalan orang yang mempersalahkan ananahini {yakni ananah Ibnu Juraij -pen) sebagaimana yang telah dilakukanAl-Ghumary. Akan tetapi tidak tahukah saya? Barangkali Al-Adhamysengaja, karena bertentangan dengan madzhabnya dan bergabungdengan Al-Ghumary mengikuti hawa nafsu dan berpaling dari hujjahdan dalil tatkala bertentangan dengan madzhabnya.

Kemudian akupun merujuk ke kitab Al-}amVAl Kabir karya As-Suyuthi di mana ia merupakan asal dari kitab Al-Kanzu tersebut makaakupun mendapatinya sesuai dengan yang aku sebutkan. Oleh karenaitulah atsar ini tsabit (kokoh) dan tegaklah hujjah atas Al-Ghumaryyang tenggelam dalam hawa nafsu wal 'iyaadzu billah (kita berlindungkepada Allah dari hal tersebut)

Di antara bentuk kesombongan dan penolakannya terhadap al-haq -dan hukumnya dikenal di kalangan Ahlul Hadits- adalah tatkalaaku menguatkan ucapan Ibnu Mas’ud bahwasanya hal itu merupakanketerangan dari Nabi ^dari atsar Aisyah, bahwa beliau (Aisyah)mengajarkan kepada mereka tasyahud dalam shalat dengan lafadz:

'Keselatnatan atas Nabi. '

Sebagaimana yang akan datang pembahasannya, dengandisandarkan kepada 2sumber tertulis yang belum pernah dilihat olehAl-Ghumary, bahkan tidak pula dalam mimpinya. Ucapannya tidaklebih dari (pada hal. 15):

“Pernyataan ini menunjukkan kebodohan yang nyata dan sungguh amat asingpenyandaran atsar ‘Aisyah ini kepada As-Siraj dan Al-Mukhlis semoga Allahmembebaskan Al-Albani dari kebodohannya. Padahal hal itu tercantumdalam Mushannaf Ibnu Abi Syaibah dan Mushannaf Abdur Razzaq.”

run(unanSfia(atA/ai) i2 0

Saya katakan; Perhatikanlah wahai pembaca yang adil, betapatidakmalunya>i/-Mfl /imwrini(orangyangtenggelamyakniAl-Ghumary-pen). Bagaimana bisa ia menuduhku bodoh hanya semata-mata akumenyebutkannya dari 2sumber yang tidak diketahuinya, kemudiandiam seribu bahasa tidak membantah tentang dukungan (terhadapucapan Ibnu Mas ud dengan atsar ‘Aisyah -pen) yang seharusnya iaterima dan tunduk terhadap kebenaran yang ada di pihakkumembantahnya secara ilmiah bila memang ia memilikinya?! Sungguhjauh..sungguh jauh.., karena kalau memang ada, tentu dia tidak terjatuhdalam kebodohan ini di mana semua >bahkan rakyat jelata sekalipun, Allahu musta’an.

Di antara kejelekan dan penipuannya terhadap para pembacaadalah ucapannya {hal 15):

“Ath-Thabrany telah meriwayatkan dengan s ad shahih dari Asy-Sya’by. laberkala: “Ibnu Mas’ud setelah membaca: jjtmengatakan: “Cj ” (Keselamatan atas kami dari Rabb kami).(Kemudian Al-Ghumary mengatakan) kalimat ini ditarabahkan oleh IbnuMas’ud dari hasil i|tihadnya demikian pula perubahan bentuk salam daridhamir khithab 4 ' eJV f Ui) menjadi dhamir ghaihah merupakan ijtihad dari beliau.

Saya katakan; Bantahannya dari 6sisi:Pertama: Perlu dikatakan kepadamu,

singgasanamu kemudian cabutlah?! Karena atsar ini tidak shahih dariIbnu Mas ud. bahkan semata-mata merupakan hikayat dari beliau sajasebagaimana akan datang pembahasannya.

Ucapanmu, “Dengan sanad shahih dari As-Sya’by”, di dalamnyaterdapat penipuan yang keji terhadap seluruh pembaca yang tidakmemperhatikan penipuan tersebut dalam ucapanmu. Kenapa tidakengkau katakan, “Sanadnya shahih dari Ibnu Mas ud”?! Karena (Al-Ghumary) tahu -insyaAUah- bahwa Asy-Sya’by nama beliau Amir binSyurahil tidak pernah mendengar hadits dari Ibnu Mas’ud sebagaimanadikatakan oleh Ibnu Abi Hatim. Ad-Daruquthny, Al-Hakim, AI-Mizzy,Al-Ala’iy, Ibnu Hajar, dan selain mereka. Inilah rahasia mengapa Al-Haitsamy meringkas ucapannya dalam Majma’uz Zawaid (2/143)setelah menyandarkannya kepada Ath-Thabrany (dalam keadaan ia ada

a t a u

orang menjauhkan diri darinya

K o k o h k a n l a h

Tunlunan Shttlat Nabi 2 1

padanya 9/276/9184): "Rawinya adalah rawi-rawi (kitab) yang shahih”Beiiau tidak menshahihkannya karena ucapan semacam ini dari

beliau dan selainnya tidak beiiau maksudkan bahwa hal itu shahihsebagaimana yang aku peringatkan hai itu dalam banyak kitabku. Olehkarena iniiah engkau telah menipu para pembaca dan engkau tidakmengatakan “Sanadnya shahih dari Ibnu Masud”. Seandainya engkaulakukan niscaya akan terbongkar aibmu.

Kedua: Anggaplah hal itu shahih dari Ibnu Mas’ud, maka hal inimungkin akan menunjukkan bahwa apabila beiiau bersendirian dalammengucapkan salam yang dhamir ghaib (dengan lafadz-pen) maka hal tersebut merupakan ijtihad darinya. Lalu bagamanadengan seluruh shahabat yang sama dengan beiiau termasuk diantaranya adalah Aisyah?! Apakah mereka seluruhnya berijtihad danberani merubah nash-nash dan hanya engkau sendiri yang mengetahuinash itu serta berpegang teguh dengannya? Padahal engkau justrumenyelisihi banyak nash dengan menambahkan lafadz siyadah (t'AJ.)dalam shalawat Ibrahimiyah sebagaimana telah lalu. Tidak diragukanlagi bahwa yang mendorongmu melakukan hal ini hanyalah hawa nafsu.A l l a h u m u s t a ' a n .

Ketiga: Anggaplah mereka seluruhnya berijtihad. Lalu apakahmereka seluruhnya salah, sementara engkau dan yang sejalan denganmuitulah yang benar?

Keempat: Ucapanmu, “Kalimat ini ditambahkan oleh..adalahucapan yang sangat keliru, karena jumlah (dalam bahasa Indonesiaartinya “kalimat” -pen) menurut ulama ahli balaghah dan nahwuadalah setiap kalam (ucapan) yang mengandung musnad dan musnadilaih. Sementara di sini tidak didapati hal itu sedikitpun selain lafadz “Cj Apakah hal ini disebut jumlah (kalimat) menurut ‘Al-Alamah“Al-Ghumary yang mencalonkan, bahkan mengklaim dirinya sebagaimujadid (pembaharu) zaman ini dalam sebagian risalah terakhirnya?!Ataukah hal ini termasuk bentuk penipuannya terhadap para pembacadan upaya meragukan mereka, bahwasanya Ibnu Mas’ud menambahsatu jumlah (kalimat) yang lengkap dalam bacaan tasyahud. Sungguhtidak mungkin beiiau menambah pengajaran Nabi walaupun hanyasatu huruf. Bagaimana mungkin itu terjadi padahal beiiau mengingkari

Tun tunanSha la tNab i2 2

hal itu terhadap para shahabatnya sebagaimana telah lalu.Kelima: Tidak diragukan lagi bahwa tambahan tersebut munkar,

tidak boleh disandarkan kepada Ibnu Mas’ud, karena sanadnya terputus.Juga bertentangan dengan apa yang telah dikenal dari beliau berupasemangat untuk ittiba dan larangan keras beliau dari perbuatan bid’ah.Di antara bukti hal itu adalah pengingkaran beliau terhadap orang yangmenambahkan V dalam tasyahud sebagaimana akandatang penjelasannya dan juga ucapan beliau:

“Sederhana dalam melaksanakan Sunnah lebih baik daripadabersungguh-sungguh dalam kebid’ahan!’

Keenam: Al-Ghumary telah menyebutkan bahwa:

“Al-Baihaqi telah meriwayatkan dalam Sunan-nya dari ‘Aisyah, iamengatakan: “Inilah tasyahud Nabi "At-Tahiyatulillah.. .dst.” (Kemudiania menukil) dari An-Nawawy bahwa beliau mengatakan: “Sanad hadits inijayyid (bagus).” Hadits ini menunjukkan bahwa tasyahud nabi dengan tasyahud kita. Hal ini adalah faedah yang baik”.

Saya katakan; Adapun pernyataannya bahwa “sanadnyamaka tidaklah benar karena di dalamnya terdapat Shalih bin Muhammadbin Shalih At-Tamam, dia tidak dikenal keadilannya. Al-Imam Al-Bukhari menyebutkan hal itu dalam At-Tarikh (2/2/291) dan beliaumenyebutkan sebuah sanad di antaranya riwayatnya dari ayahnya dariSa’ad bin Ibrahim dari Amir bin Sa’ad dari ayahnya:”Nabi tentangSaad bin Mu’adz. Kemudian Al-Bukhari mengatakan, "Riwayatnyadiselisihi oleh riwayat Syu’bah dari Saad dari Abu Umamah bin Sahldari Abu Sa’id dari Nabi Dan ini lebih shahih”

Beliau tidak menyebutkan tentangnya;ar/i (celaan) maupun ta’dil(pujian) sedangkan penyelisihan yang lemah, di sini adalah berkisarantara dia (Shalih bin Muhammad -pen) dengan bapaknya yakniMuhammad bin Shalih, dan dia ini tsiqah namun pada hafalannya adaperbincangan. Sehingga bisa jadi mukhalafah (penyelisihan -pen) iniberasal darinya atau dari anaknya yakni Shalih. Apapun keadaannyadia adalah rawi yang majhul (tidak diketahui dari sisi ini -pen)

run(unanShafa(A (i6i

s a m a

2 3

tidak selayaknya menganggap baik sanad semisal ini terlebih lagi Al-Hafidz Ibnu Hajar tdah menganggap hadits ‘Aisyah ini berpenyakitdan menghukuminya mauquf (hanya sampai kepada shahabat -pen)mengikuti Ad-Daruquthny. Lihat kitab At~Talkhish (3/514).

Sementara ucapan An-Nawawy,“...sama dengan tasyahud kami”yakni tasyahud madzhab Syafi’i yang mereka pilih dari riwayat IbnuAbbas. Akan tetapi hal itu tidak sesuai dengan yangbeliau katakan karenadalam tasyahud mereka terdapat lafadz al-mubaarakaat Sementara halini tidak didapati dalam hadits Aisyah ini bahkan hadits Aisyah samapersis dengan hadits Ibnu Mas ud.

Ya, memang sebelum riwayat ini milik Al-Baihaqi terdapatriwayat lain dari Aisyah secara mauquf di dalamnya terdapat lafadz az-zaakiyaat menggantikan al-mubaarakaat.

Di dalamnya pula terdapat lafadz “assalaamu dlan nabiyyi“dengan dhamir ghaibah (kata ganti orang ketiga), maka di dalamnyaterdapat bantahan terhadap Al-Ghumary dan tipu dayanya sekiranya iamasih memiliki sisa-sisa rasa adil dan mau mengakui kebenaran.

Dari apa yang telah kami sebutkan jelaslah bagi para pembacapenipuan lain dari Al-Ghumary karena tidak ada kaitannya ucapan An-Nawawi dengan pembahasan kita saat ini.

Karena walaupun dalam ucapannya terdapat kesalahan tidakbermaksud men-tarjih (menguatkan) lafadz ’dssalaamu dlaika‘ dalamtasyahud atas lafadz '"assalaamu ‘alan nabiyyr sebagaimana hal itudisamarkan oleh Al-Ghumary. Hanya saja beliau bermaksud men-tarjihtasyahud Ibnu Mas’ud atas tasyahud Ibnu Abbas. Sedangkan menurutkuhal itu lebih luas, sehingga dengan bentuk manapun dari bentuk-bentuk tasyahud yang shahih dari Nabi yang dibaca seorang yangshalat itu maka dia telah mencocoki As-Sunnah. Meskipun tasyahudIbnu Mas ud adalah riwayat paling shahih menurut kesepakatan paraulama. Karena kesepakatan para rawi dalam meriwayatkannya dengansatu lafadz tanpa ada tambahan atau pengurangan. Termasuk rincianbeliau tentang perbuatan shahabat yang mengucapkan salam atasdiri Nabi ^di masa hidupnya dengan bentuk dhamir mukhathab(orang kedua): '‘assalamudlaika ayyuhan nabiyyu” kemudian merekamenggantinya dengan kata ganti orang ketiga (ghaibah) setelah beliau

Tuntunan Shalat Nabi2 4

wafat {assalamualart nabi), hal itu dengan keterangan dari Nabi kepada mereka. Oleh karena itulah ‘Aisyah mengajarkan tasyahudkepada mereka dengan hentuk ghaibah sebagaimana telah lalu.

Dikarenakan masalah ini dan hal-haltidak bisa diketahui

yang semisalnya yangyang benar kecuali dengan merujuk kepada

pamahaman Shalafush Shaleh khususnya para shahabat NabiSebagaimana kita senantiasa menghimbaunya dalam majelis-majelisilmu dan muhadharah (Ceramah umum), bahwa tidaklah cukup bilakita menyeru manusia untuk mengamalkan Al-Quran dan As-Sunnahsemata. Akan tetapi harus ditambahkan padanya ”Di atas ManhajSalafush Shaleh .Karena adanya dalil-dalil syar’i yang menunjukkanhal itu. Terlebih lagi pada zaman ini di mana dakwah kepada Al-Qurandan As-Sunnah semakin pudar. Bersamaan dengan munculnya dakwahkepada jamaah-jamaah Islam yang ada. Sementara dai-dai Islam dengperselisihan di antara mereka baik yang fundamental maupun bersifatparsial. Ada di antara mereka yang terkadang menjadi musuh-musuhSunnah dalam beramal bahkan ada pula yang menganggap bahwadakwah kepada Sunnah hanya memecah belah barisanberlindung kepada Allah dari mereka.

m a n a

a n

u m a t . K i t a

Aku memohon kapada Allah Ta’ala agar menghidupkan danmematikan kita di atas Sunnah dalam keadaan ittiba’ kepadaorang yang telah Allah puji dalam firman-Nya:

o r a n g -

' - ' * '

Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk islam) diantara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka danmerekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi merekasurga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekaldi dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar” (Qs.At-Taubah: 100)

y a n g

TuntumnShalatNttbi 2 5

Dan menjadikan kami termasuk orang-orang yang Allah katakandalam firman-Nya:

* ' o , * > 0 ! * ^^

1 *

■*9 * V

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin danAnshar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dansaudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami,dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kamiterhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan Kami, sesungguhnyaEngkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” {Qs. Al-Hasyr: 10)

Sebagai penutup aku memohon kepada Allah Azza wa Jalla agarenjadikan edisi revisi Sifat Shalat Nabiini bermanfaat lebih banyak

dari edisi sebelumnya bagi saudara-saudaraku kaum muslim di belahanbumi bagian timur dan barat. Dialah Dzat Yang Maha Mendengar lagiMaha Mengabulkan doa.

Segalapujibagi Allah di awaldandi akhir. Semoga Allah senantiasabershalawat atas Nabi kita Muhammad , keluarga dan para shahabatbeliau sekaligus menganugerahkan keselamatan atas mereka.’

m

Amman, 17 Sya’ban 1410 H

Muhammad Nash i r udd in A l -A !ban i

Demikian dan aku telah mempersiapkan penyusunan daftar pustaka kitab ini. Akumendapati risalah kecil dengan tajuk Rtsafo/i Fir Rafi wo Adl-Dlami fi Shalat karanganAhmad bin Mas’ud As-Sayaby. Penults kitab tersebut termasuk golongan Al-lbadliyahyang telah dikenal penyimpangannya dari Sunnah. Dan tidak ada yang menunjukkan halitu dari risalah yang diberi pengantar oleh "Direktorat Urusan Isl n pada KementrianPeradilan untuk Urusan Wakaf dan Urusan Islam” maksudnya Menteri Urusan Wakafdan Urusan Ibadhiyah. Kalaulah bukan karena hal itu tentu aku tidak menggubris risalahini karena pengarangnya seorang yang majhul tidak dikenal keilmuan dan nasehatnyakepada kaum muslimin. Adapun bukti padaku dalam hal ini adalah anggapannya bahwa

Tun tunanSha ta lNab i2 6

hadits-hadits ten«ng mengangkat dan menggenggam tangan daiam shalat seluruhnyadhaif taumaudlu (hal. 14) padahal dia mengetahui bahwa hadits-hadits tersebutr' Asy-Syaukany bahkan sebagiannya dikeluarkan

daiam Shah,ham sebaga.mana yang akan anda lihat daiam topiknya tersebut pada kitabim Namun orang im jelek kritikan dan argumentasinya, dia mencela hadits-haditsshah.h dan para rawinya dan kalangan para imam dengan alasan yang sangat lemahdan contoh-contoh hal itu teramat banyak sementara tempat tidak memadai sehinggaakupun mencukupkan dengan satu contoh sebagai dalil untuk yang lainnya (yakni)-

D.a menganggap cacat riwayat Shahihain (Bukhari Muslim -pen) dari Ibnu Umartentang mengangkat kedua tangan dengan ucapan (hal. 18): “Daiam sanadnya terdapatAz-2uhry sementara Adz-Dzahaby mengatakan / kberbuat tadlis (menyamarkan hadits -pen).”

Daiam penukilannya ini terdapat unsur pengkhianatan ilmiah karena laniutan“■ ■ keadaan sangat jarang" kemudian lanjutantersebut dibuang oleh orang Ibadly ini untuk mengelabui para pembaca. Juga karena

sesuatu yang sangat jarang, dianggap tidak ada hukumnya. sebagaimana tidak samaragi bagt para ulama. Kemudian dia pura-pura tidak tahu kedudukan Az-Zuhry di matakaum mushmin di mana kedudukan tersebut telah diringkas oleh Al Hafidz dari At-Tohi ibkedihmAt-Taqnb. Beliau mengatakan: “(Beliau yakni Az-Zuhry) adalahfaqih, Al-Hafidz. Telah disepakati kemuliaan dan kuatnya hafalan beliau ”

Sebagaimana pura-pura tidak tahu pula sikap Az-Zuhry yang terang-teranganmeriwayatkan (dengan menggunakan lafadz haddatsana...) daiam Shahih Bukhari(no.736) dan selainnya.

daiam Al-Mizan: dia (Az-Zuhry)

s e o r a n g

"Sesungguhnya pada yong demikiar, itu benar-benar terdapat peringatar) bagiorang yang mempunyai hati atau yang mengguno/con pendengarannya daiamkeadaan dia menyaksikannya."(Qs.Qaaf:37)

orang-

TuntunanShalalNabi ^ 2 7

MUQADIMAH EDISI KESEPULUH^

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salamsemoga tetap tercurahkan atas Nabi-Nya Ash-Shadiq Al-Amin (yangjujur lagi terpercaya), atas keluarga dan para shahabatnya, pemimpingolongan kanan serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baiksampai hari pembalasan.

Amma ba’du,Inilah revisi edisi kesepuluh dari kitab kami Sifat Shalat Nabi

dari Takbir hingga Salam Seolah-olah Engkau Melihatnya, dengan bajubaru yang putih berseri di mana sang penerbit Al-Fadlil Al-Akh Al-Ustadz Zuhair Asy Syawisy telah menyajikannya kepada para pembacayang mulia dengan perhiasan yang memukau masakini setelah berturut-turut orang-orang yang tidak berkepentingan -dari kalangan penerbityang tamak- mencuri cetak kitab tersebut dan mendhalimi penulis danpenerbitnya, karena ambisi terhadap keuntungan materi yang bukandari kerja kerasnya atau usaha bapaknya tanpa mempeduHkan sabda

9 yA c

ij ^-4^ ( J ^y y ^ y ^ yz ^

^Tertulis dalam asalnya yakni pada edisi ke 14: "taqdim”. hal itu termasuk perbuatanMaktab Al-lslami untuk mengelabui pambaca dan mendorong untuk membelinya.Bila ia membaca beberapa baris setelahnya ia akan menemukan pada baris ke 4ucapanku...”lnilah edisi ke 10."

Maka akupun memberikan judul yang sesuai dengannya di mana hal itu dicetaktahun 1401 H, dan tanggal (pencetakannya) pada akhir tahun tersebut. Kemudianhal itu dihapus oleh penerbit karena suatu mashlahat menurutnya sebagaimana ia

Tuntunan Shalat Nabi2 8

Tidaklah halal seorang itu kecuali deng

Juga sabda beliau saat haji wada:

01

-vL Sesungguhnya harta-harta kalian dan kehormatan kalian haram ataskalian. Seperti kehornatan hari ini dan negeri kalian ini..Juga hadits-hadits lainnya yang menjaga hak-hak manusia dan

harta mereka. Sekiranya ada orang yang mencegahnya atau hukumyang ditegakkan dengan adil. Sebagian salaf mengatakan:

‘'Sesungguhnya Allah mencegah dengan penguasa apa-apa yang tidakDia cegah dengan Al-Quran.”

keridhaan darinya.”^a n

Sangat disayangkan, di mana hak cipta (hak paten -ed) justeruterlmdung di kalangan orang-orang kafir barat. Sementara hal itut e r l a n t a r d iM u s t a d n .

negeri-negeri Islam dan kaum muslimin. Wallahul

Kemudian edisi ini tidak lepas dari sejumlah tambahan y a n g

bagus dan faedah-faedah melimpah yang tidak dijumpai pada edisisebelumnya. Hal itu akan nampak bagi orang yang membandingkantara keduanya. seperti pernyataan Al-Qadhi lyadh Al-Maliki bahwayang Sunnah adalah meletakkan kedua tangan di sebelah atas dada saatberdiri dalam shalat (hal. 88) juga di antara tambahan itu adalah tentangdisyariatkannya ta’awwudz:

a n

^ 1

Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi MahaMengetahui.”

menghapus tanggal-tanggal semua muqadimah. lalu akupun kembali menyebutkannyadengan melihat edisi-edtsi yang lalu.Lihat Sho/i/h jami’us Shaghir wo Zt adaloh (7S39).

Lihat Shahih Jami’us Shaghir wa Ziyadatuh (2064).

Tuntunan Shalat Nabi 2 9

Pada saat ini banyak ditinggalkan oleh kaum musiimin ataupaling tidak belum dikenal di kalangan mereka. Demikian pula shalawatatas Nabi di akhir qunut witir pada pemerintahan ‘Umar (hal. 180) dantambahan-tambahan serta faidah lainnya.

Akupun melihat pada edisi ini ada penjagaan terhadap edisikelima karena di dalamnya terdapat pembahasan dan tahqiq (koreksidan peneiitian -ed) yang dikritik oleh sebagian tokoh utama, yang sayaalihkan kepada catatan kaki kitab ini.

Kepada Allah Taala sajalah aku meminta agar menjadikannyabagi saudara-saudaraku kaum musimin di belahan bumi bagiantimur dan barat lebih bermanfaat dari edisi-edisi sebelumnya. Danmenghilangkan segala hal menyulitkan dan mencemaskan kami. DialahDzat Yang Maha Mendengar lagi Mengabulkan Doa.

Semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan atas MuhammadNabi yang ummi (tidak bisa menulis dan membaca yang tertulis),keluarga dan para shahabatnya.

d i t u l i s o l e h

M u h a m m a d N a s h i r u d d i n A l - A l b a n i

3 0 TuntunanS/mMtNuii

M U Q A D I M A H E D I S I K E L I M A’

Segala puji bagi Allah Ta’ala. Kita memuji-Nya, memintapertolongan, ampunan dan kita memohon perlindungan kepada-Nyadari kejelekan dan keburukan amalan-amalan kita. Barang siapa yangtelah Allah bed petunjuk maka tidak ada yang mampu menyesatkannyadan barang siapa yang telah la sesatkan maka tidak ada yang mampumenunjukinya. Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang haq disembahselain Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwaMuhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Semoga shalawat dan salamdilimpahkan kepada beliau, keluarga dan para shahabat sertasaudara-saudaranya sampai hari pembalasan.

Amma badu.

s e m u a

Inilah edisi kelima dari kitabku Sifat Shalat Nabi kami sajikankepada para pembaca yang mulia di dunia Islam setelah habis seluruhnaskahnya pada edisi sebelumnya dan terus menerusnya permintaanuntuk segera menerbitkannya lagi.

Seperti halnya edisi sebelumnya, edisi ini tidak lepas daritambahan berupa perbaikan dan revisi serta faedah-faedah yang pentingyang saya dapati tatkala menelaah kitab-kitab hadits yang berupamanuskrip atau kopian ataupun cetakan-cetakan terbaru darinya.Kemudian aku memandang wajib untuk tidak menyembunyikannyadari para pembaca agar dapat menambah ilmu bersamaku. KarenaAllah Tabaraka wa Taala berfirman:

Tertulis dalam edisi kesepuluh dan setelahnya terbitan Maktab Al-lslami: “Ketujuh”.Hal itu bukan kesalahan cetak namun ada makar tertentu yang dimaukan darinya,sebagaimana telah lalu penjelasannya dalam muqadimah edisi revisi (hal 8-kitab asli).

Tun lunanSha la tNab i 3 1

“Tidaklah kalian diberi ilmu melainkan sedikit” (Qs. Al-Isra’:85)

Kami tambahkan daftar pustaka yang tidak kami cantumkanpada edisi sebelumnya di mana daftar pustaka tersebut mencapai 150lebih kitab rujukan.

Pada kali yang pertama, kira-kira setahun sebelum penerbitanedisi kelima ini aku mendapati risalah kecil dalam 57 halaman yangbertajuk At-Tanbihat ‘ala Risalah Al-Albani fis Shalat karangan SyaikhHamud bin Abdillah At-Tuwaijiry Al-Hanbaly An-Najdy. Di cetakRiyadh tahun 1382 Hpada tahun terbitnya edisi keempat dari kitabkui n i .

Setelah aku membaca risalah tersebut dengan penuh keikhlasantanpa bermaksud apa-apa. Jelas bagiku bahwa beliau membantahkudalam 13 masalah. Empat di antaranya bukan inti pembahasan kitab,namun semata-mata dari catatan pinggir. Maka akupun menulis risalahsebagai bantahan terhadap risalahnya tersebut secara panjang lebarhingga mencapai 3kali lipat biia dibandingkan dengan kitabnya.

Semakin jelas pula bagiku bahwa Syaikh seorang yang ta’ashub(fanatik) dengan madzhab Hambali, bahkan terhadap perkara yangmasyhur di kalangan ulama mutaakhirin. Disamping itu beliau tidakbanyak tahu tentang ilmu hadits yang mulia ini, jalan-jalan, illat danrawi-rawinya. Oleh karena itulah kebenaran tidak berpihak kepadanyatatkala mengkritikku dalam beberapa masalah kitab lain di mana hal itumerupakan inti pembahasannya.

Dan muqadimah ini tidak memadai untukmenjelaskannya secararind. Karena tempat untuk membantahnya tersendiri. Akan tetapi tidakmengapa untuk membawakan sebagian contoh darinya tentang metodeSyaikh tersebut dalam mengulas suatu permasalahan dan sejauhmanaterhadap As-Sunnah:

Beliau berpendapat dalam risalahnya (hal 14-17) bahwa ucapanIbnu Abbas dalam hadits yang tsabit (tetap) dari beliau yang berbunyi:

®«!'iS j. ,h j l^ 4 j>bJLL o j

Tuntunan Shalat Nabi ^3 2 ‘ r ’ J

Termasuk Sunnah shalat jenazah adalah membaca AUFatihah” IbnuAbbas menambahkan dalarrt riwayat lain, “Dan surat lain!’

la berpendapat bahwa tambahan yang aku sebutkan dalam kitabini (hal. 103, edisi ke 4) adalah tambahan yang dhaif dan tidak tsabit,dikarenakan syadz (ganjil) dan bersendiriannya Al-Haitsam bin Ayyub-dia seorang yang tsiqah (terpercaya)- dalam tambahan tersebutmenyelisihi seluruh rawi-rawi tsiqah yang meriwayatkannya tanpaadanya tambahan tersebut.

Demikian yang dilontarkan oleh Asy-Syaikh (At-Tuwaijiry)semoga Allah memberi kita dan dia hidayah. Akan tetapi Al-Haitsambin Ayyub telah dikuatkan oleh 4rawi tsiqah lagi tsabit (kokoh) dalamtambahan ini. Sekarang kita lihat nama-nama mereka dan takhrij-nysecara ringkas berikut:

1. Sulaiman bin Dawud Al-HasyimyDikeluarkan Ibnul Jarud dalam Al-Muntaqa no. 537.

2. Ibrahim bin Ziyad Al-Khayyath Al-Baghdad.Dikeluarkan Ibnul Jarud pula (no. 537).

3. Muharriz bin Aun Al-HilalyDikeluarkan Abu Ya la Al-Mushily dalam Musnad-nya. (141/2)

4. Ibrahim bin Hamzah Az-Zubilry.Dikeluarkan Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra (4/38)

Seluruh penguat ini shahih sanadnya bahkan Al-Imam Nawawymenegaskan keshahihan yang ke 3di antaranya dalam Al-Majmu’(5/234) dan ditetapkan pula oleh Al-Hafidz Al-Asqalany dalam At-Talkh isu l Khabi r.

Keempat rawi yang tsiqah ini bersepakat dan kelima Al-Haitsambin Ayyub untuk menetapkan tambahan “surat” dalam hadits tersebut.Lalu apa yang kita katakan tentang Asy-Syaikh ini yang mendha’ifkannyadengan anggapan Al-Haitsam bersendirian dalam hadits ini? Jawabannyakita serahkan kepada pembaca yang cerdas.

Tidak hanya ini saja, sungguh telah datang tambahan tersebutdari jalan yang lain Ibnu Abbas, maka yang lebih layak dijadikan sumberriwayat adalah rawi-rawi yang tsiqah tersebut. Hanya saja Ihalhahbin Abdillah bin Auf meriwayatkannya dari Ibnu Abbas sementarayang lain dari jalan Zaid bin Thalhah At-Taimy. la mengatakan, “Aku

y a n g

r u R f u n o n S A a k f ^ 3 3

mendangar Ibnu Abbas...” kemudian ia menyebutkan hadits tersebutbeserta tambahannya. Dikeluarkan oleh Abdullah bin Muhammad binSaid bin Abi Maryam dalam Ma Asnada Sufyan bin Said Ats-Tsaury(1/40/2) dan Ibnul Jarud dalam Al-Muntaqa (536) dengan sanad shahihpula.

Menegaskan tambahan ini -menambah kekuatannya- pulaadalah sabda Nabi

"Tidak ada shalat kecuali dengan memhaca Al-Fatihah kemudiansurat lain selebihnya.”

Sementara shalat janazah itu pasti dinamakan shalat juga makaiapun masuk dalam keumuman hadits ini. Bahkan dengan inilah parashahabat Syaikh ini dari kalangan Hanabilah dan selainnya menjadikandalil disyariatkannya membaca Al-Fatihah dalam shalat janazah.S e m e n t a r a s a b d a b e l i a u :

“... kemudian (surat lain) selebihnya.”

Menunjukkan pula disyariatkannya membaca surat setelah Al-Fatihah dalam shalat janazah. Demikianlah yang disebutkan oleh Asy-Syaukany dalam Nailul Authar (4/53) dan tentu Syaikh yang muliaini mengetahui hal itu akan tetapi ia tidak condong kepadanya karenabertentangan dengan madzhabnya, wallahu a’lam.

Demikianlah nampak (bagikita) bahwa jumud terhadap madzhabtertentu, membela serta menjaganya walaupun bertentangan denganAs-Sunnah merupakan penyakit kronis yang telah menjangkiti hatimenusia di seluruh negeri Islam kecuali orang-orang yang dilindungioleh Allah, akan tetapi sedikit sekali jumlah dari meraka.

Sebagai penutup, saya berterima kasih kepada Asy-Syaikh Al-Tuwaijiry atas perhatiannya terhadap kitabku ini dan beliau dalammenyingkap kesalahan-kesalahan dalam kitab ini -sesuai pandangannya-meskipun beliau salah dalam hal itu semua, kecuali 4masalah yang telahdisinggung di awal.

Saya berpandangan termasuk kesempurnaan rasa terima kasihkuadalah mengakui kesesuaian beliau dengan al-haq (kebenaran) dalam 4hal tersebut dan aku rujuk kepada pendapat beliau di dalamnya yakni:

Tuntunan Shalat Nabi3 4

Pertama: Penafsiran ma 'tsam dan maghram dalam doa tasyahuddengan dosa-dosa dan kemaksiatan. Akupun rujuk darinya sebagaimanatelah lalu (pada edisi ketiga terbit tahun 1381) yakni 6tahun sebelumm u n c u l r i s a l a h b e l i a u i n i .

Kedua: Ucapanku dalam muqadimah edisi kedua kitab initentang masalah shalat, “Shalat itu merupakan rukun terbesar darirukun- rukun I s lam. ”

Maka Asy-Syaikh (At-Tuwaijiry mengomentarinya; “Ucapanini...) harus dibatasi, yakni setelah 2kalimat syahadat”. Dan saya tidakmenyelisihi apa yang beliau katakan karena hal itu termasuk dalamm a s a l a h

“Tinggalkanlah hal yang meragukanmu kepada apa yang tidakmeragukanmu” (Al-Hadits)

Sementara yang aku maksudkan adalah shalat itu rukun terbesardalam rukun-rukun amaliyah (yakni rukun Islam yang berupa amalandhahir -pen) dan kamipun tidak memuatnya lagi dalam muqadimahtersebut saat menerbitkannya pada kesempatan yang lain. Disampingitu pembatasan yang disebutkan tadi telah datang secara sharih (jelasdan tegas) pada akhir pasal “Beberapa Syubhat dan Jawabannya” makabergembiralah Asy-Syaikh yang mulia dengannya.

Ketiga: Aku merubah ucapanku dalam menafsirkan kalimat'‘wassyaru laisa ilaika” pada doa tawajuh (yakni doa istijiah yangdiawali lafadz ' wajahtu’) karena dia -yakni kejelekan- bukan termasukperbuatan Allah Ta’ala” menjadi: “Karena tidak ada pada perbuatan AllahTaala kejelekan sedikitpun” untuk mewujudkan harapan Syaikh. Karenaaku tidak merasa adanya perbedaan yang besar antara 2ungkapan diatas. Dan sungguh aku telah kritik beliau secara panjang lebar untukmembantah apa yang telah disebutkan di awal.

Keempat: Aku menshahihkan apa yang aku nukilkan dariAl-BadaH dibagian ta’liq (catatan kaki) pembahasan mengangkatkedua tangan saat sujud dari lafadz “Ibnul Atsram” padahal yangbenar adalah “Al-Atsram” sebagaimana yang disebutkan Asy-Syaikhkemungkinannya..dia (Al-Atsram -pen) adalah Abu Bakar Ahmad binMuhammad bin Hany Ath-Tha’i, wallahu A’lam.

Tu n l u n a n S h a l a l N a b i 3 5

Demikianlah, semoga Allah Taala memudahkan kamimenerbitkan (risalah tentang -pen) sanggahan terhadap Asy-SyaikhAt-Tuwaijiry karena di dalamnya terdapat rindan pembahasan dandalil-dalil kebanyakan masalah yang ada dalam kitab ini. Terlebihkhusus lagi “Risalatuhs Shalat” karya Imam Ahmad di mana kami telahmemperingatkan di bagian akhir edisi-edisi lalu bahwa kitab tersebuttidak benar penyandarannya kepada Imam Ahmad bahkan AJ-HafidzAdz-Dzahaby mengatakan: “Saya khawatir hal itu dipalsukan.”

Kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala sajalah aku meminta agarmenjadikan edisi ini lebih tersebar luas daripada edisi-edisi sebelumnya,dan membalas untuk ustadz Al-Fadlil Zuhair Asy-Swawisy pemilikmaktab Al-Islami kebaikan serta menetapkan bagiku dan baginyapahala. Allah-lah sebaik-baik Dzat yang dimintai.

Maka sekarang saatnya anda menelaah muqadimah kitab ini yangmenghimpun faedah-faedah penting tentang penjelasan latar belakangdisusunnya kitab ini dan metode ilmiah yang teliti dan tersendiri dalampembahasannya serta faedah lainnya.

Muqadimah ini aku tulis pada tanggal 13/6/1370 Hbeserta sebuahpasal penting yang berjudul “Beberapa Syubhat dan Jawabannya.”Aku gabungkan hal itu pada tanggal 20/5/1381 H. semoga Allahmenjadikannya bermanfaat bagi mayoritas hamba-hamba-Nya yangshalih dan semoga Dia mengumpulkan kita ke dalam golongan merekadi bawah bendera yang dibawa Nabi kita Muhammad .

Damaskus, 28/10/1389 HMuhammad Nashiruddin Al -Albani

Tuntunan Shalat Nabi 3 6

MUQADIMAH CETAKAN PERTAMA

Segala puji bagi Allah Azza wa Jalla yang telah mewajibkan shalatatas hamba-hamba-Nya, yang telah memerintahkan mereka untukmengerjakannya sebaik mungkin, yang menjamin keberuntungan dankeberhasilan bila dilaksanakan dengan kliusyu’ dan menjadikannyasebagai pembeda antara keimanan dengan kekufuran sekaligus pencegahdari perbuatan keji dan mungkar.

Shalawat dan salam bagi Nabi kita Muhammad seorang Rasulyang diajak bicara R J J 3-nya melalui firman-Nya:

9

“Dan Kami turunkan kepadamu (wahai Nabi) Adz-Dzikr, agar kamumenjelaskan kepada umat manusia apa-apa yang telah diturunkankepada mereka" (Qs. An-Nahl:44)

Maka beliau pun mengemban tugas ini (tugas memberipenjelasan kepada manusia) dengan sebaik-baiknya. Dan shalatmerupakan salah satu syariat terbesar yang beliau jelaskan kepadamanusia melalui lisan dan perbuatan, sampai-sampai beliau pernahmelakukan shalat di atas mimbar, beliau berdiri dan ruku di atasnyakemudian bersabdar

j IJlA L k j l

Sesungguhnya aku melakukan demikian ini agar kalian mengikutiaku dan agar kalian mempelajari shalatku."

Tu n l u n a n S h a l a m a b i 3 7

Nabi ^mewajibkan kita untuk mencontoh beliau dalammenjalankan ritual shalat, beliau pun bersabda:

’ "Sr, ur

‘'Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat”

Rasulullah ^memberi kabar gembira bagi orang yangmenegakkan shalat sesuai dengan tata cara beliau, bahwa orang tersebutmendapat janji dari Allah akan dimasukkan ke dalam Jannah (surga).Sebagaimana Nabi bersabda:

X- ^ 'i.. A>' ! ' ? , . A X

JL^ aw! jjlp 4j p ^4j-Lp 5.L>> Ojj (1)1

A!« J > 0 ! '0 ^^ d

(>- ^ ( _ r ^

"Shalat lima waktu yang telah diwajibkan oleh Allah Azza -waJalla, barangsiapa yang memperbagus wudhunya ketika hendakmelaksanakannya, menegakkan tepat pada waktunya danmenyempurnakan ruku dan sujud di dalamnya dengan khusyu’,maka ia (mendapat) janji dari Allah Ta’ala akan memperolehampunan-Nya. Dan barangsiapa yang tidak melaksanakan hal itumaka tidak mendapat janji Allah. Jika Allah menghendaki dia akandiampuni atau dia akan diadzab."

Begitu pula shalawat dan salam atas keluarga dan shahabat beliauyang bertakwa lagi shaleh, yang telah meriwayatkan tata cara ibadahN a b i kepada kita, termasuk shalat, ucapan, dan perbuatan beliau.Bahkan mereka menjadikan hanya tata cara ibadah beliau ^sebagai^HR. Bukhari -Muslim dan akan datang penjelasannya secara sempurna.^HR. Bukhari. Muslim, dan Ahmad. Hadits ini telah ditakhrij dalam Irwa'ul Chalil

penjelasan hadits ke 213.^Soya katakon: “Hadits ini shahih, dishahihkan lebih dari seorang Imam dan telah aku

fokhrij dalam Shahih Abu Dowud hadits no. 481 dan 1287.”

TunfummS/idlorNairi 3 8

panutan dan teladan.Juga bagi orang-orang yang berusaha meniti dan menelusuri

jejak mereka (para shahabat) hingga datangnya hari pembalasan.Adapun selanjutnya {amma badu):Aku (Asy-Syaikh Al-AIbani -pen) setelah membaca Kitabus

Shalat dari kitab At-Targhib wa Tarhib karya Al-Hafidz AI-Mundziridan mengajarkannya kepada sebagian ikhwan Salafiyin -sejak empattahun yang lain-, akhirnya menjadi jelas bagi kita kedudukan danmartabat shalat dalam Islam dan balasan bagi orang yang menegakkandengan sebaik-baiknya berupa pahala, keutamaan, dan kemuliaan. Danbesarnya pahala shalat berbeda-beda tergantung dari sejauh mana shalatyang ia kerjakan mencocoki tata cara shalat Nabi Sebagaimana halini diisyaratkan oleh beliau dalam sabdanya:

Lg-ivij c l - 4 ^

"Sesungguhnya seorang hamba tatkala menegakkan shalat, tidaklahditulis baginya pahala shalatnya melainkan hanya sepersepuluh,sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima,seperempat, sepertiga, atau separuh dari pahala tersebuC^

Oleh karena itu saya tekankan kepada saudara-saudara, bahwatidak mungkin bagi kita melaksanakan shalat dengan sebenar-benarnya(dengan sempurna) -ataumendekatihalitu-kecualijikakitamengetahuitata cara shalat Nabi secara rinci beserta kewajiban-kewajiban shalat,adab-adabnya, bentuk gerakannya, doa serta dzikir-dzikir di dalamnya.Kemudian kita berusaha merealisasikannya dalam amalan kita. Sehinggadiharapkan shalat kita mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar,dan ditulis bagi kita pahala dan balasan yang tersebut dalam hadits-hadits Nabi Akan tetapi untuk mengetahui hal itu secara rinci tidakmampu dilakukan oleh kebanyakan orang -bahkan oleh kebanyakanulama sekalipun- disebabkan keterkaitan mereka dengan madzhab’ HR. Ibnul Mubarak, Abu Dawud, dan An-Nasa’i dengan sanad jayyid. LihstAsh-Shahihah

hadits no. 761.

3 9Tuntunan Shalat Nabi

tertentu. Dan sungguh telah diketahui oleh setiap orang yang berkhidmatterhadap Sunnah yang suci -baik mengumpulkan atau her-tafaqquh didalamnya- bahwa setiap madzhab itu memiliki sunnah-simnah yangtidak dimiliki oleh madzhab lain. Padahal sunnah-sunnah tersebut

ada yang tidak bersumber dari Nabi baik yang berupa ucapan atauperbuatan. Hal ini banyak dijumpai di kitab-kitab mutaakhirin (jamansekarang)'® bahkan kebanyakan mereka -sejauh pengamatan kita-berani memastikan hal tersebut benar-benar berasal dari Nabi

Oleh karena itulah para ulama hadits -semoga Allah membalasmereka dengan kebaikan- menyusun kitab-kitab takhrij terhadapkitab-kitab yang telah masyhur di kalangan manusia yang memaparkankeadaan setiap hadits yang tercantum di dalamnya baik shahih, dhaif.

t i

10 Beiicau Abul Hasanat Al-Laknawy dalam kitabnya An-Nafi' At-Kobir Ij Mon Yutbaii' Ai-Jamius Shaghir setelah menyebutkan urutan kitab-kitab fiqih mazhab Hanafi baik yangdijadikan rujukan atau tidak (hal. 122-123), beliau menyatakan:“Semua yang telah kami sebutkan -berupa urutan kitab- berdasarkan urutanpermasalahan fiqih bukan berdasarkan urutan hadits. Berapa banyak kitab yangdijadikan rujukan ulama fiqih terkemuka dipenuhi dengan hadits-hadits maudhu'(palsu)! Terlebih lagi kitab seputar titwa dan telah jelas bagi kami -setelah metakukanpemantauan lebih jauh- bahwa para penulis kitab-kitab tersebut walaupun merekatermasuk orang-orang yang utama akan tetapi mereka bermudah-mudahan dalam halpenukiian khabar (dari Rasuiullah ^).”Soya katakan:“Oi antara hadits-hadits palsu bahkan bathil-yang tercantum dalam kitab-kitab ulamafiqih terkemuka- adalah hadits yang berbunyi:

^O'li fl'iO j ^ ^ ^

"Borongsiapa yong menego/ckon sho/ot-s/io/at fardhu di akhir Jumat bulan Ramadhan makahal itu mampu menebus setiap shalat yang teriewat darinya sepanjang umurnya sampai 70tahun. "

Al-Laknawy afe menjelaskan dalam AMtsor Al-fAarfu'ah fil Akhbar Al-Maudhu'absetelah menyebutkan hadits di atas (halaman ke 315):Berkata 'AN Al-Qary dalam kitab Al-Maudhu’at Ash-Shughra dan Al-Kubra, "Hadits inijelas-jelas bathil disebabkan ia bertentangan dengan ijma' yang menyatakan bahwasuatu ibadah tidak bisa menggantikan ibadah-ibadah yang teriewat pada beberapatahun. Kemudian penukiian penulis kitab An-Nihayah tidak teranggap, tidak pulasebagian pensyarah kitab Af-Hidoyoh karena mereka bukanlah ahli hadits, dan merekatidak menyandarkan hadits ini kepada seorang pun dari ulama’ yang bisa meriwayatkanhad i ts .

Hadits ini juga disebutkan oleh Al-lmam Asy-Syaukani dalam Al-Fawa'id Al-Majmu’ah fil Ahodrts Al-Maudhu’ah dengan lafadz serupa. Kemudian beliau menyatakan:“Hadits ini maudhu’ (palsu) tanpa diragukan lagi. Aku tidak mendapatinya dalam buku-buku yang para penulis mengumpulkan di dalamnya hadits-hadits maudhu', akan tetapi

TunlunanShai i2 fNabi4 0

maupun maudhu. Seperti kitab Al-‘lnayah bi Ma’rifati AhaditsilHidayah dan Ath-Thamus wal Wasail, keduanya karya Syaikh AbdulQadir bin Muhammad Al-Qurasy Al-Hanafi, kitab Mashbur Royahli Ahaditsil Hidayah karya Al-Hafidz Az-Zaila'i, dan ringkasannyaberjudul Ad-Diroyah karya Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-‘AsqaIany, kitab

hadits tersebut telah tersohor di kalangan para "Mutafaqqih" negeri Shan'a zaman ini.bahkan kebanyakan mereka mengamalkan hadits tersebut. Aku tidak mengetahui siapayang berani membuat hadits maudhu' semacam ini di tengah-tengah mereka. SemogaAllah menjelekkan para pendusta.” Selesai ucapan beliau (halaman 54).

Kemudian Al-Laknawy afe mengatakan:“Dan sungguh aku teiah menyusun risalah untuk menetapkan kepalsuan haditsini -yang banyak didapati di buku-buku wirid dan amalan sehari-hari {Al-Aurad walWadhaif) dengan beragam lafadz baik hngkas atau panjang, dengan dalil-dalilakal maupun naqi (dalil-dalil syar’i) -yang berjudul Rad’ul Ikhwan 'an Muhdatsat'Akhiri Jum’ah Ramadhan, dan aku urutkan di dalamnya faedah-faedah yang menarikperhatian hati sekaligus membuat telinga tertarik mendengarkannya. Maka hendaknyaengkau menelaahnya karena risalah tersebut amat berharga dan mulia dalam lingkuppembahasannya.”Soya katakan (Al-Albani):

"Penyebutan hadits semacam hadits bathil ini banyak didapati di kitab-kitab fiqihdi mana telah gugur rawi yang tsiqah (terpercaya) pada hadits-hadits tersebut yangtidak disandarkan kepada kitab hadits yang mu'tamad (dijadikan rujukan) sama sekali.Dan pada ucapan Ali Al-Qary isyarat kepada hal itu, maka wajib bagi seorang muslimuntuk mengambil hadits dari seorang ahli yang mengkhususkan dirinya pada bidangtersebut. Seperti kata pepatah (arab):"Penduduk Makkah lebih mengetahui daerah-daerah yang ada di negerinya" dan "Pemilikrumah lebih mengetahui isi rumahnya.”

'Berkata Al-lmam An-Nawawi sSs dalam AZ-Mq/mu’Syorhu/Muhodzob (juz Ihalaman60) -yang ringkasnya sebagai berikut:“Para ulama muhaqiq dari kalangan Ahli Hadits dan selain mereka menyatakan: Biladerajat suatu hadits itu dhaif, tidak boleh dikatakan, “Rasulullah telah bersabdademikian atau melakukan demikian atau memerintahkan sesuatu atau melarangsesuatu", dan semisalnya. akan tetapi dikatakan, “Telah diriwayatkan” atau “dinukil daribeliau” atau yang serupa dari bentuk-bentuk tamridh (yang mengisyaratkan dhaifnyasuatu hadits). Mereka mengatakan: bentuk-bentukjozm hanya digunakan untuk haditsshahih atau hasan. Adapun bentuk tamridh dipergunakan untuk selain keduanya. Halitu dikarenakan bentuk jazm menuntut kebenaran berita dari orang yang dijadikansandaran berita tersebut, maka tidak sepantasnya memutlakkan penyebutannyakecuali dalam hadits shahih saja, bila tidak demikian maka tentu seorang tadi akandianggap dusta dalam penukilannya. Akan tetapi adab semacam ini banyak diabaikanoleh pengarang kiub dan kebanyakan ahli fiqih dari kalangan kami (madzhab Syafi’iyah-pen) dan selain mereka. bahkan oleh kebanyakan ulama pada umumnya. kecualihanya orang-orang yang piawai dari ahlul hadits. Padahal perbuatan tersebut adalahsikap bermudah-mudahan yang tercela. Seeing kali mereka menggunakan dalam haditsshahih kata-kau. “telah diriwayatkan dari Rasulullah” sementara dalam hadits dhaifmenggunakan kata-kata, “fulan telah meriwayatkan...” yang demikian ini menyimpangdar i kebenaran."

s e c a r a

TuntunanShalalSabi 4 1

At-Talkhis Al-Habir fi Takhrij Ahadits Ar-Rafi’il Kabir, karya beliaupula dan selainnya dari kitab-kitab yang membahas tuntas hal tersebuts e s u a i k e b u t u h a n .

Saya (Al-Albani -pen) katakan: “Dikarenakan mengetahui haltersebut secara rind tidakbisa dilakukan oleh kebanyakan orang, makaaku pun menyusun kitab ini agar mereka bisa mempelajari tata carashalat Nabi sehingga mereka berpedoman dengan petunjuk beliau^dalam mengerjakannya, dalam rangka mengharap balasan dari SangMaw/a (Allah ^-pen) yang dijanjikankepadakitamelaluilisanNabi-Nya

S/ ^jL ^JjlT ijAi ^

“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk maka baginya pahalaseperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangipahala mereka sedikitpun.” (AI-Hadits)

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan selainnya, hadits ini telahditakhrij dalam Al-AhaditsAsh-Shahihah {no. 863).

S e b a b P e n u l i s a n K i t a b

Ketika aku tidak mendapati sebuah kitab pun yang membahaslengkap tentang shalat, maka aku merasa berkewajiban untuk menyusunsebuah kitab untuk saudara-saudaraku kaum muslimin- dari kalanganorang-orang yang berkemauan meneladani tuntunan Nabi dalamberibadah- sebatas kemampuanku dalam mengumpulkan hal-halyang berkaitan dengan tata cara shalat Nabi dari takbir hinggasalam. Di mana kitab tersebut bisa memudahkan bagi siapa saja yangmempelajarinya -yakni orang-orang yang mendntai Nabi dengankecintaan yang jujur- untuk dapat merealisasikan perintah beliau,seperti dalam hadits yang telah disebutkan sebelumnya:

1 ' f ! » ! ' i " 'j\j ur 1_^

Tunlunan Shalat Nabi4 2

‘Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat.'

Oleh karena itulah aku bersemangat untuk meneliti hadits-haditsyang berkaitan dengan tema yang dimaksud dari berbagai kitab-kitabhadits, yang kini kitab tersebut berada di hadapan pembaca.

Sungguh telah aku syaratkan untuk tidak menyebutkan di dalamkitab ini kecuali hanya hadits yang telah tsabit ^ sanadnya sesuai dengankaidah dan ushul ilmu hadits. Kemudian aku menghindari setiaphadits Y^nggharib (ganjil), majhul (tidak dikenal) atau dhaif (lemah),baik tentang bentuk gerakan, dzikir, keutamaannya, dan selainnya.Karena aku yakin bahwa hadits yang tsabit sudah cukup tanpa butuhkepada hadits dhaifP Karena hal itu tidak memberi manfaat, hanya

Hadits tsabit itu mencakup sfioWh dan hoson -menurut ulama ahli hadits- denganmasing-masing terbagi dua: shahih ti dzatihi, shahih li ghairih dan /loson li dzatihi, hasan lighairih.*Tambahan faedah dari penta'Iiq:Dalam hal ini ada 2masalah penting.!. Hukum meriwayatkan hadits dari rawi yang dha'if.

Perbedaan pendapat di kalangan para ahli hadits:i.) Tidak boleh meriwayatkan dari rawi dha’if secara mutlak, baik dalam bab Ahkam

(hukum) maupun bab Fadbail (keutamaan), ini adalah pendapat Ibnu Abbas. IbnuSirrin, Ibnu Musayyib dan lain-lainnya sekitar 20 Imam bahkan Asy-Syafi’i menuktlijma’ dalam masalah ini, namun hal itu tidak tepat karena khilafnya masyhurii.) Bila rawi tersebut dharf-nyti parah, maka tidak boleh meriwayatkan darinya

secara mutlak. namun bila dhaif-nya ringan. maka boleh meriwayatkan darinya dalambab Fadhail (keutamaan) saja. sementara Ahkam tidak boleh. Ini adalah pendapatsejumlah ahli hadits dan dipilih oleh Imam Ahmad,iii) Seperti di atas hanya saja bila rawinya ringan dhaif-nya boleh meriwayatkan

darinya dalam bab Ahkam maupun Fadhail (keutamaan) dalam rangka untuk i'tibar(dijadikan penguat). Ini adalah pendapat Ibnu Ma’in, Ibnu Mahdy dan Iain-lain. Dan inisatu pendapat lain dari Imam Ahmad,iv.) Boleh meriwayatkan dari siapa saja secara mutlak. Ini adalah pendapat Ats-

Tsaury, Ma'mar, Baqiyyah. Al-Hasan Al-Basri, Ismail bin Ayyasy dan Iain-lain.Pendapat yang shohih (benar) adalah yang ketiga (iii), wallahu a'lam. Lihat Syorah ‘HalAt-Tirmidzy bai 104-106.2. Hukum mengamaikan hadits dha’if dalam bab Fadhail (keutamaan).

Perbedaan pendapat di kalangan ulama:i. Jumhur (mayoritas) ulama membolehkannya, bahkan An-Nawawi menukil (jVno’.

namun hal itu tidak benar sebab khilafnya masyhur.ii. Tidak boleh secara mutlak. pendapat ini dihikayatkan oleh Ibnu Sayyidinnas dari

Ibnu Ma’in. dinisbatkan kepada Abu Bakr Ibnul Araby Al-Maliky, dhahir madzhabAI-Bukhari dan Muslim. Ini adalah pendapat madzhab Ibnu Hazm dan yang lainnya.Pendapat ini dikuatkan oleh Syaikh Al-Albani. Syaikh Muqbil, Syaikh Yahya Al-Hajurydan sejumlah para pakar hadits lainnya.

Inilah pendapat yang benar. wallahu a'lam. Lihat argumentasinya dalam TamamulMinnah hal. 34-38 dan Muqadimah Shahihut Targhib 1/16-36.

12

1 3

4 3Tunlunan Shalat Nabi

menghasilkan prasangka. Sementara prasangka itu sesuatu yang marjuh(tidak bisa dijadikan sandaran/lemah -pen), adalah sebagaimana yangdifirmankan o leh Al lah Taala:

“(Karenaprasangka itu) tidaklah menghasilkan kebenaran sedikitpun.'(Qs. An-Najm: 28)

Juga sabda Nabi

“Hati-hatilah kalian dari prasangka. Karena prasangka itu adalahsedusta-dusta perkataan!

Maka tidak boleh kita beribadah kepada Allah Tadla denganmengamalkan prasangka tersebut bahkan Rasulullah melarang kitadarinya, beliau bersabda:

14

^ i > " i

"Takutlah kalian menyampaikan hadits dariku kecuali apa yangk a l i a n k e t a h u i !

HR. Bukhari -Muslim. Hadits tersebut telah ditakhrij dalam kitabku Ghayatul MaromTakhrij Al-Halal wal Haram no. 412Hadits ini dinyatakan shahih. Diriwayatkan Imam At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu AbiSyaibah. Asy-Syaikh Muhammad Sa’id al>Halaby menisbahkan hadits ini dalam Alusa/solatkarya beliau. kepada Imam Bukhari, tetapi hal itu keliru.Kemudian nampak bagiku kedha’ifan hadits ini, di mana aku kembali meneliti denganseksama penshahihan Al-Munawy terhadap sanad hadits ini dari jalan Ibnu Abi Syaibah.Kemudian dimudahkan bagiku untuk mengetahui kekeliruannya dan ternyata hadits inidha% yakni pada sanad Imam Tirmidzi dan selainnya. Lihat kitabku Sihilah Al-AhadftsAdh-Dha’ifah no. 1783. Namun ada hadits lain yang dapat menggantikan hadits tersebut,yakni sabda beliau

15

1 4

1 5

"Barangsiapa yang menyampaikan hadits doriku padahal ia mengetahui bahwo hal itu dusta,maka ia termasuk golongan pendusta "HR. Muslim dan lainnya. Lihat muqadimah kitabkuSi/s//oh Al-Ahadits Adh-Dha'ifah (jilid pertama).Bahkan lebih mencukupi dari hal itu, sabda beliau

Tu n t u n a n S h a l o t S a b i4 4

Maka bila Rasulullah ^melarang meriwayatkan haditsdha if maka tentunya lebih layak lagi bagi beliau untuk melarangmengamalkan hadits dha’if tersebut.

Aku telah menyusun kitab ini terbagi dua bagian: bagian atas(bahasan pokok) dan bagian bawah (catatan kaki). Bahasan pokoksebagai matan kitab di mana aku sebutkan padanya hadits-hadits atauperkataan yang memang perlu disebutkan (potongan hadits -pen).Kemudian aku menggabungkan antara satu dengan lainnya sehinggakitab ini tersusun rapi dari awal hingga akhir.

Aku berusaha untuk menjaga nash atau lafadz hadits yangtercantum dalam kitab-kitab hadits, terkadang suatu hadits itumemiliki banyak lafadz maka aku memilih salah satunya untukkemanfaatan penyusunan kitab ini atau lainnya. Namun terkadang pulaaku sebutkan lafadz-lafadz lainnya, kemudian aku isyaratkan denganucapanku,“Dalam lafadz lain disebutkan, 'demikian dan demikian'atau dalam riwayat Iain disebutkan, 'demikian dan demikian'.” Tanpamenyebutkan shahabat-shahabat yang meriwayatkan hadits tersebutkecuali beberapa saja, dan tanpa menjelaskan nama imam-imam ahlihadits yang mengeluarkannya. Hal ini untuk memudahkan penelitiandan muraja'ah (mengulang, mempelajari) kitab ini.

Adapun bagian catatan kaki merupakan penjelasan dari matan(bahasanpokok).Denganmenyebutkantfl/c/in;' haditsdanmenyebutkansecara rinci lafadz dan jalan periwayatannya disertai komentar seputarsanad dan syahid (penguatnya-pen) baik bersifat tadil (menganggapadil/memuji), jflr/i (mengkritik), menghukumi s/ia/n'/i atau dha’if sesuai

(Jlj f V j

.jUl ijA ( d t i"Hati-hatilah kalian dari banyak menyampaikan hadits dariku, barangsiapa yang berkata atasnamaku maka janganlah ia berucap melainkan kebenaran atau kejujuran. Dan barangsiapayang berkata atas namaku dengan sesuatu yang tidak pernah saya katakan hendaknya iamempersiapkan tempat duduknya di neraka.”Hadits tersebut dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah (8/760), Ahmad dan selain keduanya.Dan telah ditakhrij dalam >^sh-Sho/i/hoh no. 1753.Istilah ini dimaksudkan adalah penjelasan tentang uratan siapa yang meriwayatkansuatu hadits atau otsor, siapa yang mengucapkannya dan dalam kitab atau bab apa,serta nomor berapa kemudian perselisihan yang ada dalam periwayatan itu. dalamkitab karya imam-imam yang meriwayatkannya, wallahu a’lom -ed.

TunfuRanSiiali](Niif>i 4 5

dengan ketentuan ilmu hadits dan kaidah-kaidahnya.Pada jalan periwayatan hadits seringkali didapati lafadz-lafadz

atau tambahanyangtidakdijumpai pada jalan periwayatan lain, sehinggaaku menggabungkan tambahan tersebut dengan hadits yang tercantnmpada bagian atas bila memungkinkan untuk disusun rapi dengan asalhadits tersebut. Kemudian aku beri tanda dengan meletakkannya diantara dua tanda kurung semacam ini []tanpa menyebutkan pentakhrijyang bersendirian dalam meriwayatkan tambahan tersebut pada asalhadits. Hal ini bila sumber haditsnya berasal dari seorang shahabat saja,bila tidak demikian maka akan aku sebutkan hal itu secara tersendiri,sebagaimana yang akan engkau lihat pada pembahasan doa-doa istiftahdan selainnya. Hal ini suatu yang amat berharga karena hampir tidakdijumpai pada kitab lainnya. Segala puji bagi Allah Ta'ala yang dengannikmat-Nya sempurnalah segala kebaikan.

Kemudian aku menyebutkan pendapat ulama seputar haditsyang kami takhrij beserta dalil masing-masing mereka disertaimunaqasyah (diskusi ilmiah -pen) dan juga penjelasan dalil-dalil yangmenguatkan pendapatnya atau bahkan membantahnya. Setelah itu kamimenyimpulkan pada matan (bahasan pokok) mana di antara merekayang sesuai dengan kebenaran. Kami menyebutkan pula sebagianmasalah yang tidak memiliki dalil dari As-Sunnah hanya saja berasaldari hasil ijtihad, sehingga tidak termasuk dalam topik pembahasankitab ini.

Tatkala kitab ini hendak dicetak dengan dua bagian tadi di manahal itu belum bisa kita lakukan -dikarenakan adanya faktor-faktorpenghalang- maka kami pun memandang untuk mencetak matan(bahasan pokok) terpisah dari bagian catatan kaki, imya Allah Ta'ala.Aku memberi judul kitab ini dengan “Sifat Shalat Nabi dari Takbirhingga Salam Seolah-olah Engkau Melihatnya (melihat beliau ^shalat -ed).”

Aku meminta kepada Allah Ta’ala agar menjadikan amal iniikhlas hanya mengharap wajah-Nya yang mulia dan menjadikannyabermanfaat bagi saudara-saudaraku kaum mukminin. SesungguhnyaDialah Dzat yang Maha Mendengar lagi mengabulkan doa.

TuntunanShalalNabi 4 6

Metode Penulisan Kitab

Karena topik pembahasan kitab ini hanya seputar penjelasantentang petunjuk Nabi ^dalam ritual shalat saja, maka saya tidakmembatasi pembahasan ini dengan madzhab tertentu seperti yangtelah kami jelaskan. Namun aku menyebutkan hadits-haditstsabit (Shahih dan Hasan) dari beliau sebagaimana madzhabnyaahlul hadits” baik dahulu maupun sekarang.'® Sungguh indah ucapanseseorang:

y a n g

"Ahlul Hadits adalah pewaris Nabi 0, meski mereka tidakdiri beliau akan tetapi mereka menemani setiap nafasnya.'

m e n e m a m

19

17

Berkata Abul Hasanat Al-Laknawy dalam kitab Imamul Kclam fima Yata'allaqu bilQira'ah Khatfal Imam (ha!. 156) -sebagaimana berikut: “Barangsiapa melihat denganpandangan yang insho/’{adil —pen) dan menyelami lautan ilmu fiqih dan ushulnya tanpaserampangan niscaya ia akan mengetahui dengan pasti (ilmu yakin) bahwa kebanyakanpermasalahan "far’i" dan "ashli" yzng diperselisihkan para ulama. maka pendapat ahithaditslah yang terkuat dari pendapat-pendapat lainnya. Dan setiap kali aku menelusuricabang-cabang ikhtilaf pasti aku mendapati pendapat ahlul hadits dalam permasalahantersebut lebih dekat dengan kebenaran. Alangkah indahnya keadaan mereka danmereka layak mendapat ucapan terima kasih -demikian yang tersebut dalam naskahasli-. Bagaimana tidak, mereka adalah pewaris nabi yang sebenarnya dan penerussyari’at beliau yang sejati. Semoga Allah mengumpulkan kita dalam kelompok merekadan mematikan kita di atas kecintaan terhadap mereka dan jalan hidup mereka.”Berkata As-Subky dalam Al-Fatawa (1/148):“Adapun setelah itu, maka di antara perkara terpenting kaum muslimin adalah shalat.di mana wajib bagi setiap muslim memperhatikannya, menjaga, dan menegakkan syiar-syiarnya dan didalam shalat itu terdapat hal-hal yang tidak ada alternatif lain kecualiharus dilaksanakan, dan juga perkara-perkara yang diperselisihkan kewajibannya.Sedangkan jalan petunjuk dalam mensikapi hal itu ada dua: adakalanya ia mencari jalankeluar dari perselisihan bila dimampui. adakalanya pula ia melihat mana hadits yangshahih dari nabi kemudian ia berpegang teguh dengannya. Bila ia melakukan hal itumaka shalatnya tersebut benar dan termasuk dalam firman Allah Ta’ala:

"Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaknya ia beramaldengan amalan yang shaleh."Saya katakan: Cara kedua lebih utama bahkan wajib dilaksanakan. dikarenakanpertama -disertai dengan ketidakmampuan padanya dalam banyak permasalahan-tidak akan terealisasi dengannya perintah nabi

IS

c a r a

^I,; ^ /

"Shalotlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat"Karena cara semacam itu dalam kondisi seperti ini pasti menyebabkan shalatnyaberbeda dengan shalat beliau maka perhatikanlah!Termasuk bait syair Al-Hasan bin Muhammad An-Nasawy, sebagaimana diriwayatkan

19

Tmi lunanSha la lNab i 4 7

Oleh karena itulah kitab ini Insya Allah akan mengumpulkanhadits-hadits yang terpisah-pisah dalam kitab induk bidang ilmu haditsdan fiqih -dengan perbedaan madzhab dari hal-hal yang berkaitandengan topik pembahasan- di mana belum ada suatu kitab ataumadzhab tertentu yang mengumpulkan seluruh kebenaran, akan tetapiada orang yang berusaha melakukannya -Imya Allah- di antara merekamendapat petunjuk dari Allah Taala.

^ ^ U J .

“Terhadap al-haq yang mereka perselisihkan dengan izin dari-Nya, dan Allah akan memberikan hidayah kepada siapa saja yangdikehendaki kepada jalan yang lurus.” (Qs. Al-Baqarah: 213)

Kemudian ketika aku menetapkan metode ini, yakni berpegangteguh dengan Sunnah Ash-Shahihah pada kitab ini -yang segera beredarke khalayak umum, Insya Allah- aku pun mengetahui bahwa nantiakan ada kelompok atau madzhab yang tidak meridhai hal ini. Bahkansebagian mereka atau mayoritasnya akan mengarahkan celaan danmakian melalui lisan atau tulisan kepadaku, tetapi hal itu tidak menjadipersoalan karena aku pun mengetahui bahwa mencari keridhaanmanusia adalah tujuan yang tidak mungkin tercapai, sebagaimana yangdisabdakan Nabi ^:

ji iiii iiTj iiii“Barangsiapayangmembuat ridha manusia dengan kemurkaan Allahniscaya Allah akan menyerahkan urusannya kepada

Juga alangkah indahnya ucapan syair:oleh Al-Hafidz Dhiya’uddin Al-Maqdisy dalam bagian kitab beliau Fadziul HaditsA h l i h .

HR. At-Tirmidzi. Al-Qadla’i, Ibnu Busyran, dan selain mereka. Hadits ini telah akubahas beserta jalan-jalan periwayatannya dalam Syarh At-Aqidah Al-Washithiyyah danAsh-Shahihah (no. 2311). Sekaligus aku menjelaskan bahwa tidak mengapa anggapanorang yang mengatakan mauquf. Dan hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban.

Tun lunanSha la tNab i

>20m a n u s i a .

w a

2 0

4 8

“Tidaklah aku akan selamat dari ucapan sangpencela, walaupun akuberada digua digunungyang curam. Siapayang mampu selamat daricelaan manusia walau ia menghilang (bersembunyi) dari mereka diantara dua khafiyah (sayap) ^ burung nasar.”

Sehingga cukup bagiku keyakinanku bahwa hal itu merupakanjalan terlurus yang diperintahkan Allah Ta’ala kepada kaum mukminin,dijelaskan oleh Nabi kita Muhammad pemimpin para rasul sertaditempuh salafus shaleh dari kalangan shahabat, tabi’in, dan generasisetelah mereka, termasuk imam yang empat -di mana saat ini mayoritaskaum muslimin menyandarkan diri mereka kepada madzhab-madzhabimam-imam tersebut-, seluruhnya bersepakat akan wajibnya berpegangteguh dengan As-Sunnah, menjadikannya sebagai rujukan, danmeninggalkan setiap ucapan yang bertentangan dengannya semuliaapapun orang yang mengucapkannya, karena kedudukan Nabi ^lebihagung dan jalan beliau 0, lebih lurus darinya.

Oleh karena itulah aku meneladani petunjuk mereka, berusahameniti jejak mereka, dan mengikuti titah mereka untuk berpegangteguh dengan Al-Hadits walaupun berseberangan dengan pendapatorang-orang tersebut. Hal ini sangat mempengaruhi metodeku, bahwametode inilah yang benar dan menyebabkan aku terhindar dari sikaptaqlid buta. Semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan.

Pernyataan Para Imam untuk Mengikuti As-Sunnahdan Meninggalkan Pendapat Mereka yang Bertentangandengan As-Sunnah

Termasuk hal yang berfaedah di sini, kita menyebutkan sebagianatau keseluruhan apa yang kita ketahui dari perkataan para imam. Agarmenjadi nasehat bagi orang-orang yang taqlid kepada mereka -bahkantaqlid buta kepada orang yang derajatnya lebih rendah dari mereka' -

Yang dimaksud khafiyah (buiu sayap burung sebelah dalam) yakni bulu pada sayapburung, bi!a burung tersebut merapatkan kedua sayapnya bulu tersebut tidak terlihat,terletak di belakang kaki-kakinya.Taqlid semacam ini yang diperingatkan oleh Imam Ath-Thahawy, beliau berkata. "Tidakada yang berbuat taqlid melainkan seorang yang fanatik atau dungu." Hal ini dinukilkanoleh Ibnu ‘Abidin daiam Rosmu/ Mufti (hal. 32 Juz I) dari kitab Mqjmubh Rasa’il karyabel iau.

2 2

4 9Tuntunan Slialal Nabi

dan memegangi madzhab dan ucapan mereka seolah-olah hal ituditurunkan dari langit. Padahal Allah Taala berfirman:

^S/j ^(*-^1 J>' ^✓ ^ y

i j j j L »

“Ikutlah kalian apa yang telah diturunkan dari sisi Rabbmu kepadakalian, dan jangan sekali-kali mengikuti wali-wali selain-Nya.Sungguh sedikit orang-orangyang mau berfikir!' (Qs. Al-A’raf: 3)

1 . A l - I m a m A b u H a n i f a h

Yang Pertama adalah Al-Imam Abu Hanifah An-Numan binTsabit Sungguh para sahabat beliau telah meriwayatkan ucapan yangbanyak dan ungkapan yang beragam. Semua menunjukkan kepada satuperkara yakni wajibnya mengambil hadks dan meninggalkan perbuatantaqlid terhadap pendapat-pendapat para imam yang bertentangandengannya. Di antara ucapan beliau adalah:

1. “Bila telah shahih suatu hadits maka itulah pendapatku.’2. “Tidak halal bagi seorang pun untuk mengambil ucapankami selama dia belum mengetahui darimana kami mengambil

23

2 3

Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abidin dalam Ai-Hasyiyah (1/63) dan Rasmul Mufti (1/4 darikitab Majmu’ah Rasa'il Ibnu ’Abidin), Syaikh Shateh Al-Fulany dalam Iqadhul Himam (hal.62) dan selain mereka. Ibnu ‘Abidin menukilkan dari kitab Syor/iu/ Hidayah karya IbnuSyahnah Al-Kabir ucapan Syaikh Ibnul Hammam -sesuai dengan apa yang tersebut didalamnya- beliau mengatakan;"Bila telah shahih suatu hadits dan bertentangan dengan madzhab beliau makaharus beramal dengan hadits dan hadits tersebut menjadi madzhab baru beliau.Dan tidak dikatakan keluar dari sebutan Hanafi (yang bermadzhab Hanafi) seorangyang mengamalkan hadits tersebut. Karena telah shahih dari beliau bahwa beliauberkata, "Bila telah shahih suatu hadits maka itulah pendapatku”. Sungguh hal itu telahdihikayatkan oleh Ibnu ‘Abdil Bar dari Abu Hanifah dan imam-imam selain beliau.”

Soya katakan: "Hal ini menunjukkan kesempumaan ilmu dan ketakwaan mereka.di mana mereka mengisyaratkan dengan hal itu bahwa mereka tidak mampu meliputiAs-Sunnah keseluruhannya. Bahkan hal itu telah dinyatakan dengan tegas oleh ImamSyafi’i sebagaimana yang akan datang penyebutannya. Karena terkadang merekaberseberangan dengan sunnah yang belum sampai kepada mereka. Sehingga merekamemerintahkan kita untuk berpegang teguh dengannya dan menjadikannya sebagaimadzhab mereka pula, semoga Allah merahmati mereka seluruhnya.”

Tuntunan Shalat Nabi5 0

■2 4ucapan tersebut.'

yang tidak mengetahui dalilku untuk berfatwa menggunakanucapanku.” Ditambahkan pada riwayat lain:adalah manusia biasa, bisa jadi kami mengatakan demikian dihari ini kemudian kami rujuk darinya di keesokan harinya” Dandalam riwayat lain, “Celaka engkau wahai Ya’qub (yakni AbuYusuf), janganlah engkau menulis semua perkataan yang engkaumendengarkannya dariku. Karena bisa jadi aku berpendapatdemikian pada hari ini kemudian aku meninggalkannya esokhari, dan aku berpendapat dengan pendapat lain di esok harinya,kemudian aku meninggalkannya di waktu lusa

Dalam riwayat lain: “Haram bagi siapa saja

K a r e n a k a m i

2 4

Diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar dalam Al-Intiqa' fi Fadha’il Ats-Tsalatsah Al-Aimah Al-Fuqaha’ (hal. 145), Ibnul Qayyim dalam I'lamul Muwaqqi’in (2/309), Ibnu ‘Abidin dalamhasY'iyah beliau terhadap kitab Al-Bahr ar-Ra’iq (6/293) dan dalam Rasmu! Mufti (hal. 29dan 32), Asy-Sya’rany dalam Al-Mizan (1/55) untuk riwayat kedua. Sementara riwayatketiga dikeluarkan oleh Abbas Ad-Daury dalam At-Tarikh li Ibni Ma’in (6/77/1) dengansanad yang shahih dari Zufar.Pernyataan semacam ini juga disebutkan dari beberapa murid beliau seperti Zufar.Abu Yusuf, dan ‘Afiyah bin Yazid. Sebagaimana dalam Al-lqadh (hal. 52) bahkan IbnulQayyim (2/344) memastikan keshahihannya dari Abu Yusuf. Demikian pula tambahanpada toTiq tehadap kitab Al-lqadh. dinukil dari Ibnu ‘Abdil Bar (hal. 65), Ibnul Qayyim,dan selain keduanya.

Saya katakan: Bila perkataan mereka terhadap orang yang tidak mengetahui dalilmereka semacam ini. maka duhai kiranya apa yang akan mereka katakan terhadaporang yang mengetahui bahwa dalil menyelisihi pendapat mereka kemudian iaberfatwa dengan sesuatu yang menyelisihi dalil? Perhatikan kalimat ini, karena hal inidengan sendirinya cukup untuk menghancurkan sikap taqiid buta. Oleh karena inilahsebagian syaikh yang taqiid mengingkari penisbatan hal ini kepada Abu Hanifah dipernyataan ini mengingkari perbuatan mereka berfatwa dengan ucapan Abu Hanifahdalam keadaan ia tidak mengetahui dalil beliau!Saya katakan: “Hal itu disebabkan beliau kebanyakannya mendasari ucapannyadengan qiyas. kemudian nampak baginya qiyas yang lebih kuat atau sampai kepada beliauhadits nabi lalu beliau pun mengambilnya dan meninggalkan ucapannya terdahulu.“

Berkata Asy-Sya’rany dalam kitab A!-Mizan (I /62) -secara ringkasnya;“Dan kami menyakini demikian pula setiap yang jujur dan adil terhadap Al-lmam

Abu Hanifah. kaiau seandainya beliau hidup sampai masa dibukukannya syariat agamaini dan setelah para Hafidz (ulama penghafal hadits) mengadakan rihlah (bepergianuntuk menuntut ilmu-pen) untuk mengumpulkannya dari berbagai negeri atau daerah-daerah perbatasan dan mereka pun berhasil melaksanakannya niscaya beliau akanmengambilnya dan meninggalkan seluruh qiyas yang dahulu beliau pegangi. Sehinggaqiyas pada madzhab beliau akan menjadi sedikit sebagaimana pada madzhab lain, biladibandingkan dengan beliau. Akan tetapi dalil-dalil syar'i di masa beliau tercerai beraibersama dengan para tabi’in dan tabi'ut tabi'in di berbagai negeri, pelosok, dan daerahperbatasan. Sehingga banyak didapati qiyas pada madzhab beliau dibanding dengan

m a n a

2 5

Tun lunanSha lo tNab i 5 1

3. “Jika aku mengatakan suatu ucapan yang bertentangan denganKitabullah Taala dan kabar dari Ar-Rasul ^maka tinggalkanucapanku tersebut.’ ' 2 6

2 . A l - I m a m M a l i k b i n A n a s

Adapun Al-Imam Malik bin Anas beliau berkata:1. “Aku hanyalah seorang manusia biasa, terkadang salah dan

imam-imam lainnya karena terpaksa, disebabkan tidak didapatinya nosh tentangpermasalahan yang beliau qtyas-kan. Berbeda dengan keadaan imam-imam lainnya,di masa mereka banyak para bafidz yang melakukan rihlah untuk mencari hadits danmengumpulkannya dari berbagai negeri dan desa kemudian mereka membukukannyasehingga sebagian hadits terjawab dengan hadits lainnya. Inilah sebab banyaknya qiyaspada madzhab beliau dan sedikitnya hal itu pada madzhab lainnya.”

Abul Hasanat dalam An-Nafi' Al-Kabir (hal. 135) menukilkan sebagian besarnyadalam kitab tersebut, beliau pun memberikan ta'Iiq (catatan kaki) untuk membantupembaca dalam memahaminya sekaligus menjelaskannya. Maka bagi yang berkehendakhendaknya ia merujuk kitab tersebut.Sayo katakan: “Bila demikian udzur Imam Abu Hanifah dalam perkara-perkara yangbeliau berseberangan dengan hadits nabi padahal beliau tidak bermaksud demikian-di mana udzur seperti ini diterima secara pasti karena Allah Ta’ala tidak membebanijiwa kecuali apa yang dimampuinya- maka tidak boleh mencela beliau sebagaimanayang dilakukan oleh sebagian orang-orang bodoh bahkan wajib untuk beradabterhadap beliau karena beliau termasuk salah satu imam kaum muslimin yang denganmereka terjaga agama ini dan sampai kepada kita cabang-cabangnya. Beliau mendapatpahala dalam segala keadaan baik beliau benar atau salah (dalam ijtihadnya -pen).Sebagaimana tidak diperkenankan bagi mayoritas pengikut madzhab Hanafiyah untukterus memegangi ucapan beliau yang menyelisihi hadits shahih karena hal itu bukanlahmadzhab beliau sebagaimana yang engkau lihat pada pernyataan-pemyataan beliau.Mereka (orang-orang bodoh -pen) berada di suatu iembah sementara mereka (orang-orang yang taqiid —pen) berada di Iembah lain, sementara al-haq berada di antarakeduanya.

“Wahai Rabb kami, ompuni7oh doso-doso komi dan saudara-saudara kami yang mendahuluikami dalam hal keimanan dan janganlah engkau menjadikan rasa dengki di hati kamiterhadap orang-orang yang beriman. Wahai Rabb kami sesungguhnya engkau adaloh dzatyang Maha Lembut lagi Maha Penyayang."Diriwayatkan oleh Al-Fulany dalam Al-lqadh (hal. 50). beliau menisbatkan hal itu kepadaImam Ahmad juga, kemudian beliau berkata;“Hal ini dan semisalnya tidaklah pantas ditujukan kepada seorang mujtahid. karenatidak dibutuhkannya ucapan mereka dalam hal semacam itu, akan tetapi hal ini layakditujukan kepada orang yang taqiid."Soya katakan: ‘‘Berdasarkan hal ini Asy-SyaVani dalam Al-Mizon (1/26) mengatakan,“Bila engkau katakan; apa yang harus aku perbuat terhadap hadits-hadits shohih

2 6

Tu n i u n a n S h a l a t N a b i5 2

terkadang benar, maka perhatikanlah pendapatku. Setiap yangsesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah maka ambillah dan setiapyang tidak sesuai dengan keduanya maka tinggalkanlah!” ’2. “Tidak ada seorang pun setelah Nabi yang bisa diambil atauditinggalkan ucapannya kecuali hanya Nabi3. Berkata Ibnu Wahb: “Aku mendengar Imam Malik ditanyatentang hukum menyela-nyela jari kaki ketika wudhu, beliaumenjawab, “Hal itu tidak wajib bagi manusia.” Ibnu Wahbmelanjutkan ucapannya, “Maka aku pun membiarkan beliauhingga manusia di sekeliling beliau mulai berkurang, kemudianaku berkata, “Kami memiliki hadits tentang hal itu” Imam Malikbertanya, “Apa itu?” Aku pun menjawab, “Telah menceritakankepada kami Al-Laits bin Saad, Ibnu Lahi’ah, dan Amr bin Al-Harits dari Yazid bin Amr Ai-Muafiri dari Abu AbdurrahmanAl-Hubully dari Al-Mustaurid bin Syaddad Al-Qurasy, bahwa ia

sepeninggal tmamku dalam keadaan ia belum mengambilnya? Maka jawabannya:Seyogyanya bagimu untuk mengamalkan hadits tersebut, karena kalau seandainyaimammu tersebut mengetahuinya dan hadits tersebut shahih menurutnya niscaya iaakan memerintahkanmu untuk mengamalkannya. Karena para imam itu berjalan dilingkup syariat. Barangsiapa yang meiakukan hal ini maka sungguh ia telah memperolehkebaikan dengan kedua tangannya. dan barangsiapa yang mengatakan, "Aku tidakakan mengambil hadits kecuali apa yang diambil oleh imamku!" maka sungguh telahhilang darinya kebaikan yang banyak sebagaimana keadaan mayoritas orang-orangyang taqiid terhadap imam-imam madzhab. Padahal yang lebih baik bagi merekaadalah mengamalkan seluruh hadits shahih sepeninggal imam mereka dalam rangkamelaksanakan wasiat mereka, karena kita menyakini kalau seandainya mereka masihhidup dan mengetahui hadits-hadits shahih sepeninggal mereka niscaya mereka akanmengambilnya, mengamalkan konsekuensinya, dan meninggalkan seluruh qyos yangdahulu mereka gunakan sekaligus ucapan-ucapan yang dulu mereka katakan.”Diriwayatkan oleh Ibnu 'Abdil Bar dalam Al-Jami’ (2/32), Ibnu Hazm dalam UshulAhkam(6/149), demikian pula Al-fu/any (hal. 72)Penisbatan ucapan ini kepada Imam Malik telah masyhur di kalangan muta’akhirin (orang-orang belakangan), dishahihkan oleh Ibnu Abdil Hady dalam Irsyadus Solik (227/1).Ibnu Abdil Bar dalam Al-Jami' (2/91) dan Ibnu Hazm dalam UshululAhkam (6/145 dan179) telah meriwayatkan ucapan semacam ini dari Al-Hakam bin ‘Utaibah dan Mujahid.Taqiyuddin As-Subky dalam Al-Fatawa (1/148) menyebutkan hal ini dari Ibnu Abbaskarena merasa kagum dengan keindahannya. Kemudian beliau berkata, "Al-lmamMujahid mengambil ucapan ini dari Ibnu Abbas kemudian Imam Malik mengambilnyadari keduanya lalu hal itu masyhur dari beliau.”Saya katakan: “Kemudian Al-lmam Ahmad mengambil hal itu dari mereka. Abu Dawuddalam Masa'il al-lmam Ahmad (hal. 276) menyatakan, "Aku telah mendengar Ahmadmengatakan, “Tidak ada seorang pun yang bisa diambil dan ditinggalkan ucapannyakecuali hanya nabi

■28

2 7

2 8

Tuntunan Shalal Nabi 5 3

berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah menggosok antarajari jemari kakinya dengan kelingking beliau.” lalu beliau (ImamMalik) berkata, “Hadits semacam ini berderajat hasan danaku belum pernah mendengarnya sama sekali selain saat ini.”Kemudian aku mendengar beliau setelah itu ditanya tentang halitu maka beliau pun memerintahkan untuk menyela-nyela jarijemari tersebut.” ^

3. Al-Imam Asy-Syafi’i

Adapun Al-Imam Asy-Syafi’i aSs maka sungguh nukilan-nukilan dari beliau lebih banyak dan lebih indah^® di mana pengikutbeliau lebih banyak mengamalkannya dan lebih beruntung dari yanglain. Di antara ucapan beliau sfe:

1. “Tidak ada seorang pun melainkan pasti Input darinya satuSunnah Rasulullah Maka seringkali saya katakan suatu ucapanatau merumuskan suatu kaidah akan tetapi hal itu bertentangandengan Sunnah Rasulullah maka ucapan yang disabdakanRasulullah itulah pendapatku.”^’2. “Kaum muslimin bersepakat bahwa siapa saja yang jelas baginyaSunnah Rasulullah ^maka tidak halal meninggalkannya hanyakarena ucapan seseorang.” ^3.“BilakalianmendapatidalamkitabkusuatuhalyangmenyelisihiSunnah Rasulullah maka berkatalah dengan Sunnah

2 9 Lihat muqadimah A]-_/arhu wot To'dii kaiya Ibnu Abi Hatim (hal. 31-32) dan Al-Imam Al-Baihaqi dalam As-Sunon (1/81) meriwayatkannya secara sempurna.Berkata ibnu Hazm (6/118);“Sesungguhnya para fuqaha (ulama ahli fiqih —pen) yang ditaqiidi oleh para pengikutnya,semuanya membatalkan sikap taqiid Mereka melarang para pengikutnya dari taqiidkepada mereka. Dan orang yang paling keras di antara mereka adalah al-lmam asy-Syafi'i. Karena beliau sangat menekankan untuk mengikuti hadits-hadits shohih danmengambil apa yang diharuskan oleh dalil di mana belum ada imam selain beliau yangmenyamainya dafam hal ini. Bahkan beliau berlepas diri dari orang yang taqiid kepadanyasecara umum dan mengumumkan yang demikian itu. Semoga Allah menjadikannyabeimanfaat dan memperbanyak pahalanya, karena sungguh hal itu merupakan sebabmeraih kebaik^ yang banyak.”Diriwayatkan oleh Ai-Hakim dengan sanad yang muttoshi/ (bersambung) sampai kepadaImam Syafi’i. Sebagaimana dalam kitab Tarikh Dimosyqi karya Ibnu ‘Asakir (15/1/3),/7omu/ Muwaqnn (2/363-364), dan Al-lqadh (hat. 200).Diriwayatkan oleh Ibnu! Qayyim (2/361) dan Al-Fulany (hal. 68)

3 0

3 1

3 2

5 4 Tunfunan Sftoiat No&i

Rasulullah dan tinggalkanlah ucapanku!” (dalam riwayat laindisebutkan: “Maka ikutilah ia (Sunnah Rasulullah) dan jangansekali-kali kalian berpaling kepada ucapan orang lain!”).4. “Bila telah shahih suatu hadits maka itulah madzhabku.”^''

33

3 3

Diriwayatkan oleh Al-Harawy dalam Dzommul Kalom (3/47/1), Ai-Khathib dalam At-Ihtijaj bis Syofi'i (218). Ibnu ‘Asakir (ISI9/1), An-Nawawi dalam Af-A1ajmu’ (1/63), IbnulQayyim (2/361), dan Al-Fulany (hal. 100). Sedangkan riwayat lainnya dikeluarkan olehAbu Nu’aim dalam A/-H//yoh (9/107) dan Ibnu Hibban dalam Shahih beliau (3/284-Al-Ihsan) dengan sanad sf?a/iih dari beliau semisal hal itu.Diriwayatkan oleh An-Nawawi dalam sumber yang sama, Asy-SyaVany (1/57) beliaumenisbatkannya kepada al-Hakim dan al-Baihaqi, demikian pula AI-FuIany (hal. 107).

Berkata Asy-Sya’rany, “Ibnu Hazm mengatakan, "Yakni brta hadits tersebut shahihmenurut pandangan beliau atau imam-imam selain beliau."

Soya katakan: “Ucapan beliau selanjutnya sesudah itu amat jelas dengan maknasemacam ini. Al-lmam An-Nawawi ^mengatakan -secara ringkasnya:“Dan sungguh 'ulama-'ulama kami (yang semadzhab) telah menerapkan hal ini dalammasalah tatswib (mengucapkan “Asholatu khairum minan naumi" -pen) dan bolehnyaber-tchu/Zu/ ketika ihram karena udzur sakit demikian pula selain keduanya sebagaimanayang ma'ruf dalam kitab-kitab madzhab. Di antara ulama madzhab kami yang berfatwadengan hadits adalah Abu Ya’qub Al-Buwaithy dan Abul Qasim Ad-Dariky. Demikianpula para muhaditsin madzhab kami seperti Abu Bakr Al-Baihaqi dan ulama-ulamalainnya. Bahkan kebanyakan ulama mutaqaddimun (terdahulu) madzhab kami tatkalamelihat ada suatu hadits tentang suatu masalah, sementara madzhab Syafi’i berselisihandengannya, mereka mengamalkan hadits dan berfatwa dengannya sambil berkata:“Madzhab Syafi’i adalah segala sesuatu yang sesuai dengan hadits."

Asy-Syaikh Abu ‘Amr mengaukan, “Barangsiapa dari kalangan Syafi’iyahmendapati hadits yang bertentangan dengan madzhab maka hendaknya ia melihat.bila memungkinkan untuk berijtihad dalam bab atau masalah tersebut maka bolehbaginya untuk mengamalkan hadits tersebut. Akan tetapi bila tidak memungkinkan-sementara berat baginya untuk bertentangan dengan hadits setelah ia membahasnyanamun ia tidak mendapati jawaban yang tepat sebab pertentangan antara keduanya-maka hendaknya ia mengamalkan hadits tersebut bila ada imam madzhab lain yangmengamalkannya selain Imam Syafi’i. Hal ini menjadi udzur baginya untuk meninggalkanmadzhab imamnya.

Soya katakan: “Di sana terdapat bentuk yang lain di mana hal itu belum terlintaspada Ibnu Shalah, yakni bila ia tidak menemukan seorang ‘ulama yang lain yangmengamalkan hadits itu. lalu apa yang seharusnya ia lakukan? Hal ini dijawab olehTaqiyuddin As-Subky dalam risalah tentang “Makna perkataan Asy-Syafi’i ...bila telahshahih suatu hadits ..." (hal. 102 jilid 3), beliau mengatakan: “Yang lebih layak baginyaadalah mengikuti hadits dan hendaknya seorang itu mengharuskan dirinya untuk tundukterhadap nabi di mana ia telah mendengar hadits tersebut dart beliau. apakah bolehbaginya untuk berlambat-lambat dalam mengamalkannya? Tidak demi Allah!... masing-masing orang itu mukallaf (dibebani syariat -pen) sesuai dengan tingkat pemahamanm e r e k a . "

3 4

Untuk kelengkapan pembahasan ini dan keterangan seputamya dapat dilihat dalamkitab riamul Muwaqi'in (2/302-303) dan kitab karya Al-Fulany yang berjudul IqadhulHimam Ulil Abshar HI Iqtida’ Bisayyidil Muhajirin walAnshar wa Tahdzirihim ‘anil Ibtida'Asy-Syai’ifil Qura walAmsharmin TaqIidilMadzahib ma'al Hamiyah wal ‘Ashabiyah baina Fuqaha

5 5TunfunanS/ io io tNaf r i

5. “Engkau ^ lebih mengetahui hadits dan rawi-rawinya dibandingaku, maka bila ada hadits yang shahih beritahulah aku tentangkeberadaannya, di Kufah atau Bashrah atau di Syam hingga akuakan berpendapat dengan hadits itu bilamana hadits tersebuts h a h i h ”

6. “Setiap permasalahan di mana telah shahih padanya hadits dariRasulullah menurut ulama pakar hadits namun bertentangandengan ucapanku maka aku rujuk darinya di masa hidupku atausepeninggalku nanti.'7. “Jikalau kalian melihatku mengungkapkan suatu pendapatsementara telah shahih hadits dari Nabi yang bertentangandengannya maka ketahuilah bahwa pendapatku tidak berguna.8. “Setiap apa yang aku ucapkan sementara ada hadits shahih dariNabi bertentangan dengan ucapanku maka hadits Nabi tersebutlebih iayak diikuti dan janganlah kalian taqlid kepadaku.” ®

3 6

3 7

al-A’shar. Kitab tersebut merupakan satu-satunya kitab tentang masalah ini. Wajib bagisetiap pecinta kebenaran untuk mempelajari, memahami, dan mentadaburinya.Ucapan ini ditujukan kepada al-lmam Ahmad bin Hanbal cSs. Diriwayatkan oleh IbnuAbi Hatim dalam kitab AdabAsy-Syo V (hat. 94-95), Abu Nu’aim dalam A/-Hj/yob (9/106),Al-Khatthib dalam Al-lhtijaj bis Syafi'i (1/8), Ibnu ‘Asakir (15/9/1), Ibnu Abdil Bar dalamAl-Intiqo’ (hal. 75), Ibnul Jauzy dalam /Vlonok/fa Af-/mom Ahmad (hal. 499), dan Al-Harawy(2/47/2) dari 3jalan dari Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dari bapaknya bahwasanyaImam Syafi'i berkata kepadanya ... hal ini shoh/h dari beliau. Oleh karena itulah Al-lmam Ibnul Qayyim memastikan penisbatan hal itu kepada beliau dalam kitab Al-I'lam(2/325) demikian pula Al-Fulany dalam Al-lqadh (hal. 152), kemudian beliau berkata;

“Al-Baihaqi mengatakan, “Oleh karena inilah beliau -yakni Asy-Syafi’i- lebihbanyak mengambil hadits, bahkan beliau mengumpulkan ilmu penduduk Hijaz, Syam,Yaman, dan Irak. Beliau mengambil seluruh hadits yang shohih menurut beliau tanpasikap muhaabah (berat sebelah), beliau tidak cenderung kepada apa yang dianggapbofeh oleh madzhab penduduk negerinya, bagaimanapun jelas baginya bahwa Al-Haq itu ada pada selainnya, juga pada orang-orang sebelum beliau yang membatasihanya mengambil apa yang sesuai dengan madzhab penduduk negerinya dan tidakbersungguh-sungguh mengetahui keshahihan pendapat yang berseberangan dengannya.Semoga Allah mengampuni kita dan mereka.”Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah (9/107), Al-Horwy (1/47), Ibnul Qayyimdalam kitab/7omu/Muwoq/’in (2/363), dan Al-Fulany (hal. 140).Diriwayatkan oleh Ibnu Abi hatim dalam Adab Asy-Syafi’i (hal. 93). Abul Qasim As-Samarqandy dalam Al-Amaly sebagaimana tercantum dalam Al-Muntaqa' milik AbuHafsh Al-Muaddib (1/234), dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah (9/107), serta Ibnu Asakir(I5/I0/I) dengan sanad yang shoh/h.Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim (hal. 93), Abu Nu'aim, dan Ibnu ‘Asakir dengansanad yang shahih.

JS

m a u

3 7

3 8

Tu n l u n a n S h a l a t S a b i5 6

9. Setiap hadits yang shahih dari Nabi ^maka hal itu adalahpendapatku walaupun kalian belum mendengarnya dariku.”- ^

4 . A l - I m a m A h m a d b i n H a n b a l

Al-Imam Ahmad bin Hanbal ^adalah ulama yang palingbanyak mengumpulkan (hadits) dan berpegang teguh dengan As-Sunnah. Sampai-sampai beliau tidak suka dengan kitab-kitab yangmemuat permasalahan tafri’ (membagi-bagi agama menjadi ushul[pokok] dan furu’ [cabang]) dan rayu [rasio]).

Oleh karena itu beliau berkata:

1. “Janganlah engkau taqlid kepadaku, jangan pula kepada Malik,Syafi’i, Al-Auza’i, atau Ats-Tsaury. Akan tetapi ambillah (agamaitu) dari sumber di mana mereka mengambil.dalam riwayat lain, “Jangan sekali-kali engkau taqlid kepadasiapapun dalam perkara agama, apa saja yang datang dari Nabi dan para shahabatnya, maka ambillah. Kemudian pada generasitabiin setelah itu, seseorang itu harus diseleksi terlebih dahulu(sebelum diambil ucapannya, tergantung pada kecocokannyadengan As-Sunnah -pen).” Terkadang beliau mengatakan, "Ittibaialah seorang itu mengikuti apa saja yang datang dari Nabi danpara shahabatnya. Adapun yang datang dari generasi sesudahtabi’in ia harus dipilah (diteliti) terlebih dahulu.’2. “Pendapat Al-Auza’i, begitu pula Malik, dan Abu Hanifahseluruhnya hanya pendapat dan sama niiainya di sisiku.Sedangkan hujjah itu terdapat pada atsarl' '3. “Barangsiapa yang menolak hadits Rasulullah maka diaberada di tepi jurang kehancuran.’Demikianlah ucapan-ucapan para imam -semoga Allah Ta'ala

meridhai mereka- yang memerintahkan berpegang teguh dengan haditsdan melarang perbuatan taqlid kepada mereka tanpa dilandasi ilmu. Di

4 0

” 4 1 D isebu tkan

' 4 2

' 4 4

3 9

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim (hal. 93-94).Diriwayatkan oleh Ibnul jauzy dalam Al-Manaqib (hal. 192).Diriwayatkan oleh Al-Fulany (113) dan Ibnul Qayyim dalam Al-I’lam (2/302).Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Moso7/A/-/mam Ahmad (hal. 276 dan 277).Diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar dalam Al-Jami’ (2/199).Diriwayatkan oleh Ibnul Jauzy (hal. 182).

4 0

4 2

4 3

4 4

Tuntunan Skalal Nabi 5 7

mana hal itu seluruhnya amat jelas dalam penjabarannya tanpa perludiperdebatkan atau di-fakw/7{dijelaskan maknanya) lagi.

Barangsiapa berpegang teguh dengan setiap hadits yang tsabitdalam As-Sunnah walaupun bertentangan dengan pendapat sebagianimam, tidaklah ia bertentangan dengan madzhab atau keluar dari jalanmadzhab mereka bahkan ia telah mengikuti mereka dan berpegangteguh pada tali yang kokoh yang tidak pernah putus. Berbeda denganorang yang meninggalkan As-Sunnah yang shahih hanya semata-mata karena bertentangan dengan ucapan imam mereka, karena padahakekatnya ia telah mendurhakai mereka dan menyelisihi ucapan-ucapan imam mereka sebagaimana yang telah disebutkan. PadahalAl lah Taa la berfirman:

“Maka sungguh demi Rabbmu. Tidaklah mereka beriman hinggamereka menjadikanmu (Nabi) sebagai hakim dalam perkara yangmereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatandalam hati mereka, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (Qs.An-Nisa: 65)

Allah Ta’ala juga berfirman:

*of 0 *jl)1 0ja\

e * > ! 0

J < 2 J

“Maka berhati-hatilah orang-orang yang menyelisihi perintahnya(Nabi) akan ditimpakan kepada mereka fitnah atau adzab yangpedih.” (Qs.An-Nur: 63)

Al-Hafidz Ibnu Rajab mengatakan:“Wajib bagi setiap orang yang telah sampai kepadanya perintah

TuntunanShalatNabi 5 8

Rasul dan mengetahuinya, agar (ia) menyampaikan kepada umat,menasehatinya, dan memerintahkan mereka untuk mengikutiperintah nabinya, meski bertentangan dengan pendapat orang muliadi kalangan umat saat ini. Karena perintah Rasulullah ^lebih berhakuntuk diagungkan. Dari sinilah para shahabat dan orang-orang setelahmereka membantah setiap orang yang menyelisihi Sunnah yangshahihah. Dan terkadang mereka bersikap keras dalam membantah' ^Hal ini bukan karena bend namun justru hal itu adalah bentuk rasakecintaan mereka, yakni Rasulullah lebih mereka cintai dan perintahbeliau berada di atas perintah seluruh makhluk. Maka jika terjadipertentangan, maka perintah Rasul ^lebih utama untuk didahulukandan diikuti. Hal itu tidaklah menghalangi seorang untuk menghormatipihak yang berseberangan dengan perintah beliau sekalipun iamendapatkan ampunan dari Allah.'’ Bahkan pihak yang berseberangan4 5 Saya katakan: “Sampai-sampai dalam membantah bapak atau ulama mereka sekalipun.

Sebagaimana diriwayatkan Ath-Thahawy dalam Syarh Mo’onilAtsar (I /372) dan Abu Ya’Iadalam Alusnod-nya (3/1317 cetakan Maktabah ini) dengan sanad jayyid (bagus) rawi-rawinya tsiqah (terpercaya) dari Salim bin ^dillah bin Umar, ia berkata: “Aku pernahduduk-duduk bersama Ibnu ‘Umar di sebuah masjid. Tiba-tiba datang seorang laki-lakidari penduduk Syam menanyakan kepada beliau tentang tamattu’ dart umrah ke haji.Maka Ibnu ‘Umar menjawab: “Hal itu baik.” Kemudian ia (Salim) berkata: “Bukankahayahmu teiah melarangnya?” Ibnu ‘Umar pun berkata. “Celaka kamu! Kalaupunayahku melarangnya sementara Rasulullah ^melakukan dan memerintahkannya,apakah ucapan ayahku yang engkau ambil atau perintah Rasulullah la (laki-laki itu)menjawab, “Tentu perintah Rasulullah 3^ .” Maka Ibnu ‘Umar pun berkata: “Pergilahengkau dariku!"

Demikian pula Imam Ahmad (no. 5700) beliau meriwayatkan hal semacam itudan juga At-Tirmidzi, beliau pun menshahihkannya. (2/72 dengan syarh At-Tuhfoh). Ibnu‘Asakir (7/51/i) meriwayatkan dari Ibnu Abi Dzi’b, ia berkata: “Sa'ad bin Ibrahim (yakniputra Abdurahman bin Auf) pernah memutuskan perkara seseorang dengan pendapatRabi'ah bin Abi Abdirahman. Kemudian aku mengabarkan beliau hadits dari Rasulullah.^yang bertentangan dengan keputusan beliau. Maka Sa’ad berkata kepada Rabi’ah:“Ini adalah Ibnu Abi Dzi’b menurutku dia adalah seorang yang tstquh. Kemudian diamenyampaikan hadits dari nabi jg yang bertentangan dengan keputusanku.” LaluRabi’ah pun berkata: “Aku teiah berijtihad dalam hal ini dan teiah berialu keputusanmu."Maka Sa’ad pun berkata: “Alangkah mengherankan! Apakah aku akan melaksanakankeputusan Sa’ad dan aku (tidak) mau melaksanakan keputusan Rasulullah ?Bahkanaku menolak keputusan Sa’ad Ibnu Ummi Sa’ad dan aku akan melaksanakan keputusanRasulullah .’’ Kemudian Sa’ad meminta didatangkan kepadanya kitab seputar perkarapengadilannya lalu ia pun merobek-robeknya. Setelah itu ia pun memutuskan perkaraorang yang dahulu ia putuskan (dengan keputusan nabi ^).”Soya katakan: “Bahkan ia mendapat pahala dengan dasar sabda beliau“Bila ada seorang hakim yang hendak memutuskan perkara kemudian ia berijtihad dan

4 6

5 9Tunfunan Sbalat Nabi

yang diampnni tersebut tidaklah bend untuk diselisihi perintahnya biladidapati perintah Rasulullah yang berseberangan dengannya”'*’

Saya katakan: Bagaimana mungkin mereka membend sikapsemacam itu padahal mereka teiah memerintahkan para pengikutmereka bersikap demikian sebagaimana yang teiah lewat bahkan merekamengharuskan mereka untuk meninggalkan ucapan-ucapan merekayang bertentangan dengan Sunnah? Bahkan Al-Imam Asy-Syafi’imemerintahkan murid-muridnya untuk bersandar pada Sunnah yangshahihah, meskipun beliau belum mengambilnya atau berpendapatdengannya.

Oleh karena itulah ketika ulama muhaqqiq Ibnu Daqieq Al-Iedmengumpulkan berbagai masalah di mana masing-masing madzhab

imam yang empat berseberangan dengan hadits yang shahih baik salahsatunya atau keempatnya dalam sebuah buku besar, beliau berkata padaawal kitab tersebut, “Sesungguhnya penisbatan (mengatasnamakan)berbagai permasalahan yang bertentangan dengan hadits shahih kepadaimam-imam mujtahid adalah haram. Dan wajib bagi/uqa/ia (ahli fiqih)yang taqlid kepada mereka untuk mengetahuinya agar mereka tidakmenyandarkannya kepada mereka (yakni kepada para imam madzhabtersebut) yang berarti mereka teiah berdusta atas nama para imam’ ' 4 8

Sebagian Pengikut Meninggalkan Beberapa Ucapan ImamMereka Dalam Rangka Ittiba’ Terhadap Sunnah Nabi

Karena sebab itulah {ittiba kepada Sunnah) pengikut paraimam madzhab -sebagian besar dari kalangan orang-orang terdahuludan sebagian kecil dari kalangan orang-orang terakhir-mengambil ucapan imam madzhab mereka seluruhnya, bahkanmereka meninggalkan sebagian besarnya tatkala mengetahui halitu bertentangan dengan Sunnah. Sampai-sampai dua imam besarMuhammad bin Hasan dan Abu Yusuf 2 teiah meninggalkan sekitar

4 9 t i d a k

tenor ijtibadn'fa maka baginya 2pahala, namun bila ia salah dalam berijtihad maka baginyasatu pahala "Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim serta Imam selain keduanya.Sebagaimana yang beliau nukilkan dalam ta’Iiqnya terhadap I'qadhul Himam (hal. 93)Diriwayatkan oleh al-Fulany (hal. 99).Sebagaimana tertera dalam surat Al-Waqi’ah: 13-14.

4 7

Tuntunan ShalatNabi6 0

sepertiga madzhab guru mereka yaitu Abu Hanifah^“ sebagaimanatersebut dalam kitab-kitab “furu’", demikian pula al-Imam Al-Muzanydan selain beliau dari kalangan pengikut imam Syafi’i dan selainnya.Yang seandainya kita sebutkan contoh masing-masingnya niscaya akanmelebar dan keluar dari tujuan awal dalam pembahasan ini. Maka kamimencukupkan dengan mengutarakan dua contoh berikut:

1. Al-Imam Muhammad dalam kitab Muwatha’kary^ beliau (hal.158) - menyatakan, “Telah berkata Muhammad, “Adapun AbuHanifah ^beliau tidak menganggap disyariatkannya shalatIstisqa’ Sementara menurut pendapat kami seorang imam itushalat dua rakaat mengimami manusia kemudian ia berdoa danmerubah posisi mantelnya” ... Sampai akhir ucapan beliau.2. Begitu pula ‘Isham bin Yusuf Al-Balkhy termasuk murid Al-Imam Muhammad” dan juga termasuk orang yang mulazamahkepada Abu Yusuf "*. “Beliau (‘Isham -pen) seringkali berfatwamenyelisihi ucapan Abu Hanifah karena beliau (Abu Hanifah-pen) tidak mengetahui dalil akan tetapi ‘Isham mengetahuidalil lainnya yang tidak beliau ketahui maka ia pun berfatwadengannya.”” Oleh karena itulah beliau (‘Isham) mengangkatkedua tangannya ketika ruku' dan sebaga imana yang

Diriwayatkan oleh Ibnu 'Abidin dalam 'Al-Hasyiyah (1/62) dan Al-Imam Al-Laknawydalam An-Nafi’Al-Kabir (hal. 93) menisbatkan kepada Al-Imam Al-Ghazaly.Beliaulah yang mengatakan dalam permulaan kitab mukhtashar beliau tentang fiqihAsy-Syafi’i yang dicetak sebagai keterangan dalam kitab Al-Umm milik Asy-Syafi’i-secara leterlek: "Aku telah meringkas kitab ini dari ilmu Muhammad bin Idris aSjdan dari makna ucapan beliau untuk lebih memudahkan dalam mengetahui maksudbeliau sekaligus menjelaskan larangan beliau dari taqiid terhadapnya atau selainnya danhendaknya seseorang itu melihat agama orang yang hendak ia ikuti untuk menjagakemaslahatan dirinya."Bahkan beliau terang-terangan menyelisihi gurunya dalam 20 permasalahan, di antarayangbisakamitunjukkanadalah(lihathal.42.44. 103, 120, 158, 169, 172, 173,228,230,240, 244, 274,275, 284,314, 331, 338, 355, dan 356) dalam kitab At-Ta'liq Al-Mumajjad‘ala Muwatha’ Muhammad.

Kisah mereka disebuikan oleh Ibnu Abidin dalam Al-Hasyiyah (1184) dan Rasmul Mufti(1/17), demikian pula al-Qurasy dalam Al-Jawahir AI-Mudhiyah ft Thabaqatil Hanafiyah(hal. 347) beliau mengatakan; "Beliau termasuk Ahlul Hadits yang tsabit (kuathafalannya dan terpercaya -pen), beliau dan saudaranya Ibrahim adalah 2ulama besarnegeri "Baikh" di jaman keduanya.”LihitAI-Fawa'id Al-Bahiyah fi Tarajim Al-Hanafiyah (hal. 116).Lihat A/-6o/irur Ra’iq (6/93) dan Rasmul Mufti (1/28).Lihat Al-Fawa'id (hal. 116). Kemudian beliau memberikan ta'Iiq yang bagus dengan

S I

s o

51

5 2

5 3

5 4

55

5 6

run tun i inS l id /a tNd fc i 6 1

tersebut dalam hadits mutawatir dari Nabi ^dan tidaklahmenghalanginya untuk mengamalkan hadits tersebut walaupunbertentangan dengan perkataan 3imam sekaligus. Seperti itulahyang wajib dilakukan setiap muslim dengan persaksian empatimam dan selain mereka sebagaimana yang telah lalu.Ringkas kata, saya mengharap kepada setiap orang yang

terjangkiti penyakit taqlid untuk tidak terburu-buru mencela ketikamembaca kitab ini dan tidak mau mengambil faedah darinya karenadi dalamnya terdapat Sunnah Nabawi, dengan alasan bertentangandengan madzhabnya. Saya berharap agar diperhatikan ucapan-ucapanimam yang mengatakan tentang wajibnya mengamalkan Sunnah danmeninggalkan ucapan mereka yang berselisihan dengannya. Danhendaknya diketahui bahwa celaan terhadap pembahasan ini tidaklain adalah celaan terhadap imam yang ia taqlidi, siapa pun dia karenametode ini diambil dari mereka sebagaimana yang telah lalu.

Maka barangsiapa yang berpaling dari petunjuk mereka dalammenempuh jalan semacam ini berarti ia berada dalam bahaya besar,disebabkan ia berpaling dari Sunnah padahal kita telah diperintahkanuntuk rujuk kepadanya dan bersandar dengannya tatlaka terjadiperselisihan. Sebagaimana firman Allah Taala:

ucapannya: "Saya katakan, dari sini diketahui kebathilan apa yang diriwayatkan olehMakhul dari Abu Hanifah "bahwasanya orang yang mengangkat kedua tangan dalamshaiat maka batal shalatnya” di mana kepala sekretaris Al-ltqany tertipu dengannya.Karena 'Isham bin Yusuf termasuk orang yang bermulazamah dengan Abu Yusuf dalamkeadaan beliau mengangkat kedua tangan di saat shaiat. Kalau seandainya riwayattersebut memiliki asal tentu diketahui oleh Abu Yusuf dan ‘Isham.”

Beliau juga mengatakan: "Diketahui pula dari sini bahwa seorang Hanaft (yangbermadzhab Hanafi) bila meninggalkan ucapan imamnya dalam suatu permasalahandisebabkan kuatnya dalil yang menyelisihi ucapan tersebut. tidaklah keluar dari tali(lingkup) madzhabnya, bahkan hal itulah realisasi yang tepat dalam bermadzhab denganmeninggalkan sikap taqlid. Tidakkah engkau melihat bagaimana ‘Isham bin Yusufmeninggalkan madzhab Abu Hanifah yang menyatakan tidak perlu mengangkat tangandalam shaiat, walaupun demikian beliau masih terhitung sebagai pengikut madzhabH a n a fi ? ”

Kemudian beliau pun mengatakan: “Hanya kepada Allahlah tempat mengadu darikebodohan di zaman kita, di mana mereka mencela orang-orang yang enggan untuktaqlid kepada imam madzhabnya dalam suatu permasalahan dikarenakan kuatnya daliltentangnya. Kemudian mereka mengeluarkannya dari cakupan pengikut imam madzhabtersebut. Hal itu tidak mengherankan blla mereka termasuk orang-orang awam, akantetapi sungguh mengherankan terhadap orang yang berlagak menjadi ulama kemudianberjalan dengan jalan mereka seperti binatang ternak!

Tuntunan Shaiat Nabi6 2

"Maka sungguh demi Rabbmu. Tidaklah mereka beriman hitiggamereka menjadikanmu sebagai hakim dalam perkara yang merekaperselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hatimereka, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (Qs. An-Nisa’:65)

Aku meminta kepada Allah Ta’ala agar menjadikan kita termasukorang-orang yang tercantum dalam firman-Nya:

^ “dll l ) 1 5 ^0 ! * "

^

"Sesungguhnya ucapan kaum mukminin tatkala mereka diseru kepadaAllah dan rasul-Nya untuk memutuskan di antara mereka (adalah)kami mendengar dan kami mentaati, mereka itulah orang-orang yangberuntung. Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya,takut kepada Allah serta bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (Qs. An-Nur: 51-52)

Damaskus, 13 Jumadil Akhir 1370 H

Beberapa Syubhat dan Jawabannya

Sepuluh tahun yang lalu, sejak aku menulis dalam muqadimahkitab ini, tampak bagiku saat ini pengaruh yang baik pada barisanpemuda Islam untuk membimbing mereka kepada wajibnya kembalikepada agama dan memurnikan ibadah mereka dengan sumber Islamyang asli yakni Al-Quran dan As-Sunnah. Sungguh telah bertambah darimereka -Alhamdulillah- orang-orang yang mengamalkan As-Sunnahdan mendasari ibadah dengannya hingga mereka dikenal dengan hali t u .

Hanya saja aku merasa di antara mereka adayang tawaquf {herdiaLm

TuntunanShalatNabi 6 3

diri, tidak bersikap -pen) dari bersegera mengamalkan Sunnah tersebut.Bukan dikarenakan ragu akan kewajiban tersebut setelah kami sebutkanayat-ayat dan berita tentang ucapan para imam yang memerintahkanuntuk rujuk kepadanya. Akan tetapi dikarenakan adanya syubhat yangmereka dengar dari sebagian ulama yang terjangkiti penyakit taqlid.Oleh karena inilah kami memandang perlu menyebutkan syubhattersebut sekaligus bantahannya. Barangkali sebagian pemuda tersebutmau bersegera mengamalkan Sunnah bergabung dengan barisan lainnyayang telah mengamalkannya terlebih dahulu sehingga mereka menjadi“A/ Firqah An-Najiyah” (golongan yang selamat -pen) dengan izin dariAllah Taala. Di antara syubhat-syubhat tersebut adalah:

Syubhat Pertama:

Sebagian mereka mengatakan, “Tidak diragukan lagi bahwa kita wajibkembali kepada petunjuk Nabi dalatn segala aspek keagamaan,terlebih lagi dalam perkara ibadah murni, di mana tidak ada ruangbagi akal atau ijtihadpadanya, karena Hal itu bersifat tauqifiyah (hberdasarkan wahyu) seperti shalat -misalnya. Akan tetapi hampirkami tidak mendengar seorangpun dari masyayaikh muqalidin (yangterjangkiti penyakit taqlid) yang memerintahkan hal tersebut. Bahkankami mendapati mereka menyetujui adanya ikhtilaf (perbedaanpendapat), mereka menganggap hal itu sebagai kebebasan bagi umatini, dan mereka berhujjah dengan hadits -yang mereka mengulang-ngulanginya dalam setiap keadaan untuk membantah para penolongAs-Sunnah-yang berbunyi:

a r u s

'Perselisihan umatku adalah rahmat!

Tampaknya hadits ini bertentangan dengan metode yang anda (Asy-syaikh Al-Albani -ed) serukan dalam kitab ini dan kitab lainnya,maka bagaimana komentar anda terhadap hadits ini?”

6 4 Tui i tunanShal t t tNab i

Jawab:Jawaban syubhat ini dari dua sisi:1. Hadits tersebut tidak shahih bahkan hadits tersebut hathil,tidak memiliki sumber. Al-Allamah As-Subky menyatakan, “Akutidak mengetahui hadits tersebut dengan sanad shahih tidak puladhaif ataupun maudhuTSaya katakan: “Hadits tersebut hanya diriwayatkan denganlafadz:

‘Perselisihan shahabatku adalah rahmat bagi kalian.'

g ^ i'' A

"Para shahabatku bagaikan bintang-bintang, siapasajayangmengikutidi antara mereka niscaya kalian akan mendapat petunjuk.”

Keduanya tidak ada yang shahih. Lafadz pertama dha’if jiddan(lemah sekali) sedangkan lafadz kedua maudhu’ (palsu). Hal initelah aku tahqiq dalam kitab Silsilah Al-Ahadits Adh-Dhaifah walMaudhuah (no. 58, 59, dan 61).

2. Hadits tersebut selain dha'if juga bertentangan dengan Al-Qur an Al-Karim, karena ayat-ayat yang tercantum dalam masalah-melarang dari perselisihan dalam agama dan memerintahkanuntuk bersatu di dalamnya- lebih masyhur dari yang engkausebutkan, akan tetapi tidak mengapa kami sebutkan sebagiannyauntuk memberikan contoh. Allah Taala berfirman;

V j

"Janganlah kalian berselisih yang menyebabkan kalian lemah danhilang kekuatan kalian." (Qs. AI-Anfal: 46)

TuntunanSho la tSab i 6 5

\jj\^j c/" ^ \ y ^ ^ ^ / j£ t

OJj>“j3 L f t J

“Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang musyrik yangmemecah belah agama mereka dalam keadaan berkelompok-kelompok, masing-masing kelompok berbangga dengan kelompoknya."(Qs. Ar-Rum: 31-32)

O ljj S/j9 !

‘Dan mereka senantiasa berselisih kecuali orang yang dirahmatiRabhmu" {Qs- Hud: 118-119)

Bila orang yang diberi rahmat oleh Rabb-mu tidak berselisih, danbahwasanya yang berselisih itu hanyalah ahlul bathil maka bagaimanamungkin (masuk akal) perselisihan menjadi rahmat? Sehingga jelaslahhadits ini tidak shahih dari segi sanad maupun matan,^^ dan jelas halitu tidak boleh dijadikan sebagai syubhat untuk tidak mengamalkan Al-Quran dan As-Sunnah yang telah diwasiatkan oleh para imam.

Syubhat kedua:

Sebagian yang lain mengatakan, “Bila perselisihan dalam agamaitu dilarang, lalu bagaimana dengan perselisihan di kalangan parashahabat dan para imam setelah mereka? Apakah ada perbedaanantara perselisihan mereka dengan orang-orang setelah mereka?”

Jawab:Ya, perbedaan antara keduanya amatlah besar. Hal ini disebabkan

dar i dua s is i :

a. Sebab terjadinya.b. Pengaruhnya.Adapun ikhtilaf (perbedaan pendapat) di kalangan para shahabat.

5 7 Untuk lebih detail masalah ini, lihat sumber rujukan lalu.

Tun tunanSho la lNab i6 6

hal itu terjadi karena darurat (terpaksa -pen) dan sebatas perbedaan biasadalam memahami sesuatu, bukan dikarenakan pilihan mereka untukikhtilaf. Demikian pula dalam hal-hal yang menyebabkan terjadinyaikhtilaf di antara mereka dan generasi setelahnya.^® Tidak mungkinseseorang terlepas dari perselisihan semacam ini secara keseluruhandan juga pelakunya tidak mendapat celaan yang tersebut dalam ayat-ayat yang lalu atau yang semakna dengannya. Karena tidak adanyafaktor penyebab hukuman dalam ayat tersebut yakni kesengajaan danterus-menerus di atasnya.

Sedangkan ikhtilaf di kalangan para muqallid (orang yangterjangkiti penyakit taqlid) kebanyakannya tidak mendapat udzur,karena sebagian mereka telah jelas hujjah dari Al-Qur an dan As-Sunnahdi mana hujjah tersebut menguatkan pendapat madzhab lain yang tidaksepaham dengannya. Kemudian ia meninggalkannya hanya semata-mata berbeda dengan madzhabnya, seolah-olah madzhab itu menurutpandangannya adalah pokok agama atau bahkan agama yang dibawaoleh Nabi Muhammad sementara madzhab lain adalah agama lainyang telah dihapuskan!

Di antara mereka ada yang berbuat sebaliknya, yakni merekamenganggap bahwa madzhab-madzhab yang ada ini -ditinjau dariperselisihan yang amat luas di dalamnya- diumpamakan seperti syariat-syariat yang bermacam-macam. Sebagaimana yang ditegaskan olehsebagian ulama mereka yang mutaakhir (yang datang belakangan),sehingga tidak berdosa bagi seorang muslim untuk mengambil danmeninggalkan apa saja yang dikehendaki. Karena masing-masingnyaadalah syariat tersendiri.Kadang mereka berhujjah dengan hadits bathil"Perselisihan urnatku adalah rahmat.” VnXuk melanggengkan ikhtilaf diantara mereka. Seringkali kita mendengar mereka her-hujjah denganhadits bathil ini. Bahkan sebagian mereka ada yang memberikan alasanhadits ini dengan ucapan mereka, "Ikhtilaf itu. dikatakan rahmat karenadi dalamnya terdapat kebebasan untuk umat ini (dalam mengutarakan

5 9

Lihat Al-lhkam fi Ushulil Ahkam karya ibnu Hazm dan Hujjatullchi Al-Balighah karya Ad-Dahlawy atau risalah khusus beliau yang berjudul Aqdul jayyid fi Ahkamil Ijtihad watTaqlid.Lihat Faidhul Qadir karya Al-Munawy (1/209) atau Silsilah Al-Ahadits Adh-Dhaifah (1/76dan 77).

5 9

rur i luntm^/ in /afNajM' 6 7

masing-masing pendapat -pen)” Padahal alasan ini jelas-jelasbertentangan dengan ayat-ayat Al-Quran yang teiah disebutkanserta ucapan para imam madzab. Sementara itu sebagian merekamembawakan nosh yang membantah hal itu.

Ibnul Qasim mengatakan, ”Aku pernah mendengar Imam Malikdan Al'Laits mengomentari ikhtilaf di kalangan shahabat Rasulullah berbeda dengan ucapan manusia, “Padanya ada keluasan (kebebasanberpendapat -ed)” padahal tidaklah demikian, hanya saja hal itu adalahkebenaran atau kesalahan.”^®

Asyhab mengatakan, “Al-Imam Malik pernah ditanya tentangorang yang mengambil hadits dari seorang rawi tsiqah dari para shahabatRasulullah apakah anda memandang hal itu termasuk kelonggaranuntuk mengambil semuanya?” Beliau menjawab, “Tidak demi Allah!Yang diambil adalah yang mencocoki kebenaran. Al-Haq itu tidak lainhanya satu, mungkinkah dua perkataan yang berbeda keduanya sama-sama benar? Al-Haq dan kebenaran itu tidak lain hanya satu.”®'

AI-Muzany murid Al-Imam Asy-Syafi’i mengatakan, “Sungguhpara shahabat Rasulullah ^teiah berikhtilaf, sebagian merekamenyalahkan sebagian yang lain dan sebagian lagi meneliti ucapan yanglain dan menanggapinya. Kalau seandainya ucapan mereka seluruhnyabenar menurut mereka niscaya mereka tidak akan melakukan hal itu.Bahkan ‘Umar bin Khatthab marah terhadap perselisihan antara Ubaybin Kaab dengan Ibnu Mas ud tentang shalat mengenakan satu baju.Yakni ketika Ubay mengatakan, “Sesungguhnya shalat mengenakan satubaju adalah perkara yang baik.” Sedangkan Ibnu Mas’ud mengatakan,“Ha! itu diperbolehkan bila bajunya sedikit.” Maka ‘Umar pun keluardalam keadaan marah seraya berkata, “Teiah berselisih dua shahabatRasulullah di mana keduanya termasuk orang yang terpandang dandipegangi ucapannya. Sungguh teiah benar ucapan Ubay dan tidak saiahucapan Ibnu Mas’ud. Akan tetapi tidaklah aku mendengar seorang punyang berselisih tentangnya setelah ini melainkan akan aku perlakukania demikian dan demikian.”®^

Al-Imam Al-Muzanyjuga mengatakan, “Katakan kepada orangIbnu ‘Abdil Bar dalam Jami’ Ba/anil 'llmi (2/81 dan 82).Idem (2/82.88. dan 89).Idem (2/83-84).

6 0

6 2

TuntunanS/ ia la tNab i6 8

yang membolehkan ikhtilaf dan menyangka bila ada dua orang alim yangsama-sama berijtihad tentang suatu perkara, kemudian berkata salahsatu dari keduanya: “Hal itu halal.” Sementara yang lain mengatakan:“Hal itu haram.” Dia anggap keduanya sama-sama benar: “Apakah andamengatakan hal ini berlandaskan ash! (nash, kaidah) atau qiyasV' Bilaia mengatakan: “Dengan ash!!' Maka katakan kepadanya, “Bagaimanabisa hal itu berdasarkan ash! padahal Al-Qur’an menafikan ikhtilaf Jikaengkau mengatakan hal itu berdasarkan qiyaSy maka bagaimana bisayang demikian itu, padahal ushul-ushul yang ada meniadakan ikhtilafsementara anda meng-qiyas-k^n hal itu akan kebolehan ikhtilaf Hal initidak mungkin dianggap boleh oleh seorang yang berakal, terlebih lagiseorang yang ‘alim (berilmu).'

Bila ada seorang yang mengatakan, “Apa yang anda sebutkandari Al-Imam Malik bahwa al-haq itu satu tidak berbilang bertentangandengan kisah beliau dalam kitab Al-Madkhal Al-Fiqhi karya Al-UstadzAz-Zarqa (1/89), disebutkan di Sana:

“Tatkala Abu Ja’far Al-Manshur kemudian Ar-Rasyid berkeinginan untukmenjadikan madzhab imam Malik dan kitab beliau Al-Muwatha, sebagaiundang-undang negara Bani ‘Abbasiyah, Al-Imam Malik melarang keduanyadari hal itu seraya berkata. “Sesungguhnya para shahabat Rasulullahbersdisih dalam masalah furu' (cabang-cabang agama -pen) dan merekaterpisah satu sama lainnya di negeri masing-masing akan tetapi masing-masing mereka benar.”

Maka saya katakan: Sesungguhnya kisah ini telah masyhur dariAl-Imam Malik dtSS akan tetapi ucapan beliau pada akhir kisah tersebutyakni, “masing-masing mereka benar” tidak aku dapati sumbernyadari riwayat-riwayat dan kitab-kitab rujukan yang aku ketahui.^** DemiAllah, kecuali satu riwayat yang dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dalamAl-Hilyah (6/332) di dalam sanadnya terdapat rawi yang bernama Al-Miqdam bin Dawud, dia termasuk rawi yang disebutkan Adz-Dzahabydalam kitab Adh-Dhuafa’. Bersamaan dengan itu lafadz adalah “masing-masing menurut dirinya adalah benar”, yakni lafadz “menurut dirinya”menunjukkan bahwa riwayat yang terdapat dalam kitab Al-Madkhal“Idem (2/89).

Lihatkarya Ibnu Abdil Bar (41). Kasyful Mughatha’ fi FashlilMuwatha’ (hal. 6-7)karya ibnu ‘Asakir, dan Todzkjrotu/Hufodz karya Adz-Dzahaby (1/195)

63

6 9TuntunanSholatSabi

tadi cacat. Riwayat tersebut bertentangan dengan apa yang diriwayatkanoieh rawi-rawi tsiqah dari al-Imam Malik bahwa al-haq (kebenaran)itu hanya satu, sebagaimana telah lewat penjelasannya. Di atas inilahpendapat seluruh imam dari kalangan shahabat, tabi’in, dan empatimam mujtahid, serta orang-orang seiain mereka.

Ibnu ‘Abdil Bar (2/88) mengatakan, “Kalau seandainya antaradua pihak yang saling bertentangan tersebut benar tentu ulama salaftidak akan menyalahkan sebagian yang lain dalam ijtihad, keputusan,dan fatwa mereka. Sementara menurut teori tidak mungkin ada satu halyang berlawanan dan kedua-duanya sama-sama benar. Sungguh bagusucapan syair seseorang:

"Menetapkan dua hal yang berbeda dalam suatu masalahbersamaan merupakan perkara mustahil yang paling buruk."

s e c a r a

Bilamana dikatakan, “Jika ternyata riwayat ini bathil dari Al-imam Malik, lalu kenapa beliau enggan bila AJ-Manshur menyatukanmanusia di atas kitab beliau Al-Muwatha' dan beliau tidak mengijinkanh a l i t u ?

Maka saya katakan: Riwayat terbaik yang aku ketahui dalammasalah ini adalah apa yang disebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Katsirdalam kitab Syarh Ikhtishar Vlumil Hadits (hal. 31) di mana Al-Imam Malik menyatakan di dalamnya, “Sesungguhnya manusia saatini telah mengumpulkan dan mengetahui banyak hal yang tidak kamiketahui.” Hal itu menunjukkan kesempurnaan ilmu dan sifat adil beliausebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Katsir

Dari sini kita mengetahui bahwa perselisihan itu seluruhnyaadalah kejelekan bukan rahmat. akan tetapi di antara ikhtilaf tersebutada yang terkena dosa padanya seperti ikhtilaf di antara orang-orangyang fanatik terhadap madzhab, dan ada pula yang tidak terkena dosaseperti ikhtilaf di kalangan para shahabat dan para imam yang berusahameniti jejak mereka. Semoga Allah Ta'ala mengumpulkan kita dalamgolongan mereka dan memberi taufik kepada kita untuk meniti jejaklangkah mereka. Sehingga tampak jelas bahwa perselisihan di kalanganshahabat berbeda dengan perselisihan di antara para muqallid (orang-orang yang taqlid).

Tuntunan Shalal Nabi7 0

Kesimpulannya:Para shahabat itu berselisih dikarenakan kondisi terpaksa,

namun mereka tetap mengingkari adanya ikhtilaf bahkan merekaberusaha menghindarinya manakala mereka mendapati jalan keiuardarinya. Sedangkan para muqallid -meski mereka mampu untukkeiuar darinya- mereka tidak ingin atau tidak berusaha bersepakat,justru mereka tetap membiarkan adanya ikhtilaf. Maka sungguh sangatberbeda antara dua ikhtilaf ini. Hal ini adalah satu perbedaan ditinjaudari latar belakang terjadinya ikhtilaf tersebut.

Adapun perbedaan yang lain ditinjau dari segi pengaruh,maka hal tersebut lebih jelas dari sebelumnya, yakni para shahabat -walaupun mereka her-ikhtilaf dalam permasalahan/«r« -mereka tetapberusaha menjaga persatuan, dan menjauhi sejauh-jauhnya sebab-sebabperpecahan, serta merapatkan barisan, padahal di antara mereka adayang berpendapat disyariatkannya jahr (mengucapkan dengan keras)dalam membaca basmallah, atau disunnahkannya mengangkat keduatangan, atau batalnya wudhu seseorang yang menyentuh perempuandan ada pula yang tidak sependapat dengan hal itu. Meski demikianmereka seluruhnya tetap shalat di belakang imam yang satu dan tidakada seorangpun di antara mereka yang enggan shalat di belakang imamyang berbeda madzhab dengannya.

Sedangkan para muqalliduny perselisihan di antara merekajauh berbeda dengan para shahabat. Hal ini dapat dilihat dari dampakperselisihan tersebut, yakni menyebabkan kaum muslimin terpecahbelah dalam rukun agama terbesar setelah dua kalimat syahadatyaitu shalat. Mereka enggan untuk shalat berjamaah di belakang satuimam dengan dalih shalat imam tersebut bathil atau minimal makruhdisebabkan perbedaan mazhab antara keduanya. Sungguh kita telahmendengar dan menyaksikan fenomena semacam ini.

Sebagai buktinya, terdapat kitab sebagian madzhab yangmasyhur dewasa ini telah menetapkan makruhnya shalat di belakangimam beda madzhab atau bahkan batai. Walhasil, akan kamu dapati 4mihrab dalam 1masjid jami\ kemudian shalat dengan 4imam secara

Lihat pasal kedelapan dari kitab Mo La Yajuzu Fihil Khilaf (hal. 65-72). Engkau akanmendapati ban/ak contoh dari apa yang kami isyaratkan di mana sebagian ulama diUniversitas Al-Azhar terjatuh padanya.

6 5

Tun tunonSha la tNab i 7 1

bergantian bahkan engkau akan mendapati para jamaah menungguimam mereka masing-masing padahal imam yang lain sedangmendir ikan shalat.

Lebih ironis lagi perselisihan tersebut menghantarkan kepadahal yang lebih mengerikan lagi di kalangan sebagian muqallid. Diantara buktinya adalah larangan menikah antara yang bermadzhabSyafi’i dengan Hanafi. Kemudian muncul fatwa dari sebagian ulamaterkemuka di kalangan Hanafi -yakni yang bergelar "Mufti Tsaqalain”(Mufti manusia dan jin -pen)- yang membolehkan pernikahan antaraseorang laki-Iaki Hanafi dengan perempuan bermadzab Syafi’i denganalasan, “kedudukan dia sama dengan ahlul kitab”! *’ -demikian pula darikitab-kitab terkemuka di kalangan mereka- namun hal itu tidak berlakukebalikannya, yakni tidak boleh seorang laki-laki yang bermadzabSyafi’i menikah dengan seorang perempuan yang bermadzab Hanafisebagaimana seorang ahlul kitab tidak boleh menikahi seorang wanitam u s l i m a h .

Dua bukti ini adalah di antara sekian banyak bukti yangmenjelaskan kepada orang yang masih berakal yaitu dampak buruk dariperselisihan di antara ulama mutaakhirin yang mereka terus-menerusberada dalam jeratan tersebut. Berbeda dengan /kfifi/a/dikalangan salaf,tidak ada pengaruh jelek sedikitpun darinya bagi umat ini. Oleh karenaitulah mereka para salaf selamat dari ayat-ayat yang melarang adanyaperpecahan dalam agama -berbeda dengan orang-orang sekarang-.Semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua menuju jalan-Nyayang lurus.

Duhai kiranya jika pengaruh negatif dari perselisihan merekahanya terbatas pada kalangan mereka semata, akan mudahNamun sangat disayangkan pengaruh negatif tersebut berdampakkepada selain mereka, yaitu dari kalangan orang-orang kafir di seluruhpenjuru dunia sehingga hal tersebut menghalangi mereka untuk masukke dalam agama Allah.

Terdapat dalam kitab Dhulam minal Ghurab karya Al-UstadzAl-Fadhil Muhammad Al-Ghazaly (hal. 200) -sesuai dengan naskahasli: “Dalam kongres yang diselenggarakan di Universitas Princeton,

u r u s a n n y a .

Lihat AI-&ohr Ar-Raiq.

Tuntunan Shalat Nabi7 2

Amerika Serikat, salah seorang hadirin membahas sebuah pertanyaan-di mana pertanyaan ini sering diperbincangkan di wilayah TimurTengah dan oleh orang-orang yang memperhatikan negeri-negeri Islam-ia mengatakan, “Dengan pendidikan model apa yang menjadikankaum muslimin maju sehingga mereka bisa memperbaharui Islamyang mereka serukan? Apakah dengan pendidikan Islam sebagaimanayang dipahami para Sunny (pengikut Sunnah -pen)? Atau denganpemahaman orang-orang Syiah Imamiyah atau Zaidiyah (pengikut Zaidbin Ali bin Husain-pen)? Kemudian terjadi perselisihan dikalanganmereka sendiri. Sebagian mereka memiliki cara pandang modern namunterbatas (pada akal semata -pen) di saat sebagian yang lain memilikicara pandang lama lagi agung dalam memahami sebuah permasalahan.Kesimpulannya para dai Islam saat ini telah meninggalkan umat (paramad u) dalam kebingungan dikarenakan mereka sendiri (para dai -pen)berada dalam kebingungan.’ ’ 6 7

67 Maka saya katakan sekarang: setelah aku memeriksa tulisan-tulisan Al-Ghazalyterutama pada detik-detik akhir kehidupannya -seperti kitab terakhir yang terbitdengan judul As-Sunnah An-Nabawiyah BainaAblilFiqh wa AhlilHadits—zku menyimpulkanbahwa beliau termasuk dalam kategori dai yang berada dalam kebingungan! Bahkankami telah berflrasat demikian sebelum ini setelah melakukan perbincangan danmunaqasyah (berdiskusi) dengannya dalam sebagian permasalahan fiqih, dan juga darisebagian tulisannya yang penuh dengan hiasan kebohongan seperti pada goresantintanya ini (kitab As-SunnohAfj-Nobowiyoh Ba/noA/i/i Rqh wo AMHod/ts-pen). Demikianpula dari penyimpangannya dari as-sunnah, keputusannya dalam menshahihkan ataumendhaifkan hadits berdasarkan akalnya. Dalam masalah ini ia tidak mau merujukkepada ilmu hadits dan kaidah-katdahnya atau kepada ulama yang mengerti ilmutersebut dan mengkhususkan dirinya untuk hal itu.

Bahkan yang lebih mengherankan lagi ia menshahihkan hadits dhaif ataumendhaifkan hadits shahih mutafaqun alaih sekaiipunl Sebagaimana yang engkau dapatidengan jelas dalam komentamya terhadap muqadimah yang aku letakkan di kitab FiqhusSirah karyanya sekaligus takhrijku terhadap hadits-hadits yang tercantum di dalamnya(cetakan keempat). Hal itu aku lakukan karena permintaannya melalui sebagian ikhwankita di Universitas AI-Azhar. maka akupun bersegera untuk memenuhi permintaantersebut dengan anggapan -saat itu- hal itu menunjukan perhatiannya terhadap sunnahdan sirah nabawi, sekaligus usaha beliau menghindarkan din dari memasukkan hai-halyang bukan termasuk bagian darinya. Disamping itu beliaupun memuji setinggi langittakhrijku ini bahkan terang-terangan menyatakan kegembiraannya sebagaimana yangtersirat dalam komentamya di awal -yakni dalam kitab Haula Ahadits Hadzal Kitab— iamembicarakan dalam kitab tersebut metodenya dalam menerima hadits-hadits dhaifdan menolak hadits-hadits shahih berdasarkan tinjauannya terhadap matan haditss e m a t a .

Maka dia dengan perbuatannya ini menunjukkan kepada pembaca bahwa dirinyamenilai takhrij ilmiah semacam ini tidak berharga sama sekaii disisinya secara mutlak.

TuntundnSha/utNafri ^ 7 3

selama ia bertentangan dengan pertimbangan secara teori di mana hal itu sangatberbeda-beda pada masing-masing individu masyarakat. Bisa jadi suatu hal itu diterimamenurut sebagian dan ditolak menurut pertimbangan yang lain. Demikian puiasebaliknya. Bahkan dengan ideologi semacam ini menyebabkan agama ini disesuaikandengan hawa nafsu masing-masing orang, tidak memiliki kaidah-kaidah baku melainkanhanya pertimbangan masing-masing individu pemeluknya. Hal ini bertentangan denganijma' (kesepakatan) para ulama seluruhnya bahwa “sanad termasuk bagian agama.kalau bukan karena sanad niscaya siapapun akan berbicara sekehendak hatinya.”Dan demikianlah yang dilakukan oleh Al-Ghazaly -semoga Allah memberi hidayahkepadanya-terhadap banyak hadits dalam kitab sirahnya disamping itu banyak didapatihadits-hadits mursal dan mu’dial dalam kiub tersebut bahkan hadits dhoif yang tidakshahih sedikitpun -sebagaimana tampak jelas demikian itu bagi orang yang seksamadalam memperhatikan takhrijku terhadap kitab tersebut -.

Walau demikian keadaannya sang Ghazali ini dalam kitab tersebut masihmembuat dengan mengatakan: “Aku telah bersungguh-sungguh untuk konsisten dalammeniti jalan yang lurus dan bersandar kepada kitab-kitab induk yang terjaga. Makaakupun mengira diriku teiah mencapai tempat yang baik dalam ruang ini dan telahaku kumpulkan berita-berita yang menenangkan jiwa setiap alim lagi memiliki bashirah(mata hati -pen).”

Seperti ini yang ia ucapkan! Kalau seandainya ia ditanya: kaidah apa yang engkauharapkan dalam kesungguhanmu? Apakah dengan ushul ilmu hadits di mana ia adalahsatu-satunya jalan untuk mengetahui sirah nabawi yang shahih? Tidaklah jawaban yangterlontar darinya melainkan “keterganiungannya" terhadap pertimbangan masing-masing individu padahal di dalamnya terdapat banyak kerusakan sebagaimana yang telahkami isyaratkan sebelumnya. Semeniara argumen yang ia miliki dalam menshahihkanhadits dhaif atau mendhaifkan hadits shahih sekalipun menurut Al-Bukhari dan Muslim.Adaiah sebagaimana yang teiah aku jelaskan dalam muqadimahku yang teiah kamiisyaratkan sebelumnya. Dan juga apa yang ia nyatakan pada permulaan kitab FiqhusSirah karyanya <cetakan keempat). Kemudian ia menghilangkan hai itu -dan sangatdisayangkan- pada cetakan-cetakan berikutnya seperti pada cetakan Darul QalamDamaskus dan selainnya! Kemudian hal itu menyebabkan sebagian orang menyangkabahwa permintaan beliau yang lalu tidak diniatkan melainkan agar kitab tersebut lakukeras dikalangan mayoritas pembaca yang amat menghargai kesungguhan orang-orangyang berkhidmat terhadap sunnah dan memperjuangkannya.

Demikian pula pada kalangan para ulama yang mampu membedakan haditsdhaif dengan hadits shahih berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah bukan berdasarkanpertimbangan masing-masing orang ataupun hawa nafsu, sebagaimana yang dilakukanoleh Al-Ghazaly- semoga Allah memberinya hidayah -dalam kitabnya ini dan kitabnyayang terakhir As-Sunnah An-Nabawiyah Baina Ahli Fiqh wo Ahli Hadits. Dari sini jelaslahbagi semua orang bahwa Al-Ghazaly adalah seorang Mu’tazilah yang tidak menghargaipara ulama ahli hadits yang mengerahkan segala kemampuan untuk berkhidmatkepadanya sepanjang masa dan membedakan antara hadits shahih dengan hadits dhaif.Demikian pula terhadap kesungguhan ulama ahli fiqih yang merumuskan kaidah-kaidahushul sekaligus cabang-cabangnya, Karena ia mengambil dan meninggalkan kaidahmereka sesuka hatinya tanpa terkait dengan kaidah dan ushul yang mereka rumuskansedikitpun!

Akan tetapi banyak di antara ulama -semoga Allah membalas mereka dengankebaikan— yang membuat bantahan terhadapnya dan memperinci pembahasan

Tuiitunan Sholat Nabi7 4

Disebutkan cialam muqadimah risalah Hadiah As-SulthanHa Muslimil Biladil Jaban karya Al-Allamah Muhammad Sulthan Al-Ma’shumy “Telah disodorkan kepadaku (Al-Allamah MuhammadSulthan) sebuah pertanyaan dari kaum muslimin negeri Jepang tepatnyadi kota Tokyo dan Osaka belahan bumi bagian Timur Jauh sebagaiberikut, ’’Apakah hakekat agama Islam itu? Apa makna madzhab? Apakahdiharuskan bagi setiap pemeluk Islam untuk mengambil madzhab salahsatu dari 4madzhab yang ada, dalam artian harus menjadi seorangMaliky atau Hanafi atau Syafi’i atau selainnya ataukah tidak?”

Pertanyaan ini timbul disebabkan adanya perselisihan danpertikaian yang besar lagi membahayakan tatkala ada sekelompok orangyang cemerlang pikirannya dari pemuda “Yabuniya” (Jepang) hendakmasuk ke dalam agama Islam dan menghiasi diri mereka dengan cahayaiman. Maka masing-masing perkumpulan Islam yang berdomisili diTokyo menawarkan “dagangan mereka”. Sekelompok penduduk Indiamengatakan, “Seyogyanya bagi mereka untuk memilih madzhabAl-Imam Abu Hanifah, karena dialah pelita umat ini.” Sementarasekelompok penduduk Indonesia (Jawa) mengatakan, “Wajib baginyauntuk menjadi seorang Syafi’i.”

Ketika orang-orang Jepang tadi mendengar ucapan-ucapantersebut, mereka pun sangat terheran-heran dan merasa bingungtentang apa yang mereka maksudkan sehingga permasalahan madzhabini menjadi penghalang masuknya mereka ke dalam Islam.”

Syubhat ketiga:

Sebagian yang lain beranggapan bahwa maksud dari seruan untukittiba’ kepada Sunnah dan tidak mengambil ucapan para imam yangbertentangan dengannya adalah meninggalkan ucapan mereka secaramutlak dan tidak mau mengambil faedah dari ijtihad dan pendapat-pendapat mereka.

seputar kebingungan dan penyimpangannya. Di antara bantahan yang paling bagussejauh pengetahuanku dalam masalah ini adalah Dr. Rabi’ bin Had! Al-Madkhaly dalammajalah Afghanistan Al-Mujahid (9-11) dan risalah Al-Akh AI-FadhI Shaleh bin Abdul'Aziz bin Muhammad Alu Syaikh yang berjudul Al-Mi'yar li llmil Ghazaly (Rusaknya llmuGhazaly).

Tun tunanSha la tNab i 7 5

Jawab:

Sangkaan semacam ini sangatlah jauh dari kebenaran bahkantermasuk sangkaan yang jelas kebathilannya sebagaimana hal itu tampakpada syubhat-syubhat yang lain. Karena hal itu menunjukkan kebalikandari apa yang kami maksudkan, yaitu tidak menjadikan madzhab-madzhab itu sebagai agama dan tidak mendudukkannya melebihi Al-Kitab dan As-Sunnah. Sebagaimana telah terjadi, madzhab-madzhabdijadikan sebagai rujukan tatkala terjadi perbedaan pendapatketika hendak mengistinbatkan (menyusun) suatu hukum baru dalammasalah kekinian sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yangberlagak sebagai ahli fiqih di zaman ini. Mereka menjadikan madzhab-madzhab tersebut sebagai iandasan hukum-hukum baru. baik dalammasalah pribadi, nikah, talak, dan selainnya, tanpa merujuk kepada Al-Kitab dan As-Sunnah rmtuk mengetahui mana yang benar dan manayang salah, mana yang haq dan mana yang bathil. Mereka melakukanhal itu dengan anggapan “perselisihan di antara mereka adalah rahmat”dan mencari-cari rukhsah (keringanan) dan kemudahan syariat

a t a u

s e r t a

maslahat -menurut sangkaan mereka. Sungguh indah ucapan SulaimanAt-Taimy afe:

“Jika engkau mengambil rukhsah setiap orang alim maka sungguhtelah terkumpul padamu seluruh kejelekan!’ (HR. Ibnu ‘Abdil Bar,2/91-92)

Beliau mengatakan setelah itu, “Hal ini merupakan ijma\ akutidak mengetahui ada perselisihan padanya.” Inilah yang kami ingkarisebagaimana hal itu sesuai dengan ijma' seperti yang engkau lihat.

Adapun rujuk kepada ucapan mereka mengambil faedahdarinya, dan menjadikannya sebagai alat bantu untuk mendalami al-haq dalam perkara yang mereka perselisihkan karena tidak didapatidalil dari AI-Quran dan As-Sunnah atau hal-hal {dari Al Quran dan AsSunnah) yang membutuhkan penjelasan. Maka hal ini (merujuk kepadaucapan mereka) tidaklah kami ingkari, bahkan termasuk perkara yangkami perintahkan dan kami anjurkan karena faedah darinya sangatdibutuhkan oleh setiap orang yang menempuh jalan yang luruspetunjuk Al-Quran dan As-Sunnah.

s e s u a i

7 6 Tun tunanSko la tN t tb i

Al-Allainah Ibnu Abdil Bar (2/172) mengatakan, “Wajibbagimu wahai saudaraku! Untuk menghafal dan memperhatikanAl-Ushul. Ketahuilah bahwa siapa saja yang menghafalkan Sunnah-sunnah Nabi dan hukum-hukum yang tercantum dalam Al-Quran,memperhatikan ucapan para fuqaha. Menjadikannya sebagai alat bantudalam berijtihad dan kunci untuk membuka jalan pemikiran serta tafsirbagi sunnah-sunnah yang masih memiliki beberapa kemungkinanpenafsiran tanpa disertai taqlid kepada mereka. Seperti halnya ittiha'kita terhadap As-Sunnah yang wajib untuk tunduk kepadanya dalamsetiap keadaan tanpa keraguan. Tidak hanya mencukupkan dari apayang dihafal dan dipelajari para ‘ulama tentang As-Sunnah, meneladanimereka dalam mengkaji, memahami, dan memikirkan suatupermasalahan, berterima kasih terhadap jasa mereka dalam memberifaedah dan raemperingatkan umat, memuji mereka ketika ucapan merekasesuai dengan Al-Haq (kebenaran) di mana hal ini merupakan keadaankebanyakan ucapan mereka. Serta tidak menganggap mereka bersihdari ketergelinciran sebagaimana mereka sendiri tidak menganggap dirimereka terbebas darinya. Maka dialah seorang ‘thalib’ (penuntut ilmu-pen) yang berpegang teguh dengan jejak salafus shaleh. Dialah orangyang berhak memperoleh bagiannya sekaligus petunjuk dan dialahorang yang mengikuti Sunnah Nabi dan petunjuk shahabat beliau.

Barangsiapa yang enggan untuk memperhatikannya, danberpaling dari hal-hal yang telah kami sebutkan, menghadapi Sunnahdengan akalnya semata, dan ingin mengembalikannya kepada bataspemikirannya maka dia adalah orang yang sesat lagi menyesatkan.Demikian pula orang yang bodoh terhadap hal itu semua dan terjatuhdalam perbuatan berfatwa tanpa ilmu. Maka dia lebih parah kebutaannyadan lebih sesat jalannya.”

“Inilah Al-Haq tidak ada kesamaran sedikitpun padanya makahiarkan aku meninggalkan jalan-jalan kecil yang menyempal darijalan yang lurus.”

Tun lunanSha la tNab i 7 7

Syubhat Keempat:

Di Sana terdapat kesalahan fatal yang tersebar di kalangan sebagianmuqallid. Kesalahan ini menghalangi mereka dari mengikutiSunnah padahal telah jelas bagi mereka bahwa madzhab-madzhabtersebut bertentangan dengannya yakni sangkaan mereka bahwaittiba kepada Sunnah mengharuskannya untuk menyalahkan imammadzhabnya, sedangkan sikap menyalahkan itu menurut merekaadalah celaan terhadap imam tersebut. Padahal mencela seorangmuslim itu terlarang lalu bagaimana dengan mencela salah seorangi m a m m a d z h a b m e r e k a ? !

Jawab:Jawaban syubhat ini adalah: Pengertian (makna) semacam ini

adalah bathil, hal itu disebabkan karena berpalingnya dia dari ber-tafaquh (mendalami -pen) As-Sunnah. Kalau bukan demikian lalubagaimana mungkin seorang yang berakal mengatakan hal itu?! PadahalRasulullah ^bersabda:

4 i i

y>r\ aU

“Bila ada seorang hakim memutuskan suatu perkara kemudian iaberijtihad dan benar ijtihadnya maka baginya dua pahala. Akantetapi bila ia salah dalam berijtihad maka baginya satu pahala” (HR.Bukhari dan Muslim)

Hadits ini membantah makna tersebut dan menjelaskan dengangamblang tanpa samar sedikitpun bahwa ucapan seorang: “Si Fulan telahsalah dalam hal ini” Maknanya menurut syariat adalah ia mendapatsatu pahala, maka bila ia mendapat satu pahala menurut pandanganorang yang menyalahkannya lalu bagaimana bisa sikap menyalahkantersebut diraaknakan dengan celaan terhadapnya?! Tidak diraguklagi kesalahpahaman ini adalah perkara yang bathil, wajib bagi setiaporang yang berpandangan seperti ini untuk rujuk darinya. Bila tidakmaka secara tidak langsung dia. telah mencela kaum muslimin, bahkan

a n

Tun tunanSha la tNab i7 8

terhadap pembesar imam mereka sendiri dari kalangan shahabat,tabi’in, dan orang setelah mereka dari golongan para imam mujtahiddan selainnya.

Karena kami mengetahui dengan yakin bahwa para ulamadikalangan mereka, sebagian raenyalahkan sebagian yang lain dansebagiannya membantah sebagian yang lain. *^ Apakah seorang yangberakal akan mengatakan; “Sebagian mereka telah mencela sebagianyang lain”, bahkan telah shahih riwayat bahwa Rasulullah pernahmenyalahkan Abu Bakr, ketika ia menafsirkan mimpi salah seorangshahabat, beliau 0, bersabda kepadanya:

"Engkau telah benar sebagiannya dan salah pada sebagian yanglain.’^^

Lalu apakah beliau telah mencela Abu Bakr dengan kalimatini?! Yang mengherankan lagi adalah pengaruh dari kesalahan ini padamereka -para muqallid- yakni mampu menghalangi mereka dari ittibaterhadap Sunnah yang bertentangan dengan madzhab mereka. Karenamenurut mereka ittiba terhadap Sunnah adalah celaan terhadap imam,sedangkan mengikuti para imam, walaupun bertentangan dengansunnah adalah bentuk penghormatan dan pengagungan terhadap imamtersebut. Oleh karena itulah mereka terus-menerus taqlid buta terhadappara imam dalam rangka menghindar dari celaan yang salah kaprahs e m a c a m i n i .

Sungguh mereka lupa -aku tidak mengatakan: pura-pura lupa-bahwa diri mereka telah terjatuh dalam perkara yang lebih parah daricelaan yang mereka hindari tersebut disebabkan kesalahan ini. Kalauseandainya ada orang yang berkata kepada mereka, “Bila mengikutiseseorang itu menunjukkan penghormatannya terhadap orang yangdiikuti sementara menyelisihinya menunjukkan celaan terhadapnya, lalukenapa kalian membolehkan diri kalian menyelisihi sunnah Nabi ^dantidak mau mengikutinya, malah justru mengikuti imam madzhab yangbertentangan dengan sunnah Nabi Padahal imam tersebut bukanorang yang ma’shum (terjaga dari kesalahan -pen) dan mencelanya6 8 Lihat ucapan imam Muzany yang lalu (hal. 62) dan ucapan Ibnu Rajab (hal. 54)

HR. Bukhari -Muslim. Lihat sebab wurud-nya dan takhrij-nya dalam Al-Ahadits Ash-Shahihah (121).

6 9

Tunluiian Slialat Nabi 7 9

bukan termasuk kekufuran. Apabila menyelisihi imam menurut kaliandianggap sebagai celaan terhadapnya, maka menyelisihi Rasulullah lebih jelas menunjukkan celaan terhadap beliau bahkan hal tersebutbentuk kekufuran. Kita berlindung kepada Allah dari hal seperti itu."

Kalau seandainya ada orang mengatakan demikian kepadamereka niscaya mereka tidak akan mampu menjawabnya. Kecualidengan satu jawaban klise yang sudah sudah lama kami mendengarnyadari sebagian mereka, yakni mereka mengatakan, “Kami meninggalkanAs-Sunnah dikarenakan kepercayaan kami kepada imam madzhab yanglebih tahu tentang As-Sunnah daripada kami.”

Jawaban untuk ucapan semacam ini ditinjau dari banyak sisimerupakan penyebab panjangnya pembahasannya dalam muqadimahkitab ini. Oleh karena itu aku cukupkan bantahan dari satu sisi sajakarena hal itu adalah jawaban yang cukup telak, biidznillah. Makasaya katakan; Bukan hanya imam madzhab kalian saja yang lebihtahu tentang As-Sunnah dari kalian, bahkan di Sana ada puluhanimam, bahkan ratusan, yang lebih tahu daripada kalian tentangnya.Maka bila telah datang Sunnah shahihah yang bertentangan denganmadzhab kalian -dan telah diambil oleh salah seorang dari imam-imamtersebut- maka mengambil sunnah tersebut -demikian seharusnya-adalah keputusan yang wajib bagi kalian karena ucapan kalian ini tidakada gunanya. Karena orang yang menyelisihi (berbeda dengan) kalianakan membantah kalian, “Bahwasanya kami mengamalkan Sunnahini karena kepercayaan kami kepada imam madzhab yang berpegangdengan As-Sunnah.” Maka mengikuti sunnah shahihah lebih utamadaripada mengikuti imam yang menyelisihi sunnah tersebut. Dan halini sangatlah jelas bagi siapapun, insya Allah.

Oleh karena inilah saya katakan: Sesungguhnya dalam kitab initelah terkumpul Sunnah yang tsabit (hadits Shahih dan Hasan) seputarsifat shalat beliau Maka tidak ada alasan bagi seorang pun untuktidak mengamalkannya. karena dalam buku ini tidak ada perkara yangdisepakati ulama untuk meninggalkannya, sekali-kali tidak. Bahkantidak ada satupun masalah yang tersebut di dalam kitab ini melainkantelah diamalkan oleh sekelompokmereka. Bagi mereka (para ulama) yangtidak mengamalkannya maka ia mendapat udzur bahkan mendapatkansatu pahala disebabkan tidak ada dalil yang sampai kepadanya atau telah8 0 Tuntunan Shalat Nabi

sampai dalil padanya namun tidak dianggap sebagai hujjah (karenasanadnya, misalkan -pen) atau alasan-alasan lainnya yang telah dikenaldi kalangan ulama.

Adapun bagi orang yang telah tegak hujjah atasnya maka tidakada alasan baginya untuk tetap taqlid, namun wajib baginya untukmengikuti sunnah yang mashum (terjaga dari kesalahan). Inilah tujuandari muqadimah kitab ini. Allah Ta'ala berfirman:

aJjj ijjpxj dijl I j - i i p l J

9 A O

“Wahaiorang-orangyangberiman.Penuhilahseruan Allah dan seruanRasul apabila Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberikehidupan kepada kamu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allahmembatasi antara manusia dan hatinya' , dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (Qs. Al-Anfal: 24)

Allah-lah Dzat yang mengatakan al-haq, memberi petunjuk kejalan yang lurus, dan Dia-lah sebaik-baik Pelindung dan Penolong.Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad, keluarga, dan para shahabatbeliau. Segala puji milik Allah semata, Rabb semesta alam.

Damaskus, 20/5/1381 H

D i t u l i s o l e h :

M u h a m m a d N a s h i r u d d i n A l - A l b a n i

7 0 Maksudnya: Allah yang menguasai hati manusia

8 1Tun tunanSha la tNab i

M E N G H A D A P K A B A H

Rasulullah tatkala berdiri hendak shalat, beliau menghadapKa bah baik shalat fardhu ataupun shalat sunnah7’ Beliau 3^ bersabdamemerintahkan hal tersebut kepada orang yang shalatnya salah:

‘Bila engkau berdiri hendak shalat, maka berwudhulah dengansempurna, kemudian menghadap ke kiblat lain bertakbirlah!"

Beliau di saat safar (bepergian) biasa melakukan shalat sunnahdi atas kendaraannya, demikian pula shalat Witir dengan menghadap kearah mana kendaraan tersebut menuju, baik ke timur atau ke barat.Tentang hal ini Allah Ta’ala telah berfirman:

7 3

£

U" . 1jjJ r '

“Ke arah manapun kamu menghadap, maka di sana ada wajah Allah.(QS. Al-6aqarah: 115) 7 4

Terkadang ketika hendak shalat sunnah di atas untanya,Rasulullah menghadapkan binatang tunggangannya ke kiblat,kemudian shalat ke arah mana saja binatang tunggangannya menuju.Beliau ruku dan sujud di atas kendaraannya dengan isyarat kepala,kemudian menjadikan posisi sujud lebih rendah dari rukuJ Akan tetapibila hendak melaksanakan shalat fardhu beliau turun dari kendaraan

7 5

Hal ini adalah perkara yang sudah pasti karena mutawatirnya hadits tentangnya. Makatidak perlu bagi kami untuk mentakhrijnya karena akan datang penjelasannya,HR. Bukhari -Muslim, dan As-Siraj, sementara riwayat awai milik keduanya (Bukhari-Muslim, pen), telah ditakhrij dalam kitab Al-Irwa’(289).I d e m .

HR. Musl im d ishahihkan o leh At-Ti rmidz i .

HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban dalam Ats-rsiqot (1/12) dan Adh-Dhiya’ dalam Al-Mukhtaroh dengan sanad hoson dishahihkan oleh Ibnu ‘Asakir dan Ibnul Mulaqin dalamKhulashah Af-Badr Al-Munir (22/1). Demikian pula Abdul Haq Al-lsybily dalam Ahkamkarya beliau (no. 1394 dengan tahqiqku). Hal ini adalah pendapat AMmam Ahmad binHanbal sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hany dalam Masa’il beliau (1/67).HR. Ahmad, Tirmidzl dan beliaupun menshahihkannya.

7 2

7 3

7 4

75

76

Tuntunan Shalat Nabi 8 2

7 7lalu menghadap ke arah kiblat.Adapun ketika shalat di saat keadaan sangat menakutkan

(mencekam) maka sungguh Nabi telah mensunnahkan bagi umatnyauntuk shalat sambil berjalan atau naik kendaraan baik menghadap kiblatataupun tidak7^ Beliau pun bersabda:

9 ^ 0 j | ^

"Bila perang sudah berkecamuk maka cukuplah shalat itu dengantakbir dan isyarat kepala!

Beliaupun juga bersabda:

7 9

O® P ®

8 0'd i antara t imur dan barat adalah k ib la t !

Jabir bin Abdillah pernah bercerita:“Dahulu kami pernah bersama Rasulullah

perjalanan atau detasemen (pengiriman pasukan -pen) kemudiankamipun ditimpa kabut sehingga kami kebingungan dan berbedapendapat dalam penentuan arah kiblat. Lalu kami shalat ke arahyang diyakini dan salah seorang di antara kami membuat garis didepannya sebagai tanda arah shalat. Keesokan harinya kitapun melihattanda tersebut, ternyata keliru tidak menghadap kiblat, maka kamimenyampaikan hal ini kepada Nabi ^dan beliau tidak memerintahkankami untuk mengulang shalat bahkan Nabi ^bersabda:

Sdalam suatu

^✓ 0 ®

81"Sungguh shalat kalian telah mendapatpahalanya!HR. A l -Bukhar i dan Ahmad.

HR. Bukhari-Muslim. Lihat takhrijnya dalam Al-lrwa' (588).HR. Al-Baihaqi dengan sanad Ash-Shohihoin (Bukhari-Muslim -pen).HR. At-Tirmidzi. Al-Hakim dan keduanya menshahihkannya. Lihat takhrijnya dalamkitab Irwa'ul Ghalil fi Takhrij Ahadits Manaris Sabil (292). Dan sungguh Allah Ta’ala telahmemudahkan pencetakan kitab tersebutHR. Ad-Daruquthny, Al-Hakim. dan Baihaqi. Hadits ini juga memiliki penguat dari

77

78

7 9

8 0

81

Tuntuiian Shalat Nabi 8 3

Nabi dahulu shalat menghadap ke arah Baitul Maqdis dalamkeadaan Ka’bah berada di hadapan beliau sebelum turun ayat:

(J^ tgyaLj ^ kjXgJ>rj Iw-- iai iS'y© « d ^ ✓

9 ' '

“Sungguh kami (sering) melihat wajahmu ke arah langit, makasungguh kami akan memalingkanmu ke kiblatyangkamu sukai, makapalingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram” (Qs. Al-Baqarah:144)

Maka ketika turun ayat perintah menghadap Ka’bah di saatmanusia sedang shalat Shubuh di masjid Quba’ tiba-tiba datangseseorang kepada mereka kemudian berkata, “Sesungguhnya telahturun wahyu kepada Rasulullah di mana beliau diperintahkan untukmenghadap Ka’bah, maka ketahuilah, menghadaplah kalian ke Ka’bah!”Saat itu wajah-wajah mereka sedang menghadap ke arah Syam (BaitulMaqdis), lalu mereka pun mengubah posisinya, demikian pula imammereka hingga merekapun menghadap ke kiblat (Ka’bah).”®^

B E R D I R I K E T I K A S H A L AT

N a b i biasa berdiri ketika shalat baik shalat fardhu ataupunsunnah dalam rangka mengikuti firman Allah Taala:

aiJ j

“Dan berdirilah kalian untuk Allah (ketika shalat -pen) dengankhusyu.” (QS. Al-Baqarah: 238)

riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dan juga riwayat Ath-Thabranv. [Lihat Al-Irwa’(296)}.HR. Bukhari, Muslim, Ahmad. As-Siraj, dan Ath-Thabrany (3/108/2). serta Ibnu Sa'ad(1/243). LihatA/-/rwo’ (290).

82

Tuntunon Shalat Nabi8 4

Sedangkan di saat bepergian beliau shalat sunnah di ataskendaraannya. Beliau telah mensyariatkan bagi umatnya untuk shalatsambil berjalan atau berkendaraan di saat keadaan yang mencekamlagi genting sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal ituberdasarkan firman Allah Taala:

aSi

“Jagalah shalat-shalat(mu) dan juga shalat wustha ^ kemudianberdirilah untuk Allah (dalam shalat -pen) dengan khusyu. Danbila kalian takut (ketika perang atau keadaan genting -pen) makashalatlah dengan berjalan atau berkendaraan. Maka bila kalian telah

segeralah mengingat Allah sebagaimana yang diajarkan-Nyaa m a n

kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (Qs. Al-Baqarah: 238239)

S4Nabi shalat sambil duduk di saat sakit menjelang wafatnya.Pernah suatu ketika beliau ketika sakit melaksanakan shalat denganduduk, sementara orang-orang shalat di belakang beliau sambil berdirilalu beliaupun mengisyaratkan mereka agar duduk sehingga mereka

shalat sambil duduk. Ketika selesai shalat, beliau bersabda:p u n

0 L s j i

liu Aj d i . ^ 3 * ^

UUU- ^J^ 1^13 '3^j'i ^3 '3*y ^ \ .

Yakni shalat Ashar berdasarkan pendapat yang shahih menurut ;umhur (mayoritas)ulama seperti Abu Hanifah dan kedua muridnya. Hal ini dikuatkan oleh banyak haditsdisebutkan oleh Ibnu Katsier dalam tafsirnya.HR. Ahmad dan Tirmidzi dan beliau pun menshahihkannya.

83

8 4

8 5Tunlunan Sha/al

Hampir saja kalian tadi melakukan perbuatan orang-orang Persiadan Romawi. Mereka berdiri dihadapan para raja mereka dalamkeadaan raja mereka duduk, maka janganlah kalian melakukannya!Seorang imam itu dijadikan agar diikuti. Bila ia ruku’ maka rukulahkalian, bila ia bangkit maka bangkitlah kalian, dan bila ia shalatdengan duduk maka shalatlah kalian dengan duduk (seluruhnya).

SHALAT SAMBIL DUDUK BAGI YANG SAKIT

Imran bin Hushain pernah bercerita, “Dahulu aku pernahterkena penyakit {bawasir) lalu akupun menanyakan hal itu kepadaRasulullah maka beliaupun bersabda:

“Shalatlah (kamu) sambil berdiri, kalau tidak mampu maka sambilduduk, kalau tidak mampu maka sambil berbaring pada sisi kanant u b u h m u .

Bdiau (Imran bin Hushain -pen) juga mengatakan, “Aku pernahmenanyakan beliau tentang seseorang yang shalat sambil duduk,maka beliau pun bersabda:

8 7

HR. Bukhari-Muslim. Lihat takhrijnya dalam kitab irwa’ul Ghalil di bawah hadits ke394 .

Bawasir atau ambien. Bentuk jamak dari bisa difaaca dengan titik satupada ba (> atau dengan nun ( ) bila dibaca dengan titik satu pada ba’ makabermakna: bengkak pada bagian dalam pantat. Dan bila dibaca dengan nun maka yangdimaksud adalah luka bernanah lagi busuk. luka tersebut tidak akan sembuh selamademikian keadaannya. Seperti ini yang tersebut dalam kitab Fathul Bari.HR. Bukhari. Abu Dawud, dan Ahmad. Berkata Al-Khatthaby:“Yang dimaksud dengan hadits Imran adalah berkenaan dengan orang sakit ketikahendak shalat fardhu di mana ia mampu untuk berdiri akan tetapi dengan susahpayah. Maka bila nabi menjadikan pahala shalat dengan duduk separuh dari shalatdengan berdiri dalam rangka memotivasi dirinya untuk shalat sambil berdiri walaupundiperbolehkan baginya shalat dengan duduk.”

8 6

8 7

8 6 Tuntutian Shalat Nabi

Jj-s-aJ *di IJbPli O J ij”'OLvaJ 4Ji

^ U i l i ^

!J"-'3j lS^J) l5^ 5Uil< 2 ^

Jj^UJl Jr\.

“Barangsiapa shalat sambil berdiri maka demikian itu lebih baikbaginya. Barangsiapa shalat sambil duduk maka baginya separuhpahala orang yang berdiri. Dan barangsiapa shalat sambil tidur(dalam riwayat lain: berbaring pada lambungnya) maka baginyaseparuh pahala orang yang shalat sambil duduk! 8 S

Yang beliau maksud di sini adalah orang sakit.A n a s b i n M a l i k berkata, “Rasulullah pernah keluar

menemui sekelompok orang dalam keadaan mereka shalat sambil

. M l —

duduk dikarenakan sakit, maka beliau pun bersabda:

J l J - C - l i i l ( 1 ) 1j L a l l , !

“Sesungguhnya shalat sambil duduk mendapatkan separuh daripahala shalat sambil berdiri!

^pernah mengunjungi seseorang yang sakit, kemudianbeliau melihatnya shalat di atas bantal. Maka Nabi mengambilbantal tersebut kemudian melemparkannya. Lalu orang itu mengambilpotongan kayu untuk shalat dengannya, maka beliau pun mengambilpotongan kayu ° tersebut dan melemparkannya seraya bersabda:

8 9

N a b i

c j u j i V 1 3 0 1 J i -c C

8 8 I d e m .

HR. Ahmad dan Ibnu Majah dengan sanad yang shahih.jyakni potongan kayu. Disebutkan dalam kamus Lisonu/ Arab; Al-'Ud adalah setiappotongan kayu yang kecil. Ada pula yang mengatakan; Al-Vd adalah setiap potongankayu baik kecil atau pun besar.

8 9

9 0

runtunanShiiiii(Ni]2>i 4^ 8 7

“Shalatlah di atas tanah bila engkau matnpu, dan jika tidak, makagunakan isyarat kepala kemudian jadikan posisi sujudmu lebihrendah dibanding ruku". 91

S H A L AT D I ATA S P E R A H U

Nabi pernah ditanya tentang shalat di atas perahu, maka beliaubersabda:

cJsL tJ 01 'yi L li

“Shalatlah di atas perahu sambil berdiri kecuali bila engkau khawatirtenggelam.

Akan tetapi di saat Nabi telah berusia lanjut, beliau menjadikansebuah tiang di tempat shalatnya untuk tempat bersandarnya.

92

93

S H A L AT M A L A M S A M B I L B E R D I R I ATA UD U D U K

Rasulullah biasa shalat malam dengan waktu yang lama sambilberdiri, terkadang beliau melakukannya sambil duduk dengan waktuyang lama. Bila beliau membaca (ayat-ayat Al-Quran ketika shalat-pen) sambil berdiri, beliau pun ruku dalam keadaan berdiri. Begitu

Soyo katakan: “Hadits ini menunjukkan makna yang kedua. karena bila dimaknakandengan makna pertama, maka sangat jauh dari yang dimaksud.”HR. Ath-Thabrany. Al-Bazzar, Ibnu Samak dalam Hadits karyanya (2/67), dan Al-Baihaqi. Sanad hadits ini shahih, lihat Ash-Sha/i/hoh (323).HR. Al-Bazzar (68), Ad-Daruquthny, dan Abdul Ghany Al-Maqdisy dalam As-Sunan(2/82) dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Abu Dawud dan Al-Hakim, beliau pun menshahihkannya demikian pula Adz-Dzahaby, lihat takhrijnya dalam As/i-Shoh/hoh (319) dan Al-Irwa’ (383)

9 1

9 2

9 3

Tuntunan Shalat Nabi 8 8

pula ketika beliau membaca sambil duduk, beliau pun ruku dalamkeadaan duduk.^'^

^j ^li ^ O j S L U j J i' * " 9 * ® ^ !* ^

J5

"Terkadang beliau shalat sambil duduk maka beliau pun membacasambil duduk, tatkala bacaan beliau kurang lebih tinggal 30 atau 40ayat, maka beliau membacanya sambil berdiri, kemudian ruku dansujud. Beliau melakukan hal yang sama pada rakaat kedua.” (HR.Bukhari -MusUm)

Rasulullah ^melaksanakan shalat malam dengan duduk hanyapada akhir-akhir kehidupan beliau di saat menginjak usia lanjut. Hal ituterjadi setahun sebelum wafatnya beliau.’ Beliau duduk ketika shalatdengan posisi bersila. 9 6

S H A L A T M E M A K A I S A N D A L D A N P E R I N T A H

U N T U K M E N G A M A L K A N N Y A

Nabi ^terkadang shalat tanpa alas kaki dan terkadang memakaisandal.’’ Beliau membolehkan hal itu untuk umatnya sebagaimanas a b d a b e l i a u :

9 4 HR. Musl im dan Abu Dawud.HR. Bukhar i dan Ahmad.

HR. An-Nasa'i, Ibnu Khuzaimah dalam Shohih-nya (2/107/1), dan Abdul Ghanr Al-Maqdisi dalam As-Sunon (1/80). serta Al-Hakim, beliau pun menshahihkannya dandisepakati oieh Adz-Dzahaby.HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hadits ini adalah hadits yang mutawatir sebagaimanadisebutkan oleh Ath-Thahawy.♦Tombahan dari penta’Iiq:Al-lmam Abu Ja’far At-Thahawy dalam Syarah Ma’aril Atsar 1/511 menyatakan bahwahadits yang mensyari’atkan shalat pakai sandal adalah hadits mutawatir.

Hadits-hadits tersebut sebagiannya (hadits yang sbobih saja) telah dikumpulkan

95

9 6

9 7

Tuntunari Shalat Na&i 8 9

*^o ' \ ' ! ®!*!®j- p" ‘

“Apabila salah seorang di antara kalian hendak menegakkan shalat,maka pergunakanlah kedua sandalnya atau melepaskannya di antara

daiam satu risalah oleh Muhadits Syaikh Muqbil Hadi cfe dengan judul Syar'iyyatusShalah Fin-Ni’al. Adapun hukumn/a, maka Al-Haftdz Ibnu Rajab cfe daiam Fathul Barimenukil kesepakatan para ulama tentang kebolehannya. (Faedah dari Syaikh YahyaAl-Hajury). Amalan ini termasuk Sunnah, menurut pendapat yang shahih, inilah yangdikuatkan oleh Syaikh Muqbil daiam risalahnya di atas dan Syaikh Yahya Al-Hajury padasuatu majelisnya. Pendapat ini bahkan dipilih oleh Madzhab A!-Hadawiyah (pengikutAl-Hadi dari kelompok Syi’ah) sebagaimana daiam Noi/u/Author 2/135, juga para ulamayang lain.

Namun, untuk mengamaikan Sunnah ini, disyariatkan satu perkara penting yaitusuci dan bersihnya sandal atau sepatu, sebagaimana daiam hadits Abu Sa'id Al-Khudry

Bagi yang tidak mengenakannya, maka disunnahkan untuk meletakkan sandalnyadi antara kedua kakinya, bila dia shalat sendirian, maka diletakkan disebelah kirinya,sebagaimana hadits Abu Hurairah (Lihat risalah Syaikh Muqbil hal 18-21 Majmu’Rasail)

Asy-Syaikh Muqbil daiam risalahnya menyebutkan ada beberapa mudharat(kejelekan) yang muncul mana kala Sunnah ini ditinggalkan, di antaranya:I. Kaum muslimin menjadi jahil (tidak tahu) Sunnah ini, hingga pada akhirnya merekapunya anggapan. bahwa yang melaksanakan Sunnah ini telah melakukan tindakan kejiyang amat besar.2. Sebagian kaum muslimin biasanya meletakkan sandal-sandal tersebut daiam suatutempat yang seringkali menjadi penyebab bengkoknya shaf shalat bahkan terputus.3. Kebanyakan kaum muslimin ketika masuk masjid tidak peduli dengan sandalnya.mereka langsung meletakkannya di sebuah tempat tanpa dilihat dulu, terkadangada kotoran di sandalnya. Akibatnya kotoran itupun berjatuhan di Masjid, padahalsunnahnya adalah melihat sandal ketika masuk Masjid, bila ada kotorannya makadiusapkan ditanah. sebagaimana daiam hadits Abu Sa’id.4. Orang yang sedang shalat, terkadang khawatir sandalnya dicuri (karena tidakdipakai atau ditaruh di antara kakinya). maka diapun shalat daiam keadaan pikirannyatidak tenang yang berakibatmenghilangkan kekhusyu’an, padahal khusyu’ adalah ruhnyas h a l a t .

Maka Sunnah ini haruslah dihidupkan dan diamalkan, adapun di Masjid-masjidumum, maka diperhatikan maslahat dan mofsodot-nya, jangan sampai kaum musliminmenjauh dari dakwah Salafush shaieh, karena ingin mengamaikan sunnah ini yang manamereka masih sangat asing melihatnya. Jelaskan dulu kepada mereka dengan baik, lemahlembut dan hikmah, jika mereka telah memahaminya baru hal tersebut dilaksanakan,demikian nasihat dari Syaikh Ibnu Utsaimin daiam Liqa'at Qobil Maftuh dan Syekh YahyaAl-Hajury daiam majelis-majelis ilmunya. Demikian pula yang pernah dinasehatkanoleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i daiam salah satu majelisnya. wallahu a'lam.

Tunlunan Shalat Nabi9 0

dua kakinya, dan jangan sampai kedua sandalnya itu menggangguorang lain’

Bahkan Rasulullah terkadang menekankan para shahabatnyauntuk shalat memakai sandal, beliau bersabda:

9 8

S/j L 5 ^"Selisihilah orang-orang Yahudi. Karena mereka tidak mau shalatdengan menggunakan sandal, tidak pula sepatu mereka.

Terkadang pula beliau melepas kedua sandalnya ketika shalat,kemudian beliau meneruskan shalatiiya. Sebagaimana yang dituturkanoleh Abu Said Al-Khudri, ia mengatakan: “Pada suatu hari Rasulullah^pernah shalat bersama kami, ditengah shalatnya beliau melepaskankedua sandalnya, kemudian meletakkannya di sebelah kiri beliau.Melihat hal itu para shahabat pun melepaskan sandal-sandal mereka.Tatkala beliau menyelesaikan shalatnya, beliau bertanya, ‘Apayang menyebabkan kalian melepaskan sandal kalian?” Para shahabatmenjawab, “Kami melihat engkau melepaskan sandal maka kami punmelepaskan sandal-sandal kami.” Maka Nabi bersabda:

99

t4lUj ^ b L i U .

( i ^> > d

J -^3

“Sesungguhnya fibril datang menemuiku lalu memberitahukanbahwa pada sandalku terdapat kotoran -atau beliau mengatakan:sesuatu yang mengganggu- (dalam suatu riwayat: barang najis) makaaku pun melepaskan keduanya. Oleh karena itu bila salah seorang

HR. Abu Dawud dan Al-Bazzar (53 -Zawaid karyanya). Dishahihkan oleh Al-Hakimdan disepakati oleh Adz-Dzahaby.I d e m .

9 S

9 9

9 1ruiilunonSfiaJaliVdlit

di antara kalian hendak masuk ke dalam masjid maka perhatikankedua sandalnya, kalau ia mendapati padanya kotoran ~atau beliaumengatakan: sesuatu yang mengganggu- (dalam riwayat lain: barangnajis) hendaknya ia mengusapkannya ke tanah kemudian shalatmenggunakan sandal tersebut!

Nabi ketika melepaskan sandalnya dalam shalat, beliaumeletakkannya di sebelah kiri.’®* Bahkan beliau pernah bersabda:

1 0 0

1ajL«j ^Si of 'yi 0^^J

“Bila salah seorang di antara kalian shalat, janganlah ia meletakkankedua sandalnya di sebelah kanan tidakpula di sebelah kiri, sehinggasandal tersebut berada di sebelah kanan orang lain kecuali bilatidak ada seorangpun di sebelah kirinya, akan tetapi hendaknya iameletakkannya di antara kedua kakinya! 1 0 2

S H A L A T D I A T A S M I M B A R

Rasulullah pernah shalat di atas mimbar -sekali saja -(dalamriwayat lain: mimbar beliau memiliki 3tingkatan)'°^ maka beliaupunberdiri di atasnya kemudian bertakbir dan para shahabatpun bertakbirdi belakang beliau dalam keadaan Nabi di atas mimbar, lalu beliau ruku1 0 0

HR. Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Al-Hakim, dan beliau menshahihkannya, disepakatioleh Adz-Dzahaby dan An-Nawawi. Lihat takhrij riwayat pertama dalam Al-Irwa'(284).HR. Abu Dawud, An-Nasa’i. dan Ibnu Khuzaimah (I/I 10/2) dengan sanad shohih,I d e m .

Demikianlah Sunnah dalam pembuatan mimbar yakni 3tingkatan tidak lebih dan jikaada tambahan (tebih dari 3tingkatan -pen), maka hal itu adalah bid'ah yang dibuatoleh Bani Umayah. Bahkan seringkali mimbar bid'ah tersebut memucus shof jamaah.

Tun tunanS/ ia la tNab i

1 0 1

1 0 2

103

9 2

dan i’tidal di atasnya kemudian beliau berjalan mundur hingga sujud dipangkal mimbar, lalu beliau kembali (naik ke atas mimbar -pen) danmelakukan gerakan seperti gerakan beliau pada rakaat pertama sampaibeliau selesai shalat kemudian menghadap ke arah para shahabat, serayab e r s a b d a :

\Xk ^

“Wahai sekalian manusia, Sesungguhnya aku melakukan demikian iniagar kalian mengikuti aku dan agar kalian mempelajari shalatku. ” 1 0 4

SUTRAH (PEMBATAS) DAN KEWAJIBANNYA

Nabi ^berdiri untuk shalat dalam keadaan dekat dengan sutrah(sesuatu yang dijadikan pembatas). Jarak antara beliau dengan tembokadalah 3dzira (hasta).*®^ Sementara jarak antara tempat sujud beliau

Sementara menjadikan mimbar berada di sudut bagian barat masjid atau didalammihrab adalah kebid'ahan yang lain. Demikian pula menjadikannya tinggi di atas tembokseperti Balkon. Kemudian sang khatib naik kepadanya melalui anak tangga yang melekatdi tembok masjid, maka sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk nabi Muhammad 0..Lihat A/-foth (2/331).*Tambahan dari penta’Iiq:Asy-Syaikh Abu Ibrahim Muhammad bin Abdul Wahab Al-Wushaby Al-Yamanyhapdzahullah punya risalah khusus tentang masalah ini berjudul Jauhari fi ‘Adadi DarojatiThinbah. Kesimpulannya adalah bahwa yang sunnah pada mimbar, 3tingkatan, khatibberdiri di tingkat kedua dan duduk di tingkat ketiga. Mimbar tidak dibenarkan terbuatdart besi, aluminium, batu, tanah atau yang lain namun ia terbuat dari kayu dengan 3tingkat sesuai dengan sunnah.Bid’ah-bid’ah pada mimbar lebih dari 3tingkat, terbuat dari selain kayu, diberi karpet/permadani, diberi pintu, diberi menara. memalingkan tingkatannya dari hadapan orangshalat. diberi dua pegangan untuk tangan, ditulisi ayat atau hadits, dikeluarkan untukshalat ‘led, dilekatkan di tembok masjid arah kiblat, dikhususkan untuk khutbah Jum'atsaja, diberi wangi-wangian, memperbesar mimbar hingga memutus shofi dihiasi denganukiran-ukiran atau sejenisnya, menggantungkan bendera padanya, dimasukkan di ruangdepan masjid arah kiblat. Lihat A/-Jouhor hal. 92-96.HR. Bukhari-Muslim, dan riwayat lain milik beliau (Imam Muslim -pen), dan Ibnu Sa’ad(1/253). Lihat takhrijnya dalam Al-lrwa’ (545).HR. Bukhar i dan Ahmad.HR. Bukhar i -Mus l im .

1 0 4

lOS

106

9 3Tuntunan Shalat Nabi 0,

dengan tembok adalah seukuran lewatan kambing.'®^ Beliau bersabda:

j' jU tijJj-ij yLj ^jj "Vj iyn J ! ^' ' ^

djL« oU aJjlIiIs

"Janganlah engkau shalat kecuali (menghadap) sutrah (pembatas -pen) dan jangan hiarkan seorangpun lewat di hadapanmu, kalau diaenggan (untuk dicegah -pen) tnaka perangi (halangi sekuat tenaga)dia karena ada setan yang menyertainya!

Beliau juga bersabda;

1 0 7

‘dip S/j 141^ O-Uisf'' ^

“Apabila salah seorang di antara kalian shalat menghadap ke sutrahmaka hendaknya ia mendekati sutrahnya dan jangan sampai adasetan yang memutus shalatnya.

Terkadang Nabi memilih shalat disisi tiang yang ada di dalammasjid beliau (dan menjadikannya sebagai sutrah -pen).

108

1 0 9

1 0 7HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya (1/93/1) dengan sanad yang jayyid (bogus).HR. Abu Dawud, Al-Bazzar (hal. 54 dalam Zawaid kat7anya), dan Al-Hakim. beliaumenshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby dan An-Nawawi.Soya katakan: “Sutrah itu wajib bagi imam dan orang yang munfarid (shalat sendirian),walaupun dalam masjid besar. Ibnu Hani mengatakan dalam Moso’iV-nya tentang ImamAhmad (1/66): “Abu Abdillah (Imam Ahmad) pada suatu hari pernah melihatku shalatdalam keadaan tidak ada satupun sutrah di hadapanku -saat itu aku bersama beliaudi masjid besar -maka beliaupun berkata: “Jadikanlah sesuatu sebagai sutrah]" Makaakupun menjadikan seorang lelaki sebagai sutrah."

Saya katakan: Dalam hadits ini terdapat isyarat bagi seorang imam bahwa tidakada bedanya kewajiban menggunakan sutroh (ketika shalat -pen) ini dalam masjidkecil atau besar. Dan inilah pendapat yang benar. Namun hal ini banyak ditinggalkanoleh kebanyakan imam masjid dan selain mereka di setiap negeri yang aku kunjungi.Di antaranya adalah Saudi Arabia di mana aku diberi kesempatan untuk berkunjungkesana pada kali pertama di bulan Rajabtahun ini (1410 H). Maka wajib bagi para ulamauntuk memperingatkan umat tentang kewajibannya dan menganjurkan mereka untukmengamalkannya serta menjelaskan hukum-hukumnya, karena hal itu juga berlaku diHaramain Asy-Syarifain (Masjidil Haram dan masjid Nabawi -pen).

1 0 8

1 0 9

Timtunan 5ha/i](Na{)i9 4

Behau ketika shalat di tanah yang luas. tidak ada sesuatu punyang bisa dijadikan sebagai sutrah, beliaupun menancapkan tombak dihadapannya lalu shalat menghadap ke arahnya, sementara para shahabatbermakinum di belakang beliau. ■Terkadang beliau menjadikan hewantunggangannya (unta -pen) dalam posisi melintang kemudian shalatinenghadapnya.'" Hal ini berbeda dengan shalat di kandangkarena Nabi melarangnya.*'

Terkadang beliau menjadikan ar-rahl (sesuatu yang diletakkan diatas kendaraan -ed) lalu meluruskannya dan shalat ke arah akhiratih(kayu di bagian belakang kendaraan tempat bersandar~ed). Beliau bersabda:

S/3 ^ 3 i ^ i

11 2u n t a

penunggang

9 ^

“Apabila seorang di antara kalian telah meletakkanhadapannya seukuran kayu

s e s u a t u d i

(*>>*) belakang pelana tnakahendaknya ia shalat dan tidak memperdulikan orang yang lewatdi belakangnya (sesuatu yang ia jadikan sutrah tadiMuslim dan Abu Dawud)

1 1 5

-pen).” (HR.

Sesekali beliau shalat menghadap ke pohon" dan terkadangbeliau shalat ke arah ranjang dalam keadaan ‘Aisyah berbaring di atasnya(di bawah selimutnya). ’

Beliau tidak pernah membiarkan sesuatupun lewat di hadapanbeliau (ketika shalat -pen). Pernah suatu ketika Nabi sedang shalattiba-tiba ada seekor kambing berusaha lewat di hadapannya maka Nabin o

HR. Bukhari-Muslim dan Ibnu Majah.HR. Bukhari dan Ahmad.HR. Bukhari dan Ahmad.

Yakni dari shalat di tempat penderuman/penambatanHR. Musirm, Ibnu Khuzaimah (2/92), dan Ahmad. [Dan Bukhari, lihat Fathul Baritentang maksud hadits, wallahuA'Iam -ed],Dengan mendhammah mim, mengkasroh kha‘. dan mensukun hamzah. Lafadz ini jugamemiliki bacaan lain, maksudnya adalah potongan kayu yang ada di belakang pelana.HK. An-Nasa idan Ahmad dengan sanad shabih.HR. Al-Bukhari. Muslim, dan Abu Ya'Ia (3/1107 cetakan Al-Maktabah Al-lslami).

I l l

112

1 1 3

u n t a .1 1 4

n s

116

117

Tun tunanSha la tNab i 9 5

pun maju mendahuluinya hingga perut beliau menempel ke dinding(sehingga kambing tersebut lewat di belakang beliau)."pernah menggenggamkan tangannya ketika shalat fardhu, maka tatkalaselesai shalat para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah telahterjadi sesuatu di dalam shalat?” beliau menjawab, “Tidak! Melainkanada setan hendak lewat di hadapanku maka akupun mencekiknyahingga tanganku merasakan dingin lidahnya. Demi Allah! Kalau sajasaudaraku, Nabi Sulaiman, tidak mendahuluiku niscaya akan kuikatsetan itu di salah satu tiang masjid ini hingga anak-anak pendudukMadinah mengerumuninya. Maka barangsiapa yang mampu memasangsutrah dihadapannya, maka lakukanlah.”"

Beliau pun

Nabi juga bersabda:

jl . i l j \ i

'yt. o U U‘XXjij(,AjC.

HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shohi/i-nya (1/95/1), Ath-Thabrany (3/140/3), dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Ahmad, Ad-Daruquthny, dan Ath-Thabrany dengan sanad yang shohih. Hadits

makna telah dikeluarkan dalam Ash-Shohiholn dan selain keduanya dari

I I B

119

i n i s e c a r a

sekelompok shahabat. Hadits ini termasuk hadits-hadits yang diingkari oleh kelompokAl-Qadiyaniyah. Mereka tidak mengimani adanya alam jin sebagaimana tersebut dalamAl-Quran dan As-Sunnah.* Sementara thariqah mereka dalam menolak nash-nash telahdikenal kalau berasal dari Al-Quran mereka ubah maknanya seperti Firman Allah,

ifi ji mereka mengatakan, "yakni dari kalangan manusia. Merekamenjadikan lafadz^Jri’sebagai sinonimbagi lafadz seperti lafadz Mereka punkeluar dengannya dari kaidah bahasa dan syariat. Apabila berasal dari as-sunnah, kalaumereka mampu mengubah maknanya menjadi makna bathil mereka akan lakukan atausetidaknya mereka akan sangat mudah untuk menghukumi kebathilan hadits tersebut,walaupun seluruh para ulama dan kaum muslimin bersepakat akan keshahihan haditstersebut. bahkan kemutawatirannya. Semoga Allah member! hidayah kepada mereka.♦Tombohon dari penta'liq:Para ulama telah menulis karya tentang hukum seputar jin, di antaranya: (An)-KamulMirjan karya Badruddin As-Syibly, Luqathul Mirjan karya As-Suyuthi. Lihat pembahasansekilas masalah jin dalam kitab Al-Asybah won Nadboir hal. 323-331. di antaranya adalahmasalah bila ada jin lewat di depan orang yang sedang shalat, apakah bisa memutuskanshalatnya? Jawabannya: ada dua riwayat dalam hal ini dari Imam Ahmad, yang shahihadalah dia dihalangi sebagaimana halnya manusia. dan rinciannya sama seperti hukum

TunJumiti Shalat Niibi 9 6

"Apabila salah seorang di antara kalian shalat menghadap sesuatuyang iagunakan sebagai sutrah untuk menghalangi oranguntuk lewat,kemudian ada seseorang hendak lewat di hadapannya, maka tahandia pada lehernya [dan tolak ia semampunyaj (dalam riwayat lain:cegahlah ia sebanyak dua kali) kalau ia bersikeras maka perangilahkarena d ia adalah setan! 1 2 0

Nabi 5^ bersabda pula:

(0

of ;i ^ Or

“Kalau seandainya orang yang lewat di depan orang yang sedangshalat mengetahui apayangakan menimpanya (begitu besar dosanya),niscaya ia memilih berdiri selama 40 (tahun) karena hal itu lebih baikbaginya daripada lewat di depan orang yang shalat.» 1 2 1

H A L - H A L Y A N G M E M U T U S K A N S H A L A T

N a b i b e r s a b d a :

:Jlii c i i i l J3 j ' ^ ^ ' 3

Oliu-i.

“Akan memutus shalat seseorang, bila tidak ada sesuatupun

manusia, karena mereka adaiah muko//of; wallahu a'lam.HR. Bukhari-Muslim. Sementara riwayat lain adalah milik Khuzaimah (1/94/1).I d e m .

120

121

Tun tunonS / i fl f a lNfl l ' i 9 7

dihadapannya (sutrah -pen) beberapa hal, yakni: wanita [yangtelah haidh], ' keledai, dan anjing hitam.” Mendengar sabda beliauini, Abu Dzar menanyakan kepada Nabi “Wahai Rasulullah,Apa bedanya anjing hitam dengan anjing merah?” beliau menjawab:"Anjing hitam itu adalah setan! 123

S H A L A T M E N G H A D A P K U B U R A N

Beliau melarang shalat menghadap kuburan dan beliaub e r s a b d a :

"Janganlah kalian shalat menghadap kuburan danjangan pula kalianduduk di atasnya!

1 2 4

N I AT ' 2 5

Rasulullah ^bersabda:

u££^1 UJ13 ju iSfi u j t"Sesungguhnya (diterimanya) amalan perbuatan itu tergantungpadaniat dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.» 1 2 6

1 2 2 Yakni yang telah baligh. Sementara yang dinnaksud dengan memutus shalat disini adalahmembatalkannya. Adapun haditsyangberbunyiu^ V (tidakadasesuatupunyang bisa membatalkan shalat) maka hadits tersebut adalah dhaif sebagaimana yang akutahqiq dalam Tamamul Minnah (hal. 306) dan selainnya.HR. Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Khuzaimah (1/95/2). Lihat kitabku Tahdzirus Sajidmin Ittikhadzil Qubur al-Masajid dan Ahkamuljanaiz wa Bida'uha.HR. Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Khuzaimah (1/95/2). Lihat kitabku Tahdzirus Sajidmin ittikhadzil Qubur al-Masajid dan Ahkomul Janaiz wa Bida'uhaAl-lmam An-Nawawi menjelaskan dalam Roud/ah/f Thalibin (1/224): “Niat itu adalahmaksud dalam hati di mana orang yang hendak shalat menghadirkannya dalam pikirannya

1 2 3

1 2 4

1 2 5

runfunonSlmlatNalii 9 8

T A K B I R

Nabi ^memulai shalatnya dengan ucapan -i'" AUahu Akbar(Allah Maha Besar -pen)'” dan beliau memerintahkan hal itu kepadaorang yang shalatnya salah sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,lalu beliau bersabda:

ujl ^ 4 j !

tatkala shalat dan wajib baginya menjelaskan sifatnya dalam niat tersebut seperti niatshalat dhuhur dan fardhu atau selainnya. Kemudian ia memaksudkan dengan sifat-sifacini di awal takbir.”

HR. Bukhari-Muslim dan selainnya, lihat takhrij hadits ini dalam Al-lrwa’ (22).HR. Muslim dan Ibnu Majah. Daiam.hadi^s ini terdapat isyarat tidak bolehnya memulaishalat dengan ucapan mereka: o\ cJj'" niatkan untuk shalat .... danseterusnya). Bahkan hal ini termasuk kebid’ahan secara ;]ma’ ‘hanya saja merekaberselisih apakah hal itu bid’ah hasanah atau sayyiah. Dan kami mengatakan,"setiapkebid’ahan dalam perkara ibadah adalah sesat", dengan dasar keumuman sabda Nabi "setiap kebid'ahon adalah sesat dan setiap kesesatan itu di neraka tempatnya." Sementarapenjelasan lebih detail tentang hal ini bukan di sini tempatnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah cfe menegaskan; "Niat tempatnya adalah dihati dengan kesepakatan para ulama, bila dia meniatkan dalam hatinya dan tidakmengucapkan dengan lisannya. maka niat tersebut mencukupi dengan kesepakatanmereka pula ...” (Majmu Al-Fatawa, 18/262).*Tambohan dari Penta'Iiq:Dalam masaiah ini ada 2perkara;I. Meiafadzkan niat dengan suara lirih.

Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama:a. Dianjurkan untuk lebih memantapkan. Ini adalah pendapat sebagian pengikutmadzhab Asy-Syafi’i, Abu Hanifah dan Ahmad. Pendapat ini dikuatkan oleh IbnuQudamah Al-Maqdisy dalam Al-Mughny (2/132) dan Ibnu Nujaim dalam Al-Asybah waAn-Nadhoir (1/52).b. Tidak dianjurkan bahkan termasuk kebid'ahan. Sebab tidak dinukil sedikitpundari Nabi para shahabat dan tabi'in tentang masaiah ini, baik dalam shalat, bersuciataupun puasa. Meiafadzkan niat termasuk perbuatan sia-sia, main-main dan omongan‘nglindur’.Ibnul Qayyim A!-Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/201) ketika menerangkan masaiahini dan semisalnya menyatakan: "Ini adalah 10 kebid'ahan yang tidak dinukil oleh siapapun. baik dengan sanad shahih, dhaif, secara musnad maupun mursal, walau satu lafadzsekalipun, bahkan tidak dinukil dari seorang shahabat pun, tidak pula dianggap baikoleh seorang tabi’in bahkan imam yang empat sekalipun.”Sandaran mereka (para ulama) adalah hadits Aisyah dalam riwayat Muslim:“Barongs/opo yong mengeijakan suotu amalan tanpa contoh dari kami maka ia (amalantersebut) tertolak."

1 2 6

127

Tuntunan Shalat Nabi 9 9

"Sesungguhnya tidak akan sempurna shalat seorangpun sampai iaberwudhu sesuai dengan ketentuannya (tata cara wudhu) kemudiania mengucapkan: Allahu Akbar!

Beliau ^juga bersabda:

1 2 8

.jilLJLlJl 1 g129“Kunci shalat itu adalah bersuci, sementara pengharamannya

adalah takbiratul ihram dan penghalalannya adalah salam! 130

<iL>.

“Beliau mengeraskan suaranya ketika bertakbir hingga terdengarkepada orang-orangyang ada di belakang beliau (makmum)! 1 3 1

dill ^

- ■

. < 4_Jlp

Ini adalah pendapat Hanabilah (madzhab Hambali), Malikiyah, Ai-Hanafiyah, dandikuatkan oleh Ibnu Taimiyah (18/263). Ibnul Qayyim, Ibnu Rajab dalam Jami'ul Ulum.Ibnu Utsaimin dalam Ta’Iiq Arbain hal. 9-10 dan As-Sadlan dalam An-N'iyyah (1/346).Pendapat inilah yang shahih.2. Melafadzkan niat dengan suara keras.Ibnu Taimiyah menegaskan, “Para ulama telah sepakat bahwa tidak boleh melafadzkanniat dengan suara keras, tidak untuk imam, makmum, ataupun orang yang shalatsendirian, dan tidak dianjurkan mengulang-ulang niat. Yang diperselisihkan adalahmengucapkannya dengan suara lirih, dianjurkan ataukah tidak?” (Alq;mu' Al-Fatawa,18/264).HR. Ath-Thabrany dengan sanad yang shahih.Yakni pengharaman apa saja yang diharamkan Allah Ta’ala berupa perbuatan. Demikianpula penghalalannya, yakni penghalalan hal-hal yang dihalalkan diluar shalat. Dan yangdimaksud dengan tahrim dan tahlil dalam hadits adalah hal-hal yang diharamkan dandihalalkan. Hadits ini menunjukkan bahwa pintu shalat itu tertutup, tidak mungkin bagihamba untuk membukanya kecuali dengan thaharah (bersuci). Demikian pula masuk kedalam pengharamannya tidak mungkin kecuali dengan takbir. Sementara keluar darinyatidak mungkin kecuali dengan salam. Inilah pendapat jumhur ulama (mayoritas ulama-pen).HR. Abu Dawud. Tirmidzi, dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati olehAdz-Dzahaby. Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa’ (301).HR. Ahmad, Al-Hakim. dan beliau menshahihkannya, disepakati oleh Adz-Dzahaby.

1 2 8

129

1 3 0

131

run(um>riS/iaIa(NaI)i 1 0 0

“Akan tetapi ketika beliau sakit, Abu Bakr-lah yang (membantu)mengeraskan suara takbirnya guna didengar orang yang ada dibelakang beliau (makmwn)." (HR. Muslim dan An-Nasa’i)

Beliau juga bersabda:

Apabila imam telah mengucapkan: Allahu Akbar maka ucapkanlah:A l l a h u A k b a r . 132

M E N G A N G K A T K E D U A T A N G A N

Terkadang Nabi mengangkat kedua tangannya bersamaandengantakbir,' terkadangsetelahtakbir,‘ '‘danterkadangsebelumnya.B e l i a u

135

mengangkat keduanya dalam keadaan jarinya [tidakmerenggangkan tidak pula menggenggamnya].’ ^ Dan menjadikannyasejajar dengan pundak,' ’ terkadang pula mengangkatnya hingga sejajardengan daun telinganya. 138

B E R S E D E K A P

Nabi meletakkan tangan kanannya di atas tangan kiri,bahkan beliau bersabda:

139

1 3 2 HR. Ahmad dan Al-Baihaqi dengan sanad yang s/iohiT).HR. Bukhar i dan An-Nasa’ i .HR. Bukhar i dan An-Nasa' i .HR. Bukhar i dan Abu Dawud.

HR. Abu Dawud. Ibnu Khuzaimah (1/62/2 dan 1/64), Tamam, dan Al-Hakim, beliaumenshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Bukhar i dan An-Nasa' i .HR. Bukhar i dan Abu Dawud.

HR. Muslim dan Abu Dawud, lihat takhrijnya dalam A/-/rwo’(352).

1 3 3

1 3 4

1 3 5

1 3 6

137

1 3 8

1 3 9

1 0 1TuntunanShalatNabi

U1

llLjLi-jii (_5^'Sesungguhnya kami -para nabi- diperintahkan untuk menyegerakanbukapuasa dan mengakhirkan sahur, serta meletakkan tangan kanandi atas tangan kiri dalam shalat.

Nabi pernah melewati seseorang yang sedang shalat dalamkeadaan ia meletakkan tangan kirinya di atas tangan kanannya, makabeliau pun melepaskannya lalu meletakkan tangan kanan di atas tangankirinya.

1 4 0

141

B E R S E D E K A P D I D A D A

Nabi meletakkan tangan kanannya di atas punggung telapaktangan kiri, dan (terkadang -pen) di pergelangan tangan, serta dihasta.*** Beliau memerintahkan hal itu kepada para shahabatnya.'*’ Danterkadang beliau menggenggamkan tangan kanannya di atas tangan kiri(bersedekap).’"’'* Nabi meletakkan keduanya di dada '* dan melarang1 4 0

HR. Ibnu Hibban dan Adl-Dliya’ dengan sanad yang s/ia/w7i.HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad yang shoh/h.HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Ibnu Khuzaimah (1/S4/2) dengan sanad yang shahih.Dishahihkan oleh Ibnu Hibban (485).HR. Mal ik . A l -Bukhar i dan Abu Awanah.

HR. An-Nasa'i dan Ad-Daruquthny dengan sanad yang shohih.Hadits ini menunjukkan bahwa termasuk sunnah adalah menggenggam tangan kanandi atas tangan kiri. Sementara dalam hadits yang pertama menunjukkan beliau hanyameletakkannya saja akan tetapi keduanya termasuk sunnah. Adapun mengumpulkan “Al-qabdl (menggenggam) dengan al-wadr (meletakkan -pen) sebagaimana yang dianggapbaik oleh orang-orang belakangan dari kalangan Hanafiyah (madzhab Hanafi) makaha! tersebut adalah bid'ah dan bentuknya sebagaimana yang mereka sebutkan yaknitangan kanan diletakkan di atas tangan kiri kemudian jari kelingking dengan ibu jarimenggenggam pergelangan sementara tiga jemari lainnya dibentangkan -sebagaimanatersebut dalam Hasyiah Ibnu Abidin. (1/454) maka jangan sampai anda tertipu denganucapan sebagian orang-orang belakangan semacam ini.HR. Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah dalam Shohih-nya (1/54/2), Ahmad, dan AbuSyaikh dalam Tarikh Ashbahan (hal. 125). Al-lmam At-Tirmidzi menghasankan salahsatu sanadnya. Hadits yang semakna dengan hal ini terdapat dalam Al-Muwatha' dan

141

1 4 2

1 4 3

1 4 4

1 4 5

Tu n t u n a n S k a l a t N a b i1 0 2

perbuatan ikhtishar'' ^ dalam shalatbeliau larang.

147 karena menyerupai salib yang1 4 8

MELIHAT KE TEMPAT SUJUD DAN KHUSYU’

Nabi ^tatkala shalat, beliau menundukkan kepala danpandangannya tertuju ke tempat sujud.Ka’bah, pandangannya tetap tertuju ke tempat sujud sampai beliau

1 4 9 Ke t i ka be l i au memasuk i

diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam S/johi/i-nya bila diperhatikan dengan seksama, dansungguh telah aku rinci pembahasan seputar jalan-jalan periwayatan hadits ini dalamAhkamul janaiz (hal. 118).Catatan: Meletakkan kedua tangan di dada itulah yang shohih dalam As-Sunnah,sementara lainnya adakalanya dhaif riwayatnya atau tidak ada asalnya. Sungguh Sunnahyang demikian ini teiah diamalkan oleh Al-lmam Ishaq bin Rahawaih sebagaimana yangdituturkan oleh Al-Marwazy dalam Al-Masa’il (hal. 222). beliau menceritakan. “DahuluIshaq pernah shalat Witir mengimami kami.... Beliau mengangkat kedua tangannyaketika qunut dan melakukan qunut sebelum ruku’. Beliau meletakkan kedua tangannyapada teteknya atau di bawahnya.”Demikian pula perkataan Al-Qadhi ‘lyadh Al-Maliki dalam Mustohobbot/s Shalat darikitabnya A/-nom (hal. 15 cetakan ketiga Ar-R/botb): "Dan meletakkan tangan kanan diatas punggung tangan kiri di sebelah atas dada.”Yang lebih dekat dari hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmaddalam Masa’il karyanya (hal. 62), beliau menyatakan: “Aku pernah melihat ayahkutatkala shalat meletakkan kedua tangannya, salah satunya di atas yang lain di sebelahatas pusar (yakni di bawah dada -pen)." Lihat Irwaul Ghalil (353).Yakni meletakkan tangan di atas lambung. Sebagaimana yang ditafsirkan oleh sebagianrawr hadits ini.

HR. Bukhari-Muslim. Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa' (374).HR. Abu Dawud, An-Nasa'i, dan selain keduanya.HR. Al-Baihaqi, Al-Hakim, beliaupun menshahihkannya dan hadits ini sebagaimanayang beliau katakan. Untuk hadits pertama memiliki penguat dari hadits 10 shahabatnabi riwayat Ibnu ‘Asakir (17/202/2). Lihat A/-/nvo' (354).Catatan: Dalam 2hadits ini menunjukkan bahwa yang disunnahkan adalah mengarahkanpandangan ke tempat sujud. Sedangkan apa yang diperbuat oleh sebagian orang yaknimemejamkan mata di saat shalat* maka hal itu adalah pendapat yang lemah dan sebaik-balk petunjuk adalah petunjuk nabi*Tannbahon dari pentaTiq:Perbuatan ini (memejamkan mata) dibenci oleh Imam Ahmad dan yang lain, bahkanbeliau menegaskan “itu adalah perbuatan Yahudi”, namun ada sebagian ulama yangmembolehkannya dengan alasan lebih khusyu' dalam shalat yang itu merupakan intidan ruh shalat. Al-lmam Ibnul Qayyim mengkompromikan hal ini dalam Zaadul Ma’ad(1/294), “Yang benar adalah kalau membuka mata tidak mengganggu kekhusu'an, makaitulah yang lebih afdhal. Namun bila membuka mata menghalangi dia dari kekhusu’ankarena di arah kiblatnya ada hiasan-hiasan, ukiran-ukiran atau yang semisalnya yang

\A6

N 7

1 4 8

1 4 9

1 0 3Tuntunan Shalat Nabi

150keluar dari Kabah, bahkan beliau bersabda:

Tidak sepantasnya di Baitullah ada sesuatu yang menyibukkan(mengganggu) orang shalat. I S I

Beliau melarang umatnya dari mengangkat pandangan ke arahbahkan beliau menegaskan laranganlangit (ketika shalat -pen).1 5 2

tersebut hingga beliau bersabda:

.(jUjUa?' -XVyj J'j) 0 ! !

"Sungguh hendaknya suatu kaum menghentikan perbuatan merekamengangkat pandangan (menengadah) ke langit ketika shalat ataupandangan mereka tidak akan kembali (dalam riwayat lain: atauakan dihilangkan/dibutakan pandangan mereka!

Disebutkan dalam hadits yang lain:

153

. O j i d j

o " 0 ^ t * ^ a y fjJ O J i O l i t l

“Apabila kalian shalat maka jangan sekali-kali menoleh (ke kananatau ke kiri -pen) karena sesungguhnya Allah Ta’ala menghadapkanwajah-Nya ke wajah hamba-Nya di saat shalat selama ia tidakmenoleh (ke kanan atau ke kiri -pen)!

mengusik hatinya, maka di saat itu menutup mata tidak dibenci sama sekali. Pendapatyang menganjurkannya (menutup mata) dalam situasi seperti ini lebih dekat kepadaprinsip dan maksud syariat daripada pendapat yang membendnya."HR. Al-Baihaqi, Al-Hakim.HR. Abu Dawud dan Ahmad dengan sanad yang shahih. Lihat takhrijnya dalam Sboh/hAbi Dawud (1771). Yang dimaksud "c4:J'"dalam hadits ini adalah ka’bah sebagaimanayang ditunjukkan oleh sebab munculnya hadits tersebut.HR. Bukhar i dan Abu Dawud.

HR. Bukhari, Muslim dan As-Siraj.

154

I S O

1 5 1

152

153

TunfunanSlialatjVabi 1 0 4

Nabi juga bersabda tentang perbuatan ini (menoleh dalamshalat):

“Hal itu (menoleh dalam shalat -pen) merupakan curian setan darishalat seorang hamba." (HR. Bukhari dan Abu Dawudj

Sabda beliau

p\j> ^ J ' 3 j V.<UP A . ^ s > r j

‘Allah Taala akan senantiasa menghadap ke arah hamba-Nya ketikashalat, selama ia tidak menoleh (ke kanan atau ke kiri) bila hambatersebut memalingkan wajahnya maka Allah pun akan berpalingpuladarinya.

Nabi melarang dari 3perkara yakni sujud dengan cepat sepertiayam mematuk makanan, duduk di atas tumit seperti duduknya anjing,dan menoleh seperti menolehnya serigala.* ® Bahkan beliau bersabda:

155

djU isly VC—^ 0 caly“Shalatlah seperti shalat orangyang hendak meninggal, yakni seakan-akan engkau melihat Allah, jika engkau tidak mampu melihat-Nyamaka sesungguhnya Allah melihatmu.'

Beliau bersabda:

157

1 5 4

HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim, dishahihkan oleh keduanya. Lihat Shahihut Targhib(353).HR. Abu Dawud dan selainnya, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban.Lihat Shoh/hut Targhib (555).HR. Ahmad dan Abu Ya’Ia. Lihat Shohihut Targhib (556).Ringkasan dari Ahodits Muntaqoh. HR. Thabrany, Ar-Rauyany, Adh-Dhiya' dalam Al-Mukhforoh. Ibnu Hibban, Ahmad, dan Ibnu ‘Asakir. Dishahihkan oleh Al-Haitamy Al-Faqih dalam Asnal Mathalib.

1 5 5

1 5 6

157

1 0 5runlutimi S/idlul Nd&t 9

“Singkirkanlah kain ini dari hadapanku! Karena gambar-gambartersebut terus-menerus fnengganggu shalatku.‘

Beliaupun pernah bersabda:

162

"Tidak sempurna shalat hagi orangyang telah dihidangkan makananuntuknya dan tidakpula bagi orangyang menahan huang air besar/k e c i l ! 163

D O A I S T I F T A H

Nabi membaca doa istiftah dalam shalat dengan doa-doayang bermacam-macam, di mana beliau memuji, memuliakan,dan menyanjung Allah Ta’ala dalam doa tersebut. Bahkan beliaumemerintahkan hal itu kepada orang yang shalatnya salah, beliaubersabda kepadanya:

^

"Tidak akan sempurna shalat seorangpun dikalangan manusia hinggabertakbir kemudian ia memuji dan menyanjung Allah Azza wa Jalla(doa istiftah) lalu membaca ayat Al-Quran yang mudah haginya

'164

1 6 2

HR. Bukhari, Muslim, dan Abu ‘Awanah. Beliau 5^ tidak memerintahkan untukmencabut gambar tersebut atau merobeknya dan cukup dengan menyingkirkannyakarena -waUabu oVom- gambar tersebut bukan gambar mahluk bemyawa dengan dalilnabi pernah merobek gambar yang lain. Sebagaimana tercantum dalam banyak riwayatdi ShoWhoin. Untuk rincian pembahasan ini lihat Fathu\ Bari (10/321) dan Gbayaiu!Maramfi Takhrij Abadits Halalwal Haram. (131-145).HR. Bukhari, Muslim. Sementara hadits kedua adalah riwayat Ibnu Abi Syaibah (12/110/2). Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa' (8).

1 6 3

Tu i i t u i i anSha la tNab i 1 0 7

Dan kejelekan itu tidak disandarkan kepada~Mu^ . Aku dengan-Mudan kepada-Mu. Maha Mulia Engkau dan Maha Tinggi, aku mohonampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu."

Beliau mengucapkan doa ini dalam shalat fardhu dan sunnah. 1 7 0

3. Sama dengan doa di atas, hanya saja tanpa lafadz:

- -

"Engkau Rabbku dan aku adalah hamba-Mu."dan seterusnya.

K e m u d i a n d i t a m b a h k a n l a f a d z :

Ui iii-v duii D.Sf 9 * * - !

169Yakni tidak pantas kejelekan itu di nisbahkan/disandarkan kepada Allah Toblo kerenatidak ada sedikitpun kejelekan pada perbuatan-Nya, bahkan seturuh perbuatan-Nyaadalah baik karena berkisar antara keadilan dengan keutamaan dan hikmah semata.Sehingga seluruh perbuatan-Nya baik tidak ada kejelekan sedikitpun. Sementarakejelekan ini berubah menjadi kejelekan karena tidak dinisbahkan dan tidak puladisandarkan kepada-Nya.Ibnul Qayyim mengatakan:“Allah Ta’ala adalah pencipta kebaikan dan kejelekan. Maka kejelekan itu ada padasebaglan mahluknya bukan pada penciptaan dan perbuatan-Nya. Oleh karena inilahAllah Ta’ala membersihkan dii i-Nya dari kedhaliman di mana hakekatnya adalahmeletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Maka tidak boleh meletakkan sesuatukecuali pada tempatnya yang sesuai dengannya. Dan hal Itu adalah kebaikan seluruhnya.Sementara kejelekan itu adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. sehinggabila hal itu telah diletakkan pada tempatnya maka tidak disebut sebagai kejelekan. Olehkarena ini diketahui kejelekan itu tidak layak disandarkan kepada-Nya...."(Kemudian beliau menyatakan setelah itu:)“Bila engkau berkata, “Kenapa Allah menciptakannya padahal hal itu jelek?" makasoya katakan: "Allah menciptakannya kerena kehendak-Nya, sementara perbuatanAllah itu baik tidak ada kejelekan padanya. Dan juga penciptaan dan perbuatantersebut dilakukan oleh-Nya Ta'ala dan mustahil kejelekan itu dilakukan oleh-Nyadan disandarkan kepada-Nya. Maka apa saja yang ada pada makhluk bcrupa kejelekandikarenakan hal itu tidak disandarkan kepada-Nya. Sedangkan perbuatan penciptaanyang disandarkan kepada-Nya maka hal itu baik.” Rincian pembahasan yang penting inidapat dilihat dalam Syifa'ul ‘Alii ft Masail Qadha wal Qadr wot Ta’iil (hal 178 -206),HR. Muslim. Abu ‘Uwanah. Abu Dawud, An-Nasa’i. Ibnu Hibban. Ahmad. Asy-Syafi’i,dan Ath-Thabrany. Maka barang siapa yang mengkhususkan hadits ini pada shalatsunnah semata maka ia telah salah.

1 7 0

Tuntunan Shalat Nabin o

"Ya Allah. Engkaulah Penguasa, tidak ada sesembahan yang hakynelainkan Engkau. Maha Suet Engkau dan segala puji hanya bagi-M u . ■

4. Sama dengan doa di atas (no.2) sampai pada lafadz;

171

"Dan aku adalah orangyangpertama berserah diri,

kemudian ditambahkan lafadz:

VJU-pN/1 j

1

"Ya Allah, tunjukilah aku kepada akhlak dan amalan yang terbaik.Tidak ada yang menunjuki kepadanya kecuali Engkau. Danlindungilah aku dari kejelekan akhlak dan atnal, tidak adamatnpu melindungi darinya kecuali Engkau.’

y a n g1 7 2

5 . j j l i j jLAl^J > 9

h’ji ^^3"Maha Suci Engkau ' ^ Ya Allah, segala puji bagi-Mu. Maha Barokahnama-Mu, Maha Tinggi keagungan-Mu, dan tidak ada sesembahanyanghaq selain Engkau.’ 1 7 4

171HR. An-Nasa'i dengan sanad yang shahih.HR. An-Nasa’i dan Ad-Daruquthny dengan sanad yang shoh/h.Yaknr: Aku Benar-benar bertasbih kepada-Mu dalam artian aku sueikan Engkau darisegaia kekurangan. “iJ ’yakni: Amat melimpah barpkah dari nama-Mu karena didapati semua kebaikan denganmenyebut nama-Mu. “ " yakni: Maha Tinggi kemulian dan keagungan-Mu.HR. Abu Dawud dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby. Al-lmam Aqili mengatakan, “Hadits ini diriwayatkan lebih dari satu jalan

172

1 7 3

”yakni: Kitasenantiasa bertasbih kepada-Mu.

1 7 4

TuntundnShaia l iVdbi 1 1 1

Bahkan Beliau ^bersabda (tentang doa ini):

“Perkataan yang paling dicintai Allah Tadla adalah bila seoranghamba membaca doa: Maha Suci Engkau Ya Allah

6. Sama dengan doa di atas, kemudian ditambahkan pada saatshalat malam lafadz:

175

v]s ^jk\ iiii ,(&) iii'y'‘Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah (3x) Allah MahaBesar (3x). ” 1 7 6

0^)^ aJJI«>> i7 . J 7

‘Allah Maha Besar dan segala puji yang begitu banyak bagi-Nya,Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang.”

Ada salah seorang shahabat yang membaca doa istiftah semacamini maka Rasulullah ^bersabda:

> t S 3 I C - . I p x Pa i l i o“Sungguh Aku kagum dengan doa tersebut, Dibukakan pintu-pintu

langit untuknya.dengan sanad-sanad yang Jo/yid (bagus).HR. Abu Mandah dalam At-Touhid (2/123) dengan sanad yang s/io/iih, An-Nasa’i dalamAZ-Voum wai Lailah secara mauquf dan marfu’. Sebagaimana tersebut dalam Jami’ulMosanid Karya Ibnu Katsir (Jilid 3/ bagian 2/ lembar 23512). Kemudian akupun melihathadits ini dalam An-Noso’i (no.849 dan 850). Kemudian aku mentakhrijnya dalam Ash-Shobihoh (2939)HR. Abu Dawud dan Ath-Thahawy dengan sanad hoson.HR. Muslim dan Abu ‘Uwanah. dishahihkan oleh At-Tirmidzi. Diriwayatkan pula olehAbu Nu'aim dalam Akhbar Ashbahan (1/210) dari Jubair bin Muth’im bahwasanya beliaupernah mendengar Nabi membaca doa ini ketika shalat sunnah.

Tuntunan Shalat Nabi

1 7 7

175

176

1 7 7

1 1 2

\S'j\^\8 .

Segala puji bagi Allah dengan pujian yang melimpah, baik dand i b e r k a h i . ”

Ada shahabat lain yang membaca doa istiftah ini maka Nabi b e r s a b d a :

- ' ^ ^ O ' - ,

“Aku telah melihat 12 malaikat berlomba-lomba siapa di antaramereka yang akan mengangkat doa tersebut! 1 7 8

<S^3 ‘^'3'"^ J j j j33Jj tjJ_La (JLJI i 3 J J j

Oj^ij *^PuUlj ,j_p- , ( 3 ^

id^3 iiJ ^1.l i , 3 3 - J | j l j j d - j i , c — ( A J - j j

-t^l cullj odl. X:,- 4j jiLLpl cJ'lijj a_^S?j V '

9 .

■■ ^^“fr' - ! * 1 r "^3. 1. J5 5

1 7 8 HR. Musl im dan Abu 'Awanah.

Yakni: yang menerangi keduanya. Dengan-Mulah orang-orang yang ada di dalamnyamengetahui arah mata angin.Yakni: Penjaga dan Pengatur keduanya.

1 7 9

1 8 0

TuntunanShalatNabi 1 1 3

“Ya Allah, bagi-Mu lah segala pujian. Engkaulah cahaya langit,bumi, dan segala apa yang ada di dalamnya. Bagi-Mu segala puji.Engkaulah pengatur langit, bumi, dan apa yang ada di dalamnya.[Bagi-Mu lah segala pujian, Engaulah raja langit, bumi, dan apayangada di dalamnya]. Bagi-Mu lah segala pujian. Engkaulah Dzat YangMaha benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, perjumpaan dengan-Mu adalah benar, surga itu benar, neraka itu benar, hari kiamat itubenar, para nabi benar, dan juga nabi Muhammad adalah benar.Ya Allah, kepada-Mu lah aku berserah diri, bergantung, beriman,dan beribadah. Karena-Mu aku bersengketa dan kepada-Mu lahaku berhukum. [Engkaulah Rabb kami dan kepada-Mu lah tempatkembali, maka ampunilah perbuatanku yang lalu dan akan datang,apa yang aku sembunyikan dan apa yang aku tampakkan]. [dan apasaja yang Engkau lebih tahu dari kami tentangnya]. Engkaulah yangmemulai dan Engkaulahyangmengakhiri. [Engkaulah sesembahanku jTidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, [tidak ada daya daniipaya melainkan karena-Mu].' 181

Beliau membacanya pada shalat malam, demikian pula doab e r i k u t

j: >4^3

✓ ^ ^ ✓ X✓

1 0 .

^ s . l 3 j ^“Ya Allah, Rabb malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil, pencipta langitdan bumi. Dzat yang mengetahui perkara ghaib dan yang nampak.Engkaulah yang menghukumi di antara hamba dalam perkara yangmereka perselisihkan. Tunjukilah aku kepada kebenaran dalam perkara

HR. Bukhari, Muslim, Abu ‘Uwanah, Abu Oawud, dan Ibnu Nashr, serta Ad-Darimy.Hal itu tidak menghapus disyariatkannya doa-doa tersebut pada shalat fardhusebagaimana hal itu teiah jelas. Hanya saja bagi imam agar tidak memperlama shalatnyayang dirasa berat oleh para makmum.

t s i

1 8 2

1 1 4 Tuntunan Shalat Nabi

yang mereka perselisihkan dengan kehendak-Mu. SesungguhnyaEngkau memberi hidayah siapa sajn yang Engkjalan yanglurus.

Terkadang beliau bertakbir 10 kali, bertahmid 10 kali,bertasbih 10 kali, bertahlil 10 kali, dan beristighfar. Kemudianmembaca doa:

kehendaki kepadaa u

1 8 3

1 1 .

“Ya Allah, ampunilah aku, berilah aku petunjuk, rizki, [dankesehatan}.” Sebanyak 10 kali danjuga doa:

0

"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kesempitan di hariperhitungan (hisab) kelak.”Sebanyak lOx. 1 8 4

ji [6 Sc]1 2 .

Allah Maha Besar [3x], Dzat yang memiliki kerajaan, keperkasaan,kesombongan, dan keagungan! 18S

M E M B A C A T A A W U D Z

Setelah membaca doa istijtah, Nabi bertaawudz kepada Allahseraya berkata:1 8 3 HR. Musl im dan Abu ‘Uwanah.

HR. Ahmad, Ibnu Abi Syaibah (I2/M9/2). Abu Dawud, dan Ath-Thabrany dalam AI-Aushat (2/62) dari Al-jom’u bainahu wa bainash shaghir. Dengan sanad shahih dan yanglain berderajat hasan.HR. Ath-Thayalisi dan Abu Dawud dengan sanad yang shohih.

1 8 4

1 8 S

r u n l u n a n S h d i a t N a A i 1 1 5

r1 8 64 i j j j J

“Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, darikegilaannya, kesombongan, dan bujukannya!

Terkadang beliau menambahkan padanya lafadz:

1 8 7

“Aku berlindung kepada Allah Ta’ala Yang Maha mendengar lagiMaha mengetahui dari setan....’

kemudian bel iau membaca basmalah:

i s s

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi MahaPenyayang."

Membaca dengan suara pelan. 1 8 9

M E M B A C A S U R A T A L - F A T I H A H

S e t e l a h m e m b a c a t a d w u d z d a n b a s m a l a h b e l i a u m e m b a c a

Surat Al-Fatihah dan membacanya seayat demi seayat, yakni beliaum e m b a c a :

p"ya}<nisejenispenyakitgila.Sementara1 8 6 Sebagaian rawi menafsirkannya dengan”maksudnya adalah kesombongan dan “Aii; ”adalah sya’ir. Ketiga penafsiran

inf sesuai dengan riwayat yang marfu' (sampai) kepada Nabi dengan sanad yangshohiTi namun mursal. Sementara yang dimaksud dengan sya'ir di sini adalah sya’ir yangtercela. Karena sabda Nabi j ' " S e s u n g g u h n y o o d o p a d a s e b a g i a nsyo’/r rtu hikmoh." HR. Bukhari.HR. Abu Dawud. Ibnu Majah, Daruqutny. dan Al-Hakim. Dishahihkan o!eh beliau(Al-Hakim -pen), ibnu Hibban, dan Adz-Dzahaby. Lihat tokhrij-nya dalam Irwa'ul Ghalil(342) dan juga hadits berikutnya.HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dengan sanad yang hoson. Dengan dasar inilah Al-Imam Ahmad berpendapat demikian pada dalam Masail Ibnu Han't (I/SO),

1 8 7

188

1 1 6 rurituiidnS/idlatNabi %

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi MahaPenyayang."

Kemudian beliau berhenti, lalu membaca:

"Segala puji bagi Allah Rabb semesta alatn."

Kemudian berhenti, lalu beliau membaca:

Lalu beliau berhenti, kemudian melanjutkan bacaannya:

"Yangmenguasai hari Pembalasan."

Demikian beliau lakukan hingga akhir surat, begitu pula padasurat-surat yang lain. Beliau berhenti pada setiap akhir ayat dan tidakmenyambungnya dengan ayat berikutnya.Terkadang beliau membaca (dengan memendekkan maa menjadima —pen):

1 9 0

Yang menguasai hari Pembalasan. 191

HR. Bukhari, Muslim. Abu ‘Uwanah. dan Ath-Thahawy, serta Ahmad.HR. Abu Dawud dan As-Sahmy (64-65). Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakatioieh Adz-Dzahaby. Lihat takhrijnya dalam Al-lnva' (343). Diriwayatkan pula oleh AbuAmr Ad-Dany dalam Al-Muktafa (5/2) kemudian beliau berkata, “Hadits ini memilikijalan periwayatan yang banyak, bahkan termasuk dasar (dalii) pembahasan ini.”Beliaupun melanjutkan ucapannya, “Sekelompok Imam Salaf dan para qari' (ahli baca

1 8 9

1 9 0

Tu n l u n a n S fi n / a f N a i i 1 1 7

S U R AT A L - FAT I H A H S E B A G A I R U K U N D A NB E B E R A P A K E U T A M A A N N Y A

Nabi sangat memuliakan kedudukan surat ini, beliau pernahb e r s a b d a :

“Tidak ada shalat hagi orang yang tidak membaca Surat Al-F a t i h a h ” 1 9 2

Dalam lafadz hadits yang lain disebutkan:

—■liSCJl 2j>ejLL

"Tidaklah sah shalat yang pelakunya tidak membaca Al-Fatihah didalamnya.'

Terkadang beliau bersabda:

1 9 3

^ ' '' ^ e® 'fy * ^

u ;r

“Barang siapa yang shalat dan tidak membaca surat Al-Fatihah didalamnya maka shalatnya tersebut (kurang), kurang kurang tidaksempurna.” (HR Muslim dan Abu ‘Awanah)

Al-Qur’an) zaman terdahulu lebih suka untuk memutus (berhenti -pen) pada setiapakhir ayat walaupun satu sama lain saling berkaitan." Soyo katokan: Sunnah semacamini banyak ditinggalkan oleh mayoritas qciri’ zaman ini terlebih tagi orang-orang selainm e r e k a . "

HR. Tamam Ar-Razy dalam Al-Fawa'id. Ibnu Abi Dawud dalam Al-Mashahif (9/2), AbuNu'aim dalam Akhbar Ashbahan, Al-h;lakim beliaupun menshahihkannya dan disepakatioleh Adz-Pzahaby. Bacaan ini "ji-d' dXiSyakni“wJJL* ”HR. Al-Bu'khari, Muslim. Abu ‘Uwanah, dan Al-Baihaqi. Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa’(302).HR. Ad-Daruqutny, beliaupun menshahihkannya, dan Ibnu Hibban dalam Shahihmiliknya.Yakni kurang. Dan sungguh Nabi ^menafsirkannya dengan sabda beliau, "Tidak

1 9 1

mutawatir seperti bacaan pertama

1 9 2

1 9 3

1 9 4

Tun(unanS/ia(<itNat>i 1 1 8

ulVT*

ft bersabda:B e l i a u

J_^j j .JL^U :

^}{*J dill <^j djj-Lljj-tJl ;Jk^l Jjij !

J>: ,(^^1 : iiJl J _ J«> J®"*-* a

(.iJJLd !J_JtJl J)L5-'4^

iiljl JiJljl ;Jl^I ' d l l ( J j - ^

(^j4*Jj ^ 3 L ? ^

c—Ijtil - L i ^ . ^ l i i j j l a I :3^®^ g■Ig- ^ 4 ^

J b u

3>p

■J l i j l

‘ //a/i Tabaraka wa Taala berfirman: "Aku membagi shalat (yaknisurat Al-Fatihah)'^^ antara Aku dengan hamba-Ku menjadi duabagian: Sebagiannya untuk-Ku dan sebagian lagi untuk hamba-Ku.Sementara bagi hamba-Ku adalah apa yang ia minta.” KemudianRasulullah ^bersabda: "Bacalah oleh kalian, seorang hambamembaca dalam shalatnya: alhamdu lillahi Rabbil ‘aalami (segalapuji bagi Allah Rabb alam semesta), Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-Ku. Kemudian bila hamba membaca arrahmaanirrahiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) Allah Taalapun berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Seorang hambamembaca maaliki yaumid diin (Yang menguasai hari pembalasan)

sempurna.Yang dimaksud disini adalah surat A/-ftjf/hoh. Hal ini termasuk memutlakkan keseluruhanakan tetapi diinginkan darin/a sebagiannya dalam rangka memuiiakan perkara tersebuc

195

Tuntunan Shalat Nabi 1 1 9

Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuliakan-Ku. Seoranghamba membaca: iyyaaka na’budu wa iyyaka nastaHn (hanyakepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohonpertolongan) [Allah berfirman]: Hal ini adalah bagian antara Akudengan hamba-Ku dan baginya apa yang ia pinta. Seorang hambamengucapkan: ihdinash shiraathal mustaqiim, shiraathal ladziinaan ‘amta dlaihim ghairil magdhuubi ‘alaihim wa ladh dhalHin(Tunjukilah kamijalanyanglurusyaknijalan orangyangEngkau berinikmat bukan jalan orang yang Engkau murkai tidak pula jalan orangyang tersesat) [Allah berfirman]: Hal itu semua adalah bagian milikhamba-Ku dan baginya apa yang ia minta!

Nabi pernah bersabda:

1 9 6

,jT^°i jL ^S/3 ®'3P' J^3 ^3

“Tidaklah Allah Ta’ala pernah menurunkan dalam At-Taurat tidakpula dalam Injil surat semisal surat Al-Fatihah, dialah As-Sab’ulMatsany [dan Al-Qur’an Al-‘Adhim yang diberikan kepadaku]!

Beliau juga memerintahkan orang yang shalatnya salah untukmembacanya di setiap shalat yang ia tegakkan dan bersabda kepadaorang yang tidak mampu menghafalnya:

1 9 8

{bagian dari hal yang dimutlakkan tersebut -pen).HR. Muslim. Abu 'Awanah, dan Malik. Hadits ini memiliki penguat dari hadits Jabirriwayat As-Sahmy dalam Tarikh Jurjan (144).Al-Baty mengatakan, “Beliau menghendaki Firman Allah Ta'ala: "Sungguh kami telahmemberimu As-Sab’ul fAatsany dan Al-Qur’an Al-Adhim" Al-Fatihah disebut dengan As-Sab'ul Matsany karena berjumlah 7ayat dan Al-Matsany karena senantiasa diulang dalamsetiap raka’at. Disebut pula dengan Al-Qur'an Al-Adhim, hal ini sebagai pengkhususanwalaupunselunjhbagianAI-Qur’an disebut denganA/-Qur'onA/-'Adh(m pula sebagaimanaka’bah disebut dengan Baitullah padahal seluruh rumah itu milik Allah, hal itu dengantujuan pengkhususan dan pemuliaan terhadapnya.HR. An-Nasa'i dan Al-Hakim. Beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.

1 9 6

197

198

Tu n t u i w n S h a l a t N a b i1 2 0

“Katakanlah Maha Suci Allah, segala puji bagi-Nya, tidak adasesembahan yang haq selain-Nya, Allah Maha Besar, dan tidak adadaya maupun upaya melainkan dari-Nya.

Kemudian beliau bersabda kepada orang yang shalatnya salah:

2 0 0

"Bila engkau memiliki hafalan Al-Qurdn maka bacalah (seusaimembaca Al-Fatihah -pen), kalau tidak maka sanjunglah Allah(bertahmid -pen ), bertakbir, dan bertahlillah engkau! 2 0 1

^ 3 O 0 K ^

M A N S U K H N Y A M E M B A C A A L - F A T I H A HD I B E L A K A N G I M A M D A L A M S H A L A T

J A H R I YA H

Pada awalnya Rasulullah membolehkan para makmumuntuk membaca Al-Fatihah di belakang imam dalam shalat jahriyah(membaca dengan suara keras -pen). Kemudian suatu saat pada Shalat

merasa terganggu bacaannya. Tatkala selesai shalatShubuh bel iau! s - J

beliau bertanya:

1 9 9HR. Bukhari dalam Juz’uf Qira’ah Khalfal Imam dengan sanad yang shoWh.HR. Abu Dawud, tbnu Khuzaimah (1/80/2), Al-Hakim, dan Ath-Thabari, serta IbnuHibban. Beliau menshahihkannya ]uga Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.LihatA/-/fWo’ (303).HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Beliau menghasankannya, akan tetapi sanadnyas/iohi/). Lihat S/iahih Abi Dawud (807).

2 0 0

2 0 1

1 2 1Tuntunan Shalat Nabi

o' ' ) ! i t j i i , o j ' ( J

\- \yoj i J

9 ^ ", L"J ^ J

“Apakah kalian turutmembacadibelakangimam”Kamipunmenjawab:“Benar, tetapi dengan cepat wahai Rasulullah!" Beliaupun bersabda:"Jangan kalian lakukan! Kecuali [kalian membacaj Al-Fatihah.Karena tidak sah shalat bagi orangyang tidak membacanya.

Setelah itu beliau melarang mereka turut membaca di belakangimam (termasuk Surat Al-Fatihah -pen) dalam shalatPeristiwaini terjadi tatkala beliau selesai shalat jahriyah (dalam riwayat lain:Shalat Shubuh) beliau bertanya:

> ^ 0 3

iii ^ j - A!* * y' "

?^jUl ;J^l . a u I‘Apakah di antara kalian ada yang membaca bersamaku tadi (dalamshalat -pen)?” Salah seorang lelaki menjawab, “Ya, akulah orangnyawahai Rasulullah." Maka beliau bersabda: “Kenapa aku dibarengida lam bacaan ? 2 0 4

Abu Hurairah 4^ menceritakan; Kemudian para shahabatpunberhenti dari membaca surat bersama Rasulullah bilamana beliaumengeraskan bacaannya. Setelah mereka mendengar (perintah) halitu dari Rasulullah (dan merekapun membaca dengan sirr (tanpa

“ ” adalah membaca dengan cepat dan lebih cenderung kepada tergesa-gesa.HR. Ai-Bukhari dalam Al-Juz miliknya, Abu Dawud dan Ahmad. Dihasankan oleh At-Tirmidzi dan Ad-Daruquthny.Al-lmam Al-Khathaby mengatakan. “Maksudnya adalah dikacaukan bacaannya. Danterkadang" ^jO* ”dimaknakan: bebarengan dan bergantian.seperti ii-jj."Sekelompok orang rtu be abung dengan teman minum mereka/'

Soya kowkon: “ ” adalah bentuk jamak dari yang maknanya temanminum. Makna kedua lebih cocok dalam konteks ini dengan alasan berhentinya parashahabat dari membaca secara mutlak. Kalau dimaknakan dengan makna awal tentupara shahabat tidak akan berhenti darinya hanya saja mereka tidak akan mengacaukanbacaan beliau semata, sebagaimana nampak jelas darinya.

2 0 2

2 0 3

2 0 4

Tuntunan Shalat Nabi1 2 2

suara) dikala imam tidak mengeraskan bacaannya).Bahkan beliau menjadikan diamnya makmum ketika

mendengar bacaan imam termasuk kesempurnaan bermakmum. Beliaub e r s a b d a :

2 0 5

135 lii} yyj: ' !35

"Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti, maka bila iabertakbir, bertakbirlah kalian dan bila ia membaca maka diamlahk a l i a n ! 2 0 6

Sebagaimana beliau menjadikannya (mendengar bacaan imam)sebagai pengganti membaca di belakang imam. Sabda beliau:

"Barang siapa (shalat) mengikuti imam, maka bacaan imam adalahbacaan baginya pula!

Hal ini berlaku pada shalat

2 0 7

2 0 5HR. Malik, Al-Humaidy, Al-Bukhari dalam Juz karyanya, Abu Dawud. Ahmad, dan Al-Muhamily (6/139/1). Dihasankan oleh At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Abu HatimAr-Razy. Ibnu Hibban, dan Ibnul-Qayyim.HR. Ibnu Abi Syaibah (l/97/i), Abu Dawud, Muslim, Abu ‘Awanah. dan Ar-Ruyanydalam /Vlusnod-nya (24/119/1) lihat takhrijnya dalam Al-lrwa' (332 dan 334). Tambahandalam hadits,”Bila ia (imam) membaca maka diamlah.'Tambahan ini oleh sebagian'ulama dihukumi syadz (ganjil), dengan alasan bahwa dalam hal ini Sulaiman At Taimikeliru dan menyelisihi para huffazh. Memangada penguat bagi tambahan ini namun tidaksatupun yang bersih dari cacat." (Lihat selengkapnya Kitab Bainal Imamain Muslim waAd Daraquthni li Syaikh Rabi\ Hafizhahullah, hal 110-117 dan Tahqiq llzamat wa Tatabbu'li Syaikh Muqbil ate hal 170-171, wallahu a'lom-ed).HR. Ibnu Abi Syaibah (1/97/1), Ad-Daruquthny, Ibnu Majah, Ath-Thahawy, dan Ahmaddari jalan-jaian yang balk, baik musnad ataupun mursal. Dikuatkan pula oleh IbnuTaimiyah sebagaimana dalam Al-Furu’ karya Ibnu Abdil Hady (48/2). Sebagian jalannyadishahihkan oleh Al-Bushiry, lihat rincian pembahasan jalan-jaian periwayatannyadalam kitab induk dan Inva'ul Ghalil (500).

2 0 6

2 0 7

Tuntunan Shalat Nabi 1 2 3

WA J I B N YA M E M B A C A A L FAT I H A H D A L A MS H A L A T S I R R I Y A H

Adapun dalam shalat sirriyah, maka Nabi telah menetapkanbagi umatnya untuk membaca surat Al-Fatihah, sebagaimana yangdituturkan oleh Jabir. Beliau mengatakan:

i-iS3l

“Kami biasa membaca dalam shalat dhuhur dan ashar di belakangimam. Pada 2raka’at pertama membaca Al-Fatihah dan surat lainsementara 2raka’at berikutnya hanya Al-Fatihah

Hanya saja beliau melarang dari perbuatan taswisy (mengacaukanbacaan imam dengan bacaan yang dibaca oleh makmum). Hal itu beliauperintahkan di saat shalat dhuhur bersama para sahabat, seusai shalatbeliau bersabda:

2 0 8

A ^

“Siapa di antara kalian yang membaca sahhihisma Rabbikal a'laa ?”Salah seoranglelaki menjawab: “Aku, [akan tetapi aku melakukan halitu semata-mata menginginkan kebaikan]. Maka Nabipun bersabda:“Sekarangaku tahu ada seseorangyang mengacaukan bacaanku!

Dalam hadits yang lain disebutkan:

2 0 9

2 0 8

HR. Ibnu Majah dengan sanad yang shahih. Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa’ (506).HR. Muslim. Abu ‘Awanah.dan As-Siraj. Maksud \ji-i ”(pada sabda nabi -pen) adalah kekacauan dan pertengkaran.

2 0 9

Tun tunanSha la tNab i1 2 4

“Dahulu para shahabat biasa membaca dengan keras di belakangNabi 0,. Maka beliau bersabda: “Kalian telah mengacaukan bacaanAl-Qur’anku!

Beliaupun pernah bersabda:

2 1 0

^\Z J^\ o;- ! * *

“Sesungguhnya orang yang shalat itu sedang bermunajat kepadaRabbnya, maka hendaknya ia memperhatikan munajatnya kepadaRabbnya dan janganlah sebagian kalian mengeraskan bacaan Al-Quran (di saat shalat -pen) sehingga mengganggu sebagian yangl a i n !

Nabi juga bersabda:

2 11

(/I) ^(f>)j

“Barangsiapa yang membaca satu hurufdari kitabullah maka baginyasatu kebaikan, kemudian satu kebaikan tersebut dibalas menjadi lOxlipatnya. Tidaklah aku katakan aliflaam miim sebagai satu huruf

2 1 0

HR. Bukhari daiamjuz karyanya, Ahmad dan As-Siraj dengan sanad yang hoson.HR. Malik dan Al-Bukhari dalam Afalul Ibad dengan sanad yang shoWh.

Faidah: Al-lmam Asy-Syafi’i dalam Al-Qodim dan Muhammad murid Abu Hanifahdalam suatu riwayat darinya berpendapat, “Disyariatkannya membaca di belakangimam dalam shalat sirriyah tidak dalam shalat johriyah.“ Hal ini juga dipilih oleh Asy-Syaikh Ali Al-Qary dan sebagian Syaikh-syaikh madzhab. Dan termasuk pendapat Al-imam Az-Zuhry, Malik, Ibnul Mubarak, Ahmad bin Hanbal, sejumlah ulama ahlul hadits.dan selain mereka, serta syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.

2 1 1

Tu n t u n a n S h a l a l N a b i 1 2 5

akan tetapi “alif’satu huruf, kemudian “lam” satu huruf, dan “mimadalah satu huruf> 2 1 2

MEMBACA “AMIN” DAN JAHRNYA IMAMD A L A M M E M B A C A N Y A

Ketika Nabi selesai membaca Al-Fatihah, beliau membacaaamiin dengan suara keras dan panjang. ' Beliau juga memerintahkanpara makmum untuk membacanya sesaat setelah imam membacanya.Sabda beliau:

Jli bl

44-t; J3I3 ^,('3^b lit ^ 3 )Jii c s * 3 )

* y—®0

(3?*! 0 y * C " y

40 i

“Apabila imam telah membaca ghairil maghdhuuhi "alaihimwa ladhdhallin, maka ucapkan: “aamiin” [karena malaikatmengucapkan aamiin dan demikian pula dengan imam] (dalamlafadz lain: bila imam telah membaca aamiin maka bacalah aamiinpula). Karena barang siapa pengucapan aamiin-nya berbarengandengan ucapan malaikat (dalam lafadz lain: bilasalah seorang dalam

HR. At-Tirmidzi, Al-Hakim dengan sanad yang shoWh. dan Al-Ajury dalam AdabHamalatil Qur’an lihat takhrijnya dalam As-Shahihoh” (668). Sementara hadits yangberbunyi: (Barang siapa yang membaca di befakang imam niscaya akan dipenuhimulutnya dengan api neraka). Maka hadits tersebut maudhu’ (palsu) lihat penjelasannyadalam Silsilah Al-Hadits Adh~Dhaifah (569).HR. Al-Bukhari dalam Juz’ul Qiro’ah dan Abu Dawud dengan sanad yang shahi/i.

2 i 2

2 1 3

TuntunanSfioJaCNabi1 2 6

shalatnya memhaca: aamiin, dalam keadaan malaikat di atas langitjuga ffiengucapkannya) niscaya akan diampuni dosanya yang telahlewa t .

Disebutkan dalam hadits lain:

2 1 4

aiJl

“Maka ucapkanlah aamiinpermintaan kalian" (HR. Muslim dan Abu ‘Awanah)

Beliau juga bersabda:

niscaya Allah akan mengabulkan

'‘Tidaklah orang Yahudi merasaperkara melebihi kedengkiannya dalam perkara ucapan salam danaamin [di belakang imam].'

dengki kepada kalian dalam suatu

2 I S

BACAAN SETELAH AL-FATIHAH

Nabi membaca surat yang Iain seusai membaca Al-Fatihah,terkadang beliau membaca surat yang panjang terkadang pula beliaumembaca surat yang pendek dikarenakan dalam keadaan safar

HR. Al-Bukhari, An-Nasa’i. dan Ad-Darimy. Dan tambahan daiam hadits milikkeduanya (An-Nasa'i dan Ad-Darimy). Al-Hafidz dalam Fathul Bari menyandarkanriwayat ini kepada Abu Dawud akan tetapi hal tersebut keliru. Hadits ini mematahkanpendapat sebagian ulama yang berdalil dengan hadits ini bahwa imam itu tidak membaca“amin" sebagaimana yang diriwayatkan dari Imam Malik. Oleh karena itulah AI-Hafidzmengatakan, “Hadits ini sangat jelas bahwa imam itu juga membaca

Soya katakan: “Hal ini sebagaimana dikuatkan oleh lafadz-lafadz kedua. IbnuAbdil Bar dalam At-Tauhid (7/13) mengatakan, "Hal ini merupakan pendapat mayoritaskaum muslimin di antara mereka adalah Imam Malik sebagaimana diriwayatkan olehpenduduk Madinah dari beliau, karena shahihnya riwayat dari Rasulullah 0, dari haditsAbu Hurairah (Yakni hadits ini) dan Wa'il bin Hujr." Yakni hadits sebelumnya.HR. A)-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ahmad, dan As-

2 1 4

a m i n .

2 1 5

Tu n t u n a n S h a l a t N a b i 1 2 7

(bepergian), batuk, sakit, atau (mendengar) tangisan anak kecil.Sebagaimana yang dituturkan oleh Anas bin Malik:

£ » ^

/ 9 ^ » C *!f!* ® t ' - l " - " ' ■ * * f fJl O^jb U»L4 4^1 (Jl : Jb

iJ £>!“Nfl&z pada suatu hart di saat Shalat Fajr pernah meringankan(mempercepat -ed) shalatnya ^ (disebutkan dalam hadits lain: BeliauShalat Shubuh dan membaca 2surat terpendek dalam Al-Qurdn).Lalu ditanyakan kepada beliau: "Wahai Rasulullah, mengapa engkaumempercepat shalat ?”

Beliaupun bersabda:

j»\ O' o:>jb 4^^-^t !»*« ?* -> » 'u1i l J l / * 4 ^ 1 0 l " - *

3 4

i j

"Aku mendengar tangisan anak kecil dan aku mengira ibunya shalatberjamaah bersama kita maka akupun ingin meringankan ibu anaktersebut.

Siraj dengan 2sanad yang shahih.Faidah: Ulama terdahulu tatkala membaca "amin" di belakang imam, mereka

menjahrkannya (mengeraskan suara) bersamaan dengan imam. Tidak mendahuluinyasebagaimana yang dilakukan oleh kebany^n orang, tidak pula mengakhirkannya.Inilah pendapat yang kuat menurutku pada akhir-akhir ini sebagaimana yang telah akutahqiq dalam sebagian karya tulisku. Seperti Silsilah Al-Hadits Adh-Dhaifah (952) danShahiA At-Targhib wot Tarhib (1/205).Hadits ini dan semisalnya menunjukkan bolehnya anak-anak kecil masuk masjid.Adapun hadits yang banyak beredar dari mulut ke mulut, "Jauhkanlah anak-anak kecilkalian dari masjid...'' maka hadits tersebut dha'if, disepakati tidak bisa dijadikan hujjab,di antara ulama yang mendha'ifkannya adalah Ibnul Jauzy, Al-Mundziry, Al-Haitsamy.dan Al-Hafidz Ibnu Hajar A!-Asqalany, serta Al-Bushiry. Bahkan Abdul Haq Al-lsybilymengatakan, “Hadits ini tidak memiliki asal.”HR. Ahmad dengan sanad yang shahih. Sementara hadits yang lain diriwayatkan olehIbnu Abi Dawud dalam Al-Mashahif (4/14/12).

Tuntunan Shalat Nabi

2 1 7

2 1 6

2 1 7

1 2 8

Beliaupun pernah bersabda:

s-lSL cL^lij jjjl lilj ^ t y !^ 0-^ ^jdLpI U-«

"Sungguh tatkala aku mendirikan shalat dalam keadaan aku inginmemanjangkannya kemudian aku mendengar tangisan anak kecilmaka akupun memendekkan (mempercepat) shalat karena aku tahubetapa gelisahnya sang Ihu tatkala mendengar tangisan anaknya.'Beliau ^biasa membaca dimulai dari awal surat dan

menyempurnakannya (hingga akhir surat -pen) pada kebanyakanshalat beliau. ' Beliaupun bersabda:

2 1 8

f » >

“Berikanlah setiap surat itu haknya, dalam setiap ruku dan sujud.Dalam lafadz lain:

2 2 0

j» ® ■ *

OjjJj ij^Satu surat dalam setiap rakadt...

Terkadang beliau membaginya untuk 2raka’at^^^, terkadangbeliau mengulangi surat yang sama pada raka’at kedua. ^^ Beliaupunsesekali menggabungkan 2surat atau lebih dalam satu rakaat.

2 2 1

2 2 4

2 1 8 HR. Bukhar i Musl im

Sebagaimana ditunjukkan oleh ban/ak hadits yang akan dikemukakan berikut.HR. Ibnu Abi Syaibah (l/IOO/i), Ahmad, dan Abdul GhanyAI-Maqdisy dalam/^s*Sunon(9/2) dengan sanad yang shahih.HR. Ibnu Nashr dan Ath-Thahawy dengan sanad yang shahih. Makna hadits ini -menurutku- adalah: Jadikanlah setiap raka’at itu satu surat sempurna. Sementaraperintah dalam hadits ini bersifat sunnah sebagaimana ditunjukkan oleh riwayatberikutnya.HR. Ahmad dan Abu Ya’Ia dari 2jalan. Lihat bab "Bocoon pada Shalat Shubuh."Sebagaimana yang beliau lakukan pada shalat fajr. Berikut akan disebutkanpembahasannya.Rincian dan takhrij riwayat ini akan dikemukakan berikut.

2 1 9

2 2 0

2 2 2

2 2 3

2 2 4

runt imanSi i i i id>N<i&i 1 2 9

Pernah ada seorang lelaki dari Anshor mengimami manusiadimasjid Quba. Setiap kali ia membaca surat di saat mengimamimereka senantiasa ia membaca surat Al-Ikhlas kemudian membacasurat lain setelahnya. la melakukan hal ini disetiap rakaat. Maka parashahabat bertanya kepadanya:

“Engkau selalu memulai bacaan surat seusai Al-Fatihah dengansurat ini (Al-Ikhlas -pen) kemudian engkau tidak menganggap halitu mencukupimu hingga engkau membaca surat lain bersamanya.Silakan engkau membacanya atau kamu tinggalkan dan diganti dengansurat lain.”Lelaki itu berkata:“Aku tidak akan meninggalkannya, bilakalian suka aku mengimami kalian dengan hal itu maka aku akanlakukan, kalau kalian tidak suka dengan hal itu maka aku akanmeninggalkan kalian (tidak lagi mengimami kalian -pen)”sementaraitu mereka memandang lelaki tersebut lebih utama di antara merekadan mereka tidak suka bila orang lain yang mengimami mereka.Tatkala mereka mendatangi Nabi dan mengabarkan beliautentang hal itu, beliaupun bertanya:“Wahai fulan, kenapa kamumenolak apa yang diperintahkan para shahabatmu? lalu apa yangmembuatmu senantiasa membaca surat tersebut pada setiap raka’at?” Ia menjawab:" Karena aku mencintai surat tersebut.” Beliaupunb e r s a b d a :

2 2 6‘Kecintaanmu kepadanya menyebabkan engkau masuk surga!

NABI ^MEMBACA SURAT AN-NADHOIR(SERUPA) DAN LAINNYA DALAM SATU

R A K A A T

Nabi biasa membaca surat An-Nadhoir ' dari jajaran suratYakni surat yang dibaca setelah A\-Fatjhah.HR. Bukhari secara muallaq dan Tirmidzi secara mausul. Beliaupun menshahihkannya.

22S

2 2 6

1 3 0 TuntunanS/ ia la tNab i %

Al-Mufashal. Terkadang beliau membaca surat Ar-Rahman (Qs.55:78ayat), * dan An-Najm (Qs.53:62 ayat) dalam satu rakaat. Surat Al-Qomar (Qs.54:55 ayat) dan Al-Haqoh (Qs.69:52 ayat) dalam satu rakaat.Surat Ath-Jhur (Qs.52:49 ayat) dan Adz-Dzariyat (Qs.51:60 ayat) dalamsatu rakaat. Surat Al-Waqidh (Qs.56:96 ayat) dan Al-Qolam (Qs.68;52ayat) dalam satu rakaat. Surat Al-Maarij (Qs.70:44 ayat) dan An-Nazidt(Qs.79:46 ayat) dalam satu rakaat. Surat Al-Muthaffifin (Qs.83:36ayat) dan Abasa (Qs.80:42 ayat) dalam satu rakaat. Surat Al-Mudatsir(Qs.74:56 ayat) dan Al-Muzamil (Qs.73:20 ayat) dalam satu rakaat.Surat Al-Insan (Qs.76:31 ayat) dan Al-Qiyamah (Qs.75:40 ayat) dalamsatu rakaat. Surat An-Naba’ (Qs.78:40 ayat) dan Al-Mursalat (Qs.77:50ayat) dalam satu rakaat. Dan Surat Ad-Dukhan (Qs.44:59 ayat) dan At-Takwir (Qs.81:29 ayat) dalam satu rakaat.

Terkadang beliau membaca surat-surat dari jajaran As-Sab’uthThiwal (7 surat terpanjang dalam Al-Quran -pen) seperti surat Al-Baqarah, An-Nisa ,dan Ali-Imran dalam satu rakaat pada shalat malamsebagaimana akan datang penjelasannya. Beliau bersabda:

2 2 9

“Shalat yang paling utama adalah yang paling lama berdirinya.'

Beliau tatkala membaca ayat:

2 3 0

~ '■ * ' '

“Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula)menghidupkan orang mati?" (Qs. Al-Qiyaamah :40)

Yakni surat-surat yang serupa dalam ha! makna seperti nasehat, hukum, ataupun cerita.Surat-surat yang tergolongAI-Mufosho/diakhiri sampai akhir Al-Qur’an (surat 4n-Noos-pen) dan diawali dari surat Qof menurut pendapat yang benar.Nomor pertama menunjukan nomor urutan sementara kedua menunjukan jumlahayat. Hal ini nampak jelas bagi kami bahwa beliau ^tidak memperhatikan urutansurat dalam Al-Qur'an ketika menggabungkan surat yang serupa ini dalam satu raka'at.Hal itu menunjukan kebolehannya sebagaimana akan dibahas dalam bab bacaan beliaudalam shalat tail (malam) walaupun yang lebih utama memperhatikan urutan suratdalam Al-Qur’an.HR. Bukhar i Mus l im.

HR. Muslim dan Ath-Thahawy.

2 2 7

2 2 8

2 2 9

2 3 0

Tun funanSha/a lNa f r i 1 3 1

Beliau menjawab:

Jd"Maha Suci Engkau, tentu ia mampu.

Dan bila beliau membaca ayat:

* 1 liXj"Sucikanlah natna Rabhmu Yang Maha Tinggi.

Beliau menjawab:

'Maha Suci Rabbku Yang Maha Tinggi. 2 3 1

B O L E H N Y A M E N C U K U P K A N D I R I D E N G A NM E M B A C A A L - F A T I H A H D A L A M S H A L A T

Muadz bin JabalRasulullah ^kemudian beliau kembali ke kaumnya dan shalatmengimami para shahabatnya. Pada suatu malam beliau kembali danshalat mengimami mereka. Seorang pemuda (dari Bani Salamah, biasadikenal dengan panggilan Salim) juga ikut serta dalam Jamaah shalattersebut tatkala dirasa amat lama oleh sang pemuda tersebut. (lapunberpaling) lalu shalat (di pojok masjid) sendirian kemudian ia keiuardan mengambil tali kekang kendaraannya kemudian pergi. KetikaMuadz selesai dari shalatnya dikabarkan kepadanya perihal pemuda

biasa melakukan shalat Isya bersama

2 3 1

HR. Abu Dawud dan Ai-Baihaqi dengan sanad yang shahih. Hal ini berlaku umunn baikmembaca dalam shalat atau diluar shalat. baik shalat fardhu ataupun shalat sunnah. IbnuAbi Syibah (2/132/2) telah meriwayatkan dari Abu Musa Ai-Asy’ary dan Al-Mughirahbahwa keduanya mengucapkan hai ini dalam shalat fardhu. beliau juga meriwayatkandari ‘Umar dan Ali bahwa hal itu berlaku untuk umum.

Tuntunan Shalat Nabi 1 3 2

tersebut maka iapun berkata, "Sesungguhnya pada pemuda ini adatanda kemunafikan. Sungguh aku akan mengabarkan hal ini kepadaRasulullah ^"Mendengar demikian pemuda itupun berkata, “Sungguhaku akan mengabarkan pula perbuatan Mu’adz kepada Rasulullah.”Kemudian merekapun mendatangi Rasulullah ^di pagi hari. Muadzmengabarkan kepada beliau ^apa yang telah diperbuat oleh sangpemuda maka (pemuda) itu pun menimpali:

"Wahai Rasulullah, Muadz telah lama shalat bersamamu, kemudianiapun kemhali pulang dan mengimami kami dengan memperlamashalatnya.”

Rasulullah ^bersabda kepada Mu’adz:

aJJ! (Jb-ljI S l

:aJjI J

.1^1 jJ jJbdl ol ^j^\ l i l S L i - *<0)1 U i j l i

<0)1 ,<0)1 J^^jb :Jli L i

^ O f t 0

w a jt

0 X

J

"Apakah engkau hendak menjadi tukang jitnah wahai Mu’adz?!“Kemudian beliau berkata kepada sang pemuda: ‘Apa yang engkaulakukan di saat shalat wahai anak saudaraku? "la menjawab: ‘Akumembaca Al-Fatihah lalu meminta surga dan berlindung darineraka. Aku tidak mengerti apa yang menjadi dandanah^^^ (bisik-

Dandanah adalah seorang berbicara dengan suatu ucapan yang didengar dengungannyanamun tidak dapat dipahami. Dandanah iebih keras sedikit dari Al-Hainamah (Suarayang samar) lihat An-Niyahah.

2 3 2

Tuntunan Shalat Nabi 1 3 3

bisik) engkau dengan Muddz." Maka Rasulullah ,pun menjawab:"Sesungguhnya bisik-bisikku dan Muddz seperti 2kalimat ini atausemisalnya.” (Sang rawi melanjutkan) Sang pemuda berkata: “Akantetapi Muddz kelak akan mengerti apabila datang orang-orang kafiritu. Dan mereka telah dikabarkan bahwa tnusuh sudah datang.” Rawimengatakan: Kemudian orang-orang kafir itu datang dan pemudaitu (ikut bertempur dan) gugur sehagai syahid. Setelah itu Rasulullah^bertanya kepada Muddz: 'Apa yang telah diperbuat oleh pemudalawanku dan lawanmu itu (yang mengadukan tentangmu)?" Muddzmenjawab: "Wahai Rasulullah, Maha benar Allah dan aku telahkeliru, dia telah gugur sebagai syahid! 2 3 3

JAHR DAN SIRR DALAM SHALAT LIMAW A K T U D A N S E L A I N N Y A

Nabi biasa mengeraskan suara bacaan pada Shalat Shubuh,2raka’at pertama pada Shalat Maghrib dan Isya’ beliau melirihkanbacaannya pada Shalat Dhuhur, Ashar, dan rakaat ke-3 Shalat Maghrib,serta 2rakaat terakhir shalat Isya’. **

2 3 3 HR. Ibnu Khuzaimah dalam S/jahih-nya (1634) dan Al-Baihaqi dengan sanad jayyid(bagus) yang dijadikan dalil dari hadits ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Dawud(758- Shahih Abu Dawud) dan asal kisah ini terdapat dalam Shahihain (Bukhari-Muslim).Tambahan pertama adalah milik Al-lmam Muslim dalam satu riwayat, tambahan keduamtlik Ahmad (5/74), dan tambahan ketiga dan keempat milik Al-Bukhari. Dalam hal initerdapat riwayat dari Ibnu Abbas. "Bahwasanya Rasulullah pemah shalat 2raka'at,tidaklah beliau membaca padanya melainkan surat Al-Fatihah semata.” HR. Ahmad(1/282), Al-Harits bin Abi Usamah dalam musnod-nya (hal 38 dari zowoid-nya), Al-Baihaqi (2/62) dengan sanad dha% dan aku telah menghasankannya dalam cetakan-cetakan terdahulu. kemudian jelas bagiku bahwa aku telah salah karena poros haditstersebut adalah Handhalah Ad-Dausy dan dia adalah rawi yang dha'if. Aku tidak tahubagaimana bisa hal itu tersamarkan bagiku? Barangkali aku dahulu mengira yang lain.Apapun alasannya segala puji bagi Allah yang telah menunjukiku untuk mengetahuikesalahanku, oleh karena itulah aku segera meralatnya dalam cetakan ini kemudianAllah menggantikan untukku yang lebih baik darinya yakni hadits Mu’adz ini, makasesungguhnya hadits itu menunjukkan apa yang telah ditunjukkan hadits Ibnu Abbas(yang dha'if tadi). Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya akan sempurna amal-amal shalih.

Hal ini berdasarkan ijma' (kesepakatan) kaum muslimin dengan penukilan ulama2 3 4

Tunlunan Shalat Nabi1 3 4

Para shahabat bisa mengetahui bacaan sirr (lirih) beliau melalui gerakan janggutnya^^^ dan ketika beliau memperdengarkan satuayat dari surat yang dibacanya kepada mereka.

Beliau juga mengeraskan suara bacaannya pada shalat jum’at,2shalat ‘ied^ ’, shalat istisqo’, * dan shalat kusuf. ^^

2 3 6

JAHR DAN SIRR DALAM SHALAT LAIL(SHALAT MALAM) 2 4 0

Ketika shalat lail beliau terkadang membaca dengan sirr danterkadang membacanya dengan jaht ' K Bila beliau membaca dalamshalat lail (malam) dirumahnya niscaya orang yang berada dalam kamarmampu mendengarkannya. ** Dan terkadang beliau memperkeras lagisuaranya hingga terdengar oleh orang yang berada di luar kamar '*

Demikianlah bel iau memerintahkan Abu Bakr dan Umar

yakni ketika keluar disuatu malam beliau mendapati Abu Bakr sedangshalat dalam keadaan ia melirihkan bacaannya kemudian beliau

khalaf dari salof dibarengi dengan hadits-hadits shahih yang saling menguatkan hal ini.Sebagaimana dinyatakan dalam An-Nawawi dan akan dipaparkan sebagiannya berikut.Lihat A/-/nvo’ (345)HR. Bukhari dan Abu Dawud.HR. Bukhar i Mus l im.

Lihat bacaan beliau pada Shalat jum'at dan Shalat ‘led.HR. Bukhar i dan Abu Dawud.HR. Bukhar i Mus l im

Al-lmam Abdul Haq dalam At-Tahajjud (90/1) mengatakan, “Adapun shalat sunnah disiang hari, maka tidak ada satupun hadits yang shahih dari beliau yang menjelaskanjahr atau stir. Tapi tampaknya beliau men-siir-kan bacaannya. Diriwayatkan dari beliau^bahwa beliau memerintahkan Abdullah bin Hudzaifah di saat ia shalat denganmenjahrkan bacaan padanya. beliau bersabda, "Wahai Abdullah, Allah telah mendengorshalatmu tapi janganloh engkou memperdengarkan bacaanmu kepada kami. Tapi hadits initidaklah kuat sanadnya."HR. Bukhari dalam Afalul Ibod dan Muslim.^R.,Abu Dawud dan At-Tirmidzi dalam /^sy-Syomo’//, dengan sanad hasan. Maksud»” artinya kamar, yaitu ruangan yang digunakan sebagai kamar dalam suatu rumahdi dekat pintunya. Semacam ruangan khusus dalam rumah. Dan hadits ini menunjukkanbeliau ^membaca dengan suara sedang yaitu di antara keras dan lirih.HR. An-Nasa’i, At-Tirmidzi dalam Asy-Syomo’//, dan Al-Baihaqi dalam Ad-Dala'il dengans a n a d h a s a n .

2 3 5

2 3 6

2 3 7

2 3 8

2 3 9

2 4 0

2 4 1

2 4 2

2 4 3

Tunlunan Shalat Nabi 1 3 5

melewati Umar bin Khathab di saat ia sedang shalat dalam keadaanmengeraskan suaranya. Tatkala keduanya berkumpul disisi Nabibeliau bertanya:

“Wahai Abu Bakr, aku pernah menjumpaimu sedang shalat denganmelirihkan suara?Abu Bakrmenjawab, ”Aku hanya memperdengarkanbacaanku kepada Dzat yang aku bermunajat kepada-Nya wahairasulullah.” Kemudian beliau bertanya kepada Umar, “Aku jugapernah menjumpaimu sedang shalat dengan mengeraskan suara?“Umar menjawab, “Wahai Rasulullah, aku hendak membangunkanorang yang tidur dan mengusir setan", maka beliau ^punbersabda:

L

“Wahai Abu Bakr. keraskanlah sedikitsuaramu”Kemudian bersabdakepada Umar, “Wahai Umar, lirihkan sedikit suaramu ! 2 4 4

Bahkan beliau bersabda:

“Orangyangmengeraskan bacaan Al-Qur’an seperti orang yang terang-terangan dalam bershadaqah. Sedangkan orang yang melirihkanbacaan Al-Qurdnnya seperti orang yang sembunyi-sembunyi dalambershadaqah.’ 2 4 5

2 4 4

HR. Abu Dawud dan Al-Hakim .beliaupun menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Abu Dawud dan Al-Hakim. beliaupun menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.

2 4 5

Tuntunan Shalat Nabi1 3 6

BACAAN NABI ^DALAM SHALAT

Adapun surat-surat dan ayat-ayat yang dibaca Rasulullah didalam shalat, ternyata berbeda-beda dengan perbedaan shalat limawaktu dan lainnya. Berikut ini adalah rincian hal itu dimulai dari shalatpertama dalam jajaran shalat lima waktu:

Shalat Fajr (Shubuh)

Nabi biasamembaca smaX JhiwaF'' Al-Mufashal '* padz. ShalatShubuh. Terkadang beliau membaca surat Al-Waqiah (Qs.56:96 ayat)dan surat semisalnya dalam 2rakaat. **® Beliaupun membaca sebagiansurat Ath-Thur (Qs.5:49 ayat) tepatnya pada haji wada’ (perpisahan).Terkadangpulabeliaumembacasurat Qo/(Qs.50:45 ayat) dan semisalnyapada rakaat pertama.

Sesekali beliau membaca surat-surat Qisharul MufashalsemacamsuratAt-Thkw'/r(Qs.81:15ayat). ^* Kadangkalabeliaumembacasurat Az-Zalzalah (Qs.99:8 ayat) dalam 2raka’at Shalat Shubuh, sampaiseorang rawi mengatakan “Saya tidak tahu, apakah Rasulullah lupaatau memang beliau membacanya dengan sengaja?” ^ Terkadang pulabeliau membaca surat Al-Falaq {Qs.ll3: 5ayat) dan An-Naas (Qs. 114:6ayat) di saat safar (bepergian). ^ Bahkan beliau bersabda kepada Uqbahbin ‘Amr

2 4 9

2 5 0

2 4 6

Yakni 7surat terakhir dari Al-Qur’an. Dimulai dari surat Qof menurut pendapat yangshohiTi. -Sebagaimana telah lewat pembahasannya.HR. An-Nasa'i dan Ahmad dengan sanad shah/h.HR. Ahmad dan Ibnu Khuzaimah (1/69/1) serta Al-Hakim. Beliaupun menshahihkannyadan disepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Bukhar i Mus l im.

HR. Muslim dan At-Tirmidzi. Lihat takhrijnya dan riwayat setelahnya dalam Al-lrwa'(345).HR. Riwayat Muslim dan Abu Dawud.HR. Abu Dawud dan Al-Baihaqi dengan sanad yang shahih. Yang benar beliau melakukanhal itu dengan sengaja dalam rangka tasyri' (pensyariatan).HR. Abu Dawud. Ibnu Khuzaimah (1/69/2), Ibnu Busyran dalam Al-Amaly, dan Ibnu AbiSyaibah (122/176/1). Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.

2 4 7

2 4 8

2 4 9

2 5 0

251

2 5 2

2 5 3

1 3 7TuntunanShalalNabi

“Bacalah Al-Mu’awwi Dzatain (surat Al-Falaq dan An-Naa$ -pen)dalam shalatmu. [Karena tidak ada surat yang dapat dibaca untukmeminta perlindungan kepada Allah sekuat perlindungan 2surattersebutj.' 2 5 4

Terkadang beliau membaca lebih dari hal itu, beliau pernahmembaca 60 ayat bahkan lebih. ®^ Sebagian perawi berkata: “Sayatidak tabu, apakah beliau membaca hal itu dalam satu raka’at ataukeduanya?”

Nabi juga pernah membaca surat Ar-Rum (Qs.30:60 ayat)dan terkadang membaca surat Yasin (Qs.36:83 ayat) ’ bahkan pernahbeliau Shalat Shubuh di Makkah, kemudian beliau memulai membaca

2 5 6

surat Al-Muminun (Qs.23:118 ayat) sampai pada ayat yang menjelaskankisah Nabi Musa dan Harun -atau Nabi Isa, ^® sebagian rawi ragu- beliauterhalang oleh batuk kemudian beliaupun ruku?^^

Terkadang beliau^ mengimami Shalat Shubuh dengan membacasuratAsh-S/ifl/flt(Qs.77:182ayat). ^°Danbeliaubiasa membaca surat As-Sajdah (Qs.32:30 ayat). (pada rakaat pertama. Sementara rakaat kedua)beliau membaca surat Al-Insan (Qs.76:31 ayat) pada hari Jum’at.

Beliau biasa memanjangkan bacaan pada raka’at pertama danmemendekkannya pada rakaat kedua.

2 6 1

2 6 2

2 5 4 HR. Abu Dawud dan Ahmad dengan sanad yang shahih.HR. Bukhar i Musl im.

HR. An-Nasa'i. Ahmad, dan Al-Bazzar dengan sanad yangjoyy/d(bagus). Itulah pendapatyang aku pilih akhir-akhir ini berbeda dengan apa yang aku sebutkan dalam TamamulMinnah (hal 185) dan iainnya maka hendaknya diperhatikan.HR. Ahmad dengan sanad shahih.Penyebutan kisah Musaadalah padaftrman Allah suratA/-Mu'minuun ayat45. Sementarapenyebutan kisah Nabi Isa adalah pada 4ayat berikutnya.HR. Bukhari secara muallaq dan Muslim. Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa' (397).HR. Ahmad. Abu Ya’Ia dalam Musnad keduanya, dan At-Maqdisy dalam Al-Mukhtarah.HR. Bukhar i Mus l im.I d e m .

2 5 5

2 5 6

2 5 7

2 5 8

2 5 9

2 6 0

2 6 1

2 6 2

Tuntunan Shalat Nabi1 3 8

BACAAN NABI ^DALAMSHALAT SUNNAH FAJR

Bacaan Nabi pada 2rakaat Sunnah Fajr relatif singkatsampai ’Aisyah mengatakan: “Apakah beliau membaca Al-Fatihah ?”

Terkadang beliau membaca setelah Al-Fatihah pada rakaatpertama 1ayat (Qs. Al-Baqarah:136) yang berbunyi:

2 6 3

'264

"Katakanlah oleh kalian: kami beriman kepada Allah dan apa yangditurunkan kepada kami."

Sampai akhir ayat. Kemudian pada rakaat kedua beliau membacaayat ke-64 Surat Ali-Imran

Terkadang beliau membaca ayat lain, yakni ayat 52 surat Ali-Imran sebagai gantinya:

2 6 5

"Maka tatkala (nabi) Isa mengetahui keingkaran mereka (BaniIsrail) sampai akhir ayat.’

Terkadang pula beliau membaca surat Al-Kafirun (Qs.l09;6 ayat)pada rakaat pertama kemudian surat Al-Ikhlas (Qs.ll2:4 ayat) padarakaat kedua. ^ Sampai-sampai beliau bersabda:

- 1

2 6 6

✓ ® .

“Sebaik-baik dua surat adalah dua surat ini (Al-Kafirun dan Al-Ikhlas-pen)

2 6 8

2 6 3 HR. Ahmad dengan sanad shahih.HR. Bukhar i Mus l im.

HR. Muslim, Ibnu Khuzaimah, dan Al-Hakim.HR. Musl im dan Abu Dawud.HR. Musl im dan Abu Dawud.

HR. Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah.

2 6 4

2 6 5

2 6 6

2 6 7

2 6 8

Tun lunanSha ia fNa^ i 1 3 9

Bahkan beliau pernah mendengar seseorang membaca surat Al-Kafirurt pada rakaat pertama, kemudian beliau bersabda:

Ajy_ I J l A

“Orang ini adalah orangyang beriman kepada Rahhnya".

Kemudian membaca surat Al-Ikhlas pada rakaat kedua. MakaNabipun bersabda:

2 6 9'Ini adalah hamba yang mengenal Rabbnya.

S h a l a t D h u h u r

Beliau biasa membaca pada 2rakaat pertama surat Al-Fatihahdan 2surat lain. Beliau lebih memanjangkan bacaan pada rakaatpertama daripada rakaat kedua. ’® Terkadang beliau memanjangkanbacaan pada raka’at pertama sampai-sampai disebutkan bahwa (suatuhari) Shalat Dhuhur ditegakkan, kemudian ada seseorang yang pergike Baqi’ imtuk menunaikan hajatnya (lalu kembali ke rumahnya),berwudhu kemudian mendatangi masjid dalam keadaan Rasulullah^masih pada rakaat pertama disebabkan panjangnya bacaan beliausaat itu. ’* Para shahabat mengira bahwa Nabi menghendaki demikianagar manusia saat itu mendapati rakaat pertama.

Beliau biasa membaca pada masing-masing rakaat dari 2rakaat pertama kurang lebih 30 ayat sekitar bacaan surat As-Sajdah(Qs.22:30 ayat) dalam keadaan beliau juga membaca surat Al-Fatihahpada rakaat tersebut. ^ Terkadang beliau membaca surat At-Thariq, Al¬

i n

2 6 9

HR. Ath-Thahawy, Ibnu Hibban dalam shahihnya, Ibnu Busyrein, dihasankan oleh /M-Hafidz dalam Al-Hadits Al-Aliyat (no. 16).HR. Bukhar i Mus l im.

HR. Muslim dan Bukhari dalam Juz’ul Qirobh.HR. Abu Dawud dengan sanad sho/i/h dan Ibnu Khuzaimah (I/I65/I)HR. Ahmad dan Musl im.

2 7 0

271

2 7 2

2 7 3

TuntunanShaJatNabi1 4 0

Burujy AlLail dan surat-surat lain yang semisalnya. ’*' Terkadang pulabeliau membaca surat Al-lnsyiqaq dan semisalnya.mengetahui bacaan beliau pada shalat dhuhur dan ashar melaluigerakkan janggutnya.

2 7 5 P a r a s h a h a b a t

2 7 6

AYAT YANG NABI BACA SESUDAH AL-F A T I H A H P A D A 2 R A K A A T A K H I R

gbiasa menjadikan 2raka’at terakhir lebih ringandibanding 2raka’at pertama sekitar separuh darinya, kurang lebih 15ayat. ’’ Terkadang pula beliau mencukupkan bacaannya pada raka’atterakhir dengan surat Al-Fatihah.

N a b i

2 7 8

WAJIBNYA MEMBACA AL FATIHAH DIS E T I A P R A K A A T

Rasulullah telah memerintahkan orang yang shalatnyasalah untuk membaca surat Al-Fatihah disetiap rakaat di mana beliau

2 7 4HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, beliau menshahihkannya demikian pula ibnu Khuzaimah(■ 1/67/2).HR. Ibnu Khuzaimah dalam S/johih-nya (1/67/2).HR. Bukhar i dan Abu Dawud.

HR. Ahmad dan Muslim. Hadits ini merupakan dalil bahwa tambahan surat setelah Al-Fatihah pada dua raka’at terakhir adalah sunnah. Demikianlah pendapat sekelompokshahabat. Di antara mereka adalah Abu Bakr Ash-Shidiq dan termasuk pendapatimam Syafi’i. sama halnya ketika shalat Dhuhur atau selainnya. Hal ini dipilih olehulama mutaakhirin Abul Hasanat Ai-Laknawy dalam At-Ta’liq Al-Mumajid 'ala muwatha'Muhammad (hal 102), beliau mengatakan:

“Ada sebagian shahabat kami yang aneh dalam berpendapat di mana merekamewajibkan sujud sahwi dengan membaca surat pada 2raka’at dhuhur. Dan sungguhhal ini telah dibantah oleh para pensyarah kitab/^/-/Vloniyoh seperti: Ibrahim Al-Halaby.Ibnu Amir Haj. dan selain keduanya dengan sebaik-baik bantahan. Tidak diragukan lagibahwa orang yang berpendapat demikian belum sampai kcpadanya hadits ini kalauseandainya telah sampai kepadanya niscaya ia tidak akan menyatakan demikian."HR. Bukhar i Mus l im.

2 7 5

2 7 6

2 7 7

2 7 8

Tunlunan Shalat Nttbi 1 4 1

bersabda kepadanya setelah memerintahkannya membaca Al~Fatihahpada raka’at pertama;

* ^ *

2 8 0"Kemudian lakukan hal itupada shalatmu seluruhnya.dalam riwayat lain: “Disetiap raka'at

Terkadang beliau memperdengarkan satu ayat dari bacaanbeliau kepada para shahabat. ®^ Bahkan mereka mendengarkan suarabeliau yang lirih tatkala membaca surat Al-A'la (Qs.87:19 ayat) dan Al-Ghasyiah (Qs.88;26 ayat) ®^ kadangkala pula beliau membaca surat Al-Buruj (Qs.85:22 ayat) dan Ath-Thariq (Qs.86:17 ayat) serta surat-suratlain semisalnya. ®^ Terkadang beliaupun membaca surat Al-Lail (Qs.92:21 ayat) dan semisalnya.

(disebutkan281

2 8 5

S h a l a t A s h a r

Rasulullah biasa membaca pada 2rakaat pertama surat Al-Fatihah dan 2surat. Beliau memanjangkan bacaan pada raka’at pertamayang tidak beliau lakukan pada raka’at kedua. ®^ Bahkan para shahabatmenyangka bahwa beliau menghendaki demikian agar manusiamendapati raka’at tersebut. ®’ Beliau membaca disetiap raka’at kuranglebih 15 ayat sekitar separuh dari apa yang beliau baca disetiap raka’atpada raka’at awal di Shalat Dhuhur.

Beliau menjadikan 2raka’at terakhir lebih ringan dari 2raka’atpertama sekitar separuh darinya. ®® Beliau membaca padanya Al-

mHR. Abu Dawud dan Ahmad dengan sanad yang kuat.HR. Bukhar i Mus l im.

HR. Ahmad dengan sanad yang jayyid (bagus).HR. Bukhar i Mus l im.

HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shohi/i-nya (1/67/2) dan Adh-Dhiya’ Al Maqdisy dalam Al-/Vlukhtoroh dengan sanad shahih.HR. Bukhari dalam Juz’ul Qira’ah dan At-Tirmidzi. Beliaupun menshahihkannya.HR. Muslim dalam Ath-Thayaiisi.HR. Bukhar i Mus l im.

HR. Abu Dawud dengan sanad shahih dan Ibnu Khuzaimah.H R . A h m a d d a n M u s l i m

2 8 0

2 8 1

2 8 2

2 8 3

2 8 4

2 8 $

2 8 6

2 8 7

2 8 8

Tuntunan Shalat Nabi1 4 2

Fatihah} ^ Terkadang pula beliau memperdengarkan satu ayat daribacaannya kepada mereka. ^ Dan membaca surat-surat yang telahkami paparkan dalam pembahasan shalat dhuhur.

Shalat Maghrib

Terkadang beliau membaca surat-surat yang tergolongQisharul MufashaF^ pada shalat maghrib. Sampai-sampai para shahabattatkala shalat bersama beliau kemudian salam, salah seorang di antaramereka pergi dan masih mampu melihat tempat jatuh anak panahnya(karena kondisinya masih cukup terang -ed).

Beliau membaca surat At-Tin (Qs.95:8 ayat) pada raka’at kedua disaat safar. ^ Terkadang pula beliau membaca surat-surat yang tergolongJhiwalul Mufashal dan Ausathul Mufashal. Beliau pernah membacasurat Muhammad (Qs.47:38 ayat)^^^ terkadang membaca surat Ath-Thur (Qs.52:49 ayat) ®^ dan juga membaca surat Al-Mursalat (Qs.77;50ayat) di mana beliau membacanya pada shalat yang terakhir beliaulakukan.296

2 9 2

Bahkan beliau sesekali membaca Thulat Thulayain^^^ (yaknisurat Al-Araf (Qs.7:206 ayat) dalam dua rakaat)?^* Dan kadangkalabeliau membaca surat Al-Anfal (Qs.8:75 ayat) dalam 2raka’at. 2 9 9

2 8 9 HR. Bukhar i Mus l im.HR. Bukhar i Mus l im.HR. Bukhar i Mus l im.

HR. An-Nasa'i dan Ahmad dengan sanad shahih.HR. Ath-Thoyalisi dan Ahmad dengan sanad shahih.HR. Ibnu Khuzaimah (1/166/2), Ath-Thabrany dan Al-Maqdisy dengan sanad shohih.H R . B u k h a r i M u s l i m .

HR. Bukhari Muslim. , ,Yakni beliau membaca surat terpanjang daci 2surat panjang. Lafadz ” merupakanbentuk mubnnots (perempuan) dari “J*”,mutsanna dari "Dua surat tersebut adalah surat At-'Araf menurut kesepakatandan surat At-An’am menurut pendapat yang kuat sebagaimana tersebut dalam FathulB a r i .

HR. Bukhari. Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah (1/68/1), Ahmad dan As-Siraj. serta Al-M u k h l i s .

HR. Ath-Thabrany dalam Al-Kabir dengan sanad shohih.

2 9 0

2 9 1

2 9 2

2 9 3

2 9 4

2 9 5

2 9 6

2 9 7

sementara " me rupakan ben tuk

2 9 8

2 9 9

Tuntunan Shalat Nttbi 1 4 3

BACAAN NABI PADA SHALAT SUNNAHM A G H R I B

Adapun pada shalat sunnah ba'diyah Maghrib (shalat sunnahrawatib yang dilakukan seusai shalat maghrib -pen) maka beliau biasa membaca surat Al-Kafirun (Qs.l09:6 ayat) dan surat Al-Ikhlas(Qs.l 12:4 ayat) saat melaksanakannya.3 0 0

Shalat Isya*

Beliau biasa membaca surat-surat yang tergolong WasathulMufashal pada 2rakaat pertama shalat Isya?“’ Terkadang beliaumembaca surat Asy-Syam (Qs.91:15 ayat) dari surat-surat lainsemisalnya. ®^ Terkadang pula membaca surat Al-Insyiqaq (Qs.84:25ayat) dan beliaupun sujud tilawah tatkala membacanya.beliau membaca surat At-Tin (Qs.95:8 ayat) di saat safar (bepergian)pada rakaat pertama.

Bahkan beliau melarang dari memanjangkan bacaan padashalat Isya, yang demikian itu tatkala Mu adz bin Jabal shalat mengimamipara shahabatnya, ia memanjangkan bacaan saat itu maka seorang lelakidari Anshar memisahkan diri dari jamaah kemudian shalat sendirian.Hal itu dikabarkan kepada Mu’adz lalu iapun berkata, “Lelaki tersebutadalah munafiq”. Tatkala hal itu terdengar oleh sang pemuda, iapunmenemui Rasulullah sembari mengabarkan kepada beliau perkataanMu adz maka nabipun bersabda kepada Mu adz:

3 0 3 Sesekali

3 0 4

\ l i i i :0 ^

fi ^ ^ ^ 4

A JL f

3 0 0

HR. Ahmad, Al-Maqdisy, An-Nasa’i. Ibnu Nashr, dan Ath-Thabrany.HR. An-Nasa'i dan Ahmad dengan sanad shohih.HR. Ahmad dan At-Tirmidzi. Beliaupun menghasankannya.HR. Bukhar i Musl im dan An-Nasa’ i .HR. Bukhar i Musl im dan An-Nasa ' i .

3 0 1

3 0 2

3 0 3

3 0 4

1 4 4 Tunlunan S/ ia la lSabi

f^ ^

“Apakah engkau hendak menjadi tukang fitnah wahat Muadz?!hila engkau mengimami manusia maka bacalah surat Asy-Syams(Qs.91:15 ayat), surat Al-A’la (Qs.87:19 ayat), surat Al-Alaq (Qs.96:19ayat), dan surat AULail (Qs. 92:21 ayat). (karena di antara jamaahyang ada di belakangmu terdapat orangyang tua, orangyang lemah,dan juga orangyang memiliki keperluan)! 3 0 5

Shalat Lail (Shalat Malam)

Terkadang beliau mengeraskan bacaan pada shalat lail,terkadang pula melirihkan (melirihkan bacaan).^°^ Kadangkala beliaumemendekkan bacaan, kadangkala memanjangkannya, bahkanterkadang beliau sangat memanjangkannya. Sampai-sampai Abdullahbin Mas’ud menceritakan: ‘Aku pernah shalat bersama Nabi pada suatu malam, beliau terus menerus berdiri (dalam waktu yanglama -pen) hingga aku memiliki keinginan yang jelek.” Ditanyakankepadanya: “Apa keinginanmu saat itu ?” Beliau menjawab: “Aku inginduduk dan meninggalkan Nabi

Hudzaifah bin Al-Yaman juga pernah menuturkan:

;cJ-a3 ^ - U p

l i l j

^ ' M j

jJ :

}

3 0 5 HR. Bukhari Muslim dan An-Nasa’i. Lihat tokhrif-nya dalam Al-lrwa" (295).HR. An-Nasa’i dengan sanad shahih.HR. Bukhar i Mus l im.

3 0 6

3 0 7

Tuntunan Shalat Nabi 1 4 5

Aku pernah shalat bersama Nabi Beliau memulai bacaannydengan surat AUEaqarah. Akupun mengira: "Beliau akan rukupada ayat ke 100” ternyata beliau terus melanjutkan bacaannyAkupun mengira: "Mungkin beliau membaginya menjadi (2raka’at)” ternyata beliau terus melanjutkan bacaannya lalu akupkembali mengira: "Beliau akan ruku setelah selesai membacanya".Ternyata beliau memulai bacaannya dengan membaca surat An-Nisa' kemudian dilanjutkan dengan Ali-Imran.dengan tartil. Setiap kali mendapati ayat yang mengandung perintahuntuk bertasbih beliaupun bertasbih demikian pula bila mendapatiayat yang mengandung permohonan atau memohon perlindunganbeliaupun mengajukanpermohonan. Kemudian beliau rukuHadits)

Beliau pernah membaca surat-surat yang tergolong As-Sab’uth-ThiwaP ° pada suatu malam di saat beliau sedang sakit. Terkadangbeliau membaca pada setiap rakaat masing-masing dari surat-surattersebut. " Dan tidak diketahui beliau mengkhatamkan Al-Qur’seluruhnya dalam semalam ' Bahkan beliau melarang perbuatantersebut dilakukan oleh Abdullah bin Amrkepadanya:

a

a .

u n

3 0 8 Beliau membaca

3 0 9

a n

tatkala beliau bersabda

:JU ^ \ / J \.' ' '

^ :JU J u , £ l ; J

3 0 8

Demikianlah yang tersebut dalam riwayat ini dengan mendahulukan Surat An-Nisakemudian Ali-Imran. Hal ini merupakan dalil bolehnya memperhatikan urutandalam mushafVtsmany tatkala membaca dalam shalat. Telah lewat hal yang serupa (halHR. Musl im dan An-Nasa‘ i .

HR. Abu Ya’Ia. dan Al-Hakim. Beliau menshahihkannya dan <Jis§pakati oleh Adz-Dzahaby. Disebutkan dalam riwayat lain dengan lafadz. "ThuwalI ”, Berkata IbnulAtsir: dejigan mendhammah Tha' bentuk jamak dari “ ” seperti lafadz ”dan “ ”. Sementara As-Sab'uth-Thiwal itu adalah surat Al-Baqarah. Ali-Imran. An-Nisa’, Al-Maidah. Al-An’am, Al-A’raf, dan At-Taubah.HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i dengan sanad shahih.HR. Musl im dan Abu Dawud.

Tuntunan Shalat Nabi

s u r a t

3 0 9

3 1 0

3 U

3 1 2

1 4 6

“Khatamkanlah Al-Qur'an pada setiap bu(annya!“ Abdullah berkata:Akupun mengatakan, "Aku masih mampu lebih (cepat) dart itu”.Beliau bersabda:"Kalau begitu setiap pekan dan jangan kurang darti t u l

Setelah itu beliau memberikan keringanan boleh mengkhatamkanAl-Quran dalam waktu 5harp’'* kemudian diringankan lagi menjadi 3hari ^ dan beliau melarang dari mengkhatamkannya dalam waktukurang dari (3 hari).^'^ Beliau memberikan alasan atau sebab darilarangan tersebut dalam sabdanya kepada Abdullah bin Amr:

3 1 3

“' a ' \ ' ' a* a '

“Barangsiapa yang membaca Al-Qur'an (mengkhatamkannya) dalamwaktu kurang dari 3hari niscaya ia tidak akan memahaminya! 3 1 7

Dalam lafadz lain disebutkan:

^J51 ^ ^ S /"Tidak akan bisa memahami Al-Qur'an orangyang mengkhatamkandalam waktu kurang dari 3hari!

Begitu pula sabda beliau

3 1 8

- * - *

f * a 'i.

js^3 j u I p1^0 C - J 1 5

3 1 3 HR. Bukhar i Musl im.

HR. An-Nasa’i dan At-Tirmidzi. Beliaupun menshahihkannya.HR. Bukhar i dan Ahmad.

HR. Ad-Darimy dan Sa’id bin Manshur dalam sunannya dengan sanad shahih.HR. Ahmad dengan sanad shohih.HR. Ad-Darimy dan At-Tirmidzi. Beliaupun menshahihkannya.

3 1 4

3 1 5

3 1 6

3 1 7

3 1 8

1 4 7run tunanS fm/a tNa f r i «

“Sesungguhnya setiap orang itu memiliki saat-saat semangat akantetapi terdapatpula saat futur (kurang bersemangat -ed). Adakalanyadiarahkan kepada Sunnah dan adakalanya diarahkan kepada bid’ah.Maka harangsiapa di saat futurnya diarahkan kepada sunnah,sungguh dia telah mendapat petunjuk dan barangsiapa yang di saatfuturnya tersebut diarahkan kepada selain hal itu maka sungguh diate lah b inasa ! 3 2 0

Oleh karena itulah Nabi ^tidak pernah membaca Al-Quran(mengkhatamkannya) dalam waktu kurang dari 3hari.^^' Beliau ^juga pernah bersabda:

“Barangsiapa yang shalat di malam hari kemudian ia membaca 200ayat maka orang tersebut akan ditulis termasuk orang-orang yangtunduk lagi ikhlas.

Beliau ^biasa membaca pada setiap malam surat Al~Isra‘(Qs. 17:111 ayat) dan Az-Zumar (Qs.39: 75 ayat).^^^ Beliaupun jugab e r s a b d a :

3 2 2

^ 0

^6 I!

‘Barangsiapa yang shalat pada malam hari kemudian membaca3 1 9 Dengan mengkhasroh huruf sijin dan mentasydid ro’. yakni; masa giat dan penuh

gairah disebut “ " yakni awai masa remaja dan darah muda. Berkata AMmamAth-Thahawy; Hal itu merupakan batasan dalam perkara-perkara yang mana kaummuslimin berusaha mengamalkannya sehingga menjadi sarana untuk mendekatkan dirikepada Allah Azza wa Jolla. Di mana Rasulullah lebih suka bila mereka mengerjakanamalan tersebut tidak melampui batas bahkan kurang dari batasan tersebut. Dan beliaumemerint^kan mereka untuk konsisten dalam mengamalkan amalan-amalan shalihhingga mereka berjumpa dengan Rabb mereka Azza wa Jolla. Dan telah diriwayatkandari beliau untuk menyingkap makna yang lerkandung padanya, beliau bersabda:“Amalan yang paling dicintai oleh Allah To Ala adalah amalan yang poling konsisten waloupuns e d i k i t "

Saya katakan: “Hadits tersebut wataupun diawali dengan ucapan beliau (ImamThahawy) “ / telah diriwayatkan" adalah shahih mutofoq ‘alaih dari A’isyah .HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dalam S/iohih-nya.HR. Ibnu Sa’ad (1/376) dan Abusy-Syaikh dalam Akh/aqun Nabi (281).

3 2 0

321

run tununS/ ta la fNa t r i1 4 8

seratus ayat maka orang tersebut tidak digolongkan orang-orangyang lalai.

Terkadang beliau membaca disetiap rakaatnya sekitar 50 ayat ataulebih.^^^ Terkadang pula beliau membaca sekitar surat Al-Muzammil(Qs.73:20 ayat).(tanpa tidur -pen)^^l Maka sungguh Abdullah bin Khabbab bin Al-

-beliau termasuk shahabat yang mengikuti perang Badr bersamaRasulullah telah mengawasi Rasulullah semalam suntuk (dalamlafadz lain: pada malam di mana beliau shalat semalam penuh) hinggamenjelangfajar.Tatkalabeliausalamdari shalatnyabertanyalah Khabbabkepada beliau: “Wahai Rasulullah sungguh bapak dan ibuku sebagaitebusannya, engkau telah shalat lail pada malam ini yang belum pernahaku melihatnya melakukan semacam itu ?” Maka beliaupun bersabda:

” 3 2 4

3 2 6Dan beliau jarang sekali shalat sepanjang malam

0 a 0 ^

pj Lg j j , j ^ ; i© ^ ^

3 2 2 HR. Ad-Darimy dan Al-Hakim. Beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Ahmad dan Ibnu Nashr dengan sanad shahih.HR. Ad-Darimy dan Al-Hakim. Beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Bukhar i dan Abu Dawud.

HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad shahih.HR. Musl im dan Abu Dawud.

Soya katakan: “Dengan dasar hadits ini dan semisalnya dimakruhkan untukmenghidupkan malam seluruhnya sepanjang umur atau kebanyakan hari-hahnya.Karena hal itu menyelisihi Sunnah beliau Seandainya yang demikian itu afdhalniscaya beliau tidak akan luput darinya. dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjukNabi Muhammad Janganlah terpengaruh dengan apa yang diriwayatkan dari AbuHanifah bahwa beliau selama 40 tahun Shalat Shubuh dengan wudhu 'Isya’ karenahal itu tidak memiliki asal sama sekali. Bahkan Ai-Allamah Al-Fairuz Abady dalam Ar-Rad 'Alai Mu'tarial (44/1) menyatakan:

"Cerita semacam ini termasuk kedustaan-kedustaan yang nyata di mana halitu tidak layak untuk disandarkan kepada beliau (Abu Hanifah). Tidak ada padanyakeutamaan yang layak untuk dikenang. Karena seharusnya bagi orang sekaliber ImamAbu Hanifah lebih memilih amalan yang afdhal (utama) dan tidak diragukan lagi bahwamemperbaharui thaharah setiap kali hendak shalat lebih afdhal bila memang benarbeliau tidak tidur sepanjang malam selama 40 tahun berturut-turut. Cerita semacamini jelas mustahil bahkan termasuk cerita-cerita khurafat sebagian orang yang to’oshub(fanatik) lagi bodoh. Mereka menyatakan demikian tentang Abu Hanifah dan selainnyaakan tetapi seluruhnya adalah kedustaan.”Demikian dalam Kitab asli Shifat Shalat Nabi. mungkin terjadi kesalahan cetak, pada

3 2 3

3 2 4

3 2 5

3 2 6

3 2 7

3 2 8

Tunlunan Shalat Nabi 1 4 9

1 Ija li j(JL,£2j»^0 t

j l J C >

S/ tl)l ;Jilj j) llip <b liilail UjL IL^ ^ (J^-? L5^-^ ^ ) ( ^ * ^

,U^V Oi cJ Ll-j jL^L^^U jUi2r" 0

“Ya, benar. Shalat tersebut merupakan shalat yang dilaksanakandengan penuh rasa cinta dan cemas. (dan sesungguhnya aku)meminta pada Rabbku Azza wa falla 3perkara, maka iapunmengabulkan 2perkara darinya dan tidak mengabulkan 1perkara.Yaitu aku meminta Rabbku agar tidak menghancurkan kita denganadzab yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kita (dalamlafadz lain: agar tidak menghancurkan kita sekaligus) maka la-punmengabulkannya. Akupun meminta Rabbku Azza wa Jalla agar kitatidak dikuasai oleh musuh lalu la-pun mengabulkannya. Kemudianaku meminta Rabbku agar tidak menjadikan kita terpecah belah akantetapi la tidak mau mengabulkannya.’

“Rasululiah pernah shalat dengan membaca ayat yang beliaumengulang-ulangnya hingga Shubuh yakni:

3 2 9

xJl cJl lijj^ 0 [ jf o

"Bila Engkau mengadzab mereka maka sesungguhnya merekaadalah hamba-hamba-Mu. Dan bila Engkau mengampuni mereka

kalimat berikut disebudon bahwa yang mengalami adalah Khabbabmemang ikut dalam perang Badr. Hadits ini diriwayatkan dari beliau oleh puteranya‘Abdullah, lihat Sonan An Nasai Kitab Qiyamul Lail wa TaUiawwu' An Nahar no 1634,W a l l a h u a ' l a m — e d .

HR. An-Nasa'i, Ahmad, dan Thabrany (1/187/2). Dishahihkan oleh At-Tirmidzi.

n d a n b e l i a u

3 2 9

Tuntunan Shalat Nabi1 5 0

maka sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."(5:118). (dengannya beliau ruku, sujud, dan berdoa).(Keesokanharinya Abu Dzar bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah,engkau senantiasa membaca ayat ini hingga pagi, engkau ruku' dansujud dengannya sekaligus berdoa dengannya, padahal Allah telahmengajarkan Al-Quran seluruhnya kepadamu. Kalau seandainyasebagian kami melakukan demikian niscaya kami akan marahkepadanya." Beliaupun menjawab:

^J, j i r ' / y . J j t L i ' U J \

Sesungguhnya aku meminta syafaat kepada Rabbku untuk umatku,maka Japan mengabulkannya. Dan syafa'at tersebut dapat diperolehbila Allah menghendaki bagi orangyang tidak berbuat syirik kepadaAllah sedikitpun.”)

Seorang lelaki bertanya kepada beliau: “Wahai Rasulullah,sesungguhnya aku memiliki tetangga, ia shalat lail (malam) dan hanyamembaca surat Al-Ikhlas (Qs.ll2, 4ayat) (secara berulang-ulang) (dantidak membaca surat Iain) seolah-olah ingin menganggapnya sedikit.Maka Nabi menjawab:

3 3 0

0 ^

aj

""Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya. Sesungguhnya surattersebut mampu menandingi sepertiga Al-Qur’an! 331

S h a l a t W i t i r

Nabi biasa membaca pada raka’at pertama surat Al-A’la(Qs.86:19 ayat), raka’at kedua surat Al-Kqfirun (Qs.l09:6 ayat) dan3 3 0

HR. An-Nasa’i. Ibnu Khuzaimah (1/70/1), Ahmad. Ibnu Nashr. dan Al-Hakim. Beliaumenshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Ahmad dan A l -Bukhar i .3 3 1

runtunuN Shalat 1 5 1

raka’at ketiga surat Al-Ikhlas (Qs. 112:4 ayat)menggabungkannya (surat Al-Ikhlas -pen) dengan surat Al-Falaq(Qs. 113:5 ayat) dan suv2iX An-Naas (Qs. 114:6 ayat).

Terkadang beliau membaca pada 1raka’at shalat witir seratusayat dari surat An-Nisa (Qs.4:176 ayat).setelah witir,beliau biasa membaca snxaX Az-Zalzalah (Qs.99:8 ayat)dan suroXAl-Kqfirun.

3 . 1 2 Terkadang beliau

3 3 3

3 3 4 Adapun pada 2raka’at

3 3 6

3 3 2

HR. An-Nasa’i dan Al-Hakim. Beliaupun menshahihkannya.HR. Tirmidzi, Abul Abbas Al-Asham dalam haditsnya Qilid 2no. 117), dan Al-Hakim.Beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.*Tombahan dan Penta'liq:Hadits tentang masalah ini datang dari 2shahabat:t.A’isyah ,ada tiga jalan:

a. Dari jalan Yahya bin Ayyub Al-Ghafiqy dari Yahya bin Sa’id Al-Anshary dariAmrah dari A’isyah .Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (2432), Al-Hakim 1/305. Ad-Daruquthny 2/24 dan 34-35, Al-Uqaily 4/392, Ibnu Ady 4/2671, Al-Baihaqi 3/37 danAl-Baghawy (973).Dzahir hadits ini sanadnya hosan, rawinya terpercaya kecuali Yahya Al-Ghafiqy diaShaduqiahu Akhtho. namun hadits ini dihukumi mungkar oleh Imam Ahmad dan IbnuMain, l ihat Al-Talkhis 2/19.

b. Dari jalan Khusaif dari Abdul Aziz bin Juraij dari A'isyah. Diriwayatkan olehAbu Dawud (1424), At-Tirmidzi (463), Al-Baghowy (974), Al-Hakim 2/520-521 danAl-8aihaqi 3/38. Sanad hadits ini dha'if ada dua illat, yartu: Khusaif dan Abdul AzizKeduanya dha'if (lihat penjelasan Syaikh Muqbil dalam Tatabbu'l Mustadrak, 2/612).

c. Dari jalan Al-Walid bin Muslim dari Ismail bin Ayyasy dari Muhammad bin YazidAr-Rahaby dari Abu Idris Al-Khaulany dari Abu Musa dari A’isyah. Dikeluarkan olehAt-Thahawy dalam AhMa'anySanad ini dha'if ada 2ilah, yaitu: Al-Walid, mudaltis tadlis taswiyah dan dia meriwayatkandengan (‘an’anah )dan Abu Rahaby, Majhul hal. (Ar-Rahaby)2. Abu Hura i rah

Dikeluarkan oleh Ath-Thabrany dalam AMusath (8834), dan sanadnya dha'if jiddan(lemah sekali) ada 3illat. yaitu: Miqdan bin Dawud, dha'if jiddan, An-Nasa’i berkata:Abu Isa Al-Khurasany, Ibnul Qatthan berkata:.Al-Hasan Al-Bashry tidak mendengar dari Abu Hurairah. menurut pendapat yangb e n a r .

3 3 3

Walhasil, Imam Al-Uqaily dalam Dhu’afaut Kabir 3/392 menyatakan, "Adapun(membaca) Al-Mu'awi Dzatain, maka haditsnya tidak shahih.HR. An-Nasa’i dan Ahmad dengan sanad shahih.2Raka'at ini telah tetap penyebutannya dalam Shahih Muslim dan lainnya. Hal inimenafikan sabda Nabi ^."Jadikanlah akhir shalat malam kalian Witir." HR. BukhariMuslim. Para ulama berselisih dalam mengkompromikan 2hadits ini menjadi banyakpendapat. Tidak ada satupun pendapat yang rajih (kuat) menurutku. Dan yang lebihhati-hati adalah meninggalkan 2raka’at tersebut dalam rangka mengikuti perintahhadits ini. Kemudian aku mendapati hadits shahih yang memerintahkan 2raka’atsetelah witir, di mana hal itu menuntut untuk dilaksanakan. Maka tetapl pensyariatan

3 3 4

3 3 5

1 5 2 Tunlunan Shalat Nabi

Shalat Jum’at

Beliau ^terkadang membaca pada raka’at pertama surat Al-Jumu’ah (Qs.62:ll ayat) dan pada raka’at kedua surat Munqfiqun(Qs.63:11 ayat). ’ Terkadang pula beliau membaca surat Al-Ghasyiah(Qs.88:26 ayat) sebagai gantinya. * Kadangkala beliau membaca padaraka’at pertama surat Al-A 'la (Qs.87:19 ayat) dan pada raka’at keduasuv?ii Al-Ghasyiah (Qs.88:26 ayat). 3 3 9

Shalat ‘ledain (Dua Hari Raya)

Beliau terkadang membaca pada raka’at pertama surat Al-A'la (Qs.87:19 ayat) dan raka’at kedua surat Al-Ghasyiah (Qs.88:26ayat). '*® Kadangkala beliau juga membaca surat Qaaf (Qs.50:45 ayat)dan Al-Qomar (Qs.54:55 ayat). 341

Shalat Jenazah

Disyari’atkan ketika shalat jenazah untuk membaca surat Al-Falihah, ^ (dan surat yang lain), ** kemudian melirihkan bacaan setelahtakbir pertama.344

2raka’at seteiah witir bagi umat manusia seluruhn/a karena perintah pertama bersifatmustohofa (sunnah semata) maka tidak ada pertentangan. Hal ini teiah aku (Syaikh Al-Albani) fohq/qdalam As/i-Shoh//io/? (1993). Segala puji bagi Allah atas taufiqnya.HR. Ahmad, Ibnu Nashr, Ath-Thahawy (1/202), Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibbandengan sanad shohi/i.HR. Muslim dan Abu Dawud. Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa’ (34S).HR. Muslim dan Abu Dawud. Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa’ (345).HR. Musl im dan Abu Dawud.HR. Musl im dan Abu Dawud.HR. Musl im dan Abu Dawud.

Hal ini adalah pendapat Imam Syafi’i, Ahmad, dan Ishaq. Demikian pula sebagian/Vluhoq/qdari kalangan Hanafiyah Jaman sekarang. Sementara membaca surat setelahnya (Al-Fatihah -pen). Hal itu adalah pendapat Asy-Syafi’iyah dan termasuk pendapat yangb e n a r .

HR. Bukhari. Abu Dawud, An-Nasa'i. dan Ibnul Jarud. Tambahan dalam hadits initidaklah syadz (ganjil) sebagaimana persepsi dari At-Tuwaijiry. Lihat Al-Muqadimah (hal6-7).HR. An-Nasa'i dan Ath-Thahawy dengan sanad shoh/h.

3 J 6

3 3 7

3 3 8

3 3 9

3 4 0

341

3 4 2

3 4 3

3 4 4

Tuntunon Shalat Sabi 1 5 3

M E N T A R T I L K A N D A N M E M P E R I N D A HS U A R A T A T K A L A M E M B A C A

Beliau biasa-sebagaimanayangtelah diperintahkan oleh AllahTa'ala- mentartilkan bacaan Al-Qur’an setartil-tartilnya. Tidak terlalucepat atau tergesa-gesa bahkan bacaan beliau amat jelas huruf demihurufnya.”^ Sampai-sampai beliau membaca suatu surat dengan tartilhingga terasa surat tersebut lebih panjang dari surat yang -sebenamya-lebih panjang darinya. '*^ Beliau bersabda:

^Jj yizJS' ui" Jjjj lVj'j J U j

‘‘Akan dikatakan kepadapembaca Al-Qur 'an: bacalah dan naiklahserta tartil-lah dalam membaca sebagaimana dahulu di duniaengkau melakukannya. Karena kedudukanmu berada pada akhirayat yang engkau baca.

Nabi ^biasa membaca panjang (ketika menjumpai huruf-huruf dengan tanda baca panjang), sehingga beliaupun memanjangkanbacaannya tatkala membaca bismillaahi (dengan lam panjang),arrahmaan (dengan mim panjang) atau arrahiim (dengan hapanjang), ^^ demikian pula nadhiida (4^) dan semisalnya. Beliauberhenti disetiap akhir ayat sebagaimana telah lewat penjelasannya.

Terkadang beliau mengulang-ngulang^ * bacaannya, sebagaimana

3 4 7

3 5 0

3 4 5 HR. Ibnul Mubarak dalam Az-Zuhd (162/1 dari Al-Kawakib (575). Abu Dawud, danAhmad dengan sanad shohih.HR. Musl im dan Mal ik.

HR. Abu Dawud dan Tirmidzi. Beliaupun menshahihkann/a.HR. Bukhar i dan Abu Dawud.

HR. Bukhari dalam Afalul Ibad dengan sanad shahih.Lihat pembahasan seputar seputar bacaan Al-Fatihoh (hal 70).Berasal dari lafedz ”. Al-Hafidz mengatakan, “Hal ini beliau lakukan karenaadanya kesamaan pada bentuk-bentuk harokat dalam surat tersebut. Asalnya adalah".i^yXpfingulangan). Sementara^^^”(mengulang-ngulang suara) Yaknime'ngulang-ulang ditenggorokan dalam mengucapkannya. “Al-Munawy menambahkan.“Hal itu muncul -kebanyakannya- karena kemurahan dan kelapangan. Sementara beliauAl-Mushthofa ^banyak melakukan hal itu pada hari Fothu Makkah.

TuntunanSha la tNab i

3 4 6

3 4 7

3 4 8

3 4 9

3 S 0

3 5 1

1 5 4

yang beliau lakukan pada Fathu (hari penaklukan) Makkah di saatbeliau berada di atas untanya, beliau membaca sui?i\.Al-Fath (Qs.48:29ayat)(dengan bacaan yang pelan).”^ Bahkan Abdullah bin Mughaffalmenggambarkan bacaan beliau semacam ini (» '»alif panjang) (Aa...aa...aa). 3 5 3

pjuga memerintahkan umatnya untuk memperindahsuaranya tatkala membaca Al-Qur’an. Beliau bersabda:

N a b i

"Hiasilah Al-Qur ’an dengan suara-suara kalian. [Karena suarayang indah lagi merdu akan menambah keindahanAl-Qur’an].

Beliau juga bersabda:

- 3 5 4

*0 ■■ * a e f a . I> - 1 o \

aSii .J ■ > e JL S

“Sesungguhnya orangyangpaling baik lagi merdu bacaan Al-Qur’an-nya adalah apabila kalian mendengar bacaannya, kalian menyangkabahwa ia takut kepada Allah.’ 3 5 5

3 5 2 HR. Bukhar i Mus l im.

Berkata Al-Hafidz dalam menafsirkan ucapan beliau (Aa...Aa...Aa.);"Yakni dengan hamzah yang difathah setelahnya alif sukun kemudian hamzoh yanglain.” Asy-Syaikh Ali At-Qory telah menukilkan hal yang serupa dari selain Al-Hafidz.Kemudian beliau mengatakan, "Nampaknya ucapan beliau tersebut terdiri dari dari 3alif mamdudah."HR. Bukhari Secara Muailaq, ^u Dawud. Ad-Darimy, dan Tamam Ar-Razy dengan 2sanad shahib.

Catatan: Sebagian rawi menghafal hadits ini secara terbalik, mereka meriwayatkandengan lafadz, "Hiasi/oh suara-suara kalian dengon A/-Qur’on." Yang demikian merupakankesalahan yang nyata secara riwayat dan dirayah (matan hadits). Dan barangsiapa yangmenshahihkannya maka dia telah tenggelam dalam kesalahan karena menyelisihiriwayat-riwayat shahib lainnya yang menjelaskan hal itu dalam bab ini. Bahkan hal initeimasuk di antara contoh hadits maqiub (terbalik sanad atau motan-nya). Penjelasanrind masalah ini lihatA/-HodrtsAd/-Dho’ffa/i (5328).Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak dalam Azh-Zuhd (162/1 dari Al-Kawakib

3 5 3

3 5 4

3 5 5

TuntunanShaiatNabi 1 5 5

Beliau^memerintahkan untuk memerdukan bacaanAI-Qur’an,s a b d a b e l i a u :

e ' {l ''' IJAii l

■' ® i ! ' c '■

“Pelajarilah Kitabullah, jagalah ia, hafalkan, dan perbaguslahsuara kalian tatkala membacanya. Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya sungguh AUQur'an itu lebih cepat terlepas darimudaripada untayang terlepas dari tali kekangnya.

Beliau juga bersabda:

3 5 6

u i^L^ pJ4J"Bukan termasuk tuntunan kami orangyang tidakmau memerdukanbacaan Al-Qur ’annya.

Beliau juga bersabda:

3 5 7

^ (AJilS" iJiiJ ^^j) 5 - A —7'' " '

T~ °

tS dill

(^yi\ j j ) S

3 S 8

9 =»

L S

575), Ad-Darimy, Ibnu Nashr, Ath-Thabrany, Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan, danAdl-Dliya' dalam Al-Mukhtarah.HR. Ad-Darimy dan.Ahmad dengan sanad sba/i/b. Yang dimak§ud “^ ” adalahunta. Sementara “ ” merupakan bentuk jamak dari “JUc- ”'yakni tali yangdigunakan untuk mengikat unta.HR. Abu Dawud dan Al-Hakim. Beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.Catalan: Ibnul Atsir dalam Jami'ul Ushul menisbahkan hadits Abu Dawud ini kepadaAl-Bukhari dari hadits Abi Hurairah ^kemudian Al-Ustadz Al-Akh Abdul QodirArnauth dan orang-orang yang berpartner dengannya memberikan ta'Iiq akan hal itumereka mengatakan (2/457): "Sungguh amat jauh perbuatan Al-Albani dari Al-Haqdalam kitabnya Sh/fot Shalat Nabi 0. "(hal 106) yang menisbahkan hadits tersebutkepada Abu Dawud."

Keduanya menunjukan bahwa bukan termasuk perbuatan ahlul ilmi menisbahkansuatu hadits kepada selain Shahihain padahal salah satu dari keduanya telahmeriwayatkannya.

3 5 6

3 5 7

Tuntunan Shalat Nabi1 5 6

Sebagai jawaban atas hal itu soya katakan: “Apa yang ditunjukkan oleh keduanyaadalah benar -tanpa melihat tujuan mereka melontarkan pernyataan semacamitu- akan tetapi hendaknya keduanya mengetahui bahwa tidaklah samar ataskusemenjak aku menyusun kitab yang berbarokah ini -Insya Allah-. Bahwa Al-Bukhariteiah meriwayatkan hadits semacam ini dari Abu Hurairah .hanya saja aku tidakmenyandarkannya kepada beliau karena sengaja bukan karena tidak tahu atau palingtidak karena lupa sebagaimana yang mereka sangka. Kalau seandainya apa yang disangkatersebut benar tentu jeda yang begitu lama hingga tercetak ulang kitab ini sebanyaklima kali sudah cukup mengingatkan kesalahan orang yang lupa atau orang yang bodohdapat mengetahuinya. Tetapi kenyataannya tidak demikian -walhamdulillah

Akupun mengetahui dengan pasti bahwa saiah satu rawi hadits tersebut -yakniAbu Ashim Adl-Dhahak bin Makhlad An-Nabil, tsiqah- teiah saiah dalam meriwayatkanhadits ini dari Abu Hurairah karena beliau teiah meriwayadtan hadits tersebutdari Ibnu Juraij dari Ibnu Syihab dari Abu Salamah dart beliau (Abu Hurairah-pen) secara marfu’. Letak kesalahannya adalah adanya sekelompok rawi yang tsiqoh dimana mereka meriwayatkan hadits tersebut dari Ibnu Juraij dengan sanad yang teiahdisebutkan dari Abu Hurairah ^secara marfu’ namun dengan lafadz: "Tidaklah Allahmengizinkan.

Hadits tersebut akan dipaparkan berikut. Bahkan sekelompok besar rawi-rawiyang tsiqah menguatkan lafadz ini dari Ibnu Juraij seluruhnya meriwayatkan semisalnyadari Az-Zuhry kemudian dari Az-Zuhry ini dikuatkan pula oleh Yahya bin Abi Katsir,Muhammad bin Amr, Muhammad bin Ibrahim At-Taimy, dan Amr bin Dinar -seluruhrawi tersebut tsiqah- semuanya mengatakan dari Abu Salamah dari Abu Hurairahdengan lafadz ini. Maka kesepakatan rawi-rawi yang tsiqah lagi tsabit (kokoh hafalannya)dengan satu sanad dari Abu Hurairah dalam meriwayatkan hadits ini dengan lafadzkedua merupakan bukti yang paling besar lagi jelas yang menunjukan bahwa kesendirianAbu ‘Ashim dalam periwayatannya dengan lafadz pertama merupakan kesalahan nyatadarinya. Sehingga hadits dengan lafadz tersebut adalah Syadz (ganjil) yang teiah dikenaloleh para ulama. Bahkan Al-Hafidz Abu Bakar An-Naisabury memastikan bahwa Abu‘Ashim teiah saiah dalam meriwayatkan dari Ibnu Juraij dengan lafadz kedua.”

Saya katakan: “Demikian pula karena disebabkan banyaknya rawi yangmeriwayatkan dari Az-Zuhry dengan lafadz tersebut (lafadz kedua) dan banyaknyaulama yang menyetujui hal itu dari Abu Salamah sebagaimana yang teiah aku sebutkan,oleh karena itulah Al-Khatib Al-Baghdady menyetujui (pernyataan) Abu Bakar An-Naisabury sebagaimana yang teiah aku kutip di atas. Al-lmam Ibnul Atsir dalam Jami’karyanya begitu pula Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (13/429) mengisyaratkankesalahan periwayatan hadits ini dengan lafadz pertama secara halus yang terkadangtidak diperhatikan sebagian ulama. Kalaupun diperhatikan seringkali mereka tidakmemiliki keberanian ilmiah dalam menyalahkan saiah satu rawi ^sh-Shahih (Al-Bukhari).”

A l - H a d i t s .

Demikian ringkasan tahqiq yang teiah aku tulis dalam asal kitab ini semenjak 20tahun lalu. Aku memandanghal itu perlu dicantumkan dalam edisi ini agarsetiap penulismengetahui apakah aku "teiah jauh dari kebenaran dalam menyusun kitab” ataukahorang lain yang tidak baik sikapnya dalam membantah perbuatanku yang dianggapsaiah menurut penilaian ahlul hadits, kemudian ia menghendaki agar aku hanyut dalamkesalahannya. Semoga Allah Ta'ala memaafkan orang yang menjadi sebab panjangnyatahqiqku ini berbeda dengan apa yang aku lakukan dalam kitab ini. Sebagai harapanagar tidak terulang lagi hal semacam itu pada kali yang lain. Kemudian aku melihat

1 5 7Tuttiunan ShalatNabi

“Tidaklah Allah berkenan mendengarkan sesuatu seperti iamendengar (dalam suatu lafadz: seperti pendengaran-Nya)Nabi-Nya talkala [ia memperbagus suara (dalam Icrfadz lain:memperindah irama)] di saat membaca Al-Qw’an [kemudian iamengeraskan bacaannya tersebut]. 3 5 9

Nabi bersabda kepada Abu Musa Al-Asy’ary .

4 ^ - > .

(J\

"Kalau seandainya engkau melihatku saat mendengarkan bacaanAl-Qur’anmu semalam. Sungguh engkau telah diberi mizmaP^dari mizmar-mizmar peninggalan Nabi Dawud ”[maka AbuMusa pun berkata: kalau sendainya aku mengetahui tempatmu

Asy-Syaikh Syu'aib Al-Arnauth bersekongkol dengan Al-Akh Abdul Qadir untukmemaparkan kesalahanku yang telah terbantah sebagaimana telah dikemukakan dalamtahqiq yang tidak dijumpai selain tempat ini. Sungguh ia beq^ura-pura bodoh dan tidakmau mengambil faedah darinya sedikitpun dalam taTiqnya terhadap kitab Syarfius Sunnoh(4/45) karya Ai-Baghawy di mana ia menetapkan keshahihan hadits Abu Hurairah ^yang mo’/uf dengan persetujuan para hafidz sebagaimana telah lewat. Tidaklah demikiania lakukan melainkan agar tidak dikatakan bahwa ia telah diberi faedah oleh Al-AJbani!dan barangkali penyebar kitab pemilik Al-Maktab Ai-!slami tidak memperhatikansikapnya (Syu'aib) semacam ini, kalau tidak iapun terkena dosa menyembunyikan ilmukarena ia ikut serta dalam penahqiqan kitab tersebut sebagaimana tercantum dalammuqadimah kitab ini. dan juga tercetaknya kitab tersebut dengan bentuk pertama dariseluruh bagiannya. Kalau tidak demikian maka tahqiq tersebut semata-mata pengakuanbelaka dan saat itu aku tidak tahu -demi Allah- di mana di antara 2dosa tersebut yanglebih besar ?!

Berkata Al-Mundziry, "Dengan mengkasroh dzo/ yakni: 'Tidaklah Allah mendengarkansesuatu dari ucapan manusio sebagaimana ia mendengar orang yang ntembaguskanbacaannya terhadap Al-Qur’an." Sufyan bin Uyainah dan selainnya berpendapat hal itutermasuk katagori nyanyian. Namun pendapat tersebut tertolak.HR. Bukhari, Muslim. Ath-Thahawy, dan Ibnu Mandah dalam/^t-Tauhid (81/1).Para ulama menjelaskan. “Yang dimaksud mizmar disini adalah suara yang merdu.Sementara asalnya adalah (nyanyian). Dan AJu Dawud adalah Nabi Dawud sendiri.terkadang Alu Fulan dimutlaqkan untuk dirinya sendiri dan Nabi Dawud adalah orangyang merdu sekali suaranya sebagaimana disebutkan An-Nawawi dalam Syarh Muslim.

3 5 8

3 5 9

3 6 0

1 5 8 Tuntunan ShaiatNabi

(semalam wahai Rasulullah -pen) niscaya aku akan benar-benarmemperindah ^ suaraku untukmu]. 3 6 2

M E M B E T U L K A N B A C A A N I M A M

Rasulullah telah mensyari’atkan umatnya untuk membetulkanbacaan imam bilamana ia lupa di saat shalat. Maka sungguh beliau(pada suatu hari) shalat kemudian beliau membaca surat sebagaimanabiasa tiba-tiba beliau lupa. Tatkala berpaling dari shalatnya beliaubertanya kepada Ubay, “Apakah engkau ikut shalat bersama kami ?” Iamenjawab, “Ya”. Beliaupun bersabda:

iiJ (jl L X i

"Lalu apa yang menghalangimu [untuk membetulkan bacaankutadi?] n 3 6 3

BERTA'AWUDZ DAN MELUDAH DALAMS H A L A T U N T U K M E N G H I L A N G K A N

K E R A G U A N

Utsman bin Abil Ash pemah bertanya kepada Nabi“Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan telah menghalangiku darishalat dan bacaanku sehingga membuatku lupa?” Maka Rasulullah b e r s a b d a :

3 6 1

Beliau memaksudkan hendak membaguskan suara dan memerdukannya. Lihat An-NiTiayoh.Abdur Razzaq dalam Al-Amoly (2/4-4/1), Bukhari, Muslim, ibnu Nashr, dan Al-Hakim.Abu Dawud, Ibnu Hibban, Ath-Thabrany, Ibnu Asakir, (2/296/2), dan Adl-Dhiya’ dalamAl-Mukhtarah dengan sanad shahih.

3 6 2

3 6 3

1 5 9Tunlunan Shalat Nobi

<1* djoL liU : i l J l i j Q i j o ° - i . i . _■ * ' ^ ' ' ^

d-iijii! Jli ,lj^ lijUloi i l i

"Itu adalah setanyang biasadikenal dengan “Khinzib ”. Bila engkaumerasakan kehadirannya maka mintalah perlindungan (ta ’awudz)kepada Allah dan meludahlah^^‘* ke arah kirimu tiga kali.(Utsman) mengatakan: “Akupun melakukan perintah beliau kemudian Allah-pm menghilangkan setan tersebut dariku. ”

' l a

3 6 5

R U K U ’

Nabi ketika selesai dari bacaannya beliau berhenti sejenak ^3 6 7lalu mengangkat kedua tangannya dengan tata cara yang telah

dijelaskan dalam pembahasan "‘Takbiratul Iftitah' kemudian beliaur u k u ’ 3 6 8 3 6 9dan sujud.

Beliau memerintahkan hal itu (bertakbir dan mengangkat tangan-pen) kepada orang yang shalatnya salah. Sabda beliau

*U-Lp a J J I

Berasal dari tafadz “jiiJ' ”yakni tiupan yang disertai dengan sedikit percikan ludah,tapi lebih banyak dari "c-iJi ”(ludah). Lihat An-N/hoyo/i.HR. Muslim dan ^mad. Imam Nawawi menyatakan: “Dalam hadits ini disunnahkanuntuk meminta perlindungan dari setan saat ia menggoda bani Adam disertai denganmeludah ke arah kiri 3x”.

HR. Abu Dawud dan Al-Hakim. Beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby. Waktu diam tersebut ditentukan oleh Ibnul Qayyim dan selainnya sampainafas seseorang kembali stabil seusai membaca.HR. Bukhari Muslim. Mengangkat tangan ketika hendak ruku' telah mutawatir dariNabi demikian pula mengangkat tangan tatkala i'tidal dari ruku’. Hal ini merupakanpendapat 3Imam dan seiain mereka dari kalangan mayoritas Ahiul Hadits dan Ahli Fiqh.Bahkan hal tersebut dipegangi oleh Imam Malik hingga wafatnya beliau sebagaimanadiriwayatkan Yusuf -Abu Usamah Al-Balkhy- (210) termasuk murid Abu Hanifah.

TuniunanSIm/at jVabi

3 6 4

3 6 5

3 6 6

3 6 7

1 6 0

j O ^ l j a U I' 0 " ' ' ^ '■ - - “ ' *

“Tidaklah sempurna shalat salah seorangdi antara kalian hingga iasempurna benvudhu sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah,... kemudian ia hertakbir. bertahmid, dan memuliakan Allah Ta’ala.Lain membaca Al-Qur 'an yang mudah baginya. Setelah itu iabertakbir dan ruku’, [dengan meletakkan kedua telapak tangannyadi alas lututnya] hingga seluruh tulang belakangnya lurus.... ”(Al-Hadits) 3 7 0

T A T A C A R A R U K U ’

Nabi meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedualututnya^ ' (saat ruku’ -pen) dan memerintahkan hal itu kepada parashahabatnya.^^- Demikian pula kepada orang yang shalatnya salahsebagaimana telah lalu penjelasannya.

Beliau mengokohkan kedua telapak tangannya di atas kedualututnya (seolah-olah beliau menggenggamnya).^’^ Disamping itubeliau juga merenggangkan jari jemarinya ’'* dan memerintahkannya

telah lewat penjelasannya dalam muqadimah (hal 56). Abdullah bin Ahmad dalamMasa'il-nyi (hal 60) mengatakan dari bapaknya, “Telah diriwayatkan dari Uqbah binAmir bahwasanya beliau mengatakan tentang mengangkat kedua tangan dalam shalat:“Setiop isyaratnya memperoleh sepuluh keboikon."

Saya katakan: Di antara dalil yang menguatkan hal itu (Pernyataan Uqbah -pen) adalah hadits Qudsy yang berbunyi,"...dan barangsiapa yang berke/ng/non untukmelakukon suatu kebaikan kemudian ia melaksanakonnya maka okan ditetapkan untuknya10 kebaikan hingga 700..." (HR. Bukhari Muslim. Lihat: Shob/b i4t-rorgbib(i6)).HR. Bukhar i Mus l im.HR. Bukhar i Mus l im.

HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i. Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Bukhar i dan Abu Dawud.HR. Bukhar i Musl im.HR. Bukhari dan Abu Dawud

HR. Al-Hakim. Beliau menshahihkannya, disepakati oleh Adz-Dzahaby dan Ath-Thayalisi. Lihat takhrijnya dalam Shahih Abu Dawud (809).

3 6 8

3 6 9

3 7 0

3 7 1

3 7 2

3 7 3

3 7 4

Tunlunan Shalat Nabi 1 6 1

kepada orang yang shalatnya salah. Beliau bersabda:

c .

l i

"Bila engkau ruku’maka letakkanlah kedua telapak tanganmu diatas kedua lutut dan renggangkanlah jari jemarimu. Kemudiantetaplah dalam keadaan seperti itu hingga setiap ruas tulangbelakang menempati tempatnya (lurus -ed).

Beliau menjauhkan kedua sikunya dari kedua sisi tubuhbeliau.^’^ Dan saat ruku' beliau membentangkan punggungnya danmeluruskannya. ’ Sampai-sampai seandainya diletakkan air di atasnyaniscaya air tersebut akan tenang. ’* Beliaupun bersabda kepada orangyang shalatnya salah:

3 7 5

“Bila engkau ruku'maka letakkanlah kedua telapak tanganmu diatas kedua lututmu dan bentangkanlahpunggungmu serta kokohkanruku 'mu tersebut. ”

‘U-lj

“Beliau ^tidak menundukkan kepalanya di saat ruku’tidakpulamengangkatnya,^^° akan tetapipadaposisi antara keduanya (sejajardengan posisi punggung).' ’ 3 8 1

3 7 5 HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam shahih keduanyaHR.Ti rmidz i dan d ishahihkan o ieh Ibnu Khuzaimah.

HR. Al-Baihaqi dengan sanad shahih dan Al-Bukhari.HR. Ath-Thabrany dalam Al-Kabir dan Ash-Shoghir, Abdullah bin Ahmad dalam ZawaidulMusnad, dan Ibnu Majah.HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad shahih.HR. Abu Dawud dan Al-Bukhari dalam juz'ulQira'ah dengan sanad shohih. Makna V

3 7 6

3 7 7

3 7 8

3 7 9

3 8 0

Tun lunanSha la tN i t b i1 6 2

WAJIBNYA THUMA’NINAH KETIKA RUKU’

Nabi biasa thuma'ninah (tenang) saat ruku\ Beliaupunmemerintahkannya kepada orang yang shalatnya salah sebagaimanatelah lalu. Beliaupun bersabda:

"Sempurnakanlah ruku ’dan sujud. Demi Dzat yang jiwaku adaditangan-Nya, sungguh aku mampu melihat kalian dari halikpunggungku ketika kalian ruku ’dan sujud.

Beliau pernah melihat seorang lelaki yang tidak sempurnarukunya dan sujud seperti burung yang mematuk-matuk (dikatakandemikian karena cepatnya dan tidak thuma’ninah sama sekali) ketikashalat, beliaupun bersabda:

3 8 3

f'' !*» T * -- ^' ' ' ' '

e** ^ a^ti * Ml *1' f''*!? ■ *

9 ' - ' * l a *

ASS' ^

)

"Kalau seandainya ia mati dalam keadannya semacam itu maka iamati di luar agama Muhammad, [ia mematuk-matuk dalam shalatnyaseperti burung gagakyang meminum darah]. Perumpamaan orangyang tidak sempurna ruku 'nya dan mematuk-matuk ketika sujudnya

adalah tidak mengangkat kepaia hingga lebih tinggi dari punggung. Lihat An-Nihoyoh.HR. Muslim dan Abu ‘Awanah

Yakni dari belakang sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang lain.Saya katakan: “Pengelihatan beliau seperti ini adalah sebagaimana adanya, dan ha!

itu termasukmiikjizat beliau j^akan tetapi hal itu khusus di saat shalat sa|a. Sementarahadits ini bukanlah dalil yang menunjukan keumumanriya.HR. Bukhar i Musl im.

3 8 1

3 8 2

383

ruMtunaii 5/inial Nabi 1 6 3

seperti orang laparyang memakan satu atau dua kurma namun halitu tidak mencukupinya sedikitpun.

A b u H u r a i r a h m e n g a t a k a n ;

- 3 8 4

telah melarangku dari mematuk-matuk dalamshalatku seperti patukan ayam, menoleh seperti serigala, dan dudukseperti duduknya kera.

“ K e k a s i h k u

” 3 8 5

Bahkan Nabi bersabda:

}

"Sejelek-jelekpencuriadalahorangyangmencuridalamshalatnya. “Para sahabatpm bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana bisaseorang itu mencuri dalam shalatnya? ”Beliau menjawab: ‘'Yakniia tidakmenyempurnakan ruku'dan sujud talkala shalat.

Pada suatu hari beliau shalat, kemudian beliau melihat daribalik punggung beliau, seorang laki-laki yang tidak menegakkan tulangshulbinya (punggung) ketika ruhP dan sujud. Tatkala selesai shalatb e l i a u b e r s a b d a :

>■ 386

3 8 4 HR. Abu Ya’Ia dalam musnadnya (340 dan 349/1), Al-Ajury dalam Al-Arba’in, A!-Baihaqi,Ath-Thabrany (1/192/1), Adh-Dhiya’ dalam A)-A1un(oqo Mina/Ahocf/ts As/i-Sha/it/ioh walHisan (276/1), dan Ibnu Asakir (2/226/2 dan 414/1 dan 8/14/1 dan 76/2) dengan sanadhoson. Dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah (1/82/1).

Penggalan pertama hadits ini selain tambahan riwayat merupakan syobid (penguat)yang murso/ menurut Ibnu Bathah dalam Al-lbanah (5/43/1).HR. Ath-Thayalisi, Ahmad, dan ibnu Abi Syaibah. Hadits tersebut hasan sebagaimanatelah aku jelaskan dalam ta’Iiqku terhadap kitab Al-Ahkam karya Al-Hafidz Abdul HaqAl- lsybi ly( l348).HR. Ibnu Abi Syaibah (1/89/2), Ath-Thabrany. dan Al-Hakim. Beliau menshahihkannyadan disepakati oleh Adz-Dzahaby.

3 8 5

3 S 6

164 Tuntunan S/ifl/atNflfei

"Wahai sekalian muslimin, tidak ada shalat bagi orangyang tidakmeluruskan tulangpunggungnya ketika ruku’dansujud.

Dalam hadits lain beliau ^bersabda:

-> 387

L5^ S /

“Tidaklah sah (diberipahala) shalat seorang sampai ia meluruskanpunggungnya tatkala ruku’dan sujud. !’ 388

D Z I K I R - D Z I K I R R U K U ’

Nabi biasa membaca pada rukun shalat yang satu ini berbagaimacam dzikir dan doa. Terkadang membaca yang ini dan terkadangmembaca yang lain. Di antara dzikir-dzikirnya adalah:

1 .

3 8 9'Maha suci Rabbku Yang Maha Agung." (3x).‘

3 8 7

HR. Ibnu Abi Syaibah (1/89/1), Ibnu Majah, dan Ahmad dengan sanad shahih. Lihat Ash-Shahihah (2536)HR. Abu 'Awanah, Abu Dawud. dan As-Sahmy (61). Dishahihkan oleh Ad-DaruquthnyHR. Ahmad. Abu Dawud. Ibnu Majah, Ad-Daruqutny. Ath-Thahawy, Al-Bazzar.Ibnu Khuzaimah (604). dan Ath-Thabrany dalam Al-Kabir dart 7shahabat. Hadits ini

3 8 8

3 8 9

1 6 5Tuntunan Shalat Nabi

3 9 0 B a h k a nTerkadang beliau mengulang-ulangnya lebih dari itu.beliau mengulang berkali-kali pada shalat malam sehingga lama rukubeliau hampir menyamai berdirinya. Padahal beliau membaca surat-surat panjang seperti Al-Baqarah, An-Nisa, dan Ali-lmran. Beliaumenyelinginya dengan doa dan istighfar. Sebagaimana telah lewat padapembahasan “Shalat Lail (malam)”.

9 ^ ^ ^2

'Maha suci Rabbku Yang Maha Agung dan segala pujian bagi-Nya.391(3x):

3 .

"Maha suci Allah lagi Maha Barakah, Rabb para malaikat danJibril.'>393

4 .

"Maha suci Engkau ya Allah, segalapuji bagi-Mu, ya Allah ampunilaha k u . "

Beliau memperbanyak membaca doa ini di saat ruku dan sujuddalam rangka men-takwil (menafsirkan) Al-Qur’an.

mengandung bantahan terhadap orang yang mengingkah adanya pembatasan 3x dalamdoa ini seperti ibnut Qayyim dan selainnya.Dari hadits ini diambil faedah bahwa beliau biasa menyamakan lama berdiri, ruku'.dan sujudnya sebagaimana yang akan dikemukakan pada akhir pasal ini.Shahih. HR. Abu Dawud, Ad-Daruquthny, Ahmad. Ath-Thabrany. dan Al-Baihaqi.Abu Ishaq menjelaskan, adalah Dzat yang disucikan dari segala kejelekan.Sedang adalah Dzat yang maha barakah. Ada pula yang mengatakan. “DzatYang Maha Suci.’ Kemudian IbnuSayyidih menyatakan,£ dan termasuk sifatAllah iSsS. Karena Dia senantiasa disucikan. Lihat Lisonu/ Arab.HR. Musl im dan Abu ‘Awanah.

Dalam riwayat aslinya (Shahih Bukhari) dengan lafadz

3 9 5

3 9 0

3 9 1

3 9 2

3 9 3

3 9 4

HR. Bukhari Muslim. Maksud beliau menta’wilkan Al-Qur’an adalah mengamalkan apayang diperintahkan kepada beliau dalam Al-Qur’an yakni firman Allah Ta’ala: "fAaka

3 9 5

TuniunanShalatNabi 1 6 6

5 .5

*^-'3j l5^3) Cs^j C/yj , [ ^ j

t>^3 (<^^3396^-

"Ya Allah, kepada-Mulah aku ruku, beriman, dan berserah diri.[Engkaulah Rabbku], pendengaran, penglihatan, otak, tulang, danurat syarafku seluruhnya tunduk kepada-Mu. [serta apa-apa yangdengannya kakiku berpijak karena Allah Rabb alam semesta].’ 3 9 7

iU3 ^^3 ,^3 diJ

!iJlijl y3 i^3 it^3"Yfl Allah! Kepada-Mulah aku ruku', beriman, dan berserahdiri. Kepada-Mu pula aku bertawakal. Engkau adalah Rabbku,pendengaranku, penglihatan, darah, daging, tulang, dan urat syarafku.Seluruhnya tunduk kepada Allah Rabb alam semesta.

6 .

3 9 8

*"o »

j i S ^js - l j 3 9 97 .)

"Maha Suci Dzat yang memiliki kekuasaan, kerajaan, kesombongan,dan keagungan."

bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan nnintalah ampun kepoda-Nya. sesungguhnya Diamaha menerima taubat."

Yakni apa yang mengarahkannya kepada hal tersebut, Berasal dari lafadz “ "maknanya " " (naik tinggi). Hal ini termasuk hal mengumumkan sesuatu seteiahmengkhususkannya.HR. Muslim, Abu ‘Awanah. Ath-Thabrany, dan Ad-Daruquthny.HR. An-Nasa’i dengan sanad sboh/h.

3 9 6

3 9 7

3 9 8

1 6 7Tui i tu i iunSha la tNab i

4 0 0Beliau biasa membaca doa ini pada shalat malam.

MEMANJANGKAN (WAKTU) RUKU’

Nabi 5^ biasa melakukan ruku, hangkit dari ruku (itidal -ed),dan sujud, serta duduk di antara dua sujud dengan masing-masingwaktunya hampir sama lamanya. 4 0 1

LARANGAN MEMBACA AL QURAN KETIKAR U K U ’

Nabi melarang umatnya dari membaca Al-Quran ketikaruku dan sujud."*®^ Bahkan beliau bersabda:

3 9 9 Keduanya merupakan bentuk Mubo/oghoh dari “' pt'Yakni pengaturan. Yaitu Dzat yang memiliki puncak kekuasaan dan pengaturan.HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i dengan sanad shah/h.

Faedah: Apakah dtsyariatkan mengumpulkan seluruh doa-doa ini dalam satu ruku’atau tidak? Para uiama berselisih tentang hal itu di mana Ibnul Qayyim bimbang didalamnya sebagaimana tersebut dalam Zadul Ma'ad. Sementara An-Nawawi dalamAl-Adzkar mcmastikan bahwa hal itu disyariatkan. Beliau menyatakan, “Yang lebihutama adalah menggabungkan seluruh dzikir-dzikir ini bila memungkinkan. demikianpula selayaknya dilakukan pada dzikir-dzikir yang lain (dalam shalat).” Akan tetapipernyataan beliau ini disanggah oleh Abu Thayib Shidiq Hasan Khan, beliau mengatakandalam Nuzufu/ Abrar (84): “Terkadang ia membaca doa ini dan terkadang pula yanglain. Aku tidak pernah mendapati dalil yang membolehkan untuk mengumpulkanseluruhnya dalam satu rukun padahal Rasulullah 5^ tidak pernah mengumpulkannya

Yakni kekuasaan dan “ . lU i i

4 0 0

Tun lunanS/ ia /a tJVaH1 6 8

)

“Ketahuilah, aku dilarang untuk membaca Al-Qur’an ketika ruku’dan sujud. Adapun ketika ruku’ maka agungkanlah Rabb Azza wa/alia. Kemudian ketika sujud bersungguh-sungguhlah dalam berdoa.karena hal tersebut kemungkinan besar dikabulkan doanya.» 4 0 4

$ 5 > * K X * *

B A N G K I T D A R I R U K U ’ D A N B A C A A N -B A C A A N N Y A

Kemudian Nabi mengangkat tulang shulbi (punggung)-nyadari ruku seraya mengatakan:

A

4 0 5'Allah mendengar setiap hamba-hamba yang memuji-Nya.

dalam Irukun, terkadang ia membaca ini terkadang dengan yang lain. Sementara ittiba"(mengikuti Sunnah) lebih balk dari ibtida' (membuat bid’ah)."

Inilah pendapat yang benar Insya Allah. Akan tetapi telah tetap dalam sunnahmemanjangkan waktu ruku’ dan lainnya sebagaimana yang akan dikemukakan berikut.Sampai-sampai lamanya hampir sama dengan berdiri. Bila seorang yang hendak shalatberupaya untuk mengikuti sunnah beliau dalam perkara ini maka tidak mungkinbaginya metakukan hal itu kecuali dengan mengumpulkan seluruh dzikir-dzikirnyasebagaimana pendapat An-Nawawi. Demikian pula Ibnu Nashr dalam Qiyamu tail (76)meriwayatkan dari Ibnu Juraij dari Atha' bila tidak demikian maka dengan mengulang-ulang sebagian doa yang telah ditetapkan dengan nash. Dan inilah yang lebih dekatkepada sunnah. -HR, Bukhari Muslim. Lihat takhrijnya dalam Irwa'ul Ghalil (331).HR. Muslim dan Abu ‘Awanah. Larangan ini mutlak mencakup shalat wajib dansunnah. Sementara tambahan Ibnu Asakir (17/299/1). "Adopuri pada shalat sunnahmaka tidak mengapa" adalah tambahan yang syadz (ganjil) atau munkar. Bahkan ibnuAsakir menyebutkan Hah (penyebab syadznya) tambahan tersebut maka tidak bolehmengamalkan tambahan tersebut.Dengan mengkasroh mim atau memfathahnya. Yakni layak dan patut.HR. Musl im dan Abu ‘Awanah.HR. Bukhar i Mus l im.

■101

4 0 2

4 0 3

4 0 4

4 0 5

Tun(ui i im5l iu/u( iV( j l ) i 1 6 9

Beliaupun memerintahkannya kepada orang yang shalatnya salahdalam sabdanya:

“Tidaklah sempurna shalat salah seorang di antara manusiasampai ia... lalu bertakbiratul ihram ...kemudian ruku ... setelahitu ia mengucapkan: SamVallaahu liman hamidah "Allah mahamendengar setiap hamba yang memuji-Nya" hingga sempurna posisiberdirinya.

Tatkala mengangkat kepalanya (saat i’tidal) beliau berdiri tegaksampai persendian tulang punggungnya kembali ke posisi semula.

Kemudian beliau mengatakan dalam keadaan berdiri:

4 0 6

4 0 7

iti-i Xu [3] Ujj4 0 8"Wahai Rabb kami, [dan] bagimu segala puji.

Beliau memerintahkan hal itu kepada setiap orang yang hendakshalat baik sebagai makmum atau selainnya. Sabda beliau

il3uri3i^4 0 9"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat.

Beliaupun pernah bersabda:

4 0 6 HR. Abu Dawud dan Al-Hakim. Beliaupun menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Bukhari dan Abu Dawud. Lihat Shohih Abi Dawud (722).Yang dimaksud () dengan memfathah qof adalah otot-otot dan urat syaraf yangmengumpul pada tulang punggung dari bagian atasnya hingga pangkal punggung.Sebagaimana tersebut dalam A/-Qomus. Lihat Fathul Bari (2/308).HR. Bukhar i dan Ahmad.HR. Bukhar i dan Ahmad.

4 0 7

4 0 8

4 0 9

Tuntunan Shalat Nabi1 7 0

> - !

' , V ^

ii^U; Aiil jUf

!o-^ (Jj"^ I

j,J^-».^l ijJJjlLj -^-gill

. A j>

J - !

^4^ l)L*^ L5^ L 5 ^ ^ - Ja-iw= “ J

"Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti .... bila iamengucapkan samVallahu liman hamidah, maka ucapkanlah:allahumma Rabbana wa lakal hamdu [Ya Allah], Rabb kami,bagi-Mulah segala pujian. Niscaya Allah akan mendengarkan kaliankarena Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman melalui lisan nabi- Nya

samVallahu liman hamidah. (Allah mendengar hamba yangmemuji-Nya)! 4 ) 0

Beliau menyebutkan alasan perintah hal itu dalam hadits Iain,sabda beliau:

cJ '3 (S^"Karena barangsiapa yang ucapannya bersamaan dengan ucapanmalaikat niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lain!

Beliau 5 mengangkat kedua tangannya tatkala i’tidaV ' dengan

4 11

4 1 0 HR. Muslim. Abu ‘Awanah, Ahmad, dan Abu Dawud.Catotan: Hadits tidakiah menunjukan bahwa makmum tidak menyertai imamdalam membaca “sami'allahu liman hamidah", sebagaimana hadits ini juga tidakmenunjukan imam tidak menyertai makmum dalam membaca "rabbanaa wa lakalhamdu". karena hadits ini tidak disebutkan untuk menjelaskan bacaan imam danmakmum pada rukun ini tetapi menjelaskan bahwa tohmid-nya makmum sesudahmendengar imam membacanya “sami’allahu liman hamidah". Di antara hal yangmenguatkan hal ini bahwasanya Nabi juga membaca tghmid padahal beliau adalahimam. Dan juga keumuman sabda beliau; m e n g h a r u s k a n m a k m u muntuk membaca apa yang dibaca oleh imam seperti tosmi' ’ I," ''semisalnya. Maka hendaknya para ofodW (orang-orang utama) yang mehgoreksi kamimemperhatikan hal ini. Semoga apa yang kami sampaikan telah mencukupi.Untuk rincian pembahasan ini lihat risalah Al-Hafidz As-Suyuthi dalam masalah ini yangbertajuk Dofut Jasyni' Fi Hukmit Tasmi’ yang telah terkandung dalam kitabnya Al-HawyLilFatawaO 1529).HR. Bukhar i Musl im dan dishahihkan oleh At-Ti rmidzi

HR, Bukhari Muslim. Mengangkat tangan semacam ini telah mutawatir dari beliau 5^.

s a

4 1 1

Tuntunan Shalal Nabi 1 7 1

yang telah dijelaskan pada pembahasan takbiratul ihram.t a t a c a r a

Kemudian beliau membaca dalam keadaan berdiri -sebagaimana telahdikemukakan sebelumnya:

4 1 3'Wahai Rabb kami, bagi-Mulah segala puji.

terkadang beliau membaca:

4 1 4i j

Terkadang pula beliau menambahkan pada 2bacaan tersebutlafadz Beliaupun memerintahkannya dalam sabdanya:

oi ^ AJyip ^“RxXa imam telah mengatakan sami’allahu liman hamidah makaucapkanlah: Allahummaa Rabbanaa lakal hamdu. Karena barangsiapa yang bacaannya berbarengan dengan ucapan malaikat makaakan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Terkadang beliau menambahkan doa-doa yang lain, adakalanya

4 1 6

dengan:

Hal ini termasuk pendapat jumhur (mayoritas) ulama dan sebagian Hanafiah. Lihat toTiqyang lalu (hal 102-103).HR. Bukhar i Mus l im.HR. Bukhar i Mus l im.HR. Bukhar i dan Ahmad.

Ibnui Qayyim sSs telah lupa akan perkara ini. Beliau mengingkari dalam Zadut Ma'adkeshahihan riwayat yang menggabungkan antara lafadz “ ” dan “ ”. Padahal halitu tercantum dalam Sha/iih Bukhori. musnod Imam Ahmad, dan An-Nasa'i dari 2jalandari Abu Hurairah. Demikian pula Ad-Darimy dari hadits Ibnu Umar dan Al-Baihaqidari hadits Abu Sa'id Al-Khudry. Kemudian An-Nasa'i dari hadits Abu Musa Al-Asy’arydalam satu riwayat darinya.HR. Bukhari Muslim dan dishahihkan oleh At-Tirmdzy,

4 1 3

4 1 4

4 1 5

4 1 6

TutilunanSho/ofiVfllii 1 7 2

, ' a ^ a ^ _ e»* »

i «-J^3 o l 3 U - U i ; j ^J j t j

"...Sepenuh langit dan humi serta apa yang Engkau kehendakisetelahnya!

adakalanya dengan:

4 1 7

^3✓ 0

“...Sepenuh langit dan [sepenuh] bumi serta apa yang ada di antarakeduanya. Sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelahnya!

Terkadang pula beliau menambahkan:

4 1 8

i i i i iL» li ^^3“..... Dzatyanglayakmendapatpujian dan sanjungan. Tidak ada yangtnampu menghalangi apa yang Engkau beri. Dan tidak ada pula yangmampu memberi apa yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaatkekuasaan seorangyang memilikinya dari adzab-Mu!

A t a u m e n a m b a h k a n :

4 2 0

,J4^ lLL! J l i u J j J j l > ! . . . .

4 1 7 HR. Musl im dan Abu ‘Awanah.

HR. Musl im dan Abu ‘Awanah.

Dengan memfathah “dzo/” menurut pendapai yang benar. Yakni bagian keagungan dankekuasaan. Yakni: tidaklah bermanfaat bagi ©rang yang memiliki bagian dunia berupaharta, anak. keagungan, dan kekuasaan dari adzab-Mu bagiannya tersebut. Hanya sajayang bermanfaat baginya adalah amalan shalih.HR. Musl im dan Abu 'Awanah.

4 1 8

4 1 9

4 2 0

1 7 3Tunlunan Shalal Sabi

J j .

£ " , “j J r l

‘....Sepenuh langit dan bumi. Sebanyak apa yang Engkau kehendakitelahnya. Engkaulah Dzat yang layak mendapat pujian dan

sanjungan lebih dari apa yang diungkapkan hamba-Mu. Masing-masing kami adalah hamba-Mu. [Ya Allah] tidak ada yang mampumenghalangi apa yang Engkau beri. [Dan tidak ada yang mampumemberi apa yang telah Engkau halangij. Dan tidaklah bermanfaatkekuasaan seorangpun bagi dirinya dari adzab-Mu.

Terkadang beliau menambahkan pada shalat malam:

s e

421

"Bagi Rabbku segala pujian, bagi Rabbku segala pujian.

Beliau mengulang-ulangnya sampai-sampai berdirinya beliausaat itu (tatkala i’tidal) hampir sama dengan lamanya ruku padahalbeliau membaca surat Al-Baqarah (Qs. 2;286 ayat) saat itu.

4 2 2

? -

"Wahai Rabbku, bagi-Mulah segala puji dengan pujian yang banyak,baik lagi diberkahi [Dan diberkahi atasnya sebagaimana yang dicintaidan diridhai oleh Rabb kami].”

Doa semacam ini diucapkan salah seorang shahabat yang shalatdi belakang beliau seusai beliau mengangkat kepala dari rukusambil mengucapkan; sami’allahu liman hamidah.

HR. Muslim, Abu ‘Awanah, dan Abu Dawud.HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i dengan sanad shohih. Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa'(335).

421

4 2 2

Tun/uiranSAfllaf.Vatii 1 7 4

bertanya, “Siapa yangmembaca doa tadi ?” Seorang lelaki menjawab, “Saya wahai Rasulullah."Maka beliau bersabda:

Tatkala selesai shalat Rasulullah

“Sungguh aku telah melihat lebih dari 30 malaikat saling berlombasiapa di antara mereka yang paling dahulu mencatatnya! 4 2 3

MELAMAKAN (WAKTU) I ’TIDAL DANK E WA J I B A N T H U M A’ N I N A H PA D A N YA

Nabi ^biasa berdiri ketika i’tidal hampir sama lamanyadengan ruku sebagaimana telah lewat pemaparannya, bahkan beliauterkadang memanjangkannya hingga sampai ada yang mengatakan:“Beliau telah lupa (dikarenakan lamanya beliau berdiri) Beliaupunmemerintahkan untuk thumaninah tatkala i’tidal. Beliau bersabdakepada orang yang shalatnya salah:

i t A^ ft ^ ^

jCiU cJi bj3 : '3j l5?3)ji uLji

’’Kemudian angkatlah kepalamu hingga engkau sempurna dalamberdiri [sehingga tnasing-masing tulang kembali kctempatnyasemula]. (Dalam riwayat lain: Dan bila engkau bangkit dari ruku’maka tegakkan tulang shulbi dan angkat kepalamu sampai tulang-tulang tersebut kembali ke persendian semula)! 4 2 5

4 2 3 HR. Mal ik , A l -Bukhah, dan Abu Dawud.

HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad. Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa' (307).HR. Bukhari. Muslim pada penggalan hadits pertama saja, Ad-Darimy, Al-Hakim, Asy-

4 2 4

4 2 5

Tuntunan Shalai Nabi 1 7 5

Kemudian beliau menyebutkan kepadanya bahwa tidak akansempurna shalat siapapun dikalangan manusia bila ia tidak melakukanhal tersebut. Bahkan beliau bersabda;

“Allah Azza wa Jalla tidak mau melihat shalat seorang hamba yangtidak menegakkan tulang punggungnya antara ruku’ dan sujudnya(ketika xtidal -pen)! 4 2 6

Syafi’i dan Ahmad.Yang dimaksud ‘fli#-" di sini adalah tulang punggung sebagaipianayang dikemukakan

pada pembahpsan “rtidal (bangkit) dari ruku' Sementara “ ” adalah bentukjama’ dari “ " yakni persendian yang mempertemukan 1tulang dalam tubuh(semacam engsel -pen)Catatan: sesungguhnya apa yang dimaukan dari hadits ini amatlah jelas. Yaknithumo’nino/i ketika i’tidal. Sementara istidio/ (pengambilan dalil) sebagian saudara kitadi Hijaz dan selainnya dari hadits ini disyari'atkannya meletakkan tangan kanan di atastangan kiri saat i’tidal. sangatlah jauh dari apa yang dimaukan kumpulan riwayat haditsini -yang dikenal dikalangan fuqoho dengan hadits “‘obLi i' ’’ (yang shalatnya salah)-bahkan termasuk istidlal yang bathil. Karena kembalinya pbsisi tubuh seperti berdiripertama (tatkaia membaca —pen) tidak discbutkan sedikitpun dalam banyak jalan danlafadz hadits ini. Lalu bagaimana bisa kembalinya tubuh ke posisi semula ditafsirkanmenjadikan tangan kanan di atas tangan kiri setelah ruku' (ketika i’tidal)? yang demikiankalaupun didukung dengan terkumpulnya lafadz-lafadz hadits dalam permasalahan ini.lalu bagaiamana mungkin hal itu terjadi padahal seluruh lafadz hadits tersebut jelas-jelas menunjukan kebalikan dari hal itu? Disamping itu pula kembalinya posisi tubuhsemacam itu tidaklah bisa diambil dari hadits ini sama sekali karena yang dimaksud

menguatkan hal itu adalah perbuatan Nabi di mana beliau sempurna dalam berdirihingga tulang punggungnya kembali ke posisi semula. Maka perhatikanlah denganpandangan objektif.

Aku tidak ragu sedikitpun bahwa meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri didada ketika i’tidal adalah bid’ah lagi sesat. Karena tidak disebutkan hal itu secara mutlakdalam hadits-hadics seputar shalat -padahal amat banyak jumlahnya- kalaupun adaasalnya tentu akan dinukilkan kepada kita hal tersebut walaupun dari satu jalan. Lebihdiperkuat lagi bahwa para Salaf tidak pernah mengamalkannya dan tidak disebutkanoleh seorang ulama haditspun sejauh pengetahuanku.

Dan tidaklah bertentangan dengan hal ini apa yang dinukilkan Asy-SyaikhAt-Tuwaijiry dalam risalahnya (hal 18-19) dari Imam Ahmad sife bahwa beliaumenyatakan: "Kaiau ia mau maka boleh baginya meng-/rsal-kan (membiarkannya tidakmeletakannya di dada -pen) setelah bangkit dari ruku’. Kaiau mau boleh pula baginyauntuk meletakkannya di dada.” (Demikian pernyataan beliau secara makna dari apayang disebutkan oleh Shalih bin Ahmad dalam Mo$o'i/-nya (hal: 90) dari Bapaknya).

di sini adalah tulang punggung sebagaimana telah lalu. Di antara hal yang

runrunanS/ialctNaH 1 7 6

SUJUD

Kemudian beliau bertakbir dan turun dalam rangka sujud.Beliau memerintahkan hal itu kepada orang yang shalatnya salah, sabdab e l i a u ;

4 2 7

Af __ ^ e "

- ^ L*jli ^

aWI

- O t e - w - Jl - T

<Ls4?ljjJ«

“Tidaklah sempurna shalat salah seorang di antara manusia santpai... ia mengucapkan: sami’allahu liman hamidah sampai ia berdiridengan sempurna, lalu bertakbir kemudian sujud hingga tenangseluruh persendiannya! 4 2 8

Beliau ^tatkala hendak sujud bertakbir (dan rnenjauhkanD a nkedua tangannya dari 2sisi tubuhnya) kemudian (baru) sujud.

terkadang beliau mengangkat kedua tangannya bila sujud.

4 2 9

4 3 0

Karena hal itu tidak di-mar/u’-kan kepada Nabi hanya saja beliau mengatakandemikian dengan dasar ijtihad dan pendapatnya. Sementara pendapat orang ituterkadang salah. Maka bila suatu dalil yang shohih tegas menyatakan b/d'oh-nya suatuperkara -seperti iniiah yang kami maukan di sini- maka ucapan seorang Imam tidakmenafikan kebid’ahannya -sebagaimana ditegaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyahdalam sebagian kitabnya- bahkan aku mendapati pada ucapan Imam Ahmad sesuatuyang menunjukan bahwa meletakan tangan sementara ini tidaklah tetap dalam As-Sunnah. Karena beliau memberi pilihan boleh dikerjakan dan tidak, lalu apakah seorangsyaikh yang mulia menyangka bahwa Al-lmam (Ahmad) juga memberikan pilihan yangsama pada kewajiban meletakkan tangan saat berdiri (untuk membaca) sebelum ruku'?! Maka tetaplah bahwa hal itu (meletakkan tangan saat i'tidal) tidaklah tetap dalamSunnah. Iniiah yang kami maksud.

Demikian penjelasan yang ringkas seputar masalah ini, Di mana penjelasantersebut masih harus diperluas dan dirinci namun tidak ada tempat untuk hal itu disini.Dan hal itu telah dikupas secara detail pada muqaddimah cetakan ke-5 dari edisi revisii n i .

4 2 6

HR. Ahmad dan Ath-Thabrany dalam Al-Kabir dengan sanad sho/i/h.HR. Bukhar i Mus l im.

HR. Abu Dawud dan Al-Hakim. Beliaupun menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.

4 2 7

4 2 8

Tunlunan Shalat Nabi 1 7 7

TURUN HENDAK SUJUD DENGANM E N D A H U L U K A N K E D U A TA N G A N

Nabi 0, meletakkan kedua tangannya ke tanah sebelum keduaBeliau memerintahkan hal semacam itu. Sabda beliau:4 3 1lututnya.

<#3u ■

"Bila salah seorang di antara kalian sujud maka janganlahmenderum (turun) seperti unta, tapi hendaknya ia (terlebih dulu)meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya.

Beliau bersabda pula:

l a

4 3 2

^ 9 fi

d\

‘Sesungguhnya kedua tangan itu sujud sebagaimana wajah itu sujud.HR. Abu Ya’Ia dalam Musnad-nya (284/2) dengan sanad Jayyid (bagus) dan IbnuKhuzaimah dengan sanad lain yang shahih.HR. An-Nasa’i, Ad-Daruquthny. dan Al-Mu!khis dalam Al-Fawa’id (1/2/2) dengan 2

4 2 9

4 3 0

sanad shahih.

Teiah diriwayatkan hadits tentang mengangkat tangan semacam ini dan 10shahabat. dan sekelompok Ulama Salaf berpendapat akan disyari'atkannya hal itu, di

adalah Ibnu Umar. Ibnu Abbas. Al-Hasan Al-Bashry, Thawus dan putranyaa n t a r a n y aAbdullah, Nafi’ Maula Ibnu Umar. Salim putra beliau (Ibnu Umar), Al-Qasim binMuhammad, Abdullah bin Dinar, dan Imam Atha'. Bahkan Abdurahman bin Mahdimenyatakan. "Hal ini termasuk Sunnah" dan diamalkan pula oleh imam Ahlus SunnahAhmad bin Hanbal. Hal ini juga termasuk pendapat Imam Malik dan Asy-Syafi’i.HR. Ibnu Khuzaimah (1/76/1), Ad-Daruquthny. Al-Hakim dan beliau menshahihkannya.disepakati oleh Adz-Dzahaby. Sementara hadits yang menyelisihinya tidak shahih.Sebagaimana dinyatakan oleh imam Malik dan Ahmad semisalnya. sebagaimana dalam-At-7ohqiq karya Ibnul Jauzy (108/2). Bahkan Al-Marwazy dalam Masa'il nya (1/147/1)teiah meriwayatkan dengan sanad shohih dari Imam Al-Auza’i, beliau menyatakan,"Aku mendapati manusia (‘ulama -ed) meletakkan tangan-tangan mereka sebelumlu tu t mereka . ”HR. Abu Dawud. Tamam dalam Al-Fawaid (108/1), An-Nasa’i dalam As-Sughra danAl-Kubra (47/1 cetakan universitas Malik Abdul Aziz di Makkah) dengan sanad shohih.

431

4 3 2

TunlunnHShfl/fl lWabi1 7 8

Bila salah seorang di antara kalian meletakkan wajahnya makaletakkan pula kedua tangannya. Dan bila ia mengangkatnya makaangkat pula keduanya.

Beliau (tatkala turun hendak sujud -pen) bertumpu dengankedua telapak tangannya (beliaupun membentangkannya)'*^'’ danmerapatkan jari-jemarinya'*^^ sekaligus menghadapkannya ke arahkiblat.'^^^ Beliau menjadikan keduanya sejajar dengan pundak,terkadang sejajar dengan kedua telinga/^* Bahkan beliau meletakkanhidung dan keningnya ke tanah saat sujud.

4 3 3

4 3 7

4 3 9

Dishahihkan oleh Abdul Haq dalam Al-Ahkam Al-Kubro (54/1) beliau mengatakan dalamkitabAt-rohoj/ud{56/i),'‘Sanad hadits tersebut lebih baikdah sebelumnya-Yakni haditsWa’il yang bertentangan dengannya- bahkan hadits ini -disamping ia menyelisihi haditsyang shahih sebelumnya- tidak shahih sanadnya demikian pula makna yang terkandungdi dalamnya sebagaimana yang aku jelaskan dalam Adh-Dha'ifah (929) dan Al-Irwa’(357).

Ketahuilah! Sis) menyelisihi unta adalah dengan meletakkan kedua tangan sebelumlutut. Karena seekor unta itu meletakkan kedua lututnya terlebih dahulu di manakeduanya adalah tangannya. Sebagaimana tersebut dalam LisanulArab dan lainnya darikitab-kitab bahasa. Ath-Thahawy menyebutkan semisal itu dalam Alusykil Atsor danSyorhA1o’on//Atsorbegitu pula imam AI-QasimAs-Sarqusthy, beliau meriwayatkan dalamCharibul Hadits (2/70/1-2) dengan sanad shoh/h dari Abu Hurairah, beliau mengatakan:"Janganlah salah seorang dari kalian menderum seperti unta liar" Kemudian Imam (As-Sarqusthy) mengatakan, "Hal ini berlaku saat sujud”. Beliau mengatakan,"Janganlahia menjatuhkan dirinya bersamaan -sebagaimana yang dilakukan unta liar yang tidaktenang lagi terikat- akan tetapi hendaknya ia melakukannya dengan tenang. la meletakankedua tangannya kemudian lututnya.” Bahkan telah diriwayatkan tentang hal ini haditsyang marfu' yang menjelaskan hal itu." Kemudian beliau menyebutkan hadits tersebutdiatasnya. Akan tetapi sungguh aneh Ibnul Qayyim tatkala beliau mengatakan "Hal ituadalah perkataan yang tidak masuk akal dan tidak dikenai oleh ahli bahasa.” Akan tetapiyang demikian itu terbantah dengan maraji’-maraji’ yang telah kami sebutkan dan masihbanyak yang lain. Silahkan merujuk kepadanya. Dan telah aku paparkan hal itu dalamrisalah yang membantah Syaikh At-Tuwaijiry. Semoga saja telah disebar luaskan.HR. Ibnu Khuzaimah (1/79/2). Ahmad, dan As-Siraj. Dishahihkan Al-Hakim dandisepakati Adz-Dzahaby. Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa’ (313).HR. Abu Dawud dan Al-Hakim. Beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Ibnu Khuzaimah. Al-Baihaqi, dan Al-Hakim. Beliau menshahihkannya dandisepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Al-Baihaqi dengan sanad shahih. Sementara menghadapkan jari jemari ke arahkiblat diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan As-Siraj dari jalan yang lain.HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Dishahihkan oleh beliau dan Ibnul Mulaqin (27/2).Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa' (309).HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i dengan sanad shahih.HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Dishahihkan oleh beliau dan Ibnul Mulaqin (27/2).Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa' (309).

4 3 3

4 3 4

4 3 5

4 3 6

4 3 7

4 3 8

4 3 9

1 7 9Tuiilunan Shalal Sabi

Beliau bersabda kepada orang yang shalatnya salah:

4 4 0

"Bila engkau sujud tnaka mantapkanlah sujudmu.

Disebutkan dalam riwayat lain:£ >

JS"✓

‘Bila engkau sujud maka mantapkanlah posisi wajah dan keduatanganmu hingga setiap tulang tubuhmu berada pada tempatnyadengan thuma'ninah!

B e l i a u b e r s a b d a :

4 4 1

^ ■ «\h - * »JiOj yl ^4jl>1 (—

“Tidak ada shalat bagi orang yang hidungnya tidak menyentuh tanahsebagaimana keningnya menyentuh tanah! 4 4 2

Beliau juga memantapkan posisi kedua lutut dan ujung jari-jemari kakinya.'’"^^ Beliau menghadapkan (bagian depan kakinya) danujung jari-jemarinya ke arah kiblat.'*'*'’ Disamping itu beliau merapatkan

4-iO HR. Abu Dawud dan Ahmad dengan sanad s/ioh/h.HR. Ibnu Khuzaimah (l/iO/1) dengan sanad hoson.HR. Ad-Daruquthny, Ath-Thabrany (3/140/10 dan Abu Nu'aim dalam AkhbarA s h b a h a n

HR. Al-Baihaqi dengan sanad shahih. Sementara riwayat mengarahkan jari jemari kekiblat milik ibnu Abi Syaibah (1/82/2) dan As-Siraj dari jalan lain (2/363). Dishahihkanoleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Ai-Bukhari dan Abu Dawud, tambahan riwayatnya milik ibnu Rahawaih dalammusnadnya (4/129/2), Ibnu Sa’ad telah meriwayatkan (4/157) dari Ibnu Umarbahwasanya beliau suka bila seluruh anggota badannya menghadap kiblat tatkala shalat.Sampai-sampai beliau menghadapkan ibu jarinya ke kiblat.

4 4 1

4 4 2

4 4 J

4 4 4

Tuntunan Shalat Nabi 1 8 0

kedua tumitnya'*'’ dan menegakkan kedua telapak kakinya.'’"*' Beliaupunmemcrintahkannya kepada umatnya ** dan beliau biasa menekuk jari-jemari kaki ke bagian dalam kaki {saat sujud).

Inilah 7anggota tubuh di mana Nabi menggunakannya untuksujud, yakni kedua telapak tangan, kedua lutut, kedua kaki, dan keningserta hidung. Akan tetapi beliau menjadikan 2anggota tubuhterakhir (kening dan hidung -pen) seperti satu anggota tubuh ketikasujud. Sabda beliau:

4 4 8

0*^1O'' > ® ^

^ ^ ^ ✓

3 ^ 0

J

4 S 0

*Alcu diperintahkan untuk sujud (dalam riwayat lain: kamidiperintahkan untuk sujud) dengan 7anggota tubuh yakni kening-beliau juga menunjuk ke hidungnya-, kedua tangan (dalam lafadz

HR.Ath-Thahawy.IbnuKhuzaimah (no654)danA[-Hakim.Beliaupunmenshahihkannyadan disepakatj oieh Adz-Dzahaby.HR. Al-Baihaqi dengan sanad sbah/b.HR. At-Tirmidzi dan As-Siraj. Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati Adz-Dzahaby.HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi. Beliaupun menshahihkannya. An-Nasa’i dan Ibnu Majah.Lafadz“ ’’dengan Wio’ maksudnya adalah nampaknya tempat persendian disebabkanjari jemari kaki dilipat ke bagian dalam kaki. Sebagaimana dalam An-Nihayah ^Sepertinya sabda beliau ini mengandung lafadz “jLi' "y^ng maknanya *' ” denganmentasydid ro’ (artinya menjalankan) oleh karena itulah disebutkan setelahnya huruf

” b u k a n ” d e m i k i a n d a l a m F a t h u l B o r i .

Yakni menyatukan dan menjaganya dari tersebar (terurai) yang dimaksud adalahmenggabun^n baju dan rambut dengan kedua tangan tatkala ruku dan sujud. LihatAn-Nihoyoh.

Soya katakan: Larangan ini tidak hanya berlaku saat shalat, bahkan sekiranya iamenahan rambut dan bajunya sebelum shalat kemudian ia shalat maka yang demikianitu masuk dalam larangan ini menurut jumhur yang lebih menguatkan hal itu adalahlarangan beliau terhadap orang yang shalat dalam keadaan dijalin rambutnyasebagaimana akan dikemukakan berikut.

4 4 5

4 4 6

4 4 7

4 4 S

4 4 9

4 5 0

1 8 1TuRlumm^f to /o fNa l r t

Yakni tempat duduk setan maksudnya adalah tempatmenancapkan jalinannya.

Beliau ^tidak menempelkan kedua (lengan) hastanya ketanah saat sujud“ ^ akan tetapi beliau mengangkatnya dari tanah danmenjauhkannya dari dua sisi tubuhnya hingga nampak putih ketiakbeliau dari belakang.** * Sampai-sampai seandainya anak-anak hewanternak'’ ^ hendak lewat di bawah tangan beliau niscaya akan mudahmelewatinya.

Nabi bersungguh-sungguh (sangatlebardalammerenggangkankedua hastanya -ed) ketika melakukan sujud semacam itu sampai-sampai sebagian shahabatnya mengatakan, “Sesungguhnya kamikasihan'' ' terhadap Rasulullah disebabkan beliau benar-benarmenjauhkan kedua tangannya dari sisi tubuhnya ketika sujud.” ^

Beliaupun memerintahkan hal itu, sabda beliau

4 6 0

m e r a s a

"Bila engkau sujud maka letakkanlah kedua telapak tangannya di atastanah dan angkatlah kedua sikumu!"'* ^

Beliaupun bersabda:

^ S / j

“Luruslah kalian tatkala sujud. Dan janganlah salah seorang diantara kalian membentangkan kedua lengannya seperti anjingyangmemanjangkan kedua kaki depannya!

4 6 4

4 5 7 HR. Bukhar i dan Abu Dawud.

HR. Bukhari Muslim. Lihat takhrijnya dalam ANrwa’ (359).Yakni anak-anak kambing.HR. Muslim, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.Yakni kami merasa iba dan tidak tega.HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dengan sanad hason.HR. Mus l im dan Abu AwanahHR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud. dan Ahmad.

4 5 8

4 5 9

4 6 0

461

4 6 2

4 6 5

4 6 4

1 8 3Tunlunan ShaiatNflH

Disebutkan pula dalam lafadz dan hadits yang lain:

^^psLi

“Dan janganlah salah seorang di antara kalian membentangkankedua lengannya seperti seekor anjing yang membentangkan keduakakinya!

Beliaupiin bersabda:

4 6 5

Jl4J- lijJi cJia \':>l lijjU , ^>

» f

“Janganlah engkau membentangkan kedua lenganmu [sepertibinatang buasj. Akan tetapi bertopanglah dengan kedua telapaktangan dan jauhkan ia dari lengan atasmu, karena bila engkaumelakukan demikian, maka seluruh anggota tubuhmu akan sujudbersamamu!'^^^

WAJIBNYA THUMANINAH KETIKA SUJUD

Rasulullah ^memerintahkan umatnya untuk menyempurnakanruku dan sujud. Bahkan beliau mengumpamakan orang yang tidakthumaninah saat itu seperti orang lapar yang memakan satu atau duabutir kurma namun hal itu tidak mencukupinya sama sekali. Beliaupunbersabda tentangnya:

4 6 5 HR. Ahmad dan At-Tirmidzi. Beliaupun menshahihkann/a.Yakni jauhkantah dari lenganmu. Dalam An-Nihayah disebutkan yakni bagiantengah dari lengan atas.HR. Ibnu Khuzaimah (1/80/20. Al-Maqdisy dalam Al-Mukhtaroh, dan Al-Hakim. Beliaumenshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.

4 6 6

4 6 7

TunlunonShalatNabi ^1 8 4

s. ^ ^ 94 J

"Hal itu termasuk sejelek-jelek barang curian manusia."

Disamping itu pula beliau menghukumi batalnya shalat orangyang tidak menegakkan tulang punggungnya ketika ruku dansujud, sebagaimana telah lalu rinciannya dalam bab ruku. Beliaupunmemerintahkan orang yang shalatnya salah agar thumaninah ketikasujud, sebagaimana telah dijelaskan pada permulaan bab ini.

DZ IK IR-DZIK IR SUJUD

Nabi membaca pada rukun ini berbagai macam dzikir dandoa, terkadang membaca yang ini dan terkadang membaca yang itu. Diantara doanya adalah:

t o. I

4 6 8"Maha suci Rabbku yang Maha Tinggi." (3x).

Terkadang beliau mengulang-ulangnya lebih dari itu.beliau bersungguh-sungguh dalam mengulang-ulangnya ketika shalatlail (malam), sampai-sampai sujud beliau hampir setara dengan lamaberdiri. Padahal beliau saat itu membaca 3surat panjang: Al-BaqaraKAn-Nisa, dan Ali-lmran, beliau menyela-nyelanya dengan doa dan

sebagaimana telah lalu dalam pembahasan shalat lail

4 6 9 B a h k a n

. 2

4 7 0

Maha suci Rabbku yang Maha Tinggi, segala puji bagi-Nya." (3x).

HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ad-Daruquthny, Ath-Thahawy. Al-Bazzar, danAth-Tahbrany dalam Al-Kabir dari 7Shahabat. Lihat ta’Iiq pembahasan ini dalam babruku. (hal. 132)Lihat ta’Iiq dalam pembahasan yang sama (hal 132).Shahih. Dari Abu Dawud, Ad-Daruquthny. Ahmad, Ath-Thabrany, dan Al-Baihaqi.

4 6 8

4 6 9

4 7 0

Tunlunan Shalat Nabi 1 8 5

i *

3 4 e i »«

4 7 13 .

"Mahasuci dan Maha Barokah Rabbpara malaikat dan ruh (malaikatJibril). 4 7 2

ijJ U4^34 .

"Maha suci Engkau ya Allah Rabb kami. Segala puji bagi-Mu, yaAllah, ampunilah aku.”

Beliau memperbanyak bacaan ini saat ruku dan sujud dalamrangka menafsirkan (dan mengamalkan) Al-Qur’an.4 7 3

luj ,^T 4l3 >iJJ 44UI5 .

** 'X> ^^* 0

7V^ J3 j 0 j

"Ya Allah, kepada-Mu aku sujud, beriman, dan berserah diri. [EngkauRabbku], wajahku telah sujud kepada Dzat yang telah menciptakandan membentuknya [lalu lapun memperbagus bentuknya] sekaligusmemberi pendengaran dan penglihatan.[maka] Maha Berkah Allahsebaik-baik pendpta! 4 7 4

aL} 45 3 ,aItK ^ * ' \ A 'AJjIj ,6 .

Telah lalu bahwa adalah Dzat yang disucikan dari segala kejelekan. Sementaraadalah Maha pemberi barokah.

HR. Musl im dan Abu ‘Awanah.HR. Bukhar i Mus l im.

Doa ini termasuk doa ruku' juga, maknanya adalah: Beliau mengamalkan apa yangdiperintahkan dalam Al-Qur’an.HR. Muslim, Abu Awanah. Ath-Thahawy, dan Ad-Daruquthny.

4 7 1

4 7 2

4 7 3

4 7 4

TuntunanShalatNabi1 8 6

"Ya Allah ampunilah dosaku seluruhnya baik yang kecil, besar, awal,akhir, yang nampak, maupun yang tersembunyi! 4 7 5

i S ^

^ 9 - *

7 . )

c .

"Telah bersujud kepada-Mu sanubariku dan pikiranku dan berimankepada-Mu hatiku. Aku mengakui segala kenikmatan-Mu atas diriku.(maka ampunilah) perbuatan tanganku dan segala perbuatan dosayang aku lakukan! 4 7 6

!'9 - 9 * o' ■' J5 . U ^ i Z J ' J L j8 .

“Mahasuci Dzatyangmemiliki kekuatan.pengaturan, kesombongan,dan keagungan.

Doa ini dan setelahnya biasa beliau baca pada shalat /ai//malam.

4 7 7

dJiVl9 .

“Maha suci Engkau [ya Allah], segala puji bagi-Mu. Tidak adasesembahan yang haq melainkan Engkau.’ 4 7 8

1 0 . j

4 7 5 HR. Musl im dan Abu ‘Awanah.

HR. Ibnu Nashr, Al-Bazzar, daan Al-Hakim. Beliaupun menshahihkannya namundisanggah oleh Adz-Dzahaby akan tetapi hadits tersebut memiliki penguat-penguatyang tercantum dalam AI-AshI (asal kitab).HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i dengan sanad shohih. Telah lalu penafsirannya daiambab ruku’.HR. Muslim, Abu ‘Awanah, An-Nasa’i , dan Ibnu Nashr.

4 7 6

4 7 7

4 7 8

TunfunanSholu fNd&f 1 8 7

"Va Allah, ampunilah dosa-dosaku yang aku lakukan secarasembunyi-sembunyi atau terang-terangan.

“ 4 7 9

j ^ ' 3 i ^ y y y y y c yO ^ d J

y / y ^ y y

1 1 .

4 ^ - 1 > ^ 3 y y J ^ ' 3^ ' j \ y y y J ^ ' 3

A* p !^ p ! p !

y ^ j yy ' j y L f

'33^J ^ ' 3^ p .

L5! )U

0 ^

'Ta A//a/i, jadikanlah pada hatiku cahaya, [pada lisanku pula].Jadikanlah pada pendengaranku, penglihatanku, dart hawahku.atasku, arah kanan dan kiriku cahaya. Jadikan pula pada arah depandan belakangku cahaya. [berikanlah pada diriku cahaya]. Perbesarlahcahaya (tersebut) untukku. 4 8 0

s

1 2 .

; i u r o J i

"[Ya Allah], Sesungguhnya aku berlindung dengan keridha’an-Mu darimurka-Mu, [aku berlindung] dengan atnpunan~Mu dari hukuman-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari adzab-Mu. Tidaklah akumampu menghitungpujian terhadap-Mu, sebagaimana yang Engkaumemuji diri-Mu. 4 8 )

HR. Ibnu Abi Syaibah (62/112/1) dan An-Nasa’i. Dishahihkan Al-Hakim dan disepakatioleh Adz-Dzahaby.HR. Muslim, Abu 'Awanah, dan Ibnu Abi Syaibah dalam A/-/Mushannof (12/106/2dan II2/I).I d e m .

4 7 9

4 8 0

4 8 1

1 8 8 Tu n t u m n S h a l a t N a b i

LARANGAN MEMBACA AL QURAN KETIKAS U I U D

Nabi ^melarang membaca Al-Quran tatkala ruku dansujud. Beliaupun memerintahkan untuk bersungguh-sungguh danmemperbanyak doa pada rukun ini sebagaimana telah lewat dalampembahasan ruku\ Beliau bersabda:

i 4^^ a■*^(*■*0 ^ -L p J J I J - A j4 - 3 f .

"Jarak terdekat antara hamba dengan Rabbnya adalah pada saat iasujud, maka perbanyaklah doa [disaat itu]. 4 8 2

MEMANJANGKAN (WAKTU) SUJUD

Nabi biasa memperpanjang waktu sujudnya hampir samadengan ketika melakukan ruku\ bahkan terkadang beliau memperlamalagi disebabkan adanya sesuatu yang terjadi. Sebagaimana dituturkansebagian shahabatnya; “Rasulullah keluar menemui kami padasalah satu dari 2shalat ‘Asyi -(Dhuhur atau Ashar)- sambil membawaHasan dan Husain (cucu Nabi ). Lalu beliaupun maju mengimamikami dan meletakkan keduanya (di dekat kaki kanannya). Kemudianbeliau bertakbir dan shalat. Lalu beliaupun sujud di saat shalatnyadengan sujud yang amat panjang (lama). Sang rawi mengatakan, “Makaakupun mengangkat kepalaku (di antara manusia), ternyata ada anakkecil di atas punggung Rasulullah dalam keadaan beliau sujud. Laluakupun kembali sujud.” Ketika Rasulullah selesai dari shalatnya,para shahabatpun bertanya, “Wahai Rasulullah, engkau telah bersujuddengan sujud yang sangat lama sampai-sampai kami mengira telahterjadi sesuatu atau sedang turun wahyu kepada engkau” Beliaupunmenjawab:

HR. Muslim. Abu ‘Awanah, dan Al-Baihaqi. Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa’ (456).4 8 2

1 8 9Tun lunonShafo tNab i

aLslpI 0\ p* ^

A l ^ \ j ^ , ° g 'L 5

“Hal itu semua tidak terjadi, akan tetapi cucuku ini menjadikan akuseperti tunggangannya‘ ^ dan aku tidak ingin mengganggunya sampaiia selesaikan kebutuhannya'. 4 8 4

Disebutkan dalam hadits lain;

| o i r

^y. J i i } J t

i l l 2

"Pflda suafw hari, beliau shalat. Ketika beliau sujud, Hasan danHusain menaikipunggung beliau makapara sahabatpun melarangnyaakan tetapi beliau mengisyaratkan kepada mereka agar membiarkankeduanya. Seusai shalat beliau meletakkan keduanya dipangkuanbeliau sembari bersabda: (“Barangsiapa yang mencintaiku hendaknyaia mencintai kedua anak ini)! 4 8 5

KEUTAMAAN SUJUD

Rasulullah bersabda:

4ijfi‘\ uij -Xr>-i ^cy* ^

4 8 3 Y^kni. jnenjadik^nku seperti, tung^angan ,dengan naik di atas punggungku.<1^1 j? c-ft berasal dari a t a u J ^ - ^ 1HR'. An-Nasal, Ibnu Asakir (4/257/1-2), dan Al-Hakim. Beliaupun menshahihkannyadan disepakati adz-Dzahaby.HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya (887) dengan sanad hasan dari Ibnu Mas'ud. Dan

4 8 4

4 8 5

runtunanShaklNairi 1 9 0

Jc-olj l0■ fi

a ' , f * ^ l» '■ 1-=>! -) 0

15 a5 yu CbuS Lal J‘’S' ^ | r5j>c_«

^ 0 /

# ^ - ' - ! - - ✓

015 :Jl5 .Jb :Jl5^jJl -i89jjj J^^::n-0jl L 5 ^ ^

4 8 6 0

f

"Tidaklah satupun dari umatku mela'mkan aku akan mengenalinyakelak pada hari kiamat.” Para shahabat bertanya, "Bagaimana bisaengkau mengenali mereka di antara banyaknya makhluk saat itu,wahai Rasulullah ?" Beliau menjawab, "Bagaimana pendapatmubila kamu memasuki kandangyang di dalamnya terdapat sekawanankuda berwarna hitam dan di antaranya terdapat kuda yang kakinyaberwarnaputih, tidakkah engkau dapat mengenalinya?” la menjawab,"Ya, tentu" Beliau bersabda, "Sesungguhnya umatku pada hart ituwajahnya putih bersinar dikarenakan sujud dan wudhu 4 9 0

Al-Baihaqi secara mursal (2/263), Ibnu Khuzaimah memberikan judul dengan ucapan,“Bab penyebutan dalil bahwa memberi isyarat dalam shalat -dengan apa yang bisadipahami dari orang yang memberi isyarat- tidak membatalkan dan tidak merusaksha la t . ”

Soyo katakan: “Inilah fiqih (pemahaman) yang diharamkan atas ahli ra’yu (parapendewa akal. rasionalis) dalam pembahasan ini terdapat hadits-hadits lain dalamShphihain dan selain keduannya.“3^^' ”adalah kandang hewan yang terbuat dari batu dan ranting-ranting pohon.Bentuk jamaknya “^”sebagaimana dalam An-Nihoyah. Dalam cetakan-cetakanlalu tercantum dengan lafadz " ” Yakni kumpulan tanah ... hal itu merupakankesalahan di mana kami telah diperingatkan oleh Fadlilatus syaikh Bakr bin AbdillahAbu Zaid dalam suratyang dikirimkan kepadaku pada tanggal 20/2/1-409 H.JazahullahKtiair (semoga Allah membalas beliau dengan kebaikan).“Jj>«jxi'”Yakni warna putih yang terdapat pada kaki kuda sampai pergelangan bahkanmelebihinya namun tidak melampaui lutut. Disebut demikian karena merupakantempat gelang kaki dan ikatan. Dan tidak disebut “tahjil "pada tangan atau keduatangan bila tidak disertai pada kaki atau kedua kaki.“ ” yakni warna putih pada wajah, beliau memaksudkan dengannya wajah-wajahmereka putih berseri-seri karena cahaya wudhu.Yakni putihnya anggota wudhu yaitu tangan. wajah dan kaki. Termasuk kata pinjamanuntuk menggambarkan putihnya bekas wudhu pada wajah tangan, dan kaki bagimanusia seperti putihnya wajah kuda, tangan dan kakinya. Lihat An-Nihoyoh.HR. Ahmad dengan sanad s/ iohih, At-Ttrmidzi sebagiannya dan bel iaupunmenshahihkannya. Lihat takhrijnya dalam Ash-S/iohihoh.

4 8 6

4 8 7

4 8 8

4 8 9

4 9 0

1 9 1TunfunanS/ ia /utNa&t

Beliau juga bersabda:

01 A^S^l .Oil^^l jjllil J-*l ^ Aiibljl bl' ' ' ' ' ' \

lljl ^ y\ ^1 J^l * ^ 1

:>; 1 J\ 1 jlUl ilfl- ST Jl

O fs ^

? J

'"Apabila Allah Taala menghendaki rahmat ataspenghuni neraka yangla kehendaki, maka Allah Taala akan memerintahkan para malaikatuntuk mengeluarkan orang-orangyang beribadah kepada-Nya. Makapara malaikat itu mengeluarkan mereka dan dapat mengenali merekamelalui bekas sujud. Karena Allah Taala mengharamkan nerakamembakar bekas sujud sampai akhirnya mereka keluar dari neraka.Setiap Bani Adam akan dihakar api neraka kecuali bekas sujud.

4 9 1

SUJUD DI ATAS TANAH DAN TIKAR

Nabi Mj bbih banyak sujud di atas tanah.'*’ Dan para shahabatpernah shalat bersama beliau di panas yang terik, bila salah seorang diantara mereka tidak mampu untuk meletakkan keningnya di atas tanahmaka iapun menghamparkan bajunya lalu sujud diatasnya.'* ^ Beliau pernah bersabda;

HR. Bukhari Muslim. Hadits ini menunjukan bahwaahli maksiatyangmasihmenegakkanshalat tidak kekal di neraka demikian pula muwahid (orang yang bertauhid) yangmeninggalkan shalat karena karena malas. la tidak kekal dalam neraka. Hal ituiah yangshahih. Lihat Ash-Sbohihoh (2054).Karena masjid beliau tidak diberi karpet atau semisalnya. Dan banyak sekali haditsyang menjelaskan hal ini di antaranya adalah hadits berikutnya sesudah ini dan haditsAbu Sa’id.HR. Musl im dan Abu ‘Awanah.

491

4 9 2

4 9 3

Tanlunan Shaiat Nabi1 9 2

1 - U c ^UJli ,> " » ^

i6}U4i>Vuji ^ 0 1 ^ 3 ] ,

r j . . .

5,aM-iJl^l ^> »

>U-3a-b>c.JU^ o - L j » 3j

i i r

"...Dan dijadikan bumi seluruhnya, sebagai masjid dan alat bersucibagiku dan seluruh umatku. Maka di mana saja umatku yangmendapati waktu shalat, disisinyalah masjid dan alat bersuciuntuknya. [Sementara umat sebelumku menganggap agung hal itu(sehingga tidak bisa melakukan shalat di sembarang tempat -pen).Mereka hanya diperbolehkan shalat di tempat-tempat peribadatanmereka (gereja dan sinagog)].

Terkadang beliau sujud di atas tanah bercampur air (semacamlumpur tanah liat), di mana hal itu terjadi pada pagi malam ke 21Ramadhan. Saat hujan turun dan mengalirlah air hujan tersebut dariatap masjid di mana atap tersebut terbuat dari pelapah kurma. Makabeliaupun sujud di atas tanah bercampur air. Bahkan Abu Said Al-Khudry menuturkan, “Aku melihat dengan kedua mataku pada keningdan hidung Rasulullah terdapat bekas air dan tanah.

Terkadang beliaupun shalat di atas Khumrah (semacam alas)dan terkadang pula di atas tikar.'’ ’ Bahkan beliau shalat diatasnya dalamkeadaan tikar tersebut telah menghitam karena telah lama dipakai.

4 9 4

" 4 9 5

4 9 6

4 9 8

4 9 4

HR. Ahmad, As-Siraj, dan A!-Baihaqi dengan sanad sha/i/h.HR. Bukhari Muslim. Khumrah adalah sesuatu yang diletakkan untuk digunakan sujuddiatasnya berupa tikar dan anyaman daun kurma atau pohon lainnya. Dan tidaklahdisebut khumrah kecuali dengan ukuran ini. Lihat An-N/hoyoh.HR. Bukhari Muslim. Khumrah adalah sesuatu yang diletakkan untuk digunakan sujuddiatasnya berupa tikar dan anyaman daun kurma atau pohon lainnya. Dan tidaklahdisebut khumrah kecuali dengan ukuran ini. Lihat An-Nihoyah.HR. Musl im dan Abu Awanah.H R . B u k h a r i M u s l i m .

Hadits ini merupakan dalil bahwa seorang yang duduk di atas sesuatu berarti dia telah

4 9 5

4 9 6

4 9 7

4 9 8

Tunlunan Shaiat Nabi 1 9 3

BANGKIT DARI SUJUD

Kemudian beliau mengangkat kepalanya dari sujud sambilbertakbir/ ’ Beliaupun memerintahkannya kepada orangyangshalatnyasalah. Sabda beliau;

IJLpl i

< j ya y f ^

L 5 ^

"Tidaklah sempurna shalat seseorang sampai....(kemudian ia)sujud hingga kembali normal persendiannya lalu ia bertakbir danmengangkat kepalanya hingga ia duduk dengan sempurna.

Terkadang beliau mengangkat kedua tangannya saat takbir ini(yakni ketika bangkit dari sujud).

Setelah itu beliau membentangkan kaki kirinya kemudianmendudukinya (dengan thumaninah). ^ Beliaupun memerintahkannyakepada orang yang shalatnya salah, sabda beliau:

5 0 0

5 0 1

memakainya. Sehingga hal itu menunjukkan haramnya duduk di atas sutera karenalarangan dari memakainya dalam Ash-Shoh/hoin dan selain keduanya. Bahkan telahtermaktub didalam keduanya larangan yang jelas untuk duduk di atasnya (sutera) makajanganlah terkecoh dengan para ulama besar yang membolehkannya.HR. Bukhar i Mus l im.

HR. Abu Dawud dan Al-Hakim. Beliaupun menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad shoh/h. Al-lmam Ahmad berpendapatdisamping mengangkat tangan padarukun ini, hal itu berlaku pula padasetiap kali takbir.Disebutkan dalam Al-Badai’ karya Ibnul Qayyim (4/89) bahwa hal tersebut dinuktlkanoleh Al-Atsram (asalnya: Ibnul Atsram). Beliau ditanya tentang mengangkat keduatangan, beliau mengatakan, “Hal itu berlaku setiap kali bangkit dan turun”. Al-Atsrammengatakan, “Aku melihat Abu Abdillah (Imam Ahmad) mengangkat kedua tangannyadalam shalat setiap kali turun dan bangkit (setiap takbir).” Hal ini merupakan pendapatibnul Mundzir dan Abu Ali dari kalangan Syafi’iyah. Demikian pula Imam Malik danSyafi’i. Sebagaimana dalam Torfiut Tolsrib. Dan telah shahih hal itu dari Anas, Ibnu Umar.Nafi’, Thawus, Al-Hasan Al-Bashry, Ibnu Sirin, dan Ayub As-Sikhtiyani. Sebagaimanatercantum dalam /Vlushonaf/bnu Abi Syaibah (1/106) dengan sanad shahih dari mereka.HR. Bukhari dalam Juz Rafil Yadain, Abu Dawud dengan sanad shohih, Muslim, dan Abu'Awanah. Lihattakhrijnya dalam Al-Irwa' (316).

4 9 9

5 0 0

5 0 1

5 0 2

Tunlunan Shalat Nabi1 9 4

l 5 > ^ '

"Bila engkau sujud maka bersungguh-sungguhlah dalammengerjakannya. Dan bila engkau bangkit dari sujud maka duduklahdi alas paha kirimu.

Beliau menegakkan telapak kaki kanannya^®'* dan menghadapkanjari-jemarinya ke arah kiblat. ®^

5 0 3

DUDUK IQ’A DI ANTARA DUA SUJUD

ii—U U>-i—0LS^ '

“Terkadang beliau duduk iq’a (menegakkan kedua tumit dan bagiandepan kaki dan duduk di alas dua tumit tersebut -pen).’ 506

^3<OiC»C*^

5 0 3HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad joyyid (bagus).HR. Bukhari dan Al-Baihaqi.HR. An-Nasa’i dengan sanad shahih.HR. Muslim. Abu ‘Awanah, Abu Syaikh dalam Mo Rowahu Abu Zubair An Jabir (no.104-106), dan Al-Baihaqi. Akan tetapi Ibnul Qa/yim telah luput dari hal ini. Beliaumenyatakan setelah menyebutkan ifUrasy-nya beliau ^antara dua sujud. “Tidak dihafaldari beliau 0pada tempat ini tata cara duduk selain ini.” saya ka(okon: “Bagaimana bisabenar pernyataan beliau ini karena telah shahih duduk Iq'a' dari hadits Ibnu Abbasdalam Shohih Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi. Beliaupun menshahihkannya danselain mereka. Lihat: Asfi-Shohihoh (383) dan dari hadits Ibnu Umar dengan sanadhasan riwayat Al-Baihaqi dishahihkan oleh Ibnu Hajar. Abu Ishaq Al-Harby dalamCharibul Hadits (jilid 5/21/1) dari Thawus bahwa beliau melihat Ibnu Umar dan IbnuAbbas melakukan duduk Iq'a’ ini dengan sanad shohih. Dan semoga Allah merahmatiAl-lmam Malik di mana beliau mengatakan. ‘Tidaklah ada salah scorang di antara kamimelainkan perkataannya bisa diterima dan ditolak, kecuali penghuni kubur ini”, sambilbeliau mengisyaratkan kepada kuburan Nabi yang demikian ini telah diamalkanoleh sekelompok shahabat. tabi'in, dan selain mereka. Yang demikian itu telah dirincidalam AI~Ashl (asal kitab). Saya katakan: “Hal ini bukanlah duduk Iq'a' yang dilarang.Sebagaimana akan dipaparkan dalam pembahasan “Duduk Tasyahud".

5 0 4

5 0 5

5 0 6

Tun(uri i)nSliai i i (Nal>i 1 9 5

WAJIBNYA THUMANINAH ANTARA DUASUJUD

Nabi thumaninah (saat duduk di antara dua sujud -pen)hingga tulangbelakangnya tegaklurus. ®'' Beliaupun memerintahkannyakepada orang yang shalatnya salah. Sabda beliau:

iilii Jxij"Tidaklah sempurna shalat salah seorang di antara kalian sampai iamelakukan hal itu (thumaninah saat duduk antara dua sujud).

Nabi pernah memanjangkan duduk antara dua sujud hinggahampir sama dengan lamanya sujud. ®^ Bahkan terkadang beliau diam(dalam waktu yang lama) sampai-sampai ada yang mengatakan, “Beliautelah lupa.’

" 5 0 8

5 1 0

DZ IK IR-DZ IK IR PADA DUDUK ANTARA DUASUJUD

Beliau biasa membaca saat duduk ini dengan doa;

^ 3 J j ) p i[i ' 3] >Lsi3 '3 )Li ,

5 0 7 HR. Abu Dawud dan Al-Baihaqi dengan sanad shahih.HR. Abu Dawud. Al-Hakim. dan beliaupun menshahihkannya serta disepakati olehAdz-DzahabyHR. Bukhar i Mus l im.

HR. Bukhari Muslim. Berkata Ibnul Qayyim: “Sunnah yang satu ini telah ditinggalkanoleh orang'Orang setelah berakhirnya masa generasi shahabat. Adapun orang yangmengikuti sunnah dengan sebenarnya dan tidak menoleh kepada selainnya, tentu iatidak akan memperdulikan apa saja yang menyelisihi petunjuk ini.”

S 0 8

5 0 9

5 1 0

TuntumuiShdiotNabi1 9 6

"Ya Allah, (dalam lafadz lain: wahai Rabbku) ampunilah aku,rahmatilah aku, [cukupUah aku], [tinggikanlah derajatku], berilahaku petunjuk, [kesehatanj dan rizki!

Terkadang beliau membaca;

S l l

'Wahai Rabbku, ampunilah aku, ampunilah aku. 5 1 2

5 1 3Beliau membaca 2doa di atas saat shalat lail (malam).Kemudianbeliaubertakbirdansujudpadakalikedua.^*‘*Beliaupun

memerintahkannya kepada orang yang shalatnya salah. Setelah beliaumemerintahkannya untuk thuma'ninah saat duduk antara dua sujud -sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya-. Beliaupun bersabda:

^ > 10 _ !

- ' V * -

L^IS" l i l i i"Kemudian engkau bertakbir lain sujud hingga tenangpersendianmu[kemudian lakukan hal semacam itu pada setiap rakaatshalatmu].»515

5 1 1 HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Al-Hakim. Beliaupun menshahihkannyadan disepakati oleh Adz-Dzahaby.HR. Ibnu Majah dengan sanad /losan. A!-lmam Ahmad memilih doa ini bahkan Ishaq binRahawaih mengatakan: “Kalau ia mau. boleh baginya membacanya 3x. dan boleh pulaiatambahkan: (Ya Allah, ompuniVoh oku ”) karena keduanya telah disebutkandari Nabi ^saat duduk di antara 2sujud. Demikianlah tersebut dalam Masa’il ImamAhmad dan Ishaq bin Rahawaih riwayat Ishaq Al-Marwazy (hal: 19).Hal itu tidaklah menafikan disyari'atkannya hal itu pada shalat fardhu. Karena tidakdidapati adanya perbedaan antara fardhu dengan sunnah dalam hal ini. Demikianlahpendapat Asy-Syafi'i dan Ahmad, serta Ishaq. Mereka berpandangan membaca doa-doa itu boleh dilakukan pada shalat fardhu dan sunnah. Sebagaimana dikutip oleh At-Tirmidzi. Demikian pula Al-lmam Ath-Thahawy juga berpendapat demikian dalamMusyki/ul Atsor. Menurut pandangan yang sehat akan menguatkan hal itu karena tidakada ruang dalam shalat yang tidak disyari'atkan dzikir di daiamnya. Maka sepatutnyayang demikian itu diterapkan pula pada bab ini. Hal ini amatlah jelas tidak samarsedikitpun.HR. Bukhar i Mus l im.

HR. Abu Dawud dan Al-Hakim. Beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby. Sementara tambahannya milik Bukhari dan Muslim.

5 1 2

5 1 3

5 1 4

5 1 5

Tut i lu t idnShi i ia lNaf t i 1 9 7

Terkadang beliau mengangkat kedua tangannya saat takbiri(duduk antara dua sujud -pen). '* Kemudian beliau melakukan pada

sujud kedua ini sebagaimana yang beliau lakukan pada sujud pertama.Lalu beliau mengangkat kepalanya sambil bertakbir.memerintahkannya kepada orang yang shalatnya salah. Beliau bersabdakepadanya setelah memerintahkan sujud kedua -sebagaimana telahdijelaskan sebelumnya:

i n i

5 1 7 Bahkan bel iau

‘ U - l j

s a m b i l‘‘Kemudian hendaknya ia mengangkat kepalanyabertakbir:"^'

Beliaupun bersabda lagi kepadanya:

g

f

Jla3 cUJi cJj^f a

C .

“[Lakukan hal itu disetiap ruku’ dan sujud}. Bila engkau lakukanhal itu maka telah sempurna shalat, dan bila engkau kurang dalammengerjakannya -walaupun sedikit- maka engkau telah mengurangikesempurnaan shalatmu.

Terkadang pula beliau mengangkat kedua tangannya.

5 1 9

5 2 0

HR. Abu ‘Awanah, dan Abu Dawud dengan dua lonad shohiTi. Mengangkat tangansemacam ini merupakan pendapat Ahmad, Malik, dan Syafi’i dari salah satu riwayatdari keduanya. Lihat footnote hal 151 no. 3(kitab asli -ed).HR. Musl im dan Bukhari .HR. Abu Dawud dan Al-Hakim. Beliau menshahihkannya dan disepakati oieh Adz-Dzahaby.HR. Ahmad dan Tirmidzi. Beliaupun menshahihkannya.HR. Abu ‘Awanah dan Abu Dawud dengan 2sanad shohih. Mengangkat tangan semacamini merupakan pendapat Ahmad, Malik, dan Syafi’i dari sebagian riwayat dari keduanya.Lihat footnote hal 151 no. 3. (kitab asli-ed).

5 1 6

5 1 7

SIS

5 1 9

5 2 0

TuntunanSf>a(atNai>i ^1 9 8

D U D U K I S T I R A H A T

ji j A^s>r j I - I l P L j

"Kemudian beliau duduk dengan sempurna [di atas kaki kirinyayang diluruskan, sampai setiap bagian dari tulang kembali ketempatnya semula}.’ 521

B E R T U M P U D E N G A N K E D U A T A N G A N S A A T

B A N G K I T B E R P I N D A H R A K A A T

Nabi ^kemudian bangkit dengan bertumpu pada tanah ketikaberpindah ke rakaat berikutnya.^^^ Beliau dalam shalat melakukanajn (mengepalkan tangan) tatkala bertumpu dengan kedua tanganketika bangkit.5 2 3

521 HR. Bukhari dan Abu Dawud. Duduk semacam ini dikenal oleh para fuqaha (ahli fiqih)dengan duduk istirahat. Hal ini termasuk pendapat Syafi’i dan Ahmad semisalnyasebagaimana dalam Tahqiq (lll/I) inilah yang layak diamalkan oleh beliau karenatelah masyhur beliau dengan ittiba’ kepada Sunnah yang tidak tertandingi. Ibnu Hani'dalam Maso7/-nya tentang Imam Ahmad mengatakan. "Aku melihat Abu Abdillah(imam Ahmad) terkadang bertumpu dengan kedua tangan ketika bangkit ke raka’atberikutnya. Terkadang pula beliau duduk terlebih dahulu dengan sempurna. Kemudianberpindah raka’at.” Hal ini juga dipilih oleh AMmam Ishaq bin Rahawaih, beliaumengatakan dalam Moso'//^/-M£jrwozy (I/I47I/2), “Sunnah beliau bertumpu dengankedua tangan kemudian bangkit. Hal ini berlaku bag! yang telah tua atau masih mudausianya” Lihat Al-lrwa' (2/82-83).HR. Syafi’i dan Bukhari.HR. Abu Ishaq Al-Harby dengan sanad sbohih dan hadits semakna diriwayatkan Al-Baihaqi dengan sanad shahih. Sementara hadits yang berbunyi,"6e/iau bangkit ke raka’atberikutnya seperti anak panah tJdak bertumpu dengan kedua tangan" adalah hadits moudhu'dan seluruh hadits yang semakna dengannya dha'if tidak ada yang sbobib. Hal itu telahaku jelaskan hal itu dalam Adh Dha'ifah (562, 929, dan 968). Akan tetapi ada sebagianulama yang merasa bimbang dengan penguatanku dengan sanad Al-Harby. Maka aku

5 2 2

5 2 3

r u n f u m m S h a i a l N s & i 1 9 9

Nabi^ bersabda:

aJJ 1

. 1 ^ :

"Tatkala berpindah ke rakadt kedua, (langsung) memulainya denganbacaaan [alhamduliUah] (Qs. Al-Fatihah) dan beliau tidak diam(sehelumnya -pen).'

Beliau melakukan pada rakaat kedua ini seperti apa yangdilakukannya pada rakaat pertama. Hanya saja beliau menjadikannyalebih singkat.

$ 2 4

WAJIBNYA MEMBACA ALFATIHAH PADAS E T I A P R A K A AT

Nabi 0, memerintahkan orang yang shalatnya salah untukmembaca Al-Fatihah disetiap rakaat kemudian beliau bersabdakepadanya (seusai memerintahkannya untuk membacanya pada raka’atpertama)

\

(dalatn5 2 6“Kemudian lakukan hal tersebut dalam seluruh shalatmuriwayat lain: “dalam setiap raka’at’').' $ 2 7

jelaskan hal itu secara rind dalam kitabku Tamamul Minah Fit Ta'Iiq 'Ah Fiqhis Sunnah.Maka merujuklah pada kitab tersebut karena hal tersebut penting.HR. Muslim dan /^u ‘Awanah. Diam yang ditiadakan dalam hadits ini dibawakepengertian diam untuk membaca doa istiftah dan tidak mencakup diam untukmembaca ta'awudz. Bahkan bisa pula dibawa ke pengertian yang lebih umum dari itu.Pendapat terkuat menurutku adalah yang pertama. Para ulama dalam masalah ta’awudzpada selain raka’at pertama terdapat dua pendapat, dan yang rajih (pendapat yangkuat) menurut kami adalah hal itu disyariatkan pada setiap raka’at. rinciannya telahlewat dalam Af-AshI (Asal kitab ini)".HR. Abu Dawud dan Ahmad dengan sanad kuat.HR. Bukhar i Mus l im.

5 2 4

5 2 $

5 2 6

2 0 0 Tunlunaii ShalalNabi

Beliau juga bersabda:*

5 2 8Tada setiap raka’at itu ada bacaan (Al-Fatihah).

T A S Y A H U D A W A L

Duduk Tasyahud

Kemudian Nabi duduk tasyahud seusai dari raka’at kedua. Bilashalat tersebut berjumlah 2rakaat seperti shalat shubuh beliau dudukiftiras/ ^ seperti halnya duduk antara 2sujud. Demikian pula pada saatduduk tasyahud awal “ ketika shalat yang berjumlah 3atau 4rakaat.Beliaupun memerintahkannya kepada orang yang shalatnya salah.Beliau ^bersabda:

^

Bila engkau duduk di pertengahan shalat maka thuma’ninahlah danl» 531bentangkanlah paha kirimu kemudian bertasyahudlah !

berkata:Abu Hurairah j > > . '

5 2 7 HR. Ahmad dengan sanad jayyid (bagus).HR. Ibnu Majah, ibnu Hibban dalam Shohi/i-nya dan Ahmad dalam Masa’H IbnuMany (1/52). Jabir mengatakan. “Barangsiapa yang shalat kemudian ia tidakmembaca Al-Fadhah maka dia dikatakan belum shalat. Kecuali di belakang imam.”(Diriwayatkan Imam Malik dalam AI-/V1uwotho’)HR. An-Nasa'i dengan sanad shohih.HR. Bukhar i dan Abu Dawud.

HR. Abu Dawud dan Al-Baihaqi dengan sanad jayyid (bagus).

5 2 8

5 2 9

5 3 0

531

2 0 1Tutttunan Shalat Nabi

melarangku dari duduk iq’a seperti duduknyaDisebutkan dalam hadits lain, beliau ^melarang dari

" K e k a s i h k u

anjing.duduk setan.”^^^

5 3 2

Nabi ^ketika duduk tasyahud, beliau meletakkan telapak tangankanannya di atas pahanya (dalam riwayat lain: lututnya) sebelah kanan.Dan meletakkan tangan kirinya di atas pahanya (dalam riwayat lain:lututnya) sebelah kiri. Beliau membentangkan tangannya di atasnya.Disamping itu beliau meletakkan ujung ^ siku kanannya di atas pahakanan beliau.^^^

Nabi ^melarang seorang lelaki dalam keadaan ia dudukbersandar dengan tangan kirinya ketika shalat. Seraya bersabda:

5 3 4

o* } ^

"Itu adalah shalatnya orang Yahudi.

Dalam lafadz lain disebutkan:

5 3 7

ya ^ ' a ' '0^Sju

"Janganlah engkau duduk seperti itu karena itu adalah duduknyaorang-orang yang diadzab 538

5 3 2 HR. Ath-Thayalisi. Ahmad, dan ibnu Abi Syaibah. Lihat footnote 4hal 131. dan duduk/q’o'itu sebagaimana dikatakan Abu Ubaidah dan selainnya. “Yakni seorang menempetkandubur (pantat)-nya ketanah kemudian menegakkan kedua betisnya dan meletakkankedua tangannya di atas tanah. Seperti duduk iq’o-nya anjing. Soyo katakan: "Hal iniselain duduk iq’a' yang disyariatkan antara dua sujud !sebagaimana telah dijelaskansebelumnya.HR. Muslim dan Abu ‘Awanah dan selain keduanya lihat takhrijnya dalam Irwa'ul Ghalil(316).HR. Musl im dan Abu ‘Awanah.

Yakni ujung dan seotah-olah yang dimaksud dalam hadits ini adalah Nabi ^tidakmenjauhkan kedua sikunya dari kedua sisi tubuhnya yang demikian ini tegas dinyatakanIbnul Qayyim dalam Zadul Ma’ad.HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i dengan sanad shahih.HR. Al-Baihaqi dan Al-Hakim. Beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby. Lihat takhrijnya dan hadits berikutnya dalam Al-Inva’ (380).

Tunlunan Shalat Nabi

5 3 3

5 3 4

5 3 5

5 3 6

5 3 7

2 0 2

Disebutkan dalam hadits lain:

5 3 9'llu adalah duduknya orang-orangyang dimurkai!

MENGGERAK-GERAKKAN JARI SAATT A S Y A H U D

Nabi ^membentangkan telapak tangan kirinya di atas lututsebelah kiri dan menggenggam jari jemari tangan kanan seluruhnyakemudian mengisyaratkan dengan jari setelah ibu jari (jari telunjuk)dan mengarahkannya ke kiblat. Pandangan beliau diarahkan kepada ibujari tersebut.^"*® Nabi tatkala mengisyaratkan dengan jarinya beliaumeletakkan ibu jari di atas jari tengah^^* dan terkadang membentukdengannya semacam lingkaran /cincin.

Nabi mengangkat jarinya kemudian menggerak-gerakannyadan berdoa dengannya. ‘* Beliau bersabda:5 3 8 HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad jayyid (bagus).

HR. Abdurazaq. Dishahihkan oleh Abdul Haq dalam Abfcam-nya (i284-tahqiqanku).HR. Muslim, Abu Awanah, dan Ibnu Khuzaimah. Al-Humaidi menambahkan dalamMusnadnya (I3I/I) demikian pula Abu Ya'ala (275/2) dengan sanad shohih dari IbnuUmar ^3 (Hal itu merupakan ratapan setan. Tidaklah seorang itu memandangmelainkan ia akan melakukan seperti ini dan kemudian beliau mengisyaratkan denganjarinya. Berkata Al-Humaidi: Muslim bin Abi Maryam mengatakan.'Telahmenceritakankepadaku seseorang bahwa ia melihat para nabi yang telah dilukis dalam gereja di Syammereka shalat dan melakukan yang demikian itu”, dan Al-Humaidi mengangkat jarinya.Sayo katokan: hal ini merupakan faedah yang jarang dan asing. Akan tetapi sanadnyas/iohi/).HR. Musl im dan Abu ‘Awanah.

HR. Abu Dawud. An-Nasai, Ibnu Jarud dalam Al-Muntaqa (208), Ibnu Khuzaimah(1/86/1-2), Ibnu Hibban dalam Shahih-nyz (485) dengan sanad shahih. Dishahihkanoleh Ibnul Mulaqin (28/2). Dan hadits tentang menggerak-gerakan jari semacam inijuga memiliki penguat dalam riwayat Ibnu Adi (287/1) dan beliau mengatakan tentangsalah satu rawinya Utsman bin Qasim, “Dia dha’if, tetapi ditulis hadits darinya.”

Ucapannya, “Beliau berdoa dengannya". Al-lmam Ath-Thahawy mengatakan, "Disini terdapat dalil bahwa hal itu terjadi pada akhir shalat.”

Soya katakan: “Dr dalamnya terdapat dalil bahwa termasuk sunnah dalam halini adalah terus menerus mengisyaratkan dengan tangan dan menggerak-gerakannya

5 3 9

5 4 0

5 4 1

5 4 2

Tun(unai tSAa/ i i ( iVa( i 2 0 3

"Sungguh hal itu lebih dahsyat bagi setan dibanding hesi. Yakni jaritelunjuk tersebut

Bahkan para shahabat Nabi sebagian mereka mengambil atassebagian yang lain, yaitu isyarat dengan jari dalam berdoa.^^ Beliau melakukan hal itu pada 2tasyahud seluruhnya. '*^ Dan beliau pernahmelihat seorang yang berdoa dengan dua jarinya, maka beliaupun bersabda;

5 4 3

hingga salam. Karena doa dibaca sebelumnya (salam -pen) demikianlah Madzhab ImamMaliki dan lainn/a bahkan Imam Ahmad pernah ditanya, “Apakah seorang itu harusmengis/aratkan dengan jarin/a dalam shalat?" Beliau menjawab, “Ya bahkan dengankeras." Disebutkan oleh Ibnu Hany dalam /Masa’ii-nya tetang Imam Ahmad (hal. 80).

Soya katakan: Dari sini jelaslah bahwa menggerak-gerakan jari tatkala tasyahudadalah Sunnah dari Nabi ^dan hal ini telah diamalkan oleh Imam Ahmad dan imam-imam yang lain. Maka bertaqwalah sekelompok orang yang menganggap hal itu main-main tidak pantas dilakukan dalam shalat. Bahkan mereka dengan dasar itu tidak maumengamalkannya padahal mereka mengetahui tetapnya sunnah tersebut. Disampingitu mereka memberatkan diri untuk menta'wilkannya dengan hal-hal yang tidak sesuaidengan kaidah bahasa arab dan menyelisihi pendapat para Imam. Yang lebih aneh lagidart hal itu sebagian mereka membela mati-matian seorang imam dalam permasalahanlain -walaupun pendapatnya menyelisihi sunnah- dengan dalih menyalahkan seorangimam itu mengharuskan celaan terhadapnya dan tidak menghormatinya. Kemudiandia lupa ucapannya ini dan menolak sunnah ini bahkan marah besar terhadap orang-orang yang mengamalkannya. Entah dia tahu atau tidak kemarahannya tersebutjuga mengenai imam-imam yang biasa mereka bela mati-matian dengan cara yangbathil. /Ucan tetapi mereka sesuai dengan sunnah dalam hal ini! Bahkan lebih dari itukemarahannya tersebut mengenai Nabi ^karena beliaulah yang membawa Sunnahtersebut kepada kita, maka marah terhadap Sunnah berarti marah terhadap beliau[Maka tidaklah ada balasan bagi orang yang berbuat demikian di antara kalian melainkan...(Qs. Al-Baqarah:85)]. Adapun meletakkan jari setelah isyarat atau membatasinyahanya pada saat membaca tasyahud, maka hal itu tidak memiliki asal dal^ As-Sunnahbahkan menyelisihi As-Sunnah sebagaimana ditunjukan hadits ini. Sementara haditsyang berbunyi, "Be/tou tidok menggerak-gerakannya." Maka hadits tersebut tidak tsabft(tetap) ditinjau dari sanadnya. Sebagaimana yang telah aku tahqiq dalam kitab Dha'if AbiDawud (175) kalaupun shahih maka hal tersebut nafi (meniadakan hukum) dan haditsdalam bab ini mutsbit (menetapkan hukum). Sementara yang mutsbit lebih didahuiukandari nafi. Sebagaimana telah dikenal oleh para ulama, maka tidak ada hujjah dalam halini bagi orang-orang yang menafikan hukum tersebut.HR. Ahmad, Al-Bazzar, Abu Ja’far, Al-Bukhari dalam Al-Amali (60/1). Ath-Thahawydalam Ad-Du’a (73/1), Abdul Ghany dalam As-Sunan (12/2) dengan sanad hosan, danAr-Rauyani dalam Musnadnya (249/2), serta Al-Baihaqi.HR. Ibnu Abi Syaibah (2/123/2) dengan sanad hasonHR. An-Nasai dan Al-Baihaqi dengan sanad shahih

5 4 3

S 4 4

S4S

Tuntunan Shalat Nabi2 0 4

"Gunakan satu jari, [gunakan satu jari]. [Kemudian beliaumengisyaratkan dengan jari telunjuk].' 5 4 6

WAJIBNYATASYAHUD AWALDAND I S YA R I AT K A N N YA D O A D I D A L A M N YA

5 4 7

Nabi membaca pada setiap 2rakaat tahiyyat (doa tasyahud).Pertama kali yang beliau baca saat duduk tasyahud adalah:

d i i

5 4 8"Segala Penghormatan milik Allah.

Bila beliau lupa (tidak duduk tasyahud -pen) pada 2rakaatpertama maka beliaupun melakukan sujud syahwi. "*

Beliaupun memerintahkan hal itu, sabda beliau;

4_) Aill 4 ^ 1

“Bila kalian duduk disetiap dua rakaat maka bacalah: at-tahiyyaatuliUah .... Hingga akhir. Kemudian salah seorangmemilihdoa yang paling berkesan baginya lalu iapun berdoa kepada AllahAzza wa Jalla [dengannya].’

5 5 0

HR. Ibnu Abi Syaibah (2/40/1) dan (2/123/2), dan An-Nasa’i. Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahaby. Hadits ini juga memiliki penguat pada riwayatIbnu Abi Syaibah.HR. Musl im dan Abu Awanah.

HR. Al-Baihaqi dari riwayat Aisyah dengan sanad jayyid(bagus). Sebagaimana dijelaskanoleh Ibnul Mulaqin. (2/28)HR. Bukhari Muslim. Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa' (338).HR. An-Nasai, Ahmad, dan Ath-Thabrany dalamAZ-Kob/r (3/25/1) dengan sanad s/iohih.

S 4 6

5 4 7

.548

5 4 9

5 5 0

2 0 5Tun tunanSha la tNab i

Disebutkan dalam lafadz lain:

i f * s

551“Bacalah pada setiap duduk (tasyahud) attahiyyat.

Beliaupun memerintahkan hal itu kepada orang yang shalatnyasalah sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Beliau mengajarkantasyahud kepada mereka seperti mengajarkan surat dari Al-Qurankepada mereka.^^^ Dan yang disunnahkan di dalamnya adalahmelirihkan bacaannya.5 5 3

B E N T U K - B E N T U K T A S Y A H U D

Nabi mengajarkan kepada para shahabat berbagai macambentuk-bentuk tasyahud:

T A S Y A H U D I B N U M A S ’ U D

Beliau mengatakan:Rasulullah telah mengajarkan tasyahud kepadaku-(dan)

kedua tanganku berada di kedua telapak tangan beliau- sebagaimanabeliau mengajarkanku suatu surat dari Al-Quran (dengan lafadz -pen)

5 S 4

Soya katakan: ‘‘Hadits ini secara tersurat menunjukkan disyari’atkannya berdoa setiapkali tasyahud walaupun setetahn/a belum salam. Hal ini merupakan pendapat IbnuH a r m . "

HR. An-Nasai dengan sanad shahih.HR. Bukhar i Mus l im.

HR. Abu Dawud dan Al-Hakim. Beliaupun menshahihkannya dan disepakati olehAdz-Dzahaby.Yakni lafadz-lafadz yang menunjukkan kesejahteraan. kerajaan. dan keabadian.Seluruhnya adalah milik Allah Sementara - ■ shalawat disini adalah doa-doa yang dimaukan dengannya pengagungan terhadap Allah Ta’ala. Dialah satu-satuDzat yang berhak mendapatkannya. Tidak pantas hal itu disandang yang selain-Nya .An-N/hoyoh.Yakni ungkapan-ungkapan yang indah untuk digunakan memuji Allah Ta’ala, namun

$ 9 1

5 5 2

5 5 3

5 5 4

5 5 5

Tunlunan Shalal Nabi2 0 6

: i U p

i:U l Ls JuP JS^ OLi>l cLUi J'i ' isj4p 1-lL^ Oi ^! ^ > . L / ^ j ' ^ ' j

“Segala Penghormatan milik Allah, shalawat, dan seluruh kebaikanbagi-Nya. Keselamatan atasmu wahai nabi dan rahmat scrta barokahAllah bagimu. Keselamatan atas kami dan hamba-hamba Allah yangshalih [bila ia membacanya niscaya doa tersebut akan mengenaiseluruh hamba yang shalih didunia dan akhiratj. Aku bersaksi tidakada sesembahan yang haq selain Allah dan aku bersaksi Muhammadadalah hamba dan rasul-Nya“

Doa ini kami baca di saat beliau hidup. Tatkala beliau meninggalkamipun membaca:

: « 5 5 8Keselamatan atas nabi .

tidak sampai tingkatan tidak pantas dengan sifat-sifat-Nya. Hal ini biasa digunakanuntuk memberi salam kepada para raja (Fathul Bari)Maknanya adalah meminta perlindungan dan penjagaan kepada Allah. Dan As-solam termasuk nama Allah Ta’ala sehingga to^jfir-nya adalah Allahlah penjaga danpenanggungmu. Sebagaintana dikatakan“‘>ii" (AWoh bersomomu) yakni penjagaan,pertolongan, dan kelembutan.Adalah nama untuk semua kebaikan yang senantiasa tercurahkan dari Allah Ta’ala.HR. Bukhari, Muslim. Ibnu Abi Syaibah (i/90/2), As-Siraj dan Abu Ya’Ia dalamMusnadnya (258/2). Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa’ (321).

Sayokotokon: “Ucapan Ibnu Mas’ud yakni para shahabat mereka membacasaat tosyohud dalam keadaan Nabi masih hidup. Ketika beliau

w'afat merekapun berpaling darinya dan menggantinya dengan bacaan Dan tentu hal itu telah mendapat persetujuan dari beliau di antara yang menguatkanhal itu, bahwasanya A'isyah mengajari mereka tosyohud dalam shalat dengan bacaan“^lli ^ ” diriwayatkan oleh As-Siraj dalam Alusnod-nya (jid 9/1/2) danAl-Mukhlis dalam Al-Fawa'id Old il/54/1) dengan dua sanad yang shahih sampaibeliau -- berkata Ai-Hafidz Ibnu Hajan,“Tambahan ini tampaknya mereka parashahabat membaca dengan bacaan " ” menggunakan Kaf Kithab

5 5 6

5 5 7

5 5 8

2 0 7Tunlunan Shalat Nabi

T A S Y A H U D I B N U A B B A S

Beliau mengatakan:Rasulullah biasa mengajarkan kepada kami sebagaimana

beliau mengajarkan (1 surat) dari Al-Quran. Beliau mengatakan (saattasyahud -pen):

blip ^*>bl ll A i i l

f* ' ■ *O . L P I

“Segala penghormatan, barokah, shalawat, dan kebaikan seluruhnyamilik Allah semata. Keselamatan atasmu wahai nabi, Rahmat Allah

saat beliau masih hidup. Tatakala beliau meninggal merekapun meninggalkannya danmenggantin/a dengan bentuk Ghaiboh (orang ketiga). Sehingga merekapun membaca:

.betiaupun mengatakan datam tempat yang lain, "Berkata As-Subkydalam Syarhul Minhaj setelah menyebutkan riwayat ini dari Abu ‘Awanah semata: “Bilahal ini shahih dari shah^at maka hal tersebut menunjukkan bahwa membaca denganbentuk Khithafa datam salam sepeninggal Nabi tidaklah wajib. Sehingga dikatakan:

Saya katakan: sungguh hal tersebut shchtb dari mereka tanpa diragukan lagi.(karena tetapnya hal itu dalam shahih Al-Bukhan) bahkan aku telah menemukan penguatyang amat kuat (yakni): Berkata; Abdur Bazzaq: teiah menceritakan kepadaku IbnuJuraij: telah mengkabarkan kepadaku,‘Atha’ bahwasanya para shahabat membaca disaat Na,bi ^masih hidup: ^ fbUU' tatkala beliau meninggal mereka membaca:

fbtl.'' atsar semacam ini shahih sanad. Adapun apa yang diriwayatkan oleh Sa’idbin Manshur dari jalan Abu Ubaidah bin Abditlah bin Mas’ud dari bapaknya bahwasanyaNabi mengajarkan tasyahud kepada mereka. kemudian beliau menyebutkannya.Beliau (Sa’id,bin, Manshur) mengatakan, Ibnu Abbas menyatakan. “Kami membaca

fbLU' karena beliau masih hidup.” Maka Ibnu Mas’ud pun mengatakan,“Demikianlah beliau mengajarkan kepada kami. dan seperti inilah yang kami ketahui.”

Tampaknya bahwasanya Ibnu Abbas mengatakan demikian berdasarkan penelitiansementara Ibnu Mas'ud tidak mau menunjuk kepada beliau. Akan tetapi riwayat AbiMa’mar lebih shahih (Yakni riwayat Bukhari) karena ^u Ubaidah tidak mendengardari bapaknya. Sehingga sanadnya -meski demikian- dha‘if.

Pernyataan Ibnu Hajar ini banyak dinukil oleh para ulama’ Muhaqqiq, semisal Al-Qasthalany, Az-Zarqany, Al-Laknawy dan selain mereka. Bahkan merekapun ridhadengannya tanpa mengomentarinya sedikitpun. Pembahasan ini secara iengkap telahaku sebutkan dalam AhAshI (asal kitab) (tihat muqadimah hal. 18-25).

TuntunanShalatNabi 2 0 8

dan barokahnya sekaligus. Keselamatan atas kami dan hamba-hambaAllah yang shalih. Aku bersaksi tidak ada sesembahan yanghaqselainAllah Ta’ala. Dan [aku bersaksi] bahwa Muhammad adalah utusanAllah, (disebutkan dalam riwayat lain: Hamba dan Rasul-Nya)! 5 6 0

T A S Y A H U D I B N U U M A R

Dari Rasulullah beliau mengatakan saat tasyahud:

j

*^^f X ■’’T ""lO "T Cl I 'Q‘ ■*“ ' 'oi j j o J j ^ j i s g 4 ^ j j i

i ] o J I pe * ^ '

“Segala Penghormatan,[danJ shalawat ,[dan] segenap kebaikan milikAllah Ta’ala. Keselamatan atasmu wahai nabi dan rahmat Allah -Ibnu Umar mengatakan: aku tambahkan padanya ^ , “Dan barokah-barokahnya-. Keselamatan atas kami dan hamba-hamba Allah yangshalih. Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang haq selain Allah -Ibnu Umar mengatakan aku tambahkan padanya ^ , “Semata, tidak

5 5 9 B e r k a t a I m a m A n - N a w a w i :

“Takdimya adalah *' XrlUi " sebagaimana dalam hadits Ibnu Mas’uddan selainnya dihilangkan "wau” dalam riwayat ini untuk meringkas semata dan haltersebut boleh dalam kaidah bahasa arab. Makna hadits ini adalah; Sesungguhnya salamkesejahteraan dan setelahnya hanya milik Allah Ta'ala, dan hakekatnya tidak bolehdiserahkan untuk selain-Nya."HR. Muslim, Abu ‘Awanah, Syafi’t, dan Nasa’i.Dua tambahan ini telah tetap dalam tasyahud dari Nabi bukan tambahan dari IbnuUmar sendiri -karena hal tersebut tidak mungkin terjadi pada beliau-, hanya saja beliaumengambil tambahan tersebut dari shahabat lain yang juga meriwayatkan dari NabiMaka spontan beliau menambahkannya dalam tasyahud yang beliau dengar dari Nabi

5 6 0

5 6 1

m -5 6 2 I d e m .

run tu i i anShd /d tNa& i 2 0 9

ada sekutu bagi-Nya- dan aku bersaksi bahwa muhammad adalahhamba dan Rasul-Nya! 563

TASYAHUD ABU MUSA AL-ASY ’ARY

Beliau mengatakan, Rasulullah bersabda:Dan bila ia telah duduk, hendaknya doa yang pertama kali

diucapkan adalah:

Lj-Yj

, ^ t

oJ4^ ,(<j ilXiaJJI S iolXiS^ (^1^)J-?

"Segala Penghormatan, kebaikan, dan shalawat bagi Allah.Keselamatan atasmu wahai Nabi . Rahmat Al lah dan barokah-

barokah-Nya. keselamatan atas kami dan hamba-hamba Allah yangshalih. Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang haq selain Allah,(satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya). Aku bersaksi bahwaMuhammad adalah hamba dan rasul-Nya. (7 kalimatyangsemuanyaitu adalah tahiyatus shalat)! 564

T A S Y A H U D U M A R B I N K H A T T A B

Beliau 4^3 mengajarkan tasyahud di atas mimbar kepada kaummuslimin. Beliau mengatakan, “Katakanlah oleh kalian:”

0*a' »1 *! r O

5 6 3 HR, Abu Dawud dan Ad-Daruquthny. Beliaupun menshahihkannya.HR. Muslim, Abu ‘Awanah, Abu Dawud, dan Ibnu Majah.5 6 4

Tunlunan Shalat Nabi 2 1 0

“Segala Penghormatan bagi Allah, kesucian bagi-Nya, kebaikan[untuk-Nyaj. Keselamatan atasmu...” Selanjutnya sama dengantasyahud Ibnu Mas’ud! 5 6 5

T A S Y A H U D ' A I S Y A H

Al-Qasim bin Muhammad mengatakan, ”'Aisyah pernahmengajarkan tasyahud kepada kami, beliau mengisyaratkan dengantangannya sambil berdoa:”

. .

04-iJ jL“Salam kesejahteraan, kebaikan, shalawat, dan kesucian milik Allah.Keselamatan atas nabi ...” Selanjutnya sama dengan tasyahud IbnuM a s ’ u d ! 5 6 6

5 6 5 HR. Maiik dan Al-Baihaqi dengan sanad shahih. Hadits ini walaupun mauquf (hanyasampaishahabat) akan tetapi dihukumi fnorfu’(sampai kepada Nabi karena dimaklumibahwa tidak dikatakan dengan dasar pikiran semata. Kalaupun demikian maka tentudzikir semacam ini tidaklah iebih utama dari seluruh dzikir yang ada. Sebagaimanadikatakan oleh Ibnu Abdil Bar. ,Catatan: Tidak didapati pada bentuk-bentuk tasyahud yang lalu tambahan,‘V^^} ”maka tidak layak untuk dijadikan bagian darinya. Oleh karena itulah sebagiah salafmengingkarinya. Ath-Thabrany (3/56/1) teiah meriwayatkan dengan sanad shohih dariThalhah bin Musharif.Ja mengatakan: Rabi’ bin Khaitsam menambahkan pada bacaantosyohud: " j "maka Alqamahjnengatakan.‘‘Kami berhenti sebagaimanakami diajari lafadz: “^‘'5' jj ” Alqamah meneladani /tbbo’semacam ini dari gurunya Abdullah bin Mas’ud maka sungguh teiah diriwayatkandari beliau bahwa Ibnu Mas’ud pernah, mpngajarkan tasyahud kepada seseorang.Tat;kala bejiau sampai pada lafadz, “ ’V) ii) O'” lelaki itupun menambahkan." 'll' »-u } maka beliaupun mengatakan, “Demikianlah Allah To’o/o. Akan tetapikami berhenti pada hal yang teiah diajarkan kepada kami.” Hal ini diriwayatkan olehAth-Thabrany dalam A/-Ausoth (no. 2848- fotokopi) dengan sanad shahih bila Al-Musayib Al-Kahili mendengar dari Ibnu Mas’ud.HR. Ibnu Abi Syaibah (1/293), As-Siraj, Al-Mukhallas -sebagaimana teiah lalu-, dan Al-Baihaqi (2/144). Lafadz ini milik beliau.

5 6 6

2 1 1Tu n l u n a n S h a l a l N a b i

SHALAWAT ATAS NABI ^,TEMPAT, DANL A F A D Z - L A F A D Z N Y A

Nabi ^bershalawat atas dirinya pada tasyahud awal danselainnya. ’ Dan hal itu juga disyariatkan untuk umatnya, di mana beliaumemerintahkan mereka untuk bershalawat atasnya seusai memberikansalam kepada beliau (pada bacaan tasyahud -pen). ^ Disamping ituNabi mengajarkan kepada mereka berbagai macam bentuk shalawatatas beliau ^antara lain:

3^3 J ^ 3

^3l: ur

1.

J' l5^3)

5 6 7 HR.. Abu ‘Awanah dalam shahihn/a (2/324) dan An-Nasa’i.Maka sungguh para shahabat bertanya kepada beliau ,”Wahai Rasulullah, sungguhkami telah mengetahui bagaimana memberi salam kepadamu (dalam tesya/iud) latubagaimana kami bershalawat atasmu?" beliau menjawab, “Katakanlah:

5 6 8

^ ( ^ ’Beliau tidak mengkhususkan tasyahud tertentu tanpa yang lain. Maka hal tersebutmenunjukkan disyariatkannya shalawat atas beliau pada tasyohud awal juga. Inilahpendapat Imam Syafi’i sebagaimana dicantumkan dalam kitabnya A/-Umm inilahpendapat yang benar dikalangan murid-muridnya sebagaimana dinyatakan secaralantang oleh Imam Nawawi dalam Majmu' (3/460) dan dirajihkannya dalam Ar-Raudhoh(1/263 cetakan Al-Maktab AMsIami). Hal ini dipilih oleh Al-Wazir Ibnu Hubairah Al-Hanbaly dalam Af-/fshah sebagaimana dinukil oleh Ibnu Rajab dalam Dzo(7ut Thobaqat(1/280) dan beliaupun menguatkannya. Dan sungguh telah datang banyak hadits tentangshalawat atas beliau ^saat tasyahud. Dan tidak didapati di dalamnya pengkhususanyang menunjukkan hal itu. bahkan hal itu berlaku umum mencakup seluruh tasyahud.Dan telah aku sebutkan hal itu dalam induk kitab ini dalam bentuk komentar (catatankaki), dan tidak menyebutkannya dalam matan (pokok bahasan) karena bukandemikian persyaratan kami, walaupun dilihat dari segi makna sebagiannya menguatkansebagian yang lain. Akan tetapi tidak ada sedikitpun hujjah bagi orang-orang yangmelarang dan menyelisihinya sebagaimana telah aku rinci dalam induk kitab ini. Danbahwasanya pendapat yang memakruhkan. tambahan shalawat atas Nabi .dalamtosyohud termasuk hal yang tidak memiliki asal dari sunnah maupun bukti (alasan yang

Tu n l u n a n S h a l a t N a b i2 1 2

5 6 9 Keluarganya,istri-istri dan keturunannya. Sebagaimana Engkau telah memberishalawat atas Ibrahim. Engkaulah DzatyangMaha Terpuji lagi MahaMulia. Dan berkahilah Muhammad, ^^ keluarganya, istri-istri, danketurunannya. Sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepadaIbrahim. Engkaulah Dzat yang maha terpuji lagi Maha Mulia.”

Doa ini yang biasa beliau 0^ panjatkan^^*.

Ya A l lah , ber i lah sha lawat a tas Muhammad,

^ l PJT2.

“Ya Allah, berilah shalawat atas Muhammad dan keluarganyasebagaimana Engkau telah memberi shalawat (atas Ibrahim dan)

kuat). Bahkan kami memandang bahwa orang yang melakukan demikian tidaklahmelaksanakan perintah Na^i ^yKotakaniah oleh kalian:“jJL^ j ” seterusnya hadits. Pembahasan hal ini secaralengkap telah kamS sebuckan dalam induk kitab ini.Yang paling dekat (paling baik -ed) dalam menafsirkan shalawat Allah atas hambanyaadalah ucapan Abu! Aliyah, “Shalawat Allah atas hambanya adalah pujian danpengagungan Allah terhadapnya. Sementara shalawat maiaikat atau selainnya adalahdoa memintakan hal tersebut untuknya. Dan yang dimaukan adalah memohontambahan bukan asal shalawat.” Disebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam FothulBari dan beliau membantah ucapan yang masyhur bahwa shalawat Allah adalah rahmat.Bahkan hal itu dirinci oleh ibnul Qayyim dalam Jala’ulAfham, sehingga tanpa tambahanlagi. silakan merujuk!Berasal dari ‘'B<jroko/i”yakni tumbuh dan bertambah serta berdoa untuk hal itu. Doa inimengandung anugerah kepada beliau berupa kebaikan yang sama dengan anugerahyangditerima Nabi Ibrahim, tetapnya anugerah tersebut, dan berlipatganda tambahanbaginya.HR. Ahmad dan Ath-Thahawy dengan sonodshahih. Demikian pula Bukhari dan Muslimtanpa lafadz;" J * ' ”Tambahan ini dan sesudahnya terdapat dalam riwayat Al-Bukhari, Thahawy. Al-Baihaqi, dan Ahmad. Demikian pula An-Nasa’i dan telah datang pula jalan-jalan laindalam sebagian bentuk setelahnya (3 dan 7) maka janganlah terkecoh dengan ucapanIbnul Qayyim dalam Jolo’u/Afhom (hal 198) mengikuti gurunya Ibnu Taimiyah dalam A/-

5 6 9

5 7 0

5 7 1

5 7 2

2 1 3TunlunanShalatNabi

keluarganya. Engkaulah Dzat yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia.Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimanaEngkau telah memberkahi (Ibrahim dan) keluarganya. EngkaulahDzat Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

5 7 3

^ ^ y '

i i j l j j

-XLoj*-

“Ya allah, berilah shalawat atas Muhammad dan keluarganya.Sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat atas Ibrahim (dankeluarganya). Engkaulah Dzat yang Naha Terpuji lagi Maha Mulia.Dan berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkaumemberkahi (Ibrahim) dan keluarganya. Engkaulah Dzat Yang MahaTerpuji lagi Maha Mulia.’

574

4. ui' J' ^[^^1 ii>:3 [ j T ] j ^ ^

Fatawa {l/l6),“Tidak ada hadits shahih yang di dalamnya terdapat lafadzsecara bersamaan. ”

Maka sekarang kami telah mendatangkan hadits sho/iih yang menyebutkannya.Hal ini pada hakekatnya termasuk di antara faedah-faedah kitab ini dan jelinya (penulis)dalam meneliti riwayat dan lafadz-lafadz hadits sekaligus mengkompromikannya, hal itu-yakni ketelitian dalam membahas- belum didahului siapapun dan segala keutamaan ituhanyalah bagi Allah Ta’ala. Baginya pula rasa syukur dan anugerah. Di antara hal yangmenguatkan kesalahan Ibnul Qayyim adalah bentuk ke 7dari shalawat selanjutnya yangbeliau shahihkan sendiri padahal di dalamnya terdapat hal yang beiiau ingkari.HR. Bukhari. Muslim, An-Nasa'i, dalam Amalul Yaum wal Lailah (162/54). Al-Humaidi (138/1). dan Ibnu Mandah (68/2) beliau mengatakan. “Hadits ini disepakatikeshahihannya."HR. Ahmad, An-Nasa’i, dan Abu Ya’Ia dalam Musnadnya (44/2) dengan sanad shahih.

5 7 3

5 7 4

Tun tunanShah tN t t b i2 1 4

(keluarga) Ibrahim. Dan berkatilah Muhammad, istri-istri danketurunannya. Sebagaimana Engkau memberkahi (keluarga) Ibrahim,Engkaulah Dzat YangMaha Terpuji lagi Maha Mulia.’ 5 7 7

JT j j J T

7 .5

“Yfl AWa/r, berilah shalawat atas Muhammad dan keluarganya.Berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkaumemberi shalawat dan barokah kepada Ibrahim dan keluarganya.Engkaulah Dzat Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia! 5 7 8

« ( * * ) « ❖ *

B E B E R A P A F A E D A H P E N T I N G D A L A M

SHALAWAT ATAS NABI ^FAEDAH PERTAMA: Di antara perkara yang harus diperhatikan

adalah pada kebanyakan bentuk-bentuk shalawat atas Nabi tidakdidapati padanya penyebutan Nabi Ibrahim sendiri yang terpisahdari lafadz “ ”, didapati padanya lafadz “J' H a litu disebabkan karena JI ”Keluarga seseorang dalam bahasa arabmencakup pula dirinya sebagaimana ia mencakup anggota keluargayang menjadi tanggungannya, sebagaimana dalam firman Allah Taala:

L ?

5 7 7 HR. Bukhari Muslim dan Nasa'i (164/59).HR. Nasai (159/47), Ath-Thahawy. dan Abu Sa’id Ibnul Arab/ dalam Al-Mujam (79/2)dengan sanad shohi/i. Ibnul Qayyim menisbahkannya kepada Muhammad bin Ishaq As-Siraj dalam Al-Jala' (hai 14-15) kemudian beliau menshahihkannya.Soyo katakan: Pada bentuk ini terdapat penggabungan antara: JTjbersamaan. inilah yang dingkari oleh Ibnul Qayyim dan gurunya sebagaimana telah laiupenjelasannya beserta bantahannya. Maka tidak perlu diulangi lagi.

578

s e c a r a

TuntunonShalatNabi 2 1 6

“Sesungguhnya Allah telah tnemilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim,dan keluarga Imran atas alam semesta.” (Qs. Ali-Imran: 33)

Juga firman-Nya:

“Kecuali keluarga Luth. Kami selamatkan mereka diwaktu sebelumfajar menyingsing" (Qs. Al-Qomar: 34)

Juga sabda Nabi

■yj' LS;' JYa Allah, berilah shalawat kepada keluarga Abi Aufa!

Demikian pula lafadz o4P' j*' ”sebagaimana dalam firmanAllah Tadla:

“Rahmat Allah dan barokah-Nya atas kalian wahai ahlul bait.” (Qs.Hud; 73)

Maka Nabi Ibrahim tercakup dalam lingkup keluarganya.Syaikhul Islam (Ibnu Taimiyah -ed) mengatakan, “Oleh karena

inilah tersebut dalam banyak lafadz, S 'U? akan tetapi tersebut pula dengan penyebutah*

'AS d a n

saja dalam sebagian lafadz, karena beliaulah asal dalam shalawat dankesucian, sementara seluruh keluarga beliau hanya mengikuti beliau.Bahkan disebutkan dalam sebagian lafadz yang lain, kedua-duanya(P>i' ‘i dan J' bersamaan -pen) sebagai perhatian atas keduanya.”

Bila engkau telah mengetahui demikian, maka sungguh telahTu n l u n a n S h a l a t S a b i 2 1 7

masyhur perbincangan di antara ulama tentang bentuk penyerupaandalam sabda beliau: “ ^ ”karena yang tetap (dalam kaedahbahasa -pen) orang yang diserupakan dengan orang lain derajat lebihrendah dari orang lain tersebut. Sementara kenyataannya berbedadengan hal itu, karena Nabi Muhammad ^lebih utama dari NabiIbrahim sehingga konsekuensi dari hal itu shalawat yang dimintakanuntuk beliau harus lebih utama dari segala jenis shalawat yang telahatau akan diperoleh. Kemudian para ulama menjawab permasalahantersebut dengan banyak jawaban, dan dapat anda lihat di dalam Al-Fathdan Al-Jala' yang mencapai 10 pendapat di mana sebagiannya lebihparah kedhaifannya daripada sebagian yang lain, kecuali hanya satupendapat yang kuat dan pendapat itulah yang dipilih Al-Syaikhul Islam(Ibnu Taimiyah) dan Ibnul Qayyim. Yakni pendapat yang mengatakan,“Sesungguhnya keluarga Ibrahim banyak di dalamnya para Nabi yangtidak didapati pada keluarga Muhammad semisal mereka. Maka biladimintakan untuk Nabi ^dan keluarganya shalawat seperti yangdidapat oleh Ibrahim dan keluarganya di mana banyak Nabi padanyaniscaya akan diperoleh oleh keluarga Muhammad darinya denganhal yang layak bagi mereka karena mereka tidak sampai pada derajatpara Nabi. Sementara tambahan yang diberikan kepada para Nabi -diantaranya Ibrahim- diperuntukan kepada Muhammad ^sehinggabeliau memperoleh keistimewaan yang tidak didapatkan oleh oranglain.”

Ibnul Qayyim mengatakan, “Inilah yang terbaik di antarapendapat-pendapat yang lain, dan lebih baik lagi bila dikatakan bahwaNabi Muhammad termasuk dalam lingkup keluarga Ibrahimbahkan beliau adalah orang terbaik keluarga Ibrahim. Sebagaimanadiriwayatkan oleh AJi bin Thalhah dari Ibnu Abbas tentang firmanA l l a h Ta ' a l a :

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim,dan keluarga Imran atas alam semesta!' (Qs. All-Imran: 33)

Ibnu Abbas mengatakan, “Muhammad termasuk keluargaIbrahim.” Demikianlah nash yang menjelaskannya .Bila selain beliaudari kalangan Nabi yang termasuk keturunan Ibrahim masuk dalam

TuntunanSha la tNab i2 1 8

lingkup keluarga beliau maka tentu Rasulullah lebih utama untukmasuk kedalamnya. Sehingga ucapan kita “ ” j u g amencakup shalawat atas beliau dan seluruh nabi-nabi keturunanNabi Ibrahim. Disamping itu kita juga diperintahkan untuk bershalawatatas beliau dan keluarganya secara khusus. Setara dengan shalawat yangkita pintakan untuk Ibrahim dan seluruh keluarga Ibrahim secara umumdalam keadaan beliau termasuk bagian dari mereka. Dan shalawat yangkita pintakan untuk keluarga beliau sesuai dengan kedudukan mereka.Sementara sisa dari shalawat tersebut seluruhnya adalah bagian beliau

^§5 ■

Beliau (Ibnul Qayyim) selanjutnya mengatakan, “Dan tidakdiragukan lagi bahwa shalawat yang diperoleh oleh keluarga Ibrahimdi mana Rasulullah termasuk di dalamnya lebih sempurna darishalawat yang diperoleh oleh orang di bawah mereka deraj atnya. Makadimintakan untuk beliau dari shalawat ini perkara yang agung di manahal itu adalah perkara yang paling afdhal (utama) daripada untukIbrahim tentunya. Dan akan nampak saat itu faedah dari penyerupaantersebut dan kandungan shalawat tersebut sejatinya. Sehinggamemintakan shalawat untuk beliau dengan lafadz ini lebih utamadaripada menggunakan lafadz lainnya. Karena bila yang dimintakandengan doa ini hanyalah serupa dengan orang Iain tersebut akan telapiia memiliki bagian yang lebih dari itu sehingga bagian beliau lebihbanyak dari yang didapat oleh keluarga Ibrahim dan selainnya. Lebihdari itu beliau mendapat bagian yang tidak didapat oleh selainnya. Darisini tampaklah keutamaan dan keagungan beliau di atas Ibrahim

dan seluruh keluarganya -termasuk di dalamnya para Nabi- yangmemang layak bagi beliau.

Oleh karena ini shalawat (Ibrahimiyah) ini menunjukankeutamaan beliau ini bahkan menguatkannya karena demikianlah yangditunjukkan dan dimaukan oleh shalawat ini. Semoga Allah memberikanshalawat atas beliau dan keluarga beliau sekaligus kesejahteraan yangmelimpah. Semoga Allah membalas beliau atas jasanya terhadapkita dengan balasan paling utama yang Dia anugerahkan kepadaseorang Nabi karena jasanya terhadap umatnya. Ya Allah, limpahkanlahshalawat -Mu atas Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau

2 1 9TunlunanSha l t t tNab i

elimpahkannya kepada Ibrahim dan keluarganya. Engkaulah Dzatyang Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammaddan keluarganya sebagaimana Engkau memberkahi Ibrahim dankeluarganya. Engkaulah Dzat Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

FAEDAH KEDUA: Pembaca yang mulia dapat melihat pada

m

bentuk-bentuk shalawat dengan berbagai macamnya, permintaanshalawat untuk keluarga Nabi istri-istri, dan keturunan beliaubersamaan dengan Rasulullah Oleh karena itu bukan termasukSunnahdantidakmelaksanakanperintahnabi, or gyangmencukupkanshalawatnya dengan ucapannya “ ” semata. Akan tetapiwajib baginya menggunakan salah satu dari bentuk-bentuk shalawat ini

utuh sebagaimana yang telah datang dari beliau Tidak adas e c a r a

bedanya, apakah diucapkan dalam tasyahud awal atau tasyahud akhir.Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Syafi’i dalam Al-Umm (1/102).Beliau mengatakan, “Bacaan tasyahud awal dan akhir adalah satulafadz tidak ada bedanya. Sementara makna ucapan '‘Tasyahud” disinimencakup bacaan tasyahud dan shalawat atas Nabi ,salah satunyatidak dapat mencukupi yang lain.”

Adapun hadits:

"Beliau tidak pernah menambahkan bacaan apapun disetiap duarakaatsetelah tasyahud."

Adalah hadits munkar. Sebagaimana yang aku tahqiq dalam Adh~Dha^t^h (5816).

Dan di antara keanehan dan kekacauan ilmiah pada zaman ini,adanya sebagian orang yang berani bahkan lancang -yakni Al-UstadzMuhammad Isaf An-Nasyasyiby dalam kitabnya Al-Islam Ash-Shahih-mengingkari adanya shalawat atas keluarga Nabi dalam bacaanshalawat yang ada, meskipun hal itu telah diriwayatkan dalam Ash-Shahihain (HR. Bukhari dan Muslim) dan selainnya dari sekelompokshahabat di antaranya Kaab bin Ujrah, Abu Hamid As-Saidy, Abu SaidAl-Khudry, Abu Mas’ud Al-Anshary, Abu Hurairah, dan Thalhah binUbaidiUah. Dalam hadits-hadits mereka, para shahabat bertanya kepada

Tuntunan Shalat Nabi2 2 0

Nabi “Bagaimana cara kami bershalawat atas engkau ?” Lalu Nabipunmengajarkan bentuk-bentuk shalawat ini kepada mereka. Argumenmereka dalam mengingkarinya adalah Allah Taala tidak menyebutkanbersama Nabi seorangpun dalam firmannya:

" B e r s h a l a w a t l a h k a l i a n a t a s b e l i a u d a n d o a k a n k e s e l a m a t a n

atasnya."

Kemudian ia mengingkarinya bahkan berlebihan di dalamnyasampai-sampai mengingkari para shahabat yang bertanya kepada beliau^dengan pertanyaan tersebut padahal shalawat telah mereka ketahuimaknanya yakni doa, lalu kenapa mereka harus menanyakannya?!

Pernyataan semacam ini adalah kesalahan yang nyata karenapertanyaan mereka (para shahabat) menunjukkan bahwa maknashalawat yang mereka maksud bukanlah demikian -hal ini sudahcukup membantahnya- hanya saja mereka menanyakan tentang tatacara shalawat atas beliau sebagaimana yang tersebut dalam seluruhriwayat yang telah kami isyaratkan. Maka saat itu tidak diragukan lagibahwa mereka (para shahabat) tengah menanyakan tata cara yang syari(benar) di mana mereka tidak mampu mengetahuinya kecuali darijalan pembuat syari’at yang bijaksana lagi maha mengetahui (yakniRasulullah ). Yang demikian ini sebagaimana mereka menanyakankepada beliau perihal tata cara shalat fardhu yang dimaukan dalamfirman Allah Ta'ala:

"Dan tegakkanlah shalat."

Karena pengetahuan mereka tentang shalat dari segi bahasabelumlah cukup sehingga mengharuskan mereka untuk bertanyatentang tata caranya secara syari. Dan yang demikian ini amatlahjelas dan gamblang. Adapun argumentasi yang ia sampaikan maka haltersebut tidak ada nilainya karena telah dimaklumi oleh kaum musliminbahwasanya Nabi adalah penjelas firman Rabb alam semesta.

2 2 1Tuntunan Shalat Nabi

Sebagaimana firman Allah Taala:

infill 1133113[ ^ ! ^ 13lCjir.

“Dan telah kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr agar engkau dapatmenjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka”{Qs. An-Nahl: 44)

Maka sungguh Nabi telah menjelaskan tata cara shalawat atasbeliau, di mana tersebut di dalamnya penyebutan keluarga beliau. Makakita wajib menerima hal tersebut karena Allah Tadla berfirman:

“Apa saja yang datang dari Rasul kepada kalian maka ambillah." (Qs.AI-Hasyr: 7).

Juga beliau bersabda dalam hadits shahih yang masyhur:

?3' 4“Ketahuilah, sesungguhnya aku telah diberi Al-Qurdn dan yangsemisalnya bersamanya”

Lihat takhrijnya dalam Takhrijul Misykah (163 dan 4247).Duhai kiranya, apa yang akan dikatakan oleh An-Nasyasyiby -dan

orang-orang yang terlena dengan kedustaan ucapannya- terhadap orangyang mengingkari adanya tasyahud dalam shalat, atau mengingkariwanita haidh yang meninggalkan shalat dan shalat karena haidhnyatersebut ?! Dengan alasan bahwasanya Allah Ta’ala tidak menyebutkantasyahud dalam AI-Qur an hanya disebutkan di dalamnya berdiri, ruku,dan sujud semata! dan Allah Tadla tidak menggugurkan kewajibanshalat dan puasa dalam Al-Qur an dari orang yang haidh maka wajibbaginya untuk tetap menegakkannya (walaupun haidh) 1Apakah merekaakan mensepakati orang semacam ini dalam pengingkarannya ataukahmereka akan mengingkarinya? Bila pilihan pertama yang mereka pilih -

TuntunanSha la tNab i2 2 2

namun hal itu tidak kami harapkan- maka sungguh mereka telah tersesatsejauh-jauhnya, bahkan keluar dari jamaah kaum muslimin. Dan bilapilihan kedua yang mereka pilih maka telah benar sikap mereka danbantahan yang mereka lontarkan kepada orang yang mengingkari hal-hal ini adalah bantahan penulis kepada An-Nasyasyiby. Hal ini telahpenulis paparkan.

Berhatilah-hatilah wahai kaum muslimin Jangan sampai engkauberusaha memahami Al-Quran tanpa merujuk kepada As-Sunnahkarena engkau tidak akan mampu melakukannya walaupun engkausekaliber “Sibawaih” yang pakar dalam bahasa (arab). Dan inilah contohnyata dihadapan anda, di mana An-Nasyasyiby adalah seorang pakarbahasa (arab) jaman sekarang, yang tersesat di saat terlena dengan ilmubahasanya dan tidak mau merujuk kepada As-Sunnah dalam memahamiAl-Quran. Bahkan ia mengingkarinya sebagaimana telah kita ketahuibersama. Contoh-contoh lainnya amatlah banyak, tidak mencukupitempat ini untuk menyebutkannya. Dan apa yang telah disebutkanpenulis, kiranya sudah mencukupi. Allahlah Dzat yang maha memberitaufiq.

FAEDAH KETIGA: Pembaca yang mulia juga akan melihat tidakada sedikitpun penyebutan “Siyadah” (lafadz “ ” -pen) oleh karenaitulahorang-orangbelakanganberselisihtentangpensyariatantambahantersebut dalam shalawat Ibrahimiyah, dan tidak mencukupi tempat iniuntuk memperinci hal itu. Di antara mereka ada yang berpendapatbahwa hal itu tidak disyari’atkan dalam rangka ittiba kepada pengajaranNabi yang sempurna kepada umatnya tatkala beliau ditanya tentangtatacara shalawat atas beliau Lalu beliaupun menjawab sambilmemerintahkan mereka dengan sabdanya, “Katakanlah: Ya Allah,berilah shalawat kepada Muhammad Akan tetapi aku hendakmenukilkan kepada para pembaca yang mulia disini pendapat Al-HafidzIbnu Hajar Al-Asqalany tentang hal itu. Di mana beliau termasuk salahsatu pembesar ulama Syafi’iah yang mengumpulkan antara hadits danfiqh. Karena tersebar dan tersiar dikalangan Syafi’iah pendapat yangmenyelisihi pengajaran Nabawi yang mulia ini.

Al-Hafidz Muhammad bin Muhammad Al-Gharabily (790-835) -beliau termasuk orang yang her-mulazamah (lama belajar dan

Tuntunan Shalttt Nabi 2 2 3

bergaul) dengan Ibnu Hajar- mengatakan dan dari tulisannya akumenukil ’’: “Beliau (Al-Hafidz Ibnu Hajar) pernah ditanya -semogaAllah memberikan anugerah dengan hidupnya beliau- tentang shalawatatas Nabi dalam shalat atau di luarnya, sama saja baik dihukumiwajib atau sunnah, apakah disyari atkan padanya untuk mensifati beliau^dengan “siyadah” ?Seperti mengatakan: “ a t a u“ ” atau “-Uj ^”ataukah ia mencukupkan denganbacaan: “ ”? mana di antara keduanya yang lebih afdhal:menambahkan lafadz-lafadz "siyadah” karena hal itu memang sifat yangtetap bagi beliau atau tidak menambahkannya karena tidak didapatipenambahan tersebut dalam atsar-atsarl

Maka beliaupun menjawab:“Memang mengikuti lafadz-lafadz yang ma'tsur (yang diterima

melaluijalanperiwayatan-ed)lebihutamadantidakdikatakan,“Barangkaliia meninggalkannya karena tawadhu beliau sebagaimana ia tidakmengucapkan ^ setiap kali nama beliau disebut. Padahalumatnya disunnahkan untuk mengucapkannya setiap kali nama beliaudisebut.” Karena kami mengatakan: kalau seandainya tambahan tersebutbenar niscaya akan diriwayatkan dari shahabat kemudian tabi’in, akantetapi penulis tidak mengetahui satupun atsar dari salah seorang darishahabat atau tabi’in yang mengatakan demikian. Padahal banyak atsaryang dinukil dari mereka dalam masalah ini. Al-Imam Syafi’i -semogaAllah meninggikan derajat beliau di mana beliau termasuk orang yangpaling banyak mengagungkan Nabi -beliau mengatakan dalamkhutbah kitabnya (pendahuluan kitabnya -pen) di mana kitab tersebutmenjadi rujukan madzhabnya: J_i hingga akhir ucapanbeliau yang merupakan ijtihad 'dari beliau yakni ucapannya: “Setiapkali orang-orang yang ingat mengingatnya dan setiap kali melupakanpenyebutannya orang-orang yang lalai.” Sepertinya beliau ber-istinbathdari hadits shahih yang tersebut di dalamnya:

J-LP dill

“Maka sungguh telah tsabit (tetap dalam sebuah hadits) dari beliaubahwasanya Nabi bersabda kepada salah satu ummul mukminin -

Naskah tersebut tersimpan pada maktabah Adz-DzahiriyahTuntunan Shalat Nabi

5 7 9

2 2 4

beliau melihatnya memperbanyak tashih dan memanjangkannya:

j^1-I-J3 L*j C—ijj jJ J L i j

“Sungguh aku telah berdoa dengan bcberapa kalimat setelahmu.Seandainya kalimat tersebut ditxmbang niscaya akan menandingibacaan-bacaanmu tadi.”

Kemudian beliau menyebutkan doa tersebut. Dan beliau lebihmenyukai doa yang sifatnyajau' m/’ (ringkas tapi padat -pen)

Al-Qadhi lyadl telah membuat bab khusus tentang tata carashalawat atas Nabi dalam kitab Asy-Syifa\ Beliau menukilkan didalamnya atsar-atsar yang marfu dari sejumlah shahabat dan tabi’indan tidak disebutkan sedikitpun dari seorang shahabatpun dan selainnyal a f a d z “ di antaranya hadits Ali. Beliau mengajarkan tata carashalawat atas Nabi kepada mereka, Ali mengatakan:

JlLI

^Jlpl IXJ

“Yfl Allah, Engkaulah Dzatyangmembentangkansegala sesuatu (yangterbentang), pencipta segala sesuatu yang tinggi jadikanlah shalawat-shalawat-Mu yang terdahulu, dan tambahan-tambahan barokahdan tahiyah (penghormatan) atas Muhammad hamba dan rasul-Mu.Wahai Dzat yang membuka segala sesuatu yang tertutup."

Disebutkan dari Ali bahwasanya beliau mengatakan:

-.loJliJl (Ij idJ-1 f

. A i j I ^

9® - .

JU--

C- j jJ - ' . ,

Tun tunanSha la tNab i 2 2 5

“Shalawat Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang, para malaikatyang didekatkan, para Nabi, orang-orang yang jujur imannya, parasyuhada’, dan orang-orang shalih, serta segala sesuatu yang bertasbihkepada-Mu wahai Rabb alam semesta, atas Muhammad bin Abdillahpenutup para Nabi dan pemimpin orang-orang yang bertaqwa...”(Seterusnya hadits).

Disebutkan pula dari Abdullah bin Mas’ud bahwasanya beliaumengatakan:

“Ya Allah jadikanlah shalawat -Mu, barokah dan rahmat-Mu atasMuhammad hamba dan Rasul-Mu pemimpin kebaikan dan Rasulpembawa rahmat

Disebutkan juga dari Al-Hasan Al-Basry bahwasanyabeliau berkata; “Barangsiapa yang ingin minum dengan gelas yangmenyegarkan dari telaga Al-Musthafa Rasulullah maka hendaknyaia mengatakan:

oe —

^ j OjL/ajl J J 41^ Jjal J 3“Ya Allah, berilah shalawat atas Muhammad, keluarganya, parashahabat, istri-istri, anak-anak, keturunannya, ahlul baitnya, ipar-ipar (termasuk mertua, dan menantu -ed), dan para penolongnya,serta golongan, dan orang-orang yang mencintai beliau"

Demikianlah apa yang beliau nukilkan dalam Asy-Syifa' atsaryang berkaitan dengan bentuk-bentuk shalawat atas beliau dari parashahabat dan generasi sesudahnya. Beliau menyebutkan selain itu dalamkitab tersebut.

Memang telah disebutkan dalam hadits Ibnu Mas’ud bahwa

TuntunanSha la tNab i2 2 6

beliau mengatakan tatkala bershalawat atas Nabi

33

'mL«>0 'J

“Ya Allah, jadikanlah keutamaan shalawat-Mu, rahmat, dan barokah-Mu atas pemimpin para Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam ...”

Dikeluarkan oleh Ibnu Majah akan tetapi sanadnya dha'if.Sementara hadits Ali yang tersebut diawal dikeluarkan oleh Ath-Thabrany dengan sanad yang tidak mengapa walaupun di dalamnyaterdapat lafadz-lafadz gharib (asing) yang telah aku riwayatkan besertapenjelasannya dalam kitab Fadlun Nabi karya Abul Hasan bin Al-Faris. Bahkan mahdzab Asy-Syafi’iah menyebutkan kalau seandainyaada seseorang yang bersumpah agar membaca shalawat atas Nabi dengan lafadz:

'oy/\ss\ o'/l ulrOjij LiJl

14- 3

“Yfl Allah berilah shalawat atas Muhammad setiap kali beliaudisebutkan namanya oleh orang-orang yang ingat dan setiap kaliorang-orangyang lalai melupakan penyebutannya."

Imam Nawawi mengatakan, “Sedangkan yang benar, dan hal itusudah dipastikan keabsahannya adalah dikatakan:

js- £4U US'

"Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarganyasebagairnana engkau memberikan shalawat kepada Ibrahim ...”

Sejumlah ulama mutaakhirin (yang belakangan) mengomentari

Tuntunan Shalat Nabi 1 1 1

bahwa 2bentuk yang disebutkan di atas tidak menunjukkan adanyakeutamaan pada keduanya dari sisi naql {nash hadits, pen.). Adapundari sisi makna keutamaan tersebut tampak pada bentuk pertama.

Masalah ini telah masyhur dalam kitab-kitab fiqih dan tujuandarinya adalah setiap masalah yang disebutkan para fuqaha (ahli fiqih)seluruhnya tidak didapati pada ucapan seorangpun di antara merekalafadz “sayyidinaa' kalau seandainya tambahan ini disunnahkantentu hal itu tidak akan samar bagi mereka seluruhnya hingga merekamelalaikannya. Akan tetapi kebaikan seluruhnya ada pada ittiha Nabi

Saya katakan: Pendapat yang dipegangi Al-Hafidz Ibnu Hajar yakni tidak disyari atkannya menambahkan lafadz “sayyidinaa" dalamshalawat atas Nabi adalah dalam rangka ittiha' kepada perintah Nabi

Hal ini pula yang dipilih oleh Hanafiyah dan demikianlah selayaknyauntuk dipegangi dengan teguh karena hal tersebut merupakan buktiyang menunjukkan ketulusan cintanya kepada beliau (sebagaimanafirman Allah);

“Katakanlah: Bila kalian benar-benar mencintai Allah maka ikutilah

aku niscaya Allah akan mencintai kalian.” (QS. Ali-Imran: 31)

Oleh karena inilah Imam Nawawi dalam Ar-Raudhah (1/265)menyatakan, “Bentuk shalawat yang paling sempurna adalah

hingga akhir sama dengan bentuk ketiga dantidak disebutkan di dalamnya lafadz “ ”

FAEDAH KEEMPAT; Ketahuilak bahwa bentuk pertama darimacam-macam shalawat atas beliau kepada para shahabatnya saatmereka menanyakan bentuk shalawat atas beliau diarabil dalildarinya bahwa hal itu adalah bentuk shalawat yang paling utama karenabeliau tidaklah memilihkan untuk mereka -demikian pula untukdirinya- melainkan yang paling mulia dan utama. Oleh karena inilah

^

pernyataan Imam Nawawi dalam Ar-Raudhah adalah benar, yakni bilaorang bersumpah untuk bershalawat atas beliau dengan seutama-utamashalawat maka tidak sah sumpahnya kecuali dengan bentuk tersebut.

Tu n l u n a n S h a l a l N a b i2 2 8

Bahkan As-Subky mengarahkan bahwa siapa yang bershalawat dengcara ini maka orang tersebut telah bershalawat atas Nabi denganyakin. Sementara orang yang bershalawat dengan lafadz lain makadia telah bershalawat dalam keraguan. Karena para shahabat bertanya,“Bagaimana cara kami bershalawat?” Beliau menjawab; "Ucapkanlaholeh kalian..." Maka beliaupun menjadikan shalawat dari mereka adalahbacaan-bacaan mereka ini.

Disebutkan oleh Al-Haitamy dalam Ad-Dur Al-Mandhud {25/2dan 27/1), menyebutkan bahwa tujuan yang dimaksud (dalam shalawat-pen) hanya bisa diperoleh dengan salah satu dari bentuk-bentukshalawat yang datang dari hadits-hadits yang shahih.

FAEDAH KELIMA: Ketahuilah, bahwa tidak disyariatkanmenggabungkan bentuk-bentuk shalawat yang ada dalam satu bentuk.Demikian pula pada bacaan tasyahudyan tehh. lalu. Bahkan hal tersebutadalah bid’ah dalam agama. Karena yang sunnah adalah terkadangmembaca bentuk ini dan terkadang dengan bentuk lain. Sebagaimanadijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah tatkala membahas masalahtakbir ketika 2shalat ‘ied. Lihat Majmu (69/253/1).

FAEDAH KEENAM: Al-Allamah Shidiq Hasan dalam kitabnyaNuzulul Abrar Bil Ilmil Ma’tsur Minal Ad'iyah Wal Adzkar setelahmenyebutkan hadits-hadits yang banyak tentang keutamaan shalawatatas Nabi dan memperbanyakhal tersebut. Beliau mengatakan (hal.161):

a n

“Tidak diragukan lagi bahwa kaum muslimin yang paling banyakbershalawat atas Nabi adalah ahlul hadits dan para perawi yang suci.Karena di antara tanggung jawab mereka dalam ilmu ini adalah bershalawatatas beliau pada setiap permulaan hadits. Sehingga Usan-lisan mereka selalubasah dengan menyebut beliau Tidak ada satupun kitab dari kitab-kitab sunnah demikian pula kitab-kitab induk hadits -dengan beragarabentuk dari yang berbentuk jarni’, musnad, mu jam, juz, dan selainnya-melainkan telah mencakup ribuan hadits sampai-sampai kitab yang palingringkas bentuknya yakni Al-}ami’us Shaghir karya As-Suyuthy di dalamnyaterdapat 10.000 hadits. Maka kiaskanlah hal itu pada seluruh lembaran-lembaran Nabawiyah. Sehingga kelompok yang selamat, jamaah ahli haditsadalah manusia yang paling dekat dengan Rasulullah pada hari kiamatdan paling berbahagia dengan syafa’atnya. Tidak ada seorangpun yangmenyamai keutamaan ini kecuali orang yang mengamalkan amalan yang

Tunlunan Shalat Nabi 2 2 9

lebih afdhal (utama) dari amalan mereka, sedangkan selain orang ini tidaklain hanyalah bagai bubutpohon berduri. Maka wajib bagimu wahai pencarikebaikan dan pencari keselamatan! Hendaklah menjadi seorang muhadits(ahli hadits) atau setidak-tidaknya menjadi murid para muhadits, bila tidakmaka janganlah engkau menjadi... karena tidak ada pada selain hal itu satukebaikan maupun faedah yang akan kembali kepadamu.”

Saya katakan: “Aku meminta kepada Allah Tabaroka wa Taalaagar menjadikanku termasuk golongan ahlul hadits di mana merekaadalah orang yang paling berhak mendampingi Rasulullah semogasaja kitab ini termasuk yang menunjukkan hal itu. Semoga Allahjuga merahmati Imam Ahmad, yakni Imamus Sunnah yang telahmelantunkan bait syairnya:

“Agama Nabi Muhammad adalah atsar-atsarSebaik-baik kendaraan untuk pemuda adalah atsar-atsarJangan sekali-kali engkau membenci hadits dan ahlinyaKarena akal adalah malam dan hadits adalah siangTerkadang seorang pemuda itu bodoh terhadap atsar petunjukPadahal matahari terang benderang sinarnya."

Demikian pula beliau mensyari’atkan bagi mereka doa padatasyahud ini dan selainnya. Sabda beliau:

* j>-

-c! ^ P(: Jli fr“Jika kalian duduk pada setiap 2raka'at maka katakanlah, "Salamkesejahteraan bagi Allah... (kemudian beliau menyebutkannya hinggaakhir lalu bersabda:) kemudian hendaknya ia memilih doa yang iasuka i . 5 8 0

S 8 0

HR. An-Nasai. Ahmad, dan Ath-Thabrany dari jalan-jalan dari Ibnu Mas'ud. Lihattakhrijnya dalam Ash-Shahihah (8780 beserta penjelasan fiqihnya. Hadits ini jugamemiliki penguat dalam Mujma’uz Zawaid (2/142) dari hadits Ibnu Zubair.

Tu n t u n a n S h a h t N a b i2 3 0

B A N G K I T K E R A K A AT K E T I G A D A NK E E M P A T

Kemudian Nabi beralih ke raka’at ketiga sambil bertakbir *’dan beliau memerintahkannya kepada orang yang shalatnya salahdalam sabdanya:

^ * I

"Kemudian lakukan hal itu pada setiap kali ruku’ dan sujud.”Sebagaimana telah lainpenjelasannya”

Beliau bila bangkit dari duduk bertakbir dahulu kemudianberdiri. *^ Nabi mengangkat kedua tangannya^®** bersamaandengan takbir -sesekali-. Beliau bila hendak bangkit ke raka’at keempatbertakbir. *^ Dan memerintahkan hal itu kepada orang yang shalatnyasalah sebagaimana telah lalu penjelasannya.

Terkadang beliau mengangkat kedua tangannya ®^ bersamaandengan takbir. Kemudian beliau duduk dengan lurus di atas kaki kirinyahingga kembali masing-masing tulang ke tempatnya, baru setelah ituberdiri sambil bertumpu ke tanah.

Beliau melakukan 'ajn, yakni bertumpu dengan kedua tangan diatas tanah tatkala hendak berdiri. *’ Dan beliau membaca pada setiap duaraka’at terakhir ini dengan Al-Fatihah semata. Beliau memerintahkannyakepada orang yang shalatnya salah, dan terkadang beliau menambahkansetelahnya beberapa ayat pada Shalat Dhuhur yang telah di bahas dalambab Shalat Dhuhur.

5 8 6

$81 HR. Bukhar i Mus l im.

HR. Abu Ya'Ia dalam musnadnya (284/2) dengan sanad jayyid (bagus). Lihat takhrijnyadalam As/j-Shoh/hoh (604).HR. Bukhar i dan ^u Davvud.HR. Bukhar i dan Abu Dawud.

HR. Abu ‘Awanah dan Nasal dengan sanad shahih.HR. Bukhar i dan Abu Dawud.

HR. Al-Harby dalam Gharibul Hadts dan yang semakna dengannya riwayat Bukhari danAbu Dawud. Adapun hadits yang berbunyi, "Beliau melarang seorang yang bertumpu

5 8 2

$ 8 3

$ 8 4

$ 8 $

$ 8 6

5 8 7

TuntunanS/ ia la fNafr i 2 3 1

QUNUT NAZILAH PADA SHALAT LIMAW A K T U

Nabi bila hendak mendoakan kejelekan untuk seseorang ataumendoakan kebaikan untuk orang lain, beliau melakukan qunut ^ padarakaat terakhir setelah ruku. Yakni di saat beliau membaca:

"Allah maha mendengar hamba-Nya yang memuji-Nya, Ya AllahRobb kami bagi-Mulah segala bentuk pujian. 5 8 9

Di mana beliau menjahrkan lafadz doa qunut tersebutmengangkat kedua tangannya^^'kemudian di-amm-kan olehmakmumnya.

5 9 0 d a n

p a r a5 9 2

Beliau qunut pada shalat lima waktu seluruhnya.5 9 3 Akan tetapibeliau tidak melakukan demikian kecuali bila hendak mendoakankebaikan untuk suatu kaum atau kejelekan atas kaum yang lain,terkadang beliau berdoa:

5 9 4 D a n

4..V2.PJ *>LpJj 014=^ g U lc

C > ^

dengan tangannya tatkala bangkit dalam shalat" adalah hadits mungkar, tidak shahih.Sebagaimana telah aku terangkan dalam Adh-Dha'ifab (967).Qunut bila dimutlakkan memiliki banyak makna. dan yang dimaukan di sini adalah doadalam shalat pada tempat-tempat khusus ketika berdiri.HR. Bukhar i dan Ahmad.HR. Bukhar i dan Ahmad.HR. Bukhar i dan Ahmad.

HR. Abu Dawud dan Siraj. Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati Adz-Dzahabydan selainnyaHR. Abu Dawud, As-Siraj, dan Daruquthny dengan 2sanad hoson.HR. Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya (1/28/2) dan Al-Khathib dalam Kitabul Qunut

Tunlutmn Shalat Nabi

5 8 8

6 8 9

6 9 0

6 9 1

5 9 2

5 9 3

594

2 3 2

'Ya Allah, selamatkanlah Al-Walid bin Al-Walid, Salamah binHisyam, dan lyash bin Abi Rabiah. Ya Allah, kuatkanlah pijakan-Muatas BaniMudlar. Dan jadikanlah halitu berlangsungbertahun-tahunseperti tahun-tahunnya Yusuf. [Ya Allah, laknatlah suku Lahyan, Ro’l,Dzakwan, dan para ahli maksiat yang biasa durhaka kepada Allahdan Rasul-Nyaj.

Kemudian beliau bertakbir -setelah selesai dari qunut- lalu

5 9 5

5 9 6sujud.

QUNUT PADA SHALAT WITIR

Nabi ^qunut pada satu rakaat kadang-kadang.beliau melakukannya sebelum ruku. ^ Beliaupun mengajarkan kepadaAl-Hasan b in Al i

dalam shalat witir):

5 9 8 D a n

untuk mengucapkan (bila telah usai dari bacaan

s^JLal f111' a

dengan sanad s/)ahi7i.HR. Ahmad. Bukhari, dan tambahan milik Muslim.HR. Ahmad, Bukhari, dan tambahan milik Muslim.HR. An-Nasai. Ahmad, As-Siraj (109/1) dan Abu Ya'Ia dalam musnadnya dengan sanadyoyyid (bagus).HR. Ibnu Nashr dan Daruquthny dengan sanad sho/i/h.Kami mengatakan "kadang-kadang” karena para shahabat yang meriwayatkan haditstentang shalat witir tidak menyebutkan qunut di dalamnya. Kalau seandainya hal itudilakukan terus menerus oleh Nabi tentu mereka akan menukilkannya. Memangtelah diriwayatkan dari beliau Ubay bin Ka’ab saja. Sehtngga hal itu menunjukan bahwabeliau melakukannya terkadang saja. Dan di dalamnya terdapat dalil bahwa hal itu tidakwajib. Demikianlah pendapat mayoritas ulama, dan oleh karena inilah Al-MuhaqqiqIbnul Hummam dalam Fathul Qodir (1/306 dan 359 serta 360) mengakui bahwapendapat yang mewajibkannya adalah lemah karena tidak ditopang dengan dalil. Halini menunjukan keadilan beliau dan tidak fanatik karena pendapat yang beliau kuatkanberseberangan dengan madzhabnya.

5 9 5

5 9 6

5 9 7

598

5 9 9

2 3 3TunlunanSkolatNabi

'^3J j ^ - ^ 1 [ 3 .* J tiiL»l:>t S/ 3 l? j ^^ » . i

6 0 0»

JuJl

'Tfl Allah, berilah aku petunjuk ke jalan orang yang Engkau beripetunjuk. Berilah aku kesehatan sebagaimana orang yang Engkau berikesehatan. Jadikanlah aku termasuk jajaran wali-Mu. Berkahilah akudalam nikmat yang Engkau anugerahkan kepada kami. Lindungilahaku dari kejelekan apa yang Engkau tetapkan. [karenaj EngkaulahDzat yang menetapkan dan tidak ada yang mengatur-Mu. Tidakakan hina orang yang Engkau cintai [dan tidak akan mulia o r a n g

yang Engkau musuhi]. Maha barokah Engkau wahai Rabb kami lagiMaha Tinggi. [Tidak ada tempat berlindung dari-Mu melainkankepada-Mu). 6 0 )

6 0 0 HR. Ibnu Abi Syaibah (I2/4I/I), Abu Dawud, An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubra (218/1-2), Ahmad, Thabrany, Al-Baihaqi, dan Ibnu Asakir (4/244/2) dengan sanad shahih. IbnuMandah dalam At-Tauhid (70/2) meriwayatkan dari beliau doa semata dengan sanad lainyang hoson. Lihat takhrjnya dalam Al-lrwa’ (426).Catatan: An-Nasa’i menambahkan pada akhir qunut lafadz:

Sanadnya dha'if. Di-dho'if-kan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar, Al-Qosthalany, Az-Zarqony,dan selain mereka. Oleh karena itulah tidak kami cantumkan hal itu sebagaimanametode kami dalam menggabungkan tambahan-tambahan yang ada dalam rangka(berpedoman) dengan syarat kami yang tersebut dalam muqadimah kitab ini.

Al-lz bin Abdis Salam mengatakan dalam Fatawa (66/l-tahun 1962 H):“Tidaklah dibenarkanshalawat atas Nabi saatqunui, dan tidak selayaknya menambah-nambahi sesuatu pada bacaan shalawatatas Rasulullah

Dalam ucapan ini terdapat isyarat bahwa hal itu tidak ada ruang pada ucapantersebut bagi bid’ah hasanah. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh sebagian uiamamutaakhirin yang berpendapat demikian.

Kemudian aku meralat dan soya katakan sekarang: Sungguh telah tetap padahadits tentang Ubay bin Ka’ab ketika beliau mengimami manusia pada bulan ramadhan,beliau mengucapkan shalawat pada akhir qunut. Hal itu terjadi pada zaman kekhilafahanUmar. Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya (1.97) dan telah tetapatsar semisalnya dari Abi Halimah Mu’adz Al-Anshary di mana beliau juga mengimami

Tur t tunanShala lNab i2 3 4

TASYAHUD AKHIR DAN WAJIBNYAT A S Y A H U D

Kemudian duduk setelah menyempurnakan raka’at keempatuntuk tasyahud akhir, Nabi memerintahkan padanya sebagaimana yangbeliau perintahkan dalam tasyahud awal dan mengerjakan apa yangbeliau kerjakan pada tasyahud awal. Hanya saja beliau duduk denganposisi tawaruk'^^^yakni menempelkan bagian atas paha kirinya ketanah dan mengeluarkan kedua telapak kaki dari satu arah ^ sekaligusmenjadikan telapak kaki kiri di bawah paha dan betisnya.menegakkantelapakkakikanan ^ danterkadangmembentangkannya ® .Beliau meletakkan telapak tangan kirinya di atas lutut.^®’ Beliaupunmensyariatkan shalawat padanya sebagaimana hal itu disyariatkanpada tasyahud awal. Dan telah di sana penyebutan bentuk-bentuknyadalam pembahasan shalawat atas beliau

6 0 4 B e l i a u

manusia dijaman tersebut. Diriwayatkan oleh Isma'il Al-Qadhi (no. 107) dan selainnya.Maka tambahan tersebut disyari’atkan dengan dasar pengamalan salaf dan tidakselayaknya memutlakan bahwa hal tersebut bid'ah. Wallahu a’lam.Tambahan ini telah tsob/t dalam hadits. Sebagaimana dikatakan oleh Al-Hafidz dalamAl-Talkhis dan telah aku tahqiq dalam induk kitab ini. Hal tersebut luput dari ImamNawawi di mana beliau menyatakan dengan tejas dalam Raudhatut Thalibin (1/253cet. Maktab Al-lslami), b^hwa ,tan)bahan. tersebut berajal da/i ulama, sebagaimanatambahan mereka: " j I-* ’ ’ ( b a g i - M u l a h s e g a l apujian atas apa yang Engkau tetapkan. Aku meminta ampun dan bertaubat kepada-Mu).Tapi anehnya beliau mengatakan setelah beberapa baris., "Dan para ulama sepakat akankesalahan Abu Thayib yang mengingkari" cJaU V"(tidak akan mulia orang yangEngkau musuhi), padahal hal itu tetap dalam riwayat Al-6aihaqt. Wallahu a’lam.HR. Ibnu Khuzaimah (I/I 19/2) demikian pula Ibnu Abi Syaibah dan yang disebutkanbersama beliau dalam takhrij yang lalu.HR. Bukhari. Adapun pada shalat tsana’iyah (yang berjumlah 2raka’at) seperti shalatshubuh maka sunnahnya adalah duduk iftirasy sebagaimana telah lalu penjelasannya (hal156). Dengan rincian inilah Imam Ahmad berpendapat.

HR. Abu Dawud dan Al-Baihaqi dengan sanad s/iohi/i.HR. Musl im dan Abu ‘Awanah.

HR. Bukhari. Adapun pada shalat tsana'iyah seperti shalat shubuh maka sunnahnyaadalah duduk iftirasy sebagaimana telah lalu penjelasannya (hal 156). Dengan rincianinilah Imam Ahmad berpendapat.HR. Musl im dan Abu ‘Awanah.

6 0 1

6 0 2

6 0 3

6 0 4

6 0 S

6 0 6

6 0 7

Tunluiian Shalat Nabi 2 3 5

WAJIBNYA SHALAWAT ATAS NABI Rasulullah pernah mendengar seseorang yang berdoa dalam

shalatnya. Akan tetapi ia tidak memuji Allah dan bershalawat kepadaNabi-Nya Beliau berkata, “Orang ini telah tergesa-gesa.” Lainbeliaupun memanggilnya, lalu bersabda kepadanya serta yang lainnya:

* y ^ ^ 9 y A ^

p ^ 3 ) l C

‘Bila salah seorang di antara kalian shalat maka mulailah dengapujian-pujian kepada Rahbnya YangMaha Perkasa lagi Maha Agungkemudian bershalawat (dalam riwayat lain: hendaknya ia shalawat)kepada Nabi , lalu berdoalah sekehendaknya.

Dan beliau mendengar seseorang sedang shalat lalu iapunmemuliakan dan memuji Allah dan bershalawat atas Nabi , beliaupunb e r s a b d a :

n

6 0 8

"Berdoalah niscaya engkau akan dikabulkan, mintalah niscaya engkauakan d iber i . 6 0 9

6 0 3 HR. Musl im dan Abu ‘Awanah.

HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah (1/83/2), dan AI-Hakim. Beliaumenshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahaby. Dan ketahuilah bahwa haditsini menunjukan wajibnya shalawat atas beliau saat tasyahud karena adanya perintah;di antara yang berpendapat wajib adalah Imam Syafi’i, Ahmad dalam akhir riwayatkeduanya dan sebelum mereka sekelompok para shahabat dan selain mereka. Al-Ajurymengatakan dalam Asy-Syar/’oh (hal 415): “Barangsiapa yang tidak membaca shalawatpada tasyahud akhir hendaknya ia mengulangi shalatnya."

Oleh karena itulah siapa saja yang menisbahkan kepada Imam Syafi’i akankeganjilannya dalam menghukuminya wajib, maka dia tidak ins/iof (bersikap adil)sebagaimana dijelaskan Al-Faqih Al-Haitamy dari Ad-Dur Al-Mandlud As-ShalatSalam 'ala ShahibiMaqomilMahmud (\2-\6).

Tuntunan Shalat Nabi

6 0 9

w a s

2 3 6

WAJIBNYA MEMOHON PERL INDUNGAND A R I 4 P E R K A R A

Rasulullah ^bersabda:

^ ( ^ 19 '' ^

^JIJj L»j j*-> jJVprjj!

9 _

“Jika salah seorang di antara kalian telah selesai dari tasyahud[akhirjnya, hendaknya ia memohon perlindungan kepada Allahdari 4perkara [ia mengatakan: Ya Allah, aku berlindung kepada-Muj dari adzab jahannam, adzab kubunfitnah hidup dan mati, dandari kejelekan [fitnah] al-masih Dajjal.’ [Kemudian ia berdoa untukdirinya apa yang terlintas dalam hatinyaj.

Beliau ^biasa berdoa dengannya saat tasyahud.mengajarkan kepada para shahabat sebagaimana mengajarkan merekasurat Al-Qur’an.

6 1 0

611 D a n b e l i a u

6 1 2

D O A S E B E L U M S A L A M D A N M A C A M -

M A C A M L A F A D Z N Y A

Rasulullah ^berdoa dalam shalatnya^*^ dengan doa yangberagam. Terkadang membaca doa ini dan terkadang membaca yanglain. Beliaupun menetapkan doa-doa yang lain bahkan memerintahkan

6 1 0 HR. Nasal dengan sanad sho/iih.HR. Muslim, Abu ‘Awanah, Nasal, dan Ibnul Jarud dalam A/*A1un£oqo (27). Lihattakhrijnya dalam A/-/nvo’ (350).HR. Abu Dawud dan Ahmad dengan sanad shoh/h.HR. Musl im dan Abu 'Awanah

611

6 1 2

6 1 3

runfunun Shd/atNofri 2 3 7

orang yang shalat untuk memilih doa yang ia kehendaki.^*'* AntaraI a i n :

^ | 4 i ] i

Ldl

1 .

^-Xjl 4 _ L I 5

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur. Akuberlindung kepada-Mu dari fitnah Dajjal. Aku berlindung kepada-Mu darifitnah hidup dan mati. Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mudari halyang menyebabkan dosa ^ dan hutang.' 6 1 6

2 ,

r *

!X*J

6 1 4

Kami tidak mengatakan "pada tasyahudnya” karena demikianlah nash menyebutkandalam shalatnya tidak terbatas tasyahud atau selainnya. Sehingga mencakup setiap

tempat yang diperbolehkan untuk doa seperti sujud dan tasyahud. Bahkan bila adaperintah untuk berdoa di dalamnya sebagaimana telah lalu penjelasannya.HR. Bukhari Muslim. Al-Atsram mengatakan, “Aku bertanya kepada Ahmad: “Denganapa aku berdoa saat tosyohud?" beliau menjawab.“Sebagaimana yang ada dalam hadits”akupun berkata, “Bukankah Rasulullah bersabda, "...kemudian pilihlah doa yangia kehendakiV' beliau menjawab, “Maksudnya dia memilih doa-doa yang ada dalamhadits." Lalu akupun mengulangi lagi. Beliaupun tetap menjawab, “apa yang ada dalamhadits.” Hal ini dinukilkan oleh Ibnu Taimiyah dan dari tulisannya aku menukil dalam Al-Mtjjmu'fotowa (69/218/1) dan beliaupun membenarkan hal itu. Dan berkata, “Karenalam dalam “tUoJi ”mencakup doa yang dicintai Allah semata bukan seluruh jenis doa."hingga akhir ucapan beliau. Lalu beliau mengatakan. “Yang lebih baik dikatakan, kecualidoa yang telah disyari’atkan yang terdapat dalam hadits dan yang bermanfaat.”

Saya katakan: hal itu benar. Akan tetapi untuk mengetahui doa yang bermanfaattergantung pada ilmu yang benar. Yang demikian jarang dilaksanakan maka yang lebihutama adalah berhenti pada doa yang tersebut dalam hadits, terlebih lagi bila doatersebut mengandung hal yang dinginkannya, wallahu alam.Yakni setiap hal yang menyebabkan seseorang berbuat dosa atau dosa itu sendiri.Karena mashdar dapat menempati tempat isim. Demikian pula Maghrom yang dimaukandengannya adalah hutang dengan dalil keutuhan hadits: ‘Aisyah mengatakan adaseseorang yang bertanya kepada Nabi, “Kenapa anda sering sekali berlindung darihutang wahai Rasulullah? beliau menjawab: "Seseorong itu bila (terbelit) hutang, dia akanberkata dusta, dan jika berjanji diingkarinya.”

61$

6 1 6

Tiintunan Shalat Sabi 2 3 8

“Yfl Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang telahaku perbuat '' dan dari kejelekan yang [belum] aku perbuat! 6 1 8

3 .

”Ya Allah, hisablah (hitungan amalan -ed) aku dengan hisab yangm u d a h . ' 6 1 9

*■= ' ! ^9 ^ O' y ^9 y y

0. 1 .tilj t—4 ^ iSicCJis)

(iJJl4.l3 iiil ^ _ 5 3 3 )jjAaJi (3

^ o' ' y yy y y ^ y

killLwlj Jju (,iiJL.«lj ' y J j J l J l J

,dJ^3 tjl ^iiit-113,^4^ (_s^ lijjUJ (J3-^' J

34^44 siii iiu-13 ,juJ'yi o^ iLj^yy' * o o

4 .

SliJJl c U p

«Ji JLxj

^ y 9 ,

“Ya Allah, denganpcngetahuan-Muterhadaphalghaib dan kekuasaan-Mu atas makhluk. Biarkan aku hidup bila Engkau mengetahuikehidupan itu lebih baik bagiku. Matikanlah aku bila kematian itu

6 1 7 H R . B u k h a r i M u s l i m .

Yakni dari kejelekan apa yang aku kerjakan berupa keburukan-keburukan (dan darikejelekan amalan yang belum aku kerjakan) berupa kebaikan. Yaitu dari kejelekanmeninggalkan amalan tersebut.HR. An-Nasai dengan sanad shahih dan Ibnu Abi Ashim dalam kitab As-Sunnah (370dengan tahqiqku cetakan Maktab Al-lslami) dan tambahannya milik beliau.

6 1 8

6 1 9

Tunfunan Sfin/utNufri 2 3 9

lebih baik bagiku. Ya Allah, aku memohon perasaan takut kepada-Musaat bersendiran atau di tengah orangbanyak. Aku memohon kepada-Mu ucapan yang benar (dalam riwayat lain: hikmah), bersikap adildi saat marah dan ridha (senang), aku memohon kesederhanaan disaat fakir dan kaya. Aku meminta kepada-Mu kenikmatan yang abadidan penyejuk hati [yang tidak akan lenyap] tidak akan terputus. Akumemohon kelapangan hati setelah keputusan-Mu. Aku memohonkesejukan hidup setelah mati. Aku memohon kelezatan memandangwajah-Mu. [Aku memohon] rasa rindu untuk berjumpa dengan-Mudalam keadaan tidak tertimpa kesulitan ataufitnahyangmenyesatkan.Ya Allah, hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kamitermasuk orangyang memberi petunjuk lagi mendapat petunjuk!

5. Beliau mengajarkan Abu Bakr Ash-Shidiq untuk berdoa;

6 2 0

^ ^ J j i X i i ?0

0

> 9 S t

"Ya Allah, sesungguhnya aku telah banyak mendzalimi diriku dantidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Ampunilah akudengan pengampunan dari sisi-Mu. Engkaulah Dzat yang MahaPengampun lagi Maha Penyayang! 6 2 1

6. Beliaupun memerintahkan A’isyah untuk berdoa;

L i , J L p 4 i S ^

jaJlstLp

6 2 0 HR. Ahmad dan Al-Hakim. Beliau menshahihkann/a dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.i d e m .

6 2 1

2 4 0 Tuntunan ShalatNabi

t(jLflj jiULa U a d i j l j L a i , j L J 1■* a! ' ■* ^ ' T ^

(0*Xj-L I

"Apayangengkaubacadalam shalat?"'lamenjawab, “Akubertasyahudkemudian aku meminta kepada Allah surga dan berlindung darineraka. Demi Allah saya tidak paham dengan balk dandanah mudan dandanah Mu’adz. Beliau bersabda/'Seputar itulah dandanahk a m i .

6 2 3

6 2 4

8. Beliau mendengar seseorang membaca saat tasyahud:f

[l-ijji] (^L, -xyjj iiii uiiJbi^ ^ ^ ^ y ^ ^

jl l^iS^ *d - x L j J J j j l j .J i J J l

p . !

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, (dalam riwayat lain: denganAllah) [yang maha tunggal], tempat bergantung seluruh makhluk.Tidak beranak dan tidak diperanakan dan tidak ada seorangpun yangsetara dengan-Nya. Ampunilah dosa-dosaku. Engkaulah Dzat yangMaha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Lain ia bersabda, "Sungguhia telah diampuni, sungguh ia telah diampuni. 6 2 5

9. Beliaupun mendengar lelaki lain membaca saat tasyahud:

hij-j] 1 ^1S/ ,lx^\ Xu SL Xubi6 2 3 HR. Ahmad, Ath-Thoyalisi, Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, Ibnu fiajah, dan Hakim.

Beliau menshahihkann/a dan disepakati Adz-Dzahaby. Telah aku takhrij dalam Ash-Shahihah (1542).Yakni: Permasalahanmu yang samar atau ucapanmu yang lirth. “Dandanah” adalahseseorang berbicara dengan ucapan yang tidak d,apat dipahami walaupun terdengardengungannya. Sementara dhamir “U”pada ” ” kembali kepada ucapan. Yakniucapan kami hampir sama dengan ucapanmu.HR. Abu Dawud, ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah (1/87/1) dengan sanad shah/h.

6 2 4

6 2 5

Tunfunun S/ii>la(Ndtri2 4 2

,2Ji] [jjjbi ^;i] u j ^ ijilii .■ -

)

"Ya Allah, aku meminta kepada-Mu, karena hagi-Mulah segalapujian.Tidak ada sesembahan yang haq selain-Mu [satu-satunya, tidakada sekutu bagi-Mu], [Dzat yang Maha Memberi karunia]. WahaiPencipta langit dan bumi. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dankemuliaan. Wahai Dzat yang Maha Hidup lagi berdiri sendiri. [Akumeminta kepada-Mu] [surga dan aku berlindung dengan-Mu darineraka]!'

Maka Nabi pun bertanya kepada para shahabatnya, “Tahukahkalian dengan apa ia berdoa ?” Mereka menjawab, “Allah dan rasul-Nyayang lebih tahu. Beliau bersabda:

iOilli-S JLa] ,d✓ 1

jii jJlji»4^'1^3)y ^

L 5

“[Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya] sungguh ia telah berdoakepada Allah dengan nama-Nya yang agun^^^ (dalam riwayatlain: teragung). Di mana bila Dia dimintai dengannya pasti akandikabulkan dan bila diminta dengannya pasti Dia akan memberi.’ 6 2 7

6 2 6 HR. Abu Dawud, Nasai, Ahmad, dan Ibnu Khuzaimah. Dishahihkan oleh Adz-Dzahab/dan disepakati oleh Adz-Dzahaby.Di dalamnya terdapat towossuf dengan nama dan sifat Allah yang baik. Hal itusebagaimana diperintahkan dalam firman-Nya:”Bag/A//oh nama-nama yang baik makaberdoalah dengannycf (Qs. Al-A’raf, ayat 18). Adapun towossu/ dengan selainnya -sepertikedudukan, hak dan kehormatan- maka Abu Hanifah dan para muridnya menyatakankemakruhannya, dan bila dimutlakan maka menjadi haram. Akan tetapi amat disayangkankebanyakan orang -di dalamnya banyak pula para syaikh- berpaling dari towassu/ yangdisyari’atkan ini secara ijma'. Hampir-hampir engkau tidak mendengar sekurang darimereka ber-towassu/ dengannya bahkan mereka terus melestarikan towassu/ bid’ah -atau paling tidak diperselisihkan- dan terus menerus melakukannya seolah-olah tidakboleh dengan selainnya. Syaikhul Islam memiliki risalah yang bagus untuk topik ini yang

6 2 7

Tun lunpr tSha la lNab i 2 4 3

Dan akhir dari apa yang beliau baca antara tasyahud dan salamadalah:

C—dpi \S>y Laj jC.-*f ' ' " i -

>1 U3 ^ 3 ^ 11

* f

j| j*d^l c-dlLi t 'J -1 U ' .J

'^! %"Ya Allah, ampunilah apa-apa yang telah aku dahulukan, akuakhirkan, aku semhunyikan, dan yang aku tampakkan, serta apa-apa yang aku melampaui batas di dalamnya. Dan apa saja yangEngkau lebih tahu dariku. Engkaulah Dzatyang mendahulukan danmengakhirkan. Tidak ada sesembahan yang haq selain Engkau.

J

8 « *

6 2 8

M E N G U C A P K A N S A L A M

Kemudian Nabi ^memalingkan wajahnya ke arah kanan(dengan membaca):

a3JI

'Keselamatan atas kalian dan rahmat Allah

(hingga terlihat putih pipi beliau yang kanan) lalu ke arahkirinya:

bertajuk At Towossu/ wal Wasilah, silakan merujuk. karena sangat penting dan belumada karya yang paling baik dalam masalah ini selain kitab tersebut. Kemudian tulisansaya At-TawassulAnwa’uhu wa Ahkamuhu" telah dicetak 2kali. Hal ini juga penting dalamtopik dan uslubnya disertai dengan bantahan terhadap sebagian syubhat dari sebagiandoctor-doctor jaman ini. Semoga Allah memberi hidayah kepada kami dan merekaseluruhnya.HR. Abu Dawud, Nasai, Ahmad, Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Thabrany, dan IbnuMandah dalam At-Touhid (44/2, 67/!, dan 70/1-2) dengan sanad-sanad shahih.

6 2 8

Tun tunanSha la tNab i2 4 4

a U i

'Keselamatan dan rahmat A l lah atas ka l ian. ’

6 2 9(hingga terlihat putih pipi beliau yang kiri).Dan terkadang beliau menambahkan pada salam pertama dengan

lafadz:

"Serta berkah-Nya.

Beliau tatkala^alam ke arah kanan mengucapkan:“lii t e r k a d a n g b p l i a u m e n c u k u p k a n p a d a

salam ke arah kiri dengan mengucapkan “Terkadang pula beliau hanya salam sekali saja dengan

mengucapkan“(C^^menghadap depan, kemudian sedikitberpaling ke sisi kanan.

Para shahabat pernah mengisyaratkan dengan tangan-tanganmereka tatkala salam ke kanan dan ke kiri. Hal ini dilihat oleh Rasulullah

^maka beliaupun bersabda:

6 3 0

6 3 2

l i l

f ' ' ' e * * ' '■ * . > * *

“Kenapa kalian mengisyaratkan dengan tangan seperti ekor binatangliar?’' Bila salah seorang di antara kalian salam maka menolehlah

HR. Musl im dan Abu ‘Awanah.

HR. Muslim (582) semisalnya, Abu Dawud, Nasal, dan Tirmidzi. Beliaupunmenshahihkannya.HR. Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah (1/87/2) dengan sanad shahih. Dishahihkan olehAbdul Haq dalam Ahkam (56/2), An-Nawawi dan Al-Hafidz Ibnu Hajar. Diriwayatkanpula oleh Abdur Razzaq dalam Mushano/’(2/2l9), Abu Ya'Ia dalam Musnadnya (3/1252)Ath-Thabrany dalam Al-Kabir (3/67/2) dan Al-Ausath (1/2600/2), dan Daruquthny darijalan lain, serta Abdur Razzaq (2/219).HR. Nasal, Ahmad, dan As-Siraj dengan sanad shofiih.HR. Ibnu Khuzaimah, Al-Baihaqi, Adh-Dhiya’ dalam Al-Mukhtarah, Abdul Ghany Al-Maqdisy dalam As-Sunon (243/1) dengan sanad shahih, Ahmad, Thabrany dalam AMusoth

6 2 9

6 3 0

6 3 1

6 3 2

6 3 3

Tuntunan Sholot Nabi 2 4 5

ke arah kanannya dan tidak perlu dengan mengisyaratkan dengantangan.”

Maka para shahabat pun tidak melakukannya lagi tatkala shalatb e r s a m a b e l i a u

Dalam riwayat lain disebutkan:

Lo-)l

(32/2 dari Zawaid A! Mu’jamin), Al-Baihaqi, dan Al-Hakim. Beliau menshahihkannyadan disepakati o!eh Adz-Dzahaby dan Ibnul Mulaqin (29/1). Lihat takhrijnya dalam Al-Irwa’ di bawah hadits (327).*Tambahan dari penta’Iiq:Hadits tentang masalah ini datang dari 6shahabat ditambah mursal Al-Hasan:I. Sa'ad bin Abi Waqash

Haditsnya syadz (ganjil), Abdul Aziz Ad-Darawardy menyelisihi Abdullah binMubarak. Muhammad bin Amr dan Bisyr bin As-Sany ketiganya meriwayatkan dengan2salam. Lihat: Ath-Thahawy 1/267. Ibnu Hibban (1992), Ahmad 1/180 dan Ibnu Majah.Mereka bertiga juga dikuatkan oieh Huffadh lainnya. Lihat Ahmad 1/186, Abu Ya’Ia(801), Muslim (582).2. Aisyah

Yang shahih adaiah mauquf, sebagaimana yang dinyatakan oleh At-Tirmidzi, AbuHatim, Al-Bazzar. Ad-Daruquthny, Al-Baihaqi. dan Ibnu Abdil Barr. Riwayat marfu'syodz atas Zubair bin Muhammad. Lihat: At-To/kh/s 1/271 dan Nashbor Rooyoh 1/433.3. Sahl bin Sa'd As-sa'idy .

Disanadnya ada Abdul Muhaimin bin Abbas, An-Nasa’iy berkata, "Matruk".Lihat Ibnu Majah (918) dan Ad-Daruquthny 1/359.4. Salamah bin Akwa’

Disanadnya ada Yahya bin Rasyid Al-Bashary. Ibnu Ma'in berkata,“Loiso bi syai'".5 . A n a s b i n M a l i k -

Yang shahih adaiah mauquf, Abdul Majid Ats-Tsaqafi meriwayatkan secara marfu’(Al-Baihaqi 2/179), diselisihi oleh Abu Khalid Al-Ahmar (Ibnu Abi Syaibah 1/301) danAbdullah bin Bakr (Ibnul Mundzir(l546)) keduanya meriwayatkan secara mauquf6. Samurah bin jundub

Disanadnya ada 2iliah, yaitu: Rouh bin Atha' bin Maimunah, Tarakahu Yahya’Ahmad berkata, "Munkarul Hadits". Al-Hasan tidak mendengar dari Samurah kecualihadits tentang aqiqah. Lihat: Ad-Daruquthny 1/358 dan Al-Baihaqi l/l79./VIurso/ Al-Hasan Al-Bashry (termasuk adl’afil marasil/mursal yang paling lemah ~ed)Disanadnya ada Iillah: yaitu As-Shalt bin Dinar “motruk'’. Lihat Abdur Razzaq (3145)

Ada jalan lain tapi disanadnya ada Rabi' bin Shubaih dan dia dha'if Lihat IbnuAbi Syaibah 1/300-301. Khulashahnya adaiah Al-lmam A!-Uqaily berkata, “Tidak adasatupun hadits yang shahih tentang salam satu kali.An-Nawawi juga menegaskan, “Tidak ada tentang salam yang hanya sekali hadits yangtsobit. Lihat At-To/kh/s 1/270 dan NoshburRoyo/i 1/433.

. b - -

TunlunanShalatNabi 2 4 6

IJ

“Cukuplah salah seorang di antara kalian meletakkan tangannya diatas paha kemudian ia salam kepada temannya yang ada di sampingkanan dan kirinya! 6 3 4

WAJIBNYA SALAM

Nabi bersabda:

"Dan yang menjadikan kembali halal (ketika shalat) adalahmengucapkan salam. 6 3 5

6 3 4

Jamak dari “Syomus” yakni sekelompok hewan yang tidak tetap karena liarnya.HR. Muslim. Abu ‘Awanah, As-Siraj, Ibnu Khuzaimah. dan Ath-Thabrany.Catalan: hadits ini telah dirubah oleh Al-lbadliyah. Pemimpin mereka meriwayatkannyadalam Musnad yang tidak dikenal. dengan lafadz lain. Untuk dijadikan dalil bathilnya-menurut mereka- shalat dengan mengangkat tangan saat takbir. Di antara merekaadalah As-Siyaby yang telah terbantah pada muqadimah, dan lafadz mereka bathil. Lihatpenjelasannya dalam Adh-Dha'if ah (6044).

6 3 5

Tmlunan Shalat Nabi 2 4 7

P E N U T U P

Tata cara shalat Nabi yang dijelaskan dalam kitab ini, hukumnyasama baik untuk laki-laki maupun wanita dan tidak didapati dalam As-Sunnah pengecualian wanita pada sebagian tata cara shalatnya. Bahkans a b d a N a b i

“Shalatlah kalian sebagimana kalian melihat aku shalat.” (HR.Bukhari)

(hadits di atas) berlaku umum mencakup kaum wanita pula.Ibrahim An-Nakh’i mengatakan:

'Wanita mengerjakan shalat sebagaimana lelaki mengerjakannya!

Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah (1/25/2) dengan sanad shahihdari Nabi

Sementara hadits tentang sujud wanita harus merapatkantangannya ke lambung sehingga berbeda dengan laki-laki adalah haditsmursal, tidak dapat dijadikan hujjah. Lihat takhrijnya dalam Adh-Dhaifah (2652).

Adapun afsaryang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Mflsa’//,

Tuntunttn shalat Nabi 2 4 8

karya anaknya, Abdullah, halaman 71 dari Ibnu Umar bahwa beliaumemerintahkan istri-istrinya untuk duduk dengan kaki bersilang dibawah paha saat shalat, tidaklah shahih sanadnya, di dalamnya terdapatrawi bernama Abdullah bin Al-Amry, dia rawi yang dha'if (lemah).

Al-Imam Al-Bukhari dalam At-Tarikh Ash-Shaghir (hal 95)meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ummu Darda:

“Bahwa beliau duduk saat shalat sebagaimana duduknya laki-lakidan beliau adalah wanitayangfaqih (ahli fiqih)."

Demikianlah akhir dari risalah yang dimudahkan pengumpulannya mengenai “Sifat Shalat Nabi ^dari Takbir hingga Salam” ini.Saya mengharap kepada Allah agar menjadikannya sebagai amal yangikhlas, hanya mengharap wajah-Nya yang mulia dan menjadi petunjukpada Sunnah Nabi-Nya yang santun lagi penyayang.

Tunlunan Shalat Nttbi 2 4 9

D A F T A R P U S T A K A

AL-QUR’ANAl-Qur'an Al-Karim, Al-Maktab Al-Islami

K I T A B T A F S I R

Ibnu Katsir (701-774), Tafsiru Al-Quraani Al-'Azhim, MushthafaMuhammad, 1365 H.

K I T A B H A D I T S

Malik bin Anas (93-179), Al-Muwaththa', Daru’Ihya'i Al-Kutubi Al-Arabiyyah, 1343

Ibnu Al-Mubarak: Abdullah (118-181), Az-2u/id, kitab ini terbit di Indiatahqiq dari Habiburahman Al-A'zhami.

Muhammad bin Al-Hasan Asy-Syaibani (131-189), Al-Muwaththa \Al-Mushthafa'i, 1297.

Ath-Thayalisi (124-204), Al-Musnad, Dairatu Al-Maarif, Haidara abadAd-Dukn, 1321.

Abdurrazaq bin Hammam (126-211), tulisan tangan.Al-Humaidi: Abdullah bin Az-Zubair (...-219), Ai-Musnad, kitab ini

terbit di India tahqiq dari Habiburahman Al-A' zhami.Muhammad bin Sa’ad (168-230), Ath-Thabaqat Al-Kubra, terbitan

Eropa.Yahya bin Ma’in (...-233), Tarikhu A-Rijal wa Al-‘Ilal, tulisan tangan.Ahmad bin Hanbal (164-241), Al-Musnad, Al-Maimaniyyah, 1313, dan

Al -Maar i f , 1365 .

Ibnu Abi Syaibah bin Abdullah bin Muhammad Abu Bakr (...-235), Al-Mushanaf, tulisan tangan.

TuntunuRSAalatNabi2 5 0

Ibnu Rahawaih, Ishaq bin Ibrahim (166-238), Al-Musnad, tulisanlangan.

Ad-Darimi (181-255), A5-5wna?3, Al-I’tidal, Damsyiq, 1349.Al-Bukhari (194-256), Al-Jami’u Ash-Shahih, Al-Bahiyyah Al-Mishriyyah,

Mesir dengan kitab syarahnya Fathu Al-Bari, 1348.■Al-Bukhari (194-256), Al~Adabu Al-Mufrad, Al-Khalili. India. 1306.Al-Bukhari (194-256), Khuluqu Afdli Ai-’Ibad, Al-Anshar, India.Al-Bukhari (194-256), At-Tarikhu Ash-Shaghir, India.Al-Bukhari (194-256), fuz’u AbQira’ah.

Abu Dawud (202-275), As-Sunan, At-Taziyah, 1349.Abu Dawud, Al-Marasil, Yayasan Ar-Risalah.Muslim (204-261), Ash-Shahih, Muhammad ‘Ali Shabih.

Ibnu Majah (209-273), As-Sunati, At-Taziyah, 1349.At-Tirmidzi (209-279), As-Sunan, Al-Halabi, diberi catatan oleh Ahmad

Syakir, 1356.At-Tirmidzi (209-279), Asy-Syama'il, (dengan dua syarahnya, yaitu oleh

Ali Qari dan Abdu Ar-Ra’uf Al-Munawi), Al-Adabiyyah, Mesir, 1317. Dan sayaringkas kitab terscbut dengan nama Talkhish Asy-Syama’il.

Al-Harits bin Abi Usamah (176-282), Al-Musnad-Zawa’iduhu, tulisantangan .

Abu Ishaq Al-Harbi: Ibrahim bin Ishaq (198-285), Gharibu Al-Hadits,tulisan tangan. Ada lima jilid, namun dicetak menjadi 3jilid.

Al-Bazaar: Abu Bakr Ahmad bin Amr Al-Bashri (...-292), Al-Musnad-Z a w a ’ i d u h u .

Muhammad bin Nashr (202-294), Qiyamu Al-Lail, Rafatu Am. Lahore,1 3 2 0 .

Ibnu Khuzaimah (223-311), Ash-Shahih, fotocopy, kemudian dicetak diA l - M a k t a b A l - I s l a m i .

An-Nasa’i (225-303), As-Sunan -Al-Mujtaba, Al-Maimaniyyah.An-Nasa’i(225-303), As-Sunanu Al-Kubra, tulisan tangan, namun telah

dicetak di India 2juz.Al-Qasim As-Sirqisthi (255-302), Gharibu Al-Hadits, disebut juga Ad-

Dala’il, tulisan tangan.Ibnu Al-Jarud (...-307), Al-Muntaqa, Mesir.Abu Ya’la Al-Maushili (...-307), Al-Musnad, tulisan tangan yang

difotocopy, namun sebagiannya dicetak sebanyak 12 jilid.

Tur i lUf t i inSfi i iJdtNi i i i 2 5 1

Ar-Ruyani Muhammad bin Harun (...-307), Al-Musnad, tulisan tangan.As-Siraj Abu Al-Abbas Muhammad bin Ishaq (216-313), Al-Musnad,

beberapa bagian hanya terdapat di perpustakaan Azh-Zhahiriyyah.Abu'Awanah .-316), Ash-Shahih, Jam’iyyah Da’irati Al-Ma’arif, Haidara

abad Ad-Dukn, 1362.

Ibnu Abi Dawud Abdullah bin Sulaiman (230-316), Al-Mashahif tulisantangan. Kitab ini dicetak dengan tahqiq dari beberapa orang orientalis.

Ath-Thahawi (239-321), Syarhu Ma’ani Al-Atsar, Al-Mushthafai, India,1 3 0 0 .

Ath-lhahawi (239-321), Musykilu Al-Atsar, Daru Al-Ma’arif, India,1 3 3 3 .

‘Uqaili Muhammad bin Amr (...-322), Adh-Dhu’afa’u, tulisan tangan,namun telah dicetak di Beirut.

■-Ibnu Abi Hatim (240-327), 'Ilalu Al-Hadits, As-Salafiyyah, Mesir, 1343.Ibnu Abi Hatim (240-327), Al-Jarhu wa At-Ta’dil, India.

Abu Ja’far Al-Bukhari Muhammad bin ‘Amr Ar-razzaz (...-329), Al-Amali, tulisan tangan.

Abu Sa’id bin Al-A'rabi Ahmad bin Ziyad (246-340), Al-Mu'jam, tulisantangan.

Ibnu As-Sammak ‘Ustman bin Ahmad (...-344), Haditsuhu, tulisantangan .

Abu Al-‘Abbas Al-Asham Muhammad bin Ya’qub (247-346), Haditsuhu,tulisan tangan.

Ibnu Hibban (...-354), Ash-Shahih Al-Ihsan, Daru Al-Ma’arif, Mesir danDaru Kutub Al-‘Ilmiyyah, Libanon.

Ath-Thabarani (260-360), Al-Mu'jamu Ash-Shaghir, Al-Ashari, delhi.1 3 1 1 .

Ath-Thabarani (260-360), Al-Mu 'jamu Al-Kabir, beberapa jilid dari kitabtersebut terdapat di perpustakaan Azh-Zhairiyyah, Mesir, namun telah dicetaksecara lengkap, kecuali beberapa juz saja, dengan tahqiq dari Al-Fadhil HamdiAbdu Al-Majid As-Salafi.

Ath-lTiabarani (260-360), Al-Mu'jam Al-Ausath mina Al-Jam’i hainahuwa bainaAsh Shaghir, tulisan tangan.

Abu Bakr Al-Ajiri (...-360), Al-Arba‘in, tulisan tangan namun kemudiandicetak di Kuwait dan ‘Amman.

Abu Bakr Al-Ajiri (...-360), Adabu Hamlati Al-Qur’an, tulisan tangannamun kemudian dicetak di Mesir dan Saudi Arabia.

Ibnu As-Sunni (...-364), Amalu Al-Yaumi wa Al-Lailah, Da’iratu Al-Ma’arif, India, 1315.

TuntunanShalatNabi 2 5 2

Abu Asy-Syaikh Ibnu Hayyan (274-369), 'fhahaqalu Al-Ashbahaniyyin,tulisan tangan.

Abu Asy-Syaikh Ibnu Hayyan (274-369), Ma Rawahu Abu Az-Zubair 'artGhairi Jabir, tulisan tangan.

Abu Asy-Syaikh Ibnu Hayyan (274-369), Akhlaqu An-Nabi Shallaahu‘Alaihi wa sallam, Mesir.

Ad-Daraquthni (306-385), As-Sunan, India.Al-Khatabi (317-388), Ma’alimu As-Sunan, Ansharu As-Sunnah, Mesir.

Al-Mukhlish (305-393), Al-FawaHd, tulisan tangan di perpustakaan Azh-Zhahariyyah.

Ibnu Mandah Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ishaq (316-395), At-Tauhidwa Ma’rifatu Asma’i Allahi Ta’ala, tulisan tangan. Jilid pertama dan kedua darikitab ini telah terbit.

Al-Hakim (320-405), Al-Mustadrak, Da’iratul Al-Ma’arif, 1340.

Tamam Ar-Razi (330-414), Al-Fawa‘id, (tulisan tangan di Azh-Zhahiriyyah). Dua naskah dari sebagian kitab tersebut ada di perpustakaan Azh-Zhahiriyyah. Naskah pertama telah terbit.

As-Sahmi Hamzah bin Yusuf Al-Jurjani (...-427), Tarikhu Jurjan. Kitabini telah terbit.

Abu Nu’aim (336-430), Akhbaru Ashbahan, terbitan Eropa.Ibnu Basyran (339-430), Al-Amali, (tulisan tangan di Azh-Zhahiriyyah

paling banyak didapati juz-juznya).Al-Paihaqi (384-458), As-Sunan Al-Kubra, Da’iratu Al-Ma’arif, 1352.Al-Baihaqi (384-458), Dala'ilu An-Nubuwwah, (tulisan tangan di

perpustakaan Ahmadiyyah), Halab.Ibnu ‘Abdi AI-Barr (368-463), Jami ’u Al- ' I lmi wa Fadhl ih i , Al -

Muniriyyah.Ibnu Mandah Abu AI-Qasim (381-470), Ar-Raddu Ala man Yanfi Al-

Harfa min Al-Qur'an. (tulisan tangan di Azh-Zhahiriyyah), Damsyiq.Al-Baji (403-477), Syarhu Al-Muwaththa\ Kitab ini telah terbit.‘Abdu Al-Haq Isybili (510-581), Al-Ahkamu Al-Kubra, (tulisan tangan),

namun ternyata judul kitab tersebut Al-Ahkam Al-Wustha.‘Abdu Al-Haq Asy-Syibili (510-581), At-Tahajjud, (tulisan tangan).Ibnu Al-Jauzi (510-581), At-Tahqiq Ala Masa’il At-Ta'liq, (tulisan tangan),

Kitab pertama telah terbit dengan tahqiq dari Ahmad Syakir, kemudian kitabpertama dan kedua -yang merupakan separuh dari keseluruhan kitab- dengantahqiq dari Dr. Amir Hasan Shabari, Al-Maktabah Al-Haditsah Al-Imaratu Al‘Arabiyyatu Al Muttahidah.

luntunan Sfia/dl NdSi 2 5 3

Abu Hafash Al-Mu’addib ‘Umar bin Muhammad (516-607), Al-Muntaqamin Amali Abi Al-Qasim As-Samarqandi, (tuliasn tangan).

Abdu Al-Ghani bin ‘Abdi Al-Wahid Al-Maqdisi (541-600), As-Sunan,(tulisan tangan).

Adh-Dhiya’ Al-Maqdisi (569-643), Al-Ahaditsu Al-Mukhtarah, (tulisantangan di Azh-Zhahiriyyah terdapat beberapa jilid), Damsyiq.

Adh-Dhiya’ Al-Maqdisi (569-643), Al-Muntaqa min Al-Ahaditsi Ash-Shihah wa Al-Hisan, (tulisan tangan).

Adh-Dhiya’ Al-Maqdisi (569-643), Juz’un fi Fadhli Al-Haditsi wa Ahlihi,(tulisan tangan).

Al-Mundziri (581-656), At-Targhib wa At-Tarhib, Al-Muniriyyah, Mesir.Az-Zaila’i (...-762), Nashbu Ar-Rayah, Daru Al-Ma'mun, Mesir, 1357.Ibnu Katsir (701-774), Jami’u Al-Masanid, (tulisan tangan).Ibnu al-Mulaqqin: Abu Hafash ‘Umar bin Abi Al-Hasan (723-804),

Khulashatu Al-Badri Al-Munir, (tulisan tangan). Kitab pertama dar keseluruhankitab ini telah terbit dengan tahqiq dari saudara Hamdi As-Salafi.

Al-‘Iraqi (725-806), Takhriju Al-Ihya, Al-Halabi, Mesir, 1346.Al-‘Iraqi (725-806), Tharhu At-Tatsrib, Jam’iyyatu An-Nasyr wa At-Ta’lifi

Al-Azhariyyah, Mesir, 1353.Al-Haitsami (735-807), Majmau Az-Zawa-id, Al-Qudsi, 1253..... Mawaridu Azh-Zham’ani ji Zawa’idi Ibni Hibban, Muhibbu Ad-Din

A l - K h a t i b .

.... Zawa’idu Al-Mujami Ash-Shaghir wa Al-Ausathi Li Ath-Ihabarani,(tulisan tangan).

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani (773-852), Takhriju Ahaditsi Al-Hidayah, India.Ibnu Hajar Al-‘AsqaIani (773-852), At-Talkhishu al-Habir, Al-

Muniri)yah.

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani (773-852), Fathu Al-Baii, Al-Bahiyyah.Ibnu Hajar Al-‘Asqalani (773-852), Al-Ahaditsu Al-‘Aliyat, (tulisan

tangan).As-Suyuthi (849-911), Al-Jami-u Al-Kabir, (tulisan tangan)._ 'Ali Al-Qari (...-1014), Al-Haditsu Al-Maudhuah, Istambul

Al-Munawi (952-1031), Faidhu Al-Qadir Syarhu Al-Jami'i Ash-Shaghir,M u s h t a f a M u h a m m a d .

Az-Zarqani (1055-1122), Syarhu Al-Mawahibi Ad-Diniyyah, Mesir.Asy-Syaukani (1171-1250), Al-Fawa’idu Al-Majmu'atu fi Al-Ahaditsi Al

Maudhu’ah, Ind ia .

Tu n t u n a n S h a l a l N a b i2 5 4

‘Abdu Al-Hayyi Al-Luknawi (1264-1304), At-Ta’liqu Al-Mumajjad AlaMuwaththa’ Muhammad, Al-Mushthafa’i, 1297.

.... Al-Atsaru Al-Marfuatufi Al-Akhbari Al-Maudhu'ah, India.

Muhammad bin sa’id Al-Halabi, Musalsalatuhu, (tulisan tangan).Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Takhriju Shifati Ash-Shalah, asal

buku ini .

Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Irwa’ Al-Ghalil fi Takhriji ManariAs-Sabil, telah terbit dalam 8jilid.

Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Shahih AbiDawud, belum selesai.

Muhammad Nashiruddin Al-Albani, At-Ta’liq Ala Ahkami Abdi Al-Haq,belum selesai.

Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Takhriju Al-ahaditsi Syarhi Al-Aqidati Ath-Jhahawiyyah, Al-Maktab Al-Islami.

Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Silsilatu Al-Ahadtsi Adh-Dha’ifah,jilid l,jilid6danjilid 12, Al-Maktab Al-Islami.

Muhammad Nashiruddin AI-Albani, Al-Ahaditsu Ash-Shahihah, jilid 2,jilid 4dan jilid 6

Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Tahdziru As-Sajid min IttikhadziAl-Quburi Masajid.

Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Ahkamu Al-Jana’iz M>a Bida’uha.

Muhammad Nashiruddin Al-AIbani, Tamam Al-Minnah fi Ta'liq AlaFiqhi As-Sutmah.

Muhammad Nash i rudd in A l -A lban i , A t -Tawassu l Anwa’uhu waA h k a m u h .

K ITAB-K ITAB F IQHMalik bin Anas (93-179), Al-Mudawwanah (Madzhab Malik), As-Sa’adah,

1 3 2 3 .

Asy-Syafi’i (150-204), Al-Umm (Madzhab Syafi’i), Al-Amiriyyah, 1321.Al-Marwazi: Ishaq bin Manshur (...-251), Mas’ilu Al-lmam Ahmad wa

Ishaq bin Rahawaih, (tuisan tangan).Ibnu Hani: Ibrahim An-Naisaburi (...-265), Masa’ilu Al-Imam Ahmad,

(tulisan tangan).Al-Muzani (175-264), Mukhtasharu Fiqhi Asy-Syafi’i, catatan pinggir dari

k i t ab A l -Umm.

Abu DAwud (202-275), Masa’ilu Al-Imam Ahmad, (Madzhab Hanbali)A l -Mannar, 1353 .

Abdullah bin Al-Imam Ahmad (203-290), Masa’ilu Al-Imam Ahmad,

TuntununSkalatNabi 2 5 5

(tulisan tangan).Ibnu Hazm (384-456), Al-Muhalla (Fiqih Madzhab Zhahiri), Al-

Muniriyyah.Al Qadhi ‘lyadh (476-544), (Madzhab Maliki) A11’lamu hi Hududi Qawa

'idi Al -Islam, Ar Ribath.

Al-Izzi bin Abdi As-Salam (578-660), Al-Fatawa, (tulisan tangan).An-Nawawi (631-676), Al-Majmu’ Syarhu Al-Muhadzdzab (Madzhab

Syafi’i), Al-Muniriyyah..., Raudhatu Ath-7halibin, Madzhab Syafi’i), Al-Maktab Al-IslamiIbnu Taimiyyah (691-728), Al-Fatawa (tak bermadzhab), Farju Ad-Din

A l - K a r d i .

Ibnu Taimiyyah (691-728), Min Kalamin Lahufi At-Takbiri fi Ai-'idainwa Ghairihy (tulisan tangan).

Ibnu Al-Qayyim (691-751), Vlamu Al-Muqi’in, (tak bermadzhab),.As-Subuki (683-756), Al-Fatawa, (Madzhab Syafi’i).Ibnu Al-Hamam (790-869), Fathu Al-Qadir, Madzhab Hanafi, Bulaq.Ibnu Abdi Al Hadi: Yusuf (840-909), Irsyadu As-Salik, Madzhab Hanbali,

(tulisan tangan).Ibnu Abdi Al Hadi: Yusuf (840-909), Al Furu', Madzhab Hanbali

As-Suyuthi (849-911), Al-Hawi Li Al-Fatawa, Madzhab Syafi’i, Al-Qudsi.Ibnu Najim Al-Mashri (...-970), Al-Bahru Ar-Ra’iq, (Madzhab Hanafi),

Al-Tlmiyyah.Asy-Sya’rani (898-973), Al-Mizan, berdasarkan empat madzhab.Al-Haitami (909-973), Ad-Durru Al-Mandhud fi Ash-Shalati wa As-

Salami ‘ala Shahibi Al-Maqami Al-Mahmud, (ulisan tangan).Al-Hatami (909-973), Asma Al-Muthalib, (tulisan tangan).Waliyyu Allah Ad-Dahlawi (1110-1176), Hujjatu Ailahi Al-Balighah, Al-

Muniriyyah, (tidak bermadzah).Ibnu Abidin (1151-1203), Al-Hasyiyah 'ala Ad-Durri Al-Mukhtar,

(Madzhab Hanafi), Istambul.Ibnu Abidin (1151-1203), Hasyiyah ‘ala Al-Bahri Ar-Ra’iq. (Madzhab

Hanafi)

Ibnu’Abidin (1151-1203), Rasmu Al-Mufii, (Madzhab Hanafi).Abdu Al-Hayyi Al-Luknawi (1264-1304), Imamu Al-Kalam fima

Yata’allaqu bi Al-Qira’ah Khalfa Al-Imam, (tak bermadzhab), Al-Baladi, India.Abdu Al-Hayyi Al Luknawi (1264-1304), An-Nafi'u Al-Kabir Liman

TuntunanSha la lSab i2 5 6

Yuthali’u Al-Jami’i Ash-Shaghir, Al-Yusufi, India, 1349.

K I T A B - K I T A B S I R A H

Ibnu Abi Hatim: ‘abdurrahman (240-327). Taqdimatu Al-Marifah LiKitabi wa At-Ta’dil, India.

Ibnu Hibban (...-354), Ats-Tsiqat, (tulisan tangan),kemudian diterbitkandi india.

Ibnu ‘Adi (277-365) Al-Kamil, (tulisan tangan), kemudian diterbitkan diB e i r u t .

Abu Nu’aim (336-430), Hilyatu Al-Auliya\ As-Sa’adah, Mesir, 1349.Al-khatib Al-Baghdadi (392-463), Tarikhu Baghdad, As-Sa’adah. Mesir.Ibnu ‘Abdi Al-Barr (368-463), Al~Intiqa’u fi Fadha’ili Al-Fuqaha'i.Ibnu Asakir (499-571), Tarikhu Datnsyiq, (tulisan tangan);dan telah

diterbitkan beberapa juz dari kitab tersebut di Damsyiq.Ibnu Al-Jauji (508-597), Mamqabu Al-Imam Ahmad.Ibnu Al-Qayyim (691 -775), Zadu Al-Ma'ad, Shabih, 1353.

Abdu Al-Qadir Al-Qirasyi (696-775), Al-Jawahiru Al-Madhiyyah, India.Ibnu Rajab Al-Hanbali (736-795), Dzailu Al-Thabaqat, Mesir.‘Abdu Al-Hayyi Al-Luknawi (1264-1304), Al-Fawa’idu Al-Bahiyyah fi

Tarajimi Al-Hanafiyyah, As-Sa’adah. 1342.

K A M U S - i C A M U S

Ibnu Al-Atsir (544-606), An-Nihayah fi Gharibi Al-Hadits wa Al-Atsar,Al-‘Utsamaniyyah, Mesir ,1311.

Ibnu Manzhur (630-711), Lisanu Al-’arab, Dam Shadir, Beirut, 1 9 5 5M .

Al-Fairuz Abadi (729-817), Al-Qamus Al-Muhith, Edisi III, 1353.Beberapa ulama masa kini, Al-Mu’jamu Al-Wasith.

KITAB-KITAB USHUL FIQHIbnu Hazm (384-456), fi Ushuli Al-Ahkam, As-Sa’adah, 1345.As-Subuki (683-856), Ma’na Qauli Asy-Syafi'i Al-Mathlabi idza Shahha

Al-Hadits Fahuwa Madzahabi. (dari kumpulan Ar-Rasa’il), Al-Muniriyyah.Ibnu Al-Qayyim (691-8156), Bada’i’u Al-Fawa’id, Al-Muniriyyah.Waliyyu Allah Ad-Dahlawi (1110-1176), ‘Aqdu Al-jayyid fi Ahkamiu Al-

Ijtihad wa At-Taqlid, India.Al-Fulani (1166-1218), Iqazhu Al-Himam, Al-Muniriyyah.

r u n t u n a t t S h o / a f N a i i 2 5 7

Az-Zarqa Asy-Syaikh Musthafa (ulama masa kini), Al-Madkhalila ‘IlmiUshuli Al-Fiqh.

K I T A B - K I T A B D Z I K I R

Isma’il Al-Qadhi Al-Jahdhimi (199-282), Fadhlu Ash-Shalati ‘alan-Nabishallallaahu'Alaihi wa sallam (dengan tahqiq dari saya), Al-Maktab Islami.

Ibnu Al-Qayyim (691-751), Jala’u Ai-Afham fi Ash-Shalati 'ala Khairi Al-Anam, Al-Muniriyyah.

Shadiq Hasan Khan (1248-1307), Nazlu Al-Abrar, Al-Jawa’ib.

K U T I P A N - K U T I P A N

Ibnu Baththah:’AbdulIah bin Muhammad (304-387), Al-lbanah ‘AnSyari’ati Al-Firqati Art-Najiyah,...{tuMsan tangan).

Abu ‘Amr Ad-Dani: ’Utsman bin Saib (371-444), Al-Muktafafi Ma’rifatiAl-Waqfi. At-Tam, (tulisan tangan).

Al-Khathib Al-Baghdadi (392-463), Al-Ihtijaj bi Asy-Syafi'i Fima Usnida//ui/n...(tulisan tangan).

Al-Harawi:’AbdulIah bin Muhammad Al-Anshari (396-481), DzammuAl-Kalam wa Ahlihi, (tulisan tangan).

Ibnu Al-Qayyim (691-751), Syifa’u Al-'Alil fi Masa’ili Al-Qadha’i wa Al-Qadari wa At-Ta’lil.

Al-Fairuz Abadi (729-817), Ar-Raddu ‘ala Al-Mu’taridl ‘ala Ibnu ‘Arabi,(tulisan tangan)

ru i i (unanS/ id /a tNab i2 5 8