ASMA DI RT.004 RW.002 KELURAHAN UT

102
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.T KHUSUSNYA NY.N DENGAN PEMEHUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI : ASMA DI RT.004 RW.002 KELURAHAN UTAN PANJANG KECAMATAN KEMAYORAN JAKARTA PUSAT TANGGAL 16 APRIL -25 APRIL Disusun Oleh : GANI AYU MUMPUNI 2015750020 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2018

Transcript of ASMA DI RT.004 RW.002 KELURAHAN UT

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.T KHUSUSNYA NY.N

DENGAN PEMEHUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI : ASMA DI

RT.004 RW.002 KELURAHAN UTAN PANJANG KECAMATAN

KEMAYORAN JAKARTA PUSAT

TANGGAL 16 APRIL -25 APRIL

Disusun Oleh :

GANI AYU MUMPUNI

2015750020

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2018

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI …………………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………. 3

B. Tujuan Penulis …………………………………………………………. 3

1. Tujuan Umum …………………………………………………………. 3

2. Tujuan Khusus …………………………………………………………. 3

C. Lingkup masalah …………………………………………………………. 3

D. Metode penulisan …………………………………………………………. 4

E. Sistematika Penulisan …………………………………………………………. 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Asma …………………………………………………………. 6

1. Pengertian Asma …………………………………………………………. 6

2. Patofisiologis Asma …………………………………………………………. 7

3. Etiologi Asma …………………………………………………………. 8

4. Manifestasi Klinis Asma …………………………………………………….. 8

5. Komplikasi Asma ………………………………………………………….. 8

6. Klasifikasi Asma ………………………………………………………….. 9

7. Penatalaksanaan Asma ………………………………………………….. 9

8. Pemeriksaan Penunjang Asma ……………………………………………….. 11

9. Kebutuhan dasar oksigenasi …………………………………………. 12

B. Konsep Dasar Inhalasi Buatan …………………………………………………. 15

1. Pengertian …………………………………………………………………. 15

2. Tujuan utama …………………………………………………………………. 16

3. Indikasi …………………………………………………………………. 16

4. Alat dan bahan …………………………………………………………………. 16

5. Cara kerja …………………………………………………………………. 16

6. Keuntungan therapi inhalasi buatan …………………………………………… 16

C. Asuhan Keperawatan Keluarga …………………………………………………… 17

1. Konsep Keluarga …………………………………………………………. 17

a. Pengertian ………………………………………………………… 17

b. Tipe Keluarga …………………………………………………………. 18

c. Struktur Keluarga …………………………………………………………. 18

d. Peran Keluarga …………………………………………………………. 19

e. Fungsi Keluarga …………………………………………………………. 20

f. Tahapan Perkembangan Tugas Perkembangan Keluarga ……………………. 22

g. Tiga tugas keluarga dalam bidang kesehatan ………………………………… 24

2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga …………………………………………. 25

a. Pengkajian Keperawatan …………………………………………………. 26

b. Diagnosa Keperawatan …………………………………………………. 31

c. Perencanaan Keperawatan …………………………………………………. 34

d. Pelaksanaan Keperawatan …………………………………………………. 35

e. Evaluasi Keperawatan …………………………………………………. 36

BAB III TINJAUAN TEORITIS

A. Pengkajian Keperawatan ………………………………………………… 38

B. Diagnosa Keperawatan ………………………………………………… 57

C. Perencanaan Keperawatan ………………………………………………… 57

D. Pelaksanaan Keperawatan ………………………………………………… 58

E. Evaluasi Keperawatan ………………………………………………… 61

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan ………………………………………………… 63

B. Diagnosa Keperawatan ………………………………………………… 64

C. Perencanaan Keperawatan ………………………………………………… 65

D. Pelaksanaan Keperawatan ………………………………………………… 66

E. Evaluasi Keperawatan ………………………………………………… 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 68

B. Saran ………………………………………………………………………… 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Atas Rahmat dan

hidayahnya yang tercurahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah

ini. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan olehNYA kepada suri tauladan Nabi

Muhammad SAW, para sahabat, dan semua pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan keluarga Tn.T khususnya

Ny.N Dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigenasi : Asma diwilayah Rt.004

Rw.002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat” bertujuan

untuk memenuhi syarat ujian akhir D III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Walaupun Karya Tulis Ilmiah ini telah dibuat, Penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan, banyak hambatan dan perlu perbaikan-perbaikan. Namun berkat adanya

bimbingan, arahan , dan dukungan maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung kepada :

1. Ibu Ns. Titin Sutini, M.Kep., Sp.Kep. An selaku Ka. Prodi D III Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

2. Bapak Drs. Dedi Muhdiana, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan support dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah.

3. Ibu Ns. Nuraenah M.Kep selaku Wali Akademik angkatan XXXIII yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis.

4. Para Ibu Bapak dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat untuk angkatan

XXXIII

5. Seluruh staf dan karyawan D III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta

6. Seluruh keluarga terutama orang tua tercinta (Sutikno dan Tri Kuswanti) yang telah

membesarkan saya hingga saat ini dan selalu mendoakan, memberikan dukungan

penulis untuk dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

7. Ibu Rw 002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat dan

seluruh kader yang telah memberikan arahan, bimbingan serta dukungan selama

praktek lahan dan selama proses penyusunan karya tulis ilmiah.

8. Dan sahabat-sahabat seperjuangan angkatan XXXIII D III Keperawatan Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang selalu memberikan

motivasi,support, saling menyemangati, saling merangkul serta canda tawa

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan belum

sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca, tenaga keperawatan, khusunya penulis, sehingga dapat digunakan sebagai

bahan dalam menambah ilmu pengetahuan dibidang keperawatan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, Mei 2018

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena

hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan;

penyempitan ini bersifat sementara. (Nanda Nic-Noc,2015)

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2011 menjelaskan bahwa sekitar

235juta orang di seluruh dunia yang mengidap penyakit asma dengan angka kematian

lebih dari 8% di negara-negara berkembang yang sebarnya penyakit ini dapat dicegah.

Angka kejadian penyakit asma akhir-akhir ini mengalami peningkatan dan relative sangat

tinggi dengan banyaknya morbiditas dan mortalitas. WHO memperkirakan 100-150 juta

penduduk dunia saat ini terkena penyakit asma dan diperkirakan akan mengalami

penambahan 180.000 setiap tahunnya.(WHO, 2013. Dikutip oleh P Hidayati, 2015)

Berdasarkan Kemenkes RI tahun 2011, di Indonesia penyakit asma masuk dalam sepuluh

besar penyebab kesakitan dan kematian. Angka kejadian asma 80% terjadi di negara

berkembang akibat kemiskinan, kurangnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan fasilitas

pengobatan. Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit asma diperkirakan akan

meningkat 20% untuk sepuluh tahun mendatang, jika tidak terkontrol dengan baik.

(Kemenkes RI, 2011. Dikutip oleh P Hidayat, 2015)

Berdasarkan Riskesdas, prevalensi asma menunjukkan peningkatan dari 4,0% pada tahun

2007 menjadi 4,5% pada tahun 2013 khusunya prevalensi asma ini terdapat di DKI

Jakarta pada tahun 2007 tedapat 2,9% dan pada tahun 2013 terdapat 5,2%. Berdasarkan

data di daerah Sumur Batu didapatkan hasil penderita Asma pada tahun 2016 terdapat 9

jiwa dan di daerah Utan Panjang terdapat 21 jiwa.

Tanda dan gejala dari asma adalah munculnya gejala sesak nafas. Sesak nafas merupakan

salah satu Gejala Asma yang harus kita waspadai.munculnya suara saat bernafas,sakit di

bagian dada,keluhan sulit tidur,gejala membiru pada wajah dan bibir,sakit kepala dan

keluar keringat dingin,gejala Asma berupa mudah merasa lelah,detak jantung lebih cepat.

Dampak Penyakit Asma yaitu mudah lelah yang bisa menyerang penderita penyakit asma

yang tidak cepat dalam melakukan pengobatan adalah akan mengakibatkan orang yang

mengalaminya mudah lelah.Masih banyak orang yang menderita penyakit asma sering

menganggap kalau mudah lelah adalah salah satu kondisi yang biasa.Namun penting

untuk anda ketahui kalau mudah lelah adalah salah satu pertanda kalau ada yang tidak

beres pada kesehatan anda. Salah satu kemungkinan besar yang bisa menjadi pertanda

buruk sering mudah lelah adalah mengalami penyakit asma yang sudah parah. Untuk

mencegah agar anda tidak memiliki resiko yang tinggi untuk terkena dampak buruk dari

penyakit asma yang bisa merugikan atau bahkan sampai membahayakan kesehatan tubuh,

sebaiknya segera lakukan pengobatan secepatnya.

Dampak Penyakit Asma lain yang bisa merugikan atau bahkan sampai membahayakan

kesehatan orang yang menderitanya adalah akan mengalami batuk kronis.Batuk kronis

terjadi apabila penderita penyakit asma sudah mengalami kondisi yang parah, untuk

mencegah agar anda tidak memiliki resiko yang tinggi untuk terkena dampak buruk dari

penyakit asma, sebaiknya anda harus segera melakukan pengobatan secepatnya.Langkah

pengobatan secepatnya sangat dianjurkan untuk dilakukan, karena melakukan pengobatan

bisa membantu untuk menghindari agar tidak memiliki resiko yang tinggi untuk terkena

dampak buruk dari penyakit asma yang bisa merugikan atau bahkan sampai

membahayakan kesehatan tubuh.

Komplikasi pada penyakit asma adalah Pneumotoraks, pneumodiastinum atau emfisema

subkutis, Aspergilosis bronkopulmoner alergik, atelectasis,gagal napas, bronchitis,

fraktur iga

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencengah terjadinya komplikasi tersebut adalah

upaya promotif dan preventif sebagai upaya utama pelayanan kesehatan masyarakat atau

keperawatan keluarga yang dapat dilakukan oleh perawat melalui asuhan keperawatan

keluarga, dengan tanpa mengabaikan upaya-upaya kuratif dan rehabilitative

Upaya Kesehatan kita kenal adalah promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Pengertian upaya promotif adalah suatu rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang

lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.Pengertian upaya

preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.

Pengertian upaya kuratif adalah suatu kegiatan/atau serangkaian kegiatan pengobatan

yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,

pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga

seoptimal mungkin.Pengertian upaya rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat

berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat

semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

.

Peran perawat sebagai advokat, motivator, educator, dan pemberi layanan kesehatan,

konseling, kolaborasi, peneliti, pembaharu pada keluarga agar dapat lebih mandiri dalam

menyelesaikan masalah kesehatan dengan dukungan dari tenaga kesehatan melalui

asuhan keperawatan keluarga.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mempelajari lebih jauh tentang asuhan

keperawatan keluarga dengan asma melalui studi kasus, membahas dan mempelajari

lebih jauh tentang asuhan keperawatan keluarga dengan judul “Asuhan Keperawatan

pada keluarga Tn.T khususnya Ny.N dengan gangguan sistem pernafasan “Asma” di

RT.004 RW.002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan karya tulian ini, memiliki tujuan yaitu:

1. Tujuan Umum

Tersusunnya Karya Tulis Ilmiah yang menguraikan pengalaman Nyata dalam

memberikan Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Pemenuhan Kebutuhan dasar

Oksigenasi klien dengan asma.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menguraikan hasil pengkajian kebutuhan dasar klien dengan asma

b. Mampu menguraikan masalah keperawatan kebutuhan dasar klien dengan asma

c. Mampu menguraikan rencanakan tindakan keperawatan

d. Mampu menguraikan tindakan keperawatan kebutuhan dasar klien dengan asma.

e. Mampu menguraikan hasil evaluasi kebutuhan dasar klien dengan asma.

f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat yang terdapat antara teori dan

kasus.

g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta dapat

mencari solusi.

h. Mampu memberikan saran atau masukan untuk perbaikan asuhan keperawatan

berikutnya khususnya dengan asuhan keperawatan keluarga dengan asma

C. Lingkup Masalah

Berdasarkan cakupan masalah yang ada, maka penulisan karya tulis ini penulis

membatasi Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn.T khususnya Ny.N Dengan Gangguan

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigenasi : Asma diwilayah Rt.004 Rw.002 Kelurahan

Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan kasus ini adalah metode deskriptif yang dimulai

dengan menganalisa data, menarik kesimpulan dari pengalaman yang nyata dengan

situasi yang sedang berlangsung, dengan tehnik:

1. Studi Kepustakaan

Yaitu mempelajari buku-buku ilmiah, manakah yang berhubungan dengan topic

penulisan karya tulis ini.

2. Studi Kasus

Yaitu mempelajari kasus keluarga melalui pendekatan Asuhan keperawatan dengan

teknik pengumpulan data secara:

a. Observasi: Mengadakan observasi secara langsung selama asuhan berlangsung

kepada keluarga untuk mengetahui status kesehatan anggota keluarga dan

mengobservasi pelaksanaan asuhan hingga pelaksanaan yang terjadi bila asuhan

berlangsung.

b. Wawancara: Wawancara dilakukan pada keluarga khususnya pada kepala

keluarga sebagai sumber data pada keluarga binaan dengan tujuan untuk

mendapatkan informasi-informasi yang terkait dengan data-data yang di perlukan

sebelum dan sesudah pelaksanaan Asuhan Kepeawatan berlangsung.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari Latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan

penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORITIS

Meliputi konsep dasar Asma, konsep dasar asuhan

keperawatan.

BAB III : LAPORAN KASUS

Meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan,

Implementasi, dan Evaluasi.

BAB IV : PEMBAHASAN

Menguraikan dan membandingkan kasus yang dilaporkan pada

BAB III deng an teori pada BAB II

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Menguraikan kesimpulan dan saran mengenai Asuhan Keperawatan pada

keluarga Tn.T khususnya Ny.N Dengan Gangguan Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Oksigenasi : Asma diwilayah Rt.004 Rw.002

Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Asma

1. Pengertian Asma

Asma adalah penyakit inflamasi kronik pada jalan napas yang dikarakteristikan dengan

adanya hiperresponsif, edema mukosa, dan produksi mukus. Dan inflamasi ini akhirnya

akan menjadi gejala asma yang berulang seperti: batuk, sesak dada, mengi, dan dyspnea.

(Susan C. Smeltzer 2014)

Asma adalah suatu penyakit kronik yang menyerang saluran pernafasan pada paru yang

mana terdapat peradangan didinding rongga bronkial sehingga mengakibatkan saluran

pernafasan seseorang mengalami sesak nafas.(Moh Nurrofiq, 2012)

Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada jalan nafas, Inflamasi ini dapat

menyebabkan batuk, mengi, ada terasa sesak, dan sulit bernapas. Inflamasi ini membuat

jalan napas peka terhadap rangsangan seperti alergan, intan kimia, asap rokok, udara

dingin, atau olahraga. (GINA, 1995 Di kutip oleh Perawatan Respirasi, 2008)

Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa, asma adalah gangguan

inflamasi kronik yang menyerang saluran pernafasan pada paru-paru yang dapat

menyebabkan batuk, mengi, dan sulit untuk bernafas. Dan dari inflamasi ini akan

menyebabkan gejala seperti: batuk, mengi, dyspnea.

2. Patofisiologi

Faktor intrinstik Faktor ektrinsik

Infeksi kuman Alergan+faktor

genetik

Infeksi saluran pernafasan

Meng aktifkan respon imun

(sel mast)

Mengaktifan mediator kimiawi

Histamin, serotin, kinin

Bronchospasme Edema mukosa Sekresi Inflamasi

Penyempitan jalan nafas

Serangan promaksimal

Dipsnea, wheezing, batuk, sputum

Ancaman kehidupan

Anoreksia

Susah tidur

Pola nafas tidak efektif

Infeksi bersihan

jalan nafas

Gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh Penampatan pola

istirahat tidur

kecemasan

3. Etiologi

Etiologi asma meliputi (Black & Hawks, 2014. Dikutip oleh Rencana asuhan

keperawatan medical bedah, 2017)

a. faktor lingkungan : infeksi virus, polutan, dan alergan

b. faktor keturunan : riwayat keluarga yang memiliki penyakit asma dengan alergi

c. faktor lain :adanya keadaan pemicu (stress, menangis), olahraga, perubahan

suhu, dan bau-bau menyengat.

4. Manifestasi klinis

a. Gejala asma paling umum adalah batuk (dengan atau tanpa disertai produksi mukus),

dyspnea, dan mengi (pertama-tama pada ekspirasi, kemudian biasanya juga terjadi

selama inspirasi).

b. Serangan asma paling sering terjadi pada malam hari atau pagi hari.

c. Eksaserbasi asma paling sering kali didahului oleh peningkatan gejala selama sehari-

hari, namun dapat pula terjadi secara mendadak.

d. Sesak dada dan dyspnea.

e. Di perlukan usaha untuk melakukan ekspirasi dan inspirasi memanjang.

f. Gejala tambahan, seperti diaphoresis, takikardia, dan pelebaran tekanan nadi mungkin

dijumpai dengan pasien asma.

g. Wheezing terjadi karena penyempitan lumen endobronkus yang disebabkan oleh

secret, bronkostenosis, keradangan, jaringan granulasi, ulserasi dan lain-lain.

5. Komplikasi

a. Pneumotoraks

b. Pneumodiastinum atau emfisema subkutis

c. Aspergilosis bronkopulmoner alergik

d. Atelectasis

e. Gagal napas

f. Bronchitis

g. Fraktur iga.

6. Klasifikasi

a. Ringan sampai sedang

Mengi atau batuk tanpa distress berat, masih dapat berbicara dan percakapan normal,

nilai aliran puncak lebih dari 50% nilai terbaik

b. Sedang sampai berat

Mengi atau batuk dengan distress, berbicara dalam kalimat atau frasa pendek, nilai

aliran puncak kurang dari 50% dan beberapa derajat desaturasi oksigen jika diukur

dengan oksimetri nadi. Didapatkan nilai saturasi antara 90-95% jika diukur dengan

oksimetri nadi perifer.

c. Berat, mengancam nyawa

Distress pernapasan berat, kesulitan berbicara, sianosis, lelah dan bingung, usaha

respirasi buruk, sedikit mengi (silent chest) dan suara napas lemah, takipnea,

bradikardia, hipotensi, aliran puncak kurang dari 30% angka prediksi atau angka

terbaik, saturasi oksigen kurang dari 90% jika diuk ur dengan oksimetri nadi perifer

(BTS SIGN 2003)

7. Penatalaksanaan dan terapi

a. Penatalaksanaan Keperawatan

Penatalaksaan keperawatan yang harus segera dilakukan pada pasien bergantung pada

tingkat keparahan gejala. Pasien dan keluarga kerap merasa takut merasa takut dan

cemas karena sesak nafas yang dialami pasien. Oleh sebab itu, pendekatan yang

tenang merupakan aspek yang penting di dalam asuhan.

1) Kaji status respirasi pasien dengan memonitor tingkat keparahan gejala, suara

napas, peak flow, oksimetri nadi, dan tanda-tanda vital

2) Kaji riwayat reaksi alergi terhadap obat sebelum memberikan medikasi.

3) Identifikasi medikasi yang tengah digunakan oleh pasien.

4) Berikan medikasi sesuai yang diresepkan dan monitor respons pasien terhadap

medikasi tersebut medikasi mungkin mencakup antibiotic jika pasien telah lebih

dulu mengalami infeksi pernapasan.

5) Berikan terapi cairan jika pasien mengalami dehidrasi.

b. Penatalaksanaan Farmakologis

Tujuan tata laksanaan farmakologis adalah untuk mengontrol gejala termasuk gejala

nocturnal dan asma yang diinduksi oleh olahraga, untuk mencegah eksaserbasi dan

mencapai tingkat fungsi respirasi yang terbaik dengan efek samping yang minimal

(BTS SIGN 2003) Panduan British Thoracic Society merupakan pendekatan langkah

demi langkah dalam pengobatan asma dan mendemonstrasikan agar tenaga kesehatan

memulai pengobatan asma pada tingkat yang paling mungkin untuk mencapai tujuan

yang disebutkan diatas. Secara keseluruhan tujuannya adalah untuk mencapaikontrol

fleksibel dengan melangkah naik atau turun pada terapi sesuai keperluan. Sinopsis

Panduan Asma BTS 2003

1) Bronkodilator kerja-singkat

Harus diresepkan sebagai pereda gejala pada semua pasien dengan asma

sistomatik. Frekuensi pasien menggunakan bronkodilator kerja-singkat ini dapat

menjadi ukuran beratnya asma pasien dan/atau kepatuhan mereka terhadap

pengobatan lain.

2) Pengenalan terapi pencegah

Steroid inhalasi merupakan terapi pencegahan yang direkomendasikan baik pada

orang dewasa maupun anak-anak. Obat ini harus direspkan pada pasien dengan

eksaserbasi yang baru terjadi, asma noktural atau gangguan fungsi paru.

3) Terapi tambahan

Sebelum memulai langkah ini, semua parameter lain perlu diperiksa, kepatuhan

pasien terhadap pengobatan, kemampuan pasien dalam menggunakan inhaler

secara tepat dan menghindari faktor pemicu.

4) Diindikasikan pada control gejala asma yang buruk.

Pada kasus ini diredomonstrasikan penambahan obat keempat.

5) Sama seperti diatas, dengan ditambahkan pemberian steroid oral kontinu dan

sering.

Pada kasus ini diredemonstrasikan pemantauan regular seluruh fungsi fisiologis

pasien karena pemberian steroid oral telah menunjukkan efek samping bermakna

yang berhubungan dengannya. Pemantauan ini termasuk pemantauan

pertumbuhanpada anak-anak dan observasi munculnya diabetes, osteoporosis,

hipertensi, dan perkembangan katarak.

8. Pemeriksaan Penunjang

1) Spirometri

Pemeriksaan spirometri dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator

hirup (inhaler dan nebulizer) golongan adrenergic beta. Peningkatan VEP1 sebanyak

> 12% atau (> 200mL) menunjukkan diagnosis asma. Tetapi respons yang kurang

dari 12% atau 200mL, tidak berati bukan asma. Pemeriksaan spirometri selain

penting untuk menegakkan diagnosis, juga penting untuk menilai beratnya obstruksi

dan efek pengobatan. Banyak pasien asma tanpa keluhan, tetapi pemeriksaan

spirometrinya menunjukkan obstruksi.

2) Uji Provokasi Bronkus

Ada beberapa cara untuk melakukan uji provokasi bronkus seperti uji provokasi

dengan histamine, metakolin, kegiatan jasmani, udara dingin, larutan garam

hipertonik, dan bahkan dengan aqua destilata.

3) Pemeriksaan Sputum

Sputum eosinophil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan neutrofil sangat

dominan pada bronchitis kronik.

4) Pemeriksaan Eosinofil Total

Jumlah efosinofil total dalam darah sering meningkat pada pasien asma dan hal ini

dapat membantu dalam membedakan asma dari bronchitis kronik. Pemeriksaan ini

juga dapat dipakai sebagai patokan untuk menentukan cukup tidaknya dosis

kortikosteroid yang dibutuhkan pasien asma.

5) Uji Kulit

Tujuan dari uji kulit adalah untuk menunjukkan adanya antibody IgE spesifik dalam

tubuh. Uji ini hanya menyokong anamnesis. Karena uji alergan yang positif tidak

selalu merupakan penyebab asma.

6) Foto Rontgen dada

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain obstruksi saluran

nafas dan adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru atau komplikasi asma

seperti pneumotoraks, atelectasis dan lain-lain.

9. Kebutuhan Dasar Oksigenasi

Oksigenasi adalah suatu gas yang tak berwarna dan tak berbau yang terkandung dalam

sekitar 21% udara yang kita hidrup, sangat dibutuhkan bagi semua kehidupan sel.

Ketidakaadan oksigen dapat menyebabkan kematian. Walaupun penghantar oksigen ke

jaringan tubuh dipengaruhi secara tidak langsung minimal oleh semua system tubuh,

gangguan pada fungsi system dapat yang sangat mempengaruhi dalam bernafas, dan

mengirimkan gas. (Fundamental Of Nursing, 2011)

1. Ventilasi Paru

Ventilasi paru dicapai melalui kerja pernafasan. Inspirasi (inhalasi) saat udara masuk

kedalam paru dan ekspirasi (ekshalasi) saat udara keluar dari paru.Keadekuatan

ventilasi bergantung pada beberapa faktor:

a. Kebersihan jalan nafas

b. Keutuhan system saraf pusat dan pusat pernafasan

c. Keutuhan kemampuan rongga toraks untuk mengembangkan dan berkontraksi.

d. Keadekuatan komplians dan recoil paru

2. Pertukaran Gas Alveolar

Setelah alveoli diventilasikan, fase kedua didalam proses pernafasan difusi oksigen

dari alveoli dan ke pembuluh darah paru. Difusi adalah pergerakan gas atau partikel

lain dari area bertekanan atau berkonsentrasi tinggi ke area bertekanan atau

berkonsentrasi rendah. Perbedaan tekanan gas disetiap sisi membran pernafasan

tampak jelas mempengaruhi difusi.

3. Transport Oksigen dan Karbondioksida

Bagian ketiga dari proses pernafasan melibatkan transport gas pernafasan. Oksigenasi

perlu ditranspor dari paru kedalam jaringan dan karbon dioksida harus di tranpor dari

jaringan kembali ke paru. Normalnya sebagian besar oksigenasi (97%) berikatan

lemah dengan hemoglobin (pigmen merah membawa oksigenasi) didalam sel darah

merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin (senyawa oksigen dan

hemoglobin). Sisa oksigenasi lalu di larutkan dan ditransportasikan di dalam cairan

plasma dan sel.

4. Perubahan Dalam Fungsi Pernafasaan

Fungsi pernafasan dapat berubah karena kondisi yang mempengaruhi:

a. Pergerakan udara masuk atau keluar dari paru

b. Difusi oksigen dan karbon dioksida antara alveolus dan kapiler paru

c. Transport oksigen dan karbon dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan

Tiga perubahan utama dalam pernafasan adalah hipoksia, perubahan pola pernafasan,

dan obstruksi jalan nafas.

a. Hipoksia

Hipoksia adalah suatu kondisi ketidakcukupan oksigen ditempat maupun di dalam

tubuh, dari gas yang di inspirasi kejaringan. hipoksia dapat dihubungkan dengan

setiap bagian dalam pernafasn-ventilasi, difusi gas, atau transport gas.

b. Perubahan pola nafas

Pola nafas menunjukkan frekuensi, volume, irama, dan kemudahan relative atau

upaya pernafasan. Respirasi normal (eupnea) bersifat tenang dan berirama.

Takipnea (bernafas cepat) dijumpai pada saat demam, asidosis metabolic, nyeri,

dan hiperkapnia atau hipoksemia. Bradipnea adalah frekuensi nafas yang lambat

secara abnormal, yang dapat dijumpai pada klien yang menggunakan obat-obatan

seperti morfin, yang menyebabkan alkalosis metabolic, atau yang meningkatkan

tekanan intracranial (mis, akibat cidera otak). Apnea adalah henti nafas.

c. Obtruksi jalan nafas

Obtruksi jalan nafas total atau parsial dapat terjadi di manapun disepanjang

saluran pernafasan atas atau bawah. Obtruksi jalan nafas atas yaitu, hidung,

faring, atau laring dapat terjadi karena benda asing seperti makanan, karena lidah

akan jatuh kebelakang menutup orofaring saat seseorang tidak sadar, atau saat

sekresi menumpuk di saluran nafas.

B. KONSEP DASAR INHALASI SEDERHANA

Dasar teknik inhalasi yang berlaku sekarang sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani,

yaitu dengan menggunakan uap ramu-ramuan yang dihirup. Hingga kini pun masih ada

yang menggunakan cara inhalasi tradisional untuk meringankan gejala batuk pilek/sesak

nafas, yakni dengan menghirup uap dari sebaskom air panas yang dicampur dengan

beberapa tetes minyak penghangat. Namun, cara tradisional ini tetap tidak bisa

menggantikan inhalasi dengan nebulizer. "Efek inhalasi tradisional sekadar

melonggarkan pernapasan tapi tidak berfungsi mengeluarkan lendir karena bahan-bahan

seperti minyak kayu putih tidak mengandung zat penghancur lendir. Sedangkan obat-

obatan yang dimasukkan dalam nebulizer dapat berfungsi melonggarkan pernapasan

sekaligus mengencerkan lendir agar mudah dikeluarkan.

1) PENGERTIAN

Inhalasi menurut Muljono Wirjodiardjo, M.D.,Ph.D merupakan bagian dari

fisioterapi paru-paru (chest physiotherapy). Tepatnya, cara pengobatan dengan

memberi obat (sejenis aerosol) dalam bentuk uap secara langsung pada alat

pernapasan menuju paru-paru.

Berikut beberapa macam terapi inhalasi:

a. Metered Dose Inhaler (MDI)

b. Dry Powder Inhaler (DPI)

c. Nebulizer

d. Inhalasi sederhana/tradisional

Inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara dihirup dalam bentuk uap ke

dalam saluran pernafasan yang dilakukan dengan bahan dan cara yang sederhana

serta dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga.

Terapi ini lebih efektif ketimbang obat oral/minum seperti tablet atau sirup. obat

oral akan melalui berbagai organ dulu seperti ke lambung, ginjal, atau jantung

sebelum sampai ke sasarannya, yakni paru-paru. Sehingga ketika sampai paru-paru,

obatnya relatif tinggal sedikit.Sedangkan dengan inhalasi, obat akan bekerja cepat

dan langsung. Selain itu dosis obat pada terapi inhalasi sangat kecil dan tidak

memiliki efek samping ke bagian tubuh lain.

2) TUJUAN UTAMA

Membuat pernapasan yang terganggu akibat adanya lendir atau tengah mengalami

sesak napas menjadi kembali normal

3) INDIKASI

a. Asma akibat Bersihan jalan nafas tidak efektif

b. Batuk-pilek ringan (tidak disertai demam dan lamanya belum lebih dari 3 hari).

4) ALAT DAN BAHAN

a. Ruangan tertutup

b. Baskom ukuran sedang

c. Obat-obatan aromatherapi seperti minyak kayu putih

d. Air panas

5) CARA KERJA

a. Persiapkan alat dan bahan

b. Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom dengan

perbandingan 2-3 tetes minyak kayu putih untuk 250 ml (1 gelas) air hangat.

c. Tempatkan pasien dan campuran tersebut di ruangan tertutup supaya uap tidak

tercampur denga udara bebas.

d. Hirup uap dari campuran tersebut selama 5-10 menit atau pasien sudah merasa

lega dengan pernafasannya.

6) KEUNTUNGAN THERAPI INHALASI SEDERHANA

Keuntungan dari Inhalasi sederhana anatar lain:

a. Lebih mudah untuk dilakukan

b. Biaya lebih terjangkau

7) KEKURANGAN THERAPI INHALASI SEDERHANA

Selain keuntungan, therapi sederhana juga memiliki kekurangan antara lain yaitu

kurang efektif di berikan pada balita karena uap air panas dan bau minyak

penghangatnya terlalu kuat. Belum lagi risiko kecelakaan terkena tumpahan air panas.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Konsep Keluarga

a. Pengertian.

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi

dan kelahiaran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang

umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu

yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk

mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998, Di kutip oleh Asuhan Keperawatan

Keluarga: 2010)

Keluarga adalah suatu system social yang berisi dua atau lebih orang yang hidup

bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, atau tinggal

bersama dan saling menguntungkan, mempunyai tujuan bersama, mempunyai

generasi penerus, saling pengertian dan saling menyayangi (Murray & Zentner, 1997,

Di kutip oleh Asuhan Keperawatan Keluarga: 2010)

Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang saling tergantung satu sama

lainnya untuk emosi, fisik, dan dukungan ekonomi (Hanson, 1996, Di kutip oleh

Asuhan Keperawatan: 2010)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang terkumpul serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam

keadaan saling ketergantungaan (Dep.Kes RI, 1988, Di kutip oleh Asuhan

Keperawatan Keluarga 2008)

Jadi dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa keluarga adalah kumpulan dua

atau lebih individu yang berkumpul pada satu atap yang saling tergantungan satu

sama lainnya atau seseorang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi, dan

kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya, mempunyai

tujuan bersama, saling pengertian dan saling menyayangi.

b. Tipe keluarga

Menurut Allender & Spraydley, membagi tipe keluarga berdasarkan:

1) Keluarga tradisional

a) Keluarga inti ( nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan

anak kandung atau anak angkat.

b) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan

keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek,

paman dan bibi.

c) Keluarga Dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.

d) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak

kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian.

e) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa saja.

f) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang

berusia lanjut.

2) Keluarga non tradisional

a) Commune family, yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup

serumah.

b) Orang tua (ayah/ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup

bersama dalam satu rumah tangga.

c) Homoseksual yaitu dua individu yangs sejenis kelamin hidup bersama

dalam satu rumah tangga.

c. Struktur Keluarga

Elemen Struktur Keluarga menurut Friedman:

1) Struktur peran keluarga

struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi

keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,

diantaranya adalah :

a) Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

b) Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi diamana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c) Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

d) Patrilocal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

e) Keluarga kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena

adanya hubungan dengan suami atau istri.

d. Peran keluarga

Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan “setiap orang

berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

perorangan, keluarga, dan lingkungan”. Dari pasal di atas jelas bahwa keluarga

berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan

tingkat derajat kesehatan yang optimal.

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing antara lain adalah:

1) Peran sebagai ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah,

pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga

dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.

2) Peran sebagai ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anakanak, pelindung

keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai

anggota masyarakat kelompok social tertentu.

3) Peran sebagai anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik,

mental, social, dan spiritual.

e. Fungsi Keluarga

Keberadaan keluarga pada umumnya adalah untuk memenuhi fungsi-fungsi

keluarga.Fungsi keluarga, berbeda sesuai dengan sudut pandang terhadap

keluarga.Akan tetapi, dari sudut kesehatan keluarga yang sering digunakan adalah

fungsi keluarga, yang disusun oleh Friedman. Berikut ini beberapa fungsi keluarga,

UU No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994,Friedman dan Effendy.

Menurut , UU No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994 fungsi keluarga :

1) Fungsi keagamaan

a) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh

anggota keluarga

b) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengalaman dari

ajaran agama

c) Menerjemahkan agama ke dalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada

seluruh anggota keluarga.

2) Fungsi budaya

a) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-

norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin di pertahankan

b) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan

budaya asing yang tidak sesuai

3) Fungsi cinta kasih

a) Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar anggota

keluarga ke dalam simbol-simbol nyata secara optimal

b) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota keluarga secara

kuantitatif dan kualitatif.

4) Fungsi perlindungan

a. Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman

yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga

b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk

ancaman dan tantangan yang dating dari luar.

5) Fungsi reproduksi

a) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat

baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya

6) Fungsi sosialiasi

a) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai

wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama

b) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat

tampak anak dapat mecari pemecahan dari berbagai konflik.

7) Fungsi ekonomi

a) Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan

keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan

kehidupan keluarga

b) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan

keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.

Fungsi keluarga menurut Friedman (1998); Setiawai & Dermawan (2005) yaitu:

1) Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan

pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga

terhadap kondisi dan situasi yang dialami titip anggota keluarga baik senang

maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara keluarga mengekspresikan kasih

sayang.

2) Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,

membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku

yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

3) Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan

keturunan dan menambah sumber daya manusia.

4) Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh

anggota keluarganya yaitu: sadang, pangan, san papan.

5) Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya

masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah

kesehatan

.

f. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tahapan dan Tugas perkembangan keluarga yang diadaptasi dari Duval adalah:

1) Pasangan Pemula atau Pasangan Baru Menikah

Tahapan ini dimulai saat dua insan dewasa mengikat janji melalui pernikahan

dengan landasan cinta dan kasih saying. Tugas pada tahapan perkembangan

keluarga pemula antara lain saling memuaskan antar pasangan, beradaptasi

dengan keluarga besar dari masing-masing pihak, merencanakan dengan matang

jumlah anak, memperjelas peran masing-masing pasangan.

2) Keluarga Dengan “Child Bearing” (Kelahiran Anak Pertama)

Tahapan ini dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertamadan

berlanjut sampa dengan anak pertama berusia 30 bulan. Tugas keluarga pada

tahapan ini antara lain: mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan mental

calon orang tua dan mempersiapkan mental calon orang tua dan mempersiapkan

berbagai kebutuhan anak.

3) Keluarga Dengan Anak Prasekolah

Dimulai saat anak pertama berusia 2.5 tahun dan berakhir saat anak berusia

5tahun. Tugas yang dimiliki pada keluarga dengan anak prasekolah diantaranya:

menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan, mulai menanamkan keyakinan

beragama, mengenalkan kultur keluarga, memenuhi kebutuhan bermain anak,

membantu anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, menanamkan

tanggung jawab dalam lingkup kecil, memperhatikan dan memberikan stimulasi

bagi pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah.

4) Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah

Dimulai saat anak pertama berusia 6tahun dan berakhir saat anak berusia 12

tahun. Tugas yang dimiliki keluarga dengan anak uaisa sekolah antara lain:

memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alatalat sekolah maupun biaya sekolah,

membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan belajar

teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya,

memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat penting untuk masa

depan anak, membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan lingkungan

sekitar.

5) Keluarga Dengan anak Remaja

Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis, mengingat anak

sudah mulai menurun perhatiannya terhadap orang tua dibandingkan dengan

teman sebayanya. Pada ini seringkali ditemukan perbedaan pendapat antara

orang tua dananak remaja, apabila hal ini tidakdiselesaikan akan berdampak pada

hubungan selanjutnya. Tugas keluarga pada tahapan ini antara lain: memberikan

perhatian lebih pada remaja, bersma-sama mendiskusikan tentang rencana

sekolah atau kegiatan diluar sekolah, memberikan kebebasan dalam batasan

tangggungjawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah

6) Keluarga Dengan Melepaskan Anak Ke Masyarakat

Remaja yang akan beranjak dewasa harus sudah siap meninggalkan kedua orang

tuanya untuk mulai hidup baru, bekerja, dan berkeluarga, sehingga tugas

keluarga pada tahapan ini antara lain: mempertahakan keintiman pasangan,

membantu anak untuk mandiri, mempertahankan komunikasi, memperluas

hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan

fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak-anak.

7) Keluarga Dengan Tahapan Berdua Kembali

Tugas bagi keluarga setelah ditinggal pergi anak-anaknya untuk memulai

kehidupan baru antara lain: menjaga keintiman pasangan, merencakan kegiatan

yang akan dating, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak dan cucu,

mempertahankan kesehatan masingmasing pasangan.

8) Keluarga Dengan Tahapan Masa Tua

Masa tua biasa dihinggapi perasaan kesepian, tidak berdaya, sehingga tugas

keluarga pada tahapan ini adalah: saling memberikan perhatian yang

menyenagkan antara pasangan, memperhatikan kesehatan masing-masing

pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan

berolahraga, berkebun, mengasuh cucu. Pada masa tua pasangan saling

mengingatkan akan adanya kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini.

g. Tiga tugas keluarga dalam bidang kesehatan (Setiadi, 2008) :

1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak

langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila

menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya,

perubahan apa yang terjadi dan seberapah besar perubahannya

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

Bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

mengambil keputusan untuk menentukan tindakan keluarga agar masalah

kesehatan dapat dikurangi atau teratasi

3) Memberi keperawatan anggotanya yang masih sakit

Atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu

muda.

A. Konsep Proses Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian yang digunakan menurut Yura dan Walsh (1998) adalah:

Tindakan pemantauan secara langsung pada manusia untuk memperoleh data tentang

klien dengan maksud menegaskan kondisi penyakit dan masalah kesehatan. Pengkajian

merupakan suatu proses berkelanjutan, dimana pengkajian menggambarkan

kondisi/situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga informasi tersebut biasa digunakan

untuk memprediksi di masa yang akan datang.

a. Model Pengkajian

1) Pengkajian keluarga model Friedman

Asumsi yang mendasari adalah keluarga sebagai system social, merupakan

kelompok kecil dari masyarakat. Friedman memberikan batasan 6 katagori dalam

memberikan pertanyaanpertanyaan saat melakukan pengkajian:

a) Data pengenalan keluarga.

b) Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga.

c) Data lingkungan.

d) Struktur keluarga.

e) Fungsi keluarga.

f) Koping keluarga.

2) Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre

Nursing Friedman, meliputi 7 komponen pengkajian yaitu.

a. Data Umum

1) Identitas kepala keluarga

a) Nama kepala Keluarga (KK)

b) Umur (KK)

c) Pekerjaan kepala Keluarga (KK)

d) Pendidikan kepala Keluarga (KK)

e) Alamat dan nomor telfon

2) Komposisi anggota keluarga

Nama Umur Sex Hub dengan KK Pendidikan Pekerjaan Keterangan

3) Genogram

Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera nama,

umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar, Terdapat keterangan

gambar dengan simbul berbeda (Friedman, 1998) seperti :

Laki-laki :

Perempuan :

Meninggal dunia :

Tinggal serumah : ----------

Pasien yang diidentifikasi :

Kawin :

Cerai :

Anak adopsi :

Anak kembar :

Aborsi/keguguran :

4) Tipe keluarga

5) Suku bangsa

a) Asal suku bangsa keluarga

b) Bahasa yang dipakai keluarga

c) Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhi

kesehatan.

6) Agama

a) Agama yang dianut keluarga

b) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan

7) Status social ekonomi keluarga

a) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga

b) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan

c) Tabungan khusus kesehatan d) Barang (harta benda) yang dimiliki

keluarga (perabot, transportasi)

8) Aktifitas reaksi keluarga

b. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga

1) Tahapan perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua)

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

3) Riwayat keluarga inti :

a) Riwayat terbentuknya keluarga inti

b) Penyakit yang diderita keluarga orang tua (adanya penyakit menular

atau penyakit menular di keluarga)

4) Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri):

a) Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di keluarga

b) Riwayat kebiasaan/gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan

c. Lingkungan

1) Karakteristik rumah:

a) Ukuran rumah (luas rumah)

b) Kondisi dalam dan luar rumah

c) Kebersihan rumah

d) Ventilasi rumah

e) Saluran pembuangan air limbah (SPAL)

f) Air bersih

g) Pengelolaan sampah

h) Kepemilikan rumah

i) Kamar mandi/wc

j) Denah rumah

2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal:

a) Apakah ingin tinggal dengan satu suku saja

b) Aturan dan kesempatan penduduk setempat

c) Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan

3) Mobilitas geografis keluarga:

a) Apakah keluarga sering pindah rumah

b) Dampak pindah rumah terhadap kondisi keluarga ( apakah

menyebabkan stress)

c) Perkumpulan keluarga dan iteraksi dengan masyarakat

d) Perkumpulan/ organisasi social yang diikuti oleh anggota keluarga

e) Digambarkan dalam ecomap

f) System pendukung keluarga

g) Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga mengalami masalah

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga :

a) Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga

b) Cara keluarga memecahkan masalah

2) Struktur kekuatan keluarga:

a) Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah

b) Power yang digunakan keluarga

3) Struktur peran (formal dan informal):

a) Peran seluruh anggota keluarga

b) Nilai dan norma keluarga

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif :

a) Bagaimana cara keluarga mengeksresikan perasaan kasih saying

b) Perasaan saling memiliki

c) Dukungan terhadap anggota kelurga

d) Saling menghargai, kehangatan

2) Fungsi sosialisasi :

a) Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia luar

b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga

3) Fungsi perawatan kesehatan :

a) Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga (bukan hanya

kalau sakit diapakan tetapi bagaimana prevensi/promosi)

b) Bila ditemui data maladaptive, langsung lakukan penjajagan tahap II

(berdasarkan 5 tugas keluarga seperti bagaimana kelurga mengenal

masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga,

memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan)

f. Stress dan koping keluarga

1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan

keluarga

2) Respon keluarga terhadap stress

3) Strategi koping yang digunakan

4) Strategi adaptasi yang disfungsional : Adakah cara keluarga mengatasi

maslah secara maladaptive

g. Pemeriksaan fisik (head to toe)

1) Tanggal pemeriksaan fisik ddilakukan

2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga

3) Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, kepala, mata mulut

THT, leher, thorax, abdomen, ektermitas atas dan bawah, system genitalia.

4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik

h. Harapan keluarga

1) Terhadap masalah kesehatan keluarga

2) Terhadap petugas kesehatan yang ada

i. Pedoman penjajakan II

Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II di antaranya pengumpulan

data-data yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat di tegakkan diagnose

keperawatan keluarga. Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi

masalah diantaranya :

1) Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan.

3) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga.

4) Ketidakmampuan keluaga dalam memodifikasi lingkungan.

5) Ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan.

2. Diagnosa

Diagnose keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga tentang maslah

kesehatan actual atau pontensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan kewenangan perawat.

Tahapan dalam diagnose keperawatan keluarga antara lain:

a. Analisa data

Setelah dilakukan pengkajian, selanjutnya data dianalisis untuk dapat dilakukan

perumusan diagnose keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga disusun

berdasarkan jenis diagnose seperti :

1) Diagnosis sehat/wellness

Diagnosis sehat/wellness digunakan bila keluarga mempunyai potensi untuk

ditingkatkan, belum ada data maladaptive. Perumusan diagnosis keperawatan

keluarga potensial, hanya terdiri dari komponen problem(p) saja atau problem(p)

dan simtom(S), tanpa komponen etiologi(E)

2) Diagnosis ancaman (resiko)

Diagnosis ancaman, digunakan apabila belum terdapat paparan masalah

kesehatan, namun sudah ditemukan beberapa data maladaptive yang

memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga

resiko, terdiri dari problem(p), etiologi(e) dan simtom(s)

3) Diagnosis nyata/gangguan

Diagnosis gangguan digunakan bila sudah timbul gangguan/ masalah kesehatan

dikeluarga, didukung dengan adanya beberapa data maladaptive. Perumusan

diagnosis keperawatan keluarga nyata/gangguan, terdiri dari problem(p),

etiologi(e) dan simtom(s).

No DATA DDIAGNOSA KEPERAWATAN

b. Perumusan masalah

Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan kepada sasaran individu

atau keluarga.Komponen diagnose keperawatan keluarga meliputi:

1) Masalah (problem)

Adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak terpenuhinya

kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga) yang didefinikan oleh perawat

melalui pengkajian.Tujuan penulisan pernyataan maslah adalah menjelaskan

status kesehatan atau masalah kesehatan secara jelas dan sesingkat mungkin.

2) Penyebab (etiologi)

Faktor yang berhubungan yang dapat dicerminkan dalam respon fisiologi yang

dipengaruhi oleh unsur psikososial, spiritual, dan faktor-faktor lingkungan yang

dipercaya berhubungan dengan masalah baik sebagai penyebab ataupu faktor

resiko. Dikeperwatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas keluarga,

yaitu:

a) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.

b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

c) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit ataupun yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda

d) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dengan lembaga

kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

3. Tanda (sign)

Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat

dari keluarga yang mendukung masalah dan penyebab. Perawat hanya boleh

mendokumentasikan tanda dan gejala yang paling signifikan untuk menghindari

diagnosis keperawatan yang panjang. Tanda dan gejala dihubungkan dengan kata-kata

“yang dimanifestasikan dengan”

Prioritas dari diagnose keperawatan

Tahap berikutnya setelah ditetapkan perumusan masalah adalah mempriorotaskan

masalah sesuai dengan kedaankeluarga karena dalam suatu keluarga perawat dapat

menemukan lebih dari satu diagnose keperawatan. Untuk mementukan prioritas terhadap

diagnose keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala

prioritas (skala Baylon dan Maglaya) sebagai berikut :

a) Tentukan skor untuk tiap kriteria Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan

dengan bobot

Skor Bobot

Angka tertinggi

Jumlahkan skor untuk semua kriteria Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh

bobot

No KRITERIA NILAI BOBOT

1. Sifat masalah

- Tidak / kurang sehat

- Ancaman Kesehatan

- Keadaan sejahtera

3

2

1

1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

- Mudah

- Sebagian

- Tidak dapat

2

1

0

2

3. Potensi masalah untuk dicegah

- Tinggi

- Cukup

- Rendah

3

2

1

1

4. Menonjolnya masalah

- Masalah berat harus segera ditangani

- Ada maslh tetapi tidak perlu segera ditangani

- Masalah tidak diraskan

2

1

0

1

1) Sifat masalah

Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi, baru

menunjukkan tanda dan gejala atau bahkan kondisi sehat.

2) Kemungkinan masalah untuk diubah

Pembenaran mengacu pada masalah: masalah, sumber daya keluarga,

sumber daya perawat, dan sumber daya lingkungan.

3) Potensial masalah untuk dicegah

Pembenaran mengacu pada: berat ringannya masalah, jangka waktu

terjadinya masalah, tindakan yang akan dilakukan, kelompok tinggi yang

bias dicegah.

4) Menonjol masalah

Pembenaran mengacu pada: persepsi terhadap masalah

a. Skor atau angka tertinggi dikalikan dengan bobot

Skor Bobot

Angka tertinggi

Jumlah skor

Skor tertinggi yang akan menjadi masalah prioritas

4. Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan

keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka panjang/pendek), penetapan

standart dan kriteria serta menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga.

Focus dari intervensi keperawatan keluarga antara lain meliputi kegiatan yang bertujuan :

1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan

kesehatan dengan cara :

a. Memberi informasi yang tepat

b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan

c. Mendorong sikap emosi yang sehat yng mendukung upaya kesehatan masalah

2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan keluarga yang tepat,

dengan cara:

a. Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan

b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

c. Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan

3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota yang sakit, dengan cara:

a. Mendemontrasikan cara perawatan.

b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah

c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan

4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi

sehat, dengan cara:

a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

b. Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkinan

5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara:

a. Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga

b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

5. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana

perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam

mengadakan perbaikan kearah perilaku yang sehat.

1) Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk bekerja

sama melakukan tindakan kesehatan antara lain :

a. Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau mendapatkan informasi,

tetapi keliru.

b. Keluarga mendapatkan informasi tidak lengkap, sehingga mereka melihat

masalah hanya sebagian.

c. Keliru, tidak dapat mengakaitkan antara informasi yang diterima dengan situasi

yang dihadapi.

d. Keluarga tidak mau menghadapi situasi.

e. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau social.

f. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku.

g. Keluarga gagal mengaitkan tindakan dengan sasaran atau tujuan upaya keluarga.

h. Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat.

2) Faktor yang menghambat tindakan perawat/petugas kesehatan :

a. Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau petugas kaku dan

kurang fleksibel.

b. Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap faktor social

budaya.

c. Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau menggunakan macam-

macam teknik dalam mengatasi masalah yang rumit.

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang

ditetapkan dalam tujuan direncanakan perawat.

a. Kriteria hasil

Adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang memberikan petunjuk bahwa

tujuan telah tercapai.

b. Standar keperawatan

Telah menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan

dengan pelaksanaan yang sebenernya.

c. Metode-metode evaluasi

1) Observasi langsung

2) Memeriksa laporan dan dokumentasi

3) Wawancara atau angket

4) Latihan simulasi

Menurut setiadi (2008). Evaluasi terbagi menjadi 2 jenis yaitu:

1) Evaluasi proses

Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai

tujuan, evaluasi yang di laukan selama kegiatan berlangsung.

2) Evaluasi hasil

Evaluasi yang dibandingkan tujuan yang dicapai dan merupakan hasil dari asuhan

keperawatan.

Evaluasi sesuai dengan menggunakan SOAP

S : ungkapan subjektif dari pasien atau keluarga

O: hal-hal yang diterima secara objektif

A: analisa dengan mangacu tujuan

P: perencanaan yang akan datang

BAB III

TINJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis menguraikan laporan kasus gangguan sistem pernafasan pada keluarga

Tn.T khususnya Ny.N yang berada diwilayah Rt.004 Rw.002 Kelurahan Utan Panjang

Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada tanggal 16

April 2018 sampai dengan 25 April 2018, dengan melakukan kunjungan rumah sebanyak 5 kali

kunjungan. Pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi pada keluarga dilakukan melalui pendekatan

proses keperawatan-keperawatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pengkajian, analisa

data, diagnosa keperawatan, prioritas diagnosa keperawatan dengan teknik skoring, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Identitas Keluarga

Tn.T berperan sebagai kepala keluarga yang berumur 58 tahun, Tn.T menganut agama

islam, pendidikan terakhir Tn.T Sekolah menengah atas, Tn.T bekerja sebagai

wirausaha, Tn.T berasal dari Bengkulu. Alamat Tn.T di Jln H.jiung gang C Rt.004

Rw.002 Kelurahan Utang Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Tn.T

memiliki anggota keluarga tiga orang yang terdiri dari istri dan dua orang anak. Untuk

memberikan gambaran lebih jelas penulis menyajikan dalam tabel 3.1 .

Tabel 3.1 Anggota Keluarga Tn.T

No Nama

(inisial)

Jenis

Kelamin

Hub dg

KK

TTL/umur Pendidikan Pekerjaan Ket

2.

3.

Ny. N

Tn. I

Tn. B

P

L

L

Istri

Anak

Anak

10-12-

1990

(58 thn)

26-12-

1980

(38 thn)

15-03-

1990

SMA

SMA

SMA

IRT

Administrasi

Administrasi

Untuk melihat hubungan dalam keluarga Tn.T, penulis menggambarkan dalam bentuk bagan

genogram .

Genogram Keluarga Tn.T

TN. W NY.D

NY.S Ny.

N

Tn. P Ny.S

Tn.F Tn.I Tn.T Ny.A Ny.T TN.R

Tn.I Tn.B

Keterangan :

Laki-Laki

Perempuan

Meninggal

Pasien

Tinggal serumah

2. Resume Kasus

Dari salah satu anggota keluarga Tn.T ada yang menderita asma sejak SMA yaitu Ny.N

dan sudah mendapatkan pengobatan. Saat dikaji Ny.N tidak ada keluhan tetapi kondisi

rumah keluarga Tn.T kurang ventilasi udara dan dengan kondisi rumah yang seperti itu

dapat memicu kambuhnya asma pada Ny.N

3. Data dasar

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data :

1) Tipe Keluarga :

Tipe keluarga Tn.T adalah keluarga inti / nuclear family terdiri dari bapak dan ibu

dan 2 anak.

2) Suku :

Tn. T mempunyai suku bengkulu sedangkan Ny. N suku sunda bahasa yang

digunakan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia. tidak ada kebudayaan yang

bertentangan dengan nilai norma serta tidak menganut nilai-nilai kepercayaan yang

di larang oleh agama yang menurut keluarga bertentangan dengan kesehatan karena

persepsi keluarga.terhadap kesehatan merupakan hal yang terpenting, jadi ketika

keluarga Tn.T ada yang sakit, maka akan di bawa ke fasilitas kesehatan medis

maupun alternative

3) Agama :

Keluarga Tn. T menganut agama islam , anggota keluarga rutin dalam beribadah,

agama dijadikan sebagai dasar keyakinan oleh keluarga Tn. T dalam membina

hubungan baik dengan sesama.

4) Status social ekonomi :

Tn.T mengajarkan anaknya, istri untuk bersosialisasi baik dalam lingkungan rumah

maupun lingkungan organisasi Ny.N mendapatkan uang dari suami pendapatan nya

kurang lebih 2-3 juta perbulan, untuk pengeluaran dan untuk mengontrol rutin

kesehatan Ny.N, Ny.N sudah mengatur sedemikian rupa yang ekonomi keluarga.

5) Aktivitas rekreasi keluarga :

Tn. T sebulan sekali mengajak keluarganya jalan-jalan atau pergi.

2. Riwayat & tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan kelurga saat ini :

Tahap perkembangan keluarga Tn. T saat ini adalah tahap perkembangan

dewasa awal karena anak pertamanya berusia 38 tahun , pada tahap ini di mulai

dari anak berusia 18 tahun sampai 40 tahun. Tugas perkembangan pada tahap

dewasa awal adalah :

1) Mencari dan menemukan calon pasangan hidup

2) Membina kehidupan rumah tangga

3) Meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi

rumah tangga

4) Menjadi warga negara yang bertanggung jawab

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Dalam tahap perkembangan anak dewasa awal, keluarga Tn. T memiliki tugas

perkembangan yang belum terpenuhi, yaitu menikah kan anak keduanya .

c. Riwayat keluarga ini

Tn. T bertemu dengan Ny. N sejak awal remaja karena rumah Tn.T dan Ny.N

berdekatan. Kini Tn.T dan Ny.N memiliki 2 orang anak laki-laki.

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Pada tahun 1970 Tn. T dan Ny. N memutuskan untuk menikah lalu mempunyai

anak pada tahun 1980.

e. Lingkungan

Karakteristik rumah (termasuk denah rumah)

f. Karakteristik tetangga dan komunitas

Tetangga di sekitar rumah sangat baik dan selalu bergotong royong saat ada

tetangga yang kesulitan setiap bulan mengadakan kerja bakti.

g. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tn. T khususnya Ny. N sudah dari lahir tinggal dirumah ini

dikarenakan rumah yang di tempatkan oleh keluarga Tn. T adalah rumah dari

orangtua Ny. N

h. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat

Ny.N sebagai ibu kader di lingkungannya jadi Ny.N berinteraksi sangat baik

dengan masyarakat sekitar.

i. Sistem pendukung keluarga

Ny. N selalu didukung oleh keluarga besarnya untuk kesembuhannya terutama

suami dan anaknya yang selalu memotivasi Ny. N dan dalam keluarga yang

mengambil keputusan adalah ayahnya Tn. T

3. Tipe Keluarga

Keluarga Tn.T termasuk keluarga inti (nuclear family) yang dimana keluarga tersebut

terdiri dari Ny.N sebagai Ibu Rumah Tangga dan An.A sebagai seorang anak.

4. Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Keluarga Tn.T berkomunikasi langsung dengan berhadapan (face to face). Sifat

komunikasi yang digunakan adalah terbuka yaitu masing-masing dapat

mengeluarkan pendapat dan tidak ada paksaan. Bahasa yang di gunakan saat

mereka berbicara adalah bahasa Indonesia. Ketika terjadi masalah pada keluarga

Tn.T di selesaikan dengan cara bermusyawarah, dan yang biasanya mengambil

keputusan adalah Tn.T dalam membantu masalah kesehatan yang di hadapi oleh

keluarga Tn.T khususnya Ny.N . Secara keseluruhan hubungan antar keluarga

Tn.T harmonis karena saling menghormati, dan menghargai satu sama lain

b. Struktur kekuatan keluarga

Keluarga Tn.T saling mendukung satu dengan yang lainnya, saling membantu

serta mendukung, jika ada masalah, keluarga memecahkannya bersama-sama.

c. Struktur peran

Tn. T sebagai kepala rumah tangga berperan sebagai pencari nafkah & Ny. N

sebagai Ibu rumah tangga berperan mengurus kebutuhan rumah.

d. Nilai dan norma budaya

Nilai yang di anut keluarga adalah budaya bengkulu dan sunda. Tetapi tidak

ditemukan nilai-nilai yang bertentangan dengan orang yang sakit asma.

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Keluarga Tn.T selalu saling menyayangi, mengasihi, dan saling memberikan

perhatian kepada anggota keluarga. Apabila ada anggota keluarga yang sakit

keluarga Tn.T saling merawat anggota keluarga yang sakit.

b. Fungsi sosialisasi

Ny.N mengatakan bersosialisasi dirinya dengan lingkungan sangat baik, Ny.N

selalu mengikuti kegiatan yang ada dilingkungan rumahnya.

c. Fungsi perawatan kesehatan

1) Kebutuhan Nutrisi

Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi keluarga Tn.T sudah cukup baik,

dikarenakan Ny.N memasak selalu makanan yang bergizi. Dalam cara

menyiapkan makanan Ny.N selalu memasak sendiri. Dan cara penyajian

Ny.N mempunyai kebiasaan dalam mengolah makanan yaitu dengan cara

mencuci dahulu lalu dimasak, dan disajikan dimeja dengan tertutup.

2) Kebutuhan eliminasi

Pola BAB saat dikaji tidak ada masalah, rata-rata pola BAB pada keluarga

dalam satu hari yaitu satu kali dan itu terkadang tidak menentu. Sedangkan

Pola BAK pada keluarga Tn.T dalam satu hari bisa 3-4 kali dan tidak ada

keluhan pada saat BAK.

3) Kebutuhan kebersihan diri

Kebiasaan dari Keluarga Tn.T yaitu mandi 2x sehari pada saat pagi dan

sore dengan menggunakan sabun mandi, gosok gigi 2x sehari pada saat

pagi dan malam, sedangkan keramas 1x dua hari sekali menggunakan

shampoo.

4) Kebutuhan istirahat tidur

Pola tidur keluarga Tn.T yaitu rata-rata 7jam perhari dan tidak ada

masalah pada pola tidur dan Keluarga Tn.T mempunyai kamar masing-

masing.

5) Aktifitas dan olah raga

Aktifitas setiap hari Tn.T adalah bekerja dan aktifitas Ny.N adalah

menyiapkan sarapan dan masak untuk keluarga.

6) Kebutuhan rekreasi

Keluarga Tn.T rekreasi terkadang seminggu sekali itupun terkadang, dan

untuk menontn tv bersama itu jarang dilakukan dikarenakan ada kesibukan

masing-masing didalam keluarga.

6. Stressor dan koping keluarga

a. Stressor jangka pendek

Keluarga Tn.T mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit keluarga sangat

memikirkan tentang penyakit yang di derita dan khawatir.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Jika ada masalah yang ada didalam keluarga, keluarga selalu berdiskusi dan

menyelesaikan masalahnya dengan bermusyawarah.

c. Strategi koping yang digunakan

Upaya yang digunakan dalam keluarga adalah dengan cara tidak melakukan

aktifitas apapun dan memutuskan untuk beristirahat.

d. Strategi adaptasi disfungsional

Keluraga Tn.T kalau ada masalah mereka selalu mengalah satu sama lain atau

terkadang mereka saling menjelaskan masalahnya dengan bermusyawarah.

7. Kesehatan Lingkungan

Rumah yang ditempati keluarga Tn.T ini mengontrak 2mx5m yang terdiri dari satu

dapur, satu kamar tidur, satu kamar mandi/wc, satu ruang tv. Jenis dinding terbuat dari

semen, lantai menggunakan keramik, jendela hanya di ruang tv dan tidak ada ventilasi

yang cukup, penerangan cukup baik dan menggunakan listrik, dan kebersihan di

sekitar lingkungan rumah kurang bersih karena banyak sampah yang berserakan.

a. Kebersihan rumah

Rumah terlihat rapih dah bersih, barang-barangpun tertata rapih. Ny.N

membersihkan rumahnya sehari 1kali, keadaan dapurmya cukup tertata rapih dan

bersih.

b. Pemakaian air

Sumber air yang digunakan menggunakan air Pam, dan menggunakan air

minum itu dengan membeli air aqua yang langsung dikonsumsi.

c. Pembuangan limbah

Keluarga Tn.T menyediakan tempat sampah di depan pintu masuk dan didapur,

kondisinya rapih, jika sampahnya sudah penuh, membuangnya didekat rumahnya.

d. Jamban keluarga

Keluarga Tn.T mempunyai kamar mandi/ wc sendiri, jenis WCnya adalah WC

jongkok, dan kedaan bak air nya bersih dan terbebas dari jentik-jentik nyamuk.

e. Pembuangan air limbah

Kondisi aliran limbah bersih dan tidak ada genangan sampah di pembuangan air

limbah

f. Fasilitas kesehatan

Keluarga Tn.T memanfaatkan fasilitas kesehatan, dan jika ada salah satu anggota

keluarga yang sakit keluarga segera membawa ke puskesmas atau keklinik

terdekat.

8. Pemeriksaan fisik : head to toe. Tabel 3.2

No Pemeriksaan

fisik

Tn. T Ny. N Tn. I Tn. B

1. Kepala Rambut tampak

bersih, tidak ada

benjolan, tidak

rontok, rambut

berwarna hitam

bercampur putih.

Rambut tampak

bersih, tidak ada

benjolan,tidak

rontok, rambut

berwarna hitam

bercampur putih.

Rambut tampak

bersih, tidak ada

benjolan,tidak

rontok, rambut

berwarna hitam.

Rambut tampak

bersih, tidak ada

benjolan,tidak

rontok, rambut

berwarna hitam.

2. Mata Mata: simetris,

konjungtiva an-

anemis, sclera an-

ikterik.

Mata: simetris,

konjungtiva an-

anemis, sclera an-

ikterik.

Mata: simetris,

konjungtiva an-

anemis, sclera an-

ikterik.

Mata: simetris,

konjungtiva an-

anemis, sclera an-

ikterik.

3. Hidung Tidak ada

benjolan, hidung

tampak bersih dan

tidak ada cairan

Tidak ada benjolan,

hidung tampak

bersih dan tidak ada

cairan

Tidak ada

benjolan, hidung

tampak bersih dan

tidak ada cairan

Tidak ada

benjolan, hidung

tampak bersih dan

tidak ada cairan

4. Mulut Mukosa bibir

lembab, sekitar

Mukosa bibir

lembab, sekitar

Mukosa bibir

lembab, sekitar

Mukosa bibir

lembab, sekitar

mulut tampak

bersih, tidak ada

sariawan, dan

tidak ada carie gigi

mulut tampak

bersih, tidak ada

sariawan, dan tidak

ada carie gigi

mulut tampak

bersih, tidak ada

sariawan, dan

tidak ada carie gigi

mulut tampak

bersih, tidak ada

sariawan, dan

tidak ada carie gigi

5. Telinga Normal dan tidak

ada serumen.

Normal dan tidak

ada serumen.

Normal dan tidak

ada serumen.

Normal dan tidak

ada serumen.

6. Leher Tidak ada

pembesaran

kelenjar tiroid.

Tidak ada

pembesaran

kelenjar tiroid.

Tidak ada

pembesaran

kelenjar tiroid.

Tidak ada

pembesaran

kelenjar tiroid.

7. Dada dan paru-

paru

Dada simetris,

suara nafas

vasikuler.

Dada simetris,

suara nafas

vasikuler.

Dada simetris,

suara nafas

vasikuler.

Dada simetris,

suara nafas

vasikuler.

8. Abdomen Tidak ada distensi

abdomen

Tidak ada distensi

abdomen

Tidak ada distensi

abdomen

Tidak ada distensi

abdomen

9. Ekstermitas

atas dan bawah

Tidak ada

kesulitan dalam

pergerakan, tidak

ada odem

Tidak ada kesulitan

dalam pergerakan,

tidak ada odem

Tidak ada

kesulitan dalam

pergerakan, tidak

ada odem

Tidak ada

kesulitan dalam

pergerakan, tidak

ada odem

10. Tekanan Darah

RR

Suhu

Nadi

Kesadaran

Keadaan

Umum

130/90 mmHg

20x/menit

36°C

92x/menit

Composmetis

Baik

120/80 mmHg

25x/menit

37°C

90x/menit

Composmetis

Baik

110/80 mmHg

20x/menit

36,3°C

90x/menit

Composmetis

Baik

110/70 mmHg

20x/menit

37°C

92x/menit

Composmetis

Baik

9. Harapan keluarga Asuhan Keperawatan Keluarga

Keluarga Tn.T berharap penyakit yang diderita istrinya bisa terkontrol dan keluarga

berharap kepada perawat bisa membantu keluarga dalam pencegahan penyakit pada

Ny.N tersebut.

10. Penjajakan II

1) Masalah Kesehatan Asma

a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah

Tn.T mengatakan asma adalah sesak nafas, penyebab dari asma adalah

kecapean, debu dan faktor keturunan, tanda gejala dari asma adalah batuk-

batuk dan pilek, dan jika istrinya berlebihan saat beraktifitas maka akan timbul

batuk-batuk lalu asmanya kambuh.

b. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.

Tn.T mengatkan “jika Ny.N ini sakit atau asmanya kambuh keluarga akan

langsung membawanya ke puskesmas atau memberikan oksigen dari tabung

oksigen”.

c. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

Tn.T mengatakan “cara merawat Ny.N yang mempunyai riwayat asma ini

keluarga selalu membatasi aktifitas dan kalau asma nya kambuh Tn.T selalu

memberikan aroma terapi seperti minyak hangat ke tubuh atau kebagian Ny.N”

d. Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan

Klien tampak selalu membersihkan rumah dan sekitar rumahnya, dan

mempertahankan kebersihan di dalam rumahnya supaya tidak ada debu atau

lawa-lawa.

e. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan

Tn.T mengatakan “jikalau istrinya sudah mulai ada tanda-tanda asma nya akan

kambuh keluarga akan membawa anaknya ke klinik atau puskesmas

ANALISA DATA KESEHATAN KELUARGA

Setelah data focus terkumpul maka data-data yang ada dirumuskan dalam analisa data

untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi, adapun analisa data yang disusun

dalam table 3.3 dibawah ini.

No. Data Fokus Masalah

Kesehatan

Diagnose keperawatan

1.

Data subjektif:

1. Tn.T mengatakan asma adalah sesak

nafas, penyebab dari asma adalah

kecapean, debu dan faktor keturunan,

tanda gejala dari asma adalah

batukbatuk dan pilek, dan jika

anaknya berlebihan saat beraktifitas

maka anaknya akan timbul batuk-

batuk lalu asmanya kambuh.

2. Tn.T mengatkan “jika Ny.N ini sakit

atau asmanya kambuh keluarga akan

langsung membawa anaknya ke

puskesmas, dan jika tidak disegara

ditangani akan mengakibatkan gagal

nafas”

3. Tn.T mengatakan “cara merawat Ny.N

yang mempunyai riwayat asma ini

keluarga selalu membatasi aktifitas

Ny.N dan kalau asma nya kambuh

selalu diberikan aroma terapi seperti

minyak hangat ke tubuh atau kebagian

dada Ny.N”

Asma

1. Resiko

ketidakefektifan

bersihan jalan nafas

pada keluarga Tn.T

khususnya Ny.N

2.

4. Keluarga tampak selalu membersihkan

rumah dan sekitar rumahnya, dan

mempertahankan kebersihan di dalam

rumahnya supaya tidak ada debu atau

lawa-lawa.

5. Tn.T mengatakan “jikalau istrinya sudah

mulai ada tanda-tanda asma nya akan

kambuh keluarga akan membawa ke

klinik atau puskesmas.

Data Objektif:

1. Lingkungan sekitar rumah keuarga Tn.T

tampak sedikit kotor dan banyak sampah

berserakan

2. Didalam rumah keluarga Tn.T tampak

susun rapih dan tampak tidak ada lawa-

lawa di atas langit-langit rumah.

3. Kesadaran: composmetis

4. Keadaan Umum: baik

5. Nadi: 90x/menit

6. Rr: 25x/menit

Suhu: 37,0 C

Data Subjektif

1. Tn.T mengatakan tidak mengetahui akibat

lanjut dari penyakit sesak nafasnya.

2. Ny.N sudah terkena asma sejak masih

SMA

Data Objektif

1. Kesadaran: composmetis

2. Keadaan umum: baik

2. Resiko komplikasi asma

(bronchitis) pada keluarga

Tn.T khususnya Ny.N

3. N: 90x/menit

4. Rr: 22/menit

5. S: 36C

6. Lingkungan rumah tampak banyak sampah

berserakan

Tabel 3.4 diagnosa keperawatan berdasarkan nilai skoring :

No Diagnosa Keperawatan

1. Resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.T khususnya Ny.N

2. Resiko komplikasi asma (bronchitis) pada keluarga Tn.T khususnya Ny.N

Skoring Masalah Keperawatan

Berdasarkan analisa data di atas maka untuk mengatasi masalah di lakukan perhitungan prioritas

masalah kesehatan di Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 sebagai berikut:

Masalah keperawatan keluarga: Resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.T

khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit asma.

Tabel 3.5

No KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN

1. Sifat masalah

Skala:

Actual 3

Resiko 2

Potensial 1

1 2/3X1=2/3 Karena saat kunjungan

rumah, klien tidak ada

tanda dan gejala, tetapi

sudah ada data-data yang

mendukung akan terjadi

asma.

2. Kemungkinan masalah untuk diubah

Skala:

Mudah: 2

Sebagian: 1

Tidak dapat: 0

2 2/2X2=2 1. Keluarga Tn.T sudah

memahami pengertian,

penyebab, dan tanda

gejala

dari asma

2. Keluarga Tn.T sudah

memanfaatkan fasilitas

kesehatan dilingkungan

sekitar

3. Potensial masalah untuk dicegah

Skala:

Tinggi: 3

Cukup: 2

Rendah: 1

1 2/3X1= 2/3 Keluarga mengatakan”

Ny.N sudah mengalami

asma berulang dari sejak

Ny.N SMA sudah

mengalami asma. Dan

belum ada komplikasi dan

resiko dari masalah ini.

4. Menjolnya masalah

Skala:

Segera ditangani: 2

Masalah ada tapi tidak perlu: 1

Masalah tidak dirasakan: 0

1 2/2X1=1 Keluarga mengatakan jika

ada anggota keluarga yang

sakit keluarga segera

membawa kepuskesmas

atau

keklinik terdekat

3 4/6

Skoring Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan keluarga: Resiko komplikasi asma (bronchitis)

Tabel3.6

NO KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN

1. Sifat Masalah:

1. Aktual: 3

2. Resiko: 2

3. Potensial : 1

1 2/3X1=2/3 Resiko akan terjadinya

komplikasi asma bila

tidak ditangani.

2. Kemungkinan Masalah Untuk

Diubah:

1. Mudah: 2

2. Sebagian: 1

3. Tidak dapat : 0

2 1/2X2=1 Keluarga Tn.T belum

begitu mengetahui apa

akibat lanjut dari asma.

Tetapi sudah mampu

memanfaatkan

fasilitas kesehatan yang

ada.

3. Potensial Masalah Untuk Dicegah:

1. Tinggi : 3

2. Cukup : 2

3. Rendah : 1

1 2/3X1=2/3 Ny.N sudah terkena

asma sejak SMA tetapi

Ny.N belum sampai

komplikasi karena kalau

asma Ny.N kambuh

segera dibawa ke

puskesmas

4. Mengenal Masalah:

1. Segera ditangani: 2

2. Masalah ada tapi tidak perlu:

1

3. Masalah tidak dirasakan : 0

1 2/2X1=1 Apabila asma Ny.N

sudah menunjukkan

tanda tanda keluarga

akan segera

membawanya ke

puskesmas atau keklinik

terdekat

TOTAL 2 4/6

Tabel 3.6 diagnosa keperawatan berdasarkan nilai skoring :

No Diagnosa Keperawatan Skor

1. Resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.T khususnya Ny.N 3 4/6

2. Resiko komplikasi asma pada keluarga Tn.T khususnya Ny.N. 2 4/6

RENCANA KEPERAWATAN

Perencanaan merupakan tahap ketiga yang dilakukan setelah Diagnosa di temukan berdasarkan prioritasnya. Adapun perencanaan

keperwatan keluarga Tn.T khususnya Ny.N

No. DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN EVALUASI RENCANA

TINDAKAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR

1. Resiko

ketidakefektifan

bersihan jalan nafas

pada keluarga Tn.T

khususnya Ny.N

Selama 5x kunjungan

rumah diharapkan

keluarga dapat mengerti

tentang penyakit dan

keluarga mampu

melakukan perawatan

pada keluarga Tn.T

khsusunya Ny.N

1. Selama 1x30 menit

diharapkan keluarga

mampu mengenal

masalah asma pada

keluarga Tn.T khususnya

Ny.N dengan

menyebutkan :

a. pengertian asma

Respon verbal Asma adalah

penyakit saluran

pernapasan yang

disebabkan oleh

rangsangan tertentu

1. Diskusikan dengan

keluarga tentang

pengertian asma.

2. Ajarkan keluarga

untuk mengungkapkan

kembali pengertian

asma.

b. penyebab asma

Menyebutkan 3

dari 6 penyebab

asma:

1. Aktifitas

berlebihan

2. Udara kotor

3. Perubahan cuaca

4. Emosional

5. Asap rokok

6. Asap pabrik

1. Diskusikan dengan

keluarga tentang

penyebabkan dari

asma.

2. Beri kesempatan

keluarga untuk

bertanya.

3. Motivasi keluarga

untuk menyebutkan

kembali penyebab

asma.

c. tanda dan gejala asma

Respon

Verbal

Menyebutkan 2

dari 7 tanda dan

gejala dari asma:

1.Dipsnea(sesak

nafas)

2.Bunyi nafas

(wheezing)

3.Pusing, sakit

kepala

4.Bersin-bersin

5.Peningkatan nafas

pendek

6.Gelisah dan

cemas

1. Berdiskusikan dengan

keluarga tentang tanda

dan gejala asma

2. Gali pendapat keluarga

tentang tanda dan

gejala yang terjadi pada

Keluarga

3. Motivasi keluarga

untuk mengungkapkan

kembali tanda dan

gejala asma

4. Beri pujian

2.Setelah 1X30 menit

kunjungan rumah,

keluarga mampu

mengambil keputusan

untuk anggota keluarga

yang sakit asma, dengan

cara:

a. Menyebutkan akibat

lanjut dari

penyakit asma

Respon

Verbal

Menyebutkan 2

dari 6 akibat lanjut

dari asma:

1.gagal nafas

2.bronchitis

positif pada keluarga

atas upaya yang

sudah dilakukan.

1. Diskuasikan dan

mengidentifikasi

dengan keluarga

tentang akibat lanjut

atau komplikasi dari

asma.

2. Motivasi keluarga

untuk mengungkapkan

kembali te ntang

akibat lanjut atau

komplikasi asma.

3.Setelah 1x30 menit

kunjungan rumah,

diharapkan keluarga

mampu merawat anggota

keluarga yang sakit asma,

dengan cara:

a.

mendemonstra

sikan

bagaimana

Inhalasi

Buatan

cara

Respon

psikomotor

Melakukan Inhalasi

Buatan:

1.Persiapkan alat

dan bahan.

2.Campurkan

minyak kayu putih

atau aroma teraphi

dengan air panas

dalam cangkir

stenlis dengan

perbandingan 3-5

tetes minyak kayu

putih untuk 250ml

(1gelas stenlis) air

hangat/panas

3.Posisikan pasien

dan campuran

tersebut tertutup

rapat supaya tidak

1. Mengajarkan kepada

keluarga tentang cara

Inhalasi sederhana

2. Berikan kesempatakan

kepada keluarga untuk

melakukan inhalasi

sederhana.

3. Pastikan keluarga akan

melakukan tindakan yang

diajarkan jika diperlukan

4.Setalah 1x30menit

selama kunjungan rumah,

diharpkan keluarga

mampu memodifikasi

lingkungan dengan cara:

a. menyebutkan cara

memodifikasi

lingkungan

Respon verbal

tercampur dengan

udara bebas.

4.Hirup uap dari

campuran

tersebut selama

5-10 menit atau

pasien sudah

merasa lega

dengan

pernapasannya.

Menyebutkan 2

dari 2

memodifikasi

lingkungan

rumah yang

bersih seperti:

1.Menjaga

kebersihan

didalam rumah

1. Mengajarkan

keluarga

mencegah dengan

memodifikasi

lingkungan

2. Memotivasi

keluarga

memodifikasi

lingkungan.

supaya tidak ada

lawa-lawa di

langit-langit

rumah.

2.Selalu menjaga

lingkungan

sekitar.

CATATAN KEPERAWATAN KELUARGA

HARI

TGL/JAM

Sabtu,21

April 2018

Jam : 11.00

WIB

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

DX I

Resiko pola nafas pada

keluarga Tn.T khususnya

Ny.N

TUK 1 :

Mengenal masalah asma.

TINDAKAN KEPERAWATAN

1. mendiskusikan dengan keluarga pengertian

asma, ajarkan keluarga untuk mengungkgkapkan

kembali pengertian asma

S: keluarga Ny.n mengatakan “asma itu sesak

nafas”

O: Tn.T agak sedikit mengerti tentang asma.

2. Mendiskusikan dengan keluarga penyebab asma.

S: keluarga Tn.T mengatakan “penyebab dari asma

itu “faktor keturunan dan debu”

O: Ny.N tampak memperhatikan dan memahami

apa yang didiskusikan.

3.Memberikan kesempatan keluarga bertanya

S: keluarga Ny.N mengatakan “tidak ada yang

ingin ditanyakan lagi”

O: Tn.T tampak serius dan memperhatikan

4.Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan

kembali penyebabkan asma

S: keluarga Tn.T mengatakan “faktor keturunan

dan debu”

O: Tn.T tampak sulit untuk mengingat kembali

penyebab dari asma

5. Menggali pendapat keluarga tentang tanda dan

PARAF

Gani

ayu

Senin,23

April 2018

Jam : 16.20

WIB

Senin,23

April 2018

Jam : 16.20

WIB

Selasa,24

TUK 2 :

Keluarga mampu mengambil

keputusan

TUK 3 :

Kemampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga

yang sakit

TUK 4 :

gejala

S: keluarga Tn.T mengatakan “tanda dan gejala

dari asma itu batuk dan influenza”

O: keluarga tampak sedikit mengerti.

1.Mengidentifikasi akibat lanjut/komplikasi

S: Ny.N mengatakan ”tidak ada tanda-tanda

terjadinya komplikasi.

O: keluarga tampak bingung

1. Mendemontrasikann cara melakukan inhalasi

sederhana.

S: Ny.N mengatakan “mengerti apa itu inhalasi

sederhana dan bagaimana cara menggunakannya

dan memahami apa saja alat-alat yang dibutuhkan”

O: Ny.N tampak paham dan bisa saat di beri

intruksi untuk diulang.

2.Mendiskusikan dengan keluarga tentang

pencegahan dari asma.

S: Tn.T mengatakan “cara pencegahan asma itu

dengan cara membersihkan rumah dan hindari anak

dari debu”

O: Tn.T tampak sedikit mengerti.

1.Mendiskusikan dengan keluarga cara

Gani

ayu

Gani

ayu

Gani

April 2018

Jam : 16.20

WIB

Selasa,24

April 2018

Jam : 16.20

WIB

Kemampuan keluarga dalam

memodifikasi lingkungan

TUK 5 :

Kemampuan keluarga dalam

memanfaatkan fasilitas

kesehatan.

menciptakan lingkungan rumah yang bersih.

S:Ny.N mengatakan “selalu membersihkan rumah

dan lingkungan rumahnya.

O: Ny.N tampak paham dan tampak rajin dalam

membersihkan rumah atau lingkungan rumahnya.

1.Mengklarisfikasi pengetahuan keluarga tentang

memnfaatkan fasilitas kesehatan.

S: Tn.T mengatakan kalau salah satu anggotanya

ada yang sakit segera membawa nya berobat ke

puskesmas atau klinik terdekat.

O: Tn.T Tampak paham dalam mefasilitaskan

fasilitas kesehatan

ayu

Gani

ayu

CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA

NO DX TGL JAM EVALUASI (SOAP) PARAF

DX I

TUK 1

25 April 2018

11.00

WIB

Subjek: Tn.T mengatakan

1. “pengertian asma adalah sesak nafas”.

2. “ penyebab dari asma karena faktor keturunan,

kecpean, dan debu”.

3. “Tanda dan gejala dari asma seperti batuk-batuk

dan influenza”

Objektif: keluarga tampak kooperatif dan memahami

saat dijelaskan, keluarga menyebutkan, pengertian,

penyebab, dan tanda gejala dari asma.

Gani

Ayu

Analisa: masalah teratasi

Planning: lanjutkan TUK

DX I

TUK 2

25 April 2018

11.00

WIB

Subjektif: Tn.T mengtakan “akibat dari asma itu

adalah gagal nafas dan bronkitis”

Objektif: keluarga tampak mendengarkan saat

dijelaskan, keluarga dapat menjelasknan dan

menyebutkan akibat lanjut dari asma

Analisa: masalah teratasi

Planning: lanjutkan TUK 2

Gani

Ayu M

DX I

TUK 4

26 April 2018 11.00

WIB

Subjektif: Tn.T mengtakan “keluarga mengatakan

lingkungan yang bersih dan sehat itu tidak ada debu”.

Objektif: Tn.T dapat menyebutkan 2 dari 4 cara

memodifkasi lingkungan dan cara pencegahan, klien

mengetahui bagaimana cara memodifkasi lingkungan

yang baik dan benar, kondisi lingkungan keluarga Tn.T

tampak kurang rapih karena banyak sampah

berserakan.

Analisa: masalah teratasi

Planning: lanjutkan TUK 4

Gani

Ayu

DX I

TUK 5

26 April 2018 11.00

WIB

Subjektif: Tn.T mengatakan “jika anggota keluarga

ada yang sakit segera membawa nya ke puskesmas

terdekat”.

Gani

Ayu

Objektif: keluarga mendengarkan penjelasan yang

diberikan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan,

keluarga menyebutkan manfaat pelayanan kesehatan

Analisa: masalah terasi

Planning: lanjutkan TUK 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis akan membahas tentang kesenjangan yang terjadi antara teori dan kasus

yang dilakukan mulai tanggal 19 sampai dengan 25 april 2018 yang beralamat di RT 004 RW

002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Dalam pembahasan masalah

ini penulis akan menggunakan proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan

evaluasi. Ada beberapa kesengajaan yang terjadi antara konsep dan aplikasi, penulis akan

menjabarkan mulai dari pengkajian, diagnose, dan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 17-18 April

2018 dalam pengkajian penulis melakukan pengumpulan data. Data yang dengan

menggunakan fotmat pengkajian dan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara

dengan keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik. Setelah penulis melakukan pendekatan

untuk menjalin hubungan saling percaya atau bina trust dengan keluarga, dan keluarga

Tn.T dapat menerima kedatangan penulis. Dalam pengkajian tidak ditemukan kesulitan

dikarenakan keluarga Tn.T sangat kooperatif dan keluarga Tn.T menjawab semua

pertanyaan yang di ajurkan dengan penulis sehingga mempermudah mendapatkan

informasi tetapi dalam pemeriksaan fisik terdapat kesulitan dalam pengumpulan data

karena Tn.T sibuk dengan pekerjaannya, walaupaun demikian data pemeriksaan fisik

lengkap dengan kontrak waktu yang sudah disepakati dengan yang bersangkutan agar

dapat bertemu dengan Tn.T. Selain itu penulis terbantu dengan adanya format

pengkajian.

Untuk tipe keluarga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan tipe

keluarga pada keluarga Tn.T ini adalah keluarga inti. Dimana didalam teori Menurut

Allender & Spraydley dijelaskan bahwa keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga

yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak angkat.

Tahap perkembangan keluarga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan

tahap perkembangan keluarga dengan tahap dewasa awal, dimana Tn.T dan Ny.N

mempunyai anak petama yang berumur 38 tahun dalam tugas perkembangan keluarga

yaitu mencari dan menemukan calon pasangan hidup, membina hubungan rumah tangga,

meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga, menjadi

warga negara yang bertanggung jawab. Dan dari tahap perkembangan ini semua tahap

perkembangan pada dewasa awal di keluarga Tn.T ini sudah cukup terpenuhi karena

keluarga sudah cukup mampu memenuhi kebutuhan dan keperluan dari anak-anaknya.

Peran keluarga pada keluarga Tn.T tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus

dikarenakan keluarga Tn.T telah sesuai menjalankan peran nya didalam keluarga.

Fungsi keluarga Tn.T terutama fungsi pemeliharaan kesehatan terdapat kesenjangan

antara teori dan kasus karena keluarga Tn.T ketidakmampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dikarenakan jika ada keluarga

yang sakit keluarga segera membawa ke puskesmas atau ke klinik terdekat.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Dalam membuat diagnose penulis sudah mengacu sesuai teori yaitu actual, resiko,

potensial. Pada kasus hanya membahas mengenai gangguan system oksigenasi: asma dan

hanya mendapatkan diagnose resiko. Dan pada kasus penulis mendapatkan 2 masalah

keperawatan keluarga yang kemudian dilakukan skoring untuk menentukan prioritas

masalah yaitu:

1. Resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.T khususnya Ny.N.

Penulis mengangkat diagnosa ini dengan dasar data yang didapatkan yaitu data

subjektif keluarga Tn.T mengatakan “jika istrinya terlalu banyak aktifitas atau

kelelahan istrinya tiba-tiba batuk dan merasa seperti sesak untuk bernafas, istrinya

juga sudah lama terkena asma sejak SMA. Keluarga Tn.T hanya membatasi

kegiatan dan aktifitas dari Ny.N supaya tidak menimbulkan sesak lagi. Dan

menurut data objektif yaitu daerah lingkungan klien tampak banyak sampak

berserakan walaupun didalam rumah klien tampak rapih tetapi kurang adanya

ventilasi didalam rumah hanya ada jendela untuk penerangan dan keluarga

tampak sudah bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan tetapi keluarga tidak mampu

merawat anggota keluarga yang sakit, frekuensi pernapasan: 25x/menit.

2. Resiko komplikasi asma (bronchitis) pada keluarga Tn.T. Diagnosa ini muncul

dikarenakan Tn.T mengatakan “Ny.N mengatakan tidak mengetahui akibat lanjut

dari penyakit sesak nafasnya. Dan menurut data objektif kesadaran compostis,

kedaaan umum baik, Nadi 90x/ menit Rr 25xmenit Suhu 37°C

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Perencanaan pada laporan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada tinjauan

teoritis yang diawali yaitu dengan menyusun urutan prioritas, menentukan tujuan, kriteria

hasil, serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan pada diagnosa yang akan

muncul. Setah diagnosa keperawatan ditetapkan, lalu perencanaan ditentukan bersama

keluarga setelah rencana dapat diterima oleh keluarga dan rencana yang dibuat harus

berkualitas. Perencanaan harus dibuat bersama keluarga dengan tujuan untuk

mempermudah dalam penyampaian sehingga rencana tindakan yang telah dibuat dapat

bermanfaat bagi keluarga terutama anggota yang mempunyai masalah.

Pada diagnosa keperawatan yang pertama yaitu resiko ketidakefektifan bersihan jalan

nafas pada keluarga Tn.T khususnya Ny.N . Perawat merencanakan untuk mengadakan

penyuluhan tentang masalah penyakit asma mulai mengenal masalah, mengambil

keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan,

memanfaatkan fasilitas kesehatan. Keluarga menyatakan setuju dan rencana tindakan

diatas yaitu tingginya motivasi keluarga untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang

penyakit asma dan ingin mengetahui cara mengatasinya, sedangkan faktor

penghambatnya hanya ketidakhadiran Tn.T saat dilakukan melakukan penyusunan

rencana.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya

bersama keluarga, pada tahap ini penulis melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan

keperawatan yang telah dibuat dan tetap memperhatikan prioritas diagnose keperawatan.

Pada diagnose keperawatan pertama, rencana tindakan keperawatan dapat dilaksanakan

sesuai dengan rencana yaitu mengenalkan masalah, melakukan dan menjelaskan cara

Inhalasi Sederhana, memodifikasi lingkungan dan menjelaskan memanfaatkan fasilitas

kesehatan. Tindakan keperawatan mengenalkan masalah dilakukan dikarenakan keluarga

Tn.T belum begitu memahami tentang penyakit asma, lalu melakukan dan menjelaskan

cara Inhalasi Sederhana hal ini dilakukan supaya keluarga mampu merawat anggota

keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dilakukan karena lingkungan diluar sekitar

rumah keluarga Tn.T tampak banyak sampah berserakan walaupun di dalam rumah

keluarga Tn.T tampak bersih dan tersusun rapih tetapi kurangnya ventilasi di dalam

rumahnya. Serta menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan untuk memanfaatkan fasilitas

kesehatan keluarga sudah sedikit mampu memanfaatkan fasilitas seperti keluarga

mengatakan jika ada anggota keluarga atau khususnya Ny.N kambuh asma nya keluarga

segera membawa keklinik terdekat atau ke puskesmas.

Kendala yang dihadapi pada saat tindakan yaitu ketidak hadiran anggota keluarga karena

hanya ada Ny.N dan Tn.I hal ini disebabkan karena Tn.T bekerja. Sebagai tindak lanjut

penulis berpesan kepada keluarga untuk menyampaikan kembali ke Tn.T yang tidak hadir

dan penulis meninggalkan leaflet kepada anggota keluarga yang ada untuk

menyampaikan dan memberitahu kepada anggota keluarga yang tida hadir saat tindakan

dengan hartapan seluruh anggota keluarga dapat membacanya dan mengaplikasikannya.

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi merupakan kegiatan yang telah membandingkan antara hasil implementasi

dengan kriteria hasil dan standar yang telah ditetapkan. Untuk mengukur keberhasilan

rencana tindakan dan evaluasi didasarkan pada keefektifaan intervensi yang dilakukan

oleh penulis dan keluarga, keefektifan intervensi dapat dilihat dari respon keluarga dan

hasil yang disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam mengevaluasi hasil

tindakan yang telah dilakukan penulis dengan cara observasi secara langsung,

wawacncara, dan pemeriksaan fisik.

Pada diagnosa pertama penulis melakukan evaluasi sebanyak 2kali yaitu pada tanggal

25,26 April 2018, berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka evaluasi yang diperoleh

yaitu masalah asma pada Ny.N sebagian dapat tertasi walaupun tidak sempurna, hal ini

dikarenakan keterbatasan waktu, keluarga kurang mengetahui tentang penyakit asma, dan

keluarga kurang memodifikasi lingkungan. Sebagai tindak lanjutnya penulis

menganjurkan untuk selalu menerapkan apa yang telah penulis ajarkan kepada keluarga.

Resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.T khsusnya Ny.N, masalah

ini dapat teratasi sebagian oleh karena itu penulis menganjurkan kepada keluarga untuk

melakukan tindakan tersebut bila sudah ada tanda dan gejala asma pada istrinya.

BAB V

PENUTUP

Setelah membahas mengenai laporan kasus asuhan keperawatan keluarga

dengan kebutuhan oksigenasi dengan masalah asma, dimana penulis melakukan

perbandingan antara teori dan kasus dilapangan, kemudian penulis dapat

mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. KESIMPULAN

1. Pada saat pengkajian Tn.T tidak dapat hadir sehingga sulit untuk

didapatkan data seluruh keluarga dengan cepat. Harus dengan kontrak

waktu pada setiap anggota keluarga dapat bertemu.

a. Tugas perkembangan keluarga Tn.T sudah dapat terpenuhi

b. Peran Keluarga pada keluarga Tn.T tidak ada kesenjangan pada

peran keluarga.

c. Fungsi keluarga Tn.T ada kesenjangan terutama fungsi pemeliharaan

kesehatan pada ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.

d. Dari tanda dan gejala asma tidak semua ada tanda dan gejala yang

muncul pada Ny.N

2. Diagnosa yang muncul dalam perumusan diagnosa keperawatan penulis

mengacu pada hasil pengkajian yang menggunakan teknik wawancara,

observasi, pemeriksaan fisik, dan analisa data dengan menunjukkan

status kesehatan dari mulai actual, resiko, potensial. Dari hasil

pengkajian dan analisa data maka penulis merumuskan diagnosa

keperawatan sebagai berikut:

a. Resiko pola nafas tidakefektif pada keluarga Tn.T khususnya Ny.N.

b. Resiko komplikasi asma(bronchitis) pada keluarga Tn.T khususnya

Ny.N .

Pada saat pengkajian tidak ditemukan tanda dan gejala. Dalam

menentukan diagnosa keperawatan tidak ditemukan hambatan karena

dalam menentukan diagnosa keperawatan mengacu pada pengkajian

dan analisa data

3. Perencanaan keperawatan: perencanaan tindakan keperawatan tidak

dilakukan bersama keluarga, perencanaan menggunakan masalah

prioritas dengan teknik skoring dan sesuai dengan teori.

4. Pelaksanaan keperawatan: pada tahap ini penulis melakukan pelaksanaan

pada diagnose yang muncul, tetapi penulis mendapatkan hambatan

karena pada saat ingin melakukan pelaksanaan keperawatan Ny.N tidak

ada dirumah dan penulis sudah melalukan kontrak waktu ulang kepada

keluarga dan Ny.N . Dan penulis mendapat hambatan lagi saat ingin

melakukan pelaksanaan keperawatan karena jarak antara pos Rw dan

rumah keluarga Tn.T cukup jauh sehingga bahan yang akan digunakan

atau air panas sudah tidak dapat digunakan lagi oleh karena itu penulis

berkolaborasi dengan keluarga Tn.T agar pelaksanaan keperawatan bisa

terlaksana dengan baik.

5. Evaluasi keperawatan: pada tahap evaluasi harus sesuai dengan tujuan

jangka pendek dan jangka panjang yaitu: diagnosa, evaluasi yang

diperoleh masalah sudah teratasi, adapun hambatan yang dialami oleh

penulis adalah pada saat melakukan evaluasi tidak dihadiri oleh Tn.T

dikarekan bekerja.

B. SARAN

Dari kesimpulan yang telah di dapat, penulis menggangap perlu adanya

peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang diharapkan agar dapat

membantu keluarga dalam mempertahankan dan meningkatkan derajat

kesehatannya secara optimal. Disini penulis memberikan saran untuk

beberpa pihak yang diharapkan dan dapat membantu dalam memberikan

asuhan keperawatan pada keluarga dengan penyakit asma.

1. Bagi puskesmas.

Diharapkan melaukan monitoring terhadap masalah kesehatan khusunya Asma

karena dari prevalensi yang ada di Utan panjang prevalensi asma yang lebih

tinggi yaitu sebanyak 21jiwa dari penyakit saluran pernafasan lainnya. Selain

itu perlu penambahan tenaga kesehatan yang ditugaskan diwilayah Utan

Panjang untuk mengontrol kesehatan masyarakat Utan Panjang khususnya

dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga, agar derajat kesehatan

masyarakat dapat meningkat.

2. Bagi keluarga

Diharapkan kepada keluarga agar dapat menjaga lingkungan yang bersih bagi

kesehatan, menjaga pola makan bagi keluarga yang sakit, menjaga aktifitas

anggota keluarga yang sakit supaya tidak mudah lelah, dan untuk mencegah

terjadinya komplikasi yang lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu Henny.(2010).Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan

Keluarga.Denpasar : Sagung Seto

Clark Margaret Varnell.(2013).Asma panduan penatalaksanaan klinis.Jakarta.ECG

Caira Francis.(2011).Perawatan Respirasi.Jakarta.Erlangga

Kozier Barbara”all”.(2011).

Laporan Nasional Riskesdas (2013). Prevalensi Asma.

https://www.k4health.org/sites/default/files/laporanNasional%20Riskesd

as%202007.pdf

P Hidayat.(2015).Laporan Kemenkes RI (2011).

file:///C:/Users/user/ Fundamental Keperawatan.Jakarta.ECG

Laporan Nasional Riskesdas (2007). Prvalensi Asma

https://www.k4health.org/sites/default/files/laporanNasional%20Riskesd

as%202007.pdf

AppData/Local/Temp/04.%20BAB%20I-3.pdf diakses tgl 17 maret jam

21.00WIB

Setiadi.(2008).Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Jakarta:Graha Ilmu

Santun Setiawati&Agus Citra Dermawan.(2008). Asuhan Keperawatan

Keluarga. Edisi 1 Cetakan 2.Jakarta:Penuntun Praktis

Sundaru Heru.(2014).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:InternaPublishing

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ASMA”

RT004 RW002 KEC UTAN PANJANG KEL KEMAYORAN

KELUARGA Tn.T KHUSUSNYA Ny.N

DISUSUN OLEH:

GANI AYU MUMPUNI

2015750020

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2018

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyakit dan perawatan Asthma

Sub. Pokok Bahasan : Tentang perawatan Asthma

Sasaran : Keluarga Tn.T

Tempat : Rumah keluarga Tn.T

Waktu : 15 Menit

Penyuluh : Gani Ayu Mumpuni

A. Tujuan :

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit keluarga mengetahui tentang penyakit dan cara

Perawatan Asthma.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit keluarga dapat :

a. Menyebutkan kembali pengertian dan manfaat perawatan Asthma dengan benar tanpa

diberitahu

b. Menyebutkan kembali cara Batuk Efektif dan Postural Drainage Asthma dengan benar tanpa

diberitahu

c. Menyebutkan kembali gejala dari penyakit Asthma denga benar tanpa diberitahu

d. Menyebutkan kembali penyebab dan pencetus penyakit Asthma dengan benar tanpa diberitahu

B. Materi Penyuluhan

1) Pengertian penyakit Asthma

2) Penyebab penyakit Asthma

3) Tanda dan gejala penyakit Asthma

4) Faktor pencetus penyakit Asthma

5) Cara perawatan penyakit Asthma

6) Cara pencegahan penyakit Asthma

C. Pengorganisasian

1) Pembimbing Pendidikan : Ns. Nurhayati, Sp.Kep.Kom

Drs. Dedi muhdiana, M.Kes

Ns. Lily Herlinah, Sp.Kep.Kom

2) Moderator : Gani Ayu Mumpuni

3) Peran Moderator :

a. Menyajikan materi penyuluhan

b. Bersama fasilitator menjalin kerjasama dalam acara penyuluhan

c. Menjawab pertanyaan audiens

4) Observer: Gani Ayu Mumpuni

5) Peran Observer

a. Mengamati jalannya kegiatan

b. Mengevaluasi kegiatan

c. Mencatat prilaku verbal dan non verbal serta kegiatan

6) Fasilitator : Gani Ayu Mumpuni

7) Peran Fasilitator

a. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya

b. Bekerjasama dengan penyaji dalam menampilkan bahan penyuluhan

c. Membagikan leafleat

D. Setting Tempat

:penyuluh

:peserta

E. Kegiatan Penyuluhan

1) Metode : diskusi dan tanya jawab

2) Kegiatan belajar mengajar

Waktu Kegiatan Peserta

5menit

(pembukaan)

a. Mengucapkan Salam

b. Memperkenalkan nama kepada

audiens

c. Kontrak Waktu

d. Menjelaskan tujuan penyuluhan

a. Menjawab salam

b. Memperhatian dan mendengarkan

c. Memperhatikan dan mendengarkan

d. Memperhatikan dan mendengarkan

15 Menit

( isimateri)

a. Menjelaskan pengertian sasma

b. Menjelaskan penyebab asma

c. Menjelaskan tanda dan gejala asma.

d. Menjelaskan cara penanggulangan

asma

e. Menjelaskan pencegahan asma

a. Memperhatikan dan

mendengarkan

b. Memperhatikan dan

mendengarkan

c. Memperhatikan dan

mendengarkan

d. Memperhatikan dan

mendengarkan

e. Memperhatikan dan

mendengarkan

10 Menit

(penutup)

a. Mengajukan3 pertanyaan tentang

penyuluhan

b. Memberikan kesimpulan tentang

penyuluhan

c. Salam penutup

a. Menjawab pertanyaan

b. Memperhatikan dan mendengarkan

c. Menjawab salam

F. Evaluasi

1) Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan penyuluhan dengan memberikan

pertanyaan secara lisan sebagai berikut :

a. Menjelaskan pengertian asma.

b. Menjelaskan penyebab asma.

c. Menjelaskan tanda dan gejala asma.

d. Menjelaskan tentang cara penanggulangan asma.

e. Menjelaskan pencegahan asma.

2) Evaluasi struktur

a. Menyiapkan SAP

b. Menyiapkan materi dan media

c. Kontrak waktu dan sasaran

d. Menyiapkan tempat

e. Menyiapkan pertanyaan

3) Evaluasi Proses

a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penyuluhan berlansung

b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti

c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi

d. Sasaran tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung

e. Tanya jawab berjalan dengan baik

4) Evaluasi Hasil

a. Penyuluhan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan 80% lebih

dengan benar

b. Penyuluhan dikatakan cukup berhasil/ cukup baik apabila sasaran mampu menjawab

pertanyaan antara 50-80% dengan benar

c. Penyuluhan dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran hanya mampu menjawab

kurang dari 50% dengan benar

G. MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian dari Asma adalah

Suatu penyakit dengan ciri peningkatan respon trachea terhadap berbagai rangsangan dengan

manifestasi penyempitan jalan nafas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan

maupun sebagai rangsangan dari hasil pengobatan .

2. Penyebab Asma

a. Factor keturunan

b. Alergi dari debu rumah

c. Polusi udara

d. Obat-obatan

e. Lingkungan kerja yang normal

f. Kegiatan jasmani yang berlebihan

g. Perubahan cuaca yang extrim

h. Ketegangan jiwa

i. Emosi

j. Infeksi saluran nafas

3. Tanda dan gejala Asma

a. Sesak nafas

b. Adanya suara mengi dan wheezing

c. Nafas cepat dan dalam

d. Kadang disertai nyeri dada

e. Gelisah

4. Cara Pencegahan Serangan Asma

a. Hindari faktor pencetus

b. Kontrol teratur

c. Minum obat secara teratur

d. Olah raga ringan

5. Cara penanggulangan asma

a. Hindari faktor pencetus

b. Istirahat yang cukup

c. Berikan makanan dan minuman yang bergizi

6. Cara pencegahan asma

a. Hindari makan coklat, kacang tanah ,atau minum es

b. Hindari dengan penderita influenza

c. Jangan menggunakan kipas angin

d. Jangan malas membersihkan rumah

e. Gunakan masker agar tidak kontak langsung dengan debu

f. Hindari aktifitas berlebihan

g. Jangan lupa cuci tangan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“INHALASI BUATAN”

RT.004 RW.002 KEC UTAN PANJANG KEL KEMAYORAN

KELUARGA Tn.T KHUSUSNYA Ny.N

DISUSUN OLEH:

GANI AYU MUMPUNI

2015750020

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2018

Pokok bahasan : Inhalasi Buatan

Sub pokok bahasan : Latihan Inhalasi Buatan pada penderita Asma

Sasaran : Keluarga Tn.T

Hari/tanggal : Senin / 30-04-2018

Waktu : 15.00 – 16.00

Tempat : Dirumah Tn.T

Peserta : Pasien dan keluarga Tn.T

A. TUJUAN

1) Tujuan umum :

Setelah mengikuti penyuluhan selama 40 menit diharapkan kesehatan keluarga Tn.T khususnya

Ny.N dapat berlatih secara aktif sedangkan keluarganya dapat memberikan dan membimbing

secara pasif.

2) Tujuan khusus :

Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x40 menit Ny.N dan keluarga diharapkan dapat

menjelaskan tentang :

a) Mampu menjelaskan pengertian latihan inhalasi buatan pada penderita ASMA

b) Mampu menjelaskan tujuan latihan inhalasi buatan pada penderita ASMA

c) Mampu menjelaskan indikasi pada penderita ASMA

d) Mampu menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk inhalasi buatan pada penderita

ASMA

e) Mampu menjelaskan keuntungan terapi inhalasi buatan pada penderita ASMA

f) Mampu menjelaskan kerugian terapi inhalasi buatan pada penderita ASMA

g) Mampu menjelaskan tahapan kerja terapi inhalasi buatan pada penderita ASMA

B. Materi

1. Pengertian terapi Inhalasi Buatan

2. Tujuan pada terapi Inhalasi Buatan

3. Indikasi pada terapi Inhalasi Buataan

4. Alat dan bahan yang digunakan terapi Inhalasi Buatan

5. Cara kerja terapi Inhalasi Buatan

6. Keuntungan terapi Inhalasi Buatan

7. Kerugian terapi Inhalasi Buatan

C. Media

1) Format Prosedur

D. Metode Penyuluhan

1) Ceramah

2) Diskusi

3) Peragaan dan Praktek

E. Pengorganisasian

1) Pembimbing Pendidikan : Ns. Nurhayati, Sp.Kep.Kom

Drs. Dedi muhdiana, M.Kes

Ns. Lily Herlinah, Sp.Kep.Kom

2) Moderator : Gani Ayu Mumpuni

3) Peran Moderator :

a. Memulai dan Menutup Acara

b. Memperkenalkan Diri

c. Menetaptakan tata tertib acara penyuluhan

d. Menjaga kelancaran acara

e. Memimpin diskusi

4) Penyaji : Gani Ayu Mumpuni

5) Peran Penyaji :

a) Menyajikan materi penyuluhan

b) Bersama fasilitator manjalin kerja sama dalam acara penyuluhan terapi Inhalasi

Buatan

c) Menjawab pertanyaan audiens

6) Observasi : Gani Ayu Mumpuni

7) Peran Observer :

a) Mengamati jalannya kegiatan

b) Mengevaluasi kegiatan

c) Mencatat perilaku verbal dan non verbal serta kegiatan

8) Fasilitator : Gani Ayu Mumpuni

9) Peran Fasilitator :

a) Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya

b) Bekerja sama dengan penyaji dalam menampilkan bahan penyuluhan

c) Membagikan format prosedur Inhalasi Buatan

Setting Tempat

Keterangan :

: Peserta

: Pasien Ny.N Asma

: Penyaji

: Penguji

F. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Materi Peserta

1.

5 Menit

Pembukaan

a. Mengucam Salam

b. Memperkenalkan nama

kepada audiens

c. Kontrak waktu

d. Menjelaskan tujuan

penyuluhan

a. Menjawab salam

b. Memperhatikan dan

Mendengarkan

c. Memperhatikan dan

Mendengar

d. Memperhatikan dan

Mendengar

2. 20 Menit Penyampaian materi a. Mampu menjelaskan

pengertian latihan

inhalasi buatan pada

penderita

ASMA

b. Mampu menjelaskan

tujuan latihan inhalasi

buatan pada penderita

ASMA

a. Memperhatikan dan

Mendengarkan

b. Memperhatikan dan

Mendengarkan

c. Memperhatikan dan

Mendengarkan

d. Memperhatikan dan

Mendengarkan

e. Memperhatikan dan

Mendengarkan

f. Memperhatikan dan

Mendengarkan

c. Mampu

menjelaskan

indikasi pada

penderita ASMA

d. Mampu

menjelaskan alat

dan bahan yang

digunakan untuk

inhalasi buatan pada

penderita

ASMA

e. Mampu

menjelaskan

keuntungan terapi

inhalasi buatan pada

penderita

ASMA

f. Mampu

menjelaskan

kerugian terapi

inhalasi buatan pada

penderita

ASMA

g. Mampu

menjelaskan

tahapan kerja terapi

inhalasi buatan pada

penderita ASMA

g. Meperhatikan

Mendengarkan

dan

3. 10 Menit Evaluasi a. Demontrasikan

latihan terapi

Inhalasi Buatan

pada pebderita

ASMA

b. Diskusi / tanya

jawab

a. Mempratekkan terapi

Inhalasi Buatan pada

penderita ASMA

b. Bertanya

4. 5 Menit Penutup a. Memberikan

kesimpulan tentang

terapi Inhalasi

Buatan pada ASMA

b. Salam penutup

a. Memperhatikan dan

Mendengarkan

b. Menjawab Salam

g. Evaluasi

1) Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan penyuluhan dengan memberikan

pertanyaan secara lisan sebagai berikut :

a) Mampu menjelaskan pengertian latihan inhalasi buatan pada penderita ASMA

b) Mampu menjelaskan tujuan latihan inhalasi buatan pada penderita ASMA

c) Mampu menjelaskan indikasi pada penderita ASMA

d) Mampu menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk inhalasi buatan pada penderita

ASMA

e) Mampu menjelaskan keuntungan terapi inhalasi buatan pada penderita ASMA

f) Mampu menjelaskan kerugian terapi inhalasi buatan pada penderita ASMA

g) Mampu menjelaskan tahapan kerja terapi inhalasi buatan pada penderita ASMA

2) Evaluasi Struktur

a) Menyiapkan SAP

b) Menyiapkan materi dan media

c) Kontrak waktu dan sasaran

d) Menyiapkan tempat

e) Menyiapkan pertanyaan

3) Evalusi Proses

a) Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penyuluhan berlangsung

b) Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti

c) Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi

d) Sasaran tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung

e) Tanya jawab berjalan dengan baik

4) Evaluasi Hasil

a) Penyuluhan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan 80 % lebih

dengan benar

b) Penyuluhan dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila sasaran mampu menjawab

pertanyaan antara 50 – 80 % dengan benar

c) Penyuluhan dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran hanya mampu menjawab

kurang dari 50% dengan benar

5) Penjelasan Materi

a) Pengertian Inhalasi Buatan

Tindakan yang dilakukan pada pasien ASMA dengan cara sederhana adalah pemberian

obat dalam bentuk UAP langsung menuju alat pernapasan ( hidung ke paru-paru)

menggunakan alat Nebulizer. Inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara

dihirup dalam bentuk uap ke dalam saluran pernafasan yang dilakukan dengan bahan dan

cara yang sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga.

b) Tujuan Inhalasi Buatan

1) Mengobati peradangan saluran pernafasan bagian atas.

2) Menghilangkan sesak selaput lendir saluran nafas bagian atas sehingga lendir

menjadi encer dan mudah keluar.

3) Menjaga selaput lendir dalam keadaan lembab.

4) Melegakan pernafasan.

5) Mengurangi pembekakan selaput lendir.

6) Mencegah pengeringan selaput lendir.

7) Mengendurkan otot dan penyembuhan batuk.

8) Menghilangkan gatal pada kerongkongan.

c) Indikasi Inhalasi Buatan

1) Pasien sesak nafas dan batuk.

2) Broncho pnemonia.

3) Asma bronchial.

4) Sinusitis.

5) Pilek dengan hidung sesak dan berlendir.

6) Infeksi saluran pernafasan akut

d) Alat dan Bahan Inhalasi Buatan

1) Ruangan tertutup.

2) Gelas ukuran sedang.

3) Obat-obatan aromatherapi seperti minyak kayu putih.

4) Air hangat.

5) Tissue.

6) Karton yang dibuat berbentuk corong.

e) Cara Kerja Inhalasi Buatan

1) Persiapkan alat dan bahan.

2) Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom dengan perbandingan

2-3 tetes minyak kayu putih untuk 250 ml (1 gelas) air hangat.

3) Tempatkan pasien dan campuran tersebut di ruangan tertutup supaya uap tidak

tercampur denga udara bebas.

4) HIrup uap daei cairan tersebut selama 5-10 menit atau pasien sudah merasa lega

dengan pernafasannya.

f) Keuntungan Terapi Inhalasi Buatan Keuntungan dari Inhalasi buatan anatar lain:

1) Lebih mudah untuk dilakukan.

2) Biaya lebih terjangkau.

g) Kerugian Terapi Inhalasi Buatan

Selain keuntungan, therapi sederhana juga memiliki kekurangan antara lain yaitu Kurang

efektif di berikan pada balita karena uap air panas dan bau minyak penghangatnya terlalu

kuat. Belum lagi risiko kecelakaan terkena tumpahan air panas.

Gani Ayu

Mumpuni

NUR.

F

Gani Ayu

Mumpuni

PROGRAM STUDI D III

KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU

KEPERAWATAN

UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH

JAKARTA

2018

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Gani Ayu Mumpuni

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 22 April 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat :Jl. Malaka III RT.003 RW.006 Rorotan Cilincing Jakarta Utara

Riwayat Pendidikan Formal

1. TK AL-Bandaniyah 2002-2003

2. SDN ROROTAN 03 PAGI 2003-2008

3. SMPN 162 JAKARTA 2008-2011

4. SMAN 114 JAKARTA 2011-2014

5. DIII KEPERAWATAN FIK UMJ 2015-Sekarang

Pendidikan Tambahan

1. Pelatihan Basic Trauma &Cardiac Life Support Tahun 2017

2. Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Tahun 2015

3. Pelatihan Darul Arqom Dasar Tahun 2015

4. Course National English Center Tahun 2015-2017

Riwayat Organisasi

1. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tahun 2015-2016