analisis penerapan akad imbt (al-ijarah al- munthahiyah ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of analisis penerapan akad imbt (al-ijarah al- munthahiyah ...
ANALISIS PENERAPAN AKAD IMBT (AL-IJARAH AL-MUNTHAHIYAH BITTAMLIK) TERHADAP MINAT
MASYARAKAT UNTUK MELAKUKAN TRANSAKSI PEMBIAYAAN DI BANK
BNI SYARIAH KANTOR CABANG MAKASSAR
SKRIPSI
RUSLI SETIAWAN
105740006715
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
ANALISIS PENERAPAN AKAD IMBT (AL-IJARAH AL- MUNTHAHIYAH BITTAMLIK) TERHADAP MINAT
MASYARAKAT UNTUK MELAKUKAN TRANSAKSI PEMBIAYAAN DI BANK
BNI SYARIAH KANTOR CABANG MAKASSAR
Rusli Setiawan NIM: 105740006715
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu (S-1)
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
iii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin, atas Ridho dan Rahmat Allah SWT,
skripsi ini dapat diselesaikan. Sebuah Karya Ilmiah sederhana ini penulis
persembahkan kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta keluarga besar yang telah
banyak memberikan dukungan moril dan materil.
2. Kakak tersayang, yang tiada henti memberikan semangat dalam
penyelesaian studi.
3. Saudara-saudara seperjuangan semuanya tanpa terkecuali terima
kasih atas do’a dan motivasi yang diberikan kepada saya.
MOTTO
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
(HR. Ahmad)
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayat yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasullulah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan Akad IMBT
(Al-Ijarah Munthahiyah Bittamlik) Terhadap Minat Masyarakat Untuk Melakukan
Transaksi Pembiayaan Di Bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama Penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis Ayahanda H. Tawil dan Ibunda Hj. Rusna yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus
tanpa pamrih. Dan Saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan
memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas
segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi
keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia
dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong,SE.,MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Ibu Agusdiwana Suarni,SE.,M.ACC., selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar sekaligus Pembimbimbing II yang
senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga Skripsi selesai dengan baik
viii
4. Ibu muryani Arsal, SE.,M.M.,Ak.,CA selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi
selesai dengan baik.
5. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
6. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
7. Saudara-saudara saya di LEBIH DARI SAUDARA (LDS). Ikatan Saudara yang
terjalin tidak melalui darah dan garis keturunan tetapi persaudaraan yang
dibentuk oleh sang waktu melalui rentetang peristiwa dan kenangan. Kak
Fathonah, Kak Sudi, Anas, Akhsan, Uki, Nanda, Madang, Akbar, Nandar, Fauzi,
Anggi, Isti, Ismi, Syara, Suci, Risda, Rira, Dini, Gina dan Kiki yang selalu
memberikan semangat, dukungan dan motivasi.
8. Rekan-rekan Seperjuangan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program
Studi Ekonomi Islam Angkatan 2015 serta Keluarga Besar HIMAKIS yang selalu
menjadi tempat untuk belajar dan memberikan dorongan dalam aktivitas studi
penulis.
9. Meli Amanda yang selalu menemani penulis, memberikan semangat serta
dukungan dalam penulisan skripsi.
10. Terima kasih teruntuk semua kerabat dan teman-teman yang tidak bisa saya
tulis satu persatu yang telah memberikan semangat,kesabaran, motivasi, dan
dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
pada pembaca yang budiman, penulis senantiasa menghadapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Makassar, 10 Januari 2020
Penulis
ix
ABSTRAK
Rusli Setiawan. 2020. Analisis Penerapan Akad IMBT (Al-Ijarah Munthahiyah Bittamlik) Terhadap Minat Masyarakat Untuk Melakukan Transaksi Pembiayaan Di Bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar. Skripsi Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I Dr. Muryani Arsal, SE.,MM.,Ak.,CA dan pembimbing II Agusdiwana Suarni, SE.,M.Acc
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan akad IMBT (al-ijarah munthahiyah bittamlik) terhadap minat masyarakat untuk melakukan transaksi pembiayaan di bank bni syariah kantor cabang Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data sekunder mengenai penerapan akad IMBT (al-ijarah munthahiyah bittamlik). Data yang diolah bersumber dari kuesioner yang dibagikan kepada nasabah bank bni syariah kantor cabang Makassar. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data regresi linier sederhana. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat dikemukakan bahwa penerapan akad IMBT (al-ijarah munthahiyah bittamlik) di bank bni syariah kantor cabang Makassar telah di terapkan dan terdapat minat masyarakat untuk melakukan transaksi pembiayaan.
Kata Kunci : Al-Ijarah Munthahiyah Bittamlik. Minat Masyarakat
x
ABSTRACT
Rusli Setiawan. 2020. Analysis of the Implementation of the IMBT Agreement (Al-Ijarah Munthahiyah Bittamlik) Towards Public Interest in Conducting Financing Transactions at the BNI Syariah Bank Makassar Branch Office. Thesis of Islamic Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University, Makassar. Supervised by supervisor I Dr. Muryani Arsal, SE., MM., Ak., CA and supervisor II Agusdiwana Suarni, SE., M.Acc
This study aims to analyze the application of the IMBT contract (al-ijarah munthahiyah bittamlik) to the interests of the public to conduct financing transactions at the Islamic branch of the Makassar branch office. This type of research used in this study is quantitative research with secondary data regarding the application of the IMBT contract (al-ijarah munthahiyah bittamlik). The data processed were sourced from questionnaires distributed to BNI Syariah bank branch customers. The data analysis technique in this study is simple linear regression data analysis. Based on the analysis of the data that has been done, it can be stated that the application of the IMBT contract (al-ijarah munthahiyah bittamlik) at the BNI syariah bank Makassar branch office has been implemented and there is public interest in conducting financing transactions.
Keywords: Al-Ijarah Munthahiyah Bittamlik. Community Interest
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................ i
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... ii
LEMBAR PERSEMBAHAN DAN MOTTO ....................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... ix
ABSTRACT ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................................... 6
B. Tinjauan Empiris ............................................................................. 16
C. Kerangka Pikir ............................................................................... 20
D. Hipotesis ......................................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 23
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................... 23
C. Definisi Operasional Variable ......................................................... 24
D. Populasi Dan Sample ..................................................................... 25
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 26
F. Teknik Analisis ................................................................................ 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Geografis Penelitian .......................................................... 30
B. Hasil Penelitian ............................................................................... 34
xii
C. Pembahasan ................................................................................... 46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 49
B. Saran .............................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51
LAMPIRAN ........................................................................................................ 53
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
4.1 Karakteristik Responden Menurut Umur ..................................................... 35
4.2 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ....................................... 36
4.3 Karakteristik Responden Menurut pendidikan ............................................ 37
4.4 Hasil Interpretasi Responden Terkait Akad IMBT ....................................... 39
4.5 Tanggapan Responden Terkait Minat Masyarakat ..................................... 42
4.6 Hasil Uji Regresi Sederhana ........................................................................ 45
4.7 Hasil Uji T ..................................................................................................... 46
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................... 47
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1. Skema Penerapan Akad IMBT ................................................................... 14
2.2. Kerangka Pikir ............................................................................................. 22
4.1 Struktur Organisasi ...................................................................................... 33
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai sebuah kepercayaan yang banyak dianut oleh masyarakat
Indonesia selalu memposisikan dirinya untuk tidak saja menjadi kepercayaan,
namun juga diterapkan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Hidup Islami
merupakan dambaan setiap pribadi muslim yang taat dan beriman. Menjalani
kehidupan yang islami di berbagai aspek, termasuk ekonomi/ bisnis.
Ekonomi yang islami tidak hanya berbicara tentang perbankan yang
islami, melainkan semua hal yang terkait dengan kegiatan ekonomi yang
dilakukan sehari-harinya dalam hal pemenuhan kehidupan hidup. Untuk itu
lahirlah fiqh muamalah yang merupakan aturan atau tata cara yang bisa
dijadikan pedoman bagi manusia untuk berhubungan dengan manusia
lainnya dalam sebuah masyarakat. Segala tindakan manusia yang bukan
merupakan ibadah masuk kedalam kategori ini termasuk kegiatan
perekonomian masyarakat.
Oleh karena itu muncullah lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan non-bank, sebagai lembaga intermediasi antara dua golongan
masyarakat tersebut, agar keseimbangan dapat terjadi dalam memenuhi
kebutuhan hidup masing-masing masyarakat. Lembaga keuangan bank
dibagi menjadi Bank Konvensional dan Bank Syariah (Santoso. H dan Anik,
2015).
Pertumbuhan pesat perbankan syariah di Indonesia dalam beberapa
tahun terakhir ternyata belum cukup untuk menghambat laju dominasi
perbankan konvensional yang identik dengan praktik riba. Mayoritas
penduduk Indonesia yang beragama Islam bukanlah jaminan bank syariah
2
menjadi pilihan utama. Faktor sumber daya manusia yang kompeten dan
profesional masih belum optimal di perbankan syariah serta pemahaman
masyarakat terhadap perbankan syariah yang belum merata menjadi
penyebab terhambat pertumbahan ekonomi Islam.
Sejak diberlakukannya Undang-Undang Perbankan Syariah No.10 tahun
1998 sebagai pengganti Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang bank
Indonesia, yang mengakomodasi dan mendorong kehadiran perbankan
syariah secara luas. Dengan diberlakukannya Undang-Undang No.10 tahun
1998 yang menetapkan sistem perbankan di Indonesia sebagai dual banking
system atau sistem perbankan ganda (konvensional dan syariah), di mana
mulai banyak bank-bank konvensional beroperasi dengan Unit Usaha
Syariah nya, dan mulai muncul Bank Umum Syariah (BUS), yang kini ada 11
BUS yang berdiri di Indonesia. Kemudian lahirlah Undang-Undang No. 21
Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Dengan disahkannya Undang-
Undang No. 21 tahun 2008 tersebut maka landasan hukum tentang
perbankan syariah telah cukup jelas dan kuat, baik dari segi kelembagaan
maupun landasan operasionalnya. Selain itu juga terdapat aturan-aturan lain
terkait dengan perbankan syariah, seperti al-Qur’an, hadits, kaidah fiqh dan
lain-lain (Ulya, H.N, 2018).
Perkembangan bisnis syariah terutama yang diterapkan oleh
entitas-entitas syariah terus dikembangkan dan disesuaikan dengan prinsip-
prinsip syariah yang dimaknai sebagai dialektika ajaran normatif agama
dengan praktik bisnis yang dalam pelaksanaannya berusaha menghindari
adanya unsur riba, gharar dan maitsir. Dalam mengatasi riba, Islam
menggantinya dengan mekanisme bagi hasil, baik dalam perbankan syariah,
koperasi syariah, asuransi syariah dan lembaga syariah lainnya, disamping
itu Lembaga keuangan syariah dipandang sebagai sarana Ta’awun (tolong-
3
menolong untuk kebaikan) dan prinsip menghindari Al-Ikhtinaz yaitu
menahan uang dan membiarkannya menganggur tidak berputar untuk
transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat (Graha, A.N dan Mudzakkir M.F,
2015).
Maka produk-produk yang di keluarkan oleh perbankan syariah dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pembiayaan pun juga ikut
berkembang. Tidak hanya mempertahankan bentuk akad yang sudah ada
sejak zaman dulu, kini para cendekiawan dan para praktisi yang bergelut di
perbankan syariah juga mengembangkan berbagai macam model bentuk
akad baru. Berbagai model bentuk akad baru tersebut selain sebagai upaya
untuk mengembangkan perbankan syariah juga sebagai bentuk penyesuaian
perbankan syariah terhadap kemajuan perkembangan zaman.
Salah satu bentuk akad baru yang berhasil dikembangkan dalam dunia
lembaga keuangan syariah yangada saat ini adalah akad pembiayaan “Al-
Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik”. Akad ini telah marak dipraktikkan oleh
masyarakat dan dipandang banyak mendatangkan manfaat. Oleh karena itu,
harus dicarikan solusi agar transaksi ini tetap bisa dilaksanakan dan tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Utamanya dengan prinsip
keharaman penggabungan dua transaksi menjadi satu transaksi. Upaya
inilah yang kemudian memunculkan konsep Al-Ijarah Al-Munthahiyah
Bittamlik (IMBT) atau Ijarah wa al-Iqtina‘ atau Ijarah Thumma al-Bay‘ (AITAB)
sebagai bentuk hybrid contract yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
IMBT adalah penggabungan antara akad ijarah dan bay’.Semakin jelas
dan kuat komitmen untuk membeli barang di awal akad, maka hakikat IMBT
pada dasarnya lebih bernuansa jual beli. Namun, apabila komitmen untuk
membeli barang di awal tidak begitu kuat dan jelas, maka hakikat IMBT lebih
bernuansa sewa. Dari sisi ijarah, perbedaan IMBT terletak dari adanya opsi
4
untuk membeli barang yang dimaksud pada akhir periode sewa. Sedangkan
dari sisi jual beli, perbedaan IMBT terletak pada adanya penggunaan manfaat
barang dimaksud terlebih dahulu melalui akad sewa, sebelum transaksi jual
beli dilakukan (Sarjana, S.A dan Hanifuddin, I, 2018).
Bank BNI Syariah sebagai salah satu perbankan yang beroperasi sesuai
dengan prinsip syariah, dimana salah satu akad yang digunakan dalam
pembiayaan yaitu akad IMBT. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penerapan akad IMBT (al-ijarah al-munthahiyah bittamlik)
terhadap minat masyarakat untuk melakukan transaksi pembiayaan di
bank bni syariah kantor cabang Makassar ?
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah yang
angkat oleh peneliti dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan Akad
IMBT (Al-Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik) Terhadap Minat Masyarakat Untuk
Melakukan Transaksi Pembiayaan di Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Makassar ?
C. Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat penerapan akad IMBT (Al-Ijarah Al-
Munthahiyah Bittamlik) di Bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar serta
minat masyarakat terhadap akad tersebut dalam melakukan transaksi
pembiayaan di Bank BNI Syariah.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis ialah dengan adanya penelitian dan kajian ini dapat
memberikan informasi serta memperluas pemahaman pengetahuan
dibidang Perbankan Syariah terkhususnya pada akad IMBT (Al-Ijarah Al-
Munthahiyah Bittamlik) sebagai salah satu produk perbankan syariah
dalam transaksi pembiayaan bank.
2. Manfaat Praktek Lapangan ialah dengan adanya kajian dan studi kasus
penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada
masyarakat tentang produk perbankan syariah seperti Akad IMBT (Al-
Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik) pada penelitian ini, memberikan referensi
bagi para mahasiswa di Indonesia Khususnya Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang ingin meneliti atau
memulai kajian mengenai produk-produk perbankan syariah.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik
Al-Ijarah muntahiyah bittamlik (financial leasing with purchase option)
atau akad sewa menyewa yang berakhir dengan kepemilikan ini pada
dasarnya merupakan istilah modern yang tidak terdapat dikalangan
fuqaha terdahulu. Untuk mencari definisinya, maka kita harus mengurai
kata yang terkandung di dalamnya lalu (secara etimologi) lalu baru kita
dapat menyimpulkan defnisi secara keseluruhan (secara terminologi).
Dari susunan katanya, Ijarah muntahiya bittamlik memiliki susunan kata
yang terdiri dari “at-ta’jiir / al-ijarah (sewa)” dan “at-tamliik (kepemilikan)”.
At-ta’jiir menurut bahasa; diambil dari kata al-ajr,yaitu imbalan atas
sebuah pekerjaan, dan juga dimaksudkan dengan pahala. Adapun
alijarah: nama untuk upah, yaitu suatu yang diberikan berupa upah
terhadap pekerjaan (Nasrulloh Ali Munif, 2017).
Sedangkan al-ijarah dalam istilah para ulama ialah suatu akad yang
mendatangkan manfaat yang jelas lagi mubah berupa suatu dzat yang
ditentukan ataupun yang disifati dalam sebuah tanggungan, atau akad
terhadap pekerjaan yang jelas dengan imbalan yang jelas serta tempo
waktu yang jelas.
Sedangkan at-tamliik secara bahasa bermakna: menjadikan orang
lain memiliki sesuatu. Adapun menurut istilah ia tidak keluar dari
maknanya secara bahasa. Dan at-tamliik bisa berupa kepemilikan
terhadap benda, kepemilikan terhadap manfaat, bisa dengan ganti atau
tidak. Jika kepemilikan terhadap sesuatu terjadi dengan adanya ganti
7
maka ini adalah jual beli. Jika kepemilikan terhadap suatu manfaat
dengan adanya ganti maka disebut persewaan. Adapun menurut Habsi
Ramli, Ijarah mumtahiyah bittamlik adalah akad sewa menyewa antara
pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek
sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa
pada saat tertentu sesui dengan akad sewa (Nasrulloh Ali Munif, 2017).
Sementara itu Undang- Undang atau lembaga instansi yang ada di
Indonesia memberikan definisi Ijarah mumtahiyah bittamlik sebagai
berikut:
a. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Munthahiyah Bittamlik
Berdasarkan Undang-Undang
Berdasarkan penjelasan pasal 19 ayat (1) UU Perbankan Syariah
Tahun 2008, yang dimaksud dengan akad Ijarah munthahiyah
bittamlik adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan
hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan
transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang.
Pembiayaan Ijarah munthahiyah bittamlik merupakan salah satu
bentuk kegiatan usaha bank syariah atau Lembaga Keuangan
Syariah yang dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah.
b. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Munthahiyah Bittamlik
Berdasarkan Ketentuan Bank Indonesia
Berdasarkan lampiran surat edaran Bank Indonesia No. 5/26/
BPS/2003 tentang Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia
halaman 111, yang dimaksud dengan Ijarah Muntahiya Bittamlik
adalah perjanjian sewa-menyewa suatu barang antara lessor/ muajjir
(pemberi sewa) dengan lessee/musta’jir (penyewa) yang diakhiri
dengan perpindahan hak milik objek sewa.
8
Berdasarkan Buku Kodifkasi Produk Perbankan Syariah, Lampiran
SEBI No. 10/31/ DPbS tanggal 7 Oktober 2008 Perihal Produk Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah PBI No. 10/17/PBI/2008 tanggal 25
September 2008, yang dimaksud dengan Ijarah Muntahiya Bittamlik
adalah transaksi sewa- menyewa antara pemilik objek sewa dan
penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang
disewakan dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa.
Dalam ketentuan butir III.7.d Surat Edaran Bank Indonesia No.
10/14/DPbS tanggal 17 Maret 2008 Perihal Pelaksanaan Prinsip
Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana
serta Pelayanan Jasa Bank Syariah ditegaskan bahwa pelaksanaan
pengaihan kepemilikan dan atau hak penguasaan objek sewa dapat
dilakukan setelah masa sewa yang disepakati oleh bank dan penyewa
selesai.
c. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional
Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27/DSNMUI/
III/2002 tentang Al-Ijarah Muntahiyya Bittamlik, yang dimaksud
dengan sewa beli (al-ijarah munthahiyah bittamlik), yaitu perjanjian
sewa menyewa yang disertai opsi pemindahan hak milik atas benda
yang disewa, kepada penyewa, setelah selesai masa sewa.
d. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik
Berdasarkan PSAK No. 107 (Akuntansi Ijarah)
Berdasarkan Buku Kodifkasi Produk Perbankan Syariah, Lampiran
SEBI No. 10/31/ DPbS tanggal 7 Oktober 2008 Perihal Produk Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah PBI No. 10/17/PBI/2008 tanggal 25
September 2008, yang dimaksud dengan Ijarah munthahiyah bittamlik
9
adalah transaksi sewa- menyewa antara pemilik objek sewa dan
penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang
disewakan dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa.
Dalam ketentuan butir III.7.d Surat Edaran Bank Indonesia No.
10/14/DPbS tanggal 17 maret 2008 perihal pelaksanaan prinsip
syariah dalam Kegiatan Penghimpunan dana dan penyaluran dana
serta pelayanan jasa Bank Syariah ditegaskan bahwa pelaksanaan
pengaihan kepemilikan dan atau hak penguasaan objek sewa dapat
dilakukan setelah masa sewa yang disepakati oleh bank dan penyewa
selesai (Nasrulloh Ali Munif, 2017).
Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa:
1) Ijarah munthahiyah bittamlik adalah perjanjian sewa-menyewa
antara bank sebagai pemberi sewa dan nasabah sebagai
penyewa atas suatu barang yang menjadi objek sewa dalam
waktu tertentu melalui pembayaran sewa oleh nasabah kepada
bank, yang mengikat bank untuk mengalihkan kepemilikan objek
sewa kepada penyewa setelah selesai masa sewa.
2) Bank syariah wajib melaksanakan pembiayaan berdasarkan akad
Ijarah munthahiyah bittamlik sesuai prinsip syariah dan ketentuan-
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
3) Dalam transaksi pembiayaan berdasarkan akad Ijarah
munthahiyah bittamlik tidak dimungkinkan barang yang dibiayai
dibalik nama atas nama nasabah sejak awal sebelum masa sewa
berakhir.
4) Resiko yang dihadapi bank syariah apabila pelaksanaan
pembiayaan dengan akad Ijarah munthahiyah bittamlik
10
bertentangan dengan hukum dan prinsp syariah adalah
pembatalan Ijarah munthahiyah bittamlik tersebut demi hukum.
2. Rukun dan Syarat Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik
Adapun Rukun dan Syarat Akad Ijarah munthahiyah bittamlik adalah:
Rukun
a. Penyewa (musta’jir) atau dikenal dengan lesse, yaitu pihak yang
menyewa objek sewa. Dalam perbankan, penyewa adalah nasabah.
b. Pemilik barang (mua’ajjir), dikenal dengan lessor, yaitu pemilik barang
yang digunakan sebagai objek sewa.
c. Barang/objek sewa (ma’jur) adalah barang yang disewakan.
d. Harga sewa/ manfaat sewa (ujrah) adalah manfaat atau imbalan yang
diterima oleh mu’ajjir.
e. Ijab Kabul, adalah perjanjian serah terima barang.
Syarat
a. Kerelaan dari pihak yang melaksanakan akad.
b. Ma’jur memiliki manfaat dan manfaatnya dibenarkan dalam islam,
dapat dinilai atau diperhitugkan, dan manfaat atas transaksi Ijarah
munthahiyah bittamlik harus diberikan oleh lesse kepada lessor
(Nasrulloh Ali Munif, 2017).
3. Implementasi Akad Ijarah Munthahiyah Bittamlik
Akad-akad yang dipergunakan oleh lembaga keuangan syariah,
terutama perbankan syariah di Indonesia dalam operasinya merupakan
akad-akad yang tidak menimbulkan kontroversi yang disepakati oleh
sebagian besar ulama dan sudah sesuai dengan ketentuan syariah untuk
diterapkan dalam produk dan instrumen keuangan syariah. Akad-akad
tersebut meliputi akad-akad untuk pendanaan, pembiayaan, jasa produk,
jasa operasional, dan jasa investasi.
11
Produk pembiayaan perbankan syariah berdasarkan akad sewa-
menyewa terdiri dari sewa murni dan sewa yang diakhiri dengan
pemindahan hak kepemilikan atau dikenal dengan ijarah munthahiyah
bittamlik. Ijarah munthahiyah bittamlik (IMBT) pada dasarnya merupakan
perpaduan antara sewa menyewa dengan jual beli. Semakin jelas dan
kuat komitmen untuk membeli barang di awal akad, maka hakikat IMBT
pada dasarnya lebih bernuansa jual beli. Namun, apabila komitmen untuk
membeli barang di awal akad tidak begitu kuat dan jelas (walaupun opsi
membeli tetap terbuka), maka hakikat IMBT akan lebih bernuansa ijarah.
Dari sisi ijarah, perbedaan IMBT terletak dari adanya opsi untuk
membeli barang dimaksud pada akhir periode. Sedangkan dari sisi jual
beli, perbedaan IMBT terletak pada adanya penggunaan manfaat barang
dimaksud terlebih dahulu melalui akad sewa (ijarah), sebelum transaksi
jual beli dilakukan. Secara teknis, implementasi IMBT juga diatur dalam
Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 10/14/DPBS pada tanggal 17
Maret 2008 yaitu:
a. Bank sebagai pemilik objek sewa juga bertindak sebagai pemberi janji
(wa`ad) untuk memberikan opsi pengalihan kepemilikan dan/atau hak
penguasaan objek sewa kepada nasabah penyewa sesuai
kesepakatan,
b. Bank hanya dapat memberikan janji (wa`ad) untuk mengalihkan
kepemilikan dan/atau hak penguasaan objek sewa setelah objek
sewa secara prinsip dimiliki oleh bank,
c. Bank dan nasabah harus menuangkan kesepakatan adanya opsi
pengalihan kepemilikan dan/atau hak penguasaan objek sewa dalam
bentuk tertulis,
12
d. Pelaksanaan pengalihan kepemilikan dan/atau hak penguasaan objek
sewa dapat dilakukan setelah masa sewa disepakati selesai oleh
Bank dan nasabah penyewa, dan
e. Dalam hal nasabah penyewa mengambil opsi pengalihan kepemilikan
dan/atau hak penguasaan objek sewa, maka bank wajib mengalihkan
kepemilikan dan/atau hak penguasaan objek sewa kepada nasabah
yang dilakukan pada saat tertentu dalam periode atau pada akhir
periode pembiayaan atas dasar akad IMBT (Santoso, Harun & Anik,
2015).
Sedangkan berdasarkan SOP yang disampaikan oleh Bank syariah,
tahapan pelaksanaan IMBT adalah sebagai berikut :
a. Adanya permintaan untuk menyewa beli barang tertentu dengan
spesifikasi yang jelas, oleh nasabah kepada bank syariah,
b. Wa‟ ad antara bank dan nasabah untuk menyewa beli barang dengan
harga sewa dan waktu sewa yang disepakati,
c. Bank Syariah mencari barang yang diinginkan untuk disewa beli oleh
nasabah,
d. Bank syariah membeli barang tersebut dari pemilik barang,
e. Bank syariah membayar tunai barang tersebut,
f. Barang diserahterimakan dari pemilik barang kepada bank syariah,
g. Akad antara bank dengan nasabah untuk sewa beli,
h. Nasabah membayar sewa di belakang secara angsuran,
i. Barang diserahterimakan dari bank syariah kepada nasabah, dan
j. Pada akhir periode, dilakukan jual beli antara bank syariah dan
nasabah.
13
Berikut ilustrasi dari penerapan IMBT dalam KPR Bank Syariah yang
digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabah terhadap
kepemilikan rumah tinggal dan atau investasi property (Santoso, Harun &
Anik, 2015).
Pelaksanaan IMBT dengan Wakalah: Fatwa DSN Nomor:
04/DSNMUI/IV/2000 tanggal 01 April 2000 tentang Murabahah pada
ketetapan Pertama ayat 9 dinyatakan: “Jika LKS hendak mewakilkan
kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli
murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik
LKS.”Kalimat ”secara prinsip” yang ada di Fatwa DSN tersebut
diterjemahkan dalam tataran praktis dalam konteks penerapan IMBT
pada saat LKS membeli rumah yang akan dijadikan objek sewa dengan
pernyataan sebagai berikut: ”Pada saat, LKS menyetujui permohonan
nasabah untuk KPR secara IMBT, maka jika LKS telah melakukan
konfirmasi pembelian kepada developer, maka secara prinsip LKS telah
membeli rumah.
Walaupun secara akuntansi belum terdapat aliran dana kepada
Developer/penjual, LKS berkomitmen untuk melakukan pembayaran uang
pembelian rumah kepada developer yang diwakilkan kepada nasabah
dengan menggunakan akad wakalah. Setelah rumah tersebut dibeli oleh
LKS maka kemudian baru dapat dilakukan akad IMBT”
Penggunaan akad wakalah dimaksudkan untuk membutikan secara
hukum positif bahwa nasabah telah menerima pembiayaan dari LKS serta
nasabah telah mengetahui telah terjadi transaksi jual-beli antara LKS
dengan developer/penjual/suplier. Jika terjadi wanprestasi di kemudian
14
hari akan tertutup peluang nasabah akan mengingkari bahwa ia telah
menerima sejumlah pembiayaan dari LKS.
Gambar 2.1
Skema Penerapan AKad IMBT
Keterangan :
1. A: Rumah milik Developer PT. Makmur 1. B: Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan untuk memiliki rumah kepada LKS dengan membawa semua berkasberkas yang dibutuhkan. Kemudian LKS melakukan proses analisa pembiayaan. 2. LKS telah menyetujui permohonan pembiayaan pemilikan rumah untuk nasabah, LKS melakukan Akad Wakalah dengan Nasabah untuk (transfer) pembayaran uang transaksi pembelian rumah sebesar Rp 450 juta atas nama LKS kepada Developer/penjual yang berasal dari rekening nasabah. Dalam contoh ini, nasabah telah melakukan pembayaran uang muka kepada LKS sebesar Rp 50 juta. 2. A: Rumah seluas xx m2 menjadi milik penuh LKS 3. LKS dan Nasabah melakukan Akad Pembiayaan berdasarkan Prinsip Ijarah (Muntahiya Bit Tamlik) selama 100 bulan untuk menyewa Rumah seluas xx m2 dengan uang sewa sebesar Rp 7 juta /bulan. 3. A: Nasabah menyewa Rumah seluas xx m2 milik LKS dan memperoleh manfaat dengan menempati rumah tersebut 4. Nasabah membayar uang sewa bulan pertama sebesar Rp 7 juta hingga 99 (sembilan puluh sembilan) bulan ke depan. 5. Pemindahan pemilikan dapat dilakukan dengan Akad Hibah bilamana perjanjian pembiayaan beratahan sampai dengan akhir masa sewa. Jika, dipertengahan masa sewa nasabah ingin melakukan pelunasan pembiayaan dipercepat, maka LKS akan menggunakan akad Ba‟ i (Santoso, Harun & Anik, 2015).
15
4. Pengertian Minat Masyarakat
Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah, keinginan. Minat
adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan suatu
kegiatan tertentu diantara sejumlah kegiatan lain yang berbeda. Minat
merupakan kecenderungan afektif seseorang untuk membuat pilihan
aktivitas, kondisikondisi individual dapat merubah minat seseorang.
Sehingga dapat dikatakan minat itu tidak stabil sifatnya.
Secara istilah minat berarti suatu kecenderungan untuk memberikan
perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang
menjadi obyek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang.
Berdasarkan definisi minat tersebut terdapat beberapa hal mengenai
minat, yaitu : 1) Dalam minat terdapat pemusatan perhatian subyek
terhadap obyek minat; 2) Ada usaha dari subyek untuk mendekati atau
mengetahui atau memiliki atau menguasai ataupun berhubungan dengan
obyek yang dilakukan dengan perasaan senang; 3) Ada daya penarik dari
obyek. Pada dasarnya jika seseorang mempunyai minat pada sesuatu,
maka ia akan menyambut baik dan bersikap positif dalam berhubungan
dengan obyek atau lingkungan yang menjadi obyek minatnya. Dengan
demikian minat merupakan sebuah kecenderungan untuk memberikan
perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas, dan situasi yang
menjadi obyek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang.
(Asep Suryanto : 2017)
Sesuai dengan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
minat adalah fungsi kejiwaan atau sambutan yang sadar untuk tertarik
terhadap suatu objek baik berupa benda atau yang lain. Selain itu minat
16
dapat timbul karena ada gaya tarik dari luar dan juga datang dari hati
sanubari.
B. Tinjauan Empiris
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dan berkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan, khususnya mengenai akad IMBT dan akad
lain yang digunakan pada perbankan syariah dapat dilihat pada tabel 2.1
Perbedaan penelitian yang akan dijalankan dengan penelitian-penelitian
terdahulu terletak pada variable yang digunakan, yaitu pada penelitian
Iskandar, Ilhaamie Abdul Ghani Azmi, Azian Madun (2012), Achmad Farid
(2015), Husna Ni’matul Ulya (2018) hanya menggunakan salah satu akad
ijarah atau murabahah. Kemudian pada penelitian Mohammad Fakhruddin
Mudzakkir, Andi Nu Graha (2015) menggunakan kedua akad namun
objeknya pada perusahaan leasing.
Sedangkan penelitian yang akan dijalankan menggunakan 2 akad yaitu
akad ijarah dan murabahah. Objek pada penelitian ini adalah perbankan
syariah yang belum diteliti oleh beberapa peneliti terdahulu.
Iskandar, Ilhaamie Abdul Ghani Azmi dan Azian Madun vol. 07, No. 2
(2012). Judul penelitian “Pemahaman Nasabah Bank Muamalat Indonesia
Banda Aceh Terhadap Akad Mudharabah”. Kesimpulan dari penelitian ini
bahwasanya Pemahaman nasabah terhadap akad mudharabah dapat
mempengaruhi kepuasaan nasabah untuk tetap melakukan transaksi dengan
perbankan islam. Oleh karena itu, perbankan islam, terutama Bank Muamalat
Indonesia harus memberikan penjelasan yang baik kepada nasabah dan
tetap melakukan sosialisasi kepada nasabah dan masyarakat untun
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Bank Muamalat Indonesia.
17
Bagus Ahmadi vol. 7, No.2 (2012). Judul penelitian “Akad Bay, Ijarah Dan
Wadi’ah Perspektif Komplikasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)”.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Ijarah dalam komplikasi hukum ekonomi
syariah (KHES) dimaknai dengan sewa barang dalam jangla waktu tertentu
dengan pembayaran meliputi: rukun ijarah, syarat pelaksanaan dan
penyelesaian ijarah, uang ijarah dan cara pembayarannya, penggunaan
objek ijarah, pemeliharaan objek ijarah, tangung jawab kerusakan dan nilai
serta jangka waktu ijarah, harga dan jangka waktu ijarah, jenis barang yang
di-ijarah-kan dan pengembalian objek ijarah, pengembalian objek ijarah,
ijarah muntahiyah bi al-tamlik dan sunduq hifz ida’/safe deposit box.
Zainal Abidin vol 10, No. 2 (2013). Judul penelitian “Akad Derivatif Dalam
Transaksi Muamalah Kontemporer”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
Akad yang biasa dipakai dalam transaksi muamalah kontemporer yang lazim
dipakai dalam perbankan syariah ternyata merupakan gabungan dari
beberapa akad, dimana setiap akad antara yang satu dengan yang lain
sudah ada SOP yang jelas dan sudah sesuai dengan prinsip dasar sebuah
akad sehingga kodifikasinya sudah standar. Demikian juga dari keabsahan
dasar yang digunakan apalagi akad tersebut sudah digodok melalui proses
yang panjang. Akad derivative tersebut merupakn bukti konkret ijtihad jama”i
dalam ranah problematika kontemporer yang masih merujuk kepada
khazanah klasik sehingga akad yang dihasilkan bisa diberi label akad
derivative.
Achmad Farid vol. 6, No. 2 (2015). Judul penelitian “Pembiayaan Ijarah
Multijasa Pada Jasa Keuangan Di Ksu Syariah Usaha Mulia Probolinggo”.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh
(jaiz) dengan menggunakan akad Ijarah atau Kafalah. Dalam kedua
pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah)
18
atau fee. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam
bentuk nominal bukan dalam prosentase.
Harun Santoso dan Anik vol. 01, No. 2, Juli (2015). Judul penelitian
“Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah”. Hasil penelitian dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa produk pembiayaan perbankan
syariah berdasarkan akad sewa-menyewa terdiri dari sewa murni dan sewa
yang diakhiri dengan pemindahan hak kepemilikan atau dikenal dengan
ijarah munthahiyah bittamlik. Ijarah muntahia bit tamlik (IMBT) pada dasarnya
merupakan perpaduan antara sewa menyewa dengan jual beli. Semakin jelas
dan kuat komitmen untuk membeli barang di awal akad, maka hakikat IMBT
pada dasarnya lebih bernuansa jual beli. Namun, apabila komitmen untuk
membeli barang di awal akad tidak begitu kuat dan jelas (walaupun opsi
membeli tetap terbuka), maka hakikat IMBT akan lebih bernuansa ijarah.
Mohammad Fakruddin Mudzakkir dan Andi Nu Graha vol. 01, No. 2
(2015). Judul penelitian “Tinjauan Syariah Tentang Penerapan Akad Ijarah
Al-Muntahiyah Bittamlik Di Perusahaan Leasing Syariah”. Hasil dari penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa akad ijarah munthahiyah bittamlik yang
diterapkan pada produk pembiayaan antara perusahaan leasing syariah
dengan nasabah dengan berdasarkan pada hadist-hadist dan kutipan ahli
dibandingkan dengan penerapan akad di perusahaan pembiayaan syariah
maka dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan pembiayaan belum sesuai.
Nasrulloh Ali Munif vol. 03, No. 2, April (2017). Judul penelitian “Analisis
Akad Ijarah Munthahiyah Bittamlik Dalam Perspektif Hukum Islam Dan
Hukum Positif Di Indonesia”. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa dalam prespektif hukum Islam IMBT (ijarah munthahiyah bittamlik)
telah memenuhi asas-asas, rukun dan tiga syarat akad. Sedangkan syarat
yang tidak terpenuhi yaitu syarat adanya kekuatan hukum karena pada Fatwa
19
DSN Nomor: 27/DSN-MUI/III/2002 terdapat ketentuan yang menimbulkan
penafsiran ganda pada angka 2 bagian kedua yang mengatur ketentuan
khusus dan Pasal 324 ayat (2) pada Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.
Para pakar ekonomi Islam baik itu pemikir ekonomi kontempore seperti
Adimarwan, Al-Mujamma’ Al-Fiqhi, dan ulama klasik seperti Hanabillah,
Malikiyah, Syaf’iyah dan Hanabalah, hukum akad IMBT adalah mubah
(boleh). Sementara itu IMBT jika ditinjau dari persepektif hukum positif
(KUHPerdata), IMBT merupakan perjanjian tidak bernama (Pasal 1319) yang
timbul dari asas kebebasan berkontrak (Pasal 1338) dan IMBT juga telah
memenuhi syarat-syarat sah dari perjanjian (Pasal 1320) serta unsur-unsur
perjanjian. Sedangkan akibat hukum yang ditimbulkan dari akad perjanjian
IMBT adalah adanya hak dan kewajiban bagi mereka yang melakukannya.
Husain Insawan vol. 02, No. 01 (2017). Judul penelitian “Al-Ijarah Dalam
Perspektif Hadis; Kajian Hadis Dengan Metode Maudhu’iy”. Hasil dari
penelitian ini adalah Kegiatan al-ijarah dapat dilakukan apabila telah
memenuhi ketentuan syara mengenai rukun dan syaratnya, sebaliknya akan
terjadi pembatalan (fasakh) jika terdapat pelanggaran dalam rukun dan
syaratnya. Memberdayakan sanak-keluarga atau karib-kerabat dalam
kegiatan al-ijarah jauh lebih utama dari pada orang lain dengan pertimbangan
bahwa harta tersebut adalah milik pribadi. Sangat berbeda jika harta
itu milik negara, ia mesti digunakan dan dikelola demi kepentingan
masyarakat umum dan masyarakat bisa berpartisipasi untuk
memberdayakannya.
Husna Ni’matul Ulya vol. 06, No. 01, Juni (2018). Judul penelitian
“Penerapan Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) Pada Transaksi
Lembaga Keuangan Syariah”. Hasil dari penelitian ini adalah Ijarah
muntahiyah bittamlik (IMBT) berbeda dengan leasing, yaitu dalam pengalihan
20
kepemilikan obyek sewa. Dalam leasing kepemilikan pada akhir sewa
dengan membayar uang tebusan, sedangkan pada ijarah muntahiyah
bittamlik (IMBT) pengalihan obyek sewa dihibahkan kepada nasabah. Dalam
pelaksanaan kedua jenis ijarah ini, diharapkan dilaksanakan dengan
menganut prinsip syariah, sesuai dengan prinsip syariah di dalam perbankan
syariah, yaitu adanya transparansi, kejujuran, adil, dan lain-lain, sehingga
akan terjadi kepuasan dan kepercayaan antara kedua belah pihak, baik bank
maupun nasabah.
Sunan Autad Sarjana dan Iza Hanifuddin vol. 03, No. 01 (2018). Judul
penelitian “Ijarah Munthahiyah Bittamlik: Sebuah Alternatif Pemberdayaan
Tanah Wakaf”. Hasil pnelitian ini dapat disimpulkan bahwa akad ini sangat
cocok dan efektif diterapkan di Indonesia, mengingat tanah wakaf di sini
sangat banyak, akan tetapi sedikit sekali yang dikembangkan menjadi wakaf
produktif ataupun untuk tujuan bisnis. Karenanya pihak lembaga wakaf
sebagai nadlir yang didukung oleh kementerian Agama perlu mengambil
alternative pemberdayaan dengan akad Ijarah Munthahiyah bittamlik. Di
samping itu, pemerintah dalam hal ini kementerian agama perlu memberikan
stimulus kepada bank atau lembaga keuangan syariah untuk ikut andil dalam
investasi yang bisa mendorong pemberdayaan tanah wakaf.
C. Kerangka Pikir
Pesatnya perkembangan bank syariah Indonesia telah menjadi bukti
bahwa tren ekonomi syariah sudah mulai di kenal oleh kalangan masyarakat.
Bukan hanya untuk kaum muslim itu sendiri, namun agama-agama lainpun
diluar Islam sudah mulai menaruh kepercayaan pada sistem ekonomi yang
berbasis syariah.
21
Melihat perkembangan dan keinginan masyarakat untuk bertransaksi
pada bank syariah, menyebabkan banyaknya permintaan akan produk-
produk bank Syariah bagi memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat. Bank BNI Syariah yang telah melakukan terobosan-terobosan
baru dengan menghadirkan akad-akad baru dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat, salah satu akadnya adalah IMBT (Al-Ijarah Munthahiyah
Bittamlik).
Akad IMBT merupakan akad Hybrid yang menggabungkan 2 akad
antara akad Ijarah dan Murabahah. Akad sewa-menyewa barang yang
memiliki opsi pemindahan kepemilikan atas barang sewaan pada akhir akad.
Dengan adanya akad IMBT diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat dan menumbuhkan minat masyarakat sehingga masyarakat
mulai memusatkan perhatikan terhadap akad IMBT serta adanya usaha
dalam melakukan transaksi pembiayaan khusus di Bank BNI Syariah.
22
Gambar 2.2
Skema Kerangka Pikir
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas, maka diduga bahwa akad IMBT (Al-Ijarah Al-
Munthahiyah Bittamlik) telah diterapkan dan terdapat minat masyarakat untuk
melakukan transaksi pembiayaan di Bank BNI syariah kantor cabang
Makassar
Bank BNI Syariah
Akad IMBT (Al-Ijarah
Al-Munthahiyah
Bittamlik
Transaksi
Pembiayaan
1. Perhatian 2. Usaha 3. Daya Penarik
Minat Masyarakat
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian, pemilihan metode yang tepat sangat
berguna, karena dengan menggunakan metode yang tepat akan membantu
peneliti untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Metode adalah suatu
cara atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan
data untuk memecahkan suatu permasalahan sesuai dengan prosedur
penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu
memecahkan suatu masalah dengan cara pencarian data-data mengenai
masalah yang diteliti. Menurut Arikunto (2010: 3) metode penelitian deskriptif
adalah “Penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau
hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk
laporan.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar
selama kurang lebih satu bulan dari bulan agustus sampai September 2019.
Pemilihan lokasi penelitian karena lokasinya mudah dijangkau oleh peneliti.
Pada lokasi tersebut peneliti dapat melihat banyak masyarakat yang ingin
melakukan transaksi sehingga peneliti mudah mendapatkan data yag
dibutuhkan dalam penyelesaikan penelitian tersebut.
24
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap
dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara
nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Beberapa variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Akad IMBT (Al-Ijarah munthahiyah bittamlik) adalah penggabungan
antara akad ijarah dan bay’. Semakin jelas dan kuat komitmen untuk
membeli barang di awal akad, maka hakikat IMBT pada dasarnya lebih
bernuansa jual beli. Namun, apabila komitmen untuk membeli barang di
awal tidak begitu kuat dan jelas, maka hakikat IMBT lebih bernuansa
sewa. Dari sisi ijarah, perbedaan IMBT terletak dari adanya opsi untuk
membeli barang yang dimaksud pada akhir periode sewa. Sedangkan
dari sisi jual beli, perbedaan IMBT terletak pada adanya penggunaan
manfaat barang dimaksud terlebih dahulu melalui akad sewa, sebelum
transaksi jual beli dilakukan (Sunan Autad Sarjana, Iza Hanifuddin, 2018).
2. Minat Masyarakat. Secara istilah minat berarti suatu kecenderungan
untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau
situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut dengan disertai perasaan
senang. Berdasarkan definisi minat tersebut terdapat beberapa hal
mengenai minat, yaitu : 1) Dalam minat terdapat pemusatan perhatian
subyek terhadap obyek minat; 2) Ada usaha dari subyek untuk mendekati
atau mengetahui atau memiliki atau menguasai ataupun berhubungan
dengan obyek yang dilakukan dengan perasaan senang; 3) Ada daya
penarik dari obyek. Pada dasarnya jika seseorang mempunyai minat
pada sesuatu, maka ia akan menyambut baik dan bersikap positif dalam
25
berhubungan dengan obyek atau lingkungan yang menjadi obyek
minatnya. Dengan demikian minat merupakan sebuah kecenderungan
untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas, dan
situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut dengan disertai perasaan
senang (Asep Suryanto, 2017).
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah Generalisasi yang terdiri atas Objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik kesimpuannya (Sugiyono, 2018
: 80)
Populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi objek/subjek
atau sumber data penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah
Bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar yang melakukan transaksi
pembiayaan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representative (Sugiyono, 2018 : 81) Adapun teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling.
26
Menurut Sugiyono (2014 : 122) Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Alasan pemilihan sampel dengan menggunakan teknik Purposive
Sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai
dengan yang telah penulis tentukan. Oleh karena itu, penulis memilih
teknik Purposive Sampling dengan menetapkan pertimbangan bahwa
hanya nasabah yang mengambil pembiayaan yang akan menjadi sampel
pada penelitian ini adalah sebanyak 30 orang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, diperlukan adanya metode pengumpulan data
yang sesuai dengan masalah yang diteliti dan tujuan penelitian. Pada
penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner
(angket). Menurut Sugiyono (2018 : 142) “Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya”. Daftar
pertanyaan mengenai gambaran umum dan pendapat responden mengenai
penerapan akad IMBT (Al-Ijarah munthahiyah bittamlik) terhadap minat
masyarakat untuk melakukan transaksi pembiayaan di Bank BNI Syariah
Kantor Cabang Makassar.
Penggunaan kuesioner tepat menurut Sugiyono (2018) bahwa ;
a) Responden (orang yang merespon atau menjawab pertanyaan) saling
berjauhan.
27
b) Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila
mengetahui berapa proporsi suatu kelompok tertentu yang menyetujui
atau tidak menyetujui suatu fitur khusu dari sistem yang diajukan.
c) Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh
pendapat sebelum proyek sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu.
d) Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa
diidentifikasi dan dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut.
Angket atau kuesioner yang digunakan adalah pertanyaan dalam bentuk
pilihan ganda atau bentuk-bentuk yang lain yang disebut closed-ended
question. Pertanyaan itu dapat digunakan untuk mengukur pendapat,
sikap, dan pengetahuan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur
variable penelitian ini menggunakan skala likert. Skala Likert adalah suatu
skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan
skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Sewaktu
menanggapi pertanyaan dalam skala Liket, responden menentukan tingkat
persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu
dari pilihan yang tersedia.Ada dua bentuk pertanyaan yang menggunakan
Likert yaitu pertanyaan positif untuk mengukur minat positif , dan bentuk
pertanyaan negatif untuk mengukur minat negatif.
Pertanyaan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1; sedangkan bentuk
pertanyaan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Biasanya disediakan lima
pilihan skala dengan format seperti:
1. Sangat Tidak Setuju (STS)
2. Tidak Setuju (TS)
3. Netral atau Biasa (B)
28
4. Setuju (S)
5. Sangat setuju (SS)
Penskalaan ini apabila dikaitkan dengan jenis data yang dihasilkan
adalah data Ordinal. Selain pilihan dengan lima skala liket, kadang digunakan
juga skala dengan tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris
menemukan bahwa beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan
berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat mirip.
F. Teknik Analisis
Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis menggunakan metode
analisis deskriptif kuantitatif.
1. Analisis deskriptif kuantitatif untuk melihat minat masyarakat dalam
melakukan transaksi pembiayaan di Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Makassar dengan menggunakan akad IMBT (Al-Ijarah Munthahiyah
Bittamlik). Menurut Sugiyono (2014 : 206) Analisis deskriptif adalah
analisis statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang dinyatakan dalam angka
dan dianalisis dengan teknik statistik.
2. Analisis dilaksanakan dengan menggunakan software SPSS versi 22 for
windoes. Uji yang digunakan adalah :
29
a) Analisis regresi linear sederhana dilakukan terhadap Akad IMBT (Al-
Ijarah al-munthahiyah bittamlik) dan minat masyarakat untuk
menentukan pengaruh antar variabel. Rumus yang digunakan
Y = a + bx
Keterangan :
a = itersep
b = koefisien arah atau koefisien beta
b) Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas atau
independen X (minat masyarakat) secara parsial berpengaruh
terhadap variabel terikat atau dependen Y (akad al-ijarah
munthahiyah bittamlik).
c) Uji koefisien determinasa dilakukan untuk melihat sumbangan
pengaruh yang diberikan variabel bebas X (minat masyarakat)
terhadap variabel terikat Y (akad al-ijarah munthahiyah bittamlik).
Dengan kata lain, nilai koefisien determinasi ini berguna untuk
memprediksi dan melihat seberapa besar kontribusi pengaruh yang
diberikan variebel X (minat masyarakat) secara simultan terhadap
variabel Y (akad al-ijarah munthahiyah bittamlik).
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah geografis peneitian
1. Bank BNI Syariah
PT Bank BNI Syariah (selanjutnya disebut BNI Syariah atau
Perseroan) merupakan hasil proses spin off dari Unit Usaha Syariah
(UUS) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang telah beroperasi
sejak sejak 29 April 2000. Proses spin off dilandasi oleh terbitnya UU No.
21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. BNI Syariah secara resmi
beroperasi pada 19 Juni 2010 setelah mendapat Surat Keputusan
Gubernur Bank Indonesia No. 12/41/KEP. GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010,
setelah sebelumnya pendirian Perseroan telah ditetapkan berdasarkan
Akta No.160 dan telah disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Hukum
& HAM Nomor: AHU-15574, AH.01.01 Tahun 2010, Tanggal 25 Maret
2010.
Dengan mengusung visi “Menjadi bank syariah pilihan masyarakat
yang unggul dalam layanan dan kinerja”, BNI Syariah terus tumbuh
menjadi penyedia layanan jasa perbankan syariah yang diperhitungkan di
Tanah Air. Pertumbuhan usaha Perseroan selalu berada di atas rata-rata
pertumbuhan industri perbankan syariah. Pada akhir tahun 2018, total
aset BNI Syariah telah mencapai Rp. 41,05 triliun dan menjadi salah satu
yang terbesar di dalam industri perbankan syariah nasional.
Agar dapat memberikan pelayanan yang unggul kepada nasabah,
Perseroan juga didukung oleh sistem teknologi informasi terdepan yang
31
telah tersertifkasi ISO 9001:2008, sehingga memungkinkan BNI Syariah
untuk menyajikan layanan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan
nasabah. Pada Mei 2015, dalam rangka menunjang ekspansi bisnis dan
menjaga likuiditasnya, Perseroan menerbitkan Sukuk Mudharabah Bank
BNI Syariah I senilai Rp500 miliar dan mendapat peringkat idAA+(sy) dari
Pefndo.
Pada Mei 2018, Sukuk tersebut telah dilunasi oleh Perseroan. Tahun
2018, dalam rangka merespon tren dan tantangan industry perbankan ke
depan, BNI Syariah melakukan transformasi secara menyeluruh. Dengan
mengangkat tema “Leading Transformational Change” BNI Syariah
melakukan transformasi pada semua aspek, mulai dari niat/maksud,
strategi, proses hingga hasil yang hendak dicapai. Salah satu program
transformasi yang dijalankan BNI Syariah adalah transformasi digital. BNI
Syariah ingin menjadi pemimpin di bidang digital banking di industri
perbankan syariah di Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
selain meningkatkan kapasitas sistem teknologi informasi, BNI Syariah
juga membentuk dua Divisi baru, yaitu Divisi Digital Banking dan Divisi
Transactional Banking.
Pada akhir tahun 2018, jaringan usaha BNI Syariah tersebar
mencapai 3 Kantor wilayah, 68 Kantor Cabang, 196 Kantor Cabang
Pembantu, 16 Kantor Kas, 23 Mobil Layanan Gerak, dan 52 Payment
Point. Selain itu, nasabah BNI Syariah juga dapat memanfaatkan jaringan
Kantor Cabang BNI Konvensional (Sharia Channelling Offce/SCO) yang
tersebar di 1.584 outlet di seluruh wilayah Indonesia dan akan terus
berkembang seiring dengan pertumbuhan aset.
32
2. Struktur organisasi
Stuktur organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu susunan dan
hubungan antara bagian dengan komponen yang terdapat dalam suatu
instansi. Dengan adanya struktur maka pembagian kerja dapat
dispesifikasikan. Selain itu, struktur juga dapat menunjukkan fungsi dan
kegiatan yang berbeda antara satu bagian dengan bagian yang lainnya.
Struktur organisasi menunjukkan pengaturan antar hubungan
bagian-bagian dari komponen dan posisi dalam suatu organisasi atau
instansi. Struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-sungsi atau kegiatan yang saling terkait.
Disamping itu juga menunjukkan hirarki dan wewenang dan tata
hubungan laporan.
Struktur organisasi Bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar
sebagai berikut :
34
3. Visi dan misi
Dalam menjalankan sejumlah pelayanan dan program unggulannya,
Bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar memiliki :
Visi
Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan
kinerja.
Misi
Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
syariah.
Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
Visi dan Misi BNI Syariah telah disetujui oleh Direksi dan Dewan
Komisaris BNI Syariah pada tanggal 23 Desember 2010 berdasarkan SK
Direksi No.BNISy/DIR/403
B. Hasil Penelitian
Dalam pelaksanakan kegiata penelitian ini dengan metode kuantitatif,
responden di bagi sesuai karakteristik responden, agar interpretasi terhadap
hasil penelitian mengenai analisis penerapan akad IMBT (Al-Ijarah Al-
Munthahiyah Bittamlik) terhadap minat masyarakat untuk melakukan
transaksi pembiayaan di Bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar.
35
Responden atau informan dari penelitian adalah nasabah yang melakukan
akad pembiayaan IMBT (Al-Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik), hal ini
dimaksudkan agar penelitian ini memperolah hasil yang memenuhi standar
relevan dan kofeherensif. Penentuan jumlah responden oleh peneniti
ditetapkan dalam interpretasi pendekatan purposive sampling, dengan
pendekatan ini diperoleh responden sebanyak 30 responden.
Kegiatan penelitian ini, peneliti menetapkan karakterisik responden
sesuaai orientasi responden yaitu: karakteristik umur, jenis kelamin, dan
pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar peneliti memperoleh gambaran
mengenai identitas dari responden yang menjadi sampel dan bagian objek
dalam kegiatan penelitian ini.
1. Umur Responden
Sebagaimana penetapan karakteristik responden, maka peneliti
menyajikan karakteristik ini dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Menurut Umur
No Umur responden Frekuensi Responden Frekuensi %
1 21-29 Tahun 15 50 %
2 30-39 Tahun 10 33.3 %
3 40-49 Tahun 5 16.7 %
Jumlah 30 Responden 100 %
Sumber data Olahan Kuesioner 2019
Berdasarkan uraian tabel diatas maka diperoleh hasil dari karakteristik
responden dari segi umur yakni; responden yang berumur 21 – 29 tahun
berjumlah 15 responden (50%), sedang responden yang berumur 30 – 39
36
tahun berjumlah 10 responden (33.3 %) dan responden yang berumur 40
– 49 tahun berjumlah 5 responden (16.7 %). Maka dapat di
interpretasikan dalam perpekstif keilmuan bahwa rata-rata responden
yang berumur 21 – 29 tahun merupakan nasabah yang melakukan akad
IMBT di Bank BNI syariah kantor cabang Makassar.
2. Jenis kelamin responden
Karakteristik dari jenis kelamin responden dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu; kelompok pria dan wanita dan agar lebih jelasnya maka
di sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Menurut jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Responden Frekuensi Responden Frekuensi %
1. Pria 17 56.7 %
2. Wanita 13 43.3 %
Jumlah Responden 30 responden 100 %
Sumber Data Olahan Kuesioner 2019
Berdasarkan data diatas maka dapat di deskripsikan bahwa
karakteristik responden jenis kelamin pria mendominasi dalam melakukan
transaksi pembiayaan menggunakan akad IMBT (Al-Ijarah Al-
Munthahiyah Bittamlik), yang mana jenis kelamin pria berjumlah 17
responden (56.7 %), sedang jenis kelamin wanita berjumlah 13
responden (43.3%) atau berada pada posisi lebih sedikit dari jenis
kelamin pria.
37
3. Pendidikan Responden
Karakteristik responden dari segi pendidikan akan menggambarkan
latar belakang dari responden, sehingga dalam kegiatan ini dapat di
klarifikasikan sesuai dengan tingkat pendidikan responden yakni : D3, S1
dan S2, maka dari itu pengelompokkan karakteristik ini dapat di lihat dari
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Menurut Pendidikan
No. Pendidikan terakhir Frekuensi responden Frekuensi %
1. Akademik (D3) 3 10 %
2. S1 19 63.3 %
3. S2 8 26.7 %
Jumlah 30 Responden 100 %
Sumber Data Olahan Kuesioner 2019
Secara seksama, data di atas dapat di analisa di mana karakteristik
responden di tingkat pendidikan sarjana mendominasi dimana tingkat
pendidikan ini berada pada angka 19 responden (63.3 %), sedang dari
tngkat pendidikan yang lain hanya tidak mencapai angka lebih dari angka
63.3 %, sehingga dapat di simpulkan bahwa responden tingkat
pendidikan sarjana lebih mendominasi melakukan transaksi pembiayaan
dengan akad IMBT (Al-Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik).
4. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Dalam upaya meningkatkan jumlah nasabah pada bank bni syariah
kantor cabang Makassar, maka di pandang harus melakukan pendekatan
melalui metode interaktif dengan segala variabel yang berpengaruh
38
terhadap peningkatan jumlah nasabah di Bank Bni Syariah Kantor
Caabang Makassar. Dimana dalam suatu penelitian harus menggunakan
metode keilmuan agar di peroleh hasil yang relevan, maka untuk lebih
jelasnya peneliti mengarahkan objek pada akad IMBT (Al-Ijaarah
munthahiyah Bittamlik) dan Minat Masyarakat. Untuk lebih jelasnya maka
peneliti menyajikan interpretasi dari reponden terkait analisis penerapan
akad IMBT (Al-Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik) terhadap minat
masyarakat dalam melakukan transaksi pembiayaan di Bank BNI Syariah
Kantor Cabang Makassar, sebagai berikut :
a) Akad IMBT (Al-Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik)
Pada tabel 4.4 dibawah ini terdapat 7 pernyataan yang mengukur
responden terhadap variabel AKAD IMBT di Bank BNI Syariah Kantor
Cabang Makassar.
Akad IMBT merupakan penggabungkan 2 akad antara Ijarah dan
bay’. Sehingga dengan variabel Akad IMBT akan memenuhi
kebutuhan masyarakat akad produk-produk perbankan yang lebih
memudahkan masyarakat. Untuk memperoleh hasil yang relevan
berikut ini hasil interpretasi responden terkait variabel Akad IMBT,
sebagai berikut :
39
Tabel 4.4
Hasil interpretasi responden terkait akad IMBT
No. Tanggapan responden STS TS KS S SS
1. Pembiayaan akad IMBT (Al-
Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik)
merupakan akad sewa beli yang
menguntungkan
- - 3
(3%)
15
(15%)
12
(12%)
2. Pembiayaan akad IMBT (Al-
Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik)
atau sewa beli telah memenuhi
criteria anda dalam transaksi
pembiayaan yang syariah
-
2
(2%)
3
(3%)
15
(15%)
10
(10%)
3. Sebelum mengadakan transaksi
pembiayaan akad IMBT (Al-
Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik)
atau sewa beli harus
mengetahui dahulu
mekanismenya
-
-
3
(3%)
17
(17%)
10
(10%)
4. Aktivitas kegiatan dan
operasional akad
pembiayaan IMBT (Al-Ijarah
Al-Munthahiyah Bittamlik) atau
sewa beli yang dijalankan
sudah sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah
-
-
3
(3%)
12
(12%)
15
(15%)
5. Pembiayaan Al-Ijarah Al-
Munthahiyah Bittamlik atau
sewa beli merupakan produk
yang halal sebagai salah satu
akad permodalan usaha yang
baik
-
-
-
21
(21%)
9
(9%)
40
6. Setelah melakukan pembiayaan
akad Al-Ijarah Al-Munthahiyah
Bittamlik atau sewa beli dapat
membantu masyarakat dalam
mengembangkan bisnis
usahanya
-
1
(1%)
3
(3%)
9
(9%)
17
(17%)
7. Informasi yang saudara
terima dari promosi berbagai
bank syariah membuat anda
memutuskan untuk
melakukan transaksi
pembiayaan Al-Ijarah Al-
Munthahiyah Bittamlik atau
akad sewa beli
-
1
(1%)
2
(2%)
9
(9%)
18
(18%)
Sumber Data Hasil olahan Kuesioner, 2019.
Pada tabel 4.4 mengukur responden terhadap variabel Akad
IMBT. Pada pernyataan pertama yaitu, pembiayaan akad IMBT (Al-
Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik) merupakan akad sewa beli yang
menguntungkan, sebanyak 3 responden (3%) memilih kurang setuju,
15 responden (15%) memilih setuju dan 12 responden (12%) memilih
sangat setuju. Pernyataan kedua yaitu, pembiayaan akad IMBT (Al-
Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik) atau sewa beli telah memenuhi
criteria anda dalam transaksi pembiayaan yang syariah, sebanyak 2
responden (2%) memilih tidak setuju, 3 responden (3%) memilih
kurang setuju, 15 responden (15%) memilih setuju dan 10 responden
(10%) memilih sangat setuju.
Pernyataan ketiga yaitu, sebelum mengadakan transaksi
pembiayaan akad IMBT (Al-Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik) atau
41
sewa beli harus mengetahui dahulu mekanismenya, sebanyak 3
responden (3%) memilih kurang setuju, 17 responden (17%) memilih
setuju dan 10 responden (10%) memilih sangat setuju. Pernyataan
keempat yaitu, aktivitas kegiatan dan operasional akad
pembiayaan IMBT (Al-Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik) atau sewa
beli yang dijalankan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah, sebanyak 3 responden (3%) memilih kurang setuju, 12
responden (12%) memilih setuju dan 15 responden (15%)
memilih sangat setuju.
Pernyataan kelima yaitu, pembiayaan Al-Ijarah Al-Munthahiyah
Bittamlik atau sewa beli merupakan produk yang halal sebagai salah
satu akad permodalan usaha yang baik, sebanyak 21 responden
(21%) memilih setuju dan 9 responden (9%) memilih sangat setuju.
Pernyataan keenam yaitu, setelah melakukan pembiayaan akad Al-
Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik atau sewa beli dapat membantu
masyarakat dalam mengembangkan bisnis usahanya, sebanyak 1
responden (1%) memilih tidak setuju, 3 responden (3%) memilih
kurang setuju, 9 responden (9%) memilih setuju dan 17 responden
(17%) memilih sangat setuju.
Pernyataan ketujuh yaitu, informasi yang saudara terima dari
promosi berbagai bank syariah membuat anda memutuskan
untuk melakukan transaksi pembiayaan Al-Ijarah Al-
Munthahiyah Bittamlik atau akad sewa beli, 1 responden (1%)
memilih tidak setuju, 2 responden (2%) memilih kurang setuju, 9
42
responden (9%) memilih setuju dan 18 responden (18%)
memilih sangat setuju.
b) Minat Masyarakat
Pada tabel 4.5 dibawah ini terdapat 6 pernyataan yang mengukur
responden terhadap variabel Minat Masyarakat di Bank BNI Syariah
Kantor Cabang Makassar.
Minat masyarakat merupakan suatu kecenderungan untuk
memberikan perhatian terhadap suatu objek dengan perasaan
senang. Berikut hasil persepsi responden terkait variabel minat
masyarakat :
Tabel 4.5
Tanggapan Responden Terkait Minat Masyarakat
No. Tanggapan responden STS TS KS S SS
1. Bank BNI memiliki beragam
produk pembiayaan yang
menarik bagi Anda
-
-
-
21
(21%)
9
(9%)
2. Saya tertarik melakukan
transaksi pembiayaan di Bank
BNI syariah karena kepuasaan
pelayanan yang saya dapatkan
-
1
(1%)
3
(3%)
17
(17%)
9
(9%)
3. Beban angsuran yang harus
dibayar oleh penyewa
(musta’jir) masih terjangkau
atau sesuai.
-
1
(1%)
2
(2%)
17
(17%)
10
(10%)
4. Jangka waktu pembayaran
sewa yang ditawarkan Bank
BNI syariah membantu
meringankan beban angsuran
-
-
-
21
(21%)
9
(9%)
43
pembayaran anda
5. Sosialisasi pembiayaan akad
Al-Ijarah Al-Munthahiyah
Bittamlik di Bank BNI syariah
membuat anda ingin
mengetahui lebih jelas
bagaimana mekanisme akad
tersebut
-
1
(1%)
3
(3%)
17
(17%)
9
(9%)
6. Banyaknya cabang kantor bank
BNI syariah yang tersebar
membuat masyarakat mudah
menjangkau untuk melakukan
transaksi pembiayaan
-
1
(1%)
2
(2%)
17
(17%)
10
(10%)
Sumber Data Hasil olahan Kuesioner, 2019.
Pada tabel 4.5 mengukur responden terhadap variabel Minat
Masyarakat. Pada pernyataan pertama yaitu, bank BNI memiliki
beragam produk pembiayaan yang menarik bagi Anda sebanyak 21
responden (21%) memilih setuju dan 9 responden (9%) memilih
sangat setuju. Pernyataan kedua yaitu, saya tertarik melakukan
transaksi pembiayaan di Bank BNI syariah karena kepuasaan
pelayanan yang saya dapatkan, 1 responden (1%) memilih tidak
setuju, 3 responden (3%) memilih kurang setuju, 17 responden (17%)
memilih setuju dan 9 responden (9%) memilih sangat setuju.
Pernyataan ketiga yaitu, beban angsuran yang harus dibayar oleh
penyewa (musta’jir) masih terjangkau atau sesuai, sebanyak 1
responden (1%) memilih tidak setuju, 2 responden (2%) memilih
kurang setuju, 17 responden (17%) memilih setuju dan 10 responden
(10%) memilih sanngat setuju. Pernyataan keempat yaitu, jangka
44
waktu pembayaran sewa yang ditawarkan Bank BNI syariah
membantu meringankan beban angsuran pembayaran anda,
sebanyak 21 responden (21%) memilih setuju dan 9 responden (9%)
memilih sangat setuju.
Pernyataan kelima yaitu, sosialisasi pembiayaan akad Al-Ijarah Al-
Munthahiyah Bittamlik di Bank BNI syariah membuat anda ingin
mengetahui lebih jelas bagaimana mekanisme akad tersebut,
sebanyak 1 responden (1%) memilih tidak setuju, 3 responden (3%)
memilih kurang setuju, 17 responden (17%) memilih setuju dan 9
responden (9%) memilih sangat setuju. Pernyataan keenam yaitu,
banyaknya cabang kantor bank BNI syariah yang tersebar membuat
masyarakat mudah menjangkau untuk melakukan transaksi
pembiayaan, sebanyak 1 responden (1%) memilih tidak setuju, 2
responden (2%) memilih kurang setuju, 17 responden (17%) memilih
setuju dan 10 responden (10%) memilih sangat setuju.
5. Uji Instrument Penelitian
Suatu penelitian akan dikatakan valid apabila semua regulasi
dalam penelitian itu saling berkoferehensif, maka perlu dilakukan
sebuah pengujian dalam penelitian untuk membuktikannya hasil
penelitian. Karena itu, peneliti melakukan uji regresi sederhana, uji t
dan uji koefisien determinasi, sebagai berikut :
45
a. Uji regresi Sederhana
Uji resgresi sederhana penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.675 3.677 2.903 .007
AKAD .748 .145 .698 5.162 .000
a. Dependent Variable: MINAT
Sumber: data primer hasil olahan SPSS, 2019
Berdasarkan hasil uji regresi di atas maka diperoleh
hasil sebagai berikut :
Y=10.675+0.748+e
Merujuk pada hasil di atas maka di peroleh analisis variable
independen ke dependen sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 10.675 menunjukkan bahwa secara fakta
penerapan akad IMBT di Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Makassar telah diterapkan sesuai dengan Prinsip Syariah.
2. Variabel dependen (x) memiliki koefisien regresi sebesar
0.748, dimana hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen
memiliki pengaruh terhadap minat masyarakat untuk
melakukan akad transaksi pembiayaan di bank BNI Syariah
Kantor Cabang Makassar.
46
b. Uji t
Uji t penelitian dapat di lihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.675 3.677 2.903 .007
AKAD .748 .145 .698 5.162 .000
a. Dependent Variable: MINAT
Sumber: data primer hasil olahan SPSS, 2019
Secara Parsial variabel (x) Minat Masyarakat
menunjukkan thitung (5.162) > ttabel (1.698) selain itu memiliki ρ =
0.000 < 0.07. Hal ini berarti secara parsial variabel minat
masyarakat berpengaruh positif terhadap penerapan akad IMBT di
Bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar.
c. Uji koefisien determinasi
Multikolonieritas terjadi apabila R2 yang dihasilkan oleh
suatu model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual
variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan
mempengaruhi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.8
47
Tabel 4.8
Hasil uji R2
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .698a .488 .469 1.985
a. Predictors: (Constant), AKAD
Sumber: data primer hasil olahan SPSS, 2019
Pada tabel 4.8 dapat dilihat besarnya R Square adalah 0.698.
Hal ini berarti sebesar 69.8% variabel Akad IMBT dapat dijelaskan
oleh variasi dari variabel independen tersebut yaitu minat
masyarakat sedangkan sisanya sebesar 30.2% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
C. Pembahasan
Berdasarkan uraian dari pembahasan sebelumnya dan hasil analisis
uji regresi sederhana, uji t dan uji koefisien determinasi, variabel minat
masyarakat (X) memiliki peranan terhadap variabel Akad IMBT (Y) di
Bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar. Hal tersebut terbukti dari
hasil penelitian yang telah dilakukan, yang mana diketahui bahwa variabel
bebas (minat masyarakat) mempengaruhi penerapan variabel terikat
Akad IMBT (Al-ijarah al-munthahiyah bittamlik).
Jadi, hipotesis dalam penelitian yang menyebutkan diduga bahwa
Akad IMBT (Al-ijarah al-munthahiyah bittamlik) telah diterapkan dan
terdapat minat masyarakat untuk melakukan transaksi pembiayaan
terjawabkan setelah dilakukan penelitian. Dengan demikian tujuan dari
48
penelitian ini yaitu untuk mengetahui Analisis Penerapan Akad IMBT (Al-
ijarah al-munthahiyah bittamlik) Terhadap Minat Masyarakat Untuk
Melakukan Transaksi Pembiayaan di Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Makassar dapat terpenuhi.
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dan berkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan, khususnya mengenai akad IMBT dan
akad lain yang digunakan pada perbankan syariah. Hasil penelitian
Mohammad Fakruddin Mudzakkir dan Andi Nu Graha (2015) menyatakan
bahwa Akad al-ijarah al-munthahiyah bittamlik yang diterapkan pada
produk pembiayaan antara perusahaan leasing syariah dengan nasabah
dengan berdasarkan pada hadist-hadist dan kutipan ahli dibandingkan
dengan penerapan akad di perusahaan pembiayaan syariah maka dapat
di simpulkan bahwa pelaksanaan pembiayaan belum sesuai.
Harun Santoso & anik (2015) menjelaskan tentang ketentuan akad
tersebut bahwa Ijarah munthahiyah bittamlik (IMBT) pada dasarnya
merupakan perpaduan antara sewa menyewa dengan jual beli. Semakin
jelas dan kuat komitmen untuk membeli barang di awal akad, maka
hakikat IMBT pada dasarnya lebih bernuansa jual beli. Namun, apabila
komitmen untuk membeli barang di awal akad tidak begitu kuat dan jelas
(walaupun opsi membeli tetap terbuka), maka hakikat IMBT akan lebih
bernuansa ijarah.
Serta hasil penelitian Husna Ni’matul Ulya (2018) menyatakan Akad
Al-ijarah munthahiyah bittamlik (IMBT) berbeda dengan leasing, yaitu
dalam pengalihan kepemilikan obyek sewa. Dalam leasing kepemilikan
pada akhir sewa dengan membayar uang tebusan, sedangkan pada
49
perbankan akad al-ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT) pengalihan obyek
sewa dihibahkan kepada nasabah. Pelaksanaan kedua jenis ijarah ini,
pada perbankan syariah sesuai dengan prinsip syariah yaitu adanya
transparansi, kejujuran, adil, dan lain-lain, sehingga akan terjadi
kepuasan dan kepercayaan antara kedua belah pihak, baik bank maupun
nasabah.
Penggunaan akad IMBT (Al-ijarah muntahiyah bittamlik) tidak hanya
dilakukan pada perbankan syariah maupun perusahan leasing namun
juga digunakan dalam pemberdayaan tanah wakaf. Sunan Autad Sarjana
& Iza Hanifuddin (2018) dalam penelitiannya dalam pemberdayaan tanah
wakah di Indonesia menyatakan bahwa Akad ini sangat cocok dan efektif
diterapkan di Indonesia, mengingat tanah wakaf di sini sangat banyak,
akan tetapi sedikit sekali yang dikembangkan menjadi wakaf produktif
ataupun untuk tujuan bisnis. Karenanya pihak lembaga wakaf sebagai
nadlir yang didukung oleh kementerian Agama perlu mengambil
alternative pemberdayaan dengan akad Ijarah Munthahiyah bittamlik. Di
samping itu, pemerintah dalam hal ini kementerian agama perlu
memberikan stimulus kepada bank syariah atau lembaga keuangan
syariah untuk ikut andil dalam investasi yang bisa mendorong
pemberdayaan tanah dan uang wakaf.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai penerapan akad
IMBT (Al-Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik) terhadap minat masyarakat untuk
melakukan transaksi pembiayaan di Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Makassar dapat disimpulkan bahwa penerapan akad IMBT (Al-Ijarah Al-
Munthahiyah Bittamlik) telah diterapkan dan dilaksanakan serta terdapat
minat masyarakat untuk melakukan transaksi pembiayaan menggunakan
akad tersebut. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
dengan menggunakan uji regresi sederhana, uji t dan uji koefisien
determinasi.
B. Saran
Adapun saran-saran dari penulis untuk dijadikan bahan masukkan yang
berguna dan berguna bagi perbankan syariah khususnya Bank BNI Syariah
Kantor Cabang Makassar, yaitu :
1. Perbankan syariah hendaknya lebih banyak melakukan kegiatan
sosialisasi agar meningkatkan pengetahuan nasabah atau masyarakat
tentang produk-produk perbankan syariah khususnya Akad IMBT (Al-
Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik)
2. Mensosialisasikan produk-produk perbankan syariah melalui media sosial
dalam menarik minat masyarakat untuk melakukan transaksi pembiayaan
51
di perbankan syariah khususnya di Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Makassar.
3. Serta memperbaharui tampilan website yang telah ada agar lebih menarik
dan memberikan informasi terupdate terkait produk-produk perbankan
syariah.
52
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Farid (2015) Pembiayaan Ijarah Multijasa Pada Jasa Keuangan Di Ksu
Syariah Usaha Mulia Probolinggo.Probolinggo.Jurnal Iqtishoduna Volume
6 Nomor 2 Oktober 2015
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka
Cipta.
Ascarya, (2014). Akad dan produk bank syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Perkasa
Asep Suryanto (2017) Analisis Minat Masyarakat Menjadi Nasabah Dana
Pihak Ketiga Bank Syariah Di Kota Tasikmalaya. Iqtishoduna Vol 6 No. 1,
April 2017
Bagus Ahmadi. (2012) Akad Bay, Ijarah Dan Wadi’ah Perspektif Komplikasi
Hukum Ekonomi Syariah (KHES).Diponegoro.Episteme Volume 7 Nomor
2, Desember 2012
Bank BNI Syariah (2019). Sejarah, Visi Misi dan Struktur bank BNI Syariah
Makassar. Https://www.bnisyariah.co.id
Harun santoso dan anik, (2015).Analisis pembiayaan ijarah pada perbankan
syariah.
Https://jurnal.stieaas.ac.id/index.php/jei/article/download/33/32. Diambil
pada tanggal 30 maret 2019 pukul 13.10 wita. Jurnal ilmiah ekonomi islam -
vol. 01, no. 02, juli 2015
Husain Insawan (2017) Al-Ijarah Dalam Perspektif Hadis; Kajian Hadis Dengan
Metode Maudhu’iy.Kendari.Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam
Volemu 2 Nomor 1 Juni 2017
Inayah, Nurul (2017). Analisis Keputusan Nasabah Menabung di Bank Syariah.
At-Tawassuth, Vol. 2, No. 1, 2017 : 191-214)
Iskandar, Ilhaamie Abdul Ghani Azmi, Azian Madun (2012) Pemahaman
Nasabah Bank Muamalat Indonesia Banda Aceh Terhadap Akad
Mudharabah. Aceh.SHARE Volume 1 Nomor 2 July-Desember 2012
Mohammad Fakruddin Mudzakkir, Andi Nu Graha (2015) Tinjauan Syariah
Tentang Penerapan Akad Ijarah Al-Muntahiyah Bittamlik Di Perusahaan
Leasing Syariah. Malang. AN-NISBAH Volume 1 Nomor 2, April 2015
53
Nasrulloh Ali Munif (2017). Analisis Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik Dalam
Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif Di Indonesia.Tulungagung.AN-
NISBAH, Vol. 03, No. 02, April 2017
Otoritas Jasa Keuangan (2017). Indikator Utama Peningkatan Perbankan
Syariah dalam 5 Tahun Terakhit. Https://ojk.go.id/
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
Sumut, Kemenag (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.
Https://sumut.kemenag.go.id/. (10 Oktober 2014).
Sunan Autad Sarjana, Iza Hanifuddin (2018) Ijarah Munthahiyah Bittamlik:
Sebuah Alternatif Pemberdayaan Tanah Wakaf. Ponorogo.Muslim
Heritage Volume 3 Nomor 1, Mei 2018
Wibowo (2012). Aplikasi Praktis SPSS dalam Penelitian. Yogyakarta : Gava
Media.
Zainal Abidin (2013) Akad Derivatif Dalam Transaksi Muamalah Kontemporer.
NUANSA, Vol. 10, No. 02 Juli – Desember 2013
55
Lampiran 1
Kuesioner Penerapan Akad IMBT (Al-Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik)
Terhadap Minat Masyarakat untuk Melakukan Transaksi Pembiayaan
di bank BNI Syariah Kantor Cabang Makassar
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
3. Usia : Tahun
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Lama menjadi nasabah :
B. Petunjuk Pengisian
1. Sebelum menjawab setiap pertanyaan/pernyataan, mohon dibaca
terlebih dahulu dengan baik dan benar!
2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan
berdasarkan pendapat anda dengan memberikan tanda ( √ ). Setiap
pertanyaan terdiri dari 5 pilihan jawaban :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
3. Dalam mengisi angket/kuesioner mohon untuk mengisi seluruh
pertanyaan/pernyataan karena sangat dibutuhkan untuk kepentingan
penelitian.
56
C. Item Pertanyaan
Berikut ini pertanyaan tentang Minat Masyarakat X dan Akad
IMBT (Al-Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik) Y.
Variabel X ( Minat Masyarakat )
No
Pertanyaan
SS
S
KS
TS
STS
1. Bank BNI memiliki beragam produk
pembiayaan yang menarik bagi Anda
2. Saya tertarik melakukan transaksi
pembiayaan di Bank BNI syariah
karena kepuasaan pelayanan yang
saya dapatkan
3. Beban angsuran yang harus dibayar
oleh penyewa (musta’jir) masih
terjangkau atau sesuai.
4. Jangka waktu pembayaran sewa yang
ditawarkan Bank BNI syariah
membantu meringankan beban
angsuran pembayaran anda
5. Sosialisasi pembiayaan akad Al-Ijarah
Al-Munthahiyah Bittamlik di Bank BNI
syariah membuat anda ingin
mengetahui lebih jelas bagaimana
mekanisme akad tersebut
6. Banyaknya cabang kantor bank BNI
syariah yang tersebar membuat
masyarakat mudah menjangkau untuk
melakukan transaksi pembiayaan
57
Variabel Y ( Akad Al-Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik )
No Pertanyaan SS S KS TS STS
1. Pembiayaan akad IMBT (Al-Ijarah Al-
Munthahiyah Bittamlik) merupakan akad
sewa beli yang menguntungkan
2. Pembiayaan akad IMBT (Al-Ijarah Al-
Munthahiyah Bittamlik) atau sewa beli
telah memenuhi kriteria anda dalam
transaksi pembiayaan yang syariah
3. Sebelum mengadakan transaksi
pembiayaan akad IMBT (Al-Ijarah Al-
Munthahiyah Bittamlik) atau sewa beli
harus mengetahui dahulu mekanismenya
4. Aktivitas kegiatan dan operasional
akad pembiayaan IMBT (Al-Ijarah Al-
Munthahiyah Bittamlik) atau sewa beli
yang dijalankan sudah sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah
5. Pembiayaan Al-Ijarah Al-Munthahiyah
Bittamlik atau sewa beli merupakan produk
yang halal sebagai salah satu akad
permodalan usaha yang baik
6. Setelah melakukan pembiayaan akad Al-
Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik atau sewa
beli dapat membantu masyarakat dalam
mengembangkan bisnis usahanya
7. Informasi yang saudara terima dari
promosi berbagai bank syariah
membuat anda memutuskan untuk
melakukan transaksi pembiayaan Al-
Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik atau
akad sewa beli
58
Lampiran 2
TABEL PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama Jurnal Hasil
1 Nasrulloh Ali
Munif
Analisis Akad
Ijarah
Munthahiyah
Bittamlik Dalam
Perspektif Hukum
Islam Dan Hukum
Positif Di
Indonesia
(Vol. 03, No. 02,
April 2017)
Dalam prespektif hukum Islam
IMBT telah memenuhi asas-asas,
rukun dan tiga syarat akad.
Sedangkan syarat yang tidak
terpenuhi yaitu syarat adanya
kekuatan hukum karena pada
Fatwa DSN Nomor: 27/DSN-
MUI/III/2002 terdapat ketentuan
yang menimbulkan penafsiran
ganda pada angka 2
bagian kedua yang mengatur
ketentuan khusus dan Pasal 324
ayat (2) pada Kompilasi Hukum
Ekonomi Syariah. Para pakar
ekonomi Islam
baik itu pemikir ekonomi
kontempore seperti Adimarwan,
Al-Mujamma’
Al-Fiqhi, dan ulama klasik seperti
Hanabillah, Malikiyah, Syaf’iyah
dan
Hanabalah, hukum akad IMBT
59
adalah mubah (boleh). Sementara
itu
IMBT jika ditinjau dari persepektif
hukum positif (KUHPerdata), IMBT
merupakan perjanjian tidak
bernama (Pasal 1319) yang timbul
dari asas kebebasan berkontrak
(Pasal 1338) dan IMBT juga telah
memenuhi syarat-syarat sah dari
perjanjian (Pasal 1320) serta
unsur-unsur perjanjian.
Sedangkan akibat hukum yang
ditimbulkan dari akad perjanjian
IMBT adalah adanya hak dan
kewajiban bagi mereka yang
melakukannya.
2 Iskandar,
Ilhaamie Abdul
Ghani Azmi,
Azian Madun
Pemahaman
Nasabah Bank
Muamalat
Indonesia Banda
Aceh Terhadap
Akad
Mudharabah
(Vol. 07, No. 02,
2012)
Pemahaman nasabah terhadap
akad mudharabah dapat
mempengaruhi kepuasaan
nasabah untuk tetap melakukan
transaksi dengan perbankan
islam. Oleh karena itu, perbankan
islam, terutama Bank Muamalat
Indonesia harus memberikan
penjelasan yang baik kepada
nasabah dan tetap melakukan
60
sosialisasi kepada nasabah dan
masyarakat untun meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap
Bank Muamalat Indonesia.
3 Achmad Farid Pembiayaan
Ijarah Multijasa
Pada Jasa
Keuangan Di Ksu
Syariah Usaha
Mulia
Probolinggo
(Vol. 06, No. 02,
2015)
Pembiayaan Multijasa hukumnya
boleh (jaiz) dengan menggunakan
akad Ijarah atau Kafalah. Dalam
kedua pembiayaan multijasa
tersebut,
LKS dapat memperoleh imbalan
jasa (ujrah) atau fee. Besar ujrah
atau
fee harus disepakati di awal dan
dinyatakan dalam bentuk nominal
bukan dalam prosentase.
4 Husain
Insawan
Al-Ijarah Dalam
Perspektif Hadis;
Kajian Hadis
Dengan Metode
Maudhu’iy
(Vol. 02, No. 01,
2017)
Kegiatan al-ijarah dapat dilakukan
apabila telah memenuhi ketentuan
syara mengenai rukun dan
syaratnya, sebaliknya akan terjadi
pembatalan (fasakh) jika terdapat
pelanggaran dalam rukun dan
syaratnya. Memberdayakan
sanak-keluarga atau karib-kerabat
dalam kegiatan
al-ijarah jauh lebih utama dari
pada orang lain dengan
61
pertimbangan
bahwa harta tersebut adalah milik
pribadi. Sangat berbeda jika harta
itu milik negara, ia mesti
digunakan dan dikelola demi
kepentingan masyarakat umum
dan masyarakat bisa
berpartisipasi untuk
memberdayakannya.
5 Husna
Ni’matul Ulya
Penerapan Akad
Ijarah Muntahiya
Bittamlik (IMBT)
Pada Transaksi
Lembaga
Keuangan
Syariah ( Vol 6
No. 1, Juni 2018)
Ijarah muntahiya bittamlik (IMBT)
berbeda dengan leasing, yaitu
dalam pengalihan kepemilikan
obyek sewa. Dalam leasing
kepemilikan pada akhir sewa
dengan membayar uang tebusan,
sedangkan pada ijarah muntahiya
bittamlik (IMBT) pengalihan obyek
sewa dihibahkan kepada nasabah.
Dalam pelaksanaan kedua jenis
ijarah ini, diharapkan dilaksanakan
dengan menganut prinsip syariah,
sesuai dengan prinsip syariah di
dalam perbankan syariah, yaitu
adanya transparansi, kejujuran,
adil, dan lain-lain, sehingga akan
terjadi kepuasan dan kepercayaan
62
antara kedua belah pihak, baik
bank maupun nasabah.
6 Bagus Ahmadi Akad Bay, Ijarah
Dan Wadi’ah
Perspektif
Komplikasi
Hukum Ekonomi
Syariah (KHES)
(Vol. 07, No. 02,
2012
Ijarah dalam KHES dimaknai
dengan sewa barang dalam jangla
waktu tertentu dengan
pembayaran meliputi: rukun ijarah,
syarat
pelaksanaan dan penyelesaian
ijarah, uang ijarah dan cara
pembayarannya,
penggunaan objek ijarah,
pemeliharaan objek ijarah,
tangung jawab kerusakan dan nilai
serta jangka waktu ijarah, harga
dan jangka waktu ijarah, jenis
barang yang di-ijarah-kan dan
pengembalian objek ijarah,
pengembalian objek ijarah, ijarah
muntahiyah bi al-tamlik dan
sunduq hifz
ida’/safe deposit box.
7 Zainal Abidin Akad Derivatif
Dalam Transaksi
Muamalah
Kontemporer (vol.
10, No. 2, 2013)
Akad yang biasa dipakai dalam
transaksi muamalah kontemporer
yang lazim dipakai dalam
perbankan syariah ternyata
merupakan gabungan dari
63
beberapa akad, dimana setiap
akad antara yang satu dengan
yang lain sudah ada SOP yang
jelas dan sudah sesuai dengan
prinsip dasar sebuah akad
sehingga kodifikasinya sudah
standar. Demikian juga dari
keabsahan dasar yang digunakan
apalagi akad tersebut sudah
digodok melalui proses yang
panjang. Akad derivative tersebut
merupakn bukti konkret ijtihad
jama”I dalam ranah problematika
kontemporer yang masih merujuk
kepada khazanah klasik sehingga
akad yang dihasilkan bisa diberi
label akad derivative.
8 Sunan Autad
Sarjana, Iza
Hanifuddin
Ijarah
Munthahiyah
Bittamlik: Sebuah
Alternatif
Pemberdayaan
Tanah Wakaf
(Vol. 03, No. 01,
2018)
Akad ini sangat cocok dan efektif
diterapkan di Indonesia,
mengingat tanah wakaf di sini
sangat banyak, akan tetapi sedikit
sekali yang dikembangkan
menjadi wakaf produktif ataupun
untuk tujuan bisnis. Karenanya
pihak lembaga wakaf sebagai
nadlir yang didukung oleh
64
kementerian Agama perlu
mengambil alternative
pemberdayaan dengan akad
Ijarah Munthahiyah bittamlik. Di
samping itu, pemerintah dalam hal
ini kementerian agama perlu
memberikan stimulus kepada
bank atau lembaga keuangan
syariah untuk ikut andil dalam
investasi yang bisa mendorong
pemberdayaan tanah wakaf.
9 Harun
Santoso& dan
Anik
Analisis
Pembiayaan
Ijarah Pada
Perbankan
Syariah ( Vol 1
No. 2, Juli 2015)
Ijarah muntahia bit tamlik (IMBT)
pada dasarnya merupakan
perpaduan antara sewa menyewa
dengan jual beli. Semakin jelas
dan kuat komitmen untuk membeli
barang di awal akad, maka hakikat
IMBT pada dasarnya lebih
bernuansa jual beli. Namun,
apabila komitmen untuk membeli
barang di awal akad tidak begitu
kuat dan jelas (walaupun opsi
membeli tetap terbuka), maka
hakikat IMBT akan lebih
bernuansa ijarah.
10 Mohammad Tinjauan Syariah Akad Ijarah Mnthahiyah bi al-
65
Fakruddin
Mudzakkir,
Andi Nu Graha
Tentang
Penerapan Akad
Ijarah Al-
Muntahiyah
Bittamlik Di
Perusahaan
Leasing Syariah
(Vol. 01, No. 02,
2015)
tamlik yang diterapkan pada
produk pembiayaan antara
perusahaan leasing syariah
dengan nasabah; dengan
berdasarkan pada hadist-hadist
dan kutipan ahli dibandingkan
dengan penerapan akad di
perusahaan pembiayaan syariah
maka dapat di simpulkan bahwa
pelaksanaan pembiayaan belum
sesuai.
66
Lampiran 3
TABULASI VARIBAEL AKAD IMBT
NO X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 TOTAL
X
1 4 4 3 4 4 3 22
2 4 4 5 4 4 5 26
3 5 4 5 5 4 5 28
4 5 4 4 5 4 4 26
5 5 4 5 5 4 5 28
6 5 5 5 5 5 5 30
7 4 4 4 4 4 4 24
8 5 4 5 5 4 5 28
9 4 4 5 4 4 5 26
10 5 5 4 5 5 4 28
11 4 4 4 4 4 4 24
12 5 4 4 5 4 4 26
13 4 5 4 4 5 4 26
14 4 5 4 4 5 4 26
15 4 5 5 4 5 5 28
16 4 4 5 4 4 5 26
17 4 4 4 4 4 4 24
18 4 5 4 4 5 4 26
19 4 3 4 4 3 4 22
20 4 3 4 4 3 4 22
21 4 4 5 4 4 5 26
22 5 5 2 5 5 2 24
23 4 4 4 4 4 4 24
24 4 3 4 4 3 4 22
25 5 5 4 5 5 4 28
26 4 4 4 4 4 4 24
27 4 4 4 4 4 4 24
28 4 2 3 4 2 3 18
29 4 5 5 4 5 5 28
30 4 4 4 4 4 4 24
67
TABULASI MINAT MASYARAKAT
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 TOTAL
Y
3 4 4 3 4 4 3 25
5 5 5 5 4 4 5 33
4 4 4 4 5 4 5 30
4 5 5 4 5 4 4 31
4 4 4 4 5 4 5 30
4 5 4 4 5 5 5 32
4 3 4 4 4 4 4 27
5 2 5 5 5 4 5 31
5 4 3 5 4 4 5 30
4 4 4 4 5 5 4 30
4 4 3 4 4 4 4 27
4 4 5 4 5 4 4 30
5 5 4 5 4 5 4 32
5 5 5 5 4 5 4 33
4 5 4 4 4 5 5 31
4 4 4 4 4 4 5 29
4 4 4 4 4 4 4 28
5 4 5 5 4 5 4 32
4 2 4 4 4 3 4 25
4 3 4 4 4 3 4 26
5 5 5 5 4 4 5 33
4 4 4 4 5 5 2 28
3 4 4 3 4 4 4 26
5 5 4 5 4 3 4 30
5 5 5 5 5 5 4 34
4 4 4 4 4 4 4 28
3 4 3 3 4 4 4 25
5 4 4 5 4 2 3 27
5 5 5 5 4 5 5 34
5 3 5 5 4 4 4 30
68
Lampiran 4
HASIL UJI REGRESI SEDERHANA
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 AKADb . Enter
a. Dependent Variable: MINAT
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .698a .488 .469 1.985
a. Predictors: (Constant), AKAD
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 105.026 1 105.026 26.651 .000b
Residual 110.341 28 3.941
Total 215.367 29
a. Dependent Variable: MINAT
b. Predictors: (Constant), AKAD
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.675 3.677 2.903 .007
AKAD .748 .145 .698 5.162 .000
a. Dependent Variable: MINAT
69
HASIL UJI T
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.675 3.677 2.903 .007
AKAD .748 .145 .698 5.162 .000
a. Dependent Variable: MINAT
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .698a .488 .469 1.985
a. Predictors: (Constant), AKAD
70
Lampiran 5
Berikut merupakan dokumentasi saat melakukan penelitian dengan
membagikan kuesioner kepada nasabah Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Makassar.
72
RIWAYAT HIDUP
Rusli Setiawan, Lahir di Sung-sang Samarinda, 10
Oktober 1996, anak kedua dari pasangan H. Tawil dan
Hj. Rusna. Penulis memulai pendidikan pada tahun
2003 di SD Negeri 6 Bontokamase, Sungguminasa
Gowa dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun yang
sama, penulis terdaftar sebagai siswa di SMP Negeri 4
Sungguminasa dan tamat pada tahun 2012. Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Sungguminasa dan tamat pada tahun 2015. Setelah
menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Sungguminasa, pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan diterima di
Universitas Muhammadiyah Makassar pada Program Studi Ekonomi Islam,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). selama menempuh pendidikan sebagai
mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar penulis aktif berorganisasi
di beberapa Lembaga kemahasiswaan yang terdapat di Unismuh Makassar,
yaitu : Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam (HIMAKIS) dan sempat menjabat
sebagai Ketua Umum di Himpunan tersebut, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM) serta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar. Serta akan menyelesaikan perkuliahan
Strata Satu (S1) di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul “Analisis
Penerapan Akad IMBT (Al-Ijarah Al-Munthahiyah Bittamlik) terhadap Minat
Masyarakat untuk Melakukan Transaksi Pembiayaan di Bank BNI Syariah Kantor
Cabang Makassar”.