Analisis akad musyarakah pada Maybank Syariah

29
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Dengan menyebut nama Allah Yang MahaPengasih lagi MahaPenyayang, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula shalawat dan salam kami junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang dan diridhoi Allah SWT. Alhamdulillah atas izin Allah yang Maha dari segala Maha, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen kami Erika Amelia, S.E.,M.Si yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Musyarakah pada Maybank Syariah pada mata kuliah Akuntansi Perbankan Syariah. Tak ada gading yang tak retak, dalam pembuatan makalah ini kami sebagai penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi pembahasan maupun dari segi penulisan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran maupun kritiknya sehingga dapat lebih baik lagi dalam pembuatan makalah berikutnya. 1

Transcript of Analisis akad musyarakah pada Maybank Syariah

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan menyebut nama Allah Yang MahaPengasih lagi

MahaPenyayang, segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula

shalawat dan salam kami junjungkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga

zaman terang benderang dan diridhoi Allah SWT.

Alhamdulillah atas izin Allah yang Maha dari segala

Maha, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga

mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen kami Erika

Amelia, S.E.,M.Si yang telah membimbing kami dalam

pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah tentang Musyarakah pada Maybank Syariah pada mata

kuliah Akuntansi Perbankan Syariah.

Tak ada gading yang tak retak, dalam pembuatan

makalah ini kami sebagai penulis menyadari masih banyak

kekurangan dan kesalahan baik dari segi pembahasan maupun

dari segi penulisan. Oleh karena itu, kami mengharapkan

saran maupun kritiknya sehingga dapat lebih baik lagi

dalam pembuatan makalah berikutnya.

1

Akhir kata, mudah-mudahan makalah ini dapat

bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pihak-pihak yang

bersangkutan pada umumnya. Sebelum dan sesudahnya kami

ucapkan terima kasih.

Ciputat, 24 Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi

2

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang

3

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan 4

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Musyarakah

5

2

B. Pengertian Musyarakah

11

C. Ayat Jurnal 12

BAB III Penutup

Kesimpulan

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demi meningkatkan pertumbuhan pembiayaan, PT Bank

Maybank Syariah Indonesia (Maybank Syariah)

3

meluncurkan produk Musyarakah Mutanaqisah. Produk ini

merupakan fasilitas pembiayaan berjangka bagi

pelanggan korporasi dan komersial. Ibrahim Hassan,

Presiden Direktur PT Bank Maybank Syariah Indonesia,

menyebutkan bahwa bank harus mengeluarkan produk yang

kompetitif untuk meningkatkan pertumbuhan pembiayaan.

“Kompetitif dalam hal memberikan financial solution kepada

nasabah,” sebutnya. Dengan alasan itu, bank pun

melahirkan produk Musyarakah Mutanaqisah (MM).

Singkatnya, produk ini bisa diartikan sebagai

“berkurangnya kemitraan.” Bank bermitra dengan nasabah

dalam memperoleh suatu aset berdasarkan suatu

kesepakatan. Kemitraan terjalin, misalnya, karena

nasabah tidak mempunyai modal yang cukup untuk

memiliki aset. Lantas bank pun membeli aset dengan

porsi tertentu, nasabah juga melakukan hal yang sama.

Namun, bank tidak menggunakan aset tersebut. Aset

tersebut diserahkan kepada nasabah untuk dikelola. “Si

nasabah menyewa kepada bank seluruh aset tadi,” tambah

Jahaidi Harun, Head of Product Development PT Bank

Maybank Syariah Indonesia.

Pengelolaan aset tersebut tentu akan membuahkan

hasil. Hasilnya, lanjut Jahaidi, akan dibagi antara

4

bank dengan nasabah. Itu disebut dengan bagi hasil

antara bank dengan nasabah. “Jadi setiap bulan,

nasabah  akan bayar kepada kita, satu, porsi sewa

kita. Kedua, nasabah akan membeli porsi bank tadi.

Setiap bulan nasabah akan membeli porsi kita (bank).

Ujungnya, porsi bank akan jadi nol,” jelas dia. “Jadi

konsepnya bukan jual beli, tapi perkongsian dan sewa,”

tegas Jahaidi. Ia pun menerangkan, produk MM ini tak

sekaku murabahah. Produk ini, misalkan, mempunyai

jangka waktu ‘perkongsian’ antara nasabah dengan bank

selama 5 tahun. Namun, nasabah ternyata kesulitan

membayar di tengah perjalanan. Maka waktu kemitraan

pun bisa diperpanjang sesuai kesepakatan, misalnya 7

tahun. “Kalau jual-beli nggak bisa begitu. Kalau janji

jual-beli 5 tahun, ya Anda harus bayar 5 tahun. Itu

rigid-nya murabahah,” tuturnya. Ditekankan Juhaidi,

dalam produk MM ini, bank mendapatkan marjin dari

hasil sewa. Hasil sewa bisa berubah seiring dengan

kondisi pasar. Ibrahim pun menambahkan, platform

pembiayaan tergantung pada legal landing limit (3L). Menurut

dia, setiap bank mempunyai 3L-nya masing-masing. Ini

berkaitan dengan modal bank. Ia bilang, menurut aturan

Bank Indonesia, maksimal pemberian pembiayaan kepada

nasabah adalah 25 persen dari modal bank. “Modal kami

5

sekarang hampir Rp 1 triliun, jadi kita kalau menurut

Peraturan Bank Indonesia, satu nasabah maksimalnya Rp

250 miliar.” “Ini (MM) more customer friendy, boleh

digunakan untuk pembiayaan (atau) pembelian aset,

boleh digunakan untuk investasi,” tutup Ibrahim.

(Ester Meryana).

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu akad Musyarakah ?

2. Bagaimana Karakteristik akuntansi Musyarakah ?

3. Bagaimana pencatatan akuntansi yang sesuai PSAK atau

PAPSI ?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi musyarakah

2. Mengetahui karakteristik akuntansi Musyarakah

3. Mengetahui pencatatan akuntansi yang sesuai PSAK

atau PAPSI

BAB II

PEMBAHASAN

6

A. Pengertian Musyarakah

1. Akad musyarakah dalam PSAK 106

Pernyataan PSAK No. 106 diterapkan untuk

entitas yang melakukan transaksi musyarakah. Dan

pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan

akuntansi atas obligasi syariah (sukuk) yang

menggunakan akad musyarakah.

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua

pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana

masing-masing pihak memberikan kontribusi dana

dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan

kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi

kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau

asset nonkas yang diperkenankan oleh syariah.

Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan

ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai

akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.

Musyarakah menurun (musyarakah

mutanaqisha) adalah musyarakah dengan ketentuan

bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara

bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian

dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra

7

lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha

tersebut.

Mitra yang mengelola usaha musyarakah, baik

mengelola sendiri atau menunjuk pihak lain atas nama

mitra tersebut disebut mitra aktif, sedangkan Mitra

pasif adalah mitra yang tidak ikut mengelola usaha

musyarakah.

2. Karakteristik Akuntansi Musyarakah

Para mitra (syarik) bersama-sama menyediakan dana

untuk mendanai suatu usaha tertentu dalam

musyarakah, baik usha yang sudah berjalan maupun

yang baru.Investasi musyarakah dapat diberikan dalam

bentuk kas, setara kas, atau asset nonkas.setiap

mitra dapat meminta mitra lainnya untuk menyediakan

jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang

disengaja.

Beberapa hal yang menunjukkan adanya kesalahan yang

disengaja adalah :

a. Pelanggaran terhadap akad, antara lain,

penyalahgunaan dana investasi, manipulasi biaya

dan pendapatan operasional; atau

b. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip

syariah.

8

Jika tidak terdapat kesepakatan antara pihak

yang bersengketa maka kesalahan yang disengaja harus

dibuktikan berdasarkan keputusan institusi yang

berwenang. Keuntungan usaha musyarakah dibagi di

antara para mitra secara proporsional sesuai dengan

dana yang disetorkan (baik berupa kas maupun asset

nonkas) atau sesuai nisbah yang disepakati oleh para

mitra. Sedangkan kerugian dibebankan secara

proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan

(baik berupa kas maupun asset nonkas).

Bentuk keuntungan lebih tersebut dapat berupa

pemberian porsi keuntungan yang lebih besar dari

porsi danannya atau bentuk tambahan keuntungan

lainnya, dapat diperoleh jika mitra memberikan

kontribusi lebih dalam akad musyarokah.

Jumlah porsi dalam bagi hasil akad musyarokah

ditemtukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari

hasil usaha yang diperoleh selama periode akad.

 Pengelolamusyarakah mengadministrasikan

transaksi usaha yang terkait dengan

investasimusyarakah yang dikelola dalam catatan

akuntansi tersendiri.

3. Pengakuan dan Pengukuran

9

a. Akuntansi untuk mitra aktif

Pada saat akad

a. Investasi musyarakah diakui pada saat

penyerahan kas atau asset nonkas untuk usaha

musyarakah.

b. Pengukuran investasi musyarakah:

Dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah

yang diserahkan; dan

Dalam bentuk asset nonkas dinilai sebesar

nilai wajar dan jika terdapat selisih

antara nilai wajar dan nilai buku asset

nonkas, maka selisih tersebut diakui

sebagai selisih penilaian asset musyarakah

dalam ekuitas. Selisih penilaian asset

musyarakah tersebut diamortisasi selama

masa akad musyarakah.

c. Asset nonkas musyarakah yang telah dinilai

sebesar nilai wajar disusutkan dengan jumlah

penyusutan yang mencerminkan:

Penyusutan yang dihitung dengan model

biaya histroris, ditambah dengan;

Penyusutan atas kenaikan nilai asset

karena penilaian kembali saat penyerahan

asset nonkas untuk usaha musyarakah.

10

d. Jika proses penilaian pada nilai wajar

menghasilkan penurunan nilai asset, maka

penurunan nilai ini langsung diakui sebagai

kerugian. Asset nonkas musyarakah yang telah

dinilai sebesar nilai wajar disusutkan

berdasarkan nilai wajar yang baru.

e. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah

(misalnya, biaya studi kelayakan) tidak

dapat diakui sebagai investasi musyarakah

kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra

musyarakah.

f. Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif

(misalnya, bank syariah) diakui sebagai

investasi musyarakah dan di sisi lain

sebagai dana syirkah temporer sebesar:

Dana dalam bentuk kas dinilai sebesar

jumlah yang diterima; dan Dana dalam

bentuk asset nonkas dinilai sebesar nilai

wajar dan disusutkan selama masa akad atau

selama umur ekonomis jika asset tersebut

tidak akan dikembalikan kepada mitra

pasif. 

Selama akad

11

a. Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah

dengan pengembalian dana mitra pasif di

akhir akad dinilai sebesar:

Jumlah kas yang diserahkan untuk usaha

musyarakah pada awal akad dikurangi dengan

kerugian (jika ada); atau

Nilai wajar asset musyarakah nonkas pada

saat penyerahan untuk usaha musyarakah

setelah dikurangi penyusutan dan kerugian

(jika ada).

b. Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah

menurun dinilai sebesar jumlah kas atau

nilai wajar asset nonkas yang diserahkan

untuk usaha musyarakah pada awal akad

ditambah dengan jumlah dana syirkah temporer

yang telah dikembalikan kepada mitra pasif,

dan dikurangi kerugian (jika ada). 

Akhir akad

Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah

yang belum dikembalikan kepada mitra pasif

diakui sebagai kewajiban. 

Pengakuan hasil usaha

a. Pendapatan usaha musyarakah yang menjadi hak

mitra aktif diakui sebesar haknya sesuai

12

dengan kesepakatan atas pendapatan

usaha, pendapatan usaha untuk mitra pasif

diakui sebagai hak pihak mitra pasif atas

bagi hasil dan kewajiban.

b. Kerugian investasi musyarakah diakui sesuai

dengan porsi dana masing-masing mitra dan

mengurangi nilai asset musyarakah.

c. Jika kerugian akibat kelalaian atau

kesalahan mitra aktif, maka kerugian

tersebut ditanggung oleh mitra aktif.

d. Pengakuan pendapatan usaha musyarakah dapat

diketahui berdasarkan laporan bagi hasil

atas realisasi pendapatan usaha dari catatan

akuntansi mitra aktif yang dilakukan secara

terpisah.

b. Akuntansi untuk mitra pasif

Pada saat akad

a. Investasi musyarakah diakui pada saat

pembayaran kas atau penyerahan asset nonkas

kepada mitra aktif.

b. Pengukuran investasi musyarakah:

Dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah

yang dibayarkan; dan

13

Dalam bentuk asset nonkas dinilai sebesar

nilai wajar dan jika terdapat selisih

antara nilai wajar dan nilai tercatat

asset nonkas, maka selisih tersebut diakui

sebagai:

a) Keuntungan tanggungan dan diamortisasi

selama masa akad, atau

b) Kerugian pada saat terjadinya.

Investasi musyarakah nonkas yang diukur

dengan nilai wajar  asset yang diserahkan

akan berkurang nilainya sebesar beban

penyusutan atas asset yang diserahkan,

dikurangi dengan amortisasi keuntungan

tangguhan (jika ada).

Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah

(misalnya, biaya studi kelayakan) tidak

dapat diakui sebagai bagian investasi

musyarakah kecuali ada persetujuan dari

seluruh mitra. 

Selama akad

a. Bagian mitra pasif atas investasi musyarakah

dengan pengembalian dana mitra pasif di

akhir akad dinilai sebesar:

14

Jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha

musyarakah pada awal akad dikurangi dengan

kerugian (jika ada)

Nilai wajar asset musyarakah nonkas pada

saat penyerahan untuk usaha musyarakah

setelah dikurangi penyusutan dan kerugian

(jika ada).

b. Bagian mitra pasif atas investasi musyarakah

menurun dinilai sebesar jumlah kas yang

dibayarkan untuk usaha musyarakah pada awal

akad dikurangi jumlah pengembalian dari

mitra aktif dan kerugian (jika ada). 

Akhir akad

Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah

yang belum dikembalikan oleh mitra aktif diakui

sebagai piutang. 

Pengakuan Hasil Usaha

Pendapatan usaha investasi musyarakah diakui

sebesar bagian mitra pasif sesuai kesepakatan.

Sedangkan kerugian investasi musyarakah diakui

sesuai dengan porsi dana. 

c. Penyajian

15

Mitra aktif menyajikan hal-hal sebagai berikut

yang terkait dengan usaha musyarakah dalam

laporan keuangan:

a. Kas atau asset nonkas yang disisihkan oleh

mitra aktif dan yang diterima dari mitra

pasif disajikan sebagai investasi

musyarakah;

b. Asset musyarakah yang diterima dari mitra

pasif disajikan sebagai unsur dana syirkah

temporer untuk;

c. Selisih penilaian asset musyarakah, bila

ada, disajikan sebagai unsur ekuitas. 

Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai berikut

yang terkait dengan usaha musyarakah dalam

laporan keuangan:

a. Kas atau asset nonkas yang diserahkan kepada

mitra aktif disajikan sebagai investasi

musyarakah;

b.  Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian

asset nonkas yang diserahkan pada nilai

wajar disajikan sebagai pos lawan (contra

account)dari investasi musyarakah. 

d. Pengungkapan

16

Mitra mengungkapkan hal – hal yang terkait

dengan transaksi musyarokah, tetapi tidak

terbatas pada:

a. Isi kesepakatan utama usaha musyarokah,

seperti porsi penyertaan, pembagian hasil

usaha, aktivitas usaha musyarokah, dan lain

– lain,

b. Pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif,

c. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No.

101 tentang penyajian laporan keuangan

syari’ah.

B. Musyarakah dalam MayBank Syariah

Demi meningkatkan pertumbuhan pembiayaan, PT Bank

Maybank Syariah Indonesia (Maybank Syariah)

meluncurkan produk Musyarakah Mutanaqisah. Produk ini

merupakan fasilitas pembiayaan berjangka bagi

pelanggan korporasi dan komersial. akad Musyarakah

mutanaqisah dapat mengamodasi kebutuhan pelanggan

untuk akuisisi modal, investasi dalam aset dan

membiayai kembali fasilitas yang ada dari bank

konvensional dan syariah. Musyarakah Mutanaqisah atau

"diminishing partnership" yang berarti pengurangan

kemitraan merupakan bentuk kerja sama antara dua pihak

atau lebih terhadap kepemilikan aset. Kerja sama

17

tersebut akan mengurangi hak kepemilikan salah satu

pihak sementara pihak yang lain akan bertambah hak

kepemilikannya. Perpindahan kepemilikan terjadi

melalui mekanisme pembayaran atas hak kepemilikan lain

dan berakhir dengan pengalihan hak salah satu pihak.

Bank dan nasabah berbagi hak kepemilikan diikuti

dengan pembayaran kepemilikan setiap bulannya.

C. Ayat Jurnal

Pencatatan yang dilakukan oleh Mitra Aktif atau

Pasif

1. Pengakuan Investasi Musyarakah

Pengakuan Inestasi musyarakah di akui pada saat

penyerahan kas atau aset non kas untuk usaha

musyarakah.

Pencatatan ketika mitra aktif mengeliarkan biaya pra

akad

Dr. Uang muka akad xxx

Cr. kas xxx

Apabila mitra lain sepakat biaya ini dianggap

sebagai bagian investasi musyarakah.

Dr. Investasi Musyarakah

xxx

Cr. Uang muka akad xxx

18

Apabila mitra lain tidak setuju biaya ini dianggap

sebagai bagian Investasi Musyarakah.

Dr. Beban Musyarakah xxx

Cr. Uang muka akad xxx

2. Pengukuran Investasi Musyarakah

Apabila Investasi dalam bentuk kas akan dinilai

sebesar jumlah yang diserahkan

Dr. Investasi Musyarakah

xxx

Cr. Kas xxx

Pencatatan Uang yang dilakukan jika nilai wajar

asset non kas yang diserahkan lebih besar dari nilai

buku, maka selisihnya akan dicatat dalam akun

selisih asset musyarakah

Dr. Investasi Musyarakah xxx

Dr. Akumulasi penyusutan xxx

Cr. Selisih Penilaian asset musyarakah

xxx

Cr. Asset non kas xxx

Pencatatan amortisasi selisih penilaian asset

musyarakah

Dr. Selisih penilaian asset musyarakah

xxx

Cr. Keuntungan xxx

19

Pencatatan yang dilakukan jika nilai wajar asset non

kas yang diserahkan lebih kecil dari nlai buku, maka

selisihnya dicatat sebagai kerugian

Dr. Investasi Musyarakah xxx

Dr. Akumulasi Penyusutan xxx

Dr. Kerugian penurunan nilai

xxx

Cr. Aset non kas xxx

Apabila investasi dalam bentuk asset non kas dan

diakhir akad akan di terima kembali maka atas asset

musyarakah di susunkan berdasarkan nilai wajar

tersebut

Dr. Beban Depresiasi xxx

Cr. Akumulasi depresiasi xxx

Apabila dari investasi musyarakah diperoleh

keuntungan

Dr. Kas/piutang xxx

Cr. Pendapatan investasi musyarakah

xxx

Apabila investasi yang dilakukan rugi

Dr. Kerugian xxx

Cr. Penyisihan kerugian xxx

3. Pada Akhir Akad

20

Apabila modal Investasi yang diserahkan berupa kas

jika ada kerugian

Dr. Kas xxx

Cr. Investasi Musyarakah xxx

Jika ada kerugian

Dr. Kas xxx

Dr. Penyisihan kerugian xxx

Cr. Investasi Musyarakah xxx

Apabila modal investasi berupa asset non kas dan

dikembalikan dalam bentuk asset non kas yang sama

pada akhir akad

Jika tidak ada kerugian

Dr. Asset non kas xxx

Cr. Investasi Musyarakah xxx

Jika ada kerugian

Dr. Asset non kas xxx

Cr. Investasi Musyarakah xxx

Apabila modal investasi berupa asset non kas, dan

dikembalikan dalam bentuk kas sebesar nilai wajar

ketika asset non kas diserahkan,

a. Jika tidak ada penyisihan kerugian dan penjualan

asset non kas menghasilkan keuntungan;

Dr. Kas xxx

21

Cr. Investasi Musyarakah

xxx

Cr. Keuntungan xxx

b. Jika ada penyisihan kerugian dan penjualan asset

non kas menghasilkan keuntungan;

Dr. Kas xxx

Dr. Penyisihan Kerugian xxx

Cr. Investasi Musyarakah

xxx

Cr. Keuntungan xxx

4. Pencatatan yang dilakukan oleh pengelola dana

a. Pengakuan Musyarakah

Penerimaan dana musarakah dari mitra pasif atau

mitra aktif diakui sebagai dana syirkah temporer

sebesar:

Jumlah yang diterima untuk penerimaan dalam

bentuk kas.

Dr. Kas xxx

Cr. Dana syirkah temporer

xxx

Dana syirkah temporer harus dipisahkan (dalam

bentuk sub ledger) antara dana yang berasal dari

mitra pasif.

22

Nilai wajar untuk penerimaan dalam bentuk asset

non kas.

Dr. Asset non kas xxx

Cr. dana syirkah temporer

xxx

Apabila di akhir akad asset non kas tidak

dikembalikan maka yang mencatat beban

depresiasi adalah usaha musyarakah atas dasar

nilai wajar dan disusutkan selama masa akad

atau selama unsur ekonomis.

Sedangkan jika dikembalikan, yang mencatat

beban depresiasi adalah mitra yang menyerahkan

asset non kas sebagai modal investasinya.

Dr. Beban depresiasi xxx

Cr. Akumulasi depresiasi

xxx

Pengelola akan mengakui pendapatan dan beban:

Dr. Kas/Piutang xxx

Cr. Pendapatan xxx

Dr. Beban xxx

Cr. Kas/utang xxx

b. Pengakuan Investasi Musyarakah

Pencatatan untuk pembagian laba untuk mitra aktif

atau pasif:

23

Dr. Beban bagi hasil xxx

Cr. Utang xxx

Pada saat pembagian laba tersebut dibagikan

Dr. Utang xxx

Cr. Kas xxx

Pada akhir periode, akun pendapatan yang belum

dibagikan dan beban bagi hasil ditutup

Dr. Pendapatan belum di bagi hasilkan xxx

Cr, Beban bagi hasil xxx

Jika pengelola mengakui adanya kerugian, jurnal

penutup:

Dr. Pendapatan xxx

Dr. Kerugian yang belum dialokasikan xxx

Cr. Beban xxx

Untuk pengakuan pendistribusian kerugian.

Dr. Penyisihan kerugian xxx

Cr. Kerugian yang belum dialokasikan

xxx

c. Pada Akhir Akad

Apabila dana investasi yang diserahkan kas.

Dr. Dana syirkah temporer xxx

Cr. Kas xxx

Cr. Penyisihan kerugian xxx

24

Apabila dana investasi yang diserahkan berupa

asset non kas, dan diakhir akad dikembalikan

Dr. Dana syirkah temporer xxx

Cr. Asset non kas xxx

Jika asset harus dikembalikan dan terjadi

kerugian maka ia menerima kas sebagai penutup

kerugian, jurnal:

Dr. Kas xxx

Cr. Penyisihan kerugian xxx

Ketika pelunasan, asumsi tidak ada penyisihan

kerugian

Dr. Dana syirkah temporer xxx

Cr. Kas xxx

Ketika pelunasan, asumsi ada penyisihan kerugian

Dr. Dana syirkah temporer xxx

Cr. Kas/kewajiban xxx

Cr. Penyisihan kerugian xxx

d. Penerapan Musyarakah Mutanaqisah Pada MayBank

Syariah

Jika kita mengambil rumah, misalnya harga rumah

RP. 100.000.000,-. Bank berkonstribusi Rp.

70.000.000,- dan nasabah Rp. 30.000.000,-. Karena

kedua belah pihak (bank dan nasabah) telah

berkongsi, bank memiliki 70% saham rumah,

25

sedangkan nasabah memiliki 30% kepemilikan rumah.

Dalam syariah Islam, barang milik perkongsian

bisa disewakan kepada siapa pun, termasuk kepada

anggota perkonsian itu sendiri, dalam hal ini

adalah nasabah.

Seandainya sewa yang dibayarkan penyewa (nasabah)

adalah rp. 1.000.000,- per bulan, pada

realisasinya Rp. 700.000,- akan menjadi milik

bank dan Rp. 300.000.,- merupakan bagian nasabah.

Akan tetapi, karena nasabah pada hakikatnya ingin

memiliki rumah itu, uang sejumlah Rp. 300.000,-

itu dijadikan sebagai pembelian saham dari porsi

bank. Dengan demikian, saham nasabah setiap bulan

akan semakin besar dan saham bank semakin kecil.

Pada akhirnya, nasabah akan memiliki 100% saham

dan bank tidak lagi memiliki saham atas rumah

tersebut. Itulah yang disebut denganpengkosian yang

mengecil atau musyarakah muntanaqishah atau disebut

juga dengan decreasing participation dari pihak bank.

e. Berikut analisis laporan keuangan Maybank Syariah

terhadap PAPSI 2013

A. Perlakuan Akuntansi Musyarakah

1. Pengakuan dan Pengukuran

26

Penulisan akuntansi telah sesuai berdasarkan

PAPSI dimana :

a. Pembiayaan Musyarakah dalam bentuk kas

diakui pada saat pencairan sebesar jumlah

uang yang diberikan Bank

b. Kerugian pembiayaan Musyarakah yang terjadi

selama masa akad diakui pada periode

terjadinya secara proporsional sesuai

dengan kontribusi modal sebagai Cadangan

Kerugian Penurunan Nilai pembiayaan

Musyarakah

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sebagai Bank Umum Syariah, Maybank Syariah senantiasa

berupaya memastikan kepatuhan yang menyeluruh terhadap

prinsip-prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku agar seluruh kegiatan operasional bank

selalu berada dalam koridor prinsip kehati-hatian. Untuk

27

memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan Bank

Indonesia dan peraturan perundang-undangan lainnya,

Maybank Syariah menunjuk satu orang Direktur Kepatuhan

yang dalam melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya

dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang independen

terhadap satuan kerja operasional dan didukung oleh

personil yang memiliki pengetahuan dan/atau pemahaman

tentang operasional perbankan pada umumnya dan perbankan

syariah. Fungsi yang dijalankan oleh Satuan Kerja

Kepatuhan mencakup fungsi kepatuhan secara umum dan

kepatuhan syariah (Syariah Compliance). Untuk memastikan

kepatuhan pada prinsip syariah, Maybank Syariah juga

diperkuat oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas

memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta

mengawasi kegiatan bank agar sesuai dengan prinsip

syariah yang tertuang dalam fatwa-fatwa Dewan Syariah

Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Sepanjang

periode tahun 2014 Maybank Syariah telah

melakukan beberapa kegiatan untuk meningkatkan

efektifitas fungsi kepatuhan yaitu sebagai berikut:

a. Review berkala atas beberapa kebijakan dan prosedur

operasional serta penyusunan prosedur-prosedur baru

untuk mendukung operasional Bank.

28

b. Melaksanakan beberapa pelatihan/sosialisasi internal

baik yang bersifat refreshment maupun pengenalan

kebijakan, peraturan, dan prosedur baru baik yang

diterbitkan oleh otoritas pengaturan seperti OJK, BI,

PPATK, dan induk perusahaan (Maybank Group).

c. Melakukan diseminasi kepada satuan-satuan kerja

terkait peraturan-peraturan baru yang diterbitkan oleh

otoritas pengaturan seperti OJK dan BI khususnya

peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kegiatan

operasional bank umum syariah.

d. Melakukan program/kegiatan untuk memastikan kepatuhan

secara umum maupun kepatuhan syariah (syariah compliance)

melalui kegiatan compliance independent check di unit-unit

tertentu dan syariah review atas beberapa produk dan

transaksi actual secara sampling.

29