analisis pembentukan wakamono kotoba dalam media sosial ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
25 -
download
0
Transcript of analisis pembentukan wakamono kotoba dalam media sosial ...
ANALISIS PEMBENTUKAN WAKAMONO KOTOBA DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER
1
ANALISIS PEMBENTUKAN WAKAMONO KOTOBA DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER
Muhammad Firman Alisyahbana S1 Pend. Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
Miftachul Amri, S.Pd., M.Pd., M.Ed. Dosen S1 Pend. Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
Abstrak Bahasa adalah alat komunikasi berupa lambang bunyi suara. Bahasa merupakan alat yang
dinamis. Dalam 10 tahun terakhir, komunikasi sehari-hari melalui media sosial sudah menjadi lumrah. Twitter sendiri adalah salah satu layanan media sosial terbesar di dunia. Melihat bagaimana teknologi mempengaruhi penggunaan bahasa dalam skala yang cukup besar ini, peneliti tertarik untuk menganalisis pembentukan wakamono kotoba dalam media sosial Twitter dengan tujuan mengetahui jenis pembentukan kata yang digunakan dan juga kecenderungan jenis pembentukan yang paling sering digunakan.
Peneliti menggunakan teori pembentukan kata oleh Tsujimura, yang mana membaginya menjadi 5 jenis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalan wakamono kotoba yang terdapat dalam cuitan di media sosial Twitter berdasarkan trending topic pada tahun 2018. Peneliti menggunakan metode inventarisasi (pencatatan) dalam pengumpulan data penelitian. Data tersebut selanjutnya diolah dalam pengklasifikasian, dan kemudian disajikan.
Dari 37 data didapatkan 5 data affixation, 9 data compounding, 1 data reduplication, 31 data clipping, dan 7 data borrowing. Peneliti menemukan bahwa dalam pembentukan satu wakamono kotoba tidak terbatas hanya melalui satu jenis pembentukan kata, namun dapat melalui dua hingga tiga macam pembentukan kata yang berbeda. Peneliti menemukan kecenderungan pembentukan kata paling sering pada jenis clipping. Kata Kunci: wakamono kotoba, twitter, pembentukan kata
Abstract
Language is a means of communication in the form of a symbol of sound. Language is a dynamic tool. In the last 10 years, daily communication via social media has become commonplace. Twitter itself is one of the largest social media services in the world. Seeing how technology affects the use of language on a fairly large scale, the researcher is interested in analyzing the formation of wakamono kotoba on social media Twitter with the aim of knowing the types of word formation used and also the trends in the types of formation that are most often used.
The researcher used Tsujimura's theory of word formation, which he divided into 5 types. The research method used in this research is descriptive qualitative method. The data source of this research is wakamono Kotoba which is contained tweets on Twitter social media based on trending topics in 2018. Researchers used the inventory method (wring notes) in collecting research data. The data is then processed in classification, and then presented.
From 37 data obtained 5 affixation data, 9 compounding data, 1 reduplication data, 31 clipping data, and 7 borrowing data. Researchers found that the formation of a wakamono kotoba is not limited to only one type of word formation, but can go through two to three different types of word formation. Researchers found the most frequent tendency of word formation in the clipping type. Keywords: wakamono kotoba, twitter, word formation
ANALISIS PEMBENTUKAN WAKAMONO KOTOBA DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER
PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf, 1984:16). Sistem lambang bunyi tersebut dipergunakan oleh berbagai macam anggota masyarakat sebagai alat utama untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesamanya. Oleh karena itu tidak dapat diragukan lagi bahwa bahasa merupakan salah satu dari bagian paling penting dalam berkembangnya aspek sosial suatu masyarakat.
Bahasa merupakan sesuatu yang dinamis, bahasa terus berubah sepanjang bahasa tersebut tetap digunakan. Ada berbagai hal yang mempengaruhi perkembangan dan perubahan bahasa baik dalam skala kecil hingga skala terbesar dalam bahasa. Salah satu diantaranya adalah pola kehidupan masyarakat yang juga terus berubah. Menurut Santoso (2015:7) keterikatan dan keterkaitan yang sangat erat akan bahasa dan manusia, membuat bahasa berubah-ubah seiring dengan perubahan sifat, sikap, dan perilaku manusia tersebut. Perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor perubahan pola kehidupan masyarakat.
Manusia berbeda dari makhluk hidup lainnya dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Manusia terdorong secara naluri untuk terus menciptakan dan meningkatkan teknologi. Internet merupakan salah satunya. Kini, internet sudah menjadi layaknya hal pokok dalam keseharian. Dalam 10 tahun terakhir, komunikasi sehari-hari melalui media sosial kini menjadi hal yang lumrah.
Berbagai layanan media sosial memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda-beda. Contohnya, Instagram yang berbeda fungsi dengan Twitter. Lalu, Facebook dengan Twitter yang meskipun memiliki fungsi yang hampir mirip, karakteristik keduanya cukup berbeda jauh. Di Twitter, jumlah karakter dalam tiap post (cuitan) terbatas. Sedangan di Facebook, tidak ada batasan sebanyak apa karakter teks dalam satu post. Berbedanya fungsi dan karakteristik masing-masing layanan media sosial membuat pendekatan interaksi antar penggunanya berbeda. Dengan terbatasnya jumlah maksimal karakter dalam satu cuitan, pengguna Twitter lebih terdorong untuk meringkas, menyingkat, maupun menghilangkan sebagian ataupun seluruh kata yang dianggap tidak sepenting kata lainnya agar apa yang ingin disampaikan muat dalam satu cuitan. Kebiasaan ini menyebabkan perubahan penggunaan bahasa oleh pengguna Twitter, sehingga terciptalah ragam bahasa slang yang lebih sering digunakan dalam Twitter dibandingan dalam layanan media sosial lainnya.
Twitter sendiri adalah salah satu layanan media sosial terbesar di dunia. Sejak diluncurkan secara umum pada tahun 2006, jumlah pengguna layanan Twitter terus meroket seiring meningkatnya popularitas layanan media sosial itu. Kini total pengguna aktif bulanan Twitter dari
seluruh dunia pada bulan Januari hingga Maret tahun 2018 diperkirakan sebanyak 330 Juta pengguna. Dengan ini jelas bahwasanya tingkat cakupan pengguna Twitter tidaklah kecil.
Ragam bahasa slang dalam bahasa Jepang disebut
wakamono kotoba (若者言葉). Sebagaimana istilah dalam
bahasa Jepang memiliki arti kosa kata anak muda, ragam bahasa slang sebagian besar terbentuk oleh kaum muda. Ini dikarenakan kaum muda dalam suatu masyarakat yang umumnya lebih reseptif pada perubahan dibandingkan lainnya. Salah satunya saat saling berkomunikasi melalui sosial media. Tanaka dalam Sudjianto (2007:24) menyimpulkan bahwa karakteristik wakamono kotoba yaitu menyingkat unsur-unsur kata/kalimat (shooryaku), membalik unsur-unsur kata (sakasa kotoba), membuat verba dengan cara menambahkan silabel ‘ru’ atau ‘tta’ pada nomina, dan mengungkapkan sesuatu dengan mengambil karakteristik manusia (jinbutsu zokugo).
Melihat bagaimana teknologi mempengaruhi penggunaan bahasa dalam skala yang cukup besar ini, peneliti tertarik untuk menganalisis pembentukan wakamono kotoba dalam media sosial Twitter.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pembentukan kata yang digunakan dan juga kecenderungan jenis pembentukan yang paling sering digunakan pada wakamono kotoba dalam media sosial Twitter.
Penelitian ini menggunakan klasifikasi jenis pembentukan kata oleh Tsujimura. Tsujimura (2004:148), dalam bahasa Jepang terdapat lima jenis pembentukan kata, yaitu:
1. Affixation (Afiksasi/Imbuhan)
Tsujimura (2004:149) menyatakan, “In affixation, subsumes prefixation and suffixation. These are processes that prefix or suffix a morpheme to a base form”. Artinya, pada proses ini terjadi pengimbuhan (awalan atau akhiran) pada morfem menjadi bentuk dasar. Contoh:
(1) Kak-i-te “Writer” (Penulis) Writer (2) Odor-i-te “Dancer” (Penari) Dance
2. Compounding (Penggabungan)
Menurut Tsujimura (2004:150), “Compounds are formed by combining two or more words”. Artinya, komponen kata terbentuk dari penggabungan dua atau lebih kata. Penggabungan yang terjadi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni native compounds, sino-Japanese
ANALISIS PEMBENTUKAN WAKAMONO KOTOBA DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER
3
compounds, dan hybrid compounds. Shibatani dalam Tsujima (2004:150) memberikan contoh penggabungan sebagai berikut:
(1) Native Compounds (gabungan bahasa asli, bahasa
Jepang): a. Noun-noun: aki-zora “autumn sky”
(langit musim gugur). Kata tersebut berasal dari kata aki (musim gugur) dan sora (langit), yang kemudian membentuk kata baru akizora.
b. Verb-noun: nomi-mizu “drinking water” (minum air)
c. Verb-verb: tate-yomi “reading while standing’ (membaca dengan berdiri)
(2) Sino-Japanese Compounds (gabungan Sino dan bahasa Jepang). Contohnya:
a. Ki-soku: “rule” (aturan) b. Koo-ri: “high-interest” (ketertarikan
tinggi) c. Ken-kyuu: “research” (penelitian)
(3) Hybrid Compounds (gabungan bahasa
asing/serapan dengan bahasa Jepang). Contohnya: a. Sino-Japanese + native: dai-dokoro
“kitchen” (dapur) b. Sino-Japanese + foreign: sekiyu-
sutoobu “oil stove” (kompor minyak) c. Foreign + Sino-Japanese: taoru-zi
“towel cloth” (baju handuk)
3. Reduplication (Reduplikasi/pengulangan)
“Reduplication is a process in which a part of a word or a whole word is repeated to create a new word” (Tsujimura 2004:152). Artinya, reduplikasi ialah proses di mana bagian dari kata atau keseluruhan kata diulang untuk menciptakan kata yang baru. Dalam Bahasa Jepang reduplikasi dibagi menjadi dua, yaitu reduplikasi mimetics (peniruan), dan reduplikasi renyookei (bentuk yang menyatakan suatu aktivitas) (Tsujimura, 2004:152)
(1) Contoh reduplikasi mimetics:
a. Pota-pota: “dripping” (jatuh setetes demi setetes)
b. Hena-hena: “weak” (kehilangan kekuatan)
c. Bisyo-bisyo: “soaking wet”(basah kuyup)
(2) Contoh Reduplikasi renyookei:
a. Hanashi-o sii-sii tabe-ta Talk-Acc do-do eat-past “We ate and talk at the same time” (Kami makan dan berbicara pada waktu yang bersamaan)
b. Sono ko-wa naki-naki kaet-ta That child –Top cry-cry return-past “That Child went home crying” (Anak itu pulang ke rumah sambil menangis)
4. Clipping (Pemotongan)
“Another type of word formation is clipping, which is a process that shortens words.” (Tsujimura, 2004:153). Artinya, jenis lain dari pembentukan kata adalah pemotongan, yang mana merupakan proses pemendekan dari kata. 5. Borrowing (Peminjaman)
“All of the loan words, including Sino-Japanese
compounds, belong to this group. When words are borrowed from another language, some phonological changes are observed so that the pronounciation of borrowed words is consistent with the phonological system of Japanese.” (Tsujimura, 2004:154). Artinya, seluruh bahasa pinjaman atau serapan, termasuk juga komponen kata Sino-Japanese, termasuk ke dalam kelompok ini. Ketika suatu kata dipinjam atau diserap dari bahasa lain, beberapa perubahan fonologis diteliti sehingga pengucapan dari bahasa yang diserap konsisten dengan sistem fonologis bahasa Jepang.
METODE Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian
observasional korpus data diambil dari cuitan dalam media sosial Twitter. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut Yusuf (2014:329), penelitian kualitatif merupakan strategi inquiry yang menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun deskripsi tentang suatu fenomena; fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik; mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara naratif.
Sumber data pada penelitian ini adalah wakamono kotoba yang terdapat dalam media sosial Twitter berdasarkan trending topic pada tahun 2018.
Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data yang sudah ada dan menyesuaikan data dengan tujuan
ANALISIS PEMBENTUKAN WAKAMONO KOTOBA DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER
penelitian, yaitu mendeskripsikan jenis pembentukan kata dan kecenderungan jenis wakamono kotoba dalam media sosial Twitter. Menurut Sutedi (2011:58), penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara faktual. Langkah kerja kerja penelitan deskriptif adalah sebagai berikut:
(1) memilih dan merumuskan masalah, (2) menentukan jenis data dan prosedur
pengumpulannya, (3) menganalisis data, (4) menyimpulkan, dan (5) membuat laporan
Penelitian ini dibagi dalam tiga tahap: (1) pengumpulan bahan, (2) analisis data, (3) penyajian hasil analisis data. Dengan menggunakan metode inventarisasi
(pencatatan) peneliti mengumpulkan data penelitian. Penulisan data dalam huruf hiragana, katakana, maupun kanji sesuai sumber data. Kemudian diimbuhkan romaji untuk memudahkan penelitian.
Kemudian peneliti mengolah data. Data yang didapatkan dan tercatat diklasifikasikan masing-masing termasuk pada jenis pembentukan kata yang mana. Setelah data dilkasifikasikan, pengklasifikasian tersebut dianalisis untuk melihat kecenderungan jenis pembentukan kata yang paling sering digunakan. Pada tahap terakhir data yang telah dianalisis disajikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini ditemukan 37 data. Berdasarkan
klasifikasi jenis pembentukan kata oleh Tsujimura (2004:148), didapatkan sebanyak 5 data affixation, 9 data compounding, 1 data reduplication, 31 data clipping, dan 7 data borrowing. Pada hasil analisis data ini terdapat overlap diantara klasifikasi jenis pembentukan kata. Sehingga total data pada pengklasifikasian bukan sebanyak 37 data.
Affixation (Afiksasi/Imbuhan) Afiksasi yang ditemukan pada data penelitian berupa
imbuhan ru untuk memberikan fungsi verba pada nomina atau pemberian imbuhan i untuk memberikan fungsi adjektif pada nomina. Berikut adalah data yang termasuk dalam jenis pembentukan kata affixation:
a. Gasuru to wa
b. Kawatan♡
c. Hontto sorena d. Tama ni hidoi dokuzetsu de nobita wo disuru dora e. Hajimeta suki ni natta aidoru ga momokuro de sono
naka de ichiban suki datta no ga momoka datta kara, maji de emoi
Gasuru (ガスる)
Gasuru berasal dari kata gasuto 「ガスト」(Gusto)
yang mana merupakan nama restoran keluarga. Sesuai dengan klasifikasi jenis pembentukan kata oleh
Tsujimura, kata gasuto「ガスト」mengalami perubahan
menjadi ガスる dengan dipotongnya huruf ト kemudian
diganti dengan imbuhan る. Imbuhan る ini memberikan
fungsi verba pada nomina. Sehingga kata ガスる ini
memiliki makna ‘pergi makan di restoran Gusto’.
Sorena (それな)
Sorena berasal dari kata soudayona 「そうだよな」
yang mana berarti ‘benar ya’. うだよな pada そうだよな
dipenggal sehingga jauh lebih pendek menjadi そな yang
mana bagian yang dipenggal diganti menjadi huruf lain
dengan namun lebih pendek, yaitu れ. Sehingga そうだよ
な menjadi それな.
Disuru(ディスる)
Disuru berasal dari serapan bahasa inggris disrespect yang berarti ‘tidak menghormati’ dalam bahasa Indonesia. Pembentukan kata disuru berawal dari kata disurisupekuto
「ディスリスペクト」 yang kemudian mengalami
pemenggalan hingga 2 silabis pertama, ディス . Lalu
imbuhan akhir る ditambahkan untuk mengubah kata
Pembentukan Kata
ガスる
ガスト - がす – ガスる
Pembentukan Kata
それな
そうですよな - そ…な – それな
ANALISIS PEMBENTUKAN WAKAMONO KOTOBA DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER
5
nomina menjadi verba. Oleh karena itu kata ディスる
memiliki makna verba ‘tidak menghormati’.
Emoi (えもい)
Kata emoi berasal dari kata serapan dari Bahasa inggris
emotion 「エモーション」. Kata ini terbentuk dengan
dipenggalnya huruf selain 2 silabis awal. えも kemudian
diberi imbuhan akhir い untuk memberikan fungsi adjektif
pada kata nomina.
Kawatan (かわたん)
Kata kawatan berasal dari kata kawaii 「かわいい」
yang memiliki arti ‘imut, atau cantik'. Kata かわたん
terbentuk dari pembentukan kata jenis clipping di mana
huruf いい dalam かわいい dipenggal. Selanjutnya kata
かわ menerima affixation dengan imbuhan sebutan たん.
Imbuhan ini biasa digunakan untuk panggilan untuk seseorang yang lebih muda.
Compounding (Penggabungan) Pada penelitian ini data pembentukan kata
penggabungan yang ditemukan berupa gabungan dua kata baik antara kata dalam bahasa asli dengan kata serapan dari bahasa Inggris, atau antara dua kata dari bahasa asli.
Berikut adalah data yang termasuk dalam klasifikasi jenis pembentukan kata compounding:
a. Hikarin chan to wa mabudachi yo, mabudachi.
Fuuchan to wa zuttomo b. Nanda ka saikin no JC tachi wa ashi ga nagai naa c. Riatomo kun nara wakaru darou kedo, omoshirosou
dakara yarou d. Okeryo. Urikire no baai wa suman no e. Wktk iisu yo ne f. Todoita-! Cho matte, kawaii sugiru. Asa kara ten’age g. Non non biyori gekijyouban tte koma? Mo haya kore
made h. Ma? Sore maji desuka?? Soma? Chotto matte
kudasai, mada DVD mirarenai desu kedo shinu mae ni zettai miru no de ho? Meikingu eizoutte zenin ni ataerareta kenri? E maji desuka? Shinjite ii desu ne? Arigatou gozaimasu
i. Cho, Inoo Kei san made koori tsuita. Kootta Inoo Kei san, mekkawa
Zuttomo (ズッ友)
Asal kata zuttomo adalah frasa zutto tomo「ずっと友
達」yang memiliki makna ‘teman selamanya’. Dua kata
dari frasa ini kemudian mengalami penggabungan sehingga hanya tersisa 1 silabis kata pertama dan 2 silabis kata terakhir.
Ten’age(テンアゲ)
Ten’age berasal dari kata tenshon ageage「テンショ
ンアゲアゲ」yang berarti ‘bersemangat’. Kata テンショ
ン merupakan kata serapan dari bahasa Inggris tension
yang berarti ‘ketegangan/tekanan’. Kata テ ン ア ゲ
terbentuk dari gabungan 2 kata yang masing-masing telah dipenggal sehingga hanya tersisa 2 silabis awal masing-masing kata.
Pembentukan Kata
ディスる
ディスリスペクト - ディス – ディスる
Pembentukan Kata
えもい
エモーション - エモ – えもい
Pembentukan Kata
ズッ友
ずっと友達 - ずっ…友 – ずっ友
Pembentukan Kata
かわたん
かわいい - かわ – かわたん
ANALISIS PEMBENTUKAN WAKAMONO KOTOBA DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER
Mekkawa(めっかわ)
Mekkawa berasal dari kata meccha kawaii「めっちゃ
可愛い」. Kemudian kata tersebut mengalami clipping
dan terpenggal sebagian akhir dari masing-masing kata. Lalu dua kata tersebut mengalami compounding sehingga
membentuk kata めっかわ.
Okeryo(おけりょ)
Kata okeryo berasal dari kata oke ryoukai「おけ了
解」. Kata ini memiliki arti ‘oke, aku mengerti’. Kata ini
juga menganduk kata serapan dari bahasa inggris.
Kemudian kata tersebut mengalami clipping sehingga うか
い dari kata 了解 terpotong. Lalu dua kata tersebut
mengalami compounding sehingga membentuk kata おけ
りょ.
Koma(こま)
Kata koma berasal dari kata kore maji「これマジ」
yang merupakan ungkapan tidak percaya. Kata これマジ
tersebut mengalami clipping dan terpenggal huruf akhir dari masing-masing kata. Lalu dua kata tersebut mengalami compounding dengan satu sama lain sehingga membentuk
kata こま.
Reduplication (Reduplikasi/pengulangan) Pada penelitian ini hanya satu data pembentukan kata
reduplikasi yang ditemukan. Yakni “hobohobo akuma toufu yanke”. Dari hasil analisis, reduplikasi yang terjadi berfungsi untuk menekankan makna kata yang diulang,
seperti kata hobo yang bermakna ‘hampir’ menjadi
hobohobo yang bermakna ‘hampir sekali’
Hobohobo (ほぼほぼ)
Kata hobohobo berasal dari hobo「ほぼ」 yang berarti
‘hampir’. Berdasarkan teori pembentukan kata dengan
reduplication oleh Tsujimura, kata ほ ぼ mengalami
pengulangan secara keseluruhan sehingga menjadi ほぼほ
ぼ . Pengulangan ini memperkuat makna ‘hampir’.
Clipping (Pemotongan) Pada penelitian ini data pembentukan kata clipping
yang ditemukan berupa pemotongan sebagian dari suatu kata atau ekspresi, baik dipenggalnya satu silabis seperti ru dalam okoru, dipenggalnya satu kata seperti naruhodo dalam ekspresi aa, naruhodo ne, hingga dipenggalnya dua frasa seperti warai ni dan ni hamaru dari idiom warai ni tsubo ni hamaru. Berikut adalah seluruh data yang mengandung pembentukan kata dengan clipping.
a. Birudo no jyanpu, kawaii ♡jiwaru
b. Torima tsukiao (ripukure) c. Hikarin chan to wa mabudachi yo, mabudachi.
Fuuchan to wa zuttomo d. Anime poputepipikku, EXVS neta wo mazeru
kanousei mo wanchan arunda yo na
Pembentukan Kata
テンアゲ
テンションアゲアゲ - テン…アケ – テ
ンアゲ
Pembentukan Kata
ほぼほぼ
ほぼ - ほぼほぼ
Pembentukan Kata
めっかわ
めっちゃ可愛い - めっ…かわ – めっかわ
Pembentukan Kata
おけりょ
おけりょうかい - おけりょ
Pembentukan Kata
こま
これマジ - こ…マ – こま
ANALISIS PEMBENTUKAN WAKAMONO KOTOBA DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER
7
e. Hajimeta suki ni natta aidoru ga momokuro de sono naka de ichiban suki datta no ga momoka datta kara, maji de emoi
f. Mutsume-chan gachi de hoshii no da ga g. Nanda ka saikin no JC tachi wa ashi ga nagai naa h. Mutsumi-chan torendi iri shiten no meccha jiwaru
www i. Sawaguchi Yasuko kaa... Taiga dorama [Hideyoshi]
One yaku wa chouzetsu kawaikatta naa... Gugutte mitara 22 nen mae datta
j. Oko na no k. Ha?????? Puripara owarutte ma???
l. Kuchi (*・~・*) mgmg
m. Gasuru to wa
n. Kawatan♡
o. Riatomo kun nara wakaru darou kedo, omoshirosou dakara yarou
p. Hontto sorena q. Okeryo. Urikire no baai wa suman no r. Kinou wa sonna negaru kanji jyanai kanaa to demo
make de kuyashi punkyonen yori ii kanji s. Wktk iisu yo ne t. Todoita-! Cho matte, kawaii sugiru. Asa kara ten’age u. Yatto Owatta ashita wa hayai kara mou owari v. Non non biyori gekijyouban tte koma? Mo haya kore
made w. Aane shika ienakunaru darou x. Yamazaki Reina chan. Chotto okure dakedo sansen
shimasu. Sukipi y. Wadai ka, ore mo wadai tsukuri wa sukoshi nigate
da... Kyou no tenki no ko ttoka hanasu ka? Ripu matteru
z. Torima RT onegai aa. Konshuu, gdgd jyan ww bb. Tama ni hidoi dokuzetsu de nobita wo disuru dora cc. Cho, Inoo Kei san made koori tsuita. Kootta Inoo Kei
san, mekkawa dd. Haruhi no chudoon ga maji de tsubo wwww ee. Mada necha dame desu yo. Hiragana oshii wo miru
shika nai. Riatai riatai
Oko(おこ)
Kata Oko berasal dari kata okoru「怒る」yang berarti
‘marah’. Berdasarkan teori pembentukan kata oleh
Tsujimura, kata おこる mengalami pemenggalan pada
huruf る di akhir kata sehingga hanya menyisakan 2 silabis
awal, yakni おこ.
Aane (あーね)
Kata aane berasal dari kata aa, naruhodo ne 「あー、
なるほどね」. Kata ini memiliki makna ‘oh, seperti itu ya.
Aku paham’. Berdasarkan teori pembentukan kata oleh Tsujimura, kata ini terbentuk dengan dipenggalnya seluruh
kata なるほど sehingga hanya tersisa あー di awal dan ね
di akhir kata.
Tsubo (つぼ)
Kata tsubo berasal dari idiom (warai ni) tsubo ni
hamaru 「(笑いに)ツボにはまる」 . Idiom ini
memiliki makna ‘lelucon tersebut sangat lucu, aku tertawa terbahak-bahak. Idiom itu sendiri menggambarkan seseorang yang tertawa terbahak-bahak karena lelucon yang sangat bagus hingga ia bisa saja terperangkap dalam
pot ( ツ ボ に は ま る ) karena perutnya yang terus
mengembang dan mengempis. Idiom tersebut kemudian
mengalami pemenggalan 笑いに di awal dan にはまる di
akhir, sehingga hanya tersisa ツボ. Walaupun tidak lagi
memiliki kata yang bermakna tertawa, ツ ボ dalam
wakamono kotoba ini masih mengandung unsur makna tertawa.
Pembentukan Kata
あーね
あー、なるほどね - あー…ね - あー
ね
Pembentukan Kata
つぼ
笑いにつぼにはまる - つぼ
Pembentukan Kata
おこ
怒る - おこ
ANALISIS PEMBENTUKAN WAKAMONO KOTOBA DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER
Gdgd
Kata gdgd berasal dari kata gudaguda「ぐだぐだ」
yang memiliki makna ‘membosankan’. Kata ini mengalami pembentukan kata jenis clipping sehingga semua vokal dalam kata tersebut hilang, sehingga yang tersisa hanyalah konsonan. Karena tidak ada huruf dalam bahasa Jepang yang hanya terdiri dari konsonan, maka wakamono kotoba ini ditulis dalam romaji.
Sukipi (すきピ)
Kata sukipi berasal dari gabungan kata suki piipuru
「すきなピープル」yang mana memiliki arti ‘orang
orang yang disukai’. Kata ini terbentuk dari proses clipping
dan compounding. Kata すきなピープル mengalami
pemenggalan sehingga hanya tersisa すき dan ピ dari ピ
ープル . Selanjutnya dua kata yang telah dipenggal ini
melalui penggabungan dan menjadi すきピ.
Borrowing (Peminjaman) Pada penelitian data ini data pembentukan kata jenis
borrowing berupa kata-kata yang bersumber dari bahasa lain yang kemudian di adopsi secara kata per kata. Dari hasil analisis data berikut ditemukan bahwa sumber bahasa dari kata serapan yang paling populer digunakan dalam pembentukan kata wakamono kotoba adalah kata dari Bahasa Inggris a. Anime poputepipikku, EXVS neta wo mazeru
kanousei mo wanchan arunda yo na
b. Hajimeta suki ni natta aidoru ga momokuro de sono naka de ichiban suki datta no ga momoka datta kara, maji de emoi
c. Rajitai nau! d. Tsukuba saakitto de 4 nin de dantai dorifuto wazu
wwwww e. Wadai ka, ore mo wadai tsukuri wa sukoshi nigate
da... Kyou no tenki no ko ttoka hanasu ka? Ripu matteru
f. Tama ni hidoi dokuzetsu de nobita wo disuru dora g. Mada necha dame desu yo. Hiragana oshii wo miru
shika nai. Riatai riatai
Nau (なう)
Kata nau berasal dari kata serapan dari Bahasa inggris
now 「ナウ」 yang memiliki arti ‘sekarang’. Kata ini
murni berasal dari kata serapan nau dengan mengubah penggunaan katakana yang menunjukkan bahwa kata tersebut merupakan kata serapan, menjadi kata nau dengan huruf hiragana. Pelafalan kata ini masih sama dengan kata serapannya.
Wazu (わず)
Kata wazu berasal dari kata serapan dari Bahasa inggris
was 「ワズ」 yang memiliki fungsi untuk menunjukkan
hal yang terjadi di masa lalu. Terjadi pembentukan kata
dengan peminjaman dari kata serapan. ワズ yang aslinya
ditulis dalam katakana menjadi わず dalam hiragana.
Selain itu, tidak ada yang berubah baik dalam pelafalan maupun makna.
Pembentukan Kata
なう
ナウ - なう
Pembentukan Kata
わず
ワズ - わず
Pembentukan Kata
gdgd
ぐだぐだ(gudaguda) - g d g d
― gdgd
Pembentukan Kata
すきピ
すきなピープル - すき…ピ - すきピ
ANALISIS PEMBENTUKAN WAKAMONO KOTOBA DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER
9
Wanchan (ワンチャン)
Kata wanchan berasal dari kata serapan dari Bahasa
inggris one chance 「ワン・チャンス」. Berdasarkan
teori pembentukan kata oleh Tsujimura, kata ini terbentuk melalui dua proses pembentukan. Yang pertama adalah peminjaman kata serapan dari kata bahasa inggris dari one
chance menjadi ワンチャンス. Kemudian kata ワンチャ
ンス mengalami pemenggalan pada satu silabis terakhir
sehingga hanya menyisakan 2 silabis awal, yakni ワンチ
ャン.
Ripu (リプ)
Kata ripu berasal dari kata serapan dari Bahasa inggris
ripurai 「リプライ」 yang memiliki arti ‘balasan’. Kata
リプ ini mengalami dua pembentukan kata berdasarkan
teori Tsujimura. Kata リプライ mengalami pembentukan
dalam jenis borrowing, kemudian kata tersebut melalui pembentukan kata jenis clipping sehingga dua silabis akhir hilang.
a
PENUTUP
Simpulan Jenis-jenis pembentukan kata dalam wakamono kotoba
terdiri dari lima jenis. Affixation (afiksasi/imbuhan), compounding (penggabungan), reduplication (reduplikasi/penggandaan), clipping (pemotongan), dan borrowing (peminjaman).
Dalam pembentukan wakamono kotoba, suatu wakamono kotoba tidak terbatas hanya melalui satu jenis pembentukan kata. Satu wakamono kotoba dapat melalui dua hingga tiga macam proses pembentukan kata yang berbeda. Beberapa contohnya adalah:
(1) wanchan (ワンチャン) yang melalui dua proses
pembentukan kata, dari borrowing dari kata serapan bahasa inggris kemudian mengalami clipping yang memotong dan menyisakannya menjadi dua silabis.
(2) Lalu gasuru (ガスる) yang mengalami dua proses
pembentukan kata, melalui borrowing dari kata serapan dari nama suatu restoran, kemudian
mengalami affixation yang mengubah gasuru (ガス
る) yang awalnya nomina menjadi verba.
(3) Selain itu juga mekkawa (めっかわ) juga melalui
dua proses pembentukan kata, yaitu melalui clipping pada satu silabis akhiran dari dua kata asalnya, setelah itu sisa dari dua kata yang masing-masing dipotong mengalami compounding membentuk wakamono kotoba mekkawa.
Beberapa contoh terbentuknya wakamono kotoba yang
melalui tiga proses pembentukan kata seperti berikut:
(1) Kata デ ィ ス る mengalami tiga proses
pembentukan kata, yakni melalui borrowing, clipping, dan affixation. Berasal dari kata serapan bahasa inggris, kemudian mengalami pemenggalan hingga hanya tersisa dua silabis awal, dan terakhir
mendapatkan imbuhan ru (る) yang memberikan
fungsi verba pada kata nomina.
(2) Contoh lainnya adalah kata emoi (えもい) yang
juga melalui tiga proses pembentukan kata. Emoi
(えもい ) melalui borrowing dari kata serapan
bahasa inggris, lalu mengalami clipping sehingga hanya tersisa dua silabis awal. Kemudian ia
mendapatkan imbuhan i (い ) yang memberikan
fungsi adjektif pada kata emo (えも).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti
menemukan bahwa terdapat kecenderungan bagi wakamono kotoba dalam media sosial Twitter untuk melalui proses pembentukan kata jenis clipping lebih diantara melalui pembentukan kata jenis lainnya. Dari total 37 data, sebanyak 31 data tersebut mengalami pembentukan kata jenis clipping. Di lain sisi hanya 9 data pembentukan kata jenis compounding, 7 data pembentukan kata jenis borrowing, 5 data pembentukan kata jenis affixation, dan 1 data pembentukan kata jenis reduplication. Melihat hasil tersebut peneliti berhipotesis terdapatnya pengaruh karakteristik terbatasnya karakter dalam satu cuitan di Twitter terhadap tingginya kecenderungan pembentukan kata jenis clipping.
Pembentukan Kata
ワンチャン
ワンチャンス - ワンちゃん
Pembentukan Kata
リプ
Reply - リプライ - リプ
ANALISIS PEMBENTUKAN WAKAMONO KOTOBA DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER
Saran Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
pembentukan wakamono kotoba dalam media sosial Twitter dan juga untuk mengetahui bagaimana kecenderungan jenis pembentukan wakamono kotoba yang mana yang lebih sering terjadi dan yang lebih jarang terjadi. Namun dikarenakan keterbatasan peneliti dalam waktu dan hal lainnya, dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Adapun peneliti mengajukan saran berikut bila ada peneliti lain yang ingin meneliti topik serupa:
1. Pengkategorian jenis kelamin penutur wakamono
kotoba untuk memberikan gambaran lebih jelas bagaimana perbedaan penggunaan wakamono kotoba oleh penutur yang berbeda jenis kelamin.
2. Analisis pengaruh batasan karakter cuitan dalam media sosial Twitter terhadap pembentukan wakamono kotoba.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys (1984). Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah.
Santoso, Teguh. 2015. Dasar-Dasar Morfologi Bahasa Jepang Edisi 2. Yogyakarta: Morfalingua.
Tsujimura, Natsuko. 2004. An Introduction to Japanese Linguistics. Australia: Blackwell Publishing.
Sudjianto, 2007. Pengantar Linguistik. Jakarta: Kesaint Blanc.
Sutedi, Dedi, 2011. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.
Yusuf, A. Muri. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.