AL QURAN DALAM PERSPEKTIF KEILMUAN DAN KEALAMAN

27
Nama : Astrid Nirmalasari Sutikno NIM : 201310010311001 Matkul : Ilmu Alamiah Dasar (IAD) 1. Rotasi Alam Semesta Salah satu sebab utama mengapa terjadi keseimbangan di alam semesta ini adalah beredarnya benda-benda angkasa sesuai dengan orbit atau lintasan tertentu. Pengetahuan semacam ini bisa jadi kita ketahui akhir-akhir ini, sementara gambaran ide orbit ini telah ada di dalam Al-Qur’an ratusan abad yang lalu. Allah SWT berfirman, َ نْ وُ حَ بْ سَ يٍ كَ لَ ف ىِ فٌ لُ كَ رَ مَ قْ ل اَ وَ سْ مَ ّ % ش ل اَ وَ ا رَ حَ ّ ن ل اَ وَ لْ يَ ّ ل اَ قَ لَ خ ىِ ذَ ّ الَ وُ هَ و“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing- masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS. Al Anbiya : 33) Superclaster, galaksi, bintang-bintang, planet, dan bulan berputar pada sumbunya dan dalam sistemnya, dan alam semesta yang lebih besar bekerja secara teratur seperti pada roda gigi suatu mesin. Tata surya dan galaksi kita juga bergerak mengitari pusatnya masing-masing. Setiap tahun bumi dan tata surya bergerak 500 juta kilometer menjauhi posisi sebelumya. Dari hasil perhitungan para pakar sains, diketahui bahwa bila suatu benda langit menyimpang sedikit saja dari orbitnya, hal ini akan

Transcript of AL QURAN DALAM PERSPEKTIF KEILMUAN DAN KEALAMAN

Nama : Astrid Nirmalasari Sutikno

NIM : 201310010311001

Matkul : Ilmu Alamiah Dasar (IAD)

1. Rotasi Alam Semesta

Salah satu sebab utama mengapa terjadi keseimbangan di alam

semesta ini adalah beredarnya benda-benda angkasa sesuai dengan

orbit atau lintasan tertentu. Pengetahuan semacam ini bisa jadi

kita ketahui akhir-akhir ini, sementara gambaran ide orbit ini

telah ada di dalam Al-Qur’an ratusan abad yang lalu.

Allah SWT berfirman,

ون� ح سب� ك� ي�� ل ى ف�� ل ف� مر ك� �ق مس وال� ا روال�ش% ح ل وال�ن� ي� لق� ال� ى خ�� ذ� وال� وه�“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-

masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS. Al Anbiya : 33)

Superclaster, galaksi, bintang-bintang, planet, dan bulan

berputar pada sumbunya dan dalam sistemnya, dan alam semesta

yang lebih besar bekerja secara teratur seperti pada roda gigi

suatu mesin. Tata surya dan galaksi kita juga bergerak mengitari

pusatnya masing-masing. Setiap tahun bumi dan tata surya

bergerak 500 juta kilometer menjauhi posisi sebelumya. Dari

hasil perhitungan para pakar sains, diketahui bahwa bila suatu

benda langit menyimpang sedikit saja dari orbitnya, hal ini akan

menyebabkan hancurnya sistem tersebut. Misalnya, marilah kita

lihat apa yang akan terjadi bila orbit bumi menyimpang 3 mm

lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.

Selama berevolusi mengitari matahari, bumi mengikuti orbit yang

berdeviasi sebesar 2,8 mm dari lintasannya yang benar setiap 29

km. Orbit yang diikuti bumi tidak pernah berubah karena

penyimpangan sebesar 3 mm akan menyebabkan kehancuran yang

hebat. Andaikan penyimpangan orbit adalah 2,5 mm, dan bukan 2,8

mm, orbit bumi akan menjadi sangat luas dan kita semua akan

membeku. Andaikan penyimpangan orbit adalah 3,1 mm, kita akan

hangus dan mati. Subhanallah..!

2. Matahari

Matahari merupakan salah satu bintang yang ada di jagad raya

ini. Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan bumi,

sehingga penelitian tentang bintang ini lebih mudah dilakukan

daripada bintang lainnya. Matahari memiliki jarak 150 juta km

dari bumi, dan dia menyediakan energi yang dibutuhkan oleh

kehidupan di bumi ini secara terus-menerus.

Pada pusat benda angkasa yang berenergi sangat besar ini, atom

hidogren terus-menerus berubah menjadi helium. Setiap detik 616

miliar ton hidrogen berubah menjadi 612 miliar ton helium.

Selama sedetik itu, energi yang dihasilkan sebanding dengan

ledakan 500 juta bom atom. Selain matahari dianggap benda hitam

yang berpijar pada temperatur 6000 kelvin dan energi yang

dipancarkannya berupa gelombang elektromagnetik yang menyebar ke

segala arah. Karena benda hitam pada temperatur tertentu dapat

mengemisikan radiasi dalam jumlah maksimum dan mencakup semua

panjang gelombang, maka spektrum sinar matahari merupakan

spektrum yang komplit. Sesuai dengan kaidah Hukum Wien energi

maksimum untuk temperatur 6000 kelvin adalah 0,483 mikrometer,

sehingga spektrum panjang gelombang energinya masuk pada

kategori cahaya tapak.

Kehidupan di bumi dimungkinkan oleh adanya energi dari matahari

ini. Keseimbangan di bumi tetap dan 99% energi yang dibutuhkan

untuk kehidupan disediakan oleh matahari. Setengan energi ini

kasatmata dan berbentuk cahaya, sedangkan sisanya berbentuk

sinar ultraviolet yang tidak kasatmata dan berbentuk panas.

Sifat lain dari matahari adalah memuai secara berkala seperti

lonceng. Hal ini berulang setiap lima menit dan permukaan

matahari bergerak mendekat dan menjauh 3 km dari bumi dengan

kecepatan 1.080 km/jam.

Matahari hanyalah salah satu dari 200 juta bintang dalam

Bimasakti. Meskipun 325.599 kali lebih besar dari bumi, matahari

merupakan salah satu bintang kecil yang terdapat di alam

semesta.

Matahari berjarak 30.000 tahun cahaya dari pusat Bimasakti, yang

berdiameter 125.000 tahun cahaya. (1 tahun cahaya =

9.460.800.000.000 km.)

Sementara itu terkait dengan perjalanan matahari Allah SWT

berfirman dalan Surat Yasin ayat : 38 sebagai berikut :

م علي� ال� ز8 ي:� عز� ز ال� ي:� ذ �ق �ك� ت� ال� ها ذ� ق�ز ل� �مست ج�زى ل� �مس ت� وال�ش%“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha

Perkasa lagi Maha Mengetahui”.

Berdasarkan perhitungan para astronom, akibat aktivitas

galaksi kita, matahari berjalan akibat dengan kecepatan 720.000

km/jam menuju Solar Apex, suatu tempat pada bidang angkasa yang

dekat dengan bintang Vega. (Ini berarti matahari bergerak sejauh

kira-kira 720.000 x 24 = 17.280.000 dalam sehari, begitu pula

bumi yang bergantung padanya.)

3. Angin

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Jatsiyah : 5 sebagai

berikut :

ذ JJJJع رض� ت�� Lه الأ JJJJ��اب ي� ح� Lا ف�� �ق ن� رر� ءم� Wما JJJJن� ال�ش ل ال�لJJJJه م� ز8 JJJJ��ي Lا Wآ JJJJ�اروم ح ل وال�ن� JJJJ�ي ال� ف� JJJJل �ي واح��

لون� �عق وم ت�� �ق ح ءاي��ت� ل� �dت ال�ر ف� �dي ر ص �ا وت� ح �وت� م�

“Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit

lalu dihidupkannya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada kisaran

angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.”

Ayat al-Qur’an ini memberikan gambaran tentang keberadaan angin,

yang bagi setiap orang berakal dan menyadari manfaatnya akan

mengambil hikmah, sehingga akan meningkatkan keimanannya kepada

sang pencipta, Allah SWT. Coba dibayangkan dengan adanya angin

ini pesawat dapat terbang sehingga mampu mengantar kita menuju

suatu tempat yang kita inginkan. Angin juga yang membuat udara

di tempat kita berada menjadi tidak pengap, angin pula lah yang

mampu mengawinkan beberapa tanaman dalam proses penyerbukan. Dan

masih banyak lagi manfaatnya.

Angin dalam konsep ilmu fisika dapat diartikan aliran udara. Ia

terbentuk di antara dua zona atau tempat yang memiliki suhu yang

berbeda. Perbedaan suhu di atmosfer menyebabkan perbedaan

tekanan udara, dan mengakibatkan udara terus-menerus mengalir

dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Bila terjadi perbedaan di

antara pusat tekanan (yakni suhu atmosfer) terlalu tinggi, arus

udara (yakni angin) menjadi sangat kuat. Yang seperti ini

menunjukkan gambaran singkat proses terbentuknya angin yang

sangat merusak, misalnya angin ribut.

Yang menarik, meskipun terdapat daerah-daerah yang memiliki

perbedaan suhu yang sangat jauh seperti antara khatulistiwa dan

kutub, bumi tidak selalu dihadapkan pada angin dan tekanan yang

kuat, berkat adanya rintangan dan “pengaturan”. Andai saja arus

udara kuat, yang semestinya terbentuk di antara khatulistiwa dan

kutub, tidak diperlemah (seperti akan digambarkan di bawah),

tentu bumi akan berubah menjadi planet mati yang didera badai

terus-menerus.

Pada prinsipnya, perbedaan ketinggian permukaan bumi memecah

kekuatan angin. Perbedaan ketinggian yang mencolok akan

menghasilkan sistem fron dingin dan panas. Seperti yang terlihat

pada lereng pegunungan yang lebih rendah, sistem ini dapat

menyebabkan munculnya angin baru. Dengan demikian, sistem dengan

dua pusat (bi-centered) antara khatulistiwa dan kutub berubah

menjadi sistem dengan banyak pusat (multi centered) berkat adanya

tebing-tebing terjal, dan angin diperlemah karena disalurkan ke

beberapa arah. Rantai pegunungan pada kerak bumi berfungsi

sebagai koridor udara raksasa. Koridor-koridor ini akan membantu

angin menyebarkan udara ke seluruh penjuru bumi secara merata.

Kemiringan sumbu bumi juga berperan penting dalam memperlemah

angin. Andai saja sumbu bumi benar-benar tegak lurus pada

orbitnya, maka bumi akan dilanda badai terus-menerus.

Khatulistiwa bumi memiliki kemiringan dengan sudut 23 270 pada

bidang orbitnya. Dengan demikian, suhu di daerah antara dua

kutub tidaklah tetap, berubah berdasarkan musim. Ini berarti

bahwa tekanan udara menjadi seimbang, sehingga kekuatan angin

menjadi berkurang. Bila perbedaan suhu antara khatulistiwa dan

kedua kutub menurun, angin akan bertiup lebih hangat.

Selain itu, dua lapisan gas yang menyelimuti planet bumi telah

diciptakan untuk menyeimbangkan bumi telah diciptakan untuk

menyeimbangkan perbedaan suhu. Lapisan ozon dan karbon dioksida

menyerap kelebihan sinar matahari. Sebaliknya, karbon dioksida

berfungsi menahan panas yang diperoleh dan mencegah pendinginan.

Semua hal di atas menunjukkan bahwa manusia berutang budi pada

sistem yang luar biasa ini, dan terdiri atas subsistem-subsistem

yang kompleks. Dan yang terpenting adalah seluruh alam semesta

diciptakan untuk memungkinkan adanya kehidupan bagi setiap

manusia.

4. Hujan dan Fungsi Lain dari Langit

Allah SWT berfirman :

ع ج�� ال�ر �ات ء ذ� Wما وال�ش“Demi langit yang mengandung hujan”. (QS. At-Tahaariq : 11)

Kata yang ditafsirkanoleh sebagian ahli tafsir sebagai

“mengandung hujan” dalam terjemahan al-Qur’an ini dapat juga

bermakna “mengirim kembali” atau mengembalikan.

Seperti telah diketahui bersama, atmosfer yang melingkupi bumi

terdiri atas sejumlah lapisan. Pada setiap lapisan memiliki

peran penting bagi kehidupan. Beberapa hasil penelitian

mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi

mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang

angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi. Jika dicermati

ternyata terdapat sejumlah contoh fungsi pengembalian dari

lapisan-lapisan yang menyelimuti bumi tersebut.

Lapisan troposfir, lapisan ini berada pada ketinggian 13

hingga 15 km di atas permukaan bumi, serta memungkinkan uap air

yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan

turun kembali ke bumi sebagai hujan.

Lapisan ozon, berada pada ketinggian 25 km, memantulkan

radiasi berbahaya, termasuk di dalamnya sinar kosmik akibat

pancaran sinar dari benda-benda dan sinar ultraviolet yang

datang dari luar angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang

angkasa.

Ionosfir, memantulkan kembali pancaran gelombang radio yang

berasal dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya, persis

seperti satelit komunikasi yang bersofat pasif, sehingga

memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan

televisi pada jarak yang cukup jauh.

Dari beberapa penjelasan tentang sifat lapisan-lapisan langit

yang hanya dapat ditemukan secara ilmiah di masa kini tersebut,

membuktikan bahwa al-Qur’an adalah firman Allah yang berlaku

sepanjang zaman.

Terkait dengan hujan, terdapat sebuah ayat al-Qur’an yang

menyebutkan sifat angin yang berfungsi “mengawinkan” hingga

terbentuknya hujan. Allah SWT berfirman, dan hal ini :

ن� qي ن�8 ج�ز� م له, ت�� �ي �dن Lا Wآ موه وم� ك ي� ي� ق} اL س� ء ف�� Wآ ء م� Wما ن� ال�ش ا م� ي� ل� ز8 اL ي�� ح ف�� �وق� ح ل� �dت ا ال�ر لي� رس� Lوا

“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan, dan Kami turunkan hujan dari

langit, lau Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang

menyimpannya”. (Al-Hijr : 22)

Dan ayat ini, ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan

hujan adalah angin. Hingga abad ke-20, satu-satunya hubungan

antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin

menggerakkan awan. Namun, penemuan ilmu meteorologi modern telah

menunjukkan adanya peran “mengawinkan” dari angin dalam

pembentukan hujan. Fungsi “mengawinkan” dari angin ini terjadi sebagaimana

berikut :

Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak

terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat

gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil, dengan

diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-

partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu

daratan yang terbawa oleh angin, dan selanjutnya terbawa ke

lapisan atas atmosfir. Partikel-partikel ini dibawa naik lebih

tinggi ke atas oleh angin, dan bertemu dengan uap air di sana.

Uap air mengembun di sekeliling partikel-partikel dan berubah

menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula

berkumpul dan membentuk awan, dan kemudian jatuh ke bumi dalam

bentuk hujan.

Sebagaimana terlihat, angin “mengawinkan” uap air yang melayang

di udara dengan partikel-partikel yanng dibawanya dari laut dan

akhirnya membantu pembentukan awan hujan. Apabila angin tidak

memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfir bagian atas

tidak akan pernah terbentuk, dan hujan pun tidak akan terjadi.

Hal terpenting di sini adalah, bahwa peran utama dari angin

dalam pembentukan hujan, ternyata telah dinyatakan berabad-abad

yang lalu dalam sebuah ayat al-Qur’an, pada saat orang hanya

mengetahui sedikit saja tentang fenomena alam.

Fakta lain yang diberikan dalam al-Qur’an mengenai hujan adalah,

bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini

disebutkan dalam Surat az-Zukhruf sebagai berikut :

ون� ج�زج�� �ك� ت� ا ل� ذ� ا ك� �ي ي� لذه� م� ه ب�� آ ب�� �dب ر ش% ي�� Lا ذر ف�� �ق ء ت�� Wآ ء م� Wما ن� ال�ش ل م� ز8 ى ي�� ذ� وال�

“Dan Kami yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu

Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan

(dari dalam kubur).”

Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui

penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16

juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513

triliun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan junlah

hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air

senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut

ukuran atau kadar tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada

siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua

teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat

siklus seperti ini.

Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera

mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri

kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan

senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama

seperti yang dinyatakan dalam al-Qur’an.

5. Bayangan Pada Benda-Benda di Bumi

Ketika kita berjalan di muka bumi, maka terdapat sesuatu yang

senantiasa mengikuti arah pergerakan kita. Bentuk dan ukurannya

bergantung kepada pancaran sumber sinar atau cahaya yang menuju

kita. Kadang ia memanjang dan kadang pula ia memendek. Kita bisa

melihat, mengamati, bahkan memegangnya, akan tetapi kita tidak

mampu “merasakannya” melalui indera kulit. Bayangan merupakan

suatu fenomena alam yang diabadikan Allah dalam surat al-

furqan : 45-46 agar bisa dijadikan bahan renungan dan kajian :

ه JJ لي� مس ع� %JJا ال�ش JJعلي� م ج�� ا ث�% JJي� ا ك� �JJعله، س ح� ء ل� Wا و س�% ل ول� ذ ا ل�ظ� ف� م� ت� ك� ك� �dن لى ر ز ا� �م ي� ل� Lارا سي� q�ا ي ض� ب� �ا ق� ي� ي� ل� ه ا� ي� ض� ب� �م ق� لأ ث�% ي� °ذ ل�

“Apakah kamu tidak memperhatikan (ciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia

memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang, dan kalau Dia menghendaki

niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari

sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu. Kemudian Kami menarik bayang-bayang itu

kepada kami dengan tarikan yang perlahan-perlahan.”

Dalam ayat ini Allah SWT nenberikan gambaran ide tentang

terdapatnya bukti kuat yang menunjukkan peristiwa terjadinya

bayangan sebagai akibat peristiwa rotasi bumi. Matahari sebagai

sumber cahaya, sehingga setiap benda-benda di permukaan bumi

menghasilkan bayangan. Lalu bagaimana jika bumi tidak berotasi ?

Sudah barang tentu bayangan benda-benda, termasuk manusia yang

berada di permukaan bumi akan tetap, panjang pendeknya tidak

berubah. Sinar matahari akan terpancar hanya pada separuh bagian

permukaan bumi, sementara separuh bagian yang lain diselimuti

kegelapan malam yang panjang.

Ini akan menyebabkan perbedaan besar kecilnya temperatur yang

sangat mencolok. Pada sisi bumi yang terkena sinar matahari

secara terus-menerus akan terjadi pemanasan dan penguapan zat

cair yang sangat tinggi, kekeringan terjadi, sementara pada

bagian sisi bumi yang tidak terkena sinar matahari suhu

permukaannya menjadi rendah. Akibatnya makhluk hidup yang ada di

bumi akan mati karena kepanasan dan kedinginan. Oleh karena itu,

Allah menciptakan matahari untuk menghapus bayangan secara

perlahan-lahan dan bukan sekaligus. Sehingga hal semacam ini

menjadi sangat bermanfaat bagi kehidupan di muka bumi.

6. Lubang Hitam

Salah satu fenomena alam yang ditemukan pada abad ke-20 tentang

peristiwa alam di luar angkasa adalah Black Hole (Lubang Hitam).

Peristiwa ini terjadi ketika sebuah bintang yang telah

menghabiskan seluruh bahan bakarnya ambruk hancur ke dalam

dirinya sendiri, dan akhirnya berubah menjadi sebuah lubang

hitam dengan kerapatan tak terhingga dan volume nol serta medan

magnet yang amat kuat. Kita tidak mampu melihat lubang hitam

dengan teropong terkuat sekalipun, sebab tarikan gravitasi

lubang hitam tersebut sedemikian kuatnya sehingga cahaya tidak

mampu melepaskan diri darinya. Akan tetapi, peristiwa bintang

yang runtuh seperti itu dapat diketahui dari dampak yang

ditimbulkannya di wilayah sekelilingnya. Dalam surat al-waaqiah,

Allah SWT mengarahkan perhatian kepada kita dengan bersumpah.

Dan sumpahnya itu berkaitan dengan letak bintang-bintang,

م ي� ظ� علمون� ع� �و ت� سم ل� �ق ه, ل� ب�� وم وا� ح� ع ال�ن� �موا ق� سم ب�� �ق� Lا Wلأ °ف��

“Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Sesungguhnya

sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui.” (al-waaqiah :75-76)

Istilah “lubang hitam” pertama kali dikemukakan oleh fisikawan

Amerika, John Wheeler, pada tahun 1969. Pada mulanya, kita

beranggapan bahwa kita dapat melihat semua bintang. Akan tetapi,

belakangan diketahui bahwa ada bintang-bintang di ruang angkasa

yang cahayanya tidak dapat kita lihat, sebab cahaya bintang-

bintang yang runtuh ini lenyap. Cahaya tidak dapat meloloskan

diri dari sebuah lubang hitam disebabkan lubang ini merupakan

massa berkerapatan tinggi di dalam sebuah ruang yang kecil.

Gravitasi raksasanya bahkan mampu menangkap partikel-partikel

tercepat, seperti foton (partikel cahaya). Misalnya, tahap akhir

dari sebuah bintang biasa, yang berukuran tiga kali massa

Matahari, berakhir setelah nyala apinya padam dan mengalami

keruntuhannya sebagai lubang hitam bergaris tengah hanya 20

kilometer (12,5 mil). Lubang hitam berwarna “hitam”, berarti

tertutup dari pengamatan langsung. Itulah sebabnya, keberadaan

lubang hitam ini diketahui secara tidak langsung, melalui daya

hisap raksasa gaya gravitasinya terhadap benda-benda langit

lainnya. Selain gambaran tentang Hari Perhitungan, ayat di bawah

ini mungkin juga merujuk pada penemuan ilmiah tentang lubang

hitam :

�مست وم ط� ح� ا ال�ن� ا� ذ� ف��“Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan.” (al-Mursalat :8)

Selain itu, bintang-bintang bermassa besar juga menyebabkan

terbentuknya lekukan-lekukan yang dapat ditemukan di ruang

angkasa. Namun, lubang hitam tidak hanya menimbulkan lekukan-

lekukan di dalamnya. Itulah mengapa bintang-bintang runtuh ini

dikenal sebagai lubang hitam. Kenyataan ini mungkin dipaparkan

di dalam ayat tentang bintang-bintang, dan ini adalah satu

bahasan penting lain yang menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah

firman Allah.

7. Sholat Dalam Perspektif Fisika

Di antara beberapa kewajiban dari umat Islam, sholat adalah

satu-satunya kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar. Tidak

seperti kewajiban-kewajiban yang lain, misalnya, seseorang boleh

meninggalkan puasa bila memang tidak mampu, boleh tidak bertamu

ke Baitullah bila tidak cukup bekal. Akan tetapi untuk sholat

tidak boleh ditinggalkan dengan alasan apapun dan bagaimanapun

kecuali dalih kematian. Sholat tetap ditegakkan meskipun darurat

dan Allah memberikan model-model rukhsoh (keringanan) untuk itu.

Ada apa dengan sholat, apa sebenarnya yang terkandung dalam

sholat. Pada faktanya ritual sholat memang istimewa, banyak hal

yang memperlihatkannya demikian. Sholat memuat seribu satu

wajah. Sholat dengan wajah normatif syari’at, sholat dengan

wajah filosofi, wajah klinik-medik, wajah demokratis egaliter,

wajah solidaritas sosial, wajah kesatuan insaniah, tetapi pada

akhirnya sholat bermuara pada dimensi vertikal, yakni wujud

pengabdian diri pada sang pencipta.

Bagaimana kalau sholat dikaji dari sudut fisika / sholat dalam

wajah kelaman, wajah di mana sholat menyangkut keterhubungannya

dengan fenomena kealaman.

Sholat dalam Wajah Kealaman

Alam semesta, jagad raya atau cakrawala senantiasa selalu

bertasbih kepada Allah. Dalam al-Qur’an surat al-isra’:44

disebutkan bahwa :

ح ب� JJJJJس أ ي�� ل ء ا� ى� %JJJJJن� ش ن� م� ن� وا� ح ن� ن� ق�� رض� وم� Lع والأ ت� JJJJJال�س �مو ت JJJJJه ال�ش JJJJJح ل ب� JJJJJس �ي�

ورا ق� ما غ�� لي� ا ن� خ� ه ك� ب�� هم ا� ح ب� سي­ �هون� ي� �ق ق� �كن� لأ ت� مذه ول� ح ت��

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.

Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu

sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun

dan Maha Pengampun.”

Dalam surat al-Hasyr : 24 juga dijelaskan :

�موت JJJى ال�ش آ ف� JJJ�ه م JJJح ل ب� JJJس ى ي�� ن� JJJس ح ماء ال� �JJJس Lه لأ JJJر ل و JJJمص ارىL ال� JJJ ي� ق� ال� JJJل ح� وال�لJJJه ال� ه�م كي� ح ال� ز8 ي:� عز� و ال� وه� رض� Lولأ

“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang

mempunyai Nama-nama yang paling Baik, Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di

langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana.”

Masih banyak lagi ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa alam

semesta beserta isinya selalu bertasbih dan juga bersujud kepada

Allah. Pertanyaannya adalah bagaimana cara alam semesta

bertasbih kepada Allah ? dan Bagaimana cara alam semesta

bersujud kepada-Nya?

Cara alam semesta bertasbih dan bersujud kepada Allah adalaha

dengan cara tunduk patuh atas perintah-Nya dalam hukum-hukum

alam (sunnatullah) yang sudah ditetapkan oleh-Nya, sehingga dalam

kehidupan ini terjadi suatu keseimbangan. Tetapi lebih spesifik

lagi, bahwa tingkah laku alam yang universal, mikrokopis maupun

makrokopis, adalah selalu bergerak, dan gerakan universal dari

alam semesta itu adalah gerak rotasi dan revolusi. Gerak rotasi

dan revolusi dilakukan mulai dari atom, tata surya sampai pada

galaksi.

Jadi, cara alam semesta bertasbih dan bersujud adalah melalui

gerakan rotasi dan revolusi. Lantas, bagaimana hubungannya

dengan sholat?

Manusia bertasbih dengan cara yang telah disyari’atkan oleh

Allah melalui Rasul-Nya. Sholat adalah salah satu cara yang

disyari’atkan dan wajib dikerjakan, kecuali hanya karena

kematian.

Sholat dan gerakan alam mempunyai hubungan gerakan yang sama

secara matematis. Sholat sebagai cara manusia bertasbih dengan

gerak rotasi dan revolusi sebagaimana cara alam semesta

bertasbih mempunyai kesamaan dalam hal geometrik. Rotasi dan

revolusi dari sudut pandang matematis yaitu sudut tempuh (besar

derajat busur) untuk seluruh periode ini adalah 360 derajat. Ini

mempunyai kesamaan dengan sholat dari setiap raka’at mempunyai

360 derajat. Jadi ternyata dibalik gerakan sholat terdapat

keterkaitan dengan gerakan kealaman.

8. Teori Big Bang

Teori big bang merupakan teori saintifik mengenai penciptaan

atau kelahiran alam semesta. Orang yang dipercaya sebagai

pencipta teori big bang adalah George Lemaitre, seorang ahli

astronomi dari Belgia pada tahun 1920-an. Ia menyatakan bahwa

kira-kira 15 milyar tahun yang lalu semua materi di angkasa

menyatu dan memadat (terkondensasi) dengan ledakan yang hebat,

kemudian partikel-partikel dari zat itu bertaburan ke semua arah

dan membentuk alam semesta. Menurut teori tersebut, alam semesta

ini telah diciptakan kira-kira 10 hingga 20 milyar tahun yang

lalu. Ia terbentuk dari ledakan-ledakan kosmikyang bertaburan ke

seluruh arah di alam makrokosmos.

Sebagian ilmuwan muslim mengklaim bahwa teori big bang ini telah

diinformasikan dalam al Quran yang diturunkan 14 abad yang lalu,

yaitu dalam surat al Anbiya ayat 30 yang berbunyi:

ا �JJعلي اه�مJJا وج�� ي� �ق �ت ق� ا ق�� �JJق �dا رت �JJJي 8dن زوا ان� ال�شJJموات� والأرض� ك�ا �JJJن� ك�ق ي:� ذ� �JJز ال ��JJول�م ي Lاون� م�ن� Lو لأ ي�� ء حى� اف�� ى� م�ن� ال�ماء ك�ل ش%

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi

itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu kemudian Kami pisahkan antara

keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah

mereka tiada juga beriman ???”

Ayat ini berikut penjelasannya telah disampaikan kepada Dr.

Alfred Krohmer seorang geolog termasyhur dunia dalam suatu

konfrensi tentang mukjizat Al Quran yang diselanggarakan di

Saudi Arabia. Setalah memahami artinya dia berteriak:

“mustahil .mustahil kalau hakekat-hakekat ini telah tercantum

dalam kitab manapun sejak 14 abad yang lalu. Hakekat tersebut

baru ditemukan dan diketahui beberapa tahun yang lalu. Dan untuk

mengetahuinyapun harus dengan menggunakan cara-cara ilmiah dan

riset yang rumit serta memakan waktu yang lama, khususnya

tentang tata surya yang satu kesatuan ”.

Memang suatu kemustahilan kalau 14 abad yang lalu yang belum

ditemukannya alat-alat semodern dewasa ini ada orang yang

berpendapat bahwa seluruh alam ini dulunya satu yang dalam

memunculkan ide itu harus menggunakan cara-cara ilmiah dan riset

yang rumit serta waktu yang lama. Akan tetapi apa yang dikatakan

Muhammad SAW sejak 14 abad yang lalu benar-benar merupakan

hakekat yang tidak bisa dibantah. Ilmu modern pun terpaksa

menetapkan dan membenarkannya.

Kita masih ingat sewaktu diadakan penerbangan peercobaan ke

bulan dan pengambilan unsur-unsur yang ada di permukaan bulan

dengan tujuan untuk menemukan bahan-bahan obat-obatan yang tidak

ada di Bumi atau setidaknya bila bahan tersebut dicampurkan

dengan bahan yang ada di Bumi dapat menghasilkan unsur-unsur

baru yang belum pernah dikenal manusia. Namun apa yang terjadi,

manusia akhirnya sampai ke bulan dan pulang dengan membaya

bebatuan yang ada di permukaan serta bawah permukaan bulan.

Ternyata unsur-unsur penyusun bebatuan itu sama dengan unsur-

unsur penyusun permukaan bumi. Hal ini membuktikan bahwa dulunya

bumi dan bulan pernah menjadi satu kesatuan seperti teori big

bang dan ayat 30 surat al-Anbiya’ tersebut.

9. Fakta Sidik Jari

Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda

antara satu orang dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru

ditemukan pada abad 19. Sebelum penemuan itu, sidik jari hanya

dianggap sebagai lengkungan biasa yang tidak memiliki arti.

Alquran surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan

Allah untuk menyatukan kembali tulang belulang orang yang telah

meninggal, bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-ujung

jarinya dengan sempurna.

QS Al Qiyamah ayat 3-4:

امه ظ� مع ع� ح� ن� ت�� ل Lسن� ا ي�� ست� الأ� ح ت�� Lا

“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang

belulangnya?”

ه ا ب�� ي� ى ن�� سو ذ8 ي�� �dب Lلى ا ن� ع� �dي ذر �لى ف� ب�­

“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan

sempurna.”

10. Ayat Allah Tentang Tantangan dan Angka 19

Allah menantang manusia dan jin untuk mendatangkan ayat seperti

Alquran. Allah SWT berfirman:

ون� �ي: Lآ JJ��لأ ب ن� WزاJJ�ق ا ال� ذ� JJ�ل ه JJ%مي وا ب�� �ي: Lآ ن� ب�� Lلى ا ن� ع� ح� س وال� ي�� Lالأ �ي�معت اح�� ن� Lي ل ل� �ف�

را هي� ظ�� عض� ت� هم ل� عض� ان� ت�� و ك� له ول� مي% ب��“Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang

serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan

Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (Al-

Isra:88)

Jumlah kata dalam ayat tersebut ada 19, dan jumlah hurufnya ada

76 yang merupakan kelipatan dari 19, yaitu 19 × 4, dan jumlah

huruf abjadiyah yang tersusun dari ayat ini adalah 19, dan

totalnya adalah 19+76+19 = 114. dan angka ini adalah jumlah

surat dalam Al-Qur'an yang merupakan kelipatan dari angka 19

juga.

- Angka 19 dan Huruf Qaf

Di dalam Alquran ada 2 surat di setiap permulaannya ada huruf

terpotong dan mencakup huruf Qaf yaitu surat yang dimulai dengan

huruf Qaf (Qaf, Demi Al-Qur’an yang mulia) (Qaf:1) dan surat

Syura yang dimulai dengan huruf terpotong (Hamim, ain sin qaf)

Dan yang menakjubkan adalah bahwa jumlah huruf Qaf dalam surat Qaf ada

57 huruf, yang merupakan kepipatan dari angka 19, dan huruf qaf dalam

surat As-Syura juga 57 karakter juga. Dan Total huruf qaf pada kedua

surat tada adalah 57+57 = 114 sesuai dengan jumlah surat dalam Al-

Quran.

11. Di Antara Keajaiban Nomor Tujuh dalam Alquran

Allah menciptakan tujuh langit dan berulang-ulang menyebutkannya

sebanyak tepat tujuh kali. Ketujuh ayat tersebut adalah:

1 : �ق�زه ﴾ ]ال�ت� �موات ع س� ت� ن� س� اه� سو ماء ق�� لى ال�ش وى ا� �ن م اس� [.29ـ ﴿ث�%“dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit”

سراء : 2 ﴾ ]الأ� هن� ي� ن� ق�� رض� وم� Lع والأ ت� موات� ال�س ح له ال�ش سب� �[.44ـ ﴿ي�

“langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah”

م﴾3 ي� عظ� عJJJJJJJJJJزش% ال� ع ورت� ال� ت� JJJJJJJJJJال�س �موات JJJJJJJJJJت� ال�ش ن� ر ل م� JJJJJJJJJJ�ـJJJJJJJJJJ ﴿ف�ون� : م�ن� L[.86]ال�مو

“Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy

yang besar?"

4 : �ضلت ﴾ ]ف�� ن� ي� وم� ى� ي�� ف� �موات ع س� ت� ن� س� اه� ض� �ق [.12ـ ﴿ق��“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa”

5: �﴾ ]ال�ظلأق لهن� ي% م� رض� Lن� الأ وم� �موات �JJJع س ت� �JJJس �ق JJJل ى� خ�� ذ� JJJ�ال ـJJJ ﴿اهلل12.]

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.“

ا﴾ ]ال�ملك� : 6 �اف� ي� ط� �موات ع س� ت� لق� س� ى� خ�� ذ� [.3ـ ﴿ال�“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis“

وح : 7 ا﴾ ]ي�� �اف� ي� ط� �موات ع س� ت� س� لق� اهلل ف� خ�� ت� زوا ك� �م ي� ل� L15ـ ﴿ا.]“ Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit

bertingkat-tingkat?”

Kesesuaian yang mencengangkan ini menyatakan Zat Yang Menurunkan

Alquran adalah Pencipta tujuh langit. Mahasuci Allah lagi

Mahakuasa!

12. Ayat Pertama dan Ayat Terakhir

Diantara keajaiban angka tujuh adalah bahwa seluruh ayat pertama

dan ayat terakhir dalam Quran adalah tujuh kata!

Dan seluruh kata yang pertama dan terakhir dalam surat yang ada

dalam Al-Qur'an adalah 49 yang merupakan kelipatan tujuh!!!!

Ayat pertama adalah bismillahirrahmanirrahim

م ي��سم ل�له ال�رح�من� ال�ر ح�ي� (dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang) 4 kata,

dan ayat terakhir minal jinnati wannas

ا ش ه} و ال�ي� ي8 م�ن� ال�ح�

(dan dari godaan jin dan manusia) 3 kata, totalnya adalah 4+3

= 7.

Adapun awal surat adalah Al-Fatihah terdapat di dalamnya 29

kata dan akhir surat yaitu An-Naas terdapat di dalamnya 20 kata,

jadi totalnya adalah 29+20 = 49 = 7 × 7 . Subhannallah (Maha

suci Allah..)

13. Bukti Kebenaran Al-Qur’an di Puncak Everest

Berdasarkan penelitian, gunung Everest ini dulunya bukanlah

gunung, tapi dasar laut. Lebih 60 juta tahun dulu, terjadi

pergerakan lempeng tiktonik bumi yang bergerak sepanjang waktu

dan akhirnya bertabrakan. Akibatnya, satu piring terangkat ke

atas, satu lagi ke bawah. Dari pelat yang menungkah

berkelanjutan itulah akhirnya terbentuk gunung Everest dan gunung

- gunung lain. 

Satu fakta menarik tentang gunung adalah Allah jadikan sebagai

penyeimbang berat ke bumi. Sebab itulah gunung ada di seluruh

benua, diimbangkan pula dengan lembah, datarnya serta lurah di

sekitarnya. Ia memasak bumi dengan kekuatannya. Ini menyebabkan

berat planet bumi terus seimbang pada setiap sisi, menyebabkan

tetap beredar sejajar pada orbitnya. 

Allah berfirman dalam surah ال�ي�مل  (An - Naml) : 88 ;

ء ى� %JJل ش JJ�ن� ك �ق �dت Lا �ى ذ� JJ�ال ع اهلل ت� �JJات� ص ح JJر ال�س JJر مJJ م �ذه� وهى� ب� JJ�ام ها خ�� ي� JJس ح �ال ت� JJ ي� ح� وي��JJزى ال�

علون� ق� �ما ت� ر ب�� ي� ب­ ه خ�� ب�� ا� "Engkau melihat gunung - gunung itu, engkau menyangka ia tetap di tempatnya,

padahal ia bergerak seperti jalannya awan. (Demikianlah) perbuatan Allah yang

membuat dengan kokoh tiap - tiap sesuatu, sesungguhnya Allah maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan." 

Ternyata, apa yang dinyatakan oleh Al - Qur'an adalah benar dan

dibuktikan pula oleh penelitian ilmiah dan geologi. Tapi apakah

yang terjadi pada Rasulullah ketika menyatakan kebenaran itu

1.400 tahun lalu? Beliau dianggap manusia gila! Bukan itu saja,

penelitian - penelitian ilmiah juga membuktikan, daratan ini

satu ketika dahulu bergabung, terpecah dan bergerak sampai

terbentuk benua serta lautan yang ada pada hari ini. Rekaman

satelite turut membuktikan Jazirah Arab serta gunung ganangnya

tersedia bergerak mendekati Iran beberapa sentimeter setiap

tahun. Sedangkan, lebih 5 juta tahun lalu, Jazirah Arab bergerak

memisahkan diri dari Afrika lalu membentuk Laut Merah. 

Tersedia juga pantai timur dan selatan Somalia kini dalam proses

pemisahan dan telah membentuk lembah belah yang membujur ke

selatan melalui deretan danau Afrika. Potongan tiktonik benua

Australia juga sedang bergerak ke arah utara dengan kecepatan 6

cm / tahun. Bukankah penemuan - penemuan ilmiah serta geologi

ini membuktikan Al - Qur'an itu benar, sedangkan kebenaran itu

hanya baru diketahui oleh ilmuwan setelah 1.400 tahun Rasulullah

mengungkapkannya.