akhlak sumai isteri

32
MAKALAH TUGAS SERTIFIKASI 2 AKHLAK SUAMI ISTERI DisusunOleh : 1. Muhammad Ilham ( 12008… ) 2. Erlisa Dwi Suryati ( 12008… ) 3. Tri Wahyu Nurhayati ( 12008… ) 4. Riana Lisnawati ( 12008151 ) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN 1

Transcript of akhlak sumai isteri

MAKALAH TUGAS SERTIFIKASI 2

AKHLAK SUAMI ISTERI

DisusunOleh :

1. Muhammad Ilham ( 12008… )

2. Erlisa Dwi Suryati ( 12008… )

3. Tri Wahyu Nurhayati ( 12008… )

4. Riana Lisnawati ( 12008151 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

1

YOGYAKARTA

2014

DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................... 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................2

B. Rumusan Masalah ..................................2

C. Tujuan ...........................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlaq Pribadi ........................3

B. Macam-macam Akhlaq Pribadi .......................3

C. Faktor yang Mempengaruhi Akhlaq Pribadi ..........18

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ............................................20

Daftar Pustaka.........................................21

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan utama

penciptaannya adalah untuk beribadah. Ibadah dalam pengertian

secara umum yaitu melaksanakan segala perintah dan menjauhi

segala larangannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

Manusia diperintahkan-Nya untuk menjaga, memelihara dan

mengembangkan semua yang ada untuk kesejahteraan dan

kebahagiaan hidup. Dan Allah SWT sangat membenci manusia yang

melakukan tindakan merusak yang ada. Maka karena Allah SWT

membenci tindakan yang merusak maka orang yang cerdas akan

meninggalkan perbuatan itu, dia sadar bahwa jika melakukan per

buatan terlarang akan berakibat pada kesengsaraan hidup di

dunia dan terlebih-lebih lagi di akhirat kelak, sebagai tempat

hidup yang sebenarnya.

Di dunia ini banyak orang yang mengaku muslim, bahkan

mengaku sebagai muslim sejati, namun Allah tidak mengakui

keimanannya karena orang tersebut tidak mencerminkan dirinya

sebagai muslim yang sebenar-benarnya. Didalam Al Qur’an Allah

tidak mengakui keimanan seseorang ketika kepribadiannya tidak

mencerminkan seorang muslim sejati.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa pengertian akhlaq pribadi?

2. Apa macam-macam akhlaq pribadi?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi akhlaq seseorang?

C. TUJUAN

3

Tujuan dari rumusan masalah di atas adalah:

1. Mengetahui pengertian akhlaq pribadi.

2. Dapat menyebutkan dan menjelaskan macam-macam akhlaq

pribadi.

3. Dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi akhlaq

pribadi.

BAB II

ISI

A. Pengertian akhlaq pribadi

Secara etimologis (lughatan) akhlaq (Bahasa Arab) adalah

bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai,

tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata Khalaqa yang berarti

menciptakan . Seakar dengan kata Khaliq (pencipta), makhluq (yang

diciptakan) dan Khalaq (penciptaan).

Secara terminologis (ishthilabah) ada beberapa definisi

tentang akhlaq antara lain :

1. Imam Al-Ghazali

“Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah,

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”

2. Ibrahim Anis

4

“Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang

dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk,

tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.”

3. Abdul Karim Zaidan

“Akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam

dalam jiwa, yang depan sorotan dan timbangannya seseorang

dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian

memilih melakukan atau meninggalkannya”

B. Macam-macam akhlaq pribadi

Macam akhlak pribadi pada dasarnya ada akhlak pribadi seorang

muslim yang baik dan akhlak pribadi yang buruk. Berikut ini

macam akhlak pribadi yang baik:

1. SIDIQ

Shidiq (ash-sidiqu) artinya benar atau jujur, lawannya dari

dusta atau bohong (al-kazib). Seorang muslimin dituntut untuk

selalu berada dalam keadaan yang benar baik lahir dan batin,

baik benar dalam hati (shidiq al-qalab), benar perkataan (shidiq

al-hadits) dan benar perbuatan (shidiq al-‘amal). Benar hati

yaitu apabila hati dihiasi dengan iman kepada Allah dan

selelu bersih dari penyakit hati. Benar perkataan adalah

semua yang telah diucapkan dari mulut merupakan suatu

kebenaran bukan kebathilan.

Rosulullah saw telah memrintahkan setiap muslim untuk selalu

jujur, karena sikap sidiq membawa kepada kebaikan, dan

kebaikan akan menghantarkan ke surga.

Al-Quran sangat menganjurkan untuk berbuat jujur, di antara

Firman Allah :

ع ن� م� ي� ادق�� وا ال�ص ون�� وك� وا اهلل ق� وا ات�� ن� م� ن� ا� ي � ذ� ا ال� ها ي�� ي'� ا(5

”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah

kamu bersama-sama orang-orang yang benar”. (QS At-Taubah-119).

Bentuk-bentuk sidiqSeorang muslim harus selalu bersikap benar, kapan, di

mana dan kepada siapapun. Kalau di perinci paling kurang

ada lima macam bentuk shidiq yaitu :

1. Benar perkataan ( shidiq al hadist )

Orang ang selalu berkata benar akan dikasihioleh Allah

dan akan dipercaya oleh masyarakat, dan sebaliknya orang

yang berdusa oleh masyarakat akan dikucilkan dan selamnya

tidak akan dipercaya seperti peribahasa “Sekali lancung

keujian seumur hidup orang tidak akan dipercaya”

2. Benar pergaulan ( shidiq al mu’amalah )

Seorang muslim akan selalu bergaul dengan benar tidak

menipu, tidak berkhianat, dan tidak memalsu sekalipun

kepadakaum non muslim. Dia akan selalu bersikap melalui

pergaulan dengan benar tanpa memendang kekayaan,

kekuasaan, ataupun status sosial.

3. Benar kemauan ( shidiq al-azam )

Seorang mukmin sebelum dia memutuskan sesuatu tentu ia

harus mempertimbangkan dan menilai terlebih dahulu

apakah terhdapa apa yang dilakukan apakah akan

mendatangkan mudhorot atau manfaat kepada orang lain.

Tetapi bukan berarti dia menutup diri terhadap masuka

atau kritik dari orang lain.

4. Benar Janji ( shidq al-wa’da )

Janji merupakan sebuah hutang yang harus dilaksanaka.

Apabilaseorang muslim berjanimaka ia akan selalu

menepatinya seklipun dengan musuh ataupun anak kecil.

Karena mungkir janji merupakan salah satu sifat munafik

6

yang telah disebutkan dalam hadist ( HR. Ahmad ). Karena

sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang menepati

janji dalam firmannya :

ا ن� ي� ب- ذ ن�� وع� اال� ولا وك� ل رس� ي� ماع� س� ه ا= ن�� ان� ا= ادق� ك� ر ص� ك� واد� ن� ابE ف�� كي� ال� Artinya : “ Dan ceritakanlah ( Hai Muhammad kepada

mereka) kisah ismail ( yang tersebut) didalam Al-Quran.

Sesungguhnya ia adalah seseorang yang benar janjinya, dan

dia adalah seorang Rosul dan Nabi.” (Qs .maryam 19 : 45 )

5. Benar kenyataan ( sidq al-bal )

Seorang muslim akan menampilkan diri seperti keadaan

yang sebenarnya. Dia tidak akan menipu kenyataan, tidak

memakai baju kepalsuan, tidak mencari nama, dan tidak

pula mengada ada. Rasullah saw bersabda:

“Orang yang merasa kenyang dengan apa yang tidak

diterimanya sama seperti orang memakai dua pakaian palsu,

artinya orang yang berhias dengan bukan miliknya supaya

kelihatan kaya sama seperti orng yang memakai dua

kepribadian.” (HR. Muslim).

Bentuk-Bentuk KebohonganLawan dari shidiq adalah kebohongan. Kebohongan yaitu

mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataanya,

entah itu di kurangi atau di tambahi sehingga tidak

sesuai dengan kebenarannya. Sifat bohong adalah sifat

yang sangat tercela.

Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari sifat

kebohongan :

1. Khianat

7

Sifat khianat merupakan sifat sejelek-jeleknya yang

dimiliki orang, karena sifat khianat dapat membawa

mudhorot kepada orang lain secara langsung. Allah tidak

menyukai orang yang memiliki sifat khianat berdasarkan

firmannya :

ان� IIIIIIا ك� IIIIIIاي�� و ا خ�� IIIIIIم ي� L'ث بE ا( ح ن� ي�� م� لا اهلل ن� ن� ع� ي � ذ� IIIIIIون� ال� ان�� IIIIII�ت ح� هم ي�� IIIIIIس ف� ت�� ن� , ا( ا=ادل ولا Eج ي��

“Dan janganlah kamu berdebat ( untuk membela )

orang-orang yang menghianati dirinya. Sesungguhnya Allah

tidak menyukai orang-orang yang berhianat lagi bergelimang

dosa.” (QS. An –Nisa 4:107)

2. Mungkir Janji

Mungkir janiji atau ingkar janji merupakan sebagai

salah satu sifat orang-orang munafik karena sifat mungkir

janji menunjukkan sikap jiwa manusia yang lemah, mungkir

janji menyebabkan waktu terbuang sia-sia dan melahirkan

angan-angan kosong. Oleh karena itu Rasullah saw

memasukkan mungkir janji sabagai salah satu sifat orang-

orang mnafik. (HR. Muslim).

3. Kesaksian Palsu

Kesaksian palsu termasuk dalam dosa-dosa besar

karena akan mendatangkan kemudhorotan yang besar terhadap

masyarakat, orang yang tidak bersalah akan menanggung

akibat baiknyawa, harta benda dan lain sebagainya.

4. Fitnah

Pada dasarnya tujuan dari memfitnah orang lain

adalah untuk menjatuhkan nama atau menggagalkan usahanya.

Oleh sebab itu Allah memerintahkan kepada orang yang8

beriman sebelum mempercayai suatu berita, di adakan suatu

penyelidikan terlebih dahulu.

5. Gunjing

Sifat menggunjinag adalah sifat sikap seseorang yang

memiliki jiwa sakit, tidak ada keinginan dalam hidupnya

yang ada hanya dia akan senang jika melihat seseorang

bermusuhan dan bertengkar. Allah memberi perumpamaan

orang-orang yang memilik sifat gunjing seperti memakan

bamgkai saudaranya. Oleh karena itu sebaik-baik senjata

melawan gunjing adalah dengan tidak mendengarkannya.

2. AMANAH ( dipercaya )

Amanah artinya dapat dipercaya. Sifat amanah memang lahir

dari kekuatan iman. Semakin menipis kekuatan iman. Semakin

menipis keimanan seseorang semakin pudar pula sifat amanah

pada dirinya.

Amanah dalam pengertian sempit adalah memelihara titipan

dan mengembalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk semula.

Dalam pengertian luas amanah mencakup beberapa hal yaitu :

menyimpan rahasia dan kehormatan orang lain, menjaga

dirinya, menunaikan tugas-tugas yang diberikan oleh Allah

ataupun manusi dengan baik.

Bentuk-Bentuk Amanah

Dari pengertian amanah diatas dapatlah kita kemukakan

beberapa bentuk amanah sebagai berkut:

1. Memelihara Titipan dan Mengembalikannya Seperti

Semula.

Apabila seorang muslim dititipi oleh orang lain,

misalnya barang berharga. Sekalipun dalam penitipan

tidak ada bukti transaksai tertulis, titipan itu harus

9

dipelihara dengan baik dan pada saatnya dikembalikan

kepada yang punya.

2. Menjaga Rahasia

Seorang muslim akan dapat menjaga rahasianya baik

itu rahasia pribadi, keluarga, organisaisi, dan lain

sebagainya agar tidak di ketahui orang lain. Apabila

seseorang menyampaikan sesuatu yang penting dan rahasia

kepada kita, itulah amanah yang harus kita jaga.

3. Tidak Menyalahgunakan Jabatan

Jabatan adalah suatu amanah yang harus dijaga.

Hukumnya wajib. Penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan

pribadi, baik keluarga, ataupun kelompoknya termasuk

perbuatan tercela yang melanggar amanah, hukumnya haram.

Misalnya seorang bagian storage di sebuah perusahan

membeli barang dan mendapatkan potongan harga kepada

penjual, dari sisa potongan harga tersebut dimanfaatkan

untuk kepentingan pribadi tidak diserahkan oleh

perusahaan maka hukum komisi tersebut adalah haram.

4. Menunaikan Kewajiban dengan Baik.

Semua tugas yang diberikan kepada Allah ataupun

manusia, maka manusia wajib menjalankannya karena itu

semua sebuah pertanggung jawaban dihadapan Allah SWT.

Semua, betapapun kecilnya, akan dihisab oleh Allah SWT.

10

ال I�ق Lث م� ة� ر رد� ي� اخ� ره� ,ي�� ن� ل وم� Iعم ال ت�� I�ق Lث ة� م� ر ا د� ر Lرة ش ي��

مل ي� ف��من� ع�“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah

pun, niscaya Allah SWT akan melihatnya. Dan

barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah

pun niscaya Allah SWT akan melihatnya.” (QS. Zilzalah

99: 7-8).

5. Memelihara Nikmat Yang Telah Diberikan Oleh Allah

Semua nikmat yang diberikan oleh Allah kepada

manusia merupakan suatu amanah yang harus dijaga dengan

baik. Termasuk didalamnya umur, kesehatan, rizki,

nikmat, harta benda dan lain sebagainya. Misalnya harta

benda yang diberikan oleh Allah harus digunakan untuk

mencari ridho Allah, selalu bersyukur dan membiasakan

bersedekah.

KHIANAT

Lawan dari sifat Amanah adalah khianat. Khianat

adalah sifat munafik yang dibenci oleh Allah apalagi jika

yang dikhianati adalah Allah atau Rosulnya. Dalam firman

Allah :

علمون� ول ت�� س� وا وال�ر ون�� خ� م وي�� ك اي�� اي�� م� م ا( ت� ث'� وا وا( ون�� خ� ي�� ها لا اهلل ي'� ن� ا( ي � ذ� وا ال� ن� م� ا ا� ي�� “ Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu

menghianati Allah, dan rosul dan juga janganlah kamu

11

menghianati amanh-amanah yang dipercayakan kepada kamu,

sedangkan kamu mengetahuinya.” ( Qs. Al anfal 8 : 27 )

3. ISTIQOMAH

Secara etimologis, istiqomah berasal dari istiqoma-

yastaqimu yang berarti tegak lurus. Dalam terminologi akhlak

istiqomah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan

dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam rintangan

dan godaan.

Perintah dalam beristiqomah dinyatakan dalam al-Aquran dan

sunnah. Allah berfirman:

… qك ل� لذ� ادع ق�� م ق�� ق� ث� ما واس� مرب� ك� ع ولا ا( Eث yب yم ن� واءه� ه� ا(“ Maka karna itu serulah ( mereka kepada agama itu ) dan

istiqomahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu janganlah

kamu mengikuti hawa nafsu mereka..” ( Qs. Asy Sura : 42 : 15

).

Iman yang sempurna adalah iman yang mencakup tiga

dimensi yaitu hati, lisan dan amal perbuatan. Seorang yang

beriman harus dapat beristiqomah dalam tiga dimensi

tersebut. Ibarat berjalan seorang yang beristiqomah akan

selalu berjalan kepada yang lurus yang cepat alam

menghantarkan tujuan. Hal ini tercermin dalam perkataan dan

perbuatanya yang benar untuk mensucikan hati dan dirinya.

Tentulah orang yang berisitiqomah akan mengalami beberapa

ujian dari Allah.

Ujian dari Allah tidaklah berupa kesedihan semata

melainkan ujian dari Allah termasuk kesenangan juga. Namun

seorang yang istiqomah akan tetap teguh dalam mengahadapi

kedua ujian terebut. Dia tidak akan pernah mundur terhadap

12

ancaman, kemunduran, hambatan dan lain sebagainya. Tidak

terbujuk oleh harta benda, kemegahan, pujian, kesenangan.

Buah dari IstiqomahDalam Qs. Funshshilat 41 : 30 – 32 dijelaskan beberapa buah

yang akan dipetik oleh orang yang beristiqomah baik didunia

maupun di akhirat. Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa buah

dari istiqomah adalah :

1. Orang yang beristiqomah akan dijauhkan oleh Allah dari

rasa takut dan sedih yang negatif. Misalnya takut

mnghadapi masa depan, takut menyatakan kebenaran namun

orang yang beristiqomah senantiasa akan mendapatkan

kesuksesan dalam kehidupannya didunia karena akan

dilindungi oleh Allah.

2. Akan mendapatkan lindungan oleh Allah yang dijamin akan

mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan perjuangan di

dunia.

Demikianlah sikap istiqomah memang sangat diperlukan dalam

kehidupan ini. Karena tanpa sikap seperti itu seseorang akan

cepat berputus asa dan cepat lupa diri, dan mudah terombang

ambing oleh berbagai macam arus. Orang yang tidak

beristiqomah ibarat ba

ling-baling di atas bukit yang berputar menuruti arah angin

yang berhembus

4. IFFAH

Secara epistemologi, ‘iffah adalah bentuk masdardari affa-

ya’iffu ‘iffah yang berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang

tidak baik. Dan juga berarti kesucisn tubuh. Secara

terminologi ‘iffah adalah memelihara kehormatan diri dari

segala hal yang akan merendahkan, merusak dan menjauhkannya.

Bentuk-bentuk iffah, alquran dan hadist mmberikan beberapa

contoh dari ‘iffah diantara lain ;

13

1. Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan

masalah seksual, seorang muslim dan muslimah diperintahkan

untuk menjaga penglihatan, pergaulan, dan pakaiannya.tidak

mengunjungi tempat-tempat hiburan yang ada kemaksiatanya,

dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa

mengantarkannya kepada perzinaan.

2. Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan

masalah harta, islam mengajarkan, terutama bagi orang

miskin untuk tidak menadahkan tangan meminta minta. Al-

Qur’an menganjurkan kepada orang-orang berpunya untuk

membantu orang-orang miskin yang tidak mau memohon bantuan

karena sikap mereka.

Meminta minta adalah perbuatan yang merendahkan kehormatan

diri. Dari pada meminta-minta seseorang lebih baik

mengerjakan apa apa saja untuk mendapatkan penghasilan

asal halal.

3. Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan

kepercayaan orang lain kepada dirinya, seseorang harus

betul-betul menjauhi segala macam bentuk

ketidakjujuran.sekali-kali jangan dia berkata bohong,

mungkir janji, khianat, dan laian sebagainya.

5. MUJAHADAH

Mujahadah berasal dari kata jahada yang berarti

mencurahkan segala kemampuan. Mujahadah adalah mencurahkan

segala kemampuan untuk melepaskan diri dari segala sesuatu

yang menghambat dalam melakukan pendekatan terhadap Allah

swt. Untuk mengatasi dan melawan semua hambatan tersebut

diperlukan kemauan keras dan perjuangan yang sungguh-

sungguh, usaha inilah yang disebut mujahadah. Apabila

seseorang bermujahadah untuk mencari keridhaan Allah swt.,

maka Allah berjanji akan menunjukkan jalan kepadanya untuk

14

mencapai tujuannya tersebut. Dalam hal ini Allah swt.

berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 69 :

ا لي� Eي ن� ,س� وا= مع اهلل ي�ن� ل� سي� مح ن� ال� ي � ذ� ذواI وال� اه� Eا ج� ي� ي� هم ق�� ن� هذث�� ن� ل�”Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)

Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-

jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta

orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-‘Ankabuut : 69)

Secara terperinci objek mujahadah ada 6 :

a. Jiwa yang selalu mendorong seseorang untuk melakukan

kedurhakaan. Karena pada dasarnya manusiajuga diberi

oleh Allah jiwa yang mendorong manusia untuk melakukan

kejahatan yang di dalam Alquran disebut dengan nafsu

ammarah bissuui.

b. Hawa nafsu yang tidak terkendali sehingga seseorang

melakukan apa saja untuk memenuhi hawa nafsunya tanpa

memperdulikan larangan Allah swt. dan tanpa

memperdulikan dampak bagi dirinya dan orang lain.

c. Syaitan. Mereka selalu menggoda manusia untuk menuruti

hawa nafsu sehingga mereka lupa kepada Allah swt.

d. Kecintaan terhadap dunia yang berlebihan sehingga

mengalahkan kecintaannya kepada Akhirat, padahal

keberadaan manusia didunia hanya bersifat sementara,

secara individual sampai maut datang menjemput, dan

secara umum sampai kiamat datang. Kehidupan yang abadi

adalah kehidupan di akhirat.

e. Orang-orang kafir dan munafik yang tidak pernah puas

hati sebelum orang-orang yang beriman kembali menjadi

kufur.15

f. Para pelaku kemaksiatan dan kemungkaran, termasuk dari

orang-orang yang mengaku beriman sendiri, yang tidak

hanya merugikan mereka sendiri, tapi juga merugikan

masyarakat.

6.SYAJA’AH

Syaja’ah artinya berani, tapi bukan berani dalam arti

menentang siapa saja tanpa mempedulikan apakah dia berada

dipihak yang benar atau salah, dan bukan pula berani

memperturutkan hawa nafsu tapi berani yang berlandaskan

kebenaran dan dilakukan dengan penuh pertimbangan.

Bentuk-bentuk keberanian yang disebutkan dalam Alquran dan

Sunnah:

a. Keberanian menghadapi musuh dalam peperangan. Seorang

muslim harus berani membela agamanya hingga titik darah

penghabisan dan mati syahid.

Contohnya yaitu ketika Rasulullah melakukan perang Badar,

dengan kekuatan personil 300 orangberani menghadapi musuh

dengan kekuatan 1000 personil dan ternyata Rasulullah dan

para sahabat berhasil mencapai kemenangan.

b. Keberanian menyatakan kebenaran. Bahwasan nya kebenaran

harus disampaikan sekalipun mengandung resiko.

Rasulullah saw bersabda: “Jihad yang paling afdhal adalah

memperjuangkan keadilan di hadapan penguasa yang zalim.”

(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

c. Keberanian untuk mengendalikan diri tatkala marah.

Sumber Keberanian:

a. Rasa Takut Kepada Allah SWT

16

“(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah

Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa

takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan

cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Ahzab

33:39)

b. Lebih Mencintai Akhirat daripada Dunia

Bagi seorang muslim, dunia bukanlah tujuan akhir. Dunia

adalah jembatan menuju akhirat.

“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan

kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah"

kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? apakah kamu

puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di

akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia Ini (dibandingkan

dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.”(QS. At-Taubah

9:38).

c.Tidak Takut Mati

Kematian adalah sebuah kepastian. Cepat atau lambat setiap

orang pasti mati. Kalau ajal sudah datang tidak ada yang

dapat mencegahnya. Seorang muslim tidak takut mati, apalagi

mati dalam jihad. Setiap prajurit Islam pasti mendambakannya.

Bagi mereka kematian adalah jalan menuju sorga. Semangat

17

itulah yang menyebabkan para prajurit Islam punya keberanian

luar biasa.

d.Tidak Ragu-Ragu

Rasulullah SAW bersabda: “Tinggalkanlah apa-apa yang

meragukanmu, menuju apa-apa yang tidak meragukanmu.”

(HR.Tirmidzi dan Nasa’i).

e.Tidak Menomorsatukan Kekuatan Materi

Seorang muslim memang meyakini bahwa kekuatan materi

diperlukan dalam perjuangan, tapi materi bukanlah segala-

galanya. Di balik itu tetap Allah SWT yang menentukan.

f.Tawakal dan Yakin Akan Pertolongan Allah

Orang yang memperjuangkan kebenaran tidak pernah merasa

takut, karena setelah mengerahkan segala tenaga, tinggal dia

bertawakkal dan mengharapkan pertolongan dari Allah SWT.

“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-

sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah

niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya

Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya

Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”

(QS. Ath-Thalaq 65:3)

g.Hasil Pendidikan

Sikap berani lahir dari pendidikan, baik dirumah tangga,

sekolah, masjid maupun dari lingkungan. Anak-anak yang diasuh

dan dididik oleh orang tua pemberani juga akan tumbuh dan

berkembang menjadi pemberani. Demikianlah seterusnya.

Jubun atau Penakut

18

Lawan dari sifat syaja’ah adalah jubun (al-jubn), yaitu

penakut.

Allah SWT mencela orang-orang yang takut pergi ke medan

perang karena takut menghadapi musuh. Allah berfirman :

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan

kepada mereka : "Tahanlah tanganmu (dari berperang),

Dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" setelah

diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian

dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh),

seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu

takutnya. mereka berkata: "Ya Tuhan kami, Mengapa Engkau

wajibkan berperang kepada Kami? Mengapa tidak Engkau

tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada

beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia Ini

Hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang

yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.”

(QS.An-Nisa’ 4 :77)

7. TAWADHU’

Tawadhu’ artinya rendah hati, lawan dari sombong atau

takabur. Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih

dari orang lain, sementara orang yang sombong menghargai

dirinya secara berlebihan. Rendah hati tidak sama dengan

19

rendah diri, karena rendah diri berarti kehilangan kepercayaan

diri. Sikap tawadhu’ terhadap sesama manusia adalah sifat

mulia yang lahir dari kesadaran akan Kemahakuasaan Allah SWT

atas segala hamba-Nya.

Orang yang tawadhu’ menyadari bahwa apa saja yang dia miliki,

baik bentuk rupa yang cantik atau tampan, ilmu pengetahuan, harta

kekayaan, maupun pangkat dan kedudukan dan lain-lain sebagainya,

semuanya itu adalah karunia dari Allah SWT. Allah SWT berfirman :

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah

(datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka Hanya

kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl 16:53).

Dengan kesadaran seperti itu sama sekali tidak pantas bagi dia

untuk menyombongkan diri kepada sesama manusia, apalagi

menyombongkan diri terhadap Allah SWT.

Keutamaan Tawadhu’

“Tawadhu’, tidak ada yang bertambah bagi seorang hamba kecuali

ketinggian (derajat). Oleh sebab itu tawadhu’lah kamu, niscaya

Allah akan meninggikan (derajat)mu….” (HR. Dailami).

Di samping mengangkat derajatnya, Allah memasukkan orang-orang

tawadhu’ kedalam kelompok hamba-hamba yang mendapatkan kasih

sayang dari Allah Yang Maha Penyayang. Firman-Nya :

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-

orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila

20

orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata

(yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqan 25:63)

Bentuk-Bentuk Tawadhu’ dalam pergaulan bermasyarakat antara lain:

a.Tidak menonjolkan diri dari orang-orang level atau statusnya

sama, kecuali apabila sikap tersebut menimbulkan kerugian bagi

agama atau umat Islam.

b.Berdiri dari tempat duduknya dalam satu majelis untuk menyambut

kedatangan orang yang lebih mulia dan lebih berilmu daripada

dirinya, dan mengantarkannya ke pintu keluar jika yang

bersangkutan meninggalkan majelis.

c.Bergaul dengan orang awam dengan ramah, dan tidak memandang

dirinya lebih dari mereka.

d.Mau mengunjungi orang lain sekalipun lebih rendah status

sosialnya.

e.Mau duduk-duduk bersama dengan fakir miskin, orang-orang cacat

tubuh, dan kaum dhu’afa lainnya, serta bersedia mengabulkan

undangan mereka.

f.Tidak akan minum dengan berlebihan dan tidak memakai pakaian

yang menunjukkan kemegahan dan kesombongan.

Takabur atau Sombong

“Takabbur itu adalah menolak kebenaran dan melecehkan orang lain”.

(HR. Muslim).

Karena orang yang sombong selalu menganggap dirinya benar dan

lebih, maka dia tidak mau menerima kritikan dan nasehat dari orang

lain. Dia akan menutup mata terhadap kelemahan dirinya. Dia akan

menutup telinganya kecuali untuk mendengarkan pujian-pujian

terhadap dirinya.

“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di

muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku.

mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman

21

kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada

petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat

jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. yang demikian itu

adalah Karena mereka mendustakan ayat-ayat kami dan mereka selalu

lalai dari padanya.” (QS. Al-A’raf 7:146)

Karena dia jauh dari kebenaran, maka di akhirat nanti orang-

orang yang sombong tidak akan masuk sorga. Rasulullah SAW bersabda

:

“Tidak akan masuk sorga orang yang di dalam hatinya ada sebiji

zarah sifat sombong.” (HR.Muslim).

Sifat sombong adalah sifat warisan iblis yang menolak perintah

Allah untuk sujud kepada Adam AS. Iblis mengklaim dirinya lebih

mulia dari Adam, karena Adam diciptakan dari tanah sedangkan dia

diciptakan dari api, padahal-menurut-Iblis-api lebih mulia dari

tanah (baca QS.Al-Baqarah 2:34; Al-Hijr 15:28-35). Karena

kesombongannya itu pula dia tidak berniat untuk meminta ampun

kepada Allah SWT. Oleh sebab itu para Ulama mengatakan sifat

sombong adalah induk dosa-dosa.

Bentuk-Bentuk Takabur

Berikut ini adalah beberapacontoh bentuk-bentuk kesombongan dalam

pergaulan masyarakat :

a.Kalau mendatangi suatu majlis, dia ingin dan senang kalau para

hadirin berdiri menyambutnya, padahal Rasulullah saw

menyatakan :

“Barangsiapa menyenangi orang-orang berdiri menghormatinya, maka

bersiap-siaplah dia menempati tempat duduknya di neraka.”

(HR.Bukhari)

b.Kalau berjalan, dia ingin ada orang yang berjalan di

belakangnya, untuk

22

Menunjukkan bahwa dia lebih hebat dan lebih mulia dari yang

lainnya.

c.Tidak mau mengunjungi orang yang statusnya dianggap lebih rendah

dari dirinya.Dan dia tidak suka kalau orang yang dianggap rendah

statusnya itu duduk berdampingan dengannya atau berjalan

disisinya.

d.Merasa malu dan hina mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan

kalau berbelanja

tidak mau membawa sendiri barang belanjaannya karena akan

merendahkan derajatnya.

8.MALU

Malu (Al-Haya’) adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan

keengganan melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. Orang

yang memiliki rasa malu, apabila melakukan sesuatu yang tidak

patut, rendah atau tidak baik dia akan terlihat gugup, atau

mukanya merah. Sebaliknya orang yang tidak punya rasa malu, akan

melakukannya dengan tenang tanpa ada rasa gugup sedikitpun.

Diceritakan oleh seorang sahabat yang bernama Abu Sa’id Al-Khudry

bahwa Rasulullah saw jika melihat sesuatu yang tidak disukainya

warna muka beliau akan berubah.

“Adalah Rasulullah saw lebih pemalu dari gadis pingitan. Bila

melihat sesuatu yang tidak disukainya, kami dapat mengetahuinya

dari wajah beliau”. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)

Sifat malu adalah akhlaq terpuji yang menjadi keistimewaan ajaran

Islam. Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya semua agama itu mempunyai akhlaq, dan akhlaq Islam

itu adalah sifat sifat malu.” (HR. Malik)

Rasa malu adalah sumber utama kebaikan dan unsur kemuliaan dalam

setiap pekerjaan. RAsulullah saw bersabda:

23

“Kekejian itu selalu membuat segala sesuatu menjadi jelek,

sebaliknya malu itu selalu membuat segala sesuatu menjadi bagus.

“ (HR.Tirmidzi)

Bahkan menurut Rasulullah saw, andai kata sifat malu itu

berbentuk manusia, dia akan tampil sebagai searing yang saleh.

“Apabila sifat malu itu diumpamakan menjadi seseorang, maka ia

akan menjadi searing yang saleh. Dan andaikata sifat keji itu

diumpamakan seseorang, maka dia akan menjadi orang jahat.”

(HR.Thabrani)

Sifat malu dapat dibagi kepada tiga jenis:

1. Malu kepada Allah

Seseorang akan malu kepada Allah apabila dia tidak

mengerjakan perintah-Nya, tidak menjauhi larangan-Nya,

serta tidak mengikuti petunjuk-Nya.

2. Malu kepada diri sendiri

Orang yang malu terhadap Allah, dengan sendirinya malu

terhadap dirinya sendiri. Ia malu mengerjakan perbuatan

salah sekalipun tidak ada orang lain yang melihat atau

mendengarnya. Penolakan datang dari dirinya sendiri. Ia

akan mengendalikan hawa nafsunya dari keinginan-keinginan

yang tidak baik.

3. Malu kepada orang lain

Setelah malu pada dirinya sendiri, dia akan malu melakukan

sesuatu yangmerugikan orang lain.

Ketiga rasa malu di atas harus ditumbuhkan dan dipelihara

terus menerus oleh seorang Muslim. Lebih-lebih lagi malu

terhadap Allah SWT, karena malu kepada Allah inilah yang

menjadi sumber dari dua jenis malu lainnya.

9.SABAR

24

Secara etimologis, sabar (ash-shabr) berarti menahan dan

mengekang (al-habs wa al-kuf). Secara terminologis sabar berarti

menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena

mengharap ridha Allah. Yang tidak disukai itu tidak selamanya

terdiri dari hal-hal yang tidak disenangi seperti musibah

kematian, sakit, kelaparan dan sebagainya, tapi bisa juga berupa

hal-hal yang disenangi misalnya segala kenikmatan duniawi yang

disukai oleh hawa nafsu. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan

mengekang diri dari memperturutkan hawa nafsu.

Menurut Imam Al-Ghazali, sabar merupakan ciri khas

manusia. Binatang dan malaikat tidak memerlukan sifat sabar

karena binatang diciptakan tunduk sepenuhnya kepada hawa nafsu,

bahkan hawa nafsu itulah satu-satunya yang mendorong binatang

untuk bergerak atau diam. Binatang juga tidak memiliki kekuatan

untuk menolak hawa nafsunya. Sedangkan malaikat, tidak memerlukan

sifat sabar karena memang tidak ada hawa nafsu yang harus

dihadapinya. Malaikat selalu cenderung kepada kesucian, sehingga

tidak diperlukan sifat sabar untuk memelihara dan mempertahankan

kesuciannya itu.

Macam-Macam Sabar

Menurut Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya Ash-Shabr fi Al-Qur'an,

sabar dapat dibagi kepada enam macam :

a. Sabar Menerima Cobaan Hidup

b. Sabar dari Keinginan Hawa Nafsu

c. Sabar dalam ta'at kepada Allah SWT

d. Sabar dalam Berdakwah

e. Sabar dalam Perang

f. Sabar dalam Pergaulan

Keutamaan Sabar

25

Sifat sabar dalam Islam menempati posisi yang istimewa. Al-

Qur'an mengaitkan sifat sabar dengan bermacam-macam sifat mulia

lainnya.Karena sabar merupakan sifat mulia yang istimewa, tentu

dengan sendirinya orang-orang yang sabar juga menempati posisi

yang istimewa. Misalnya dalam menyebutkan orang-orang beriman yang

akan mendapat sorga dan keridhaan Allah SWT, orang-orang yang

sabar ditempatkan dalam urutan pertama sebelum yang lain-lainnya.

Jaza'u

Lawan dari sifat sabar adalah al-jaza'u yang berarti gelisah,

sedih, keluh kesah, cemas dan putus asa.

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia

mendapat kebaikan ia amat kikir,

Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat," (QS.Al-Ma'arij 70:

19-22)

Ketidaksabaran dengan segala bentuknya adalah sifat yang

tercela. Orang yang dihinggapi sifat ini, bila menghadapi hambatan

dan mengalami kegagalan akan mudah goyah, berputus asa dan mundur

dari medan perjuangan. Sebaliknya apabila mendapatkan keberhasilan

juga cepat lupa diri. Menurut ayat di atas, kalau ditimpa

kesusahan dia berkeluh kesah, kalau mendapat kebaikan ia amat

kikir. Semestinyalah setiap Muslim dan Muslimah menjauhi sifat

yang tercela ini.

10. PEMAAF

Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan

orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk

membalas. Dalam bahasa Arab sifat pemaaf tersebut disebut dengan

26

al-'afwu yang secara etimologis berarti kelebihan atau yang

berlebih, sebagai mana terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 219 :

"Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.

Katakanlah: " yang lebih dari keperluan.."(QS. Al-Baqarah 2:219)

Yang berlebihan seharusnya diberikan agar keluar. Dari

pengertian mengeluarkan yang berlebih itu, kata al-'Afwu kemudian

berkembang maknanya menjadi menghapus. Dalam konteks bahasa ini

memaafkan berarti menghapus luka atau bekas-bekas luka yang ada

di dalam hati.

Sifat pemaaf adalah salah satu dari manifestasi ketaqwaan kepada

Allah SWT sebagaimana yang dinyatakan dalam firman-Nya :

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada

surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk

orang-orang yang bertakwa,

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu

lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan

mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang

berbuat kebajikan."

Dendam

Lawan dari sifat pemaaf adalah dendam, yaitu menahan rasa

permusuhan di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas.

Seorang yang pendendam tidak akan mau memaafkan kesalahan orang

lain sekalipun orang tersebut meminta maaf kepadanya. Bagi dia,

tidak ada maaf sebelum dia dapat kesempatan membalaskan sakit

hatinya.

Orang yang enggan memberi maaf pada hakikatnya enggan

memperoleh pengampunan dari Allah SWT. Allah SWT sendiri Yang Maha

Kuasa berjanji akan memberikan maaf dan ampunan kepada setiap

27

orang yang meminta ampun kepada-Nya. Apa alasan manusia yang dha'if

untuk tidak memberikan maaf kepada sesama.

Abu Bakar RA pernah bertekad untuk menghentikan bantuan

keuangan kepada kerabatnya ataupun orang lain yang ikut terlibat

menyiarkan berita bohong yang disebarluaskan oleh orang-orang

munafik Madinah untuk menjatuhkan nama 'Aisyah binti Abi Bakr, dan

untuk seterusnya tentu akan merusak nama baik Rasulullah saw

sendiri sebagai suami 'Aisyah. Allah SWT menurunkan firman-Nya

menegur tekad Abu Bakar tersebut :

"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan

di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi

(bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan

orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka

mema'afkan dan berlapang dada. apakah kamu tidak ingin bahwa Allah

mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang." (QS. An-Nur 24:22)

Sifat pendendam tidak hanya merusak pergaulan bermasyarakat

tapi juga merugikan dirinya sendiri. Energi akan terkuras dalam

memelihara dan berusaha untuk melampiaskan dendamnya. Setiap kali

dia melihat orang yang dia dendami, atau bahkan hanya melihat

rumah, kantor atau kendaraannya saja, hatinya sakit dan semangat

membalas dendamnya meluap-luap. Hal itu tentu akan menguras

energinya dan membuat dia kelelahan. Oleh sebab itu jauhilah sifat

pendendam betapapun kecilnya.

Andaikata seseorang tidak mampu menguasai marahnya segera

terhadap orang lain yang menyakiti atau menyinggung perasaannya,

dia boleh menghindar untuk menenangkan dan menguasai nafsu

marahnya. Rasulullah saw memberi waktu tiga hari, karena tiga hari

tersebut dianggap sudah cukup untuk meredakan kemarahan. Setelah

itu dia wajib kembali menyambung tali persaudaraan dan

persahabatan sesama Muslim. Rasulullah saw bersabda :

28

"Tidaklah halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih

dari tiga hari; keduanya bertemu tapi saling memelingkan mukanya.

Dan yang paling baik di antara keduanya ialah yang memulai lebih

dahulu mengucapkan salam." (HR. Muttafaqun 'Alaih)

C. Faktor yang mempengaruhi terhadap akhlaq seseorang

Akhlak Pribadi seseorang tidaklah selalu baik. Karena

pada dasarnya akhlak seseorang itu ada dua macam yaitu akhlak

baik dan aklak buruk. Ada juga akhlak pribadi seseorang yang

baik kemudian dapat berubah menjadi buruk karena iman

seseorang yang kurang kuat dan terpengaruh oleh beberapa

faktor dari luar diantaranya :

a. Faktor Lingkungan

Jika kita hidup dalam lingkungan yang bukan kaum

muslim, yang kesehariannya masyarakatnya berbuat

maksiat, maka seseorang terkadang imannya akan goyah.

Oleh karena itu iman yang kuat dibutuhkan oleh kaum

muslim. Dan sebaiknya berhati-hatilah dalam memilih

lingkungan.

b. Faktor teman

Teman dapat mempengaruhi akhlak seseorang

ibaratnnya “ jika kita dekat dengan penjual parfum

maka kita akan harum, dan jika kita dekat dengan

penjual tembakau maka kita akan bau tembakau “ jadi

pada intinya teman dapat mempengaruhi akhlak

seseorang. Oleh karena itu kita harus pandai-pandai

dalam bergaul agar akhlak kita tidak terpengaruh

kepada orang lain. Tentunya akhlak yang tidak baik.

c. Faktor intern

Yaitu faktor yang timbul dari dalam diri manusia

itu sendiri. Adapan yang termasuk dalam faktor intern

29

adalah sebagai berikut : Gharizah atau naluri

(instink) Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin gharizah adalah

suatup embawaan yang menyebabkan seseorang itu dapat

berbuat apa yangdi kehendakinya tanpa lebih dahulu

melakukan apa yang akandi perbuatnya untuk mengerjakan

perbuatan ini.

Oleh karena ada beberapa cara agar akhlak pribadi

seseorang terbentuk baik diantaranya sebagai

berikut :

1. Akidah (Keyakinan) Yang Benar

2. Berdo’a kepada Allah SWT

3. Mujahadah (Perjuangan)

4. Muhasabah (Intropeksi Diri )

5. Tafakkur (Merenung) Dampak positif dari Akhlak Mulia

6. Melihat dampak negatif dari akhlak tercela

7. Jangan Pernah Berputus asa

8. Bercita – cita yang Tinggi

9. Berpaling dari orang-orang yang bodoh (Jahil)

10. Terbuka dengan Kritikan dan Saran

11. Bersahabat dengan orang memiliki akhlak mulia

12. Membaca Buku-buku tentang akhlak

BAB III

30

KESIMPULAN

1. Akhlak pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban

terhadap dirinya disertai dengan larangan merusak,

meminasakan dan menganiyaya diri sendiri baik secara

jasmani maupun secara rohani.

2. Akhlak pribadi seseorang itu ada dua macam yaitu akhlak

pribadi yang baik dan akhlak pribadi yang buruk. Aklak

pribadi yang baik misalnya sidiq, iffah, amanah,

mujahadah, istiqomah, saj’ah, tawadhu, malu, dan lain

sebagainya. Akhlak pribadi yang buruk misalnya suka

berbohong, berkhianat, pantang menyerah tidak tau malu

dan lain sebagainya.

3. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi akhlak pribadi

seseorang yaitu antara lain:

a. Faktor intern yaitu faktor yang mempengaruhi dalam diri

sendiri

b. Faktor ekstern yaitu faktor dari luar baik dari

keluarga, kelpompok, sahabat ataupun masyarakat.

Oleh karena itu agar sifat pribadi seseorang muslim

selalu terjaga dengan baik ada beberapa cara agar

akhlak pribadi seseorang terbentuk baik diantaranya

sebagai berikut : Akidah (Keyakinan) Yang Benar,

Berdo’a kepada Allah SWT, Mujahadah (Perjuangan),

Muhasabah (Intropeksi Diri ), Tafakkur (Merenung)

Dampak positif dari Akhlak Mulia, Melihat dampak

negatif dari akhlak tercela , Jangan Pernah Berputus

31

asa, Bercita – cita yang Tinggi, Berpaling dari orang-

orang yang bodoh (Jahil) dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Asmaran, 1992. “Pengantar Studi Akhlak”. Jakarta : Rajawali

Citra Pers

Idris, Mardjoko, M,Ag. 2013. “Ayat-ayat Doa Dalam Al-Qur’an

Analis Konteks” Yogyakarta : Karya Media

Ilyas ,Yunahar. 2012. “Kuliah Akhlaq”. Yogyakarta: LPII

32