97320086 Fidyana.pdf - dspace UII
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of 97320086 Fidyana.pdf - dspace UII
PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANTARA
REMAJA YANG BEKERJA DENGAN REMAJA YANG KULIAH
SKRIPSI
ISLAM
Oleh :
F I D Y A N A
97 3200 86
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2003
PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANTARA
REMAJA YANG BEKERJA DENGAN REMAJA YANG KULIAH
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna MemperolehGelar Sarjana Strata Satu (SI) Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
Oleh :
FIDYANA
97 320 086
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2003
HALAMAN PERSEMBAHAN
%u persem6aft%in %arya ini Vntuf^
(Bapaf^dan Mama'Saudara-Saudara Se^andung^u
Seseorangyang sangat Serarti datam fUdup^u
cTerima %asih atas semua ^asih sayangyang tutus, doa, cinta danperflationyang terus mengadr.
IV
UCAPAN TERIMA KASIH
(JxJxJIl-jj All ,Us\\
Tiada ucapan yang layak Penulis ucapkan selain rasa syukur atas segala
nikmat dan karunia Allah yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul " Perbedaan Kemandirian Antara Remaja
yang Sekolah Dengan Bekerja yang Kuliah ". Skripsi ini dibuat guna memenuhi
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
Dalam proses penulisan Skripsi ini sejak awal sampai selesai, penulis sangat
berhutang budi kepada berbagai pihak yang telah rela dan ikhlas membimbing dan
memberi bantuan kepada penulis. Untuk itu, penulis menghaturkan ucapan terima
kasih yang tak terhingga, antara lain kepada:
1. Ibu Dr. Sukarti, selaku Dekan Fakultas Psikologi UII.
2. Ibu Dra. Wisjnu Martani, SU, selaku dosen pembimbing utama yang selama
ini telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi yang
sangat berarti.
VI
10. Keluarga besar Bapak B. Iskandar, atas doa dan perhatiannya serta yang telah
menganggap penulis sebagai bagian dari keluarganya.
11. Ibu Suwandi dan keluarga, atas perhatian dan kasih sayangnya.
12. Pangeran-pangeran kecilku, Iqbal dan Raihan, kepolosan, keluguan dan
celoteh kalian sangat menghiburku.
13. Ita yang selalu setia menemaniku ke mana saja, teman suka duka di Yogya
dan terima kasih mottonya "Jika kau ingin bahagia berhentilah berkeluh
kesah".
14. lin yang telah meminjamkan buku-bukunya. Lili atas perhitungan statistiknya.
Nova dan Dewi atas dukungannya. Kalian adalah teman terbaikku.
15. Teman-teman kosku, Yoni, Vita, Endah, Tiwi dan Mbak Sari. Kebersamaan
kita selama ini memiliki arti tersendiri buatku.
16. Ex anak-anak 5B, Mbak Leni, Mbak Ririn, Mbak Lidya, Mbak Rahma, Mbak
Santi, Mbak Krisna, Mbak Dita, Mbak Hennin, Mbak Nur, Mbak Eni, Mbak
Erna, Mbak Aan, Mbak Emi, Mbak Anggi, Mbak Devi, Fitri, Yeti, Jack dan
Opiet. Keceriaan, kebahagiaan, keusilan, kekompakan dan perhatian kalian
telah membuat "warna" tersendiri dalam hidupku dan menjadikanku sosok
yang dewasa. Aku kan selalu merindukan kalian.
17. Teman-temanku angkatan 97, Najmah, Aa', Mia, Yana, Yeni, Ima, Irma,
Wahyu, Uni, Mela, Dewi, Dina, Rini, Ahmad dan lain-lainnya yang selalu
setia menanyakan perkembangan skripsiku.
18. Mbak Kom dan Mbak Yani yang telah membantu penulis menyebarkan skala.
vi u
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO
UCAPAN TERIMA KASIH v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Tujuan Penelitian g
C. Manfaat Penelitian 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 9
A. Kemandirian 9
1. Pengerrian Kemandirian 9
2. Ciri-ciri Kemandirian 10
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian 12
4. Perkembangan Kemandirian 15
5. Pentingnya Kemandirian 17
6. Kemandirian Pada Remaja 18
B. Dunia Kerja 20
C. Remaja dan Dunia Kerja 21
D. Remaja dan Kuliah 23
E. Hipotesis 24
BAB III. METODE PENELITIAN 26
A. Identifikasi Variabel Penelitian 26
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 26
C. Subyek Penelitian 27
D. Metode Pengumpulan Data 27
E. Validitas dan Reliabilitas 29
F. Metode Analisis Data 30
BAB IV. LAPORAN PENELITIAN 31
A. Persiapan Penelitian 31
1. Orientasi Kancah Penelitian 31
2. Persiapan Penelitian 32
3. Persiapan Alat Ukur 32
4. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur 33
5. Hasil Uji Coba Alat Ukur 33
6. Perbaikan Alat Ukur 35
B. Pelaksanaan Penelitian 36
C. Hasil Penelitian Dan Analisis Data 37
XI
1. Deskripsi Data Penelitian 37
2. Uji Asumsi 39
a. Uji Normalitas 39
b. Uji Hipotesis 39
D. Pembahasan 39
BAB V. PENUTUP 45
A. Kesimpulan 45
B. Saran-Saran 45
DAFTAR PUSTAKA 46
LAMPIRAN 49
xn
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sebaran aitem-aitem skalakemandirian 28
Tabel 2. Sebaran Aitem-Aitem Alat Ukur Kemandirian Sebelum dan Sesudali
Uji Coba 34
Tabel 3. Perbaikan Nomor Alat Ukur Kemandirian 35
Tabel 4. Jumlah Aitem-Aitem pada setiap Aspek 35
Tabel 5. Deskripsi Data Penelitian 37
Tabel 6. Kriteria Kategorisasi Skala Kemandirian 38
xin
DAFTAR LAMPIRAN
A. ALAT PENGUMPUL DATA 49
1. Skala Kemandirian 49
2. Kunci Jawaban Skala Kemandirian 51
B. DataUji coba rj
C. Analisis Data Uji coba g6
D. Data Penelitian 6«
E. Analisis Data Penelitian 76
F. Surat Izin Penelitian 7o
xiv
HALAMAN PENGESAHAN
Dipertabankan di depan Panitia Ujia SkripsiFakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia
Diterima untuk Memenuhi SebagianSyarat-syarat Guna Memperoleh
Derajat Sarjana SI PsikologiPada Tanggal:
0 8 AUG 2GG3
MengesahkanFakultas Psikologi
Unjv^fsTlas Islam Indonesia,*I Deka^,
(Dr. Sukarti)
Panitia Ujian Skripsi Tanda Tangan
1. Wisjnu Martani, SU
2. DR. Sukarti
3. Irwan Nuryana K, S.Psi
19. Sonya, Dina, Yova, Dani, Anrina, Rini, Yuni, Faisal serta anak-anak Tg.
Uban dan P. Sambu lainnya, nasib kita yang sama telah mempererat tali
persaudaraan kita selama ini.
20. Sahabat-sahabat setiaku Elin, Anggun, Novi, Ike, Yanti, Yessy, Etik, lluk, Ike
K, Ita, Dina, Rini, Tomi, Bondan, Yayat, Cindy, Roni. Semoga persahabatan
kita terjalin selamanya.
21. Anak-anak Mandarin Smile Group, Gita P, Gita S, Absah, Angga, Fitri, Dian
Didin, Dwi, Agus, Maya dan tentor yang baik, Pak Agus. Semoga kita dapat
memanfaatkan ilmu yang telah kita pelajari bersama.
22. Semua pihak yang telah membantu penulis selama berada di Yogyakarta,
khususnya dalam menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi di Fakultas
Psikologi UII.
Sekali lagi, penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih yang sebesar-
besarnya. Hanya kepada Allah SWT,puja dan puji pantas kita haturkan.
Yogyakarta, Juni 2003
(PenuCis
IX
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia sebagai negara yang sedang membangun mencantumkan sumber
daya manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan. Sumber daya
manusia apabila dilihat dari segi kuantitasnya, sangatlah besar. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai lebih dari 200 juta
jiwa (Kompas, 9 Maret 2001). Jumlah yang besar ini menjadi tantangan yang
sangat berat bagi bangsa Indonesia, karena bila dipersiapkan dengan baik dan
sejak dini akan memperlancar tercapainya keberhasilan pembangunan. Namun
sebaliknya, jika tidak dipersiapkan dengan baik justru akan menghambat bahkan
dapat menjadi sumber kegagalan pembangunan.
Pembangunan itu sendiri membutuhkan pelaksanaan yang
berkesinambungan, artinya bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan
sebelumnya akan terus dilanjutkan oleh generasi selanjutnya, sehingga proses
pembangunan tidak akan berhenti di tengah jalan. Hal ini membawa konsekuensi
bahwa pengaturan sumber daya manusia dalam proses pembangunan harus
dimulai dengan penanganan generasi muda sebagai generasi penerus, yaitu
generasi yang akan meneruskan pembangunan yang telah dilaksanakan oleh
generasi terdahulu (Munandar, 1994).
Berbicara mengenai masa depan suatu bangsa dengan segala derap
pembangunan yang menyertainya, harus dipikirkan tentang remaja sebagai calon
penerus pembangunan bangsa yang menentukan arah kehidupan bangsanya
(Nuryoto, 1993). Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya penanganan anak
dan remaja sebagai generasi penerus tulang punggung pembangunan. Pemerintah
mempersiapkan remaja sedemikian rupa, sehingga diharapkan remaja Indonesia
akan memiliki karakteristik sebagai manusia Indonesia yang berkuahtas, yaitu
berbudi pekerti luhur, tangguh, sehat, cerdas, patriotik, berdisiplin, kreatif,
produktif dan profesional. Remaja dengan kualitas demikianlah yang diharapkan
dapat membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang adil dan makmur
(Nahattands, 1994).
Namun menurut Supriyoko (2000) kualitas sumber daya manusia
Indonesia sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda yang memuaskan.
Terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997,
yang selanjutnya merembet ke bidang lainnya yang sampai sekarang ini belum
dapat diatasi, secara tidak langsung menunjukkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia belum memuaskan. Berdasarkan informasi dari UNDP dalam Human
Development Report 1999, dapat diketahui bahwa indeks pembangunan Indonesia
relatif rendah, bukan saja lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara
maju tetapi juga lebih rendah dari negara-negara di Asia Tenggara pada
umumnya.
Hal yang penting dalam usaha peningkatan kualitas ini bukan hanya
berupa bekal ilmu pengetahuan, keterampilan, keahlian, ataupun penguasaan
terhadap teknologi belaka, namun juga menyangkut pembangunan mental atau
kepribadian remaja sebagai aspek yang penting dalam penilaian kualitas diri
seseorang. Salah satu unsur kepribadian yang dianggap penting bagi kehidupan
manusia dalam kaitannya dengan dunia luar adalah kemandirian. Kemandirian
adalah salah satu ciri manusia yang berkuahtas (Nawawi, 1994) dan juga salah
satu ciri manusia yang bersifet non fisik (Suardiman, 1993). Sikap dan perilaku
mandiri diyakini mampu mengantar individu menuju kesuksesan dalam menjalani
hidup dan kehidupan bersama (Nawawi, 1994), serta membentuk insan yang
produktif dan kreatif (Suardiman, 1993). Kemandirian mencerminkan kualitas
manusia yang mampu berdiri di atas kaki sendiri, membuat pilihan dan
mengambil keputusan (Munandar,1994). Selain itu, kemandirian sangat penting
dimiliki oleh remaja, agar mantap dalam bersikap dan melaksanakan tugas,
mampu bersikap tegas, tidak tergantung pada orang lain, dan bertanggung jawab
terhadap apa yang dikerjakannya (Nuryoto, 1993).
Masa remaja merupakan salah satu periode dari proses perkembangan
manusia. Peristiwa-peristiwa yang dialami pada masa ini dirasakan lebih
kompleks dari masa sebelumnya. Hurlock (1990) menyatakan bahwa keinginan
untuk mandiri berkembang pada masa remaja dan mencapai puncaknya pada masa
remaja akhir. Nuryoto (1993) menyatakan bahwa kemandirian merupakan
kemampuan psikologis yang seharusnya sudah dimiliki secara sempurna oleh
individu pada masa remaja akhir. Remaja, baik itu laki-laki maupun perempuan
sebagai penerus bangsa dan pemegang estafet pembangunan diharapkan dapat
mencapai kemandirian ketika memasuki masa remaja akhir. Remaja akhir yang
memasuki usia dewasa akan lebih mudah menghadapi tantangan-tantangan dalam
kehidupan karena adanya kemandirian di dalam dirinya.
mandiri baik secara fisik maupun psikis. Selain itu juga remaja yang bekerja tidak
dapat mengembangkan ide-ide mereka secara optimal, karena biasanya mereka
dituntut untuk mengerjakan tugas dengan cepat dan harus mengikuti aturan-aturan
serta ide-ide dari atasan mereka.
Ketika mereka menghadapi kesulitan di bidang pekerjaan, walaupun
mereka dapat meminta pendapat dari orangtua dan teman sekerjanya, mereka
juga harus berhati-hati. Terutama jika meminta pendapat dari teman sekerja,
karena dikhawatirkan pendapat tersebut malah menjerumuskan mereka, jika
mereka tidak mampu menghadapi masalah, mereka bisa saja mengajukan surat
pengunduran diri pada tempat mereka bekerja, namun mereka harus ingat bahwa
setelah itu mereka harus mencari pekerjaan lain, karena jika tidak mereka hanya
akan menambah beban orangtua. Ketika mendapat pekerjaan baru mereka harus
memulai semuanya dari awal lagi.
Keadaan kerja yang seperti ini, membuat remaja mau tidak mau harus
mandiri, padahal banyak remaja yang tidak siap dengan keadaan ini, karena dunia
kerja sangatlah berbeda dengan dunia sekolah, sehingga ketika mereka memasuki
dunia kerja mereka akan kaget dan tidak stabil.
Remaja yang kuliah maupun remaja yang bekerja harus memiliki
kemandirian sebagai pertahanan diri yang baik, sehingga segala tindakan mereka
tidak merugikan orang lain dan diri mereka sendiri serta dapat
dipertanggungjawabkan oleh remaja tersebut. Apalagi dengan makin banyaknya
pengaruh yang datang dari luar, yang kemungkinan besar dapat mempengaruhi
Ciri-ciri
Mei
Bebas,
tidak be
Berinisi
penuh ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kemandirian
1. Pengertian Kemandirian
Menurut Masrun (1986) kemandirian merupakan modal dasar bagi
manusia dalam menentukan sikap dan perbuatan terhadap lingkungannya.
Selanjutnya diterangkan bahwa kemandirian akan mendorong manusia untuk
berprestasi dan berkreasi sehingga dapat menghantarkan orang tersebut menjadi
makhluk yang produktifdan efisien serta membawa dirinya ke arah kemajuan.
Munandar (1994) mendefinisikan kemandirian sebagai suatu kemampuan
psikologis yang memungkinkan individu mampu mengatur dan mengarahkan diri
sendiri, membuat pilihan dan mengambil keputusan sendiri. Implikasinya,
individu yang memiliki kemandirian tinggi akan mampu bertanggung jawab,
berani menghadapi masalah dan resiko, serta tidak mudah terpengaruh pada orang
lain (Nuryoto, 1993).
Basri (1996) mengartikan kemandirian adalah keadaan seseorang dalam
kehidupannya yang mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan
orang lain. Kemampuan tersebut hanya akan diperoleh jika seseorang mampu
untuk memikirkan secara seksama tentang sesuatu yang dikerjakannya dan
diputuskannya, baik dari segi manfaat ataupun kerugian yang akan dialaminya.
Siswoyo (Nurusifa, 2000) mendefinisikan kemandirian sebagai suatu karakteristik
individu yang mengaktualisasikan dirinya menjadi seoptimal mungkin, dan
ketergantungan pada tingkat yang relatif kecil. Orang-orang yang demikian, relatif
9
3. Progresif dan ulet, artinya faktor ini ditunjukkan dengan adanya usaha untuk
meraih prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta mewujudkan harapan-
harapan.
4. Pengendalian dari dalam (internal locus of control), artinya faktor ini
menyangkut adanya perasaan mampu untuk mengatasi masalah yang dihadapi,
kemampuan untuk mengendalikan tindakannya serta adanya kemampuan
mempengaruhi lingkungannya, dan atas usahanya sendiri.
5. Kemantapan diri (self-esteem, self-confidence), artinya faktor ini mencakup
aspek rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri, menerima dirinya dan
memperoleh kepuasan dari usahanya.
Menurut Danuri (Nurusifa, 2001) ciri-ciri kemandirian dapat dilihat dari:
1. Adanya tendensi untuk berperilaku bebas dan berinisiatif, mampu berpikir dan
berpendapat secara kreatif.
2. Adanya tendensi untuk percaya diri dan tidak tergantung pada orang lain.
Artinya percaya pada kemampuan yang dimiliki.
3. Adanya sikap original (keaslian) yang bukan sekedar menerima orang lain.
Artinya dalam bertindak maupun berpikir, individu mampu menentukan jalan
terbaik tanpa sekedar menerima pendapat orang lain.
4. Tidak mengharapkan pengarahan dari orang lain karena merasa mampu
mengatasi masalah yang sedang dihadapi sendiri.
5. Adanya tendensi untuk mencoba segala sesuatu sendiri. Artinya memiliki
keinginan mencoba hal-hal baru tanpa tergantung pada orang lain.
Suyoto dkk (Nurusifa, 2001) juga menyebutkan ciri-ciri kemandirian yang
hampir serupa yaitu :
1. Menemukan dirinya atau identitas dirinya.
2. Memiliki inisiatifdalam berpikirdan bertindak.
3. Bertanggungjawab atas semua tindakan yang telah dilakukannya.
4. Mampu melepaskan diri dari ikatan yang tidak perlu.
5. Membuat pertimbangan-pertimbangan sendiri dalam bertindak.
6. Mampu mengambil keputusan sendiri dalam bentuk kemampuan memilih.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri
kemandirian adalah bebas, artinya bertindak atas kehendak sendiri. Berinisiatif
artinya mampu berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh inisiatif.
Progresif dan ulet yaitu adanya usaha untuk meraih prestasi. Pengendalian dari
dalam yaitu perasaan mampu untuk mengatasi masalah yang dihadapi, dan ciri
yang terakhir adalah kemantapan diri yaitu mencakup aspek rasa percaya.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian
Leiner dan Spainer (Nuryoto, 1993) menyatakan bahwa perkembangan
individu, selain ditentukan oleh kondisi dirinya sendiri, juga dikaitkan dengan
kehidupan kelompok dalam hngkungan masyarakat sekitamya. Faktor-faktor
tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor kodrati dan faktor hngkungan
(Masrundkk, 1986).
13
a. Faktor Kodrati.
1. Urutan Kelahiran.
Pengaruh dan urutan kelahiran ini, sebenarnya lebih pada perlakuan dan
orangtua dan saudara yang ditenma oleh masing-masrng anak, demikian pulaharapan-harapan yang diberikan oleh mereka (Hurlock, 1999).
Penyebab kondisi mi dapat dijelaskan dengan teon Adler (1993) tentangurutan kelahiran (birth order), anak pertama dengan posisi bertahan, anak kedua
dan seterusnya dengan tuntutan untuk dapat menduduk, posisi kakaknya,sedangkan anak bungsu dihadapkan pada masalah bagaimana ia mendapatkanperhatian orangtua di saat peluangnya lebih kecil dibandingkan dengan kakak-kakaknya. Akibatnya, anak sulung yang berhasil menyesuaikan dinnya sebaga,kakak, ia akan tumbuh sebagai pribadi yang mandiri.
2. Faktor Jenis Kelamin
Penelitian Nuryoto (1993) menunjukkan hasil bahwa kemandirian prialebih tinggi dan wamta. Menurut Kimmel (1990) pna tidak mudah dipengaruhi,dominan, sangat aktif, dapat memutuskan sesuatu secara mudah, sukabertualang, sangat percaya diri, ambisius dan tidak tergantung, namun Masrundkk (1986) member, catatan bahwa kemungkman besar perbedaan itu lebihmerupakan suatu akibat perbedaan kesempatan dan pengasuhan yang ditenmapria dan wanita.
14
b. Faktor Lingkungan.
1. Faktor Tingkat Demokratik Orangtua.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mulyati (1997) memperoleh
beberapa hasil, diantaranya adalah pola asuh demokratik mampu memberikan
sumbangan terhadap kompetensi interpersonal anak. Kompetensi interpersonal
ini oleh Buhrmester dkk (Mulyati, 1997) dibagi menjadi lima aspek, yaitu :
inisiatif, keterbukaan (self-disclosure), asertivitas, dukungan emosional
(emotional support) dan pengatasan konflik. Kelima aspek ini diharapkan
dapat berfungsi secara aktifdan mendukung individu untuk mandiri.
2. Faktor Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud adalah lingkungan pendidikan seseorang,
baik itu di sekolah sebagai pendidikan formal maupun keluarga sebagai
pendidikan non formal (Wahjuningsih, 1994). Faktor pendidikan ini
mengandung pengertian bahwa penting sekali peran serta yang aktif dari guru
dan orangtua dalam menumbuhkembangkan nilai-nilai pada seseorang. Nilai-
nilai menurut Schaefer (1996) akan membantu membentuk kepribadian
seseorang, termasuk didalamnya sikap kreatif, peduli, menghargai dan juga
mandiri.
Selain mengandung nilai-nilai, menurut Dusek (Nuryoto, 1993)
pendidikan formal juga dapat mengasah kecerdasan seseorang. Kecerdasan
atau intelegensi merupakan suatu kemampuan berpikir secara cepat, tepat dan
dapat memecahkan masalah yang dihadapi hngkungan secara global pada
individu untuk bersikap secara tepat, berpikir secara rasional dan dapat
15
menghadapi lingkungan secara kuantitatif, sehingga semakin tinggi tingkat
pendidikan formal seseorang maka semakin tinggi pula tingkatkemandiriannya.
3. Faktor Pekerjaan
Fhppo (Nurusifa, 2001) menyatakan bahwa orang cenderung tidak
mandiri bila dihadapkan pada situasi kerja yang tidak sesuai dengan
kebutuhan dirinya, maka ia cenderung akan mencan pekerjaan lain sesuai
kebutuhan dirinya. Centers (Nurusifa, 2001) menyatakan bahwa yang
membuat orang puas dengan pekerjaannya antara lain adalah kesesuaian
dengan minatnya, prestis yang melekat pada pekerjaan, kreatifitas yangdituntut dalam kerjanya, serta kebebasan dan kemandirian.
Hasil uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yangmempengaruhi kemandirian adalah faktor kodrati yang terdiri dan urutan
kelahiran, dan jenis kelamm. Faktor lingkungan yang terdiri dan tmgkatdemokratik orang tua, pendidikan dan pekerjaan.
4. Perkembangan Kemandirian
Kemandinan menurut Soetjiningsih (1992) tidak terbentuk secara
mendadak atau terjadi begitu saja dalam waktu yang singkat, tetap, melalui proses
panjang semenjak masa anak-anak. Anak mulai tidak tergantung lagi pada ibu,
bersamaan dengan kemampuan fisiknya yang mulai berkembang, serta
bertambahnya kemampuan dalam sosialisasi. Menurut Furhmann (1990)
16
perkembangan kemandirian juga ditentukan oleh kesempatan untuk menyatakanketidaksetujuan dan sekaligus mendukung opini atau pendapat seseorang.
Ada tiga lembaga pendidikan yang mempengaruhi perkembangankemandirian yaitu keluarga, masyarakat dan sekolah. Keluarga adalah lembagapertama yang mempengaruhi perkembangan kemandirian, oleh karena itukemandirian banyak dipengaruhi oleh kondis, keluarga serta hubungan orangtuadan anak. Lembaga pendidikan masyarakat adalah lembaga yang luas dan sangatkompleks sehmgga su.it dikontrol, padahal lembaga mi sangat mempengaruhiperkembangan seseorang. Pendidikan di sekolah juga penting bagi perkembangankarena beberapa alasan. Pertama, sekolah dapat melakukan deteksi dim Jlkaorangtua mengalami depnvasi dan tidak dapat mendidik anak dengan baik, sertamengupayakan intervensi dim untuk menyelamatkan anak yang bersangkutan.Kedua, sekolah adalah satu-satunya lembaga yang bekerja dengan anak-anak danyang sekaligus bekerja sama dengan orangtua. Ketiga, orangtua senng terbiasauntuk mengarahkan dan mendikte apa yang harus dilakukan anak dan bagaimanamelakukannya (Wall, dalam Fatmah 2002).
Heather (SusUawati dalam Nurusifa, 2001) menyatakan bahwa tahap demitahap dilalui, hingga anak memasuki masa remaja. Saat in, mereka dituntu, u„,ukdapa, melaksanakan beberapa tugas perkembangan, di antaranya adalah dapa,membangun hubungan dengan ,eman sebaya dan dapa, melaksanakan peranjemsnya. Hurlock (Masrun dkk, 1986) berpendapa, bahwa keing.nan uMukmandiri yang tampak nngan pada masa anak-anak akan berubah menjadi suatumina, pribadi (persona, Mere*) yang mendesak dan akan berlanju, hingga remaja
17
akhir. Hal ini didukung oleh pernyataan Nuryoto (1993), bahwa kemandirian
merupakan salah satu kemampuan psikologis yang seharusnya sudah dimiliki
sempurna oleh remaja akhir. Kemandirian remaja menurut Nuryoto (1993) akan
tercapai bila terlihat adanya sikap lepas dari orangtua, bebas menentukan sendiri
sikapnya, tidak mudah terpengaruh, konsekuensi terhadap kata-kata dan
tindakannya serta tidak kekanak-kanakan.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian telah berkembang
sejak individu masih kecil, dan akan terus berkembang seiring bertambahnya usia
dan akhirnya menjadi sifat yag relatif tetap pada masa remaja. Tiga lembaga
pendidikan yang mempengaruhi perkembangan kemandirian, yaitu keluarga,
masyarakat dan sekolah.
5. Pentingnya Kemandirian
Kemandirian secara psikologis dianggap penting, karena seseorang
berusaha menyesuaikan diri secara aktif dengan hngkungannya. Tanpa
kemandirian orang tidak mungkin mempengaruhi dan menguasai lingkungan,
tetapi sebaliknya ia akan banyak menerima pengaruh lingkungan dan dikuasai
lingkungan, karena itu kemandirian merupakan modal dasar bagi manusia dalam
menentukan sikap dan perbuatan terhadap hngkungannya. Kemandirian
mendorong individu untuk berprestasi dan berkreasi, sehingga kemandirian dapat
mengantar individu menjadi makhluk yang produktif dan efisien serta membawa
dirinya ke arah kemajuan (Masrun dkk, 1986).
Kemandirian adalah salah satu ciri manusia yang berkuahtas (Nawawi,
1994) dan salah satu aspek kepribadian manusia yang bersifat non fisik
(Suardiman, 1993). Kemandirian mencerminkan kualitas manusia yang mampu
berdiri di atas kaki sendiri, membuat pilihan dan mengambil keputusan
(Munandar, 1994). Selain itu kemandirian sangat penting dimiliki remaja, agar
remaja mantap dalam bersikap dan melaksanakan tugas, mampu bersikap tegas,
tidak tergantung pada orang lain, dan bertanggungjawab terhadap apa yang
dikerjakannya (Nuryoto, 1993).
6. Kemandirian pada Remaja
Remaja diterjemahkan dari bahasa Inggris adolescence yang berasal dari
bahasa latin adolescere, yang artinya tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa
(Hurlock, 1990). Daradjat (Fatmah, 2002), menyatakan masa remaja merupakan
masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, dimana mereka
mengalami pertumbuhan yang cepat di segala bidang. Remaja bukan lagi anak-
anak baik bentuk badan, sikap, cara berpikir dan bertindak, tetapi bukan pula
orang dewasa yang telah matang. Selanjutnya dikatakan juga, masa remaja tak
ubahnya sebagai jembatan penghubung antara masa anak-anak yang tenang dan
selalu bergantung dengan orang tua, dengan masa dewasa yang dituntut agar dapat
bertanggungjawab dan berpikirmatang.
Hurlock mengambil batas umur remaja adalah antara 13-18 tahun pada
perempuan dan 14-18 tahun pada laki-laki. Menurut Monks (1991) dan Gunarsa
(2001) secara global masa remaja berlangsung antara usia 12-14 tahun, remaja
19
pertengahan pada usia 15-18 tahun, dan remaja akhir menjelang dewasa yaitu
pada usia 19-22 tahun.
Kriteria remaja yang mandiri menurut Hurlock (1990) antara lain:
1. Mampu mengambil keputusan sendiri.
2. Dapat menerima pandangan hidup dan nilai yang bukan berasal dari keluarga.
3. Mampu mempelajari pola tingkah laku yang diperoleh di lingkungannya.
Kegagalan mencapai kemandirian pada masa remaja menurut Conger
(1989) akan menimbulkan kesulitan dalam sebagian besar bidang kehidupan,
seperti kesulitan untuk mencapai teman sebaya atau hubungan seksual yang
matang, bimbingan kejuruan, atau pergantian identitas.
Mussen dkk ( Soetjiningsih, 1992) berpendapat bahwa remaja menghadapi
kesulitan dalam mencapai kemandirian. Hal ini menurut Conger (1989)dikarenakan:
1. Sikap sosial pada umumnya terhadap kemandirian dalam kebudayaan yangbersangkutan.
2. Cara pengasuhan anak dan model perilaku oramg tua yang bersangkutan.
3. Interaksi dengan teman sebaya dan dukungan mereka terhadap kemandirian.
Menurut Hurlock (1990) kemandinan akan mulai menguat begitu rasa
ketidakberdayaan mulai hilang. Remaja mulai tidak bergantung lagi pada
orangtua, bersamaan dengan kemampuan fisiknya yang mulai berkembang, serta
bartambahnya kemampuan dalam melakukan sosialisasi.
Remaja mengembangkan kemandirian melalui pengambilan keputusan
dan aspek kehidupan yang relatif kecil, seperti: pakaian, kemudian berlanjut
20
kepada keputusan-keputusan yeng berkaitan dengan uang, karier, nilai, dan gaya
hidup (Furhmann, 1990), hal ini ditunjukkan melalui perubahan dalam
hubungannya dengan orangtua maupun teman sebaya (Monks dan Ferguson
dalam Fatmah, 2002) dengan kepatuhan remaja terhadap norma, orangtua dan
konformitas terhadap kelompok mengalami penurunan.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemandirian
pada remaja akan menguat begitu rasa ketidakberdayaan mulai hilang. Remaja
mengembangkan kemandirian melalui pengambilan keputusan dari aspek
kehidupan yang relatif kecil sampai kehidupan yang besar, bila gagal mencapai
kemandirian pada masa remaja akan menyebabkan kesulitan dalam sebagian besar
bidang kehidupan.
B. Dunia Kerja
Menurut Brown (Anoraga, 1998) kerja merupakan penggunaan proses
mental dan fisik dalam mencapai beberapa tujuan yang produktif. Hegel (Anoraga
dan Suyati, 1995) mengatakan bahwa inti pekerjaan sebenarnya adalah kesadaran
manusia yang bersangkutan. Pekerjaan memungkinkan orang dapat menyatakan
diri secara obyektif ke dunia ini, sehingga ia dan orang lain dapat memandang
dan memahami keberadaan dirinya.
Kerja ternyata tidaklah sesederhana yang dipikirkan orang, sebab banyak
hal yang mendasarinya, seperti yang diungkapkan oleh Steers dan Porter (1983),
bahwa kerja merupakan hal penting dalam kehidupan individu karena beberapa
alasan. Pertama, adanya pertukaran atau timbal balik dalam kerja. Ini dapat berupa
21
reward. Secara ekstrinsik, reward seperti uang, sedangkan secara intrmsik,
reward seperti kepuasan dalam melayani. Kedua, perusahaan sebagai tempat kerja
memberikan kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang baru dan
mengembangkan persahabatan. Ketiga, pekerjaan seseorang seringkali menjadi
status dalam masyarakat luas, namun kerja juga dapat menjadi sumber perbedaan
sosial maupun integrasi sosial. Keempat, adanya nilai kerja bagi individu yang
secara psikologis dapat menjadi sumber identitas, harga diri dan aktualisasi diri.
Kerja memberikan perasaan penuh, membuat individu merasa berguna dan jelas
arti dirinya bagi masyarakat. Sebaliknya, kerja juga dapat menjadi sumber
frustasi, kebosanan dan perasaan tidak berarti. Ini tergantung pada karakteristik
individu dan sifat-sifat tugasnya.
C. Remaja Dan Dunia Kerja
Menurut Monks (1994) ada beberapa alasan mengapa remaja tidak
melanjutkan kuliah, diantaranya adalah :
1. Alasan ekonomi : anak-anak diharapkan lekas dapat membantu mencari
nafkah orangtuanya atau orangtua tidak sanggup membiayai ongkos
pendidikan di Perguruan Tinggi.
2. Alasan psikologis : berhubungan dengan tingkat perkembangan yang dicapai,
yaitu remaja ingin mewujudkan dirinya sendiri, ingin mempunyai nafkah
sendiri, ingin merdeka dan ingin menentukan hidupnya sendiri.
Remaja yang bekerja bersifat kurang memiliki pengetahuan umum dan
kurang teoritis dibanding dengan remaja yang masih bersekolah. Sepanjang
22
mereka dalam waktu yang relatif muda mi hidup diantara orang-orang yangbekerja, maka mereka digolongkan dewasa, mereka sudah dapat menghidupi dirisendiri dalam batas-batas tertentu. Bila mereka tidak masuk ke dalam ikatan-
ikatan buruh yang terorgamsir, mereka akan terbelakang dalam bidang pendidikanyang umum dibandmg teman-teman mereka yang bersekolah. Mereka tidak
terorgamsir atau mereka membentuk relasi-relasi lepas dengan anak muda yanglain melalui hubungan kerja atau tetangga. Di sini tidak ada unsur yang mengikatseperti halnya pada remaja yang kuliah dimana sehan-harinya selalu berkumpulbersama dan membagi pengalaman bersama dengan sesama teman sebaya.Remaja yang bekerja membagi pengalaman kerja dengan orang-orang dewasa danmereka lekas mengadakan identifikasi dengan orang-orang dewasa tersebut.Berhubung dengan itu maka tempat kerja tersebut, merupakan tempat belajar yangsangat penting bagi remaja yang bekerja. Di sana mereka bisa belajar untuk bisa
menjad, pekerja yang baik. Pekerjaan yang tidak membutuhkan pendidikansekolah akan lekas mereka pelajan. Pekerjaan tersebut membutuhkan banyakpenyesuaian dan disiplin dalam situasi yang mengikat (Hazekamp dalam Monks,1994).
Uramn di atas dapat disimpulkan bahwa alasan pertama mengapa remajatidak melanjutkan kuhah adalah karena tidak adanya biaya, sedangkan ketika lulusdan sekolah menengah, ilmu yang mereka peroleh belum memadai, sehinggamereka kurang memiliki pengetahuan umum dan kurang teontis dibanding denganremaja yang masih kuliah.
23
D. Remaja Dan Kuliah
Bag, sebagian remaja, se,elah lulus SLTA mereka melanjutkan kePerguruan Tinggi. Maksudnya untuk mendapa,ka„ ,.mu yang leb.h spesifik danmenambah ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di sekolah sebelumnya.
Pada saa, kuhah mereka memffiki sediki, kebebasan dalam menemukanPiitan, .erumma dalam hal be.ajar, sebab ketika kuliah mereka ,,dak d,haruska„untuk selalu mengta, jam pelajaran. Mereka juga bebas dalam menenhAan carabelajar mereka. Para dosen hanya berfimgsi sebagai ^mber, itau, pengarah danpembimbmg mahasiswa, sedangkan yang menemukan semuanya ada,ahnrahas.swa itu sendrr,. Ke„ka mendapa, tugas dan dosen, biasanya mereka diberiJangka waktu yang cukup lama untuk mengerjaka^ya, sehmgga mereka dapa,
selalu dapa, mengembangkan ide-,de, penalaran dan meningkatkan ^^mereka, sehmgga ke„ka memasuki dunia kerja mereka sudah ,erb,asa unUtkmengembangkan ide-ide mereka.
Menuru, Wahab (1996) sumberdaya manusia yang dikeluarkan olehSekolah Tingka, Menengah pada umumnya .ertampung d, sektor pekerjaanrendahan, sehmgga sektor kerja yang mengandalkan kemand.nan dalam dayaP*,r dan manajenal ,eu,P ,,dak segera terpenuhi. Oleh sebab ,,u melanju.kansekolah ke perguruan tmgg, sanga, pentmg, karena selam member, pelajaransecara spes.fik juga dapa, membentuk „„ai-„„a, dan karakter seseorang untukbisa hidup dan kerja mandiri.
24
Namun demikian status interm pada remaja yang kuliah akan berlangsung
lebih lama dibandingkan remaja yang bekerja, yaitu perasaan dipandang sebagaianak akan terasa oleh remaja yang kuliah. Remaja yang kuliah tidak merasakan
fungsi emansipasi yang dialami oleh remaja yang bekerja dan mempunya,penghasilan sendiri., karena mereka masih terikat pada mileu orangtua (Monks,1994).
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa pada masa kuliah remaja
akan berlatih menjadi kreatif dalam mengembangkan pikiran-pikiran. Hal ,ni
diharapkan ketika memasuki dunia kerja mereka sudah terbiasa mengembangkanide-ide mereka. Namun demikian status interm pada remaja yang kuliah akan
berlangsung lebih lama dibandingkan remaja yang bekerja, yaitu perasaandipandang sebagai anak akan terasa oleh remaja yang kuliah.
E. Hipotesis
Menurut Hazekamp (dalam Monks, 1994) remaja yang bekerja kurang
memiliki ilmu teontis dibandmg dengan remaja yang kuliah, karena ilmu yangditenma di sekolah menengah belum memadai dan tidak spesifik, sehingga ketika
memasuki dunia kerja mau tidak mau mereka harus mampu mempelajan bidangpekerjaannya dengan cepat. Biasanya dengan cara in, remaja tidak begitumendalami ilmu pekerjaannya, sehingga ketika mereka dihadapi suatu masalah
yang berkaitan dengan pekerjaan, mereka tidak dapat berpikir kreatif yangdisebabkan oleh sedikitnya ilmu yang dikuasainya. Selain itu juga hal mi
menyebabkan remaja tersebut menjadi sangat tergantung pada atasannya. Mereka
25
tidak dapat melakukan apa-apa tanpa petunjuk dan atasannya. Hal ,ni akan
menyebabkan tidak stabilnya keadaan seseorang, karena biasanya masalah
pekerjaan akan berpengaruh pula pada kehidupannya. Berbeda dengan remajayang kuliah, karena telah dibiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dan dilatih
untuk berpikir kreatif dalam mengerjakan tugas kuliah, ketika dihadap, pada suatu
masalah mereka dapat menyelesaikannya. Selain itu juga karena di kampus atau d,
sekolah mereka dilatih untuk bersikap bebas maka di dalam kehidupan sehari-han,mereka menjadi terbiasa untuk selalu mengambil keputusan sendiri tanpadipengaruhi oleh orang lain. Saat kuliah juga remaja dilatih untuk mempengaruhilingkungan sekitamya, sebagai contoh adanya program Kuliah Kerja Nyata, sertamereka juga dibimbing untuk mewujudkan harapan-harapan d, masa yang akandatang dengan cara belajar dengan tekun dan berusaha untuk meraih prestasi.Keadaan ini akan menuntun remaja mencapai kemandirian.
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, diajukan hipotesis sebagaiberikut:
"Ada perbedaan kemandirian antara remaja yang bekerja dan remaja yangkuliah. Remaja yang kuliah memiliki tingkat kemandirian yang lebih tinggidaripada remaja yang bekerja."
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :1. Variabel Bebas . Status.
2. Variabel Tergantung :Kemandirian.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian1. Kemandirian
Kemandinan merupakan kemampuan untuk menjadi makhluk yangproduktif dan efisien. Ori-ciri dari kemanduian pertama bebas bertindak afcskehendak sendiri, kedua mampu mengamb.l keputusan untuk diri sendiri dengandtondai adanya inisiatif, ketiga progres,f dan ule, dalam mengerjakan tugas,keempat pengendalian dari dalam artinya mampu mengendahkan .indakannyaserta mampu mempengaruhi lingkungan, dan kelima adanya rasa percaya din ateukemanu.pan din. Aspek kemandinan m, akan d.ukur dengan menggunakan skalakemandirian. Semakin ,i„ggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pu|atingka, kemandinan seseorang, namun jika sen.km rendah skor yang diperolehmaka semakin rendah pula tingkat kemandirian seseorang.2. Status
Sta.us yang d.maksud di sini, pertama adalah para remaja yang masihkuhah di sebuah perguruan tinggi dan terbukti mas.h aktif kuhah di perguruan<mggi .ersebu, , serta yang kedua adalah remaja yang bekerja dan terbukti aktifbekerja di perusahaan tersebut. Remaja tersebut berusia sekitar 17-19 tahun.
26
27
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 17-19
tahun, baik itu remaja yang bersekolah maupun yang bekerja. Pada remaja yang
bekerja adalah para remaja lulusan Sekolah Tingkat Umum, bukan kejuruan. Pada
remaja yang kuliah adalah remaja yang benar-benar kuliah dan tidak terikat oleh
suatu bidang pekerjaan apapun. Semua remaja ini berdomisili di Yogyakarta dan
bersedia untuk menjadi responden.
D. Metode dan Alat Pengumpul Data
Metode pengumpulan data menggunakan skala. Skala yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala kemandirian. Skala ini diberikan langsung
kepada subyek dan diisi subyek berdasarkan keadaan yang sebenarnya, sertamenurut pendapat dan keyakinannya sendiri.
Penggunaan skala didasarkan pada anggapan bahwa (1) subyek adalah
orang yang paling tahu tentang dirinya, (2) Apa yang dinyatakan subyek adalah
benar dan dapat dipercaya, dan (3) Interpretasi subyek tentang pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneht,(Hadi,1990).
Adapun skala yang digunakan untuk mengumpulkan data dan alat ukur
dalam penehtan ini adalah hasil modifikas, dari skala kemandinan yang disusun
dan dikembangkan oleh Masrun dkk (1986), dan 72 aitem yang disusun oleh
Masrun disusut menjad, 50 aitem. Alasan dan penyusutan ini adalah adanyasocial desiribiliiy dan ada beberapa aitem yang menggunakan kalimat yang susah
28
-engenr Benruk skala kemand.nan ,„,, berdasarkan pada „ma k„mponen-ma kemandinan yang ,erd,r, dan 72 a.tem yang sudah d,UJlcobakan ^ ^
L»- komponen utama kemand.nan tersebu, adalah. Bebas, ,„,s,a„, Kenyand.n, Progress dan Ule, ser. Pe„ge„da„a„ dan Da,am. Adapun susunanartem dalam skala kemandirian adalah :
Tabel I
Sebaran Aitem-artem Alat Ukur Kemandirian
aitem-
Skala ,m subyek dihadapkan pada berbaga, pernya«aan dengan tiap-tiap** .erd,n ati,s 5pi„ha„. Subyek drmina me„ya*kan kesesua,a„ pemyaaan ,,
Jawaban subyek d,skor ses.i dengan p„iha„nya SS (Sefuju Sekah), S(Se,ujU)TAP (T,dak Ada P,„ha„), TS (Tldak Setiaju), STS (Sanga, T.dak Setuju, Skorberkisar dari 0 sampai 4.
TS bem„a, Idan STS bem„a, 0. Pada a,,em-a,,em yang „dak favorable subyek
Skor ,0,, subyek dmeroleh dan penjumlahan skor masmg-masmg a.tem yangdijawab subyek.
29
Setelah semua aitem selesai dibuat, akan dilakukan uj, coba pre-liminir
untuk mengetahui apakah a,tem-a,tem yang ada di dalam skala sudah komunikatif
dan dapat dipaham, dengan baik oleh subyek penelitian atau masih perludilakukan perbaikan kata-kata dan tata bahasa yang baik dan benar.
E. Validitas dan Reliabilitas
Berhasil atau tidaknya suatu skala sebagai alat pengumpul data yangakurat harus memihk, dua syarat ilmiah, yaitu vahditas reliabilitas (Had,, 1991).Validitas artinya skala harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur dengancermat dan tepat, sedangkan reliabilitas adalah skala sebagai alat pengumpul dataharuslah konsisten dalam pengukurannya.
Validitas alat ukur merupakan indeks dan kejituan dan ketelitian, yaitusejauhmana ketepatan dan kecermatan alat ukur itu mengungkapkan gejala yanghendak diukur (Azwar, 1997). Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya b,la subyek yangsama diperoleh has.l yang relatif sama, selama aspek dalam din subyek memangbelum berubah (Azwar, 1997). Reliabilitas alat pengumpul data yang ditunjukkandengan koefisien reliabilitas dalam penelitian in, menggunakan tekmk alpha.
F. Metode Analisa Data
Metode analisa data menggunakan Uji - tkemandirian antara dua kelompok,
30
untuk menentukan perbedaan
yaitu remaja yang bekerja dan remaja yangkuhah. Demi' menjaga keakuratan dan kemudahandigunakan teknik pengolahan data dari
dalam pengolahan data maka
program SPSS vers, 11.ofor windows.
BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian1-OrientasiKancah
Penelitian ini dilakukan a; aakukan "" tempat' **» «** remaja ya„g kuhah
<*"akukan di Fakultas Ps,ko,og,"oil dan untuk •secara^torfoo, ' ^ ^ ^-g beke.a d„akuka„
P-es betajar mengajar dan mengopti^^ hasilnya«^«iiyd, antara lam pernustakaan
JUmal ltah' Moratorium, diklat dan diskusi Tup . , . • Tujuan Pendidikan FakultasPsikolog, salah satunya adalah bers.fat terb, v ,kemai , 6rbUka' ^ terha^P Perubahan dankemajuan ilmu dan teknnlnmteknolog, maupun masalah yang dihaAm;R ydnS ainadapi masyarakat
™apa,kema„du,a„,o,ehsebab,,upe„e,,,,memJ,,hFaku,asPs,ko,0gsejtempat penelitian Alawn i • ^ •Alasan ,a,„ d.p.hhnya Fakultas Ps.ko.og, sebaga, lokasipenelitian adalah oroses rw,vProses penzinan yang tidak birokrasi dan berbeht-bel.t
Remaja yang bekerja diperoleh dan \\novkm 78 S „ u ^ SGk,tar' ya,tU dl Jl «**»™8?'8' Smd«harjo-Ngaglik, Sleman dan dilakukan h
"in anaicukan door to door Ai»cnn a •
r-"-—- - - - -—r.penzman yang tidak berbeht-belit.
32
2- Pesiapan Penelitian
Ska* .emandu.n sebelum d.gunakan dalam pe„e„„a, druj.eobakanl ^ - ~~ re„abte. Pe.aksan^ „j, coba ,„„„ ,„,n; denga" — *~ — - d.e„rka„ oleh Oekan
I "I PSM°g' Sd~ - ~" « —akan mlukmelakukan penelitian.
3. Persiapan Alat Ukur
-~ ^ — ^arkan pa. ta komponen ^kemandtnan dar, Masrun dkk (,986) te da|am 50m„.._, . r ^ a,tem Pernyataan hasil"Odtfikas,. Lma komponen utama kemandman te„eb„t adalah •
ir^ h—* — ^ - -ena orang lam, dantidak tergantung pada orang lam.
l B—• «*• -*• « dan bertmdak secara on,„al, krea,lf danpenuh inisiatif
-~dan met, artinya fak,or , d,tujukan dengan adanya usaha untukmengejar prestasi, penuh ketek.msn
"' me™" - ~«— ^apan-
4P—" - -m, artmya fak,„r ,„, menyangku, adanya perasaan— - — n»sa,ah yang d,hadap,, ken.mpuan u„l7r ^ ~ ~" — ^ngaruh,Lngkungannya, dan atas usahanya send.ri.
33
e. Kemantapan diri, artinya faktor mi mencakup aspek rasa percaya terhadap
kemampuan din sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari
usahanya.
4. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur
Uji coba dilakukan dengan cara menyebarkan skala pada responden yang
berjumlah 80 orang, yang dilakukan pada tanggal 22 April 2003 di Fakultas
Psikologi UII, sedangkan untuk remaja yang bekerja dilakukan pada tanggal 23
April di jl. Kaliurang km 7,8 Sinduharjo, Ngaglik. Peneliti dibantu oleh beberapa
orang teman menyebarkan skala kepada subyek yang bersedia menjadi responden.
Responden diberikan petunjuk pengerjaan dan kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan. Waktu yang diberikan dalam mengerjakan skala ini adalah 25 menit
tapi rata-rata dapat diselesaikan kurang dari waktu yang ditentukan, dengan proses
pengerjaanberjalan cukup lancar.
5. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Sejumlah 80 skala yang sudah dikerjakan, setelah ditehti secara keseluruhan
dinyatakan 70 skala memenuhi syarat untuk analisis uji coba dan 10 skala tidak
dapat diolah karena banyaknya pertanyaan yang tidak dijawab oleh subyek.
Hasil analisis aitem dengan menggunakan SPSS versi 11.0 menunjukkan
bahwa 39 aitem valid dari 50 aitem yang diujicobakan. Aitem yang gugur adalah
11, 19, 20, 21, 30, 35, 43, 49. Konstruksi akhir hanya aitem yang mempunyai
koefisien aitem-total di atas 0,3 yang digunakan dalam skala, sehingga aitem
34
nomor 5, 34, dan 47 juga digugurkan karena koefisien aitem-totalnya kurang dan
0,3. Skala kemandirian ini memiliki koefisien total yang bergerak antara 0, 3300 -
0, 7447.
Pengolahan data uji coba terhadap skala kemandirian menghasilkan angka
koefisien validitas butir sahih yang berkisar antara 0,3223 sampai 0,7289.
Koefisien keandalan (reliabilitas) skala kemandirian adalah alpha =0,9378.
Perincian aitem-aitem pada alat ukur kemandirian yang telah terseleksi dapat
dilihat pada tabel 2 untuk mengetahui jumlah sebaran.
Tabel 2
Sebaran Aitem-AitemAlat Ukur KemandirianSebelum dan Sesudah Uji Coba
Aspek
Bebas
Inisiatif
Kemantapan DiriProgresif dan UletPengendalian dariDalam
Jumlah
Favorabel
Sebelum Uji Coba4,21,32,39,4115,25,27,42,46
2,28,36,44,45
6,19,20,29,34
3,24,43,49,50
25
Sesudah Uji Coba
4,32,39,41
15,25,27,42,46
2,28,38,44,456,29
3,24,50
19
Tidak Favorabel
Sebelum Uji Coba
7,10,12,17,185,8,11,14,30
16,26,35,36,379,13,40,47,48
Sesudah Uji Coba7,10,12,17,18
8,14
16,26,36,37
9,13,40,48
1,22,23,31,33 1,22,23,31,33
25 20
Perhitimgan secara lengkap uji coba alat ukur kemandirian dapat disimak
pada lampiran. Berdasarkan uji coba, maka hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa alat ukur kemandinan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai alat ukur
dalam penelitian.
35
6- Perbaikan Alat Ukur
-- ,„g sudah d,uj, » a,,em dan rehab.htas mendapatkan
AT ^ d,&~" dal™ —— -jumya— yang „dak dapa, dtpaka, menyebabkan kekosongan pada omlZLr"*-^*-'—"—a,katersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
D L Tabel 3
Perbaikan Nomor Alat Ukur Kemandinan
T Tabel 4
Jumlah Aitem-Aitem pada Setiap Aspek
36
B. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 11-13 Mei 2003 dengan cara
penyebaran skala kepada responden sasaran. Responden adalah remaja berusia 17-
19 tahun. Pengambilan data untuk remaja yang bekerja dilakukan pada tanggal 11
dan 12 Mei 2003, dengan cara diantarkan ke rumah mereka masing-masing.Sebelum diberikan skala peneliti melakukan wawancara dengan responden untuk
memastikan apakah subyek sesuai dengan kntena yang telah ditentukan. Peneliti
menjelaskan petunjuk pengerjaan dan kesempatan bertanya pada responden,kemudian skala tersebut ditinggal dan diambil keesokan hannya.
Pengambilan data untuk remaja yang kuliah dilakukan di Fakultas Psikologipada tanggal 13 Mei 2003. Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu
diadakan seleks, dengan cara melihat riwayat hidup subyek untuk mengetahuiumur subyek dan keaktifan subyek dalam kuliah serta bertanya langsung kepada
subyek apakah subyek tidak bekerja sambil kuliah. Pengambilan data dilakukan
secara klasikal dalam satu ruangan. Responden diben petunjuk pengerjaan dan
diben waktu untuk bertanya. Cara penyajian adalah dengan membagikan skala.Waktu mengerjakan skala tidak ditentukan tetapi rata-rata diselesaikan dalamwaktu 20 menit.
Skala yang dapat terkumpul sebanyak 135 skala namun yang memenuhi
syarat untuk dianalisis hanya 104 skala, dengan bobot 52 orang remaja bekerjadan 52 orang remaja yang kul.ah. Pengolahan data dilakukan denganmenggunakan program SPSS versi 11.0.
J 7
CHasi,P^l'«»»Da„A„al,sisI,ata'•"^ripsi Data Penelitian
^ n"**W«« hasi, „„ ag„memberikan lebih ha , te™a„faat dan
" ba"yak ^ran mengena, subyek pe„e„tlan—pkan^akatego.as.dar.skalakemandtr.an. ^
Kriteria kategorisasi ini d,dasark*n a— -ompoknya merupak ^ ~"' ^ ** "*-<ya merupakan esbmas,i terhadap skor subyek dalam ,<ta bahwa skor subvek a , populasi
Ubyek ^m Populasinya terdrstrihus,'*»* Lebih kmju, desk™ , ""'" n0nma' (Az™r.J^esknps,dafape„e,it,a„,nidapatdl„ha,pada(abe|5
Tabel 5Desknpsi Data Penelitian
s"byek penelitian di sini atjln ,,- ,
*~ Se,„g dan rendah "" ^ * '—- »*" Kafeg0rKaSI^ ~" ™adalah sebaga,
1 Tl"Sgi,denganskor>m+lSD2 Sed™«-<i-ga„skorm-,sD<XSm+JSD3 R™dah, dengan skor<m-lSDKeterangan m - mean teonfc
SD =standar deviasi
38
Skala kemand.nan in, memihk, skor rmn.mum 0dan skor makstmum 4sehmgga secara teorurs (hrpotehk) rentangan skor nummum-maksmtumnyaadalah 0-156 yang berart, luas jarak sebarannya ada,ah ,56, berdasarkan ha, ,tutemud.an dapat menge.hu, se,,ap sato„ standar dev,as,nya (SD, sebesar 26
97,7981.
Desknps, da, dan 52 orang remaja yang beke,a d,pero,eh „„a, rraksu™
kategorisasi sedang.
Desknps, dan 52 orang remaja yang sekolah atau kuliah d.dapatkan nilai-ksimum ,35 dan mm,™ 30, dengan mea„ ^ ^ ^^^^dengan kategorisasi tinggi.
Berdasarkan ura,a„ di atas dapa, ditank kesmtpulan bahwa ada perbedaankemandinan antara remaja yang sekolah H.n„J yang sekolah dengan remaja yang bekerja. Untuk lebihjelasnya kategorisasi m, dapat dilihat pada tabel 6:
Tabel 6
Kntena Kategorisasi Skala Kemandinan
39
2. Uji Asumsi
^„s,s da, pada penelman m, menggunakan mode, a„a„s,s sta„s„k uj, ,^for mdependem sample^ Sebe|um raeiafaikan ^ ^ ^ ^
dalam penel.tian im menggunakan fasnitas kompuTO n.Ofor mdom,a- Uji Normalitas
Hasil uji normalitas skala kemandinan dengan tekmk One SampleKolmogorov-Smirnov Test dari program SPSS 11 nf
P 8ram SPSS H0 for ^dows, menunjukkanbahwa skala kemandinan yang digunakan berdistnbusi nonnal (KSZ -0814 •0=0,031 <p =0,05). ' 'P
b. Uji Hipotesis
Untuk menge.hu, adanya ^^ ^^ ^ ^
-^ Uj, ,menunjukkan koeHs.en ,sebesar -4,9,5 dengan taraf s,gn,fika„s,sebesar p<0,01.
D. PEMBAHASAN
- perbedaan kemandman yang s.g^kans, antara remaja yang bekerja dengan-ja yang kuhah, d,ma„a „„gkat kemandirian remaja yang kuhah ,eb,h ,,„gg,d.band,„gka„ remaja yang bekerja. Ha, ,„, d.tunjukkan oleh „„a,0.0., sehmgga h,po,es,s yang drajukan da,am Pe„e„„a„ ,„, terbukt,.
40
Adanya perbedaan kemandinan antara remaja yang sekolah dengan yangbekerja disebabkan karena adanya stimulus positif yang ditenma oleh remaja yangkuliah dan lingkungan selutar. Kendati pada remaja yang kuliah secara matenmasih tergantung pada orangtua tetapi dalam pengambilan keputusan baik dalam
menyelesaikan suatu masalah maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas, merekadiber, kebebasan untuk mengerjakannya. D. rumah mereka dianggap sudahdewasa sehingga mereka berhak menentukan apa yang harus mereka lakukan,bahkan mereka juga sudah dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalamkeluarga, begitu juga di kampus mereka bebas menentukan cara belajar mereka.Para dosen hanya berfungsi sebagai pemben ilmu, pengarah dan pembimbingmahasiswa, sedangkan yang menentukan semuanya adalah mahasiswa ,tu sendiri.Ketika mendapat tugas dan dosen, biasanya mereka diben jangka waktu yangcukup lama untuk mengerjakannya sehingga mereka dapat mengembangkan ide-ide mereka secara optimal. Hal mi juga melatih remaja untuk berpikir kreatif yaitudengan cara selalu mengembangkan ide-ide, penalaran dan menmgkatkanmtelegens, mereka, sehmgga ketika memasuki dunia kerja mereka sudah terbiasauntuk mengembangkan ide-ide mereka. Sejalan dengan ura.an tersebut adalahpendapat Munandar (1997) bahwa dengan berkembangnya kreativitas remaja,akan mengait sifat-sifat yang lam. Remaja yang kreatif akan mempunyai banyakide, yang akan mengarahkan remaja untuk mampu mandiri, dan selanjutnya akanmempengaruhi peningkatan kepercayaan diri.
Pada remaja yang bekerja, mereka kurang mendapat stimulus positif danHngkungan sekitar, karena ketika mereka memutuskan untuk bekerja otomatis
41
mereka dianggap sudah dewasa oleh keluarganya, dan mampu membiayaihidupnya sendiri. Bahkan tidak jarang mereka menjad, tulang punggung keluarga.Mereka diben kebebasan untuk memutuskan dan menentukan jalan hidup merekasendiri. Bahkan kadang-kadang mereka juga berhak mengatur dan mengambilkeputusan yang menyangkut masalah keluarga, dalam mengambil keputusankeluarga. Jika dilihat dan kesempatan yang diberikan oleh remaja yang bekerjaseharusnya mereka juga memiliki tingkat kemandinan yang sama tinggi denganremaja yang sekolah, namun tidak demikian kenyataannya. Hal ini disebabkan
karena hngkungan sekitar menganggap mereka sudah sanggup menyelesaikansemua masalah yang dihadapi tanpa harus dibimbmg oleh orang lam. Padahal di
usia remaja awal mereka masih memerlukan bimbingan untuk mencapaikemandinan. Ha. mi sejalan dengan pendapat Stern (1994) yang mencontohkandengan suatu gambaran bahwa manus,a yang normal mempunya, keinginan untukmandiri, sebagai fakotr bawaan. Hal ini akan terwujud apabila seseorang beradadalam lingkungan yang mendukung tumbuhnya nilai-nilai kemandirian dan sikapmandiri ini tidak akan terwujud jika lingkungan tidak ikut mendukungnya. Padadunia kerja mereka juga mendapat perlakuan yang sama. Mereka tidak dapatmengembangkan ide-ide mereka secara optimal karena dipengaruhi oleh waktuyang mendesak dan tekanan dan atasan mereka. Hidup penuh tekanan inilah yangmembuat remaja bekerja memiliki tingkat kemandinan lebih rendah dibandmgremaja yang sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, remaja bekerjakebanyakan belum dapat mengambil keputusan secara cepat untuk menyelesaikanmasalah yang dihadapi dan masih dipengaruhi emosi, hal ini menunjukkan bahwa
42
mereka masih dalam keadaan labil. Kesimpulan ini sejalan dengan hasil penelitianyang dilakukan oleh Cohen, dkk (1986) yang mengatakan bahwa kemandinan
seseorang dipengaruhi oleh tingkat kompetensi sosialnya. Kompetensi sosial
diuraikan sebagai kemampuan individu kondisi-kondisi yang penuh ketegangandan kemampuan menank serta mempertahankan dukungan sosial. Adams (dalamNurusifa, 2001) selanjutnya mengatakan bahwa individu yang memilikikompetensi sosial yang tinggi, diantaranya adalah memiliki kepercayaan padakekuatan-kekuatan dirinya. Salah satu cm tersebut juga meruapakan ciriseseorang yang mandiri.
Tmgkat pendidikan seseorang juga sangat mempengaruhi tingkatkemandirian, hal mi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asy'Ari(2000). Pola pendidikan anak yang berkesinambugan atau pendidikan yangdilaksanakan sejalan dengan perkembangan usia anak akan mendukungterbentuknya sosok anak yang mandin. Hal ,m juga diperkuat oleh pendapatThomas, dkk (Hurlock, 1999) bahwa kepnbadian seseorang dibentuk olehtemperamen dan lingkungan yang terus-menerus saling mempengaruhi. Sardjoe(1994) menyebutkan bahwa lingkungan tersebut disebut sebagai faktor ekstern,yaitu faktor yang berasal dari luar din manusia yang akan memben pengaruhterhadap seseorang dalam perkembangannya. Faktor-faktor tersebut oleh Sardjoedapat berupa pengalaman-pengalaman, pendidikan, teman, Imgkunagn sekitar dansebagainya yang senng disebut dengan istilah milieu.
Surbakti dan Imawan (1987) menyebutkan bahwa tanggung jawab orangtuaterhadap anak terdiri dan beberapa hal, diantaranya adalah tanggungjawab
43
Penman fonrta, (d, sekolah) dan pe„dld,ka„ „„„ fonnal (k^ ^^Seja,a„ dengan ha, *, ada,ah pendapat Riberu (da,am Nurus.fa, 200,, bahwa
Hngkungan sekolah, rumah tangga dan masyarakat.Kema„dWan ^^ ^ ^ ^ ^ ^ ^
kMW Se'ama "^ *— mdtvdu akan terus be.jar untuk>ers,kap ma„d,r, da,am menghadap, berbaga, s,tas, d, hug^a, sehmgga
Seseorang dengan kemand.nar.ya dapa, memrhh ja,a„ h,duP„ya untuk dapa,berkembang dengan ,eb,h man,, Un.uk dapat ma„d,n seseorang membutuhkan-mpa^ duku^n dan dorongan dan kel.rga sena lingkungan sekitamya-ada saa, nu peran ontng.ua dan ,mgku„ga„ Sektar sanga, d,per,uka„ o,eh remaja— Pengua, un.uk se„ap penlaku yang ,e,ah d„akuka„nya, sehtnggadmatapkanke,.amemasuk,remaJaakMr,n.reka sudah mencapai kema„d,na„
Pada penehtian in, ,erdapa, beberapa ke,emaha„, yaitu mstrumenPenehfan yang kurang memuaskan, ^ ^^^^ ^ ^"da, ada p,„ha, Padaha, p„,ha„ uakan ^ ^ ^ ^ ^
-n- iatnnya ada,ah banyaknya ,tem yang dunodmkasi, sehmgga kehka
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Has,l penelhran dan pembahasan yang telah dium.kan pada bab sebe.umnya
"<** ttnggi dibandmg remaja yang bekerja.
B. Saran-saran
Saran bagi peneliti selanjutnya"eneht, ya„g tertan, ^ ^^ ^
memperhatikan beberapa hal yaitu:
mempengaruhi trngkat kemandinan seseorang.
1*" ftem"ft "^ -"- ** «* ^ompleks, dengan cara „dak7 " ~* 'Uta "* —ah Umum tetap, juga remajalulusan sekolah kejuruan.
45
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta :Pustaka Pelajar Offset.1999. Penyusunan Skala Psikolog,. Yogyakarta :Pustaka Pelajar Offset.
^J^^ S- I995- ***** "»*»" *» *"* Jakarta :Pt Duma_. 1998. Psikologi Kerja. Jakarta :Rineka Cipta.
BaSa Vo^na^Sa^r"" •• PrMMka *""* **'—COn8erpe„e«tremba"ga" """"*" *>*• ^emahan. Jakarta :
Er,kSOnCoEmPa„y:^ ^'"^ New York :W. W. Norton *
Gu„arsa,S &Gunarsa, J. 2001.ft^ft^ Jakarla :BpK Gunimg ^Had,, S. ,991. Me,od„log, R,sel. Jilid 2. Yogyakarta :Andi Offset
^ul^.kot'uGM.^ SknPS' <T,dak dtabita* Y<—
46
47
Masrun., Martono., Haryanto Hariito P iw,,- c *, A-
Monks, F. J. Knoers, A. M. P Haditono S R ioqi p / ,Pengantar Dalam RrrhT » ' Psikolo& Perkembangan •University Presl ^' ^'^ Y°^akarta •" Gajah Mada
PeneasuHaT^A^l^Z^ ^f ^ ^« 5«LPsikologika No 4 Th HwTv ? dan PeneHtian Psikolog,S a. ino, 4. ih. II. !997. Yogyakarta :Fakultas Psikologi UII.
Munandar S C Ti ioo/i d
Yogyakarta 49 JuHtf r^""^ ^ «"»*'"Penerbitan Yogyakarta. "*aga Pe"daaha„ Penerbitan danNawawi,^ ,994, Mams,a ^^ ^^ ^ ^ ^^
Yogyakarta :Fakultas pXtogiUGM k°'°8' ^ N° 2' 48 " 5S
Fakultas Psikologi UGM. ^^am Pasca Sarjana. Yogyakarta :
Steers, R. M Porter 1 W iqst w,.GrawlHm Sot. '**"""' *W **"*>•• New York :Mc.
48
Wall, W. D. ,975. Cons,ruc,m I;J,Ka„o„M Ch.Uren. Paris :The Unesco Press.WahjTSl\"t Xm\mhAn£Z A"'"7 °lSPreS' Je"gm Kema„Jlr,an paJa
(™akdwAXiffl:^; ssr Jale"g- £*>W,dod„2o200,. Korsel Targakm 2„Jula„mduJukInJ<mexia K(mp^ 9Mare(
Nama (Inisial) : Status
Umur No Skala
49
SKALA
Petunjuk :
Skala ini terdiri dari 39 pemyataan. Masing-masing pemyataan diikuti lima pilihan
yaitu:
SS = Jika pemyataan Sangat Sesuai dengan keadaan diriAnda.
S = Jika pemyataan Sesuai dengan keadaan diri Anda.
TAP = Jika Anda Tidak Ada Pilihan.
TS = Jika pemyataanTidak Sesuai dengan keadaan diri Anda.
STS = Jika pemyataan Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan diri Anda.
Anda dimohon untuk memilih salah satu dari pilihan yang disediakan dengan memberi
tanda silang (X) pada pilihan Anda tersebut.
Pilihlah salah satu pemyataan yang disajikan sesuai dengan keadaan Anda yang
sebenarnya dan bukan apa yang seharusnya. Setiap jawaban yang Anda berikan
adalahbenar,karenajawaban tersebut paling sesuai dengan keadaan Anda.
Periksalah kembali jawaban Anda agar tidak ada pemyataan yang terlewati. Atas
kesedian Anda, Saya ucapkan terima kasih.
50
Saya merasa kesal jika pendapat yangl Isaya ajukan ditolak. I ss SMeskipun tanpa dibantu orang lain, sayamampu mencapai hasil yang sudah sayatetapkan.
Saya merasa bahwa saya mampumengendalikan semua persoalan yangakan terjadi dalam hidup iniPerselisihan dengan teman dapat sayaselesaikan sendiri
SS
SS
SS
TAP
TAP
TAP
TAP
TS STS
TS STS
TS STS
TS STS
Saya berusaha menyelesaikan setiappersoalan, meskipun kelihatannya sulit SS s TAP TS STS
Saya tidak mampu menolak keinginanorang lain, walaupun saya tidak suka.Dalam suatu acara pertemuan, saya lebih
7 suka mengikuti acaranya saja daripadaikut mengisi acara
Saya malas menyelesaikan tugas bilatidak ada petunjuk pengerjaannva
SS
SS
SS
9 Saya senang mengalihkan tugas-tugassaya kepada orang lain SS
10 Saya takut untuk berpergian sendiri.11
12
13
14
15
Saya malas untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit.
Saya malas mencoba hal-hal yang tidakbiasa saya lakukan.
Saya dapat memutuskan tindakan apayang harus dilakukan dalam situasi baru
Saya malas mengerjakan tugas-tugasyang harus saya kerjakan sendiriSaya tidak dapat melakukan apa-apatanpa bantuan orang lain.Saya senang mencari informasi barubaru untuk menambah pengetahuansaya.
SS
SS
SS
SS
SS
SS
16SS
17
18
19
Saya marah jika permintaan saya ditolak.
Saya menjadi panik ketika menyadaribahwa pekerjaan yang sudahdilaksanakan ternyata salah
Saya yakin bahwa lawan bicara sayatertarik pada apa yang saya bicarakan.
SS
SS
SS
TAP TS
TAP TS
TAP TS
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
TAP
TS
TS
TS
TS
TS
TS
TS
TS
TS
TAP TS
TAP TS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
20 Saya mengusulkan diadakannya suatulkegiatan bersama teman-teman. ' ssMasa depanmenentu.
S TAP TS
21 taklSS
28
29 Saya tidak perlu merencanakan apa cita-cita saya dimasa yang akan datang. I ss
wl b6?nJ men°,ak ajakan ie™"-teman untuk meninggalkan tugas yangharus saya selesaftan y^ayf tidak ^^^^k^^^has nya baru tampgk da|gm J 9waktu yang lama a
v« ,T!manieman suka^m^a~7e7^it33|saya j.ka mereka menghadapi suatupersoalan.
34]Saya meTalu^Ttuial sehari-hari tir^a"dlDenntah teriohik ^_u.., K
35
36 faya m*™*~P^^™^telah capai selama ini. i
SS S TAP
SS S TAP
SS S TAP
SS TAP
SS
TS
TS
TS
TS
TS
STS
51
37faya^aP^^d^un^aVr^^lam, walaupun mereka memiliki pendapatyang berbeda dengan sava
38 Saya bosan terhadap tugas-tugas yangharus saya lakukan
39 Teman-teman suka curhat pada saya jikamereka menghadapi suatu persoalan.
52
SS TAP TS STS
SS TAP TS STS
SS S TAP TS
Kunci JawabanSkala Kemandirian
1.0 12 3 4
2. 4 3 2 10
3. 4 3 2 10
4. 4 3 2 10
5. 4 3 2 10
6. 0 12 3 4
7. 0 12 3 4
8. 0 12 3 4
9- 0 12 3 4
10.0 12 3 4
H.O 12 3 4
12.0 12 3 4
13.4 3 2 1 0
14.0 12 3 4
15.0 12 3 4
16.4 3 2 1 0
17.0 12 3 4
18.0 12 3 4
19.4 3 2 10
20.4 3 2 10
21.0 12 3 4
22.4 3 2 1 0
23.4 3 2 1 0
24.4 3 2 1 0
25.0 1 2 3 4
26.4 3 2 1 0
27.0 1 2 3 4
28.0 1 2 3 4
29.0 1 2 3 4
30.4 3 2 1 0
31.4 3 2 10
32.0 1 2 3 4
33.4 3 2 1 0
34.4 3 2 1 0
35.4 3 2 1 0
36.4 3 2 1 0
37.4 3 2 1 0
38.0 1 2 3 4
39.4 3 2 1 0
53
62
var00009 var0001041
varOOOH varO0012 varO0013 var00014 varO0015 var00016
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
03/05/03 13:11:219/14
65
var00033 var00034 var00035 var00036 var00037 var00038 varO0039 var00040
41 4 3 3 3 4 3 3 1
42 3 1 3 3 3 3 4 3
43 4 1 3 3 3 3 4 1
44 4 4 3 3 3 3 4 0
45 4 4 4 1 4 3 3 1
46 4 3 3 3 4 2 2 3
47 2 3 2 1 3 2 3 3
48 3 3 3 3 4 2 2 3
49 3 4 3 2 3 3 2 1
50 4 1 3 1 2 2 2 1
51 4 3 4 3 4 3 3 3
52 4 4 3 3 3 3 4 3
53 3 3 4 3 3 3 3 1
54 4 3 3 3 2 3 3 1
55 4 3 3 3 3 3 4 3
56 2 3 3 3 3 2 2 3
57 4 3 4 3 3 3 2 1
58 2 3 3 1 2 2 2 1
59 2 3 3 3 2 2 2 1
60 3 1 3 1 2 2 2 1
61 3 3 3 1 1 2 2 3
62 4 3 3 3 4 3 4 3
63 3 3 3 3 2 3 2 1
64 3 0 3 4 3 3 4 4
65 3 3 3 3 2 .3 4 1
66 2 3 3 1 2 2 3 1
67 3 3 3 1 3 3 2 3
68 2 4 3 3 3 2 3 0
69 3 1 3 1 2 3 3 3
70 3 1 3 3 3 3 4 3
03/05/03 13:11:22 12/14
00
no
oo
on
no
on
or^^
Srs^
^^
^^
^o
o
mm
mm
miM
mm
mm
mm
Mr
ON
sg^
SaS
ligg
gg
gg
gg
gg
g°
g§
2g
g|
-p.-
-jn
2^
"->C
^N
O©
ON
C--rN
t-.o©
Tt
"1"\
"">„"*
"*•**
^^
NO
TJ-
cnro
<o
ro^no
in<
otj-
>/->^r
^^
'flfl
^O^O
NO^•*
NO^f-
«0T
t
XCL
,
_)
<
phaItemeleted3
^Q
<uc
VD
T3
o
c/o
ofcoU
Item-TotalCorrela
ISl
<o VarianceifItemDeleted
zt/3
<
in
V3
O
eanItemleted
JV
25
ft:£
1—
'•c
CQ
+2<
£5
—'
Is-J
o
a!
i
E
£S
g£
2£
~£
^>
>°^fN
°0
fill|p
.^.lS
qS
SjS
|IgIl!|5
Sl||p
^5
SlS
S^
?;
r:n
mcn
<o«n
~<n
oR
SS
KS
SS
"«
S"""5
;"»
>'™
-""""^""K
SR
KR
SR
RR
RR
Sg
Rg
gg
Sg
SIIS
Sg
S
o^o
ort^
ccrN
to^6
oc^S
!^S
^,t^
^'-
-,^
,r>
^-fN
^
ON
ON
Ot/1
ly-iin
in
m,«
._
"._
*._
'"_
r"
--
-'
s*$aas^*"a'aiR-»»-«-ss-ss-s-8
«s»as'sfaas"sassro
»*
•^i-
oo
on
2^2
2:^^
r^
00
fNro
CN
U-)
NO
fN<
N
ON
ON
O^
-r--TtO
NO
Nr<
-,mCN
O00
~w
i-t
CNCN
^S
^no
r~-m
o\_no.
r»_vo
•stoo
On
NO
£>jr>
roro
ro£
°\
°\
ONOn'
&OS
fNro
^0
£S;
"\
3,
t--no
noc--
00
CN
00
ON00
SNO^
Onr-1
oo"r»"
o"
NOr^
r^ro
roro
©</->
ro"
On
r-~r^
—fN
'"-'„•f
ro
t-~v
or--
roro
ro
2"S
t-»O
NOro
°\
^^
Tt
0000
X1X1
"^"">"
<oirT
^ON
ONON
C\
ON
CN
rt
WO
21
1£
££
33
3
CO
CO
33
3
On
roCO
eo
B©
^0
0
'oo
"ro
£r-
°\
<L>OU
IIII
£0
0
</>
•T3
OS
X2
•So
-BO
h
flsjZ
5s
NO-
03
CO
CD
5CO
10)
<0)
CD
1kCO
a>
CN
CO
CO
CO
oCN
CO
CO
CO
CO
CO
CN
CO
CN
CN
CN
CN
CO
CO
CO
CO
to
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CM
CN
CO
CO
COCD
.t:
<
CO
CN
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
colt
t-
CO
CO
CO
CO
CO
CN
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CN
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CN
CO
CN
CO
CO
CO
CO
CN
CN
CO
CO
co
CO
CO
co
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CN
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CN
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CN
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CN
CN
CN
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CN
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CN
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CN
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
"*K
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
OOr
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
t-
CO
CO
T-H-
oo
CO
CN
CN
CO
CN
CN
CO
CO
CO
CN
CO
CO
CN
CO
CN
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CN
CN
CO
CN
COcopt
CN
CO
CN
CO
CO
CO
CN
CO
CO
CN
OCO
CN
CM
CN
CN
CN
CO
CN
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CN
CM
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CN
CO
CO
CO
•II
I
LAMPIRAN E
ANALISIS DATA PENELITIAN
Uji Normalitas SebaranUji T-Tes
Grafik HistogramGrafik Normal P-Plot
Grafik Detrended Normal P-PlotGrafik Skala Axis
KEMANDIRIAN
Uji Normalitas Sebaran
Descriptive Statistics
Mean
104 97,7981
Std.
Deviation
21,6160Minimum
39,00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Maximum
135,00
N
Normal Parameters313
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
a Test distribution is Normal.
b- Calculated from data.
KEMANDIRIAN
104
97,7981
21,6160
,080
,060
-.080
,814
,521
Test of Homogeneity of Variances
KMNDRIAN
Levene
Statistic df1 df2 Siq.4,758 1 102 ,031
78
KMNDRIAN
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% ConfidenceInterval for Mean
MiniLower
BoundUpperBound
Maxi
Remaja Sekolah/KuliahTotal
52
52
104
88,3846
107,21
97,7981
22,1033
16,5652
21,6160
3,0652
2,2972
2,1196 J
82,2310
102,600
93,5943
94,5382
111,823
102,002 J
39,00
39,00
39,00
127,0
135,0
135,0
ANOVA
KMNDRIAN
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum of
Squares9215,779
38910,981
48126,760
df
1
102
103
Mean
Square
9215,779
381,480
24,158Sig.
,000
Descriptive Statistics
N SumKMNDRIAN
Valid N (listwise)104
104
10171,00
KMNDRIAN
Status RemajaRemaja BekerjaRemaja Sekolah/Kuliah
| Total
Means
Report
Mean
88,3846
107,2115
97,7981
Mean
97,7981
Std.
Deviation
21,6160Variance
467,250
52
52
104
Std.
Deviation
22,1033
16,5652
21,6160
Variance
488,555
274,405
467,250
79
Kemandirian
Status RemaiaKemaja Bekerja
Status Remaja
Group Statistics
Remaja Sekolah/Kuliah
IndependentSamples Test
80
PPIotMODEL: MOD_l.
Expected Normal quantiles calculated using Blom's proportionalestimation formula and assigning the mean to tiesFor variable KMNDRIAN...
Normal distribution parameters estimated: location=97,798077scale=21,615968
o
Q.
E
o
T3CD•+-*
OCDQ.XLU
Normal P-Plot of
Kemandirian
•3 ,5
Observed Cum Prob
1,0
82
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
NomorLamp.Hal
/Dek/70/PP/ / v .Yogyakarta, us-2001
Permohonan Ijin Penelitian untuk Skripsi
Kepada Yth.Bapak/Ibudi "~
Tempat
Assalanui 'alalhtm wr. wb.
Dengan ini kami memohon bantuan BaDak/Jh../SHr „ *,,pada mahasiswa kami: *apaJtfIbu/Sdr untuk memberi ijin
Naina ; .fyrspBNo. Mhs. ;. 91 iiic"ci&
**— i»i dilaImta „,,„ ^ ya„g beramgk]itanman «h.J.. J! n I t. ©"«•penyusunan Skripsi sebagai syarat kriri^J^^KiT? *Uam '
Adapun judul skripsinyaSalT ^ * Fakultas kami
Dengan Dosen Pembimbing: i,..Wi^u^^rtanf, fLj
Wassalamu'alaikumwr.wb.
Mengejahui,Dosen Pembimbing
;A (-^ i^vT-.
1
UNIVERSITAS ISLAM ,NDON.J^pus Terpadu. Jalan KaVlJ^L^ ^IKOLOGI
SURATKFTFPANf;u(No. 285/Dek/10/FP/VII/2003
ESIA
Bismillahhirrahmanirrahiim
feSSXTOlLT^ ^ "-one* Jakarta,Nama
No. MahasiswaFakultas
Fidyana97 320 086Psikologi
Ps^o9T^^^taPseSnInPdaodnae tan"al " M6i 20°3 dl FakultasSekolah Dengan Remaja Y%U^and,nan Antara Remaja Ya^
sDeeb"gkaTmanaU meS"9*" in' dibuat sem°9a dapat dipergunakan
Yogyakarta, 4 Juli 2003Dekan
Dr. SlllcarfjNIP. 130 257 109
RUKUN TETANGGA 08/31 DUSUN BANTENGSINDUHARJO NGAGLIK SLEIVUN
SURAT KETERANGAN
menerangkan bahwa :
Nama :Fidyana
NJM : 97320086
Fakultas ;Psikologi UII
Telah melaksanakan uji coba dan penelitian pada :
Han :Minggu, 11 Mei dan Senin, 12 Mei 2003Tempat : JlKallmang km Jfi ^^ ^ ^^ ^^
Sleman.
DenA.anla* sura, ke,era„ga„ « dlbuat agar dapa, dipergunakan ^^mestinya.
/^
-Xogyakarta, 6 Juli 2003
;:;>. >KetuaRT 18
.Agus Sarjiyo