30 BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1. Hasil ...

19
30 BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1. Hasil Pengukuran Test Point Gambar 4.1 Rangkaian dan Test Point 4.1.1. Pengambilan Data Output Load Cell Gambar 4.2 Sensor Load Cell (Sumber : Datasheet Load Cell Zemic Uero type. L6G) TP TP Test Point HX711 Test Point SRF04 Test Point Load Cell

Transcript of 30 BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1. Hasil ...

30

BAB IV

HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

4.1. Hasil Pengukuran Test Point

Gambar 4.1 Rangkaian dan Test Point

4.1.1. Pengambilan Data Output Load Cell

Gambar 4.2 Sensor Load Cell

(Sumber : Datasheet Load Cell Zemic Uero type. L6G)

TP

1

TP

1

Test Point

HX711

Test Point

SRF04

Test Point

Load Cell

31

Dari gambar 4.2 terdapat bagian test point untuk mengukur tegangan

ouput load cell saat dilakukan pengukuran berat.

Gambar 4.3 Pengukuran Output Load Cell

Tabel 4.1 Data Output Load Cell

Berat Perhitungan Ouput

Tegangan (mV)

Hasil Pengukuran

Tegangan (mV)

Simpangan

(mV)

0 0 0,63 0,63

10 0,5 0,83 0,33

20 1,0 1,34 0,34

30 1,5 1,85 0,35

40 2,0 2,25 0,25

50 2,5 2,69 0,19

60 3,0 3,17 0,17

70 3,5 3,39 0,11

80 4 4,16 0,16

90 4,5 4,33 0,17

100 5 4,83 0,17

32

Pada tabel 4.1 menunjukkan hasil pengukuran output tegangan memiliki

simpangan yang kecil dengan hasil perhitungan output tegangan, dimana

nilai simpangan terbesar terdapat pada pengukuran berat 0 kg yaitu 0,63

mVolt.

Grafik 4.1 Output Load Cell

Secara teori hasil pengukuran load cell selain ditentukan oleh besarnya

beban, juga ditentukan oleh besarnya tegangan excitasi, dan karakteristik

(mV/V) load cell itu sendiri, dan didapat output tegangan memiliki

kenaikan 0,5 mV tiap 10 kg kenaikan berat, dimana grafik 4.1

menunjukkan karakteristik dari load cell. Berikut perhitungan output

tegangan menurut karakteristik load cell :

π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘π‘Žπ‘›

π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ . π‘˜π‘Žπ‘π‘Žπ‘ π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘™π‘œπ‘Žπ‘‘ 𝑐𝑒𝑙𝑙 π‘₯ 𝑇𝑒𝑔. 𝐼𝑛𝑝𝑒𝑑 π‘₯ 𝑇𝑒𝑔. 𝑂𝑒𝑑𝑝𝑒𝑑 𝑆𝑒𝑛𝑠𝑖𝑣𝑖𝑑𝑦

Sehingga jika beban 200 kg diberikan pada load cell kapasitas 200

kg dengan tegangan input 5 V dan tegangan output sensivity 2 mV, maka

signal yang terkirim dari load cell tersebut adalah sebesar 10 mV.

00,5

11,5

22,5

33,5

44,5

55,5

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tega

nga

n (

mV

)

Berat (kg)

Output Load Cell

Perhitungan Ouput Tegangan Hasil Pengukuran Tegangan

33

Demikian juga apabila dibebani 100 kg dengan tegangan input dan ouput

sensivity yang sama, karena 100 kg adalah setengah dari 200 kg maka

keluaran loadcell menjadi 5 mV.

4.1.2. Pengambilan Data Output HX711

Gambar 4.4 Modul HX711 dan Test Point

(Sumber : Datasheet AVIA Semiconductor HX711)

Dari gambar 4.4 terdapat bagian test point untuk mengukur tegangan

output pada komponen HX711 saat dilakukan pengukuran berat.

Gambar 4.5 Pengukuran Output Modul HX711

TP

1

34

Tabel 4.2 Data Output Modul HX711

Berat Tegangan Output

= AVDD (Volt)

Hasil Pengukuran

Tegangan (Volt)

Simpangan

(Volt)

0 5 4,90 0,10

10 5 4,87 0,13

20 5 4,87 0,12

30 5 4,86 0,14

40 5 4,87 0,13

50 5 4,86 0,14

60 5 4,85 0,15

70 5 4,86 0,14

80 5 4,87 0,13

90 5 4,85 0,15

100 5 4,85 0,15

Grafik 4.2 Output HX711

Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa komponen HX711 melakukan

penguatan tegangan dari hasil output tegangan yang didapat dari sensor

berat (load cell), dimana dari mV menjadi V yang kemudian akan masuk

ke arduino. Selain itu juga dapat dilihat bahwa hasil simpangan paling

besar pada 60kg dan 100kg yaitu 0,15 V, dimana hasil simpangan output

4,82

4,83

4,84

4,85

4,86

4,87

4,88

4,89

4,9

4,91

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Vo

lt

Berat (kg)

Hasil Pengukuran Tegangan

35

yang didapat masih didalam toleransi karakteristik HX711 yaitu tegangan

output sama dengan AVDD (analog power = 5 volt) dengan minimum

100mV di bawah tegangan VSUP (Regulator power = 5 Volt).

4.1.3. Pengambilan Data Ultrasonic SRF04

Gambar 4.6 (a) Sensor Ultrasonic SRF04

(b)Test Point Output SRF04

(Sumber : Datasheet Devantech SRF04)

Dari gambar 4.6 terdapat bagian test point untuk mengukur tegangan

output pada sensor ultrasonic SRF04 saat dilakukan pengukuran panjang.

Gambar 4.7 Pengukuran Output Sensor Ultrasonic SRF04

(a) (b)

36

Tabel 4.3 Data Output Sensor Ultrasonic SRF04

Grafik 4.3 Output SRF04

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa simpangan terbesar pada berat

40 kg yaitu 3,3 mVolt, dimana karakteristik output SRF04 yaitu data

digital, sehingga tegangan yang terukur 0 Volt. Selain itu dapat dilihat

bahwa semakin panjang/tinggi obyek yang dideteksi maka tegangan

output yang terukur semakin menurun, tetapi masih dalam batas toleransi

dapat dilihat pada grafik 4.3.

2,5

2,6

2,7

2,8

2,9

3

3,1

3,2

3,3

3,4

40 45 50 55 60

Teg

an

gan

(m

V)

Panjang (cm)

Hasil Pengukuran Tegangan

Panjang Tegangan

Ouput (Volt)

Hasil Pengukuran

Tegangan (mV)

Simpangan

(mV)

40 0 3,3 3,3

45 0 3,0 3,0

50 0 2,9 2,9

55 0 2,8 2,8

60 0 2,8 2,8

37

4.2. Hasil Pengukuran Terhadap Pembanding atau Kalibrator

4.3.1 Hasil Pengukuran Berat Badan Menggunakan Anak Timbangan

Pengukuran menggunakan anak timbangan dan beberapa beban yang

terbuat dari pasir padat sebagai kalibrator dan pembanding. Pembanding yang

dimaksud yaitu anak timbangan.

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Berat Terhadap Pembanding atau Kalibrator

Pembanding

(kg)

HASIL PENGUKURAN PADA MODUL

X1 X2 X3 X4 X5 X6

0 0 0 0 0 0 0

10 10 10 10 10 10 10

30 29 30 30 30 30 30

60 60 60 60 60 60 60

100 99 99 100 99 99 99

4.3.2 Hasil Pengukuran Berat Badan Terhadap Pasien Lansia

Pengukuran menggunakan alat timbangan digital sebagai kalibrator dan

alat pembanding pada pasien lansia. Pengukuran pada berat badan kali ini

pada 5 pasien. Hasil pengukuran tersebut bisa dilihat pada tabel 4.5

Pembanding : Timbangan Digital

Merk / type alat : BLESINDO / TCS 200RT

Kapasitas : 200 KG

38

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Berat Badan Terhadap Pasien lansia

Pasien Alat HASIL PENGUKURAN

X1 X2 X3 X4 X5 X6

1 Pembanding 62,6 62,6 62,7 62,7 62,6 62,7

Modul 63 63 63 63 63 63

2 Pembanding 64 63,9 64 64 63,9 64

Modul 64 64 64 64 64 64

3 Pembanding 68 67,9 67,9 68 68 67,9

Modul 68 68 68 68 68 68

4 Pembanding 51,8 51,8 51,9 52 52 51,9

Modul 52 52 52 52 52 52

5 Pembanding 76 76 75,9 76 75,9 76

Modul 76 76 76 76 76 76

4.3.3 Hasil Pengukuran Tinggi Lutut Terhadap Meteran

Pengukuran menggunakan meteran sepanjang 150 cm sebagai

kalibrator dan pembanding yang dikaitkan pada modul yang kemudian ditarik

lurus kebawah hingga menyentuh pola kaki pada posisi tumit. Hasil

pengukuran tersebut bisa dilihat pada tabel 4.6

Pembanding : Meteran

Panjang Maksimum : 150 cm

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Panjang Terhadap Meteran

Pembanding

(cm)

HASIL PENGUKURAN PADA MODUL

X1 X2 X3 X4 X5 X6

40 40 40 40 41 40 40

45 45 45 45 46 46 45

50 51 50 50 49 50 50

55 55 55 56 54 55 55

60 60 60 61 59 61 60

39

4.3.4 Hasil Pengukuran Tinggi Lutut dan Tinggi Badan Terhadap Pasien

Lansia

Pengukuran menggunakan timbangan digital merk blesindo sebagai

kalibrator dan pembanding untuk pengukuran tinggi badan, sedangkan untuk

untuk tinggi lutut menggunakan meteran 150 cm. Pengukuran dilakukan pada

5 pasien lansia dengan 6 kali pengambilan data. Hasil pengukuran tersebut

bisa dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Tinggi Lutut dan Tinggi Badan Pasien Lansia

Gender

Pasien Umur

Pembanding Tinggi

Hasil Pengukuran Pada Modul

TB TL X1 X2 X3 X4 X5 X6

L 63 152 45

TL 45 45 44 45 44 45

TB 153 153 151 153 151 153

Rumus Chumlea (Modul) 152,57 152,57 150,55 152,57 150,55 152,57

L 65 156 47

TL 47 47 47 47 47 47

TB 156 156 156 156 156 156

Rumus Chumlea (Modul) 156,53 156,53 156,53 156,53 156,53 156,53

P 68 155 47

TL 47 47 47 47 47 47

TB 155 155 155 155 155 155

Rumus Chumlea (Modul) 154,57 154,57 154,57 154,57 154,57 154,57

L 66 169 53

TL 53 53 53 53 53 54

TB 169 169 169 167 169 171

Rumus Chumlea (Modul) 168,61 168,61 168,61 168,61 168,61 170,63

P 60 161 49

TL 49 49 50 49 50 49

TB 160 160 162 160 162 160

Rumus Chumlea (Modul) 160,15 160,15 161,98 160,15 161,98 160,15

Keterangan :

TL = Tinggi Lutut

TB = Tinggi Badan (Hasil dari perhitungan rumus chumlea yang dibulatkan)

40

4.3. Hasil perhitungan atau Analisis Data

4.3.1 Hasil Perhitungan Berat Badan Menggunakan Anak Timbangan.

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Berat Badan

Pembanding

(kg)

Hasil Pengukuran pada

Modul Mean error

(%) Simpangan SD UA

X1 X2 X3 X4 X5 X6

0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

10 10 10 10 10 10 10 10,00 0,00 0,00 0,00 0,00

30 29 30 30 30 30 30 29,83 0,56 0,17 0,41 0,13

60 60 60 60 60 60 60 60,00 0,00 0,00 0,00 0,00

100 99 99 100 99 99 99 99,17 0,84 0,83 0,41 0,13

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan hasil pengukuran berat beban

dengan 6 kali percobaan menggunakan berat beban yang berbeda didapatkan

hasil berbeda atau adanya selisih nilai pengukuran antara pembanding berupa

anak timbangan. Nilai error didapatkan ketika berat badan 30 kg, 100 kg.

Berat badan 100 kg memiliki nilai error yang besar yaitu sebesar 0,84 %. Pada

tabel tersebut terdapat nilai standart deviasi, besarnya simpangan, dan nilai

ketidakpastian yang dipengaruhi oleh adanya faktor luar, seperti adanya

kelebihan berat beban pada anak timbangan yang tidak terdeteksi. Dibawah

ini merupakan grafik dari hasil pengukuran berat badan berdasarkan tabel 4.4

41

Grafik 4.4 Hasil Pengukuran Berat Terhadap Anak Timbangan

Dari Grafik 4.4 menunjukkan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh

pada tampilan modul sama dengan pembanding (anak timbangan).

4.3.2 Hasil Perhitungan Berat Badan Menggunakan Pasien

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Berat Badan Pasien Lansia

Pasien Alat Pengukuran BERAT

Mean SD UA % eror 1 2 3 4 5 6

1 P 62,6 62,6 62,7 62,7 62,6 62,7 62,7 0,4082 0,1292

0,5556 M 63 63 63 63 63 63 63 0,0000 0,0000

2 P 64 63,9 64 64 63,9 64 64,0 0,2041 0,0646

0,0521 M 64 64 64 64 64 64 64 0,0000 0,0000

3 P 68 67,9 67,9 68 68 67,9 68,0 0,2041 0,0646

0,0735 M 68 68 68 68 68 68 68 0,0000 0,0000

4 P 51,8 51,8 51,9 52 52 51,9 51,9 0,2739 0,0867

0,1923 M 52 52 52 52 52 52 52 0,0000 0,0000

5 P 76 76 75,9 76 75,9 76 76,0 0,0000 0,0000

0,0439 M 76 76 76 76 76 76 76 0,0000 0,0000

Keterangan :

P = Pembanding M = Modul

0102030405060708090

100110120

0 10 30 60 100

Be

rat

(kg)

Anak Timbangan (kg)

Hasil Pengukuran Berat

X1 X2 X3 X4 X5 X6

42

Berdasarkan tabel 4.9 hasil pengukuran berat badan antara pembanding

dengan modul didapatkan selisih error terendah 0,0439% dan nilai error

tertinggi sebesar 0,5556%. Terdapatnya hasil error didapatkan dari factor

luar, seperti adanya pergerakan dan kondisi pasien. Dibawah ini merupakan

grafik dari hasil pengukuran berat badan berdasarkan tabel 4.5

Grafik 4.5 Hasil Pengukuran Berat Badan Pasien Lansia

Dari Grafik 4.5 menunjukkan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh

pada tampilan modul hampir antara pasien dengan pembanding mendekati sama.

4.3.3 Hasil Perhitungan Tinggi Lutut Menggunakan Meteran

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Tinggi Lutut

Pembanding

(cm)

Hasil Pengukuran Pada Modul rata-

rata

error

(%) Simpangan SD UA

X1 X2 X3 X4 X5 X6

40 40 40 40 41 40 40 40,17 0,41 0,17 0,41 0,13

45 45 45 45 46 46 45 45,33 0,74 0,33 0,52 0,16

50 51 50 50 49 50 50 50,00 0,00 0,00 0,63 0,20

55 55 55 56 54 55 55 55,00 0,00 0,00 0,63 0,20

60 60 60 61 59 61 60 60,17 0,28 0,17 0,75 0,24

30

40

50

60

70

80

P A P A P A P A P A

Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3 Pasien 4 Pasien 5

Ber

at B

adan

(kg

)

Pasien Lansia

Hasil Pengukuran Berat Badan

X1 X2 X3 X4 X5 X6

43

Berdasakan tabel 4.10 hasil pengukuran tinggi lutut dengan 6 kali

percobaan menggunakan tinggi lutut yang berbeda didapatkan hasil berbeda

atau adanya selisih nilai pengukuran menggunakan pembanding. Dari

beberapa pengukuran yang dilakukan nilai eror maksimal sebesar 0,74% pada

titik pengukuran 45 cm dan nilai error minimum sebesar 0.00% pada titik

pengukuran 50cm dan 55cm. Nilai ketidakpastian yang diperoleh karena

dipengaruhi faktor luar, seperti saat pengukuran terjadi yang dikarenakan

kelebihan panjang pada pembanding dan titik sudut pandang pembacaan pada

pembanding saat dilakukan pengukuran.

Dibawah ini merupakan grafik dari hasil pengukuran panjang

berdasarkan tabel 4.6, menunjukkan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh

pada tampilan modul antara modul dengan pembanding memiliki nilai yang

mendekati sama.

Grafik 4.6 Hasil Pengukuran Panjang terhadap Meteran

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

40 45 50 55 60

Pan

jan

g (c

m)

Pembanding Meteran (cm)

Hasil Pengukuran Panjang

X1 X2 X3 X4 X5 X6

44

4.3.4 Hasil Perhitungan Tinggi Lutut dan Tinggi Badan Menggunakan Pasien Lansia

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Tinggi Lutut dan Tinggi Badan Pasien Lansia

Gender

Pasien Umur

Pembanding Tinggi

Hasil Pengukuran Pada Modul Mean SD UA error (%)

TB TL X1 X2 X3 X4 X5 X6

L 63 152 45

TL 45 45 44 45 44 45 44,67 0,5164 0,1633 0,7463

TB 153 153 151 153 151 153 152,33 1,0328 0,3266 0,2188

Rumus Chumlea (Modul) 152,57 152,57 150,55 152,57 150,55 152,57 151,90 1,0431 0,3299 0,0680

L 65 156 47

TL 47 47 47 47 47 47 47,00 0,0000 0,0000 0,0000

TB 156 156 156 156 156 156 156,00 0,0000 0,0000 0,0000

Rumus Chumlea (Modul) 156,53 156,53 156,53 156,53 156,53 156,53 156,53 0,0000 0,0000 0,3386

P 68 155 47

TL 47 47 47 47 47 47 47,00 0,0000 0,0000 0,0000

TB 155 155 155 155 155 155 155,00 0,0000 0,0000 0,0000

Rumus Chumlea (Modul) 154,57 154,57 154,57 154,57 154,57 154,57 154,57 0,0000 0,0000 0,2782

L 66 169 53

TL 53 53 53 53 53 54 53,17 0,4082 0,1291 0,3135

TB 169 169 169 167 169 171 169,00 1,2649 0,4000 0,0000

Rumus Chumlea (Modul) 168,61 168,61 168,61 168,61 168,61 170,63 168,95 0,8247 0,2608 0,0316

P 60 161 49

TL 49 49 50 49 50 49 49,33 0,5164 0,1633 0,6757

TB 160 160 162 160 162 160 160,67 1,0328 0,3266 0,2075

Rumus Chumlea (Modul) 160,15 160,15 161,98 160,15 161,98 160,15 160,76 0,9450 0,2988 0,1493

Keterangan :

TL = Tinggi Lutut

TB = Tinggi Badan (Hasil dari perhitungan rumus chumlea yang dibulatkan)

Berdasarkan dari data perbandingan dengan menggunakan alat ukur

tinggi lutut dan tinggi badan menggunakan meteran dengan 5 pasien dan 6

kali pengukuran didapatkan hasil beberapa yang sedikit berbeda atau adanya

selisih nilai antara alat pembanding dengan modul. Maka terdapat nilai error

pada pengukuran tinggi lutut (TL) yang paling besar 0,7463% dan paling

kecil 0,0000%. Sedangkan nilai error pada pengukuran tinggi badan (TB)

yang paling besar 0,2188% dan paling kecil 0,0000%. Ketidakpastian

diperoleh karena masih adanya faktor luar, seperti posisi dari pasien yang

tidak sama persis saat pengukuran sebelumnya dan lain-lain

Dibawah ini merupakan grafik dari hasil pengukuran tinggi badan

berdasarkan tabel 4.7, menunjukkan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh

pada tampilan modul antara modul dengan pembanding memiliki nilai yang

mendekati sama.

Grafik 4.7 Hasil Pengukuran Tinggi Lutut dan Tinggi Badan Pasien Lansia

20

40

60

80

100

120

140

160

180

TL TB TL TB TL TB TL TB TL TB

Pasien 1(L/63/TL45/TB152)

Pasien 2(L/65/TL47/TB156)

Pasien 3(P/68/TL47/TB155)

Pasien 4(L/66/TL53/TB169)

Pasien 5(P/60/TL49/TB161)

Tin

ggi (

cm)

Pasien Lansia

Hasil Pengukuran Tinggi Lutut dan Tinggi Badan

X1 X2 X3 X4 X5 X6

4.3.5 Hasil Perhitungan IMT Pasien Lansia

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan IMT Pasien Lansia Pada Modul Gender

Pasien Umur

Hasil Pengukuran Pada Modul

X1 X2 X3 X4 X5 X6

L 63 BB 63 63 63 63 63 63

TB 153 153 151 153 151 153

IMT 27 27 28 27 28 27

Keterangan kegemukan kegemukan obesitas kegemukan obesitas kegemukan

L 65 BB 64 64 64 64 64 64

TB 156 156 156 156 156 156

IMT 26 26 26 26 26 26

Keterangan kegemukan kegemukan kegemukan kegemukan kegemukan kegemukan

P 68 BB 68 68 68 68 68 68

TB 155 155 155 155 155 155

IMT 28 28 28 28 28 28

Keterangan obesitas obesitas obesitas obesitas obesitas obesitas

L 66 BB 52 52 52 52 52 52

TB 169 169 169 167 169 171

IMT 18 18 18 19 18 18

Keterangan normal normal normal normal normal normal

P 60 BB 76 76 76 76 76 76

TB 160 160 162 160 162 160

IMT 30 30 29 30 29 30

Keterangan obesitas obesitas obesitas obesitas obesitas obesitas

4.4. Pembahasan dan Analisa

Hasil pengukuran sensor load cell dimana salah satu karakteristik load

cell yaitu 2 mV/V. Yang berarti setiap satu volt tegangan excitasi, pada saat

load cell dibebani maksimal akan mengeluarkan signal sebesar 2 mV. Maka

jika beban 200 kg diberikan pada load cell kapasitas 200 kg dengan tegangan

excitasi 5 V, maka signal yang terkirim dari load cell tersebut adalah sebesar

10 mV. Demikian juga apabila dibebani 100 kg dengan tegangan excitasi

tetap 5 V, karena 100 kg adalah setengah dari 200 kg maka keluaran loadcell

menjadi 5 mV, selain itu juga terdapat karakteristik load cell yaitu didapat

kenaikan 0,5 mV output tegangan pada tiap 10 kg kenaikan berat. Dan dari

hasil pengukuran didapat nilai simpangan terbesar pada pengukuran berat 0

kg yaitu 0,63 mVolt.

Hasil pengukuran penguat HX711 didapat hasil simpangan paling besar

pada 60kg dan 100kg yaitu 0,15 V, dimana hasil simpangan output yang

didapat masih didalam toleransi karakteristik HX711 yaitu tegangan output

sama dengan AVDD (analog power = 5 volt) dengan minimum 100mV di

bawah tegangan VSUP (Regulator power = 5 Volt).

Sedangkan untuk hasil pengukuran pada komponen sensor ultrasonic

SRF04 simpangan terbesar pada berat 40 kg yaitu 3,3 mVolt, dimana

karakteristik SRF04 yaitu ketika ada perubahan dari low ke high dari pin

output echo maka akan mengaktifkan timer, dan ketika ada perubahan dari

high ke low dari pin output echo maka akan mematikan timer. Sehingga

tegangan yang terukur saat SRF 04 memberikan sinyal ke mikrokontroller

adalah 0 Volt. Selain itu dapat dilihat bahwa semakin panjang/tinggi obyek

yang dideteksi maka tegangan output yang terukur semakin menurun, tetapi

masih dalam batas toleransi.

Hasil Pengukuran berat badan pada pasien 1 didapatkan hasil error

pengukuran sebesar 0,56%. Pada pasien 2 didapatkan hasil error pengukuran

sebesar 0,05%. Pada pasien 3 didapatkan hasil error pengukuran sebesar

0,07%. Pada pasien 4 didapatkan hasil error pengukuran sebesar 0,19%. Pada

pasien 5 didapatkan hasil error pengukuran sebesar 0,04%. Dari hasil

pengukuran pada 5 pasien tersebut pada pasien ke 1 (0,56%), hal ini

disebabkan adanya variable luar seperti pergerakan, posisi dan kondisi pasien

yang berpengaruh pada hasil pengukuran. Dengan demikian nilai error masih

berada di batas toleransi yang di izinkan sesuai dengan kepmenkes 118 tahun

2014 sehingga parameter berat badan dinyatakan laik pakai.

Hasil analisis perhitungan data pengukuran tinggi badan, dimana

perhitungan tinggi badan yang tertampil pada modul merupakan hasil

perhitungan rumus chumlea yang dimasukkan pada program arduino, didapat

nilai error maksimal yang di hasilkan pada yaitu pasien 1 sebesar 0,22% dan

nilai error minimal yang di hasilkan yaitu sebesar 0,00% . Dengan demikian

nilai error masih berada di batas toleransi yang di izinkan dari resolusi

pembacaan untuk nilai tinggi badan (kepmenkes 118, 2014) sehingga

parameter tinggi badan dinyatakan laik pakai.