30 BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1. Hasil ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of 30 BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1. Hasil ...
30
BAB IV
HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS
4.1. Hasil Pengukuran Test Point
Gambar 4.1 Rangkaian dan Test Point
4.1.1. Pengambilan Data Output Load Cell
Gambar 4.2 Sensor Load Cell
(Sumber : Datasheet Load Cell Zemic Uero type. L6G)
TP
1
TP
1
Test Point
HX711
Test Point
SRF04
Test Point
Load Cell
31
Dari gambar 4.2 terdapat bagian test point untuk mengukur tegangan
ouput load cell saat dilakukan pengukuran berat.
Gambar 4.3 Pengukuran Output Load Cell
Tabel 4.1 Data Output Load Cell
Berat Perhitungan Ouput
Tegangan (mV)
Hasil Pengukuran
Tegangan (mV)
Simpangan
(mV)
0 0 0,63 0,63
10 0,5 0,83 0,33
20 1,0 1,34 0,34
30 1,5 1,85 0,35
40 2,0 2,25 0,25
50 2,5 2,69 0,19
60 3,0 3,17 0,17
70 3,5 3,39 0,11
80 4 4,16 0,16
90 4,5 4,33 0,17
100 5 4,83 0,17
32
Pada tabel 4.1 menunjukkan hasil pengukuran output tegangan memiliki
simpangan yang kecil dengan hasil perhitungan output tegangan, dimana
nilai simpangan terbesar terdapat pada pengukuran berat 0 kg yaitu 0,63
mVolt.
Grafik 4.1 Output Load Cell
Secara teori hasil pengukuran load cell selain ditentukan oleh besarnya
beban, juga ditentukan oleh besarnya tegangan excitasi, dan karakteristik
(mV/V) load cell itu sendiri, dan didapat output tegangan memiliki
kenaikan 0,5 mV tiap 10 kg kenaikan berat, dimana grafik 4.1
menunjukkan karakteristik dari load cell. Berikut perhitungan output
tegangan menurut karakteristik load cell :
πππππ‘ πππππ
ππππ . πππππ ππ‘ππ ππππ ππππ π₯ πππ. πΌπππ’π‘ π₯ πππ. ππ’π‘ππ’π‘ ππππ ππ£ππ‘π¦
Sehingga jika beban 200 kg diberikan pada load cell kapasitas 200
kg dengan tegangan input 5 V dan tegangan output sensivity 2 mV, maka
signal yang terkirim dari load cell tersebut adalah sebesar 10 mV.
00,5
11,5
22,5
33,5
44,5
55,5
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tega
nga
n (
mV
)
Berat (kg)
Output Load Cell
Perhitungan Ouput Tegangan Hasil Pengukuran Tegangan
33
Demikian juga apabila dibebani 100 kg dengan tegangan input dan ouput
sensivity yang sama, karena 100 kg adalah setengah dari 200 kg maka
keluaran loadcell menjadi 5 mV.
4.1.2. Pengambilan Data Output HX711
Gambar 4.4 Modul HX711 dan Test Point
(Sumber : Datasheet AVIA Semiconductor HX711)
Dari gambar 4.4 terdapat bagian test point untuk mengukur tegangan
output pada komponen HX711 saat dilakukan pengukuran berat.
Gambar 4.5 Pengukuran Output Modul HX711
TP
1
34
Tabel 4.2 Data Output Modul HX711
Berat Tegangan Output
= AVDD (Volt)
Hasil Pengukuran
Tegangan (Volt)
Simpangan
(Volt)
0 5 4,90 0,10
10 5 4,87 0,13
20 5 4,87 0,12
30 5 4,86 0,14
40 5 4,87 0,13
50 5 4,86 0,14
60 5 4,85 0,15
70 5 4,86 0,14
80 5 4,87 0,13
90 5 4,85 0,15
100 5 4,85 0,15
Grafik 4.2 Output HX711
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa komponen HX711 melakukan
penguatan tegangan dari hasil output tegangan yang didapat dari sensor
berat (load cell), dimana dari mV menjadi V yang kemudian akan masuk
ke arduino. Selain itu juga dapat dilihat bahwa hasil simpangan paling
besar pada 60kg dan 100kg yaitu 0,15 V, dimana hasil simpangan output
4,82
4,83
4,84
4,85
4,86
4,87
4,88
4,89
4,9
4,91
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Vo
lt
Berat (kg)
Hasil Pengukuran Tegangan
35
yang didapat masih didalam toleransi karakteristik HX711 yaitu tegangan
output sama dengan AVDD (analog power = 5 volt) dengan minimum
100mV di bawah tegangan VSUP (Regulator power = 5 Volt).
4.1.3. Pengambilan Data Ultrasonic SRF04
Gambar 4.6 (a) Sensor Ultrasonic SRF04
(b)Test Point Output SRF04
(Sumber : Datasheet Devantech SRF04)
Dari gambar 4.6 terdapat bagian test point untuk mengukur tegangan
output pada sensor ultrasonic SRF04 saat dilakukan pengukuran panjang.
Gambar 4.7 Pengukuran Output Sensor Ultrasonic SRF04
(a) (b)
36
Tabel 4.3 Data Output Sensor Ultrasonic SRF04
Grafik 4.3 Output SRF04
Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa simpangan terbesar pada berat
40 kg yaitu 3,3 mVolt, dimana karakteristik output SRF04 yaitu data
digital, sehingga tegangan yang terukur 0 Volt. Selain itu dapat dilihat
bahwa semakin panjang/tinggi obyek yang dideteksi maka tegangan
output yang terukur semakin menurun, tetapi masih dalam batas toleransi
dapat dilihat pada grafik 4.3.
2,5
2,6
2,7
2,8
2,9
3
3,1
3,2
3,3
3,4
40 45 50 55 60
Teg
an
gan
(m
V)
Panjang (cm)
Hasil Pengukuran Tegangan
Panjang Tegangan
Ouput (Volt)
Hasil Pengukuran
Tegangan (mV)
Simpangan
(mV)
40 0 3,3 3,3
45 0 3,0 3,0
50 0 2,9 2,9
55 0 2,8 2,8
60 0 2,8 2,8
37
4.2. Hasil Pengukuran Terhadap Pembanding atau Kalibrator
4.3.1 Hasil Pengukuran Berat Badan Menggunakan Anak Timbangan
Pengukuran menggunakan anak timbangan dan beberapa beban yang
terbuat dari pasir padat sebagai kalibrator dan pembanding. Pembanding yang
dimaksud yaitu anak timbangan.
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Berat Terhadap Pembanding atau Kalibrator
Pembanding
(kg)
HASIL PENGUKURAN PADA MODUL
X1 X2 X3 X4 X5 X6
0 0 0 0 0 0 0
10 10 10 10 10 10 10
30 29 30 30 30 30 30
60 60 60 60 60 60 60
100 99 99 100 99 99 99
4.3.2 Hasil Pengukuran Berat Badan Terhadap Pasien Lansia
Pengukuran menggunakan alat timbangan digital sebagai kalibrator dan
alat pembanding pada pasien lansia. Pengukuran pada berat badan kali ini
pada 5 pasien. Hasil pengukuran tersebut bisa dilihat pada tabel 4.5
Pembanding : Timbangan Digital
Merk / type alat : BLESINDO / TCS 200RT
Kapasitas : 200 KG
38
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Berat Badan Terhadap Pasien lansia
Pasien Alat HASIL PENGUKURAN
X1 X2 X3 X4 X5 X6
1 Pembanding 62,6 62,6 62,7 62,7 62,6 62,7
Modul 63 63 63 63 63 63
2 Pembanding 64 63,9 64 64 63,9 64
Modul 64 64 64 64 64 64
3 Pembanding 68 67,9 67,9 68 68 67,9
Modul 68 68 68 68 68 68
4 Pembanding 51,8 51,8 51,9 52 52 51,9
Modul 52 52 52 52 52 52
5 Pembanding 76 76 75,9 76 75,9 76
Modul 76 76 76 76 76 76
4.3.3 Hasil Pengukuran Tinggi Lutut Terhadap Meteran
Pengukuran menggunakan meteran sepanjang 150 cm sebagai
kalibrator dan pembanding yang dikaitkan pada modul yang kemudian ditarik
lurus kebawah hingga menyentuh pola kaki pada posisi tumit. Hasil
pengukuran tersebut bisa dilihat pada tabel 4.6
Pembanding : Meteran
Panjang Maksimum : 150 cm
Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Panjang Terhadap Meteran
Pembanding
(cm)
HASIL PENGUKURAN PADA MODUL
X1 X2 X3 X4 X5 X6
40 40 40 40 41 40 40
45 45 45 45 46 46 45
50 51 50 50 49 50 50
55 55 55 56 54 55 55
60 60 60 61 59 61 60
39
4.3.4 Hasil Pengukuran Tinggi Lutut dan Tinggi Badan Terhadap Pasien
Lansia
Pengukuran menggunakan timbangan digital merk blesindo sebagai
kalibrator dan pembanding untuk pengukuran tinggi badan, sedangkan untuk
untuk tinggi lutut menggunakan meteran 150 cm. Pengukuran dilakukan pada
5 pasien lansia dengan 6 kali pengambilan data. Hasil pengukuran tersebut
bisa dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Tinggi Lutut dan Tinggi Badan Pasien Lansia
Gender
Pasien Umur
Pembanding Tinggi
Hasil Pengukuran Pada Modul
TB TL X1 X2 X3 X4 X5 X6
L 63 152 45
TL 45 45 44 45 44 45
TB 153 153 151 153 151 153
Rumus Chumlea (Modul) 152,57 152,57 150,55 152,57 150,55 152,57
L 65 156 47
TL 47 47 47 47 47 47
TB 156 156 156 156 156 156
Rumus Chumlea (Modul) 156,53 156,53 156,53 156,53 156,53 156,53
P 68 155 47
TL 47 47 47 47 47 47
TB 155 155 155 155 155 155
Rumus Chumlea (Modul) 154,57 154,57 154,57 154,57 154,57 154,57
L 66 169 53
TL 53 53 53 53 53 54
TB 169 169 169 167 169 171
Rumus Chumlea (Modul) 168,61 168,61 168,61 168,61 168,61 170,63
P 60 161 49
TL 49 49 50 49 50 49
TB 160 160 162 160 162 160
Rumus Chumlea (Modul) 160,15 160,15 161,98 160,15 161,98 160,15
Keterangan :
TL = Tinggi Lutut
TB = Tinggi Badan (Hasil dari perhitungan rumus chumlea yang dibulatkan)
40
4.3. Hasil perhitungan atau Analisis Data
4.3.1 Hasil Perhitungan Berat Badan Menggunakan Anak Timbangan.
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Berat Badan
Pembanding
(kg)
Hasil Pengukuran pada
Modul Mean error
(%) Simpangan SD UA
X1 X2 X3 X4 X5 X6
0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
10 10 10 10 10 10 10 10,00 0,00 0,00 0,00 0,00
30 29 30 30 30 30 30 29,83 0,56 0,17 0,41 0,13
60 60 60 60 60 60 60 60,00 0,00 0,00 0,00 0,00
100 99 99 100 99 99 99 99,17 0,84 0,83 0,41 0,13
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan hasil pengukuran berat beban
dengan 6 kali percobaan menggunakan berat beban yang berbeda didapatkan
hasil berbeda atau adanya selisih nilai pengukuran antara pembanding berupa
anak timbangan. Nilai error didapatkan ketika berat badan 30 kg, 100 kg.
Berat badan 100 kg memiliki nilai error yang besar yaitu sebesar 0,84 %. Pada
tabel tersebut terdapat nilai standart deviasi, besarnya simpangan, dan nilai
ketidakpastian yang dipengaruhi oleh adanya faktor luar, seperti adanya
kelebihan berat beban pada anak timbangan yang tidak terdeteksi. Dibawah
ini merupakan grafik dari hasil pengukuran berat badan berdasarkan tabel 4.4
41
Grafik 4.4 Hasil Pengukuran Berat Terhadap Anak Timbangan
Dari Grafik 4.4 menunjukkan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh
pada tampilan modul sama dengan pembanding (anak timbangan).
4.3.2 Hasil Perhitungan Berat Badan Menggunakan Pasien
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Berat Badan Pasien Lansia
Pasien Alat Pengukuran BERAT
Mean SD UA % eror 1 2 3 4 5 6
1 P 62,6 62,6 62,7 62,7 62,6 62,7 62,7 0,4082 0,1292
0,5556 M 63 63 63 63 63 63 63 0,0000 0,0000
2 P 64 63,9 64 64 63,9 64 64,0 0,2041 0,0646
0,0521 M 64 64 64 64 64 64 64 0,0000 0,0000
3 P 68 67,9 67,9 68 68 67,9 68,0 0,2041 0,0646
0,0735 M 68 68 68 68 68 68 68 0,0000 0,0000
4 P 51,8 51,8 51,9 52 52 51,9 51,9 0,2739 0,0867
0,1923 M 52 52 52 52 52 52 52 0,0000 0,0000
5 P 76 76 75,9 76 75,9 76 76,0 0,0000 0,0000
0,0439 M 76 76 76 76 76 76 76 0,0000 0,0000
Keterangan :
P = Pembanding M = Modul
0102030405060708090
100110120
0 10 30 60 100
Be
rat
(kg)
Anak Timbangan (kg)
Hasil Pengukuran Berat
X1 X2 X3 X4 X5 X6
42
Berdasarkan tabel 4.9 hasil pengukuran berat badan antara pembanding
dengan modul didapatkan selisih error terendah 0,0439% dan nilai error
tertinggi sebesar 0,5556%. Terdapatnya hasil error didapatkan dari factor
luar, seperti adanya pergerakan dan kondisi pasien. Dibawah ini merupakan
grafik dari hasil pengukuran berat badan berdasarkan tabel 4.5
Grafik 4.5 Hasil Pengukuran Berat Badan Pasien Lansia
Dari Grafik 4.5 menunjukkan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh
pada tampilan modul hampir antara pasien dengan pembanding mendekati sama.
4.3.3 Hasil Perhitungan Tinggi Lutut Menggunakan Meteran
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Tinggi Lutut
Pembanding
(cm)
Hasil Pengukuran Pada Modul rata-
rata
error
(%) Simpangan SD UA
X1 X2 X3 X4 X5 X6
40 40 40 40 41 40 40 40,17 0,41 0,17 0,41 0,13
45 45 45 45 46 46 45 45,33 0,74 0,33 0,52 0,16
50 51 50 50 49 50 50 50,00 0,00 0,00 0,63 0,20
55 55 55 56 54 55 55 55,00 0,00 0,00 0,63 0,20
60 60 60 61 59 61 60 60,17 0,28 0,17 0,75 0,24
30
40
50
60
70
80
P A P A P A P A P A
Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3 Pasien 4 Pasien 5
Ber
at B
adan
(kg
)
Pasien Lansia
Hasil Pengukuran Berat Badan
X1 X2 X3 X4 X5 X6
43
Berdasakan tabel 4.10 hasil pengukuran tinggi lutut dengan 6 kali
percobaan menggunakan tinggi lutut yang berbeda didapatkan hasil berbeda
atau adanya selisih nilai pengukuran menggunakan pembanding. Dari
beberapa pengukuran yang dilakukan nilai eror maksimal sebesar 0,74% pada
titik pengukuran 45 cm dan nilai error minimum sebesar 0.00% pada titik
pengukuran 50cm dan 55cm. Nilai ketidakpastian yang diperoleh karena
dipengaruhi faktor luar, seperti saat pengukuran terjadi yang dikarenakan
kelebihan panjang pada pembanding dan titik sudut pandang pembacaan pada
pembanding saat dilakukan pengukuran.
Dibawah ini merupakan grafik dari hasil pengukuran panjang
berdasarkan tabel 4.6, menunjukkan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh
pada tampilan modul antara modul dengan pembanding memiliki nilai yang
mendekati sama.
Grafik 4.6 Hasil Pengukuran Panjang terhadap Meteran
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
40 45 50 55 60
Pan
jan
g (c
m)
Pembanding Meteran (cm)
Hasil Pengukuran Panjang
X1 X2 X3 X4 X5 X6
44
4.3.4 Hasil Perhitungan Tinggi Lutut dan Tinggi Badan Menggunakan Pasien Lansia
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Tinggi Lutut dan Tinggi Badan Pasien Lansia
Gender
Pasien Umur
Pembanding Tinggi
Hasil Pengukuran Pada Modul Mean SD UA error (%)
TB TL X1 X2 X3 X4 X5 X6
L 63 152 45
TL 45 45 44 45 44 45 44,67 0,5164 0,1633 0,7463
TB 153 153 151 153 151 153 152,33 1,0328 0,3266 0,2188
Rumus Chumlea (Modul) 152,57 152,57 150,55 152,57 150,55 152,57 151,90 1,0431 0,3299 0,0680
L 65 156 47
TL 47 47 47 47 47 47 47,00 0,0000 0,0000 0,0000
TB 156 156 156 156 156 156 156,00 0,0000 0,0000 0,0000
Rumus Chumlea (Modul) 156,53 156,53 156,53 156,53 156,53 156,53 156,53 0,0000 0,0000 0,3386
P 68 155 47
TL 47 47 47 47 47 47 47,00 0,0000 0,0000 0,0000
TB 155 155 155 155 155 155 155,00 0,0000 0,0000 0,0000
Rumus Chumlea (Modul) 154,57 154,57 154,57 154,57 154,57 154,57 154,57 0,0000 0,0000 0,2782
L 66 169 53
TL 53 53 53 53 53 54 53,17 0,4082 0,1291 0,3135
TB 169 169 169 167 169 171 169,00 1,2649 0,4000 0,0000
Rumus Chumlea (Modul) 168,61 168,61 168,61 168,61 168,61 170,63 168,95 0,8247 0,2608 0,0316
P 60 161 49
TL 49 49 50 49 50 49 49,33 0,5164 0,1633 0,6757
TB 160 160 162 160 162 160 160,67 1,0328 0,3266 0,2075
Rumus Chumlea (Modul) 160,15 160,15 161,98 160,15 161,98 160,15 160,76 0,9450 0,2988 0,1493
Keterangan :
TL = Tinggi Lutut
TB = Tinggi Badan (Hasil dari perhitungan rumus chumlea yang dibulatkan)
Berdasarkan dari data perbandingan dengan menggunakan alat ukur
tinggi lutut dan tinggi badan menggunakan meteran dengan 5 pasien dan 6
kali pengukuran didapatkan hasil beberapa yang sedikit berbeda atau adanya
selisih nilai antara alat pembanding dengan modul. Maka terdapat nilai error
pada pengukuran tinggi lutut (TL) yang paling besar 0,7463% dan paling
kecil 0,0000%. Sedangkan nilai error pada pengukuran tinggi badan (TB)
yang paling besar 0,2188% dan paling kecil 0,0000%. Ketidakpastian
diperoleh karena masih adanya faktor luar, seperti posisi dari pasien yang
tidak sama persis saat pengukuran sebelumnya dan lain-lain
Dibawah ini merupakan grafik dari hasil pengukuran tinggi badan
berdasarkan tabel 4.7, menunjukkan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh
pada tampilan modul antara modul dengan pembanding memiliki nilai yang
mendekati sama.
Grafik 4.7 Hasil Pengukuran Tinggi Lutut dan Tinggi Badan Pasien Lansia
20
40
60
80
100
120
140
160
180
TL TB TL TB TL TB TL TB TL TB
Pasien 1(L/63/TL45/TB152)
Pasien 2(L/65/TL47/TB156)
Pasien 3(P/68/TL47/TB155)
Pasien 4(L/66/TL53/TB169)
Pasien 5(P/60/TL49/TB161)
Tin
ggi (
cm)
Pasien Lansia
Hasil Pengukuran Tinggi Lutut dan Tinggi Badan
X1 X2 X3 X4 X5 X6
4.3.5 Hasil Perhitungan IMT Pasien Lansia
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan IMT Pasien Lansia Pada Modul Gender
Pasien Umur
Hasil Pengukuran Pada Modul
X1 X2 X3 X4 X5 X6
L 63 BB 63 63 63 63 63 63
TB 153 153 151 153 151 153
IMT 27 27 28 27 28 27
Keterangan kegemukan kegemukan obesitas kegemukan obesitas kegemukan
L 65 BB 64 64 64 64 64 64
TB 156 156 156 156 156 156
IMT 26 26 26 26 26 26
Keterangan kegemukan kegemukan kegemukan kegemukan kegemukan kegemukan
P 68 BB 68 68 68 68 68 68
TB 155 155 155 155 155 155
IMT 28 28 28 28 28 28
Keterangan obesitas obesitas obesitas obesitas obesitas obesitas
L 66 BB 52 52 52 52 52 52
TB 169 169 169 167 169 171
IMT 18 18 18 19 18 18
Keterangan normal normal normal normal normal normal
P 60 BB 76 76 76 76 76 76
TB 160 160 162 160 162 160
IMT 30 30 29 30 29 30
Keterangan obesitas obesitas obesitas obesitas obesitas obesitas
4.4. Pembahasan dan Analisa
Hasil pengukuran sensor load cell dimana salah satu karakteristik load
cell yaitu 2 mV/V. Yang berarti setiap satu volt tegangan excitasi, pada saat
load cell dibebani maksimal akan mengeluarkan signal sebesar 2 mV. Maka
jika beban 200 kg diberikan pada load cell kapasitas 200 kg dengan tegangan
excitasi 5 V, maka signal yang terkirim dari load cell tersebut adalah sebesar
10 mV. Demikian juga apabila dibebani 100 kg dengan tegangan excitasi
tetap 5 V, karena 100 kg adalah setengah dari 200 kg maka keluaran loadcell
menjadi 5 mV, selain itu juga terdapat karakteristik load cell yaitu didapat
kenaikan 0,5 mV output tegangan pada tiap 10 kg kenaikan berat. Dan dari
hasil pengukuran didapat nilai simpangan terbesar pada pengukuran berat 0
kg yaitu 0,63 mVolt.
Hasil pengukuran penguat HX711 didapat hasil simpangan paling besar
pada 60kg dan 100kg yaitu 0,15 V, dimana hasil simpangan output yang
didapat masih didalam toleransi karakteristik HX711 yaitu tegangan output
sama dengan AVDD (analog power = 5 volt) dengan minimum 100mV di
bawah tegangan VSUP (Regulator power = 5 Volt).
Sedangkan untuk hasil pengukuran pada komponen sensor ultrasonic
SRF04 simpangan terbesar pada berat 40 kg yaitu 3,3 mVolt, dimana
karakteristik SRF04 yaitu ketika ada perubahan dari low ke high dari pin
output echo maka akan mengaktifkan timer, dan ketika ada perubahan dari
high ke low dari pin output echo maka akan mematikan timer. Sehingga
tegangan yang terukur saat SRF 04 memberikan sinyal ke mikrokontroller
adalah 0 Volt. Selain itu dapat dilihat bahwa semakin panjang/tinggi obyek
yang dideteksi maka tegangan output yang terukur semakin menurun, tetapi
masih dalam batas toleransi.
Hasil Pengukuran berat badan pada pasien 1 didapatkan hasil error
pengukuran sebesar 0,56%. Pada pasien 2 didapatkan hasil error pengukuran
sebesar 0,05%. Pada pasien 3 didapatkan hasil error pengukuran sebesar
0,07%. Pada pasien 4 didapatkan hasil error pengukuran sebesar 0,19%. Pada
pasien 5 didapatkan hasil error pengukuran sebesar 0,04%. Dari hasil
pengukuran pada 5 pasien tersebut pada pasien ke 1 (0,56%), hal ini
disebabkan adanya variable luar seperti pergerakan, posisi dan kondisi pasien
yang berpengaruh pada hasil pengukuran. Dengan demikian nilai error masih
berada di batas toleransi yang di izinkan sesuai dengan kepmenkes 118 tahun
2014 sehingga parameter berat badan dinyatakan laik pakai.
Hasil analisis perhitungan data pengukuran tinggi badan, dimana
perhitungan tinggi badan yang tertampil pada modul merupakan hasil
perhitungan rumus chumlea yang dimasukkan pada program arduino, didapat
nilai error maksimal yang di hasilkan pada yaitu pasien 1 sebesar 0,22% dan
nilai error minimal yang di hasilkan yaitu sebesar 0,00% . Dengan demikian
nilai error masih berada di batas toleransi yang di izinkan dari resolusi
pembacaan untuk nilai tinggi badan (kepmenkes 118, 2014) sehingga
parameter tinggi badan dinyatakan laik pakai.