2011 ANALISIS PERANAN METODE COST-VOLUME ...

102
IS (a ANALISIS PERANAN METODE COST-VOLUME-PROFIT SEBAGAIALAT BANTU MANAJEMEN DALAM MENETAPKAN PERENCANAAN LABA YANG AKAN DICAPAI PADA PT TONY INTERIOR Skripsi Dibuat Oleh: Delanny Natalia 022106016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR April 2011

Transcript of 2011 ANALISIS PERANAN METODE COST-VOLUME ...

IS

(a

ANALISIS PERANAN METODE COST-VOLUME-PROFIT

SEBAGAIALAT BANTU MANAJEMEN DALAM

MENETAPKAN PERENCANAAN LABA YANG

AKAN DICAPAI PADA PT TONY INTERIOR

Skripsi

Dibuat Oleh:

Delanny Natalia022106016

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

April 2011

ANALISIS PERANAN METODE COST-VOLUME-PROFIT^EQAGM

ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM MENETAPKAN

PERENCANAAN LABA YANG AKAN DICAPAI

PADA PT TONY INTERIOR

Skripsi

Diajukan sebagi salah satu syarat dalam mencapai gelar Saijana EkonomiJurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

Bogor

Mengeiahui,

an Falcultas Ekonomi

(Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, MM., SE., Ak)

Ketua Jurusan

(Ketut Sunarta, MM., SE., Ak)

11

ANALISIS PERANAN METODE COST-VOLUME-PROFITSEQAGklALAT BANTU MANAJEMEN DALAM MENETAPKAN

PERENCANAAN LABA YANG AKAN DICAPAIPADA PT TONY INTERIOR

Skripsi

Telah disidangkan dan dinyatakan lulusPada Hari: Sabtu Tanggal: 30/04/2011

Delanny Natalia022106016

Menyetujui,

Dosen Penilal

:J-,(Dra. Hj. Fazariah Mahrurah, MM,, Ak)

Pembimblng

(Wayan Rai Suarthana, MM., SE., Ak)

Co. Pembimblng

f H['h"(Ellyn Octavianty, MM., SE)

111

ABSTRAK

DELANNY NATALIA. NPM 022106016. Analisis Peranan Metode Cost-Volume-Projit Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Menetapkan Perencanaan LabaYang Akan Dicapai Pada PT. Tony Interior. Dibawah bimbingan: WAYAN RAISUARTHANA dan ELLYN OCTAVIANTY.

Laba merupakan salah satu ukuran yang sering dipakai untuk menilaikeberhasilan manajemen suatu perusahaan. Oleh karena itu, dalam jangka pendekmanajemen perusahaan berupaya memperoleh laba yang maksimal, sehinggaperusahaan dapat terus eksis dan terus menjalankan usahaanya. Perencanaan labaadalah penentuan dan penetapan kegiatan-kegiatan produksi yang akan dilakukanuntuk mencapai laba perusahaan tersebut dan mengawasi kegiatan pelaksanaan dariproses dan hasil produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dantujuan yang diharapkan dapat terealisasi. Dalam merencanakan laba, manajemenmembutuhkan alat bantu diantaranya adalah metode cost-volume-profit. Metode inimenjelaskan hubungan antara volume produk, haiga jual, dan biaya. Adapun tujuanpenelitian ini adalah sebagai berikut;1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode cost-volume-profit pada PT Tony

Interior.

2. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan laba pad PT Tony Interior.3. Untuk mengetahui peranan metode cost-volume-profit sebagai alat bantu

manajemen dalam perencanaan laba tahun 2011 pada PT Tony Interior.Untuk memperoleh informasi dan data yang relevan, maka penulis

menggunakan metode penelitian studi kasus dengan analisis kualitatifiTcuantitatif.Jenis atau bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif (eksploratif),sedangkan metode prosedur pengumpulan data yang digunak^ penulis yaituwawancara, observasi, dan studi pustaka.

Dalam perencanaan laba, PT. Tony Interior menggunakan analisis cost-volume-profit dengan menggunakan perhitungan break even point. Ada tiga faktoryang dapat mempengaruhi laba perusahaan yaitu biaya, harga jual dan volumeproduksi/penjualan. Biaya yang timbul dari perolehan atau untuk pengolahan suatuproduk akan mempengaruhi haiga jual produk yang bersangkutan. Haiga jual produkakan mempengaruhi besamya volume penjualan produk yang bersangkutan,sedangkan besamya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi produktersebut. Selanjutnya pada giliran volume produksi akan mempengaruhibesar/kecilnya biaya produksi. Dengan demikian faktor-faktor yang mempengarahirugi laba tersebut, saling terkaitan satu sama lain.

Berdasarkan analisis dan simpulan di atas, penulis menyarankan bahwa dalamperencanaan laba, pencapaian volume penjualan merupakan salah satu faktor yanglebih sulit dilakukan dibandingkan dengan pencapaian efisiensi biaya, oleh karena ituperlu dilakukan upaya-upaya yang lebih significant terhadap pencapaian estimasivolume penjualan tanpa mengabaikan upaya untuk tetap mempertahankan costefficiency, sehingga laba yang optimal akan dapat tercapai.

IV

KATAPENGANTAR

Fuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kaninia-Nya

yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul "Analisis Peranan Metode Cost-Volume-Profit Sebagai Alat Bantu

Manajemen Dalam Menetapkan Perencanaan Laba Yang Ingin Dicapai Pada PT Tony

Interior".

Adapun tujuan penyusunan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat

dalam mencapai gelar Saijana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi

Universitas Pakuan, Bogor.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak memperoleh bantuan,

dukungan, semangat, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang kepada seluruh pihak yang telah

membantu, khususnya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan kasih-Nya yang luar

biasa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Orang tua, adik, dan saudara-saudara terkasih atas dukungan, semangat, dan

doanya.

3. Bapak Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, MM., Drs., Ak., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pakuan, Bogor.

4. Bapak Ketut Sunarta, MM., Drs., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Pakuan, Bogor.

5. Ibu Ellyn Octavianty, MM., SE., selaku Sekertaris dan Co. Pembimbing Jurusan

VI

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan, Bogor.

6. Bapak Wayan Rai Suarthana, MM., SE., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang

telah membimbing dan memberikan arahan yang baik.

7. Bapak Hanzarsyah, Msi., SE., yang telah membantu memberi bimbingan dan

masukkan dari awal seminar sampai skripsi.

8. Bapak Tony Tanumulya, selaku Direktur Utama PT Tony Interior yang telah

memberikan izin dan informasi yang dibutuhkan.

9. Seluruh Staf Tata Usaha Jurusan Akuntansi dan Staf Perpustakaan Fakultas

Ekonomi yang telah membantu memperlancar berlangsungnya skripsi.

10. Pacar ku tersayang Kevin Rivelino untuk cinta, dukungan dan doanya.

11. Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa FE-UNPAK angkatan 2009/2010.

12. Teman-teman sepeijuangan Dedy, Nandar, M.Zamroni. Dede, Kumiawan,

Endang, Yuni untuk doa, keija sama, dan dukungannya.

13. Teman-teman Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan angkatan

2006 khususnya kelas A. Serta pihak lainnya tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari skripsi ini belum sempuma, masih banyak kekurangan

tetapi penulis telah berusaha sebaik mungkin. Penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca untuk kesempumaan skripsi ini, semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Bogor, April 2011

Penulis

VI

DAFTARISI

Hal

JUDUL i

LEMBARPENGESAHAN ii

ABSTRAK iv

KATAPENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian 11.2. Perumusan dan Identifikasi Masalah 3

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 31.4. Kegunaan Penelitian 41.5. Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian

1.5.1. Kerangka Pemikiran 51.5.2. Paradigma Penelitian 10

1.6. Hipotesis Penelitian 11

BABn TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Meio6s Cost-Volume-Profit 122.1.1. DeTmxsx Cost-Volume-Profit 132.1.2. Txiywm Cost-Volume-Profit. 142.1.3. Fungsi Cost-Volume-Profit 152.1.4. Asumsi Dasar Analisis Co^r-I^/u/ne-P/x^r 16

2.2. Break Even Point

2.2.1. Definisi Break Even Point 18

2.2.2. T\i]\mx Break Even Point 192.2.3. Yxmgsx Break Even point 192.2.4. Keterbatasan dan Unsur-Unsur Yang

Mempengaruhi Analisis Break Even Point 202.2.5. Pendekatan Analisis Break Even Point 21

2.3. Biaya2.3.1. Definisi Biaya. 252.3.2. Perilaku Biaya 262.3.3. Klasifikasi Biaya 27

2.4. Laba

2.4.1. Definisi Laba. 29

2.4.2. Jenis Laba 30

2.4.3. Fungsi Perencanaan Laba 312.4.4. Pengukuran Laba 32

VII

2.5. Definisi Analisis Sensitivitas 33

2.6. TiQT\nvs\ Margin Of Safety. 342.7. Penerapan Metode Cost-Volume-Profit Sebagai Alat Bantu

Manajemen Dalam Menetapkan Perencanaan Laba YangAkan Dicapai 36

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian 383.2. Metode Penelitin

3.2.1. Desain Penelitian 40

3.2.2. Operasionalisasi Variabel 413.2.3. Prosedur Pengumpulan Data. 423.2.4. Metode Analisis 43

BAB IV HASILDANPEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perasahaan

4.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Tony Interior. 454.1.2. Struktur Oi^anisasi Perusahaan 464.1.3. Bidang Usaha dan Kegiatan PT Tony Interior 52

4.2. Isi dan Pembahasan

4.2.1. Penerapan Metode Cost- Volume-Profit padaPT Tony Interior. 54

4.2.2. Analisis Break Even Point untuk Perencanaan

Laba pada PT Tony Interior. 564.2.2.1. Pengaruh Penurunan Biaya Tetap

Terhadap Titik Impas 634.2.2.2. Pengaruh Kenaikan Biaya Tetap dan

Harga Jual Terhadap Titik Impas 664.2.2.3. Pengaruh Penurunan Biaya Variabel

Terhadap Titik Impas 684.2.2.4. Pengaruh Kenaikim Biaya Variabel

dan Haiga Jual Terhadap Titik Impas 714.2.3. Peranan Metode Cost-Volume-Profit Sebagai Alat

Bantu Manajemen Dalam Menetapkan PerencanaanLaba Yang Akan Dicapai 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan 785.2. Saran 80

JADUAL PENELITIAN

DAFTARPUSTAKA

LAMPIRAN

VII

DAFTARTABEL

Hal

Tabel 1.: Operasionalisasi Variabel 42

Tabel 2.: Income Statement For 30 December 2010 57

Tabel 3.: Profit Planning For 30 December 2011 59

Tabel 4.: Perbandingan Komposisi Penjualan Tahun 2011 77

IX

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.: Struktur Organisasi

Lampiran 2.: Surat Keterangan

Lampiran 3.; Surat Riset

Lampiran 4.: Grafik Break Even Point Untuk Penjualan Tahun 2011

Lampiran S.: Grafik Break Even Point Untuk Untuk Rencana Penjualan Tahun

2011 Sebelum dan Sesudah Penurunan Biaya Tetap

Lampiran 6.: Grafik Break Even Point Untuk Rencana Penjualan Tahun 2011

Sebelum dan Sesudah Kenaikan Biaya Tetap dan Harga Jual

Lampiran 7.: Grafik Break Even Point Untuk Rencana Penjualan Tahun 2011

Sebelum dan Sesudah Penuruman Biaya Variabel

Lampiran 8.: Grafik Break Even Point Untuk Rencana Penjualan Tahun 2011

Sebelum dan Sesudah Kenaikan Biaya Variabel dan Harga Jual

XI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penel itian

Laba merupakan salah satu ukuran yang sering dipakai untuk menilai

keberhasiian manajetnen suatu perusahaan. Oleh karena itu, dalam jangka

pendek manajetnen perusahaan berupaya memperoleh laba yang maksimal,

sehingga perusahaan dapat terus eksis dan terus menjalankan usahaanya.

Laba dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara garis besar

ditentukan oleh pendapatan dan biaya. Agar laba dapat diperoleh secara

maksimal, maka perlu disusun perencanaan laba. Perencanaan laba adalah

penentuan dan penetapan kegiatan-kegiatan produksi yang akan dilakukan

untuk mencapai laba perusahaan tersebut dan mengawasl kegiatan

pelaksanaan dari proses dan hasil produksi, agar apa yang telah direncanakan

dapat terlaksana dan tujuan yang diharapkan dapat terealisasi.

Dalam merencanakan laba, manajemen membutuhkan alat bantu

diantaranya adalah metode cost-volume-pmfit. Metode ini menjelaskan

hubungan antara volume produk, harga Jual, dan biaya. Besar kecilnya biaya

akan mempengaruhi harga Jual produk dalam mencapai tingkat laba yang

dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume

penjualan langsung mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi

mempengaruhi biaya. Tiga faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Oleh karena itu, dalam perencanaan laba jangka pendek, hubungan antara

biaya, volume, dan laba memegang petanan yang sangat penting, sehingga

dalam pemilihan altematif tindakan dan perumusan kebijakan untuk masa

yang akan datang, manajemen memerlukan informasi untuk menilal berbagai

macam kemungkinan yang berakibat terhadap laba yang akan datang.

Penggunaan metode cost-volume-profit sangat penting untuk

mengetahui perilaku biaya terkait dengan perubahan biaya dan volume

penjualan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Dengan demikian

manajemen akan dapat merencanakan laba melalui analisis hubungan biaya

dan volume penjualan.

Pada PT Tony Interior, perusahaan manufaktur dengan memproduksi

berbagai jenis fiimitur dan interior desain berskala besar, penerapan metode

cost-volume-projit dipergunakan sebagai alat bantu dalam perencanaan laba.

Dalam menghitung volume penjualan yang harus dicapai guna memperoleh

laba yang diinginkan, perusahaan telah menggunakan metode cost-volume-

projit. Permasalahan yang tetjadi adalah meningkatnya biaya bahan baku

yang digunakan dalam proses produksi, dikarenakan sulitnya mendapatkan

bahan baku yang berkualitas. Sehingga harga jual produk dan volume

produksi pun ditingkatkan, akibatnya volume penjualan menurun dan

perencanaan laba tidak tercapai.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul "Analisis Peranan Metode Cost-Volume-

Profit Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Menetapkan Perencanaan Laba

Yang Akan Dicapai Pada FT Tony Interior".

1.2. Perumusan dan Identifikasi Masalah

Metode cost-volume-profit merupakan suatu metode analisis yang

dapat membantu manajemen dalam perencanaan laba, metode ini

menganalisis hubungan antara volume produk yang dijual, harga jual produk

dan biaya. Berdasarkan perumusan masalah pada latar belakang di atas,

penulis mengidentifikasikan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode cost-volume-profit pada PT Tony Interior?

2. Bagaimana perencanaan laba pada PT Tony Interior?

3. Bagaimana analisis peranan metode cost-volume-profit sebagai alat bantu

manajemen dalam perencanaan laba tahun 2011 pada PT Tony Interior?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian diiakukan adalah untuk memperoleh data dan

informasi yang diperlukan dalam menganalisis permasalahan yang bericaitan

dengan metode cost-volume-profit sebagai alat bantu manajemen dalam

perencanaan laba, sehingga dapat diketahui relevansi masalah baik secara

teoritis maupun kenyataan yang ada dalam perusahaan.

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode cost-volume-profit pada

PT Tony Interior.

2. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan laba pad PT Tony Interior.

3. Untuk mengetahui peranan metode cost-volume-profit sebagai alat bantu

manajemen dalam perencanaan laba tahun 2011 pada PTTony Interior.

1.4. Kegunaan Penelitlan

Hasil penelitlan Inl dlharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai

berlkut:

1. Kegunaan Teoritls

a. BaglPenulls

Penelitlan Inl dlharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan,

pengalaman dan memberikan gambaran yang leblh jelas mengenal

relevansl teori dan praktlknya, serta menjadl sarana dalam

pengembangan llmu yang dlperoleh pada perkullahan dengan

aplikaslnya pada permasaiahan.

b. Bagl Pembaca

Dlharapkan dapat memberikan Informasl tambahan dalam penelitlan

leblh lanjut serta menambah wawasan para pmbaca dl bldang

akuntansl manajemen, khususnya mengenal peranan metode cost-

volume-profit sebagai alat bantu manajemen dalam perencanaan laba

yang akan dlcapal.

2. Kegunaan Praktls

Sebagai bahan masukkan dan dlharapkan dapat memberikan sarana dan

manfaat bagl manajemen PT Tony Interior mengenal masalah yang

dlangkat dalam skripsl Inl.

1.5. Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian

1.5.1. Kerangka Pemikiran

Keberhasilan perusahaan pada umumnya sangat ditentukan

oleh kemampuan manajemen melihat kemungkinan dan kesempatan

dimasa yang akan datang, maupun saat ini (jangka pendek). Ukuran

yang sering dipakai untuk menilai keberhasilan manajemen adalah

laba dan tingkat pertumbuhan perusahaan. Laba dipengaruhi oleh tiga

faktor, yaitu volume produk yang dijual, harga Jual produk, dan biaya.

Biaya merupakan unsur utama yang hams dipertimbangkan

untuk kepentingan dan kelancaran kegiatan pemsahaan dan untuk

menentukan harga Jual produknya. Dengan demikian, semua kegiatan

yang memerlukan biaya hams menjadi perhatian yang sangat penting.

Biaya memiliki konsep yang sangat luas, oleh karena itu pemahaman

tentang biaya menjadi sangat penting. Mulyadi (2007, 8)

mendefinisikan bahwa "Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi,

yang diukur dalam satuan uang, yang teijadi atau kemungkinan akan

teijadi untuk tujuan tertentu".

Selanjutnya Charles T. Horagren, et al (2005, 34) menyatakan

bahwa:

Biaya sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan ataudilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biayabiasanya diukur dalam satuan unit uang yang hamsdikeluarkan dalam rangka untuk mendapatkan barangataujasa.

Pendapatan dan biaya saling berhubungan, untuk

menghasiikan laba. Perubahan tingkat pendapatan disebabkan oleh

perubahan jumlah unit produk (atau jasa) yang diproduksi dan dijual.

Dalam analisis cost-volume-pwfit, leblh sering menggunakan

pendapatan penjualan sebagai ukuran aktifitas penjualan dari pada

unit yang terjual. Suatu ukuran unit yang teijual dapat dikonversikan

menjadi suatu ukuran pendapatan penjualan hanya dengan

mengaiikan harga Jual per unit dengan unit yang teijuai.

Menurut Muqodin (2006, 137) menyatakan bahwa:

Pendapatan dapat dikatakan sebagai basil akhir suatualiran fisik dalam proses menghasiikan laba. Aspekmoneter memberikan pengertian bahwa pendapatandihubungkan dengan aliran masuk aktiva yang berasaldari kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas.

Jumlah produk yang dihasilkan perusahaan di dalam suatu

periode tertentu akan memiliki hubungan langsung dengan besamya

biaya yang dikeluarkan perusahaan. Besamya biaya yang dikeluarkan

perusahaan tersebut pada saat dipertemukan dengan nilai penjualan

dari produk yang dihasilkan perusahaan pada suatu periode akan

menghasiikan laba.

Laba sebagai dasar ukuran kineija bagi kemampuan

manajemen dalam mengoperasikan harta perusahaan. Dalam

menentukan haiga jual, perusahaan telah memperhitungkan pula laba

yang diinginkan atas produk yang dihasilkan. Biasanya dalatn

perencanaan laba yang diinginkan, setiap perusahaan mengharapkan

laba yang maksimal atas penjualan produknya.

Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti (2008, 121)

menerangkan bahwa:

Laba adalah prestasi seluruh karyawan yang dalam suatuperusahaan yang dinyatakan dalam bentuk angkakeuangan yang selisih positif antara pendapatandikurangi dengan beban-beban {expenses).

Selanjutnya William K. Carter (2009,4) menyatakan bahwa:

Laba adalah penting dalam perencanaan karena tujuanutama dari suatu rencana adalah laba yang maksimal.Perencanaan laba yang baik adalah sulit, karena adakekuatan-kekuatan ekstemal yang mempengarui bisnis.

Laba merupakan titik perhatian utama dalam laporan

keuangan. Laba hams direncanakan, agar dapat dicapai secara

maksimal. Perencanaan laba dipengamhi oleh faktor internal dan

faktor ekstemal. Faktor-faktor ekstemal yang dapat mempengami laba

antara lain pembahan dalam teknologi, persaingan, ekonomi,

demografi, selera, pilihan, pelanggan, perilaku sosial, serta politik.

Faktor-faktor tersebut umumnya berada diluar kendali pemsahaan,

dan pembahan terhadap naik tumnnya laba sering kali tidak dapat

diprediksi. Selain itu laba juga ditentukan oleh faktor intemal seperti

biaya, yang terdiri dari biaya produksi dan biaya non produksi. Dari

faktor-faktor tersebut yang paling pengamhnya adalah biaya dan

volume penjualan.

8

Salah satu alat bantu untuk perencanaan laba, yaitu metode

cost-volume-profit dengan mengunakan perhitungan break even point.

Melalui analisis ini dapat diketahui bagaimana pendapatan, beban,

dan laba berperilaku ketika volume benibah. Melalui hubungan

tersebut perencanaan laba dapat dimulai dengan menentukan titik

impas dalam jumlah unit yang terjual. Titik impas (break even point)

adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, atau

laba sama dengan nol. Untuk menemukan titik impas dalam unit, di

fokuskan pada laba operasi, kemudian melihat bagaimana pendekatan

tersebut dapat dikembangkan untuk menentukan jumlah unit yang

hams dijual guna menghasilkan laba yang ditergetkan.

Rudianto (2006,42) Menyatakan bahwa:

Cost-volume-profit adalah suatu metode analisis untukmelihat hubungan antara besamya biaya yangdikeluarkan suatu pemsahaan dan besamya volumepenjualan seita laba yang diperoleh pada suatu periodetertentu.

Selanjutnya Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen (2005,

272) menerangkan bahwa:

Cost-volume-profit analysis mempakan suatu alat yangsangat berguna untuk perencanaan dan pengambilankeputusan, selain itu Juga bermanfaat untukmengidentifikasi cakupan dan besamya kesulitanekonomi yang dihadapi dan membantu mencaripemecahannya.

Analisis break even point memberikan informasi berapa

besamya laba untuk tingkat penjualan tertentu dan besamya penjualan

untuk mencapai laba tetentu. Disamping itu anaiisis ini memberikan

informasi tentang seberapa jauh perubahan yang teijadi pada biaya,

volume penjualan dan haiga jual yang akan berakibat pada laba yang

diterima perusahaan. Juga menjelaskan bagaimana pola hubungan

antara cost-volume-profit yang akan diperoleh pada level penjualan

teitentu.

Cost-volume-profit merupakan suatu alat yang bei^una untuk

perencanaan dan pengambilan keputusan. Oleh karena anaiisis cost-

volume-profit menekankan keterkaitan antar biaya, kuantitas yang

teijual, dan harga, maka semua informasi keuangan perusahaan

terkandung di dalamnya. Anaiisis cost-volume-profit dapat menjadi

suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan

besamya kesulitan ekonomi yang dihadapi dan membantu mencari

pemecahannya.

Anaiisis cost-volume-profit Juga dapat mengatasi banyaknya

isu lainnya, seperti jumlah unit yang hams dijual untuk mencapai

impas, dan dampak kenaikan laba terhadap laba. Selain itu, anaiisis

cost-volume-profit memungkinkan para manjer untuk melakukan

anaiisis sensitivitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat

harga atau terhadap laba.

1.5.2. Paradigma Penelitian

10

PTTony Interior

Perencanaan Laba

Penggunaan metodecost-volume-profit

Perbandingantahun beijalan dengantahun sebelumnva

laba

Metode Analisis:

Deskriptif Kualitatifi^uantitatif(Non Statistik)

Peranan metode cost-

volume-profit sebagaialat bantu manajemendalam perencanaan laba

Menghitung volumepenjualanMemperoleh labaPenetapan harga jual

Metode cost-volume-profit sangat berperan pentingdalam membantu manajemen dalam menetapkanperencanaan laba yang ak^ dicapai.

Permasalahan:

Meningkatnya biaya bahan baku yangdlgunakan dalam proses produksi,dikarenakan sulitnya mendapatkanbahan baku yang berkualitas. Akibatnyavolume penjualan menurun danperencanaan laba tidak tercapai.

Gambar 1.

Paradigma Penelitian

II

1.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan dugaan atau jawaban sementara

terhadap identiflkasi masalah penelitian yang kebenarannya harus dilakukan

pengujian lebih lanjut secara empiris. Oleh karena itu, hipotesis juga dapat

dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap identiflkasi masalah.

Berdasarkan uraian dari kerangka pemikiran dan paradigma penelitian, maka

hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Metode cost-volume-profit belum diterapkan secara optimal pada PT

Tony Interior.

2. Perencanaan laba pada PT Tony Interior belum mencapai target.

3. Metode cost-volume-profit sangat berperan penting dalam membantu

manajemen untuk perencanaan laba yang akan dicapai pada PT Tony

Interior.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. }Ae,X.od& Cost-Volume-Profit

Dalam mengimplementasikan fungsi perencanaan, aktifitas manajemen

yang cukup penting adalah memusatkan perhatian pada perencanaan laba

jangka pendek maupun jangka panjang. Jangka panjang manajemen dapat

mengantisipasi setiap peluang dan ancaman seita melaksanakan kebijaksanaan

untuk memperoleh laba yang di kehendaki. Oleh karena itu perlu di dukung

oleh strategi yang tepat.

Dalam jangka pendek, aktifitas manajemen biasanya diatasi oleh

perilaku biaya, luasnya modal usaha yang tersedia serta kemampuan atau

kapasitas normal. Oleh karena itu, manajemen membutuhkan suatu alat bantu

untuk perencanaan jangka pendek, yaitu analisis biaya, kuantita, dan laba.

Hubungan yang erat antara cost-volume-profit akan membentuk struktur

laba di perusahaan. Informasi yang diperoleh dari analisis tersebut mengenai

struktur laba, manajemen dapat mengadakan prediksi dampak-dampak yang

teijadi dan mengambil beberapa tindakan yang pada saatnya tujuan perusahaan

dapat tercapai yaitu laba yang maksimal.

Berbicara mengenai analisis cost-volume-profit pada hakekatnya adalah

pengembangan dari analisis break even point, atau dengan kata lain bahwa

analisis break even point merupakan model analisis untuk mengetahui ketiga

12

13

elemen dan analisis ini dapat menentukan dalam pengambilan keputusan

manajemen dalam ha! seperti:

1. Dampak yang akan teijadi jika ada perubahan biaya variabel dan biaya tetap

terhadap variabel.

2. Komponen produksi yang hams dijuai agar bisa dicapai laba makslmal.

3. Akibat tambahan produk yang dijuai, berapa tambahan laba yang akan

diperoleh.

Walter T. Horrison, Charles T. Homgren (2007, 245) menerangkan

bahwa "Sifat analisis cost-volume-profit digunakan untuk menetapkan tingkat

penjualan dan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai Jumlah laba yang

ditergetkan". Sedangkan "Sifat analisis break even point digunakan untuk

menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukan, agar semua

biaya yang terjadi pada periode tersebut dapat ditutupi".

2.1.1. Definisi Cost- Volume-Profit

Situasi yang terns berubah di lingkungan bisnis membuat

manajer hams mampu mengambil suatu keputusan pada saat yang tepat,

sehingga membutuhkan informasi yang relevan untuk keputusan yang

akan diambil.

Ray H. Gorrison (2006,282) menyatakan bahwa:

Cost-volume-profit adalah alat yang dimiliki manajeruntuk menemukan kemampuan berlaba yang masihtersembunyi yang mungkin terdapat dalam sebuahorganisasi atau pemsahaan.

14

Sedangkan Anthony A. Atkinson, et al (2009, 45)

menerangkan bahwa:

Cost-volume-profit adalah sebagai alat bantu manajerdalam pengambilan keputusan yang seringmengkombinasikan informasi mengenai biaya tetap danbiaya variabel dengan informasi pendapatan untukmemproyeksikan keuntungan pada berbagai volume yangberbeda.

Selanjutnya Rudianto (2006,42) mendefinisikan bahwa;

Cost-volume-profit adalah suatu metode analisis untukdikeluarkan suatu perusahaan dan besamya volumepenjuaian serta laba yang diperoleh pada suatu periodetertentu.

Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan Cost-volume-

profit adalah suatu metode analisis yang sangat berguna bagi manajer

untuk mendapatkan informasi yang relevan tentang biaya tetap dan

biaya variabel dengan informasi pendapatan, sebagai acuan dalam

pengambilan keputusan untuk perencanaan laba.

2.1.2. Tyxpmi Cost-Volume-Profit

Analisis cost-volume-profit bagi perusahaan sangat membantu

dalam menetapkan suatu keputusan berkaitan dengan flingsinya, oleh

sebab itu perusahaan hams memiliki tujuan brkaitan dengan analisis

cost-volume profit tersebut agar dapat berguna bagi pemsahaan.

Rudianto (2006, 44) mengikhtisarkan analisis cost-volume-profit

membantu manajer untuk melihat hubungan antara 5 elemen sebagai

berikut:

15

1. Harga produk yaitu harga yang ditetapkan disuatu tertentusecara konstan.

2. Volume atau tingkat aktifitas yaitu besamya produk yangdihasilkan dan direncanakan akan dijual di dalam suatuperlode tertentu.

3. Biaya variabel per unit adalah besamya biaya produk yangdibebankan secara langsung pada setiap unit barang yangdiproduksi.

4. Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalamsuatu periode tertentu.

5. Bauran produk yang dijual yaitu proporsi relatif produk-produk pemsahaan yang akan dijual.

Dengan asumsi di atas, jika salah satu elemen saja bembah maka

hasil analisis cost-volume-profit pasti akan menghasilkan keputusan yng

berbeda. Tetapi tujuan utama dari analisis ini adalah untuk melihat

hubungan antara elemen-elemen tersebut dan pengaruhnnya antar satu

dengan yang lainnya.

2.1.3. F ungsi Cost- Volume-Profit

Banyak perusahaan mengakui bahwa analisis cost-volume-profit

sekalipun dalam bentuk sederhana, sangat membantu dalam

pengambilan keputusan strategis dan rencana jangka panjang, termasuk

dalam pengambilan keputusan konsep produk dan penetapan harga.

Charles T. Homgren, et al (2008,74) menerangkan bahwa:

Untuk memprediksikan suatu pendapat dan total biayamungkin diperlukan beberapa penyetir pendapatan danpenyetir biaya (seperti jumlah unit output, jumlahkunjungan konsumen dalam rangka penjualanm danjumlah spot ikian).

Analisis cost-volume-profit berguna dalam situasi seperti ini,

sekalipun analisisnya menjadi lebih kompleks. Senantiasa terbukti

16

bahkan analisis cost-volume-profit akan menghasilkan prediksi yang

cukup akurat tentang bagaimana perilaku pendapatan total dan biaya

total. Menggunakan pendekatan yang lebih kompleks dengan melibatkan

banyak penyetir pendapat, banyak penyetir biaya dan fiingsl biaya.

2.1.4. Asumsi Dasar Analisis Cost- Volume-Profit

Analisis cost-volume-profit meguji perilaku pendapatan total,

biaya total, dan laba opersi ketika terjadi perubahan dalam tingkat

output, harga jual, biaya veriabel per unit dan biaya tetap produk.

Manajer meggunakan analisis cost-volume-profit utuk menguji hasil dari

kemungkinan, analisis cost-volume-profit menyajikan gambaran laba

dari setiap kemungkinan dan altematif. Dengan cara ini, analisis cost-

volume-profit memendu rencana manajer untuk mencapai laba. Menurut

Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty (2008, 172) analisis cost-volume-pmfit

didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu:

1. Perubahan tingkat pendapatan dan biaya hanyadisebabkan oleh perubahan jumlah unit produk ataujasa yang diproduksi dan dijual.

2. Biaya tetap dipilih ke dalam komponen tetap yangtiddc berubah mengikuti perubahan tingkat output dankomponen variabel yang berubah mengikuti tingkatoutput.

3. Ketika disesuaikan secara grafik, perilaku pendapatantotal adalah linier (artinya gambarkan sebagai garislurus) ketika dihubungkan dengan tingkat outputdalam suatu rentang (periode waktu) yang relevan.

4. Harga jual, biaya variabel per unit, serta biaya tetap(dalam suatu rentan dan periode waktu yang relevan)diketahui dan konstan.

5. Analisis mencakup satu produk atau mengasumsikanbahwa proporsi produk yang berbeda-ketika

17

perusahaan menjual beragam produk adalah tetapkonstan ketika tingkat unit total ̂ rubah.

6. Seluruh pendapatan dan biaya dapat ditambahkanserta dibandingkan tanpa memperhitungkan nilaiwaktu uang.

Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty (2008, 175) menyatakan bahwa:

Analisis cost-volume-prqfit adalah analisis yang berkaitandengan penentuan volume penjualan dan komposisiproduk yang diperlukan untuk mencapai laba yangdiinginkan dengan menggunakan sumber daya yangdimiliki.

Sedangkan Ray H. Gorrison (2006,305) menyatakan bahwa:

Analisis cost-volume-prqfit adalah alat analisis yangmemberi manajemen informasi tentang hubungan antarabiaya, laba, komposisis produk dan volume penjualan.Analisis cost-volume-profit mencakup studi tentanghubungan diantara faktor-faktor berikut ini:1. Hargajual produk2. Volume atau tingkat aktifitas3. Biaya variabel per unit4. Total biaya tetap5. Komposisi produk yang terjual

Analisis cost-volume-prqfit merupakan faktor kunci dalam

banyak keputusan, seperti pemilihan lini produk, penentuan haiga jual

produk. Strategi pemasaran dan pemanfaatan fasilitas, bahka dalam

perusahaan analisis ini sangat membantu para manajer. Oleh karena

luasnya manfaat yang dimiliki, maka tidak diragukan bahwa analisis ini

merupakan alat terbaik yang dimiliki manajer untuk menemukan potensi

laba perusahaan.

18

2.2. Break Even Point

2,2.1. Definisi Break Even Point

Break even point merupakan seperangkat alat yang digunakan

oleh perusahaan dalam perencanaan laba. Untuk lebih jelasnya berikut

pengertian break even point menurut pendapat beberapa ahli.

Armila Krisna Warindrani (2006,183) menyatakan bahwa:

Break even point adalah kondisi perusahaan tidak labadan tidak rugi. Dengan mengetahui break even pointmaka perusahaan akan berusaha meningkatkan penjualandiatas break even point untuk mendapatkan laba danmenghindarkan penjualan dibawah break even pointkarena akan menderita rugi

Sedangkan Anthony A. Atkinson, et al (2009, 43) menyatakan

bahwa;

Break Even Point adalah dimana total biaya sama dengantotal penghasilan. Dengan demikian, pada titik impastidak ada lagi laba maupun rugi yang diterima olehperusahaan".

Kemudian Rudianto (2006, 49) Mendefinisikan bahwa "Break

even point adalah volume penjualan pada saat total biaya sama dengan

total pendapatan, dan laba sama dengan nol".

Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan Break even

point adalah suatu titik yang menunjukan dimana peusahaan dalam

operasinya menghasilkan pendapatan sama besar dengan jumlah biaya

total sehingga perusahaan tidak mendapatkan laba maupun rugi.

Disamping itu pula break even point merupakan pendekatan terhadap

19

laba yang di dasarkan pada hubungan biaya dan penghasilan

perusahaan.

2.2.2. Tujuan Break Even Point

Berikut ini, pendapat dari beberapa ahli yang memberikan

gambaran tentang pentingnya analisis break even point.

Walter T. Horrison dan Charles T. Homgren (2007, 248)

menyatakan bahwa;

Tujuan analisis break even point adalah untukmenentukan tingkat penjualan dan komposisi produkyang diperlukan untuk mencapai laba yang ditargetkan,maka analisis impas merupakan kasus khusus darianalisis cost-volume-profit, yaitu penentuan tingkatpenjualan dan komposisi produk yang diperlukan untukmenjadi tingkat laba sama dengan nol.

Sedangkan William K. Carter dan Milton F. Usry (2005, 221)

menyatakan bahwa:

Analisis impas mempunyai tujuan untuk merencanakanlaba, merumuskan kebijakan, dan mengambil keputusan.Meski mengandung sejumlah keterbatasan, analisis impasbisa diterapkan secara luas untuk menguji tindakan yangdiusulkan, mempertimbangkan berbagai altematif, atauberbagai tujuan lain dalam pengambilan keputusan.

2.2.3. Fungsi Break Even Point

Dengan adanya analisis break even point, penulis dapat

mengevaluasi setiap aspek yang akan timbul bila ada perubahan dalam

satu faktor atau lebih yang akan memberi dampak perencanaan budget.

Perubahan dari berbagai faktor dalam break even point akan

20

dipertimbangkan pula berbagai altematif yang akan dipilih. Oleh karena

itu, analisis break even point dapat bermanfaat sebagai dasar

pertimbangan dalam perencanaan laba oleh manajemen.

William K. Carter dan Milton F. Usry (2005, 224-225)

mengikhtisarkan fiingsi dari break even point adalah sebagai ben'kut:

1. Membantu pengendalian melalui anggaran2. Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan3. Menganalisis dampak perubahan volume4. Menganalisis dampak perubahan biaya5. Merundingkan upah6. Menganalisis bauran produk7. Menilai keputusan-keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan.8. Menganalisis margin of safety

2.2.4. Keterbatasan dan Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Analisis Break

Even Point.

Analisis break even point merupakan suatu teknik yang sering

digunakan untuk mengetahui hubungan antara volume penjualan, biaya,

dan laba suatu perusahaan. Adanya hubungan tersebut, analisis break

even point merupakan suatu landasan yang digunakan dalam membantu

menetapkan tujuan perusahaan, yaitu pencapaian laba maksimal.

Mudah tidaknya perhitungan titik break even point tergantung

pada keterbatasan yang melandasi atau anggapan yang digunakan dalam

perhitungan tersebut Pada umumnya keterbatasan atau anggapan yang

digunakan dalam analisis break even point menurut Dwi Prastowo dan

Rifka Juliaty (2008,177) sebagai berikut:

1. Bahwa biaya hams dapat dipisahkan atau diklasifikasikan

21

menjadi dua, yaitu biaya tetap dan variabel dan prinsipprobalitas biaya dapat diterapkan dengan tepat.

2. Bahwa biaya total secara total akan selalu konstan sampaitingkat kepastian penuh. Biaya tetap adalah biaya yang akanselalu terjadi walaupun perusahaan berhenti beroperasi.

3. Biaya variabel akan berubah secara langsung proporsional(sebanding) dengan volume penjualan dan adanyasinkronisasi antara produksi dan penjualan.

4. Harga jual per satuan barang tidak akan berubah berapa punjumlahnya satuan barang yang dijual atau tidak adaperubahan haraga secara umum, Hal yang demikian sulitditentukan dalam kenyataan atau praktek perubahan haragsecara umum.

5. Bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atadijual atau jika lebih dari satu macam maka kombinasi ataukomposisi penjualan (sales mix) akan konstan dijual ataujika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisipenjualan akan tetap konstan.

Dengan adanya anggapan tersebut maka dalam grafik break even

point garis-garis jumlah penjualan, jumlah biaya (baik biaya tetap

maupun biaya variabel) semua tampak lurus, karena semua perubahan

dianggap sebanding atau proporsional dengan volume penjualan.

Apabila salah satu faktor yang sangat penting dalam analisis

break even point adalah adanya perubahan salah satu faktor (tanpa

mempengaruhi faktor lain), maka akan mempenganihi jumlah titik

impas.

2.2.5. Pendekatan Analisis Break Even Point

Utik impas dapat ditentukan dengan menggunakan tiga

pendekatan. Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti (2008, 296)

menyatakan bahwa "Ada tiga pendekatan yang bisa digunakan untuk

menunjukan titik impas, yaitu: pendekatan persamaan, pendekatan

22

margin kontribusi, dan pendekatan grafik".

Pendekatan Persamaan

Persamaan tltik impas dapat disajikan sebagai berikut:

Penjualan = Total

Penjualan = Total Biaya

Dengan demikian persamaan yang lengkap sebagi berikut:

Penjualan = Biaya Tetap + Biaya Variabel

Dan untuk menghitung titik impas dalam rupiah sebagai berikut:

Unit Penjualan x Haiga Jual / Unit

Dalam kondisi ini laba sama dengan nol dan untuk perencanan

lebih lanjut persaman yang lengkap adalah

Penjualan TI *) = Biaya Variabel*) + Biaya Tetap + Laba**

Dimana *) TI = Titik Impas

**) Dimana laba adalah nol

Pendekatan Margin Kontribusi

Margin kontribusi adalah sisa hasil penjualan setelah dikurangi

dengan biaya variabel. Jumlah margin kontribusi akan digunakan untuk

menutupi biaya tetap dan membentuk laba.

Utik impas dicari dengan metode margin kontribusi untuk

menetapkan seberapa besar margin kontribusi cukup untuk menutupi

23

biaya tetap. Atau titik impas dicapai ketika jumlah kontribusi sama

besamya dengan jumlah biaya tetap.

Titik impas dalam unit dicari dengan persamaan:

Biaya Tetap

Margin Kontribusi Dalam Rupiah / Unit

Titik impas dalam rupiah dicari dengan persamaan:

Biaya Tetap

Biaya Variabel

Penjualan

Sedangkan persamaam umtik mencapai laba yang diinginkan

bias dicari dengan persamaan:

Penjualan =Biaya Tetap + Laba

Margin Kontribusi

Persamaan Grafik

Penentuan impas juga dapat dilakukan dengan menggunakan

pendekatan grafik, yaitu dengan cara menggambar garis penghasil

biaya. Titik impas merupakan titik perpotongan antara garis biaya

dengan garis penghasil tersebut. Data yang diperlukan untuk membuat

grafik ini adalah ramalan penghasilan, biaya tetap, dan biaya variabel.

24

Seperti pada pendekatan persamaan dan pendekatan margin kontribusi,

titik impas mempunyai tiga unsur, yaitu: harga jual, biaya variabel, dan

biaya tetap.

Sales/cosSales line

Fixed Cost

Profit Area

Variabel Cost

Volume

Gambar 2.

Grafik Anaiisis Impas / Peluang Pokok (BEP Analisys)

Profit Area

Loss

Loss Area

Maigtnof safety

Volume

Gambar 3.

Grafik Anaiisis Biaya, Volume, Laba (CVP Analisys)

25

2.3. Biaya

Dalam kegiatan produksi, biaya merupakan salah satu unsur utama yang

hams dlpertimbangkan demi kepentlngan dan kelancaran kegiatan pemsahaan.

Dengan demikian, semua kegiatan yang memerlukan biaya hams menjadi

perhatian yang sangat penting.

2.3.1. Definisi Biaya

Dalam memproduksi suatu produk diperlukan biaya dalam

proses produksi untuk menghasilkan barang jadi. Oleh karena itu, biaya

yang dikeluarkan hams digunakan secara efisien dan efektif.

Don R. Hansen, et al (2005,39) menyatakan bahwa:

Biaya adalah suatu nilai ekuivalen kas yang dikorbankanuntuk mendapatkan barang tau jasa yang diharapkanmemberikan manfaat saat ini atau dimasa yang akandatang.

Sedangkan Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti (2008, 49)

menyatakan bahwa:

Biaya adalah kas dan setara kas yang dikorbankan untukmemproduksi atau memperoleh barang atau jasa yangdiharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungandimasa mendatang.

Mulyadi (2007, 8) mendefinisikan bahwa "Biaya adalah

pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur satuan uang, yang telah

terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu".

Berdasarkan definisi di atas disimpulkan biaya adalah

26

pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam bentuk kas atau setara

kas, yang telah terjadi atau yang akan teijadi dalam kegiatan untuk

memperoleh barang atau jasa guna mencapai tujuan tertentu.

2.3.2. Perilaku Biaya

Pemahaman tentang perilaku biaya merupakan hal yang sangat

penting bagi suatu perusahaan dalam setiap pengambilan keputusan,

terutama yang berhubungan dengan produk, harga jual, kinerja

perusahan, dan laba. William K. Carter dan Milton F. Usry (2006, 27)

menyatakan bahwa "Keberhasilan dalam merencanakan dan

mengendalikan biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh

atas hubungan antara biaya dan aktifitas bisnis".

Selanjutnya Soehamo (2007, 140) menyatakan bahwa "Perilaku

biaya dapat diartikan sebagai perubahan biaya yang teqadi akibat

perubahan dari aktifitas bisnis". Menurut Bastian Bustami dan Nurlela

(2006, 47) klasifikasi biaya berdasarkan perilaku biaya ini dapat

digolongkan menjadi tiga, yaitu:

1. Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubahsebanding dengan aktifitas atau volume produksi tetapi perunit bersifat tetap. Bahan Ingsung dan tenaga keija langsungdapat digolongkan sebagai biaya variabel.

2. Biaya tetap adalah biaya yang secara total dalam rentangrelevan tetapi per nit berubah. Dalam jangka panjangsebenamya semua biaya bersifat variabel meskipunbeberapa biaya jenis biaya tampak sebagai biaya tetap.

3. Biaya campuran adalah biaya yang mengandung unsur biayatetap dan biaya variabel. Biaya campuran disebut juga biayasemi variabel. Biaya semi variabel merupakan karakteristikbiaya tetap maupun biaya variabel.

27

2.3.3. Kiasifikasi Biaya

Klasifikasi adalah proses penggolongan secara sistematis atas

keselurahan elemen yang ada ke dalam klasiflkasi-klasifikasi tertentu

yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih

tnemiliki arti atau lebih penting.

Dalam ekonomi manajerial, terminologi biaya digunakan dalam

berbagai cara, alasannya karena terdapat banyak jenis biaya, dan biaya-

biaya ini diklasifikasikan secara berbada sesuia dengan kebutuhan

manajeman.

Charles T. Homgren, et al (2005, 37-38) membahas beberapa

klasifikasi biaya yang sering dilakukan, yaitu:

1. Unsur produksi. Unsure biaya suatu produk ataukomponen yang utuh terdiri dari bahan-bahan

langsung, buruh langsung, biaya overhead pabrik.Penggolongan ini menyediakan manajemen dengankeperluan informasi dengan untuk mengukur suatupenetapan dan menetapkan harga suatu produk.

2. Hubungan dengan produksi. Biaya dikelompokkansesuai dengan hubungannya dengan produksi.Penggolongan ini erat sekali hubungannya denganunsur biaya dari suatu produk (bahan-bahan, upahburuh, dan biaya overhead pabrik) dan tujuanpengawasan. Dua kategori yang didasarkan atashubungannya dengan produksi adalah biaya utamadan biaya konversi.

3. Hubungan dengan volume. Biaya akan berubah sejalan dengan perubahan volume produksi. Memahamiperilakunya menipakan hal yang sangat penting bagipenyiapan anggaran dan analisa pelaksanaan.

28

Menurut kategori ini, biaya dikelompokkan ke dalambiaya variable, biaya tetap, dan biaya semi variable.

4. Departemen dimana dilakukan pembebanan. Suatudepartemen adalah suatu divisi fiingsi utama darisuatu bisnis. Penetapan biaya per departemenmembantu manajemen mengawasi biaya overheaddan mengukur pendapatan.

5. Bidang fungsi. Biaya yang dikelompokkan menurutfungsi dikumpulkan sesuai dengan aktifitas yangdikerjakan. Semua biaya yang terjadi di perusahaanindustry dibagi kedalam biaya pabrik (biaya produk),pemasaran, administrasi, dan keuangan.

6. Periode pembebanan. Biaya dapat jugadikelompokkan berdasarkan kapan merekadibabankan karena pendapatan. Ada kalanya biayadicatat pertama-tama sebagai hasrat atau aktiva dan

kemudian sebagai biaya waktu mereka pakai atauhabis waktunya.

Ray H. Gorrison, et al (2006,54) menyatakan bahwa:

Klasifikasi biaya menurut hubunagannya terhadapvolume adalah untuk memahami bagaimana biayaberubah karena volume kuantitas produk berubahmerupakan konsep yang sangat penting.

Jika perusahaan telah menjual produknya sampai jumlah tertentu

dimana seluruh biaya tetapnya dapat ditutup maka pada volume tertentu

penjualan selanjutnya, perusahaan tinggal memperoleh laba usahanya.

2.4. Laba

Dalam menentukan harga jual, perusahaan telah memperhitngkan pun

laba yang diinginkan atas produk yang dihasilkan. Biasanya dalam pencapaian

29

laba, setiap perusahaan ingin memperoleh laba yang maksimal atas penjualan

produknya.

2.4.1. Deflnisi Laba

Perusahaan menghasilkan produk barang atau jasa dengan tujuan

menjual produknya dan mendapatkan laba yang diinginkan . Laba

merupakan dasar ukuran kineija bagi kemampuan manajemen dalam

mengoperasikan asset perusahaan. M. Nafarin (2007, 783) menyatakan

bahwa:

Laba adalah penting dalam perencanaaan karena tujuanutama darl suatu rencana adalah laba yang maksimal.Perencanaan laba yang balk adalah sulit, karena adakekuatan-kekuatan ekstemal yang mempengaruhi bisnis.Kekuatan-kekuatan tersebut meliputi perubahan dalamteknoiogi, tindakan pesaing, ekonoml, demografi, seleraserta pilihan pelanggan, perilaku sosial, serta faktor-faktor politlk. Kekuatan-kekuatan terebut umumnyaberada diluar kendali perusahaan, dan besar ar^perubahan sering kali sulit untuk diprediksi.

Sedangkan Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti (2008,121)

menyatakan bahwa:

Laba adalah prestasi seluruh karyawan dalam suatuperusahaan yang dinyatakan dalam bentuk angkakeuangan yaitu selisih positif antara pendapatandikurangi beban (expenses).

Selanjutnya Ahmad Riadi Belkaoui (2007, 226) menyatakan

bahwa:

Laba adalah hal yang mendasar dan penting dari laporankeuangan dan memiliki banyak kegunaan diberbagaikoteks. Laba pada umumnya diupandang sebagai dasaruntuk peipajakan, penentuan dari kebijakan pembayaran

30

deviden, panduan dalam melakukan investasi danpengambilan keputusan, dan suatu elemen dalamperamalan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa: laba adaiah

prestasi suatu perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk laporan

keuangan dan memiliki banyak kegunaan dan berflmgsi kontaks, dan

harus direncanakan dengan baik.

2.4.2. Jenis Laba

Tingkat laba biasanya berbeda diantara perusahaan dalam

industri yang sama dan perbedaaannya semakin besar pada industry

yang berbeda. Seperti halnya pendapatan dan biaya, untuk keperluan

manajemen, laba dikelompokkan menjadi beberapa jenis menurut

Henry Faizal Noor (2007,189) adaiah sebagai berikut:

1. Laba total {total profit) adaiah selisih total revenuedengan total cost.

2. Laba rata-rata {average profit) adaiah laba yangdidapat dari setiap unit penjualan.

3. Laba tambahan atau laba maijinal {matjinal profit)adaiah tambahan laba yang didapat untuk setiaptambahan satu unit penjualan dan produksi.

Pendapatan yang diperoleh perusahaan berbeda-beda dalam

menjual barang dan Jasa. Oleh karena itu, laba memiliki kegunaan yang

penting dalam berhasil tidaknya perusahaan. Dominick Salvatore (2005,

17) menyatakan bahwa:

Laba memiliki kegunaan yang penting dalam suatuperekonomian perdaganagn bebas. Laba yang tinggi

31

menipakan tanda bahwa konsumen mengijinkan outputindustri lebih banyak. Laba yang tinggi memberikaninsentif bagi perusahaan untuk meningkatkan output lebihbanyak penisahaan yang akan masuk ke industry dalamjangka panjang. Laba yang lebih rendah atau kenigianmerupakan tanda bahwa konsumen menginginkankomoditas lebih sedikit atau metode produksi tidakefisien.

2.4.3. Fungsi Perencanaan Laba

Dalam suatu perusahaan perencanaan laba adalah mutlak

dilakukan, agar dapat diketahui berbagai faktor yang dapat menghambat

teijadinya laba. Dan juga sebagai alat bantu sebelum diambil suatu

keputusan.

William K. Carter dan Milton F. Usry (2005, 6-7) menyatakan

bahwa perencanaan laba mempunyai fiingsi sebagai berikut:

1. Memberikan pendekatan yang terarah dalampemecahan permasa lahan.

2. Memaksa dan menanamkan secara dini untuk pihakmanajemen dalam mengadakan telah sebelummengambil suatu keputusan.

3. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah padapencapaian laba dan mendorong timbulnyapenghematan biaya dan sumber daya secaramaksimum.

4. Merangsang dan mengkoordinasikan rencana operasisehingga keputusan terakhir saling terkait danmenyeluruh.

5. Menawarkan kesempatan untuk menilai secarasistematis setiap aspek organisasi maupun memeriksadan memperbaharui kebijakan secara berkala.

32

6. Mengkoordinasi dan mempertemukan semua upayaperusahaan kedalam prosedur perencanaan anggranyang terarah.

7. Mengarahakan pengunaan modal dan daya upayapada kegiatan yang paling menguntungkan.

8. Mendorong standar prestasi yang tinggi,menananmkan hasrat untuk mencapai tujuan, danmenumbuhkan minat untuk melaksanakan kegiatansecara lebih efektif.

Adapun maksud dilakukannya perencanaan laba, adalah

sebagai berikut:

Berperan sebagai tolak ukur standar untuk mengukur basil kegiatan

dan menilai kebijaksanaan manajemen dan tingkat kecakapan dari

setiap pelaksanaan. Jumlah laba yang diperoleh perusahaan

merupakan indikator keberhasilan bagi perusahaan yang

orientasinya mencari laba. Agar diperoleh laba sesuai yang

dikehendaki, perusahaan perlu memnyusun perencanaan laba.

Agar perusahaan dapat memprediksi kondisi usaha pada masa yang

akan datang yang penuh dengan ketidakpastian, serta mengamati

kemungkinan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laba

perusahaan.

- Manajemen mengetahui sejauh mana keterkaitan faktor-faktor yang

mempengaruhi laba, yaitu biaya, harga jual, dan volume (penjualan

dan produksi). Dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan.

2.4.4. Pengukuran Laba

33

Perusahaan dalam menentukan iaba memerlukan sutau

pendekatan yag digunakan untuk mengukur laba, agar tidak terjadi suatu

kesalahan dalam perhitungan Iaba. Muqodin (2006, 117-118)

menyatakan bahwa dalam menentukan laba, ada beberapa pendekatan

yang seiring digunakan dalam mengukur laba, yaitu:

1. Pendekatan transaksi

Pendekatan transaksi dalam pengukuran labaadalah pendekatan konvensional, dimanaperubahan aktifitas dan hutang hanya dicatatsebagai akibat adanya transaksi. Perub^an nilaiyang tegadi karena perubahan harga pasar atauperubahan pengharapan tidaklah dicatat.

2. Pendekatan kegiatan

Pendekatan kegiatan memusatkan perhatian padadeskripsi kegiatan perusahaan bukan padapelaporan transaksi. Hal ini berarti bahwa labadianggap timbul pada saat teijadinya kegiatan atauperistiwa teitentu bukan saaat teijadinya transaksi

2.5. Definisi Analisis Sensitivitas

Dalam konteks analisis biaya volume, dan laba, analisis sensitivitas

menjawab pertanyaan seperti "berapa besamya laba bersih jika volume berubah

dari yang ditaksir semula.

Charles T. Homgren, et al (2005, 82) mendefinisikan analisis sensitivitas

sebagai berikut:

Analisis sensitivitas adalah teknik "apa-jika" yang mengujibagaimana satu hasil akan berubah kalau data yang diprediksi

34

semula tidak dipenuhi atau kalau ada perubahan asumsi yangmendasarinya.

Sedangkan Abdul halim dan Bambang Supomo (2005, 62) menyatakan

bahwa" Anatisis sensitivitas adalah proses pengujian dampak atas basil suatu

analisis akibat perubahan satu atau lebih variable masukan".

Selanjutnya Don R. Hansen, et al ( 2005, 229), menerangkan bahwa "

Analisis sensitivitas adalah sebuah teknik "bagaimana-jika" yang menguji

dampak dari perubahan asumsi-asurasi yang mendasarinya terhadap suatu

jawaban."

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai bentuk :

Analisis sensitivitas adalah suatu teknik analisis yang mempelajari dampak

perubahan apabila data yang diramalkan tidak tercapai.

2.6. Definisi Margin of Safety

Selain analisis sensitivitas, pihak manajemen hams menentukan titik

impas untuk dapat menghitung margin of safety^ yang menunjukkan berapa

banyak penjualan boleh turan dari tingkat penjualan yang ditargetkan sebelum

pemsahaan menderita kerugian. Margin of strfety adalah kriteria yang

digunakan untuk menilai kecukupan penjualan yang dlrencanakan. Anthony A.

Atkinson, et al (2009, 47) menyatkan bahwa ̂ ^margin of safety adalah selisih

antara Jumlah penjualan yang ditargetkan (budget, kuota, atau sebagainya)

dengan jumlah penjualan pada keadaaan titik impas."

35

Sedangkan William K. Carter dan Milton F. Usry (2005, 216)

menerangkan bahwa "Margin of safety adalah yang menunjukkan berapa

banyak penjualan boleh turun dari jumlah penjualan tertentu sebelum

perusahaan mengalami keadaan impas.

Selanjutnya Ray H. Gorrison ( 2006,305) menyatakan bahwa:

Margin of safety adalah sebagai kelebihan penjualan yangdianggarkan atau yang sesuangguhnya atas volume penjualan(pada titik impas). Margin of safety ini menyatakan besarpenurunan penjualan sebelum perusahaan menderita rugi.

Dengan rumus perhitungan

Penjualan Total - Penjualan Impas = Margin of safety

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: Margfn of safety

adalah tingkat keamanan dari penurunan penjualan. Apabila margfn of safety

dijabarkan dalam persentase disebut rasio margin of safety, Yang dapat dicari

dengan mengurangi jumlah penjualan yang ditargetkan dengan jumlah penjualan

pada titik impas, sedangkan untuk rasio margin of safety dicari dengan

persamaan

Budget Penjualan - Peniualan nada titik imnas x 100%Budget penjualan

36

2.7. Peranan Metode Cost-Volume-Profit Sebagai Alat Bantu Manajemen Oalam

Menetapkan Laba Yang Akan Dicapai

Beijalannya perusahaan dipengamhi oleh faktor-faktor yang berada di

dalam perusahaan yang dapat dikendalikan dan faktor-faktor yantg berada di

luar kekuasaan perusahaan yang sulit untuk dikendalikan. Adanya faktor yang

sulit dikendalikan. Adanya faktor yang sulit dikendalikan menimbulkan

ketidakpastian sehingga laba hanya dapat dicapai melalui perencanaan atau

proyeksi. Didalam merencanakan kemampuan laba, manajemen melakukannya

dengan cara pendekatan pengumpulan fakta, membuat rencana berdasarkan

fakta, menentukan pengawasan dengan Jalan membandingkan rencana dengan

prestasi yang dicapai.

Oalam melakukan perencanaan laba dapat dilakukan dengan

menggunakan metode cost-volume-profit. Metode cost-volume-profit

merupakan suatu alat bantu yang digunakan oleh para manajer dalam proses

pengambilan keputusan. Alat bantu lainnya adalah break even pointy kedua alat

bantu ini saling berhubungan satu sama lain. Metode cost-volume-profit

mempelajari hubungan antara pendapatan, pengeluaran (biaya) dan keuntungan

bersih (laba netto).

Datam metode cost-volume-profit juga mempelajari bagaimana

menghitung perencanaan laba yang ingin dicapai dimasa yang akan datang,

sedangkan analisis break even point adalah untuk menunjukkan dimana

37

perusahaan tidak mengalami keuntungan dan kerugian. Jadi selisih antara

pendapatan dan biaya adalah nol, atau dengan kata lain pendapatan sama

dengan biaya.

Analisis break even point dan metode cost-volume-profit biasanya

digunakan untuk perencanaan laba dalam jangka pendek. Salah satu

keunggulan utama dari alat bantu ini adalah kesederhanaannya. Akan tetapi,

karena kesederhanaannya itu maka penggunaan di dalam praktek juga terbatas.

Kelemahan alat bantu ini adalah tidak diperhitungkannya nilai waktu dari uang.

Untuk dapat merencanakan laba yang lebih akurat hams dapat

dipertanggung jawabkan oleh setiap manager atas unit yang dipimpinnya.

Dalam hal ini dilakukan pengelompokan antara pendapatan dan data-data

keuangan lainnya yang relevan menumt kebutuhan pemsahaan.

Jadi penggunaan metode cost-volume-profit sebagai alat bantu sangat

bermanfaat dalam setiap pengambilan keputusan, khususnya dalam melihat

hubungan dan pengaruh biaya yang dikeluarkan dengan penjualan yang

diharapkan, sehingga dapat digunakan untuk merencanakan laba.

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah peranan metode

cost-volume-profit sebagai alat bantu manajemen dalam menetapkan

perencanaan laba. Data dan informasi yang digunakan diperoleh dari PT Tony

Interior yang berdomisili di Bogor dengan pabrik berlokasi di Jl. St. Kereta Api

No. 2 Batu Tulis, Bogor, dan kantor berlokasi di Jl. Wijaya Kusuma No. 8A

Komplek Pakuan 1, Tajur, Bogor.

Perusahaan yang didirikan oleh Bapak Tatang Tanumulya pada tahun

1968 dengan modal bersama seluruh keluarga besar Tanumulya, Bapak Tatang

Tanumulya sendiri dipercayakan untuk menjadi presiden direktur perusahaan,

dengan Bapak Tony Tanumulya sebagai Direktur. Tetapi pada tahun 2008

Bapak Tatang Tanumulya meninggal dunia, Bapak Tony Tanumulya dipercaya

untuk menjadi presiden direktur menggantikan posisi Bapak Tatang Tanumulya

sampai sekarang.

PT Tony Interior merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

manufaktur dengan memproduksi bermacam fumitur dan membuat interior

desain, juga bergerak di bidang arsitektur serta lumber processing. Adapun

rancangan interior desain PT Tony Interior, yaitu meliputi:

38

39

1. Interior Furniture:

- Foyer

- Bedroom

- Family dan Living room

- Dinning room

- Bathroom & Restroom

- Kitchen, Pantry & Bar

- Dressing room / Walk in closet

2. Exterior Furniture:

- Covered Ratio

- Outdoor Furniture

- Origame & Parasols

3. Interior:

- Window Door

- Stairs, Handrail, Antrede, Optrede

- Plafond

- Lantai Paraquete

Dalam melakukan penelitian ini penuHs tidak menetnukan kendala atau

masalah yang serius karena ditunjang sikap kooperatif dan ramah dari pihak

perusahaan dalam memberikan berbagai data dan informasi yang diperlukan

penulis untuk menyusun skripsi ini. Unit keija yang diteliti meliputi

perusahaan, karyawan, basil produksi, serta unit lain yang berkaitan dengan

metode cost-volume-profit sebagai alat bantu manajemen mengambil keputusan

40

dalam menetapkan perencanaan laba.

3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Desain Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, hendaknya sebaiknya terlebih

dahulu mendesain penelitian agar proses perencanaan dan pelaksanaan

suatu enelitian dapat dilaksanakan secara sistematis dan terorganisir,

yaitu meliputi;

1. Jenis, Metode, dan Teknik Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis atau bentuk penelitian yang digunakan adalah Deskriptif

(Eksploratif), yaitu menggambarkan dan menjelaskan

permasalahn atau keadaan yang ada pada saat penelitian,

menganalisis sebab dari suatu gejala tertentu dari subjek yang

diteliti untuk memahami jenis atau karakteristik permasalahan

dari suatu gejala tertentu, dan fakta-fakta serta hubungan antara

fenomena yang diteliti.

b. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah Studi Kasus,

yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan

dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang

diteliti serta interaksinya dengan lingkungan dan hams dicari

solusi atau pemecahan masalahnya.

41

c. Teknik Peneiitian

Teknik peneiitian yang digunakan adalah Analisis

Kualitatif/Kuantitatif, yaitu melalui data yang diperoieh

kemudian disusun, dipelajari dan dianalisis lebih lanjut untuk

menjelaskan bagaimana metode cost-volume-profit dalam

menetapkan perencanan laba.

2. Unit Analisis

Unit analisis yang penulis gunakan dalam peneiitian ini adalah

individual, yaitu sumber data yang berasal dari perorangan pada

bagian arsitek dan desain interior, bagian produksi, dan bagian

akuntansi di PTTony Interior.

3.2.2. Operasional Variabel

Untuk mempermudah proses analisis, maka penulis terlebih

dahulu menjelaskan mengenai jenis-jenis variabel yang dibagi menjadi

dua bagian, yaitu;

1. Variabel Bebas {Independent Variable) adalah variabel yang

mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas. Dalam skripsi ini,

yang menjadi variabel bebas dalam hal ini adalah metode cost-

volume-profit.

2. Variabel Hdak Bebas {Dependent Variable) adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam skripsi ini, yang menjadi

variabel tidak bebas ini adalah perencanaan laba.

Tabel 1.

Analisis Peranan Metode Cost-Volume-Profit Sebagai AlatBantu Manajemen Dalam Menetapkan PerencanaanLaba Yang Akan Dicapai pada PT Tony Interior

42

Variabel/Sub Variabel Indikator Ukuran Skala

Metode Cost-Volume-

Profit- Volume Penjualan - Ketepatan waktu

- Jumlah penjualanRasio

Rasio

- Biaya - Biaya variabel- Biaya tetap- Biaya campuran

Rasio

Rasio

Rasio

- Penetapan harga jual - Strategi pemasaran- Tingkat biaya

Rasio

Rasio

Perencanaan Laba -Laba - Perbandingan labatahun beijalan dengantahun sebelumnya.

Rasio

3.2.3. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengimpulan data yang dlgunakan penuiis untuk

mengumpulkan data dan informasi sebagai materi pendukung dalam

penulisan skripsi ini sebagai berikut:

1. Riset Kepustakaan {Library Research)

Peneiitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan landasan

teori yang digunakan sebagai dasar perumusan masalah dengan cara

mempelajari buku-buku, literatur-literatur, diktat, serta karya ilmiah

yang mempunyai hubungan dengan objek peneiitian yang dibahas

dalam skripsi ini.

43

2. Riset Lapangan {Field Research)

Penelitian dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan data primer

mengenai aktifitas yag teijadi di perusahaan. Adapun teknik-teknik

yang digunakan, yaitu:

a. Observasi

Penulis melakukan pengamatan langsung ke perusahaan dan

mengikuti secara langsung kegiatan yang berhubungan dengan

masalah yang diangkat dengan cara mempelajari secara langsung

data-data tertulis dan menganalisls dokumen yang terkait dengan

permasalahan.

b. Wawancara (Interview)

Proses tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan

yang bersangkutan untuk mengetahui lebih dalam mengenai

aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

3.2.4. Metode Analisis

Dalam penyusunan skripsi ini digunakan metode analisis

deskriptif kualitatif (non statistik), yaitu menjelaskan objek penelitian

pada PT Tony Interior mengenai metode cost-volume-profit sebagai alat

bantu manajemen dalam menetapkan perencanaan laba, dan metode

kuantitatif. Yaitu berupa pengujian hipotesis dengan menekankan dalam

mengungkapkan perilaku variabel penelitian. Penelitian ini dilakukan

44

dengan cara mengumpulkan data yang relevan, ketnudian disusun,

dipelajari dan di analisis lebih lanjut dengan menggunakan rumus-nimus

sebagai alat analisis.

Adapun rumus-nimus yang digunakan adalah mengenai kebijaksanaan

pengendalian persedian bahan baku yang dapat mempengaruhi besamya

biaya bahan baku. Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Untuk menghitung titik impas:

Laba = Total Pengahsilan - (Total Biaya Variabel - Total Biaya Tetap)

Untuk menghitung titik impas dalam unit:

Biaya TetapBEP=

Harga / Unit - Biaya Variabel / Unit

Untuk menghitung titik impas dalam rupiah:

Biaya TetapBEP=

Rasio Margin Kontribusi

Untuk mencapai laba yang diinginkan:

Biaya Tetap + LabaPenjualan=

Margin Kontribusi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Tony Interior merupakaan perusahaan manufaktur yang

bergerak dalam memproduksi berbagai jenis fumitur dan membuat

desain interior, juga bergerak dibidang arsitektur dengan skala besar.

Perusahaan yang didirikan oleh Bapak Tatang Tanumulya pada tahun

1968 dengan modal awal patungan bersama seluruh keluarga besar

Tanumulya, Bapak Tatang Tanumulya sendiri dipercayakan untuk

menjadi presiden dircktur perusahaan, dengan Bapak Tony Tanumulya

sebagai Direktur . Tetapi pada tahun 2008 Bapak Tatang Tanumulya

menlnggal dunia, Bapak Tony Tanumulya dipercaya untuk menjadi

presiden direktur menggantikan posisi Bapak Tatang Tanumulya sampai

sekarang.

Work shop PT Tony Interior berlokasi di Jl. St Kereta Api No.

2, Batu Tulis, Bogor dan kantor berlokasi di Jl. Wijaya Kusuma No. 8A

Komplek Pakuan 1, Tajur, Bogor. Dan dibangun dengan luas bangunan

seluas 3020 dan luas tanah 3650 Adapun tujuan dari perusahaan,

yaitu:

45

46

1. Perbaikan manajemen perusahaan dengan menerapkan sistem-

sistem baru di beberapa divisi perusahaan.

2. Meningkatkan mutu produksi dengan meningkatkan kemampuan

karyawan bagian produksi untuk mencapai standar mutu yang

diakui secara lokal maupun intemasional.

3. Mengatur schedule kerja yang ketat, dengan demikian diharapkan

tercapainya target penyelesaian tepat waktu.

4. Mengikuti perkembangan trend mode produk serta raw material,

baik dipasar lokal maupun intemasioanal.

5. Meningkatkan kreasi design serta inovasi produk sehingga

diharapkan menjadi trend.

Dalam mendukung proses produksinya, saat ini PT Tony Interior

memiliki ±250 orang karyawan satu shift, hanya shift pagi senin-jumat

dari jam 08.00-16.00, sabtu Jam 08.00-13.00. Selain itu perusahaan

menggunakan mesin-mesin modem dengan selalu melakukan service

secara berkala untuk mendukung produk yang berkualitas tinggi dan

pelayanan kepada pelanggan maupun konsumen oleh bagian mechanic

yang berpengalaman dibidangnya.

4.1.2. Struktur Organisasi, Tugas, dan Wewenang

Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri dari

sekelompok orang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Agar

keijasama dalam organisasi tersebut dapat beijalan dengan baik, maka

47

perlu adanya pembagian tugas, pelitnpahan wewenang, tanggung jawab,

dan hubungan koordinasi berdasarkan kemampuan masing-masing

individu sehingga alur tugas dan hubungan kerja sama antar unit

organisasi dalam perusahaan menjadi jelas.

Dalam pembentukan organisasi pada perusahaan, sudah

dipastikan perusahaan tidak akan mengabaikan prinsip-prinsip dari

organisasi yang teiah dibuat tersebut. Dengan dibentuknya struktur

organisasi yang baik dan tepat, maka akan membantu perusahaan dalam

menjalankan usahanya untuk tujuan yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan jenis struktur organisasi yang telah ada, struktur

organisasi pada PT Tony Interior merupakan struktur organisasi

bergaris. Maksud dari struktur organisasi bergaris adalah wewenang dari

atasan diberikan langsung kepada bawahan yang ada satu tingkat

dibawahnya dan sebaliknya pada bawahan bertanggung jawab kepada

atasannya yang berada satu tingkat di atasnya. Masing-masing bagian

merupakan unit yang berdiri sendiri dan kepala bagian menjalankan

fiingsi pengawasan terhadap aktivitas yang dijalankan oleh bawahannya.

Untuk mempeijelas gambaran mengenai struktur organisasi pada

PT Tony Interior, berikut merupakan rincian tugas-tugas pokok yang

dilaksanakan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Presiden Direktur

Tugas dan wewenangnya, sebagai berikut:

48

a. Bertindak dalam mengambil kebijakan dan pengambil

keputusan apabila perusahaan sedang mengalami masalah.

b. Melakukan koordinasi dengan semua instansi tedcait, guna

c. Memberikan suatu tugas kepada masing-masing bagian

maupun kepada seseorang untuk membantunya di dalam

pekeijaan yang rutin.

d. Melakukan pengawasan secara langsung maupun tidak

langsung.

Presiden Direktur dalam menjalankan tugasnya, dibantu oleh

Direktur Umum.

Direktur Utama

Tugas dan wewenagnya, sebagai berikut:

a. Berhak dan berkuasa penuh mewakili pada kepala bagian

masing-masing divisi.

b. Membuat rencana mengenai kelangsungan perusahaan dan

dibahas bersama masing-masing kepala bagian setiap divisi.

c. Menetapakn anggaran keuangan dan operasional perusahaan.

d. Mengadakan rapat per periode yang telah ditentukan dengan

para kepala divisi, guna menentukan rencana perusahaan untuk

periode berikutnya.

Direktur Utama dalam menjalankan tugasnya, dibantu oleh

General Manajer (Manajer Umum).

49

3. General Manajer

Tugas dan wewenangnya, sebagai berikut:

a. Mencari, menerima, melatih dan memberhentikan karyawan

pada perusahaan.

b. Mengatur dan menanggulangi masalah-masalah personalia

c. Melakukan perhitungan tentang pemberian upah dan gaji

masing-masing karyawan serta membuat daftar hadir

karyawan.

d. Membuat peraturan dan kebijakan serta memberikan pelayanan

untuk kepentingan karyawan.

Dalam menjaiankan tugasnya General Manajer, dibantu oleh

Manajer Produksi, Manajer Pemasaran, Manajer Sumber Daya

Manusia, Manajer Accounting, dan Manajer Teknik.

4. Manajer Produksi

Tugas dan wewenagnya, sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab atas segala hal yang berhubungan dengan

b. Bertanggung jawab dalam melaksanakan aktivitas produksi

sejalan dengan tujuan perusahaan yang senantiasa

memperhatikan efisiensi, kualitas dan menekan biaya produksi.

c. Mengalokasikan kapasitas produksi sesuai dengan permintaan.

d. Melakukan pengawasan terhadap mutu bahan baku.

50

Manajer produksi dalam menjalankan tugasnya, dibantu oleh

supervisor produksi, serta karyawan mulai dari bagian Cutting

hingga bagian finishing.

Manajer Pemasaran

Tugas dan wewenangnya, sebagai berikut:

a. Menentukan target penjualan dengan melibatkan bagian

penjualan dan produksi.

b. Mengkoordinir pengumpulan informasi pasar.

c. Mengamati perkembangan pasar diberbagai wiiayah

pemasaran.

d. Membina hubungan baik dengan langganan.

e. Menentukan kebijakan promosi dan penagihan.

Manajer Accounting

Tugas dan wewenangnya, sebagai berikut:

a. Menyusun kebijaksanaan dan program keija dibidang

akuntansi, administrasi keuangan, dan mengawasi

pelaksanaannya.

b. Mengawasi pelaksanaan dan pengeiuran uang.

c. Mengawasi dan mengamankan seluruh harta perusahaan.

d. Mengatur penyediaan dan penggunaan dana sesuai dengan

e. Mengadakan analisis biaya untuk manajemen.

f. Memeriksa laporan keuangan, laporan basil operasi

perusahaan, beserta analisis dan interprestasinya.

51

7. Manajer Maintenance dan Engineering

Tugas dan wewengnya, sebagai berikut:

a. Mempersiapkan dan mendukung standar proses produksi yang

b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi seiuruh aktivitas

c. Merencanakan dan bertanggungjawab terhadap jalannya

d. Mengendalikan dan melakukan negosiasi dengan supplier

ataupun kontraktor yang berkaitan dengan ha! teknis di dalam

pencapaian hasil keija pada departemen maintenance.

Dalam menjalankan tugasnya Maintenance dan engineering,

dibantu oleh Supervisor IE dan MTC.

8. Manajer Sumber Daya Manusia

Tugas dan wewenangnya, sebagai berikut:

a. Mengembangkan rencana dn program ketja serta kebijaksanaan

meningkatkan pelayanan di bidang personalia dan umum.

b. Mengadakan seleksi dan penerimaan karyawan bam serta

c. Menyusun laporan mengenai sumber daya manusia sesuai

instmksi pemsahaan.

d. Memperbaiki efektivitas sistem organisasi untuk memperoleh

Dalam menjalankan tugasnya Manajer Sumber Daya Manusia,

dibantu oleh Staff SDM.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada

bagian departemen produksi dan departemen accounting. Dengan

memperoleh data bempa laporan biaya produksi untuk produk

52

exterior Jumiture dan interior furniture tahun 2010 dan

perencanaan laba tahun 2011.

4.1.3. Bidang Usaha dan Kegiatan PT Tony Interior

FT Tony Interior merupakan perusahaan yang khusus

memproduksi fiimitur dan interior desain dengan bahan baku kayu jati

mumi, melakukan produksi untuk dipasarkan di toko-toko dan juga

berdasarkan pesanan dari para pelanggan baik dalam kota, luar kota,

maupun luar negri. Untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi

konsumennya, perusahaan menghasilkan produk yang berkualitas serta

harga yang sesuai.

Selain mengolah dan memproduksi bahan baku kayu sampai

dengan barang jadi, PT Tony Interior juga melakukan keija sama

dengan beberapa perusahaan pengolahan kayu dan workshop-workshop

dari Fabrican, diantaranya dari daerah: Tangerang {JVood Warehouse

dan Moulding Plant), Cirebon {Moulding Plant), Jepara {Wood

Warehouse dan Moulding Plant), Surabaya {Lod Pond, Saw Mills, dan

Moulding Plant), Samarinda {Log Pond, Saw Mills), Balikpapan

{Moulding Plant), Bandung {Wood Warehouse, Moulding Plant).

Dalam ruang lingkup usahanya, perusahaan mempunyai target

utama untuk memproduksi dan memasok interior fumitur untuk

kebutuhan: house dan apartement, perkantoran, hotel dan resort.

53

perumahan, restaurant dan coffee shop, sport center, dll. Adapun

rancangan interior desain PT Tony Interior, yaitu meliputi:

1. Interior Furniture:

- Foyer

- Bedroom

- Family dan living room

- Dinning room

- Bathroom dan restroom

- Kitchen, pantry, dan bar

- Dressing room/walk in closet

2. Exterior Furniture:

- Covered Ratio

- Outdoor furniture

- Origame dan parasols

3. Interior:

- Kusein, pintu jendela

- Stairs, Handrail, Antrede, Optrede

- Plafond, lantai perquete

Proses produksi fumitur diproduksi oleh perusahaan dilakukan

melaiui beberapa tahapan. Proses produksi tersebut dapat digambarkan

adalah sebagai berikut:

54

PenyerutanPemotongan Pembentukan

Penyelesaian PenghalitsanPenyemprotan

Gambar4.

Alur aktivitas proses produksi fumitur dan interior desain

4.2. Bahasan Identifikasi dan Tujuan Penelitian

Batasan penelitian yang diterangkan dalam skripsi ini, adalah pada

produksi exterior Jumiture dan interior furniture yang sejenis baik skala besar

maupun skala kecil. Hal ini dilakukan karena perusahaan hanya memberikan

data-data dari produksi exterior furniture dan interior furniture, dengan

beranggpan lebih tnempermudah dalam mengumpulkan data dan informasi

yang selanjutnya dibuat dalam perhitungan.

4.2.1. Penerapan Metode Cost- Volume-Profit pada PT Tony Interior

Perusahaan membutuhkan perencanaan dan pengendalian yang

tepat untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan. Dalam

pengambilan keputusan, pemimpin perusahaan perlu melakukan

peninjauan dan penilaian dari berbagai segi yang terkait dengan

perolehan laba. Jika tujuannya untuk perolehan laba yang akan dicapai,

maka peninjauan dan penilaiannya adalah pada data atau laporan

keuangan yang telah lalu dan yang akan datang, sehingga mempunyai

55

manfaat yang positif yaitu dapat meningkatkan kemampuan manajatnen

terutama dalam perencanaan laba.

Dalam perencanaan laba, PT. Tony Interior menggunakan

analisis cost-volume-profit dengan menggunakan perhitungan break

even point. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi laba penisahaan

yaitu biaya, harga jual dan volume produksi/penjualan. Biaya yang

timbul dari perolehan atau untuk pengolahan suatu produk akan

mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan. Harga jual produk

akan mempengaruhi besamya volume penjualan produk yang

bersangkutan, sedangkan besamya volume penjualan berpengaruh

terhadap volume produksi produk tersebut. Selanjutnya pada giliran

volume produksi akan mempengaruhi besar/kecilnya biaya produksi.

Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi mgi laba tersebut,

saling terkaitan satu sama lain, Keterkaitan faktor-faktor tersebut dapat

dijelaskan dengan ilustrasi sebagai berikut:

Biaya-

Volume Produksi Harga Jual

Volume Penjualan^

Gambar 5.

Siklus Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba

56

Dalam penyusunan perencanaan laba, manajemen perusahaan

perlu mengetahui sejauh mana keterkaitan faktor-faktor tersebut di atas,

dan bagaimana pengaruhnya terhadap laba perasahaan. Analisis cost-

volume-profit merupakan salah satu alat yang digunakan perusahaan

untuk menyusun perencanaan laba.

4,2.2. Analisis Break Even Point Untuk Perencanaan Laba pada FT Tony

Interior

Dalam analisis break even point hams diketahui terlebih dahulu

komponen-komponen yang digunakan dalam perhitungan break even

point. Komponen-komponen yang digunakan dalam perhitungan break

even point yaitu:

1. Sales (Penjualan)

2. Fixed Cost (Biaya Tetap)

3. Variable Cost (Biaya Varibel)

4. Price (Harga Jual Produk)

Penyusunan laporan laba rugi yang dilakukan oleh PT Tony

Interior menggunakan metode Jull costing, dimana dalam penyajian

dengan metode >// costing, biaya dikelompokkan berdasarkan fungsi

pokok yang ada dalam pemsahaan, yaitu fungsi produksi, flingsi

pemasaran, fungsi administrasi dan penjualan.

Pada tabel 2. disajikan laporan laba mgi untuk tahun yang

berakhir pada tanggal 30 Desember 2010 sebagai berikut:

Tabel 2,

PT. TONY INTERIOR

INCOME STATEMENT

FOR DECEMBER 31 2010

57

Sales 9000 unit Rp 63.549.258.500Cost of Goods Sold

First InventoryProduction Exnenses:

Variable cost:

Packing material Rp 4.461.962.625

Export expenses Rp 2.179.363.625

Sallary and wage Rp 1.919.613.375

Overtime Rp 598.341.000

THR dan bonus Rp 484.799.625

Car and expenses Rp 122.600.375

Total variable cost Rp 9.766.680.625

Fixed cost:

Tecnical adm. Fee Rp 2.663.853.750

Promotion expenses Rp 1.433.967.750

Broken finished goods Rp 315.446.625

Loading Rp 210.288.375

Income tax Rp 314.628.750

Retirement fee Rp 85.019.625

Welfare Rp 367.872.750

Office suppliers Rp 419.825.250

Depreciation Rp 977.904.000

Water and electricity Rp 142.372.125

Communication Rp 166.222.125

Entertainment Rp 222.418.125

Overseas traveling Rp 96.835.500

Subscription Rp 71.055.000

Education Rp 30.017.250

Miscellaneous Rp 1.531.793.250

Total fixed cost Rp 9.049.520.250

Total production expenses Rp 18.816.200.875

Available for sales Rp 18.816.200.875

Last inventoiy Rp (970.701.900)

Cost of goods sold

Gross profit

Adm and general expenses

Sales expenses

Rp (17.845.506.975)

Rp 45.703.751.525

Rp (7.512.812.500)Rp (8.280.206.158)

58

Operating profit Rp 29.910.732.867

Interest income Rp 436.026.375

Interset toss Rp (5.294.099.250)Jis expenses Rp (1.208.061.000)Miscell income Rp 787.264.875

Miscell loss Rp (1.352.521.125)loss on forex rate Rp (684.648.000)Loss in fitt parts Rp (738.191.250)

Operating loss Rp (8.054.229.375)

EBIT Rp 21.856.503.492

Tax Rp (6.529.577.317)

EAT Rp 15.326.926.175

Dalam tabel 2. terlihat posisi financial perusahaan untuic tahun

yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 penjualan sebanyak

9.000 unit dengan nilai sebesar Rp. 63.549.258.500, sedangkan biaya

variabel sebesar Rp. 9.766.688.625, dan biaya tetap sebesar Rp.

9.049.520.250. Dari data tersebut perusahaan merencanakan laba tahun

2011 sebesar Rp. 28.580.423.100, atau naik 30,9 % dari laba tahun

sebelumnya. Kenaikan tersebut diharapkan ditunjang oleh efisiensi

biaya operasional tahun 2011.

59

Tabel 3.

PT. TONY INTERIOR

PROFIT PLANNING

FOR DECEMBER 31 2011

Sales 9200 unit

Cost of Goods Sold

Rp 65.140.500.000

Cost of goods sold

Gross profit

Adm and general expensesSales expenses

First Inventory

Production Exnenses:

Variable cost:

Packing material Rp 5.439.375.000

Exfurt expenses Rp 2.525.625.000

Sallary and wage Rp 1.822.500.000

Overtime Rp 708.750,000

THR dan bonus Rp 540.000.000

Car and expenses Rp 101.250.000

Total variable cost Rp 11.137.500.000

Fixed cost:

Tehnical adm. Fee Rp 1.073.250.000

Promotion expenses Rp 378.000.000

Broken finished goods Rp 203.100.000

Loading Rp 1.822.500.000

Income tax Rp 364.400.000

Retirement fee Rp 2.380.500.000

Welfare Rp 381.250.000

Office suppliers Rp 405.000.000

Depreciation Rp 877.500.000

Water and electricity Rp 151.875.000

Conununication Rp 161.875.000

Entertainment Rp 145.000.000

Overseas traveling Rp 84.375.000

Subscription Rp 59.625.000

Education Rp 43.750.000

Miscellaneous Rp 1.003.500.000

Total fixed cost Rp 9.535.500.000

Total production expenses

Available for sales

Last Inventory

Rp 975.701.900

Rp 20.673.000.000

Rp 21.648.701.900

Rp 21.648.701.900

Rp 43.491.798.100

Rp (6.864.162.000)Rp (7.047.213.000)

60

Operating profit

Interest income

Interset toss

Miscell income

Miscell loss

loss on forex rate

Loss in fitt parts

EBIT

Tax

EAT

Rp 29.580.423.100Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

350.000.000

(400.000.000)

400.000.000

(350.000.000)

(500.000.000)

(500.000.000) Rp (1.000.000.000)

Rp 28.580.423.100

Rp (6.693.946.960)

Rp 20.886.476.140

Gambaran perencanaan laba tahun 2011 pada tabel 3. Pada tabel

3 dapat dilihat posisi financial untuk tahun 2011, dimana target

penjualan direncanakan sebanyak 9.200 unit atau sebesar Rp.

65.140.500.000 naik sebesar Rp. 1.591.241.500 atau 2,44% dari tahun

2010. Demikian juga untuk biaya operasional variabel dlperkirakan naik

sebesar Rp. 1.370.819.375 atau 14,03 %, sedangkan untuk biaya tetap

diperkirakan naik sebesar Rp. 485.979.750 atau sekitar 5,37 %.

Berdasarkan perencanaan laba tahun 2011, dapat dihitung titik impas

untuk mengetahui seberapa besar penjualan dan biaya yang

direncanakan tahun 2011 tidak mengalami kerugian atau sebaliknya

(impas) berikut disajikan analisis impas {break even point) dalam unit

penjualan maupun dalam unit rupiah penjualan, sebagai berikut:

1. Pendekatan Persamaan

a. Unit untuk penjualan pada saat break even point:

Penjualan TI*) = Biaya variabel TI*) + Biaya tetap + Laba**)

Dimana: *) TI = Titik Impas

61

♦♦) Dimana laba adalah 0

Rp. 7.080.489 q = Rp. 1.210.597 q + Rp. 9.535.500.000 + 0

Rp. 7.080.489 q - Rp. 1.210.597 q = Rp. 9.535.500.000

Rp. 5.869.892 q = Rp. 9.535.500.000

q = Rp. 9.535.500.000

Rp. 5.869.892

q = 1624 unit

b. Untuk rupiah penjualan pada saat break even point:

Jumlah penjualan = Unit penjualan x Harga jual / unit

= 1624,4762 x Rp. 7.080.489

= Rp. 11.502.085.860

Dari basil evaluasi di atas, baik menurut pendekatan persamaan

maupun pendekatan margin kontribusi dapat diketahui bahwa penjualan

pada titik impas teijadi pada tingkat penjualan sebesar 1624,4762 unit

dengan total penjualan sebesar Rp. 11.502.085.860.

Hasil perhitungan di atas dapat diuji kebenarannya dengan cara

sebagai berikut:

Pembuktian:

Penjualan : 1624,4762 x Rp. 7.080.489 = Rp. 11.502.085.860

Biaya variabel: 1624,4762 x Rp. 1.210.597 =Rp. 1.966.585.860

Margin kontribusi Rp. 9.525.500.000

Biaya tetap Ro. r9.525.500.noo^

Laba Rp. o

62

Apabila jumlah penjualan sebesar Rp. 65.140.500.000 dianggap

sebagai keadaan normal, maka dapat dihitung persentase kapasltas pada

tingkat break even point, yaitu:

= Volume penjualan breakevenJumlah penjualan menurut budget

= Rp. 11.502.085.860

Rp. 65.140.500.000

= 0,1765 (17,65 %)

Jumlah tersebut mengandung pengeitian bahwa perusahaan

dapat mencapai titik impas apabila bekerja pada tingkat operasi dengan

17,65 % dari kapasitas penjualan produksi normal.

Agar perusahaan dapat menghindari dari resiko kerugian,

manajemen dapat memperoleh informasi mengenai berapa volume

penjualan yang dianggarkan boleh turun, sehingga perusahaan dapat

mencapai titik impas. Ini dapat ditunjukan dengan menghitung margin

of safety.

Margin of safety = Budget penj - Penj. pada titik impas x ICQ %Budget penj.

= Rp. 65.140.500.000 - Rp. 11.502.085.860 x 100 %Rp. 65.140.500.000

= Rp. 53.638.414.140 X 100 %Rp. 65.140.500.000

= 0,8234 (82,34 %)

Hal ini merupakan indikator bahwa perusahaan dapat

menghindari resiko kerugian, apabila perusahaan dapat menekan

63

turunnya penjualan sebesar 82,34 % dari tingkat penjualan normal yang

diperoleh.

Apabila pihak manajemen ingin mencapai laba untuk tahun 2011

sebesar Rp. 37.896.750.000, maka jumlah penjualan yang hams dicapai

untuk memperoleh laba tersebut adalah :

Penjualan = Biaya tetap + LabaMargin Kontribusi

= Rp. 9.535.500.000 + Ro. 37.896.750

Rp. 7.080.489 - Rp. 1.210.597

= Rp. 47.432.250.000

Rp. 5.869.892

= 8.080 unit

Jadi penjualan yang hams dicapai untuk memperoleh laba

sebesar Rp. 37.896.750.000 adalah sebesar 8.080,600 unit.

4.2.2.1. Pengamh Penumnan Biaya Tetap Terhadap Titik Impas

Salah satu cara menaikan laba adalah dengan

menurunkan biaya tetap seminimal mungkin. Data biaya tetap

tersebut terdiri dari penyusutan dan administrasi umum danm

biaya Iain-Iain.

Biaya penyusutan mempakan biaya tetap besamya

tetap, sehingga biaya tersebut tidak dapat dikurangi, demikian

juga biaya administrasi yang didalamnya teimasuk biaya gaji.

64

Oleh karena itu, dengan dikuranginya biaya yang

berlebihan tersebut, diasumsikan bahwa biaya tetap dapat

ditekan sebesar 5 % dari biaya tetap yang telah direncanakan.

Selanjutnya bagaimana dampak dari penuninan biaya

tetap tersebut terhadap analisis break even point untuk tahun

2011, berikut ini analisis mengenai break even point maupun

laba operasional akibat dari perubahan biaya tetap tersebut.

Pendekatan persamaan

a. Untuk unit penjuaian pada saat break even point:

Penjualan TI *) = Biaya variabel Tl») + Biaya tetap x 95 %

Dimana: ») TI = Titik Impas

Rp. 7.080.489 q = Rp. 1.210.597 q + Rp. 9.535.500.000 x 95 %

Rp. 7.080.489 q = Rp. 1.210.597 q + Rp. 9.058.725.000

Rp. 7.080.489 - Rp. 1.210.597 q = Rp, 49.058.725.000

Rp. 5.869.892 q = Rp. 9.058.725.000

q = Rp. 9.058.725 nnn

Rp. 5.869.892

q = 1543 unit

b. Untuk rupiah penjualan pada saat break even point:

Jumlah penjualan = Unit penjualan x harga jual / unit

= 1543,2524 x Rp. 7.080.489

= Rp. 10.926.981.642

Dari hasil evaluasi di atas, baik menurut pendekatan

persamaan maupun pendekatan margin kontribusi setelah ada

65

penurunan biaya tetap sebesar 5 % maka tingkat break even

yang baru mengalami penurunan dari 1624,4762 unit menjadi

1543,2524 unit atau turun sekitar 5 %.

Hasil perhitungan di atas dapat diuji kebenarannya dengan cara

sebagai berikut:

Pembuktian:

Penjualan ; 1.543,2524 x Rp. 7.080.489 =Rp. 10.926.981.716

Biaya variaabel: 1.543,24255 x Rp. 1.210.597 = Rp. 1.868.256.726

Margin kontribusi Rp, 9.058.725.000

Biaya tetap Rp. (9.058.725.000)

Laba Rp, Q

Agar perusahaan dapat menghindari dari resiko

kerugian, manajemen dapat memperoleh informasi mengenai

berapa volume penjualan yang dianggarkan boleh turun,

sehingga perusahaan dapat mencapai titik impas. Ini dapat

ditunjukkan dengan menghitung margin of safety.

Margin of safety ratio = Budget peni - Peni pada titik impas xlOO%Budget penjualan

= Rp. 65.140.500.000 - Rp. 10.926.981.726 x 100 %Rp. 65.140.500.000

= Rp. 54.213.518.280 x 100 %Rp. 65.140.500.000

= 0,8322(83,22%)

Hal ini merupakan indikator bahwa perusahaan dapat

menghindari resiko kerugian, apabila perusahaan dapat

66

menekan turunnya penjualan sebesar 83^2 % dari tingkat

penjualan normal yang diperoleh.

4.2.2.2. Pengaruh Kenaikan Biaya Tetap dan Harga Jual Terhadap Titik

Impas

Dengan dinaikannya biaya tetap sebesar 5 %, maka

selanjutnya mencoba menaikan harga jual per unit yang

besamya diasumsikan 2,5 % dari harga Jual semula dan biaya

tetapnya adalah Rp. 9.535.500.000 x 105 % = Rp.

10.012.275.000 dan harga jual yang baru diketahui sebesar

102,5 % X Rp. 7.080.489 = 7.257.501.

Perubahan di atas akan membawa dampak terhadap titik

breakeven yang baru, hal ini dapat di analisis sebagai berikut:

Pendekatan persamaan:

a. Untuk unit penjualan pada saat break even point:

Penjualan TI*) x 102,5 % = Biaya variabel TI*) + Biaya

tetap X 105 %

Dimana: ♦) TI = Titik Impas

Rp. 7.080.489 q x 102,5 % = Rp. 1.210.597 q + Rp.

9.535.500.000 X 105%

Rp. 7.257.501 q = Rp. 1.210.597 q + Rp. 10.012.275.000

Rp. 7.257.501 q-Rp. 1.210.597 q = Rp. 10.012.275.000

Rp. 6.046.904q = Rp. 10.012.275.000

67

0 = Rd. lQ.012.275.0nn

Rp. 6.046.904

q = 1.655 unit

b. Untuk rupiah penjualan pada saat break even point:

Jumlah penjualan = Unit penjualan x Harga jual / unit

= 1655,7688 x Rp. 1.251.501

= Rp. 12.016.743.720

Dari hasil evaluasi di atas, baik menurut pendekatan

persamaan maupun pendekatan margin kontribusi setelah ada

kenaikan biaya tetap sebesar 5 % dan harga jual 2,5 % temyata

titik break even mengalami kenaikan dari 1.624,4762 unit

menjadi 1655,7688 unit atau naik 2,18 %. Hal ini mengandung

arti bahwa apabila perusahaan hams menjual produksinya

minimal 1665,7688 unit agar tidak menderita ragi.

Hal perhitungan di atas dapat diuji kebenarannya

dengan cara sebagai berikut:

Pembuktian:

Penjualan: 1.655,7688 x Rp. 7.257.501 = Rp. 12.016.743.742

Biaya variabel: 1.655,7688 x Rp. 1.210.597 = Rp. 2.004.468.742

Margin kontribusi Rp. 10.012.275.000

Biaya tetap RD.fl0.012.275.Q0Q'>

Laba Rp. o

68

Agar perusahaan dapat menghindar dari resiko

kerugian, manajemen dapat memperoleh informasi mengenai

berapa volume penjualan yang dianggarkan boleh turun,

sehingga perusahaan dapat mencapai titik impas. Hal ini dapat

ditunjukkan dengan menghitung margin of safety.

Margin of safety ratio = Budget penj - Penj pada titik impas x 100%Budget penj

= Rp. 66.769.012.500- Rd. 12.016.743.742 x 100 %Rp.66.769.0I2.500

= Rp. 54.752.268.760 x 100 %Rp. 66.769.012.500

= 0.8200(8,2%)

Hal ini merupakan indikator bahwa perusahaan dapat

menghindari resiko kerugian, apabila perusahaan dapat

menekan turunnya penjualan sebesar 8,2 % dari tingkat

penjualan normal yang diperoleh.

4.2.2.3. Pengaruh Penurunan Biaya Variabel Terhadap Titik Impas

Dalam operasinya perusahaan selalu menggunakan

bahan baku dan bahan pembantu lainnya, yang kemungkinan

besar selalu teijadi kelebihan dalam pemakaiannya.

Oleh karena itu efisiensi biaya produksi dengan cara

mengadakan pengawasan dan pengendalian yang lebih ketat

dalam proses produksinya. Dengan adanya aktivitas tersebut

disumsikan bahwa dalam

69

proses produksinya perusahaan mampu menekan biaya variabel

per unitnya 5 % dari tarif biaya variabel per unit yang

dianggarkan.

Perubahan di atas akan metnbawa dampak terhadap

break even point yang baru, Hal ini dapat dianaiisis sebagai

berikut:

Pendekatan Persamaan

a. Untuk unit penjualan pada saat break even point:

Penjualan TI*) = Biaya variabel TI*) x 95% + Biaya tetap

Dimana: *) TI = Titik Impas

Rp. 7.080.489 q = Rp. 1.210.597 q x 95% + Rp. 9.535.500.000

Rp. 7.080.489 q = Rp. 1.150.067 q + Rp. 9.535.500.000

Rp. 7.080.489 q - Rp. 1.150.067 = Rp. 9.535.500.000

Rp. 5.930.422 q = Rp. 9.535.500.000

Q = Rp. 9.535.500.000

Rp. 5.930.422

q = 1.607 unit

b. Untuk rupiah penjualan pada saat break even point:

Jumlah penjualan = Unit penjualan x Harga jual / unit

= 1.607,8956 X Rp. 7.080.489

= Rp. 11.384.687.110

Dari basil evaluasi di atas, baik menurut pendekatan

persamaan maupun pendekatan margin kontribusi setelah

adanya penurunan biaya variabel sebesar 5 % maka tingkat

70

break even yang baru mengalami penurunan dari 1624,4762

unit menjadi 1607,8956unit atau turun 40,95%

Dalam hal ini perusahaan tidak mengalami kenigian

apabila dapat menjual basil produksinya minimal 1624,4762

unit

Hasil perhitungan di atas dapat diuji kebenarannya

dengan cara sebagai berikut:

Pembuktian:

Penjualan : 1.607,8956 x Rp. 7.080.489 = Rp. 11.384.687.669

Biaya variabel: 1.607,8956 x Rp. 1.150.067= Rp. 1.849.187.669

Margin kontribusi Rp. 9.535.500.000

Biaya tetap Rp. f9.535.500.00Q'>

Laba Rp. o

Agar perusahaan dapat menghindar dari resiko

kenigian, manajemen dapat memperoleh informasi mengenai

berapa volume penjualan yang dianggarkan boleh turun,

sehingga perusahaan dapat mencapai titik Impas. Hal ini dapat

ditunjukkan dengan menghitung margin of safety.

Marpn of safety ratio= Budget oeni - Peni nada titik imoas x 100%Budget penj

= Rp. 65.140.500.000 - Rp.l 1.384.687.669 x 100%Rp. 65.140.500.000

= Rp. 53.755.812.340 x 100 %Rp. 65.140.500.000

= 0,8252(82,52%)

71

Hal ini merupakan indikator bahwa penisahaan dapat

menghindari resiko kerugian,apabila penisahaan dapat menekan

tuninnya penjualan sebesar 82,52% dari tingkat penjuaJan normal

yang diperoleh.

4.2.2.4. Pengaruh Kenaikan Biaya Variabel dan Harga Jual Terhadap

Titik Impas

Dengan dinaikannya tarif biaya variabel per unit 5 %,

maka dapat dicoba untuk menaikan harga jualnya yang

diasumsikan sebesar 2,5% dari harga jual yang dianggarkan.

Sehingga akan di dapat biaya variabel harga Jual yang baru

yaitu sebesar Rp. 1.210,597 x 105 % = Rp. I.27I.I26 dan harga

Jualnya sebesar 102,5 % x Rp. 7.080.489 = Rp. 7.257.501.225.

Kenaikan biaya variabel per unit 5 % dan harga Jual 2,5

% tersebut akan mengakibatkan adanya perubahan pada titik

break even yang baru, hal ini dapat dihitung dengan :

Pendekatan Persamaan

a. Untuk unit penjualan pada saat break even point-.

Penjualan TI*) x 102,5% = Biaya variabel TI*) x 105% +

Biaya tetap

Dimana: *) TI = Titik Impas

Rp. 7.080.489 q x 102,5 % = Rp. 1.210.597 q x 105 % + Rp.

9.535,500.000

Rp. 7.257.501 q = Rp. 1.271.126 q + Rp. 9.535.500.000

72

Rp. 7.257.501 q - Rp. 1.271.126 q = Rp. 9.535.500.000

Rp. 5.986.375 q = Rp. 9.535.500.000

q = Rp. 9.535.500.000

Rp. 5.986.375

q= 1.592 unit

b. Untuk nipiah penjualan pada saat break even point:

Jumlah penjualan = Unit penjualan x Harga jua! / unitBEP (DBF)

= 1.592,8671 X Rp. 7.257.501

= Rp. 11.560.234.570

Dari basil evaluasi di atas, baik menurut pendekatan

persamaan maupun pendekatan margin kontribusi bahwa

setelah ada kenaikan biaya variabel sebesar 5% dan harga jual

2,5 % temyata titik break even mengalami penurunan dari

1.624,4762 unit menjadi 1.591,8671 unit 2,29%.

Hasil perhitungan di atas dapat di uji kebenaranya

dengan cara sebagai berikut:

Pembuktian;

Penjualan : 1.592,8671 x Rp. 7.257.501 = Rp. 11.560.234.785

Biaya variabel ; 1.592,8671 xRp. 1.271.126 =Rd. 2.024.734.785

Margin kontribusi Rp. 9.535.500.000

Biaya Tetap Rp. t9.535.50Q.000^

Laba Rp. 0

73

Agar perusahaan dapat menghindar dari resiko

kerugian, manajemen dapat memperoleh informasi mengenai

berapa volume penjualan yang dianggarkan boleh turun,

sehingga perusahaan dapat mencapai titik impas. Ini dapat

ditunjukkan dengan menghitung margin of safety.

Margin of safety ratio = Budget penj - Pen] pada titik impas x 100 %Budget penj

= Rp. 66.769.012.500 - Rp.l 1.560.234.785 x 100%Rp. 66.769.012.500

= 0,8268(82,68%)

Hal ini merupakan indikator bahwa perusahaan dapat

menghindari resiko kerugian, apabila perusahaan dapat

menekan turunnya penjualan sebesar 82,68 % dari tingkat

penjualan normal yang diperoleh.

4.3. Analisis Peranan Metode Cost-Volume-Profit Sebagai Alat Bantu Manajemen

Dalam Menetapkan Perencanaan Laba Yang Akan Dicapai.

Metode cost-volume-profit merupakan suatu analisis yang dapat

membantu manajemen dalam perencanaan laba, yaitu untuk menghitung

volume penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan guna memperoleh laba

yang diharapkan serta memberikan landasan bagi manajemen untuk mengambil

keputusan, baik keputusan dalam operasi maupun penetapan harga jual.

Dengan menggunakan analisis cost-volume-profit, dapat diketahui

kelemahan dan hasil-hasil yang telah dicapai untuk dijadikan sebagai

74

perencanaan laba tahun yang akan datang. Dengan menggunakan analisis

metode cost-volume-profit, dengan asumsi biaya yang dikeluarkan turun

sebesar 5 %, dan harga jual naik sebesar 2,5 %. Merupakan altematif yang

paling menguntungkan dalam perencanaan laba.

Dari basil penelitian tersebut, dapat dijelaskan bahwa analisis

penerapan metode cost-volume-profit sebagai alat bantu manajemen dalam

menetapkan perencanaan laba yang akan dicapai. Dengan menggunakan

metode cost-volume-profit, dapat dibuat estimasi biaya berdasarkan asumsi,

sehingga dapat ditentukan tindakan-tindakan altematif dalam mencapai

perencanaan laba.

Berikut disajikan tabel 4. untuk komposisi penjualan tahun 2011 beserta

altematif lainnya mengenai pembahan biaya variabel, biaya tetap, dan volume

penjualan:

Perbandingan Komposisi Penjualan

Tahun 2011 Serta Perubahan Biaya Tetap, Biaya Variabel, dan Harga Jual

Keterangan Tahun Penurunan Biaya Kenaikan Biaya Penurunan Biaya Kenaikan Biaya2011 Tetap 5 % Tetap 5 % dan Variabel 5 % Variabel 5 % dan

Harga Jual 2,5 % Harga Jual 2,5 %Volume Produksi 9.200 Unit 9.200 Unit 9.200 Unit 9.200 Unit 9.200 UnitHasil Penjualan Produksi Rp 65.140.050.000 Rp 65.140.050.000 Rp 66.769.012.500 Rp 65.140.050.000 Rp 66.769.012.500Biaya Variabel Rp 11.137.500.000 Rp 11.137.500.000 Rp 11.137.500.000 Rp 10.580.625.000 Rp 11.694.012.500Biaya Tetap Rp 9.535.500.000 Rp 9.058.725.000 Rp 10.012.275.000 Rp 9.535.500.000 Rp 9.535.500.000Harga Jual / Unit Rp 7.080.489 Rp 7.080.489 Rp 7.257.501 Rp 7.080.440.217 Rp 7.257.501.359Biaya Variabel / Unit Rp 1.210.597 Rp 1.210.597 Rp 1.210.597 1.150.067 Rp 1.271.127BEP (Unit) 1624 Unit 1543 Unit 1662 Unit 1607 Unit 1592 UnitBEP (Rp) Rp 11.502.085.860 Rp 10.926.981.642 Rp 12.016.743.720 Rp 11.384.687.110 Rp 11.560.234.570Margin of safety 82,34% 83,22% 82% 82,52% 82,68%Target Laba Rp 44.467.050.000 Rp 44.943.825.000 Rp 45.619.237.500 Rp 45.023.925.000 Rp 45.539.500.000Laba / Unit Rp 4.833.375 Rp 4.885.198 Rp 4.958.613 Rp 4.893.905 Rp 4.949.946

76

Dalam rencana tahun 2011 sebelumnya ada perubahan dari biaya dan

harga jual atau kombinasi dari keduanya memperlihatkan bahwa unit yang

dijual adaiah 9.200 unit dengan harga jual Rp. 7.080.489. Biaya variabel

yang dikeluarkan sebesar Rp. 11.137.500.000 dan untuk biaya tetapnya

sebesar Rp. 9.535.500.000 dengan target laba sebesar Rp. 28.580.423.100.

Dari tabel tersebut diperoleh informasi bahwa perusahaan mencapai titik

impas sebesar 1624 unit, bila dinyatakan dalam rupiah sebesar Rp.

11.502.085.860 dengan tingkat margin of safety 82,34 %. Dalam hal ini

apabila perusahaan bekerja dengan kapasitas 7,04 % dari kapasitas normal

100 % maka akan mencapai titik impas.

Selanjutnya dengan digunakan analisis cost-volume-profit yaitu

analisis yang di dasarkan atas perubahan dari biaya dan harga jual, maka

akan menghasilkan solusi berupa target laba yang paling besar. Sehingga

dapat memudahkan manajemen dalam pengambilan keputusan untuk

mencapai laba yang optimal.

Dari basil evaluasi diatas bahwa dengan penekanan biaya variabel

tetap, biaya tetap berubah 5 % dan harga jual per unit berubah 2,5 %

merupakan altematif yang lain, karena target laba per unit lebih besar

dibandingkan dengan rencana semula atau dengan altematif yang lain.

Dalam memeperoleh laba yang diharapkan, perusahaan dapat

melakukan suatu analisis terhadap biaya yang teijadi, karena akan membawa

dampak terhadap harga jual maupun volume penjualan, yaitu tungginya

harga jual maupun volume penjualan yang terlalu kecil atau sebaliknya. Hal

77

ini dapat diantisipasi dengan menekan biaya yang teijadi atau menaikan

harga jualnya. Inilah manfaat dari penggunaan metode cost-volume-profit

sebagai alat bantu manajemen dalam menetapkan perencanaan laba yang

akan dicapai.

BABV

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. FT. Tony Interior merupakan perusahaan manufaktur yang menproduksi berbagai

jenis fumitur dan membuat desain interior, dan arsitektur dengan skala besar.

Perusahaan menjual produknya untuk memenuhi permintaan konsumen dalam

negeri maupun pesanan untuk di ekspor ke luar negeri.

2. Besar kecilnya laba dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu harga jual produk,

biaya-biaya yang dikeluarkan, volume penjualan dan produksi. Pemahaman secaia

baik terhadap faktor-faktor tersebut, dapat digunakan untuk perencanaan laba,

sehingga laba optimal dapat direalisasi.

3. Berdasarkan analisis cost-volume-profit diketahui bahwa penjualan interior dan

eksterior desain pada tahun 2010 sebanyak 9.000 unit dengan nilai sebesar

Rp.63.549.258.500 sedangkan biaya variabel sebesar Rp.9.766.688.625 dan biaya

tetap sebesar Rp.9.049.520.250. Dari data tersebut perusahaan merencanakan laba

tahun 2011 sebesar Rp.28.979.823.200 atau naik 30,9 % dari laba tahun 2010.

4. Berdasarkan analisis terhadap perencanaan laba dengan menggunakan metode

cost-volume-profit analisis dan perhitungan break even pointy pengendalian

terhadap ketiga komponen tersebut sangat penting untuk perolehan laba yang

78

79

optimal. Dengan demikian analisis cost-volume-profit mempunyai peranan

penting dalam memperoleh laba perusahaan.

S. Perubahan yang terjadi pada laba dan titik impas sangat dipengaruhi oleh

perabahan harga jual, biaya tetap, dan biaya variabel. Adapun besamya perubahan

laba dan titik impas untuk rencana tahun 2011 dapat dirinci sebagai berikut

dengan asumsi;

a. Pengaruh penurunan biaya tetap 5 % terhadap titik impas

Tingkat penjualan untuk tahun 2011 yang harus dicapai oleh perusahaan adalah

9.200 unit untuk mencapai target laba sebesar Rp.28.979.823.200 dengan titik

break even sebesar 1.543 unit atau sebesar Rp. 10.926.981.642 dengan margin

qfsafetysebessaiS3,22% dari volume penjualan.

b. Pengaruh kenaikan biaya tetap 5 % dan harga jual 2,5 % terhadap titik impas

Tingkat penjualan untuk tahun 201]byang harus dicapai oleh perusahaan

adalah 9.200 unit untuk mencapai target laba sebesar Rp. 28.979,823.200

dengan tingkat break even sebesar 1.662 unit atau sebesar Rp. 12.016.743.720

dengan margin of safety sebesar 82 % dari volume penjualan.

c. Pengaruh penurunan biaya variabel 5 % teriiadap titik impas

Tingkat penjualan untuk tahun 2011 yang harus dicapai oleh perusahaan adalah

9.200 unit untuk mencapai target laba sebesar Rp.28.979.823.200 dengan

tingkat break even sebesar 1.607 unit atau sebesar Rp.l 1.384.687.110 dengan

margin of safety sebesar 82,52 % dari volume penjualan.

d. Pengaruh kenaikan biaya variabel 5 % dan harga jual 2,5 % terhadap titik

impas.

80

Tingkat penjualan untuk tahun 2011 yang hams dicapai oleh pemsahaan adalah

9.200 unit untuk mencapai target laba sebesar Rp.28.979.823.200 dengan

tingkat break even sebesar 1.592 unit atau sebesar Rp.4.595.745.739 dengan

margin of safety 93, II % dari volume penjualan.

5.2. Saran

Berdasarkan analisis dan simpulan di atas, penulis menyarankan bahwa dalam

perencanaan laba, pencapaian volume penjualan mempakan salah satu faktor yang

lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan pencapaian eftsiensi biaya, oleh karena itu

perlu dilakukan upaya-upaya yang lebih significant terhadap pencapain efisiensi

volume penjualan tanpa mengabaikan upaya untuk tetap mempeitahankan cost

efficiency, sehingga laba yang optimal akan dapat tercapai.

No. Kagiatan Bulan

April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei1 Pengajuan Judul2 Studi Pustaka * ***

3 Pembuatan Makalah Seminar * **

4 Seminar **** ***

5 Pengesahan *

6 Pengumpulan Data *) ** **** **** **

7 Pengolahan Data ** **** ** ****

8 Penulisan Laporan dan Bimbingan *♦»* **** **** **** **** **** *♦** **** ****

9 Sidang Skripsi *

10 Penyempumaan Skripsi •*

11 Pengesahan *

Keterangan: ♦) Pengiimpulan data disesuikan dengan data yang digunakan dalam penelitian.* Menunjukan satuan unit waktu minggu dalam bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim dan Bambang Supomo. 200S. Akuntansi Manajemen. Edisi II. BPFE,Yogyakarta.

Ahmed Riahi Belkaoui. 2007. Teori Akuntansi. Edisi 5. Alih Bahasa: Ali Akbar

Yulianto dan Krista. Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.

Anthony A. Atkinson, Robert S. Kaplan, Ella Mae Matsumara dan S. Mark Young.2009. Akuntansi Manajemen. Edisi 5. Alih Bahasa; Miranti Kartika Dewi. Jilid1. Indeks, Jakarta.

Armiia Krisna Warindrani. 2006. Akuntansi Manajemen. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Bastian Bustami dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Edisi 3.Buku 1. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Charles T. Homgren, Srikant M. Datar dan George Foster. 2008. Akuntansi BiayaDengan Penekanan Manajerial. Edisi 12. Alih Bahasa: Desi Adhriani, Jilid 2.Erlangga, Jakarta.

Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti. 2008. Akuntansi Manajemen. Edisi 2.Mitra Wacana Media, Jakarta.

Dominick Salvatore. 2005. Ekonomi Manajerial Dalam Ferekonomian Global. Edisi5. Alih Bahasa: Ichsan Setyo Budi. Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.

Don R. Hansen dan Mowen Maryanne M. 2005. Accounting Management. Edisi 7.Alih Bahasa: Dewi F. dan Deny Amos K. selemba Empat, Jakarta.

Dwi Prastowo dan Rifka Julia^. 2008. Analisis Laporan Keuangan (Konsep danAplikasi). Edisi 2. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Henry Faisal Noor. 2007. Ekonomi Manajerial. Edisi 1. Grafindo Persada, Jakarta.

M. Nafarin. 2007. Akuntansi Biaya. Edisi 13. Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. 2007. Akuntansi Biaya. Edisi 6. Cetakan 7, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Muqodin. 2006. Teori Akuntansi. Edisi 1. Cetakan Kedua, Ekonisia, Yogyakarta.

Ray H. Gorrison, Eric W. Noreen dan Peter C. Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial.Edisi 11. Alih Bahasa: Nuri Hinduan. Buku 2. Salemba Empat, Jakata.

Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen; Informasi untuk Pengambilan KeputusanManajemen. PT Media Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Soehamo. 2007. Ekonomi Manajerial. Andi Offset, Yogyakarta.

Walter T. Horrison dan Charles T. Homgren. 2007. Akuntansi. Edisi 7. Alih Bahasa:Gina Gania dan Danti Pujiati. Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

William K. Carter. 2009. Akuntansi Biqya. Edisi 14. Alih Bahsa: Krista. SalembaEmpat, Jakarta.

Van Horas Veryady. 2008. Metodologi Penelitian. Bogor. Universitas Pakuan (DiktatBogor)

STRUKTUR ORGANISASI

Manager Keuangan

Pembukuan Adm. Umum

Manager Keuangan

Supervisor Penjualan

PenjualanDalam Negri

Presiden Direktur

Direktur Utama

Manager Umum

Manager Produksi

Supervisoi Produksi

Manager Maintenancedan Engineering

Penjualan

Luar Negri

BagianPenyerutan

BagianPemotongan

SupervisorIE

Supervisor

MTC

BagianPembentukan

BagianPenghalusan

BagianPenyemprotan

BagianPenyelesaian

Manager SDM

Staff SDM

TONY ARCHITECT & INTERIOR DESIGN

Jl. Wijaya Kinuma No. S A, Komplek Pakuan -1, Tajur BOGOR, Work Shop: Jl. St. Kereta Api, Batutulis No. 2 BOGORTel; 0251 320652 Fax.: 0251 346983

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, mewakili (Divisi/Bagian/Departemen) PT Tony

Interior, menerangkan bahwa:

Nama : Delanny Natalia

NPM : 022106016

Fakultas : Ekonoml

Jurusan : SI Akuntansi Manajemen

Adalah benar telah melakukan riset pada perusahaan kami mulai tanggal 01 April

2010 s/d selesal. Adapun riset dilakukan yaitu yang berkaitan dengan judul skripsi

"Analisis Peranan Motode Cost-Volume-Profit Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam

Menetapakan Perencanaan Laba Yang Akan Dlcapai".

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan bilamana diperlukan.

Bogor, April 2011

Tony Tanumulva

President Director

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Delanny Natalia

Nomor Mahasiswa : 022106016

Jurusan : Akuntansi

Menyatakan benar saya telah menghubungi instansi / perusahaan yang akan saya

jadikan lokasi peneUtian, dan dari pihak perusahaan telah menyatakan kesanggupan

untuk menerima dilakukannya riset / observasi tersebut.

Adapun pihak perusahaan yang menerima :

Nama : Tony Tanumulya

Jabatan : Presiden direktur

Alamat Perusahaan : Jl. Stasiun Kereta Api No. 2 Bogor (Pabrik)

Jl. Wijaya Kususma No. 8A Kompiek Pakuan 1 Tajur

Bogor (Kantor)

Judul Skripsi : Analisis Penerapam Metode Cost-Volume-Profit Sebagai Alat

Bantu manajemen Dalam Menetapkan Perencanaan Laba

Yang Akan Dicapai pada PI Tony Interior.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya.

Bogor, April 2011Yang menyatakan,

Lamp

iran

4.

GRAFIK BREAK EVEN POINT

UNTUK PENJUALAN TAHUN 2011

Volume Pen

jual

an

Y

Rp.6

5.14

0.05

0.00

0

Rp. 11.5

02.0

85.8

60

Rp.20.673.000.000

Daerah Laba

Gari

s Bi

aya Total

T tBc BEP

Daerah Rugi

Gari

s Bi

aya Tetap

1624,4762

9.200 Unit

Lampiran 5.GRAFIK BREAK EVEN POINT

UNTUK RENCANA PENJUALAN TAHUN 2011 SEBELUM

DAN SESUDAH PENURUNAN BIAYA TETAP

Volume Penjualan

Y

Rp.65.140.050.000

Rp. 11.502.085.860

Rp. 10.926.981.642

Rp. 9.535.500.000

Rp. 9.058.725.000

Daerah Rug!

Rp.20.673.000.000

Rp.20.196.225.000

Gans Hasil Penjualan

Daerah

Laba

Titik BEP

Lama

Garis Biaya Total

Garis Biaya TetapTitlk BEP

Baru

1543,2524 1624,4762 9200 Unit

Lampiran 6.GRAFIK BREAK EVEN POINT

UNTUK RENCANA PENJUALAN TAHUN 2011

SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN BIAYA TETAP DAN HARGA JUAL

Volume Panjualan

Y

Rp.66.769.012.500

Rp.65.140.050.000

1^.11.137.500.000

Rp.10.012275.000

Rp. 9.535.500.000

Daerah Rugi

Garis Hasil Penjualan

Daerah

Laba

Rp.20.149.775.000

Rp.20.673.000.000

Cans Biaya TotalTititk BEP Bam

Tititk BEP LamaGaris Biaya Tetap

1607,8956 1624,4762 9200 Unit

Lampiran 7.GRAFIK BREAK EVEN POINT

UNTUK RENCANA PENJUALAN TAHUN 2011

SEBELUM DAN SESUDAH PENURUNAN DAN BIAYA VARIABEL

Volume Penjualan

Y

Rp.65.140.050.000

Rp. 11.502.085.860

Rp. II.384.687.110

Daerah Rugi

Garis Hasil Penjualan

Rp.20.675.000.000

Daerah

Laba

Titik BEP Earn

Garis Biaya Tetap

Rp.20.1I6.l25.000

1607,8956 9200 Unit X

Lampiran 8.GRAFIK BREAK EVEN POINT

UNTUK RENCANA PENJUALAN TAHUN 2011

SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN BIAYA VARIABEL DAN HARGA JUAL

Volume Penjualan

Garis Hasil Penjualan

Rp.66.769.012.500

Rp.65.140.050.000

Titik BEP Baru Rp.20.675.000.000

Rp. 11.560234.570

Rp. 11.502.085.860

Titik BEP Lama

Rp. 9.535.500.000

Daerah Rugi

1592,8671 1624.4762 9200 Unit

TONY ARCHITECT & INTERIOR DESIGNJl. Wijaya Kusuma No. S A. Komplek Pakuan -1. Tajur BOGOR, Vtork Shop: Jl. St. Kereta Apt, BatutidU No. 180C0R Te<: 0251 330652 Fax.: 0251 346983

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, mewakili (Divisi/Bagian/Departemen) PT Tony

Interior, menerangkan bahwa;

Nama : Delanny Natalia

NPM : 022106016

Fakultas : Ekonomi

Jurusan ; SI Akuntansi Manajemen

Adalah benar telah melakukan riset pada perusahaan kami mulai tanggal 01 April

2010 s/d selesai. Adapun riset dilakukan yaitu yang berkaitan dengan judul skripsi

'*Analisis Peranan Motode Cost-Volume-Profit Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam

Menetapakan Perencanaan Laba Yang Akan Dicapai".

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan bilamana diperlukan.

Bogor, April 2011

Tony Tanumulva

President Director