05 BOILING & CONDENSATION
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
Transcript of 05 BOILING & CONDENSATION
1
Agung Sugeng Widodo E-mail : [email protected]
mempelajari rate of heat transfer (jumlah perpindahan panas persatuan waktu) selama proses pendidihan dan kondensasi
Pendidihan : liquid ke vapor
Pendidihan : proses terjadinya gelembung2 pada seluruh permukaan cairan. Proses tersebut terjadi jika tekanan cairan meningkat sampai tekanan saturasi.
Contoh : air akan mendidih pada temperatur 100o C pada tekanan 1 atm ( 101, 3 kPa) .
Water : Tsat @ 101,1 kPa = 100oC Water : Tsat @ 3,00 kPa = 24,08oC
Kondensasi : vapor ke liquid Proses tersebut terjadi jika tekanan uap lebih kecil dari tekanan saturasinya.
2
Pendidihan dan Kondensasi berbeda dengan perpindahan panas konveksi lainnya, karena keduanya melibatkan :
panas laten penguapan ( hfg) teg.permukaan pada permukaan cairan & gas(σ) Konveksi ~ f (, , k, Cp)
Pendidihan ~ f (, , k, Cp, Hfg, σ )
Ciri khusus dari proses pendidihan dan kondensasi adalah koefisien perpindahan panas (h) beberapa kali lipat dibandingkan dengan
bentuk konveksi lainnya yang melibatkan satu fasa.
Pendidihan (Boiling) Penguapan (Evaporation)
Terjadi pada interface padat-cairan ketika cairan kontak dengan sebuah benda padat yang temp. Permukaan lebih besar dari temp. Saturasi ( Ts > Tsat )
Contoh :
Pada 1 atm air akan mendidih jika
dikontakkan dengan benda padat
bersuhu 110oC, karena temp. Saturasi
air pada 1 atm = 100oC
Terjadi pada permukaan (interface) cairan-uap ketika tekanan uap kurang dari tekanan saturasi pada temperatur tertentu.
Contoh :
Air danau akan menguap pada
temperatur 20o C dan 60% kelembapan
relatif karena
Psat@ 20o
C = 2,3 kPa dan
Pvapor@ 20o
C,60% rh = 1,4 kPa
Contoh lainnya : mengeringnya pakaian,
buah, sayuran
3
excess sat s boiling T h T T h q D = - = ) ( &
Heat flux pendidihan dari benda padat ke cairan diekspresikan dari
hukum Newton tentang pendinginan sbb :
Gelembung mempunyai tegangan permukaan pada interface cairan-
uap dikarenakan gaya tarik molekul pada permukaan terhadap fasa
cairan.
Tegangan permukaan (σ , N/m2) menurun ketika temperatur
meningkat dan menjadi nol ketika mencapai temperatur kritis. Oleh
karena itu tidak terdapat gelembung-gelembung ketika proses
pendidihan pada tekanan dan temperatur super kritis.
Pendidihan dan kondensasi tidak berada kesetimbangan
termodinamik dengan lingkungan cair. Perbedaan tekanan yang
terjadi di dalam gelembung dan cairan diseimbangkan oleh tegangan
permukaan.
Perbedaan temperatur uap dalam gelembung akan menyebabkan
proses perpindahan panas dari/ke dalam gelembung
menghilang
muncul ke permukaan
interface
Tb >Tl
interface
Tb < Tl
5
Natural Convection Boiling ( sampai titik A pada grafik)
terjadi beberapa derajat celcius di atas temp. saturasi ( 2 – 6oC
untuk air)
cairan dalam kondisi sedikit superheated, kondisi metastable dan akan
menguap jika mencapai permukaan cairan
gerakan fluida diatur oleh konveksi alamiah.
6
Nucleate Boiling
( antara titik A dan C)
awal terbentuknya gelembung dan akan meningkat jumlahnya
sampai pada titik C
Pada regime A – B disebut dengan isolated bubble karena, ketika
terjadi gelembung dan kemudian lepas dari permukaan heater
maka gelembung akan terdissipasi dan hilang ke dalam cairan.
Ketika terjadi gelembung dipermukaaan heater, maka permukaaan
akan terisi oleh cairan. Hal ini menyebabkan heat transfer coeff. dan
heat flux meningkat.
Pada regime B – C, temperatur heater akan terus meningkat dan
gelembung yang terbentuk juga akan semakin banyak sehingga
membentuk continous coloum of vapor dalam cairan. Gelembung akan
naik ke permukaan dan pecah. Pada kondisi ini heat flux yang
terjadi relatif besar akibat kombinasi dari pemasukan (entrainment)
cairan ke permukaan heater dan proses penguapan.
Pada harga Texcess besar, permukaan heater akan terselubungi
oleh gelembung. Adanya gelembung tersebut akan
menyebabkan heat flux menjadi menurun jika dibandingkan
dengan peningkatan Texcess.
Heat flux pada titik C disebut dengan critical/maximum heat flux,
max, yang pada air terjadi pada 1 MW/m2.
Daerah nucleate boiling lebih disukai dalam praktis karena rate of
heat transfer yang besar jika dibandingkan dengan peningkatan
Texcess yang relatif kecil . Pada air terjadi 30oC.
q&
q &
7
Transition Boiling
(antara titik C dan D pada grafik)
Pada daerah ini heat flux menurun dengan meningkatnya Texcess,
karena permukaan heater tertutupi oleh vapor film. Lapisan uap
tersebut akan berfungsi sebagai isolasi karena uap mempunyai k
yang relatif rendah dibandingkan dengan k cairan.
Pada daerah ini, antara nucleate boiling dan film boiling keduanya
terjadi bersamaan.
Daerah ini disebut dengan unstable film boiling regime dan dalam
praktis tidak disukai. Pada air terjadi pada 30o – 120oC.
8
Film Boiling Pada daerah ini, seluruh permukaan heater ditutupi oleh continous
stable vapor film.
Pada titik D, heat flux akan mencapai minimum dan diberi nama
Leidenfrost point ( 1756)
Heat transfer akan meningkat dengan meningkatnya Texcess karena
dominannya proses radiasi pada daerah ini ( pada temp. Tinggi).
9
continues film
Burn out phenemena terjadi ketika temp.
heater dinaikkan secara mendadak
sampai mencapai temperatur lelehnya,
sehingga akan terjadi sudden jump
yang tidak mengikuti q min pada
transition boiling.
Kejadian akan sama jika
power/temperatur heater diturunkan
secara mendadak, maka penurunan
tidak mengikuti q max (lihat gambar)
Burn out phenemena
10
Korelasi Perpindahan Panas dalam Pool
Boiling
Dalam nucleate boiling regime, rate of heat transfer sangat bergantung
pada kondisi nucleation ( jumlah daerah nucleaisasi aktif, laju
pembentukan bubble pd setiap site dll) yang notabene sulit
diprediksi.
Type dan kondisi permukaan heater juga mempengaruhi proses
perpindahan panas.
Koplikasi tersebut membuat sulit untuk membangun relasi teoritis
perpindahan panas untuk daerah nucleate boiling sehingga
bergantung pada data eksperimental.
Korelasi yang paling luas digunakan untuk perpindahan panas pada
daerah nucleate boiling diawali oleh Rohsenow, 1952 :
( ) ( ) 3 2 1
-
- =
n
l fg fs
sat s pl v l fg l nucleate
Pr h C
T T C g h q
s
&
( ) ( ) 3 2 1
-
- =
n
l fg fs
sat s pl v l fg l nucleate
Pr h C
T T C g h q
s
&
= nucleate boiling heat flux, W/m2 l = viskositas cairan, kg/(m.s) hfg = entalpi penguapan, J/kg g = percepatan gravitasi, m/s2
l = densitas cairan, kg/m3
v = densitas uap, kg/m3
s = teg. permukaan interface cairan-uap, N/m Cpl = panas jenis cairan, J/(kg.oC) Ts = temp. permukaan, oC Tsat = temp. saturasi fluida, oC Cfs = kontanta eksperimental, tergantung dari Permukaan Pr = Angka Prandl n = konst. eksperimental, tergantung pada fluida
nucleate q &
dimana :
Catatan :Pers. Ini u/ perm.
halus & bersih
Nucleate Boiling
11
Pada perencanaan peralatan perpindahan panas pendidihan adalah
penting untuk mengetahui heat flux maksimum untuk menghindari
burn out. Maksimum heat flux pada nucleate boiling ditentukan
secara teoritis oleh S. S Kutaeladze (Rusia, 1948) dan N. Zuber
(USA, 1958) yang diekspresikan :
dimana Ccr adalah konstanta yang tergantung pada bentuk
geometri heater.
Peak Heat Flux
( ) [ ] 4 1 2
v l v fg cr g h C q s - = max &
Minimum Heat Flux
Zuber menurunkan persamaan untuk heat flux minimum untuk plat
horisontal besar sebagai berikut :
dimana 0,99 adalah konstanta yang ditentukan oleh Berenson (1961)
( )
( )
4 1
2 09 0
+
- =
v l
v l
fg v
g h q
s , min &
12
Film Boiling
Bromley membentuk sebuah teori untuk memprediksi heat flux
pada stable film boiling pada silinder horisontal dan lingkatan
dengan diameter D sebagai berikut :
dimana kv adalah konduktivitas vapor dalam W/m.oC dan
= bola untuk 0,67
horisontal silinder untuk 0,62 C film
( ) ( ) [ ] ( )
( ) sat s
sat s v
sat s pv fg v l v v
film T T T T D
T T C h gk C q -
-
- + - =
4 1 3
4 0
, min &
Film Boiling
Bromley membentuk sebuah teori untuk memprediksi heat flux
pada stable film boiling pada silinder horisontal dan lingkatan
dengan diameter D sebagai berikut :
dimana kv adalah konduktivitas vapor dalam W/m.oC dan
= bola untuk 0,67
horisontal silinder untuk 0,62 C film
( ) ( ) [ ] ( )
( ) sat s
sat s v
sat s pv fg v l v v
film T T T T D
T T C h gk C q -
-
- + - =
4 1 3
4 0
, min &
13
Pada temp. permukaan yang tinggi ( 300oC), heat transfer
sepanjang uap film melalui radiasi menjadi signifikan dan perlu
diperhatikan :
dimana : = emivisity permukaan
s= 5,67 x 10-8 W/m2.K4 ( ) 4 4
sat s rad T T q - = s &
Perpindahan panas total tidak merupakan penjumlahan antara qfilm
dengan qrad. . Karena kedua mekanisme perpindahan panas diatas
mempengaruhi satu sama lain. Misal, radiasi dari permukaan ke
cairan akan meningkatkan laju penguapan, dan akan menebalkan
vapor film, sehingga mengurangi perpindahan panas konveksi.
Untuk qrad < qfilm Bromley menyatakan :
rad film total q q q & & 4 3 + =
Film Boiling (con’t)
Meningkatkan heat transfer pada pool boiling
Perpindahan panas pada nucleate boiling sangat bergantung pada
jumlah daerah pengintian aktif (active nucleation sites) dan laju
pembentukan gelembung pada setiap site. Oleh karena itu usaha
dilakukan untuk membuat permukaan heater tidak teratur,
termasuk kekasaran permukaan dan kotoran yang menempel dapat
berfungsi sebagai site pembentuk inti.
Efek dari kekasaran permukaan dapat diabaikan pada critical heat
flux dan heat flux pada film boiling.
Usaha untuk meningkatkan heat transfer pada nucleate boiling dalam
praktis (dipasaran) dilakukan dengan melapisi permukaan dengan
sebuah lapisan porous tipis ( ± 1 mm ) atau dengan membuat
lubang-lubang kecil pada permukaan. Usaha diatas dapat
meningkatkan heat transfer sampai 10 x lipat dan critical heat flux
sampai 3 x.
14
Flow Boiling
A. External F. B
semakin besar kec. fluida
semakin besar nucleate
boiling dan critical boiling
heat flux. (qcr = 35 MW/m2 ;
bandingkan dgn pool boiling
q cr = 1,3 MW/m2
15
B. Internal F. B
• awalnya cairan dalam
kondisi subcooled.
• gelembung pertama
muncul pada tube bagian
dalam
• dan kemudian lepas
mengikuti aliran utama
bubbly flow regime.
PERPINDAHAN PANAS KONDENSASI
Kondensasi : vapor ke liquid
Kondensasi terjadi ketika temp.
uap turun sampai temp
saturasinya ( yg umumnya kontak
dengan benda padat yang memp.
T < Tsat fluida )
Kondensasi dibedakan menjadi
dua :
1. film condensation :
kondensasi berbentuk lap.
film
2. dropwise condensation :
kondensasi berbentuk
droplet.
16
FILM CONDENSATION
awal cairan film terjadi pada ujung plat,
turun ke bawah akibat gravitasi
tebal film membesar searah dengan aliran.
panas dlm hfg dilepas selama kondensasi &
ditransfer menuju plat yg mempunyai Ts
< Tsat
kec. di dinding adalah nol dan kec. max
terjadi pada interface cairan-uap
Temp. kondensat semakin mendekati dinding
semakin turun sampai sama dng Ts
Perpindahan panas pada kondensasi juga tergantung pada apakah aliran
laminar atau turbulen, kriteria tsb dapat didefinisikan sbb :
l
l
l
l l
l
l l c
l
l l h
p
m V
p
V A V D Re
& 4 4 4 = = = =
dimana :
Dh = 4Ac/p = diameter hidraulik
p = perimeter
Ac = p = perimeter x tebal film, luas penampang
l = densitas cairan
l = viskositas cairan
V = kec. rata2 kondensat
= l A Vl = laju aliran massa kondensat
m &
FILM CONDENSATION (con’t)
17
Karena dalam kondisi aktual kondensate
mengembun secara kontinyu ke temp.
rata-rata antara Tsat dan Ts maka, proses
kondensasi akan melepaskan lebih
banyak panas. Sehingga oleh Rohsenow
kalor laten penguapan dimodifikasi
menjadi :
) T T ( C ( ) T T ( C , h h sat v pv s sat pl fg * fg
- + - + = 68 0
* fg s sat conden h m ) T T ( hA Q & & = - =
Sehingga :
Jika m disubstitusikan ke
persamaan sebelumnya maka : * fg l
s sat
* fg l
conden
h p
) T T ( Ah
h p
Q Re
- = =
4 4 &
FILM CONDENSATION (con’t)
Kriteria daerah aliran pada kondensasi pada plat vertikal dapat
dikategorikan sebagai berikut & beberapa kasus film condesation :
FILM CONDENSATION (con’t)
18
DROPWISE CONDENSATION
dropwise condensation dicirikan dgn
pembentukan droplet2 dgn berbagai
variasi diameter yg kemudian membesar
& jatuh menghapus permukaan solid &
kembali terekspos ke uap.
Merupakan mekanisme perpin panas yg efective ( 10 x FC)
Dilakukan dengan :
- Pelapisan polimer (teflon), emas, silver, rhodium, palladium or
platinum
- Promoter chemical : waxes, fatty acid (oleic, stearic, linoic acid) P. Griffith merekomendasi :