Zul

20
Diagnosis Sindrom Metabolik & Penatalaksanaannya Muhammad Zulhusni Bin Ngali 102012495 [email protected] Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Pernyataan Kasus Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke poliklinik untuk konsultasi karena merasa terlalu gemuk dan sulit menurunkan berat badannya sejak usia 38 tahun. Pekerjaan pasien adalah sebagai karyawan suatu kantor swasta. Sebelumnya pasien sangat jarang memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan karena dirasakan dirinya tidak memiliki keluhan seputar kesehatannya. Pasien mengatakan bahwa dirinya agak sering lelah dan mudah haus pada 1 tahun kebelakangan ini. Ayahnya menderita hipertensi dan ibunya sudah 10 tahun mengidap penyakit kencing manis. BB 88 kg, TB 169 cm, Lingkar perut 135 cm, Lingkar pinggang 115 cm. Tekanan darah 150/90 mmHg. Pendahuluan Sindrom metabolik (Sindrom X, sindrom resistensi insulin) terdiri dari kelompok kelainan metabolik yang memberi peningkatan risiko penyakit kardiovaskular (CVD) dan diabetes mellitus (DM). Kriteria untuk sindrom metabolik telah berevolusi sejak didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1

description

blok 21

Transcript of Zul

Diagnosis Sindrom Metabolik & PenatalaksanaannyaMuhammad Zulhusni Bin [email protected] Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Pernyataan KasusSeorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke poliklinik untuk konsultasi karena merasa terlalu gemuk dan sulit menurunkan berat badannya sejak usia 38 tahun. Pekerjaan pasien adalah sebagai karyawan suatu kantor swasta. Sebelumnya pasien sangat jarang memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan karena dirasakan dirinya tidak memiliki keluhan seputar kesehatannya. Pasien mengatakan bahwa dirinya agak sering lelah dan mudah haus pada 1 tahun kebelakangan ini. Ayahnya menderita hipertensi dan ibunya sudah 10 tahun mengidap penyakit kencing manis. BB 88 kg, TB 169 cm, Lingkar perut 135 cm, Lingkar pinggang 115 cm. Tekanan darah 150/90 mmHg. PendahuluanSindrom metabolik (Sindrom X, sindrom resistensi insulin) terdiri dari kelompok kelainan metabolik yang memberi peningkatan risiko penyakit kardiovaskular (CVD) dan diabetes mellitus (DM). Kriteria untuk sindrom metabolik telah berevolusi sejak didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1998, mencerminkan perkembangan bukti klinis dan analisis oleh berbagai konferensi konsensus dan organisasi profesional. Kriteria major dari sindrom metabolik termasuk obesitas sentral, hipertrigliseridemia, rendah kolesterol high-density lipoprotein (K-HDL), hiperglikemia, dan hipertensi.

PembahasanAnamnesis1,2Anamnesis yang baik merupakan tiang utama diagnosis. Anamnesis dimulai dengan memperoleh keterangan mengenai identitas penderita kemudian tentang kondisi pasien, untuk data permasalahan medisnya.Untuk kasus sindrom metabolik ini pasien akan ditanyakan oleh dokter untuk mendapatkan data seperti berikut:1. Identitas Nama Tempat/Tanggal lahir Pekerjaan Usia Status perkahwinan2. Keluhan UtamaKeluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat sehingga mendorong pasien datang berobat atau mencari pertolongan medis. Untuk kasus ini keluhan utmanya adalah merasa terlalu gemuk dan sulit menurunkan berat badannya sejak usia 38 tahun. 3. Riwayat Penyakit SekarangTahapan ini penting untuk menanyakan beberapa perkara seperti kronologi atau perjalanan penyakit, gambaran atau deskripsi keluhan utama, keluhan atau gejala penyerta dan usaha berobat. Dari kasus tersebut kita mendapati laki-laki usia 55 tahun tersebut sering lelah dan mudah haus pada 1 tahun belakangan ini.4. Riwayat Penyakit DahuluTujuannya untuk mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit dahulu secara lengkap. Dari kasus pasien tidak diketahui memiliki sebarang riwayat penyakit dikarenakan jarang memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan karena tidak ada keluhan.

5. Riwayat Penyakit KeluargaTujuannya untuk menanyakan riwayat penyakit yang diderita keluarga pasien tidak hanya penyakit orang tuanya saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek, paman/bibi, saudara sepupu dan lain-lain. Dari kasus ini, ayah pasien menderita hipertensi dan ibunya sudah 10 tahun mengidap penyakit kencing manis. 6. Riwayat Sosial/PribadiBeberapa kebiasaan berakibat buruk bagi kesehatan dan bahkan dapat menjadi penyebab penyakit yang kini diderita pasien tersebut. Dari kasus didapatkan pasien merupakan karyawan suatu kantor swasta yang jarang sekali memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan. Pemeriksaan FisikLakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien dan seterusnya pemeriksaan fisik umum yaitu inspeksi, palpasi dan auskultasi dan dilakukan juga pemeriksaan antropometri dewasa untuk diketahui status gizinya. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital, komponen tekanan darah sangat penting (sebelumnya ditanyakan pada saat anamnesis tentang riwayat penyakit dahulu) untuk mengetahui apakah pasien mempunyai hipertensi, jika ada ditentukan grade nya.1. InspeksiLakukan pemeriksaan pada mata pasien apakah ada sclera ikterik dan conjunctiva anemis. Periksa leher pasien apakah ada pembengkakan. Jika ada apakah pembengkakan tersebut simetris atau asimetris. Lihat juga pernapasan pasien dan apakah pasien tingkah lakunya nyaman atau kelihatan gelisah. Apakah pasien ada berkeringat banyak. 2. PalpasiJika terlihat pembengkakan pada leher pasien lakukan palpasi dengan cara anterior approach atau posterior approach untuk menentukan apakah pembengkakannya difus atau nodular. Kemudian lakukan pengukuran, jika stroma difusa maka diukur lingkar lehernya dan jika didapatkan stroma nodular maka diukur lingkar nodulnya saja. Kemudian dillukis pada status medis nya pasien.

3. AuskultasiLakukan auskultasi dengan menggunakan stetoskop pada daerah leher (diatas kelenjar tiroid) untuk memeriksa apakah ada kelainan bunyi pernapasan. 4. AntropometriLakukan penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk menentukan apakah pasien tergolong obesitas, jika ada, tentukan grade nya. Kemudian, lakukan juga pengukuran lingkar pinggang dan lingkar perut kemudian ditentukan rasionya (LPa:LPe) Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan laboratorium juga merupakan komponen penting dari diagnosa sindrom metabolic. Beberapa tes harus dilakukan seperti kadar trigliserida darah, kolesterol HDL darah, kadar glukosa plasma puasa, pemeriksaan HbA1c dan C-peptida untuk memastikan apakah pasien ada riwayat diabetes atau sedang menuju risiko diabetes. Tabel 2. Target HbA1c Pada Penderitap Diabetes.3

Sumber: Diabetes Management.Diunduh dari http://www.diabetes.co.uk/what-is-hba1c.html

Diagnosa Kerja (Working Diagnosis)Sindrom Metabolik3-71. DefinisiBerdasarkan the National Cholesterol Education Program Third Adult Treatment Panel (NCEP-ATP III), Sindrom Metabolik adalah seseorang dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut: 1). Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan untuk pria > 102 cm); 2). Peningkatan kadar trigliserida darah ( 150 mg/dL, atau 1,69 mmol/ L); 3). Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dL atau < 1,03 mmol/ L pada pria dan pada wanita < 50 mg/dL atau