Pk Kepsek - Kel. 1 - Endang, Suyandi, Zul

download Pk Kepsek - Kel. 1 - Endang, Suyandi, Zul

of 29

description

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

Transcript of Pk Kepsek - Kel. 1 - Endang, Suyandi, Zul

  • KONSEP DASAR PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH

    Dikerjakan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penilaian Kinerja dan Evaluasi Diri Sekolah

    Diampu Oleh :

    Dr. Martua Manullang, M.Pd

    Disusun Oleh :

    ENDANG SUSANTI SIANIPAR (NIM. 8146132038)

    SUYANDI SINAGA (NIM. 8146132058)

    ZULKARNAIN BARUS (NIM. 8146132060)

    KELAS A2W AP / KEPENGAWASAN

    SEKOLAH PASCA SARJANA

    UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

    2015

  • 1 | P a g e

    KONSEP DASAR PENILAIAN KINERJA

    KEPALA SEKOLAH

    Pendahuluan

    Sekolah sebagai satu organisasi yang memiliki tujuan yang didalamnya terdiri

    dari berbagai sumber daya seperti man (manusia), money (uang), methods/ media

    (metode/media), material (sarana prasarana), machine (mesin), minutes (waktu),

    marketing (jaringan) ditambah dengan Information (informasi) harus dikelola oleh

    seorang dengan kepemimpinan yang kuat yang mampu menerapkan fungsi fungsi

    manajemen seperti kemampuan Planing (perencanaan), organizing

    (pengorganisasian), Directing (pengarahan), dan Controling (pengendalian). Seorang

    pemimpin di sekolah disebut dengan kepala sekolah. kepala sekolah adalah seorang

    guru yang diberi tugas tambahan sebagai seorang kepala sekolah sesuai dengan

    peraturan permendikbud No. 28 Tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai Kepala

    Sekolah/madrasah.

    Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru yang diangkat menjadi kepala

    sekolah harus memiliki kompetensi yang dipersyartakan seperti yang tertuang dalam

    Permendiknas No. 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah . Kompetensi

    tersebut adalah: Kompetensi Kepribadian , Kompetensi Manajerial , Kompetensi

    Kewirausahaan, Kompetensi supervisi dan Kompetensi sosial.

    Dengan kompetensi yang dipersyaratkan inilah sebagai standar pengukuran

    kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Keberhasilan kepala sekolah

    dalam melaksanakan tugasnya diukur menggunakan instrumen penilaian kinerja

    kepala sekolah. hasil penilaian ini akan terlihat apakah kepala sekolah melaksanakan

    tugasnya sesuai dengan standar yang diinginkan.

  • 2 | P a g e

    1. Kondisi Kinerja Kepala Sekolah Secara Nasional dan Lokal

    Kondisi atau gambaran tentang kinerja kepala sekolah secara Nasional dan

    Lokal diambil dari hasil studi yang dilakukan oleh Analytical and Capacity

    Developmen Partnership (ACDP) tentang Studi Dasar tentang kompetensi Kepala

    Sekolah / Madrasah dan Pengawas Sekolah/ Madrasah.

    Studi ini menggunakan metodologi kuantitatif dan kualitatif untuk

    mengumpulkan data yang sah dan terpercaya untuk mencapai tujuan studi ini. Seperti

    yang ditentukan dalam Kerangka Acuan/ToR data kuantitatif dikumpulkan melalui

    survei berskala besar dan rinci terhadap pengawas dan kepala sekolah/madrasah.

    Dengan persetujuan dari Sekretariat ACDP, survei Kemdikbud dan Kemenag juga

    dikembangkan dan dilakukan untuk para guru dan Kepala Dinas Pendidikan/Kantor

    Kemenag Kabupaten.

    Data mengenai kompetensi kepala sekolah/madrasah diberikan dengan cara

    yang serupa dengan yang digunakan untuk pelaporan mengenai kompetensi pengawas

    sekolah/madrasah.

    Sampel kepala sekolah/madrasah untuk studi kuantitatif dipilih dari populasi

    yang relevan di tujuh wilayah di Indonesia, yaitu: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa

    Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sampel kualitatif dipilih sebagai sub-set

    sampel utama. Hal ini dilakukan setelah data kuantitatif telah dianalisis dan sehingga

    tidak hanya memperhitungkan strata yang dipertimbangkan dalam memilih sampel

    utama tapi juga persoalan-persoalan khusus yang teridentifikasi saat analisis

    kuantitatif. Sebagai tambahan, sub-sampel tersebut mencakup :

    1. Pengawas dan kepala sekolah/madrasah yang berpartisipasi dan tidak

    berpartisipasi dalam pelatihan dalam rangka INPRES

  • 3 | P a g e

    2. Pengawas dan kepala sekolah/madrasah dengan penilaian tinggi dan rendah

    dalam survei.

    3. Pengawas dan kepala sekolah/madrasah dalam sampel kuantitatif dipilih oleh

    tim studi.

    Hasil Temuan Kuantitatif

    Data tentang kompetensi kepala sekolah diperoleh dari pengawas, kepala

    sekolah, guru, dan kepala dinas pendidikan kabupaten untuk masing-masing dari

    enam dimensi kompetensi pengawas: (Kepribadian/Karakter, Manajerial, Supervisi,

    Kewirausahaan, Sosial, dan Pengajaran dan Konseling) dan masing-masing

    kompetensi indikator dalam setiap dimensi.

    Untuk setiap indikator pengawas sekolah/madrasah, guru dan kepala

    sekolah/madrasah diminta untuk menilai kompetensi kepala sekolah/madrasah

    dengan menggunakan poin skala empat:

    1. Belum Mampu

    2. Cukup Mampu

    3. Mampu

    4. Sangat Mampu

    Penilaian kompetensi sendiri oleh kepala sekolah/madrasah pada umumnya

    sedikit lebih rendah daripada penilaian yang diberikan oleh pengawas

    sekolah/madrasah dan guru untuk semua dimensi kompetensi kecuali untuk Dimensi

    Kepribadian dan Sosial. Pola ini serupa dengan penilaian untuk kompetensi pengawas

    sekolah/madrasah.

    Penilaian kompetensi sendiri oleh kepala sekolah lebih tinggi daripada

    penilaian kompetensi sendiri oleh kepala madrasah; dan perbedaan ini secara statistik

  • 4 | P a g e

    signifikan untuk semua indikator kompetensi untuk Dimensi Manajerial,

    Kewirausahaan, Supervisi dan Pengajaran dan Konseling.

    Kompetensi kepala sekolah/madrasah dinilai paling tinggi untuk Dimensi

    Kepribadian dan Sosial dan paling rendah untuk Dimensi Supervisi baik untuk

    kepala sekolah maupun kepala madrasah.

    Gambar 2 memberikan gambaran umum mengenai penilaian kompetensi

    sendiri oleh kepala sekolah/madrasah berdasarkan wilayah. Tidak seperti penilaian

    pengawas sekolah/madrasah, dalam hal ini hanya ada sedikit perbedaan dalam

    penilaian di seluruh wilayah.

    Sejumlah persoalan utama muncul dari analisis kompetensi kepala

    sekolah/madrasah, yaitu :

    1. Kompetensi kepala sekolah/madrasah dinilai paling rendah untuk Kompetensi

    Supervisi dan menggunakan TIK untuk manajemen dan tujuan pembelajaran.

    2. Kepala sekolah menilai kompetensi mereka lebih tinggi daripada kepala

    madrasah untuk Dimensi Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan

    Pengajaran dan Konseling; dan perbedaan ini secara statistik signifikan.

    3. Kepala sekolah/madrasah perempuan menilai kompetensi mereka lebih rendah

    daripada kepala sekolah/madrasah laki-laki untuk Dimensi Manajerial,

    Kewirausahaan, dan Supervisi.

    4. Tingkat kualifikasi kepala sekolah/madrasah, tingkat akreditasi sekolah, status

    sekolah (negeri atau swasta) dan lokasi sekolah merupakan variabel yang

    signifikan untuk dimensi Kompetensi Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi,

    dan Pengajaran & Konseling.

    5. Kepala sekolah negeri menilai kompetensi mereka lebih tinggi daripada

    kepala sekolah swasta terutama untuk Kemenag.

    6. Kepala sekolah madrasah swasta memiliki peringkat kompetensi terendah.

  • 5 | P a g e

    7. Tingkat akreditasi sekolah merupakan faktor yang signifikan pada semua

    dimensi untuk kepala sekolah dari Kemdikbud. Semakin tinggi tingkat

    akreditasi, semakin tinggi kompetensinya.

    8. Kepala sekolah SD dan TK cenderung menilai kompetensi mereka lebih

    rendah daripada kepala sekolah sekolah jenis lainnya.

    9. Pada indikator kompetensi tertentu kepala sekolah di pedesaan dan daerah

    terpencil pada umumnya menilai kompetensi mereka lebih rendah daripada

    kepala sekolah di perkotaan atau semi perkotaan.

    Gambar 2: Penilaian Kompetensi Sendiri oleh Kepala Sekolah/Madrasah

    Berdasarkan Wilayah

    Pemahaman dan Implementasi Permendiknas Nomor 12/2007 dan 13/2007

    Temuan menunjukkan bahwa lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan

    oleh kantor kabupaten untuk mensosialisasikan peraturan. Sebagian besar kepala

    pendidikan kabupaten, pengawas dan kepala sekolah tidak memiliki pemahaman

    yang memadai tentang isi dari peraturan-peraturan tersebut.

  • 6 | P a g e

    Dinas di kabupaten tidak teratur menerapkan peraturan untuk melakukan

    pemilihan, pengangkatan, promosi, penilaian pengawasan, kinerja dan tujuan

    pengembangan profesional. Hal ini menjadi perhatian utama dari pengawas dan

    kepala sekolah yang mengatakan bahwa prosedur pemilihan yang tepat tidak selalu

    dilaksanakan.

    Selain itu, kepala sekolah dan pengawas perlu menggunakan peraturan yang

    lebih efektif untuk merefleksi diri dan melakukan perencanaan pengembangan

    profesional.

    Hasil Temuan Kualitatif

    Kepala sekolah/madrasah diminta untuk mengidentifikasikan apa yang

    menurut mereka kompetensi paling penting bagi kepala sekolah/madrasah. Meskipun

    semua kompetensi diidentifikasikan oleh kepala sekolah/madrasah, namun

    kompetensi yang paling sering diidentifikasi adalah Manajerial dan

    Kepribadian/Karakter.

    Manajerial dipilih karena kebutuhan bagi kepala sekolah/madrasah untuk

    mengelola sekolah/madrasah secara efektif, fungsi utama dari seorang kepala

    sekolah/madrasah seperti yang dianggap oleh sebagian besar kepala

    sekolah/madrasah yang memilih dimensi ini. Mereka yang memilih Manajerial

    memberikan komentar mengenai dampak yang diberikan oleh praktek manajemen

    yang efektif terhadap perbaikan sekolah dan ...memberdayakan staf untuk

    memberikan kinerja yang optimal.

    Bagi kepala madrasah ada tambahan persoalan yakni memberikan

    kepemimpinan relijius di sekolah dan dalam masyarakat. Aspek ini ditekankan oleh

    sejumlah kepala madrasah. Komentar ini umum diberikan oleh kepala madrasah.

  • 7 | P a g e

    Kepribadian, Sosial dan Manajerial paling sering disebutkan sebagai bidang

    kekuatan dan hal ini sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh kepala

    sekolah/madrasah dalam survei kuantitatif. Sedangkan untuk komentar pengawas

    sekolah/madrasah mengenai bidang kekuatan mereka, dimensi yang dipilih oleh

    kepala sekolah sesuai dengan dimensi yang mereka anggap paling penting bagi peran

    mereka.

    Penilaian guru, orang tua murid dan pengawas sekolah terhadap kekuatan

    kepala sekolah mereka sangat sesuai dengan penilaian kepala sekolah. Hasil temuan

    mengenai kompetensi kepala sekolah/madrasah dari kedua survei kualitatif dan

    kuantitatif, dan dari semua responden, konsisten bahwa kekuatan kepala

    sekolah/madrasah adalah dalam Dimensi Manajerial, Kepribadian dan Sosial.

    Respon dari kepala sekolah/madrasah, guru, pengawas sekolah/madrasah dan

    orang tua murid terhadap pertanyaan bidang apa yang harus diperkuat oleh kepala

    sekolah/madrasah ternyata lebih rumit.

    Sedangkan seperti yang diperkirakan Supervisi dan Kewirausahaan (untuk

    kepala sekolah) diidentifikasikan sebagai bidang yang membutuhkan pengembangan

    lebih lanjut; kepala sekolah/madrasah lebih sering memilih dimensi yang sama untuk

    perbaikan seperti dimensi yang mereka pilih sebagai faktor kekuatan.

    2. Uraian Tugas Kinerja Kepala Sekolah

    Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala

    sekolah. Sebagai seorang guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala

    sekolah, memiliki tugas pokok yang berbeda dengan guru lainnya. Kepala sekolah

    bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan administratif di sekolah yang

    dipimpinnya.

  • 8 | P a g e

    Campbell, Corbally & Nyshand (1983) mengemukakan tiga klasifikasi peranan

    kepala sekolah, yaitu:

    1. Peranan yang berkaitan dengan hubungan personal, mencakup kepala

    sekolah sebagai figurehead atau simbol organisasi, leader atau pemimpin, dan

    liaison atau penghubung,

    2. Peranan yang berkaitan dengan informasi, mencakup kepala sekolah sebagai

    pemonitor, disseminator, dan spokesman yang menyebarkan informasi ke

    semua lingkungan organisasi, dan

    3. Peranan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, yang mencakup

    kepala sekolah sebagai entrepreneur, disturbance handler, penyedia segala

    sumber, dan negosiator.

    Stoop & Johnson (1967) mengemukakan empat belas peranan kepala sekolah,

    yaitu:

    1. Kepala sekolah sebagai business manager,

    2. Kepala sekolah sebagai pengelola kantor,

    3. Kepala sekolah sebagai administrator,

    4. Kepala sekolah sebagai pemimpin profesional,

    5. Kepala sekolah sebagai organisator,

    6. Kepala sekolah sebagai motivator atau penggerak staf,

    7. Kepala sekolah sebagai supervisor,

    8. Kepala sekolah sebagai konsultan kurikulum,

    9. Kepala sekolah sebagai pendidik,

    10. Kepala sekolah sebagai psikolog,

    11. Kepala sekolah sebagai penguasa sekolah,

    12. Kepala sekolah sebagai eksekutif yang baik,

    13. Kepala sekolah sebagai petugas hubungan sekolah dengan masyarakat,

    14. Kepala sekolah sebagai pemimpin masyarakat

  • 9 | P a g e

    Dari keempat belas peranan tersebut, dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu

    kepala sekolah sebagai administrator pendidikan dan sebagai supervisor pendidikan.

    Business manager, pengelola kantor, penguasa sekolah, organisator, pemimpin

    profesional, eksekutif yang baik, penggerak staf, petugas hubungan sekolah

    masyarakat, dan pemimpin masyarakat termasuk tugas kepala sekolah sebagai

    administrator sekolah. Konsultan kurikulum, pendidik, psikolog dan supervisor

    merupakan tugas kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan di sekolah.

    Sergiovanni (1991) membedakan tugas kepala sekolah menjadi dua, yaitu :

    1. Tugas dari sisi administrative process atau proses administrasi

    2. Tugas dari sisi task areas bidang garapan pendidikan.

    Tugas merencanakan, mengorganisir, meng-koordinir, melakukan

    komunikasi, mempengaruhi, dan mengadakan evaluasi merupakan komponen-

    komponen tugas proses. Program sekolah, siswa, personel, dana, fasilitas fisik, dan

    hubungan dengan masyarakat merupakan komponen bidang garapan kepala sekolah

    dasar.

    Di sisi lain, sesuai dengan konsep dasar pengelolaan sekolah, Kimbrough &

    Burkett (1990) mengemukakan enam bidang tugas kepala sekolah, yaitu mengelola

    pengajaran dan kurikulum, mengelola siswa, mengelola personalia, mengelola

    fasilitas dan lingkungan sekolah, mengelola hubungan sekolah dan masyarakat, serta

    organisasi dan struktur sekolah.

    Berdasarkan landasan teori tersebut, dapat digaris bawahi bahwa tugas-tugas

    kepala sekolah dasar dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu tugas-tugas di bidang

    administrasi dan tugas-tugas di bidang supervisi.

  • 10 | P a g e

    Tugas di bidang administrasi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang

    berkaitan dengan pengelolaan bidang garapan pendidikan di sekolah, yang meliputi

    pengelolaan pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, sarana-prasarana, dan

    hubungan sekolah masyarakat. Dari keenam bidang tersebut, bisa diklasifikasi

    menjadi dua, yaitu mengelola komponen organisasi sekolah yang berupa manusia,

    dan komponen organisasi sekolah yang berupa benda.

    Tugas di bidang supervisi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan

    dengan pembinaan guru untuk perbaikan pengajaran. Supervisi merupakan suatu

    usaha memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki atau meningkatkan

    proses dan situasi belajar mengajar. Sasaran akhir dari kegiatan supervisi adalah

    meningkatkan hasil belajar siswa.

    Fungsi dan tugas kepala sekolah dapat diakronimkan menjadi EMASLIME

    (Education, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator dan

    entrepreneur). Peran tersebut dapat dilihat secara lebih rinci sebagai berikut:

    1. Peran sebagai Educator, kepala sekolah berperan dalam pembentukan karakter

    yang didasari nilai-nilai pendidik.

    a) Kemampuan mengajar/membimbing siswa

    b) Kemampuan membimbing guru

    c) Kemampuan mengembangkan guru

    d) Kemampuan mengikuti perkembangan di bidang pendidikan

    2. Peran sebagai Manager, kepala sekolah berperan dalam mengelola sumber daya

    untuk mencapai tujuan institusi secara efektif dan efisien

    a) Kemampuan menyusun program

    b) Kemampuan menyusun organisasi sekolah

    c) Kemampuan menggerakkan guru

    d) Kemampuan mengoptimalkan sarana pendidikan

    3. Peran sebagai Administrator, kepala sekolah berperan dalam mengatur tata

    laksana sistem administrasi di sekolah sehingga efektif dan efisien

  • 11 | P a g e

    a) Kemampuan mengelola administrasi PBM/BK

    b) Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan

    c) Kemampuan mengelola administrasi ketenagaan

    d) Kemampuan mengelola administrasi keuangan

    e) Kemampuan mengelola administrasi sarana prasarana

    f) Kemampuan mengelola administrasi persuratan

    4. Peran sebagai Supervisor, kepala sekolah berperan dalam upaya membantu

    mengembangkan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan lainnya.

    a) Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan

    b) Kemampuan melaksanakan program supervisi

    c) Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi

    5. Peran sebagai Leader, kepala sekolah berperan dalam mempengaruhi orang-orang

    untuk bekerja sama dalam mencapai visi dan tujuan bersama.

    a) Memiliki kepribadian yang kuat

    b) Kemampuan memberikan layanan bersih, transparan, dan profesional

    c) Memahami kondisi warga sekolah

    6. Peran sebagai Innovator, kepala sekolah adalah pribadi yang dinamis dan kreatif

    yang tidak terjebak dalam rutinitas

    a) Kemampuan melaksanakan reformasi (perubahan untuk lebih baik)

    b) Kemampuan melaksanakan kebijakan terkini di bidang pendidikan

    7. Peran sebagai Motivator, kepala sekolah harus mampu memberi dorongan

    sehingga seluruh komponen pendidikan dapat berkembang secara profesional

    a) Kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik)

    b) Kemampuan mengatur suasana kerja/belajar

    c) Kemampuan memberi keputusan kepada warga sekolah

    8. Peran sebagai Entrepreneur, kepala sekolah berperan untuk melihat adanya

    peluang dan memanfaatkan peluang untuk kepentingan sekolah

    a) Kemampuan menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah

    b) Kemampuan bekerja keras untuk mencapai hasil yang efektif

  • 12 | P a g e

    c) Kemampuan memotivasi yang kuat untuk mencapai sukses dalam

    melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

    Tugas-tugas pokok Kepala sekolah meliputi:

    1. Tugas Manajerial

    Tugas ini berkaitan dengan pengelolaan sekolah, sehingga semua sumber daya

    dapat disediakan dan dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan sekolah

    secara efektif dan efesien.

    Tugas-tugas manajerial meliputi:

    a. Menyusun perencanaan sekolah

    b. Mengelola program pembelajaran

    c. Mengelola kesiswaan

    d. Mengelola sarana dan prasarana

    e. Mengelola personal sekolah

    f. Mengelola keuangan sekolah

    g. Mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat

    h. Mengelola administrasi sekolah

    i. Mengelola sistem informasi sekolah

    j. Mengevaluasi program sekolah

    k. Memimpin sekolah

    2. Tugas Supervisi

    Tugas ini bertujuan untuk menjamin agar guru dan staf bekerja dengan baik

    serta menjaga mutu proses maupun hasil pendidikan di sekolah. Kegiata-kegiatan

    yang tercakup dalam tugas supervisi adalah:

    a. Merencanakan program supervisi

    b. Melaksanakan program supervisi

    c. Menindaklanjuti program supervisi

  • 13 | P a g e

    3. Tugas Kewirausahaan

    Kepala sekolah juga memiliki tugas kewirausahaan yang bertujuan agar

    sekolah memiliki sumber-sumber daya yang mampu mendukung jalannya sekolah

    terkhusus dari segi finansial.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007

    tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, kelima kompetensi yaitu: Kepribadian,

    Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Kompetensi ini sangat dibutuhkan

    seorang kepala sekolah guna menjalankan fungsi dan tugas pokok kepala sekolah.

    3. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

    A. Pengertian Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

    1. Pengertian Kinerja

    Kinerja atau prestasi kerja berasal dari kata job performance yaitu prestasi

    kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung

    jawab yang diberikan kepadanya.

    Kinerja juga diartikan sebagai tingkat atau derajat pelaksanaan tugas

    seseorang atas dasar kompetensi yang dimilikinya. Istilah kinerja tidak dapat

    dipisahkan dari bekerja, karena kinerja merupakan hasil dari proses bekerja. Sehingga

    dapat disebutkan kinerja merupakan hasil kerja dalam mencapai suatu tujuan atau

    persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan.

    Kinerja juga dapat dimaknai sebagai ekspresi potensi seseorang berupa

    perilaku atau cara seseorang dalam melaksanakan tugas, sehingga menghasilkan

    suatu produk (hasil kerja) yang merupakan wujud dari semua tugas serta tanggung

    jawab pekerjaan yang diberikan kepadanya.

    Sedangkan menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, kinerja karyawan

    (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

  • 14 | P a g e

    seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

    yang diberikan kepadanya.

    Menurut Wibowo (2010), kinerja merupakan tentang melakukan pekerjaan

    dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.

    Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan kinerja kepala

    sekolah adalah hasil kerja yang dicapai kepala sekolah dalam melaksanakan tugas

    pokok, fungsi dan tanggung jawabnya dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya.

    Hasil kerja tersebut merupakan refleksi dari kompetensi yang dimilikinya.

    Kinerja kepala sekolah ditunjukkan dengan hasil kerja dalam bentuk konkrit,

    dapat diamati, dan dapat diukur baik kualitas maupun kuantitasnya.

    Kinerja kepala sekolah diukur dari tiga aspek, yaitu :

    1. Perilaku dalam melaksanakan tugas, yaitu perilaku kepala sekolah pada saat

    melaksanakan fungsi-fungsi manajerial

    2. Cara melaksanakan tugas dalam mencapai hasil kerja yang tercermin dalam

    komitmen dirinya sebagai refleksi dari kompetensi kepribadian dan

    kompetensi sosial yang dimilikinya

    3. Hasil dari pekerjaannya yang tercermin dalam perubahan kinerja sekolah yang

    dipimpinnya.

    2. Penilaian Kinerja

    Penilaian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan

    interpretasi data sebagai bahan dalam rangka pengambilan keputusan. Dengan

    demikian dalam setiap kegiatan penilaian ujungnya adalah pengambilan keputusan.

    Penilaian kinerja merupakan sistem formal yang digunakan untuk menilai kinerja

    pengawas secara periodik yang ditentukan oleh organisasi. Hasilnya dapat digunakan

    untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengembangan pegawai, pemberian

    kompensasi dan motivasi.

  • 15 | P a g e

    Sedangkan menurut Dessler (2003) penilaian kinerja adalah mengevaluasi

    kinerja relatif karyawan saat ini dan/atau di masa lalu terhadap standar prestasinya.

    Dengan demikian, maka penilaian kinerja kepala sekolah adalah proses

    pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data tentang kualitas pekerjaan

    kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai kepala sekolah. Tugas

    pokok kepala sekolah adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajerial dalam rangka

    mencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang dipimpinnya. Penilaian kinerja kepala

    sekolah tidak hanya berkisar pada aspek karakter individu, melainkan juga pada hal

    yang menunjukkan proses dan hasil kerja yang dicapainya, seperti kualitas, kuantitas

    hasil kerja, ketepatan waktu kerja dan sebagainya.

    Terdapat tiga komponen penilaian kinerja kepala sekolah, yaitu :

    1. Penilaian input, yaitu kemampuan atau kompetensi yang dimiliki dalam

    melakukan pekerjaannya. Orientasi penilaian difokuskan pada karakteristik

    individu sebagai objek penilaian dalam hal ini adalah komitmen kepala

    sekolah terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Komitmen tersebut

    merupakan refleksi dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial kepala

    sekolah.

    2. Penilaian proses, yaitu penilaian terhadap prosedur pelaksanaan pekerjaan.

    Orientasi pada proses difokuskan kepada perilaku kepala sekolah dalam

    melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya yakni

    melaksanakan fungsi manajerial dan fungsi supervisi sekolah yang

    dipimpinnya.

    3. Penilaian output, yaitu penilaian terhadap hasil kerja yang dicapai dari

    pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan tanggungjawabnya. Orientasi pada

    output dilihat dari perubahan kinerja sekolah terutama kinerja guru dan staf

    sekolah lain yang dipimpinnya.

    Ada lima prinsip yang harus diperhatikan dalam penilaian kinerja, yaitu :

  • 16 | P a g e

    a. Relevance, artinya aspek-aspek yang diukur dalam penilaian kinerja terkait

    dengan pekerjaannya baik input, proses, maupun outputnya (hasil kerja yang

    dicapai).

    b. Sensitivity, artinya sistem penilaian yang digunakan peka dalam membedakan

    kepala sekolah yang berprestasi tinggi dengan yang berprestasi rendah.

    c. Reliability, artinya alat dan sistem penilaian yang digunakan dapat

    diandalkan, dipercaya sebagai tolok ukut yang obyektif, akurat dan konsisten.

    d. Acceptability, artinya sistem penilaian yang digunakan harus dapat dimengerti

    dan diterima oleh pihak penilai ataupun pihak yang dinilai dan memfasilitasi

    komunikasi aktif dan konstruktif antara keduanya.

    e. Practicality, artinya semua instrument penilaian termasuk pengolahan dan

    analisis data hasil penilitan mudah digunakan.

    Sementara itu, untuk dapat memenuhi kelima prinsip tersebut, sistem

    penilaian kinerja memiliki dua elemen pokok, yaitu :

    a. Spesifikasi tugas yang harus dikerjakan dan kriteria yang dapat memberikan

    penjelasan bagaimana kinerja yang baik (good performance)

    b. Adanya mekanisme untuk pengumpulan informasi dan pelaporan mengenai

    terpenuhi atau tidaknya perilaku yang terjadi dalam kenyataan dibandingkan

    dengan kriteria yang ditetapkan.

    Secara keseluruhan, proses penilaian kinerja kepala sekolah mencakup (1)

    penetapan standar atau kriteria kinerja, (2) membandingkan kinerja actual dengan

    standar tersebut, (3) memberikan umpan balik dari hasil penelitian untuk

    meningkatkan kinerjanya.

    Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari penilaian kinerja kepala sekolah,

    ada lima aspek yang dapat dijadikan ukuran penilaian yaitu :

    1. Quality of work (kualitas kerja)

  • 17 | P a g e

    2. Promptness (ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan)

    3. Initiative (prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan)

    4. Capability (kemampuan menyelesaikan pekerjaan)

    5. Communication (kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain).

    Untuk menilai kelima aspek tersebut perlu diperhatikan kelima hal berikut ini

    :

    a. Penilaian kinerja harus mempunyai hubungan dengan pekerjaan/tugas pokok

    dan fungsinya

    b. Sistem penilaian kinerja benar-benar menilai perilaku atau hasil kerja yang

    mendukung kegiatan pengembangan mutu sekolah

    c. Adanya standar minimal yang harus dicapai dalam pelaksanaan tugas secara

    rinci dan jelas. Standar pelaksanaan tugas adalah ukuran normatif yang

    dipakai untuk menilai kinerja tersebut.

    d. Penilaian kinerja akan berjalan efektif apabila menggunakan instrument yang

    valid dan reliable. Valid artinya menilai apa yang seharusnya dinilai, dan

    reliabel maksudnya keajegan hasil penilaian.

    e. Prosedur penilaian kinerja dibuat secara sederhana sehingga mudah dipahami,

    dilaksanakan, diolah dan mudah digunakan.

    B. Tujuan Penilaian Kinerja

    Penilaian kinerja kepala sekolah bertujuan untuk :

    1. Memperoleh data tentang pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan

    tanggungjawab kepala sekolah dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajerial

    dan supervisi pada sekolah yang dipimpinnya.

    2. Memperoleh data hasil pelaksanaan tugas dan tanggungjawab sebagai

    pemimpin sekolah.

    3. Menentukan kualitas kerja kepala sekolah sebagai dasar dalam promosi dan

    penghargaan yang diberikan kepadanya.

  • 18 | P a g e

    4. Menentukan program peningkatan kemampuan profesional kepala sekolah

    dalam konteks peningkatan mutu pendidikan pada sekolah yang dipimpinnya.

    5. Menentukan program umpan balik bagi peningkatan dan pengembangan diri

    dan karyanya dalam konteks pengembangan karir dan profesinya.

    Dengan demikian, hasil penilaian kinerja akan bermanfaat bagi kepala dinas

    pendidikan dalam menentukan promosi, penghargaan, mutasi dan pembinaan lebih

    lanjut. Sedangkan bagi pengawas sekolah, hasil penilaian kinerja kepala sekolah

    dapat dijadikan dasar dalam menyusun program pengawasan khususnya dalam

    membina kemampuan profesional kepala sekolah.

    4. Standar/ Kriteria Kinerja Kepala Sekolah

    Kriteria adalah standar atau ukuran tertentu yang dijadikan patokan dalam

    menilai suatu obyek. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan indikator

    dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja baru dapat dilaksanakan jika

    kriteria dan indikator keberhasilan tugas telah disusun atau ditetapkan. Keberhasilan

    tugas ditandai dengan terlaksananya sejumlah kegiatan yang harus dilakukan serta

    sejauh mana tujuan pekerjaan tersebut dapat dicapai. Dalam menyusun kriteria dan

    indikator kerja diperlukan pemahaman yang tepat tentang deskripsi tugas kepala

    sekolah serta aspek aspeknya. Indikator kinerja dapat dinyatakan dalam bentuk

    hasil kerja dan proses kerja.

    Pada tahap selanjutnya dirumuskan deskriptor atau bukti fisik yang

    menunjukkan keberhasilan dan atau keterlaksanaan suatu tugas untuk setiap indikator

    yang ditetapkan. Jumlah deskriptor atau bukti fisik untuk setiap indikator tergantung

    kepada luasnya cakupan penilaian, bisa hanya satu deskriptor atau lebih. Deskriptor

    atau bukti fisik inilah yang nantinya akan diamati, dinilai, atau diperiksa dalam

    menentukan tingkat kinerjanya.

  • 19 | P a g e

    Setelah indikator dan deskriptor dirumuskan, selanjutnya ditetapkan kriteria

    atau standar kinerja yaitu patokan yang dijadikan acuan dalam penilaian. Kriteria

    penilaian dapat dinyatakan secara kuantitatif ataupun kualitatif. Berikut contoh

    kriteria penilaian dalam bentuk skor (skala peringkat) serta pemaknaanya yang dapat

    digunakan dalam menilai kinerja kepala sekolah / madrasah :

    Skor (1): Kinerja hanya memenuhi satu standar yang terdapat dalam des-

    kriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja pada

    tingkat ini menunjukkan kategori rendah.

    Skor (2): Kinerja hanya memenuhi dua standar yang terdapat dalam des-

    kriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Tingkat ki-

    nerja ini menunjukkan kategori sedang

    Skor (3): Kinerja memenuhi tiga standar yang terdapat dalam deskriptor/

    bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja pada tingkat

    ini menunjukkan kategori tinggi

    Skor (4): Kinerja telah memenuhi semua standar yang terdapat dalam des-

    kriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja pada

    tingkat ini menunjukkan kategori sangat tinggi.

    Instrumen penilaian kinerja kepala sekolah adalah alat yang dipergunakan

    untuk mengetahui sejauhmana ketercapaian kompetensi kepala sekolah berdasarkan

    standar yang telah ditetapkan.

    Data yang diperoleh melalui instrumen penilaian kinerja selanjutnya di-olah

    dan dianalisis dengan teknik statistika sederhana. Tujuan pengolahan dan analisis data

    hasil penilaian adalah untuk memperoleh informasi sampai se-jauhmana tingkat

    kinerja kepala sekolah berdasarkan indikator dan deskriptor yang telah ditentukan.

    Atas dasar informasi tersebut diperoleh nilai derajat kinerja yang dinyatakan dalam

    angka yang dimaknai sebagai indeks nilai ki-nerja kepala sekolah. Indeks nilai kinerja

  • 20 | P a g e

    kepala sekolah yang dinilai oleh pe-ngawas sekolah menghasilkan empat jenjang

    kinerja sebagai berikut:

    Indeks kinerja (1): artinya kinerja kepala sekolah katagori rendah,

    Indeks kinerja (2): artinya kinerja kepala sekolah katagori sedang,

    Indeks kinerja (3): artinya kinerja kepala sekolah kategori tinggi,

    Indeks kinerja (4): artinya kinerja kepala sekolah katagori sempurna

    Kepala sekolah yang memperoleh indeks kinerja (1) dan indeks kinerja (2)

    adalah kepala sekolah yang perlu mendapat pembinaan. Sebaliknya kepa-la sekolah

    yang memperoleh indeks kinerja (3) dan (4) layak diberikan peng-hargaan.

    Pada dasarnya untuk mengukur kinerja kepala sekolah pengawas sekolah

    harus memahami betul kompetensi kepala sekolah.

    Contoh instrumen :

  • 21 | P a g e

    CONTOH INSTRUMEN

    PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH

    Nama Kepala Sekolah/Madrasah : ---------------------------------

    Satuan Pendidikan : ---------------------------------

    Nama Penilai : ---------------------------------

    ( Pengawas,Guru, K3S, Komite Sekolah )

    Jabatan/Pangkat Penilai : ---------------------------------

    PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN

    1. Anda diminta menilai kinerja kepala sekolah/madrasah dari aspek pelak-sanaan

    tugas pokok, komitmen dalam melaksanakan tugas dan hasil ker-ja yang

    tercermin pada prestasi sekolah, guru, dan siswa.

    2. Setiap aspek yang dinilai dinyatakan dalam pernyataan/pertanyaan yang disertai

    empat deskriptor yang menggambarkan perilaku kepala sekolah dalam

    melaksanakan tugas pokoknya.

    3. Anda diminta melingkari salah satu angka yang ada pada kolom sebelah kanan (

    1 2 3 4 ) setelah mengkaji deskriptor yang menggambarkan peri-laku kepala

    sekoilah sebagaimana tertera pada kolom sebelah kiri.

    4. Kriteria untuk setiap angka pada setiap pernyataan/pertanyaan adalah se-bagai

    berikut

    (1) apabila ada satu deskriptor, tampak dalam tindakan kepala sekolah

    (2) apabila ada dua deskriptor, tampak dalam tindakan kepala sekolah

    (3) apabila ada tiga deskriptor, tampak dalam tindakan kepala sekolah

    (4) apabila semua deskriptor tampak dalam tindakan kepala sekolah

    5. Jika tidak satu pun deskriptor tampak dalam perilaku kepala sekolah ma-ka untuk

    pernyataan tersebut beri angka nol (0)

  • 22 | P a g e

    DIMENSI

    PENILAIAN INDIKATOR DAN DESKRIPTOR

    SKALA

    NILAI

    A. KOMITMEN

    TERHADAP

    TUGAS

    1. Kepribadian

    1.1. Kepala sekolah jujur dalam hal apapun terka-

    it dengan pelaksanaan tugas dan tanggung ja-

    wabnya.

    Deskriptor :

    (1) Mengisi agenda kegiatan harian sesuai kenyataan dan mengisi buku penghu-

    bung jika meninggalkan jan dinasnya

    (2) Merekam jumlah barang yang diterima dalam pembelian sama dengan yang

    tertulis pada faktur pembelian

    (3) Membuat laporan penerimaan dan pe-ngeluaran keuangan sekolah sesuai de-

    ngan kenyataan yang sebenarnya

    (4) Menyampaikan laporan kegiatan seko-lah sesuai dengan realita yang sebenar-

    nya terjadi

    1.2. Kepala sekolah terbuka dalam hal apa pun

    yang terkait dengan pelaksanaan tugas po-

    koknya

    Deskriptor :

    (1) Melibatkan guru, staf TU, dan pengurus

    komite sekolah dalam menyusun Ren-

    cana Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Sekolah (RAPBS)

    (2) Menempatkan RAPBS di tempat strate-

    gis untuk diketahui semua warga seko-

    lah

    (3) Memberi kesempatan kepada pihak

    yang terkait untuk mengetahui pembu-

    kuan keuangan sekolah

    (4) Memberi kesempatan kepada guru, staf

    TU, siswa untuk memberi saran dan

    kritik yang membangun kepada Kepala

    Sekolah

    1.3. Kepala sekolah memiliki integritas kepriba-

    dian sebagai pemimpin

    Deskriptor :

    (1) Memiliki kestabilan emosi dalam me-

    respon permasalahan

    (2) Mampu mengendalikan diri dalam

    menghadapi masalah pekerjaan

    (3) Tidak ragu-ragu dalam membuat kepu-

    tusan

    (4) Konsisten dalam berkata dan berprilaku

    1.4. Kepala sekolah bertanggung jawab atas pe-

    1 2 3 4 0

    1 2 3 4 0

    1 2 3 4 0

    1 2 3 4 0

  • 23 | P a g e

    2. Sosial

    laksanaan tugasnya

    Deskriptor :

    (1) Berani menanggung resiko atas kebija-kan yang telah ditetapkannya

    (2) Melindungi guru dan staf sekolah ma-nakala ada pengaduan pihak luar se-

    panjang ada dalam jalan yang benar.

    (3) Tidak mencari kambing hitam untuk menutupi kekurangan dirinya dalam

    melaksanakan tugas

    (4) Merasa bahwa keberhasilan dan kega-galan siswa dalam meraih prestasi men-

    jadi tanggung jawabnya

    1.5 Kepala sekolah memiliki rasa percaya diri dalam melaksanakan tugasnya

    Deskriptor :

    (1) Selalu optimis mampu mencari berbagai alternatif pemecahan masalah

    yang ada disekolah

    (2) Selalu optimis bahwa programn yang telah disusun bisa berhasil

    (3) Mantap dalam berkata, bersikap dan bertindak

    (4) Berani mengambil langkah baru apabila mengalami kegagalan dalam

    menjalankan tugas

    2.1. Kepala sekolah menjalin komunikasi dengan

    pihak lain untuk pelaksanaan tugas pokoknya

    Deskriptor:

    (1) Menjalin komunikasi dengan pihak luar sekolah

    (2) Komunikasi dilakukan dengan berbagai pihak (sekolah lain, institusi

    pemerintah, institusi swasta, tokoh

    masyarakat dan sejenisnya)

    (3) Menggunakan berbagai teknik komunikasi (lisan dan tertulis)

    (4) Komunikasi dengan pihak lain telah membuahkan keberhasilan sekolah

    2.2. Kepala sekolah menjalin kerjasama dengan

    pihak lain

    Deskriptor:

    (1) Mengadakan kerjasama dengan sekolah lain yang sejenis

    (2) Kerjasama dilakukan dengan institusi pemerintah, nonpemerintah, dunia in-

    dustri dan masyarakat

    (3) Kerjasama dilaksanakan secara formal dan tidak formal

    (4) Kerjasama telah membuahkan hasil unttuk kemajuan sekolah

    1 2 3 4 0

    1 2 3 4 0

    1 2 3 4 0

  • 24 | P a g e

    2.3. Kepala sekolah memiliki kepekaan terhadap

    masalah sosial

    Deskriptor:

    (1) Cepat menangkap masalah atau pende-

    ritaan yang dihadapi pihak lain

    (2) Cepat memberikan respon untuk mem-

    bantu memecahkan permasalahan yang

    dihadapi pihak lain

    (3) Memberikan bantuan kepada pihak lain

    yang membutuhkan

    (4) Mengkoordinasi anggota sekolah untuk

    memberikan bantuan kepada pihak lain

    yag membutuhkan

    2.4. Kepala sekolah berpartisipasi dalam kegiatan

    sosial

    Deskriptor:

    (1) Melakukan kegiatan pengabdian ma-

    syarakat (pelatih, pembimbingan, pem-

    berian bantuan, dan sejenisnya

    (2) Mengkoordinir anggota sekolah (guru,

    staf atau siswa) untuk melaksanakan

    kegiatan pengabdian masyarakat

    (3) Melaksanakan tugas-tugas sosial kema-

    syarakatan (kegiatan desa, kegiatan de-

    wan sekolah, dll )

    (4) Mengkoordinir anggota sekolah untuk

    berpartisipasi dalam kegiatan masya-

    rakat

    2.5. Kepala sekolah memberikan bantuan kepada

    pihak lain

    Deskriptor:

    (1) Memberikan bantuan pemikiran kepada

    pihak lain yang memerlukan

    (2) Memberrikan bantuan tenaga kepada

    pihak lain yang memerlukan

    (3) Memberikan bantuan dana kepada pi-

    hak lain yang memerrlukan

    (4) Memberikan bantuan jasa kepada pihak

    lain yang memerlukan.

    1.1. Kepala sekolah menyusun perencanaan seko-

    lah

    Deskriptor:

    (1) Menyusun perencanaan jangka panjang

    secara tertulis

    (2) Perencanaan jangka panjang disusun

    berdasarkan kebijakan pendidikan nasi-

    onal

    (3) Perencanaan jangka panjang didasarkan

    pada kondisi sekolah (kelemahan, ke-

    unggulan, peluang, dan tantangan

    (4) Perencanaan jangka panjang dijabarkan

    1 2 3 4 0

    1 2 3 4 0

    1 2 3 4 0

    1 2 3 4 0

  • 25 | P a g e

    B. TUPOKSI

    1. Manajerial

    secara jelas (tujuan, program kegiatan,

    waktu pelaksanaan, dan sejenisnya

    1.2. Kepala sekolah menyusun perencanaan jang-

    ka menengah sekolah (+ 4 tahun)

    Deskriptor:

    (1) Menyusun perencanaan jangka mene-

    ngah secara tertulis

    (2) Perencanaan jangka menengah disusun

    berdasarkan perencanaan jangka pan-

    jang sekolah

    (3) Perencanaan jangka menengah didasar-

    kan pada kondisi sekolah (kelemahan,

    keunggulan peluang, dan tantangan)

    (4) Perencanaan jangka menengah dijabar-

    kan secara jelas (tujuan, program kegi-

    atan, waktu pelaksanaan, dan sejenis-

    nya

    1.3. Kepala sekolah menyusun program kerja ta-

    hunan sekolah

    Deskriptor:

    (1) Menyusun program kerja tahunan seca-

    ra tertulis

    (2) Program kerja tahunan disusun berda-

    sarkan perencanaan jangka menengah

    (3) Program kerja tahunan mengacu pada

    sasaran/target yang dicapai sekolah da-

    lam waktu satu tahun ajaran

    (4) Program kerja tahunan sekolah dijabar-

    kan secara jelas (tujuan, program kegi-

    atan, waktu pelaksanaan, dan sejenis-

    nya

    1.4. Kepala sekolah mengelola kurikulum tingkat

    satuan pendidikan

    Deskriptor:

    (1) Menyusun KTSP (2) Melaksanakan KTSP (3) Memantau pelaksanaan KTSP (4) Menilai keberhasilan KTSP

    1.5. Kepala sekolah mengembangkan program

    pembelajaran

    Deskriptor:

    (1) Menyusun program pembelajaran setiap tahun ajaran

    (2) Program pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan

    (3) Program pembelajaran dinilai secara periodik/persemester

    (4) Program pembelajaran diperbaiki dan disempurnakan pada setiap akhir tahun

    1.6. Kepala sekolah melaksanakan program pem-

    1 2 3 4 0

    1 2 3 4 0

    1 2 3 4 0

    1 2 3 4 0

    1 2 3 4 0

  • 26 | P a g e

    2. Supervisi, dst.

    belajaran

    Deskriptor;

    (1) Mengkoordinasi pelaksanaan program pembelajaran

    (2) Program pembelajaran dilaksanakan sesuai rencana

    (3) Pelaksanaan program pembelajaran dipantau secara terencana

    (4) Keberhasilan pelaksanaan program pembelajaran dinilai sesuai dengan

    rencana.

    1.7. Kepala sekolah mengevaluasi guru dalam

    melaksanakan pembelajaran

    Deskriptor :

    (1) Mengunjungi kelas mengamati guru mengajar

    (2) Berdiskusi dengan guru membahas ber-bagai masalah pembelajaran

    (3) Menilai RPP yang dibuat guru (4) Memanfaatkan hasil evaluasi untuk

    memperbaiki mutu pembelajaran

    1.8. Kepala sekolah mengelola penerimaan siswa

    baru

    Deskriptor :

    (1) Mengadakan perencanaan penerimaan

    siswa baru

    (2) Mengadakan seleksi penerimaan siswa

    baru

    (3) Pendaftaran siswa baru dilakukan sesu-

    ai dengan daya tampung

    (4) Melakasanakan orientasi siwa baru

    1.9. Kepala sekolah mengelola pengelompokkan

    siswa.

    Deskriptor :

    (1) Melakukan identifikasi karakteristik siswa

    (2) Mengadakan pengelompokan siswa (3) Pengelompokan didasarkan pada karak-

    teristik siswa

    (4) Pengelompokan dapat menunjang kegi-atan belajar siswa

    DST. .............................................

    1 2 3 4 0

    1 2 3 4 0

    1 2 3 4 0

  • 27 | P a g e

    DAFTAR PUSTAKA

    AA. Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika

    Ditama.

    Anonim. 2008. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta : Direktorat Jenderal

    Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen

    Pendidikan Nasional, Ditjen Tenaga Kependidikan.

    Dessler, Gary. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Gramedia Pustaka

    Utama.

    Wibowo, 2010. Manajemen Kinerja (Edisi ketiga), Jakarta: PT RajaGrafindo

    Persada.

    http://www.m-edukasi.web.id/2013/10/tugas-dan-peranan-kepala-sekolah.html

    http://www.acdp-indonesia.org/id/publikasi-acdp/lembar-kerja/

  • 28 | P a g e