Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui...

48
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah merupakan salah satu penyakit tahunan endemis di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan dibawa melalui perantara vektor nyamuk Aedes, utamanya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Demam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya berkembang dan menyebar ke seluruh Indonesia. Demam berdarah merupakan penyakit tahunan dan endemis, yang menyebabkan banyak angka kesakitan pada setiap periode tertentu pada setiap tahunnya, disertai dengan angka kematian yang tinggi dan bahkan dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa daerah. Pada tahun 2010, angka kematian akibat demam berdarah bahkan melebihi angka 1300 jiwa dan merupakan angka kematian tertinggi di Asia Tenggara. Pencegahan merupakan salah satu cara yang penting dan efektif untuk memperkecil kemungkinan terserang 1

Transcript of Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui...

Page 1: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit tahunan endemis di

Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan dibawa melalui

perantara vektor nyamuk Aedes, utamanya Aedes aegypti atau Aedes

albopictus. Demam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut

sebelum akhirnya berkembang dan menyebar ke seluruh Indonesia.

Demam berdarah merupakan penyakit tahunan dan endemis, yang

menyebabkan banyak angka kesakitan pada setiap periode tertentu pada setiap

tahunnya, disertai dengan angka kematian yang tinggi dan bahkan dengan

status Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa daerah. Pada tahun 2010, angka

kematian akibat demam berdarah bahkan melebihi angka 1300 jiwa dan

merupakan angka kematian tertinggi di Asia Tenggara.

Pencegahan merupakan salah satu cara yang penting dan efektif untuk

memperkecil kemungkinan terserang demam berdarah. Ada banyak metode

yang dapat diaplikasikan, termasuk dengan menggunakan abate untuk

memutus alur hidup nyamuk vektor demam berdarah. Penggunaan abate ini

terutama dapat diaplikasikan pada bak penampungan yang jarang dibersihkan,

melebihi atau mendekati waktu rata-rata dari jentik untuk bertranformasi

menjadi dewasa yaitu selama 9 hari.

Abate merupakan nama lain dari temephos yang merupakan salah satu

jenis insektisida organofosfat. Penggunaan abate telah dinyatakan aman oleh

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Melalui pengukuran dan uji

1

Page 2: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

coba, kemungkinan fatal yaitu kematian akan terjadi jika individu dengan

berat badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai dengan jumlah yang

disarankan, sebanyak 860 liter air. Padahal, konsumsi air per individu dengan

jumlah seperti itu dapat dikatakan sangat jarang. Meskipun begitu, keamanan

abate temephos ini masih sering menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat

awam oleh karena kesan bahan pembentuknya merupakan bahan kimia.

Dewasa ini, untuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap

penggunaan abate, maka dilakukan formulasi abate dengan menggunakan

bahan nabati sehingga terkesan lebih alami. Salah satu cara tersebut adalah

dengan menggunakan daun jeruk nipis. Daun jeruk nipis dipertimbangkan

penggunaannya karena selain faktor kemampuannya untuk memutus rantai

hidup nyamuk, daun jeruk nipis juga tersebar luas di Indonesia, sehingga

memungkinkan penggunaannya sebagai alternatif abate yang terjangkau,

efektif dan memiliki daya terima publik yng lebih besar.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah cara pembuatan larvasida alami dari maserat daun jeruk

nipis?

b. Bagaimanakan tingkat efektivitas larvasida alami dari maserat daun jeruk

nipis jika dibandingkan dengan abate kimia (temephos)?

1.3 Tujuan

a. Mendemonstrasikan metode abate yang berasal dari bahan nabati atau

alam yang memiliki kemungkinan daya terima yang lebih besar di

masyarakat

b. Melakukan pembuatan larvasida dengan maserat daun jeruk nipis.

2

Page 3: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

c. Mengetahui tingkat efektivitas larvasida alami dari maserat daun jeruk

nipis jika dibandingkan dengan abate kimia temephos.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah:

a. Mahasiswa mempraktekkan cara pembuatan abate nabati dengan

menggunakan daun jeruk nipis.

b. Mahasiswa memahami teknik penggunaan yang benar dalam

menggunakan abate daun jeruk nipis.

c. Memberikan alternatif bagi masyarakat akan abate, terutama bagi daerah

yang tidak memiliki pasokan abate yang adekuat.

d. Meningkatkan daya terima masyarakat akan penggunaan abate.

3

Page 4: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Vektor Penyakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.374 tahun 2010 tentang

Pengendalian Vektor menyatakan bahwa vektor merupakan arthropoda yang

dapat menularkan, memindahkan atau menjadi sumber penularan penyakit

pada manusia. Sedangkan menurut Nurmaini (2001), vektor adalah arthropoda

yang dapat memindahkan atau menularkan suatu infectious agent dari sumber

infeksi kepada induk semang yang rentan.

Penularan penyakit yang disebabkan oleh vektor kepada manusia dapat

dibedakan atas dua cara, yakni (Azwar, 1995):

a. Penyebaran secara biologi, yang disebut pula penyebaran aktif. Disini bibit

penyakit hidup serta berkembang biak di dalam tubuh vektor dan jika

vektor tersebut menggigit manusia, maka bibit penyakit masuk ke dalam

tubuh sehingga timbul penyakit. Contoh : nyamuk.

b. Penyebaran secara mekanik, disebut juga penyebaran pasif, yakni

pindahnya bibit penyakit yang dibawa vektor kepada bahan-bahan yang

digunakan manusia (umumnya makanan), dan jika makanan tersebut

dimakan oleh manusia maka timbul penyakit. Contoh : lalat

Penyakit yang ditularkan melalui vektor ini dikenal sebagai arthropod-

borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector–borne diseases. Di

Indonesia penyakit ini seringkali bersifat endemis yang dapat menimbulkan

wabah atau kejadian luar biasa serta dapat menimbulkan gangguan kesehatan

masyarakat. Penyakit endemis yang ditimbulkan tersebut antara lain:

4

Page 5: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

a. Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, kaki gajah, Chikungunya yang

ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.

b. Penyakit disenteri, kolera, demam tifoid dan paratyphoid yang ditularkan

secara mekanis oleh lalat rumah.

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pengendalian atas penyebaran vektor

tersebut (Menkes, 2010).

2.1.1 Pengendalian Vektor Penyakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.374 tahun 2010 tentang

Pengendalian Vektor mendefinisikan bahwa pengendalian vektor

merupakan kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan

populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi

beresiko untuk terjadinya penularan penyakit di suatu wilayah atau

menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan

penyakit yang dibawa oleh vektor dapat dicegah.

Prinsip dasar dalam melakukan pengendalian vektor adalah sebagai

berikut :

a. Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-macam cara

pengendalian agar vektor tetap berada di bawah garis batas yang tidak

merugikan atau membahayakan.

b. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan

ekologi terhadap tata lingkungan hidup. (Nurmaini, 2001)

Menurut Afrizal, berikut merupakan jenis-jenis pengendalian vektor :

5

Page 6: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

a. Pengendalian secara alamiah (naturalistic control) yaitu dengan

memanfaatkan kondisi alam yang dapat mempengaruhi kehidupan

vektor. Hal ini dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

b. Pengendalian terapan (applied control) yaitu dengan memberikan

perlindungan bagi kesehatan manusia dari gangguan vektor. Namun, hal

ini hanya dapat dilakukan sementara.

1) Upaya peningkatan sanitasi lingkungan (environmental sanitation

improvement).

2) Pengendalian secara fisik-mekanik (physical-mechanical control)

yaitu dengan modifikasi atau manipulasi lingkungan.

3) Pengendalian secara biologis (biological control) yaitu dengan

memanfaatkan musuh alamiah atau pemangsa atau predator,

fertilisasi.

4) Pengendalian dengan pendekatan perundang-undangan (legal

control) yaitu dengan karantina.

5) Pengendalian dengan menggunakan bahan kimia (chemical control)

Teknologi yang tepat dan sesuai perlu diterapkan dalam pengendalian

vektor agar segala kegiatan dalam rangka menurunkan populasi vektor

dapat mencapai hasil yang baik. Namun, sampai saat ini masalah yang

dihadapi dalam pengendalian vektor di Indonesia yaitu dikarenakan factor

terkait kondisi geografis dan demografi yang memungkinkan adanya

keragaman vektor, belum teridentifikasinya spesies vektor (pemetaan

sebaran vektor) di semua wilayah endemis, belum lengkapnya peraturan

penggunaan pestisida dalam pengendalian vektor, peningkatan populasi

6

Page 7: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

resisten beberapa vektor terhadap pestisida tertentu, keterbatasan

sumberdaya baik tenaga, logistik maupun biaya operasional dan kurangnya

keterpaduan dalam pengendalian vektor.

2.2 Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk merupakan spesies dari arthropoda yang berperan sebagai

vector penyakit arthropod-borne disease. Salah satu spesies nyamuk yang

berperan sebagai vektor penyakit tersebut adalah Aedes aegypti (Ae.aegypti).

Nyamuk Ae. Aegypti berperan sebagai vektor penyakit demam berdarah

dengue (Wakhyulianto. 2005).

Nyamuk Ae. aegypti terdapat pada daerah tropis dan subtropis di

seluruh dunia dalam garis lintang 35°LU dan 35°LS, dengan ketinggian

wilayah kurang dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Nyamuk Ae.

aegypti berasal dari Afrika, khususnya Ethiopia. Penyebaran nyamuk Ae.

aegypti ke seluruh dunia terjadi pada abad ke 19, yang disebabkan oleh

meningkatnya penggunaan kapal dagang dalam perdagangan antar benua.

Nyamuk Ae. aegypti pada awalnya hanya hidup di daerah tepi pantai, tetapi

kemudian menyebar ke daerah pedalaman (Sumarmo, 1988).

2.2.1 Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk termasuk serangga yang mengalami metamorfosis sempurna

(holometabola) karena mengalami empat tahap dalam masa pertumbuhan dan

perkembangan. Tahapan yang dialami oleh nyamuk yaitu telur, larva, pupa

dan dewasa. Telur nyamuk akan menetas menjadi larva dalam waktu 1-2 hari

pada suhu 20-40°C. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan larva

dipengaruhi oleh suhu, tempat, keadaan air dan kandungan zat makanan yang

7

Page 8: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

ada di tempat perindukan. Pada kondisi optimum, larva berkembang menjadi

pupa dalam waktu 4-9 hari dan pada kondisi ini nyamuk tidak makan tapi

tetap membutuhkan oksigen yang diambilnya melalui tabung pernafasan

(breathing trumpet) , kemudian pupa menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 2-

3 hari sehingga waktu yang dibutuhkan dari telur hingga dewasa yaitu 7-14

hari (Lestari,2010).

Suhu udara merupakan salah satu faktor lingkungan yang

mempengaruhi perkembangan jentik nyamuk Aedes aegypti. Pada umumnya

nyamuk akan meletakkan telurnya pada temperatur sekitar 20 – 30ºC.

Toleransi terhadap suhu tergantung pada spesies nyamuk. telur nyamuk

tampak telah mengalami embriosasi lengkap dalam waktu 72 jam dalam

temperatur udara 25 - 30ºC. Rata-rata suhu optimum untuk pertumbuhan

nyamuk adalah 25 – 27ºC dan pertumbuhan nyamuk akan berhenti sama sekali

bila suhu kurang dari 10ºC atau lebih dari 40ºC (Yudhastuti, 2005).

Kelembaban udara juga merupakan salah satu kondisi lingkungan yang

dapat mempengaruhi perkembangan jentik nyamuk Aedes aegypti.

kelembaban udara yang berkisar 81,5 - 89,5% merupakan kelembaban yang

optimal untuk proses embriosasi dan ketahanan hidup embrio nyamuk.

2.2.2 Bionomik Nyamuk Aedes Aegypti

Bionomik vektor (nyamuk Aedes Aegypti) meliputi kesenangan

tempat perindukan nyamuk, kesenangan nyamuk menggigit, kesenangan

nyamuk istirahat, lama hidup dan jarak terbang ( Anonim, 2009) :

a. Kesenangan Tempat Perindukan Nyamuk

8

Page 9: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

Tempat perindukan nyamuk biasanya berupa genangan air yang

tertampung disuatu tempat atau bejana. Nyamuk Aedes tidak dapat

berkembangbiak digenangan air yang langsung bersentuhan dengan

tanah. Genangannya yang disukai sebagai tempat perindukan nyamuk

ini berupa genangan air yang tertampung di suatu wadah yang biasanya

disebut kontainer atau tempat penampungan air bukan genangan air di

tanah.

Survei yang telah dilakukan di beberapa kota di Indonesia

menunjukkan bahwa tempat perindukan yang paling potensial adalah

TPA (Tempat Penampungan Air) yang digunakan sehari–hari seperti

drum, tempayan, bak mandi, bak WC, dan ember. Namun ada pula TPA

alamiah seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung

kelapa, kulit kerang, pangkal pohon pisang, dan potongan

bambu. Tempat perindukan tambahan nyamuk aedes lainnya disebut

sebagai non-TPA, seperti tempat minuman hewan, vas bunga,

perangkap semut dan lain-lainnya.

Nyamuk Aedes aegypti lebih tertarik untuk meletakkan telurnya

pada TPA berair yang berwarna gelap seperti warna hitam, terbuka

lebar, dan terutama yang terletak di tempat-tempat yang terlindung dari

sinar matahari langsung.

b. Kesenangan Nyamuk Menggigit

Menurut Sumarmo, sifat dari nyamuk Ae. Aegypti betina dalam

menggigit dan menghisap darah adalah sebagai berikut:

9

Page 10: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

1. Bersifat anthropofilik, karenanya lebih menyukai darah manusia

daripada darah binatang.

2. Menghisap darah dengan tujuan mematangkan telur dalam

tubuhnya.

3. Mempunyai kebiasaan menggigit beberapa orang secara bergantian

dalam waktu singkat (multiple bites). Hal tersebut disebabkan, pada

siang hari saat nyamuk tersebut menggigit dan menghisap darah

manusia dalam keadaan aktif bekerja atau bergerak sehingga

nyamuk tidak dapat menghisap darah dengan tenang sampai

kenyang pada satu individu.

4. Biasanya menggigit di dalam rumah dengan aktivitas menggigit

antara pukul 09.00-10.00 dan pukul 16.00-17.00.

5. Pada malam hari nyamuk Ae.aegypti (betina maupun jantan)

beristirahat di dalam rumah pada benda-benda yang tergantung

seperti pakaian, kelambu, kopiah, dan pada tempat-tempat gelap di

dalam rumah.

Adapun faktor yang berpengaruh pada aktifitas nyamuk mencari

makan, yaitu : bau yang dipancarkan oleh inang, temperatur,

kelembaban, kadar karbon dioksida dan warna. Untuk jarak yang lebih

jauh, faktor bau memegang peranan penting bila dibandingkan dengan

faktor lainnya.

c. Kesenangan Nyamuk Istirahat

Kebiasaan istirahat nyamuk Aedes aegypti lebih banyak di dalam

rumah pada benda-benda yang bergantung, berwarna gelap, dan di

10

Page 11: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

tempat-tempat lain yang terlindung. Di tempat-tempat tersebut nyamuk

menunggu proses pematangan telur. Setelah beristirahat dan proses

pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakan telurnya di

dinding tempat perkembangbiakannya, sedikit di atas permukaan air.

Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu ±

2 hari setelah telur terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina

dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur tersebut dapat

bertahan sampai berbulan-bulan bila berada di tempat kering dengan

suhu -2ºC sampai 42ºC, dan bila di tempat tersebut tergenang air atau

kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat ( Anonim,

2009 ).

d. Jarak Terbang

Penyebaran nyamuk Aedes Aegypti betina dewasa dipengaruhi

oleh beberapa faktor termasuk ketersediaan tempat bertelur dan darah,

tetapi tampaknya terbatas sampai jarak 100 meter dari lokasi

kemunculan. Akan tetapi penelitian terbaru di Puerto Rico

menunjukkan bahwa nyamuk ini dapat menyebar sampai lebih dari 400

meter terutama untuk mencari tempat bertelur. Transportasi pasif dapat

berlangsung melalui telur dan larva yang ada di dalam penampung.

e. Lama Hidup

Nyamuk Aedes Aegypti dewasa memiliki rata-rata lama hidup 8

hari. Selama musim hujan, saat masa bertahan hidup lebih panjang,

risiko penyebaran virus semakin besar. Dengan demikian, diperlukan

11

Page 12: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

lebih banyak penelitian untuk mengkaji survival alami Aedes Aegypti

dalam berbagai kondisi.( Anonim, 2009 )

2.3 Pengendalian Vektor Aedes Aegypti

Menurut data dari Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, keberhasilan pencegahan penyakit

DBD sangat bergantung pada pengendalian vektornya, yaitu Ae. Aegypti

(Bermawie, 2006).

Kegiatan pemberantasan nyamuk Aedes yang dapat dilaksanakan

dengan dua cara yaitu:

a. Pemberantasan Nyamuk Dewasa 

Pemberantasan terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan cara :

1) Pengasapan (Fogging)

Pengasapan atau fogging dengan menggunakan jenis insektisida

misalnya, golongan organophospat atau pyrethroid synthetic

(Supartha,2008). Contohnya, malathion dan fenthoin, dosis yang

dipakai adalah 1 liter malathion 95% EC + 3 liter solar. Pengasapan

dilakukan pada pagi antara jam 07.00-10.00 dan sore antara jam 15.00-

17.00 secara serempak (Depkes RI,2004). Penyemprotan dilakukan dua

siklus dengan interval 1 minggu. Pada penyemprotan pertama, semua

nyamuk yang mengandung virus dengue (nyamuk infentif) dan nyamuk

lainnya akan mati. Penyemprotan kedua bertujuan agar nyamuk baru

yang infektif akan terbasmi sebelum sempat menularkan kepada orang

lain. Dalam waktu singkat, tindakan penyemprotan dapat membatasi

penularan, akan tetapi tindakan ini harus diikuti dengan pemberantasan

12

Page 13: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

terhadap jentiknya agar populasi nyamuk penular dapat tetap ditekan

serendah – rendahnya (Chahaya,2005).

Pemberantasan nyamuk dewasa tidak dengan menggunakan cara

penyemprotan pada dinding (residual spraying) karena nyamuk

Ae.aegypti tidak suka hinggap pada dinding, melainkan pada benda-

benda yang tergantung seperti kelambu dan pakaian yang tergantung

(Supartha,2008). 

2) Repelen

Repelen, yaitu bahan kimia atau non-kimia yang berkhasiat

mengganggu kemampuan insekta untuk mengenal bahan atraktan dari

hewan atau manusia. Dengan kata lain, bahan itu berkhasiat mencegah

nyamuk hinggap dan menggigit. Bahan tersebut memblokir fungsi

sensori pada nyamuk. Jika digunakan dengan benar, repelen nyamuk

bermanfaat untuk memberikan perlindungan pada individu pemakainya

dari gigitan nyamuk selama jangka waktu tertentu (Kardinan,2007).

Nyamuk dalam mengincar mangsanya lebih mengandalkan daya

cium dan panas tubuh calon korbannya. Daya penciuman itulah yang

menjadi target dalam menghalau nyamuk (Rahayu ,2008).

Salah satu cara yang lebih ramah lingkungan adalah memanfaatkan

tanaman antinyamuk (insektisida hidup pengusir nyamuk). Tanaman

hidup pengusir nyamuk adalah jenis tanaman yang dalam kondisi hidup

mampu menghalau nyamuk. Cara penempatan tanaman ini bisa

diletakkan di sudut-sudut ruangan dalam rumah, sebagai media untuk

mengusir nyamuk. Jumlah tanaman dalam ruangan tergantung luas

13

Page 14: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

ruangan. Sementara, untuk penempatan diluar rumah atau pekarangan

sebaiknya diletakkan dekat pintu, jendela atau lubang udara lainnya,

sehingga aroma tanaman terbawa angin masuk ke dalam ruangan.

Contoh tanaman anti nyamuk yang gampang ditemui antara lain:

Tembelekan (Lantana camera L), Bunga Tahi ayam atau Tahi Kotok

(Tagetes patula), Karanyam (Geranium spp), Sereh Wangi

(Andropogonnardus atau Cymbopogon nardus), Selasih (Ocimum spp),

Suren (Toona sureni, Merr), Zodia (Evodia suaveolens, Scheff),

Geranium (Geranium homeanum, Turez) dan Lavender (Lavandula

latifolia,Chaix) (Rahayu ,2008).

3) Teknik Serangga Mandul (TSM)

Radiasi dapat dimanfaatkan untuk pengendalian vektor yaitu untuk

membunuh secara langsung dengan teknik desinfestasi radiasi dan

membunuh secara tidak langsung yang lebih dikenal dengan Teknik

Serangga Mandul (TSM), yaitu suatu teknik pengendalian vektor yang

potensial, ramah lingkungan, efektif, spesies spesifik dan kompatibel

dengan teknik lain. Prinsip dasar TSM sangat sederhana, yaitu

membunuh serangga dengan serangga itu sendiri (autocidal technique).

Teknik Jantan Mandul atau TJM merupakan teknik pemberantasan

serangga dengan jalan memandulkan serangga jantan. Radiasi untuk

pemandulan ini dapat menggunakan sinar gamma, sinar X atau neutron,

namun dari ketiga sinar tersebut yang umum digunakan adalah sinar

gamma (Nurhayati,2005).

14

Page 15: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

b. Pemberantasan jentik 

Pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypti yang dikenal dengan

istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan dengan cara : 

1) Fisik 

Cara ini dilakukan dengan menghilangkan atau mengurangi

tempat-tempat perindukkan. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

yang pada dasarnya ialah pemberantasan jentik atau mencegah agar

nyamuk tidak dapat berkembang biak. PSN ini dapat dilakukan dengan

(Chahaya,2011):

a) Menguras bak mandi dan tempat-tempat penampungan air

sekurangkurangnya seminggu sekali. Ini dilakukan dengan

pertimbangan bahwa perkembangan telur menjadi nyamuk selama

7-10 hari.

b) Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum dan

tempat air lain

c) Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung

sekurangkurangnya seminggu sekali

d) Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-barang

bekas seperti kaleng bekas dan botol pecah sehingga tidak menjadi

sarang nyamuk.

e) Menutup lubang-lubang pada bambu pagar dan lubang pohon

dengan tanah

f) Membersihkan air yang tergenang diatap rumah

g) Memelihara ikan

15

Page 16: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) pada dasarnya, untuk

memberantas jentik atau mencegah agar nyamuk tidak dapat

berkembang biak. Mengingat Ae.aegypti tersebar luas, maka

pemberantasannya perlu peran aktif masyarakat khususnya

memberantas jentik Ae.aegypti di rumah dan lingkungannya masing-

masing. Cara ini adalah suatu cara yang paling efektif dilaksanakan

karena (Chahaya,2011):

a) tidak memerlukan biaya yang besar,

b) bisa dilombakan untuk menjadi daerah yang terbersih,

c) menjadikan lingkungan bersih,

d) budaya bangsa Indonesia yang senang hidup bergotong royong,

e) dengan lingkungan yang baik tidak mustahil, penyakit lain yang

diakibatkan oleh lingkungan yang kotor akan berkurang.

2) Kimia 

Dikenal sebagai Larvasidasi atau Larvasiding yakni cara

memberantas jentik nyamuk Aedes aegypti dengan menggunakan

insektisida pembasmi jentik (larvasida). Larvasida yang biasa

digunakan antara lain adalah temephos yang berupa butiran – butiran

(sand granules). Dosis yang digunakan adalah 1 ppm atau 10 gram (± 1

sendok makan rata) untuk tiap 100 liter air. Larvasida dengan temephos

ini mempunyai efek residu selama 3 bulan (Depkes RI,2004). Nama

merek dagang temefos adalah abate. 

Abate merupakan senyawa fosfat organik yang mengandung gugus

phosphorothioate. Bersifat stabil pada pH 8, sehingga tidak mudah larut

16

Page 17: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

dalam air dan tidak mudah terhidrolisa. Abate murni berbentuk kristal

putih dengan titik lebur 300 – 30,50 C. Mudah terdegradasi bila terkena

sinar matahari, sehingga kemampuan membunuh larva nyamuk

tergantung dari degradasi tersebut. Gugus phosphorothioate (P=S)

dalam tubuh binatang diubah menjadi fosfat (P=O) yang lebih potensial

sebagai anticholinesterase. Kerja anticholinesterase adalah menghambat

enzim cholinesterase baik pada vertebrata maupun invertebrata

sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas syaraf karena

tertimbunnya acetylcholin pada ujung syaraf tersebut. Hal inilah yang

mengakibatkan kematian (Fahmi,2006). 

Larva Aedes aegypti mampu mengubah P=S menjadi P=O ester

lebih cepat dibandingkan lalat rumah, begitu pula penetrasi abate ke

dalam larva berlangsung sangat cepat dimana lebih dari 99% abate

dalam medium diabsorpsi dalam waktu satu jam setelah perlakuan.

Setelah diabsorpsi, abate diubah menjadi produk-produk

metabolisme,sebagian dari produk metabolik tersebut diekskresikan ke

dalam air (Fahmi,2006)

Namun cara ini tidak menjamin terbasminya tempat perindukkan

nyamuk secara permanen, karena masyarakat pada umumnya tidak

begitu senang dengan bau yang ditimbulkan larvasida selain itu pula

diperlukan abate secara rutin untuk keperluan pelaksanaannya

(Chahaya,2011). 

17

Page 18: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

3) Biologi 

Pengendalian ini dilakukan dengan menggunakan makhluk hidup,

baik dari golongan mikroorganisme, hewan invertebrata atau hewan

vertebrata. Organisme tersebut dapat berperan sebagai patogen, parasit

atau pemangsa. Beberapa jenis ikan pemangsa yang cocok untuk larva

nyamuk seperti ikan kepala timah (Panchax panchax), ikan gabus

(Gambusia affinis) dan ikan gupi lokal seperti ikan P.reticulata

(Gandahusada,1998). Menurut penelitian Widyastuti (2011) model

pengendalian vektor DBD Ae.aegypti dapat menggunakan predator

M .aspericornis lebih efisien daripada menggunakan predator Ikan

Cupang. 

Selain cara diatas, ada pengendalian legislatif untuk mencegah

tersebarnya serangga berbahaya dari satu daerah ke daerah lain atau dari luar

negeri ke Indonesia, diadakan peraturan dengan sanksi pelanggaran oleh

pemerintah. Pengendalian karantina di pelabuhan laut dan pelabuhan udara.

Demikian pula penyemprotan insektisida di kapal yang berlabuh atau kapal

terbang yang mendarat di pelabuhan udara. Keteledoran oleh karena tidak

melaksanakan peraturan-peraturan karantina yang menyebabkan

perkembangbiakan vektor nyamuk dan lalat, dapat dihukum menurut undang-

undang (Gandahusada,1998). 

2.3.1 Maserat Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) sebagai Larvasida

Lebih dari 2400 jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam 255 famili

dilaporkan mengandung bahan pestisida, salah satunya adalah jeruk nipis

(Citrus aurantifolia. Jeruk nipis mengandung bahan beracun yang disebut

18

Page 19: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

limonoida (Kardinan,2001). Senyawa dengan golongan terpenoid yaitu

limonoida yang berfungsi sebagai larvasida (Ferguson, 2002).

Penggunaan toksin yang berasal dari tanaman dapat digunakan untuk

pemberantasan larva nyamuk Aedes aegypti karena di dalam suatu ekstrak

tumbuhan tersebut selain terdapat beberapa senyawa aktif utama biasanya juga

banyak terdapat senyawa lain yang kurang aktif, tetapi keberadaannya dapat

meningkatkan aktivitas ekstrak secara keseluruhan (sinergi). Hal ini

memungkinkan serangga tidak mudah menjadi resisten, karena kemampuan

serangga membentuk sistem pertahanan terhadap beberapa senyawa yang

berbeda secara bersamaan lebih kecil daripada senyawa insektisida tunggal.

Senyawa limonoid merupakan teranoriterpen yang terdapat dalam daun

jeruk nipis (Robinson,1994) yang berpotensi sebagai antifeedant terhadap

serangga, zat pengatur tumbuh dan zat toksik pada kutu beras, larvasida, anti

mikroba, penolak serangga (repellent) dan penghambat reproduksi

(Jiaxing,2001). Senyawa limonoida merupakan analog hormon juvenille pada

serangga yang berfungsi sebagai pengatur pertumbuhan kutikula larva

(Ruberto,2002).

Cara kerja (metode of action) insektisida nabati dalam membunuh atau

mengganggu pertumbuhan hama sasaran adalah:

a. mengganggu/mencegah perkembangan telur, larva dan pupa,

b. mengganggu/mencegah aktifitas pergantian kulit dari larva,

c. mengganggu proses komunikasi seksual dan kawin pada serangga,

d. Meracun larva dan serangga dewasa imago,

e. Mengganggu/mencegah makan serangga,

19

Page 20: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

f. menghambat proses metamorfosis pada berbagai tahap,

g. menolak serangga larva dan dewasa, dan

h. menghambat pertumbuhan penyakit. (Anonymous dalam Saraswati

(2004).

2.3.2 Abate Kimia

Abate Kimia adalah sejenis obat untuk membunuh jentik nyamuk. Obat

ini aman digunakan dan sudah mendapat izin resmi dari WHO dan Depkes

RI. Aturan pakai bubuk abate ini adalah 10 gr setiap 100 liter air dan mampu

bertahan hingga 3 bulan. Abate kimia ini lebih disarankan digunakan

ditempat-tempat yang sulit dilakukan pengurasan karena untuk tempat yang

mudah dikuras lebih dianjurkan untuk dilakukan pengurasan daripada ditaburi

dengan bubuk abate ini.

20

Page 21: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Metode Praktikum

Praktikum pengendalian vector nyamuk Aedes aegepty yang kami lakukan

menggunakaan daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai larvasida alami.

Hal ini kami pilih dengan alasan karena :

a. Metode yang paling efektif untuk mengendalikan nyamuk Aedes aegepty

dengan cara membunuh jentik-jentik

b. Membunuh jentik nyamuk yang aman adalah dengan bahan alami dari

tumbuhan contohnya daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) karena sifatnya

yang mudah terurai di alam

c. Daun jeruk nipis merupakan tanaman yang mudah didapatkan di

Indonesia.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan praktikum pengendalian vector nyamuk Aedes Aegepty

meliputi:

a. Tempat penampungan air yang berjentik

b. Gelas plastik

c. Tampah

d. Alat penumbuk (cobek dan ulekan)

e. Panci

f. Kompor

g. Pengaduk

h. Gelas ukur

21

Page 22: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

i. Pipet

j. Timbangan kue

k. Kain putih 50 x 50 cm

l. 300 gr daun jeruk nipis

m. Pelarut etanol 96 %

n. Bubuk Abate Kimia

o. Alat tulis

3.3 Prosedur Kerja

Ada beberapa tahap yang kami lakukan dalam praktikum ini yaitu:

a. Pembuatan Larvasida Daun Jeruk Nipis dan Abate Kimia

1) Menimbang daun jeruk nipis seberat ± 300 g

2) Mencuci daun jeruk nipis sampai bersih kemudian mengeringkannya

dibawah sinar matahari

3) Menumbuk daun jeruk nipis yang sudah kering sampai menjadi serbuk

kering

4) Maserasi serbuk bahan dengan etanol 96%, maserat diambil setiap 24

jam atau setiap hari dan maserasi dihentikan apabila larutan

memberikan maserat yang agak jernih.

5) Menguapkan maserat yang sudah didapatkan dengan menggunakan

pemanasan diatas air panas sampai kental atau pekat.

6) Setelah selesai, ”crude extract” disimpan di dalam lemari es dan siap

digunakan.

7) Siapkan Abate Kimia

22

Page 23: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

b. Pra Pemberian Larvasida Daun Jeruk Nipis dan Abate Kimia

1) Mencari bak mandi yang mengandung jentik nyamuk

2) Menyiapkan 3 gelas plastik

3) Menghitung jumlah jentik yang ada di permukaan air bak mandi

dengan menjaringnya menggunakan kain putih yang sudah disiapkan

dan mencatatnya pada table hasil pengamatan.

4) Masing-masing gelas plastik diberi jentik sebanyak 30 jentik

c. Pelaksanaan Pemberian Larvasida Jeruk Nipis dan Abate Kimia

1) Memasukan ”crude extract” daun jeruk nipis sebagai larvasida dengan

konsentrasi 100 ppm (100 mg maserat daun jeruk nipis per 1 liter air)

ke dalam gelas plastik 1 yang sudah terdapat jentik.

2) Memasukkan Abate Kimia kedalam gelas plastik 2 yang sudah

terdapat jentik.

3) Mengamati perubahan pada semua gelas plastik tersebut setiap

jamnya.

d. Pasca Pemberian Larvasida Jeruk Nipis dan Abate Kimia

1) Menghitung jumlah jentik yang ada di permukaan semua gelas plastik

dengan menjaringnya menggunakan kain putih yang sudah disiapkan

dan mencatatnya pada table hasil pengamatan

2) Membandingkan jumlah jentik dalam 3 gelas plastik sebelum dan

sesudah pemberian larvasida daun jeruk nipis dan abate kimia,

kemudian menarik kesimpulan.

3.4 Lokasi Praktikum

23

Page 24: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

Lokasi praktikum dilakukan di kost salah satu anggota kelompok yang

berlokasi di Sutorejo 26 Surabaya karena terdapat jentik nyamuk pada

penampungan airnya serta terdapat tempat yang memadai untuk proses

pembuatan larvasida daun jeruk nipis.

3.5 Waktu Pelaksanaan Praktikum

Tabel 1. Waktu Pelaksanaan Praktikum

No Kegiatan Tanggal

1. Pembuatan larvasida daun jeruk nipis dan abate

kimia

15-17 Maret 2013

2. Pra pemberian larvasida daun jeruk nipis dan

abate kimia

23 Maret 2013

3. Pemberian larvasida kedalam 2 gelas plastik

dan pengamatan

23 Maret 2013

4. Menghitung dan membandingkan jumlah jentik

dalam 3 gelas plastik pasca pemberian

larvasida

23 Maret 2013

5. Analisis hasil praktikum 23 Maret 2013

3.6 Timeline Kegiatan

Tabel 2. Tabel Timeline Kegiatan

No KegiatanHari

1 2 3 4

1. Menyiapkan maserat daun jeruk nipis dan abate

2. Mencari dan menghitung jentik

24

Page 25: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

3. Memberikan larvasida ke 2 gelas plastik

4 Menghitung dan membandingkan jumlah jentik

dari 3 gelas plastik yang berbeda perlakuannya

5 Menganalisis hasil praktikum

3.7 Rincian Biaya

Rincian biaya dari praktikum yang kami lakukan adalah sebagai berikut:

a. 300 gr daun jeruk nipis Rp 3000

b. Bubuk Abate Rp 5000

c. Pelarut etanol 96 % Rp 23.000 +

Rp 31.000

25

Page 26: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemberian abate jeruk nipis secara efektif dapat melumpuhkan jentik

nyamuk. Hal ini dikarenakan daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mengandung

suatu senyawa bernama limonoida yang bersifat larvasida. Disamping itu,

limonoida ini juga memiliki fungsi anti bakteri, antivirus, anti jamur dan

insektisida. Zat limonoida ini banyak terdapat di berbagai tanaman jeruk,

termasuk di antaranya pada tanaman jeruk nipis. Berikut merupakan hasil

pengamatan praktikum pengendalian nyamuk aedes aegypty kelompok kami :

Tabel 4. Hasil Pengamatan Praktikum

NO PERLAKUAN JAM HASIL

1 200 ml air + 30

jentik nyamuk

+ 20 ml abate

jeruk nipis

11.00 WIB jentik nyamuk masih bergerak aktif

12.00 WIB

± 80 % atau sekitar 24 jentik nyamuk

mati

13.00 WIB seluruh jentik mati

2 200 ml air + 30

jentik nyamuk

+ 20 mg abate

biasa

11.00 WIB jentik nyamuk masih bergerak aktif

12.00 WIB jentik nyamuk masih bergerak aktif

13.00 WIB jentik nyamuk masih bergerak aktif

14.00 WIB 40 % jentik nyamuk mati

3 200 ml air + 30

jentik nyamuk

11.00 WIB -

16.00 WIB

tidak ada perubahan yang terjadi, jentik

masih aktif bergerak

26

Page 27: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

Efektivitas dari abate jeruk nipis terbukti pada pemberian 20ml air jeruk

pada 200 ml air yang telah di berikan jentik nyamuk. Pada percobaan

didapatkan abate ini mampu melumpuhkan pergerakan jentik pada

pengamatan satu jam awal setelah pemberian yaitu sebanyak 80% dari jumlah

jentik (30 ekor).

Sedangkan efektivitas dari abate kimia yang tersebar di masyarakat, pada

pemberian sekitar 20 mg abate pada 200 ml air dapat melumpuhkan jentik

nyamuk pada jam ketiga pengamatan dan hanya sekitar 40% dari jumlah

jentik saja yang mati. Sedangkan pada jam pertama dan kedua pengamatan,

diamati jentik masih dapat melakukan pergerakan. Abate kimia tersebut

sebenarnya berisi bubuk organofosfat bernama temephos, yang berperan

mengganggu kerja dari sistem saraf sentral dengan inhibisi chiolinesterase.

Dari kedua percobaan ini, yaitu penggunaan abate organik dari daun

jeruk nipis dan abate temephos, sama-sama menunjukkan efektivitasnya

sebagai larvasida. Abate organik dari daun jeruk nipis dengan perbandingan

1:10 terbukti mampu melumpuhkan jentik nyamuk dalam waktu satu jam.

Penggunaan daun jeruk nipis ini terbukti dapat dimanfaatkan sebagai abate

alternatif bagi masyarakat untuk mencegah perkembangbiakan vektor

nyamuk serta penularan berbagai penyakit yang dapat dibawanya.

Penggunaan abate daun jeruk nipis ini pada akhirnya diharapkan dapat

meningkatkan daya penerimaan dari masyarakat akan abate yang mana pada

akhirnya tujuan dari penggunaan abate itu sendiri, yaitu pemutusan rantai

siklus hidup vektor penyakit dapat diaplikasikan.

27

Page 28: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

Table 5.Perbedaan antara Abate Daun Jeruk Nipis dengan Abate Kimia Biasa

No ABATE KIMIA BIASA ABATE DAUN JERUK NIPIS

1 abate berbentuk serbuk sehingga mudah dibawa dan disimpan

abate berbentuk larutan sehingga tidak cukup efisien dalam pengemasan atau penyimpanan

2 serbuk abate tidak membuat air berubah warna

larutan abate berwarna hijau tua sehingga dapt mengubah warna air

3 serbuk abate tidak memberi perubahan bau pada saat bercampur dengan air

larutan abate memberi bau khas jeruk nipis pada saat bercampur dengan air

4 pemberian abate kimia dapat bertahan lama dalam bak mandi tanpa perubahan

pemberian abate daun jeruk tidak bertahan lama dalam bak mandi atau perlu penggantian yang lebih sering

5 serbuk abate tidak mengalami pembusukan larutan abate memiliki efek pembusukan karena berasal dari bahan alami (tumbuhan)

Table 6 Perbedaan Warna Antara Abate Kimia Biasa Dengan Abate Daun Jeruk

ABATE KIMIA BIASA ABATE DAUN JERUK NIPIS

28

Page 29: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penggunaan abate organik dari daun jeruk nipis dan abate temephos,

sama-sama menunjukkan efektivitasnya sebagai larvasida. Abate organik dari

daun jeruk nipis dengan perbandingan 1:10 terbukti mampu melumpuhkan

jentik nyamuk dalam waktu satu jam. Sehingga Abate Organik Daun Jeruk

Nipis ini dapat dimanfaatkan sebagai abate alternatif bagi masyarakat dalam

pemutusan rantai siklus hidup vektor penyakit.

4.2 Saran

a. Penggunaan daun jeruk nipis dapat diterima dan dimanfaatkan sebagai

abate alternatif bagi masyarakat untuk mencegah perkembangbiakan

vektor nyamuk serta penularan berbagai penyakit yang dapat dibawanya.

b. Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai abate alami dari maserat daun

jeruk nipis ini agar dapat diproduksi secara massal.

29

Page 30: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

LAMPIRAN

Gambar 1. Menghaluskan Jeruk Nipis Gambar 2. Bahan yang digunakan

Gambar 3. Daun Jeruk Nipis sudah dihaluskan Gambar 4. Daun Jeruk Nipis+Alkohol

30

Page 31: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

Gambar 5. Maserat Daun Jeruk Nipis Gambar 6. Mencari Jentik Nyamuk

Gambar 7. Jentik Nyamuk 1 Gambar 8. Alat yang digunakan

Gambar 9. Memanasi Abate Daun Jeruk Nipis

31

Page 32: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Adnan Agnesa. 2011. Makalah Nyamuk Aedes Aegepty dan Pengendaliannya.

http://www.kesmas-unsoed.info/2011/04/makalah-nyamuk-aedes-dan.html.

Diakses tanggal 6 Maret 2013.

Adnan Agnesa. 2011. Makalah Vektor Penyakit. http://www.kesmas-

unsoed.info/2011/03/makalah-vektor-penyakit.html. Diakses 6 Maret 2013.

Host. 2013. Morfologi Nyamuk. http://caramencegah.com/morfologi-

nyamuk#.UTdD0tZgcVI. Diakses 7 Maret 2013.

Zaifbio. 2010. PEMANFAATAN DAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia)

SEBAGAI LARVASIDA UNTUK PEMBERANTASAN NYAMUK

Aedes aegepty. http://zaifbio.wordpress.com/2010/04/16/pemanfaatan-daun-

jeruk-nipis-citrus-aurantifolia-sebagai-larvasida-untuk-pemberantasan-nyamuk-

aedes-aegepty/. Diakses 7 Maret 2013.

Wikipedia. 2013. Demam Berdarah.

http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah. Diakses 7 Maret 2013.

Uyung Pramudiarja. 2011. Indonesia Juara Demam Berdarah.

http://health.detik.com/read/2011/02/18/163159/1573796/763/indonesia-juara-

demam-berdarah-di-asean. Diakses, 7 Maret 2013.

32

Page 33: Zaifbio. 2010. - Bersama MENYEHATKAN INDONESIA Web viewDemam Berdarah dibawa ke Indonesia melalui transportasi laut sebelum akhirnya ... badan 10 kilogram mengkonsumsi air abate sesuai

33